SKRIPSI
IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA SAYURAN
INDIGENOUS INDONESIA
Oleh:
RIZA ARIS APRIADY
F24050276
2010
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT PADA SAYURAN
INDIGENOUS INDONESIA
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh:
RIZA ARIS APRIADY
F24050276
2010
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
Judul Skripsi : Identifikasi Senyawa Asam Fenolat pada Sayuran Indigenous
Indonesia
Nama : Riza Aris Apriady
NIM : F24050276
Menyetujui Dosen Pembimbing,
Dr. Ir. Nuri Andarwulan, M.Si.
NIP: 19630701.198811.2.001
Mengetahui,
Ketua Departemen,
Dr. Ir. Dahrul Syah
NIP: 19650814.199002.1.001
Tanggal Lulus: 22 Januari 2010
Riza Aris Apriady. F24050276. Identifikasi Senyawa Asam Fenolat pada
Sayuran Indigenous Indonesia. Di Bawah Bimbingan Dr. Ir. Nuri Andarwulan,
M.Si.
ABSTRAK
Jawa Barat merupakan salah satu provinsi penghasil sayur-sayuran yang
memiliki peran cukup signifikan dalam menghasilkan jenis sayur-sayuran di
Indonesia. Spesies sayuran asli Indonesia yang berasal dari
daerah/wilayah/ekosistem tertentu, termasuk spesies pendatang dari wilayah
geografis lain tetapi telah berevolusi dengan iklim dan geografis wilayah
Indonesia dinamakan sayuran indigenous. Beberapa balai penelitian seperti Balai
Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) bekerjasama dengan Asian Vegetables
Research Development Center (AVRDC) telah melakukan pendataan terhadap
sayuran ini terutama yang mempunyai kandungan gizi dan non gizi yang
bermanfaat secara fisiologis bagi tubuh manusia yaitu vitamin A, zat besi, dan
antioksidan.
Antioksidan merupakan senyawa yang sangat baik untuk menangkap
radikal bebas. Keberadaan senyawa antioksidan ini akan mencegah penyakit
kanker maupun penyakit degeneratif lainnya. Salah satu senyawa antioksidan
yang penting yaitu senyawa polifenol. Senyawa polifenol yang ada di sayuran,
buah-buahan, dan teh dapat mencegah penyakit degeneratif termasuk kanker
melalui aktivitas antioksidatif dan/atau modulasi fungsi beberapa protein.
Salah satu senyawa polifenol yang banyak terdapat pada sayuran yaitu
flavonoid dan asam fenolat. Senyawa asam fenolat (phenolic acids) mendapatkan
perhatian yang lebih dalam beberapa tahun terakhir ini karena pengaruhnya untuk
kesehatan manusia. Sebagai polifenol, asam fenolat merupakan antioksidan yang
sangat kuat dan memiliki aktivitas antibakteri, antivirus, antikarsinogenik,
antiinflamasi, dan aktivitas vasodilatory. Selain itu asam fenolat juga mempunyai
peranan untuk melindungi dari kanker dan penyakit jantung.
Penelitian ini meneliti kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam
kafeat, dan asam ferulat) pada dua puluh empat jenis sayuran indigenous
Indonesia yang berasal dari Jawa Barat yaitu kenikir, kecombrang, kemangi,
katuk, pohpohan, ginseng, takokak, lembayung, terubuk, labu siam, pepaya, mete,
pakis, beluntas, mangkokan putih, mangkokan, kendondong cina, antanan,
antanan beurit, krokot, turi, kelor, dan mengkudu. Bagian tanaman yang
digunakan untuk penelitian ini bisa berupa daun, batang, dan seluruh bagian
tanaman. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu persiapan sampel,
pembuatan kurva standar dan Limit of Detection (LOD), analisis asam fenolat
dengan HPLC, serta analisis statistik. Analisis asam fenolat dengan HPLC
dilakukan secara dua ulangan duplo. Analisis statistik yang digunakan yaitu uji
Tukey pada taraf α 5%, uji T pada taraf α 1%, dan principal component analysis
(PCA).
Hasil penelitian ini mendapatkan data kisaran asam klorogenat 0.08–47.02
mg per 100 gram sampel segar, asam kafeat 0.36 – 8.65 mg per 100 gram sampel
segar, dan asam ferulat 0.09– 5.02 mg per 100 gram sampel segar.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 7 April
1987, penulis adalah anak pertama dari Bapak Drs. Nazarudin,
SH dan Sundari. Penulis memiliki dua orang adik perempuan
yaitu Riska Pahyuni dan Ririn Wirdayani. Penulis menempuh
pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 1 Bukit, Musi
Banyuasin, Sumatra Selatan pada tahun 1993-1999, pendidikan
lanjutan tingkat pertama di SLTP Negeri 22 Bandar Lampung pada tahun 1999-
2002, dan pendidikan lanjutan tingkat atas di SMU Negeri 2 Bandar Lampung
pada tahun 2002-2005.
Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur SPMB pada
tahun 2005. Penulis diterima di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB pada
tahun 2006 setelah melalui satu tahun TPB (Tahap Persiapan Bersama). Selama
menjadi mahasiswa di IPB (Institut Pertanian Bogor). Penulis aktif di berbagai
kegiatan baik kegiatan akademik maupun kegiatan ektrakurikuler.
Pada bidang akademik, penulis aktif dalam mengikuti berbagai lomba baik
nasional maupun internasional di antaranya juara 3 dunia dalam lomba DSDC
(Developing Solutions for Developing Countries Competition) di Anaheim,
California pada bulan Juni 2009 dan mendapatkan penghargaan dari Menteri
Pertanian RI terkait dengan prestasi internasional (DSDC), juara 1 debat bahasa
Inggris IPB pada tahun 2007 dan 2008, finalis IEC (Innovative Entrepreneur
Challenge) pada tahun 2008, mendapatkan pendanaan dari DIKTI dalam lomba
program kreativitas mahasiswa, mendapatkan pendanaan dari IPB dalam program
pengembangan kewirausahaan mahasiswa. Selain lomba penulis juga menjadi
presenter dalam 37th
International Forestry Student Symposium 2009, presenter di
National Students Conference UNIKA Soegijapranata Semarang 2008,
mendapatkan beasiswa PPA pada tahun 2006, menjadi asisten praktikum kimia
dan biokimia pangan, menjadi asisten praktikum teknologi pengolahan pangan.
Penulis pernah mengikuti training ISO 9001:2000, ISO 22000:2005, dan Sitem
Manajemen Halal, terlibat dalam The International Technical Forum for
Cooperation and Exchange between Korea and Indonesia pada tahun 2009,
penulis juga aktif dalam mengikuti seminar-seminar yang terkait dengan teknologi
pangan maupun kewirausahaan, di antaranya yaitu International Nano Food
Science Technology Conference di Anaheim, California pada tahun 2009, seminar
Wirausaha Muda Mandiri 2009, dan seminar Nasional Ketahanan Pangan Bangsa.
Pada bidang ekstrakurikuler penulis merupakan anggota dari IFT (Institute
of Food Technologist), HMPPI (Himpunan Mahasiswa Peduli Pangan Indonesia),
HIMITEPA (Himpunan Mahasiswa Teknologi Pangan), penulis pernah
mengkoordinatori bidang akademik dan kerohanian di KEMALA (Kesatuan
Mahasiswa Lampung) pada periode tahun 2005-2006. Penulis juga pernah
menjadi ketua FCC (Food Chat Club) pada periode tahun 2008-2009. Penulis
aktif dalam kepanitiaan kegiatan nasional seperti menjadi wakil pada kegiatan the
7th
National Students Paper Competition pada tahun 2008, menjadi PJK pada
kegiatan BAUR 2007, dan menjadi penyuluh dalam kegiatan Penyuluhan
Keamanan Pangan yang diselenggarakan oleh SEAFAST Center IPB. Dalam sela-
sela kesibukan akademik dan penelitian, penulis menyibukkan dirinya dengan
membuka café bersama teman-temannya, café tersebut diberi nama FRIENDS 24
CAFÉ yang menjual produk-produk seafood olahan yang siap santap dan siap saji.
Penulis melakukan penelitian dengan judul “IDENTIFIKASI
SENYAWA ASAM FENOLAT PADA SAYURAN INDIGENOUS
INDONESIA” sebagai syarat untuk meraih gelar sarjana. Penelitian ini
dikerjakan dibawah bimbingan Dr. Ir. Nuri Andarwulan, M.Si pada tahun 2010.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Alloh Azza wa jalla yang telah memberikan kekuatan
pada penulis sehingga skripsi dengan judul Identifikasi Senyawa Asam Fenolat
Pada Sayuran Indigenous Indonesia dapat diselesaikan. Shalawat serta salam
semoga selalu tercurah kepada baginda Rasululloh Muhammad SAW karena
beliau telah membawa jalan yang terang benderang kepada manusia. Penulisan
skripsi ini tidak terlepas dalam bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis
ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ayah, Ibu, Riska, dan Ririn yang selalu mendo’akan, memberikan nasihat,
motivasi, kasih sayang, dan bantuan materil.
2. Ibu Dr. Ir. Nuri Andarwulan, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan nasihat, motivasi, dan masukan dalam pembuatan skripsi ini.
3. Dewi Kurniasih, Riska Rudiyanti Dewi selaku teman satu bimbingan yang
selalu memberikan motivasi, masukan, dan do’a. Terima kasih atas
kebersamaannya dalam menggapai cita-cita.
4. Teman-teman Friends 24 Cafe (Fahmi, Tiwi, Dilla, Widi, dan Widya).
5. Teman-teman kosan (Dimas, Erwin, Muji, Sobur, Deni, Tri Erza, dan Sigit).
6. Seluruh teman-teman ITP 42 yang telah bersama baik dalam keadaan senang
maupun duka selama lebih kurang tiga tahun.
7. Abah, mba Irin, mba Ria, dan kak Marto yang telah membantu penulis di
Laboratorium SEAFAST Center IPB.
Penulis menyadari skripsi ini tidak lepas dari kesalahan. Oleh karena itu
penulis minta maaf dan dengan senang hati menerima kritik dan saran dari
berbagai pihak. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk
kehidupan manusia.
Bogor, Januari 2010
Penulis
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR. ........................................................................................ i
DAFTAR ISI. ...................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL. .............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR. ......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN. ..................................................................................... ix
I. PENDAHULUAN. ....................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG. .............................................................................. 1
B. TUJUAN. .................................................................................................. 3
C. MANFAAT. .............................................................................................. 3
II. TINJAUAN PUSTAKA. .............................................................................. 4
A. SAYURAN INDIGENOUS. ...................................................................... 4
B. ASAM FENOLAT (PHENOLIC ACID). .................................................. 6
C. IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT. ................................... 13
III. BAHAN DAN METODE. ............................................................................ 16
A. BAHAN DAN ALAT. .............................................................................. 16
1. Bahan. ................................................................................................... 16
2. Alat. ...................................................................................................... 18
B. METODE. ................................................................................................. 18
1. Persiapan Sampel. ................................................................................. 18
2. Pembuatan Kurva Standar dan Limit of Detection (LOD). .................. 20
3. Analisis Asam Fenolat pada Sayuran. .................................................. 21
4. Analisis Statistik. .................................................................................. 23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. .................................................................... 30
A. KURVA STANDAR ASAM FENOLAT DAN LIMIT DETEKSI. ......... 30
1. Standar Asam Fenolat Bentuk Tunggal. ............................................... 30
2. Limit Deteksi. ....................................................................................... 32
3. Standar Asam Fenolat Bentuk Campuran. ........................................... 34
B. TOTAL FENOL. ....................................................................................... 36
C. ANALISIS ASAM FENOLAT PADA SAYURAN INDIGENOUS. ...... 38
D. REKAPITULASI HASIL DAN SENYAWA YANG
BELUM TERIDENTIFIKASI PADA SAYURAN INDIGENOUS. ....... 96
iii
E. ANALISIS STATISTIK ..........................................................................105
V. KESIMPULAN DAN SARAN. ....................................................................114
A. KESIMPULAN. ...................................................................................... 114
B. SARAN. .................................................................................................. 115
DAFTAR PUSTAKA. ........................................................................................116
LAMPIRAN. .......................................................................................................120
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kandungan Senyawa Flavonoid Pada Sebelas Sayuran Indigenous
Jawa Barat (mg/100 gam sampel segar). ......................................... 5
Tabel 2. Kandungan Senyawa Flavonoid Pada Tiga Belas Sayuran
Indigenous Jawa Barat (mg/100 gam sampel segar). ....................... 6
Tabel 3. Dua Puluh Empat Jenis Sayuran Indigenous Indonesia. ...................... 17
Tabel 4. Perhitungan LOD Asam Klorogenat. ................................................... 32
Tabel 5. Perhitungan LOD Asam Kafeat. .......................................................... 33
Tabel 6. Perhitungan LOD Asam Ferulat. .......................................................... 33
Tabel 7. Hasil Penginjeksian Standar Asam Fenolat dalam Bentuk Campuran. 35
Tabel 8. Total Fenol Sayuran Indigenous. ......................................................... 37
Tabel 9. Perhitungan Kandungan Asam Fenolat dengan
Kurva Standar Campuran. .................................................................... 39
Tabel 10. Perhitungan Kandungan Asam Fenolat dengan
Eksternal Standar Campuran. ............................................................... 40
Tabel 11. Perbandingan Perhitungan Kandungan Asam Fenolat
antara Kurva Standar Campuran dan Eksternal Standar Campuran. ... 41
Tabel 12. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Mengkudu. ........... 43
Tabel 13. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Mangkokan. ......... 45
Tabel 14. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Labu Siam. . 47
Tabel 15. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Lembayung. 49
Tabel 16. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Katuk. ......... 52
Tabel 17. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Kemangi. .... 54
Tabel 18. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Pakis. .......... 56
Tabel 19. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Pohpohan. ... 59
Tabel 20. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Bunga Pepaya. ..... 61
Tabel 21. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Mangkokan Putih. 63
Tabel 22. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Kenikir. ................ 65
Tabel 23. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Kelor........... 67
Tabel 24. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Kucai. ......... 70
Tabel 25. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak
Daun Jambu Mete. ............................................................................... 72
v
Tabel 26. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Buah Takokak. ...... 74
Tabel 27. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Antanan. ................ 77
Tabel 28. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Krokot. .................. 79
Tabel 29. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Antanan Beurit. ..... 81
Tabel 30. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Ginseng. ...... 83
Tabel 31. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak
Bunga Kecombrang. .............................................................................. 85
Tabel 32. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Beluntas. ...... 88
Tabel 33. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Bunga Turi. ........... 90
Tabel 34. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Terubuk. ................ 92
Tabel 35. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Kedondong Cina. .. 95
Tabel 36. Kandungan Asam Fenolat Pada Dua Puluh Empat Jenis
Sayuran Indigenous Segar. .................................................................. 97
Tabel 37. Kandungan Asam Fenolat pada Dua Puluh Empat Jenis
Sayuran Indigenous Berdasarkan Bagian yang diteliti. ........................ 98
Tabel 38. Rekapitulasi Kadar Air, Total Fenol, dan Asam Fenolat
Sayuran Indigenous. ............................................................................ 101
Tabel 39. Rekapitulasi Komponen yang Terdeteksi Pada Sampel
Sayuran Indigenous Menggunakan HPLC. ........................................ 103
Tabel 40. Rekapitulasi Area Unknown pada Waktu Retensi Tertentu. .............. 104
Tabel 41. Uji T pada Perhitungan Kandungan Asam Fenolat antara
Kurva Standar Campuran dan Eksternal Standar Campuran. ............. 105
Tabel 42. Akar Ciri (Eigen Value), Proporsi, dan Kumulatif Keragaman
dari Sembilan Variabel. .......................................................................107
Tabel 43. Matriks Korelasi Sembilan Variabel. .................................................. 108
Tabel 44. Nilai-Nilai Vektor dari Hubungan antara Masing-Masing
Variabel dengan Komponen Utama. .................................................. 108
Tabel 45. Akar Ciri, Proporsi, dan Kumulatif Tiga Variabel...............................110
Tabel 46. Matriks Korelasi Total Fenol, Total Flavonoid, dan Total
Asam Fenolat. ......................................................................................111
Tabel 47. Nilai-Nilai Vektor dari Hubungan antara Masing-Masing
Variabel dengan Komponen Utama. ................................................... 111
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Kimia : (a) turunan asam benzoat (b) turunan asam. ........ 7
Gambar 2. Jalur Shikimate . ............................................................................... 9
Gambar 3. Biosintesis Hidroksibenzoat, Hidroksinamat, dan Flavonoid. .......... 11
Gambar 4. Biosintesis Asam Klorogenat. ........................................................... 12
Gambar 5. Persiapan Sampel. ............................................................................. 24
Gambar 6. Prosedur Analisis Total Fenol. .......................................................... 25
Gambar 7. Metode Ekstraksi Asam Fenolat dari Sayuran Indigenous. .............. 26
Gambar 8. Metode Hidrolisis Basa. ................................................................... 27
Gambar 9. Metode Hidrolisis Asam. .................................................................. 28
Gambar 10. Metode Pembuatan Standar Asam Fenolat. ...................................... 29
Gambar 11. Kromatogram Standar Asam Klorogenat dengan Analisis HPLC. ... 30
Gambar 12. Kromatogram Standar Asam Kafeat dengan Analisis HPLC. ......... 31
Gambar 13. Kromatogram Standar Asam Ferulat dengan Analisis HPLC. .......... 31
Gambar 14. Kromatogram Standar Campuran dengan Analisis HPLC. ............... 35
Gambar 15. Kurva Standar Campuran Asam Klorogenat. .................................... 35
Gambar 16. Kurva Standar Campuran Asam Kafeat. ........................................... 36
Gambar 17. Kurva Standar Campuran Asam Ferulat ........................................... 36
Gambar 18. Kromatogram Ekstrak Mengkudu dengan Analisis HPLC. .............. 43
Gambar 19. Ko-kromatogram Ekstrak Mengkudu dengan Standar Campuran. ... 43
Gambar 20. Kromatogram Ekstrak Mangkokan dengan Analisis HPLC. ............ 45
Gambar 21. Ko-kromatogram Ekstrak Mangkokan dengan Standar Campuran. . 45
Gambar 22. Kromatogram Ekstrak Daun Labu Siam dengan Analisis HPLC. .... 47
Gambar 23. Ko-kromatogram Ekstrak Daun Labu Siam dengan
Standar Campuran. ............................................................................ 47
Gambar 24. Kromatogram Ekstrak Daun Lembayung dengan Analisis HPLC... 49
Gambar 25. Ko-Kromatogram Ekstrak Daun Lembayung dengan
Standar Campuran. ........................................................................... 49
Gambar 26. Kromatogram Ekstrak Daun Katuk dengan Analisis HPLC. ........... 52
Gambar 27. Ko-Kromatogram Ekstrak Daun Katuk dengan
Standar Campuran. ........................................................................... 52
vii
Gambar 28. Kromatogram Ekstrak Daun Kemangi dengan Analisis HPLC. ...... 54
Gambar 29. Ko-Kromatogram Ekstrak Daun Kemangi dengan
Standar Campuran. ........................................................................... 54
Gambar 30. Kromatogram Ekstrak Daun Pakis dengan Analisis HPLC. ............ 56
Gambar 31. Ko-Kromatogram Ekstrak Daun Pakis dengan Standar Campuran. 56
Gambar 32. Kromatogram Ekstrak Daun Pohpohan dengan Analisis HPLC. ..... 59
Gambar 33. Ko-Kromatogram Ekstrak Daun Pohpohan dengan
Standar Campuran. ........................................................................... 59
Gambar 34. Kromatogram Ekstrak Bunga Pepaya dengan Analisis HPLC. ....... 61
Gambar 35. Ko-Kromatogram Ekstrak Bunga Pepaya dengan
Standar Campuran. ........................................................................... 61
Gambar 36. Kromatogram Ekstrak Mangkokan Putih dengan Analisis HPLC. .. 63
Gambar 37. Ko-Kromatogram Ekstrak Mangkokan Putih dengan
Standar Campuran. ............................................................................ 63
Gambar 38. Kromatogram Ekstrak Kenikir dengan Analisis HPLC. .................. 65
Gambar 39. Ko-Kromatogram Ekstrak Kenikir dengan Standar Campuran. ...... 65
Gambar 40. Kromatogram Ekstrak Daun Kelor dengan Analisis HPLC............. 67
Gambar 41. Ko-Kromatogram Ekstrak Daun Kelor dengan
Standar Campuran. ........................................................................... 67
Gambar 42. Kromatogram Ekstrak Daun Kucai dengan Analisis HPLC. ........... 70
Gambar 43. Ko-Kromatogram Ekstrak Daun Kucai dengan Standar Campuran. 70
Gambar 44. Kromatogram Ekstrak Daun Jambu Mete dengan Analisis HPLC. . 72
Gambar 45. Ko-Kromatogram Ekstrak Daun Jambu Mete dengan
Standar Campuran. ........................................................................... 72
Gambar 46. Kromatogram Ekstrak Buah Takokak dengan Analisis HPLC. ....... 74
Gambar 47. Ko-Kromatogram Ekstrak Buah Takokak dengan
Standar Campuran. ........................................................................... 74
Gambar 48. Kromatogram Ekstrak Antanan dengan Analisis HPLC. ................. 77
Gambar 49. Ko-Kromatogram Ekstrak Antanan dengan Standar Campuran. ..... 77
Gambar 50. Kromatogram Ekstrak Krokot dengan Analisis HPLC. ................... 79
Gambar 51. Ko-Kromatogram Ekstrak Krokot dengan Standar Campuran. ....... 79
Gambar 52. Kromatogram Ekstrak Antanan Beurit dengan Analisis HPLC . ..... 81
viii
Gambar 53. Ko-Kromatogram Ekstrak Antanan Beurit dengan
Standar Campuran. ........................................................................... 81
Gambar 54. Kromatogram Ekstrak Daun Ginseng dengan Analisis HPLC. ....... 83
Gambar 55. Ko-Kromatogram Ekstrak Daun Ginseng dengan
Standar Campuran. ........................................................................... 83
Gambar 56. Kromatogram Ekstrak Bunga Kecombrang dengan
Analisis HPLC. ................................................................................ 85
Gambar 57. Ko-Kromatogram Ekstrak Bunga Kecombrang dengan
Standar Campuran. ........................................................................... 85
Gambar 58. Kromatogram Ekstrak Daun Beluntas dengan Analisis HPLC. ....... 88
Gambar 59. Ko-Kromatogram Ekstrak Daun Beluntas dengan
Standar Campuran. ........................................................................... 88
Gambar 60. Kromatogram Ekstrak Bunga Turi dengan Analisis HPLC. ............ 90
Gambar 61. Ko-Kromatogram Ekstrak Bunga Turi dengan Standar Campuran. 90
Gambar 62. Kromatogram Ekstrak Terubuk dengan Analisis HPLC. ................. 92
Gambar 63. Ko-Kromatogram Ekstrak Terubuk dengan Standar Campuran. ..... 92
Gambar 64. Kromatogram Ekstrak Kedondong Cina dengan Analisis HPLC. ... 95
Gambar 65. Ko-Kromatogram Ekstrak Kedondong Cina dengan
Standar Campuran. ........................................................................... 95
Gambar 66. Biplot Hubungan Total Fenol, Asam Klorogenat, Asam Kafeat,
Asam Ferulat, Myricetin, Luteolin, Quercetin, Apigenin,
dan Kaempferol. ............................................................................ 109
Gambar 67. Biplot Hubungan Antara Total Fenol, Total Asam Fenolat,
dan Total Flavonoid. .......................................................................112
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Gambar Dua Puluh Empat Sayuran Indigenous Indonesia. ........ 120
Lampiran 2. Uji Tukey’s Kadar Air Sayuran Indigenous Indonesia. ..............122
Lampiran 3. Uji Tukey’s Total Fenol Sayuran Indigenous Indonesia. ............124
Lampiran 4. Uji Tukey’s Asam Fenolat Pada Sayuran Indigenous
Indonesia......................................................................................126
Lampiran 5. Uji Tukey’s Asam Klorogenat Sayuran Indigenous Indonesia. ..128
Lampiran 6. Uji Tukey’s Asam Kafeat Sayuran Indigenous Indonesia. .........130
Lampiran 7. Uji Tukey Asam Ferulat Sayuran Indigenous Indonesia. ............132
Lampiran 8. Kadar Air Sayuran Indigenous Indonesia. ...................................134
Lampiran 9. Kadar Air Freeze Drier Sayuran Indigenous Indonesia. .............137
Lampiran 10. Kurva Standar Total Fenol . ........................................................140
Lampiran 11. Total Fenol Sayuran Indigenous Indonesia. ................................141
Lampiran 12. Asam Klorogenat Sayuran Indigenous dengan
Perhitungan Kurva Standar Campuran. ......................................147
Lampiran 13. Asam Kafeat Sayuran Indigenous dengan
Perhitungan Kurva Standar Campuran. ......................................153
Lampiran 14. Asam Ferulat Sayuran Indigenous dengan
Perhitungan Kurva Standar Campuran. ......................................159
Lampiran 15. Asam Klorogenat Sayuran Indigenous dengan
Perhitungan Eksternal Standar Campuran. ..................................165
Lampiran 16. Kafeat Acid Sayuran Indigenous dengan
Perhitungan Eksternal Standar Campuran. ..................................171
Lampiran 17. Asam Ferulat Sayuran Indigenous dengan
Perhitungan Eksternal Standar Campuran. ..................................177
1
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara yang kaya sumber daya alam baik hasil
perikanan, pertanian, maupun perkebunan. Tanaman sayuran di Indonesia
sangat banyak dan bervariasi. Akan tetapi masih banyak dari sayuran tersebut
yang belum dimanfaatkan dan diidentifikasi secara ilmiah kandungan senyawa
yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh manusia. Pemanfaatannya masih
terbatas hanya sebagai lalapan maupun campuran gulai. Sayuran sangat
diperlukan oleh tubuh untuk memenuhi asupan vitamin, mineral, dan serat
seseorang setiap harinya.
Jawa Barat merupakan salah satu provinsi penghasil sayur-sayuran yang
memiliki peran cukup signifikan dalam menghasilkan jenis sayur-sayuran di
Indonesia. Spesies sayuran asli Indonesia yang berasal dari
daerah/wilayah/ekosistem tertentu, termasuk spesies pendatang dari wilayah
geografis lain tetapi telah berevolusi dengan iklim dan geografis wilayah
Indonesia dinamakan sayuran indigenous (Anonim, 2007). Beberapa balai
penelitian seperti Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) bekerjasama
dengan Asian Vegetables Research Development Center (AVRDC) telah
melakukan pendataan terhadap sayuran ini terutama yang mempunyai
kandungan gizi dan non gizi yang bermanfaat secara fisiologis bagi tubuh
manusia yaitu vitamin A, zat besi, dan antioksidan.
Antioksidan merupakan senyawa yang sangat baik untuk menangkap
radikal bebas. Keberadaan senyawa antioksidan ini akan mencegah penyakit
kanker maupun penyakit degeneratif lainnya. Salah satu senyawa antioksidan
yang penting yaitu senyawa polifenol. Senyawa polifenol yang ada pada
sayuran, buah-buahan, dan teh dapat mencegah penyakit degeneratif termasuk
kanker melalui aktivitas antioksidatif dan/atau modulasi fungsi beberapa
protein. Contohnya konsumsi senyawa polifenol dapat mereduksi kematian
akibat penyakit jantung koroner (Hertog, 1995) dengan cara menekan oksidasi
lipoprotein berat jenis rendah (Meyer, 1998). Polifenol menunjukkan sifat
antagonis dengan reseptor karsinogenesis seperti faktor pertumbuhan
2
asepidermal (Agullo, 1997), dan reseptor arylhidrokarbon (Ashida et al., 2000).
Polifenol mengatur sekresi senyawa sitokin, meregulasi siklus sel (Frey et al.,
2001) dan ekspresi protein kinase dalam proliferasi sel tumor (Kobuchi et al.,
1999). Senyawa polifenol juga menginduksi ekspresi enzim antikarsinogenik
(Williamson et al., 1996). Dalam percobaan pada hewan, konsumsi senyawa
polifenol dapat menekan karsinogenesis dari beberapa karsinogen (Yang et al.,
2001). Kemampuan yang dimiliki oleh polifenol untuk menangkap radikal
bebas serta memiliki aktivitas antioksidan mempunyai peranan yang penting
untuk melindungi sel dan jaringan dari stres oksidatif dan efek biologis lain
yang berhubungan dengan penyakit kronis (Rimbach et al., 2005). Senyawa
polifenol dapat menekan efek di dalam usus. seperti efek dalam mengikat besi,
menangkap nitrogen reaktif, klorin, dan spesies oksigen, serta menghambat
cyclooxygenases dan lipoxygenases (Halliwell et al., 2005).
Salah satu senyawa polifenol yang banyak terdapat di sayuran yaitu
flavonoid dan asam fenolat. Batari (2007) telah melakukan penelitian terhadap
sebelas jenis sayuran indigenous Jawa Barat yaitu kenikir, beluntas,
mangkokan, kemangi, pohpohan, katuk, antanan, ginseng, kecombrang,
kedondong cina, dan krokot mengenai kandungan senyawa flavonoid (Flavonol
dan Flavone) pada sayuran tersebut. Selain itu Rahmat (2009) juga telah
melakukan penelitian mengenai kandungan senyawa flavonoid (Flavonol dan
Flavone) pada tiga belas jenis sayuran indigenous Jawa Barat yaitu mengkudu,
mangkokan putih, labu siam, lembayung, pakis, pepaya, kelor, kucai, turi,
jambu mete, terubuk, takokak, dan antanan beurit.
Pada penelitian ini dilakukan identifikasi senyawa asam fenolat yang
terdapat pada sayuran indigenous Indonesia yang berasal dari Jawa Barat.
Asam fenolat memiliki dua jenis golongan yaitu golongan asam hidroksinamat
dan golongan asam hidroksibenzoat. Asam fenolat yang dominan terdapat pada
sayuran adalah golongan asam hidroksinamat (Shahidi dan Naczk, 1995).
Bentuk senyawa asam hidroksinamat yang terdapat pada sayuran yaitu asam p-
koumarat, asam ferulat, asam kafeat, dan asam klorogenat. Sedangkan menurut
hasil penelitian Sakakibara et al. (2003) senyawa asam fenolat yang banyak
terdapat pada sayuran yaitu asam ferulat, asam kafeat, dan asam klorogenat.
3
Dengan demikian pada penelitian ini diidentifikasi keberadaan senyawa asam
ferulat, asam kafeat, dan asam klorogenat pada sayuran indigenous Indonesia
yang berasal dari Jawa Barat.
Jenis sayuran yang digunakan pada penelitian ini adalah sayuran lokal
yang banyak dan sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Bagian
tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagian yang sering
dikonsumsi oleh masyarakat. Sayuran yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sayuran yang digunakan juga oleh Batari (2007) yaitu kenikir, beluntas,
mangkokan, kemangi, pohpohan, katuk, antanan, ginseng, kecombrang,
kedondong cina, dan krokot maupun yang digunakan oleh Rahmat (2009) yaitu
mengkudu, mangkokan putih, labu siam, lembayung, pakis, pepaya, kelor,
kucai, turi, jambu mete, terubuk, takokak, dan antanan beurit.
B. TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi kandungan komponen
asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada dua puluh
empat jenis sayuran indigenous Indonesia.
C. MANFAAT
Manfaat penelitian ini adalah mendapatkan data mengenai kandungan
komponen asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) pada
dua puluh empat jenis sayuran indigenous Indonesia sehingga dapat
dimanfaatkan lebih lanjut.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. SAYURAN INDIGENOUS
Sayuran indigenous Indonesia adalah spesies sayuran asli Indonesia yang
berasal dari daerah/wilayah/ekosistem tertentu, termasuk spesies pendatang
dari wilayah geografis lain tetapi telah berevolusi dengan iklim dan geografis
wilayah Indonesia (Anonim, 2007). Sayuran ini biasa digunakan oleh
masyarakat sebagai lalapan, campuran gulai, maupun obat.
Perkembangan budaya dan teknologi menyebabkan perkembangan
sayuran indigenous menjadi terdesak, maka potensi sayuran ini harus digali
dan dikaji kembali untuk mendapatkan manfaat yang lebih baik dalam
meningkatkan gizi keluarga. Pada penelitian ini diidentifikasi kandungan asam
fenolat dari sayuran indigenous tersebut. Sayur yang digunakan adalah sayur-
sayuran yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat dan banyak tumbuh di
Indonesia yang berasal dari provinsi Jawa Barat. Bagian dari sayur-sayuran
indigenous yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagian yang biasa
dikonsumsi (dapat berupa batang, daun, bunga atau seluruh bagian tanaman).
Sayuran tersebut diantaranya adalah Kenikir (Cosmos caudatus H.B.K),
beluntas (Pluchea indica (L.) Less.), mangkokan putih (Nothopanax
scutellarium (Burm.f.) Fosb.), mangkokan (Nothopanax scutellarius (Burm.f.)
Merr.), kendondong cina (Polyscias pinnata), kecombrang (Etlingera elatior
(Jack) R.M.Sm.), kemangi (Ocimum americanum L.), katuk (Sauropus
androgynus (L.) Merr.), antanan (Centelia asiatica (L.) Urb.), antanan beurit
(Hydrocotyle sibthorpioides Lmk.), pohpohan (Pilea melastomoides (Poir.)
Bl.), ginseng (Talinum triangulare (Jacq.) Willd.), krokot (Portulaca oleracea
L.), turi (Sesbania grandiflora (L.) Pers.), kucai (Allium schoenoprasum L.),
takokak (Solanum torvum Swartz), kelor (Moringa pterygosperma Gaertn.),
mengkudu (Morinda citrifolia L.), lembayung (Vigna unguiculata (L.) Walp.),
terubuk (Saccharum edule Hassk.), labu siam (Sechium edule (Jacq.) Swartz.),
pepaya (Carica papaya L.), jambu mete (Anacardium occidentale L.), dan
pakis (Arcypteris irregularis (C.Presl) Ching.).
5
Batari (2007) telah melakukan penelitian terhadap sebelas sayuran
indigenous Indonesia yaitu kenikir, beluntas, mangkokan, kemangi, pohpohan,
katuk, antanan, ginseng, kecombrang, kedondong cina, dan krokot. Penelitian
Batari (2007) menunjukkan bahwa kesebelas sayuran indigenous Jawa Barat
tersebut mengandung senyawa flavonoid (flavonol dan flavones), lihat Tabel 1.
Rahmat (2009) telah melakukan penelitian yang serupa pada tiga belas sayuran
indigenous Jawa Barat yaitu mengkudu, mangkokan putih, labu siam,
lembayung, pakis, pepaya, kelor, kucai, turi, jambu mete, terubuk, takokak, dan
antanan beurit. Penelitian Rahmat (2009) menunjukkan bahwa ketiga belas
sayuran indigenous Jawa Barat tersebut mengandung senyawa flavonoid
(flavonol dan flavone), lihat Tabel 2. Senyawa flavonoid adalah salah satu
antioksidan yang penting bagi tubuh manusia untuk menjaga kesehatan.
Sayuran indigenous di atas mengandung senyawa flavonoid (antioksidan)
sehingga baik untuk menjaga kesehatan tubuh manusia.
Sampel
Flavonoid (mg/100 gram sampel segar) Total Fenol
(mg/100 gram
sampel segar) Flavonol Flavon
Myricetin Quercetin Kaempferol Luteolin Apigenin
Kenikir - 51.28 0.90 - - 150.01
Beluntas 0.90 5.21 0.28 - - 83.12
Mangkokan - 3.69 1.74 - - 94.30
Kecombrang - 1.18 - - - 80.61
Kemangi - 1.89 2.47 2.12 0.74 81.18
Katuk - 4.50 138.14 - - 149.32
Kedondong Cina - 28.48 23.71 - - 79.06
Antanan 0.13 12.31 8.57 - - 46.32
Pohpohan - 1.76 0.25 0.33 - 70.11
Daun ginseng - 0.41 3.52 - - 48.91
Krokot - 0.30 - - - 33.46
Tabel 1. Kandungan Senyawa Flavonoid pada Sebelas Sayuran Indigenous
Jawa Barat (mg/100 gram sampel segar)
Ket :
- : Tidak terdeteksi
Sumber : Batari (2007)
6
B. ASAM FENOLAT (PHENOLIC ACID)
Senyawa asam fenolat mendapatkan perhatian yang lebih dalam beberapa
tahun terakhir ini karena pengaruhnya terhadap kesehatan manusia. Sebagai
polifenol, asam fenolat merupakan antioksidan yang sangat kuat dan memiliki
aktivitas antibakteri, antivirus, antikarsinogenik, antiinflamasi, dan aktivitas
vasodilatory (Duthie et al., 2000). Selain itu asam fenolat juga mempunyai
peranan untuk melindungi dari kanker dan penyakit jantung (Manach, 2004).
Asam fenolat merupakan metabolit sekunder yang sering ditemukan pada
tanaman. Senyawa asam fenolat mempunyai peranan yang penting pada
tumbuhan yaitu sebagai bahan pendukung dinding sel (Wallace dan Fry, 1994).
Asam fenolat membentuk bagian integral pada struktur dinding sel, umumnya
dalam bentuk bahan polymeric seperti lignin, membantu proses mekanik, dan
halangan bagi invasi mikroba. Lignin merupakan senyawa organik yang paling
banyak di bumi setelah selulosa (Wallace dan Fry, 1994). Turunan asam
fenolat terdiri dari dua jenis yaitu asam hidroksibenzoat dan asam
Sampel
Konsentrasi Flavonoid (mg/100 gram sampel segar)
Total Fenol
(mg/100 gram
sampel segar)
Flavonol Flavon
Myricetin Quercetin Kaempferol Luteolin Apigenin
Bunga turi - 2.76 18.47 - - 31.62
Kucai 2.69 4.46 7.65 - - 35.04
Takokak 2.30 0.66 - - - 92.91
Daun kelor - 95.84 20.79 1.32 - 133.59
Pucuk
mengkudu - 23.67 9.75 - - 39.23
Lembayung - 27.35 3.33 - 12.97 49.53
Terubuk - 0.44 - - - 23.73
Mangkokan - 12.67 12.95 - 6.87 74.19
Daun labu
siam 12.49 13.81 9.72 - - 74.27
Bunga papaya - 18.85 5.47 - 11.95 44.47
Pucuk mete 8.28 125.39 9.91 - - 614.72
Pakis - 7.42 2.10 - - 34.57
Antanan beurit 1.57 37.51 10.85 - - 121.06
Tabel 2. Kandungan Senyawa Flavonoid pada Tiga Belas Sayuran
Indigenous Jawa Barat (mg/100 gram sampel segar)
Ket :
- : Tidak terdeteksi
Sumber : Rahmat (2009)
7
hidroksinamat. Perbedaan kedua turunan dari senyawa asam fenolat ini terletak
pada pola hidroksilasi dan metoksilasi cincin aromatiknya. Struktur kimia
kedua senyawa tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Aktivitas biologis yang
penting pada senyawa benzoat, klorogenat, kafeat, ferulat, dan asam galat
adalah kemampuan aktivitas sitoprotektifnya dan kemampuan dalam
menghambat karsinogenesis, mutagenesis, dan generasi tumor (Birosova,
2005).
Gambar 1. Struktur Kimia : (a) turunan asam benzoat (b) turunan asam
sinamat (Mattila et al., 2002)
Senyawa asam fenolat pada tumbuhan disintesis oleh tumbuhan melalui
jalur Shikimate (Häkkinen, 2000). Jalur shikimate merupakan hasil dari
biosintesis senyawa chorismate yang dapat berfungsi sebagai prekursor
terbentuknya biosintesis senyawa aromatik asam amino triptofan, fenilalanin,
dan tirosin. Jalur shikimate biasa terdapat pada tumbuhan dan mikroorganisme.
Shikimate disintesis dari substrat fosfoenolpiruvat dan eritrosa 4-fosfat. Kedua
prekursor ini merupakan hasil dari jalur glikolisis dan jalur fosfat pentosa dan
mengalami kondensasi menjadi 3-deoxy-D-arabino-heptulosonate 7-phosphate
(DAHP) oleh enzim DAHP synthase. Tahapan selanjutnya yaitu pembentukan
3-dehydroquinate oleh enzim 3-dehydroquinate synthase, 3-dehydroshikimate
oleh enzim 3-dehydroquinate dehydratase, dan terakhir shikimate oleh enzim
shikimate dehydrogenase. Shikimate kemudian dirubah menjadi shikimate 3-
phosphate oleh enzim shikimate kinase, dan setelah itu menjadi 5-
(a)
(b)
8
enolpyruvylshikimate 3-phosphate (EPSP) oleh enzim 5-enolpyruvylshikimate
3-phosphate synthase. EPSP kemudian dirubah menjadi chorismate oleh enzim
chorismate synthase. Chorismate adalah cabang untuk membentuk asam amino
aromatik, yaitu triptofan pada bagian yang satu, dan fenilalanin serta tirosin
pada bagian yang lainnya. Jika diperhatikan secara seksama pada bagian akhir
jalur shikimate, biosintesis fenilalanin dan tirosin terdapat pada Gambar 2
karena mereka merupakan prekursor kelas penting yaitu senyawa asam fenolat,
fenilpropanoid, dan beberapa kelas senyawa asam fenolat lainnya. Pada proses
ini membutuhkan perubahan chorismate menjadi prephenate yang dikatalisis
oleh chorismate mutase dan arogenate yang dikatalisis oleh prephenat
aminotransferase. Enzim arogenate dehydratase merubah arogenate menjadi
fenilalanin, sedangkan enzim arogenate dehydrogenase menghasilkan tirosin.
Jalur biosintesis shikimate (Shikimate Pathway) pada tumbuhan dapat dilihat
pada Gambar 2.
Pembentukan asam hidroksinamat (kafeat, ferulat, 5-hydroxyferrulic, dan
asam sinapat) dari asam p-koumarat membutuhkan dua jenis reaksi yaitu
hidroksilasi dan metilasi. Adanya pelekatan Gugus Hidroksil pada asam p-
koumarat akan membentuk asam kafeat (Gambar 3), pembentukan ini
dikatalisis oleh monophenol mono-oxygenases, grup enzim tanaman yang
sudah sangat terkenal (Macheix et al., 1990). Metilasi pada asam kafeat akan
membentuk asam ferulat, yang bersamaan dengan asam p-koumarat,
merupakan prekursor lignin (Gambar 3). Metilasi ini dikatalisis oleh
omethyltransferase (Macheix et al., 1990). Asam kafeat merupakan substrat
untuk 5-hydroxyferrulic acid, yang akan menghasilkan asam sinapat sebagai
hasil dari o-metilasi.
Pembentukan turunan asam hidroksinamat membutuhkan pembentukan
hydroxycinnamte-CoAs, contoh p-coumaroyl-CoA dikatalisis oleh
hydroxycinnamoyl-CoA ligase atau oleh oglycosyl transferase.
hydroxycinnamate-CoAs masuk kedalam berbagai macam reaksi
phenylpropanoid. (Gambar 3), seperti kondensasi dengan malonyl-CoA
membentuk flavonoid atau reduksi NADPH-dependent membentuk lignin.
Selain itu hydroxycinnamate-CoAs dapat berkonjugasi dengan asam organik
9
(Strack, 1997). Di biosintesis turunan gula asam hidroksinamat, transfer
glukosa dari uridine diphosphoglucose menjadi asam hidroksinamat dikatalisis
oleh glucosyl transferase (Strack, 1997).
Gambar 2. Jalur shikimate (Vermerris dan Nicholson, 2006)
Ket:
Enzim yang terlibat dalam jalur shikimate yaitu: (a) DAHP
synthase (E.C. 2.5.1.54), (b) 3-dehydroquinate synthase (E.C. 4.2.3.4), (c) 3-dehydroquinate
dehydratase (E.C. 4.2.1.10), (d) shikimate dehydrogenase (E.C. 1.1.1.25), (e) shikimate
kinase (E.C 2.7.1.71), (f) 5-enolpyruvylshikimate 3-phosphate synthase (E.C. 2.5.1.19), (g)
chorismate synthase (E.C. 4.2.3.5), (h) chorismate mutase (E.C. 5.4.99.5), (i) prephenate
aminotransferase (E.C. 2.6.1.78 and E.C. 2.6.1.79), (j) arogenate dehydratase (E.C. 4.2.1.91),
dan (k) arogenate dehydrogenase (E.C. 1.3.1.43, E.C. 1.3.1.78, E.C. 1.3.1.79).
10
Banyak jalur untuk biosintesis asam hidroksibenzoat pada tanaman, jalur
pembentukan ini tergantung dari jenis tanamannya. Asam hidroksibenzoat
dapat dibentuk dari jalur shikimate (Gambar 3), terutama dari dehydroshikimic
acid. Reaksi ini merupakan reaksi utama untuk pembentukan gallic acid
(Haddock et al., 1982). Selain itu asam hidroksibenzoat juga dapat dibentuk
melalui degradasi asam hidroksinamat, sama seperti proses β oksidasi pada
asam lemak, senyawa antaranya yaitu cinnamoyl-CoA esters (Macheix et al.,
1990) (Gambar 3). Asam hidroksibenzoat dapat juga dibentuk melalui
degradasi senyawa flavonoid (Strack, 1997). Penjelasan lebih detail mengenai
proses pembentukan hidroksibenzoat, hidroksinamat, dan flavonoid melalui
jalur shikimate dapat dilihat pada Gambar 3. Senyawa asam klorogenat
merupakan senyawa ester dari gabungan senyawa asam kafeat dan senyawa
quinic acids. Secara ringkas pembentukan asam klorogenat dapat dilihat pada
Gambar 4.
Asam hidroksibenzoat pada tumbuhan biasanya terdapat dalam bentuk
terikat. Asam hidroksibenzoat merupakan komponen struktur kompleks seperti
lignin dan tannin yang dapat dihidrolisis (Shahidi et al., 1995). Asam
hidroksibenzoat juga ditemukan dalam bentuk asam organik dan turunan gula
(Schuster dan Herrmann, 1985). Secara umum kandungan asam
hidroksibenzoat di dalam tumbuhan rendah kecuali blackberry, raspberry
(Morsel dan Herrmann, 1974), black currant, red currant (Stohr dan
Herrmann, 1975a), dan strawberry (Stohr dan Herrmann, 1975b). Senyawa
hidroksibenzoat banyak terdapat pada sayuran seperti bawang (Schmidtlein dan
Herrmann, 1975a) dan horseradish (Schmidtlein dan Herrmann, 1975b),
dengan komponen asam hidroksibenzoat yang dominan yaitu senyawa
protocatechuic, p-hydroxybenzoic, dan gallic acid.
Asam hidroksinamat banyak terdapat di dalam bahan pangan yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan. Asam hidroksinamat biasanya terdapat dalam
bentuk terikat dan jarang ditemukan dalam bentuk bebasnya. Proses
pengolahan buah dan sayuran dengan (Azar et al., 1987), sterilisasi (Rivas dan
Luh, 1968) dan fermentasi dalam pembuatan anggur (Singleton, 1980)
berkontribusi dalam pembentukan asam hidroksinamat bebas di dalam produk.
11
Keterangan:
: Reaksi yang dikatalisis oleh satu jenis enzim
: Reaksi yang dikatalisis oleh lebih dari satu jenis enzim
CA4H : cinnamic acid 4-hydroxylase
CHS : chalcone synthase
4CL : 4-coumarate: coenzyme a ligase
PAL : phenylalanine ammonialyase
Gambar 3. Biosintesis hidroksibenzoat, hidroksinamat, dan flavonoid (Häkkinen,
2000)
12
Gambar 4. Biosintesis asam klorogenat (Cadenas dan Packer, 2002)
Senyawa asam kafeat merupakan asam hidroksinamat yang banyak
ditemukan pada buah-buahan. Asam kafeat banyak ditemukan pada plums,
apel, apricots, blueberries, dan tomat dengan kandungan asam kafeat lebih dari
75 %. Senyawa asam p-koumarat merupakan senyawa asam hidroksinamat
yang banyak terdapat pada buah sitrus dan nanas (Macheix et al., 1989).
Mattila dan HellstrÖm (2007) menambahkan bahwa senyawa asam
hidroksinamat yang banyak ditemukan yaitu kafeat, p-koumarat, dan asam
ferulat, biasanya terdapat di bahan pangan dalam bentuk ester sederhana
dengan quinic acid atau glukosa. Bentuk terikat dari senyawa asam
hidroksinamat ditemukan dalam bentuk ester asam hidroksinamat yaitu quinic,
13
shikimic, tartaric acids, dan senyawa turunan gulanya. Mattila dan HellstrÖm
(2007) menambahkan bahwa asam hidroksinamat yang terkenal dalam bentuk
terikat yaitu asam klorogenat yang merupakan gabungan dari asam kafeat dan
quinic acids. Sedangkan menurut hasil penelitian (Sakakibara et al., 2003)
senyawa asam fenolat yang banyak terdapat pada sayuran yaitu asam ferulat,
asam kafeat, dan asam klorogenat.
C. IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM FENOLAT
Analisis kimia dengan metode kromatografi didasarkan pada pemisahan
komponen yang terpartisi diantara dua fase dalam suatu kesetimbangan
dinamis dan mengalir. Proses ini dilakukan dengan menggerakkan suatu fase
secara mekanis (fase gerak), relatif terhadap fase lainnya.
Secara teori pemisahan kromatografi yang paling baik akan diperoleh
jika fase diam mempunyai luas permukaan sebesar-besarnya, sehingga
memastikan kesetimbangan yang baik antar fase. Persyaratan kedua agar
pemisahan baik adalah fase gerak harus bergerak dengan cepat sehingga difusi
sekecil-kecilnya. Untuk memperoleh permukaan fase diam yang luas, pada
sebagian besar sistem kromatografi digunakan penjerap atau penyangga berupa
serbuk halus. Untuk memaksa fase gerak bergerak lebih cepat melalui fase
diam yang terbagi pada serbuk halus harus digunakan tekanan tinggi. Dengan
dipenuhinya kedua persayaratan tersebut, diperoleh teknik kromatografi cair
yang paling kuat yakni HPLC (High Performance Liquid Chromatography).
Jadi pada HPLC fase gerak dialirkan dengan cepat dan hasilnya dideteksi
dengan instrumen.
Komponen utama dari sistem HPLC adalah pompa (tekanan tetap dan
volume tetap), penginjeksi, kolom (ekternal dan internal), detektor, dan
rekorder atau sistem data yang terintegrasi (Rounds dan Gregor, 2003).
Parameter-parameter yang akan mempengaruhi sistem kerja pada HPLC antara
lain diameter dari kolom HPLC, ukuran partikel, ukuran lubang pada fase
diam, dan tekanan pompa.
Terdapat lima tipe HPLC yaitu normal phase chromatography, reversed
phase chromatography, ion-exchange chromatography, size-exclusion
14
chromatography, dan affinity chromatography (Rounds dan Gregor, 2003).
Pada penelitian ini, tipe HPLC yang digunakan adalah reversed phase
chromatography (RP-HPLC). Fase diam dari HPLC jenis ini adalah senyawa
nonpolar, sedangkan fase geraknya polar. Karena hal tersebutlah maka
komponen yang akan keluar dahulu adalah komponen yang polar dibandingkan
yang nonpolar.
Lebih dari 70% teknik pemisahan dengan metode HPLC menggunakan
tipe reversed phase. Beberapa contoh teknik pemisahan yang menggunakan
metode RP-HPLC adalah analisis protein dari tanaman, protein dari biji-bijian,
analisis vitamin larut air dan larut lemak, pemisahan karbohidrat, dan
penentuan unsur-unsur pokok dari minuman ringan. reversed phase HPLC
dengan metode deteksi yang sangat bervariasi, digunakan untuk menganalisis
lemak (Rounds dan Gregor, 2003).
Antioksidan, seperti butylated hydroxylanisole (BHA) dan butylated
hydroxytoluene (BHT), dapat diekstrak dari bahan pangan kering dan dianalisis
dengan menggunakan detektor UV dan fluoresens secara bersamaan. Bahan
pangan basah, pigmen (seperti klorofil, karotenoid, dan antosianin), dan
komponen Asam Fenolat (seperti vanili) dapat pula dianalisis dengan
menggunakan metode RP-HPLC (Rounds dan Gregor, 2003).
Kolom reversed phase chromatography lebih sulit untuk rusak
dibandingkan dengan kolom silika normal. Hal ini dikarenakan kolom RP-
HPLC terdiri atas alkil turunan silika dan tidak pernah digunakan dengan
larutan basa (karena larutan basa akan menghancurkan ikatan silika). Kolom
RP-HPLC dapat digunakan dengan larutan asam tetapi tidak boleh kontak
terlalu lama karena asam dapat menimbulkan korosi pada logam yang ada
dalam peralatan HPLC. Kandungan logam pada kolom HPLC harus dijaga agar
tetap rendah supaya dapat memberikan hasil terbaik pada pemisahan
komponen. Salah satu cara untuk mengetahui kandungan logam di dalam
kolom HPLC adalah dengan menginjeksikan campuran dari 2,2’- dan 4,4’-
bipiridin. Bila terdapat ion logam di permukaan silika, maka senyawa 2,2’-
bipiridin akan mengkelat logam tersebut dan peak dari senyawa yang akan
15
diidentifikasi menjadi tidak teratur sehingga dapat memberikan hasil yang
tidak sesuai.
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mendeteksi komponen fenolik
dalam bahan pangan dengan metode HPLC. Komponen fenolik merupakan
senyawa aromatik, oleh karena itu, senyawa tersebut akan memberikan
penyerapan yang baik pada panjang gelombang sinar UV. Asam fenolat
merupakan bagian dari senyawa fenolik. Panjang gelombang yang digunakan
untuk menentukan komponen asam fenolat yaitu 290 nm untuk asam kafeat,
asam ferulat, dan asam klorogenat. (Singh et al., 2008). Fase gerak yang
digunakan dalam identifikasi senyawa asam fenolat dengan HPLC adalah
metanol-0.4% asam asetat (80:20, v/v) (Singh et al., 2008).
Pemisahan senyawa asam fenolat dilakukan menggunakan kolom RP C-
18 (4.6 x 150 mm, 5µm) dengan kolom guard C-18. Fase gerak yang
digunakan yaitu metanol-0.4% asam asetat (80:20, v/v), laju alir 1 mL/menit,
panjang gelombang 290 nm, dan kondisi isokratik (Singh et al., 2008).
Keuntungan utama dari HPLC adalah kemampuannya untuk menangkap
komponen dengan stabilitas panas yang terbatas ataupun yang bersifat volatil.
HPLC merupakan metode yang sangat sensitif, tepat, selektif, dan memiliki
tingkat otomatisasi yang tinggi, sehingga lebih sederhana dalam
pengoperasiannya. Di samping itu, HPLC banyak digunakan untuk analisis
karena kemudahan injeksi, deteksi, dan pengolahan data serta dapat digunakan
untuk berbagai macam sampel seperti sampel cairan, padatan yang dilarutkan,
maupun sampel yang labil terhadap pemanasan. Modern HPLC telah banyak
diaplikasikan seperti pemisahan, identifikasi, pemurnian, dan penghitungan
komponen yang bervariasi.
16
III. BAHAN DAN METODE
A. BAHAN DAN ALAT
1. Bahan
Bahan-bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah bahan
untuk membuat larutan standar asam fenolat, bahan untuk membuat ekstrak
sayuran indigenous, dan bahan untuk analisis kimia. Bahan-bahan yang
digunakan dalam pembuatan larutan standar adalah standar asam kafeat
(Sigma-Aldrich), standar asam ferulat (Sigma-Aldrich), dan standar asam
klorogenat (Sigma-Aldrich), water for chromatography (MERCK), dan
methanol HPLC grade (MERCK).
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan ekstrak sayuran
adalah dua puluh empat jenis sayuran indigenous Indonesia yang berasal
dari provinsi Jawa Barat yaitu kenikir, kecombrang, kemangi, katuk,
pohpohan, ginseng, takokak, lembayung, terubuk, labu siam, pepaya, mete,
pakis, beluntas, mangkokan putih, mangkokan, kendondong cina, antanan,
antanan beurit, krokot, turi, kelor dan mengkudu. Bagian yang digunakan
dalam penelitian ini bisa berupa daun, batang, dan seluruh bagian tanaman,
methanol (MERCK), BHA (Sigma-Aldrich), asam asetat (MERCK), dan
aquadest. Kedua puluh empat jenis sayuran tersebut telah berhasil
diidentifikasi oleh pihak “Herbarium Bogoriense”, Bidang Botani Pusat
Penelitian Biologi-LIPI Bogor dengan Kepala Bidang Botani LIPI adalah
Dr. Eko Baroto Walujo, APU. Tabel 3 menunjukkan secara lengkap kedua
puluh empat jenis sayuran indigenous Indonesia yang berasal dari provinsi
Jawa Barat, bagian yang digunakan dalam penelitian, serta daerah tempat
asal sayuran indigenous tersebut diperoleh.
Bahan-bahan yang digunakan untuk analisis kimia adalah methanol
(MERCK), asam asetat (MERCK), alufo, water for chromatography
(MERCK), folin ciocalteu (MERCK), Na2CO3 (MERCK), aquadest, standar
asam galat (Sigma-Aldrich), dan etanol (MERCK).
17
Tabel 3. Dua Puluh Empat Jenis Sayuran Indigenous Indonesia
Spesies Nama
Indonesia
Bagian yang
digunakan Sumber
Morinda citrifolia L. Mengkudu Daun Muda Kebun Petani
Dramaga
Nothopanax scutellarius (Burm.f.)
Merr. Mangkokan Daun Muda
Kebun Petani
Dramaga
Sechium edule (Jacq.) Swartz. Labu Siam Daun Muda Pasar Bogor
Vigna unguiculata (L.) Walp. Lembayung Daun Muda Pasar Bogor
Sauropus androgynus (L.) Merr. Katuk Daun Muda Pasar Bogor
Ocimum americanum L. Kemangi Daun Muda Pasar Bogor
Arcypteris irregularis (C.Presl)
Ching Pakis Daun Muda Pasar Bogor
Pilea melastomoides Pohpohan Daun Muda Pasar Bogor
Carica papaya L. Pepaya Bunga Pasar Bogor
Nothopanax scutellarium (Burm.f.)
Fosb.
Mangkokan
Putih Daun Muda
Kebun Petani
Dramaga
Cosmos caudatus H.B.K. Kenikir Daun Muda Pasar Bogor
Moringa pterygosperma Gaertn. Kelor Daun Muda Kebun Petani
Dramaga
Allium schoenoprasum L. Kucai Seluruh Bagian Pasar Bogor
Anacardium occidentale L. Jambu Mete Daun Muda Pasar Bogor
Solanum torvum Swartz. Takokak Buah Pasar Bogor
Centelia asiatica (L.) Urb. Antanan Seluruh Bagian Kebun Petani
Dramaga
Portulaca oleracea L. Krokot Daun dan
Batang
Kebun Petani
Dramaga
Hydrocotyle sibthorpioides Lmk. Antanan Beurit Seluruh Bagian Kebun Petani
Dramaga
Talinum triangulare (Jacq.) Willd. Ginseng Daun Muda Pasar Bogor
Etlingera elatior (Jack) R.M.Sm. kecombrang Bunga Pasar Bogor
Pluchea indica (L.) Less. Beluntas Daun Muda Kebun Petani
Dramaga
Sesbania grandiflora (L.) Pers. Turi Bunga Kebun Petani
Dramaga
Saccharum edule Hassk Terubuk Bunga Pasar Bogor
Polyscias pinnata Kedondong
cina Daun Muda
Kebun Petani
Dramaga
18
2. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat untuk
membuat larutan standar, ekstrak sayuran, dan analisis. Pada pembuatan
larutan standar alat-alat yang digunakan adalah labu takar, gelas ukur, pipet
mohr, pipet tetes, neraca analitik, dan spatula. Alat-alat yang digunakan
untuk membuat ekstrak sayuran adalah freezer, blender, freeze dryer, Buchi
Rotavapor, neraca analitik, blender kering, labu takar, gelas piala, gelas
ukur, pipet mohr, pipet tetes, spatula, baskom, botol gelap, ultrasonic
Branson 3510,VELP Scientific vortex, IEC Centra-8 centrifuge, dan pisau.
Pada proses analisis, alat-alat yang digunakan adalah High Performance
Liquid Chromatography (HPLC) UV Vis Hewlet Packard Agilent 1100
series. Kolom HPLC RP C-18 (4.6 x 150 mm, 5µm), alat injektor sampel
HPLC, filter syringe 0.45µm (PTFE), vial, oven, neraca analitik, desikator,
VELP Scientific vortex, labu takar, gelas piala, tabung reaksi, spatula,
gegep, ultrasonic Branson 3510, Shimadzu UV-2450 UV Vis
spectrophotometer, IEC Centra-8 centrifuge, dan cawan alumunium.
B. METODE
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu persiapan sampel,
pembuatan kurva standar dan Limit of Detection (LOD), analisis asam fenolat
dengan HPLC, serta analisis statistik. Analisis asam fenolat dengan HPLC
dilakukan secara dua ulangan duplo.
1. Persiapan Sampel
Mula-mula sampel dicuci sampai bersih, kemudian ditiriskan.
Selanjutnya sayuran dibekukan dalam freezer selama satu malam untuk
memudahkan proses pengeringan vakum. Waktu pengeringan dengan freeze
dryer dapat berlangsung selama satu sampai dua hari tergantung dari
banyaknya sampel. Setelah sampel kering, dilakukan penghancuran
menggunakan blender kering sampai dihasilkan sampel kering bubuk yang
lolos ayakan 32 mesh. Sampel tersebut kemudian dikemas dalam plastik
ber-seal dan disimpan dalam freezer. Sampel siap untuk digunakan dalam
19
ekstraksi. Tahap persiapan sampel dapat dilihat pada Gambar 5. Selanjutnya
dilakukan analisis kadar air dan total fenol pada sampel. Analisis kadar air
dilakukan secara satu ulangan duplo sedangkan analisis total fenol
dilakukan secara dua ulangan duplo.
Analisis Kadar Air menggunakan metode yang dikembangkan oleh
AOAC (1984). Penetapan kadar air merupakan cara untuk mengukur
banyaknya air yang terdapat di dalam suatu bahan pangan. Analisis kadar air
dilakukan pada sampel sayuran segar (awal) dan pada sampel sayuran
setelah freeze drying. Penentuan kadar air ini dilakukan dengan metode
pengeringan dengan oven biasa. Prinsip dari metode ini adalah air
dikeluarkan dari sampel dengan cara menguapkan air yang terdapat dalam
bahan pangan.
Persiapan yang perlu dilakukan adalah cawan alumunium yang akan
digunakan terlebih dahulu dikeringkan dalam oven pada suhu 100oC selama
15 menit kemudian didinginkan dalam desikator Selama 10 menit.
Selanjutnya cawan ditimbang dengan menggunakan neraca analitik. Sampel
ditimbang sebanyak kurang lebih 5 gram kemudian dikeringkan dalam oven
selama kurang lebih 6 jam. Setelah itu didinginkan dalam desikator
kemudian ditimbang. Sampel kembali dikeringkan dalam oven selama 30
menit lalu ditimbang kembali. Perlakuan terakhir ini diulangi terus hingga
diperoleh berat kering yang relatif konstan (berat dianggap konstan jika
selisih berat sampel kering yang ditimbang ≤ 0,0003 gram).
W = bobot contoh sebelum dikeringkan (g)
W1 = bobot (contoh + cawan) sesudah dikeringkan (g)
W2 = bobot cawan kosong (g)
Analisis Total Fenol menggunkan metode yang dikembangkan oleh
Shetty et al. (1995) yang dikutip oleh Ishartani (2004). Penentuan total fenol
bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa fenol pada sampel. Sampel
kering beku bubuk mula-mula diambil sebanyak 50.0 mg dan dilarutkan
Kadar air (%) = W - (W1-W2) x 100%
W
20
dalam 2.5 mL etanol 95%, kemudian divorteks. Setelah itu dilakukan
sentrifuse terhadap campuran tersebut selama 5 menit dengan kecepatan
putaran 358 g. Supernatan diambil sebanyak 0,5 mL dan dimasukkan ke
dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 0.50 mL etanol 95%, 2.5 mL
aquadest, dan 2.5 mL reagen folin ciocalteu 50%. Campuran tersebut
didiamkan dahulu selama 5 menit, lalu ditambahkan 0.5 mL Na2CO3 5%
dan divorteks. Setelah itu, sampel disimpan dalam ruang gelap selama satu
jam, lalu dilakukan pengukuran dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 725 nm. Prosedur penentuan total fenol dapat dilihat secara
ringkas pada Gambar 6. Standar yang digunakan dalam penentuan total
fenol adalah asam galat yang dibeli dari Sigma-Aldrich. Standar asam galat
dibuat dengan variasi konsentrasi antara 50 – 250 mg/L.
2. Pembuatan Kurva Standar dan Limit of Detection (LOD)
a. Pembuatan larutan Standar (Mattila dan kumpulainen, 2002)
Sebanyak 24 mg standar yang tersedia dilarutkan dalam 12 mL methanol
62.5%, sehingga diperoleh standar stock dengan konsentrasi 2000
µg/mL. selanjutnya diambil 3.125 mL dari standar stock dimasukan ke
dalam labu takar 10 mL, kemudian ditambahkan methanol 62.5% hingga
volume mencapai 10 mL, sehingga konsentrasi yang diperoleh adalah
625 µg/mL. Setelah itu dibuat larutan standar campuran dengan cara
mencampur ketiga standar yang ada. Volume untuk larutan standar yang
dicampur sama besar yaitu 1:1 (v/v). Larutan standar campuran yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri atas lima konsentrasi, yaitu 125,
250, 375, 500, dan 625 µg/mL. Pembuatan larutan standar campuran
dengan konsentrasi 125, 250, 375, 500, dan 625 µg/mL dilakukan dengan
melakukan pengenceran dari larutan standar campuran yang memiliki
konsentrasi 625 µg/mL. Proses pembuatan larutan standar yang
dibutuhkan pada penelitian ini dapat dilihat secara ringkas pada Gambar
10.
21
b. Injeksi larutan standar ke kolom HPLC (Singh et al., 2008).
Larutan standar campuran dengan berbagai konsentrasi tersebut
diinjeksikan ke dalam kolom RP C-18 (4.6 x 150 mm, 5µm) dengan
kolom guard C-18. Fase gerak yang digunakan yaitu metanol-0.4%
asam asetat (80:20, v/v), laju alir 1 mL/menit, volume yang diinjeksikan
20 µl, panjang gelombang 290 nm, dan kondisi isokratik.
c. Pembuatan kurva standar
Hasil dari kromatogram standar campuran pada berbagai konsentrasi
(125, 250, 375, 500, dan 625 µg/mL ) kemudian dimasukkan ke dalam
satu grafik. Dari data masing-masing, dibuat persamaan garis untuk
masing-masing standar yang akan digunakan pada perhitungan Limit of
Detection (LOD) masing-masing standar. Persamaan garis tersebut juga
digunakan pada perhitungan komponen asam fenolat yang terdapat di
sampel.
d. Perhitungan limit deteksi (Rounds dan Nielsen, 2000)
Limit of Detection (LOD) atau limit deteksi diperoleh dengan cara
menginjeksikan standar campuran sebanyak sepuluh kali. Konsentrasi
yang digunakan untuk menentukan LOD adalah konsentrasi yang
terendah yaitu 125 µg/mL. Setelah diperoleh kesepuluh area tersebut,
dimasukkan kedalam persamaan kurva standar masing-masing, sehingga
diperoleh konsentrasi dan standar deviasinya. Besarnya LOD adalah tiga
kali dari nilai standar deviasi.
3. Analisis Asam Fenolat pada Sayuran
a. Ekstraksi Senyawa Asam Fenolat dari Sayuran Indigenous (Mattila dan
Kumpulainen, 2002) dengan modifikasi
Ekstraksi senyawa asam fenolat dari sayuran indigenous Indonesia
melalui tiga tahap yaitu tahap pertama pengekstrakan dengan methanol
62.5%, tahap kedua hidrolisis basa, dan tahap ketiga hidrolisis asam.
Tahap pertama yaitu pelarutan sebanyak 0.5 gram sampel kering beku ke
dalam 7 mL methanol 62,5% yang mengandung 10% asam asetat
(85:15;v/v) dan 2 g/L BHA sebagai antioksidan. Kemudian divortex agar
campuran homogen. Selanjutnya sampel tersebut di ultrasonik selama 30
22
menit. Kemudian volume sampel dibuat menjadi 10 mL dengan cara
menambahkan air destilata (aquadest) ke dalamnya. Setelah itu diambil 1
mL sampel, kemudian disaring dengan penyaring berdiameter 0.45µm
filter syringe (PTFE) maka didapatkan asam fenolat yang larut (soluble
phenolic acid) dan sampel tersebut siap untuk diinjeksikan ke dalam
kolom HPLC. Tahap kedua adalah hidrolisis basa, 9 mL sampel sisa
pengekstrakan tahap pertama dilanjutkan dengan proses hidrolisis basa.
Hasil ekstrak sampel dari hidrolisis basa merupakan insoluble phenolic
acid. Selanjutnya hasil ekstrak tersebut diinjeksikan ke kolom HPLC.
Tahap ketiga ialah hidrolisis asam, tahapan ini melanjutkan tahap kedua
yaitu melakukan proses hidrolisis asam pada lapisan aqueous hasil
pengekstrakan dengan tahap kedua. Hasil pengekstrakan tahap ketiga ini
merupakan insoluble phenolic acid yang tahan proses hidrolisis basa.
Setelah itu hasil pengekstrakan diinjeksikan ke kolom HPLC. Hidrolisis
basa dan asam dilakukan karena asam fenolat berada dalam bentuk
terikat, dengan demikian fungsi dari hidrolisis basa dan asam di sini
untuk membebaskan asam fenolat tersebut dari berbagai senyawa lainnya
yang ada di tanaman. Setelah dapat maka sampel siap untuk diinjeksikan
ke kolom HPLC. Pada proses awal pengujian ekstrak sampel sayuran
melalui ketiga tahapan ekstraksi menunjukkan bahwa senyawa asam
fenolat yang diinginkan (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat)
terdapat pada ekstrak sampel yang menggunakan tahapan ekstraksi tahap
pertama tanpa dilanjutkan ke tahap kedua dan ketiga. Oleh karena itu
proses penelitian selanjutnya hanya menggunakan tahapan ekstraksi
tahap pertama saja. Prosedur ekstraksi asam fenolat dari sayuran
indigenous dapat dilihat pada Gambar 7. Adapun prosedur hidrolisis basa
dan hidrolisis asam dapat dilihat pada Gambar 8 dan 9.
. b. Injeksi ekstrak sampel ke kolom HPLC (Singh et al., 2008).
Ekstrak sampel yang telah disaring dengan syringe filter 0.45 µm,
diinjeksikan ke dalam kolom RP C-18 (4.6 x 150 mm, 5µm) dengan
kolom guard C-18. Fase gerak yang digunakan yaitu metanol-0.4% asam
23
asetat (80:20, v/v), laju alir 1 mL/menit, volume yang diinjeksikan 20 µl,
panjang gelombang 290 nm, dan kondisi isokratik.
c. Pembuatan Ko-kromatogram
Pembuatan ko-kromatogram dilakukan dengan cara menginjeksikan
ektrak sampel yang telah ditambahkan standar campuran. Volume
pencampuran yang digunakan yaitu 1:1 (v/v). Konsentrasi standar
campuran yang digunakan adalah konsentrasi tertinggi yaitu 625 µg/mL.
Pembuatan ko-kromatogram ini bertujuan memvalidasi keberadaan
senyawa asam fenolat yang diinginkan (asam klorogenat, asam kafeat,
dan asam ferulat) pada sampel. Standar campuran yang digunakan untuk
membuat ko-kromatogram berfungsi sebagai eksternal standar.
d. Identifikasi asam fenolat pada sampel
Hasil dari kromatogram sampel kemudian dibandingkan dengan
kromatogram standar campuran. Penentuan komponen yang terdapat
pada sampel dilihat berdasarkan waktu retensi masing-masing standar.
Dari area yang diperoleh, dihitung konsentrasinya dengan menggunakan
persamaan garis dari kurva standar campuran yang sudah diperoleh.
Selain itu dilakukan pula perhitungan dengan menggunakan eksternal
standar, yaitu dengan membandingkan luas area komponen pada sampel
dengan luas area pada standar campuran. Standar campuran yang
digunakan sebagai eksternal standar adalah standar campuran dengan
konsentrasi yang tertinggi (625 µg/mL).
4. Analisis Statistik
Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari uji
Tukey, uji T, dan Principal Component Analysis (PCA). Uji Tukey
digunakan pada taraf 5% untuk melihat apakah perlakuan yang diberikan
pada sampel berpengaruh nyata atau tidak. Uji T digunakan untuk
membandingkan perhitungan kandungan asam fenolat antara kurva standar
campuran dan eksternal standar campuran pada sampel pada taraf 1%. PCA
(Principal Component Analysis) merupakan metode statistik yang dapat
mengidentifikasi suatu keragaman dinamakan principal component analysis
24
yang dapat menjelaskan jumlah keragaman dari yang terbesar hingga yang
jumlah keragaman terkecil yang tersembunyi. Analisis ini dapat
menjelaskan 75 % - 90 % dari total keragaman dalam data yang mempunyai
25 sampai 30 variabel hanya dengan dua sampai tiga principal component
(Meilgaard et al., 1999).
Gambar 5. Persiapan sampel
Penyimpanan dalam freezer
Sampel kering beku (bubuk)
Sampel
Pencucian
Penghancuran dengan blender kering
Freeze drying selama 48 jam
Sampel kering beku
Pembekuan selama 24 jam
Penirisan
25
Gambar 6. Prosedur analisis total fenol
endapan
50.0 miligram sampel
kering beku (bubuk)
0.5 ml supernatan
supernatan
Pelarutan
Pemusingan selama 5 menit
dengan kecepatan 358 g
2.5 ml
etanol 95%
0.5 ml etanol 95%
2.5 ml Folin
Ciocalteau 50%
2.5 ml aquadest
0.5 ml
Na2CO3 5%
Pencampuran
Pendiaman selama 5 menit
Pencampuran
Penyimpanan dalam ruang
gelap selama 1 jam
Pembacaan absorbansi dengan spektrofotometer
pada panjang gelombang 725 nm
26
Gambar 7. Metode ekstraksi asam fenolat dari sayuran indigenous
9 ml sampel sisanya dilakukan
Hidrolisis basa (Tahap 2)
kemudian hidrolisis asam (Tahap 3)
Ambil 1 ml sampel (Tahap 1)
Soluble Phenolic
Acid
Insoluble
Phenolic Acid
(Pencampuran sampai volume 10 ml)
7 ml Campuran
Metanol 62.5%
(2 g/L BHA 10%
Asam Asetat
(85:15;v/v))
0.5 g sampel
kering beku
Gelas piala
100 ml
Vortex
Ultrasonik 30 menit
Gelas piala
100 ml Aquadest
Saring dengan saringan
berdiameter 0.45µm
syringe filter (PTFE)
27
Gambar 8. Metode hidrolisis basa
Ditutup, Stirer (magnetic stirer) selama 16 jam pada suhu ruangan (20 oC)
Pemipetan lapisan organic phase (supernatan)
12 ml Air destilata
(1% Asam
Askorbat dan
0.415% EDTA) dan
5 ml NaOH 10 M
Sentrifuse 201 g selama 10 menit
Pengekstrakan 3x (15 ml campuran dietil eter dingin dan etil asetat (1:1;v/v))
Vortex 45 detik
Pengaturan pH menjadi pH 2 dengan HCl 6N
Terdapat 2 lapisan yaitu lapisan organic phase dan aqueous
Lakukan hidrolisis asam
pada lapisan aqueous
Evaporasi dengan rotary vacuum
Residu dilarutkan kembali sebanyak 3kali
dalam 1.5 ml metanol/air (75:25;v/v), buat
sampai volume 5 ml (labu takar)
penyaringan dengan diameter 0.45µm Syringe
Filter (PTFE)
Gelas
piala 50
ml
9 ml
sampel
Disemprotkan nitrogen
Insoluble Phenolic Acid
28
Gambar 9. Metode hidrolisis asam
Pemipetan lapisan organic phase (supernatan)
Lapisan aqueous
Gelas piala
50 ml 2.5 ml HCl
pekat 12 N
Pengekstrakan 3x (15 ml campuran dietil eter dingin dan etil asetat (1:1;v/v))
Sentrifuse 201 g selama 10 menit
Inkubasi dalam water bath suhu 85oC selama 30 menit
Vortex 45 detik
Terdapat 2 lapisan yaitu lapisan organic phase dan aqueous
residu (lapisan
aqueous)
Evaporasi dengan rotary vacuum
Residu dilarutkan kembali sebanyak 3kali
dalam 1.5 ml metanol/air (75:25;v/v), buat
sampai volume 5 ml (Labu takar)
penyaringan dengan diameter 0.45µm Syringe
Filter (PTFE)
Insoluble Phenolic Acid
29
Gambar 10. Metode pembuatan standar asam fenolat
24 mg standar
asam fenolat
Pelarutan
12 ml MeOH(aq)
62.5%
Standar stock
MeOH(aq)
62,5%
3.125 ml
standar stock
Larutan standar
asam fenolat
Pencampuran
(sampai volume 10 ml)
Labu takar 10 ml
30
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. KURVA STANDAR ASAM FENOLAT DAN LIMIT DETEKSI
1. Standar Asam Fenolat Bentuk Tunggal
Pembuatan standar asam fenolat dalam bentuk tunggal ditujukan
untuk mengetahui waktu retensi dari masing-masing standar asam fenolat
sehingga dapat diketahui benar kapan munculnya senyawa yang
diidentifikasi. Konsentrasi yang digunakan dalam pembuatan standar
tunggal ini yaitu 625 µg/mL untuk masing-masing standar asam fenolat.
Hasil penginjeksian masing-masing standar asam fenolat yang digunakan
dijelaskan sebagai berikut:
a. Asam klorogenat
Puncak senyawa asam klorogenat muncul pada kisaran menit ke-2.0
sampai menit ke-2.2. Gambar 11 menunjukkan kromatogram standar
asam klorogenat pada konsentrasi 625 µg/mL dengan analisis HPLC.
Gambar 11. Kromatogram standar asam klorogenat dengan
analisis HPLC
31
b. Asam kafeat
Puncak senyawa asam kafeat muncul pada kisaran menit ke-2.8 sampai
ke-3.2. Gambar 12 menunjukkan kromatogram asam kafeat pada
konsentrasi 625 µg/mL dengan analisis HPLC.
Gambar 12. Kromatogram standar asam kafeat dengan analisis HPLC
c. Asam ferulat
Puncak senyawa asam ferulat muncul pada kisaran menit ke-6.7 sampai
ke-7.3. Gambar 13 menunjukkan kromatogram asam ferulat pada
konsentrasi 625 µg/mL dengan analisis HPLC.
]
Gambar 13. Kromatogram standar asam ferulat dengan analisis
HPLC
32
2. Limit Deteksi
Perhitungan limit deteksi dilakukan dengan cara menginjeksikan standar
campuran sebanyak sepuluh kali. Konsentrasi yang digunakan untuk
menentukan LOD adalah konsentrasi yang terendah yaitu 125 µg/mL.
Setelah diperoleh kesepuluh area tersebut, dimasukkan kedalam persamaan
kurva standar masing-masing, sehingga diperoleh konsentrasi dan standar
deviasinya. Besarnya LOD adalah tiga kali dari nilai standar deviasi
(Rounds dan Nielsen, 2000). Berikut ini hasil perhitungan LOD untuk
masing-masing standar asam fenolat.
a. Asam klorogenat
Nilai limit deteksi senyawa asam klorogenat yaitu 0.97 (µg/mL) . untuk
lebih jelas mengenai cara perhitungannya lihat Tabel 4.
b. Asam kafeat
Nilai limit deteksi senyawa asam kafeat yaitu 0.83 (µg/mL) . untuk lebih
jelas mengenai cara perhitungannya lihat Tabel. 5
replication Area (µg/mL)
1 5486.82 126.67
2 5474.69 126.38
3 5455.19 125.92
4 5477.87 126.46
5 5461.85 126.08
6 5444.66 125.67
7 5470.33 126.28
8 5477.17 126.44
9 5453.63 125.89
10 5454.06 125.90
Mean (X) 5465.63 126.17
Stdev 13.65 0.32
% RSD 0.25 0.26
LOD= 3x stdev 0.97
LOD= 0.97
Tabel 4. Perhitungan LOD Asam klorogenat
33
c. Asam ferulat
Nilai limit deteksi senyawa asam ferulat yaitu 0.80 (µg/mL) . untuk lebih
jelas mengenai cara perhitungannya lihat Tabel 6.
Tabel 6. Perhitungan LOD Asam ferulat
replication Area (µg/mL)
1 10909.70 127.36
2 10898.30 127.23
3 10851.10 126.71
4 10854.25 126.75
5 10874.70 126.97
6 10869.25 126.91
7 10919.40 127.47
8 10855.40 126.76
9 10905.70 127.32
10 10883.10 127.07
Mean (X) 10882.09 127.05
Stdev 25.04 0.28
% RSD 0.23 0.22
LOD= 3x stdev 0.83
LOD= 0.83
replication Area (µg/mL)
1 11255.40 127.95
2 11290.50 128.35
3 11289.10 128.33
4 11288.90 128.33
5 11244.80 127.83
6 11282.10 128.26
7 11260.90 128.02
8 11229.80 127.67
9 11230.30 127.67
10 11268.80 128.11
Mean (X) 11264.06 128.05
Stdev 23.71 0.27
% RSD 0.21 0.21
LOD= 3x stdev 0.80
LOD= 0.80
Tabel 5. Perhitungan LOD Asam kafeat
34
3. Standar Asam Fenolat Bentuk Campuran
Pada sayuran terdapat berbagai macam jenis senyawa fenolik baik
senyawa asam fenolat, flavonoid, maupun senyawa-senyawa fenolik
dalam bentuk lainnya. Pembuatan standar asam fenolat dalam bentuk
campuran dimaksudkan agar dapat mengetahui urutan keluar dan waktu
retensi masing-masing standar asam fenolat ketika dicampur
sebagaimana yang terjadi pada sampel sayuran yang dianalisis.
Pembuatan standar campuran dilakukan dengan cara mencampur
ketiga standar asam fenolat dengan perbandingan 1:1 pada tingkat
konsentrasi yang sama yaitu pada konsentrasi 625 µg/mL. Adapun
konsentrasi yang dibuat untuk standar campuran yaitu 125, 250, 375,
500, dan 625 µg/mL. Pembuatan variasi konsentrasi tersebut dengan cara
mengencerkan standar asam fenolat dalam bentuk campuran pada
konsentrasi 625 µg/mL. Data dari hasil penginjeksian standar campuran
dibuat kurva standar campuran dan persamaan garis untuk masing-
masing standar asam fenolat dalam bentuk campuran. Persamaan garis
yang didapat dari kurva standar campuran akan digunakan untuk
melakukan perhitungan senyawa asam fenolat yang terdapat pada sampel
sayuran indigenous. Contoh kromatogram standar campuran yang
menggunakan konsentrasi tertinggi 625 µg/mL dapat dilihat pada
Gambar 14.
Persamaan garis untuk asam klorogenat yaitu y = 42.34x + 123.6,
dengan nilai r2 = 0.999. LOD asam klorogenat = 0.97 (µg/mL) Kurva
standar campuran asam klorogenat dapat dilihat pada Gambar 15.
Persamaan garis asam kafeat yaitu y = 90.07x -561.7, dengan nilai r2 =
0.998. LOD asam kafeat = 0.83 (µg/mL). Kurva standar campuran asam
kafeat dapat dilihat pada Gambar 16. Persamaan garis asam ferulat yaitu
y = 88.66x -88.99, dengan nilai r2 = 0.999. LOD asam ferulat = 0.80
(µg/mL). Kurva standar campuran asam ferulat dapat dilihat pada Gambar
17. Data hasil penginjeksian standar asam fenolat dalam bentuk
campuran dapat dilihat pada Tabel 7.
35
Tabel 7. Hasil penginjeksian standar asam fenolat dalam bentuk campuran
Gambar 14. Kromatogram standar campuran dengan analisis HPLC
Gambar 15. Kurva standar asam klorogenat dalam bentuk campuran
No Standar Asam
Fenolat
Rt/waktu
retensi (menit
ke-)
Persamaan kurva
standar campuran
Limit deteksi
(LOD) µg/mL
1 Asam
klorogenat 2.0-2.2 y = 42.34x + 123.6 0.97
2 Asam kafeat 2.8-3.2 y = 90.07x -561.7 0.83
3 Asam ferulat 6.7-7.3 y = 88.66x -88.99 0.80
Konsentrasi
(µg/mL) Area
0 0
125 5391
250 10959
375 15773
500 21734
625 26285
36
Gambar 16. Kurva standar asam kafeat dalam bentuk campuran
Gambar 17. Kurva standar asam ferulat dalam bentuk campuran
B. TOTAL FENOL
Total fenol merupakan perkiraan kasar jumlah senyawa fenolik yang
terdapat dalam suatu bahan. Pengukuran total fenol yang dilakukan dalam
penelitian ini menggunakan metode yang mereaksikan ekstrak bahan dengan
senyawa folin. Senyawa folin dapat bereaksi dengan gugus kromofor pada
fenolik dan dapat diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang
725 nm.
Pengukuran total fenol dilakukan dengan membandingkan fenol yang ada
dalam bahan dengan kurva standar fenol yang dibuat dari asam galat. Selain
asam galat kurva standar juga dapat mengunakan asam tanat. Pemilihan bahan
yang akan dijadikan standar tergantung bentuk mayoritas fenol yang terdapat
dalam bahan yang diuji. Pada sampel kali ini total fenol mayoritas berupa
polimer asam galat.
Konsentrasi
(µg/mL) Area
0 0
125 10788
250 20602
375 33613
500 44570
625 55941
Konsentrasi
(µg/mL) Area
0 0
125 11232
250 21681
375 32807
500 44738
625 55252
37
Perhitungan total fenol pada sampel dilakukan dengan menggunakan
persamaan garis dari kurva standar asam galat. Konsentrasi asam galat yang
dibuat adalah 50,100, 150, 200, dan 250 mg/L. Persamaan garis total fenol
yaitu y = 0.0036x-0.0280 dengan nilai r2 = 0.9963. Kurva standar asam galat
dapat dilihat pada Lampiran 10. Perhitungan total fenol, pada sampel dilakukan
berdasarkan berat basah dan berat kering sampel. Basis berat basah berarti
kandungan fenol dihitung sebanyak berapa miligram dalam 100 gram sampel
segar, sedangkan perhitungan berdasarkan basis kering berarti kandungan fenol
dihitung sebanyak berapa miligram dalam 100 gram sampel kering. Dari hasil
analisis total fenol dua puluh empat sampel, diketahui bahwa total fenol
terbanyak berdasarkan berat kering terdapat pada daun jambu mete (4418.4
mg) dan terkecil pada mangkokan (227.7 mg). Nilai total fenol dari dua puluh
empat sampel yang dianalisis dapat dilihat pada Tabel 8 dan untuk perhitungan
total fenol pada sampel selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 11.
No Sampel Wet Basis Dry Basis
[ ] (mg / 100 g sampel segar) [ ] (mg/ 100 g sampel kering)
1 Mengkudu 72.72 499.99
2 Mangkokan 40.36 227.74
3 Daun Labu Siam 66.46 498.94
4 Daun Lembayung 112.55 719.83
5 Daun Katuk 138.01 632.66
6 Daun Kemangi 86.89 690.72
7 Daun Pakis 61.56 573.51
8 Daun Pohpohan 121.52 986.69
9 Bunga Pepaya 66.75 601.90
10 Mangkokan Putih 179.88 1016.83
11 Daun Kenikir 342.06 1736.69
12 Daun Kelor 107.00 432.75
13 Daun Kucai 21.01 272.86
14 Daun Jambu Mete 847.41 4418.38
15 Buah Takokak 158.92 790.12
16 Antanan 200.52 1097.23
17 Krokot 82.66 692.69
18 Antanan Beurit 144.81 922.37
19 Daun Ginseng 64.64 790.76
20 Bunga kecombrang 256.99 2511.45
21 Daun Beluntas 742.54 3868.59
22 Bunga Turi 38.43 393.19
23 Terubuk 87.65 754.68
24 Kedondong cina 189.08 1297.72
Tabel 8. Total Fenol Sayuran Indigenous
38
C. ANALISIS ASAM FENOLAT PADA SAYURAN INDIGENOUS
Hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap dua puluh empat jenis
sayuran indigenous Indonesia mengenai kandungan asam fenolat (asam
klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat), didapatkan bahwa sebagian besar
sayuran indigenous Indonesia mengandung asam fenolat terutama asam
klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat. Hanya sebagian kecil yang tidak
mengandung ketiga senyawa asam fenolat tersebut diantaranya yaitu
mengkudu, daun jambu mete, daun beluntas, dan kedondong cina yang hanya
mengandung klorogenat dan asam ferulat, sedangkan daun pakis dan antanan
beurit hanya mengandung klorogenat dan asam kafeat, terakhir bunga turi
hanya mengandung asam ferulat.
Penentuan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat)
pada sampel dengan cara melihat waktu retensi masing-masing senyawa asam
fenolat pada kromatogram sampel kemudian dibandingkan dengan waktu
retensi masing-masing senyawa asam fenolat pada kromatogram standar
campuran.
Perhitungan mengenai kandungan asam fenolat yang terdapat didalam
sampel dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan kurva standar
campuran dan menggunakan eksternal standar campuran. Kedua perhitungan
ini dilakukan untuk mengetahui perhitungan manakah yang lebih efektif dan
lebih baik untuk menghitung kandungan senyawa asam fenolat yang terdapat
didalam sampel. Hasil perhitungan dengan kedua cara perhitungan ini dapat
dilihat pada Tabel 9 dan Tabel 10. Perhitungan asam fenolat pada sampel
didasarkan pada wet basis dan dry basis. Dimana wet basis berarti kandungan
asam fenolat dihitung sebanyak berapa milligram dalam 100 gram sampel
segar dan dry basis berarti kandungan asam fenolat dihitung sebanyak berapa
milligram dalam 100 gram sampel kering. Perbandingan perhitungan dengan
menggunakan kurva standar campuran dan eksternal standar campuran dapat
dilihat pada Tabel 11.
39
Tabel 9. Perhitungan Kandungan Asam Fenolat dengan Kurva Standar Campuran
No Sampel
Wet Basis Dry Basis
[ ] (mg/ 100 g sampel segar) [ ] (mg/ 100 g sampel kering)
Asam klorogenat Asam kafeat Asam ferulat Total Asam Fenolat Asam klorogenat Asam kafeat Asam ferulat Total Asam Fenolat
1 Mengkudu 2.30
0.76 3.06 + 0.09 15.85
5.22 21.07 + 0.60
2 Mangkokan 0.86 1.15 0.24 2.25 + 0.03 4.84 6.51 1.37 12.72 + 0.19
3 Daun Labu Siam 5.80 0.55 0.12 6.47 + 0.12 43.53 4.12 0.93 48.58 + 0.90
4 Daun Lembayung 4.26 2.03 1.38 7.66 + 0.24 27.27 12.95 8.80 49.02 + 1.53
5 Daun Katuk 3.38 1.13 1.10 5.61 + 0.28 15.50 5.18 5.05 25.73 + 1.30
6 Daun Kemangi 0.32 2.03 0.16 2.51 + 0.06 2.58 16.13 1.28 19.98 + 0.50
7 Daun Pakis 2.58 0.47
3.05 + 0.16 24.06 4.35
28.41 + 1.51
8 Daun Pohpohan 17.47 1.11 0.17 18.74 + 0.39 141.84 8.97 1.37 152.18 + 3.19
9 Bunga Pepaya 0.77 1.03 0.75 2.55 + 0.02 6.93 9.31 6.75 22.99 + 0.18
10 Mangkokan Putih 14.13 1.69 0.80 16.62 + 0.47 79.90 9.56 4.51 93.96 + 2.64
11 Daun Kenikir 4.53 3.64 3.14 11.31 + 0.44 23.02 18.48 15.94 57.43 + 2.22
12 Daun Kelor 6.65 2.93 4.41 14.00 + 0.39 26.91 11.85 17.85 56.61 + 1.60
13 Daun Kucai 0.08 0.36 0.10 0.53 + 0.01 1.00 4.63 1.32 6.94 + 0.18
14 Daun Jambu Mete 13.53 2.88 16.41 + 0.32 70.53 15.02 85.55 + 1.66
15 Buah Takokak 33.14 2.56 0.32 36.02 + 1.70 164.76 12.74 1.60 179.11 + 8.46
16 Antanan 9.22 1.19 1.81 12.22 + 0.43 50.47 6.50 9.88 66.85 + 2.37
17 Krokot 5.79 0.54 0.22 6.55 + 0.06 48.48 4.56 1.84 54.89 + 0.51
18 Antanan Beurit 24.27 1.35
25.62 + 0.53 154.58 8.62
163.20 + 3.94
19 Daun Ginseng 0.38 0.41 0.09 0.87 + 0.01 4.68 4.96 1.05 10.68 + 0.17
20 Bunga kecombrang 14.06 0.96 0.13 15.15 + 1.14 137.42 9.37 1.24 148.04 + 11.15
21 Daun Beluntas 19.99 8.65
28.65 + 0.66 104.17 45.09
149.26 + 3.46
22 Bunga Turi
0.10 0.10 + 0.00
0.99 0.99 + 0.02
23 Terubuk 4.17 1.05 0.16 5.37 + 0.15 35.89 9.03 1.34 46.26 + 1.27
24 Kedondong cina 47.02
5.02 52.03 + 1.00 322.68
34.44 357.13 + 6.65
= Tidak Terdeteksi
40
No Sampel
Wet Basis Dry Basis
[ ] (mg/ 100 g sampel segar) [ ] (mg/ 100 g sampel kering)
Asam klorogenat Asam kafeat Asam ferulat Total Asam Fenolat Asam klorogenat Asam kafeat Asam ferulat Total Asam Fenolat
1 Mengkudu 2.56
0.68 3.24 + 0.09 17.58
4.68 22.26 + 0.60
2 Mangkokan 1.17 0.51 0.14 1.82 + 0.03 6.58 2.90 0.79 10.28 + 0.19
3 Daun Labu Siam 6.05 0.10 0.05 6.20 + 0.12 45.40 0.77 0.40 46.57 + 0.90
4 Daun Lembayung 4.54 1.50 1.29 7.34 + 0.24 29.06 9.60 8.28 46.94 + 1.54
5 Daun Katuk 3.76 0.38 0.98 5.12 + 0.29 17.23 1.74 4.51 23.48 + 1.31
6 Daun Kemangi 0.53 1.60 0.09 2.23 + 0.06 4.22 12.76 0.72 17.70 + 0.50
7 Daun Pakis 2.77 0.11
2.88 + 0.16 25.81 0.99
26.80 + 1.53
8 Daun Pohpohan 17.79 0.68 0.10 18.57 + 0.40 144.45 5.51 0.81 150.76 + 3.21
9 Bunga Pepaya 0.95 0.66 0.69 2.30 + 0.02 8.58 5.94 6.22 20.74 + 0.18
10 Mangkokan Putih 14.52 1.07 0.70 16.30 + 0.47 82.10 6.07 3.95 92.12 + 2.65
11 Daun Kenikir 4.88 3.00 3.04 10.92 + 0.44 24.76 15.22 15.44 55.42 + 2.24
12 Daun Kelor 7.09 2.12 4.29 13.50 + 0.40 28.66 8.57 17.36 54.59 + 1.61
13 Daun Kucai 0.21 0.08 0.06 0.35 + 0.01 2.68 1.08 0.75 4.50 + 0.18
14 Daun Jambu Mete 13.91
2.79 16.70 + 0.32 72.55
14.54 87.08 + 1.67
15 Buah Takokak 33.70 1.85 0.21 35.76 + 1.71 167.57 9.21 1.03 177.80 + 8.51
16 Antanan 9.58 0.57 1.71 11.86 + 0.44 52.42 3.11 9.36 64.88 + 2.39
17 Krokot 6.01 0.15 0.16 6.32 + 0.06 50.37 1.26 1.31 52.94 + 0.51
18 Antanan Beurit 24.69 0.82
25.51 + 0.54 157.23 5.25
162.48 + 3.42
19 Daun Ginseng 0.52 0.13 0.04 0.69 + 0.01 6.31 1.57 0.50 8.38 + 0.17
20 Bunga kecombrang 14.32 0.62 0.07 15.01 + 1.15 139.92 6.08 0.71 146.71 + 11.22
21 Daun Beluntas 20.44 8.04
28.48 + 0.67 106.51 41.88
148.39 + 3.48
22 Bunga Turi
0.04 0.04 + 0.00
0.41 0.41 + 0.02
23 Terubuk 4.39 0.65 0.09 5.13 + 0.15 37.76 5.61 0.79 44.16 + 1.28
24 Kedondong cina 47.58
4.95 52.53 + 0.97 326.53
33.97 360.50 + 6.69
Tabel 10. Perhitungan Kandungan Asam Fenolat dengan Eksternal Standar Campuran
= Tidak Terdeteksi
41
No Sampel
Wet Basis Dry Basis
Total Asam Fenolat (mg/100g sampel segar) ∆ (A-B)c) Total Asam Fenolat (mg/100g sampel kering) ∆ (A-B)
c)
Aa)
Bb)
І∆(A-B)Іd)
%e)
Aa)
Bb)
І∆(A-B)Іd)
%e)
1 Mengkudu 3.06 3.24 0.17 5.66 21.07 22.26 1.19 5.66
2 Mangkokan 2.25 1.82 0.43 19.23 12.72 10.28 2.45 19.23
3 Daun Labu Siam 6.47 6.20 0.27 4.15 48.58 46.57 2.01 4.15
4 Daun Lembayung 7.66 7.34 0.33 4.25 49.02 46.94 2.09 4.25
5 Daun Katuk 5.61 5.12 0.49 8.74 25.73 23.48 2.25 8.74
6 Daun Kemangi 2.51 2.23 0.29 11.43 19.98 17.70 2.28 11.43
7 Daun Pakis 3.05 2.88 0.17 5.67 28.41 26.80 1.61 5.67
8 Daun Pohpohan 18.74 18.57 0.17 0.93 152.18 150.76 1.42 0.93
9 Bunga Pepaya 2.55 2.30 0.25 9.78 22.99 20.74 2.25 9.78
10 Mangkokan Putih 16.62 16.30 0.33 1.96 93.96 92.12 1.84 1.96
11 Daun Kenikir 11.31 10.92 0.40 3.51 57.43 55.42 2.02 3.51
12 Daun Kelor 14.00 13.50 0.50 3.56 56.61 54.59 2.01 3.56
13 Daun Kucai 0.53 0.35 0.19 35.11 6.94 4.50 2.44 35.11
14 Daun Jambu Mete 16.41 16.70 0.29 1.79 85.55 87.08 1.53 1.79
15 Buah Takokak 36.02 35.76 0.26 0.73 179.11 177.80 1.30 0.73
16 Antanan 12.22 11.86 0.36 2.95 66.85 64.88 1.97 2.95
17 Krokot 6.55 6.32 0.23 3.54 54.89 52.94 1.94 3.54
18 Antanan Beurit 25.62 25.51 0.11 0.44 163.20 162.48 0.72 0.44
19 Daun Ginseng 0.87 0.69 0.19 21.54 10.68 8.38 2.30 21.54
20 Bunga kecombrang 15.15 15.01 0.14 0.90 148.04 146.71 1.33 0.90
21 Daun Beluntas 28.65 28.48 0.17 0.58 149.26 148.39 0.87 0.58
22 Bunga Turi 0.10 0.04 0.06 58.49 0.99 0.41 0.58 58.49
23 Terubuk 5.37 5.13 0.24 4.54 46.26 44.16 2.10 4.54
24 Kedondong cina 52.03 52.53 0.49 0.95 357.13 360.50 3.38 0.95
Tabel 11. Perbandingan Perhitungan Kandungan Asam Fenolat antara Kurva Standar Campuran dan Eksternal Standar Campuran
Ket : a) A = hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan kurva standar campuran b) B = hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan eksternal standar campuran c) ∆ (A-B) = selisih hasil perhitungan dengan menggunakan kurva standar dan eksternal standar campuran d) І∆(A-B)І = nilai c) (harga mutlak ; diambil nilai yang positif) e) % = persentase nilai d) dibandingkan dengan nilai a)
42
1. Mengkudu
Mengkudu memiliki kadar air sebesar 85.46%, mengandung total
fenol sebanyak 72.72 mg/100 gram sampel segar dan 499.99 mg/100 gram
sampel kering. Pada sampel mengkudu, peak senyawa asam klorogenat
muncul pada menit ke-2.28 dan asam ferulat pada menit ke-7.35. Sedangkan
senyawa asam kafeat tidak terkandung di dalam sampel mengkudu. Hasil
kromatogram ekstrak sampel mengkudu dengan analisis HPLC dapat dilihat
pada Gambar 18. Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu
retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel
yang telah ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah
ko-kromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat
dilihat pada Gambar 19. Gambar 19 menunjukkan bahwa peak yang
terbentuk pada ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini
terjadi karena adanya penambahan standar campuran kedalam sampel.
Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam ekstrak mengkudu dapat
ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi,
dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan
luasan area antara ekstrak mengkudu, standar campuran, dan ekstrak
mengkudu dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 12.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel mengkudu berdasarkan perhitungan kurva standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 2.30 mg dan asam ferulat yaitu 0.76 mg. Total
asam fenolat untuk sampel mengkudu yaitu 3.06 mg. Dry basis (per 100
gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 15.85 mg dan asam ferulat
yaitu 5.22 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel mengkudu yaitu
21.07 mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel mengkudu berdasarkan perhitungan eksternal standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 2.56 mg dan asam ferulat yaitu 0.68 mg,
sehingga total asam fenolat untuk sampel mengkudu yaitu 3.24 mg.
43
Gambar 18. Kromatogram ekstrak mengkudu dengan analisis HPLC
Gambar 19. Ko-kromatogram ekstrak mengkudu dengan standar campuran
Tabel 12. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Mengkudu
Komponen
Asam Fenolat
Area pada
ekstrak
mengkudu
(mAU)
Area pada
standar
campuran
(mAU)
Area pada
ekstrak
mengkudu
dengan standar
campuran (mAU)
Asam klorogenat 1324 26285 18956
Asam kafeat 55941 31302
Asam ferulat 717 55252 33700
44
Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 17.58 mg
dan asam ferulat yaitu 4.68 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel
mengkudu yaitu 22.26 mg.
2. Mangkokan
Mangkokan memiliki kadar air sebesar 82.28%, mengandung total
fenol sebanyak 40.36 mg/100 gram sampel segar dan 227.74 mg/100 gram
sampel kering. Pada sampel mangkokan, peak senyawa asam klorogenat
muncul pada menit ke-2.13, asam kafeat pada menit ke-2.85, dan asam
ferulat pada menit ke-7.06. Hasil kromatogram ekstrak sampel mangkokan
dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 20. Untuk memastikan
lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang
dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar
campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil ko-
kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 21. Gambar
21 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram
mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan
standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi
dalam sampel mangkokan dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan
munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada
ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak mangkokan,
standar campuran, dan ekstrak mangkokan dengan standar campuran dapat
dilihat pada Tabel 13.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel mangkokan berdasarkan perhitungan kurva standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 0.86 mg, asam kafeat yaitu 1.15 mg, dan
asam ferulat yaitu 0.24 mg. Total asam fenolat untuk sampel mangkokan
yaitu 2.25 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat
yaitu 4.84 mg, asam kafeat yaitu 6.51 mg, dan asam ferulat yaitu 1.37 mg,
sehingga total asam fenolat untuk sampel mangkokan yaitu 12.72 mg.
45
Gambar 21. Ko-kromatogram ekstrak mangkokan dengan standar campuran
Tabel 13. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Mangkokan
Komponen
Asam Fenolat
Area pada
ekstrak
mangkokan
(mAU)
Area pada
standar
campuran
(mAU)
Area pada ekstrak
mangkokan dengan
standar campuran
(mAU)
Asam klorogenat 489 26285 16965
Asam kafeat 457 55941 29797
Asam ferulat 123 55252 30865
Gambar 20. Kromatogram ekstrak mangkokan dengan analisis HPLC
46
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel mangkokan berdasarkan perhitungan eksternal standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 1.17 mg, asam kafeat yaitu 0.51 mg, dan asam
ferulat yaitu 0.14 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel mangkokan
yaitu 1.82 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat
yaitu 6.58 mg, asam kafeat yaitu 2.90 mg, dan asam ferulat yaitu 0.79 mg,
sehingga total asam fenolat untuk sampel mangkokan yaitu 10.28 mg.
Mangkokan memiliki kandungan total fenol paling rendah.
3. Daun Labu Siam
Daun labu siam memiliki kadar air sebesar 86.68 %, mengandung
total fenol sebanyak 66.46 mg/100 gram sampel segar dan 498.94 mg/100
gram sampel kering. Pada sampel daun labu siam, peak senyawa asam
klorogenat muncul pada menit ke- 2.25, asam kafeat pada menit ke- 3.07,
dan asam ferulat pada menit ke- 7.21. Hasil kromatogram ekstrak sampel
daun labu siam dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 22. Untuk
memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam
fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah
ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-
kromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat
pada Gambar 23. Gambar 23 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada
ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena
adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan
komponen yang diidentifikasi dalam sampel daun labu siam dapat
ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi,
dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan
luasan area antara ekstrak daun labu siam, standar campuran, dan ekstrak
daun labu siam dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 14.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun labu siam berdasarkan perhitungan kurva standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
47
Gambar 22. Kromatogram ekstrak daun labu siam dengan analisis HPLC
Gambar 23. Ko-kromatogram ekstrak labu siam dengan standar campuran
Tabel 14. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Labu Siam
Komponen
Asam Fenolat
Area pada
ekstrak daun
labu siam
(mAU)
Area pada
standar
campuran
(mAU)
Area pada ekstrak
daun labu siam
dengan standar
campuran (mAU)
Asam klorogenat 3599 26285 18488
Asam kafeat 131 55941 30152
Asam ferulat 67 55252 30919
48
segar), asam klorogenat yaitu 5.80 mg, asam kafeat yaitu 0.55 mg, dan
asam ferulat yaitu 0.12 mg. Total asam fenolat untuk sampel daun labu siam
yaitu 6.47 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat
yaitu 43.53 mg, asam kafeat yaitu 4.12 mg, dan asam ferulat yaitu 0.93 mg,
sehingga total asam fenolat untuk sampel daun labu siam yaitu 48.58 mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun labu siam berdasarkan perhitungan eksternal
standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram
sampel segar), asam klorogenat yaitu 6.05 mg, asam kafeat yaitu 0.10 mg,
dan asam ferulat yaitu 0.05 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel
daun labu siam yaitu 6.20 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering),
asam klorogenat yaitu 45.40 mg, asam kafeat yaitu 0.77 mg, dan asam
ferulat yaitu 0.40 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun labu
siam yaitu 46.57mg.
Daun labu siam memiliki kandungan senyawa asam kafeat dan asam
ferulat terendah dibandingkan dengan sampel lainnya yaitu asam kafeat 4.12
mg/100 gram sampel kering dan asam ferulat 0.93 mg/100 gram sampel
kering. Akan tetapi dalam penelitiannya Rahmat (2009) daun labu siam
memiliki kandungan senyawa myricetin tertinggi dibandingkan dengan
sampel yang lainnya yaitu 69.40 mg/100 gram sampel kering. Oleh karena
itu daun labu siam sangat baik sebagai sumber myricetin.
4. Daun Lembayung
Daun Lembayung memiliki kadar air sebesar 84.36 %, mengandung
total fenol sebanyak 112.55 mg/100 gram sampel segar dan 719.83 mg/100
gram sampel kering. Pada sampel daun lembayung, peak senyawa asam
klorogenat muncul pada menit ke- 2.13, asam kafeat pada menit ke- 2.77,
dan asam ferulat pada menit ke- 6.80. Hasil kromatogram ekstrak sampel
daun lembayung dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 24.
Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa
49
Gambar 25. Ko-kromatogram ekstrak daun lembayung dengan standar
campuran
Tabel 15. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Lembayung
Komponen
Asam Fenolat
Area pada
ekstrak daun
lembayung
(mAU)
Area pada
standar
campuran
(mAU)
Area pada ekstrak
daun lembayung
dengan standar
campuran (mAU)
Asam klorogenat 2292 26285 16457
Asam kafeat 1618 55941 28675
Asam ferulat 1402 55252 30596
Gambar 24. Kromatogram ekstrak daun lembayung dengan analisis HPLC
50
asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah
ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-
kromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat
pada Gambar 25. Gambar 25 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada
ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena
adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan
komponen yang diidentifikasi dalam sampel daun kacang panjang dapat
ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi,
dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan
luasan area antara ekstrak daun lembayung, standar campuran, dan ekstrak
daun lembayung dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 15.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun lembayung berdasarkan perhitungan kurva
standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram
sampel segar), asam klorogenat yaitu 4.26 mg, asam kafeat yaitu 2.02 mg,
dan asam ferulat yaitu 1.38 mg. Total asam fenolat untuk sampel daun
lembayung yaitu 7.66 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam
klorogenat yaitu 27.27 mg, asam kafeat yaitu 12.95 mg, dan asam ferulat
yaitu 8.80 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun lembayung
yaitu 49.02 mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun lembayung berdasarkan perhitungan eksternal
standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram
sampel segar), asam klorogenat yaitu 4.54 mg, asam kafeat yaitu 1.50 mg,
dan asam ferulat yaitu 1.29 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel
daun lembayung yaitu 7.34 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering),
asam klorogenat yaitu 29.06 mg, asam kafeat yaitu 9.60 mg, dan asam
ferulat yaitu 8.28 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun
lembayung yaitu 46.94 mg.
Kandungan senyawa asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan
asam ferulat) pada sampel daun lembayung tidak begitu tinggi. Daun
lembayung lebih baik sebagai sumber apigenin karena kandungan senyawa
51
apigeninnya yang tinggi yaitu 114.81 mg/100 gram sampel kering
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rahmat (2009).
5. Daun Katuk
Daun katuk memiliki kadar air sebesar 78.19 %, mengandung total
fenol sebanyak 138.01 mg/100 gram sampel segar dan 632.66 mg/100 gram
sampel kering. Pada sampel daun katuk, peak senyawa asam klorogenat
muncul pada menit ke- 2.30, asam kafeat pada menit ke- 2.98, dan asam
ferulat pada menit ke- 7.29. Hasil kromatogram ekstrak sampel daun katuk
dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 26. Untuk memastikan
lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang
dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar
campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil ko-
kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 27. Gambar
27 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram
mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan
standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi
dalam sampel daun katuk dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan
munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada
ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak daun katuk,
standar campuran, dan ekstrak daun katuk dengan standar campuran dapat
dilihat pada Tabel 16.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun katuk berdasarkan perhitungan kurva standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 3.38 mg, asam kafeat yaitu 1.13 mg, dan
asam ferulat yaitu 1.10 mg. Total asam fenolat untuk sampel daun katuk
yaitu 5.61 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat
yaitu 15.50 mg, asam kafeat yaitu 5.18 mg, dan asam ferulat yaitu 5.05 mg,
sehingga total asam fenolat untuk sampel daun katuk yaitu 25.73 mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun katuk berdasarkan perhitungan eksternal standar
52
Gambar 26. Kromatogram ekstrak daun katuk dengan analisis HPLC
Gambar 27. Ko-kromatogram ekstrak daun katuk dengan standar campuran
Tabel 16. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Katuk
Komponen
Asam Fenolat
Area pada
ekstrak daun
katuk (mAU)
Area pada
standar
campuran
(mAU)
Area pada ekstrak
daun katuk dengan
standar campuran
(mAU)
Asam klorogenat 1255 26285 17470
Asam kafeat 302 55941 29116
Asam ferulat 754 55252 30158
53
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 3.76 mg, asam kafeat yaitu 0.38 mg, dan asam
ferulat yaitu 0.98 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun katuk
yaitu 5.12 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat
yaitu 17.23 mg, asam kafeat yaitu 1.74 mg, dan asam ferulat yaitu 4.51 mg,
sehingga total asam fenolat untuk sampel daun katuk yaitu 23.48 mg.
Daun katuk memiliki kandungan senyawa asam klorogenat, asam
kafeat, dan asam ferulat yang tidak begitu tinggi dibandingkan sampel yang
lainnya. Akan tetapi daun katuk memiliki kandungan senyawa kaempferol
yang tinggi dibandingkan sampel sayuran yang lainnya yaitu 805.48 mg/100
gram sampel kering berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Batari
(2007). Dengan demikian daun katuk lebih baik sebagai sumber senyawa
kaempferol.
6. Daun Kemangi
Daun kemangi memiliki kadar air sebesar 87.42 %, mengandung total
fenol sebanyak 86.89 mg/100 gram sampel segar dan 690.72 mg/100 gram
sampel kering. Pada sampel daun kemangi, peak senyawa asam klorogenat
muncul pada menit ke- 2.14, asam kafeat pada menit ke- 2.97, dan asam
ferulat pada menit ke- 7.13. Hasil kromatogram ekstrak sampel daun
kemangi dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 28. Untuk
memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam
fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah
ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-
kromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat
pada Gambar 29. Gambar 29 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada
ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena
adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan
komponen yang diidentifikasi dalam sampel daun kemangi dapat ditentukan
dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi, dan
perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram.
54
Gambar 29. Ko-kromatogram ekstrak daun kemangi dengan standar campuran
Tabel 17. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Kemangi
Komponen Asam
Fenolat
Area pada
ekstrak daun
kemangi (mAU)
Area pada
standar
campuran
(mAU)
Area pada ekstrak
daun kemangi
dengan standar
campuran (mAU)
Asam klorogenat 323 26285 16222
Asam kafeat 2004 55941 29741
Asam ferulat 107 55252 30534
Gambar 28. Kromatogram ekstrak daun kemangi dengan analisis HPLC
55
Perbandingan luasan area antara ekstrak daun kemangi, standar campuran,
dan ekstrak daun kemangi dengan standar campuran dapat dilihat pada
Tabel 17.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun kemangi berdasarkan perhitungan kurva standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 0.32 mg, asam kafeat yaitu 2.03 mg, dan
asam ferulat yaitu 0.16 mg. Total asam fenolat untuk sampel daun kemangi
yaitu 2.51 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat
yaitu 2.58 mg, asam kafeat yaitu 16.13 mg, dan asam ferulat yaitu 1.28 mg,
sehingga total asam fenolat untuk sampel daun kemangi yaitu 19.98 mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun kemangi berdasarkan perhitungan eksternal
standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram
sampel segar), asam klorogenat yaitu 0.53 mg, asam kafeat yaitu 1.60 mg,
dan asam ferulat yaitu 0.09 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel
daun kemangi yaitu 2.23 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam
klorogenat yaitu 4.22 mg, asam kafeat yaitu 12.76 mg, dan asam ferulat
yaitu 0.72 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun kemangi yaitu
17.70 mg.
Selain mengandung semua asam fenolat (asam klorogenat, asam
kafeat, dan asam ferulat) daun kemangi juga memiliki kandungan senyawa
luteolin yang tinggi yaitu 20.49 mg/100 gram sampel kering berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Batari (2007).
7. Daun Pakis
Daun pakis memiliki kadar air sebesar 89.27 %, mengandung total
fenol sebanyak 61.56 mg/100 gram sampel segar dan 573.51 mg/100 gram
sampel kering. Pada sampel daun pakis, peak senyawa asam klorogenat
muncul pada menit ke- 2.07 dan asam kafeat pada menit ke- 2.91. Hasil
kromatogram ekstrak sampel daun pakis dengan analisis HPLC dapat dilihat
pada Gambar 30. Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu
56
Gambar 31. Ko-kromatogram ekstrak daun pakis dengan standar campuran
Tabel 18. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Pakis
Komponen
Asam Fenolat
Area pada
ekstrak
daun pakis
(mAU)
Area pada
standar
campuran
(mAU)
Area pada
ekstrak daun
pakis dengan
standar
campuran (mAU)
Asam klorogenat 323 26285 16222
Asam kafeat 2004 55941 29741
Asam ferulat 107 55252 30534
Gambar 30. Kromatogram ekstrak daun pakis dengan analisis HPLC
57
retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel
yang telah ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah
ko-kromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat
dilihat pada Gambar 31. Gambar 31 menunjukkan bahwa peak yang
terbentuk pada ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini
terjadi karena adanya penambahan standar campuran kedalam sampel.
Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam sampel daun pakis dapat
ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi,
dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan
luasan area antara ekstrak daun pakis, standar campuran, dan ekstrak daun
pakis dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 18.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun pakis berdasarkan perhitungan kurva standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 2.58 mg dan asam kafeat yaitu 0.47 mg. Total
asam fenolat untuk sampel daun pakis yaitu 3.05 mg. Dry basis (per 100
gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 24.06 mg dan asam kafeat
yaitu 4.35 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun pakis yaitu
28.41 mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun pakis berdasarkan perhitungan eksternal standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 2.77 mg dan asam kafeat yaitu 0.11 mg,
sehingga total asam fenolat untuk sampel daun pakis yaitu 2.88 mg. Dry
basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 25.81 mg dan
asam kafeat yaitu 0.99 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun
pakis yaitu 26.80 mg.
8. Daun Pohpohan
Daun pohpohan memiliki kadar air sebesar 87.68 %, mengandung
total fenol sebanyak 121.51 mg/100 gram sampel segar dan 986.69 mg/100
gram sampel kering. Pada sampel daun pohpohan, peak senyawa asam
58
klorogenat muncul pada menit ke- 2.26, asam kafeat pada menit ke- 2.95,
dan asam ferulat pada menit ke- 7.08. Hasil kromatogram ekstrak sampel
daun pohpohan dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 32. Untuk
memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam
fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah
ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-
kromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat
pada Gambar 33. Gambar 33 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada
ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena
adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan
komponen yang diidentifikasi dalam sampel daun pohpohan dapat
ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi,
dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan
luasan area antara ekstrak daun pohpohan, standar campuran, dan ekstrak
daun pohpohan dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 19.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun pohpohan berdasarkan perhitungan kurva standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 17.47 mg, asam kafeat yaitu 1.10 mg, dan
asam ferulat yaitu 0.17 mg. Total asam fenolat untuk sampel daun pohpohan
yaitu 18.74 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat
yaitu 141.84 mg, asam kafeat yaitu 8.97 mg, dan asam ferulat yaitu 1.37
mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun pohpohan yaitu 152.18
mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun pohpohan berdasarkan perhitungan eksternal
standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram
sampel segar), asam klorogenat yaitu 17.79 mg, asam kafeat yaitu 0.68 mg,
dan asam ferulat yaitu 0.100 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel
daun pohpohan yaitu 18.57 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering),
asam klorogenat yaitu 144.45 mg, asam kafeat yaitu 5.51 mg, dan asam
59
Gambar 32. Kromatogram ekstrak daun pohpohan dengan analisis HPLC
Gambar 33. Ko-kromatogram ekstrak daun pohpohan dengan standar campuran
Tabel 19. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Pohpohan
Komponen Asam
Fenolat
Area pada
ekstrak daun
pohpohan
(mAU)
Area pada
standar
campuran
(mAU)
Area pada ekstrak
daun pohpohan
dengan standar
campuran (mAU)
Asam klorogenat 10473 26285 20508
Asam kafeat 887 55941 30101
Asam ferulat 122 55252 30421
60
ferulat yaitu 0.81 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun
pohpohan yaitu 150.76 mg.
9. Bunga Pepaya
Bunga pepaya memiliki kadar air sebesar 88.91 %, mengandung total
fenol sebanyak 66.75 mg/100 gram sampel segar dan 601.90 mg/100 gram
sampel kering. Pada sampel bunga pepaya, peak senyawa asam klorogenat
muncul pada menit ke- 2.04, asam kafeat pada menit ke- 2.95, dan asam
ferulat pada menit ke- 7.38. Hasil kromatogram ekstrak sampel bunga
pepaya dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 34. Untuk
memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam
fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah
ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-
kromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat
pada Gambar 35. Gambar 35 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada
ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena
adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan
komponen yang diidentifikasi dalam sampel bunga pepaya dapat ditentukan
dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi, dan
perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan
luasan area antara ekstrak bunga pepaya, standar campuran, dan ekstrak
bunga pepaya dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 20.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel bunga pepaya berdasarkan perhitungan kurva standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 0.77 mg, asam kafeat yaitu 1.03 mg, dan asam
ferulat yaitu 0.75 mg. Total asam fenolat untuk sampel bunga pepaya yaitu
2.55 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu
6.93 mg, asam kafeat yaitu 9.31 mg, dan asam ferulat yaitu 6.75 mg,
sehingga total asam fenolat untuk sampel bunga pepaya yaitu 22.99 mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel bunga pepaya berdasarkan perhitungan eksternal
61
Gambar 34. Kromatogram ekstrak bunga pepaya dengan analisis HPLC
Gambar 35. Ko-kromatogram ekstrak bunga pepaya dengan standar campuran
Tabel 20. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Bunga Pepaya
Komponen Asam
Fenolat
Area pada
ekstrak bunga
pepaya (mAU)
Area pada
standar
campuran
(mAU)
Area pada ekstrak
bunga pepaya
dengan standar
campuran (mAU)
Asam klorogenat 660 26285 17440
Asam kafeat 969 55941 30084
Asam ferulat 1049 55252 32303
62
standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram
sampel segar), asam klorogenat yaitu 0.95 mg, asam kafeat yaitu 0.66 mg,
dan asam ferulat yaitu 0.69 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel
bunga pepaya yaitu 2.30 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam
klorogenat yaitu 8.58 mg, asam kafeat yaitu 5.94 mg, dan asam ferulat yaitu
6.22 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel bunga pepaya yaitu
20.74 mg.
10. Mangkokan Putih
Mangkokan putih memiliki kadar air sebesar 82.31%, mengandung
total fenol sebanyak 179.88 mg/100 gram sampel segar dan 1016.83 mg/100
gram sampel kering. Pada sampel mangkokan putih, peak senyawa asam
klorogenat muncul pada menit ke- 2.16, asam kafeat pada menit ke- 3.07,
dan asam ferulat pada menit ke- 7.22. Hasil kromatogram ekstrak sampel
mangkokan putih dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 36.
Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa
asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah
ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-
kromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat
pada Gambar 37. Gambar 37 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada
ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena
adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan
komponen yang diidentifikasi dalam sampel mangkokan putih dapat
ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi,
dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan
luasan area antara ekstrak mangkokan putih, standar campuran, dan ekstrak
mangkokan putih dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 21.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel mangkokan putih berdasarkan perhitungan kurva
standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram
sampel segar), asam klorogenat yaitu 14.13 mg, asam kafeat yaitu 1.69 mg,
dan asam ferulat yaitu 0.80 mg. Total asam fenolat sampel mangkokan putih
63
Gambar 36. Kromatogram ekstrak mangkokan putih dengan analisis HPLC
Gambar 37. Ko-kromatogram ekstrak mangkokan putih dengan standar
campuran
Tabel 21. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Mangkokan Putih
Komponen
Asam Fenolat
Area pada
ekstrak
mangkokan
putih (mAU)
Area pada
standar
campuran
(mAU)
Area pada ekstrak
mangkokan putih
dengan standar
campuran (mAU)
Asam klorogenat 5951 26285 21130
Asam kafeat 935 55941 31163
Asam ferulat 566 55252 34571
64
yaitu 16.62 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat
yaitu 79.90 mg, asam kafeat yaitu 9.56 mg, dan asam ferulat yaitu 4.51 mg,
sehingga total asam fenolat untuk sampel mangkokan putih yaitu 93.96 mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel mangkokan putih berdasarkan perhitungan eksternal
standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram
sampel segar), asam klorogenat yaitu 14.52 mg, asam kafeat yaitu 1.07 mg,
dan asam ferulat yaitu 0.70 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel
mangkokan putih yaitu 16.30 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering),
asam klorogenat yaitu 82.10 mg, asam kafeat yaitu 6.07 mg, dan asam
ferulat yaitu 3.95 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel mangkokan
putih yaitu 92.12 mg.
11. Kenikir
Kenikir memiliki kadar air sebesar 80.30 %, mengandung total fenol
sebanyak 342.06 mg/100 gram sampel segar dan 1736.70 mg/100 gram
sampel kering. Pada sampel kenikir, peak senyawa asam klorogenat muncul
pada menit ke- 2.15, asam kafeat pada menit ke- 2.75, dan asam ferulat pada
menit ke- 6.93. Hasil kromatogram ekstrak sampel kenikir dengan analisis
HPLC dapat dilihat pada Gambar 38. Untuk memastikan lebih jauh benar
atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka
dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran,
hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil ko-kromatogram
dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 39. Gambar 39
menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami
perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar
campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam
sampel kenikir dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya
peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-
kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak kenikir, standar
campuran, dan ekstrak kenikir dengan standar campuran dapat dilihat pada
Tabel 22.
65
Gambar 38. Kromatogram ekstrak kenikir dengan analisis HPLC
Gambar 39. Ko-kromatogram ekstrak kenikir dengan standar campuran
Tabel 22. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Kenikir
Komponen
Asam Fenolat
Area pada
ekstrak
kenikir
(mAU)
Area pada
standar
campuran
(mAU)
Area pada ekstrak
kenikir dengan
standar campuran
(mAU)
Asam klorogenat 1872 26285 17258
Asam kafeat 2404 55941 29598
Asam ferulat 2454 55252 30211
66
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel kenikir berdasarkan perhitungan kurva standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 4.53 mg, asam kafeat yaitu 3.64 mg, dan asam
ferulat yaitu 3.14 mg. Total asam fenolat untuk sampel kenikir yaitu 11.31
mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 23.02
mg, asam kafeat yaitu 18.48 mg, dan asam ferulat yaitu 15.93 mg, sehingga
total asam fenolat untuk sampel kenikir yaitu 57.43 mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel kenikir berdasarkan perhitungan eksternal standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 4.88 mg, asam kafeat yaitu 3.00 mg, dan asam
ferulat yaitu 3.04 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel kenikir
yaitu 10.91 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat
yaitu 24.76 mg, asam kafeat yaitu 15.22 mg, dan asam ferulat yaitu 15.44
mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel kenikir yaitu 55.426 mg.
Daun kenikir memiliki kandungan asam kafeat tertinggi kedua setelah
daun beluntas. Kandungan senyawa asam kafeatnya yaitu 18.48 mg/100
gram sampel kering. Oleh karena itu daun kenikir juga bisa menjadi sumber
asam kafeat.
12. Daun Kelor
Daun kelor memiliki kadar air sebesar 75.27 %, mengandung total
fenol sebanyak 107.00 mg/100 gram sampel segar dan 432.75 mg/100 gram
sampel kering. Pada sampel daun kelor, peak senyawa asam klorogenat
muncul pada menit ke- 2.13, asam kafeat pada menit ke- 3.20, dan asam
ferulat pada menit ke- 7.22. Hasil kromatogram ekstrak sampel daun kelor
dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 40. Untuk memastikan
lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang
dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar
campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil ko-
kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 41.
67
Gambar 40. Kromatogram ekstrak daun kelor dengan analisis HPLC
Tabel 23. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Kelor
Komponen
Asam Fenolat
Area pada
ekstrak daun
kelor (mAU)
Area pada
standar
campuran
(mAU)
Area pada ekstrak
daun kelor dengan
standar campuran
(mAU)
Asam klorogenat 2218 26285 16623
Asam kafeat 1385 55941 30153
Asam ferulat 2778 55252 30353
Gambar 41. Ko-kromatogram ekstrak daun kelor dengan standar campuran
68
Gambar 41 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram
mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan
standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi
dalam sampel daun kelor dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan
munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada
ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak daun kelor,
standar campuran, dan ekstrak daun kelor dengan standar campuran dapat
dilihat pada Tabel 23.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun kelor berdasarkan perhitungan kurva standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 6.65 mg, asam kafeat yaitu 2.93 mg, dan asam
ferulat yaitu 4.41 mg. Total asam fenolat untuk sampel daun kelor yaitu
14.00 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu
26.91 mg, asam kafeat yaitu 11.85 mg, dan asam ferulat yaitu 17.85 mg,
sehingga total asam fenolat untuk sampel daun kelor yaitu 56.61 mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun kelor berdasarkan perhitungan eksternal standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 7.09 mg, asam kafeat yaitu 2.12 mg, dan asam
ferulat yaitu 4.29 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun kelor
yaitu 13.50 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat
yaitu 28.66 mg, asam kafeat yaitu 8.57 mg, dan asam ferulat yaitu 17.36 mg,
sehingga total asam fenolat untuk sampel daun kelor yaitu 54.59 mg.
Daun kelor memiliki kandungan asam ferulat tertinggi kedua setelah
kedondong cina yaitu 17.85 mg/100 gram sampel kering.
13. Daun Kucai
Daun kucai memiliki kadar air sebesar 92.30 %, mengandung total
fenol sebanyak 21.01 mg/100 gram sampel segar dan 272.86 mg/100 gram
sampel kering. Pada sampel daun kucai, peak senyawa asam klorogenat
muncul pada menit ke- 2.04, asam kafeat pada menit ke- 2.99, dan asam
69
ferulat pada menit ke- 7.16. Hasil kromatogram ekstrak sampel daun kucai
dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 42. Untuk memastikan
lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang
dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar
campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil ko-
kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 43. Gambar
43 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram
mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan
standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi
dalam sampel daun kucai dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan
munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada
ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak daun kucai,
standar campuran, dan ekstrak daun kucai dengan standar campuran dapat
dilihat pada Tabel 24.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun kucai berdasarkan perhitungan kurva standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 0.077 mg, asam kafeat yaitu 0.36 mg, dan
asam ferulat yaitu 0.10 mg. Total asam fenolat untuk sampel daun kucai
yaitu 0.53 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat
yaitu 0.99 mg, asam kafeat yaitu 4.6308 mg, dan asam ferulat yaitu 1.32
mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun kucai yaitu 6.94 mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun kucai berdasarkan perhitungan eksternal standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 0.21 mg, asam kafeat yaitu 0.08 mg, dan asam
ferulat yaitu 0.06 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun kucai
yaitu 0.35 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat
yaitu 2.68 mg, asam kafeat yaitu 1.08 mg, dan asam ferulat yaitu 0.75 mg,
sehingga total asam fenolat untuk sampel daun kucai yaitu 4.50 mg.
Daun kucai memiliki kandungan asam klorogenat paling rendah
dibandingkan dengan sampel yang lainnya yaitu sebesar 0.077 mg/100 gram
70
Gambar 42. Kromatogram ekstrak daun kucai dengan analisis HPLC
Gambar 43. Ko-kromatogram ekstrak daun kucai dengan standar campuran
Tabel 24. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Kucai
Komponen
Asam Fenolat
Area pada
ekstrak daun
kucai (mAU)
Area pada
standar
campuran
(mAU)
Area pada ekstrak
daun kucai dengan
standar campuran
(mAU)
Asam klorogenat 191 26285 16437
Asam kafeat 173 55941 28579
Asam ferulat 104 55252 29984
71
sampel kering. Dengan demikian daun kucai kurang baik jika dikonsumsi
sebagai sumber asam klorogenat.
14. Daun Jambu Mete
Daun jambu mete memiliki kadar air sebesar 80.82 %, mengandung
total fenol sebanyak 847.4081 mg/100 gram sampel segar dan 4418.38
mg/100 gram sampel kering. Pada sampel daun jambu mete, peak senyawa
asam klorogenat muncul pada menit ke- 2.11 dan asam ferulat pada menit
ke- 7.28. Hasil kromatogram ekstrak sampel daun jambu mete dengan
analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 44. Untuk memastikan lebih jauh
benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis
maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran,
hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil ko-kromatogram
dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 45. Gambar 45
menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami
perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar
campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam
sampel daun jambu mete dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan
munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada
ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak daun jambu mete,
standar campuran, dan ekstrak daun jambu mete dengan standar campuran
dapat dilihat pada Tabel 25.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun jambu mete berdasarkan perhitungan kurva
standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram
sampel segar), asam klorogenat yaitu 13.53 mg dan asam ferulat yaitu 2.88
mg. Total asam fenolat untuk sampel daun jambu mete yaitu 16.41 mg. Dry
basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 70.53 mg dan
asam ferulat yaitu 15.02 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun
jambu mete yaitu 85.55 mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun jambu mete berdasarkan perhitungan eksternal
72
Gambar 44. Kromatogram ekstrak daun jambu mete dengan analisis HPLC
Tabel 25. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Jambu Mete
Komponen
Asam Fenolat
Area pada
ekstrak jambu
mete (mAU)
Area pada
standar
campuran
(mAU)
Area pada ekstrak
jambu mete dengan
standar campuran
(mAU)
Asam klorogenat 5594 26285 19429
Asam kafeat 55941 39253
Asam ferulat 2577 55252 32366
Gambar 45. Ko-kromatogram ekstrak daun jambu mete dengan standar campuran
73
standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram
sampel segar), asam klorogenat yaitu 13.91 mg asam ferulat yaitu 2.79 mg,
sehingga total asam fenolat untuk sampel daun jambu mete yaitu 16.70 mg.
Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 72.55 mg
dan asam ferulat yaitu 14.54 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel
daun jambu mete yaitu 87.08 mg.
Daun jambu mete memiliki kandungan total fenol tertinggi diantara
sampel yang lainnya yaitu 4418.38 mg/100 gram sampel kering. Sandrasari
(2009) dalam penelitiannya mengenai kaitan antioksidan dengan total fenol
pada ekstrak sayuran indigenous Indonesia menyatakan bahwa semakin
tinggi total fenol pada ekstrak sayuran maka semakin tinggi kapasitas
antioksidannya, semakin tinggi pula kemampuan sebagai radikal scavenger,
kemampuan mereduksi, dan kemampuannya dalam menghambat oksidasi
lipid lanjut. Total fenol yang sangat tinggi ini menunjukkan bahwa pada
sampel daun jambu mete masih banyak terdapat senyawa antioksidan yang
lain selain asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat).
Berdasarkan penelitian Rahmat (2009) menyatakan bahwa jambu mete
memiliki kandungan senyawa quercetin paling tinggi dibandingkan dengan
sampel lainnya yaitu 573.07 mg/100 gram sampel kering.
15. Buah Takokak
Buah Takokak memiliki kadar air sebesar 79.89 %, mengandung total
fenol sebanyak 158.92 mg/100 gram sampel segar dan 790.12 mg/100 gram
sampel kering. Pada sampel buah takokak, peak senyawa asam klorogenat
muncul pada menit ke- 2.16, asam kafeat pada menit ke- 3.07, dan asam
ferulat pada menit ke- 7.28. Hasil kromatogram ekstrak sampel buah
takokak dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 46. Untuk
memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam
fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah
ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-
kromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat
pada Gambar 47.
74
Gambar 46. Kromatogram ekstrak buah takokak dengan analisis HPLC
Gambar 47. Ko-kromatogram ekstrak buah takokak dengan standar campuran
Tabel 26. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Buah Takokak
Komponen
Asam Fenolat
Area pada
ekstrak buah
takokak
(mAU)
Area pada
standar
campuran
(mAU)
Area pada ekstrak
buah takokak
dengan standar
campuran (mAU)
Asam klorogenat 11765 26285 23292
Asam kafeat 1358 55941 29844
Asam ferulat 171 55252 30125
75
Gambar 47 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram
mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan
standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi
dalam sampel buah takokak dapat ditentukan dari peak yang terbentuk,
urutan munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi
pada ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak buah
takokak, standar campuran, dan ekstrak buah takokak dengan standar
campuran dapat dilihat pada Tabel 26.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel buah takokak berdasarkan perhitungan kurva standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 33.14 mg, asam kafeat yaitu 2.56 mg, dan
asam ferulat yaitu 0.32 mg. Total asam fenolat untuk sampel buah takokak
yaitu 36.02 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat
yaitu 164.76 mg, asam kafeat yaitu 12.74 mg, dan asam ferulat yaitu 1.60
mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel buah takokak yaitu 179.11
mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel bauh takokak berdasarkan perhitungan eksternal
standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram
sampel segar), asam klorogenat yaitu 33.70 mg, asam kafeat yaitu 1.852 mg,
asam ferulat yaitu 0.21 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel buah
takokak yaitu 35.76 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam
klorogenat yaitu 167.57 mg, asam kafeat yaitu 9.21 mg, dan asam ferulat
yaitu 1.03 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel buah takokak yaitu
177.80 mg.
Buah takokak memiliki kandungan total asam fenolat tertinggi kedua
setelah kedondong cina. Kandungan total asam fenolatnya sebesar 179.11
mg/100 gram sampel kering. Dengan demikian buah takokak dapat menjadi
salah satu alternatif sebagai sumber asam fenolat untuk kebutuhan tubuh
manusia. Adanya asam fenolat yang tinggi dapat berfungsi sebagai
antioksidan dalam tubuh.
76
16. Antanan
Antanan memiliki kadar air sebesar 81.72 %, mengandung total fenol
sebanyak 200.52 mg/100 gram sampel segar dan 1097.23 mg/100 gram
sampel kering. Pada sampel antanan, peak senyawa asam klorogenat muncul
pada menit ke- 2.11, asam kafeat pada menit ke- 2.96, dan asam ferulat pada
menit ke-7.15. Hasil kromatogram ekstrak sampel antanan dengan analisis
HPLC dapat dilihat pada Gambar 48. Untuk memastikan lebih jauh benar
atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka
dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran,
hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil ko-kromatogram
dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 49. Gambar 49
menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami
perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar
campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam
sampel antanan dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan
munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada
ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak antanan, standar
campuran, dan ekstrak antanan dengan standar campuran dapat dilihat pada
Tabel 27.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel antanan berdasarkan perhitungan kurva standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 9.22 mg, asam kafeat yaitu 1.19 mg, dan asam
ferulat yaitu 1.80 mg. Total asam fenolat untuk sampel antanan yaitu 12.22
mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 50.47
mg, asam kafeat yaitu 6.50 mg, dan asam ferulat yaitu 9.88 mg, sehingga
total asam fenolat untuk sampel antanan yaitu 66.85 mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel antanan berdasarkan perhitungan eksternal standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 9.58 mg, asam kafeat yaitu 0.57 mg, asam
ferulat yaitu 1.71 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel antanan
77
Gambar 48. Kromatogram ekstrak antanan dengan analisis HPLC
Gambar 49. Ko-kromatogram ekstrak antanan dengan standar campuran
Tabel 27. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Antanan
Komponen
Asam Fenolat
Area pada
ekstrak
antanan
(mAU)
Area pada
standar
campuran
(mAU)
Area pada ekstrak
antanan dengan
standar campuran
(mAU)
Asam klorogenat 4141 26285 18817
Asam kafeat 503 55941 29693
Asam ferulat 1556 55252 32177
78
yaitu 11.86 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat
yaitu 52.42 mg, asam kafeat yaitu 3.10 mg, dan asam ferulat yaitu 9.36 mg,
sehingga total asam fenolat untuk sampel antanan yaitu 64.88 mg.
17. Krokot
Krokot memiliki kadar air sebesar 88.07 %, mengandung total fenol
sebanyak 82.66 mg/100 gram sampel segar dan 692.69 mg/100 gram sampel
kering. Pada sampel krokot, peak senyawa asam klorogenat muncul pada
menit ke- 2.05, asam kafeat pada menit ke- 3.04, dan asam ferulat pada
menit ke- 7.09. Hasil kromatogram ekstrak sampel krokot dengan analisis
HPLC dapat dilihat pada Gambar 50. Untuk memastikan lebih jauh benar
atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka
dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran,
hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil ko-kromatogram
dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 51. Gambar 51
menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami
perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar
campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam
sampel krokot dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya
peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-
kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak krokot, standar
campuran, dan ekstrak krokot dengan standar campuran dapat dilihat pada
Tabel 28.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel krokot berdasarkan perhitungan kurva standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 5.78 mg, asam kafeat yaitu 0.54 mg, dan asam
ferulat yaitu 0.22 mg. Total asam fenolat untuk sampel krokot yaitu 6.55
mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 48.48
mg, asam kafeat yaitu 4.56 mg, dan asam ferulat yaitu 1.84 mg, sehingga
total asam fenolat untuk sampel krokot yaitu 54.88 mg.
79
Gambar 50. Kromatogram ekstrak krokot dengan analisis HPLC
Gambar 51. Ko-kromatogram ekstrak krokot dengan standar campuran
Tabel 28. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Krokot
Komponen
Asam Fenolat
Area pada
ekstrak
krokot
(mAU)
Area pada
standar
campuran
(mAU)
Area pada
ekstrak krokot
dengan standar
campuran (mAU)
Asam klorogenat 4032 26285 18384
Asam kafeat 206 55941 29113
Asam ferulat 200 55252 29051
80
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel krokot berdasarkan perhitungan eksternal standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 6.01 mg, asam kafeat yaitu 0.15 mg, asam
ferulat yaitu 0.16 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel krokot yaitu
6.32 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu
50.37 mg, asam kafeat yaitu 1.26 mg, dan asam ferulat yaitu 1.31 mg,
sehingga total asam fenolat untuk sampel krokot yaitu 52.94 mg.
18. Antanan Beurit
Antanan beurit memiliki kadar air sebesar 84.30 %, mengandung total
fenol sebanyak 144.81 mg/100 gram sampel segar dan 922.37 mg/100 gram
sampel kering. Pada sampel antanan beuritt, peak senyawa asam klorogenat
muncul pada menit ke- 2.16 dan asam kafeat pada menit ke- 3.06. Hasil
kromatogram ekstrak sampel antanan beurit dengan analisis HPLC dapat
dilihat pada Gambar 52. Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya
waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi
sampel yang telah ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan
istilah ko-kromatogram. Hasil ko-kromatogram dapat dilihat pada Gambar
53. Gambar 53 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-
kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya
penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang
diidentifikasi dalam sampel antanan beurit dapat ditentukan dari peak yang
terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area
yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak
antanan beurit, standar campuran, dan ekstrak antanan beurit dengan standar
campuran dapat dilihat pada Tabel 29.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel antanan beurit berdasarkan perhitungan kurva standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 24.27 mg dan asam kafeat yaitu 1.35 mg.
Total asam fenolat untuk sampel antanan beurit yaitu 25.62 mg. Dry basis
81
Gambar 52. Kromatogram ekstrak antanan beurit dengan analisis HPLC
Gambar 53. Ko-kromatogram ekstrak antanan beurit dengan standar campuran
Tabel 29. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Antanan Beurit
Komponen Asam
Fenolat
Area pada
ekstrak
antanan beurit
(mAU)
Area pada
standar
campuran
(mAU)
Area pada ekstrak
antanan beurit dengan
standar campuran
(mAU)
Asam klorogenat 11980 26285 22485
Asam kafeat 866 55941 29124
Asam ferulat
55252 29769
82
(per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 154.58 mg dan asam
kafeat yaitu 8.62 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel antanan
beurit yaitu 163.20 mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel antanan beurit berdasarkan perhitungan eksternal
standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram
sampel segar), asam klorogenat yaitu 24.68 mg dan asam kafeat yaitu 0.82
mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel antanan beurit yaitu 25.51
mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 157.23
mg dan asam kafeat yaitu 5.25 mg, sehingga total asam fenolat untuk
sampel antanan beurit yaitu 162.48 mg.
Antanan beurit memiliki kandungan total asam fenolat tertinggi ketiga
setelah kedondong cina dan buah takokak. Besarnya kandungan total asam
fenolat yang dikandungnya yaitu 163.20 mg/100 gram sampel kering.
Antanan beurit dapat menjadi salah satu sumber asam fenolat yang baik
untuk kesehatan manusia.
19. Daun Ginseng
Daun ginseng memiliki kadar air sebesar 91.83 %, mengandung total
fenol sebanyak 64.64 mg/100 gram sampel segar dan 790.76 mg/100 gram
sampel kering. Pada sampel daun ginseng, peak senyawa asam klorogenat
muncul pada menit ke- 2.16, asam kafeat pada menit ke- 3.09, dan asam
ferulat pada menit ke- 7.21. Hasil kromatogram ekstrak sampel daun
ginseng dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 54. Untuk
memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam
fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah
ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-
kromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat
pada Gambar 55. Gambar 55 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada
ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena
adanya penambahan standar campuran kedalam sampel. Penentuan
komponen yang diidentifikasi dalam sampel daun ginseng dapat ditentukan
83
Gambar 54. Kromatogram ekstrak daun ginseng dengan analisis HPLC
Gambar 55. Ko-kromatogram ekstrak daun ginseng dengan standar campuran
Tabel 30. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Ginseng
Komponen Asam
Fenolat
Area pada
ekstrak daun
ginseng
(mAU)
Area pada
standar
campuran
(mAU)
Area pada ekstrak
daun ginseng
dengan standar
campuran (mAU)
Asam klorogenat 493 26285 18076
Asam kafeat 258 55941 29940
Asam ferulat 83 55252 32879
84
dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi, dan
perubahan luas area yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan
luasan area antara ekstrak daun ginseng, standar campuran, dan ekstrak daun
ginseng dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 30.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun ginseng berdasarkan perhitungan kurva standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 0.38 mg, asam kafeat yaitu 0.40 mg, dan asam
ferulat yaitu 0.09 mg. Total asam fenolat untuk sampel daun ginseng yaitu
0.87 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu
4.67 mg, asam kafeat yaitu 4.96 mg, dan asam ferulat yaitu 1.05 mg,
sehingga total asam fenolat untuk sampel daun ginseng yaitu 10.68 mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun ginseng berdasarkan perhitungan eksternal
standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram
sampel segar), asam klorogenat yaitu 0.52 mg, asam kafeat yaitu 0.13 mg,
asam ferulat yaitu 0.04 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun
ginseng yaitu 0.68 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam
klorogenat yaitu 6.31 mg, asam kafeat yaitu 1.57 mg, dan asam ferulat yaitu
0.50 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun ginseng yaitu 8.38
mg.
20. Bunga Kecombrang
Bunga kecombrang memiliki kadar air sebesar 89.77 %, mengandung
total fenol sebanyak 256.99 mg/100 gram sampel segar dan 2511.45 mg/100
gram sampel kering. Pada sampel bunga kecombrang, peak senyawa asam
klorogenat muncul pada menit ke- 2.16, asam kafeat pada menit ke- 2.81,
dan asam ferulat pada menit ke- 6.98. Hasil kromatogram ekstrak sampel
bunga kecombrang dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 56.
Untuk memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa
asam fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah
ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-
85
Gambar 56. Kromatogram ekstrak bunga kecombrang dengan analisis HPLC
Gambar 57. Ko-kromatogram ekstrak bunga kecombrang dengan standar
campuran
Tabel 31. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Bunga Kecombrang
Komponen
Asam Fenolat
Area pada
ekstrak bunga
kecombrang
(mAU)
Area pada
standar
campuran
(mAU)
Area pada ekstrak
bunga kecombrang
dengan standar
campuran (mAU)
Asam klorogenat 10387 26285 20829
Asam kafeat 985 55941 29700
Asam ferulat 113 55252 30713
86
kromatogram. Hasil ko-kromatogram dengan analisis HPLC dapat dilihat
pada Gambar 57. Gambar 57 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada
ko-kromatogram mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena
adanya penambahan standar campuran kedalam sampel.
Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam sampel bunga
kecombrang dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan munculnya
peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-
kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak bunga kecombrang,
standar campuran, dan ekstrak bunga kecombrang dengan standar campuran
dapat dilihat pada Tabel 31.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel bunga kecombrang berdasarkan perhitungan kurva
standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram
sampel segar), asam klorogenat yaitu 14.06 mg, asam kafeat yaitu 0.96 mg,
dan asam ferulat yaitu 0.13 mg. Total asam fenolat untuk sampel bunga
kecombrang yaitu 15.15 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam
klorogenat yaitu 137.42 mg, asam kafeat yaitu 9.37 mg, dan asam ferulat
yaitu 1.24 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel bunga kecombrang
yaitu 148.04 mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel bunga kecombrang berdasarkan perhitungan eksternal
standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram
sampel segar), asam klorogenat yaitu 14.32 mg, asam kafeat yaitu 0.62 mg,
asam ferulat yaitu 0.07 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel bunga
kecombrang yaitu 15.01 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam
klorogenat yaitu 139.92 mg, asam kafeat yaitu 6.08 mg, dan asam ferulat
yaitu 0.71 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel bunga kecombrang
yaitu 146.71 mg. Bunga kecombrang memiliki kandungan total fenol
tertinggi ketiga setelah daun jambu mete dan daun beluntas. Kandungan
total fenolnya yaitu 2511.45 mg/100 gram sampel kering.
87
21. Daun Beluntas
Daun beluntas memiliki kadar air sebesar 80.81 %, mengandung total
fenol sebanyak 742.54 mg/100 gram sampel segar dan 3868.59 mg/100
gram sampel kering. Pada sampel daun beluntas, peak senyawa asam
klorogenat muncul pada menit ke- 2.15 dan asam kafeat pada menit ke-
3.14. Hasil kromatogram ekstrak sampel daun beluntas dengan analisis
HPLC dapat dilihat pada Gambar 58. Untuk memastikan lebih jauh benar
atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka
dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran,
hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil ko-kromatogram
dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 59. Gambar 59
menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami
perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar
campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam
sampel daun beluntas dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan
munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada
ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak daun beluntas,
standar campuran, dan ekstrak daun beluntas dengan standar campuran
dapat dilihat pada Tabel 32.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun beluntas berdasarkan perhitungan kurva standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 19.99 mg dan asam kafeat yaitu 8.65 mg.
Total asam fenolat untuk sampel daun beluntas yaitu 28.65 mg. Dry basis
(per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 104.17 mg dan asam
kafeat yaitu 45.09 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun
beluntas yaitu 149.26 mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun beluntas berdasarkan perhitungan eksternal
standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram
sampel segar), asam klorogenat yaitu 20.44 mg dan asam kafeat yaitu 8.04
mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun beluntas yaitu 28.48 mg.
88
Gambar 58. Kromatogram ekstrak daun beluntas dengan analisis HPLC
Gambar 59. Ko-kromatogram ekstrak daun beluntas dengan standar campuran
Tabel 32. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Daun Beluntas
Komponen
Asam Fenolat
Area pada
ekstrak daun
beluntas
(mAU)
Area pada
standar
campuran
(mAU)
Area pada ekstrak
daun beluntas
dengan standar
campuran (mAU)
Asam klorogenat 8130 26285 21663
Asam kafeat 6709 55941 33126
Asam ferulat
55252 34114
89
Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 106.51 mg
dan asam kafeat yaitu 41.88 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel
daun beluntas yaitu 148.39 mg.
Daun beluntas memiliki kandungan asam kafeat tertinggi diantara
sampel sayuran lain yaitu 45.09 mg/100 gram sampel kering. Dengan
demikian daun beluntas dapat menjadi sumber asam kafeat yang baik.
Tingginya senyawa asam kafeat didalam suatu bahan pangan akan
memberikan dampak yang baik terhadap kesehatan manusia. Contohnya
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jian et al. (1999), asam kafeat
memiliki efek toksik pada sel tumor U937 dan JAR ketika dosis obatnya
lebih dari 50 µg/mL.
22. Bunga Turi
Bunga turi memiliki kadar air sebesar 90.23 %, mengandung total
fenol sebanyak 38.43 mg/100 gram sampel segar dan 393.19 mg/100 gram
sampel kering. Pada sampel bunga turi, peak senyawa asam ferulat pada
menit ke- 6.96. Hasil kromatogram ekstrak sampel bunga turi dengan
analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 60. Untuk memastikan lebih jauh
benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis
maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran,
hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil ko-kromatogram
dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 61. Gambar 61
menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami
perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar
campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam
sampel bunga turi dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan
munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada
ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak bunga turi,
standar campuran, dan ekstrak bunga turi dengan standar campuran dapat
dilihat pada Tabel 33.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel bunga turi berdasarkan perhitungan kurva standar
90
Gambar 60. Kromatogram ekstrak bunga turi dengan analisis HPLC
Gambar 61. Ko-kromatogram ekstrak bunga turi dengan standar campuran
Tabel 33. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Bunga Turi
Komponen
Asam Fenolat
Area pada
ekstrak
bunga turi
(mAU)
Area pada
standar
campuran
(mAU)
Area pada ekstrak
bunga turi dengan
standar campuran
(mAU)
Asam klorogenat 26285 18170
Asam kafeat 55941 30222
Asam ferulat 66 55252 33039
91
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam ferulat yaitu 0.10 mg. Total asam fenolat untuk sampel bunga
turi yaitu 0.10 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam ferulat
yaitu 1.00 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel bunga turi yaitu
1.00 mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel bunga turi berdasarkan perhitungan eksternal standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam ferulat yaitu 0.04 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel
bunga turi yaitu 0.04 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam
ferulat yaitu 0.41 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel bunga turi
yaitu 0.41 mg.
Bunga turi memiliki kandungan total asam fenolat terendah
dibandingkan dengan sampel yang lainnya yaitu sebesar 1.00 mg/100 gram
sampel kering. Bunga turi kurang baik sebagai sumber asam fenolat karena
konsentrasinya yang rendah.
23. Terubuk
Terubuk memiliki kadar air sebesar 88.39 %, mengandung total fenol
sebanyak 87.65 mg/100 gram sampel segar dan 754.68 mg/100 gram sampel
kering. Pada sampel terubuk, peak senyawa asam klorogenat muncul pada
menit ke- 2.16, asam kafeat pada menit ke- 3.07, dan asam ferulat pada
menit ke- 7.20. Hasil kromatogram ekstrak sampel terubuk dengan analisis
HPLC dapat dilihat pada Gambar 62. Untuk memastikan lebih jauh benar
atau tidaknya waktu retensi senyawa asam fenolat yang dianalisis maka
dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran,
hasilnya dikenal dengan istilah ko-kromatogram. Hasil ko-kromatogram
dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 63. Gambar 63
menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram mengalami
perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan standar
campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi dalam
sampel terubuk dapat ditentukan dari peak yang terbentuk, urutan muncul-
92
Gambar 62. Kromatogram ekstrak terubuk dengan analisis HPLC
Gambar 63. Ko-kromatogram ekstrak terubuk dengan standar campuran
Tabel 34. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Terubuk
Komponen
Asam Fenolat
Area pada
ekstrak
terubuk
(mAU)
Area pada
standar
campuran
(mAU)
Area pada
ekstrak terubuk
dengan standar
campuran
(mAU)
Asam klorogenat 2805 26285 20512
Asam kafeat 904 55941 31193
Asam ferulat 129 55252 34051
93
nya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area yang terjadi pada ko-
kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak terubuk, standar
campuran, dan ekstrak terubuk dengan standar campuran dapat dilihat pada
Tabel 34.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel terubuk berdasarkan perhitungan kurva standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 4.17 mg, asam kafeat yaitu 1.05 mg, dan asam
ferulat yaitu 0.16 mg. Total asam fenolat untuk sampel terubuk yaitu 5.37
mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 35.89
mg, asam kafeat yaitu 9.02 mg, dan asam ferulat yaitu 1.34 mg, sehingga
total asam fenolat untuk sampel terubuk yaitu 46.26 mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel terubuk berdasarkan perhitungan eksternal standar
campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram sampel
segar), asam klorogenat yaitu 4.38 mg, asam kafeat yaitu 0.65 mg, asam
ferulat yaitu 0.09 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel terubuk
yaitu 5.13 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat
yaitu 37.76 mg, asam kafeat yaitu 5.61 mg, dan asam ferulat yaitu 0.79 mg,
sehingga total asam fenolat untuk sampel terubuk yaitu 44.16 mg.
24. Daun Kedondong Cina
Daun kedondong cina memiliki kadar air sebesar 85.43%,
mengandung total fenol sebanyak 189.08 mg/100 gram sampel segar dan
1297.72 mg/100 gram sampel kering. Pada sampel daun kedondong cina,
peak senyawa asam klorogenat muncul pada menit ke- 2.01 dan asam ferulat
pada menit ke- 7.29. Hasil kromatogram ekstrak sampel daun kedondong
cina dengan analisis HPLC dapat dilihat pada Gambar 64. Untuk
memastikan lebih jauh benar atau tidaknya waktu retensi senyawa asam
fenolat yang dianalisis maka dilakukan injeksi sampel yang telah
ditambahkan standar campuran, hasilnya dikenal dengan istilah ko-
kromatogram. Hasil ko-kromatogram dapat dilihat pada Gambar 65.
94
Gambar 65 menunjukkan bahwa peak yang terbentuk pada ko-kromatogram
mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena adanya penambahan
standar campuran kedalam sampel. Penentuan komponen yang diidentifikasi
dalam sampel daun kedondong cina dapat ditentukan dari peak yang
terbentuk, urutan munculnya peak, waktu retensi, dan perubahan luas area
yang terjadi pada ko-kromatogram. Perbandingan luasan area antara ekstrak
daun kedondong cina, standar campuran, dan ekstrak daun kedondong cina
dengan standar campuran dapat dilihat pada Tabel 35.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun kedondong cina berdasarkan perhitungan kurva
standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per 100 gram
sampel segar), asam klorogenat yaitu 47.02 mg dan asam ferulat yaitu 5.02
mg. Total asam fenolat untuk sampel daun kedondong cina yaitu 52.03 mg.
Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam klorogenat yaitu 322.68 mg
dan asam ferulat yaitu 34.44 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel
daun kedondong cina yaitu 357.12 mg.
Kandungan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat) pada sampel daun kedondong cina berdasarkan perhitungan
eksternal standar campuran didapatkan nilai sebagai berikut: wet basis (per
100 gram sampel segar), asam klorogenat yaitu 47.58 mg dan asam ferulat
yaitu 4.95 mg, sehingga total asam fenolat untuk sampel daun kedondong
cina yaitu 52.53 mg. Dry basis (per 100 gram sampel kering), asam
klorogenat yaitu 326.53 mg dan asam ferulat yaitu 33.97 mg, sehingga total
asam fenolat untuk sampel daun kedondong cina yaitu 360.50 mg.
Daun kedondong cina memiliki jumlah kandungan asam klorogenat
dan asam ferulat terbesar dibandingkan sampel yang lain yaitu 322.68
mg/100 gram sampel kering dan 34.44 mg/100 gram sampel kering. Dengan
demikian daun kedondong cina sangat baik sebagai sumber klorogenat dan
asam ferulat. Senyawa asam klorogenat maupun asam ferulat sangat baik
bagi kesehatan manusia karena kemampuannya sebagai antioksidan.
Penelitian yang dilakukan oleh Laranjinha (1994) menyatakan bahwa asam
klorogenat dan asam kafeat menghambat oksidasi LDL secara invitro dan
95
Gambar 64. Kromatogram ekstrak kedondong cina dengan analisis HPLC
Gambar 65. Ko-kromatogram ekstrak kedondong cina dengan standar campuran
Tabel 35. Perbandingan Luasan Area Kromatografi Ekstrak Kedondong Cina
Komponen Asam
Fenolat
Area pada
ekstrak
kedondong
cina (mAU)
Area pada
standar
campuran
(mAU)
Area pada ekstrak
kedondong cina
dengan standar
campuran (mAU)
Asam klorogenat 23715 26285 19342
Asam kafeat
55941 29719
Asam ferulat 5108 55252 33724
96
melindungi dari penyakit cardiovascular. Olthof (2001) dalam
penelitiannya yang berkaitan dengan absorbsi senyawa asam klorogenat dan
asam kafeat dalam tubuh manusia menyatakan bahwa absorbsi senyawa
asam klorogenat dalam tubuh manusia sebesar 33% dan absorbsi senyawa
asam kafeat dalam tubuh manusia sebesar 95%.
Kedondong cina memiliki kandungan total asam fenolat (asam
klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) tertinggi dibandingkan sampel
lainnya yaitu 357.13 mg/100 gram sampel kering. Dengan demikian
kedondong cina dapat berfungsi sebagai sumber asam fenolat untuk
kesehatan manusia.
D. REKAPITULASI HASIL DAN SENYAWA YANG BELUM
TERIDENTIFIKASI PADA SAYURAN INDIGENOUS
Penelitian ini menunjukkan bahwa kadar air pada sampel sayuran sangat
tinggi yaitu berkisar antara 75-92%. Kadar air tertinggi ditemukan pada sampel
daun kucai yaitu 92.30% sedangkan kadar air terendah ditemukan pada sampel
daun kelor yaitu 75.27%. Data kadar air kedua puluh empat sayuran indigenous
Indonesia dapat dilihat secara lengkap pada Lampiran 8.
Kadar total fenol pada sampel menunjukkan besarnya jumlah senyawa
fenolik yang terdapat didalam sampel tersebut. Kadar total fenol ini mewakili
senyawa fenolik yang terdapat di dalam sampel, baik berupa komponen
flavonoid, asam fenolat, maupun komponen fenolik yang lain. Kandungan total
fenol tertinggi dalam penelitian ini yaitu pada sampel daun jambu mete dengan
total fenol sebesar (4418.38 mg) diikuti oleh daun beluntas (3868.59 mg), dan
bunga kecombrang (2511.45 mg). kandungan total fenol terendah ditemukan
pada sampel mangkokan yaitu (227.74 mg). Selengkapnya data total fenol
dapat dilihat pada Lampiran 11.
Sampel yang memiliki kandungan asam fenolat tertinggi yaitu
kedondong cina dengan kandungan asam fenolat sebesar (357.12 mg) diikuti
oleh buah takokak (179.11 mg), dan antanan beurit (163.20 mg). Sampel
terendah yaitu bunga turi dengan kandungan asam fenolat sebesar (0.98 mg).
Senyawa asam klorogenat tertinggi terdapat pada sampel kedondong cina
(322.68 mg) diikuti oleh buah takokak (164.76 mg) dan antanan beurit (154.58
97
mg). Kandungan senyawa asam klorogenat terendah yaitu pada sampel daun
kucai (1.00 mg). Kandungan senyawa asam kafeat tertinggi terdapat pada daun
beluntas (45.09 mg) diikuti oleh daun kenikir (18.48 mg) dan daun kemangi
(16.13 mg). Kandungan senyawa asam kafeat terendah terdapat pada sampel
daun labu (4.12 mg). Kandungan senyawa asam ferulat tertinggi terdapat pada
sampel kedondong cina (34.44 mg) diikuti oleh daun kelor (17.85 mg) dan
daun kenikir (15.94 mg). Kandungan senyawa asam ferulat terendah terdapat
pada daun labu (0.93 mg).
Adapun senyawa asam fenolat dari yang terbanyak ke yang tersedikit
yaitu asam klorogenat sebesar (322.68 mg) pada sampel kedondong cina, asam
No Sayuran Indigenous Indonesia* mg Asam Fenolat per
100 gram edible portion
1 Mengkudu 3.06
2 Mangkokan 2.25
3 Daun Labu Siam 6.47
4 Daun Lembayung 7.66
5 Daun Katuk 5.61
6 Daun Kemangi 2.51
7 Daun Pakis 3.05
8 Daun Pohpohan 18.74
9 Bunga Pepaya 2.55
10 Mangkokan Putih 16.62
11 Daun Kenikir 11.31
12 Daun Kelor 14.00
13 Daun Kucai 0.53
14 Daun Jambu Mete 16.41
15 Buah Takokak 36.02
16 Antanan 12.22
17 Krokot 6.55
18 Antanan Beurit 25.62
19 Daun Ginseng 0.87
20 Bunga kecombrang 15.15
21 Daun Beluntas 28.65
22 Bunga Turi 0.10
23 Terubuk 5.37
24 Kedondong cina 52.03
Tabel 36. Kandungan Asam Fenolat pada Dua Puluh Empat Jenis
Sayuran Indigenous Segar
*semua sayuran indigenous di atas dikonsumsi dalam bentuk lalapan
98
kafeat sebesar (45.09 mg) pada sampel daun beluntas, dan asam ferulat sebesar
(34.44 mg) pada sampel kedondong cina. Nilai-nilai tersebut dihitung
berdasarkan 100 gram berat kering. Tabel 36 menunjukkan kandungan asam
fenolat pada dua puluh empat jenis sayuran indigenous Indonesia (mg asam
fenolat per 100 gram edible portion). Perhitungan asam fenolat secara lengkap
dapat dilihat pada Lampiran 12 sampai Lampiran 17.
Sampel Konsentrasi (mg / 100 g sampel kering)
Asam Klorogenat Asam Kafeat Asam Ferulat
Bagian Daun
Mengkudu 15.85 + 0.31 - 5.22 + 0.29
Mangkokan 4.84 + 0.12 6.51 + 0.054 1.37 + 0.02
Labu Siam 43.53 + 0.89 4.12 + 0.019 0.94 + 0.02
Lembayung 27.27 + 0.78 12.95 + 0.27 8.80 + 0.56
Katuk 15.49 + 1.46 5.18+ 0.089 5.05+ 0.20
Kemangi 2.58 + 0.07 16.13 + 0.46 1.28 + 0.04
Pakis 24.06 + 1.46 4.35 + 0.05 -
Pohpohan 141.84 + 3.20 8.97 + 0.07 1.37 + 0.03
Mangkokan Putih 79.90 + 2.31 9.56+ 0.19 4.51 + 0.23
Kenikir 23.02 + 0.93 18.48 + 0.69 15.93 + 1.40
Kelor 26.91 + 0.66 11.85 + 0.33 17.85+ 0.63
Kucai 0.99 + 0.091 4.63 + 0.08 1.32 + 0.05
Jambu Mete 70.53 + 2.00 - 15.02 + 0.65
Ginseng 4.67 + 0.14 4.96 + 0.04 1.05 + 0.04
Beluntas 104.17 + 1.24 45.09 + 2.39 -
Kedondong Cina 322.68 + 5.54 - 34.44 + 1.12
Bagian Bunga
Pepaya 6.93 + 0.00 9.31 + 0.03 6.75 + 0.18
Kecombrang 137.42 + 10.83 9.37 + 0.31 1.24 + 0.02
Turi - - 0.99 + 0.02
Seluruh Bagian
Antanan 50.47 + 1.83 6.50 + 0.10 9.88 + 0.48
Antanan Beurit 154.58 + 3.27 8.62 + 0.19 -
Terubuk 35.89 + 1.15 9.02 + 0.17 1.34 + 0.02
Daun dan Batang
Krokot 48.48 + 0.58 4.56 + 0.04 1.84 + 0.10
Bagian Buah
Takokak 164.76 + 8.12 12.74 + 0.41 1.60 + 0.07
Ket:
-: Tidak terdeteksi
Tabel 37. Kandungan Asam Fenolat pada Dua Puluh Empat Jenis
Sayuran Indigenous Berdasarkan Bagian yang diteliti
99
Tabel 36 menunjukkan jumlah asam fenolat yang akan masuk ke dalam
tubuh manusia jika dikonsumsi per 100 gram sampel segar serta dikonsumsi
dalam bentuk lalapan. Jika sayuran tersebut diolah terlebih dahulu, misal
direbus, ditumis, maupun diolah dengan cara dicampur dengan bahan-bahan
pangan yang lain maka nilai kandungan asam fenolat yang masuk ke tubuh
akan lebih kecil dari angka-angka tersebut. Hal ini terjadi karena asam fenolat
merupakan senyawa yang tidak tahan panas. Senyawa asam fenolat akan rusak
jika terkena panas, oleh karena itu kandungan asam fenolat akan berkurang jika
sayuran tersebut diolah terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.
Tabel 37 menunjukkan data asam fenolat berdasarkan pengelompokan
bagian tanaman yang digunakan untuk penelitian ini yaitu daun, bunga, buah,
daun dan batang, dan seluruh bagian. Pada tabel 37 dapat terlihat bahwa
senyawa asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat pada bagian daun
lebih banyak jika dibandingkan dengan bagian bunga, batang, seluruh bagian,
maupun buah. Namun hal ini juga dipengaruhi oleh jenis sayuran yang
dianalisis.
(Mattila dan HellstrÖm, 2007) dalam penelitiannya didapatkan kisaran
senyawa asam fenolat yaitu asam klorogenat 0.1–23 mg per 100 gram sampel
segar, asam kafeat 0.06–49 mg/100 gram sampel segar, dan asam ferulat 0.05–
39 mg/100 gram sampel segar. Pada penelitian ini pun mendapatkan nilai
diantara kisaran tersebut yaitu asam klorogenat 0.08–47.02 mg/100 gram
sampel segar, asam kafeat 0.36 – 8.65 mg per 100 gram sampel segar, dan
asam ferulat 0.09– 5.02 mg per 100 gram sampel segar.
Pada penelitian ini asam fenolat yang digunakan hanya tiga jenis yaitu
asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat. Dari hasil penelitian terlihat
bahwa di sampel masih banyak terdapat senyawa asam fenolat selain ketiga
jenis senyawa di atas. Tabel 38 menunjukkan rekapitulasi kadar air, total fenol,
dan total asam fenolat. Tabel 39 menunjukkan senyawa asam fenolat yang
terdeteksi. Jika ingin mengetahui lebih dalam mengenai senyawa asam fenolat
apa saja yang masih terkandung di dalam sayuran indigenous maka dapat
dilakukan kajian lebih jauh melalui kemungkinan waktu retensinya. Tabel 40
menunjukkan rekapitulasi komponen-komponen yang mungkin terdapat di
100
dalam sayuran indigenous dan persentase area komponen yang belum
teridentifikasi terhadap area seluruh komponen yang terdeteksi pada sayuran
indigenous Indonesia. Pada Tabel 40 terlihat bahwa antanan memiliki area
unknown tertinggi yaitu sebesar 89%, diikuti oleh daun beluntas sebesar 81%.
Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak senyawa asam fenolat yang
mungkin terdapat pada sampel karena pada penelitian ini hanya tiga jenis asam
fenolat saja yang dianalisis berdasarkan ketersediaannya yang cukup banyak
dalam tanaman yaitu klorogenat, kafeat, dan asam ferulat.
Jika dilihat pada tabel 40, senyawa pada waktu retensi menit ke- 3.3 dan
menit ke 4.4 terdapat pada semua sampel sayuran indigenous Indonesia. Area
yang tertinggi terdapat pada sampel daun jambu mete yaitu sebesar 22220
(mAU) untuk menit ke 3.3 dan 11450 (mAU) untuk menit ke 4.4. Berdasarkan
penelitian Ivanauskas et al. (2008) diduga senyawa yang muncul pada menit
ke-3.3 adalah senyawa vanilin sedangkan pada menit ke-4.4 adalah senyawa p-
koumarat. Hal ini didasarkan atas urutan kemunculan senyawa tersebut dan
waktu retensinya. Selain itu masih terdapat senyawa asam fenolat yang hampir
muncul pada semua sampel yaitu pada menit ke 2.7 dan menit ke-9.3.
Berdasarkan penelitian Ivanauskas et al. (2008) diduga senyawa yang muncul
pada menit ke 2.7 adalah senyawa asam vanillat, sedangkan pada menit ke 9.3
diduga senyawa asam sinapat berdasarkan penelitian Ciska et al. (2006). Hal
ini didasarkan atas urutan kemunculan senyawa tersebut dan waktu retensinya.
Keempat senyawa asam fenolat yaitu vanillin, p-koumarat, asam vanillat, dan
asam sinapat memiliki kontribusi besar dalam persentase area unknown pada
beberapa sampel sehingga persentase area unknownnya besar. Jika keempat
asam fenolat tersebut diteliti dalam penelitian ini maka kontribusi keempat
senyawa tersebut dalam persentase area unknown akan lebih kecil akibatnya
persentase area yang terdeteksi pada sampel sayuran indigenous akan semakin
besar. Menurut Vermerris dan Nicholson (2006) senyawa p-koumarat dan asam
sinapat adalah senyawa yang banyak terdapat di tanaman. Keempat senyawa
tersebut yaitu vanillin, p-koumarat, asam vanillat, dan asam sinapat
mempunyai aktivitas antioksidan, sehingga dapat membantu tubuh untuk
menangkal radikal bebas dan penyakit degeneratif lainnya.
101
Tabel 38. Rekapitulasi Kadar Air, Total Fenol, dan Asam Fenolat Sayuran Indigenous
Sampel KA (% wet
Basis) ATotal Fenol
Konsentrasi (mg / 100 g sampel kering)
Total Asam Fenolat* Asam klorogenat Asam kafeat Asam ferulat
Mengkudu defg
85.46 cd
499.99 + 2.64 de
21.07 + 0.6 c15.85 + 0.31 -
b5.22 + 0.29
Mangkokan bcde
82.28 a227.74 + 0.51
bcd12.72 + 0.19
a4.84 + 0.12
b6.51 + 0.054
a1.37 + 0.02
Daun Labu Siam efgh
86.68 cd
498.94 + 5.35 fg
48.58 + 0.90 fg
43.53 + 0.89 a4.12 + 0.019
a0.94 + 0.02
Daun Lembayung cdef
84.36 gh
719.83 + 14.07 fg
49.02 + 1.53 de
27.27 + 0.78 d12.95 + 0.27
d8.80 + 0.56
Daun Katuk ab
78.19 ef
632.66 + 2.13 e25.73 + 1.30
bc15.49 + 1.46
ab5.18+ 0.089
b5.05+ 0.20
Daun Kemangi fghi
87.42 fg
690.72 + 5.56 cde
19.98 + 0.50 a2.58 + 0.07
e16.13 + 0.46
a1.28 + 0.04
Daun Pakis ghij
89.27 de
573.52 + 11.69 e28.41 + 1.51
cd24.06 + 1.46
a4.35 + 0.05 -
Daun Pohpohan fghij
87.68 ij986.69 + 13.31
j152.18 + 3.19
k141.84 + 3.20
c8.97 + 0.07
a1.37 + 0.03
Bunga Pepaya fghij
88.91 e601.90 + 1.85
e22.99 + 0.18
ab6.93 + 0.00
c9.31 + 0.03
c6.75 + 0.18
Mangkokan Putih bcde
82.31 jk
1016.83 + 11.30 i93.96 + 2.64
i79.90 + 2.31
c9.56+ 0.19
b4.51 + 0.23
Daun Kenikir bc
80.30 m
1736.69 + 1.88 gh
57.43 + 2.22 cd
23.02 + 0.93 f18.48 + 0.69
e15.93 + 1.40
102
Daun Kelor a75.27
bc432.75 + 11.61
g56.61 + 1.60
d26.91 + 0.66
d11.85 + 0.33
f17.85+ 0.63
Daun Kucai j92.30
a272.86 + 1.72
ab6.94 + 0.17
a0.99 + 0.091
a4.63 + 0.08
a1.32 + 0.05
Daun Jambu Mete bcd
80.82 p4418.38 + 78.45
i85.55 + 1.66
h70.53 + 2.00 -
e15.02 + 0.65
Buah Takokak abc
79.89 h790.12 + 4.67
l179.11 + 8.46
m164.76 + 8.12
d12.74 + 0.41
a1.60 + 0.07
Antanan bcd
81.72 k1097.23 + 11.21
h66.85 + 2.37
g50.47 + 1.83
b6.50 + 0.10
d9.88 + 0.48
Krokot fghij
88.07 fg
692.69 + 9.42 fg
54.88 + 0.51 g48.48 + 0.58
a4.56 + 0.04
a1.84 + 0.10
Antanan Beurit cdef
84.30 i922.37 + 7.23
k163.20 + 3.94
l154.58 + 3.27
c8.62 + 0.19 -
Daun Ginseng ij91.83
h790.76 + 6.13
bc10.68 + 0.17
a4.67 + 0.14
ab4.96 + 0.04
a1.05 + 0.04
Bunga
kecombrang ghij
89.77 n2511.45 + 9.55
j148.04 + 11.15
k137.42 + 10.83
c9.37 + 0.31
a1.24 + 0.02
Daun Beluntas bcd
80.81 o3868.59 + 129.09
j149.26 + 3.46
j104.17 + 1.24
g45.09 + 2.39 -
Bunga Turi hij
90.23 b393.19 + 15.61
a0.99 + 0.02 - -
a0.99 + 0.02
Terubuk fghij
88.39 gh
754.68 + 29.56 f46.26 + 1.27
ef35.89 + 1.15
c9.02 + 0.17
a1.34 + 0.02
Kedondong cina defg
85.43 l1297.72 + 2.16
m357.12 + 6.65
n322.68 + 5.54 -
g34.44 + 1.12
A : Total Fenol dihitung berdasarkan mg asam gallat / 100 gram sampel kering
- : Tidak terdeteksi
* : Total asam fenolat = asam klorogenat + asam kafeat + asam ferulat
Lanjutan Rekapitulasi Kadar Air, Total Fenol, dan Asam Fenolat Sayuran Indigenous
103
Tabel 39. Rekapitulasi Komponen yang Terdeteksi pada Sampel Sayuran Indigenous Menggunakan HPLC
= Tidak Terdeteksi
CH CF FR 2.3 2.5 2.7 3.3 4.4 5.5 6.6 7.4 9.3 11.2 13.1 15.0 21.3 27.5
1 Mengkudu + + + + + + + + + + + +
2 Mangkokan + + + + + + + + + + + + +
3 Daun Labu Siam + + + + + + + + + + +
4 Daun Lembayung + + + + + + + + + + + +
5 Daun Katuk + + + + + + + + + + + +
6 Daun Kemangi + + + + + + + + + + + +
7 Daun Pakis + + + + + + +
8 Daun Pohpohan + + + + + + + + + + +
9 Bunga Pepaya + + + + + + + + + + +
10 Mangkokan Putih + + + + + + + + + + + + + + + +
11 Daun Kenikir + + + + + + + + + + + + + + +
12 Daun Kelor + + + + + + + + + + + + + +
13 Daun Kucai + + + + + + + + + + +
14 Daun Jambu Mete + + + + + + + + + + + + +
15 Buah Takokak + + + + + + + + + + + + + +
16 Antanan + + + + + + + + + + + + + +
17 Krokot + + + + + + + + + + +
18 Antanan Beurit + + + + + + + + + + + + +
19 Daun Ginseng + + + + + + + + + + +
20 Bunga kecombrang + + + + + + + + + + + +
21 Daun Beluntas + + + + + + + + + + + + + +
22 Bunga Turi + + + + + + + + + + +
23 Terubuk + + + + + + + +
24 Kedondong cina + + + + + + + + + +
No SampelWaktu Retensi (menit)
104
Tabel 40. Rekapitulasi Area Unknown pada Waktu Retensi Tertentu
= Tidak Terdeteksi
2.3 2.5 2.7 3.3 4.4 5.5 6.6 7.4 9.3 11.2 13.1 15.0 21.3 27.5 (mAU*s) %a
1 Mengkudu 744 695 715 658 483 120 735 276 825 194 5445 31
2 Mangkokan 191 282 481 251 74 75 121 268 99 97 1939 25
3 Daun Labu Siam 830 977 133 590 152 749 129 385 3945 33
4 Daun Lembayung 8166 2975 4212 2431 2488 485 464 151 106 21478 54
5 Daun Katuk 730 1576 590 416 397 5238 65 1590 473 11075 37
6 Daun Kemangi 134 143 279 532 148 393 126 163 291 2209 30
7 Daun Pakis 315 42 139 41 138 676 12
8 Daun Pohpohan 910 620 1147 354 821 567 705 17599 22723 80
9 Bunga Pepaya 707 442 1868 422 852 989 49 18302 23631 48
10 Mangkokan Putih 432 659 858 6694 389 1529 160 531 388 250 88 142 802 12922 50
11 Daun Kenikir 730 612 2646 1165 1120 3674 1095 3258 9876 10148 90 1026 35440 56
12 Daun Kelor 1074 895 1483 340 1022 1471 1051 279 200 815 123 8753 39
13 Daun Kucai 111 146 370 517 66 34 307 107 1658 31
14 Daun Jambu Mete 14642 40030 22220 11450 8752 3113 5774 3015 2348 948 1298 113590 58
15 Buah Takokak 557 2959 1354 372 1330 1484 124 688 738 585 116 10307 27
16 Antanan 778 588 1847 1026 5323 19437 21351 1468 601 21023 212 73654 89
17 Krokot 372 1676 1051 398 470 400 170 96 4633 25
18 Antanan Beurit 850 1915 582 1574 1714 424 1111 1557 231 359 998 11314 36
19 Daun Ginseng 183 154 311 256 234 364 383 74 1959 9
20 Bunga kecombrang 332 382 1187 392 243 396 272 96 359 3659 13
21 Daun Beluntas 426 432 233 652 23133 1454 106 22633 1043 437 31972 1726 84247 81
22 Bunga Turi 288 1343 1026 1422 817 108 829 71 88 801 6794 38
23 Terubuk 1205 1782 643 478 685 4793 21
24 Kedondong cina 804 7035 1206 267 265 241 5108 799 15724 25
No SampelArea komponen unknown pada waktu Retensi tertentu (mAU*s)
Jumlah komponen
unknown
105
E. ANALISIS STATISTIK
1. Uji Tukey
Data hasil penelitian ini diolah dengan menggunakan uji Tukey’s
HSD (p< 0.05). Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa setiap
perlakuan yang dikenakan pada sampel berpengaruh nyata terhadap jumlah
komponen yang terdeteksi pada sampel. Hal ini terlihat dari nilai
signifikansi sampel yang dihasilkan yaitu < dari taraf α 0.05. Untuk hasil
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2 sampai Lampiran 7.
2. Uji T
Uji T digunakan juga dalam pengolahan data pada penelitian ini. Uji T
digunakan terhadap dua cara perhitungan yang dilakukan. Pertama
menggunakan persamaan kurva standar campuran dan yang kedua
menggunakan standar eksternal campuran. Tujuan penggunaan uji T ini
adalah untuk mengetahui apakah dengan cara perhitungan yang berbeda
akan menimbulkan perbedaan yang signifikan terhadap hasil yang
diperoleh. Uji T yang dilakukan disini adalah uji dua perlakuan bebas
menggunakan dua sisi pada taraf α= 1% terhadap tujuh belas sampel. Hal ini
dilakukan karena tujuh sampel lainnya yaitu bunga turi, mangkokan, katuk,
kemangi, papaya, kucai, dan ginseng memiliki konsentrasi yang kecil
sehingga menjadi data pencilan dan harus dibuang. Setelah dilakukan
pengujian maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 41. Uji T pada Perhitungan Kandungan Asam Fenolat antara Kurva
Standar Campuran dan Eksternal Standar Campuran
t-Test: Paired Two Sample for Means
Berat kering total asam fenolat
Kurva Standar Campuran Eksternal Standar Campuran
Mean 103.3850754 102.3767659
Variance 6886.754388 7046.162857
Observations 17 17
Pearson Correlation 0.999889568
Hypothesized Mean Difference 0
df 16
t Stat 2.65578224
P(T<=t) one-tail 0.00863215
t Critical one-tail 2.583487179
P(T<=t) two-tail 0.017264301
t Critical two-tail 2.920781621
106
Tabel 41 menunjukkan bahwa P (T<=t) two tail > 0.01 yaitu
0.0173>0.01. Dengan demikian perhitungan dengan kurva standar campuran
dan eksternal standar campuran tidak berbeda nyata pada taraf α=1%. Bila
melihat data pada Tabel 11, perhitungan persentase antara selisih hasil
perhitungan dengan kurva standar campuran dengan perhitungan eksternal
standar pada bunga turi, ginseng, kucai, mangkokan, dan kemangi memiliki
perbedaan nilai yang lebih dari 10%. Hal ini mengindikasikan bahwa
perhitungan dengan menggunakan eksternal standar tidak memberikan hasil
yang baik bila kandungan komponen yang diidentifikasi memiliki jumlah
yang sangat rendah di dalam sampel. Berdasarkan hasil pada Tabel 11,
dapat dilihat bahwa bila konsentrasi komponen lebih rendah dari 20 mg/100
gram berat kering, maka hasil yang diberikan oleh perhitungan dengan
menggunakan eksternal standar campuran menjadi tidak benar dan memiliki
tingkat kesalahan yang besar (lebih dari 10%).
Sebaiknya, bila komponen yang akan diidentikasi pada sampel
jumlahnya sangat rendah (lebih rendah dari 20 mg/100 gram berat kering),
perhitungan dilakukan dengan menggunakan kurva standar, agar hasil yang
diperoleh lebih baik. Namun bila jumlah komponen cukup tinggi,
perhitungan dengan menggunakan eksternal standar tidak terlalu menjadi
masalah, karena bila dilihat dari Tabel 11, perbedaan hasil antara
perhitungan dengan kurva standar dan eksternal standar tidak melebihi 10%.
3. Principal Component Analysis (PCA)
Metode statistik yang dapat mengidentifikasi suatu keragaman
dinamakan principal component analysis yang dapat menjelaskan jumlah
keragaman dari yang terbesar hingga yang jumlah keragaman terkecil yang
tersembunyi. Analisis ini dapat menjelaskan 75 % - 90 % dari total
keragaman dalam data yang mempunyai 25 sampai 30 variabel hanya
dengan dua sampai tiga principal component (Meilgaard et al., 1999).
Berdasarkan data kandungan flavonoid pada sayuran indigenous
Indonesia yang telah diteliti oleh Batari (2007) dan Rahmat (2009) maka
dilakukanlah analisis PCA (Principal Component Analysis) antara total
107
fenol dengan asam fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat)
dan flavonoid (myricetin, luteolin, quercetin, apigenin, dan kaempferol).
a. Analisis Hubungan antara Total fenol, Asam klorogenat, Asam kafeat,
Asam ferulat, Myricetin, Luteolin, Quercetin, Apigenin, dan
Kaempferol
Hasil olahan data analisis kesembilan senyawa dengan
menggunakan PCA (Principal Component Analysis) menghasilkan data
akar ciri (eigen value) dengan proporsi dan kumulatif keragaman dari
sembilan variabel yang dapat dilihat pada Tabel 42.
Tabel 42. Akar Ciri (Eigen Value), Proporsi, dan Kumulatif Keragaman
dari Sembilan Variabel
Berdasarkan dua komponen utama tersebut, maka dari Tabel 44
diambil nilai mutlak (absolut) tertinggi dari nilai-nilai vektor ciri (yang
dicetak tebal pada Tabel 44). Komponen pertama (PC1) dibagi dalam
dua kelompok dimana kelompok pertama memiliki hubungan yang
positif, yaitu quercetin dan kelompok kedua yang memiliki hubungan
negatif yakni luteolin. Komponen utama kedua (PC2) dibagi dalam dua
kelompok juga, dimana kelompok pertama memiliki hubungan positif,
yakni kaempferol dan kelompok kedua memiliki hubungan negatif, yaitu
asam kafeat.
Seperti diperlihatkan pada Tabel 42, komponen utama satu (PC1)
dan komponen utama dua (PC2) memiliki persentase keragaman yang
lebih besar dari komponen lainnya. Komponen utama pertama (PC1)
Variabel Akar Ciri Proporsi Kumulatif
Total Fenol 2.155 0.239 0.239
Myricetin 1.557 0.173 0.412
Luteolin 1.300 0.144 0.557
Quercetin 1.115 0.124 0.681
Apigenin 0.966 0.107 0.788
Kaempferol 0.873 0.097 0.885
Asam klorogenat 0.595 0.066 0.951
Asam kafeat 0.305 0.034 0.985
Asam ferulat 0.135 0.015 1.000
108
mampu menerangkan keragaman data sebesar 23.9 %, sedangkan
komponen utama kedua (PC2) mampu menerangkan keragaman data
sebesar 17.3 %, sehingga keseluruhan keragaman yang dapat
diterangkan oleh kedua komponen utama tersebut pada grafik biplot
adalah sebesar 41.2 %.
Tabel 44. Nilai-Nilai Vektor dari Hubungan antara Masing-Masing
Variabel dengan Komponen Utama
Variabel PC 1 (23.9%) PC 2 (17.3%)
Total Fenol 0.489 -0.383
Myricetin 0.188 -0.136
Luteolin -0.161 -0.236
Quercetin 0.525 0.098
Apigenin -0.035 0.034
Kaempferol -0.083 0.461
Asam klorogenat 0.400 0.060
Asam kafeat 0.078 -0.640
Asam ferulat 0.499 0.379
Variabel
Tota
l F
enol
Myri
ceti
n
Lu
teoli
n
Qu
erce
tin
Ap
igen
in
Kaem
pfe
rol
Asa
m
klo
rogen
at
Asa
m f
erula
t
Asa
m k
afea
t
Total Fenol 1
Myricetin 0.235 1
Luteolin -0.118 -0.127 1
Quercetin 0.447 0.182 -0.075 1
Apigenin -0.133 -0.161 -0.058 0.132 1
Kaempferol -0.145 -0.101 -0.084 -0.078 -0.078 1
Asam klorogenat 0.305 0.054 -0.157 0.065 -0.171 -0.067 1
Asam kafeat 0.425 -0.075 0.182 -0.031 0.090 -0.210 0.036 1
Asam ferulat 0.191 -0.086 -0.052 0.634 0.063 0.125 0.459 -0.174 1
Tabel 43. Matriks Korelasi Sembilan Variabel
109
Grafik biplot PC1 dan PC2 pada Gambar 66 membagi sayuran ke
dalam empat kelompok berdasarkan senyawa yang dikandungnya.
Masing-masing kelompok terdiri dari objek-objek yang digambarkan
sebagai titik-titik. Objek-objek dengan karakteristik yang sama
digambarkan sebagai titik-titik yang posisinya berdekatan (Sartono et
al., 2003). Kelompok pertama terdiri dari daun katuk, bunga turi,
mangkokan, daun kucai, daun pakis, krokot, mengkudu, bunga pepaya,
mangkokan putih, dan daun ginseng. Kelompok kedua terdiri dari
antanan, daun kelor, kedondong cina, dan daun lembayung. Kelompok
ketiga terdiri dari antanan beurit, daun kenikir, daun jambu mete, bunga
kecombrang, daun beluntas, dan buah takokak. Kelompok keempat
terdiri dari daun kemangi, terubuk, daun pohpohan, dan daun labu siam.
Gambar 66. Biplot hubungan total fenol, asam klorogenat, asam kafeat,
asam ferulat, myricetin, luteolin, quercetin, apigenin, dan
kaempferol
Ket:
1 : Antanan
2 : Antanan Beurit
3 : Buah Takokak
4 : Bunga Kecombrang
5 : Bunga Pepaya
6 : Bunga Turi
7 : Daun Beluntas
8 : Daun Ginseng
9 : Daun Jambu Mete
10 : Daun Kacang Panjang
11 : Daun Katuk
12 : Daun Kelor
13 : Daun Kemangi
14 : Daun Kenikir
15 : Daun Kucai
16 : Daun Labu
17 : Daun Pakis
18 : Daun Pohpohan
19 : Kedondong Cina
20 : Krokot
21 : Mangkokan Kecil
22 : Mangkokan Putih
23 : Mengkudu
24 : Terubuk
110
Grafik biplot sebelumnya dapat menginterpretasikan hubungan
antara dua atribut. Grafik biplot akan menggambarkan variabel sebagai
garis berarah. Dua variabel yang memiliki korelasi positif akan
digambarkan sebagai dua buah garis dengan arah yang sama atau
membentuk sudut sempit (<90°), sedangkan dua variabel yang memiliki
korelasi negatif akan digambarkan dalam bentuk dua garis dengan arah
berlawanan atau membentuk sudut tumpul (>90°) (Sartono et al., 2003).
Namun pada analisis data kali ini, keragaman data yang ditampilkan
hanya sebesar 41.2% sehingga tidak dapat mewakili keseluruhan
komponen yang dianalisis. Dengan demikian hasil analisisnya tidak
dapat menjelaskan korelasi dari masing-masing senyawa yang dianalisis.
b. Analisis Hubungan Total Fenol, Total Flavonoid, dan Total Asam Fenolat
Hasil olahan data analisis ketiga senyawa dengan menggunakan
PCA (Principal Component Analysis) menghasilkan data akar ciri (eigen
value) dengan proporsi dan kumulatif keragaman dari tiga variabel yang
dapat dilihat pada Tabel 45 .
Tabel 45. Akar Ciri, Proporsi, dan Kumulatif Tiga Variabel
Berdasarkan dua komponen utama tersebut, maka dari Tabel 45
diambil nilai mutlak (absolut) tertinggi dari nilai-nilai vektor ciri (yang
dicetak tebal pada Tabel 45). Komponen pertama (PC1) hanya terdiri
dari satu kelompok yang memiliki hubungan positif yaitu total fenol.
Komponen utama kedua (PC2) dibagi dalam dua kelompok, dimana
kelompok pertama memiliki hubungan positif, yakni total flavonoid dan
kelompok kedua memiliki hubungan negatif, yaitu total asam fenolat.
Seperti diperlihatkan pada Tabel 45, komponen utama satu (PC1) dan
komponen utama dua (PC2) memiliki persentase keragaman yang lebih
besar dari komponen lainnya.
Variabel Akar Ciri Proporsi Kumulatif
1 1.410 0.470 0.470
2 0.993 0.331 0.801
3 0.596 0.199 1.000
111
Tabel 46. Matriks Korelasi Total Fenol, Total Flavonoid, dan Total
Asam Fenolat
Tabel 47. Nilai-Nilai Vektor dari Hubungan antara Masing-Masing
Variabel dengan Komponen Utama
Komponen utama pertama (PC1) mampu menerangkan keragaman data
sebesar 47.0 %, sedangkan komponen utama kedua (PC2) mampu
menerangkan keragaman data sebesar 33.1 %, sehingga keseluruhan
keragaman yang dapat diterangkan oleh kedua komponen utama tersebut
pada grafik biplot adalah sebesar 80.1 %.
Grafik biplot PC1 dan PC2 pada Gambar 67 membagi sayuran ke
dalam empat kelompok berdasarkan senyawa yang dikandungnya.
Masing-masing kelompok terdiri dari objek-objek yang digambarkan
sebagai titik-titik. Objek-objek dengan karakteristik yang sama
digambarkan sebagai titik-titik yang posisinya berdekatan (Sartono et al.,
2003). Kelompok pertama terdiri dari bunga turi, mengkudu, daun labu
siam, bunga pepaya, daun lembayung, daun kelor, dan antanan.
Kelompok kedua terdiri dari daun katuk, daun kenikir, dan daun jambu
mete. Kelompok ketiga terdiri dari mangkokan putih, antanan beurit,
daun pohpohan, buah takokak, bunga kecombrang, daun beluntas, dan
kedondong cina. Kelompok empat terdiri dari daun kucai, mangkokan,
daun kemangi, daun ginseng, daun pakis, krokot, dan terubuk.
Variabel Total Fenol Total Flavonoid Total Asam Fenolat
Total Fenol 1
Total Flavonoid 0.200 1
Total Asam Fenolat 0.354 0.008 1
Variabel PC 1 (47.0%) PC 2 (33.1%)
Total Fenol 0.704 -0.010
Total Flavonoid 0.354 0.871
Total Asam Fenolat 0.615 -0.491
112
Sampel-sampel yang terletak pada kuadran pertama (bunga turi,
mengkudu, daun labu siam, bunga pepaya, daun lembayung, daun kelor, dan
antanan) dan keempat (daun kucai, mangkokan, daun kemangi, daun
ginseng, daun pakis, krokot, dan terubuk) mengandung sedikit total
flavonoid, total fenol, dan total asam fenolat. Selanjutnya sampel-sampel
yang terletak pada kuadran kedua (daun katuk, daun kenikir, dan daun
jambu mete) mengandung total flavonoid dan total fenol yang tinggi, namun
sampel-sampel pada kuadran kedua ini mengandung sedikit total asam
fenolat. Sampel-sampel yang terletak pada kuadran ketiga (mangkokan
putih, antanan beurit, daun pohpohan, buah takokak, bunga kecombrang,
daun beluntas, dan kedondong cina) mengandung total asam fenolat dan
total fenol yang tinggi, namun sampel-sampel pada kuadran ketiga ini
Ket: 1 : Antanan
2 : Antanan Beurit
3 : Buah Takokak 4 : Bunga Kecombrang
5 : Bunga Pepaya
6 : Bunga Turi
7 : Daun Beluntas
8 : Daun Ginseng
9 : Daun Jambu Mete 10 : Daun Kacang Panjang
11 : Daun Katuk
12 : Daun Kelor
13 : Daun Kemangi 14 : Daun Kenikir
15 : Daun Kucai
16 : Daun Labu 17 : Daun Pakis
18 : Daun Pohpohan
19 : Kedondong Cina
20 : Krokot 21 : Mangkokan Kecil
22 : Mangkokan Putih
23 : Mengkudu 24 : Terubuk
Gambar 67. Biplot hubungan antara total fenol, total asam fenolat,
dan total flavonoid
113
mengandung sedikit total asam fenolat. Grafik biplot di atas juga dapat
menginterpretasikan hubungan antara dua atribut. Grafik biplot akan
menggambarkan variabel sebagai garis berarah. Dua variabel yang memiliki
korelasi positif akan digambarkan sebagai dua buah garis dengan arah yang
sama atau membentuk sudut sempit (<90°), sedangkan dua variabel yang
memiliki korelasi negatif akan digambarkan dalam bentuk dua garis dengan
arah berlawanan atau membentuk sudut tumpul (>90°) (Sartono et al.,
2003). Pada Gambar 67 sebelumnya dapat dilihat bahwa total fenol
membentuk sudut sempit (<90°) baik dengan total flavonoid maupun
dengan total asam fenolat. Dengan demikian total fenol memiliki korelasi
positif terhadap total flavonoid dan total asam fenolat, sehingga semakin
tinggi total fenol maka baik total flavonoid maupun total asam fenolat akan
tinggi juga. Begitu pula sebaliknya jika total fenol rendah maka total
flavonoid dan total asam fenolat akan rendah juga. Total flavonoid dan total
asam fenolat juga membentuk sudut sempit (<90°). Hal ini menunjukkan
bahwa total flavonoid dan total asam fenolat berkorelasi positif, semakin
tinggi total flavonoid maka akan semakin tinggi pula total asam fenolatnya
dan sebaliknya jika total flavonoid rendah maka total asam fenolat pun akan
rendah.
114
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Kadar total fenol pada sampel menunjukkan besarnya jumlah senyawa
fenolik yang terdapat di dalam sampel tersebut. Kadar total fenol ini mewakili
senyawa fenolik yang terdapat di dalam sampel, baik berupa komponen
flavonoid, asam fenolat, maupun komponen fenolik yang lain. Kandungan
total fenol tertinggi dalam penelitian ini yaitu pada sampel daun jambu mete
dengan total fenol sebesar (4418.38 mg) diikuti oleh daun beluntas (3868.59
mg), dan bunga kecombrang (2511.45 mg). kandungan total fenol terendah
ditemukan pada sampel mangkokan yaitu (227.74 mg).
Kedua puluh empat jenis sayuran indigenous Indonesia mengandung
cukup banyak asam fenolat terutama asam klorogenat, asam kafeat, dan asam
ferulat. Tiga sampel yang memiliki kandungan asam fenolat terbanyak adalah
daun kedondong cina (357.13 mg), buah takokak (179.11 mg), dan antanan
beurit (163.20 mg). Adapun senyawa asam fenolat dari yang terbanyak ke yang
tersedikit yaitu asam klorogenat sebesar (322.68 mg) pada sampel kedondong
cina, asam kafeat sebesar (45.09 mg) pada sampel daun beluntas, dan asam
ferulat sebesar (34.44 mg) pada sampel kedondong cina. Nilai-nilai tersebut
dihitung berdasarkan 100 gram berat kering. Pada penelitian ini mendapatkan
data kisaran asam klorogenat sebesar 0.08–47.02 mg per 100 gram sampel
segar, asam kafeat sebesar 0.36 – 8.65 mg per 100 gram sampel segar, dan
asam ferulat sebesar 0.09– 5.02 mg per 100 gram sampel segar.
Hasil uji statistik dengan menggunakan metode PCA (Principal
Component Analysis) terhadap total fenol, asam klorogenat, asam kafeat, asam
ferulat, myricetin, luteolin, quercetin, apigenin, dan kaempferol pada kedua
puluh empat jenis sayuran indigenous Indonesia mampu menerangkan
keragaman data sebesar 41.2% dengan hanya menggunakan dua komponen
utama yaitu komponen utama satu (PC1) sebesar 23.9% dan komponen utama
dua (PC2) sebesar 17.3%. Dua variabel yang memiliki korelasi positif akan
digambarkan sebagai dua buah garis dengan arah yang sama atau membentuk
sudut sempit (<90°), sedangkan dua variabel yang memiliki korelasi negatif
115
akan digambarkan dalam bentuk dua garis dengan arah berlawanan atau
membentuk sudut tumpul (>90°) (Sartono et al., 2003). Namun pada analisis
data kali ini, keragaman data yang ditampilkan hanya sebesar 41.2% sehingga
tidak dapat mewakili keseluruhan komponen yang dianalisis. Dengan demikian
hasil analisisnya tidak dapat menjelaskan korelasi dari masing-masing senyawa
yang dianalisis.
Hasil uji statistik dengan menggunakan metode PCA (Principal
Component Analysis) yang dilakukan terhadap total fenol, total asam fenolat,
dan total flavonoid pada kedua puluh empat sayuran indigenous Indonesia
mampu menerangkan keragaman data sebesar 80.1% dengan hanya
menggunakan dua komponen utama yaitu komponen utama satu (PC1) sebesar
47.0% dan komponen utama dua (PC2) sebesar 33.1%. Hasil uji statistik ini
juga menunjukkan bahwa total fenol memiliki korelasi positif terhadap total
flavonoid dan total asam fenolat (sudut yang dibentuk antara total fenol
terhadap total flavonoid dan total asam fenolat <90o), sehingga semakin tinggi
total fenol maka baik total flavonoid maupun total asam fenolat akan tinggi dan
sebaliknya jika total fenol rendah maka baik total flavonoid maupun total asam
fenolat akan rendah.
B. SARAN
Pada kedua puluh empat jenis sampel sayuran indigenous Indonesia ini
ternyata masih banyak mengandung jenis-jenis asam fenolat yang lainnya.
Dengan demikian perlu penelitian lanjutan untuk mengetahui komponen asam
fenolat yang lain selain yang telah diteliti saat ini. Kedua puluh empat jenis
sayuran indigenous Indonesia ini memiliki kandungan asam fenolat dan
flavonoid yang cukup tinggi sehingga sangat baik untuk dikembangkan
menjadi produk pangan baru yang siap santap dan siap saji.
116
DAFTAR PUSTAKA
Agullo, G, Gamet-Payrastre L, Manenti S, Viala C, Remesy C, Chap H, Payrastre
B. 1997. Relationship Between Flavonoid Structure and Inhibition of
Phosphatidylinositol 3-Kinase: Acomparison with Tyrosine Kinase and
Protein Kinase C Inhibition. Biochem. Pharmacol. 53 (1997) 1649-1657.
Anonim. 2007. Http ://www. republika. co. id/. [4 Januari 2009]
AOAC. 1984. Official Method of Analysis. Assosiation of Official Analytical
Chemistry, Washington D.C.
Ashida, H, Fukuda I, Yamashita T, Kanazawa K. 2000. Flavones and Flavonols at
Dietary Levels Inhibit a Transformation af Aryl Hydrocarbon Receptor
Induced By Dioxin. FEBS Lett. 476 (2000) 213-217.
Azar, M, Verette E, and Burn S. 1987. Identification of Some Phenolic
Compounds In Bilberry.
Batari, R. 2007. Identifikasi Senyawa Flavonoid pada Sayuran Indigenous Jawa
Barat. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, IPB. Bogor.
Birošova L, Mikulašova M, Vaverkova Š. Antimutagenic Effect of Phenolic
Acids. 2005. Biomed. Pap. Med. Fac. Univ. Palacky. Olomouc. Czech.
Repub. 149(2) (2005) 489-91.
Cadenas, E and Packer, L. 2002. Handbook of Antioxidants Second Edition
Revised and Expanded. Marcel Dekker, Inc. New York
Ciska, E, Karamaæ, M, Kosiñska, A. 2005. Antioxidant Activity of Extracts of
White Cabbage and Sauerkraut. Pol. J. Food Nutr. Sci. 14/55 (2005) 367-
373.
Duthie, GG, Duthie SJ, Kyle JAM. 2000. Plant Polyphenols in Cancer and Heart
Disease: Implications as Nutritional Antioxidants. Nutr. Res. Rev. 13
(2000) 79-106.
Frey, RS, Li J, Singletary KW. 2001. Effects of Genistein on Cell Proliferation
and Cell Cycle Arrest in Nonneoplastic Human Mammary Epithelial
Cells: Involvement of Cdc2, P21(Waf/Cip1), P27(Kip1), And Cdc2C
Expression. Biochem. Pharmacol. 61 (2001) 979-989.
Haddock, EA, Gupta RK, Al-Shafi SMK, Layden K, Haslam E, Magnolato D.
1982. The Metabolism of Gallic Acid and Hexahydroxydiphenic Acid in
Plants: Biogenetic and Molecular Taxonomic Considerations. Phytochem.
21 (1982) 1049-1062.
Hakkinen, S. 2000. Flavonols and Phenolic Acids in Berries and Berry Products.
Doctoral dissertation. Fac. Med. Univ. Kuopio. Finland.
Halliwell, B., Rafter, J., and Jenner A. 2005. Health Promotion by Flavonoids,
Tocopherols, Tocotrienols, and Other Phenols: Direct Or Indirect Effects?
Antioxidant Or Not? Am. J. Clin. Nutr. 81 (2005) 268S-276S (Suppl.)
Hertog, MGL, Kromhout D, Aravanis C, Blackburn H, Buzina R, Fidanza F,
Giampaoli S, Jansen A, Menotti A, Nedeljkovic S, Pekkarinen M, Simic
117
BS, Toshima H, Feskens EJM, Hollman PCH, Katan MB. 1995. Flavonoid
Intake and Long-Term Risk of Coronary Heart Disease and Cancer In The
Seven Countries Study. Arch. Intern. Med. 155 (1995) 381-386.
Ishartani, D. 2004. Pengaruh Pengeringan Terhadap Sifat Fisiko Kimia dan
Fungsional Tepung Kecambah Kacang Tunggak (Vigna unguiculata)
Hasil Germinasi dengan Natrium Alginat sebagai Elisator Senyawa
Antioksidan. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Ivanauskas, L, Jakštas, V, Radušienė, J, Lukošius, A, Baranauskas, A. 2008.
Evaluation of Phenolic Acids and Phenylpropanoids in the Crude Drugs. J.
Med. 44 (1) (2008).
Jian, Hong Yan, AN, Cheng Cai, Feng J, Ci, YX, Li Y, Sugisawa A, Izumitani M,
Chen ZL. 1999. Effect of Caffeic Acid on The Tumor Cells U937
Evaluated by an Electrochemical Voltammetric Method. Chin. Chem. Lett.
10 (1999) 781−782.
Kobuchi, H, Roy S, Sen CK, Nguyen HG, Packer L. 1999. Quercetin Inhibits
Inducible ICAM-1 Expression in Human Endothelial Cells Through The
JNK Pathway. Am. J. Physiol. 277 (1999) C403-C411.
Laranjinha, JA, Almeida, LM, Madeira, VM. 1994. Reactivity of Dietary
Phenolic Acids with Peroxyl Radicals: Antioxidant Activity Upon Low
Density Lipoprotein Peroxidation. Biochem. Pharmacol. 48 (1994) 487-
494
Macheix J-J, Fleuriet A, Billot J. 1990. Fruit Phenolics. Boca Raton, USA: CRC
Press.
Macheix, J-J, Fleuriet A, and Billot J. 1989. Fruit Phenolics.CRC Press, Boca
Raton, FL.
Manach, C, Scalbert A, Morand C, Re´me´sy C, Jime´nez L. 2004. Polyphenols:
Food Sources and Bioavailability. Am. J. Clin. Nutr. 79 (2004) 727-747.
Mattila, P. and Hellstrom, J. 2007. Phenolic Acids in Potatoes, Vegetables, and
Some of Their Products. J. Food Com. Anal. 20 (2007) 152–160
Mattila, P. and Kumpulainen, J. 2002. Determination of Free and Total Phenolic
Acids in Plant-Derived Foods by HPLC with Diode-Array Detection. J.
Agric. Food Chem. 50 (2002) 3660-3667.
Meilgaard, M, Civille, G and Carr, BT. 1999. Sensory Evaluation Techniques.
Third Ed. CRC Press, Florida.
Meyer, AS, Heinonen M, Frankel EN. 1998. Antioxidant Interactions of Catechin,
Cyanidin, Caffeic Acid, Quercetin, and Ellagic Acid on Human LDL
Oxidation. Food Chem. 61 (1998) 71-75.
Mosel, H.D. und Herrmann, K. 1974. Die Phenolischen Inhalsstoffe der
Obstes.IV. Die Phenolischen Inhalsstoffe der Brombeeren und Himbeeren
und Deren Deren Veranderun gen Wahrend Wachstum und Reife der
Fruchte. Z. Lebensm.Unters. Forsch. 154 (1974) 324
118
Olthof, Margreet R, Hollman PCH, and Katan MB. 2001. Chlorogenic Acid and
Caffeic Acid are Absorbed in Humans. Journal of Nutrition. 131 (2001)
131:66-71.
Rahmat, H. 2009. Identifikasi Senyawa Flavonoid Pada Sayuran Indigenous Jawa
Barat. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, IPB. Bogor.
Rimbach G, Fuchs J, and Packer L. 2005. Application of Nutrigenomics Tools to
Analyze The Role of Oxidants and Antioxidants in Gene Expression. in:
Rimbachg, Fuchs J, Packer L, Editors. Nutrigenomics. Boca Raton, Fla.:
Taylor and Francis. P 1–12.
Rivas, N and Luh, BS. 1968. Polyphenolic Compounds in Tomatoes Pastes. J.
Food Sci. 33 (1968) 358
Rounds, MA and SS. Nielsen. 2000. Basic Principles of Chromatography. Di
dalam : Nollet, LML. (Ed). Food Analysis by HPLC, Second Edition,
Revised and Expanded. Marcell Dekker, Inc., New York.
Rounds, MA, and JF. Gregor. 2003. High Performance Liquid Chromatography.
Di dalam : Nielsen, S. S. (Ed.). Food Analysis, Third Edition. Plenum
Publisher, New York.
Sakakibara, H, Honda Y, Nakagawa S, Ashida H, and Kanazawa K. 2003.
Simultaneous Determination of All Plyphenols in Vegetables, Fruits, and
Teas. J. Agric. Food Chem. 51 (2003) 571-581.
Sandrasari, DA. 2009. Kapasitas Antioksidan dan Hubungannya dengan Nilai
Total Fenol Ekstrak Sayuran Indigenous. Tesis. IPB.
Sartono, B, FM Affendi, UD, Syahfitri IM, Sumertajaya, dan Y. Anggraeni. 2003.
Analisis Variabel Ganda. Dept. Statistika. IPB. Bogor.
Schmidtlein, H. and Herrmann, K. 1975a. On The Phenolics Acids of Vegetables.
I . Hydroxycinnamic Acids and Hidroxybenzoic Acids of Brassica Species
and Leaves of Other Cruciferae. Z. Lebensm. Unters. Forsch.,159 (1975)
139
Schmidtlein, H. and Herrmann, K. 1975b. On The Phenolics Acids of Vegetables.
IV. Hydroxycinnamic Acids and Hidroxybenzoic Acids of Vegetables and
Potatoes. Z. Lebensm. Unters. Forsch.,159 (1975) 255
Schuster, B. and Herrmann, K. 1985. Hydroxyenzoic and Hydroxycinnamic Acid
Derivatives in Soft Fruits. Phytochem. 24 (1985) 2761.
Shahidi, F and Naczk, M. 1995. Food Phenolics. Technomic Publishing Co,
Lancaster, Basel.
Singleton, VL. 1980. Grape and Wine Phenolics, Background and Prospects.In
Proceedings of The Symposium o Grape and Wine Centennial, University
of California, Davis, CA, p.215
Stohr, A. und Herrmann, K. 1975a. Die Phenolischen Inhalsstoffe der Obstes.IV.
Die Phenolischen Inhalsstoffe der Johannisbeeren, Stachelbeeren und
Kulturheidelbeeren Veranderungen der Phenolsauren und Catechine
119
Wahrend Wachstum und Reife Von Swarzen Johannisbeeren. Z. Lebensm.
Unters. Forsch., 159 (1975) 31
Stohr, A. and Herrmann, K. 1975b. The Phenols of Fruits.V.The Phenols of
Strawberries and Their Changes During Development and Ripeness of
Fruits. Z. Lebensm. Unters. Forsch., 158 (1975) 341
Strack, D. 1997. Phenolic Metabolism. in: Dey PM, Harborne JB, Eds. Plant
Biochemistry. London, UK: Academic Press, p 387–416.
U.P. Singh, A. Suman, M. Sharma, JN, Singh, Amitabh Singh, S. Maurya. 2008.
HPLC Analysis of the Phenolic Profiles in Different Parts of Chilli
(Capsicum annum) and Okra (Abelmoschus esculentus L.) Moench. The
Intern. J. Altern. Med. 5 (2008) 2.
Vermerris, W and Nicholson, R. 2006. Phenolic compound Biochemistry.
Springer. USA
Wallace G, Fry SC. 1994. Phenolic Components of The Plant Cell Wall. Int Rev
Cytol 151 (1994) 229–267
Williamson, G, Plumb GW, Uda Y, Price KR, Rhodes MJC. 1996. Dietary
Quercetin Glycosides: Antioxidant Activity and Induction of The
Anticarcinogenic Phase II Marker Enzyme Quinone Reductase in
Hepalclc7 Cells. Carcinogenesis 17 (1996) 2385-2387.
Yang, CS, Landau JM, Huang MT, Newmark HL. 2001. Inhibition of
Carcinogenesis by Dietary Polyphenolic Compounds. Annu. Rev. Nutr. 21
(2001) 381-406.
120
LAMPIRAN
Lampiran 1. Gambar Kedua Puluh Empat Sayuran Indigenous Indonesia
Antanan beurit Pakis
Krokot
Bunga turi
Kucai Takokak
Daun ginseng
Pohpohan
Antanan
Kedondong cina Katuk
Kemangi Bunga Kecombrang
Mangkokan
(Nothopanax
scutellarium)
Beluntas Kenikir
121
Daun jambu mete Bunga pepaya
Daun Labu Siam Mangkokan Putih
Terubuk Daun mengkudu
Daun kelor Lembayung
122
Lampiran 2. Uji Tukey’s Kadar Air Sayuran Indigenous Indonesia
Univariate Analysis of Variance
Between-Subjects Factors
Mengkudu 2
Mangkokan 2
Daun Labu
Siam2
Daun
Lembayung2
Daun Katuk 2
Daun
Kemangi2
Daun Pakis 2
Daun
Pohpohan2
Bunga
Pepaya2
Mangkokan
Putih2
Daun
Kenikir2
Daun Kelor 2
Daun Kucai 2
Daun
Jambu
Mete
2
Buah
Takokak2
Antanan 2
Krokot 2
Antanan
Beurit2
Daun
Ginseng2
Bunga
Kecombran
g
2
Daun
Beluntas2
Bunga Turi 2
Terubuk 2
Kedondong
Cina2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
sampel
Value Label N
123
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: kadar_air
Source Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Model 348312.412(a) 24 14513.017 10794.431 .000
sampel 348312.412 24 14513.017 10794.431 .000
Error 32.268 24 1.344
Total 348344.680 48
a R Squared = 1.000 (Adjusted R Squared = 1.000)
Homogeneous Subsets
Kadar_Air
Tukey HSDa,b
2 75.273750
2 78.186450 78.186450
2 79.886400 79.886400 79.886400
2 80.304150 80.304150
2 80.805850 80.805850 80.805850
2 80.820800 80.820800 80.820800
2 81.724550 81.724550 81.724550
2 82.279150 82.279150 82.279150 82.279150
2 82.310100 82.310100 82.310100 82.310100
2 84.300200 84.300200 84.300200 84.300200
2 84.364850 84.364850 84.364850 84.364850
2 85.429850 85.429850 85.429850 85.429850
2 85.455300 85.455300 85.455300 85.455300
2 86.679600 86.679600 86.679600 86.679600
2 87.420000 87.420000 87.420000 87.420000
2 87.684550 87.684550 87.684550 87.684550 87.684550
2 88.066900 88.066900 88.066900 88.066900 88.066900
2 88.386150 88.386150 88.386150 88.386150 88.386150
2 88.910450 88.910450 88.910450 88.910450 88.910450
2 89.266550 89.266550 89.266550 89.266550
2 89.767200 89.767200 89.767200 89.767200
2 90.226950 90.226950 90.226950
2 91.825800 91.825800
2 92.301350
.061 .142 .078 .057 .089 .062 .100 .334 .089 .061
sampel
Daun Kelor
Daun Katuk
Buah Takokak
Daun Kenikir
Daun Beluntas
Daun Jambu Mete
Antanan
Mangkokan
Mangkokan Putih
Antanan Beurit
Daun Lembayung
Kedondong Cina
Mengkudu
Daun Labu Siam
Daun Kemangi
Daun Pohpohan
Krokot
Terubuk
Bunga Pepaya
Daun Pakis
Bunga Kecombrang
Bunga Turi
Daun Ginseng
Daun Kucai
Sig.
N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Subset
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on Type III Sum of Squares
The error term is Mean Square(Error) = 1.344.
Uses Harmonic Mean Sample Size = 2.000.a.
Alpha = .05.b.
124
Lampiran 3. Uji Tukey’s Total Fenol Sayuran Indigenous Indonesia
Univariate Analysis of Variance
Between-Subjects Factors
Mengkudu 4
Mangkokan 4
Daun Labu
Siam4
Daun
Lembayung4
Daun Katuk 4
Daun
Kemangi4
Daun Pakis 4
Daun
Pohpohan4
Bunga
Pepaya4
Mangkokan
Putih4
Daun
Kenikir4
Daun Kelor 4
Daun Kucai 4
Daun
Jambu
Mete
4
Buah
Takokak4
Antanan 4
Krokot 4
Antanan
Beurit4
Daun
Ginseng4
Bunga
Kecombran
g
4
Daun
Beluntas4
Bunga Turi 4
Terubuk 4
Kedondong
Cina4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
sampel
Value Label N
125
Homogeneous Subsets
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Total_Fenol
219642457a 24 9151769.041 8711.284 .000
219642457 24 9151769.041 8711.284 .000
75640.672 72 1050.565
219718098 96
Source
Model
sampel
Error
Total
Type III Sum
of Squares df Mean Square F Sig.
R Squared = 1.000 (Adjusted R Squared = 1.000)a.
Total_Fenol
Tukey HSDa,b
4 227.7436
4 272.8625
4 393.1891
4 432.7506 432.7506
4 498.9447 498.9447
4 499.9851 499.9851
4 573.5146 573.5146
4 601.9034
4 632.6609 632.6609
4 690.7185 690.7185
4 692.6928 692.6928
4 719.8315 719.8315
4 754.6846 754.6846
4 790.1223
4 790.7635
4 922.3677
4 986.6874 986.6874
4 1016.833 1016.833
4 1097.234
4 1297.718
4 1736.691
4 2511.455
4 3868.588
4 4418.379
.944 .986 .364 .192 .614 .586 .461 .268 .450 1.000 .104 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
sampel
Mangkokan
Daun Kucai
Bunga Turi
Daun Kelor
Daun Labu Siam
Mengkudu
Daun Pakis
Bunga Pepaya
Daun Katuk
Daun Kemangi
Krokot
Daun Lembayung
Terubuk
Buah Takokak
Daun Ginseng
Antanan Beurit
Daun Pohpohan
Mangkokan Putih
Antanan
Kedondong Cina
Daun Kenikir
Bunga Kecombrang
Daun Beluntas
Daun Jambu Mete
Sig.
N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Subset
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on Type III Sum of Squares
The error term is Mean Square(Error) = 1050.565.
Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.a.
Alpha = .05.b.
126
Lampiran 4. Uji Tukey’s Total Asam Fenolat pada Sayuran Indigenous Indonesia
Univariate Analysis of Variance
Between-Subjects Factors
Mengkudu 4
Mangkokan 4
Daun Labu
Siam4
Daun
Lembayung4
Daun Katuk 4
Daun
Kemangi4
Daun Pakis 4
Daun
Pohpohan4
Bunga
Pepaya4
Mangkokan
Putih4
Daun
Kenikir4
Daun Kelor 4
Daun Kucai 4
Daun
Jambu
Mete
4
Buah
Takokak4
Antanan 4
Krokot 4
Antanan
Beurit4
Daun
Ginseng4
Bunga
Kecombran
g
4
Daun
Beluntas4
Bunga Turi 4
Terubuk 4
Kedondong
Cina4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
sampel
Value Label N
127
Homogeneous Subsets
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Total_Asam_Fenolat
1175227.897a 24 48967.829 3838.038 .000
1175227.897 24 48967.829 3838.038 .000
918.616 72 12.759
1176146.513 96
Source
Model
sampel
Error
Total
Type III Sum
of Squares df Mean Square F Sig.
R Squared = .999 (Adjusted R Squared = .999)a.
Total_Asam_Fenolat
Tukey HSDa,b
4 .989675
4 6.941800 6.941800
4 10.683075 10.683075
4 12.724400 12.724400 12.724400
4 19.982750 19.982750 19.982750
4 21.065850 21.065850
4 22.987100
4 25.728375
4 28.411375
4 46.256825
4 48.583875 48.583875
4 49.024125 49.024125
4 54.885500 54.885500
4 56.606300
4 57.434875 57.434875
4 66.850625
4 85.552625
4 93.962025
4 148.0364
4 149.2603
4 152.1826
4 163.2019
4 179.1060
4 357.1251
.769 .809 .066 .172 .158 .131 .105 .058 .161 .992 1.000 1.000 1.000
sampel
Bunga Turi
Daun Kucai
Daun Ginseng
Mangkokan
Daun Kemangi
Mengkudu
Bunga Pepaya
Daun Katuk
Daun Pakis
Terubuk
Daun Labu Siam
Daun Lembayung
Krokot
Daun Kelor
Daun Kenikir
Antanan
Daun Jambu Mete
Mangkokan Putih
Bunga Kecombrang
Daun Beluntas
Daun Pohpohan
Antanan Beurit
Buah Takokak
Kedondong Cina
Sig.
N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Subset
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on Type III Sum of Squares
The error term is Mean Square(Error) = 12.759.
Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.a.
Alpha = .05.b.
128
Lampiran 5. Uji Tukey’s Asam Klorogenat Sayuran Indigenous Indonesia
Univariate Analysis of Variance
Between-Subjects Factors
Mengkudu 4
Mangkokan 4
Daun Labu
Siam4
Daun
Lembayung4
Daun Katuk 4
Daun
Kemangi4
Daun Pakis 4
Daun
Pohpohan4
Bunga
Pepaya4
Mangkokan
Putih4
Daun
Kenikir4
Daun Kelor 4
Daun Kucai 4
Daun
Jambu
Mete
4
Buah
Takokak4
Antanan 4
Krokot 4
Antanan
Beurit4
Daun
Ginseng4
Bunga
Kecombran
g
4
Daun
Beluntas4
Terubuk 4
Kedondong
Cina4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
23
24
sampel
Value Label N
129
Homogeneous Subsets
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Chlorogenic_Acid
910521.209a 23 39587.879 3529.257 .000
910521.209 23 39587.879 3529.257 .000
773.977 69 11.217
911295.186 92
Source
Model
sampel
Error
Total
Type III Sum
of Squares df Mean Square F Sig.
R Squared = .999 (Adjusted R Squared = .999)a.
Chlorogenic_Acid
Tukey HSDa,b
4 .995050
4 2.576275
4 4.675075
4 4.844200
4 6.927875 6.927875
4 15.498400 15.498400
4 15.846075
4 23.023525 23.023525
4 24.063250 24.063250
4 26.908675
4 27.266950 27.266950
4 35.891250 35.891250
4 43.528625 43.528625
4 48.479900
4 50.468150
4 70.532875
4 79.898750
4 104.1717
4 137.4216
4 141.8413
4 154.5843
4 164.7634
4 322.6822
.649 .074 .075 .974 .070 .195 .351 1.000 1.000 1.000 .961 1.000 1.000 1.000
sampel
Daun Kucai
Daun Kemangi
Daun Ginseng
Mangkokan
Bunga Pepaya
Daun Katuk
Mengkudu
Daun Kenikir
Daun Pakis
Daun Kelor
Daun Lembayung
Terubuk
Daun Labu Siam
Krokot
Antanan
Daun Jambu Mete
Mangkokan Putih
Daun Beluntas
Bunga Kecombrang
Daun Pohpohan
Antanan Beurit
Buah Takokak
Kedondong Cina
Sig.
N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Subset
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on Type III Sum of Squares
The error term is Mean Square(Error) = 11.217.
Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.a.
Alpha = .05.b.
130
Lampiran 6. Uji Tukey’s Asam Kafeat Sayuran Indigenous Indonesia
Univariate Analysis of Variance
Between-Subjects Factors
Mangkokan 4
Daun Labu
Siam4
Daun
Lembayung4
Daun Katuk 4
Daun
Kemangi4
Daun Pakis 4
Daun
Pohpohan4
Bunga
Pepaya4
Mangkokan
Putih4
Daun
Kenikir4
Daun Kelor 4
Daun Kucai 4
Buah
Takokak4
Antanan 4
Krokot 4
Antanan
Beurit4
Daun
Ginseng4
Bunga
Kecombran
g
4
Daun
Beluntas4
Terubuk 4
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
15
16
17
18
19
20
21
23
sampel
Value Label N
131
Homogeneous Subsets
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Caffeic_Acid
15285.513a 20 764.276 2190.068 .000
15285.513 20 764.276 2190.068 .000
20.938 60 .349
15306.452 80
Source
Model
sampel
Error
Total
Type III Sum
of Squares df Mean Square F Sig.
R Squared = .999 (Adjusted R Squared = .998)a.
Caffeic_Acid
Tukey HSDa,b
4 4.120625
4 4.348100
4 4.563100
4 4.630825
4 4.961000 4.961000
4 5.179550 5.179550
4 6.503100
4 6.506375
4 8.617650
4 8.973400
4 9.025250
4 9.309950
4 9.370825
4 9.555900
4 11.852000
4 12.739400
4 12.954350
4 16.130525
4 18.476000
4 45.088650
.563 .051 .761 .490 1.000 1.000 1.000
sampel
Daun Labu Siam
Daun Pakis
Krokot
Daun Kucai
Daun Ginseng
Daun Katuk
Antanan
Mangkokan
Antanan Beurit
Daun Pohpohan
Terubuk
Bunga Pepaya
Bunga Kecombrang
Mangkokan Putih
Daun Kelor
Buah Takokak
Daun Lembayung
Daun Kemangi
Daun Kenikir
Daun Beluntas
Sig.
N 1 2 3 4 5 6 7
Subset
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on Type III Sum of Squares
The error term is Mean Square(Error) = .349.
Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.a.
Alpha = .05.b.
132
Lampiran 7. Uji Tukey Asam Ferulat Sayuran Indigenous Indonesia
Univariate Analysis of Variance
Between-Subjects Factors
Mengkudu 4
Mangkokan 4
Daun Labu
Siam4
Daun
Lembayung4
Daun Katuk 4
Daun
Kemangi4
Daun
Pohpohan4
Bunga
Pepaya4
Mangkokan
Putih4
Daun
Kenikir4
Daun Kelor 4
Daun Kucai 4
Daun
Jambu
Mete
4
Buah
Takokak4
Antanan 4
Krokot 4
Daun
Ginseng4
Bunga
Kecombran
g
4
Bunga Turi 4
Terubuk 4
Kedondong
Cina4
1
2
3
4
5
6
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
19
20
22
23
24
sampel
Value Label N
133
Homogeneous Subsets
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Ferrulic_Acid
9189.622a 21 437.601 1912.813 .000
9189.622 21 437.601 1912.813 .000
14.413 63 .229
9204.035 84
Source
Model
sampel
Error
Total
Type III Sum
of Squares df Mean Square F Sig.
R Squared = .998 (Adjusted R Squared = .998)a.
Ferrulic_Acid
Tukey HSDa,b
4 .934675
4 .989675
4 1.047025
4 1.243925
4 1.275975
4 1.315925
4 1.340350
4 1.367975
4 1.373775
4 1.603150
4 1.842450
4 4.507425
4 5.050400
4 5.219800
4 6.749225
4 8.802875
4 9.879375
4 15.019775
4 15.935350
4 17.845650
4 34.442975
.479 .857 1.000 .192 .463 1.000 1.000
sampel
Daun Labu Siam
Bunga Turi
Daun Ginseng
Bunga Kecombrang
Daun Kemangi
Daun Kucai
Terubuk
Daun Pohpohan
Mangkokan
Buah Takokak
Krokot
Mangkokan Putih
Daun Katuk
Mengkudu
Bunga Pepaya
Daun Lembayung
Antanan
Daun Jambu Mete
Daun Kenikir
Daun Kelor
Kedondong Cina
Sig.
N 1 2 3 4 5 6 7
Subset
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on Type III Sum of Squares
The error term is Mean Square(Error) = .229.
Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.a.
Alpha = .05.b.
134
No Sampel Ulangan duplo W cawan kosong (g) W sampel (g) W cawan + sampel kering (g) KA (%BB) KA (%BK)
1 Mengkudu 1 1 5.6334 5.0035 6.3634 85.41 585.41
2 5.4098 5.0036 6.1353 85.50 589.68
rata-rata 85.46 587.54
2 Mangkokan 1 1 5.7064 5.0044 6.5978 82.19 461.41
2 5.8591 5.0013 6.7408 82.37 467.23
rata-rata 82.28 464.32
3 Daun Labu Siam 1 1 5.6337 5.0039 6.2832 87.02 670.42
2 5.4056 5.0023 6.0890 86.34 632.02
rata-rata 86.68 651.22
4 Daun Lembayung 1 1 5.4208 5.0015 6.1893 84.63 550.81
2 5.5092 5.0016 6.3047 84.10 528.74
rata-rata 84.36 539.77
5 Daun Katuk 1 1 5.4265 5.0060 6.5359 77.84 351.23
2 5.6530 5.0024 6.7268 78.53 365.86
rata-rata 78.19 358.55
6 Daun Kemangi 1 1 5.7258 5.0090 6.3725 87.09 674.55
2 5.8735 5.0044 6.4865 87.75 716.38
rata-rata 87.42 695.46
7 Daun Pakis 1 1 6.4985 5.0014 7.0038 89.90 889.79
2 6.3114 5.0010 6.8797 88.64 779.99
rata-rata 89.27 834.89
8 Daun Pohpohan 1 1 6.3103 5.0022 6.9260 87.69 712.44
2 5.0800 5.0023 5.6964 87.68 711.53
rata-rata 87.68 711.99
Lampiran 8. Kadar Air Sayuran Indigenous Indonesia
135
No Sampel Ulangan duplo W cawan kosong (g) W sampel (g) W cawan + sampel kering (g) KA (%BB) KA (%BK)
9 Bunga Pepaya 1 1 5.8067 5.0024 6.3455 89.23 828.43
2 5.3970 5.0025 5.9677 88.59 776.56
rata-rata 88.91 802.49
10 Mangkokan Putih 1 1 5.5580 5.0006 6.4488 82.19 461.36
2 6.4061 5.0006 7.2845 82.43 469.29
rata-rata 82.31 465.32
11 Kenikir 1 1 5.5313 5.0015 6.4269 82.09 458.45
2 5.3366 5.0016 6.4112 78.51 365.44
rata-rata 80.30 411.95
12 Daun Kelor 1 1 5.8628 5.0009 7.1044 75.17 302.78
2 5.6355 5.0006 6.8669 75.37 306.09
rata-rata 75.27 304.43
13 Daun Kucai 1 1 5.7090 5.0015 6.0826 92.53 1238.73
2 5.3995 5.0016 5.7960 92.07 1161.44
rata-rata 92.30 1200.08
14 Daun Jambu Mete 1 1 5.4214 5.0010 6.3836 80.76 419.75
2 5.5111 5.0010 6.4672 80.88 423.06
rata-rata 80.82 421.40
15 Buah Takokak 1 1 5.5554 5.0005 6.6045 79.02 376.65
2 6.4044 5.0007 7.3669 80.75 419.55
rata-rata 79.89 398.10
16 Antanan 1 1 5.4129 5.0007 6.3375 81.51 440.85
2 5.6364 5.0007 6.5396 81.94 453.66
rata-rata 81.72 447.26
136
No Sampel Ulangan duplo W cawan kosong (g) W sampel (g) W cawan + sampel kering (g) KA (%BB) KA (%BK)
17 Krokot 1 1 5.8146 5.0008 6.4236 87.82 721.15
2 5.5433 5.0008 6.1278 88.31 755.57
rata-rata 88.07 738.36
18 Antanan Beurit 1 1 5.7096 5.0007 6.4909 84.38 540.05
2 5.4140 5.0007 6.2029 84.22 533.88
rata-rata 84.30 536.97
19 Daun Ginseng 1 1 5.3986 5.0005 5.8073 91.83 1123.51
2 5.7389 5.0005 6.1477 91.82 1123.21
rata-rata 91.83 1123.36
20 Bunga kecombrang 1 1 5.7216 5.0006 6.2408 89.62 863.14
2 5.6655 5.0006 6.1697 89.92 891.79
rata-rata 89.77 877.46
21 Daun Beluntas 1 1 5.8775 5.0007 6.7843 81.87 451.47
2 5.9305 5.0008 6.9434 79.75 393.71
rata-rata 80.81 422.59
22 Bunga Turi 1 1 5.6460 5.0004 6.2120 88.68 783.46
2 5.4553 5.0006 5.8667 91.77 1115.51
rata-rata 90.23 949.49
23 Terubuk 1 1 5.7216 5.0005 6.2699 89.04 812.00
2 5.6655 5.0005 6.2787 87.74 715.48
rata-rata 88.39 763.74
24 Kedondong cina 1 1 5.4257 5.0003 6.0210 88.09 739.96
2 5.2971 5.0003 6.1589 82.77 480.22
rata-rata 85.43 610.09
137
No Sampel Ulangan Duplo W cawan kosong (g) W sampel (g) W cawan + sampel kering (g) KA (%BB) KA (%BK)
1 Mengkudu 1 1 5.8602 2.0016 7.6684 9.66 10.70
2 5.7080 2.0024 7.5178 9.62 10.64
rata-rata 9.64 10.67
2 Mangkokan 1 1 5.5246 2.0002 7.2470 13.89 16.13
2 5.5407 2.0003 7.2601 14.04 16.34
rata-rata 13.97 16.23
3 Daun Labu Siam 1 1 5.6348 2.0007 7.4936 7.09 7.63
2 5.4100 2.0022 7.2706 7.07 7.61
rata-rata 7.08 7.62
4 Daun Lembayung 1 1 5.5578 2.0009 7.3811 8.88 9.74
2 5.3357 2.0010 7.1689 8.39 9.15
rata-rata 8.63 9.45
5 Daun Katuk 1 1 5.5414 2.0004 7.3504 9.57 10.58
2 5.8123 2.0006 7.6214 9.57 10.59
rata-rata 9.57 10.58
6 Daun Kemangi 1 1 5.4209 2.0008 7.2262 9.77 10.83
2 5.5100 2.0024 7.3180 9.71 10.75
rata-rata 9.74 10.79
7 Daun Pakis 1 1 6.4058 2.0008 8.2590 7.38 7.96
2 6.5010 2.0008 8.3547 7.35 7.94
rata-rata 7.36 7.95
8 Daun Pohpohan 1 1 6.3105 2.0005 8.0939 10.85 12.17
2 5.0803 2.0007 6.8628 10.91 12.24
rata-rata 10.88 12.21
Lampiran 9. Kadar Air Freeze Drier Sayuran Indigenous Indonesia
138
No Sampel Ulangan Duplo W cawan kosong (g) W sampel (g) W cawan + sampel kering (g) KA (%BB) KA (%BK)
9 Bunga Pepaya 1 1 5.5308 2.0009 7.3594 8.61 9.42
2 5.3974 2.0012 7.2293 8.46 9.24
rata-rata 8.54 9.33
10 Mangkokan Putih 1 1 5.8629 2.0007 7.6351 11.42 12.89
2 5.4205 2.0007 7.1893 11.59 13.11
rata-rata 11.51 13.00
11 Daun Kenikir 1 1 5.7753 2.0009 7.6390 6.86 7.36
2 5.6743 2.0009 7.5348 7.02 7.55
rata-rata 6.94 7.45
12 Daun Kelor 1 1 5.4202 2.0007 7.2935 6.37 6.80
2 5.5093 2.0008 7.3774 6.63 7.10
rata-rata 6.50 6.95
13 Daun Kucai 1 1 5.8425 2.0008 7.5968 12.32 14.05
2 5.7735 2.0008 7.5271 12.36 14.10
rata-rata 12.34 14.07
14 Daun Jambu Mete 1 1 5.5602 2.0005 7.4725 4.41 4.61
2 5.5431 2.0005 7.4570 4.33 4.52
rata-rata 4.37 4.57
15 Buah Takokak 1 1 5.9172 2.0004 7.6518 13.29 15.32
2 5.6753 2.0005 7.4151 13.03 14.98
rata-rata 13.16 15.15
16 Antanan 1 1 6.5005 2.0005 8.3263 8.73 9.57
2 5.3360 2.0007 7.1609 8.79 9.63
rata-rata 8.76 9.60
139
No Sampel Ulangan Duplo W cawan kosong (g) W sampel (g) W cawan + sampel kering (g) KA (%BB) KA (%BK)
17 Krokot 1 1 5.8623 2.0013 7.7476 5.80 6.15
2 5.3282 2.0012 7.2135 5.79 6.15
rata-rata 5.79 6.15
18 Antanan Beurit 1 1 5.8775 2.0008 7.7091 8.46 9.24
2 5.6903 2.0012 7.5239 8.37 9.14
rata-rata 8.42 9.19
19 Daun Ginseng 1 1 5.6347 2.0012 7.4702 8.28 9.03
2 5.7880 2.0012 7.6251 8.20 8.93
rata-rata 8.24 8.98
20 Bunga kecombrang 1 1 5.7222 2.0006 7.5948 6.40 6.84
2 5.9302 2.0006 7.8006 6.51 6.96
rata-rata 6.45 6.90
21 Daun Beluntas 1 1 5.4130 2.0011 7.2128 10.06 11.18
2 5.6369 2.0011 7.4333 10.23 11.40
rata-rata 10.14 11.29
22 Bunga Turi 1 1 5.4126 2.0006 7.1490 13.21 15.22
2 5.8139 2.0009 7.5396 13.75 15.95
rata-rata 13.48 15.58
23 Terubuk 1 1 5.6366 2.0011 7.4448 9.64 10.67
2 5.7087 2.0013 7.5184 9.57 10.59
rata-rata 9.61 10.63
24 Kedondong cina 1 1 5.7091 2.0010 7.4711 11.94 13.56
2 5.5093 2.0011 7.2729 11.87 13.47
rata-rata 11.91 13.52
140
Lampiran 10. Kurva Standar Total Fenol
konsentrasi Absorbansi
0 0.00000
50 0.13460
100 0.30180
150 0.51022
200 0.70154
250 0.87332
Lampiran 11. Total Fenol Sayuran Indigenous
y = 0.0036x - 0.0280R² = 0.9963
-0.1000
0.0000
0.1000
0.2000
0.3000
0.4000
0.5000
0.6000
0.7000
0.8000
0.9000
1.0000
0 50 100 150 200 250 300
Ab
sorb
ansi
Konsentrasi (mg/L)
Kurva Standar Total Fenol
141
No Sampel Ulangan W sampel (mg) Duplo Absorbansi [ ] (mg/L)
Wet Basis Dry Basis
[ ] (mg fenolik /100 g sampel segar)
STDEV (%) RSD [ ] (mg fenolik /100 g sampel
kering STDEV (%) RSD
1 Mengkudu
1 50.4 1 0.2958 89.9472 72.3914
0.38 0.53
497.7179
2.64 0.53
2 0.2984 90.6667 72.9705 501.6989
2 50.4 1 0.2958 89.9528 72.3959 497.7487
2 0.2991 90.8611 73.1270 502.7749
rata-rata 72.7212 499.9851
72.7212 + 0.38 499.9851 + 2.64
2 Mangkokan
1 50.9 1 0.2545 78.4833 40.4139
0.09 0.22
228.0584
0.51 0.22
2 0.2538 78.2833 40.3109 227.4772
2 50.7 1 0.2534 78.1778 40.2566 227.1705
2 0.2548 78.5556 40.4511 228.2683
rata-rata 40.3582 227.7436
40.3582+ 0.09 227.7436 + 0.51
3 Daun Labu Siam
1 51.0 1 0.3031 91.9694 65.9223
0.71 1.07
494.8977
5.35 1.07
2 0.3091 93.6417 67.1210 503.8961
2 51.3 1 0.3023 91.7611 65.7730 493.7766
2 0.3087 93.5139 67.0294 503.2085
rata-rata 66.4614 498.9447
66.4614 + 0.71 498.9447 + 5.35
4 Daun Lembayung
1 50.5 1 0.4461 131.7000 112.6830
2.20 1.95
720.7032
14.07 1.95
2 0.4568 134.6572 115.2132 736.8861
2 50.5 1 0.4452 131.4389 112.4596 719.2743
2 0.4341 128.3667 109.8310 702.4622
rata-rata 112.5467 719.8315
112.5467 + 2.20 719.8315 + 14.07
Lampiran 11. Total Fenol Sayuran Indigenous Indonesia
142
5 Daun Katuk
1 50.7 1 0.3851 114.7500 138.4003
0.47 0.34
634.4694
2.13 0.34
2 0.3851 114.7472 138.3970 634.4540
2 50.7 1 0.3831 114.2028 137.7403 631.4437
2 0.3824 113.9917 137.4857 630.2765
rata-rata 138.0058 632.6609
138.0058 + 0.47 632.6609 + 2.13
6 Daun Kemangi
1 50.5 1 0.4216 124.8861 87.0298
0.70 0.80
691.8110
5.56 0.80
2 0.4156 123.2194 85.8683 682.5785
2 50.3 1 0.4234 125.3972 87.3859 694.6423
2 0.4229 125.2528 87.2853 693.8422
rata-rata 86.8923 690.7185
86.8923 + 0.70 690.7185 + 5.56
7 Daun Pakis
1 50.4 1 0.3579 107.1889 62.0986
1.25 2.04
578.5522
11.69 2.04
2 0.3639 108.8722 63.0738 587.6380
2 50.3 1 0.3475 104.3111 60.4314 563.0194
2 0.3487 104.6500 60.6277 564.8486
rata-rata 61.5579 573.5146
61.5578 + 1.25 573.5146 + 11.69
8 Daun Pohpohan
1 50.7 1 0.6169 179.1331 123.7706
1.64 1.35
1005.0018
13.31 1.35
2 0.6019 174.9639 120.8899 981.6112
2 50.8 1 0.6050 175.8333 121.4907 986.4891
2 0.5968 173.5444 119.9092 973.6476
rata-rata 121.5151 986.6874
121.5151 + 1.64 986.6874 + 13.31
143
9 Bunga Pepaya
1 51.0 1 0.3697 110.4722 66.9707
0.20 0.31
603.9078
1.85 0.31
2 0.3682 110.0444 66.7114 601.5693
2 51.0 1 0.3688 110.2333 66.8259 602.6019
2 0.3668 109.6722 66.4858 599.5345
rata-rata 66.7485 601.9034
66.7485 + 0.20 601.9034 + 1.85
10 Mangkokan Putih
1 50.4 1 0.6150 178.6028 178.5127
2.00 1.11
1009.1233
11.30 1.11
2 0.6126 177.9444 177.8547 1005.4037
2 50.8 1 0.6274 182.0472 181.9554 1028.5848
2 0.6246 181.2750 181.1836 1024.2217
rata-rata 179.8766 1016.8334
179.8766 + 2.00 1016.8334 + 11.30
11 Daun Kenikir
1 51.0 1 0.2048 64.6650 342.1425
0.37 0.11
1737.1274
1.88 0.11
2 0.2044 64.5667 341.6222 1734.4858
2 50.8 1 0.2050 64.7339 342.5070 1738.9780
2 0.2047 64.6294 341.9543 1736.1723
rata-rata 342.0565 1736.6909
342.0565 + 0.37 1736.6909 + 1.88
12 Daun Kelor
1 50.2 1 0.2562 78.9444 104.3853
2.87 2.68
422.1631
11.61 2.68
2 0.2577 79.3500 104.9215 424.3318
2 50.3 1 0.2728 83.5472 110.4713 446.7769
2 0.2667 81.8556 108.2345 437.7305
rata-rata 107.0032 432.7506
107.0032 + 2.87 432.7506 + 11.61
144
13 Daun Kucai
1 50.6 1 0.3197 96.5833 21.2051
0.13 0.63
275.4411
1.72 0.63
2 0.3154 95.3889 20.9429 272.0347
2 50.8 1 0.3154 95.3889 20.9429 272.0347
2 0.3153 95.3556 20.9356 271.9396
rata-rata 21.0066 272.8625
21.0066 + 0.13 272.8625 + 1.72
14 Daun Jambu Mete
1 50.3 1 0.5659 164.9722 827.1445
15.05 1.78
4312.7245
78.45 1.78
2 0.5844 170.1161 852.9352 4447.1967
2 50.2 1 0.5915 172.0872 862.8180 4498.7257
2 0.5800 168.8794 846.7347 4414.8676
rata-rata 847.4081 4418.3786
847.4081 + 15..05 4418.3786 + 78.45
15 Buah Takokak
1 50.5 1 0.4682 137.8250 159.6121
0.94 0.59
793.5529
4.67 0.59
2 0.4632 136.4528 158.0230 785.6521
2 50.6 1 0.4638 136.6139 158.2095 786.5797
2 0.4689 138.0250 159.8437 794.7045
rata-rata 158.9221 790.1223
158.9221 + 0.94 790.1223 + 4.67
16 Antanan
1 50.5 1 0.6993 202.0139 202.3174
2.05 1.02
1107.0452
11.21 1.02
2 0.6989 201.9111 202.2145 1106.4819
2 50.4 1 0.6848 198.0111 198.3086 1085.1098
2 0.6883 198.9583 199.2572 1090.3006
rata-rata 200.5244 1097.2344
200.5244 + 2.05 1097.2344 + 11.21
145
17 Krokot
1 51.0 1 0.4363 128.9694 81.6828
1.12 1.36
684.5067
9.42 1.36
2 0.4363 128.9806 81.6898 684.5657
2 50.8 1 0.4475 132.0778 83.6515 701.0042
2 0.4473 132.0194 83.6145 700.6946
rata-rata 82.6597 692.6928
82.6597 + 1.12 692.6928 + 9.42
18 Antanan Beurit
1 50.2 1 0.5766 167.9306 143.9373
1.14 0.78
916.8096
7.23 0.78
2 0.5839 169.9583 145.6753 927.8802
2 50.2 1 0.5848 170.2194 145.8992 929.3057
2 0.5757 167.6861 143.7278 915.4751
rata-rata 144.8099 922.3676
144.8099 + 1.14 922.3676 + 7.23
19 Daun Ginseng
1 50.9 1 0.4981 146.1278 65.0870
0.50 0.78
796.2504
6.13 0.78
2 0.4917 144.3722 64.3050 786.6843
2 50.9 1 0.4977 146.0389 65.0474 795.7660
2 0.4902 143.9444 64.1145 784.3534
rata-rata 64.6385 790.7635
64.6385 + 0.50 790.7635 + 6.13
20 Bunga kecombrang
1 51.0 1 0.3088 93.5506 255.8292
0.98 0.38
2500.0967
9.55 0.38
2 0.3100 93.8906 256.7590 2509.1831
2 51.4 1 0.3106 94.0500 257.1950 2513.4442
2 0.3119 94.4111 258.1825 2523.0947
rata-rata 256.9914 2511.4547
256.9914 + 0.98 2511.4547 + 9.55
146
21 Daun Beluntas
1 50.5 1 0.4604 135.6683 724.5051
24.78 3.34
3774.6218
129.09 3.34
2 0.4561 134.4850 718.1858 3741.6986
2 50.9 1 0.4845 142.3533 760.2048 3960.6148
2 0.4892 143.6761 767.2687 3997.4176
rata-rata 742.5411 3868.5882
742.5411 + 24.78 3868.5882 + 129.09
22 Bunga Turi
1 50.4 1 0.2222 69.5000 39.2526
1.53 3.97
401.6409
15.61 3.97
2 0.2024 63.9889 36.1400 369.7921
2 50.3 1 0.2217 69.3639 39.1757 400.8543
2 0.2215 69.2972 39.1381 400.4690
rata-rata 38.4266 393.1891
38.4266 + 1.53 393.1891 + 15.61
23 Terubuk
1 50.3 1 0.4874 143.1528 91.9622
3.43 3.92
791.8332
29.56 3.92
2 0.4619 136.0917 87.4261 752.7755
2 50.3 1 0.4403 130.0778 83.5628 719.5104
2 0.4631 136.4250 87.6403 754.6193
rata-rata 87.6479 754.6846
87.6479 + 3.43 754.6846 + 29.56
24 Kedondong cina
1 50.3 1 0.7944 228.4444 188.9160
0.32 0.17
1296.5985
2.16 0.17
2 0.7952 228.6750 189.1067 1297.9071
2 50.3 1 0.7938 228.2861 188.7851 1295.6998
2 0.7970 229.1611 189.5087 1300.6661
rata-rata 189.0791 1297.7179
189.0791 + 0.32 1297.7179 + 2.16
147
Lampiran 12. Asam Klorogenat Sayuran Indigenous dengan Perhitungan Kurva Standar Campuran
No Sampel Ulangan W sampel (g) Duplo Area (mAU) [ ] (µg/ml)
Wet Basis Dry Basis
[ ] (mg/100 g sampel segar) STDEV % RSD [ ] (mg/100 g sampel kering) STDEV % RSD
1 Mengkudu
1 0.5004 1 1323.9320 28.3498 2.2817
0.05 1.98
15.6872
0.31 1.98
2 1312.6516 28.0834 2.2602 15.5398
2 0.5002 1 1339.9066 28.7271 2.3120 15.8960
2 1367.8566 29.3873 2.3651 16.2613
rata-rata 2.3048 15.8461
2.3048 + 0.05 15.8461 + 0.31
2 Mangkokan
1 0.5004 1 489.2159 8.6352 0.8893
0.02 2.49
5.0185
0.12 2.49
2 475.3908 8.3087 0.8557 4.8287
2 0.5006 1 471.9960 8.2285 0.8474 4.7821
2 469.4764 8.1690 0.8413 4.7475
rata-rata 0.8584 4.8442
0.8584 + 0.02 4.8442 + 0.12
3 Daun Labu Siam
1 0.5005 1 3598.8005 82.0784 5.8833
0.12 2.05
44.1673
0.89 2.05
2 3476.3115 79.1854 5.6759 42.6106
2 0.5004 1 3617.8108 82.5274 5.9154 44.4089
2 3501.2615 79.7747 5.7181 42.9277
rata-rata 5.7982 43.5286
5.7982 + 0.12 43.5286 + 0.89
4 Daun Lembayung
1 0.5007 1 2291.7854 51.2089 4.3815
0.12 2.86
28.0231
0.78 2.86 2 2278.6458 50.8986 4.3549 27.8533
2 0.5006 1 2177.5278 48.5103 4.1506 26.5464
2 2185.1613 48.6906 4.1660 26.6450
rata-rata 4.2632 27.2669
4.2632 + 0.12 27.2669 + 0.78
148
5 Daun Katuk
1 0.5005 1 1255.0250 26.7224 3.2230
0.32 9.39
14.7752
1.46 9.39
2 1240.4932 26.3791 3.1816 14.5854
2 0.5004 1 1269.4100 27.0621 3.2640 14.9630
2 1476.6963 31.9579 3.8544 17.6700
rata-rata 3.3808 15.4984
3.3808 + 0.32 15.4948 + 1.46
6 Daun Kemangi
1 0.5007 1 322.7235 4.7030 0.3277
0.01 2.55
2.6052
0.07 2.55
2 326.2233 4.7856 0.3335 2.6510
2 0.5005 1 318.3721 4.6002 0.3206 2.5483
2 314.7267 4.5141 0.3146 2.5006
rata-rata 0.3241 2.5763
0.3241 + 0.01 2.5763 + 0.07
7 Daun Pakis
1 0.5005 1 2121.6980 47.1917 2.7340
0.16 6.07
25.4717
1.46 6.07
2 2098.6494 46.6474 2.7025 25.1779
2 0.5005 1 1913.7180 42.2796 2.4494 22.8204
2 1910.7860 42.2103 2.4454 22.7830
rata-rata 2.5828 24.0633
2.5828 + 0.16 24.0633 + 1.46
8 Daun Pohpohan
1 0.5007 1 10473.1000 244.4379 16.8892
0.39 2.26
137.1386
3.20 2.26
2 11015.8000 257.2556 17.7749 144.3297
2 0.5007 1 10899.1000 254.4993 17.5844 142.7834
2 10924.0000 255.0874 17.6251 143.1133
rata-rata 17.4684 141.8413
17.4684 + 0.39 141.8413 + 3.20
149
9 Bunga Pepaya
1 0.5006 1 660.3296 12.6767 0.7685
0.00 0.04
6.9298
0.00 0.04
2 659.9706 12.6682 0.7680 6.9252
2 0.5007 1 660.0141 12.6692 0.7680 6.9258
2 660.3975 12.6783 0.7686 6.9307
rata-rata 0.7683 6.9279
0.7683 + 0.00 6.9279 + 0.00
10 Mangkokan Putih
1 0.5004 1 5950.5132 137.6219 13.7553
0.41 2.90
77.7578
2.31 2.90
2 6079.8428 140.6765 14.0606 79.4836
2 0.5004 1 6056.4434 140.1238 14.0053 79.1714
2 6357.0000 147.2225 14.7148 83.1822
rata-rata 14.1340 79.8987
14.1340 + 0.41 79.8987 + 2.31
11 Daun Kenikir
1 0.5007 1 1871.9208 41.2924 4.3696
0.18 4.05
22.1852
0.93 4.05
2 1892.0000 41.7667 4.4197 22.4400
2 0.5006 1 1952.5836 43.1975 4.5712 23.2087
2 2035.4462 45.1546 4.7783 24.2602
rata-rata 4.5347 23.0235
4.5347 + 0.18 23.0235 + 0.93
12 Daun Kelor
1 0.5005 1 2218.2285 49.4716 6.5414
0.16 2.44
26.4554
0.66 2.44
2 2201.8245 49.0842 6.4902 26.2482
2 0.5004 1 2307.7971 51.5871 6.8212 27.5867
2 2288.6118 51.1340 6.7613 27.3444
rata-rata 6.6535 26.9087
6.6535 + 0.16 26.9087 + 0.66
150
13 Daun Kucai
1 0.5004 1 190.6369 1.5833 0.0695
0.01 9.13
0.9031
0.09 9.13
2 192.7118 1.6323 0.0717 0.9310
2 0.5006 1 203.4619 1.8862 0.0828 1.0758
2 203.0501 1.8765 0.0824 1.0703
rata-rata 0.0766 0.9951
0.0766 + 0.01 0.9951 + 0.09
14 Daun Jambu Mete
1 0.5004 1 5593.7822 129.1966 12.9554
0.38 2.84
67.5495
2.00 2.84 2 5937.8291 137.3224 13.7703 71.7980
2 0.5005 1 5915.6328 136.7981 13.7177 71.5239
2 5894.2720 136.2936 13.6671 71.2601
rata-rata 13.5276 70.5328
13.5276 + 0.38 70.5328 + 2.00
15 Buah Takokak
1 0.5007 1 11764.5000 274.9386 31.8400
1.63 4.93
158.3010
8.12 4.93
2 11692.6000 273.2404 31.6434 157.3232
2 0.5009 1 12857.5000 300.7534 34.8296 173.1643
2 12644.3000 295.7180 34.2464 170.2651
rata-rata 33.1399 164.7634
33.1399 + 1.63 164.7634 + 8.12
16 Antanan
1 0.5005 1 4141.1738 94.8884 9.5031
0.34 3.64
51.9993
1.83 3.64
2 4149.4580 95.0840 9.5227 52.1065
2 0.5003 1 3888.6860 88.9250 8.9059 48.7313
2 3912.1914 89.4802 8.9615 49.0355
rata-rata 9.2233 50.4681
9.2233 + 0.34 50.4681 + 1.83
151
17 Krokot
1 0.5008 1 4032.4270 92.3200 5.8471
0.07 1.20
48.9989
0.58 1.20
2 3976.3142 90.9947 5.7631 48.2955
2 0.5009 1 3931.7144 89.9413 5.6964 47.7364
2 4023.6401 92.1124 5.8339 48.8888
rata-rata 5.7852 48.4799
5.7852 + 0.07 48.4799 + 0.58
18 Antanan Beurit
1 0.5005 1 11980.0000 280.0283 24.0019
0.51 2.12
152.8803
3.27 2.12
2 11981.1000 280.0543 24.0041 152.8944
2 0.5007 1 12492.7000 292.1375 25.0398 159.4912
2 11994.8000 280.3779 24.0319 153.0711
rata-rata 24.2694 154.5842
24.2694 + 0.51 154.5842 + 3.27
19 Daun Ginseng
1 0.5006 1 493.3846 8.7337 0.3890
0.01 3.06
4.7590
0.14 3.06
2 471.2376 8.2106 0.3657 4.4740
2 0.5006 1 496.0759 8.7973 0.3918 4.7936
2 486.7547 8.5771 0.3820 4.6737
rata-rata 0.3821 4.6751
0.3821 + 0.01 4.6751 + 0.14
20 Bunga kecombrang
1 0.5005 1 10387.4000 242.4138 13.2584
1.11 7.88
129.5680
10.83 7.88 2 11068.5000 258.5002 14.1382 138.1661
2 0.5007 1 12201.9000 285.2692 15.6023 152.4739
2 10380.3000 242.2461 13.2492 129.4784
rata-rata 14.0620 137.4216
14.0620 + 1.11 137.4216 + 10.83
152
21 Daun Beluntas
1 0.5002 1 8129.5073 189.0861 20.1954
0.24 1.19
105.2167
1.24 1.19
2 7913.6680 183.9884 19.6509 102.3801
2 0.5001 1 8074.8691 187.7957 20.0576 104.4986
2 8081.9307 187.9625 20.0754 104.5914
rata-rata 19.9948 104.1717
19.9948 + 0.24 104.1717 + 1.24
22 Bunga Turi
1 0.5008 1
ND ND ND - - ND - -
2
2 0.5007 1
2
rata-rata
23 Terubuk
1 0.5008 1 2804.7361 63.3240 4.0680
0.13 3.21
35.0269
1.15 3.21
2 2789.4839 62.9637 4.0448 34.8277
2 0.5008 1 2918.1096 66.0016 4.2400 36.5081
2 2971.2512 67.2568 4.3206 37.2023
rata-rata 4.1684 35.8912
4.1684 + 0.13 35.8912 + 1.15
24 Kedondong cina
1 0.5004 1 23714.8000 557.1847 46.0773
0.81 1.72
316.2453
5.54 1.72
2 23987.5000 563.6254 46.6100 319.9009
2 0.5002 1 24503.6000 575.8148 47.6180 326.8193
2 24574.0000 577.4776 47.7555 327.7631
rata-rata 47.0152 322.6822
47.0152 + 0.81 322.6822 + 5.54
*ND: tidak terdeteksi
153
Lampiran 13. Asam Kafeat Sayuran Indigenous dengan Perhitungan Kurva Standar Campuran
No Sampel Ulangan W sampel (g) Duplo Area (mAU) [ ] (µg/ml)
Wet Basis Dry Basis
[ ] (mg/100 g sampel segar) STDEV %
RSD [ ] (mg/100 g sampel kering) STDEV % RSD
1 Mengkudu
1 0.5004 1
ND ND ND - - ND - -
2
2 0.5002 1
2
rata-rata
2 Mangkokan
1 0.5004 1 456.9399 11.3094 1.1647
0.01 0.83
6.5726
0.05 0.83
2 449.9770 11.2321 1.1568 6.5277
2 0.5006 1 439.6225 11.1172 1.1449 6.4609
2 440.1553 11.1231 1.1455 6.4643
rata-rata 1.1530 6.5064
1.1530 + 0.01 6.5064 + 0.05
3 Daun Labu Siam
1 0.5005 1 131.0545 7.6913 0.5513
0.00 0.46
4.1388
0.02 0.46
2 125.4963 7.6296 0.5469 4.1056
2 0.5004 1 125.1032 7.6252 0.5466 4.1032
2 130.4019 7.6840 0.5508 4.1349
rata-rata 0.5489 4.1206
0.5489 + 0.00 4.1206 + 0.02
4 Daun Lembayung
1 0.5007 1 1617.6472 24.1961 2.0702
0.04 2.09
13.2409
0.27 2.09 2 1599.2568 23.9920 2.0528 13.1292
2 0.5006 1 1534.4312 23.2722 1.9912 12.7353
2 1530.5905 23.2296 1.9875 12.7120
rata-rata 2.0254 12.9543
2.0254 + 0.04 12.9543 + 0.27
154
5 Daun Katuk
1 0.5005 1 302.1453 9.5908 1.1568
0.02 1.71
5.3029
0.09 1.71
2 268.7315 9.2198 1.1120 5.0978
2 0.5004 1 281.9349 9.3664 1.1297 5.1788
2 275.4024 9.2939 1.1209 5.1387
rata-rata 1.1298 5.1796
1.1298 + 0.02 5.1796 + 0.09
6 Daun Kemangi
1 0.5007 1 2003.6323 28.4815 1.9848
0.06 2.83
15.7774
0.46 2.83
2 2127.8755 29.8609 2.0809 16.5416
2 0.5005 1 2122.1563 29.7974 2.0765 16.5064
2 1990.5109 28.3359 1.9746 15.6967
rata-rata 2.0292 16.1305
2.0292 + 0.06 16.1305 + 0.46
7 Daun Pakis
1 0.5005 1 174.7454 8.1764 0.4737
0.01 1.25
4.4132
0.05 1.25
2 167.8596 8.0999 0.4693 4.3719
2 0.5005 1 155.1020 7.9583 0.4611 4.2955
2 157.8238 7.9885 0.4628 4.3118
rata-rata 0.4667 4.3481
0.4667 + 0.01 4.3481 + 0.05
8 Daun Pohpohan
1 0.5007 1 886.5911 16.0796 1.1110
0.01 0.78
9.0213
0.07 0.78
2 869.9148 15.8945 1.0982 8.9174
2 0.5007 1 868.7194 15.8812 1.0973 8.9099
2 890.3997 16.1219 1.1139 9.0450
rata-rata 1.1051 8.9734
1.1051 + 0.01 8.9734 + 0.07
155
9 Bunga Pepaya
1 0.5006 1 968.9445 16.9939 1.0302
0.00 0.34
9.2899
0.03 0.34
2 966.7228 16.9693 1.0287 9.2764
2 0.5007 1 975.7687 17.0697 1.0348 9.3313
2 977.5554 17.0895 1.0360 9.3422
rata-rata 1.0324 9.3100
1.0324 + 0.00 9.31 + 0.03
10 Mangkokan Putih
1 0.5004 1 934.7219 16.6140 1.6606
0.03 1.99
9.3871
0.19 1.99
2 937.5071 16.6449 1.6637 9.4045
2 0.5004 1 978.6330 17.1015 1.7093 9.6625
2 995.6935 17.2909 1.7282 9.7695
rata-rata 1.6904 9.5559
1.6904 + 0.03 9.5559 + 0.19
11 Daun Kenikir
1 0.5007 1 2403.6433 32.9227 3.4839
0.14 3.75
17.6883
0.69 3.75
2 2671.4573 35.8961 3.7985 19.2859
2 0.5006 1 2485.7473 33.8342 3.5803 18.1781
2 2581.9116 34.9019 3.6933 18.7517
rata-rata 3.6390 18.4760
3.6390 + 0.14 18.4760 + 0.69
12 Daun Kelor
1 0.5005 1 1385.1165 21.6145 2.8580
0.08 2.78
11.5586
0.33 2.78
2 1388.0983 21.6476 2.8624 11.5763
2 0.5004 1 1487.6622 22.7530 3.0085 12.1674
2 1477.2754 22.6377 2.9933 12.1057
rata-rata 2.9306 11.8520
2.9306 + 0.08 11.8520 + 0.33
156
13 Daun Kucai
1 0.5004 1 172.6932 8.1536 0.3580
0.01 1.69
4.6506
0.08 1.69
2 151.3006 7.9161 0.3476 4.5151
2 0.5006 1 178.1852 8.2146 0.3607 4.6853
2 176.1268 8.1917 0.3597 4.6723
rata-rata 0.3565 4.6308
0.3565 + 0.01 4.6308 + 0.08
14 Daun Jambu Mete
1 0.5004 1
ND ND ND - - ND - -
2
2 0.5005 1
2
rata-rata
15 Buah Takokak
1 0.5007 1 1358.1204 21.3148 2.4684
0.08 3.24
12.2724
0.41 3.24
2 1399.2783 21.7717 2.5213 12.5355
2 0.5009 1 1501.2277 22.9036 2.6524 13.1872
2 1466.0884 22.5135 2.6072 12.9625
rata-rata 2.5624 12.7394
2.5624 + 0.08 12.7394 + 0.41
16 Antanan
1 0.5005 1 502.9733 11.8205 1.1838
0.02 1.52
6.4777
0.10 1.52
2 530.8669 12.1302 1.2148 6.6474
2 0.5003 1 494.4480 11.7259 1.1743 6.4258
2 500.3095 11.7909 1.1809 6.4615
rata-rata 1.1885 6.5031
1.1885 + 0.02 6.5031 + 0.10
157
17 Krokot
1 0.5008 1 205.9765 8.5231 0.5398
0.00 0.86
4.5236
0.04 0.86
2 217.1317 8.6470 0.5477 4.5894
2 0.5009 1 219.5417 8.6737 0.5493 4.6036
2 208.0424 8.5460 0.5413 4.5358
rata-rata 0.5445 4.5631
0.5445 + 0.00 4.5631 + 0.04
18 Antanan Beurit
1 0.5005 1 865.8284 15.8491 1.3585
0.03 2.20
8.6527
0.19 2.20
2 815.5635 15.2910 1.3106 8.3481
2 0.5007 1 888.9601 16.1059 1.3805 8.7930
2 869.8019 15.8932 1.3622 8.6768
rata-rata 1.3530 8.6177
1.3530 + 0.03 8.6177 + 0.19
19 Daun Ginseng
1 0.5006 1 258.0371 9.1011 0.4054
0.00 0.77
4.9592
0.04 0.77
2 251.7245 9.0310 0.4023 4.9210
2 0.5006 1 266.9262 9.1998 0.4098 5.0130
2 256.6473 9.0857 0.4047 4.9508
rata-rata 0.4055 4.9610
0.4055 + 0.00 4.9610 + 0.04
20 Bunga kecombrang
1 0.5005 1 985.1131 17.1735 0.9393
0.03 3.31
9.1791
0.31 3.31 2 1024.9144 17.6153 0.9634 9.4152
2 0.5007 1 1087.9912 18.3157 1.0017 9.7896
2 971.6897 17.0244 0.9311 9.0994
rata-rata 0.9589 9.3708
0.9589 + 0.03 9.3708 + 0.31
158
21 Daun Beluntas
1 0.5002 1 6709.4155 80.7274 8.6221
0.46 5.30
44.9206
2.39 5.30
2 6200.2446 75.0743 8.0183 41.7750
2 0.5001 1 6994.0791 83.8879 8.9597 46.6793
2 7042.7061 84.4277 9.0173 46.9797
rata-rata 8.6544 45.0886
8.6544 + 0.46 45.0886 + 2.39
22 Bunga Turi
1 0.5008 1
ND ND ND - - ND - -
2
2 0.5007 1
2
rata-rata
23 Terubuk
1 0.5008 1 904.3893 16.2772 1.0457
0.02 1.85
9.0036
0.17 1.85
2 874.8511 15.9493 1.0246 8.8222
2 0.5008 1 940.9094 16.6827 1.0717 9.2278
2 911.5239 16.3564 1.0507 9.0474
rata-rata 1.0482 9.0252
1.0482 + 0.02 9.0252 + 0.17
24 Kedondong cina
1 0.5004 1
ND ND ND - - ND - -
2
2 0.5002 1
2
rata-rata
*ND: tidak terdeteksi
159
No Sampel Ulangan W sampel
(g) Duplo
Area
(mAU)
[ ]
(µg/ml)
Wet Basis Dry Basis
[ ] (mg/100 g sampel
segar) STDEV % RSD
[ ] (mg/100 g sampel
kering) STDEV % RSD
1 Mengkudu
1 0.5004 1 716.9307 9.0900 0.7316
0.04 5.57
5.0299
0.29 5.57
2 713.5448 9.0518 0.7285 5.0088
2 0.5002 1 745.0707 9.4074 0.7571 5.2055
2 813.8764 10.1835 0.8196 5.6350
rata-rata 0.7592 5.2198
0.7592 + 0.04 5.2198 + 0.29
2 Mangkokan
1 0.5004 1 123.4839 2.3965 0.2468
0.00 1.35
1.3928
0.02 1.35
2 121.5137 2.3743 0.2445 1.3798
2 0.5006 1 120.6384 2.3644 0.2435 1.3741
2 116.7219 2.3202 0.2390 1.3484
rata-rata 0.2434 1.3738
0.2434 + 0.00 1.3738 + 0.02
3 Daun Labu
1 0.5005 1 66.5307 1.7541 0.1257
0.00 2.35
0.9439
0.02 2.35
2 60.5090 1.6862 0.1209 0.9074
2 0.5004 1 64.0168 1.7258 0.1237 0.9287
2 68.9661 1.7816 0.1277 0.9587
rata-rata 0.1245 0.9347
0.1245 + 0.00 0.9374 + 0.02
4 Daun Lembayung
1 0.5007 1 1402.1360 16.8185 1.4390
0.09 6.42
9.2036
0.57 6.42 2 1391.5419 16.6990 1.4288 9.1382
2 0.5006 1 1203.8270 14.5817 1.2476 7.9796
2 1351.3488 16.2456 1.3900 8.8901
rata-rata 1.3763 8.8029
1.3763 + 0.09 8.8029 + 0.57
Lampiran 14. Asam Ferulat Sayuran Indigenous dengan Perhitungan Kurva Standar Campuran
160
5 Daun Katuk
1 0.5005 1 754.1463 9.5098 1.1470
0.04 3.93
5.2581
0.20 3.93
2 708.8474 8.9988 1.0854 4.9756
2 0.5004 1 738.0394 9.3281 1.1251 5.1576
2 682.3416 8.6999 1.0493 4.8103
rata-rata 1.1017 5.0504
1.1017 + 0.04 5.0504 + 0.20
6 Daun Kemangi
1 0.5007 1 106.7285 2.2075 0.1538
0.00 2.95
1.2229
0.04 2.95
2 118.4433 2.3396 0.1630 1.2961
2 0.5005 1 115.3667 2.3049 0.1606 1.2768
2 120.3667 2.3613 0.1646 1.3081
rata-rata 0.1605 1.2760
0.1605 + 0.00 1.2760 + 0.04
7 Daun Pakis
1 0.5005 1
ND ND ND - - ND - -
2
2 0.5005 1
2
rata-rata
8 Daun Pohpohan
1 0.5007 1 121.9771 2.3795 0.1644
0.00 2.33
1.3350
0.03 2.33
2 125.4892 2.4191 0.1671 1.3572
2 0.5007 1 133.9678 2.5148 0.1738 1.4109
2 127.3133 2.4397 0.1686 1.3688
rata-rata 0.1685 1.3680
0.1685 + 0.00 1.3680 + 0.03
161
9 Bunga Pepaya
1 0.5006 1 1048.9993 12.8354 0.7781
0.02 2.72
7.0166
0.18 2.72
2 983.7863 12.0999 0.7335 6.6145
2 0.5007 1 989.1446 12.1603 0.7372 6.6476
2 1000.5964 12.2895 0.7450 6.7182
rata-rata 0.7485 6.7492
0.7485 + 0.02 6.7492 + 0.18
10 Mangkokan Putih
1 0.5004 1 566.1655 7.3895 0.7386
0.04 5.06
4.1752
0.23 5.06
2 640.6119 8.2292 0.8225 4.6496
2 0.5004 1 623.5053 8.0363 0.8032 4.5406
2 642.9271 8.2553 0.8251 4.6643
rata-rata 0.7974 4.5074
0.7974 + 0.04 4.5074 + 0.23
11 Daun Kenikir
1 0.5007 1 2454.3301 28.6862 3.0356
0.28 8.79
15.4122
1.40 8.79
2 2252.8960 26.4142 2.7952 14.1916
2 0.5006 1 2733.7730 31.8381 3.3691 17.1056
2 2721.6177 31.7010 3.3546 17.0320
rata-rata 3.1386 15.9354
3.1386 + 0.28 15.9354 + 1.40
12 Daun Kelor
1 0.5005 1 2777.9026 32.3358 4.2756
0.16 3.52
17.2919
0.63 3.52
2 2791.8565 32.4932 4.2965 17.3760
2 0.5004 1 2997.2290 34.8096 4.6027 18.6148
2 2911.8584 33.8467 4.4754 18.0999
rata-rata 4.4126 17.8456
4.4126 + 0.16 17.8456 + 0.63
162
13 Daun Kucai
1 0.5004 1 103.9391 2.1761 0.0956
0.00 3.79
1.2412
0.05 3.79
2 119.2102 2.3483 0.1031 1.3394
2 0.5006 1 119.8153 2.3551 0.1034 1.3433
2 119.2691 2.3490 0.1031 1.3398
rata-rata 0.1013 1.3159
0.1013 + 0.00 1.3159 + 0.05
14 Daun Jambu Mete
1 0.5004 1 2576.6816 30.0662 3.0149
0.12 4.31
15.7199
0.65 4.31
2 2511.0510 29.3260 2.9407 15.3329
2 0.5005 1 2418.9636 28.2873 2.8366 14.7898
2 2325.1406 27.2291 2.7304 14.2365
rata-rata 2.8807 15.0198
2.8807 + 0.12 15.0198 + 0.65
15 Buah Takokak
1 0.5007 1 171.0071 2.9325 0.3396
0.01 4.28
1.6885
0.07 4.28
2 161.2283 2.8222 0.3268 1.6249
2 0.5009 1 152.3360 2.7219 0.3152 1.5672
2 146.9178 2.6608 0.3081 1.5320
rata-rata 0.3225 1.6032
0.3225 + 0.01 1.6032 + 0.07
16 Antanan
1 0.5005 1 1556.0731 18.5547 1.8583
0.09 4.85
10.1681
0.48 4.85
2 1592.8781 18.9699 1.8998 10.3956
2 0.5003 1 1457.6032 17.4441 1.7470 9.5594
2 1430.8989 17.1429 1.7169 9.3944
rata-rata 1.8055 9.8794
1.8055 + 0.09 9.8794 + 0.48
163
17 Krokot
1 0.5008 1 200.2538 3.2624 0.2066
0.01 5.70
1.7315
0.10 5.70
2 242.5063 3.7390 0.2368 1.9845
2 0.5009 1 217.3275 3.4550 0.2188 1.8337
2 215.0501 3.4293 0.2172 1.8201
rata-rata 0.2199 1.8424
0.2199 + 0.01 1.8424 + 0.10
18 Antanan Beurit
1 0.5005 1
ND ND ND - - ND - -
2
2 0.5007 1
2
rata-rata
19 Daun Ginseng
1 0.5006 1 83.4330 1.9448 0.0866
0.00 3.74
1.0597
0.04 3.74
2 87.4127 1.9897 0.0886 1.0842
2 0.5006 1 82.2128 1.9310 0.0860 1.0522
2 72.4216 1.8206 0.0811 0.9920
rata-rata 0.0856 1.0470
0.0856 + 0.00 1.0470 + 0.04
20 Bunga
kecombrang
1 0.5005 1 112.8013 2.2760 0.1245
0.00 1.48
1.2165
0.02 1.48
2 118.3186 2.3382 0.1279 1.2498
2 0.5007 1 119.1943 2.3481 0.1284 1.2550
2 119.0906 2.3469 0.1284 1.2544
rata-rata 0.1273 1.2439
0.1273 + 0.00 1.2439 + 0.02
164
21 Daun Beluntas
1 0.5002 1
ND ND ND - - ND - -
2
2 0.5001 1
2
rata-rata
22 Bunga Turi
1 0.5008 1 65.8811 1.7468 0.0987
0.00 2.36
1.0095
0.02 2.36
2 58.7343 1.6662 0.0941 0.9629
2 0.5007 1 60.9278 1.6909 0.0955 0.9772
2 65.8243 1.7462 0.0986 1.0091
rata-rata 0.0967 0.9897
0.0967 + 0.00 0.9897 + 0.02
23 Terubuk
1 0.5008 1 128.9623 2.4583 0.1579
0.00 1.22
1.3598
0.02 1.22
2 122.6145 2.3867 0.1533 1.3202
2 0.5008 1 126.4453 2.4299 0.1561 1.3441
2 125.3671 2.4177 0.1553 1.3373
rata-rata 0.1557 1.3403
0.1557 + 0.00 1.3403 + 0.02
24 Kedondong cina
1 0.5004 1 5107.8135 58.6150 4.8473
0.16 3.24
33.2685
1.12 3.24
2 5176.5942 59.3908 4.9114 33.7088
2 0.5002 1 5444.8887 62.4169 5.1617 35.4264
2 5435.7998 62.3143 5.1532 35.3682
rata-rata 5.0184 34.4430
5.0184 + 0.16 34.4430 + 1.12
*ND: tidak terdeteksi
165
No Sampel Ulangan W sampel (g) Duplo Area (mAU) [ ] (µg/ml)
Wet Basis Dry Basis
[ ] (mg/100 g
sampel segar) STDEV % RSD
[ ] (mg/100 g sampel
kering) STDEV % RSD
1 Mengkudu
1 0.5004 1 1323.9320 31.4802 2.5336
0.05 1.79
17.4194
0.32 1.79
2 1312.6516 31.2120 2.5120 17.2710
2 0.5002 1 1339.9066 31.8601 2.5642 17.6296
2 1367.8566 32.5246 2.6177 17.9973
rata-rata 2.5569 17.5793
2.5569 + 0.05 17.5793 + 0.32
2 Mangkokan
1 0.5004 1 489.2159 11.6325 1.1980
0.02 1.85
6.7604
0.12 1.85
2 475.3908 11.3038 1.1641 6.5693
2 0.5006 1 471.9960 11.2230 1.1558 6.5224
2 469.4764 11.1631 1.1497 6.4876
rata-rata 1.1669 6.5849
1.1669 + 0.02 6.5849 + 0.12
3 Daun Labu Siam
1 0.5005 1 3598.8005 85.5716 6.1336
0.12 1.98
46.0470
0.90 1.98
2 3476.3115 82.6591 5.9249 44.4798
2 0.5004 1 3617.8108 86.0237 6.1660 46.2903
2 3501.2615 83.2524 5.9674 44.7990
rata-rata 6.0480 45.4040
6.0480 + 0.12 45.4040 + 0.90
4 Daun Lembayung
1 0.5007 1 2291.7854 54.4937 4.6625
0.12 2.70
29.8206
0.78 2.70 2 2278.6458 54.1812 4.6358 29.6496
2 0.5006 1 2177.5278 51.7769 4.4300 28.3339
2 2185.1613 51.9584 4.4456 28.4332
rata-rata 4.5435 29.0594
4.5435 + 0.12 29.0594 + 0.78
Lampiran 15. Asam Klorogenat Sayuran Indigenous dengan Perhitungan Eksternal Standar Campuran
166
5 Daun Katuk
1 0.5005 1 1255.0250 29.8418 3.5992
0.32 8.51
16.4999
1.47 8.51
2 1240.4932 29.4962 3.5575 16.3089
2 0.5004 1 1269.4100 30.1838 3.6405 16.6891
2 1476.6963 35.1126 4.2349 19.4143
rata-rata 3.7580 17.2280
3.7580 + 0.32 17.2280 + 1.47
6 Daun Kemangi
1 0.5007 1 322.7235 7.6737 0.5348
0.01 1.57
4.2509
0.07 1.57
2 326.2233 7.7569 0.5406 4.2970
2 0.5005 1 318.3721 7.5702 0.5275 4.1935
2 314.7267 7.4835 0.5215 4.1455
rata-rata 0.5311 4.2217
0.5311 + 0.01 4.2217 + 0.07
7 Daun Pakis
1 0.5005 1 2121.6980 50.4494 2.9227
0.16 5.70
27.2300
1.47 5.70
2 2098.6494 49.9013 2.8910 26.9342
2 0.5005 1 1913.7180 45.5040 2.6362 24.5608
2 1910.7860 45.4343 2.6322 24.5232
rata-rata 2.7705 25.8121
2.7705 + 0.16 25.8121 + 1.47
8 Daun Pohpohan
1 0.5007 1 10473.1000 249.0275 17.2064
0.40 2.23
139.7135
3.23 2.23
2 11015.8000 261.9317 18.0980 146.9532
2 0.5007 1 10899.1000 259.1568 17.9062 145.3964
2 10924.0000 259.7489 17.9471 145.7286
rata-rata 17.7894 144.4479
17.7894 + 0.40 144.4479 + 3.23
167
9 Bunga Pepaya
1 0.5006 1 660.3296 15.7012 0.9518
0.00 0.03
8.5832
0.00 0.03
2 659.9706 15.6927 0.9513 8.5786
2 0.5007 1 660.0141 15.6937 0.9514 8.5791
2 660.3975 15.7028 0.9519 8.5841
rata-rata 0.9516 8.5813
0.9516 + 0.00 8.5813 + 0.00
10 Mangkokan Putih
1 0.5004 1 5950.5132 141.4902 14.1419
0.41 2.84
79.9434
2.33 2.84
2 6079.8428 144.5654 14.4492 81.6809
2 0.5004 1 6056.4434 144.0090 14.3936 81.3665
2 6357.0000 151.1556 15.1079 85.4044
rata-rata 14.5232 82.0988
14.5232 + 0.41 82.0988 + 2.33
11 Daun Kenikir
1 0.5007 1 1871.9208 44.5102 4.7101
0.18 3.79
23.9140
0.94 3.79
2 1892.0000 44.9876 4.7606 24.1705
2 0.5006 1 1952.5836 46.4282 4.9130 24.9445
2 2035.4462 48.3985 5.1215 26.0030
rata-rata 4.8763 24.7580
4.8763 + 0.18 24.7580 + 0.94
12 Daun Kelor
1 0.5005 1 2218.2285 52.7446 6.9742
0.16 2.30
28.2057
0.66 2.30
2 2201.8245 52.3546 6.9226 27.9971
2 0.5004 1 2307.7971 54.8744 7.2558 29.3446
2 2288.6118 54.4182 7.1955 29.1007
rata-rata 7.0871 28.6620
7.0871 + 0.16 28.6620 + 0.66
168
13 Daun Kucai
1 0.5004 1 190.6369 4.5329 0.1990
0.01 3.41
2.5854
0.09 3.41
2 192.7118 4.5823 0.2012 2.6136
2 0.5006 1 203.4619 4.8379 0.2124 2.7594
2 203.0501 4.8281 0.2120 2.7538
rata-rata 0.2062 2.6781
0.2062 + 0.01 2.6781 + 0.09
14 Daun Jambu Mete
1 0.5004 1 5593.7822 133.0079 13.3376
0.39 2.78
69.5422
2.01 2.78 2 5937.8291 141.1886 14.1579 73.8194
2 0.5005 1 5915.6328 140.6609 14.1050 73.5435
2 5894.2720 140.1529 14.0541 73.2779
rata-rata 13.9137 72.5458
13.9137 + 0.39 72.5458 + 2.01
15 Buah Takokak
1 0.5007 1 11764.5000 279.7342 32.3954
1.64 4.88
161.0621
8.18 4.88
2 11692.6000 278.0245 32.1974 160.0778
2 0.5009 1 12857.5000 305.7233 35.4051 176.0259
2 12644.3000 300.6539 34.8181 173.1070
rata-rata 33.7040 167.5682
33.7040 + 1.64 167.5682 + 8.18
16 Antanan
1 0.5005 1 4141.1738 98.4681 9.8616
0.34 3.52
53.9610
1.85 3.52
2 4149.4580 98.6651 9.8813 54.0689
2 0.5003 1 3888.6860 92.4645 9.2603 50.6709
2 3912.1914 93.0234 9.3163 50.9772
rata-rata 9.5799 52.4195
9.5799 + 0.34 52.4195 + 1.85
169
17 Krokot
1 0.5008 1 4032.4270 95.8823 6.0727
0.07 1.17
50.8896
0.59 1.17
2 3976.3142 94.5481 5.9882 50.1815
2 0.5009 1 3931.7144 93.4876 5.9210 49.6186
2 4023.6401 95.6734 6.0595 50.7788
rata-rata 6.0104 50.3671
6.0104 + 0.07 50.3671 + 0.59
18 Antanan Beurit
1 0.5005 1 11980.0000 284.8583 24.4159
0.52 2.10
155.5171
3.29 2.10
2 11981.1000 284.8844 24.4181 155.5314
2 0.5007 1 12492.7000 297.0492 25.4608 162.1727
2 11994.8000 285.2102 24.4460 155.7093
rata-rata 24.6852 157.2326
24.6852 + 0.52 157.2326 + 3.29
19 Daun Ginseng
1 0.5006 1 493.3846 11.7316 0.5225
0.01 2.29
6.3926
0.14 2.29
2 471.2376 11.2050 0.4991 6.1056
2 0.5006 1 496.0759 11.7956 0.5254 6.4274
2 486.7547 11.5740 0.5155 6.3067
rata-rata 0.5156 6.3081
0.5156 + 0.01 6.3081 + 0.14
20 Bunga kecombrang
1 0.5005 1 10387.4000 246.9897 13.5087
1.12 7.79
132.0138
10.90 7.79 2 11068.5000 263.1848 14.3944 140.6699
2 0.5007 1 12201.9000 290.1346 15.8684 155.0743
2 10380.3000 246.8209 13.4994 131.9236
rata-rata 14.3177 139.9204
14.3177 + 1.12 139.9204 + 10.90
170
21 Daun Beluntas
1 0.5002 1 8129.5073 193.3020 20.6457
0.24 1.17
107.5626
1.24 1.17
2 7913.6680 188.1698 20.0975 104.7068
2 0.5001 1 8074.8691 192.0028 20.5069 106.8397
2 8081.9307 192.1707 20.5249 106.9331
rata-rata 20.4437 106.5105
20.4437 + 0.24 106.5105 + 1.24
22 Bunga Turi
1 0.5008 1
ND ND ND - - ND - -
2
2 0.5007 1
2
rata-rata
23 Terubuk
1 0.5008 1 2804.7361 66.6905 4.2842
0.13 3.07
36.8891
1.16 3.07
2 2789.4839 66.3278 4.2609 36.6885
2 0.5008 1 2918.1096 69.3863 4.4574 38.3802
2 2971.2512 70.6499 4.5386 39.0792
rata-rata 4.3853 37.7592
4.3853 + 0.13 37.7592 + 1.16
24 Kedondong cina
1 0.5004 1 23714.8000 563.8862 46.6315
0.81 1.71
320.0490
5.58 1.71
2 23987.5000 570.3705 47.1678 323.7292
2 0.5002 1 24503.6000 582.6422 48.1826 330.6944
2 24574.0000 584.3161 48.3210 331.6445
rata-rata 47.5757 326.5293
47.5757 + 0.81 326.5293 + 5.58
*ND: tidak terdeteksi
171
No Sampel Ulangan W sampel (g) Duplo Area (mAU) [ ] (µg/ml)
Wet Basis Dry Basis
[ ] (mg/100 g
sampel segar) STDEV % RSD
[ ] (mg/100 g sampel
kering) STDEV % RSD
1 Mengkudu
1 0.5004 1
ND ND ND - - ND - -
2
2 0.5002 1
2
rata-rata
2 Mangkokan
1 0.5004 1 456.9399 5.1052 0.5258
0.01 1.87
2.9669
0.05 1.87
2 449.9770 5.0274 0.5178 2.9217
2 0.5006 1 439.6225 4.9117 0.5058 2.8545
2 440.1553 4.9176 0.5065 2.8579
rata-rata 0.5140 2.9003
0.5140 + 0.01 2.9003 + 0.05
3 Daun Labu Siam
1 0.5005 1 131.0545 1.4642 0.1050
0.00 2.46
0.7879
0.02 2.46
2 125.4963 1.4021 0.1005 0.7545
2 0.5004 1 125.1032 1.3977 0.1002 0.7521
2 130.4019 1.4569 0.1044 0.7840
rata-rata 0.1025 0.7696
0.1025 + 0.00 0.7696 + 0.02
4 Daun Lembayung
1 0.5007 1 1617.6472 18.0731 1.5463
0.04 2.83
9.8902
0.27 2.83 2 1599.2568 17.8677 1.5288 9.7777
2 0.5006 1 1534.4312 17.1434 1.4668 9.3814
2 1530.5905 17.1005 1.4631 9.3579
rata-rata 1.5013 9.6018
1.5013 + 0.04 9.6018 + 0.27
Lampiran 16. Asam Kafeat Sayuran Indigenous dengan Perhitungan Eksternal Standar Campuran
172
5 Daun Katuk
1 0.5005 1 302.1453 3.3757 0.4071
0.02 5.12
1.8665
0.09 5.12
2 268.7315 3.0024 0.3621 1.6601
2 0.5004 1 281.9349 3.1499 0.3799 1.7416
2 275.4024 3.0769 0.3711 1.7013
rata-rata 0.3801 1.7424
0.3801 + 0.02 1.7424 + 0.09
6 Daun Kemangi
1 0.5007 1 2003.6323 22.3856 1.5600
0.06 3.60
12.4006
0.46 3.60
2 2127.8755 23.7737 1.6567 13.1695
2 0.5005 1 2122.1563 23.7098 1.6523 13.1341
2 1990.5109 22.2390 1.5498 12.3193
rata-rata 1.6047 12.7559
1.6047 + 0.06 12.7559 + 0.46
7 Daun Pakis
1 0.5005 1 174.7454 1.9523 0.1131
0.01 5.54
1.0538
0.05 5.54
2 167.8596 1.8754 0.1086 1.0123
2 0.5005 1 155.1020 1.7329 0.1004 0.9353
2 157.8238 1.7633 0.1022 0.9517
rata-rata 0.1061 0.9883
0.1061 + 0.01 0.9883 + 0.05
8 Daun Pohpohan
1 0.5007 1 886.5911 9.9054 0.6844
0.01 1.27
5.5573
0.07 1.27
2 869.9148 9.7191 0.6715 5.4528
2 0.5007 1 868.7194 9.7058 0.6706 5.4453
2 890.3997 9.9480 0.6873 5.5812
rata-rata 0.6785 5.5091
0.6785 + 0.01 5.5091 + 0.07
173
9 Bunga Pepaya
1 0.5006 1 968.9445 10.8255 0.6563
0.00 0.54
5.9179
0.03 0.54
2 966.7228 10.8007 0.6548 5.9043
2 0.5007 1 975.7687 10.9018 0.6609 5.9596
2 977.5554 10.9217 0.6621 5.9705
rata-rata 0.6585 5.9381
0.6585 + 0.00 5.9381 + 0.03
10 Mangkokan Putih
1 0.5004 1 934.7219 10.4432 1.0438
0.03 3.15
5.9005
0.19 3.15
2 937.5071 10.4743 1.0469 5.9181
2 0.5004 1 978.6330 10.9338 1.0928 6.1777
2 995.6935 11.1244 1.1119 6.2854
rata-rata 1.0738 6.0704
1.0738 + 0.03 6.0704 + 0.19
11 Daun Kenikir
1 0.5007 1 2403.6433 26.8547 2.8418
0.14 4.58
14.4282
0.70 4.58
2 2671.4573 29.8468 3.1584 16.0358
2 0.5006 1 2485.7473 27.7720 2.9388 14.9210
2 2581.9116 28.8464 3.0525 15.4983
rata-rata 2.9979 15.2208
2.9979 + 0.14 15.2208 + 0.70
12 Daun Kelor
1 0.5005 1 1385.1165 15.4752 2.0462
0.08 3.87
8.2755
0.33 3.87
2 1388.0983 15.5085 2.0506 8.2933
2 0.5004 1 1487.6622 16.6209 2.1977 8.8882
2 1477.2754 16.5048 2.1824 8.8261
rata-rata 2.1192 8.5708
2.1192 + 0.08 8.5708 + 0.33
174
13 Daun Kucai
1 0.5004 1 172.6932 1.9294 0.0847
0.01 7.31
1.1005
0.08 7.31
2 151.3006 1.6904 0.0742 0.9642
2 0.5006 1 178.1852 1.9908 0.0874 1.1355
2 176.1268 1.9678 0.0864 1.1224
rata-rata 0.0832 1.0806
0.0832 + 0.01 1.0806 + 0.08
14 Daun Jambu Mete
1 0.5004 1
ND ND ND - - ND - -
2
2 0.5005 1
2
rata-rata
15 Buah Takokak
1 0.5007 1 1358.1204 15.1736 1.7572
0.08 4.51
8.7365
0.41 4.51
2 1399.2783 15.6334 1.8105 9.0012
2 0.5009 1 1501.2277 16.7724 1.9424 9.6570
2 1466.0884 16.3799 1.8969 9.4310
rata-rata 1.8517 9.2064
1.8517 + 0.08 9.2064 + 0.41
16 Antanan
1 0.5005 1 502.9733 5.6195 0.5628
0.02 3.20
3.0795
0.10 3.20
2 530.8669 5.9311 0.5940 3.2503
2 0.5003 1 494.4480 5.5242 0.5533 3.0273
2 500.3095 5.5897 0.5598 3.0632
rata-rata 0.5675 3.1051
0.5675 + 0.02 3.1051 + 0.10
175
17 Krokot
1 0.5008 1 205.9765 2.3013 0.1458
0.00 3.13
1.2214
0.04 3.13
2 217.1317 2.4259 0.1536 1.2875
2 0.5009 1 219.5417 2.4528 0.1553 1.3018
2 208.0424 2.3244 0.1472 1.2337
rata-rata 0.1505 1.2611
0.1505 + 0.00 1.2611 + 0.04
18 Antanan Beurit
1 0.5005 1 865.8284 9.6735 0.8291
0.03 3.64
5.2812
0.19 3.64
2 815.5635 9.1119 0.7810 4.9746
2 0.5007 1 888.9601 9.9319 0.8513 5.4223
2 869.8019 9.7178 0.8329 5.3054
rata-rata 0.8236 5.2459
0.8236 + 0.03 5.2459 + 0.19
19 Daun Ginseng
1 0.5006 1 258.0371 2.8829 0.1284
0.00 2.45
1.5709
0.04 2.45
2 251.7245 2.8124 0.1253 1.5325
2 0.5006 1 266.9262 2.9822 0.1328 1.6250
2 256.6473 2.8674 0.1277 1.5624
rata-rata 0.1286 1.5727
0.1286 + 0.00 1.5727 + 0.04
20 Bunga kecombrang
1 0.5005 1 985.1131 11.0062 0.6020
0.03 5.13
5.8827
0.31 5.13 2 1024.9144 11.4508 0.6263 6.1204
2 0.5007 1 1087.9912 12.1556 0.6648 6.4970
2 971.6897 10.8562 0.5938 5.8025
rata-rata 0.6217 6.0757
0.6217 + 0.03 6.0757 + 0.31
176
21 Daun Beluntas
1 0.5002 1 6709.4155 74.9608 8.0062
0.46 5.74
41.7118
2.40 5.74
2 6200.2446 69.2721 7.3986 38.5464
2 0.5001 1 6994.0791 78.1412 8.3459 43.4816
2 7042.7061 78.6845 8.4039 43.7839
rata-rata 8.0387 41.8809
8.0387 + 0.46 41.8809 + 2.40
22 Bunga Turi
1 0.5008 1
ND ND ND - - ND - -
2
2 0.5007 1
2
rata-rata
23 Terubuk
1 0.5008 1 904.3893 10.1043 0.6491
0.02 2.99
5.5891
0.17 2.99
2 874.8511 9.7743 0.6279 5.4065
2 0.5008 1 940.9094 10.5123 0.6753 5.8148
2 911.5239 10.1840 0.6542 5.6332
rata-rata 0.6516 5.6109
0.6516 + 0.02 5.6109 + 0.17
24 Kedondong cina
1 0.5004 1
ND ND ND - - ND - -
2
2 0.5002 1
2
rata-rata
*ND: tidak terdeteksi
177
Lampiran 17. Asam Ferulat Sayuran Indigenous dengan Perhitungan Eksternal Standar Campuran
No Sampel Ulangan W sampel (g) Duplo Area (mAU) [ ] (µg/ml)
Wet Basis Dry Basis
[ ] (mg/100 g
sampel segar) STDEV % RSD
[ ] (mg/100 g sampel
kering) STDEV % RSD
1 Mengkudu
1 0.5004 1 716.9307 8.1098 0.6527
0.04 6.23
4.4875
0.29 6.23
2 713.5448 8.0715 0.6496 4.4663
2 0.5002 1 745.0707 8.4281 0.6783 4.6636
2 813.8764 9.2064 0.7410 5.0943
rata-rata 0.6804 4.6779
0.6804 + 0.04 4.6779 + 0.29
2 Mangkokan
1 0.5004 1 123.4839 1.3968 0.1439
0.00 2.35
0.8118
0.02 2.35
2 121.5137 1.3745 0.1416 0.7988
2 0.5006 1 120.6384 1.3646 0.1405 0.7931
2 116.7219 1.3203 0.1360 0.7673
rata-rata 0.1405 0.7928
0.1405 + 0.00 0.7928 + 0.02
3 Daun Labu Siam
1 0.5005 1 66.5307 0.7526 0.0539
0.00 5.56
0.4050
0.02 5.56
2 60.5090 0.6845 0.0491 0.3683
2 0.5004 1 64.0168 0.7241 0.0519 0.3897
2 68.9661 0.7801 0.0559 0.4198
rata-rata 0.0527 0.3957
0.0527 + 0.00 0.3957 + 0.02
4 Daun Lembayung
1 0.5007 1 1402.1360 15.8607 1.3570
0.09 6.85
8.6795
0.57 6.85 2 1391.5419 15.7409 1.3468 8.6139
2 0.5006 1 1203.8270 13.6175 1.1651 7.4519
2 1351.3488 15.2862 1.3079 8.3651
rata-rata 1.2942 8.2776
1.2942 + 0.09 8.2776 + 0.57
178
5 Daun Katuk
1 0.5005 1 754.1463 8.5308 1.0289
0.04 4.41
4.7168
0.20 4.41
2 708.8474 8.0183 0.9671 4.4335
2 0.5004 1 738.0394 8.3486 1.0069 4.6160
2 682.3416 7.7185 0.9309 4.2677
rata-rata 0.9835 4.5085
0.9835 + 0.04 4.5085 + 0.20
6 Daun Kemangi
1 0.5007 1 106.7285 1.2073 0.0841
0.00 5.23
0.6688
0.04 5.23
2 118.4433 1.3398 0.0934 0.7422
2 0.5005 1 115.3667 1.3050 0.0909 0.7229
2 120.3667 1.3616 0.0949 0.7542
rata-rata 0.0908 0.7220
0.0908 + 0.00 0.7220 + 0.04
7 Daun Pakis
1 0.5005 1
ND ND ND - - ND - -
2
2 0.5005 1
2
rata-rata
8 Daun Pohpohan
1 0.5007 1 121.9771 1.3798 0.0953
0.00 3.96
0.7741
0.03 3.96
2 125.4892 1.4195 0.0981 0.7964
2 0.5007 1 133.9678 1.5154 0.1047 0.8502
2 127.3133 1.4401 0.0995 0.8080
rata-rata 0.0994 0.8072
0.0994 + 0.00 0.8072 + 0.03
179
9 Bunga Pepaya
1 0.5006 1 1048.9993 11.8661 0.7193
0.02 2.96
6.4867
0.18 2.96
2 983.7863 11.1284 0.6746 6.0835
2 0.5007 1 989.1446 11.1890 0.6783 6.1166
2 1000.5964 11.3186 0.6862 6.1874
rata-rata 0.6896 6.2185
0.6896 + 0.02 6.2185 + 0.18
10 Mangkokan Putih
1 0.5004 1 566.1655 6.4044 0.6401
0.04 5.79
3.6185
0.23 5.79
2 640.6119 7.2465 0.7243 4.0943
2 0.5004 1 623.5053 7.0530 0.7049 3.9850
2 642.9271 7.2727 0.7269 4.1091
rata-rata 0.6991 3.9517
0.6991 + 0.04 3.9517 + 0.23
11 Daun Kenikir
1 0.5007 1 2454.3301 27.7629 2.9379
0.28 9.10
14.9162
1.40 9.10
2 2252.8960 25.4843 2.6968 13.6920
2 0.5006 1 2733.7730 30.9239 3.2724 16.6145
2 2721.6177 30.7864 3.2578 16.5406
rata-rata 3.0412 15.4408
3.0412 + 0.28 15.4408 + 1.40
12 Daun Kelor
1 0.5005 1 2777.9026 31.4231 4.1550
0.16 3.63
16.8038
0.63 3.63
2 2791.8565 31.5809 4.1758 16.8882
2 0.5004 1 2997.2290 33.9041 4.4830 18.1305
2 2911.8584 32.9384 4.3553 17.6141
rata-rata 4.2923 17.3592
4.2923 + 0.16 17.3592 + 0.63
180
13 Daun Kucai
1 0.5004 1 103.9391 1.1757 0.0516
0.00 6.71
0.6706
0.05 6.71
2 119.2102 1.3485 0.0592 0.7691
2 0.5006 1 119.8153 1.3553 0.0595 0.7730
2 119.2691 1.3491 0.0592 0.7695
rata-rata 0.0574 0.7456
0.0574 + 0.00 0.7456 + 0.05
14 Daun Jambu Mete
1 0.5004 1 2576.6816 29.1469 2.9228
0.12 4.46
15.2393
0.65 4.46 2 2511.0510 28.4045 2.8483 14.8511
2 0.5005 1 2418.9636 27.3629 2.7439 14.3065
2 2325.1406 26.3015 2.6374 13.7516
rata-rata 2.7881 14.5371
2.7881 + 0.12 14.5371 + 0.65
15 Buah Takokak
1 0.5007 1 171.0071 1.9344 0.2240
0.01 6.69
1.1138
0.07 6.69
2 161.2283 1.8238 0.2112 1.0501
2 0.5009 1 152.3360 1.7232 0.1996 0.9922
2 146.9178 1.6619 0.1925 0.9569
rata-rata 0.2068 1.0282
0.2068 + 0.01 1.0282 + 0.07
16 Antanan
1 0.5005 1 1556.0731 17.6020 1.7628
0.09 5.13
9.6460
0.48 5.13
2 1592.8781 18.0183 1.8045 9.8741
2 0.5003 1 1457.6032 16.4881 1.6513 9.0356
2 1430.8989 16.1861 1.6210 8.8700
rata-rata 1.7099 9.3564
1.7099 + 0.09 9.3564 + 0.48
181
17 Krokot
1 0.5008 1 200.2538 2.2652 0.1435
0.01 8.01
1.2023
0.11 8.01
2 242.5063 2.7432 0.1737 1.4559
2 0.5009 1 217.3275 2.4584 0.1557 1.3048
2 215.0501 2.4326 0.1541 1.2911
rata-rata 0.1567 1.3135
0.1567 + 0.01 1.3135 + 0.11
18 Antanan Beurit
1 0.5005 1
ND ND ND - - ND - -
2
2 0.5007 1
2
rata-rata
19 Daun Ginseng
1 0.5006 1 83.4330 0.9438 0.0420
0.00 7.82
0.5143
0.04 7.82
2 87.4127 0.9888 0.0440 0.5388
2 0.5006 1 82.2128 0.9300 0.0414 0.5067
2 72.4216 0.8192 0.0365 0.4464
rata-rata 0.0410 0.5015
0.0410 + 0.00 0.5015 + 0.04
20 Bunga kecombrang
1 0.5005 1 112.8013 1.2760 0.0698
0.00 2.61
0.6820
0.02 2.61 2 118.3186 1.3384 0.0732 0.7154
2 0.5007 1 119.1943 1.3483 0.0737 0.7207
2 119.0906 1.3471 0.0737 0.7200
rata-rata 0.0726 0.7095
0.0726 + 0.00 0.7095 + 0.02
182
21 Daun Beluntas
1 0.5002 1
ND ND ND - - ND - -
2
2 0.5001 1
2
rata-rata
22 Bunga Turi
1 0.5008 1 65.8811 0.7452 0.0421
0.00 5.71
0.4307
0.02 5.71
2 58.7343 0.6644 0.0375 0.3840
2 0.5007 1 60.9278 0.6892 0.0389 0.3983
2 65.8243 0.7446 0.0421 0.4303
rata-rata 0.0401 0.4108
0.0401 + 0.00 0.4108 + 0.02
23 Terubuk
1 0.5008 1 128.9623 1.4588 0.0937
0.00 2.09
0.8069
0.02 2.09
2 122.6145 1.3870 0.0891 0.7672
2 0.5008 1 126.4453 1.4303 0.0919 0.7912
2 125.3671 1.4181 0.0911 0.7844
rata-rata 0.0915 0.7874
0.0915 + 0.00 0.7874 + 0.02
24 Kedondong cina
1 0.5004 1 5107.8135 57.7786 4.7781
0.16 3.30
32.7938
1.12 3.30
2 5176.5942 58.5566 4.8424 33.2354
2 0.5002 1 5444.8887 61.5915 5.0934 34.9579
2 5435.7998 61.4887 5.0849 34.8996
rata-rata 4.9497 33.9717
4.9497 + 0.16 33.9717 + 1.12
*ND: tidak terdeteksi