Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
JURNAL INOVTEK POLBENG, VOL. 11, NO. 1, JUNI 2021 ISSN 2088-6225
E-ISSN 2580-2798
61
STUDI EKSPERIMEN ROLL EKSTRIM PADA
CATAMARAN FLOATING CRANE
Baharuddin Ali, Nurcholis, Yuniati, Andik Machfudin
Balai Teknologi Hidrodinamika - BPPT, Surabaya
Jl. Hidrodinamika-BPPT Komplek ITS, Surabaya-Jawa Timur
Email: [email protected].
Abstrak
Kekuatan struktur dan stabilitas catamaran floating crane (wahana angkut anjungan lepas pantai pasca operasi, ALPO) dalam operasinya menjadi
kunci penting dalam menunjang decommissoining anjungan lepas pantai pasca operasi. Penentuan nilai sudut roll pada DNVGL-OS-C102, 2018 amplitudo roll ekstrim didasarkan pada prediksi long term amplitudo roll dengan nilai probabilitas P = 10-8. Pada penelitian ini bertujuan untuk
memprediksi probabilitas kejadian long term diperoleh dari kejadian short term melalui uji model. Pada studi ini disajikan hasil analisa probabilitas
kejadian roll ekstrim dari pengujian seakeeping model catamaran floating crane. Menggunakan distribusi Weibull-tail menunjukkan keseimbangan yang bagus antara akurasi, varian rendah, dan penggunaan data yang efisien. Dengan metode Weibull-tail didapatkan nilai roll ekstrim model ALPO
untuk block maxima+ : 23.07 deg, untuk block maxima- : 20.27 deg pada kondisi gelombang Hs = 6.37 m, Tp = 12.30 sec arah heading 90 deg.
Kata Kunci: ALPO, roll ekstrim, Weibull-tail, katamaran, crane
Abstract
The structural strength and stability of the floating cranecatamaran (post-operation offshore platform transport vehicle, ALPO) in its operation are important keys in supporting post-operation offshore platform decommissioning. Determination of the roll extreme value at DNVGL-OS-C102, 2018
based on the prediction of long term roll amplitude with probability value P = 10-8. Prediction of the probability of long-term occurance is obtained
from short-term occurances which can be obtained through model testing. In this paper, results of the extreme roll exceedance probability analysis from the seakeeping test of the floating cranecatamaran model is investigated. Weibull-tail distribution shows a fine balance between accuracy, low
variance and efficient data usage. With the Weibull-tail method, the extreme roll value ALPO model is obtained, for block maxima +: 23.07 deg, for
block maxima-: 20.27 deg at wave conditions Hs = 6.37 m, Tp = 12.30 sec heading 90 deg
Keywords: ALPO, extreme roll, Weibull-tail, catamaran, crane
1. PENDAHULUAN
Pembuatan desain catamaran floating
crane (wahana angkut anjungan lepas pantai
pasca operasi, ALPO) dilakukan dalam
rangka mendukung kegiatan pembongkaran
anjungan lepas pantai yang memasuki masa
pasca operasi. Anjungan lepas pantai yang
sudah tidak beroperasi dan tidak
dipergunakan diharuskan untuk diambil atau
ditenggelamkan seperti yang tercantum dalam
UNCLOS tahun 1982, dan Undang-Undang
Nomor 17/2008 tentang Pelayaran dan
Permen ESDM no 1 tahun 2011.
Kekuatan desain struktur dan stabilitas
ALPO dalam operasinya menjadi kunci
penting dalam menunjang decommissoining
anjungan lepas pantai pasca operasi.
Penentuan nilai sudut roll seperti ketentuan
class DNVGL tentang Structural Design of
Offshore Ship-Shaped Units dimana
amplitudo roll maksimum didasarkan pada
prediksi long term amplitudo roll dengan nilai
probabilitas P = 10-8 [1]. Prediksi long term
ini bisa didapatkan antara lain dengan
pengujian model. Analisa time history dari
pengujian model dengan gelombang ireguler
ini dapat digunakan dalam memprediksi
probabilitas kejadian dalam kondisi ekstrim
JURNAL INOVTEK POLBENG, VOL. 11, NO. 1, JUNI 2021 ISSN 2088-6225
E-ISSN 2580-2798
62
[6]. Long-term prediction roll amplitude
didapatkan dengan probabilitas kejadian
(exceedance probability) gerak roll dalam
short-term pada gelombang ireguler [4].
Kondisi ekstrim yang dipersyaratkan
dalam aturan class menjadikan gerakkan
bangunan apung non-linier karena sifat
stokastik alamiah gelombang [5]. Hal ini
menjadikan penentuan probabilitas kejadian
untuk long term prediction dari data distribusi
kejadian short term prediction lebih sulit.
Beberapa studi tentang perbandingan
pemakaian berbagai jenis distribusi
probabilitas dalam memprediksi beban
ekstrim bangunan apung akibat gelombang
[7;11;12]. Pada penentuan lambung timbul
kapal, probabilitas kejadian dapat diprediksi
dengan distribusi Rayleigh maupun Weibull
[3].
Pada tulisan ini disajikan hasil kajian
tentang probabilitas kejadian ekstrim roll hasil
pengujian model floating crane tipe
catamaran ALPO menggunakan model
probability density functions dari Weibull 2-
parameter, Rayleigh dan Weibull-tail dengan
variasi sea state dan arah gelombang terhadap
model. Pengujian model yang bersifat short
term dalam ukuran 3 jam dalam standar
pengambilan data riil kapal, maka
memprediksi probabilitas dalam kurun long
term dibutuhkan suatu pendekatan yang
akurat berdasar data short term yang ada.
2. METODE
Analisa data gerak roll berupa time series
yang diperoleh dari pengujian model, nilai
respon gerak dalam signal ireguler diambil
nilai block maxima seperti didefinisikan
pada contoh Gambar 1. Nilai block maxima x
digunakan dalam menyusun probabilitas
kejadian dalam suatu fungsi distribusi
kumulatif.
Gambar 1. Block maxima peaks gerak roll dari time
series
Persamaan cumulative distribution function
(cdf) Weibull dengan 2- parameter seperti
berikut :
𝑃(𝑋 ≤ 𝑥) = 1 − 𝑒−(
𝑥
𝑎)𝑏
(1)
Untuk mendapatkan nilai 2- parameter a dan
b dari persamaan (1) maka dapat dilakukan
dengan langkah berikut :
1 − 𝑃(𝑋 ≤ 𝑥) = 𝑒−(
𝑥
𝑎)𝑏
(2)
𝑙𝑛 (1
1−𝑃(𝑋≤𝑥)) = (
𝑥
𝑎)𝑏 (3)
𝑙𝑛 [𝑙𝑛 (1
1−𝑃(𝑋≤𝑥))] = −𝑏 𝑙𝑛 𝑎 + 𝑏 𝑙𝑛 𝑥 (4)
persamaan (4) dapat digambarkan sebagai
persamaan linier Y = pX + q maka dengan
regresi linier akan didapatkan nilai parameter
a dan b dimana ekspresi 𝑌 =
𝑙𝑛 [𝑙𝑛 (1
1−𝑃(𝑋≤𝑥))], 𝑝 = 𝑏, 𝑞 = −𝑏 𝑙𝑛 𝑎, 𝑋 =
𝑙𝑛 𝑥
Distribusi Rayleigh merupakan bentuk lain
dari distribusi Weibull dimana nilai parameter
a = 2 dan b = 2 dengan adalah standar
deviasi data dari time series, maka dituliskan
sebagai berikut :
𝑃(𝑋 ≤ 𝑥) = 1 − 𝑒−(
𝑥2
2𝜎2) (5)
Bentuk distribusi Weibull-tail hampir
sama dengan Weibull 2-parameter yang
menggunakan semua nilai block maxima
namun dengan lebih menekankan fitting pada
bagian tail dari distribusi probabilitasnya.
Pada metode ini 2-parameter didapatkan dari
rata-rata Weibull 2-parameter untuk
0 20 40 60 80 100-5
-2.5
0
2.5
5
t (sec)
(de
g)
JURNAL INOVTEK POLBENG, VOL. 11, NO. 1, JUNI 2021 ISSN 2088-6225
E-ISSN 2580-2798
63
cumulative distribution function pada data
block maxima dengan percentile sejumlah N,
misal 65%, 70%, ... 95%. Maka nilai-nilai
parameter a dan b didapatkan dari rata-rata
masing-masing data percentile [8].
𝑎 =1
𝑁∑ 𝑎𝑖𝑁𝑖 (6)
𝑏 =1
𝑁∑ 𝑏𝑖𝑁𝑖 (7)
Pengujian gerak kapal (seakeeping)
dilakukan pada model ALPO dengan skala
1:36. Ukuran utama kapal disajikan pada
Tabel 1. Kegiatan pengujian dilakukan di
fasilitas kolam uji maneuvering ocean basin
(MOB) yang berada di Balai Teknologi
Hidrodinamika – BPPT, Surabaya. Model
ALPO yang sedang dilakukan pengujian di
kolam uji seperti terlihat pada Gambar 2.
Perekaman data gerak model kapal
dilakukan dengan menggunakan sistem
wireless optical tracking. Sensor target yang
terpasang pada model akan dideteksi oleh
peralatan motion tracking yang direkam
dalam bentuk data ke dalam sistim akuisisi
data. Pengaturan model di kolam saat uji
seakeeping dilakukan dengan menambat
model pada empat titik sistem tambat yang
masing-masing titik dilengkapi dengan sistem
pegas yang diatur sedemikian rupa sehingga
sesuai dengan kekakuan sistim tambat kapal
saat beroperasi. Tabel 1. Ukuran utama
Simbol Dimensi
Unit
Lpp (m) 111.00.00
B (m) 108.00.00
D (m) 14.40
T (m) 4.70
8646
VCG (m) 15.41
LCG dari AP (m) 50.94
Gambar 2. Model ALPO di kolam uji
Pengujian seakeeping dilakukan pada
kondisi gelombang ireguler, tinggi gelombang
siknifikan Hs = 2.50 m dengan peak period
Tp = 8.50 sec kondisi ini setara dengan sea-
state 4, dan Hs = 6.37 m dengan peak period
Tp = 12.30 sec. kondisi ini setara dengan sea-
state 7, dengan tipe spektrum Pierson-
Moskowitz, arah gelombang terhadap model
(heading) 90 deg (beam seas), 135 deg (bow
quartering seas) dan 180 deg (head seas).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisa data time series dalam
penampilan distribusi grafik probabilitas
kejadian (exceedance probability) hasil
pengukuran block maxima roll lambang
ditampilkan dalam arah positif dan negatif
dimana menunjukkan arah gerakkan roll ke
kanan dan kiri yang dibandingkan dengan
permodelan distribusi Weibull digambarkan
dengan garis , untuk Rayleigh
digambarkan dengan dan Weibull-tail
digambarkan dengan .
Pengaruh gelombang yang lebih rendah
memunculkan respon gerak roll yang lebih
rendah (lihat Gambar 3~5), kecenderungan
arah gerak roll yang simetris kiri-kanan dan
terdistribusi normal nampak mendekati
distribusi Rayleigh. Untuk proses linear
narrow-band, distribusi Rayleigh adalah
pendekatan yang baik untuk estimasi statistik
short term. Namun, distribusi Rayleigh
kurang memadai untuk representasi proses
non linier untuk kondisi long term (lihat
Gambar 6~8) dimana kondisi gelombang
JURNAL INOVTEK POLBENG, VOL. 11, NO. 1, JUNI 2021 ISSN 2088-6225
E-ISSN 2580-2798
64
tinggi mengakibatkan gerak roll yang non
linier dan tidak simetris.
Penggunaan distribusi Weibull yang
menggunakan seluruh nilai block maxima dari
suatu time series terlihat kurang akurat (lihat
Gambar 3~8). Banyaknya data yang masuk
mungkin tidak relevan untuk menggambarkan
suatu kejadian ekstrim. Sehingga dengan
menggunakan Weibull untuk semua nilai
block maxima, berisiko tidak mendapatkan
nilai yang bagus untuk bagian ekor (tail) dari
distribusi block maxima, dimana pada posisi
Gambar 3. Probabilitas kejadian pada heading = 90
deg
Hs = 2.50 m, Tp = 8.50 sec
Gambar 4. Probabilitas kejadian pada heading = 135
deg
Hs = 2.50 m, Tp = 8.50 sec
Gambar 5. Probabilitas kejadian pada heading = 180
deg
Hs = 2.50 m, Tp = 8.50 sec
tail ini memiliki pengaruh terbesar pada
distribusi ekstrim.
Dalam kaitan memprediksi probabilitas
kondisi ekstrim distribusi Weibull-tail dapat
memperbaiki pendekatan yang digunakan.
Pada simulasi ini digunakan percentile data
95%, 96%, 97% dan 98%. Pada kondisi
gelombang ekstrim dan berbagai arah heading
kapal terhadap gelombang Weibull-tail
tampaknya memiliki keseimbangan yang
bagus antara akurasi, varian rendah, dan
penggunaan data yang efisien (lihat Gambar
3~8).
Dari hasil analisa probabilitas kejadian
diketahui distribusi Weibull-tail memberikan
hasil yang baik. Dari analisa data didapatkan
nilai parameter untuk Weibull-tail untuk
masing-masing kondisi sebagaimana disajikan
pada Tabel 2.
Dari hasil pengujian model catamaran
floating crane ALPO, gerak roll ekstrim
terjadi pada gelombang Hs = 6.37 m, Tp =
12.30 sec dengan arah heading gelombang
dari samping kapal 90 deg (lihat Gambar 6).
Untuk memprediksi nilai roll ekstrim x seperti
pada persamaan (1) dengan nilai probabilitas
dengan nilai probabilitas P = 10-8 dapat
dihitung dengan pendekatan distribusi
Weibull-tail menggunakan dengan nilai-nilai
parameter pada Tabel 2. Sehingga didapatkan
nilai roll ekstrim untuk maxima+ : 23.07 deg,
untuk maxima- : 20.27 deg.
Gambar 6. Probabilitas kejadian pada heading = 90
deg
Hs = 6.37 m, Tp = 12.30 sec
-12 -9 -6 -3 0 3 6 9 1210
-5
10-4
10-3
10-2
10-1
100
= Measured
Exce
ed
an
ce
pro
ba
bility
[ deg ]
= Weibull
= Rayleigh
= Weibull-tail
-3 -2.25 -1.5 -0.75 0 0.75 1.5 2.25 310
-5
10-4
10-3
10-2
10-1
100
= Measured
Exce
ed
an
ce
pro
ba
bility
[ deg ]
= Weibull
= Rayleigh
= Weibull-tail
-0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.810
-5
10-4
10-3
10-2
10-1
100
= Measured
Exce
ed
an
ce
pro
ba
bility
[ deg ]
= Weibull
= Rayleigh
= Weibull-tail
-20 -15 -10 -5 0 5 10 15 2010
-5
10-4
10-3
10-2
10-1
100
= Measured
Exce
ed
an
ce
pro
ba
bility
[ deg ]
= Weibull
= Rayleigh
= Weibull-tail
JURNAL INOVTEK POLBENG, VOL. 11, NO. 1, JUNI 2021 ISSN 2088-6225
E-ISSN 2580-2798
65
Gambar 7. Probabilitas kejadian pada heading = 135
deg
Hs = 6.37 m, Tp = 12.30 sec
Gambar 8. Probabilitas kejadian pada heading = 180
deg
Hs = 6.37 m, Tp = 12.30 sec
Tabel 2. Parameter Weibull-tail
Hs Tp Heading a b
(m) (sec) (deg) max+ max- max+ max-
02.50 08.50
90 36.182 37.104 22.147 21.843
135 6,11319
4444
5,25069
4444 21.258 18.277
180 1,422916667 1,38125 2.201 21.088
06.37 12.30
90 66.370 60.093 23.387 23.960
135 22.586 18.724 21.043 19.185
180 2,64722
2222
2,56111
1111 17.921 16.897
4. KESIMPULAN
Serangkaian pengujian seakeeping pada
model catamaran floating crane ALPO dalam
short term telah dilakukan dalam rangka
memprediksi roll ekstrim yang terjadi pada
kondisi long term. Metode distribusi
probabilitas Weibull dengan semua nilai
block maxima, Rayleigh dan Weibull-tail
dtelah digunakan dalam analisa roll ekstrim.
Hasil analisis ini menunjukkan bahwa metode
analisis distribusi probabilitas dengan hasil
yang metode tersebut hasilkan harus
digunakan dengan hati-hati dan dipahami
sesuai kebutuhan lapangan.
Prediksi probabilitas pada kondisi
ekstrim menggunkaan metode Weibull-tail
dapat memperbaiki pendekatan yang
digunakan. Pada kondisi gelombang ekstrim
dan berbagai arah heading model kapal
terhadap gelombang Weibull-tail terlihat
memiliki akurasi yang bagus. Nilai roll
ekstrim dengan metode ini didapatakn nilai
roll ekstrim untuk block maxima+ : 23.07
deg, untuk block maxima- : 20.27 deg pada
kondisi Hs = 6.37 m, Tp = 12.30 sec heading
90 deg.
UCAPAN TERIMAKASIH
Kami ucapkan terimakasih kepada rekan-
rekan Balai Teknologi Hidrodinamika –
BPPT Surabaya dalam kontribusi pelaksanaan
kegiatan DIPA Maritim 2021. Terimakasih
kepada Direktorat PTRIM dalam mendukung
desain Wahana Angkut ALPO.
DAFTAR PUSTAKA
[1] DNVGL-OS-C102 (2018) Structural Design
of Offshore Ship-Shaped Units.
[2] Hollis, D. and T. Rosen. 2010 United Nations
Convention on Law of the Sea (UNCLOS),
1982. The Encyclopedia of Earth, 22.
[3] Kapsenberg, G.K and de Kat, J.O. (2000).
Effect of Freeboard and Bow height on Green
Water Loads for a General Purpose Cargo
Ship, Proceeding Osaka Colloqium on
Seakeeping Performance of Ship, Osaka,
Japan.
[4] Katayama, T., Kankaku, M., Maki, A.,
Sugimoto, K., and Fukumoto, Y. (2019),
Study on Short-Term Prediction of Roll in
Beam Seas, Proceedings of the 17th
International Ship Stability Workshop,
Helsinki, Finland.
[5] Lin, W. M., Bergquist, J. R., Collette, M. D.,
Liut, D., Treakle, T. W., Weems, K. M.,
Weems, M. H., and Zhang, S. (2008). Large
-8 -6 -4 -2 0 2 4 6 810
-5
10-4
10-3
10-2
10-1
100
= Measured
Exce
ed
an
ce
pro
ba
bility
[ deg ]
= Weibull
= Rayleigh
= Weibull-tail
-1.6 -1.2 -0.8 -0.4 0 0.4 0.8 1.2 1.610
-5
10-4
10-3
10-2
10-1
100
= Measured
Exce
ed
an
ce
pro
ba
bility
[ deg ]
= Weibull
= Rayleigh
= Weibull-tail
JURNAL INOVTEK POLBENG, VOL. 11, NO. 1, JUNI 2021 ISSN 2088-6225
E-ISSN 2580-2798
66
Amplitude Motion Program (LAMP) for
Ship Motions and Wave Loads Predictions
Version 3.2.1, Science Applications
International Corporation, McLean, VA,
Technical Report.
[6] Mauro, F., Nabergoj, R. (2016), Extreme
Values Calculation of Multi-Modal Peak
Distributions, Proceedings of 22nd
International Conference of Engineering
Mechanics, Svratka, Czech Republic.
[7] Mauro, F. and Nabergoj, R. (2017), An
Enhanced Model for Extreme Load Analysis,
Journal Teorija i Praksa Brodogradnje i
Promorske Tehnike, Vol. 68 No. 2, pp 79 -
92.
[8] Michelen, C. and Coe R. (2015), Comparison
of Methods for Estimating Short-Term
Extreme Response of Wave Energy
Converters, Proceeding of OCEANS
Conference, Washington DC, USA.
[9] Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral No 1 tahun 2011 tentang Tentang
Pedoman Teknis Pembongkaran Instalasi
Lepas pantai Minyak Dan Gas Bumi.
[10] Rajendran, S., Fonseca, N., and Soares,
C.G. (2018) Estimation of Short-and Long-
Term Probability Distributions of Wave-
Induced Loads Acting on a Cruise Vessel in
Extreme Seas, Journal of Offshore
Mechanics and Arctic Engineering, April-
2018, Vol. 140.
[11] Simao, M.L., Fideiro, P., Sagrilo, L., and
Naes, A. (2020). Comparative Study of
Extreme Value Estimation Approaches for
Mooring Lines Top Tension Responses,
Journal of Offshore Mechanics and Arctic
Engineering, July-2020.
[12] Soares, C.G. and Pascoal R. (2002).
Experimental Study of Probability
Distributions of Green Water on the Bow of
Floating Production Platforms, Proceeding of
21st International Conference on Offshore
Mechanics and Arctic Engineering, Oslo,
Norway.
[13] Undang-Undang Nomor 17 tahun 2008
tentang Pelayaran.