19
41 Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS PENGEMBANGAN MATERI IPS Pendahuluan Para mahasiswa sekalian, tentu Anda masih ingat bahan ajar pada Unit 3 utama yakni Pengembangan Materi IPS. Pada unit pengayaan ini, Anda akan diajak mengkaji dan memperdalam penguasaan dalam pengorganisasian materi pembelajaran IPS, terutama pengembangan materi pembelajaran IPS yang lebih menekankan pada aspek afektif, yakni sikap, nilai, dan perilaku. Materi pembelajaran IPS yang bermuansa afektif ini dipandang belum banyak dimanfaatkan oleh para guru karena pembelajaran lebih berorientasi pada aspek kognitif(content oriented) dengan materi yang bersifat formal (formal content). Padahal materi pembelajaran IPS perlu memanfaatkan aspek informal (informal content) serta nuansa kontekstual. Oleh karena itu, uraian pada unit pengayaan ini akan lebih banyak menyajikancontoh-contoh dan latihan dalam mengembangkan materi pembelajaran IPS. Berdasarkan hasil pengamatan di sekolah dan pengalaman dalam pelatihan profesi guru ditemukan bahwa pada umumnya guru hanya menggunakan buku teks mata pelajaran dalam mempersiapkan pembelajaran IPS. Sangat langka guru yang memanfaatkan materi yang diperoleh dari kehidupan siswa serta lingkungannya. Padahal, materi pembelajaran yang diperoleh dari respon dan lingkungan peserta didik sangat penting bagi kehidupan peserta didik untuk masa kini dan masa yang akan datang. Materi yang bersifat informal dari lingkungan peserta didik lebih ampuh dalam mengasah kepekaan sosial peserta didik. UNIT 3 Kompetensi yang diharapkan setelah Anda mempelajari materi ini, sbb.: 1. Mampu mengembangkan materi pembelajaran IPS di SD/MIyang diperoleh dari lingkungan terdekat peserta didik (kontekstual). 2. Mampu mengembangkan satu kompetensi dasar menjadi materi pembelajaran yang inovatif dan sesuai dengan tingkat perkembangan usia peserta didik.

Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPSpjjpgsd.upi.edu/ips/wp-content/uploads/2011/06/Suplemen-Unit-3.pdf · Jauh sebelum kelahiran mata pelajaran IPS di ... Pengembangan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPSpjjpgsd.upi.edu/ips/wp-content/uploads/2011/06/Suplemen-Unit-3.pdf · Jauh sebelum kelahiran mata pelajaran IPS di ... Pengembangan

41

Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS

PENGEMBANGAN MATERI IPS

Pendahuluan

Para mahasiswa sekalian, tentu Anda masih ingat bahan ajar pada Unit 3

utama yakni Pengembangan Materi IPS. Pada unit pengayaan ini, Anda akan

diajak mengkaji dan memperdalam penguasaan dalam pengorganisasian materi

pembelajaran IPS, terutama pengembangan materi pembelajaran IPS yang lebih

menekankan pada aspek afektif, yakni sikap, nilai, dan perilaku. Materi

pembelajaran IPS yang bermuansa afektif ini dipandang belum banyak

dimanfaatkan oleh para guru karena pembelajaran lebih berorientasi pada aspek

kognitif(content oriented) dengan materi yang bersifat formal (formal content).

Padahal materi pembelajaran IPS perlu memanfaatkan aspek informal (informal

content) serta nuansa kontekstual. Oleh karena itu, uraian pada unit pengayaan ini

akan lebih banyak menyajikancontoh-contoh dan latihan dalam mengembangkan

materi pembelajaran IPS.

Berdasarkan hasil pengamatan di sekolah dan pengalaman dalam pelatihan

profesi guru ditemukan bahwa pada umumnya guru hanya menggunakan buku

teks mata pelajaran dalam mempersiapkan pembelajaran IPS. Sangat langka guru

yang memanfaatkan materi yang diperoleh dari kehidupan siswa serta

lingkungannya. Padahal, materi pembelajaran yang diperoleh dari respon dan

lingkungan peserta didik sangat penting bagi kehidupan peserta didik untuk masa

kini dan masa yang akan datang. Materi yang bersifat informal dari lingkungan

peserta didik lebih ampuh dalam mengasah kepekaan sosial peserta didik.

UNIT 3

Kompetensi yang diharapkan setelah Anda mempelajari materi ini, sbb.: 1. Mampu mengembangkan materi pembelajaran IPS di SD/MIyang diperoleh

dari lingkungan terdekat peserta didik (kontekstual). 2. Mampu mengembangkan satu kompetensi dasar menjadi materi

pembelajaran yang inovatif dan sesuai dengan tingkat perkembangan usia peserta didik.

Page 2: Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPSpjjpgsd.upi.edu/ips/wp-content/uploads/2011/06/Suplemen-Unit-3.pdf · Jauh sebelum kelahiran mata pelajaran IPS di ... Pengembangan

42

Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS

Uraian Materi

Pengembangan Media Pembelajaran sebagai Materi IPS

Tentu Anda sudah memahami tugas pokok guru seperti yang uraikan

padaUnit 3 utama. Anda pun tentu masih ingat bahwa guru hendaknya memiliki

kemampuan untuk mengorganisasikan dan mengemas media pembelajaran

sebagai materi IPS sehingga dapat memenuhi kebutuhan para peserta didik.

Banyak keluhan yang dilontarkan oleh siswa, orang tua, dan pemerhati pendidikan

bahwa pembelajaran IPS lebih menekankan pada hapalan, tidak menantang,

bersifat konseptual dan/atau deduktif. Tentu saja kondisi ini tidak diharapkan.

Oleh karena itu, perlu ada perubahan dalam mengemas materi pembelajaran dan

pelaksanaannya sehingga peserta didik merasa senang belajar (enjoyable).

Pembelajaran hendaknya semakin bermakna dan dapat memberikan pengaruh

positif bagi peserta didik saat kini maupun dimasa yang akan datang.

Pada unit pengayaan ini, Anda akan diajak untuk berlatih dalam

mengembangkan/ mengemas media pembelajaran sebagai materi IPS.

Kemampuan mengembangkan materi mencakup kemampuan menghimpun

informasi (locating and gathering information)sebagai tahap awal dalam

mengorganisasian materi pembelajaran. Kemampuan guru dalam mengemas

materi pembelajaran yang kontekstual hendaknya memperhatikan potensi peserta

didik atau respon siswa. Dengan demikian, pengembangan materi bersifat

induktif, yakni mulai dari dunia dan kebutuhan siswa.

Jauh sebelum kelahiran mata pelajaran IPS di Indonesia, Leppert (1963)

mengemukakan bahwa program pengajaran IPS hendaklah memberikan

kesempatan kepada sekolah (siswa) untuk menemukan dan menggunakan

beragam jenis sumber informasi, seperti membaca buku sumber, menyajikan

media audiovisual, dan sumber-sumber yang diperoleh dari lingkungan

masyarakat.

Sub Unit 3.1

Page 3: Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPSpjjpgsd.upi.edu/ips/wp-content/uploads/2011/06/Suplemen-Unit-3.pdf · Jauh sebelum kelahiran mata pelajaran IPS di ... Pengembangan

43

Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS

Sumber-sumber tertulis baik yang berupa fiksi maupun faktual, jika

diilustrasikan dengan baik, dapat diperkenalkan untuk membantu siswa

memperluas wawasan, mengemukakan konsep baru, dan memperluas serta

memperdalam pemahaman mereka. Sebelum anak-anak menggunakan sumber

informasi, seperti buku, majalah, ensiklopedia, dan katalog kartu, mereka perlu

mengetahui susunan alpabet agar dapat menemukan lokasi tempat buku di

perpustakaan.

Peserta didik di SD/MI hendaknya telah diperkenalkan bagaimana

mengumpulkan informasi selain dari buku teks, seperti surat kabar, majalah, dan

referensi tambahan yang menunjang, peta dan atlas. Demikian pula, informasi

yang ada di masyarakat, bahan-bahan audiovisual, film, bioskop, radio, televisi,

catatan harian, VCD, dan sebagainya.

Dari sejumlah jenis sumber materi pembelajaran di atas, maka apabila

diklasifikasikan sumber utama materi pembelajaran IPS meliputi: (1) bahan-bahan

bacaan (reading materials), (2) sumber masyarakat (community), (3) sumber-

sumber bukan bacaan (non-reading materials). Bagaimana mengorganisasikan

dan mengemas materi yang berasal dari berbagai sumber tersebut dan bagaimana

menggunakan atau memanfaatkan materi tersebut, merupakan pertanyaan yang

akan memandu uraian pembahasan dalam kegiatan belajar di bawah ini.

Pertama, penggunaan bahan bacaan sebagai sumber informasi meliputi:

buku, perpustakaan, majalah (periodicals), dan publikasi pemerintah. Buku

merupakan sarana dasar untuk belajar bagaimana menemukan dan mengumpulkan

informasi. Para siswa dapat membaca dan menganalisis buku teks dan buku-

buku lainnya untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan, memeriksa kebenaran

Gambar:

sumber

belajar

tercetak

(buku)

Page 4: Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPSpjjpgsd.upi.edu/ips/wp-content/uploads/2011/06/Suplemen-Unit-3.pdf · Jauh sebelum kelahiran mata pelajaran IPS di ... Pengembangan

44

Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS

informasi, memperoleh pengertian tentang unit studi, membuat pilihan dan

keputusan yang lebih cerdas, dan memecahkan masalah. Namun, karena isi buku

disusun lebih cenderung menggunakan pendekatan struktural dan disiplin ilmu

maka isi materi buku umumnya bersifat konseptual dan teoritis. Tidak terlalu

banyak materi yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran yang bersifat afektif.

Namun, apabila para peserta didik telah mahir dalam menggunakan buku

sebagai sumber bacaan, maka peserta didik dapat dengan mudah mendapatkan

informasi lain dan menghubungkannya dengan realita kehidupan.

Kedua, materi pembelajaran yang terkait dengan kehidupan masyarakat

mencakup: file sumber masyarakat, hasil wawancara dan pembicara tamu, catatan

perjalanan lapangan, dan laporan survey masyarakat. Masyarakat di kawasan

tertentu merupakan laboratorium berharga yang memberikan pengalaman kepada

siswa dalam mendapatkan informasi tentang lembaga-lembaga sosial, politik, dan

ekonomi. Selain itu, materi tentang kehidupan masyarakat ini memberikan makna

bagi kehidupan kelompok dan kontribusi penting untuk mengidentifikasi dan

memahami kesamaan dan perbedaan dalam budaya. Beberapa peristiwa berupa

gambar/foto yang dapat dikemas menjadi materi pembelajaran antara lain:

Gambar: Foto Gunung Merapi meletus dan dampaknya bagi tumbuhan

Gambar: Gunung Merapi dalam lukisan di Belanda

Page 5: Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPSpjjpgsd.upi.edu/ips/wp-content/uploads/2011/06/Suplemen-Unit-3.pdf · Jauh sebelum kelahiran mata pelajaran IPS di ... Pengembangan

45

Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS

Pemanfaatan masalah sosial dan kejadian alam secara efisien dan efektif

sebagai laboratorium proses belajar mengajar dalam memperoleh informasi

berkaitan dengan unit kajian dalam IPS. File sumber masyarakat menjadi

instrumen baik bagi guru maupun siswa. Di lingkungan sekolah yang belum

mengembangkan file sumber masyarakat, guru IPS perlu mempunyai file sendiri

dan melibatkan siswa dalam kegiatan. Pengelompokan dan pengorganisasian

sumber dari masyarakat antara lain: bisnis, komunikasi, budaya, pemerintahan,

sejarah, perindustrian, transportasi, rekreasi dan permainan.

Gambar: Foto alat transportasi darat, laut dan udara

Gambar: Anak-anak sedang bermain

Page 6: Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPSpjjpgsd.upi.edu/ips/wp-content/uploads/2011/06/Suplemen-Unit-3.pdf · Jauh sebelum kelahiran mata pelajaran IPS di ... Pengembangan

46

Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS

Selain perolehan materi pembelajaran melalui sumber di atas, para siswa

dapat dibelajarkan pula melalui pelatihan mewawancarai narasumber dan hasilnya

dilaporkan kepada seluruh kelas.Atau guru dan siswa secara bersama

mendatangkan narasumber ke kelas untuk mendiskusikan suatu tema,

menunjukkan keahlian atau menunjukkan bahan-bahan IPS yang tidak pernah

diperoleh di sekolah.Namun, apabila narasumber itu tidak dapat hadir di kelas

maka beberapa siswa dapat mewawancarainya dan mencatatnya bahkan dapat

dibantu dengan alat rekaman.Catatan ini dapat digunakan sebagai laporan di kelas

untuk memberikan pengalaman kontak langsung dengan orang yang

diwawancarainya.

Ketiga, bahan-bahan bukan bacaan namun dapat dijadikan sebagai sumber

informasi. Bahan-bahan ini meliputi: (1) gambar,filmstrips, dan slides; (2) peta,

grafik, dan poster; (3) rekaman, radio, dan televisi.

Gambar: Foto surat kabar, kehidupan di desa, poster, dan peta

Peta, grafik, dan poster merupakan bahan-bahan sumber informasi yang

menunjukkan hubungan antara fakta dan ide serta perbandingannya tentang data

orang, uang, atau jarak tempat, dalam bentuk visual sehingga sumber informasi

akan bermakna bagi siswa. Garis waktu dapat membantu siswa memahami urutan

peristiwa dan dapat mempermudah pengembangan perspektif sejarah. Peta dapat

menunjukkan cara dari sejumlah peristiwa dapat memberi kontribusi terhadap

Page 7: Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPSpjjpgsd.upi.edu/ips/wp-content/uploads/2011/06/Suplemen-Unit-3.pdf · Jauh sebelum kelahiran mata pelajaran IPS di ... Pengembangan

47

Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS

peristiwa yang lebih luas. Misalnya, berapa besar impor dari negara-negara lain

berkontribusi terhadap pengadaan pangan di negara kita.

LATIHAN:

Pengembangan materi pembelajaran untuk anak SD/MI sangat penting mengingat

anak usia SD belum mampu berpikir abstrak/konseptual. Bagaimana upaya guru

dalam mengembangkan/mengemas materi pembelajaran IPS sehingga proses

pembelajaran menyenangkan?

Panduan jawaban latihan:

Mengingat karakteristik siswa SD/MI belum mampu berpikir abstrak dan rasional,

maka guru perlu mempersiapkan media pembelajaran IPS yang menarik dan sesuai

dengan karakteristik dan tingkat kemampuan berpikir anak usia SD/MI.

Untuk lebih memahami topik

berikutnya, sebaiknya anda

mengamati dan memahami video

pembelajaran berikut ini !

Page 8: Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPSpjjpgsd.upi.edu/ips/wp-content/uploads/2011/06/Suplemen-Unit-3.pdf · Jauh sebelum kelahiran mata pelajaran IPS di ... Pengembangan

48

Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS

Uraian Materi

Pengembangan Materi Pembelajaran IPS Afektif

Pada Sub Unit 1 di atas, Anda telah mendapatkan pemahaman tentang

pengembangan media untuk materi IPS. Berikut ini Anda akan diajak

mengembangkan materi pembelajaran IPS yang bernuansa afektif agar peserta

didik memiliki kepekaan sosial. Topik ini perlu dibahas mengingat pembelajaran

IPS selama ini belum banyak menyentuh aspek afektif yang dapat menumbuhkan

kepekaan sosial pada peserta didik.

Apa kepekaan sosial itu?

Secara harfiah, istilah ‘kepekaan’ (sensitivity) berasal dari kata ‘peka’

(sensitive) yang berarti mudah merasa atau mudah terangsang, atau suatu kondisi

seseorang yang mudah bereaksi terhadap suatu keadaan. Apabila dikaitkan

dengan kondisi sosial (kemasyarakatan) maka istilahnya menjadi kepekaan sosial

(social sensitivity), ialah kondisi seseorang yang mudah bereaksi terhadap

masalah-masalah kemasyarakatan. Terdapat sejumlah masalah kemasyarakatan

yang diharapkan akan menjadi bagian perhatian setiap siswa dan/atau warga

negara dan warga masyarakat sehingga perlu dikembangkan sejak mereka berada

di bangku sekolah.

Pengertian kepekaan sosial seperti di atas tampaknya ada kaitannya dengan

istilah kesadaran sosial (social awareness), ialah kemampuan siswa menjadi

paham (informed about) dan peka (sensitive) terhadap aspek-aspek politik, sosial

dan ekonomi di masyarakatnya. Campbell (1989) menganjurkan agar setiap guru

dapat mengembangkan kesadaran sosial bagi para siswanya sejak dini, yakni pada

tingkat pendidikan dasar.Pengembangan dan pemeliharaan kesadaran sosial

sangatlah penting karena secara ekonomi pendidikan dirancang untuk mendukung

Sub Unit 3.2

Page 9: Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPSpjjpgsd.upi.edu/ips/wp-content/uploads/2011/06/Suplemen-Unit-3.pdf · Jauh sebelum kelahiran mata pelajaran IPS di ... Pengembangan

49

Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS

pembangunan masyarakat yang produktif. Sedangkan dari sudut konsep

demokrasi, sekolah sebagai salah satu agen perubahan hendaknya membantu para

siswa untuk berpartisipasi dengan cara memahami masyarakatnya, mengkritik dan

memberi sumbangan terhadap perubahan sosial. Namun diakui bahwa tidak

semua siswa peduli dan memiliki kesadaran terhadap persoalan-persoalan

kemasyarakatan dan politik.Dalam konteks pendidikan di persekolahan inilah

setiap guru hendaknya mendorong para siswanya, melalui pengembangan strategi

pembelajaran, agar menjadi siswa dan/atau warga masyarakat yang punya

kepekaan sosial dalam era globalisasi dan perubahan sosial yang begitu cepat.

Secara teoritis, kepekaan sosial maupun kesadaran sosial akan terjadi

apabila adanya pengalaman individu pada masa lampau. Pengamalan belajar

individu pada hakekatnya adalah hasil dari interaksi antara pribadi individu

dengan lingkungannya.Bandura (1977) mengemukakan dalam teori belajar sosial -

“Social Learning Theories” bahwa seseorang mengontrol lingkungan

menggunakan pengalaman tindakannya pada masa lalu.Perilaku seseorang

tidaklah ditentukan hanya oleh lingkungan atau otonomi individu semata.

Menurut teori belajar sosial, misalnya, Bandura menyatakan bahwa anak-anak

akan mengubah perilakunya dalam situasi karena terdapat kebutuhan untuk

melakukan sesuatu, apabila mereka mempunyai keterampilan untuk melakukan

sesuatu dan cukup motivasi untuk melakukannya. Perubahan akan terjadi karena

adanya kesadaran terhadap akibat dari tindakan melakukan perubahan tersebut.

Dengan berdasarkan pada teori belajar sosial dari Bandura ini maka dapat

disimpulkan bahwa kesadaran sosial maupun kepekaan sosial dapat

dikembangkan, dipelajari atau dibelajarkan kepada para siswa. Bagaimana cara

mengembangkan kepekaan sosial untuk mengantisipasi, mempersiapkan dan

sekaligus mengadakan perubahan sosial?

Sebagaimana telah dinyatakan di atas bahwa kepekaan sosial adalah kondisi

seseorang yang mudah merasa, terangsang dan bereaksi terhadap hal-hal

kemasyarakatan. Agar kondisi ini dapat terjadi pada siswa maka dalam proses

Page 10: Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPSpjjpgsd.upi.edu/ips/wp-content/uploads/2011/06/Suplemen-Unit-3.pdf · Jauh sebelum kelahiran mata pelajaran IPS di ... Pengembangan

50

Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS

pembelajaran perlu diperkenalkan konsep-konsep, norma, prinsip, nilai maupun

masalah-masalah sosial yang erat dengan kehidupan para siswa. Terdapat

sejumlah masalah sosial yang perlu ada pemecahan segera, seperti kemiskinan,

kebodohan, pengangguran, kejahatan, korupsi, kolusi, suap, pungli dan

sebagainya.Bagaimana caranya agar para siswa memiliki kepekaan terhadap

masalah-masalah tersebut sebagai persiapan untuk memasuki dunia kehidupan

masyarakat yang sebenarnya? Inilah pertanyaan yang perlu dan akan dibahas

dalam kegiatan belajar ini. Namun sebagai jawaban sementara dapatlah

dinyatakan disini bahwa para siswa perlu dibelajarkan dan dilatih kepekaannya

sejak mereka berada di lembaga persekolahan.

Asumsi dasar sesuai dengan teori belajar sosial dari Bandura (1977)

menyatakan bahwa Perilaku individu yang berbeda-beda dapat dipelajari melalui

proses pengkondisian kelas, pengkondisian peran perilaku (simulasi) dan belajar

melalui pengamatan. Misalnya, seorang anak laki-laki berperilaku sebagai laki-

laki sedangkan anak perempuan berperilaku sebagai perempuan karena orang

tuanya menunjukkan perilaku seperti tersebut dan dapat pula mereka belajar dari

pengamatan melalui perilaku teman-temannya atau melihat siaran program TV.

Singkatnya, kepekaan dan kesadaran pun bukan hal yang tidak mungkin untuk

dipelajari dan dibelajarkan. Mari kita perhatikan gambar foto berikut ini. Apa

perasaan Anda ketika melihat gambar-gambar/foto berikut ini?

Page 11: Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPSpjjpgsd.upi.edu/ips/wp-content/uploads/2011/06/Suplemen-Unit-3.pdf · Jauh sebelum kelahiran mata pelajaran IPS di ... Pengembangan

51

Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS

Adakah tersirat rasa keprihatinan sehingga muncul keinginan untuk

mengulurkan tangan atau membantu korban Merapi?

Bagaimana mengembangkan strategi keterampilan kepekaan sosial

dilakukan dalam proses pembelajaran?

Tentu anda masih ingat bahwa kepekaan sosial itu tidak muncul dari

lingkungan semata atau dari individu secara otonom.Kepekaan sosial muncul

karena ada pengalaman individu dari waktu sebelumnya. Oleh karena itu, upaya

yang dapat dilakukan oleh guru adalah mengklarifikasi pengalaman tersebut dan

mengembangkannya di kelas melalui rekonstruksi dengan melibatkan siswa dalam

aktivitas sosial dan proses pembelajaran. Dengan kata lain, kepekaan sosial akan

dapat terjadi apabila setiap guru dalam proses belajar mengajar selalu melibatkan

semua siswa dalam aktivitas pembelajaran di kelas maupun di luar sekolah secara

terencana dan terprogram.

Jarolimek dan Parker (1993) mengemukakan sejumlah aktivitas dalam

pembelajaran IPS di kelas yang melibatkan siswa agar mereka memiliki kepekaan

sosial seperti melalui pendidikan seni, drama, musik, bahkan olah raga. Aktivitas

Page 12: Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPSpjjpgsd.upi.edu/ips/wp-content/uploads/2011/06/Suplemen-Unit-3.pdf · Jauh sebelum kelahiran mata pelajaran IPS di ... Pengembangan

52

Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS

kelas yang melibatkan siswa ini pada gilirannya akan memberi kontribusi

terhadap pencapaian tujuan IPS antara lain: menarik perhatian siswa,

mengembangkan sejumlah kemampuan berpikir, memberikan arah dan tujuan

belajar, membantu menerapkan temuan hasil penelitian, melakukan sosialisasi

program, memberikan kesempatan berpikir, merencanakan kegiatan, berbagi rasa,

bekerja dan menilai, serta kemampuan lain yang dapat melatih kepekaan sosial.

Apa dan bagaimana aktivitas pembelajaran yang melibatkan siswa itu?

Pada hakekatnya setiap anak menyukai benda mainan atau benda model dari

suatu bangunan. Misalnya, banyak anak ketika bermain di pantai, membuat

rumah-rumahan atau istana; mereka membuat model pesawat, perahu, mobil, dan

benda idola lainnya. Aktivitas yang melibatkan aspek sensory motorik seperti ini

sangat mendukung dalam mengembangkan kreativitas anak-anak.Aktivitas ini

memberi kesempatan yang luas untuk berkreasi, berpikir, berbuat sesuai dengan

keinginannya dan bekerja menggunakan alat yang ada. Model aktivitas seperti

ini akan lebih berhasil guna apabila di lakukan dalam proses pembelajaran secara

terprogram dan terencana, khususnya di dalam kelas IPS.

Ada sejumlah kriteria yang dapat menjadi masukan dan pertimbangan guru

IPS dalam memilih aktivitas untuk pembelajaran di kelas, a.l. kegiatan itu

hendaknya: (1) bermanfaat untuk mencapai tujuan IPS; (2) dapat mengungkap,

memperkaya, dan memperluas wawasan dan arti konsep penting; (3) menuntut

siswa berpikir dan merencanakan sesuatu secara seksama; (4) sesuai dengan

kemampuan siswa; (5) waktu dan tenaga yang dihabiskan dapat diimbangi oleh

hasil belajar yang diperoleh; dan (6) bahan-bahan yang diperlukan tersedia.

Berdasarkan kriteria ini, guru dan siswa dapat merundingkan kegiatan apa yang

akan dilakukan di dalam kelas IPS tersebut.

Untuk memperoleh hasil dari aktivitas yang memiliki kriteria di atas, ada

sejumlah langkah yang hendaknya dilakukan bersama-sama antara guru dan

siswa, seperti: (1) membahas tujuan kegiatan termasuk alasannya sehingga semua

siswa memahami betul apa yang akan dicapai; (2) merencanakan metode atau

Page 13: Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPSpjjpgsd.upi.edu/ips/wp-content/uploads/2011/06/Suplemen-Unit-3.pdf · Jauh sebelum kelahiran mata pelajaran IPS di ... Pengembangan

53

Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS

langkah-langkah kegiatan; (3) merencanakan cara kerja termasuk tata tertib

selama bekerja yang harus dipatuhi; dan (4) menyediakan waktu yang cukup

untuk membuat rencana pembelajaran, tugas yang akan dilakukan siswa, dan

model penilaian. Dengan adanya aturan yang disepakati bersama, maka setiap

siswa akan merasa terlibat dalam penyelenggaraan kegiatan, bertanggung jawab

dan menjaga serta menghormati aturan tersebut. Hal ini penting agar kegiatan

dapat dilakukan secara tertib dan tujuan dapat tercapai sesuai target yang telah

ditetapkan.

Bagaimana musik dapat meningkatkan kepekaan sosial bagi para siswa?

Menurut ahli Studi Sosial, Jarolimek dan Parker (1993), kegiatan musik

memberikan kontribusi yang cukup penting bagi pembelajaran IPS. Melalui

bahasa musik yang bersifat universal, siswa dapat memperluas komunikasi

dengan orang-orang yang berlainan ras dan berbudaya dari bangsa lain baik pada

masa lampau maupun masa kini. Bermacam jenis nyanyian dan musik ada

hubungannya dengan sejarah perjuangan dan budaya bangsa kita. Seperti apa

jenis musik dan nyanyian berkaitan dengan kondisi masyarakat yang ada pada

masa itu. Misalnya, lagu “Halo-Halo Bandung” terkesan mengandung semangat

yang membara karena diciptakan untuk melukiskan dan membangkitkan semangat

masyarakat Bandung pada saat itu.Ekspresi musik merupakan pengalaman

emosional dari rasa seseorang sehingga musik dapat memberikan inspirasi bagi

semangat patriotisme, cinta tanah air, loyalitas, dan kesetiaan kepada bangsa dan

negara.Oleh karena itu, pemerintah kita seringkali menggunakan musik dan

nyanyian dalam membangun semangat solidaritas sebagai bangsa.

Bagaimana dan mengapa mengintegrasikan musik di dalam kelas?

Pemanfaatan musik dan nyanyian dalam proses pembelajaran di kelas

selama ini, pada umumnya dilakukan melalui mata pelajaran Seni Suara dan atau

Musik. Masih sangat langka mata pelajaran lain memanfaatkan nyanyian dan

musik sebagai media dalam pembelajarannya. Padahal, nyanyian dan musik

merupakan media yang sangat ampuh untuk melatih kepekaan siswa terhadap

Page 14: Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPSpjjpgsd.upi.edu/ips/wp-content/uploads/2011/06/Suplemen-Unit-3.pdf · Jauh sebelum kelahiran mata pelajaran IPS di ... Pengembangan

54

Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS

masalah-masalah sosial yang ada disekelilingnya. Jarolimek dan Parker (1993),

mengemukakan bahan pembelajaran IPS yang cukup efektif dalam mengungkap

dan atau melatih perasaan siswa meliputi: nyanyian, ekspresi yang berirama

(membaca puisi, sajak), dan mendengarkan musik atau mengapresiasi.

Pertama, nyanyian bagi para guru IPS sudah selayaknya berusaha mencari

jenis nyanyian yang dapat melatih kepekaan siswa terhadap apa yang telah

dilakukan oleh para pahlawan ketika merebut dan mempertahankan kemerdekaan

Negara RI. Nampaknya, tidaklah cukup mengajarkan sejarah perjuangan itu

hanya dengan ceramah.Lagu-lagu perjuangan perlu dinyanyian sehingga guru

perlu memilih lagu yang relevan dengan materi atau peristiwa sejarah tersebut.

Tentu saja guru IPS perlu pula menghayati setiap lagu-lagu perjuangan, misalnya

lagu ‘Sepasang Mata Bola’, lagu ‘Syukur’, lagu ‘Maju Tak Gentar’, dan lain-lain,

kapan dan dalam suasana apa lagu-lagu tersebut disenandungkan. Nyanyian

merupakan suatu pengalaman yang dapat memperluas apresiasi siswa dimana

pun.Oleh karena itu, apabila guru sedang membahas tentang kehidupan suatu

masyarakat di suatu daerah (Sulawesi Selatan, misalnya) maka guru mengajak

siswa untuk menyanyikan lagu yang berasal dari daerah tersebut (lagu ‘Angin

Mamiri’, misalnya). Dengan demikian, siswa akan lebih banyak kesempatan

untuk belajar tentang budaya melalui nyanyian.

Kedua, ungkapan perasaan secara berirama atau dengan gerak tarian.

Dengan cara ini guru IPS berusaha untuk menghilangkan ketegangan siswa karena

kehidupan kelas yang terlalu formal, kaku, dan mungkin tidak ramah. Para siswa

diberi kesempatan untuk mengungkapkan perasaan, unek-unek, atau keinginannya

dengan cara menampilkan karyanya berupa puisi yang langsung dibacakan di

depan kelas. Mereka diberi kebebasan untuk berekspresi bahkan bila

memungkinkan dengan menarikan tarian daerahnya.

Ketiga, mendengarkan musik dan nyanyian atau mengapresiasi merupakan

peran siswa sebagai konsumen. Peran ini tetap penting karena akan melatih

perasaan siswa sendiri. Bimbo pernah menyatakan bahwa sejak kecil, anak-anak

Page 15: Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPSpjjpgsd.upi.edu/ips/wp-content/uploads/2011/06/Suplemen-Unit-3.pdf · Jauh sebelum kelahiran mata pelajaran IPS di ... Pengembangan

55

Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS

perlu diperkenalkan dengan seni agar perasaannya dapat tumbuh.Mendengarkan

musik merupakan pengalaman imajinatif dari anak. Guru dapat membantu

mereka dalam mempelajari jiwa musik dan nyanyian. Bagaimana keterkaitan

antara jenis musik dan nyanyian dengan budaya dan kondisi masyarakat dimana

musik itu ada atau diciptakan.

Selain melalui nyanyian, musik, dan sekaligus mendengarkan atau

mengapresiasi, ada cara lain melatih kepekaan sosial para siswa, ialah melalui seni

lukis. Cara demikian, secara luas dilakukan oleh beberapa guru IPS di sekolah

sesuai dengan topik yang sedang dibahas oleh guru bersama siswa. Atau ketika

para siswa diajak belajar ke luar kelas, seperti mengadakan perjalanan ke tempat

pertanian, pelabuhan udara, kebun binatang, kantor pos, pegunungan, dan tempat

lainnya yang memberikan inspirasi untuk menuangkan perasaannya pada kanvas.

Misalnya, siswa dapat melukiskan kondisi lingkungan hidup yang telah tercemar

oleh polusi, kemudian ia lukis dan dipajang di kelas atau di laboratorium IPS yang

ada di sekolah.

Dengan perantaraan media cat dan kanvas, para siswa mungkin dapat

membuat simbol dari pengalamannya, mengungkapkan pemikiran-pemikiran, atau

mengkomunikasikan perasaan yang tidak dapat disampaikan melalui bahasa lisan.

Bagi anak yang berada di tingkat pendidikan dasar, gambar atau lukisan dapat

mengungkapkan cerita secara lengkap sesuai dengan pengetahuan yang ada pada

anak tersebut.

Latihan:

1. Apa yang harus dilakukan oleh guru IPS dan bagaimana melatih kepekaan

sosial peserta didik?

2. Coba anda klarifikasi jenis kegiatan kenegaraan dan kegiatan kemasyarakatan

lainnya yang biasa menggunakan musik atau nyanyian

Page 16: Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPSpjjpgsd.upi.edu/ips/wp-content/uploads/2011/06/Suplemen-Unit-3.pdf · Jauh sebelum kelahiran mata pelajaran IPS di ... Pengembangan

56

Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS

Panduan jawaban latihan:

1. Guru IPS dapat memanfaatkan musik dalam proses pembelajarannya sebagai

media untuk membangkitkan kepekaan siswa. Hal ini dapat dilakukan melalui

beberapa proses a.l. menyanyikan lagu, mengekspresikan irama dalam lagu

tersebut, mendengarkan musik dan nyanyian, dan menciptakan lagu dengan

alat musik. Melalui cara demikian, para siswa akan semakin peka dalam

menghadapi masalah-masalah sosial.

2. Dalam kegiatan kenegaraan seperti upacara resmi kenegaraan dan kegiatan

resmi lainnya selalu dikumandangkan nyanyian lagu kebangsaan.

RANGKUMAN

Dalam proses pembelajaran IPS, guru hendaklah memberikan kesempatan

kepada sekolah (siswa) untuk menemukan dan menggunakan beragam jenis

sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan. Dari sejumlah jenis

sumber informasi tersebut, maka apabila diklasifikasikan sumber utama informasi

meliputi: (1) bahan-bahan bacaan (reading materials), (2) sumber masyarakat

(community), (3) sumber-sumber bukan bacaan (nonreading materials).

Kepekaan sosial dapat terjadi apabila setiap guru dalam proses belajar

mengajar selalu melibatkan semua siswa dalam aktivitas pembelajaran di kelas

maupun di luar sekolah secara terencana dan terprogram. Aktivitas kelas yang

melibatkan siswa ini pada gilirannya akan memberi kontribusi terhadap

pencapaian tujuan IPS antara lain: menarik perhatian siswa, mengembangkan

sejumlah kemampuan berpikir, memberikan arah dan tujuan belajar, membantu

menerapkan temuan hasil penelitian, melakukan sosialisasi program, memberikan

kesempatan berpikir, merencanakan kegiatan, berbagi rasa, bekerja dan menilai,

serta kemampuan lain yang dapat melatih kepekaan sosial. Strategi untuk melatih

kepekaan sosial siswa, selain melalui musik dan seni lukis, bentuk kesenian lain

seperti nyanyian, ekspresi yang berirama (membaca puisi, sajak), dan sekaligus

mendengarkan musik atau mengapresiasi perlu dibelajarkan dan dilatihkan.

Page 17: Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPSpjjpgsd.upi.edu/ips/wp-content/uploads/2011/06/Suplemen-Unit-3.pdf · Jauh sebelum kelahiran mata pelajaran IPS di ... Pengembangan

57

Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS

Tes Formatif

Lingkarilah salah satu kemungkinan jawaban pada setiap butir pertanyaan yang

menurut Anda paling tepat.

1. Informasi dari masyarakat untuk pembuatan media pembelajaran yang

berkaitan dengan masalah rendahnya produktivitas barang dapat diperoleh

dari organisasi:

a. kebudayaan

b. transportasi

c. perindustrian

d. sejarah

2. Istilah kepekaan sosial dalam IPS menunjukkan adanya ciri dalam diri siswa

sbb. :

a. mudah marah

b. mudah bereaksi terhadap suatu keadaan

c. cepat tertarik

d. mudah tergoda

3. Tahap awal munculnya kepekaan sosial pada diri anak adalah adanya

pengetahuan siap dalam dirinya yang dikemukakan oleh Campbell dengan

istilah:

a. pengetahuan sosial

b. sikap sosial

c. Keterampilan sosial

d. kesadaran sosial

Page 18: Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPSpjjpgsd.upi.edu/ips/wp-content/uploads/2011/06/Suplemen-Unit-3.pdf · Jauh sebelum kelahiran mata pelajaran IPS di ... Pengembangan

58

Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS

4. Dalam teori belajar “Social Learning Theories” dari Bandura, kemampuan

seseorang mengontrol lingkungannya menggunakan:

a. pengetahuan dari sekolah

b. pengetahuan dari gurunya

c. pengalaman tindakan masa lalu

d. pengalaman tindakan masa kini

5. Dalam teori belajar Bandura, anak-anak akan mengubah perilakunya apabila

ada..... kecuali :

a. kebutuhan untuk melakukan sesuatu

b. mempunyai Keterampilan

c. cukup motivasi

d. dorongan teman

GLOSARIUM

Kepekaan: berasal dari kata “peka” (sensitive) ialah mudah merasa atau mudah

terangsang, atau suatu kondisi seseorang yang mudah bereaksi

terhadap suatu keadaan.

Kepekaan sosial (social sensitivity): ialah kondisi seseorang yang mudah

bereaksi terhadap masalah-masalah kemasyarakatan.

Kesadaran sosial (social awareness): ialah kemampuan siswa menjadi paham

(informed about) dan peka (sensitive) terhadap aspek-aspek politik,

sosial dan ekonomi di masyarakatnya.

Page 19: Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPSpjjpgsd.upi.edu/ips/wp-content/uploads/2011/06/Suplemen-Unit-3.pdf · Jauh sebelum kelahiran mata pelajaran IPS di ... Pengembangan

59

Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS

DAFTAR PUSTAKA

Leppert, Ella C. (1963). Locating and Gathering Information.in Carpenter, Helen

(Ed.) Skill Development in Social Studies. Washington: NCSS.

Welton, David A & Mallan, John T. (1988) Children and Their World, Strategies

for Teaching Social Studies (3rd ed.). Boston, Dallas: Houghton Mifflin

Company.

Jarolimek, John & Parker, Walter C. (1993).Sosial Studies in Elementary School.

(9th ed.). New York: Macmillan Publishing Company.

Welton, David A & Mallan, John T. (1988) Children and Their World, Strategies

for Teaching Social Studies (3rd ed.). Boston, Dallas: Houghton Mifflin

Company.