Upload
hoangdung
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
SPECIAL TOOL MOUNTING VISCOUS CABIN REMOVAL
PADA UNIT HD 785-7 DI PT.UNITED TRACTORS, Tbk
SITE JEMBAYAN KALIMANTAN TIMUR
COVER
TUGAS AKHIR
MUHAMMAD DEDDY SOFIANSYAH
150309263891
PROGRAM STUDI ALAT BERAT
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
2018
ii
ii
SPECIAL TOOL MOUNTING VISCOUS CABIN REMOVAL
PADA UNIT HD 785-7 DI PT.UNITED TRACTORS, Tbk
SITE JEMBAYAN KALIMANTAN TIMUR
SAMPUL
TUGAS AKHIR
KARYA TULIS INI SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK
MEMPEROLEH GELAR AHLI MADIAH DARI POLITEKNIK NEGERI
BALIKPAPAN
MUHAMMAD DEDDY SOFIANSYAH
150309263891
PROGRAM STUDI ALAT BERAT
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
2018
iii
iii
LEMBAR PENGESAHAN
SPECIAL TOOL MOUNTING VISCOUS CABIN REMOVAL
PADA UNIT HD 785-7 DI PT.UNITED TRACTORS, Tbk
SITE JEMBAYAN KALIMANTAN TIMUR
DiSusun oleh :
MUHAMMAD DEDDY SOFIANSYAH
NIM: 150309263891
Pembimbing I Pembimbing II
Subur Mulyanto S,Pd.,M.T. Elisabeth Milaningrum., S.Pd.,M.Pd
NIDN: 0006028206 NIDN : 198906102014042001
Mengetahui
Ketua Jurusan Teknik Mesin
Zulkifli, S.T., M.T.
NIP:198508282014041003
Anggota Penguji
Wawan Bagus Winarko
NRP: 0196079
Ketua Penguji
Drs. Syaeful Akbar, M.T
NIP: 196204011986031029
Anggota Penguji
Ali Abrar, S.Si., M.T.
NIP: 197702032015041003
iv
iv
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : MUHAMMAD DEDDY SOFIANSYAH
Tempat/Tgl Lahir : BALIKPAPAN/ 17 DESEMBER 1996
NIM : 150309263891
Menyatakan bahwa tugas akhir yang berjudul ”SPECIAL TOOL MOUNTING
VISCOUS CABIN REMOVAL PADA UNIT HD 785-7 “ bukan merupakan hasil
karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam kutipan
yang kami sebutkan sumbernya.
Demikian pernyataan kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar kami bersedia mendapat sanksi akademis.
Balikpapan, 6 Juli 2018
Mahasiswa,
MUHAMMAD DEDDY SOFIANSYAH
NIM : 150309263891
v
v
SURAT PENYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Politeknik Negeri Balikpapan, saya yang bertanda tangan di
bawah ini :
Nama : Muhammad Deddy Sofiansyah
NIM : 150309263891
Program Studi : Teknik Mesin Alat Berat
Judul : Special Tool Mounting Viscous Cabin Removal Pada Unit HD 785-7
di PT. United Tractors, Tbk site Jembayan Kalimantan Timur
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan hak
kepada Politeknik Negeri Balikpapan untuk menyimpan, Mengalih media atau
memformat-kan mengelola dalam bentuk pangkalan data (database) , merawat dan
mempulikasikan Tugas Akhir saya selama tetap mencamtumkan nama saya sebagai
penulis/peccipta
Demikian penyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat oleh : Muhammad Deddy Sofiansyah
Tanggal : 25 Juli 2018
Yang menyatakan
Muhammad Deddy Sofiansyah
NIM : 150309263891
vi
vi
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir Ini Saya Persembahkan Kepada
Bapak dan Ibu tercinta
Asnan Koestiansyah dan Jubaidah
Isteri Tercinta
Putri Purnama
Adik tersayang
Muhammad Firmansyah Saputra
Serta Seluruh Keluarga Tercinta
Dan yang saya sayangi
Kawan-kawan 3TM2 angkatan 2015
vii
vii
ABSTRAK
The aims of this study are to design, create and use special tools to assist the
release process of viscous cabin mounting because in work has some of a fairly large
risk of work accident. The method uses in this research is field research. It was
conducted while the researcher On Job Training at United Tractors Tbk. Site
Jembayan. The researcher identified a high risk of accident occurrence during the
work of remove mounting viscous cabin HD 785-7 then the researcher took the
initiative to create special tools in order to reduce the risk of work accidents and
reduce the time of work there fare the work more efficient and safety. This research
explained the process of how to make special tool, special tool work, safety analysis
special tool, job time analysis, man power analysis, and calculating the cost of
making special tool. This research could design and make special tool remove
mounting viscous cabin HD 785-7 successfully which spend the cost Rp. 945.000.
By using special tools that have been made could reduce the risk of work accidents
such as mounting thrown and exposed surrounding the people, the unit was aparted
from the stand and exposed the surrounding people, and sparks of copper coming
into the eye due to hitting hammer 5kg to mounting viscous cabin, passed on the time
efficiently, it becomes than 420 minutes before using the special tool to 120 minutes
by using the special tool, it could save time of 300 minutes when did the job remove
mounting viscous cabin and reduced the amount man power from two people to one
person during the process release of viscous cabin mounting
Keywords: Special Tool, Mounting Viscous Cabin, Mounting, Safety, HD 785-7
viii
viii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk merancang, membuat dan menggunakan special
tool untuk membantu proses pelepasan mounting viscous cabin karena dalam
pekerjaanya memiliki beberapa resiko terjadinya kecelakaan kerja yang cukup besar.
Metode yang di gunakan pada penelitian ini adalah penelitian lapangan secara
langsung yang di lakukan pada saat On Job Training di United Tractors Tbk. Site
Jembayan. Penulis mengidentifikasi adanya resiko terjadinya kecelakaan kerja yang
cukup besar saat melakukan pekerjaan remove mounting viscous cabin HD 785-7.
Oleh karena itu penulis berinisiatif untuk membuat special tool untuk mengurangi
resiko terjadinya kecelakaan kerja serta mengurangi waktu pengerjaan sehingga
pekerjaan menjadi efisien dan keselamatannya terjamin. Penelitian ini menjelaskan
bagaimana proses pembuatan special tool, cara kerja special tool, analisa safety
special tool, analisa waktu pekerjaan, analisa man power, dan mengitung biaya
pembuatan special tool. Penelitian ini berhasil merancang dan membuat special tool
remove mounting viscous cabin HD 785-7 dengan biaya Rp. 945.000. Dengan
menggunakan special tool yang telah di buat dapat mengurangi resiko terjadinya
kecelakaan kerja seperti mounting terkempal dan mengenai orang di sekitar, unit
terlepas dari stand dan mengenai orang di sekitar, dan percikan tembaga yang masuk
ke mata akibat memukul palu 5 kg ke mounting viscous cabin. Dari segi waktu
pekerjaan menjadi lebih cepat dari 420 menit sebelum menggunakan special tool
menjadi 120 menit saat menggunakan special tool jadi menghemat waktu 300 menit
saat melakukan pekerjaan remove mounting viscous cabin dan mengurangi jumlah
man power dari dua orang menjadi satu orang saat proses pelepasan mounting viscous
cabin.
Kata Kunci: Special Tool, Mounting Viscous Cabin, Mounting, Safety, HD 785-7
ix
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatakan kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul
”Special Tool Mounting Viscous Cabin Removal Pada Unit HD 785-7” ini dengan
lancar. Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak penulis
tidak dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua dan keluargaku yang telah memberikan do’a restu dan
dukungannya.
2. Bapak Theta Taufiq selaku pembimbing industri yang senantiasa membantu
selama di industri.
3. Bapak Zulkifli, S.T., M.T. selaku ketua jurusan teknik mesin Politeknik
Negeri Balikpapan.
4. Bapak Subur Mulyanto S,Pd.,M.T. dan Ibu Elisabeth Milaningrum., S.Pd.,
M.Pd selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan arahan dan masukan
dalam pembuatan tugas akhir ini.
5. Semua yang telah memberikan bantuannya dalam menyelesaikan Tugas Akhir
ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Balikpapan 6 Juli 2018
Muhammad Deddy Sofiansyah
x
x
DAFTAR ISI
COVER .......................................................................................................................... i
SAMPUL ...................................................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR............................................................. iii
SURAT PERNYATAAN............................................................................................. iv
SURAT PENYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............... v
PERSEMBAHAN ........................................................................................................ vi
ABSTRAK .................................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah...................................................................................................... 2
1.4 Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 3
1.5 Manfaat Penulisan ................................................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................................... 4
2.1 Pengenalan Unit ...................................................................................................... 4
2.2 Viscous Cabin ......................................................................................................... 5
2.3 Mounting ................................................................................................................. 6
2.4 Pengelasan ............................................................................................................... 8
2.4.1 Pengertian Las ...................................................................................................... 8
2.4.2 Las SMAW (Shielded Metal Arc Welding) .......................................................... 8
2.4.3 Sambungan Las Konstruksi Baja ....................................................................... 11
2.4.4 Elektroda Terbungkus ........................................................................................ 12
2.5 Las Gas Oksi-Asetilin ........................................................................................... 13
2.5.1Bahan Bakar Gas ................................................................................................. 13
2.6 Gerinda ................................................................................................................. 14
2.6.1.Gerinda Tangan .................................................................................................. 14
xi
xi
2.6.2 Gerinda Potong .................................................................................................. 15
2.6.3 Batu Gerinda (Grinding Wheels) ....................................................................... 16
2.6.4 Jenis-Jenis Batu Gerinda .................................................................................... 16
2.7 Reamer ................................................................................................................. 19
2.7.1 Pengertian Reamer atau Peluas .......................................................................... 19
2.7.2 Jenis – Jenis Reamer atau Peluas ...................................................................... 19
2.8 Pelat Besi ............................................................................................................... 20
2.9 Bolt ........................................................................................................................ 21
2.9.1 Dasar Baut, Mur & Ring .................................................................................... 21
2.9.2 Torque Bolt ........................................................................................................ 23
2.10 U-BOLT .............................................................................................................. 24
2.11 Hidraulic Jack ( Dongkrak Botol ) ..................................................................... 24
2.12 Procedur yang Ada Di Lokasi On Job Training (OJT) ...................................... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................................... 27
3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................................... 27
3.2 Tempat dan Waktu penelitian ............................................................................... 27
3.3 Alat dan Bahan yang digunakan ........................................................................... 27
3.3.1 Alat ..................................................................................................................... 27
3.3.2 Bahan ................................................................................................................. 27
3.3.3 Proses Pembuatan .............................................................................................. 28
3.4 Diagram Alir Metode Penelitian ........................................................................... 30
3.4.1 Perumusan Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 31
3.4.2 Studi Lapangan................................................................................................... 31
3.4.3 Studi Literatur .................................................................................................... 32
3.4.3.1 Shop Manual ................................................................................................... 32
3.4.3.2 Internet ............................................................................................................ 32
3.4.4 Identifikasi Masalah ........................................................................................... 32
3.4.5 Perancangan ....................................................................................................... 32
3.4.6 Pembuatan .......................................................................................................... 32
3.4.7 Pengujian Tool ................................................................................................... 33
3.4.8 Hasil ................................................................................................................... 33
3.4.9 Kesimpulan ........................................................................................................ 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 34
xii
xii
4.1 Observasi ............................................................................................................... 34
4.2 Perancangan .......................................................................................................... 37
4.3 Pembuatan Special Tool ....................................................................................... 39
4.4 Melakukan Uji Coba Special Toll Pada Unit HD 785-7 ....................................... 42
4.4.1 Proses Uji Coba .................................................................................................. 42
4.4.2 Hasil Uji Coba .................................................................................................... 43
4.4.3 Cara Kerja Special Tool ..................................................................................... 43
4.4.4 Procedure Penggunaan Special Tool ................................................................. 44
4.5 Waktu Pembuatan Special Tool ........................................................................... 47
4.6 Biaya ..................................................................................................................... 48
4.7 Menyimpulkan Hasil ............................................................................................. 48
4.7.1 Manfaat Special Tool ......................................................................................... 48
4.7.2 Analisa Safety Sebelum dan Sesudah Menggunakan Special Tool .................... 49
4.7.3 Analisa Efisiensi Waktu ..................................................................................... 50
4.7.4 Analisa Man Power ............................................................................................ 51
4.7.5 Analisa Beban Saat Bekerja ............................................................................... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 53
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 54
5.2 Saran ...................................................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 55
LAMPIRAN ................................................................................................................ 56
xiii
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 DumpTruck HD 785-7 ............................................................................... 4
Gambar 2.2 Viscous Cabin HD 785-7 ........................................................................... 5
Gambar 2.3 Mounting Engine ....................................................................................... 6
Gambar 2.4 Mounting Transmisi .................................................................................. 7
Gambar 2.5 Mounting Viscous Cabin HD 785-7 .......................................................... 7
Gambar 2.6 Las Busur Dengan Elektroda Terbungkus ............................................... 9
Gambar 2.7 Jenis-Jenis Sambungan Dasar ................................................................ 11
Gambar 2.8 Elektroda Terbungkus ............................................................................. 12
Gambar 2.9 Contoh Perangkat Las Asitelin ................................................................ 13
Gambar 2.10 Gerinda Tangan ..................................................................................... 14
Gambar 2.11 Gerinda Potong ...................................................................................... 15
Gambar 2.12 Batu Gerinda ......................................................................................... 16
Gambar 2.13 Batu Gerinda Flat Wheels 17
Gambar 2.14 Batu Gerinda Cup Wheels ..................................................................... 17
Gambar 2.15 Batu Gerinda Dish Grinding Wheels ..................................................... 17
Gambar 2.16 Batu Gerinda Shaped Grinding Wheels ................................................ 17
Gambar 2.17 Cylindrical Grinding Wheels ................................................................ 18
Gambar 2.18 Saucer Grinding Wheels ....................................................................... 18
Gambar 2.19 Diamond Grinding Wheels .................................................................... 18
Gambar 2.20 Pebedaan Hand Reamer Dengan Machine Reamer .............................. 19
Gambar 2.21 Besi Pelat ............................................................................................... 20
Gambar 2.22 Macam-Macam Bolt .............................................................................. 21
Gambar 2.23 Diameter Ulir......................................................................................... 21
Gambar 2.24 Bubungan Ulir Baut .............................................................................. 21
Gambar 2.25 Panjang Baut ......................................................................................... 22
Gambar 2.26 Dimensi Baut ......................................................................................... 22
Gambar 2.27 Dimensi Baut ......................................................................................... 22
Gambar 2.28 Perbedaan Kepala Bolt Fig A Dengan Fig B ........................................ 23
Gambar 2.29 U-Bolt .................................................................................................... 24
Gambar 2.30 Hydraulic Jack ...................................................................................... 24
Gambar 2.31 Proses Pekerjaan .................................................................................... 25
xiv
xiv
Gambar 3.1 Alur Proses Pembuatan Special Tool ...................................................... 28
Gambar 3.2 Flowchart Alur Penelitian ....................................................................... 30
Gambar 4.1 Pekerjaan Sebelum Menggunakan Special Tool ..................................... 34
Gambar 4.2 Desain Special Tool ................................................................................. 38
Gambar 4.3 Proses Pembuatan Special Tool............................................................... 39
Gambar 4.4 Proses Uji Coba ....................................................................................... 42
Gambar 4.5 Cara Kerja Special Tool .......................................................................... 43
Gambar 4.6 Procedure Penggunaan Special Tool ...................................................... 44
xv
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Resiko Terjadinya Kecelakaan Kerja Sebelum Adanya Special Tool ......... 2
Tabel 2.1. Alur Sambungan Las Tumpul .................................................................... 11
Tabel 2.2 Torque Bolt ................................................................................................. 23
Tabel 2.3 Torque Bolt ................................................................................................. 23
Tabel 4.1 Job Safety Analisis (JSA) Sebelum Adanya Special Tool .......................... 35
Tabel 4.2 Job Safety Analisis Proses Pembuatan ........................................................ 40
Tabel 4.3 Parameter Saat Melakukan Uji Coba Hidraulic Jack ................................. 42
Tabel 4.4 Job Safety Analisis Menggunakan Special Tool ........................................ 45
Tabel 4.5 Waktu Pembuatan Special Tool .................................................................. 47
Tabel 4.6 Biaya Pembuatan......................................................................................... 48
Tabel 4.7 Manfaat Special Tool .................................................................................. 48
Tabel 4.8 Analisa Safety .............................................................................................. 49
Tabel 4.9 Analisa Efisiensi Waktu .............................................................................. 50
Tabel 4.10 Analisa Man Power ................................................................................... 51
xvi
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Gambar Teknik Special Tool
Lampiran 2 Surat Pernyataan
Lampiran 3 Hasil Wawancara
Lampiran 4 Standart Operational Procedure Penggunaan Special Tool
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
United Tractors adalah distributor peralatan alat berat terbesar dan terkemuka di
Indonesia yang merupakan distributor tunggal salah satu produknya adalah Heavy
Dumptruck yang berfungsi untuk mengangkut material dari jarak dekat hingga jarak
jauh yang bermuatan tanah, pasir, serta batu yang diisikan oleh excavator.
Tepatnya pada Bulan Juli – November 2017, penulis melakukan kegiatan On Job
Training ( OJT ) Di PT. United Tractors Site Jembayan dengan Custumer PT. Pama
Persada Nusantara dan mendapat tugas untuk melakukan pekerjaan GOH (General
OverHaul) pada unit HD 785-7 yang bertujuan untuk memperbarui unit yang sudah
dalam kondisi tidak baik. Salah satu komponen yang perlu di perbaharui adalah
Viscous Cabin yang berfungsi untuk mengurangi daya getar dan sebagai suspensi
cabin agar operator merasa nyaman saat beroperasi
Dalam pekerjaan remove viscous cabin terdapat suatu masalah saat akan
melepasnya yaitu mekanik harus terlebih dahulu melepas mounting yang terdapat
pada viscous tersebut. Mekanik mengalami kesulitan dalam melakukan pekerjaan itu
karena mounting viscous cabin sulit sekali untuk dilepas dan sangat beresiko terjadi
kecelakaan kerja bila memakai cara yang biasa mekanik lakukan karena dalam shop
manual ataupun QA Sheet tidak ada penjelasan untuk melakukan pekerjaan ini dan
tidak ada special tool untuk melepas maunting viscous cabin.
Maka penulis mempunyai ide untuk membuat special tool mounting Viscous
Cabin Removal yang bertujuan untuk mempermudah pekerjaan dan meminimalis
resiko terjadinya kecelakaan kerja dari bahan yang ada di workshop
2
2
Tabel 1.1 Resiko Terjadinya Kecelakaan Kerja Sebelum Adanya Special Tool
No Pekerjaan Resiko Terjadinya Kecelakaan Kerja
1 Menarik mounting dengan OHC
( Over Head Crane )
- Unit menjadi miring dan terlepas
dari stand dan jatuh
- Mounting langsung terlepas dan
terpental mengenai mekanik dan
orang sekitar
2 Memukul dengan hammer 5 kg - Anggota tubuh terkena percikan
palu karena palu terbuat dari
tembaga
- Terjatuh dari tangga karena tidak
seimbang saat memukul Mounting
Viscous
1.2 Rumusan Masalah
Berdasaran latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah
dalam penulisan Tugas Akhir ini sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pembuatan special tool untuk pekerjaan Remove Mounting
Viscous Cabin HD-785-7 ?
2. Bagaimana cara kerja special tool Mounting Viscous Cabin Removal
HD-785-7 ?
1.3 Batasan Masalah
Penulisan Tugas Akhir ini membatasi masalah tentang perancangan special tool
agar tidak menyimpang dari pembahasan dan tujuan semula yakni sebagai berikut:
1. Tidak membahas analisa komposisi bahan dan sifat-sifat karena keterbatasan
alat dan waktu.
2. Tidak membahas tentang tipe-tipe cabin.
3. Alat ini di buat oleh penulis khusus untuk melakukan pekerjaan Remove
Mounting Viscous Cabin HD-785-7.
3
3
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan Tugas Akhir ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui analisa Safety, efisiensi waktu, dan ekonomi dari
penggunaan special tool mounting viscous cabin Removal HD-785-7.
2. Untuk mengetahui perancangan dan pembuatan special tool Mounting viscous
cabin Removal HD-785-7.
1.5 Manfaat Penulisan
Untuk Perusahaan :
1. Perusahaan terlihat menjadi lebih baik dari pada custumer sendiri karena
dalam melakukan pekerjaan remove mounting viscous cabin perusahaan
sudah memiliki alat dari yang di buat mahasiswa di bandingkan dengan
custumer yang belum mempunyai alat khusus untuk melakukan pekerjaan ini
2. Pekerjaan yang menjadi lebih cepat tentunya yang akan menambah benefit
perusahaan
Untuk Institusi :
1. Meningkatkan kreativitas dan inovasi mahasiswa dalam mengembangkan
dan melakukan improvement
2. Menambah wawasan setiap pembaca khususnya mahasiswa Politeknik
Negeri Balikpapan mengenai pembuatan special tool dan sebagai referensi
mahasiswa khususnya jurusan teknik mesin untuk membuat Tugas Akhir
4
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengenalan Unit
Gambar 2.1 DumpTruck HD 785-7
Komatsu HD 785-7 adalah suatu model dump truck yang di produksi oleh
komatsu dan yang menjadi distributor di Indonesia yaitu PT. United Tractors Tbk.
Dump truck berfungsi untuk mengangkut material berupa tanah, pasir, serta batu yang
diisikan oleh excavator, wheel loader, ataupun shovel. Dump truck ini memiliki dua
bagian utama yaitu bagian atas dan bagian bawah, bagian atas meliputi cabin, dump
body, box battery, air cleaner dan bagian bawah meliputi engine, real wheel, front
wheel
Dump truck secara garis besar di bagi menjadi dua tipe yaitu mechanical dump
truck dan electrical dump truck. dump truck sangat cocok untuk di operasikan di area
tambang, dengan kapasitas angkut yang cukup besar alat ini menjadi sangat produktif.
Heavy Duty DumpTruck adalah salah satu unit yang menggunakan teknologi moderen
dan canggih pada sistemnya.
5
5
Arti kode pada unit :
HD 785 - 7
2.2 Viscous Cabin
Gambar 2.2 Viscous Cabin HD 785-7
Viscous cabin adalah bagian dari dump truck produk komatsu untuk meredam
getaran dari bodi ke cabin yang berupa dudukan dari karet bermangkok besi
Angka yang menunjukan berapa kali alat
tersebut dilakukan modifikasi
Angka yang menunjukan berat muatan (Ton)
785 x 0,1 = 78,5 Ton
Heavy Duty Dump Truck
6
6
dilengkapi cairan peredam khusus. Viscous cabin berfungsi untuk mengurangi daya
getar dan sebagai suspensi cabin agar operator merasa nyaman saat beroperasi.
Viscous cabin termasuk dalam kategori reusable part dimana part-part yang tanpa
ada waktu umur penggantiannya jadi viscous cabin dikategorikan dalam Range A,
Biasanya waktu pelepasan viscous dilakukaan pada saat melakukan pekerjaan general
overhoul (GOH) Pada HM 40000
2.3 Mounting
Mounting adalah pengait antara benda satu dengan benda lainnya yang
bergerak. Jenis-jenis Mounting yaitu engine mounting, transmission mounting, cabin
mounting.
Gambar 2.3 Mounting Engine
Engine Mounting atau ada yang menyebutnya dengan dudukan mesin, adalah
komponen mobil yang berupa karet dan dilapisi dengan besi. Fungsi dari Engine
Mounting adalah untuk mengaitkan mesin dengan chasis atau body mobil. Serta
bekerja untuk meredam getaran mesin saat hidup.
7
7
Gambar 2.4 Mounting Transmisi
Sumber: ( https://www.priceza.co.id/s/harga/sport-shot-trans-mounting-for-toyota-
avanza)
Mounting transmisi adalah komponen yang berupa karet dan dilapisi dengan
besi berfungsi untuk mengaitkan transmisi dengan body serta meredam getaran saat
transmisi digunakan
Gambar 2.5 Mounting Viscous Cabin HD 785-7
Mounting cabin adalah komponen yang berupa karet dan dilapisi dengan besi
yang berisikan cairan berfungsi untuk meredam getaran dari body ke cabin agar
operator merasa nyaman saat beroperasi
8
8
2.4 Pengelasan
2.4.1 Pengertian Las
Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan logam
dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa
tekanan.
Definisi pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Norman) adalah ikatan
metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam
keadaan lumer atau cair. Dengan kata lain, las merupakan sambungan setempat dari
beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas.
Pengelasan bimetal adalah proses pengelasan yang menyambungkan dua
macam logam yang berbeda. Pengelasan bimetal mempunyai tingkat kerumitan yang
lebih tinggi dibanding dengan pengelasan logam yang sejenis. Karena logam yang
tidak sejenis mempunyai karakteristik yang berbeda satu sama lainnya. Sehingga
proses pengelasan logam yang tidak sejenis membutuhkan beberapa teknik tertentu,
misalnya pemilihan logam yang akan disambung harus tepat, pemilihan elektroda
yang sesuai, pengaturan heat input yang tepat, serta pemilihan perlakuan panas pasca
pengelasan yang tepat.
2.4.2 Las SMAW (Shielded Metal Arc Welding)
Las busur listrik elektroda terlindung atau lebih dikenal dengan SMAW
(Shielded Metal Arc Welding) merupakan pengelasan menggunakan busur nyala
listrik sebagai panas pencair logam. Busur listrik terbentuk diantara elektroda
terlindung dan logam induk seperti ditunjukkan pada gambar 2.6 Karena panas dari
busur listrik maka logam induk dan ujung elektroda mencair dan membeku bersama
(Wiryosumarto: 2004).
Proses pemindahan logam elektroda terjadi pada saat ujung elektroda mencair
dan membentuk butir-butir yang terbawa arus busur listrik yang terjadi. Bila
digunakan arus listrik besar maka butiran logam cair yang terbawa menjadi halus dan
sebaliknya bila arus kecil maka butirannya menjadi besar.
9
9
Pola pemindahan logam cair sangat mempengaruhi sifat mampu las dari logam.
Logam mempunyai sifat mampu las yang tinggi bila pemindahan terjadi dengan
butiran yang halus. Pola pemindahan cairan dipengaruhi oleh besar kecilnya arus dan
komposisi dari bahan fluks yang digunakan. Bahan fluks yang digunakan untuk
membungkus elektroda selama pengelasan mencair dan membentuk terak yang
menutupi logam cair yang terkumpul di tempat sambungan dan bekerja sebagai
penghalang oksidasi.
Gambar 2.6 Las Busur Dengan Elektroda Terbungkus
Sumber: (Wiryosumarto: 2004)
Las SMAW terdiri dari beberapa bagian peralatan yang disusun atau dirangkai
sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai suatu unit alat untuk pengelasan.
Satu unit las SMAW terdiri dari (Bintoro: 1999)
1. Mesin Pembangkit Tenaga Listrik/Mesin Las
Mesin las terdiri dari dua macam yaitu: mesin las arus bolak balik (mesin las AC)
dan mesin las arus searah (mesin las DC). Pada mesin las AC terdapat
transformator atau trafo yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan
tegangan, kebanyakan trafo yang digunakan pada peralatan las adalah jenis trafo
step-down, yaitu trafo yang berfungsi untuk menurunkan tegangan. Sedangkan
pada mesin las DC terdapat receifer atau penyearah arus yang berfungsi untuk
mengubah arus bolak balik (AC) menjadi arus searah (DC).
10
10
2. Kabel Las
Kabel las digunakan untuk mengalirkan arus listrik dari sumber listrik ke elektroda
dan massa. Arus yang besar harus dapat dialirkan melalui kabel tanpa banyak
mengalami hambatan, sehingga perlu dipilih kabel yang sesuai dengan arus yang
dialirkan.
3. Elektroda
Berdasarkan selaput pelindungnya, elektroda dibedakan menjadi dua macam, yaitu
elektroda polos dan elektroda berselaput. Elektroda berselaput terdiri dari bagian
inti yang berfungsi sebagai filler metal dan zat pelindung atau fluks yang berfungsi
untuk:
a. Melindungi cairan las, busur listrik, dan benda kerja yang dilas dari udara luar.
Udara luar mengandung oksigen yang dapat mengakibatkan terjadinya oksidasi,
sehingga dapat mempengaruhi sifat mekanis dari logam yang dilas.
b. Memungkinkan dilakukannya posisi pengelasan yang berbeda-beda.
c. Memberikan sifat-sifat khusus pada hasil pengelasan dengan cara menambah
zat-zat tertentu pada selaput elektroda dan lain sebagainya
4. Pemegang elektroda
Pemegang elektroda berfungsi sebagai penjepit/pemegang ujung elektroda yang
tidak berselaput, dan juga berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dari kabel ke
elektroda.
5. Tang penghubung kabel massa
Tang penghubung kabel massa berfungsi untuk menghubungkan kabel massa
dengan benda kerja yang akan dilas.
6. Alat bantu
Alat bantu sifatnya tidak mutlak harus ada Fungsinya adalah sebagai pembantu
untuk mempermudah dalam pengelasan. Alat bantu yang umum digunakan
contohnya: palu terak, tang untuk memegang benda kerja yang masih panas, sikat
kawat, topeng las, dan sebagainya.
11
11
2.4.3 Sambungan Las Konstruksi Baja
Sambungan las dalam konstruksi baja pada dasarnya terbagi dalam sambungan
tumpul, sambungan T, sambungan sudut, dan sambungan tumpang. Sebagai
perkembangan sambungan dasar tersebut diatas terjadi sambungan silang, sambungan
dengan penguat dan sambungan sisi.
Gambar 2.7 Jenis-Jenis Sambungan Dasar
Sumber: (Wiryosumarto: 2004)
Sambungan tumpul (butt weld joint) ialah bentuk sambungan dimana kedua
bidang yang akan disambung berhadapan satu sama lain, tetapi sebelumnya dilakukan
pengerjaan terhadap bidang sambungan tersebut untuk membentuk kampuh las, agar
didapatkan hasil sambungan pengelasan yang kuat (Suryana: 1998). Jenis kampuh
sambungan tumpul (butt joint) dapat dilihat pada tabel 2.1
Tabel 2.1. Alur Sambungan Las Tumpul
Sumber: (Wiryosumarto: 2004)
12
12
2.4.4 Elektroda Terbungkus
Pengelasan dengan menggunakan las busur listrik memerlukan kawat las
(elektroda) yang terdiri dari satu inti terbuat dari logam yang dilapisi lapisan dari
campuran kimia. Fungsi dari elektroda sebagai pembangkit dan sebagai bahan
tambah.
Elektroda terdiri dari dua bagian yaitu bagian yang berselaput (fluks) dan tidak
berselaput yang merupakan pangkal untuk menjepitkan tang las. Fungsi dari fluks
adalah untuk melindungi logam cair dari lingkungan udara, menghasilkan gas
pelindung, menstabilkan busur.
Elektroda adalah bagian ujung yang berhubungan dengan benda kerja,
rangkaian penghantar arus listrik sebagai sumber panas (Alip:1989). Dalam penelitian
ini yang dimaksud dengan E 309-16 menurut ESAB (handbook of elektrode) adalah:
E = Elektroda las listrik.
309 = Kandungan spesifik komposisi elektroda.
1 = Posisi pengelasan (angka 1 berarti dapat dipakai untuk semua posisi pengelasan).
6 = Menunjukkan jenis selaput fluks selulosa, jenis bahan fluks ini memiliki busur
yang kuat dan penetrasi/penembusannya dalam.
16 = Menunjukkan arus yang digunakan berjenis AC atau DCEP.
Gambar 2.8 Elektroda Terbungkus
Sumber: (Arifin: 1997)
13
13
2.5 Las Gas Oksi-Asetilin
Gambar 2.9 Contoh Perangkat Las Asitelin
Las Gas adalah suatu proses pengelasan seni menyambung dua logam atau
lebih, dimana panas untuk pengelasan diperoleh dari nyala api hasil pembakaran
bahan bakar gas Oksigen (O2) dengan gas Asetilin (C2H2). Dalam proses las gas ini,
gas yang digunakan adalah campuran dari gas Oksigen (O2) dan gas Asetilen ( dari
kata “acetylene”, dan memiliki rumus kimia (C2H2). Gas Asetilin ini memiliki
beberapa kelebihan antara lain, menghasilkan temperatur nyala api lebih tinggi dari
gas bahan bakar lainya, baik bila dicampur dengan udara ataupun Oksigen. Sehingga
bagian logam yang langsung terkena nyala api panas akan mencair dan cairan itu
akan menutupi antara dua bagian logam yang akan disambung (Graham: 1990).
2.5.1Bahan Bakar Gas
1. Asetilin ( C2H2 )
Asetilena adalah suatu hidrokarbon yang tergolong kepada alkuna, dengan
rumus C2H2. Asetilena merupakan alkuna yang paling sederhana, karena hanya
terdiri dari dua atom karbon dan dua atom hidrogen. Pada asetilena, kedua karbon
terikat melalui ikatan rangkap tiga, dan masing-masing atom karbon memiliki
hibridisasi orbital sp untuk ikatan sigma. Hal ini menyebabkan keempat atom pada
asetilena terletak pada satu garis lurus, dengan sudut C-C-H sebesar 180o (Smith:
1992).
14
14
2. Propan
Propana adalah senyawa alkana tiga karbon (C3H8) yang berwujud gas dalam
keadaan normal, tapi dapat dikompresi menjadi cairan yang mudah dipindahkan
dalam kontainer yang tidak mahal. Senyawa ini diturunkan dari produk petroleum
lain pada pemrosesan minyak bumi atau gas alam. Propana umumnya digunakan
sebagai bahan bakar untuk mesin, barbeque (pemanggang), dan di rumah-rumah.
2.6 Gerinda
2.6.1.Gerinda Tangan
Mesin gerinda tangan merupakan mesin yang berfungsi untuk menggerinda
benda kerja.Awalnya mesin gerinda hanya ditujukan untuk benda kerja berupa logam
yang keras seperti besi dan stainless steel. Menggerinda dapat bertujuan untuk
mengasah benda kerja seperti pisau dan pahat, atau dapat juga bertujuan untuk
membentuk benda kerja seperti merapikan hasil pemotongan, merapikan hasil las,
membentuk lengkungan pada benda kerja yang bersudut, menyiapkan permukaan
benda kerja untuk dilas, dan lain-lain.
Gambar 2.10 Gerinda Tangan
Mesin Gerinda didesain untuk dapat menghasilkan kecepatan sekitar 11.000 –
15.000 rpm. Dengan kecepatan tersebut batu gerinda yang merupakan komposisi
aluminium oksida dengan kekasaran serta kekerasan yang sesuai, dapat menggerus
permukaan logam sehingga menghasilkan bentuk yang diinginkan. Dengan kecepatan
tersebut juga, mesin gerinda juga dapat digunakan untuk memotong benda logam
dengan menggunakan batu gerinda yang dikhususkan untuk memotong.
15
15
Pada umumnya mesin gerinda tangan digunakan untuk menggerinda atau
memotong logam, tetapi dengan menggunakan batu atau mata yang sesuai kita juga
dapat menggunakan mesin gerinda pada benda kerja lain seperti kayu, beton,
keramik, genteng, bata, batu alam, kaca, dan lain-lain. Tetapi sebelum menggunakan
mesin gerinda tangan untuk benda kerja yang bukan logam, perlu juga dipastikan agar
kita menggunakannya secara benar karena penggunaan mesin gerinda tangan untuk
benda kerja bukan logam umumnya memiliki resiko yang lebih besar. Tetapi sebelum
menggunakan mesin gerinda tangan untuk benda kerja yang bukan logam, perlu juga
dipastikan agar kita menggunakannya secara benar, karena penggunaan mesin
gerinda tangan untuk benda kerja bukan logam umumnya memiliki resiko yang lebih
besar. Untuk itu kita perlu menggunakan peralatan keselamatan kerja seperti
pelindung mata, pelindung hidung (masker), sarung tangan, dan juga perlu
menggunakan handle tangan yang biasanya disediakan oleh mesin gerinda.
2.6.2 Gerinda Potong
Gambar 2.11 Gerinda Potong
Mesin gerinda potong (drop saw) merupakan mesin gerinda yang digunakan
untuk memotong benda kerja dari bahan pelat ataupun pipa. Roda gerinda yang
digunakan adalah piringan gerinda tipis yang diputarkan dengan kecepatan tinggi.
Mesin gerinda potong dapat memotong benda kerja pelat ataupun pipa dari bahan
baja dengan cepat.
16
16
2.6.3 Batu Gerinda (Grinding Wheels)
Gambar 2.12 Batu Gerinda
Sumber: (http://www.grinding.co.kr/?mid=resin_en)
Batu gerinda banyak digunakan di bengkel-bengkel pengerjaan logam. Batu
gerinda sebetulnya juga menyayat seperti penyayatan pada pisau milling, hanya
penyayatannya sangat halus, dan tatalnya tidak terlihat seperti milling. Tatal hasil
penggerindaan ini sangat kecil seperti debu.
Dari berbagai bentuk batu gerinda sebenarnya bahan utamanya hanya terdiri
dari dua jenis pokok, yaitu butiran bahan asah/pemotong (abrasive) dan perekat
(bond).
Fungsi batu gerinda sebagai berikut:
1. Untuk penggerindaan silindris, datar dan profil.
2. Menghilangkan permukaan yang tidak rata.
3. Untuk pekerjaan finishing permukaan.
4. Untuk pemotongan.
5. Penajaman alat-alat potong.
2.6.4 Jenis-Jenis Batu Gerinda
Fungsi dari batu gerinda berbeda-beda dalam pemakaiannya, berikut fungsi dari
beberapa jenis batu gerinda :
1.Flat Wheels, untuk melakukan penggerindaan alat-alat potong seperti handtap,
countersink, mata bor, dan sebagainya.
17
17
Gambar 2.13 Batu Gerinda Flat Wheels
Sumber: (http://hermanind.com/jenis-jenis-batu-gerinda/)
2. Cup Wheels, untuk melakukan penggerindaan alat-alat potong seperti cutter, pahat
bubut, dan sebagainya.
Gambar 2.14 Batu Gerinda Cup Wheels
Sumber: (http://hermanind.com/jenis-jenis-batu-gerinda/)
3. Dish Grinding Wheels, untuk melakukan penggerindaan profil pada cutter.
Gambar 2.15 Batu Gerinda Dish Grinding Wheels
Sumber: (http://hermanind.com/jenis-jenis-batu-gerinda/)
4. Shaped Grinding Wheels, untuk memotong alat potong ataupun material yang
sangat keras, seperti HSS, material yang sudah mengalami proses heat treatment.
Gambar 2.16 Batu Gerinda Shaped Grinding Wheels
Sumber: (http://hermanind.com/jenis-jenis-batu-gerinda/)
18
18
5. Cylindrical Grinding Wheels, untuk melakukan penggerindaan diameter dalam suatu
jenis produk.
Gambar 2.17 Cylindrical Grinding Wheels
Sumber: (http://hermanind.com/jenis-jenis-batu-gerinda/)
6. Saucer Grinding Wheels, Gerinda ini biasa digunakan untuk mengerinda
bergelombang dan gerinda pemotong. Ini menemukan penggunaan yang luas di
non-mesin daerah, karena hal ini filers bertemu digunakan oleh roda piring untuk
menjaga bilah gergaji.
Gambar 2.18 Saucer Grinding Wheels
Sumber: (http://hermanind.com/jenis-jenis-batu-gerinda/)
7. Diamond Grinding Wheels, Dalam roda berlian berlian industri tetap terikat ke
tepi. Digunakan untuk mengerinda bahan-bahan keras seperti beton, batu permata
dll. Sebuah melihat menggorok dirancang untuk mengiris batu permata seperti
bahan keras.
Gambar 2.19 Diamond Grinding Wheels
Sumber: (http://hermanind.com/jenis-jenis-batu-gerinda/)
19
19
2.7 Reamer
2.7.1 Pengertian Reamer atau Peluas
Reamer (Peluas) adalah alat potong untuk memperbesar dan memperhalus
permukaan lubang yang telah kita siapkan sebelumnya. Lubang hasil pengeboran
kadang-kadang hasilnya masih kasar atau saat hendak dimasukkan batang atau benda
pasangannya tidak cukup longgar (sesak), maka untuk mengatasi hal seperti ini
diperlukan adanya perluasan lubang menggunakan alat reamer. Untuk mendapatkan
ukuran yang pas maka pekerja sebaiknya mengebor dengan ukuran 0,1 – 0,5 mm
lebih kecil dari diameter lubang yang telah ditentukan kemudian diperluas
menggunakan reamer.
Banyaknya bahan yang dilepas oleh peluas lubang tergantung pada ukuran
lubang dan bahan yang dipotong
2.7.2 Jenis – Jenis Reamer atau Peluas
Gambar 2.20 Pebedaan Hand Reamer Dengan Machine Reamer
Sumber:( http://www.americanmachinetools.com/how_to_use_a_drill_press.htm)
1. Peluas Tangan (Hand Reamer)
Sebuah alat untuk membesarkan lubang dengan tangan yang lebih lancip
(seperti mata bor) dari pada Reamer mesin. Hal ini untuk mengimbangi kesulitan saat
akan membuat sebuah lubang dengan kekuatan tangan saja. Hal ini juga
memungkinkan alat untuk membesarkan lubang, memulai lurus atau spiral dan
mengurangi resiko kerusakan.
20
20
2. Peluas Mesin (Machine Reamer)
Sebuah alat untuk membesarkan lubang dengan bantuan mesin memiliki ujung
yang tidak lancip seperti Hand Reamer Karena Machine Reamer lebih memfokuskan
untuk pemakanan sisi samping untuk melebarkan lubang
2.8 Pelat Besi
Gambar 2.21 Besi Pelat
Baja adalah logam paduan, logam besi yang berfungsi sebagai unsur dasar
dicampur dengan beberapa elemen lainnya, termasuk unsur karbon. Besi dapat
terbentuk menjadi dua bentuk kristal yaitu Body Center Cubic (BCC) dan Face
Center Cubic (FCC), tergantung dari tempraturnya ketika ditempa. Dalam susunan
bentuk BCC, ada atom besi ditengah-tengah kubus atom, dan susunan FCC memiliki
atom besi disetiap sisi pada enam sisi kubus atom. Interaksi alotropi yang terjadi
antara logam besi dengan elemen pemadu, seperti karbon, yang membuat baja dan
besi tuang memiliki ciri khas yang ada pada diri mereka.
Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% dari
berat keseluruhan baja tersebut sesuai grade-nya. Elemen berikut ini selalu ada dalam
baja: karbon, mangan, fosfor, sulfur, silikon, dan sebagian kecil oksigen, nitrogen dan
aluminium. Selain itu, ada elemen lain yang ditambahkan untuk membedakan
karakteristik antara beberapa jenis baja diantaranya: mangan, nikel, krom,
molybdenum, boron, titanium, vanadium dan niobium.
21
21
2.9 Bolt
Gambar 2.22 Macam-Macam Bolt
Sumber:(https://blog.klikmro.com/mengenal-jenis-jenis-bolt-and-nut/)
Baut (Bolt) merupakan suatu batang atau tabung yang membentuk alur heliks
atau tangga spiral pada permukaannya dan mur (Nut) adalah pasangannya. Fungsi
utama baut dan mur adalah menggabungkan beberapa komponen sehingga tergabung
menjadi satu bagian yang memiliki sifat tidak permanen. Maka dari itu komponen
yang menggunakan sambungan ini dapat dengan mudah dilepas dan dipasang
kembali tanpa merusak benda yang disambung.
2.9.1 Dasar Baut, Mur & Ring
1. Diameter Ulir
Diameter luar dari ulir baut adalah diameter ulir
Gambar 2.23 Diameter Ulir
Sumber: (Astra: 2004)
2. Bubungan Ulir Baut
Adalah bubungan antara dua ulir baut yang berdekatan
Gambar 2.24 Bubungan Ulir Baut
Sumber: (Astra: 2004)
22
22
3. Panjang Baut
Panjang antara permukaan duduk dan ujung baut adalah panjang bawah kepala
Panjang bagian ulir dari batang baut adalah panjang ulir.
Gambar 2.25 Panjang Baut
Sumber: (Astra: 2004)
4. Dimensi Baut
Dimensi baut ditunjukkan oleh diameter x bubungan.
Sebagai contoh :
Sebuah sekrup metrik yang berdiameter 6 mm dan yang pitchnya adalah 1,0
mm ditunjukkan oleh M6 × 1.0.
"M" kepanjangan dari Metrik.
Sepeda motor Honda menggunakan sekrup metrik yang ditentukan oleh ISO
(International Standarization for Organization).
Gambar 2.26 Dimensi Baut
Sumber: ( Astra: 2004 )
Gambar 2.27 Dimensi Baut
Sumber: (Astra: 2004)
23
23
2.9.2 Torque Bolt
Tabel 2.2 Torque Bolt
Sumber: (Komatsu: 2007)
Tabel 2.3 Torque Bolt
Sumber: (Komatsu: 2007)
Gambar 2.28 Perbedaan Kepala Bolt Fig A Dengan Fig B
Sumber: (Komatsu: 2007)
24
24
2.10 U-BOLT
Gambar 2.29 U-Bolt
U Bolt memiliki bentuk seperti huruf U dan berfungsi untuk mengikat Axle dan
Leaf Spring menjadi satu kesatuan sekaligus menyatukan bagian suspensi. U Bolt
memiliki fungsi yang krusial karena menjadi tempat menyatunya kedua bagian
tersebut. U Bolt bekerja dengan cara mengikat Axle dan Leaf Spring, lalu diikat
dengan plat baja dan mur.
2.11 Hidraulic Jack ( Dongkrak Botol )
Gambar 2.30 Hydraulic Jack
Dongkrak botol (Hidarulic Jack) adalah alat yang berfungsi untuk mengangkat
kendaraan hingga ketinggian tertentu dengan menggunakan media hidrolik sebagai
tenaga pengangkatnya.
Konstruksi dongkrak botol cukup sederhana, dimana terdapat tabung hidrolik,
Torak pengangkat dan pompa pengangkat dengan pompa hidrolik. Tabung hidrolik
berfungsi untuk menampung sejumlah media hidrolik yang digunakan untuk
menghasilkan tenaga hidrolik. Pada bagian atas terdapat torak pengangkat yang
25
25
dipasang dengan batang berulir yang dapat di atur ketinggiannya, dengan memutar
baut batang berulir itu. Torak berfungsi sebagai landasan pengangkat (Zevy : 2007)
2.12 Procedur yang Ada Di Lokasi On Job Training (OJT)
Gambar 2.31 Proses Pekerjaan
Sebelum adanya special tool di buat rekan-rekan mekanik menggunakan cara
Over Head Crane untuk melakukan pekerjaan Remove Mounting Viscous Cabin HD
785-7
Berikut adalah prosedur pengerjaannya :
1. Menyediakan alat
a. Impack 1 inch
b. Socket 46 dan 30
c. Adapter 1 inch to ¾
d. Eye bolt 20 dan 16
f. Over Head Crane (OHC)
g. Palu 5 KG
2. Siapkan tangga unuk naik ke unit
3. Siapkan hose angin
4. Buka Nut 46 mounting viscous cabin dengan impack 1 inch dan socket 46
5. Pasang eye bolt pada mounting viscous cabin
6. Kaitkan OHC dengan eye bolt
7. Tarik keatas dengan OHC secara perlahan dan pukul mounting viscous dengan
palu 5 KG agar mounting keluar secara perlahan sampai terlepas dari viscous
26
26
8. Setelah mounting viscous cabin terlepas selanjutnya melepas viscous cabin
9. Lepas Bolt 30 pada viscous cabin dengan impack 1 inch di sambungkan dengan
adapter ¾ dan dengan socket 30
10 . Angkat viscous cabin
11. Taroh Viscous cabin kedalam box componen
27
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini dirancang sebagai Field research yaitu penelitian lapangan yang
melibatkan pengumpulan data primer atau informasi baru terkait dengan kondisi
nyata yang ada di lapangan dengan metode observasi deskriptif melalui observasi
lapangan (Plummer : 1984)
Observasi lapangan yang dilakukan adalah mengenai kondisi cara pelepasan
mounting viscous cabin pada unit komatsu HD 785-7, Menemukan permasalahan
dalam proses pelepasan dan mencari solusi dari permasalahan tersebut
3.2 Tempat dan Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di Workshop PT. Pama Persada Nusantara yang
menjadi customer dari PT. United Tractors Tbk site Jembayan Kalimantan Timur,
Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2017 sampai November 2017 saat
penulis melakukan on the job training.
3.3 Alat dan Bahan yang digunakan
Penelitian ini memerlukan Alat dan Bahan sebagai berikut :
3.3.1 Alat
1. Mesin Las Listrik 5. Reamer
2. Las Asetilin 6. Alat Ukur
3. Gerinda Potong 7. Alat Gambar
4. Gerinda Tangan
3.3.2 Bahan
1. Besi Pelat
2. U Bolt
3. Nut U Bolt
28
28
4. Hydraulic Jack 10 Ton
5. Bolt (M16,M18,M20)
6. Washer
7. Kawat Las LB 52
3.3.3 Proses Pembuatan
Gambar 3.1 Alur Proses Pembuatan Special Tool
1. Observasi
Melihat langsung kondisi yang ada di lapangan dan menyimpulkan
permasalahan yang ada di lapangan
2. Studi Literatur
Mencari referensi tentang proses remove viscous cabin pada buku shop
manual HD 785-7 dan QA Sheet
3. Desain Alat
Dalam proses ini penulis mulai membuat desain alat dengan menggunakan
aplikasi AutoCad
4. Pemilihan Bahan
Penulis mencari bahan yang cocok untuk untuk special tool sesuai dengan
desaint yang telah di buat
Start Observasi Studi Literatur
Desain Alat Pemilihan
Bahan
Pembuatan Alat
Pengujian ALat Evaluasi Kesimpulan
Finish
29
29
5. Pembuatan Alat
Penulis melakukan proses pembuatan alat seperti memotong, menggerinda,
dan mengelas
6. Pengujian alat
Menguji alat langsung ke unit apakah berhasil atau tidak
7. Evaluasi
Hasil dari pengujian alat
8. Kesimpulan
Menyimpulkan hasil dari pengujian alat
30
30
3.4 Diagram Alir Metode Penelitian
Gambar 3.2 Flowchart Alur Penelitian
Studi Lapangan
Identifikasi Masalah
Perancangan
Pembuatan Tool
Kesimpulan
Hasil dan Pembahasan
Uji Coba Tool?
?
Studi Literatur
Not Good Good
Modifikasi
Start
Finish
31
31
Dalam menyusun laporan Tugas Akhir ini, penulis mengumpulkan data
berdasarkan pada teori-teori yang di peroleh selama Perkuliahan dan On The Job
Training di PT. United Tractors Tbk site Jembayan Kalimantan Timur, Dalam
pengumpulan data ini, ada beberapa teknik yang diterapkan penulis, yaitu sebagai
berikut :
1. Observasi
Metode pengumpulan data yang dilakukan penulis melalui pengamatan secara
langsung terhadap masalah yang terjadi.
2. Dokumentasi
Pengambilan foto-foto terkait dengan kondisi dan permasalahan yang terjadi
di lapangan
3. Wawancara
Wawancara ditujukan kepada mekanik yang melakukan kegiatan Remove
mounting viscous cabin Pada unit HD 785-7
3.4.1 Perumusan Tujuan dan Manfaat Penelitian
Setelah melakukan identifikasi diatas, Penulis memiliki ide untuk
mempermudah pekerjaan remove mounting viscous cabin yaitu dengan cara membuat
special tool untuk mempermudah melakukan pekerjaan tersebut, Diharapkan dengan
adanya special tool ini menjadi solusi dari permasalahan yang ada
3.4.2 Studi Lapangan
Penulis melakukan tinjauan langsung dilapangan, Untuk mengetahui masalah
yang terjadi saat melakukan pekerjaan remove mounting viscous cabin dan
melakukan pengambilan data berupa foto-foto dan video saat pekerjaan berlangsung.
32
32
3.4.3 Studi Literatur
3.4.3.1 Shop Manual
Shop manual adalah sebagai sumber pedoman untuk pembuatan Special tool.
Sebagai referensi untuk mengetahui cara remove mounting viscous cabin, bentuk
mounting viscous cabin dan lain-lain
3.4.3.2 Internet
Internet juga sangat di perlukan untuk menambahkan referensi dan hal-hal lain
yang bisa menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan special tool
3.4.4 Identifikasi Masalah
Berdasarkan data-data yang didapat saat studi lapangan, Penulis menemukan
suatu masalah yaitu saat melakukan pekerjaan remove mounting viscous cabin
dimana terdapat potensi terjadinya kecelakaan kerja yang cukup besar dan waktu
pekerjaan yang cukup lama. Dari masalah ini, muncul ide penulis untuk membuat
special tool yang diharapkan dapat mengurangi potensi terjadinya kecelakaan kerja
dan mempercepat proses pekerjaan
3.4.5 Perancangan
Dengan memperhatikan hasil pengamatan tersebut, penulis membuat gambar
rancangan special tools dengan menggunakan sketsa awal dan kemudian di design ke
dalam aplikasi autocad. Kemudian special tool yang akan di buat ini nantinya akan
memudahkan pada saat melakukan pekerjaan remove mounting viscous cabin pada
unit komatsu HD 785-7
3.4.6 Pembuatan
Setelah penulis merincika rancangan langkah selanjutnya adalah implementasi,
penulis mencari bahan pembuatan special tool, berupa :
1. Besi plat dengan tebal 15 mm
2. Bolt 30 dan 24
3. U-Bolt dengan panjang minimal 350 mm (35cm)
33
33
3.4.7 Pengujian Tool
Setelah special tool selesai di buat langkah selanjutnya adalah mengujinya
langsung dengan unit, hasil yang didapat setelah melakukan pengujian sangat baik
karena special tool dapat bekerja seperti yang diharapkan dan masalah saat
melakukan pekerjaan remove mounting viscous cabin telah teratasi.
3.4.8 Hasil
Berdasarkan data hasil pengujian special tool remove mounting viscous cabin
menjadi pemecah masalah dalam proses pekerjaan tersebut.
3.4.9 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pengujian special tool remove mounting viscous cabin
yang bekerja dengan baik. Penulis berharap agar special tool ini dapat di jadikan
referensi oleh site-site lain untuk membuat special tool yang khususnya saat
melakukan pekerjaan remove mounting viscous cabin.
34
34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Observasi
Gambar 4.1 Pekerjaan Sebelum Menggunakan Special Tool
Penulis melakukan observasi dan menemukan beberapa masalah yang ada di
lapangan yaitu :
1. Sulitnya melakukan pekerjaan remove mounting viscous cabin
2. Resiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi
3. Lamanya waktu pengerjaan
Setelah penulis mengetahui masalah yang ada di lapangan maka penulis menganalisa
masalah tersebut, penulis menyimpulkan sebagai berikut :
1. Sulitnya melakukan pekerjaan remove mounting viscous cabin karena dengan
menggunakan teknik yang ada sebelum special tool di buat mekanik harus
memiliki lisensi untuk mengoperasikan over head crane (OHC) Masalahnya tidak
semua mekanik punya lisensi Itu dan over head crane (OHC) hanya ada satu
dalam satu workshop maka memakainya perlu bergantian dan menunggu lama
2. Besarnya resiko terjadinya kecelakaan kerja karena saat melakukan pekerjaan
sebelum adanya special tool unit dapat menjadi miring karena mounting di tarik
keatas dengan over head crane (OHC) dan mounting dapat terkempal saat over
head crane (OHC) menarik mounting
3. Pekerjaan menjadi lebih lama karena harus menunggu over head crane (OHC) dan
melakukan pekerjaan dengan sangat berhati-hati.
35
35
Tabel 4.1 Job Safety Analisis (JSA) Sebelum Adanya Special Tool
No Uraian Pekerjaan Potensi bahaya Langkah pencegahan
1. Persiapan tool dan
benda kerja
1.1 Tersandung
1.2 Terkilir
1.3 Terpeleset
1.4 Kejatuhan
tool
1.1.1 Pastikan handle tool
box dalam keadaan
baik
1.2.1 Lakukan tumpuan
kaki pada saaat
mulai mengangkat
toolbox.
1.2.2 Lakukan
pengangkatan
dengan bersamaan 2
orang jika berat
benda lebih dari 18
kg.
1.3.1 Bersihkan dan
rapikan barang
diarea kerja yang
berserakan
1.4.1 Selalu menggunakan
alat pelindung diri
(APD) lengkap
seperti helmet,
sepatu safety,
kacamata, dan
sarung tangan.
2. Melepas nut 46 2.1 Jari tangan terjepit
2.1.1 Menghindari
sisi yang bisa
menjepit
36
36
2.2 Gangguan
pendengaran
2.3 Cidera punggung
2.2.1 Gunakan earplug
2.3.1Melakukan
pengangkatan dengan
tumpuan kaki
2.3.2 Meminta bantuan
ke teman untuk
membantu bila terlalu
berat
3. Proses pemasangan
eye Bolt ke Mounting
Viscous Cabin
3.1 Jari tangan terjepit
3.2 Lengan tergores
3.2.1 Perhatikan sudut
berpotensi menjepit
dan berhati-hati
3.2.1 Berhati-hati pada sisi
tajam tool
4. Proses pelepasan
Mounting Viscous
Cabin
4.1 Tangan tergores
4.2 Tangan terjepit
4.3 Terjatuh dari unit
4.4 Mounting terpental
4.5 Unit terjatuh dari
Stand
4.6.1 Berhati-hati pada sisi
yang tajam
4.2.1 Berhati-hati pada
sudut yang berpotensi
menjepit
4.3.1Menggunakan tangga
berpengaman saat di atas
unit
4.4.1 Berhati-hati saat
melakukan pekerjaan
4.5.1 Berhati-hati saat
melakukan pekerjaan
37
37
4.6 Anggota tubuh
terkena percikan
tembaga dari palu
4.6.1 Menjaga Jarak dari
mounting
4.6.2 Memakai kacamata
safety
5 House keeping 5.1 Kejatuhan tool
5.2 Cidera pinggang
5.3 Tersandung
5.4 Terjatuh
5.1.1 Pastikan hendle tool
box dalam keadaan
baik
5.2.1 Lakukan tumpuan
kakipada saat mulai
mengangkat tool box.
5.2.2 Lalukan
pengangkatan dengan
2 orang jika berat
benda lebih 18 kg
5.3.1 Bersihkan dan
rapikan barang diarea kerja
yang berserakan
5.4.1 Konsentrasi dalam
bekerja
5.4.2 Berhati – hati dalam
bekerja
4.2 Perancangan
a. Melakukan pengukuran pada komponen dan bahan yang digunakan
- Mengukur plat untuk menompa hidraulic jack 19x 19 cm
- Mengukur panjang hidraulic jack dan mounting ke ujung bolt dari nut 46
sebagai dudukan hidraulic jack sepanjang 30 cm lalu di tambahkan agar tidak
pas dengan hidarulick jack 5 cm sehingga panjangnya menjadi 35 cm
b. Menggambar design special tool yang akan di buat dengan aplikasi AutoCad
38
38
Gambar 4.2 Desain Special Tool
39
39
c. Mengumpulkan bahan-bahan yang dibutuhkan
- Mencari bolt 30 untuk mounting viscous belakang dan bolt 24 untuk mounting
viscous depan
- Mencari U-Bolt dengan ukuran diameter 18mm
- Mencari Bolt 27 untuk bagian atas stud karena diameter sama dengan
diameter U-Bolt
- Mencari besi plat untuk menompang hidraulic jack dengan tebal besi plat
15mm agar tidak melengkung saat melakukan pekerjaan karena penulis tidak
dapat melakukan uji coba pada bahan maka penulis melakukan tanya jawab
dengan beberapa mekanik untuk menentukan ketebalan plat
4.3 Pembuatan Special Tool
Gambar 4.3 Proses Pembuatan Special Tool
a. Memotong dan melubangi besi plat dengan las asetinin sesuai dengan ukuran
yang telah di buat
b. Merapikan plat yang telah di potong dengan gerinda tangan
c. Merapikan lubang dengan reamer angin
d. Memotong U-Bolt dan Bolt 24,Bolt 30 Sesuai dengan ukuran yang telah di
buat menggunakan gerinda potong
Proses Pemotongan dan
Penglubangan Plat Penggerindaan Plat Proses Pemotongan U-BOLT
dan Bolt 24,30
Proses pengelasan Bolt
Dengan U-Bolt Proses uji coba Paintting
40
40
e. Membuat Sudut pada sisi U-Bolt yang telah di potong dan pada Bolt 24,Bolt
30
f. Melakukan pengelasan antara U-Bolt yang telah di potong dengan Bolt yang
telah di potong menggunakan kawat las ( Elektroda ) LB 52
Tabel 4.2 Job Safety Analisis Proses Pembuatan
JOB SAFETY ANALISIS (JSA)
No. Uraian Pekerjaan Potensi Bahaya Langkah pencagahan
1. Menyiapkan alat dan bahan 1.1 Kejatuhan alat dan
bahan
1.2 Tergores
1.3 Pinggang terkilir
1.1.1 Menggunakan
safety shoes
1.1.2 Berhati-hati saat
bekerja
1.2.1 Berhati-hati pada
bagian yang tajam
1.3.1 Mengangkat beban
dengan tumpuan kaki
1.3.2 Menggunakan alat
bantu bila beban terlalu
berat
2. Memotong dan melubangi besi
pelat dengan las asitelin
2.1 Terkena bunga api
las
2.1.1 Menggunakan
pelaratan safety
pengelasan
3. Menggerinda besi pelat 3.1Mata terkena
percikan gerinda
3.2 Tangan terpotong
3.1.1 Menggunakan
Kacamata Safety
3.2.1 Berhati-hati saat
melakukan pekerjaan
3.2.2 Menggunakan
sarung tangan
41
41
4. Pemotongan bolt dan U bolt 4.1 Tangan terpotong
4.2 Mata terkena
serpihan gerinda
4.1.1 Berhati-hati saat
melakukan pekerjaan
4.1.2 Menggunakan
sarung tangan
4.2.1 Menggunakan
Kacamata safety
5. Pengelasan Ubolt dengan bolt 5.1 Terkena bunga api
5.2 Tersetrum
5.1 Gunakan peralatan
safety pengelasan
5.2.1 Pastikan tidak ada
kabel yang terkupas dan
basar
6. Proses uji coba 6.1 Terjatuh dari unit
6.2 Terjepit
6.3 Tergores
6.1.1 Gunakan angga
berpengaman
6.1.2 Berhati-hati saat
melakukan pekerjaan
6.2.1 Hindari sudut yang
berpotensi menjepit
6.3.1 Berhati-hati pada
sisi yang tajam
7. Pengecetan special tool 7.1 Mata terkena cet
7.2 Gangguan
pernafasan
7.1.1 Gunakan kacamata
safety
7.2.1 Gunakan masker
42
42
4.4 Melakukan Uji Coba Special Toll Pada Unit HD 785-7
4.4.1 Proses Uji Coba
Proses ujicoba special tool ini dengan cara mengujinya langsung ke unit HD 785-7
Untuk mengetahui berhasl atau tidaknya special tool dalam melakukan pekerjaan.
Saat melakukan ujicoba penulis mencoba menggunakan beberapa hidoulic jack yaitu
hidraulic jack 3 ton, 5 ton, dan 10 ton
Gambar 4.4 Proses Uji Coba
Tabel 4.3 Parameter Saat Melakukan Uji Coba Hidraulic Jack
KAPASITAS HIDRAULIK JACK PARAMETER PEMAKAIAN
Hidraulic jack 3 ton
Hidraulik jack telah di pompa sampai
sangat keras dan tidak terjadi pergerakan
pada mounting viscous cabin, apabila
pemompaan masih terus di lakukan akan
beresiko terjadinya kerusakan pada
hidraulic jack dan bisa terjadinya
kecelakaan kerja karena fluida
bertekanan yang terdapat di dalam
hidraulik jack akan keluar dan mengenai
pengguna special tool
Hidraulic jack 5 ton
Hidraulik jack telah di pompa sampai
sangat keras dan tidak terjadi pergerakan
pada mounting viscous cabin, apabila
pemompaan masih terus di lakukan akan
beresiko terjadinya kerusakan pada
3 TON 5 TON 10 TON
43
43
hidraulic jack dan bisa terjadinya
kecelakaan kerja karena fluida
bertekanan yang terdapat di dalam
hidraulik jack akan keluar dan mengenai
pengguna special tool
Hidraulic jack 10 ton
Hidraulik jack telah di pompa dengan
tidak terlalu keras dan mounting viscous
cabin terangkat secara perlahan
4.4.2 Hasil Uji Coba
Hasil dari uji coba special tool adalah Special tool dapat berfungsi dengan
menggunakan hidraulik jack 10 ton dan resiko terjadinya kecelakaan menjadi
mengecil serta waktu pekerjaan menjadi lebih cepat dibandingkan sebelum adanya
special tool
4.4.3 Cara Kerja Special Tool
Gambar 4.5 Cara Kerja Special Tool
Cara kerja special tool adalah saat hydraulic jack di pompakan silinder hidraulik jack
akan mendorong besi plat dan stud ke atas maka stud yang berhubungan langsung
dengan mounting viscous cabin akan tertarik, sehingga mounting viscous akan
terlepas dari viscous secara perlahan
44
44
4.4.4 Procedure Penggunaan Special Tool
Gambar 4.6 Procedure Penggunaan Special Tool
Cara penggunaan :
1. Siapkan tangga untuk naik ke unit
2. Siapkan tools
3. Siapkan hose angin
4. Buka Nut 46 mounting viscous cabin dengan impack 1 Inch dan Socket 46
5. Beri pelumas pada cela mounting viscous cabin
6. Paskan lubang plat dengan lubang mounting viscous
7. Pasang stud ke mounting viscous
8. Pasang hydraulic jack 10 ton
9. Lakukan pengejackan ( Pengompaan )
10. Mounting viscous cabin terlepas
11. Lepas Bolt 30 viscous cabin dengan impack 1 inch serta adapter 3/4
12. Angkat Viscous cabin
13. Taruh viscous cabin ke dalam box komponen
45
45
Tabel 4.4 Job Safety Analisis Menggunakan Special Tool
JOB SAFETY ANALISIS (JSA)
No Uraian Pekerjaan Potensi bahaya Langkah pencegahan
1. Persiapan tool dan
benda kerja
1.1 Tersandung
1.2 Terkilir
1.3 Terpeleset
1.4 Kejatuhan tool
1.4.1 Pastikan handle
tool box dalam
keadaan baik
1.2.1 Lakukan tumpuan
kaki pada saaat
mulai
mengangkat
toolbox.
1.2.2 Lakukan
pengangkatan
dengan
bersamaan 2
orang jika berat
benda lebih dari
18 kg.
1.3.1 Bersihkan dan
rapikan barang
diarea kerja yang
berserakan
1.4.1 Selalu
menggunakan
APD lengkap
seperti helmet,
sepatu safety,
kacamata, dan
46
46
sarung tangan.
2. Melepas Nut 46 2.1 Jari tangan terjepit
2.2 Gangguan
Pendengaran
2.3 Cidera punggung
2.3.1 Menghindari sisi
yang bisa
menjepit
2.2.1 Gunakan EarPlug
2.3.1Melakukan
Pengangkatan
dengan tumpuan
kaki
2.3.2 Meminta Bantuan
ke teman untuk
membantu bila terlalu
berat
3. Proses pemasangan
special tool ke mounting
viscous cabin
3.1 Jari tangan
terjepit
3.2 Lengan tergores
3.2.2 Perhatikan Sudut
berpotensi
menjepit dan
berhati-hati
3.2.1 Berhati-hati pada
sisi tajam tool
4. Proses pelepasan
mounting viscous cabin
4.1 Tangan tergores
4.2 Tangan terjepit
4.3 Terjatuh Dari Unit
4.3.1 Berhati-hati pada
sisi yang tajam
4.2.2 Berhati-hati pada
sudut yang
berpotensi menjepit
4.3.1 Menggunakan
tangga berpengaman saat
di atas unit
47
47
5 House keeping 5.1 Kejatuhan tool
5.2 Cidera pinggang
5.3 Tersandung
5.4 Terjatuh
5.4.1 Pastikan hendle
tool box dalam
keadaan baik
5.2.1 Lakukan tumpuan
kakipada saat
mulai
mengangkat tool
box.
5.2.2 Lalukan
pengangkatan
dengan 2 orang
jika berat benda
lebih 18 kg
5.3.1Bersihkan dan
rapikan barang diarea
kerja yang berserakan
5.4.1 Konsentrasi
dalam bekerja
5.4.2 Berhati – hati
dalam bekerja
4.5 Waktu Pembuatan Special Tool
Tabel 4.5 Waktu Pembuatan Special Tool
Day 1-2 Mencari bahan seperti besi plat , U-Bolt, Dan Bolt
Day 3 Melakukan pekerjaan seperti menggerinda , mengelas, dan reamer
Day 4 Melakukan uji coba
48
48
4.6 Biaya
Tabel 4.6 Biaya Pembuatan
No Jenis Material Jumlah Harga
1 U-BOLT 2 Pcs Rp. 100.000
2 Hidraulic Jack 10 Ton 1 Pcs Rp. 300.000
3 Besi pelat 170x170 T:15 mm Rp. 100.000
4 Bolt 24 2 Pcs Rp. 30.000
5 Bolt 27 4 Pcs Rp. 60.000
6 Bolt 30 2 Pcs Rp. 50.000
7 Washer 2 Pcs Rp. 20.000
8 Kawat Las LB-52 8 Pcs Rp. 80.000
9 Cet Pillox 1 Pcs Rp. 25.000
10 Biaya Pembuatan 1 Orang Rp. 200.000
Total Rp. 965.000
4.7 Menyimpulkan Hasil
4.7.1 Manfaat Special Tool
Tabel 4.7 Manfaat Special Tool
Benefit Sebelum Menggunakan
Special Tool
Setelah Menggunakan
Special Tool
Quality Kesulitan saat melepas
mounting viscous cabin
Proses melepas mounting
viscous cabin menjadi lebih
mudah
Cost Cost lebih besar karena karena
downtime unit tinggi, sehingga
unit lambat untuk beroperasi
Cost lebih kecil karena
downtime unit rendah,
sehingga unit dapat segera
beroperasi
Delivery Pengerjaan lebih lama,karena
tidak ada tool khusus untuk
melepas Mounting Viscous
Cabin, lama pekerjaan 7 jam
Lebih cepat dan mudah,
lama pekerjaan 2 jam untuk
melepas 4 viscouse cabin
49
49
untuk melepas 4 viscous cabin
Safety Unit dapat menjadi miring
karena salah satu sisi di tarik
oleh over head crane (OHC)
dan membuat daerah di sekitar
unit menjadi berbahaya selain
itu mounting viscous yang di
tarik over head crane (OHC)
dapat terpental
Posisi kerja lebih
aman,karena sudah
menggunakan special tool
Morale Pekerjaan tidak standar Sesuai standar,aman dan
mudah
Productivity Downtime tinggi Downtime rendah
4.7.2 Analisa Safety Sebelum dan Sesudah Menggunakan Special Tool
Tabel 4.8 Analisa Safety
No Uraian Pekerjaan Potensi Bahaya Sebelum
Menggunakan
special tool
Setelah
Menggunakan
Special Tool
1. Persiapan tool dan
benda kerja
Tersandung √ √
Terkilir √ √
Terpeleset √ √
Kejatuhan tool √ √
2. Pelepas Nut 46 Jari tangan terjepit √ √
Gangguan
Pendengaran
√ √
Cidera punggung √ √
3 Proses pemasangan Jari tangan terjepit √ √
Lengan tergores √ √
50
50
4 Proses pelepasan
mounting viscous
cabin
Tangan tergores √ √
Tangan terjepit √ √
Terjatuh dari unit √ √
Mounting terpental √ -
Unit terjatuh dari
stand
√ -
Anggota tubuh terkena
percikan tembaga dari
palu
√ -
5 House keeping Kejatuhan tool √ √
Cedera Pinggang √ √
Tersandung √ √
Terjatuh √ √
Dapat di lihat dari tabel di atas bahwa resiko terjadinya kecelakaan kerja pada
saat pekerjaan proses pelepasan mounting viscous cabin menjadi berkurang setelah
menggunakan special tool
4.7.3 Analisa Efisiensi Waktu
Perbandingan waktu pengerjaan remove mounting viscous cabin sebelum
menggunakan special tool dan setelah menggunakan special tool
Tabel 4.9 Analisa Efisiensi Waktu
No. Urutan Pekerjaan Sebelum Menggunakan
Special Tool
Setelah Menggunakan
Special Tool
1 Persiapan alat dan benda
kerja
180 Menit 20 Menit
2. Proses Pelepasan
mounting viscous cabin
220 Menit 80 Menit
3. House keeping 20 Menit 20 Menit
Total 420 Menit 120 Menit
51
51
Dari Tabel di atas Menunjukan Perbedaan yang sangat besar yaitu 300 Menit
atau 5 Jam karena di persiapan alat sebelum menggunkan special tool harus
menunggu over head crane (OHC) yang masih di pakai oleh base lain selesai
memakainya dan di proses pekerjaan harus sangat hati-hati yang membuat pekerjaan
ini menjadi sangat lama namun setelah menggunakan special tool di persiapan alat
menjadi lebih cepat karena tidak harus menuggu over head crane (OHC) dan di
proses pelepasan menjadi lebih cepat karena penggunaan alat yang cukup mudah
serta dapat di gunakan oleh semua mekanik jadi untuk melakukan pekerjaan ini tidak
memerlukan mekanik yang memiliki lisensi untuk pengoprasiannya
4.7.4 Analisa Man Power
Tabel 4.10 Analisa Man Power
No. Urutan Pekerjaan Sebelum Menggunakan
Special Tool
Setelah Menggunakan
Special Tool
1 Persiapan alat dan benda
kerja
1 Orang 1 Orang
2. Pelepas Nut 46 2 Orang 2 Orang
3. Proses pelepasan
mounting viscous cabin
2 Orang 1 Orang
4. House keeping 1 Orang 1 Orang
Dapat dilihat dari tabel di atas saat melakukan pelepasan mounting viscous
cabin sebelum menggunakan special tool di kerjakan oleh dua orang karena satu
orang untuk mengoperasikan over head crane (OHC) dan yang satu lagi memukul
mounting viscous cabin dengan hammer , dan setelah menggunakan special tool
hanya di perlukan satu orang saja untuk melakukan pekerjaan melepas mounting
viscous cabin
52
52
4.7.5 Analisa Beban Saat Bekerja
Di Asumsikan kekuatan mounting viscous cabin adalah 8 Ton. Karena special tools
mounting viscous cabin removal menggunakan dua buah stud, maka Tegangan tarik
pada masing- masing stud adalah sebagai berikut :
Beban = 8 Ton : 2 = 4 Ton = 4000 Kg Keterangan:
Diameter Stud 18 mm σt = Tegangan Tarik kg/cm2
Ditanya : σt ? F = Beban
Jawab : A = Luas Penampang
σt = F/A
A = π x r2
A = 3.14 x 92
A = 254,34 mm2
A = 2,5434 cm2
σt = F/A
σt = 4000 Kg/ 2,5434 cm2
σt = 1572,69 Kg/cm2
Jika Safety Factor adalah 40%, maka beban pada masing-2 stud menjadi :
σt = 1572,69 Kg/cm2 + (40% x 1572,69 Kg/cm
2)
σt = 1572,69 Kg/cm2 + 629,076 Kg/cm
2
σt = 2201,766 Kg/cm2
Berdasarkan spesifikasi baut dengan simbol pada kepala baut 8.8 yang berarti
memiliki kandungan low carbon boron stell, quenched and tempered. Mempunyai
kekuatan Tarik baut sebesar 800 N/mm2
(8157,72 Kg/cm2) dan kekuatan mulur 640
N/mm2 (6526,18 Kg/cm
2)
53
53
Adapun kekuatan luluh yang dimiliki oleh stud adalah 6526,18 Kg/cm2. Dengan
demikian karena kekuatan tarik yang diterima oleh stud hanya 2201,766 Kg/cm2,
maka stud aman untuk di gunakan.
54
54
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang di peroleh selama melakukan penelitian, maka dapat di
simpulkan bahwa
1. Special tool dapat di buat dengan menggunakan bahan-bahan yang ada di
area workshop.
2. Pekerjaan menjadi lebih mudah, cepat, dan safety karena adanya special
tool.
3. Pemilihan hidraulic jack 10 ton yang tepat untuk melakukan pengompaan
terhadap special tool.
5.2 Saran
Berikut saran dari seorang penulis
1. Special tool perlu dimodifikasi pada bagian stud dan besi plat agar special
tool bisa di gunakan untuk semua tipe unit.
2. Melakukan pengujian kukuatan mounting viscous cabin untuk mengetahui
bahan yang akan di gunakan saat pembuatan special tool.
3. Agar special tool bertahan lama, diharapkan untuk melakukan perawatan serta
menyimpan special tool di tempat yang tidak lembab agar special tool tidak
berkarat.
55
55
DAFTAR PUSTAKA
Alip, M.. (1989). Teori dan Praktik Las. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
Astra. (2004). Handout: Buku Cetak Seri Dasar 11 . Jakarta : Astra Honda Training
Centre
Arifin, S.. (1997). Las Listrik dan Otogen. Jakarta: Ghalia Indonesia
Bintoro, G.A. (1999). Dasar-Dasar Pekerjaan Las.Jilid 1. Yogyakarta: Kanisius.
Graham E. (1990). Maintenance Welding. New Jersey: Prentice-Hall Inc
Komatsu. (2007). Part Book Hd 785-7. USA: Komatsu Departement
Komatsu. 2007. Shop Manual Hd 785-7. USA: Komatsu Departement
Plummer K .(1983). Dokumen Kehidupan Sebuah Pengantar Metode Masalah Sastra
dan Humanistic. London: Allen dan Unwin Inc
Putri, Fenoria. (2013). Modul Kuliah Teknologi Mekanika II. Palembang: Tiga Putri.
Smith, F.J.M. (1992). Basic fabrication and welding engineering, Hong Kong: Wing
Tai Cheung Printing Co. Ltd.
Suryana, D. (1998). Petunjuk Praktek Las Asetilin Dan Las Listerik. Jilid 3.Jakarta:
Depdikbud.
Wiryosumarto, H dan Okumura, T. (2004). Teknologi Pengelasan Logam.Cet.
Jakarta: Penerbit Pradnya Paramita. Jakarta
Zevy, D Maran. (2007). Peralatan Bengkel Otomotif. Yogyakarta: Andi Offset
https://blog.klikmro.com/mengenal-jenis-jenis-bolt-and-nut/
http://hermanind.com/jenis-jenis-batu-gerinda/
http://www.americanmachinetools.com/how_to_use_a_drill_press.htm
http://www.grinding.co.kr/?mid=resin_en
https://www.priceza.co.id/s/harga/sport-shot-trans-mounting-for-toyota-avanza
56
56
LAMPIRAN