Upload
trancong
View
255
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
TERPAAN IKLAN DAN SIKAP MEMBELI
(Studi Korelasi Terpaan Iklan AXIS di Trans TV dan Sikap Membeli Siswa Kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta
Yang Menggunakan AXIS Angkatan 2008 - 2009)
Disusun Oleh :
Andhika Wisnu Wardana
( D0205035 )
Disusun dan diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan syarat-syarat guna memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGESAHAN
Telah diuji dan disahkan oleh Tim Penguji
Pada hari : Rabu
Tanggal : 31 maret 2010
Panitia Penguji :
[ ]
1. Ketua : Drs. Surisno Satrio Utomo, M.Si
NIP. 19500926 198503 1 001
[ ]
2. Sekretaris : Tanti Hermawati, S.Sos, M.Si
NIP. 19690207 199512 2 001
[ ]
3. Penguji : Drs. Nuryanto,M.Si
NIP. 19490831 197802 1 001
Mengetahui
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Dekan
Drs. H. Supriyadi SN., S.U.
NIP 19530128 198103 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kata Pengantar
Alhamdulilah, puji syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan ke
hadirat ALLAH SWT bahwa segala hidayah-NYA penulis dapat merealisasikan
dan menyelesaikan skripsi dengan judul “TERPAAN IKLAN DAN SIKAP
MEMBELI (Studi Korelasi Terpaan Iklan AXIS di Trans TV dan Sikap Membeli
Siswa Kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta Yang Menggunakan AXIS Angkatan
2008 - 2009) dalam masa yang penuh penantian dan perjuangan.
Penulis menyadari bahwa terwujudnya skripsi ini merupakan bagian
dari pengetahuan dan pengalaman yang telah penulis peroleh berkat bimbingan,
bantuan, petunjuk dan arahan serta kerjasama dari berbagai pihak. Meskipun
ungkapan ini tidak memadai, namun penulis dengan segenap ketulusan hati
mengaturkan banyak terima kasih kepada :
1. ALLAH SWT atas segala anugerah kebaikan, kesehatan dan kekuatan
yang selama ini menjadi rahmat dan barokah dalam menjalani
kehidupan.
2. Kedua orang tua tercinta yang tiada hentinya berdoa, memberi semangat
dan bimbingan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
3. Drs. H. Supriyadi SN, SU, selaku Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan dan
Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Phd selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi
FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5. Drs. Nuryanto, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan
segala kesabaran, kearifan dan kebijaksanaan dalam membimbing dan
mengarahkan penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Dra. Christina Tri H, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah mengarahkan dari awal kuliah hingga sampai selesai.
7. Dosen-dosen Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan banyak ilmu yang berguna bagi
penulis.
8. Dra. Endang Sri Kusumaningsih, M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMA
Negeri 7 Surakarta dengan segala kemudahan dalam penelitian skripsi
ini.
9. Teman-teman angkatan 2005 yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.
10. My BebbyQ “Erlinda Nur Utami” yang selalu memberi semangat di
setiap waktu.
11. Semua pihak yang telah membantu penulis selama penyusunan skripsi
ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Sekali lagi penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak semoga amal
kebaikan yang telah diberikan mendapat pahala dari ALLAH SWT.
Akhirnya skripsi yang jauh dari sempurna ini semoga bermanfaat dan
menjadi setetes sumbangan dalam lautan ilmu pengetahuan yang tiada
batas.
Penulis
Andhika Wisnu Wardana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………….. i
HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………............ ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………. iii
HALAMAN MOTTO ……………………………………………………. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………….. v
KATA PENGANTAR……………………………………………………. vi
DAFTAR ISI……………………………………………………………… viii
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL……………………………………… xii
ABSTRAK………………………………………………………………... xiv
BAB I. Pendahuluan………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………. 8
C. Tujuan Penelitian………………………………………………….. 8
D. Landasan Teori……………………………………………………. 9
E. Kerangka Pemikiran………………………………………………. 31
F. Hipotesis………………………………………………………….. 33
G. Definisi Konsepsional dan Operasional…………………………… 33
H. Metodologi Penelitian…………………………………………….. 41
1. Tipe Penelitian………………………………………………… 41
2. Metode Penelitian……………………………………………… 42
3. Lokasi Penelitian……………………………………………… 42
4. Tehnik Pengambilan Sampel………………………………….. 42
5. Tehnik Pengumpulan Data…………………………………….. 44
6. Tehnik Analisis Data………………………………………….. 44
BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian……………………………………… 47
A. Deskripsi AXIS…………………………………………………… 47
1. Logo AXIS…………………………………………………… 47
2. Layanan AXIS………………………………………………… 48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Jangkauan AXIS…………………………………………………………… 50
4. Program AXIS………………………………………………… 50
5. Pemegang Saham AXIS……………………………………….. 51
6. Tim Manajemen AXIS………………………………………… 52
7. Tata Kelola Perusahaan………………………………………... 56
8. Budaya dan Kode Etik Perusahaan……………………………. 56
9. Penghargaan Yang Diterima AXIS……………………………. 57
10. Iklan Axis Pada Media Televisi……………………………….. 59
B. Deskripsi SMA Negeri 7 Surakarta……………………………….. 67
1. Sejarah Berdirinya Sma Negeri 7 Surakarta…………………... 67
2. Keadaan Lingkungan Sekolah………………………………… 70
3. Struktur, Tugas Dan Fungsi Pengelola Sekolah........................ 75
4. Manajemen Berbasis Sekolah…………………………………. 78
5. Kurikulum……………………………………………………... 79
6. Osis............................................................................................. 79
7. Ekstrakurikuler………………………………………………… 81
8. Kehumasan…………………………………………………….. 81
9. Bimbingan Konseling………………………………………….. 83
C. Deskripsi Trans Tv………………………………………………… 84
1. Sekilas Sejarah………………………………………………… 84
2. Logo Trans Tv………………………………………………… 85
3. Visi Trans Tv…………………………………………………. 85
4. Misi Trans Tv…………………………………………………. 86
5. Area Pemancaran……………………………………………… 86
6. Penghargaan Yang Pernah di terima Trans Tv………………… 87
7. Corporate Social Responsibilty……………………………….. 92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III. Penyajian Data…………………………………………………... 96
A. Variabel Terpaan Iklan Axis Di Trans Tv………………..….......... 96
1. Frekuensi.................................................................................... 97
2. Intensitas……………………………………………………… 98
3. Persepsi....................................................................................... 100
4. Pemahaman……………………………………………………. 101
Total Nilai Variabel Terpaan Iklan………………………………… 102
B. Variabel Sikap Membeli Siswa kelas XI Sma Negeri 7 Surakarta yang
menggunakan AXIS angkatan 2008-2009………......................... 104
1. Awareness……………………………………………………. 106
2. Knowledge……………………………………………………. 107
3. Liking…………………………………………………………. 109
4. Preference……………………………………………………… 111
5. Conviction…………………………………………………….. 113
6. Purchase………………………………………………………. 115
Total Nilai Variabel Sikap Membeli…………………………… 117
C. Variabel Interaksi Sosial………………………………………….. 118
1. Pengaruh pendapat orang lain………………………………… 119
2. Frekuensi kegiatan sosial……………………………………… 121
Total Nilai Variabel Interaksi Sosial……………………………… 122
BAB IV. Analisa Data……………………………………………………... 124
A. Hubungan Antara Terpaan Iklan Axis Di Trans Tv Dan Sikap Membeli
Siswa kelas XI Sma Negeri 7 Surakarta Yang Menggunakan AXIS
angkatan 2008-2009…………………………………...................... 126
B. Hubungan Antara Interaksi Sosial Dan Sikap Membeli Siswa kelas XI
Sma Negeri 7 Surakarta Yang Menggunakan AXIS angkatan 2008-
2009................................................................................................... 132
BAB V. Kesimpulan dan Saran…………………………………………… 137
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
A. Kesimpulan………………………………………………………... 137
B. Saran………………………………………………………………. 139
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 141
LAMPIRAN……………………………………………………………… 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK Andhika Wisnu Wardana, D0205035, TERPAAN IKLAN DAN SIKAP MEMBELI (Studi Korelasi Terpaan Iklan AXIS di Trans Tv dan Sikap Membeli Siswa Kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta Yang Menggunakan AXIS Angkatan 2008 – 2009). Skripsi, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2010.
Skripsi ini berawal dari ketertarikan peneliti akan iklan AXIS di Trans Tv. Dimana sejalan dengan penetrasi penggunaan telepon seluler yang meningkat seiring dengan munculnya produk telekomunikasi. Untuk itu peneliti berusaha membuktikan pengaruh iklan tersebut dalam hal ini iklan AXIS terhadap siswa kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta yang dalam hal ini sebagai responden yang menggunakan produk AXIS.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian penjelasan (explanatory Research), yang berusaha menjelaskan hubungan kausal antara variabel melalui pengujian hipotesa dan merupakan penelitian survey yaitu mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data pokok. Metode yang dipakai adalah metode korelasional yaitu berusaha meneliti hubungan diantara variabel melalui pengujian hipotesa atau dengan menggunakan prediksi. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas XI Sma Negeri 7 Surakarta yang menggunakan AXIS angkatan 2008-2009 yang merupakan hasil sensus didapat populasi sebesar 33 orang. Sebanyak 33 siswa tersebut dijadikan sampel penelitian.
Penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu terpaan iklan AXIS di Trans Tv sebagai variabel independent 1, sikap membeli siswa kelas XI Sma Negeri 7 Surakarta yang menggunakan AXIS angkatan 2008-2009 sebagai variabel dependen, serta interaksi sosial sebagai variabel independent 2. Untuk mengetahui hubungan antar variabel penelitian ini menggunakan analisa statistik korelasi tata jenjang spearman untuk data kembar.
Hasil dari analisa hubungan antara variabel independent 1 dengan variabel dependen menunjukkan hubungan positif antar keduanya. Karena berdasarkan perhitungan rs : 0,4536 terletak antara 0,00 dan 1,00 (positif). Setelah diketahui nilai kritik t : 2,83383 dikonsultasikan pada nilai kritik t dalam tabel, dengan mempertahankan derajat kebebasan (df)=n-2 serta taraf kepercayaan 90% dan taraf signifikasi 10%. Dari hasil pengujian diketahui bahwa nilai t yang diperoleh lebih besar dari nilai kritiknya. Dengan demikian Hi diterima dan Ho ditolak. Sehingga terbukti ada hubungan yang signifikasi antara Terpaan iklan AXIS di Trans Tv terhadap sikap membeli siswa kelas XI Sma Negeri 7 Surakarta yang menggunakan AXIS Angkatan 2008-2009. Artinya terpaan iklan yang semakin tinggi akan berpengaruh terhadap sikap membeli yang semakin tinggi pula.
Hasil analisa hubungan antara variabel interaksi sosial dengan sikap membeli menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikasi diantara kedua variabel tersebut. Menurut uji signifikasi yang dilakukan diketahui nilai kritik t = 0,74858 kemudian dikonsultasikan pada nilai kritik t dalam tabel. Dengan mempertahankan derajat kebebasan (df) n -2 = 33 – 2 =31 serta taraf kepercayaan 90% dan taraf signifikasi 10%. Dari hasil pengujian diketahui bahwa nilai t yang diperoleh lebih kecil daripada nilai kritiknya. Maka dalam pengujian ini tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel interaksi sosial dengan variabel sikap membeli. Meskipun tingkat kebutuhan dan kesukaan yang cukup tinggi tetapi hal itu tidak berhubungan dengan pengaruh interaksi sosial mereka, tapi lebih pada kemauan dan keinginan pribadi responden
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Andhika Wisnu Wardana, D0205035, ADVERTISEMENT EXPOSURE AND ATTITUDE BUY (Correlation Study of Advertisement Exposure AXIS in Trans Tv and Attitude Buy Student Class of XI SMA Negeri 7 Surakarta Using AXIS Generation 2008 – 2009). Skripsi, Majors Science Communications, Faculty Social Science and Politics, University Sebelas Maret, Surakarta, 2010.
This Skripsi having beginning of from interest of advertisement researcher AXIS would in Trans Tv. Where in line with penetration of usage of telephone seluler is increasing along with telecommunications product appearance. For the purpose researcher tries proves the advertisement influence in this case advertisement AXIS to class student XI SMA Negeri 7 Surakarta which in this case as responder using product AXIS.
This research included in explanation research ( explanatory Research), is trying explains the relation of causal between variables through examination of hypothesizing and is research of survey that is taking sample from population and applies questionaire to collect fundamental data. Method used is method correlational that is trying checks relationship between variable through examination of hypothesizing or by using prediction. Population at this research is class student XI Sma Negeri 7 Surakarta using AXIS generation 2008-2009 is result of census is gotten by population 33. The 33 students is made by research sample.
This research applies three variables that is advertisement exposure AXIS in Trans Tv as variable independent 1, attitude buys class student XI Sma Negeri 7 Surakarta which using AXIS generation 2008-2009 as variable dependen, and social interaction as variable independent 2. To know relationship between this research variables applies correlation statistic analysis to arrange ladder spearman for twin data.
Result from analysis relation between variable independent 1 with variable dependen shows positive relationship between both. Because based on calculation rs : 0,4536 located between 0,00 and 1,00 ( positive). After known by criticism value t : 2,83383 consulted at criticism value t in tables, by maintaining degree of freedom ( df) = n-2 and trust level of 90% and level significations 10%. From result of examination it is known that value t obtained bigger than its (the criticism value). Thereby Hi received and Ho is refused. So proven there is relationship which significations between advertisement exposure AXIS in Trans Tv to attitude buys class student XI Sma Negeri 7 Surakarta using AXIS generation 2008-2009. Mean advertisement exposure which excelsior will have an effect on to position to buy which excelsior also.
Result of analysis relation between social interaction variable with attitude buys shows inexistence of relationship which significations between both the variables. According to test significations done known by criticism value t = 0,74858 then consulted at criticism value t in tables. By maintaining degree of freedom ( df) n - 2 = 33 – 2 = 31 and trust level of 90% and level significations 10%. From result of examination it is known that value t obtained is smaller than its (the criticism values). Hence in this examination there is no relationship significations between social interaction variables with attitude variable buys. Though level of requirement and hobby that is enough is height but that thing doesn't relate to interaction influence of their social, but more at willingness and desire of responder person
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Dibandingkan dengan industri-industri lain, telekomunikasi
merupakan industri yang tingkat pertumbuhannya cukup tinggi. Proyeksi
pertumbuhan yang luar biasa dari industri ini di masa yang akan datang
dianggap sangat menguntungkan. Bisa dilihat dari penggunaan telepon seluler
yang sudah menguasai semua bidang kehidupan. Kesadaran masyarakat
terhadap teknologi komunikasi juga terus meningkat. Sektor telekomunikasi
sekarang ini telah menjadi salah satu kontributor pendapatan ekonomi di
suatu negara. Bahkan menjadi tolok ukur maju-tidaknya ekonomi suatu
wilayah.
Menurut catatan Asosiasi Telepon Seluler Indonesia (ATSI),
belanja barang modal (capital expenditure) seluruh operator seluler pada 2006
mencapai sekitar 2 miliar dolar AS, naik dari sekitar 1,8 miliar dolar AS pada
2005. ATSI juga mencatat, jika pada tahun 2005 pendapatan operator di luar
penjualan ponsel mencapai sekitar Rp50 triliun, maka pada tahun 2010 akan
tumbuh lebih tinggi mencapai Rp140 triliun. (www.antara.co.id, diakses pada
18-12-2009 18:14). Namun sebenarnya penetrasi seluler di Indonesia masih
sangat rendah, hanya sekitar 22% dari jumlah penduduk Indonesia yang
berjumlah lebih dari 200 juta jiwa. Maka dengan demikian masih terbuka
lebar peluang pasar yang belum terlayani. Tidak berlebihan jika empat tahun
ke depan diproyeksikan jumlah penggunanya bisa mencapai 100 juta nomor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Akan tetapi, pasar yang besar juga memiliki kompetisi sangat
ketat. Perubahan dinamis kondisi ekonomi dan sosial telah mengubah secara
drastis sikap membeli konsumen dengan semakin banyaknya pilihan produk,
konsumen telah memiliki ekspektasi yang lebih besar dan lebih menantang
daripada sebelumnya. Mereka tidak hanya mengharapkan produk yang
berkualitas tinggi karena kualitas produk telah menjadi suatu kewajaran dan
persyaratan umum. Jenis baru konsumen ini menginginkan produk yang
berkualitas tinggi dengan harga terjangkau oleh mereka. Perusahaan harus
dapat merebut konsumen dari tangan pesaing dengan memberikan value yang
lebih besar
Menyikapi hal tersebut tujuh operator yang ada sekarang sudah
menampakkan perlombaan yang sangat sengit, baik dari sisi fitur, tarif,
maupun layanan. Dari sisi tarif, misalnya, kini masing-masing operator seluler
sudah berlomba-lomba menawarkan tarif murah. yang dapat digunakan secara
nasional. Tantangan terbesar yang dihadapi oleh para operator seluler saat ini
adalah menarik pembelian para pelanggan. Dapat dilihat sebagian besar
struktur pelanggan seluler didominasi oleh pelanggan kartu prabayar.
Pelanggan kartu prabayar ini sewaktu-waktu bisa berpindah ke operator lain.
Apalagi kartu perdana prabayar sekarang bisa diperoleh di mana-mana
dengan harga yang sangat terjangkau.
Melalui gambaran kompetisi yang telah dipaparkan, secara sekilas
kita dapat melihat bahwa penawaran yang dilakukan oleh operator pada
dasarnya relatif sama, apakah itu dalam hal kualitas, harga, atau layanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Semakin kompetitifnya suasana persaingan, menjadikan sesuatu yang biasa
terjadi dalam dunia pemasaran, yaitu dimana produk dan kualitas yang
terkandung di dalamnya, merupakan salah satu aset penting yang menjadi
standar dan dapat dengan mudah cepat dimiliki atau ditiru oleh siapa saja.
Pemasaran modern sekarang ini memerlukan lebih dari sekedar
mengembangkan produk yang baik, menawarkannya dengan harga yang
menarik, dan membuatnya mudah didapat oleh pelanggan sasaran. Salah satu
strategi komunikasi yang paling efektif adalah promosi. Promosi merupakan
elemen dalam marketing mix yang dipakai perusahaan untuk memasarkan
kebutuhannya. Promosi dipandang sebagai, arus informasi atau persuasi satu
arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada
tindakan untuk menciptakan pertukaran dalam pemasaran (Swastha, 1994,
hlm. 237).
Media promosi yang sering digunakan untuk menyampaikan
informasi tentang produk adalah media periklanan. Periklanan merupakan
salah satu media yang digunakan perusahaan, bisa diklasifikasikan menurut
tujuannya yaitu untuk memberikan informasi, membujuk dan mengingatkan
(Kotler, 1993, hlm. 362). Periklanan adalah salah satu alat penting yang
digunakan oleh perusahaan untuk melancarkan komunikasi persuasif terhadap
pembeli dan masyarakat yang ditargetkan (Kotler, 1989, hlm. 269). Inti dari
periklanan adalah untuk memasukan sesuatu dalam pikiran konsumen dan
mendorong konsumen untuk bertindak atau adanya kegiatan periklanan sering
mengakibatkan terjadinya penjualan dengan segera, meskipun banyak juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
penjualan terjadi pada waktu mendatang. Dengan demikian, secara umum
dapat dikatakan bahwa tujuan periklanan adalah untuk meningkatkan
penjualan yang menguntungkan (Swastha, 1994, hlm. 252)
Iklan merupakan cara efisien untuk mencapai banyak pembeli yang
secara geografis tersebar. Iklan haruslah dilaksanakan dalam skala cukup
besar untuk membuat kesan yang efektif terhadap pasarnya. Masalah dana
iklan tergantung pada media yang dipilihnya tentunya iklan melalui televisi
membutuhkan anggaran yang besar, dibandingkan iklan surat kabar, radio,
brosur, pamflet, baliho dan lain-lain, bisa dilaksanakan dengan anggaran kecil.
Periklanan menggunakan media sebagai penyampai pesan, salah
satunya melalui televisi. Televisi merupakan barang umum yang mudah
dijumpai di mana saja . Oleh karena itu potensinya sebagai wahana iklan
sangat besar, karena televisi mampu menjangkau begitu banyak masyarakat
atau calon konsumen. Produk-produk barang dan jasa yang bernilai tinggi
semakin sering di iklankan di televisi (Jefkins, 1997, hlm. 108).
Persaingan iklan di televisi oleh banyak kalangan dinilai sebagai
kondisi makro ekonomi yang membaik seiring meningkatnya belanja
konsumen dan belanja iklan produsen. Media televisi masih akan
mendominasi perolehan iklan. Dari berbagai macam media yang ada, banyak
pengiklan yang memandang televisi sebagai media yang paling efektif untuk
menyampaikan informasi. Penayangan iklan di televisi diharapkan mengena
pada sasaran konsumen, baik tentang pesan iklan, audio, bintang iklan, dialog,
penampilan visual dan pengaturannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Trans Tv merupakan salah satu stasiun televisi yang secara regular
menerima dan menyiarkan iklan-iklan promosi dari produk-produk
telekomunikasi seluler. Pemilihan Trans Tv sebagai obyek penelitian
dihadapkan pada segmentasi responden yang sesuai dengan penelitian dan
penerimaan klayalak yang bagus terhadap stasiun televisi yang pertama kali
siaran resmi tanggal 10 November 2001.
Iklan yang ditayangkan di televisi dapat meliputi beberapa jenis
antara lain iklan spot, iklan tidak langsung , dan iklan layanan masyarakat.
Diharapkan iklan-iklan ini dapat merangsang pembeli melalui daya tariknya
yang besar sehingga dapat menggugah minat, perasaan konsumen dan
mengambil sikap terhadap barang dan jasa yang ditawarkan tersebut
(Sumartono, 2002, hlm.16-17)
Melihat keterkaitan antara iklan itu sendiri dan sikap konsumen
yang terjadi nantinya, maka timbul suatu dugaan yang berupa pembuktian
gejala - gejala tersebut. Tidak bisa dipungkiri hingga saat ini iklan masih
menjadi sarana yang tepat dalam menunjang aktivitas pemasaran karena
dengan berkomunikasi melalui iklan, beberapa tujuan bisa tercapai, seperti
meningkatkan pembelian suatu produk atau jasa.
Total belanja iklan operator telekomunikasi di media massa, baik
cetak, elektronik dan televisi pada kuartal ketiga 2009 diperkirakan mencapai
Rp 2,867 triliun. Menurut survey yang dilakukan Nielsen Company Indonesia
mencatat iklan yang digencarkan operator selalu masuk dalam sepuluh
kontribusi terbesar belanja iklan. Dalam keterangan tertulisnya disebutkan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
survey yang dilakukan Nielsen mencakup penelitian pada 24 stasiun televisi,
103 koran, dan 165 majalah serta tabloid. Dari penelitian tersebut, selama
sembilan bulan pertama tahun 2009, total belanja iklan mencapai Rp 35,5
triliun. Angka itu di luar iklan baris, diskon dan promo. Nielsen
memperkirakan belanja iklan di media massa hingga akhir 2009 ini akan
mencapai angka Rp 50 triliun.(www.detikinet.com, diakses pada 18-12-2009
18:17)
Dalam penelitian ini penulis tertarik untuk menelaah lebih jauh
atau menganalisis merek AXIS untuk dijadikan bahan penelitian. AXIS adalah
produk layanan prabayar yang dikeluarkan oleh PT Natrindo Telepon Seluler.
Menurut hasil survey Nielsen Company Indonesia pada kuartal ketiga tahun
2009 PT. Natrindo Telepon Seluler/AXIS melakukan belanja iklan sebesar Rp
292 miliar. Dan hal itu belanja iklan paling besar bila dibandingkan dengan
operator seluler lainnya. Hal itu sesuai dengan program AXIS yang berusaha
menawarkan program layanan seluler dengan fitur lengkap dan tarif yang
sangat kompetitif bagi penggunanya. AXIS menawarkan layanan komunikasi
yang inovatif dan ekonomis, serta dilengkapi dengan fitur seperti layanan
akses GPRS dan MMS serta layanan Video call. Segmentasi pasar AXIS ini
ditujukan untuk kalangan anak muda, hal ini sesuai dengan karakter anak
muda yang menginginkan tarif yang murah baik itu untuk sms, telepon atau
berinternet. Dengan mengusung slogan “GSM yang baik” maka AXIS
berusaha menawarkan pelayanan terbaik di bidang komunikasi. Mulai dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
telepon murah Rp.1/ kb, tarif sms termurah, akses data dengan layanan cepat
3G, hingga tarif telepon internasional murah ke lebih dari 100 negara.
Penulis memilih AXIS sebagai objek penelitian di antaranya
karena AXIS memberikan layanan terjangkau, sederhana, dan berkualitas.
Dari segi perusahaan, AXIS merupakan sebuah korporasi yang bertanggung
jawab yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk berbagai
tingkatan pemerintahan dan komunitas setempat. Saat ini, AXIS
memfokuskan tanggung jawab sosialnya pada kegiatan amal dan
kemanusiaan. Misalnya bersama Palang Merah Indonesia dan mengadakan
kegiatan donor darah secara teratur.
Selanjutnya, penelitian ini akan dilakukan pada kelompok siswa
SMU Negeri 7 Surakarta yang dipilih karena kelompok siswa sesuai dengan
segmentasi pasar yang disasar oleh AXIS yaitu anak muda (berumur 15-24
tahun). Secara umum, penulis melihat bahwa hampir sebagian besar siswa
SMU sekarang sudah menggunakan handphone. Pasar anak muda sebenarnya
tidak hanya SMU saja, namun juga meliputi mahasiswa. Akan tetapi dengan
pertimbangan bahwa penetrasi penggunaan handphone pada kategori siswa
SMU sekarang lebih besar bila dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya.,
maka peneliti hanya memfokuskan pada kelompok Siswa SMU yang
digunakan dalam penelitian ini. Pemilihan SMU Negeri 7 Surakarta sebagai
obyek penelitian berdasarkan atas pertimbangan bahwa SMU Negeri 7
Surakarta merupakan salah satu SMU favorit di wilayah Surakarta. Selain itu
tingkat hubungan kedekatan dengan peneliti juga mempunyai andil karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
peneliti merupakan alumni dari sekolah sehingga diharapkan akses data bisa
lebih mudah. Sangat penting bagi PT Natrindo Telepon Seluler untuk
mengetahui efek terpaan iklan di televisi yang dapat memberikan efek positif
sehingga dapat mengetahui sikap pelanggannya, terutama dalam
meningkatkan pembelian.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang permasalahan di atas dapat disimpulkan rumusan masalah
dalam penelitian ini yang berupa :
1. Apakah ada hubungan yang signifikasi antara terpaan iklan AXIS di Trans
TV dan sikap membeli siswa kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta yang
menggunakan AXIS angkatan 2008 - 2009.
2. Apakah ada hubungan yang signifikasi antara interaksi sosial terhadap
sikap membeli siswa kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta yang
menggunakan AXIS angkatan 2008 - 2009.
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan penelitian di atas, dapat dikemukakan tujuan penelitian,
sebagai berikut :
1. Mengetahui apakah ada hubungan yang signifikasi antara terpaan iklan
AXIS di Trans TV dan sikap membeli siswa kelas XI SMA Negeri 7
Surakarta yang menggunakan AXIS angkatan 2008 - 2009.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
2. Mengetahui apakah ada hubungan yang signifikasi antara interaksi sosial
terhadap sikap membeli siswa kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta yang
menggunakan AXIS angkatan 2008 - 2009.
D. LANDASAN TEORI
Untuk memudahkan proses komunikasi maka perlu adanya sumber
yang menyampaikan pesan melalui saluran tertentu agar diterima oleh orang
lain. Sumber dalam menyampaikan pesan disimbolkan dalam bentuk verbal
maupun nonverbal. Simbol tersebut kemudian dikirimkan kepada pihak lain
yang disebut dengan komunikan melalui media / tanpa media (face of face).
Jika simbol dimengerti maka selanjutnya komunikan akan memberikan respon
terhadap pesan tersebut dan dalam hal ini merupakan umpan balik (feedback)
bagi komunikator.
Ada beberapa macam proses komunikasi, tiap-tiap proses
komunikasi mempunyai persamaan dan atau perbedaan pada simbol
(komunikator) pesan, media, dan komunikan. J. B Wahyudi membagi proses
komunikasi dalam 3 jenis : (Wahyudi, 1986, hlm 36)
1. Komunikasi antar pribadi, ini dapat berbentuk komunikasi dengan
dirinya sendiri atau dengan Tuhan dan dengan orang lain.
2. Komunikasi kelompok bukan massa
3. Komunikasi massa
Komunikasi dalam penelitian ini adalah komunikasi massa yang
oleh Melvin De Fleur dan Everette E Dennis yang didefinisikan sebagai :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Mass communications is process in which professional communicators use
media to dessiminate message widely, rapidly, and continually to arouse
intended meaning in large and diverse audienss in attemps to influence them
in a variety of ways. Tentang jenisnya dilanjutkan lagi oleh Melvin De Fleur
dan Everette E Dennis sebagai berikut the major mass media therefore are
print(books, magazine, and newspaper), film (principally commercial motion
pictures) and broadcasting (radio and tv). (De fleur&Dennis, 1985, hlm10-
11)
Menurut mereka komunikasi massa adalah sebuah proses dimana
komunikatornya adalah professional yang menggunakan media untuk
menyebarkan pesan secara luas, cepat dan teratur untuk menimbulkan saling
pengertian pada audiens yang besar dan heterogen dengan bermacam-macam
cara untuk mempengaruhi mereka. Jenisnya meliputi buku, majalah, film ,
radio dan televisi.
1. Iklan
Salah satu pesan yang dapat disebarkan melalui komunikasi massa
adalah iklan-iklan menurut William Wells merupakan : ….is paid nonpersonal
communication from an identified sponsor using mass media to persuade of
influence an audiens. (Burnett & Morially, 1989, hlm 8). Iklan adalah sebuah
komunikasi nonpersonal yang dibayar oleh sponsor yang dikenal melalui
media massa dan untuk mempengaruhi keyakinan audiens. Dari definisi di
atas terlihat ada unsur media massa dan unsur tujuan penyebaran iklan yaitu
untuk mempengaruhi audiens
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Dalam jurnal internasional “The Influence of Liking for a Public
Service Announcement on Issue Attitude” oleh Xiaoli Nan yang dterbitkan
april 2008, iklan mempunyai pengaruh persuasif yaitu Advertising has been
instrumental in building the world’s strongest brands. It has also been an
essential tool in educating and persuading the public on issues of social
significance dapat diartikan iklan merupakan instrumen dalam membangun
merk dunia yang kuat. Ini juga merupakan alat pokok untuk mendidik dan
membujuk orang lain terhadap isu sosial. (Xiaoli Nan, 2008, hlm 503)
Dapat juga diartikan iklan merupakan suatu proses komunikasi
yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring orang untuk mengambil
tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan (Durianto, 2003,
hlm.1). Iklan adalah komunikasi komersil dan non personal tentang sebuah
organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak
target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah,
direct mail (pengeposan langsung), reklame luar ruang, atau kendaraan umum
(Lee dan Johnson, 2004, hlm.3). Jadi iklan merupakan sebuah peminjaman
tempat atau ruang dalam sebuah media yang dijadikan untuk
memperkenalkan suatu produk baik barang ataupun jasa yang dihasilkan oleh
produsen dan ditawarkan kepada konsumen.
Periklanan merupakan salah satu dari empat alat utama yang
digunakan oleh perusahaan untuk mengarahkan komunikasi yang meyakinkan
kepada sasaran pembeli dan publik. Periklanan adalah komunikasi non-
individu dengan sejumlah biaya dengan berbagai media yang dilakukan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
perusahaan, lembaga non-laba, serta individu-individu (Swastha dan Irawan,
1983, hlm. 245).
Periklanan dapat dipandang sebagai kegiatan penawaran kepada
suatu kelompok masyarakat baik secara lisan ataupun dengan penglihatan
(berupa berita), tentang suatu produk, jasa, atau ide. Berita yang disampaikan
tersebut dinamakan iklan atau advertensi.
Periklanan adalah salah satu alat penting yang digunakan oleh
perusahaan untuk melancarkan komunikasi persuasif terhadap pembeli dan
masyarakat yang ditargetkan (Kottler,1989, hlm. 269). Untuk bisa
berkomunikasi secara efektif, perusahaan-perusahan membayar biro iklan
untuk merancang iklan yang efektif dan ahli promosi penjualan merancang
program-program penjualan yang menarik (Kottler, 1989, hlm. 236). Apa
yang dilakukan dalam kegiatan periklanan harus lebih dari sekedar
memberikan informasi kepada khalayak, namun harus mampu membujuk
khalayak ramai agar berperilaku sedemikian rupa sesuai dengan strategi
pemasaran perusahaan untuk mencetak penjualan dan keuntungan, tujuan
akhirnya adalah mempengaruhi pemilihan dan keputusan pembelian
(Jefkins,1997, hlm. 15)
2. Tujuan Periklanan
Tujuan periklanan yang utama adalah menjual atau meningkatkan
penjualan barang, jasa, atau ide. Adanya kegiatan periklanan sering
mengakibatkan terjadinya penjualan dengan segera meskipun banyak juga
penjualan yang baru terjadi pada waktu mendatang. Dari segi lain periklanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
yang riil adalah mengadakan komunikasi secara efektif. Menurut (Swastha
dan Irawan, 1983, hlm. 252) tujuan lain dari periklanan adalah
a. Mendukung program personal selling dan kegiatan promosi lain.
b. Mencapai orang-orang yang tidak dapat dicapai oleh tenaga
penjualan ataupun salesman dalam jangka waktu tertentu.
c. Mengadakan hubungan dengan para penyalur, misal dengan
mencantumkan nama dan alamatnya.
d. Memasuki daerah pemasaran baru atau menarik pelanggan baru.
e. Memperkenalkan produk baru.
f. Menambah penjualan industri.
g. Mencegah timbulnya barang-barang tiruan.
h. Memperbaiki reputasi perusahaan dengan memberikan pelayanan
umum melalui periklanan.
Pemasaran bertujuan memberitahu serta memberi petunjuk kepada
pembeli potensial dan untuk meningkatkan penjualan. Dalam periklanan
diusahakan agar dapat menarik perhatian, minat, keinginan, keyakinan serta
menimbulkan tindakan membeli dengan memanfaatkan media yang tersedia
seperti televisi, radio, koran, majalah, dan lain sebagainya
3. Sasaran Periklanan
Dalam memasang iklan hendaknya tidak semata-mata
mempertimbangkan yang akan menjadi sasarannya, tetapi juga perlu
dipertimbangkan pihak-pihak yang mungkin berhubungan dengan iklan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
sasarannya. Menurut (Sigit, 1982, hlm. 51) iklan sebaiknya disusun dengan
memperhatikan beberapa hal yaitu:
a. Para pembeli dan pemakai diwaktu sekarang.
b. Mereka yang memilki potensi sebagai pembeli.
c. Mereka yang memilki kekuasaan memutuskan membeli.
d. Mereka yang menjadi pembeli atau pemakai diwaktu yang akan
datang.
e. Mereka yang dapat dipengaruhi orang lain untuk membeli atau
memakai.
f. Pasar pedagang.
g. Pasar pesaing.
4. Pesan Iklan
Pesan iklan adalah idea atau berita yang dikomunikasikan atau
yang disampaikan kepada audiens melalui media iklan (Bovee, 1995, hlm.14).
Dalam menyusun pesan iklan diperlukan pemecahan atas empat masalah yaitu
apa yang dikatakan (isi pesan), bagaimana mengatakannya secara logis
(struktur pesan), bagaimana menyampaikannya secara simbolik (format
pesan), dan siapa yang harus menyampaikan (sumber pesan) (Kottler,1989,
hlm.114 ) :
a. Isi pesan. Komunikator harus memperhitungkan apa yang harus
disampaikan kepada khalayak sasaran supaya mendapat tanggapan
yang diinginkan. Dalam menentukan isi pesan yang baik, perlu
adanya daya tarik yang unik, yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
1) Daya tarik rasional, umtuk membangkitkan kepentingan diri
audiens, yang menunjukkan bahwa produk tersebut akan
menghasilkan manfaat yang dikatakan.
2) Daya tarik emosional, untuk membangkitkan emosi positif atau
negatif yang akan memotivasi audiens. Daya tarik emosional
yang positif seperti humor, cinta, kebanggaan. Dan
kebahagiaan. Daya tarik emosional negatif seperti rasa takut,
rasa bersalah dan malu.
3) Daya tarik moral, lebih diarahkan pada perasaan audiens
tentang apa yang benar dan apa yang baik. Daya tarik moral
sering dipakai untuk mendukung masalah-masalah sosial.
b. Struktur pesan. Keefektifan suatu pesan tergantung pada struktur
dan isinya. Struktur iklan yang baik adalah dapat memberi
pertanyaan dan membiarkan pembaca dan pemirsa menarik
kesimpulan sendiri.
c. Format pesan. Format pesan yang dibuat komunikator harus
menyolok. Dalam iklan cetak harus menentukan pokok berita,
kalimat-kalimat, ilustrasi dan warnanya. Jika disiarkan lewat radio,
harus lebih cermat memilih kata, kualitas suara dan vokalisasi.
Sedangkan bila disiarkan dalam mendia televisi, maka semua
elemen tersebut mencakup ditambah dengan bahasa tubuh (isyarat
non verbal) harus terncana dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
d. Sumber pesan. Dampak pesan yang dirasakan oleh khalayak juga
dipengaruhi oleh penerimaan khalayak terhadap pengirim pesan.
Pesan-pesan yang berasal dari sumber-sumber yang terpercaya,
lebih persuasif sifatnya. Adapun tiga faktor yang mempengaruhi
kredibilitas sumber pesan, Yaitu :
1) Keahlian, merupakan suatu pengetahuan khusus yang
nampak dimiliki komunikatoryang mendukung pesan yang
disampaikan.
2) Sifat terpercaya, dihubungkan khalayak dengan seberapa
obyektif dan jujurnya sumber tersebut menurut khalayak.
3) Sifat disukai, merupakan daya tarik sumber pesan di mata
khalayak.
5. Televisi Sebagai Salah Satu Media Periklanan
Iklan melalui televisi mempunyai dua segmen dasar yaitu
penglihatan (visual) dan (audio), misalnya kata-kata, musik, atau suara lain.
Proses penciptaannya biasa dimulai dengan gambar karena televisi lebih
unggul didalam teknik gambarnya yang dapat bergerak. Disamping itu kata-
kata dan suara juga harus diperhatikan.
Bentuk-bentuk iklan televisi sangat tergantung pada bentuk
siarannya, apakah merupakan bagian dari suatu kongsi, jaringan, kabel, atau
bentuk lainnya. Menurut (Khasali, 1992, hlm.148) bentuk-bentuk iklan televisi
tersebut antara lain adalah :
a. Pensponsoran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Merupakan iklan yang penayangannya dan pembuatannya
dilakukan atas biaya sponsor atau pengiklan.
b. Partisipasi
Merupakan cara pengiklan dengan menyisipkan iklannya diantara
suatu atau beberapa acara ( spot ). Dalam hal ini pengiklan
membeli waktu yang tersedia baik untuk acara yang tetap atau
tidak tetap. Tarif iklan pada acara favorit biasanya lebih mahal.
c. Iklan Pergantian Acara ( Spot Announcement )
Merupakan pemasangan iklan yang dilakukan pada saat terjadi
pergantian acara ditelevisi
d. Iklan Layanan Masyarakat ( Public Service Announcement )
Iklan ini biasanya dibuat atas dasar permintaan pemerintah atau
suatu lembaga swadaya masyarakat yang biasanya berisi himbauan
kepada masyarakat.
Disamping memiliki kelebihan-kelebihan, media televisi pun juga memiliki
kelemahan-kelemahan sebagai media periklanan. Kelebihan dan kelemahan
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Kelebihan media televisi :
1) Mampu menjangkau khalayak sasaran yang luas.
2) Mempunyai dampak yang yang sangat kuat terhadap
konsumen, karena menekankan pada dua indera sekaligus,
yaitu penglihatan dan pendengaran
b. Kelemahan media televisi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
1) Biaya yang dikeluarkan besar, termasuk biaya untuk
melakukan perubahan iklan.
2) Sulit melakukan segmentasi, karena khalayak yang dijangkau
tidak selektif, sebab acara televisi disaksikan oleh semua
lapisan masyarakat yang memiliki karakteristik yang berbeda-
beda
6. Elemen Iklan Televisi
Beberapa elemen iklan televisi saling bekerjasama untuk
menciptakan suatu daya tarik. Elemen audiovisual tidak dapat berdiri sendiri,
begitu juga dengan elemen-elemen yang lainnya. Elemen-elemen yang saling
bekerjasama tersebut (Wells, Burnett&Moriaty,1995, hlm 156), yaitu :
a. Video
Video terdiri dari rangkaian adegan yang berupa gambar yang
berfungsi memberikan informasi tentang karakteristik produk agar
lebih dikenal khalayak.
b. Audio
Audio berupa suara dan kata-kata. Jika tanpa elemen ini maka
penginformasian suatu produk menjadi kurang menarik.
c. Talent
Talent mengarah pada cerita atau gambar yang ditampilkan pada
iklan televisi. Talent dibuat semenarik mungkin dengan
menggunakan model atau bintang iklan untuk memperagakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
manfaat, cara kerja, kehebatan, dan sebagainya dari produk agar
konsumen mendapat informasi yang cukup.
d. Props
Merupakan elemen iklan terpenting dimana iklan menonjolkan
keunggulan produknya untuk selalu diingat oleh khalayak. Adegan
cerita, figure, music, dan lainnya yang digunakan hanyalah sebagai
pendukung dalam menunjukkan keunggulan produk.
e. Setting
Merupakan tempat pengambilan adegan dari iklan tersebut.
Pemilihan tempat harus disesuaikan dengan jalan cerita sehingga
iklan harus lebih menarik.
f. Lighting
Pencahayaan, baik itu kombinasi warna juga harus serasi agar iklan
tersebut enak untuk dilihat.
g. Graphics
Kata-kata dan foto yang tidak bergerak dapat ditampilkan dengan
menggunakan komputer sehingga dapat ditampilkan dengan
bentuk-bentuk tertentu.
h. Pacing
Adalah bagian keseluruhan pengakhiran sebuah pesan atau dengan
kata lain hasil eksekus iklan. Pengiklan sebaiknya membuat
iklannya sebaik mungkin agar iklan dapat dimenerti dan ditangkap
dengan baik oleh khalayak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
7. Terpaan Iklan
Dalam hubungannya dengan periklanan maka tidak terlepas dari
komunikasi yang menjadi dasar proses hubungan tersebut. Dalam kaitannya
dengan sikap dan perilaku konsumen maka terdapat teori komunikasi yang
melatarbelakangi, yaitu Teori Jarum Hipodermik. Dalam teori ini
dikemukakan bahwa komponen-komponen komunikasi (komunikator, pesan,
media) amat perkasa dalam mempengaruhi komunikasi. Dikatakan jarum
hipodermik karena dalam model ini dikesankan seakan-akan komunikasi
disuntikkan langsung ke dalam jiwa komunikan. Sebagaimana obat disimpan
dan disebarkan dalam tubuh sehingga terjadi perubahan dalam sistem fisik,
begitu pula pesan-pesan persuasi mengubah sistem psikologis sehingga sikap
dan perilaku sangat mempengaruhi teori ini.
Teori ini sering juga disebut teori peluru karena komunikan
dianggap pasif menerima berondongan pesan-pesan komunikasi. Bila
menggunakan komunikator yang tepat, pesan yang baik, media yang benar,
maka komunikan dapat diarahkan sekehendak komunikator
Kaitannya dengan itu bila media eksposure dalam hal ini terpaan
iklan bila menggunakan media iklan (Televisi) yang tepat dan diarahkan
sesuai dengan sasaran yang benar maka terpaan iklan dapat mempengaruhi
sikap dan perilaku yang diinginkan. Terpaan iklan itu sendiri merupakan
proses transmisi yang dapat diartikan suatu proses dimana terjadi respon
kognitif atau pemikiran ketika mereka membaca, melihat atau mendengar
komunikasi tersebut (Belch, 1990, hlm.150). Terpaan media merupakan suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
usaha mencari data khalayak tentang penggunaan media baik itu jenis media,
frekuensi penggunaan maupun durasi penggunaan (longevity), intensitas,
persepsi maupun pemahaman.
Setelah konsumen mendapat terpaan iklan dan mengetahui produk
tersebut, iklan dibuat sedemikian rupa untuk menarik perhatian masyarakat
untuk membeli, dengan harapan mendapatkan kesan yang baik terhadap
produk sehingga mempengaruhi perilaku pembelian konsumen (Kotler, 1997,
Hlm 114). Berdasarkan pernyataan Kotler diatas terpaan iklan dapat
mempengaruhi sikap dan perilaku pembelian konsumen dan perkuat oleh
Effendy dengan Teori S-O-R yang merupakan singkatan dari stimulus –
organism – response. Menurut teori ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi
khusus terhadap stimulus khusus. Yang dimaksud stimulus adalah terpaan
iklan yang disampaikan, organisme adalah komunikan yang diterpa pesan.
Sedangkan response adalah efek dari pesan tersebut. (Effendy, 2003,
hlm.255). Masih menurut Effendy, dampak atau efek terpaan pesan iklan
dapat diklasifikasikan menjadi tiga menurut kadarnya, yakni : (Effendy, 2004,
hlm 7)
1. Dampak kognitif
Adalah dampak yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia
menjadi tahu atau meningkatkan intelektualitasnya. Disini pesan yang
disampaikan komunikator ditujukan kepada pikiran si konsumen.
2. Dampak afektif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Dampak afektif lebih tinggi kadarnya daripada dampak kognitif. Disini
tujuan komunikator bukan hanya sekedar supaya komunikan tahu, tetapi
tergerak hatinya yaitu menimbulkan perasaan tertentu misalnya iba,
terharu, sedih, gembira marah, dsb
3. Dampak behavioral
Dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan,
atau kegiatan. Seperti perilaku membeli, tindakan sosial, kegiatan
sosialisasi, dsb
Dalam kaitan dengan teori S-O-R sering terjadi pergeseran karena
seringnya terpaan pesan iklan yang diterima khalayak sehingga khayalak
mengalami kehilangan daya selektivitas (sistem seleksi yang semestinya
melalui penyaringan yang ketat terkalahkan oleh sifat mudah dipengaruhi).
Hal ini khususnya terjadi pada segmen kelompok khalayak remaja. Sehingga
implementasinya teori S-O-R sering menjadi teori S-R, artinya respon yang
ditimbulkan sebagai konsekuensi adanya stimulus iklan yang diterima remaja
tanpa melalui filter organisme (perhatian, pengertian, penerimaan) yang ketat.
Sehingga dapat dimungkinkan stimulus (terpaan iklan) dapat mempengaruhi
efek dari pesan (sikap membeli) tersebut secara langsung.
Jika kita amati dari sisi keterpengaruhan, maka secara pragmatis
iklan televisi mudah mempengaruhi kelompok remaja dibandingkan kelompok
dewasa. Artinya, jika teori S-O-R kita hubungkan dengan keberadaan remaja,
maka kekuatan rangsangan iklan televisi begitu kental dalam memantulkan
respon yang sebanding. Sistem seleksi yang semestinya melalui proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
penyaringan yang ketat tersebut terkalahkan oleh sifat mudah dipengaruhi.
Akibatnya terjadi pergeseran implementasi teoritikal dari teori S-O-R menjadi
teori S-R. Artinya, respon yang ditimbulkan sebagai konsekuensi adanya
stimulus iklan televisi yang diterima remaja tanpa melalui filter organisme
yang ketat.
Kontribusi Teori S-O-R begitu terlihat dalam iklan televisi. Dilihat
dari sudut pandang target sasaran, secara kondisional yang gampang
dipersuasi adalah remaja. Remaja yang masih berada pada masa transisi
memiliki tingkat selekivitas yang lebih rendah di bandingkan dengan dengan
orang dewasa. Konsekuensinya, wajar jika remaja menjadi kelompok sasaran
utama iklan televisi. Akibatnya, tanpa disadari remaja telah memposisikan diri
sebagai kelompok hedonis dengan rating tinggi. Keinginan yang selalu
menggebu-gebu dalam memenuhi kebutuhan hidup adalah indikasi yang pas
sekaligus menggambarkan betapa remaja begitu sukar untuk menunda desakan
kebutuhan emosinya. Membeli dan mencoba seakan menjadi bagian hidup
remaja yang sejalan dengan mengkristalnya kognisi tentang aneka ragam
kebutuhan yang ditawarkan televisi melalui iklannya yang akomodatif dan
fantastis. Sehingga dalam penelitian ini dapat dilihat stimulus adalah terpaan
iklan AXIS di Trans Tv, sedangkan yang dimaksud organisme adalah siswa
kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta, berdasarkan teori setelah iklan ini
disampaikan maka akan ada efek atau dampak yang ditimbulkan. Salah
satunya adalah sikap konsumen dalam membeli
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
8. Sikap Membeli
Sanjeev Verma dalam jurnal internasional “Do All Advertising
Appeals Influence Consumer Purchase Decision: An Exploratory Study” yang
diterbitkan pada oktober 2009 menjelaskan Advertising is a promotional
activity for marketing goods and services. Execution strategies employed in
advertising range from the informational to the emotional. Among those
designed to stir emotions or rouse particular feelings. Iklan merupakan
kegiatan promosi untuk pemasaran barang dan jasa. Pelaksanaan strategi yang
luas di iklan dari yang bersifat informational sampai ke emosional. Diantara
mereka dirancang untuk menggerakkan emosi atau bangunkan perasaan.
(Sanjeev Verma, 2009, hlm 33). Berdasarkan di atas dapat dilihat iklan
melatarbelakangi sikap dan perasaan konsumen.
Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan
merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Objek sikap boleh
berupa benda, orang, tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok. (Rakhmat,
2003, hlm.39-40). Sikap menurut Schiftman dan Kanuk adalah ekspresi
perasaan yang mencerminkan apakah seseorang senang atau tidak senang,
suka dan tidak suka, dan setuju atau terhadap suatu objek (Simamora, 2004,
hlm.152)
Sikap konsumen merupakan salah faktor interen yang
mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian suatu produk. Sikap
merupakan faktor yang tepat untuk meramalkan perilaku dimasa yang akan
datang. Jadi dengan mempelajari sikap seseorang, diharapkan dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
menentukan apa yang akan dilakukan dan apa yang harus dihindari. Sikap
( attitude ) adalah evaluasi, perasaan emosional dan kecenderungan tindakan
yang menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap beberapa
obyek atau gagasan (Kotler, 1997, hlm. 167 ).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sikap adalah keadaan
berpikir, merupakan organisasi keyakinan yang relatif tetap, memiliki
kecenderungan untuk dipelajari, untuk merespon secara konsisten dan
konsekuensi menguntungkan atau tidak, positif atau negatif, suka atau tidak
terhadap obyek atau situasi. Seseorang individu mempelajari sikap melalui
pengalaman dan interaksi dengan orang lain.
Meskipun sikap ini dapat dipelajari dan dapat diubah dari waktu ke
waktu, pada setiap saat tidak semuanya memiliki dampak yang setara, dan
beberapa sikap lebih kuat dari sikap lainnya. Pada penelitian ini merupakan
sikap pembelian sehingga sikap yang dipelajari dan diinginkan adalah sikap
positif yang melatarbelakangi konsumen dalam melakukan pembelian suatu
barang. Jadi sikap positif yang ditimbulkan dari dalam diri konsumen yang
berasal dari terpaan iklan ditransformasikan ke dalam bentuk sikap sehingga
dimungkinkan terjadi perubahan sikap dan perilaku konsumen kaitannya
dengan pembelian.
Sanjeev Verma dalam jurnal internasional “Do All Advertising
Appeals Influence Consumer Purchase Decision: An Exploratory Study” yang
diterbitkan pada oktober 2009 menjelaskan Consumers with high involvement
in purchase evaluate advertising information more thoroughly than
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
individuals with low involvement (Mantel and Kardes 1999; Peltier and
Schibrowsky 1994). Such consumers who have high need for cognition often
need rational reasons before buying any product. Thus, in such cases
consumer response can be initiated by offering information rich
advertisements (Maclnnis and Jaworski 1989;Petty et al. 1983; Suri and
Monroe 2001). Konsumen dengan keterlibatan yang tinggi dalam membeli
menilai informasi iklan lebih banyak daripada individu dengan keterlibatan
rendah. Dengan demikian konsumen yang mempunyai kebutuhan yang tinggi
untuk pengamatan sering memerlukan alasan yang rasional sebelum membeli
beberapa produk. Jadi, dalam kasus menanggapi konsumen dapat dimulai
dengan menawarkan beragam informasi iklan. (Sanjeev Verma, 2009, hlm
35). Secara lebih sederhana (Kotler, 2005, hlm. 201) menyatakan bahwa
Perilaku konsumen adalah proses dimana individu atau kelompok memilih,
membeli, menggunakan dan membeli ulang barang, jasa, gagasan, atau
pengalaman untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen.. Perilaku
konsumen didefinisikan oleh Engel, Blackwell, dan Miniard (1995) sebagai
berikut : Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan individu yang secara
langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang dan jasa,
termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan yang mendahului dan
mengikuti tindakan-tindakan tersebut”.
Untuk menjelaskan proses efek terpaan terhadap sikap pembelian
maka model lavidge-Gary Steiner dapat digunakan. Disebutkan bahwa ada 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
tahapan yang harus dilakukan dalam proses komunikasi sebelum orang
menerima suatu hierarki proses itu adalah sebagai berikut :
Proses awareness
Kognitif knowledge
Proses liking
Afektif preference
Proses conviction
Konatif purchase
Efektif enam tahap Lavidge –Gary Steiner berikut di atas dijelaskan sebagai
berikut : (Khasali, 1992, hlm 53-54)
a. Awareness (kesadaran)
Tahap dimana ketika khalayak diterpa media berupa pesan iklan yang
akan menimbulkan kesadaran bahwa ada produk baru.
b. Knowledge (pengetahuan)
Setelah komunikan menerima pesan iklan maka akan muncul persepsi
dan asumsi sebagai sebuah pengetahuan berdasarkan kerangka,
rujukan dan bidang pengalaman dari komunikan, disini akan ada
penilaian terhadap produk yang diiklankan.
c. Liking (menyukai)
Dalam tahap ini khalayak mulai menyukai produk yang diiklankan
karena dinilai memenuhi keinginan dan kebutuhannya
d. Prefence (lebih menyukai)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Setelah menyukai proses peneguhan terjadi dalam diri komunikan
dengan efek komunikan lebih suka lagi dengan produk karena benar-
benar memenuhi kebutuhannya dan tidak ada pilihan lain dalam benak
konsumen.
e. Conviction (keyakinan)
Tahap ini komunikan yakin dan percaya akan produk yang diiklankan
dan tidak ada keraguan untuk menentukan sebuah keputusan.
f. Purchase (pembelian)
Tahap ini merupakan puncak dari proses pengambilkan keputusan
dimana komunikan telah melakukan tindakan berupa sikap pembelian
yang diiklankan.
9. Interaksi Sosial
Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami
oleh individu. Didalam interaksi sosialnya, terjadi hubungan yang saling
mempengaruhi diantara individu yang satu dengan yang lainnya sehingga
individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap obyek yang
dihadapinya. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan
sikap antara lain (Sumartono,2002,hlm 95) :
a. Pengalaman Pribadi
Pengalaman yang dialami akan ikut membentuk dan
mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial.
Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap.
Untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan suatu obyek
dan penghayatan itu kemudian akan membentuk sikap positif dan
atau negatif terhadap obyek yang bersangkutan. Untuk dapat
menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus dapat
meninggalkan kesan yang kuat, karena itu sikap akan lebih mudah
terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi
yang melibatkan emosi, penghayatan pengalaman akan lebih
mendalam dan lebih lama berbekas.
b. Pengaruh Orang Lain Yang Dianggap Penting
Orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara komponen
sosial yang ikut mempengaruhi sikap. Seseorang yang kita anggap
penting, seseorang yang tidak ingin dikecewakan atau seseorang
yang berarti khusus bagi kita akan banyak mempengaruhi
pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Diantara orang yang
biasanya dianggap penting bagi individu antara lain : orang tua,
orang yang status sosialnya tinggi, teman sebaya, teman dekat,
guru, teman kerja, istri, suami, dan lain-lain. Dimana pada umunya
individu cenderung untuk memilki sikap yang searah dengan sikap
orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain
dimotivasi oleh keingnan untuk berafiliasi dan keinginan untuk
menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting.
c. Pengaruh Kebudayaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Kebudayaan dimana individu hidup dan dibesarkan mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan sikap. Dimana kebudayaan
telah diwarnai sikap individu terhadap berbagai masalah.
Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena
kebudayaan juga memberikan corak pengalaman individu-individu
yang menjadi anggota kelompok masyarakat asuhannya. Hanya
kepribadian individu yang telah mapan dan kuatlah yang dapat
memudarkan dominasi kebudayaan dalam pembentukan sikap
individual.
d. Media Massa
Sebagai sarana komunikasi, bentuk media masa seperti televisi,
radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh
besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang
penyampaian informasi dalam bentuk pesan-pesan, apabila cukup
kuat akan memberikan dasar didalam menilai sesuatu sehingga
akan terbentuk ke arah sikap tertentu.
e. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem
yang mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan
keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam
diri individu. Dikarenakan konsep moral dan ajaran agama sangat
menentukan sistem kepercayaan sehingga ikut berperan didalam
menentukan sikap individu terhadap suatu hal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
f. Pengaruh Faktor Emosional
Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh lingkungan dan
pengalaman pribadi seseorang tetapi juga sikap dapat terbentuk
dari pernyataan yang didasari oleh emosi berfungsi sebagai
semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk pertahanan
ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap yang sementara dan
segera berlalu begitu prestasi telah hilang akan tetapi dapat pula
tetap dan bertahan lama.
E. KERANGKA PEMIKIRAN
Iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi persuasif yang
dipakai oleh perusahaan untuk menyampaikan pesan atau menginformasikan
adanya produk baru kepada masyarakat. Selain itu, iklan juga dipakai untuk
mengingatkan masyarakat tentang suatu produk yang sudah ada. Dengan
beriklan, perusahaan berusaha mengkomunikasikan baik keberadaan
perusahaan itu sendiri maupun produk atau jasa yang dihasilkan. Iklan yang
berisi pesan atau informasi ini dikemas semenarik mungkin agar dapat
menarik perhatian masyarakat.
Untuk memperoleh suatu iklan televisi yang baik, maka diperlukan
elemen-elemen yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Elemen-
elemen tersebut adalah video,audio, talents, props, setting, lighting, graphics
dan pacing. Jika elemen-elemen tersebut bisa saling bekerjasama dengan baik,
maka akan menghasilkan.terpaan iklan yang baik juga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Iklan yang dianggap baik dan menarik oleh masyarakat secara tidak
langsung akan memunculkan sikap dari masyarakat yang melihat iklan
tersebut sehingga mempunyai keinginan untuk membeli. Dilihat dari
hubungan masyarakat maka interaksi sosial menjadi bagian tersendiri yang
dimungkinkan mempengaruhi pembentukan sikap membeli konsumen. Sikap
positif itu sendiri mengakibatkan konsumen menerima produk itu sendiri dan
akhirnya mencoba untuk menggunakan produk yang diiklankan. Yang
diharapkan dari iklan tersebut pada akhirnya adalah pembelian yang dilakukan
oleh konsumen sasaran. Kembali pada proses komunikasi yang melandasi
pada penelitian ini, maka landasan-landasan teori tersebut diatas diterapkan
sehingga nampak pada keterangan di bawah ini :
Variabel X (independen 1) VariabelY (dependen)
§ frekuensi
§ intensitas
§ persepsi
§ pemahaman
§ Awareness (kesadaran)
§ Knowledge(pengetahuan)
§ Liking (kesukaan)
§ Preference (minat)
§ Conviction (keyakinan)
§ Purchase (daya beli)
Variabel Z (independent 2)
§ Interaksi social
Gambar 1.1 Kerangka Berpikir
Sikap pembelian Terpaan iklan
Interaksi Sosial
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
F. HIPOTESIS
Hipotesis menurut Moh. Nasir adalah jawaban sementara terhadap
masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis
menyatakan hubungan apa yang kita cari atau yang kita ingin pelajari.
Hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena
yang kompleks (Nasir, 1985, hlm 182). Berdasarkan keterangan di atas
hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Ada hubungan yang signifikasi antara terpaan iklan AXIS di Trans TV dan
sikap membeli siswa kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta yang
menggunakan AXIS angkatan 2008 - 2009
2. Ada hubungan yang signifikasi antara interaksi sosial terhadap sikap
membeli siswa kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta yang menggunakan
AXIS angkatan 2008 – 2009
G. DEFINISI KONSEPSIONAL DAN OPERASIONAL
1. Definisi Konsepsional
Definisi konsepsional adalah definisi yang dipakai oleh para peneliti untuk
menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial. (Singarimbun,
1981, hlm 17). Dalam penelitian ini definisi konsepsional meliputi :
a. Variabel independen 1 (terpaan iklan)
Terpaan adalah serangan, terkaman. Terpaan media adalah keadaan
terkena pada khalayak akan pesan-pesan yang disebarluaskan oleh
media massa. (Rakhmat, 1992, hlm. 217)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Iklan adalah komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah
organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu
khalayak target melalui media bersifat missal seperti televisi, radio,
Koran, majalah, direct mail (pengeposan langsung), reklame luar
ruang, atau kendaraan umum. (lee dan Johnson, 2004, hlm.3)
1) Frekuensi : tingkat keseringan ; kekerapan (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2007, hlm 332)
2) Intensitas : keadaan tingkatan atau ukuran intensnya (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2007, hlm 438)
3) Persepsi : tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu ; proses
seseorang mengetahui beberapa hal dari panca inderanya (Kamus
Besar Bahasa Indonesia, 2007, hlm 863)
4) Pemahaman : proses ; cara ; perbuatan memahami atau
memahamkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007, hlm 811)
b. Variabel dependen (sikap membeli)
Sikap membeli adalah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud
dalam gerakan atau sikap untuk memperoleh sesuatu (barang atau jasa)
dengan menukar atau membayar dengan uang. (effendi, 1989, hlm 96)
1) Kesadaran (awareness): Keinsyafan ; keadaan mengerti (Kamus
Besar Bahasa Indonesia, 2007, hlm 975)
2) Pengetahuan (knowledge): segala sesuatu yang diketahui (Kamus
Besar Bahasa Indonesia, 2007, hlm 1121)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Kesukaan (liking): yang disukai ; yang dicintai (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2007, hlm 1098)
4) Minat (preference): kecenderungan hati yang tinggi terhadap
sesuatu ; gairah ; keinginan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007,
hlm 744)
5) Keyakinan (conviction): kepercayaan yang sungguh-sungguh ;
kepastian ; ketentuan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007, hlm
1277)
6) Daya beli (purchase): kemampuan membayar untuk memperoleh
barang yang dikehendaki atau yang diperlukan (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2007, hlm 241)
c. Variabel independent 2 (interaksi sosial)
Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis antara orang
perseorangan, antara perseorangan dam kelompok, dan antara
kelompok dengan kelompok. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989,
hlm. 335)
2. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan suatu petunjuk tentang bagaimana suatu
variabel diukur. ( Singarimbun, 1981, hlm 23). Disini setiap jawaban
dinilai dengan angka. Jika responden menjawab kategori tinggi diberikan
niali 3, kategori sedang diberikan nilai 2, dan kategori rendah diberi nilai 1
a. Variabel Independen 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Terpaan iklan dioperasionalkan dengan frekuensi, intensitas perhatian,
persepsi dan tingkat pemahaman dalam melihat iklan AXIS di Trans
Tv
1) Frekuensi / tingkat keseringan responden dalam melihat iklan
AXIS di Trans TV setiap harinyanya. Dari hasil observasi yang
dilakukan oleh peneliti, waktu efektif yang digunakan responden
untuk melihat tv adalah pukul 15.00 - 21.00 dimana saat itu iklan
axis muncul. Dari observasi peneliti iklan axis muncul sekitar 6
kali pada jarak waktu 15.00 - 21.00. Karena yang diteliti bukan
merupakan program acara tetapi iklan sehingga peneliti
menggunakan acuan berapa kali iklan itu muncul setiap harinya.
Dari data tersebut maka Frekuensinya diukur dengan:
· Tinggi, jika responden melihat iklan AXIS 5 - 6 kali dalam
sehari
· Sedang, jika responden melihat iklan AXIS 3 - 4 kali dalam
sehari
· Rendah, jika responden melihat iklan AXIS 1 – 2 kali dalam
sehari
2) Intensitas perhatian responden terhadap iklan AXIS di Trans TV.
Dilihat dari kesungguhan responden dalam melihat iklan yang
diukur dengan :
· Tinggi, jika responden memperhatikan iklan AXIS sampai
selesai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
· Sedang, jika responden memperhatikan iklan AXIS hanya
sebagian saja sambil melakukan pekerjaan lain.
· Rendah, jika responden memperhatikan iklan AXIS hanya
sekilas dan mengganti saluran lain.
3) Persepsi Responden terhadap penyajian iklan AXIS di Trans TV.
Hal ini diukur dengan :
· Tinggi, jika responden berpersepsi bagus pada penampilan
iklan AXIS.
· Sedang, jika responden berpersepsi kurang bagus pada
penampilan iklan AXIS
· Rendah, jika responden berpersepsi tidak bagus pada
penampilan iklan AXIS
4) Tingkat Pemahaman yaitu pemahaman responden terhadap
informasi pesan dalam iklan AXIS di Trans TV, diukur dengan :
· Tinggi, jika responden mengerti dan memahami isi iklan
· Sedang, jika responden memahami sebagian informasi dalam
iklan yang dilihatnya
· Rendah, jika responden tidak memahami isi iklan yang
dilihatnya
b. Variabel dependen
Sikap membeli adalah tanggapan atau respon dari individu yang,
dioperasionalkan dengan awareness (tingkat kesadaran), knowledge
(tingkat pengetahuan), liking (tingkat kesukaan), preference (minat dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kebutuhan), conviction (keyakinan), purchase (daya beli), dengan
tingkat pengukuran sebagai berikut :
1) Awareness
a) Tingkat kesadaran responden mengenai adanya produk AXIS
· Tinggi, jika responden menyadari adanya produk AXIS
· Sedang, jika responden kurang menyadari adanya produk
AXIS
· Rendah, jika responden tidak menyadari adanya produk
AXIS
b) Tingkat kesadaran responden mengenai AXIS sebagai produk
telekomunikasi (seluler)
· Tinggi, jika responden menyadari AXIS adalah produk
telekomunikasi (seluler)
· Sedang, jika responden kurang menyadari AXIS adalah
produk telekomunikasi (seluler)
· Rendah, jika responden tidak menyadari AXIS adalah
produk telekomunikasi (seluler)
2) Knowledge
a) Tingkat pengetahuan responden mengenai fitur-fitur AXIS
yang diiklankan
· Tinggi, jika responden mengetahui fitur AXIS
· Sedang, jika responden kurang mengetahui fitur AXIS
· Rendah, jika responden tidak mengetahui fitur AXIS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b) Tingkat pengetahuan responden mengenai kelebihan AXIS
· Tinggi, jika responden mengetahui kelebihan AXIS
· Sedang, jika responden kurang mengetahui kelebihan AXIS
· Rendah, jika responden tidak mengetahui kelebihan AXIS
3) Liking
a) Sejauh mana responden menyukai iklan AXIS di Trans TV
· Tinggi, jika responden menyukai
· Sedang, jika responden kurang menyukai
· Rendah, jika responden tidak menyukai
b) Sejauh mana tanggapan responden mengenai penggunaan
elemen-elemen iklan yang digunakan AXIS
(video,audio,talents,props, setting, lighting, graphics dan
pacing)
· Tinggi, jika responden tertarik
· Sedang, jika responden kurang tertarik
· Rendah, jika responden tidak tertarik
4) Preference
a) Sejauh mana minat responden terhadap iklan AXIS
· Tinggi, jika responden berminat
· Sedang, jika responden kurang berminat
· Rendah, jika responden tidak berminat
b) Sejauh mana kebutuhan responden dengan iklan AXIS
· Tinggi, jika responden sesuai kebutuhan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
· Sedang, jika responden kurang sesuai kebutuhan
· Rendah, jika responden tidak sesuai kebutuhan
5) Conviction
a) Sejauh mana penambahan keyakinan responden mengenai iklan
AXIS
· Tinggi, jika responden yakin
· Sedang, jika responden kurang yakin
· Rendah, jika responden tidak yakin
b) Sejauh mana keyakinan responden untuk membeli produk
AXIS (Pulsa atau Kartu Perdana)
· Tinggi, jika responden yakin untuk membelinya
· Sedang, jika responden kurang yakin untuk membelinya
· Rendah, jika responden tidak yakin untuk membeli
6) Purchase
a) Sejauh mana tingkat daya beli responden setelah produk AXIS
(pulsa) sudah habis
· Tinggi, jika responden langsung membeli bila produk AXIS
habis
· Sedang, jika responden menunda membeli bila walaupun
produk AXIS habis
· Rendah, jika responden tidak langsung membeli dan
menunda lebih lama bila produk AXIS habis
b) Sejauh mana responden menggunakan produk AXIS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
· Tinggi, jika responden terus menggunakannya
· Sedang, jika responden kadang-kadang menggunakannya
· Rendah, jika responden tidak menggunakannya, hanya
sesekali saja menggunakannya
c. Variabel Independent 2
Interaksi sosial di operasionalisasikan dengan :
1) Pengaruh pendapat orang lain : Bagaimana pengaruh orang lain
dalam memilih dan membeli, yaitu seberapa besar pengaruh
lingkungan pergaulan dalam membeli
· Tinggi, jika responden terpengaruh
· Sedang, jika resonden kurang terpengaruh
· Rendah, jika responden tidak terpengaruh
2) Frekuensi kegiatan sosial, yaitu kegiatan ekstra kurikuler sekolah
dan non sekolah yang sering digunakan waktu untuk berinteraksi
· Tinggi, jika responden sering berkumpul dengan teman
bergaul antara 5-6 hari dalam seminggu
· Sedang, jika responden kurang sering berkumpul dengan
teman bergaul antara 3-4 hari dalam seminggu
· Rendah, jika responden kurang sering berkumpul dengan
teman bergaul antara 1-2 hari dalam seminggu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
H. METODOLOGI PENELITIAN
1. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi korelasi
dimana hal ini memaparkan hubungan kausal antara variabel-variabel
yang berhubungan dengan melalui pengujian hipotesa. Fokusnya terletak
pada penjelasan hubungan-hubungan antar variabel penelitian. Studi ini
juga disebut explanatory research karena studi ini berusaha menyoroti
hubungan antara beberapa variabel dan menguji hipotesa yang
dirumuskan sebelumnya.(Singarimbun, 1981, hlm. 5)
2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survey
dimana penelitian ini mengambil sampel dari suatu populasi dan
menggunakan data primer berupa kuesioner yang di sebar kepada siswa
yang akan di teliti. Pada umumnya yang merupakan unit analisis dalam
penelitian ini adalah individu itu sendiri.
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang diambil sebagai tempat pengambilan data adalah
SMA Negeri 7 Surakarta yang beralamat di Jln. Mr. Muf. Yamin
Surakarta 57154
4. Teknik Pengambilan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen dimana
penyelidik tertarik melakukan penelitian. Populasi adalah seluruh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
unit-unit yang darinya sampel dipilih. Populasi dapat berupa
organisme, orang atau kelompok orang, masyarakat, organisasi,
benda,obyek, peristiwa, atau laporan yang kesemuanya memiliki ciri
dan harus didefinisikan secara spesifik dan tidak secara mendua.
(Ulber silalahi, 2009, hlm 253). Jumlah populasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta
yang memiliki persyaratan pernah melihat iklan AXIS di Trans Tv
dan menggunakan produk dari AXIS. Setelah diketahui dari pra
survey didapat 33 siswa memenuhi persyaratan tersebut yang
dijadikan populasi. Mengapa penelitian hanya dilakukan pada kelas
XI hal ini dikarenakan akses yang diberikan untuk diteliti hanya dari
kelas XI, hal ini dikhawatirkan oleh pihak sekolah apabila
menggunakan kelas XII akan mengganggu konsentrasi pemantapan
ujian akhir. Sedangkan kelas X penetrasi penggunaan seluler belum
sebegitu besar bila dibandingkan dengan kelas XI.
b. Sampel
Dalam suatu penelitian tidak selalu peneliti meneliti semua individu
dalam populasi. Tetapi melakukan dengan mengambil sampel dari
anggota populasi tersebut. Tetapi hal ini dimungkinkan bila
pengambilan sampel dilakukan secara sensus, dimana seluruh
populasi yang menjadi sasaran diambil semua untuk diteliti. Hasil
sensus yang dilakukan oleh peneliti diketahui 33 orang siswa yang
menggunakan dan melihat iklan AXIS di Trans Tv. Dari 33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
responden yang pernah melihat iklan AXIS di Trans Tv dan
menggunakan produk AXIS tersebut diambil semua untuk menjadi
sampel penelitian
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah :
a. Kuesioner
Penggunaan kuesioner merupakan hal pokok yang digunakan dalam
pengumpulan data dari responden. Dan berdasarkan data-data dari
hasil kuesioner tersebut diwujudkan dalam angka-angka, tabel-tabel,
analisa statistik dan uraian yang menjadi kesimpulan
b. Observasi
Suatu teknik pengumpilan data melalui pengamatan dan pencatatan
secara sistematis terhadap gejala-gejala yang diselidiki
c. Studi kepustakaan
Pengumpulan data tambahan yang berasal dari buku-buku, majalah
dan literatur-literatur yang dipakai sebagai bahan penelitian.
6. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini analisa data dilakukan dengan menganalisa data -
data yang ada menurut dasar-dasar statistik. Hal ini dilakukan untuk
menghubungkan variabel-variabel yang satu dengan yang lain. Statistik
digunakan karena dalam penelitian ini dihadapkan pada hipotesa,
populasi dan pengambilan data. Sedang metode untuk membuktikan
hipotesa adalah metode korelasi. Adapun analisa yang dilakukan adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dengan tehnik korelasi tata jenjang Spearman (rs) karena data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data ordinal dan memiliki jenjang
kembar. Tata jenjang spearman dipakai untuk mengukur asosiasi antar 2
variabel yang keduanya setidak-tidaknya mempunyai ukuran skala
ordinal yang memungkinkan individu obyek yang diteliti itu dapat diberi
jenjang atau rangking. Dimana data gejala-gejala yang digunakan disini
dicatat menurut besar kecilnya koefisien korelasinya. Adapun rumus
yang digunakan dalam tehnik korelasi tata jenjang Spearman
adalah :
Rs : (Siegel, 1996, hlm.256)
Dimana :
∑x² : n² - n ∑Tx 12 ∑y² : n² - n ∑Ty 12 ∑Tx : t³x – tx 12 ∑Ty : t³y – ty 12 Keterangan :
Rs : Koefisien korelasi tata jenjang Spearman
d : Deviasi rangking X dan Y
n : Jumlah
Tx : Jumlah jenjang kembar pada variabel X
Ty : Jumlah jenjang kembar pada variabel Y
∑x² + ∑y² - ∑d²
2 √ ∑x² . ∑y²
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
∑d² : Jumlah kuadrat selisih antar jenjang
∑x² : Jenjang kuadart variabel x
∑y² : Jenjang kuadrat variabel y
Setelah mendapatkan nilai dari rs (koefisien korelasi) itu belum selesai
karena nilai koesien korelasi tata jenjang spearman ini berlaku untuk N
kurang dari 30, karena responden dari penelitian ini lebih dari 30 maka
perlu menggunakan tabel harga kritis, dengan rumus :
t : rs √ N -2
1 - rs²
df = n - 2
Setelah diketahui besarnya t , nilai tersebut dikonsultasikan dengan tabel
distribusi t dengan daerah bebas / degrees of freedom (df) dan batas
kepercayaan 90 % atau taraf signifikasi 10 %. Pengetesan signifikasi
dilakukan terhadap hipotesa nihil (Ho) dengan tingkat signifikasi 10%
dan taraf kepercayaan 90%. Ho ditolak bila t yang didapat sama atau
lebih besar dari harga kritisnya, dan penolakan Ho berarti Ha diterima,
yang artinya : terdapat korelasi yang signifikasi antara gejala X dan Y.
Sebaliknya Ho diterima dan Ha ditolak apabila t lebih kecil dari harga
kritisnya, dengan kesimpulan tidak terdapat hubungan yang signifikasi
antara gejala X dan gejala Y
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
BAB II
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
A. DESKRIPSI AXIS
Pada tanggal 23 April 2008 sebuah penyedia layanan operator
seluler bernama AXIS diresmikan di Indonesia. AXIS merupakan operator
penyedia layanan seluler GSM di Indonesia yang menawarkan layanan
komunikasi yang inovatif dan ekonomis. AXIS pertama mulai beroperasi di
Jawa dan Sumatra, dan saat ini terus mengembangkan jaringannya di seluruh
wilayah di Indonesia.
1. Logo AXIS
Gambar 2.1. Logo AXIS
Logo AXIS mencerminkan aspirasi yang melambangkan
kemajuan dan perubahan . AXIS memiliki tekad agar seluruh pelanggan
dapat menikmati manfaat penuh dari layanan komunikasi bergerak untuk
meningkatkan kinerja dalam melakukan aktifitas sehari-hari. AXIS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
memiliki konsep bahwa yang terpenting bukan hanya “apa yang kami
lakukan“ tetapi juga “bagaimana kami melakukannya” . Sehingga AXIS
bertekad untuk selalu mengutamakan tanggung jawab dalam pekerjaan.
Komitmen AXIS adalah untuk membantu meningkatkan kehidupan
masyarakat dan mendukung cita-cita pemerintah untuk kemajuan
teknologi di Indonesia.
2. Layanan AXIS
Meskipun tergolong operator seluler yang baru, AXIS mampu
memberikan berbagai macam fasilitas yang mampu mendukung
pemakainya dalam melakukan proses komunikasi, yaitu diantaranya :
a. GPRS/UMTS (3G)
Dengan fitur ini pelanggan dapat menikmati akses internet
berkecepatan tinggi hingga 384 kpbs dengan menggunakan
handphone. GPRS akan langsung aktif dalam waktu 24 jam sejak
panggilan pertama dilakukan.
b. Voice Call
Dapat melakukan panggilan ke nomor pengguna AXIS maupun ke
operator lain dan dapat melakukan sambungan langsung internasional
(SLI)
c. Video Call
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Dapat melakukan video call ke sesama pengguna AXIS dan operator
3G lainnya. Layanan ini membutuhkan handphone 3G dengan
kemampuan video call.
d. SMS
SMS atau pesan singkat dapat digunakan untuk mengirimkan pesan ke
nomor GSM maupun CDMA
e. MMS
Dengan fasilitas ini pelanggan dapat mengirimkan teks, gambar, audio
dan video ke sesama pelanggan AXIS. Layanan ini membutuhkan
handphone dengan kemampuan MMS
f. Ring Back Tone (RBT)
Fasilitas ini memungkinkan pelanggan mengubah nada sambung
dengan lagu kesukaan yang dapat didengarkan oleh orang yang
menelepon
g. Call Forward/Divert
Dengan fitur ini pelanggan dapat mengalihkan panggilan yang masuk
ke nomor AXIS lain.
h. Call Conference
Fitur ini memungkinkan pelanggan untuk dapat melakukan panggilan
ke lima nomor sekaligus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
i. Call Waiting
Dengan fitur ini pelanggan dapat mengetahui dan menerima telepon
lain yang masuk pada saat melakukan percakapan
Semua nomor AXIS sudah mendukung layanan data ( 3G/GPRS/), MMS
dan Streaming, namun semua itu perlu setting terlebih dahulu pada
handphone.
3. Jangkauan AXIS
Saat ini AXIS sudah dapat dinikmati di Jabodetabek, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Bali, Lombok, Sumatera Utara, dan
Riau. Namun dalam perkembangannya AXIS terus berusaha
meningkatkan kualitas jangkauan agar dapat dinikmati di seluruh wilayah
Indonesia. Selain itu AXIS juga dapat dinikmati di luar negeri untuk
berkomunikasi di 50 negara dan akan terus bertambah ke negara-negara
lain.
4. Program AXIS
Agar mampu bersaing dengan operator seluler lainnya, maka
AXIS menawarkan banyak program yang dapat dinikmati oleh
penggunanya, antara lain :
a. Bonus terima telepon dari semua operator lain Rp 100 per menit.
Bonus dapat digunakan untuk akses data, telepon, video call, sms, dan
mms ke semua operator se- Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
b. Bonus waktu bicara hingga 120 menit tiap isi ulang
c. Bonus waktu bicara 30 menit setiap aktivasi kartu perdana
d. Lucky draw AXIS dengan membeli dan mengaktifkan AXIS dengan
cara menggunting bagian depan kemasan dan dikirimkan ke kotak
undian untuk mendapatkan hadiah dengan grand prize 36 Yamaha Mio
Soul
e. Rp 1 per sms ke sesame AXIS
f. Rp 1 per telepon ke sesame AXIS pada hari sabtu minggu
g. Gratis 1000 sms tiap bulan selama setahun pada 2009
h. Gratis 1000 mms tiap bulan selama setahun pada 2009
i. Dsb.
5. Pemegang Saham AXIS
AXIS didukung oleh dua operator terkemuka di Asia yaitu
Saudi Telekom Company, penyedia layanan telekomunikasi nasional Arab
Saudi dan MAXIS Communications Berhad, yaitu penyedia layanan
telekomunikasi terbesar di Malaysia. Kedua investor utama tersebut
bertekad memberikan kontribusi penuh bagi pengembangan industri
telekomunikasi di Indonesia. Didirikan pada tahun 1998, Saudi Telecom
Company (STC) menyediakan layanan komunikasi lengkap seperti telepon
tetap dan bergerak, internet, dan layanan data. Perusahaan ini beroperasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
melalui empat anak usahanya (Alhatif, Aljawal, Saudi Data, dan Saudinet)
dan adalah satu-satunya penyedia layanan telepon tetap, data, dan internet
di Arab Saudi.
Pada tahun 2005, pemerintah Arab Saudi mengurangi
sahamnya di perusahaan tersebut dengan menawarkan 30 persen ekuitas
kepada publik. Pada triwulan ketiga 2006, STC sudah menguasai 71
persen pangsa pasar di Arab Saudi. Saat ini kapitalisasi pasar STC sudah
mencapai sekitar US$ 40,5 miliar. MAXIS Communications adalah
perusahaan penyedia layanan telekomunikasi terbesar di Malaysia, yang
memiliki investasi di industri telekomunikasi di India dan Indonesia.
MAXIS menyediakan layanan telepon seluler dan tetap, serta layanan
gateway internasional. Per tanggal 31 maret 2007, jumlah total pelanggan
telepon seluler MAXIS di Malaysia mencapai 8,5 juta (menunjukkan
pangsa pasar sebesar 41,5%).
6. Tim Manajemen AXIS
a. Erik AAS (President Director/ Chief Executive Officer / CEO)
Erik Aas bergabung sebagai Presiden Direktur PT Natrindo Telepon
Seluler (AXIS), pada oktober 2007. Erik telah berpengalaman selama
tujuh tahun sebagai jajaran atas manajemen di Asia. Sebelumnya Erik
merupakan CEO Grameenphone, sebuah perusahaan operator
telekomunikasi di Bangladesh, sejak November 2004 hingga Oktober
2007. Di bawah pimpinannya, pelanggan Grameenphone berkembang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
pesat, dari 2 juta menjadi 15 juta pelanggan, dan berhasil mencapai
posisi sebagai pemimpin pasar.
b. Johan Buse (Director/Chief Marketing Officer /CMO)
Johan telah berpengalaman selama tujuh tahun di jajaran atas
manajemen di Eropa. Johan mengawali karirnya di telekomunikasi
pada awal tahun 2000 saat bergabung dengan T-Mobile Netherlands.
Dalam berbagai posisinya saat itu Johan turut memberi kontribusi
dalam pertumbuhan pelanggan T-Mobile dari 750 ribu hingga lebih
dari 2 juta pelanggan. Setelah itu, Johan bergabung dengan T-Mobile
Internasional, bertanggung jawab pada produk-produk prabayar di
berbagai Negara. Posisi terakhir sebelum bergabung dengan AXIS
adalah CMO dan anggota direksi di T-Mobile Kroasia. Di bawah
kepemimpinannya, T – Mobile Kroasia berhasil meningkatkan basis
pelanggan prabayar hingga lebih dari 50%.
c. Mohammed Muslim Khan (Director/Chief Technology Officer /CTO)
Mohammed Muslim Khan bergabung dengan PT Natrindo Telepon
Seluler (AXIS) pada September 2007. Muslim Khan telah
berpengalaman selama 30 tahun di Industri telekomunikasi. Sebelum
bergabung dengan AXIS, muslim Khan bekerja dengan Telenor
Pakistan sebagai konsultan dan Deputi CTO sejak Agustus 2004
hingga bergabung dengan AXIS. Muslim Khan turut berkontribusi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
meningkatkan pelanggan Telenor hingga lebih dari 10 juta pelanggan
dan perluasan jangkauan dalam waktu dua tahun.
d. Tan Hoo san (Director/Chief Financial Officer /CFO)
Tan Hoo San mewakili MAXIS Communications Berhad (MAXIS),
Malaysia di PT Natrindo Telepon Seluler (AXIS) sebagai
Director/chief Financial Officer (CFO) pada 1 mei 2005.
e. Wahyudin Saptari Adikusumah (Director Of Human Resources)
Wahyudin Adikusumah bergabung dengan PT. Natrindo Telepon
Seluler (AXIS) sebagai Direktur Human Resources efektif 1 desember
2007, dan bertanggung jawab atas segala aspek sumber daya manusia
di perusahaan. Sebelum bergabung dengan AXIS, Wahyudin menjabat
sebagai HR director di PT Perfetti Van Melle Indonesia (PVMI)
sebuah FMCG (confectionary) selama hampir lima tahun.
f. Paras M Nasution (Vice President, Sales and Distributions)
Paras M Nasution bergabung dengan AXIS pada juli 2008 sebagai
Vice President Sales and Distributions. Paras memulai karirnya di
Procter and Gambler Indonesia di Departemen Keuangan. Paras
melanjutkan karir dengan bergabung di Coca- Cola Bottling Indonesia/
Coca-Cola Distribusi Indonesia. Selama 15 tahun di Coca-Cola, paras
mempunyai pengalaman di bidang penjualan, keuangan dan sumber
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
daya manusia. Posisi terakhirnya di Coca-Cola adalah sebagai General
Manager.
g. Ann Gusnayanti Taib (Head of Regulatory and Industry Relations)
Sebelum bergabung dengan AXIS, Ann Gusnayanti Taib telah
berpengalaman lebih dari 18 tahun di industri telekomunikasi. Dimulai
dengan implementasi berbagai proyek pemerintah dan swasta. Ann
juga terlibat dalam koordinasi Mobile Communications System yang
terencana di Indonesia, termasuk Cellular System pertama di
Indonesia. Ann memulai karirnya untuk proyek fiber optic dan telepon
mobile di Direktorat Jenderal Pos dan telekomunikasi.
h. Ben Soppitt (Head of Corporate Strategy and Bussiness Development)
Ben bergabung dengan AXIS pada maret 2008. Sebelumnya Ben
bekerja di GSM Association (GSMA), organisasi perdagangan global
yang mewakili lebih dari 700 operator di seluruh dunia. Sebagai
Director of Strategic Initiatives mencakup program Emerging Market
handset, pembuatan GSMA Development fund dan proyek Mobile
Money Tranfer.
i. Arif Widjaksono (Head of Legal)
Arif widjaksono bergabung dengan AXIS pada maret 2008. sebelum
bergabung dengan AXIS, Arif adalah Senior Counsel di Philip Morris
International Law Departement sebagai Head of Law Departement di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
PT Philip Morris Indonesia sejak 2003. Tahun 2006 Arif ditunjuk
sebagai Senior Counsel di PT HM Sampoerna Tbk, anak perusahaan
Philip Morris Internasional.
j. Budiono Sangkoyo (Head of Procurement)
Antara tahun 1997 sampai 2005 Budiono bekerja di PT Exelcomindo
Pratama (XL) di berbagai posisi dari Head of Internal Audit hingga
Financial Controler. Posisi terakhirnya di XL adalah Vice President of
Procurement and Asset & inventory Management.
7. Tata Kelola Perusahaan
AXIS beranggapan bahwa peraturan perusahaan yang baik
merupakan alat penting agar dapat mencapai visi dan misi strategis
perusahaan., mentaati nilai-nilai peraturan dan ketentuan perusahaan yang
meliputi keterbukaan dan transparansi kepada para pemegang saham,
manajemen dan juga pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti
karyawan, pembuat regulasi, pelanggan, para vendor dan supplier, pihak
pemerintah yang berwenang dan masyarakat pada umumnya. Secara
berkala perusahaan terus melihat dan menilai kembali perkembangan
peraturan dan ketentuan perusahaan. Dan mengubah peraturan sesuai
dengan waktu dan kondisi yang berlaku. AXIS mentaati dan mengikuti
semua peraturan dan regulasi yang berlaku di Indonesia.
8. Budaya dan Kode Etik Perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Etika dan perilaku perusahaan merupakan peta tingkat tinggi
yang dirancang untuk mengorientasikan seluruh karyawan perusahaan. Hal
ini mempromosikan nilai cita-cita perusahaan yang merambah ke
pekerjaan. Peraturan perusahaan, petunjuk dan kegiatan memberi
tambahan pada prinsip-prinsip ini. Serta menyediakan secara rinci apa
yang dibutuhkan dalam pekerjaan sehari-hari. Sehingga kesuksesan
perusahaan tergantung pada kinerja pribadi setiap karyawan. Karyawan
harus dapat beradaptasi dan mengimplementasikan nilai standar tertinggi
akan perilaku pribadi seperti yang telah tertanam dalam nilai-nilai
perusahaan yaitu : istimewa, sederhana, mengedepankan sumber daya
manusia dan dapat dipertanggungjawabkan. Pada intinya kode perilaku
perusahaan mengatur bagaimana agar semua dapat menjiwai perilaku dan
nilai-nilai tersebut dalam lingkungan perusahaan. Khususnya bagaimana
dalam menggambarkan perusahaan dan berhubungan dengan rekan
sesama.
AXIS didukung lebih dari 4000 karyawan yang dipimpin oleh
tim profesional yang berpengalaman. Tujuan dari AXIS adalah menjadi
organisasi yang menarik dan dinamis. Organisasi yang menciptakan
lingkungan kerja yang unik, memungkinkan professional muda di
dalamnya untuk mengembangkan diri dalam lingkungan yang
mengutamakan gairah kerja, inspirasi, akuntabilitas, kecepatan dalam
bekerja dan memiliki motivasi tinggi.
9. Penghargaan Yang Diterima AXIS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
a. AXIS masuk nominasi GSMA Asia Mobile Awards 2008
AXIS mengumumkan telah menerima nominasi untuk penghargaan
GSMA Asia Mobile awards 2008 kategori “ The Green Mobile
Award“. GSMA adalah asosiasi perdagangan untuk industri seluler,
yang mewakili lebih dari 750 jaringan seluler yang tersebar di 218
negara dan program penghargaan Asia Mobile Award diberikan untuk
memberikan apresiasi akan pencapaian pertumbuhan yang luar biasa
inovasi dan kepemimpinan dan industri seluler Asia.
b. Green Mobile Award
Calon penerima penghargaan untuk kategori “Green Mobile Award”
harus mendorong ekonomi dengan emisi karbon rendah, industri dan
gaya hidup, seperti meningkatkan efisiensi energi, sumber energi
alternatif, daur ulang, konservasi dan konsumsi ramah lingkungan.
Penilaian untuk penghargaan ini akan dilakukan oleh para ahli
independent, seperti jurnalis, analis dan akademisi. Lima nominasi
telah dipilih untuk nominasi ini dengan satu pemenang diumumkan
pada acara Asia Mobile Congress di Macau.
Mobile Asia Congress adalah ajang pertemuan para operator di Asia
dan seluruh dunia dan pada kesempatan ini AXIS adalah satu-satunya
operator seluler nasional dari Indonesia yang memberikan presentasi di
depan peserta yang datang dari berbagai Negara. Untuk mendukung
program Go Green-nya AXIS sudah mulai mensosialisasikan sikap 3R
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
(mengurangi, pemakaian ulang, dan mendaur ulang) di antaranya
kepada para karyawannya. Karyawan AXIS diminta untuk mengurangi
penggunaan kertas dan plastik, dan dianjurkan untuk memakai kertas
bekas dan plastik bekas, serta mengatur sampah mereka untuk di daur
ulang. Dan sebagai wujud partisipasinya para karyawan AXIS telah
mengatur sampah kerja mereka dengan memisahkannya ke tempat
sampah organik dan anorganik.
10. Iklan Axis Pada Media Televisi
AXIS dalam periode November sampai dengan Oktober 2009
menampilkan 9 versi iklan yang mewakili dan setiap harinya ditayangkan
secara bergantian sesuai masa tayangnya. Advertising Agency yang
membuat iklan AXIS adalah LOWE, dan PH yang membuat iklan ini
adalah 25 frame. Durasi iklan AXIS yang tercepat 15 detik sampai dengan
60 detik yang paling lama. Deskripsi iklannya adalah sebagai berikut :
a. Versi Tanya Ditoko (kungfu)
Deskripsi Iklan :
Seorang pemuda datang ke sebuah toko yang pedagangnya etnis
tionghoa yang sedang duduk dan membaca koran. Kemudian pemuda
tersebut bertanya “ koh GSM mana yang smsnya paling murah?”.
Penjaga toko melirik kemudian melemparkan kartu perdana AXIS ke
arah pemuda. Kemudian pemuda tersebut menangkapnya (terlihat
kaget). Lalu penjaga toko berdiri dari tempat duduk loncat dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
berakrobat diatas meja sambil menggerakkan tangannya seperti
kungfu.
Lalu penjaga toko mengatakan “sms cuma satu rupiah ke sesama AXIS
sepanjang hari, setiap hari, gak harus kirim lima bahkan sepuluh sms
sebelumnya”. Pemuda kemudian tersenyum kecil sambil mengangguk-
anggukan kepala. Kemudian penjaga toko diperlihatkan duduk di kursi
sambil menelepon “nelpon cuma satu rupiah per nelpon di akhir
pekan”. Muncul logo AXIS kemudian pemuda kaget karena penjaga
toko tiba-tiba bergelantungan didepan sambil mengatakan “baik ya”
b. Versi Telepon di Mobil (lempar koin)
Deskripsi iklan :
Suasana didalam kemacetan ada seorang wanita yang sedang
menelepon. Tiba-tiba ada seorang pria yang mendekati mobil
kemudian membongkar pintu mobil lalu pria tersebut melemparkan
uang recehan ke arah wanita yang sedang menelepon. Pria tersebut
mengatakan “terima telepon dari semua operator langsung
mendapatkan 100 rupiah per menit, bonus dapat dipakai ke semua
operator”.
Muncul tulisan bonus terima telepon Rp 100,- per menit dari semua
operator lain. Lalu muncul logo AXIS dan tulisan GSM yang baik.
Diperlihatkan wanita tersebut menemukan koin yang terselip di
telinganya. Pria tersebut mengatakan “AXIS”, dan perempuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
mengatakan “GSM yang baik. Terakhir pria tersebut menutup pintu
dan meninggalkan mobil.
c. Versi Telepon di Ruang Rapat (lempar koin)
Deskripsi iklan :
Suasana di dalam ruang rapat ada yang sedang menelepon. Suara
handphone berbunyi. Lalu ada pria di ruang rapat tersebut yang
menerima telepon “halo?”. Tiba-tiba dari atas muncul seorang yang
langsung melemparkan uang recehan ke arah pria yang sedang
menelepon. Pria yang melemparkan koin tersebut mengatakan “terima
telepon dari semua operator langsung mendapatkan 100 rupiah per
menit, bonus dapat dipakai ke semua operator”. Muncul tulisan bonus
terima telepon Rp.100,- per menit dari semua operator lain. Lalu
muncul logo AXIS dan tulisan GSM yang baik. Kemudian dengan
tiba-tiba pria yang melemparkan uang tersebut terbang ke atas. Pria
tersebut mengatakan “AXIS”, dan perempuan mengatakan “GSM yang
baik.
d. Versi Amir Dari Yogyakarta (layang-layang)
Deskripsi iklan :
Seorang anak diatas genteng sambil melihat layang-layang dengan
teropong. Muncul tulisan Amir, 12 tahun, Yogyakarta. Anak tersebut
(Amir) kemudian turun bergegas dari atap. Amir kemudian bersepeda
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
(tatapannya melihat ke atas) berlari di lorong gang untuk mengejar
layang-layang yang putus. Di tengah-tengah jalan sempat kebingungan
arah, namun kemudian dilanjutkan berlari mengejar layang-layang.
Muncul tulisan penuh semangat. Diperlihatkan Amir berhasil
mendapatkan layang-layang di dalam terowongan. Kemudian
mengambil layang-layang yang tersangkut diranting pohon yang
sangat tinggi. Muncul tulisan pantang menyerah.
Amir kemudian juga mengambil layang-layang di samping bapak-
bapak yang sedang tertidur. Kemudian diperlihatkan sedang
menempelkan kertas bulat berbentuk bola pada layangannya sambil
melihat anak-anak lain yang sedang bermain bola. Muncul tulisan
penuh inspirasi.
Amir bersepeda menyeberangi jembatan dan diperlihatkan di
rumahnya sedang membuat layang-layang berbentuk ikan yang mirip
dengan ikan yang dipeliharanya di dalam akuarium. Muncul tulisan
kaya inovasi. Lalu amir mengamati harga-harga yang dipampang para
pedagang layangan. Muncul tulisan kompetitif.
Amir kemudian memajang layang-layang hasil kreasinya. Muncul
tulisan memberikan yang terbaik. Kemudian amir menjual layang-
layang buatannya sambil menempelkan tulisan 1000/2buah. Lalu
diperlihatkan anak-anak berdatangan ke tempat amir berjualan layang-
layang. Muncul tulisan hanya untukmu. Lalu seorang pria mengatakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
“Semangat Amir kami wujudkan dalam penawaran terbaik untukmu,
karena di AXIS kamu yang utama”. Muncul logo AXIS. Pria
mengatakan “AXIS, wanita mengatakan “GSM yang baik”. Muncul
tulisan GSM yang baik.
e. Versi Tarzan dan Monyetnya
Deskripsi iklan :
Suasana di tengah hutan ada seorang pria yang digambarkan seperti
tokoh tarzan yang sedang bergelantungan dari pohon ke pohon. Pada
saat bergelantungan tarzan menatap ke seorang wanita yang sedang
duduk sambil bermain dengan seekor monyet. Karena tidak melihat ke
depan, tarzan tiba-tiba menabrak papan yang bertuliskan “Pertama di
Indonesia bonus setiap bulan 1000 mms dan 1000 sms ke semua
nomer AXIS sepanjang tahun 2009”. Tarzan dan wanita tersebut
terlihat senang pada saat membaca papan.
Muncul logo AXIS dan tulisan GSM yang baik. Kemudian
diperlihatkan tarzan bersanding dengan wanita tersebut dan
menggendong monyet. Tarzan mengatakan “baik ya”. Monyet
mengangguk, kemudia tarzan, wanita dan monyet berjalan ke arah
matahari.
f. Versi Berita
Deskripsi iklan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Seorang wanita membacakan berita televisi. Wanita itu membacakan
“Pemirsa, AXIS kembali menghadirkan inovasi terbaiknya di akhir
tahun. Pertama di Indonesia dapatkan bonus 1000 mms dan 1000 sms
setiap bulannya ke semua nomer AXIS sepanjang tahun 2009. Segera
aktifkan perdana AXIS atau isi ulang minimal 20.000 sebelum 31
desember 2008. bonus ini pasti dan belum termasuk banyak promo
lainnya di tahun 2009”. Muncul logo AXIS. Terakhir wanita
mengatakan “AXIS GSM yang baik.
g. Versi Kiara
Deskripsi iklan :
Sebuah mobil melintas di pinggir sawah. Tiba-tiba seorang anak kecil
keluar dan menangkap seekor bebek yang berjalan di tengah jalan raya.
Sambil muncul tulisan Kiara, 7 tahun denpasar. Kiara mengatakan
“Pak, bebeknya ketinggalan” lalu mengembalikan kepada pemiliknya.
Kiara mengucapkan “ Da…da…bebek”.
Kemudian nampak kiara sedang membantu wanita yang membawa
buah di kepala. Muncul tulisan suka menolong. Lalu kiara bersepeda
dijalan mengikuti bapak-bapak yang topinya terjatuh dijalan. Kiara
“Pak topinya ketinggalan”. Ditampilkan Kiara sedang menunjukkan
arah jalan kepada turis cina. Kiara “ Kanan, lalu belok kiri” sambil
berusaha menunjukkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Kemudian Kiara mengambilkan foto turis. Muncul tulisan tanpa
pamrih. Lalu kiara membantu mengambilkan daftar menu dan
diantarkan kepada seorang bapak yang sedang kebingungan. Muncul
tulisan hanya untukmu.
Suara pria mengatakan “Semangat Kiara kami wujudkan melalui
pelayanan terbaik untukmu, karena di AXIS kamu yang utama”.
Muncul logo AXIS. Pria mengatakan “AXIS”. Wanita mengatakan
“GSM yang baik”
h. Versi Donia dan Desta (tantangan hemat AXIS)
Deskripsi iklan :
Digambarkan dalam sebuah jalan Donita dan Desta menghampiri
seorang pemuda yang sedang duduk dan bertelepon. Kemudian desta
menawarkan “Berani mencoba tantangan hemat AXIS?”. Pemuda
tersebut “Berani”. Lalu Desta memberi handphone yang sudah diisi
nomer AXIS dicoba untuk bertelepon pemuda tersebut. Muncul tulisan
“Nelpon termurah ke semua operator, Rp 300,- di setiap menitnya,
fakta hemat lebih dari 63 %” dan muncul suara “termurah nelpon
semua dimana dan kapan saja”.
Desta dan Donita “Sekarang cek pulsa kayak gitu, nah…”. Pemuda
tersebut kaget dan mengatakan “Waduh AXIS murah pisan”. Donita
“Terbukti”, Desta “Pakai AXIS paling hemat”. Donita dan Desta
“Makin hemat makin untung bersama AXIS”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Lalu keluar gambar peta Indonesia berwarna ungu. Muncul tulisan
AXIS hadir di lebih dari 190 kota dan terus bertambah. Muncul logo
AXIS. Suara wanita “GSM yang baik” disertai dengan tulisan.
i. Versi Desta dan Ayam (testimoni pengguna)
Deskripsi iklan :
Digambarkan desta dan ayam bergandengan. Desta “Kita dengarkan
pengakuan jujur salah satu pengguna AXIS”. Seorang pemuda yang
duduk sambil membawa laptop di mejanya. Muncul tulisan Budi
Aurizal spesialis IT. Budi mengatakan “ Dulu saya mejeng di warnet,
tiap hari nongkrong dari malem sampai pagi”. Kemudian ganti pemuda
yang lain lagi. Muncul tulisan Royhan Hidayat Mahasiswa. Royhan
mengatakan “Ah boros banget, buat makan sampai habis”. Kembali ke
Budi mengatakan “Cuma sejak pake AXIS” kembali ke Royhan
mengatakan “Chatting”. Budi “Browsing, download”. Royhan “Bisa
dimana saja, lancar dan murah”.
Kemudian Desta ditemani maskot ayam mengatakan “Bener pemirsa
ini buktinya” sambil memeluk sang ayam. Muncul tulisan “Paket super
hemat data unlimited, mulai dari Rp 1500,- per hari, fakta hemat lebih
dari 63 %, telpon *777# tersedia di lebih dari 100 ribu outlet di seluruh
Indonesia ” disertai suara Pria “ Pake AXIS internetan lebih murah
dengan paket super hemat data unlimited, nikmati hematnya sekarang.
Penutupan Desta dan ayam “Makin hemat makin untung bersama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
AXIS”. Muncul tulisan makin hemat makin untung. Muncul logo
AXIS. Suara wanita “GSM yang baik”
B. DESKRIPSI SMA NEGERI 7 SURAKARTA
1. Sejarah Berdirinya Sma Negeri 7 Surakarta
SMA N 7 Surakarta yang berdiri kokoh dan strategis di Jalan
Mr. Muh. Yamin No. 79 Surakarta, merupakan salah satu sekolah milik
pemerintah yang lahir dan berkembang sesuai dengan perkembangan
waktu. Berikut ini uraian sejarah berdirinya SMA Negeri 7 Surakarta yang
melalui beberapa periode, yaitu:
a. Periode I
Pada bulan Juli 1984 SMA Negeri 7 Surakarta berdiri dengan gedung
yang masih menginduk di SMA Negeri 3 Surakarta. Siswa-siswanya
masuk siang dan guru yang mengajar juga guru SMA Negeri 3
Surakarta. Sebagai kepala sekolah untuk yang pertama kalinya Alm.
Soeyono, B.A.
b. Periode II
Mulai tahun 1985, Kepala Sekolah SMA Negeri 7 Surakarta dijabat
oleh Alm. Drs. Soewandhi.
c. Periode III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Pada tanggal 22 Januari 1986, SMA Negeri 7 Surakarta menempati
gedung baru yang terletak di Jalan Mr. Muh. Yamin No. 79 Surakarta
dan menjadi SMA Negeri 7 Surakarta dengan Surat Keputusan No.
0558/C/1984 tanggal 20 November 1984. Pada saat itu memiliki 6
kelas, yaitu 3 ruangan untuk kelas I dan 3 ruangan untuk kelas II.
Tahun berikutnya bertambah 3 kelas, sehingga jumlahnya menjadi 9
kelas. Dari tahun ke tahun SMA Negeri 7 Surakarta terus berkembang
dan mulai tahun 1996, sekolah ini mempunyai 20 kelas yang terdiri
dari 7 kelas untuk kelas I, 7 kelas untuk II dan 6 kelas untuk kelas III,
serta memiliki ruang guru seluas 200 m2. Mulai tahun 1997 sampai
2001 sekolah ini mempunyai 22 kelas yang terdiri dari 7 kelas I dari
IA sampai IG, 7 kelas untuk kelas IIA sampai IIG, dan 7 kelas untuk
kelas III yaitu (III IPA 1-2, III IPS 1 sampai dengan IPS 5) serta ruang
khusus pelajaran agama. Dari tahun 2001 sampai sekarang sekolah ini
memiliki 24 kelas yang terdiri 8 kelas untuk kelas X, 8 kelas XI dan 7
kelas untuk kelas XII (3 kelas IA dan 5 kelas IS) dan 1 ruang khusus
pelajaran agama.
d. Periode IV
Bulan Januari 1992, Drs. Soewandhi selaku Kepala Sekolah SMA
Negeri 7 Surakarta pada waktu itu pensiun, dan dirangkap oleh Drs.
Sri Waloejo Mangundikoro,kepala sekolah SMA N 3 Surakarta sejak
21 Januari 1993 sampai 1 September 1993. Kepala Sekolah SMA
Negeri 7 Surakarta dijabat Alm. Ibnu Soewarsa, BA. Dan mulai 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
September 1993 sampai bulan Desember 1993 Kepala Sekolah SMA
Negeri 7 Surakarta diampu oleh Widagdo, BA kepala SMA N 2
Surakarta.
e. Periode V
Bulan Januari 1994 terjadi pergantian kepala sekolah yang semula
dijabat oleh Widagdo, BA diserahkan kepada Bapak Soekiman sampai
tanggal 28 Juli 1995. Dengan adanya Keputusan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan No. 7 tahun 1994 maka nama SMA berganti menjadi
SMU termasuk SMA Negeri 7 Surakarta. Kemudian sejak tanggal 28
Juli 1995 kepala sekolah SMA Negeri 7 Surakarta dijabat oleh Bapak
Ignatius Sutaryo sampai tahun 1997.
f. Periode VI
Pada tanggal 12 April 1997 kepala sekolah SMA Negeri 7 Surakarta
dijabat oleh alm Drs. Sediyono, MM. Kemudian pada tanggal 10
Oktober 1998 Drs. Supardi Saraswoto dilantik di kota Semarang dan
pada tanggal 7 April 1999 Drs. Supardi Saraswoto menjabat sebagai
kepala sekolah SMA Negeri 7 Surakarta.
g. Periode VII
Pada tanggal 7 Agustus 2002 jabatan kepala sekolah dipegang oleh
Drs. Edy Pudiyanto sampai pada 6 November 2007. Dan sampai saat
itu SMA Negeri 7 Surakarta telah memiliki 24 ruang kelas yaitu kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
X berjumlah 8 kelas, dan 4 kelas untuk kelas XI IA, 4 kelas untuk
kelas XI IS. Untuk kelas XII sendiri terdiri dari 8 kelas yaitu 3 kelas
untuk kelas XII IA, 5 kelas untuk kelas XII IS.
h. Periode VIII
Mulai tanggal 16 November 2007 sampai sekarang jabatan kepala
sekolah dipegang oleh Dra. Endang Sri Kusumaningsih, M.Pd. Dan
saat ini SMA Negeri 7 Surakarta memiliki 24 ruang kelas yaitu kelas X
berjumlah 8 kelas, dan 4 kelas untuk kelas XI IA, 4 kelas untuk kelas
XI IS. Untuk kelas XII sendiri terdiri dari 8 kelas yaitu 3 kelas untuk
kelas XII IA, 5 kelas untuk kelas XII IS, serta terdapat juga 3 ruangan
baru yang saat ini belum digunakan. Ruangan ini terletak dilantai 2.
2. Keadaan Lingkungan Sekolah
SMA Negeri 7 Surakarta terletak di Jalan Muh. Yamin 79
Tipes Kodya Surakarta. SMA Negeri 7 Surakarta terletak di tengah kota
dengan batas-batas sebagai berikut :
Ÿ Timur : Perkampungan penduduk
Ÿ Selatan : Lembaga Pendidikan Pratama Mulia
Ÿ Barat : Jalan Bhayangkara
Ÿ Utara : Jalan Muh. Yamin / Asrama Polisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Gambar 2.2. Denah lokasi SMA Negeri 7 Surakarta
Uraian diatas merupakan gambaran umum tentang kondisi SMA
Negeri 7 Surakarta. Berikut ini dipaparkan kondisi sarana baik fisik maupun
non fisik yang mendukung proses belajar mengajar di SMA Negeri 7
Surakarta.
i. Sarana Fisik
Sarana fisik yaitu semua bentuk ruang yang menunjang pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar. Sarana itu antara lain :
NO SARANA JUMLAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Ruang kelas
Ruang tata usaha
Ruang kepala sekolah
Laboratorium IPA
Laboratorium komputer
Laboratorium bahasa
Ruang guru
24
1
1
2
2
1
1
Asrama
Jalan Bhayangkara
SMA N 7 Surakarta
LB. PRATAMA MULIA
Kam
pung
Jalan Muh. Yamin
Perkampungan penduduk
S
U
B T
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
Perpustakaan
Aula
PPL
Ruang BP/BK
Ruang UKS
Ruang OSIS
Ruang pramuka
Ruang PMR
Ruang pecinta alam
Ruang produksi
Studio musik
Ruang koperasi siswa
Kantin
Kamar kecil siswa
Kamar kecil guru
Masjid
Mushola
Area parkir
Pos satpam
Penjaga sekolah
Lapangan basket
Hall
Panjat dinding
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
10
4
1
1
3
1
2
1
1
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
31.
32.
33.
34.
35.
36.
Gudang
Ruang ganti
Laboratorium IPS
Ruang Agama
Ruang stensil
Koperasi
6
1
1
1
1
1
Tabel 2.1. Sarana Fisik SMA Negeri 7 Surakarta
ii. Sarana Non Fisik
Ada dua golongan yaitu:
a. Bentuk bukan materi
Berupa administrasi dan media cetak (surat kabar dan majalah).
b. Bentuk materi yang bukan ruang
Yaitu berupa alat olahraga, alat tulis menulis, alat kebersihan, alat
kesenian, alat ketrampilan, komputer, printer, scanner, alat ketrampilan
memasak, peralatan praktikum kimia, peralatan praktikum fisika,
peralatan praktikum biologi, serta bahan-bahan praktikum
Selain itu masih ada sarana non fisik yang dapat menunjang pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar yang ada di tiap kelas, antara lain:
a. OHP
SMA Negeri 7 Surakarta menyediakan OHP untuk setiap kelas. Hal ini
untuk mengefektifkan kegiatan belajar mengajar di kelas.
b. Kipas angin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
c. Papan White Board
Sama seperti OHP, papan white board juga tersedia di tiap-tiap kelas.
Hal ini menjadikan suasana belajar lebih kondusif karena tidak
menimbulkan polusi seperti pada penggunaan papan tulis
d. Televisi Berwarna dilengkapi dengan VCD Player
Sarana dan media yang disediakan di SMA Negeri 7 Surakarta
sangatlah lengkap. Di setiap ruang kelas pun di sediakan televisi,
disamping sebagai media pembelajaran (dengan adanya VCD Player,
dan telah banyak tersedianya CD-CD pembelajaran, sehingga siswa
mengalami variasi pembelajaran), televisi tersebut juga dapat
digunakan sebagai sarana hiburan sewaktu istirahat.
e. Dispenser
Fasilitas ini dapat dimanfaatkan oleh anak-anak yang kurang mampu,
sehingga mereka tidak perlu mengeluarkan uang jajan.
f. Sarana belajar lainnya seperti penggaris, penghapus, penggaris segitiga
dan lainnya.
g. Adanya dinding panjat (wall climbing), lapangan basket dan lapangan
tennis, sangatlah menunjang kegiatan ekstrakurikuler untuk anak-anak
pecinta alam dan tantangan dan pecinta olahraga. SMA Negeri 7
Surakarta berupaya untuk memberikan fasilitas guna mengembangkan
segala minat dan bakat mereka sehingga anak-anak pun dapat
menyalurkannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
3. Struktur, Tugas Dan Fungsi Pengelola Sekolah
Pengelola sekolah terdiri dari :
a. Kepala Sekolah
Kepala sekolah berfungsi dan bertugas sebagai edukator, manager,
administrator dan supervisor (EMAS).
b. Wakil Kepala Sekolah
Wakil Kepala Sekolah mempunyai tugas membantu kepala sekolah
dalam kegiatan sekolah. Jumlah wakil kepala sekolah pada SMA
tingkat atas disesuaikan dengan kebutuhan sekolah, wakil kepala
sekolah dipilih oleh guru dan karyawan, bukan ditunjuk oleh kepala
sekolah. Yaitu meliputi :
1) Wakil kepala sekolah bagian kurikulum
2) Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan
3) Wakil Kepala Sekolah Urusan Humas
4) Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana dan Prasarana
c. Guru
Pengangkatan guru PNS adalah wewenang dari pemerintah, pihak
sekolah hanya mengusulkan guru yang dibutuhkan SMA N 7 Surakarta
berdasarkan blangko R 10. Pengangkatan Guru Tidak Tetap (GTT) dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Pegawai Tidak Tetap (PTT) adalah merupakan kewenangan sekolah.
GTT dan PTT tersebut mendapat Surat Keputusan (SK) dari pihak
SMA 7 Surakarta dan Pemerintah tidak ikut campur dalam
pengangkatan ini karena sudah merupakan kewenangan sekolah untuk
melakukan pengangkatan guru sesuai dengan kebutuhan sekolah. Guru
bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan mempunyai tugas
melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien.
d. Wali Kelas
Tugas wali kelas antara lain membantu guru pembimbing
melaksanakan tugas-tugas kelas. Dan membantu guru mata pelajaran
dalam melaksanakan layanan di kelas
e. Kepala Urusan / Bagian Tata Usaha
Kepala urusan bagian tata usaha mempunyai tugas melaksanakan
ketatausahaan sekolah dan bertanggung jawab kepada kepala sekolah.
f. Laboran Laboratorium IPA (Fisiska/Biologi/Kimia)
Laboran laboratorium IPA membantu kepala sekolah dan penanggung
jawab / guru pengelola laboratorium fisika, biologi, dan kimia dalam
kegiatan – kegiatan yang berhubungan dengan pengadaan segala
sesuatu tentang laboratorium.
g. Teknisi laboratorium Bahasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Bertugas membantu kepala sekolah dan penanggung jawab / guru
pengelola laboratorium bahasa dalam kegiatan – kegiatan laboratorium
bahasa
h. Teknisi laboratorium komputer / Akuntansi
Bertugas membantu kepala sekolah dan penanggung jawab / guru
pengelola laboratorium komputer / akuntansi dalam kegiatan –
kegiatan komputer akuntansi.
i. Teknisi Media
Bertugas membantu kepala sekolah dalam merencanakan pengadaan
alat –alat media.
Struktur Organisasi Sma Negeri 7 Surakarta
Gambar 2.3. Struktur Organisasi SMA Negeri 7 Surakarta tahun 2009
Kepala Sekolah
Wakasek
Kurikulum
Ka. TU
Wakasek
Sapra
Wakasek
Kesiswaan
Wakasek
Humas
Pembantu
Wakasek
Sapra
Pembantu
Wakasek
Kesiswaan
Pembantu
Wakasek
Kurikulum
Pembantu
Wakasek
Kurikulum
Pembantu
Wakasek
Humas
Pembantu
Wakasek
Kesiswaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
4. Manajemen Berbasis Sekolah
Untuk meningkatkan mutu dan pendidikan, di SMA Negeri 7
Surakarta menggunakan Manajemen Berbasis Sekolah. Dengan metode ini
sekolah dapat mengelola dan membuat peraturan-peraturan yang positif
bagi perkembangan dan kemajuan sekolah. Beberapa hal yang diterapkan
antara lain:
a. Pembuatan Rencana Anggaran Belanja Sekolah (RAPBS) dibuat
bersama secara transparan. Kepala sekolah hanya memberi rambu-
rambu yaitu biaya jangan membebani masyarakat tetapi tetap
mendukung kesejahteraan guru.
b. Guru dapat membuat suatu anggaran mengenai suatu event / kegiatan
dengan mengindahkan rambu-rambu kepala sekolah dan dalam batas
rasional.
c. RAPBS diketahui oleh semua pihak di sekolah, bahkan penjaga
sekolah. Sehingga tidak menimbulkan kecurangan dan korupsi.
d. Kerja sama dengan pihak luar secara profesional dan saling
menguntungkan.
e. Program Smart School
Program Smart School merupakan program baru yang dipergunakan
oleh Sekolah Menengah Tingkat Atas Negeri 7 Surakarta dalam
membina hubungan yang lebih baik antara sekolah dengan orang tua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
wali murid. Program Smart School ini juga banyak mengenalkan
kepada para siswa-siswi sekolah untuk dapat mengakses internet serta
alat-alat teknologi yang ada. Program ini tidak hanya bermanfaat bagi
pihak wali murid tetapi bagi pihak sekolah yang tidak perlu lagi
memberikan bimbingan tentang akses internet, karena dengan
pemakaian program ini maka setiap anak akan dituntut untuk memiliki
ketrampilan atau kompetensi dalam bidang telekomunikasi dan
pendidikan.
5. Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana-rencana pengeluaran isi
dan bahan mengajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Dengan demikian
kurikulum dalam pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat penting
dan berfungsi untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Kurikulum yang
digunakan SMA Negeri 7 Surakarta pada tahun ajaran 2009/2010 adalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
6. Osis
OSIS adalah satu-satunya wadah organisasi siswa yang sah di
sekolah. Oleh karena setiap sekolah wajib membentuk Organisasi Sekolah
Intra Sekolah (OSIS), yang tidak mempunyai hubungan organisatoris
dengan OSIS di sekolah lain dan tidak menjadi bagian / alat dari organisasi
lain yang ada diluar sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Secara Fungsional OSIS adalah sebagai salah satu empat jalur
pembinaan kesiswaan, disamping ketiga jalur lain yaitu : latihan
kepemimpinan, ekstrakurikuler dan wawasan wiyatamandala. Secara
sistemik, apabila OSIS dipandang sebagai suatu sistem. Berarti OSIS
sebagai tempat kehidupan berkelompok siswa yang bekerjasama untuk
mencapai tujuan bersama.Dalam hal ini OSIS dipandang sebagai suatu
sistem, dimana sekumpulan siswa mengadakan koordinasi dalam upaya
menciptakan suatu organisasi yang menciptakan suatu organisasi yang
mampu mencapai tujuan bersama. Dengan dilandasi latar belakang sejarah
lahirnya OSIS dan berbagai situasi, OSIS dibentuk dengan tujuan pokok:
1. Menghimpun ide, pikiran, bakat, kreativitas serta minat para siswa
kedalam suatu wadah yang bebas dari berbagai pengaruh negatif diluar
sekolah
2. Mendorong sikap dan semangat kesatuan dan persatuan diantara siswa
sehingga timbul suatu kebanggan untuk mendukung peran sekolah
sebagai tempat terselenggaranya proses belajar mengajar
3. Sebagai tempat dan sarana untuk berkomunikasi, mennyampaikan
pikiran dan gagasan dalam usaha untuk lebih mematangkan
kemampuan berpikir, wawasan dan pengambilan keputusan
7. Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler diadakan bertujuan agar siswa dapat
memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan, mendorong
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
pembinaan nalar atau sikap. Dengan demikian memungkinkan penerapan
lebih lanjut pengetahuan yang telah dipelajari dari berbagai mata
pelajaran. Pelajaran ekstrakurikuler wajib diikuti siswa kelas X dan kelas
XI, dan siswa Wajib mengikuti satu jenis kegiatan yang diikuti secara
rutin. Khusus kegiatan ekstrakurikuler siswa diberi angket yang telah
diketahui orangtua dengan surat pemberitahuan
8. Kehumasan
Hubungan Masyarakat (Humas) merupakan bagian dari
struktur organisasi yang berfungsi sebagai lembaga yang mengadakan
hubungan dengan masyarakat dan instansi lain.. Tugas-tugas bidang
Humas antara lain:
a. Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan orang tua
atau wali siswa.
b. Menyelenggarakan rapat pleno dengan orang tua/wali siswa, anggota
komite, Wakasek, dan Kepala Sekolah untuk menetapkan RAPBS.
c. Menyelenggarakan kegiatan lainnya:
1) Mengadakan kegiatan hari kemerdekaan, misalnya:
· Lomba-lomba antar kelas
· Launching Smart School dari Indosat
· Donor darah kerjasama dengan Yamaha, dll
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
2) Anjangsana / Silaturahmi keluarga besar SMA Negeri 7 Surakarta
setiap dua bulan sekali yang diadakan di tempat guru-guru SMA
Negeri 7 Surakarta secara bergantian.
3) Buka Puasa bersama.
4) Halal bihalal keluarga besar SMA Negeri 7 Surakarta.
d. Kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat :
1) Memberikan informasi kepada wartawan maupun dunia
kependidikan.
Misalnya: Menginformasikan SMA Negeri 7 Surakarta tentang
fasilitasnya yang lengkap, perpustakaan nomor 1 se-Jawa Tengah,
sebagai proyek percontohan sekolah di Surakarta, Juara kebersihan
nomor 3 Kodya Surakarta, dengan menggunakan media cetak
maupun memberi pengumuman langsung.
2) Ikut menyelenggarakan peringatan-peringatan yang berhubungan
dengan masyarakat terkait. Misalnya: Hari Raya Kurban, Buka
Puasa dengan mengundang masyarakat luar, Halal Bihalal,
Pemakaian masjid oleh masyarakat luar.
3) Mensosialisasikan bahwa SMA Negeri 7 Surakarta terakreditasi
amat baik.
4) Paguyuban SMA Negeri 7 Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Paguyuban SMA N 7 Surakarta berdasarkan AD/ ART sudah di
tetapkan, menarik iuran dari guru-guru dan karyawan untuk
meningkatkan kesejahteraan guru dan karyawan dalam situasi
tertentu, misalnya: kematian, kelahiran, pernikahan, sakit dan hal-
hal lain yang membutuhkan dana.
9. Bimbingan Konseling
Berdasarkan pasal 27 dan PP no 29 tahun 1990 disebutkan
bahwa pengertian Bimbingan dan Konseling adalah bantuan yang
diberikan kepada siswa dalam upaya untuk menemukan pribadi, mengenal
lingkungan dan merencanakan masa depan. Mengenal pribadi disini yaitu
siswa mampu mengenal kekuatan dan kelemahan diri sendiri serta
menerima secara positif dan dinamis sebagai modal lebih lanjut, mengenai
lingkungan secara objektif baik lingkungan fisik maupun lingkungan
sosial dan merencanakan masa depan yaitu untuk pendidikan, karier,
budaya, keluarga dan masyarakat. Sebagaimana bimbingan belajar dan
bimbingan karier yang tercantum dalam landasan program pengembangan
yang dimaksud adalah Bimbingan Konseling.
Berdasarkan SK Mendikbud No: 025/0/1995, Pengertian BK
adalah : pelayanan bantuan untuk peserta didik; perseorangan maupun
kelompok, agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam bimbingan:
pribadi, sosial dan karir melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan
pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
C. DESKRIPSI TRANS TV
1. Sekilas Sejarah
PT. Televisi Transformasi Indonesia (TRANS TV) merupakan
perusahaan yang dimiliki oleh TRANS CORPORATION, yang juga
merupakan pemilik dari TRANS 7. Mulai memperoleh ijin siaran pada
bulan Oktober 1998 setelah dinyatakan lulus dari ujian kelayakan yang
dilakukan tim antar departemen pemerintah. Saat itu Trans Tv mulai resmi
disiarkan pada 10 November 2001 meski baru terhitung siaran percobaan,
Trans Tv sudah membangun Stasiun Relai TV-nya di Jakarta dan Bandung
dan sekarang ini ekan memperluas hingga ke seluruh indonesia. Siaran
percobaan pertama dimulai dengan acara dari seorang presenter yang
menyapa pemirsa mulai pukul 19.00 WIB malam. Enam bulan kemudian,
Trans Tv memulai acara barunya seperti Reportase, Ninku, dll. Sekarang
ini Trans Tv mempunyai acara yang digemari oleh masyarakat seperti
Ekstravaganza, Derings, dll. Hingga sekarang Trans Tv mulai mengudara
dan menjadi salah satu stasiun televisi yang patut diperhitungkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
2. Logo Trans Tv
Gambar.2.4. logo Trans Tv
Logo Trans Tv berbentuk berlian, yang menandakan keindahan
dan keabadian. Kilauannya mereflesikan kehidupan dan adat istiadat dari
berbagai pelosok daerah di Indonesia sebagai simbol pantulan kehidupan
serta budaya masyarakat Indonesia. Huruf dari jenis serif, yang
mencerminkan karakter abadi, klasik, namun akrab dan mudah dikenali
3. Visi Trans Tv
Menjadi televisi terbaik di Indonesia maupun ASEAN,
memberikan hasil usaha yang positif bagi stakeholders, menyampaikan
program-program berkualitas, berperilaku berdasarkan nilai-nilai moral
budaya kerja yang dapat diterima oleh stakeholders serta mitra kerja, dan
memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan serta
kecerdasan masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
4. Misi Trans Tv
Wadah gagasan dan aspirasi masyarakat untuk mencerdaskan
serta mensejahterakan bangsa, memperkuat persatuan dan menumbuhkan
nilai-nilai demokrasi.
5. Area Pemancaran
Sejak awal, pembangunan TRANS TV dirancang untuk bisa
beroperasi menggunakan teknologi digital penuh, mulai dari tahap pra
produksi hingga tahap pasca produksi dan siaran on air. Tetapi karena
sistem penyiaran di Indonesia masih menggunakan sistem analog, maka
output yang bersifat digital akan diubah menjadi analog. Walaupun
demikian, pemirsa TRANS TV akan menikmati tayangan audio visual
yang lebih jernih dan tajam. Kelak jika sistem penyiaran di Indonesia
sudah beralih ke sistem digital, TRANS TV hanya perlu memodifikasi
pemancar-pemancarnya saja.
Selain output yang lebih baik, teknologi digital juga
menjadikan proses kerja dapat berjalan lebih efisien dan efektif. Peran
kaset (video tape) nyaris hilang, karena semua materi produksi mengalir
dari satu server ke server komputer lainnya melalui jaringan kabel optik
yang terpasang di seluruh gedung. Seluruh studio juga terintegrasi satu
sama lain sehingga memungkinkan siaran yang simultan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Data Teknis dan Jangkauan Stasiun Transmisi TRANS TV
Tabel.2.2. Jangkauan dan Trasmisi Trans Tv
( Sumber : www.transtv.co.id )
6. Penghargaan Yang Pernah di terima Trans Tv
a. Tahun 2008
CITRA PARIWARA 2008
· Best of the Best in-house (promo) TV Media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
· Gold Award: Promo "Loket sepi" (bioskop) dan "single
double" (badminton)
b. Tahun 2007
ANUGERAH PESONA WISATA INDONESIA 2007
· Departemen Pariwisata RI Terbaik I Kategori Media Televisi :
Jelajah
PANASONIC AWARD 2007
· Program Talkshow Terfavorit : Ceriwis
· Program Komedi Terfavorit : Extravaganza
· News Magazine Terfavorit : Jelang Siang
CAKRAM
· Televisi Terbaik
ISO : 9001 : 2000
· Broadcast System
International Standardization & Acreditation Services (ISAS) BC
· Broadcast System
PERTAMINA PRESSAWARD
· Feature TV
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
· Reportase
KPAI AWARD
· Program Anak Terbaik : Surat Sahabat
MARKETING MIX
· 2nd Biggest number of audience : Extravaganza Roadshow
· 2nd Best in couverage : Extravaganza Roadshow
· 3rd Best in Interaction : Extravaganza Roadshow
c. Tahun 2006
PANASONIC AWARD 2006
· Program “Current Affair” Terfavorit : Kejamnya Dunia
· Program Komedi / Lawak Terfavorit : Extravaganza
· Program Anak-Anak Terfavorit : Dapur Klok-klok
PENGHARGAAN JAWA POS
· Variety Show Extravaganza : Pemenang Grup Lawak
Terfavorit 2006
d. Tahun 2005
PANASONIC AWARD 2005
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
· Talkshow Terfavorit : Ceriwis
· Presenter Talk Show : Indy Barends (Ceriwis)
ANUGERAH KEBUDAYAAN 2005 : KEMENTERIAN
KEBUDAYAAN & PARIWISATA
· Anugerah Kebudayaan Untuk Acara Anak : Surat Sahabat
ABU / CASBAA UNICEF Child Rights Award 2005
· Finalis : Surat Sahabat Episode Daman Anak Dayak Ngaju
Sertifikat ISO 9001 : 2000
· Revenue Cycle
Divisi Sales & Marketing
Divisi Finance & Resource Development
· In House Production
Divisi Produksi
Divisi News
Divisi Production & Technical Services
Dept. Budget Management Accounting
e. Tahun 2004
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
ASIAN TELEVISION AWARD 2004
· Kategori Best Reality Program : Dunia Lain - Lawang Sewu
· Nominasi Best Music Programme : Diva Dangdut Nirwana
FOR ALL NATION (FAN) CAMPUS
· Oktober 2004 - Kategori Media Elektronik Peduli Narkoba
f. Tahun 2003
CAKRAM
· Kategori Televisi Terbaik
MAJELIS ULAMA INDONESIA
· Anugrah Syiar Ramadhan 1424H, Kategori Siaran Menjelang
Buka Puasa : Penghargaan III
g. Tahun 2002
CAKRAM
· Kategori Media Pendatang Potensial
MAJELIS ULAMA INDONESIA
· Anugrah Syiar Ramadhan 1423 H, Kategori Siaran Pendukung
Suasana Ramadhan Terpuji
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
7. Corporate Social Responsibilty
Sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab terhadap
lingkungan di sekitarnya serta tanah air, TRANS TV telah berusaha
melakukan beberapa kegiatan-kegiatan sosial yang disalurkan oleh Unit
Marketing Public Relations dan Unit Community Development. Salah satu
wujud kegiatan sosial tersebut adalah memberikan bantuan perbaikan dan
pembangunan sarana fisik termasuk pendirian tempat ibadah di beberapa
kota, pendirian taman bermain dan perpustakaan.
Tanggung jawab TRANS TV terhadap tanah air telah
diwujudkan dengan membantu Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu
dalam membangun asrama dan sekolah “Selamatkan Tunas Bangsa” untuk
usia SD di lokasi Pesantren Tengku Cik Oemar Diyan, Indrapuri, Aceh
Besar pada tahun 2005.
Ketika terjadi bencana gempa dan tsunami, TRANS TV
membangun Rumah Anak Madani (RAM) sebagai wisma bagi anak-anak
korban gempa dan tsunami yang terletak di Jalan Raya Veteran, Kebun
Helvitia, Pasar 7, PTPN II – Medan, Sumatera Utara. Pada 5 Februari
2005 Wakil Presiden RI, Bapak Jusuf Kalla melakukan peletakan batu
pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan RAM, yang kemudian
diresmikan pada bulan Desember 2005 dan telah menampung lebih dari
300 anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Pembangunan RAM tersebut merupakan hasil sumbangan
pemirsa TRANS TV melalui program “Dompet Amal TRANS TV”.
Selain itu, total dana sebesar Rp 5 miliar tersebut juga berasal dari
sumbangan beberapa donatur, baik berupa uang maupun bahan bangunan.
Selama pembangunan RAM, TRANS TV menyalurkan lebih dari 200 ton
bantuan pemirsa berupa bahan makanan dan pakaian layak pakai ke Aceh.
Ketika terjadi gempa di daerah Yogyakarta dan Jawa Tengah,
TRANS TV menunjukkan tanggung jawab sosialnya dengan mendirikan
lima buah posko sebagai sarana penyaluran bantuan bagi para korban.
Dana sebanyak lebih dari Rp 2 milyar yang telah terkumpul melalui
program “Dompet Amal TRANS TV” digunakan untuk membangun
sarana ibadah dan sekolah di Yogyakarta dan Jawa Tengah, yakni Masjid
Al-Wahda, Masjid Jamaul Waro, Masjid Baiturrohman, Masjid Nurul
Hidayah, Mushollah Al-Huda, Mushollah Al-Ikhlas, Mushollah An-Nur,
Mushollah Al-Hikmah, SDN Bawuran, SDN Ngaglik, SDN 1 dan 2
Sawahan, TK Kuncup Harapan, TK Tunas Harapan 1, dan SDN 1 Baturan.
Pada Februari 2007 program CSR lain yang telah
dikembangkan ialah “TRANS Corp Peduli Banjir” sehubungan dengan
bencana banjir yang sering terjadi saat itu. Bantuan dari para donatur dan
juga pemirsa TRANS TV mulai berdatangan sejak awal terjadinya
musibah tersebut, pendistribusian bantuan pun dilakukan ke berbagai
wilayah di Jabodetabek. Bantuan berupa mie instan, makanan siap saji,
biskuit, air mineral, makanan bayi, pakaian, obat-obatan, hingga kasur dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
selimut disalurkan ke berbagai daerah yang terkena musibah seperti daerah
Mampang, Rawajati, Kalibata, Pengadegan, Pancoran, Cawang, Ciledug,
Cipinang, Koja, Kelapa Gading, Cengkareng, dan Bogor.
Ketika pendistribusian bantuan dilakukan, banjir di daerah-
daerah tersebut masih belum surut dan hampir semua warga yang terkena
musibah masih berada di tempat pengungsian, baik di masjid, lapangan,
maupun stadion. Tim Ceriwis juga turut melaksanakan bakti sosial di
daerah Kalibata dengan menyumbangkan makanan, minuman, mie instan,
dan alat kebersihan sehingga bisa turut membantu meringankan beban
warga daerah Kalibata yang terkena musibah. Sembari meliput berita di
daerah-daerah banjir, rekan-rekan dari divisi News juga pro aktif dalam
menggalang serta menyalurkan bantuan berupa bahan makanan dan
pakaian.
Selain itu, TRANS TV turut mendampingi dan mensupport
tim PMI dalam tahap recovery kesehatan paska banjir. Salah satu program
yang telah dilakukan yaitu penyemprotan anti nyamuk, virus dan wabah di
daerah Palmerah, Jakarta Barat.
Program CSR TRANS TV tidak hanya terbatas pada bantuan
musibah dan bencana alam, tetapi juga meliputi program reguler. Setiap
bulan puasa departemen Marketing Public Relations secara rutin
mengadakan acara “Buka Puasa bersama Anak Yatim Piatu”, di mana
beberapa Panti Asuhan akan diundang ke TRANS TV secara bergantian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
setiap tahunnya. Dana hajatan tersebut berasal dari sumbangan zakat para
karyawan TRANS TV yang dikumpulkan selama bulan Ramadhan.
Program CSR reguler lainnya yaitu kegiatan “Donor Darah”
yang diadakan setiap tiga bulan sekali. Bekerja sama dengan tim PMI,
TRANS TV mengajak seluruh karyawan untuk secara rutin
menyumbangkan darahnya demi kesehatan dan kepedulian sosial.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
BAB III
PENYAJIAN DATA
A. VARIABEL TERPAAN IKLAN AXIS DI TRANS TV
Seperti dijelaskan dalam bab pendahuluan, terpaan iklan AXIS di Trans
Tv adalah keadaan terkena pada khalayak oleh pesan-pesan iklan AXIS yang
disiarkan atau ditayangkan oleh Trans Tv di Indonesia. Untuk dapat mengetahui
seberapa besar terpaan iklan AXIS di Trans Tv, maka diukur dengan indikator di
bawah ini :
1. Frekuensi / tingkat keseringan responden dalam melihat iklan AXIS di Trans
Tv setiap harinya.
2. Intensitas perhatian responden terhadap iklan AXIS di Trans Tv
3. Persepsi Responden terhadap penyajian iklan AXIS di Trans Tv
4. Pemahaman responden terhadap informasi pesan iklan AXIS di Trans Tv
Dari empat indikator di atas peneliti akan menjabarkannya dalam empat pertanyaan,
yaitu :
1) Bagaimana tingkat frekuensi Anda dalam melihat iklan AXIS di Trans Tv?
2) Bagaimana perhatian Anda terhadap iklan AXIS di Trans Tv?
3) Bagaimana persepsi Anda terhadap penyajian iklan AXIS di Trans Tv?
4) Bagaimana pemahaman Anda terhadap informasi pesan iklan AXIS di Trans
Tv?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
Dengan menggunakan pertanyaan – pertanyaan di atas, terpaan iklan AXIS di
televisi swasta terhadap diri responden dapat diketahui. Adapun penyajian data
sebagai berikut :
1. Frekuensi / Tingkat Keseringan Responden Dalam Melihat Iklan AXIS
di Trans Tv Setiap Harinya
Responden dalam penelitian ini ditentukan mereka yang
menggunakan produk AXIS dan mereka yang melihat siaran televisi di
Trans Tv karena stasiun televisi ini yang menjadi obyek penelitian. Untuk
mempertegas kriteria responden maka terlebih dahulu diberi pertanyaan 1
dan 2 yang isinya kriteria pernah melihat iklan AXIS di Trans Tv dan versi
yang pernah dilihatnya. Dari 33 responden yang memenuhi persyaratan
sebelumnya maka akan ditentukan frekuensi dari responden yang menjadi
sampel penelitian ini.
Untuk dapat mengetahui frekuensi responden dalam melihat
tayangan iklan AXIS di Trans Tv maka diberi pertanyaan no 3. Frekuensi
melihat iklan AXIS di Trans Tv disini adalah tingkat keseringan responden
dalam melihat tayangan iklan AXIS di Trans Tv setiap harinya. Bila
responden melihat iklan AXIS di Trans Tv antara 5-6 kali dalam setiap
harinya maka dikategorikan tinggi dan diberi nilai 3. Bila melihat antara 3-4
kali dalam setiap harinya maka dikategorikan sedang dan diberi nilai 2.
Sedangkan bila melihat antara 1-2 kali dalam setiap harinya maka
dikategorikan rendah dan diberi nilai 1. Berdasarkan pertanyaan no. 3 dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
diketahui frekuensi responden yang melihat tayangan iklan AXIS di Trans
Tv pada tabel berikut :
Tabel 3.1
Frekuensi Responden Dalam Melihat Iklan AXIS di Trans Tv
NO KATEGORI JUMLAH PERSENTASE
1 Tinggi 12 36,37%
2 Sedang 15 45,45%
3 Rendah 6 18,18%
JUMLAH 33 100%
Sumber : Pertanyaan no.3
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa frekuensi melihat
tayangan iklan AXIS di Trans Tv berada dalam kategori sedang yaitu
45,55%. Hal ini dikarenakan sebuah tayangan iklan hanya dianggap sebagai
selingan, dimana ketika iklan tersebut ditayangkan di Trans Tv responden
tidak sepenuhnya dipaksa untuk menontonnya. Bahkan kadang-kadang
ketika iklan tersebut muncul, responden menggunakan waktu tersebut untuk
melakukan aktifitas lainnya.
2. Intensitas Perhatian Responden Terhadap Iklan AXIS di Trans Tv
Pada saat responden melihat iklan AXIS di Trans Tv maka perlu
diukur mengenai intensitas atau tingkat perhatian responden terhadap iklan
AXIS yaitu sampai selesai atau tidaknya responden dalam melihat iklan
tersebut. Apabila responden memperhatikan iklan AXIS sampai selesai dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
tidak melakukan aktitas lainnya maka termasuk kategori tinggi dan diberi
nilai 3. Bila responden memperhatikan iklan AXIS hanya sebagian saja dan
sambil melakukan pekerjaan lain maka termasuk kategori sedang dan diberi
nilai 2. Sedangkan bila responden memperhatikan iklan AXIS hanya sekilas
dan mengganti saluran yang lain maka termasuk kategori rendah dan diberi
nilai 1. Mengenai tingkat intensitas perhatian responden dalam penelitian ini
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.2
Intensitas Perhatian Responden Terhadap Iklan AXIS di Trans Tv
NO KATEGORI JUMLAH PERSENTASE
1 Tinggi 10 30,30%
2 Sedang 18 54,55%
3 Rendah 5 15,15%
JUMLAH 33 100%
Sumber : Pertanyaan no.4
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat perhatian
responden pada iklan AXIS di Trans Tv berada pada kategori sedang. Hal ini
karena saat menonton televisi mereka juga menyaksikan acara televisi dan
bukan hanya iklan, sehingga perhatian mereka pada iklan akan berkurang
ketika acara televisi mulai muncul. Setelah muncul iklan mereka kemudian
melakukan pekerjaan lain, misalnya mengambil minuman atau makanan,
dsb.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
3. Persepsi Responden Terhadap Penyajian Iklan AXIS di Trans Tv
Untuk dapat mengetahui persepsi responden terhadap iklan AXIS
di Trans Tv maka diberikan pertanyaan no.5. Apabila responden berpersepsi
bagus terhadap tayang iklan AXIS di Trans Tv maka dikategorikan tinggi
dan diberikan nilai 3. Bila responden merasa kurang bagus maka
dikategorikan sedang dan diberikan nilai 2. Dan terakhir bila responden
merasa tidak bagus terhadap iklan tersebut maka dapat dikategorikan rendah
dan diberikan nilai 1. Mengenai persepsi responden terhadap tayangan iklan
AXIS dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 3.3
Persepsi Responden Terhadap Penyajian Iklan AXIS di Trans Tv
NO KATEGORI JUMLAH PERSENTASE
1 Tinggi 31 93,94%
2 Sedang 2 6,06%
3 Rendah 0 0
JUMLAH 33 100%
Sumber : Pertanyaan no 5
Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa responden
mempersepsi iklan AXIS di Trans Tv sangat bagus saat iklan itu
ditayangkan. Hal ini dapat disebabkan oleh penampilan iklan itu sendiri dan
daya tangkap responden yang baik dalam menyikapi iklan AXIS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
4. Pemahaman Responden Terhadap Informasi Pesan Iklan AXIS Di
Trans Tv
Setelah diketahui persepsi responden maka kita perlu mengetahui
pemahaman responden terhadap informasi iklan itu sendiri yang dikur
dengan pertanyaan no.6. Apabila responden mengerti dan memahami isi
iklan AXIS tersebut maka dikategorikan tinggi dan diberikan nilai 3. Bila
responden hanya memahami sebagian informasi dari iklan AXIS tersebut
maka dikategorikan sedang dan diberikan nilai 2. Sedangkan bila responden
tidak memahami isi iklan yang dilihatnya maka dikategorikan rendah dan
diberikan nilai 1. Mengenai tingkat pemahaman responden dapat dilihat
dalam tabel berikut ini :
Tabel 3.4
Pemahaman Responden Terhadap Informasi Pesan
Iklan AXIS di Trans Tv
NO KATEGORI JUMLAH PERSENTASE
1 Tinggi 18 54,55%
2 Sedang 14 42,42%
3 Rendah 1 3,03%
JUMLAH 33 100%
Sumber : pertanyaan no 6
Dari tabel di atas dapt kita lihat bahwa sebagian besar responden
memahami dan mengerti isi iklan AXIS yang ditayangkan di Trans Tv. Hal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
ini dapat disebabkan pemahaman dari responden yang bagus dan penampilan
iklan yang sesuai dengan responden.
Total Nilai Variabel Terpaan Iklan
Berdasarkan dari data yang diperoleh dari jawaban responden
selanjutnya kemudian diberikan nilai sesuai dengan kategori yang
ditentukan. Maka dapat diketahui jumlah terpaan iklan AXIS di Trans Tv.
Dari perhitungan tersebut didapat nilai tertinggi yang dicapai oleh responden
sebesar 12, sedangkan nilai terendah yang dicapai responden sebesar 6. Dari
data tersebut dapat digunakan untuk mengklasifikasikan data.
Langkah pertama untuk mengklasifikan data adalah dengan mencari
besarnya range (jarak pengukuran), dengan menggunakan rumus :
R = nilai tertinggi – nilai terendah
R = 12 – 6
R = 6
Langkah kedua kemudian mencari I (lebar interval), menggunakan rumus :
I = Range / kelas
Jumlah kelas yang dikehendaki ada 3 yaitu tinggi, sedang dan rendah
sehingga dapat diketahui hasilnya I yaitu :
I = 6 : 3
I = 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
Dengan menggunakan kategori yang telah ditentukan di atas maka setelah
melalui perhitungan dari semua jawaban yang masuk sebanyak 33
responden, diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 3.5
Total Nilai Variabel Terpaan Iklan
No Kategori Total Nilai Jumlah Prosentase
1 Tinggi 10 < x ≤ 12 10 30,30%
2 Sedang 8 < x ≤ 10 18 54,55%
3 Rendah 6 ≤ x ≤ 8 5 15,15%
33 100%
Sumber : pertanyaan 3,4,5,6
Dari tabel 3.5 di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat terpaan
iklan AXIS di Trans Tv termasuk dalam kategori sedang yaitu mencapai
54,55% atau 18 orang dari 33 responden. Hal ini menunjukkan bahwa :
Responden menganggap bahwa iklan yang ada di media televisi hanya
sebagai selingan saja, sehingga tidak sepenuhnya responden dipaksa untuk
menonton iklan dengan konsentrasi penuh. Responden tidak hanya
menonton televisi saja setiap harinya, tetapi juga menggunakan waktunya
untuk melakukan kegiatan lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
B. VARIABEL SIKAP MEMBELI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 7
SURAKARTA YANG MENGGUNAKAN AXIS ANGKATAN 2008 - 2009
Sikap membeli adalah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud
dalam gerakan atau sikap untuk memperoleh sesuatu (barang atau jasa). Jadi Sikap
membeli yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tanggapan atau reaksi dari
siswa kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta yang menggunakan AXIS terhadap iklan
AXIS yang ditayangkan di Trans TV yang terwujud dalam sikap untuk membeli
produk AXIS. Untuk mengetahui sikap tersebut, maka diukur dengan indikator di
bawah ini :
1. Awareness : Tingkat kesadaran responden terhadap produk AXIS
2. Knowledge : Tingkat pengetahuan responden terhadap produk AXIS
3. Liking : Tingkat kesukaan responden terhadap produk AXIS
4. Preference : Tingkat kebutuhan dan minat responden terhadap produk
AXIS
5. Conviction : Tingkat keyakinan responden dalam membeli produk AXIS
6. Purchase : Tingkat daya beli dan kegunaan responden dalam membeli
produk AXIS
Dari enam indikator di atas peneliti akan menjabarkannya dalam dua belas
pertanyaan, yaitu :
1) Bagaimana kesadaran Anda mengenai adanya produk AXIS?
2) Bagaimana kesadaran Anda mengenai AXIS sebagai produk
telekomunikasi seluler?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
3) Bagaimana pengetahuan Anda mengenai fitur-fitur AXIS yang
diiklankan di Trans Tv?
4) Bagaimana pengetahuan Anda mengenai kelebihan AXIS yang
ditayangkan di Trans Tv?
5) Sejauh mana Anda menyukai iklan AXIS yang ditayangkan di Trans Tv?
6) Sejauh mana tanggapan Anda mengenai penggunaan elemen-elemen
iklan yang digunakan AXIS(video, audio, model iklan, jalan cerita,
setting lokasi, gambar dan pesan)?
7) Sejauh mana minat Anda terhadap iklan AXIS yang ditayangkan di
Trans Tv?
8) Sejauh mana pemenuhan kebutuhan telekomunikasi Anda dengan
adanya AXIS?
9) Sejauh mana penambahan keyakinan Anda mengenai iklan AXIS yang
ada di Trans Tv?
10) Sejauh mana keyakinan Anda untuk membeli produk AXIS (Pulsa atau
Kartu Perdana)?
11) Bagaimana tingkat daya beli Anda setelah produk AXIS (pulsa) sudah
habis?
12) Sejauh mana Anda menggunakan produk AXIS?
Dengan menggunakan pertanyaan – pertanyaan di atas, sikap membeli siswa kelas
XI SMA Negeri 7 Surakarta dapat diketahui. Adapun penyajian data sebagai berikut
:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
1. Awareness/Tingkat Kesadaran Responden Terhadap Produk AXIS
Ketika responden diterpa oleh iklan AXIS di Trans Tv maka iklan tersebut
akan menimbulkan kesadaran yang tertanam pada diri responden. Untuk
mengetahui seberapa besar kesadaran responden terhadap iklan AXIS yang
ditayangkan di Trans Tv maka diberikan pertanyaan nomer 7 dan 8. Apabila
responden menyadari adanya produk AXIS sebagai produk telekomunikasi
seluler maka dikategorikan tinggi dan diberi nilai 3. Bila responden kurang
menyadari adanya produk AXIS maka termasuk kategori sedang dan
diberikan nilai 2. Sedangkan bila responden tidak menyadari adanya produk
AXIS dan produk AXIS sebagai telekomunikasi seluler maka dikategorikan
rendah dan diberikan nilai 1. Mengenai kesadaran responden terhadap iklan
AXIS dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 3.6
Tingkat Kesadaran Responden Mengenai Adanya Produk AXIS
NO KATEGORI JUMLAH PERSENTASE
1 Tinggi 31 93,94%
2 Sedang 2 6,06%
3 Rendah 0 0%
JUMLAH 33 100%
Sumber : pertanyaan no.7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
Tabel 3.7
Tingkat Kesadaran Responden Mengenai AXIS
Sebagai Produk Telekomunikasi Seluler
NO KATEGORI JUMLAH PERSENTASE
1 Tinggi 29 87,88%
2 Sedang 4 12,12%
3 Rendah 0 0%
JUMLAH 33 100%
Sumber : pertanyaan no.8
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa kesadaran responden terhadap
produk AXIS tergolong tinggi karena sebagian besar responden menyadari
adanya produk AXIS dan mengetahui AXIS sebagai produk telekomunikasi
seluler. Hal ini dikarenakan responden yaitu siswa mampu memahami
maksud dari iklan AXIS yang ditayangkan di Trans Tv.
2. Knowledge/Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Produk AXIS
Setelah responden menyadari adanya AXIS sebagai salah satu produk
telekomunikasi seluler. Maka perlu diketahui pengetahuan responden
mengenai fitur-fitur dan juga kelebihan AXIS yang ditayangkan di Trans Tv
yang diukur melalui pertanyaan no 9 dan 10. Apabila responden mengetahui
fitur dan kelebihan iklan AXIS yang ditayangkan di Trans Tv maka
dikategorikan tinggi dan diberikan nilai 3. Apabila responden kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
mengetahui fitur dan kelebihan AXIS yang ditayangkan di Trans Tv maka
dapat dikategorikan sedang dan diberikan nilai 2. Sedangkan apabila
responden tidak mengetahui fitur dan kelebihan AXIS yang ditayangkan di
Trans Tv maka itu diakategorikan rendah dan diberikan nilai 1. Untuk
mengetahui tingkat pengetahuan responden mengenai fitur dan kelebihan
AXIS di Trans Tv dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 3.8
Tingkat Pengetahuan Responden
Mengenai Fitur-Fitur AXIS Di Trans Tv
NO KATEGORI JUMLAH PERSENTASE
1 Tinggi 6 18,18%
2 Sedang 26 78,79%
3 Rendah 1 3,03%
JUMLAH 33 100%
Sumber : pertanyaan no 9
Tabel 3.9
Tingkat Pengetahuan Responden
Mengenai Kelebihan Iklan AXIS Di Trans Tv
NO KATEGORI JUMLAH PERSENTASE
1 Tinggi 17 51,51%
2 Sedang 16 48,49%
3 Rendah 0 0%
JUMLAH 33 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
Sumber : pertanyaan no 10
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden
mengenai fitur-fitur AXIS tergolong sedang, hal ini dikarenakan responden
tidak memahami fitur-fitur tersebut dan menggunakan layanan sesuai dengan
kebutuhan saja sehingga tidak secara detail dipahami fitur-fiturnya.
Tetapi ini berbeda mengenai pengetahuan responden terhadap iklan AXIS
yang ditayangkan di Trans Tv. Sekitar 51,51% responden mengetahui
kelebihan iklan AXIS yang ditayangkan di Trans Tv. Hal ini dapat
dikarenakan penyampaian iklan itu sendiri yang mudah dimengerti oleh
responden yaitu siswa kelas XI Sma Negeri 7 Surakarta.
3. Liking/Tingkat Kesukaan Responden Terhadap Produk AXIS
Setelah mengetahui tingkat pengetahuan dari responden terhadap iklan AXIS
maka selanjutnya masuk ke tahap kesukaan yaitu sejauh mana responden
menyukai iklan AXIS yang ditayangkan di Trans Tv. Hal itu diukur dengan
pertanyaan no 11 dan 12 yaitu mencakup penggunaan elemen-elemen iklan
yang digunakan dalam iklan AXIS tersebut yang meliputi unsur video,
audio, talent, props, setting, lighting, graphics dan pacing. Apabila
responden menyukai dan tertarik dengan iklan AXIS dan penggunaan
elemen-elemen yang digunakan dalam iklannya maka dikategorikan tinggi
dan diberikan nilai 3. Bila responden kurang menyukai dan tertarik dengan
iklan AXIS dan penggunaan elemen-elemen iklannya maka dikategorikan
sedang dan diberikan nilai 2. Sedangkan apabila responden tidak menyukai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
dan tidak tertarik dengan iklan AXIS dan penggunaan elemen-elemen
iklannya maka dikategorikan rendah dan hanya mendapat nilai 1. Untuk
mengetahui tingkat kesukaan responden terhadap iklan AXIS dan
penggunaan elemen-elemen iklannya dapat dilihat dalam tabel sebagai
berikut :
Tabel 3.10
Tingkat Kesukaan Responden Terhadap Iklan AXIS di Trans Tv
NO KATEGORI JUMLAH PERSENTASE
1 Tinggi 25 75,75%
2 Sedang 7 21,22%
3 Rendah 1 3,03%
JUMLAH 33 100%
Sumber : pertanyaan 11
Tabel 3.11
Tingkat Kesukaan Responden Terhadap
Penggunaan Elemen-Elemen Iklan AXIS
NO KATEGORI JUMLAH PERSENTASE
1 Tinggi 22 66,67%
2 Sedang 11 33,33%
3 Rendah 0 0%
JUMLAH 33 100%
Sumber : pertanyaan 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa responden menyukai iklan AXIS
baik itu penampilan maupun penggunaan elemen-elemen iklan yang
digunakan seperti unsur video, audio, talents, props, setting, lighting,
graphics dan pacing. Hal ini dikarenakan penggunaan elemen-elemen iklan
tersebut sesuai dengan responden sehingga membuat responden tertarik dan
menyukai iklan AXIS yang ditayangkan di Trans Tv.
4. Preference/Tingkat Kebutuhan dan Minat Responden Terhadap
Produk AXIS
Setelah sebelumnya kita mengetahui tingkat kesukaan responden terhadap
iklan AXIS yang ditayangkan di Trans Tv maka setelah itu kita perlu
mengetahui tingkat kebutuhan dan minat responden terhadap iklan AXIS itu
sendiri apakah sesuai kebutuhan dan menggundang minat dari responden.
Hal itu dijelaskan dalam pertanyaan no 13 dan 14 yaitu mengenai sejauh
mana minat responden terhadap iklan AXIS dan sejauh mana kebutuhan
telekomunikasi responden setelah adanya AXIS. Apabila responden
berminat dan menganggap AXIS sesuai kebutuhan maka dikategorikan
tinggi dan diberikan nilai 3. Bila responden kurang berminat dengan iklan
AXIS dan kurang sesuai dengan kebutuhan maka dikategorikan sedang dan
diberikan niali 2. Sedangkan apabila responden tidak berminat dan
menganggap AXIS tidak sesuai dengan kebutuhan telekomunikasinya maka
dikategorikan rendah dan hanya diberikan nilai 1. Untuk mengetahui lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
jelas mengenai minat dan tingkat kebutuhan responden dapat dilihat dengan
tabel sebagai berikut :
Tabel 3.12
Minat Responden Terhadap Iklan AXIS
NO KATEGORI JUMLAH PERSENTASE
1 Tinggi 14 42,43%
2 Sedang 19 57,57%
3 Rendah 0 0%
JUMLAH 33 100%
Sumber : pertanyaan no 13
Tabel 3.13
Tingkat Kebutuhan Telekomunikasi Dengan Adanya AXIS
NO KATEGORI JUMLAH PERSENTASE
1 Tinggi 17 51,52%
2 Sedang 15 45,45%
3 Rendah 1 3,03%
JUMLAH 33 100%
Sumber : pertanyaan no14
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa minat responden terhadap iklan AXIS
tergolong sedang yaitu sekitar 57,57%. Hal ini dikarenakan kebutuhan
responden belum begitu mendesak terhadap komunikasi jadi minat
responden tidak terlalu besar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
Tetapi mengenai tingkat kebutuhan komunikasi dengan adanya AXIS
responden cenderung tinggi yaitu sekitar 51,52%.hal ini dikarenakan
keberadaan produk telekomunikasi seluler ini sesuai dengan keinginan
responden yang masih remaja.
5. Conviction/Tingkat Keyakinan Responden Dalam Membeli Produk
AXIS
Setelah diketahui minat dan kebutuhan dari responden mengenai iklan AXIS
maka kita perlu mengetahui tingkat keyakinan responden dalam membeli
produk AXIS itu sendiri. Tingkat keyakinan responden merupakan sikap
terhadap produk iklan AXIS. Hal itu dijelaskan dalam pertanyaan no 15 dan
16 yaitu mengenai sejauh mana keyakinan responden mengenai iklan AXIS
serta sejauh mana keyakinan responden mengenai produk AXIS yang
ditawarkan di Trans Tv. Apabila responden yakin terhadap iklan AXIS
tersebut maka dapat dikategorikan tinggi dan diberikan nilai 3. Bila
responden kurang yakin terhadap produk AXIS yang diiklankan di Trans Tv
maka termasuk kategori sedang dan diberikan nilai 2. sedangkan apabila
responden tidak yakin terhadap produk AXIS maka dikategorikan rendah
dan diberikan nilai 1.Untuk mengetahui lebih jelas mengenai tingkat
keyakinan responden terhadap iklan dan produk AXIS dapat dilihat dalam
tabel sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
Tabel 3.14
Tingkat keyakinan responden terhadap iklan AXIS
NO KATEGORI JUMLAH PERSENTASE
1 Tinggi 14 42,43%
2 Sedang 19 57,57%
3 Rendah 0 0%
JUMLAH 33 100%
Sumber : pertanyaan no 15
Tabel 3.15
Tingkat keyakinan responden terhadap produk AXIS
NO KATEGORI JUMLAH PERSENTASE
1 Tinggi 8 24,25%
2 Sedang 22 66,66%
3 Rendah 3 9,09%
JUMLAH 33 100%
Sumber : pertanyaan no 16
Dari tabel diatas terlihat bahwa tingkat keyakinan responden terhadap iklan
maupun produk AXIS cenderung sedang. Karena responden belum begitu
mengetahui kebutuhan yang diperlukan untuk telekomunikasi. Responden
yang masih remaja dihadapkan pada pilhan yang banyak sehingga keinginan
mencoba produk lain juga begitu besar sehingga mengurangi tingkat
keyakinannya terhadap produk AXIS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
6. Purchase/Tingkat Daya Beli dan Kegunaan Responden Dalam Membeli
Produk AXIS
Setelah dalam penjelasan di atas dijelaskan mengenai tingkat keyakinan
responden maka pada bagian ini dijelaskan mengenai tingkat daya beli
responden dalam membeli produk AXIS dan sejauh mana responden dalam
menggunakan produk AXIS. Hal itu dijelaskan dalam pertanyaan no 17 dan
18. Sejauh mana tingkat daya beli responden setelah produk AXIS habis,
apabila langsung membeli berarti dikategorikan tinggi dan diberikan nilai 3,
bila menunda membeli berarti dikategorikan sedang dan diberikan nilai 2,
bila tidak langsung membeli dan menundanya lebih lama maka
dikategorikan rendah dan hanya diberikan nilai 1. Untuk sejauh mana
responden dalam menggunakan produk AXIS, apabila responden terus
menggunakannya berarti dikategorikan tinggi dan diberikan nilai 3, bila
kadang-kadang menggunakannya berarti dikategorikan sedang dan diberikan
nilai 2, sedangkan apabila tidak menggunakannya dan sesekali saja
menggunakannya berarti dikategorikan rendah dan hanya diberikan nilai 1.
untuk lebih jelas mengenai daya beli responden dalam membeli produk
AXIS dan sejauh mana responden dalam menggunakan produk AXIS maka
dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
Tabel 3.16
Tingkat Daya Beli Responden Setelah Produk Axis Habis
NO KATEGORI JUMLAH PERSENTASE
1 Tinggi 11 33,34%
2 Sedang 13 39,39%
3 Rendah 9 27,27%
JUMLAH 33 100%
Sumber : pertanyaan no 17
Tabel 3.17
Sejauh Mana Responden Menggunakan Produk Axis
NO KATEGORI JUMLAH PERSENTASE
1 Tinggi 6 18,19%
2 Sedang 15 45,45%
3 Rendah 12 36,36%
JUMLAH 33 100%
Sumber : pertanyaan no 18
Dari tabel diatas terlihat bahwa tingkat daya beli responden tergolong sedang
yaitu sekitar 39,39% hal ini dikarenakan responden belum mempunyai
sumber penghasilan sendiri sehingga pembelian masih tergantung pada
orang tua. Dilihat dari itu maka pembelian dimungkinkan dari uang saku
masing-masing responden.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
Untuk penggunaan AXIS juga tergolong sedang yaitu sekitar 45,45% hal ini
dikarenakan kebutuhan telekomunikasi yang tidak terlalu mendesak dan
keinginan untuk mencoba-coba yang begitu besar sehingga responden
mempunyai kecenderungan untuk berganti-ganti nomor.
Total Nilai Variabel Sikap Membeli
Berdasarkan dari data yang diperoleh dari jawaban responden
selanjutnya kemudian diberikan nilai sesuai dengan kategori yang
ditentukan. Maka dapat diketahui tingkat sikap membeli siswa kelas XI Sma
Negeri 7 Surakarta terhadap iklan AXIS di Trans Tv. Dari perhitungan
tersebut didapat nilai tertinggi yang dicapai oleh responden sebesar 36,
sedangkan nilai terendah yang dicapai responden sebesar 24. Dari data
tersebut dapat digunakan untuk mengklasifikasikan data.
Langkah pertama untuk mengklasifikan data adalah dengan mencari
besarnya range (jarak pengukuran), dengan menggunakan rumus :
R = nilai tertinggi – nilai terendah
R = 36 – 24
R = 12
Langkah kedua kemudian mencari I (lebar interval), menggunakan rumus :
I = Range / kelas
Jumlah kelas yang dikehendaki ada 3 yaitu tinggi, sedang dan rendah
sehingga dapat diketahui hasilnya I yaitu :
I = 12 : 3 = 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
Dengan menggunakan kategori yang telah ditentukan di atas maka setelah
melalui perhitungan dari semua jawaban yang masuk sebanyak 33
responden, diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 3.18
Total Nilai Variabel Sikap Membeli
No Kategori Total Nilai Jumlah Prosentase
1 Tinggi 32 < x ≤ 36 5 15,16%
2 Sedang 28 < x ≤ 32 12 36,36%
3 Rendah 24 ≤ x ≤ 28 16 48,48%
33 100%
Sumber : pertanyaan 7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18
Dari tabel 3.18 di atas dapat disimpulkan bahwa Sikap membeli
siswa kelas XI Sma Negeri 7 Surakarta termasuk dalam kategori rendah
yaitu mencapai 48,48% atau 16 orang dari 33 responden. Hal ini
menunjukkan bahwa : Responden belum mempunyai penghasilan sendiri
sehingga kebutuhan dari telekomunikasi masih tergantung dari uang saku
yang diberikan oleh orang tua mereka.
C. VARIABEL INTERAKSI SOSIAL
Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis antara orang
perseorangan, antara perseorangan dan kelompok, dan antara kelompok dengan
kelompok. Interaksi sosial dalam penelitian ini merupakan sikap sosial dari siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
Kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta yang terbentuk dari adanya interaksi sosial yang
dialami oleh siswa. Didalam interaksi sosialnya, terjadi hubungan yang saling
mempengaruhi diantara individu yang satu dengan yang lainnya dalam hal ini siswa
yang satu dengan yang lainnya, sehingga siswa bereaksi membentuk pola sikap
tertentu terhadap obyek yang dihadapinya yaitu Iklan produk AXIS, yang diukur
dengan indikator di bawah ini :
1. Pengaruh pendapat orang lain
2. Frekuensi kegiatan sosial
Dari dua indikator di atas peneliti akan menjabarkannya dalam dua pertanyaan,
yaitu:
1) Bagaimana menurut Anda pengaruh orang lain (Teman) dalam memilih dan
membeli produk AXIS?
2) Bagaimana frekuensi kegiatan ekstrakurikuler sekolah dan non sekolah yang
sering Anda gunakan waktu untuk berinteraksi sosial dengan teman?
Dengan menggunakan pertanyaan – pertanyaan di atas, interaksi sosial terhadap diri
responden dapat diketahui. Adapun penyajian data sebagai berikut :
1. Pengaruh Pendapat Orang lain
Dalam interaksi sosial pendapat orang lain merupakan salah satu hal yang
mempengaruhi keputusan responden dalam menentukan suatu pilihan.
Dalam hal ini siswa kelas XI Sma Negeri 7 Surakarta dihadapkan pada suatu
pilihan untuk memilih produk layanan telekomunikasi sosial dari AXIS.
Untuk itu bisa dilihat dari pengaruh orang lain yaitu teman pergaulan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
menentukan suatu keputusan yaitu membeli produk AXIS dan
menggunakannya. Hal itu dijelaskan melalui pertanyaan no 19 yaitu
mengenai pendapat orang lain dalam memilih dan membeli produk AXIS.
Bila responden terpengaruh maka termasuk kategori tinggi dan diberikan
nilai 3, bila responden kurang terpengaruh maka termasuk kategori sedang
dan diberikan nilai 2, sedangkan bila responden tidak terpengaruh sama
sekali maka termasuk kategori rendah dan hanya diberikan nilai satu. Untuk
lebih jelasnya mengenai pengaruh orang lain maka dapat dilihat dalam tabel
sebagai berikut :
Tabel 3.19
Pengaruh Orang Lain Dalam Memilih Dan Membeli Produk Axis
NO KATEGORI JUMLAH PERSENTASE
1 Tinggi 8 24,25%
2 Sedang 19 57,57%
3 Rendah 6 18,18%
JUMLAH 33 100%
Sumber : Pertanyaan no 19
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pengaruh orang lain dalam memilih
dan membeli produk AXIS tergolong sedang yaitu sekitar 57,57%. Hal ini
dikarenakan responden mempunyai kecenderungan untuk memilih sesuatu
sesuai keinginannya tetapi juga dihadapkan pada pilihan orang lain yang
mempunyai pertimbangan sendiri bagi responden.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
2. Frekuensi Kegiatan Sosial
Setelah mengetahui pengaruh orang lain dalam memilih produk AXIS maka
perlu mengetahui frekuensi atau tingkat keseringan dari responden dalam
melakukan interaksi sosial. Hal ini merupakan suatu indikator bahwa tingkat
keseringan berinteraksi apakah mempengaruhi responden dalam
mempengaruhi keputusannya. Dijelaskan dalam pertanyaan no 20 yaitu
mengenai frekuensi responden dalam berinteraksi setiap minggunya.
Dikategorikan tinggi bila responden berinteraksil antara 5-6 hari dalam
seminggu dan diberikan nilai 3, dikategorikan rendah bila responden
berinteraksi antara 3-4 hari dalam seminggu, dikategorikan rendah bila
berinteraksil dengan teman bergaul antara 1-2 hari dalam seminggu. Untuk
lebih jelasnya bias dilihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 3.20
Frekuensi Kegiatan Responden Dalam Berinteraksi Dengan Teman
NO KATEGORI JUMLAH PERSENTASE
1 Tinggi 19 57,57%
2 Sedang 10 30,30%
3 Rendah 4 12,13%
JUMLAH 33 100%
Sumber : Pertanyaan no. 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa frekuensi responden dalam
beinteraksi cenderung besar yaitu sekitar 57,57%. hal ini dikarenakan
jadwal kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dan juga kegiatan les di
lembaga bimbingan belajar yang intensif membuat responden sering
berinteraksi sosial dengan orang lain.
Total Nilai Variabel Interaksi Sosial
Berdasarkan dari data yang diperoleh dari jawaban responden
selanjutnya kemudian diberikan nilai sesuai dengan kategori yang
ditentukan. Maka dapat diketahui tingkat Interaksi Sosial siswa Sma Negeri
7 Surakarta. Dari perhitungan tersebut didapat nilai tertinggi yang dicapai
oleh responden sebesar 6, sedangkan nilai terendah yang dicapai responden
sebesar 2. Dari data tersebut dapat digunakan untuk mengklasifikasikan data.
Langkah pertama untuk mengklasifikan data adalah dengan mencari
besarnya range (jarak pengukuran), dengan menggunakan rumus :
R = nilai tertinggi – nilai terendah
R = 6 – 2
R = 3
Langkah kedua kemudian mencari I (lebar interval), menggunakan rumus :
I = Range / kelas
Jumlah kelas yang dikehendaki ada 3 yaitu tinggi, sedang dan rendah
sehingga dapat diketahui hasilnya I yaitu :
I = 3 : 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
I = 1
Dengan menggunakan kategori yang telah ditentukan di atas maka setelah
melalui perhitungan dari semua jawaban yang masuk sebanyak 33
responden, diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 3.21
Total Nilai Variabel Interaksi Sosial
No Kategori Total Nilai Jumlah Prosentase
1 Tinggi 4 < x ≤ 6 17 51,51%
2 Sedang 3 < x ≤ 4 14 42,43%
3 Rendah 2 ≤ x ≤ 3 2 6,06%
33 100%
Sumber : pertanyaan 3,4,5,6
Dari tabel 3.21 di atas dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial
siswa Sma Negeri 7 Surakarta termasuk dalam kategori tinggi yaitu
mencapai 51,51% atau 17 orang dari 33 responden. Hal ini menunjukkan
bahwa : tingkat interaksi responden mempunyai frekuensi ketemuan yang
tinggi hal ini dimungkinkan dengan jadwal kegiatan ekstra yang padat
disamping itu juga kegiatan non sekolah seperti les bimbingan belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
BAB IV
ANALISA DATA
Setelah dalam bab-bab sebelumnya disajikan deskripsi dan
penyajian data yang ada maka pada bab IV ini akan dibahas mengenai ada
tidaknya hubungan antara variebel independen 1 dan variabel dependen, dan
variabel independen 2 dengan variabel dependen. Dalam penelitian ini
disebutkan bahwa variabel independen 1 adalah terpaan iklan AXIS di Trans
Tv, dan sebagai variabel dependen adalah sikap membeli siswa SMA Negeri 7
Surakarta yang menggunakan AXIS angkatan 2008-2009, sedangkan interaksi
sosial sebagai variabel independen 2.
Sebagaimana dijabarkan dalam bab pendahuluan, bahwa tujuan dari penelitian
ini adalah :
1. Mengetahui apakah ada hubungan yang signifikasi antara terpaan iklan
AXIS di Trans TV dan sikap membeli siswa kelas XI SMA Negeri 7
Surakarta yang menggunakan AXIS angkatan 2008 - 2009.
2. Mengetahui apakah ada hubungan yang signifikasi antara interaksi
sosial terhadap sikap membeli siswa kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta
yang menggunakan AXIS angkatan 2008 - 2009.
Untuk menguji hipotesa tersebut digunakan analisa statistik korelasi tata jenjang
Spearman, yang rumusnya sebagai berikut :
Rs : (Siegel, 1996, hlm.256)
∑x² + ∑y² - ∑d²
2 √ ∑x² . ∑y²
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
Dimana :
∑x² : n² - n ∑Tx
12
∑y² : n² - n ∑Ty
12
∑Tx : t³x – tx
12
∑Ty : t³y – ty
12
Keterangan :
rs : Koefisien korelasi tata jenjang Spearman
d² : jumlah kuadrat selisih antar jenjang
n : Jumlah responden
∑Tx : Jumlah kelompok variabel X yang berjenjang kembar
∑Ty : Jumlah kelompok variabel Y yang berjenjang kembar
∑x² : Jumlah kuadrat variabel x
∑y² : Jumlah kuadrat variabel y
t : jumlah rangking kembar
12 : bilangan konstan
Setelah mendapatkan nilai dari rs (koefisien korelasi) itu belum selesai
karena nilai koesien korelasi tata jenjang Spearman ini berlaku untuk n
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
kurang dari 30, karena responden dari penelitian ini lebih dari 30 maka
perlu menggunakan tabel harga kritis, dengan rumus :
t : rs √ N -2
1 - rs²
df = n – 2
dimana :
t : harga signifikasi korelasi
rs : koefisien korelasi tata jenjang Spearman
n : jumlah responden
df : degrees of freedom / derajat kebebasan
A. Hubungan Antara Terpaan Iklan Axis Di Trans Tv Dan Sikap
Membeli Siswa Kelas XI Sma Negeri 7 Surakarta Yang Menggunakan
AXIS Angkatan 2008-2009
Seperti telah kemukakan diatas bahwa untuk memenuhi hubungan
antara variabel independen dan dependen digunakan rumus tata jenjang
Spearman. Langkah pertama yang ditempuh adalah menyusun distribusi nilai
responden untuk tiap-tiap variabel, lalu menentukan rangking atau jenjang
untuk nilai nilai data yang sama atau kembar untuk setiap variabel (lihat
lampiran). Setelah itu mencari beda antar jenjang (d) dan ∑d². Setelah
hasilnya diperoleh kemudian baru menghitung harga ∑x² dan ∑y², dengan
menghitung jumlah rangking yang sama pula pada masing-masing variabel x
dan y.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
Untuk mencari rs terlebih dahulu dilakukan penyesuaian rangking
masing-masing responden dalam urutan yang ditentukan menurut masing-
masing variabel. Untuk mengetahui rangking yang disesuaikan pada variabel
independen dapat dilihat pada tabel kerja sebagai berikut :
Tabel 4.1
Tabel Kerja Untuk Mencari rs Pada Variabel X
(n = 33)
No Skor F Rs
1 12 5 (1+2+3+4+5):5 = 3
2 11 5 (6+7+8+9+10) : 5 = 8
3 10 10 (11+12+13+14+15+16+17+19+20) : 10 = 15,5
4 9 8 (21+22+23+24+25+26+27+28) : 8 = 24,5
5 8 2 ((29+30) : 2 = 29,5
6 7 2 (31+32) : 2 = 31,5
7 6 1 31 : 1 = 31
Selanjutnya setelah rangking disesuaikan pada variabel terpaan
iklan Axis di Trans Tv diketahui, maka dicari skor kembar pada variabel x
atau Tx, untuk itu digunakan cara sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
Tabel 4.2
Tabel Kerja Untuk Mencari Nilai T Pada Variabel X
(n = 33)
No Skor f Tx = t³-t /12
1 12 5 (5³-5) / 12 = 10
2 11 5 (5³-5) / 12 = 10
3 10 10 (10³-10) / 12 = 82,5
4 9 8 (8³-8) / 12 = 42
5 8 2 (2³-2) / 12 = 0,5
6 7 2 (2³-2) / 12 = 0,5
7 6 1 (1³-1) / 12 = 0
∑Tx = 145,5
Kemudian untuk mencari ∑x² , hasil dari ∑Tx = 145,5 dan n = 33,
didistribusikan ke dalam rumus berikut ini :
∑x² : n² - n ∑Tx
12
: (33³)-33 _ 145,5
12
: 2992 – 145,5
: 2847,5
Dengan demikian diperoleh ∑x² = 2847,5. langkah selanjutnya
mencari ∑y² dengan cara yang sama seperti mencari ∑x², namun sebelumnya
perlu dilakukan penyesuaian rangking masing-masing responden dalam urutan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
yang ditentukan menurut masing masing variabel. Untuk mengetahui rangking
yang disesuaikan pada variabel dependen dapat dilihat pada tabel kerja
berikut :
Tabel 4.3
Tabel Kerja Untuk Mencari rs Pada Variabel Y
(n = 33)
No Skor F Rs
1 36 1 (1) : 1 = 1
2 35 2 (2+3) : 2 = 2,5
3 34 1 (4) : 1 = 4
4 33 1 (5) : 1 = %
5 32 5 (6+7+8+9+10) : 5 = 8
6 31 1 (11) :1 = 11
7 30 4 (12+13+14+15) : 4 = 13,5
8 29 2 (16+17) : 2 = 16,5
9 28 5 (18+19+20+21+22) : 5 = 20
10 27 4 (23+24+25+26) : 4 = 24,5
11 26 2 (27+28) : 2 = 27,5
12 25 3 (29+30+31) : 3 = 30
13 24 2 (32+33) : 2 = 32,5
Selanjutnya setelah rangking disesuaikan pada variabel sikap
membeli siswa kelas XI Sma Negeri 7 Surakarta yang menggunakan AXIS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
angkatan 2008-2009 diketahui, maka dicari skor kembar pada variabel y atau
Ty, untuk itu digunakan cara sebagai berikut :
Tabel 4.4
Tabel Kerja Untuk Mencari Nilai T Pada Variabel Y
(n = 33)
No Skor F Ty = t³-t / 12
1 36 1 (1³-1) / 12 = 0
2 35 2 (2³-2) / 12 = 0,5
3 34 1 (1³-1) / 12 = 0
4 33 1 (1³-1) / 12 = 0
5 32 5 (5³-5) / 12 = 10
6 31 1 (1³-1) / 12 = 0
7 30 4 (4³-4) / 12 = 5
8 29 2 (2³-2) / 12 = 0,5
9 28 5 (5³-5) / 12 = 10
10 27 4 (4³-4) / 12 = 5
11 26 2 (2³-2) / 12 = 0,5
12 25 3 (3³-3) / 12 = 2
13 24 2 (2³-2) / 12 = 0,5
∑Ty = 34
Hasil ∑Ty = 34 dan n = 33 kemudian didistribusikan ke dalam
rumus berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
∑y² : n² - n ∑Ty
12
: (33³)-33 _ 34
12
: 2992 – 34
: 2958
Setelah nilai ∑x² diketahui yaitu 2847,5, sedangkan nilai ∑y² =
2958 maka langkah selanjutnya adalah mencari nilai ∑d² (jumlah kuadrat
selisih antar jenjang / rangking yang disesuaikan antara variabel x dan y).
Untuk mencari nilai ∑d² dapat dilihat pada lampiran.
Dengan menggunakan tabel kerja tersebut dapat diketahui harga
∑d² sebesar 3172,5. Kemudian langkah berikutnya adalah menghitung harga
Rs yaitu dengan mensubtitusikan harga ∑x² dan ∑y² ke dalam rumus berikut
∑x² + ∑y² - ∑d² Rs =
2 √ ∑x² . ∑y²
2847,5 + 2958 - 3172,5 =
2 √ 2847,5 . 2958
2633 =
2 √ 8422905 2633 =
2 x 2902,224 2633
= 5804,4483 = 0,4536
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa variabel x dan y
menunjukkan hubungan yang positif, karena hasil perhitungan rs = 0,4536
terletak antara 0,00 dan 1,00 (positif). Dan karena n lebih besar dari 30 yaitu
33 responden maka signifikasi rs diuji dengan harga kritik (t), dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
T : rs √ N -2 1 - rs²
: 0,4536 √ 33 – 2 1 – (0,4536)² : 0,4536 √ 31 0,79425
: 0,4536 √39,03053 : 0,4536 . 6,247442 : 2,83383 Setelah diketahui nilai kritik t = 2,83383 kemudian dikonsultasikan
pada nilai kritik t dalam tabel. Dengan mempertahankan derajat kebebasan
(df) : n-2 = 33 – 2 =31 serta taraf kepercayaan 90% dan taraf signifikasi 10%,
maka diketahui nilai df 31 berada diantara nilai 30 (1,697) dan 40 (1,684).
Sehingga nilai t yang dicari :
2,83383 > 1,697 > 1,684
Berdasarkan hasil pengujian diatas diketahui bahwa nilai t yang
diperoleh lebih besar dari nilai kritiknya. Dengan demikian Hi diterima dan
Ho ditolak. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan yang
signifikasi antara Terpaan iklan Axis di Trans Tv terhadap sikap membeli
siswa kelas XI Sma Negeri 7 Surakarta yang menggunakan AXIS Angkatan
2008-2009. Artinya terpaan iklan yang semakin tinggi akan berpengaruh
terhadap perilaku membeli yang semakin tinggi pula. Berarti Hipotesa
pertama dalam penelitian ini telah terbukti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
B. Hubungan Antara Interaksi Sosial Dan Sikap Membeli Siswa Kelas
XI Sma Negeri 7 Surakarta Yang Menggunakan AXIS Angkatan
2008-2009
Untuk menentukan hubungan antara variabel interaksi sosial
dengan sikap membeli pada dasarnya sama dengan cara menentukan
hubungan antara variabel terpaan iklan dan variabel sikap membeli, yaitu
dengan menggunakan korelasi tata jenjang Spearman dengan langkah-langkah
yang sama sebelumnya.
Jumlah rangking yang sama pada variabel y sudah diketahui pada
tabel 22, sehingga tinggal menghitung jumlah yang sama pada variabel
interaksi sosial (z). Namun sebelumnya perlu mengetahui rangking yang
disesuaikan pada variabel interaksi sosial sebagai variabel independent 2.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel kerja di bawah ini :
Tabel 4.5
Tabel Kerja Untuk Mencari Rs Pada Variabel Z
(n = 33)
No Skor f Rs
1 6 3 (1+2+3) : 3 = 2
2 5 14 (4+5+6+7+8+9+10+11+12+13+14+15+16+17) : 14 = 10,5
3 4 14 (18+19+20+21+22+23+24+25+26+27+28+29+30+31) : 14 =
24,5
4 3 1 (32) : 1 = 32
5 2 1 (33) : 1 = 33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
Selanjutnya setelah rangking disesuaikan pada variabel interaksi
sosial diketahui, maka dicari skor kembar pada variabel z atau Tz, untuk itu
digunakan cara sebagai berikut :
Tabel 4.6
Tabel Kerja Untuk Mencari Nilai T Pada Variabel Z
(n = 33)
No Skor f Tz = t³-t / 12
1 6 3 (3³-3) / 12 = 0,5
2 5 14 (14³-14) / 12 = 227,5
3 4 14 (14³-14) / 12 = 227,5
4 3 1 (1³-1) / 12 = 0
5 2 1 (1³-1) / 12 = 0
∑Tz = 445,5
Hasil ∑Tz = 455,5 dan n = 33 kemudian didistribusikan ke dalam
rumus berikut ini :
∑z² : n² - n ∑Ty
12
: (33³)-33 _ 455,5
12
: 2992 – 455,5
: 2536,5
Setelah nilai ∑z² diketahui yaitu 2536,5, sedangkan nilai ∑y² =
2958 maka langkah selanjutnya adalah mencari nilai ∑d² (jumlah kuadrat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
selisih antar jenjang / rangking yang disesuaikan antara variabel z dan y).
Untuk mencari nilai ∑d² dapat dilihat pada lampiran.
Dengan menggunakan tabel kerja tersebut dapat diketahui harga
∑d² sebesar 4764,5. Kemudian langkah berikutnya adalah menghitung harga
rs yaitu dengan mensubtitusikan harga ∑x² dan ∑y² ke dalam rumus berikut
∑z² + ∑y² - ∑d² Rs =
2 √ ∑z² . ∑y²
2536,5 + 2958 - 4764,5 =
2 √ 2536,5 . 2958
54945,5 – 4764,5 =
2 √ 7502967 730 =
2 x 2739,1544
730 = 5478,3088 = 0,13325
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa variabel z dan y
menunjukkan hubungan yang positif, karena hasil perhitungan rs = 0,13325
terletak antar 0,00 dan 1,00 (positif). Dan karena n lebih besar dari 30 yaitu 33
responden maka signifikasi rs diuji dengan harga kritik (t), dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
T : rs √ N -2
1 - rs²
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
: 0,13325 √ 33 – 2 1 – (0,13325)² : 0,13325 √ 31 0,982244
: 0,13325 √3156038 : 0,13325. 5,61786 : 0,74858 Setelah diketahui nilai kritik t = 0,74858 kemudian dikonsultasikan
pada nilai kritik t dalam tabel. Dengan mempertahankan derajat kebebasan
(df) n -2 = 33 – 2 =31 serta taraf kepercayaan 90% dan taraf signifikasi 10%,
maka diketahui nilai df 31 berada diantara nilai 30 (1,697) dan 40 (1,684).
Sehingga nilai t yang dicari :
0,74858 < 1,697 < 1,684
Dengan demikian dapat diketahui bahwa nilai t yang diperoleh
lebih kecil daripada nilai kritiknya. Maka dalam pengujian ini tidak ada
hubungan yang signifikan antara variabel interaksi sosial dengan variabel
sikap membeli. Meskipun tingkat kebutuhan dan kesukaan yang cukup tinggi
tetapi hal itu tidak berhubungan dengan pengaruh interaksi sosial mereka, tapi
lebih pada kemauan dan keinginan pribadi responden. Hal ini berarti Hipotesa
kedua pada penelitian ini tidak terbukti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan penghitungan dan analisa data dan diperoleh
hasilnya maka langkah selanjutnya adalah menarik kesimpulan berdasarkan
dari hasil penelitian yang didapat. Penelitian ini bermula dari hipotesis
1. Ada hubungan yang signifikasi antara terpaan iklan AXIS di Trans TV
dan sikap membeli siswa kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta yang
menggunakan AXIS angkatan 2008 - 2009
2. Ada hubungan yang signifikasi antara interaksi sosial terhadap sikap
membeli siswa kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta yang menggunakan
AXIS angkatan 2008 – 2009
Berdasarkan penghitungan data menggunakan metode korelasi tata
jenjang spearman diketahui bahwa hipotesa pertama terbukti dan hipotesa
kedua tidak terbukti. Lebih lanjut mengenai pemaparan kesimpulan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Hasil analisa data untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang
signifikasi antara Variabel independen (x) terpaan iklan axis di
Trans Tv dan Variabel dependent (y) yaitu sikap membeli siswa
kelas XI Sma Negeri 7 Surakarta yang menggunakan AXIS
menunjukkan korelasi positif antara keduanya. Karena berdasarkan
penghitungan diketahui rs = 0,4536 terletak antara 0,00 dan 1,00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
(positif). Setelah diketahui nilai kritik t = 2,83383 kemudian
dikonsultasikan dengan tabel dan memperhatikan derajat
kebebasan (df) = n-2 = 33-2 = 31. Serta taraf kepercayaan 90% dan
taraf signifikasi 10% maka nilai df 31 berada diantara nilai 30
(1,697) dan 40 (1,684). Sehingga nilai t yang dicari adalah :
2,83383 > 1,697 > 1,684
Berdasarkan hasil pengujian tersebut diketahui nilai t yang
diperoleh lebih besar dari nilai kritiknya. Dengan demikian
menerima hipotesa kerja (Hk) dan menolak hipotesa nol (Ho).
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan yang
signifikasi antara terpaan iklan AXIS di Trans Tv (x) dengan sikap
membeli siswa kelas XI Sma Negeri 7 Surakarta yang
menggunakan AXIS angkatan 2008-2009 (y). Dengan terpaan
iklan yang tinggi maka sikap membeli siswa pada produk AXIS
juga tinggi. Ini berarti hipotesa pertama pada penelitian ini dapat
dibuktikan.
b. Hasil analisa hubungan antara Variabel interaksi sosial (z) dengan
Variabel sikap membeli (y), menunjukkan tidak adanya hubungan
yang signifikasi di antara kedua variabel tersebut. Karena
berdasarkan penghitungan diketahui rs = 0,13325 terletak antara
0,00 dan 1,00 (positif). Setelah diketahui nilai kritik t = 0,74858
kemudian dikonsultasikan dengan tabel dengan memperhatikan
derajat kebebasan (df) = n-2 = 33-2 = 31. Serta taraf kepercayaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
90% dan taraf signifikasi 10% maka nilai df 31 berada diantara
nilai 30 (1,697) dan 40 (1,684). Sehingga nilai t yang dicari adalah
0,74858 < 1,697 < 1,684
Berdasarkan hasil pengujian tersebut diketahui nilai t yang
diperoleh lebih kecil dari nilai kritiknya. Dengan demikian hipotesa
kerja (Hk) ditolak dan hipotesa nol (Ho) yang menyatakan bahwa
tidak terdapat hubungan yang signifikasi antara interaksi sosial (z)
dengan sikap membeli siswa kelas XI Sma Negeri 7 Surakarta
yang menggunakan AXIS angkatan 2008-2009 (y). Hubungan
yang dimaksud adalah faktor interaksi sosial dalam mempengaruhi
orang lain yang tinggi belum tentu mempengaruhi sikap membeli
siswa. Meskipun tingkat kebutuhan dan tingkat kesukaan yang baik
tapi hal itu tidak terdapat hubungan dengan pengaruh orang lain
dalam interaksi sosial. Hal ini berarti Hipotesa kedua pada
penelitian ini tidak terbukti.
B. SARAN
Hasil akhir dalam penelitian ini nantinya memberikan beberapa
pertimbangan yang diharapkan dapat dicari jalan keluaranya lebih lanjut bagi
peneliti lain pada khususnya maupun pada masyarakat pada umumnya. Saran-
saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Produsen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
Agar produsen AXIS dalam hal ini PT Natrindo Telepon Seluler
dapat mempertahankan citra iklan axis selanjutnya. Karena iklan
yang sudah ada mendapat apresiasi yang baik. Untuk itu perlu
penambahan ide-ide kreatif lagi supaya iklan selanjutnya mampu
membawa khalayak tertarik dan lebih mempunyai keinginan untuk
membeli dan menggunakan produk axis.
2. Bagi Konsumen
Iklan memang seringkali menimbulkan keinginan yang besar bagi
khalayak untuk mencoba dan membeli. Tetapi meskipun iklan itu
sangat menarik sehingga mempunyai keinginan besar untuk
membeli, ada baiknya responden mempertimbangkan kelebihan
dan kekurangannya dulu lebih teliti, misalnya :
· Membandingkan produk sejenis yang ada dan pilih sesuai
dengan kebutuhan anda
· Mencoba untuk mengumpulkan informasi mengenai
produk tersebut