10
Skill Lab Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Theresia 102012165 / F8 26 November 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana Jl. Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021- 5631731 Email : [email protected] Pendahuluan Keberadaan sampah hingga saat ini masih cenderung dianggap sebagai sesuatu yang tidak bermanfaat dan bahkan merugikan, bau tak sedap selalu saja muncul darinya. Keadaan inilah yang seringkali membuat banyak orang akan berusaha agar menghindar sejauh mungkin darinya, dengan semikian, sampah selalu saja menjadi masalah pelik dan sangat riskan bagi kehidupan manusia dan lingkungannya. 1

Skill Lab

Embed Size (px)

DESCRIPTION

skill lab blok 2

Citation preview

Skill LabPengelolaan Sampah Rumah TanggaTheresia102012165 / F826 November 2012

Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana

Jl. Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731

Email : [email protected]

Keberadaan sampah hingga saat ini masih cenderung dianggap sebagai sesuatu yang tidak bermanfaat dan bahkan merugikan, bau tak sedap selalu saja muncul darinya. Keadaan inilah yang seringkali membuat banyak orang akan berusaha agar menghindar sejauh mungkin darinya, dengan semikian, sampah selalu saja menjadi masalah pelik dan sangat riskan bagi kehidupan manusia dan lingkungannya.1

Sampah bahkan telah menjadi permasalahan dunia. Tidak mengherankan jika ruang gerak manusia menjadi terasa kurang bebas karenanya, padahal manusia jugalah yang memproduksinya. Jalan jalan, pekarangan rumah, selokan, sungai, pasar, dan terminal adalah tempat bertumpuknya sampah.1

Sampah, siapa pun pasti mengetahuinya. Ketika masih dibutuhkan, barang sangat dijaga dan diperlukan dengan baik. Namun, ketika tidak terpakai, barang dibuang begitu saja tanpa dipedulikan. Padahal, tidak semua sampah adalah musuh yang harus dimusnahkan. Melalu pengelolaan secara terpadu, sebagian besar sampah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai kawan.2

Sampah adalah material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan dan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Di dalam proses proses alam tidak dikenal adanya sampah, yang ada hanyalah produk produk tidak bergerak. Sampah bagi semua orang memang memiliki pengertian relative berbeda dan subjektif. Sampah bagi kalangan tertentu bisa saja menjadi harta berharga. Hal ini cukup wajar mengingat setiap orang memiliki standar hidup dan kebutuhan yang sama.2Sampah

Sampah atau waste (inggris) memiliki banyak pengertian dalam batasan ilmu pengetahuan. Namun pada prinsipnya, sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Bentuk sampah bisa berada dalam setiap fase materi, yaitu padat, cair, dan gas.2

Secara sederhana, jenis sampah dapat dibagi berdasarkan sifatnya. Sampah dipilah menjadi sampah organik dan anorganik. Sampah organik atau sampah basah ialah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti dedaunan dan sampah dapur. Sampah jenis ini sangat mudah terurai secara alami (degradable). Sementara itu, anorganik atau sampah kering adalah sampah yang tidak dapat terurai (undergradable). Karet, plastik, kaleng, dan logam merupakan bagian sampah kering.2Jenis Sampah

Dalam kehidupan manusia, sebagian besar jumlah sampah berasal dari aktivitas industri, seperti konsumsi, pertambangan, dan manufaktur. Seiring waktu berjalan, hampir semua produk industri akan menjadi sampah. Jenis sampah yang banyak dijumpai dalam jumlah besar pun beragam. Sampah berupa kemasan makanan atau minuman yang terbuat dari kertas, aluminium, ataupun plastik berlapis semakin mendominasi. Demikian pula sampah eletronik, termasuk sampah jenis baru, sehingga marak di tempat pembuangan sampah.1

Di Indonesia, sekitar 60 70% dari total volume sampah yang dihasilkan merupakan sampah basah dengan kadar air antara 65 75%. Sumber sampah terbanyak berasal dari pasar tradisional dan pemukiman, sampa pasar tradisional, seperti pasar lauk pauk dan sayur mayor membuang hamper 95% sampah organik. Jika ditinjau dari pengolahannya, sampah jenis ini akan lebih mudah ditangani.1Sampah Rumah Tangga

Keluarga atau rumah tangga sampai saat ini merupakan penghasil sampah terbesar. Lebih dari 60% sampah yang dikirim ke TPA (tempat Pembuangan Akhir) merupakan sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga. Sebetulnya, hampir setiap orang sudah mengetahui akan adanya dampak yang diakibatkan jika sampah tidak dikelola secara benar. Namun, pada kenyatannya, masih sangat banyak rumah tangga/keluarga yang tidak mengiraukannya. Mereka masih saja membuang sampah rumah tangganya secara sembarangan, tanpa memerhatikan kebersihan lingkungannya. Biasanya, semakin tinggi tingkat ekonomi san status sosial sebuah rumah tangga, semakin kompleks jenis sampah yang dihasilkannya.1Pengelolaan Sampah

Saat ini, pengelolaan sampah belum dilaksanakan dengan baik sehingga menjadi sumber masalah, baik sosial maupun lingkungan yang muncul di masyarakat. Munculnya berbagai pernyakit akibat pencemaran air, tanah, dan polusi udara hanya sebagian kecil akibat dari buruknya pengelolaan sampah tersebut.3

Sebenarnya, akar dari permasalahan yang pelik ini erat dengan kaitannya dengan budaya masyarakat dan didukung dengan lemahnya pengaturan (regulasi) pemerintah tentang pengelolaan sampah. Budaya masyarakat ini tercemin dari kurangnya disiplin dan masih rendahnya kesadaran menjaga lingkungan hidup. Ada pun kelemahan pengaturan pemerintah bisa dilihat dari kurangnya koordinasi antar instansi yang berkaitan dengan hal ini. Di samping itu, aspek yang tak kalah pentingnya adalah pola pikir masyarakat yang masih beranggapan bahwa mengelola sampah merupakan kegiatan yang menghabiskan waktu, uang, dan tenaga. Padahal justru dengan mengabaikan hal ini maka biaya, waktu, dan tenaga yang dibutuhkan pasti akan lebih besar ketika dampak akibat pengelolaan sampah yang buruk muncul di kemudian hari.3

Penggolongan sampah berdasarkan asalnya dibagi menjadi beberapa bagian yaitu sampah hasil kegiatan rumah tangga, termasuk didalamnya sampah rumah sakit, hotel, dan kantor kemudian sampah hasil kegiatan industri, sampah hasil kegiatan pertanian meliputi perkebunan, kehutangan,perikanan, dann peternakan, sampah hasil perdagangan, misalnya sampah pasar dan toko, sampah hasil kegiatan pembangunan, serta sampah jalan raya.4Pengelolahan Sampah Rumah Tangga

Ada tiga cara mudah dan aman untuk mengatasi masalah sampah. Cara ini dikenal dengan prinsip 3R, yaitu reduce (kurangi), reuse (gunakan kembali), dan recycle (daur ulang). Prinsip 3R ini bisa menjadi pedoman sederhana untuk membantu kita dalam mengurangi sampah di rumah.5Reduce (Mengurangi)

Sebisa mungkin kita mengurangi penggunaan barang, antara lain menghindari pembelian barang yang berpotensi menghasilkan banyak sampah, menghindari barang sekali pakai, menggunakan produk yang bisa diisi ulang (refill), atau mengurangi pemakaian kantong plastik dengan mwmbawa tas sendiri saat berbelanja.5Reuse ( Penggunaan Kembali)

Barang yang dianggap dari kegiaan pertama, sebenarnya bisa berguna untuk kegiatan berikutnya, baik untuk fungsi yang sama maupun berbeda. Misalnya, menggunakan lagi kertas bekas untuk membungkus kado atau membuat amplop. Hal ini dapat memperpanjang umur dan waktu pemakaian barang sebelum ke tempat sampah.5Recycle (Mendaur Ulang)

Usaha ini dilakukan dengan mengubah barang bekas menjadi benda lain yang lebih berguna dan layak pakai. Misalnya mengubah botol, gelas plastik, dan kaleng biskuit menjadi vas bunga. 5Satu diantara bentuk implementasi prinsip 3R yang mulai banyak digalakkan oleh masyarakat adalah mendaur ulang sampah dan berupaya menghimpun kegiatan yang dapat memanfaatkan sampah untuk didaur ulang. Proses daur ulang sampah membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, terutama tempat penampungan atau boks sampah yang tertata sedemikian rupa. Dengan demikian, sampah dapat dipilah dengan mudah untuk bahan daur ulang.5

Secara umum pengelolaan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan ke TPS, lalu pengangkutan ke TPA. Namun, melalui program PILKAB (pilih, kumpul, ambil manfaatnya, buang sisanya) yang dilakukan sejak sampah berada di rumah, pengelolaan sampah skala rumah tangga dapat dilaksanakkan secara mandiri dan efektif.5Pemilahan Sampah

Langkah pertama mengolah sampah adalah pemilahan atau sortasi sampah. Sebelum memilah sampah, kita harus mengenali jenis jenis sampah yang ada di rumah terlebih dahulu. Secara umum, jenis sampah rumah tangga terdiri dari banyak sampah organic, sampah anorganik, dan sampah berbahaya. Bahan organik yang dapat diolah menjadi kompos, seperti sisa sayuran, sisa buah buahan, dan daun daunan, harus dicacah (2-5cm) sebelum diproses. Sementara itu sisa makanan yang berkuah ditiriskan terlebih dahulu.5

Sampah kertas dan kayu dapat disusun menjadi tumpukan. Untuk sampah kertas sebaiknya tidak diremas atau disobek, agar masih bisa dapat dimanfaatkan atau dijual. Bahan anorganik dari sampah rumah tangga, seperti plastic atau boto kemasan, kaca, dan besi, dapat dibersihkan untuk dimanfaatkan kembali atau dijual ke penampung barang bekas. Sampah yang mengandung bahan bahan berbahaya seperti paku, bekas lampu neon, sisa racun tikus atau serangga, obat kadaluarsa, baterai, dan sejenisnya harus dipisahkan, dikumpulkan, dan dimasukkan ke dalam kotak ata bungkus rapi.5

Pemilahan sampah rumah tangga dapat berjalan dengan baik bila ada kesepakatan dan kedisiplinan dari seluruh anggota keluarga, pemilahan sampah di tingkat rumah tangga sebaiknya diawali dengan membuat kesepakatan di antara anggota keluarga, baik bapak, ibu, anak, maupun pembantu. Setiap anggota keluarga berbagi tugas untuk memilaj jenis jenis sampah. Misalnya, ibu dan anak perempuan bertugas memilah sampah dapur (sampah organik), sedangkan ayah dan anak laki laki bertugas memilah sampah anorganik.5

Untuk dapat memilak sampah sejak berada di rumah, mula mula siapkan terlebih dahulu tempat penampungan sampah. Wadah sampah tersebut bisa berupa kantong plastik, keranjang sampah, atau tong bekas cat. Sediakan tempat sampah yang berbeda arna untuk organik, sampah anorganik, dan sampah berbahaya.5Pengumpulan Sampah

Sampah yang sudah dipilah, baik di dalam plastik maupun keranjang sampah, dikumpulkan atau dirapikan ke dalam wadah penampungan. Sampah organik bisa dikumpulkan atau ditumpuk dalam satu wadah penampungan khusus terlebih dahulu agar terjadi pelapukan. Kemudian diolah menjadi kompos. Untuk sampah anorganik, seperti plastik atau botol kemasan sebaiknya dibersihkan untuk diolah atau dimanfaatkan kembali. Namun, jika tidak dapat mengolah sampah tersebut, sebaiknya pisahkan dan berikan kepada pengumpul barang bekas untuk didaur ulang.5Pengolahan Sampah

Sampah yang sudah dikumpulkan dan masih dapat dimanfaatkan dapat diolah langsung. Misalnya, sampah anorganik berupa botol atau gelas mineral, sedotan minuman, kemasan atau bungkusan makanan kecil bisa dibuat berbagai kerajinan tangan. Jika tidak sempat diolah sendiri, jual kepada pengumpul. Sementara itu, untuk sampah organik diolah menjadi kompos atau pupuk organik.5Buang Sisanya

Tidak semua sampah bisa diolah. Ranting, sabut dan tempurung kelapa, serta biji dan kulit salak, termasuk bahan yang sulit dikomposkan karena memakan waktu lama, sehingga harus disingkirkan. Selain itu, beberapa jenis sampah harus ditangan secara khusus, seperti baterai bekas, pembalut wanita, dan popok bayi.5

Sampah sampah diatas termasuk bahan berbahaya dan beracun (sampah B3), sehingga tidak dapat diolah. Jadi, harus langsung dibuang ke TPS untuk kemudian dibuang ke TPA. Barang barang tersebut bisa membahayakan atau melukai orang dan beberapa jenis diantaranya bila hancur atau tercampur, bisa mencemari kompos.5Penutup

Dari isi mengenai pengolahan sampah diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sampah rumah tangga dapat ditanggulangi dengan ada nya 3R , yaitu reduce (kurangi), reuse (gunakan kembali), dan recycle (daur ulang) dan juga harus ada inisiatif dari para masyarakat untuk menggalakan pengolahan sampah tersebut.

Daftar Pustaka1. Basriyanta. Memanen sampah. Jakarta : Penerbit Kanisius ; 2007.h.11-4.

2. Tim penulis PS. Penanganan dan pengolahan sampah. Jakarta : Penebar Swadaya ; 2008.h. 5 6.

3. Purwendo S. Mengolah sampah untuk pupuk & pesitisida. Jakarta : Penebar Swadaya ; 2006.h.10-1.

4. Sejati K. Pengolahan sampah terpadu. Jakarta : Penerbit Kanisius ; 2009.h.13.

5. Suryati T. Bijak dan cerdas mengolah sampah. Jakarta : PT Agromedia Pustaka ; 2009.h.17-22.