24
TINDAKAN SOSIAL DALAM MEMAKAI JILBAB DIKALANGAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG NURPADILAH 080569201003 SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2013

TINDAKAN SOSIAL DALAM MEMAKAI JILBAB …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-Nurpadillah... · students have a reason and its own views or perspectives in responding

Embed Size (px)

Citation preview

TINDAKAN SOSIAL DALAM MEMAKAI JILBAB DIKALANGAN

MAHASISWA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

NURPADILAH

080569201003

SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2013

ABSTRACT

The use of the hijab are often found among the community. Likewise,

within the Faculty of Social and Political Science University of maritime Raja Ali

Haji (Fisip Umrah) Tanjungpinang initially not many students are wearing hijab.

But now a growing number of college students found that wearing hijab. Of these

students have a reason and its own views or perspectives in responding.

This study discusses the social action among students wearing headscarves

Fisip Tanjungpinang Umrah. The purpose of this research is to menegtahui why

students Fisip Umrah wear hijab and how social action affecting students in

headscarves. The theory used in this research is the theory of Social Action Max

webber. This theory states that human action has a subjective meaning for the

actors who are divided into four types, namely, Action-Oriented Rational Its

Value (Zwerk Rational), Action-Oriented Goals (Werktrational Action), Affective

Measures (Affektual Action), and Traditional Measures (Traditional Action) .

The method used is descriptive pictures to explain in detail to reveal the

carefully about social action in wearing hijab among students Fisip Tanjunginang

Umrah. Data was collected by observation, interviews using an interview guide

(interview guide) and documentation.

The results of the descriptive analysis has been done of the study of social

action shows that there are several reasons that affect students in wearing the veil

and every student has more than one reason, and each student varies in response.

From the analysis concluded that the act of cursing the veil is more

dominating factor is the social action based on the traditional action in action

wearing the hijab is influenced by Malay culture that has the same values with the

religious teachings of Islam as a modest dress is recommended. And students also

have an awareness of the veil is obligatory for Muslim women to perform. Seen

from the Tanjungpinang the Malay culture is an area that is identical to the

teachings of Islam, so that the students wearing headscarves were dominated by

environmental factors Tanjungpinang who has a habit of wearing the hijab

according to the teachings of Islam.

Keywords: Social Action, Wearing Hijab

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Penggunaan jilbab banyak digunakan oleh mahasiswa di Fakultas Ilmu

Sosial dan Politik Universitas Maririm Raja Ali Haji (FISIP UMRAH)

Tanjungpinang, dengan berbagai bentuk dan warna jilbab yang digunakannya.

Pada saat ini dapat dengan mudah kita temui mahasiswa yang memakai jilbab

dalam aktivitas mereka di kampus dengan berbagai bentuk jilbab yang

digunakannya seperti pasmina, jilbab segi empat, segi tiga dan jilbab langsung.

Bentuk penggunaan jilbab semakin bervariasi dilingkungan mahasiswa,

sesuai dengan perkembangan terkini dan terkesan tidak ketinggalan zaman serta

menjadi busana yang up to date dikalangan mahasiswa. Bervariasi yang dimaksud

adalah semakin beranekaragamnya cara berjilbab yang tidak hanya terbatas pada

satu gaya, melainkan sudah beraneka ragam gaya dalam berjilbab sesuai apa yang

dipahaminya. Bentuk jilbab seperti jilbab pasmina, jilbab segi empat, jilbab

langsung dan segi tiga yang di kreasikan sesuai keinginan pemakainya.

Awalnya penggunaan jilbab belum banyak, kini semakin banyak dijumpai

mahasiswa memakai jilbab dan dari yang awalnya tidak berjilbab menjadi

berjilbab. Semakin bertambahnya penggunaan jilbab di FISIP UMRAH

merupakan suatu perubahan yang diakibatkan dari perubahan dalam berbusana

serta didukung oleh informasi dari media massa seperti Televisi, Internet, dan

majalah yang mudah di dapat oleh mahasiswa.

Media massa dalam hal ini juga berperan penting mempengaruhi

mahasiswa dalam tindakannya memaki jilbab. Karena media massa memberikan

informasi-informasi mengenai seputar jilbab masa kini yang telah menjadi salah

satu busana yang bisa menunjang penampilan. Disamping itu, media massa

menawarkan informasi beragam bentuk jilbab yang terkesan anggun dalam

memakainya. Salah satunya internet yang melalui jejaring sosial seperti Facebook,

twitter ataupun melalui youtube yang bisa mengajarkan mahasiswa dalam cara-

cara memakai jilbab. Ketertarikan mahasiswa dalam memakai jilbab juga

didukung oleh banyaknya bentuk jilbab yang tersedia dipasaran atau mall yang

bisa didapat secara langsung.

Selain itu dilihat dari wilayah FISIP UMRAH yang berada di

Tanjungpinang yang merupakan wilayah berbudaya melayu Islam, tidak menutup

kemungkinan menjadi faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam memakai

jilbab, karena budaya melayu yang memiliki nilai-nilai yang sama dalam ajaran

Islam yang mengharuskan setiap perempuan memakai salah satu penutup aurat

yang dulunya disebut selendang. Dengan perkembangan zaman, selendang tidak

lagi digunakan oleh masyarakat melayu melainkan memakai jilbab, walaupun

masi ada segelintir yang memakainya. Hal ini dibuktikan dengan adanya

peninggalan sejarah kerajan melayu yang terletak dipulau penyengat yaitu sebuah

mesjid yang melambangkan pada masa kerajaan melayu memeluk agama Islam.

serta diperkuat dengan adanya Gurindam pasal satu sampai dua belas yang

memiliki makna tentang ajaran-ajaran agama Islam yang harus dijadikan panutan

dalam kehidupan sehari-hari. Dari hal tersebut, membuktikan mahasiswa FISIP

UMRAH tidak lepas dari kebudayaan melayu yang identik dengan ajaran agama

Islam yaitu salah satunya adanya kesopanan dalam berbusana.

Dari tabel dibawah ini, dapat dilihat jumlah mahasiswa keseluruhan di

FISIP UMRAH yang terdaftar setiap tahunnya yang dibedakan setiap program

studi yang merupakan mahasiswa yang berasal dari daerah tempatan dan dari luar

daerah adalah sebagai berikut :

TABEL. 1

Jumlah mahasiswa/tahun

Tahun Program studi

Sosiologi Administrasi

Negara

Ilmu

Pemerintahan

Jumlah

2008 56 58 74 188

2009 43 70 50 163

2010 171 269 313 753

2011 153 218 256 627

Jumlah 423 615 693 1.731

Sumber : FISIP UMRAH

Dari tabel diatas menunjukkan jumlah mahasiswa keseluruhan di FISIP

UMRAH yang berjumlah 1.731 mahasiswa yang setiap tahunnya memiliki jumlah

yang berbeda-beda karena dikaitkan dengan penerimaan mahasiswa tiap tahunnya.

Berdasarkan latar belakang di atas penelitian ini tidak mengupas fenomena

jilbab dari sudut pandang keagamaan, namun penelitian ini hanya mengupas

mengenai fenomena tindakan mahasiswa dalam memakai jilbab di FISIP

UMRAH. Hal inilah yang menjadi ketertarikan untuk menelitian lebih lanjut

tentang “Tindakan Sosial Dalam Memakai Jilbab Dikalangan Mahasiswa

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji

Tanjungpinang”

PERMASALAHAN

Berdasarkan latar belakang diatas dalam penelitian ini dirumuskan

permasalahan yaitu :

1. Bagaimana tindakan sosial yang berorientasi nilai mempengaruhi

mahasiswa dalam memakai jilbab?

2. Bagaimana tindakan sosial yang berorientasi tujuan mempengaruhi

mahasiswa dalam memakai jilbab ?

3. Bagaimana tindakan afektif mempengaruhi mahasiswa dalam memakai

jilbab ?

4. Bagaimana tindakana tradisional mempengaruhi mahasiswa dalam

memakai jilbab ?

TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

Dalam penelitian ini dirumuskan tujuan dan kegunaan penelitian :

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah :

1) Untuk mengetahui bagaimana tindakan sosial yang berorientasi nilai

mempengaruhi mahasiswa dalam memakai jilbab

2) Untuk mengetahui bagaimana tindakan sosial yang berorientasi tujuan

mempengaruhi mahasiswa dalam memakai jilbab.

3) Untuk mengetahui bagaimana tindakan afektif mempengaruhi

mahasiswa dalam memakai jilbab.

4) Untuk mengetahui bagaimana tindakana tradisional mempengaruhi

mahasiswa dalam memakai jilbab

2. Kegunaan Penelitian

1) Secara Teoritis

Secara teoritis diharapkan dapat menjadi referensi maupun acuan

informasi dalam penelitian-penelitian berikutnya dengan

permasalahan penelitian yang sama serta menjadi referensi pustaka

bagi pemenuhan kebutuhan penelitian lanjutan.

2) Secara Praktis

Secara praktis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat

memberikan sumbangan pemikiran serta dapat membantu sebagai

bahan informasi mengenai tindakan sosial dalam memakai jilbab

dikalangan mahasiswa FISIP UMRAH Tanjungpinang.

METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang atau prilaku yang dapat diamati. (Moleong, 2007: 4)

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Pada

pendekatan deskriptif peneliti menjelaskan gambaran-gambaran yang

terperinci mengenai tindakan sosial dalam memakai jilbab dikalangan

mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Maritim Raja

Ali Haji.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Maririm Raja Ali Haji Tanjungpinang pada program studi

Sosiologi, Administrasi Negara, dan Ilmu Pemerintahan. Alasan

pengambilan lokasi yaitu dilihat semakin bertambahnya dan

berkembangnya pemakaian jilbab di FISIP UMRAH itu sendiri.

3. Populasi dan Sampel

Sesuai dengan jenis penelitian bahwa penelitian kualitatif tidak

menggunakan pendekatan populasi dan sampel tapi yang digunakan

adalah dengan pendekatan secara intensif ke informan. Teknik

penentuan informan yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan purposive sampling yaitu pemilihan informan yang ada

dalam posisi terbaik dalam memberi informasi yang dibutuhkan.

Pemilihan informan berdasarkan penilaian atau karakteristik yang

diperoleh data sesuai dengan maksud penelitian. (Silalahi, 2010:272)

Dalam penelitian ini informan berjumlah 18 mahasiswa

pengguna jilbab yang menjadi informan kunci dari semua program

studi yaitu Sosiologi, Ilmu Pemerintahan, dan Administrasi Negara

yang merupakan subjek yang menjadi sumber peneliti dalam

mendapatkan informasi sebagai data yang diperlukan sesuai dengan

permasalahan dan kebutuhan penelitian yaitu tindakan sosial dalam

memakai jilbab dikalangan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan

Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang.

Dari 18 informan yang diperoleh sudah mencukupi untuk mengetahui

tindakan sosial dalam memakai jilbab oleh mahasiswa di FISIP

UMRAH yang mana informasi yang didapat dari informan dalam

penelitian ini, serta diperkuat dari hasil pengamatan/observasi dan

dokumentasi.

KERANGKA TEORI

Menurut Max Weber, tindakan sosial ialah perilaku manusia yang

mempunyai makna subjektif bagi pelakunya dan diarahkan kepada orang lain.

Bagi weber tindakan manusia pada dasarnya bermakna, melibatkan penafsiran,

berfikir dan kesengajaan. Misalnya sebagian dari kita heran dan tidak habis pikir

kenapa ada orang yang bersedia membeli perangko kuno dengan harga jutaan atau

bahkan miliaran rupiah. Kita akan mengatakan bahwa tindakan orang yang

membeli perangko itu adalah tidak rasional. Tetapi jika berpikir lebih mendalam

dan tahu alasan subkektif mereka hingga bersedia mengeluarkan uang begitu

banyak untuk sebuah perangko kuno, kita akan dapat mengerti.

Weber mengatakan bahwa metode yang bisa digunakan untuk memahami

arti-arti subjektif tindakan sosial seseorang adalah dengan verstehen. Istilah ini

tidak hanya sekedar merupakan intropeksi yang cuma bisa digunakan untuk

memahami arti subjektif tindakan diri sendiri, bukan tindakan subjektif orang lain.

Yang dimaksud Max Weber dengan verstehen adalah kemampuan untuk

berempati atau kemampuan untuk menempatkan diri dalam rangka berpikir orang

lain yang perilakunya mau dijelaskan dan situasi serta tujuan-tujuannya mau

dilihat menurut perspektif itu. (Narwoko, dkk., 2004: 18)

Weber juga mengatakan bahwa tindakan sosial adalah tindakan yang

disengaja, disengaja bagi orang lain dan bagi sang aktor sendiri, yang pikiran-

pikirannya aktif saling menafsirkan perilaku orang lainnya, berkomunikasi satu

sama lain, dan mengendalikan perilaku dirinya masing-masing sesuai dengan

maksud komunikasinya. (Mulyana, 2001:61)

Menurut Max Weber (Jones, 2009:115) ada empat tipe tindakan, yang

dibedakan dalam konteks motif para pelakunya yaitu:

1. Tindakan sosial yang berorientasi nilai (Zwerk Rational)

Tindakan jenis ini adalah bahwa alat-alat yang ada hanya merupakan

pertimbangan dan perhitungan yang sadar, sedangkan tujuan-tujuannya sudah

ada di dalam hubungannya dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolut.

Contoh tindakan jenis ini adalah perilaku ibadah.

2. Tindakan sosial yang berorientasi tujuan atau penggunaan rasionalitas

instrumental (Werktrational Action)

Tindakan ini dilakukan dengan memperhitungkan atau mempertimbangkan

kesesuaian antara cara yang digunakan dengan tujuan yang akan dicapai.

Artinya tindakan sosial itu sudah dipertimbangkan masak-masak tujuan dan

cara yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.

3. Tindakan Afektif (Affectual Action)

Tindakan ini dilakukan seseorang berdasarkan perasaan yang dimilikinya,

biasanya timbul secara spontan begitu mengalami suatu kejadian. Tindakan

sosial ini sebagian besar tindakannya dikuasai oleh perasaan (afektif) ataupun

emosi, tanpa melakukan pertimbangan yang matang.

4. Tindakan Tradisional (Traditional Action)

Tindakan ini dilakukan atas dasar kebiasaan, adat istiadat yang turun temurun.

Tindakan ini biasa dilakukan pada masyarakat yang hukum adat masih kental,

sehingga dalam melakukan tindakan ini tanpa mengkritisi dan memikirkan

terlebih dulu.

Dari ke empat jenis tindakan sosial yang di utarakan Max Weber, yang

ingin disampaikannya adalah bahwa tindakan sosial apapun wujudnya hanya

dapat dimengerti menurut arti sabjektif dan pola-pola motivasional yang berkaitan

dengan itu. Untuk mengetahui arti subjektif dan motivasi individu yang bertindak,

yang diperlukan adalah kemampuan untuk berempati pada peranan orang lain.

(Narwoko, dkk., 2004: 19)

Sejak kecil manusia sudah melakukan tindakan sosial, misalnya memberi

sesuatu kepada teman bermain. Semakin dewasa kebutuhan manusia semakin

beragam, sehingga tindakan sosialnya juga semakin beragam. Tindakan sosial

manusia diperoleh melalui proses pengalaman dan proses belajar dari orang lain

sehingga manusia akan melakukan tindakan yang sama apabila tindakan sosial

sebelumnya dianggap baik. Tindakan sosial yang dianggap baik dan bermanfaat

bagi orang lain atau sekelompoknya lama-kelamaan akan dianggap sebagai suatu

yang dianggap sebagai suatu kebiasaan yang dilakukan bersama oleh seluruh

anggota kelompok. Tindakan ini telah menjadi adat-istiadat yang memiliki nilai-

nilai dalam masyarakat.

Menurut Theodorson (1979) mengemukakan bahwa nilai merupakan

sesuatu yang abstrak yang dijadikan pedoman serta prinsip-prinsip umum dalam

bertindak dan bertingkah laku. Keterikatan orang atau kelompok terhadap nilai

relatif sangat kuat. Oleh sebab itu, nilai dapat dilihat sebagai pedoman bertindak

dan sekaligus sebagai tujuan kehidupan manusia itu sendiri. Disisi lain, Pepper

mengemukakan batasan nilai mengacu pada berbagai hal, seperti minat, kesukaan,

pilihan, tugas, kewajiban agama, kebutuhan, keamanan, hasrat, atau daya tarik

yang berhubungan dengan perasaan dari orientasi seleksinya. Sedangkan

pengertian nilai adalah segala sesuatu tentang yang baik dan buruk. (Basrowi,

2005: 80)

Notonegoro menyebutkan (Waridah Q, dkk., 2004:85) contoh nilai yang

ada dalam masyarakat seperti nilai yang bersumber dari keyakinan atau

kepercayaan manusia yang merupakan nilai kebutuhan kerohanian yang tinggi dan

mutlak (relegius/agama) dan nilai yang berkenaan dengan kebaikan dan

keburukan, bersumber dari kehendak atau kemauan (moral).

PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini terdapat 18 mahasiswa yang memakai jilbab yang

menjadi informan yang diwawancarai secara mendalam dengan pertanyaan yang

sama, yang akan di analisis pada setiap indikator-indikator dibawah ini :

1. Tindakan sosial yang berorientasi nilai

Mahasiswa dalam memakai jilbab dengan beragam bentuk dan gaya

memiliki pengaruh nilai-nilai yang ada dalam masyarakat yang menjadi

pedomannya. Setiap individu terikat pada nilai atau seperangkat nilai yang

menjadi pedoman tindakan mereka dimana nilai-nilai itu sendiri pada dasarnya

sudah ada. Individu hanya memperhitungkan cara untuk menjalankannya

(Santosa, 2011: 212)

Nilai-nilai dalam tindakan memakai jilbab menjadi pedoman dalam

tindakan mahasiswa. Nilai tersebut mengarahkan perilaku dan pertimbangan

setiap mahasiswa yang akhirnya diambil suatu keputusan. Keputusan nilai itu

dapat menyatakan religius atau tidak religius, baik atau buruk dari tindakan

tersebut. Nilai itu sendiri berfungsi sebagai alasan atau motivasi dalam

tindakannya.

Dari pengamatan yang dilakukan peneliti, tindakan memakai jilbab oleh

mahasiswa dikarenakan mahasiswa memiliki kepercayaan dan bersumber dari

kehendak mahasiswa itu sendiri. Pada pembahasan ini, untuk mendapatkan

informasi yang jelas maka diberikan wawancara kepada informan dalam

penelitian ini yaitu mahasiswa yang memakai jilbab, yang dapat dibahas dalam

beberapa sub sebagai berikut :

a) Nilai Agama

Agama secara umum berperan mengatur kehidupan manusia. Pada agama

Islam, jilbab merupakan salah satu aturan yang wajib dilaksanakan yang memiliki

fungsi untuk menutup aurat kaum muslimah. Aurat wanita dalam agama Islam

merupakan bagian-bagian tubuh yang harus ditutupi seperti rambut, leher, dan

betis. Fungsi menutup aurat ini untuk menjaganya dari hal-hal yang tidak

diinginkan seperti gangguan laki-laki yang bukan muhrim. Hal tersebut

merupakan nilai-nilai dalam agama islam.

Berdasarkan hasil penelitian, setiap mahasiswa yang menjadi informan di

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik yang memakai jilbab memiliki beragam bentuk

dan gaya jilbab yang digunakannya. Serta memiliki beragam tujuan dan alasan

dalam memakai jilbab tersebut. Seperti adanya kepercayaan dalam memakai

jilbab yang pada dasarnya merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh

wanita muslimah yang memiliki fungsi penutup aurat. Dari keperecayaan ini,

mahasiswa melakukan sebuah keputusan dengan mempertimbangkan atau

memperhitngkan cara yang akan dilakukan sedangkan tujuannya sudah ada dalam

aturan agama.

Informasi tentang tindakan memakai jilbab oleh mahasiswa berdasarkan

nilai agama yaitu nilai yang bersumber dari keyakinan atau kepercayaannya,

sesuai dengan kepercayaan dalam aturan agama Islam. dalam hal ini mahasiswa

memiliki kepercayaan bahwa memakai jilbab merupakan sebuah kewajiban bagi

muslimah.

b) Nilai Moral

Disetiap masyarakat yang terus berkembang, nilai akan senangtiasa ikut

berubah. Sejakberbagai siaran dan tayangan televisi swasta mulai dikenal, dengan

perlahan-lahan terlihat bahwa didalam masyarakat itu mulai terjadi pergeseran

nilai, misalnya nilai tentang kesopanan. Tayangan-tayangan yang sering

memperlihatkan cara berpakaian relatif terbuka, sedikit banyak menyebabkan

batas-batas toleransi masyarakat terpengaruh menjadi ikut longgar. Ataupun

sebaliknya, tayangan-tayangan yang memperlihatkan cara berpakaian yang

tertutup dengan beragam gaya yang dipertontonkan, juga sedikit banyak

masyarakat terpengaruh untuk mengikutinya. Sejalan dengan itu, kebiasaan dan

tata kelakuan masyarakat ikut berubah seiring dengan berubahnya nilai-nilai yang

diyakini masyarakat itu. (Narwoko, dkk., 2004: 55-56)

Berbicara nilai agama tidak akan lepas dari nilai moral. Jilbab merupakan

suatu kewajiban bagi muslimah. Namun jilbab memiliki nilai baik dan buruk bagi

yang menjalankannya. Nilai jilbab akan menjadi nilai baik apabila yang

memandangnya menilai adanya kesopanan dan keindahan dalam memakai jilbab,

sedangkan jilbab akan menjadi nilai buruk apabila yang memakai jilbab tidak

menampakkan kesopanan bagi pemakainya.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, salah

satu alasan dalam tindakan memakai jilbab oleh mahasiswa dikarenakan adanya

nilai moral yang berkenaan dengan kebaikan dan kesopanan dalam memakainya

yang bersumber dari keinginan mahasiswa itu sendiri. Ketika peneliti menanyakan

kepada informan FN, IT, UM, JW, SL dan SS maka terdapat persamaan dalam

salah satu alasan memakai jilbab yaitu adanya cerminan kebaikan dan kesopanan

atau disebut dengan nilai moral.

2. Tindakan Sosial yang Berorientasi tujuan

Tingkat rasionalitas yang paling tinggi ini, meliputi pertimbangan dan

pilihan yang sadar berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan alat yang

dipergunakan untuk mencapainya. Individu memiliki macam-macam tujuan yang

ingin dicapainya. Individu lalu menilai alat yang dapat dipergunakan untuk

mencapai tujuan yang dipilihnya. (Johnson, 2005: 220)

Dari pengamatan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, dalam

pemakaian jilbab mahasiswa memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Tujuan

yang dimaksud seperti ingin tampil cantik yaitu mengikuti perkembangan fhasion,

dalam hal ini adalah jilbab yang saat ini banyak dipakai oleh masyarakat secara

umum yang memiliki banyak variasi agar terlihat cantik dan gaya serta mahasiswa

ingin menepati janji yaitu memiliki niat akan memakai jilbab jika tujuan lainnya

tercapai seperti lulus sekolah atau mendapatkan nilai yang baik.

a) Ingin Tampil Cantik

Setiap wanita ingin tampil cantik dan menarik. Ada banyak alasan, mulai

ingin meningkatkan percaya diri, ingin dikagumi orang lain, atau ingin

membahagiakan pasangan. Serta menjaga penampilan merupakan faktor penting

bagi seorang wanita agar tampil cantik dan butuh keberanian untuk selalu

merubah penampilan sesuai dengan selera yang diinginkan. Salah satu busana

yang dipilih adalah jilbab yang dijadikan icon penampilan yang selalu terbaru

yang mengkomunikasikan identitas yang dimiliki perempuan muslim.

Bentuk dan gaya jilbab bergerak sangat cepat sesuai pasar atau momen

yang sedang hangat diperbincangkan. Momen menjelang lebaran menjadi bukti

bagaimana bentuk dan gaya jilbab diciptakan dengan berbagai kreasi, pernak-

pernik asesoris dan bahan yang digunakan yang menunjang penampilan agar

tampil cantik dengan jilbab. Cantik tidak hanya sekedar menjadi standar untuk

menilai penampilan fisik, namun dalam perkembangannya cantik berkembang

menjadi sebuah obsession yang dialami sebagian besar wanita, khususnya

mahasiswa.

b) Menepati Janji

Tindakan yang didasarkan pada perhitungan penggunaan cara yang efektif

untukmencapai tujuan merupakan tindakan yang berorientasi tujuan (Z

weckrationalitat) yang dikemukakan oleh Max Webber yang merupakan salah

satu tipe-tipe tindakan sosial. Individu dilihat sebagai memiliki macam-macam

tujuan yang diinginkannya. Individu itu lalu menilai alat yang dapat dipergunakan

untuk mencapai tujuan yang dipilihnya. (Santosa, 2011: 212)

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, selain

memiliki tujuan ingin mempercantik diri, tindakan mahasiswa memakai jilbab

juga memiliki tujuan menepati janji yang pernah di ucapkan. Janji tersebut

merupakan dorongan mahasiswa untuk memakai jilbab. Janji yang dimaksud

adalah janji akan memakai jilbab apabila lulus sekolah waktu menempuh

pendidikan SMP/SMA atau mendapatkan nilai baik. Dengan memakai jilbab

merupakan cara yang efektif bagi mahasiswa untuk mencapai tujuannya yaitu

menepati janjinya.

3. Tindakan efektif

Tindakan ini di tandai oleh dominasi perasaan atau emosi atau tanpa

perencanaan sadar. Setiap individu dipengaruhi oleh tekanan lewat seperangkat

aturan-aturan untuk berperasaan yang memaksa mereka bagaimana mesti

berperasaan dalam situasi-situasi tertentu. Sehingga individu tersebut bertindak

sesuai dengan aturan-aturan dengan melakukan kerja emosi yang melibatkan

energi psikis atau fisik dalam mengelola perasaan mereka agar sesuai dengan

aturanaturan. (Santosa, 2011: 104)

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan penenliti, terdapat

aturan-aturan yang mempengaruhi mahasiswa dalam memakai jilbab, diantaranya:

a. Suatu aturan dari dosen

Pada saat matakuliah tertentu, ada aturan bahwa mahasiswa dianjurkan

memakai jilbab. Ketika mahasiswa bertindak sesuai dengan aturan tersebut,

mahasiswa bertindak secara spontanitas tanpa direncanakan secara matang. Dalam

hal ini mahasiswa memakai jilbab adanya rasa terpaksa karena situasi dan kondisi.

b. Suatu aturan dari sekolah

Selain itu dalam tindakan memakai jilbab juga disebabkan oleh aturan

sebelumnya yang dipatuhi sehingga menjadi kebiasaan dirinya dan adanya rasa

kenyamanan, sehingga mahasiswa tersebut tidak melepas jilbabnya hingga

menjadi mahasiswa. Seperti aturan disekolah yang menganjurkan memakai jilbab.

c. Suatu aturan dari tempat kerja

Mahasiswa dalam memakai jilbab juga disebabkan karena adanya aturan

di tempat kerja. Aturan-aturan tersebut berkaitan erat dengan tindakan yang

diambil oleh mahasiswa yang besangkutan. Aturan-aturan itu menjadi dorongan

mahasiswa mengambil sikap dan berwujud memakai jilbab walaupun tidak

melalui pertimbangan-pertimbangan yang matang, apakah nantinya tindakan

tersebut baik atau tidak baginya.

4. Tindakan tradisional

Tradisi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kebiasaaan yang selalu

dilakukan oleh anggota keluarganya dan nilai-nilai budaya setempat yaitu budaya

melayu, yang juga menjadi pengaruh dalam memakai jilbab. Pengaruh tersebut

menjadi pendorong bagi mahasiswa dalam tindakannya memakai jilbab. kebiasaan

atau tradisi yang sudah lama dijadikan sebagai kerangka acuannya yang diterima

begitu saja tanpa persoalan. Tradisi dialami oleh setiap anggota dalam

keluarga melalui proses sosialisasi. (Johnson, 2005 : 221)

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan peneliti menunjukkan

bahwa mahasiswa dalam pemakaian jilbab sangat erat kaitannya dengan budaya

melayu setempat yang memiliki nilai-nilai ajaran agama Islam, yaitu salah satunya

ajaran untuk menutup aurat atau berbusana yang sopan santun

PENUTUP

Kesimpulan :

Berdasarkan analisa penelitian yang telah dilakukan, maka selanjutnya

hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa mahasiswa dalam memakai jilbab

dipengaruhi oleh faktor tindakan sosial yang terbagi menjadi empat bagian yaitu

tindakan berorientasi nilai, tindakan berorientasi tujuan, tindakan afektif dan

tindakan tradisional. Namun yang lebih mendominasi adalah faktor tindakan

sosial yang berdasarkan tindakan tradisional yaitu tindakan dalam memakai jilbab

dipengaruhi oleh budaya melayu yang memiliki nilai-nilai yang sama dengan

ajaran agama Islam seperti dianjurkan berbusana yang sopan. Serta mahasiswa

juga memiliki kesadaran akan jilbab yang merupakan kewajiban bagi muslimah

yang harus dilaksanakan.

Selain itu media massa berperan sebagai pendukung dalam memberikan

informasi-informasi yang selalu terbaru tentang jilbab yang memiliki bentuk,

warna, dan mode yang berbeda-beda sehingga terlihat lebih anggun dengan gaya

yang up to date.

Saran :

Untuk menindak lanjuti kesimpulan yang yang telah dikemukakan, maka

disampaikan beberapa saran diantaranya :

1. Sebaiknya mahasiswa memegang teguh dan kesadaran penuh terhadap

nilai agama sebagai landasan dalam memakai jilbab. Karena jilbab bukan

hanya sekedar busana pelengkap, namun jilbab memiliki makna dan fungsi

bahwa jilbab merupakan salah satu penutup aurat yang dikemukakan

dalam ajaran agama Islam.

2. Sebaiknya informasi yang didapat mahasiswa dari media massa disaring

dan disesuaikan dengan kepribadian masing-masing dan kebudayaan lokal.

Karena informasi-informasi yang disampaikan secara terbuka tersebut

jangan sampai merusak tatanan sosial lainnya, seperti merusak hubungan

dengan anggota keluarga yang tidak mampu memenuhi keinginan untuk

mengikuti apa yang ditawarkan oleh media massa tersebut.

3. Sebaiknya penelitian ini dijadikan tema lanjutan yang dapat

direkomendasikan untuk penelitian berikutnya, terkait jilbab yang menjadi

tren dikalangan mahasiswa, yaitu mengenai suatu pengaruh yang

melatarbelakangi mengapa mahasiswa mengikuti tren jilbab tersebut yang

banyak di paparkan melewati media massa.

DAFTAR PUSTAKA

Afra, Afifah. 2008. Panduan amal wanita salihah. Surakarta: Penerbit Indiva Media Kreasi.

Ahmadi, Abu. 2003. Ilmu sosial dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arifin, Anwar. 2010. Opini Publik. Depok: Gramata Publishing.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Basrowi, 2005. Pengantar Sosiologi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Cabin, Philippe dan Jean Francois Dortier. 2008. Sosiologi sejarah dan berbagai pemikirannya.Yogyakarta: Kreasi wacana.

Ali, eko M. 2009. Gurindam Abad 21. Bangka: Penerbit Bangka Pelanduk

Publisher

Hardisurya, Irma. 2011. Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Hartomo dan Arnicun Aziz. 2008. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Bumi Aksara

Jones, Pip. 2010. Pengantar Teori-Teori Sosial. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Johnson, Doyle Paul. 2005. Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta: PT. Gramedia

Maryati, Kun. 2001. Sosiologi. Jakarta: Esis Erlangga

Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Mulyana, Deddy. 2001. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya. Narwoko, J Dwi dan Bagong Suyanto. 2011. Sosiologi Teks Pengantar dan

Terapan. Jakarta: Kencana prenada Media Group. Nazsir, Nasrullah. 2008. Sosiologi kajian lengkap konsep dan teori sosiologi

sebagai ilmu sosial. Bandung: widya padjadjaran. Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2008. Teori sosiologi modern. Jakarta:

Kencana Prenada Media group. Santosa, iman. 2011. Sosiologi The key concepts. Jakarta: PT. Rajagrafindo

Persada. Setiadi, Elly M, dkk. 2005. Ilmu Sosial dan Budaya dasar. Bandung:

Silalahi, Ulber. 2010. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refila Aditama

Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2011. Metode penelitian sosial. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group. Waluya, Bagja. 2007. Sosiologi menyelami fenomena sosial di masyarakat.

Bandung: PT. stia purna inves Waridah, Siti, dkk. 2004. Sosiologi. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Widjaja, H.A.W. 2000. Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Situs web :

Www. Eprints.ums.ac.id. Di akses 17 Januari 2012, 08.00 Wib.

Www.Persma.com. Di akses 17 Januari 2012, 08.15 Wib.