Upload
putri-umepal
View
231
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
sifilis
Citation preview
DIAGNOSIS BANDING
S I
Dasar diagnosis SI sebagai berikur. Pada anamnesis dapat diketahui masa
inkubasi : gejala konstitusi tidak terdapat, demikian pula gejala setempat yaitu
tidak ada rasa nyeri. Pda efek primer yang penting ialah terdapat erosi/ulkus yang
bersih, soliter, bulat/lonjong, teratur, indolen dengan dengan indurasi: T.pallidum
Positif.kelainan dapat nyeri jika disertai infeksi sekunder. Kelenjar regional dapat
membesar, indolen, tidak berkelompok, tidak ada periadenitis, tanpa supurasi. Tes
serologik setelah beberapa minggu bereaksi positif lemah.
Sebagai diagnosis banding dapat dikemukakan berbagai penyakit.
1. Herpes Simpleks
Penyakit ini residif dapat disertai rasa gatal/nyeri, lesi berupa vesikel
diatas kulit yang eritematosa, berkelompok. Jika telah pecah tampak
kelompok erosi, sering berkonfluensi dan polisiklik. Tidak terdapat
indurasi.
2. Ulkus Piogenik
Akibat trauma, misalnya garukan dapat terjadi infeksi piogenik. Ulkus
tampak kotor karena mengandung pus, nyeri, tanpa indurasi. Jika terdapat
limfadenitis regional disertai tanda-tanda radang akut dapat terjadi
supurasi yang serentak, dan terdapat leukositosis pada pemeriksaan darah
tepi.
3. Skabies
Pada scabies lesi berbentuk beberapa papul atau vesikel di genitalia
eksterna, terasa gatal pada malam hari. Kelainan yang sama terdapat pula
pada tempat redileksi, misalnya lipat jari tangan, perianal. Orang serumah
juga akan menderita penyakit yang sama.
4. Balanitis
Pada balinitis, kelainan berupa erosi superfisial pada glans penis disertai
eritema, tanpa indurasi. Faktor predisposisi : DM dan yang tidak
disirkumsisi.
5. Limfogranuloma venereum ( LGV)
Efek primer pada LGV tidak khas, dapat berupa papul, vesikel, pustule,
ulkus dan biasanya cepat hilang. Yang khas ialah limfadenitis regional,
disertai tanda-tanda radang akut, supurasi tidak serentak, terdapat
periadenitis, LGV disertai gejala konstitusi: demam, malese, dan
arthralgia.
6. Karsinoma sel skuamosa
Umumnya terjadi pada orang usia lanjut yang tidak disirkumsisi.
Kelainan kulit berupa benjolan-benjolan, terdapat indurasi, nudah
berdarah. Untuk diagnosis, perlu biabsi.
7. Penyakit behcet
Ulkus superfisial, multiple, biasanya pada skrotum/labia. Terdapat pula
ulserasi pada mulut dan lesi pada mata.
8. Ulkus mole
Penyakit ini sekarang langkah. Ulkus lebih dari satu, disertai y=tanda-
tanda radang akut, terdapat pus, dindingnya bergaung. Haemophilus
Ducreyi positif. Jika terjadi limfadenitis regional juga disertai tanda-tanda
radang akut, terjadi supurasi serentak.
S II
Dasar diagnosis S II sebagai berikut, S II timbul enam sampai delapan minggu sesudah S I. seperti telah dijelaskan, S II ini dapat menyerupai berbagai penyakit kulit. Untuk membedakannya dengan penyakit kulit lain ada beberapa pegangan. Pada anamnesis hendaknya ditanyakan, apakah pernah menderita luka di alat genital (S I) yang tidak nyeri.
Klinis yang penting umumnya berupa kelainan tidak gatal. Pada S II dini kelainan generalisata hamper simetrik, telapak tangan/kaki juga dikenai. Pada S II lambat terdapat kelainan setempat-setempat, berkelompok, dapat tersusun menurut susunan tertentu, misalnya: arsinar, polisiklik, korimbiformis. Biasanya terdapat limfadenitis generalisata. Tes serologik positif kuat pada S II dini, lebih kuat lagi pada S II lanjut.
Seperti telah diterangkan, sifilis dapat menyerupai berbagai penyakit karena itu diagnosis bandingnya sangat banyak, tetapi hanya sebagian yang akan diuraikan.
1. Erupsi obat alergikPada anamnesis dapat diketahui timbulnya alergi karena obat yang dapat disertai demam. Kelainan kulit bermacam-macam, diantaranya bebentuk eritema sehingga mirip roseala pada S II. Keluhan gatal, sedangkan pada sifilis biasanya tidak gatal.
2. MorbiliKelainan kulit berupa eritema seperti pada S II. Perbedannnya: pada morbili disertai gejala konstitusi (tampak sakit, demam), kelenjar getah bening tidak membesar.
3. Pitiriasis roseaTerdiri atas banyak bercak eritematosa terutama dipinggir dengan skuama halus, berbentuk lonjong, lenticular, susunannya sejajar dengan lipatan kulit. Enyakit ini tidak disertai limfadenitis generalisata seperti pada S II.
4. Psoriasis
5. Dermatitis seboroika6. Kondiloma akuminatum7. Alopesia areata