23
SATUAN ACARA BERMAIN MEWARNAI DI RUANG BONA I RSUD DR. SOETOMO SURABAYA DISUSUN OLEH: KELOMPOK A.2E PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN B 14 1. RIZA KUSUMAWATI 131213143145 2. BRENI JAROT KUNCAHYO 131213143148 3. HANIK MARIA HIDAYATI 131213143153 4. NURMA LINDAWATI 1312131431 5. LA RAKHMAT WABULA 131213143159 6. FERMI AVISSA 131213143039 7. ENDANG SUSILOWATI 131213143149 PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SATUAN ACARA BERMAIN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SATUAN ACARA BERMAIN

SATUAN ACARA BERMAIN MEWARNAI

DI RUANG BONA I RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK A.2E

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

ANGKATAN B 14

1. RIZA KUSUMAWATI 131213143145

2. BRENI JAROT KUNCAHYO 131213143148

3. HANIK MARIA HIDAYATI 131213143153

4. NURMA LINDAWATI 1312131431

5. LA RAKHMAT WABULA 131213143159

6. FERMI AVISSA 131213143039

7. ENDANG SUSILOWATI 131213143149

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2013

Page 2: SATUAN ACARA BERMAIN

TERAPI BERMAIN PRE SCHOOL

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan

anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak di rawat di rumah sakit,

aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi

anak. Tujuan bermain dirumah sakit pada prinsipnya adalah agar anak dapat

melanjutkanfase pertumbuhan dan perkembangan secara optimal,

mengembangkan kreativitas anak, dan anak dapat beradaptasi lebih efektif

terhadap stress. Aktifitas bermain dirumah sakit ini disebut "Play Therapy

Program" (Program Terapi Bermain).

Anak masuk rumah sakit akan bereaksi dengan agresif, ekspresi verbal dan

dependensi. Maka sulit bagi anak untuk percaya bahwa mengukur suhu,

mengukur tekanan darah, mendengarkan suara napas dan prosedur lainnya tidak

akan menimbulkan perlukaan. Jika hal ini berlanjut maka tindakan keperwatan

dan pengobatan tidak akan berhasil sehingga masalah anak tidak teratasi. Oleh

karena itu, pentingnya kegiatan terapi bermain terhadap tumbuh kembang anak

dapatmengurangi kecemasan akibat hospitalisasi.

Manfaat Play Therapy Program dalam penanganan anak yang dirawat di

rumah sakit maka akan memudahkan anak menyatakan rasa kecemasan dan

ketakutan lewat permainan, mempercepat proses adaptasi di rumah sakit, anak

dapat berkumpul dengan teman sebayanya di rumah sakit sehingga anak tidak

merasa terisolir, anak mudah diajak bekerja sama dengan metode pendekatan

proses keperawatan di rumah sakit.

Anak-anak pada usia pre-school senang bermain dengan warna, oleh

karena itu, mewarnai bisa menjadi alternatif untuk mengembangkan kreatifitas

anak dan dapat menurunkan tingkat kecemasan pada anak selama dirawat. Salah

satu karakteristik perkembangan motorik halus pada anak pre-school adalah

mampu mengenali warna. Dengan permainan mewarnai menjadi salah satu media

2

Page 3: SATUAN ACARA BERMAIN

bagi perawat untuk mampu mengenali tingkat perkembangan anak. Dinamika

secara psikologis menggambarkan bahwa selama mewarnai, anak akan

mengekspresikan imajinasinya dalam goresan warna pada gambar sehingga untuk

sementara waktu anak akan merasa lebih rileks. Karena pentingnya manfaat Play

Therapy Program dalam penanganan anak sakit dan perawat harus mampu

melaksanakan hal ini maka rencana penerapan terapi bermain terhadap anak

usia pre-school berupa mewarnai gambar yang dirawat di rumah sakitperlu segera

dilaksanakan

B. Tujuan

1. Tujuan Umum:

Setelah mengikuti terapi bermain mewarnai dapat meminimalkan

dampak hospitalisasi pada anak sehingga dapat mempercepat proses

kesembuhan anak.

2. Tujuan Khusus:

a. Meningkatkan  aspek afektif anak, yakni anak dapat memperhatikan

instruksi yang diberikan oleh leader dan kooperatif dalam

berlangsungnya kegiatan.

b. Melatih meningkatkan aspek kognitif anak dalam hal mengenal warna

dan kesesuaian gambar dengan warna.

c. Meningkatkan aspek motorik, yakni dengan kerapian saat mewarnai

gambar dan pewarnaan gambar yang penuh.

d. Anak dapat meningkatkan sosial personal, mencakup mampu

mengenal gambar dan dapat menceritakan kembali gambar yang

diwarnai.

3

Page 4: SATUAN ACARA BERMAIN

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. MEWARNAI GAMBAR

1. Definisi

Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif untuk

mengurangi stres dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada anak.

(www.pediatric.com)

2. Manfaat

a. Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat

terapeutik (sebagai permainan penyembuh/ ”therapeutic play”).

b. Dengan menggambar berarti anak dapat mengekspresikan ”feelingnya” atau

memberikan pada anak suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan

kata.

c. Sebagai terapi kognitif, pada saat anak menghadapi kecemasan karena proses

hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan sterss, kognitifnya tidak akurat

dan negatif.

d. Mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk meningkatkan ekspresi

emosional anak, termasuk pelepasan yang aman dari rasa marah dan benci.

e. Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan metode

penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama dirawat di rumah

sakit. (www.pediatric.com).

B. TAHAP TUMBUH KEMBANG ANAK USIA PRE-SCHOOL

1. Perkembangan Biologi

a. BB meningkat 14,6 kg (3 tahun), 16,7 kg (4 tahun), 18,7 kg (5 tahun).

b. Tinggi badan rata-rata bertambah 6,75-7,5 cm.

c. Perhitungan berat badan menurut Soetjiningsih :

d. Umur (dalam tahun) x 2 + 8                                

2. Perkembangan Motorik Kasar

a. Usia 36 bulan

1) Pakai dan ganti baju sendiri

2) Berjalan mundur

4

Page 5: SATUAN ACARA BERMAIN

3) Naik turun tangga berganti-ganti kaki

4) Berdiri sesaat dengan 1 kaki

b. Usia 4 tahun

1) Melompat dengan satu kaki

2) Memanjat dan melompat

3) Melempar bola cukup banyak

4) Naik tangga dengan lancar

c. Usia 5 tahun

1) Melompat-lompat dengan 1 kaki

2) Berlari tanpa kesulitan

3) Bermain lompat tali

4) Mainan tangkap

5) Naik turun tangga dengan lancar

d. Usia 6 tahun

1) Berlari dengan baik

2) Berlari dan bermain secara bersamaan

3) Naik sepeda

4) Menggambar orang lengkap

5) Menambah ciri seperti mulut, mata, hidung pada gambar

3. Perkembangan Motorik Halus

a. Usia 36 bulan

1) Memasang manik-manik besar

2) Melukis tanda silang dan bulat

3) Membuka kancing depan dan samping

4) Menyusun 10 balok tanpa jatuh

b. Usia 4 tahun

1) Menggunting gambar sederhana

2) Menggambar bujur sangkar

c. Usia 5 tahun

1) Memukul kepala paku dengan palu

2) Mengikat tali sepatu

3) Dapat menulis beberapa huruf alphabet

5

Page 6: SATUAN ACARA BERMAIN

d. Usia 6 tahun

1) Suka menggambar, menulis dan mewarnai.

4. Perkembangan Kognitif

a. Fase prekonseptual

1) Memory span increase

2) Centre on one aspect of situation

3) Classify object according to one characteristic

b. Fase intuitive

1) Attention span increase

2) Classify object in terms of their use

3) Egosentric interpretation of events

4) Irreversible thought

5. Perkembangan Moral

a. Orientasi pda hukum dan kepatuhan

b. Anak berorientasi pada hal sebenarnya

6. Perkembangan Bahasa

a. Usia 3 tahun

1) Banyak bertanya

2) Berbicara saat ada atau tidak ada orang

3) Menggunakan bahasa telegravis

4) Menggunakan konsonan d,b,t,k,y

5) Menghilangkan w dari pembicaraan

6) Pembedaharaan kata 900 kata

7) Membuat kesalahan suara spesifik (s,sh,ch,z,th,r,l)

b. Usia 4 tahun

1) Perbendaharaan kata 1500 kata

2) Menghitung 1 s/d 3

3) Menceritakan cerita jantung

c. Usia 5 tahun

1) Perbendaharaan kata kira-kira 2100 kata

2) Menggunakan kalimat dengan enam sampai delapan kata, dengan semua

bagian bicara.

6

Page 7: SATUAN ACARA BERMAIN

3) Menyebutkan empat atau lebih warna

4) Mengetahui nama-nama hari.

C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN

1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan

2. Status kesehatan anak sakit →perkembangan psikomotor kognitif terganggu

3. Jenis kelamin

4. Lingkungan→lokasi, negara, kultur

5. Alat permainan → senang dapat menggunakan

6. Intelegensia dan status sosial ekonomi

D. TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN

1. Tahap eksplorasi

Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain

2. Tahap permainan

Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan

3. Tahap bermain sungguhan

Anak sudah ikut dalam permainan

4. Tahap melamun

Merupakan tahap terakhir anak membayangkan permainan berikutnya

E. PRINSIP BERMAIN DI RUMAH SAKIT

1. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana

2. Tidak mengganggu jadwal kegiatan keperawatan dan medis

3. Tidak ada kontra indikasi dengan kondisi penyakit pasien

4. Permainan harus sesuai dengan tahap tumbuh kembang pasien

5. Jenis permainan disesuaikan dengan kesenangan anak

6. Permainan melibatkan orang tua untuk melancarkan proses kegiatan

F. HAMBATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

1. Usia antar pasien tidak dalam satu kelompok usia

2. Pasien tidak kooperatif atau tidak antusias terhadap permainan

3. Adanya jadwal kegiatan pemeriksaan terhadap pasien pada waktu yang

bersamaan.

7

Page 8: SATUAN ACARA BERMAIN

G. ANTISIPASI HAMBATAN

1. Mencari pasien dengan kelompok usia yang sama

2. Libatkan orang tua dalam proses terapi bermain

3. Jika anak tidak kooperatif, ajak anak bermain secara perlahan-lahan

4. Perawat lebih aktif dalam memfokuskan pasien terhadap permainan

5. Kolaborasi jadwal kegiatan pemeriksaan pasien dengan tenaga kesehatan

lainnya.

8

Page 9: SATUAN ACARA BERMAIN

SAP TERAPI BERMAIN

Bidang studi : Keperawatan Anak

Topik : Terapi bermain mewarnai

Sasaran : Anak usia pre school yang di rawat di Ruang Hemato

RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Tempat Bermain : Ruang Hemato RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Hari / Tanggal : Jum’at, 05 Juni 2013 Pukul 10.00 WIB

Waktu : 50 menit

I. Tujuan Umum

Setelah mengikuti terapi bermain dapat meminimalkan dampak hospitalisasi

pada anak sehingga dapat mempercepat proses kesembuhan anak.

II. Tujuan Khusus

1. Meningkatkan  perkembangan mental, imajinasi dan kreativitas anak

usia pre-school.

2. Melatih meningkatkan kognitif anak dalam hal pemilihan warna dalam

mewarnai gambar.

III. Metode

Demonstrasi

IV. Sarana dan Media

1. Sarana:

Ruangan tempat bermain dengan luas 12 x 8 meter persegi.

2. Media:

a. Kertas berisi gambar-gambar yang belum diwarnai.

b. Pensil warna (spidol, krayon)

9

Page 10: SATUAN ACARA BERMAIN

V. Susunan acara kegiatan bermain

NOWAKTU KEGIATAN BERMAIN KEGIATAN PESERTA

1. 5 menit Pembukaan :1. Leader menggali pengetahuan2. Leader membuka kegiatan dengan

mengucapkan salam.3. Leader memperkenalkan nama

fasilitator4. Leader menjelaskan tujuan dari

permainan5. Kontrak waktu

Menjawab salam

Mendengarkan

Memperhatikan

Memperhatikan

2. 25 menit Pelaksanaan :1. Leader dan fasilitator mengatur

posisi duduk setiap fasilitator dengan dua orang pasien anak

2. Fasilitator membagikan kertas bergambar  dan pensil warna kepada pasien.

3. Fasilitator mengajak dan memotivasi klien (anak) untuk mengungkapkan gambar apa yang ada pada kertas.

4. Memulai mewarnai gambar didampingi oleh fasilitator.

5. Leader memberi semangat pada anak selama proses mewarnai

6. Fasilitator memotivasi anak untuk dapat memilih warna yang disukainya

7. Apabila anak tidak mau aktif, melibatkan orang tua atau pendamping anak untuk membantu anak mewarnai gambar yang telah diberikan.

Berpindah posisi

Menerima kertas dan pensil warna

Menjawab

Mewarnai gambar

3. 10 menit Evaluasi :1. Menanyakan kepada anak tentang

pemilihan warna yang telah dilakukan untuk mewarnai gambarnya

2. Menanyakan tentang perasaan anak setelah diberi terapi bermain mewarnai

Menjawab pertanyaan

4. 5 menit Terminasi:1. Leader menutup acara permainan

dengan memberikan reward kepada seluruh peserta.

2. Salam penutup

Memperhatikan

Menjawab salam

10

Page 11: SATUAN ACARA BERMAIN

VI. Pengorganisasian

1. Leader : Nurma Lindawati

2. Observer : Hanik Maria Hidayati

3. Fasilitator : La Rakhmat Wabula, Riza Kusumawati, Breni Jarot

Kuncahyo, Fermi Avissa, dan Endang Susilowati

VII.Setting tempat

Keterangan

: Tempat duduk pasien

dan keluarga

: Leader

PM : Pintu masuk

: Fasilitator

: Observer

PM : Anak

: Ibu

Pembagian tugas sebagai berikut:

1. Leader, tugasnya:

a. Membuka acara permainan

b. Mengatur jalannya permainan mulai dari pembukaan sampai selesai.

c. Mengarahkan permainan.

d. Memandu proses permainan.

2. Fasilitator, tugasnya:

a. Membimbing anak bermain.

b. Memberi motivasi dan semangat kepada anak dalam mewarnai

c. Memperhatikan respon anak saat bermain.

d. Mengajak anak untuk bersosialisasi dengan perawat dan keluarganya.

11

Page 12: SATUAN ACARA BERMAIN

3. Observer, tugasnya:

a. Mengawasi jalannya permainan.

b. Mencatat proses kegiatan dari awal hingga akhir permainan.

c. Mencatat situasi penghambat dan pendukung proses bermain.

d. Menyusun laporan dan menilai hasil permainan

VIII. Rancangan Bermain :

Permainan yang kita lakukan adalah menggambar. Setiap anak diberikan

kertas kosong dan krayon atau spidol masing-masing satu. Kemudian leader

memimpin jalannya permaianan dengan mengintruksikan kepada anak-anak untuk

menggambar sesuai dengan apa yang diinginkan. Fasilitator dan observer

melakukan tugas masing-masing.

IX. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

a. Sarana disiapkan pagi hari sebelum acara dimulai

b. Media dipersiapkan 1 hari sebelum pelaksanaan kegiatan

c. Struktur peran telah ditentukan 1 hari sebelum pelaksanaan

d. Kontrak dengan keluarga pasien/anak yang akan diberi terapi bermain

dilakukan 1 hari sebelum dan pagi hari sebelum kegiatan dilaksanakan.

2. Evaluasi Proses

a. Leader memandu terapi bermain dari awal hingga akhir kegiatan

b. Respon anak baik selama proses bermain berlangsung

c. Anak tampak aktif selama proses bermain berlangsung

d. Anak mau dan dapat mewarnai gambar dengan baik didampingi oleh

fasilitator

e. Keluarga ikut membantu anak selama pelaksanaan proses bermain

f. Kegiatan berjalan dengan lancar dan tujuan mahasiwa tercapai dengan baik

g. Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing

3. Evaluasi Hasil

a. Kegiatan bermain dimulai tepat pada waktu yang telah ditentukan

b. Anak dapat melakukan pemilihan warna sesuai dengan yang dieukainya

c. Anak mengikuti proses bermain dari awal hingga akhir

12

Page 13: SATUAN ACARA BERMAIN

d. Pasien / anak ikut berpartisipasi aktif dalam terapi bermain dan dapat

menyelesaikan proses mewarnai hingga selesai.

13

Page 14: SATUAN ACARA BERMAIN

LEMBARAN EVALUASI

No.

Nama Anak

Penilaian

Aspek Afektif Aspek Kognitif Aspek MotorikAspek Sosial

Personal

Memperhatikan KooperatifMengenal Warna

Kesesuian Gambar dengan Warna

Kerapian

Warna yang

Penuh

Mampu Mengenal Gambar dan

Menceritakan Kembali

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.

Keterangan Penilaian:3 = Baik2 = Cukup1 = Kurang

Page 15: SATUAN ACARA BERMAIN

DAFTAR PUSTAKA

Erlita., 2006, Pengaruh Permainan Pada Perkembangan Anak. Terdapat Padahttp://info.balitacerdas.com. Diakses pada tanggal 21 Desember 2009

Foster and Humsberger., 1998, Family Centered Nursing Care of Children. WB sauders Company, Philadelpia USA.

Hurlock, E B., 1991, Perkembangan Anak Jilid I., Erlangga : Jakarta.Kliegman, Robert M., 2000, Ilmu Keshatan Anak Nelson Vol 3, Editor Bahasa

Indonesia: A. Samik Wahab-Ed.15 EGC : JakartaMarkum, dkk., 1990, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak., IDI : JakartaSoetjiningsih, 1995, Tumbuh Kembang Anak, EGC: JakartaWong, Donna L. ,2003, Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi-4., EGC:

Jakarta