2
22 MPA 297 / Juni 2011 Cinta, satu kata seluruh manusia di dunia pasti merasakannya. Mereka saling berjuang untuk mendapatkan- nya yang pada akhirnya manusia ba- nyak yang menderita, penderitaan tersebut diakibatkan kehausan mere- ka untuk dicintai oleh orang lain. Para pemuda akhirnya terjerumus ke dalam pergaulan bebas karena mereka ingin dicintai dan diterima oleh kawan-ka- wan sebayanya. Para anak berontak kepada orang tuanya dan pergi me- ninggalkannya untuk mencari sebuah kasih sayang atau perhatian orang lain jadi jangan kaget kalau di jalanan kita menemukan anak-anak yang mengekspresikan diri dengan berba- gai model yang tidak layak sebagai penerus bangsa, begitu pula para wa- nita mengikuti berbagai eksperimen dengan berbagai cara entah dengan kosmetik-kosmetik yang harganya mahal, dengan berbagai obat-obatan, menguruskan tubuhnya dengan me- nahan nafsu makan dan melaparkan diri dan melakukan puasa khusus dija- lankan untuk memperoleh kecintaan lelaki yang terkadang amat membahayakan, para politisi juga tidak segan-segan ber- dusta dan menipu dengan berbagai janji-janji yang menggiurkan agar dicintai oleh para pemilih dan peng- ikut mereka. Demikianlah diantara fenomena manusia seka- rang sebagai upaya untuk dicintai dan banyak kita temukan bahwa semakin keras manusia berusaha untuk dicin- tai, semakin sering pula mereka gagal dan dikecewakan, hal ini disebabkan kecintaan makhluk itu bersifat sangat sementara atau temporer, walaupun mereka memperoleh cinta tersebut itu hanyalah sesaat. Seperti seorang da’i popular yang muncul kepermukaan dan memperoleh cinta dari jutaan umat, namun pada suatu hari sedikit demi sedikit ia ditinggalkan oleh umatnya, begitu pula halnya dengan para artis mereka berusaha untuk men- dapatkan cinta fansnya. Mereka me- ngatur tingkah laku dan penampilan agar sesuai dengan selera pasar, teta- pi pada akhirnya, merekapun kecewa karena para fans mereka beralih ke artis lain yang dianggapnya sesuai dengan selera mereka. Dalam ilmu tasawuf hal-hal di- atas tersebut merupakan kecintaan yang sifatnya konkrit (lahiriyah) yaitu sifatnya hanya sementara dan terba- tas, bila ini dibiarkan kita bisa terje- bak, terlena serta mudah diperbudak oleh syaitan, untuk itulah perlu kira- nya kita meluruskan kecintaan kita yang sebenarnya, yang tidak menge- cewakan/tanpa pamrih tapi mengun- tungkan, tanpa imbalan tapi bisa me- lindungi, tanpa pengorbanan tapi bisa membahagiakan lahir maupun batin. Kepada siapakah yang sebe- narnya kecintaan kita berikan dan kita kejar? Yaitu kepada Allah Swt. Bagaimanakah cara kita untuk bisa mencintai Allah dengan tulus dan sesungguhnya, menurut Al Ghazali, “Bohonglah orang yang mengaku mencintai Allah, tetapi ia tidak men- cintai RasulNya, bohonglah orang yang mengaku mencintai RasulNya tetapi ia tidak mencintai kaum fakir miskin, dan bohonglah orang yang mengaku mencintai surga, tetapi ia tidak mau menaati Allah.” Inilah hake- kat kecintaan yang bersifat abstrak, sebagaimana dalam surat Ali Imron ayat 31 yang berbunyi: Artinya: “Katakanlah jika kamu Tinggalkan Kecintaan Konkret Menuju Kecintaan Abstrak Oleh Rofiatuddurroh, S.Ag (Penyuluh Agama Islam Kec. Mojoanyar Kab. Mojokerto)

Tinggalkan Kecintaan Konkret Menuju Kecintaan Abstrakyang sifatnya konkrit (lahiriyah) yaitu sifatnya hanya sementara dan terba-tas, bila ini dibiarkan kita bisa terje-bak, terlena

  • Upload
    others

  • View
    34

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tinggalkan Kecintaan Konkret Menuju Kecintaan Abstrakyang sifatnya konkrit (lahiriyah) yaitu sifatnya hanya sementara dan terba-tas, bila ini dibiarkan kita bisa terje-bak, terlena

22 MPA 297 / Juni 2011

Cinta, satu kata seluruh manusiadi dunia pasti merasakannya. Merekasaling berjuang untuk mendapatkan-nya yang pada akhirnya manusia ba-nyak yang menderita, penderitaantersebut diakibatkan kehausan mere-ka untuk dicintai oleh orang lain. Parapemuda akhirnya terjerumus ke dalampergaulan bebas karena mereka ingindicintai dan diterima oleh kawan-ka-wan sebayanya. Para anak berontakkepada orang tuanya dan pergi me-ninggalkannya untuk mencari sebuahkasih sayang atau perhatian oranglain jadi jangan kaget kalau di jalanankita menemukan anak-anak yangmengekspresikan diri dengan berba-gai model yang tidak layak sebagaipenerus bangsa, begitu pula para wa-nita mengikuti berbagai eksperimendengan berbagai cara entah dengankosmetik-kosmetik yang harganyamahal, dengan berbagai obat-obatan,menguruskan tubuhnya dengan me-nahan nafsu makan dan melaparkandiri dan melakukan puasa khusus dija-lankan untuk memperoleh kecintaan

lelaki yang terkadang amatmembahayakan, para politisijuga tidak segan-segan ber-dusta dan menipu denganberbagai janji-janji yangmenggiurkan agar dicintaioleh para pemilih dan peng-ikut mereka.

Demikianlah diantarafenomena manusia seka-rang sebagai upaya untukdicintai dan banyak kitatemukan bahwa semakin

keras manusia berusaha untuk dicin-tai, semakin sering pula mereka gagaldan dikecewakan, hal ini disebabkankecintaan makhluk itu bersifat sangatsementara atau temporer, walaupunmereka memperoleh cinta tersebut ituhanyalah sesaat. Seperti seorang da’ipopular yang muncul kepermukaandan memperoleh cinta dari jutaanumat, namun pada suatu hari sedikitdemi sedikit ia ditinggalkan olehumatnya, begitu pula halnya denganpara artis mereka berusaha untuk men-dapatkan cinta fansnya. Mereka me-ngatur tingkah laku dan penampilanagar sesuai dengan selera pasar, teta-pi pada akhirnya, merekapun kecewakarena para fans mereka beralih keartis lain yang dianggapnya sesuaidengan selera mereka.

Dalam ilmu tasawuf hal-hal di-atas tersebut merupakan kecintaanyang sifatnya konkrit (lahiriyah) yaitusifatnya hanya sementara dan terba-tas, bila ini dibiarkan kita bisa terje-bak, terlena serta mudah diperbudakoleh syaitan, untuk itulah perlu kira-

nya kita meluruskan kecintaan kitayang sebenarnya, yang tidak menge-cewakan/tanpa pamrih tapi mengun-tungkan, tanpa imbalan tapi bisa me-lindungi, tanpa pengorbanan tapibisa membahagiakan lahir maupunbatin. Kepada siapakah yang sebe-narnya kecintaan kita berikan dan kitakejar? Yaitu kepada Allah Swt.

Bagaimanakah cara kita untukbisa mencintai Allah dengan tulus dansesungguhnya, menurut Al Ghazali,“Bohonglah orang yang mengakumencintai Allah, tetapi ia tidak men-cintai RasulNya, bohonglah orangyang mengaku mencintai RasulNyatetapi ia tidak mencintai kaum fakirmiskin, dan bohonglah orang yangmengaku mencintai surga, tetapi iatidak mau menaati Allah.” Inilah hake-kat kecintaan yang bersifat abstrak,sebagaimana dalam surat Ali Imronayat 31 yang berbunyi:

Artinya: “Katakanlah jika kamu

TinggalkanKecintaan Konkret

MenujuKecintaan Abstrak

Oleh Rofiatuddurroh, S.Ag(Penyuluh Agama Islam Kec. Mojoanyar Kab. Mojokerto)

Page 2: Tinggalkan Kecintaan Konkret Menuju Kecintaan Abstrakyang sifatnya konkrit (lahiriyah) yaitu sifatnya hanya sementara dan terba-tas, bila ini dibiarkan kita bisa terje-bak, terlena

23MPA 297 / Juni 2011

(benar-benar) mencintai Allah, ikuti-lah Aku, niscaya Allah akan menga-sihi dan mengampuni dosa-dosamu,Allah maha pengampun dan penya-yang.”

Jelaslah bahwa Allah akan meng-asihi dan mengampuni dosa-dosa ki-ta, bila kita mencintai Allah, untukitulah kita sebagai makhlukNya perlumengetahui apakah kita ini sudah ter-masuk orang yang sudah mencintai-Nya apa belum untuk itu patut kira-nya kita mengetahui ciri-ciri mencin-tai Allah dan Rasulnya, sebagaimanadi bawah ini:

1. Selalu ingatOrang yang mabuk cinta biasa-

nya selalu ingat atau tak pernah lupadengan yang dicintainya, seperti se-orang kekasih yang sedang jatuh cin-ta dia akan selalu ingat dan ingat de-ngan orang yang dicintainya, mau ma-kan, mau tidur, mau mandi dan mauapa... saja selalu dan selalu ingat sa-ma kekasihnya. Begitu pula dengankita bila kita ingin menjadi salah satu

orang yang dicintai Allah maka salahsatunya kita harus selalu mengingat-Nya dengan berdzikir, sebagaimanafirman Allah yang berbunyi:

Artinya: “Hai orang-orang yangberiman berdzikirlah dengan menye-but nama Allah zi’kir yang sebanyak-

banyaknya. Dan bertasbihiah kepa-daNya di waktu pagi dan petang.”

Bila seorang muslim yang cintaAllah dan Rasulnya selalu ingat kepa-danya, Insya Allah Dia tidak akan me-nyimpang dari jalan yang telah diti-

tipkan Allah.

2. RinduDengan cinta orang bisa rindu

dengan orang yang dicintainya deng-an rindu seseorang ingin berjumpadan perjumpaan orang yang rinduadalah pertemuan yang sangat me-sra. Begitu pula kita dengan Allah,bila kita mencintainya pasti kita akan

merindukanNya dan bagaimana per-jumpaan kita denganNya, yaitu padasaat kita sholat kalau kita betul-betulmerindukannya kita akan melakukansholat dengan ikhlas dan khusuk. Se-hingga terjalinlah suatu komunikasimenyatu dan erat antar kita denganAllah. Dan pastinya sholat dan doa-doa kita akan dikabulkan.

3. CemburuCinta selalu terkait dengan cem-

buru, orang yang bercinta biasanyapunya rasa cemburu, akan cemburubila yang di cintainya di ganggu makaia akan selalu melakukan pembelaan.Bila seorang muslim cinta kepada Al-lah dia akan melakukan pembelaanbila agama Allah di ganggu sepertikecemburuan orang-orang yang ti-dak suka kepada kemajuan Islamumatnya semakin terbukti. karena itumutlak bagi setiap muslim untukberjuang membela Islam dan salingtolong menolong bersama umat Is-lam dalam menghalau kebencianmereka. Sebagaimana firman Allah

yang berbunyi:

Artinya: “Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai me-reka dapat mengembalikan kamu dariagama (kepada kekafiran) seandainyamereka sanggup.”

Menurut Al Ghazali,“Bohonglah orangyang mengaku men-

cintai Allah, tetapi iatidak mencintai

RasulNya, bohonglahorang yang mengakumencintai RasulNya

tetapi ia tidakmencintai kaum fakir

miskin, dan bohonglahorang yang mengaku

mencintai surga, tetapiia tidak mau menaati

Allah.”