Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    1/73

    i

    PROSEDUR EKSPOR PADA PT DENSO INDONESIA

    DI JAKARTA

    TUGAS AKHIR

    DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS-TUGAS DAN

    PERSYARATAN GUNA MENCAPAI GELAR AHLI MADYA PADAPROGRAM D-3 MANAJEMEN PERDAGANGAN FAKULTAS

    EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    Oleh:

    SITARAHMAWATI SEPTI MAHANANI

    NIM. F3109069

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2012

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    2/73

    ii

    ABSTRAKSI

    PROSEDUR EKSPOR PADA PT DENSO INDONESIA DIJAKARTA

    SITARAHMAWATI SEPTI MAHANANINIM. F3109069

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana prosedur eksporkomponen otomotif pada PT Denso Indonesia mulai dari proses ekspor,

    pembuatan dokumen ekspor, sampai pada hambatan yang dihadapi oleh PT Denso

    Indonesia dalam proses ekspornya. PT Denso Indonesia adalah sebuah perusahaanmanufaktur komponen otomotif yang cukup besar. Produknya tidak hanyadipasarkan di Indonesia saja, produk dari PT Denso Indonesia pun sudahmerambah pasar ekspor.

    Metode penelitian yang digunakan adalah observasi langsung di perusahaandan wawancara dengan staf PT Denso Indonesia tentang bagaimana prosedurekspor yang digunakan perusahaan, dokumen apa saja yang diperlukan, danhambatan apa saja yang dihadapi PT Denso Indonesia dalam melaksanakankegiatan ekspornya. Data yang digunakan adalah data primer yang diperolehlangsung dari hasil wawancara maupun pengamatan langsung di perusahaan,

    untuk data sekunder diperoleh dari buku referensi maupun website .Dari hasil penelitian yang diperoleh dari PT Denso Indonesia dapat

    diketahui bahwa prosedur ekspor yang dilakukan terdiri dari beberapa tahap.Proses pemesanan oleh buyer melalui email/website, pembuatan jadwal ekspor,

    proses produksi, pembuatan dokumen ekspor, pemesanan ruang kapal, prosesstuffing , pengiriman barang ke pelabuhan oleh pihak Freight Forwarder karenaPT Denso Indonesia menguunakan term FOB dalam pengiriman barangnya, lalu

    penerbitan surat keterangan asal, pengiriman dokumen kepada buyer , pencairan pembayaran melalui Telegraphic Transfer .

    Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur ekspor diPT Denso Indonesia sudah berjalan baik, meskipun terkadang ada sedikithambatan yang dihadapi. Untuk lebih memajukan perusahaan berikut beberapasaran yang dapat dikemukakan antara lain, peningkatan kualitas produksi agarmempersempit kesempatan baarang cacat atau “ no good quality ”, dan juga

    peningkatan sarana dan prasarana dalam proses pembuatan dokumen agar lebihcepat terselesaikan.

    Kata kunci: Freight Forwarder, Free On Board, Telegraphic Transfer.

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    3/73

    iii

    ABSTRACT

    EXPORT PROCEDURES ON PT DENSO INDONESIA IN JAKARTA

    SITARAHMAWATI SEPTI MAHANANIF3109069

    This study aims to find out how to export procedures on the automotivecomponent PT Denso Indonesia start of the export process, the manufacture ofexport documents, to the barriers faced by PT Denso Indonesia in the export

    process. PT Denso Indonesia is an automotive component manufacturingcompany that is large enough. Its products are marketed not only in Indonesia

    alone, the product of PT Denso Indonesia had already penetrated the exportmarket.

    The research method used was direct observation in the company andinterviews with staff of PT Denso Indonesia about how companies use the export

    procedure, what documents are required, and what are the barriers faced by PTDenso Indonesia in implementing its export activities. The data used are the

    primary data obtained directly from interviews and direct observation in thecompany, for the secondary data obtained from reference books and websites.From the results obtained from the PT Denso Indonesia can be seen that theexport procedure is performed consists of several stages. Ordering process by the

    buyer via email / website, creation of export schedules, production processes, themanufacture of export documents, booking space ship, the stuffing, delivery ofgoods to the port by the Freight Forwarder for PT Denso Indonesia use term FOBin the delivery of the goods, then the issuance of a certificate origin, shippingdocuments to the buyer, the disbursement of payment through TelegraphicTransfer.

    Based on the above it can be concluded that the export procedure in PTDenso Indonesia has been running well, although sometimes there are littleobstacles faced. To further advance the company following a few suggestions thatcan be put forward, among others, improving the quality of production in order tonarrow the opportunity good disability or "no good quality", and also an increasein facilities and infrastructure in the process of creating documents in order tomore quickly resolved.

    Key words: Freight Forwarder, Free On Board, Telegraphic Transfer.

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    4/73

    iv

    HALAMAN PERSETUJUAN

    Surakarta, … Juni 2012Disetujui dan diterima oleh

    Pembimbing

    Drs. Hari Murti, MsiNIP. 19561214 198403 1 001

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    5/73

    v

    HALAMAN PENGESAHAN

    Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji Tugas Akhir

    Manajemen Perdagangan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

    guna melengkapi tugas – tugas dan memenuhi syarat untuk memperoleh gelar

    Ahli Madya Manajemen Perdagangan

    Surakarta, Juli 2012

    Pembimbing

    1. Drs. Hari Murti, Msi (…………………….)NIP. 19561214 198403 1 001

    Penguji

    2. MULYADI, SE (…………………….)

    NIDN. 0606078202

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    6/73

    vi

    MOTTO

    - Siapa yang kalah dengan senyum, dialah pemenagnya (A. Hubard)

    - Bila kedua tangan dapat mengerjakan dua hal berbeda dalam satu waktu,

    lakukanlah segera.

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    7/73

    vii

    PERSEMBAHAN

    Karya ini dipersembahkan kepada:

    1. Bapak, ibuk dan kakak – kakakku

    tercinta, thanks a lot .

    2. Kel. Besar Moch. Dalhari

    3. Kak Rudhit ku

    4. Tri Kusniati, Yeni Tri Utami,

    Medhias, Maharani, Mutiara, Anisa,

    dan teman-teman BI ‘09

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    8/73

    viii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya

    yang senantiasa dilimpahkan kepada kita semua, atas karunia-Nya lah penulis

    mampu untuk menyelesaikan penulisan Tugas Akhir yang berjudul

    “PROSEDUR EKSPOR PADA PT DENSO INDONESIA DI JAKARTA”.

    Penulisan Tugas Akhir ini dapat berjalan baik atas bimbingan, bantuan,

    dukungan dan motivasi dari banyak pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin

    mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu secara

    langsung maupun tidak langsung hingga selesai tersusunnya Tugas Akhir ini,

    kepada:

    1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

    2. Drs. Hari Murti, Msi selaku Ketua Program Studi Bisnis Internasional dan

    sekaligus Pembimbing saya.

    3. Semua Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

    Maret.

    4. Bapak Kunto Adji Dharmawan yang sudah membimbing saya di PT

    Denso Indonesia.

    5. Bapak Katmin, mas Tri Handi, dan semua staf PT Denso Indonesia.

    6. Pihak – pihak lain yang tidak dapat penulis sebut satu per satu.

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    9/73

    ix

    Dalam penulisan karya Tugas Akhir ini mungkin belum lah sempura, masih

    banyak yang harus diperbaiki dan dipelajari. Oleh karena itu, saran dan masukan

    sangat penulis harapkan agar lebih baik dan bermanfaat bagi semua.

    Surakarta, Juni 2012

    Penulis

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    10/73

    x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL …………………………………………………. i

    ABSTRAKSI …………………………………………………………. ii

    HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………….. iii

    HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………... iv

    MOTTO ………………………………………………………………... v

    HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………… vi

    KATA PENGANTAR ……………………………………………….. vii

    DAFTAR ISI ……………………………………………………….. … ix

    BAB I PENDAHULUAN …………………………………………...... 1

    A. Latar Belakang Masalah ………………………………………... 1

    B. Perumusan Masalah …………………………………………….. 4

    C. Tujuan Penelitian ………………………………………………... 5

    D. Kegunaan Penelitian …………………………………………….. 5

    E. Metodologi Penelitian …………………………………………… 6

    BAB II LANDASAN TEORI ………………………………………….. 10

    A. Pengertian Ekspor ……………………………………………….. 10

    B. Dokumen Ekspor ………………………………………………… 13

    C. Komoditi Ekspor ………………………………………………… 19

    D. Pihak – pihak yang terlibat dalam prosedur ekspor ……………… 22

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    11/73

    xi

    E. Incoterm 2000 …………………………………………………...... 26

    BAB III PEMBAHASAN ……………………………………………….. 33

    A. Gambaran Umum Perusahaan ……………………………………. 33

    1. Gambaran PT Denso Indonesia ……………………………… 30 2. Lokasi Perusahaan …………………………………………… 37 3. Struktur Organisasi …………………………………………... 39 4. Personalia ……………………………………………………. 41

    5. Produk yang di ekspor ……………………………………… 44

    6. Pemasaran Produk Ekspor …………………………………… 45

    B. Pembahasan ……………………………………………………… 47

    1. Prosedur Ekspor pada PT Denso Indonesia ………………. 47

    2. Dokumen Ekspor pada PT Denso Indonesia ………………. 51

    3. Kendala yang sering dialami dalam proses ekspor

    PT Denso Indonesia ………………………………………… 54

    BAB IV PENUTUP …………………………………………………… 56

    A. Kesimpulan ……………………………………………………… 56

    B. Saran ………………………….…………………………………. 57

    DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………. 59

    LAMPIRAN …………………………………………………………….. 60

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    12/73

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Perdagangan lintas batas suatu negara dewasa ini terjadi karena

    seiring bertambahnya kebutuhan akan barang dan jasa yang semakin tidak

    terbatas jumlah konsumsinya. Hal ini bisa juga terjadi karena jumlah barang

    dan jasa di negara tersebut terbatas produksinya karena kurangnya sumber

    daya yang dibutuhkan. Perdagangan lintas batas suatu negara atau yang

    biasanya disebut dengan ekspor dan impor ini tidak sama dengan

    perdagangan lintas batas dalam satu negara saja. Hal yang demikian ini bisa

    dilihat dari peraturan yang berbeda – beda di setiap negara, bisa berbeda

    dalam tata cara standarisasi mutu produk, ukuran/takaran produk dan juga

    peraturan perdagangan yang diterapkan oleh pemerintahan negara tersebut.

    Ekspor, salah satu kegiatan perdagangan lintas batas negara dengan

    cara menjual atau mengeluarkan produk dari dalam suatu kawasan pabean

    suatu negara ke kawasan pabean negara lain. Ekspor menjadi salah satu

    komponen dalam mengasilkan pendapatan suatu negara. Pendapatan nasional

    merupakan penjumlahan dari seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh

    seluruh rumah tangga ekonomi (RTK,RTP,RTG,RT Luar Negeri) dalam

    suatu Negara selama satu tahun. Di negara kita sendiri Indonesia, ekspor

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    13/73

    2

    menjadi penambah pendapatan negara sebagaimana dalam rumus:

    (http://peunaronesia.blogspot.com, 18/05/2012, 14.30)

    Y = C + I + G + (X - M)

    Dimana (Y) adalah pendapatan negara, (C) adalah konsumsi rumah

    tangga,(I) adalah investasi perusahaan (G) adalah belanja negara, (X) adalah

    ekspor, dan (M) adalah impor. Semakin tinggi nilai ekspor berarti bisa dilihat

    perkembangan ekonomi yang semakin pesat. Transaksi ekspor bagi negara

    Indonesia sangat berpengaruh besar karena selain bisa menambah devisa

    negara, juga bisa menghasilkan lapangan pekerjaan bagi masyarakat kita.

    Dunia otomotif di negara kita sedang berkembang pesat, terlihat

    semakin banyaknya kendaraan bermotor yang memadati jalanan, terlebih di

    kota-kota besar. Di Daerah Khusus Ibukota Jakarta pun demikian padatnya

    oleh kendaraan bermotor baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.

    Hal itu menunjukkan bahwa jumlah sumber daya manusia di negara kita

    cukup banyak didukung sumber daya alam yang melimpah di Indonesia.

    Keadaan yang demikian pun tidak disia-siakan oleh para investor asing untuk

    mengembangkan usahanya di negara kita dan mengekspor hasil usahanya ke

    luar negeri.

    Salah satu perusahaan Penanaman Modal Asing yang bergerak di

    bidang otomotif yang sedang berkembang pesat adalah PT Denso Indonesia.

    Perusahaan asal negara Jepang yang bergerak di bidang manufaktur

    komponen otomotif yang berada di Sunter, Jakarta Utara. Saham PT Denso

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    14/73

    3

    Indonesia dipegang oleh tiga perusahaan besar yaitu, Denso International

    Asia Singapore sebesar 58%, Toyota Tsusho Corporation sebesar 16%, dan

    Astra Otopart sebesar 26%. PT Denso Indonesia berperan sebagai produsen,

    importir, dan sekaligus eksportir komponen otomotif. PT Denso Indonesia

    hampir setiap hari selalu mengekspor hasil produksinya kepada group

    perusahaan Denso yang ada di berbagai belahan dunia.

    Hasil nyata yang terlihat adalah dengan banyaknya kegiatan ekspor

    yang terus berlangsung di PT Denso Indonesia, tak hanya itu, perusahaan juga

    menyerap ribuan karyawan untuk dipekerjakan. Seiring bertambahnya

    pesanan barang dari Denso Grup di luar negeri memicu PT Denso Indonesia

    untuk terus mengepakkan sayapnya. Saat ini PT Denso Indonesia mempunyai

    dua pabrik besar yang berada di Sunter, Jakarta Utara dan di Kawasan

    Industri MM 2100 Cibitung, Bekasi.

    Barang – barang yang dihasilkan antara lain Car Ac, Bus Ac,

    Compressor, Magnet Clucth, Radiator, Reserve Tank, Alumunium Radiator,

    Oil Cooler, Spark Plug (Busi), Stick Coil, O2 Sensor, Air Filter, Oil Filter,

    ISCV, Horn. Barang-barang tersebut diproduksi sesuai dengan tipe dan

    ukuran yang diminta oleh buyer .

    PT Denso Indonesia mengekspor produknya kepada Group

    perusahaan Denso sendiri di seluruh belahan dunia, dengan tujuan untuk

    menjaga kualitas produk sebelum sampai ke tangan konsumen akhir. Oleh

    karena itu, prosedur ekpsor yang digunakan oleh PT Denso Indonesia (DNIA)

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    15/73

    4

    hampir sama di semua perusahaan Denso di dunia. Dokumen ekspor yang

    dipergunakan pun sudah menggunakan program komputer yang sedemikian

    rupa tertata dengan rapi. Proses pengiriman dokumen antar divisi pun

    menggunakan jaringan intranet (LAN) sehingga memperkecil jumlah

    penggunaan kertas ( paperless ). Itulah yang menarik dari prosedur ekspor di

    PT Denso Indonesia.

    Oleh karena itu, berdasarkan uraian singkat di atas, penulis ingin

    mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan prosedur ekspor di PT Denso

    Indonesia, menyangkut aspek dokumen dan operasional serta kendala yang

    terjadi di dalam proses ekspor PT Denso Indonesia dengan judul,

    “PROSEDUR EKSPOR PADA PT DENSO INDONESIA DI JAKARTA”

    B. Perumusan Masalah

    Perumusan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan agar penulis

    fokus terhadap permasalahan apa yang akan diteliti dan dipelajari di

    perusahaan tempat penulis melakukan penelitian. Adapun perumusan masalah

    ini agar ruang lingkup yang penulis teliti bisa lebih jelas dan terarah sesuai

    dengan permasalahan yang akan di teliti.

    Untuk memudahkan dalam proses pembahasan masalah dan

    pembahasannya, maka penulis merumuskan obyek permasalahannya sebagai

    berikut :

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    16/73

    5

    1. Bagaimana prosedur/tata cara ekspor yang ada pada PT Denso

    Indonesia?

    2. Dokumen apa saja yang digunakan PT Denso Indonesia dalam

    proses ekspornya?

    3. Kendala-kendala apa saja yang sering dihadapi dalam proses ekspor

    di PT denso Indonesia?

    C. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan agar materi yang penulis teliti dapat

    memberikan manfaat berupa tambahan pengetahuan tentang dunia

    perdagangan internasional, khususnya dalam proses ekspor pada PT Denso

    Indonesia. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Untuk mengetahui prosedur ekspor pada PT Denso Indonesia.

    2. Untuk mengetahui dokumen-dokumen yang digunakan PT Denso

    Indonesia dala proses ekspornya.

    3.

    Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi PT Denso Indonesia

    dalam menjalankan kegiatan ekspornya.

    D. Kegunaan Penelitian

    Selain mempunyai batasan penulisan dan tujuan, penelitian ini juga

    mempunyai manfaat penelitian. Manfaatnya anatara lain sebagai berikut :

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    17/73

    6

    1. Bagi PT Denso Indonesia

    Memberikan masukan tentang dunia perdagangan internasional

    khususnya bidang ekspor dan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi

    dalam mengambil kebijakan untuk memajukan hasil ekspor PT Denso

    Indonesia.

    2. Bagi Mahasiswa dan Pembaca lainnya

    Sebagai bahan tambahan referensi bacaan dan tambahan informasi

    khususnya bagi mahasiswa program studi Bisnis

    Internasional/Manajemen Perdagangan yang akan menyusun Tugas

    Akhir dengan cakupan materi yang sama.

    E. Metode Penelitian

    Penelitian menurut penulis adalah suatu kegiatan yang menyenangkan,

    dalam penelitian kita bisa mengamati, melihat, mendengar dan merasakan hal

    yang ada di dalam ruang lingkup penelitian dan selanjutnya bisa disusun

    dalam sebuah laporan penelitian. Untuk mempermudah dalam melakukan

    penelitian, maka penulis memerlukan sebuah metode penelitian agar hasil

    penelitian yang ditulis bisa dipertanggungjawabkan dan member manfaat bagi

    yang membacanya.

    Metode penelitian menjabarkan secara tertulis tentang cara penelitian

    tersebut dilakukan. Metode penelitian terdiri dari :

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    18/73

    7

    1. Ruang Lingkup Penelitian

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

    deskriptif, kualitatif. Penelitian ini lebih mengamati bagaimana

    prosedur ekspor pada PT Denso Indonesia yang berlokasi di Sunter,

    Jakarta Utara pada tanggal 2 Februari – 2 Maret 2012.

    2. Jenis dan Alat Pengumpulan Data

    a. Jenis Data

    1) Data Primer

    Data yang digunakan merupakan data dari perusahaan

    mengenai gambaran umum PT Denso Indonesia, Struktur

    Perusahaan, Profil Perusahaan, Prosedur Ekspor di PT Denso

    Indonesia, Data Negara Tujuan ekspor,dll.

    2) Data Sekunder

    Data yang digunakan dalam penulisan laporan penelitian

    mengenai prosedur ekspor yang berasal dari sumber selain

    perusahaan tempat penulis melakukan penelitian.

    Contoh: Makalah PPEI 2011, buku “Seluk Beluk

    Perdagangan Ekspor” karangan Amir MS, website PT Denso

    Indonesia www.denso.co.id, dll.

    b. Metode Pengumpulan Data

    1) Wawancara

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    19/73

    8

    Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan

    cara tanya jawab dengan pihak perusahaan yang terkait.

    Misalnya, menanyakan kepada staff exim tentang mekanisme

    ekspor, pembuatan dokumen, profil perusahaan, dll.

    2) Observasi

    Pengamatan langsung pada proses kegiatan produksi di

    pabrik , pengamatan proses pembuatan dokumen di perusahaan

    mulai dari ordering barang sampai barang di fiat muat, dll.

    3) Studi Pustaka

    Pengumpulan data dengan cara mempelajari literatur atau

    referensi yang berkaitan dengan lingkup penelitian. Seperti

    mempelajari buku “Strategi Memasuki Pasar Ekspor”, Makalah

    PPEI 2011, Tugas Akhir tahun terdahulu. Hal ini dimaksudkan

    agar dapat memberikan pedoman dan tambahan referensi bagi

    penulis dalam proses penulisan laporan penelitian.

    3. Sumber Data

    a. Sumber Data Primer

    Data diperoleh langsung dari sumbernya. Pada penelitian

    ini, data diperoleh melalui proses wawancara pada staff ekspor

    PT Denso Indonesia mengenai sejarah berdirinya perusahaan,

    produk yang diekspor, mekanisme ekspor, pembuatan dokumen

    ekspor, dll.

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    20/73

    9

    b. Sumber Data Sekunder

    Data pendukung yang diperoleh dari sumber lain dan masih

    berkaitan dengan cakupan materi penelitian. Dalam penelitian

    ini, penulis mengambil data dari literatur di perpustakaan, dan

    internet maupun Laporan Tugas Akhir angkatan terdahulu.

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    21/73

    10

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. PENGERTIAN EKSPOR

    Perdagangan adalah suatu proses penyampaian suatu barang dan jasa

    dari suatu unit produksi kepada unit produksi lainnya ataupun dari produsen

    ke konsumen dengan jalan transfer kepemilikan atas barang dan jasa. (PPEI,

    2011).

    Perdagangan internasional adalah perdagangan antar suatu bangsa di

    suatu negara dengan bangsa di suatu negara lain atau pergerakan barang dan

    jasa dari suatu negara ke negara lain atau pergerakan barang dan jasa dari

    daerah pabean keluar daerah pabean atau dari luar pabean masuk ke daerah

    pabean lainnya. (PPEI, 2011).

    Ekspor adalah upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki

    kepada bangsa lain atau Negara asing, dengan mengharapkan pembayaran

    dalam valuta asing serta melakukan komunikasi dengan bahasa asing. (Amir

    M.S, 2004)

    Ekspor dan impor adalah merupakan kegiatan perdagangan baik itu

    barang maupun jasa yang dilakukan oleh suatu negara terhadap negara lain

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    22/73

    11

    melalui prosedur/persyaratan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.

    (PPEI, 2011).

    Daerah Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi

    daratan, perairan, dan ruang udara di atasnya serta tempat – tempat tertentu di

    Zone Ekonomi Eksklusif dan landasan kontinen yang di dalamnya berlaku

    Undang – Undang ini. (UU Republik Indonesia no.17 tahun 2006 Tentang

    Kepabeanan)

    Cara paling mudah dalam memasuki pasar di negara lain adalah dengan

    cara melakukan ekspor. Aktivitas eksor merupakan kegiatan produksi barang

    disuatu negara dan menjualnya di negara lain. Ada dua bentuk aktivitas

    ekspor yaitu, occasional exporting dan active exporting. Occasional

    exporting adalah merupakan bentuk keterlibatan perusahaan yang pasif,

    dimana perusahaan hanya mengekspor karena adanya permintaan dari luar

    negeri. Sedangkan active exporting adalah komitmen perusahaan untuk

    mengembangkan ekspor, perusahaan membuat produknya di negeri sendiri

    (home country ).

    Produk ini bisa tetap seperti asli, maupun telah disesuaikan dengan

    pasar di luar negeri. Kegiatan ekspor nyaris tidak mengubah lini produk,

    organisasi, investasi, dan misi perusahaan. Salah satu keunggulan dari ekspor

    adalah memungkinkan kegiatan pemanufakturan di konsentrasikan di satu

    lokasi saja (di dalam negeri), yang mana hal ini memberikan keuntungan

    biaya dan kualitas daripada kegiatan pemanufakturan yang terdesentralisasi.

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    23/73

    12

    Meskipun ekspor merupakan alternatif strategi memasuki pasar dengan

    investasi yang murah dan resiko rendah, namun strategi ini memerlukan

    investasi yang cukup besar dan berarti dalam aspek pemasarannya.

    Ekspor dapat dilakukan oleh setiap perusahaan atau perorangan yang

    telah memiliki : (PPEI, 2011)

    1. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) atau Izin Usaha dari Departemen

    Teknis / lembaga pemerintah Non Departemen berdasarkan Peraturan

    Perundang-undangan yang berlaku.

    2. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

    3. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)

    Syarat – syarat untuk mendapatkan SIUP dan TDP adalah : (PPEI, 2008)

    a. Persyaratan untuk mendapatkan SIUP

    1) Memiliki akte (surat keterangan pengesahan notaris)

    2) Menyerahkan fotocopy KTP dan foto

    3) Menyerahkan surat keterangan domisili

    4) Menyerahkan SK WNI, ganti nama (warga asing)

    5) Menyerahkan TDP.

    b. Persyaratan untuk mendapatkan TDP

    1) Memiliki akte pendirian perusahaan.

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    24/73

    13

    2) Melampirkan KTP semua pengurus.

    3) Melampirkan daftar pemegang saham.

    4) Menyerahkan fotocopy NPWP

    5) Melampirkan fotocopy keterangan domisili.

    6) Melampirkan fotocopy SIUP.

    B. DOKUMEN EKSPOR

    Semua jenis dokumen yang terdapat dalam perdagangan internasional,

    baik yang dikeluarkan pengusaha, perbankan, pelayaran, dan instansi lain

    mempunyai arti dan peranan yang sama penting. Karena itu semua dokumen

    perlu dibuat dan diteliti dengan seksama. Dokumen – dokumen dalam

    perdagangan internasional dapat dibedakan atau dimasukkan dalam kelompok

    sebagai berikut, (Amir M.S, 2005: 217) :

    1. Dokumen Induk

    Dokumen inti yang dikeluarkan oleh badan Pelaksana Utama

    Perdagangan Internasional, yang berfungsi sebagai alat pembuktian

    realisasi suatu transaksi. Yang termasuk jenis ini adalah:

    a. Faktur Perdagangan

    Dikeluarkan oleh eksportir sendiri. Yang dimaksud dengan

    Faktur Perdagangan adalah suatu nota perhitungan yang dibuat oleh

    eksportir yang terutama berisi:

    1) Jumlah barang (Quantity).

    2) Harga satuan (Unit Price).

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    25/73

    14

    3) Harga total (Total Price).

    4) Perhitungan pembayaran (Payment Breakdown).

    Faktur merupakan alat bukti perhitungan atas suatu transaksi

    yang dilakukan antara eksportir dengan importir.

    a. Letter of Credit

    Dikeluarkan oleh Bank Devisa. Yang dimaksud dengan

    L/C adalah surat kredit yang dikeluarkan oleh Bank Devisa atas

    permintaan Importir, yang member hak kepada eksportir untuk

    menarik wesel atas importir bersangkutan untuk sejumlah uang

    yang disebut dalam surat kredit itu. L/C merupakan alat bukti

    pembayaran atas suatu transaksi yang dilakukan antara eksportir

    dengan importir.

    b. Bill of Lading

    Dikeluarkan oleh Perusahaan Pelayaran Samudera. Yang

    dimaksud dengan B/L adalah suatu tanda terima penyerahan

    barang yang dikeluarkan oleh perusahaan Pelayaran sebagai

    tanda bukti pemilikan atas barang yang telah dimuat di atas

    kapal laut olek eksportir untuk diserahkan kepada impportir. B/L

    merupakan alat bukti penerimaan dan sekaligus penyerahan hak

    milik atas barang sebagai pelaksanaan suatu transaksi antara

    eksportir dengan importir. B/L juga merupakan alat bukti

    adanya kontrak pengangkutan antara shipper dengan perusahaan

    pelayaran.

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    26/73

    15

    c. Polis Asuransi

    Dikeluarkan oleh Maskapai Asuransi. Yang dimaksud

    oleh polis asuransi adalah Surat Bukti Pertanggungan yang

    dikeluarkan maskapai Asuransi atas permintaan eksportir

    maupun importir untuk menjamin keselamatan atas barang yang

    dikirim dari aneka bencana dan kerusakan, dengan membayar

    premi. Polis Asuransi mrupakan alat bukti pertanggungan atas

    barang yang dimaksud sebagai pelaksanaan suatu transaksi

    antara eksportir dengan importir.

    2. Dokumen Penunjang

    Dokumen Penunjang adalah dokumen yang dikeluarkan untuk

    memperkuat atau merinci keterangan yang terdapat dalam dokumen

    induk, terutama faktur perdagangan. Yang termasuk jenis ini adalah :

    a. Packing List

    Daftar yang berisi perincian lengkap mengenai jenis dan

    jumlah satuan dari barang yang terdapat dalam tiap peti atau total

    keseluruhannya sama dengan jenis dan jumlah yang tercantum

    dalam Faktur Perdagangan. Packing List penting sekali untuk

    barang yang tidak sejenis atau t idak seragam seperti mesin – mesin

    Spareparts (suku cadang), barang kelontong, tekstil, pakaian jadi,

    dan lainnya.

    b. Weight Note

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    27/73

    16

    Suatu pernyataan (catatan) yang berisi perincian berat dari

    tiap peti atau tiap kemasan yang biasanya menyebutkan berat kotor

    dan berat bersih dari tiap kemasan itu dan dihimpun menjadi satu

    daftar yang total keseluruhannya sama dengan total berat kotor dan

    total berat bersih yang tercantum dalam Faktur Perdagangan.

    Weight Note penting artinya untuk barang yang harganya

    didasarkan pada beratnya dan juga penting untuk menyediakan alat

    bongkar muat maupun alat angkut yang sesuai dengan berat tiap

    kemasan itu, seperti dalam menyediakan forklift, truck, trailer serta

    kondisi jalan yang akan dilalui, juga untuk menghitung uang

    tambang.

    c. Measurement List

    Daftar yang berisi ukuran dan takaran dari tiap peti atau tiap

    kemasan yang biasanya menyebutkan volume atau kubikasi dari

    tiap kemasan. Daftar ini total keseluruhannya sama dengan total

    volume yang tercantum dalam Faktur Perdagangan. Measurement

    List penting artinya untuk barang yang harganya didasarkan pada

    volumenya dan juga untuk menyediakan alat bongkar muat dan alat

    angkut yang sesuai. Juga untuk menghitung uang tambang.

    d. Inspection Certificate atau Surveyor Report

    Suatu pernyataan (kadang kala dibawah sumpah) yang berisi

    keterangan mengenai mutu barang, jenis barang, jumlah barang,

    harga barang, dan keterangan lain yang dibutuhkan, yang

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    28/73

    17

    dikeluarkan oleh suatu badan usaha jasa yang independen atas

    permintaan eksportir, ataupun instansi lain yang membutuhkan.

    Inspection certificate penting untuk menilai secara menyeluruh

    suatu barang dalam suatu transaksi. Semakin kurang dikenal

    bonafiditas dan integritas seorang rekanan, semakin penting artinya

    kedudukan Inspection Certificate . Begitu juga untuk trannsaksi

    party besar dan proyek lengkap.

    e. Chemical Analysis

    Suatu pernyataan yang dikeluarkan oleh laboratorium kimia

    dari perusahaan sendiri, atau dari badan penelitian yang independen

    yang berisikan komposisi kimiawi dari suatu barang. Chemical

    analysis ini penting artinya untuk menentukan mutu dari produk

    kimia.

    f. Test Certificate

    Pernyataan yang dibuat oleh laboratorium perusahaan atau

    balai penelitian independen yang menyatakan hasil uji coba atas

    suatu barang ataupun peralatan mengenai kekuatan, daya tahan,

    kapasitas, dan konstruksinya. Test Certificate ini penting untuk

    barang yang akan dipergunakan menahan beban, seperti kemasan,

    alat angkut, mesin industri, tangki – tangki, boiler, diesel serta

    sumber energi lainnya.

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    29/73

    18

    g. Manufacturer’s Certificate

    Surat pernyataan yang dibuat oleh produsen yang

    menyatakan bahwa barang tersebut adalah hasil produksinya yang

    membawa merk dagangannya ( Trade Mark ). Manufacturer’s

    Certificate penting artinya sebagai bukti keaslian dan jaminan mutu

    atas barang, yang dikaitkan dengan nama baik dari produsen itu

    dalam pasaran Internasional, yang juga menyangkut masalah

    Patent, Trade Mark, dan Lisensi.

    h. Certificate of Origin

    Surat pernyataan yang dikeluarkan oleh instansi yang

    berwenang, biasanya Kamar Dagang (Chamber of Commerce),

    yang menyebutkan Negara asal suatu barang. Certificate of Origin

    ini penting artinya untuk memperoleh fasilitas bea masuk maupun

    sebagai alat penghitung quota di Negara tujuan, atau untuk

    mencegah masuknya barang dari negara terlarang.

    3. DOKUMEN PEMBANTU

    Dokumen yang diperlukan untuk membantu parra pelaksana dalam

    menjalankan tugas Follow Up (Tugas Lanjutan). Yang termasuk jenis ini

    adalah:

    a. Instruction Manual

    Keterangan terinci mengenai tata cara dan tata kerja suatu

    alat, termasuk uraian mengenai Manufacturing Process (Proses

    Produksi) dari suatu komoditi. Instruction Manual ini penting

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    30/73

    19

    artinya untuk memudahkan operator dalam mempergunakan suatu

    alat, sehingga sangat berguna dalam upaya reparasi.

    b. Layout Scheme

    Gambar desain tata letak mesin dalam pabrik yang

    susunannya disesuaikan dengan urutan proses produksi dan

    bertujuan untuk memperoleh efisiensi dan produktivitas yang

    optimal pada saat berproduksi. Layout scheme ini penting artinya

    untuk memudahkan erector pada saat pemasangan mesin – mesin

    dilakukan dalam area pabrik.

    c. Brochure atau Leaflet

    Buku kecil yang berisi keterangan singkat mengenai suatu

    produk yang bertujuan memberikan informasi kepada konsumen

    tentang produk termaksud. Brochure atau Leaflet ini penting

    artinya untuk memudahkan salesman pada saat melakukan

    pemasaran.

    C. KOMODITI EKSPOR

    Berdasarkan peraturan yang berlaku di Indonesia, maka barang ekspor

    dibagi menjadi 4 komoditi, yaitu antara lain (PPEI, 2008) :

    1. Barang yang dilarang ekspornya.

    Barang yang dilarang ekspornya adalah barang yang tidak boleh

    diekspor. Adanya larangan untuk mengekspor barang tertentu pada

    dasarnya diterbitkan atas pertimbangan :

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    31/73

    20

    a. Untuk melindungi kelestarian alam, jenis binatang dan tanaman

    langka agar tidak punah.

    b. Untuk meningkatkan nilai tambang barang tersebut dengan

    memproses menjadi barang jadi atau setengah jadi di dalam negeri.

    c. Untuk menjamin pengadaan barang tersebut bagi keperluan dalam

    negeri.

    d. Untuk menjaga barang – barang kuno yang mempunyai nilai

    kebudayaan tinggi tetap berada di dalam negeri.

    2. Barang yang diatur ekspornya

    Barang yang diatur ekspornya adalah barang yang ekspornya

    hanya dapat dilakukan oleh Eksportir terdaftar.

    Eksportir terdaftar adalah perusahaan atau perorangan yang telah

    mendapat pengakuan Mentri Perindustrian dan Perdagangan untuk

    mengekspor barang - barang tertentu sesuai dengan peraturan yang

    berlaku. Contoh komoditi yang diatur ekspornya adalah tekstil untuk

    tujuan negara kuota, rotan, kayu.

    Pengaturan terhadap barang – barang yang diatur ekspornya

    didasarkan atas pertimbangan :

    a. Adanya perjanjian internasional yang berkaitan dengan barang –

    barang tersebut.

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    32/73

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    33/73

    22

    4. Komoditi yang bebas untuk ekspor.

    Barang yang bebas untuk ekspor adalah barang yang tidak

    termasuk dalam salah satu dari 3 (t iga) kategori barang tersebut di atas.

    Didalam suatu kegiatan ekspor, hal terpenting dari sisi pembeli /

    buyer adalah menerima barang yang dia pesan dengan cepat dan tidak

    mengecewakan (dalam kondisi yang baik) seperti barang yang diterima

    tidaklah rusak, patah, tahan lama, dsb. Sedangkan dari pihak penjual /

    seller adalah menerima pembayaran dengan lancar. Pembayaran yaitu

    suatu hak yang dapat ditagih oleh seller (penjual) kepada buyer

    (pembeli) sebagai imbal balik karena seller telah memenuhi

    kewajibannya.

    D. PIHAK – PIHAK YANG TERLIBAT DALAM PROSEDUR EKSPOR

    1. Produsen.

    Orang atau perusahaan yang memproduksi barang mentah atau

    barang setengah jadi, menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.

    2. Eksportir.

    Eksportir adalah perusahaan atau perorangan yang melakukan

    kegiatan ekspor. selain harus memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan

    (SIUP) dan izin usaha dari Dept. Teknis/Lembaga Pemerintah Non-Dept,

    perusahaan eksportir harus memiliki izin ekspor.

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    34/73

    23

    3. Bank.

    Bank devisa merupakan kelompok pendukung yang memberikan

    jasa perkreditan, baik dalam bentuk kredit ekspor maupun sebagai uang

    muka jaminan L/C impor. Disamping itu juga sangat dibutuhkan dalam

    pelaksanaan pembukaan L/C impor, penerimaan L/C ekspor ,

    penyampaian dokumen pengapalan maupun dalam negosiasi dokumen

    pengapalan itu. Bank juga sangat berguna sebagai peneliti keaslian

    dokumen pengapalkan dan dalam verifikasi jenis dan isi masing-masing

    dokumen-pengapalan.

    Bila importir akan memesan barang menggunakan L/C , maka

    importir tidak menyerahkan uangnya langsung pada eksportir, namun

    importir akan membuka L/C di bank devisa di negara importir, dengan

    menaruh uang sebagai deposit sejumlah nilai barang yang akan di impor.

    4. Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang.

    Untuk menjamin mutu komoditi yang akan diekspor, terutama

    untuk menjaga bonafiditas perusahaan dan menghindari tuntutan ganti

    rugi ( claims ) dari pembeli, diperlukan pemeriksaan mutu barang dari

    badan usaha yang mengkhususkan diri untuk pekerjaan itu, seperti Balai

    Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang atau Independent Surveyor.

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    35/73

    24

    5. Usaha Jasa Transportasi

    Dengan berkembangnya ekspor dan juga dengan adannya

    perombakan dalam bidang angkutan baik darat, laut maupun udara,

    khususnya dengan munculnnya perpetikemasan ( Containerization ), maka

    muncul usaha jasa baru dalam transportasi yang lazim dikenal dengan

    freight forwarder.

    Tugas freight forwarder ini lebih luas dari tugas EMKL, EMKU,

    atau EMKA ( Ekspedisi Muatan Kapal Laut/Udara/ Kereta Api). Tugas

    itu antara lain mulai dari penumpukan muatan, menyelenggarakan

    pengepakan sampai membukukan muatan aneka wahana yang bias

    diperdagangkan.

    6. Bea dan Cukai.

    Pabean sebagai alat pemerintah bertindak sebagi penjaga lalu lintas

    komoditi internasional, di samping mengamankan pemasukan keuangan

    Negara bagi kepentingan APBN, juga membantu eksportir dan importir

    dalam mempelancar arus barang.

    7. Independent Surveyor.

    Sebagaimana dimaklumi pada umumnya importer dan eksportir

    berada dalam jarak yang berjauhan dalam arti geografis sehingga

    bonafiditas dan integritas masing-masing jurang dapat diketahui.

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    36/73

    25

    Dewasa ini dapat dilihat bahwa Surveyor selain sebagai juru

    periksa terhadap mutu, jenis, kuantum, keaslian serta kondisi terhadap

    barang. Pemerintah telah memanfaatkan juru periksa ini untuk

    mengam,ankan bea masuk impor maupun sertifikat ekspor.

    Pemerintah telah menunjuk surveyor terkenal PT. SUCOFINDO

    (Superintending Company of Indonesia) untuk melaksanakan survey dan

    merupakan badan independent yang ditunjuk oleh pemerintah untuk

    pengawasan barang-barang yang akan di ekspor ke luar negeri.

    Dalam tugasnya Sucofindo mempunyai peranan yaitu mewakili

    pihak pemerintah Indonesia untuk mengawasi barang-barang yang

    diekspor, khususnya yang terkena Pajak Ekspor (PE).

    Hasil pengawasan dan pengecekan lapangan terhadap barang-

    barang yang akan di ekspor dituangkan dalam dokumen ekspor.

    8. Perusahaan Asuransi.

    Resiko atas barang baik di darat maupun di laut tak mungkin

    dipikul sendiri oleh para eksportir maupun importer. Dalam hal ini

    maskapai asuransi memegang peran yang tidak dapat diabaikan dalam

    merumuskan persyaratan kontrak perdagangan internasional yang dapat

    menjamin risiko yang terkecil dalam transaksi itu.

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    37/73

    26

    9. Perusahaan Pelayaran.

    Peranan Perusahaan Pelayaran (Shipping Company) dalam

    kaitannya dengan kegiatan ekspor-impor sangat besar, karena sebagai

    perusahaan jasa pengapalan barang-barang yang diekspor, sekaligus

    sebagai penyedia container kosong bagi eksportir.

    Dalam kaitannya dengan dokumen ekspor, shipping company

    mengeluarkan dokumen pengapalan yang disebut “ Bill of Lading” , yang

    merupakan dokumen pokok dalam negosiasi/ pencairan L/C di Bank

    Devisa.

    Bill of Lading adalah tanda terima penyerahan barang yang

    dikeluarkan oleh perusahaan pelayaran (Shipping Company) sebagai

    tanda bukti atas barang yang telah dimuat diatas kapal laut oleh eksportir

    untuk diserahkan oleh importir.

    10. Kanwil Deperindag.

    Untuk mengurus kemudahan atau keringanan bea masuk bagi

    komoditas Indonesia yang diberikan oleh negara maju dalam rangka GSP

    (Generalized System of Preference ) maka komoditi ekspor Indonesia

    memerlukan apa yang disebut Surat Keterangan Asal (SKA) barang.

    SKA ini dapat diperoleh dari Kantor Wilayah Departemen Perindustrian

    dan Perdagangan.

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    38/73

    27

    11. Kedutaan Negara Asing.

    Dalam hal ini selain membantu promosi, kantor kedutaan di luar

    negeri dapat pula mengeluarkan dokumen legalitas seperti Consuler-

    Invoice yang berfungsi untuk mengecek dan mengesahkan pengapalan

    suatu barang dari Negara tertentu.

    E. INCOTERM 2000

    Perdagangan antar negara yang berbeda budaya dan bahasa seringkali

    menimbulkan terjadinya kesalah-pahaman komunikasi sebagai akibat dari

    perbedaan penasiran terhadap suatu istilah. Dalam perdagangan internasional,

    tidak jarang terjadi perselisihan dengan melibatkan lembaga peradilan yang

    membuang uang dan waktu sebagai akibat dari perbedaan persepsi yang

    berkaitan dengan hak dan kewajiban masing-masing pihak. ICC

    ( International Chamber of Commerce – Kamar Dagang Internasional)

    kemudaian berupaya mengatasi hal tersebut dengan menerbitkan

    INCOTERMS (International Commercial Terms) pada tahun 1936 dengan

    tujuan untuk menciptakan seperangkat peraturan internasional agar terjadi

    keseragman penafsiran dalam mengartikan istilah-istilah yang umum

    dipergunakan dalam perdagangan internasional. Dengan ruang lingkup

    terbatas pada materi yang berkenaan dengan penyerahan barang dalam

    kontrak jual beli. Berdasarkan persyaratan dalam penyerahan barang,

    Incoterm 2000 dibagi menjadi empat kelompok, yaitu:

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    39/73

    28

    1. Kelompok “E” Term.

    Eksportir menyerahkan barang di tempatnya (gudang eksportir)

    sendiri. Hanya terdapat satu term untuk kelompok ini, yaitu:

    EXW -- Ex-Works

    Dengan persyaratan sebagai berikut :

    a. Penjual hanya menyediakan barang ditempatnya, penjualan frangko

    gudang.

    b. Pembeli harus mengatur pengangkutannya, yang berarti

    menanggung biaya dan resiko termasuk izin ekspor.

    c. Tanggung jawab penjual sangat minim, karena pembeli membeli

    barang langsung ditempat penjual (cash and carry).

    d. Bagi pembeli cara ini kurang menyenangkan, karena seolah-olah

    semua biaya dan resiko ditanggung oleh pembeli.

    e. Syarat ini jangan dipakai bila pembeli tidak mungkin mengurus

    formalitas ekspor, baik secara langsung maupun tidak langsung.

    2. Kelompok “F” Term.

    Eksportir menyerahkan barang ditempat yang ditunjuk oleh

    importir. Pada term ini terdapat tiga jenis, yaitu:

    a. FAS -- Free Along Ship

    Dengan persyaratan sebagai berikut:

    1) Kewajiban eksportir menyerahkan barangnya “Uncleared for

    export” di sisi kapal dermaga atau tongkang dipelabuhan

    muat.

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    40/73

    29

    2) Pembeli menanggung biaya dan resiko hilang atau kerusakan

    yang timbul saat barang tiba di sisi kapal.

    3) Penjual memberitahukan kedatangan barang dan

    menyerahkan dokumen – dokumen penyerahan yang

    diperlukan.

    b. FCA -- Free Carriage

    Dengan persyaratan sebagai berikut:

    1) Untuk memenuhi persyaratan dari transportasi modern seperti

    multimodal transport, container, roll on atau roll of dalam

    trainer dan ferry .

    2) Mirip FOB, hanya disini eksportir menyerahkan barang

    ditempat yang ditunjuk pembeli dalam keadaan “ clear for

    export ”

    3) Disebut juga “ free carriage... (name point )”. Di tempat (titik)

    tersebut tanggung jawab penjual berakhir.

    4) Penjual tidak menanggung asuransi.

    c. FOB -- Free On Board

    Dengan persyaratan sebagai berikut:

    1) Penjual menyerahkan barangnya diatas kapal “ clean on

    board ”.

    2) Pembeli mengurus angkutan, membayar freight dan

    menanggung asuransi.

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    41/73

    30

    3) Resiko pindah dari eksportir keimportir pada waktu barang

    melewati pagar kapal.

    4) Keuntungan penjual :

    a) Pelabuhan muatan di negara sendiri, dimana eksportir

    sudah mengenal kondisi, peraturan perpajakan dan

    pabean.

    b) Menghindari fluktuasi freight rate dan valuta asing.

    3. Kelompok “C” Term

    Eksportir menandatangani kontrak angkutan dengan atau tanpa

    menanggung resiko kehilangan maupun kerusakan.

    a. CFR -- Cost and Freight

    Dengan persyaratan sebagai berikut :

    1) Penjual menanggung biaya freight sampai ditempat tujuan

    yang ditunjuk pembeli.

    2) Resiko kerusakan atau kehilangan dipindahkan ke pembeli

    mulai barang melewati pagar kapal.

    3) Menguntungkan penjual bila eksportir besar dapat

    menentukan yang lebih baik dari segi pengangkut.

    4) Dapat mengutungkan pembeli, karena penjual dapat

    mengurusi angkutannya dan menghindari fluktuasi rate.

    b. CIF -- Cost Insurance and Freight

    Dengan persyaratan sebagai berikut :

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    42/73

    31

    1) Sama dengan CFR hanya ditambah penjual menanggung

    asuransi.

    2) Penjual mengapalkan barang dalam keadaan “ clear for

    export ”

    c. CPT -- Carriage Paid To

    Dengan persyaratan sebagai berikut :

    1) Carriage Paid To… (name destination ). Kewajiban penjual

    seperti CFR, membayar freight hingga ke tempat tujuan. Tapi

    resiko kerusakan barang dipindah ke pembeli.

    2) Penjual memastikan barangnya “ clear for export ”, carrier

    maksudnya dalam hal ini semua orang yang menandatangai

    kontrak angkutan dan melaksanakannya dengan multimodal

    transport .

    d. CIP -- Carriage and Insurance Paid To

    Dengan persyaratan sebagai berikut :

    Kewajiban eksportir menyiapkan barang “ clear for export ”,

    membayar freight dan asuransinya.

    4.

    Kelompok “D” Term

    Eksportir menanggung semua biaya dan resiko yang diperukan /

    timbul dalam pengangkutan.

    a. DAF -- Delivery At Frontier

    Dengan persyaratan sebagai berikut :

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    43/73

    32

    1) Angkutan yang digunakan kerata api atau truk ( land

    transport ).

    2) Kewajiban penjual menyerahkan barang sampai batas negara

    sebelum batas pabean dengan menyerahkan dokumen –

    dokumen yang diperlukan untuk customs clearance.

    3) Terjadi di daratan Eropa.

    b. DES -- Delivery Ex Ship

    Dengan persyaratan sebagai berikut :

    1) Penjual menyerahkan barangnya ke pembeli di atas kapal di

    pelabuhan tujuan, atas biaya dan resiko penjual.

    2) Pembeli menerima penyerahan barang dari kapal,

    menanggung biaya bongkar, izin impor, bea masuk, pajak

    dan biaya lain – lain.

    3) Penjual tidak bertanggung jawab terhadap asuransi.

    c. DEQ -- Delivery Ex Quay

    Dengan persyaratan sebagai berikut :

    1) Kewajiban utama penjual adalah mengangkut barangnya dan

    menyerahkan barang tersebut kepada pembeli di dermaga

    pelabuhan tujuan.

    2) Penjual menanggung biaya angkutan termasuk resiko yang

    terjadi.

    d. DDU -- Delivery Duty Unpaid

    Dengan persyaratan sebagai berikut :

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    44/73

    33

    1) Penjual menyerahkan barangnya di pelabuhan tujuan dan

    menanggung biaya angkutan serta resikonya.

    2) Menanggung biaya pembongkaran sampai di darat “ unclear

    for export ”.

    3) Kewajiban pembeli menerima barang dalam keadaan

    “unclear for import ”.

    e. DDP -- Delivery Duty Paid

    Dengan persyaratan sebagai berikut :

    1) Kewajiban penjual adalah maksimum, penjual menyerahkan

    barang di pelabuhan tujuan dengan menanggung semua biaya

    impor di negara pembeli.

    2) Pembeli menerima barangnya di pelabuhan bongkar “ clear

    for import ”.

    3) Pada setiap transaksi, terikat dua belah pihak paling sedikit

    yang terlibat dan masing – masing mempunyai kepentingan

    yang berbeda, yang setiap saat dapat berubah. Untuk

    mengamankan resiko kerja dari suatu transaksi terhadap

    kerugian, diperlukan adanya kesepakatan, sanksi/memegang

    jaminan sebanding nilai bisnis te rsebut. Transaksi luar negeri

    maupun dalam negeri sama-sama berpeluang untuk

    timbulnya sengketa, sehingga lebih aman bila kesepakatan di

    dukung dengan perjanjian dan sanksi hukum.

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    45/73

    34

    BAB III

    PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Gambaran PT Denso Indonesia

    a. Sejarah PT Denso Indonesia

    PT Denso Indonesia adalah salah satu perusahaan Penanaman

    Modal Asing (PMA) yang bergerak dibidang manufaktur

    komponen otomotif yang terletak di kawasan Sunter, Jakarta

    Utara. Perusahaan asal negara Jepang ini didirikan sejak 12 Mei

    1975 silam setelah mendapatkan lisensi dari Departemen

    Perindustrian, namun baru memulai operasinya pada tanggal 1

    Februari 1978. PT Denso Indonesia saat ini sudah memproduksi

    kurang lebih dua belas jenis komponen otomotif baik untuk motor,

    mobil maupun bus.

    PT Denso Indonesia bergerak sebagai produsen, importir dan

    sekaligus eksportir komponen otomotif. Semakin bertambahnya

    waktu, PT Denso Indonesia mulai mengembangkan sayapnya

    dengan mendirikan satu pabrik lagi di kawasan industri Cibitung,

    Bekasi pada tahun 1995. Tidak berhenti sampai disitu, bulan Mei

    1997 PT Denso Indonesia mendirikan satu anak perusahaan yang

    bernama PT Hamaden Indonesia. PT Hamaden Indonesia adalah

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    46/73

    35

    anakan PT Denso Indonesia yang berkonsentrasi untuk

    memproduksi Horn .

    PT Denso Indonesia mendapatkan dua sertifikat ISO

    sekaligus pada tahun 1998. Sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO

    9002 ( Quality Management System) pada bulan Juli dan Sertifikat

    Sistem Manajemen Lingkungan ,ISO 14001 ( Environment

    Management System ) pada Desember 1998.

    Pada tahun 2004, yang semula perusahaan ini bernama PT

    Denso Indonesia Corporation saat awal berdiri, berganti nama

    menjadi PT Denso Indonesia hingga saat ini. Dan November 2004

    mendirikan satu anak perusahaan lagi yaitu, PT Denso Sales

    Indonesia yang menangani pemasaran dan penjualan komponen

    otomotif.

    b. Pemegang Saham

    Sebagai perusahaan Penanaman Modal Asing, modal PT

    Denso Indonesia berasal dari gabungan saham tiga perusahaan

    asing yang sudah maju. 58 persen saham dipegang oleh Denso

    International Asia Singapore, Toyota Tsusho Corporation

    memegang 16 persen saham PT Denso Idonesia, dan sisanya 26

    persen dimiliki oleh Astra Otopart.

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    47/73

    36

    GAMBAR 3.1 DIAGRAM PEMEGANG SAHAM

    Sumber : Hasil Pengamatan Pada PT. Denso Indonesia

    c. Direksi

    Tabel 3.1Jajaran Komisaris

    SISWANTO PRAWIROATMODJO PRESIDEN KOMISARISDARMAWAN WIDJAJA KOMISARIS

    TOSHIYUKI KATO KOMISARIS

    YASUSHI YAMANAKA KOMISARIS

    KAZUNORI YOSHIDA KOMISARIS

    JUN KARUBE KOMISARIS

    Sumber : Dokumen PT Denso Indonesia

    DIAS, 58%TTC, 16%

    AOP, 26%

    SHARE HOLDER / CAPITAL

    DIAS

    TTC

    AOP

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    48/73

    37

    Tabel 3.2Jajaran Direktur

    KAZUYOSHI MINATO PRESIDEN DIREKTUR

    A.K. HADI WAKIL PRESIDEN

    HIDEO KURIMOTO DIREKTUR

    ANTONIUS HARTOYO DIREKTUR

    YASUHIRO FUKUHARA DIREKTUR

    JAMAL ABDUL NASSER DIREKTUR

    YASUSHI NEI DIREKTUR

    Sumber : Dokumen PT Denso Indonesia

    d. Anak Perusahaan/Grup PT Denso Indonesia

    1) PT Denso Sales Indonesia

    Alamat : Jl. Gaya Motor I no.6 Sunter II Tg. Priok,

    Jakarta 14330

    Telepon : (62)(21) 6512279

    Fax : (62)(21) 6510566

    Berdiri : 5 November 2004

    Bisnis lini : penjualan dan pemasaran komponen

    otomotif di Indonesia

    2) PT Hamaden Indonesia

    Alamat : Jl. Gaya Motor I no.6 Sunter II Tg. Priok,

    Jakarta 14330

    Telepon : (62)(21) 6512279

    Fax : (62)(21) 6510566

    Berdiri : Mei 1997

    Bisnis lini : HORN

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    49/73

    38

    3) PT TD Automotive Compressor Indonesia

    Alamat : Jl Kalimantan Blok E1-2, Kw Industri

    MM2100, Cikarang Barat, Bekasi 17520

    Telepon : (62)(21) 8980303

    Fax : (62)(21) 8980605

    Bisnis lini : Compressor

    e. Visi PT Denso Indonesia

    “Consideration and fulfillment”

    f. Misi PT Denso Indonesia

    “Contributing to a better world by creating value together

    with a vision for the future.”

    g. Filosofi PT Denso Indonesia

    1) To be an asset to the nation.

    2) To provide the best service to the customer.

    3) To respect the individual and develop teamwork.

    4) To continually strive for excellence.

    2. Lokasi Perusahaan

    a. Sunter Plant

    Pabrik PT Denso menjadi satu kawasan dengan lokasi kantor

    pusat yang berada di Jl.Gaya Motor I no.6 Sunter II Kel. Sungai

    Bambu, Jakarta Utara 14330. Di Sunter Plant ini terdapat kantor

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    50/73

    39

    pusat PT Denso Indonesia, dan dua anak perusahaan yaitu PT

    Denso Sales Indonesia dan PT Hamaden Indonesia. Ketiga

    perusahaan ini berdiri di atas tanah seluas 38.000 m 2 dengan luas

    bangunan kurang lebih 19.000 m 2.

    b. Bekasi Plant

    PT Denso Indonesia juga mempunyai pabrik di Bekasi,

    letaknya di Jalan Kalimantan Blok E1-2, Kw Industri MM2100,

    Cikarang Barat, Bekasi 17520. Di Bekasi Plant ini terdapat pabrik

    dari PT Denso Indonesia beserta kantor dan juga anak perusahaan

    yakni, PT TD Automotive Compressor Indonesia. Lokasi pabrik ini

    didirikan di atas tanah seluas 100.000 m 2 dengan luas bangunan

    39,450 m2

    .

    c. Keuntungan Lokasi Perusahaan

    Lokasi perusahaan yang berada di Sunter mempunyai

    keuntungan karena letaknya cukup dekat dengan pelabuhan

    internasional Tanjung Priok. Jarak antara pabrik dengan pelabuhan

    bisa ditempuh dengan waktu kurang dari 30 menit dengan kondisi

    jalan normal atau tidak macet. Oleh karena itu, proses ekspor dari

    PT Denso Indonesia lebih terkonsentrasi di Sunter karena lebih

    mempersingkat waktu pengiriman barang untuk sampai ke atas

    kapal yang akan mengangkut. Selain itu, pabrik di Sunter lebih

    dekat dengan kantor Bea Cukai dan kantor Disperindag untuk

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    51/73

    40

    mempermudah proses perijinan ekspor. Dan juga lebih dekat

    dengan instansi – instansi yang terkait dengan urusan ekspor.

    Demikian halnya dengan lokasi pabrik yang berada di Bekasi,

    walaupun jauh dengan lokasi-lokasi penunjang kegiatan ekspor PT

    Denso Indonesia, namun pabrik ini lebih besar. Hasil produksi pun

    lebih banyak dan lebih cepat. Di Bekasi ini pun terdapat kegiatan

    ekspor, namun frekuensinya tidak sebanyak yang di Sunter.

    3. Struktur Organisasi

    Untuk struktur organisasi pada PT Denso Indonesia, pemegang

    kekuasaan tertinggi ada pada jajaran komisaris, selanjutnya adalah

    jajaran direktur dengan lima orang dari PT Denso Indonesia, dan dua

    orang dari Astra Otopart. Presiden direktur dan wakil presiden direktur

    bersama para komite membawahi beberapa direktorat. Di bawah

    direktorat masih ada divisi dan departemen yang membawahi para staff

    dan karyawan.

    Jajaran direktorat yang ada pada PT Denso Indonesia adalah

    sebagai berikut:

    a. Administration Director : Purwantio B.

    b. Corporate Director : Hideo Kurimoto

    c. Sunter Plant Director : Kenji Kakutani

    d. Bekasi Plant Director : A. Hartoyo

    e. Factory Support Director : A. Hartoyo

    Sumber: Dokumen PT Denso Indonesia

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    52/73

    41

    Gambar 3.2. Struktur organisasi PT Denso Indonesia

    Sumber : Dokumen PT Denso Indonesia

    DEPARTMEN

    HR

    GA

    IS PLAN &

    IS SUPPORT

    ACCOUNTING

    FINANCE

    BUSINESS

    COST

    PROCUREMEN

    FACTORY

    PROD ENG.1

    PROD ENG.2

    PROUCTION 1

    PRODUCTION

    INSPECTION

    QLTY ASSURANCE

    FINISHED

    PARTS

    MAINTENANC

    FACTORY

    PROD ENG.1

    PROD ENG.2

    PROUCTION 1

    PRODUCTION

    INSPECTION

    .A

    FINISHED

    PARTS

    MAINTENANC

    DESIGN

    PROD ENG 3

    MACHINERY

    UTILITY

    DOMESTIC

    EXIM

    UTILITY

    HR/GA

    INFORMATION

    FINANCE &

    BUSINESS

    PROCUREMENT

    PRODUCTION

    MAINTENANCE

    DESIGN

    PRODUCTION

    PRODUCTION

    QUALITY

    PRODUCTION

    ADMINISTRATIOCOMMISIONERS

    DIRECTORS

    PRODUCTION

    QUALITYASSURANCE

    PRODUCTION

    MAINTENANCE

    MACHINERY

    UTILITY SUNTER

    DISTRIBUTION

    UTILITY BEKASI

    DIVISION DIRECTORATE

    CORPORATE

    SUNTER PLANT

    BEKASI PLANT

    FACTORY

    COMMITTEE

    PRESIDENT

    VICE PRESIDENT

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    53/73

    42

    Untuk jajaran tertinggi dalam struktur organisasi adalah komisioner.

    Namun dalam operasional sehari – hari, wewenang tertinggi dipimpin oleh

    seorang presiden dan wakil presiden direktur. Untuk bagian administrasi dan

    Corporate Directorate yang membawahi bagian personalia dan sistem informasi

    serta bagian keuangan dan Business Planning dikendalikan oleh kantor pusat di

    Sunter. Untuk bagian lain sudah ada di masing-masing lokasi perusahaan.

    Gambar 3.3 Struktur Divisi Ekspor-Impor. Sumber: Dokumen PT Denso Indonesia

    4. Personalia

    a. Seleksi Karyawan

    Seleksi karyawan pada PT Denso Indonesia cukup ketat, para

    pelamar harus mengikuti serangkaian test yang diselenggarakan

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    54/73

    43

    oleh perusahaan. Berikut adalah tahapan yang harus dilaksanakan

    oleh pelamar :

    1) Penerimaan calon karyawan (HRD staff)

    a) Seleksi lamaran kerja

    b) Tes fisik

    c) Psikotes, Matematika, Quality Awareness

    d) Medical check up

    Jika sudah lulus, maka seleksi selanjutnya dengan Green Card

    Training.

    2) Green Card Training (Committee )

    Durasi training Green Card adalah dua minggu (10 hari kerja)

    di dalam kelas. Isi dari Green Card Education adalah sebagai

    berikut :

    a) Profile Company (pengenalan perusahaan).

    b) Product Knowledge (pengetahuan tentang produk).

    c) Safety (pengamanan).

    d) Quality Control.

    e)

    Total Industrial Engineering.

    f) Production.

    g) Morale Activity.

    3) Evaluasi (HRD, Committee, PIC production)

    Waktu tunggu diberikan untuk persiapan menunggu

    panggilan wawancara dan selanjutnya adalah proses

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    55/73

    44

    penandatanganan kontrak kerja, dan setelah itu, karyawan baru

    akan diberikan Orientation Job Training selama 1 minggu di

    lapangan.

    b. Jumlah tenaga kerja

    Jumlah tenaga kerja PT Denso Indonesia & Group per tanggal

    24 Februari 2012 adalah 4.005 orang dengan perincian sebagai

    berikut:

    1) PT Denso Indonesia : 2.575 orang

    2) PT Denso Sales Indonesia : 135 orang

    3) PT Hamaden Indonesia : 345 orang

    4) PT TD Automotive Compressor Indonesia : 950 orang

    c. Jam kerja

    1) Jam Kerja

    Senin – kamis : 07.30 – 16.30

    Jumat : 07.30 – 16.50

    2) Jam Istirahat

    Senin – Kamis : Pagi 09.30 – 09.40

    Siang 12.00 – 12.40

    Sore 15.00 – 15.10

    Jumat : Pagi 09.30 – 09.40

    Siang 11.45 – 12.45

    Sore 15.00 – 15.10

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    56/73

    45

    d. Fasilitas dan jaminan sosial

    Fasilitas dan jaminan sosial yang diberikan oleh Group PT

    Denso Indonesia adalah sebagai berikut :

    1) 245 hari kerja dalam setahun.

    2) Kenaikan gaji tahunan.

    3) Bonus pembayaran (Bonus THR dan bonus akhir tahun).

    4) Seragam.

    5) Memberikan kontribusi pada kesempatan tertentu seperti

    pemakaman, pernikahan, dll.

    6) Memberikan kontribusi untuk staf yang meninggal.

    7) Biaya medis untuk staf, pasangan, dan anak-anaknya.

    8) Shuttle bus .

    9) Pelatihan baik domestik dan luar negeri.

    10) Hari Keluarga Tahunan (Perusahaan dan Departemen).

    11) Dana pensiun.

    12) Pinjaman.

    13) Dll.

    5.

    Produk yang di ekspor

    Produk yang dihasilkan PT Denso Indonesia adalah sebagai

    berikut :

    a. Car Ac Mulai Tahun 1978

    b. Bus Ac Mulai Tahun 1988

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    57/73

    46

    c. Compressor Mulai Tahun 1992

    d. Magnetic Clutch Mulai Tahun 2000

    e. Radiator Mulai Tahun 1979

    f. Reserve Tank Mulai Tahun 1988

    g. Aluminium Radiator Mulai Tahun 2004

    h. Oil Cooler Mulai Tahun 2004

    i. Spark Plug Mulai Tahun 1979

    j. Stick Coil Mulai Tahun 2004

    k. O2 Sensor Mulai Tahun 2004

    l. Air Filter Mulai Tahun 1979

    m. Oil Filter Tahun 1979 – 2004

    n. ISCV Tahun 1999 – 2008

    6. Pemasaran Produk Ekspor

    a. Asian Network

    1) Denso Manufacturing Vietnam Co, Ltd

    2) Denso (Thailand) Co, Ltd

    3) Denso Tool & Die (Thailand) Co, Ltd

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    58/73

    47

    4) Denso (Malaysia) Sdn. Bhd

    5) Denso International Asia (Thailand) Co. Ltd

    6) Denso International Asia Singapore Pte., Ltd

    7) PT Denso Indonesia

    8) PT Hamaden Indonesia, Mfg

    9) PT Denso Sales Indonesia

    10) Denso PS Electronics Corporation Korea

    11) Korean Wiper Blade Co, Ltd

    12) Denso Sales Korea Corp.

    13) Denso Taiwan Corp.

    14) Philippine Auto Component, Inc

    15) Denso International Australia Pty. Ltd

    b. Negara Tujuan Ekspor

    1) Australia

    2) Belgia

    3) Brazil

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    59/73

    48

    4) China

    5) Dubai

    6) Holland

    7) India

    8) Japan

    9) Malaysia

    10) Philippine

    11) Singapore

    12) Thailand

    13) Timur Tengah

    14) United Kingdom

    15) USA

    16) Vietnam

    B. Pembahasan

    1. Prosedur Ekspor pada PT Denso Indonesia

    Proses ekspor PT Denso Indonesia hanya dilakukan terhadap

    Group Perusahaan Denso untuk menjaga kualitas barang agar tetap

    bagus, sebelum barang sampai ke tangan konsumen akhir. Oleh

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    60/73

    49

    karena itu, dalam prosedur ekspor PT Denso Indonesia yang menarik

    adalah tanpa menggunakan proses promosi dan sales contract. Proses

    ordering ke PT Indonesia hanya melalui website / email dari importir.

    Untuk proses pendistribusian dokumen melalui email kepada masing –

    masing staf antar divisi dalam PT Denso Indonesia. Berikut ini adalah

    serangkaian prosedur ekspor pada PT Denso Indonesia :

    a. Staff Production Control (PC) menerima purchase order dari

    importir melalui website / email .

    b. Staf PC melakukan input order ke sistem CIGMA (Computer

    Integrated for Manufacturing).

    c. Staf PC membuat jadwal ekspor untuk diserahkan ke bagian

    produksi agar bisa memperhitungkan waktu produksi.

    d. Proses produksi barang yang akan diekspor.

    e. Staf PC membuat SIL ( Shipping Instruction List ) lalu

    mendistribusikannya ke bagian Inventory, Distribusi dan EXIM

    f. Setelah menerima jadwal ekspor ( export schedule ) dan SIL

    (Shipping Instruction List ) dari bagian PC, staf Exim

    mempersiapkan dokumen – dokumen ekspor yang berupa Packing

    List, Invoice, Case Mark , dll.

    g. Pembuatan SI ( Shipping Instruction ) untuk Shipping Line / Freight

    Forwarder via email /website guna pemesanan ruang di kapal atau

    pesawat yang akan mengangkut barang ekspor dari PT Denso

    Indonesia.

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    61/73

    50

    h. Staf Exim meminta konfirmasi jadwal keberangkatan kapal /

    pesawat dari Shipping Line atau Freight Forwarder terkait via

    email / telepon.

    i. Memberitahukan jadwal pengambilan barang ( Pick Up ) oleh Agent

    ke bagian PC agar mempersiapkan barang yang akan diekspor.

    j. Pembuatan PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) oleh staf Exim

    dengan sistem aplikasi EDI ( Electronic Data Interchange ) yang

    tersambung langsung ke Bea Cukai. Pembuatan PEB biasanya dua

    hari sebelum kapal berangkat atau pada hari yang sama dengan

    proses stuffing barang ke kontainer.

    k. Manajer Exim meninjau ulang dokumen ekspor yang sudah

    disiapkan oleh staf Exim dan menandatangani PEB.

    l. Penandatanganan dokumen invoice oleh GM/AGM dengan tanda

    tangan elektronik ( e-sign ).

    m. Proses stuffing barang ke kontainer.

    n. Pick up dan pengiriman ( delivery ) barang sampai ke CY

    (Container Yard ) oleh Freight Forwarder .

    o. Proses Customs Clearance (Persetujuan ekspor) oleh Freight

    Forwarder .

    p. Kapal berangkat, untuk term of delivery PT Denso menggunakan

    term FOB ( Free on Board ). Freight Forwarder menerbitkan draft

    B/L untuk ditinjau ulang oleh staf Exim sebelum diterbitkan B/L

    asli.

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    62/73

    51

    q. Staf Exim mengirimkan semua dokumen ekspor yang asli kepada

    importir dan melampirkan SKA jika diminta oleh negara pihak

    Importir.

    r. Pembayaran barang yang diekspor biasanya 60 hari setelah tanggal

    Bill of Lading melalui Telegraphic Transfer.

    Gambar 3.4. ESTIMASI WAKTU DAN ALUR FIAT MUAT Sumber : Dokumen PT Denso

    Indonesia

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    63/73

    52

    Gambar 3.5 Alur Pembuatan Surak Keterangan Asal. Sumber : Dokumen PT Denso Indonesia.

    2. Dokumen Ekspor pada PT Denso Indonesia

    Pada dasarnya, dokumen ekspor PT Denso Indonesia hanya

    delapan macam dokumen. Berikut ini kedelapan dokumen tersebut :

    a. Invoice

    Invoice adalah faktur perdagangan atau nota perhitungan

    yang dibuat oleh pihak eksportir. Berisikan nama, alamat lengkap

    PT Denso Indonesia sebagai eksportir, identitas importir, tujuan

    ekspor, nomor dokumen, tanggal invoice, cara pembayaran (term of

    payment), cara pengiriman ( term of delivery ), waktu pengiriman,

    nama barang, deskripsi barang, case mark , part number , jumlah

    barang, berat barang, harga barang, mata uang, dll.

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    64/73

    53

    b. Packing List

    Serangkaian daftar perincian mengenai barang yang

    diekspor. Packing List pada PT Denso Indonesia berisikan identitas

    eksportir dan importir, nomor packing list , nomor invoice , alamat

    tujuan ekspor, nama barang, jenis barang, nomor identitas barang,

    jumlah barang, berat bersih, berat kotor, jumlah kemasan, dll.

    c. Case Mark

    Case Mark adalah nomor seri pada kemasan ( box) atau

    identitas barang yang tertera pada kemasan yang mencantumkan

    part number dan jumlah barang tiap kemasan.

    d. Shipping Instruction

    Shipping Instruction adalah instruksi pengapalan/pengiriman

    barang yang dibuat oleh PT Denso Indonesia kepada perusahaan

    pengangkutan. SI ini berisikan identitas Shipping Line atau Freight

    Forwarder yang ditunjuk, tanggal SI, Nomor SI, nama barang,

    consignee, berat bersih, berat kotor, volume barang, notify party ,

    jenis container, tanggal pengiriman, pelabuhan tujuan, dll.

    e.

    Persetujuan Ekspor Barang (PEB)

    PEB adalah dokumen pabean yang digunakan untuk

    memberitahukan pelaksanaan ekspor barang. PEB dibuat oleh

    eksportir atau kuasanya dengan menggunakan software aplikasi

    PEB secara online atau biasa disebut EDI ( Electronic Data

    Interchange ). PEB berisi nama kantor pabean pemuatan, nomor

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    65/73

    54

    pengajuan, jenis ekspor, cara pembayaran, identitas eksportir,

    identitas importir, nama sarana pengangkut, dokumen pelengkap

    pabean, deskripsi barang, kode HS, data pelabuhan, dll.

    f. Bill of Lading

    B/L adalah alat bukti adanya kontrak pengangkutan antara

    shipper dengan perusahaan pelayaran. B/L berisi mengenai

    identitas shipper, identitas cosignee, notify party , nama Shipping

    Line, pelabuhan bongkar, pelabuhan muat, nama kapal, nomor

    kapal, deskripsi barang, berat barang, ukuran barang, jumlah

    kemasan, tanggal B/L, identitas kontainer, nomor B/L, dll.

    g. Certificate of Origin / Surat Keterangan Asal

    COO atau SKA adalah surat keterangan yang dikeluarkan

    pihak Disperindag yang menyatakan negara asal barang yang akan

    diekspor. COO yang sering dipergunakan oleh PT Denso Indonesia

    adalah COO Form D karena sebagian besar ekspor PT Denso

    Indonesia adalah ke negara ASEAN. COO berisi tentang identitas

    eksportir, importir, nomor COO, tanggal COO, tanggal

    keberangkatan barang, nama pelabuhan tujuan, nama dan nomor

    kapal, deskripsi barang, criteria asal, jumlah barang, berat dan

    ukuran barang, nomor dan tanggal invoice, pernyataan eksportir,

    tanda tangan dan cap perusahaan eksportir, dll.

    h. Laporan Pemeriksaan Bea dan Cukai (LPBC)

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    66/73

    55

    Laporan Pemeriksaan Bea dan Cukai (LPBC) adalah laporan

    hasil pemeriksaan pabean barang ekspor yang mendapat fasilitas

    KITE yang diterbitkan oleh Kantor Pemuatan.

    3. Kendala yang sering dialami dalam proses ekspor PT Denso

    Indonesia.

    a. Kerusakan mesin produksi

    Kerusakan mesin yang bisa terjadi sewaktu-waktu menjadi

    kendala utama yang menghambat proses produksi di PT Denso

    Indonesia. Bisa karena salah menekan tombol pengoperasian

    ataupun karena mesin yang selalu beroperasi tanpa henti.

    b. Adanya “ no good quality ”.

    “ No good quality ” atau mutu barang yang tidak sesuai dengan

    standar produk yang seharusnya ini sangat menghambat laju proses

    produksi, ini bisa terjadi karena pada saat produksi para karyawan

    kurang konsentrasi dalam bekerja. Hal ini berpengaruh terhadap

    jadwal ekspor yang sudah terencana. Jadwal ekspor bisa terhambat

    karena barang yang ada belum mencukupi jumlahnya.

    c.

    Shipping Instruction List tidak sesuai dengan Packing List/Invoice

    SIL yang tidak sesuai dengan P/L / Invoice ini bisa terjadi karena

    adanya ‘ no good quality ’ yang menyebabkan jumlah barang tidak

    sesuai dengan permintaan buyer ataupun karena adanya kesalahan

    pada saat pembuatan dokumen, misalnya ada huruf yang salah

    ketik saat pembuatan dokumen.

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    67/73

    56

    d. Space di kapal penuh.

    Hal ini mungkin terjadi karena keterlambatan waktu booking

    space , karena proses booking biasanya melalui e-mail, website,

    maupun via telepon. Proses booking via e-mail maupun website

    tidak akan selamanya lancar, ada kalanya jaringan internet sedang

    buruk. Hal itulah yang terkadang menghambat proses booking

    space kapal.

    e. Aksi unjuk rasa oleh masyarakat ataupun pekerja dari perusahaan

    lain.

    Kendala yang terjadi akibat adanya aksi unjuk rasa ini sulit untuk

    dihindari, ini berpengaruh terhadap proses pengiriman barang ke

    pelabuhan menjadi terlambat untuk memasuki kawasan pelabuhan.

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    68/73

    57

    BAB IV

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan

    bahwa :

    1. Prosedur ekspor pada PT Denso Indonesia ditujukan untuk grup

    perusahaan Denso saja, sehingga tanpa melalui tahapan promosi dan

    sales contract. Untuk prosedur ekspor selanjutnya hampir seperti

    prosedur ekspor pada perusahaan lain pada umumnya, hanya saja

    sebagai perusahaan besar PT Denso Indonesia sudah memiliki program

    aplikasi yang tersambung langsung ke Dirjen Bea Cukai untuk

    pengurusan dokumen PEB dan aplikasi untuk pembuatan Surat

    Keterangan Asal dari Deperindag. Proses produksi barang dilakukan di

    pabrik. Untuk pengiriman barang dengan term FOB, PT Denso

    Indonesia menggunakan jasa Freight Forwarder . Sedangkan untuk

    pembayaran PT Denso Indonesia menggunakan Telegraphic Transfer .

    2. Dokumen ekspor yang digunakan PT Denso Indonesia pada dasarnya

    hanya delapan macam yaitu, Invoice, Packing List, Shipping

    Instruction, Case Mark , Persetujuan Ekspor Barang, Bill of Lading/Way

    Bill, Certificate of Origin , dan Laporan Pemeriksaan Bea dan Cukai.

    Dalam prosedur ekspor pada umumnya, Certificate of Origin atau SKA

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    69/73

    58

    tidak wajib disertakan, hal itu sesuai dengan peraturan di negara tujuan

    ataupun negara asal, tidak semua negara atau perusahaan importir

    mewajibkan adanya COO. Namun kebanyakan negara tujuan ekspor PT

    Denso Indonesia menghendaki adanya COO, terlebih negara Jepang

    dan negara-negara di ASEAN.

    3. Sebagai perusahaan besar tidak menutup kemungkinan adanya kendala

    dalam tahapan ekspor. Beberapa kendala yang sering dihadapi PT

    Denso Indonesia dalam proses ekspornya adalah adanya kerusakan

    mesin produksi, kualitas barang yang tidak sesuai, kesalahan pada

    dokumen, ruang di kapal penuh, ataupun aksi unjuk rasa masyarakat

    maupun pekerja dari perusahaan lain yang menghambat proses

    pengiriman barang ke pelabuhan.

    B. Saran

    Berdasar kesimpulan yang diuraikan diatas, maka penulis ingin

    menyampaikan beberapa saran untuk PT Denso Indonesia, antara lain:

    1. Ada baiknya bila PT Denso Indonesia lebih memperluas jangkauan

    ekspornya, bisa dengan cara menjalin kerjasama langsung dengan

    perusahaan otomotif di luar negeri tanpa melalui Denso Group di

    negara tersebut agar bisa meningkatkan tingkat pendapatan untuk

    perusahaan.

    2. Peningkatan kualitas sistem komunikasi dan informasi agar tidak ada

    lagi kesalahan dalam pembuatan dokumen dan lebih mempersingkat

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    70/73

    59

    waktu dalam pengerjaan dokumen yang diperlukan. Misalnya dengan

    penambahan kapasitas penyimpanan data, ataupun penambahan

    kecepatan jaringan internet, dll.

    3. Peningkatan kualitas produksi, peningkatan kewaspadaan dalam

    proses produksi maupun dalam proses pembuatan dokumen ekspor

    akan lebih meningkatkan citra PT Denso Indonesia di mata mitra kerja

    maupun citra di kalangan konsumen nantinya. Misalnya dengan

    memperbanyak pelatihan kerja kepada karyawan.

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    71/73

    60

    BAB IV

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan

    bahwa :

    4. Prosedur ekspor pada PT Denso Indonesia ditujukan untuk grup

    perusahaan Denso saja, sehingga tanpa melalui tahapan promosi dan

    sales contract. Untuk prosedur ekspor selanjutnya hampir seperti

    prosedur ekspor pada perusahaan lain pada umumnya, hanya saja

    sebagai perusahaan besar PT Denso Indonesia sudah memiliki program

    aplikasi yang tersambung langsung ke Dirjen Bea Cukai untuk

    pengurusan dokumen PEB dan aplikasi untuk pembuatan Surat

    Keterangan Asal dari Deperindag. Proses produksi barang dilakukan di

    pabrik. Untuk pengiriman barang dengan term FOB, PT Denso

    Indonesia menggunakan jasa Freight Forwarder . Sedangkan untuk

    pembayaran PT Denso Indonesia menggunakan Telegraphic Transfer .

    5. Dokumen ekspor yang digunakan PT Denso Indonesia pada dasarnya

    hanya delapan macam yaitu, Invoice, Packing List, Shipping

    Instruction, Case Mark , Persetujuan Ekspor Barang, Bill of Lading/Way

    Bill, Certificate of Origin , dan Laporan Pemeriksaan Bea dan Cukai.

    Dalam prosedur ekspor pada umumnya, Certificate of Origin atau SKA

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    72/73

    61

    tidak wajib disertakan, hal itu sesuai dengan peraturan di negara tujuan

    ataupun negara asal, tidak semua negara atau perusahaan importir

    mewajibkan adanya COO. Namun kebanyakan negara tujuan ekspor PT

    Denso Indonesia menghendaki adanya COO, terlebih negara Jepang

    dan negara-negara di ASEAN.

    6. Sebagai perusahaan besar tidak menutup kemungkinan adanya kendala

    dalam tahapan ekspor. Beberapa kendala yang sering dihadapi PT

    Denso Indonesia dalam proses ekspornya adalah adanya kerusakan

    mesin produksi, kualitas barang yang tidak sesuai, kesalahan pada

    dokumen, ruang di kapal penuh, ataupun aksi unjuk rasa masyarakat

    maupun pekerja dari perusahaan lain yang menghambat proses

    pengiriman barang ke pelabuhan.

    B. Saran

    Berdasar kesimpulan yang diuraikan diatas, maka penulis ingin

    menyampaikan beberapa saran untuk PT Denso Indonesia, antara lain:

    4. Ada baiknya bila PT Denso Indonesia lebih memperluas jangkauan

    ekspornya, bisa dengan cara menjalin kerjasama langsung dengan

    perusahaan otomotif di luar negeri tanpa melalui Denso Group di

    negara tersebut agar bisa meningkatkan tingkat pendapatan untuk

    perusahaan.

    5. Peningkatan kualitas sistem komunikasi dan informasi agar tidak ada

    lagi kesalahan dalam pembuatan dokumen dan lebih mempersingkat

  • 8/20/2019 Sitarahmawati Septi Mahanani f3109069

    73/73

    62

    waktu dalam pengerjaan dokumen yang diperlukan. Misalnya dengan

    penambahan kapasitas penyimpanan data, ataupun penambahan

    kecepatan jaringan internet, dll.

    6. Peningkatan kualitas produksi, peningkatan kewaspadaan dalam

    proses produksi maupun dalam proses pembuatan dokumen ekspor

    akan lebih meningkatkan citra PT Denso Indonesia di mata mitra kerja

    maupun citra di kalangan konsumen nantinya. Misalnya dengan

    memperbanyak pelatihan kerja kepada karyawan.