16
STUDI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS HIGHER ORDER THINKING SKILLS PADA KELAS X DI MAN 1 (MODEL) DAN MAN 2 LUBUKLINGGAU Weni Maryani 1 , Drajat Friansah 2 , Lucy Asri Purwasih 3 Email: [email protected] STKIP PGRI Lubuklinggau ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Studi Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Berbasis Higher Order Thinking Skills di MAN 1 (model) dan MAN 2 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2017/2018.Masalah penelitian ini adalah apakah terdapat perencanaan dan pelaksanaan yang berbasis higher order thinking skills di MAN 1 (model) dan MAN 2 Lubuklinggau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh higher order thinking skills terhadap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran matematika kelas X di MAN 1 (model) dan MAN 2 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2017/2018. Jenis penelitian ini berbentuk Deskriptif kualitatif yang dilaksanakan menggunakan Teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Subjek dan Objek penelitian ini adalah guru matapelajaran matematika kelas X di MAN 1 (model) dan MAN 2 Lubuklinggau dan objek dalam penelitian ini adalah Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Setelah melakukan penelitian, memperoleh 8 RPP dan pelaksanaannya maka hasil penelitian ini di kategorikan Cukup (65,57%) untuk MAN 1 (model) dan kategori Cukup (55,43) untuk MAN 2 Lubuklinggau untuk hasil perencanaan. Untuk pelaksanaan terlaksana Baik (67,18%) untuk MAN 1 (model) dan kategori Cukup (57,73%) untuk MAN 2 Lubuklinggau. Kata Kunci : Higher Order Thinking Skills, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PENDAHULUAN Pendidikan adalah proses untuk memberikan manusia berbagai macam situasi yang bertujuan memberdayakan diri, menurut pendapat Soyomukti (2015:21). Winaya (2015:2) peningkatan kompetensi guru dan penyediaan sarana dan prasarana pendidikan hanya akan memberikan makna bagi peserta didik diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan yang dirumuskan dalam kurikulum. Hasil Programme for International Student Assessment (PISA) 2015, Indonesia berada di peringkat ke-62 dari 70 negara yang berpartisipasi dalam tes. Penilaian itu dipublikasikan the Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), Indonesia terdapat peningkatan dari tahun 2012 ke 2015. Rata-rata 1 AlumniSTKIP PGRI Lubuklinggau 2, 3 Dosen STKIP PGRI Lubuklinggau

STUDI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/8. artikel.pdf · a. RPP Matematika Kurikulum 2013 Dari keterangan guru matematika kelas X kedua

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STUDI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/8. artikel.pdf · a. RPP Matematika Kurikulum 2013 Dari keterangan guru matematika kelas X kedua

STUDI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS HIGHER

ORDER THINKING SKILLS PADA KELAS X DI MAN 1 (MODEL) DAN MAN 2

LUBUKLINGGAU

Weni Maryani1, Drajat Friansah2, Lucy Asri Purwasih3

Email: [email protected]

STKIP PGRI Lubuklinggau

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Studi Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Berbasis Higher

Order Thinking Skills di MAN 1 (model) dan MAN 2 Lubuklinggau Tahun Pelajaran

2017/2018”.Masalah penelitian ini adalah apakah terdapat perencanaan dan pelaksanaan

yang berbasis higher order thinking skills di MAN 1 (model) dan MAN 2 Lubuklinggau.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh higher order thinking skills terhadap

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran matematika kelas X di MAN 1 (model) dan

MAN 2 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2017/2018. Jenis penelitian ini berbentuk

Deskriptif kualitatif yang dilaksanakan menggunakan Teknik wawancara, observasi dan

dokumentasi. Subjek dan Objek penelitian ini adalah guru matapelajaran matematika kelas

X di MAN 1 (model) dan MAN 2 Lubuklinggau dan objek dalam penelitian ini adalah

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Setelah melakukan penelitian, memperoleh 8

RPP dan pelaksanaannya maka hasil penelitian ini di kategorikan Cukup (65,57%) untuk

MAN 1 (model) dan kategori Cukup (55,43) untuk MAN 2 Lubuklinggau untuk hasil

perencanaan. Untuk pelaksanaan terlaksana Baik (67,18%) untuk MAN 1 (model) dan

kategori Cukup (57,73%) untuk MAN 2 Lubuklinggau.

Kata Kunci : Higher Order Thinking Skills, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah proses untuk memberikan manusia berbagai macam situasi yang

bertujuan memberdayakan diri, menurut pendapat Soyomukti (2015:21). Winaya (2015:2)

peningkatan kompetensi guru dan penyediaan sarana dan prasarana pendidikan hanya akan

memberikan makna bagi peserta didik diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan yang

dirumuskan dalam kurikulum. Hasil Programme for International Student Assessment

(PISA) 2015, Indonesia berada di peringkat ke-62 dari 70 negara yang berpartisipasi dalam

tes. Penilaian itu dipublikasikan the Organization for Economic Cooperation and

Development (OECD), Indonesia terdapat peningkatan dari tahun 2012 ke 2015. Rata-rata

1AlumniSTKIP PGRI Lubuklinggau 2, 3Dosen STKIP PGRI Lubuklinggau

Page 2: STUDI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/8. artikel.pdf · a. RPP Matematika Kurikulum 2013 Dari keterangan guru matematika kelas X kedua

skor matematika anak- anak Indonesia 386, rata-rata skor membaca 397, dan rata-rata skor

untuk sains 403. Rata-rata skor OECD secara berurutan adalah 494, 496, dan 501.

Berdasarkan data trends in international mathematics and science study (TIMSS),

pembelajaran matematika di Indonesia berada di peringkat bawah. Skor rata-rata prestasi

matematika kelas 8 di Indonesia berdasarkan TIMSS tahun 2011 menduduki di peringkat

38 dari 42 negara.

Herman (2007:47) rendahnya hasil yang dicapai dalam evaluasi nasional

matematika ini, menunjukkan bahwa kualitas pemahaman siswa dalam matematika masih

relatif rendah. Pemahaman dalam matematika sudah sejak lama menjadi isu penting.

Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini, juga tidak

terlepas dari peran perkembangan matematika. Sehingga, untuk dapat menguasai dan

mencipta teknologi serta bertahan dimasa depan diperlukan penguasaan matematika yang

kuat sejak dini. Hal ini dikarenakan dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu ditemui

peristiwa yang berhubungan dengan matematika baik secara langsung maupun tidak

langsung. Matematika juga sebagai salah satu mata pelajaran dasar pada setiap jenjang

pendidikan formal yang memegang peran penting. Tetapi sebagian dari siswa beranggapan

bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sulit. Maka dari itu guru harus

menggunakan metode dan keterampilan mengajar agar dapat memotivasi siswa agar lebih

tertarik untuk mempelajari matematika.

Berdasarkan uraian di atas, Penelitian ini berusaha memberikan kontribusi dalam

pendidikan khususnya pada proses pembelajaran matematika dengan melakukan studi

mengenai keterlaksanaan pembelajaran matematika yang ditinjau dari perencanaan

pembelajaran matematika berbasis HOTS yang disusun oleh guru matematika kelas X

MAN di Lubuklinggau, dan pelaksanaan pembelajaran matematika berbasis HOTS yang

dilakukan oleh guru matematika kelas X MAN di Lubuklinggau untuk dijadikan pijakan

pengembangan sistem pembelajaran matematika berbasis higher order thinking dimasa

mendatang.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana perencanaan

pembelajaran matematika berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) kelas X di MAN

1 (model) dan MAN 2 Lubuklinggau? (2) bagaimana pelaksanaan pembelajaran

matematika berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) kelas X di MAN 1 (model) dan

MAN 2 Lubuklinggau?

Page 3: STUDI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/8. artikel.pdf · a. RPP Matematika Kurikulum 2013 Dari keterangan guru matematika kelas X kedua

LANDASAN TEORI

1. Kurikulum 2013

Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 ayat

19, disebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Pengembangan kurikulum hendaknya mengacu pada Sisdiknas. Sejak zaman kemerdekaan,

telah terjadi 11 kali perubahan (penyempurnaan) kurikulum di Indonesia. Berawal dari

Kurikulum Tahun 1947, Kurikulum 1964, Kurikulum 1968, Kurikulum 1973, Kurikulum

1975, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994, Kurikulum SMK 1999, Kurikulum 2004 (KBK),

Kurikulum 2006 (KTSP), dan terakhir Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan

penyempurnaan dari KTSP. Tujuan kurikulum 2013 yaitu untuk mempersiapkan manusia

Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang

beriman, produktif, kreatif, inovatif, afektif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

Dalam Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 untuk SMA/MA dan

SMK/MAK tentang Rambu-rambu Penyusunan Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP)

Mengacu pada Standar Proses dengan Menggunakan Pendekatan Scientific dan Penilaian

Autentik, dijelaskan bahwa kerangka atau lay out RPP boleh berbeda-beda tetapi semua

komponen dalam RPP harus tercantum dan disajikan secara sistematis. Selain itu perlu

diperhatikan estetika, efisiensi, kepraktisan dan kebermaknaan isi RPP.

2. Pengertian Perencanaan

Menurut Marhaeni (2008:4) perencanaan merupakan langkah awal dalam

menjalankan suatu usaha sebelum menentukan dalam pengambilan keputusan. Baik

buruknya atau berhasil tidaknya keputusan dalam usaha tergantung dari matangnya

rencana tersebut. Perencanaan merupakan fungsi dari manajemen dalam suatu organisasi

atau lembaga yang tujuannya kearah jangka panjang atau ke masa depan. Dengan

demikian, perencanaan dapat diartikan dengan menentukan apa yang akan dilakukan

selanjutnya dipersiapkan secara sistematis untuk mencapai suatu tujuan. Dapat dikatakan

juga sebagai pedoman atau petunjuk bagi guru, serta mengarahkan dan membimbing

kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

Page 4: STUDI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/8. artikel.pdf · a. RPP Matematika Kurikulum 2013 Dari keterangan guru matematika kelas X kedua

3. Rencana Pelaksanaan Pembalajaran (RPP)

Menurut Winaya (2015:4) RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap

muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk

mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi

Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP

secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi

aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa RPP merupakan rencana pembelajaran

yang pengembangannya mengacu pada suatu Kompetensi Dasar (KD) tertentu di dalam

kurikulum/silabus. RPP dibuat dalam rangka pedoman guru dalam mengajar sehingga

pelaksanaannya bisa lebih terarah, sesuai dengan KD yang telah ditetapkan. RPP sangat

penting dalam proses pelaksanaan pembelajaran, maka dari itu guru diharuskan membuat

RPP sebelum melaksanakan pembelajaran.

4. Komponen dan Sistematika RPP

Adapun komponen-komponen yang ada didalam RPP, yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah : tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, sumber belajar, media

pembelajaran, model pembelajaran, metode pembelajaran langkah-langkah pembelajaran.

5. Higher Order Thinking Skills (HOTS)

Aspek-aspek dari kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik pada proses

pembelajaran khususnya matematika dapat ditinjau dari taksonomi Bloom. Taksonomi

Bloom dianggap merupakan dasar bagi berpikir tingkat tinggi, pemikir ini didasarkan

bahwa beberapa jenis pembelajaran memerlukan proses kognisi yang lebih dari pada yang

lain, tetapi memiliki manfaat-manfaat lebih umum. Dalam Taksonomi Bloom revisi

kemampuan melibatkan analisis (C4) merupakan upaya memisahkan suatu kesatuan

menjadi komponen-komponen/unsur-unsur baru. Mengevaluasi (C5) adalah memberi

penilaian terhadap teori dan membuat pilihan berdasarkan pertimbangan pemikiran.

Mencipta (C6) adalah kemampuan memberi keputusan tentang nilai sesuatu yang

diterapkan dengan sudut pandang tertentu ini semua dianggap berpikir tingkat tinggi

(Krathworl & Andrerson, 2001:5).

Page 5: STUDI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/8. artikel.pdf · a. RPP Matematika Kurikulum 2013 Dari keterangan guru matematika kelas X kedua

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan

menggunakan metode survey. Metode survey dipilih dengan pertimbangan bahwa

penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi tentang keadaan populasi secara

alami, dan apa adanya. Penelitian ini tidak memberikan perlakuan apapun terhadap subjek

penelitian, tetapi dengan cara memberikan beberapa pertanyaan, observasi serta

dokumentasi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Data utama dalam penelitian ini

berupa jawaban dan hasil observasi RPP yang didapatkan dari guru MAN 1 (model) dan

MAN 2 Lubuklinggau yang menunjukan seberapa jauh proses pelaksanaan pembelajaran

berbasis HOTS.

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini berupa

wawancara, observasi, dan dokumentasi:

1. Wawancara

Wawancara merupakan teknik atau cara pengumpulan data dengan cara

mengadakan dialog secara langsung dengan narasumber. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan teknik wawancara guna memperoleh data yang konsisten dengan data yang

diperoleh melalui kegiatan observasi kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru

di kelas X MAN 1 dan MAN 2 Lubuklinggau. Peneliti akan melakukan dialog secara

langsung dengan subjek penelitian yakni berupa guru mata pelajaran dan siswa.

Wawancara dilakukan guna mengetahui proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang

dilakukan oleh guru. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang diharapkan dalam penelitian

ini adalah guru menerapkan strategi, model, dan metode pembelajaran yang mengarah

pada keterampilan berpikir tingkat tinggi.

2. Observasi

Untuk memperoleh data, peneliti akan melakukan pengamatan secara langsung

terhadap objek penelitian, yaitu saat pelaksanaan pembelajaran sedang berlangsung di

kelas. Analisis dilakukan untuk mengetahui kegiatan pembelajaran yang diterapkan oleh

guru. Kegiatan pembelajaran yang baik adalah kegiatan pembelajaran yang memuat

indikator HOTS, berupa kegiatan menganalisis (C4), mengevaluasi (C5) dan mencipta

Page 6: STUDI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/8. artikel.pdf · a. RPP Matematika Kurikulum 2013 Dari keterangan guru matematika kelas X kedua

(C6). Dalam teknik observasi yang dilakukan, yang menjadi narasumber adalah guru mata

pelajaran matematika kelas X MAN 1 (model) dan MAN 2 Lubuklinggau.

3. Dokumentasi

Untuk desain RPP yang dapat dianalisis terutama pada bagian tujuan pembelajaran,

materi pembelajaran, sumber belajar, media pembelajaran, model pembelajaran, metode

pembelajaran langkah-langkah pembelajaran lembar kerja siswa yang digunakan oleh guru

dengan tujuan menumbuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Selain memuat

indikator keterampilan berpikir tingkat tinggi, desain RPP yang baik seharusnya sesuai

dengan ketentuan yang tercantum dalam permendikbud No.102 tahun 2014.

C. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan teknik deskriptif kualitatif, yang didukung data

kuantitatif yaitu dengan mendeskripsikan dan memaknai data dari masing-masing

komponen kemudian dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif (Pratama, 2015:107).

Langkah-langkah analisis meliputi:

a. Menghitung skor (tertinggi dan terendah) pada masing-masing komponen;

Nilai yang diberikan setiap komponen memiliki hasil dan rentang skor yang

berbeda yaitu tidak sesuai (skor 1), sesuai sebagian (skor 2) dan sesuai seluruhnya (skor 3).

Setelah diketahui jumlah dari penilaian RPP oleh masing-masing pertemuan, maka langkah

selanjutnya memasukan skor kedalam rumus yang telah ditentukan yaitu:

Adaptasi Amanah (2014:61)

Persentase yang diperoleh dilihat dari table 1 berikut:

Table 1

Kriteria Hasil yang diperoleh

Nilai Kriteria

84-100 % Sangat Baik

67-83 % Baik

50-66 % Cukup

33-49 % Kurang

Amanah (2014:61)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Wawancara

a. RPP Matematika Kurikulum 2013

Dari keterangan guru matematika kelas X kedua sekolah tersebut, kurikulum 2013

sudah 3 tahun digunakan di sekolah dari tahun 2015 sampai dengan 2017. Setelah

Nilai =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

69 x 100 %

Page 7: STUDI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/8. artikel.pdf · a. RPP Matematika Kurikulum 2013 Dari keterangan guru matematika kelas X kedua

dilakukan wawancara para guru tidak mendapatkan format RPP Kurikulum 2013 yang

baku dari sekolah. Sekolah hanya memberikan silabus. Akhirnya guru menyusun RPP

matematika kurikulum 2013 melalui proses pelatihan, berdiskusi dengan teman sejawat

antar sekolah dan melakukan penyusuan RPP secara bersama-sama.

b. RPP Matematika Kurikulum 2013 Berbasis HOTS

Guru yang mengikuti pelatihan sudah mengetahui bahwa Kurikulum 2013

menuntut peserta didik untuk aktif. Padahal untuk mewujudkan peserta didik aktif

membutuhkan model pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif. Guru hanya

mengikuti pelatihan Kurikulum 2013 dan penyusunan RPP, tetapi untuk pelatihan

pembelajaran berbasis HOTS belum pernah mengikuti pelatihan, tapi sudah tau

pembelajaran yang berbasis HOTS bagaimana. Setelah saya bertanya tentang pembelajaran

matematika berbasis HOTS, guru tersebut menjawab bahwa mereka hanya kadang-kadang

saja menggunakan soal, media dan model pembelajaran yang berbasis HOTS. Tidak setiap

petemuan menggunakan pembelajaran matematika berbasis HOTS, alasannya kekurangan

waktu dan siswa belum berpola untuk berpikir tingkat tinggi atau berpikir sendiri masih

berprinsip menerima yang diberikan oleh guru.

Saat proses pembelajaran di dalam kelas soal yang digunakan adalah soal yang

berbentuk HOTS atau mengandung indikator menganalisis (C4), mengevaluasi (C5) dan

menciptakan (C6), akan tetapi tidak semua peserta didik dapat menjawab hanya ada

beberapa siswa yang mampu menyelesaikan soal tersebut. Sehingga soal yang diberikan

didalam kelas pun harus bersifat mudah, sedang dan sulit.

c. Pendapat Siswa tentang Pelajaran Matematika dan Kurikulum 2013

Siswa berpendapat bahwa pelajaran matematika tidak terlalu sulit dan dengan

adanya perubahan KTSP menjadi Kurikulum 2013, pelajaran di dalam kelas pun ikut

berubah. Terlihat dari pembelajaran matematika wajib dan peminatan dan pelajaran di

dalam kelas pun menuntut siswa untuk aktif (diskusi bersama teman dan menjelaskan di

depan kelas) pendapat siswa yang mewakilkan teman-teman mereka di dalam kelas.

Para siswa pun berpendapat bahwa guru yang mengajar matematika dalam kelas

lebih menyenangkan, guru selalu mengaitkan pembelajaran matematika dengan kehidupan

sehari-hari. Para guru memberikan materi terlebih dahulu sebelum memberikan rumus dan

proses pembelajaran yang mereka temukan setiap pertemuannya bervariasi membuat

mereka tidak bosan untuk belajar matematika.

Page 8: STUDI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/8. artikel.pdf · a. RPP Matematika Kurikulum 2013 Dari keterangan guru matematika kelas X kedua

2. Observasi

Penelitian yang dilakukan pada tanggal 20 Juli 2017 sampai dengan 20 Agustus

2017 dapat mengumpulkan 8 RPP yang terdiri dari 4 peminatan dan 4 wajib. RPP tersebut

diperoleh dari guru matematika yang mengajar kelas X IPA di MAN 1 (Model)

Lubuklinggau dan MAN 2 Lubuklinggau. Dari 2 sekolah yang diteliti terdapat perbedaan

materi pembelajaran, hal ini terjadi dikarenakan ada sekolah yang menggunakan silabus

Kurikulum 2013 yang sudah direvisi dan ada yang masih menggunakan silabus Kurikulum

2013 yang belum direvisi hal tersebut tergantung dari ketetapan sekolah dan waka

kurikulum masing-masing sekolah.

Untuk mengetahui guru matematika telah menyusun RPP mata pelajaran

matematika berbasis HOTS, maka peneliti mengumpulkan dokumen berupa RPP yang

dibuat oleh guru mata pelajaran matematika. RPP yang pertama dari MAN 1 (model)

Lubuklinggau yang terdiri dari 2 wajib dan 2 peminatan dan RPP yang kedua dari MAN 2

Lubuklinggau yang terdiri dari 2 wajib dan 2 peminatan. Dari 8 RPP kedua sekolah

tersebut kemudian dianalisis tingkat kesesuaiannya dengan melalui penskoran RPP

berbasis HOTS. RPP dinilai baik dilihat dari komponen yang digunakan, model, sumber,

dan langkah-langkah yang mengarahkan siswa pada berpikir tingkat tinggi yakni berupa

kemampuan menganalisis (C4), mengevaluasi (C5) dan menciptakan (C6).

Hasil yang diperoleh saat selesai mendapatkan RPP dari guru MAN 1 (model)

Lubuklinggau dan selesai observasi di dalam kelas pada saat proses pembelajaran dapat

dilihat di tabel 2 dan 3:

Tabel 2

Hasil penelaah RPP MAN 1 (model) Lubuklinggau

Materi MAN 1 (model) Lubuklinggau

Nilai Kategori

Nilai Mutlak

Matematika Wajib 57,97% Cukup

Persamaan Nilai Mutlak

Matematika wajin 59,42% Cukup

Eksponen

Matematika peminatan 62,32% Cukup

Fungsi Eksponen

Matematika peminatan 82,60% Baik

Page 9: STUDI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/8. artikel.pdf · a. RPP Matematika Kurikulum 2013 Dari keterangan guru matematika kelas X kedua

Tabel 3

Hasil penelaah Pelaksanaan MAN 1 (model) Lubuklinggau

Materi MAN 1 (model) Lubuklinggau

Nilai Kategori

Nilai Mutlak

Matematika Wajib 64,28% Cukup

Persamaan Nilai Mutlak

Matematika wajin 71,42% Baik

Eksponen

Matematika peminatan 59,52% Cukup

Fungsi Eksponen

Matematika peminatan 73,80% Baik

Hasil yang diperoleh saat selesai mendapatkan RPP dari dua guru tersebut dan

selesai observasi di dalam kelas pada saat proses pembelajaran dapat dilihat di tabel 4

dan 5:

Tabel 4

Hasil penelaah RPP MAN 2 Lubuklinggau

Materi MAN 2 Lubuklinggau

Nilai Kategori

Persamaan Linear 1

Variabel

Matematika Wajib

53,62% Cukup

Persamaan Nilai Mutlak

Matematika wajib 56,52% Cukup

Sistem Persamaan Dua

Variabel

Matematika peminatan

57,97 % Cukup

Sistem persamaan 3

variabel

Matematika peminatan

53,62% Cukup

Tabel 5

Hasil penelaah Pelaksanaan MAN 2 Lubuklinggau Materi MAN 1 (model) Lubuklinggau

Nilai Kategori

Nilai Mutlak

Matematika Wajib 57,14% Cukup

Persamaan Nilai Mutlak

Matematika wajin 52,38% Cukup

Eksponen

Matematika peminatan 57,14% Cukup

Fungsi Eksponen

Matematika peminatan 64,28% Cukup

Page 10: STUDI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/8. artikel.pdf · a. RPP Matematika Kurikulum 2013 Dari keterangan guru matematika kelas X kedua

3. Dokumentasi

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada kedua guru di MAN 1(model) dan

MAN 2 Lubuklinggau, ditemukan bahwa guru mata pelajaran matematika melaksanakan

kegiatan pembelajaran yang disesuaikan secara keseluruhan dengan komponen yang

dicantumkan dalam RPP. Selain itu guru juga belum dapat melaksanakan kegiatan

pembelajaran yang mengarah keterampilan tingkat tinggi hal ini terlihat pada pelaksanaan

pembelajaran pada model pembelajaran, metode pembelajaran dan soal yang digunakan

didalam kelas. Dari penelaahan dari kedua guru tersebut maka dapat disajikan secara

singkat pada tabel 6 berikut ini :

Tabel 6

Hasil Penelaahan RPP Indikator

Penilaian

RPP MAN 1 (model)

Lubuklinggau

RPP MAN 2 Lubuklinggau

Tujuan

pembelajaran

Tidak sesuai berbasis HOTS,

terlihat dari kata kerja yang

digunakan yaitu menyusun

dan menyele-saikan. Pada

mata pelajar-an matematika

wajib.

Sesuai sebagian berbasis

HOTS, terlihat ada sebagi-an

kata kerja yang diguna-kan

yaitu menganalisis dan

menyelesaikan masalah.

Pada mata pelajaran mate-

matika peminatan.

Dari RPP yang saya peroleh

ibu Dra Epta Rospalinda, tidak

terdapat tujuan pembe-lajaran.

Maka dari itu tidak dapat

mengetahui apakah tujuan

pembelajaran terse-but

berbasis HOTS atau tidak.

Materi ajar Tidak sesuai, terlihat dari

materi pembelajaran yang

hanya menyajikan konsep.

Untuk mata pelajaran

matematika wajib

Sesuai sebagian, materi yang

digunakan sebagian berbasis

HOTS. Untuk mata pelajaran

matematika peminatan

Tidak sesuai, terlihat dari

materi yang disajikan masih

menyajikan pembelajaran yang

hanya mencapain C1, C2, C3.

Untuk pelajaran matematika

wajib.

Sumber belajar Sesuai sebagian, sumber

yang digunakan adalah buku

yang diperoleh dari sekolah

dan buku paket yang dipesan

langsung untuk digunakan

pada saat proses

pembelajaran

Tidak sesuai, sember belajar

yang digunakan hanya

menggunakan buku yang

sudah ada diperoleh dari

sekolah.

Model

pembelajaran

Sesuai jika dilihat di dalam

RPP yang diperoleh dari ibu

Diana, model pem-belajaran

yang digunakan adalah

Sesuai jika dilihat dari rpp

yang diperoleh dari ibu epta,

model yang digunakan adalah

problem based learning. Tapi

Page 11: STUDI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/8. artikel.pdf · a. RPP Matematika Kurikulum 2013 Dari keterangan guru matematika kelas X kedua

discovery learning. Tapi

tidak terdapat pada saat

proses pelaksanaan

pembelajaran.

sama halnya dengan ibu Diana

model pembelajarannya tidak

terdapat pada saat proses

pelaksanaan pembelajaran

Metode

pembelajaran

Tidak sesuai metode yang

digunakan adalah metode

ceramah dan Tanya jawab.

Metode diskusi dilakukan

pada saat proses pem-

belajaran yang sesuai me-

nggunakan metode diskusi,

hal tersebut di karenakan

sering keku-rangan jam

pelajaran.

Tidak sesuai metode yang

digunakan adalah metode

ceramah dan Tanya jawab,

pada saat proses pelak-sanaan

pembelajaran.

Langkah-

langkah

pembelajaran

Tidak sesuai terlihat pada

saat proses pelaksanaan

pembelajaran, baik dari

model, metode, dan materi

yang digunakan.

Sesuai sebagian terlihat pada

contoh soal yang digunakan,

sering kali menggunakan

soal open ended dan sudah

mencapai C4 dan C5

sehingga membuat siswa

sulit untuk mengerjakan soal-

soal tersebut

Tidak sesuai terlihat pada saat

proses pelaksanaan

pembelajaran, baik dari model,

metode, dan materi yang

digunakan.

Sesuai sebagian terlihat pada

contoh soal yang digunakan,

sering kali menggunakan soal

open ended dan sudah

mencapai C4 dan C5 sehingga

membuat siswa sulit untuk

mengerjakan soal-soal tersebut

PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih satu bulan dan dilaksanakan langsung

oleh peneliti pada kelas X MAN 1 (model) dan MAN 2 Lubuklinggau tahun pelajaran

2017/2018. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan RPP yang disusun oleh guru

bidang studi matematika dan melihat proses pelaksanaan berlangsung dengan tujuan dapat

menilai sudah sampai mana pembelajaran matematika berbasis HOTS berlangsung. Pada

pelaksanaan pembelajaran siswa rata-rata belum aktif dalam proses pelaksanaan

pembelajaran, lebih aktif guru dari pada siswa. Guru menjelaskan materi dan siswa

menerima materi yang telah diberikan oleh guru, maka terbentuk lah kelas yang pasif.

Padahal di dalam perubahan Kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013 menuntut siswa

untuk aktif dan mandiri dalam menyelesaikan semua soal pembelajaran.

Setelah selesai mendapatkan RPP dari guru mata pelajaran matematika di MAN 1

(model) dan MAN 2 Lubuklinggau, peneliti melakukan penelitian didalam kelas guna

mengetahui dan menilai proses pelaksanaan pembelajaran. Pada pertemuan pertama di

MAN 1 (model) di kelas wajib mempelajarin materi nilai mutlak, guru menjelaskan konsep

Page 12: STUDI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/8. artikel.pdf · a. RPP Matematika Kurikulum 2013 Dari keterangan guru matematika kelas X kedua

nilai mutlak dan memberikan contoh yang dapat menggambarkan materi nilai mutlak.

Guru mengajukan pertanyaan jika siswa merasa belum mengerti, boleh bertanya. Pada saat

ini lah siswa aktif bertanya bagian mana siswa yang merasa belum mengerti apa itu nilai

mutlak. Metode yang digunakan yaitu metode ceramah, tidak ada media yang digunakan,

sumber belajar yang digunakan buku paket matematika yang diperoleh dari sekolah.

Setelah menjelaskan apa itu nilai mutlak dan memberikan contoh soal, guru memberikan

soal agar mampu mengukur seberapa paham dan mengerti apa itu nilai mutlak.

Beda halnya dengan MAN 2 Lubuklinggau pertemuan pertama materi yang

dipelajari pada kelas wajib adalah persamaan nilai mutlak. Guru menjelaskan konsep

persamaan nilai mutlak baik dari pengertian, rumus dan contoh soal guru jelaskan tahap

demi tahapan. Metode yang digunakan adalah metode ceramah dan tanya jawab. Setelah

selesai guru menjelaskan materi guru mempersilakan siswa untuk bertanya agar siswa bisa

aktif dalam proses pembelajaran berlangsung. Guru menjawab pertanyaan siswa dengan

satu persatu dan menjelaskan secara langsung, selesai menjawab semua pertanyaan siswa.

Guru memberikan beberapa soal untuk dikerjakan siswa agar dapat mengetahui seberapa

mengerti siswa dengan materi pertemuan pada hari. Sumber yang digunakan adalah buku

paket yang ada di sekolah, tidak ada media yang digunakan dalam pelaksanaan

pembelajaran pada materi persamaan nilai mutlak.

Pada pertemuan kedua materi yang digunakan di MAN 1 (model) Lubuklinggau

adalah Persamaan Nilai mutlak, guru masuk ke kelas mengucapkan salam dan

mempersiapkan siswa untuk pembelajaran hari ini. Guru menyampaikan materi yang akan

dipelajari hari ini dan pertahapan melakukan proses pembelajarn baik dari pembukaan isi

dan penutup guru lakukan secara jelas. Guru pun mulai menjelaskan apa saja yang

dimaksud persamaan nilai mutlak, baik dari pengertian, rumus, dan contoh soal. Setelah

selesai menjelaskan guru tersebut mempersilakan siswa untuk bertanya, dan jika tidak ada

pertanyaan guru tersebut langsung menberikan soal yang dapat membuat siswa terlatih dan

lebih memahami materi pembelajaran hari ini. Siswa pun menjawab soal dengan satu

persatu, selanjutnya guru pun meminta siswa untuk menuliskan jawaban yang dijawab oleh

mereka hanya perwakilan saja dan langsung menjelaskan jawaban yang telah mereka

tuliskan di papan tulis. Perwakilan siswa pun maju ke depan untuk menuliskan jawaban

yang mereka dapatkan dan menjelaskan kepada teman-temannya. Setelah siswa sudah

Page 13: STUDI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/8. artikel.pdf · a. RPP Matematika Kurikulum 2013 Dari keterangan guru matematika kelas X kedua

selesai menjawab dan menuliskan dipapan tulis guru mengajak siswa untuk menyimpulkan

hasil pembelajaran pada hari ini, dan guru pun menutup dengan mengucapkan salam.

Beda halnya di MAN 2 Lubuklinggau pertemuan kedua membahas persamaan

linear satu variabel, guru masuk kedalam kelas mengucapkan salam dan mempersiapkan

siswa untuk proses pembelajaran pada pertemuan kali ini. Setelah siswa selesai

mempersiapkan semua alat tulis dan buku untuk mengikuti pembelajaran hari ini guru pun

mulai menjelaskan apa itu persamaan linearsatu variabel tahapan demi tahapan. Setelah

menjelaskan apa itu persamaan linear satu variabel guru pun memberikan contoh soal agar

siswa bisa lebih memahami pelajaran pada pertemuan hari ini. Siswa pun mengajukan

pertanyaan jika mereka merasa belum mengerti, dan guru pun menjawaban sekaligus

menjelaskan agar mereka lebih memahami hal tersebut. Siswa merasa sudah jelas, maka

guru melanjutkan memberikan soal latihan agar siswa bisa lebih memahami materi yang

dijelakan pada kali ini. Selesai mengerjakan soal guru mengoreksi pekerjaan mereka dan

sekaligus menyimpulkan secara bersama-sama untuk pertemuan hari ini dan menutup

membelajaran dengan mengucapkan salam.

Pada pertemuan ketiga materi yang pelajari di MAN 1 (model) Lubuklinggau,

adalah matematika peminatan yaitu eksponen, pada pertemuan ini guru masuk kedalam

kelas mempersiapkan siswa untuk mengikuti pelajaran dengan mempersiapkan alat tulis

dan buku paket yang digunakan dalam proses pembelajaran. Guru menjelaskan kepada

siswa apa yang dimaksud dengan eksponen dan apa saja rumus yang digunakan dalam

materi eksponen. Setelah itu dilanjutkan dengan contoh soal agar membuat siswa lebih

mengerti apa itu eksponen. Selesai menjelaskan guru pun memberikan soal untuk melatih

siswa agar dapat memahami materi pada hari ini, siswa pun mengerjakan soal yang

diberikan oleh guru tersebut. Setelah itu guru mengajak siswa untuk membahas soal yang

telah dikerjakan, selesai membahas dan menjelaskan kembali guru pun mengajak siswa

untuk menyimpulkan secara bersama-sama. Untuk menutup pelajaran pada hari ini guru

mengucapkan salam.

Beda halnya dengan MAN 2 Lubuklinggau materi yang dibahas pada pertemuan

ketiga matematika peminatan adalah sistem persamaan dua variabel. Guru masuk ke dalam

kelas mengucapkan salam dan mempersiapkan siswa untuk mempesiapkan semua

peralatan agar bisa memulai aktifitas belajar pada pertemuan hari ini. Menjelaskan

bagaimana bentuk persamaan dua variabel dan menjelaskan apa saja yang ada di dalam

Page 14: STUDI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/8. artikel.pdf · a. RPP Matematika Kurikulum 2013 Dari keterangan guru matematika kelas X kedua

materi sistem persamaan dua variabel. Setelah semua telah dijelaskan maka guru

menjelaskan contoh soal agar lebih memahami apa materi pada hari ini. Pertanyaan pun

banyak ditanyakan dari hal kecil sampe hal yang rumit siswa tanyakan kepada guru

tersebut. Selesai menjawab dan menjelaskan semua pertanyaan siswa, guru pun

memberikan soal latihan kepada siswa untuk mengerjakan soal dirumah. Setelah itu guru

mengajak siswa untuk menyimpulkan pembelajaran pada hari ini dan mengucapkan salam

tanda menutupi pembelajaran pada hari ini.

Pada pertemuan ketiga materi yang pelajari di MAN 1 (model) Lubuklinggau,

adalah matematika peminatan yaitu fungsi eksponen, pada pertemuan ini guru masuk

kedalam kelas mempersiapkan siswa untuk mengikuti pelajaran dengan mempersiapkan

alat tulis dan buku paket yang digunakan dalam proses pembelajaran. Guru menjelaskan

kepada siswa apa yang dimaksud dengan fungsi eksponen dan apa saja rumus yang

digunakan dalam materi fungsi eksponen. Setelah itu dilanjutkan dengan contoh soal agar

membuat siswa lebih mengerti apa itu eksponen. Selesai menjelaskan guru pun membentuk

kelompok beberapa siswa untuk mengerjakan soal untuk melatih siswa agar dapat

memahami materi pada hari ini, siswa pun mengerjakan soal yang diberikan oleh guru

bersama-sama mendiskusikan soal dan mempersentasikan ke depan kelas. Setelah itu guru

mengajak siswa untuk membahas soal yang telah dikerjakan, selesai membahas dan

menjelaskan kembali guru pun mengajak siswa untuk menyimpulkan secara bersama-

sama. Untuk menutup pelajaran pada hari ini guru mengucapkan salam.

Beda halnya dengan MAN 2 Lubuklinggau materi yang dibahas pada pertemuan

ketiga matematika peminatan adalah persamaan kuadrat-kuadrat. Guru masuk ke dalam

kelas mengucapkan salam dan mempersiapkan siswa untuk mempesiapkan semua

peralatan agar bisa memulai aktifitas belajar pada pertemuan hari ini. Menjelaskan

bagaimana bentuk persamaan kuadrat-kuadrat dan menjelaskan apa saja yang ada di dalam

materi persamaan kuadrat-kuadrat. Setelah semua telah dijelaskan maka guru menjelaskan

contoh soal agar lebih memahami apa materi pada hari ini. Pertanyaan pun banyak

ditanyakan dari hal kecil sampe hal yang rumit siswa tanyakan kepada guru tersebut.

Selesai menjawab dan menjelaskan semua pertanyaan siswa, guru pun memberikan soal

latihan kepada siswa. Setelah itu guru mengajak siswa untuk menyimpulkan pembelajaran

pada hari ini dan mengucapkan salam tanda menutupi pembelajaran pada hari ini.

Page 15: STUDI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/8. artikel.pdf · a. RPP Matematika Kurikulum 2013 Dari keterangan guru matematika kelas X kedua

Berdasarkan data yang telah diperoleh dari guru di MAN 1 (model) dan MAN 2

Lubuklinggau, RPP dan pelaksanaan di dalam kelas melalui wawancara, observasi dan

dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perencanaan pembelajaran

matematika berbasis HOTS berada pada kategori terlaksana Cukup (65,57%) untuk di

MAN 1 (model) Lubuklinggan dan terlaksana kategori Cukup (55,43%) untuk di MAN 2

Lubuklinggau, sedangkan untuk pelaksanaan pembelajaran terlaksana kategori Baik

(67,18%) untuk MAN 1 (model) Lubuklinggau dan terlaksana Cukup (57,73%) untuk

MAN 2 Lubuklinggau. Berdasarkan hasil analisis RPP dan pelaksanaan beberapa aspek

HOTS sudah muncul tetapi belum maksimal seperti, menganalisis, mengevaluasi dan

menciptakan.

Temuan ini sesuai dengan penyataan dari Mitri (2016:64) bahwa Kegiatan

pembelajaran yang baik adalah kegiatan pembelajaran yang memuat indikator berpikir

tingkat tinggi, berupa kegiatan menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan. Desain RPP

yang memuat indikator berpikir tingkat tinggi adalah RPP yang pada kompenen

kompetensi dasar, indikator, proses pembelajaran dan lembar kerja siswa memuat indikator

keterampilan berpikir tingkat tinggi pada level menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.

Hasil penelitian ini menunjukkan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran

matematika berbasis HOTS berada pada kategori Baik (61,33). Hal ini sejalan dengan

penelitian Pratama, dkk (2015: 111) yakni terlaksana sedang peserta didik di SMA

negeri kota Yogjakarta DIY memiliki kemampuan HOTS. Berdasarkan hasil observasi

pembelajaran beberapa aspek HOTS sudah muncul tetapi belum maksimal, pemetaan

hasil observasi pembelajaran seperti, menganalisis pada kategori sedang,

mengevaluasi dan berpikir kritis pada kategori sangat rendah, pemecahan masalah

pada kategori rendah. Hal ini berarti bahwa aspek kemampuan secara gradasi dari

rendah ke tinggi secara berturut-turut adalah kemampuan menganalisis, mengevaluasi,

mencipta, berpikir kritis dan pemecahan masalah.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian kelas X semester 1 Tahun Ajaran 2017/2018 di MAN 1

(model) dan MAN 2 Lubuklinggau, diperoleh kesimpulan :

1. Perencanaan pembelajaran matematika berbasis HOTS yang disusun oleh guru

matematika kelas X pada MAN 1 (model) dan MAN 2 di Kota Lubuklinggau berada

Page 16: STUDI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/8. artikel.pdf · a. RPP Matematika Kurikulum 2013 Dari keterangan guru matematika kelas X kedua

pada kategori terlaksana Cukup (65,57%) untuk di MAN 1 (model) Lubuklinggan dan

terlaksana kategori Cukup (55,43%) untuk di MAN 2 Lubuklinggau.

2. Pelaksanaan pembelajaran matematika berbasis HOTS yang dilakukan oleh guru

matematika kelas X pada MAN 1 (model) dan MAN 2 di Kota Lubuklinggau,

pelaksanaan pembelajaran terlaksana kategori Baik (67,18%) untuk MAN 1 (model)

Lubuklinggau dan terlaksana Cukup (57,73%) untuk MAN 2 Lubuklinggau.

DAFTAR PUSTAKA

Amanah, Firda. 2014. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bahasa Arab Kurikulum

2013 SMA Pondok Modern Selamat Kendal. Universitas N Semarang (UNNES).

Skripsi Tidak Diterbitkan

Herman, Tatang. 2007. Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan

Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Menengah Pertama. Jurna

Educationist. Vol. 1. No. 1. Hal.47-56

Krathwohl, D.R. & Anderson, L.W.2001. A Taxonomy For Learning, Teaching,

AndAssesing; A Revision Of Bloom’s Taxonomy Of Education Objective:( tersedia

di www.purdue.edu/geri

Marhaeni, Pradita Agustina. 2008. Analisis Break Even Point Sebagai Alat Perencanaan

Laba Pada Industry Kecil Tegal Di Kecamatan Pedurungan Periode 2004-3008

(Studi Kasus Usaha Manufaktur). Tidak Diterbitkan

Pratama, dkk. 2015.Studi Pelaksanaan Pembelajaran Fisika Berbasis Higher Order

Thinking (HOTS) Pada Kelas X Di SMA N KOTA Yogyakarta. Jurnal. Vol. 6. No.

1. Hal. 104-112

Soyomukti. 2015. Teori-teori Pendidikan. Yogyakarta: AR-Ruzz Media

UUD No.20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional

Winaya, dkk. 2015. Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Menurut Kurikulum 2013

Kelas IV SD No.4 Banyu Asri. E-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha.

Vol. 3 . No . 1