Upload
benedictus-yohanes
View
267
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/25/2019 Sepsis Puerperium Bab II.doc
1/31
BAB II
PEMBAHASAN
SEPSIS PUERPERALIS
A. Definisi
Sepsis adalah adanya mikroorganisme patogen atau toxic lain didalam darah atau jaringan tubuh.
Dalam hal ini sepsis adalah suatu peradangan yang terjadi sistemik atau biasa disebut Systemic
Inflamation Respon Syndrom ( SIRS).
Sepsis puerperalis adalah infeksi pada traktus genitalia yang dapat terjadi setiap saat antara
awitan pecah ketuban (ruptur membran) atau persalinan dan ! hari setelah persalinan atau
abortus di mana terdapat dua atau lebih dan hal " hal berikut ini #
Tanda Tanda dan Gejala Sepsis Puerperalis
$yeri pel%ik
&ochea yang abnormal
Suhu '*+ atau ,-+
Denyut jantung '* x permenit
Respirasi lebih dari !* /menit atau 0a+1! , !mm2g
leukosit '3!.***/mm!
$yeri tekan uterus
0ada laserasi/luka episiotomi terasa nyeri4 bengkak4 mengeluarkan cairan nanah
&ochea yang berbau busuk
5eterlambatan dalam kecepatan penurunan ukuran uterus (sub in%olusi uterus)
B. Etil!i
6akteri 0enyebab Sepsis 0uerperalis4 diantaranya #
1
7/25/2019 Sepsis Puerperium Bab II.doc
2/31
3. Streptococcus 2emoliticus 7erobicus. Streptococcus ini merupakan sebab infeksi
yang berat khususnya golongan 7. Infeksi ini biasanya eksogen ( dari penderita lain4
alat atau kain yang tidak steril4 infeksi tenggorokan orang lain)
!. Stapylococcus 7ureus4 kuman ini biasanya menyebabkan infeksi terbatas walaupun
kadang8kadang dapat menyebabkan infeksi umum. Stafilococcus banyak ditemukan
di Rumah Sakit dan dalam tenggorokan orang yang terlihat sehat
. 9.+oli4 kuman ini umumnya berasal dari kandung kencing dan rektum dan dapat
menyebabkan infeksi terbatas dalam perineum4 u%ula4 dan endometrium. 5uman ini
merupakan sebab penting dari infeksi traktus urinarius.
. +lostridium :elchii4 infeksi dengan kuman ini yang bersifat anaerobik jarang
ditemukan4 akan tetapi sangat berbahaya4 infeksi lebih sering terjadi pada abortus
kriminalis.
Infeksi yang paling sering ditemukan adalah infeksi gabungan antara beberapa macam
bakteri. 6akteri tersebut bisa endogen atau eksogen.
Ba"teri End!en
6akteri ini secara normal hidup di %agina dan rektum tanpa menimbulkan bahaya (misal4
beberapa jenis stretopkokus dan stafilokokus4 9. +oli4 +lostridium welchii).6ahkan jika teknik
steril sudah digunakan untuk persalinan4 infeksi masih dapat terjadi akibat bakteri endogen.
6akteri endogen juga dapat membahayakan dan menyebabkan infeksi jika #
; 6akteri ini masuk ke dalam uterus melalui jari pemeriksa atau melalui instrument
pemeriksaan pel%ic
; 6akteri terdapat dalam jaringan yang memar4 robek/ laserasi4 atau jaringan yang mati
(misalnya setelah persalinan traumatik atau setelah persalinan macet)
; 6akteri masuk sampai ke dalam uterus jika terjadi pecah ketuban yang lama.
Ba"teri e"s!en
6akteri ini masuk ke dalam %agina dari luar (streptokokus4 +lostridium tetani4 dsb).
6akteri eksogen dapat masuk ke dalam %agina#
melalui tangan yang tidak bersih dan instrumen yang tidak steril
2
7/25/2019 Sepsis Puerperium Bab II.doc
3/31
melalui substansi / benda asing yang masuk ke dalam %agina (misal4 ramuan / jamu4
minyak4 kain)
melalui akti%itas seksual.
Di tempat " tempat di mana penyakit menular seksual (0
7/25/2019 Sepsis Puerperium Bab II.doc
4/31
7nemia/kurang giAi
2igiene yang buruk
?ehnik aseptik yang buruk
7/25/2019 Sepsis Puerperium Bab II.doc
5/31
>aktor8faktor lain yang mempengaruhi sepsis peurperalis mencakup factor masyarakat dan factor
pelayanan kesehatan. 2al ini menyebabkan bahaibiotik yang ya kematian akibat sepsis
peurperalis menjadi semakin besar.
>aktor8faktor resiko di masyarakat
?idak adanya transportasi dan sarana lain
=arak rumah ibu yang jauh ke fasilitas kesehatan
Status sosio ekonomi yang rendah
>aktor8faktor kultural yang memperlambat pencarian perawatan kesehatan4 status wanita
yang rendah
5urangnya pengetahuan tentang tanda8tanda dari sepsis peurperalis
>aktor8faktor resiko pelayanan kesehatan di masyarakat
0emantauan suhu badan yang tidak adekuat pada perslainan lama dan setelah pelahiran
?idak adanya asepsis selama persalinan
0enatalaksanaan yang tidak adekuat
5etidaktersediaan antibiotic yang tepat
D. Prses Terjadin%a Sepsis Puerperalis
Sepsis puerperalis dapat terjadi di masa intrapartum atau postpartum.
Sebelum kelahiran4 membran amniotik dan membran korionik dapat terinfeksi jika ketuban
pecah (ruptur membran) terjadi berjam 8 jam sebelum persalinan dimulai.
6akteri kemudian mempunyai cukup waktu untuk berjalan dari %agina ke dalam uterus dan
menginfeksi membran4 plasenta4 bayi4 dan ibu. &ria'ninitismerupakan suatu masalah yang
sangat serius dan dapat membahayakan hidup ibu dan bayinya.
Setelah persalinan4 sepsis puerperalismungkin terlokalisasi di perineum4 %agina4 ser%iks4 atau
uterus. Infeksi pada uterus dapat menyebar dengan cepat sehingga menyebabkan infeksi pada
tuba fallopi atau o%arium4 parametritis4 peritonitis4 dan menyebar ke pembuluh limfe4 yang
kemudian akan menyebabkan septikemia jika masuk ke aliran darah.
5
http://minalove.com/riset-seputar-persalinan-didalam-air.htmlhttp://obstetriginekologi.com/definisi-etiologi-dan-faktor-resiko-sepsis-puerperalishttp://minalove.com/riset-seputar-persalinan-didalam-air.htmlhttp://obstetriginekologi.com/definisi-etiologi-dan-faktor-resiko-sepsis-puerperalis7/25/2019 Sepsis Puerperium Bab II.doc
6/31
Ini kemudian semakin diperumit dengan adanya syok septik dan koagulasi intra%askular
diseminata (disseminated intra%askular coagulation (DI+) yang dapat menimbulkan masalah
perdarahan.
Ibu di masa postpartum (masa nifas) memang rentan terhadap infeksi karena adanya faktor
berikut#
3. Sisa perle"atan plasenta merupakan tempat yang besar4
hangat4 gelap4 dan basah. Ini memungkinkan bakteri untuk tumbuh dengan sangat
cepat. ?empat seperti ini merupakan suatu media yang ideal untuk pembiakan bakteri.
Di laboratorium4 kondisi 8 kondisi yang hangat4 gelap4 dan basah sengaja dibuat untuk
membantu bakteri tumbuh dan berkembang.
!. Sisa plasentamemiliki persediaan darah yang kaya4 dengan pembuluh 8 pembuluh
darah besar yang langsung menuju sirkulasi %ena utama. 2al ini memungkinkanbakteri di sisi plasenta untuk bergerak dengan sangat cepat ke dalam aliran darah. Ini
disebut septikemia. Septikemia dapat menyebabkan kematian dengan sangat cepat.
. Sisa plasentatidak jauh dari bagian luar tubuh ibu. 2anya panjang %agina ( 8 3* cm)
yang memisahkan jalan masuk ke uterus dan lingkungan luar. Ini berarti bahwa bakteri
yang biasanya hidup di rektum (seperti 9 +oli) dapat dengan mudah pindah ke dalam
%agina dan kemudian menuju uterus. Di sini bakteri menjadi berbahaya atau
CpatogenikC karena menyebabkan infeksi pada sisi plasenta.
. Sela'a Persalinaan4 area ser%iks ibu4 %agina4 atau area perineunmya mungkin robekatau diepisiotomi. 7rea jaringan yang terluka ini rentan terhadap infeksi4 terutama jika
teknik steril pada pelahiran tidak digunakan. Infeksi biasanya terlokalisasi4 tetapi pada
kasus 8 kasus berat infeksi ini dapat menyebar ke jaringan di bawahnya.
http#//www.obstetriginekologi.com/!*33/*@/proses8terjadinya8sepsis8puerperalis.html
E. &lasifi"asi
a. 6entuk infeksi lokal
3) Infeksi pada luka episiotomy!) Infeksi pada %agina
) Infeksi pada ser%iks yang luka) Infeksi pada endometrium
b. 6entuk infeksi general (menyebar
3) 0arametritis
!) 0eritonitis) Septikekemia dan piemia
6
http://obstetriginekologi.com/terapi-perdarahan-pada-masa-nifashttp://obstetriginekologi.com/terapi-perdarahan-pada-masa-nifas7/25/2019 Sepsis Puerperium Bab II.doc
7/31
) ?romboflebitis
@) Salpingitis
Infe"si %an! ter(atas pada perineu') *ul*a) *a!ina) +er*i"s dan end'etriu'
,ul*itis
0ada infeksi bekas sayatan episiotomi atau luka perineum jaringan sekitarnya membengkak4 tepi
luka menjadi merah dan bengkak jahitan ini mudah terlepas dan luka yang terbuka menjadi
ulkus dan mangeluarkan pus.
,a!initis
Infeksi %agina dapat terjadi secara langsung pada luka %agina atau melalui perineum. 0ermukaan
mukosa membengkak dan kemerahan4 terjadi ulkus4 dan getah mengandung nanah yang keluardari daerah ulkus. 0enyebaran dapat terjadi4 tetapi pada umumnya infeksi tinggal terbatas.
Ser*isitis
Infeksi sering juga terjadi4 akan tetapi biasanya tidak menimbulkan banyak gejala. &uka ser%iks
yang dalam dan meluas dan langsung kedasar ligamentum latum dapat menyebabkan infeksi
yang menjalar ke parametrium.
End'etritis
a- Pen!ertian
9ndometritis adalah suatu peradangan endometrium yang biasanya disebabkan oleh infeksi
bakteri pada jaringan. 9ndometritis adalah suatu infeksi yag terjadi di endometrium4 merupakan
komplikasi pascapartum4 biasanya terjadi sampai E! jam setelah melahirkan.
(- Etil!i
9ndometritis sering ditemukan pada wanita setelah seksio sesarea terutama bila sebelumnyaada riwayat koriomnionitis4 partus lama4 pecah ketuban yang lama. 0enyebab lainnya dari
endometritis adalah adanya tanda jaringan plasenta yang tertahan setelah abortus dan melahirkan.
2al8hal yang dapat menyebabkan infeksi pada wanita adalah#
8 :aktu persalinan lama4 terutama disertai pecahnya ketuban.
7
7/25/2019 Sepsis Puerperium Bab II.doc
8/31
8 0ecahnya ketuban berlangsung lama.
8 7danya pemeriksaan %agina selama persalinan dan disertai pecahnya ketuban.
8 ?eknik aseptik tidak dipatuhi.8
7/25/2019 Sepsis Puerperium Bab II.doc
9/31
9ndometritis akut yang disebabkan oleh kuman8kuman yang tidak seberapa patogen pada
umumnya dapat diatasi atas kekuatan jaringan sendiri4 dibantu dengan pelepasan lapisan
fungsional dari endometrium pada waktu haid. Dalam pengobatan endometritis akuta yang
paling penting adalah berusaha mencegah4 agar infeksi tidak menjalar.
Bejalanya #
Demam
&ochea berbau # pada endometritis post abortum kadang8kadang keluar flour yang purulent.
&ochea lama berdarah malahan terjadi metrorrhagi.
5alau radang tidak menjalar ke parametrium atau parametrium tidak nyeri.
?erapi #
Fterotonika.
Istirahat4 letak fowler.
7ntibiotika.
9ndometritis senilis perlu dikuret untuk menyampingkan corpus carsinoma. Dapat diberi
estrogen
End'etritis "rni"a
9ndometritis kronika tidak seberapa sering terdapat4 oleh karena itu infeksi yang tidak dalam
masuknya pada miometrium4 tidak dapat mempertahankan diri4 karena pelepasan lapisan
fungsional darn endometrium pada waktu haid. 0ada pemeriksaan mikroskopik ditemukan
banyak sel8sel plasma dan limfosit. 0enemuan limfosit saja tidak besar artinya karena sel itu juga
ditemukan dalam keadaan normal dalam endometrium.
Bejala8gejala klinis endometritis kronika adalah leukorea dan menorargia.
0engobatan tergantung dari penyebabnya.
9ndometritis kronis ditemukan#
3. 0ada tuberkulosis.
!. =ika tertinggal sisa8sisa abortus atau partus.. =ika terdapat korpus alineum di ka%um uteri.
. 0ada polip uterus dengan infeksi.
@. 0ada tumor ganas uterus.
-. 0ada salpingo " oofaritis dan selulitis pel%ik.
9
7/25/2019 Sepsis Puerperium Bab II.doc
10/31
9ndometritis tuberkulosa terdapat pada hampir setengah kasus8kasus ?6 genital. 0ada
pemeriksaan mikroskopik ditemukan tuberkel pada tengah8tengah endometrium yang meradang
menahun.
0ada abortus inkomplitus dengan sisa8sisa tertinggal dalam uterus terdapat desidua dan %ili
korealis di tengah8tengah radang menahun endometrium.
0ada partus dengan sisa plasenta masih tertinggal dalam uterus4 terdapat peradangan dan
organisasi dari jaringan tersebut disertai gumpalan darah4 dan terbentuklah apa yang dinamakan
polip plasenta.
9ndometritis kronika yang lain umumnya akibat ineksi terus8menerus karena adanya benda asing
atau polip/tumor dengan infeksi di dalam ka%um uteri.
Bejalanya #
>lour albus yang keluar dari ostium.
5elainan haid seperti metrorrhagi dan menorrhagi.
?erapi #
0erlu dilakukan kuretase.
d- Ga'(aran &linis
Bambaran klinis dari endometritis tergantung pada jenis dan %irulensi kuman4 daya tahan
penderita dan derajat trauma pada jalan lahir. 5adang8kadang lokhea tertahan oleh darah4 sisa8
sisa plasenta dan selaput ketuban. 5eadaan ini dinamakan lokiometra dan dapat menyebabkan
kenaikan suhu yang segera hilang setelah rintangan dibatasi. Fterus pada endometrium agak
membesar4 serta nyeri pada perabaan4 dan lembek. 0ada endometritis yang tidak meluas
penderita pada hari8hari pertama merasa kurang sehat dan perut nyeri4 mulai hari ke suhu
meningkat4 nadi menjadi cepat4 akan tetapi dalam beberapa hari suhu dan nadi menurun4 dan
dalam kurang lebih satu minggu keadaan sudah normal kembali4 lokhea pada endometritis4
biasanya bertambah dan kadang8kadang berbau. 2al yang terakhir ini tidak boleh menimbulkan
10
7/25/2019 Sepsis Puerperium Bab II.doc
11/31
anggapan bahwa infeksinya berat.
7/25/2019 Sepsis Puerperium Bab II.doc
12/31
- 7bses pel%is
- Septic pel%ic thrombophlebitis.
!- Penatala"sanaan
- 7ntibiotika ditambah drainase yang memadai merupakan pojok sasaran terapi. 9%aluasiklinis daan organisme yang terlihat pada pewarnaan gram4 seperti juga pengetahuan
bakteri yang diisolasi dari infeksi serupa sebelumnya4 memberikan petunjuk untuk terapi
antibiotik.- +airan intra%ena dan elektrolit merupakan terapi pengganti untuk dehidrasi ditambah
terapi pemeliharaan untuk pasien8pasien yang tidak mampu mentoleransi makanan lewat
mulut. Secepat mungkin pasien diberikan diit per oral untuk memberikan nutrisi yang
memadai.-
0engganti darah dapat diindikasikan untuk anemia berat dengan post abortus atau postpartum.
- ?irah baring dan analgesia merupakan terapi pendukung yang banyak manfaatnya.
- ?indakan bedah# endometritis post partum sering disertai dengan jaringan plasenta yang
tertahan atau obstruksi ser%iks. Drainase lokia yang memadai sangat penting. =aringan
plasenta yang tertinggal dikeluarkan dengan kuretase perlahan8lahan dan hati8hati.
2isterektomi dan salpingo " oofaringektomi bilateral mungkin ditemukan bila klostridia
teah meluas melampaui endometrium dan ditemukan bukti adanya sepsis sistemik
klostridia (syok4 hemolisis4 gagal ginjal).
PERITNITIS
a- Pen!ertian
0eritonitis adalah inflamasi peritoneum8 lapisan membrane serosa rongga abdomen dan meliputi
%isera merupakan penyulit berbahaya yang dapat terjadi dalam bentuk akut maupun kronis /
kumpulan tanda dan gejala4 diantaranya nyeri tekan dan nyeri lepas pada palpasi4 defans
muscular4 dan tanda8tanda umum inflamasi.
0eritonitis merupakan sebuah proses peradangan pada membrane serosa yang melingkupi ka%itas
abdomen dan organ yang terletak didalamnyah. 0eritonitis sering disebabkan oleh infeksi
peradangan lingkungan sekitarnyah melalui perforasi usus seperti rupture appendiks atau
12
7/25/2019 Sepsis Puerperium Bab II.doc
13/31
di%ertikulum karena awalnya peritonitis merupakan lingkungan yang steril. Selain itu juga dapat
diakibatkan oleh materi kimia yang irritan seperti asam lambung dari perforasi ulkus atau
empedu dari perforasi kantung empeduatau laserasi hepar. 0ada wanita sangat dimungkinkan
peritonitis terlokalisasi pada rongga pel%is dari infeksi tuba falopi atau rupturnya kista o%ari.
5asus peritonitis akut yang tidak tertangani dapat berakibat fatal.
(- Etil!i
6entuk peritonitis yang paling sering ialah Spontaneous 6acterial 0eritonitis (S60) dan
peritonitis sekunder. S60 terjadi bukan karena ninfeksi intra abdomen4tetapi biasanya terjadi
pada pasien yang asites terjadi kontaminasi hingga kerongga peritoneal sehinggan menjadi
translokasi bakteri munuju dinding perut atau pembuluh limfe mesenterium4 kadang terjadi
penyebaran hematogen jika terjadi bakterimia dan akibat penyakit hati yang kronik. Semakin
rendah kadar protein cairan asites4 semakin tinggi risiko terjadinya peritonitis dan abses. Ini
terjadi karena ikatan opsonisasi yang rendah antar molekul komponen asites pathogen yang
paling sering menyebabkan infeksi adalah bakteri gram negati%e 9. +oli *G4 5lebsiella
pneumoniae EG4 spesies 0seudomonas4 0roteus dan gram lainnya !*G dan bakteri gram positif
yaitu Streptococcus pnemuminae 3@G4 jenis Streptococcus lain 3@G4 dan golongan
Staphylococcus G4 selain itu juga terdapat anaerob dan infeksi campur bakteri. 0eritonitis
sekunder yang paling sering terjadi disebabkan oleh perforasi atau nekrosis (infeksi transmural)
organ8organ dalam dengan inokulasi bakteri rongga peritoneal terutama disebabkan bakteri gram
positif yang berasal dari saluran cerna bagian atas. 0eritonitis tersier terjadi karena infeksi
peritoneal berulang setelah mendapatkan terapi S60 atau peritonitis sekunder yang adekuat4
bukan berasal dari kelainan organ4 pada pasien peritonisis tersier biasanya timbul abses atau
flagmon dengan atau tanpa fistula. Selain itu juga terdapat peritonitis ?64 peritonitis steril atau
kimiawi terjadi karena iritasi bahan8bahan kimia4 misalnya cairan empedu4 barium4 dan substansi
kimia lain atau prses inflamasi transmural dari organ8organ dalam (
7/25/2019 Sepsis Puerperium Bab II.doc
14/31
3. aktor resiko yang berperan pada peritonitis ini adalah adanya malnutrisi4 keganasan
intraabdomen4 imunosupresi dan splenektomi.
5elompok resiko tinggi adalah pasien dengan sindrom nefrotik4 gagal ginjal kronik4 lupus
eritematosus sistemik4 dan sirosis hepatis dengan asites.
Peritnitis Ba"terial A"ut Se"under /Supurati*a-
0eritonitis yang mengikuti suatu infeksi akut atau perforasi tractusi gastrointestinal atau tractus
urinarius. 0ada umumnya organism tunggal tidak akan menyebabkan peritonitis yang fatal.
Sinergisme dari multipel organisme dapat memperberat terjadinya infeksi ini. 6akterii anaerob4
khususnya spesies 6acteroides4 dapat memperbesar pengaruh bakteri aerob dalam menimbulkan
infeksi.
Selain itu luas dan lama kontaminasi suatu bakteri juga dapat memperberat suatu peritonitis.
5uman dapat berasal dari#
&uka/trauma penetrasi4 yang membawa kuman dari luar masuk ke dalam ca%um peritoneal.
0erforasi organ8organ dalam perut4 contohnya peritonitis yang disebabkan oleh bahan kimia4
perforasi usus sehingga feces keluar dari usus.
5omplikasi dari proses inflamasi organ8organ intra abdominal4 misalnya appendisitis.
Peritnitis tersier) 'isaln%a0
0eritonitis yang disebabkan oleh jamur
0eritonitis yang sumber kumannya tidak dapat ditemukan.
7/25/2019 Sepsis Puerperium Bab II.doc
15/31
?anda8tanda peritonitis relati%e sama dengan infeksi berat yaitu demam tinggi atau pasien yang
sepsis bisa menjadi hipotermia4 tatikardi4 dehidrasi hingga menjadi hipotensi. $yeri abdomen
yang hebat biasanya memiliki punctum maximum ditempat tertentu sebagai sumber infeksi.
Dinding perut akan terasa tegang karena mekanisme antisipasi penderita secara tidak sadar untuk
menghindari palpasinya yang menyakinkan atau tegang karena iritasi peritoneum. 0ada wanita
dilakukan pemeriksaan %agina bimanual untuk membedakan nyeri akibat pel%ic inflammatoru
disease. 0emeriksaan8pemeriksaan klinis ini bisa jadi positif palsu pada penderita dalam keadaan
imunosupresi (misalnya diabetes berat4 penggunaan steroid4 pascatransplantasi4 atau 2IH)4
penderita dengan penurunan kesadaran (misalnya trauma cranial4 ensefalopati toksik4 syok
sepsis4 atau penggunaan analgesic)4 penderita dnegan paraplegia dan penderita geriatric.
e- Patfisil!i
Reaksi awal peritoneum terhadap in%asi oleh bakteri adalah keluarnya eksudat fibrinosa.
5antong8kantong nanah (abses) terbentuk di antara perlekatan fibrinosa4 yang menempel
menjadi satu dengan permukaan sekitarnya sehingga membatasi infeksi. 0erlekatan biasanya
menghilang bila infeksi menghilang4 tetapi dapat menetap sebagai pita8pita fibrosa4 yang kelak
dapat mengakibatkan obstuksi usus.
0eradangan menimbulkan akumulasi cairan karena kapiler dan membran mengalami kebocoran.
=ika defisit cairan tidak dikoreksi secara cepat dan agresif4 maka dapat menimbulkan kematian
sel. 0elepasan berbagai mediator4 seperti misalnya interleukin4 dapat memulai respon
hiperinflamatorius4 sehingga membawa ke perkembangan selanjutnya dari kegagalan banyak
organ. 5arena tubuh mencoba untuk mengkompensasi dengan cara retensi cairan dan elektrolit
oleh ginjal4 produk buangan juga ikut menumpuk. ?akikardi awalnya meningkatkan curah
jantung4 tapi ini segera gagal begitu terjadi hipo%olemia.
1rgan8organ didalam ca%um peritoneum termasuk dinding abdomen mengalami oedem. 1edem
disebabkan oleh permeabilitas pembuluh darah kapiler organ8organ tersebut meninggi.
0engumpulan cairan didalam rongga peritoneum dan lumen8lumen usus serta oedem seluruh
organ intra peritoneal dan oedem dinding abdomen termasuk jaringan retroperitoneal
menyebabkan hipo%olemia. 2ipo%olemia bertambah dengan adanya kenaikan suhu4 masukan
15
7/25/2019 Sepsis Puerperium Bab II.doc
16/31
yang tidak ada4 serta muntah.?erjebaknya cairan di ca%um peritoneum dan lumen usus4 lebih
lanjut meningkatkan tekana intra abdomen4 membuat usaha pernapasan penuh menjadi sulit dan
menimbulkan penurunan perfusi.
6ila bahan yang menginfeksi tersebar luas pada permukaan peritoneum atau bila infeksi
menyebar4 dapat timbul peritonitis umum. Dengan perkembangan peritonitis umum4 akti%itas
peristaltik berkurang sampai timbul ileus paralitik usus kemudian menjadi atoni dan meregang.
+airan dan elektrolit hilang kedalam lumen usus4 mengakibatkan dehidrasi4 syok4 gangguan
sirkulasi dan oliguria. 0erlekatan dapat terbentuk antara lengkung8lengkung usus yang meregang
dan dapat mengganggu pulihnya pergerakan usus dan mengakibatkan obstruksi usus.
Sumbatan yang lama pada usus atau obstruksi usus dapat menimbulkan ileus karena adanya
gangguan mekanik (sumbatan) maka terjadi peningkatan peristaltik usus sebagai usaha untuk
mengatasi hambatan. Ileus ini dapat berupa ileus sederhana yaitu obstruksi usus yang tidak
disertai terjepitnya pembuluh darah dan dapat bersifat total atau parsial4 pada ileus stangulasi
obstruksi disertai terjepitnya pembuluh darah sehingga terjadi iskemi yang akan berakhir dengan
nekrosis atau ganggren dan akhirnya terjadi perforasi usus dan karena penyebaran bakteri pada
rongga abdomen sehingga dapat terjadi peritonitis.
?ifus abdominalis adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan kuman S. ?yphi yang
masuk tubuh manusia melalui mulut dari makan dan air yang tercemar. Sebagian kuman
dimusnahkan oleh asam lambung4 sebagian lagi masuk keusus halus dan mencapai jaringan
limfoid plaue peyeri di ileum terminalis yang mengalami hipertropi ditempat ini komplikasi
perdarahan dan perforasi intestinal dapat terjadi4 perforasi ileum pada tifus biasanya terjadi pada
penderita yang demam selama kurang lebih ! minggu yang disertai nyeri kepala4 batuk dan
malaise yang disusul oleh nyeri perut4 nyeri tekan4 defans muskuler4 dan keadaan umum yang
merosot karena toksemia.
0erforasi tukak peptik khas ditandai oleh perangsangan peritoneum yang mulai di epigastrium
dan meluas keseluruh peritonium akibat peritonitis generalisata. 0erforasi lambung dan
duodenum bagian depan menyebabkan peritonitis akut. 0enderita yang mengalami perforasi ini
16
7/25/2019 Sepsis Puerperium Bab II.doc
17/31
tampak kesakitan hebat seperti ditikam di perut. $yeri ini timbul mendadak terutama dirasakan
di daerah epigastrium karena rangsangan peritonium oleh asam lambung4 empedu dan atau
enAim pankreas. 5emudian menyebar keseluruh perut menimbulkan nyeri seluruh perut pada
awal perforasi4 belum ada infeksi bakteria4 kadang fase ini disebut fase peritonitis kimia4 adanya
nyeri di bahu menunjukkan rangsangan peritoneum berupa mengenceran Aat asam garam yang
merangsang4 ini akan mengurangi keluhan untuk sementara sampai kemudian terjadi peritonitis
bakteria.
0ada apendisitis biasanya biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks oleh
hiperplasi folikel limfoid4 fekalit4 benda asing4 striktur karena fibrosis dan neoplasma. 1bstruksi
tersebut menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa mengalami bendungan4makin lama
mukus tersebut makin banyak4 namun elastisitas dinding apendiks mempunyai keterbatasan
sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intralumen dan menghambat aliran limfe yang
mengakibatkan oedem4 diapedesis bakteri4 ulserasi mukosa4 dan obstruksi %ena sehingga udem
bertambah kemudian aliran arteri terganggu akan terjadi infark dinding apendiks yang diikuti
dengan nekrosis atau ganggren dinding apendiks sehingga menimbulkan perforasi dan akhirnya
mengakibatkan peritonitis baik lokal maupun general.
0ada trauma abdomen baik trauma tembus abdomen dan trauma tumpul abdomen dapat
mengakibatkan peritonitis sampai dengan sepsis bila mengenai organ yang berongga intra
peritonial. Rangsangan peritonial yang timbul sesuai dengan isi dari organ berongga tersebut4
mulai dari gaster yang bersifat kimia sampai dengan kolon yang berisi feses. Rangsangan kimia
onsetnya paling cepat dan feses paling lambat. 6ila perforasi terjadi dibagian atas4 misalnya
didaerah lambung maka akan terjadi perangsangan segera sesudah trauma dan akan terjadi gejala
peritonitis hebat sedangkan bila bagian bawah seperti kolon4 mula8mula tidak terjadi gejala
karena mikroorganisme membutuhkan waktu untuk berkembang biak baru setelah ! jam timbul
gejala akut abdomen karena perangsangan peritoneum.
f- &'pli"asi
6ila peritonitis tidak diobati dengan seksama4 komplikasi bisa berkembang dengan cepat.
Berakan peristltik usus akan menghilang dan cairan tertahan di usus halus dan usus besar. +airan
juga akan merembes dari peredaran darah ke dalam rongga peritoneum. ?erjadi dehidrasi berat
17
7/25/2019 Sepsis Puerperium Bab II.doc
18/31
dan darah kehilangan elektrolit. Selanjutnya bisa terjadi komplikasi utma4 seperti kegagalan
paru" paru4 ginjal atau hati dan bekuan darah yang menyebar
Pe'eri"saan Penunjan!
3. ?est laboratorium
&eukositosis
2ematokrit meningkat
7sidosis metabolik
!. J. Ray
>oto polos abdomen posisi (anterior4 posterior4 lateral)4 didapatkan #
- Illeus merupakan penemuan yang tak khas pada peritonitis.
-Fsus halus dan usus besar dilatasi.- Fdara bebas dalam rongga abdomen terlihat pada kasus perforasi.
!- Penatala"sanaan
0rinsip umum terapi pada peritonitis adalah #
a) 0enggantian cairan dan elektrolit yang hilang yang dilakukan secara intra%ena.
b) ?erapi antibiotika memegang peranan yang sangat penting dalam pengobatan infeksi nifas.
5arena pemeriksaan8pemeriksaan ini memerlukan waktu4 maka pengobatan perlu dimulai
tanpa menunggu hasilnya. Dalam hal ini dapat diberikan penicillin dalam dosis tinggi atauantibiotika dengan spectrum luas4 seperti ampicillin dan lain8lain.
c) ?erapi analgesik diberikan untuk mengatasi nyeri.
7ntiemetik dapat diberikan sebagai terapi untuk mual dan muntah. Intubasi usus dan
pengisapan membantu dalam menghilangkan distensi abdomen dan meningkatkan fungsi
usus. +airan dalam rongga abdomen dapat menyebabkan tekanan yang membatasi ekspansi
paru dan menyebabkan distress pernapasan.
d) ?erapi oksigen dengan kanula nasal atau masker akan meningkatkan oksigenasi secara
adekuat4 tetapi kadang8kadang intubasi jalan napas dan bantuan %entilasi diperlukan.
?indakan bedah mencakup mengangkat materi terinfeksi dan memperbaiki penyebab.
18
7/25/2019 Sepsis Puerperium Bab II.doc
19/31
?indakan pembedahan diarahkan kepada eksisi terutama bila terdapat apendisitis4 reseksi
dengan atau tanpa anastomosis (usus)4 memperbaiki pada ulkus peptikum yang mengalami
perforasi atau di%ertikulitis dan drainase pada abses. 0ada peradangan pankreas (pankreatitis
akut) atau penyakit radang panggul pada wanita4 pembedahan darurat biasanya tidak
dilakukan. Diberikan antibiotik yang tepat4 bila perlu beberapa macam antibiotik diberikan
bersamaan.
Disamping pengobatan dengan antibiotika4 tindakan8tindakan untuk mempertinggi daya
tahan badan tetap perlu dilakukan. 0erawatan baik sangat penting4 makanan yang
mengandung Aat8Aat yang diperlukan hendaknya diberikan dengan cara yang cocok dengan
keadaan penderita4 dan bila perlu transfusi darah dilakukan.
0ada sellulitis pel%ika dan pel%ioperitonitis perlu diamat8amati dengan seksama apakah
terjadi abses atau tidak. =ika terjadi abses4 abses harus dibuka dengan menjaga supaya nanah
tidak masuk kedalam rongga peritoneum dan pembuluh darah yang agak besar tidak sampai
dilukai.
1- Pr!nsis
0rognosis untuk peritonitis lokal dan ringan adalah baik4 sedangkan pada peritonitis umum
prognosisnya mematikan akibat organisme %irulen.
THRMBPLEBITIS
a) Deskripsi
3. ?romboflebitis adalah peradangan dari endotelium %askular dengan pembentukan
gumpalan pada dinding pembuluh darah.
!. Sebuah trombus terbentuk ketika komponen darah (trombosit dan fibrin) bergabung
untuk membentuk tubuh agregat (gumpalan).
. 0ulmonary embolism terjadi ketika bekuan bepergian melalui %ena loge sistem dalam
sistem peredaran darah paru4 menyebabkan oklusi atau infark.
. Insiden pascamelahirkan tromboflebitis adalah *43G sampai 3G4 jika tidak diobati4 !G
dari emboli paru berkembang4 dengan tingkat kematian 3@G.
(- Etil!i
19
7/25/2019 Sepsis Puerperium Bab II.doc
20/31
>aktor risiko predisposisi meliputi#
3. Sejarah tromboflebitis!. 5egemukan
. Sejarah kelahiran sesar
. Sejarah forceps
@. Fsia ibu yang lebih tua dari @-. ).
20
7/25/2019 Sepsis Puerperium Bab II.doc
21/31
!. &aboratorium dan temuan studi diagnostik
Henography akurat diagnosis DH?. 7da risiko yang terkait dengan radiopaue dye yang
digunakan.
Real8time dan warna FSB Doppler akan mendiagnosis trombosis %ena dalam.
0lethysmography Impedansi mengukur perubahan %olume dan aliran darah %ena.
?hrombophlebitis terjadi ketika terjadi pembengkakan dalam satu atau lebih pada %ena sebagai
akibat dari pembekuan atau penggumpalan darah. ?hrombophlebitis terutama terjadi pada %ena
di kaki4 dan kurang umum pada %ena di lengan atau leher.
5ondisi ini biasanya berkembang karena imobilitas untuk jangka waktu yang relatif lama4 seperti
istirahat setelah operasi atau perjalanan dalam waktu yang lama di pesawat. =ika %ena yang
terkena tepat di bawah kulit4 kasus ini disebut trombophlebitis superfisial. Sedangkan
trombophlebitis yang terjadi di dalam jaringan otot disebut dengan deep %ein thrombosis (DH?).
DH? dapat menyebabkan komplikasi serius jika bekuan menjadi gumpalan (emboli) dan mulai
beredar dalam darah4 karena dapat menyebabkan penyumbatan arteri paru8paru (emboli paru).
7da beberapa jenis pengobatan untuk penyakit ini mulai dari pencegahan perawatan diri dan
metode untuk pengobatan dan pembedahan.
e) 0enyebab
5erentanan terhadap trombophlebitis meningkat oleh karena kondisi4 antara lain#
3. Imobilitas untuk jangka waktu yang relatif lama4 seperti ketika bepergian4 istirahat setelah
serangan jantung4 atau operasi.!. 6eberapa jenis kanker4 seperti dalam kasus kanker pankreas yang menyebabkan
peningkatan procoagulants dalam darah4 yaitu Aat yang diperlukan untuk pembekuan
darah.
.
7/25/2019 Sepsis Puerperium Bab II.doc
22/31
. 5egemukan
.
7/25/2019 Sepsis Puerperium Bab II.doc
23/31
!. 0embalutan daerah yang terkena
Dalam beberapa kasus4 selain dukungan resep obat yang dianjurkan4 dapat dilakukan
pembalutan karena mengurangi potensi risiko DH? dan mencegah kambuhnya
pembengkakan.
. >ilter
Dalam operasi bedah yang tidak perlu rawat inap di rumah sakit4 filter dapat dimasukkan ke
dalam pembuluh darah utama dari perut (%ena ka%a) untuk mencegah bekuan yang dari %ena8
%ena kaki yang menuju ke paru8paru. 0rosedur ini dilakukan pada pasien yang tidak dapat
mengambil antikoagulan.
. 0enghilangan %arises
Seorang dokter bedah dapat menghilangkan %arises yang menyebabkan nyeri atau
trombophlebitis kambuhan dalam prosedur yang disebut Haricose %ein stripping. 0rosedur
ini4 biasanya dilakukan secara rawat jalan4 melibatkan penghilangan %ena panjang melalui
sayatan kecil. 6iasanya4 pasien akan dapat melanjutkan akti%itas normal dalam ' ! minggu.
7/25/2019 Sepsis Puerperium Bab II.doc
24/31
Patl!i
7/25/2019 Sepsis Puerperium Bab II.doc
25/31
Septikhemia adalah keadaan dimana kuman8kuman dan atau toksinnya langsung masuk ke dalam
peredaran darah umum dan menyebabkan infeksi umum 0iemia di mulai dengan tromboflebitis
%ena8%ena daerah perlukaan lalu lepas menjadi embolus8embolus kecil dibawa ke peredaran
darah umum dan terjadilah infeksi dan abses pada organ8organ tubuh yang dihinggapinya (paru8
paru4 ginjal4 jantung4 otak dan sebagainya).
Pen%e(a(
Disebabkan oleh kuman8kuman sangat pathogen dan biasanya Streptokokus beta hemolitik
golongan 7. infeksi ini sangat berbahaya dan merupakan @*G dari sebab kematian karena infeksi
nifas.
Ga'(aran "linis dan dia!nsis
a) 6aik septikhemia maupun piemia adalah penyakit berat
b) Bejala septikhemia lebih akut dari piemia4 ibu kelihatan sakit dan lemah
c) Suhu badan naik 8*+4 keadaan umum jelek4 menggigil4 nadi cepat 3*83-* atau lebih
permenit
d) ?ekanan darah turun bila keadaan umum memburuk
e) Sesak nafas4 kesadaran menurun4 gelisahf) 0ada piemia dimulai dengan rasa sakit pada daerah tromboflebitis tidak lama postpartum4
setelah ada penyebaran thrombus terjadi gejala umum seperti diatas. Suhu meningkat lalu
menggigil kemudian turun lagi seperti malaria
g) 0emeriksaan laboratorium # lekositosis# pada kultur darah dijumpai kuman8kuman yang
patogen.h) &ochia # berbau4 bernanah dan in%olusi jelek
i) 2arus dicari sumber tempat masuknya kuman8kuman ke dalam tubuh (porte dL entree).
Pr!nsis
Septikhemia dan piemia adalah infeksi berat dengan angka kematian yang tinggi4 apalagi bila di
ikuti oleh peritonitis umum. 5adang8kadang walaupun dengan pemberian antibiotic dan upaya
yang cukup kematian ibu tidak terhindarkan. 5arena itu pencegahan sedini mungkin adalah yang
terbaik4 jangan sampai terjadi keadaan yang buruk ini.
25
7/25/2019 Sepsis Puerperium Bab II.doc
26/31
$. Penatala"sanaan Sepsis Peurperalis
0rinsip8prinsip pengelolaan sepsis nifas adalah# kecepatan4 keterampilan dan
prioritas.0enekanan terletak pada pentingnya bekerja dengan cepat dan menurut. 0rioritas dalam
mengelola sepsis nifas adalah#
a. menilai kondisi pasien
b. memulihkan pasien
c. mengisolasi sesegera mungkin pasien yang diduga infeksi
d. mengambil spesimen untuk menyelidiki organisme kausatif dan mengkonfirmasikan
diagnosis
e. memulai terapi antibiotik yang sesuai prioritas4 ini berarti harus dilakukan pertama atau
sebelum hal lainnya.
Penatala"sanaan sepsis puerperalis dala' "e3enan!an Bidan 0
=ika diduga sepsis periksa ibu dari kepala sampai kaki4 cari sumber terjadinya sepsis.
=ika uterus nyeri4 pengecilan uterus lambat4 atau terdapat perdarahan per%aginam4 rujuk
ibu ke RS.
7/25/2019 Sepsis Puerperium Bab II.doc
27/31
!. 0emberian antibiotik
5ombinasi antibiotik diberikan sampai pasien bebas demam selama jam4 dan kombinasi
antibiotik berikut ini dapat diberikan #
a. ampisilin ! g IH setiap - jam4 dan
b. gentamisin @ mg / kg berat badan IH setiap ! jam4 dan
c. metronidaAol @** mg IH setiap jam.
=ika demam masih ada E! jam setelah pemberian antibiotik di atas4 dokter akan
menge%aluasi dan rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat yang lebih tinggi mungkin
diperlukan. 7ntibiotik oral tidak diperlukan jika telah diberikan antibiotik IH.=ika ada
kemungkinan pasien terkena tetanus dan ada ketidakpastian tentang sejarah %aksinasi
dirinya4 perlu diberikan tetanus toksoid.
.
7/25/2019 Sepsis Puerperium Bab II.doc
28/31
8
7/25/2019 Sepsis Puerperium Bab II.doc
29/31
1leh karena anemia merupakan predisposisi untuk infeksi nifas4 harus diusahakan untuk
memperbaikinya. 5eadaan giAi juga merupakan factor penting4 karenanya diet yang baik harus
diperhatikan.
+oitus pada hamil tua sebaiknya dilarang karena dapat mengakibatkan pecahnya ketuban dan
terjadinya infeksi.
Selama persalinan
Fsaha8usaha pencegahan terdiri dari membatasi sebanyak mungkin kuman8kuman dalam jalan
lahir4 menjaga supaya persalinan tidak berlarut8larut4 menyelesaikan persalinan dengan trauma
sedikit mungkin4 dan mencegah terjadinya perdarahan banyak. Semua petugas dalam kamar
bersalin harus menutup hidung dan mulut dengan masker4 alat8alat4 kain8kain yang dipakai dalam
persalinan harus suci hama. 0emeriksaan dalam hanya boleh dilakukan jika perlu4 terjadinya
perdarahan harus dicegah sedapat mungkin dan transfusi darah harus diberikan menurut
keperluan.
7/25/2019 Sepsis Puerperium Bab II.doc
30/31
BAB III
&ESIMPULAN
Sepsis puerperalis adalah infeksi pada traktus genitalia yang dapat terjadi setiap saat
antara awitan pecah ketuban (ruptur membran) atau persalinan dan ! hari setelah persalinan
atau abortus di mana terdapat dua atau lebih dan hal " hal berikut ini # $yeri pel%ic4 demam
4@K+ atau lebih yang diukur melalui oral kapan saja %agina yang abnormal %agina berbau
busuk keterlambatan dalam kecepatan penurunan ukuran uterus (sub in%olusio uteri).
Salah satu penyebab utama kematian ibu adalah sepsis puerperalis4 yang menyebabkan
3@G dari seluruh kematian ibu yang terjadi di negara berkembang. =ika tidak menyebabkan
kematian4 sepsis puerperalis dapat menyebabkan masalah " masalah kesehatan menahun seperti
penyakit radang panggul kronis (pel%ic inflammatory disease (0ID) dan infertilitas. Sangat
penting untuk mampu mencegah sepsis puerperalis dan melakukan tindakan yang segera jika
sepsis ini terjadi.
6eberapa bakteri yang paling umum yang menyebabkan sepsis puerpuralis adalah
#Streptokokus4 Stafilokokus4 9scherichia coli (9. +oli)4 +lostridium tetani4 +lostridium width4
+hlamidia dan gonokokus (bakteri penyebab penyakit menular seksual).
Infeksi yang paling sering ditemukan adalah infeksi gabungan antara beberapa macam
bakteri. 6akteri tersebut bisa endogen atau eksogen.
0rinsip8prinsip pengelolaan sepsis nifas adalah# kecepatan4 keterampilan dan
prioritas.0enekanan terletak pada pentingnya bekerja dengan cepat dan menurut. 0rioritas dalam
mengelola sepsis nifas adalah# menilai kondisi pasien4 memulihkan pasien4 mengisolasi
sesegera mungkin pasien yang diduga infeksi.. mengambil spesimen untuk menyelidiki
organisme kausatif dan mengkonfirmasikan diagnosis4 dan memulai terapi antibiotik yang sesuai.
30
7/25/2019 Sepsis Puerperium Bab II.doc
31/31
DA$TAR PUSTA&A
0rawirohardjo4 Sarwono. !**.lmu !ebidanan" =akarta # Mayasan 6ina 0ustaka.