Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR
KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA
(Studi Deskripsif pada Para Suster Junior OSF Sibolga tahun 2017 dan
Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Pelatihan Asertivitas)
SIKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun oleh:
Fitaria Hondro
NIM: 131114005
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR
KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA
(Studi Deskripsif pada Para Suster Junior OSF Sibolga tahun 2017 dan
Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Pelatihan Asertivitas)
SIKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun oleh:
Fitaria Hondro
NIM: 131114005
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO
Bawalah aku berjalan dengan kebenaranMu dan ajarlah aku sebab
engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau ku nanti-nantikan
sepanjang hari (Mazmur 25: 5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERSEMBAHAN
Sikripsi ini kupersembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus yang telah, mencintai,
memanggil, menyertai dan selalu menguatkan saya
Para susterku di Kongregasi OSF Sibolga
Ayahanda tercinta yang senantiasa mendukung dan
menyemangati saya
Para Dosen di Prodi BK Universitas Sanata Dharma
Teman-teman BK angkatan 20013
Almamaterku Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR
KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA
(Studi Deskripsif pada Para Suster Junior OSF Sibolga tahun 2017 dan
Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Pelatihan Asertivitas)
Fitaria Hondro
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2107
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tingkat asertivitas
para suster junior OSF Sibolga tahun 2017 dan mengetahui program pelatihan
asertivitas yang sesuai untuk meningkatkan asertivitas para suster junior OSF
Sibolga.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei.
Subjek penelitian adalah semua suster junior Kongregasi Suster OSF Sibolga
tahun 2017 yang berjumlah 30 orang. Penelitian ini termasuk penelitian populasi.
Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner asertivitas. Teknik
analisis data adalah kategorisasi menurut Azwar (2007). Asertivitas digolongkan
menjadi lima, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.
Perhitungan indeks reliabilitas kuesioner menggunakan Alpha Cronbach dan
diperoleh koefisien reliabilitas instrumen sangat tinggi yaitu 0,923.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut: ada 3 suster junior (10 %) yang
asertivitasnya sangat tinggi, ada 17 suster junior (56,67 %) yang asertivitasnya
tinggi, dan ada 10 (33,33 %) suster junior yang asertivitasnya sedang dan tidak
ada suster junior yang asertivitasnya rendah dan sangat rendah. Bertolak dari
item-item kuesioner yang skornya rendah dibuat usulan topik-topik pelatihan
peningkatan asertivitas.
Kata Kunci: Asertivitas, topik-topik pelatihan asertivitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
ASSERTIVENESS LEVEL OF JUNIOR SISTERS OF
OSF SIBOLGA SISTER CONGREGATION
(Descriptive Study of Junior Sisters of OSF Sibolga in 2017 and its
Implication for the Proposal of Assertiveness Training Topics)
Fitaria Hondro
Sanata Dharma University
Yogyakarta 2107
This research was aimed at finding description of assertiveness level of
junior sisters of OSF Sibolga in 2017 and finding suitable assertiveness training to
improve assertiveness of junior sisters of OSF Sibolga.
This research was descriptive research with survey method. The subject of
this research was all 30 junior sisters of OSF Sibolga Sister Congregation in 2017.
This research was population research. Data collecting instrument used was
assertiveness questionnaire. Data analysis technique was categorization according
to Azwar (2007). Assertiveness was grouped into five categories, namely very
high, high, medium, low, and very low. Questionnaire reliability index calculation
used Alpha Cronbach and from it was yielded very high instrument reliability
coefficient, which was 0.923.
Here are the results of the research: There were 3 junior sister (10%) with
very high assertiveness, 17 junior sisters (56.67%) with high assertiveness, and 10
(33.33%) with medium assertiveness, and none of them had low or very low
assertiveness. From questionnaire items with low score was made proposal of
assertiveness improvement training topics.
Keyword: Assertiness, Assertiveness Training Topics
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan sumber segala yang baik, atas segala berkat,
bimbingan dan cintaNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir ini
dengan baik.
Peneliti sungguh menyadari bahwa terselesaikannya sikripsi ini tidak lepas
dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik berupa doa, sumbangan
pikiran, tenaga, waktu, kesabaran dalam membimbing peneliti selama proses
penyusunan sikripsi ini hingga selesai. Oleh karena itu, pada kesempatan ini,
peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus dan penuh kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku Ketua Prodi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Juster Donal Sinaga, M.Pd selaku Wakil Ketua Program Studi
Bimbingan dan Konseling.
4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku dosen pembimbing sikripsi yang selalu
mengarahkan, dan mendamping dengan penuh kesabaran dan kerelaan dalam
menyelesaikan sikripsi ini.
5. Panitia penguji Ujian Sarjana Program Studi Bimbingan Konseling, yang
memberikan kesempatan kepada peneliti untuk mempertanggungjawabkan
sikripsi ini.
6. Bapak/ibu dosen dan karyawan Program Studi Bimbingan dan Konseling yang
senantiasa mendukung, dengan penuh kesabaran, memberikan semangat, dan
membagikan ilmunya selama peneliti menempuh studi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Sr. Sesilia Lie, OSF sebagai pemimpin regio dan Para Dewan Pimpinan Regio
Kongregasi Suster OSF Sibolga, yang telah berkenan memberikan kesempatan
kepada peneliti untuk melakukan penelitian di Kongregasi Suster OSF Sibolga.
8. Para suster junior Kongregasi Suster OSF Sibolga tahun 2017, yang telah
bersedia membantu peneliti untuk menjadi responden dalam penelitian ini.
9. Ayahanda tercinta Bernardus Bali Hondro yang selalu mendukung,
mendoakan, menyemangati dan meneguhkan peneliti.
10. Para susterku OSF Sibolga komunitas Saudara Leo Yogyakarta Sr. M. Yovita
Hutabarat OSF (Pemimpin Komunitas), Sr. M. Daniela Siringo-ringo OSF, Sr.
M. Monika Pasaribu OSF, Sr. Klemensia Halawa OSF, Sr. M. Felisitas Sihura
OSF, dan Sr. M. Valentia Pasaribu OSF yang telah mendukung, mendoakan,
dan memberikan semangat kepada peneliti selama peneliti menempuh studi
dan khususnya dalam proses penyelesaian sikripsi ini.
11. Sr. M. Alice FSGM sebagai teman angkatan yang selama ini telah mendukung,
memberikan semangat, memberikan perhatian dan cinta kepada peneliti.
12. Sr. Anas SdC, Br. Purwanto FIC, Br. Berdinus CSA sebagai teman
seperjuangan dalam panggilan dan teman angkatan yang selema ini telah
mendukung, memberi semangat, memberi perhatian dan cinta kepada peneliti.
13. Teman-teman seperjuangan BK 2013, secara khusus BK kelas A 2013, yang
telah mendukung, memberikan semangat dan kegembiraan selama berproses
di bangku kuliah.
Peneliti menyadari bahwa penulisan sikripsi ini masih jauh dari sempurna.
Tetapi peneliti berharap sikripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
Yogyakarta, 26 Mei 2017
Fitaria Hondro
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN MOTTO .................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................................... vii
ABSTRAK ..................................................................................................... viii
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL........................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 6
D. Rumusan Masalah .............................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 7
G. Batasan Istilah .................................................................................... 7
1. Asertivitas .................................................................................... 7
2. Usulan Topik Pelatihan Asertivitas ----------------------------------- 8
3. Kongregasi ................................................................................... 8
4. OSF Sibolga ................................................................................. 8
5. Suster Junior................................................................................. 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 9
A. Hakikat Suster Junior Kongregasi Suster OSF Sibolga Sebagai
Individu yang Sedang Menjalani Masa Dewasa Awal ............... 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1. Suster Junior Pada Masa Dewasa Awal ........................................ 9
2. Ciri-ciri Masa Dewasa Awal ........................................................ 9
3. Masa Juniorat ............................................................................... 12
B. Hakikat Asertivitas............................................................................. 13
1. Pengertian Asertivitas ................................................................... 13
2. Aspek-aspek Asertivitas ................................................................ 14
3. Manfaat Asertivitas ....................................................................... 18
4. Hambatan-hambatan dalam Mewujudkan Asertivitas .................. 19
5. Cara-cara Meningkatkan Asertivitas ............................................. 20
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Asertivitas ............................. 23
C. Perbedaaan Perilaku Asertif, Non Asertif dan Agresif ...................... 26
D. Kongregasi Suster OSF Sibolga......................................................... 28
1. Sejarah Kongregasi Suster OSF Sibolga ....................................... 28
2. Awal Karya Misi di Indonesia ...................................................... 29
3. Visi ................................................................................................ 30
4. Misi................................................................................................ 30
5. Sipritualitas Pendiri Tarekat dan Aktualisasinya
dalam Kerasulan .............................................................................. 30
6. Karya-karya dan Kehadiran Kongregasi Suster OSF Sibolga ...... 31
E. Kajian Penelitian yang Relevan ......................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 34
A. Jenis atau Desain Penelitian ............................................................... 34
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 34
C. Populasi Penelitian ............................................................................. 34
D. Variabel Penelitian ............................................................................. 36
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ......................................... 36
1. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 36
2. Instrumen Pengumpulan Data ....................................................... 36
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen .................................................. 40
1. Validitas Instrumen ........................................................................ 40
2. Reliabilitas Instrumen .................................................................... 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
G. Teknik Analisis Data.......................................................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN USULAN
PROGRAM PELATIHAN ASERTIVITAS.................................. 46
A. Hasil Penelitian .................................................................................. 46
1. Tingkat Asertivitas Para Suster Junior Kongregasi Suster
OSF Sibolga Tahun 2017 ............................................................... 46
2. Topik-topik Pelatihan yang Sesuai untuk Meningkatkan
Asertivitas Suster Junior ................................................................ 47
B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 51
1. Tingkat Asertivitas Suster Para Suster Junior ................................ 51
2. Usulan Topik-topik Pelatihan Asertivitas Para Suster
Junior Kongregasi Suster OSF Sibolga Tahun 2017 .................... 55
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 55
A. Kesimpulan ....................................................................................... 56
B. Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 56
C. Saran .................................................................................................. 57
1. Kongregasi Suster OSF Sibolga .................................................... 57
2. Tim Formator ................................................................................. 57
3. Para Suster Junior Kongregasi Suster OSF Sibolga
Tahun 2017..................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 58
LAMPIRAN .................................................................................................... 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perbedaan Perilaku Asertif, Non Asertif dan Agresif ........................ 27
Tabel 2. Subjek Penelitian................................................................................ 35
Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Asertivitas Para Suster Junior Kongregasi
Suster OSF Sibolga Tahun 2017 ........................................................ 39
Tabel 4. Rincina Item Valid dan Tidak Valid dari Kuesioner Asertivitas Para
Suster Junior Kongregasi Suster OSF Sibolga Tahun 2017 .............. 42
Tabel 5. Kriteria Guildford .............................................................................. 43
Tabel 6. Penentuan Kriteria Secara Keseluruhan ............................................. 45
Tabel 7. Kategorisasi Tingkat Kuesioner Asertivitas Para Suster Junior
Kongregasi OSF Sibolga Tahun 2017 ............................................... 47
Tabel 8. Penggolongan Item Kuesioner Tingkat Kuesioner Asertivitas
Para Suster Junior Kongregasi Suster OSF Sibolga Tahun 2017
Berdasarkan Jumlah Skor Rendah ..................................................... 48
Tabel 9. Item yang Mendapat Skor Rendah ..................................................... 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian .................................................................... 60
Lampiran 2.Tabel Hasil Uji Validitas. ............................................................ 68
Lampiran 3. Tabulasi Data Penelitian .............................................................. 73
Lampiran 4. Program Pelatihan Asertivitas ..................................................... 75
Lampiran 5. Surat Uji Coba Penelitian Komunitas KSFL ............................... 77
Lampiran 6. Surat Uji Coba Penelitian Komunitas KYM .............................. 78
Lampiran 7. Surat Uji Coba Penelitian Komunitas FdCC ............................... 79
Lampiran 8. Surat Uji Coba Penelitian Komunitas SpSS ................................ 80
Lampiran 9. Surat Ijin Penelitian ..................................................................... 81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah
pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
batasan istilah yang digunakan.
A. Latar Belakang Masalah
Setiap manusia membutuhkan kehadiran orang lain. Manusia tidak dapat
hidup sendiri tanpa kehadiran orang lain, karena manusia membutuhkan
dukungan dan bantuan orang lain. Dengan kata lain, manusia sebagai makhluk
sosial tidak dapat hidup sendirian di dunia ini; manusia hidup bersama dengan
sesamanya.
Menurut Hurlock (1999) salah satu tugas perkembangan pada masa
dewasa awal adalah bergabung dalam suatu kelompok sosial yang cocok. Pada
masa ini kemampuan membina relasi sangat penting, yaitu relasi yang timbal
balik antara manusia dengan lingkungannya. Manusia perlu belajar
membangun relasi yang baik dengan cara mengendalikan diri dan tidak hanya
mementingkan kepentingan diri sendiri, tetapi juga memperhatikan
kepentingan orang lain dan bersikap terbuka terhadap orang lain.
Hakikat hidup religius adalah suatu cara khusus dalam mencintai Kristus,
yaitu dengan hati yang tidak terbagi. Cinta dengan hati yang tidak terbagi ini
melibatkan pribadi dalam keseluruhannya, menggunakan seluruh kemampuan
untuk mencintai. Kaum religius secara total memberikan diri untuk menjadi
milik Allah yang diperuntukkan bagi pelayanan dan pemuliaanNya dalam
bentuk hidup komunitas (Prasetya, 1992).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Hidup berkomunitas merupakan ciri khas hidup religius. Orang religius
dipanggil untuk membangun komunitas persaudaraan dengan meniru Gereja
perdana (LAI, 2006). Para religius terpanggil untuk hidup berkomunitas artinya
berusaha menjadi pewarta Injil kepada semua orang, menghayati nilai-nilai
persaudaraan dan kesetaraan dalam melanjutkan misi Tuhan Yesus Kristus.
Komunitas religius terdiri atas pribadi-pribadi, baik itu pembesar,
fungsionaris yang lain dan anggota-anggota. Mereka bersatu karena dipanggil
ke tujuan yang sama untuk mewujudkan cita-cita yakni mewartakan cinta kasih
bagi sesama bukan atas dasar kecocokan satu sama lain. Dalam mencapai cita-
cita yang luhur itu, para religius diharapkan mampu membangun komunitas
yang anggota-anggotanya mampu berperilaku asertif dan hidup secara
harmonis.
Menurut Gunarsa (2007) asertivitas atau berperilaku asertif merupakan
perilaku antar perorangan (interpersonal) yang melibatkan kejujuran dan
keterbukaan pikiran dan perasaan. Dengan memiliki sikap atau perilaku yang
asertif hubungan antar individu satu dengan yang lainnya dapat berjalan
dengan baik dan efektif. Hubungan yang efektif dan baik akan terbangun kalau
ada sikap saling menghargai dan menghormati satu sama lain dengan
menjunjung tinggi nilai kejujuran dan mampu mengungkapkan perasaan secara
tegas, lugas, tidak melanggar hak-hak asasi manusia, dan tanpa menyakiti
perasaan orang lain. Apabila individu tidak dapat berperilaku asertif dalam
kehidupan sosialnya, maka dapat timbul hubungan yang tidak harmonis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kurangnya kekeluargaan, dan dapat pula terjadi pertikaian atau tingkat
agresivitas yang tinggi.
Kongregasi Suster OSF Sibolga merupakan salah satu lembaga hidup bakti
yang menghidupi semangat St. Fransiskus Assisi. Para suster dipanggil untuk
menjadi tanda kehadiran Kristus di dunia ini melalui teladan hidup dan karya.
Para suster melaksanakan karya dengan melayani Allah dalam diri manusia
yang menderita. Para suster OSF Sibolga diharapkan dapat membantu
melayani orang-orang kecil dan menderita yang memerlukan kasih dan
pelayanan.
Ciri semangat St. Fransiskus dari Assisi adalah bersaudara atau
persaudaraan. Semangat inilah pula yang dihidupi oleh para suster OSF
Sibolga yang hidup dalam komunitas. Komunitas menjadi tempat bagi anggota
bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang utuh.
Para suster junior adalah para suster yang masih belum berkaul kekal;
masih berkaul sementara. Menurut Kitab Hukum Kanonik masa juniorat
berlangsung selama 9 tahun. Kitab Hukum Kanonik menegaskan bahwa suster
atau biarawan/biarawati baru bisa mengucapkan kaul kekal atau kaul seumur
hidup setelah menjalani masa juniorat selama 5 tahun, dan apabila selama 9
tahun suster junior belum mengucapkan kaul kekal, maka dia dianjurkan untuk
meninggalkan biara, dan tidak menjadi suster. Suster yang belum
mengucapkan kaul kekalnya di hadapan Gereja disebut suster juniorat.
Para suster junior berada pada fase perkembangan dewasa awal. Masa
dewasa awal merupakan periode masa transisi dari masa remaja akhir ke masa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dewasa awal. Menurut Hurlock (1999: 246) orang dewasa awal adalah individu
yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan
dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya.
Salah satu ciri masa dewasa awal ialah mampu berperilaku asertif.
Cawood (1997: 13) mendefinisikan perilaku asertif sebagai ekspresi yang
langsung, jujur dan pada tempatnya dari pikiran, perasaan, kebutuhan, atau
hak-hak tanpa kecemasan yang beralasan. Perilaku asertif membutuhkan
keterbukaan terhadap diri sendiri secara jujur dan orang lain. Orang-orang yang
bersikap asertif bergaul dengan jujur dan langsung, menyatakan perasaan,
kebutuhan-kebutuhan, ide-ide, dan mempertahankan haknya tetapi dengan cara
yang tepat.
Adalah kenyataan bahwa apa pun profesi orang atau posisi dan bentuk
hidup yang dipilih orang, ia tetap membutuhkan asertif. Hal ini berlaku bagi
para suster dalam menjalin relasi dengan sesama baik di komunitas maupun di
karya. Seorang suster juga membutuhkan asertif. Para suster yang hidup
bersama di komunitas membutuhkan keterampilan asertif.
Realitas hidup menunjukkan bahwa di antara para suster junior
Kongregasi Suster OSF Sibolga asertivitas masih sebatas cita-cita sehingga
dalam komunitas terjadi salah paham, saling curiga, dan cukup banyak yang
kurang mampu mengungkapkan pendapat secara spontan, kurang mampu
mengungkap perasaan secara terbuka; sering perasaan yang negatif dipendam
saja dalam hati. Kekurangmampuan berperilaku asertif berpengaruh pada relasi
dalam hidup bersama di komunitas; relasi yang tidak baik di komunitas dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
mempengaruhi setiap anggota komunitas. Pelayanan yang dilakukan pun tidak
lagi menjadi tanda kehadiran Kristus bagi siapa saja yang dilayani.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat tingkat asertivitas para suster junior
OSF Sibolga. Kalau ternyata tidak atau kurang asertif, perlu dilakukan upaya
meningkatkan asertivitas para suster junior OSF Sibolga.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan di atas, dapat
diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1. Di antara para suster junior Kongregasi Suster OSF Sibolga asertivitas
masih sebatas cita-cita.
2. Dalam komunitas terjadi salah paham, saling curiga, dan cukup banyak
yang kurang mampu mengungkapkan pendapat secara spontan, kurang
mampu mengungkap perasaan secara terbuka; sering perasaan yang negatif
dipendam saja dalam hati.
3. Kekurangmampuan berperilaku asertif berpengaruh pada relasi dalam hidup
bersama di komunitas. Relasi yang tidak baik di komunitas mempengaruhi
setiap anggota komunitas dalam pelayanan yang dilakukan dan
keberadaannya tidak lagi menjadi tanda kehadiran Kristus bagi siapa saja
yang dilayani.
4. Belum ada gambaran yang objektif mengenai kemampuan para suster junior
OSF Sibolga dalam berperilaku asertif.
5. Belum pernah diadakan pelatihan asertivitas di kongregasi suster OSF
Sibolga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada tingkat asertivitas para suster junior OSF
Sibolga tahun 2017.
D. Rumusan Masalah
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang
asertivitas para suster junior OSF Sibolga tahun 2017 dan untuk mengetahui
topik-topik yang sesuai untuk meningkatkan asertivitas. Secara lebih terinci,
pertanyaan yang mau dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Seberapa tinggi tingkat asertivitas para suster junior OSF Sibolga tahun
2017?
2. Topik-topik pelatihan asertivitas manakah yang sesuai untuk meningkatkan
asertivitas suster junior OSF Sibolga tahun 2017.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Memperoleh gambaran tingkat asertivitas para suster junior OSF Sibolga
tahun 2017.
2. Mengetahui topik-topik pelatihan asertivitas yang sesuai untuk
meningkatkan asertivitas para suster junior OSF Sibolga.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai
tingkat asertivitas suster junior Kongregasi Suster OSF Sibolga tahun 2017
dan sumbangan bagi pengembangan dan pengetahuan dalam sistem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
pembinaan kaum religius, khususnya dalam rangka meningkatkan asertivitas
para suster junior OSF tahun 2017.
2. Manfaat Praktis
a. Dewan Pimpinan Kongregasi Suster OSF Sibolga dan para suster yang
mendapat tugas sebagai formator dapat memperoleh masukan untuk
mengembangkan program peningkatan asertivitas para suster junior OSF
tahun 2017.
b. Peneliti dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bekal untuk tugas
selanjutnya yang dipercayakan kongregasi.
c. Peneliti lain dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai sumber
inspirasi atau bahan pembanding apabila ingin mengembangkan penelitian
di sekitar topik yang sama.
G. Batasan Istilah
1. Asertivitas
Asertivitas adalah perilaku yang mempromosikan kesetaraan dalam
hubungan manusia, dengan berani bertindak demi kepentingan kita sendiri,
mampu membela diri sendiri tanpa kecemasan yang tidak semestinya,
mengekspresikan perasaan dengan jujur dan nyaman, serta mempertahankan
hak-hak pribadi tanpa menyangkali hak-hak orang lain, seperti yang
dimaksudkan dengan butir-butir kuesioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Usulan Topik Pelatihan Asertivitas
Usulan topik pelatihan asertivitas adalah serangkaian topik yang peneliti
usulkan untuk dijadikan bahan pelatihan asertivitas guna meningkatkan
asertivitas suster junior.
3. Kongregasi
Kongregasi adalah perkumpulan para biarawati-biarawan atau rohaniwan,
rohaniwati Katolik dari satu kesatuan khusus (KBBI, 1990: 445).
4. OSF Sibolga
OSF yang merupakan singkatan dari Ordo Santo Fransiskus (OSF) adalah
salah satu lembaga hidup bakti yang menghayati semangat hidup St.
Fransiskus dari Assisi yang berdomisili di Keuskupan Sibolga.
5. Suster Junior
Para suster junior adalah para suster yang pada tahun 2017 masih berkaul
sementara, atau belum mengucapkan kaul kekal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab ini diuraikan hakikat suster junior OSF Sibolga sebagai
individu yang sedang menjalani masa dewasa awal, hakikat asertivitas, hakikat
kongregasi suster OSF Sibolga, dan penelitian yang relevan.
A. Hakikat Suster Junior Kongregasi Suster OSF Sibolga Sebagai Individu
yang Sedang Menjalani Masa Dewasa Awal
1. Suster Junior Pada Masa Dewasa Awal
Menurut Jahja (2011: 246) masa dewasa awal adalah masa sekitarnya
usia 21 tahun sampai 40 tahun. Masa ini merupakan masa kemantapan,
masa reproduktif, masa menyesuaikan diri terhadap pola-pola kehidupan
baru dan harapan-harapan baru. Masa dewasa awal sering dikatakan sebagai
masa yang sulit karena pada masa ini individu yang dahulu tergantung pada
orangtua, harus belajar untuk mandiri. Oleh karena itu, orang dewasa awal
adalah individu yang telah siap menerima kedudukan dalam masyarakat
bersama dengan orang dewasa lainnya.
2.Ciri-ciri Masa Dewasa Awal
Masa dewasa awal merupakan masa penyesuaikan diri terhadap pola-
pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Hurlock (1999)
menguraikan secara ringkas ciri-ciri yang menonjol dalam masa dewasa
awal sebagi berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
a. Masa pengaturan
Masa dewasa awal merupakan masa pengaturan. Pada masa ini individu
menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa. Ini berarti bahwa
seorang pria misalnya mulai memasuki bidang pekerjaan yang akan
ditangani sebagai kariernya dan wanita diharapkan mulai menerima
tanggungjawab sebagai ibu dan pengurus rumah tangga.
b. Masa usia produktif
Masa dewasa awal merupakan usia reproduktif. Individu merasa siap
berkeluarga. Bagi sebagian besar orang-orang dewasa awal, menjadi
orangtua atau sebagai ayah atau ibu merupakan satu di antara peranannya
yang sangat penting dalam hidupnya.
c. Masa bermasalah
Dalam tahun-tahun awal masa dewasa awal banyak orang mengalami
masalah baru yang harus dihadapi. Setiap individu disibukkan dengan
masalah-masalah yang berhubungan dengan penyesuaian diri dalam
berbagai aspek.
d. Masa ketegangan emosional
Masa dewasa awal sebagai masa ketegangan emosional. Banyak di antara
orang yang sedang menjalani masa dewasa awal ini mengalami
ketegangan emosi yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang
dialami seperti masalah keuangan, jabatan perkawinan dan sebagainya.
Individu yang tidak mampu mengatasi masalah-masalah utama dalam
kehidupannya akan terganggu secara emosional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
e. Masa keterasingan sosial
Masa dewasa awal ditandai dengan masa keterasingan sosial. Individu
yang berada pada usia dewasa dini memiliki hasrat kuat untuk maju dan
bersaing, sehingga dengan banyaknya kesibukan yang dihadapi, individu
hanya dapat menyisihkan sedikit waktunya untuk bersosialisasi.
f. Masa komitmen
Masa dewasa awal merupakan masa komitmen. Setelah menjadi orang
dewasa, individu akan mengalami berbagai perubahan, mereka akan
memiliki tanggung jawab sendiri dan memiliki komitmen-komitmen
sendiri.
g. Masa ketergantungan
Masa dewasa awal merupakan masa ketergantungan. Meskipun telah
mencapai status dewasa awal, banyak individu yang masih tergantung
pada orang-orang tertentu dalam jangka waktu yang berbeda-beda.
h. Masa perubahan nilai
Nilai yang dimiliki seseorang ketika ia berada pada masa dewasa awal
berubah karena pengalaman dan hubungan sosialnya semakin meluas.
Nilai sudah mulai dipandangan dengan kacamata orang dewasa.
i. Masa penyesuaian diri dengan hidup baru
Masa dewasa awal merupakan masa penyesuian diri dengan hidup baru.
Pada masa ini individu banyak mengalami perubahan. Contoh perubahan
yang menonjol pada masa ini adalah perubahan dalam hidup perkawinan
dan peran sebagai orangtua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
j. Masa kreatif
Masa dewasa awal merupakan masa kreatif. Individu yang berada pada
masa dewasa awal ini seharusnya semakin mampu mengarahkan dirinya
sendiri dan melakukan apa yang mereka inginkan.
3. Masa Juniorat
Dalam Konstitusi kongregasi dinyatakan bahwa dua bulan sebelum
masa novisiat berakhir, seorang novis mengajukan permohonan tertulis
kepada Pemimpin Umum untuk diizinkan mengikrarkan kaul sementara;
suster yang sudah mengikrarkan kaul sementara disebut suster junior.
Sebelum seorang suster mengikrarkan kaul seumur hidup, dia berada dalam
masa yuniorat. Jarak waktu antara kaul perdana sampai kaul seumur hidup
(kaul kekal) adalah 5 tahun. Dalam kasus khusus, masa kaul sementara
dapat dipersingkat atau diperpanjang.
Prasetya (2001) menjelaskan bahwa masa juniorat merupakan masa di
mana seorang biarawan atau biarawati mencoba mendalami semangat serta
cara hidup tarekat sampai calon betul-betul mempunyai sikap mencintai
tarekat secara mendalam sehingga pihak tarekat mempunyai dasar untuk
menerimanya secara definitif sebagai anggota tarekat seumur hidup. Dengan
kata lain masa juniorat adalah masa pembinaan yang berciri inkorporatif.
Artinya pihak junior dituntut untuk bersikap kreatif dan rela untuk membina
diri agar semakin menjadi pribadi religius yang matang atau dewasa
tangguh sesuai dengan karisma dan spiritualitas tarekat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
B. Hakikat Asertivitas
1. Pengertian Asertivitas
Kata asertivitas berasal dari bahasa Inggris yaitu kata assert yang
berarti menyatakan atau menegaskan. Asertivitas adalah kemampuan untuk
berkomunikasi dengan jelas, tegas, spesifik, dan tidak taksa (multi-tafsir),
sambil tetap peka terhadap kebutuhan orang lain dan reaksinya. Orang yang
asertif mampu mempertahankan pendapatnya sambil tetap menghormati
orang lain dan peka terhadap kebutuhan orang lain (Stein & Howard, 2004:
89).
Berperilaku asertif berarti mengerti apa yang diperlukan dan
diinginkan, menjelaskannya kepada orang lain, bekerja dengan cara sendiri
sambil tetap menunjukkan hormat kepada orang lain. Bersikap asertif
membutuhkan keterbukaan terhadap diri sendiri secara jujur. Orang-orang
yang bersikap asertif mampu bergaul dengan jujur dan langsung; mereka
menyatakan perasaan, kebutuhan-kebutuhan, ide dan mempertahankan hak
mereka tetapi dengan cara sedemikian rupa sehingga tidak melanggar hak
dan kebutuhan orang lain (Lenz & Adams, 1995: 28).
Menurut Lloyd (1991) perilaku asertif adalah perilaku yang bersifat
jujur, langsung, dan menghormati ketika berinteraksi dengan orang lain.
Cawood (1997: 13) mendefinisikan perilaku asertif sebagai ekspresi yang
langsung, jujur, dan pada tempatnya dari pikiran, perasaan, kebutuhan, atau
hak-hak tanpa kecemasan yang beralasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Kata langsung dimaksudkan sebagai perilaku yang tidak berputar-
putar, pesan dengan jelas terfokus dan tidak menghakimi. Kata jujur
dimaksudkan untuk menyatakan bahwa perilaku itu selaras, semua isyarat-
isyaratnya cocok, kata-kata, gerak-gerik, dan perasaan semuanya
menyatakan hal yang sama. Pada tempatnya dimaksudkan untuk
menyatakan bahwa perilaku itu memperhitungkan hak-hak dan perasaan-
perasaan orang lain maupun diri sendiri.
Alberti & Emmons (2002: 42) menyatakan bahwa:
Asertivitas adalah perilaku yang mempromosikan kesetaraan
dalam hubungan manusia, dengan berani bertindak demi
kepentingan kita sendiri, mampu membela diri sendiri tanpa
kecemasan yang tidak semestinya, mengekspresikan perasaan
dengan jujur dan nyaman, serta mempertahankan hak-hak pribadi
tanpa menyangkali hak-hak orang lain.
Dari berbagai definisi di atas, peneliti mengikuti pendapat Alberti
& Emmons yang menyatakan bahwa asertivitas adalah perilaku
mempromosikan kesetaraan dalam hubungan manusia, dengan berani
bertindak demi kepentingan kita sendiri, mampu membela diri sendiri tanpa
kecemasan yang tidak semestinya, mengekspresikan perasaan dengan jujur
dan nyaman, serta mempertahankan hak-hak pribadi tanpa menyangkali
hak-hak orang lain.
2. Aspek-aspek Asertivitas
Alberti & Emmons (2002: 42) menjelaskan aspek-aspek asertivitas
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
a. Menunjukkan kesetaraan dalam hubungan manusia.
Ini berarti menempatkan kedua belah pihak secara setara,
menunjukkan adanya tingkatan yang sama, kedudukan yang sama, tidak
ada yang merasa lebih tinggi atau lebih rendah dari orang lain.
Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai makhluk ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa memiliki tingkatan yang sama.
b. Bertindak menurut kepentingan sendiri
Orang-orang yang asertif memiliki kemampuan untuk mengambil
keputusan sendiri dalam kehidupannya seperti dalam bidang karier,
hubungan dengan orang lain, gaya hidup dan jadwal kerja, berinisiatif
mengawali pembicaraan dan mengorganisir kegiatan. Ia mempercayai
penilaiannya sendiri, menetapkan tujuan dan berusaha untuk
mencapainya.
c. Membela diri
Orang asertif berani mengatakan “tidak” untuk hal-hal yang
merugikan dan tidak sesuai dengan keinginannya. Ia juga berani
mengatakan “ya” secara terus terang untuk hal-hal yang sesuai dengan
kepentingannya serta alasannya mengatakan “ya”. Ia berani menentukan
batas-batas waktu dan energinya, berani menanggapi kritik atau hinaan
dan amarah, serta mengeskpresikan atau mempertahankan pendapatnya
secara benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
d. Mengekspresikan perasaan dengan jujur dan nyaman
Salah satu ciri dari orang asertif adalah mampu mengekspresikan
perasaan-perasaan mereka dengan jujur dan terbuka, baik perasaan yang
positif maupun perasaan yang negatif. Ia sanggup mengungkapkan
ketidaksetujuan, amarah, persahabatan, mengakui perasaan takut dan
cemas, bersikap spontan dan nyaman.
e. Memperjuangkan hak-hak pribadi
Hal ini berkaitan dengan kesanggupan orang mempertahankan
haknya sebagai warga negara, sebagai konsumen, sebagai anggota dari
sebuah organisasi atau sebuah sekolah atau kelompok kerja dan sebagai
partisipan dalam kehidupan nyata untuk mengekspresikan opini, untuk
bekerja bagi perubahan, untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
f. Menghormati hak-hak orang lain
Orang yang asertif mempertahankan hak-hak dan mengungkapkan
dirinya dengan tetap berlaku adil dan hormat terhadap orang lain. Ia
tetap memperhitungkan hak-hak dan perasaan orang lain. Menurut
Adams & Lenz (1995) untuk berperilaku asertif orang perlu mampu
menggunakan pesan-Aku atau pesan aku yaitu pernyataan yang
mengungkapkan pikiran, pendapat, keyakinan, kebutuhan, keinginan,
perasaan kepada orang lain secara otentik, jujur, dan apa adanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Menurut Adams & Lenz (1995: 36), ada 4 jenis I-message atau
Pesan-Aku, yaitu:
a. Pesan-Aku yang Deklaratif adalah suatu pengungkapan diri kepada orang
lain mengenai keyakinan, ide, kesukaan, ketidaksukaan, perasaan, reaksi,
minat, sikap dan tujuan agar orang lain bisa mengerti apa yang dialami
oleh pengirim sehingga hubungan semakin lebih jujur. Pesan-Aku ini
mendorong orang lain untuk berbagi pengalaman sehingga dapat terjalin
hubungan yang lebih bermakna. Contoh: “Saya merasa jengkel hari ini”.
b. Pesan-Aku yang Respontif adalah suatu kecakapan berkomunikasi yang
digunakan untuk menanggapi permohonan dari orang lain yang tidak
dapat dipenuhi atau suatu permintaan yang dapat diterima atau
pernyataan yang dengan jelas mengungkapkan kata “tidak” atau “ya”.
Ada 2 bagian dari Pesan-Aku Respontif yang baik, yaitu:
1) Pengungkapan dirinya apa adanya mengenai diri sendiri (penegasan).
Bagian ini menyatakan keputusan untuk menolak suatu permintaan
dengan jelas. Contoh: “Saya tidak bisa menjemput kamu hari ini”.
2) Pengaruh permintaan yang tidak bisa diterima. Bagian ini menjelaskan
mengapa menyatakan “tidak”. Pada dasarnya mengatakan kata
“tidak”, kita tidak perlu menjelaskan alasan untuk menolak
permintaan, namun dengan memberikan alasan orang lain tidak
mendapat kesan bahwa pengirim kasar atau agresif, serta memahami
bahwa pengirim lebih memilih kebutuhan lain. Contoh: “Tidak, saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
tidak ikut ke Borobudur, karena saya mau ketemu dengan dosen
pembimbing saya besok”.
c. Pesan-Aku yang Preventif adalah suatu pengungkapan diri yang bisa
mencegah terjadinya konflik dan salah paham antara pengirim pesan dan
penerima pesan. Penerima pesan akan lebih tahu mengenai apa yang
diinginkan dan dibutuhkan oleh pengirim pesan. Ada 2 bagian dari
Pesan-Aku yang Preventif yaitu:
1) Pengungkapan diri tentang kebutuhan. Contoh: Maaf, saya harus
pulang sekarang.
2) Alasan-alasan untuk kebutuhan. Contoh: “Maaf, saya memutuskan
untuk tidak makan indomie agar saya tetap sehat”.
d. Pesan-Aku yang Konfrontatif adalah pengungkapan diri yang
menggambarkan perasaan negatif yang dialami sesudah menghadapi
tingkah laku orang lain, dan akibat dari tingah laku orang lain terhadap
diri kita. Contoh: “Saya merasa sangat tersinggung atas ucapanmu”.
3. Manfaat Asertivitas
Ada beberapa manfaat asertivitas (Stein & Howard, 2004: 100), yaitu:
a. Membuka banyak kemungkinan baru seperti membuat kita memperoleh
banyak teman dan mempengaruhi orang lain, membina hubungan yang
lebih akrab dan lebih jujur dengan orang lain.
b. Bila berhadapan dengan situasi yang sulit dan tidak menyenangkan,
orang asertif sanggup membuat orang lain tetap merasa dihargai dan
diterima, bukan diremehkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
c. Membuat orang tetap percaya diri dan tenang meskipun mendapat
banyak kritikan, memberikan kesempatan kepada pengkritik untuk
menyampaikan pendapatnya sambil tetap mempertahankan pendapatnya
sendiri.
d. Memampukan orang mampu menerima kritikan yang sah namun tetap
tidak terpengaruh dengan tidak merendahkan diri sendiri.
4. Hambatan-hambatan dalam Mewujudkan Asertivitas
Hambatan untuk mewujudkan asertivitas terutama bersumber dari diri
sendiri. Aaron Beck (Alberti & Emmons, 2002: 97-98) menjelaskan bahwa
hal-hal yang menghambat seseorang berperilaku asertif sebagai berikut:
a. Kecenderungan berpikir tidak baik tentang diri sendiri.
Orang yang memiliki kecenderungan berpikir negatif merasa diri lebih
rendah dari orang lain sehingga tidak berani mengatakan gagasannya
yang benar, karena merasa dirinya tidak pantas.
b. Kecenderungan untuk membesar-besarkan masalah.
Kecenderungan membesar-besarkan masalah adalah salah satu ciri orang
yang sulit untuk berperilaku asertif. Bagi orang yang kurang asertif
masalah sekecil apa pun akan menjadi masalah besar.
c. Sudut pandang egosentris tentang peristiwa-peristiwa dalam kehidupan.
Orang yang cenderung egosentris memandangan peristiwa-peristiwa
yang terjadi dalam hidup sebagai malapetaka sehingga dia menjadi
kurang mampu berperilaku asertif.
d. Keyakinan bahwa hidup ini kalau tidak begini ya begitu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Orang yang memiliki pemikiran “ya” atau “tidak” ini sering bersikap
pesimis sehingga dia tidak mau berusaha semaksimal mungkin.
e. Keinginan untuk menyenangkan orang lain karena 1) membutuhkan
persetujuan atau dukungan, 2) takut kalau menyinggung orang lain, 3)
takut kalau mendapat hukuman atau kehilangan, 4) adanya perasaan
bersalah, 5) keinginan membela otoritas, 6) keinginan
mengidentifikasikan diri dengan lawan bicara, 7) ada perasaan diwajibkan
atau diharuskan karena tugas, 8) keinginan mengorbankan diri demi
kepentingan orang lain (Adams & Lenz, 1995).
f. Mengabaikan masalah dan menganggap masalahnya akan hilang dengan
sendirinya. Dengan kata lain, menghindari masalah dan menganggapnya
tidak apa-apa, sehingga masalah dibiarkan begitu saja. Hal ini akan
menimbulkan perasaan tertekan bahkan dendam. Orang yang memiliki
perasaan tertekan ataupun dendam dapat menjadi tidak mampu
mengungkapkan perasaannya secara asertif, dan bisa menjadi agresif.
Perlu diakui bahwa tidak ada masalah yang akan selesai dengan
sendirinya (Hia, 2004).
5. Cara-cara Meningkatkan Asertivitas
Ada berbagai hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan asertivitas
(Alberti & Emmons, 2002: 123-129), yaitu:
a. Mengamati perilaku sendiri: Merefleksikan diri sendiri apakah sudah
berperilaku asertif dalam kehidupan setiap hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
b. Melacak keasertifan diri sendiri: Menuliskan situasi-situasi yang dialami
dalam buku harian secara jujur dan secara sistematis.
c. Menetapkan tujuan yang realistis bagi diri sendiri: Menilai diri sendiri
dengan cara menyeleksi target-target khusus agar semakin lebih asertif.
d. Memusatkan perhatian pada situasi tertentu: Membayangkan diri sendiri
berperilaku pada situasi tertentu.
e. Meninjau ulang respons diri: Melihat kembali respons diri melalui buku
harian (langkah 4). Perhatikanlah dengan seksama komponen-komponen
yang melambangkan asertif dan agresif.
f. Mengamati model (teladan) yang efektif: Mengamati orang yang
menangani situasi yang bersangkutan dengan baik, khususnya gaya dan
cara yang dipakai oleh model, karena yang terpenting bukan apa yang
dikatakan tetapi bagaimana cara mengatakannya.
g. Mempertimbangkan tanggapan/respons alternatif: Menemukan cara
menangani suatu kejadian yang memungkinkan ada acara lain yang lebih
asertif.
h. Membayangkan diri sedang menangani situasi dengan asertif:
Menenangkan diri apabila mulai cemas dan mengganti pikiran-pikiran
yang negatif dengan pikiran-pikiran yang positif. Hal ini dapat
diwujudkan.
i. Meminta bantuan apabila membutuhkan: Meminta bantuan kepada orang
lain apabila merasa tidak sanggup menangani situasi secara asertif, perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
cari bantuan dari orang yang lebih profesional untuk memperbaiki atau
melatih perilaku yang asertif.
j. Berlatih berperilaku asertif (Mencoba): Berani mencoba bermain peran
untuk mempraktikkan penanganan masalah secara asertif kepada teman
dan rekan latihan agar terbiasa berperilaku asertif.
k. Meminta umpan balik: Mendapat umpan balik adalah mencoba mencatat
perilaku asertif yang telah dipraktikkan sewaktu berhubungan dengan
orang lain, sehingga dapat mengembangkan kekuatan (keberhasilan) dan
memperbaiki kekurangan dalam asertivitas.
l. Menguji diri sendiri dengan tes “dunia nyata”: Mulai bergerak dari niat
ke tindakan dengan mempraktekkan asertivitas dalam setiap situasi yang
dihadapi. Yang terpenting adalah secara langsung berlatih berperilaku
asertif.
m. Mau dan terus berusaha memperoleh umpan balik dari teman, atau
menggunakan rekaman kaset.
Agar asertivitas dapat perlu juga diperhatikan hal-hal sebagai
berikut (Adams & Lenz, 1995):
a. Memilih untuk asertif atau tidak: Mampu menentukan apakah perlu
berperilaku asertif ataukah sebaliknya tidak asertif pada situasi yang
bersangkutan.
b. Menentukan saat yang tepat: Memilih waktu dan tempat yang sesuai
untuk asertif. Biasanya memang sebaiknya segera, langsung dalam
situasi aktual yang sedang dihadapi, tetapi adakalanya lebih tepat untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
menunggu saat yang sesuai dimana pihak yang dihadapi dapat/siap
mendengarkan dengan lebih teliti dan tidak begitu defensif.
c. Menggunakan komunikasi nonverbal: Mempertahankan kontak mata
secara langsung dan posisi penuh percaya diri. Gerak-gerik dan ekpresi
wajah dapat juga menolong.
d. Menggunakan suara yang tepat: Menggunakan nada, infleksi, volume
suara secara tepat.
e. Menyatakan pendirian/hal yang dimaui secara jelas: Merumuskan
persoalan sedemikian rupa sehingga pihak lain tertarik/simpati dan tidak
terlalu defensif.
f. Mengusulkan solusi: Dalam hati memiliki solusi yang realistis,
memuaskan dan mengusulkannya atau mengemukakannya pada saat
yang tepat.
g. Memperlihatkan penghargaan dan pertimbangan: Mendengarkan,
menunjukkan pengertian, mengakui argumen yang sah, dan
memodifikasi pendirian bilamana perlu.
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Asertivitas
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku asertif (Alberti &
Emmons (2002: 7), yaitu:
a. Banyak orang yang tidak percaya bahwa mereka memiliki hak untuk
berperilaku asertif
b. Banyak orang sangat cemas atau takut untuk berperilaku asertif
c. Banyak orang yang kurang mampu mengekspresikan diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Menurut Santoso (Marpaung, 2007) ada tiga faktor yang mempengaruhi
asertivitas, yaitu:
a. Pola asuh orangtua
Pola asuh orangtua dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu pola asuh
otoriter, pola asuh demokratis dan pola asuh permisif.
1) Pola asuh otoriter
Dengan pola asuh otoriter orangtua mendidik anak secara keras,
disiplin dan penuh dengan aturan-aturan yang pada dasarnya membatasi
ruang lingkup anak. Akibatnya, anak akan menjadi remaja yang
cennderung bergantung pada orang lain. Apabila pola asuh disertai
perilaku agresif, maka kemudian hari anak akan berkembang menjadi
remaja yang sulit mengontrol dirinya dan bisa menjadi agresif dan tidak
asertif.
2) Pola asuh demokratis
Dengan pola asuh ini orangtua mengasuh anak dengan penuh kasih
sayang tetapi tidak dengan cara memanjakan anak. Orangtua akan
banyak mendiskusikan berbagai permasalahan dengan anak sehingga
anak mengerti apa yang benar dan terlatih mengomunikasikan
keinginan mereka secara wajar, dan asertif.
3) Pola asuh permisif
Dengan pola asuh ini orangtua mendidik anak tanpa aturan yang
mengikat dan memperbolehkan segala keinginan anak tanpa adanya
tuntutan-tuntutan tertentu. Akibatnya, anak akan terbiasa untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
mendapatkan apa yang diinginkan dengan mudah dan cepat. Anak bisa
sebegitu mengedepankan kepentingannya dan menjadi kurang asertif.
b. Budaya
Kebudayaan biasanya berhubungan dengan norma-norma yang ada dan
mempunyai peranan yang cukup besar dalam mempengaruhi terbentuknya
perilaku asertif. Geertz (Marpaung 2007) menyatakan bahwa ada dua
kaidah yang paling menentukan pergaulan dalam masyarakat Jawa.
Kaidah pertama yaitu bahwa dalam setiap situasi manusia hendaknya
bersikap sedemikian rupa hingga tidak menimbulkan konflik. Kaidah
kedua yaitu menuntut agar manusia dalam cara bicara dan membawa diri
selalu menunjukkan sikap hormat terhadap orang lain. Hal ini mempunyai
peranan yang cukup besar dalam mempengaruhii terbentuknya perilaku
non-asertif dan dapat menjadi kurang asertif.
c. Konsep Diri
Konsep diri (self-concept) merupakan kesadaran seseorang mengenai
siapa dirinya. Menurut Deaux, Dane, & Wrightsman (Sarwono, 2009),
konsep diri adalah sekumpulan keyakinan dan perasaan seseorang
mengenai dirinya sendiri. Keyakinan seseorang mengenai dirinya bisa
berkaitan dengan bakat, minat, kemampuan, penampilan fisik, dan lain
sebagainya. Branden (Rahman, 2013: 62) mendefinisikan konsep diri
sebagai pikiran, keyakinan, dan kesan seseorang tentang sifat dan
karakteristik dirinya, keterbatasan dan kapabilitasnya, serta kewajiban dan
aset-aset yang dimilikinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Setiap orang mempunyai pengetahuan dan keyakinan unik mengenai
dirinya sendiri. Konsep diri ini membedakan orang yang satu dengan yang
lainnya. Konsep diri orang terbentuk mulai dalam keluarga di mana
individu bertumbuh dan berkembang. Pembentukkan konsep diri seorang
individu erat kaitannya denga pola asuh orangtua atau orang yang ada di
sekitarnya.
Konsep diri ada dua jenis yakni konsep diri positif dan konsep diri
negatif. Konsep diri positif kalau orangnya mampu mengenal diri dan
menerima diri apa adanya baik kelebihan maupun segala kekurangannya.
Sedangkan konsep diri negatif kalau orangnya kurang mampu menerima
diri apa adanya, dan kurang mampu melihat kebaikan-kebaikan yang ada
dalam dirinya. Seorang individu yang memiliki konsep diri yang negatif
akan mengalami kesulitan dalam membangun relasi dengan orang lain.
Sebaliknya, jika seorang individu memiliki konsep diri yang positif, dia
akan lebih mudah berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Konsep diri
yang positif ini akan memampukan orang untuk berperilaku asertif.
C. Perbedaan Perilaku Asertif, Non Asertif dan Agresif
Alberti & Emmons (2002: 45) menjelaskan perbedaan perilaku asertif, non-
asertif, dan agresif seperti pada tabel 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Tabel 1
Perbedaan Perilaku Asertif, Non Asertif dan Agresif
Perilaku Tidak
Asertif
Perilaku Agresif Perilaku Asertif
Pengirim Pengirim Pengirim
Penyangkalan diri Peningkatan diri dengan
mengorbankan orang lain
Peningkatan diri
Terkekang Ekspresif
Merasa disakiti,
cemas
Ekspresif Merasa nyaman
Dengan diri sendiri
Membiarkan orang
lain untuk memilih
Memilih bagi orang lain Memilih bagi diri
sendiri
Tidak berhasil
tujuan yang
diinginkan
Mencapai tujuannya
dengan menyakiti orang
lain
Kemungkinan mencapai
tujuan yang diinginkan
Penerima Penerima Penerima
Merasa bersalah
atau marah
Penyangkalan diri Peningkatan Diri
Tidak menghargai
Merasa disakiti,
membenteng diri, merasa
terhina
Ekspresif
Mencapai tujuan
dengan
mengorbankan
orang lain
Tidak berhasil mencapai
tujuan yang diinginkan
Kemungkinan mencapai
yang diinginkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Kongregasi Suster OSF Sibolga
1. Sejarah Kongregasi OSF Sibolga
Kongregasi OSF Reute Sibolga berdiri pada tahun 1848. Ketika itu
terjadi kekacauan politik di Jerman akibat revolusi Perancis tahun 1783
yang melanda seluruh Eropa. Perkembangan Gereja Katolik terhimpit
dengan melarang dan menutup biara-biara yang sedang tumbuh dan
berkembang saat itu. Maka muncullah lima gadis muda sederhana yang tak
terpelajar dari kota Ehingen (Jerman Selatan) di mana awalnya mereka
melayani orang-orang sakit yang miskin dan terlantar. Para suster pendiri
tidak bermaksud menjadi biarawati tetapi kehendak Allah menuntun mereka
untuk hidup bersama. Akhirnya komunitas kecil terbentuk dan hidup
mereka didasari oleh semangat St. Fransiskus Assisi.
Pada tanggal 13 Desember 1854 diadakan penjubahan Sr. M.
Margeretha Bloching di Gereja St. Maria Ehingen. Hati para suster dipenuhi
semangat St. Fransiskus Assis. Mereka menghayati ketaatan mutlak dan
penuh sukacita. Mereka juga menghayati hidup dalam kemiskinan dengan
mengenakan pakaian dan makan makanan yang sederhana. Pengorbanan
dan kerelaan mereka untuk merawat orang sakit, lanjut usia, cacat,
mengasuh dan mendidik anak menjadi tujuan utama dalam pelayanan para
suster.
Pada tahun 1875, jumlah anggota persaudaraan sudah mencapai 125
orang dan tersebar di dua puluh komunitas. Saat itu, para suster mulai
mencari rumah induk di berbagai kota, kemudian memilih tempat di Reute
yakni suatu gedung biara yang sudah 100 tahun ditinggalkan, namun biara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
itu merupakan tempat ziarah makam Beata Elisabeth, seorang biarawati
Fransiskan yang sangat sederhana. Para suster memilih Beata Elisabeth
yang baik menjadi pelindung Kongregasi OSF Reute (Konstitusi Kogregasi
Suster OSF Sibolga, 1928: 87).
2. Awal Karya Misi di Indonesia
Pada Konsili Vatikan II para Uskup mengimbau agar biarawan-
biarawati dari Eropa rela melibatkan diri dalam karya misi, supaya cinta
kasih Kristus lebih dikenal. Pemimpin Umum OSF Reute berbicara dengan
Uskup Gratian Grimm, Administrator Prefektur Apostolik Sibolga yang
singgah di Reute saat menghadiri Konsili Vatikan II. Mereka memutuskan
bersama untuk memulai karya pelayanan OSF Reute di Sibolga.
Pada 7 Oktober 1964 lima suster pertama diutus dan tiba di Belawan,
Medan. Mereka mau memberikan diri dalam pengabdian sosial/kesehatan.
Belum ada rencana atau gambaran untuk membuka biara di kemudian hari,
karena saat itu sudah ada empat pusat Biara Fransiskanes di Sumatra Utara.
Melalui bantuan dari berbagai Tarekat di Keuskupan Agung Medan, para
suster mulai mempelajari bahasa dan kebudayaan setempat. Pada bulan
Agustus 1965 mereka membuka karya balai pengobatan (BP), taman kanak-
kanak (TK), pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK) di
Padangsidempuan, Tapanuli Selatan yang penduduknya mayoritas Islam.
Pada bulan Februari 1972 wilayah karya diperluas ke Pangaribuan Barus -
Tapanuli Tengah, dan pada April 1976 ke Idanö Gawö-Nias.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Pada Oktober 1976 persaudaraan yang kecil memutuskan untuk
menjadi Regio dan menerima saudari-saudari muda sebagai anggota.
Pelayanan terus dikembangkan, sejak tahun 1980 sampai sekarang ke Pulau
Tello, Tumbajae/Manduamas, Pandan, Sibolga, Gunung Sitoli, Mela dan
Pematangsiantar. Untuk meningkatkan wawasan dan mutu pelayanan para
Suster, dibuka rumah studi di Yogyakarta pada tahun 1994. Selanjutnya Juli
1999 dua orang suster menjadi misionaris ke Arari-Brasil, bagian Timur Laut
dan bekerja sama dengan para suster dari Jerman. Perkembangan ke arah
Indonesia Timur terjadi dengan membuka komunitas di Nangaroro/Flores
pada tahun 2004 dan kemudian membuka komunitas di Mataloko pada tahun
2011.
3. Visi
Berlandaskan semangat Injil dan teladan St. Fransiskus, para Suster OSF
memancarkan belaskasih Allah dengan mengangkat martabat dan
memulihkan kecitraan Allah dalam diri manusia yang menderita sesuai
dengan kebutuhan zaman serta membaharui diri terus-menerus.
4. Misi
Para Suster OSF terlibat dalam gerak keprihatinan Yesus Kristus melalui
karya-karya.
5. Spiritualitas Pendiri Tarekat dan Aktualisasinya dalam Kerasulan
Para pendiri menghayati spiritualitas St. Fransiskus dari Assisi. Mereka
telah mengenal dan mencintai semangat St. Fransiskus lewat para biarawan
OFM yang ada di kota Ehingen. Ketika memulai suatu persaudaraan, Bapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Uskup saat itu mengusulkan agar para saudari memilih semangat
St.Vinsensius, namun mereka tetap tertarik dengan semangat St. Fransiskus
Asisi.
Para pendiri menghayati spiritualitas ini melalui karya: merawat orang
sakit, lansia dan cacat. Kemudian di tahun-tahun selanjutnya para suster juga
mengembangkan karya kerasulan yang baru dengan mengasuh anak-anak
yang kehilangan orangtua (baby), mendampingi anak-anak di panti asuhan,
mendidik anak-anak di sekolah, mendampingi para remaja puteri dalam
asrama-asrama SLTP/ SLTA.
6. Karya-karya dan kehadiran OSF Sibolga di Indonesia saat ini:
a. Keuskupan Sibolga
1) Padangsidimpuan : Balai Pengobatan (BP), TK, Asrama Putri
2) Pangaribuan : BP/RB, TK
3) Idano Gawö – Nias : BP/RB, TK
4) Pulau Tello : BP, TK, Asrama Putri
5) Tumba Jae/Manduamas : BP/RB, Asrama Putri.
6) Sibolga : BP/RB, Kantor Yayasan.
7) Pandan : TK, SD, dan Asrama Putri
8) Gidö – Nias : Panti Asuhan, TK, mengasuh bayi yang
kehilangan ibu.
9) Gunungsitoli – Nias : Asrama Putri
10) Novisiat
11) Postulat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
b. Keuskupan Agung Medan
Naga Huta – Pematangsiantar : Rumah retret.
Medan : Rumah studi untuk para Suster
c. Keuskupan Agung Semarang
Yogyakarta : Rumah studi untuk para Suster
d. Keuskupan Agung Ende
Nangaroro Bajawa – Flores : Pastoral, TK, Asrama Putri
Mataloko – Flores : Asrama Putri, Pastoral
e. Karya OSF di Brasil
Keuskupan Arari : Pastoral Keluarga
E. Kajian Penelitian yang Relevan
1. Hia (2004) telah mengadakan penelitian tentang asertivitas para suster
Yunior dan Medior Kongregasi Suster-suter Belaskasih (SCMM) di
Sumatera Utara Provinsi Indonesia Tahun 2004. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian deskriptif dengan survei dan komparatif. Alat
pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal
asertivitas di antar suster junior dan suster medior.
2. Prudentia (2002) telah mengadakan penelitian mengenai tingkat asertivitas
Anak Panti Asuhan Santa Maria Boro Kalibawang Yogyakarta tahun ajaran
2001/2002. Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
deskripsi dengan populasi semua anak Panti Asuhan Santa Maria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Kalibawang Yogyakarta. Jumlah populasi adalah 43 anak. Alat
pengumpulan data adalah kuesioner. Hasil penelitiannya menunjukkan bawa
tidak ada perbedaan yang signifikan antara anak Panti Asuhan Santa Maria
Boro Kalibawang Yogyakarta yang bersuku Jawa dan yang bersuku lain.
Kekhasan dari penelitian peneliti dengan beberapa peneliti
sebelumnya adalah kuesioner yang disebarkan kepada responden dibuat
sendiri dengan bantuan dosen pembimbing. Alat penelitian yang digunakan
sudah terlebih dahulu diuji coba. Selain itu tempat dan responden peneliti
berbeda dengan tempat danresponden peneliti lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan jenis atau desain penelitian, tempat dan waktu
penelitian, populasi penelitian, definisi variabel penelitian, teknik dan instrumen
pengumpulan data, validitas dan reliabilitas instrumen, dan teknik analisis data.
A. Jenis atau Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode
survei. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha
menggambarkan dan menginterpretasi objek apa adanya. Penelitian deskriptif
pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama untuk menggambarkan secara
sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat
(Sukardi, 2003: 157). Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran
tentang asertivitas para suster junior suster OSF Sibolga tahun 2017.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Peneliti melaksanakan penelitian di Kongregasi Suster OSF Sibolga.
Penelitian dimulai pada bulan Februari sampai Maret 2017. Pengumpulan data
dilaksanakan 10 April 2017.
C. Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah para suster junior OSF Sibolga tahun 2017.
Populasi berjumlah 30 orang yang terdiri dari semua suster junior OSF Sibolga.
Semua anggota populasi diikutsertakan sebagai responden. Oleh sebab itu
penelitian ini merupakan penelitian populasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Alasan peneliti memilih para suster junior OSF Sibolga sebagai subjek
penelitian adalah: pertama, peneliti mengamati bahwa di antara para suster
junior sering terjadi salah paham, saling mendiamkan, saling menyalahkan
sebagai akibat dari kurangnya kemampuan berperilaku asertif; ini dapat
berdampak negatif bagi para suster junior. Kedua, hasil penelitian ini akan
dapat ditindaklanjutkan dalam rangka program pembinaan di kongregasi suster
OSF Sibolga, khususnya suster junior. Ketiga, peneliti sebagai anggota
kongregasi memperoleh kemudahan dalam melaksanakan penelitian.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang karakteristik
subjek penelitian, peneliti membuat tabulasi subjek berdasarkan tugas yang
diemban saat ini, seperti yang disajikan pada tabel 2.
Tabel 2
Tabel Subjek Penelitian
No Tempat Tugas Jumlah
1 Mahasiswa 8
2 Guru TK 6
3 Perawat 3
4 Pendamping Panti Asuhan 2
5 Pendamping Asrama 1
6 Kamar Jahit 1
7 Bendahara Sekolah 1
8 Bendahara Regionalat 1
9 Rumah Tangga 7
Jumlah Keseluruhan 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini tunggal yaitu asertivitas para suster junior
Kongregasi OSF Sibolga tahun 2017, yang definisinya disajikan pada bab I
bagian E nomor 1.
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Sugiono (2013) menjelaskan bahwa teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian
adalah mendapat data. Tanpa menggunakan teknik pengumpulan data yang
tepat, maka penelitian tidak akan mendapatkan data yang dibutuhkan.
Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk diteliti atau
dianalisis. Untuk itu diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang sesuai
dengan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini teknik bertanya secara tertulis melalui kuesioner.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitian kuantitatif digunakan instrumen untuk mengumpulkan
data (Sugiono, 2013). Instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat berupa
test, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan kuesioner. Dalam
penelitian ini, peneliti hanya menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpul data. Kuesioner adalah suatu alat pengumpulan informasi
dengan cara menyampaikan sejumlah pernyataan tertulis untuk dijawab
secara tertulis pula oleh responden (Margono, 2009: 167).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Kuesioner asertivitas dalam penelitian ini berbentuk pernyataan dengan
menggunakan model Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Dalam skala Likert terdapat 5 alternatif jawaban, tetapi dalam
kuesioner ini hanya 4 alternatif jawaban disediakan. Alternatif jawaban
tengah atau ragu-ragu (RG) tidak disediakan untuk mengurangi
kecenderungan responden dalam memberikan jawaban yang netral dan
untuk meningkatkan variabilitas respon (Sugiono, 2013).
Dalam kuesioner asertivitas ini ada dua bentuk yaitu pernyataan
favourable (positif) dan pernyataan unfavourable (negatif). Pernyataan
favourable (positif) adalah pernyataan yang mengungkap adanya
kemampuan asertivitas yang baik. Sedangkan pernyataan unfavourable
(negatif) adalah pernyataan yang menunjukkan tidak adanya atau rendahnya
asertivitas.
Peneliti menyediakan 4 alternatif yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S),
kurang sesuai (KS), dan tidak sesuai (TS). Pemberian skor untuk setiap
alternatif jawaban untuk masing-masing item pernyataan dalam instrumen
ini ditentukan sebagai berikut: untuk pernyataan favourable skor yang
diberikan untuk jawaban SS adalah 4, S adalah 3, KS adalah 2, dan TS
adalah 1. Sebaliknya, untuk pernyataan unfavourable skor yang diberikan
untuk jawaban SS adalah 1, S adalah 2, KS adalah 3, dan TS adalah 4.
Kuesioner asertivitas yang digunakan ini disusun oleh peneliti dan
didampingi oleh dosen pembimbing. Kuesioner ini bersifat tertutup dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
anonim dengan harapan agar para responden lebih terbuka dalam
memberikan informasi. Kuesioner tertutup, artinya kuesioner tersebut berisi
pernyataan-pernyataan yang jawabannya telah disediakan oleh peneliti.
Pada penyusunan kuesioner ini, peneliti membuat kisi-kisi yang dapat
dilihat pada tabel 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Tabel 3
Tabel Kisi-Kisi Kuesioner Asertivitas
Para Suster Junior OSF Sibolga Tahun 2017
No Aspek Indikator Nomor item Total
Positif Negatif
1 Mempromosikan
kesetaraan dalam
hubungan manusia
a. Menerima kelemahan diri
sendiri
1 2 3
b. Menempatkan kedua belah
pihak secara setara
4 3 7
2 Bertindak menurut
kepentingan diri
sendiri
a. Mengambil keputusan
untuk diri sendiri dan
melaksanakannya
4 2 6
b. Berani membangun relasi
dengan orang lain
4 3 7
c. Menetapkan tujuan 3 3
3 Membela diri
sendiri tanpa
kecemasan yang
beralasan
a. Berani berkata tidak
1 1 2
b. Menanggapi kritikan,
hinaan atau amarah dengan
terbuka
3 2 5
4 Mengekspresikan
perasaan dengan
nyaman dan jujur
a. Dapat mengungkapkan
perasaan negatif
2 1 4
b. Dapat mengungkapkan
perasaan positif
2 1 3
5 Mempertahankan
hak-hak pribadi
a. Memperoleh hidup layak
a.
2 1 3
b. Memperoleh informasi
3 1 4
6 Menghormati hak-
hak orang lain
a. Memberikan kebebasan
kepada orang lain
mengambil keputusan bagi
dirinya sendiri
1 1 2
b. Menghargai Orang Lain 4 2 6
Jumlah Total 34 20 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Validitas Instrumen
Validitas instrumen adalah taraf sejauh mana suatu instrumen mampu
mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo, 1995: 242). Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel
yang diteliti secara tepat. Dalam penelitian ini, validitas yang digunakan
adalah validitas isi, yaitu suatu validitas yang mempertanyakan apakah
butir-butir pernyataan dalam instrumen yang digunakan benar-benar
mengungkapkan asertivitas seperti yang dimaksudkan dalam penelitian ini
(Nurgiyantoro, 2002: 23).
Teknik statistik yang dipergunakan untuk menguji validitas instrumen
penelitian ini adalah teknik korelasi Product-Moment dari Pearson yaitu
dengan mengkorelasikan skor setiap item dengan skor total per aspek
dengan menggunakan bantuan program IBM SPSS Statistics 23. Adapun
rumus Product Moment adalah sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ √ ∑ ∑
Keterangan
: koefisien korelasi
: skor item
: skor total
: banyaknya subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Dalam penelitian dilakukan dua kali uji coba. Uji coba bertujuan untuk
mengetahu validitas dan realibilitas alat penelitian sehingga layak digunakan
sebagai alat yang baik untuk mengungkap hal-hal yang mau diungkap atau
diteliti. Uji coba kuesioner yang pertama dilaksanakan pada tanggal 20-23
Maret 2017. Responden uji coba alat ini adalah para suster junior dari 4
komunitas yaitu komunitas suster KSFL, komunitas suster KYM, komunitas
suster FdCC dan komunitas suster SSpS. Jumlah responden yaitu 30 orang.
Hasil uji coba menunjukkan bahwa ada 19 item yang tidak valid. Item yang
tidak valid itu disempurnakan lagi oleh peneliti bersama dengan dosen
pembimbing.
Uji coba yang kedua dilaksanakan pada tanggal 10 April 2017 pada
responden yang sesungguhnya sejumlah 30 suster junior. Uji coba yang
kedua ini sekaligus dijadikan sebagai pengumpulan data. Dalam uji validitas
digunakan taraf signifikansi 0,05 dengan N 30. Dari 54 item, terdapat 5 item
yang tidak valid sedangkan 49 item valid. Oleh karena itu, 49 item yang
valid ini yang digunakan untuk mengolah data selanjutnya. Dalam tabel 4
disajikan rincian item yang valid dan tidak valid. Kuesioner final disajikan
pada lampiran 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel 4
Tabel Rincian Item Valid dan Tidak Valid dari Kuesioner
Asertivitas Para Suster Junior Kongregasi OSF Sibolga
Tahun 2017
No Aspek Item Valid Item Tidak
Valid
1 Mempromosikan kesetaraan dalam
hubungan manusia
14, 22, 28, 30,
51, 54, 3, 21,
48
2 Bertindak menurut kepentingan diri
sendiri
7, 11, 13, 24,
28, 34, 32, 34,
35, 39, 43, 45,
53, 54
41
3 Membela diri sendiri tanpa
kecemasan yang beralasan
6, 9, 15, 20,
27, 33, 50
4 Mengekspresikan perasaan dengan
nyaman dan jujur
2, 12, 17, 23,
36, 49, 52
5 Mempertahankan hak-hak pribadi 3, 4, 10, 16,
18, 37, 40
5, 31
6 Menghormati hak-hak orang lain 8, 26, 42 42
Jumlah 49 5
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas instrumen merupakan taraf sampai di mana instrumen
mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya, yang ditampakkan
dalam taraf ketetapan dan ketelitian hasil. Reliabilitas mencari apakah
sebuah instrumen dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten
(Nurgiyantoro, 2002: 299).
Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan
rumus Cronbach Alpha (Ridwan, 2006), sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Rumus Cronbach Alpha
[
]
Keterangan:
dan
: varians skor belahan 1 dan varian skor belahan 2.
: Varian skor skala
Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan
bantuan program IBM SPSS Statistics 23. Hasil pengujian reliabilitas
tersebut dikonfirmasi dengan menggunakan kriteria Gulford (Masidjo,
1995 ) seperti disajikan dalam tabel 5.
Tabel 5
Tabel Kriteria Guilford
No Koefisien Korelasi Kualifikasi
1 0,91 - 1,00 Sangat Tinggi
2 0,71 - 0,90 Tinggi
3 0,41 - 0,70 Cukup
4 0,21 – 0,40 Rendah
5 < 0,20 Sangat Rencana
Berdasarkan kriteria di atas dapat disimpulkan bahwa koefisien
reliabilitas dari 49 butir item yang valid, dengan Cronbach’s Alpha
sebesar 0,923 termasuk dalam sangat tinggi.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan kegiatan setelah data terkumpul. Kegiatan
dalam menganalisis data meliputi: mengelompokkan data, mentabulasi data,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
menyajikan data yang diteliti, dan melakukan perhitungan untuk menjawab
rumusan masalah. (Sugiyono, 2013).
Berikut ini dijelaskan langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti untuk
menganalisis data penelitian Tingkat Asertivitas Para Suster Junior OSF
Sibolga tahun 2017:
1. Menentukan skor dilakukan dengan mengacu pada pedoman skoring yang
telah dibuat sebelumnya. Skor untuk item favourable yaitu SS diberi skor
4, S diberi skor 3, KS diberi skor 2, dan TS diberi skor 1. Sedangkan skor
untuk alternatif jawaban pernyataan unfavourable yaitu SS diberi skor 1, S
diberi skor 2, KS diberi skor 3 dan TS diberi skor 4.
2. Membuat tabulasi skor keseluruhan item-item data penelitian dengan
menggunakan Microsoft Excel 2010. Tabulasi data dapat dilihat pada
lampiran 2.
3. Menghitung jumlah skor keseluruhan item untuk setiap subjek
4. Menghitung validitas dan reliabilitas kuesioner dengan menggunakan
program IMB SPSS Statistics 23
5. Mengkategorisasi asertivitas para suster junior Kongregasi OSF Sibolga
tahun 2017. Kategorisasi dilakukan menurut kriteria Azwar yaitu disusun
berdasarkan distribusi normal. Menurut Azwar (2007) tujuan dari kategori
ini adalah untuk memisahkan subjek penelitian ke dalam kelompok-
kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut kontinum berdasarkan
kualifikasinya. Adapun penetapan norma kategorisasinya digunakan
hitungan yang terdapat pada tabel 6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 6
Tabel Penentuan Kriteria Secara Keseluruhan
Keterangan:
Skor Maksimum Teoritik : Skor tertinggi yang didapat
Skor Minimum Teoritik : Skor terendah yang didapat
Rata-rata teoritik (μ ) : Rata-rata teoritis skor maksi-mum dan skor
minimum
Standar Deviasi (σ) : Luas jarak rentangan dibagi 6
No Norma Ketegori
1 Sangat Tinggi
2 Tinggi
3 Sedang
4 Rendah
5 Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN USULAN
TOPIK-TOPIK PELATIHAN ASERTIVITAS
Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian, pembahasan dan usulan topik-
topik pelatihan asertivitas.
A. Hasil Penelitian
1. Tingkat Asertivitas Para Suster Junior Kongregasi OSF Sibolga Tahun
2017
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tingkat asertivitas
para suster junior Kongregasi OSF Sibolga tahun 2017. Dengan mengikuti
norma kategorisasi yang dikemukakan pada tabel 6 (BAB III) diperoleh hasil
perhitungan sebagai berikut:
Skor maksimum teoritik : 4 49= 196
Skor minimum teoritik :1 49= 49
Rata-rata teoritik :
Standar deviasi :
Berdasarkan data penelitian tentang asertivitas yang dianalisis dengan
teknik kategorisasi model distribusi normal, tingkat asertivitas para suster
junior Kongregasi Suster OSF Sibolga tahun 2017 adalah seperti yang
disajikan pada tabel 7.
96 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 7
Tabel Kategorisasi Tingkat Asertivitas Suster Junior
Kongregasi Suster OSF Sibolga Tahun 2017
Kategori Rentang Skor Subjek Persentase
Sangat Tinggi 159,25 – 196 3 10 %
Tinggi 134,75 – 159,24 17 56, 67 %
Sedang 110,25 – 134,74 10 33, 33 %
Rendah 85,75 – 110,24 0 0 %
Sangat Rendah 49 - 85,74 0 0 %
Jumlah 30 100 %
Berdasarkan tabe1 7 di atas dapat dilihat bahwa:
a. Ada sebanyak 3 responden (10 %) yang asertivitasnya sangat tinggi
b. Ada sebanyak 17 responden (56,57 ) yang asertivitasnya tinggi
c. Ada sebanyak 10 responden (33,33 %)yang asertivitasnya sedang
d. Tidak ada atau 0 % responden yang asertivitasnya rendah
e. Tidak ada atau 0 % responden yang asertivitasnya sangat rendah
Berdasarkan tabel 7 peneliti menyimpulkan bahwa tingkat asertivitas dari
sebagian besar para suster junior Kongregasi OSF Sibolga termasuk tinggi.
2. Topik-topik Pelatihan Asertivitas yang Sesuai untuk Meningkatkan
Asertivitas Suster Junior
Agar topik-topik yang diusulkan untuk meningkatkan asertivitas suster
junior sesuai maka perlulah diketahui masalah atau kebutuhan suster junior.
Masalah dalam hal asertivitas diketahui dengan melihat item kuesioner yang
skornya rendah. Berikut ini disajikan pada tabel 8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Penggolongan item berdasarkan jumlah skor yang dihitung dengan
mengikuti norma kategorisasi yang dikemukakan pada tabel pada tabel 6 (BAB
III) diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:
Skor Maksimum Teoritik : 4×30= 120
Skor Minimum Teoritik : 1×30= 30
Rata-rata teoritik (μ ) :
Standar Deviasi (σ) :
Tabel 8
Tabel Penggolongan Item Kuesioner Tingkat Asertivitas Para Suster
Junior Kogregasi Suster OSF Sibolga tahun 2017
Berdasarkan Jumlah Skor Rendah
Kategori Interval Jumlah Presentase Skor Item
Sangat Tinggi 92,5 – 120 21 42,86 % - -
Tinggi 77,5 - 92,4 21 42,86 % - -
Sedang 65,5 - 77,4 7 14,28 % 70
77
71
76
69
77
76
11
13
18
20
21
28
51
Rendah 47,5-62,4
Sangat Rendah 30-47,4
Jumlah 49 100 % - -
3
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Berdasarkan tabel 8 di atas dapat dilihat bahwa:
a. Ada 21 item (42,86 %) yang berada pada kategori sangat tinggi
b. Ada 21 item (42,86 %) yang berada pada kategori tinggi
c. Ada 7 item yang berada pada kategori sedang.
d.Tidak ada satu pun item yang berada pada kategori rendah dan sangat rendah.
Item-item yang berada pada kategori rendah (7 item) menunjukkan
rendahnya asertivitas dan dijadikan sebagai dasar untuk membuat usulan topik-
topik pelatihan asertivitas bagi para suster junior Kongregasi OSF Sibolga
tahun 2017. Secara lebih rincian item-item tersebut dipetakan pada tabel 9.
Rincian item-item yang skornya rendah disajikan pada tabel 9.
Berdasarkan item-item kuesioner yang rendah dibuat usulan topik-topik
asertivitas seperti yang disajikan pada lampiran 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 9 Tabel Item yang Mendapat Skor Rendah
Aspek Indikator Item
A. Mempromosikan
kesetaraan dalam
hubunganmanusia
1. Menenpatkan
Kedua Belah Pihak
51.Saya tidak iri dengan
orang yang memiliki
banyak talenta dan
lebih unggul dari
saya
21. Saya merasa kurang
nyaman waktu
berhadapan dengan
orang yang lebih
pandai atau unggul
dari saya.
B. Bertindak Menurut
Kepentingan Diri
Sendiri
1. Mengambil
keputusan untuk
diri sendiri dan
melaksanakannya:
13. Saya cenderung
ragu-ragu dan tidak
mudah mengambil
keputusan
2. Berani membangun
relasi dengan orang
lain
28.Saya menyalam
orang setiap kali
bertemu
11. Saya merasa sulit
langsung menyapa
orang yang baru saya
jumpai
C. Membela Diri Sendiri
Tanpa Kecemasan
yang Beralasan
2. Menanggapi
kritikan, hinaan atau
amarah dengan
terbuka
20. Saya mengucapkan
terima kasih kepada
orang yang
mengkritik saya
D. Mempertahankan
Hak-hak Pribadi
2. Memperoleh
informasi
18. Saya berani bertanya
di depan umum
secara spontan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Tingkat Asertivitas Suster Junior
Berdasarkan Tabel 7 disimpulkan bahwa sebagian besar suster junior
Kongregasi OSF Sibolga tahun 2017 memiliki kemampuan asertif yang
tinggi. Hal ini tidak sesuai dengan dugaan peneliti. Sebelumnya peneliti
menduga bahwa asertivitas para suster junior Kongregasi OSF Sibolga
rendah.
Pada pembahasan ini, peneliti membatasi pembahasan agar tidak terjadi
pengulangan yang tidak perlu. Peneliti menggolongkan hasil penelitian
menjadi 2 yaitu: tingkat asertivitas suster junior yang sangat tinggi (yang
sangat tinggi dan tinggi disatukan menjadi tinggi) dan tingkat asertivitas
yang rendah (golongan asertivitas yang sedang peneliti tafsirkan termasuk
dalam kategori rendah karena yang ideal sebenarnya adalah sangat tinggi).
Perilaku asertif yang tinggi menunjukkan adanya kemampuan untuk
mengungkapkan pikiran, perasaan, kebutuhan, keinginan, penolakan secara
langsung, jujur dan tegas serta untuk mendengarkan dan menerima kritikan
atau saran yang membangun. Suster junior diharapkan sudah mampu
berperilaku asertif, karena jika suster junior mampu berperilaku asertif,
maka suster junior akan mampu menjalani hidupnya dengan lebih baik
(Cawood, 1997).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 20 suster junior (66,67 %) yang
memiliki tingkat asertivitas yang tinggi dan tidak sesuai dengan dugaan
peneliti sebelumnya. Ada kemungkinan peneliti terlalu berpikir negatif dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
kurang objektif terhadap para suster junior Kongregasi Suster OSF Sibolga
dan salah menduga. Atau boleh jadi responden sudah mampu berperilaku
asertif. Kemungkinan lain adalah bisa jadi sebagian besar subjek tidak
memberikan jawaban yang objektif dan cenderung memberikan jawaban
yang menyenangkan serta ingin memperlihatkan segi dirinya baik.
Ada beberapa faktor yang kiranya mempengaruhi tingginya tingkat
asertivitas suster junior. Pertama, pola asuh orangtua mempengaruhi
perilaku asertif anak. Apabila pola asuh orangtua membebaskan anak untuk
berpendapat dan mengekspresikan dirinya, anak akan berani berpendapat,
tegas dan dapat memilih serta memutuskan sesuatu yang berkenaan dengan
hidupnya. Menurut Alberti & Emmons (2002: 81) orang akan menjalani
kehidupan yang lebih baik, jika yang bersangkutan mengekspresikan apa
yang dia inginkan dan membiarkan orang lain mengetahui bagaimana dia
ingin diperlakukan. Setiap orang memiliki keinginan untuk didengarkan dan
dihargai. Orang yang didengarkan dan dihargai akan memiliki sikap percaya
kepada orang lain dan dapat mengungkapkan dirinya kepada orang lain,
sehingga terbentuk hubungan yang lebih baik.
Faktor yang kedua yang kiranya mempengaruhi tingginya asertivitas
suster junior adalah dimilikinya konsep diri yang positif. Orang yang
memiliki konsep diri yang positif akan lebih mudah berinteraksi dengan
lingkungan sekitarnya dan akan mampu berperilaku asertif. Ketiga, kegiatan
dalam hidup bersama di komunitas bisa jadi mempengaruhi perkembangan
asertif para suster junior seperti sharing antar pribadi, sharing secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
bersama, diskusi, rekoleksi, retret, dan mengikuti kursus rohani dan
kepemimpinan. Hal ini diteguhkan oleh Gunarto (2008) yang menyatakan
bahwa kegiatan rutin dalam Cell Group menjadi kesempatan baik bagi
setiap anggota untuk mengembangkan asertivitas. Kegiatan-kegiatan
tersebut juga dalam berfungsi sebagi classical conditioning terhadap
perilaku asertif anggota. Saat sebagian besar anggota berperilaku asertif,
maka anggota lain akan terkondisikan juga untuk berperilaku asertif.
Suster junior yang memiliki kemampuan asertivitasnya tinggi perlu
menjaga dan terus mengembangkan kemampuan berperilaku asertif dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan berperilaku asertif akan tercipta hubungan
yang baik dengan orang lain, kerja sama dapat berjalan dengan baik,
kepercayaan diri meningkat dan kritik dapat diterima dengan baik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 10 suster junior (33,33 %) yang
asertivitasnya rendah. Tingkat asertivitas rendah adalah tidak ideal. Orang
yang asertivitasnya rendah cenderung kurang mampu mengungkapkan
pikiran dan perasaannya kepada orang lain, kurang mampu bekerja sama
dengan orang lain, memiliki kepercayaan diri rendah dan sulit mempercayai
orang lain.
Salah satu hambatan yang menyebabkan orang kurang bersikap asertif
adalah tidak atau kurang adanya keyakinan bahwa mereka mempunyai hak
untuk berperilaku asertif (Alberti & Emmons, 2002). Menurut Aaron Beck
(Alberti & Emmons, 2002) salah satu pola pikir yang menghambat orang
untuk berperilaku asertif yaitu konsep diri yang negatif. Orang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
memiliki konsep diri yang negatif kurang mampu mengungkapkan pikiran,
perasaan, keinginan dan kebutuhannya bahkan cenderung kurang mampu
berkata tidak terhadap ajakan orang yang tidak mendukung perkembangan
dirinya.
Hal-hal yang menyebabkan orang sulit berperilaku asertif adalah adanya
keinginan untuk menyenangkan orang lain yang membutuhkan persetujuan
dan dukungan; adanya rasa takut kalau menyinggung perasaan orang lain;
adanya perasaan takut kalau mendapat hukuman atau kehilangan; adanya
perasaan bersalah; adanya maksud untuk mendapat timbal balik; adanya
keinginan untuk mengidentifikasikan diri dengan lawan bicara; adanya
perasan diwajibkan atau diharuskan karena tugas; adanya keinginan
mengorbankan diri demi kepentingan orang lain; adanya kebutuhan akan
kekuatan untuk melakukan sesuatu (Lenz & Adams, 1995) .
Kemampuan suster junior untuk berperilaku asertif dapat ditingkatkan
sewaktu ada kegiatan komunitas seperti kapitel rumah, retret, rekoleksi, dan
sharing bersama di komunitas. Peningkatan kemampuan berperilaku asertif
akan berhasil kalau suster junior sadar akan perlunya terlibat aktif dalam
kegiatan komunitas serta didukung oleh para suster lainnya yang hidupnya.
Untuk membatu suster junior meningkat asertivitasnya, peneliti memberikan
usulan topik-topik pelatihan asertivitas yang dapat meningkatkan
kemampuan berperilaku asertif suster junior.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
2. Usulan Topik-topik Pelatihan Asertivitas Para Suster Junior
Kongregasi OSF Sibolga Tahun 2017
Topik pelatihan asertivitas dianggap sesuai kalau topik yng
bersangkutan relevan membantu suster junior memenuhi kebutuhan
asertivitas atau mengatasinya. Item-item yang skornya rendah
menunjukkan bahwa aspek asertivitas yang diungkap oleh aspek yang
bersangkutan rendah. Ini berarti suster junior bermasalah
Mengingat penting asertivitas dalam kehidupan di komunitas maka
perlu kemampuan untuk berperilaku asertif suster junior ditingkatkan.
Topik-topik yang diusulkan dalam penelitian ini dapat dianggap sesuai
dapat meningkatkan asertivitas suster junior.
Item-item kuesioner yang skornya teridentifikasi rendah sudah disajikan
pada tabel 9. Berdasarkan item-item yang skornya rendah itulah peneliti
membuat usulan program peningkatan asertivitas seperti yang terdapat
pada lampiran 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB V
PENUTUP
Dalam bab ini disajikan kesimpulan dari hasil penelitian, keterbatasan
penelitian, dan saran untuk berbagai pihak.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Sebagian besar suster junior Kongregasi OSF Sibolga tahun 2017 memiliki
tingkat asertivitas yang tinggi.
2. Tidak ada suster junior Kongregasi OSF Sibolga tahun 2017 yang memiliki
tingkat asertivitas rendah dan sangat rendah.
3. Teridentifikasi 7 item yang berada pada kategori sedang. Ketujuh butir item
tersebut dijadikan sebagai dasar penyusunan usulan program pelatihan
asertivitas pada para suster junior Kongregasi OSF Sibolga tahun 2017.
B. Keterbatasan Penelitian
1. Instrumen penelitian hanya dikonsultasikan dengan dosen pembimbing tidak
sepenuhnya melakukan “expert judgement”, karena tidak sempat
dikonsultasikan kepada ahli lain seperti ahli bahasa, ahli pendidikan, dan
ahli kebudayaan.
2. Alat yang digunakan hanya kuesioner. Sebaiknya dilakukan observasi dan
wawancaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
C. Saran
Peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut.
1.Kongregasi Suster OSF Sibolga
Pembinaan yang diberikan bagi setiap suster, postulant, aspiran, dan novis
perlu ditingkatkan. Hendaknya diberikan pelatihan khusus yang
berhubungan dengan asertivitas.
2.Tim Formator
Hendaknya para formator meningkatkan pendampingan yang dapat
meningkatkan asertivitas para formandi.
3. Para Suster Junior Kongregasi Suster OSF Sibolga Tahun 2017
Para suster junior hendaknya senantiasa belajar mengembangkan dan
memelihara kemampuannya berperilaku asertif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Daftar Pustaka
Adams, L & Lenz E. 1995. Be Your Best: Jadilah Diri Anda Sendiri.
Diterjemahkan oleh Kumara, A & Danan, P. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Alberti, R.E & Emmons, M.L 2002. Your Perfect Right: Panduan Praktis Hidup
lebih Ekspresif dan Jujur pada Diri Sendiri. Diterjemahkan oleh Buditjahya,
U.G. Jakarta: Elex Media Komputindo
Azwar, Saifuddin. 2007. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Dewan Pimpinan Umum Kongregasi OSF. 1982. Anggaran Dasar dan Cara
Hidup Saudara-Saudari Ordo Ketiga Regular Santo Fransiskus. Rottenburg-
Stuttgart
Gunarsa, Singgih. 2007. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta. Gunung Mulia
Gunarto, Petrus. 2008. Asertivitas Antar Anggota Cell Group di Joy Fellowship
Tahun 2007/2008 (Sikripsi). Yogyakarta: Program Sarjana S1 USD
Hia, R. 2004. Deskripsi Asertivitas Para Suster Yunior dan Medior Kongregasi
Suster-suster Cinta Kasih dari Maria Bunda Berbelaskasih (SCMM) di
Sumatera Utara Provinsi Indonesia Tahun 2004 (Skripsi). Yogyakarta:
Program Sarjana S1 USD
Hurlock, E.B. 1999. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga
Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta. Kencana
KBBI. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Kitab Hukum Kanonik (KHK)
Konstitusi Kongregasi Suster OSF Sibolga
LAI. 2006. Alkitab. Jakarta. Lembaga Biblika Indonesia
LIoyd, Sam R. 1991. Mengembangkan Perilaku Asertif yang Positif.
Jakarta:Binarupa Aksara
Margono, S. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Marpaung, W.N.Y. 2007. Perbedaan Tingkat Asertivitas Antara Mahasiswa
Batak Toba yang ada di Yogyakarta dengan Mahasiswa Toba yang Tinggal
di Medan. Yogyakarta: Program Sarjana S1 USD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Nurgiyantoro, B. Dkk. 2002. Statistik Terapan. Yogyakarta: Gadjah Mada
Universty Press
Prasetya, F.M. 2001. Tugas Pembinaan Demi Mutu Hidup Bakti. Yokyakarta.
Kanisius
Prasetya, F.M. 1992. Psikologi Hidup Rohani 2. Yogyakarta. Kanisius
Prudentia, N. 2002. Deskripsi Tingkat Asertivitas Anak Panti Asuhan Santa Maria
Kalibawang, (Sikripsi). Yogyakarta
Rahman, A.A. 2013. Psikologi Sosial. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada
Riduwan. 2006. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung.
Alfabeta
Sarwono, S. W., & Meinarno, E. A. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta. Raja Grafindo
Persada
Stein, Steven J. & Howard, E. B. 2004. Ledakan EQ: 15 Prinsip Dasar
Kecerdasan Emosional Meraih Sukses. Diterjemahkan oleh Januarisari, T.
R.& Murtanto, Y. Bandung : Kaifa
Sugiono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R & D. Bandung. Alfabeta
Sukardi, 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
KUESIONER PENELITIAN
Oleh:
Fitaria Hondro
NIM : 131114005
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
Lampiran 1. KuesionerPenelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
A. Kata Pengantar
Para suster yang terkasih, pada kesempatan ini saya memohon kesediaan
para suster untuk mengisi kuesioner ini. Tujuan kuesioner ini adalah untuk
mengetahui pengalaman para suster dalam berelasi dengan orang lain dalam
hidup sehari-hari.
Semua informasi dari para suster akan dirahasiakan. Demi amannya
kerahasiaan jawaban, nama tidak perlu dicantumkan. Informasi dari para suster
sangat berharga bagi saya. Karena itu, saya mohon para suster dapat
mengisinya secara terbuka, sesuai dengan pengalaman pribadi para suster
(bukan yang seharusnya/idealnya). Keterbukaan para suster sangat saya hargai.
Untuk semua bantuan dari para suster, saya mengucapkan terima kasih.
Identitas:
Pendidikan terakhir :
Tugas saat ini :
Bulan dan Tahun Lahir :
Lama di Biara :
B. Petunjuk Pengisian
1. Di bawah ini disajikan sejumlah pernyataan yang berkaitan dengan
pengalaman suster dalam berelasi dengan orang lain. Bacalah masing-
masing pernyataan tersebut dengan teliti. Kemudian tentukanlah seberapa
sesuai hal yang dimaksud dengan masing-masing pernyataan dengan
pengalaman suster? Nyatakanlah pendapat suster dengan memberikan tanda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
centang ( ) pada kolom alternatif jawaban yang sesuai dengan pengalaman
suster. Alternatif jawaban adalah sebagai berikut:
Sangat Sesuai(SS) : Hal ini sangat sesuai dengan pengalaman suster
Sesuai (S) : Hal ini sesuaidengan pengalaman suster
Kurang Sesuai (KK) : Hal ini kurang sesuai dengan pengalaman suster
Tidak Sesuai (TP) : Hal ini tidak sesuai dengan pengalaman suster
Periksa kembali jawaban Anda dengan teliti, sehingga tidak ada satu nomor
pun yang terlewatkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
SS = Sangat Sesuai; S = Sesuai; KS= Kurang Sesuai; TS = Tidak Sesuai
NO Seberapa sesuai hal yang dimaksudkan dengan
masing-masing pernyataan yang berikut dengan
pengalaman suster?
Alternatif
jawaban
SS S KS TS
1 Saya mudah memotong pembicaraan orang sebelum
dia selesai berbicara
2 Apabila saya merasatersinggung dengan perkataan
orang lain, saya akan mengungkapkannya secara
terus terang
3 Saya mengalami kesulitan bergaul dengan orang
yang berbeda suku atau latar balakang keluarga
dengan saya
4 Setiap hari saya bersyukur kepada Tuhan atas
anugerah yang saya terima dengan cuma-cuma
5 Saya memelihara kesehatan saya
6 Saya langsung tidak enak kalau saya dikritik
7 Saya menggunakan waktu secara efektif
8 Saya membiarkan orang lain untuk mengambil
kepututsan sendiri
9 Saya merasa tidak enak kalau saya menolak
permintaan orang lain dan cenderung mengikuti apa
yang diinginkannya
10 Saya cenderung menanyakan langsung kalau ada
yang kurang jelas daripada saya menduga-duga
11 Saya merasa sulit langsung menyapa orang baru
saya jumpai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
SS = Sangat Sesuai; S = Sesuai; KS= Kurang Sesuai; TS = Tidak Sesuai
NO Seberapa sesuai hal yang dimaksudkan dengan
masing-masing pernyataan yang berikut dengan
pengalaman suster?
Alternatif
Jawaban
SS S KS TS
12 Kalau saya marah, saya cenderung menutupinya
supaya tidak diketahui bahwa saya marah
13 Saya cenderung ragu-ragu dan tidak mudah
mengambil keputusan
14 Saya dapat menghargai dan menerima kekurangan
orang lain
15 Saya berusaha menangkap maksud baik dari orang
yang mengkritik saya
16 Saya sering makan makanan tanpa mengindahkan
nilai gizi
17 Saya dapat menyatakan secara terus terang ke orang
lain bahwa saya sedang bahagia
18 Saya berani bertanya secara spontan di depan
umum
19 Saya memperhatikan orang lain yang sedang
berbicara dengan penuh perhatian
20 Saya mengucapkan terima kasih kepada orang yang
mengkritik saya
21 Saya merasa kurang nyaman sewaktu saya
berhadapan dengan orang lain yang lebih pandai
atau unggul dari saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
SS = Sangat Sesuai; S = Sesuai; KS= Kurang Sesuai; TS = Tidak Sesuai
NO Seberapa sesuai hal yang dimaksudkan dengan
masing-masing pernyataan yang berikut dengan
pengalaman suster?
Alternatif
Jawaban
SS S TS KS
22 Dengan senang hati saya berani meminta maaf
kepada orang lain
23 Saya bisa tertawa lepas ketika saya sedang bahagia
24 Saya minta tolong orang lain mengerjakan sesuatu
tanpa merasa bersalah atau cemas
25 Saya cenderung menganggap pendapat orang lain
salah
26 Saya merasa tidak enak kalau kemauan saya tidak
dituruti
27 Kalau saya dikritik oleh orang lain, saya dapat
menanggapinya dengan tenang
28 Saya menyalami orang setiap kali bertemu
29 Saya berusaha memahami perasaan orang lain
30 Saya senang menunjukkan kebaikan orang lain
31 Saya malu bertanya mengenai informasi yang saya
butuhkan karena takut dianggap bodoh
32 Saya mengalami kesulitan mentaati jadwal yang
sudah saya tetapkan
33 Kalau saya ditegur oleh orang lain saya mudah
merasa direndahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
SS = Sangat Sesuai; S = Sesuai; KS= Kurang Sesuai; TS = Tidak Sesuai
NO Seberapa sesuai hal yang dimaksud dengan
masing-masing pernyataan yang berikut dengan
pengalaman suster?
Alternatif
jawaban
SS S KS TS
34 Saya mampu membuat keputusan setelah
mengadakan berbagai pertimbangan
35 Saya menyadari tujuan dari setiap kegiatan yang
saya lakukan
36 Saya sulit mengungkapkan kepada orang lain bahwa
perilakunya membuat saya tersinggung karena saya
takut dianggap kurang dewasa
37 Saya ikut merasa bangga kalau orang lain berhasil
38 Saya ikut merasa bangga kalau orang lain berhasil
39 Saya mudah berubah atau kurang konsisten dalam
mengikuti keputusan yang sudah saya ambil sendiri
40 Apabila saya membutuhkan informasi mengenai
suatu hal, saya memintanya kepada orang lain
dengan terus terang
41 Saya menjadi suster atas kemauan saya sendiri
42 Saya berusaha menangkap dan memahami hal baik
yang dikomunikasikan oleh orang lain
43 Saya tidak mudah akrab dengan orang lain dan
cenderung menghindar dari orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
SS = Sangat Sesuai; S = Sesuai; KS= Kurang Sesuai; TS = Tidak Sesuai
NO Seberapa sesuai hal yang dimaksudkan dengan
masing-masing pernyataan yang berikut dengan
pengalaman suster?
Alternatif
Jawaban
SS S KS TS
44 Saya bersedia dengan sabar atau dengan sungguh-
sungguh mendengarkan isi hati orang lain
45 Saya gigih berusaha mencapai tujuan yang sudah
saya tetapkan
46 Saya berani memulai menyapa orang lain setiap kali
bertemu
47 Saya konsekuen melaksanakan setiap keputusan
yang saya ambil
48 Saya tidak nyaman berteman dengan orang yang
memiliki kekurangan seperti cacat fisik
49 Saya sukar membagikan pengalaman saya ysang
menggembirakan kepada orang lain karena takut
dianggap sombong
50 Saya berani menolak permintaan orang lain tanpa
perasaan bersalah
51 Saya tidak iri dengan orang yang memiliki banyak
talenta dan lebih unggul dari saya
52 Saya berani mengungkapkan pada orang lain bahwa
saya jengkel atau mangkel
53 Saya berani atau tidak segan minta tolong kepada
orang lain
54 Ketika saya melakukan kesalahan, saya cenderung
diam dan tidak minta maaf
TERIMA KASIH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Tabel Hasil Uji Validitas
Nomor Item Parameter Nilai R Hitung keputusan item01 Pearson Correlation .467
**
Valid Sig. (2-tailed) .009
N 30
item02 Pearson Correlation .585**
Valid Sig. (2-tailed) .001
N 30
item03 Pearson Correlation .514**
Valid Sig. (2-tailed) .004
N 30
item04 Pearson Correlation .479**
Valid Sig. (2-tailed) .007
N 30
item05 Pearson Correlation .305
Tidak Valid Sig. (2-tailed) .101
N 30
item06 Pearson Correlation .463*
Valid Sig. (2-tailed) .010
N 30
item07 Pearson Correlation .423*
Valid Sig. (2-tailed) .020
N 30
item08 Pearson Correlation .571**
Valid Sig. (2-tailed) .001
N 30
item09 Pearson Correlation .417*
Valid Sig. (2-tailed) .022
N 30
item10 Pearson Correlation .517**
Valid Sig. (2-tailed) .003
N 30
Lampiran 2. TabelHasilUjiValiditas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
item11 Pearson Correlation .439*
Valid Sig. (2-tailed) .015
N 30
item12 Pearson Correlation .362*
Valid Sig. (2-tailed) .050
N 30
item13 Pearson Correlation .523**
Valid Sig. (2-tailed) .003
N 30
item14 Pearson Correlation .644**
Valid Sig. (2-tailed) .000
N 30
item15 Pearson Correlation .481**
Valid Sig. (2-tailed) .007
N 30
item16 Pearson Correlation .391*
Valid Sig. (2-tailed) .032
N 30
item17 Pearson Correlation .509**
Valid Sig. (2-tailed) .004
N 30
item18 Pearson Correlation .401*
Valid Sig. (2-tailed) .028
N 30
item19 Pearson Correlation .556**
Valid Sig. (2-tailed) .001
N 30
item20 Pearson Correlation .504**
Valid
Sig. (2-tailed) .005
N
30
item21 Pearson Correlation -.439*
Valid Sig. (2-tailed) .015
N 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
item22 Pearson Correlation .597**
Valid Sig. (2-tailed) .000
N 30
item23 Pearson Correlation .563**
Valid Sig. (2-tailed) .001
N 30
item24 Pearson Correlation .399*
Valid Sig. (2-tailed) .029
N 30
item25 Pearson Correlation .455*
Valid Sig. (2-tailed) .012
N 30
item26 Pearson Correlation .411*
Valid Sig. (2-tailed) .024
N 30
item27 Pearson Correlation .556**
Valid Sig. (2-tailed) .001
N 30
item28 Pearson Correlation .447*
Valid Sig. (2-tailed) .013
N 30
item29 Pearson Correlation .416*
Valid Sig. (2-tailed) .022
N 30
item30 Pearson Correlation .437*
Valid Sig. (2-tailed) .016
N 30
item31 Pearson Correlation .353
Tidak Valid
Sig. (2-tailed) .056
N
30
item32 Pearson Correlation .458*
Valid Sig. (2-tailed) .011
N 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
item33 Pearson Correlation .592**
Valid Sig. (2-tailed) .001
N 30
item34 Pearson Correlation .571**
Valid Sig. (2-tailed) .001
N 30
item35 Pearson Correlation .598**
Valid Sig. (2-tailed) .000
N 30
item36 Pearson Correlation .650**
Valid Sig. (2-tailed) .000
N 30
item37 Pearson Correlation .466**
Valid Sig. (2-tailed) .009
N 30
item38 Pearson Correlation .470**
Valid Sig. (2-tailed) .009
N 30
item39 Pearson Correlation .445*
Valid Sig. (2-tailed) .014
N 30
item40 Pearson Correlation .472**
Valid Sig. (2-tailed) .008
N 30
item41 Pearson Correlation .003
Tidak Valid Sig. (2-tailed) .989
N 30
item42 Pearson Correlation .356
Tidak Valid Sig. (2-tailed) .053
N 30
item43 Pearson Correlation .423*
Valid Sig. (2-tailed) .020
N 30
item44 Pearson Correlation .391*
Valid Sig. (2-tailed) .033
N 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
item45 Pearson Correlation .505**
Valid Sig. (2-tailed) .004
N 30
item46 Pearson Correlation .399*
Valid Sig. (2-tailed) .029
N 30
item47 Pearson Correlation .452*
Valid Sig. (2-tailed) .012
N 30
item48 Pearson Correlation .352
Tidak Valid Sig. (2-tailed) .056
N 30
item49 Pearson Correlation .580**
Valid Sig. (2-tailed) .001
N 30
item50 Pearson Correlation .514**
Valid Sig. (2-tailed) .004
N 30
item51 Pearson Correlation .504**
Valid Sig. (2-tailed) .005
N 30
item52 Pearson Correlation .561**
Valid Sig. (2-tailed) .001
N 30
item53 Pearson Correlation .601**
Valid Sig. (2-tailed) .000
N 30
item54 Pearson Correlation .419*
Valid Sig. (2-tailed) .021
N 30
jumlah Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabulasi Data Penelitian
No. 1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 2 4 3 3 3 3 4 4 2 4 4 3 3 3 4 3 4
2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2
3 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 3 4 4 1 4 4
4 4 2 4 2 4 3 4 3 3 2 3 2 4 4 4 3 2
5 3 3 3 4 3 2 3 1 3 2 3 4 3 3 2 3 2
6 2 2 2 2 3 2 2 1 2 1 3 2 3 3 2 3 2
7 1 4 3 2 4 2 4 4 3 1 1 2 4 2 3 3 1
8 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 1 4 3
9 3 3 3 4 4 3 3 3 3 1 3 4 3 2 2 3 1
10 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3
11 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 2
12 4 4 4 2 4 2 3 4 3 2 2 2 4 3 3 4 2
13 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3
14 4 3 3 3 3 3 4 3 2 2 4 3 4 3 3 3 2
15 2 2 3 3 2 2 3 3 2 1 2 2 3 2 2 2 1
16 3 1 3 2 3 2 4 2 3 2 2 2 3 3 4 2 2
17 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3
18 4 2 4 4 4 3 4 3 3 2 1 4 4 2 3 3 2
19 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
20 3 2 4 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2
21 3 3 2 3 4 3 3 2 2 2 4 3 3 2 3 3 2
22 4 2 4 1 3 3 4 2 3 3 2 1 4 3 2 3 3
23 3 1 2 1 3 3 3 1 2 2 2 1 3 3 3 2 2
24 3 2 4 3 3 3 3 1 3 4 2 3 3 3 3 3 4
25 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 2
26 4 1 2 1 4 2 3 3 3 2 2 1 1 3 3 4 2
27 3 1 4 1 2 3 3 3 3 3 2 1 3 3 1 1 3
28 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3
29 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
30 3 2 3 3 4 4 3 4 4 1 3 3 4 3 3 2 1
Lampiran 3.Tabulasi Data Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
N0 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 32 33 34 35 36
1 2 2 2 3 4 3 3 4 2 3 4 1 2 3 4 3 1
2 3 2 2 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
3 4 3 1 3 4 3 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 4
4 2 4 4 4 4 3 2 4 2 2 3 3 3 2 4 4 2
5 3 2 2 3 3 3 4 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3
6 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2
7 3 3 2 4 4 4 2 2 3 2 1 3 1 3 2 4 3
8 3 1 4 1 4 3 3 3 3 1 3 2 4 3 3 2 2
9 3 2 2 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4
10 3 3 2 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3
11 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
12 3 2 2 4 4 4 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3
13 3 3 3 4 3 4 4 2 3 2 3 3 3 3 4 4 3
14 3 3 3 4 4 4 4 3 3 2 4 2 4 3 3 4 4
15 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 1 2 2 2 3 3 1
16 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 4 2
17 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
18 3 4 2 4 4 4 4 2 3 4 1 3 4 3 4 4 2
19 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
20 2 2 2 3 3 4 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3
21 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 4 2 3 2 3 3 3
22 3 3 1 4 4 4 4 3 3 2 2 3 4 3 3 4 4
23 3 3 2 3 2 4 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 1
24 4 3 2 3 4 3 3 3 4 3 2 3 2 4 4 3 2
25 3 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3
26 2 1 4 1 4 2 4 3 2 2 2 3 2 2 4 3 1
27 2 2 4 3 3 3 3 3 2 4 2 3 2 2 3 3 1
28 3 2 1 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3
29 3 3 1 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3
30 3 2 1 4 4 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
No. 37 38 39 40 43 44 45 46 47 49 50 51 52 53 54
1 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 4 4 3
2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 4
3 4 4 2 4 2 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3
4 4 2 3 4 3 3 3 1 3 2 4 4 2 4 4
5 4 3 3 3 2 1 3 2 3 4 3 2 3 3 3
6 3 3 2 3 2 1 3 3 3 3 2 2 2 2 3
7 2 3 4 4 2 4 3 2 4 2 3 3 4 1 4
8 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 1 2 3 3
9 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3
10 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4
11 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3
12 4 3 3 4 2 4 4 2 3 3 4 2 4 4 3
13 4 2 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4
14 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4
15 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3
16 3 2 2 3 2 2 3 4 3 2 3 3 1 3 3
17 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4
18 4 3 3 4 3 3 4 2 4 4 4 4 2 4 4
19 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3
20 4 2 3 3 3 2 3 2 3 3 4 2 3 3 4
21 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3
22 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 2 4 4
23 4 3 3 3 3 1 3 2 3 2 2 3 1 3 4
24 3 4 2 3 3 1 4 3 3 3 4 3 2 3 3
25 4 3 3 3 3 1 3 3 3 4 3 3 3 3 4
26 3 2 2 4 2 3 3 2 2 4 2 1 1 3 2
27 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4 2 1 3 3
28 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 2 3 3 3
29 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4
30 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Topik-topik Pelatihan Asertivitas Para Suster Junior Tahun 2017 Kongregasi Suster OSF Sibolga
No. Item Topik Tujuan Metode Sumber
1 13. Saya cenderung ragu-
ragu dan tidak mudah
mengambil keputusan
“Mengambil
Keputusan”
Suster junior dapat
mengambil keputusan
bagi dirinya sendiri
Experiential
learning: Membaca
& bermain peran
Alberti, R.E. & Emmons, M.L
2002. Your Perfect Right: Panduan
Praktis hidup lebih Ekspresif dan
Juju pada Diri Sendiri. Jakarta:
Elex Media Komputindo
2 20. Saya mengucapkan
terima kasih kepada
orang mengkritik saya
“Pesan Aku” Suster junior berani
menerima kritikan
dengan terbuka
Experiential
learning: Membaca
& bermain peran
Alberti, R.E. & Emmons, M.L
2002. Your Perfect Right: Panduan
Praktis hidup lebih Ekspresif dan
Juju pada Diri Sendiri. Jakarta:
Elex Media Komputindo
3 18. Saya berani bertanya
secara spontan di depan
umum
“Pesan Aku” Suster junior berani
bertanya
Experiential
learning: Bermain
peran & Pemberian
tugas rumah
Alberti, R.E. & Emmons, M.L
2002. Your Perfect Right: Panduan
Praktis hidup lebih Ekspresif dan
Juju pada Diri Sendiri. Jakarta:
Elex Media Komputindo
4 28. Saya menyalami orang
setiap kali bertemu
“Pembukaan
Diri”
Suster junior berani
memulai pembicaraan
Experiential
learning: Ceramah &
Alberti, R.E. & Emmons, M.L
2002. Your Perfect Right: Panduan
Lampiran 4. Program PelatihanAsertivitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
11. Saya merasa sulit
langsung menyapa orang
yang baru saya jumpai
dengan orang lan bermain peran Praktis hidup lebih Ekspresif dan
Juju pada Diri Sendiri. Jakarta:
Elex Media Komputindo
5 51. Saya tidak iri dengan
orang yang banyak
memiliki banyak talenta
dan lebih unggul dari
saya
21. Saya merasa kurang
nyaman waktu
berhadapan dengan orang
yang lebih pandaii atau
unggul dari saya
“Menghargai
Orang Lain”
Para suster junior
menerima kelebihan
dan kekurangan orang
lain
Experiential
learning: Ceramah &
bermain peran
Alberti, R.E. & Emmons, M.L
2002. Your Perfect Right: Panduan
Praktis hidup lebih Ekspresif dan
Juju pada Diri Sendiri. Jakarta:
Elex Media Komputindo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 5. Surat IjinUji CobaKomunitas KSFL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran 6. Surat IjinUji CobaKomunitas KYM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 7. Surat Ijin Uji Coba Komunitas FdCC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 7. SuratIjinUjiCobaKomunitasFdCC
Lampiran 7. Surat Ijin Uji Coba Komunitas SpSS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lampiran 8. SuratIjinUjiPenelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI