TanyajawabSukuk

Embed Size (px)

Citation preview

1. Apakah yang dimaksud dengan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara?Yaitu surat berharga yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap Aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing.

6. Apakah bentuk transaksi yang digunakan dalam Sukuk Negara Ritel tahun 2009?Bentuk transaksi yang digunakan adalah Ijarah Sale and Lease Back. Transaksi ini diawali dengan penjualan (sale) hak manfaat atas Barang Milik Negara kepada investor yang melalui Perusahaan Penerbit SBSN (SPV), kemudian investor melalui SPV menyewakan kembali (lease back) kepada Pemerintah. Sewa yang dibayarkan oleh Pemerintah merupakan imbal hasil yang diterima oleh investor.

13. Apakah keuntungan berinvestasi pada Sukuk Negara Ritel?Keuntungannya yang diperoleh diantaranya adalah: investasiinidijaminpembayaranImbalandanNilaiNominalnyaolehPemerintah bagi investor syariah, investasi ini tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah, sehingga selain aman juga menentramkan Imbalanyangdiperolehlebihtinggibiladibandingkandenganrata-ratatingkat bunga deposito bank BUMN Berpotensimemperolehcapital gain Dapatdiperdagangkandipasarsekunder Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta mendukung pembiayaan pembangunan nasional.

1. Harga Par Investor A membeli Sukuk Negara Ritel di Pasar Perdana sebesar Rp 10.000.000,00 dengan nilai indikatif imbalan 12% dan tidak dijual sampai jatuh tempo, maka hasil yang diperoleh adalah: Imbalan =12%xRp10.000.000,00x1/12 =Rp100.000,00setiapbulansampaidenganjatuh tempo =Rp10.000.000,00 =Imbalan+NilaiNominal =Rp10.100.000,00

2. Apakah yang dimaksud dengan Sukuk Negara Ritel?Yaitu Surat Berharga Negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang diperuntukkan bagi investor individu.

7. Apakah yang dimaksud dengan Aset Sukuk Negara Ritel?Adalah Barang Milik Negara (BMN) yang menjadi obyek transaksi atau dasar penerbitan SBSN atau Sukuk Negara Ritel.

NilaiNominalpadasaatjatuhtempo Totalyangdiperolehpadasaatjatuhtempo

3. Apakah dasar hukum penerbitan Sukuk Negara Ritel?Undang-Undang Nomor 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara.

8. Siapa yang menerbitkan Sukuk Negara Ritel?Perusahaan Penerbit SBSN yaitu badan hukum yang didirikan berdasarkan UndangUndang Nomor 19 Tahun 2008 tentang SBSN, khusus untuk melaksanakan kegiatan penerbitan SBSN

4. Apakah yang membedakan antara Sukuk Negara Ritel dengan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) seri IFR-001 dan IFR-002SBSN seri IFR-001 dan IFR-002 diperuntukkan bagi investor institusi dengan nilai pembelian minimal Rp1 miliar. Sedangkan Sukuk Negara Ritel diperuntukkan bagi investor individu dengan nilai minimal pembelian Rp 5 juta dan kelipatannya.

14. Bagaimana cara membeli Sukuk Negara Ritel di Pasar Perdana?Prosedur pembelian Sukuk Negara Ritel di Pasar Perdana adalah: 1. mendatangikantorpusat/cabangAgenPenjualyangtelahdipiliholehPemerintah dalam melayani pembelian Sukuk Negara Ritel; 2. membuka rekening dana (jika diperlukan) pada salah satu bank umum dan rekening surat berharga (jika diperlukan) pada salah satu subregistry; 3. menyediakan dana yang cukup sesuai jumlah pesanan untuk pembelian Sukuk Negara Ritel melalui Agen Penjual; 4. Mengsisi Formulir Pemesanan; 5. menyampaikanFormulirPemesanan,fotokopiidentitasdiri(KTP/SIM),danbukti setor (jika diperlukan) kepada Agen Penjual dan menerima bukti penyerahan dokumen dari Agen Penjual.

2. Harga Premium Investor B membeli Sukuk Negara Ritel di Pasar Perdana sebesar Rp 10.000.000,00 dengan kupon 12% dan dijual di Pasar Sekunder dengan harga 105%, maka hasil yang diperoleh adalah : Imbalan =12%xRp10.000.000,00x1/12 =Rp100.000,00setiapbulansampaidengansaat dijual =Rp500.000,00

9. Apakah tujuan penerbitan Sukuk Negara Ritel?Tujuan penerbitan Sukuk Negara Ritel adalah: Memperluassumber-sumberpembiayaanAPBN Diversifikasiinvestordaninstrumen Memberikanakternatifinstrumenritelberbasissyariahbagiinvestor Mendukungpengembanganpasarkeuangansyariah Memberikankesempatankepadainvestorkeciluntukberinvestasidalaminstrumen pasar modal yang aman dan menguntungkan.

Capital Gain=Rp10.000.000,00x(105-100)% NilaiNominalyangditerimasaatdijualRp10.500.000,00yangberasaldariNilai NominalSRIsebesarRp10.000.000,00+Capital Gain. Totalyangdiperolehpadasaatdijual =Imbalan+NilaiNominalpadasaatdijual =Rp10.600.000,00

5. Apakah persamaan dan perbedaan Sukuk Negara Ritel dengan Obligasi Negara Ritel Indonesia (ORI)?Persamaan: SukukNegaraRiteldanORImerupakanSuratBerhargaNegarayang diperuntukkan bagi investor ritel. Sukuk Negara Ritel dan ORI merupakan bukti investasi masyarakat kepada pemerintah. Baik Sukuk Ritel maupun ORI pembayaran bunga/imbalan dan pelunasan/ pembelian kembali dijamin oleh Pemerintah. Perbedaan: ORIadalahpinjamanmodaldarimasyarakatkepadaPemerintah,sedangkanSukuk Negara Ritel adalah bentuk penyertaan modal masyarakat atas bagian dari aset Sukuk Negara Ritel yang dijadikan obyek transaksi. ORI memberikan penghasilan (return) kepada investor berupa bunga. Sedangkan Sukuk Negara Ritel memberikan penghasilan (return) kepada investor berupa imbalan sewa, sesuai dengan akad yang digunakan

10. Untuk apa dana hasil penerbitan Sukuk Negara Ritel?DanatersebutakandipergunakanolehPemerintahuntukpembiayaanumumAPBN, termasuk untuk membiayai pembangunan proyek infrastruktur.

15. Berapa satuan pembelian dalam Sukuk Negara Ritel? Apakah ada batasan minimal dan maksimal pembelian?Harga per unit Sukuk Negara Ritel adalah Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah). Mininal pembeliannya adalah 5 (lima) unit dan kelipatannya, sedangkan batasan maksimal pembeliannya tidak ada.

3. Harga Discount Investor C membeli Sukuk Negara Ritel di Pasar Perdana sebesar Rp10.000.000,dengan kupon 12% dan dijual di Pasar Sekunder dengan harga 95%, maka hasil yang diperoleh adalah: Imbalan Capital Loss =12%xRp10.000.000,00x1/12 = Rp 100.000,00 setiap bulan sampai dengan saat dijual =Rp10.000.000,00x(95%-100%) =-Rp500.000,00

11. Siapa saja yang dapat berinvestasi pada Sukuk Negara Ritel?Seluruh Warga Negara Indonesia dapat berinvestasi pada Sukuk Negara Ritel.

12 .Apakah bukti kepemilikan Sukuk Negara Ritel?Sukuk Negara Ritel diterbitkan dalam bentuk tanpa warkat (scripless), namun kepada para investor akan diberikan Surat Bukti Kepemilikan

16. Bagaimana cara menghitung imbalan Sukuk Negara Ritel?Untukmengetahuicaramenghitungimbalanyangakandiperolehdalamberintasi pada Sukuk Negara Ritel, disajikan ilustrasi perhitungan hasil investasi sebagai berikut:

Nilai Nominal yang diterima saat dijual Rp 9.500.000,00 yang berasal dari NilaiNominalSRIsebesarRp10.000.000,00+Capital

sukuk sukuk

>

>>

>>>

>>>>

Loss. Total yang diperoleh pada saat dijual = Imbalan + Nilai Nominal pada saat dijual = Rp 9.600.000,00 Catatan: Ilustrasi di atas belum memperhitungkan biaya-biaya transaksi dan pajak. Transaksi penjualan di Pasar Sekunder dengan asumsi penjualan terjadi pada saat pembayaran Imbalan, sehingga tidak memperhitungkan accrued yang ada.

21. Bagaimanakah mekanisme transaksi (jual beli) Sukuk Negara Ritel di pasar sekunder?PROSES PEMBELIAN DI PASAR SEKUNDER: 1. Nasabah datang kepada perbankan untuk mendapat informasi atau mengunjungi langsung perusahaan sekuritas yang sudah berpengalaman dalam perdagangan; 2. Nasabah membuka rekening surat berharga pada perusahaan sekuritas dimaksud dengan mengisi formulir pembukaan rekening yang antara lain mewajibkan penyebutan nomor rekening tabungan yang sudah dimiliki pada salah satu bank nasional; 3. Nasabah mengisi formulir pemesanan pembelian dengan antara lain menyebutkan nomor rekening surat berharga, nomor rekening tabungan, harga beli (dinyatakan dalam persen dengan 2 angka di belakang koma), dan jumlah nominal pembelian (minimal Rp5.000.000,00 dengan kelipatan Rp5.000.000,00); 4. Perusahaan sekuritas menyampaikan minat beli nasabah ke Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mendapatkan nasabah lain yang bermaksud menjual pada harga yang sesuai dengan permintaan nasabah yang berminat membeli; 5. Dalam hal terjadi kesesuaian harga antara nasabah pembeli dan nasabah penjual, maka transaksi pembelian diselesaikan melalui mekanisme bursa yang melibatkan PT. BEI, PT. KPEI, PT. KSEI, dan Perusahaan sekuritas; 6. Jumlah dana yang harus dibayar oleh nasabah pembeli adalah sejumlah harga Sukuk Ritel ditambah dengan Imbalan berjalan. PROSES PENJUALAN DI PASAR SEKUNDER: 1. Nasabah datang kepada perbankan untuk mendapat informasi atau mengunjungi langsung perusahaan sekuritas dimana yang bersangkutan memiliki rekening surat berharga; 2. Nasabah mengisi formulir pemesanan penjualan dengan antara lain menyebutkan nomor rekening surat berharga, nomor rekening tabungan, harga jual (dinyatakan dalam persen dengan 2 angka di belakang koma), dan jumlah nominal penjualan (minimal Rp5.000.000,00 dengan kelipatan Rp5.000.000,00); 3. Perusahaan sekuritas menyampaikan minat jual nasabah ke Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mendapatkan nasabah lain yang bermaksud membeli Sukuk Ritel pada harga yang sesuai dengan permintaan nasabah yang berminat menjual; 4. Dalam hal terjadi kesesuaian harga antara nasabah penjual dan nasabah pembeli, maka transaksi penjualan diselesaikan melalui mekanisme bursa yang melibatkan PT. BEI, PT. KPEI, PT. KSEI, dan Perusahaan sekuritas; 5. Jumlah dana yang akan diterima oleh nasabah penjual adalah sejumlah harga Sukuk Ritel ditambah dengan Imbalan berjalan.

Terdapat beberapa risiko berinvestasi pada inistrumen investasi di pasar keuangan, diantaranya adalah: 1. Risiko gagal bayar (default risk) adalah risiko di mana investor tidak dapat memperoleh pembayaran dana yang dijanjikan oleh penerbit pada saat produk investasi jatuh tempo. Sukuk Negara Ritel tidak mempunyai risiko gagal bayar karena Pemerintah berdasarkan Undang-Undang SBSN dan Undang-Undang APBN stiap tahunnya menjamin pembayaran Imbalan dan Nilai Nominal Sukuk Negara Ritel sampai dengan jatuh tempo. 2. Risiko pasar (market risk), adalah potensi kerugian bagi investor (capital loss) karena menjual Sukuk Negara Ritel sebelum jatuh tempo dalam kondisi bunga sedang mengalami kenaikan. Kondisi ini dapat dihindari dengan memegang Sukuk Negara sampai dengan jatuh tempo. 3. Risiko Likuditas (liquidity risk), adalah potensi kerugian apabila sebelum jatuh tempo pemegang Sukuk Negara Ritel yang memerlukan dana mengalami kesulitan dalam menjual Sukuk Negara Ritel dalam harga wajar.

17. Bagaimana perlakuan pajak terhadap Sukuk Negara Ritel?Terkait perlakuan pajak terhadap Sukuk Negara Ritel sudah diperhitungkan oleh Pemerintah dan besarnya pajak yaitu Pajak Penghasilan (PPh) sebesar 20% atas imbalan dan 20% atas capital gain. Pajak untuk Sukuk Negara Ritel sama dengan Pajak yang dikenakan atas Surat Utang Negara (SUN).

18. Siapakah yang dapat menjadi Agen Penjual Sukuk Negara Ritel?Adalah Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional yang telah memiliki ijin usaha dari Bank Indonesia dan Perusahaan Efek yang telah memiliki surat ijin usaha dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, serta memenuhi kriteria dan syarat yang telah ditetapkan oleh Pemerintah

23. Bagaimana apabila Pemerintah mengalami gagal bayar (default)?Sesuai dengan Pasal 9 ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 tahun 2008, Pemerintah memberikan jaminan untuk membayar Imbalan dan Nilai Nominal setiap SBSN yang diterbitkan.

19.Siapakah yang dapat menjadi Konsultan Hukum Sukuk Negara Ritel?Adalah Konsultan Hukum yang telah terdaftar sebagai Profesi Penunjang Pasar Modal di Bapepam dan Lembaga Keuangan, serta memenuhi kriteria dan syarat yang telah ditetapkan Pemerintah.

24. Apabila pemegang Sukuk Negara Ritel meninggal dunia, apakah bisa diwariskan kepada ahli warisnya dan bagaimana caranya?Sukuk Negara Ritel dapat diwariskan kepada ahli waris yang sah dan kepadanya tetap diberikan pembayaran Imbalan dan Nilai Nominal Sukuk Negara Ritel.

TANYA JAWABMENGENAI

TA N YA J A W A B

SUKUK RITELS U R AT B E R H A R G A S YA R I A H N E G A R A R I T E L

20. Apakah Sukuk Negara Ritel dapat dijual sebelum jatuh tempo dan bagaimana caranya?Dapat. Caranya adalah: 1. melalui Agen Penjual di tempat investor membeli Sukuk Negara Ritel, atau 2. melalui bursa. Untuk dapat memperdagangkan Sukuk Negara Ritel melalui bursa, investor harus menghubungi anggota bursa karena investor tidak dapat bertransaski langsung melalui bursa. Proses transaksi akan lebih rumit dan investor harus membayar jasa broker, serta waktu yang dibutuhkan akan lebih lama apabila tidak terdapat titik temu antara harga penawaran dan harga pembelian Sukuk Negara Ritel.

25. Pada saat Sukuk Negara Ritel jatuh tempo, bagaimana mekanisme pembayaran Nilai Nominal kepada pemegang Sukuk Negara Ritel?Mekanisme pembayaran Nilai Nominal kepada Pemegang Sukuk Negara Ritel pada saat jatuh tempo akan dilaksanakan secara otomatis dengan mentransfer ke Rekening Pemegang Sukuk Negara Ritel.

22. Apakah risiko investasi pada Sukuk Negara Ritel?>>>> >> >>>> >>>

Direktorat Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pengelolaan UtangGedung A.A. Maramis II Lt. 6 Jl. Lapangan Banteng Timur No. 1 - 4 Jakarta 10710 Telepon (021) 351 6296, 344 9230 ext. 2600 - 2601 Faksimili (021) 351 0727 Website http://www.dmo.or.id

sukuk

>>>> >

>>>>