197
SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA SAYURAN INDIGENOUS INDONESIA Oleh: RIZA ARIS APRIADY F24050276 2010 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

SKRIPSI

IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA SAYURAN

INDIGENOUS INDONESIA

Oleh:

RIZA ARIS APRIADY

F24050276

2010

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

Page 2: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA SAYURAN

INDIGENOUS INDONESIA

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan

Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh:

RIZA ARIS APRIADY

F24050276

2010

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

Page 3: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

Judul Skripsi : Identifikasi Senyawa Asam Fenolat pada Sayuran Indigenous

Indonesia

Nama : Riza Aris Apriady

NIM : F24050276

Menyetujui Dosen Pembimbing,

Dr. Ir. Nuri Andarwulan, M.Si.

NIP: 19630701.198811.2.001

Mengetahui,

Ketua Departemen,

Dr. Ir. Dahrul Syah

NIP: 19650814.199002.1.001

Tanggal Lulus: 22 Januari 2010

Page 4: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

Riza Aris Apriady. F24050276. Identifikasi Senyawa Asam Fenolat pada

Sayuran Indigenous Indonesia. Di Bawah Bimbingan Dr. Ir. Nuri Andarwulan,

M.Si.

ABSTRAK

Jawa Barat merupakan salah satu provinsi penghasil sayur-sayuran yang

memiliki peran cukup signifikan dalam menghasilkan jenis sayur-sayuran di

Indonesia. Spesies sayuran asli Indonesia yang berasal dari

daerah/wilayah/ekosistem tertentu, termasuk spesies pendatang dari wilayah

geografis lain tetapi telah berevolusi dengan iklim dan geografis wilayah

Indonesia dinamakan sayuran indigenous. Beberapa balai penelitian seperti Balai

Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) bekerjasama dengan Asian Vegetables

Research Development Center (AVRDC) telah melakukan pendataan terhadap

sayuran ini terutama yang mempunyai kandungan gizi dan non gizi yang

bermanfaat secara fisiologis bagi tubuh manusia yaitu vitamin A, zat besi, dan

antioksidan.

Antioksidan merupakan senyawa yang sangat baik untuk menangkap

radikal bebas. Keberadaan senyawa antioksidan ini akan mencegah penyakit

kanker maupun penyakit degeneratif lainnya. Salah satu senyawa antioksidan

yang penting yaitu senyawa polifenol. Senyawa polifenol yang ada di sayuran,

buah-buahan, dan teh dapat mencegah penyakit degeneratif termasuk kanker

melalui aktivitas antioksidatif dan/atau modulasi fungsi beberapa protein.

Salah satu senyawa polifenol yang banyak terdapat pada sayuran yaitu

flavonoid dan asam fenolat. Senyawa asam fenolat (phenolic acids) mendapatkan

perhatian yang lebih dalam beberapa tahun terakhir ini karena pengaruhnya untuk

kesehatan manusia. Sebagai polifenol, asam fenolat merupakan antioksidan yang

sangat kuat dan memiliki aktivitas antibakteri, antivirus, antikarsinogenik,

antiinflamasi, dan aktivitas vasodilatory. Selain itu asam fenolat juga mempunyai

peranan untuk melindungi dari kanker dan penyakit jantung.

Penelitian ini meneliti kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam

kafeat, dan asam ferulat) pada dua puluh empat jenis sayuran indigenous

Indonesia yang berasal dari Jawa Barat yaitu kenikir, kecombrang, kemangi,

katuk, pohpohan, ginseng, takokak, lembayung, terubuk, labu siam, pepaya, mete,

pakis, beluntas, mangkokan putih, mangkokan, kendondong cina, antanan,

antanan beurit, krokot, turi, kelor, dan mengkudu. Bagian tanaman yang

digunakan untuk penelitian ini bisa berupa daun, batang, dan seluruh bagian

tanaman. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu persiapan sampel,

pembuatan kurva standar dan Limit of Detection (LOD), analisis asam fenolat

dengan HPLC, serta analisis statistik. Analisis asam fenolat dengan HPLC

dilakukan secara dua ulangan duplo. Analisis statistik yang digunakan yaitu uji

Tukey pada taraf α 5%, uji T pada taraf α 1%, dan principal component analysis

(PCA).

Hasil penelitian ini mendapatkan data kisaran asam klorogenat 0.08–47.02

mg per 100 gram sampel segar, asam kafeat 0.36 – 8.65 mg per 100 gram sampel

segar, dan asam ferulat 0.09– 5.02 mg per 100 gram sampel segar.

Page 5: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 7 April

1987, penulis adalah anak pertama dari Bapak Drs. Nazarudin,

SH dan Sundari. Penulis memiliki dua orang adik perempuan

yaitu Riska Pahyuni dan Ririn Wirdayani. Penulis menempuh

pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 1 Bukit, Musi

Banyuasin, Sumatra Selatan pada tahun 1993-1999, pendidikan

lanjutan tingkat pertama di SLTP Negeri 22 Bandar Lampung pada tahun 1999-

2002, dan pendidikan lanjutan tingkat atas di SMU Negeri 2 Bandar Lampung

pada tahun 2002-2005.

Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur SPMB pada

tahun 2005. Penulis diterima di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB pada

tahun 2006 setelah melalui satu tahun TPB (Tahap Persiapan Bersama). Selama

menjadi mahasiswa di IPB (Institut Pertanian Bogor). Penulis aktif di berbagai

kegiatan baik kegiatan akademik maupun kegiatan ektrakurikuler.

Pada bidang akademik, penulis aktif dalam mengikuti berbagai lomba baik

nasional maupun internasional di antaranya juara 3 dunia dalam lomba DSDC

(Developing Solutions for Developing Countries Competition) di Anaheim,

California pada bulan Juni 2009 dan mendapatkan penghargaan dari Menteri

Pertanian RI terkait dengan prestasi internasional (DSDC), juara 1 debat bahasa

Inggris IPB pada tahun 2007 dan 2008, finalis IEC (Innovative Entrepreneur

Challenge) pada tahun 2008, mendapatkan pendanaan dari DIKTI dalam lomba

program kreativitas mahasiswa, mendapatkan pendanaan dari IPB dalam program

pengembangan kewirausahaan mahasiswa. Selain lomba penulis juga menjadi

presenter dalam 37th

International Forestry Student Symposium 2009, presenter di

National Students Conference UNIKA Soegijapranata Semarang 2008,

mendapatkan beasiswa PPA pada tahun 2006, menjadi asisten praktikum kimia

dan biokimia pangan, menjadi asisten praktikum teknologi pengolahan pangan.

Penulis pernah mengikuti training ISO 9001:2000, ISO 22000:2005, dan Sitem

Manajemen Halal, terlibat dalam The International Technical Forum for

Cooperation and Exchange between Korea and Indonesia pada tahun 2009,

penulis juga aktif dalam mengikuti seminar-seminar yang terkait dengan teknologi

Page 6: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

pangan maupun kewirausahaan, di antaranya yaitu International Nano Food

Science Technology Conference di Anaheim, California pada tahun 2009, seminar

Wirausaha Muda Mandiri 2009, dan seminar Nasional Ketahanan Pangan Bangsa.

Pada bidang ekstrakurikuler penulis merupakan anggota dari IFT (Institute

of Food Technologist), HMPPI (Himpunan Mahasiswa Peduli Pangan Indonesia),

HIMITEPA (Himpunan Mahasiswa Teknologi Pangan), penulis pernah

mengkoordinatori bidang akademik dan kerohanian di KEMALA (Kesatuan

Mahasiswa Lampung) pada periode tahun 2005-2006. Penulis juga pernah

menjadi ketua FCC (Food Chat Club) pada periode tahun 2008-2009. Penulis

aktif dalam kepanitiaan kegiatan nasional seperti menjadi wakil pada kegiatan the

7th

National Students Paper Competition pada tahun 2008, menjadi PJK pada

kegiatan BAUR 2007, dan menjadi penyuluh dalam kegiatan Penyuluhan

Keamanan Pangan yang diselenggarakan oleh SEAFAST Center IPB. Dalam sela-

sela kesibukan akademik dan penelitian, penulis menyibukkan dirinya dengan

membuka café bersama teman-temannya, café tersebut diberi nama FRIENDS 24

CAFÉ yang menjual produk-produk seafood olahan yang siap santap dan siap saji.

Penulis melakukan penelitian dengan judul “IDENTIFIKASI

SENYAWA ASAM FENOLAT PADA SAYURAN INDIGENOUS

INDONESIA” sebagai syarat untuk meraih gelar sarjana. Penelitian ini

dikerjakan dibawah bimbingan Dr. Ir. Nuri Andarwulan, M.Si pada tahun 2010.

Page 7: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Alloh Azza wa jalla yang telah memberikan kekuatan

pada penulis sehingga skripsi dengan judul Identifikasi Senyawa Asam Fenolat

Pada Sayuran Indigenous Indonesia dapat diselesaikan. Shalawat serta salam

semoga selalu tercurah kepada baginda Rasululloh Muhammad SAW karena

beliau telah membawa jalan yang terang benderang kepada manusia. Penulisan

skripsi ini tidak terlepas dalam bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis

ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ayah, Ibu, Riska, dan Ririn yang selalu mendo’akan, memberikan nasihat,

motivasi, kasih sayang, dan bantuan materil.

2. Ibu Dr. Ir. Nuri Andarwulan, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang

telah memberikan nasihat, motivasi, dan masukan dalam pembuatan skripsi ini.

3. Dewi Kurniasih, Riska Rudiyanti Dewi selaku teman satu bimbingan yang

selalu memberikan motivasi, masukan, dan do’a. Terima kasih atas

kebersamaannya dalam menggapai cita-cita.

4. Teman-teman Friends 24 Cafe (Fahmi, Tiwi, Dilla, Widi, dan Widya).

5. Teman-teman kosan (Dimas, Erwin, Muji, Sobur, Deni, Tri Erza, dan Sigit).

6. Seluruh teman-teman ITP 42 yang telah bersama baik dalam keadaan senang

maupun duka selama lebih kurang tiga tahun.

7. Abah, mba Irin, mba Ria, dan kak Marto yang telah membantu penulis di

Laboratorium SEAFAST Center IPB.

Penulis menyadari skripsi ini tidak lepas dari kesalahan. Oleh karena itu

penulis minta maaf dan dengan senang hati menerima kritik dan saran dari

berbagai pihak. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk

kehidupan manusia.

Bogor, Januari 2010

Penulis

i

Page 8: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. ........................................................................................ i

DAFTAR ISI. ...................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL. .............................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR. ......................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN. ..................................................................................... ix

I. PENDAHULUAN. ....................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG. .............................................................................. 1

B. TUJUAN. .................................................................................................. 3

C. MANFAAT. .............................................................................................. 3

II. TINJAUAN PUSTAKA. .............................................................................. 4

A. SAYURAN INDIGENOUS. ...................................................................... 4

B. ASAM FENOLAT (PHENOLIC ACID). .................................................. 6

C. IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT. ................................... 13

III. BAHAN DAN METODE. ............................................................................ 16

A. BAHAN DAN ALAT. .............................................................................. 16

1. Bahan. ................................................................................................... 16

2. Alat. ...................................................................................................... 18

B. METODE. ................................................................................................. 18

1. Persiapan Sampel. ................................................................................. 18

2. Pembuatan Kurva Standar dan Limit of Detection (LOD). .................. 20

3. Analisis Asam Fenolat pada Sayuran. .................................................. 21

4. Analisis Statistik. .................................................................................. 23

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. .................................................................... 30

A. KURVA STANDAR ASAM FENOLAT DAN LIMIT DETEKSI. ......... 30

1. Standar Asam Fenolat Bentuk Tunggal. ............................................... 30

2. Limit Deteksi. ....................................................................................... 32

3. Standar Asam Fenolat Bentuk Campuran. ........................................... 34

B. TOTAL FENOL. ....................................................................................... 36

C. ANALISIS ASAM FENOLAT PADA SAYURAN INDIGENOUS. ...... 38

D. REKAPITULASI HASIL DAN SENYAWA YANG

BELUM TERIDENTIFIKASI PADA SAYURAN INDIGENOUS. ....... 96

Page 9: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

iii

E. ANALISIS STATISTIK ..........................................................................105

V. KESIMPULAN DAN SARAN. ....................................................................114

A. KESIMPULAN. ...................................................................................... 114

B. SARAN. .................................................................................................. 115

DAFTAR PUSTAKA. ........................................................................................116

LAMPIRAN. .......................................................................................................120

Page 10: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kandungan Senyawa Flavonoid Pada Sebelas Sayuran Indigenous

Jawa Barat (mg/100 gam sampel segar). ......................................... 5

Tabel 2. Kandungan Senyawa Flavonoid Pada Tiga Belas Sayuran

Indigenous Jawa Barat (mg/100 gam sampel segar). ....................... 6

Tabel 3. Dua Puluh Empat Jenis Sayuran Indigenous Indonesia. ...................... 17

Tabel 4. Perhitungan LOD Asam Klorogenat. ................................................... 32

Tabel 5. Perhitungan LOD Asam Kafeat. .......................................................... 33

Tabel 6. Perhitungan LOD Asam Ferulat. .......................................................... 33

Tabel 7. Hasil Penginjeksian Standar Asam Fenolat dalam Bentuk Campuran. 35

Tabel 8. Total Fenol Sayuran Indigenous. ......................................................... 37

Tabel 9. Perhitungan Kandungan Asam Fenolat dengan

Kurva Standar Campuran. .................................................................... 39

Tabel 10. Perhitungan Kandungan Asam Fenolat dengan

Eksternal Standar Campuran. ............................................................... 40

Tabel 11. Perbandingan Perhitungan Kandungan Asam Fenolat

antara Kurva Standar Campuran dan Eksternal Standar Campuran. ... 41

Tabel 12. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Mengkudu. ........... 43

Tabel 13. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Mangkokan. ......... 45

Tabel 14. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Labu Siam. . 47

Tabel 15. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Lembayung. 49

Tabel 16. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Katuk. ......... 52

Tabel 17. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Kemangi. .... 54

Tabel 18. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Pakis. .......... 56

Tabel 19. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Pohpohan. ... 59

Tabel 20. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Bunga Pepaya. ..... 61

Tabel 21. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Mangkokan Putih. 63

Tabel 22. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Kenikir. ................ 65

Tabel 23. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Kelor........... 67

Tabel 24. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Kucai. ......... 70

Tabel 25. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak

Daun Jambu Mete. ............................................................................... 72

Page 11: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

v

Tabel 26. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Buah Takokak. ...... 74

Tabel 27. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Antanan. ................ 77

Tabel 28. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Krokot. .................. 79

Tabel 29. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Antanan Beurit. ..... 81

Tabel 30. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Ginseng. ...... 83

Tabel 31. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak

Bunga Kecombrang. .............................................................................. 85

Tabel 32. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Beluntas. ...... 88

Tabel 33. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Bunga Turi. ........... 90

Tabel 34. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Terubuk. ................ 92

Tabel 35. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Kedondong Cina. .. 95

Tabel 36. Kandungan Asam Fenolat Pada Dua Puluh Empat Jenis

Sayuran Indigenous Segar. .................................................................. 97

Tabel 37. Kandungan Asam Fenolat pada Dua Puluh Empat Jenis

Sayuran Indigenous Berdasarkan Bagian yang diteliti. ........................ 98

Tabel 38. Rekapitulasi Kadar Air, Total Fenol, dan Asam Fenolat

Sayuran Indigenous. ............................................................................ 101

Tabel 39. Rekapitulasi Komponen yang Terdeteksi Pada Sampel

Sayuran Indigenous Menggunakan HPLC. ........................................ 103

Tabel 40. Rekapitulasi Area Unknown pada Waktu Retensi Tertentu. .............. 104

Tabel 41. Uji T pada Perhitungan Kandungan Asam Fenolat antara

Kurva Standar Campuran dan Eksternal Standar Campuran. ............. 105

Tabel 42. Akar Ciri (Eigen Value), Proporsi, dan Kumulatif Keragaman

dari Sembilan Variabel. .......................................................................107

Tabel 43. Matriks Korelasi Sembilan Variabel. .................................................. 108

Tabel 44. Nilai-Nilai Vektor dari Hubungan antara Masing-Masing

Variabel dengan Komponen Utama. .................................................. 108

Tabel 45. Akar Ciri, Proporsi, dan Kumulatif Tiga Variabel...............................110

Tabel 46. Matriks Korelasi Total Fenol, Total Flavonoid, dan Total

Asam Fenolat. ......................................................................................111

Tabel 47. Nilai-Nilai Vektor dari Hubungan antara Masing-Masing

Variabel dengan Komponen Utama. ................................................... 111

Page 12: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Kimia : (a) turunan asam benzoat (b) turunan asam. ........ 7

Gambar 2. Jalur Shikimate . ............................................................................... 9

Gambar 3. Biosintesis Hidroksibenzoat, Hidroksinamat, dan Flavonoid. .......... 11

Gambar 4. Biosintesis Asam Klorogenat. ........................................................... 12

Gambar 5. Persiapan Sampel. ............................................................................. 24

Gambar 6. Prosedur Analisis Total Fenol. .......................................................... 25

Gambar 7. Metode Ekstraksi Asam Fenolat dari Sayuran Indigenous. .............. 26

Gambar 8. Metode Hidrolisis Basa. ................................................................... 27

Gambar 9. Metode Hidrolisis Asam. .................................................................. 28

Gambar 10. Metode Pembuatan Standar Asam Fenolat. ...................................... 29

Gambar 11. Kromatogram Standar Asam Klorogenat dengan Analisis HPLC. ... 30

Gambar 12. Kromatogram Standar Asam Kafeat dengan Analisis HPLC. ......... 31

Gambar 13. Kromatogram Standar Asam Ferulat dengan Analisis HPLC. .......... 31

Gambar 14. Kromatogram Standar Campuran dengan Analisis HPLC. ............... 35

Gambar 15. Kurva Standar Campuran Asam Klorogenat. .................................... 35

Gambar 16. Kurva Standar Campuran Asam Kafeat. ........................................... 36

Gambar 17. Kurva Standar Campuran Asam Ferulat ........................................... 36

Gambar 18. Kromatogram Ekstrak Mengkudu dengan Analisis HPLC. .............. 43

Gambar 19. Ko-kromatogram Ekstrak Mengkudu dengan Standar Campuran. ... 43

Gambar 20. Kromatogram Ekstrak Mangkokan dengan Analisis HPLC. ............ 45

Gambar 21. Ko-kromatogram Ekstrak Mangkokan dengan Standar Campuran. . 45

Gambar 22. Kromatogram Ekstrak Daun Labu Siam dengan Analisis HPLC. .... 47

Gambar 23. Ko-kromatogram Ekstrak Daun Labu Siam dengan

Standar Campuran. ............................................................................ 47

Gambar 24. Kromatogram Ekstrak Daun Lembayung dengan Analisis HPLC... 49

Gambar 25. Ko-Kromatogram Ekstrak Daun Lembayung dengan

Standar Campuran. ........................................................................... 49

Gambar 26. Kromatogram Ekstrak Daun Katuk dengan Analisis HPLC. ........... 52

Gambar 27. Ko-Kromatogram Ekstrak Daun Katuk dengan

Standar Campuran. ........................................................................... 52

Page 13: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

vii

Gambar 28. Kromatogram Ekstrak Daun Kemangi dengan Analisis HPLC. ...... 54

Gambar 29. Ko-Kromatogram Ekstrak Daun Kemangi dengan

Standar Campuran. ........................................................................... 54

Gambar 30. Kromatogram Ekstrak Daun Pakis dengan Analisis HPLC. ............ 56

Gambar 31. Ko-Kromatogram Ekstrak Daun Pakis dengan Standar Campuran. 56

Gambar 32. Kromatogram Ekstrak Daun Pohpohan dengan Analisis HPLC. ..... 59

Gambar 33. Ko-Kromatogram Ekstrak Daun Pohpohan dengan

Standar Campuran. ........................................................................... 59

Gambar 34. Kromatogram Ekstrak Bunga Pepaya dengan Analisis HPLC. ....... 61

Gambar 35. Ko-Kromatogram Ekstrak Bunga Pepaya dengan

Standar Campuran. ........................................................................... 61

Gambar 36. Kromatogram Ekstrak Mangkokan Putih dengan Analisis HPLC. .. 63

Gambar 37. Ko-Kromatogram Ekstrak Mangkokan Putih dengan

Standar Campuran. ............................................................................ 63

Gambar 38. Kromatogram Ekstrak Kenikir dengan Analisis HPLC. .................. 65

Gambar 39. Ko-Kromatogram Ekstrak Kenikir dengan Standar Campuran. ...... 65

Gambar 40. Kromatogram Ekstrak Daun Kelor dengan Analisis HPLC............. 67

Gambar 41. Ko-Kromatogram Ekstrak Daun Kelor dengan

Standar Campuran. ........................................................................... 67

Gambar 42. Kromatogram Ekstrak Daun Kucai dengan Analisis HPLC. ........... 70

Gambar 43. Ko-Kromatogram Ekstrak Daun Kucai dengan Standar Campuran. 70

Gambar 44. Kromatogram Ekstrak Daun Jambu Mete dengan Analisis HPLC. . 72

Gambar 45. Ko-Kromatogram Ekstrak Daun Jambu Mete dengan

Standar Campuran. ........................................................................... 72

Gambar 46. Kromatogram Ekstrak Buah Takokak dengan Analisis HPLC. ....... 74

Gambar 47. Ko-Kromatogram Ekstrak Buah Takokak dengan

Standar Campuran. ........................................................................... 74

Gambar 48. Kromatogram Ekstrak Antanan dengan Analisis HPLC. ................. 77

Gambar 49. Ko-Kromatogram Ekstrak Antanan dengan Standar Campuran. ..... 77

Gambar 50. Kromatogram Ekstrak Krokot dengan Analisis HPLC. ................... 79

Gambar 51. Ko-Kromatogram Ekstrak Krokot dengan Standar Campuran. ....... 79

Gambar 52. Kromatogram Ekstrak Antanan Beurit dengan Analisis HPLC . ..... 81

Page 14: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

viii

Gambar 53. Ko-Kromatogram Ekstrak Antanan Beurit dengan

Standar Campuran. ........................................................................... 81

Gambar 54. Kromatogram Ekstrak Daun Ginseng dengan Analisis HPLC. ....... 83

Gambar 55. Ko-Kromatogram Ekstrak Daun Ginseng dengan

Standar Campuran. ........................................................................... 83

Gambar 56. Kromatogram Ekstrak Bunga Kecombrang dengan

Analisis HPLC. ................................................................................ 85

Gambar 57. Ko-Kromatogram Ekstrak Bunga Kecombrang dengan

Standar Campuran. ........................................................................... 85

Gambar 58. Kromatogram Ekstrak Daun Beluntas dengan Analisis HPLC. ....... 88

Gambar 59. Ko-Kromatogram Ekstrak Daun Beluntas dengan

Standar Campuran. ........................................................................... 88

Gambar 60. Kromatogram Ekstrak Bunga Turi dengan Analisis HPLC. ............ 90

Gambar 61. Ko-Kromatogram Ekstrak Bunga Turi dengan Standar Campuran. 90

Gambar 62. Kromatogram Ekstrak Terubuk dengan Analisis HPLC. ................. 92

Gambar 63. Ko-Kromatogram Ekstrak Terubuk dengan Standar Campuran. ..... 92

Gambar 64. Kromatogram Ekstrak Kedondong Cina dengan Analisis HPLC. ... 95

Gambar 65. Ko-Kromatogram Ekstrak Kedondong Cina dengan

Standar Campuran. ........................................................................... 95

Gambar 66. Biplot Hubungan Total Fenol, Asam Klorogenat, Asam Kafeat,

Asam Ferulat, Myricetin, Luteolin, Quercetin, Apigenin,

dan Kaempferol. ............................................................................ 109

Gambar 67. Biplot Hubungan Antara Total Fenol, Total Asam Fenolat,

dan Total Flavonoid. .......................................................................112

Page 15: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Gambar Dua Puluh Empat Sayuran Indigenous Indonesia. ........ 120

Lampiran 2. Uji Tukey’s Kadar Air Sayuran Indigenous Indonesia. ..............122

Lampiran 3. Uji Tukey’s Total Fenol Sayuran Indigenous Indonesia. ............124

Lampiran 4. Uji Tukey’s Asam Fenolat Pada Sayuran Indigenous

Indonesia......................................................................................126

Lampiran 5. Uji Tukey’s Asam Klorogenat Sayuran Indigenous Indonesia. ..128

Lampiran 6. Uji Tukey’s Asam Kafeat Sayuran Indigenous Indonesia. .........130

Lampiran 7. Uji Tukey Asam Ferulat Sayuran Indigenous Indonesia. ............132

Lampiran 8. Kadar Air Sayuran Indigenous Indonesia. ...................................134

Lampiran 9. Kadar Air Freeze Drier Sayuran Indigenous Indonesia. .............137

Lampiran 10. Kurva Standar Total Fenol . ........................................................140

Lampiran 11. Total Fenol Sayuran Indigenous Indonesia. ................................141

Lampiran 12. Asam Klorogenat Sayuran Indigenous dengan

Perhitungan Kurva Standar Campuran. ......................................147

Lampiran 13. Asam Kafeat Sayuran Indigenous dengan

Perhitungan Kurva Standar Campuran. ......................................153

Lampiran 14. Asam Ferulat Sayuran Indigenous dengan

Perhitungan Kurva Standar Campuran. ......................................159

Lampiran 15. Asam Klorogenat Sayuran Indigenous dengan

Perhitungan Eksternal Standar Campuran. ..................................165

Lampiran 16. Kafeat Acid Sayuran Indigenous dengan

Perhitungan Eksternal Standar Campuran. ..................................171

Lampiran 17. Asam Ferulat Sayuran Indigenous dengan

Perhitungan Eksternal Standar Campuran. ..................................177

Page 16: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

1

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara yang kaya sumber daya alam baik hasil

perikanan, pertanian, maupun perkebunan. Tanaman sayuran di Indonesia

sangat banyak dan bervariasi. Akan tetapi masih banyak dari sayuran tersebut

yang belum dimanfaatkan dan diidentifikasi secara ilmiah kandungan senyawa

yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh manusia. Pemanfaatannya masih

terbatas hanya sebagai lalapan maupun campuran gulai. Sayuran sangat

diperlukan oleh tubuh untuk memenuhi asupan vitamin, mineral, dan serat

seseorang setiap harinya.

Jawa Barat merupakan salah satu provinsi penghasil sayur-sayuran yang

memiliki peran cukup signifikan dalam menghasilkan jenis sayur-sayuran di

Indonesia. Spesies sayuran asli Indonesia yang berasal dari

daerah/wilayah/ekosistem tertentu, termasuk spesies pendatang dari wilayah

geografis lain tetapi telah berevolusi dengan iklim dan geografis wilayah

Indonesia dinamakan sayuran indigenous (Anonim, 2007). Beberapa balai

penelitian seperti Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) bekerjasama

dengan Asian Vegetables Research Development Center (AVRDC) telah

melakukan pendataan terhadap sayuran ini terutama yang mempunyai

kandungan gizi dan non gizi yang bermanfaat secara fisiologis bagi tubuh

manusia yaitu vitamin A, zat besi, dan antioksidan.

Antioksidan merupakan senyawa yang sangat baik untuk menangkap

radikal bebas. Keberadaan senyawa antioksidan ini akan mencegah penyakit

kanker maupun penyakit degeneratif lainnya. Salah satu senyawa antioksidan

yang penting yaitu senyawa polifenol. Senyawa polifenol yang ada pada

sayuran, buah-buahan, dan teh dapat mencegah penyakit degeneratif termasuk

kanker melalui aktivitas antioksidatif dan/atau modulasi fungsi beberapa

protein. Contohnya konsumsi senyawa polifenol dapat mereduksi kematian

akibat penyakit jantung koroner (Hertog, 1995) dengan cara menekan oksidasi

lipoprotein berat jenis rendah (Meyer, 1998). Polifenol menunjukkan sifat

antagonis dengan reseptor karsinogenesis seperti faktor pertumbuhan

Page 17: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

2

asepidermal (Agullo, 1997), dan reseptor arylhidrokarbon (Ashida et al., 2000).

Polifenol mengatur sekresi senyawa sitokin, meregulasi siklus sel (Frey et al.,

2001) dan ekspresi protein kinase dalam proliferasi sel tumor (Kobuchi et al.,

1999). Senyawa polifenol juga menginduksi ekspresi enzim antikarsinogenik

(Williamson et al., 1996). Dalam percobaan pada hewan, konsumsi senyawa

polifenol dapat menekan karsinogenesis dari beberapa karsinogen (Yang et al.,

2001). Kemampuan yang dimiliki oleh polifenol untuk menangkap radikal

bebas serta memiliki aktivitas antioksidan mempunyai peranan yang penting

untuk melindungi sel dan jaringan dari stres oksidatif dan efek biologis lain

yang berhubungan dengan penyakit kronis (Rimbach et al., 2005). Senyawa

polifenol dapat menekan efek di dalam usus. seperti efek dalam mengikat besi,

menangkap nitrogen reaktif, klorin, dan spesies oksigen, serta menghambat

cyclooxygenases dan lipoxygenases (Halliwell et al., 2005).

Salah satu senyawa polifenol yang banyak terdapat di sayuran yaitu

flavonoid dan asam fenolat. Batari (2007) telah melakukan penelitian terhadap

sebelas jenis sayuran indigenous Jawa Barat yaitu kenikir, beluntas,

mangkokan, kemangi, pohpohan, katuk, antanan, ginseng, kecombrang,

kedondong cina, dan krokot mengenai kandungan senyawa flavonoid (Flavonol

dan Flavone) pada sayuran tersebut. Selain itu Rahmat (2009) juga telah

melakukan penelitian mengenai kandungan senyawa flavonoid (Flavonol dan

Flavone) pada tiga belas jenis sayuran indigenous Jawa Barat yaitu mengkudu,

mangkokan putih, labu siam, lembayung, pakis, pepaya, kelor, kucai, turi,

jambu mete, terubuk, takokak, dan antanan beurit.

Pada penelitian ini dilakukan identifikasi senyawa asam fenolat yang

terdapat pada sayuran indigenous Indonesia yang berasal dari Jawa Barat.

Asam fenolat memiliki dua jenis golongan yaitu golongan asam hidroksinamat

dan golongan asam hidroksibenzoat. Asam fenolat yang dominan terdapat pada

sayuran adalah golongan asam hidroksinamat (Shahidi dan Naczk, 1995).

Bentuk senyawa asam hidroksinamat yang terdapat pada sayuran yaitu asam p-

koumarat, asam ferulat, asam kafeat, dan asam klorogenat. Sedangkan menurut

hasil penelitian Sakakibara et al. (2003) senyawa asam fenolat yang banyak

terdapat pada sayuran yaitu asam ferulat, asam kafeat, dan asam klorogenat.

Page 18: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

3

Dengan demikian pada penelitian ini diidentifikasi keberadaan senyawa asam

ferulat, asam kafeat, dan asam klorogenat pada sayuran indigenous Indonesia

yang berasal dari Jawa Barat.

Jenis sayuran yang digunakan pada penelitian ini adalah sayuran lokal

yang banyak dan sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Bagian

tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagian yang sering

dikonsumsi oleh masyarakat. Sayuran yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sayuran yang digunakan juga oleh Batari (2007) yaitu kenikir, beluntas,

mangkokan, kemangi, pohpohan, katuk, antanan, ginseng, kecombrang,

kedondong cina, dan krokot maupun yang digunakan oleh Rahmat (2009) yaitu

mengkudu, mangkokan putih, labu siam, lembayung, pakis, pepaya, kelor,

kucai, turi, jambu mete, terubuk, takokak, dan antanan beurit.

B. TUJUAN

Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi kandungan komponen

asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada dua puluh

empat jenis sayuran indigenous Indonesia.

C. MANFAAT

Manfaat penelitian ini adalah mendapatkan data mengenai kandungan

komponen asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada

dua puluh empat jenis sayuran indigenous Indonesia sehingga dapat

dimanfaatkan lebih lanjut.

Page 19: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. SAYURAN INDIGENOUS

Sayuran indigenous Indonesia adalah spesies sayuran asli Indonesia yang

berasal dari daerah/wilayah/ekosistem tertentu, termasuk spesies pendatang

dari wilayah geografis lain tetapi telah berevolusi dengan iklim dan geografis

wilayah Indonesia (Anonim, 2007). Sayuran ini biasa digunakan oleh

masyarakat sebagai lalapan, campuran gulai, maupun obat.

Perkembangan budaya dan teknologi menyebabkan perkembangan

sayuran indigenous menjadi terdesak, maka potensi sayuran ini harus digali

dan dikaji kembali untuk mendapatkan manfaat yang lebih baik dalam

meningkatkan gizi keluarga. Pada penelitian ini diidentifikasi kandungan asam

fenolat dari sayuran indigenous tersebut. Sayur yang digunakan adalah sayur-

sayuran yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat dan banyak tumbuh di

Indonesia yang berasal dari provinsi Jawa Barat. Bagian dari sayur-sayuran

indigenous yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagian yang biasa

dikonsumsi (dapat berupa batang, daun, bunga atau seluruh bagian tanaman).

Sayuran tersebut diantaranya adalah Kenikir (Cosmos caudatus H.B.K),

beluntas (Pluchea indica (L.) Less.), mangkokan putih (Nothopanax

scutellarium (Burm.f.) Fosb.), mangkokan (Nothopanax scutellarius (Burm.f.)

Merr.), kendondong cina (Polyscias pinnata), kecombrang (Etlingera elatior

(Jack) R.M.Sm.), kemangi (Ocimum americanum L.), katuk (Sauropus

androgynus (L.) Merr.), antanan (Centelia asiatica (L.) Urb.), antanan beurit

(Hydrocotyle sibthorpioides Lmk.), pohpohan (Pilea melastomoides (Poir.)

Bl.), ginseng (Talinum triangulare (Jacq.) Willd.), krokot (Portulaca oleracea

L.), turi (Sesbania grandiflora (L.) Pers.), kucai (Allium schoenoprasum L.),

takokak (Solanum torvum Swartz), kelor (Moringa pterygosperma Gaertn.),

mengkudu (Morinda citrifolia L.), lembayung (Vigna unguiculata (L.) Walp.),

terubuk (Saccharum edule Hassk.), labu siam (Sechium edule (Jacq.) Swartz.),

pepaya (Carica papaya L.), jambu mete (Anacardium occidentale L.), dan

pakis (Arcypteris irregularis (C.Presl) Ching.).

Page 20: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

5

Batari (2007) telah melakukan penelitian terhadap sebelas sayuran

indigenous Indonesia yaitu kenikir, beluntas, mangkokan, kemangi, pohpohan,

katuk, antanan, ginseng, kecombrang, kedondong cina, dan krokot. Penelitian

Batari (2007) menunjukkan bahwa kesebelas sayuran indigenous Jawa Barat

tersebut mengandung senyawa flavonoid (flavonol dan flavones), lihat Tabel 1.

Rahmat (2009) telah melakukan penelitian yang serupa pada tiga belas sayuran

indigenous Jawa Barat yaitu mengkudu, mangkokan putih, labu siam,

lembayung, pakis, pepaya, kelor, kucai, turi, jambu mete, terubuk, takokak, dan

antanan beurit. Penelitian Rahmat (2009) menunjukkan bahwa ketiga belas

sayuran indigenous Jawa Barat tersebut mengandung senyawa flavonoid

(flavonol dan flavone), lihat Tabel 2. Senyawa flavonoid adalah salah satu

antioksidan yang penting bagi tubuh manusia untuk menjaga kesehatan.

Sayuran indigenous di atas mengandung senyawa flavonoid (antioksidan)

sehingga baik untuk menjaga kesehatan tubuh manusia.

Sampel

Flavonoid (mg/100 gram sampel segar) Total Fenol

(mg/100 gram

sampel segar) Flavonol Flavon

Myricetin Quercetin Kaempferol Luteolin Apigenin

Kenikir - 51.28 0.90 - - 150.01

Beluntas 0.90 5.21 0.28 - - 83.12

Mangkokan - 3.69 1.74 - - 94.30

Kecombrang - 1.18 - - - 80.61

Kemangi - 1.89 2.47 2.12 0.74 81.18

Katuk - 4.50 138.14 - - 149.32

Kedondong Cina - 28.48 23.71 - - 79.06

Antanan 0.13 12.31 8.57 - - 46.32

Pohpohan - 1.76 0.25 0.33 - 70.11

Daun ginseng - 0.41 3.52 - - 48.91

Krokot - 0.30 - - - 33.46

Tabel 1. Kandungan Senyawa Flavonoid pada Sebelas Sayuran Indigenous

Jawa Barat (mg/100 gram sampel segar)

Ket :

- : Tidak terdeteksi

Sumber : Batari (2007)

Page 21: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

6

B. ASAM FENOLAT (PHENOLIC ACID)

Senyawa asam fenolat mendapatkan perhatian yang lebih dalam beberapa

tahun terakhir ini karena pengaruhnya terhadap kesehatan manusia. Sebagai

polifenol, asam fenolat merupakan antioksidan yang sangat kuat dan memiliki

aktivitas antibakteri, antivirus, antikarsinogenik, antiinflamasi, dan aktivitas

vasodilatory (Duthie et al., 2000). Selain itu asam fenolat juga mempunyai

peranan untuk melindungi dari kanker dan penyakit jantung (Manach, 2004).

Asam fenolat merupakan metabolit sekunder yang sering ditemukan pada

tanaman. Senyawa asam fenolat mempunyai peranan yang penting pada

tumbuhan yaitu sebagai bahan pendukung dinding sel (Wallace dan Fry, 1994).

Asam fenolat membentuk bagian integral pada struktur dinding sel, umumnya

dalam bentuk bahan polymeric seperti lignin, membantu proses mekanik, dan

halangan bagi invasi mikroba. Lignin merupakan senyawa organik yang paling

banyak di bumi setelah selulosa (Wallace dan Fry, 1994). Turunan asam

fenolat terdiri dari dua jenis yaitu asam hidroksibenzoat dan asam

Sampel

Konsentrasi Flavonoid (mg/100 gram sampel segar)

Total Fenol

(mg/100 gram

sampel segar)

Flavonol Flavon

Myricetin Quercetin Kaempferol Luteolin Apigenin

Bunga turi - 2.76 18.47 - - 31.62

Kucai 2.69 4.46 7.65 - - 35.04

Takokak 2.30 0.66 - - - 92.91

Daun kelor - 95.84 20.79 1.32 - 133.59

Pucuk

mengkudu - 23.67 9.75 - - 39.23

Lembayung - 27.35 3.33 - 12.97 49.53

Terubuk - 0.44 - - - 23.73

Mangkokan - 12.67 12.95 - 6.87 74.19

Daun labu

siam 12.49 13.81 9.72 - - 74.27

Bunga papaya - 18.85 5.47 - 11.95 44.47

Pucuk mete 8.28 125.39 9.91 - - 614.72

Pakis - 7.42 2.10 - - 34.57

Antanan beurit 1.57 37.51 10.85 - - 121.06

Tabel 2. Kandungan Senyawa Flavonoid pada Tiga Belas Sayuran

Indigenous Jawa Barat (mg/100 gram sampel segar)

Ket :

- : Tidak terdeteksi

Sumber : Rahmat (2009)

Page 22: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

7

hidroksinamat. Perbedaan kedua turunan dari senyawa asam fenolat ini terletak

pada pola hidroksilasi dan metoksilasi cincin aromatiknya. Struktur kimia

kedua senyawa tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Aktivitas biologis yang

penting pada senyawa benzoat, klorogenat, kafeat, ferulat, dan asam galat

adalah kemampuan aktivitas sitoprotektifnya dan kemampuan dalam

menghambat karsinogenesis, mutagenesis, dan generasi tumor (Birosova,

2005).

Gambar 1. Struktur Kimia : (a) turunan asam benzoat (b) turunan asam

sinamat (Mattila et al., 2002)

Senyawa asam fenolat pada tumbuhan disintesis oleh tumbuhan melalui

jalur Shikimate (Häkkinen, 2000). Jalur shikimate merupakan hasil dari

biosintesis senyawa chorismate yang dapat berfungsi sebagai prekursor

terbentuknya biosintesis senyawa aromatik asam amino triptofan, fenilalanin,

dan tirosin. Jalur shikimate biasa terdapat pada tumbuhan dan mikroorganisme.

Shikimate disintesis dari substrat fosfoenolpiruvat dan eritrosa 4-fosfat. Kedua

prekursor ini merupakan hasil dari jalur glikolisis dan jalur fosfat pentosa dan

mengalami kondensasi menjadi 3-deoxy-D-arabino-heptulosonate 7-phosphate

(DAHP) oleh enzim DAHP synthase. Tahapan selanjutnya yaitu pembentukan

3-dehydroquinate oleh enzim 3-dehydroquinate synthase, 3-dehydroshikimate

oleh enzim 3-dehydroquinate dehydratase, dan terakhir shikimate oleh enzim

shikimate dehydrogenase. Shikimate kemudian dirubah menjadi shikimate 3-

phosphate oleh enzim shikimate kinase, dan setelah itu menjadi 5-

(a)

(b)

Page 23: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

8

enolpyruvylshikimate 3-phosphate (EPSP) oleh enzim 5-enolpyruvylshikimate

3-phosphate synthase. EPSP kemudian dirubah menjadi chorismate oleh enzim

chorismate synthase. Chorismate adalah cabang untuk membentuk asam amino

aromatik, yaitu triptofan pada bagian yang satu, dan fenilalanin serta tirosin

pada bagian yang lainnya. Jika diperhatikan secara seksama pada bagian akhir

jalur shikimate, biosintesis fenilalanin dan tirosin terdapat pada Gambar 2

karena mereka merupakan prekursor kelas penting yaitu senyawa asam fenolat,

fenilpropanoid, dan beberapa kelas senyawa asam fenolat lainnya. Pada proses

ini membutuhkan perubahan chorismate menjadi prephenate yang dikatalisis

oleh chorismate mutase dan arogenate yang dikatalisis oleh prephenat

aminotransferase. Enzim arogenate dehydratase merubah arogenate menjadi

fenilalanin, sedangkan enzim arogenate dehydrogenase menghasilkan tirosin.

Jalur biosintesis shikimate (Shikimate Pathway) pada tumbuhan dapat dilihat

pada Gambar 2.

Pembentukan asam hidroksinamat (kafeat, ferulat, 5-hydroxyferrulic, dan

asam sinapat) dari asam p-koumarat membutuhkan dua jenis reaksi yaitu

hidroksilasi dan metilasi. Adanya pelekatan Gugus Hidroksil pada asam p-

koumarat akan membentuk asam kafeat (Gambar 3), pembentukan ini

dikatalisis oleh monophenol mono-oxygenases, grup enzim tanaman yang

sudah sangat terkenal (Macheix et al., 1990). Metilasi pada asam kafeat akan

membentuk asam ferulat, yang bersamaan dengan asam p-koumarat,

merupakan prekursor lignin (Gambar 3). Metilasi ini dikatalisis oleh

omethyltransferase (Macheix et al., 1990). Asam kafeat merupakan substrat

untuk 5-hydroxyferrulic acid, yang akan menghasilkan asam sinapat sebagai

hasil dari o-metilasi.

Pembentukan turunan asam hidroksinamat membutuhkan pembentukan

hydroxycinnamte-CoAs, contoh p-coumaroyl-CoA dikatalisis oleh

hydroxycinnamoyl-CoA ligase atau oleh oglycosyl transferase.

hydroxycinnamate-CoAs masuk kedalam berbagai macam reaksi

phenylpropanoid. (Gambar 3), seperti kondensasi dengan malonyl-CoA

membentuk flavonoid atau reduksi NADPH-dependent membentuk lignin.

Selain itu hydroxycinnamate-CoAs dapat berkonjugasi dengan asam organik

Page 24: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

9

(Strack, 1997). Di biosintesis turunan gula asam hidroksinamat, transfer

glukosa dari uridine diphosphoglucose menjadi asam hidroksinamat dikatalisis

oleh glucosyl transferase (Strack, 1997).

Gambar 2. Jalur shikimate (Vermerris dan Nicholson, 2006)

Ket:

Enzim yang terlibat dalam jalur shikimate yaitu: (a) DAHP

synthase (E.C. 2.5.1.54), (b) 3-dehydroquinate synthase (E.C. 4.2.3.4), (c) 3-dehydroquinate

dehydratase (E.C. 4.2.1.10), (d) shikimate dehydrogenase (E.C. 1.1.1.25), (e) shikimate

kinase (E.C 2.7.1.71), (f) 5-enolpyruvylshikimate 3-phosphate synthase (E.C. 2.5.1.19), (g)

chorismate synthase (E.C. 4.2.3.5), (h) chorismate mutase (E.C. 5.4.99.5), (i) prephenate

aminotransferase (E.C. 2.6.1.78 and E.C. 2.6.1.79), (j) arogenate dehydratase (E.C. 4.2.1.91),

dan (k) arogenate dehydrogenase (E.C. 1.3.1.43, E.C. 1.3.1.78, E.C. 1.3.1.79).

Page 25: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

10

Banyak jalur untuk biosintesis asam hidroksibenzoat pada tanaman, jalur

pembentukan ini tergantung dari jenis tanamannya. Asam hidroksibenzoat

dapat dibentuk dari jalur shikimate (Gambar 3), terutama dari dehydroshikimic

acid. Reaksi ini merupakan reaksi utama untuk pembentukan gallic acid

(Haddock et al., 1982). Selain itu asam hidroksibenzoat juga dapat dibentuk

melalui degradasi asam hidroksinamat, sama seperti proses β oksidasi pada

asam lemak, senyawa antaranya yaitu cinnamoyl-CoA esters (Macheix et al.,

1990) (Gambar 3). Asam hidroksibenzoat dapat juga dibentuk melalui

degradasi senyawa flavonoid (Strack, 1997). Penjelasan lebih detail mengenai

proses pembentukan hidroksibenzoat, hidroksinamat, dan flavonoid melalui

jalur shikimate dapat dilihat pada Gambar 3. Senyawa asam klorogenat

merupakan senyawa ester dari gabungan senyawa asam kafeat dan senyawa

quinic acids. Secara ringkas pembentukan asam klorogenat dapat dilihat pada

Gambar 4.

Asam hidroksibenzoat pada tumbuhan biasanya terdapat dalam bentuk

terikat. Asam hidroksibenzoat merupakan komponen struktur kompleks seperti

lignin dan tannin yang dapat dihidrolisis (Shahidi et al., 1995). Asam

hidroksibenzoat juga ditemukan dalam bentuk asam organik dan turunan gula

(Schuster dan Herrmann, 1985). Secara umum kandungan asam

hidroksibenzoat di dalam tumbuhan rendah kecuali blackberry, raspberry

(Morsel dan Herrmann, 1974), black currant, red currant (Stohr dan

Herrmann, 1975a), dan strawberry (Stohr dan Herrmann, 1975b). Senyawa

hidroksibenzoat banyak terdapat pada sayuran seperti bawang (Schmidtlein dan

Herrmann, 1975a) dan horseradish (Schmidtlein dan Herrmann, 1975b),

dengan komponen asam hidroksibenzoat yang dominan yaitu senyawa

protocatechuic, p-hydroxybenzoic, dan gallic acid.

Asam hidroksinamat banyak terdapat di dalam bahan pangan yang

berasal dari tumbuh-tumbuhan. Asam hidroksinamat biasanya terdapat dalam

bentuk terikat dan jarang ditemukan dalam bentuk bebasnya. Proses

pengolahan buah dan sayuran dengan (Azar et al., 1987), sterilisasi (Rivas dan

Luh, 1968) dan fermentasi dalam pembuatan anggur (Singleton, 1980)

berkontribusi dalam pembentukan asam hidroksinamat bebas di dalam produk.

Page 26: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

11

Keterangan:

: Reaksi yang dikatalisis oleh satu jenis enzim

: Reaksi yang dikatalisis oleh lebih dari satu jenis enzim

CA4H : cinnamic acid 4-hydroxylase

CHS : chalcone synthase

4CL : 4-coumarate: coenzyme a ligase

PAL : phenylalanine ammonialyase

Gambar 3. Biosintesis hidroksibenzoat, hidroksinamat, dan flavonoid (Häkkinen,

2000)

Page 27: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

12

Gambar 4. Biosintesis asam klorogenat (Cadenas dan Packer, 2002)

Senyawa asam kafeat merupakan asam hidroksinamat yang banyak

ditemukan pada buah-buahan. Asam kafeat banyak ditemukan pada plums,

apel, apricots, blueberries, dan tomat dengan kandungan asam kafeat lebih dari

75 %. Senyawa asam p-koumarat merupakan senyawa asam hidroksinamat

yang banyak terdapat pada buah sitrus dan nanas (Macheix et al., 1989).

Mattila dan HellstrÖm (2007) menambahkan bahwa senyawa asam

hidroksinamat yang banyak ditemukan yaitu kafeat, p-koumarat, dan asam

ferulat, biasanya terdapat di bahan pangan dalam bentuk ester sederhana

dengan quinic acid atau glukosa. Bentuk terikat dari senyawa asam

hidroksinamat ditemukan dalam bentuk ester asam hidroksinamat yaitu quinic,

Page 28: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

13

shikimic, tartaric acids, dan senyawa turunan gulanya. Mattila dan HellstrÖm

(2007) menambahkan bahwa asam hidroksinamat yang terkenal dalam bentuk

terikat yaitu asam klorogenat yang merupakan gabungan dari asam kafeat dan

quinic acids. Sedangkan menurut hasil penelitian (Sakakibara et al., 2003)

senyawa asam fenolat yang banyak terdapat pada sayuran yaitu asam ferulat,

asam kafeat, dan asam klorogenat.

C. IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT

Analisis kimia dengan metode kromatografi didasarkan pada pemisahan

komponen yang terpartisi diantara dua fase dalam suatu kesetimbangan

dinamis dan mengalir. Proses ini dilakukan dengan menggerakkan suatu fase

secara mekanis (fase gerak), relatif terhadap fase lainnya.

Secara teori pemisahan kromatografi yang paling baik akan diperoleh

jika fase diam mempunyai luas permukaan sebesar-besarnya, sehingga

memastikan kesetimbangan yang baik antar fase. Persyaratan kedua agar

pemisahan baik adalah fase gerak harus bergerak dengan cepat sehingga difusi

sekecil-kecilnya. Untuk memperoleh permukaan fase diam yang luas, pada

sebagian besar sistem kromatografi digunakan penjerap atau penyangga berupa

serbuk halus. Untuk memaksa fase gerak bergerak lebih cepat melalui fase

diam yang terbagi pada serbuk halus harus digunakan tekanan tinggi. Dengan

dipenuhinya kedua persayaratan tersebut, diperoleh teknik kromatografi cair

yang paling kuat yakni HPLC (High Performance Liquid Chromatography).

Jadi pada HPLC fase gerak dialirkan dengan cepat dan hasilnya dideteksi

dengan instrumen.

Komponen utama dari sistem HPLC adalah pompa (tekanan tetap dan

volume tetap), penginjeksi, kolom (ekternal dan internal), detektor, dan

rekorder atau sistem data yang terintegrasi (Rounds dan Gregor, 2003).

Parameter-parameter yang akan mempengaruhi sistem kerja pada HPLC antara

lain diameter dari kolom HPLC, ukuran partikel, ukuran lubang pada fase

diam, dan tekanan pompa.

Terdapat lima tipe HPLC yaitu normal phase chromatography, reversed

phase chromatography, ion-exchange chromatography, size-exclusion

Page 29: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

14

chromatography, dan affinity chromatography (Rounds dan Gregor, 2003).

Pada penelitian ini, tipe HPLC yang digunakan adalah reversed phase

chromatography (RP-HPLC). Fase diam dari HPLC jenis ini adalah senyawa

nonpolar, sedangkan fase geraknya polar. Karena hal tersebutlah maka

komponen yang akan keluar dahulu adalah komponen yang polar dibandingkan

yang nonpolar.

Lebih dari 70% teknik pemisahan dengan metode HPLC menggunakan

tipe reversed phase. Beberapa contoh teknik pemisahan yang menggunakan

metode RP-HPLC adalah analisis protein dari tanaman, protein dari biji-bijian,

analisis vitamin larut air dan larut lemak, pemisahan karbohidrat, dan

penentuan unsur-unsur pokok dari minuman ringan. reversed phase HPLC

dengan metode deteksi yang sangat bervariasi, digunakan untuk menganalisis

lemak (Rounds dan Gregor, 2003).

Antioksidan, seperti butylated hydroxylanisole (BHA) dan butylated

hydroxytoluene (BHT), dapat diekstrak dari bahan pangan kering dan dianalisis

dengan menggunakan detektor UV dan fluoresens secara bersamaan. Bahan

pangan basah, pigmen (seperti klorofil, karotenoid, dan antosianin), dan

komponen Asam Fenolat (seperti vanili) dapat pula dianalisis dengan

menggunakan metode RP-HPLC (Rounds dan Gregor, 2003).

Kolom reversed phase chromatography lebih sulit untuk rusak

dibandingkan dengan kolom silika normal. Hal ini dikarenakan kolom RP-

HPLC terdiri atas alkil turunan silika dan tidak pernah digunakan dengan

larutan basa (karena larutan basa akan menghancurkan ikatan silika). Kolom

RP-HPLC dapat digunakan dengan larutan asam tetapi tidak boleh kontak

terlalu lama karena asam dapat menimbulkan korosi pada logam yang ada

dalam peralatan HPLC. Kandungan logam pada kolom HPLC harus dijaga agar

tetap rendah supaya dapat memberikan hasil terbaik pada pemisahan

komponen. Salah satu cara untuk mengetahui kandungan logam di dalam

kolom HPLC adalah dengan menginjeksikan campuran dari 2,2’- dan 4,4’-

bipiridin. Bila terdapat ion logam di permukaan silika, maka senyawa 2,2’-

bipiridin akan mengkelat logam tersebut dan peak dari senyawa yang akan

Page 30: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

15

diidentifikasi menjadi tidak teratur sehingga dapat memberikan hasil yang

tidak sesuai.

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mendeteksi komponen fenolik

dalam bahan pangan dengan metode HPLC. Komponen fenolik merupakan

senyawa aromatik, oleh karena itu, senyawa tersebut akan memberikan

penyerapan yang baik pada panjang gelombang sinar UV. Asam fenolat

merupakan bagian dari senyawa fenolik. Panjang gelombang yang digunakan

untuk menentukan komponen asam fenolat yaitu 290 nm untuk asam kafeat,

asam ferulat, dan asam klorogenat. (Singh et al., 2008). Fase gerak yang

digunakan dalam identifikasi senyawa asam fenolat dengan HPLC adalah

metanol-0.4% asam asetat (80:20, v/v) (Singh et al., 2008).

Pemisahan senyawa asam fenolat dilakukan menggunakan kolom RP C-

18 (4.6 x 150 mm, 5µm) dengan kolom guard C-18. Fase gerak yang

digunakan yaitu metanol-0.4% asam asetat (80:20, v/v), laju alir 1 mL/menit,

panjang gelombang 290 nm, dan kondisi isokratik (Singh et al., 2008).

Keuntungan utama dari HPLC adalah kemampuannya untuk menangkap

komponen dengan stabilitas panas yang terbatas ataupun yang bersifat volatil.

HPLC merupakan metode yang sangat sensitif, tepat, selektif, dan memiliki

tingkat otomatisasi yang tinggi, sehingga lebih sederhana dalam

pengoperasiannya. Di samping itu, HPLC banyak digunakan untuk analisis

karena kemudahan injeksi, deteksi, dan pengolahan data serta dapat digunakan

untuk berbagai macam sampel seperti sampel cairan, padatan yang dilarutkan,

maupun sampel yang labil terhadap pemanasan. Modern HPLC telah banyak

diaplikasikan seperti pemisahan, identifikasi, pemurnian, dan penghitungan

komponen yang bervariasi.

Page 31: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

16

III. BAHAN DAN METODE

A. BAHAN DAN ALAT

1. Bahan

Bahan-bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah bahan

untuk membuat larutan standar asam fenolat, bahan untuk membuat ekstrak

sayuran indigenous, dan bahan untuk analisis kimia. Bahan-bahan yang

digunakan dalam pembuatan larutan standar adalah standar asam kafeat

(Sigma-Aldrich), standar asam ferulat (Sigma-Aldrich), dan standar asam

klorogenat (Sigma-Aldrich), water for chromatography (MERCK), dan

methanol HPLC grade (MERCK).

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan ekstrak sayuran

adalah dua puluh empat jenis sayuran indigenous Indonesia yang berasal

dari provinsi Jawa Barat yaitu kenikir, kecombrang, kemangi, katuk,

pohpohan, ginseng, takokak, lembayung, terubuk, labu siam, pepaya, mete,

pakis, beluntas, mangkokan putih, mangkokan, kendondong cina, antanan,

antanan beurit, krokot, turi, kelor dan mengkudu. Bagian yang digunakan

dalam penelitian ini bisa berupa daun, batang, dan seluruh bagian tanaman,

methanol (MERCK), BHA (Sigma-Aldrich), asam asetat (MERCK), dan

aquadest. Kedua puluh empat jenis sayuran tersebut telah berhasil

diidentifikasi oleh pihak “Herbarium Bogoriense”, Bidang Botani Pusat

Penelitian Biologi-LIPI Bogor dengan Kepala Bidang Botani LIPI adalah

Dr. Eko Baroto Walujo, APU. Tabel 3 menunjukkan secara lengkap kedua

puluh empat jenis sayuran indigenous Indonesia yang berasal dari provinsi

Jawa Barat, bagian yang digunakan dalam penelitian, serta daerah tempat

asal sayuran indigenous tersebut diperoleh.

Bahan-bahan yang digunakan untuk analisis kimia adalah methanol

(MERCK), asam asetat (MERCK), alufo, water for chromatography

(MERCK), folin ciocalteu (MERCK), Na2CO3 (MERCK), aquadest, standar

asam galat (Sigma-Aldrich), dan etanol (MERCK).

Page 32: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

17

Tabel 3. Dua Puluh Empat Jenis Sayuran Indigenous Indonesia

Spesies Nama

Indonesia

Bagian yang

digunakan Sumber

Morinda citrifolia L. Mengkudu Daun Muda Kebun Petani

Dramaga

Nothopanax scutellarius (Burm.f.)

Merr. Mangkokan Daun Muda

Kebun Petani

Dramaga

Sechium edule (Jacq.) Swartz. Labu Siam Daun Muda Pasar Bogor

Vigna unguiculata (L.) Walp. Lembayung Daun Muda Pasar Bogor

Sauropus androgynus (L.) Merr. Katuk Daun Muda Pasar Bogor

Ocimum americanum L. Kemangi Daun Muda Pasar Bogor

Arcypteris irregularis (C.Presl)

Ching Pakis Daun Muda Pasar Bogor

Pilea melastomoides Pohpohan Daun Muda Pasar Bogor

Carica papaya L. Pepaya Bunga Pasar Bogor

Nothopanax scutellarium (Burm.f.)

Fosb.

Mangkokan

Putih Daun Muda

Kebun Petani

Dramaga

Cosmos caudatus H.B.K. Kenikir Daun Muda Pasar Bogor

Moringa pterygosperma Gaertn. Kelor Daun Muda Kebun Petani

Dramaga

Allium schoenoprasum L. Kucai Seluruh Bagian Pasar Bogor

Anacardium occidentale L. Jambu Mete Daun Muda Pasar Bogor

Solanum torvum Swartz. Takokak Buah Pasar Bogor

Centelia asiatica (L.) Urb. Antanan Seluruh Bagian Kebun Petani

Dramaga

Portulaca oleracea L. Krokot Daun dan

Batang

Kebun Petani

Dramaga

Hydrocotyle sibthorpioides Lmk. Antanan Beurit Seluruh Bagian Kebun Petani

Dramaga

Talinum triangulare (Jacq.) Willd. Ginseng Daun Muda Pasar Bogor

Etlingera elatior (Jack) R.M.Sm. kecombrang Bunga Pasar Bogor

Pluchea indica (L.) Less. Beluntas Daun Muda Kebun Petani

Dramaga

Sesbania grandiflora (L.) Pers. Turi Bunga Kebun Petani

Dramaga

Saccharum edule Hassk Terubuk Bunga Pasar Bogor

Polyscias pinnata Kedondong

cina Daun Muda

Kebun Petani

Dramaga

Page 33: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

18

2. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat untuk

membuat larutan standar, ekstrak sayuran, dan analisis. Pada pembuatan

larutan standar alat-alat yang digunakan adalah labu takar, gelas ukur, pipet

mohr, pipet tetes, neraca analitik, dan spatula. Alat-alat yang digunakan

untuk membuat ekstrak sayuran adalah freezer, blender, freeze dryer, Buchi

Rotavapor, neraca analitik, blender kering, labu takar, gelas piala, gelas

ukur, pipet mohr, pipet tetes, spatula, baskom, botol gelap, ultrasonic

Branson 3510,VELP Scientific vortex, IEC Centra-8 centrifuge, dan pisau.

Pada proses analisis, alat-alat yang digunakan adalah High Performance

Liquid Chromatography (HPLC) UV Vis Hewlet Packard Agilent 1100

series. Kolom HPLC RP C-18 (4.6 x 150 mm, 5µm), alat injektor sampel

HPLC, filter syringe 0.45µm (PTFE), vial, oven, neraca analitik, desikator,

VELP Scientific vortex, labu takar, gelas piala, tabung reaksi, spatula,

gegep, ultrasonic Branson 3510, Shimadzu UV-2450 UV Vis

spectrophotometer, IEC Centra-8 centrifuge, dan cawan alumunium.

B. METODE

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu persiapan sampel,

pembuatan kurva standar dan Limit of Detection (LOD), analisis asam fenolat

dengan HPLC, serta analisis statistik. Analisis asam fenolat dengan HPLC

dilakukan secara dua ulangan duplo.

1. Persiapan Sampel

Mula-mula sampel dicuci sampai bersih, kemudian ditiriskan.

Selanjutnya sayuran dibekukan dalam freezer selama satu malam untuk

memudahkan proses pengeringan vakum. Waktu pengeringan dengan freeze

dryer dapat berlangsung selama satu sampai dua hari tergantung dari

banyaknya sampel. Setelah sampel kering, dilakukan penghancuran

menggunakan blender kering sampai dihasilkan sampel kering bubuk yang

lolos ayakan 32 mesh. Sampel tersebut kemudian dikemas dalam plastik

ber-seal dan disimpan dalam freezer. Sampel siap untuk digunakan dalam

Page 34: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

19

ekstraksi. Tahap persiapan sampel dapat dilihat pada Gambar 5. Selanjutnya

dilakukan analisis kadar air dan total fenol pada sampel. Analisis kadar air

dilakukan secara satu ulangan duplo sedangkan analisis total fenol

dilakukan secara dua ulangan duplo.

Analisis Kadar Air menggunakan metode yang dikembangkan oleh

AOAC (1984). Penetapan kadar air merupakan cara untuk mengukur

banyaknya air yang terdapat di dalam suatu bahan pangan. Analisis kadar air

dilakukan pada sampel sayuran segar (awal) dan pada sampel sayuran

setelah freeze drying. Penentuan kadar air ini dilakukan dengan metode

pengeringan dengan oven biasa. Prinsip dari metode ini adalah air

dikeluarkan dari sampel dengan cara menguapkan air yang terdapat dalam

bahan pangan.

Persiapan yang perlu dilakukan adalah cawan alumunium yang akan

digunakan terlebih dahulu dikeringkan dalam oven pada suhu 100oC selama

15 menit kemudian didinginkan dalam desikator Selama 10 menit.

Selanjutnya cawan ditimbang dengan menggunakan neraca analitik. Sampel

ditimbang sebanyak kurang lebih 5 gram kemudian dikeringkan dalam oven

selama kurang lebih 6 jam. Setelah itu didinginkan dalam desikator

kemudian ditimbang. Sampel kembali dikeringkan dalam oven selama 30

menit lalu ditimbang kembali. Perlakuan terakhir ini diulangi terus hingga

diperoleh berat kering yang relatif konstan (berat dianggap konstan jika

selisih berat sampel kering yang ditimbang ≤ 0,0003 gram).

W = bobot contoh sebelum dikeringkan (g)

W1 = bobot (contoh + cawan) sesudah dikeringkan (g)

W2 = bobot cawan kosong (g)

Analisis Total Fenol menggunkan metode yang dikembangkan oleh

Shetty et al. (1995) yang dikutip oleh Ishartani (2004). Penentuan total fenol

bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa fenol pada sampel. Sampel

kering beku bubuk mula-mula diambil sebanyak 50.0 mg dan dilarutkan

Kadar air (%) = W - (W1-W2) x 100%

W

Page 35: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

20

dalam 2.5 mL etanol 95%, kemudian divorteks. Setelah itu dilakukan

sentrifuse terhadap campuran tersebut selama 5 menit dengan kecepatan

putaran 358 g. Supernatan diambil sebanyak 0,5 mL dan dimasukkan ke

dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 0.50 mL etanol 95%, 2.5 mL

aquadest, dan 2.5 mL reagen folin ciocalteu 50%. Campuran tersebut

didiamkan dahulu selama 5 menit, lalu ditambahkan 0.5 mL Na2CO3 5%

dan divorteks. Setelah itu, sampel disimpan dalam ruang gelap selama satu

jam, lalu dilakukan pengukuran dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 725 nm. Prosedur penentuan total fenol dapat dilihat secara

ringkas pada Gambar 6. Standar yang digunakan dalam penentuan total

fenol adalah asam galat yang dibeli dari Sigma-Aldrich. Standar asam galat

dibuat dengan variasi konsentrasi antara 50 – 250 mg/L.

2. Pembuatan Kurva Standar dan Limit of Detection (LOD)

a. Pembuatan larutan Standar (Mattila dan kumpulainen, 2002)

Sebanyak 24 mg standar yang tersedia dilarutkan dalam 12 mL methanol

62.5%, sehingga diperoleh standar stock dengan konsentrasi 2000

µg/mL. selanjutnya diambil 3.125 mL dari standar stock dimasukan ke

dalam labu takar 10 mL, kemudian ditambahkan methanol 62.5% hingga

volume mencapai 10 mL, sehingga konsentrasi yang diperoleh adalah

625 µg/mL. Setelah itu dibuat larutan standar campuran dengan cara

mencampur ketiga standar yang ada. Volume untuk larutan standar yang

dicampur sama besar yaitu 1:1 (v/v). Larutan standar campuran yang

digunakan dalam penelitian ini terdiri atas lima konsentrasi, yaitu 125,

250, 375, 500, dan 625 µg/mL. Pembuatan larutan standar campuran

dengan konsentrasi 125, 250, 375, 500, dan 625 µg/mL dilakukan dengan

melakukan pengenceran dari larutan standar campuran yang memiliki

konsentrasi 625 µg/mL. Proses pembuatan larutan standar yang

dibutuhkan pada penelitian ini dapat dilihat secara ringkas pada Gambar

10.

Page 36: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

21

b. Injeksi larutan standar ke kolom HPLC (Singh et al., 2008).

Larutan standar campuran dengan berbagai konsentrasi tersebut

diinjeksikan ke dalam kolom RP C-18 (4.6 x 150 mm, 5µm) dengan

kolom guard C-18. Fase gerak yang digunakan yaitu metanol-0.4%

asam asetat (80:20, v/v), laju alir 1 mL/menit, volume yang diinjeksikan

20 µl, panjang gelombang 290 nm, dan kondisi isokratik.

c. Pembuatan kurva standar

Hasil dari kromatogram standar campuran pada berbagai konsentrasi

(125, 250, 375, 500, dan 625 µg/mL ) kemudian dimasukkan ke dalam

satu grafik. Dari data masing-masing, dibuat persamaan garis untuk

masing-masing standar yang akan digunakan pada perhitungan Limit of

Detection (LOD) masing-masing standar. Persamaan garis tersebut juga

digunakan pada perhitungan komponen asam fenolat yang terdapat di

sampel.

d. Perhitungan limit deteksi (Rounds dan Nielsen, 2000)

Limit of Detection (LOD) atau limit deteksi diperoleh dengan cara

menginjeksikan standar campuran sebanyak sepuluh kali. Konsentrasi

yang digunakan untuk menentukan LOD adalah konsentrasi yang

terendah yaitu 125 µg/mL. Setelah diperoleh kesepuluh area tersebut,

dimasukkan kedalam persamaan kurva standar masing-masing, sehingga

diperoleh konsentrasi dan standar deviasinya. Besarnya LOD adalah tiga

kali dari nilai standar deviasi.

3. Analisis Asam Fenolat pada Sayuran

a. Ekstraksi Senyawa Asam Fenolat dari Sayuran Indigenous (Mattila dan

Kumpulainen, 2002) dengan modifikasi

Ekstraksi senyawa asam fenolat dari sayuran indigenous Indonesia

melalui tiga tahap yaitu tahap pertama pengekstrakan dengan methanol

62.5%, tahap kedua hidrolisis basa, dan tahap ketiga hidrolisis asam.

Tahap pertama yaitu pelarutan sebanyak 0.5 gram sampel kering beku ke

dalam 7 mL methanol 62,5% yang mengandung 10% asam asetat

(85:15;v/v) dan 2 g/L BHA sebagai antioksidan. Kemudian divortex agar

campuran homogen. Selanjutnya sampel tersebut di ultrasonik selama 30

Page 37: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

22

menit. Kemudian volume sampel dibuat menjadi 10 mL dengan cara

menambahkan air destilata (aquadest) ke dalamnya. Setelah itu diambil 1

mL sampel, kemudian disaring dengan penyaring berdiameter 0.45µm

filter syringe (PTFE) maka didapatkan asam fenolat yang larut (soluble

phenolic acid) dan sampel tersebut siap untuk diinjeksikan ke dalam

kolom HPLC. Tahap kedua adalah hidrolisis basa, 9 mL sampel sisa

pengekstrakan tahap pertama dilanjutkan dengan proses hidrolisis basa.

Hasil ekstrak sampel dari hidrolisis basa merupakan insoluble phenolic

acid. Selanjutnya hasil ekstrak tersebut diinjeksikan ke kolom HPLC.

Tahap ketiga ialah hidrolisis asam, tahapan ini melanjutkan tahap kedua

yaitu melakukan proses hidrolisis asam pada lapisan aqueous hasil

pengekstrakan dengan tahap kedua. Hasil pengekstrakan tahap ketiga ini

merupakan insoluble phenolic acid yang tahan proses hidrolisis basa.

Setelah itu hasil pengekstrakan diinjeksikan ke kolom HPLC. Hidrolisis

basa dan asam dilakukan karena asam fenolat berada dalam bentuk

terikat, dengan demikian fungsi dari hidrolisis basa dan asam di sini

untuk membebaskan asam fenolat tersebut dari berbagai senyawa lainnya

yang ada di tanaman. Setelah dapat maka sampel siap untuk diinjeksikan

ke kolom HPLC. Pada proses awal pengujian ekstrak sampel sayuran

melalui ketiga tahapan ekstraksi menunjukkan bahwa senyawa asam

fenolat yang diinginkan (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat)

terdapat pada ekstrak sampel yang menggunakan tahapan ekstraksi tahap

pertama tanpa dilanjutkan ke tahap kedua dan ketiga. Oleh karena itu

proses penelitian selanjutnya hanya menggunakan tahapan ekstraksi

tahap pertama saja. Prosedur ekstraksi asam fenolat dari sayuran

indigenous dapat dilihat pada Gambar 7. Adapun prosedur hidrolisis basa

dan hidrolisis asam dapat dilihat pada Gambar 8 dan 9.

. b. Injeksi ekstrak sampel ke kolom HPLC (Singh et al., 2008).

Ekstrak sampel yang telah disaring dengan syringe filter 0.45 µm,

diinjeksikan ke dalam kolom RP C-18 (4.6 x 150 mm, 5µm) dengan

kolom guard C-18. Fase gerak yang digunakan yaitu metanol-0.4% asam

Page 38: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

23

asetat (80:20, v/v), laju alir 1 mL/menit, volume yang diinjeksikan 20 µl,

panjang gelombang 290 nm, dan kondisi isokratik.

c. Pembuatan Ko-kromatogram

Pembuatan ko-kromatogram dilakukan dengan cara menginjeksikan

ektrak sampel yang telah ditambahkan standar campuran. Volume

pencampuran yang digunakan yaitu 1:1 (v/v). Konsentrasi standar

campuran yang digunakan adalah konsentrasi tertinggi yaitu 625 µg/mL.

Pembuatan ko-kromatogram ini bertujuan memvalidasi keberadaan

senyawa asam fenolat yang diinginkan (asam klorogenat, asam kafeat,

dan asam ferulat) pada sampel. Standar campuran yang digunakan untuk

membuat ko-kromatogram berfungsi sebagai eksternal standar.

d. Identifikasi asam fenolat pada sampel

Hasil dari kromatogram sampel kemudian dibandingkan dengan

kromatogram standar campuran. Penentuan komponen yang terdapat

pada sampel dilihat berdasarkan waktu retensi masing-masing standar.

Dari area yang diperoleh, dihitung konsentrasinya dengan menggunakan

persamaan garis dari kurva standar campuran yang sudah diperoleh.

Selain itu dilakukan pula perhitungan dengan menggunakan eksternal

standar, yaitu dengan membandingkan luas area komponen pada sampel

dengan luas area pada standar campuran. Standar campuran yang

digunakan sebagai eksternal standar adalah standar campuran dengan

konsentrasi yang tertinggi (625 µg/mL).

4. Analisis Statistik

Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari uji

Tukey, uji T, dan Principal Component Analysis (PCA). Uji Tukey

digunakan pada taraf 5% untuk melihat apakah perlakuan yang diberikan

pada sampel berpengaruh nyata atau tidak. Uji T digunakan untuk

membandingkan perhitungan kandungan asam fenolat antara kurva standar

campuran dan eksternal standar campuran pada sampel pada taraf 1%. PCA

(Principal Component Analysis) merupakan metode statistik yang dapat

mengidentifikasi suatu keragaman dinamakan principal component analysis

Page 39: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

24

yang dapat menjelaskan jumlah keragaman dari yang terbesar hingga yang

jumlah keragaman terkecil yang tersembunyi. Analisis ini dapat

menjelaskan 75 % - 90 % dari total keragaman dalam data yang mempunyai

25 sampai 30 variabel hanya dengan dua sampai tiga principal component

(Meilgaard et al., 1999).

Gambar 5. Persiapan sampel

Penyimpanan dalam freezer

Sampel kering beku (bubuk)

Sampel

Pencucian

Penghancuran dengan blender kering

Freeze drying selama 48 jam

Sampel kering beku

Pembekuan selama 24 jam

Penirisan

Page 40: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

25

Gambar 6. Prosedur analisis total fenol

endapan

50.0 miligram sampel

kering beku (bubuk)

0.5 ml supernatan

supernatan

Pelarutan

Pemusingan selama 5 menit

dengan kecepatan 358 g

2.5 ml

etanol 95%

0.5 ml etanol 95%

2.5 ml Folin

Ciocalteau 50%

2.5 ml aquadest

0.5 ml

Na2CO3 5%

Pencampuran

Pendiaman selama 5 menit

Pencampuran

Penyimpanan dalam ruang

gelap selama 1 jam

Pembacaan absorbansi dengan spektrofotometer

pada panjang gelombang 725 nm

Page 41: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

26

Gambar 7. Metode ekstraksi asam fenolat dari sayuran indigenous

9 ml sampel sisanya dilakukan

Hidrolisis basa (Tahap 2)

kemudian hidrolisis asam (Tahap 3)

Ambil 1 ml sampel (Tahap 1)

Soluble Phenolic

Acid

Insoluble

Phenolic Acid

(Pencampuran sampai volume 10 ml)

7 ml Campuran

Metanol 62.5%

(2 g/L BHA 10%

Asam Asetat

(85:15;v/v))

0.5 g sampel

kering beku

Gelas piala

100 ml

Vortex

Ultrasonik 30 menit

Gelas piala

100 ml Aquadest

Saring dengan saringan

berdiameter 0.45µm

syringe filter (PTFE)

Page 42: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

27

Gambar 8. Metode hidrolisis basa

Ditutup, Stirer (magnetic stirer) selama 16 jam pada suhu ruangan (20 oC)

Pemipetan lapisan organic phase (supernatan)

12 ml Air destilata

(1% Asam

Askorbat dan

0.415% EDTA) dan

5 ml NaOH 10 M

Sentrifuse 201 g selama 10 menit

Pengekstrakan 3x (15 ml campuran dietil eter dingin dan etil asetat (1:1;v/v))

Vortex 45 detik

Pengaturan pH menjadi pH 2 dengan HCl 6N

Terdapat 2 lapisan yaitu lapisan organic phase dan aqueous

Lakukan hidrolisis asam

pada lapisan aqueous

Evaporasi dengan rotary vacuum

Residu dilarutkan kembali sebanyak 3kali

dalam 1.5 ml metanol/air (75:25;v/v), buat

sampai volume 5 ml (labu takar)

penyaringan dengan diameter 0.45µm Syringe

Filter (PTFE)

Gelas

piala 50

ml

9 ml

sampel

Disemprotkan nitrogen

Insoluble Phenolic Acid

Page 43: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

28

Gambar 9. Metode hidrolisis asam

Pemipetan lapisan organic phase (supernatan)

Lapisan aqueous

Gelas piala

50 ml 2.5 ml HCl

pekat 12 N

Pengekstrakan 3x (15 ml campuran dietil eter dingin dan etil asetat (1:1;v/v))

Sentrifuse 201 g selama 10 menit

Inkubasi dalam water bath suhu 85oC selama 30 menit

Vortex 45 detik

Terdapat 2 lapisan yaitu lapisan organic phase dan aqueous

residu (lapisan

aqueous)

Evaporasi dengan rotary vacuum

Residu dilarutkan kembali sebanyak 3kali

dalam 1.5 ml metanol/air (75:25;v/v), buat

sampai volume 5 ml (Labu takar)

penyaringan dengan diameter 0.45µm Syringe

Filter (PTFE)

Insoluble Phenolic Acid

Page 44: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

29

Gambar 10. Metode pembuatan standar asam fenolat

24 mg standar

asam fenolat

Pelarutan

12 ml MeOH(aq)

62.5%

Standar stock

MeOH(aq)

62,5%

3.125 ml

standar stock

Larutan standar

asam fenolat

Pencampuran

(sampai volume 10 ml)

Labu takar 10 ml

Page 45: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. KURVA STANDAR ASAM FENOLAT DAN LIMIT DETEKSI

1. Standar Asam Fenolat Bentuk Tunggal

Pembuatan standar asam fenolat dalam bentuk tunggal ditujukan

untuk mengetahui waktu retensi dari masing-masing standar asam fenolat

sehingga dapat diketahui benar kapan munculnya senyawa yang

diidentifikasi. Konsentrasi yang digunakan dalam pembuatan standar

tunggal ini yaitu 625 µg/mL untuk masing-masing standar asam fenolat.

Hasil penginjeksian masing-masing standar asam fenolat yang digunakan

dijelaskan sebagai berikut:

a. Asam klorogenat

Puncak senyawa asam klorogenat muncul pada kisaran menit ke-2.0

sampai menit ke-2.2. Gambar 11 menunjukkan kromatogram standar

asam klorogenat pada konsentrasi 625 µg/mL dengan analisis HPLC.

Gambar 11. Kromatogram standar asam klorogenat dengan

analisis HPLC

Page 46: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

31

b. Asam kafeat

Puncak senyawa asam kafeat muncul pada kisaran menit ke-2.8 sampai

ke-3.2. Gambar 12 menunjukkan kromatogram asam kafeat pada

konsentrasi 625 µg/mL dengan analisis HPLC.

Gambar 12. Kromatogram standar asam kafeat dengan analisis HPLC

c. Asam ferulat

Puncak senyawa asam ferulat muncul pada kisaran menit ke-6.7 sampai

ke-7.3. Gambar 13 menunjukkan kromatogram asam ferulat pada

konsentrasi 625 µg/mL dengan analisis HPLC.

]

Gambar 13. Kromatogram standar asam ferulat dengan analisis

HPLC

Page 47: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

32

2. Limit Deteksi

Perhitungan limit deteksi dilakukan dengan cara menginjeksikan standar

campuran sebanyak sepuluh kali. Konsentrasi yang digunakan untuk

menentukan LOD adalah konsentrasi yang terendah yaitu 125 µg/mL.

Setelah diperoleh kesepuluh area tersebut, dimasukkan kedalam persamaan

kurva standar masing-masing, sehingga diperoleh konsentrasi dan standar

deviasinya. Besarnya LOD adalah tiga kali dari nilai standar deviasi

(Rounds dan Nielsen, 2000). Berikut ini hasil perhitungan LOD untuk

masing-masing standar asam fenolat.

a. Asam klorogenat

Nilai limit deteksi senyawa asam klorogenat yaitu 0.97 (µg/mL) . untuk

lebih jelas mengenai cara perhitungannya lihat Tabel 4.

b. Asam kafeat

Nilai limit deteksi senyawa asam kafeat yaitu 0.83 (µg/mL) . untuk lebih

jelas mengenai cara perhitungannya lihat Tabel. 5

replication Area (µg/mL)

1 5486.82 126.67

2 5474.69 126.38

3 5455.19 125.92

4 5477.87 126.46

5 5461.85 126.08

6 5444.66 125.67

7 5470.33 126.28

8 5477.17 126.44

9 5453.63 125.89

10 5454.06 125.90

Mean (X) 5465.63 126.17

Stdev 13.65 0.32

% RSD 0.25 0.26

LOD= 3x stdev 0.97

LOD= 0.97

Tabel 4. Perhitungan LOD Asam klorogenat

Page 48: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

33

c. Asam ferulat

Nilai limit deteksi senyawa asam ferulat yaitu 0.80 (µg/mL) . untuk lebih

jelas mengenai cara perhitungannya lihat Tabel 6.

Tabel 6. Perhitungan LOD Asam ferulat

replication Area (µg/mL)

1 10909.70 127.36

2 10898.30 127.23

3 10851.10 126.71

4 10854.25 126.75

5 10874.70 126.97

6 10869.25 126.91

7 10919.40 127.47

8 10855.40 126.76

9 10905.70 127.32

10 10883.10 127.07

Mean (X) 10882.09 127.05

Stdev 25.04 0.28

% RSD 0.23 0.22

LOD= 3x stdev 0.83

LOD= 0.83

replication Area (µg/mL)

1 11255.40 127.95

2 11290.50 128.35

3 11289.10 128.33

4 11288.90 128.33

5 11244.80 127.83

6 11282.10 128.26

7 11260.90 128.02

8 11229.80 127.67

9 11230.30 127.67

10 11268.80 128.11

Mean (X) 11264.06 128.05

Stdev 23.71 0.27

% RSD 0.21 0.21

LOD= 3x stdev 0.80

LOD= 0.80

Tabel 5. Perhitungan LOD Asam kafeat

Page 49: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

34

3. Standar Asam Fenolat Bentuk Campuran

Pada sayuran terdapat berbagai macam jenis senyawa fenolik baik

senyawa asam fenolat, flavonoid, maupun senyawa-senyawa fenolik

dalam bentuk lainnya. Pembuatan standar asam fenolat dalam bentuk

campuran dimaksudkan agar dapat mengetahui urutan keluar dan waktu

retensi masing-masing standar asam fenolat ketika dicampur

sebagaimana yang terjadi pada sampel sayuran yang dianalisis.

Pembuatan standar campuran dilakukan dengan cara mencampur

ketiga standar asam fenolat dengan perbandingan 1:1 pada tingkat

konsentrasi yang sama yaitu pada konsentrasi 625 µg/mL. Adapun

konsentrasi yang dibuat untuk standar campuran yaitu 125, 250, 375,

500, dan 625 µg/mL. Pembuatan variasi konsentrasi tersebut dengan cara

mengencerkan standar asam fenolat dalam bentuk campuran pada

konsentrasi 625 µg/mL. Data dari hasil penginjeksian standar campuran

dibuat kurva standar campuran dan persamaan garis untuk masing-

masing standar asam fenolat dalam bentuk campuran. Persamaan garis

yang didapat dari kurva standar campuran akan digunakan untuk

melakukan perhitungan senyawa asam fenolat yang terdapat pada sampel

sayuran indigenous. Contoh kromatogram standar campuran yang

menggunakan konsentrasi tertinggi 625 µg/mL dapat dilihat pada

Gambar 14.

Persamaan garis untuk asam klorogenat yaitu y = 42.34x + 123.6,

dengan nilai r2 = 0.999. LOD asam klorogenat = 0.97 (µg/mL) Kurva

standar campuran asam klorogenat dapat dilihat pada Gambar 15.

Persamaan garis asam kafeat yaitu y = 90.07x -561.7, dengan nilai r2 =

0.998. LOD asam kafeat = 0.83 (µg/mL). Kurva standar campuran asam

kafeat dapat dilihat pada Gambar 16. Persamaan garis asam ferulat yaitu

y = 88.66x -88.99, dengan nilai r2 = 0.999. LOD asam ferulat = 0.80

(µg/mL). Kurva standar campuran asam ferulat dapat dilihat pada Gambar

17. Data hasil penginjeksian standar asam fenolat dalam bentuk

campuran dapat dilihat pada Tabel 7.

Page 50: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

35

Tabel 7. Hasil penginjeksian standar asam fenolat dalam bentuk campuran

Gambar 14. Kromatogram standar campuran dengan analisis HPLC

Gambar 15. Kurva standar asam klorogenat dalam bentuk campuran

No Standar Asam

Fenolat

Rt/waktu

retensi (menit

ke-)

Persamaan kurva

standar campuran

Limit deteksi

(LOD) µg/mL

1 Asam

klorogenat 2.0-2.2 y = 42.34x + 123.6 0.97

2 Asam kafeat 2.8-3.2 y = 90.07x -561.7 0.83

3 Asam ferulat 6.7-7.3 y = 88.66x -88.99 0.80

Konsentrasi

(µg/mL) Area

0 0

125 5391

250 10959

375 15773

500 21734

625 26285

Page 51: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

36

Gambar 16. Kurva standar asam kafeat dalam bentuk campuran

Gambar 17. Kurva standar asam ferulat dalam bentuk campuran

B. TOTAL FENOL

Total fenol merupakan perkiraan kasar jumlah senyawa fenolik yang

terdapat dalam suatu bahan. Pengukuran total fenol yang dilakukan dalam

penelitian ini menggunakan metode yang mereaksikan ekstrak bahan dengan

senyawa folin. Senyawa folin dapat bereaksi dengan gugus kromofor pada

fenolik dan dapat diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang

725 nm.

Pengukuran total fenol dilakukan dengan membandingkan fenol yang ada

dalam bahan dengan kurva standar fenol yang dibuat dari asam galat. Selain

asam galat kurva standar juga dapat mengunakan asam tanat. Pemilihan bahan

yang akan dijadikan standar tergantung bentuk mayoritas fenol yang terdapat

dalam bahan yang diuji. Pada sampel kali ini total fenol mayoritas berupa

polimer asam galat.

Konsentrasi

(µg/mL) Area

0 0

125 10788

250 20602

375 33613

500 44570

625 55941

Konsentrasi

(µg/mL) Area

0 0

125 11232

250 21681

375 32807

500 44738

625 55252

Page 52: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

37

Perhitungan total fenol pada sampel dilakukan dengan menggunakan

persamaan garis dari kurva standar asam galat. Konsentrasi asam galat yang

dibuat adalah 50,100, 150, 200, dan 250 mg/L. Persamaan garis total fenol

yaitu y = 0.0036x-0.0280 dengan nilai r2 = 0.9963. Kurva standar asam galat

dapat dilihat pada Lampiran 10. Perhitungan total fenol, pada sampel dilakukan

berdasarkan berat basah dan berat kering sampel. Basis berat basah berarti

kandungan fenol dihitung sebanyak berapa miligram dalam 100 gram sampel

segar, sedangkan perhitungan berdasarkan basis kering berarti kandungan fenol

dihitung sebanyak berapa miligram dalam 100 gram sampel kering. Dari hasil

analisis total fenol dua puluh empat sampel, diketahui bahwa total fenol

terbanyak berdasarkan berat kering terdapat pada daun jambu mete (4418.4

mg) dan terkecil pada mangkokan (227.7 mg). Nilai total fenol dari dua puluh

empat sampel yang dianalisis dapat dilihat pada Tabel 8 dan untuk perhitungan

total fenol pada sampel selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 11.

No Sampel Wet Basis Dry Basis

[ ] (mg / 100 g sampel segar) [ ] (mg/ 100 g sampel kering)

1 Mengkudu 72.72 499.99

2 Mangkokan 40.36 227.74

3 Daun Labu Siam 66.46 498.94

4 Daun Lembayung 112.55 719.83

5 Daun Katuk 138.01 632.66

6 Daun Kemangi 86.89 690.72

7 Daun Pakis 61.56 573.51

8 Daun Pohpohan 121.52 986.69

9 Bunga Pepaya 66.75 601.90

10 Mangkokan Putih 179.88 1016.83

11 Daun Kenikir 342.06 1736.69

12 Daun Kelor 107.00 432.75

13 Daun Kucai 21.01 272.86

14 Daun Jambu Mete 847.41 4418.38

15 Buah Takokak 158.92 790.12

16 Antanan 200.52 1097.23

17 Krokot 82.66 692.69

18 Antanan Beurit 144.81 922.37

19 Daun Ginseng 64.64 790.76

20 Bunga kecombrang 256.99 2511.45

21 Daun Beluntas 742.54 3868.59

22 Bunga Turi 38.43 393.19

23 Terubuk 87.65 754.68

24 Kedondong cina 189.08 1297.72

Tabel 8. Total Fenol Sayuran Indigenous

Page 53: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

38

C. ANALISIS ASAM FENOLAT PADA SAYURAN INDIGENOUS

Hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap dua puluh empat jenis

sayuran indigenous Indonesia mengenai kandungan asam fenolat (asam

klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat), didapatkan bahwa sebagian besar

sayuran indigenous Indonesia mengandung asam fenolat terutama asam

klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat. Hanya sebagian kecil yang tidak

mengandung ketiga senyawa asam fenolat tersebut diantaranya yaitu

mengkudu, daun jambu mete, daun beluntas, dan kedondong cina yang hanya

mengandung klorogenat dan asam ferulat, sedangkan daun pakis dan antanan

beurit hanya mengandung klorogenat dan asam kafeat, terakhir bunga turi

hanya mengandung asam ferulat.

Penentuan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat)

pada sampel dengan cara melihat waktu retensi masing-masing senyawa asam

fenolat pada kromatogram sampel kemudian dibandingkan dengan waktu

retensi masing-masing senyawa asam fenolat pada kromatogram standar

campuran.

Perhitungan mengenai kandungan asam fenolat yang terdapat didalam

sampel dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan kurva standar

campuran dan menggunakan eksternal standar campuran. Kedua perhitungan

ini dilakukan untuk mengetahui perhitungan manakah yang lebih efektif dan

lebih baik untuk menghitung kandungan senyawa asam fenolat yang terdapat

didalam sampel. Hasil perhitungan dengan kedua cara perhitungan ini dapat

dilihat pada Tabel 9 dan Tabel 10. Perhitungan asam fenolat pada sampel

didasarkan pada wet basis dan dry basis. Dimana wet basis berarti kandungan

asam fenolat dihitung sebanyak berapa milligram dalam 100 gram sampel

segar dan dry basis berarti kandungan asam fenolat dihitung sebanyak berapa

milligram dalam 100 gram sampel kering. Perbandingan perhitungan dengan

menggunakan kurva standar campuran dan eksternal standar campuran dapat

dilihat pada Tabel 11.

Page 54: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

39

Tabel 9. Perhitungan Kandungan Asam Fenolat dengan Kurva Standar Campuran

No Sampel

Wet Basis Dry Basis

[ ] (mg/ 100 g sampel segar) [ ] (mg/ 100 g sampel kering)

Asam klorogenat Asam kafeat Asam ferulat Total Asam Fenolat Asam klorogenat Asam kafeat Asam ferulat Total Asam Fenolat

1 Mengkudu 2.30

0.76 3.06 + 0.09 15.85

5.22 21.07 + 0.60

2 Mangkokan 0.86 1.15 0.24 2.25 + 0.03 4.84 6.51 1.37 12.72 + 0.19

3 Daun Labu Siam 5.80 0.55 0.12 6.47 + 0.12 43.53 4.12 0.93 48.58 + 0.90

4 Daun Lembayung 4.26 2.03 1.38 7.66 + 0.24 27.27 12.95 8.80 49.02 + 1.53

5 Daun Katuk 3.38 1.13 1.10 5.61 + 0.28 15.50 5.18 5.05 25.73 + 1.30

6 Daun Kemangi 0.32 2.03 0.16 2.51 + 0.06 2.58 16.13 1.28 19.98 + 0.50

7 Daun Pakis 2.58 0.47

3.05 + 0.16 24.06 4.35

28.41 + 1.51

8 Daun Pohpohan 17.47 1.11 0.17 18.74 + 0.39 141.84 8.97 1.37 152.18 + 3.19

9 Bunga Pepaya 0.77 1.03 0.75 2.55 + 0.02 6.93 9.31 6.75 22.99 + 0.18

10 Mangkokan Putih 14.13 1.69 0.80 16.62 + 0.47 79.90 9.56 4.51 93.96 + 2.64

11 Daun Kenikir 4.53 3.64 3.14 11.31 + 0.44 23.02 18.48 15.94 57.43 + 2.22

12 Daun Kelor 6.65 2.93 4.41 14.00 + 0.39 26.91 11.85 17.85 56.61 + 1.60

13 Daun Kucai 0.08 0.36 0.10 0.53 + 0.01 1.00 4.63 1.32 6.94 + 0.18

14 Daun Jambu Mete 13.53 2.88 16.41 + 0.32 70.53 15.02 85.55 + 1.66

15 Buah Takokak 33.14 2.56 0.32 36.02 + 1.70 164.76 12.74 1.60 179.11 + 8.46

16 Antanan 9.22 1.19 1.81 12.22 + 0.43 50.47 6.50 9.88 66.85 + 2.37

17 Krokot 5.79 0.54 0.22 6.55 + 0.06 48.48 4.56 1.84 54.89 + 0.51

18 Antanan Beurit 24.27 1.35

25.62 + 0.53 154.58 8.62

163.20 + 3.94

19 Daun Ginseng 0.38 0.41 0.09 0.87 + 0.01 4.68 4.96 1.05 10.68 + 0.17

20 Bunga kecombrang 14.06 0.96 0.13 15.15 + 1.14 137.42 9.37 1.24 148.04 + 11.15

21 Daun Beluntas 19.99 8.65

28.65 + 0.66 104.17 45.09

149.26 + 3.46

22 Bunga Turi

0.10 0.10 + 0.00

0.99 0.99 + 0.02

23 Terubuk 4.17 1.05 0.16 5.37 + 0.15 35.89 9.03 1.34 46.26 + 1.27

24 Kedondong cina 47.02

5.02 52.03 + 1.00 322.68

34.44 357.13 + 6.65

= Tidak Terdeteksi

Page 55: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

40

No Sampel

Wet Basis Dry Basis

[ ] (mg/ 100 g sampel segar) [ ] (mg/ 100 g sampel kering)

Asam klorogenat Asam kafeat Asam ferulat Total Asam Fenolat Asam klorogenat Asam kafeat Asam ferulat Total Asam Fenolat

1 Mengkudu 2.56

0.68 3.24 + 0.09 17.58

4.68 22.26 + 0.60

2 Mangkokan 1.17 0.51 0.14 1.82 + 0.03 6.58 2.90 0.79 10.28 + 0.19

3 Daun Labu Siam 6.05 0.10 0.05 6.20 + 0.12 45.40 0.77 0.40 46.57 + 0.90

4 Daun Lembayung 4.54 1.50 1.29 7.34 + 0.24 29.06 9.60 8.28 46.94 + 1.54

5 Daun Katuk 3.76 0.38 0.98 5.12 + 0.29 17.23 1.74 4.51 23.48 + 1.31

6 Daun Kemangi 0.53 1.60 0.09 2.23 + 0.06 4.22 12.76 0.72 17.70 + 0.50

7 Daun Pakis 2.77 0.11

2.88 + 0.16 25.81 0.99

26.80 + 1.53

8 Daun Pohpohan 17.79 0.68 0.10 18.57 + 0.40 144.45 5.51 0.81 150.76 + 3.21

9 Bunga Pepaya 0.95 0.66 0.69 2.30 + 0.02 8.58 5.94 6.22 20.74 + 0.18

10 Mangkokan Putih 14.52 1.07 0.70 16.30 + 0.47 82.10 6.07 3.95 92.12 + 2.65

11 Daun Kenikir 4.88 3.00 3.04 10.92 + 0.44 24.76 15.22 15.44 55.42 + 2.24

12 Daun Kelor 7.09 2.12 4.29 13.50 + 0.40 28.66 8.57 17.36 54.59 + 1.61

13 Daun Kucai 0.21 0.08 0.06 0.35 + 0.01 2.68 1.08 0.75 4.50 + 0.18

14 Daun Jambu Mete 13.91

2.79 16.70 + 0.32 72.55

14.54 87.08 + 1.67

15 Buah Takokak 33.70 1.85 0.21 35.76 + 1.71 167.57 9.21 1.03 177.80 + 8.51

16 Antanan 9.58 0.57 1.71 11.86 + 0.44 52.42 3.11 9.36 64.88 + 2.39

17 Krokot 6.01 0.15 0.16 6.32 + 0.06 50.37 1.26 1.31 52.94 + 0.51

18 Antanan Beurit 24.69 0.82

25.51 + 0.54 157.23 5.25

162.48 + 3.42

19 Daun Ginseng 0.52 0.13 0.04 0.69 + 0.01 6.31 1.57 0.50 8.38 + 0.17

20 Bunga kecombrang 14.32 0.62 0.07 15.01 + 1.15 139.92 6.08 0.71 146.71 + 11.22

21 Daun Beluntas 20.44 8.04

28.48 + 0.67 106.51 41.88

148.39 + 3.48

22 Bunga Turi

0.04 0.04 + 0.00

0.41 0.41 + 0.02

23 Terubuk 4.39 0.65 0.09 5.13 + 0.15 37.76 5.61 0.79 44.16 + 1.28

24 Kedondong cina 47.58

4.95 52.53 + 0.97 326.53

33.97 360.50 + 6.69

Tabel 10. Perhitungan Kandungan Asam Fenolat dengan Eksternal Standar Campuran

= Tidak Terdeteksi

Page 56: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

41

No Sampel

Wet Basis Dry Basis

Total Asam Fenolat (mg/100g sampel segar) ∆ (A-B)c) Total Asam Fenolat (mg/100g sampel kering) ∆ (A-B)

c)

Aa)

Bb)

І∆(A-B)Іd)

%e)

Aa)

Bb)

І∆(A-B)Іd)

%e)

1 Mengkudu 3.06 3.24 0.17 5.66 21.07 22.26 1.19 5.66

2 Mangkokan 2.25 1.82 0.43 19.23 12.72 10.28 2.45 19.23

3 Daun Labu Siam 6.47 6.20 0.27 4.15 48.58 46.57 2.01 4.15

4 Daun Lembayung 7.66 7.34 0.33 4.25 49.02 46.94 2.09 4.25

5 Daun Katuk 5.61 5.12 0.49 8.74 25.73 23.48 2.25 8.74

6 Daun Kemangi 2.51 2.23 0.29 11.43 19.98 17.70 2.28 11.43

7 Daun Pakis 3.05 2.88 0.17 5.67 28.41 26.80 1.61 5.67

8 Daun Pohpohan 18.74 18.57 0.17 0.93 152.18 150.76 1.42 0.93

9 Bunga Pepaya 2.55 2.30 0.25 9.78 22.99 20.74 2.25 9.78

10 Mangkokan Putih 16.62 16.30 0.33 1.96 93.96 92.12 1.84 1.96

11 Daun Kenikir 11.31 10.92 0.40 3.51 57.43 55.42 2.02 3.51

12 Daun Kelor 14.00 13.50 0.50 3.56 56.61 54.59 2.01 3.56

13 Daun Kucai 0.53 0.35 0.19 35.11 6.94 4.50 2.44 35.11

14 Daun Jambu Mete 16.41 16.70 0.29 1.79 85.55 87.08 1.53 1.79

15 Buah Takokak 36.02 35.76 0.26 0.73 179.11 177.80 1.30 0.73

16 Antanan 12.22 11.86 0.36 2.95 66.85 64.88 1.97 2.95

17 Krokot 6.55 6.32 0.23 3.54 54.89 52.94 1.94 3.54

18 Antanan Beurit 25.62 25.51 0.11 0.44 163.20 162.48 0.72 0.44

19 Daun Ginseng 0.87 0.69 0.19 21.54 10.68 8.38 2.30 21.54

20 Bunga kecombrang 15.15 15.01 0.14 0.90 148.04 146.71 1.33 0.90

21 Daun Beluntas 28.65 28.48 0.17 0.58 149.26 148.39 0.87 0.58

22 Bunga Turi 0.10 0.04 0.06 58.49 0.99 0.41 0.58 58.49

23 Terubuk 5.37 5.13 0.24 4.54 46.26 44.16 2.10 4.54

24 Kedondong cina 52.03 52.53 0.49 0.95 357.13 360.50 3.38 0.95

Tabel 11. Perbandingan Perhitungan Kandungan Asam Fenolat antara Kurva Standar Campuran dan Eksternal Standar Campuran

Ket : a) A = hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan kurva standar campuran b) B = hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan eksternal standar campuran c) ∆ (A-B) = selisih hasil perhitungan dengan menggunakan kurva standar dan eksternal standar campuran d) І∆(A-B)І = nilai c) (harga mutlak ; diambil nilai yang positif) e) % = persentase nilai d) dibandingkan dengan nilai a)

Page 57: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

42

1. Mengkudu

Mengkudu memiliki kadar air sebesar 85.46%, mengandung total

fenol sebanyak 72.72 mg/100 gram sampel segar dan 499.99 mg/100 gram

sampel kering. Pada sampel mengkudu, peak senyawa asam klorogenat

muncul pada menit ke-2.28 dan asam ferulat pada menit ke-7.35. Sedangkan

senyawa asam kafeat tidak terkandung di dalam sampel mengkudu. Hasil

kromatogram ekstrak sampel mengkudu dengan analisis HPLC dapat dilihat

pada Gambar 18. Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu

retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel

yang telah ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah

ko-kromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat

dilihat pada Gambar 19. Gambar 19 menunjukkan bahwa peak yang

terbentuk pada ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini

terjadi karena adanya penambahan standar campuran kedalam sampel.

Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam ekstrak mengkudu dapat

ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi,

dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan

luasan area antara ekstrak mengkudu, standar campuran, dan ekstrak

mengkudu dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 12.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel mengkudu berdasarkan perhitungan kurva standar

campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel

segar), asam klorogenat yaitu 2.30 mg dan asam ferulat yaitu 0.76 mg. Total

asam fenolat untuk sampel mengkudu yaitu 3.06 mg. Dry basis (per 100

gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 15.85 mg dan asam ferulat

yaitu 5.22 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel mengkudu yaitu

21.07 mg.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel mengkudu berdasarkan perhitungan eksternal standar

campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel

segar), asam klorogenat yaitu 2.56 mg dan asam ferulat yaitu 0.68 mg,

sehingga total asam fenolat untuk sampel mengkudu yaitu 3.24 mg.

Page 58: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

43

Gambar 18. Kromatogram ekstrak mengkudu dengan analisis HPLC

Gambar 19. Ko-kromatogram ekstrak mengkudu dengan standar campuran

Tabel 12. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Mengkudu

Komponen

Asam Fenolat

Area pada

ekstrak

mengkudu

(mAU)

Area pada

standar

campuran

(mAU)

Area pada

ekstrak

mengkudu

dengan standar

campuran (mAU)

Asam klorogenat 1324 26285 18956

Asam kafeat 55941 31302

Asam ferulat 717 55252 33700

Page 59: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

44

Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 17.58 mg

dan asam ferulat yaitu 4.68 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel

mengkudu yaitu 22.26 mg.

2. Mangkokan

Mangkokan memiliki kadar air sebesar 82.28%, mengandung total

fenol sebanyak 40.36 mg/100 gram sampel segar dan 227.74 mg/100 gram

sampel kering. Pada sampel mangkokan, peak senyawa asam klorogenat

muncul pada menit ke-2.13, asam kafeat pada menit ke-2.85, dan asam

ferulat pada menit ke-7.06. Hasil kromatogram ekstrak sampel mangkokan

dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 20. Untuk memastikan

lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang

dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar

campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil ko-

kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 21. Gambar

21 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram

mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan

standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi

dalam sampel mangkokan dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan

munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada

ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak mangkokan,

standar campuran, dan ekstrak mangkokan dengan standar campuran dapat

dilihat pada Tabel 13.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel mangkokan berdasarkan perhitungan kurva standar

campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel

segar), asam klorogenat yaitu 0.86 mg, asam kafeat yaitu 1.15 mg, dan

asam ferulat yaitu 0.24 mg. Total asam fenolat untuk sampel mangkokan

yaitu 2.25 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat

yaitu 4.84 mg, asam kafeat yaitu 6.51 mg, dan asam ferulat yaitu 1.37 mg,

sehingga total asam fenolat untuk sampel mangkokan yaitu 12.72 mg.

Page 60: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

45

Gambar 21. Ko-kromatogram ekstrak mangkokan dengan standar campuran

Tabel 13. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Mangkokan

Komponen

Asam Fenolat

Area pada

ekstrak

mangkokan

(mAU)

Area pada

standar

campuran

(mAU)

Area pada ekstrak

mangkokan dengan

standar campuran

(mAU)

Asam klorogenat 489 26285 16965

Asam kafeat 457 55941 29797

Asam ferulat 123 55252 30865

Gambar 20. Kromatogram ekstrak mangkokan dengan analisis HPLC

Page 61: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

46

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel mangkokan berdasarkan perhitungan eksternal standar

campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel

segar), asam klorogenat yaitu 1.17 mg, asam kafeat yaitu 0.51 mg, dan asam

ferulat yaitu 0.14 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel mangkokan

yaitu 1.82 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat

yaitu 6.58 mg, asam kafeat yaitu 2.90 mg, dan asam ferulat yaitu 0.79 mg,

sehingga total asam fenolat untuk sampel mangkokan yaitu 10.28 mg.

Mangkokan memiliki kandungan total fenol paling rendah.

3. Daun Labu Siam

Daun labu siam memiliki kadar air sebesar 86.68 %, mengandung

total fenol sebanyak 66.46 mg/100 gram sampel segar dan 498.94 mg/100

gram sampel kering. Pada sampel daun labu siam, peak senyawa asam

klorogenat muncul pada menit ke- 2.25, asam kafeat pada menit ke- 3.07,

dan asam ferulat pada menit ke- 7.21. Hasil kromatogram ekstrak sampel

daun labu siam dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 22. Untuk

memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam

fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah

ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-

kromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat

pada Gambar 23. Gambar 23 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada

ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena

adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan

komponen yang diidentifikasi dalam sampel daun labu siam dapat

ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi,

dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan

luasan area antara ekstrak daun labu siam, standar campuran, dan ekstrak

daun labu siam dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 14.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel daun labu siam berdasarkan perhitungan kurva standar

campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel

Page 62: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

47

Gambar 22. Kromatogram ekstrak daun labu siam dengan analisis HPLC

Gambar 23. Ko-kromatogram ekstrak labu siam dengan standar campuran

Tabel 14. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Labu Siam

Komponen

Asam Fenolat

Area pada

ekstrak daun

labu siam

(mAU)

Area pada

standar

campuran

(mAU)

Area pada ekstrak

daun labu siam

dengan standar

campuran (mAU)

Asam klorogenat 3599 26285 18488

Asam kafeat 131 55941 30152

Asam ferulat 67 55252 30919

Page 63: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

48

segar), asam klorogenat yaitu 5.80 mg, asam kafeat yaitu 0.55 mg, dan

asam ferulat yaitu 0.12 mg. Total asam fenolat untuk sampel daun labu siam

yaitu 6.47 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat

yaitu 43.53 mg, asam kafeat yaitu 4.12 mg, dan asam ferulat yaitu 0.93 mg,

sehingga total asam fenolat untuk sampel daun labu siam yaitu 48.58 mg.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel daun labu siam berdasarkan perhitungan eksternal

standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram

sampel segar), asam klorogenat yaitu 6.05 mg, asam kafeat yaitu 0.10 mg,

dan asam ferulat yaitu 0.05 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel

daun labu siam yaitu 6.20 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering),

asam klorogenat yaitu 45.40 mg, asam kafeat yaitu 0.77 mg, dan asam

ferulat yaitu 0.40 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun labu

siam yaitu 46.57mg.

Daun labu siam memiliki kandungan senyawa asam kafeat dan asam

ferulat terendah dibandingkan dengan sampel lainnya yaitu asam kafeat 4.12

mg/100 gram sampel kering dan asam ferulat 0.93 mg/100 gram sampel

kering. Akan tetapi dalam penelitiannya Rahmat (2009) daun labu siam

memiliki kandungan senyawa myricetin tertinggi dibandingkan dengan

sampel yang lainnya yaitu 69.40 mg/100 gram sampel kering. Oleh karena

itu daun labu siam sangat baik sebagai sumber myricetin.

4. Daun Lembayung

Daun Lembayung memiliki kadar air sebesar 84.36 %, mengandung

total fenol sebanyak 112.55 mg/100 gram sampel segar dan 719.83 mg/100

gram sampel kering. Pada sampel daun lembayung, peak senyawa asam

klorogenat muncul pada menit ke- 2.13, asam kafeat pada menit ke- 2.77,

dan asam ferulat pada menit ke- 6.80. Hasil kromatogram ekstrak sampel

daun lembayung dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 24.

Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa

Page 64: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

49

Gambar 25. Ko-kromatogram ekstrak daun lembayung dengan standar

campuran

Tabel 15. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Lembayung

Komponen

Asam Fenolat

Area pada

ekstrak daun

lembayung

(mAU)

Area pada

standar

campuran

(mAU)

Area pada ekstrak

daun lembayung

dengan standar

campuran (mAU)

Asam klorogenat 2292 26285 16457

Asam kafeat 1618 55941 28675

Asam ferulat 1402 55252 30596

Gambar 24. Kromatogram ekstrak daun lembayung dengan analisis HPLC

Page 65: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

50

asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah

ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-

kromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat

pada Gambar 25. Gambar 25 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada

ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena

adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan

komponen yang diidentifikasi dalam sampel daun kacang panjang dapat

ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi,

dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan

luasan area antara ekstrak daun lembayung, standar campuran, dan ekstrak

daun lembayung dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 15.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel daun lembayung berdasarkan perhitungan kurva

standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram

sampel segar), asam klorogenat yaitu 4.26 mg, asam kafeat yaitu 2.02 mg,

dan asam ferulat yaitu 1.38 mg. Total asam fenolat untuk sampel daun

lembayung yaitu 7.66 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam

klorogenat yaitu 27.27 mg, asam kafeat yaitu 12.95 mg, dan asam ferulat

yaitu 8.80 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun lembayung

yaitu 49.02 mg.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel daun lembayung berdasarkan perhitungan eksternal

standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram

sampel segar), asam klorogenat yaitu 4.54 mg, asam kafeat yaitu 1.50 mg,

dan asam ferulat yaitu 1.29 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel

daun lembayung yaitu 7.34 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering),

asam klorogenat yaitu 29.06 mg, asam kafeat yaitu 9.60 mg, dan asam

ferulat yaitu 8.28 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun

lembayung yaitu 46.94 mg.

Kandungan senyawa asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan

asam ferulat) pada sampel daun lembayung tidak begitu tinggi. Daun

lembayung lebih baik sebagai sumber apigenin karena kandungan senyawa

Page 66: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

51

apigeninnya yang tinggi yaitu 114.81 mg/100 gram sampel kering

berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rahmat (2009).

5. Daun Katuk

Daun katuk memiliki kadar air sebesar 78.19 %, mengandung total

fenol sebanyak 138.01 mg/100 gram sampel segar dan 632.66 mg/100 gram

sampel kering. Pada sampel daun katuk, peak senyawa asam klorogenat

muncul pada menit ke- 2.30, asam kafeat pada menit ke- 2.98, dan asam

ferulat pada menit ke- 7.29. Hasil kromatogram ekstrak sampel daun katuk

dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 26. Untuk memastikan

lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang

dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar

campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil ko-

kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 27. Gambar

27 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram

mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan

standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi

dalam sampel daun katuk dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan

munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada

ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak daun katuk,

standar campuran, dan ekstrak daun katuk dengan standar campuran dapat

dilihat pada Tabel 16.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel daun katuk berdasarkan perhitungan kurva standar

campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel

segar), asam klorogenat yaitu 3.38 mg, asam kafeat yaitu 1.13 mg, dan

asam ferulat yaitu 1.10 mg. Total asam fenolat untuk sampel daun katuk

yaitu 5.61 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat

yaitu 15.50 mg, asam kafeat yaitu 5.18 mg, dan asam ferulat yaitu 5.05 mg,

sehingga total asam fenolat untuk sampel daun katuk yaitu 25.73 mg.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel daun katuk berdasarkan perhitungan eksternal standar

Page 67: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

52

Gambar 26. Kromatogram ekstrak daun katuk dengan analisis HPLC

Gambar 27. Ko-kromatogram ekstrak daun katuk dengan standar campuran

Tabel 16. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Katuk

Komponen

Asam Fenolat

Area pada

ekstrak daun

katuk (mAU)

Area pada

standar

campuran

(mAU)

Area pada ekstrak

daun katuk dengan

standar campuran

(mAU)

Asam klorogenat 1255 26285 17470

Asam kafeat 302 55941 29116

Asam ferulat 754 55252 30158

Page 68: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

53

campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel

segar), asam klorogenat yaitu 3.76 mg, asam kafeat yaitu 0.38 mg, dan asam

ferulat yaitu 0.98 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun katuk

yaitu 5.12 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat

yaitu 17.23 mg, asam kafeat yaitu 1.74 mg, dan asam ferulat yaitu 4.51 mg,

sehingga total asam fenolat untuk sampel daun katuk yaitu 23.48 mg.

Daun katuk memiliki kandungan senyawa asam klorogenat, asam

kafeat, dan asam ferulat yang tidak begitu tinggi dibandingkan sampel yang

lainnya. Akan tetapi daun katuk memiliki kandungan senyawa kaempferol

yang tinggi dibandingkan sampel sayuran yang lainnya yaitu 805.48 mg/100

gram sampel kering berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Batari

(2007). Dengan demikian daun katuk lebih baik sebagai sumber senyawa

kaempferol.

6. Daun Kemangi

Daun kemangi memiliki kadar air sebesar 87.42 %, mengandung total

fenol sebanyak 86.89 mg/100 gram sampel segar dan 690.72 mg/100 gram

sampel kering. Pada sampel daun kemangi, peak senyawa asam klorogenat

muncul pada menit ke- 2.14, asam kafeat pada menit ke- 2.97, dan asam

ferulat pada menit ke- 7.13. Hasil kromatogram ekstrak sampel daun

kemangi dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 28. Untuk

memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam

fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah

ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-

kromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat

pada Gambar 29. Gambar 29 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada

ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena

adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan

komponen yang diidentifikasi dalam sampel daun kemangi dapat ditentukan

dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi, dan

perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram.

Page 69: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

54

Gambar 29. Ko-kromatogram ekstrak daun kemangi dengan standar campuran

Tabel 17. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Kemangi

Komponen Asam

Fenolat

Area pada

ekstrak daun

kemangi (mAU)

Area pada

standar

campuran

(mAU)

Area pada ekstrak

daun kemangi

dengan standar

campuran (mAU)

Asam klorogenat 323 26285 16222

Asam kafeat 2004 55941 29741

Asam ferulat 107 55252 30534

Gambar 28. Kromatogram ekstrak daun kemangi dengan analisis HPLC

Page 70: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

55

Perbandingan luasan area antara ekstrak daun kemangi, standar campuran,

dan ekstrak daun kemangi dengan standar campuran dapat dilihat pada

Tabel 17.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel daun kemangi berdasarkan perhitungan kurva standar

campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel

segar), asam klorogenat yaitu 0.32 mg, asam kafeat yaitu 2.03 mg, dan

asam ferulat yaitu 0.16 mg. Total asam fenolat untuk sampel daun kemangi

yaitu 2.51 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat

yaitu 2.58 mg, asam kafeat yaitu 16.13 mg, dan asam ferulat yaitu 1.28 mg,

sehingga total asam fenolat untuk sampel daun kemangi yaitu 19.98 mg.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel daun kemangi berdasarkan perhitungan eksternal

standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram

sampel segar), asam klorogenat yaitu 0.53 mg, asam kafeat yaitu 1.60 mg,

dan asam ferulat yaitu 0.09 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel

daun kemangi yaitu 2.23 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam

klorogenat yaitu 4.22 mg, asam kafeat yaitu 12.76 mg, dan asam ferulat

yaitu 0.72 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun kemangi yaitu

17.70 mg.

Selain mengandung semua asam fenolat (asam klorogenat, asam

kafeat, dan asam ferulat) daun kemangi juga memiliki kandungan senyawa

luteolin yang tinggi yaitu 20.49 mg/100 gram sampel kering berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Batari (2007).

7. Daun Pakis

Daun pakis memiliki kadar air sebesar 89.27 %, mengandung total

fenol sebanyak 61.56 mg/100 gram sampel segar dan 573.51 mg/100 gram

sampel kering. Pada sampel daun pakis, peak senyawa asam klorogenat

muncul pada menit ke- 2.07 dan asam kafeat pada menit ke- 2.91. Hasil

kromatogram ekstrak sampel daun pakis dengan analisis HPLC dapat dilihat

pada Gambar 30. Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu

Page 71: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

56

Gambar 31. Ko-kromatogram ekstrak daun pakis dengan standar campuran

Tabel 18. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Pakis

Komponen

Asam Fenolat

Area pada

ekstrak

daun pakis

(mAU)

Area pada

standar

campuran

(mAU)

Area pada

ekstrak daun

pakis dengan

standar

campuran (mAU)

Asam klorogenat 323 26285 16222

Asam kafeat 2004 55941 29741

Asam ferulat 107 55252 30534

Gambar 30. Kromatogram ekstrak daun pakis dengan analisis HPLC

Page 72: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

57

retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel

yang telah ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah

ko-kromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat

dilihat pada Gambar 31. Gambar 31 menunjukkan bahwa peak yang

terbentuk pada ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini

terjadi karena adanya penambahan standar campuran kedalam sampel.

Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam sampel daun pakis dapat

ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi,

dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan

luasan area antara ekstrak daun pakis, standar campuran, dan ekstrak daun

pakis dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 18.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel daun pakis berdasarkan perhitungan kurva standar

campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel

segar), asam klorogenat yaitu 2.58 mg dan asam kafeat yaitu 0.47 mg. Total

asam fenolat untuk sampel daun pakis yaitu 3.05 mg. Dry basis (per 100

gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 24.06 mg dan asam kafeat

yaitu 4.35 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun pakis yaitu

28.41 mg.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel daun pakis berdasarkan perhitungan eksternal standar

campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel

segar), asam klorogenat yaitu 2.77 mg dan asam kafeat yaitu 0.11 mg,

sehingga total asam fenolat untuk sampel daun pakis yaitu 2.88 mg. Dry

basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 25.81 mg dan

asam kafeat yaitu 0.99 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun

pakis yaitu 26.80 mg.

8. Daun Pohpohan

Daun pohpohan memiliki kadar air sebesar 87.68 %, mengandung

total fenol sebanyak 121.51 mg/100 gram sampel segar dan 986.69 mg/100

gram sampel kering. Pada sampel daun pohpohan, peak senyawa asam

Page 73: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

58

klorogenat muncul pada menit ke- 2.26, asam kafeat pada menit ke- 2.95,

dan asam ferulat pada menit ke- 7.08. Hasil kromatogram ekstrak sampel

daun pohpohan dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 32. Untuk

memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam

fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah

ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-

kromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat

pada Gambar 33. Gambar 33 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada

ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena

adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan

komponen yang diidentifikasi dalam sampel daun pohpohan dapat

ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi,

dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan

luasan area antara ekstrak daun pohpohan, standar campuran, dan ekstrak

daun pohpohan dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 19.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel daun pohpohan berdasarkan perhitungan kurva standar

campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel

segar), asam klorogenat yaitu 17.47 mg, asam kafeat yaitu 1.10 mg, dan

asam ferulat yaitu 0.17 mg. Total asam fenolat untuk sampel daun pohpohan

yaitu 18.74 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat

yaitu 141.84 mg, asam kafeat yaitu 8.97 mg, dan asam ferulat yaitu 1.37

mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun pohpohan yaitu 152.18

mg.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel daun pohpohan berdasarkan perhitungan eksternal

standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram

sampel segar), asam klorogenat yaitu 17.79 mg, asam kafeat yaitu 0.68 mg,

dan asam ferulat yaitu 0.100 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel

daun pohpohan yaitu 18.57 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering),

asam klorogenat yaitu 144.45 mg, asam kafeat yaitu 5.51 mg, dan asam

Page 74: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

59

Gambar 32. Kromatogram ekstrak daun pohpohan dengan analisis HPLC

Gambar 33. Ko-kromatogram ekstrak daun pohpohan dengan standar campuran

Tabel 19. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Pohpohan

Komponen Asam

Fenolat

Area pada

ekstrak daun

pohpohan

(mAU)

Area pada

standar

campuran

(mAU)

Area pada ekstrak

daun pohpohan

dengan standar

campuran (mAU)

Asam klorogenat 10473 26285 20508

Asam kafeat 887 55941 30101

Asam ferulat 122 55252 30421

Page 75: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

60

ferulat yaitu 0.81 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun

pohpohan yaitu 150.76 mg.

9. Bunga Pepaya

Bunga pepaya memiliki kadar air sebesar 88.91 %, mengandung total

fenol sebanyak 66.75 mg/100 gram sampel segar dan 601.90 mg/100 gram

sampel kering. Pada sampel bunga pepaya, peak senyawa asam klorogenat

muncul pada menit ke- 2.04, asam kafeat pada menit ke- 2.95, dan asam

ferulat pada menit ke- 7.38. Hasil kromatogram ekstrak sampel bunga

pepaya dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 34. Untuk

memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam

fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah

ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-

kromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat

pada Gambar 35. Gambar 35 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada

ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena

adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan

komponen yang diidentifikasi dalam sampel bunga pepaya dapat ditentukan

dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi, dan

perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan

luasan area antara ekstrak bunga pepaya, standar campuran, dan ekstrak

bunga pepaya dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 20.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel bunga pepaya berdasarkan perhitungan kurva standar

campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel

segar), asam klorogenat yaitu 0.77 mg, asam kafeat yaitu 1.03 mg, dan asam

ferulat yaitu 0.75 mg. Total asam fenolat untuk sampel bunga pepaya yaitu

2.55 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu

6.93 mg, asam kafeat yaitu 9.31 mg, dan asam ferulat yaitu 6.75 mg,

sehingga total asam fenolat untuk sampel bunga pepaya yaitu 22.99 mg.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel bunga pepaya berdasarkan perhitungan eksternal

Page 76: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

61

Gambar 34. Kromatogram ekstrak bunga pepaya dengan analisis HPLC

Gambar 35. Ko-kromatogram ekstrak bunga pepaya dengan standar campuran

Tabel 20. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Bunga Pepaya

Komponen Asam

Fenolat

Area pada

ekstrak bunga

pepaya (mAU)

Area pada

standar

campuran

(mAU)

Area pada ekstrak

bunga pepaya

dengan standar

campuran (mAU)

Asam klorogenat 660 26285 17440

Asam kafeat 969 55941 30084

Asam ferulat 1049 55252 32303

Page 77: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

62

standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram

sampel segar), asam klorogenat yaitu 0.95 mg, asam kafeat yaitu 0.66 mg,

dan asam ferulat yaitu 0.69 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel

bunga pepaya yaitu 2.30 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam

klorogenat yaitu 8.58 mg, asam kafeat yaitu 5.94 mg, dan asam ferulat yaitu

6.22 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel bunga pepaya yaitu

20.74 mg.

10. Mangkokan Putih

Mangkokan putih memiliki kadar air sebesar 82.31%, mengandung

total fenol sebanyak 179.88 mg/100 gram sampel segar dan 1016.83 mg/100

gram sampel kering. Pada sampel mangkokan putih, peak senyawa asam

klorogenat muncul pada menit ke- 2.16, asam kafeat pada menit ke- 3.07,

dan asam ferulat pada menit ke- 7.22. Hasil kromatogram ekstrak sampel

mangkokan putih dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 36.

Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa

asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah

ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-

kromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat

pada Gambar 37. Gambar 37 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada

ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena

adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan

komponen yang diidentifikasi dalam sampel mangkokan putih dapat

ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi,

dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan

luasan area antara ekstrak mangkokan putih, standar campuran, dan ekstrak

mangkokan putih dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 21.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel mangkokan putih berdasarkan perhitungan kurva

standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram

sampel segar), asam klorogenat yaitu 14.13 mg, asam kafeat yaitu 1.69 mg,

dan asam ferulat yaitu 0.80 mg. Total asam fenolat sampel mangkokan putih

Page 78: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

63

Gambar 36. Kromatogram ekstrak mangkokan putih dengan analisis HPLC

Gambar 37. Ko-kromatogram ekstrak mangkokan putih dengan standar

campuran

Tabel 21. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Mangkokan Putih

Komponen

Asam Fenolat

Area pada

ekstrak

mangkokan

putih (mAU)

Area pada

standar

campuran

(mAU)

Area pada ekstrak

mangkokan putih

dengan standar

campuran (mAU)

Asam klorogenat 5951 26285 21130

Asam kafeat 935 55941 31163

Asam ferulat 566 55252 34571

Page 79: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

64

yaitu 16.62 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat

yaitu 79.90 mg, asam kafeat yaitu 9.56 mg, dan asam ferulat yaitu 4.51 mg,

sehingga total asam fenolat untuk sampel mangkokan putih yaitu 93.96 mg.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel mangkokan putih berdasarkan perhitungan eksternal

standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram

sampel segar), asam klorogenat yaitu 14.52 mg, asam kafeat yaitu 1.07 mg,

dan asam ferulat yaitu 0.70 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel

mangkokan putih yaitu 16.30 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering),

asam klorogenat yaitu 82.10 mg, asam kafeat yaitu 6.07 mg, dan asam

ferulat yaitu 3.95 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel mangkokan

putih yaitu 92.12 mg.

11. Kenikir

Kenikir memiliki kadar air sebesar 80.30 %, mengandung total fenol

sebanyak 342.06 mg/100 gram sampel segar dan 1736.70 mg/100 gram

sampel kering. Pada sampel kenikir, peak senyawa asam klorogenat muncul

pada menit ke- 2.15, asam kafeat pada menit ke- 2.75, dan asam ferulat pada

menit ke- 6.93. Hasil kromatogram ekstrak sampel kenikir dengan analisis

HPLC dapat dilihat pada Gambar 38. Untuk memastikan lebih jauh benar

atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka

dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran,

hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil ko-kromatogram

dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 39. Gambar 39

menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami

perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar

campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam

sampel kenikir dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya

peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-

kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak kenikir, standar

campuran, dan ekstrak kenikir dengan standar campuran dapat dilihat pada

Tabel 22.

Page 80: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

65

Gambar 38. Kromatogram ekstrak kenikir dengan analisis HPLC

Gambar 39. Ko-kromatogram ekstrak kenikir dengan standar campuran

Tabel 22. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Kenikir

Komponen

Asam Fenolat

Area pada

ekstrak

kenikir

(mAU)

Area pada

standar

campuran

(mAU)

Area pada ekstrak

kenikir dengan

standar campuran

(mAU)

Asam klorogenat 1872 26285 17258

Asam kafeat 2404 55941 29598

Asam ferulat 2454 55252 30211

Page 81: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

66

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel kenikir berdasarkan perhitungan kurva standar

campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel

segar), asam klorogenat yaitu 4.53 mg, asam kafeat yaitu 3.64 mg, dan asam

ferulat yaitu 3.14 mg. Total asam fenolat untuk sampel kenikir yaitu 11.31

mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 23.02

mg, asam kafeat yaitu 18.48 mg, dan asam ferulat yaitu 15.93 mg, sehingga

total asam fenolat untuk sampel kenikir yaitu 57.43 mg.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel kenikir berdasarkan perhitungan eksternal standar

campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel

segar), asam klorogenat yaitu 4.88 mg, asam kafeat yaitu 3.00 mg, dan asam

ferulat yaitu 3.04 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel kenikir

yaitu 10.91 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat

yaitu 24.76 mg, asam kafeat yaitu 15.22 mg, dan asam ferulat yaitu 15.44

mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel kenikir yaitu 55.426 mg.

Daun kenikir memiliki kandungan asam kafeat tertinggi kedua setelah

daun beluntas. Kandungan senyawa asam kafeatnya yaitu 18.48 mg/100

gram sampel kering. Oleh karena itu daun kenikir juga bisa menjadi sumber

asam kafeat.

12. Daun Kelor

Daun kelor memiliki kadar air sebesar 75.27 %, mengandung total

fenol sebanyak 107.00 mg/100 gram sampel segar dan 432.75 mg/100 gram

sampel kering. Pada sampel daun kelor, peak senyawa asam klorogenat

muncul pada menit ke- 2.13, asam kafeat pada menit ke- 3.20, dan asam

ferulat pada menit ke- 7.22. Hasil kromatogram ekstrak sampel daun kelor

dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 40. Untuk memastikan

lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang

dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar

campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil ko-

kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 41.

Page 82: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

67

Gambar 40. Kromatogram ekstrak daun kelor dengan analisis HPLC

Tabel 23. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Kelor

Komponen

Asam Fenolat

Area pada

ekstrak daun

kelor (mAU)

Area pada

standar

campuran

(mAU)

Area pada ekstrak

daun kelor dengan

standar campuran

(mAU)

Asam klorogenat 2218 26285 16623

Asam kafeat 1385 55941 30153

Asam ferulat 2778 55252 30353

Gambar 41. Ko-kromatogram ekstrak daun kelor dengan standar campuran

Page 83: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

68

Gambar 41 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram

mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan

standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi

dalam sampel daun kelor dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan

munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada

ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak daun kelor,

standar campuran, dan ekstrak daun kelor dengan standar campuran dapat

dilihat pada Tabel 23.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel daun kelor berdasarkan perhitungan kurva standar

campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel

segar), asam klorogenat yaitu 6.65 mg, asam kafeat yaitu 2.93 mg, dan asam

ferulat yaitu 4.41 mg. Total asam fenolat untuk sampel daun kelor yaitu

14.00 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu

26.91 mg, asam kafeat yaitu 11.85 mg, dan asam ferulat yaitu 17.85 mg,

sehingga total asam fenolat untuk sampel daun kelor yaitu 56.61 mg.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel daun kelor berdasarkan perhitungan eksternal standar

campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel

segar), asam klorogenat yaitu 7.09 mg, asam kafeat yaitu 2.12 mg, dan asam

ferulat yaitu 4.29 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun kelor

yaitu 13.50 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat

yaitu 28.66 mg, asam kafeat yaitu 8.57 mg, dan asam ferulat yaitu 17.36 mg,

sehingga total asam fenolat untuk sampel daun kelor yaitu 54.59 mg.

Daun kelor memiliki kandungan asam ferulat tertinggi kedua setelah

kedondong cina yaitu 17.85 mg/100 gram sampel kering.

13. Daun Kucai

Daun kucai memiliki kadar air sebesar 92.30 %, mengandung total

fenol sebanyak 21.01 mg/100 gram sampel segar dan 272.86 mg/100 gram

sampel kering. Pada sampel daun kucai, peak senyawa asam klorogenat

muncul pada menit ke- 2.04, asam kafeat pada menit ke- 2.99, dan asam

Page 84: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

69

ferulat pada menit ke- 7.16. Hasil kromatogram ekstrak sampel daun kucai

dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 42. Untuk memastikan

lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang

dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar

campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil ko-

kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 43. Gambar

43 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram

mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan

standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi

dalam sampel daun kucai dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan

munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada

ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak daun kucai,

standar campuran, dan ekstrak daun kucai dengan standar campuran dapat

dilihat pada Tabel 24.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel daun kucai berdasarkan perhitungan kurva standar

campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel

segar), asam klorogenat yaitu 0.077 mg, asam kafeat yaitu 0.36 mg, dan

asam ferulat yaitu 0.10 mg. Total asam fenolat untuk sampel daun kucai

yaitu 0.53 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat

yaitu 0.99 mg, asam kafeat yaitu 4.6308 mg, dan asam ferulat yaitu 1.32

mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun kucai yaitu 6.94 mg.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel daun kucai berdasarkan perhitungan eksternal standar

campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel

segar), asam klorogenat yaitu 0.21 mg, asam kafeat yaitu 0.08 mg, dan asam

ferulat yaitu 0.06 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun kucai

yaitu 0.35 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat

yaitu 2.68 mg, asam kafeat yaitu 1.08 mg, dan asam ferulat yaitu 0.75 mg,

sehingga total asam fenolat untuk sampel daun kucai yaitu 4.50 mg.

Daun kucai memiliki kandungan asam klorogenat paling rendah

dibandingkan dengan sampel yang lainnya yaitu sebesar 0.077 mg/100 gram

Page 85: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

70

Gambar 42. Kromatogram ekstrak daun kucai dengan analisis HPLC

Gambar 43. Ko-kromatogram ekstrak daun kucai dengan standar campuran

Tabel 24. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Kucai

Komponen

Asam Fenolat

Area pada

ekstrak daun

kucai (mAU)

Area pada

standar

campuran

(mAU)

Area pada ekstrak

daun kucai dengan

standar campuran

(mAU)

Asam klorogenat 191 26285 16437

Asam kafeat 173 55941 28579

Asam ferulat 104 55252 29984

Page 86: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

71

sampel kering. Dengan demikian daun kucai kurang baik jika dikonsumsi

sebagai sumber asam klorogenat.

14. Daun Jambu Mete

Daun jambu mete memiliki kadar air sebesar 80.82 %, mengandung

total fenol sebanyak 847.4081 mg/100 gram sampel segar dan 4418.38

mg/100 gram sampel kering. Pada sampel daun jambu mete, peak senyawa

asam klorogenat muncul pada menit ke- 2.11 dan asam ferulat pada menit

ke- 7.28. Hasil kromatogram ekstrak sampel daun jambu mete dengan

analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 44. Untuk memastikan lebih jauh

benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis

maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran,

hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil ko-kromatogram

dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 45. Gambar 45

menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami

perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar

campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam

sampel daun jambu mete dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan

munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada

ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak daun jambu mete,

standar campuran, dan ekstrak daun jambu mete dengan standar campuran

dapat dilihat pada Tabel 25.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel daun jambu mete berdasarkan perhitungan kurva

standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram

sampel segar), asam klorogenat yaitu 13.53 mg dan asam ferulat yaitu 2.88

mg. Total asam fenolat untuk sampel daun jambu mete yaitu 16.41 mg. Dry

basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 70.53 mg dan

asam ferulat yaitu 15.02 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun

jambu mete yaitu 85.55 mg.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel daun jambu mete berdasarkan perhitungan eksternal

Page 87: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

72

Gambar 44. Kromatogram ekstrak daun jambu mete dengan analisis HPLC

Tabel 25. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Jambu Mete

Komponen

Asam Fenolat

Area pada

ekstrak jambu

mete (mAU)

Area pada

standar

campuran

(mAU)

Area pada ekstrak

jambu mete dengan

standar campuran

(mAU)

Asam klorogenat 5594 26285 19429

Asam kafeat 55941 39253

Asam ferulat 2577 55252 32366

Gambar 45. Ko-kromatogram ekstrak daun jambu mete dengan standar campuran

Page 88: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

73

standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram

sampel segar), asam klorogenat yaitu 13.91 mg asam ferulat yaitu 2.79 mg,

sehingga total asam fenolat untuk sampel daun jambu mete yaitu 16.70 mg.

Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 72.55 mg

dan asam ferulat yaitu 14.54 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel

daun jambu mete yaitu 87.08 mg.

Daun jambu mete memiliki kandungan total fenol tertinggi diantara

sampel yang lainnya yaitu 4418.38 mg/100 gram sampel kering. Sandrasari

(2009) dalam penelitiannya mengenai kaitan antioksidan dengan total fenol

pada ekstrak sayuran indigenous Indonesia menyatakan bahwa semakin

tinggi total fenol pada ekstrak sayuran maka semakin tinggi kapasitas

antioksidannya, semakin tinggi pula kemampuan sebagai radikal scavenger,

kemampuan mereduksi, dan kemampuannya dalam menghambat oksidasi

lipid lanjut. Total fenol yang sangat tinggi ini menunjukkan bahwa pada

sampel daun jambu mete masih banyak terdapat senyawa antioksidan yang

lain selain asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat).

Berdasarkan penelitian Rahmat (2009) menyatakan bahwa jambu mete

memiliki kandungan senyawa quercetin paling tinggi dibandingkan dengan

sampel lainnya yaitu 573.07 mg/100 gram sampel kering.

15. Buah Takokak

Buah Takokak memiliki kadar air sebesar 79.89 %, mengandung total

fenol sebanyak 158.92 mg/100 gram sampel segar dan 790.12 mg/100 gram

sampel kering. Pada sampel buah takokak, peak senyawa asam klorogenat

muncul pada menit ke- 2.16, asam kafeat pada menit ke- 3.07, dan asam

ferulat pada menit ke- 7.28. Hasil kromatogram ekstrak sampel buah

takokak dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 46. Untuk

memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam

fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah

ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-

kromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat

pada Gambar 47.

Page 89: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

74

Gambar 46. Kromatogram ekstrak buah takokak dengan analisis HPLC

Gambar 47. Ko-kromatogram ekstrak buah takokak dengan standar campuran

Tabel 26. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Buah Takokak

Komponen

Asam Fenolat

Area pada

ekstrak buah

takokak

(mAU)

Area pada

standar

campuran

(mAU)

Area pada ekstrak

buah takokak

dengan standar

campuran (mAU)

Asam klorogenat 11765 26285 23292

Asam kafeat 1358 55941 29844

Asam ferulat 171 55252 30125

Page 90: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

75

Gambar 47 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram

mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan

standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi

dalam sampel buah takokak dapat ditentukan dari peak yang terbentuk,

urutan munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi

pada ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak buah

takokak, standar campuran, dan ekstrak buah takokak dengan standar

campuran dapat dilihat pada Tabel 26.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel buah takokak berdasarkan perhitungan kurva standar

campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel

segar), asam klorogenat yaitu 33.14 mg, asam kafeat yaitu 2.56 mg, dan

asam ferulat yaitu 0.32 mg. Total asam fenolat untuk sampel buah takokak

yaitu 36.02 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat

yaitu 164.76 mg, asam kafeat yaitu 12.74 mg, dan asam ferulat yaitu 1.60

mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel buah takokak yaitu 179.11

mg.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel bauh takokak berdasarkan perhitungan eksternal

standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram

sampel segar), asam klorogenat yaitu 33.70 mg, asam kafeat yaitu 1.852 mg,

asam ferulat yaitu 0.21 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel buah

takokak yaitu 35.76 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam

klorogenat yaitu 167.57 mg, asam kafeat yaitu 9.21 mg, dan asam ferulat

yaitu 1.03 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel buah takokak yaitu

177.80 mg.

Buah takokak memiliki kandungan total asam fenolat tertinggi kedua

setelah kedondong cina. Kandungan total asam fenolatnya sebesar 179.11

mg/100 gram sampel kering. Dengan demikian buah takokak dapat menjadi

salah satu alternatif sebagai sumber asam fenolat untuk kebutuhan tubuh

manusia. Adanya asam fenolat yang tinggi dapat berfungsi sebagai

antioksidan dalam tubuh.

Page 91: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

76

16. Antanan

Antanan memiliki kadar air sebesar 81.72 %, mengandung total fenol

sebanyak 200.52 mg/100 gram sampel segar dan 1097.23 mg/100 gram

sampel kering. Pada sampel antanan, peak senyawa asam klorogenat muncul

pada menit ke- 2.11, asam kafeat pada menit ke- 2.96, dan asam ferulat pada

menit ke-7.15. Hasil kromatogram ekstrak sampel antanan dengan analisis

HPLC dapat dilihat pada Gambar 48. Untuk memastikan lebih jauh benar

atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka

dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran,

hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil ko-kromatogram

dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 49. Gambar 49

menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami

perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar

campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam

sampel antanan dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan

munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada

ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak antanan, standar

campuran, dan ekstrak antanan dengan standar campuran dapat dilihat pada

Tabel 27.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel antanan berdasarkan perhitungan kurva standar

campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel

segar), asam klorogenat yaitu 9.22 mg, asam kafeat yaitu 1.19 mg, dan asam

ferulat yaitu 1.80 mg. Total asam fenolat untuk sampel antanan yaitu 12.22

mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 50.47

mg, asam kafeat yaitu 6.50 mg, dan asam ferulat yaitu 9.88 mg, sehingga

total asam fenolat untuk sampel antanan yaitu 66.85 mg.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel antanan berdasarkan perhitungan eksternal standar

campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel

segar), asam klorogenat yaitu 9.58 mg, asam kafeat yaitu 0.57 mg, asam

ferulat yaitu 1.71 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel antanan

Page 92: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

77

Gambar 48. Kromatogram ekstrak antanan dengan analisis HPLC

Gambar 49. Ko-kromatogram ekstrak antanan dengan standar campuran

Tabel 27. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Antanan

Komponen

Asam Fenolat

Area pada

ekstrak

antanan

(mAU)

Area pada

standar

campuran

(mAU)

Area pada ekstrak

antanan dengan

standar campuran

(mAU)

Asam klorogenat 4141 26285 18817

Asam kafeat 503 55941 29693

Asam ferulat 1556 55252 32177

Page 93: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

78

yaitu 11.86 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat

yaitu 52.42 mg, asam kafeat yaitu 3.10 mg, dan asam ferulat yaitu 9.36 mg,

sehingga total asam fenolat untuk sampel antanan yaitu 64.88 mg.

17. Krokot

Krokot memiliki kadar air sebesar 88.07 %, mengandung total fenol

sebanyak 82.66 mg/100 gram sampel segar dan 692.69 mg/100 gram sampel

kering. Pada sampel krokot, peak senyawa asam klorogenat muncul pada

menit ke- 2.05, asam kafeat pada menit ke- 3.04, dan asam ferulat pada

menit ke- 7.09. Hasil kromatogram ekstrak sampel krokot dengan analisis

HPLC dapat dilihat pada Gambar 50. Untuk memastikan lebih jauh benar

atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka

dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran,

hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil ko-kromatogram

dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 51. Gambar 51

menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami

perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar

campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam

sampel krokot dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya

peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-

kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak krokot, standar

campuran, dan ekstrak krokot dengan standar campuran dapat dilihat pada

Tabel 28.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel krokot berdasarkan perhitungan kurva standar

campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel

segar), asam klorogenat yaitu 5.78 mg, asam kafeat yaitu 0.54 mg, dan asam

ferulat yaitu 0.22 mg. Total asam fenolat untuk sampel krokot yaitu 6.55

mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 48.48

mg, asam kafeat yaitu 4.56 mg, dan asam ferulat yaitu 1.84 mg, sehingga

total asam fenolat untuk sampel krokot yaitu 54.88 mg.

Page 94: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

79

Gambar 50. Kromatogram ekstrak krokot dengan analisis HPLC

Gambar 51. Ko-kromatogram ekstrak krokot dengan standar campuran

Tabel 28. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Krokot

Komponen

Asam Fenolat

Area pada

ekstrak

krokot

(mAU)

Area pada

standar

campuran

(mAU)

Area pada

ekstrak krokot

dengan standar

campuran (mAU)

Asam klorogenat 4032 26285 18384

Asam kafeat 206 55941 29113

Asam ferulat 200 55252 29051

Page 95: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

80

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel krokot berdasarkan perhitungan eksternal standar

campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel

segar), asam klorogenat yaitu 6.01 mg, asam kafeat yaitu 0.15 mg, asam

ferulat yaitu 0.16 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel krokot yaitu

6.32 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu

50.37 mg, asam kafeat yaitu 1.26 mg, dan asam ferulat yaitu 1.31 mg,

sehingga total asam fenolat untuk sampel krokot yaitu 52.94 mg.

18. Antanan Beurit

Antanan beurit memiliki kadar air sebesar 84.30 %, mengandung total

fenol sebanyak 144.81 mg/100 gram sampel segar dan 922.37 mg/100 gram

sampel kering. Pada sampel antanan beuritt, peak senyawa asam klorogenat

muncul pada menit ke- 2.16 dan asam kafeat pada menit ke- 3.06. Hasil

kromatogram ekstrak sampel antanan beurit dengan analisis HPLC dapat

dilihat pada Gambar 52. Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya

waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi

sampel yang telah ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan

istilah ko-kromatogram. Hasil ko-kromatogram dapat dilihat pada Gambar

53. Gambar 53 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-

kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya

penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang

diidentifikasi dalam sampel antanan beurit dapat ditentukan dari peak yang

terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area

yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak

antanan beurit, standar campuran, dan ekstrak antanan beurit dengan standar

campuran dapat dilihat pada Tabel 29.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel antanan beurit berdasarkan perhitungan kurva standar

campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel

segar), asam klorogenat yaitu 24.27 mg dan asam kafeat yaitu 1.35 mg.

Total asam fenolat untuk sampel antanan beurit yaitu 25.62 mg. Dry basis

Page 96: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

81

Gambar 52. Kromatogram ekstrak antanan beurit dengan analisis HPLC

Gambar 53. Ko-kromatogram ekstrak antanan beurit dengan standar campuran

Tabel 29. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Antanan Beurit

Komponen Asam

Fenolat

Area pada

ekstrak

antanan beurit

(mAU)

Area pada

standar

campuran

(mAU)

Area pada ekstrak

antanan beurit dengan

standar campuran

(mAU)

Asam klorogenat 11980 26285 22485

Asam kafeat 866 55941 29124

Asam ferulat

55252 29769

Page 97: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

82

(per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 154.58 mg dan asam

kafeat yaitu 8.62 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel antanan

beurit yaitu 163.20 mg.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel antanan beurit berdasarkan perhitungan eksternal

standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram

sampel segar), asam klorogenat yaitu 24.68 mg dan asam kafeat yaitu 0.82

mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel antanan beurit yaitu 25.51

mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 157.23

mg dan asam kafeat yaitu 5.25 mg, sehingga total asam fenolat untuk

sampel antanan beurit yaitu 162.48 mg.

Antanan beurit memiliki kandungan total asam fenolat tertinggi ketiga

setelah kedondong cina dan buah takokak. Besarnya kandungan total asam

fenolat yang dikandungnya yaitu 163.20 mg/100 gram sampel kering.

Antanan beurit dapat menjadi salah satu sumber asam fenolat yang baik

untuk kesehatan manusia.

19. Daun Ginseng

Daun ginseng memiliki kadar air sebesar 91.83 %, mengandung total

fenol sebanyak 64.64 mg/100 gram sampel segar dan 790.76 mg/100 gram

sampel kering. Pada sampel daun ginseng, peak senyawa asam klorogenat

muncul pada menit ke- 2.16, asam kafeat pada menit ke- 3.09, dan asam

ferulat pada menit ke- 7.21. Hasil kromatogram ekstrak sampel daun

ginseng dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 54. Untuk

memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam

fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah

ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-

kromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat

pada Gambar 55. Gambar 55 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada

ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena

adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan

komponen yang diidentifikasi dalam sampel daun ginseng dapat ditentukan

Page 98: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

83

Gambar 54. Kromatogram ekstrak daun ginseng dengan analisis HPLC

Gambar 55. Ko-kromatogram ekstrak daun ginseng dengan standar campuran

Tabel 30. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Ginseng

Komponen Asam

Fenolat

Area pada

ekstrak daun

ginseng

(mAU)

Area pada

standar

campuran

(mAU)

Area pada ekstrak

daun ginseng

dengan standar

campuran (mAU)

Asam klorogenat 493 26285 18076

Asam kafeat 258 55941 29940

Asam ferulat 83 55252 32879

Page 99: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

84

dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi, dan

perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan

luasan area antara ekstrak daun ginseng, standar campuran, dan ekstrak daun

ginseng dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 30.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel daun ginseng berdasarkan perhitungan kurva standar

campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel

segar), asam klorogenat yaitu 0.38 mg, asam kafeat yaitu 0.40 mg, dan asam

ferulat yaitu 0.09 mg. Total asam fenolat untuk sampel daun ginseng yaitu

0.87 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu

4.67 mg, asam kafeat yaitu 4.96 mg, dan asam ferulat yaitu 1.05 mg,

sehingga total asam fenolat untuk sampel daun ginseng yaitu 10.68 mg.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel daun ginseng berdasarkan perhitungan eksternal

standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram

sampel segar), asam klorogenat yaitu 0.52 mg, asam kafeat yaitu 0.13 mg,

asam ferulat yaitu 0.04 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun

ginseng yaitu 0.68 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam

klorogenat yaitu 6.31 mg, asam kafeat yaitu 1.57 mg, dan asam ferulat yaitu

0.50 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun ginseng yaitu 8.38

mg.

20. Bunga Kecombrang

Bunga kecombrang memiliki kadar air sebesar 89.77 %, mengandung

total fenol sebanyak 256.99 mg/100 gram sampel segar dan 2511.45 mg/100

gram sampel kering. Pada sampel bunga kecombrang, peak senyawa asam

klorogenat muncul pada menit ke- 2.16, asam kafeat pada menit ke- 2.81,

dan asam ferulat pada menit ke- 6.98. Hasil kromatogram ekstrak sampel

bunga kecombrang dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 56.

Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa

asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah

ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-

Page 100: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

85

Gambar 56. Kromatogram ekstrak bunga kecombrang dengan analisis HPLC

Gambar 57. Ko-kromatogram ekstrak bunga kecombrang dengan standar

campuran

Tabel 31. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Bunga Kecombrang

Komponen

Asam Fenolat

Area pada

ekstrak bunga

kecombrang

(mAU)

Area pada

standar

campuran

(mAU)

Area pada ekstrak

bunga kecombrang

dengan standar

campuran (mAU)

Asam klorogenat 10387 26285 20829

Asam kafeat 985 55941 29700

Asam ferulat 113 55252 30713

Page 101: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

86

kromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat

pada Gambar 57. Gambar 57 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada

ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena

adanya penambahan standar campuran kedalam sampel.

Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam sampel bunga

kecombrang dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya

peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-

kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak bunga kecombrang,

standar campuran, dan ekstrak bunga kecombrang dengan standar campuran

dapat dilihat pada Tabel 31.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel bunga kecombrang berdasarkan perhitungan kurva

standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram

sampel segar), asam klorogenat yaitu 14.06 mg, asam kafeat yaitu 0.96 mg,

dan asam ferulat yaitu 0.13 mg. Total asam fenolat untuk sampel bunga

kecombrang yaitu 15.15 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam

klorogenat yaitu 137.42 mg, asam kafeat yaitu 9.37 mg, dan asam ferulat

yaitu 1.24 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel bunga kecombrang

yaitu 148.04 mg.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel bunga kecombrang berdasarkan perhitungan eksternal

standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram

sampel segar), asam klorogenat yaitu 14.32 mg, asam kafeat yaitu 0.62 mg,

asam ferulat yaitu 0.07 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel bunga

kecombrang yaitu 15.01 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam

klorogenat yaitu 139.92 mg, asam kafeat yaitu 6.08 mg, dan asam ferulat

yaitu 0.71 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel bunga kecombrang

yaitu 146.71 mg. Bunga kecombrang memiliki kandungan total fenol

tertinggi ketiga setelah daun jambu mete dan daun beluntas. Kandungan

total fenolnya yaitu 2511.45 mg/100 gram sampel kering.

Page 102: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

87

21. Daun Beluntas

Daun beluntas memiliki kadar air sebesar 80.81 %, mengandung total

fenol sebanyak 742.54 mg/100 gram sampel segar dan 3868.59 mg/100

gram sampel kering. Pada sampel daun beluntas, peak senyawa asam

klorogenat muncul pada menit ke- 2.15 dan asam kafeat pada menit ke-

3.14. Hasil kromatogram ekstrak sampel daun beluntas dengan analisis

HPLC dapat dilihat pada Gambar 58. Untuk memastikan lebih jauh benar

atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka

dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran,

hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil ko-kromatogram

dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 59. Gambar 59

menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami

perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar

campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam

sampel daun beluntas dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan

munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada

ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak daun beluntas,

standar campuran, dan ekstrak daun beluntas dengan standar campuran

dapat dilihat pada Tabel 32.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel daun beluntas berdasarkan perhitungan kurva standar

campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel

segar), asam klorogenat yaitu 19.99 mg dan asam kafeat yaitu 8.65 mg.

Total asam fenolat untuk sampel daun beluntas yaitu 28.65 mg. Dry basis

(per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 104.17 mg dan asam

kafeat yaitu 45.09 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun

beluntas yaitu 149.26 mg.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel daun beluntas berdasarkan perhitungan eksternal

standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram

sampel segar), asam klorogenat yaitu 20.44 mg dan asam kafeat yaitu 8.04

mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun beluntas yaitu 28.48 mg.

Page 103: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

88

Gambar 58. Kromatogram ekstrak daun beluntas dengan analisis HPLC

Gambar 59. Ko-kromatogram ekstrak daun beluntas dengan standar campuran

Tabel 32. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Beluntas

Komponen

Asam Fenolat

Area pada

ekstrak daun

beluntas

(mAU)

Area pada

standar

campuran

(mAU)

Area pada ekstrak

daun beluntas

dengan standar

campuran (mAU)

Asam klorogenat 8130 26285 21663

Asam kafeat 6709 55941 33126

Asam ferulat

55252 34114

Page 104: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

89

Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 106.51 mg

dan asam kafeat yaitu 41.88 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel

daun beluntas yaitu 148.39 mg.

Daun beluntas memiliki kandungan asam kafeat tertinggi diantara

sampel sayuran lain yaitu 45.09 mg/100 gram sampel kering. Dengan

demikian daun beluntas dapat menjadi sumber asam kafeat yang baik.

Tingginya senyawa asam kafeat didalam suatu bahan pangan akan

memberikan dampak yang baik terhadap kesehatan manusia. Contohnya

berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jian et al. (1999), asam kafeat

memiliki efek toksik pada sel tumor U937 dan JAR ketika dosis obatnya

lebih dari 50 µg/mL.

22. Bunga Turi

Bunga turi memiliki kadar air sebesar 90.23 %, mengandung total

fenol sebanyak 38.43 mg/100 gram sampel segar dan 393.19 mg/100 gram

sampel kering. Pada sampel bunga turi, peak senyawa asam ferulat pada

menit ke- 6.96. Hasil kromatogram ekstrak sampel bunga turi dengan

analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 60. Untuk memastikan lebih jauh

benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis

maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran,

hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil ko-kromatogram

dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 61. Gambar 61

menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami

perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar

campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam

sampel bunga turi dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan

munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada

ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak bunga turi,

standar campuran, dan ekstrak bunga turi dengan standar campuran dapat

dilihat pada Tabel 33.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel bunga turi berdasarkan perhitungan kurva standar

Page 105: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

90

Gambar 60. Kromatogram ekstrak bunga turi dengan analisis HPLC

Gambar 61. Ko-kromatogram ekstrak bunga turi dengan standar campuran

Tabel 33. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Bunga Turi

Komponen

Asam Fenolat

Area pada

ekstrak

bunga turi

(mAU)

Area pada

standar

campuran

(mAU)

Area pada ekstrak

bunga turi dengan

standar campuran

(mAU)

Asam klorogenat 26285 18170

Asam kafeat 55941 30222

Asam ferulat 66 55252 33039

Page 106: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

91

campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel

segar), asam ferulat yaitu 0.10 mg. Total asam fenolat untuk sampel bunga

turi yaitu 0.10 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam ferulat

yaitu 1.00 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel bunga turi yaitu

1.00 mg.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel bunga turi berdasarkan perhitungan eksternal standar

campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel

segar), asam ferulat yaitu 0.04 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel

bunga turi yaitu 0.04 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam

ferulat yaitu 0.41 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel bunga turi

yaitu 0.41 mg.

Bunga turi memiliki kandungan total asam fenolat terendah

dibandingkan dengan sampel yang lainnya yaitu sebesar 1.00 mg/100 gram

sampel kering. Bunga turi kurang baik sebagai sumber asam fenolat karena

konsentrasinya yang rendah.

23. Terubuk

Terubuk memiliki kadar air sebesar 88.39 %, mengandung total fenol

sebanyak 87.65 mg/100 gram sampel segar dan 754.68 mg/100 gram sampel

kering. Pada sampel terubuk, peak senyawa asam klorogenat muncul pada

menit ke- 2.16, asam kafeat pada menit ke- 3.07, dan asam ferulat pada

menit ke- 7.20. Hasil kromatogram ekstrak sampel terubuk dengan analisis

HPLC dapat dilihat pada Gambar 62. Untuk memastikan lebih jauh benar

atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka

dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran,

hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil ko-kromatogram

dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 63. Gambar 63

menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami

perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar

campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam

sampel terubuk dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan muncul-

Page 107: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

92

Gambar 62. Kromatogram ekstrak terubuk dengan analisis HPLC

Gambar 63. Ko-kromatogram ekstrak terubuk dengan standar campuran

Tabel 34. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Terubuk

Komponen

Asam Fenolat

Area pada

ekstrak

terubuk

(mAU)

Area pada

standar

campuran

(mAU)

Area pada

ekstrak terubuk

dengan standar

campuran

(mAU)

Asam klorogenat 2805 26285 20512

Asam kafeat 904 55941 31193

Asam ferulat 129 55252 34051

Page 108: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

93

nya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-

kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak terubuk, standar

campuran, dan ekstrak terubuk dengan standar campuran dapat dilihat pada

Tabel 34.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel terubuk berdasarkan perhitungan kurva standar

campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel

segar), asam klorogenat yaitu 4.17 mg, asam kafeat yaitu 1.05 mg, dan asam

ferulat yaitu 0.16 mg. Total asam fenolat untuk sampel terubuk yaitu 5.37

mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 35.89

mg, asam kafeat yaitu 9.02 mg, dan asam ferulat yaitu 1.34 mg, sehingga

total asam fenolat untuk sampel terubuk yaitu 46.26 mg.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel terubuk berdasarkan perhitungan eksternal standar

campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel

segar), asam klorogenat yaitu 4.38 mg, asam kafeat yaitu 0.65 mg, asam

ferulat yaitu 0.09 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel terubuk

yaitu 5.13 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat

yaitu 37.76 mg, asam kafeat yaitu 5.61 mg, dan asam ferulat yaitu 0.79 mg,

sehingga total asam fenolat untuk sampel terubuk yaitu 44.16 mg.

24. Daun Kedondong Cina

Daun kedondong cina memiliki kadar air sebesar 85.43%,

mengandung total fenol sebanyak 189.08 mg/100 gram sampel segar dan

1297.72 mg/100 gram sampel kering. Pada sampel daun kedondong cina,

peak senyawa asam klorogenat muncul pada menit ke- 2.01 dan asam ferulat

pada menit ke- 7.29. Hasil kromatogram ekstrak sampel daun kedondong

cina dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 64. Untuk

memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam

fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah

ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-

kromatogram. Hasil ko-kromatogram dapat dilihat pada Gambar 65.

Page 109: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

94

Gambar 65 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram

mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan

standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi

dalam sampel daun kedondong cina dapat ditentukan dari peak yang

terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area

yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak

daun kedondong cina, standar campuran, dan ekstrak daun kedondong cina

dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 35.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel daun kedondong cina berdasarkan perhitungan kurva

standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram

sampel segar), asam klorogenat yaitu 47.02 mg dan asam ferulat yaitu 5.02

mg. Total asam fenolat untuk sampel daun kedondong cina yaitu 52.03 mg.

Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 322.68 mg

dan asam ferulat yaitu 34.44 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel

daun kedondong cina yaitu 357.12 mg.

Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat) pada sampel daun kedondong cina berdasarkan perhitungan

eksternal standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per

100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 47.58 mg dan asam ferulat

yaitu 4.95 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun kedondong

cina yaitu 52.53 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam

klorogenat yaitu 326.53 mg dan asam ferulat yaitu 33.97 mg, sehingga total

asam fenolat untuk sampel daun kedondong cina yaitu 360.50 mg.

Daun kedondong cina memiliki jumlah kandungan asam klorogenat

dan asam ferulat terbesar dibandingkan sampel yang lain yaitu 322.68

mg/100 gram sampel kering dan 34.44 mg/100 gram sampel kering. Dengan

demikian daun kedondong cina sangat baik sebagai sumber klorogenat dan

asam ferulat. Senyawa asam klorogenat maupun asam ferulat sangat baik

bagi kesehatan manusia karena kemampuannya sebagai antioksidan.

Penelitian yang dilakukan oleh Laranjinha (1994) menyatakan bahwa asam

klorogenat dan asam kafeat menghambat oksidasi LDL secara invitro dan

Page 110: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

95

Gambar 64. Kromatogram ekstrak kedondong cina dengan analisis HPLC

Gambar 65. Ko-kromatogram ekstrak kedondong cina dengan standar campuran

Tabel 35. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Kedondong Cina

Komponen Asam

Fenolat

Area pada

ekstrak

kedondong

cina (mAU)

Area pada

standar

campuran

(mAU)

Area pada ekstrak

kedondong cina

dengan standar

campuran (mAU)

Asam klorogenat 23715 26285 19342

Asam kafeat

55941 29719

Asam ferulat 5108 55252 33724

Page 111: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

96

melindungi dari penyakit cardiovascular. Olthof (2001) dalam

penelitiannya yang berkaitan dengan absorbsi senyawa asam klorogenat dan

asam kafeat dalam tubuh manusia menyatakan bahwa absorbsi senyawa

asam klorogenat dalam tubuh manusia sebesar 33% dan absorbsi senyawa

asam kafeat dalam tubuh manusia sebesar 95%.

Kedondong cina memiliki kandungan total asam fenolat (asam

klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) tertinggi dibandingkan sampel

lainnya yaitu 357.13 mg/100 gram sampel kering. Dengan demikian

kedondong cina dapat berfungsi sebagai sumber asam fenolat untuk

kesehatan manusia.

D. REKAPITULASI HASIL DAN SENYAWA YANG BELUM

TERIDENTIFIKASI PADA SAYURAN INDIGENOUS

Penelitian ini menunjukkan bahwa kadar air pada sampel sayuran sangat

tinggi yaitu berkisar antara 75-92%. Kadar air tertinggi ditemukan pada sampel

daun kucai yaitu 92.30% sedangkan kadar air terendah ditemukan pada sampel

daun kelor yaitu 75.27%. Data kadar air kedua puluh empat sayuran indigenous

Indonesia dapat dilihat secara lengkap pada Lampiran 8.

Kadar total fenol pada sampel menunjukkan besarnya jumlah senyawa

fenolik yang terdapat didalam sampel tersebut. Kadar total fenol ini mewakili

senyawa fenolik yang terdapat di dalam sampel, baik berupa komponen

flavonoid, asam fenolat, maupun komponen fenolik yang lain. Kandungan total

fenol tertinggi dalam penelitian ini yaitu pada sampel daun jambu mete dengan

total fenol sebesar (4418.38 mg) diikuti oleh daun beluntas (3868.59 mg), dan

bunga kecombrang (2511.45 mg). kandungan total fenol terendah ditemukan

pada sampel mangkokan yaitu (227.74 mg). Selengkapnya data total fenol

dapat dilihat pada Lampiran 11.

Sampel yang memiliki kandungan asam fenolat tertinggi yaitu

kedondong cina dengan kandungan asam fenolat sebesar (357.12 mg) diikuti

oleh buah takokak (179.11 mg), dan antanan beurit (163.20 mg). Sampel

terendah yaitu bunga turi dengan kandungan asam fenolat sebesar (0.98 mg).

Senyawa asam klorogenat tertinggi terdapat pada sampel kedondong cina

(322.68 mg) diikuti oleh buah takokak (164.76 mg) dan antanan beurit (154.58

Page 112: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

97

mg). Kandungan senyawa asam klorogenat terendah yaitu pada sampel daun

kucai (1.00 mg). Kandungan senyawa asam kafeat tertinggi terdapat pada daun

beluntas (45.09 mg) diikuti oleh daun kenikir (18.48 mg) dan daun kemangi

(16.13 mg). Kandungan senyawa asam kafeat terendah terdapat pada sampel

daun labu (4.12 mg). Kandungan senyawa asam ferulat tertinggi terdapat pada

sampel kedondong cina (34.44 mg) diikuti oleh daun kelor (17.85 mg) dan

daun kenikir (15.94 mg). Kandungan senyawa asam ferulat terendah terdapat

pada daun labu (0.93 mg).

Adapun senyawa asam fenolat dari yang terbanyak ke yang tersedikit

yaitu asam klorogenat sebesar (322.68 mg) pada sampel kedondong cina, asam

No Sayuran Indigenous Indonesia* mg Asam Fenolat per

100 gram edible portion

1 Mengkudu 3.06

2 Mangkokan 2.25

3 Daun Labu Siam 6.47

4 Daun Lembayung 7.66

5 Daun Katuk 5.61

6 Daun Kemangi 2.51

7 Daun Pakis 3.05

8 Daun Pohpohan 18.74

9 Bunga Pepaya 2.55

10 Mangkokan Putih 16.62

11 Daun Kenikir 11.31

12 Daun Kelor 14.00

13 Daun Kucai 0.53

14 Daun Jambu Mete 16.41

15 Buah Takokak 36.02

16 Antanan 12.22

17 Krokot 6.55

18 Antanan Beurit 25.62

19 Daun Ginseng 0.87

20 Bunga kecombrang 15.15

21 Daun Beluntas 28.65

22 Bunga Turi 0.10

23 Terubuk 5.37

24 Kedondong cina 52.03

Tabel 36. Kandungan Asam Fenolat pada Dua Puluh Empat Jenis

Sayuran Indigenous Segar

*semua sayuran indigenous di atas dikonsumsi dalam bentuk lalapan

Page 113: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

98

kafeat sebesar (45.09 mg) pada sampel daun beluntas, dan asam ferulat sebesar

(34.44 mg) pada sampel kedondong cina. Nilai-nilai tersebut dihitung

berdasarkan 100 gram berat kering. Tabel 36 menunjukkan kandungan asam

fenolat pada dua puluh empat jenis sayuran indigenous Indonesia (mg asam

fenolat per 100 gram edible portion). Perhitungan asam fenolat secara lengkap

dapat dilihat pada Lampiran 12 sampai Lampiran 17.

Sampel Konsentrasi (mg / 100 g sampel kering)

Asam Klorogenat Asam Kafeat Asam Ferulat

Bagian Daun

Mengkudu 15.85 + 0.31 - 5.22 + 0.29

Mangkokan 4.84 + 0.12 6.51 + 0.054 1.37 + 0.02

Labu Siam 43.53 + 0.89 4.12 + 0.019 0.94 + 0.02

Lembayung 27.27 + 0.78 12.95 + 0.27 8.80 + 0.56

Katuk 15.49 + 1.46 5.18+ 0.089 5.05+ 0.20

Kemangi 2.58 + 0.07 16.13 + 0.46 1.28 + 0.04

Pakis 24.06 + 1.46 4.35 + 0.05 -

Pohpohan 141.84 + 3.20 8.97 + 0.07 1.37 + 0.03

Mangkokan Putih 79.90 + 2.31 9.56+ 0.19 4.51 + 0.23

Kenikir 23.02 + 0.93 18.48 + 0.69 15.93 + 1.40

Kelor 26.91 + 0.66 11.85 + 0.33 17.85+ 0.63

Kucai 0.99 + 0.091 4.63 + 0.08 1.32 + 0.05

Jambu Mete 70.53 + 2.00 - 15.02 + 0.65

Ginseng 4.67 + 0.14 4.96 + 0.04 1.05 + 0.04

Beluntas 104.17 + 1.24 45.09 + 2.39 -

Kedondong Cina 322.68 + 5.54 - 34.44 + 1.12

Bagian Bunga

Pepaya 6.93 + 0.00 9.31 + 0.03 6.75 + 0.18

Kecombrang 137.42 + 10.83 9.37 + 0.31 1.24 + 0.02

Turi - - 0.99 + 0.02

Seluruh Bagian

Antanan 50.47 + 1.83 6.50 + 0.10 9.88 + 0.48

Antanan Beurit 154.58 + 3.27 8.62 + 0.19 -

Terubuk 35.89 + 1.15 9.02 + 0.17 1.34 + 0.02

Daun dan Batang

Krokot 48.48 + 0.58 4.56 + 0.04 1.84 + 0.10

Bagian Buah

Takokak 164.76 + 8.12 12.74 + 0.41 1.60 + 0.07

Ket:

-: Tidak terdeteksi

Tabel 37. Kandungan Asam Fenolat pada Dua Puluh Empat Jenis

Sayuran Indigenous Berdasarkan Bagian yang diteliti

Page 114: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

99

Tabel 36 menunjukkan jumlah asam fenolat yang akan masuk ke dalam

tubuh manusia jika dikonsumsi per 100 gram sampel segar serta dikonsumsi

dalam bentuk lalapan. Jika sayuran tersebut diolah terlebih dahulu, misal

direbus, ditumis, maupun diolah dengan cara dicampur dengan bahan-bahan

pangan yang lain maka nilai kandungan asam fenolat yang masuk ke tubuh

akan lebih kecil dari angka-angka tersebut. Hal ini terjadi karena asam fenolat

merupakan senyawa yang tidak tahan panas. Senyawa asam fenolat akan rusak

jika terkena panas, oleh karena itu kandungan asam fenolat akan berkurang jika

sayuran tersebut diolah terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.

Tabel 37 menunjukkan data asam fenolat berdasarkan pengelompokan

bagian tanaman yang digunakan untuk penelitian ini yaitu daun, bunga, buah,

daun dan batang, dan seluruh bagian. Pada tabel 37 dapat terlihat bahwa

senyawa asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat pada bagian daun

lebih banyak jika dibandingkan dengan bagian bunga, batang, seluruh bagian,

maupun buah. Namun hal ini juga dipengaruhi oleh jenis sayuran yang

dianalisis.

(Mattila dan HellstrÖm, 2007) dalam penelitiannya didapatkan kisaran

senyawa asam fenolat yaitu asam klorogenat 0.1–23 mg per 100 gram sampel

segar, asam kafeat 0.06–49 mg/100 gram sampel segar, dan asam ferulat 0.05–

39 mg/100 gram sampel segar. Pada penelitian ini pun mendapatkan nilai

diantara kisaran tersebut yaitu asam klorogenat 0.08–47.02 mg/100 gram

sampel segar, asam kafeat 0.36 – 8.65 mg per 100 gram sampel segar, dan

asam ferulat 0.09– 5.02 mg per 100 gram sampel segar.

Pada penelitian ini asam fenolat yang digunakan hanya tiga jenis yaitu

asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat. Dari hasil penelitian terlihat

bahwa di sampel masih banyak terdapat senyawa asam fenolat selain ketiga

jenis senyawa di atas. Tabel 38 menunjukkan rekapitulasi kadar air, total fenol,

dan total asam fenolat. Tabel 39 menunjukkan senyawa asam fenolat yang

terdeteksi. Jika ingin mengetahui lebih dalam mengenai senyawa asam fenolat

apa saja yang masih terkandung di dalam sayuran indigenous maka dapat

dilakukan kajian lebih jauh melalui kemungkinan waktu retensinya. Tabel 40

menunjukkan rekapitulasi komponen-komponen yang mungkin terdapat di

Page 115: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

100

dalam sayuran indigenous dan persentase area komponen yang belum

teridentifikasi terhadap area seluruh komponen yang terdeteksi pada sayuran

indigenous Indonesia. Pada Tabel 40 terlihat bahwa antanan memiliki area

unknown tertinggi yaitu sebesar 89%, diikuti oleh daun beluntas sebesar 81%.

Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak senyawa asam fenolat yang

mungkin terdapat pada sampel karena pada penelitian ini hanya tiga jenis asam

fenolat saja yang dianalisis berdasarkan ketersediaannya yang cukup banyak

dalam tanaman yaitu klorogenat, kafeat, dan asam ferulat.

Jika dilihat pada tabel 40, senyawa pada waktu retensi menit ke- 3.3 dan

menit ke 4.4 terdapat pada semua sampel sayuran indigenous Indonesia. Area

yang tertinggi terdapat pada sampel daun jambu mete yaitu sebesar 22220

(mAU) untuk menit ke 3.3 dan 11450 (mAU) untuk menit ke 4.4. Berdasarkan

penelitian Ivanauskas et al. (2008) diduga senyawa yang muncul pada menit

ke-3.3 adalah senyawa vanilin sedangkan pada menit ke-4.4 adalah senyawa p-

koumarat. Hal ini didasarkan atas urutan kemunculan senyawa tersebut dan

waktu retensinya. Selain itu masih terdapat senyawa asam fenolat yang hampir

muncul pada semua sampel yaitu pada menit ke 2.7 dan menit ke-9.3.

Berdasarkan penelitian Ivanauskas et al. (2008) diduga senyawa yang muncul

pada menit ke 2.7 adalah senyawa asam vanillat, sedangkan pada menit ke 9.3

diduga senyawa asam sinapat berdasarkan penelitian Ciska et al. (2006). Hal

ini didasarkan atas urutan kemunculan senyawa tersebut dan waktu retensinya.

Keempat senyawa asam fenolat yaitu vanillin, p-koumarat, asam vanillat, dan

asam sinapat memiliki kontribusi besar dalam persentase area unknown pada

beberapa sampel sehingga persentase area unknownnya besar. Jika keempat

asam fenolat tersebut diteliti dalam penelitian ini maka kontribusi keempat

senyawa tersebut dalam persentase area unknown akan lebih kecil akibatnya

persentase area yang terdeteksi pada sampel sayuran indigenous akan semakin

besar. Menurut Vermerris dan Nicholson (2006) senyawa p-koumarat dan asam

sinapat adalah senyawa yang banyak terdapat di tanaman. Keempat senyawa

tersebut yaitu vanillin, p-koumarat, asam vanillat, dan asam sinapat

mempunyai aktivitas antioksidan, sehingga dapat membantu tubuh untuk

menangkal radikal bebas dan penyakit degeneratif lainnya.

Page 116: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

101

Tabel 38. Rekapitulasi Kadar Air, Total Fenol, dan Asam Fenolat Sayuran Indigenous

Sampel KA (% wet

Basis) ATotal Fenol

Konsentrasi (mg / 100 g sampel kering)

Total Asam Fenolat* Asam klorogenat Asam kafeat Asam ferulat

Mengkudu defg

85.46 cd

499.99 + 2.64 de

21.07 + 0.6 c15.85 + 0.31 -

b5.22 + 0.29

Mangkokan bcde

82.28 a227.74 + 0.51

bcd12.72 + 0.19

a4.84 + 0.12

b6.51 + 0.054

a1.37 + 0.02

Daun Labu Siam efgh

86.68 cd

498.94 + 5.35 fg

48.58 + 0.90 fg

43.53 + 0.89 a4.12 + 0.019

a0.94 + 0.02

Daun Lembayung cdef

84.36 gh

719.83 + 14.07 fg

49.02 + 1.53 de

27.27 + 0.78 d12.95 + 0.27

d8.80 + 0.56

Daun Katuk ab

78.19 ef

632.66 + 2.13 e25.73 + 1.30

bc15.49 + 1.46

ab5.18+ 0.089

b5.05+ 0.20

Daun Kemangi fghi

87.42 fg

690.72 + 5.56 cde

19.98 + 0.50 a2.58 + 0.07

e16.13 + 0.46

a1.28 + 0.04

Daun Pakis ghij

89.27 de

573.52 + 11.69 e28.41 + 1.51

cd24.06 + 1.46

a4.35 + 0.05 -

Daun Pohpohan fghij

87.68 ij986.69 + 13.31

j152.18 + 3.19

k141.84 + 3.20

c8.97 + 0.07

a1.37 + 0.03

Bunga Pepaya fghij

88.91 e601.90 + 1.85

e22.99 + 0.18

ab6.93 + 0.00

c9.31 + 0.03

c6.75 + 0.18

Mangkokan Putih bcde

82.31 jk

1016.83 + 11.30 i93.96 + 2.64

i79.90 + 2.31

c9.56+ 0.19

b4.51 + 0.23

Daun Kenikir bc

80.30 m

1736.69 + 1.88 gh

57.43 + 2.22 cd

23.02 + 0.93 f18.48 + 0.69

e15.93 + 1.40

Page 117: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

102

Daun Kelor a75.27

bc432.75 + 11.61

g56.61 + 1.60

d26.91 + 0.66

d11.85 + 0.33

f17.85+ 0.63

Daun Kucai j92.30

a272.86 + 1.72

ab6.94 + 0.17

a0.99 + 0.091

a4.63 + 0.08

a1.32 + 0.05

Daun Jambu Mete bcd

80.82 p4418.38 + 78.45

i85.55 + 1.66

h70.53 + 2.00 -

e15.02 + 0.65

Buah Takokak abc

79.89 h790.12 + 4.67

l179.11 + 8.46

m164.76 + 8.12

d12.74 + 0.41

a1.60 + 0.07

Antanan bcd

81.72 k1097.23 + 11.21

h66.85 + 2.37

g50.47 + 1.83

b6.50 + 0.10

d9.88 + 0.48

Krokot fghij

88.07 fg

692.69 + 9.42 fg

54.88 + 0.51 g48.48 + 0.58

a4.56 + 0.04

a1.84 + 0.10

Antanan Beurit cdef

84.30 i922.37 + 7.23

k163.20 + 3.94

l154.58 + 3.27

c8.62 + 0.19 -

Daun Ginseng ij91.83

h790.76 + 6.13

bc10.68 + 0.17

a4.67 + 0.14

ab4.96 + 0.04

a1.05 + 0.04

Bunga

kecombrang ghij

89.77 n2511.45 + 9.55

j148.04 + 11.15

k137.42 + 10.83

c9.37 + 0.31

a1.24 + 0.02

Daun Beluntas bcd

80.81 o3868.59 + 129.09

j149.26 + 3.46

j104.17 + 1.24

g45.09 + 2.39 -

Bunga Turi hij

90.23 b393.19 + 15.61

a0.99 + 0.02 - -

a0.99 + 0.02

Terubuk fghij

88.39 gh

754.68 + 29.56 f46.26 + 1.27

ef35.89 + 1.15

c9.02 + 0.17

a1.34 + 0.02

Kedondong cina defg

85.43 l1297.72 + 2.16

m357.12 + 6.65

n322.68 + 5.54 -

g34.44 + 1.12

A : Total Fenol dihitung berdasarkan mg asam gallat / 100 gram sampel kering

- : Tidak terdeteksi

* : Total asam fenolat = asam klorogenat + asam kafeat + asam ferulat

Lanjutan Rekapitulasi Kadar Air, Total Fenol, dan Asam Fenolat Sayuran Indigenous

Page 118: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

103

Tabel 39. Rekapitulasi Komponen yang Terdeteksi pada Sampel Sayuran Indigenous Menggunakan HPLC

= Tidak Terdeteksi

CH CF FR 2.3 2.5 2.7 3.3 4.4 5.5 6.6 7.4 9.3 11.2 13.1 15.0 21.3 27.5

1 Mengkudu + + + + + + + + + + + +

2 Mangkokan + + + + + + + + + + + + +

3 Daun Labu Siam + + + + + + + + + + +

4 Daun Lembayung + + + + + + + + + + + +

5 Daun Katuk + + + + + + + + + + + +

6 Daun Kemangi + + + + + + + + + + + +

7 Daun Pakis + + + + + + +

8 Daun Pohpohan + + + + + + + + + + +

9 Bunga Pepaya + + + + + + + + + + +

10 Mangkokan Putih + + + + + + + + + + + + + + + +

11 Daun Kenikir + + + + + + + + + + + + + + +

12 Daun Kelor + + + + + + + + + + + + + +

13 Daun Kucai + + + + + + + + + + +

14 Daun Jambu Mete + + + + + + + + + + + + +

15 Buah Takokak + + + + + + + + + + + + + +

16 Antanan + + + + + + + + + + + + + +

17 Krokot + + + + + + + + + + +

18 Antanan Beurit + + + + + + + + + + + + +

19 Daun Ginseng + + + + + + + + + + +

20 Bunga kecombrang + + + + + + + + + + + +

21 Daun Beluntas + + + + + + + + + + + + + +

22 Bunga Turi + + + + + + + + + + +

23 Terubuk + + + + + + + +

24 Kedondong cina + + + + + + + + + +

No SampelWaktu Retensi (menit)

Page 119: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

104

Tabel 40. Rekapitulasi Area Unknown pada Waktu Retensi Tertentu

= Tidak Terdeteksi

2.3 2.5 2.7 3.3 4.4 5.5 6.6 7.4 9.3 11.2 13.1 15.0 21.3 27.5 (mAU*s) %a

1 Mengkudu 744 695 715 658 483 120 735 276 825 194 5445 31

2 Mangkokan 191 282 481 251 74 75 121 268 99 97 1939 25

3 Daun Labu Siam 830 977 133 590 152 749 129 385 3945 33

4 Daun Lembayung 8166 2975 4212 2431 2488 485 464 151 106 21478 54

5 Daun Katuk 730 1576 590 416 397 5238 65 1590 473 11075 37

6 Daun Kemangi 134 143 279 532 148 393 126 163 291 2209 30

7 Daun Pakis 315 42 139 41 138 676 12

8 Daun Pohpohan 910 620 1147 354 821 567 705 17599 22723 80

9 Bunga Pepaya 707 442 1868 422 852 989 49 18302 23631 48

10 Mangkokan Putih 432 659 858 6694 389 1529 160 531 388 250 88 142 802 12922 50

11 Daun Kenikir 730 612 2646 1165 1120 3674 1095 3258 9876 10148 90 1026 35440 56

12 Daun Kelor 1074 895 1483 340 1022 1471 1051 279 200 815 123 8753 39

13 Daun Kucai 111 146 370 517 66 34 307 107 1658 31

14 Daun Jambu Mete 14642 40030 22220 11450 8752 3113 5774 3015 2348 948 1298 113590 58

15 Buah Takokak 557 2959 1354 372 1330 1484 124 688 738 585 116 10307 27

16 Antanan 778 588 1847 1026 5323 19437 21351 1468 601 21023 212 73654 89

17 Krokot 372 1676 1051 398 470 400 170 96 4633 25

18 Antanan Beurit 850 1915 582 1574 1714 424 1111 1557 231 359 998 11314 36

19 Daun Ginseng 183 154 311 256 234 364 383 74 1959 9

20 Bunga kecombrang 332 382 1187 392 243 396 272 96 359 3659 13

21 Daun Beluntas 426 432 233 652 23133 1454 106 22633 1043 437 31972 1726 84247 81

22 Bunga Turi 288 1343 1026 1422 817 108 829 71 88 801 6794 38

23 Terubuk 1205 1782 643 478 685 4793 21

24 Kedondong cina 804 7035 1206 267 265 241 5108 799 15724 25

No SampelArea komponen unknown pada waktu Retensi tertentu (mAU*s)

Jumlah komponen

unknown

Page 120: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

105

E. ANALISIS STATISTIK

1. Uji Tukey

Data hasil penelitian ini diolah dengan menggunakan uji Tukey’s

HSD (p< 0.05). Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa setiap

perlakuan yang dikenakan pada sampel berpengaruh nyata terhadap jumlah

komponen yang terdeteksi pada sampel. Hal ini terlihat dari nilai

signifikansi sampel yang dihasilkan yaitu < dari taraf α 0.05. Untuk hasil

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2 sampai Lampiran 7.

2. Uji T

Uji T digunakan juga dalam pengolahan data pada penelitian ini. Uji T

digunakan terhadap dua cara perhitungan yang dilakukan. Pertama

menggunakan persamaan kurva standar campuran dan yang kedua

menggunakan standar eksternal campuran. Tujuan penggunaan uji T ini

adalah untuk mengetahui apakah dengan cara perhitungan yang berbeda

akan menimbulkan perbedaan yang signifikan terhadap hasil yang

diperoleh. Uji T yang dilakukan disini adalah uji dua perlakuan bebas

menggunakan dua sisi pada taraf α= 1% terhadap tujuh belas sampel. Hal ini

dilakukan karena tujuh sampel lainnya yaitu bunga turi, mangkokan, katuk,

kemangi, papaya, kucai, dan ginseng memiliki konsentrasi yang kecil

sehingga menjadi data pencilan dan harus dibuang. Setelah dilakukan

pengujian maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 41. Uji T pada Perhitungan Kandungan Asam Fenolat antara Kurva

Standar Campuran dan Eksternal Standar Campuran

t-Test: Paired Two Sample for Means

Berat kering total asam fenolat

Kurva Standar Campuran Eksternal Standar Campuran

Mean 103.3850754 102.3767659

Variance 6886.754388 7046.162857

Observations 17 17

Pearson Correlation 0.999889568

Hypothesized Mean Difference 0

df 16

t Stat 2.65578224

P(T<=t) one-tail 0.00863215

t Critical one-tail 2.583487179

P(T<=t) two-tail 0.017264301

t Critical two-tail 2.920781621

Page 121: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

106

Tabel 41 menunjukkan bahwa P (T<=t) two tail > 0.01 yaitu

0.0173>0.01. Dengan demikian perhitungan dengan kurva standar campuran

dan eksternal standar campuran tidak berbeda nyata pada taraf α=1%. Bila

melihat data pada Tabel 11, perhitungan persentase antara selisih hasil

perhitungan dengan kurva standar campuran dengan perhitungan eksternal

standar pada bunga turi, ginseng, kucai, mangkokan, dan kemangi memiliki

perbedaan nilai yang lebih dari 10%. Hal ini mengindikasikan bahwa

perhitungan dengan menggunakan eksternal standar tidak memberikan hasil

yang baik bila kandungan komponen yang diidentifikasi memiliki jumlah

yang sangat rendah di dalam sampel. Berdasarkan hasil pada Tabel 11,

dapat dilihat bahwa bila konsentrasi komponen lebih rendah dari 20 mg/100

gram berat kering, maka hasil yang diberikan oleh perhitungan dengan

menggunakan eksternal standar campuran menjadi tidak benar dan memiliki

tingkat kesalahan yang besar (lebih dari 10%).

Sebaiknya, bila komponen yang akan diidentikasi pada sampel

jumlahnya sangat rendah (lebih rendah dari 20 mg/100 gram berat kering),

perhitungan dilakukan dengan menggunakan kurva standar, agar hasil yang

diperoleh lebih baik. Namun bila jumlah komponen cukup tinggi,

perhitungan dengan menggunakan eksternal standar tidak terlalu menjadi

masalah, karena bila dilihat dari Tabel 11, perbedaan hasil antara

perhitungan dengan kurva standar dan eksternal standar tidak melebihi 10%.

3. Principal Component Analysis (PCA)

Metode statistik yang dapat mengidentifikasi suatu keragaman

dinamakan principal component analysis yang dapat menjelaskan jumlah

keragaman dari yang terbesar hingga yang jumlah keragaman terkecil yang

tersembunyi. Analisis ini dapat menjelaskan 75 % - 90 % dari total

keragaman dalam data yang mempunyai 25 sampai 30 variabel hanya

dengan dua sampai tiga principal component (Meilgaard et al., 1999).

Berdasarkan data kandungan flavonoid pada sayuran indigenous

Indonesia yang telah diteliti oleh Batari (2007) dan Rahmat (2009) maka

dilakukanlah analisis PCA (Principal Component Analysis) antara total

Page 122: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

107

fenol dengan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat)

dan flavonoid (myricetin, luteolin, quercetin, apigenin, dan kaempferol).

a. Analisis Hubungan antara Total fenol, Asam klorogenat, Asam kafeat,

Asam ferulat, Myricetin, Luteolin, Quercetin, Apigenin, dan

Kaempferol

Hasil olahan data analisis kesembilan senyawa dengan

menggunakan PCA (Principal Component Analysis) menghasilkan data

akar ciri (eigen value) dengan proporsi dan kumulatif keragaman dari

sembilan variabel yang dapat dilihat pada Tabel 42.

Tabel 42. Akar Ciri (Eigen Value), Proporsi, dan Kumulatif Keragaman

dari Sembilan Variabel

Berdasarkan dua komponen utama tersebut, maka dari Tabel 44

diambil nilai mutlak (absolut) tertinggi dari nilai-nilai vektor ciri (yang

dicetak tebal pada Tabel 44). Komponen pertama (PC1) dibagi dalam

dua kelompok dimana kelompok pertama memiliki hubungan yang

positif, yaitu quercetin dan kelompok kedua yang memiliki hubungan

negatif yakni luteolin. Komponen utama kedua (PC2) dibagi dalam dua

kelompok juga, dimana kelompok pertama memiliki hubungan positif,

yakni kaempferol dan kelompok kedua memiliki hubungan negatif, yaitu

asam kafeat.

Seperti diperlihatkan pada Tabel 42, komponen utama satu (PC1)

dan komponen utama dua (PC2) memiliki persentase keragaman yang

lebih besar dari komponen lainnya. Komponen utama pertama (PC1)

Variabel Akar Ciri Proporsi Kumulatif

Total Fenol 2.155 0.239 0.239

Myricetin 1.557 0.173 0.412

Luteolin 1.300 0.144 0.557

Quercetin 1.115 0.124 0.681

Apigenin 0.966 0.107 0.788

Kaempferol 0.873 0.097 0.885

Asam klorogenat 0.595 0.066 0.951

Asam kafeat 0.305 0.034 0.985

Asam ferulat 0.135 0.015 1.000

Page 123: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

108

mampu menerangkan keragaman data sebesar 23.9 %, sedangkan

komponen utama kedua (PC2) mampu menerangkan keragaman data

sebesar 17.3 %, sehingga keseluruhan keragaman yang dapat

diterangkan oleh kedua komponen utama tersebut pada grafik biplot

adalah sebesar 41.2 %.

Tabel 44. Nilai-Nilai Vektor dari Hubungan antara Masing-Masing

Variabel dengan Komponen Utama

Variabel PC 1 (23.9%) PC 2 (17.3%)

Total Fenol 0.489 -0.383

Myricetin 0.188 -0.136

Luteolin -0.161 -0.236

Quercetin 0.525 0.098

Apigenin -0.035 0.034

Kaempferol -0.083 0.461

Asam klorogenat 0.400 0.060

Asam kafeat 0.078 -0.640

Asam ferulat 0.499 0.379

Variabel

Tota

l F

enol

Myri

ceti

n

Lu

teoli

n

Qu

erce

tin

Ap

igen

in

Kaem

pfe

rol

Asa

m

klo

rogen

at

Asa

m f

erula

t

Asa

m k

afea

t

Total Fenol 1

Myricetin 0.235 1

Luteolin -0.118 -0.127 1

Quercetin 0.447 0.182 -0.075 1

Apigenin -0.133 -0.161 -0.058 0.132 1

Kaempferol -0.145 -0.101 -0.084 -0.078 -0.078 1

Asam klorogenat 0.305 0.054 -0.157 0.065 -0.171 -0.067 1

Asam kafeat 0.425 -0.075 0.182 -0.031 0.090 -0.210 0.036 1

Asam ferulat 0.191 -0.086 -0.052 0.634 0.063 0.125 0.459 -0.174 1

Tabel 43. Matriks Korelasi Sembilan Variabel

Page 124: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

109

Grafik biplot PC1 dan PC2 pada Gambar 66 membagi sayuran ke

dalam empat kelompok berdasarkan senyawa yang dikandungnya.

Masing-masing kelompok terdiri dari objek-objek yang digambarkan

sebagai titik-titik. Objek-objek dengan karakteristik yang sama

digambarkan sebagai titik-titik yang posisinya berdekatan (Sartono et

al., 2003). Kelompok pertama terdiri dari daun katuk, bunga turi,

mangkokan, daun kucai, daun pakis, krokot, mengkudu, bunga pepaya,

mangkokan putih, dan daun ginseng. Kelompok kedua terdiri dari

antanan, daun kelor, kedondong cina, dan daun lembayung. Kelompok

ketiga terdiri dari antanan beurit, daun kenikir, daun jambu mete, bunga

kecombrang, daun beluntas, dan buah takokak. Kelompok keempat

terdiri dari daun kemangi, terubuk, daun pohpohan, dan daun labu siam.

Gambar 66. Biplot hubungan total fenol, asam klorogenat, asam kafeat,

asam ferulat, myricetin, luteolin, quercetin, apigenin, dan

kaempferol

Ket:

1 : Antanan

2 : Antanan Beurit

3 : Buah Takokak

4 : Bunga Kecombrang

5 : Bunga Pepaya

6 : Bunga Turi

7 : Daun Beluntas

8 : Daun Ginseng

9 : Daun Jambu Mete

10 : Daun Kacang Panjang

11 : Daun Katuk

12 : Daun Kelor

13 : Daun Kemangi

14 : Daun Kenikir

15 : Daun Kucai

16 : Daun Labu

17 : Daun Pakis

18 : Daun Pohpohan

19 : Kedondong Cina

20 : Krokot

21 : Mangkokan Kecil

22 : Mangkokan Putih

23 : Mengkudu

24 : Terubuk

Page 125: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

110

Grafik biplot sebelumnya dapat menginterpretasikan hubungan

antara dua atribut. Grafik biplot akan menggambarkan variabel sebagai

garis berarah. Dua variabel yang memiliki korelasi positif akan

digambarkan sebagai dua buah garis dengan arah yang sama atau

membentuk sudut sempit (<90°), sedangkan dua variabel yang memiliki

korelasi negatif akan digambarkan dalam bentuk dua garis dengan arah

berlawanan atau membentuk sudut tumpul (>90°) (Sartono et al., 2003).

Namun pada analisis data kali ini, keragaman data yang ditampilkan

hanya sebesar 41.2% sehingga tidak dapat mewakili keseluruhan

komponen yang dianalisis. Dengan demikian hasil analisisnya tidak

dapat menjelaskan korelasi dari masing-masing senyawa yang dianalisis.

b. Analisis Hubungan Total Fenol, Total Flavonoid, dan Total Asam Fenolat

Hasil olahan data analisis ketiga senyawa dengan menggunakan

PCA (Principal Component Analysis) menghasilkan data akar ciri (eigen

value) dengan proporsi dan kumulatif keragaman dari tiga variabel yang

dapat dilihat pada Tabel 45 .

Tabel 45. Akar Ciri, Proporsi, dan Kumulatif Tiga Variabel

Berdasarkan dua komponen utama tersebut, maka dari Tabel 45

diambil nilai mutlak (absolut) tertinggi dari nilai-nilai vektor ciri (yang

dicetak tebal pada Tabel 45). Komponen pertama (PC1) hanya terdiri

dari satu kelompok yang memiliki hubungan positif yaitu total fenol.

Komponen utama kedua (PC2) dibagi dalam dua kelompok, dimana

kelompok pertama memiliki hubungan positif, yakni total flavonoid dan

kelompok kedua memiliki hubungan negatif, yaitu total asam fenolat.

Seperti diperlihatkan pada Tabel 45, komponen utama satu (PC1) dan

komponen utama dua (PC2) memiliki persentase keragaman yang lebih

besar dari komponen lainnya.

Variabel Akar Ciri Proporsi Kumulatif

1 1.410 0.470 0.470

2 0.993 0.331 0.801

3 0.596 0.199 1.000

Page 126: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

111

Tabel 46. Matriks Korelasi Total Fenol, Total Flavonoid, dan Total

Asam Fenolat

Tabel 47. Nilai-Nilai Vektor dari Hubungan antara Masing-Masing

Variabel dengan Komponen Utama

Komponen utama pertama (PC1) mampu menerangkan keragaman data

sebesar 47.0 %, sedangkan komponen utama kedua (PC2) mampu

menerangkan keragaman data sebesar 33.1 %, sehingga keseluruhan

keragaman yang dapat diterangkan oleh kedua komponen utama tersebut

pada grafik biplot adalah sebesar 80.1 %.

Grafik biplot PC1 dan PC2 pada Gambar 67 membagi sayuran ke

dalam empat kelompok berdasarkan senyawa yang dikandungnya.

Masing-masing kelompok terdiri dari objek-objek yang digambarkan

sebagai titik-titik. Objek-objek dengan karakteristik yang sama

digambarkan sebagai titik-titik yang posisinya berdekatan (Sartono et al.,

2003). Kelompok pertama terdiri dari bunga turi, mengkudu, daun labu

siam, bunga pepaya, daun lembayung, daun kelor, dan antanan.

Kelompok kedua terdiri dari daun katuk, daun kenikir, dan daun jambu

mete. Kelompok ketiga terdiri dari mangkokan putih, antanan beurit,

daun pohpohan, buah takokak, bunga kecombrang, daun beluntas, dan

kedondong cina. Kelompok empat terdiri dari daun kucai, mangkokan,

daun kemangi, daun ginseng, daun pakis, krokot, dan terubuk.

Variabel Total Fenol Total Flavonoid Total Asam Fenolat

Total Fenol 1

Total Flavonoid 0.200 1

Total Asam Fenolat 0.354 0.008 1

Variabel PC 1 (47.0%) PC 2 (33.1%)

Total Fenol 0.704 -0.010

Total Flavonoid 0.354 0.871

Total Asam Fenolat 0.615 -0.491

Page 127: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

112

Sampel-sampel yang terletak pada kuadran pertama (bunga turi,

mengkudu, daun labu siam, bunga pepaya, daun lembayung, daun kelor, dan

antanan) dan keempat (daun kucai, mangkokan, daun kemangi, daun

ginseng, daun pakis, krokot, dan terubuk) mengandung sedikit total

flavonoid, total fenol, dan total asam fenolat. Selanjutnya sampel-sampel

yang terletak pada kuadran kedua (daun katuk, daun kenikir, dan daun

jambu mete) mengandung total flavonoid dan total fenol yang tinggi, namun

sampel-sampel pada kuadran kedua ini mengandung sedikit total asam

fenolat. Sampel-sampel yang terletak pada kuadran ketiga (mangkokan

putih, antanan beurit, daun pohpohan, buah takokak, bunga kecombrang,

daun beluntas, dan kedondong cina) mengandung total asam fenolat dan

total fenol yang tinggi, namun sampel-sampel pada kuadran ketiga ini

Ket: 1 : Antanan

2 : Antanan Beurit

3 : Buah Takokak 4 : Bunga Kecombrang

5 : Bunga Pepaya

6 : Bunga Turi

7 : Daun Beluntas

8 : Daun Ginseng

9 : Daun Jambu Mete 10 : Daun Kacang Panjang

11 : Daun Katuk

12 : Daun Kelor

13 : Daun Kemangi 14 : Daun Kenikir

15 : Daun Kucai

16 : Daun Labu 17 : Daun Pakis

18 : Daun Pohpohan

19 : Kedondong Cina

20 : Krokot 21 : Mangkokan Kecil

22 : Mangkokan Putih

23 : Mengkudu 24 : Terubuk

Gambar 67. Biplot hubungan antara total fenol, total asam fenolat,

dan total flavonoid

Page 128: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

113

mengandung sedikit total asam fenolat. Grafik biplot di atas juga dapat

menginterpretasikan hubungan antara dua atribut. Grafik biplot akan

menggambarkan variabel sebagai garis berarah. Dua variabel yang memiliki

korelasi positif akan digambarkan sebagai dua buah garis dengan arah yang

sama atau membentuk sudut sempit (<90°), sedangkan dua variabel yang

memiliki korelasi negatif akan digambarkan dalam bentuk dua garis dengan

arah berlawanan atau membentuk sudut tumpul (>90°) (Sartono et al.,

2003). Pada Gambar 67 sebelumnya dapat dilihat bahwa total fenol

membentuk sudut sempit (<90°) baik dengan total flavonoid maupun

dengan total asam fenolat. Dengan demikian total fenol memiliki korelasi

positif terhadap total flavonoid dan total asam fenolat, sehingga semakin

tinggi total fenol maka baik total flavonoid maupun total asam fenolat akan

tinggi juga. Begitu pula sebaliknya jika total fenol rendah maka total

flavonoid dan total asam fenolat akan rendah juga. Total flavonoid dan total

asam fenolat juga membentuk sudut sempit (<90°). Hal ini menunjukkan

bahwa total flavonoid dan total asam fenolat berkorelasi positif, semakin

tinggi total flavonoid maka akan semakin tinggi pula total asam fenolatnya

dan sebaliknya jika total flavonoid rendah maka total asam fenolat pun akan

rendah.

Page 129: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

114

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Kadar total fenol pada sampel menunjukkan besarnya jumlah senyawa

fenolik yang terdapat di dalam sampel tersebut. Kadar total fenol ini mewakili

senyawa fenolik yang terdapat di dalam sampel, baik berupa komponen

flavonoid, asam fenolat, maupun komponen fenolik yang lain. Kandungan

total fenol tertinggi dalam penelitian ini yaitu pada sampel daun jambu mete

dengan total fenol sebesar (4418.38 mg) diikuti oleh daun beluntas (3868.59

mg), dan bunga kecombrang (2511.45 mg). kandungan total fenol terendah

ditemukan pada sampel mangkokan yaitu (227.74 mg).

Kedua puluh empat jenis sayuran indigenous Indonesia mengandung

cukup banyak asam fenolat terutama asam klorogenat, asam kafeat, dan asam

ferulat. Tiga sampel yang memiliki kandungan asam fenolat terbanyak adalah

daun kedondong cina (357.13 mg), buah takokak (179.11 mg), dan antanan

beurit (163.20 mg). Adapun senyawa asam fenolat dari yang terbanyak ke yang

tersedikit yaitu asam klorogenat sebesar (322.68 mg) pada sampel kedondong

cina, asam kafeat sebesar (45.09 mg) pada sampel daun beluntas, dan asam

ferulat sebesar (34.44 mg) pada sampel kedondong cina. Nilai-nilai tersebut

dihitung berdasarkan 100 gram berat kering. Pada penelitian ini mendapatkan

data kisaran asam klorogenat sebesar 0.08–47.02 mg per 100 gram sampel

segar, asam kafeat sebesar 0.36 – 8.65 mg per 100 gram sampel segar, dan

asam ferulat sebesar 0.09– 5.02 mg per 100 gram sampel segar.

Hasil uji statistik dengan menggunakan metode PCA (Principal

Component Analysis) terhadap total fenol, asam klorogenat, asam kafeat, asam

ferulat, myricetin, luteolin, quercetin, apigenin, dan kaempferol pada kedua

puluh empat jenis sayuran indigenous Indonesia mampu menerangkan

keragaman data sebesar 41.2% dengan hanya menggunakan dua komponen

utama yaitu komponen utama satu (PC1) sebesar 23.9% dan komponen utama

dua (PC2) sebesar 17.3%. Dua variabel yang memiliki korelasi positif akan

digambarkan sebagai dua buah garis dengan arah yang sama atau membentuk

sudut sempit (<90°), sedangkan dua variabel yang memiliki korelasi negatif

Page 130: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

115

akan digambarkan dalam bentuk dua garis dengan arah berlawanan atau

membentuk sudut tumpul (>90°) (Sartono et al., 2003). Namun pada analisis

data kali ini, keragaman data yang ditampilkan hanya sebesar 41.2% sehingga

tidak dapat mewakili keseluruhan komponen yang dianalisis. Dengan demikian

hasil analisisnya tidak dapat menjelaskan korelasi dari masing-masing senyawa

yang dianalisis.

Hasil uji statistik dengan menggunakan metode PCA (Principal

Component Analysis) yang dilakukan terhadap total fenol, total asam fenolat,

dan total flavonoid pada kedua puluh empat sayuran indigenous Indonesia

mampu menerangkan keragaman data sebesar 80.1% dengan hanya

menggunakan dua komponen utama yaitu komponen utama satu (PC1) sebesar

47.0% dan komponen utama dua (PC2) sebesar 33.1%. Hasil uji statistik ini

juga menunjukkan bahwa total fenol memiliki korelasi positif terhadap total

flavonoid dan total asam fenolat (sudut yang dibentuk antara total fenol

terhadap total flavonoid dan total asam fenolat <90o), sehingga semakin tinggi

total fenol maka baik total flavonoid maupun total asam fenolat akan tinggi dan

sebaliknya jika total fenol rendah maka baik total flavonoid maupun total asam

fenolat akan rendah.

B. SARAN

Pada kedua puluh empat jenis sampel sayuran indigenous Indonesia ini

ternyata masih banyak mengandung jenis-jenis asam fenolat yang lainnya.

Dengan demikian perlu penelitian lanjutan untuk mengetahui komponen asam

fenolat yang lain selain yang telah diteliti saat ini. Kedua puluh empat jenis

sayuran indigenous Indonesia ini memiliki kandungan asam fenolat dan

flavonoid yang cukup tinggi sehingga sangat baik untuk dikembangkan

menjadi produk pangan baru yang siap santap dan siap saji.

Page 131: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

116

DAFTAR PUSTAKA

Agullo, G, Gamet-Payrastre L, Manenti S, Viala C, Remesy C, Chap H, Payrastre

B. 1997. Relationship Between Flavonoid Structure and Inhibition of

Phosphatidylinositol 3-Kinase: Acomparison with Tyrosine Kinase and

Protein Kinase C Inhibition. Biochem. Pharmacol. 53 (1997) 1649-1657.

Anonim. 2007. Http ://www. republika. co. id/. [4 Januari 2009]

AOAC. 1984. Official Method of Analysis. Assosiation of Official Analytical

Chemistry, Washington D.C.

Ashida, H, Fukuda I, Yamashita T, Kanazawa K. 2000. Flavones and Flavonols at

Dietary Levels Inhibit a Transformation af Aryl Hydrocarbon Receptor

Induced By Dioxin. FEBS Lett. 476 (2000) 213-217.

Azar, M, Verette E, and Burn S. 1987. Identification of Some Phenolic

Compounds In Bilberry.

Batari, R. 2007. Identifikasi Senyawa Flavonoid pada Sayuran Indigenous Jawa

Barat. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, IPB. Bogor.

Birošova L, Mikulašova M, Vaverkova Š. Antimutagenic Effect of Phenolic

Acids. 2005. Biomed. Pap. Med. Fac. Univ. Palacky. Olomouc. Czech.

Repub. 149(2) (2005) 489-91.

Cadenas, E and Packer, L. 2002. Handbook of Antioxidants Second Edition

Revised and Expanded. Marcel Dekker, Inc. New York

Ciska, E, Karamaæ, M, Kosiñska, A. 2005. Antioxidant Activity of Extracts of

White Cabbage and Sauerkraut. Pol. J. Food Nutr. Sci. 14/55 (2005) 367-

373.

Duthie, GG, Duthie SJ, Kyle JAM. 2000. Plant Polyphenols in Cancer and Heart

Disease: Implications as Nutritional Antioxidants. Nutr. Res. Rev. 13

(2000) 79-106.

Frey, RS, Li J, Singletary KW. 2001. Effects of Genistein on Cell Proliferation

and Cell Cycle Arrest in Nonneoplastic Human Mammary Epithelial

Cells: Involvement of Cdc2, P21(Waf/Cip1), P27(Kip1), And Cdc2C

Expression. Biochem. Pharmacol. 61 (2001) 979-989.

Haddock, EA, Gupta RK, Al-Shafi SMK, Layden K, Haslam E, Magnolato D.

1982. The Metabolism of Gallic Acid and Hexahydroxydiphenic Acid in

Plants: Biogenetic and Molecular Taxonomic Considerations. Phytochem.

21 (1982) 1049-1062.

Hakkinen, S. 2000. Flavonols and Phenolic Acids in Berries and Berry Products.

Doctoral dissertation. Fac. Med. Univ. Kuopio. Finland.

Halliwell, B., Rafter, J., and Jenner A. 2005. Health Promotion by Flavonoids,

Tocopherols, Tocotrienols, and Other Phenols: Direct Or Indirect Effects?

Antioxidant Or Not? Am. J. Clin. Nutr. 81 (2005) 268S-276S (Suppl.)

Hertog, MGL, Kromhout D, Aravanis C, Blackburn H, Buzina R, Fidanza F,

Giampaoli S, Jansen A, Menotti A, Nedeljkovic S, Pekkarinen M, Simic

Page 132: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

117

BS, Toshima H, Feskens EJM, Hollman PCH, Katan MB. 1995. Flavonoid

Intake and Long-Term Risk of Coronary Heart Disease and Cancer In The

Seven Countries Study. Arch. Intern. Med. 155 (1995) 381-386.

Ishartani, D. 2004. Pengaruh Pengeringan Terhadap Sifat Fisiko Kimia dan

Fungsional Tepung Kecambah Kacang Tunggak (Vigna unguiculata)

Hasil Germinasi dengan Natrium Alginat sebagai Elisator Senyawa

Antioksidan. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian

Bogor, Bogor.

Ivanauskas, L, Jakštas, V, Radušienė, J, Lukošius, A, Baranauskas, A. 2008.

Evaluation of Phenolic Acids and Phenylpropanoids in the Crude Drugs. J.

Med. 44 (1) (2008).

Jian, Hong Yan, AN, Cheng Cai, Feng J, Ci, YX, Li Y, Sugisawa A, Izumitani M,

Chen ZL. 1999. Effect of Caffeic Acid on The Tumor Cells U937

Evaluated by an Electrochemical Voltammetric Method. Chin. Chem. Lett.

10 (1999) 781−782.

Kobuchi, H, Roy S, Sen CK, Nguyen HG, Packer L. 1999. Quercetin Inhibits

Inducible ICAM-1 Expression in Human Endothelial Cells Through The

JNK Pathway. Am. J. Physiol. 277 (1999) C403-C411.

Laranjinha, JA, Almeida, LM, Madeira, VM. 1994. Reactivity of Dietary

Phenolic Acids with Peroxyl Radicals: Antioxidant Activity Upon Low

Density Lipoprotein Peroxidation. Biochem. Pharmacol. 48 (1994) 487-

494

Macheix J-J, Fleuriet A, Billot J. 1990. Fruit Phenolics. Boca Raton, USA: CRC

Press.

Macheix, J-J, Fleuriet A, and Billot J. 1989. Fruit Phenolics.CRC Press, Boca

Raton, FL.

Manach, C, Scalbert A, Morand C, Re´me´sy C, Jime´nez L. 2004. Polyphenols:

Food Sources and Bioavailability. Am. J. Clin. Nutr. 79 (2004) 727-747.

Mattila, P. and Hellstrom, J. 2007. Phenolic Acids in Potatoes, Vegetables, and

Some of Their Products. J. Food Com. Anal. 20 (2007) 152–160

Mattila, P. and Kumpulainen, J. 2002. Determination of Free and Total Phenolic

Acids in Plant-Derived Foods by HPLC with Diode-Array Detection. J.

Agric. Food Chem. 50 (2002) 3660-3667.

Meilgaard, M, Civille, G and Carr, BT. 1999. Sensory Evaluation Techniques.

Third Ed. CRC Press, Florida.

Meyer, AS, Heinonen M, Frankel EN. 1998. Antioxidant Interactions of Catechin,

Cyanidin, Caffeic Acid, Quercetin, and Ellagic Acid on Human LDL

Oxidation. Food Chem. 61 (1998) 71-75.

Mosel, H.D. und Herrmann, K. 1974. Die Phenolischen Inhalsstoffe der

Obstes.IV. Die Phenolischen Inhalsstoffe der Brombeeren und Himbeeren

und Deren Deren Veranderun gen Wahrend Wachstum und Reife der

Fruchte. Z. Lebensm.Unters. Forsch. 154 (1974) 324

Page 133: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

118

Olthof, Margreet R, Hollman PCH, and Katan MB. 2001. Chlorogenic Acid and

Caffeic Acid are Absorbed in Humans. Journal of Nutrition. 131 (2001)

131:66-71.

Rahmat, H. 2009. Identifikasi Senyawa Flavonoid Pada Sayuran Indigenous Jawa

Barat. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, IPB. Bogor.

Rimbach G, Fuchs J, and Packer L. 2005. Application of Nutrigenomics Tools to

Analyze The Role of Oxidants and Antioxidants in Gene Expression. in:

Rimbachg, Fuchs J, Packer L, Editors. Nutrigenomics. Boca Raton, Fla.:

Taylor and Francis. P 1–12.

Rivas, N and Luh, BS. 1968. Polyphenolic Compounds in Tomatoes Pastes. J.

Food Sci. 33 (1968) 358

Rounds, MA and SS. Nielsen. 2000. Basic Principles of Chromatography. Di

dalam : Nollet, LML. (Ed). Food Analysis by HPLC, Second Edition,

Revised and Expanded. Marcell Dekker, Inc., New York.

Rounds, MA, and JF. Gregor. 2003. High Performance Liquid Chromatography.

Di dalam : Nielsen, S. S. (Ed.). Food Analysis, Third Edition. Plenum

Publisher, New York.

Sakakibara, H, Honda Y, Nakagawa S, Ashida H, and Kanazawa K. 2003.

Simultaneous Determination of All Plyphenols in Vegetables, Fruits, and

Teas. J. Agric. Food Chem. 51 (2003) 571-581.

Sandrasari, DA. 2009. Kapasitas Antioksidan dan Hubungannya dengan Nilai

Total Fenol Ekstrak Sayuran Indigenous. Tesis. IPB.

Sartono, B, FM Affendi, UD, Syahfitri IM, Sumertajaya, dan Y. Anggraeni. 2003.

Analisis Variabel Ganda. Dept. Statistika. IPB. Bogor.

Schmidtlein, H. and Herrmann, K. 1975a. On The Phenolics Acids of Vegetables.

I . Hydroxycinnamic Acids and Hidroxybenzoic Acids of Brassica Species

and Leaves of Other Cruciferae. Z. Lebensm. Unters. Forsch.,159 (1975)

139

Schmidtlein, H. and Herrmann, K. 1975b. On The Phenolics Acids of Vegetables.

IV. Hydroxycinnamic Acids and Hidroxybenzoic Acids of Vegetables and

Potatoes. Z. Lebensm. Unters. Forsch.,159 (1975) 255

Schuster, B. and Herrmann, K. 1985. Hydroxyenzoic and Hydroxycinnamic Acid

Derivatives in Soft Fruits. Phytochem. 24 (1985) 2761.

Shahidi, F and Naczk, M. 1995. Food Phenolics. Technomic Publishing Co,

Lancaster, Basel.

Singleton, VL. 1980. Grape and Wine Phenolics, Background and Prospects.In

Proceedings of The Symposium o Grape and Wine Centennial, University

of California, Davis, CA, p.215

Stohr, A. und Herrmann, K. 1975a. Die Phenolischen Inhalsstoffe der Obstes.IV.

Die Phenolischen Inhalsstoffe der Johannisbeeren, Stachelbeeren und

Kulturheidelbeeren Veranderungen der Phenolsauren und Catechine

Page 134: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

119

Wahrend Wachstum und Reife Von Swarzen Johannisbeeren. Z. Lebensm.

Unters. Forsch., 159 (1975) 31

Stohr, A. and Herrmann, K. 1975b. The Phenols of Fruits.V.The Phenols of

Strawberries and Their Changes During Development and Ripeness of

Fruits. Z. Lebensm. Unters. Forsch., 158 (1975) 341

Strack, D. 1997. Phenolic Metabolism. in: Dey PM, Harborne JB, Eds. Plant

Biochemistry. London, UK: Academic Press, p 387–416.

U.P. Singh, A. Suman, M. Sharma, JN, Singh, Amitabh Singh, S. Maurya. 2008.

HPLC Analysis of the Phenolic Profiles in Different Parts of Chilli

(Capsicum annum) and Okra (Abelmoschus esculentus L.) Moench. The

Intern. J. Altern. Med. 5 (2008) 2.

Vermerris, W and Nicholson, R. 2006. Phenolic compound Biochemistry.

Springer. USA

Wallace G, Fry SC. 1994. Phenolic Components of The Plant Cell Wall. Int Rev

Cytol 151 (1994) 229–267

Williamson, G, Plumb GW, Uda Y, Price KR, Rhodes MJC. 1996. Dietary

Quercetin Glycosides: Antioxidant Activity and Induction of The

Anticarcinogenic Phase II Marker Enzyme Quinone Reductase in

Hepalclc7 Cells. Carcinogenesis 17 (1996) 2385-2387.

Yang, CS, Landau JM, Huang MT, Newmark HL. 2001. Inhibition of

Carcinogenesis by Dietary Polyphenolic Compounds. Annu. Rev. Nutr. 21

(2001) 381-406.

Page 135: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

120

LAMPIRAN

Lampiran 1. Gambar Kedua Puluh Empat Sayuran Indigenous Indonesia

Antanan beurit Pakis

Krokot

Bunga turi

Kucai Takokak

Daun ginseng

Pohpohan

Antanan

Kedondong cina Katuk

Kemangi Bunga Kecombrang

Mangkokan

(Nothopanax

scutellarium)

Beluntas Kenikir

Page 136: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

121

Daun jambu mete Bunga pepaya

Daun Labu Siam Mangkokan Putih

Terubuk Daun mengkudu

Daun kelor Lembayung

Page 137: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

122

Lampiran 2. Uji Tukey’s Kadar Air Sayuran Indigenous Indonesia

Univariate Analysis of Variance

Between-Subjects Factors

Mengkudu 2

Mangkokan 2

Daun Labu

Siam2

Daun

Lembayung2

Daun Katuk 2

Daun

Kemangi2

Daun Pakis 2

Daun

Pohpohan2

Bunga

Pepaya2

Mangkokan

Putih2

Daun

Kenikir2

Daun Kelor 2

Daun Kucai 2

Daun

Jambu

Mete

2

Buah

Takokak2

Antanan 2

Krokot 2

Antanan

Beurit2

Daun

Ginseng2

Bunga

Kecombran

g

2

Daun

Beluntas2

Bunga Turi 2

Terubuk 2

Kedondong

Cina2

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

sampel

Value Label N

Page 138: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

123

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: kadar_air

Source Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Model 348312.412(a) 24 14513.017 10794.431 .000

sampel 348312.412 24 14513.017 10794.431 .000

Error 32.268 24 1.344

Total 348344.680 48

a R Squared = 1.000 (Adjusted R Squared = 1.000)

Homogeneous Subsets

Kadar_Air

Tukey HSDa,b

2 75.273750

2 78.186450 78.186450

2 79.886400 79.886400 79.886400

2 80.304150 80.304150

2 80.805850 80.805850 80.805850

2 80.820800 80.820800 80.820800

2 81.724550 81.724550 81.724550

2 82.279150 82.279150 82.279150 82.279150

2 82.310100 82.310100 82.310100 82.310100

2 84.300200 84.300200 84.300200 84.300200

2 84.364850 84.364850 84.364850 84.364850

2 85.429850 85.429850 85.429850 85.429850

2 85.455300 85.455300 85.455300 85.455300

2 86.679600 86.679600 86.679600 86.679600

2 87.420000 87.420000 87.420000 87.420000

2 87.684550 87.684550 87.684550 87.684550 87.684550

2 88.066900 88.066900 88.066900 88.066900 88.066900

2 88.386150 88.386150 88.386150 88.386150 88.386150

2 88.910450 88.910450 88.910450 88.910450 88.910450

2 89.266550 89.266550 89.266550 89.266550

2 89.767200 89.767200 89.767200 89.767200

2 90.226950 90.226950 90.226950

2 91.825800 91.825800

2 92.301350

.061 .142 .078 .057 .089 .062 .100 .334 .089 .061

sampel

Daun Kelor

Daun Katuk

Buah Takokak

Daun Kenikir

Daun Beluntas

Daun Jambu Mete

Antanan

Mangkokan

Mangkokan Putih

Antanan Beurit

Daun Lembayung

Kedondong Cina

Mengkudu

Daun Labu Siam

Daun Kemangi

Daun Pohpohan

Krokot

Terubuk

Bunga Pepaya

Daun Pakis

Bunga Kecombrang

Bunga Turi

Daun Ginseng

Daun Kucai

Sig.

N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Subset

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Based on Type III Sum of Squares

The error term is Mean Square(Error) = 1.344.

Uses Harmonic Mean Sample Size = 2.000.a.

Alpha = .05.b.

Page 139: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

124

Lampiran 3. Uji Tukey’s Total Fenol Sayuran Indigenous Indonesia

Univariate Analysis of Variance

Between-Subjects Factors

Mengkudu 4

Mangkokan 4

Daun Labu

Siam4

Daun

Lembayung4

Daun Katuk 4

Daun

Kemangi4

Daun Pakis 4

Daun

Pohpohan4

Bunga

Pepaya4

Mangkokan

Putih4

Daun

Kenikir4

Daun Kelor 4

Daun Kucai 4

Daun

Jambu

Mete

4

Buah

Takokak4

Antanan 4

Krokot 4

Antanan

Beurit4

Daun

Ginseng4

Bunga

Kecombran

g

4

Daun

Beluntas4

Bunga Turi 4

Terubuk 4

Kedondong

Cina4

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

sampel

Value Label N

Page 140: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

125

Homogeneous Subsets

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: Total_Fenol

219642457a 24 9151769.041 8711.284 .000

219642457 24 9151769.041 8711.284 .000

75640.672 72 1050.565

219718098 96

Source

Model

sampel

Error

Total

Type III Sum

of Squares df Mean Square F Sig.

R Squared = 1.000 (Adjusted R Squared = 1.000)a.

Total_Fenol

Tukey HSDa,b

4 227.7436

4 272.8625

4 393.1891

4 432.7506 432.7506

4 498.9447 498.9447

4 499.9851 499.9851

4 573.5146 573.5146

4 601.9034

4 632.6609 632.6609

4 690.7185 690.7185

4 692.6928 692.6928

4 719.8315 719.8315

4 754.6846 754.6846

4 790.1223

4 790.7635

4 922.3677

4 986.6874 986.6874

4 1016.833 1016.833

4 1097.234

4 1297.718

4 1736.691

4 2511.455

4 3868.588

4 4418.379

.944 .986 .364 .192 .614 .586 .461 .268 .450 1.000 .104 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

sampel

Mangkokan

Daun Kucai

Bunga Turi

Daun Kelor

Daun Labu Siam

Mengkudu

Daun Pakis

Bunga Pepaya

Daun Katuk

Daun Kemangi

Krokot

Daun Lembayung

Terubuk

Buah Takokak

Daun Ginseng

Antanan Beurit

Daun Pohpohan

Mangkokan Putih

Antanan

Kedondong Cina

Daun Kenikir

Bunga Kecombrang

Daun Beluntas

Daun Jambu Mete

Sig.

N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Subset

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Based on Type III Sum of Squares

The error term is Mean Square(Error) = 1050.565.

Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.a.

Alpha = .05.b.

Page 141: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

126

Lampiran 4. Uji Tukey’s Total Asam Fenolat pada Sayuran Indigenous Indonesia

Univariate Analysis of Variance

Between-Subjects Factors

Mengkudu 4

Mangkokan 4

Daun Labu

Siam4

Daun

Lembayung4

Daun Katuk 4

Daun

Kemangi4

Daun Pakis 4

Daun

Pohpohan4

Bunga

Pepaya4

Mangkokan

Putih4

Daun

Kenikir4

Daun Kelor 4

Daun Kucai 4

Daun

Jambu

Mete

4

Buah

Takokak4

Antanan 4

Krokot 4

Antanan

Beurit4

Daun

Ginseng4

Bunga

Kecombran

g

4

Daun

Beluntas4

Bunga Turi 4

Terubuk 4

Kedondong

Cina4

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

sampel

Value Label N

Page 142: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

127

Homogeneous Subsets

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: Total_Asam_Fenolat

1175227.897a 24 48967.829 3838.038 .000

1175227.897 24 48967.829 3838.038 .000

918.616 72 12.759

1176146.513 96

Source

Model

sampel

Error

Total

Type III Sum

of Squares df Mean Square F Sig.

R Squared = .999 (Adjusted R Squared = .999)a.

Total_Asam_Fenolat

Tukey HSDa,b

4 .989675

4 6.941800 6.941800

4 10.683075 10.683075

4 12.724400 12.724400 12.724400

4 19.982750 19.982750 19.982750

4 21.065850 21.065850

4 22.987100

4 25.728375

4 28.411375

4 46.256825

4 48.583875 48.583875

4 49.024125 49.024125

4 54.885500 54.885500

4 56.606300

4 57.434875 57.434875

4 66.850625

4 85.552625

4 93.962025

4 148.0364

4 149.2603

4 152.1826

4 163.2019

4 179.1060

4 357.1251

.769 .809 .066 .172 .158 .131 .105 .058 .161 .992 1.000 1.000 1.000

sampel

Bunga Turi

Daun Kucai

Daun Ginseng

Mangkokan

Daun Kemangi

Mengkudu

Bunga Pepaya

Daun Katuk

Daun Pakis

Terubuk

Daun Labu Siam

Daun Lembayung

Krokot

Daun Kelor

Daun Kenikir

Antanan

Daun Jambu Mete

Mangkokan Putih

Bunga Kecombrang

Daun Beluntas

Daun Pohpohan

Antanan Beurit

Buah Takokak

Kedondong Cina

Sig.

N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Subset

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Based on Type III Sum of Squares

The error term is Mean Square(Error) = 12.759.

Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.a.

Alpha = .05.b.

Page 143: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

128

Lampiran 5. Uji Tukey’s Asam Klorogenat Sayuran Indigenous Indonesia

Univariate Analysis of Variance

Between-Subjects Factors

Mengkudu 4

Mangkokan 4

Daun Labu

Siam4

Daun

Lembayung4

Daun Katuk 4

Daun

Kemangi4

Daun Pakis 4

Daun

Pohpohan4

Bunga

Pepaya4

Mangkokan

Putih4

Daun

Kenikir4

Daun Kelor 4

Daun Kucai 4

Daun

Jambu

Mete

4

Buah

Takokak4

Antanan 4

Krokot 4

Antanan

Beurit4

Daun

Ginseng4

Bunga

Kecombran

g

4

Daun

Beluntas4

Terubuk 4

Kedondong

Cina4

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

23

24

sampel

Value Label N

Page 144: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

129

Homogeneous Subsets

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: Chlorogenic_Acid

910521.209a 23 39587.879 3529.257 .000

910521.209 23 39587.879 3529.257 .000

773.977 69 11.217

911295.186 92

Source

Model

sampel

Error

Total

Type III Sum

of Squares df Mean Square F Sig.

R Squared = .999 (Adjusted R Squared = .999)a.

Chlorogenic_Acid

Tukey HSDa,b

4 .995050

4 2.576275

4 4.675075

4 4.844200

4 6.927875 6.927875

4 15.498400 15.498400

4 15.846075

4 23.023525 23.023525

4 24.063250 24.063250

4 26.908675

4 27.266950 27.266950

4 35.891250 35.891250

4 43.528625 43.528625

4 48.479900

4 50.468150

4 70.532875

4 79.898750

4 104.1717

4 137.4216

4 141.8413

4 154.5843

4 164.7634

4 322.6822

.649 .074 .075 .974 .070 .195 .351 1.000 1.000 1.000 .961 1.000 1.000 1.000

sampel

Daun Kucai

Daun Kemangi

Daun Ginseng

Mangkokan

Bunga Pepaya

Daun Katuk

Mengkudu

Daun Kenikir

Daun Pakis

Daun Kelor

Daun Lembayung

Terubuk

Daun Labu Siam

Krokot

Antanan

Daun Jambu Mete

Mangkokan Putih

Daun Beluntas

Bunga Kecombrang

Daun Pohpohan

Antanan Beurit

Buah Takokak

Kedondong Cina

Sig.

N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Subset

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Based on Type III Sum of Squares

The error term is Mean Square(Error) = 11.217.

Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.a.

Alpha = .05.b.

Page 145: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

130

Lampiran 6. Uji Tukey’s Asam Kafeat Sayuran Indigenous Indonesia

Univariate Analysis of Variance

Between-Subjects Factors

Mangkokan 4

Daun Labu

Siam4

Daun

Lembayung4

Daun Katuk 4

Daun

Kemangi4

Daun Pakis 4

Daun

Pohpohan4

Bunga

Pepaya4

Mangkokan

Putih4

Daun

Kenikir4

Daun Kelor 4

Daun Kucai 4

Buah

Takokak4

Antanan 4

Krokot 4

Antanan

Beurit4

Daun

Ginseng4

Bunga

Kecombran

g

4

Daun

Beluntas4

Terubuk 4

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

15

16

17

18

19

20

21

23

sampel

Value Label N

Page 146: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

131

Homogeneous Subsets

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: Caffeic_Acid

15285.513a 20 764.276 2190.068 .000

15285.513 20 764.276 2190.068 .000

20.938 60 .349

15306.452 80

Source

Model

sampel

Error

Total

Type III Sum

of Squares df Mean Square F Sig.

R Squared = .999 (Adjusted R Squared = .998)a.

Caffeic_Acid

Tukey HSDa,b

4 4.120625

4 4.348100

4 4.563100

4 4.630825

4 4.961000 4.961000

4 5.179550 5.179550

4 6.503100

4 6.506375

4 8.617650

4 8.973400

4 9.025250

4 9.309950

4 9.370825

4 9.555900

4 11.852000

4 12.739400

4 12.954350

4 16.130525

4 18.476000

4 45.088650

.563 .051 .761 .490 1.000 1.000 1.000

sampel

Daun Labu Siam

Daun Pakis

Krokot

Daun Kucai

Daun Ginseng

Daun Katuk

Antanan

Mangkokan

Antanan Beurit

Daun Pohpohan

Terubuk

Bunga Pepaya

Bunga Kecombrang

Mangkokan Putih

Daun Kelor

Buah Takokak

Daun Lembayung

Daun Kemangi

Daun Kenikir

Daun Beluntas

Sig.

N 1 2 3 4 5 6 7

Subset

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Based on Type III Sum of Squares

The error term is Mean Square(Error) = .349.

Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.a.

Alpha = .05.b.

Page 147: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

132

Lampiran 7. Uji Tukey Asam Ferulat Sayuran Indigenous Indonesia

Univariate Analysis of Variance

Between-Subjects Factors

Mengkudu 4

Mangkokan 4

Daun Labu

Siam4

Daun

Lembayung4

Daun Katuk 4

Daun

Kemangi4

Daun

Pohpohan4

Bunga

Pepaya4

Mangkokan

Putih4

Daun

Kenikir4

Daun Kelor 4

Daun Kucai 4

Daun

Jambu

Mete

4

Buah

Takokak4

Antanan 4

Krokot 4

Daun

Ginseng4

Bunga

Kecombran

g

4

Bunga Turi 4

Terubuk 4

Kedondong

Cina4

1

2

3

4

5

6

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

19

20

22

23

24

sampel

Value Label N

Page 148: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

133

Homogeneous Subsets

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: Ferrulic_Acid

9189.622a 21 437.601 1912.813 .000

9189.622 21 437.601 1912.813 .000

14.413 63 .229

9204.035 84

Source

Model

sampel

Error

Total

Type III Sum

of Squares df Mean Square F Sig.

R Squared = .998 (Adjusted R Squared = .998)a.

Ferrulic_Acid

Tukey HSDa,b

4 .934675

4 .989675

4 1.047025

4 1.243925

4 1.275975

4 1.315925

4 1.340350

4 1.367975

4 1.373775

4 1.603150

4 1.842450

4 4.507425

4 5.050400

4 5.219800

4 6.749225

4 8.802875

4 9.879375

4 15.019775

4 15.935350

4 17.845650

4 34.442975

.479 .857 1.000 .192 .463 1.000 1.000

sampel

Daun Labu Siam

Bunga Turi

Daun Ginseng

Bunga Kecombrang

Daun Kemangi

Daun Kucai

Terubuk

Daun Pohpohan

Mangkokan

Buah Takokak

Krokot

Mangkokan Putih

Daun Katuk

Mengkudu

Bunga Pepaya

Daun Lembayung

Antanan

Daun Jambu Mete

Daun Kenikir

Daun Kelor

Kedondong Cina

Sig.

N 1 2 3 4 5 6 7

Subset

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Based on Type III Sum of Squares

The error term is Mean Square(Error) = .229.

Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.a.

Alpha = .05.b.

Page 149: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

134

No Sampel Ulangan duplo W cawan kosong (g) W sampel (g) W cawan + sampel kering (g) KA (%BB) KA (%BK)

1 Mengkudu 1 1 5.6334 5.0035 6.3634 85.41 585.41

2 5.4098 5.0036 6.1353 85.50 589.68

rata-rata 85.46 587.54

2 Mangkokan 1 1 5.7064 5.0044 6.5978 82.19 461.41

2 5.8591 5.0013 6.7408 82.37 467.23

rata-rata 82.28 464.32

3 Daun Labu Siam 1 1 5.6337 5.0039 6.2832 87.02 670.42

2 5.4056 5.0023 6.0890 86.34 632.02

rata-rata 86.68 651.22

4 Daun Lembayung 1 1 5.4208 5.0015 6.1893 84.63 550.81

2 5.5092 5.0016 6.3047 84.10 528.74

rata-rata 84.36 539.77

5 Daun Katuk 1 1 5.4265 5.0060 6.5359 77.84 351.23

2 5.6530 5.0024 6.7268 78.53 365.86

rata-rata 78.19 358.55

6 Daun Kemangi 1 1 5.7258 5.0090 6.3725 87.09 674.55

2 5.8735 5.0044 6.4865 87.75 716.38

rata-rata 87.42 695.46

7 Daun Pakis 1 1 6.4985 5.0014 7.0038 89.90 889.79

2 6.3114 5.0010 6.8797 88.64 779.99

rata-rata 89.27 834.89

8 Daun Pohpohan 1 1 6.3103 5.0022 6.9260 87.69 712.44

2 5.0800 5.0023 5.6964 87.68 711.53

rata-rata 87.68 711.99

Lampiran 8. Kadar Air Sayuran Indigenous Indonesia

Page 150: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

135

No Sampel Ulangan duplo W cawan kosong (g) W sampel (g) W cawan + sampel kering (g) KA (%BB) KA (%BK)

9 Bunga Pepaya 1 1 5.8067 5.0024 6.3455 89.23 828.43

2 5.3970 5.0025 5.9677 88.59 776.56

rata-rata 88.91 802.49

10 Mangkokan Putih 1 1 5.5580 5.0006 6.4488 82.19 461.36

2 6.4061 5.0006 7.2845 82.43 469.29

rata-rata 82.31 465.32

11 Kenikir 1 1 5.5313 5.0015 6.4269 82.09 458.45

2 5.3366 5.0016 6.4112 78.51 365.44

rata-rata 80.30 411.95

12 Daun Kelor 1 1 5.8628 5.0009 7.1044 75.17 302.78

2 5.6355 5.0006 6.8669 75.37 306.09

rata-rata 75.27 304.43

13 Daun Kucai 1 1 5.7090 5.0015 6.0826 92.53 1238.73

2 5.3995 5.0016 5.7960 92.07 1161.44

rata-rata 92.30 1200.08

14 Daun Jambu Mete 1 1 5.4214 5.0010 6.3836 80.76 419.75

2 5.5111 5.0010 6.4672 80.88 423.06

rata-rata 80.82 421.40

15 Buah Takokak 1 1 5.5554 5.0005 6.6045 79.02 376.65

2 6.4044 5.0007 7.3669 80.75 419.55

rata-rata 79.89 398.10

16 Antanan 1 1 5.4129 5.0007 6.3375 81.51 440.85

2 5.6364 5.0007 6.5396 81.94 453.66

rata-rata 81.72 447.26

Page 151: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

136

No Sampel Ulangan duplo W cawan kosong (g) W sampel (g) W cawan + sampel kering (g) KA (%BB) KA (%BK)

17 Krokot 1 1 5.8146 5.0008 6.4236 87.82 721.15

2 5.5433 5.0008 6.1278 88.31 755.57

rata-rata 88.07 738.36

18 Antanan Beurit 1 1 5.7096 5.0007 6.4909 84.38 540.05

2 5.4140 5.0007 6.2029 84.22 533.88

rata-rata 84.30 536.97

19 Daun Ginseng 1 1 5.3986 5.0005 5.8073 91.83 1123.51

2 5.7389 5.0005 6.1477 91.82 1123.21

rata-rata 91.83 1123.36

20 Bunga kecombrang 1 1 5.7216 5.0006 6.2408 89.62 863.14

2 5.6655 5.0006 6.1697 89.92 891.79

rata-rata 89.77 877.46

21 Daun Beluntas 1 1 5.8775 5.0007 6.7843 81.87 451.47

2 5.9305 5.0008 6.9434 79.75 393.71

rata-rata 80.81 422.59

22 Bunga Turi 1 1 5.6460 5.0004 6.2120 88.68 783.46

2 5.4553 5.0006 5.8667 91.77 1115.51

rata-rata 90.23 949.49

23 Terubuk 1 1 5.7216 5.0005 6.2699 89.04 812.00

2 5.6655 5.0005 6.2787 87.74 715.48

rata-rata 88.39 763.74

24 Kedondong cina 1 1 5.4257 5.0003 6.0210 88.09 739.96

2 5.2971 5.0003 6.1589 82.77 480.22

rata-rata 85.43 610.09

Page 152: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

137

No Sampel Ulangan Duplo W cawan kosong (g) W sampel (g) W cawan + sampel kering (g) KA (%BB) KA (%BK)

1 Mengkudu 1 1 5.8602 2.0016 7.6684 9.66 10.70

2 5.7080 2.0024 7.5178 9.62 10.64

rata-rata 9.64 10.67

2 Mangkokan 1 1 5.5246 2.0002 7.2470 13.89 16.13

2 5.5407 2.0003 7.2601 14.04 16.34

rata-rata 13.97 16.23

3 Daun Labu Siam 1 1 5.6348 2.0007 7.4936 7.09 7.63

2 5.4100 2.0022 7.2706 7.07 7.61

rata-rata 7.08 7.62

4 Daun Lembayung 1 1 5.5578 2.0009 7.3811 8.88 9.74

2 5.3357 2.0010 7.1689 8.39 9.15

rata-rata 8.63 9.45

5 Daun Katuk 1 1 5.5414 2.0004 7.3504 9.57 10.58

2 5.8123 2.0006 7.6214 9.57 10.59

rata-rata 9.57 10.58

6 Daun Kemangi 1 1 5.4209 2.0008 7.2262 9.77 10.83

2 5.5100 2.0024 7.3180 9.71 10.75

rata-rata 9.74 10.79

7 Daun Pakis 1 1 6.4058 2.0008 8.2590 7.38 7.96

2 6.5010 2.0008 8.3547 7.35 7.94

rata-rata 7.36 7.95

8 Daun Pohpohan 1 1 6.3105 2.0005 8.0939 10.85 12.17

2 5.0803 2.0007 6.8628 10.91 12.24

rata-rata 10.88 12.21

Lampiran 9. Kadar Air Freeze Drier Sayuran Indigenous Indonesia

Page 153: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

138

No Sampel Ulangan Duplo W cawan kosong (g) W sampel (g) W cawan + sampel kering (g) KA (%BB) KA (%BK)

9 Bunga Pepaya 1 1 5.5308 2.0009 7.3594 8.61 9.42

2 5.3974 2.0012 7.2293 8.46 9.24

rata-rata 8.54 9.33

10 Mangkokan Putih 1 1 5.8629 2.0007 7.6351 11.42 12.89

2 5.4205 2.0007 7.1893 11.59 13.11

rata-rata 11.51 13.00

11 Daun Kenikir 1 1 5.7753 2.0009 7.6390 6.86 7.36

2 5.6743 2.0009 7.5348 7.02 7.55

rata-rata 6.94 7.45

12 Daun Kelor 1 1 5.4202 2.0007 7.2935 6.37 6.80

2 5.5093 2.0008 7.3774 6.63 7.10

rata-rata 6.50 6.95

13 Daun Kucai 1 1 5.8425 2.0008 7.5968 12.32 14.05

2 5.7735 2.0008 7.5271 12.36 14.10

rata-rata 12.34 14.07

14 Daun Jambu Mete 1 1 5.5602 2.0005 7.4725 4.41 4.61

2 5.5431 2.0005 7.4570 4.33 4.52

rata-rata 4.37 4.57

15 Buah Takokak 1 1 5.9172 2.0004 7.6518 13.29 15.32

2 5.6753 2.0005 7.4151 13.03 14.98

rata-rata 13.16 15.15

16 Antanan 1 1 6.5005 2.0005 8.3263 8.73 9.57

2 5.3360 2.0007 7.1609 8.79 9.63

rata-rata 8.76 9.60

Page 154: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

139

No Sampel Ulangan Duplo W cawan kosong (g) W sampel (g) W cawan + sampel kering (g) KA (%BB) KA (%BK)

17 Krokot 1 1 5.8623 2.0013 7.7476 5.80 6.15

2 5.3282 2.0012 7.2135 5.79 6.15

rata-rata 5.79 6.15

18 Antanan Beurit 1 1 5.8775 2.0008 7.7091 8.46 9.24

2 5.6903 2.0012 7.5239 8.37 9.14

rata-rata 8.42 9.19

19 Daun Ginseng 1 1 5.6347 2.0012 7.4702 8.28 9.03

2 5.7880 2.0012 7.6251 8.20 8.93

rata-rata 8.24 8.98

20 Bunga kecombrang 1 1 5.7222 2.0006 7.5948 6.40 6.84

2 5.9302 2.0006 7.8006 6.51 6.96

rata-rata 6.45 6.90

21 Daun Beluntas 1 1 5.4130 2.0011 7.2128 10.06 11.18

2 5.6369 2.0011 7.4333 10.23 11.40

rata-rata 10.14 11.29

22 Bunga Turi 1 1 5.4126 2.0006 7.1490 13.21 15.22

2 5.8139 2.0009 7.5396 13.75 15.95

rata-rata 13.48 15.58

23 Terubuk 1 1 5.6366 2.0011 7.4448 9.64 10.67

2 5.7087 2.0013 7.5184 9.57 10.59

rata-rata 9.61 10.63

24 Kedondong cina 1 1 5.7091 2.0010 7.4711 11.94 13.56

2 5.5093 2.0011 7.2729 11.87 13.47

rata-rata 11.91 13.52

Page 155: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

140

Lampiran 10. Kurva Standar Total Fenol

konsentrasi Absorbansi

0 0.00000

50 0.13460

100 0.30180

150 0.51022

200 0.70154

250 0.87332

Lampiran 11. Total Fenol Sayuran Indigenous

y = 0.0036x - 0.0280R² = 0.9963

-0.1000

0.0000

0.1000

0.2000

0.3000

0.4000

0.5000

0.6000

0.7000

0.8000

0.9000

1.0000

0 50 100 150 200 250 300

Ab

sorb

ansi

Konsentrasi (mg/L)

Kurva Standar Total Fenol

Page 156: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

141

No Sampel Ulangan W sampel (mg) Duplo Absorbansi [ ] (mg/L)

Wet Basis Dry Basis

[ ] (mg fenolik /100 g sampel segar)

STDEV (%) RSD [ ] (mg fenolik /100 g sampel

kering STDEV (%) RSD

1 Mengkudu

1 50.4 1 0.2958 89.9472 72.3914

0.38 0.53

497.7179

2.64 0.53

2 0.2984 90.6667 72.9705 501.6989

2 50.4 1 0.2958 89.9528 72.3959 497.7487

2 0.2991 90.8611 73.1270 502.7749

rata-rata 72.7212 499.9851

72.7212 + 0.38 499.9851 + 2.64

2 Mangkokan

1 50.9 1 0.2545 78.4833 40.4139

0.09 0.22

228.0584

0.51 0.22

2 0.2538 78.2833 40.3109 227.4772

2 50.7 1 0.2534 78.1778 40.2566 227.1705

2 0.2548 78.5556 40.4511 228.2683

rata-rata 40.3582 227.7436

40.3582+ 0.09 227.7436 + 0.51

3 Daun Labu Siam

1 51.0 1 0.3031 91.9694 65.9223

0.71 1.07

494.8977

5.35 1.07

2 0.3091 93.6417 67.1210 503.8961

2 51.3 1 0.3023 91.7611 65.7730 493.7766

2 0.3087 93.5139 67.0294 503.2085

rata-rata 66.4614 498.9447

66.4614 + 0.71 498.9447 + 5.35

4 Daun Lembayung

1 50.5 1 0.4461 131.7000 112.6830

2.20 1.95

720.7032

14.07 1.95

2 0.4568 134.6572 115.2132 736.8861

2 50.5 1 0.4452 131.4389 112.4596 719.2743

2 0.4341 128.3667 109.8310 702.4622

rata-rata 112.5467 719.8315

112.5467 + 2.20 719.8315 + 14.07

Lampiran 11. Total Fenol Sayuran Indigenous Indonesia

Page 157: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

142

5 Daun Katuk

1 50.7 1 0.3851 114.7500 138.4003

0.47 0.34

634.4694

2.13 0.34

2 0.3851 114.7472 138.3970 634.4540

2 50.7 1 0.3831 114.2028 137.7403 631.4437

2 0.3824 113.9917 137.4857 630.2765

rata-rata 138.0058 632.6609

138.0058 + 0.47 632.6609 + 2.13

6 Daun Kemangi

1 50.5 1 0.4216 124.8861 87.0298

0.70 0.80

691.8110

5.56 0.80

2 0.4156 123.2194 85.8683 682.5785

2 50.3 1 0.4234 125.3972 87.3859 694.6423

2 0.4229 125.2528 87.2853 693.8422

rata-rata 86.8923 690.7185

86.8923 + 0.70 690.7185 + 5.56

7 Daun Pakis

1 50.4 1 0.3579 107.1889 62.0986

1.25 2.04

578.5522

11.69 2.04

2 0.3639 108.8722 63.0738 587.6380

2 50.3 1 0.3475 104.3111 60.4314 563.0194

2 0.3487 104.6500 60.6277 564.8486

rata-rata 61.5579 573.5146

61.5578 + 1.25 573.5146 + 11.69

8 Daun Pohpohan

1 50.7 1 0.6169 179.1331 123.7706

1.64 1.35

1005.0018

13.31 1.35

2 0.6019 174.9639 120.8899 981.6112

2 50.8 1 0.6050 175.8333 121.4907 986.4891

2 0.5968 173.5444 119.9092 973.6476

rata-rata 121.5151 986.6874

121.5151 + 1.64 986.6874 + 13.31

Page 158: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

143

9 Bunga Pepaya

1 51.0 1 0.3697 110.4722 66.9707

0.20 0.31

603.9078

1.85 0.31

2 0.3682 110.0444 66.7114 601.5693

2 51.0 1 0.3688 110.2333 66.8259 602.6019

2 0.3668 109.6722 66.4858 599.5345

rata-rata 66.7485 601.9034

66.7485 + 0.20 601.9034 + 1.85

10 Mangkokan Putih

1 50.4 1 0.6150 178.6028 178.5127

2.00 1.11

1009.1233

11.30 1.11

2 0.6126 177.9444 177.8547 1005.4037

2 50.8 1 0.6274 182.0472 181.9554 1028.5848

2 0.6246 181.2750 181.1836 1024.2217

rata-rata 179.8766 1016.8334

179.8766 + 2.00 1016.8334 + 11.30

11 Daun Kenikir

1 51.0 1 0.2048 64.6650 342.1425

0.37 0.11

1737.1274

1.88 0.11

2 0.2044 64.5667 341.6222 1734.4858

2 50.8 1 0.2050 64.7339 342.5070 1738.9780

2 0.2047 64.6294 341.9543 1736.1723

rata-rata 342.0565 1736.6909

342.0565 + 0.37 1736.6909 + 1.88

12 Daun Kelor

1 50.2 1 0.2562 78.9444 104.3853

2.87 2.68

422.1631

11.61 2.68

2 0.2577 79.3500 104.9215 424.3318

2 50.3 1 0.2728 83.5472 110.4713 446.7769

2 0.2667 81.8556 108.2345 437.7305

rata-rata 107.0032 432.7506

107.0032 + 2.87 432.7506 + 11.61

Page 159: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

144

13 Daun Kucai

1 50.6 1 0.3197 96.5833 21.2051

0.13 0.63

275.4411

1.72 0.63

2 0.3154 95.3889 20.9429 272.0347

2 50.8 1 0.3154 95.3889 20.9429 272.0347

2 0.3153 95.3556 20.9356 271.9396

rata-rata 21.0066 272.8625

21.0066 + 0.13 272.8625 + 1.72

14 Daun Jambu Mete

1 50.3 1 0.5659 164.9722 827.1445

15.05 1.78

4312.7245

78.45 1.78

2 0.5844 170.1161 852.9352 4447.1967

2 50.2 1 0.5915 172.0872 862.8180 4498.7257

2 0.5800 168.8794 846.7347 4414.8676

rata-rata 847.4081 4418.3786

847.4081 + 15..05 4418.3786 + 78.45

15 Buah Takokak

1 50.5 1 0.4682 137.8250 159.6121

0.94 0.59

793.5529

4.67 0.59

2 0.4632 136.4528 158.0230 785.6521

2 50.6 1 0.4638 136.6139 158.2095 786.5797

2 0.4689 138.0250 159.8437 794.7045

rata-rata 158.9221 790.1223

158.9221 + 0.94 790.1223 + 4.67

16 Antanan

1 50.5 1 0.6993 202.0139 202.3174

2.05 1.02

1107.0452

11.21 1.02

2 0.6989 201.9111 202.2145 1106.4819

2 50.4 1 0.6848 198.0111 198.3086 1085.1098

2 0.6883 198.9583 199.2572 1090.3006

rata-rata 200.5244 1097.2344

200.5244 + 2.05 1097.2344 + 11.21

Page 160: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

145

17 Krokot

1 51.0 1 0.4363 128.9694 81.6828

1.12 1.36

684.5067

9.42 1.36

2 0.4363 128.9806 81.6898 684.5657

2 50.8 1 0.4475 132.0778 83.6515 701.0042

2 0.4473 132.0194 83.6145 700.6946

rata-rata 82.6597 692.6928

82.6597 + 1.12 692.6928 + 9.42

18 Antanan Beurit

1 50.2 1 0.5766 167.9306 143.9373

1.14 0.78

916.8096

7.23 0.78

2 0.5839 169.9583 145.6753 927.8802

2 50.2 1 0.5848 170.2194 145.8992 929.3057

2 0.5757 167.6861 143.7278 915.4751

rata-rata 144.8099 922.3676

144.8099 + 1.14 922.3676 + 7.23

19 Daun Ginseng

1 50.9 1 0.4981 146.1278 65.0870

0.50 0.78

796.2504

6.13 0.78

2 0.4917 144.3722 64.3050 786.6843

2 50.9 1 0.4977 146.0389 65.0474 795.7660

2 0.4902 143.9444 64.1145 784.3534

rata-rata 64.6385 790.7635

64.6385 + 0.50 790.7635 + 6.13

20 Bunga kecombrang

1 51.0 1 0.3088 93.5506 255.8292

0.98 0.38

2500.0967

9.55 0.38

2 0.3100 93.8906 256.7590 2509.1831

2 51.4 1 0.3106 94.0500 257.1950 2513.4442

2 0.3119 94.4111 258.1825 2523.0947

rata-rata 256.9914 2511.4547

256.9914 + 0.98 2511.4547 + 9.55

Page 161: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

146

21 Daun Beluntas

1 50.5 1 0.4604 135.6683 724.5051

24.78 3.34

3774.6218

129.09 3.34

2 0.4561 134.4850 718.1858 3741.6986

2 50.9 1 0.4845 142.3533 760.2048 3960.6148

2 0.4892 143.6761 767.2687 3997.4176

rata-rata 742.5411 3868.5882

742.5411 + 24.78 3868.5882 + 129.09

22 Bunga Turi

1 50.4 1 0.2222 69.5000 39.2526

1.53 3.97

401.6409

15.61 3.97

2 0.2024 63.9889 36.1400 369.7921

2 50.3 1 0.2217 69.3639 39.1757 400.8543

2 0.2215 69.2972 39.1381 400.4690

rata-rata 38.4266 393.1891

38.4266 + 1.53 393.1891 + 15.61

23 Terubuk

1 50.3 1 0.4874 143.1528 91.9622

3.43 3.92

791.8332

29.56 3.92

2 0.4619 136.0917 87.4261 752.7755

2 50.3 1 0.4403 130.0778 83.5628 719.5104

2 0.4631 136.4250 87.6403 754.6193

rata-rata 87.6479 754.6846

87.6479 + 3.43 754.6846 + 29.56

24 Kedondong cina

1 50.3 1 0.7944 228.4444 188.9160

0.32 0.17

1296.5985

2.16 0.17

2 0.7952 228.6750 189.1067 1297.9071

2 50.3 1 0.7938 228.2861 188.7851 1295.6998

2 0.7970 229.1611 189.5087 1300.6661

rata-rata 189.0791 1297.7179

189.0791 + 0.32 1297.7179 + 2.16

Page 162: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

147

Lampiran 12. Asam Klorogenat Sayuran Indigenous dengan Perhitungan Kurva Standar Campuran

No Sampel Ulangan W sampel (g) Duplo Area (mAU) [ ] (µg/ml)

Wet Basis Dry Basis

[ ] (mg/100 g sampel segar) STDEV % RSD [ ] (mg/100 g sampel kering) STDEV % RSD

1 Mengkudu

1 0.5004 1 1323.9320 28.3498 2.2817

0.05 1.98

15.6872

0.31 1.98

2 1312.6516 28.0834 2.2602 15.5398

2 0.5002 1 1339.9066 28.7271 2.3120 15.8960

2 1367.8566 29.3873 2.3651 16.2613

rata-rata 2.3048 15.8461

2.3048 + 0.05 15.8461 + 0.31

2 Mangkokan

1 0.5004 1 489.2159 8.6352 0.8893

0.02 2.49

5.0185

0.12 2.49

2 475.3908 8.3087 0.8557 4.8287

2 0.5006 1 471.9960 8.2285 0.8474 4.7821

2 469.4764 8.1690 0.8413 4.7475

rata-rata 0.8584 4.8442

0.8584 + 0.02 4.8442 + 0.12

3 Daun Labu Siam

1 0.5005 1 3598.8005 82.0784 5.8833

0.12 2.05

44.1673

0.89 2.05

2 3476.3115 79.1854 5.6759 42.6106

2 0.5004 1 3617.8108 82.5274 5.9154 44.4089

2 3501.2615 79.7747 5.7181 42.9277

rata-rata 5.7982 43.5286

5.7982 + 0.12 43.5286 + 0.89

4 Daun Lembayung

1 0.5007 1 2291.7854 51.2089 4.3815

0.12 2.86

28.0231

0.78 2.86 2 2278.6458 50.8986 4.3549 27.8533

2 0.5006 1 2177.5278 48.5103 4.1506 26.5464

2 2185.1613 48.6906 4.1660 26.6450

rata-rata 4.2632 27.2669

4.2632 + 0.12 27.2669 + 0.78

Page 163: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

148

5 Daun Katuk

1 0.5005 1 1255.0250 26.7224 3.2230

0.32 9.39

14.7752

1.46 9.39

2 1240.4932 26.3791 3.1816 14.5854

2 0.5004 1 1269.4100 27.0621 3.2640 14.9630

2 1476.6963 31.9579 3.8544 17.6700

rata-rata 3.3808 15.4984

3.3808 + 0.32 15.4948 + 1.46

6 Daun Kemangi

1 0.5007 1 322.7235 4.7030 0.3277

0.01 2.55

2.6052

0.07 2.55

2 326.2233 4.7856 0.3335 2.6510

2 0.5005 1 318.3721 4.6002 0.3206 2.5483

2 314.7267 4.5141 0.3146 2.5006

rata-rata 0.3241 2.5763

0.3241 + 0.01 2.5763 + 0.07

7 Daun Pakis

1 0.5005 1 2121.6980 47.1917 2.7340

0.16 6.07

25.4717

1.46 6.07

2 2098.6494 46.6474 2.7025 25.1779

2 0.5005 1 1913.7180 42.2796 2.4494 22.8204

2 1910.7860 42.2103 2.4454 22.7830

rata-rata 2.5828 24.0633

2.5828 + 0.16 24.0633 + 1.46

8 Daun Pohpohan

1 0.5007 1 10473.1000 244.4379 16.8892

0.39 2.26

137.1386

3.20 2.26

2 11015.8000 257.2556 17.7749 144.3297

2 0.5007 1 10899.1000 254.4993 17.5844 142.7834

2 10924.0000 255.0874 17.6251 143.1133

rata-rata 17.4684 141.8413

17.4684 + 0.39 141.8413 + 3.20

Page 164: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

149

9 Bunga Pepaya

1 0.5006 1 660.3296 12.6767 0.7685

0.00 0.04

6.9298

0.00 0.04

2 659.9706 12.6682 0.7680 6.9252

2 0.5007 1 660.0141 12.6692 0.7680 6.9258

2 660.3975 12.6783 0.7686 6.9307

rata-rata 0.7683 6.9279

0.7683 + 0.00 6.9279 + 0.00

10 Mangkokan Putih

1 0.5004 1 5950.5132 137.6219 13.7553

0.41 2.90

77.7578

2.31 2.90

2 6079.8428 140.6765 14.0606 79.4836

2 0.5004 1 6056.4434 140.1238 14.0053 79.1714

2 6357.0000 147.2225 14.7148 83.1822

rata-rata 14.1340 79.8987

14.1340 + 0.41 79.8987 + 2.31

11 Daun Kenikir

1 0.5007 1 1871.9208 41.2924 4.3696

0.18 4.05

22.1852

0.93 4.05

2 1892.0000 41.7667 4.4197 22.4400

2 0.5006 1 1952.5836 43.1975 4.5712 23.2087

2 2035.4462 45.1546 4.7783 24.2602

rata-rata 4.5347 23.0235

4.5347 + 0.18 23.0235 + 0.93

12 Daun Kelor

1 0.5005 1 2218.2285 49.4716 6.5414

0.16 2.44

26.4554

0.66 2.44

2 2201.8245 49.0842 6.4902 26.2482

2 0.5004 1 2307.7971 51.5871 6.8212 27.5867

2 2288.6118 51.1340 6.7613 27.3444

rata-rata 6.6535 26.9087

6.6535 + 0.16 26.9087 + 0.66

Page 165: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

150

13 Daun Kucai

1 0.5004 1 190.6369 1.5833 0.0695

0.01 9.13

0.9031

0.09 9.13

2 192.7118 1.6323 0.0717 0.9310

2 0.5006 1 203.4619 1.8862 0.0828 1.0758

2 203.0501 1.8765 0.0824 1.0703

rata-rata 0.0766 0.9951

0.0766 + 0.01 0.9951 + 0.09

14 Daun Jambu Mete

1 0.5004 1 5593.7822 129.1966 12.9554

0.38 2.84

67.5495

2.00 2.84 2 5937.8291 137.3224 13.7703 71.7980

2 0.5005 1 5915.6328 136.7981 13.7177 71.5239

2 5894.2720 136.2936 13.6671 71.2601

rata-rata 13.5276 70.5328

13.5276 + 0.38 70.5328 + 2.00

15 Buah Takokak

1 0.5007 1 11764.5000 274.9386 31.8400

1.63 4.93

158.3010

8.12 4.93

2 11692.6000 273.2404 31.6434 157.3232

2 0.5009 1 12857.5000 300.7534 34.8296 173.1643

2 12644.3000 295.7180 34.2464 170.2651

rata-rata 33.1399 164.7634

33.1399 + 1.63 164.7634 + 8.12

16 Antanan

1 0.5005 1 4141.1738 94.8884 9.5031

0.34 3.64

51.9993

1.83 3.64

2 4149.4580 95.0840 9.5227 52.1065

2 0.5003 1 3888.6860 88.9250 8.9059 48.7313

2 3912.1914 89.4802 8.9615 49.0355

rata-rata 9.2233 50.4681

9.2233 + 0.34 50.4681 + 1.83

Page 166: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

151

17 Krokot

1 0.5008 1 4032.4270 92.3200 5.8471

0.07 1.20

48.9989

0.58 1.20

2 3976.3142 90.9947 5.7631 48.2955

2 0.5009 1 3931.7144 89.9413 5.6964 47.7364

2 4023.6401 92.1124 5.8339 48.8888

rata-rata 5.7852 48.4799

5.7852 + 0.07 48.4799 + 0.58

18 Antanan Beurit

1 0.5005 1 11980.0000 280.0283 24.0019

0.51 2.12

152.8803

3.27 2.12

2 11981.1000 280.0543 24.0041 152.8944

2 0.5007 1 12492.7000 292.1375 25.0398 159.4912

2 11994.8000 280.3779 24.0319 153.0711

rata-rata 24.2694 154.5842

24.2694 + 0.51 154.5842 + 3.27

19 Daun Ginseng

1 0.5006 1 493.3846 8.7337 0.3890

0.01 3.06

4.7590

0.14 3.06

2 471.2376 8.2106 0.3657 4.4740

2 0.5006 1 496.0759 8.7973 0.3918 4.7936

2 486.7547 8.5771 0.3820 4.6737

rata-rata 0.3821 4.6751

0.3821 + 0.01 4.6751 + 0.14

20 Bunga kecombrang

1 0.5005 1 10387.4000 242.4138 13.2584

1.11 7.88

129.5680

10.83 7.88 2 11068.5000 258.5002 14.1382 138.1661

2 0.5007 1 12201.9000 285.2692 15.6023 152.4739

2 10380.3000 242.2461 13.2492 129.4784

rata-rata 14.0620 137.4216

14.0620 + 1.11 137.4216 + 10.83

Page 167: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

152

21 Daun Beluntas

1 0.5002 1 8129.5073 189.0861 20.1954

0.24 1.19

105.2167

1.24 1.19

2 7913.6680 183.9884 19.6509 102.3801

2 0.5001 1 8074.8691 187.7957 20.0576 104.4986

2 8081.9307 187.9625 20.0754 104.5914

rata-rata 19.9948 104.1717

19.9948 + 0.24 104.1717 + 1.24

22 Bunga Turi

1 0.5008 1

ND ND ND - - ND - -

2

2 0.5007 1

2

rata-rata

23 Terubuk

1 0.5008 1 2804.7361 63.3240 4.0680

0.13 3.21

35.0269

1.15 3.21

2 2789.4839 62.9637 4.0448 34.8277

2 0.5008 1 2918.1096 66.0016 4.2400 36.5081

2 2971.2512 67.2568 4.3206 37.2023

rata-rata 4.1684 35.8912

4.1684 + 0.13 35.8912 + 1.15

24 Kedondong cina

1 0.5004 1 23714.8000 557.1847 46.0773

0.81 1.72

316.2453

5.54 1.72

2 23987.5000 563.6254 46.6100 319.9009

2 0.5002 1 24503.6000 575.8148 47.6180 326.8193

2 24574.0000 577.4776 47.7555 327.7631

rata-rata 47.0152 322.6822

47.0152 + 0.81 322.6822 + 5.54

*ND: tidak terdeteksi

Page 168: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

153

Lampiran 13. Asam Kafeat Sayuran Indigenous dengan Perhitungan Kurva Standar Campuran

No Sampel Ulangan W sampel (g) Duplo Area (mAU) [ ] (µg/ml)

Wet Basis Dry Basis

[ ] (mg/100 g sampel segar) STDEV %

RSD [ ] (mg/100 g sampel kering) STDEV % RSD

1 Mengkudu

1 0.5004 1

ND ND ND - - ND - -

2

2 0.5002 1

2

rata-rata

2 Mangkokan

1 0.5004 1 456.9399 11.3094 1.1647

0.01 0.83

6.5726

0.05 0.83

2 449.9770 11.2321 1.1568 6.5277

2 0.5006 1 439.6225 11.1172 1.1449 6.4609

2 440.1553 11.1231 1.1455 6.4643

rata-rata 1.1530 6.5064

1.1530 + 0.01 6.5064 + 0.05

3 Daun Labu Siam

1 0.5005 1 131.0545 7.6913 0.5513

0.00 0.46

4.1388

0.02 0.46

2 125.4963 7.6296 0.5469 4.1056

2 0.5004 1 125.1032 7.6252 0.5466 4.1032

2 130.4019 7.6840 0.5508 4.1349

rata-rata 0.5489 4.1206

0.5489 + 0.00 4.1206 + 0.02

4 Daun Lembayung

1 0.5007 1 1617.6472 24.1961 2.0702

0.04 2.09

13.2409

0.27 2.09 2 1599.2568 23.9920 2.0528 13.1292

2 0.5006 1 1534.4312 23.2722 1.9912 12.7353

2 1530.5905 23.2296 1.9875 12.7120

rata-rata 2.0254 12.9543

2.0254 + 0.04 12.9543 + 0.27

Page 169: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

154

5 Daun Katuk

1 0.5005 1 302.1453 9.5908 1.1568

0.02 1.71

5.3029

0.09 1.71

2 268.7315 9.2198 1.1120 5.0978

2 0.5004 1 281.9349 9.3664 1.1297 5.1788

2 275.4024 9.2939 1.1209 5.1387

rata-rata 1.1298 5.1796

1.1298 + 0.02 5.1796 + 0.09

6 Daun Kemangi

1 0.5007 1 2003.6323 28.4815 1.9848

0.06 2.83

15.7774

0.46 2.83

2 2127.8755 29.8609 2.0809 16.5416

2 0.5005 1 2122.1563 29.7974 2.0765 16.5064

2 1990.5109 28.3359 1.9746 15.6967

rata-rata 2.0292 16.1305

2.0292 + 0.06 16.1305 + 0.46

7 Daun Pakis

1 0.5005 1 174.7454 8.1764 0.4737

0.01 1.25

4.4132

0.05 1.25

2 167.8596 8.0999 0.4693 4.3719

2 0.5005 1 155.1020 7.9583 0.4611 4.2955

2 157.8238 7.9885 0.4628 4.3118

rata-rata 0.4667 4.3481

0.4667 + 0.01 4.3481 + 0.05

8 Daun Pohpohan

1 0.5007 1 886.5911 16.0796 1.1110

0.01 0.78

9.0213

0.07 0.78

2 869.9148 15.8945 1.0982 8.9174

2 0.5007 1 868.7194 15.8812 1.0973 8.9099

2 890.3997 16.1219 1.1139 9.0450

rata-rata 1.1051 8.9734

1.1051 + 0.01 8.9734 + 0.07

Page 170: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

155

9 Bunga Pepaya

1 0.5006 1 968.9445 16.9939 1.0302

0.00 0.34

9.2899

0.03 0.34

2 966.7228 16.9693 1.0287 9.2764

2 0.5007 1 975.7687 17.0697 1.0348 9.3313

2 977.5554 17.0895 1.0360 9.3422

rata-rata 1.0324 9.3100

1.0324 + 0.00 9.31 + 0.03

10 Mangkokan Putih

1 0.5004 1 934.7219 16.6140 1.6606

0.03 1.99

9.3871

0.19 1.99

2 937.5071 16.6449 1.6637 9.4045

2 0.5004 1 978.6330 17.1015 1.7093 9.6625

2 995.6935 17.2909 1.7282 9.7695

rata-rata 1.6904 9.5559

1.6904 + 0.03 9.5559 + 0.19

11 Daun Kenikir

1 0.5007 1 2403.6433 32.9227 3.4839

0.14 3.75

17.6883

0.69 3.75

2 2671.4573 35.8961 3.7985 19.2859

2 0.5006 1 2485.7473 33.8342 3.5803 18.1781

2 2581.9116 34.9019 3.6933 18.7517

rata-rata 3.6390 18.4760

3.6390 + 0.14 18.4760 + 0.69

12 Daun Kelor

1 0.5005 1 1385.1165 21.6145 2.8580

0.08 2.78

11.5586

0.33 2.78

2 1388.0983 21.6476 2.8624 11.5763

2 0.5004 1 1487.6622 22.7530 3.0085 12.1674

2 1477.2754 22.6377 2.9933 12.1057

rata-rata 2.9306 11.8520

2.9306 + 0.08 11.8520 + 0.33

Page 171: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

156

13 Daun Kucai

1 0.5004 1 172.6932 8.1536 0.3580

0.01 1.69

4.6506

0.08 1.69

2 151.3006 7.9161 0.3476 4.5151

2 0.5006 1 178.1852 8.2146 0.3607 4.6853

2 176.1268 8.1917 0.3597 4.6723

rata-rata 0.3565 4.6308

0.3565 + 0.01 4.6308 + 0.08

14 Daun Jambu Mete

1 0.5004 1

ND ND ND - - ND - -

2

2 0.5005 1

2

rata-rata

15 Buah Takokak

1 0.5007 1 1358.1204 21.3148 2.4684

0.08 3.24

12.2724

0.41 3.24

2 1399.2783 21.7717 2.5213 12.5355

2 0.5009 1 1501.2277 22.9036 2.6524 13.1872

2 1466.0884 22.5135 2.6072 12.9625

rata-rata 2.5624 12.7394

2.5624 + 0.08 12.7394 + 0.41

16 Antanan

1 0.5005 1 502.9733 11.8205 1.1838

0.02 1.52

6.4777

0.10 1.52

2 530.8669 12.1302 1.2148 6.6474

2 0.5003 1 494.4480 11.7259 1.1743 6.4258

2 500.3095 11.7909 1.1809 6.4615

rata-rata 1.1885 6.5031

1.1885 + 0.02 6.5031 + 0.10

Page 172: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

157

17 Krokot

1 0.5008 1 205.9765 8.5231 0.5398

0.00 0.86

4.5236

0.04 0.86

2 217.1317 8.6470 0.5477 4.5894

2 0.5009 1 219.5417 8.6737 0.5493 4.6036

2 208.0424 8.5460 0.5413 4.5358

rata-rata 0.5445 4.5631

0.5445 + 0.00 4.5631 + 0.04

18 Antanan Beurit

1 0.5005 1 865.8284 15.8491 1.3585

0.03 2.20

8.6527

0.19 2.20

2 815.5635 15.2910 1.3106 8.3481

2 0.5007 1 888.9601 16.1059 1.3805 8.7930

2 869.8019 15.8932 1.3622 8.6768

rata-rata 1.3530 8.6177

1.3530 + 0.03 8.6177 + 0.19

19 Daun Ginseng

1 0.5006 1 258.0371 9.1011 0.4054

0.00 0.77

4.9592

0.04 0.77

2 251.7245 9.0310 0.4023 4.9210

2 0.5006 1 266.9262 9.1998 0.4098 5.0130

2 256.6473 9.0857 0.4047 4.9508

rata-rata 0.4055 4.9610

0.4055 + 0.00 4.9610 + 0.04

20 Bunga kecombrang

1 0.5005 1 985.1131 17.1735 0.9393

0.03 3.31

9.1791

0.31 3.31 2 1024.9144 17.6153 0.9634 9.4152

2 0.5007 1 1087.9912 18.3157 1.0017 9.7896

2 971.6897 17.0244 0.9311 9.0994

rata-rata 0.9589 9.3708

0.9589 + 0.03 9.3708 + 0.31

Page 173: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

158

21 Daun Beluntas

1 0.5002 1 6709.4155 80.7274 8.6221

0.46 5.30

44.9206

2.39 5.30

2 6200.2446 75.0743 8.0183 41.7750

2 0.5001 1 6994.0791 83.8879 8.9597 46.6793

2 7042.7061 84.4277 9.0173 46.9797

rata-rata 8.6544 45.0886

8.6544 + 0.46 45.0886 + 2.39

22 Bunga Turi

1 0.5008 1

ND ND ND - - ND - -

2

2 0.5007 1

2

rata-rata

23 Terubuk

1 0.5008 1 904.3893 16.2772 1.0457

0.02 1.85

9.0036

0.17 1.85

2 874.8511 15.9493 1.0246 8.8222

2 0.5008 1 940.9094 16.6827 1.0717 9.2278

2 911.5239 16.3564 1.0507 9.0474

rata-rata 1.0482 9.0252

1.0482 + 0.02 9.0252 + 0.17

24 Kedondong cina

1 0.5004 1

ND ND ND - - ND - -

2

2 0.5002 1

2

rata-rata

*ND: tidak terdeteksi

Page 174: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

159

No Sampel Ulangan W sampel

(g) Duplo

Area

(mAU)

[ ]

(µg/ml)

Wet Basis Dry Basis

[ ] (mg/100 g sampel

segar) STDEV % RSD

[ ] (mg/100 g sampel

kering) STDEV % RSD

1 Mengkudu

1 0.5004 1 716.9307 9.0900 0.7316

0.04 5.57

5.0299

0.29 5.57

2 713.5448 9.0518 0.7285 5.0088

2 0.5002 1 745.0707 9.4074 0.7571 5.2055

2 813.8764 10.1835 0.8196 5.6350

rata-rata 0.7592 5.2198

0.7592 + 0.04 5.2198 + 0.29

2 Mangkokan

1 0.5004 1 123.4839 2.3965 0.2468

0.00 1.35

1.3928

0.02 1.35

2 121.5137 2.3743 0.2445 1.3798

2 0.5006 1 120.6384 2.3644 0.2435 1.3741

2 116.7219 2.3202 0.2390 1.3484

rata-rata 0.2434 1.3738

0.2434 + 0.00 1.3738 + 0.02

3 Daun Labu

1 0.5005 1 66.5307 1.7541 0.1257

0.00 2.35

0.9439

0.02 2.35

2 60.5090 1.6862 0.1209 0.9074

2 0.5004 1 64.0168 1.7258 0.1237 0.9287

2 68.9661 1.7816 0.1277 0.9587

rata-rata 0.1245 0.9347

0.1245 + 0.00 0.9374 + 0.02

4 Daun Lembayung

1 0.5007 1 1402.1360 16.8185 1.4390

0.09 6.42

9.2036

0.57 6.42 2 1391.5419 16.6990 1.4288 9.1382

2 0.5006 1 1203.8270 14.5817 1.2476 7.9796

2 1351.3488 16.2456 1.3900 8.8901

rata-rata 1.3763 8.8029

1.3763 + 0.09 8.8029 + 0.57

Lampiran 14. Asam Ferulat Sayuran Indigenous dengan Perhitungan Kurva Standar Campuran

Page 175: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

160

5 Daun Katuk

1 0.5005 1 754.1463 9.5098 1.1470

0.04 3.93

5.2581

0.20 3.93

2 708.8474 8.9988 1.0854 4.9756

2 0.5004 1 738.0394 9.3281 1.1251 5.1576

2 682.3416 8.6999 1.0493 4.8103

rata-rata 1.1017 5.0504

1.1017 + 0.04 5.0504 + 0.20

6 Daun Kemangi

1 0.5007 1 106.7285 2.2075 0.1538

0.00 2.95

1.2229

0.04 2.95

2 118.4433 2.3396 0.1630 1.2961

2 0.5005 1 115.3667 2.3049 0.1606 1.2768

2 120.3667 2.3613 0.1646 1.3081

rata-rata 0.1605 1.2760

0.1605 + 0.00 1.2760 + 0.04

7 Daun Pakis

1 0.5005 1

ND ND ND - - ND - -

2

2 0.5005 1

2

rata-rata

8 Daun Pohpohan

1 0.5007 1 121.9771 2.3795 0.1644

0.00 2.33

1.3350

0.03 2.33

2 125.4892 2.4191 0.1671 1.3572

2 0.5007 1 133.9678 2.5148 0.1738 1.4109

2 127.3133 2.4397 0.1686 1.3688

rata-rata 0.1685 1.3680

0.1685 + 0.00 1.3680 + 0.03

Page 176: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

161

9 Bunga Pepaya

1 0.5006 1 1048.9993 12.8354 0.7781

0.02 2.72

7.0166

0.18 2.72

2 983.7863 12.0999 0.7335 6.6145

2 0.5007 1 989.1446 12.1603 0.7372 6.6476

2 1000.5964 12.2895 0.7450 6.7182

rata-rata 0.7485 6.7492

0.7485 + 0.02 6.7492 + 0.18

10 Mangkokan Putih

1 0.5004 1 566.1655 7.3895 0.7386

0.04 5.06

4.1752

0.23 5.06

2 640.6119 8.2292 0.8225 4.6496

2 0.5004 1 623.5053 8.0363 0.8032 4.5406

2 642.9271 8.2553 0.8251 4.6643

rata-rata 0.7974 4.5074

0.7974 + 0.04 4.5074 + 0.23

11 Daun Kenikir

1 0.5007 1 2454.3301 28.6862 3.0356

0.28 8.79

15.4122

1.40 8.79

2 2252.8960 26.4142 2.7952 14.1916

2 0.5006 1 2733.7730 31.8381 3.3691 17.1056

2 2721.6177 31.7010 3.3546 17.0320

rata-rata 3.1386 15.9354

3.1386 + 0.28 15.9354 + 1.40

12 Daun Kelor

1 0.5005 1 2777.9026 32.3358 4.2756

0.16 3.52

17.2919

0.63 3.52

2 2791.8565 32.4932 4.2965 17.3760

2 0.5004 1 2997.2290 34.8096 4.6027 18.6148

2 2911.8584 33.8467 4.4754 18.0999

rata-rata 4.4126 17.8456

4.4126 + 0.16 17.8456 + 0.63

Page 177: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

162

13 Daun Kucai

1 0.5004 1 103.9391 2.1761 0.0956

0.00 3.79

1.2412

0.05 3.79

2 119.2102 2.3483 0.1031 1.3394

2 0.5006 1 119.8153 2.3551 0.1034 1.3433

2 119.2691 2.3490 0.1031 1.3398

rata-rata 0.1013 1.3159

0.1013 + 0.00 1.3159 + 0.05

14 Daun Jambu Mete

1 0.5004 1 2576.6816 30.0662 3.0149

0.12 4.31

15.7199

0.65 4.31

2 2511.0510 29.3260 2.9407 15.3329

2 0.5005 1 2418.9636 28.2873 2.8366 14.7898

2 2325.1406 27.2291 2.7304 14.2365

rata-rata 2.8807 15.0198

2.8807 + 0.12 15.0198 + 0.65

15 Buah Takokak

1 0.5007 1 171.0071 2.9325 0.3396

0.01 4.28

1.6885

0.07 4.28

2 161.2283 2.8222 0.3268 1.6249

2 0.5009 1 152.3360 2.7219 0.3152 1.5672

2 146.9178 2.6608 0.3081 1.5320

rata-rata 0.3225 1.6032

0.3225 + 0.01 1.6032 + 0.07

16 Antanan

1 0.5005 1 1556.0731 18.5547 1.8583

0.09 4.85

10.1681

0.48 4.85

2 1592.8781 18.9699 1.8998 10.3956

2 0.5003 1 1457.6032 17.4441 1.7470 9.5594

2 1430.8989 17.1429 1.7169 9.3944

rata-rata 1.8055 9.8794

1.8055 + 0.09 9.8794 + 0.48

Page 178: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

163

17 Krokot

1 0.5008 1 200.2538 3.2624 0.2066

0.01 5.70

1.7315

0.10 5.70

2 242.5063 3.7390 0.2368 1.9845

2 0.5009 1 217.3275 3.4550 0.2188 1.8337

2 215.0501 3.4293 0.2172 1.8201

rata-rata 0.2199 1.8424

0.2199 + 0.01 1.8424 + 0.10

18 Antanan Beurit

1 0.5005 1

ND ND ND - - ND - -

2

2 0.5007 1

2

rata-rata

19 Daun Ginseng

1 0.5006 1 83.4330 1.9448 0.0866

0.00 3.74

1.0597

0.04 3.74

2 87.4127 1.9897 0.0886 1.0842

2 0.5006 1 82.2128 1.9310 0.0860 1.0522

2 72.4216 1.8206 0.0811 0.9920

rata-rata 0.0856 1.0470

0.0856 + 0.00 1.0470 + 0.04

20 Bunga

kecombrang

1 0.5005 1 112.8013 2.2760 0.1245

0.00 1.48

1.2165

0.02 1.48

2 118.3186 2.3382 0.1279 1.2498

2 0.5007 1 119.1943 2.3481 0.1284 1.2550

2 119.0906 2.3469 0.1284 1.2544

rata-rata 0.1273 1.2439

0.1273 + 0.00 1.2439 + 0.02

Page 179: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

164

21 Daun Beluntas

1 0.5002 1

ND ND ND - - ND - -

2

2 0.5001 1

2

rata-rata

22 Bunga Turi

1 0.5008 1 65.8811 1.7468 0.0987

0.00 2.36

1.0095

0.02 2.36

2 58.7343 1.6662 0.0941 0.9629

2 0.5007 1 60.9278 1.6909 0.0955 0.9772

2 65.8243 1.7462 0.0986 1.0091

rata-rata 0.0967 0.9897

0.0967 + 0.00 0.9897 + 0.02

23 Terubuk

1 0.5008 1 128.9623 2.4583 0.1579

0.00 1.22

1.3598

0.02 1.22

2 122.6145 2.3867 0.1533 1.3202

2 0.5008 1 126.4453 2.4299 0.1561 1.3441

2 125.3671 2.4177 0.1553 1.3373

rata-rata 0.1557 1.3403

0.1557 + 0.00 1.3403 + 0.02

24 Kedondong cina

1 0.5004 1 5107.8135 58.6150 4.8473

0.16 3.24

33.2685

1.12 3.24

2 5176.5942 59.3908 4.9114 33.7088

2 0.5002 1 5444.8887 62.4169 5.1617 35.4264

2 5435.7998 62.3143 5.1532 35.3682

rata-rata 5.0184 34.4430

5.0184 + 0.16 34.4430 + 1.12

*ND: tidak terdeteksi

Page 180: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

165

No Sampel Ulangan W sampel (g) Duplo Area (mAU) [ ] (µg/ml)

Wet Basis Dry Basis

[ ] (mg/100 g

sampel segar) STDEV % RSD

[ ] (mg/100 g sampel

kering) STDEV % RSD

1 Mengkudu

1 0.5004 1 1323.9320 31.4802 2.5336

0.05 1.79

17.4194

0.32 1.79

2 1312.6516 31.2120 2.5120 17.2710

2 0.5002 1 1339.9066 31.8601 2.5642 17.6296

2 1367.8566 32.5246 2.6177 17.9973

rata-rata 2.5569 17.5793

2.5569 + 0.05 17.5793 + 0.32

2 Mangkokan

1 0.5004 1 489.2159 11.6325 1.1980

0.02 1.85

6.7604

0.12 1.85

2 475.3908 11.3038 1.1641 6.5693

2 0.5006 1 471.9960 11.2230 1.1558 6.5224

2 469.4764 11.1631 1.1497 6.4876

rata-rata 1.1669 6.5849

1.1669 + 0.02 6.5849 + 0.12

3 Daun Labu Siam

1 0.5005 1 3598.8005 85.5716 6.1336

0.12 1.98

46.0470

0.90 1.98

2 3476.3115 82.6591 5.9249 44.4798

2 0.5004 1 3617.8108 86.0237 6.1660 46.2903

2 3501.2615 83.2524 5.9674 44.7990

rata-rata 6.0480 45.4040

6.0480 + 0.12 45.4040 + 0.90

4 Daun Lembayung

1 0.5007 1 2291.7854 54.4937 4.6625

0.12 2.70

29.8206

0.78 2.70 2 2278.6458 54.1812 4.6358 29.6496

2 0.5006 1 2177.5278 51.7769 4.4300 28.3339

2 2185.1613 51.9584 4.4456 28.4332

rata-rata 4.5435 29.0594

4.5435 + 0.12 29.0594 + 0.78

Lampiran 15. Asam Klorogenat Sayuran Indigenous dengan Perhitungan Eksternal Standar Campuran

Page 181: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

166

5 Daun Katuk

1 0.5005 1 1255.0250 29.8418 3.5992

0.32 8.51

16.4999

1.47 8.51

2 1240.4932 29.4962 3.5575 16.3089

2 0.5004 1 1269.4100 30.1838 3.6405 16.6891

2 1476.6963 35.1126 4.2349 19.4143

rata-rata 3.7580 17.2280

3.7580 + 0.32 17.2280 + 1.47

6 Daun Kemangi

1 0.5007 1 322.7235 7.6737 0.5348

0.01 1.57

4.2509

0.07 1.57

2 326.2233 7.7569 0.5406 4.2970

2 0.5005 1 318.3721 7.5702 0.5275 4.1935

2 314.7267 7.4835 0.5215 4.1455

rata-rata 0.5311 4.2217

0.5311 + 0.01 4.2217 + 0.07

7 Daun Pakis

1 0.5005 1 2121.6980 50.4494 2.9227

0.16 5.70

27.2300

1.47 5.70

2 2098.6494 49.9013 2.8910 26.9342

2 0.5005 1 1913.7180 45.5040 2.6362 24.5608

2 1910.7860 45.4343 2.6322 24.5232

rata-rata 2.7705 25.8121

2.7705 + 0.16 25.8121 + 1.47

8 Daun Pohpohan

1 0.5007 1 10473.1000 249.0275 17.2064

0.40 2.23

139.7135

3.23 2.23

2 11015.8000 261.9317 18.0980 146.9532

2 0.5007 1 10899.1000 259.1568 17.9062 145.3964

2 10924.0000 259.7489 17.9471 145.7286

rata-rata 17.7894 144.4479

17.7894 + 0.40 144.4479 + 3.23

Page 182: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

167

9 Bunga Pepaya

1 0.5006 1 660.3296 15.7012 0.9518

0.00 0.03

8.5832

0.00 0.03

2 659.9706 15.6927 0.9513 8.5786

2 0.5007 1 660.0141 15.6937 0.9514 8.5791

2 660.3975 15.7028 0.9519 8.5841

rata-rata 0.9516 8.5813

0.9516 + 0.00 8.5813 + 0.00

10 Mangkokan Putih

1 0.5004 1 5950.5132 141.4902 14.1419

0.41 2.84

79.9434

2.33 2.84

2 6079.8428 144.5654 14.4492 81.6809

2 0.5004 1 6056.4434 144.0090 14.3936 81.3665

2 6357.0000 151.1556 15.1079 85.4044

rata-rata 14.5232 82.0988

14.5232 + 0.41 82.0988 + 2.33

11 Daun Kenikir

1 0.5007 1 1871.9208 44.5102 4.7101

0.18 3.79

23.9140

0.94 3.79

2 1892.0000 44.9876 4.7606 24.1705

2 0.5006 1 1952.5836 46.4282 4.9130 24.9445

2 2035.4462 48.3985 5.1215 26.0030

rata-rata 4.8763 24.7580

4.8763 + 0.18 24.7580 + 0.94

12 Daun Kelor

1 0.5005 1 2218.2285 52.7446 6.9742

0.16 2.30

28.2057

0.66 2.30

2 2201.8245 52.3546 6.9226 27.9971

2 0.5004 1 2307.7971 54.8744 7.2558 29.3446

2 2288.6118 54.4182 7.1955 29.1007

rata-rata 7.0871 28.6620

7.0871 + 0.16 28.6620 + 0.66

Page 183: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

168

13 Daun Kucai

1 0.5004 1 190.6369 4.5329 0.1990

0.01 3.41

2.5854

0.09 3.41

2 192.7118 4.5823 0.2012 2.6136

2 0.5006 1 203.4619 4.8379 0.2124 2.7594

2 203.0501 4.8281 0.2120 2.7538

rata-rata 0.2062 2.6781

0.2062 + 0.01 2.6781 + 0.09

14 Daun Jambu Mete

1 0.5004 1 5593.7822 133.0079 13.3376

0.39 2.78

69.5422

2.01 2.78 2 5937.8291 141.1886 14.1579 73.8194

2 0.5005 1 5915.6328 140.6609 14.1050 73.5435

2 5894.2720 140.1529 14.0541 73.2779

rata-rata 13.9137 72.5458

13.9137 + 0.39 72.5458 + 2.01

15 Buah Takokak

1 0.5007 1 11764.5000 279.7342 32.3954

1.64 4.88

161.0621

8.18 4.88

2 11692.6000 278.0245 32.1974 160.0778

2 0.5009 1 12857.5000 305.7233 35.4051 176.0259

2 12644.3000 300.6539 34.8181 173.1070

rata-rata 33.7040 167.5682

33.7040 + 1.64 167.5682 + 8.18

16 Antanan

1 0.5005 1 4141.1738 98.4681 9.8616

0.34 3.52

53.9610

1.85 3.52

2 4149.4580 98.6651 9.8813 54.0689

2 0.5003 1 3888.6860 92.4645 9.2603 50.6709

2 3912.1914 93.0234 9.3163 50.9772

rata-rata 9.5799 52.4195

9.5799 + 0.34 52.4195 + 1.85

Page 184: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

169

17 Krokot

1 0.5008 1 4032.4270 95.8823 6.0727

0.07 1.17

50.8896

0.59 1.17

2 3976.3142 94.5481 5.9882 50.1815

2 0.5009 1 3931.7144 93.4876 5.9210 49.6186

2 4023.6401 95.6734 6.0595 50.7788

rata-rata 6.0104 50.3671

6.0104 + 0.07 50.3671 + 0.59

18 Antanan Beurit

1 0.5005 1 11980.0000 284.8583 24.4159

0.52 2.10

155.5171

3.29 2.10

2 11981.1000 284.8844 24.4181 155.5314

2 0.5007 1 12492.7000 297.0492 25.4608 162.1727

2 11994.8000 285.2102 24.4460 155.7093

rata-rata 24.6852 157.2326

24.6852 + 0.52 157.2326 + 3.29

19 Daun Ginseng

1 0.5006 1 493.3846 11.7316 0.5225

0.01 2.29

6.3926

0.14 2.29

2 471.2376 11.2050 0.4991 6.1056

2 0.5006 1 496.0759 11.7956 0.5254 6.4274

2 486.7547 11.5740 0.5155 6.3067

rata-rata 0.5156 6.3081

0.5156 + 0.01 6.3081 + 0.14

20 Bunga kecombrang

1 0.5005 1 10387.4000 246.9897 13.5087

1.12 7.79

132.0138

10.90 7.79 2 11068.5000 263.1848 14.3944 140.6699

2 0.5007 1 12201.9000 290.1346 15.8684 155.0743

2 10380.3000 246.8209 13.4994 131.9236

rata-rata 14.3177 139.9204

14.3177 + 1.12 139.9204 + 10.90

Page 185: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

170

21 Daun Beluntas

1 0.5002 1 8129.5073 193.3020 20.6457

0.24 1.17

107.5626

1.24 1.17

2 7913.6680 188.1698 20.0975 104.7068

2 0.5001 1 8074.8691 192.0028 20.5069 106.8397

2 8081.9307 192.1707 20.5249 106.9331

rata-rata 20.4437 106.5105

20.4437 + 0.24 106.5105 + 1.24

22 Bunga Turi

1 0.5008 1

ND ND ND - - ND - -

2

2 0.5007 1

2

rata-rata

23 Terubuk

1 0.5008 1 2804.7361 66.6905 4.2842

0.13 3.07

36.8891

1.16 3.07

2 2789.4839 66.3278 4.2609 36.6885

2 0.5008 1 2918.1096 69.3863 4.4574 38.3802

2 2971.2512 70.6499 4.5386 39.0792

rata-rata 4.3853 37.7592

4.3853 + 0.13 37.7592 + 1.16

24 Kedondong cina

1 0.5004 1 23714.8000 563.8862 46.6315

0.81 1.71

320.0490

5.58 1.71

2 23987.5000 570.3705 47.1678 323.7292

2 0.5002 1 24503.6000 582.6422 48.1826 330.6944

2 24574.0000 584.3161 48.3210 331.6445

rata-rata 47.5757 326.5293

47.5757 + 0.81 326.5293 + 5.58

*ND: tidak terdeteksi

Page 186: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

171

No Sampel Ulangan W sampel (g) Duplo Area (mAU) [ ] (µg/ml)

Wet Basis Dry Basis

[ ] (mg/100 g

sampel segar) STDEV % RSD

[ ] (mg/100 g sampel

kering) STDEV % RSD

1 Mengkudu

1 0.5004 1

ND ND ND - - ND - -

2

2 0.5002 1

2

rata-rata

2 Mangkokan

1 0.5004 1 456.9399 5.1052 0.5258

0.01 1.87

2.9669

0.05 1.87

2 449.9770 5.0274 0.5178 2.9217

2 0.5006 1 439.6225 4.9117 0.5058 2.8545

2 440.1553 4.9176 0.5065 2.8579

rata-rata 0.5140 2.9003

0.5140 + 0.01 2.9003 + 0.05

3 Daun Labu Siam

1 0.5005 1 131.0545 1.4642 0.1050

0.00 2.46

0.7879

0.02 2.46

2 125.4963 1.4021 0.1005 0.7545

2 0.5004 1 125.1032 1.3977 0.1002 0.7521

2 130.4019 1.4569 0.1044 0.7840

rata-rata 0.1025 0.7696

0.1025 + 0.00 0.7696 + 0.02

4 Daun Lembayung

1 0.5007 1 1617.6472 18.0731 1.5463

0.04 2.83

9.8902

0.27 2.83 2 1599.2568 17.8677 1.5288 9.7777

2 0.5006 1 1534.4312 17.1434 1.4668 9.3814

2 1530.5905 17.1005 1.4631 9.3579

rata-rata 1.5013 9.6018

1.5013 + 0.04 9.6018 + 0.27

Lampiran 16. Asam Kafeat Sayuran Indigenous dengan Perhitungan Eksternal Standar Campuran

Page 187: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

172

5 Daun Katuk

1 0.5005 1 302.1453 3.3757 0.4071

0.02 5.12

1.8665

0.09 5.12

2 268.7315 3.0024 0.3621 1.6601

2 0.5004 1 281.9349 3.1499 0.3799 1.7416

2 275.4024 3.0769 0.3711 1.7013

rata-rata 0.3801 1.7424

0.3801 + 0.02 1.7424 + 0.09

6 Daun Kemangi

1 0.5007 1 2003.6323 22.3856 1.5600

0.06 3.60

12.4006

0.46 3.60

2 2127.8755 23.7737 1.6567 13.1695

2 0.5005 1 2122.1563 23.7098 1.6523 13.1341

2 1990.5109 22.2390 1.5498 12.3193

rata-rata 1.6047 12.7559

1.6047 + 0.06 12.7559 + 0.46

7 Daun Pakis

1 0.5005 1 174.7454 1.9523 0.1131

0.01 5.54

1.0538

0.05 5.54

2 167.8596 1.8754 0.1086 1.0123

2 0.5005 1 155.1020 1.7329 0.1004 0.9353

2 157.8238 1.7633 0.1022 0.9517

rata-rata 0.1061 0.9883

0.1061 + 0.01 0.9883 + 0.05

8 Daun Pohpohan

1 0.5007 1 886.5911 9.9054 0.6844

0.01 1.27

5.5573

0.07 1.27

2 869.9148 9.7191 0.6715 5.4528

2 0.5007 1 868.7194 9.7058 0.6706 5.4453

2 890.3997 9.9480 0.6873 5.5812

rata-rata 0.6785 5.5091

0.6785 + 0.01 5.5091 + 0.07

Page 188: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

173

9 Bunga Pepaya

1 0.5006 1 968.9445 10.8255 0.6563

0.00 0.54

5.9179

0.03 0.54

2 966.7228 10.8007 0.6548 5.9043

2 0.5007 1 975.7687 10.9018 0.6609 5.9596

2 977.5554 10.9217 0.6621 5.9705

rata-rata 0.6585 5.9381

0.6585 + 0.00 5.9381 + 0.03

10 Mangkokan Putih

1 0.5004 1 934.7219 10.4432 1.0438

0.03 3.15

5.9005

0.19 3.15

2 937.5071 10.4743 1.0469 5.9181

2 0.5004 1 978.6330 10.9338 1.0928 6.1777

2 995.6935 11.1244 1.1119 6.2854

rata-rata 1.0738 6.0704

1.0738 + 0.03 6.0704 + 0.19

11 Daun Kenikir

1 0.5007 1 2403.6433 26.8547 2.8418

0.14 4.58

14.4282

0.70 4.58

2 2671.4573 29.8468 3.1584 16.0358

2 0.5006 1 2485.7473 27.7720 2.9388 14.9210

2 2581.9116 28.8464 3.0525 15.4983

rata-rata 2.9979 15.2208

2.9979 + 0.14 15.2208 + 0.70

12 Daun Kelor

1 0.5005 1 1385.1165 15.4752 2.0462

0.08 3.87

8.2755

0.33 3.87

2 1388.0983 15.5085 2.0506 8.2933

2 0.5004 1 1487.6622 16.6209 2.1977 8.8882

2 1477.2754 16.5048 2.1824 8.8261

rata-rata 2.1192 8.5708

2.1192 + 0.08 8.5708 + 0.33

Page 189: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

174

13 Daun Kucai

1 0.5004 1 172.6932 1.9294 0.0847

0.01 7.31

1.1005

0.08 7.31

2 151.3006 1.6904 0.0742 0.9642

2 0.5006 1 178.1852 1.9908 0.0874 1.1355

2 176.1268 1.9678 0.0864 1.1224

rata-rata 0.0832 1.0806

0.0832 + 0.01 1.0806 + 0.08

14 Daun Jambu Mete

1 0.5004 1

ND ND ND - - ND - -

2

2 0.5005 1

2

rata-rata

15 Buah Takokak

1 0.5007 1 1358.1204 15.1736 1.7572

0.08 4.51

8.7365

0.41 4.51

2 1399.2783 15.6334 1.8105 9.0012

2 0.5009 1 1501.2277 16.7724 1.9424 9.6570

2 1466.0884 16.3799 1.8969 9.4310

rata-rata 1.8517 9.2064

1.8517 + 0.08 9.2064 + 0.41

16 Antanan

1 0.5005 1 502.9733 5.6195 0.5628

0.02 3.20

3.0795

0.10 3.20

2 530.8669 5.9311 0.5940 3.2503

2 0.5003 1 494.4480 5.5242 0.5533 3.0273

2 500.3095 5.5897 0.5598 3.0632

rata-rata 0.5675 3.1051

0.5675 + 0.02 3.1051 + 0.10

Page 190: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

175

17 Krokot

1 0.5008 1 205.9765 2.3013 0.1458

0.00 3.13

1.2214

0.04 3.13

2 217.1317 2.4259 0.1536 1.2875

2 0.5009 1 219.5417 2.4528 0.1553 1.3018

2 208.0424 2.3244 0.1472 1.2337

rata-rata 0.1505 1.2611

0.1505 + 0.00 1.2611 + 0.04

18 Antanan Beurit

1 0.5005 1 865.8284 9.6735 0.8291

0.03 3.64

5.2812

0.19 3.64

2 815.5635 9.1119 0.7810 4.9746

2 0.5007 1 888.9601 9.9319 0.8513 5.4223

2 869.8019 9.7178 0.8329 5.3054

rata-rata 0.8236 5.2459

0.8236 + 0.03 5.2459 + 0.19

19 Daun Ginseng

1 0.5006 1 258.0371 2.8829 0.1284

0.00 2.45

1.5709

0.04 2.45

2 251.7245 2.8124 0.1253 1.5325

2 0.5006 1 266.9262 2.9822 0.1328 1.6250

2 256.6473 2.8674 0.1277 1.5624

rata-rata 0.1286 1.5727

0.1286 + 0.00 1.5727 + 0.04

20 Bunga kecombrang

1 0.5005 1 985.1131 11.0062 0.6020

0.03 5.13

5.8827

0.31 5.13 2 1024.9144 11.4508 0.6263 6.1204

2 0.5007 1 1087.9912 12.1556 0.6648 6.4970

2 971.6897 10.8562 0.5938 5.8025

rata-rata 0.6217 6.0757

0.6217 + 0.03 6.0757 + 0.31

Page 191: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

176

21 Daun Beluntas

1 0.5002 1 6709.4155 74.9608 8.0062

0.46 5.74

41.7118

2.40 5.74

2 6200.2446 69.2721 7.3986 38.5464

2 0.5001 1 6994.0791 78.1412 8.3459 43.4816

2 7042.7061 78.6845 8.4039 43.7839

rata-rata 8.0387 41.8809

8.0387 + 0.46 41.8809 + 2.40

22 Bunga Turi

1 0.5008 1

ND ND ND - - ND - -

2

2 0.5007 1

2

rata-rata

23 Terubuk

1 0.5008 1 904.3893 10.1043 0.6491

0.02 2.99

5.5891

0.17 2.99

2 874.8511 9.7743 0.6279 5.4065

2 0.5008 1 940.9094 10.5123 0.6753 5.8148

2 911.5239 10.1840 0.6542 5.6332

rata-rata 0.6516 5.6109

0.6516 + 0.02 5.6109 + 0.17

24 Kedondong cina

1 0.5004 1

ND ND ND - - ND - -

2

2 0.5002 1

2

rata-rata

*ND: tidak terdeteksi

Page 192: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

177

Lampiran 17. Asam Ferulat Sayuran Indigenous dengan Perhitungan Eksternal Standar Campuran

No Sampel Ulangan W sampel (g) Duplo Area (mAU) [ ] (µg/ml)

Wet Basis Dry Basis

[ ] (mg/100 g

sampel segar) STDEV % RSD

[ ] (mg/100 g sampel

kering) STDEV % RSD

1 Mengkudu

1 0.5004 1 716.9307 8.1098 0.6527

0.04 6.23

4.4875

0.29 6.23

2 713.5448 8.0715 0.6496 4.4663

2 0.5002 1 745.0707 8.4281 0.6783 4.6636

2 813.8764 9.2064 0.7410 5.0943

rata-rata 0.6804 4.6779

0.6804 + 0.04 4.6779 + 0.29

2 Mangkokan

1 0.5004 1 123.4839 1.3968 0.1439

0.00 2.35

0.8118

0.02 2.35

2 121.5137 1.3745 0.1416 0.7988

2 0.5006 1 120.6384 1.3646 0.1405 0.7931

2 116.7219 1.3203 0.1360 0.7673

rata-rata 0.1405 0.7928

0.1405 + 0.00 0.7928 + 0.02

3 Daun Labu Siam

1 0.5005 1 66.5307 0.7526 0.0539

0.00 5.56

0.4050

0.02 5.56

2 60.5090 0.6845 0.0491 0.3683

2 0.5004 1 64.0168 0.7241 0.0519 0.3897

2 68.9661 0.7801 0.0559 0.4198

rata-rata 0.0527 0.3957

0.0527 + 0.00 0.3957 + 0.02

4 Daun Lembayung

1 0.5007 1 1402.1360 15.8607 1.3570

0.09 6.85

8.6795

0.57 6.85 2 1391.5419 15.7409 1.3468 8.6139

2 0.5006 1 1203.8270 13.6175 1.1651 7.4519

2 1351.3488 15.2862 1.3079 8.3651

rata-rata 1.2942 8.2776

1.2942 + 0.09 8.2776 + 0.57

Page 193: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

178

5 Daun Katuk

1 0.5005 1 754.1463 8.5308 1.0289

0.04 4.41

4.7168

0.20 4.41

2 708.8474 8.0183 0.9671 4.4335

2 0.5004 1 738.0394 8.3486 1.0069 4.6160

2 682.3416 7.7185 0.9309 4.2677

rata-rata 0.9835 4.5085

0.9835 + 0.04 4.5085 + 0.20

6 Daun Kemangi

1 0.5007 1 106.7285 1.2073 0.0841

0.00 5.23

0.6688

0.04 5.23

2 118.4433 1.3398 0.0934 0.7422

2 0.5005 1 115.3667 1.3050 0.0909 0.7229

2 120.3667 1.3616 0.0949 0.7542

rata-rata 0.0908 0.7220

0.0908 + 0.00 0.7220 + 0.04

7 Daun Pakis

1 0.5005 1

ND ND ND - - ND - -

2

2 0.5005 1

2

rata-rata

8 Daun Pohpohan

1 0.5007 1 121.9771 1.3798 0.0953

0.00 3.96

0.7741

0.03 3.96

2 125.4892 1.4195 0.0981 0.7964

2 0.5007 1 133.9678 1.5154 0.1047 0.8502

2 127.3133 1.4401 0.0995 0.8080

rata-rata 0.0994 0.8072

0.0994 + 0.00 0.8072 + 0.03

Page 194: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

179

9 Bunga Pepaya

1 0.5006 1 1048.9993 11.8661 0.7193

0.02 2.96

6.4867

0.18 2.96

2 983.7863 11.1284 0.6746 6.0835

2 0.5007 1 989.1446 11.1890 0.6783 6.1166

2 1000.5964 11.3186 0.6862 6.1874

rata-rata 0.6896 6.2185

0.6896 + 0.02 6.2185 + 0.18

10 Mangkokan Putih

1 0.5004 1 566.1655 6.4044 0.6401

0.04 5.79

3.6185

0.23 5.79

2 640.6119 7.2465 0.7243 4.0943

2 0.5004 1 623.5053 7.0530 0.7049 3.9850

2 642.9271 7.2727 0.7269 4.1091

rata-rata 0.6991 3.9517

0.6991 + 0.04 3.9517 + 0.23

11 Daun Kenikir

1 0.5007 1 2454.3301 27.7629 2.9379

0.28 9.10

14.9162

1.40 9.10

2 2252.8960 25.4843 2.6968 13.6920

2 0.5006 1 2733.7730 30.9239 3.2724 16.6145

2 2721.6177 30.7864 3.2578 16.5406

rata-rata 3.0412 15.4408

3.0412 + 0.28 15.4408 + 1.40

12 Daun Kelor

1 0.5005 1 2777.9026 31.4231 4.1550

0.16 3.63

16.8038

0.63 3.63

2 2791.8565 31.5809 4.1758 16.8882

2 0.5004 1 2997.2290 33.9041 4.4830 18.1305

2 2911.8584 32.9384 4.3553 17.6141

rata-rata 4.2923 17.3592

4.2923 + 0.16 17.3592 + 0.63

Page 195: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

180

13 Daun Kucai

1 0.5004 1 103.9391 1.1757 0.0516

0.00 6.71

0.6706

0.05 6.71

2 119.2102 1.3485 0.0592 0.7691

2 0.5006 1 119.8153 1.3553 0.0595 0.7730

2 119.2691 1.3491 0.0592 0.7695

rata-rata 0.0574 0.7456

0.0574 + 0.00 0.7456 + 0.05

14 Daun Jambu Mete

1 0.5004 1 2576.6816 29.1469 2.9228

0.12 4.46

15.2393

0.65 4.46 2 2511.0510 28.4045 2.8483 14.8511

2 0.5005 1 2418.9636 27.3629 2.7439 14.3065

2 2325.1406 26.3015 2.6374 13.7516

rata-rata 2.7881 14.5371

2.7881 + 0.12 14.5371 + 0.65

15 Buah Takokak

1 0.5007 1 171.0071 1.9344 0.2240

0.01 6.69

1.1138

0.07 6.69

2 161.2283 1.8238 0.2112 1.0501

2 0.5009 1 152.3360 1.7232 0.1996 0.9922

2 146.9178 1.6619 0.1925 0.9569

rata-rata 0.2068 1.0282

0.2068 + 0.01 1.0282 + 0.07

16 Antanan

1 0.5005 1 1556.0731 17.6020 1.7628

0.09 5.13

9.6460

0.48 5.13

2 1592.8781 18.0183 1.8045 9.8741

2 0.5003 1 1457.6032 16.4881 1.6513 9.0356

2 1430.8989 16.1861 1.6210 8.8700

rata-rata 1.7099 9.3564

1.7099 + 0.09 9.3564 + 0.48

Page 196: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

181

17 Krokot

1 0.5008 1 200.2538 2.2652 0.1435

0.01 8.01

1.2023

0.11 8.01

2 242.5063 2.7432 0.1737 1.4559

2 0.5009 1 217.3275 2.4584 0.1557 1.3048

2 215.0501 2.4326 0.1541 1.2911

rata-rata 0.1567 1.3135

0.1567 + 0.01 1.3135 + 0.11

18 Antanan Beurit

1 0.5005 1

ND ND ND - - ND - -

2

2 0.5007 1

2

rata-rata

19 Daun Ginseng

1 0.5006 1 83.4330 0.9438 0.0420

0.00 7.82

0.5143

0.04 7.82

2 87.4127 0.9888 0.0440 0.5388

2 0.5006 1 82.2128 0.9300 0.0414 0.5067

2 72.4216 0.8192 0.0365 0.4464

rata-rata 0.0410 0.5015

0.0410 + 0.00 0.5015 + 0.04

20 Bunga kecombrang

1 0.5005 1 112.8013 1.2760 0.0698

0.00 2.61

0.6820

0.02 2.61 2 118.3186 1.3384 0.0732 0.7154

2 0.5007 1 119.1943 1.3483 0.0737 0.7207

2 119.0906 1.3471 0.0737 0.7200

rata-rata 0.0726 0.7095

0.0726 + 0.00 0.7095 + 0.02

Page 197: SKRIPSI IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA

182

21 Daun Beluntas

1 0.5002 1

ND ND ND - - ND - -

2

2 0.5001 1

2

rata-rata

22 Bunga Turi

1 0.5008 1 65.8811 0.7452 0.0421

0.00 5.71

0.4307

0.02 5.71

2 58.7343 0.6644 0.0375 0.3840

2 0.5007 1 60.9278 0.6892 0.0389 0.3983

2 65.8243 0.7446 0.0421 0.4303

rata-rata 0.0401 0.4108

0.0401 + 0.00 0.4108 + 0.02

23 Terubuk

1 0.5008 1 128.9623 1.4588 0.0937

0.00 2.09

0.8069

0.02 2.09

2 122.6145 1.3870 0.0891 0.7672

2 0.5008 1 126.4453 1.4303 0.0919 0.7912

2 125.3671 1.4181 0.0911 0.7844

rata-rata 0.0915 0.7874

0.0915 + 0.00 0.7874 + 0.02

24 Kedondong cina

1 0.5004 1 5107.8135 57.7786 4.7781

0.16 3.30

32.7938

1.12 3.30

2 5176.5942 58.5566 4.8424 33.2354

2 0.5002 1 5444.8887 61.5915 5.0934 34.9579

2 5435.7998 61.4887 5.0849 34.8996

rata-rata 4.9497 33.9717

4.9497 + 0.16 33.9717 + 1.12

*ND: tidak terdeteksi