20
SATUAN ACARA BERMAIN ORIGAMI DI RUANG 7b RUMAH SAKIT UMUM DR. SAIFUL ANWAR MALANG TIM PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT IRNA IV

Satuan Acara Bermain Konsulkan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SAB MELIPAT KERTAS ORIGAMI

Citation preview

Page 1: Satuan Acara Bermain Konsulkan

SATUAN ACARA BERMAIN

ORIGAMI

DI RUANG 7b

RUMAH SAKIT UMUM DR. SAIFUL ANWAR

MALANG

TIM PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT IRNA IV

Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

TAHUN 2015

Page 2: Satuan Acara Bermain Konsulkan

Pokok bahasan : Terapi bermain

Sub pokok bahasan : Terapi bermain dengan melipat kertas origami di ruang

7B di RS Dr. Saiful Anwar Malang

Waktu : 10.30 WIB – 11.00

Tempat : Ruang anak 7B RS Dr. Saiful Anwar Malang.

A. Latar Belakang

Hospitalisasi merupakan hal yang sangat membuat tidak nyaman bagi bayi

dan anak-anak. Lingkungan rumah sakit yang kurang representatif untuk

perawatan anak membawa trauma sendiri pada anak-anak. Tindakan keperawatan

seperti menyuntik, mengganti infus, melakukan pemeriksaan, mengantarkan obat

dan sebagainya membuat anak menjadi takut karena pengalaman rasa yang pernah

dialami. Selama hospitalisasi kegiatan atau aktivitas anak menjadi terbatas karena

beberapa faktor seperti kondisi badan yang tidak sehat, tangan terpasang infus dan

teman atau lingkungan yang baru. Keadaan seperti ini jika terus menerus dbiarkan

lama-lama anak menjadi bosan dan biasanya rewel. Oleh karena itu diperlukan

suatu kegiatan yang mampu mengalihkan rasa bosan tersebut pada anak yang

sedang dirawat.

Permainan yang sederhana pada anak bisa menjadi pengalih perhatian

anak yang sedang dihopitalisasi. Permainan yang sederhana, tidak terlalu

menguras tenaga, tidak bertentangan dengan keadaan anak dan mudah untuk

dilakukan anak merupakan hal yang perlu diperhatikan sebelum memberikan

terapi bermain pada anak. Selain itu, dukungan dari orang tua anak untuk

membantu dalam pelaksanaan terapi bermain anak juga menjadi salah satu

kontribusi terbesar dalam kesuksesan pelaksanaan terapi bermain.

B. Tujuan

1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan program bermain selama 1x30 menit peserta terapi

bermain dapat termotivasi dan antusias dalam mengikuti proses

pembelajaran.

Page 3: Satuan Acara Bermain Konsulkan

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah dilakukan terapi bermain selama 30 menit peserta terapi bermain

diharapkan:

a. Aspek Kognitif:

1) Anak dapat mengingat-ingat cara melipat kertas origami

2) Anak dapat mengetahui bentuk benda atau binatang yang dapat

dibuat dengan kertas origami.

b. Aspek afektif

Anak dapat mengikuti instruksi yang diajarkan penyaji

c. Aspek Psikomotor:

Anak dapat melipat kertas dengan benar sesuai dengan bentuk yang

diinginkan.

C. Metode

Demonstrasi cara melipat kertas origami menjadi berbagai macam

bentuk.

D. Media

Power point

Kertas origami

E. Karakteristik peserta

1. Anak yang dirawat di ruang 7B usia prasekolah (3-5 tahun), sekolah (6-12

tahun)

2. Anak berjenis kelamin laki-laki dan perempuan

F. Struktur organisasi

1. Struktur Organisasi

a. Leader : Della Kirda Sari

1) Memimpin jalannya kegiatan

2) Memberikan penjelasan mengenai peraturan kegiatan

Page 4: Satuan Acara Bermain Konsulkan

b. Penyaji : Dianatus Sholehah

1) Mengenalkan beberapa bentuk yang dapat dibuat dengan kertas

origami

2) Mendemonstrasikan cara membuat bentuk dengan melipat kertas

origami

3) Memandu peserta membuat bentuk dengan melipat kertas origami

c. Fasilitator : M. Taufik

1) Membantu leader dalam mengatur kegiatan

2) Mengkondisikan peserta untuk berpartisipasi dalam kegiatan

3) Membantu peserta yang sulit mengikuti proses kegiatan

d. Observer : Ihya’ Ulumuddin

1) Menilai jalannya proses kegiatan

2) Menilai peran leader, fasilitator, dan observer dalam menjalankan

proses kegiatan

3) Menilai partisipasi peserta dalam mengikuti proses kegiatan

G.Setting

Keterangan:

1. Penyaji 4. Peserta

2. Leader 5. Observer

3. Fasilitator

Page 5: Satuan Acara Bermain Konsulkan

H.Langkah-langkah terapi bermain

No Jenis Kegiatan Waktu Respon Peserta

1 Pembukaan:

a. Menyiapkan peserta dan

ruangan

b. Menyiapkan alat/media

c. Salam pembuka

d. Memperkenalkan diri

kepada peserta terapi

bermain

3 menit Menjawab salam dan

memperhatikan

perawat

2 Kegiatan inti terapi bermain:

a. Menjelaskan pengertian

bermain, tujuan terapi

bermain, cara bermain,

alat yang digunakan,

waktu yang diperlukan

untuk terapi bermain,

memberikan

kesempatan bertanya

sebelum kegiatan

dimulai

b. Memulai kegiatan terapi

bermain dengan

memberikan contoh

terlebih dahulu pada

peserta

c. Memulai

mendemonstrasikan cara

melipat bentuk dengan

kertas origami

d. Memberikan reward

dan membangkitkan

20 menit Peserta

memperhatikan

penjelasan yang

diberikan, mengikuti

petunjuk yang

diberikan dan

berpartisipasi aktif

dalam terapi bermain

menebak jenis buah-

buahan

Page 6: Satuan Acara Bermain Konsulkan

motivasi bagi anak yang

belum bisa mengikuti

apa yang

didemonstrasikan

penyaji

3 Penutup terapi bermain:

a. Menyimpulkan hasil

terapi bermain

b. Kontrak untuk

pertemuan selanjutnya

c. Ucapan terimakasih dan

kerjasama selama terapi

bermain

d. Salam penutup

7 menit Peserta menjawab

salam penutup

dengan tersenyum

I. Evaluasi

1. Aspek Kognitif:

1) Anak dapat mengingat-ingat cara melipat kertas origami.

2) Anak dapat mengetahui bentuk benda atau binatang yang dapat dibuat

dengan kertas origami.

2. Aspek afektif

Anak dapat mengikuti instruksi yang diajarkan penyaji

3. Aspek Psikomotor:

Anak dapat melipat kertas dengan benar sesuai dengan bentuk yang

diinginkan.

Page 7: Satuan Acara Bermain Konsulkan

J. Hasil observasi

1. Leader

leader bertugas untuk memimpin jalannya acara penyuluhan dari

awal hingga berakhirnya penyuluhan. Leader juga bertugas memimpin

diskusi agar lebih tenang dan kondusif.

2. Penyaji

Menyamapaikan materi

3. Fasilitator

Fasilitator bertugas sebagai pemandu dan memotivasi anak agar

dapat kooperatif dalam penyuluhan yang dilakukan.

4. Observer

a) observer menilai jalannya kegiatan bermain dari awal hingga akhir

b) Observer menilai masing-masing peran dalam struktur organisasi dari

awal hingga akhir kegiatan

c) Observer menilai respon peserta kegiatan bermain dari awal hingga

akhir kegiatan bermain

Page 8: Satuan Acara Bermain Konsulkan

Lampiran materi

TERAPI BERMAIN DENGAN MELIPAT KERTAS ORIGAMI

a. Terapi Bermain

Bermain merupakan bagian penting dari masa balita dan punya

nilai pendidikan yang tinggi. “Bermain” (play) merupakan istilah yang

digunakan secara bebas sehingga arti utamanya mungkin hilang. Arti yang

paling tepat ialah setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang

ditimbulkan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Bermain dilakukan

secara suka rela, dan tidak ada paksaan atau tekanan dari luar atau

kewajiban.

Piaget menjelaskan bahwa bermain “terdiri atas tanggapan yang

diulang sekedar untuk kesenangan fungsional”. Menurut Bettelheim

kegiatan bermain adalah kegiatan yang “tidak mempuyai peraturan lain

kecuali yang ditetapkan pemain sendiri dan tidak ada hasil akhir yang

dimaksudkan dalam realita luar”. Bermain secara garis besar dapat dibagi

ke dalam dua kategori, aktif dan pasif (“hiburan”). Pada semua usia, anak

melakukan permainan aktif dan pasif. Proporsi waktu yang dicurahkan ke

masing-masing jenis bermain itu tidak bergantung pada usia, tetapi pada

kesehatan dan kesenangan yang diperoleh dari masing-masing kategori.

Meskipun umumnya permainan aktif lebih menonjol pada awal usia

prasekolah dan permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber,

namun hal itu tidak selalu benar.

b. Origami

Origami adalah sebuah seni lipat yang berasal dari Jepang. Bahan

yang digunakan adalah kertas atau kain yang biasanya berbentuk persegi.

Secara umum untuk membuat origami kita bisa menggunakan kertas biasa

namun kebanyakan origami di Jepang menggunakan kertas khusus untuk

origami. Perbedaan antara kertas biasa dan kertas origami hanyalah dari

segi design dan warna saja yang sangat beragam sehingga membuat

Page 9: Satuan Acara Bermain Konsulkan

origami menjadi semakin indah dan sama sekali tidak berhubungan

dengan teknik seperti lipatan kertas menjadi lebih mudah dan sebagainya.

Seorang pembuat origami biasa disebut sebagai paperfolder

(pelipat kertas). Para pelipat kertas ini bisa merupakan suatu kumpulan

orang-orang dari berbagai latar belakang yang sangat berbeda seperti,

seniman, ilmuwan atau juga para pecinta sepertiibu-ibu/orang dewasa,

anak-anak, dan remaja. Bahkan para pendidik hingga ahli terapi. Pada

umumnya, orang menganggap origami adalah oleh, dan, untuk anak-anak,

atau sebagai pelatihan keterampilan. Akan tetapi, akhir-akhir ini origami

telah menjadi populer sebagai sebuah bentuk hobi bagi orang dewasa.

Maka dari itu, kegunaan origami tidak hanya sebagai seni keterampilan

atau untuk membuat mainan dari kertas saja.

Di Indonesia sendiri origami bisa dikatakan memiliki ruang khusus

bagi penggemarnya. Sejak di Play Group hingga taman kanak-kanak (TK),

pelajaran keterampilan melipat kertas sudah diajarkan, mulai dari melipat

kertas menjadi kipas, bunga, sampai hewan. Tapi beranjak dewasa, seni

keterampilan itu tidak lagi dipelajari di sekolah, lambat laun orang mulai

melupakan seni lipat ini. Namun diluaran, seni melipat kertas justru

berkembang pesat, bahkan menjadi nilai tersendiri yang bernilai seni. Seni

melipat kertas yang sangat populer di negeri sakura ini, merujuk pada seni

melipat kertas menjadi suatu bentuk atau gambaran tertentu. Bentuk yang

dimaksud bisa berupa hewan, tumbuhan, ataupun benda tertentu.

Selain menyenangkan, kegiatan ini memiliki banyak manfaat lain,

di  antaranya dapat meningkatkan kreativitas dan motorik halus anak.

Pasalnya, membuat origami membutuhkan ketelitian dan imajinasi

sehingga saraf otak akan bekerja dengan baik. Tentu saja, dampaknya akan

positif bagi perkembangan otak. Manfaat yang akan didapat saat belajar

origami adalah:

1) Anak akan semakin akrab dengan konsep-konsep dan istilah-istilah

Matematika geometri, karena pada saat seseorang menerangkan

origami akan sering menggunakan istilah matematika geometri

Page 10: Satuan Acara Bermain Konsulkan

contohnya : garis, titik, perpotongan 2 buah garis, titik pusat, segitiga,

dll.

2) Bermain origami akan meningkatkan keterampilan motorik halus anak ,

menekan kertas dengan ujung-ujung jari adalah latihan efektif untuk

melatih motorik halus anak.

3) Meningkatkan dan memahami pentingnya akurasi, saat membuat model

origami terkadang kita harus membagi 2, 3 atau lebih kertas, hal ini

membuat anak belajar mengenai ukuran dan bentuk yang diinginkan

serta keakuratannya.

4) Meningkatkan citra diri dan bakat anak.

5) Saat bermain origami anak akan terbiasa Belajar mengikuti instruksi

yang runut.

6) Mengembangkan pemikiran logis

7) Bermain origami secara konsisten juga merupakan latihan

berkonsentrasi, membuat sebuah model origami tentu saja

membutuhkan konsentrasi,dan hal ini dapat dijadikan sebagai ajang

latihan untuk memperpanjang rentang konsentrasi seorang anak, dengan

syarat origaminya dilakukan secara kontinyu dan model yang diberikan

bertahap dari yang paling mudah yang dapat dikerjakan oleh anak lalu

terus ditingkatkan sesuai kemampuanya.

8) Meningkatkan persepsi visual dan spasial

9) Mendapatkan untuk tahu lebih banyak tentang hewan dan lingkungan

mereka, hal ini karena bentuk origami yang dibuat dapat dililih oleh kita

dan dapat dijadikan sebagai media pengenalan hewan dan lingkungan

anak.

10) Memperkuat ikatan emosi antara orang tua dan anak, bermain origami

disertai komunikasi yang menyenangkan ini akan membangun ikatan

yang sungguh baik antara anak dan orang tua atau guru dan murid.

Page 11: Satuan Acara Bermain Konsulkan

Contoh cara melipat kertas origami

Page 12: Satuan Acara Bermain Konsulkan
Page 13: Satuan Acara Bermain Konsulkan
Page 14: Satuan Acara Bermain Konsulkan
Page 15: Satuan Acara Bermain Konsulkan