16
EDISI 68 SEPTEMBER 2017 05 16 12 HO-JAK, Transportasi Online Karya Anak Aceh Peta NKRI Termutakhir Sudah Bisa Digunakan MEMBUMIKAN PROGRAM ACEH KREATIF Pemerintah Identifikasi Rumah Tidak Layak Huni DI luar bisnis jasa layanan transportasi online, Khairul juga merintis usaha makanan khas Aceh yaitu salak pliek yang bisa diorder melalui akun Instagram @Pliek_u. Khairul berinisiatif mengajak anak- anak muda Aceh lainnya untuk terus berimprovisasi dan berinovasi dalam pengembangan bisnis startup digital. PETA ini sangat bermanfaat dan dapat dijadikan acuan untuk perencanaan pembangunan agar lebih terarah, akurat dan tepat sasaran. MULAI tahun 2018 masyarakat yang menjadi sasaran pembangunan rumah tidak layak huni tidak perlu lagi membuat proposal. Data hasil identifikasi dan verifikasi menjadi dasar untuk melakukan bedah rumah sehingga diharapkan betul-betul tepat sasaran. 03 Membangun Ekonomi Budaya Aceh Secara Kreatif Dengan FOTO: IRFAN M NUR

SEPTEMBER 2017 MEMBUMIKAN PROGRAM ACEH KREATIF

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SEPTEMBER 2017 MEMBUMIKAN PROGRAM ACEH KREATIF

EDISI 68SEPTEMBER 2017

05

16

12

HO-JAK, Transportasi Online Karya Anak Aceh

Peta NKRI Termutakhir Sudah Bisa Digunakan

MEMBUMIKAN PROGRAM ACEH KREATIF

Pemerintah Identifikasi Rumah Tidak Layak Huni

DI luar bisnis jasa layanan transportasi online, Khairul juga merintis usaha makanan khas Aceh yaitu salak pliek yang bisa diorder melalui akun Instagram @Pliek_u. Khairul berinisiatif mengajak anak-anak muda Aceh lainnya untuk terus berimprovisasi dan berinovasi dalam pengembangan bisnis startup digital.

PETA ini sangat bermanfaat dan dapat dijadikan acuan untuk perencanaan pembangunan agar lebih terarah, akurat dan tepat sasaran.

MULAI tahun 2018 masyarakat yang menjadi sasaran pembangunan rumah tidak layak huni tidak perlu lagi membuat proposal. Data hasil identifikasi dan verifikasi menjadi dasar untuk melakukan bedah rumah sehingga diharapkan betul-betul tepat sasaran.

03 Membangun Ekonomi Budaya Aceh Secara Kreatif

Dengan

FOTO

: IRFA

N M

NU

R

Page 2: SEPTEMBER 2017 MEMBUMIKAN PROGRAM ACEH KREATIF

TABLOID TABANGUN ACEH - 67 | AGUSTUS 20172

Sebelum melakukan rekonstruksi dan rehabilitasi RTLH pemerintah membutuhkan data konkrit yang berbasis Data Terpadu (BDT). Data yang ada perlu diverifikasi di lapangan sehingga benar-benar akurat dan tepat sasaran. Ditargetkan, rumah tidak layak huni di Aceh berkurang secara signifikan selama 5 tahun masa kerja Irwandi – Nova.

Dana yang akan digunakan dalam pembangunan RTLH bersumber dari Dana Otonomi Khusus (Otsus) Aceh. Berun-tung, Serambi Mekkah masih memiliki durasi 5 tahun lagi Dana Otsus sebesar 2 persen dari Dana Alokasi Umum (DAU) Nasional.

Selanjutnya, sejak 2022-2027 jatah Dana Otsus Aceh akan berkurang secara signifikan menjadi 1 persen dari DAU Nasional. Jadi, periode ini merupakan akhir kegemilangan Aceh menikmati Dana Otsus yang tentu saja akan dimanfaat-kan semaksimal dan seoptimal mungkin. Dalam konteks ini,

PEMERINTAH Aceh di bawah duet kepemimpinan Irwandi Yusuf – Nova Iriansyah memiliki komitmen kuat untuk menurunkan jumlah penduduk miskin di Aceh. Salah satu indikator keluarga miskin adalah tempat ting-gal. Rumah tidak layak huni (RTLH) dapat dilihat dari atap yang terbuat dari jerami dan daun-daunan. Dinding terbuat dari kayu dan anyaman bambu. Lantainya berupa tanah, dan luas bangunan sekitar 36 meter persegi.

RTLH dengan kriteria tersebut di atas masih sangat banyak ditemui di Aceh. Penghuni rumah tersebut meru-pakan penyumbang tertinggi terhadap angka kemiskinan. Oleh sebab itu, Gubernur Irwandi dalam masa pengabdian 5 tahun ke depan (2017-2022) berkeinginan menekan jum-lah RTLH di Aceh. Program pembangunan dan rehabilitasi RTLH akan dimulai sejak tahun 2018 mendatang yang di-targetkan akan dibangun 3000 unit.

Pemerintah Aceh kesulitan bekerja sendirian dalam upaya penurunan angka kemiskinan. Untuk itulah, kita butuh dukungan para Bupati/Walikota agar memanfaatkan Dana Desa untuk membangun RTLH di daerah masing-masing. Seandainya Bupati/Walikota menginstruksikan setiap desa untuk membangun 2 hingga 5 unit RTLH per tahun den-gan memanfaatkan dana desa, maka dalam waktu lima tahun jumlah penduduk miskin akan berkurang drastis di Aceh.

Tidak hanya itu saja, Pemerintah Aceh juga mendorong pihak swasta agar bersedia memanfaatkan dana CRS un-tuk kegiatan serupa. Begitu juga NGO, para donatur dan instansi-instansi lainnya. Dengan adanya data terpadu, data yang sama dan digerakkan secara bersama-sama, Insya Al-lah, komitmen Pemerintah Aceh untuk menangani RTLH dalam lima tahun akan mudah tertangani. Semoga!

n Azhari Hasan

OPINI

Komitmen Menurunkan Angka KemiskinanSalam Redaksi

Redaksi menerima kiriman berita kegiatan pembangunan Aceh dan opini dari masyarakat luas. Tulisan diketik dengan spasi ganda dan disertai identitas dan foto penulis, dapat pula dikirim melalui pos atau e-mail

Caption Foto Cover: Fasilitas laboratorium Politeknik Aceh.

Alamat Redaksi Bappeda Aceh Jl.Tgk. H. Muhammad Daud Beureueh No. 26 Banda Aceh Telp. (0651) 21440 Fax. (0651) 33654 | Web: bappeda.acehprov.go.id email: [email protected]

RedaksiPELINDUNG Gubernur Aceh, Wakil Gubernur Aceh, SEKRETARIS Daerah Aceh | PENGARAH Kepala Bappeda Aceh | PENANGGUNG JAWAB Kapala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh, Sekretaris Bappeda Aceh| PEMIMPIN UMUM Kasubbag Umum Bappeda Aceh | PEMIMPIN REDAKSI Aswar Liam | REDAKTUR PELAKSANA Hasan Basri M. Nur | DEWAN REDAKSI M. Iskandar, Bulman, Fenny Yumiati | SEKRETARIAT Redaksi Mohd. Meidiansyah, Firman, Khairul Ridha, Farid Khalikul Reza | EDITOR Zamnur Usman | REPORTER Heri Hamzah, D Zamzami, Riyadi Syafruddin NB| REPORTASI DAN NOTULENSI Fauzi Umar| LAY OUT & EDITOR FOTO Irvan | ILUSTRASI KARTUN DAN GRAFIS Jalaluddin Ismail | FOTOGRAFER T. Andri Arbiansyah | IT Taufik Army | STAF LOGISTIK DAN LAYANAN UMUM Syamsul Bahari, Khairul Amar, Cut Indah Susilawati, Misbahul Munir

Tabloid ini diterbitkan oleh Pemerintah Aceh melalui kerjasama Bappeda Aceh dengan Biro Humas Setda Pemerintah Aceh

SINGKIL, bumi Aceh yang kaya seja-rah. Tak mungkin berbicara tentang sejarah Islam dan melayu di Indonesia

tanpa menyebut Singkil sebagai poros per-adabannya. Namun di sisi lain kemegahan historis ini ternyata tidak sinambung dengan kondisi terkini kabupaten di ujung pantai Barat-Selatan Aceh ini. Aceh Singkil adalah satu-satunya kabupaten di Aceh dan dua di Sumatera yang masuk dalam kategori daerah tertinggal di Indonesia.

Aceh Singkil butuh perhatian dan pen-anganan khusus dari pengambil kebijakan pembangunan di negeri ini. Ada beragam persoalan cukup kompleks yang masih mem-belenggu Aceh Singkil hingga saat ini. Setida-knya ada empat isu krusial, yaitu lingkungan, kemiskinan, ketimpangan, dan ketertingga-lan, resiko bencana (banjir), dan SARA, yang melingkupi diskursus pembangunan Singkil.

Dari pengalaman melakukan kajian et-nografi kemiskinan di Aceh Singkil bersama antropolog muda pemerhati Singkil, Muha-jir Al-Fairussy, pada tahun 2015 lalu, dengan gamblang saya menyaksikan realitas ini. Isu deferostrasi dan kerusakan ekologis men-jadi masalah potensial di sana seiring den-gan konversi massif lahan gambut menjadi perkebunan sawit. Problem ini tampak nyata berkelindan dengan isu kedua, dengan fakta kemisikinan dan ketimpangan sosial.

Akses atas kepemilikan lahan sawit yang hanya terbuka bagi kelas masyarakat dan ko-rporasi bermodal besar, menyebabkan aku-mulasi modal hanya terjadi dan tersentralisasi pada tingkat korporasi dan individu-indvidu pelaku ekonomi besar, tidak menyebar kese-luruh lapisan masyarakat Aceh Singkil. Potret riil ini misalnya dapat kita lihat dari geliat kota Rimo, Kecamatan Gunung Meriah. Seti-daknya ada lima bank yang beroperasi di kota ini, mengindikasikan kencangnya perputaran uang dari ekonomi sawit di daerah ini, sesuatu yang tampak menonjol untuk seukuran kota kecamatan. Namun cobalah tengok tidak jauh di pinggiran kota Rimo, realitas kemiski-nan penuh nestapa begitu kental menyelimuti kehidupan sebagian besar warga Singkil yang gagal menjadi penikmat dari hiruk pikuk bis-nis sawit ini.

Critical point dari problem ini adalah

Karena itu status sebagai daerah ter-tinggal harus dimanfaatkan betul sebagai momentum untuk mendorong komitmen pemerintah dan para pihak untuk memberi perhatian yang sungguh-sungguh terhadap persoalan banjir ini, tidak lagi cilet-cilet, tambal sulam seperti yang selama ini terjadi. Sementara untuk membuka wilayah dari iso-lasi, jembatan Kilangan penghubung kota Singkil dengan kecamatan Kuala yang pem-bangunannya telah dirintis di era ZIKIR lalu sudah semestinya dapat dituntaskan untuk menghentikan siklus ketimpangan pemban-gunan sekaligus menjadi urat nadi prakondi-si bergeliatnya perekonomian masyarakat di daerah pesisir ini.

Sentimen SARA juga masih sangat kental di Aceh Singkil menjadi persoalan laten yang sangat rentan hingga berpotensi maletup ketika terpicu provokasi. Pemerintah harus bersinergi untuk memastikan sentimen-sen-timen SARA ini tidak berakumulasi menjadi bara konflik diantara warga masyarakat se-tempat. Pemerintah tidak boleh lagi berper-an seperti “pemadam kebakaran”, baru turun tangan setelah konflik terjadi. Oleh karena itu penguatan forkompinda dan forum keru-kunan antar umat beragama (FKUB), sudah seharusnya dibangun untuk mencegah sedini mungkin potensi konflik agar tidak meledak

terletak pada sejauh mana pemerintah ke-mudian sebagai pengambil kebijakan serta pemangku kepentingan lainnya bisa memas-tikan keseimbangan antara social and ecoligi-cal cost (resiko sosial dan ekologis) dengan economic benefits (manfaat ekonomi), den-gan keberadaan perkebunan sawit di daerah ini. Ini yang harus dirumuskan dalam skema kebijakan pemerintah, baik di level nasional, provinsi, maupun kabupaten. Terkait prob-lem ketimpangan, pemerintah juga harus melakukan intervensi dengan menjadikan CSR (Coorporate Social Responsibility), seb-agai skema, patron untuk memberdayakan masyarakat miskin sekaligus mendorong pembangunan secara lebih merata dan berkeadilan di Singkil.

Kemudian, infrastruktur juga masih menjadi masalah, terlebih dengan kondisi Aceh Singkil yang rawan bancana banjir dan beberapa daerahnya yang masih kesulitaan dengan akses transportasi. Jadi ada dua arah sekaligus manfaat pembangunan infrastruk-tur di sana. Pertama untuk pengendalian banjir, dan kedua untuk membuka isolasi wilayah. Pengendalian banjir adalah kebutu-han yang sangat mendesak, karena memang daerah ini sangat menderita dengan siklus banjir tahunan akibat meluapnya sungai Singkil.

menjadi konflik nyata yang menelan korban harta dan nyawa sebagaimana terjadi bebera-pa waktu yang lalu.

Inilah empat masalah mendasar pemban-gunan di Aceh Singkil. Namun dengan seg-ala problematika dan kebutuhan pembangu-nannya, daerah ini sendiri bukannya tanpa potensi, bahkan besar. Pulau Banyak misal-nya, merupakan destinasi wisata yang sangat potensial untuk dikembangkan. Dengan keindahan baharinya yang masih sangat asri dan minim polusi, pulau ini adalah destinasi wisata favorit baru di Aceh, diluar Sabang. Trend kunjungan wisatawan mancanegara ke pulau ini pun terus menunjukkan peningka-tan dari tahun ke tahun.

Pembangunan infrastruktur dasar yang sangat dibutuhkan oleh tipikal daearah kepulauan seperti sarana transportasi jalan, pelabuhan (penyeberangan) instalasi air ber-sih, listrik, dan akomodasi, sudah seharusnya mendapat perhatian maksimal dalam rangka memastikan kemajuan kepariwisataan di daerah ini dapat memberikan manfaat eko-nomi yang lebih besar bagi daerah dan ma-syarakat Aceh Singkil.

Di sektor perikanan, dengan luas laut 2.652,92 km persegi dan produksi ikan tang-kap 11.172,03 ton per tahun, sektor peri-kanan Singkil menyimpan potensi yang san-gat menjanjikan. Sejauh ini, karena berbagai alasan potensi perikanan Aceh Singkil belum tergarap secara maksimal, padahal perairan Singkil dengan pulau-pulau disekitarnya hingga ke kuala Singkil adalah area berpijah ikan-ikan kualitas ekspor. Karena itu aplikasi teknologi tangkap yang lebih maju, pember-dayaan kelompok nelayan, pembangunan sarana dan prasarana, dan pengembangan industri perikanan otomatis sangat dibutuh-kan untuk membangun sektor andalan ini.

Sedikit banyak inilah gambaran tentang apa yang bisa kita lakukan untuk Aceh Sing-kil. Cukup kompleks, tapi dengan sinergi pemerintah mulai dari pusat, provinsi, dan kabupaten, serta partisipasi berbagai pihak, langkah besar ini Insya Allah akan dapat kita emban dengan baik. Semoga!

n Penulis adalah Antropolog, Praktisi Pembangunan Aceh.

Menggenjot Pembangunan Aceh Singkil

Terkait problem ketimpangan, pemerintah harus melakukan intervensi dengan menjadikan

CSR sebagai skema, patron untuk memberdayakan masyarakat miskin sekaligus mendorong pembangunan secara lebih merata dan berkeadilan

di Singkil.

Oleh : Bulman Satar

Page 3: SEPTEMBER 2017 MEMBUMIKAN PROGRAM ACEH KREATIF

TABLOID TABANGUN ACEH - EDISI 68 | SEPTEMBER 2017 3CERMIN

TertibMILYARAN bintang dan planet di angkasa raya terus

berkeliling sambil berputar, namun tidak saling berbenturan. Semuanya bergerak atas izin Allah

SWT. Coba kalau matahari telat datangnya, atau jika planet-planet bergerak asal-asalan, pasti akan berantakan bahkan saling bertubrukan. Tapi ini semua tidak terjadi karena yang mengaturnya adalah Allah Ta’ala. Tidak ada yang bergerak sendiri-sendiri, semuanya bergerak tertib dengan izin-Nya.

Tertib hidup sangatlah penting. Ikan misalnya, se-lama ikan masih berada dalam air maka ikan-ikan pasti bahagia, sebaliknya kalau ikan coba-coba mencari keba-hagiaan di luar ketentuan Allah, maka ikan-ikan akan bi-nasa. Hal ini juga berlaku bagi organ tubuh kita, paru-paru contohnya. Kalau Allah sudah perintahkan paru-paru kita untuk berhenti, maka mau kita pompa pakai tabung gas pun, paru-paru tetap saja tidak akan bergerak lagi. Dia lah yang Maha Mengatur, dan kewajiban kita adalah tertib merawatnya.

Merawat tubuh yang tertib tidak cukup dengan asu-pan gizi sempurna, olahraga teratur atau istirahat yang cu-kup, melainkan juga perlu Sujud yang lama. Karena posisi Sujud sangat berguna dalam memompa getah bening ke bagian leher. Posisi jantung ‘di atas’ otak juga menyebab-kan daerah ini kaya kandungan oksigen yang kemudian mengalir secara maksimal ke otak, yang akhirnya berpen-garuh terhadap daya pikir manusia. Oleh sebab itu, ada baiknya melakukan Sujud dengan Tuma’ninah, yakni tidak tergesa-gesa, karena hakekat Sujud adalah menundukkan diri, melepaskan keangkuhan dan kesombongan diri kita dihadapan Sang Maha Pencipta.

Tertib hidup sangatlah penting. Saat bintang-bintang bertaburan memenuhi langit yang hitam kelam, dan hendak menikmati istirahat malam, kita pun diperintah-kan bersujud dulu menghadap Al-Khaliq. Sungguh, tertib hidup pasti menentramkan hati, fikiran dan kehidupan. Dan yang Allah mau adalah agar kita Taat dan Tertib dalam segala keadaan, nanti Allah buat keadaan-keadaan untuk bahagiakan kita. Dia mampu membuat kita senang dan tersenyum dalam keadaan susah dan Allah jua yang seketika mampu mengubah susah menjadi bahagia.

Dulu, ada yang tidak percaya bahwa anak manusia bisa lahir tanpa Ibu dan Bapak, tapi Allah telah ciptakan Adam As tanpa Ibu dan Bapak. Tak ada yang percaya kalau laki-laki bisa melahirkan perempuan, padahal Allah telah “lahirkan” Siti Hawa dari Adam As. Begitu juga dengan bayi yang lahir tanpa Bapak, seperti Nabi Isa As. Hanya Allah yang Kuasa, selain Allah tidak bisa apa-apa. n

Membangun Ekonomi Budaya Aceh Secara Kreatif

OLEH: Ridha Yuadi

Sekretaris Eksekutif SiPade Institute

Mahasiswi FIKOMUniversitas Ubudiyah

Ig: @cutliyawita

Cut Lia Wita

KARYA seni, destinasi wisata, fashion, hingga kuliner Aceh memiliki potensi dalam ekonomi kreatif, namun demikian potensi tersebut belum mampu menopang perekonomian Aceh, apalagi membawa kesejahteraan bagi masyara-

kat Aceh.Sebagai contoh untuk ekonomi kreatif pada kerajinan tangan seperti kerajinan ro-

tan, anyaman tikar, ayaman eceng gondok serta berbagai karya dari batok kelapa. Tidak ketinggalan juga dengan aneka kuliner, seperti Mie Aceh, keumamah, asam keueung, timpan, keukarah, bolu eungkot dan sebagainya.

Dalam bidang seni, karya seni dari Aceh sudah banyak yang mendunia, seperti tari saman yang telah mendapat pengakuan dari UNESCO, selain itu ada Tari seudati, tari ranub lampuan, rapa’i geleng, didong dan berbagai seni lainnya yang banyak mengun-dang decak kagum dunia

Kita sebagai generasi muda Aceh harus dapat merubah minset kita terhadap wi-rausaha, karena banyak dari kita generasi muda yang terpaku untuk menjadi karyawan baik di perkantoran Pemerintah maupun swasta akibat jenjang pendidikan yang kita miliki dan kurangnya memiliki jiwa ekonomi. Kita hanya memikirkan mencari peker-jaan, punya gaji cukup untuk kebutuhan hidup sehari- hari, padahal banyak dari kita

yang memiliki hobi dan mahir membuat kerajinan tangan, seni dan kuliner hasil warisan turun- temurun, yang dapat kita kembangkan dan pasarkan. 

Biaya produksi barang kerajinan memang tak bisa dibilang murah, ter-lebih bagi pengusaha kecil menengah atau yang baru merintis. Tak jarang,

usaha itu harus berhenti ditengah jalan karena tidak memiliki akses atau tidak dapat memenuhi persyaratan untuk permodalan, sementara itu

industri kerajinan kelas kakap semakin menjamur dan mendominasi pasar.  Masalah ini mungkin kedengarannya sepele namun itulah kenyataannya, semoga persoalan ini mendapat perhatian dengan kebijakan Pemerintah sehingga dapat mendorong terbentuknya sebuah regulasi pembiayaan permodalan dengan bunga rendah, dan akses cepat bagi para pelaku usaha kreatif di Aceh.(camgaja)

Dengan

Page 4: SEPTEMBER 2017 MEMBUMIKAN PROGRAM ACEH KREATIF

TABLOID TABANGUN ACEH - 68 | SEPTEMBER 20174 LAPORAN UTAMA

JUMLAH pencari kerja, lulu-san S1, S2, dan S3, di Aceh saat ini mencapai 30.000-

40.000 orang. Sementara jumlah pengangguran telah berada di atas 7 persen dari jumlah penduduknya 5,2 juta jiwa.

“Ini patut menjadi perhatian kita semua, terutama gubernur, bu-pati/wali kota, serta DPRA/DPRK dan para kepala SKPA dan SKPK,” ungkap Ketua DPR Aceh, Tgk Mu-haruddin, kepada Tabangun Aceh, September 2017.

Jika dari sekarang tidak ada kebijakan, program strategis, dan kegiatan yang dilakukan Pemer-intah Aceh bersama pemerintah kabupaten/kota secara terintegrasi, kata Muharuddin, maka jumlah pengangguran itu terus akan bert-ambah, seperti bola salju. Sehingga membuat masalah yang dihadapi bertambah berat.

“Ujung-ujungnya, tindak krim-inalitas akan meningkat, dengan dalih untuk pemenuhan kebutuhan hidup dan lainnya,” kata Muharud-din.

Muharuddin mengatakan, ban-yak faktor yang membuat jumlah pengangguran di Aceh terus menin-gkat. Antara lain, pola pikir orang tua dan anak, yang selalu berharap bisa menjadi PNS setelah tamat SMA, SMK, dan perguruan tinggi.

Kedua, kurangnya peluang la-pangan kerja di sektor industri. Karena di Aceh setelah habisnya cadangan gas Arun, kegiatan usaha di sektor industri minyak dan gas

bumi, menurun drastis. “Dua masalah di atas sebena-

rnya bisa diatasi dan untuk men-gatasinya belum terlambat. Aceh masih punya sumber dana pem-bangunan yang lumayan besar dari penerimaan dana otonomi khusus,” ujarnya.

Menurutnya, Dana Otsus yang diterima setiap tahun sebesar Rp 7 triliun, harus digunakan semaksi-mal mungkin untuk enam sektor. Antara lain, untuk pemeliharaan dan pembangunan infrastruktur, pengentasan kemiskinan, pember-dayaan ekonomi masyarakat, pen-didikan, kesehatan dan lainnya.

Untuk bidang infrastruktur, misalnya kondisi jalan nasional yang ada di Aceh sepanjang 2.100 Km, dalam kondisi bagus. Begitu juga jalan provinsi dan kabupaten-nya. Tidak ada lagi daerah ibukota kecamatan yang terisolir, kecuali di daerah kepulauan, itupun telah dibangun jalan lingkar, seperti di Kepulauan Simeulue dan Sabang.

Jadi, kata Muharuddin, men-genai pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan di Aceh, boleh dikatakan sudah berjalan baik dan bagus. Ini artinya, jalur transportasi barang dan penumpang di daerah ini sudah tidak menjadi pengham-bat untuk kesejahteraan dan ke-makmuran rakyat.

“Yang menjadi problema seka-rang adalah para lulusan SMA/SMK, akademi, politeknik, dan perguruan tinggi, banyak yang menjadi pengangguran. Hal ini

disebabkan peluang kerja yang ada di Aceh, sangat terbatas. Aceh min-im industri pengolahan yang bisa menyerap tenaga kerja dalam jum-lah yang besar,” kata Ketua DPRA ini.

Fakta yang terjadi, kata Mu-har, mayoritas harapan lulusan dari perguruan tinggi nonguru adalah menjadi PNS dan tenaga kontrak di berbagai instansi pemerintah. Se-dangkan lulusan pendidikan tinggi keguruan, menjadi tenaga bakti dan kontrak di berbagai sekolah SMA/SMK, SLB dan lainnya.

Kondisi serupa juga terjadi di sekolah akademi kesehatan. Ham-pir semua kabupaten/kota mem-buat sekolah keperawatan dan ke-bidanan. Sementara peluang kerja lulusannya sangat terbatas, karena pertambahan rumah sakit dan klinik kesehatan di Aceh sangat minim.

Belajar dari kondisi problem 10 tahun ke belakang dan kini, serta untuk 50 tahun ke depan, kata Muharuddin, seharusnya pengam-bil kebijakan pendidikan di Aceh

POLITEKNIK Aceh meru-pakan salah satu jalur pen-didikan vokasi yang mem-

bekali para mahasiswanya dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap disiplin yang tangguh. Den-gan bekal itu, tak heran jika para

tek Aceh sudah lama menerapkan proses pembelajaran dengan konsep triple helix, yaitu melibatkan pihak pemerintah, akademisi dan industri (praktisi).

Mahasiswa Politeknik Aceh juga bertebaran di berbagai industri di tanah air dalam kerangka ma-gang pendidikan. Kegiatan magang ini, sebut Rachmad, merupakan ba-gian integral dari pelaksanaan kuri-kulum yang dilaksanakan secara kontinyue untuk mengembangkan kompetensi dan keahlian maha-siswa.

“Politeknik Aceh menerapkan kurikulum yang berafiliasi dengan kebutuhan pasar industri, dan Insya Allah para alumninya siap pakai,” kata Rachmad Ikhsan, kepada Ta-bangun Aceh, di Banda Aceh, Rabu (27/9/2018).

Kurikulum Poltek Aceh, ung-kap Rachmad, sesuai dengan tuntu-tan kebutuhan dunia industri dan pasar kerja baik lokal maupun glob-al, dengan mengadopsi sistem pem-belajaran dari Politeknik terkemuka

sudah harus mengubah program pendidikan menengah dan tinggi. “Lembaga pendidikan harus bisa mengisi peluang pasar kerja lo-kal, nasional dan luar negeri, atau menciptakan lapangan kerja baru,” ujarnya.

Misalnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang telah berja-lan selama ini, kata Muharuddin, harus dipertajam lagi kualitas be-lajar dan mengajarnya. Perlu dit-ambah jam praktek dan alat praktek yang bisa membuat lulusan SMK menjadi tenaga muda ahli dan ma-hir dalam bidang kejuruannya.

Kemudian, program studi seko-lah-sekolah politeknik yang sudah ada di Aceh, perlu ditingkatkan fasilitas alat praktek dan kerjanya. Supaya setelah lulus, mereka bisa menjadi wiraswasta dan mengisi pasar kerja yang tersedia, baik lokal, nasional, maupun luar negeri.

“Untuk jadi PNS kita serahkan saja kepada sekolah-sekolah yang miliki ikatan dinas, seperti IPDN dan lainnya. Pelaksanaannya kita serahkan kepada Pemerintah Pusat

alumninya sukses menjadi tenaga vokasional di bidangnya dalam mengisi kebutuhan global.

Ketua Program Studi (Prodi) Mechatronics Engineering Poli-teknik Aceh, Rachmad Ikhsan, ST, MT menuturkan bahwa Pol-

di Indonesia, yakni Politeknik Manufaktur Negeri Bandung, Po-liteknik Caltex Riau, ATMI Solo dan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS-ITS).

“Pendidikan vokasi yang dise-diakan memiliki kompetensi dan kesiapan dalam menghadapi dunia kerja. Selain mencetak mahasiswa untuk memiliki keterampilan spesi-fik, Politeknik Aceh juga membeka-li mahasiswa-mahasiswinya agar memiliki jiwa kewirausahaan dan attitude yang baik,” beber Rachmad Ikhsan.

Saat ini, Politeknik Aceh memi-liki 5 program studi yaitu Industrial Electronic Engineering, Informatics Engineering, Accounting, Akuntasi Keuangan Publik, dan Mechatron-ics Engineering.

Banyak sudah prestasi mem-banggakan yang berhasil ditoreh oleh para mahasiswa Poltek Aceh, salah satunya adalah menjuarai even nasional, yaitu Lomba Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) ta-hun 2013 lalu. [rd]

dan tiap tahun jatah untuk orang Aceh tetap ada,” kata dia.

Muharuddin pun menyarankan agar perguruan tinggi negeri mau-pun swasta yang terdapat di Aceh, melakukan pengkajian kembali ter-hadap program studi yang terdapat di masing-masing fakultasnya. Apakah sudah menjawab tantan-gan kemajuan ke depan, terutama dalam pengisian pasar kerja.

Program studi yang lulusannya sudah membludak dan sulit un-tuk mendapat pasar kerja, sudah perlu dipikirkan untuk ditutup. Kemudian menggantinya dengan program studi yang dibutuhkan untuk mengisi pasar kerja yang tersedia ke depan. Orang tua, mu-rid, dan masyarakat juga harus cerdas dalam memilih sekolah ke-juruan dan perguruan tinggi serta program studi.

“Pilihlah sekolah kejuruan yang pasar kerjanya masih terbuka lebar. Antara lain menjadi wiraswasta, dan interpreneur muda yang ber-bakat, kreatif dan inovatif,” kata Muhar. (heri hamzah)

Bangun SMK Unggul dan Politeknik Berkualitas

Kurikulum Politeknik Aceh Berbasis Industri

“Lembaga pendidikan harus bisa mengisi peluang pasar

kerja lokal, nasional dan luar negeri, atau menciptakan

lapangan kerja baru.”

-- Muharuddin --Ketua DPR Aceh

“Politeknik Aceh menerapkan kurikulum yang berafiliasi dengan

kebutuhan pasar industri, dan alumninya Insya Allah siap pakai,”

-- Rachmad Ikhsan --Ketua Prodi

Mechantronic Engineeering Poltek

Aceh

SUASANA belajar mengajar di Politeknik Aceh. | FOTO: IRFAN M NUR

INOVASI mahasiswa di laboratorium robotik Politeknik Aceh. | FOTO: IRFAN M NUR

Page 5: SEPTEMBER 2017 MEMBUMIKAN PROGRAM ACEH KREATIF

TABLOID TABANGUN ACEH - EDISI 68 | SEPTEMBER 2017 5LAPORAN UTAMA

WAKIL Gubernur Aceh Ir. Nova Iriansyah MT mengharapkan momen-

tum peringatan Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) ke-70 ta-hun 2017 ini dapat meningkatkan peran koperasi di tengah-tengah masyarakat, sehingga spirit keke-luargaan dan gotong royong dalam membangun kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan.

Penegasan ini disampaikan Nova Iriansyah saat memberikan sambutan pada peringatan Hari Koperasi Nasional ke 70 tingkat provinsi yang dipusatkan di Termi-nal Terpadu Geulumpang Payong, Bireuen, Senin (11/9/2017).

Peringatan Harkopnas ke-70 ini turut dihadiri Sekretaris Jen-

deral Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Hanafiah, Staf Khu-sus Menkop dan UKM RI, Teguh Budiyana, serta jajaran Forkopimda Bireuen.

Pada kesempatan itu, Wakil Gubernur Aceh juga menyerahkan hadiah kepada koperasi-koperasi berprestasi dari berbagai kabupat-en/kota di Aceh. Selain itu Nova juga memberikan santunan kepada puluhan anak yatim. Peringatan Harkopnas tahun 2017 ini juga di-rangkai dengan acara pameran, dii-kuti oleh koperasi-koperasi dari 23 kabupaten/kota se-Aceh.

Wakil Gubernur Aceh menye-butkan, saat ini dunia perkopera-sian tengah menghadapi berbagai dinamika seiring kuatnya arus pasar

global dan perdagangan bebas. Dalam kondisi tersebut, sambung Nova, secara langsung maupun ti-dak, telah menghadirkan dampak terhadap usaha peningkatan kapa-sitas koperasi dalam rangka pen-ingkatan kesejahteraan masyara-kat. “Kita semua tahu, koperasi pada dasarnya dibangun atas dasar kekeluargaan, dan kesetiakawanan. Sementara pergerakan ekonomi global bersifat kapitalis yang men-gandalkan persaingan bebas. Yang kuat akan berjaya, yang kalah akan terpuruk. Ironisnya, dunia cend-erung membenarkan ekonomi gaya ala barat ini sehingga membuat se-mangat kesetiakawanan dalam eko-nomi semakin lumpuh,” ungkap Nova Iriansyah.

Untuk menjawab tantangan tersebut, menurut Wagub, seman-gat kebersamaan yang menjadi ciri Koperasi harus diperkuat. Apalagi mengingat koperasi bukan semata-mata sebagai badan usaha, tapi juga merupakan manifestasi ideologi atas dasar keadilan dan tolong me-nolong. "Atas dasar itu pula revit-alisasi koperasi perlu digalakkan kembali di Aceh,” ujarnya.

Mantan anggota DPR RI peri-ode 2009-2014 ini juga menegas-kan, untuk mencapai tingkat keber-hasilan yang lebih tinggi, Pemerintah Aceh telah menyiapkan program khusus untuk penguatan koperasi di daerah. Dalam visi misi Aceh Hebat, revitalisasi koperasi ini termaktub dalam program Acèh Kreatif dan Aceh Kaya. “Masyarakat Aceh ha-rus kreatif dan kita juga mendorong sektor swasta mengalokasikan dana CSR nya untuk penguatan koperasi di daerah,” tandasnya.

Selain itu, Pemerintah Aceh juga akan menggaungkan program Gerakan Masyarakat Sadar Kop-erasi atau GEMAKOP yang disertai dengan berbagai kebijakan, antara lain, menyediakan bantuan sosial, penguatan modal, kredit KUR, dana bergulir, pelatihan kewirausa-haan, memperbanyak pameran dan sebagainya. “Untuk itu, saya me-minta semua pihak saling bekerja

sama mensukseskan program ini. Mudah-mudahan momentum ulang tahun Koperasi ini dapat menjadi penguat kebersamaan kita, sehingga kita bersama-sama dapat mendorong kembali semangat berkoperasi di masyarakat Aceh,” ujarnya.

Ajak Kalangan Pengusaha Bersinergi

Saat menggelar pertemuan den-gan kalangan pengusaha Aceh, di Meuligoe Wagub di kawasan Blang Padang Banda Aceh, pada Selasa (12/9/2017) malam, Ir Nova Irian-syah juga menegaskan komitmen Pemerintah Aceh untuk mengatasi persoalan pengangguran di Serambi Mekkah. “Salah satu hal yang ingin dibenahi oleh pasangan Irwandi-Nova adalah membuka lapangan pekerjaan dan menurunkan angka kemiskinan. Tanpa dukungan para pengusaha, tanpa sinergi yang baik dari kalangan dunia usaha, maka ci-ta-cita kita membuka lapangan ker-ja dan menekan angka kemiskinan sangat sulit tercapai,” ujar Nova.

Menurut Nova Iriansyah, ka-langan dunia usaha memiliki peran penting dalam perkembangan suatu daerah. Kesuksesan pengusaha akan berimbas pada menurunnya angka pengangguran yang secara bersamaan akan menggerus angka kemiskinan.[rid]

Wagub: Aceh Harus Kreatif“Salah satu hal yang ingin dibenahi oleh pasangan

Irwandi-Nova adalah membuka lapangan pekerjaan dan menurunkan angka kemiskinan. Tanpa dukungan para pengusaha, tanpa sinergi yang baik dari kalangan dunia usaha, maka cita-cita kita membuka lapangan kerja dan menekan

angka kemiskinan sangat sulit tercapai,”

-- Ir. Nova Iriansyah, MT --Wakil Gubernur Aceh

TAK ada rotan, akar pun jadi. Peribahasa yang bermakna “Apabila yang baik tidak

ada, maka yang kurang baik pun juga bisa dimanfaatkan” ini menun-jukkan betapa berharganya rotan dalam kehidupan rakyat Indonesia sejak dahulu kala. Di Aceh, barang-barang dari rotan ini pernah meng-hiasi rumah-rumah mewah milik orang kaya pada masa lalu.

Barang-barang berbahan rotan semakin tersisih sejak beberapa tahun belakangan. Perlengkapan rumah tangga (furniture) di rumah orang kaya kebanyakan telah ber-ganti dengan kayu jati dari Jepara. Di rumah sederhana, mebel dari ro-tan juga sulit ditemukan, berganti dengan barang berbahan plastik, termasuk yang meniru motif rotan.

Mengapa kondisi ini terjadi? Apakah karena para perajin di Aceh mulai kesulitan memperoleh rotan?

Data dihimpun Tabangun Aceh, rotan sebagai hasil hutan nonkayu adalah salah satu potensi alam paling besar yang dimiliki Aceh. Sayang-nya, potensi rotan belum berdam-pak besar pada peningkatan eko-nomi rakyat. Meski hasil rotan Aceh lebih besar dibanding Pulau Jawa, namun produksi hasil rotan terbesar tetap berada di Pulau Jawa.

“Untuk mengembangkan keraji-

pemerintah, Zainal Bakri men-gatakan, Pemerintah Pusat telah menyatakan komitmennya untuk mendukung pengembangan usaha ekonomi kreatif di Aceh, seb-agaimana tertuang dalam kesepaka-tan antara Pemerintah Aceh dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Re-publik Indonesia yang ditandatan-gani tahun 2016 lalu.

“Dalam hal dukungan, Pemerin-tah Aceh sudah sangat banyak mem-bantu dalam pengembangan industri kerajinan rotan, dengan penyediaan bantuan peralatan-peralatan dan pelaksanaan pelatihan-pelatihan yang mendukung pengembangan indsutri tersebut,” kata dia.

Hanya saja, kata Zainal, sarana pendukung yang kurang diper-hatikan. Sehingga peralatan yang diberikan menjadi terbengkalai. Karenanya sangat dibutuhkan ka-jian mendalam untuk mengiden-tifikasi kebutuhan, tantangan, po-tensi, serta memetakan potensi dan tantangan dalam perkembangan kerajinan rotan di Aceh.

Kemudian, memetakan masing-masing pemangku kepentingan dan memposisikan diri dalam berbagai peran, sehingga dapat menemukan akar masalah yang sedang menim-pa pengembangan usaha tersebut.(khairul)

rang dan furniture yang berasal dari rotan. “Ini seharusnya perlu mendapat

perhatian, karena selain meningkatkan pendapatan masyarakat dan menciptakan lapangan kerja juga sarat dengan nilai seni dan budaya,” papar Kliwon yang juga merupakan Kepala Bidang Kelembagaan dan Pelatihan Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Aceh.

Terkait dukungan pemerintah, Kliwon mengatakan, perhatian Pemerintah Aceh saudah sangat baik, seperti penyediaan peralatan pendukung usaha kerajinan. Misalnya adanya kegiatan on job training yang telah diikutinya bersama para pen-grajin rotan lainnya di Aceh, selama se-bulan di Yogyakarta, beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan, kegiatan seperti ini sangat tepat, karena keterampilan yang diberikan sangat sesuai dengan yang dibutuhan dan juga alokasi waktu yang sangat memadai. Sehingga para peserta yang mengikuti kegiatan tersebut sangat terbantu dalam meningkatan produktivi-tas usaha. “Pelatihan dalam bentuk mana-jemen usaha dari sisi kelembagaan dan pemasaran juga sangat dibutuhkan oleh para pelaku usaha,” ujar Kliwon.

Ia menambahkan, potensi alam yang ada di Aceh, seperti rotan ini, perlu di-garap serius untuk membangun industri kreatif yang pada akhirnya akan menin-gkatkan perekonomian masyarakat. Me-lihat kondisi Aceh, industri kreatif dapat dimulai dari industri kecil (UKM) berskala rumahan (home industri). “Peran wirausa-hawan (entrepreneur) amat sentral, se-mentara Pemerintah Aceh perlu memberi dukungan fasilitasi, promosi dan pemasa-ran termasuk pameran produksi dan lain-lain,” papar Kliwon.(khairul)

nan rotan di Aceh perlu ada peruba-han cara pandang terlebih dahulu pada rotan, seperti pemahaman kayu jati dari Jepara yang dianggap lebih mewah ketimbang bahan baku dari  rotan,” kata Zainal Bakri S.Hut, pengusaha rotan Aceh, kepada Ta-bangun Aceh, awal September 2017.

Zainal yang juga Tenaga Ahli Penyusunan Roadmap Pengem-bangan Industri Rotan Aceh men-gatakan, pengembangan industri rotan di Indonesia masih sangat jauh tertinggal, dibanding dengan negara tetangga. Salah satu penye-babnya adalah teknologi desain dari Indonesia masih sangat rendah dibandingkan dengan negara tet-angga. “Pada tahun 2016 tercatat ada penurunan nilai ekspor sebesar 16 persen dari industri kerajinan tangan rotan,” kata Zainal.

Penurunan nilai ekspor ini, kata Zainal, salah satunya karena adanya investor yang menarik investasi di Indonesia dan berpindah ke be-berapa negara tetangga antara lain Vietnam, Malaysia, dan Filipina. “Penyebabnya antara lain biaya op-erasional (di negara tetangga) yang lebih rendah dan jaminan tersedi-anya bahan baku yang baik dari sisi kualitas dan kuantitas, terjaga dan stabil,” kata dia.

Mengenai dukungan dari

KLIWON SE, adalah salah satu pen-gusaha yang masih setia dengan rotan. Usaha kerajinan rotan mi-

liknya, “Rattan Furniture” di jalan Hasan Saleh No 8 Neusu Aceh Banda Aceh, kini sedang berkembang. Didirikan pada, 5 Desember 1990, Rattan Furniture menam-pung 10 orang tenaga kerja dengan omset sekitar 60 juta per bulan.

“Dalam sebulan, kami memerlukan sekitar 7000 batang rotan untuk meng-hasilkan berbagai peralatan rumah tang-ga,” kata Kliwon, kepada Tabangun Aceh, awal September 2017.

Pensiunan Bank BRI Aceh yang juga pernah bekerja di PT Telkom Aceh ini mengatakan, terkadang pihaknya kesuli-tan mendapatkan bahan baku. Karena pe-masok rotan kepada pihaknya hanya men-gandalkan hasil hutan dari Aceh Jaya, bukan rotan yang dibudidayakan. Sehingga ketika permintaan meningkat, pihaknya tidak bisa segera mendapatkan bahan bakunya.

Kliwon mengatakan, perlu adanya pemberdayaan petani rotan di Aceh me-lalui program konservasi dan budidaya rotan yang akan dijadikan sebagai bahan baku utama pembuatan mebel, furniture, dan kerajinan rotan lainnya. “Rotan tidak lagi dianggap sebagai sumber penghasi-lan keluarga, yang terjadi masyarakat mu-lai mencari alternatif lain dalam meman-faatkan lahan milik mereka,” kata Kliwon. 

Hasil dari usaha kerajinan rotan milik Kliwon saat ini digunakan pada beberapa dinas di Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kota Banda Aceh, serta perhotelan. Hasil kerajian tangan rotan dari usaha tersebut juga digunakan oleh beberapa resort wisa-ta di Sabang, karena para wisatawan dari luar negeri sangat tertarik pada barang-ba-

Mengembalikan Kejayaan Rotan Aceh Butuh 7.000 Batang Rotan Per Bulan

“Untuk mengembangkan kerajinan rotan di Aceh perlu ada perubahan cara pandang

terlebih dahulu pada rotan, seperti pemahaman kayu jati dari Jepara yang dianggap lebih

mewah ketimbang bahan baku dari rotan.”

-- Zainal Bakri --Pengusaha Rotan

“Dalam sebulan, kami memerlukan sekitar

7000 batang rotan untuk menghasilkan berbagai

peralatan rumah tangga,”

-- Kliwon SE --Pengusaha Rotan

Page 6: SEPTEMBER 2017 MEMBUMIKAN PROGRAM ACEH KREATIF

TABLOID TABANGUN ACEH - 68 | SEPTEMBER 20176 LAPORAN UTAMA

PERTUMBUHAN sek-tor usaha mikro, kecil dan menengah di Aceh sangat

pesat mencapai 54,68 persen. Sam-pai posisi Desember 2016, jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang tumbuh sudah mencapai 75.520 unit, dengan jumlah tenaga kerja sekitar 168.141 orang, aset Rp 14,1 triliun dan om-set Rp 42,8 triliun/tahun.

Bandingkan dengan posisi seta-hun lalu, atau Desember 2015. Saat itu jumlah UMKM yang terdaftar baru sebanyak 48.822 unit dengan jumlah tenaga kerja 115.109 orang, aset Rp 3,5 triliun, dan omset Rp 36,9 triliun. Artinya terjadi kenai-kan sangat signifikan dalam jum-lah unit usahanya, yaitu mencapai 26.698 unit usaha atau sebesar 54,68 persen. Asetnya pun mening-kat 300 persen lebih.

Namun, kenaikan jumlah unit usaha ini ternyata belum diimban-gi dengan kualitas hasil produksi. “Kalau dilihat dari jumlahnya, memang kita harus akui kenai-kannya cukup besar. Tapi kuanti-tas yang banyak, belum menjamin UMKM yang tumbuh di Aceh sekarang ini semuanya bisa ber-saing merebut pasar di luar Aceh dan luar negeri. Karena itu, kita harus terus meningkatkan kuali-tasnya,” kata Kepala Dinas Kop-erasi, Usaha Kecil dan Menengah Aceh, Mulyadi SP, MM kepada Tabangun Aceh, di ruang kerjan-ya, awal September 2017.

Dari beberapa sektor unit usaha mikro, kecil, dan menengah yang tumbuh di Aceh, kata Mulyadi, sektor perdagangan, masih tetap

KEPALA Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menen-gah Aceh, Mulyadi SP,

MM mengatakan, pendampin-gan kepada usaha mikro, kecil dan memengah di Aceh, diberi-

mendominasi, dengan jumlah usaha mikronya sebanyak 30.254 unit, usaha kecil 13.425 unit, dan menengah 1.289 unit. Posisi kedua ditempati sektor usaha industri. Disusul sektor pertanian, peter-nakan, perikanan, transportasi, dan pertambangan.

“Jumlah UMKN yang terdaf-tar baru untuk tujuh sektor usaha. Masih banyak sektor usaha UMKN lainnya yang berkembang di Aceh, belum terdaftar. Misalnya sektor usaha pariwisata, kuliner, dan jasa-jasa lainnya, belum seluruhnya di-daftar,” kata Mulyadi.

Dalam pembinaan unit usaha mikro, kecil, dan menengah, lan-jut Mulyadi, Dinas Koperasi dan UKM Aceh memasang target agar UMKM yang ada sekarang ini bisa naik kelas, setiap tahun atau dua ta-hun sekali.

Pada tahun ini, Konsultan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Dinas Koperasi dan UKM Aceh di-tugaskan untuk memberikan bimb-ingan teknis kepada pelaku unit usaha mikro yang berkomitmen untuk mengembangkan usahanya, agar bisa naik kelas menjadi usaha kecil. Sebanyak tujuh orang kon-sultan PLUT Aceh, turun ke daerah secara bergiliran untuk melakukan pendampingan kepada usaha mikro dan kecil.

Setelah usaha mikro tadi, naik kelas menjadi usaha kecil, lanjut Mulyadi, dibina kembali, supaya bisa naik kelas lagi menjadi pen-gusaha menengah. Setelah menjadi pengusaha menengah, ia harus bisa berusaha keras untuk naik kelas lagi, menjadi pengusaha besar.

kan dengan tujuan bisa belajar dalam peningkatan kualitas dan pemasaran. Karena masih banyak pengusaha UMKM di daerah ini, baru berhasil dalam memproduksi, tapi belum mahir dan ahli dalam

kuti diklat ke luar Aceh mulai me-nampakkan hasil. Setelah kembali ke Aceh, mereka menghasilkan ba-rang kerajinan yang menarik bagi pembeli.

Karenanya, untuk mening-katkan kualitas produk usaha mi-kro, kecil dan menengah di Aceh, pengusaha di Aceh, perlu banyak belajar lagi ke luar. “Pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari luar, bisa dijadikan bahan un-tuk melakukan inovasi dan kreasi dalam menghasilkan produk mau-pun jasa,” kata Mulyadi.

Misalnya, dalam produk makan-an dan minuman. Untuk soal rasa, semua makanan dan minuman di Aceh, rasanya enak, sedap, dan ban-yak pengemarnya. Seperti kopi gayo, keripik ubi, ayam tangkap, roti Sa-bang dan lainnya.

“Kelemahan kita di Aceh, menurut Mulyadi, adalah dalam membuat kemasan atau paking. Kurang menarik konsumen. Pada-

peningkatan mutu, penjualan atau pemasaran.

Selain itu, kata Mulyadi, pen-gusaha UMKM di Aceh, masih banyak yang belum mampu beri-novasi dan berkreasi dalam mem-produksi barang dan jasa. Hal ini terbukti, masih ada beberapa jenis barang industri kecil dan menen-gah yang dihasilkan dari daerah ini, kalah bersaing dengan produk dari Pulau Jawa. Misalnya barang kera-jinan, seperti dompet, tas bordir, kopiah dan lainnya.

Aceh ini, menurut Mulyadi, kaya akan motif dan sangat dis-enangi pihak luar. Misalnya motif gambar Pintu Aceh, Bungong Ku-pula, Seulanga, dan lainnya. Tapi, karena kurang pas dalam penem-patan pada produk yang dihasilkan, maka belum menarik konsumen-nya, sehingga pemasaran pun men-jadi terbatas.

Belakangan, lanjut Mulyadi, sejumlah perajin yang telah mengi-

hal, peran sebuah kemasan dalam pemasaran sebuah produk, memi-liki porsi yang cukup besar men-capai 30 persen. Kemasan yang menarik, bisa membuat mata dan orang tergoda dan terarik untuk membelinya,” tutur Mulyadi.

Jadi, lanjut Mulyadi, keberlang-sungan sebuah usaha itu, sangat dipengaruhi oleh kemampuan pen-gusahanya untuk berinovasi dan berkreasi terhadap produk-produk yang akan dipasarkan kepada kon-sumennya.

Produk makanan dan minu-man anak-anak yang diproduksi sebuah pabrik yang sudah mapan dan miliki pasar yang luas, seperti Indofood saja, kata Mulyadi, ke-masannya sering berubah. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan selera baru kepada konsumennya. “Ini bagian dari inovasi dan kreasi,” pungkas Mulyadi, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menen-gah Aceh.(heri hamzah)

Layanan yang diberikan PLUT kepada UMKM , sebut Mulyadi, untuk bidang kelembagaan, yaitu pembentukan dan pemantapan kelembagaan koperasi dan UMKM, fasilitasi, legalitas, penguatan sentra UKM/klaster kawasan, pendataan, pendaftaran, perizinan, advokasi, dan perlindungan.

Bidang sumber daya manusia, meliputi pelatihan perkoperasian, kewirausahaan dan magang. Bidang produksi meliputi, akses bahan baku, pengembangan produk (pen-ingkatan kualitas, desain, merek dan kemasan) diversifikasi produk, standarisasi, sertifikasi produk, dan aplikasi teknologi.

Bidang pembiayaan meliputi penyusunan rencana bisnis, pro-posal usaha, fasilitasi dan mediasi

ke lembagaan keuangan bank dan nonbank, pengelolaan keuangan dan advokasi permodalan.

Bidang pemasaran meliputi, informasi pasar, promosi, pening-katan akses pasar, pengembangan jaringan pemasaran dan kemitraan, pemanfaatan IT (e-comerce) serta pengembangan data base yang terkait pengembangan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM).

Peran pendamping PLUT dalam KUMKN, kata Muly-adi, pertama memberikan lay-anan pendampingan kepada usaha KUMKM berbasis sentra UKM. Kedua, menyediakan informasi je-nis layanan makenisme pemberian layanan dan menyusun jadual lay-anan kepada KUMKM.

Ketiga, membuat basis data produk unggulan daerah, jaringan pemasaran dan sentra UKM yang dipriortaskan. Keempat mengatur kegiatan konsultasi dan pendamp-ingan KUMKN, kelima melaku-kan kurasi dan menentukan krete-ria, target dan pola seleksi produk KUMKM yang dapat ditempatkan di galeri PLUT KUMKM.

Keenam, melakukan temu bis-nis dengan KUMKM, memperkuat jaringan kerja sama antarlembaga pendamping dan stakeholder lain-nya, dan ketujuh mengembangkan kapasitas dan kompetensi secara mandiri dan melaporkan pelak-sanaan tugas kepada dinas yang membidangi Koperasi dan Kopera-si, Usaha Mikro, Kecil dan Menen-gah.(heri hamzah)

UMKM Harus Lebih Kreatif dan Inovatif“Kuantitas yang banyak, belum

menjamin UMKM yang tumbuh di Aceh sekarang ini semuanya bisa bersaing merebut pasar di luar Aceh dan luar negeri. Karena itu, kita harus terus

meningkatkan kualitasnya.”

-- Mulyadi SP MM --Kadis Koperasi dan UKM Aceh

Kaya Motif Tapi Minim Kreasi

UMKM di Aceh Berdasarkan SektorSEKTOR USAHA MIKRO USAHA KECIL USAHA MENENGAH

Perdagangan 30.254 unit 13.425 unit 1.289 unitIndustri 18.963 unit 4.939 unit 207 unitPertanian 1.651 unit 425 unit 47 unitPeternakan 922 unit 192 unit 33 unitPerikanan 917 unit 265 unit 4 unitTransportasi 680 unit 808 unit 94 unitPertambangan 122 unit 204 unit 59 unit

PRODUK UMKM Aceh. | FOTO: IRFAN M NUR

PRODUK UMKM Aceh. | FOTO: IRFAN M NUR

Page 7: SEPTEMBER 2017 MEMBUMIKAN PROGRAM ACEH KREATIF

TABLOID TABANGUN ACEH - EDISI 68 | SEPTEMBER 2017 7LAPORAN UTAMA

PEMERINTAH meluncur-kan program  kredit untuk pengusaha sangat kecil atau

yang disebut kredit ultra mikro. Pembiayaan ultra mikro (UMi) bertujuan untuk   mengurangi tingkat kemiskinan. Sebab, sasaran pembiayaan ini adalah usaha mikro yang selama ini belum terjangkau oleh Kredit Usaha Rakyat (KUR). 

Pinjaman tersebut, akan dis-alurkan dengan plafon maksimal Rp 10 juta per orang dan berbunga ringan di kisaran 2 persen hingga 4 persen.  “Pembiayaan UMi adalah program pemerintah untuk men-jangkau rakyat yang tidak dicover oleh program KUR, dan pembi-ayaan ini bisa mengurangi tingkat kemiskinan,” jelas Zaid Burhan Ibrahim, Kepala Kantor Wilayah Dirjen Perbendaharaan Aceh, ke-pada Tabangun Aceh, September 2017.

Program ini, kata Zaid, dilun-curkan untuk semua pengusaha ke-cil di Indonesia, termasuk pengusa-ha dan pedagang kecil di Provinsi Aceh. Karena program ini meru-pakan  sinergi lintas kementerian, sebagai upaya pemerintah untuk

mencapai pamerataan ekonomi masyarakat, salah satunya dengan pembiayaan ultra mikro. 

Pengusaha dengan skala ultra mikro, seperti pedagang sayur di pasar, pedagang gorengan, tambah Zaid, sering kali tidak masuk dalam kriteria debitur yang layak di mata bank (unbankable) lantaran agunan yang diajukan tidak sesuai dengan risiko yang harus ditanggung.

“Dengan adanya program UMi ini, pedagang kecil ini bisa mendapatkan pinjaman modal, hanya dengan melampirkan surat keterangan usaha. Apabila tidak punya surat keterangan izin usaha, maka pihak penyalur pinjaman, bisa mengeluarkan surat keteran-gan usaha resmi, sebagai syarat un-tuk mendapatkan modal dari peny-alur,” jelas Zaid.

Lembaga penyalur adalah lem-baga keuangan bukan bank, kop-erasi, koperasi syariah, atau kerja sama antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat dalam hal ini Pusat Investasi Pemerintah (PIP). “Jangan khawatir, bahwa peminja-man yang sangat lunak ini juga bisa dikelola secara syariah. Ini semua

tergantung kepada lembaga penyal-urnya apakah berlandaskan syariah atau konvensional,” jelas Zaid.

Lembaga penyalur diharapkan bisa mengambil kesempatan ini untuk bisa membantu masyara-kat yang memiliki usaha kecil, agar para wirausaha mikro ini bisa berkembang dengan baik. “Seka-rang tinggal lembaga penyalurnya. Jika kita ingin masyarakat banyak yang bisa memanfaatkan pinjaman modal usaha yang sangat ringan ini. Maka mereka harus segera mendaftarkan diri sebagai lembaga penyalur sehingga bisa membantu warga yang memiliki usaha kecil,” ujar Zaid.

Syarat bagi lembaga penyalur ti-daklah sulit, di antaranya sudah be-raktifitas minimal 2 tahun terutama usaha simpan pinjam, melakukan pendampingan secara rutin, berkin-erja baik, memiliki sistem informasi dan pendataan secara online.

Berdasarkan data Kementerian Koperasi, saat ini terdapat 61 juta usaha yang dikategorikan sebagai Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan 44 juta pelaku usaha ultra mikro.(yayan)

Dengan UMi, Pengusaha Kecil Bisa Dapat Modal Secara Mudah

“Pembiayaan UMi adalah program pemerintah untuk menjangkau rakyat yang tidak dicover oleh

program KUR.”

-- Zaid Burhan Ibrahim --Kepala Kantor Wilayah Dirjen

Perbendaharaan Aceh

PEMERINTAH sangat menaruh perhatian pada kondisi saat ini di mana inisiatif gerak usaha kecil-mikro sering-kali terkendala oleh sejumlah masalah, terutama pembiayaan modal. Akses permodalan melalui perbankan, bah-kan Kredit Usaha Rakyat (KUR), tidak jarang terhalang oleh ketidakmampuan para pegiat usaha kecil-mikro untuk memenuhi sejumlah persyaratan pinja-man yang ditetapkan.

Oleh karena itu, pemerintah melun-curkan kredit Ultra Mikro (UMi) sebagai alternatif pembiayaan untuk permoda-lan usaha masyarakat kelas bawah. UMi memiliki syarat dan prosedur yang mu-dah, tingkat bunga pinjaman yang rela-tif lebih rendah, skema angsuran yang terjangkau, serta mempunyai misi pem-berdayaan melalui skema dana bergulir disertai pendampingan.

Bantuan kredit UMi diberikan kepa-da pengusaha kecil yang tidak terjang-

kau oleh perbankan, untuk selanjutnya digunakan secara produktif sebagai modal usaha atau penambah modal us-aha. Melalui program ini di tahun 2017 pemerintah berencana menyalurkan Rp1,5 triliun untuk menjangkau lebih kurang 300 ribu pengusaha kecil den-gan berbagai bidang usaha termasuk perdagangan kecil (warung dan sejenis-nya), pertanian, serta industri makanan dan pengolahan skala kecil dan mikro di seluruh Indonesia.

Bantuan kredit ini angat poten-sial untuk mengangkat taraf hidup dan mendorong masyarakat lapisan bawah dan meningkatkan kondisi ekonominya melalui kegiatan usaha.

Syaratnya, bantuan kredit yang disalurkan dan diterima harus dikelola secara baik dan produktif serta disertai tanggung jawab penuh dari penerima bantuan dan pihak pengelola dana yang terkait.(*)

Mengenal UMi

SATU lembaga keuangan yang kini sedang menjajaki pelu-ang menyalurkan dana Ultra

Mikro (UMi) untuk Aceh adalah Koperasi Mitra Duafa (KOMIDA). Koordinator KOMIDA Cabang Banda Aceh Sri Mulyani men-gatakan pihaknya sangat konsisten untuk membantu para pengusaha kecil untuk mendapatkan permo-dalan untuk membantu usaha mer-eka.

“KOMIDA sudah hadir di Aceh sejak Agustus 2005 dengan 11 cabang dan sekarang sudah memi-liki anggota sebanyak 15.600 lebih di seluruh Aceh,” jelas Sri Mulyani.

Untuk Banda Aceh, sebut Sri, KOMIDA Cabang Banda Aceh memiliki 4000-an anggota dengan dua unit, yakni Unit Darusalam dan Unit Lhong Raya.

Sri Mulyadi mengatakan pi-

haknya sangat menyambut baik dengan adanya upaya pemerintah yang terus meluncurkan program membantu perekonomian rakyat kecil, terutama wirausaha-wirausa-ha kecil sehingga bisa mandiri. “Proses registrasi KOMIDA pusat dan Pusat Investasi Pemerintah se-laku pemegang dana UMi masih terus berlangsung. Kami menarget-kan bisa menjadi penyalur modal investasi bagi pengusaha kecil dalam tahun ini,” kata Sri Mulyani.

Menurutnya, program UMi ini akan menjadi hal sangat pent-ing bagi masyarakat, karena mer-eka bisa mengakses modal dengan syarat yang cukup mudah dan bun-ga pengembalian pinjaman yang ringan. “Jika dipercaya, KOMIDA akan mengelola pemberian modal ini dengan sistem syariah,” ungkap Sri Mulyani.(yayan)

Koperasi Mitra Duafa Siap Salurkan Kredit Umi“Proses registrasi KOMIDA pusat dan Pusat Investasi Pemerintah

selaku pemegang dana UMi masih terus berlangsung. Kami

menargetkan bisa menjadi penyalur modal investasi bagi

pengusaha kecil dalam tahun ini.”

-- Sri Mulyani --Koordinator Koperasi Mitra Duafa

Cabang Banda Aceh

SELALU menjadi pilihan tera-khir, Sekolah Menengah Keju-ruan (SMK) nyaris tak pernah

mendapat prioritas bagi orangtua untuk memutuskan kelanjutan pendidikan anak-anaknya. Padahal sekolah kejuruan ini diciptakan un-tuk menghasilkan lulusan yang me-miliki keahlian dan kemandirian.

Namun, kini kabar baik datang dari pemerintah, di mana pemerin-tah kini memprioritaskan lulusan sekolah menegah pertama untuk melanjutkan pendidikannya ke sekolah kejuruan (SMK).

“Kini anjuran melanjutkan pendidikan sudah 70% ke SMK dan 30% ke sekolah menegah atas. Ini tentunya kita sambut baik di SMK, dengan harapan program yang kini juga diprioritaskan oleh Pak Presiden Jokowi ini bisa men-ciptakan generasi muda yang me-

miliki keahlian dan bisa mandiri,” ujar Herty Satyawidyarti, selaku Humas Sekolah Menengah Keju-ruan (SMK) 3 Banda Aceh.

Selain itu, sebagai sekolah vo-cational, sebut Herty, SMK me-mang dituntut meluluskan siswa siswi dengan kemampuan yang bisa mendorong para remaja untuk berpikir mandiri dan mampu ber-wirausaha.

Sesuai dengan motto yang di-usung SMK yakni Belajar, Mandiri dan Wirausaha (BMW), tak pelak sekolah juga dituntut untuk memi-liki strategi yang jitu untuk mema-sarkan para lulusan dari sekolah.

 SMK 3 dengan jumlah murid sebanyak 851 orang, selain memi-liki fasilitas praktek dan produksi, memang sekolah juga dituntut un-tuk memiliki jaringan yang luas. “Dengan jaringan yang luas tentu-

nya kita bisa memasarkan lulusan dengan baik,” jelasnya.

Berbekal semangat menghasil-kan lulusan dengan kemampuan yang baik, SMK 3, sebut Herty terus berbenah. “Memang saat ini kami masih banyak membutuhkan sarana untuk praktek dan produk-si, misalnya untuk jurusan kecan-tikan, SMK 3 belum mempunyai rumah kecantikan tempat anak-anak melatih diri. Ikatan alumni juga belum terlalu kuat, dan untuk itu sedang kami perkuat dengan mendata kembali alumni yang ada,” jelasnya.

Dengan demikian, visi seko-lah menjadikan SMK unggul yang menghasilkan tenaga yang pro-fesional, beriman, dan bertaqwa memenuhi standar nasional dan internasional, secara nyata bisa ter-wujud.(yayan)

Kumpulkan Para Alumni, SMK 3 Pasarkan Lulusannya

“Memang saat ini kami masih banyak membutuhkan sarana untuk praktek dan

produksi, misalnya untuk jurusan kecantikan, SMK 3 belum mempunyai rumah kecantikan

tempat anak-anak melatih diri.”

-- Herty Satyawidyarti -- Humas SMK 3 Banda Aceh

PRODUK usaha mikro Aceh. | FOTO: IRFAN M NUR

Page 8: SEPTEMBER 2017 MEMBUMIKAN PROGRAM ACEH KREATIF

TABLOID TABANGUN ACEH - 68 | SEPTEMBER 20178 LAPORAN UTAMA

PEMERINTAH meren-canakan menata ulang beru-pa revitalisasi, reorientasi

dan rebranding (R3) semua Balai Latihan Kerja (BLK) yang ada di Aceh. Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan Ekonomi dan Ke-tenagakerjaan (P2EK), Marthunis ST DEA menyebutkan bahwa se-banyak 17 BLK yang tersebar di seluruh Aceh akan ditata ulang agar menghasilkan lulusan yang siap pakai guna mengisi kebutuhan riil pasar kerja.

“Reorientasi adalah mengarah-kan agar program-program pelatihan di BLK fokus pada kebutuhan riil pasar kerja dan dilaksanakan secara massif,” kata Marthunis ST, DEA di ruang kerjanya kantor Bappeda Aceh, Senin (25/9/2017) pagi.

Revitalisasi adalah upaya menja-dikan BLK berfungsi dalam mem-berikan pelayanan kepada masyara-

kat terkait peningkatan kompetensi calon tenaga kerja dan tenaga kerja. Sedangkan rebranding, ungkap Marthunis, merupakan upaya dalam membangun image bahwa BLK menjadi solusi bagi mereka yang ingin mendapatkan pekerjaan yang layak, melalui publikasi kin-erja BLK kepada publik.

Lebih lanjut, Alumnus Georgia State University, Amerika Serikat ini menjelaskan bahwa kebijakan terkait pelatihan dan pendidikan vokasi juga terus digodok untuk menghasilkan skema ideal agar dapat diimplementasikan secara efektif dan massif. “BLK meru-pakan tempat dilatihnya para pen-cari kerja agar setelah lulus mereka memiliki kompetensi dan terampil di bidangnya serta berhasil dalam menghadapi persaingan di dunia kerja. Selama ini BLK yang ada di Aceh belum berjalan dan ber-

PROGRAM Aceh Carong dan Aceh Kreatif adalah dua dari 15 program unggu-lan Pemerintahan Irwandi - Nova untuk meningkatkan taraf hidup warga Aceh. Program  Aceh Carong mengamanatkan seluruh anak-anak di Aceh mendapatkan pendidikan berkualitas, yang mampu bersaing dan mengukir prestasi di tingkat nasional dan internasional. Se-mentara program  Aceh Kreatif bertu-juan mendorong agar tumbuh industri sesuai dengan potensi sumber daya daerah dan memproteksi produk yang dihasilkannya.

Masih rendahnya kualitas dan produktivitas tenaga kerja serta ter-batasnya kesempatan kerja di Aceh menjadi isu strategis sektor ketenagak-erjaan. Isu ini menjadi fokus Pemerin-tah Aceh bersama stakeholder terkait untuk diupayakan berhasil dalam men-gatasinya.

Data yang dirilis BPS Aceh, menye-butkan bahwa sektor ketenagakerjaan di Aceh pada Februari 2017 menun-jukkan adanya peningkatan jumlah angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja pada Februari 2017 sebanyak 2,330 juta orang, bertambah sekitar 95 ribu orang, dibandingkan Februari 2016 sebesar 2,235 juta orang.

Penduduk yang bekerja pada Feb-

PEMERINTAH menye-diakan fasilitas dan program-program pelatihan kerja yang

tersedia di Balai-balai Latihan Kerja (BLK) di seluruh Indonesia untuk mempercepat penyerapan tenaga kerja dan mengurangi angka pen-gangguran di daerah-daerah.

Di UPTP BLK Banda Aceh, misalnya. Para pencari kerja dan pengangguran dapat berlatih dan belajar untuk meningkatkan keter-ampilan dan kompetensi kerja yang sesuai dan dibutuhkan oleh pasar kerja dan industri.

Plt. Kasie Penyelengaraan UPTP BLK Banda Aceh, Rahmad Faisal, mengatakan, ada berbagai jurusan pelatihan yang tersedia di UPTP BLK Banda Aceh, dian-taranya, pelatihan keterampilan kejuruan otomotif, las, bangunan kayu dan batu, elektonik, kom-puter, teknologi informasi, dan bis-nis manajemen. “Semua pelatihan berdasarkan standar nasional dan internasional, yakni Standar Kuali-fikasi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) sehingga semua peserta yang lulus nantinya bisa bekerja dimana saja bahkan diluar negeri sekalipun,” jelas Rahmad.

Usai pelatihan peserta didik ti-dak hanya akan mendapat penghar-gaan, tapi juga akan mendapat Sert-ifikat Kompetensi yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). “Dengan sertifikat kompetensi ini peserta dijamin su-dah memiliki ketrampilan standar internasional, mereka bisa melamar pekerjaan di luar negeri, apalagi saat ini sudah diberlakukannya Ma-syarakat Ekonomi Asean (MEA),

fungsi sebagaimana yang diharap-kan. Karena itulah akan reorientasi, revitalisasi dan rebranding (3R),” jelasnya.

Marthunis menambahkan, Pemerintah Aceh juga akan men-goptimalkan fungsi BLK yang ada di Aceh dengan skema R3, dan dilakukan melalui kerja sama Bappeda Aceh dan Disnaker-mobduk Aceh. “Pemerintah Aceh akan menetapkan beberapa BLK saja yang perlu ditingkatkan stan-darisasinya, tentu tidak menutup kreativitas kabupaten/kota untuk membangun BLKnya. BLK-BLK yang kita R3-kan adalah semuanya milik kabupaten/kota, Pemerintah Aceh memfasilitasi saja. Kita juga akan melakukan kerja sama den-gan beberapa politeknik dan SMK-SMK yang ada di Aceh, sehingga semuanya akan terkoneksi,” pung-kasnya. [cekwat]

ruari 2017 mencapai 2,158 juta orang, bertambah sekitar 105 ribu orang jika dibandingkan dengan keadaan Febru-ari 2016 sebesar 2,053 juta orang.

Demikian juga dengan tingkat pen-gangguran Aceh. Pada Februari 2017 jumlah pengangguran sebanyak 172 ribu mengalami penurunan sekitar 10 ribu orang, dibandingkan keadaan pada Februari 2016 sebesar 182 ribu orang. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Aceh pada Februari 2017 men-capai 7,39 persen, lebih rendah 0,74 persen dari TPT bulan Februari 2016 sebesar 8,13 persen. Pada Februari 2016 dibanding Februari 2017 terjadi peningkatan jumlah angkatan kerja dan jumlah penduduk yang bekerja, se-dangkan jumlah penganggur menurun.

Indikator lainnya, yakni jumlah penduduk yang bekerja di sektor per-tanian, juga mengalami peningkatan sebanyak 109 ribu orang, dibanding-kan keadaan pada Februari 2016 lalu. Kemudian, jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2016 juga mengalami peningkatan sebanyak 112 ribu orang. Penduduk yang bekerja masih didomi-nasi para pekerja yang berpendidikan SD ke bawah yang mencapai  687 ribu orang atau sebesar 31,84 persen dari total pekerja yang ada. [cekwat]

sehingga kesempatan bekerja diluar negeri itu sangat mudah didapat dengan ketrampilan dan jaminan seperti sertifikat kompetensi itu,” urai Rahmad Faisal.

Namun, tidak mudah bagi peserta latih di BLK mendapat-kan sertifikat kompetensi, mereka harus mengikuti pelatihan dengan penuh selama 60 hari ditambah dengan mengikuti on job train-ing selama 30 hari kerja. “Namun yang terpenting dari itu semua

adalah bagaimana si peserta latih ini memiliki sikap yang baik, kare-na jika tidak memiliki sikap yang baik, maka dunia kerja tidak akan berpihak kepada mereka, jadi di BLK ini peserta latih harus men-jadi peserta yang memiliki skill, attitude dan knowledge, barulah mereka bisa mendapat sertifikat kompetensi,” kata Rahmad.

Tidak sedikit antusias masyara-kat di Aceh untuk megikuti pelati-han yang diberikan secara gratis di

UPTP BLK Banda Aceh. Setiap ta-hunnya tak kurang dari 500 peser-ta latih berhasil lolos seleksi dan mengikuti pelatihan. “ Tidak semua pelatihan dilakukan di UPTP BLK, tapi juga ada mobile unit yang berkunjung ke daerah atau bahkan ke Lembaga Pemasyarakatan untuk member pelatihan, dan diharapkan dengan begini kita bisa membantu menurunkan angka pengangguran secara bertahap,” ungkap Rahmad Faisal, optimis. [yayan]

Pemerintah akan Revitalisasi Balai Latihan Kerja

Aceh Carong dan Penurunan Pengangguran

Usai Pelatihan di BLK, Bisa Kerja di Luar Negeri

“Selama ini BLK yang ada di Aceh belum berjalan dan berfungsi

sebagaimana yang diharapkan. Karena itulah akan reorientasi,

revitalisasi dan rebranding (3R),”

-- Marthunis ST DEA --Kabid P2EK Bappeda Aceh

Semua pelatihan berdasarkan

standar nasional dan internasional,

yakni Standar Kualifikasi Kerja

Nasional Indonesia (SKKNI) sehingga

semua peserta yang lulus nantinya bisa

bekerja dimana saja bahkan diluar negeri

sekalipun,”

-- Rahmad Faisal --Plt. Kasie

Penyelengaraan UPTP BLK

Banda Aceh

Aktifitas peserta pelatihan di UPTP BLK Banda Aceh. | FOTO: YAYAN ZAMZAMI

Page 9: SEPTEMBER 2017 MEMBUMIKAN PROGRAM ACEH KREATIF

TABLOID TABANGUN ACEH - EDISI 68 | SEPTEMBER 2017 9

LAPORAN UTAMA

LAPORAN UTAMA

AJANG Lomba Kompetensi Siswa (LKS) Antar SMK se-Aceh baru saja usai, kom-

petensi ini memberikan kemujuran tersendiri bagi SMK Farmasi Cut Meutia Banda Aceh, setelah berha-sil menorehkan prestasi gemilang. “Meski hanya menggondol juara runner up untuk katagori Kom-petensi Farmasi namun ini sebuah prestasi yang membanggakan,” kata Nurasiah, Kepala Sekolah SMK Farmasi Cut Meutia Banda Aceh.

Nurasiah juga mengaku sangat bangga atas prestasi yang diperoleh anak didiknya. Bukan hanya men-banggakan dirinya sendiri, tapi juga sudah membanggakan sekolah. “Sudah tujuh kali SMK Farmasi mengikuti LKS antar siswa SMK,

ACEH terus berbenah untuk bangkit mengejar berbagai ketertinggalan di sektor pen-

didikan, salah satunya adalah men-jalin kerjasama dengan lembaga pelatihan luar negeri.

Hal ini disampaikan Kepala Bi-dang Pembinaan SMK pada Dinas Pendidikan Aceh, Teuku Miftahud-din, kepada Tabangun Aceh, min-ggu lalu.

Teuku Miftahuddin menjelas-kan, pada 18 September 2017 lalu, tim SMK Aceh melakukan kunjungan ke negeri kincir angin, Belanda. Kunjungan ini, sebutnya, untuk merintis kerjasama dengan industri pelatihan otomotif multi brand bertaraf Internasional yang berada di Nieuwegein, Utrecht, Nedherlands. “Oktober nanti akan kita kirimkan siswa dan guru untuk mengikuti pelatihan dan magang di perusahaan berskala Internasional.

namun baru kali kami memperoleh prestasi yang baik, pastinya ini ti-dak lain karena usaha yang luar bi-asa juga yang dilakukan murid dan guru pembimbingnya,” jelasnya.

“Prestasi dan kemampuan siswa, tidak hanya dibuktikan didalam sekolah tapi juga harus lulus uji di-luar sekolah, sehingga jika mereka lulus, mereka sudah siap bertarung didunia kerja dengan kemampuan yang dimilikinya,” sambung Nur-asiah.

Berdiri sejak tahun 2007, SMK Farmasi dengan status swasta me-mang merupakan sekolah kejuruan yang meluluskan tenaga kerja den-gan kemampuan handal. “Meski berstatus swasta, SMK Farmasi Cut Meutia cukup diminati dikalangan

Saat ini sedang dilakukan persiapan dan kepastian lokasi serta finalisasi naskah MoU dengan pihak industri tersebut,” terangnya.

Teuku Miftahuddin mengung-kapkan, kedatangan tim SMK Aceh ke Innovam Belanda diterima lang-sung oleh CEO Innovam Belanda, Mr. Leo Fransen.Innovam Belanda, merupakan lembaga pelatihan dan examation (pengujian keahlian) otomotif multi brand bertaraf In-ternasional terhadap guru dan siswa SMK Aceh. “Tim SMK Aceh dan rombongan difasilitasi oleh Pimpi-nan PT. Innovam Indonesia Glob-al, Hasustan Kosim, sebuah perusa-haan perwakilan Innovam Belanda yang ada di Indonesia,” jelas Mifta-huddin.

Pertemuan perdana ini membi-carakan tentang finalisasi pointer MoU antara Pemerintah Aceh dengan pihak Innovam Belanda

masyarakat, yang menginginkan anak-anak mereka bisa dengan cepat mendapatkan lapangan ker-ja,” jelas Nurasiah.

Menurutnya, dunia kesehatan dan farmasi adalah dunia yang se-lalu berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi, dan membu-tuhkan tenaga kerja dengan keahl-ian yang mumpuni. Dalam mema-sarkan lulusannya, sebut Nurasiah, SMK Farmasi Cut Meutia juga ti-dak ketinggalan menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan

terkait pelatihan dan magang guru dan siswa SMK Aceh, khususnya bidang otomotif. Penandatanga-nan naskah MoU ini, jelas Mifta-huddin, direncanakan pada tang-gal 26 September 2017 di Kantor Innovam Indonesia Global antara Pemerintah Aceh. “Dalam hal ini melalui Wakil Gubernur Aceh, Pak Nova Iriansyah dengan CEO Innovam Belanda, Mr. Leo Fran-sen,” sebutnya.

Menurut Teuku Miftahuddin, kunjungan ke Belanda itu, juga un-tuk menjaring lokasi magang guru dan siswa bidang lainnya seperti ju-rusan kerja kayu (kabinet making, Jonery) dan produksi paska perta-nian. “Ini kita lakukan sebagai salah satu upaya meningkatkan kualifika-si lulusan SMK Aceh yang bertaraf Internasional. Hal ini sebagai tinda-klanjut dari instruksi Presiden Re-publik Indonesia, Pak Joko Widodo

farmasi yang ada di lokal untuk bisa menampung lulusan sekolah ini.

Pada akhirnya, sebut Nurasiah, daya saing dalam pengembangan industri kreatif tidak akan pernah lepas dari mind-set untuk selalu berpikir secara kreatif sehingga mampu menciptakan generasi muda yang berkualitas, memiliki nilai tambah, dan berdaya saing tinggi. Banyak orang Indonesia cenderung “mendewakan” gelar pendidikan untuk anak-anaknya. Di sisi lain mereka lupa, kemajuan

dalam upaya memperkuat eksis-tensi SMK dan sekaligus menge-jawantahkan visi Pemerintah Aceh, yaitu Aceh Caròng, Aceh Meuadap dan Aceh Teuga,” katanya.

Lebih lanjut Teuku Miftahud-din mengatakan, Aceh sudah seha-rusnya memulai upaya globalisasi out put SMK, dengan harapan out-put SMK nantinya akan mampu mengisi lapangan kerja terampil dan profesional di level dunia In-ternasional. “Itu sebabnya, kita merintis kerjasama dengan lembaga pendidikan vokasi yang bertaraf In-ternasional,” tukasnya.

Rencananya, lanjut Teuku Mif-tahuddin, pihaknya akan mengrim-

industri begitu cepat dan tidak banyak menyerap tenaga kerja siap pakai sesuai kebutuhan mereka.

Fakta menyebutkan bahwa sumber daya manusia paling besar dan siap pakai di Indonesia adalah para lulusan Sekolah Menengah Kejuruan. Data Kementerian Pen-didikan dan Kebudayaan menye-butkan saat ini ada sekitar 12 ribu SMK di seluruh Indonesia dengan jumlah lulusan per tahun sekitar 1,3 juta orang. [yayan]

kan guru dan siswa SMK Bidang otomotif untuk berlatih dan ma-gang di lembaga tersebut. Tim yang berkunjung ke Innovam Belanda, sebagai lembaga pelatihan otomotif multi brand bertaraf Internasional difasilitasi langsung oleh Pimpinan PT. Innovam Indonesia Global, Hasustan Kosim, sebuah perusa-haan perwakilan Innovam Belanda yang ada di Indonesia. Sementara itu, Direktur PT. Innovam Indone-sia Global, Hasustan Kosim, men-gatakan pihaknya sudah memper-siapkan berbagai agenda kerjasama terkait dengan pelatihan dan ma-gang guru dan siswa SMK bidang otomotif. [yayan]

Keahlian Siswa Harus Lulus Uji di Luar Sekolah

Dinas Pendidikan Aceh Rintis Kerjasama dengan Industri Pelatihan Nedherlands

“Prestasi dan kemampuan siswa, tidak hanya dibuktikan

didalam sekolah tapi juga harus lulus uji diluar sekolah, sehingga jika mereka lulus,

mereka sudah siap bertarung didunia kerja dengan

kemampuan yang dimilikinya,”

--Nurasiah--Kepala Sekolah SMK Farmasi

Cut Meutia Banda Aceh

“Oktober nanti akan kita kirimkan siswa dan guru untuk mengikuti pelatihan dan magang di perusahaan berskala Internasional. Saat

ini sedang dilakukan persiapan dan kepastian lokasi serta finalisasi naskah MoU dengan

pihak industri tersebut,”

-- Teuku Miftahuddin -- Kabid Pembinaan SMK Dinas Pendidikan Aceh

SMK Farmasi. | Foto: Istimewa

Tim SMK Aceh yang dipimpin Kabid Pembinaan SMK pada Dinas Pendidikan Aceh, saat berada di Nieuwegein, Utrecht, Nedherlands. | Foto: istimewa

Page 10: SEPTEMBER 2017 MEMBUMIKAN PROGRAM ACEH KREATIF

TABLOID TABANGUN ACEH - 68 | SEPTEMBER 201710 LAPORAN KHUSUS

ACARA puncak event bertaraf internasional Sail Sabang, diren-canakan akan dihelat pada tanggal 28 November-5 Desember 2017 mendatang dengan lokasi utama Teluk Sabang, Kota Sabang. Se-

rangkaian kegiatan dalam rangka menyukseskan event ini telah dipersiap-kan oleh kepanitiaan bersama, Kementerian Pariwisata RI, Pemerintah Aceh, Pemerintah Kota Sabang dan Banda Aceh. (Bulman Satar)

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh

Ini Dia Rencana Jadwal Kegiatan Sabang Sail 2017

tahun lamanya,” kata Fitriah, warga Sabang.

Fitriah, perempuan berusia 57 tahun yang akrab disapa Kak Yah ini, adalah pemilik sebuah warung nasi masakan Aceh, yang berada di seputaran Pelabuhan CT-2 BPKS Sabang.

Ia sangat mendukung jika pemerintah kota Sabang bersama BPKS menata kawasan tersebut menjadi pelabuhan Marina, khu-susnya di Kawasan Pelabuhan CT-2.

Pihaknya juga siap untuk pin-dah ke lokasi yang telah ditetap-

PUNCAK kegiatan Sail Sa-bang 2017 akan berlangsung di Pelabuhan CT-3 milik

BPKS Sabang, yang merupakan pelabuhan alam yang indah, ekso-tik, dan juga dikelilingi bukit dan terlindungi dari Pulau Klah. Selama ini di pelabuhan milik BPKS sudah merapat beberapa kali kapal pesiar mewah dunia. Namun kawasan dis-ekitar pelabuhan itu masih belum tertata rapi dan bahkan terkesan kumuh.

“Kawasan ini terkesan kumuh, beberapa aset salah satu BUMN Perikanan dibiarkan menganggur dan tidak berfungsi, sudah puluhan

kan atau ditawarkan lokasi baru oleh walikota terpilih, Nazaruddin. “Pemerintah Kota Sabang bersama aparatur Desa Kuta Timu, Sabang, telah mensosialisasikan rencana tersebut dan beberapa pengusaha dan pedagang kaki lima disekitar jalan diseputaran Kuta Timu sudah mulai pindah ke lokasi yang ditun-juk Pemko Sabang,” terangnya.

Fitriah mengharapkan Kota Sa-bang tertata apik dan bersih sesuai standar kota wisata internasional, serta memberikan manfaat bagi ke-sejahteraan warga Sabang. “Karena faktor kenyamanan bagi semua orang merupakan salah satu daya tarik untuk orang berkunjung ke Sabang,” tandasnya.

Ia mengaku mendapat banyak keluhan dari pengunjung, terutama terkait ketersediaan sanitasi dan ke-bersihan lingkungannya. “Sampah plastik juga berserakan dimana-mana, razia WH akhir tahun yang mengedepankan publikasi media, sehingga orang takut datang kem-bali ke Sabang,” sambungnya. Fi-triah mengaku, merasakan dam-pak langsung akibat berkurangnya pengunjung ke Pulau Weh, Sa-bang. Khususnya terhadap usaha kulinernya termasuk pada lebaran Idul Adha kemarin. “Ini dikarena-kan pelarangan untuk pengunjung mandi di Iboih dan Gapang pada saat menjelang dan sesudah hari raya Idul Adha,” kata Fitriah.

Bukan hanya Fitriah saja yang merasakannya, tetapi banyak pula pengusaha-pengusaha lain yang ter-kena dampaknya termasuk usaha resort dan hotel, travel agent dan warung makanan. Dia juga meng-harapkan Kota Sabang dapat di-jadikan kota wisata yang nyaman untuk semua sehingga memberikan manfaat kesejahteraan untuk ma-syarakat. [fzu]

Berharap Ekonomi Bisa Bangkit Pasca Sail Sabang

KAPAL yacht peserta Sail Sabang singgah di pelabuhan Lovina Bali 14-18 September 2017 untuk mengikuti Festival Lovina. | FOTO: FAUZI UMAR

WALIKOTA Sabang, Nazaruddin menyam-paikan apreasiasi kepada

Pemerintah Pusat, Gubernur Aceh dan pihak Badan Pengusahaan Ka-wasan Sabang (BPKS) yang telah mengusulkan kepada Presiden RI Ir. Joko Widodo, sehingga Kota Sabang dipercayakan sebagai tuan rumah pagelaran even Sail Sabang 2017.

Pernyataan itu disampaikan Nazaruddin dalam Rapat Koordi-nasi Terpadu persiapan pelaksanaan Sail Sabang 2017 bersama jajaran BPKS dan pihak terkait lainnya. Pertemuan yang berlangsung di Aula Walikota Sabang, (26/8/2017) ini dipimpin langsung oleh Guber-nur Aceh Irwandi Yusuf.

Nazaruddin mengatakan, pi-haknya bersama unsur Forkopimda dan TNI AL serta berbagai elemen masyarakat siap menyukseskan keg-iatan Sail Sabang 2017. Seluruh pa-nitia diharapkan dapat bekerja dan membuat rencana kerja bersama- sama sesuai tupoksi masing masing agar pelaksanaan Sail Sabang dapat terlaksana dengan baik. “Kita san-gat fokus. Kesuksesan pelaksaan event Sail Sabang 2017 ini akan membawa Kota Sabang menuju gerbang destinasi wisata bahari du-nia,” ujar Nazaruddin.

Pihaknya bersama panitia lokal juga serius membenahi berbagai persiapan dengan terus berkoordi-nasi, baik di tingkat internal panitia maupun lintas sektor. [fzu]

Pemko Sabang Bersama BPKS Siap Sukseskan Sail Sabang

“Kita sangat fokus. Kesuksesan pelaksaan event Sail Sabang 2017 ini akan membawa Kota Sabang

menuju gerbang destinasi wisata bahari dunia,”

-- Nazaruddin --Walikota Sabang

“Faktor kenyamanan bagi semua orang merupakan

salah satu daya tarik untuk orang berkunjung ke

Sabang,”

-- Fitriah --Warga Sabang

TECHNICAL Briefing Sail Sabang 2017 di Pantai Lovina, Bali Utara,16/9/2017. | FOTO: FAUZI UMAR

Page 11: SEPTEMBER 2017 MEMBUMIKAN PROGRAM ACEH KREATIF

TABLOID TABANGUN ACEH - EDISI 68 | SEPTEMBER 2017 11LAPORAN KHUSUS

SEBANYAK 86 kapal wisata yacht rally peserta Sail Indonesia, yang dilepas Wakil Ketua Tim Percepatan Wisata

Bahari Kementerian Pariwisata RI/Utusan Khusus IMO Letnan Jenderal (Purn) TNI – AL Laksamana Marsetio, pada tanggal

Wakil Ketua Tim Percepatan Wisata Bahari Kementerian Pariwisata RI/Utusan Khusus IMO Letnan Jenderal (Purn) TNI – AL Laksamana Marsetio, secara resmi me-lepas kapal-kapal wisata Yacht Rally peserta Sail Indonesia 2017, di Darwin Australia, Jum’at 29 Juli 2017.

Kapal wisata yang berjumlah 86 unit tersebut, saat ini sedang melintasi perairan Timur Indonesia dan akan singgah pada 33 Destinasi Nusantara seperti Kota Ambon, Kupang, Lovina, Bintan dan beberapa kota lainnya di Indonesia. “Kapal-kapal wisata ini diharapkan akan tiba di Sabang untuk mengikuti acara puncak Sail Sabang 2017 pada tanggal 2 Desember 2017 bersama Presiden RI Joko Widodo,” kata Kepala BPKS Sabang Fauzi Husin, kepada Taban-gun Aceh, melalui Direktur Pengembangan Usaha dan Investasi BPKS, Fauzi Umar.

Fauzi Umar menuturkan, peserta Sail In-donesia dan Sail to Indonesia akan berakhir di Bintan Tanjung Pinang pada tanggal 16-23 Oktober 2017 dan akan bergabung den-gan peserta Sail Malaysia, kemudian berakh-ir di Pulau Langkawi, Malaysia. “Peserta Sail

PULAU Weh, Sabang merupakan wilayah yang memiliki banyak potensi untuk dikembangkan menjadi desti-

nasi unggulan, wisata bahari dunia. Selain memiliki panorama alam yang unik, taman laut yang indah, Sabang juga berada di lokasi yang sangat strategis. Terlebih lagi di Sabang ada Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS), maka ke depan diharapkan semua pihak dapat bersinergi untuk membawa Sa-bang lebih maju lagi. “Kini saatnya kita ga-rap bersama-sama potensi yang berlimpah ini untuk pengembangan sektor pariwisata Aceh, dan akhirnya menjadikan Sabang seb-agai kawasan investasi kelas dunia,” ujar Zul-fan Zulkifli, tokoh muda Aceh Besar.

Zulfan menyambut baik keseriusan Pemerintah Aceh dalam memajukan sektor pariwisata, termasuk penyelenggaraan even Sail Sabang yang akan berlangsung pada 28 November hingga 5 Desember 2017 men-datang. “Kita berharap, kegiatan ini berjalan lancar dan sukses, sehingga menjadi lemba-ran manis dan pembuka bagi rangkaian keg-iatan nasional lainnya yang bakal di gelar di

menghilangkan stigma publik, baik domestik maupun masyara-kat internasional. "Pak Gubernur mengharapkan dengan adanya event-event besar di Aceh, ma-syarakat luar akan datang ke Aceh dan melihat sendiri bahwa Aceh sudah sangat nyaman, aman dan damai," kata Mulyadi, mengutip pernyataan Gubernur Aceh, Ir-wandi Yusuf.

Untuk mendukung kelancaran dan kesuksesan pelaksanaan Sail Sabang 2017, yang jumlah tamu diperkirakan mencapai 7.500 orang, Gubernur juga meminta penambahan sarana transportasi, baik laut maupun udara. Begitu juga menyangkut fasilitas trans-portasi laut, kata Mulyadi Nurdin, diharapkan kepada BPKS untuk segera menyiapkan kapal cepat dan segera dioperasikan untuk mendu-kung tiga armada kapal cepat lain-nya.

Kemudian, untuk mendukung transportasi udara dari Bandara Kuala Namu Deliserdang ke Ban-dara Maimun Saleh Sabang, yang selama ini dilayani pesawat Garu-da Indonesia dan Wings Air, juga akan diupayakan pesawat komersil

PEMERINTAH Aceh siap menyukseskan perhelatan even Sail Sabang 2017 yang

akan berlangsung pada 28 Novem-ber hingga 5 Desember 2017 men-datang di Pulau Weh, Sabang. “Sail Sabang 2017 siap digelar pada bu-lan November nanti, dan berbagai persiapan terus dilakukan,” terang Mulyadi Nurdin, Kepala Biro Hu-mas dan Protokol Setda Aceh.

Penegasan ini disampaikan Mu-lyadi Nurdin, usai mengikuti rapat koordinasi penyiapan acara puncak Sail Sabang bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman RI, di Jakarta, Sabtu (16/9/2017).

Gubernur Irwandi Yusuf, ung-kap Mulyadi Nurdin, juga kembali menggelar rapat dengan sejumlah pihak terkait untuk membahas persiapan Sail Sabang, pada Sabtu (16/9/17) lalu, di Mata Ie Resort, Kota Sabang. Dalam pertemuan tersebut Gubernur menegaskan instansi terkait agar terus mem-perkuat koordinasi dan bekerja maksimal untuk segera menuntas-kan permasalahan yang masih ter-kendala.

Gubernur Aceh juga berharap kegiatan seperti Sail Sabang dapat

Indonesia dan Sail Malaysia akan melintasi selat Malaka pada tanggal 23 Oktober – 30 November 2017 dan diharapkan semua peserta akan tiba di Sabang pada tanggal 1 -7 Desember 2017 untuk mengikuti acara puncak Sail Sabang 2017,” ujarnya.

Fauzi Umar menambahkan, sejumlah pihak telah menyampaikan keikutsertaan-nya untuk meramaikan event internasional tersebut, diantara Pelayaran Islamic Ma-laysia. Penjajakan Pelayaran Islamic Cruise yang difasilitasi KJRI Pulau Penang ini, kata Fauzi, memakan waktu hampir 2 tahun dan telah dilakukan lebih dari 7 kali pertemuan, yang berlangsung di Kuala Lumpur, Jakarta dan Sabang. “Mereka menyampaikan kepas-tiannya pada pertemuan dengan Penasehat Kehormatan Menteri Pariwisata RI Prof. Dr. Indroyono Soesilo, Badan Pengusahaan Ka-wasan Sabang, Dinas Kebudayaan dan Pari-wisata Aceh dan Pemerintah Kota Sabang,” ungkap Fauzi Umar.

Pihak Pelayaran Islamic menggunakan mega cruise MV.Costa Victoria akan mem-bawa 3300 penumpang dari 15 negara dengan tujuan utama shalat berjamaah di Mesjid Raya Baiturahman serta mengun-jungi sejumlah situs-situs Tsunami di Kota Banda Aceh. Kapal pesiar mega cruise ini, sambung Fauzi Umar, akan open sea Singa-pura - Sabang pada tanggal 27 November 2017. [fzu]

Aceh,” kata Zulfan.Mantan kombatan GAM yang juga Ketua

Pemuda gampong Saree, Aceh Besar ini me-nyebutkan, even Sail Sabang 2017 yang bakal dihadiri tamu dan pengunjung dari berbagai negara itu, merupakan kesempatan besar bagi peningkatan perekonomian masyarakat Sa-bang. “Momentum dan peluang ini harus kita manfaatkan dengan baik, misalnya dengan me-manfaatkan jasa transportasi, akomodasi, men-jadi guide atau berjualan hasil kerajinan home industri,” imbuh pria murah senyum itu.

Zulfan juga berharap masyarakat Aceh dan warga kota Sabang khususnya, agar bersatu padu menyambut para delegasi dan tamu Sail Sabang dengan sikap ramah, yang tentunya dengan pelayanan ala local wisdom (kearifan lokal). “Sehingga sang tamu terkesan dengan budaya dan keramahtamahan orang Aceh,” pungkas Zulfan Zulkifli. Direncanakan, setelah event Sail Sabang, Pemerintah Aceh juga akan menggelar kejuaraan marathon du-nia dengan sertifikasi internasional yang bakal dihadiri lebih 7000 peserta baik dari nusan-tara maupun luar negeri. [rd]

dan pribadi dari Bandara Phuket - Langkawi - Sabang. “Menyangkut kebersihan fasilitas umum, hotel, warung makanan dan restaurant, Pak Gubernur juga menyeru agar benar-benar mendapat perhatian dan bersih, terutama toilet dan sanitasi,”kata Mulyadi.

Lebih lanjut, Mulyadi menjelas-kan lokasi pelaksanaan Even Tahu-nan Sail 2017 akan diselenggarakan di empat titik, yaitu; Teluk Sabang, Sabang Fair, Gapang Resort, dan Titik 0 Km. Sedangkan puncak acara akan dipusatkan di Pasiran, Teluk Sabang, yang dijadwalkan akan dihadiri Presiden Indonesia, Joko Widodo.

Pada acara tersebut, nantinya turut dihadiri oleh para pemilik kapal yacht (yachter). Sebelum ke Sabang, para yachter dijadwal-kan akan berlayar melewati Ku-pang, Badas, Nusa Tenggara Barat, Banyuwangi, Karimunjawa, Be-litung dan Bintan. Mereka diperki-rakan akan sampai di Sabang pada 1 Desember 2017.

Pulau Weh terus bersolek me-nyambut gelaran akbar bertajuk “Sabang Menuju Gerbang Destina-si Wisata Bahari Dunia” ini, dan di-

harapkan dapat memantik pertum-buhan ekonomi masyarakat secara signifikan. “Kita mengharapkan acara Sail Sabang 2017 hendaknya menjadi ajang promosi wisata Aceh dan dapat dimanfaatkan semua pi-hak sebagai momen peningkatan ekonomi,” tukas Mulyadi Nurdin.

Alumni Universitas Al-Azhar Kairo Mesir ini menambahkan, Sail Sabang rencananya akan diisi den-gan berbagai atraksi, diantaranya, menghadirkan KRI Bima Suci dan KRI Dewa Ruci, Tarian Mas-sal, Sabang Wonderful Expo, Aceh Fun Dive, Menyambut kehadiran

Islamic Cruise berkapasitas 2000 wisatawan muslim yang akan san-dar di terminal CT3 dan bertolak menuju Masjid Raya Baiturrah-man, Banda Aceh.

Selain itu, juga ada kegiatan Jambore Iptek, Pentas Wonder-ful Sabang, Sabang Underwater Contes, Kapal Pemuda Nusantara, Lomba Menulis Blog, Festival Kopi dan Kuliner, Eksebisis Paramotor, Parade Kapal Tradisional, Sen-dratari Keumalahayati, Aerobatic Show, City Tour Sabang-Banda Aceh, Lomba memancing serta be-berapa event lainnya. [rid]

Sail Sabang 2017 Siap Digelar

Peserta Sail Sabang Lintasi Perairan Timur Indonesia

Sabang, Kemilau Mutiara di Ujung Pulau Sumatera

“Pak Gubernur mengharapkan dengan adanya event-event besar di Aceh,

masyarakat luar akan datang ke Aceh, dan melihat sendiri bahwa Aceh kini sudah sangat nyaman, aman dan

damai,”

--Mulyadi Nurdin--Karo Humas dan Protokol Setda Aceh

“Kini saatnya kita garap bersama-sama potensi yang berlimpah ini untuk pengembangan sektor pariwisata Aceh,

dan akhirnya menjadikan Sabang sebagai kawasan investasi kelas dunia,”

-- Zulfan Zulkifli --Tokoh Muda Aceh Besar

KAPAL yacht peserta Sail Sabang singgah di pelabuhan Lovina Bali(14-18 September 2017 untuk mngikuti Festival Lovina. | FOTO: FAUZI UMAR

Page 12: SEPTEMBER 2017 MEMBUMIKAN PROGRAM ACEH KREATIF

TABLOID TABANGUN ACEH - 68 | SEPTEMBER 201712 HABA BAPPEDA

Damai Aceh

KEPALA Bappeda Aceh, Azhari Hasan menuturkan bahwa saat ini pihaknya sedang menyusun

Rancangan Awal (Ranwal) RPJM Aceh 2017-2022, yang tentunya mengacu pada Undang-Undang Nomor 25 Ta-hun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yang meru-pakan landasan hukum di bidang per-encanaan pembangunan. Peraturan ini, kata Azhari, merupakan satu kes-atuan tata cara perencanaan pemban-gunan untuk menghasilkan rencana pembangunan jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan, yang dilak-sanakan oleh unsur penyelenggaraan Pemerintahan di Pusat dan Daerah dengan melibatkan masyarakat.

Dalam penyusunan tersebut, juga mempedomani Peraturan Men-

tertentu.Azhari Hasan menjelaskan bahwa

penyiapan Rancangan RPJM Aceh merupakan tugas dari Bappeda Aceh yang telah di amanahkan oleh Undang-Undang SPPN Nomor 25 Tahun 2004, yaitu Pasal 14, bahwa Kepala Bappeda menyiapkan rancangan awal RPJM Dae-rah sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah ke dalam strategi pembangunan Daerah, kebi-jakan umum, program prioritas Kepala Daerah, dan arah kebijakan keuangan Daerah.

RPJM Daerah, sambung Azhari Hasan, merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, serta memuat arah kebijakan

teri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 ten-tang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksa-naan Rencana Pembangunan Daerah mengamanatkan bahwa perencanaan daerah dirumuskan secara transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur, berkeadilan, dan berwawasan lingkungan.

Jadi, Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusu-nan tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentin-gan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumberdaya yang ada, dalam rangka meningkatkan kes-ejahteraan sosial dalam suatu lingkun-gan wilayah/daerah dalam jangka waktu

keuangan Daerah, strategi pemban-gunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Dae-rah, lintas Satuan Kerja Perangkat Dae-rah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka penda-naan yang bersifat indikatif.

“Dalam Penyusunan RPJM-A se-lain penjabaran Visi-Misi Gubernur dan Wakil Gubernur yang kemudian di tetapkan menjadi Visi-Misi Daerah, Penentuan Pagu indikatif selama lima tahun kedepan merupakan parameter utama yang harus diperhatikan, karena besaran pagu indikatif merupakan cer-minan kekuatan daerah untuk mem-bangun daerah dalam waktu kurun tersebut, sehingga sinkron dengan target yang ingin dicapai. Walaupun dalam perjalanannya pemerintah dae-rah bisa melakukan inovasi dengan berbagai sumber dana di luar APBA,” papar mantan Asisten II Sekda Aceh ini.

Azhari Hasan juga mengungkap-kan, saat ini progresnya sedang me-nyiapkan Rancangan Awal RPJM- Aceh 2017-2022, dan telah melakukan se-rangkaian FGD dengan para SKPA un-tuk menentukan Indikator Utama. Indi-kator tersebut, kata Azhari, merupakan penjabaran dari visi dan 9 misi Pemer-intahan Irwandi – Nova.

Pada tahun 2016 lalu, sebut Azhari, Bappeda Aceh juga telah menyusun draft RPJM-Aceh 2017-2022 yang sifat-nya teknokratik, kemudian pada 2017

tim Gubernur terpilih, juga menyusun RPJM- Aceh (Aceh Hebat) 2017-2022. Kata Azhari, Semua dokumen tersebut menjadi refrensi Bappeda Aceh untuk memfinalisaskan penyusun RPJM- Aceh 2017-2022. “Setelah Rancangan Awal ditetapkan, akan dilakukan konsultasi publik dengan berbagai stakeholder dan pemangku kepentingan, kemudian menyampaikan Ranwal tersebut ke semua SKPA untuk disusun rancangan Rencana Strategis (Renstra) 2017-2022 masing- masing SKPA,” terang Kepala Bappeda.

Penyusunan Rancangan Awal RPJM-Aceh ini dilaksanakan oleh peren-cana Bappeda Aceh dan dibantu oleh sejumlah tenaga Ahli dari Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, diantaranya, Dr. Hairul Basri, M.Sc, Weri MA dan Mu-hammad Ilham Maulana, MA

Kepala Bappeda juga mengajak semua pihak untuk berpartisipasi dalam penyusunan RPJM-A ini sehing-ga penjabaran visi – misi Gubernur Aceh 2017-2022 dapat diterjemahkan dalam Dokumen tersebut. Juga dapat diimplementasikan secara teknis dalam Renstra SKPA. “Dari sesi dur-asi waktu sebenarnya RPJM tersebut harus selesai selama 6 (enam) bulan setelah Gubernur dan Wakil Guber-nur terpilih dilantik, dan kita menar-getkan RPJM-Aceh 2017-2022 dapat di Qanunkan pada bulan Desember mendatang,” pungkas Kepala Bappeda Aceh, Azhari Hasan. [cekwat]

Bappeda Sedang Menyiapkan Ranwal RPJM Aceh 2017-2022“Setelah Rancangan Awal (Ranwal)

ditetapkan, akan dilakukan konsultasi publik dengan berbagai stakeholder dan pemangku

kepentingan, kemudian menyampaikan Ranwal tersebut ke semua SKPA untuk

disusun rancangan Rencana Strategis 2017-2022 pada masing- masing SKPA,”

--Azhari Hasan--Kepala Bappeda Aceh

untuk seluruh Aceh,. Ini adalah program bersama yang dananya bersumber dari dana otsus tahun 2018,” kata kepala Bappeda Aceh, Azhari Hasan, kepada Tabangun Aceh, Kamis (21/9/2017), di sela-sela kunjungan kerja ke Desa Paku, Kecamatan Simpang Mamplam, Kabupaten Bireuen.

Kunjungan kerja tersebut di-lakukan kepala Bappeda Aceh un-tuk melihat secara lansung proses identifikasi dan verifikasi RTLH yang dilakukan oleh tim bersama Pemerintah Aceh yang terdiri dari

Bappeda Aceh, Dinas Sosial Aceh, Baitul Mal Aceh dan DPMG Aceh. “Sebelum kita mulai program be-dah rumah kaum dhuafa, kita ha-rus miliki data kongkrit objek yang mau dibedah”, katanya.

Azhari Hasan melanjutkan, tujuan pihaknya melakukan iden-tifikasi dan verifikasi adalah agar mendapatkan sasaran yang tepat, baik itu rumah yang akan dibangun baru (rekonstruksi) maupun dalam rehabilitasi.

“Identifikasi dan verifikasi yang kita lakukan adalah berbasis Data Terpadu (BDT) yang dikeluarkan oleh TNP2K tahun 2015 pada de-sil 1 dan desil 2 saja. Namun jika di lokasi atau gampong yang di-identifikasi dan verifikasi ternyata berada di luar BDT juga kita tetap lakukan identifikasi dan verifikasi,” kata Azhari.

Data RTLH yang diidentifi-kasi di lapangan adalah berupa foto rumah, foto pemilik rumah,  koor-dinat rumah (GPS), Nomor Induk Kependudukan pemilik rumah (NIK) dan beberapa indikator lain yang menjadi instrumen BDT.

“Dari indikator tersebut tentu kita akan mudah menentukan pri-oritas sasaran yang jelas dan tidak akan tertukar. Skemanya pem-bangunannya akan dibuat regu-lasi khusus dalam bentuk Peraturan Gubernur, tidak menggunakan ske-ma bansos atau hibah sebagaimana diatur dalam Permendagri 14 ta-hun 2016,” papar Kepala Bappeda Aceh.

“Jadi mulai tahun 2018 ma-syarakat yang menjadi sasaran pem-bangunan RTLH tidak perlu lagi membuat proposal dan sebagainya. Data hasil identifikasi dan verifikasi menjadi dasar untuk melakukan bedah rumah sehingga diharapkan betul-betul tepat sasaran,” ungkap-nya. (cekwat)

PEMERINTAH Aceh men-argetkan pengurangan an-gka kemiskinan pada tahun

2018. Indikator terpenting dari keluarga miskin adalah rumah hu-nian. Pemerintah mencanangkan program pengurangan kemiskinan melalui kegiatan bedah Rumah Ti-dak Layak Huni (RTLH) milik ke-luarga fakir miskin di seluruh Aceh.

“Program bedah rumah tidak layak huni direncanakan dimu-lai pada tahun 2018. Kita akan melakukan rehabilitasi dan rekon-struksi RTLH sekitar 3000 unit

Pemerintah Identifikasi Rumah Tidak Layak Huni

“Mulai tahun 2018 masyarakat yang menjadi sasaran pembangunan rumah tidak layak

huni tidak perlu lagi membuat proposal. Data hasil identifikasi dan verifikasi menjadi dasar

untuk melakukan bedah rumah sehingga diharapkan betul-betul tepat sasaran,”

--Azhari Hasan-- Kepala Bappeda Aceh

AZHARI Hasan menjelaskan, pembangunan rumah tidak layak huni (RTLH) di selu-

ruh Aceh dilakukan secara bertahap selama 5 tahun dan sesuai prioritas kebutuhan di lapangan. Untuk itu, Pemerintah Aceh mengajak semua elemen pemangku kepentingan melakukan pembangunan RTLH secara bersama-sama di seluruh Aceh.

“Misalnya bupati dan wali kota dapat memanfaatkan dana desa un-tuk membangun RTLH 2 sampai 5 unit per desa per tahun. Pemerin-tah Aceh maupun kabupaten/kota dapat memanfaatkan program Ban-tuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) pada Kementerian Peker-jaan Umum dan Perumahan Raky-at, Kementerian Sosial, NGO mau-pun masyarakat umum yang punya kemampuan lebih. Semua pihak silakan bantu saudara-saudara kita yang belum beruntung tersebut,” ajak kepala Bappeda Aceh.

Azhari Hasan menghimbau ma-syarakat agar tidak mudah percaya kepada oknum-oknum tertentu yang mengiming imingi dapat mengurus rumah bantuan, apalagi sampai memberikan jasa kepada pi-hak tersebut.

Pada kesempatan lain, seorang petugas identifikasi dan verifikasi RTLH di Kabupaten Bireuen, As-war, mengungkapkan bahwa sasa-

ran BDT berdasarkan desil 1 dan desil 2 berjumlah 1.026 KK dari 17 kecamatan dan 346 gampong. Namun begitu dicacah ke gampong yang menjadi sasaran ternyata di-jumpai RTLH non BDT lebih be-sar dari BDT.

“Oleh karena itu sasaran RTLH yang kita identifikasi juga mem-bengkak dari target awal. Indika-tor utama RTLH adalah jenis atap terluas terbuat dari jerami, daun-daunan, sirap. Jenis dinding terluas terbuat dari kayu, anyaman bambu. Sementara lantai masih berupa ta-nah. Luas rumah RTLH adalah 36 meter,” papar Aswar.

Aswar mengatakan, belajar dari Bireuen tim akan mengevaluasikan kembali mekanisme identifikasi dan verifikasi pada kabupaten/kota lainnya. Mengingat data terse-but akan digunakan mulai tahun 2018, maka tidak mingkin tim akan melakukan identifikasi dan verifikasi semua kecamatan desil 1 dan 2, tapi cukup pada kecamatan-kecamatan konsentrasi kemiskinan yang tinggi saja.

“Sedangkan untuk kecamatan lainnya akan kita lakukan identifikasi dan verifikasi pada tahun 2018 untuk digunakan pada tahun berikutnya. Namun itu terserah kepada kebijakan pimpinan baik provinsi maupun ka-bupaten/kota,” lanjut Aswar yang PNS di Bappeda Aceh. (hbn)

Ajak Bupati Bedah Rumah Miskin

"Indikator utama RTLH adalah jenis atap terluas terbuat dari jerami, daun-daunan, sirap. Jenis dinding terluas terbuat dari kayu, anyaman bambu. Sementara lantai masih berupa tanah. Luas rumah RTLH adalah 36 meter,”

-- Aswar --Petugas Verifikasi RTLH

KEPALA Bappeda Aceh sedang memberikan pengarahan kepada tim identifikasi dan verifikasi RTLH di desa Paku Kecamatan Simpang Mamplam Bireuen, 21/9/17. | FOTO: MAIMUN DINSOS

Page 13: SEPTEMBER 2017 MEMBUMIKAN PROGRAM ACEH KREATIF

TABLOID TABANGUN ACEH - EDISI 68 | SEPTEMBER 2017 13SERBA SERBI

CANADA kini mulai dilirik sebagai pasar potensial un-tuk komoditas kopi di Indo-

nesia, termasuk Kopi Gayo. Selain karena kebutuhan dan gaya hidup, Canada juga merupakan Negara pelaku import terbesar didunia.

Trade and Private Sector As-sistence (TPSA) yang bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan Indonesia kini terus mempromosi-kan Kopi Arabika Indonesia, teru-tama Kopi Arabika Gayo, di pasar Canada dan Amerika Utara. Hal itu dilakukan untuk meningkat-kan ekspor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Koperasi bidang industri Kopi Arabika.

Project Manager Coffee Sector Coordinator TPSA, Said Fauzan Baabud, saat melakukan presentasi di Kantor Bappeda Aceh, minggu lalu, mengatakan peluang pasar Canada perlu dilirik oleh Pemerin-tahan Indonesia dan Aceh sebagai salah satu tujuan ekspor pent-ing kopi Arabika Gayo. “Canada sangat serius dengan impor kopi dan mereka mencari kualitas kopi specialty seperti Arabika Gayo, dan ini peluang besar untuk Aceh dengan pasar yang sudah tersedia,” ujar Said.

Sebagai negara importir yang berada di urutan ke 11 dunia, Can-ada serius mengelola barang impor yang masuk ke negara mereka seir-ing meningkatnya konsumsi kopi

Arabika di Bener Meriah dan Aceh Tengah semakin tinggi di pasar Canada.

Pertama, cerita di balik kopi Arabika, misalnya petani, ramah lingkungan, memiliki sertifikasi. Kedua, skor cita rasa atau grading di atas 82, dan yang ketiga adalah praktek bisnis yang dilakukan se-lama ini oleh para produsen terse-but. “Jadi, para peminum kopi di Canada, sudah sampai pada tahap penikmat kopi yang harus tahu kopi seperti apa yang sedang mer-eka nikmati. Dari mana asalnya, dan apakah kopinya termasuk di-produksi dan diolah secara ramah lingkungan dan ekosistem, ataukah ditanam secara asal asalan saja,” un-gkap putra asal Aceh yang sudah malang melintang di organisasi in-ternasional ini.

Kini, bersama lima mitra utama produsen Kopi Arabika Gayo dari Bener Meriah dan Aceh Tengah,

di negeri dingin ini. “Warga Cana-da melek informasi dan mereka in-gin tahu soal produk yang mereka konsumsi, termasuk kopi, ini se-lalu dilakukan masyarakat Canada untuk memastikan produsen mer-eka memberikan yang terbaik dan berkualitas,” ungkap Said Fauzan.

Alasan ini pulalah, sebut Said, TFO Canada terus mencari pro-dusen kopi di dunia untuk bisa mengekspor kopi berkualitas ke negara mereka.

Dari data yang dirilis oleh TPSA, impor kopi Canada saat ini didominasi tiga pemain kopi dari Amerika Selatan, yaitu Colombia, Brazil, dan Guatemala yang me-nyumbang 65 persen. Sedangkan Indonesia berada di urutan keenam sebagai pengekspor kopi Arabika Gayo. “Walaupun Kopi Indonesia berada di urutan keenam, namun harganya 37 persen lebih tinggi dari pada harga kopi lainnya yang di ekspor ke Canada karena memi-liki keunikan tersendiri,” jelasnya.

Melihat peluang tersebut, TPSA menyebutkan telah bermitra dengan lima produsen kopi Arabika Gayo dari Aceh Tengah dan Bener Meriah dan membantu mempro-mosikan kopi tersebut ke pasar Canada.

Untuk masuk ke pasar Canada, tambah Said, ada tiga indikator penting yang dapat menambah ni-lai kopi Arabika dari produsen kopi

PERUM Bulog Divisi Re-gional (Divre) Aceh me-nyatakan hasil produksi  be-

ras di Aceh mencukupi kebutuhan warga bahkan lebih. Sementara data Dinas Pertanian Aceh me-nyebutkan, jumlah gabah yang dihasilkan mencapai 2,5 juta ton dan hanya 1,2 juta ton saja yang digunakan untuk memenuhi ke-butuhan pangan warga Aceh. Kepala Bulog Divre Aceh Fatah Yasin mengatakan, dengan jum-lah gabah yang dihasilkan ini san-gat mencukupi kebutuhan warga, sedangkan selebihnya Aceh bisa membantu kekurangan stok di daerah lain. “Begitu juga seba-liknya pasokan dari daerah lain juga bisa dikirim ke Aceh jika me-mang terjadi keadaan yang meng-haruskan mendatangkan beras dari luar daerah,” ujar Fatah Yasin. Kendati demikian, diakui Fatah, ti-dak semua hasil petani yang berupa Gabah Kering Panen (GKP) dijual kepada pemerintah melalui Bulog. Sesuai inpres, pemerintah mem-beli produksi petani dengan harga yang sudah ditentukan, tapi pet-ani bisa memilih untuk menjual

pada masyarakat pra sejahtera (rastra). Untuk Aceh, pagu perbulannya sebesar 5.721.750 kilogram. Un-tuk pagu pertahunnya sebesar 6.866.1000 kilogram. Jadi untuk penyaluran Januari-Agustus sebesar 2017 sudah disalurkan sebanyak  4.5774.000 kilogram. Dan yang su-dah terealisasi sebanyak 3.317.6865 kilogram atau setara dengan 72,5%. “Ketepatan waktu penyaluran rasta

TPSA juga sudah memberikan pembinaan terkait pelatihan ekspor kopi ke pasar Canada. Kelima mi-tra ini juga sudah mendapat pembi-naan teknik pertemuan pemasaran melalui pertemuan bisnis, hingga memfasilitasi para produsen kopi arabika tersebut mengikuti pam-eran Internasional Spesialty Coffee Association di Seattle, USA pada April 2017. Ia berharap, hal ini dapat meningkatkan kemakmuran petani kopi. “Salah satu tantangan terbesar untuk ekspor kopi ini, ten-tunya perubahan iklim yang terjadi di dataran tinggi gayo. Kita ber-harap lewat edukasi yang terus di-berikan kepada petani kopi, mereka tidak perlu mencari lahan baru tepi lebih kepada meningkatkan hasil produksi lewat lahgan yang sudah ada,” harapnya.

Kedepan, pihaknya juga ber-harap kerjasama bisa dilakukan ti-dak hanya dengan mitra yang sudah

kepada pihak ketiga atau swasta. Untuk tahun 2017 hingga tang-gal 16 Agustus 2017, total realisasi pembelian  beras  oleh Bulog men-capai 11.399 ton dengan rincian 10.342 ton dengan harga beras Rp 7300 perkilogram, dan 1.057 ton, setelah ada penyesuaian harga sebesar Rp 8.030 per kilogram. Di sisi lain Bulog juga mendapat penugasan menyalurkan  beras  ke-

seusai pagu dan jadwal yang diaju-kan ini memberi pengaruh pent-ing bagi stabilisasi harga pangan dan menekan inflasi,” jelasnya. Bulog tetap berkomitmen untuk mempercepat penyaluran rastra ke seluruh kabupaten/kota di Aceh, sehingga masyarakat penerima manfaat dapat menikmatinya dan tidak terpengaruh apabila adanya lonjakan harga di pasaran.(yayan)

ada, tapi harusnya ada mitra yang baru sehingga kesejahteraan ma-syarakat bisa terus membaik juga.

Sinergitas antara hulu dan hilir

Senada dengan itu, Kepala Bi-dang Perencanaan Pengembangan Ekonomi dan Ketenagakerjaan Bappeda Aceh, Marthunis men-gatakan, perdagangan tidak ter-pisah antara hulu dan hilir. Artinya, konsep TPSA dengan mengede-pankan pendekatan histori produk, bisa dipakai untuk mempromosi-kan produk pertanian dan perke-bunan lainnya dari Aceh untuk bisa di ekspor. “Harapan kita, semoga sosialisasi TPSA dengan metode dan konsepnya tentang kopi yang di share kepada pemerintah Aceh, dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah dan lebih memudah-kan perdangaangan untuk menin-gkatkan kemakmuran masyarakat,” ujar Marthunis. [yayan]

Bulog: Faktanya Beras di Aceh Surplus

Melirik Pasar Kopi Arabica Gayo di Canada

“Ketepatan waktu penyaluran rasta seusai pagu dan

jadwal yang diajukan ini memberi

pengaruh penting bagi stabilisasi harga pangan dan menekan

inflasi.”

-- Fatah Yasin -- Kepala Bulog Divre

Aceh

“Canada sangat serius dengan impor kopi dan mereka mencari kualitas kopi

specialty seperti Arabika Gayo, dan ini peluang besar untuk Aceh dengan

pasar yang sudah tersedia,”

--Said Fauzan Baabud--Project Manager Coffee Sector

Coordinator TPSA

BERAS di gudang Bulog. | FOTO: BULOG.CO.ID

Project Manager Coffee Sector Coordinator TPSA, Said Fauzan Baabud (tiga dari kiri) mensosialisasikan sistem perdagangan kopi ke Canada, di Bappeda Aceh, Rabu (13/9/2017). | FOTO: YAYAN ZAMZAMI

Page 14: SEPTEMBER 2017 MEMBUMIKAN PROGRAM ACEH KREATIF

TABLOID TABANGUN ACEH - 68 | SEPTEMBER 201714 SPIRIT

IDE kreatif sering kali melibat-kan hal-hal sepele. Dengan sen-tuhan inovatif dari orang-orang

yang tekun berkreasi, objek-objek yang terlihat remeh-temeh bisa di-sulap hingga bernilai, bukan hanya dari sudut pandang estetik, bahkan ekonomi. Salah satunya adalah apa yang dilakukan oleh perempuan Aceh yang satu ini, Fina Satar.

Fina yang kini berdomisili di Qatar, kini berkhidmat mengem-bangkan karya-karya patchwork-ing, applique dan quliting bermotif Aceh. Patchworking adalah keraji-nan yang menggabungkan poton-gan kain perca satu dengan lainnya yang memiliki motif atau warna berbeda menjadi bentuk baru. Se-dang quilting adalah menjahit tiga lapisan kain menjadi satu yang seluruhnya dijahit menggunakan teknik tusuk tindas (ada handquilt-ing dan machinequilting) biasanya terdiri dari tiga lapis atas dan bawah kain katun tengahnya busa/dakron pelapis.

Fina mengaku bergelut seni patchworking dan quilting sejak ta-

Indonesia, termasuk dari Aceh, Medan Pekanbaru, Jakarta, dan Bandung sam-pai akhirnya kami mem-bentuk group ADIDA (All I Do Applique) Indonesia. ADIDA adalah group kur-sus menjait applikasi yang tidak berbayar, belajar secara online dan offline dengan murid-murid berasal dari seluruh Indonesia dan luar negeri. Saya sendiri adalah salah satu mentor dari 17 orang mentor di ADIDA. Murid saya ada yang berdomisili di Qatar, ada juga dari Indonesia”, tambah Fina.

Sejauh ini Fina telah mengi-kut-sertakan karyanya dalam dua pameran di Jakarta. Tiga karyanya (spicy spiral table runner) ditampil-kan dalam pameran di Jakarta pada acara quilt kompetisi khatulistiwa. Dua dari karya tersebut dihadiah-kan kepada seorang perempuan donatur paling besar pada acara penggalangan dana untuk korban gempa Pidie Jaya yang dihadiri oleh Rafli Kande Anggota DPD DPR RI

hun 2010 silam. Kepada Tabangun Aceh (8/9) dia mengungkapkan ih-wal minatnya dalam seni kerajinan yang kini sedang trend di Indonesia itu. “Pertama saya bergabung dalam grup quilting di Qatar, Qatar Quilt Guild. Anggotanya kebanyakan orang asing, Amerika, Inggris, dan Skotlandia”.

Fina melanjutkan dari QQG inilah dia memperolah ilmu dasar patchwork seperti teknik memilih bahan, gradasi warna, motif, dan lain-lain. Hanya bergabung seta-hun, dengan basis kemampuannya dalam menjahit bordir yang diper-oleh sejak kecil dari ibunya, Fina ti-dak memperpanjang status member dari grup QQG dan mengembang-kan sendiri karya-karyanya dengan mengkombinasikan bordir, patch-work, applikasi dan quilting. Untuk menambah ilmu patchworking-nya Fina mengikuti grup challenge patchwork di facebook yang dikelo-la oleh para quilter luar negeri dan dalam negeri.

“Di group challenge inilah saya mengenal para quilter lainnya dari

di Qatar pada bulan Februari lalu. Fina mengambangkan beragam

motif pada karya patchwork dan quiltnya. Salah satu yang cukup unik adalah motif Rencong Aceh yang juga pernah ia ikut sertakan pada pameran Merah Putih di Mu-seum Textil 2017, dan disebut khu-sus dalam kolom “kosmo” Koran Tempo (27/07).

“Rata-rata quilter kita meng-gunakan motif dari luar bahkan cenderung bangga bisa mencontoh motif-motif tersebut. Sementera motif-motif Aceh tidak kalah me-narik dibanding dari motif luar.

Makanya saya ingin mengangkat motif Aceh sebagai motif quilting agar dikenal oleh para quilter-quil-ter lainnya baik di Indonesia mau-pun di luar negeri”, kata Fina.

Fina baru saja menyelesaikan motif pinto Aceh. Ke depan dia bertekad akan terus mengembang-kan dan mempromosikan ragam motif Aceh lainnya seperti kupiah meukutop, profil pahlawan Aceh, dan lain-lain baik melalui medsos maupun kompetisi-kompetisi resmi baik di dalam maupun di luar neg-eri. (khairul)

Mempromosikan Aceh Lewat Sepotong Kain

TRANSPORTASI secara umum memainkan peranan yang cukup penting dalam

mendukung pergerakan manusia, barang, maupun jasa. Belakangan ini, inovasi dalam penyediaan jasa layanan transportasi mulai berek-spansi ke dunia digital.

Nama Uber, Grab, dan Go-Jek menjadi tidak asing lagi di telinga orang Indonesia. Sejak beberapa tahun lalu, ketiga perusahaan ini telah menguasai pasar jasa layanan transportasi online di Indonesia, terutama di kota-kota besar.

Untuk Aceh, ada Ho-Jak yang telah merintis usaha layanan trans-portasi online. Meski masih melay-ani wilayah Banda Aceh dan Aceh Besar, Ho-Jak yang dirintis oleh para pemuda Aceh ini, berani tampil dan siap bersaing dengan aplikasi trans-portasi berbasis online lainnya.

Khairul Mubaraq, CEO dan Founder Ho-Jak, melalui telepon seluler kepada Tabangun Aceh, Kamis (14/9/2017) mengatakan, inisiasi lahirnya Ho-Jak berawal dari banyaknya wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang

mengeluhkan minimnya layanan transportasi umum, terutama di ka-wasan Kota Banda Aceh.

“Ide membuat aplikasi layanan online Ho-Jak awalnya karena ban-yaknya keluhan para wisatawan yang kesulitan mendapatkan layan-an transportasi murah, ramah dan nyaman di Banda Aceh ini,” un-gkap Khairul yang juga pengelola akun Instagram Wisata Aceh ini.

Khairul dibantu oleh rekan-rekannya yang merupakan peggiat IT (Information Technology) ke-mudian berinisiatif untuk mencip-takan suatu layanan transportasi berbasis online yang fokus untuk melayani para wisatawan. Aplikasi Ho-Jak ini sendiri mulai aktif pada Agustus 2017.

“Target utama pangsa pasar kita memang wisatawan, karena Ho-Jak menawarkan layanan multiple way (banyak tujuan) sesuai dengan ke-butuhan para wisatawan, berbeda dengan aplikasi lainnya yang sudah hadir di Banda Aceh yang sifatnya one way (satu tujuan),” katanya.

Proses pembuatan aplikasi ini murni dibuat oleh pemuda-pemu-

da Aceh yang tidak hanya mencari peluang bisnis, tapi juga kesamaan pola pikir dalam memajukan sektor pariwisata di Banda Aceh khusus-nya, dan kemajuan pembangunan Aceh umumnya.

“Kami menawarkan paket kel-iling lokasi wisata di seputaran perkotaan Banda Aceh, pengemudi kami juga dapat langsung menjadi pemandu wisata,” ujarnya.

Ketika disinggung mengenai mulai masuknya aplikasi transpor-tasi online lainnya ke Banda Aceh, Khairul optimis dan menanggap-inya secara positif. “Persaingan di dunia bisnis itu penting bagi kami agar terus dapat memperbaiki lay-anan kepada pelanggan kami, dan tentunya kami terus berinovasi dan tampil beda dengan mereka,” ung-kap pria lulusan Ilmu Komunikasi Universitas Syiah Kuala ini.

Lebih lanjut, Khairul men-gatakan bahwa Ho-Jak tidak hanya menyediakan jasa transportasi mo-bil dan sepeda motor, namun juga becak motor yang menjadi ciri khas transportasi umum konvensional di Banda Aceh. “Aplikasi kami menye-

diakan jasa becak motor. Ini yang tidak dimiliki aplikasi online lain, juga jasa antar makanan dan minu-man,” katanya.

Di balik itu semua tentu ada kendala yang dihadapi oleh Khairul dan rekan-rekannya. “Ada ham-pir 500an abang becak yang mau mendaftar ke kami, namun mereka tidak memiliki dana untuk membe-li hp. Pengaruhnya ke kami adalah keterbatasan unit layanan untuk becak motor,” ujarnya.

Bagi masyarakat yang tertarik bergabung dengan Ho-Jak, Khairul mengatakan dapat langsung ke kantor Ho-Jak di kawasan Gampong Pineung

Banda Aceh.Di luar bisnis jasa layanan

transportasi online, Khairul juga merintis usaha makanan khas Aceh yaitu salak pliek yang bisa diorder melalui akun Instagram @Pliek_u. Khairul berinisiatif mengajak anak-anak muda Aceh lainnya untuk terus berimprovisasi dan berinovasi dalam pengembangan bisnis start-up digital yang bermanfaat bagi pembangunan Aceh ke depan.

“Komitmen kami adalah mem-bangun Aceh melalui pengem-

bangan startup digital yang sudah menjadi trend be-lakangan ini,” demikian Khairul.(med)

Transportasi Online Karya Anak Aceh“Aplikasi kami menyediakan jasa

becak motor. Ini yang tidak dimiliki aplikasi online lain. Ada juga jasa antar makanan dan minuman.”

-- Khairul Mubaraq --CEO dan Founder Ho-Jak

HO-JAK

Page 15: SEPTEMBER 2017 MEMBUMIKAN PROGRAM ACEH KREATIF

Gambar mewarnai di atas diperuntukkan bagi siswa-siswi TK/SD/MI. Warnailah, lebih baik menggunakan PASTEL/KRAYON. Gunting (boleh difoto copy) dan kirimkan ke alamat redaksi d/a Bappeda Aceh Jl.Muhammad Daud Beureueh Banda Aceh, dengan mengisi identitas diri. Di sudut kiri amplop ditulis “MEWAR-NAI”. Redaksi menyediakan bingkisan sekolah kepada masing-masing karya terbaik. Hadiah akan dikirim ke alamat sekolah masing-masing.

Nam

a Sis

wa

: ..

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

..

Nam

a Sek

olah

:

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

Ala

mat

Sek

olah

:

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

Kela

s

:

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Alamat Rumah : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Sekolah / Alamat : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Kelas : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

00- ini diperuntukkan bagi siswa-siswi SD/MI. Kirimkan jawaban ke alamat redaksi, d/a Bappeda Aceh, Jl.Muhammad Daud Beureueh Banda Aceh, dengan menyertai po-tongan TTS dan menulis identitas diri (Nama, TTL, Alamat Sekolah). Di sudut kiri amplop ditulis TTS Anak. Redaksi menyediakan bingkisan sekolah dan akan dikirim ke alamat sekolah masing-masing.

MENDATAR :1.Kecakapan, keahlian 4.Ibukota Provinsi Aceh 7.Uang (Bhs. Inggris) 10.Akademi Angkatan Udara (singkat) 11.Saya 12.Nama lain tumbuhan paku 14.Rajin dan sungguh-ungguh 17.Bohong (Bhs. Inggris) 18.Yang keluar dari air yang mendidih 19.Panggilan untuk saudara laki-laki yang lebih tua 22.Tulang iga 23.Ibukota Nusa Tenggara Barat 25.Anak dari cabang pada pohon 28.Angka 29.Kamu dan saya 31.Uang (Bhs. Aceh) 32.Ketat dan kuat 33.Beda, tidak sama 35.Salah satu sifat Allah 37.Salah satu Negara di benua Amerika 40.Nama bulan 43.Gembira 45.Semua (Bhs. Inggris) 47.Ruang untuk masak 50.Jenuh 52.Seluruh, segala 54.Upaya, ikhtiar 55.Tidak tenggelam 58.Departemen Keuangan (singkat) 60.Binatang, hewan (Bhs. Inggris) 62.Pulpen 63.Lawan kiri 66.Minggu (Bhs. Arab) 67.Salah satu pulau di Sumatera 69.Bagian dari tumbuhan 70.Alat penjepit 71.Salah seorang Pahlawan Aceh 72.Sangat, paling.

MENURUN :1.Sebentar (Bhs Aceh) 2.Bebek 3.Berbeda 4.Tadi malam (Bhs. Aceh) 5.Asuransi Kesehatan (singkat) 6.Nyaris 7.Nama Nabi 8.Kotoran 9.Kata sambung 12.Benda Pos 13.Pekerjaan yang tidak mengharap bayaran atau pamrih 15.Membaca huruf demi huruf 16.Pemikir dalam Islam 20.Benar 21.Tidak termasuk 23.Sejahtera, berkecukupan 24.Hasil perasan 26.Seniman 27.Lawan genap 30.Judul 34.Mesjid di kota Yerussalem 36.Pegawai atau pekerja pria 38.Nama hewan 39.Komisi Pemilihan Umum (singkat) 41.Bumi (Bhs. Latin) 42.Nama ikan 44.Gagasan 46.Garis 48.Warna merah muda 49.Akur kembali 50.Tubuh, raga 51.Bersih, tak bernoda 52.Tidak luas 53.Mengajak untuk datang 56. Tempat duduk di atas punggung kuda 57.Gemuk, gempal 59.Pekan Kebudayaan Aceh (singkat) 61.Majelis Adat Aceh (singkat) 64.Anak Buah Kapal (singkat) 65.Sisa pembakaran 68.Sarjana Teknik (singkat) 69.Gelar sarjana S3, Doktor (singkat).

Edisi 68

Jawaban TTS Tabloid Tabangun Aceh Edisi 67:

MENDATAR: 1.Lebah 4.Persiraja 7.Sumur 10.Abi 11.Mei 12.Peluh 14.Suara 17.Ide 18.Oli 19.Lunak 22.Dahan 23.Lambang 25.Imbalan 28.Golok 29.Uban 31.Sama 32.Obat 33.Gula 35.Namun 37.Timbang 40.Garansi 43.RRI 45.ATK 47.Kapal 50.Dusun 52.Lumba 54.Arena 55.Abang 58.Gejala 60.Rimbun 62.Bali 63.Puisi 66.Tani 67.Tank 69.Suka 70.Hulu 71.Banda Aceh 72.Lusa.MENURUN: 1.Luas 2.Bisa 3.Haba 4.Piring 5.Islah 6.Ampibi 7.Sial 8.Main 9.Riak 12.Pedagang 13.Hongkong 15.USA 16.Rabun 20.Udang 21.Apa 23.Leuser 24.Nasib 26.Mitra 27.Nyamuk 30.Arti 34.Usia 36.Mempelai 38.Muka 39.Nya 41.Aku 42.Nona 44.RSU 46.Ton 48.Pula 49.Lahap 50.Damri 51.Swim 52.Lembah 53.Begitu 56.Bantal 57.Gurita 59.Jin 61.Bau 64.UUD 65.Sua 68.KB 69.SH.

Edisi 68

NAMA – NAMA PEMENANG TTS TABLOID TABANGUN ACEH EDISI 67

1.KAMILATUN NUHA, SD Limo Mesjid Jl.Indrapuri –Montasik Aceh Besar – Kls V,2.M.MULTAZAM, MIN MUHAMMADIYAH Jl.Pendidikan Blang Pidie – Kls VI. 3. MUHAMMAD KHALISH AL-FAIZ, SDN 6 Bireuen Jl.T.Malem Diwa Kec.Kota juang – Kls IV/a, 4.GHINA SALSABILA PUTRI, MIN Miruk Jl. Lambaro Angan Aceh Besar – Kls IV/a, 5.FEBRI NUGRAH HARAHAP, SDN Kuta Batee Dusun Sagoe Kec.Trienggadeng - Kls VI/b, 6.NAZUWA SALSABILA, SD 6 Cot Mesjid Jl.Lembah Hijau Desa Cot Mesjid Banda Aceh – Kls V/a,7. AUZIR FAHLEVI, MIN Cot Glumpang Kec.Glumpang Baro Pidie – Kls VI/b, 8.IBNU HAFFAZH, MIN Sabang Cot Ba’u Kota Sabang – Kls V/a,9.SALWA AZKIYA, MIN SUAQ Samadua Jl. Semangka Gp.Payanan Gadang Aceh Selatan – Kls III,10.SALSABILA LATHIFAH TRIAWAN, SD Kartika XIV-2 dekat Lapangan Neusu Banda Aceh – Kls VI.

NAMA – NAMA PEMENANG MEWARNAI TABLOID TABANGUN ACEH EDISI 671.KHAIRA MOLIDA, MIN Pagar Air Jl.disamping Mesjid Pagar Air Aceh Besar – Kls II/a, 2.KEHARA NOUREN, SDN 50 Lamlagang Banda Aceh – Kls I/a, 3.AZKIA LISTI YANI, TK Aisyiyah Bustanul Athfal Jl.B.Aceh–Medan Komplek Mesjid Lama Indrapuri (Pasar Lama) A.Besar – Kls ,4.ASRAFIL AULIA, MIN Kota Bakti Gp.Pisang Bucue Kec.Sakti Pidie – Kls IV,5.SALWATUN AHZAN, RA Ummi, Gampong Mesjid Aree, Delima, Pidie, Kls. B1. 6.KETIVA NOYA, SDN 50 Lamlagang Banda Aceh – Kls II/b, 7. SHAQINA ANNAYA, MIN Bukloh Jl.B.Aceh-Medan KM 12 Desa Bukloh Kec.Sukamakmur Aceh Besar – Kls II/b, 8.ALI ZAIDI, RA Ummi, Gampong Mesjid Aree, Delima, Pidie, Kls. B1. 9.M.FIRDAUS, MIN 17 Pidie Jl.Waki Ibrahim No.1 Sigli – Kls V/c,10.MUHAMMAD FAHRI, SDN 3 Dewantara Jl.Ramal Krueng Geukueh Aceh Utara – Kls VI/b .

Page 16: SEPTEMBER 2017 MEMBUMIKAN PROGRAM ACEH KREATIF

TABLOID TABANGUN ACEH - 68 | SEPTEMBER 201716

SPIRIT

PETA Negara Kesatuan Re-publik Indonesia (NKRI) hasil pemutakhiran terbaru

atau Informasi Geospasial (IG) yang diluncurkan di Tugu Kilometer Nol Indonesia, Gampong Iboih, Suka-karya, Sabang sudah siap digunakan.

Peluncuran peta NKRI termu-takhir dalam rangka pencanangan gerakan menebar sejuta peta untuk negeri ini, dipimpin oleh Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, didampingi Walikota Sabang Zulkifli H Adam serta unsur Forkompinda Kota Sa-bang.

“Kami berterimakasih kepada pemerintah pusat telah memilih Sabang sebagai tempat peluncuran Peta Negara Kesatuan Republik In-

donesia,” kata Gubernur Irwandi Yusuf di Tugu Kilometer Nol Indo-nesia, Sabang, Jumat (15/9/2017) lalu.

Acara peluncuran Peta NKRI tersebut merupakan satu rang-kaian dengan berbagai kegiatan lain dalam rangka memperingati Hari Informasi Geospasial.

Gubernur Irwandi Yusuf me-nyampaikan, peluncuran peta NKRI di titik Nol Indonesia men-jadi pemicu semangat bagi segenap anak bangsa untuk memperkuat ke-daulatan negara dari Sabang sampai dengan Merauke. “Peluncuran peta Indonesia ini amanah Undang-Un-dang Nomor 4 Tahun 2011 tentang informasi geospasial,” kata Irwandi.

Pada kesempatan itu, Gubernur Aceh juga menyebut kehadiran peta ini tidak sekedar menggambarkan posisi Indonesia dalam lingkaran dunia, tapi sebagai langkah un-tuk menghadirkan peta yang lebih konkret tentang geospasial berbagai wilayah Indonesia. “Peta ini sangat bermanfaat dan dapat dijadikan acuan untuk perencanaan pemban-gunan agar lebih terarah, akurat dan tepat sasaran,” pungkas alumni Universitas Negeri Oregon Ameri-ka Serikat, itu.

Pemerintah Indonesia melalui Kementiran Koordinator Bidang Kemaritiman telah mengeluarkan peta NKRI yang baru dan terdapat perubahan yang cukup dignifikan

dibandingkan peta sebelumnya.Kepala BIG menjelaskan, peta

NKRI hasil pemutakhiran itu me-nyajikan tambahan berbagai infor-masi dan informasi terbaru tersebut setelah melalui pembahasan oleh tim penyusunan peta NKRI. “Peta NKRI edisi 2017 terdapat pemba-haruan yang sangat signifikan teru-tama terkait batas maritim Indone-sia,” ujar Prof Hasanuddin.

Dijelaskan, pembaharuan peta NKRI ini meliputi teritorial yang berlaku antara Indonesia-Singapura disisi barat dan timur. Kemudian, perjanjian batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) antara Indonesia dengan Filipina sudah disepakati bersama dan sudah diratifikasi.

Pemutakhiran peta NKRI terba-ru juga melalui keputusan arbitrase Filipina dan Tiongkok memberikan yurisprudensi hukum internasional bahwa pulau kecil atau karang ke-cil yang berada di tengah laut tidak bisa menyokong kehidupan manu-sia tidak memiliki hak ZEE 200 mil laut dan landas kontinen. “Jadi beberapa pulau kecil milik negara tetangga Indonesia hanya diberikan batas 12 mil laut,” sebutnya.

Prof Hasanuddin juga menam-bahkan, pemerintah Indonesia in-gin mempertegas klaim Selat Mal-aka dengan melakukan simplifikasi klaim garis batas untuk memper-mudah penegahan hukum interna-sional. [rid]

Peta NKRI Termutakhir Sudah Bisa Digunakan

Gubernur Irwandi Yusuf Launching Peta NKRI di Tugu Nol Kilometer

“Peta ini sangat bermanfaat dan dapat dijadikan

acuan untuk perencanaan

pembangunan agar lebih terarah, akurat dan tepat

sasaran,”

--Irwandi Yusuf--Gubernur Aceh

Gubernur Irwandi Yusuf didampingi Kepala Badan Informasi Geospasial Hasanuddin Z. Abidin mengamati salah satu Pulau usai peluncuran Peta Negara Kesatuan Republik Indonesia di Tugu Kilometer Nol Indonesia, Sabang, Jumat 15. | Foto: Humas Aceh

Gubernur Irwandi Yusuf menerima Peta perubahan edisi 2017 dari Kepala Badan Informasi Geospasial Hasanuddin Z. Abidin usai usai peluncuran Peta Negara Kesatuan Republik Indonesia di Tugu Kilometer Nol Indonesia, Sabang, Jumat 15. | Foto: humas Aceh

FOTO bersama usai peluncuran Peta Negara Kesatuan Republik Indonesia di Tugu Kilometer Nol Indonesia, Sabang, Jumat 15 September 2017. Humas Aceh. | FOTO: HUMAS ACEH