95
SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat dalam Memerangi Terorisme Internasional di Afghanistan Pada Periode Pemerintahan Barack Obama Disusun oleh: Atik Fadilatul Husna (106083003646) Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012

SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

SKRIPSI

Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat dalam Memerangi

Terorisme Internasional di Afghanistan Pada Periode Pemerintahan

Barack Obama

Disusun oleh:

Atik Fadilatul Husna

(106083003646)

Jurusan Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2012

Page 2: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

i

LEMBAR PENGESAHAN

Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat dalam Memerangi

Terorisme Internasional di Afghanistan Pada Periode Pemerintahan Barack

Obama

Disusun Oleh:

Atik Fadilatul Husna

106083003646

Dosen Pembimbing Pembimbing Akademik

M. Adian Firnas, S.IP, M.Si Ali Munhanif Ph.D

NIP. 196512121992031004

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2012

Page 3: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

ii

Page 4: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tangerang, April 2012

Atik Fadilatul Husna

Page 5: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

iv

ABSTRAK

Skripsi ini menganalisis tentang perubahan kebijakan luar negeri Amerika

Serikat dalam memerangi terorisme internasional di Afghanistan dibawah

pemerintahan Barack Obama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-

faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan kebijakan luar negeri Amerika Serikat

dalam memerangi terorisme internasional di Afghanistan. Metode yang digunakan

untuk menulis penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif

yang menggunakan buku-buku, jurnal ilmiah, koran sebagai sumber penelitian. Dari

hasil penelitian tersebut penulis menemukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

perubahan kebijakan luar negeri Amerika Serikat adalah faktor internal atau domestik

dan faktor eksternal. Faktor internal atau domestik terdiri dari segi ekonomi, sosial,

dan politik, pengaruh ideologi dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal dari

perubahan kebijakan luar negeri Amerika Serikat adalah pernyataan sikap negara-

negara dalam menyikapi sebuah kebijakan luar negeri dimasa pemerintahan

sebelumnya (masa George W Bush junior). Dikarenakan sikap agresif dan gaya

kepemimpinan George W Bush yang lebih hard power atau lebih mengedepankan

militer sehingga mendapatkan protes dari masyarakat Amerika Serikat itu sendiri dan

juga dari negara-negara di dunia. Oleh karena itu Barack Obama tampil dengan gaya

kepemimpinan yang baru yaitu smart power yang lebih mengutamakan diplomasi.

Kerangka teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori kepentingan

nasional, dimana pada setiap negara tentu lebih mengutamakan kepentingan

nasionalnya untuk mewujudkan tujuan dari negaranya. Kepentingan nasional tersebut

kemudian diimplementasikan dalam sebuah kebijakan luar negeri, sehingga dapat

dikatakan bahwa kebijakan luar negeri suatu negara merupakan kepanjangtanganan

dari kepentingan nasional.

Page 6: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

v

KATA PENGANTAR

BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan segala petunjuk, rahmat, kesehatan, serta kekuatan sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perubahan Kebijakan Luar Negeri

Amerika Serikat dalam Memerangi Terorisme Internasional di Afghanistan

Pada Periode Pemerintahan Barack Obama”. Terwujudnya skripsi ini tidak lepas

dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan membimbing penulis baik dari

segi tenaga, ide-ide, maupun pemikiran. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis

ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak (Mukasam) dan Ibu (Sri Jusmiati) tersayang yang telah memberikan

semangat dan juga doanya walaupun dari kampung halaman, namun dengan

doa yang tulus dari merekalah akhirnya penulis bisa menyelesaikan penulisan

skripsi ini. Serta tak lupa seluruh adik-adikku tercinta (Bidin, Dila, dan

Diandra) terimakasih atas dukungan, bimbingan, dan hiburan by phone nya

sampai saat ini.

2. Bapak M. Adian Firnas, S.IP, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi penulis

yang telah memberikan arahan, saran, dan juga ilmunya. Serta tak henti-

hentinya memberikan semangat kepada penulis hingga penulisan skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik. Alhamdulillah. Terimakasih atas kesabaran,

perhatian, dan juga waktu luangnya ditengah-tengah kesibukan.

Page 7: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

vi

3. Ibu Dina Afrianti, Ph.D, sebagai ketua Jurusan Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Agus Nilmada Azmi, M. Si, sebagai sekretaris Jurusan Hubungan

Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Seluruh Bapak/ Ibu Dosen Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah Jakarta

yang telah mengajarkan ilmu tanpa mengingat lelah “jasamu takkan pernah

kulupakan” serta membantu penulis untuk segera menyelesaikan tugasnya

sebagai mahasiswa.

6. Bapak Dr. Abdul Mujib M.Ag dan Ibu dr. Siti Nur Aisyah Jauharoh , Ph.D

sebagai orang tua yang telah membimbing penulis selama di Jakarta.

7. Sahabat tercinta teman didalam kelas Hubungan Internasional: Rahma, Dian,

Desty, Izzun (alm), Astrid, Diah, Crista, Qory, Irfan, Julian. Terimakasih

banyak atas sharing dan motivasinya, tetap semangat buat teman-teman yang

belum selesai...!! dan juga buat sahabat seperantauan Hadi, Dani, Alan,

Ikhwan, terimakasih atas pengertian dan juga kerjasamanya dalam hal apapun.

8. Anak-anak didik sekaligus yang menjadi hiburan penulis selama mengerjakan

skripsi: Zia, Nina, Azka, Raffi, Adel, Abizar, Thalent, Naura, Rheinaya,

Sulthan, Aqilla, Fattan, Adit, Nayla, Rakhel, Daffa, Nindy, Dayu, Aira dan

Fazl.... Terimakasih dengan senyum manis kalian menjadi hiburan tersendiri

bagi kaka.. ^_^

Page 8: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

vii

9. Teman-teman Mahasiswa/Mahasiswi Jurusan Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Jakarta kelas A

khususnya dan seluruh angkatan 2006 umumnya.

10. Semua pihak yang telah turut serta dalam membantu penyelesaian skripsi ini,

namun tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih banyak.

Semoga segala bantuan yang tidak ternilai harganya ini mendapat imbalan di

sisi Allah SWT sebagai amal ibadah, yang tidak akan putus, Amiin. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan

saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan-

perbaikan kedepannya.

Tangerang, 03 April 2012

Atik Fadilatul Husna

Page 9: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

viii

Daftar Isi

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN i

LEMBAR PERNYATAAN ii

ABSTRAK iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vii

I. Pendahuluan

1.1. Latar belakang penelitian ....................................................... 1

1.2. Pertanyaan penelitian ............................................................. 5

1.3. Tujuan Penelitian .................................................................... 5

1.4. Kerangka teori ......................................................................... 6

1.5. Metode penelitian ................................................................... 16

1.6. Sistematika penulisan ............................................................. 18

II. Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat dalam Memerangi

Terorisme Internasional di Afghanistan Pada masa George W Bush

dan Barack Obama

II.1. Kebijakan luar Negeri Amerika Serikat pada masa George W Bush

junior di Afghanistan ………………………………………….....19

II.2. Kebijakan luar Negeri Amerika Serikat pada masa Barack Obama di

Afghanistan …………………………………………………….. 23

Page 10: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

ix

III. Faktor-faktor dalam Perumusan Kebijakan Luar Negeri Amerika

Serikat

II.1. Faktor Domestik (Internal)

II.1.a. Kondisi sosial, ekonomi dan politik

Amerika Serikat .......................................................... 27

II.1.b. Pengaruh dari berbagai kelompok kepentingan ......... 30

II.1.c. Pengaruh ideologi ...................................................... 41

II.1.d. Faktor individu dari seorang pemimpin ……………...46

II.2. Faktor Internasional

II.2.a. Kondisi internasional dalam menyikapi sebuah

kebijakan pemerintahan sebelumnya (George W Bush

junior) ......................................................................... 49

IV. Analisis terhadap penyebab perubahan kebijakan luar negeri

Amerika Serikat dalam memerangi terorisme internasional di

Afghanistan era Barack Obama

IV.1. Faktor internal

IV.1.a. Keadaan ekonomi, sosial, dan politik dalam negeri

Amerika Serikat .......................................................... 54

IV.1.b. Faktor internal dalam diri Barack Obama .................. 59

IV.2. Faktor internasional ................................................................ 65

Page 11: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

x

IV.3. Implementasi konsep smart power dalam kebijakan luar negeri

Amerika Serikat dalam memerangi terorisme internasional di

Aghanistan masa Barack Obama ............................................ 68

V. Penutup

V.1. Kesimpulan …………................................................................... 74

Daftar Pustaka .............................................................................................. 78

Page 12: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Penelitian

Setiap negara mempunyai tujuan nasional dan juga kebijakan luar negeri

dalam melakukan kerjasama dengan negara lain. Untuk itu setiap negara perlu

merumuskan sebuah kebijakan agar dapat hidup bekerjasama dengan negara lain

dalam mencapai sebuah tujuan bersama melalui sebuah kerjasama internasional.

Negara Amerika Serikat merupakan sebuah negara besar, untuk itu Amerika Serikat

mempunyai sebuah kebijakan yang mempunyai nilai besar dalam politik

internasional.

Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

cenderung lebih mengutamakan militer/ hard power tanpa memperdulikan kecaman-

kecaman baik dari negara lain maupun dari PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa).

Kecaman tersebut pernah muncul ketika Amerika Serikat menyerang Afghanistan

yang diduga sebagai basis terorisme dan Amerika memanfaatkan kebijakan self-

defense untuk melakukan pre-emptive strike. Pada pasal 51 resolusi 1368 tahun 2001

diterangkan apabila penyerangan tersebut didasarkan atas self defence maka negara

yang menyerang tersebut harus segera melaporkan tindakannya ke DK (Dewan

Keamanan) PBB. Namun pada kenyataannya Amerika belum bahkan tidak

melaporkan kejahatan kemanusiaannya terhadap DK PBB atas penyerangannya

terhadap Afghanistan.1

Pergantian kepemimpinan di Amerika Serikat dari George W Bush kepada

Barack Obama tahun 2009 lalu merupakan sebuah fenomena yang baru pertama kali

1 Boer Mauna, Hukum Internasional Pengertian Peranan dan Fungsi Dalam Era Dinamika

Global (Bandung: P. T. Alumni, 2005), h. 663.

Page 13: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

2

terjadi, karena untuk pertama kalinya kandidat presiden Amerika Serikat yang berasal

dari kulit hitam ini mampu memenangkan pemilihan umum pada tahun 2009.

Presiden George Bush merupakan presiden yang berasal dari partai Republik

sedangkan calon presiden Barack Obama berasal dari partai Demokrat. Untuk itu

sudah pasti kebijakan yang diambilpun berbeda. Kebijakan presiden George Bush

terkenal dengan keras dan lebih mengedepankan militer sedangkan senator Barack

Obama lebih mengedepankan diplomasi.2

Skripsi ini akan membahas apa saja yang mempengaruhi dari perubahan

kebijakan luar negeri Amerika Serikat dibawah presiden Barack Obama dalam

memerangi terorisme internasional, karena kepemimpinan dimasa George Bush

kebijakan yang diambil banyak menimbulkan kontra dimata masyarakat internasional

terutama dunia muslim. Hal ini disebabkan karena tuduhan George W Bush terhadap

Osama bin Laden atas peristiwa runtuhnya gedung menara kembar WTC (World

Trade Center) pada 11 September 2001. Sedangkan gedung menara kembar tersebut

merupakan simbol kedigdayaan Amerika Serikat, dengan adanya peristiwa tersebut

maka George W Bush memerintahkan anggota militernya untuk menyerang

Afghanistan yang disinyalir sebagai tempat persembunyian Osama bin Laden.3 Atas

penyerangan militer Amerika tersebut maka negara-negara muslim menilai bahwa

Amerika bukan memerangi terorisme melainkan karena ada motif lain yaitu karena

ingin menguasai minyak dan juga untuk membangun saluran pipa yang melewati

Afghanistan.4 Alasan Amerika Serikat dalam menyerang Afghanistan inilah yang

2 Riefqi Muna, “Paradigma Pertahanan dari Hard Power ke Smart Power dalam jurnal

Pertahanan dan Perdamaian,” Jakarta: Pusat Studi Pertahanan dan Perdamaian FISIP Universitas Al

Azhar Indonesia V, no. 1 (April 2009): h. 86-87. 3 Aleksius Jemadu, Politik Global dalam Teori dan Praktik (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008),

h. 163. 4 Adhi Ariebowo, “BAB II Kronologi Penyerangan dan Spekulasi yang Berkembang atas

Motivasi Amerika Serikat” FISIP UI 2009 diakses pada Kamis, 17 November 2011 dari

www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/122929...Literatur.pdf.

Page 14: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

3

dinilai oleh negara-negara muslim kurang masuk akal sehingga membuat negara

muslim (Iran, Irak, Mesir, dan lain-lain) mengutuk keras tindakan Amerika tersebut.

Kebijakan Obama yang lebih mengedepankan diplomasi atau lebih dikenal

dengan smart power (perpaduan antara hard power dan soft power)5 ini merupakan

sebuah titik awal untuk mengembalikan citra Amerika yang dianggap sangat tidak

memperhatikan saran dari negara lain ketika masa George W Bush. Kebijakan yang

diambil oleh Obama tersebut tentunya juga tidak hanya dipengaruhi oleh kelompok

kepentingan sepihak namun banyak pihak yang ikut andil dalam proses pengambilan

kebijakan, baik itu yang pro dengan idenya maupun yang kontra. Amerika merupakan

sebuah negara besar dan ditempati oleh orang-orang yang sangat intelektual dan

berpengaruh dalam percaturan politik internasional, sehingga ketika sebuah kebijakan

diambil oleh presidennya tentu akan mempengaruhi percaturan politik global.

Contohnya adalah ambisi Amerika Serikat untuk menguasai minyak di kawasan

Timur Tengah.

Salah satu usaha presiden Barack Obama dalam mengembalikan citra baik

negaranya dimata masyarakat internasional adalah dengan melakukan kunjungan ke

kawasan Dunia Islam, seperti ke Turki dan Mesir pada bulan Juni 2009 dan juga ke

Indonesia pada bulan November 2009.6 Itu artinya bahwa Amerika mencoba

merangkul dunia muslim kembali untuk meyakinkan bahwa misi dari pada presiden

Barack Obama adalah misi perdamaian. Obama mengirimkan Hillary Clinton ke

wilayah Timur Tengah itu disebabkan karena Timur Tengah sedang dilanda konflik

yang berkepanjangan selain itu juga karena untuk memperbaiki citra buruk dimata

dunia muslim setelah kepemimpinan sebelumnya yaitu George W Bush. Citra buruk

tersebut disebabkan karena penyerangan aksi militer Amerika Serikat yang alasannya

5 Ibid., h. 164.

6http:/www.politik.lipi.go.id/index.php/en/columns/politik-internasional/99-prospek-

hubungan-as-indonesia-pasca-kunjungan-hillary diakses pada 06 Juli 2011.

Page 15: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

4

selalu dianggap benar oleh Amerika Serikat yaitu memerangi terorisme dan juga

karena kepemilikan atas senjata pemusnah massal oleh Irak.

Dalam pengambilan sebuah kebijakan, setiap negara dipengaruhi oleh faktor

domestik dan faktor internasional namun faktor domestik lebih diutamakan dalam

pengambilan kebijakan luar negeri.7 Diantara faktor domestik adalah kondisi sosial,

ekonomi, politik serta pengaruh dari kelompok-kelompok kepentingan, sedangkan

dari faktor internasional adalah kondisi politik internasional yang terjadi saat itu.

Begitu pula dengan kebijakan luar negeri yang dikeluarkan oleh Barack Obama

sebagai presiden ke-44 di Amerika Serikat banyak dipengaruhi oleh kelompok

kepentingan dari faktor internalnya, terutama setelah turunnya George W Bush

kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang juga masih dipengaruhi oleh

neokonservatif8 dan dipandang sangat kontra terhadap keinginan masyarakat dunia.

Beberapa faktor internal dan eksternal yang tersebut diatas tidak akan pernah

lepas dari setiap negara yang akan merumuskan kebijakan luar negeri begitu juga

dengan negara Amerika Serikat sebagai negara yang sangat kuat. Sehingga disetiap

pergantian presiden di Amerika Serikat pertama kali yang paling diperhatikan oleh

negara-negara sekitarnya adalah kebijakan luar negeri terutama terhadap negara-

negara muslim.

Untuk itu perlu penjelasan lebih lanjut mengenai faktor internal dan faktor

eksternal sebagaimana yang tersebut diatas. Dengan adanya penjelasan yang lebih

7 Leonard Hutabarat, “Analisis Kebijakan Luar Negeri dalam Studi Hubungan Internasional,”

Dalam jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jakarta: Universitas Kristen Indonesia, Vol. V, no.

22 ( Mei 2005), h. 19. 8 Neoconservative is foreign policy thought emphasizes the moral necessity of distinguishing

between the forces of good and evil in the international arena, the importance of maintaining US

military dominance, a greater willingness to use force, and deep distrust of international law and

institutions (Neokonservatif adalah sebuah kebijakan luar negeri yang menekankan kekuatan baik dan

kekuatan jahat dikawasan internasional, mengutamakan kepentingan kemiliteran US, serta mempunyai

keinginan yang kuat dalam menggunakan kekuatan kemiliteran tersebut, dan ketidakpercayaan dalam

lembaga dan hukum internasional). Nur Rahmat Yuliantoro, kelas Politik luar negeri AS, HI UGM, 17

Maret 2011, “Neokonservatisme dan Politik Luar Negeri Amerika Serikat,” artikel diakses pada 6 Juli

2011 dari http://www.rachmat.staff.ugm.ac.id/.. AS/neokonservatif%20 dan %20PLN.

Page 16: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

5

mendetail tentunya akan lebih memudahkan pembaca untuk memahami dan mengerti

bahwa pada setiap pengambilan kebijakan luar negeri suatu negara tidak hanya

berdasar pada satu aktor saja yaitu presiden, namun disana masih banyak pengaruh

dan juga banyak hal yang harus dipertimbangkan terlebih dahulu sebelum sebuah

keputusan kebijakan luar negeri tersebut disahkan oleh senat. Untuk itu kalau kita

melihat pada setiap pergantian presiden kita pasti melihat terlebih dahulu siapa dan

apa saja yang menjadi agenda kebijakannya apabila nantinya ia terpilih menjadi

presiden, namun masyarakat intelektual dan juga organisasi masyarakat, partai, NGO

(Non Government Organization) dan lain-lain tentu tidak akan hanya melihat

bagaimana figure dari calon presiden tetapi juga melihat dan mengamati siapa yang

berada dibelakangnya yang mampu menjadikan dia menjadi seorang presiden.

Dikarenakan justru orang yang dibelakangnya itulah nantinya yang akan memberikan

kontribusi besar dalam setiap kebijakan yang diambil.

I.2. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian dalam skripsi ini adalah bagaimana perubahan kebijakan luar

negeri Amerika Serikat terkait upaya memerangi terorisme internasional di

Afghanistan pada periode pemerintahan Barack Obama?

I.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui proses perumusan politik luar negeri Amerika Serikat

2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kebijakan luar

negeri Amerika Serikat dalam memerangi terorisme pada periode

pemerintahan Barack Obama.

Page 17: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

6

3. Diharapkan penelitian ini akan bermanfaat bagi peneliti lainnya yang tertarik

dengan masalah ini.

1.4. Kerangka Teori

Kepentingan Nasional

Konsep kepentingan nasional ini sangat penting dalam memahami dan

menjelaskan perilaku internasional. Kepentingan nasional ini dijadikan sebagai acuan

untuk merumuskan suatu kebijakan pada suatu negara. Para penganut realis

menyamakan kepentingan nasional dengan power, dimana power menjadi sebuah alat

yang dapat mengembangkan dan memelihara kontrol suatu hubungan negara dengan

negara lain.9

Politik di Amerika Serikat memang sangat menarik untuk dibicarakan.

Mengingat negara Amerika merupakan negara yang mempunyai pengaruh besar

dalam setiap pergerakan politik dunia. Amerika Serikat mulai merasa dikhianati oleh

Jepang ketika peristiwa Pearl Harbour pada 7 Desember 1941,10

yaitu ketika warga

masyarakat Amerika serta tentara masih terlelap tidur namun tiba-tiba tentara Jepang

menyerang Amerika sehingga mengakibatkan banyak korban berjatuhan dari pihak

Amerika.

Belajar dari hal itu Amerika merasakan bahwa negaranya masih belum aman,

sehingga Amerika Serikat selalu berusaha untuk memperbaiki dalam memberikan

rasa aman tersebut terhadap warga negaranya. Salah satu upayanya adalah dengan

menunjukkan kekuatan militernya, dan hal itu dibuktikan dengan penyerangannya

9 Anak Agung Banyu Perwita, dan Yanyan Mochammad Yani, Pengantar Ilmu Hubungan

Internasional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 35. 10

“Fakta fakta Sejarah Serangan Jepang ke Pearl Harbour, ” diakses pada 10 Juli 2011 dari

http://www.tambahwawasan.com/2011/03/fakta-fakta-sejarah-serangan-jepang-ke.html.

Page 18: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

7

terhadap Jepang di Hiroshima dan Nagasaki pada 6 dan 9 Agustus 1945,11

dengan

penyerangan tersebut ditujukan untuk menunjukkan kekuatan militer Amerika Serikat

terhadap masyarakat internasional.

Hans J Morgenthau mengemukakan mengenai kepentingan nasional yaitu, the

concept of the national interest, then, contains two elements, one that is logically

required and in that sense necessary, and one that is variable and determined by

circumstances.12

Menurutnya kepentingan nasional terdiri dari dua elemen yaitu

didasarkan pada pemenuhan sendiri atau kebutuhan dalam negeri itu sendiri dan

kedua mempertimbangkan lingkungan strategis sekitarnya atau kondisi luar dari

negaranya. Sehingga pemenuhan dalam negeri dapat dilakukan dengan cara

mempertahankan kedaulatan wilayah negara, stabilitas politik dalam negeri, menjaga

identitas budaya dari ancaman negara lain. Sedangkan yang dimaksud dengan

mempertimbangkan kondisi lingkungan strategis adalah dengan cara menciptakan

perdamaian dunia melalui diplomasi.

Kepentingan nasional ini tidak hanya dikemukakan oleh Hans J Morgenthau

saja, melainkan masih banyak dari para pakar pengamat Hubungan Internasional,

diantaranya adalah Charles W Kegley dan Eugene R. Wittkopf13

yang memberikan

pemikiran tentang kepentingan nasional. Menurut mereka kepentingan nasional

adalah usaha suatu negara dalam memberikan rasa aman terhadap warga negaranya

baik dari agresi luar atau dalam negeri itu sendiri, kesejahteraan terhadap rakyatnya,

dan melindungi nilai-nilai negara. Lebih jauh dari itu ia juga mengemukakan bahwa

tidak mungkin suatu negara dapat mencapai kepentingan nasionalnya harus dengan

11

Publikasi.umy.ac.id/index.php/hukum/article/view/1869/409 diakses pada 19 November

2011. 12

Dikutip dalam tesis Martinus Siswanto Prajogo dengan judul “Kepentingan Nasional:

Sebuah Teori Universal dan Penerapannya oleh Amerika Serikat di Indonesia,” Universitas Indonesia

program kajian wilayah Amerika Serikat (Jakarta: Juni, 2009), diakses pada 10 Juli 2011 dari http:

www.strahan.kemhan.go.id/media/files/kepentingan-nasional.pdf. 13

Ibid.,

Page 19: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

8

mengurangi rasa aman dan rasa kesejahteraan terhadap kompetitornya. Sehingga

diperlukan sebuah kerjasama dengan negara lain baik kerjasama yang bersifat

regional maupun internasional demi terciptanya perdamaian global.

Menyimak dari penjelasan yang tersebut diatas, maka dapat diambil suatu

kesimpulan bahwa suatu negara apabila menginginkan kesejahteraan dan keamanan

terhadap warga negaranya harus mempunyai power atau kekuatan agar tercapai

kepentingan nasionalnya, dengan adanya kekuatan tersebut dapat dengan mudah

untuk mengayomi warga negaranya, seperti yang terjadi pada negara Amerika Serikat

atas penyerangan terhadap WTC 11 September 2001, atas peristiwa tersebut Amerika

langsung menuduh bahwa dibalik peristiwa itu semua adalah ulah dari para teroris

yang dipimpin oleh Osama bin Laden. Penyeranganpun segera dilakukan ke

Afghanistan meskipun terdapat kecaman dari PBB, namun karena pengaruh dan juga

kekuasaan Amerika Serikat didalam tubuh PBB yang sangat kuat, maka Amerikapun

menjadi sangat mudah dalam menjalankan aksinya.

Miroslav Nincic14

mengungkapkan terdapat tiga asumsi dasar kepentingan

nasional, yaitu pertama kepentingan tersebut bersifat vital yang dalam pencapaiannya

harus menjadi prioritas utama pemerintah dan masyarakat. Kedua kepentingan

tersebut berkaitan dengan lingkungan internasional, jadi pencapaian kepentingan

nasional dipengaruhi oleh lingkungan internasional. Ketiga kepentingan tersebut

harus tidak memihak kepada salah satu instansi ataupun kelompok manapun

melainkan harus mewakili dari seluruh aspirasi masyarakat.

Kepentingan nasional yang sudah menjadi tujuan negara harus diterapkan

melalui sebuah kebijakan luar negeri, sebelum menjadi sebuah kebijakan luar negeri

yang dibuat oleh pemerintah terlebih dahulu harus melalui pengesahan dari sebuah

14

Dikutip dalam buku Aleksius Jemadu, Politik Global dalam Teori dan Praktik

(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), h. 67.

Page 20: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

9

badan legislatif, setelah adanya pengesahan maka kebijakan tersebut dapat

terealisasikan. Seperti contoh penyerangan tentara Amerika Serikat ke Afghanistan,

penyerangan tersebut dilakukan setelah Bush berpidato untuk memerangi terorisme

dan menyarankan untuk melakukan tindakan militer ke Afghanistan karena dianggap

telah mengancam kedaulatan Amerika Serikat, mengganggu keamanan nasional

Amerika Serikat dan juga kepentingaan nasional Amerika Serikat. Sebelum

melakukan penyerangan tersebut, presiden meminta persetujuan terhadap senat

terlebih dahulu.

Untuk itu kepentingan nasional sangat berkaitan erat dengan kebijakan luar

negeri suatu negara, karena dengan kebijakan luar negeri maka usaha suatu negara

untuk memberikan rasa aman dan rasa kesejahteraan terhadap warganegaranya

menjadi lebih terjamin. Misalnya bagi mereka warganegara Amerika yang melakukan

studi diluar negeri, maka apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terhadap pelajar

tersebut setidaknya mendapat respon dari negara yang ditempati apabila negara yang

ditempati tersebut mengadakan suatu hubungan kerjasama dengan negara tersebut.

Dapat dikatakan bahwa kepentingan nasional membutuhkan sebuah kebijakan luar

negeri agar apa yang menjadi tujuan negara tersebut dapat terealisasikan, artinya

kebijakan luar negeri merupakan kepanjangtanganan dari kepentingan nasional.

Kebijakan Luar Negeri

Untuk mewujudkan kepentingan nasional suatu negara maka sebuah negara

perlu untuk merumuskan kebijakan luar negeri. Kebijakan yang diterapkan harus

memenuhi semua kepentingan masyarakat dan kepentingan nasional negaranya.

Meminjam istilah Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochamad Yani foreign

policy merupakan suatu perangkat formula, nilai, sikap, arah serta sasaran untuk

Page 21: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

10

mempertahankan, mengamankan, dan memajukan kepentingan nasional didalam

percaturan dunia internasional15

.

Kebijakan luar negeri juga merupakan serangkaian sasaran bagaimana suatu

negara berinteraksi dengan negara lain baik dibidang politik, ekonomi, sosial, dan

militer. Untuk itu aktor-aktor negara melakukan berbagai macam kerjasama baik

kerjasama yang bersifat bilateral, trilateral, regional, dan multilateral. Biasanya

kebijakan luar negeri ini dapat dilakukan dengan berbagai cara namun terdapat tiga

yang paling umum, yaitu melalui perang, perdamaian dan kerjasama ekonomi16

.

K J Holsti mengeluarkan argumen bahwa kebijakan luar negeri adalah strategi

atau rencana tindakan yang dibentuk oleh para pembuat keputusan suatu negara dalam

menghadapi negara lain atau unit politik internasional lainnya dan dikendalikan untuk

mencapai tujuan nasional yang dituangkan dalam terminologi kepentingan nasional.

Terdapat lima landasan pembuatan sumber kebijakan luar negeri AS, kelima landasan

it5u adalah17

:

1. External Sources (sumber eksternal) meliputi atribut-atribut yang ada pada

sistem internasional dan pada karakteristik serta sikap suatu negara dalam

menjalaninya. External Sources mencakup perubahan yang terjadi di

lingkungan eksternal, kebijakan dan tindakan dari negara lain baik itu konflik

maupun kerjasama, ancaman, dukungan yang baik secara langsung atau tidak

langsung mempengaruhi foreign policy suatu negara.

15

Anak Agung Banyu Perwita, dan Yanyan Mochammad Yani, Pengantar Ilmu Hubungan

Internasional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 47. 16

K.J Holsti, International Politics A Framework for Analisys 6th

ed (New Jersey A Simon &

Schuster Company, 1992), h. 82. 17

Eugene R Wittkoff, Charles W Jr Kegley, dan James M Scott, American Foreign policy,

Sixth Edition (United States Thomson Wadsworth, 2003), h. 16-19 data ini diperkuat pula dari

Artikel Yanyan Mochammad Yani disampaikan pada acara sistem politik luar negeri bagi perwira

siswa sekolah staf dan komando TNI AU (Bandung: 16 Mei 2007) diakses pada 07 Juli 2011 dari

http:// pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/…/politik luar negeri. Pdf.

Page 22: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

11

2. Societal Sources (sumber masyarakat) yaitu seluruh karakteristik sosial

domestik dan sistem politik yang membentuk orientasi masyarakat terhadap

dunia. Intinya adalah seluruh aspek non pemerintah dari sistem politik yang

mempengaruhi foreign policy. Hal ini meliputi keadaan geografis, etnis, nilai

atau norma yang berkembang di masyarakat, populasi, opini publik, dan lain-

lain.

3. Governmental Sources (sumber pemerintah) meliputi seluruh elemen dari

struktur pemerintahan yang memberikan pertimbangan-pertimbangan akan

pilihan foreign policy baik yang sifatnya memperluas atau membatasi pilihan

yang akan diambil oleh para pembuat kebijakan, tentunya dalam lingkungan

serta interaksi antar pihak-pihak didalam pemerintahan.

4. Role Sources (sumber peranan), role disini terkait dengan peranan atau status

dari pemerintah sebagai pembuat keputusan.

5. Individual Sources (sumber individu) meliputi nilai-nilai dari seorang

pemimpin atau pengambil keputusan sebagai ideologinya, pengalaman

hidupnya, masa kecilnya, latar belakang pendidikannya, segala sesuatu yang

mempengaruhi persepsinya, karakter, dan lain-lain. Hal-hal inilah yang

mempengaruhi persepsi, pilihan-pilihan dan respon atau reaksi dari seorang

pengambil keputusan dari pengambil keputusan yang lain.

Rosenau juga mengatakan pendapatnya bahwa kebijakan luar negeri

merupakan sebuah upaya dan usaha pemerintah melalui segala sikap dan aktivitas

dalam memperoleh keuntungan eksternalnya. Kebijakan ini ditujukan untuk

mempertahankan kelangsungan hidup negara dimasa mendatang. Ungkapan Rosenau

ini sangat menarik untuk dikutip yaitu mengenai kebijakan luar negeri yang memiliki

Page 23: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

12

landasan atau konsep dasar dalam menjalankan hubungan negaranya dengan kejadian

dilingkungan eksternalnya.18

“Kebijakan luar negeri memiliki tiga konsep dalam menjelaskan

hubungan antara suatu negara dengan kejadian dan situasi diluar

negaranya, yaitu:

1. Kebijakan luar negeri sebagai sekumpulan orientasi (as a

cluster of orientation) politik luar negeri sebagai

sekumpulan orientasi merupakan pedoman bagi para

pembuat keputusan untuk menghadapi situasi eksternal

yang menuntut pembuatan keputusan dan tindakan

berdasarkan orientasi tersebut, orientasi ini terdiri dari

persepsi, sikap, dan nilai-nilai.

2. Politik luar negeri sebagai seperangkat komitmen dan

rencana untuk bertindak (as a set of commitments to and

plan for action), kebijakan luar negeri berupa rencana dan

komitmen kongkrit yang dikembangkan oleh para pembuat

keputusan untuk membina dan mempertahankan situasi

lingkungan eksternal yang konsisten dengan orientasi

kebijakan luar negeri.

3. Kebijakan luar negeri sebagai bentuk perilaku atau aksi (as

a form of behavior), pada tingkat ini kebijakan luar negeri

berada pada tingkat yang lebih empiris yakni berupa

langkah-langkah nyata yang diambil oleh para pembuat

18

Artikel Yanyan Mochammad Yani disampaikan pada acara sistem politik luar negeri bagi

perwira siswa sekolah staf dan komando TNI AU (Bandung: 16 Mei 2007) diakses pada 07 Juli 2011

dari http:// pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/…/politik luar negeri. Pdf.

Page 24: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

13

keputusan yang berhubungan dengan kejadian serta situasi

dilingkungan eksternalnya.”

Dari kedua pendapat yang tersebut diatas, yaitu KJ Holsti dan Rosenau, maka

dapat diambil suatu kesimpulan bahwa keputusan dalam pengambilan kebijakan luar

negeri tidak akan pernah lepas dari faktor internal suatu negara, seperti faktor

ekonomi, faktor politik dalam negeri, faktor sosial, peranan LSM (Lembaga Swadaya

Masyarakat), kelompok kepentingan, dan lain-lain. Selain itu faktor eksternal juga

tetap menjadi pertimbangan dalam pengambilan sebuah kebijakan luar negeri suatu

negara, dengan saling mengkondisikan antara faktor internal dan eksternal maka akan

terbentuklah sebuah kebijakan yang sesuai dengan keinginan nasional negaranya

masing-masing.

Leonardo Hutabarat juga mengemukakan bahwa elemen dalam pembuatan

kebijakan luar negeri didasarkan pada para pembuat keputusan itu sendiri, sehingga

sebuah kebijakan tidak akan terlaksana tanpa adanya komitmen untuk mencapai

tujuan dengan keseimbangan antara kemampuan yang diperlukan dalam

pengimplementasiannya.19

Hutabarat juga mengatakan bahwa size, status, resources

dan human factors adalah elemen kunci dalam studi kebijakan luar negeri selain itu

juga karena situasi geopolitik suatu negara dan tantangan yang dihadapinya dalam

jangka pendek. Sedangkan dalam jangka panjang kebijakan luar negeri

diterminologikan dalam konteks politik umum dalam pemerintahan, seperti

democracy, dictatorship (pemerintahan yang diktator), stability dan instability.20

Oleh

karena itu faktor-faktor yang tersebut diatas sangat penting dalam pembuatan

kebijakan luar negeri, dan dalam mempengaruhi langkah-langkah yang akan diambil.

19

Leonard Hutabarat, “Analisis Kebijakan Luar Negeri dalam Studi Hubungan Internasional”

Dalam jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,Jakarta: Universitas Kristen Indonesia, Vol. V, no. 22

( Mei 2005), h. 15. 20

Ibid., h. 16.

Page 25: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

14

Tabel: gambaran kepentingan nasional yang dijabarkan ke dalam tujuan kebijakan

luar negeri serta tindakan dalam pencapaiannya21

Kepentingan

Nasional

Tujuan Kebijakan Luar

Negeri

Tindakan atau

Implementasi

Kedaulatan dan

keutuhan territorial

Mobilisasi dukungan negara

tetangga, negara besar dan

organisasi internasional

Pengiriman misi

diplomatik

Pembangunan dan

pertumbuhan

ekonomi

Meyakinkan negara donor dan

investor asing untuk

memberikan bantuan luar

negeri dan investasi asing

Perundingan dana untuk

mendukung pemilihan

umum dan pendidikan

demokrasi

Penyebaran core

values seperti

demokrasi dan hak

azasi manusia suatu

negara (khususnya

AS)

Peningkatan peran gerakan

demokrasi dan civil society

Penyaluran dana untuk

mendukung pemilihan

umum dan pendidikan

demokrasi

Keamanan nasional

dan regional

Pembentukan dan revitalisasi

aliansi militer dan kerjasama

regional

Penandatanganan pakta

militer dan militer bersama

Dari tabel diatas dapat dijelaskan, setiap kepentingan nasional yang menjadi

agenda suatu negara harus diimplementasikan dalam sebuah kebijakan luar negeri.

21

Leonard Hutabarat, “Analisis Kebijakan Luar Negeri dalam Studi Hubungan Internasional”,

h. 70.

Page 26: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

15

Untuk itu harus dijelaskan bagaimana sebuah kebijakan luar negeri itu

diimplementasikan. Pertama, adalah kedaulatan dan keutuhan territorial. Demi

menjaga keutuhan dan kedaulatan teritorial suatu negara maka setiap negara harus

mendapatkan dukungan dari beberapa negara terutama negara-negara besar dan juga

organisasi internasional. Agar dapat memiliki hubungan yang baik dengan berbagai

negara maka diutuslah seorang diplomat dengan membawa misinya sebagaimana

yang dijelaskan sebelumnya.

Kedua, dalam hal pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, maka suatu

negara berusaha mencari pendonor dan juga investor asing agar mau untuk

menanamkan saham dalam negaranya. Atas penanaman saham tersebut maka akan

membuat tingkat perekonomian suatu negara menjadi lebih baik. Tindakannya adalah

dengan merundingkan bahwa dana yang didapat dari pendonor adalah untuk

pendidikan demokrasi dan khususnya untuk pengembangan kualitas masyarakat.

Ketiga, kepentingan nasional berupa penyebaran demokrasi dan hak asasi manusia

khususnya bagi negara Amerika Serikat. Amerika Serikat sangat gencar untuk

menanamkan sistem demokrasi terhadap suatu negara, untuk itu kebijakan luar negeri

Amerika Serikat salah satunya adalah dengan meningkatkan gerakan demokrasi dan

juga civil society. Gerakan tersebut diimplementasikan dengan cara memberikan

penyaluran dana terhadap suatu negara untuk mendukung pemilihan umum dan

pendidikan demokrasi.

Keempat adalah kemanan nasional dan regional. Keamanan suatu negara itu

sangat penting, mengingat bahwa sebuah negara mempunyai rakyat yang harus

dilindungi, dengan adanya rasa aman maka akan menciptakan suasana yang nyaman

dan tentram. Untuk itu sebuah negara perlu untuk membentuk atau mengaktifkan

kembali sebuah aliansi kerjasama militer baik dalam bidang regional maupun

Page 27: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

16

internasional. Kerjasama tersebut diimplementasikan dengan ditandanganinya sebuah

perjanjian pakta militer atau lainnya.22

I.5. Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode kualitatif.23

Menurut Blaxter metode

kualitatif yaitu menganalisis perilaku dan sikap politik yang tidak dapat atau tidak

dianjurkan untuk dikuantifikasikan. Penulis juga menggunakan metode deskriptif,

yang berarti dalam melakukan penelitian dalam Hubungan Internasional harus dilihat

dari permasalahan yang ada kemudian dikaitkan dengan teori dalam Hubungan

Internasional.24

Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan dokumen

berupa teks-teks tertulis dalam bentuk artikel, buku, berita di koran, dan lain-lain.

Analis yang digunakan adalah prosedur analisa non matematis. Prosedur ini

nantinya akan menemukan temuan dari data-data yang dikumpulkan dengan berbagai

macam sarana. Sarana tersebut juga melalui buku, jurnal, koran, media televisi,

internet dan lain-lainnya.25

Setelah data-data tersebut dikumpulkan kemudian disusun

dan dirinci, perincian tersebut dilakukan untuk mendeskripsikan secara umum ciri-ciri

dan kecenderungan masing-masing aktor dalam pengambilan keputusan kebijakan

luar negeri.26

22

Ibid., 23

Lisa Harrison, Metodologi Penelitian Politik (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2007), h. 86. 24

Mohtar Mas’oed, Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin dan Metodologi Dictionary

(Jakarta:LP3ES, 1990), h. 223. 25

Anselm Strauss, dan Juliet Corbin, Dasar dasar Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2003), h. 5. 26

Bambang Cipto, Tekanan Amerika terhadap Indonesia Kajian atas Kebijakan Luar Negeri

Clinton terhadap Indonesia (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h. 34.

Page 28: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

17

I.6. Sistematika Penulisan

I. Pendahuluan

1.1. Latar belakang penelitian

1.2. Pertanyaan penelitian

1.3. Kerangka teori

1.4. Metode penelitian

1.5. Sistematika penulisan

II. Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat dalam Memerangi

Terorisme Internasional di Afghanistan Pada masa George W Bush

dan Barack Obama

II.1. Kebijakan luar Negeri Amerika Serikat pada masa George W Bush

junior di Afghanistan

II.2. Kebijakan luar Negeri Amerika Serikat pada masa Barack Obama

di Afghanistan

III. Faktor-faktor dalam Perumusan Kebijakan Luar Negeri Amerika

Serikat

III.1. Faktor Domestik (Internal)

III.1.a. Kondisi sosial, ekonomi dan politik

Amerika Serikat

III.1.b. Pengaruh dari berbagai kelompok kepentingan

Page 29: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

18

III.1.c. Pengaruh ideologi

III.1.d. Faktor individu dari seorang pemimpin

III.2. Faktor Internasional

III.2.a. Kondisi internasional dalam menyikapi sebuah

kebijakan pemerintahan sebelumnya (George W Bush

junior)

IV. Analisis terhadap penyebab perubahan kebijakan luar negeri

Amerika Serikat dalam memerangi terorisme internasional di

Afghanistan era Barack Obama

IV.1. Faktor internal

IV.1.a. Keadaan ekonomi, sosial, dan politik dalam negeri

Amerika Serikat

IV.1.b. Faktor internal dalam diri Barack Obama

IV.2. Faktor internasional

IV.3. Implementasi konsep smart power dalam kebijakan luar negeri

Amerika Serikat dalam memerangi terorisme internasional di

Afghanistan masa Barack Obama

V. Penutup

V.1. Kesimpulan

Daftar Pustaka

Page 30: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

19

BAB II

KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT DALAM MEMERANGI

TERORISME INTERNASIONAL DI AFGHANISTAN PADA MASA

GEORGE W BUSH DAN BARACK OBAMA

II.1. Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat pada masa George W Bush Junior

di Afghanistan

George W Bush menjabat sebagai presiden Amerika Serikat selama dua

periode yaitu pada 20 Januari 2001 sampai 20 Januari 2009. Pada masa jabatannya di

Amerika Serikat terjadi sebuah peristiwa yang sangat mencengangkan dunia, yaitu

runtuhnya gedung menara kembar WTC pada 11 September 2001. Atas peristiwa

tersebut maka Bush mengambil sebuah tindakan untuk menyerang setiap pihak yang

ikut secara langsung atau tidak langsung dalam penyerangan tersebut. Pengertian

secara langsung disini adalah orang yang terlibat langsung dalam penyerangan gedung

menara tersebut, sedangkan orang yang disebut-sebut sebagai dalang dari aksi

penyerangan tersebut adalah Osama bin Laden. Osama merupakan pemimpin al-

Qaeda yang berbasis di Afghanistan.27

Adapun pengertian secara tidak langsung

adalah bagi negara-negara yang mendukung aksi tersebut, yang memberikan bantuan

baik dari segi materi ataupun persenjataan.

Oleh karena itu George W Bush yang menjabat sebagai presiden Amerika

serikat waktu itu mengambil sebuah kebijakan, diantaranya:

1. Mengisolasi setiap negara yang memberikan dukungan terhadap kelompok

teroris agar negara tersebut menghentikan bantuannya.

27

Bien Pasaribu dan Jamaluddin Ritonga, Perang Bush Memburu Osama (Jakarta: Penerbit

Sinar Haiti, 2001), h. 86.

Page 31: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

20

2. Memperkuat peraturan dan hukum dalam melawan tindakan terorisme melalui

berbagai kerjasama internasional.

3. Bersikap tegas dan menolak upaya tawar-menawar maupun negosiasi yang

diminta oleh kelompok teroris.

4. UU the Anti-terrorism and Effective Death Penalty Act tahun 1996.28

5. Undang-undang Patriot Act 2001, yaitu undang-undang yang secara keras

menyatakan menentang terorisme, dan berbagai kegiatan yang mendukungnya

atau bersentuhan dengan aksi terorisme dinyatakan sangat dilarang, terutama

dalam pemberian bantuan.

6. Berusaha agar PBB juga ikut bertindak tegas dalam masalah teroris, karena

Amerika Serikat sadar bahwa upaya dalam memerangi terorisme tidak akan

berjalan efektif jika tidak dilakukan secara kolektif29

.

7. Kebijakan unilateralisme, pre-emption strike dengan doktrin strike first.30

Peristiwa 11 September 2001 tersebut menjadi titik balik kebijakan luar negeri

Amerika Serikat, sehingga selain mengubah pola hubungan antara dunia muslim

dengan Amerika namun juga telah mengubah pola hubungan Amerika Serikat dengan

negara-negara di Eropa. Hal ini diungkapkan pula oleh Philip Stephens dalam artikel

harian Financial Times edisi tanggal 5 September 2002 yaitu akan adanya sebuah

benturan “mindsets”. Negara-negara Eropa juga merasakan bahwa Amerika Serikat

28

Poltak Partogi Nainggolan, Terorisme dan Tata Dunia Baru (Jakarta: Tim Peneliti HI Pusat

Pengkajian dan Pelayanan Informasi (P3I) DPR RI, 2002), h. 163-166. 29

Usaha Amerika Serikat dalam mempengaruhi PBB yaitu dengan dikeluarkannya resolusi

1368 PBB yang mengutuk serangan tersebut dan mengajak semua negara untuk mendukung tindakan

Amerika Serikat pada 12 September 2001. (A. Safril Mubah, Menguak Ulah Neokons Menyingkap

Agenda Terselubung Amerika dalam Memerangi Terorisme (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h.

162. 30

Unilateralisme: suatu tindakan yang tidak harus mendapat persetujuan dari badan

internasional atau dari negara sekutu; pre-emption strike: suatu tindakan untuk menyerang terlebih

dahulu sebelum diserang oleh negara lain terhadap segala bentuk potensi ancaman terhadap warga

negaranya.

Page 32: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

21

setelah peristiwa tersebut nampak seperti unilateralisme yaitu dengan membentuk

sebuah aliansi untuk melawan gerakan teroris.31

Seperti yang dikutip diatas, Amerika Serikat juga melakukan kebijakan secara

sepihak/ unilateralisme dalam upaya memerangi terorisme, yaitu seperti pertama

mengisolasi negara-negara yang memberikan bantuan terhadap kelompok teroris baik

bantuan berupa dukungan dana, pemasokan senjata, pelatihan militer, menyediakan

tempat persembunyian. Kedua memperkuat hukum-hukum yang ada dengan

menekankan pada perlawanan terhadap terorisme melalui kerjasama-kerjasama

internasional, dikarenakan masalah terorisme ini sudah sangat kompleks dan harus

ditanggulangi dengan cara bersama-sama. Ketiga bersikap tidak mau berkompromi

dalam hal apapun dengan kelompok teroris.

Kebijakan yang diambil oleh pemerintah Amerika Serikat ini tidak lain adalah

karena influence dari neo-konservatif. Karena sejak periode pertama pemerintahan

Bush sudah dikelilingi oleh tokoh-tokoh neo-konservatif yang dipimpin oleh Cheney.

Dick Cheney ini mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam keikutsertaan

penentuan kebijakan luar negeri dikarenakan kedudukannya sebagai wakil presiden

AS pada masa George W Bush.

Pada dasarnya George W Bush beraliran realis, namun banyak dari staf-stafnya

yang beraliran neo-konservatif dan keduanya lebih menekankan terhadap militer.

Namun keinginan mereka setelah terjadi penyerangan 11 September tersebut berbeda.

Realis menginginkan untuk menyerang Afghanistan sebagai sasaran utamanya yaitu

terhadap Taliban sebagai pemimpin pemerintahan pada waktu itu sekaligus disinyalir

sebagai pelindung dari Osama bin Laden, selain itu juga terdapatnya aliran al-Qaeda

yang disinyalir sebagai jaringan yang turut serta melindungi Osama bin Laden

31

Trias Kuncahyono, Irak Korban Ambisi Kaum Hawkish (Jakarta: Kompas, 2005), h. 85

Page 33: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

22

dikarenakan menurut mereka Osama yang memberikan dana guna pelatihan al-Qaeda.

Alasan menyerang Afghanistan juga untuk menyelamatkan rakyat yang tidak berdosa

dari rezim Taliban sekaligus memusnahkan kerajaan Taliban.

Sedangkan neo-konservatif mempunyai keinginan untuk menyerang Irak

terlebih dahulu, karena mereka atau neo-konservatif ingin memusnahkan dari sumber

pembuatan senjata pemusnah masal yang diduga Irak adalah pemasok senjata pasukan

Taliban dan al-Qaeda.32

Namun, karena Bush lebih berambisi untuk menyerang

Afghanistan terlebih dahulu akhirnya neo-konservatifpun mengikutinya yang pada

akhirnya nanti tetap mempunyai tujuan yang sama yaitu mematikan jaringan al-Qaeda

dan terorisme.33

Disinilah terlihat bagaimana Bush junior lebih menekankan konssep

hard power yaitu dengan mengutamakan militer melalui pre emptive strike.

Kemudian bagaimana dengan masyarakat muslim yang berada di Amerika

Serikat? Menurut Farhana Khera (aktivis muslim AS) mengatakan bahwa ternyata

warga muslim di Amerika Serikat mendapatkan perlakuan pendiskriminasian oleh

pemerintah Amerika Serikat baik dari kubu Republik maupun dari kubu Demokrat, hal

ini semakin terlihat terutama setelah terjadinya peristiwa WTC 11 September 2001

lalu. Dikutip dari sumber Metro TV meski di Amerika hanya terdapat sekitar 1% dari

warga AS atau sekitar 3 juta pendiskriminasian warga muslim di AS sudah

berlangsung sejak lama, tidak hanya itu warga kulit hitam, warga yahudi, bahkan

warga bangsa India yang sebagai bangsa asli Amerika Serikat baru diakui tahun

1924.34

32

A Safril Mubah, Menguak Ulah Neokons Menyingkap Agenda Terselubung Amerika dalam

Memerangi Terorisme (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), h. 218 33

Trias Kuncahyono, Irak Korban Ambisi Kaum Hawkish (Jakarta: Kompas, 2005), h. 221. 34

Metro Siang Kamis 31 Maret 2011, pkl. 13.00 at Metro TV

Page 34: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

23

II.2. Kebijakan Luar Negeri Amerika seriklat pada masa Barack Obama di

Afghanistan

Pada kampanye pemilu presiden Amerika Serikat tahun 2008 Barack Obama

lebih mengusung terhadap perbaikan dalam negeri dahulu, baik dari segi ekonomi,

sosial dan juga politik dalam negeri Amerika Serikat setelah kepemimpinan George

W Bush yang dipandang oleh masyarakat sangat merugikan oleh masyarakat Amerika

Serikat sendiri pada khususnya. Hal ini terlihat dengan beberapa kampanye pemilu

yang diantaranya adalah kebijakan ekonomi yang berupa menaikkan pajak bagi

mereka yang berpenghasilan tinggi. Selain itu juga mencoba mengajak masyarakat

Amerika untuk tidak terlalu bergantung dengan minyak atau mencoba mengajak

menggunakan bahan alternatif lain yang dapat mengurangi ketergantungannya

terhadap minyak.35

Adapun kebijakan luar negerinya diantaranya adalah dengan menarik pasukan

militernya dari Irak, dan menambah pasukan militernya di Afghanistan guna

meminimalisir gerakan terorisme atau bahkan membunuh kepala dari teroris, yang

mereka sebut-sebut yaitu Osama bin Laden.36

Dalam menjalankan kebijakan luar

negerinya Obama cenderung lebih lunak. Obama lebih menekankan konsep smart

power daripada hard power yang pernah digunakan oleh George W Bush. Hal ini

terlihat dengan upaya Obama dalam memerangi terorisme di Afghanistan, yaitu

dengan menyuruh pasukan militer untuk melakukan penyerangan terhadap Osama bin

Laden.

Konsep smart power ini merupakan perpaduan antara hard power dan soft

power, jadi dalam arti kata lain adalah kemampuan untuk menggunakan secara

bersamaan antara hard power dan smart power. Istilah smart power ini sudah lama

35

“Sang Kandidat Presiden” (Koran Republika, Senin, 03 November 2008), h. 10 36

Ibid.,

Page 35: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

24

merujuk pada sebuah terbitan yang muncul di Foreign Affairs tahun 2004.37

Istilah

tersebut akhirnya semakin popular didalam diplomasi internasional dengan adanya

laporan tentang “Smart Power” yang menekankan perlunya untuk memperhatikan

atau menggunakan pendekatan ini untuk melengkapi hard power sebagai upaya untuk

memaksimalkan kepentingan ditingkat internasional.38

Oleh karena itu maka dapat kita lihat bagaimana Geroge W Bush

menggunakan konsep hard power yang sangat berlebihan sehingga bukan hanya

merusak citranya dalam negara Amerika Serikat itu sendiri namun juga merusak

citranya di dunia internasional. Pada akhirnya kekuasaanya harus berhenti selain

karena masa jabatannya telah selesai namun juga karena kebijakan luar negerinya

yang sangat agresif.

Kemenangan Barack Obama disambut baik oleh masyarakat Amerika Serikat

karena masyarakat Amerika Serikat berharap bahwa ada perubahan baru dalam cara

kepemimpinan Amerika serikat. Oleh karena itu Obama mencoba melakukan

kebijakan dengan cara langsung memerangi gerakan Taliban yang ada di Afghanistan

yang diduga sebagai basis terorisme, dengan meminimalisir korban dari rakyat

Afghanistan.

Konsep smart power kini diperkenalkan oleh Menlu Amerika Serikat Hillary

Clinton dan juga Barack Obama sebagai upaya mengembalikan reputasi internasional

Amerika Serikat yang tersingkirkan karena metode militer dalam perang global

melawan terorisme. Hillary Clinton mengatakan with smart power, diplomacy will be

37

Suzanne Nossel, “Smart Power”, Foreign Affairs, Vol. 83, No.2, 2004, hal. 131-142.

Pengertian smart power ini ditulis pula oleh Riefqi Muna, “Paradigma Pertahanan dari Hard Power ke

Smart Power dalam jurnal Pertahanan dan Perdamaian,” Jakarta: Pusat Studi Pertahanan dan

Perdamaian FISIP Universitas Al Azhar Indonesia V, no. 1 (April 2009), h. 86-87. 38

Riefqi Muna, “Paradigma Pertahanan dari Hard Power ke Smart Power dalam jurnal

Pertahanan dan Perdamaian,” h. 86-87.

Page 36: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

25

the vanguard of foreign policy atau dengan smart power maka diplomasi akan

menjadi barisan depan dalam menjalan kebijakan luar negeri.39

Seperti itulah upaya yang dilakukan Obama dalam menjalankan kebijakan luar

negerinya untuk memerangi terorisme di Afghanistan. Obama lebih memilih untuk

tepat pada sasaran dengan meminimalisir korban yang berlebihan. Maka dapat

diambil suatu kesimpulan bahwa pada masa kepimpinan Geroge W Bush lebih

banyak disetir oleh kelompok garis keras (neokonservatif –yang akan dejalskan vada

bab selanjutnya), walaupun pada masa Obama kelompok tersebut masih tetap

mempengaruhi kebijakannya namun Obama berusaha untuk mengimbanginya agar

tidak terjadi ketimpangan antara keinginan masyarakat Amerika Serikat dengan

keinginan dari kelompok tersebut. Disinilah peran konsep smart power itu dijalankan

oleh Barack Obama sebagai langkah dalam memerangi terorisme di Afghanistan.

39

Ibid.,

Page 37: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

26

BAB III

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUMUSAN KEBIJAKAN

LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT

Kekuatan Amerika Serikat memang sudah tidak dapat diragukan lagi. Dari

segi militernya kita bisa melihat sendiri bagaimana usahanya dalam memerangi

gerakan terorisme di Afghanistan dan juga bagaimana usahanya untuk menunjukkan

kepada dunia bahwa ia menjadi negara yang superpower. Pada bab ini akan

membahas tentang faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan kebijakan luar

negeri Amerika Serikat.

Perubahan kebijakan luar negeri suatu negara disebabkan oleh dua faktor yaitu

faktor internal dan faktor eksternal.40

Faktor internal tersebut bermacam-macam

mulai dari segi sosial, ekonomi, keadaan politik dan juga bagaimana kelompok

kepentingan yang ada di Amerika Serikat saling memberikan pengaruhnya masing-

masing dalam setiap perumusan kebijakan luar negeri Amerika. Faktor eksternal yang

juga menjadi pertimbangan pula dalam pengambilan sebuah perumusan kebijakan

luar negeri seperti bagaimana pandangan negara lain mengenai negara Amerika dan

juga bagaimana situasi dan kondisi negara-negara lain, namun faktor internal lebih

diutamakan daripada faktor eksternal.

40

William D. Colplin, dan Marsedes Marbun, Pengantar Politik Internasional Suatu Telaah

Teoritis (Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensido, 2003), h. 81. Sumber ini juga diperkuat dari

Moestopo Magazine, “Harapan Akan Sebuah perubahan” artikel diakses pada 24 April 2011 dari

http://majalah.moestopo.ac.id/?tag=kebijakan-luar-negeri.

Page 38: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

27

III. 1. Faktor domestik (internal)

III. 1. a. Kondisi sosial, ekonomi, dan politik Amerika Serikat

Amerika Serikat merupakan sebuah negara yang besar, dengan luas wilayah

sekitar 9,83 juta km pada tahun 1994 di Amerika pada 25 kota terbesar berjumlah

sekitar 31.220.927 jiwa dan pada tahun 2012 jumlah penduduk Amerika Serikat

sekitar 312.800.000 jiwa.41

Negara ini termasuk negara multietnis dan multikultural

karena masuknya para imigran dari seluruh penjuru dunia. Sebelum datangnya

masyarakat Eropa, Amerika diduduki oleh suku Indian selama bertahun-tahun

lamanya, namun kemudian suku Indian tersebut terkena wabah penyakit dan terjadi

peperangan dengan pendatang Eropa.42

Dalam hal ekonomi, Amerika menganut sistem kapitalis yaitu suatu sistem

dimana pemerintah tidak ikut campur dalam masalah ekonomi, artinya baik individu

maupun pihak swasta bebas menggunakan sumber ekonomi. Sistem ini biasa juga

disebut dengan sistem ekonomi pasar bebas atau laissez faire.43

Ekonomi di Amerika

merupakan ekonomi yang terbesar didunia, karena kita tahu bahwa banyak negara

yang menggunakan mata uang sebagai tolak ukur mata uangnya.

Amerika juga kaya akan sumber daya mineral, seperti emas, minyak,

batubara, dan lain-lain. Akan tetapi kekayaan itu masih dianggapnya kurang cukup

karena mengingat penduduk Amerika yang sangat banyak dan juga untuk cadangan

dikehidupan masyarakat Amerika mendatang. Untuk itu Amerika sangat berambisi

41

Stephen S. Birdsall, Garis Besar Geografi Amerika. (John Wiley & Sons, Inc, 1992), h.

193. Sumber lain diperkuat dari US News Weekly, Jumlah populasi AS 2012 hampir 313 juta orang

diakses pada Rabu, 7 Maret 2012 dari

http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&prev=/search%3Fq%3Ddata%2Bpenduduk%

2Bamerika%2Bserikat%2Btahun%2B2012%26hl%3Did%26biw%3D1143%26bih%3D501%26prmd

%3Dimvns&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://www.usnews.com/opinion/blogs/robert-

schlesinger/2011/12/30/us-population-2012-nearly-313-million-people%3Fs_cid%3Drelated-

links:TOP&usg=ALkJrhhKKhx1Nv6pLQxdVwS1jMpIeh13Yw 42

Stephen S. Birdsall, Garis Besar Geografi Amerika. (John Wiley & Sons, Inc, 1992), h.

194. 43

www.scribd.com/doc/.../Teori-Laissez-Faire-Dalam-an-Ekonomi diakses pada Ahad, 25

Maret 2012.

Page 39: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

28

dalam menyerang negara Timur Tengah yang pada dasarnya adalah untuk mengincar

minyak, dan hal ini menjadi salah satu perhatian utama dalam setiap pengambilan

kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat.44

Dampak politik juga terjadi pada Amerika Serikat setelah runtuhnya gedung

WTC. Kebijakan langsung dilakukan oleh George W Bush sebagai Presiden yang

menjabat pada era tersebut yaitu dengan melakukan penyerangan terhadap

Afghanistan, negara yang dituduh Amerika serikat sebagai dalang teroris. Keputusan

dalam pengambilan kebijakan tersebut hanya selang waktu beberapa jam saja setelah

kejadian tersebut, sehingga menjadikan masyarakat dunia terutama negara muslim

berpikir bahwa hal tersebut kurang masuk akal, namun pemerintah Amerika Serikat

tetap pada pendiriannya yaitu melakukan penyerangan terhadap Afghanistan

meskipun banyak pula dari negara-negara lain terutama negara-negara Arab

mengecam tindakan tersebut. Maka muncullah berbagai protes dan demo dari negara-

negara yang kontra dengan tindakan AS tersebut. Akan tetapi langkah Amerika

Serikat sangat keras dalam melakukan kampanye melawan terorisme. Dalam mencari

dukungan tersebut Bush harus menawarkan iming-iming berupa bantuan asalkan

negara yang dibantu tersebut mau untuk berada dibarisan Amerika Serikat dalam

mengkampanyekan melawan terorisme. Sebut saja negara Indonesia yang juga

mendapat bantuan berupa uang lebih dari US$ 1miliar dan mencabut embargo

terhadap militer Indonesia, dan pernyataan kesanggupan dinyatakan oleh Megawati

presiden Indonesia pada waktu itu. Pernyataan tersebut disampaikan ketika Megawati

berkunjung ke negara Amerika Serikat 17 September 2001. Negara India dan juga

Pakistan mendapatkan janji dari Amerika Serikat berupa pencabutan sanksi bahwa

44

Sidik Jatmika, AS penghambat demokrasi membongkar politik standar ganda AS

(Yogyakarta: Biograf publishing, 2000), h. 11.

Page 40: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

29

kedua negara tersebut tidak lagi menjadi kepentingan keamanan nasional Amerika

Serikat.45

Akhirnya banyak dari negara-negara Arab yang enggan untuk melakukan

kerjasama dengan Amerika Serikat karena kebijakan hard power yang digunakan oleh

George W Bush. Kebijakan hard power yang lebih mengedepankan kemiliterannya

dalam merealisasikan kepentingan nasionalnya tentu akan sangat merugikan bagi

negara yang mengadakan hubungan dengan negara Amerika Serikat, kecuali apabila

kedua negara tersebut mempunyai tujuan yang sama.46

Dalam hal partai politik Amerika Serikat sangat didominasi oleh dua partai

besar, yaitu partai Republik dan partai Demokrat, namun dari partai mana saja

presiden tersebut terpilih, Amerika tetap menjalankan misinya yaitu mengedepankan

kepentingan nasionalnya diantaranya adalah mnguasai minyak. Timur tengah yang

menjadi pusat perhatian utama bagi Amerika Serikat tentu selalu menjadi bahan

pembicaraan disetiap pembuatan sebuah kebijakan luar negeri Amerika. Dari ketiga

faktor kondisi sosial, ekonomi, dan politik tersebut diatas secara garis besar Amerika

Serikat berada dalam keterpurukan dan berusaha untuk bangkit untuk memulihkan

keadaan dalam negerinya, yang pada masa itu Amerika Serikat dipimpin oleh

presiden George W Bush. Kebijakan yang diambil sangat kontradiktif dan tidak

banyak diterima oleh masyarakat internasional, yaitu sebuah kebijakan yang lebih

mengutamakan militer meskipun yang dilakukannya adalah demi memperbaiki

keamanan dalam negerinya. Untuk itu keadaan dalam negeri suatu negara sudah

barang tentu menjadi perhatian utama pemerintah dalam mengambil sebuah kebijakan

sebelum kebijakan tersebut disetujui oleh senat.

45

Bien Pasaribu dan Jamaluddin Ritonga, Perang Bush Memburu Osama (Jakarta: Penerbit

Sinar Haiti, 2001), h. 97. 46

Riefqi Muna, “Paradigma Pertahanan dari Hard Power ke Smart Power dalam jurnal

Pertahanan dan Perdamaian,” Jakarta: Pusat Studi Pertahanan dan Perdamaian FISIP Universitas Al

Azhar Indonesia V, no. 1 (April 2009): h. 86-87.

Page 41: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

30

III. 1. b. Pengaruh dari berbagai kelompok kepentingan

Kita tahu bahwa perkembangan studi hubungan internasional dewasa ini

sudah tidak lagi membahas masalah politik, pertahanan, dan keamanan saja.

Melainkan juga masalah hak-hak asasi manusia, ekonomi, lingkungan hidup dan juga

terorisme yang kini sangat mengundang perhatian masyarakat dunia karena masalah

teroris tersebut justru menjadi masalah yang paling utama dihadapi oleh negara-

negara di dunia.

Hubungan internasional (HI) kini mengalami perkembangan yang pesat,

seiring perkembangan tersebut maka aktor-aktor internasional tentu juga bertambah

banyak. Secara garis besar terdapat dua tipe aktor dalam Hubungan Internasional,47

yaitu aktor negara dan aktor non negara. Aktor non negara ini terdiri dari aktor

individu dan organisasi internasional. Pengaruh aktor individu ini akan terlihat

melalui sebuah kebijakan-kebijakan yang diambilnya, meski tidak terlalu terlihat

namun sedikit banyak mempunyai pengaruh pula dalam pemerintahan. Misalnya,

presiden, perdana menteri, dan lain-lain. Sebelum mempelajari tentang aktor non

negara maka perlu diketahui terlebih dahulu sedikit mengenai induk daripada aktor

non negara.

Dalam buku Pengantar Ilmu Hubungan Internasional karangan Anak Agung

Banyu Perwita dan Yanyan Mohammad Yani terdapat argumen dari Clive Archer

bahwa organisasi internasional adalah suatu struktur formal dan berkelanjutan yang

dibentuk atas suatu kesepakatan antara anggota-anggota (pemerintah dan non

pemerintah) dari dua atau lebih negara berdaulat dengan tujuan untuk mengejar

kepentingan bersama para anggotanya.48

47

Dalam buku Anak Agung Banyu Perwita, dan Yanyan Mochammad Yani, Pengantar Ilmu

Hubungan Internasional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 11. 48

Dikutip dalam buku Anak Agung Banyu Perwita, dan Yanyan Mochammad Yani,

Pengantar Ilmu Hubungan Internasional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 100.

Page 42: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

31

Organisasi internasional digolongkan menjadi dua, pertama yaitu organisasi

antar pemerintah (Inter Governmental Organization), yang beranggotakan delegasi

resmi pemerintah negara-negara, contoh PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa), WTO

(World Trade Organization). Kedua organisasi non pemerintah (Non Governmental

Organization) yang terdiri dari kelompok-kelompok swasta baik dalam bidang

keilmuan, ekonomi, humaniter contoh PMI (Palang Merah Internasional).

Non Government Organization (NGO)

NGO adalah suatu lembaga yang dihimpun oleh orang-orang swasta atau

publik dari berbagai kewarganegaraan. Tujuan utama dari NGO adalah melunakkan,

dan juga mempengaruhi subjek dari hukum internasional yang tidak lain adalah

negara melalui suatu kegiatan yang jangkauannya bisa meluas terhadap berbagai

negara.49

Dalam pengambilan sebuah kebijakan di Amerika juga tidak hanya

dipengaruhi oleh aktor negara saja, melainkan juga aktor non negara. Seperti MNC

(Multinational Corporation). MNC merupakan sebuah perusahaan yang memiliki

kantor pusat di suatu negara dan melakukan kegiatan-kegiatannya diberbagai negara.

Oleh sebab itu perusahaan ini bisa menjadi fokus kontroversi dalam suatu negara

karena kemampuannya yang dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah baik dalam

hal ekonomi maupun dalam hal politiknya.50

Diantara perusahaan-perusahaan yang

mempunyai peranan penting dalam perpolitikan di Amerika, misalnya adalah

perusahaan minyak. Perusahaan minyak di Amerika Serikat seperti Esso, Texaco,

Mobil, dan Socal.51

49

Boer Mauna, Hukum Internasional Pengertian Peranan dan Fungsi Dalam Era Dinamika

Global (Bandung: PT Alumni, 2005), h. 54. 50

Ibid,. h. 56 51

Yusuf Solichien M, “Kepentingan Nasional dan Upaya Amerika Serikat,” (FISIP UI, 2008)

diakses pada, Ahad 30 Oktober 2011 dari www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/127056-T%2023483...

Page 43: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

32

Awal mula dari keinginan Amerika Serikat untuk menguasai minyak di

Timur Tengah adalah yaitu ketika konsorsium perusahaan minyak terbesar di

Amerika Serikat ini mulai mendominasi dikawasan Timur Tengah yaitu ketika tahun

1930, waktu itu di Timur Tengah ditemukan ladang minyak dan menjadi rebutan

antara Amerika Serikat dengan Inggris. Akan tetapi karena Inggris mempunyai hutang

terhadap Amerika Serikat disebabkan atas kekalahannya melawan Jerman pada

Perang Dunia I maka kekuatan dan posisi Amerika Serikat jauh lebih kuat. Tahun

1933 Arab Saudi memberikan konsesi terhadap Arabian American Oil Compaany

(Aramco).52

Sebelum peristiwa WTC 11 September 2001, Amerika pada dasarnya telah

mengalami krisis yang sangat parah sehingga diperlukan langkah-langkah di dalam

negeri untuk mengatasi masalah tersebut, seperti Amerika mendorong kegiatan MNC

diluar negeri guna mempermudah untuk mengakses dan juga memperluas pasar-pasar

yang ada diluar negeri. Berangkat dari inilah perusahaan minyak memberikan

pengaruh yang besar dalam pengambilan kebijakan Amerika terutama agar

tercapainya keinginan dari perusahaan yang ingin mengeksplorasi minyak gas dan

non migas, mengingat Amerika Serikat juga sangat memerlukan minyak sebagai

pasokan dinegaranya demi memenuhi kebutuhan dalam negerinya.

Kepentingan yang mempengaruhi

Disebut kelompok kepentingan yang mempengaruhi (interest influence),

karena kelompok ini juga mampu memberikan pengaruh yang sangat besar dalam

pengambilan sebuah kebijakan pada suatu negara, terutama pada negara yang

menganut sistem dwi partai atau lebih. Apabila suatu negara menganut sistem dua

52

Ibid.,

Page 44: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

33

partai atau lebih atau yang disebut dengan sistim politik terbuka maka interest

influence mempunyai kesempatan dan juga pengaruh yang sangat besar, namun

apabila negara tersebut menganut sistem satu partai atau sistem politik tertutup maka

interest influence akan sulit untuk masuk kedalam birokrasi pemerintahan tersebut.53

Seperti contoh di negara Amerika Serikat yang didominasi oleh dua

kekuatan partai besar yaitu partai Republik dan partai Demokrat. Partai Republik yang

cenderung lebih berhaluan militer sedangkan partai Demokrat yang lebih

mengedepankan diplomasi. Walaupun pada intinya kedua partai tersebut mempunyai

tujuan yang sama yaitu menunjukkan eksistensi Amerika Serikat sebagai negara

adidaya dan juga mempertahankan kepentingan nasionalnya. Baik dari partai

manapun presiden Amerika tersebut berasal namun kelompok kepentingan tetap

mempunyai pengaruh yang besar karena sudah tertanam kuat dalam negara tersebut,

terlebih kelompok kepentingan tersebut memiliki dana yang cukup besar. Misalnya di

Amerika Serikat adalah kelompok zionis. Kelompok zionis ini selalu mengedepankan

keinginannya dalam mewujudkan Israel sebagai sebuah negara yang berdiri sendiri

dengan melobi terhadap pemerintahan Amerika Serikat.54

Kelompok zionis ini akan memberikan kontribusi yang signifikan setiap

percaturan politik dalam pemilu di Amerika Serikat. Mereka mempunyai organisasi

yang sangat terkenal akan kepandaiannya dalam melobi pemerintahan Amerika

Serikat yaitu AIPAC atau American Israel Public Affairs Committee.55

AIPAC sangat

pandai dalam melobi dalam setiap kebijakan serta menduduki posisi yang sangat

strategis bagi anggotanya maka kebijakan luar negeri yang diambil oleh pemerintah

53

William D. Colplin, dan Marsedes Marbun, Pengantar Politik Internasional Suatu Telaah

Teoritis (Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensido, 2003), h. 87. 54

Infiltrasi zionisme di AS bagian 3, diakses pada Rabu, 7 Maret 2012 dari

http://www2.irib.ir/worldservice/melayuRADIO/zionisme/infiltrasi-zion/tiga.htm 55

“Kelompok Lobi Zionis Desak Obama untuk Serang Iran”, (Koran Republika, Minggu 12

Pebruari 2012) diakses pada 11 Maret 2012 dari

http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/12/02/12/lza9r0-kelompok-lobi-zionis.....

Page 45: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

34

Amerikapun dapat berjalan sejalan dengan kepentingannya. Contohnya penekanan

AIPAC terhadap pemerintah Amerika Serikat untuk menyerang Iran atas fasilitas

nuklir yang dimiliki Iran, pada dasarnya penyerangan tersebut didasarkan pada

ketakutan Israel atas kepemilikan senjata nuklir Iran yang dianggap sebagai ancaman

bagi negara Yahudi, selain itu juga karena pemimpin-pemimpin Iran berulang kali

menyerukan penghancuran terhadap Israel.56

Contoh yang lain adalah lobi agresi

Israel terhadap Gaza pada 27 Desember 2008, meski pada kenyataannya banyak dunia

yang menentang namun Amerika Serikat tidak dapat berbuat banyak, Amerika Serikat

hanya berani untuk menyerukan hentikan peperangan tanpa ada tindakan yang tegas.

Disinilah terbukti dengan jelas bahwa lobi Yahudi sangat kuat dalam pemerintahan

Amerika Serikat.57

Amerika Serikat tidak akan pernah bisa lepas dari Israel, begitu juga dengan

Israel tidak akan pernah bisa lepas dari Amerika, mengingat mereka pada dasarnya

adalah negara yang sama-sama ingin menguasai dunia. Untuk itu berbagai cara

dilakukan Amerika untuk terus membantu Israel walaupun Israel dalam posisi yang

salah sekalipun, karena kuatnya pengaruh lobi Israel di pemerintahan Amerika Serikat

dan banyaknya faktor tekanan dari mereka. Sebenarnya Amerika Serikat yang

membutuhkan Israel ataukah Israel yang membutuhkan Amerika Serikat? Namun

pada kenyataannya mereka tidak dapat lepas satu sama lain yang artinya saling

membutuhkan.

56

“Israel Mainkan Lobi Yahudi Tekan AS Soal Iran”, (Koran Republika, Senin 06 Pebruari

2012) diakses pada 11 Maret 2012 dari http://id.berita.yahoo.com/israel-mainkan-lobi-yahudi-tekan-

soal-iran-015144439.html. 57

“politik internasional”, diakses pada Minggu 11 Maret 2012 dari

http://www.scribd.com/doc/32206348/pOLITIK-iNTERNASIONAL.

Page 46: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

35

Pengaruh dari massa atau publik

Massa atau publik juga mempunyai pengaruh yang sangat signifikan, dalam

hal ini mengacu kepada iklim opini pada sebuah populasi yang dipertimbangkan oleh

para pengambil keputusan pada saat menyusun politik luar negeri. Dalam sistim

politik terbuka iklim opini lebih terbebas dari manipulasi. Jika dalam sistim politik

tertutup massa cenderung akan dibungkam atau disetir oleh atasan, maka dengan

adanya media massa dimanfaatkan oleh para pengambil keputusan untuk membangun

suatu opini publik yang mendukung kebijakan-kebijakan luar negeri mereka.58

Dalam negara demokrasi seperti Amerika Serikat rakyat menerima informasi

dari berbagai sumber, untuk itu keberadaan pers dan juga media massa sangat

membantu publik untuk mengeluarkan opini-opini mereka ketika berpartisipasi dalam

sebuah pemilu. Selain itu keberadaan pers juga dibutuhkan oleh para pengambil

keputusan karena peran mereka dalam pemilu. Bagi para pengambil keputusan

pengumpulan opini publik dapat dibilang lebih konstan tentang pandangan

masyarakat terhadap status para pengambil keputusan, dan informasi ini semakin

relevan apabila pemilu semakin dekat, karena dengan informasi tersebut dapat

memberikan bukti-bukti dalam memprediksi mengenai hasil pemilu.59

Media massa dengan dunia memang tidak dapat dipisahkan, karena segala

isi dan yang ada didunia ini adalah menjadi sumber informasi dari media massa.

Kemudian media massa mempunyai tugas kewajiban untuk mengakomodasi segala

peristiwa-peristiwa yang ada didunia melalui pemberitaan dalam berbagai bentuk,

baik berupa berita, artikel, laporan penelitian, dan lain sebagainya, sehingga kondisi

di dunia nyata bisa dikatakan mempengaruhi media massa begitu juga sebaliknya

bahwa media massa dapat mempengaruhi keadaan dunia.

58

William D. Colplin, dan Marsedes Marbun, Pengantar Politik Internasional Suatu Telaah

Teoritis (Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensido, 2003), h. 90. 59

Ibid., h. 89.

Page 47: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

36

Menurut William L Rivers dalam jurnal studi Amerika pemerintahan

Amerika Serikat menganggap bahwa pemberitaan dari media massa itu sangat

penting. Hal ini dapat dilihat dari besarnya anggaran pemerintah Amerika Serikat

dalam pembiayaan pemberitaan kegiatan-kegiatan hubungan masyarakat dan

informasi publik sebesar $400 juta pertahun. Kekuatan media massa memang tidak

dapat lepas dari kehidupan setiap negara. Media massa bisa berupa dalam bentuk

cetakan, siaran, dan juga internet.60

Dalam bentuk cetakan seperti surat kabar,

majalah, dan buku. Contohnya adalah New York Times, The Washington Times, The

Wall Street Journal, dan lain-lain. Dalam bentuk siaran bisa berupa televisi dan juga

radio seperti BBC, CNN. Sedangkan dalam bentuk internet sudah menjadi tidak asing

lagi bagi seluruh masyarakat dunia, pengaruhnya juga sangat besar dalam

mempengaruhi masyarakat terlebih ketika akan diadakan pemilu.

Dalam sistim politik terbuka seperti di Amerika Serikat, maka pengaruh dari

massa sangat penting dalam pengambilan kebijakan/ keputusan, contohnya peran

mereka dalam pemilu. Dengan pengumpulan opini publik atau massa terutama ketika

mendekati pemilihan umum sumber informasi akan lebih up to date sebagaimana

telah dijelaskan sebelumnya.61

Salah satu contohnya adalah negara Amerika Serikat, ketika Amerika

Serikat dipimpin oleh George W Bush publik tidak puas atas gaya kepemimpinan

Bush yang lebih mengedepankan militer dan cenderung lebih brutal dalam

menjalankan pemerintahan Amerika Serikat, yaitu penyerangan militer Amerika

Serikat terhadap negara Afghanistan yang akhirnya banyak membunuh masyarakat

sipil Afghanistan namun tidak membuahkan hasil, serta penyerangan militer Amerika

60

Theophilus J. Riyanto, “Kekuatan Media Massa dalam Kampanye Kepresidenan di Amerika

Serikat” dalam Jurnal Studi Amerika Vol. X No. 1, Januari-Juni (Jakarta : pusat kajian Wilayah

Amerika Universitas Indonesia, 2005), h. 70. 61

William D. Colplin, dan Marsedes Marbun, Pengantar Politik Internasional Suatu Telaah

Teoritis (Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensido, 2003), h. 87.

Page 48: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

37

Serikat terhadap Irak atas kepemilikan senjata pemusnah massal yang dimiliki oleh

negara Irak. Atas ketidakpuasan tersebut maka pemerintah Amerika Serikat yang

dipimpin oleh Barack Obama merubah cara menjalankan kebijakan luar negerinya

yaitu dengan menggunakan pendekatan smart power,62

contohnya adalah dengan

menarik pasukan mliternya dari Irak secara bertahap.

Partai politik yang mempengaruhi (partisan influencers)

Pada negara Amerika Serikat didominasi oleh dua partai besar yaitu partai

Republik dan partai Demokrat. Meskipun partai bukan sebuah aktor negara namun

pengaruhnya sangat besar dalam partisipasi politik sebuah negara. Setiap partai yang

ada mempunyai kandidat masing-masing untuk diajukan dalam sebuah pemilihan

umum serta memiliki tujuan yang berbeda sesuai dengan kepentingan partai yang

disesuaikan dengan keadaan negaranya saat itu.

Contohnya adalah pemilu Amerika Serikat pada 4 November 2008, selain

dari kedua partai tersebut diatas terdapat partai-partai kecil lainnya yang mampu

mengurangi suara kedua partai besar tersebut. Diantara partai tersebut adalah partai

Konstitusi, partai Libertarian, partai Hijau, dan juga terdapat dari jalur independen.63

62

Riefqi Muna, “Paradigma Pertahanan dari Hard Power ke Smart Power dalam jurnal

Pertahanan dan Perdamaian,” Jakarta: Pusat Studi Pertahanan dan Perdamaian FISIP Universitas Al

Azhar Indonesia V, no. 1 (April 2009), h. 86-87. 63

“Sang Kandidat Presiden” (Koran Republika, Senin, 03 November 2008), h. 10.

Page 49: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

38

Berikut adalah sedikit gambaran dari kampanye pemilu di Amerika Serikat64

Partai Kandidat partai Program kampanye

Demokrat Barack Obama Kebijakan luar negerinya penarikan pasukan

dari Irak.

Kebijakan ekonomi berupa menaikkan pajak

bagi yang berpenghasilan tinggi.

Dalam bidang energi, Obama mengajak

warga AS untuk menggunakan energi

alternatif demi mengatasi ketergantungan AS

pada minyak dan menggunakan bahan bakar

standar tinggi bagi kendaraan-kendaraan di

AS.

Republik John McCain Tetap mempertahankan pasukan AS di Irak

Lebih baik melakukan pengeboran minyak

sendiri dilepas pantai daripada harus

bergantung pada pasokan minyak negara

lain.

Pengurangan pajak

Konstitusi Chuck Baldwin Peningkatan kualitas angkatan bersenjata

menjadi prioritas utama

Mendukung adanya modernisasi angkatan

bersenjata AS sesuai dengan perkembangan

teknologi dan situasi dunia yang terus

berubah.

64

Ibid.,

Page 50: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

39

Menarik pasukan dari Irak.

Menjalin hubungan yang damai dengan

semua bangsa tanpa melakukan campur

tangan masalah domestik negara lain.

Hijau Cynthia

McKinney

Berawal dengan mengenal gerakan hak-hak

sipil, maka ia menginginkan AS

menjalankan sepenuhnya persamaan hak

bagi warganya (karena ia merupakan putri

dari pejabat penegak hukum kulit hitam

pertama).

Libertarian Bob Barr Menentang pendudukan dan perang Irak.

Pemenuhan kebutuhan bahan bakar melalui

sumber-sumber dalam negeri.

Menurunkan biaya pembelanjaan negara

yang telah melalui peningkatan pada tahun

2008.

Independen Ralph Nader Adanya solusi dua negara dalam

penyelesaian konflik Israel-Palestina.

Dan tidak bergantung pada energi fosil.

Tertulis dengan jelas bahwa tujuan dari kampanye masing-masing calon

presiden dari masing-masing partai adalah berbeda. Kita lihat dari partai yang sangat

berpengaruh di Amerika Serikat yaitu Republik dan Demokrat. Partai Republik dalam

masalah peperangan melawan Irak ia akan terus untuk meyerang negara tersebut

sampai ditemukannya senjata pemusnah massal sebagaimana alasannya dalam

Page 51: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

40

memerangi Irak, padahal penyerangannya adalah bertujuan untuk kepentingan

nasionalnya yaitu minyak dan untuk menunjukkan kedigdayaan Amerika serikat,

kemudian partai Demokrat dalam masalah peperangan dengan Irak, ia akan menarik

kembali pasukannya dari Irak kemudian akan memindahkannya ke Afghanistan,

dalam arti ini berarti sama saja namun pada hakekatnya langkah yang diambil Obama

terbilang langkah jitu, karena alasan untuk menyerang ke Afghanistan jauh lebih

masuk akal yaitu menyerang gerakan Taliban dan juga al Qaeda sebuah jaringan

terorisme yang dipimpin oleh Osama bin Laden, yang mana jaringan tersebut memang

ada di Afghanistan dari pada harus menyerang Irak yang kurang masuk akal karena

alasan senjata pemusnah massal yang terbukti sampai sekarang belum diketemukan

senjata pemusnah massal tersebut.

Setelah tertulis secara jelas maksud ataupun tujuan dari sebuah partai, maka

kandidat yang menang dalam pemilu harus mengutamakan pula misi dari partai

tersebut selain harus mengutamakan pula kepentingan nasional negara tersebut,

karena dia memenangkan pemilu tersebut berdiri diatas partai yang menyokongnya.

Biasanya didalam negara demokrasi yang stabil partisan influencers memainkan

peran terbatas dalam menyetujui atau menolak tindakan-tindakan politik luar negeri

yang diprakarsai oleh para pengambil keputusan politik luar negeri, meskipun

partisan influencers ini dalam jangka panjang dapat berperan dalam mengubah sikap-

sikap dasar masyarakat melalu perdebatan umum.65

Salah satu contohnya adalah

ketika masa pemerintahan Bush yang berasal dari partai Republik maka kebijakan

yang diambilpun akan dapat dengan mudah disetujui oleh senat karena didalam senat

tersebut mayoritas adalah dari partai Republik.

65

William D. Colplin, dan Marsedes Marbun, Pengantar Politik Internasional Suatu Telaah

Teoritis (Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensido, 2003), h. 86.

Page 52: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

41

Maka tak heran apabila masyarakat Amerika pada pemilihan presiden yang

ke 44 bulan November tahun 2008 kemarin melihat terlebih dahulu biografi dari calon

pemimpin, janji kampanyenya apakah sesuai dengan keadaan nasional negaranya dan

juga partai yang mendukungnya, dan juga riwayat hidupnya dalam permainan politik

di Amerika Serikat. Partai ini lebih cenderung untuk mengutamakan politik dalam

negerinya daripada politik luar negerinya, karena mereka lebih mengutamakan

keamanan dalam negerinya terlebih dahulu.

III.1.c. Pengaruh ideologi

Salah satu faktor yang mempengaruhi kebijakan luar negeri Amerika Serikat

adalah faktor ideologi, faktor ideologi yang berkembang di Amerika Serikat adalah

neokonservatif. Konservatif berasal dari kata conserve, menurut Irving Kristol yang

juga disebut sebagai the god father of neoconservatism, neocons adalah kelompok

yang sebelumnya menganut nilai-nilai liberal tetapi merasa tidak sepaham dengan

garis politik yang diambil sebagian besar kelompok liberal sehingga memutuskan

untuk beralih ke konservatif. Liberalism telah dipandang gagal dalam merespon

realita sosial politik AS tahun 1960-an sehingga membuat sebagian kalangan liberal

kecewa dan akhirnya berpindah kealiran konservatif.66

Tokoh-tokoh kunci neokonservatif diantaranya adalah Dick Cheney,

Donald Rumslfeld, Paul wolfowitz, Richard Perle, Douglas Feith, Lewis Libby, John

Bolton, Norman Podhoretz, William Kristol, Elliot Abrams, Robert Kagan, Michael

Ledeen, Frank Gaffney, jr.67

kelompok neokonservatif ini menginginkan penyebaran

demokrasi liberal ke seluruh dunia, dan hal itu akan dapat dilakukan dengan mudah

66

Karya Ilmiah, “Neoconservatif-vs-Islamist-post-911” diakses pada Kamis, 8 April 2011.

dari http://www.scribd.com/doc/7873219/neoconservatif-vs-Islamist-post-911

67 Suharko, “NGO, Civil Society dan Demokrasi: Kritik atas pandangan liberal,” dalam jurnal

Ilmiah Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Yogyakarta: Fisipol UGM, Vol. 7, no. 2 (Nopember 2003), h. 40.

Page 53: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

42

apabila prinsip-prinsip yang terkandung didalamnya menjadi landasan kebijakan luar

negeri Amerika Serikat. Untuk itu, salah satu tujuan utama neokonservatif ini adalah

mempengaruhi pemerintah pada setiap pembuatan kebijakan luar negeri.

Menurut neokonservatif runtuhnya Uni Soviet pada Perang Dingin

menjadikan Amerika Serikat sebagai pemimpin global dan merupakan suatu titik

balik perjalanan AS dalam mencapai tujuan untuk menjadi kekuatan hegemoni dunia.

Setelah selama lebih dari empat dekade disaingi negara komunis (Uni Soviet), yang

membuat dunia terbelah secara bipolar, kini AS menjadi satu-satunya kekuatan

adikuasa yang tak tertandingi. Maka bagi neokonservatif, era unipolar ini harus tetap

dipertahankan dalam genggaman AS. Artinya AS harus tetap menjadi satu-satunya

kekuatan hegemoni dunia yang tak mampu disaingi oleh negara lain.68

Dalam pandangan kelompok ini, dunia bisa mencapai titik perdamaian

apabila Amerika Serikat memiliki kepemimpinan yang kuat dan setiap rezim yang

dianggap mengancam kepentingan nasional AS maka akan dihadapi secara agresif

dengan pre emptive strike melalui aksi unilateral. Yaitu setiap aksi Amerika dalam

percaturan global tidak perlu mendapat persetujuan dari kekuatan lain, bahkan dari

sekutu sendiri sekalipun.69

Neocons ini selalu berusaha untuk duduk dalam pemerintahan dengan

menduduki posisi yang penting, seperti Departemen Pertahanan, Deartemen Luar

Negeri, dan lain-lain. Pada masa pemilihan presiden tahun 1980 yang dimenangkan

oleh Ronald Reagon merupakan awal kejayaan neokonservatif. Jaringan

neokonservatif ini sebenarnya telah terbentuk sejak tahun 1970­an,70

ia tersebar

68

Karya Ilmiah, “Neoconservatif-vs-Islamist-post-911” diakses pada Kamis, 8 April 2011.

dari http://www.scribd.com/doc/7873219/neoconservatif-vs-Islamist-post-911 69

Ibid., 70

Muhammad Takiyudin Ismail, “Aliran neokonservatif dalam dasar luar negeri Amerika

Serikat: konservatif atau nasionalis atau idealis” artikel diakses pada Kamis, 8 April 2011 dari

Page 54: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

43

diberbagai institusi seperti media massa dan NGO, namun belum berhasil atau belum

mendapat kepercayaan penuh dalam kabinet.

Salah satu contoh beberapa neokonservatif yang terlibat dalam pemerintahan

Reagan adalah Jeane Kirkpatrick (Duta Besar AS di PBB), Richard Perle (Staf Ahli

Menteri Pertahanan), dan Elliot Abrams (Staf Ahli Menteri Luar Negeri).71

Menurutnya jabatan Jeane Kirkpatrick sangat strategis karena dapat membawa misi

untuk membawa kepentingan AS dalam forum internasional. Masa Bush junior

kelompok neokonservatif mengalami kedigdayaan pula, banyak pemikiran dari

neocons yang menjadi pijakan Bush dalam merumuskan kebijakan luar negeri.

Kebijakan luar negeri yang semula bersifat multilateral berubah menjadi unilateral72

yang mengandalkan aksi militer pre emptive strike terutama setelah peristiwa WTC

11 September 2001.

Pengaruh neokonservatif dalam kebijakan luar negeri Amerika Serikat

dianggap berhasil yaitu ketika Bush junior melancarkan aksinya dalam penggulingan

Saddam Husein dengan alasan adanya pengadaan senjata pemusnah masal dan perang

melawan Afghanistan dengan alasan perang melawan teroris. Bush dijadikan alat oleh

neocons kedalam kekuasannya, tidak perlu menempatkan figur yang penting sebagai

nomor satu di Amerika Serikat tetapi cukup memposisikan Dick Cheney sebagai

pasangannya yaitu wakil presiden dalam pemerintahan Amerika Serikat.73

Dengan kedudukan Dick Cheney sebagai wakil presiden, maka ia juga

mempunyai pengaruh besar dalam menentukan siapa saja yang duduk dalam menteri-

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:sRfDz4NF1aEJ:journalarticle.ukm.my/379/1/

1.pdf+tokoh+neokonservatif+pdf&cd=5&hl=jw&ct=clnk&gl=id&source=www.google.co.id 71

Mubah A Safril, Menguak Ulah Neokons Menyingkap Agenda Terselubung Amerika dalam

Memerangi Terorisme (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 56. 72

Poltak Partogi Nainggolan, Terorisme dan Tata Dunia Baru (Jakarta: Tim Peneliti HI Pusat

Pengkajian dan Pelayanan Informasi (P3I) DPR RI, 2002), h. 169. 73

Mubah A Safril, Menguak Ulah Neokons Menyingkap Agenda Terselubung Amerika dalam

Memerangi Terorisme (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 68.

Page 55: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

44

menteri, seperti dari neocons ia meletakkan Donald Rumsfeld sebagai Menteri

Pertahanan, Paul Wolfowitz sebagai Deputi Menteri Pertahanan yang kini menjadi

Bank Dunia, Elliot Abrams sebagai Staf National Security Council, dan lain-lain.74

Departemen pertahanan dan Departemen Luar Negeri sengaja dipilih oleh Dick

Cheney agar diduduki oleh neocons karena kedua kedudukan ini yang menjadi

lembaga kunci perumusan kebijakan luar negeri Amerika Serikat, sehingga pengaruh

neocons sangat kuat dalam pemerintah Bush junior, kekuatan neocons yang sudah

mengakar seperti ini tentu akan sangat sulit untuk dihilangkan, mengingat semakin

lama pengaruh dan pengikutnya semakin banyak dan sudah menduduki kedudukan

penting yang justru bukan hanya dalam pemerintahan AS sendiri melainkan juga

dalam kancah internasional. Media massa, NGO dan lembaga donor juga menjadi

pusat kekuatan neocons dalam mempengaruhi masyarakat internasional.

Di Amerika Serikat kelompok neokonservatif yang mengakar kuat adalah

kebebasan. Gerakan ini tidak hanya dalam hal kebebasan saja, namun juga dalam

berbagai hal seperti dalam bertindak kekerasan. Hawkish75

merupakan karakter yang

menjadi sikap kekerasan utama dalam mencapai tujuannya, sehingga antara

neokonservatif dan hawkish ini sangat berkaitan, meskipun mereka hanya tergolong

kelompok yang kecil namun pengaruhnya sangat luar biasa didunia.

74

Ibid., h. 69. 75

Trias Kuncahyono, Irak Korban Ambisi Kaum Hawkish (Jakarta: Kompas, 2005), h. 16.

Page 56: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

45

Gambar diagram peran neokons sebagai policy influence kebijakan anti Islam

politik AS76

Konfrontasionis Unilateral

pre emptive strike

pertarungan

Kepentingan Akomodasionis

Keterangan : : pengaruh satu arah

:pengaruh dua arah atau saling

memcpengaruhi

: hasil dari upaya mempengaruhi

76

Lihat Gergez, Fawaz A. 1999. America and Political Islam: Clash of Civilization or Clash

of Interest?.Ibid. Dan Huntington, Samuel.P. 2004. Who Are We? The Challenges To America’s

National Identity. diakses pada Kamis, 8 April 2011 dari

http://www.scribd.com/doc/7873219/neoconservatif-vs-Islamist-post-911.

Neokons Bush

Kelompok

lain

Neokons juga

berpengaruh

dalam

kebijakan anti

Islam politik

Page 57: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

46

Diagram diatas merupakan salah satu contoh bagaimana neocons telah

berhasil mempengaruhi dalam pengambilan kebijakan luar negeri Amerika Serikat.

Pada diagram tersebut terlihat terdapat dua kelompok yang mencoba untuk

mempengaruhi kebijakan luar negeri AS namun melalui cara yang berbeda. Dari

kelompok neocons mereka menginginkan kebijakan unilateral dengan pre emptive

strike yang sangat konfrontasi dengan politik Islam, sedangkan dari kelompok lain

terlihat lebih menginginkan kebijakan akomodasionis.

Antara neocons dengan kelompok lain memiliki pandangan yang berbeda

mengenai kebijakan luar negeri Amerika Serikat dalam memerangi terorisme masa

Bush junior. Perbedaan itu akhirnya menimbulkan sebuah pertarungan yang akhirnya

dimenangkan oleh kubu neocons, seiring dengan peristiwa 11 September 2001. Bush

lebih menanggapi pengaruh dari neocons yang diwujudkan dalam perang ke

Afghanistan tahun 2001 dan ke Irak tahun 2003.77

III.1.d. Pengaruh individu dari seorang pemimpin

Seperti pada penjelasan pada bagian kerangka teori diatas menerangkan

bahwa Individual Sources (sumber individu) meliputi nilai-nilai dari seorang

pemimpin atau pengambil keputusan sebagai ideologinya, pengalaman hidupnya,

masa kecilnya, latar belakang pendidikannya, segala sesuatu yang mempengaruhi

persepsinya, karakter, dan lain-lain.

Disini penulis mengambil contoh langsung yaitu Barack Obama. Barack

Obama atau Obama lahir di Honohulu, pada 4 Agustus 1961. Obama adalah putera

dari Barack Hussein Obama senior yang berasal dari Kenya berkulit hitam beserta

ibunya Ann Dunham dari Kansas City berkulit putih. Pertemuan mereka yaitu ketika

77

Ibid.,

Page 58: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

47

Obama senior mendapatkan beasiswa di East West Center/ University of Hawai,

Honolulu. Setelah bercerai dari Obama senior, Ann Dunham menikah dengan pria

Indonesia yang bernama Lolo Soetoro. Obama junior yang ikut dengan ibunya tinggal

di Jakarta selama 3,5 tahun mulai umur 6 tahun dan sempat mengenyam pendidikan di

SD Fransiscus Assisi dan SDN 01 Menteng di Jalan Besuki.78

Masa kecilnya Obama junior pernah tinggal di Indonesia, Ibunya sangat

peduli dengan rakyat miskin, dan hal ini diwariskan pula kepada Obama yang sangat

menghargai komunitasnya apa adanya. Berangkat dari sinilah Obama terkesan lebih

sopan dan lebih lunak, karena dia dapat berbaur dan dapat berkomukasi dengan siapa

saja dengan baik.

Pada awalnya Obama ditawarkan sebagai koordinator dari para pengangguran

akibat PHK oleh Gerald Kellmandi Chicago, Illionis.79

Ternyata kesempatan ini

dijadikan oleh Obama sebagai batu loncatan dalam menggapai karir politiknya.

Sebelumnya Obama adalah seorang dosen hukum di Universitas Chicago, dia sangat

pintar dalam berbicara, sehingga dia sangat pintar dalam memikat orang. Pada tahun

1996 dia memenangkan pertarungan sebagai senator di negara bagian Illionis

kemudian Obama mencoba untuk masuk dalam senat AS, meskipun dulu sempat

merasakan kegagalan karena dinilai masih kurang mampu.

Untuk menuju kursi senat ia harus mengalahkan lawan politiknya yang

sama-sama dari partai Demokrat yaitu Blair Hull, karena Blair Hull sangat kaya

sehinga ia gampang mendapatkan dukungan untuk duduk di senat AS, namun ketika

pemilu pendahuluan popularitas Obama meningkat karena latar belakangnya, warga

Amerika sangat senang dengan kisahnya yang sukses berasal dari warga miskin dan

terlantar. Setelah Obama menang ia harus bertarung melawan musuhnya dari partai

78

Barack Obama, diterjemahkan oleh Ruslani dan Lulu Rahman, Barack Obama dari Jakarta

Menuju Gedung Putih (Jakarta: PT Ufuk Publishing House, 2009), h. 8. 79

Ibid., h. 61.

Page 59: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

48

Republik yang bernama Jack Ryan dan yang menarik adalah bahwa kedua-duanya

adalah lulusan universitas Harvard jurusan hukum.

Didalam partai Demokrat Obama diberikan kesempatan untuk berpidato

pada konvensi Demokrat di Boston, dalam pidatonya Obama sangat pintar dalam

merangkai kata, dan juga mempunyai visi dan juga misi yang sangat jelas. Pidato

tersebut menarik para politisi lain bahkan banyak dari media cetak yang

membicarakan Obama sehingga membawa Obama pada kemenangan dalam senat di

AS dengan perolehan 69. Kepintaran yang dimiliki oleh Obama membawa Obama

menjadi lebih dikenal lagi oleh masyarakat Amerika Serikat sehingga berpengaruh

pula pada popularitas karir politiknya dalam masyarakat Amerika Serikat.

Akhirnya pada pemilu presiden AS 2008, Barack Obama maju sebagai calon

presiden bersaing dengan Hillary Clinton dalam tubuh partai Demokrat. Dalam

pertarungan tersebut Obama harus melawan Hillary yang selalu memojokkan dengan

radikalisme. Pada akhirnya dimenangkan oleh Obama, setelah kemenangan Obama

kini Obama harus berhadapan dengan lawan politiknya dari partai lain yaitu Republik,

adapun lawan politiknya dari partai Republik adalah John McCain. Isu yang paling

utama digunakan oleh John McCain dalam melawan Obama adalah masalah rasial,

dimana masyarakat Amerika Serikat sangat kental dengan ras kulit putih dan

mendiskriminasi ras kulit hitam, meskipun Obama juga merasakan bahwa isu rasial

ini dapat mengancam kampanye politiknya namun Obama tidak mementingkan hal

itu, Obama terus meyakinkan rakyat Amerika Serikat dengan tujuan kampanye

politiknya. Partai Demokrat cenderung lebih berhaluan lunak daripada partai

Republik. Demokrat lebih mau untuk mendengarkan aspirasi masyarakat dan banyak

diduduki oleh orang yang berhaluan non neokonservatif. Inilah satu satu upaya

Obama memilih Demokrat sebagai partai yang dianutnya. Selain karena keinginan

Page 60: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

49

dari dirinya untuk mencoba merubah cara memimpin ketika menjadi presiden di

Amerika Serikat, Obama juga didukung oleh partai Demokrat yang menyokongnya.

Adapun karir politk Obama dimulai dengan menjadi senator di Illionis Amerika

Serikat dan juga menjadi anggota senat AS, ternyata dengan karir tersebut mampu

memikat rakyat AS karena latar belakangnya dan juga kelihaiannya dalam berkata,

namun tidak segampang itu Obama harus menghadapi lawan politiknya yaitu

McCain.

Walaupun McCain selalu memojokkan Obama dengan warna kulit hitamnya

namun Obama sebagai salah satu warga kulit hitam menunjukkan bahwa tidak ada

rasa dendam bahkan permusuhan antara warga kulit hitam dan kulit putih, yang

dibutuhkan negara Amerika Serikat saat ini setelah peristiwa WTC adalah perubahan.

Perubahan yang membawa negara Amerika Serikat menjadi lebih baik dan tetap

menjadi negara yang mendominasi setiap pergerakan politik dunia dengan caranya

yang lain yaitu yang jauh lebih lunak dan lebih mengedepankan kerjasama. Karena

keinginan Barack Obama untuk merubah Amerika Serikat menjadi lebih baik sudah

tertanam didalam dirinya, meskipun Obama harus bersusah payah untuk menuju jalan

kursi kepresidenan.

III.2. Faktor internasional

III.2.a. Sikap negara-negara internasional kebijakan pemerintah Amerika Serikat

(pada periode pemerintahan George W Bush junior)

Pada masa presiden George W Bush junior, Amerika banyak mendapat

kritikan dari negara internasional. Terutama mengenai penyerangannya terhadap

negara Irak, Afghanistan, dan juga penganiayaan terhadap narapidana penjara

Guantanamo. Hal inilah yang membuat masyarakat dunia kurang merasa puas dengan

Page 61: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

50

sikap militer Amerika yang agresif. Sikap agresif ini juga mendapat kecaman dari

masyarakat internasional ketika Amerika memberikan dukungan penuh serangan

militer Israel terhadap Palestina.

George W Bush menjabat dalam dua Periode (20 Januari 2001 sampai 20

Januari 2009), dalam masa jabatannya banyak diantara kebijakan-kebijakannya yang

kontroversional sehingga menimbulkan protes masyarakat, seperti kebijakan Amerika

dalam penyerangan terhadap Irak tahun 2003, penyerangan terhadap Afghanistan

tahun 2001, dan juga sikap yang sangat brutal terhadap narapidana penjara

Guantanamao, dan lain-lain seperti yang tersebut diatas.80

Amerika menyerang Afghanistan dengan alasan pemberantasan terhadap

terorisme, sedangkan di Irak adalah dengan alasan pengadaan senjata pemusnah

massal yang sebenarnya adalah ingin menggulingkan Saddam Husein. Pernyataan

Bush dalam “perang melawan teror” di Afghanistan hanya dijadikan sebuah tameng

untuk menguasai dan menindas rakyat Afghanistan. Amerika beranggapan bahwa

Afghanistan bukanlah negara yang mendukung teroris tetapi negara yang didukung

oleh teroris dengan alasan Al-Qaeda menyediakan pelatihan, persenjataan, tentara

dan banyak memberikan bantuan finansial untuk gerakan Taliban, sedangkan Taliban

memberikan ruang fasilitas sebagai camp dari pelatihan al-Qaeda. Dari sinilah

Amerika menyerang Afghanistan dengan alasan menyerang teroris, sehingga banyak

korban yang berjatuhan yang bukan hanya dari pihak musuh Amerika namun juga

warga sipil Afghanistan, karena banyaknya korban yang berjatuhan dari warga sipil

Afghanistan maka masyarakat muslim dunia banyak yang menyerukan protes untuk

segera menghentikan penyerangan terhadap Afghanistan.81

80

Bien Pasaribu dan Jamaluddin Ritonga, Perang Bush Memburu Osama (Jakarta: Penerbit

Sinar Haiti, 2001), h. 86. 81

Ibid., h. 87.

Page 62: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

51

Selain itu, kebijakan Amerika yang sangat kontroversi yaitu kebijakan UU

the Anti-terrorism and Effective Death Penalty Act82

tahun 1996. UU ini sangat tidak

diterima oleh negara-negara lain terutama negara yang menjalin hubungan dengan

Amerika. Dalam UU ini berisikan bahwa diperbolehkan untuk melegitimasi setiap

kebijakan pemerintah untuk memerangi terorisme baik didalam negeri maupun diluar

negeri. Selain itu, termasuk juga kewenangan Amerika untuk memberikan extradisi

para teroris yang terbukti melakukan penyerangan terhadap warga dan juga properti

Amerika untuk diadili di Amerika. Tentu saja hal ini sangat menimbulkan polemik

dalam menjalin hubungan bilateral dengan Amerika, karena tidak semua negara mau

menyerahkan warga negaranya untuk diextradisi di negara Amerika.

Kebijakan lain yang juga menimbulkan kontroversi adalah kebijakan “pre-

emptive strike” ini tidak didukung oleh semua anggota PBB namun didukung oleh

negara sekutu AS yang termasuk dalam anggota PBB. Dalam anggota PBB yang

bukan anggota Dewan Keamanan PBB tersebut banyak yang menentang tindakan

Amerika Serikat, dengan asumsi bahwa penyerangan Amerika Serikat tersebut bukan

karena terhadap terorisme melainkan atas dasar keberadan negara Irak yang disinyalir

mengembangkan senjata pemusnah massal dan juga pada dasarnya adalah untuk

minyak sedangkan di Afghanistan adalah karena ingin menguasai minyak dan juga

untuk membangun saluran pipa milik Amerika yang melalui negara Afghanistan.83

Dewan Keamanan (DK) PBB memang memberikan landasan terhadap suatu

negara untuk membela diri apabila ada serangan dari negara lain. Hal ini tertulis

dalam resolusi 1368 2001,84

pasal 51 yang berisikan bahwa hak pembelaan terhadap

individual atau kolektif negara-negara. Selain itu tertulis pula dalam resolusi baru No.

82

Poltak Partogi Nainggolan, Terorisme dan Tata Dunia Baru (Jakarta: Tim Peneliti HI Pusat

Pengkajian dan Pelayanan Informasi (P3I) DPR RI, 2002), h. 166. 83

Trias Kuncahyono, Irak Korban Ambisi Kaum Hawkish (Jakarta: Kompas, 2005), h. 85. 84

Boer Mauna, Hukum Internasional Pengertian Peranan dan Fungsi Dalam Era Dinamika

Global (Bandung: P. T. Alumni, 2005), h. 660-661.

Page 63: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

52

1373 (2001), yang berisikan bahwa langkah-langkah dan tindakan yang harus diambil

oleh negara-negara anggota untuk memberantas terorisme, sedangkan Amerika

mendasarkan penyerangan ke Afghanistan atas resolusi 1368 dan 1373, namun perlu

ditegaskan bahwa hak bela diri dalam pasal 51 tersebut adalah tindakan bela diri yang

ditujukan kepada state actor85

, sedangkan yang terajadi pada 11 September 2001

adalah penyerangan yang dilakukan oleh jaringan teroris/ non state actor.

Penyerangan Amerika tersebut yang seharusnya ditujukan terhadap non state actor

menjadi penyerangan terhadap Afghanistan dengan dalih memerangi terorisme dari

akar-akarnya, sehingga dapat dikatakan bahwa Amerika telah memanfaatkan istilah

self-defence untuk melakukan pre-emptive strike.

Dalam pasal 51 diterangkan pula apabila penyerangan tersebut didasarkan

atas self defence maka negara yang menyerang tersebut harus segera melaporkan

tindakannya ke Dewan Keamanan PBB. Akan tetapi pada kenyataannya Amerika

belum bahkan tidak melaporkan kejahatan kemanusiaannya terhadap Dewan

Keamanan PBB. Resolusi-resolusi tersebut pada hakikatnya hanya meminta kepada

seluruh negara-negara untuk melindungi negara dari terorisme dan bukan untuk

menyerang Afghanistan. Untuk itu penyerangan yang dilakukan oleh Amerika Serikat

sangat dikecam oleh negara-negara lain. Dewan Keamanan PBBpun juga mengutuk

keras kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh Amerika tersebut, namun karena

Dewan Keamanan PBB banyak disetir oleh orang-orang Amerika maka DK PBB

hanya bisa gigit jari dan tidak bisa melakukan tindakan tegas terhadap apa yang

dilakukan oleh Amerika Serikat. Selanjutnya penyerangan terhadap Irak atas dasar

85

Ibid, h. 663

Page 64: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

53

memerangi terorisme global juga dikecam keras oleh negara-negara Perserikatan

Bangsa-bangsa.86

Dari kebijakan presiden George W Bush yang dipandang oleh negara di

dunia sangat kontroversial, sehingga menimbulkan kebencian masyarakat dalam

negeri Amerika Serikat sendiri dan juga negara Timur Tengah yang mempunyai

masalah atau pernah konflik dengan Amerika. Untuk itu Amerika memerlukan

pengembalian citra yang baik dimata internasional agar lebih mudah dalam

melakukan diplomasi dengan negara-negara di dunia. Inilah yang menjadi pekerjaan

rumah Barack Obama sebagai presiden sesudahnya, yaitu menstabilkan dan

memperkuat kerjasama kembali dengan negara didunia terutama negara muslim.

Dalam menjalankan pemerintahannya Barack Obama tidak bekerja sendiri,

namun dibantu oleh Menteri Luar Negerinya yaitu Hillary Clinton salah satunya

adalah dengan melakukan berbagai kunjungan terlebih dahulu sebelum presiden

melakukan kunjungan kenegara yang akan dikunjungi, hal itu dilakukan supaya ketika

presiden akan melakukan kunjungan, maka sudah mempunyai gambaran bagaimana

reaksi dari negara yang akan dikunjungi. Apakah masyarakat dari negara tersebut

merespon dengan sangat baik atau akankah ada tindakan-tindakan anarkis yang

kemungkinan akan membuat kunjungan tersebut berakibat fatal.

86

Boer Mauna, Hukum Internasional Pengertian Peranan dan Fungsi Dalam Era Dinamika

Global, h. 664-665.

Page 65: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

54

BAB IV

ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN

KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT DALAM MEMERANGI

TERORISME INTERNASIONAL DI AFGHANISTAN ERA BARACK

OBAMA

IV.1. Faktor Internal

IV.1.a. Keadaan ekonomi, sosial, dan politik dalam negeri Amerika Serikat

Sebelum Obama menjabat sebagai presiden Amerika Serikat yang ke-44,

Amerika Serikat dipimpin oleh George W Bush junior, ketika George W Bush

menjabat sebagai presiden di negara Amerika Serikat terjadi sebuah peristiwa yang

sangat mengejutkan seluruh dunia. Dua menara kembar yang sangat kokoh mampu

ditabrak oleh pesawat yang disinyalir dilakukan oleh kelompok teroris menurut

Amerika Serikat kemudian dikenal dengan peristiwa WTC 11 September 2011.

Setelah peristiwa WTC 11 September 2011 perekonomian Amerika Serikat

mengalami kekacauan luar biasa, dikarenakan dengan runtuhnya gedung menara

kembar tersebut membuat pemerintahan Amerika Serikat menjadi terhambat terutama

dalam bidang ekonomi, karena gedung menara kembar tersebut dijadikan sebagai

tempat para investor maupun perusahaan-perusahaan penting dalam menanamkan

saham mereka, sehingga selain berdampak terhadap perusahaan-perusahaan yang ada

digedung tersebut juga berdampak pula terhadap perusahaan-perusahaan lain yang

menjalin hubungan dengan perusahaan tersebut. Diantaranya adalah perusahaan

NYSE (New York Stock Exchange) yang menempati pada dua menara, adapun

perusahaan investasi lainnya adalah investmen banking Morgan Stanley, Goldman

Page 66: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

55

Sach, dan Lehman Brothers,87

selain itu juga terdapat perusahaan televisi yang

menempati gedung ini pula. Maka setelah runtuhnya gedung tersebut perekonomian

di Amerika menjadi merosot tajam, terlebih pada awal 2001-an Amerika Serikat

sudah mengalami resesi.

Sejak setelah runtuhnya gedung tersebut pasar modal, bursa efek di Amerika

otomatis langsung ditutup. Dengan ditutupnya bursa efek tersebut maka menjadikan

perekonomian Amerika mandek atau berhenti secara total, sedangkan kerugian akibat

serangan teroris ini mencapai sekitar 40 milyar dollar Amerika.88

Pasar modal di Wall Street baik NYSE (New York Stock Exchange),

American Stock Exchange maupun Nasdaq ditutup selama empat hari. Penutupan ini

termasuk lama mengingat perekonomian Amerika adalah tempat atau pusat dari

perdagangan dunia sehingga mengakibatkan banyak dari pemilik saham yang ingin

melepas sahamnya, dan saham penerbangan mengalami penderitaan atau kerugian

yang paling berat sehingga mengakibatkan dollar Amerika Serikat langsung melemah

dari yen dan euro. Para pemodal melakukan tindakan penyelamatan terhadap nilai

investasi mereka (flight to safety) menjual saham yang dipegang, dengan mengganti

pembelian terhadap emas atau obligasi.89

Keterpurukan dalam bidang ekonomi tersebut secara tidak langsung

membawa dampak pula terhadap banyaknya masyarakat yang mengalami

pengangguran secara mendadak. Untuk itu masyarakat Amerika Serikat

menginginkan adanya sebuah lowongan pekerjaan baru agar mereka dapat bertahan

hidup serta untuk memulihkan keadaan diri mereka sendiri. Selain itu pula, keadaan

87

Mereka adalah nama-nama perusahaan yang menanamkan investasi yang besar terhadap

gedung tersebut. 88

Warsono, “Dampak Serangan World Trade Center terhadap Kinerja Pasar Modal

Indonesia,” artikel diakses pada 4 April 2011 dari http://warsono.staff.umm.ac.id/.../Dampak-

Serangan-World-Trade-Center... 89

Ibid.,

Page 67: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

56

psikologis masyarakat juga menjadi dampak dari peristiwa WTC tersebut terutama

bagi mereka yang kehilangan kerabatnya dan juga bagi mereka yang kehilangan harta

bendanya. Akhirnya masyarakat Amerika banyak mengalami trauma, gangguan

psikis atau kejiwaan, gangguan sosial, bahkan ada yang mengalami keputusasaan

dalam menjalani hidup. Hal ini terutama terjadi kepada para korban yang tempat

tinggalnya dekat dengan gedung tersebut. Harta, dan seluruh harapannya hilang tanpa

ada yang tersisa sedikitpun, saudara bahkan orangtua atau anak sekalipun. Para

peneliti juga mengemukakan sebanyak 95,6%90

dari korban WTC melaporkan

mengalami gangguan stress dan trauma, dan sebagai efek jangka panjangnya dari

kejadian ini maka bagi mereka yang masih selamat terus melaporkan perkembangan

psikis mereka terutama bagi mereka yang berpenghasilan rendah karena dapat

mengganggu rutinitas kehidupan sehari hari mereka apabila keadaan sudah kembali

normal.

Keadaan politik dalam negeri Amerika Serikat setelah peristiwa WTC juga

menjadi lebih brutal dan agresif, presiden George W Bush yang memerintah pada

waktu itu langsung mengambil sebuah kebijakan dengan melakukan penyerangan

terhadap Afghanistan, negara yang diklaim oleh Bush sebagai dalang teroris yang

ternyata tidak disetujui oleh sebagian besar masyarakat internasional.91

Akan tetapi

karena pernyataan Bush untuk menyerang teroris -dengan tokoh utamanya yaitu

Osama bin Laden seseorang yang disebut sebut Bush sebagai dalang utamanya dan

sebagai orang yang paling bertanggungjawab atas peristiwa WTC ini disinyalir berada

di Afghanistan- akhirnya pada tanggal 14 September 2001 para pemimpin Kongres

dan Gedung Putih menyetujui dalam pengalokasian dana 40 milyar dollar AS sebagai

90

http://www.news-medical.net/news/20110110/1242/Indonesian.aspx?page=2 diakses pada

Sabtu 19 Pebruari 2011. 91

Bien Pasaribu dan Jamaluddin Ritonga, Perang Bush Memburu Osama (Jakarta: Penerbit

Sinar Haiti, 2001), h. 23.

Page 68: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

57

paket darurat untuk merespon serangan teroris terhadap peristiwa WTC dan juga

markas besar militer Pentagon. Akhirnya sebuah serangan besar benar-benar

dilancarkan oleh pasukan militer Amerika Serikat yang dibantu oleh negara Inggris

terhadap negara Afghanistan pada Minggu malam tanggal 7 Oktober 2001.92

Situasi

politik dalam negeri Amerika Serikat menjadi lebih mengedepankan militer, berbagai

cara dilakukan untuk menyerang aksi terorisme, bahkan biaya yang dikeluarkan

selama 5,5 tahun terhitung dari tahun 2001 ditaksir telah menghabiskan biaya sekitar

$500 milyar.93

Biaya tersebut disebut-sebut sebagai biaya anggaran perang dan

rekonstruksi luar negeri yang terbesar sepanjang sejarah Amerika Serikat, hal ini

terbukti dengan tanggal 07 September 2003 Bush meminta dana sebesar $87 milyar

ke kongres yang merupakan tambahan dana yang telah disetujui oleh kongres,

sebelumnya pemerintah AS juga meminta dana untuk kampanye militer sebesar $79

milyar.94

Kebutuhan militer yang sangat tinggi membuat keadaan ekonomi dalam

negeri Amerika Serikat menjadi carut marut, banyak masyarakat Amerika yang

kehilangan pekerjaannya, ditambah dengan gangguan psikis dan juga mental serta

kurang mendapat perhatian dari pemerintah Amerika yang dipimpin oleh George W

Bush pada waktu itu yang lebih memfokuskan diri dalam memerangi terorisme.

Dari ketiga faktor yang tersebut diatas, maka Barack Obama yang

menyalonkan diri sebagai presiden Amerika Serikat sangat prihatin dan menginginkan

segera terjadi pemulihan kondisi sosial, ekonomi dan juga politik dalam negeri

Amerika Serikat. Untuk itu ketika masa kampanye tahun lalu Obama juga mengusung

perbaikan ekonomi dalam negeri.

92

Ibid., 93

Widarti Rahardjo (penterjemah), Change We Can Believe In (Jakarta: P. T. Ufuk publishing

house, 2009), h. 294. 94

Bien Pasaribu dan Jamaluddin Ritonga, Perang Bush Memburu Osama (Jakarta: Penerbit

Sinar Haiti, 2001), h. 81.

Page 69: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

58

Dalam masa kampanye Obama lebih mengedepankan keinginan

masyarakatnya sendiri terlebih dahulu demi meraih simpati terhadap dirinya. Pidato

Obama yang bijak dengan kata-kata yang terangkai indah mampu menyihir jutaan

masyarakat Amerika Serikat untuk memilih dirinya. Bagaimana tidak, Obama

memberikan janji-janji yang sangat dibutuhkan masyarakat Amerika Serikat pada saat

itu, diantaranya adalah janji Obama untuk memberikan pajak terhadap mereka yang

berpenghasilan tinggi, mengurangi tingkat pengangguran, meringankan beban harga

bahan bakar minyak untuk yang berpenghasilan rendah, meringankan biaya

pengobatan untuk rakyat miskin, dan lain-lain. Janji-janji Obama tersebut terangkum

dalam kampanyenya dengan mengusung tema Change We Can Believe In.95

Cara Obama dalam menyampaikan pidatonya dalam berkampanye terlihat

lebih bersahabat dengan masyarakat Amerika, maka masyarakat Amerika Serikat

menyambut baik dan mengharapkan Obama mampu melaksanakan janji-janjinya,

karena yang dibutuhkan oleh masyarakat Amerika yaitu perubahan, perubahan yang

membawa masyarakat kekehidupan yang jauh lebih nyaman dan tenang. Satu hal

yang menurut penulis sangat mengena dalam pidato Obama mengenai kata-katanya

yang sangat dalam dalam meraih simpati masyarakatnya yaitu bahwa ketika Obama

membahas mengenai masalah ekonomi, Obama mengatakan dalam salah satu

pidatonya yaitu “warga Amerika bukanlah masalahnya melainkan mereka adalah

jawabannya, jika banyak dari warga Amerika yang berhasil maka ekonomi

Amerikapun akan menjadi sebuah kesuksesan.” Selain itu juga pernyataan Obama

setelah dirinya terpilih menjadi presiden yaitu “saya tidak akan melupakan pemilik

sejati kemenangan ini yakni anda semua. Kemenangan ini adalah milik kalian.”96

95

Widarti Rahardjo (penterjemah), Change We Can Believe In (Jakarta: P. T. Ufuk publishing

house, 2009), h. 44. 96

Ibid., h. 24.

Page 70: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

59

Pernyataan Obama melalui pidatonya tersebut menurut penulis dinilai sopan

namun tepat mengenai terhadap keinginan masyarakat yaitu menginginkan adanya

perubahan dikarenakan masyarakat Amerika Serikat sudah jenuh dan bosan dengan

gaya kepemimpinan George W Bush junior ditambah dengan gaya bicara Obama

yang khas dan juga dengan senyuman kharismatiknya sehingga Obama terkesan lebih

ramah daripada McCain lawan politiknya ketika masa kampanye dahulu. Menurut

penulis Obama mampu membangkitkan semangat masyarakat Amerika dengan

menjadikan masyarakat Amerika Serikat sebagai faktor utama dalam kemajuan

negara Amerika Serikat, melihat dari berbagai penjelasan diatas. Setelah Obama

terpilih menjadi presiden Amerika Serikat pada November 2009 terlihat lebih

mengedapankan diplomasi dengan negara-negara lain, Obama menggunakan

pendekatan smart power97

daripada hard power98

yang dijalankan oleh George W

Bush dahulu.

IV.1.b. Faktor internal dalam diri Barack Obama

Obama merupakan sosok seseorang yang dikenal sangat supel atau mudah

bergaul, cara bicaranyapun mampu menarik perhatian banyak masyarakat yang bukan

hanya masayarakat Amerika Serikat melainkan juga perhatian masyarakat dunia. Hal

ini terbukti dengan berbagai pidato yang disampaikan ketika Obama melakukan

kampanye pemilu presidennya. Banyak masyarakat yang tak percaya jika pada

akhirnya Obama mampu meraih kursi di kepresidenan Amerika Serikat.

Kecerdasan Obama selain dari kegigihannya nampaknya juga karena

keturunan yang dimiliki oleh Ann Dunham ibu kandungnya. Ann Dunham sangat

97

Riefqi Muna, “Paradigma Pertahanan dari Hard Power ke Smart Power dalam jurnal

Pertahanan dan Perdamaian,” Jakarta: Pusat Studi Pertahanan dan Perdamaian FISIP Universitas Al

Azhar Indonesia V, no. 1 (April 2009) h. 86-87. 98

Ibid.,

Page 71: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

60

gemar menyampaikan gugatan politik pada pemerintahan dan bahkan juga sempat

menyesalkan akan keberadaan presiden Amerika Serikat yang bagi Ann Dunham

kurang berkenan dihatinya, dan ini merupakan salah satu karakter dari Obama saat

ini,99

yaitu dalam diri Obama menginginkan perubahan kearah yang lebih baik dalam

pemerintahan Amerika Serikat. Simon Saragih100

mengemukakan pada kata

pengantarnya dalam buku “ketekunan dan hati putih Barack Obama” bahwa Barack

Obama memang menarik perhatian, selain Obama yang masih tergolong muda juga

memancarkan kepedulian dan kehangatan serta kepedulian, bertindak sesuai dengan

hati nurani, dan sejak lulus pendidikan tertingginya Obama bercita-cita membangun

keadilan dan kesejahteraan bersama.

Dalam masa hidup ibunya Obama yaitu Stanley Ann Dunham,

lingkungannya diwarnai dengan segregasi kulit putih dan hitam dengan komunitas

yang saling tidak percaya,101

hal inilah yang paling tidak disukai oleh Ann Dunham

nampaknya hal ini juga diwariskan terhadapkan Barack Obama yang menginginkan

tidak adanya kesenjangan antara kulit hitam dan kulit putih. Selama tinggal di

Indonesia Obama mengaku belajar kemurahan hati dari ibunya, ketika ibunya

memberikan pada pengemis yang terlihat lebih menderita yang jumlah pengemisnya

tersebut tidak sedikit, sangat peduli dengan wanita miskin, selain itu Ann juga terbiasa

dengan dunia dan juga budaya yang berbeda dan menghargai komunitasnya. Hal ini

juga diungkapkan oleh Obama sendiri.102

Berangkat dari sinilah Obama mempunyai

rasa iba dan belas kasihan terhadap masyarakat yang kurang mampu atau masyarakat

miskin. Untuk itu ketika Obama mengampanyekan diri sebagai calon presiden tidak

99

Simon Saragih, Ketekunan dan Hati Putih Barack Obama Kisah Lengkap Perjalanan Hidup

dan Karier Politik (Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2009), h. 11. 100

Ibid., h. vii 101

Simon Saragih, Ketekunan dan Hati Putih Barack Obama Kisah Lengkap Perjalanan

Hidup dan Karier Politik, h. 11. 102

Ibid,. h. 17.

Page 72: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

61

ketinggalan pula untuk memberikan kebijakan dalam negerinya berupa pengentasan

kemiskinan dengan membuka lahan pekerjaan terutama setelah Amerika Serikat

dilanda krisis ekonomi setelah jatuhnya menara WTC. Tugas itu bukan hanya menjadi

pekerjaan rumah Obama saja tetapi harus dibantu oleh semua masyarakat Amerika

Serikat sebagai pelaku utama dari maju tidaknya perekonomian dalam negeri Amerika

Serikat.

Selain faktor keturunan kecerdasan, keprihatinan dan juga kegigihan yang

dimiliki oleh ibunya Obama juga didukung oleh faktor internal yang ada pada dirinya

yaitu inginnya perubahan kearah yang lebih baik pada negara Amerika Serikat. Tidak

ada rasa saling membeda-bedakan terutama antar ras karena yang diinginkan Obama

hanyalah perubahan. Walaupun ayahnya memiliki sifat-sifat yang kurang baik namun

hal itu nampaknya tidak banyak terlihat pada diri Obama, bahkan Obama memberikan

sikap yang baik ketika banyak dari kalangan media menyoroti ayah Obama junior

tentang kebiasaan buruknya.

Selama empat tahun Obama tinggal di Indonesia, membuat Obama lebih

mengenal dari Islam itu sendiri, bahkan tidak jarang Obama bermain di surau

(mushalla, langgar) dan surau itu biasanya digunakan oleh para asatidz atau guru-guru

untuk mengajari segala hal tentang agama, belajar mengaji dan lain-lain. Tentunya

selama tinggal di Indonesia Obama lebih mengenal dari Islam itu sendiri disamping ia

juga mempunyai keturunan darah daging muslim dari neneknya di Kenya. Kemudian

bagaimana Obama menyikapi tentang Islam selama masa kampanye? Menurut penulis

Obama menganggap bahwa pada dasarnya Islam baik namun kembali pada umat

muslim yang memaknai dari ajaran Islam itu sendiri. Dalam buku Anwar Holid

seorang proofreader terbaik mizan Obama mengatakan bahwa kita masyarakat dunia

dihadapkan pada hidup ketika sensitivitas agama luar biasa hebat dan kerugiannya

Page 73: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

62

dalam Islam adalah terdapat masyarakat muslim yang berusaha untuk melakukan

kejahatan dengan cara konstan untuk menunjukkan bahwa ternyata dunia barat

antagonistik terhadap Islam.103

Sedangkan ketertarikan Obama pada sebuah partai dimulai dari penugasan

Obama sebagai senator illionis menuju Springfield, dan Springfield tersebut

didominasi oleh partai Republik. Akhirnya Obama sadar akan pentingnya politik saat

berada di Ibu Kota Illionis tersebut, sebelum menjabat sebagai senator Illionis Obama

berangkat dari seorang liberal, namun setelah ia berangkat menuju Springfield.

Kedatangan Obama di Springfield tidak langsung mendapat sambutan, untuk meraih

simpati itu Obama mencoba meraih lingkungan sosial dan terlibat pada acara-acara

cocktail di Springfield, serta ikut bergabung pula dalam permainan poker yang rutin

dilakukan mingguan bersama antar anggota parlemen. Hal ini membuat Obama lama

kelamaan mendapat sambutan hangat dari kalangan parlemen.104

Obama adalah seorang professor bidang hukum internasional, ketika mantan

senator AS Paul Simon (Demokrat Illionis) mempunyai ide untuk menyusun undang-

undang tentang pengaturan pembiayaan kampanye, namun ide ini tertahan karena

tidak ada yang berminat untuk mendalami. Akhirnya Obamalah yang diberikan tugas

tersebut setelah melihat keseriusan kerja dari Obama, tugas tersebut bertujuan untuk

memperketat sistem antara lain dengan penciptaan rekening kampanye listrik, yang

akan dipakai oleh politisi untuk pengeluaran pribadi secara teratur.105

Pemberian pekerjaan tersebut adalah mewakili dari kubu Demokrat oleh

Senator Illionis, Emil Jones Jr, yang berkulit hitam. Jones sendiri memilih Obama atas

rekomendasi dari Abner J Mikva seorang mantan hakim dan anggota Kongres dari

103

Anwar Holid, Barack Hussein Obama (Bandung: PT Mizan, 2009), h. 163. 104

Simon Saragih, Ketekunan dan Hati Putih Barack Obama Kisah Lengkap Perjalanan

Hidup dan Karier Politik, h. 183. 105

Ibid., h. 85.

Page 74: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

63

partai Demokrat. Berangkat dari sinilah akhirnya Obama mendapat sambutan yang

baik dan mulai mendapat kepercayaan dari masyarakat untuk maju dalam senat di

Amerika Serikat yang akhirnya mendorong Obama menjadi presiden Amerika Serikat

dari kubu partai Demokrat.106

Faktor internal bersumber dari idiosinkretik (idiosyncratic sources)107

merupakan sumber internal dengan melihat nilai-nilai pengalaman, bakat serta

kepribadian elit politik yang mempengaruhi persepsi, kalkulasi, dan perilaku mereka

terhadap kebijakan luar negeri. Dalam sember ini tercakup pula persepsi seorang elit

politik tentang keadaan alamiah dari arena internasional dan tujuan nasional yang

hendak dicapai. Mengamati dari kepribadian elit politik yang mempengaruhi persepsi

akan sebuah pengambilan kebijakan maka tidak dapat lepas dari partai yang

mengusungnya untuk menjadikan kandidat sebagai presiden. Kita ambil contoh dari

partai Republik ketika masa George W Bush junior, pada masa Bush junior kebijakan

luar negeri Amerika Serikat sangat agresif. Hal ini disebabkan karena gaya

kepemimpinan Bush yang dipengaruhi oleh sikap konservatisme dan ini semua tidak

bisa lepas pula dari mayoritas anggota kongres yang mayoritas dari Republik dan

berhaluan konservatif. Contohnya adalah mempertahankan kehadiran pasukan

Amerika Serikat di Irak meskipun mendapat kecaman dari dalam dan luar negeri dan

kebijakan inipun dilanjutkan oleh McCain sebagai lawan politik Obama (dari partai

Demokrat) dalam memperebutkan kursi kepresidenan tahun 2008. Pada akhirnya

dunia muslim menjadi kurang bersahabat dengan Amerika Serikat lantaran sikap

arogan dan juga kebrutalan militernya dengan dalih memerangi terorisme.

106

Simon Saragih, Ketekunan dan Hati Putih Barack Obama Kisah Lengkap Perjalanan

Hidup dan Karier Politik, h. 85. 107

Artikel Yanyan Mochammad Yani disampaikan pada acara sistem politik luar negeri bagi

perwira siswa sekolah staf dan komando TNI AU (Bandung: 16 Mei 2007) diakses pada 07 Juli 2011

dari http:// pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/…/politik luar negeri. Pdf.

Page 75: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

64

Sedangkan pada masa pemerintahan Barack Obama (sedang menjabat sebagai

presiden Amerika Serikat yang berasal dari partai Demokrat) saat ini, kebijakan luar

negeri Obama cenderung lebih lunak atau lebih mengedepankan diplomasi terlebih

dahulu, nampaknya sikap yang lebih mengutamakan diplomasi ini sudah mengakar

dalam tubuh partai Demokrat, partai Demokrat cenderung lebih memfokuskan diri

terhadap jalannya demokrasi dan juga pemenuhan hak-hak asasi manusia. Contohnya

adalah kebijakan Obama memberikan pajak yang tinggi bagi mereka yang

berpenghasilan tinggi,108

pemulihan perekonomian dalam negeri Amerika Serikat

dengan cara menciptakan lapangan kerja, kemudian terlihat pula dengan usaha Obama

untuk mengajukan Undang-undang kesehatan ke DPR di Amerika Serikat dan hal ini

menjadi agenda penting dalam negeri Obama.

Untuk itu pada masa pemerintahan sekarang ini hubungan antara dunia

muslim dengan Amerika Serikat jauh lebih baik, hal ini disebabkan karena usaha

Obama dalam berdiplomasi kepada negara-negara muslim seperti ke negara Turki,

Arab Saudi, Mesir, dan Indonesia. Dalam kunjungan tersebut Obama merangkul

dunia muslim kembali setelah ketidakpercayaan dunia muslim terhadap Amerika

Serikat selama masa pemerintahan sebelumnya yaitu George W Bush junior, sehingga

hal ini menggambarkan bahwa pada masa Obama (Demokrat) hubungan antara

Amerika Serikat dengan dunia muslim cenderung lebih harmonis. Masa inipun

nampak pula ketika masa pemerintahan Bill Clinton, yaitu dengan mengawali masa

bakti pemerintahannya dengan mengurangi anggaran Departemen Luar Negeri.

Clinton lebih terobsesi untuk membangun kembali perekonomian domestik yang

menurun selama 12 tahun masa Republikan (George W Bush senior masa 1989-

108

“Sang Kandidat Presiden” (Koran Republika, Senin, 03 November 2008), h. 10.

Page 76: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

65

1993).109

Dapat diambil suatu kesimpulan bahwa Demokrat lebih mengutamakan

petualangan dalam negeri terlebih dahulu daripada petualangan politik luar negeri.

IV. 2. Faktor Internasional

Peristiwa WTC telah merubah keadaan warga Amerika Serikat dan juga

pemerintah Amerika Serikat. Warga Amerika Serikat menjadi takut dan trauma

dengan kejadian yang mampu meruntuhkan menara kembar, yang mana menara

tersebut merupakan simbol kedigdayaan Amerika Serikat, karena ketakutan tersebut

membuat sebagian warga Amerika Serikat ada yang mengalami gangguan psikologis

dan ada juga yang cacat karena terkena reruntuhan gedung tersebut. Sedangkan

pemerintahan Amerika Serikat sendiri menjadi lebih keras dalam mengambil sebuah

keputusan terlepas siapapun dalang dari runtuhnya gedung tersebut, namun menurut

George W Bush presiden Amerika Serikat pada waktu itu mengatakan bahwa

peristiwa tersebut adalah ulah dari para teroris yang dipimpin oleh Osama bin

Laden.110

Tuduhan yang dialamatkan terhadap Osama tersebutpun membuat George

W Bush mengutamakan kebijakan luar negerinya yaitu untuk perang melawan

terorisme.

Akhirnya Geroge W Bush mengambil sebuah kebijakan yang dinilai cukup

kontroversial yaitu kebijakan UU the Anti terrorism and Effective Death Penalty Act

tahun 1966 yang secara umum melegitimasi setiap kebijakan pemerintah dalam

109

Bambang Cipto, Dunia Islam dan Masa Depan Hubungan Internasional di Abad 21

(Yogyakarta: Divisi Publikasi dan Penerbitan LP3M Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2011),

h. 171.

110 Osama bin Laden lahir di Riyadh pada tahun 1957. Ayahnya merupakan pengusaha

kontruksi sukses Saudi Arabia dan Yaman. Ayah Osama disebut-sebut mempunyai aset AS$10 milyar,

dan hebatnya anak-anaknya siap untuk berjihad. Mungkin inilah yang menjadi salah satu penyebab

Osama untuk berbuat jihad. (Bien Pasaribu dan Jamaluddin Ritonga, Perang Bush Memburu Osama

(Jakarta: Penerbit Papas Sinar Sinanti, 2001), h. 6.

Page 77: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

66

memerangi terorisme didalam dan luar negeri.111

Selain itu dalam memerangi

terhadap terorisme juga menerapkan kebijakan unilateralisme, pre emption strike112

dengan doktrin strike first. Atas perintah George W Bush militer Amerika Serikat

melakukan penyerangan terhadap negara Afghanistan pada tahun 2001 dan negara

Irak pada tahun 2003. Alasan penyerangan tentara Amerika terhadap Afghanistan

adalah memerangi terorisme sedangkan di Irak adalah dengan alasan pengadaan

senjata pemusnah masal yang sebenarnya ingin menguasai minyak, dengan kebijakan-

kebijakan tersebut membawa perubahan terhadap hubungan antara Amerika serikat

dengan dunia muslim.

Hubungan antara negara Amerika Serikat dengan negara muslim menjadi

kurang bersahabat, ketidakharmonisan hubungan sangat terlihat dengan kebijakan-

kebijakan yang dijalankan oleh pemerintahan George W Bush. Bahkan dalam sebuah

pidatonya Bush mengatakan “anda bersama kami atau bersama teroris”.113

Pernyataan tersebut memberikan bukti bahwa Amerika Serikat dengan dibawah

pemerintahan George W Bush sangat terlihat memusuhi teroris, sedangkan menurut

pemerintah George W Bush teroris yang terlibat dalam peristiwa WTC tersebut

dilakukan oleh orang muslim.

Kebijakan George W Bush juga terlihat lebih mendukung Israel daripada

Palestina atas perseteruan pemilikan tanah yang sudah lama diduduki oleh Palestina.

Sekalipun Israel salah dimata masyarakat internasional, namun bagi Amerika Serikat

upaya yang dilakukan Israel adalah untuk melindungi negaranya dari musuh.

111

Poltak Partogi Nainggolan, Terorisme dan Tata Dunia Baru (Jakarta: Tim Peneliti HI Pusat

Pengkajian dan Pelayanan Informasi (P3I) DPR RI, 2002), h. 166. 112

Unilateralisme: suatu tindakan yang tidak harus mendapat persetujuan dari badan

internasional atau dari negara sekutu; pre-emption strike: suatu tindakan untuk menyerang terlebih

dahulu sebelum diserang oleh negara lain terhadap segala bentuk potensi ancaman terhadap warga

negaranya. (Poltak Partogi Nainggolan, Terorisme dan Tata Dunia Baru (Jakarta: Tim Peneliti HI

Pusat Pengkajian dan Pelayanan Informasi (P3I) DPR RI, 2002), h. 172. 113

Trias Kuncahyono, Irak Korban Ambisi Kaum Hawkish (Jakarta: Kompas, 2005), h. 85

Page 78: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

67

Pembelaan serta perlindungan diberikan oleh Amerika Serikat meskipun Amerika

Serikat tahu bahwa Israel banyak diprotes oleh masyarakat dunia atas pelanggaran

suatu perjanjian ataupun karena membunuh rakyat sipil Palestina yang menjadi

korban kebengisan Israel.

Beberapa kebijakan yang dilaksanakan oleh George W Bush banyak yang

diprotes oleh masyarakat internasional. Selain karena penyerangannya terhadap

Afghanistan dan juga Irak protes masyarakat internasional juga timbul karena sikap

yang brutal dengan narapidana yang berada di penjara Guantanamo.114

Narapidana di

penjara Guantanamo diperlakukan dengan tidak manusiawi, dan tidak segera untuk

diadili sehingga seperti menyiksa narapidana tersebut dengan hidup-hidup.

Dari berbagai aksi protes dari masyarakat internasional dan juga dari negara

muslim, maka Obama sebagai presiden Amerika Serikat saat ini menggunakan suatu

terobosan baru dengan mengutamakan perbaikan hubungan dengan negara muslim

dalam kebijakan luar negerinya. Hal ini untuk membuktikan bahwa apa yang

dijanjikan ketika masa kampanye dahulu yaitu untuk merubah citra Amerika Serikat

menjadi lebih baik, supaya tidak banyak diprotes oleh kebanyakan negara ketika

Amerika Serikat bermain dalam kancah politik didunia. Oleh karena itu dalam

memimpin Amerika Serikat Obama cenderung lebih terlihat santun dan juga

berdiplomasi terlebih dahulu. Sehingga oleh banyak kalangan Barack Obama dinilai

memiliki kemampuan untuk menggali smart power. Untuk itu, konsep smart power

kini diperkenalkan oleh Hillary Clinton sebagai Menteri Luar Negeri Amerika Serikat

sebagai upaya dalam pengembalian reputasi didunia internasional menggunakan

114

Bien Pasaribu dan Jamaluddin Ritonga, Perang Bush Memburu Osama (Jakarta: Penerbit

Sinar Haiti, 2001), h. 86.

Page 79: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

68

metode militer dalam perang melawan terorisme yang diperkuat dengan diplomasi –

with smart power, diplomacy will be the vanguard of foreign policy.115

IV.3. Implementasi konsep smart power dalam kebijakan luar negeri Amerika

Serikat masa Barack Obama

Menurut Riefqi Muna dalam jurnal studi pertahanan dan perdamaian, istilah

smart power adalah kemampuan untuk menggunakan secara bersamaan antara hard

power dengan soft power. Dalam kosakata hubungan internasional penggunaan smart

power belum terlalu lama, kemudian istilah ini menjadi semakin popular didalam

diplomasi internasional dengan adanya smart power yang menekankan perlunya

memperhatikan atau menggunakan pendekatan ini untuk melengkapi hard power

yang ditujukan sebagai upaya untuk memaksimalkan kepentingan ditingkat

internasional.116

Dijelaskan pula bahwa dalam jurnal tersebut, hard power merupakan

penggunaan kekuatan militer dan ekonomi untuk mempengaruhi atau memaksa

perilaku pihak lain, sedangkan soft power menekankan kepada upaya mempengaruhi

atau menarik pihak lain secara persuasif seperti perdagangan, diplomasi, bantuan dan

penyebaran nilai-nilai. Pengimplementasian hard power telah dilakukan oleh

pengalaman negara Amerika Serikat pada masa pemerintahan George W Bush yaitu

dengan membuahkan hasil ketidakharmonisan hubungan dengan dunia muslim

dikarenakan kebijakannya akan penyerangan terhadap Irak, Afghanistan, pembelaan

terhadap negara Israel, penerapan kebijakan luar negeri lainnya yang membekukan

minat dunia muslim untuk berhubungan baik dengan Amerika Serikat.

115

Riefqi Muna, “Paradigma Pertahanan dari Hard Power ke Smart Power dalam jurnal

Pertahanan dan Perdamaian,” Jakarta: Pusat Studi Pertahanan dan Perdamaian FISIP Universitas Al

Azhar Indonesia V, no. 1 (April 2009), h. 86-87. 116

Ibid.,

Page 80: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

69

Untuk itu, kini Barack Obama sebagai pemimpin dalam pemerintahan

Amerika Serikat harus bisa membawa Amerika Serikat untuk berubah, dengan

menggunakan smart power Barack Obama bersama menteri luar negerinya Hillary

Clinton memulai untuk berinteraksi dengan dunia muslim atas misi perdamaian. Salah

satu tujuan kunjungan Barack Obama pada waktu itu adalah Mesir. Hal ini

dikarenakan Mesir mempunyai letak yang sangat strategis, selain itu tujuan Obama

memilih untuk mengunjungi Mesir terlebih dahulu adalah karena Mesir pernah

menjadi sekutu Amerika Serikat dimasa pemerintahan Jimmy Carter. Sedangkan saat

ini Mesir dipimpin oleh Hosni Mubarok yang juga disebut-sebut sebagai antek dari

Amerika Serikat, hal ini terlihat dengan pembelaan Hosni Mubarok terhadap

kepentingan Amerika Serikat yaitu menjaga poin-poin kesepakatan dalam perjanjian

Camp David, yaitu bahwa Mesir tidak akan menyerang negara Israel dan juga akan

menjaga kepentingan Amerika Serikat di Timur Tengah.117

Dalam pidato pertamanya di Universitas Al Azhar Kairo Mesir, Obama

mengatakan bahwa:

“Islam adalah bagian dari Amerika. Dan saya percaya bahwa

Amerika menyepakati fakta bahwa apapun ras, agama, atau pos

kehidupan, kita semua memiliki aspirasi yang sama, yaitu hidup

dalam perdamaian dan keamanan untuk mendapatkan pendidikan

dan bekerja secara terhormat, untuk mencintai keluarga,

komunitas, dan Tuhan kita.”118

Obama juga mengakui bahwa negara-negara mayoritas muslim sering

diperlakukan sebagai bawahan tanpa dipedulikan aspirasinya, untuk itu Obama

117

Agus N Cahyo, Tokoh-tokoh Timur Tengah yang diam-diam Menjadi Antek Amerika dan

Sekutunya (Jogjakarta: DNA Pres, 2011), h. 156. 118

Dina Y Sulaeman, Obama Revealed Realitas dibalik Pencitraan (Jakarta: Penerbit Aliya

Publishing, 2010), h. 5.

Page 81: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

70

menginginkan hubungan yang baru antara AS dengan dunia muslim atas dasar

persamaan. Selain itu pidato Obama juga menyinggung masalah Israel-Palestina

bahwa Hamas harus menghentikan kekerasan, mengakui kesepakatan dimasa lalu, dan

mengakui hak eksistensi Israel. Pada saat itu pula antara Israel dengan Palestina harus

sama-sama mengakui hak eksistensi masing-masing. Mengenai masalah Iran, Obama

mengatakan bahwa Obama bersedia maju untuk berunding tanpa syarat, dengan

landasan saling menghormati.119

Selain negara Mesir, Barack Obama juga mengunjungi negara Turki.

Kunjungan Obama ke Turki selain karena penduduknya sekitar 77 juta jiwa dan 99

persen muslim,120

menurut Amerika Serikat Turki mempunyai peranan penting

dikawasan Timur Tengah. Secara geografis Turki berbatasan dengan Iran Utara, Turki

juga dianggap sebagai sekutu yang krusial dalam perang melawan teror dan basis

logistik penting bagi Amerika Serikat dalam memimpin perang di Irak.121

Dalam kunjungannya ke negara Turki pada tahun 2009, Obama mengatakan

dalam pidatonya “Biarkan saya katakan sejelas mungkin, Amerika Serikat tidak dan

tidak akan pernah memerangi Islam.”122

Dalam pidatonya tersebut terlihat dengan

jelas bagaimana Obama mencoba untuk menarik simpati dunia muslim setelah

kemarahan dunia Islam pada Israel dan negara sekutu utamanya yaitu Amerika

Serikat atas teror dan genosida Israel di Gaza. Terdapat poin penting lainnya atas

pidato Obama kepada negara Turki yaitu terkait dengan konflik di Timur Tengah.

Posisi Turki yang berperan penting dalam Timur Tengah,123

karena negara Turki

119

Ibid., h. 7. 120

www.eramuslim.com/.../akankah-turki-menjadi-pemimpin-dunia-isla... diakses pada Senin,

26 Maret 2012. 121

Agus N Cahyo, Tokoh-tokoh Timur Tengah yang diam-diam Menjadi Antek Amerika dan

Sekutunya (Jogjakarta: DNA Pres, 2011), h. 219. 122

Dina Y Sulaeman, Obama Revealed Realitas dibalik Pencitraan (Jakarta: Penerbit Aliya

Publishing, 2010), h. 99. 123

www.eramuslim.com/.../akankah-turki-menjadi-pemimpin-dunia-isla... diakses pada Senin,

26 Maret 2012.

Page 82: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

71

berbatasan langsung dengan Irak Utara sehingga pasukan Amerika Serikat bisa masuk

ke Irak melalui Turki, apabila Turki memberikan izin. Tentu saja Obama membujuk

Turki demi kepentingan militer bersama dalam jangka waktu yang panjang dan juga

atas ancaman teror yang dihadapi. Selain itu Obama juga mengatakan dalam

pidatonya terkait dengan negara Iran “Perdamaian di kawasan Timur Tengah akan

mencapai kemajuan jika Iran melepaskan ambisinya untuk membuat senjata nuklir,

karena tidak ada untungnya merebaknya senjata nuklir terutama di Turki.”124

Dalam lawatannya ke negara Indonesia, sebagai negara yang berpenduduk

muslim terbesar di dunia, Obama menyampaikan pidatonya yang terkait dengan tiga

poin penting yaitu pembangunan, demokrasi, dan agama.125

Pertama dalam hal

pembangunan Obama mengatakan bahwa Amerika banyak memiliki sumbangsih

terhadap keberhasilan perekonomian Indonesia yaitu dengan penanaman modal

Amerika Serikat di Indonesia dan juga ekspor dari Amerika meningkat menjadi 50

persen. Kedua dalam hal demokrasi Obama mengatakan atas usaha negara Indonesia

bahwa demokrasi dan pembangunan saling menopang, dan tidak dengan

mengorbankan hak asasi manusia. Obama mengatakan bahwa untuk menuju sebuah

negara yang demokrasi harus menempuh perjalanan yang panjang, namun dengan

perjalanan yang panjang itu negara akan menjadi lebih kuat dan sejahtera serta

menjadi sebuah masyarakat yang adil dan bebas. Ketiga terkait dalam hal agama

Obama mengatakan bahwa Indonesia tenggelam dalam spiritualitas yaitu sebuah

tempat menyembah Tuhan dengan berbagai cara. Obama menyinggung masalah

teroris dengan menegaskan bahwa “Amerika sedang tidak memerangi, dan takkan

terlibat perang dengan Islam, namun kita harus menghancurkan Al Qaeda dan antek-

124

Dina Y Sulaeman, Obama Revealed Realitas dibalik Pencitraan (Jakarta: Penerbit Aliya

Publishing, 2010), h. 101. 125

nasional.vivanews.com/news/read/188098-isi-lengkap-pidato-obama diakses pada Senin,

26 Maret 2012.

Page 83: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

72

anteknya. Siapapun yang ingin membangun tidak boleh bekerjasama dengan teroris.

Ini bukanlah tugas Amerika sendiri. Indonesia sendiri telah berhasil memerangi

teroris dan aliran garis keras.”126

Begitulah cara Obama dalam menerapkan smart powernya ketika

menjalankan kebijakan luar negerinya, dengan cara tersebut ternyata dunia muslim

mulai mau untuk diajak berunding dengan Obama, setelah dengan dilaksanakan

beberapa janji-janji dalam kampanyenya yaitu menarik pasukan militernya dari Irak

dan memindahkannya ke Afghanistan yang hanya untuk memerangi teroris secara

bertahap. Cara pendekatan yang dilakukan oleh Obama ini memunculkan sebuah

argument dari Suzie Sudarman pengamat politik dan budaya Amerika Serikat

mengatakan bahwa Obama mempunyai daya kharismatik yang mampu menyihir

semua masayarakat Amerika Serikat sejak Obama berpidato didepan senat. Kebijakan

dalam negeri Obama seperti universal health127

, regulasi sektor, global warming,

mengurangi tingkat pengangguran, kemiskinan dan lain-lain, dinilai belum

sepenuhnya dijalankan dengan baik karena masih terdapat banyaknya tingginya

jumlah pengangguran, lambatnya laju perrtumbuhan ekonomi, dan lain-lain.

Sedangkan kebijakan luar negeri Obama menurut Suzie masih diragukan

keseriusannya dalam menyelesaikan konflik Israel-Palestina, pernyataan Suzie

tersebut disampaikan karena dipicu dengan adanya insiden penyerangan terhadap

kapal relawan Marmar dari Mercy yang membawa bantuan untuk Palestina diblokade

Israel hingga menyebabkan kematian seorang relawan dari Turki, dan Amerika

Serikat tidak segera mengambil tindakan dengan tegas atas insiden tersebut. Suzie

juga mengatakan bahwa Michael Obama atau istri dari Barack Obama junior dapat

126

Ibid., 127

Dalam acara televisi Riwayat Sabtu 21 Januari 2011di Trans TV pukul. 07.00.

Page 84: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

73

menempatkan posisinya dalam arti tidak overacting128

sejak Obama

mengampanyekan diri sebagai presiden sampai menghantarkan Obama ke kursi

kepresidenan.

Prof. Dr. Azyumardi Azra juga menyampaikan pendapatnya bahwa pada

dasarnya Obama mempunyai itikad atau niat yang baik dan juga simpatik, namun

Obama tidak dapat meengekspresikan itu semua dikarenakan Obama mendapatkan

tekanan-tekanan dari dalam negeri, misalnya adalah loby Yahudi. Dari kalangan

televisi sampai media cetak, orang orang intelektual, dan juga pendonor yang paling

besar kebanyakan dikuasai oleh Yahudi. Orang Kristen dan juga orang Katolik yang

tinggal di Amerika Serikat juga lebih pro dengn Israel. Prof. Dr. Azyumardi Azra juga

mengatakan bahwa Obama melakukan konstruksi, Obama mampu menyihir hubungan

antara Amerika Serikat dengan muslim menjadi lebih baik. Hal ini dibuktikan dengan

kunjungan negara Obama ke Turki, Mesir, dan kemudian Indonesia dan disambut bik

oleh negara-negara tersebut. Kunjungan yang dilakukan terhadap negara-negara yang

mayoritas penduduknya adalah muslim. Obama juga pernah mendapatkan nobel

perdamaian ditahun 2009.129

Begitulah usaha Obama untuk menarik simpati dunia muslim, bahwa

Amerika Serikat menginginkan adanya sebuah misi perdamaian untuk memulai

hubungan baik dengan dunia muslim. Nampaknya hal itu disambut baik oleh negara

muslim yang kemudian dibuktikan dengan kunjungan Obama ke Mesir, Turki dan ke

Indonesia sebagai negara yang berpenduduk mayoritas muslim.

128

Ibid., 129

Dalam acara televisi Riwayat Sabtu 21 Januari 2011di Trans TV pukul. 07. 00.

Page 85: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

74

BAB V

PENUTUP

V.I. Kesimpulan

Janji Barack Obama dalam kampanyenya untuk membawa perubahan

terhadap negara Amerika Serikat disambut baik oleh masyarakat Amerika ketika

Obama mengkampanyekan diri sebagai calon presiden Amerika Serikat. Pada masa

pemerintahan George W Bush, Amerika mengalami ketidakstabilan baik dalam hal

ekonomi, politik dan juga sosial. Ketidakstabilan ini mulai terlihat dengan jelas

setelah peristiwa WTC tahun 2011 dan juga melalui pengiriman pasukan militernya

ke negara Afghanistan dan Irak yang menghabiskan dana melebihi budget dari

anggaran yang telah ditetapkan, sehingga Amerika Serikat mengalami krisis dalam

negeri. Selain itu juga karena intervensi Amerika terhadap negara-negara yang

berkonflik Israel-Palestina.

Perbedaan gaya kepemimpinan antara George W Bush dengan Barack

Obama terlihat dengan jelas ketika mereka dihadapkan pada masalah Timur Tengah,

meski keduanya berujung pada sama-sama menginginkan minyak demi kepentingan

nasionalnya namun pendekatan yang digunakan berbeda yaitu, George Bush

cenderung lebih radikal atau hard power sedangkan Obama cenderung lebih smart

power. Obama merubah cara menjalankan kebijakannya dikarenakan melihat banyak

dari negara muslim pada umumnya mengutuk keras atas tindakan-tindakan yang

dilakukan oleh militer Amerika Serikat dibawah pimpinan George W Bush atau biasa

disebut dengan faktor eksternal, selain itu dikarenakan juga Obama melihat kondisi

politik, sosial dan juga ekonomi dalam negeri Amerika Serikat terutama setelah

peristiwa WTC tahun 2001.

Page 86: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

75

Kebijakan yang dilakukan oleh George W Bush sangat keras atau lebih

dikenal dengan hard power, lebih mengutamakan pre emptive strike dan

unilateralisme seperti yang dijelaskan penulis diatas. George W Bush dinilai kurang

memperdulikan akan pendapat dari negara-negara lain, seperti penyerangannya

terhadap Afghanistan yang banyak menewaskan masyarakat sipil Afghanistan, yang

pada kenyataannya adalah Amerika Serikat menginginkan Afghanistan menjadi

negara bonekanya dan hal tersebut berhasil dengan terpilihnya Hamid Kharzai sebagai

pemimpin di Afghanistan, tujuannya untuk membunuh Osama bin Laden pun juga

tidak membuahkan hasil.

Setelah berakhirnya masa jabatan George W Bush, akhirnya kursi

kepresidenan Amerika Serikat ditempati oleh Barack Obama junior dari partai

Demokrat. Kemenangan Barack Obama disambut antusias oleh masyarakat Amerika

Serikat terlebih oleh masyarakat internasional bahkan masyarakat Indonesiapun juga

sempat mengelu-elukan atas kemenangan Obama karena Obama yang sempat tinggal

dan menempuh pendidikan di Menteng Jakarta Selatan. Obama sebagai presiden kulit

hitam pertama di Amerika Serikat sanggup meyakinkan masyarakat Amerika Serikat

untuk membawa perubahan terhadap negara Amerika. Dalam menjalankan

kebijakannya Obama menggunakan pendekatan yang jauh lebih lunak daripada

George W Bush, Obama menggunakan smart power yaitu perpaduan antara hard

power dan juga soft power. Dengan kebijakan tersebut Obama dapat membawa

hubungan baik antara Amerika Serikat dengan negara muslim, selain itu meskipun

Obama tetap mengirimkan pasukannya ke Afghanistan namun pengirimannya tersebut

menurut Obama membuahkan hasil yaitu dengan terbunuhnya Osama bin Laden pada

minggu 1 Mei 2011 oleh pasukan bersenjata Amerika Serikat di Islamabad Pakistan.

Page 87: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

76

Melihat dari berbagai tindakan dan juga pengaruh yang dilakukan oleh pelobi

terhadap pemerintahan Barack Obama, maka penulis memberikan kesimpulan bahwa

pada dasarnya Obama berada pada posisi yang terjepit. Disatu sisi Obama harus

menjalankan tugasnya sebagai presiden yang mau tidak mau mendapat tekanan dari

kelompok pelobi Yahudi, disisi lain Obama menginginkan perubahan yang baik

terutama hubungan negaranya dengan negara Amerika Serikat. Usaha Obama untuk

memperbaiki hubungan Amerika Serikat dengan negara muslim terlihat jelas dengan

beberapa kunjungan Obama terhadap negara yang berpenduduk mayoritas muslim

sebagaimana yang telah penulis jelaskan di bab IV.

Dengan gaya kepemimpinannya yang berupa smart power ini ternyata mampu

membawa negara Amerika Serikat menjalin hubungan yang lebih baik daripada masa

George W Bush. Setidaknya dengan smart power Obama jauh lebih lunak, sekalipun

Obama tetap mengririmkan pasukannya ke Afghanistan namun dengan smart power

tersebut berujung pada terbunuhnya Osama bin Laden menurut intelijen Amerika

Serikat. Hal ini berarti bahwa apa yang diimpi-impikan oleh masyarakat Amerika

Serikat, yaitu terbunuhnya Osama bin Laden memberikan rasa puas bagi masyarakat

Amerika Serikat itu sendiri. Sekalipun kepala dari teroris menurut Amerika Serikat

yaitu Osama bin laden telah terbunuh, namun Amerika Serikat harus tetap waspada

terhadap teroris-teroris lain.

Penulis juga menilai bahwa keseriusan Obama dalam hal penyelesaian konflik

Israel-Palestina masih diragukan, pasalnya dengan sikap Obama yang dingin dan

bahkan membela sekutunya tersebut membuktikan bahwa Obama sebagai kepala dari

kepemerintahan Amerika Serikat masih memberikan perlindungan terhdap Israel. Jika

menyambungkan dengan kepentingan nasional Amerika Serikat yang tersebut diatas,

maka sudah terlihat jelas bahwa upaya Amerika Serikat untuk menciptakan

Page 88: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

77

perdamaian pada intinya tidak bisa melepaskan Israel sebagai sekutu yang paling

mempunyai peranan penting pula di kawasan Timur Tengah. Dikarenakan Amerika

yang tetap membutuhkan minyak sebagai pasokan kebutuhan domestik dalam

negerinya.

Padahal Obama berjanji akan segera menyelesaikan konflik Israel-Palestina

tersebut, namun sampai saat ini janji Obama tersebut belum terealisasikan dengan

baik sedangkan masa jabatan Obama hampir selesai pada tahun 2013 mendatang.

Tentunya hal ini dapat menjadikan masyarakat Amerika Serikat dan dunia

mengurangi rasa kepercayaannya terhadap Obama akan kepemimpinan Obama

kembali jika Obama mencalonkan untuk menjabat kembali sebagai presiden di

Amerika Serikat.

Namun dalam salah satu siaran televisi swasta di Indonesia memberitakan

bahwa Barack Obama sangat serius dalam menggunakan media internet sebagai

bentuk salah satu caranya agar tahu perkembangan opini masyarakat yang tentunya

mengenai dirinya. Kemungkinan dengan cara ini nantinya dijadikan Obama sebagai

sumber informasi yang kemudian menimbulkan ide-ide yang dapat meyakinkan

kembali terhadap masyarakat akan tujuannya sebagai pemimpin Amerika Serikat

untuk membawa misi perdamaian terutama dengan dunia muslim.

Page 89: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

78

Daftar Pustaka

Buku

Bien, Pasaribu dan Jamaluddin Ritonga 2001 Perang Bush Memburu Osama. Jakarta:

Penerbit Sinar Haiti.

Birdsall, Stephen S 1992 Garis Besar Geografi Amerika. John Wiley & Sons, Inc.

Cipto, Bambang 2011 Dunia Islam dan Masa Depan Hubungan Internasional di

Abad 21. Yogyakarta: Divisi Publikasi dan Penerbitan LP3M Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

Cipto, Bambang 2003 Tekanan Amerika terhadap Indonesia Kajian atas Kebijakan

Luar Negeri Clinton terhadap Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Colplin, William D. dan Marsedes Marbun 2003 Pengantar Politik Internasional

Suatu Telaah Teoritis. Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensido.

Harrison, Lisa 2007 Metodologi Penelitian Politik. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Holsti, K.J 1992 International Politics A Framework for Analisys 6th

ed. New Jersey

A Simon & Schuster Company.

Jatmika, Sidik 2000 AS penghambat demokrasi membongkar politik standar ganda

AS. Yogyakarta: Biograf publishing.

Jemadu, Aleksius 2008 Politik Global dalam Teori dan Praktik . Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Kuncahyono, Trias 2005 Irak Korban Ambisi Kaum Hawkish. Jakarta: Kompas.

Mas’oed, Mohtar 1990 Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin dan Metodologi

Dictionary. Jakarta:LP3ES.

Mauna, Boer 2005 Hukum Internasional Pengertian Peranan dan Fungsi Dalam Era

Dinamika Global. Bandung: P. T. Alumni.

Page 90: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

79

Nainggolan, Poltak Partogi 2002 Terorisme dan Tata Dunia Baru. Jakarta: Tim

Peneliti HI Pusat Pengkajian dan Pelayanan Informasi (P3I) DPR RI.

Obama, Barack diterjemahkan oleh Ruslani dan Lulu Rahman 2009 Barack Obama

dari Jakarta Menuju Gedung Putih. Jakarta: PT Ufuk Publishing House.

Petras , James 2009 Zionisme dan Keruntuhan Amerika Bagaimana Lobi Yahudi

Menindas Negara Muslim dan Menghancurkan Amerika Serikat dari Dalam.

Jakarta: Zahra publishing house.

Perwita, Anak Agung Banyu dan Yanyan Mochammad Yani 2006 Pengantar Ilmu

Hubungan Internasional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rahardjo, Widarti (penterjemah) 2009 Change We Can Believe In. Jakarta: P. T. Ufuk

publishing house.

Safril, Mubah A 2007 Menguak Ulah Neokons Menyingkap Agenda Terselubung

Amerika dalam Memerangi Terorisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Saragih, Simon 2009 Ketekunan dan Hati Putih Barack Obama Kisah Lengkap

Perjalanan Hidup dan Karier Politik. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.

Strauss, Anselm dan Juliet Corbin 2003 Dasar dasar Penelitian Kualitatif.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sulaeman, Dina Y 2010 Obama Revealed Realitas dibalik Pencitraan. Jakarta:

Penerbit Aliya Publishing.

Tim Winer 2008 Membongkar Kegagalan CIA Spionase Amatiran Sebuah Negara

Adidaya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Wahid, Abdul dkk 2004 Kejahatan Terorisme Perspektif Agama, HAM dan Hukum.

Bandung: P. T. Refika Aditama.

Wittkoff, Eugene R Charles dkk 2003 American Foreign policy, Sixth Edition.

United States Thomson Wadsworth.

Page 91: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

80

Jurnal

Hutabarat, Leonard. “Analisis Kebijakan Luar Negeri dalam Studi Hubungan

Internasional,” Dalam jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Vol. V,

no. 22 ( Mei 2005).

Muna, Riefqi .“Paradigma Pertahanan dari Hard Power ke Smart Power dalam jurnal

Pertahanan dan Perdamaian” V, no. 1 (April 2009).

Riyanto, Theophilus J. “Kekuatan Media Massa dalam Kampanye Kepresidenan di

Amerika Serikat” dalam Jurnal Studi Amerika Vol. X No. 1, Januari-Juni

(Jakarta : pusat kajian Wilayah Amerika Universitas Indonesia, 2005).

Suharko, “NGO, Civil Society dan Demokrasi: Kritik atas pandangan liberal,” dalam

jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Vol. 7, no. 2. Nopember, 2003.

Website

“Black Americans in Congress,” diakses pada Rabu, 02 November 2011dari

baic.house.gov/.../profile.html... - Amerika Serikat.

Diolah dari berbagai sumber lihat Gergez, Fawaz A. 1999. America and Political

Islam: Clash of Civilization or Clash of Interest?.Ibid. Dan Huntington,

Samuel.P. 2004. Who Are We? The Challenges To America’s National

Identity. diakses pada Kamis, 8 April 2011 dari

http://www.scribd.com/doc/7873219/neoconservatif-vs-Islamist-post-911.

El Baroroh, Umdah. “Diskusi JIL bulan Agustus Lobi Israel Menundukkan Amerika,”

(05 September 2006) diakses pada 2 November 2011dari

http://islamlib.com/id/artikel/lobi-israel-menundukkan-amerika

Page 92: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

81

Era muslim media rujukan, “Obama: Israel dan AS selamanya akan menjadi sekutu

kuat, ” (Selasa, 21 Juni 2011) diakses pada Rabu, 02 November 2011 dari

www.eramuslim.com/.../obama-israel-dan-amerika-serikat-selamanya...

“Fakta fakta Sejarah Serangan Jepang ke Pearl Harbour, ” diakses pada 10 Juli 2011

dari http://www.tambahwawasan.com/2011/03/fakta-fakta-sejarah-serangan-

jepang-ke.html.

Geovanie, Jeffrie. McCain vs Obama Pasca Konvensi diakses pada Senin, 24 Oktober

2011 dari

http://jeffriegeovanie.com/index.php?option=com_content&task=view&id=

38&Itemid=27

Ismail, Muhammad Takiyudin. “Aliran neokonservatif dalam dasar luar negeri

Amerika Serikat: konservatif atau nasionalis atau idealis” artikel diakses

pada Kamis, 8 April 2011 dari

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:sRfDz4NF1aEJ:jou

rnalarticle.ukm.my/379/1/1.pdf+tokoh+neokonservatif+pdf&cd=5&hl=jw&

ct=clnk&gl=id&source=www.google.co.id

Karya Ilmiah, “Neoconservatif-vs-Islamist-post-911” diakses pada Kamis, 8 April

2011. dari http://www.scribd.com/doc/7873219/neoconservatif-vs-Islamist-

post-911

Maruli, Aditia ed. “PBB Kubur Laporan Pelanggaran HAM di Afghanistan,”

(Minggu, 03 Oktober 2011) diakses pada 2 November 2011dari

www.antaranews.com/.../pbb-kubur-laporan-pelanggaran-ham-di-afg...

Moestopo Magazine, “Harapan Akan Sebuah perubahan” artikel diakses pada 24

April 2011 dari http://majalah.moestopo.ac.id/?tag=kebijakan-luar-negeri

Page 93: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

82

Moskwa.Kompas.com, “Osama Meninggal Sebelum Serangan AS,” diakses dari

internasional.kompas.com/.../Osama.Meninggal.Sebelum.Serangan.A...

diakses pada Rabu, 02 November 2011.

Nur Rahmat Yuliantoro, kelas Politik luar negeri AS, HI UGM, 17 Maret 2011,

“Neokonservatisme dan Politik Luar Negeri Amerika Serikat,” artikel

diakses pada 6 Juli 2011 dari http://www.rachmat.staff.ugm.ac.id/..

AS/neokonservatif%20 dan %20PLN.

Publikasi.umy.ac.id/index.php/hi/article/view/1196/1510 diakses pada 25 Oktober

2011.

Prajogo, Martinus Siswanto. tesis dengan judul “Kepentingan Nasional: Sebuah Teori

Universal dan Penerapannya oleh Amerika Serikat di Indonesia,”

Universitas Indonesia program kajian wilayah Amerika Serikat (Jakarta:

Juni, 2009), diakses pada 10 Juli 2011 dari

http://www.bitlib.net/ebook/dephan/ Amerika Serikat.

Primasiwi, Andika “Osama bin Laden dilaporkan Tewas,” diakses pada Rabu, 02

November 2011 dari suaramerdeka.com/v1/index.../Osama-Bin-Laden-

Dilaporkan-Tewas.

Radio Islam, “Laporan PBB Soal Pelanggaran HAM di Afghanistan, ” (Rabu, 19

Maret 2008) diakses pada Rabu, 02 November 2011 dari

indonesian.irib.ir/index.php?...pelanggaran-ham...afghanistan...

Saragih, Simon “Obama setelah Konvensi Demokrat,” (08 November 2008) diakses

pada Rabu, 02 November 2011dari

www1.kompas.com/readkotatua/.../obama.setelah.konvensi.demokrat.

Page 94: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

83

Maarif, Ahmad Syafiie dalam Republika versi cetak, Obama dan Dunia Islam, selasa

16 Juni 2009 diakses pada 26 Januari 2012 dari

www.maarifinstitute.org/index2.php?option=com...do_pdf=1...

Solichien M, Yusuf. “Kepentingan Nasional dan Upaya Amerika Serikat,” (FISIP UI,

2008) diakses pada, Ahad 30 Oktober 2011 dari

www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/127056-T%2023483...

Warsono, “Dampak Serangan World Trade Center terhadap Kinerja Pasar Modal

Indonesia,” artikel diakses pada 4 April 2011 dari

http://warsono.staff.umm.ac.id/.../Dampak-Serangan-World-Trade-Center...

Yani, Yanyan Mochammad. Artikel disampaikan pada acara sistem politik luar negeri

bagi perwira siswa sekolah staf dan komando TNI AU (Bandung: 16 Mei

2007) diakses pada 07 Juli 2011 dari http:// pustaka.unpad.ac.id/wp-

content/uploads/…/politik luar negeri. Pdf.

http:/www.politik.lipi.go.id/index.php/en/columns/politik-internasional/99-prospek-

hubungan-as-indonesia-pasca-kunjungan-hillary diakses pada 06 Juli 2011.

http://www.news-medical.net/news/20110110/1242/Indonesian.aspx?page=2 diakses

pada Sabtu 19 Pebruari 2011.

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2011/09/110919_obama.shtml diakses pada

Rabu, 5 Oktober 2011

http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2008/09/080924_profilmccain.shtml

diakses pada Senin, 24 Oktober 2011.

Page 95: SKRIPSI Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24093/1/ATIK.pdf · Pada masa George W Bush, kebijakan luar negeri Amerika Serikat

84

Koran

“Dunia Berpesta dan Berharap kepada Obama,” (Koran Kompas, 06 November

2008).

Litbang Kompas, “Sentimen Ras Vs Barack Hussein Obama,” (Koran Kompas,

Selasa 04 November 2008).

“Obama: Perubahan telah Datang ,” (Koran Tempo, Kamis 06 November 2008).

“Obama Presiden,” (Koran Tempo, Kamis 06 November 2008).

Sambazy, Budiarto dan Simon Saragih. “Obama menang Obama: Kemenangan Ini

Milik Anda Semua,” (Koran Kompas, Kamis 06 November 2008).

“Sang Kandidat Presiden” (Koran Republika, Senin, 03 November 2008), h. 10

Saragih, Simon. “Strategi Jitu hingga 4 November,” (Koran Kompas, Rabu 05

November 2008).

Subangun, Emmanuel. “Osama “versus” Obama,” (Koran Kompas, Sabtu, 22

November 2008).

Tri Mulyono, “Obama:mulai memangkas pajak ,” (Koran Kompas, Minggu, 22

Februari 2009).

Pranowo , M Bambang. “Fenomena Obama di Negeri Satu Rakyat,” (Koran Kompas,

Senin 01 Desember 2008).

Televisi

Metro Siang Kamis 31 Maret 2011, pukul. 13.00 at Metro TV.

Acara televisi Riwayat Sabtu 21 Januari 2011, pukul. 07. 00 at Trans TV.