Author
tsania-rebel
View
232
Download
0
Embed Size (px)
7/27/2019 saraf integrasi
1/43
Modul Saraf
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
TRAUMA KEPALA
1. Etiologi
a. Trauma
b. Tamparan atau pukulan (tempat terkena disebut impact)
Neurologi Klinis Dasar, Priguna Sidharta
2. Mekanisme
Cedera otak dapat terjadi akibat benturan langsung atau tidak langsung pada kepala.
Benturan dapat dibedakan menjadi:
Kompresi
Akselerasi
Deselerasi
Dari tempat benturan, gelombang kejut disebarkan ke segala arah. Gelombang ini
mengubah tekanan jaringan, dan bila tekanan cukup besar, akan terjadi kerusakan
jaringan otak di tempat benturan, disebut coup, atau di tempat yang berseberangan
dengan datangnya benturan disebut contracoup.
Buku Ajar Ilmu Bedah Wim de Jong
Pada impact bisa terjadi:
Indentasi
Fraktur linear
Fraktur stelatum
Fraktur impresi
Tidak terdapat apa-apa, hanya edema atau perdarahan subkutan saja
Akibat trauma kapitis dengan berbagai macam kemungkinan pada impact, penderita bisa:
Pingsan sejenak lalu sadar kembali dan tidak menunjukkan kelainan apapun
(Komosio)
Pingsan beberapa jam, kemudian menunjukkan gejala-gejala organic brain
syndrome untuk sementara waktu
7/27/2019 saraf integrasi
2/43
Modul Saraf
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
o Kontusio serebri
o Laserasio serebri
o Hemoragia intraserebral
o Hemoragia subdural
o Hemoragia epidural
Pingsan lama, lalu sadar, namun menunjukkan deficit neurologic
Meninggal langsung pada waktu mendapatkan trauma kapitis atau sedikit lama
setelah mengalami kecelakaan
Neurologi Klinis Dasar, Priguna Sidharta
3. Gambaran Klinis
a. Hematom epidural
i. Sakit kepala
ii. Mual dan muntah
iii. Penurunan kesadaran
iv. Pupil mata anisokor (pupil ipsilateral yang melebar)
v. Kenaikan tekanan darah
vi. Bradikardia
vii. Terdapat interval bebas antara saat terjadinya trauma dengan tanda
pertama yang berlangsung beberapa menit sampai jam
b. Hematom subdural
i. Sering disertai cedera otak berat lain
ii. Gejala timbul pada hari pertama sampai dengan hari ketiga, subakut bila
timbul antara hari ketiga hingga minggu ketiga, dan kronik bila timbul
sesudah minggu ketiga
c. Higroma subdural
i. Kenaikan tekanan intrakranialis
ii. Sering tanpa tanda fokal
d. Hematom intraserebral
i. Paling banyak terjadi di lobus frontalis atau temporalis
7/27/2019 saraf integrasi
3/43
Modul Saraf
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
ii. Gambaran klinis tergantung pada lokasi dan besarnya hematom
Buku Ajar Ilmu Bedah Wim de Jong
4. Diagnosis
Tanda Klinis NilaiE. Buka Mata Sendiri 1. tidak ada walaupun diberikan rangsang nyeri
2. pada rangsang nyeri
3. jika dipanggil
4.secara spontan
V. Reaksi Secara Lisan 1. tidak ada reaksi
2. tidak dapat dimengerti
3. kata inadekuat/tidak lengkap
4.bahasa kacau
5.cukup dengan bahasa yang dapat dimengerti
M. Reaksi Motorik 1. tidak ada
2. ekstensi pada rangsang nyeri3. fleksi aneh pada rangsang nyeri
4.gerakan adekuat pada rangsang nyeri
5.menunjuk atau memegang lokasi yang
dirangsang
6.gerakan sesuai dan memadai
Derajat kesadaran ditentukan oleh jumlah angka dari ketiga pemeriksaan di dalam bagian
tingkat koma ini.
Skor total :
Ringan: 13-15
Sedang: 9-12
Berat : 3-8
Buku Ajar Ilmu Bedah Wim de Jong
5. Komplikasi
a. Gangguan neurologic
b. Sindrom pascatrauma
i. Nyeri kepala
ii. Kepala terasa berat
iii. Mudah lupa
7/27/2019 saraf integrasi
4/43
Modul Saraf
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
iv. Daya konsentrasi menurun
v. Cemas
vi. Mudah tersinggung
c. Sindrom psikis pascatraumai. Penurunan intelegensia (verbal maupun perilaku)
ii. Gangguan berfikir
iii. Rasa curiga serta sikap bermusuhan
iv. Cemas
v. Menarik diri
vi. Depresi
vii. Gangguan daya ingat
d. Ensefalopati pasca trauma
e. Epilepsi pascatrauma
f. Hidrocefalus pascatrauma
g. Koma vigil
Buku Ajar Ilmu Bedah Wim de Jong
6. Penatalaksanaan
a. Penentuan dan evaluasi
i. Fungsi vital (A,B,C)
ii. Kesadaran (GCS)
iii. Kondisi neurologic
b. Pemberian cairan dan elektraolit
c. Pemasangan dan perawatan kateter kandung kemih menetap
i. Pemantauan keseimbangan cairan
ii. Pencegahan dekubitus: kulit tidak selalu basah
d. Pencegahan (pengobatan)
i. Pneumonia
1. Fisioterapi paru
2. Menghisap timbunan secret
3. Perubahan posisi berbaring berkala
7/27/2019 saraf integrasi
5/43
Modul Saraf
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
ii. Dekubitus
1. Perubahan posisi berbaring berkala
2. Perawatan kulit agar bersih dan kering
iii. Kontraktur1. Gerakan sendi secara pasif
iv. Keratitis
v. Kegelisahan
1. Penyebab:
a. Massa tengkorak
b. Kandung kemih penuh
c. Nyeri
2. Sedative memadai (cukup)
vi. Derham/hipetermi
1. Dehidrasi
2. Infeksi : paru, kandung kemih, luka
Buku Ajar Ilmu Bedah Wim de Jong
VERTIGO
1. Definisi
Gangguan berupa timbulnya perasaan berputar pada aksisnya sendiri (subjektif) atau
semua di sekelilingnya berputar dengan cepat (objektif)
The Merck Manual , 13th edition
2. Etiologi
Karena kelainan-kelainan:
a. Otogenic
i. Meniere syndrome
ii. Otitis media
b. Toxic
i. Alcohol
7/27/2019 saraf integrasi
6/43
Modul Saraf
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
ii. Streptomycin
c. Psikogenik
d. Lingkungan : motion sickness
e. Ocular : diplopiaf. Sirkulasi : trancient vertebrobasilar ischemic attacks
g. Neurologic
i. Multiple schlerosis
ii. Encephalitis
h. Neoplastik
i. Tumor pada pons
i. Hematogenik
i. Leukemia yang mempengaruhi labirin.
The Merck Manual , 13th edition
3. Klasifikasi
a. Vertigo peripheral
i. Terjadi dari labirin atau nervus vestibular
ii. Paroksismal atau serangan episodic vertigo dipisahkan oleh fase normal
iii. Tuli unilateral dan tinnitus keterlibatan N. cochlear
b. Vertigo sentralis
i. Terjadi dari nucleus vestibular atau hubungan lain yang lebih atas
ii. Nistagmus rotary atau kortikal
The Merck Manual , 13th edition
4. PatofisiologiSusunan saraf mempunyai bagian-bagian yang mengurusi soal keseimbangan. Adapun
bagian-bagian itu adalah:
1. Susunan vestibuler yang terdiri dari utrikulus, ampula, dan kanalis semisirkularis.
Di alat-alat tersebut terdapat reseptor:
7/27/2019 saraf integrasi
7/43
Modul Saraf
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
a. Macula utrikuli yang terangsang oleh gaya sentrifugal yang terjadi pada
perubahan sikap kepala, atau oleh gaya tarik bumi bila tubuh naik/turun
b. Krista ampularis dari kanalis semisirkularis yang peka terhadap gaya
gerakan endolimfa akibat akselerasi baik yang angular maupun yangrotatorik
c. Otolit sakuli yang terangsang oleh gaya tarik bumi dang gaya yang
melawan gaya tarik bumi
Perangsangan itu menimbulkan impuls keseimbangan yang dihantarkan oleh
nervus vestibularis ke inti-inti vestibularis di bagian dorsolateral dari medulla
oblongata dan sebagian juga disampaikan secara langsung ke serebellum.
2. Serebelum menerima impuls propioseptif yang dicetuskan oleh berbagai reseptor
di sendi-sendi dan otot-otot pada waktu suatu gerakan berlangsung. Melalui
nodulus, flokulus, uvula dan piramis dan nucleus fastigii impuls propioseptif itu
mempengaruhi inti vestibuler
3. Korteks serebri dan batang otak. Impuls-impuls keseimbangan yang disampaikan
kepada serebelum dan inti-inti vestibularis merupakan informasi yang akan
diteruskan kepada pusat pola gerakan volunteer dan reflektorik di tingkat korteks
serebri. Berdasarkan informasi tersebut gerakan dan sikap semua bagian dari
tubuh direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan gerakan dan sikap tubuh
yang mendahuluinya. Dengan demikian stabilitas tubuh dengan semua bagian-
bagiannya terpelihara. Adapun 3 macam gerakan yang dikendalikan dalam
pemeliharaan keseimbangan tubuh ialah:
a. Gerakan volunteer dan reflektorik dari kepala, leher, badan dan keempat
anggota gerak
b. Gerakan volunteer dan reflektorik kedua bola mata
c. Gerakan involunter visceral
Dalam mekanisme pelaksanaan gerakan-gerakan tersebut korteks serebri merencakan dan
mengatur bangunan-bangunan di batang otak dan di medulla spinalis. Adapun bagian-
bagian korteks serebri yang langsung mengatur gerakan volunteer dan reflektorik dari
kepala, leher, badan dan keempat anggota gerak ialah korteks piramidalis dan
ekstrapiramidalis. Sedangkan korteks premotorik area 8 mengatur gerakan kedua bola
7/27/2019 saraf integrasi
8/43
Modul Saraf
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
mata secara konyugat. Dalam keadaan okuler ini inti-inti vestibularis digiatkan juga oleh
korteks serebri untuk menyumbangkan pengaruhnya terhadap inti-inti saraf otak III, IV
dan VI. Adapun jaras yang menghantarkan impuls vestibuler ke inti saraf otak okuler
tersebut ialah fasikulus longitudinalis mendialis.Dalam pengendalian viseromotorik, korteks serebri memberikan pesannya kepada inti
vestibularis yang meneruskannya ke inti-inti nervus glosofaringeus dan vagus.
Maka, gangguan pada susunan vestibuler mengakibatkan timbulnya:
1. Kecenderungan untuk jatuh atau penyimpangan gerakan volunteer kea rah lesi
2. Nistagmus ritmik
3. Mual dan muntah
Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum, Priguna Sidharta
5. Gambaran klinis
a. Kecenderungan untuk jatuh atau penyimpangan gerakan volunteer kea rah lesi
b. Nistagmus ritmik
c. Mual dan muntah
Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum, Priguna Sidharta
6. Diagnosis
a. Anamnesis
i. Lama pusingnya
ii. Setiap hari pusing atau sekali-kali saja (frekuensi)
iii. Berapa lama pusing berlangsung?
iv. Apa yang dirasakan jika pusing timbul?
v. Onset pusing
vi. Bagaimana mulanya timbul, setelah kurang enak tidur malam atau setelah
mengidap penyakit demam
vii. Gejala-gejala apakah yang terasa juga jika pusing bangkit?
viii. Factor yang meringankan
b. Pemeriksaan fisik
7/27/2019 saraf integrasi
9/43
Modul Saraf
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
i. Biasanya pasien menegangkan kepala dan lehernya serta memandang
lurus ke depan
ii. Nistagmus, dibedakan menjadi :
1. Nistagmus spontan2. Nistagmus kalorik
3. Nistagmus posisionil
c. Pemeriksaan penunjang
i. Audiogram membedakan kehilangan pendengaran neural atau
cochlear
ii. X-Ray, Tomografi Piramidal Petrosus, EEG dan CAT (Computerized
Axial Tomography) melihat ada tidaknya perubahan di Susunan Saraf
Pusat
Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum, Priguna Sidharta
Tata Pemeriksaan Klinis Dalam Neurologi, Priguna Sidharta
7. Diagnosis banding
a. Pusing non-vertigo badan melayang, sempoyongan atau bergoyang seolah-olah
mabuk arak atau mabuk laut
b. Syndrom Meinner adanya gangguan pendengaran atau tinnitus
c. Tension headache serangan pusing timbul karena hal-hal yang mengganggu
pikiran
d. Trauma kapitis
e. Pusing iatrogenic pusing setelah minum obat (streptomycin, kina, aspirin)
Tata Pemeriksaan Klinis Dalam Neurologi, Priguna Sidharta
8. Penatalaksanaan
Tergantung pada penyebab
a. Tirah baring
b. Dimenhydramine 50-100 mg p.o 4-6 kali/hari
7/27/2019 saraf integrasi
10/43
Modul Saraf
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
c. Perphenazine 4-8 mg p.o atau 5 mg IM 3x/hari
d. Meclizine 25 mg p.o 3x/hari
The Merck Manual, 13th edition
STROKE
1. Definisi
Menurut WHO 1995
Suatu penyakit gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan
gejala klinis baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam atau dapat
menimbulkan kematian disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak
Neurologi, FK UNDIP
2. Etiologi
a. Blockage arteri di otak
b. Kumpulan bekuan darah di jantung atau pembuluh darah
c. Perubahan aliran darah
d. Kelainan pembuluh darah
e. Kelainan pembekuan darah
f. Penyebab: pemakaian obat-obatan, trauma
g. Kombinasi dari gout, diabetes mellitus dan hipertensi yang tidak dirawat dengan
baik selama 5-10 tahun
Dambro/Griffiths 5 Minutes Clinical Consult
3. Factor risiko
a. Usia lanjut/tua
b. Diabetes
c. Tekanan darah tinggi
d. Penyakit jantung
e. Merokok
f. Riwayat keluarga
7/27/2019 saraf integrasi
11/43
Modul Saraf
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
g. Faktor lain seperti: konsumsi kopi, obesitas, inaktivitas, kelelahan, kelaparan,
penggunaan obat-obatan antidepresan, penggunaan alcohol dan stress.
Dambro/Griffiths 5 Minutes Clinical Consult
4. Klasifikasi
Menurut etiologinya:
a. Stroke hemoragik
i. Perdarahan subaraknoid
ii. Perdarahan intraserebral
iii. Perdarahan intracranial nonspesifik dan yang lain misalnya perdarahan
ekstradural atau intradural non traumatic; perdarahan atau hematoma
subdural non traumatic dan perdarahan ekstrakranial nonspesifik
b. Stroke non hemoragik
i. TIA (Transcient Ischemic Attack)
Suatu gangguan akut dari fungsi serebral di mana gejalanya tidak lebih
dari 24 jam dan disebabkan oleh emboli atau trombosis
ii. RIND (Reversible Ischemic Neurologic Deficit)
Gangguan akut fungsi serebral di mana gejalanya lebih dari 24 jam tapi
kurang dari 21 hari
iii. Progressing Stroke atau Stroke in Evolution
Kelainan yang ada terus berkembang ke arah yang lebih parah/berat
iv. Completed stroke
Kelainan neurologis yang sifatnya menetap dan tidak dapat berubah lagi
Stroke Pengelolaan Mutakhir, Badan Penerbit FK UNDIP
5. Pathogenesis
Stroke Non Hemoragik
a. Plak arteriosklerosis mengaktifkan mekanisme pembekuan darah
menghasilkan bekuan untuk membentuk dan menghambat arteri menyebabkan
hilangnya fungsi otak secara akut pada daerah yang terlokalisasi
Stroke Hemoragik
7/27/2019 saraf integrasi
12/43
Modul Saraf
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
b. Tekanan darah tinggi mengakibatkan salah satu pembuluh darah pecah/ruptur
c. Perdarahan mengakibatkan terjadi kompresi pada jaringan otak setempat
Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Guyton & Hall
6. Patofisiologi
Factor-faktor yang mengatur Aliran Darah Otak
a. Faktor ekstrinsik
i. Tekanan darah sistemik
ii. Diameter pembuluh darah
iii. Kualitas darah
1. Viskositas darah
2. Eritrosit
3. Platelet
b. Factor intrinsic
i. Autoregulasi
ii. Factor biokimiawi
1. CO2 yang meningkat akan menyebabkan vasodilatasi sehingga
resistensi serebral menurun dan aliran darah otak meningkat
2. O2 menurun menyebabkan vasodilatasi sehingga aliran darah otak
meningkat
3. Kadar ion H+ yang turun menyebabkan daerah iskemik berubah
menjadi infark
4. Peningkatan kadar ion K+ menyebabkan peningkatan perfusi
regional
iii. Susunan saraf otonom
1. Rangsangan system simpatis servikal menyebabkan vasokonstriksisehingga menurunkan aliran darah otak
2. System kolinergik mengakibatkan pembuluh darah bereaksi
terhadap CO2 yang meningkat
7/27/2019 saraf integrasi
13/43
Modul Saraf
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
Stroke Pengelolaan Mutakhir, Badan Penerbit FK UNDIP
7. Gambaran klinis
a. Stroke non hemoragik
TIA (Transcient Ischemic Attack)
i. Gangguan di system carotis
1. Gangguan penglihatan pada satu mata tanpa disertai rasa nyeri
(amaurosis fugax) terutama bila disertai atau bergantian dengan:
2. Kelumpuhan lengan atau tungkai atau kedua-duanya pada sisi yang
sama
3. Deficit sensorik atau motorik dari wajah saja, wajah, lengan atau
tungkai secara unilateral4. Kesulitan untuk mengerti bahasa dan atau berbicara (afasia)
5. Pemakaian dari kata-kata yang salah atau diubah
ii. Gangguan di system vertebrobasilaris
1. Vertigo dengan atau tanpa disertai nausea dan atau muntah
terutama bila disertai dengan diplopia, dysphagia atau dysarthria
7/27/2019 saraf integrasi
14/43
Modul Saraf
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
2. Mendadak tidak stabil
3. Unilateral atau bilateral (atau satu sisi kemudian diikuti oleh sisi
yang lain) gangguan visual, motorik atau sensorik
4. Hemianopsia homonym5. Drop attack, yaitu keadaan di mana kekuatan kedua tungkai tiba-
tiba menghilang sehingga penderita jatuh
b. Stroke hemoragik
i. Perdarahan intraserebral
1. Khas terjadi saat melakukan aktivitas
2. Biasanya disertai dengan penurunan kesadaran
3. Sakit kepala dan muntah (tidak khas dan lebih mengarah ke
diagnosis perdarahan subaraknoid)
4. Jarang dijumpai kejang
ii. Perdarahan subaraknoid
1. Onset terjadi secara tiba-tiba
2. Dimulai dengan sakit kepala yang sangat hebat
3. Nyeri dan kekakuan pada leher
4. Muntah dan mual sering dijumpai
5. Hilang kesadaran
6. Kejang
Stroke Pengelolaan Mutakhir, Badan Penerbit FK UNDIP
8. Diagnosis
a. Anamnesis
i. Onset atau awitan
Pada stroke non hemoragis dan hemoragik awitannya selalu mendadak
ii. Saat onset
1. Stroke non hemoragis : saat yang bersangkutan sedang beristirahat
2. Stroke hemoragis : saat yang bersangkutan sedang beraktivitas
iii. Peringatan atau warning
7/27/2019 saraf integrasi
15/43
Modul Saraf
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
Adanya rasa kesemutan pada wajah (tanda suatu serangan TIA) atau
kesemutan di kaki
iv. Nyeri kepala, muntah, kejang, kesadaran menurun
b. Pemeriksaan fisik
Stroke Non Hemoragis
i. Pemeriksaan klinis neurologic
1. Bradikardia, udem pupil
Tanda adanya kenaikan tekanan intracranial (pada stroke
hemoragis)
Pada stroke non hemoragis, ditemukan sekitar hari 4-7.
2. Tanda kernig, Brudzinski, kaku kuduk
Manifestasi dari rangsangan meningeal
ii. Pemeriksaan klinis dengan menggunakan alat-alat
1. Funduskopi : melihat ada/tidaknya perdarahan retina
2. Pungsi lumbal
a. Tekanan liquor cerebrospinalis : 6-14 cmH2O
(Normal)
b. Warna liquor: jernih atau tidak berwarna (Normal)
Stroke Hemoragis
1. Pada perdarahan putamen
a. Deviation conjugae ke arah lesi
b. Reaksi pupil normal atau bila terjadi herniasi unkus maka pupil
anisokor dengan paralisis N. III ipsilateral lesi
2. Perdarahan nucleus caudatus
a. Kelumpuhan gerak horizontal mata dengan deviation conjugae kea
rah lesi
3. Perdarahan di thalamus
a. Kelumpuhan gerak mata ke atas
b. Pupil miosis dan reaksi lambat
4. Perdarahan pons
7/27/2019 saraf integrasi
16/43
Modul Saraf
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
a. Kelumpuhan gerak horizontal mata dengan ocular bobbing
Penggolongan perdarahan subaraknoid (menurut Hunt dan Hess)
Derajat I : asimtomatik atau sakit kepala minimal atau kaku kuduk
Derajat II : hanya sakit kepala lebih hebat dan kaku kuduk
Derajat III : mengantuk atau bingung, mungkin disertai hemiparesis
ringan
Derajat IV : stupor dalam, mungkin disertai hemiparesis sedang-berat,
reaksi awal deserebrasi
Derajat V : koma dalam
c. Pemeriksaan penunjang
i. CT scan
Merupakan prosedur diagnosis terpilih, jika tidak ada dilakukan pungsi
lumbal
ii. Arteriografi
Diperlukan untuk meyakinkan adanya aneurisma tunggal atau multiple,
untuk mendeteksi malformasi arteriovena (MAV), menentukan kualitas
vasospasmus, memperlihatkan area yang mengalami obstruksi vaskuler
dan member informasi tentang sirkulasi kolateral
iii. Echo-Encephalography (EEG)
Stroke Pengelolaan Mutakhir, Badan Penerbit FK UNDIP
9. Diagnosis banding
a. Migren
b. Tumor
c. Hematoma subdural
d. Hipoglikemia
Dambro/Griffiths 5 Minutes Clinical Consult
TIA
7/27/2019 saraf integrasi
17/43
Modul Saraf
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
1. Epilepsy parsial : tangan bergerak-gerak, sedangkan stroke, tangan mengalami
kelumpuhan
2. Migren klasik
3. Sindrom Menierre4. Syncope
Progressing Stroke
1. Perdarahan intraserebral dan perdarahan subaraknoid primer
2. Perdarahan subdural akut atau kronis
3. Tumor otak, baik primer maupun metastasis
4. Infeksi otak
Stroke Pengelolaan Mutakhir, Badan Penerbit FK UNDIP
10. Penatalaksanaan
a. Stroke non hemoragis
i. Pengobatan umum
1. Breathing
Jalan nafas harus baik dan penyakit paru harus diobati terlebih
dahulu. Oksigen hanya diberikan bila kadar oksigen dalam darah
berkurang.
2. Blood
a. Tekanan darah
b. Komposisi darah
Pemberian infuse glukosa harus dicegah untuk mengurangi
asidosis di daerah infark yang mempermudah terjadinya
udem
3. Bowel
Defekasi dan nutrisi harus diperhatikan. Bila perlu diberikan
nasogastric tube
4. Bladder
7/27/2019 saraf integrasi
18/43
Modul Saraf
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
Miksi dan balance cairan harus diperhatikan. Jika terjadi
inkontinensia, pada laki-laki harus dipasang kondom-kateter, jika
wanita harus dipasang kateter tetap
5. BrainMencegah udem otak dan kejang. Jika ada udem otak, maka
penderita terlihat mengantuk, bradikardia dan dapat diberikan
manitol.
Untuk mengatasi kejang diberikan Diphenylhydantion atau
Carbamazepin.
ii. Pengobatan khusus
Mengatur viskositas darah yang dipengaruhi oleh:
1. Hematokrit
2. Plasma fibrinogen
3. Rigiditas eritrosit
4. Agregasi trombosit
iii. Fisioterapi
Kontraindikasi:
Penyakit sistemik yang berat
Gangguan mental yang berat
b. Stroke hemoragis
i. Menghindari peningkatan tekanan darah
ii. Sedasi dengan fenobarbital atau diazepam guna mengatasi kegelisahan
iii. Antifibrinolitik
1. Asam epsilon aminokaproat 30-36 gram/hari secar IV sampai
dilakukan operasi
iv. Mencegah vasospasmus1. Calcium channel blocker 60-90 mg oral tiap 4 jam selama 21 hari
atau 15-30 mikogram/kg/jam selama 7-10 hari, kemudian
dilanjutkan per oral 360 mg/hari selama 11-14 hari
Stroke Pengelolaan Mutakhir, Badan Penerbit FK UNDIP
7/27/2019 saraf integrasi
19/43
Modul Saraf
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
11. Komplikasi
a. Kecacatan
b. Depresi
Dambro/Griffiths 5 Minutes Clinical Consult
12. Prognosis
Tergantung pada derajat keparahan stroke.
Dambro/Griffiths 5 Minutes Clinical Consult
MENINGITIS
1. DefinisiInfeksi pada selaput otak yang memberikan gejala dan tanda peradangan selaput otak
(demam, sakit kepala, dan kaku kuduk)
Pedoman Pelayanan Medik Anak, IKA FK Undip
2. Etiologi
a. Kuman/bakteri
b. Virus
c. Ricketsia
d. Jamur
e. Cacing
f. Protozoa
3. Factor risiko
a. Kelainan system imun
b. Trauma kapitis
c. Neurosurgery
d. Bedah abdominal
e. Alkoholisme
4. Klasifikasi
7/27/2019 saraf integrasi
20/43
Modul Saraf
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
a. Menurut lapisannya
i. Pachi meningitis : duramater
ii. Lepto meningitis : arachnoid & piamater
b. Menurut etiologinyai. Kuman/bakteri
ii. Virus
iii. Ricketsia
iv. Jamur
v. Cacing
vi. Protozoa
c. Menurut LCS
i. Meningitis purulenta : LCS keruh (karena bakteri)
ii. Meningitis serosa : LCS jernih (karena virus dan TB)
5. Pathogenesis Kolonisasi kuman
Invasi local (I: Mucosal
Invation)
Bakteremia (II : Intravascular
Invation)
Invasi selaput otak (III:
crossing BBB)
Melekat pada endotel plexus choroideus / endotel
vaskuler otak
Kerusakan sel endotel
Replikasi bacterial di LCS +
Inflamasi LCS (IV: Survival in
LCS)
Meningitis
7/27/2019 saraf integrasi
21/43
Modul Saraf
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
Kulit mencapai leptomeningen dan subarachnoid melalui:
1. Luka terbuka di kepala2. Penyebaran langsung dari:
a. Infeksi telinga bagian tengah (Otitis Media Akut)
b. Sinus paranasalis
c. Kulit kepala-muka
d. Benda asing terinfeksi (shunting)
3. Sepsis
4. Thromboplebitis cortical
5. Abses sub/ekstra dural ke otak
6. Lamina cribosa os ethmoidalis dan rhinorhea
7. Pungsi lumbal
8. Neurotoksin dari focus yang jauh
Daya tahan Susunan Saraf Pusat lemah
1. Pembentukan antibody kurang
2. Masuknya antibody tidak melalui BBB (Blood Brain Barrier)
3. LCS (Liquor Cerebrospinalis/Cairan Serebrospinal) merupakan media yang baik
4. Tidak ada jalan keluar untuk kuman
Daya tahan kuman non pathogen menjadi kuman pathogen
6. Patofisiologi
7. Gambaran klinis
a. Meningitis bakteri
i. Anak 5-12 tahun
1. Demam
2. Kaku kuduk
3. Nyeri kepala
4. Kelemahan umum
5. Mual/muntah
7/27/2019 saraf integrasi
22/43
Modul Saraf
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
6. Fotofobia
7. Kejang
Dua atau lebih gejala tersebut di atas curiga meningitis
Tanda iritasi meningeal:1. Kaku kuduk
2. Brudzinsky I-IV
3. Kernigs sign
Permulaan penyakit:
1. Kaku kuduk (-)
2. Tanda meningeal (+)
3. Tekanan Intrakranial meningkat ()
Reflex cushing:
1. Bradikardia
2. Hipertensi
3. Paresis N. VI
4. Papil edema
5. Muntah proyektil
b. Dewasa
i. Infeksi saluran nafas atas
ii. Kelemahan umum
iii. Mialgia
iv. Nyeri punggung beberapa jam/hari
8. Diagnosis
7/27/2019 saraf integrasi
23/43
Modul Saraf
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
Pemeriksaan penunjang:
1. Meningitis purulenta
a. Cairan serebrospinal berwarna keruh, reaksi Nonne dan Pandy positif.
b. Jumlah sel meningkat lebih dari 400/mm3 dengan PMN dominan
c. Perbandingan glukosa cairan serebrospinal/darah 40% dan kadar protein
100 mg%2. Meningitis aseptic
a. Cairan serebrospinal jernih
b. Jumlah sel 25-500/mm3 dengan PMN dominan
c. Glukosa dalam batas normal dan 2/3 penderita protein dalam batas normal
sedangkan 1/3 lainnya meningkat sampai 50-200 mg%
3. Meningitis tuberkulosa
a. Cairan serebrospinal jernih
b. Jumlah sel 10-350 mm3 dengan limfosit dominan
c. Perbandingan kadar glukosa cairan serebrospinal/darah kurang dari 30%
9. Diagnosis banding
a. Sepsis
7/27/2019 saraf integrasi
24/43
Modul Saraf
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
b. Abses otak
c. Bakteremia
10. Penatalaksanaana. Meningitis bakteri
No. Etiologi Obat Dosis Rute
1. H. Influenzae Ampisilin 200-400
mg/kgBB/hari
Iv
Kloramfenicol 100 mg/kgBB/hari Iv, oral
2. Pneumococcus Ampisilin 200-400
mg/kgBB/hari
Iv
Streptococcus Cephalosporin 80 mg/kgBB/hari Oral
3. Meningococcus Ampisilin 200-400mg/kgBB/hari
Iv
Gantrein 600 mg/kgBB/hari Oral
4. Basil coli Gentamisin 4 mg/kgBB/hari Im, iv
b. Meningitis TBC
i. Streptomisin : 20-30 mg/kgBB/hari (im)
1. Dewasa : 1 gr/hari (im)
ii. INH : 5 mg/kgBB/hari (oral)
1. Dewasa : 400 mg/hari
iii. Ethambutol : 25 mg/kgBB/hari (oral)
iv. Rifampisin : 15 mg/kgBB/hari (oral)
v. Kortikosteroid (prednisone) kadang-kadang
11. Komplikasi
a. Cranial nerve palsies (III,VI,VII,VIII)
b. Kehilangan sensori pendengaran
c. Hidrocephalis obstruktif
d. Efusi subdural
12. Prognosis
7/27/2019 saraf integrasi
25/43
Modul Saraf
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
Menurut British Medical Research Center
a. Golongan I
Prognosis baik jika:
i. Kesadaran baikii. Tanda fokal baik
b. Golongan II
80% prognosis baik
i. Kesadaran menurun
ii. Tanda fokal (+)
Hemiparesis, paresis N. III, IV, VI
c. Golongan III
50% hidup dengan sequence
i. Kesadaran menurun (sopor,koma)
ii. Kelumpuhan total, plegia
iii. Sequence:
1. Hemiplegia
2. Retardasi mental
3. Hydrocephalus
KEJANG
1. Klasifikasi
7/27/2019 saraf integrasi
26/43
Modul Saraf
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
2. Mekanisme
7/27/2019 saraf integrasi
27/43
7/27/2019 saraf integrasi
28/43
Modul Saraf
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
Columna vertebra dibentuk oleh serangkaian 33 vertebra :
- 7 cervical
- 12 thoracal
- 5 lumbal- 5 sacral
- 4 coccygeal
Vetebra cervical, thoracal, lumbal, masih jelas terpisah satu dengan yang lain sehingga disebut
TRUE VERTEBRA
Vertebra sacral dan coccygeal berfusi satu dengan yang lain membentuk 2 tulang, sacrum dan
coccyg dan disebut PSEUDO VERTEBRA
( Nyeri Punggung Bawah , PERDOSSI )
Diantara 2 tulang belakang terdapat tulang rawan yang dinamakan diskus yang sifatnya elastis
dan berfungsi sebagai peredam benturan. Diskus2 tsb menghubungakan antar tulang belakang
mulai dari leher sampai ke tulang pinggang.Bersama struktur lain, otot dan tendo mendukung
tegaknya tubuh.
Discus tersusun oleh suatu annulus fibrosus dan sebuah nucleus pulposus. Annulus fibrosus
adalah suatu struktur mirip ban radial yang kuat yang membentuk lamela: lembaran serabut
kolagen konsentrik yang menghubungkan lempeng vertebra.
7/27/2019 saraf integrasi
29/43
Modul Saraf
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
Nucleus pulposus tersusun oleh air, kolagen dan proteoglikan (PG). Air dan PG. Molekul PG
penting karena dapat menarik dan menahan air. Nucleus pulposus mengandung suatu bahan
mirip jel yang tahan terhadap kompresi.
( Kapita selekta neurology, dr. Harsono, fakultas kedokteran UGM )
Anatomi dan fisiologi tulang belakang
1. Vertebra lumbal berjumlah 5 ruas
2. Terdapat beberapa persendian :
Diskus intervertebralis
Prosesus artikulatio superior
Prosesus artikulatio inferior
3. Diskus vertebralis tersusun atas
Nucleus pulposus
Annulus fibrosus
4. Kemampuan aligment oleh ligamentum
Ligamentum longitudinalis anterior
Ligamentum longitudinalis posterior
7/27/2019 saraf integrasi
30/43
Modul Saraf
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
Ligamentum flavum
5. Tempat berjalannya medulla spinalis (L1-L2) dan sisanya terdapat cauda equine
6. Terdapat jaringan peka nyeri, yaitu :
Lig spinal (lig longitudinal post & anterior)
Kapsul dari sendi apophyse
Periosteum
Dinding pembuluh darah
Akar/radix saraf
Otot yang spasme
Facet articuler cartilago
Lapisan synovia dari facet
Fisiologi vertebrae
Struktur discus intervertebralis:
Sebagai gerakan ekstensi dan fleksi, memutar, dan tetap karena mempunya ligamentum
Annulus fibrosus
Berfungsi sebagai penahan nyeri (shock absorpment).
Nucleus pulposus
Terdapat proteoglikan dan air (supaya kenyal dan sebagai bantalan)
Nyeri
a. Definisi nyeri
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat kerusakan jaringan
b. Etiologi :
7/27/2019 saraf integrasi
31/43
Modul Saraf
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
i. Viserogenik : nyeri pinggang rujukan dari organ-organ visera
(misalnya : ginjal, organ pelvis, saluran cerna, prostat, paru,
retroperitoneal)
ii. Vaskulogenik: nyeri pinggang yang disebabkan kelainan vaskuler (missal: Aneurisma a. abdominalis, thrombosis a. terminalis = Sindroma Leriche,
gangguan peredaran darah, insufisiensi a. glutealis superior)
iii. Neurogenik : nyeri pinggang yang disebabkan oleh kelainan saraf
(missal : neurofibroma, kista, arakhnoitis, stenosis kanalis spinalis)
iv. Spondilogenik : nyeri pinggang yang disebabkan oleh kelainan
tulang vertebra, sendi, otot, dan jaringan pengikatnya (missal : kifosis,
scoliosis, spondilitis, fraktur, herniasi diskus intervertebralis (HNP),
osteoma, multiple myeloma, metastasis, osteoporosis, nyeri pinggang
miofasial, spasme otot, spondilitis angiopoetika)
v. Psikogenik : nyeri pinggang yang disebabkan oleh factor psikologis
(missal : neurosis, ansietas, depresi)
c. Klasifikasi
Nyeri neuromuskulo skeletal
i. neurogenik : langsung ke syaraf
1. nyeri radikular
a. brachialgia : ke lengan atas (Plexus brachialis
b. ischialgia : sepanjang N. ischiadicus (biasanya
menyerang L4-L5 dan L5-S1)
2. nyeri neuritik
ii. non : terkena di otot yang ada syarafnya
1. kapsulogenik
2. non : miotendinogenik
1. Berdasar waktu
a. Nyeri akut
Nyeri ini bersifat singkat dan tidak pernah terjadi nyeri yang
berkeanjangan
b. Nyeri kronik
7/27/2019 saraf integrasi
32/43
7/27/2019 saraf integrasi
33/43
Modul Saraf
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
o Nyeri inflamasi : karena inflamasi, berhubungan dengan
prostaglandin, mengakibatkan kerusakan jaringan
o Nyeri neuropatik : karena defek langsung pada saraf
o Nyeri fisiologis : di jalur protopatik, tidak mengakibatkan
kerusakan jarinagn
e. Perbedaan nyeri akut dan kronis
o Nyeri akut : lebih somatic, penyebabnya jelas
o Nyeri kronis : nyeri lebih visceral, penyebabnya tidak jelas
f. Mekanisme nyeri
Tergantung penyebabnya
Semua sel mempunyai prostaglandin, kecuali sel darah merah jika ada
kerusakan mengeluarkan PGE
Inflamasi memanggil sitokin mengeluarkan PGE
Neuropatik entrapment
Fisiologik jalur protopatik ke pusat nyeri di thalamus
7/27/2019 saraf integrasi
34/43
Modul Saraf
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
2. nyeri pinggang
a. definisi
7/27/2019 saraf integrasi
35/43
Modul Saraf
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
nyeri (sensasi yang tidak menyenangkan) yang dirasakan di daerah pinggang, bisa
radikuler (reffered pain) ataupun local. Dirasakan mulai di bawah costa hingga ke
atas gluteus.
b. Etiologi
Beserta klasifikasi:
i. Spondilogenik : vertebrae
ii. Viserogenik : organ visceral dalam pelvis
iii. Vaskulogenik : aneurisma
iv. Neurogenik : karena neurofibroba
v. Psikogenik : karena anxietas
Berdasarakan penyebab
o Mekanik : fraktur pada corpus vertebrae, stenosis spinalis,
arachnoiditis
o Non mekanik : sindrom neurology, kelainan sistemik, neoplasma
metastasis primer
spondilogenik
akibat gangguan vertebra dan jaringannya
viserogenik
akibat gangguan organ visera
vaskulogenik
akibat adanya gangguan vaskular
neurogenik
akibat sensitasi dari medulla spinalis
psikogenik
karena depresi atau anxietas
c. Klasifikasi
1. berdasar temporal
nyeri pinggang akut
nyeri pinggang yang berlangsung kurang dari 3 bulan
7/27/2019 saraf integrasi
36/43
Modul Saraf
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
nyeri pinggang kronik
nyeri pinggang yang berlangsung lebih dari 3 bulan
2. berdasar jenis nyeri
nyeri local
bersifat lokal (setempat)
akibat proses patologis berupa iritasi saraf penghantar impuls
nyeri ini biasanya terus menerus atau hilang timbul
terdapat factor modifikasi
nyeri rujukan
nyeri pada pinggang yang disebabkan lesi dari daerah lain
sukar terlokalisasi nyeri visceral
nyeri radikuler
nyeri pada daerah lain akibat nyeri pinggang
dipengaruhi factor dermatom
sifat nyeri tajam, tegas, terasa nyata dipermukaan tubuh dan
sesuai dermatom
terdapat factor modifikasi nyeri akibat spasme otot
terjadi akibat tonus otot yang meningkat
d. factor risiko
i. usia
ii. jenis kelamin
iii. jenis pekerjaan
7/27/2019 saraf integrasi
37/43
Modul Saraf
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
iv. antropometri (berat badan)
v. postur tubuh yang salah (misalnya: sering duduk membungkuk)
e. patogenesis
menurut etiologi
o non mekanik : degeneratif, infeksi hematogen A. vertebralis
spinalis anteroposterior dan A. radikularis mengenai jaringan peka nyeri
(ligamentum, otot sekitar, cairan sinovial)
f. manifestasi klinis dan patofisiologi
i. nyeri di pinggang
HNP
spondilogenikviserogenikvaskulogenikneurogenikpsikogenik
nyeri localnyeri rujukannyeri radikulernyeri akibat spasmeotot
Lig spinal (lig longitudinal post &anterior)Kapsul dari sendi apophysePeriosteumDinding pembuluh darahAkar/radix sarafOtot yang spasmeFacet articuler cartilagoLapisan synovia dari facet
nyeri pinggang akutnyeri pinggangkronik
7/27/2019 saraf integrasi
38/43
Modul Saraf
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
o Pada L3 discus L2-L3 pada gluteus, paha belakang, lutut depan
SLR (-)
o Pada L4 discus L3-L4 pada gluteus, paha belakang, medial lutut
SLR (+)
o Pada L5 discus L4-L5 gluteus dan dorsum pedis SLR (+)
g. Diagnosis Nyeri Pinggang
A. Anamnesis
a. Daerah mana dari punggung bawah yang terasa nyeri
b. Disertai nyeri dimanac. Sifat nyeri bagaimana
d. Derajad rasa nyeri bagaimana
e. Mula timbul bagaimana
f. Ada panas apa tidak
g. Ada nausea dan vomitus apa tidak
h. Apakah nyeri ada hub. Dgn sikap tubuh
i. Apakah ada hub.dgn aktivitas tubuh
j. Apakah ada hub,dgn makan
k. Adakah kelainan BAB dan BAK
l. Pada wanita, apakah nyeri ada hub, dgn menstruasi
m. Apakah disertai massa yg keluar dari lubang tubuh
n. Riwayat Pengobatan terdahulu
B. Pemeriksaan Umum
1. Posisi Tegak
Apakah ada deformitas misalnya lordosis dan skoliosis
Adakah kemiringan pelvis
Bagaimana gerakan tulang belakang dalam keadaan fleksi, ekstensi,
laterofleksi, dan rotasi
2. Posisi Terlentang
7/27/2019 saraf integrasi
39/43
Modul Saraf
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
Tes Lasegue : mengangkat tungkai ke atas pada posisi berbaring +
Tes Patrick : dng melakukan fleksi pinggul kemudian abduksi dan
eksorotasi +
Tes Kontra Patrick : pada tungkai dilakukan fleksi, aduksi dan endorotasi
pada sendi pinggul +
tes Valsava (+)
tes Naffzinger (+)
3. Posisi Tengkurap
Diperhatikan adanya nyeri tekan pada lamina dan nyeri ketok pada daerah
ginjal
C. Pemeriksaan Neurologik
1. Pemeriksaan Motorik
Adakah kelemahan dan kelumpuhan otot
Adakah gangguan sfingter ani dan uretrae
Bagaimana reflex patella dan Achilles
L5-S1 ekstensi jari ke V kaki berkurang, refleks Achilles (),
L4-L5 ekstensi ibu jari kaki berkurang, refleks patella ()
(Nyeri Pengenalan dan Tata Laksana, FK UNDIP, Semarang)
D. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan yang dapat dilakukan meliputi :
- pemeriksaan darah rutin : adanya tanda-tanda infeksi, px serologi/rheumatoid factor, px
adanya keganasan.
- urine rutin : adanya gangguan fungsi ginjal, adanya kelainan prostat/retensi, adanya
kanker prostat.
- Endokrin : kelainan tiroid/paratiroid, osteoporosis pada penderita tua.( Nyeri Punggung Bawah , PERDOSSI )
E. Pemeriksaan Radiologik
Meliputi X-foto tulang belakang khususnya daerah lumbosakral (posisi AP,
lateral, dan oblik) dan X-foto pelvis. Pemeriksaan ini dapat mengungkapkan adanya
7/27/2019 saraf integrasi
40/43
7/27/2019 saraf integrasi
41/43
Modul Saraf
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
Adalah factor psikologis yang member petunjuk bahwa nyeri pada
penderita NPB cenderung untuk berkembang menjadi kronik.
Kalau Red Flags memberi petunjuk kemungkinan adanya suatu kondisi
atau kelainan serius yang mendasari NPB, maka yellow flags adakah factor
biopsikososial yang dapat menghambat penyembuhan NPB sehingga
berkembang menjadi kronik.
Arti klinisnya adalah :
i. Sebagai factor risiko dan predictor untuk berkembangnya NPB
menjadi kronik.
ii. Menentukan bentuk intervensi awal untuk mencegah NPB
menjadi kronik, berupa cognitive-behavioral preventive
intervention.
Factor psikologis dapat memodifikasi nyeri dengan menaktivasi
inhibisi sentral terhadap nyeri, dan memodulasi proses nyeri
nosiseptif, hal ini berpengaruh terhadap persepsi, memori dan
perilakunya terhadap nyeri yang dapat dilihat dari respon
emosionalnya.
Factor psikologis dipengaruhi oleh lingkungan social, cultural, sosio-
ekonomi, usia dan jenis kelamin. Oleh karena itu dalam
penatalaksanaan nyeri bukan saja ditujukan pada mengatasi nyeri
secara biomedical, tetapi juga harus dimasukkan komponen
biopsikososial.
i. diagnosis banding
i. strain lumbal : nyeri pinggung saat pasien berdiri dan gerakan berputar
ii. tumor
iii. reumatik
j. penatalaksanaan
AKut , SubAkut
7/27/2019 saraf integrasi
42/43
Modul Saraf
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
a. Obat-obatan : Non opioid (NSAID,aspirin,parasetamol,relaksan otot), Opioid
(morfin)
b. Analgetik regional : Low tech (blok saraf,analgetik lokal), High tech (infus
epidural)c. Terapi alternatif, yaitu manipulasi spinal dan terapi fisik
(akupuntur,masase,TENS).
Terapi manipulasi :
Osteopathic , Untuk mengoptimalkan sirkulasi darah pada sistem
muskuloskeletal didaerah punggung bawah
Chiropratic , ditujukan kpd sistem saraf vertebra spinalis untuk
memperbaiki neurotransmisi
d. Pendekatan psikologi : metode relaksasi, hipnosis
e. Kembali ke aktivitas normal secepat mungkin, hindari mengangkat berat
f. Operasi : untuk skiatika, pseudoclaudication, spondilolitesis
Kronik
a. Terapi NPB yang akut,subakut seperti a-d dpt dipertimbangkan untuk diberikan
pada NPB kronik
b. Obat antidepresan seperti trisiklik antidepresan
c. Obat antikonvulsan
d. Epidural steroid
e. Back exercises
f. Terapi psikologis : cognitive-behavioral therpy, edukasi penderita
g. Terapi operatif : dilakukan bila terapi konservatif tdk berhasil dgn baik atau atas
indikasi bedah.
h. Rehabilitasi medik
( Nyeri Punggung Bawah , PERDOSSI )
k. Komplikasi
i. Perusakan psikososial persistent
ii. Diagnosis yang tidak tepat
iii. Nyeri pinggang kronik
7/27/2019 saraf integrasi
43/43
Modul Saraf
OSCE Comprehensive Reinforcer 2007
l. Prognosis
Sebagian besar akan membaik, tetapi dapat terjadi kekambuhan sebanyak 5%.