Upload
jose-amnuel-freitas-belo
View
327
Download
43
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Bahan ajar mekanika bahan
Citation preview
Materi Mekanika Bahan 2011
RIPKIANTO, ST.,MT 11
TEGANGAN
4.1. Teori dan rumus – rumus.
Hubungan antara beban terbagi rata (q), lintang (D) dan momen
(M).
Kita tinjau balok AB yang
dibebani terbagi rata q t/m.
Kita tinjau elemen antara
potongan nm dan pr. Pada
potongan mn bekerja gaya
dalam : Momen = MX
Lintang = DX
Pada potongan pr, bekerja
gaya dalam :
Momen = MX + dMX
Lintang = DX + dDX
Elemen ini berada dalam keadaan setimbang :
Artinya : jumlah momen terhadap suatu titik ( ambil titik 0 ) = 0
-MX + ( MX + dMX )- DX . dX + dX ( dX / 2 ) = 0
Diamana q dX (dX /2 ) diabaikan karena nilainya kecil.
Diperoleh : ,,,,hubungan lintang & momen jumlah gaya
vertical = 0
DX – ( DX + dDX ) – q dX = 0
Diperoleh : ,,,,hubungan beban & lintang.
Gambar 2.1. Potongan nm dan
pr yang bekerja gaya dalam
Materi Mekanika Bahan 2011
RIPKIANTO, ST.,MT 12
4.2. Tegangan Lentur Murni.
Balok AB debebani terbagi rata q t/m
akan melentur seperti tergambar.
Kita tinjau elemen yang dibatasi oleh
potongan m-m dan p-p.
O adalah titik berat kelengkungan
jari-jari kelengkungan adalah akan
dicari besarnya tegangan pada
lokasi sejenak y dari garis netral
Tarik garis I // mm melalui titik B
sebangun dengan
Y :
=
= adalah perpanjangan dari akibat balok melengkung disebut
(strain).
= . . . . . . . . . . . . . . . . ( 1 ).
Menurut hokum Hooke :
=
= . . . . . . . . . . . . . . ( 2 )
Persamaan ( 1 ) dan ( 2 ) diperoleh = . E . . . . . . . . . . . . . . . . ( 1 ).
Gambar 2.2. Tegangan lentur
dan letak bidang netral
Materi Mekanika Bahan 2011
RIPKIANTO, ST.,MT 13
Sekarang kita tinjau diagram tegangan yang terjadi :
Garis netral
Adalah garis yang memotong
penampang dimana tegangan
lentur pada titik – titik yang terletak
pada garis tersebut = 0
Elemen yang kita tinjau adalah sejarak y dari garis netral, seluas dA.
Gaya – gaya yang bekerja pada elemen tersebut = P
P = . d A = . y d A
Gaya P ini bekerja tegak lurus penampang dan karena kita tinju adalah
lentur murni ( tanpa normal ), maka P harus = 0
= 0
Dar persamaan diatas 0 dan = 0
statis momen
Momen terhadap garis netral = dM.
dM = y . ( . dA )
= . dA
= . y dA
= dA Inersia ( = I )
…………………..( 4 ).
Gambar 2.3. Gambar potongan penampang dan letak garis netral
Materi Mekanika Bahan 2011
RIPKIANTO, ST.,MT 14
Harga ( 4 ) disubtitusikan ke ( 3 ) diperoleh :
I = Momen inersia terhadap sumbu z ( sumbu yang tegak lurus arah beban
yang bekerja ).
= W disebut momen lendutan.
terjadi di serat terbawah (serat tarik), disebut . =
terjadi di serat atas ( serat tekan ), disebut
=
& disebut “ section modulus “ ( = W )
Catatan hukum HOOKE .
Batang lurus dibebani gaya normal sentries P,
dengan luas penampangnya akibat gaya P
tersebut, terjadi perubahan panjang sebesar
, yang merurut Hooke :
a) berbanding lurus dengan besar gaya.
b) berbanding lurus dengan panjang batang
semula ( L ).
c) Berbanding terbalik dengan luas
penampang.
Gambar 2.4 Letak serat atas dan serat bawah.
Gambar 2.5. Penampang akibat gaya P.
Materi Mekanika Bahan 2011
RIPKIANTO, ST.,MT 15
d) Pada sifat kenyal batang yaitu modulus elastisitas ( E ) dapat
dinyatakan denga rumus :
Dalam menghitung tegangan yang terjadi dalam balok, ada beberapa
asumsi sebagai berikut :
1) Penampang melintang balok setelah terjadinya lenturan
akan tetap sama dengan penampang melintang sebelum
melentur.
2) Balok terdiri atas bahan yang homogin dan mengikuti hokum
Hooke. Harga E ( modulus elastisitas ) untuk tarik = untuk
tekan .
3) Perubahan pada potongan melintang balok setelah lenturan
di abaikan .
Lentur dengan gaya normal tarik/tekan yang bekerja sentries.
Kita tinjau balok AB dibebani oleh beban terpusat P yang membentuk
sudut dengan garis system balok.
Pada balok akan bekerja momen lentur ( M ) dan normal ( N ).
Potongan 1-1.
Akibat normal : ,
A = luas penampang balok,
N = gaya normal tekan, tanda untuk tekan = ( - )
Gambar 2.6. Balok AB yang dibebani oleh beban terpusat
Materi Mekanika Bahan 2011
RIPKIANTO, ST.,MT 16
Akibat momen :
= ;
= ;
Kombinasi tegangan akibat normal dan momen :
Garis netral yang tadinya tepat berada ditengah-tengah penampang (balok
berpanampang persegi) akan bergeser kebawah mendekati serat bawah
(serat tarik). Apabila gaya normal berupa tarik, maka garis netral yang
tadinya ditengah-tengah penampang (persegi) akan bergeser keatas
mendekati serat atas (serat tertekan).
4.3.Tegangan Normal
Jika gaya normal bekerja tepat pada titik berat penampang, maka diktakan
bahwa gaya normal tersebut bekerja sentries.
Gambar 2.7. Kombinasi tegangan akibat normal dan momen
Gambar 2.8. Kombinasi tegangan akibat normal dan momen
Gambar 2.9. Gaya normal yang bekerja sentris
Materi Mekanika Bahan 2011
RIPKIANTO, ST.,MT 17
Balok AB dibebani gaya normal sentris.
Dimana : A = Luas penampang balok.; B = gaya normal.
Gaya normal eksentris.
Jika gaya normal bekerja tidak pada titik berat penampang dikatakan
bahwa gaya normal tersebut eksentris.
Jika gaya normal bekerja pada titik yang terletak pada sumbu X atau Y
dikatakan gaya normal eksentris tegak.
Jika gaya normal bekerja pada titik yang tak terletak pada sumbu X atau
sumbu Y, dikatakan gaya normal eksentris serong (miring).
Kita tinjau gaya normal eksentris tegak :
N kita oindahkan ke gari netral, menimbulkan momen M= N .
= =
=
Gambar 3.0. Lokasi gaya normal
Gambar 3.1. Garis netral menimbulkan momen
Materi Mekanika Bahan 2011
RIPKIANTO, ST.,MT 18
=
3 keadaan :
Agar pada penampang terjadi tegangan sejenis ( yaitu tekan maximum di
serat atas dan tekan di serat bawah atau berharga nol );
Maka tarik tekan
Gambar 3.2. Tiga keadaan
Materi Mekanika Bahan 2011
RIPKIANTO, ST.,MT 19
Demikian juga jika N bekerja eksentris pada suatu titik di sumbu X :
Agar terjadi tegangan sejenis pada
penampang, maka :
Kalau kita gambar syarat batas ini pada
penampang balok, maka akan diperoleh bidang
KERN (bidanng inti).
Bidang kern :
Adalah tempat kedudukan titik – titik lokasi
gaya normal ( N ) tekan dimana tegangan
yang terjadi pada penampang tersebut
adalah sejenis (tekan pada serat atas dan
bawah ).
Pada gambar diatas diatas :
Apabila gaya normal bekerja di titik A, maka tegangan pada titik –
titik yang terletak pada garis 4-4 sama dengan nol.
Apabila gya normal bekerja dititik C, maka tegangan tegangan pada
titik –titik yang terletak pada garis 3-3 sama dengan nol.
Apabila gya normal bekerja dititik B, maka tegangan tegangan pada
titik –titik yang terletak pada garis 1-1 sama dengan nol.
Apabila gya normal bekerja dititik D, maka tegangan tegangan pada
titik –titik yang terletak pada garis 2,2 sama dengan nol.
Garis 1-1, 2-2, 3-3, 4,4 disebut garis bungkus (envelope).
Gambar 3.3. Bidang Kern/bidang inti.
Gambar 3.4. Bidang Kern.
Materi Mekanika Bahan 2011
RIPKIANTO, ST.,MT 20
Sekarang tinjau gaya normal eksentris serong.
N bekerja dititik B.
N dipindahkan dari B ke titik A (terletak pada
sumbu Y), menimbulkan momen = N .
=
=
ix dan I y disebut jari – jari inersia.
=
= . . . . .
Persamaan garis lurus :
Menyatakan bahwa tegangan yang terjadi pada titik-titik yang terletak pada
garis l tersebut akaibat gaya normal N = 0.
Garis l dinamakan garis bungkus (envelope)
Garis l memotong sumbu X dititik C. dan sunbu Y
dititik D. Ordinat titik C :
x =-
Gambar 3.5. Gaya normal
eksentris
Gambar 3.6. Garis bungkus
Materi Mekanika Bahan 2011
RIPKIANTO, ST.,MT 21
Ordinat titik C :
y
x =-
4.4. Tegangan Geser .
Pada Balok AB dibebani oleh
beban tepusat. Kita tinjau
potongan sebelah kanan b-b:
Pada potongan b-b bekerja
momen dan lintang.
Tinjau elemen yang terletak
antara a-a dan b-b.
gaya lintang D bekerja searah
sumbu Y geser yang bekerja
diberi notasi .
Maksudnya : tegangan geser
bekerja pada bidang tegak lurus
sumbu X, berarah sejajar
sumbu Y.
bekerja pada bidang c
akan menimbulkan
momen kopel sebesar ( . b
dy) . dx.
Momen Koppel ini akan diimbangi oleh yang bekerja pada bidang c
berupa momen kopel ( . b dx ) . dy
( . b dy ) . dx = ( . b dx ) . dy
Gambar 3.7. Potongan penampang dan letak tegangan geser.
Materi Mekanika Bahan 2011
RIPKIANTO, ST.,MT 22
Jadi
Tegangan geser yang bekerja pada bidang yang saling tegak lurus
besarnya sama.
Kita tinjau balok yang terdiri atas 2 balok tersusun. Jika tidak ada gesekan
pada permukaan bidang kontak antara kedua balok tersebut, maka balok
akan melentur seperti tergambar.
Akan terjadi tegangan geser
pada bidang kontak yang
besarnya sama dengan arah
berlawanan.
Tegangan geser yang
bekerja pada bidang
penampang sama besarnya
dengan tegangan geser
yang bekerja pada bidang //
bidang netral
Penurunan rumus:
Gambar 3.8. Tegangan geser yang bekerja saling tegak lurus.
Gambar 3.9. Tegangan geser.
Gambar 4.0. Potongan penampang M dan D.
Materi Mekanika Bahan 2011
RIPKIANTO, ST.,MT 23
Kita tinjau elemen balok yang terletak anatara potongan m-m dan n-n pada
potongan m-m bekerja M dan D.
Pada potongan n-n bekerja (M+dM) dan (D+dD).
Tinjau elemen dA berjarak y dari garis netral.
Gaya normal yang bekerja pada dA pada potongan m-m adalah
Gaya normal yang bekerja pada dA pada potongan n-n adalah :
Garis horizontal akibat geser =
Total gaya horizontal :
S
Dimana :
S = statis momen terhadap garis netral dari luas elemen yang ditinjau
D = Lintang
b = Lebar Balok