75
SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSA T UBUH DENGAN SIKLUS MENST RUASI PADA REMAJA PU T RI DI SMA NEGERI 1 TIGA PANAH KAB.KARO T AHUN 2018 BERTY LORENZA BR SITEPU P07524414009 POLITEKNIK KESEHA T AN KEMENKES MEDAN JURUSAN KEBIDANAN M EDAN PRODI D-IV KEBIDANAN T AHUN 2018

SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

SKRIPSI

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN SIKLUSMENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI

DI SMA NEGERI 1 TIGAPANAHKAB.KARO TAHUN 2018

BERTY LORENZA BR SITEPU

P07524414009

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDANJURUSAN KEBIDANAN MEDAN

PRODI D-IV KEBIDANANTAHUN 2018

Page 2: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

SKRIPSI

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN SIKLUSMENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI

DI SMA NEGERI 1 TIGAPANAHKAB.KARO TAHUN 2018

Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program StudiDiploma IV

BERTY LORENZA BR SITEPU

P07524414009

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDANJURUSAN KEBIDANAN MEDAN

PRODI D-IV KEBIDANANTAHUN 2018

Page 3: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS
Page 4: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS
Page 5: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

POLITEKNIK KESEHAT AN KEMENKES MEDANJURUSAN KEBIDANAN PRODI D-IV KEBIDAN AN MEDAN

BERTY LORENZA BR SITEPU

Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri DiSma Negeri 1 Tigapanah Kabupaten Karo

xii + 33 halaman, 7 tabel, 2 gambar, 13 lampiran

ABSTRAK

Menstruasi merupakan perdarahan periodik sebagai bagian integral darifungsional biologis wanita sepanjang siklus kehidupannya. Gangguan-gangguanproses menstruasi seperti lamanya siklus menstruasi dapat menimbulkan risikopenyakit kronis Siklus menstruasi yang tidak teratur kebanyakan terjadi akibattidak seimbangnya faktor hormon yang dikarenakan suatu penyakit, status gizimaupun stress. Status gizi sangat mempengaruhi fungsi menstruasi, hal iniberhubungan dengan perubahan kadar hormon steroid yang merupakan faktordalam proses pengaturan siklus menstruasi.Tujuan penelitian untuk melihathubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan Siklus Menstruasi pada remajaputri di SMA Negeri 1 Tigapanah Kab. Karo.

Penelitian bersifat analitik observasional dengan desain studi CrossSectional. Populasi penelitian adalah siswi SMA Negeri 1 Tigapanah Kab.Karo.Sampel penelitian berjumlah 127 responden yang diambil dengan metode simplerandom sampling. Data Indeks Massa Tubuh diperoleh dengan melakukanpengukuran berat badan dan tinggi badan dan data siklus menstruasi dengancara pengisian kuesioner. Analisis data menggunakan korelasi Spearman. Hasilpenelitian ditemukan 61,4% responden dengan siklus menstruasi normal dan63,8% indeks massa tubuh normal.

Berdasarkan uji hipotesis didapati p=0,000 dan r=0,329 yangmenunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan.

Dari hasil analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubunganantara Indeks Massa Tubuh dengan Siklus Menstruasi.

Kata Kunci : Indeks Massa Tubuh, Siklus Menstruasi

Daftar Pustaka : 38 (2006-2017)

iii

Page 6: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

MEDAN HEALTH POLYTECHNIC OF MINISTRY OF HEALTHEXTENTION PROGRAM OF APPLIED HEALTH SCIENCE IN MIDWIFERYTHESIS, July 2018

BERTY LORENZA BR SITEPU

The Relationship of Body Mass Index with Menstrual Cycle in Girl Teenager atSMA Negeri (State Senior High School) 1 of Tigapanah Karo District

xii + 33 pages, 7 tables, 2 pictures, 13 attachments

ABSTRACT

Menstruation is periodic hemorrhage as an integral part of a woman'sbiological function throughout her life cycle. Disorders of menstrual processessuch as the length of the menstrual cycle can pose a risk of chronic disease.Irregular menstrual cycles mostly occur due to imbalance of hormonal factors dueto a disease, nutritional status or stress. Nutritional status greatly affects thefunction of menstruation, this is related to changes in steroid hormone levelswhich are factors in the process of regulating the menstrual cycle. The purpose ofthis study was to see the relationship between the Body Mass Index andMenstrual Cycle in girl teenager in SMA Negeri 1 Tigapanah Karo District.

The study was observational analytical with Cross Sectional study design.The population was a student from SMA Negeri 1 Tigapanah, Karo District. Thestudy sample consisted of 127 respondents taken by simple random samplingmethod. Body Mass Index data is obtained by measuring body weight and heightand menstrual cycle data by filling out a questionnaire. Data analysis usedSpearman correlation. The results of the study found 61.4% of respondents withnormal menstrual cycles and 63.8% of normal body mass index.

Based on the hypothesis test found p = 0,000 and r = 0,329 which indicatedthat there was a significant relationship.

From the results of the data analysis it can be concluded that there was arelationship between the Body Mass Index and the Menstrual Cycle.

Keywords : Body Mass Index, Menstrual CycleReferences : 38 (2006-2017)

iv

Page 7: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

HALAM AN PERNYAT AAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUKKEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Poltekkes Kemenkes Medan, saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Berty Lorenza Br Sitepu

NIM : P07524414009

Program Studi : Kebidanan

Jurusan : D-IV Kebidanan Reguler

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Poltekkes Kemenkes Medan Hak Bebas Royalti Nonekseklusif (Non-Exclusive Royalty-Free Right) atas skripsi saya yang berjudul :

“ Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri

di SMA Negeri 1 Tigapanah Kabupaten Karo Tahun 2018”

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Nonekseklusif ini Poltekkes Kemenkes Medan berhak menyimpan,

mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),

merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan

nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Medan,

24 Agustus 2018

Yang menyatakan

( Berty Lorenza Br Sitepu)

v

Page 8: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan

rahmatNya sehingga dapat terselesaikannya Skripsi yang berjudul “HUBUNGANINDEKS MASSA TUBUH DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REM AJAPUTRI DI SMA NEGERI 1 TIGAPAN AH KABUPATEN KARO TAHUN 2018”

sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendid ikan Program Studi Diploma IV

Kebidanan Medan Poltekkes Kemenkes RI Medan.

Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,

karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih

kepada :

1. Dra. Ida Nurhayati, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes RI

Medan, yang telah memberikan kesempatan menyelesaikan skripsi.

2. Betty Mangkuji, SST, M.Keb, selaku Ketua Jurusan Poltekkes Kemenkes

RI Medan yang telah memberikan kesempatan dalam menyelesaikan

skripsi.

3. Yusniar Siregar, SST, M.Kes, selaku Ketua Program Studi D-IV

Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI Medan, yang telah memberikan

kesempatan menyusun skripsi.

4. Drs.Mukamto, MPH, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan serta arahan sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Yusniar Siregar, SST, M.Kes, selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan Skripsi.

6. Elizawarda, SKM, M.Kes, selaku ketua penguji dan Yusniar Siregar, SST,

M.Kes, selaku dosen penguji I yang telah menguji dan memberikan

bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Seluruh dosen dan staf jurusan DIV Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI

Medan atas bimbingannya.

8. Teristimewa kepada orang tua tercinta, Bapak (Lekton Sitepu) dan Ibu

(Rosida br Ginting) atas doa, perhatian, motivasi, dan dukungan baik

secara moril maupun materil dalam menyelesaikan Skripsi Ini.

9. Abang (Desta Pranata Sitepu) serta kakak ipar (Sri Florentina) dan adik

(Ivan Kristianto Sitepu) tercinta atas doa dan motivasi dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

vi

Page 9: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

10. Seluruh teman-teman seperjuangan di Poltekkes Kemenkes RI Medan,

khususnya untuk sahabat saya Asnita, Bebi, dan Winda, terimakasih

untuk kebersamaan dan kerjasama yang kita lalui bersama selama 4

tahun.

11. Terimakasih kepada adik saya (Meike Sitepu) dan sahabat saya (Arnella

Sitepu) yang telah membantu saya dalam pengumpulan data skripsi ini.

12. Terimakasih kepada Boy Canser Tarigan yang telah memberikan doa,

motivasi, perhatian dan selalu dengan sabar menemani serta

mengingatkan saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

13. Terimakasih kepada teman-teman dan pihak-pihak yang tidak dapat saya

sebutkan satu persatu namun telah berjasa selama masa perkuliahan dan

penyelesaian skripsi ini.

Semoga kasih Tuhan-lah yang tetap menyertai dan memberkati kita

semua. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna oleh

karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk

melengkapi segala kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Akhir kata semoga

skripsi ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Medan, Agustus 2018

Penulis

vii

Page 10: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

DAFTAR ISI

HalamanHALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................ iHALAMAN PENGESAHAN............................................................. iiABSTRAK........................................................................................... iiiHALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................................vKATA PENGANTAR.........................................................................viDAFTAR ISI........................................................................................viiiDAFTAR TABEL ...............................................................................xDAFTAR GAMBAR........................................................................... xiDAFTAR LAMPIRAN .......................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1B. Perumusan Masalah ...................................................................... 3C. Tujuan Penelitian............................................................................ 3

C.1. Tujuan Umum......................................................................... 3C.2. Tujuan Khusus........................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 4D.1 Manfaat Teoritis ...................................................................... 4D.2 Manfaat Praktis....................................................................... 4

E. Keaslian Penelitian .......................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................6A. Tinjauan Teori ................................................................................ 6

A.1 Menstruasi ............................................................................... 6A.1.1 Pengertian Menstruasi.................................................... 6A.1.2 Siklus Menstruasi............................................................ 6A.1.3 Fase Menstruasi ............................................................. 7A.1.4 Kelainan Pada Siklus Menstruasi................................... 8A.1.5 Penyebab Gangguan Siklus Menstruasi ........................ 9A.1.6 Faktor Resiko Gangguan Menstruasi............................. 10

A.2 Indeks Massa Tubuh ............................................................... 12A.2.1 Pengertian Indeks Massa Tubuh ................................... 12A.2.2 Cara Mengukur Indeks Massa Tubuh ............................ 13

B. Kerangka Teori ............................................................................... 15C. Kerangka Konsep........................................................................... 16D. Definisi Operasional ....................................................................... 16E. Hipotesis ......................................................................................... 17

BAB III METODE PENELITIAN..................................................................18A. Jenis dan Desain Penelitian........................................................... 18B. Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................................... 18

B.1 Lokasi Penelitian...................................................................... 18B.2 Waktu Penelitian ...................................................................... 18

C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 18C.1 Populasi ................................................................................... 18

viii

Page 11: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

C.2 Sampel..................................................................................... 18D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ............................................... 20

D.1 Jenis Data................................................................................ 20D.2 Cara Pengumpulan Data......................................................... 20

E. Alat Ukur/Instrumen dan Bahan Penelitian.................................... 20F. Uji Validitas dan Realibilitas ........................................................... 21G. Prosedur Penelitian ........................................................................ 21H. Pengolahan dan Analisis Data ....................................................... 22

H.1 Pengolahan Data .................................................................... 22H.2 Analisa Data ........................................................................... 23

I. Etika Penelitian .................................................................................. 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................25A. Hasil................................................................................................ 25

A.1 Karakteristik Responden ......................................................... 25A.2 Indeks Massa Tubuh ............................................................... 26A.3 Siklus Menstruasi..................................................................... 26A.4 Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Siklus Menstruasi .. 27

B. Pembahasan .................................................................................. 28B.1 Indeks Massa Tubuh ............................................................... 28B.2 Siklus Menstruasi..................................................................... 28B.3 Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Siklus Menstruasi .. 29

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................33A. Kesimpulan..................................................................................... 33B. Pembahasan .................................................................................. 33

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................

LAMPIRAN.....................................................................................................

ix

Page 12: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

DAFT AR TABEL

Halaman

Tabel E.1 Keaslian Penelitian ...................................................................... 5

Tabel A.2 Indeks Massa Tubuh Remaja ..................................................... 14

Tabel D.1 Definisi Operasional .................................................................... 16

Tabel H.1 Penafsiran Korelasi Spearman ................................................... 23

Tabel A.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden ............................ 25

Tabel A.2.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase IMT ................................... 26

Tabel A.2.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Siklus Menstruasi ............ 26

Tabel A.3.1 Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Siklus Menstruasi ...... 27

x

Page 13: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar B.1 Kerangka Teori ............................................................................ 15

Gambar C.1 Kerangka Konsep Penelitian....................................................... 16

xi

Page 14: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Survey Pendahuluan

Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 3 Surat Balasan Dari Tempat Penelitian

Lampiran 4 Etichal Clearance

Lampiran 5 Lembar Konsultasi

Lampiran 6 Jadwal Penelitian

Lampiran 7 Lembar Penjelasan

Lampiran 8 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 9 Lembar Kuisioner

Lampiran 10 Master Tabel

Lampiran 11 Output SPSS

Lampiran 12 Nilai Median IMT/U

Lampiran 13 Daftar Riwayat Hidup Peneliti

xii

Page 15: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Remaja merupakan aset bangsa untuk terciptanya generasi mendatang

yang baik (Adriani dan Wirjatmadi, 2014). Di dunia diperkirakan kelompok remaja

berjumlah 1,2 milyar atau 18% dari jumlah penduduk dunia (WHO, 2014).

Sedangkan di Indonesia, estimasi jumlah kelompok usia 10-19 tahun sebanyak 44,7

juta atau sekitar 17% dari jumlah seluruh penduduk Indonesia (Pusdatin Kemenkes,

2017). Remaja putri merupakan periode krusial bagi kehidupan seorang

perempuan. Kesehatan dan status gizi selama fase remaja penting untuk

kematangan fisik, yang pada gilirannya memengaruhi kesehatan keturunannya

(Sharma et al., 2005 dalam Patimah, 2017).

Menstruasi merupakan perdarahan periodik sebagai bagian integral dari

fungsional biologis wanita sepanjang siklus kehidupannya. Proses menstruasi dapat

menimbulkan potensi masalah kesehatan reproduksi wanita yang berhubungan

dengan fertilitas yaitu pola menstruasi. Gangguan-gangguan proses menstruasi

seperti lamanya siklus menstruasi dapat menimbulkan risiko penyakit kronis

(Kusmiran, 2013).

Pada kenyataannya, tidak semua perempuan memiliki siklus menstruasi

yang normal. Banyak diantara mereka yang siklus menstruasinya tidak teratur, yakni

siklusnya tidak memiliki pola tertentu. Menstruasi yang berlangsung kurang dari 21

hari dikategorikan siklus menstruasi yang pendek dan lebih dari 35 hari

dikategorikan siklus menstruasi panjang. Baik siklus pendek maupun panjang,

sama-sama menunjukkan ketidaknormalan pada sistem metabolisme dan hormonal.

(Proverawati dan Maisaroh, 2016: 76).

Siklus menstruasi yang tidak teratur kebanyakan terjadi akibat faktor

hormonal. Seorang perempuan yang memiliki hormon estrogen dan progesteron

yang berlebihan dapat memungkinkan terjadinya menstruasi dalam waktu yang

lebih cepat. Sehingga, jika terdapat gangguan menstruasi yang dikarenakan factor

hormonal, maka dapat dipastikan perempuan tersebut mengalami gangguan

kesuburan (Laila, 2016).

Penelitian yang dilakukan oleh Thapa dan Shresta di Nepal pada tahun 2015

mengatakan bahwa gangguan menstruasi yang paling sering terjadi adalah

Page 16: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

2

dismenorea (78.6%) diikuti dengan ketidakteraturan siklus menstruasi (38.7%).

Pada penelitian lain didapatkan prevalensi gangguan siklus, amenorea primer

sebanyak 5,3%, amenorea sekunder 18,4%, oligomenorea 50%, polimenorea

10,5%, dan gangguan campuran sebanyak 15,8% (Bieniasz et al., 2009). Di

Indonesia, perempuan berusia 20-24 tahun yang memiliki siklus menstruasi teratur

sebesar 76,7% dan yang tidak teratur 14,4%, sedangkan, di Provinsi Sumatera

Utara didapatkan 68,3% siklus yang teratur dan 11,6% perempuan dengan siklus

tidak teratur (Riskesdas, 2013).

Perbedaan panjangnya pola menstruasi antar wanita yang biasanya

disebabkan karena tidak seimbangnya hormon estrogen, progesteron, LH dan FSH

karena suatu penyakit, status gizi maupun stress. Status gizi sangat mempengaruhi

fungsi menstruasi, hal ini berhubungan dengan perubahan kadar hormon steroid

yang merupakan faktor dalam proses pengaturan siklus menstruasi (Devirahma

dalam Felicia, 2012). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Thapa

dan Shresta di Nepal pada tahun 2015 yang menemukan bahwa ada hubungan

yang signifikan antara Indeks Massa Tubuh dengan ketidakteraturan siklus

menstruasi, oligomenorea, polimenorea dan hipomenorea.

Penelitian yang dilakukan di beberapa sekolah di Mesir juga menunjukkan

adanya hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan ketidakteraturan siklus

menstruasi. Lebih jauh, penelitian ini juga mendapatkan hasil bahwa pelajar dengan

kondisi obesitas, jumlah darah yang keluar saat menstruasi lebih banyak dan durasi

menstruasi lebih panjang dibandingkan dengan pelajar yang memiliki Indeks Massa

Tubuh yang normal.

Kekurangan nutrisi pada seseorang akan berdampak pada penurunan fungsi

reproduksi (Noviana,2016). Kekurangan nutrisi sampai terjadi berat badan rendah

ataupun malnutrisi dapat menyebabkan terjadinya perubahan hormonal berupa

gangguan siklus ovulasi, hal ini yang dapat memicu terganggunya fertilitas

(Purwitasari dan Maryanti, 2011). Hollingworth (2012) menyatakan bahwa 22%

berat badan perempuan harus tersusun atas lemak untuk menjamin lancarnya

siklus ovulasi.

Hasil penelitian yang dilakukan Pratiwi (2011) di Surakarta menunjukkan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan keteraturan siklus

menstruasi. Responden dengan status gizi normal menunjukkan siklus menstruasi

Page 17: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

3

yang teratur dibandingkan dengan responden yang memiliki status gizi kurus

ataupun status gizi lebih.

Menurut hasil penelitian Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun

2013 tentang status gizi remaja di Indonesia berdasarkan perhitungan (IMT/U),

prevalensi kurus pada remaja umur 16-18 tahun secara nasional sebesar 9,4

persen (1,9% sangat kurus dan 7,5% kurus) dan prevalensi gemuk pada remaja

umur 16 – 18 tahun sebanyak 7,3 persen (5,7 % gemuk dan 1,6 % obesitas).

Status gizi remaja putri khususnya pada umur 16-18 tahun yang tergolong

kependekan (stunting) sebesar 25,9%, kekurusan (wasting) sebesar 5,2%

(Kemenkes, 2010).

Berhubungan dengan fungsi menstruasi, secara khusus jumlah wanita yang

anovulasi akan meningkat bila berat badannya meningkat. Pada penelitian ternyata

wanita gemuk mempunyai resiko tinggi terhadap ovulasi infertile, dan fungsi ovulasi

terganggu, sehingga menjadi tidak subur (Noviana,2016). Hal ini sejalan dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh Primastuti di Surakarta pada tahun 2012 yang

berjudul “Hubungan obesitas dengan ketidakteraturan siklus menstruasi” yaitu

terdapat hubungan signifikan antara obesitas dan siklus menstruasi pada wanita

usia subur. Dan obesitas meningkatkan factor resiko dari ketidakteraturan siklus

menstruasi hingga 3,5 kali lipat.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian untuk

mengetahui “Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Siklus Menstruasi pada

Remaja Putri di SMA Negeri 1 Tigapanah” mengingat status gizi merupakan

masalah global yang memberikan berbagai dampak bagi kesehatan manusia,

terutama bagi kesehatan reproduksi wanita.

B. Rumusan Masalah

Adakah hubungan Indeks Massa Tubuh dengan siklus menstruasi pada

Remaja Putri di SMA Negeri 1 Tigapanah ?

C. TujuanC.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Siklus

Menstruasi Pada Remaja Putri di SMA Negeri 1 Tigapanah

Page 18: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

4

C.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran Indeks Massa Tubuh (IMT)

Remaja Putri di SMA Negeri 1 Tigapanah

2. Untuk mengetahui gambaran siklus menstruasi remaja putri di SMA

Negeri 1 Tigapanah

3. Menganalisis hubungan IMT dengan Siklus Menstruasi pada

Remaja Putri di SMA Negeri 1 Tigapanah

D. Manfaat PenelitianD.1 Manfaat Teoritis

D.1.1 Di bidang akademik

Memperkaya ilmu pengetahuan khususnya tentang hubungan Indeks

Massa Tubuh (IMT) dengan siklus menstruasi pada remaja putri.

D.2 Manfaat PraktisD.2.1 Di masyarakat umum

Memberikan informasi kepada masyarakat luas, khususnya pada

remaja putri mengenai hubungan IMT dengan siklus menstruasi

sehingga lebih memperhatikan status gizinya.D.2.2 Di bidang pengembangan penelitian

Memberikan data bagi peneliti selanjutnya khususnya mengenai

hubungan IMT dengan siklus menstruasi pada remaja putri.

Page 19: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

5

E. Keaslian Penelitian

Tabel E.1

Keaslian Penelitian

Pembeda Hapsari NurPrimastuti

Judul Penelitian Hubungan obesitas

dengan

ketidakteraturan

siklus menstruasi

Danty Indra

Puspitaningtyas

Hubungan Antara

Status Gizi Dengan

Siklus Menstruasi

Pada Remaja Putri

Berty LorenzaSitepu

Hubungan Indeks

Massa Tubuh

dengan siklus

menstruasi pada

Remaja PutriTahun dan

tempat2012, Desa

Minomartani

Ngaglik, Sleman.

2014, Sma Negeri 2

Surakarta

2018, SMA Negeri

1 Tigapanah

Sampel WUS umur 20-35

tahun

Siswi Kelas X dan

XI

Siswi kelas XI

Rancangan Cross Sectional Cross Sectional Cross sectional

Variabel Independen :

Obesitas

Dependen :

Ketidakteraturan

siklus menstruasi

Independen :

Status Gizi

Dependen :

Siklus Menstruasi

Independen :

Indeks Massa

Tubuh

Dependen :

Siklus Menstruasi

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa yang membedakan

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah waktu penelitian, tempat

penelitian, sampel yang digunakan dan juga variabel penelitian.

Page 20: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

6

A. Tinjauan teoriA.1 MenstruasiA.1 .1 Pengertian

Bab IITINJAUAN PUSTAKA

Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklis dari uterus

yang disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Proverawati dan

Misaroh , 2016). Ditambahkan oleh Irianto (2014), menstruasi atau haid

merupakan perdarahan yang terjadi akibat luruhnya dinding sebelah dalam

rahim (endometrium) yang banyak mengandung pembuluh darah. Kusmiran

(2013) menyatakan bahwa menstruasi merupakan tanda bahwa organ

kandungan reproduksi sudah matang.

Dalam keadaan normal, setiap bulan seorang wanita yang telah

memasuki usia subur akan melepaskan satu sel telur (ovum). Ovum akan

dihasilkan dan dilepaskan oleh indung telur (ovarium). Ovum yang

dilepaskan tersebut akan berjalan masuk ke dalam rahim melalui saluran

telur. Bila pada saat itu ada sel sperma yang masuk dan bertemu, dapat

terjadi pembuahan yang berlanjut menjadi kehamilan. Untuk mempersiapkan

kehamilan yang mungkin terjadi, dinding rahim akan menebal. Penebalan

yang disebabkan oleh faktor hormonal ini berguna agar rahim siap menerima

mudigah yang akan tertanam di sana.

Bila kehamilan tidak terjadi, kadar hormon (yang membuat rahim

menebal) akan turun. Akibatnya dinding rahim sebelah dalam akan luruh,

dan terjadilah menstruasi. Datangnya menstruasi pertama kalinya

(menarche) tidak sama pada setiap remaja (Proverawati dan Misaroh ,

2016). Namun, usia mulai menstruasi normalnya 12 atau 13 tahun. Sebagian

perempuan mengalami haid lebih awal (usia 8 tahun) dan lebih lambat (18

tahun) (Sibagariang et al., 2013)

A.1.2 Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi adalah jumlah hari antara periode menstruasi yang

satu dengan periode menstruasi yang berikutnya (Laila, 2016). Dengan kata

lain, siklus haid adalah jumlah hari sebelum haid berikutnya terjadi. Hari

Page 21: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

7

pertama perdarahan dihitung sebagai permulaan siklus haid (Sibagariang et

al., 2013). Siklus menstruasi terjadi selama masa reproduksi dari masa

pubertas hingga masa menopause sebagai reaksi terhadap variasi-variasi

gerak hormon (Proverawati dan Misaroh, 2016). Siklus haid yang normal

terjadi setiap 21-35 hari sekali, dengan lama haid berkisar 3-7 hari. Jumlah

darah haid normal berkisar 30-40 mililiter (mL) (Sibagariang et al., 2013).

A.1.3 Fase Menstruasi

Mekanisme terjadinya perdarahan menstruasi terjadi dalam satu

siklus terdiri atas 4 fase (Proverawati dan Misaroh, 2016) :

1) Fase Folikuler/ Proliferasi

Fase ini terjadi pada hari ke-5 sampai hari ke-14. Pada masa ini adalah

masa paling subur bagi seorang wanita. Dimulai dari hari 1 sampai sekitar

sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi).

Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel

didalam ovarium. Pada pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit

meningkat sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3-30 folikel yang

masing-masing mengandung 1 sel telur. Tetapi hanya 1 folikel yang terus

tumbuh, yang lainnya hancur. Pada suatu siklus, sebagian endometrium

dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan kadar hormone estrogen

dan progesterone. Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas

dan lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap

dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk

kedua lapisan yang telah dilepaskan. Pada akhir dari fase ini terjadi lonjakan

penghasilan hormone LH yang sangat meningkat yang menyebabkan

terjadinya proses ovulasi.

2) Fase Luteal/ Fase Sekresi/ Fase Pramenstruasi

Fase ini terjadi pada hari ke-14 sampai hari ke-28. Pada fase ini

menunjukkan masa ovarium beraktivitas membentuk korpus luteum dari

sisa-sisa folikel folikel de Graaf yang sudah mengeluarkan sel ovum pada

saat terjadinya proses ovulasi. Pada fase ini terjadi peningkatan hormone

progesterone yang bermakna, yang diikuti oleh penurunan kadar hormone-

Page 22: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

8

hormon FSH, estrogen, dan LH. Keadaan ini digunakan sebagai penunjang

lapisan endometrium untuk mempersiapkan dinding rahim dalam menerima

hasil konsepsi jika terjadi kehamilan, dan proses peluruhan dinding rahim

yang prosesnya akan terjadi pada akhir fase ini.

3) Fase Menstruasi

Fase ini terjadi pada hari ke-28 sampai hari ke-2 atau 3. Pada fase ini

menunjukkan masa terjadinya proses peluruhan dari lapisan endometrium

uteri disertai pengeluaran darah dari dalamnya. Terjadi kembali peningkatan

kadar dan aktivitas hormone-hormon FSH dan estrogen yang disebabkan

tidak adanya hormone LH dan pengaruhnya karena produksinya telah

dihentikan oleh peningkatan kadar hormone progesterone secara maksimal.

4) Fase Regenerasi/ Pasca Menstruasi

Fase ini terjadi pada hari ke-1 sampai hari ke-5. Pada fase ini terjadi proses

pemulihan dan pembentukan kembali lapisan endometrium uteri, sedangkan

ovarium mulai beraktivitas kembali membentuk folikel-folikel yang

terkandung didalamnya melalui pengaruh hormone-hormon FSH dan

estrogen yang sebelumnya sudah dihasilkan kembali di dalam ovarium.

A.1.4 Kelainan Pada Siklus Menstruasi

Karena beberapa penyebab, haid mengalami penyimpangan. Akibat

penyimpangan ini perempuan bisa menderita anemia hingga kurang subur.

Namun, penyimpangan ataupun gangguan haid dinilai masih dalam batas

normal bila terjadi selama dua tahun pertama setelah haid pertama kali

(Sibagariang et al., 2013). Menurut Kumalasari dan Andhyantoro (2013),

gangguan menstruasi dan siklusnya dalam masa reproduksi berdasarkan

kelainan siklus terbagi menjadi tiga, yaitu polimenorea, oligomenorea dan

amenore. Baik siklus pendek maupun panjang, sama-sama menunjukkan

ketidaknormalan pada sistem metabolisme dan hormonal (Proverawati dan

Misaroh, 2016).

a) Polimenorea

Siklus menstruasi yang lebih memendek dari biasa yaitu kurang

dari 21 hari, sedangkan jumlah perdarahan relatif sama atau lebih

Page 23: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

9

banyak dari biasa. Polimenorea merupakan gangguan hormonal

dengan umur korpus luteum memendek sehingga siklus menstruasi

juga lebih pendek atau bisa disebabkan akibat stadium proliferasi

pendek atau stadium sekresi pendek atau karena keduanya.

Polimenorea yang berlangsung terus menerus dapat

menimbulkan gangguan hemodinamik tubuh akibat darah yang

keluar terus menerus. Disamping itu,polimenorea dapat juga akan

menimbulkan keluhan berupa gangguan kesuburan karena

gangguan hormonal pada polimenorea mengakibatkan gangguan

ovulasi (proses pelepasan sel telur). Wanita dengan gangguan

ovulasi seringkali mengalami kesulitan untuk mendapatkan keturunan

(Purwoastuti dan Walyani, 2015).

b) Oligomenorea

Siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan

jumlah perdarahan tetap sama. Oligomenorea biasanya terjadi akibat

adanya gangguan keseimbangan hormonal pada aksis hipotalamus -

hipofisis-ovarium. Gangguan hormone tersebut menyebabkan

lamanya siklus menstruasi normal menjadi memanjang, sehingga

menstruasi menjadi lebih jarang terjadi (Purwoastuti dan Walyani,

2015).

c) Amenore

Keadaan tidak datang menstruasi selama tiga bulan berturut-

turut. Amenore dikatakan fisiologis jika terjadi sebelum menarche,

pada saat kehamilan, menyusui ataupun menopause. Sedangkan

amenore patologis terdiri dari dua macam, yaitu amenore primer dan

amenore sekunder. Amenore primer jika sampai umur 18 tahun

menstruasi belum pernah datang. Sementara dikatakan amenore

sekunder jika menstruasi berhenti setelah menarche atau pernah

mengalami menstruasi tetapi berhenti berturut-turut selama tiga

bulan.

A.1.5 Penyebab Gangguan Siklus Menstruasi

Proverawati dan Misaroh (2016) menyebutkan beberapa penyebab

mengapa siklus menstruasi menjadi panjang atau pendek.

Page 24: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

10

1) Fungsi Hormon Terganggu

Menstruasi terkait erat dengan sistem hormone yang diatur di otak,

tepatnya di kelenjar hifofisa. Sistem hormonal ini akan mengirim sinyal

ke indung telur untuk memproduksi sel telur. Bila sistem pengaturan ini

terganggu, otomatis siklus menstruasi pun akan terganggu.

2) Kelainan Sistemik

Ada wanita yang tubuhnya sangat gemuk atau kurus. Hal ini bisa

memengaruhi siklus menstruasinya karena sistem metabolisme di dalam

tubuhnya tak bekerja dengan baik. Atau yang menderita penyakit

diabetes, juga akan memengaruhi sistem metabolisme sehingga siklus

menstruasinya pun tak teratur.

3) Stres

Stres jangan dianggap enteng sebab akan mengganggu sistem

metabolism di dalam tubuh. Karena stress, wanita jadi mudah lelah,

berat badan turun drastic, bahkan sakit-sakitan, sehingga

metabolismenya terganggu. Bila metabolisme terganggu, siklus

menstruasi pun ikut terganggu.

4) Kelenjar Gondok

Terganggunya fungsi kelenjar gondok/tiroid juga bisa menjadi penyebab

tak teraturnya siklus menstruasi. Gangguan bisa berupa produksi

kelenjar gondok yang terlalu tinggi (hipertiroid) maupun terlalu rendah

(hipotiroid). Pasalnya, sistem hormonal tubuh ikut terganggu.

5) Hormon Prolaktin Ber lebih

Pada wanita menyusui, produksi hormon prolaktinnya cukup tinggi.

Hormone prolaktin ini sering kali membuat wanita tak kunjung

menstruasi karena memang hormon ini menekan tingkat kesuburan

wanita.

A.1.6 Faktor Resiko Gangguan Menstruasi

Menurut Kusmiran (2013), faktor resiko dari variabilitas siklus

menstruasi adalah sebagai berikut :

a. Berat badan

Berat badan dan perubahan berat badan memengaruhi fungsi

menstruasi. Penurunan berat badan akut dan sedang menyebabkan

Page 25: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

11

gangguan pada fungsi ovarium, tergantung derajat tekanan pada ovarium

dan lamanya penurunan berat badan. Kondisi patologis seperti berat badan

yang kurang/kurus dan anorexia nervosa yang menyebabkan penurunan

berat badan yang berat dapat menimbulkan amenorea.

b. Aktivitas Fisik

Tingkat aktivitas fisik yang sedang dan berat dapat membatasi fungsi

menstruasi. Atlet wanita seperti pelari, senam balet memiliki faktor risiko

untuk mengalami amenorea, anovulasi, dan defek pada fase luteal.

Aktivitas fisik yang berat merangsang inhibisi Gonadotropin Releasing

Hormon (GnRH) dan aktivitas gonadotropin sehingga menurunkan level

dari serum estrogen.

c. Stres

Stres menyebabkan perubahan sistemik dalam tubuh, khususnya sistem

persarafan dalam hipotalamus melalui perubahan proklatin atau

endogenous opiat yang dapat mempengaruhi elevasi kortisol basal dan

menurunkan hormone lutein (LH) yang menyebabkan amenorea.

d. Diet

Diet dapat mempengaruhi fungsi menstruasi. Vegetarian berhubungan

dengan anovulasi, penurunan respons hormon pituitari, fase folikel yang

pendek, tidak normalnya siklus menstruasi (kurang dari 10 kali/tahun). Diet

rendah lemak berhubungan dengan panjangnya siklus menstruasi dan

periode perdarahan. Diet rendah kalori seperti daging merah dan rendah

lemak berhubungan dengan amenorea.

e. Paparan lingkungan dan kondisi kerja

Beban kerja yang berat berhubungan dengan jarak menstruasi yang

panjang dibandingkan dengan beban kerja ringan dan sedang. Paparan

agen kimiawi dapat mempengaruhi/ meracuni ovarium, seperti beberapa

obat anti-kanker (obat sitotoksik) merangsang gagalnya proses di ovarium

termasuk hilangnya folikel-folikel, anovulasi, oligomenorea, dan amenorea.

Tembakau pada rokok berhubungan dengan gangguan pada

metabolisme estrogen sehingga terjadi elevasi folikel pada fase plasma

estrogen dan progesteron. Faktor tersebut menyebabkan risiko infertilitas

dan menopause yang lebih cepat. Hasil penelitian pendahuluan dari

Page 26: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

12

merokok dapat juga menyebabkan dismenorea, tidak normalnya siklus

menstruasi, serta perdarahan menstruasi yang banyak.

f. Sinkronisasi proses menstrual (interaksi sosial dan lingkungan)

Interaksi manusia dengan lingkungan merupakan siklus yang sinkron/

berirama. Proses interaksi tersebut melibatkan fungsi hormonal. Salah satu

fungsi hormonal adalah hormon-hormon reproduksi. Adanya pherohormon

yang dikeluarkan oleh setiap individu yang dapat mempengaruhi perilaku

individu lain melalui persepsi dari penciuman baik melalui interaksi dengan

individu jenis kelamin sejenis maupun lawan jenis, serta dapat menurunkan

variabilitas dari siklus menstruasi dan sinkronisasi dari onset menstruasi.

g. Gangguan endokrin

Adanya penyakit-penyakit endokrin seperti diabetes, hipotiroid, serta

hipertiroid yang berhubungan dengan gangguan menstruasi. Prevalensi

amenorea dan oligomenorea lebih tinggi pada pasien diabetes. Penyakit

polystic ovarium berhubungan dengan obesitas, resistensi insulin, dan

oligomenorea. Amenorea dan oligomenorea pada perempuan dengan

penyakit polystic ovarium berhubungan dengan insensitivitas hormon

insulin dan menjadikan perempuan tersebut obesitas. Hipertiroid

berhubungan dengan oligomenorea dan lebih lanjut menjadi amenorea.

Hipotiroid berhubungan dengan polimenorea dan menorraghia.

A.2 Indeks Massa Tubuh

A.2.1 Pengertian

Indeks Massa Tubuh merupakan alat sederhana untuk memantau

status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan

kelebihan berat badan (Adriani dan Wirjatmadi, 2014). Jarvis (2004) dalam

Patimah (2017) mengartikan status gizi adalah tingkat keseimbangan antara

asupan gizi dan kebutuhan gizi. Par’i (2016) menambahkan status gizi

adalah keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi

dari makanan dengan kebutuhan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh. Setiap

individu memerlukan asupan zat gizi yang berbeda tergantung usia, jenis

kelamin, aktivitas, dan sebagainya.

Page 27: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

13

Pada anak-anak dan remaja pengukuran IMT sangat terkait dengan

umurnya, karena dengan perubahan umur terjadi perubahan komposisi

tubuh dan densitas tubuh (WHO, 2007). Karena itu, pada anak-anak dan

remaja digunakan indikator IMT menurut umur, biasa disimbolkan dengan

IMT/U. Penentuan status gizi dengan menggunakan indeks massa tubuh

menurut umur (IMT/U) adalah menilai status gizi dengan cara

membandingkan nilai IMT anak dengan IMT pada standar (median) menurut

umur anak tersebut (Par’i, 2016).

A.2.2 Cara mengukur Indeks Massa Tubuh

Indeks Massa Tubuh adalah angka yang menunjukkan proporsi berat

badan menurut panjang/tinggi badan (Pari, 2016). Menurut Patimah (2017),

mengukur IMT dapat menggunakan rumus :

IMT =Berat Badan (kg)

Tinggi Badan (meter)2

Kemudian menggunakan baku antropometri anak 5-19 tahun WHO

2007 dapat dihitung nilai Z-skor TB/U dan IMT/U anak remaja, dengan

rumus sebagai berikut ( tabel nilai median terlampir) :

1. Bila Nilai Riil IMT dan TB di Atas Nilai Median

Nilai Riil – Nilai Median

Nilai (+1 SD) – Nilai Median

2. Bila Nilai Riil IMT dan TB di Bawah Nilai Median

Nilai Riil – Nilai Median

Nilai Median – Nilai (-1 SD)

3. Bila Nilai Riil IMT, TB Sama Dengan Nilai Median

Nilai Riil - Nilai Median

Nilai Median

Page 28: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

14

Selanjutnya berdasarkan hasil perhitungan nilai Z-skor tersebut,

maka status gizi anak remaja dapat dikategorikan sebagai berikut :

(Kemenkes, 2010).

Tabel A.2

Indeks Massa Tubuh Remaja

IMT/U

Z-skor < -3 SD Sangat kurus

Z-skor ≥ -3 SD s.d. < -2 SD Kurus

Z-skor ≥ -2,0 SD s.d 1 SD Normal

Z-skor > 1 SD s.d 2 SD Gemuk

Z-skor > 2 SD Obesitas

Page 29: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

15

B. Kerangka Teori

IMT

Kurus Normal Gemuk

Jaringan adiposa(sumber estrogen) ↓

Jaringan adiposa(sumber estrogen)

normal

Jaringan adiposa(sumber estrogen) ↑

Estrogen ↓ Estrogen normal Estrogen ↑

Gangguansiklus

Fungsi ovariumnormal

Gangguanfungsi ovarium

Lama siklus menstruasi

Normal : 21-35 hari

Tidak normal :

Polimenorea : <21 hari

Oligomenorea : >35 hari

Amenorea : tidak mens selama 3 bulan

Faktor luar yangmempengaruhi

siklus menstruasi:

Stress

Diteliti

Tidak Diteliti (Hollingworth, 2012)

Gambar B.1 Kerangka Teori

Page 30: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

16

C. Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Indeks Massa Tubuh Siklus Menstruasi

Gambar C.1 Kerangka Konsep Penelitian

D. Definisi Operasional

Variabel Definisi

Tabel D.1

Definisi Operasional

Alat ukur Hasil ukur Skala

operasional ukur

Indeks

Massa

Keadaan gizi

seseorang

1. Berat

badan diukur

IMT remaja

diklasifikasikan Ordinal

Tubuh yang dihitung

dari

perbandingan

menggunakan

timbangan

injak

menurut

Kemenkes RI,

2010 :

antara berat

badan dalam

kilogram

dibagi dengan

2. Tinggi

badan diukur

menggunakan

microtoise

1. Z-skor < -3 SD

s.d. < -2 SD ;

kurus

tinggi badan

dalam meter

dikuadratkan

2. Z-skor ≥ -2,0

SD s.d 1 SD ;

normal

3. Z-skor > 1 SD

s.d > 2 SD

gemuk

Siklus

Menstruasi

Jarak antara

tanggal

mulainya

Kuesioner Siklus

menstruasi

dikategorikan

Ordinal

tanggal menjadi 2, yaitu :

Page 31: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

17

menstruasi

yang lalu dan

mulainya

menstruasi

berikutnya.

1. Normal :

rentang siklus

berada pada 21-

35 hari dan lama

haid berada

pada interval 3-7

hari

2. Tidak normal :

rentang siklus

a. <21 hari

b. >35 hari c.

>3 bulan

lama haid <3

hari atau >7 hari

E. Hipotesis

Ada hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan siklus menstruasi

pada remaja putri di SMA Negeri 1 Tigapanah.

Page 32: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

18

Bab III METODEPENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan desain

studi Cross Sectional atau potong lintang yang dilakukan untuk mengetahui

hubungan indeks massa tubuh dengan siklus menstruasi pada remaja putri

di SMA Negeri 1 Tigapanah. Desain penelitian cross sectional ini ialah suatu

penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko

dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data

sekaliguspada suatu saat (point time approach) (Notoatmodjo, 2010).

B. Lokasi dan Waktu PenelitianB.1 Lokasi Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Tigapanah, Kecamatan

Tigapanah, Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara.

B.2 Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan dari bulan Februari 2018 sampai Juni

2018.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

C.1 Populasi

C.1.1 Populasi target

Populasi target dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswi di SMA

Negeri 1 Tigapanah.

C.1.2 Populasi aktual

Populasi aktual dalam penelitian ini adalah siswi SMA Negeri 1

Tigapanah kelas XI tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 185 orang.

C.2 Sampel

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan teknik

probability sampling dengan cara simple random sampling dan dilakukan uji

Page 33: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

19

kriteria (inklusi dan eksklusi). Probability sampling adalah teknik

pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap

unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono,

2017).

Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah siswi SMA Negeri 1

Tigapanah kelas XI tahun ajaran 2017/2018. Sampel yang diambil lalu diuji

dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan, yaitu :

a. Kriteria Inklusi

1. Siswi SMA Negeri 1 Tigapanah kelas XI tahun ajaran 2017/2018

2. Sudah menstruasi lebih dari 2 tahun

3. Bersedia menjadi sampel penelitian

b. Kriteria Eksklusi

1. Sedang mengkonsumsi obat-obatan hormonal

2. Menderita penyakit reproduksi

3. Sedang menghadapi ujian

4. Merokok

Rumus yang digunakan dalam mengukur besar sampel

menggunakan rumus Slovin, yaitu sebagai berikut :

N

n = 1 + N (e)2

185

n = 1 + 185 (0,05)2

185

n = 1,4625

n = 126,49 127 orang

Keterangan :

N = besarnya populasi

n = besarnya sampel

e = derajat ketepatan (0,05)

Page 34: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

20

Dengan demikian, sampel yang diperlukan adalah 127 orang.

Cara pengambilan sampel di tiap kelas :

Jumlah remaja putri di kelas

Jumlah remaja putri kelas XI

X Jumlah sampel

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

D.1 Jenis DataD.1.1 Data Primer

Data primer pada penelitian ini adalah data IMT (Indeks Massa

Tubuh) dan siklus menstruasi.

D.1.2 Data Sekunder

Data sekunder pada penelitian ini berupa jumlah siswi SMA Negeri 1

Tigapanah tahun ajaran 2017/2018

D.2 Cara Pengumpulan Data

Data Indeks Massa Tubuh (IMT) diukur melalui antropometri tubuh

dengan mengukur berat badan dalam kilogram dan tinggi badan dalam

sentimeter. Selanjutnya data diolah menurut rumus pengukuran indeks

massa tubuh menurut umur dan dibedakan dalam kategori kurus, normal

dan gemuk.

Data siklus menstruasi diperoleh dengan menggunakan kuesioner

yang berisi data responden, kriteria retriksi dan pola menstruasi .

Selanjutnya data diolah dan dikategorikan menjadi normal dan tidak normal.

Siklus menstruasi dikategorikan normal apabila rentang siklus menstruasi

21-35 hari dan lama menstruasi 3-7 hari, menstruasi tidak normal apabila

rentang siklus menstruasi kurang dari 21 hari dan lebih dari 35 hari serta

lama menstruasi kurang dari 3 hari dan lebih dari 7 hari. Data berupa jumlah

siswi diperoleh dari bagian kesiswaan di SMA Negeri 1 Tigapanah.

E. Alat Ukur/Instrumen dan Bahan PenelitianE.1 Timbangan Injak (bathroom scale)

Berat badan diukur menggunakan timbangan injak merk Gea.

Prosedur pengukuran berat badan dilakukan sebagai berikut :

a) Timbangan diletakkan pada permukaan yang rata dan keras.

Page 35: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

21

b) Posisi jarum diatur agar tepat menunjukkan angka 0.

c) Meminta responden untuk melepaskan sepatu/alas kaki, jaket,

topi, dan mengeluarkan isi kantong yang berat.

d) Responden dipersilahkan naik ke atas timbangan, tepat di tengah

tempat injakan, dan mengatur posisi responden agar berdiri tegak

lurus dengan mata menghadap ke depan dan tidak bergerak-gerak.

e) Membaca hasil penimbangan dan melakukan pencatatan

( Par’i, 2016).

E.2 Pengukur tinggi badan (microtaise)

Tinggi badan diukur menggunakan microtaise merk One Med yang

baru dengan ketelitian 0,1 cm. Prosedur pelaksanaanya yaitu dengan

meminta responden untuk melepaskan sepatu/alas kaki dan aksesoris

rambut yang dapat mengganggu pengukuran. Kaki responden lurus serta

tumit dan betis menempel pada dinding.

Mengatur pandangan responden lurus ke depan dan berdiri tegak

lurus dan memastikan bahu responden lurus dan tegak, tangan disamping,

serta bagian belakang kepala, rentang bahu, dan bokong tepat menempel

pada dinding. Jika posisi responden sudah benar, batas kepala microtaise

diturunkan perlahan-lahan sampai puncak kepala klien. Hasil pengukuran

kemudian di catat ( Par’i, 2016).

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan bahwa instrument

sebagai alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Realibilitas

adalah suatu indeks yang menunjukkan bahwa instrument sebagai alat ukur

dapat memperoleh “hasil ukur” yang ajeg (consistant) atau tetap asas

(Notoatmodjo, 2010).

Kuesioner siklus menstruasi digunakan kuesioner yang sudah pernah

digunakan peneliti lain sehingga tidak dilakukan uji validitas dan rea libilitas

lagi. Timbangan berat badan (bathroom scale) dan pengukur tinggi badan

(microtoise) sudah sesuai standart dari Kementrian Kesehatan RI.

Page 36: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

22

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Meminta surat izin penelitian dari pengelola program studi D-IV

Kebidanan Poltekkes Kemenkes Medan

2) Mengajukan surat permohonan untuk melakukan penelitian kepada

kepala sekolah SMA Negeri 1 Tigapanah yang digunakan sebagai

tempat penelitian

3) Memberikan penjelasan kepada kepala sekolah mengenai penelitian

yang akan dilakukan di SMA Negeri 1 Tigapanah

4) Memperkenalkan diri kepada calon responden dan menjelaskan

kepada calon responden mengenai tujuan, manfaat, dan prosedur

pelaksanaan penelitian dan menanyakan apakah calon responden

bersedia menjadi objek penelitian

5) Melakukan penarikan sampel dengan cara simple random sampling

6) Responden yang terpilih dan bersedia menjadi objek penelitian

kemudian diberikan inform consent untuk ditandatangani

7) Membagikan lembar kuesioner dan meminta responden untuk mengisi

data demografi

8) Responden kemudian ditimbang di timbangan injak merk Gea dan

diukur tingginya menggunakan microtaise merk One Med, kemudian

hasil pengukuran di catat di lembar kuesioner

9) Responden kemudian diberi waktu selama 10 menit untuk menjawab

pertanyaan yang terdapat pada kuesioner. Peneliti mendampingi

responden saat pengisian kuesioner

10) Setelah selesai, peneliti mengecek dan memastikan kembali bahwa

semua pertanyaan sudah terisi.

11) Setelah semua data terkumpul, peneliti melakukan pengolahan dan

analisis data.

H. Pengolahan dan Analisis Data

Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul melalui

beberapa tahap dimulai dari editing untuk memeriksa kelengkapan data,

kejelasan tulisan serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi.

Kemudian data yang terkumpul diberi kode (coding) untuk memudahkan

Page 37: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

23

peneliti dalam melakukan pengolahan data. Setelah selesai dilakukan

pengkodean, data dimasukkan (entry) dan peneliti melakukan tabulasi

(tabulating) yaitu melakukan penyusunan data sedemikian rupa agar

mempermudah analisa data dan pengolahan data serta pengambilan

kesimpulan. Analisa data dilakukan dengan cara univariat dan bivariat.

Analisa univariat menampilkan data karakteristik responden, indeks

massa tubuh, dan siklus menstruasi dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

dan persentase. Analisis bivariat dilakukan pada dua variabel yang di teliti

yaitu indeks massa tubuh dan siklus menstruasi menggunakan uji Spearman

Rank, jika nilai P < 0,05 maka terdapat korelasi yang bermakna antara dua

variabel yang diuji. Nilai r (koefisien korelasi) berkisar antar -1 sampai

dengan +1 untuk menunjukkan derajat hubungan antara kedua variabel.

Dalam penelitian ini analisis data dibantu dengan menggunakan program

Statistic Product for Service Solution (SPSS) 16.0 for Windows.Untuk

menafsirkan hasil pengujian statistik tersebut, digunakan penafsiran korelasi

spearman menurut Sarwono tahun 2009.

Tabel H.1

Penafsiran Korelasi Spearman

Nilai r Penafsiran

0 Tidak ada korelasi antara dua variabel

>0-0,25 Korelasi sangat lemah

>0,25-0,5 Korelasi cukup

>0,5-0,75 Korelasi kuat

>0,75-0,99 Korelasi sangat kuat

1 Korelasi sempurna

Page 38: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

24

I. Etika PenelitianI.1 Right to self determination

Responden memiliki hak otonomi untuk berpartisipasi atau tidak

berpartisipasi dalam penelitian ini.

I.2 Informed concent

Setelah memperoleh penjelasan dari peneliti tentang tujuan, manfaat,

dan prosuder penelitian, responden diberikan lembar persetujuan menjadi

responden yang sudah disiapkan peneliti sebelumnya oleh peneliti. Apabila

responden setuju, maka responden diminta untuk menandatangani lembar

persetujuan tersebut.

I.3 Right to privacy and dignity

Peneliti melindungi privasi dan martabat responden selama

penelitian.

I.4 Right to anonymity and confidentially

Data penelitian yang berasal dari responden tidak disertai dengan

identitas responden tetapi hanya dengan kode responden. Data yang

diperoleh dari responden hanya diketahui oleh peneliti dan responden yang

bersangkutan.

Page 39: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

25

16 Tahun 46 36,217 Tahun 71 55,918 Tahun 10 7,9

A. HASIL

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan data hasil penelitian dan pembahasan tentang

hubungan indeks massa tubuh dengan siklus menstruasi pada remaja putri

di SMA Negeri 1 Tigapanah Kab.Karo Tahun 2018 dengan jumlah

responden sebanyak 127 orang. Selanjutnya penyajian hasil data penelitian

meliputi data karakteristik responden, status gizi dalam indeks massa tubuh,

siklus menstruasi, serta hubungan antara status gizi dengan siklus

menstruasi.

A.1 Karakteristik Responden

Hasil penelitian terhadap remaja putri di SMA Negeri 1 Tigapanah

menunjukkan gambaran hasil penelitian tentang karakteristik responden

yang mencakup usia, usia saat menarche, berat badan, dan tinggi badan.

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel A.1

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Karakteristik F (%)Usia

Usia Menarche<12 tahun 2 1,612-13 tahun 82 64,6>13 tahun 43 33,9

Berat Badan (kg)40-50 Kg 32 25,251-60 Kg 58 45,761-70 Kg 27 21,371-80 Kg 8 6,3>80 Kg 2 1,6

Tinggi badan (cm)140-150 Cm 17 13,4151-160 Cm 90 70,9161-170 Cm 20 15,7

Page 40: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

26

Dari tabel A.1 dapat diketahui bahwa rentang usia responden antara 16-

18 tahun dengan mayoritas responden berusia 17 tahun sejumlah 71 orang

(55,9 %), sedangkan kelompok usia responden yang paling sedikit adalah

usia 18 tahun sejumlah 10 orang (7,9%). Mayoritas responden mendapatkan

menstruasi pertama (menarche) usia 12-13 tahun yaitu sebanyak 82 orang

(64,6%). Pada tabel A.1 menunjukkan gambaran mayoritas responden

dengan berat badan 51-60 kg sebanyak 58 orang (45,7%) dan tinggi badan

151-160 cm sebanyak 90 orang (70,9%).

A.2 Analisa UnivariatA.2.1 Indeks Massa Tubuh

Tabel A.2.1

Distribusi Frekuensi dan Persentase Indeks Massa Tubuh pada RemajaPutri di SMA Negeri 1 Tigapanah

Indeks Massa Tubuhmenurut umur (IMT/U)

f (%)

Kurus 1 0,8 %Nomal 81 63,8 %Gemuk 45 35,4 %

Tabel A.2.1 menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki indeks

massa tubuh yang normal sejumlah 81 orang (63,8%) dan kategori

indeks massa tubuh kurus adalah yang paling sedikit yaitu sejumlah 1

orang (8%)

A.2.2 Siklus Menstruasi

Tabel A.2.2Distribusi Frekuensi dan Persentase Siklus Menstruasi pada Remaja

Putri di SMA Negeri 1 Tigapanah

Karakteristik F %

Siklus MenstruasiNormal 78 61,4 %Tidak Normal 49 38,6 %

Page 41: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

27

Tabel A.2.2 menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki siklus

menstruasi yang normal yaitu sebanyak 78 orang (61,4%).

A.3 Analisa BivariatA.3.1 Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Siklus Menstruasi

Pada Remaja Putri Di SMA Negeri 1 Tigapanah Kab.Karo

Tabel A.3.1

Hubungan indeks massa tubuh dengan siklus menstruasi pada remaja putri

di SMA Negeri 1 Tigapanah Kab.Karo

IndeksMassaTubuh

Siklus MenstruasiNormal Tidak

normalTotal

R pn % n % n %

Kurus 1 0,8% 0 - 1 0,8%

0,329 0,000Normal

Gemuk

59

18

46,5%

14,2%

22

27

17,3%

21,3%

81

45

63,8%

35,4%

Total 78 61,4% 49 38,6% 127 100%

Dari tabel A.3.1 dapat diketahui mayoritas remaja putri memiliki siklus

menstruasi yang normal yaitu sebanyak 78 orang (61,4%), sedangkan

49 remaja (38,6%) memiliki siklus menstruasi yang tidak normal. Dari 45

remaja dengan kategori IMT gemuk yang mengalami siklus yang tidak

normal sebanyak 27 orang (21,3%). Pada kategori IMT normal, dari 81

remaja putri, yang mengalami ketidaknormalan siklus menstruasi

sebanyak 22 orang (17,3%). Pada kategori IMT kurus hanya terdapat 1

orang dan siklus menstruasinya normal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis hubungan indeks

massa tubuh dengan siklus menstruasi remaja putri di SMA Negeri 1

Tigapanah dengan uji spearman rank diperoleh nilai p = 0,000. Angka ini

lebih kecil dari α=0,05 yang berarti terdapat hubungan yang bermakna

antara indeks massa tubuh dengan siklus menstruasi pada remaja putri

di SMA Negeri 1 Tigapanah. Nilai r (koefisien korelasi) sebesar 0,329

yang menunjukkan korelasi positif cukup. Hubungan positif disini

Page 42: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

28

menandai hubungan yang sifatnya searah, korelasi positif terjadi jika

semakin besar nilai satu variabel maka nilai variabel lain semakin besar.

B. PembahasanB.1 Indeks Massa Tubuh

Status gizi dapat ditentukan melalui pemeriksaan laboratorium

maupun secara antropometri. Antropometri merupakan cara penentuan

status gizi yang paling mudah dan murah. Indeks Massa Tubuh (IMT)

direkomendasikan sebagai indikator yang baik untuk menentukan status

gizi remaja (Waryana, 2010). Data hasil penelitian menunjukkan bahwa

mayoritas responden memiliki indeks massa tubuh normal yaitu sebanyak

81 orang (63,8%) dan sebagian kecil dalam kategori kurus sebanyak 1

orang (0,8%). Hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang sama dengan

penelitian Pratiwi (2011) yang menemukan mayoritas subjek memiliki

indeks massa tubuh normal yaitu sebanyak 97 orang (53,0%).

Hal ini sesuai dengan pernyataan Arisman (2007) bahwa

perkembangan perekonomian dan teknologi menyebabkan perbaikan gizi

jika dibandingkan dengan beberapa dekade sebelumnya. Faktor-faktor

yang mempengaruhi indeks massa tubuh pada dasarnya ditentukan

ditentukan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari

genetik, asupan makanan, dan penyakit infeksi. Faktor eksternal terdiri dari

faktor pertanian, faktor ekonomi, faktor sosial budaya, dan pengetahuan

gizi. Selain itu, banyak hal yang turut mempengaruhi keadaan status gizi.

Faktor teknologi juga merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi

status gizi remaja (Suhardjo, 2007).

Gizi kaum remaja yang dicerminkan oleh pola makannya akan

sangat menentukan apakah mereka bisa mencapai pertumbuhan fisik yang

optimal sesuai dengan potensi genetik yang dimilikinya. Pertumbuhan fisik

remaja akan sangat ditentukan oleh asupan kalori dan protein. Dengan

mengkonsumsi kalori dan protein secara cukup maka pertumbuhan badan

yang menyangkut pertambahan berat badan dan tinggi badan akan dapat

dicapai dengan baik (Dieny, 2014).

Page 43: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

29

B.2 Siklus Menstruasi

Keteraturan siklus menstruasi merupakan rangkaian siklus

menstruasi yang secara kompleks saling mempengaruhi dan terjadi secara

simultan ketika perdarahan periodik dari uterus yang dimulai sekitar 14 hari

setelah ovulasi secara berkala akibat terlepasnya endometrium uterus.

Perbedaan panjangnya pola menstruasi antar wanita biasanya disebabkan

karena tidak seimbangnya hormon estrogen, progesteron, LH dan FSH

karena suatu penyakit, status gizi maupun stress (Devirahma dalam

Felicia, 2012).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 78 responden (61,4%)

yang mengalami siklus menstruasi normal (21-35 hari) dan 49 responden

(38,6%) yang mengalami siklus menstruasi yang tidak normal (<21 hari dan

>35 hari). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Primastuti (2012) tentang

hubungan obesitas dengan ketidakteraturan siklus menstruasi juga

menunjukkan bahwa mayoritas dari 76 responden memiliki siklus

menstruasi yang normal sebanyak 81,58%.

Dilihat dari usia menarche, semua responden sudah mendapat

menstruasi lebih dari 2 tahun, karena diharapkan dari kriteria tersebut

responden sudah mempunyai siklus menstruasi yang normal. Sibagariang

et al., (2013) mengatakan bahwa penyimpangan ataupun gangguan

menstruasi dinilai masih dalam batas normal bila terjadi selama dua tahun

pertama setelah menstruasi pertama kali.

Menurut Kusmiran (2013), faktor risiko yang menyebabkan gangguan

menstruasi adalah berat badan, aktivitas fisik, stress, diet, paparan

lingkungan dan kondisi kerja, interaksi social dan lingkungan, dan

gangguan endokrin. Selain faktor status gizi banyak sekali faktor lain yang

mempengaruhi siklus menstruasi, namun dalam penelitian ini tidak semua

faktor diungkapkan secara mendetail karena terbatasnya instrument

pengukuran dan alokasi waktu penelitian.

Page 44: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

30

B.3 Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Siklus Menstruasi

Analisis data tentang hubungan Indeks Massa Tubuh dengan siklus

menstruasi dengan menggunakan bantuan software computer SPSS 16.0.

Uji statistik yang digunakan adalah uji Spearman rank sehingga didapatkan

hasil (p=0,000, r=0,329) yang berarti terdapat hubungan yang bermakna

diantara kedua variabel dan memiliki korelasi positif cukup.

Salah satu hormon yang berperan dalam menstruasi adalah

estrogen. Estrogen ini disintetis di ovarium, adrenal, plasenta, testis,

jaringan lemak dan susunan saraf pusat. Menurut analisis penyebab lebih

panjangnya siklus menstruasi diakibatkan jumlah estrogen yang meningkat

dalam darah akibat meningkatnya jumlah lemak tubuh (Hupitoyo, 2011).

Apabila status gizi seorang wanita bagus, dia tidak akan ada

hambatan dalam sistem reproduksinya. Hasil penelitian dari 81 responden

yang memiliki indeks massa tubuh normal, terdapat 22 responden

(27,16%) yang mengalami siklus menstruasi yang tidak normal. Disini perlu

diperhatikan bahwa dalam sistem reproduksi seorang wanita selain

dibutuhkan nutrisi yang baik juga faktor psikologis mempengaruhi. Jika

seorang wanita mengalami gangguan psikologis, meskipun nutrisinya

bagus maka sistem reproduksinya bisa terganggu. Gizi dan makanan tidak

saja diperlukan bagi pertumbuhan, perkembangan fisik, mental dan

kesehatan tetapi diperlukan juga untuk fertilitas atau kesuburan seseorang

agar mendapat keturunan (Sibagariang, 2010).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Rahmawati pada tahun 2015 yang berjudul “Hubungan antara Indeks

Massa Tubuh dengan Lama Siklus Menstruasi Mahasiswi DIII Kebidanan

FK UNS”. Uji yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah uji

Spearman Rank dengan hasil yang diperoleh adalah terdapat korelasi

bermakna antara Indeks Massa Tubuh dengan Lama Siklus Menstruasi

dengan nilai p = 0,002 dan r = 0,343. Dimana diperkirakan menstruasi akan

teratur jika IMT lebih besar 19kg/m2 dan 22% berat badan perempuan

harus tersusun atas lemak untuk menjamin lancarnya siklus ovulasi.

Berdasarkan hasil penelitian dari 45 responden yang mempunyai

indeks massa tubuh gemuk, mayoritas mengalami siklus menstruasi yang

Page 45: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

31

tidak normal yaitu sebanyak 27 orang (60,0%). Berhubungan dengan

fungsi menstruasi, secara khusus jumlah wanita yang anovulasi akan

meningkat bila berat badannya meningkat. Pada penelitian ternyata wanita

gemuk mempunyai resiko tinggi terhadap ovulasi infertile, dan fungsi

ovulasi terganggu, sehingga menjadi tidak subur (Sibagariang, 2013).

Adnyani (2012) pada penelitiannya tentang hubungan status gizi

dengan siklus menstruasi pada remaja putri kelas X di SMA PGRI 4

Denpasar menemukan bahwa kelompok responden yang mempunyai

status gizi lebih kebanyakan mengalami siklus menstruasi yang tidak

teratur. Primastuti (2012) pada penelitiannya juga menemukan bahwa

obesitas meningkatkan faktor risiko terjadinya ketidakteraturan siklus

menstruasi hingga 3,5 lipat.

Hal ini dapat terjadi karena perempuan yang memiliki IMT gemuk

banyak mempunyai cadangan lemak pada tubuhnya, sehingga akan terjadi

peningkatan aromatisasi androgen menjadi estrogen (Ganong, 2011).

Dengan demikian pada wanita gemuk kadar estrogen cenderung tinggi.

Kadar esterogen yang tinggi akan memberikan feed back negatif terhadap

sekresi GnRh. Meningkatnya jumlah estrogen yang ada dalam darah

disebabkan karena produksi estrogen pada sel-sel teka. Sel teka

menghasilkan androgen dan merespon LH (luteinizing hormone) dengan

meningkatkan jumlah reseptor LDL (low-density lipoprotein) yang berperan

dalam pemasukan kolesterol ke dalam sel (Hupitoyo, 2011).

LH juga menstimulasi aktivitas protein khusus (P450scc), yang

menyebabkan peningkatan produksi androgen. Ketika androgen berdifusi

ke sel granulosa dan jaringan lemak, androgen mengalami metabolisme

oleh aromatase menjadi estrogen. Semakin banyak jaringan lemak,

semakin banyak estrogen yang terbentuk, meningkatnya kadar estrogen

dalam darah akibat meningkatnya jumlah lemak tubuh menyebabkan

gangguan fungsi ovarium dengan lebih panjangnya siklus menstruasi

(Hupitoyo, 2011).

Gangguan siklus menstruasi disebabkan karena adanya gangguan

umpan balik dengan kadar estrogen yang selalu tinggi sehingga kadar FSH

tidak pernah mencapai puncak. Dengan demikian pertumbuhan folikel

terhenti sehingga tidak terjadi ovulasi. Keadaaan ini berdampak pada

Page 46: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

32

perpanjangan siklus menstruasi ataupun kehilangan siklus menstruasi

(Prawirohardjo, 2010).

Kondisi kegemukan berkaitan dengan proses perubahan androgen

menjadi estrogen. Hypothalamus merangsang peningkatan sekresi hormon

LH serta terjadi hypoandrogenisme kadar testoteron yang rendah. Wanita

kegemukan dengan siklus menstruasi yang normal kadar testosteronnya

lebih rendah daripada wanita gemuk yang mengalami amenore (Waryana,

2010).

Pada tabel A.3.1 menunjukkan data responden Indeks Massa Tubuh

kurus sebanyak 1 orang (0,8%) memiliki siklus menstruasi normal. Hal ini

dapat terjadi karena tingkat toleransi hormone dalam tubuh tiap individu

berbeda-beda sehingga aksi hipotalamus-hipofisis-ovarium juga ikut

menyesuaikan dengan keadaan tubuh responden.

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti tidak bisa mengendalikan

faktor luar yang bisa mempengaruhi hasil penelitian. Misalnya stress yang

sedang dialami responden. Hal ini dikarenakan terbatasnya instrument dan

waktu penelitian.

Page 47: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

33

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Mayoritas siswi memiliki Indeks Massa Tubuh normal yaitu

sebesar 63,8%

2. Mayoritas besar siswi memiliki siklus menstruasi normal (21-35

hari) yaitu sebesar 61,4%

3. Ada hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan Siklus

Menstruasi pada remaja Putri di SMA Negeri 1 Tigapanah dengan

nilai p = 0,000 dan terdapat korelasi positif cukup dengan nilai

r = 0,329

B. Saran

1. Bagi Tenaga Pengajar

Diharapkan tenaga pengajar dapat lebih memahami tentang kesehatan

reproduksi remaja khususnya siklus menstruasi sehingga dapat diberikan

informasi kesehatan kepada remaja putri di SMA Negeri 1 Tigapanah.

2. Bagi Remaja

Diharapkan remaja mulai memperhatikan perubahan siklus menstruasi

setiap bulan secara teratur dan mulai menjaga berat badan dengan cara

mengatur pola makan dan melakukan olahraga secara teratur.

3. Bagi Kampus Peneliti

Diharapkan dapat menambah referensi di perpustakaan khususnya yang

berhubungan dengan siklus menstruasi dan status gizi dan menambah

jam bertamu di perpustakaan.

Page 48: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

DAFTAR PUSTAKA

Adnyani, Nkw. 2013. Hubungan Status Gizi Dengan Siklus Menstruasi PadaRemaja Putri Kelas X Di Sma Pgri 4 Denpasar. Skripsi. Program StudiIlmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Bali

Adriani, M. dan B. Wirjatmadi. 2014. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan. EdisiPertama. Kencana. Jakarta

Arisman. 2007. Gizi dalam Daur Kehidupan. EGC. Jakarta

Bieniasz, J., Zak, T., Zietek, L., Noczyska, A. 2006. Causes of menstrual disorderin adolescent girls – a retrospective study. Endokrynol Diabetol ChorPrzemiany Materii Wieku Rozw 12(3):205-10

Dieny, F. 2014. Permasalahan Gizi pada Remaja Putri. Graha Ilmu. Yogyakarta

Felicia, E. Hutagaol., R.Kundre. 2015. Hubungan Status Gizi Dengan SiklusMenstruasi Pada Remaja Putri di PSIK FK Unsrat Manado. eJurnalKeperawatan 3(1): 2

Ganong, W.F. 2011. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. EGC. Jakarta

Hollingworth, T. 2012. Diagnosis Banding Dalam Obstetri & Ginekologi: A-Z.EGC. Jakarta

Hupitoyo. 2011. Obesitas dan Fertilitas. Bumi Kisara. Jakarta

Irianto, K. 2014. Panduan Lengkap Biologi Reproduksi Manusia Untuk Paramedisdan Nonmedis. Alfabeta. Bandung

Kementerian Kesehatan RI. 2010. Keputusan Menteri Kesehatan RepublikIndonesia. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta

Kumalasari.I dan Iwan. 2013. Kesehatan Reproduksi Untuk MahasiswaKebidanan dan Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta

Kusmiran,E. 2013. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Salemba Medika.Jakarta

Laila, N. 2016. Buku Pintar Menstruasi. Bukubiru. Jogjakarta

Notoatmodjo,S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan.Rineka Cipta. Jakarta

Noviana,N. 2016. Konsep HIV/AIDS, Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi.Edisi Pertama. TIM. Jakarta

Par’i.H. 2016. Penilaian Status Gizi: Dilengkapi Proses Asuhan Gizi Terstandar.EGC. Jakarta

Patimah,S. 2017. Gizi Remaja Putri Plus 1000 Hari Pertama Kelahiran. RefikaAditama. Bandung

Page 49: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

Pratiwi, A. 2011. Hubungan Status Gizi Dengan Keteraturan Siklus MenstruasiSiswi SMA Negeri 1 Mojolaban. KTI. Program Studi D-IV KebidananFakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Surakarta

Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan. Yayasan bina pustaka. Jakarta

Primastuti, H. N. 2012. Hubungan Obesitas Dengan Ketidakteraturan SiklusMenstruasi. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.Surakarta

Proverawati, A dan S. Misaroh. 2016. Menarche Menstruasi Pertama PenuhMakna. Edisi Kedua. Nuha Medika. Yogyakarta

Purwitasari, D dan D. Maryanti. 2011. Buku Ajar Gizi Dalam KesehatanReproduksi. Nuha Medika. Yogyakarta

Purwoastuti, E dan E. Walyani. 2015. Panduan Materi Kesehatan ReproduksiDan Keluarga Berencana. Pustaka Baru Press. Yogyakarta

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. 2017. Data dan InformasiProfil Kesehatan Indonesia 2016

Puspitaningtyas, DI. 2014. Hubungan Antara Status Gizi Dengan SiklusMenstruasi Pada Remaja Putri di SMA Negeri 2 Surakarta. Skripsi.Program Studi D-IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas SebelasMaret. Surakarta

Rahmawati, A. 2015. Hubungan IMT (Indeks Massa Tubuh) dengan Lama SiklusMenstruasi Mahasiswa DIII Kebidanan FK UNS. Skripsi. Program StudiDIV Bidan Pendidik Universitas Sebelas Maret. Surakarta

Rajagukguk, S. 2016. Hubungan Status Gizi dengan Siklus Menstruasi padaRemaja Putri di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.Skripsi. Program studi S1 Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.Medan.

Riskesdas. 2013. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan DepartemenKesehatan RI. Jakarta

Sarwono, J. 2009. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. ANDI.Yogyakarta

Sibagariang. 2013. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. TIM. Jakarta

, R Pusmaika dan Rismalinda. 2013. Kesehatan ReproduksiWanita. TIM. Jakarta

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung, 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi.

Alfabeta. Bandung

Suhardjo. 2007. Perencanaan Pangan dan Gizi. Bumi Aksara. Jakarta

Page 50: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

Thapa, B. dan T. Shrestha. 2015. Relationship between Body Mass Index andMenstrual Irregularities among the Adolescents. International Journal ofNursing Research and Practice 2(2)

Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Pustaka Rihama. Yogyakarta

World Health Organization. 2014. World Health Statistics. Switzerland

. 2007. WHO Reference 2007 for Child and Adolescent. WHO, Geneva

Page 51: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS
Page 52: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS
Page 53: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS
Page 54: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS
Page 55: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS
Page 56: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS
Page 57: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS
Page 58: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS
Page 59: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

Lampiran

Waktu penelitian

KegiatanJangka Waktu

Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli

Studi pendahuluan

Pengajuan judul

Penyusunan BAB I –

III

Ujian proposal

Perbaikan proposal

Penelitian

Pengumpilan data

Pengolahan data

Membuat laporan hasil

Seminar hasil

Page 60: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

LEMBAR PENJELASAN

Nama Peneliti : Berty Lorenza Br Sitepu

Judul Penelitian : Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Siklus MenstruasiPada Remaja Putri Di SMA Negeri 1 Tigapanah KabupatenKaro Tahun 2018

Peneliti adalah mahasiswi Poltekkes Kemenkes Medan Jurusan D-IV

Kebidanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara indeks

massa tubuh dengan siklus menstruasi. Siklus menstruasi sering dikaitkan dengan

keseimbangan hormon reproduksi di dalam tubuh. Siklus menstruasi yang tidak

teratur menunjukkan adanya gangguan fungsi sistem reproduksi yang dihubungkan

dengan beberapa penyakit. Banyak faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi,

salah satunya berat badan atau indeks massa tubuh.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi tambahan di

bidang kesehatan tentang hubungan indeks massa tubuh dengan siklus menstruasi,

serta dapat memberikan data untuk penelitian selanjutnya yang lebih mendalam.

Oleh karena itu saya meminta kesediaan Saudari untuk berpartisipasi dalam

penelitian ini dengan sukarela dan tanpa paksaan. Saya akan melakukan

pengukuran tinggi badan dan berat badan serta mengajukan beberapa pertanyaan

seputar siklus menstruasi yang dialami. Saya mengharapkan saudari menjawab

semua pertanyaan dengan kejadian sebenar-benarnya yang dialami.

Penelitian ini tidak menimbulkaan resiko. Apabila Saudara merasa tidak

aman saat pengumpulan data, Saudara boleh tidak menjawab atau mengundurkan

diri dari penelitian ini. Indentitas pribadi Saudari sebagai partisipan akan

dirahasiakan dan informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian

ini. Untuk penelitian ini, Saudari tidak akan dikenakan biaya apapun. Setelah

memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan Saudari

bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah saya siapkan. Bila terdapat hal

yang kurang dimengerti, Saudari dapat langsung menanyakan kepada Saya sebagai

Page 61: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

peneliti. Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan dan kesedian Saudari

menjadi partisipan dalam penelitian ini, saya sampaikan terima kasih.

Peneliti,

Berty Lorenza Br Sitepu

Page 62: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan di baawah ini :

Nama :

Usia :

Alamat :

Setelah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian tentang “Hubungan IndeksMassa Tubuh dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri di SMA Negeri 1Tigapanah” dengan ini menyatakan BERSEDIA/TIDAK BERSEDIA* untuk ikut sertaberpartisipasi menjadi objek penelitian.

Medan, ………………2018

Yang membuat pernyataan Peneliti

………………………………. Berty Lorenza br Sitepu

*) coret yang tidak perlu

Page 63: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

KUESIONER PENELITIANHubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Siklus Menstruasi

Pada Remaja Putri di SMA Negeri 1 TIGAPAN AH

A. Data demografi

Petunjuk pengisian: isilah data dibawah ini dengan tepat dan benar. Berilah tanda

check list (√) pada kotak pilihan yang tersedia, atau dengan mengisi titik-titik sesuai

dengan situasi dan kondisi Saudari saat ini.

1. Nama :

2. Tanggal lahir :

3. Usia Menarche : Dibawah 12 tahun

(menstruasi pertama kali) 12-13 tahun

Diatas 13 tahun

4. Riwayat merokok : Ada Tidak ada

5. Penyakit ginekologis : Ada (Sebutkan) ………

(Penyakit pada sistem

Reproduksi) Tidak ada

6. Sedang mengkonsumsi : Ya (Sebutkan)……

obat-obatan hormonal

Page 64: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

Tidak ada

6. Penyakit lain : ………B. Data Antropometri

1. Berat Badan : kg

2. Tinggi Badan : cm

C. Siklus Menstruasi1. Siklus menstruasi adalah jarak antara tanggal mulainya Anda mengalami

.menstruasi yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya. Berapa harikah

siklus menstruasi Anda berlangsung?

a. 21-35 hari

b. < 21 hari

c. > 35 hari

d. > 3 bulan

2. Berapa harikah lamanya menstruasi Anda berlangsung?

a. 3-7 hari

b. < 3 hari

c. > 7 hari

Page 65: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

Berat Siklus siklus mensKode Usia UM badan Tinggi badan IMT Mens Lama mens : normal/tidak

1 2 2 2 2 2 1 1 12 2 2 2 2 2 1 1 13 2 2 3 2 3 3 1 24 3 3 1 1 2 1 1 1

5 2 2 1 2 2 1 1 16 2 2 2 2 3 1 2 2

7 1 2 1 2 2 2 2 28 2 3 4 2 3 3 1 29 1 3 3 2 3 1 1 110 2 3 3 2 3 2 1 2

11 1 3 5 2 3 2 1 212 2 2 2 2 2 1 1 1

13 2 3 2 3 2 1 1 114 1 3 1 2 2 1 1 115 1 2 3 3 2 1 1 116 2 2 1 2 2 1 1 1

17 1 2 2 3 2 1 1 118 2 3 2 2 2 1 1 1

19 2 3 1 2 2 1 1 120 1 1 5 3 3 3 1 221 1 3 2 2 2 1 1 122 1 2 2 2 2 1 1 1

23 2 3 2 1 3 1 1 124 2 3 1 1 2 1 1 1

25 3 2 2 3 2 1 1 126 2 3 4 3 3 1 1 127 1 2 3 3 3 1 1 128 1 2 1 1 3 1 2 2

29 1 2 4 3 3 2 2 230 1 2 2 1 3 2 1 2

31 3 2 1 2 2 3 1 232 1 3 1 2 2 4 1 233 1 2 4 2 3 1 1 134 2 2 2 1 3 1 1 1

35 1 2 4 2 3 1 1 136 1 2 1 2 2 1 1 1

37 2 3 2 1 2 2 1 238 1 2 2 2 2 2 1 239 1 2 3 2 3 1 1 140 2 3 2 2 2 2 1 2

41 2 3 2 2 2 2 1 242 2 2 3 3 2 2 1 2

43 2 2 2 2 3 2 1 244 2 3 2 2 2 2 2 245 1 3 3 2 3 1 2 246 1 2 2 2 2 3 3 2

47 1 2 3 3 3 1 1 148 1 2 3 2 3 1 2 2

Page 66: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

49 2 2 1 1 2 4 1 250 2 3 1 1 2 1 1 151 2 3 2 3 2 3 2 252 2 2 2 2 2 1 1 1

53 1 2 2 2 2 1 1 154 1 2 2 2 2 1 1 1

55 3 2 1 2 2 1 1 156 2 2 1 2 2 1 1 157 2 2 2 1 2 3 1 258 1 2 3 2 3 3 1 259 2 2 2 2 2 1 1 160 2 2 4 2 3 1 2 2

61 2 2 3 2 3 1 1 162 2 2 2 2 2 4 2 263 1 3 2 2 2 3 1 264 2 2 2 1 2 1 1 165 1 2 1 2 2 1 1 166 2 3 2 3 2 1 1 1

67 2 2 2 2 2 1 1 168 2 2 2 3 2 1 1 169 2 3 2 3 2 1 1 170 1 3 2 2 2 1 1 1

71 1 3 1 1 2 1 1 172 1 3 3 2 3 1 1 1

73 2 2 3 3 2 1 1 174 2 2 2 1 3 3 1 275 1 2 2 3 2 1 1 176 3 3 1 2 2 1 1 1

77 2 3 3 2 3 3 1 278 2 2 2 2 2 1 1 1

79 2 2 4 2 3 3 1 280 3 2 1 2 2 1 1 181 2 2 1 2 2 1 1 182 1 2 3 3 2 1 1 183 2 2 3 3 3 1 1 184 2 2 3 2 3 3 1 2

85 2 3 2 2 3 1 1 186 3 2 2 2 2 1 1 187 3 2 1 1 2 1 1 188 2 3 2 2 3 1 1 1

89 1 3 3 2 3 3 1 290 2 3 2 3 2 1 1 1

91 1 1 1 2 2 1 1 192 2 3 2 2 2 1 1 193 2 3 2 2 2 1 1 194 1 2 2 2 2 1 1 195 1 3 2 2 2 1 1 196 2 2 3 2 3 3 1 2

97 2 3 1 2 2 1 1 198 1 3 2 2 2 1 1 1

Page 67: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

99 1 2 3 2 3 1 1 1100 1 2 2 2 2 1 1 1101 1 3 1 2 2 1 1 1102 1 3 2 2 3 1 1 1

103 1 2 2 2 3 3 1 2104 1 2 1 2 2 2 1 2

105 2 2 2 2 2 1 1 1106 2 3 3 2 3 3 1 2107 2 2 1 2 2 1 1 1108 2 2 1 2 2 2 1 2109 2 2 3 2 3 1 1 1110 2 2 2 2 2 1 1 1

111 2 2 1 2 1 1 1 1112 2 2 3 2 3 3 1 2113 1 2 2 2 2 1 1 1114 3 2 3 1 3 3 1 2115 2 2 4 2 3 3 1 2116 2 3 3 1 3 3 1 2

117 2 2 2 2 2 1 1 1118 1 2 2 1 3 1 1 1119 2 2 2 3 2 2 1 2120 2 2 1 2 2 2 1 2

121 2 2 1 2 2 1 1 1122 2 2 2 2 2 1 1 1

123 2 2 3 2 3 3 1 2124 2 2 1 2 2 2 1 2125 2 3 1 2 2 2 1 2126 2 2 2 2 2 1 1 1

127 3 2 2 2 2 3 1 2

Page 68: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

FrequenciesStatistics

Usia IMT Usia Menarche Berat Badan Tinggi Badan Siklus Menstruasi Lama Menstruasi

N Valid

Missing

127 127 127 127 127 127 127

0 0 0 0 0 0 0

Frequency Table

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 16 Tahun

17 Tahun

18 Tahun

Total

46 36.2 36.2 36.2

71 55.9 55.9 92.1

10 7.9 7.9 100.0

127 100.0 100.0

Usia Menarche

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid <12 Tahun

12-13 Tahun

>13 tahun

Total

2 1.6 1.6 1.6

82 64.6 64.6 66.1

43 33.9 33.9 100.0

127 100.0 100.0

Berat Badan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 40 Kg - 50 Kg

51 Kg - 60 Kg

61 Kg - 70 Kg

70 Kg - 80 Kg

>80 Kg

Total

32 25.2 25.2 25.2

58 45.7 45.7 70.9

27 21.3 21.3 92.1

8 6.3 6.3 98.4

2 1.6 1.6 100.0

127 100.0 100.0

Page 69: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

Tinggi Badan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 140 Cm - 150 Cm

151 Cm - 160 Cm

161 Cm - 170 Cm

Total

17 13.4 13.4 13.4

90 70.9 70.9 84.3

20 15.7 15.7 100.0

127 100.0 100.0

Siklus Menstruasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 21-35 Hari

<21 Hari

>35 Hari

>3 Bulan

Total

83 65.4 65.4 65.4

18 14.2 14.2 79.5

23 18.1 18.1 97.6

3 2.4 2.4 100.0

127 100.0 100.0

Lama Menstruasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 3-7 Hari

<3 Hari

>7 Hari

Total

116 91.3 91.3 91.3

10 7.9 7.9 99.2

1 .8 .8 100.0

127 100.0 100.0

Statistics

IMT SM

N Valid

Missing

127 127

0 0

Page 70: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

IMT

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Kurus

Normal

Gemuk

Total

1 .8 .8 .8

81 63.8 63.8 64.6

45 35.4 35.4 100.0

127 100.0 100.0

SM

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid normal

tidak normal

Total

78 61.4 61.4 61.4

49 38.6 38.6 100.0

127 100.0 100.0

Page 71: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

SM

Totalnormal tidak normal

IMT kurus

normal

gemuk

1 0 1

59 22 81

18 27 45

Total 78 49 127

Crosstabs[DataSet2]

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

IMT * SM 127 100.0% 0 .0% 127 100.0%

IMT * SM Crosstabulation

Count

Page 72: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

Nonparametr ic Correlations

Correlations

IMT SM

Spearman's rho IMT Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)

N

1.000 .329**

. .000

127 127

SM Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)

N

.329** 1.000

.000 .

127 127

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 73: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS
Page 74: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS
Page 75: SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSATUBUH DENGAN SIKLUS

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Berty Lorenza Br Sitepu

Tempat, tanggal lahir : Kabanjahe, 01 Oktober 1996

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jalan Jamin Ginting Kompleks Merga Silima Lr.IV No. 17,

Kabanjahe, Sumatera Utara

Riwayat Pendidikan : - SD Negeri 044844 Gurubenua 2002-2008- SMP Negeri 2 Kabanjahe 2008-2011- SMA Negeri 1 Tigapanah- Poltekkes Kemenkes RI Medan2011-20142014-2018

Riwayat Organisasi : - Wakil Bendahara Osis 2012