100
i TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA (Studi Deskripsif pada Para Suster Junior OSF Sibolga tahun 2017 dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Pelatihan Asertivitas) SIKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Disusun oleh: Fitaria Hondro NIM: 131114005 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

i

TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR

KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA

(Studi Deskripsif pada Para Suster Junior OSF Sibolga tahun 2017 dan

Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Pelatihan Asertivitas)

SIKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh:

Fitaria Hondro

NIM: 131114005

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

i

TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR

KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA

(Studi Deskripsif pada Para Suster Junior OSF Sibolga tahun 2017 dan

Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Pelatihan Asertivitas)

SIKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh:

Fitaria Hondro

NIM: 131114005

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

iv

MOTTO

Bawalah aku berjalan dengan kebenaranMu dan ajarlah aku sebab

engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau ku nanti-nantikan

sepanjang hari (Mazmur 25: 5)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

v

PERSEMBAHAN

Sikripsi ini kupersembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus yang telah, mencintai,

memanggil, menyertai dan selalu menguatkan saya

Para susterku di Kongregasi OSF Sibolga

Ayahanda tercinta yang senantiasa mendukung dan

menyemangati saya

Para Dosen di Prodi BK Universitas Sanata Dharma

Teman-teman BK angkatan 20013

Almamaterku Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

viii

ABSTRAK

TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR

KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA

(Studi Deskripsif pada Para Suster Junior OSF Sibolga tahun 2017 dan

Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Pelatihan Asertivitas)

Fitaria Hondro

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2107

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tingkat asertivitas

para suster junior OSF Sibolga tahun 2017 dan mengetahui program pelatihan

asertivitas yang sesuai untuk meningkatkan asertivitas para suster junior OSF

Sibolga.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei.

Subjek penelitian adalah semua suster junior Kongregasi Suster OSF Sibolga

tahun 2017 yang berjumlah 30 orang. Penelitian ini termasuk penelitian populasi.

Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner asertivitas. Teknik

analisis data adalah kategorisasi menurut Azwar (2007). Asertivitas digolongkan

menjadi lima, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.

Perhitungan indeks reliabilitas kuesioner menggunakan Alpha Cronbach dan

diperoleh koefisien reliabilitas instrumen sangat tinggi yaitu 0,923.

Hasil penelitian adalah sebagai berikut: ada 3 suster junior (10 %) yang

asertivitasnya sangat tinggi, ada 17 suster junior (56,67 %) yang asertivitasnya

tinggi, dan ada 10 (33,33 %) suster junior yang asertivitasnya sedang dan tidak

ada suster junior yang asertivitasnya rendah dan sangat rendah. Bertolak dari

item-item kuesioner yang skornya rendah dibuat usulan topik-topik pelatihan

peningkatan asertivitas.

Kata Kunci: Asertivitas, topik-topik pelatihan asertivitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

ix

ABSTRACT

ASSERTIVENESS LEVEL OF JUNIOR SISTERS OF

OSF SIBOLGA SISTER CONGREGATION

(Descriptive Study of Junior Sisters of OSF Sibolga in 2017 and its

Implication for the Proposal of Assertiveness Training Topics)

Fitaria Hondro

Sanata Dharma University

Yogyakarta 2107

This research was aimed at finding description of assertiveness level of

junior sisters of OSF Sibolga in 2017 and finding suitable assertiveness training to

improve assertiveness of junior sisters of OSF Sibolga.

This research was descriptive research with survey method. The subject of

this research was all 30 junior sisters of OSF Sibolga Sister Congregation in 2017.

This research was population research. Data collecting instrument used was

assertiveness questionnaire. Data analysis technique was categorization according

to Azwar (2007). Assertiveness was grouped into five categories, namely very

high, high, medium, low, and very low. Questionnaire reliability index calculation

used Alpha Cronbach and from it was yielded very high instrument reliability

coefficient, which was 0.923.

Here are the results of the research: There were 3 junior sister (10%) with

very high assertiveness, 17 junior sisters (56.67%) with high assertiveness, and 10

(33.33%) with medium assertiveness, and none of them had low or very low

assertiveness. From questionnaire items with low score was made proposal of

assertiveness improvement training topics.

Keyword: Assertiness, Assertiveness Training Topics

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan sumber segala yang baik, atas segala berkat,

bimbingan dan cintaNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir ini

dengan baik.

Peneliti sungguh menyadari bahwa terselesaikannya sikripsi ini tidak lepas

dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik berupa doa, sumbangan

pikiran, tenaga, waktu, kesabaran dalam membimbing peneliti selama proses

penyusunan sikripsi ini hingga selesai. Oleh karena itu, pada kesempatan ini,

peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus dan penuh kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku Ketua Prodi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Juster Donal Sinaga, M.Pd selaku Wakil Ketua Program Studi

Bimbingan dan Konseling.

4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku dosen pembimbing sikripsi yang selalu

mengarahkan, dan mendamping dengan penuh kesabaran dan kerelaan dalam

menyelesaikan sikripsi ini.

5. Panitia penguji Ujian Sarjana Program Studi Bimbingan Konseling, yang

memberikan kesempatan kepada peneliti untuk mempertanggungjawabkan

sikripsi ini.

6. Bapak/ibu dosen dan karyawan Program Studi Bimbingan dan Konseling yang

senantiasa mendukung, dengan penuh kesabaran, memberikan semangat, dan

membagikan ilmunya selama peneliti menempuh studi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

xi

7. Sr. Sesilia Lie, OSF sebagai pemimpin regio dan Para Dewan Pimpinan Regio

Kongregasi Suster OSF Sibolga, yang telah berkenan memberikan kesempatan

kepada peneliti untuk melakukan penelitian di Kongregasi Suster OSF Sibolga.

8. Para suster junior Kongregasi Suster OSF Sibolga tahun 2017, yang telah

bersedia membantu peneliti untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

9. Ayahanda tercinta Bernardus Bali Hondro yang selalu mendukung,

mendoakan, menyemangati dan meneguhkan peneliti.

10. Para susterku OSF Sibolga komunitas Saudara Leo Yogyakarta Sr. M. Yovita

Hutabarat OSF (Pemimpin Komunitas), Sr. M. Daniela Siringo-ringo OSF, Sr.

M. Monika Pasaribu OSF, Sr. Klemensia Halawa OSF, Sr. M. Felisitas Sihura

OSF, dan Sr. M. Valentia Pasaribu OSF yang telah mendukung, mendoakan,

dan memberikan semangat kepada peneliti selama peneliti menempuh studi

dan khususnya dalam proses penyelesaian sikripsi ini.

11. Sr. M. Alice FSGM sebagai teman angkatan yang selama ini telah mendukung,

memberikan semangat, memberikan perhatian dan cinta kepada peneliti.

12. Sr. Anas SdC, Br. Purwanto FIC, Br. Berdinus CSA sebagai teman

seperjuangan dalam panggilan dan teman angkatan yang selema ini telah

mendukung, memberi semangat, memberi perhatian dan cinta kepada peneliti.

13. Teman-teman seperjuangan BK 2013, secara khusus BK kelas A 2013, yang

telah mendukung, memberikan semangat dan kegembiraan selama berproses

di bangku kuliah.

Peneliti menyadari bahwa penulisan sikripsi ini masih jauh dari sempurna.

Tetapi peneliti berharap sikripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

xii

Yogyakarta, 26 Mei 2017

Fitaria Hondro

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

HALAMAN MOTTO .................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................................... vii

ABSTRAK ..................................................................................................... viii

ABSTRACT ..................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL........................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 6

D. Rumusan Masalah .............................................................................. 6

E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 7

G. Batasan Istilah .................................................................................... 7

1. Asertivitas .................................................................................... 7

2. Usulan Topik Pelatihan Asertivitas ----------------------------------- 8

3. Kongregasi ................................................................................... 8

4. OSF Sibolga ................................................................................. 8

5. Suster Junior................................................................................. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 9

A. Hakikat Suster Junior Kongregasi Suster OSF Sibolga Sebagai

Individu yang Sedang Menjalani Masa Dewasa Awal ............... 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

xiv

1. Suster Junior Pada Masa Dewasa Awal ........................................ 9

2. Ciri-ciri Masa Dewasa Awal ........................................................ 9

3. Masa Juniorat ............................................................................... 12

B. Hakikat Asertivitas............................................................................. 13

1. Pengertian Asertivitas ................................................................... 13

2. Aspek-aspek Asertivitas ................................................................ 14

3. Manfaat Asertivitas ....................................................................... 18

4. Hambatan-hambatan dalam Mewujudkan Asertivitas .................. 19

5. Cara-cara Meningkatkan Asertivitas ............................................. 20

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Asertivitas ............................. 23

C. Perbedaaan Perilaku Asertif, Non Asertif dan Agresif ...................... 26

D. Kongregasi Suster OSF Sibolga......................................................... 28

1. Sejarah Kongregasi Suster OSF Sibolga ....................................... 28

2. Awal Karya Misi di Indonesia ...................................................... 29

3. Visi ................................................................................................ 30

4. Misi................................................................................................ 30

5. Sipritualitas Pendiri Tarekat dan Aktualisasinya

dalam Kerasulan .............................................................................. 30

6. Karya-karya dan Kehadiran Kongregasi Suster OSF Sibolga ...... 31

E. Kajian Penelitian yang Relevan ......................................................... 32

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 34

A. Jenis atau Desain Penelitian ............................................................... 34

B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 34

C. Populasi Penelitian ............................................................................. 34

D. Variabel Penelitian ............................................................................. 36

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ......................................... 36

1. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 36

2. Instrumen Pengumpulan Data ....................................................... 36

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen .................................................. 40

1. Validitas Instrumen ........................................................................ 40

2. Reliabilitas Instrumen .................................................................... 42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

xv

G. Teknik Analisis Data.......................................................................... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN USULAN

PROGRAM PELATIHAN ASERTIVITAS.................................. 46

A. Hasil Penelitian .................................................................................. 46

1. Tingkat Asertivitas Para Suster Junior Kongregasi Suster

OSF Sibolga Tahun 2017 ............................................................... 46

2. Topik-topik Pelatihan yang Sesuai untuk Meningkatkan

Asertivitas Suster Junior ................................................................ 47

B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 51

1. Tingkat Asertivitas Suster Para Suster Junior ................................ 51

2. Usulan Topik-topik Pelatihan Asertivitas Para Suster

Junior Kongregasi Suster OSF Sibolga Tahun 2017 .................... 55

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 55

A. Kesimpulan ....................................................................................... 56

B. Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 56

C. Saran .................................................................................................. 57

1. Kongregasi Suster OSF Sibolga .................................................... 57

2. Tim Formator ................................................................................. 57

3. Para Suster Junior Kongregasi Suster OSF Sibolga

Tahun 2017..................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 58

LAMPIRAN .................................................................................................... 59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbedaan Perilaku Asertif, Non Asertif dan Agresif ........................ 27

Tabel 2. Subjek Penelitian................................................................................ 35

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Asertivitas Para Suster Junior Kongregasi

Suster OSF Sibolga Tahun 2017 ........................................................ 39

Tabel 4. Rincina Item Valid dan Tidak Valid dari Kuesioner Asertivitas Para

Suster Junior Kongregasi Suster OSF Sibolga Tahun 2017 .............. 42

Tabel 5. Kriteria Guildford .............................................................................. 43

Tabel 6. Penentuan Kriteria Secara Keseluruhan ............................................. 45

Tabel 7. Kategorisasi Tingkat Kuesioner Asertivitas Para Suster Junior

Kongregasi OSF Sibolga Tahun 2017 ............................................... 47

Tabel 8. Penggolongan Item Kuesioner Tingkat Kuesioner Asertivitas

Para Suster Junior Kongregasi Suster OSF Sibolga Tahun 2017

Berdasarkan Jumlah Skor Rendah ..................................................... 48

Tabel 9. Item yang Mendapat Skor Rendah ..................................................... 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian .................................................................... 60

Lampiran 2.Tabel Hasil Uji Validitas. ............................................................ 68

Lampiran 3. Tabulasi Data Penelitian .............................................................. 73

Lampiran 4. Program Pelatihan Asertivitas ..................................................... 75

Lampiran 5. Surat Uji Coba Penelitian Komunitas KSFL ............................... 77

Lampiran 6. Surat Uji Coba Penelitian Komunitas KYM .............................. 78

Lampiran 7. Surat Uji Coba Penelitian Komunitas FdCC ............................... 79

Lampiran 8. Surat Uji Coba Penelitian Komunitas SpSS ................................ 80

Lampiran 9. Surat Ijin Penelitian ..................................................................... 81

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

1

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah

pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

batasan istilah yang digunakan.

A. Latar Belakang Masalah

Setiap manusia membutuhkan kehadiran orang lain. Manusia tidak dapat

hidup sendiri tanpa kehadiran orang lain, karena manusia membutuhkan

dukungan dan bantuan orang lain. Dengan kata lain, manusia sebagai makhluk

sosial tidak dapat hidup sendirian di dunia ini; manusia hidup bersama dengan

sesamanya.

Menurut Hurlock (1999) salah satu tugas perkembangan pada masa

dewasa awal adalah bergabung dalam suatu kelompok sosial yang cocok. Pada

masa ini kemampuan membina relasi sangat penting, yaitu relasi yang timbal

balik antara manusia dengan lingkungannya. Manusia perlu belajar

membangun relasi yang baik dengan cara mengendalikan diri dan tidak hanya

mementingkan kepentingan diri sendiri, tetapi juga memperhatikan

kepentingan orang lain dan bersikap terbuka terhadap orang lain.

Hakikat hidup religius adalah suatu cara khusus dalam mencintai Kristus,

yaitu dengan hati yang tidak terbagi. Cinta dengan hati yang tidak terbagi ini

melibatkan pribadi dalam keseluruhannya, menggunakan seluruh kemampuan

untuk mencintai. Kaum religius secara total memberikan diri untuk menjadi

milik Allah yang diperuntukkan bagi pelayanan dan pemuliaanNya dalam

bentuk hidup komunitas (Prasetya, 1992).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

2

Hidup berkomunitas merupakan ciri khas hidup religius. Orang religius

dipanggil untuk membangun komunitas persaudaraan dengan meniru Gereja

perdana (LAI, 2006). Para religius terpanggil untuk hidup berkomunitas artinya

berusaha menjadi pewarta Injil kepada semua orang, menghayati nilai-nilai

persaudaraan dan kesetaraan dalam melanjutkan misi Tuhan Yesus Kristus.

Komunitas religius terdiri atas pribadi-pribadi, baik itu pembesar,

fungsionaris yang lain dan anggota-anggota. Mereka bersatu karena dipanggil

ke tujuan yang sama untuk mewujudkan cita-cita yakni mewartakan cinta kasih

bagi sesama bukan atas dasar kecocokan satu sama lain. Dalam mencapai cita-

cita yang luhur itu, para religius diharapkan mampu membangun komunitas

yang anggota-anggotanya mampu berperilaku asertif dan hidup secara

harmonis.

Menurut Gunarsa (2007) asertivitas atau berperilaku asertif merupakan

perilaku antar perorangan (interpersonal) yang melibatkan kejujuran dan

keterbukaan pikiran dan perasaan. Dengan memiliki sikap atau perilaku yang

asertif hubungan antar individu satu dengan yang lainnya dapat berjalan

dengan baik dan efektif. Hubungan yang efektif dan baik akan terbangun kalau

ada sikap saling menghargai dan menghormati satu sama lain dengan

menjunjung tinggi nilai kejujuran dan mampu mengungkapkan perasaan secara

tegas, lugas, tidak melanggar hak-hak asasi manusia, dan tanpa menyakiti

perasaan orang lain. Apabila individu tidak dapat berperilaku asertif dalam

kehidupan sosialnya, maka dapat timbul hubungan yang tidak harmonis,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

3

kurangnya kekeluargaan, dan dapat pula terjadi pertikaian atau tingkat

agresivitas yang tinggi.

Kongregasi Suster OSF Sibolga merupakan salah satu lembaga hidup bakti

yang menghidupi semangat St. Fransiskus Assisi. Para suster dipanggil untuk

menjadi tanda kehadiran Kristus di dunia ini melalui teladan hidup dan karya.

Para suster melaksanakan karya dengan melayani Allah dalam diri manusia

yang menderita. Para suster OSF Sibolga diharapkan dapat membantu

melayani orang-orang kecil dan menderita yang memerlukan kasih dan

pelayanan.

Ciri semangat St. Fransiskus dari Assisi adalah bersaudara atau

persaudaraan. Semangat inilah pula yang dihidupi oleh para suster OSF

Sibolga yang hidup dalam komunitas. Komunitas menjadi tempat bagi anggota

bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang utuh.

Para suster junior adalah para suster yang masih belum berkaul kekal;

masih berkaul sementara. Menurut Kitab Hukum Kanonik masa juniorat

berlangsung selama 9 tahun. Kitab Hukum Kanonik menegaskan bahwa suster

atau biarawan/biarawati baru bisa mengucapkan kaul kekal atau kaul seumur

hidup setelah menjalani masa juniorat selama 5 tahun, dan apabila selama 9

tahun suster junior belum mengucapkan kaul kekal, maka dia dianjurkan untuk

meninggalkan biara, dan tidak menjadi suster. Suster yang belum

mengucapkan kaul kekalnya di hadapan Gereja disebut suster juniorat.

Para suster junior berada pada fase perkembangan dewasa awal. Masa

dewasa awal merupakan periode masa transisi dari masa remaja akhir ke masa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

4

dewasa awal. Menurut Hurlock (1999: 246) orang dewasa awal adalah individu

yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan

dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya.

Salah satu ciri masa dewasa awal ialah mampu berperilaku asertif.

Cawood (1997: 13) mendefinisikan perilaku asertif sebagai ekspresi yang

langsung, jujur dan pada tempatnya dari pikiran, perasaan, kebutuhan, atau

hak-hak tanpa kecemasan yang beralasan. Perilaku asertif membutuhkan

keterbukaan terhadap diri sendiri secara jujur dan orang lain. Orang-orang yang

bersikap asertif bergaul dengan jujur dan langsung, menyatakan perasaan,

kebutuhan-kebutuhan, ide-ide, dan mempertahankan haknya tetapi dengan cara

yang tepat.

Adalah kenyataan bahwa apa pun profesi orang atau posisi dan bentuk

hidup yang dipilih orang, ia tetap membutuhkan asertif. Hal ini berlaku bagi

para suster dalam menjalin relasi dengan sesama baik di komunitas maupun di

karya. Seorang suster juga membutuhkan asertif. Para suster yang hidup

bersama di komunitas membutuhkan keterampilan asertif.

Realitas hidup menunjukkan bahwa di antara para suster junior

Kongregasi Suster OSF Sibolga asertivitas masih sebatas cita-cita sehingga

dalam komunitas terjadi salah paham, saling curiga, dan cukup banyak yang

kurang mampu mengungkapkan pendapat secara spontan, kurang mampu

mengungkap perasaan secara terbuka; sering perasaan yang negatif dipendam

saja dalam hati. Kekurangmampuan berperilaku asertif berpengaruh pada relasi

dalam hidup bersama di komunitas; relasi yang tidak baik di komunitas dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

5

mempengaruhi setiap anggota komunitas. Pelayanan yang dilakukan pun tidak

lagi menjadi tanda kehadiran Kristus bagi siapa saja yang dilayani.

Penelitian ini dilakukan untuk melihat tingkat asertivitas para suster junior

OSF Sibolga. Kalau ternyata tidak atau kurang asertif, perlu dilakukan upaya

meningkatkan asertivitas para suster junior OSF Sibolga.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan di atas, dapat

diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

1. Di antara para suster junior Kongregasi Suster OSF Sibolga asertivitas

masih sebatas cita-cita.

2. Dalam komunitas terjadi salah paham, saling curiga, dan cukup banyak

yang kurang mampu mengungkapkan pendapat secara spontan, kurang

mampu mengungkap perasaan secara terbuka; sering perasaan yang negatif

dipendam saja dalam hati.

3. Kekurangmampuan berperilaku asertif berpengaruh pada relasi dalam hidup

bersama di komunitas. Relasi yang tidak baik di komunitas mempengaruhi

setiap anggota komunitas dalam pelayanan yang dilakukan dan

keberadaannya tidak lagi menjadi tanda kehadiran Kristus bagi siapa saja

yang dilayani.

4. Belum ada gambaran yang objektif mengenai kemampuan para suster junior

OSF Sibolga dalam berperilaku asertif.

5. Belum pernah diadakan pelatihan asertivitas di kongregasi suster OSF

Sibolga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

6

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada tingkat asertivitas para suster junior OSF

Sibolga tahun 2017.

D. Rumusan Masalah

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang

asertivitas para suster junior OSF Sibolga tahun 2017 dan untuk mengetahui

topik-topik yang sesuai untuk meningkatkan asertivitas. Secara lebih terinci,

pertanyaan yang mau dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Seberapa tinggi tingkat asertivitas para suster junior OSF Sibolga tahun

2017?

2. Topik-topik pelatihan asertivitas manakah yang sesuai untuk meningkatkan

asertivitas suster junior OSF Sibolga tahun 2017.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Memperoleh gambaran tingkat asertivitas para suster junior OSF Sibolga

tahun 2017.

2. Mengetahui topik-topik pelatihan asertivitas yang sesuai untuk

meningkatkan asertivitas para suster junior OSF Sibolga.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai

tingkat asertivitas suster junior Kongregasi Suster OSF Sibolga tahun 2017

dan sumbangan bagi pengembangan dan pengetahuan dalam sistem

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

7

pembinaan kaum religius, khususnya dalam rangka meningkatkan asertivitas

para suster junior OSF tahun 2017.

2. Manfaat Praktis

a. Dewan Pimpinan Kongregasi Suster OSF Sibolga dan para suster yang

mendapat tugas sebagai formator dapat memperoleh masukan untuk

mengembangkan program peningkatan asertivitas para suster junior OSF

tahun 2017.

b. Peneliti dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bekal untuk tugas

selanjutnya yang dipercayakan kongregasi.

c. Peneliti lain dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai sumber

inspirasi atau bahan pembanding apabila ingin mengembangkan penelitian

di sekitar topik yang sama.

G. Batasan Istilah

1. Asertivitas

Asertivitas adalah perilaku yang mempromosikan kesetaraan dalam

hubungan manusia, dengan berani bertindak demi kepentingan kita sendiri,

mampu membela diri sendiri tanpa kecemasan yang tidak semestinya,

mengekspresikan perasaan dengan jujur dan nyaman, serta mempertahankan

hak-hak pribadi tanpa menyangkali hak-hak orang lain, seperti yang

dimaksudkan dengan butir-butir kuesioner.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

8

2. Usulan Topik Pelatihan Asertivitas

Usulan topik pelatihan asertivitas adalah serangkaian topik yang peneliti

usulkan untuk dijadikan bahan pelatihan asertivitas guna meningkatkan

asertivitas suster junior.

3. Kongregasi

Kongregasi adalah perkumpulan para biarawati-biarawan atau rohaniwan,

rohaniwati Katolik dari satu kesatuan khusus (KBBI, 1990: 445).

4. OSF Sibolga

OSF yang merupakan singkatan dari Ordo Santo Fransiskus (OSF) adalah

salah satu lembaga hidup bakti yang menghayati semangat hidup St.

Fransiskus dari Assisi yang berdomisili di Keuskupan Sibolga.

5. Suster Junior

Para suster junior adalah para suster yang pada tahun 2017 masih berkaul

sementara, atau belum mengucapkan kaul kekal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

9

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini diuraikan hakikat suster junior OSF Sibolga sebagai

individu yang sedang menjalani masa dewasa awal, hakikat asertivitas, hakikat

kongregasi suster OSF Sibolga, dan penelitian yang relevan.

A. Hakikat Suster Junior Kongregasi Suster OSF Sibolga Sebagai Individu

yang Sedang Menjalani Masa Dewasa Awal

1. Suster Junior Pada Masa Dewasa Awal

Menurut Jahja (2011: 246) masa dewasa awal adalah masa sekitarnya

usia 21 tahun sampai 40 tahun. Masa ini merupakan masa kemantapan,

masa reproduktif, masa menyesuaikan diri terhadap pola-pola kehidupan

baru dan harapan-harapan baru. Masa dewasa awal sering dikatakan sebagai

masa yang sulit karena pada masa ini individu yang dahulu tergantung pada

orangtua, harus belajar untuk mandiri. Oleh karena itu, orang dewasa awal

adalah individu yang telah siap menerima kedudukan dalam masyarakat

bersama dengan orang dewasa lainnya.

2.Ciri-ciri Masa Dewasa Awal

Masa dewasa awal merupakan masa penyesuaikan diri terhadap pola-

pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Hurlock (1999)

menguraikan secara ringkas ciri-ciri yang menonjol dalam masa dewasa

awal sebagi berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

10

a. Masa pengaturan

Masa dewasa awal merupakan masa pengaturan. Pada masa ini individu

menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa. Ini berarti bahwa

seorang pria misalnya mulai memasuki bidang pekerjaan yang akan

ditangani sebagai kariernya dan wanita diharapkan mulai menerima

tanggungjawab sebagai ibu dan pengurus rumah tangga.

b. Masa usia produktif

Masa dewasa awal merupakan usia reproduktif. Individu merasa siap

berkeluarga. Bagi sebagian besar orang-orang dewasa awal, menjadi

orangtua atau sebagai ayah atau ibu merupakan satu di antara peranannya

yang sangat penting dalam hidupnya.

c. Masa bermasalah

Dalam tahun-tahun awal masa dewasa awal banyak orang mengalami

masalah baru yang harus dihadapi. Setiap individu disibukkan dengan

masalah-masalah yang berhubungan dengan penyesuaian diri dalam

berbagai aspek.

d. Masa ketegangan emosional

Masa dewasa awal sebagai masa ketegangan emosional. Banyak di antara

orang yang sedang menjalani masa dewasa awal ini mengalami

ketegangan emosi yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang

dialami seperti masalah keuangan, jabatan perkawinan dan sebagainya.

Individu yang tidak mampu mengatasi masalah-masalah utama dalam

kehidupannya akan terganggu secara emosional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

11

e. Masa keterasingan sosial

Masa dewasa awal ditandai dengan masa keterasingan sosial. Individu

yang berada pada usia dewasa dini memiliki hasrat kuat untuk maju dan

bersaing, sehingga dengan banyaknya kesibukan yang dihadapi, individu

hanya dapat menyisihkan sedikit waktunya untuk bersosialisasi.

f. Masa komitmen

Masa dewasa awal merupakan masa komitmen. Setelah menjadi orang

dewasa, individu akan mengalami berbagai perubahan, mereka akan

memiliki tanggung jawab sendiri dan memiliki komitmen-komitmen

sendiri.

g. Masa ketergantungan

Masa dewasa awal merupakan masa ketergantungan. Meskipun telah

mencapai status dewasa awal, banyak individu yang masih tergantung

pada orang-orang tertentu dalam jangka waktu yang berbeda-beda.

h. Masa perubahan nilai

Nilai yang dimiliki seseorang ketika ia berada pada masa dewasa awal

berubah karena pengalaman dan hubungan sosialnya semakin meluas.

Nilai sudah mulai dipandangan dengan kacamata orang dewasa.

i. Masa penyesuaian diri dengan hidup baru

Masa dewasa awal merupakan masa penyesuian diri dengan hidup baru.

Pada masa ini individu banyak mengalami perubahan. Contoh perubahan

yang menonjol pada masa ini adalah perubahan dalam hidup perkawinan

dan peran sebagai orangtua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

12

j. Masa kreatif

Masa dewasa awal merupakan masa kreatif. Individu yang berada pada

masa dewasa awal ini seharusnya semakin mampu mengarahkan dirinya

sendiri dan melakukan apa yang mereka inginkan.

3. Masa Juniorat

Dalam Konstitusi kongregasi dinyatakan bahwa dua bulan sebelum

masa novisiat berakhir, seorang novis mengajukan permohonan tertulis

kepada Pemimpin Umum untuk diizinkan mengikrarkan kaul sementara;

suster yang sudah mengikrarkan kaul sementara disebut suster junior.

Sebelum seorang suster mengikrarkan kaul seumur hidup, dia berada dalam

masa yuniorat. Jarak waktu antara kaul perdana sampai kaul seumur hidup

(kaul kekal) adalah 5 tahun. Dalam kasus khusus, masa kaul sementara

dapat dipersingkat atau diperpanjang.

Prasetya (2001) menjelaskan bahwa masa juniorat merupakan masa di

mana seorang biarawan atau biarawati mencoba mendalami semangat serta

cara hidup tarekat sampai calon betul-betul mempunyai sikap mencintai

tarekat secara mendalam sehingga pihak tarekat mempunyai dasar untuk

menerimanya secara definitif sebagai anggota tarekat seumur hidup. Dengan

kata lain masa juniorat adalah masa pembinaan yang berciri inkorporatif.

Artinya pihak junior dituntut untuk bersikap kreatif dan rela untuk membina

diri agar semakin menjadi pribadi religius yang matang atau dewasa

tangguh sesuai dengan karisma dan spiritualitas tarekat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

13

B. Hakikat Asertivitas

1. Pengertian Asertivitas

Kata asertivitas berasal dari bahasa Inggris yaitu kata assert yang

berarti menyatakan atau menegaskan. Asertivitas adalah kemampuan untuk

berkomunikasi dengan jelas, tegas, spesifik, dan tidak taksa (multi-tafsir),

sambil tetap peka terhadap kebutuhan orang lain dan reaksinya. Orang yang

asertif mampu mempertahankan pendapatnya sambil tetap menghormati

orang lain dan peka terhadap kebutuhan orang lain (Stein & Howard, 2004:

89).

Berperilaku asertif berarti mengerti apa yang diperlukan dan

diinginkan, menjelaskannya kepada orang lain, bekerja dengan cara sendiri

sambil tetap menunjukkan hormat kepada orang lain. Bersikap asertif

membutuhkan keterbukaan terhadap diri sendiri secara jujur. Orang-orang

yang bersikap asertif mampu bergaul dengan jujur dan langsung; mereka

menyatakan perasaan, kebutuhan-kebutuhan, ide dan mempertahankan hak

mereka tetapi dengan cara sedemikian rupa sehingga tidak melanggar hak

dan kebutuhan orang lain (Lenz & Adams, 1995: 28).

Menurut Lloyd (1991) perilaku asertif adalah perilaku yang bersifat

jujur, langsung, dan menghormati ketika berinteraksi dengan orang lain.

Cawood (1997: 13) mendefinisikan perilaku asertif sebagai ekspresi yang

langsung, jujur, dan pada tempatnya dari pikiran, perasaan, kebutuhan, atau

hak-hak tanpa kecemasan yang beralasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

14

Kata langsung dimaksudkan sebagai perilaku yang tidak berputar-

putar, pesan dengan jelas terfokus dan tidak menghakimi. Kata jujur

dimaksudkan untuk menyatakan bahwa perilaku itu selaras, semua isyarat-

isyaratnya cocok, kata-kata, gerak-gerik, dan perasaan semuanya

menyatakan hal yang sama. Pada tempatnya dimaksudkan untuk

menyatakan bahwa perilaku itu memperhitungkan hak-hak dan perasaan-

perasaan orang lain maupun diri sendiri.

Alberti & Emmons (2002: 42) menyatakan bahwa:

Asertivitas adalah perilaku yang mempromosikan kesetaraan

dalam hubungan manusia, dengan berani bertindak demi

kepentingan kita sendiri, mampu membela diri sendiri tanpa

kecemasan yang tidak semestinya, mengekspresikan perasaan

dengan jujur dan nyaman, serta mempertahankan hak-hak pribadi

tanpa menyangkali hak-hak orang lain.

Dari berbagai definisi di atas, peneliti mengikuti pendapat Alberti

& Emmons yang menyatakan bahwa asertivitas adalah perilaku

mempromosikan kesetaraan dalam hubungan manusia, dengan berani

bertindak demi kepentingan kita sendiri, mampu membela diri sendiri tanpa

kecemasan yang tidak semestinya, mengekspresikan perasaan dengan jujur

dan nyaman, serta mempertahankan hak-hak pribadi tanpa menyangkali

hak-hak orang lain.

2. Aspek-aspek Asertivitas

Alberti & Emmons (2002: 42) menjelaskan aspek-aspek asertivitas

sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

15

a. Menunjukkan kesetaraan dalam hubungan manusia.

Ini berarti menempatkan kedua belah pihak secara setara,

menunjukkan adanya tingkatan yang sama, kedudukan yang sama, tidak

ada yang merasa lebih tinggi atau lebih rendah dari orang lain.

Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai makhluk ciptaan

Tuhan Yang Maha Esa memiliki tingkatan yang sama.

b. Bertindak menurut kepentingan sendiri

Orang-orang yang asertif memiliki kemampuan untuk mengambil

keputusan sendiri dalam kehidupannya seperti dalam bidang karier,

hubungan dengan orang lain, gaya hidup dan jadwal kerja, berinisiatif

mengawali pembicaraan dan mengorganisir kegiatan. Ia mempercayai

penilaiannya sendiri, menetapkan tujuan dan berusaha untuk

mencapainya.

c. Membela diri

Orang asertif berani mengatakan “tidak” untuk hal-hal yang

merugikan dan tidak sesuai dengan keinginannya. Ia juga berani

mengatakan “ya” secara terus terang untuk hal-hal yang sesuai dengan

kepentingannya serta alasannya mengatakan “ya”. Ia berani menentukan

batas-batas waktu dan energinya, berani menanggapi kritik atau hinaan

dan amarah, serta mengeskpresikan atau mempertahankan pendapatnya

secara benar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

16

d. Mengekspresikan perasaan dengan jujur dan nyaman

Salah satu ciri dari orang asertif adalah mampu mengekspresikan

perasaan-perasaan mereka dengan jujur dan terbuka, baik perasaan yang

positif maupun perasaan yang negatif. Ia sanggup mengungkapkan

ketidaksetujuan, amarah, persahabatan, mengakui perasaan takut dan

cemas, bersikap spontan dan nyaman.

e. Memperjuangkan hak-hak pribadi

Hal ini berkaitan dengan kesanggupan orang mempertahankan

haknya sebagai warga negara, sebagai konsumen, sebagai anggota dari

sebuah organisasi atau sebuah sekolah atau kelompok kerja dan sebagai

partisipan dalam kehidupan nyata untuk mengekspresikan opini, untuk

bekerja bagi perubahan, untuk mengatasi masalah yang dihadapi.

f. Menghormati hak-hak orang lain

Orang yang asertif mempertahankan hak-hak dan mengungkapkan

dirinya dengan tetap berlaku adil dan hormat terhadap orang lain. Ia

tetap memperhitungkan hak-hak dan perasaan orang lain. Menurut

Adams & Lenz (1995) untuk berperilaku asertif orang perlu mampu

menggunakan pesan-Aku atau pesan aku yaitu pernyataan yang

mengungkapkan pikiran, pendapat, keyakinan, kebutuhan, keinginan,

perasaan kepada orang lain secara otentik, jujur, dan apa adanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

17

Menurut Adams & Lenz (1995: 36), ada 4 jenis I-message atau

Pesan-Aku, yaitu:

a. Pesan-Aku yang Deklaratif adalah suatu pengungkapan diri kepada orang

lain mengenai keyakinan, ide, kesukaan, ketidaksukaan, perasaan, reaksi,

minat, sikap dan tujuan agar orang lain bisa mengerti apa yang dialami

oleh pengirim sehingga hubungan semakin lebih jujur. Pesan-Aku ini

mendorong orang lain untuk berbagi pengalaman sehingga dapat terjalin

hubungan yang lebih bermakna. Contoh: “Saya merasa jengkel hari ini”.

b. Pesan-Aku yang Respontif adalah suatu kecakapan berkomunikasi yang

digunakan untuk menanggapi permohonan dari orang lain yang tidak

dapat dipenuhi atau suatu permintaan yang dapat diterima atau

pernyataan yang dengan jelas mengungkapkan kata “tidak” atau “ya”.

Ada 2 bagian dari Pesan-Aku Respontif yang baik, yaitu:

1) Pengungkapan dirinya apa adanya mengenai diri sendiri (penegasan).

Bagian ini menyatakan keputusan untuk menolak suatu permintaan

dengan jelas. Contoh: “Saya tidak bisa menjemput kamu hari ini”.

2) Pengaruh permintaan yang tidak bisa diterima. Bagian ini menjelaskan

mengapa menyatakan “tidak”. Pada dasarnya mengatakan kata

“tidak”, kita tidak perlu menjelaskan alasan untuk menolak

permintaan, namun dengan memberikan alasan orang lain tidak

mendapat kesan bahwa pengirim kasar atau agresif, serta memahami

bahwa pengirim lebih memilih kebutuhan lain. Contoh: “Tidak, saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

18

tidak ikut ke Borobudur, karena saya mau ketemu dengan dosen

pembimbing saya besok”.

c. Pesan-Aku yang Preventif adalah suatu pengungkapan diri yang bisa

mencegah terjadinya konflik dan salah paham antara pengirim pesan dan

penerima pesan. Penerima pesan akan lebih tahu mengenai apa yang

diinginkan dan dibutuhkan oleh pengirim pesan. Ada 2 bagian dari

Pesan-Aku yang Preventif yaitu:

1) Pengungkapan diri tentang kebutuhan. Contoh: Maaf, saya harus

pulang sekarang.

2) Alasan-alasan untuk kebutuhan. Contoh: “Maaf, saya memutuskan

untuk tidak makan indomie agar saya tetap sehat”.

d. Pesan-Aku yang Konfrontatif adalah pengungkapan diri yang

menggambarkan perasaan negatif yang dialami sesudah menghadapi

tingkah laku orang lain, dan akibat dari tingah laku orang lain terhadap

diri kita. Contoh: “Saya merasa sangat tersinggung atas ucapanmu”.

3. Manfaat Asertivitas

Ada beberapa manfaat asertivitas (Stein & Howard, 2004: 100), yaitu:

a. Membuka banyak kemungkinan baru seperti membuat kita memperoleh

banyak teman dan mempengaruhi orang lain, membina hubungan yang

lebih akrab dan lebih jujur dengan orang lain.

b. Bila berhadapan dengan situasi yang sulit dan tidak menyenangkan,

orang asertif sanggup membuat orang lain tetap merasa dihargai dan

diterima, bukan diremehkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

19

c. Membuat orang tetap percaya diri dan tenang meskipun mendapat

banyak kritikan, memberikan kesempatan kepada pengkritik untuk

menyampaikan pendapatnya sambil tetap mempertahankan pendapatnya

sendiri.

d. Memampukan orang mampu menerima kritikan yang sah namun tetap

tidak terpengaruh dengan tidak merendahkan diri sendiri.

4. Hambatan-hambatan dalam Mewujudkan Asertivitas

Hambatan untuk mewujudkan asertivitas terutama bersumber dari diri

sendiri. Aaron Beck (Alberti & Emmons, 2002: 97-98) menjelaskan bahwa

hal-hal yang menghambat seseorang berperilaku asertif sebagai berikut:

a. Kecenderungan berpikir tidak baik tentang diri sendiri.

Orang yang memiliki kecenderungan berpikir negatif merasa diri lebih

rendah dari orang lain sehingga tidak berani mengatakan gagasannya

yang benar, karena merasa dirinya tidak pantas.

b. Kecenderungan untuk membesar-besarkan masalah.

Kecenderungan membesar-besarkan masalah adalah salah satu ciri orang

yang sulit untuk berperilaku asertif. Bagi orang yang kurang asertif

masalah sekecil apa pun akan menjadi masalah besar.

c. Sudut pandang egosentris tentang peristiwa-peristiwa dalam kehidupan.

Orang yang cenderung egosentris memandangan peristiwa-peristiwa

yang terjadi dalam hidup sebagai malapetaka sehingga dia menjadi

kurang mampu berperilaku asertif.

d. Keyakinan bahwa hidup ini kalau tidak begini ya begitu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

20

Orang yang memiliki pemikiran “ya” atau “tidak” ini sering bersikap

pesimis sehingga dia tidak mau berusaha semaksimal mungkin.

e. Keinginan untuk menyenangkan orang lain karena 1) membutuhkan

persetujuan atau dukungan, 2) takut kalau menyinggung orang lain, 3)

takut kalau mendapat hukuman atau kehilangan, 4) adanya perasaan

bersalah, 5) keinginan membela otoritas, 6) keinginan

mengidentifikasikan diri dengan lawan bicara, 7) ada perasaan diwajibkan

atau diharuskan karena tugas, 8) keinginan mengorbankan diri demi

kepentingan orang lain (Adams & Lenz, 1995).

f. Mengabaikan masalah dan menganggap masalahnya akan hilang dengan

sendirinya. Dengan kata lain, menghindari masalah dan menganggapnya

tidak apa-apa, sehingga masalah dibiarkan begitu saja. Hal ini akan

menimbulkan perasaan tertekan bahkan dendam. Orang yang memiliki

perasaan tertekan ataupun dendam dapat menjadi tidak mampu

mengungkapkan perasaannya secara asertif, dan bisa menjadi agresif.

Perlu diakui bahwa tidak ada masalah yang akan selesai dengan

sendirinya (Hia, 2004).

5. Cara-cara Meningkatkan Asertivitas

Ada berbagai hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan asertivitas

(Alberti & Emmons, 2002: 123-129), yaitu:

a. Mengamati perilaku sendiri: Merefleksikan diri sendiri apakah sudah

berperilaku asertif dalam kehidupan setiap hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

21

b. Melacak keasertifan diri sendiri: Menuliskan situasi-situasi yang dialami

dalam buku harian secara jujur dan secara sistematis.

c. Menetapkan tujuan yang realistis bagi diri sendiri: Menilai diri sendiri

dengan cara menyeleksi target-target khusus agar semakin lebih asertif.

d. Memusatkan perhatian pada situasi tertentu: Membayangkan diri sendiri

berperilaku pada situasi tertentu.

e. Meninjau ulang respons diri: Melihat kembali respons diri melalui buku

harian (langkah 4). Perhatikanlah dengan seksama komponen-komponen

yang melambangkan asertif dan agresif.

f. Mengamati model (teladan) yang efektif: Mengamati orang yang

menangani situasi yang bersangkutan dengan baik, khususnya gaya dan

cara yang dipakai oleh model, karena yang terpenting bukan apa yang

dikatakan tetapi bagaimana cara mengatakannya.

g. Mempertimbangkan tanggapan/respons alternatif: Menemukan cara

menangani suatu kejadian yang memungkinkan ada acara lain yang lebih

asertif.

h. Membayangkan diri sedang menangani situasi dengan asertif:

Menenangkan diri apabila mulai cemas dan mengganti pikiran-pikiran

yang negatif dengan pikiran-pikiran yang positif. Hal ini dapat

diwujudkan.

i. Meminta bantuan apabila membutuhkan: Meminta bantuan kepada orang

lain apabila merasa tidak sanggup menangani situasi secara asertif, perlu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

22

cari bantuan dari orang yang lebih profesional untuk memperbaiki atau

melatih perilaku yang asertif.

j. Berlatih berperilaku asertif (Mencoba): Berani mencoba bermain peran

untuk mempraktikkan penanganan masalah secara asertif kepada teman

dan rekan latihan agar terbiasa berperilaku asertif.

k. Meminta umpan balik: Mendapat umpan balik adalah mencoba mencatat

perilaku asertif yang telah dipraktikkan sewaktu berhubungan dengan

orang lain, sehingga dapat mengembangkan kekuatan (keberhasilan) dan

memperbaiki kekurangan dalam asertivitas.

l. Menguji diri sendiri dengan tes “dunia nyata”: Mulai bergerak dari niat

ke tindakan dengan mempraktekkan asertivitas dalam setiap situasi yang

dihadapi. Yang terpenting adalah secara langsung berlatih berperilaku

asertif.

m. Mau dan terus berusaha memperoleh umpan balik dari teman, atau

menggunakan rekaman kaset.

Agar asertivitas dapat perlu juga diperhatikan hal-hal sebagai

berikut (Adams & Lenz, 1995):

a. Memilih untuk asertif atau tidak: Mampu menentukan apakah perlu

berperilaku asertif ataukah sebaliknya tidak asertif pada situasi yang

bersangkutan.

b. Menentukan saat yang tepat: Memilih waktu dan tempat yang sesuai

untuk asertif. Biasanya memang sebaiknya segera, langsung dalam

situasi aktual yang sedang dihadapi, tetapi adakalanya lebih tepat untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

23

menunggu saat yang sesuai dimana pihak yang dihadapi dapat/siap

mendengarkan dengan lebih teliti dan tidak begitu defensif.

c. Menggunakan komunikasi nonverbal: Mempertahankan kontak mata

secara langsung dan posisi penuh percaya diri. Gerak-gerik dan ekpresi

wajah dapat juga menolong.

d. Menggunakan suara yang tepat: Menggunakan nada, infleksi, volume

suara secara tepat.

e. Menyatakan pendirian/hal yang dimaui secara jelas: Merumuskan

persoalan sedemikian rupa sehingga pihak lain tertarik/simpati dan tidak

terlalu defensif.

f. Mengusulkan solusi: Dalam hati memiliki solusi yang realistis,

memuaskan dan mengusulkannya atau mengemukakannya pada saat

yang tepat.

g. Memperlihatkan penghargaan dan pertimbangan: Mendengarkan,

menunjukkan pengertian, mengakui argumen yang sah, dan

memodifikasi pendirian bilamana perlu.

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Asertivitas

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku asertif (Alberti &

Emmons (2002: 7), yaitu:

a. Banyak orang yang tidak percaya bahwa mereka memiliki hak untuk

berperilaku asertif

b. Banyak orang sangat cemas atau takut untuk berperilaku asertif

c. Banyak orang yang kurang mampu mengekspresikan diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

24

Menurut Santoso (Marpaung, 2007) ada tiga faktor yang mempengaruhi

asertivitas, yaitu:

a. Pola asuh orangtua

Pola asuh orangtua dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu pola asuh

otoriter, pola asuh demokratis dan pola asuh permisif.

1) Pola asuh otoriter

Dengan pola asuh otoriter orangtua mendidik anak secara keras,

disiplin dan penuh dengan aturan-aturan yang pada dasarnya membatasi

ruang lingkup anak. Akibatnya, anak akan menjadi remaja yang

cennderung bergantung pada orang lain. Apabila pola asuh disertai

perilaku agresif, maka kemudian hari anak akan berkembang menjadi

remaja yang sulit mengontrol dirinya dan bisa menjadi agresif dan tidak

asertif.

2) Pola asuh demokratis

Dengan pola asuh ini orangtua mengasuh anak dengan penuh kasih

sayang tetapi tidak dengan cara memanjakan anak. Orangtua akan

banyak mendiskusikan berbagai permasalahan dengan anak sehingga

anak mengerti apa yang benar dan terlatih mengomunikasikan

keinginan mereka secara wajar, dan asertif.

3) Pola asuh permisif

Dengan pola asuh ini orangtua mendidik anak tanpa aturan yang

mengikat dan memperbolehkan segala keinginan anak tanpa adanya

tuntutan-tuntutan tertentu. Akibatnya, anak akan terbiasa untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

25

mendapatkan apa yang diinginkan dengan mudah dan cepat. Anak bisa

sebegitu mengedepankan kepentingannya dan menjadi kurang asertif.

b. Budaya

Kebudayaan biasanya berhubungan dengan norma-norma yang ada dan

mempunyai peranan yang cukup besar dalam mempengaruhi terbentuknya

perilaku asertif. Geertz (Marpaung 2007) menyatakan bahwa ada dua

kaidah yang paling menentukan pergaulan dalam masyarakat Jawa.

Kaidah pertama yaitu bahwa dalam setiap situasi manusia hendaknya

bersikap sedemikian rupa hingga tidak menimbulkan konflik. Kaidah

kedua yaitu menuntut agar manusia dalam cara bicara dan membawa diri

selalu menunjukkan sikap hormat terhadap orang lain. Hal ini mempunyai

peranan yang cukup besar dalam mempengaruhii terbentuknya perilaku

non-asertif dan dapat menjadi kurang asertif.

c. Konsep Diri

Konsep diri (self-concept) merupakan kesadaran seseorang mengenai

siapa dirinya. Menurut Deaux, Dane, & Wrightsman (Sarwono, 2009),

konsep diri adalah sekumpulan keyakinan dan perasaan seseorang

mengenai dirinya sendiri. Keyakinan seseorang mengenai dirinya bisa

berkaitan dengan bakat, minat, kemampuan, penampilan fisik, dan lain

sebagainya. Branden (Rahman, 2013: 62) mendefinisikan konsep diri

sebagai pikiran, keyakinan, dan kesan seseorang tentang sifat dan

karakteristik dirinya, keterbatasan dan kapabilitasnya, serta kewajiban dan

aset-aset yang dimilikinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

26

Setiap orang mempunyai pengetahuan dan keyakinan unik mengenai

dirinya sendiri. Konsep diri ini membedakan orang yang satu dengan yang

lainnya. Konsep diri orang terbentuk mulai dalam keluarga di mana

individu bertumbuh dan berkembang. Pembentukkan konsep diri seorang

individu erat kaitannya denga pola asuh orangtua atau orang yang ada di

sekitarnya.

Konsep diri ada dua jenis yakni konsep diri positif dan konsep diri

negatif. Konsep diri positif kalau orangnya mampu mengenal diri dan

menerima diri apa adanya baik kelebihan maupun segala kekurangannya.

Sedangkan konsep diri negatif kalau orangnya kurang mampu menerima

diri apa adanya, dan kurang mampu melihat kebaikan-kebaikan yang ada

dalam dirinya. Seorang individu yang memiliki konsep diri yang negatif

akan mengalami kesulitan dalam membangun relasi dengan orang lain.

Sebaliknya, jika seorang individu memiliki konsep diri yang positif, dia

akan lebih mudah berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Konsep diri

yang positif ini akan memampukan orang untuk berperilaku asertif.

C. Perbedaan Perilaku Asertif, Non Asertif dan Agresif

Alberti & Emmons (2002: 45) menjelaskan perbedaan perilaku asertif, non-

asertif, dan agresif seperti pada tabel 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

27

Tabel 1

Perbedaan Perilaku Asertif, Non Asertif dan Agresif

Perilaku Tidak

Asertif

Perilaku Agresif Perilaku Asertif

Pengirim Pengirim Pengirim

Penyangkalan diri Peningkatan diri dengan

mengorbankan orang lain

Peningkatan diri

Terkekang Ekspresif

Merasa disakiti,

cemas

Ekspresif Merasa nyaman

Dengan diri sendiri

Membiarkan orang

lain untuk memilih

Memilih bagi orang lain Memilih bagi diri

sendiri

Tidak berhasil

tujuan yang

diinginkan

Mencapai tujuannya

dengan menyakiti orang

lain

Kemungkinan mencapai

tujuan yang diinginkan

Penerima Penerima Penerima

Merasa bersalah

atau marah

Penyangkalan diri Peningkatan Diri

Tidak menghargai

Merasa disakiti,

membenteng diri, merasa

terhina

Ekspresif

Mencapai tujuan

dengan

mengorbankan

orang lain

Tidak berhasil mencapai

tujuan yang diinginkan

Kemungkinan mencapai

yang diinginkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

28

Kongregasi Suster OSF Sibolga

1. Sejarah Kongregasi OSF Sibolga

Kongregasi OSF Reute Sibolga berdiri pada tahun 1848. Ketika itu

terjadi kekacauan politik di Jerman akibat revolusi Perancis tahun 1783

yang melanda seluruh Eropa. Perkembangan Gereja Katolik terhimpit

dengan melarang dan menutup biara-biara yang sedang tumbuh dan

berkembang saat itu. Maka muncullah lima gadis muda sederhana yang tak

terpelajar dari kota Ehingen (Jerman Selatan) di mana awalnya mereka

melayani orang-orang sakit yang miskin dan terlantar. Para suster pendiri

tidak bermaksud menjadi biarawati tetapi kehendak Allah menuntun mereka

untuk hidup bersama. Akhirnya komunitas kecil terbentuk dan hidup

mereka didasari oleh semangat St. Fransiskus Assisi.

Pada tanggal 13 Desember 1854 diadakan penjubahan Sr. M.

Margeretha Bloching di Gereja St. Maria Ehingen. Hati para suster dipenuhi

semangat St. Fransiskus Assis. Mereka menghayati ketaatan mutlak dan

penuh sukacita. Mereka juga menghayati hidup dalam kemiskinan dengan

mengenakan pakaian dan makan makanan yang sederhana. Pengorbanan

dan kerelaan mereka untuk merawat orang sakit, lanjut usia, cacat,

mengasuh dan mendidik anak menjadi tujuan utama dalam pelayanan para

suster.

Pada tahun 1875, jumlah anggota persaudaraan sudah mencapai 125

orang dan tersebar di dua puluh komunitas. Saat itu, para suster mulai

mencari rumah induk di berbagai kota, kemudian memilih tempat di Reute

yakni suatu gedung biara yang sudah 100 tahun ditinggalkan, namun biara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

29

itu merupakan tempat ziarah makam Beata Elisabeth, seorang biarawati

Fransiskan yang sangat sederhana. Para suster memilih Beata Elisabeth

yang baik menjadi pelindung Kongregasi OSF Reute (Konstitusi Kogregasi

Suster OSF Sibolga, 1928: 87).

2. Awal Karya Misi di Indonesia

Pada Konsili Vatikan II para Uskup mengimbau agar biarawan-

biarawati dari Eropa rela melibatkan diri dalam karya misi, supaya cinta

kasih Kristus lebih dikenal. Pemimpin Umum OSF Reute berbicara dengan

Uskup Gratian Grimm, Administrator Prefektur Apostolik Sibolga yang

singgah di Reute saat menghadiri Konsili Vatikan II. Mereka memutuskan

bersama untuk memulai karya pelayanan OSF Reute di Sibolga.

Pada 7 Oktober 1964 lima suster pertama diutus dan tiba di Belawan,

Medan. Mereka mau memberikan diri dalam pengabdian sosial/kesehatan.

Belum ada rencana atau gambaran untuk membuka biara di kemudian hari,

karena saat itu sudah ada empat pusat Biara Fransiskanes di Sumatra Utara.

Melalui bantuan dari berbagai Tarekat di Keuskupan Agung Medan, para

suster mulai mempelajari bahasa dan kebudayaan setempat. Pada bulan

Agustus 1965 mereka membuka karya balai pengobatan (BP), taman kanak-

kanak (TK), pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK) di

Padangsidempuan, Tapanuli Selatan yang penduduknya mayoritas Islam.

Pada bulan Februari 1972 wilayah karya diperluas ke Pangaribuan Barus -

Tapanuli Tengah, dan pada April 1976 ke Idanö Gawö-Nias.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

30

Pada Oktober 1976 persaudaraan yang kecil memutuskan untuk

menjadi Regio dan menerima saudari-saudari muda sebagai anggota.

Pelayanan terus dikembangkan, sejak tahun 1980 sampai sekarang ke Pulau

Tello, Tumbajae/Manduamas, Pandan, Sibolga, Gunung Sitoli, Mela dan

Pematangsiantar. Untuk meningkatkan wawasan dan mutu pelayanan para

Suster, dibuka rumah studi di Yogyakarta pada tahun 1994. Selanjutnya Juli

1999 dua orang suster menjadi misionaris ke Arari-Brasil, bagian Timur Laut

dan bekerja sama dengan para suster dari Jerman. Perkembangan ke arah

Indonesia Timur terjadi dengan membuka komunitas di Nangaroro/Flores

pada tahun 2004 dan kemudian membuka komunitas di Mataloko pada tahun

2011.

3. Visi

Berlandaskan semangat Injil dan teladan St. Fransiskus, para Suster OSF

memancarkan belaskasih Allah dengan mengangkat martabat dan

memulihkan kecitraan Allah dalam diri manusia yang menderita sesuai

dengan kebutuhan zaman serta membaharui diri terus-menerus.

4. Misi

Para Suster OSF terlibat dalam gerak keprihatinan Yesus Kristus melalui

karya-karya.

5. Spiritualitas Pendiri Tarekat dan Aktualisasinya dalam Kerasulan

Para pendiri menghayati spiritualitas St. Fransiskus dari Assisi. Mereka

telah mengenal dan mencintai semangat St. Fransiskus lewat para biarawan

OFM yang ada di kota Ehingen. Ketika memulai suatu persaudaraan, Bapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

31

Uskup saat itu mengusulkan agar para saudari memilih semangat

St.Vinsensius, namun mereka tetap tertarik dengan semangat St. Fransiskus

Asisi.

Para pendiri menghayati spiritualitas ini melalui karya: merawat orang

sakit, lansia dan cacat. Kemudian di tahun-tahun selanjutnya para suster juga

mengembangkan karya kerasulan yang baru dengan mengasuh anak-anak

yang kehilangan orangtua (baby), mendampingi anak-anak di panti asuhan,

mendidik anak-anak di sekolah, mendampingi para remaja puteri dalam

asrama-asrama SLTP/ SLTA.

6. Karya-karya dan kehadiran OSF Sibolga di Indonesia saat ini:

a. Keuskupan Sibolga

1) Padangsidimpuan : Balai Pengobatan (BP), TK, Asrama Putri

2) Pangaribuan : BP/RB, TK

3) Idano Gawö – Nias : BP/RB, TK

4) Pulau Tello : BP, TK, Asrama Putri

5) Tumba Jae/Manduamas : BP/RB, Asrama Putri.

6) Sibolga : BP/RB, Kantor Yayasan.

7) Pandan : TK, SD, dan Asrama Putri

8) Gidö – Nias : Panti Asuhan, TK, mengasuh bayi yang

kehilangan ibu.

9) Gunungsitoli – Nias : Asrama Putri

10) Novisiat

11) Postulat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

32

b. Keuskupan Agung Medan

Naga Huta – Pematangsiantar : Rumah retret.

Medan : Rumah studi untuk para Suster

c. Keuskupan Agung Semarang

Yogyakarta : Rumah studi untuk para Suster

d. Keuskupan Agung Ende

Nangaroro Bajawa – Flores : Pastoral, TK, Asrama Putri

Mataloko – Flores : Asrama Putri, Pastoral

e. Karya OSF di Brasil

Keuskupan Arari : Pastoral Keluarga

E. Kajian Penelitian yang Relevan

1. Hia (2004) telah mengadakan penelitian tentang asertivitas para suster

Yunior dan Medior Kongregasi Suster-suter Belaskasih (SCMM) di

Sumatera Utara Provinsi Indonesia Tahun 2004. Jenis penelitian yang

digunakan adalah penelitian deskriptif dengan survei dan komparatif. Alat

pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal

asertivitas di antar suster junior dan suster medior.

2. Prudentia (2002) telah mengadakan penelitian mengenai tingkat asertivitas

Anak Panti Asuhan Santa Maria Boro Kalibawang Yogyakarta tahun ajaran

2001/2002. Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

deskripsi dengan populasi semua anak Panti Asuhan Santa Maria

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

33

Kalibawang Yogyakarta. Jumlah populasi adalah 43 anak. Alat

pengumpulan data adalah kuesioner. Hasil penelitiannya menunjukkan bawa

tidak ada perbedaan yang signifikan antara anak Panti Asuhan Santa Maria

Boro Kalibawang Yogyakarta yang bersuku Jawa dan yang bersuku lain.

Kekhasan dari penelitian peneliti dengan beberapa peneliti

sebelumnya adalah kuesioner yang disebarkan kepada responden dibuat

sendiri dengan bantuan dosen pembimbing. Alat penelitian yang digunakan

sudah terlebih dahulu diuji coba. Selain itu tempat dan responden peneliti

berbeda dengan tempat danresponden peneliti lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

34

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan jenis atau desain penelitian, tempat dan waktu

penelitian, populasi penelitian, definisi variabel penelitian, teknik dan instrumen

pengumpulan data, validitas dan reliabilitas instrumen, dan teknik analisis data.

A. Jenis atau Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode

survei. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha

menggambarkan dan menginterpretasi objek apa adanya. Penelitian deskriptif

pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama untuk menggambarkan secara

sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat

(Sukardi, 2003: 157). Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran

tentang asertivitas para suster junior suster OSF Sibolga tahun 2017.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Peneliti melaksanakan penelitian di Kongregasi Suster OSF Sibolga.

Penelitian dimulai pada bulan Februari sampai Maret 2017. Pengumpulan data

dilaksanakan 10 April 2017.

C. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah para suster junior OSF Sibolga tahun 2017.

Populasi berjumlah 30 orang yang terdiri dari semua suster junior OSF Sibolga.

Semua anggota populasi diikutsertakan sebagai responden. Oleh sebab itu

penelitian ini merupakan penelitian populasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

35

Alasan peneliti memilih para suster junior OSF Sibolga sebagai subjek

penelitian adalah: pertama, peneliti mengamati bahwa di antara para suster

junior sering terjadi salah paham, saling mendiamkan, saling menyalahkan

sebagai akibat dari kurangnya kemampuan berperilaku asertif; ini dapat

berdampak negatif bagi para suster junior. Kedua, hasil penelitian ini akan

dapat ditindaklanjutkan dalam rangka program pembinaan di kongregasi suster

OSF Sibolga, khususnya suster junior. Ketiga, peneliti sebagai anggota

kongregasi memperoleh kemudahan dalam melaksanakan penelitian.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang karakteristik

subjek penelitian, peneliti membuat tabulasi subjek berdasarkan tugas yang

diemban saat ini, seperti yang disajikan pada tabel 2.

Tabel 2

Tabel Subjek Penelitian

No Tempat Tugas Jumlah

1 Mahasiswa 8

2 Guru TK 6

3 Perawat 3

4 Pendamping Panti Asuhan 2

5 Pendamping Asrama 1

6 Kamar Jahit 1

7 Bendahara Sekolah 1

8 Bendahara Regionalat 1

9 Rumah Tangga 7

Jumlah Keseluruhan 30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

36

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini tunggal yaitu asertivitas para suster junior

Kongregasi OSF Sibolga tahun 2017, yang definisinya disajikan pada bab I

bagian E nomor 1.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Sugiono (2013) menjelaskan bahwa teknik pengumpulan data merupakan

langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian

adalah mendapat data. Tanpa menggunakan teknik pengumpulan data yang

tepat, maka penelitian tidak akan mendapatkan data yang dibutuhkan.

Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk diteliti atau

dianalisis. Untuk itu diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang sesuai

dengan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini teknik bertanya secara tertulis melalui kuesioner.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian kuantitatif digunakan instrumen untuk mengumpulkan

data (Sugiono, 2013). Instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat berupa

test, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan kuesioner. Dalam

penelitian ini, peneliti hanya menggunakan kuesioner sebagai alat

pengumpul data. Kuesioner adalah suatu alat pengumpulan informasi

dengan cara menyampaikan sejumlah pernyataan tertulis untuk dijawab

secara tertulis pula oleh responden (Margono, 2009: 167).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

37

Kuesioner asertivitas dalam penelitian ini berbentuk pernyataan dengan

menggunakan model Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial. Dalam skala Likert terdapat 5 alternatif jawaban, tetapi dalam

kuesioner ini hanya 4 alternatif jawaban disediakan. Alternatif jawaban

tengah atau ragu-ragu (RG) tidak disediakan untuk mengurangi

kecenderungan responden dalam memberikan jawaban yang netral dan

untuk meningkatkan variabilitas respon (Sugiono, 2013).

Dalam kuesioner asertivitas ini ada dua bentuk yaitu pernyataan

favourable (positif) dan pernyataan unfavourable (negatif). Pernyataan

favourable (positif) adalah pernyataan yang mengungkap adanya

kemampuan asertivitas yang baik. Sedangkan pernyataan unfavourable

(negatif) adalah pernyataan yang menunjukkan tidak adanya atau rendahnya

asertivitas.

Peneliti menyediakan 4 alternatif yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S),

kurang sesuai (KS), dan tidak sesuai (TS). Pemberian skor untuk setiap

alternatif jawaban untuk masing-masing item pernyataan dalam instrumen

ini ditentukan sebagai berikut: untuk pernyataan favourable skor yang

diberikan untuk jawaban SS adalah 4, S adalah 3, KS adalah 2, dan TS

adalah 1. Sebaliknya, untuk pernyataan unfavourable skor yang diberikan

untuk jawaban SS adalah 1, S adalah 2, KS adalah 3, dan TS adalah 4.

Kuesioner asertivitas yang digunakan ini disusun oleh peneliti dan

didampingi oleh dosen pembimbing. Kuesioner ini bersifat tertutup dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

38

anonim dengan harapan agar para responden lebih terbuka dalam

memberikan informasi. Kuesioner tertutup, artinya kuesioner tersebut berisi

pernyataan-pernyataan yang jawabannya telah disediakan oleh peneliti.

Pada penyusunan kuesioner ini, peneliti membuat kisi-kisi yang dapat

dilihat pada tabel 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

39

Tabel 3

Tabel Kisi-Kisi Kuesioner Asertivitas

Para Suster Junior OSF Sibolga Tahun 2017

No Aspek Indikator Nomor item Total

Positif Negatif

1 Mempromosikan

kesetaraan dalam

hubungan manusia

a. Menerima kelemahan diri

sendiri

1 2 3

b. Menempatkan kedua belah

pihak secara setara

4 3 7

2 Bertindak menurut

kepentingan diri

sendiri

a. Mengambil keputusan

untuk diri sendiri dan

melaksanakannya

4 2 6

b. Berani membangun relasi

dengan orang lain

4 3 7

c. Menetapkan tujuan 3 3

3 Membela diri

sendiri tanpa

kecemasan yang

beralasan

a. Berani berkata tidak

1 1 2

b. Menanggapi kritikan,

hinaan atau amarah dengan

terbuka

3 2 5

4 Mengekspresikan

perasaan dengan

nyaman dan jujur

a. Dapat mengungkapkan

perasaan negatif

2 1 4

b. Dapat mengungkapkan

perasaan positif

2 1 3

5 Mempertahankan

hak-hak pribadi

a. Memperoleh hidup layak

a.

2 1 3

b. Memperoleh informasi

3 1 4

6 Menghormati hak-

hak orang lain

a. Memberikan kebebasan

kepada orang lain

mengambil keputusan bagi

dirinya sendiri

1 1 2

b. Menghargai Orang Lain 4 2 6

Jumlah Total 34 20 54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

40

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Validitas Instrumen

Validitas instrumen adalah taraf sejauh mana suatu instrumen mampu

mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo, 1995: 242). Sebuah

instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel

yang diteliti secara tepat. Dalam penelitian ini, validitas yang digunakan

adalah validitas isi, yaitu suatu validitas yang mempertanyakan apakah

butir-butir pernyataan dalam instrumen yang digunakan benar-benar

mengungkapkan asertivitas seperti yang dimaksudkan dalam penelitian ini

(Nurgiyantoro, 2002: 23).

Teknik statistik yang dipergunakan untuk menguji validitas instrumen

penelitian ini adalah teknik korelasi Product-Moment dari Pearson yaitu

dengan mengkorelasikan skor setiap item dengan skor total per aspek

dengan menggunakan bantuan program IBM SPSS Statistics 23. Adapun

rumus Product Moment adalah sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ √ ∑ ∑

Keterangan

: koefisien korelasi

: skor item

: skor total

: banyaknya subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

41

Dalam penelitian dilakukan dua kali uji coba. Uji coba bertujuan untuk

mengetahu validitas dan realibilitas alat penelitian sehingga layak digunakan

sebagai alat yang baik untuk mengungkap hal-hal yang mau diungkap atau

diteliti. Uji coba kuesioner yang pertama dilaksanakan pada tanggal 20-23

Maret 2017. Responden uji coba alat ini adalah para suster junior dari 4

komunitas yaitu komunitas suster KSFL, komunitas suster KYM, komunitas

suster FdCC dan komunitas suster SSpS. Jumlah responden yaitu 30 orang.

Hasil uji coba menunjukkan bahwa ada 19 item yang tidak valid. Item yang

tidak valid itu disempurnakan lagi oleh peneliti bersama dengan dosen

pembimbing.

Uji coba yang kedua dilaksanakan pada tanggal 10 April 2017 pada

responden yang sesungguhnya sejumlah 30 suster junior. Uji coba yang

kedua ini sekaligus dijadikan sebagai pengumpulan data. Dalam uji validitas

digunakan taraf signifikansi 0,05 dengan N 30. Dari 54 item, terdapat 5 item

yang tidak valid sedangkan 49 item valid. Oleh karena itu, 49 item yang

valid ini yang digunakan untuk mengolah data selanjutnya. Dalam tabel 4

disajikan rincian item yang valid dan tidak valid. Kuesioner final disajikan

pada lampiran 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

42

Tabel 4

Tabel Rincian Item Valid dan Tidak Valid dari Kuesioner

Asertivitas Para Suster Junior Kongregasi OSF Sibolga

Tahun 2017

No Aspek Item Valid Item Tidak

Valid

1 Mempromosikan kesetaraan dalam

hubungan manusia

14, 22, 28, 30,

51, 54, 3, 21,

48

2 Bertindak menurut kepentingan diri

sendiri

7, 11, 13, 24,

28, 34, 32, 34,

35, 39, 43, 45,

53, 54

41

3 Membela diri sendiri tanpa

kecemasan yang beralasan

6, 9, 15, 20,

27, 33, 50

4 Mengekspresikan perasaan dengan

nyaman dan jujur

2, 12, 17, 23,

36, 49, 52

5 Mempertahankan hak-hak pribadi 3, 4, 10, 16,

18, 37, 40

5, 31

6 Menghormati hak-hak orang lain 8, 26, 42 42

Jumlah 49 5

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen merupakan taraf sampai di mana instrumen

mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya, yang ditampakkan

dalam taraf ketetapan dan ketelitian hasil. Reliabilitas mencari apakah

sebuah instrumen dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten

(Nurgiyantoro, 2002: 299).

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan

rumus Cronbach Alpha (Ridwan, 2006), sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

43

Rumus Cronbach Alpha

[

]

Keterangan:

dan

: varians skor belahan 1 dan varian skor belahan 2.

: Varian skor skala

Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan

bantuan program IBM SPSS Statistics 23. Hasil pengujian reliabilitas

tersebut dikonfirmasi dengan menggunakan kriteria Gulford (Masidjo,

1995 ) seperti disajikan dalam tabel 5.

Tabel 5

Tabel Kriteria Guilford

No Koefisien Korelasi Kualifikasi

1 0,91 - 1,00 Sangat Tinggi

2 0,71 - 0,90 Tinggi

3 0,41 - 0,70 Cukup

4 0,21 – 0,40 Rendah

5 < 0,20 Sangat Rencana

Berdasarkan kriteria di atas dapat disimpulkan bahwa koefisien

reliabilitas dari 49 butir item yang valid, dengan Cronbach’s Alpha

sebesar 0,923 termasuk dalam sangat tinggi.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan kegiatan setelah data terkumpul. Kegiatan

dalam menganalisis data meliputi: mengelompokkan data, mentabulasi data,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

44

menyajikan data yang diteliti, dan melakukan perhitungan untuk menjawab

rumusan masalah. (Sugiyono, 2013).

Berikut ini dijelaskan langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti untuk

menganalisis data penelitian Tingkat Asertivitas Para Suster Junior OSF

Sibolga tahun 2017:

1. Menentukan skor dilakukan dengan mengacu pada pedoman skoring yang

telah dibuat sebelumnya. Skor untuk item favourable yaitu SS diberi skor

4, S diberi skor 3, KS diberi skor 2, dan TS diberi skor 1. Sedangkan skor

untuk alternatif jawaban pernyataan unfavourable yaitu SS diberi skor 1, S

diberi skor 2, KS diberi skor 3 dan TS diberi skor 4.

2. Membuat tabulasi skor keseluruhan item-item data penelitian dengan

menggunakan Microsoft Excel 2010. Tabulasi data dapat dilihat pada

lampiran 2.

3. Menghitung jumlah skor keseluruhan item untuk setiap subjek

4. Menghitung validitas dan reliabilitas kuesioner dengan menggunakan

program IMB SPSS Statistics 23

5. Mengkategorisasi asertivitas para suster junior Kongregasi OSF Sibolga

tahun 2017. Kategorisasi dilakukan menurut kriteria Azwar yaitu disusun

berdasarkan distribusi normal. Menurut Azwar (2007) tujuan dari kategori

ini adalah untuk memisahkan subjek penelitian ke dalam kelompok-

kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut kontinum berdasarkan

kualifikasinya. Adapun penetapan norma kategorisasinya digunakan

hitungan yang terdapat pada tabel 6.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

45

Tabel 6

Tabel Penentuan Kriteria Secara Keseluruhan

Keterangan:

Skor Maksimum Teoritik : Skor tertinggi yang didapat

Skor Minimum Teoritik : Skor terendah yang didapat

Rata-rata teoritik (μ ) : Rata-rata teoritis skor maksi-mum dan skor

minimum

Standar Deviasi (σ) : Luas jarak rentangan dibagi 6

No Norma Ketegori

1 Sangat Tinggi

2 Tinggi

3 Sedang

4 Rendah

5 Sangat Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN USULAN

TOPIK-TOPIK PELATIHAN ASERTIVITAS

Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian, pembahasan dan usulan topik-

topik pelatihan asertivitas.

A. Hasil Penelitian

1. Tingkat Asertivitas Para Suster Junior Kongregasi OSF Sibolga Tahun

2017

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tingkat asertivitas

para suster junior Kongregasi OSF Sibolga tahun 2017. Dengan mengikuti

norma kategorisasi yang dikemukakan pada tabel 6 (BAB III) diperoleh hasil

perhitungan sebagai berikut:

Skor maksimum teoritik : 4 49= 196

Skor minimum teoritik :1 49= 49

Rata-rata teoritik :

Standar deviasi :

Berdasarkan data penelitian tentang asertivitas yang dianalisis dengan

teknik kategorisasi model distribusi normal, tingkat asertivitas para suster

junior Kongregasi Suster OSF Sibolga tahun 2017 adalah seperti yang

disajikan pada tabel 7.

96 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

47

Tabel 7

Tabel Kategorisasi Tingkat Asertivitas Suster Junior

Kongregasi Suster OSF Sibolga Tahun 2017

Kategori Rentang Skor Subjek Persentase

Sangat Tinggi 159,25 – 196 3 10 %

Tinggi 134,75 – 159,24 17 56, 67 %

Sedang 110,25 – 134,74 10 33, 33 %

Rendah 85,75 – 110,24 0 0 %

Sangat Rendah 49 - 85,74 0 0 %

Jumlah 30 100 %

Berdasarkan tabe1 7 di atas dapat dilihat bahwa:

a. Ada sebanyak 3 responden (10 %) yang asertivitasnya sangat tinggi

b. Ada sebanyak 17 responden (56,57 ) yang asertivitasnya tinggi

c. Ada sebanyak 10 responden (33,33 %)yang asertivitasnya sedang

d. Tidak ada atau 0 % responden yang asertivitasnya rendah

e. Tidak ada atau 0 % responden yang asertivitasnya sangat rendah

Berdasarkan tabel 7 peneliti menyimpulkan bahwa tingkat asertivitas dari

sebagian besar para suster junior Kongregasi OSF Sibolga termasuk tinggi.

2. Topik-topik Pelatihan Asertivitas yang Sesuai untuk Meningkatkan

Asertivitas Suster Junior

Agar topik-topik yang diusulkan untuk meningkatkan asertivitas suster

junior sesuai maka perlulah diketahui masalah atau kebutuhan suster junior.

Masalah dalam hal asertivitas diketahui dengan melihat item kuesioner yang

skornya rendah. Berikut ini disajikan pada tabel 8.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

48

Penggolongan item berdasarkan jumlah skor yang dihitung dengan

mengikuti norma kategorisasi yang dikemukakan pada tabel pada tabel 6 (BAB

III) diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:

Skor Maksimum Teoritik : 4×30= 120

Skor Minimum Teoritik : 1×30= 30

Rata-rata teoritik (μ ) :

Standar Deviasi (σ) :

Tabel 8

Tabel Penggolongan Item Kuesioner Tingkat Asertivitas Para Suster

Junior Kogregasi Suster OSF Sibolga tahun 2017

Berdasarkan Jumlah Skor Rendah

Kategori Interval Jumlah Presentase Skor Item

Sangat Tinggi 92,5 – 120 21 42,86 % - -

Tinggi 77,5 - 92,4 21 42,86 % - -

Sedang 65,5 - 77,4 7 14,28 % 70

77

71

76

69

77

76

11

13

18

20

21

28

51

Rendah 47,5-62,4

Sangat Rendah 30-47,4

Jumlah 49 100 % - -

3

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

49

Berdasarkan tabel 8 di atas dapat dilihat bahwa:

a. Ada 21 item (42,86 %) yang berada pada kategori sangat tinggi

b. Ada 21 item (42,86 %) yang berada pada kategori tinggi

c. Ada 7 item yang berada pada kategori sedang.

d.Tidak ada satu pun item yang berada pada kategori rendah dan sangat rendah.

Item-item yang berada pada kategori rendah (7 item) menunjukkan

rendahnya asertivitas dan dijadikan sebagai dasar untuk membuat usulan topik-

topik pelatihan asertivitas bagi para suster junior Kongregasi OSF Sibolga

tahun 2017. Secara lebih rincian item-item tersebut dipetakan pada tabel 9.

Rincian item-item yang skornya rendah disajikan pada tabel 9.

Berdasarkan item-item kuesioner yang rendah dibuat usulan topik-topik

asertivitas seperti yang disajikan pada lampiran 9.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

50

Tabel 9 Tabel Item yang Mendapat Skor Rendah

Aspek Indikator Item

A. Mempromosikan

kesetaraan dalam

hubunganmanusia

1. Menenpatkan

Kedua Belah Pihak

51.Saya tidak iri dengan

orang yang memiliki

banyak talenta dan

lebih unggul dari

saya

21. Saya merasa kurang

nyaman waktu

berhadapan dengan

orang yang lebih

pandai atau unggul

dari saya.

B. Bertindak Menurut

Kepentingan Diri

Sendiri

1. Mengambil

keputusan untuk

diri sendiri dan

melaksanakannya:

13. Saya cenderung

ragu-ragu dan tidak

mudah mengambil

keputusan

2. Berani membangun

relasi dengan orang

lain

28.Saya menyalam

orang setiap kali

bertemu

11. Saya merasa sulit

langsung menyapa

orang yang baru saya

jumpai

C. Membela Diri Sendiri

Tanpa Kecemasan

yang Beralasan

2. Menanggapi

kritikan, hinaan atau

amarah dengan

terbuka

20. Saya mengucapkan

terima kasih kepada

orang yang

mengkritik saya

D. Mempertahankan

Hak-hak Pribadi

2. Memperoleh

informasi

18. Saya berani bertanya

di depan umum

secara spontan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

51

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Tingkat Asertivitas Suster Junior

Berdasarkan Tabel 7 disimpulkan bahwa sebagian besar suster junior

Kongregasi OSF Sibolga tahun 2017 memiliki kemampuan asertif yang

tinggi. Hal ini tidak sesuai dengan dugaan peneliti. Sebelumnya peneliti

menduga bahwa asertivitas para suster junior Kongregasi OSF Sibolga

rendah.

Pada pembahasan ini, peneliti membatasi pembahasan agar tidak terjadi

pengulangan yang tidak perlu. Peneliti menggolongkan hasil penelitian

menjadi 2 yaitu: tingkat asertivitas suster junior yang sangat tinggi (yang

sangat tinggi dan tinggi disatukan menjadi tinggi) dan tingkat asertivitas

yang rendah (golongan asertivitas yang sedang peneliti tafsirkan termasuk

dalam kategori rendah karena yang ideal sebenarnya adalah sangat tinggi).

Perilaku asertif yang tinggi menunjukkan adanya kemampuan untuk

mengungkapkan pikiran, perasaan, kebutuhan, keinginan, penolakan secara

langsung, jujur dan tegas serta untuk mendengarkan dan menerima kritikan

atau saran yang membangun. Suster junior diharapkan sudah mampu

berperilaku asertif, karena jika suster junior mampu berperilaku asertif,

maka suster junior akan mampu menjalani hidupnya dengan lebih baik

(Cawood, 1997).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 20 suster junior (66,67 %) yang

memiliki tingkat asertivitas yang tinggi dan tidak sesuai dengan dugaan

peneliti sebelumnya. Ada kemungkinan peneliti terlalu berpikir negatif dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

52

kurang objektif terhadap para suster junior Kongregasi Suster OSF Sibolga

dan salah menduga. Atau boleh jadi responden sudah mampu berperilaku

asertif. Kemungkinan lain adalah bisa jadi sebagian besar subjek tidak

memberikan jawaban yang objektif dan cenderung memberikan jawaban

yang menyenangkan serta ingin memperlihatkan segi dirinya baik.

Ada beberapa faktor yang kiranya mempengaruhi tingginya tingkat

asertivitas suster junior. Pertama, pola asuh orangtua mempengaruhi

perilaku asertif anak. Apabila pola asuh orangtua membebaskan anak untuk

berpendapat dan mengekspresikan dirinya, anak akan berani berpendapat,

tegas dan dapat memilih serta memutuskan sesuatu yang berkenaan dengan

hidupnya. Menurut Alberti & Emmons (2002: 81) orang akan menjalani

kehidupan yang lebih baik, jika yang bersangkutan mengekspresikan apa

yang dia inginkan dan membiarkan orang lain mengetahui bagaimana dia

ingin diperlakukan. Setiap orang memiliki keinginan untuk didengarkan dan

dihargai. Orang yang didengarkan dan dihargai akan memiliki sikap percaya

kepada orang lain dan dapat mengungkapkan dirinya kepada orang lain,

sehingga terbentuk hubungan yang lebih baik.

Faktor yang kedua yang kiranya mempengaruhi tingginya asertivitas

suster junior adalah dimilikinya konsep diri yang positif. Orang yang

memiliki konsep diri yang positif akan lebih mudah berinteraksi dengan

lingkungan sekitarnya dan akan mampu berperilaku asertif. Ketiga, kegiatan

dalam hidup bersama di komunitas bisa jadi mempengaruhi perkembangan

asertif para suster junior seperti sharing antar pribadi, sharing secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

53

bersama, diskusi, rekoleksi, retret, dan mengikuti kursus rohani dan

kepemimpinan. Hal ini diteguhkan oleh Gunarto (2008) yang menyatakan

bahwa kegiatan rutin dalam Cell Group menjadi kesempatan baik bagi

setiap anggota untuk mengembangkan asertivitas. Kegiatan-kegiatan

tersebut juga dalam berfungsi sebagi classical conditioning terhadap

perilaku asertif anggota. Saat sebagian besar anggota berperilaku asertif,

maka anggota lain akan terkondisikan juga untuk berperilaku asertif.

Suster junior yang memiliki kemampuan asertivitasnya tinggi perlu

menjaga dan terus mengembangkan kemampuan berperilaku asertif dalam

kehidupan sehari-hari. Dengan berperilaku asertif akan tercipta hubungan

yang baik dengan orang lain, kerja sama dapat berjalan dengan baik,

kepercayaan diri meningkat dan kritik dapat diterima dengan baik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 10 suster junior (33,33 %) yang

asertivitasnya rendah. Tingkat asertivitas rendah adalah tidak ideal. Orang

yang asertivitasnya rendah cenderung kurang mampu mengungkapkan

pikiran dan perasaannya kepada orang lain, kurang mampu bekerja sama

dengan orang lain, memiliki kepercayaan diri rendah dan sulit mempercayai

orang lain.

Salah satu hambatan yang menyebabkan orang kurang bersikap asertif

adalah tidak atau kurang adanya keyakinan bahwa mereka mempunyai hak

untuk berperilaku asertif (Alberti & Emmons, 2002). Menurut Aaron Beck

(Alberti & Emmons, 2002) salah satu pola pikir yang menghambat orang

untuk berperilaku asertif yaitu konsep diri yang negatif. Orang yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

54

memiliki konsep diri yang negatif kurang mampu mengungkapkan pikiran,

perasaan, keinginan dan kebutuhannya bahkan cenderung kurang mampu

berkata tidak terhadap ajakan orang yang tidak mendukung perkembangan

dirinya.

Hal-hal yang menyebabkan orang sulit berperilaku asertif adalah adanya

keinginan untuk menyenangkan orang lain yang membutuhkan persetujuan

dan dukungan; adanya rasa takut kalau menyinggung perasaan orang lain;

adanya perasaan takut kalau mendapat hukuman atau kehilangan; adanya

perasaan bersalah; adanya maksud untuk mendapat timbal balik; adanya

keinginan untuk mengidentifikasikan diri dengan lawan bicara; adanya

perasan diwajibkan atau diharuskan karena tugas; adanya keinginan

mengorbankan diri demi kepentingan orang lain; adanya kebutuhan akan

kekuatan untuk melakukan sesuatu (Lenz & Adams, 1995) .

Kemampuan suster junior untuk berperilaku asertif dapat ditingkatkan

sewaktu ada kegiatan komunitas seperti kapitel rumah, retret, rekoleksi, dan

sharing bersama di komunitas. Peningkatan kemampuan berperilaku asertif

akan berhasil kalau suster junior sadar akan perlunya terlibat aktif dalam

kegiatan komunitas serta didukung oleh para suster lainnya yang hidupnya.

Untuk membatu suster junior meningkat asertivitasnya, peneliti memberikan

usulan topik-topik pelatihan asertivitas yang dapat meningkatkan

kemampuan berperilaku asertif suster junior.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

55

2. Usulan Topik-topik Pelatihan Asertivitas Para Suster Junior

Kongregasi OSF Sibolga Tahun 2017

Topik pelatihan asertivitas dianggap sesuai kalau topik yng

bersangkutan relevan membantu suster junior memenuhi kebutuhan

asertivitas atau mengatasinya. Item-item yang skornya rendah

menunjukkan bahwa aspek asertivitas yang diungkap oleh aspek yang

bersangkutan rendah. Ini berarti suster junior bermasalah

Mengingat penting asertivitas dalam kehidupan di komunitas maka

perlu kemampuan untuk berperilaku asertif suster junior ditingkatkan.

Topik-topik yang diusulkan dalam penelitian ini dapat dianggap sesuai

dapat meningkatkan asertivitas suster junior.

Item-item kuesioner yang skornya teridentifikasi rendah sudah disajikan

pada tabel 9. Berdasarkan item-item yang skornya rendah itulah peneliti

membuat usulan program peningkatan asertivitas seperti yang terdapat

pada lampiran 4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

56

BAB V

PENUTUP

Dalam bab ini disajikan kesimpulan dari hasil penelitian, keterbatasan

penelitian, dan saran untuk berbagai pihak.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian dapat

disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Sebagian besar suster junior Kongregasi OSF Sibolga tahun 2017 memiliki

tingkat asertivitas yang tinggi.

2. Tidak ada suster junior Kongregasi OSF Sibolga tahun 2017 yang memiliki

tingkat asertivitas rendah dan sangat rendah.

3. Teridentifikasi 7 item yang berada pada kategori sedang. Ketujuh butir item

tersebut dijadikan sebagai dasar penyusunan usulan program pelatihan

asertivitas pada para suster junior Kongregasi OSF Sibolga tahun 2017.

B. Keterbatasan Penelitian

1. Instrumen penelitian hanya dikonsultasikan dengan dosen pembimbing tidak

sepenuhnya melakukan “expert judgement”, karena tidak sempat

dikonsultasikan kepada ahli lain seperti ahli bahasa, ahli pendidikan, dan

ahli kebudayaan.

2. Alat yang digunakan hanya kuesioner. Sebaiknya dilakukan observasi dan

wawancaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

57

C. Saran

Peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut.

1.Kongregasi Suster OSF Sibolga

Pembinaan yang diberikan bagi setiap suster, postulant, aspiran, dan novis

perlu ditingkatkan. Hendaknya diberikan pelatihan khusus yang

berhubungan dengan asertivitas.

2.Tim Formator

Hendaknya para formator meningkatkan pendampingan yang dapat

meningkatkan asertivitas para formandi.

3. Para Suster Junior Kongregasi Suster OSF Sibolga Tahun 2017

Para suster junior hendaknya senantiasa belajar mengembangkan dan

memelihara kemampuannya berperilaku asertif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

58

Daftar Pustaka

Adams, L & Lenz E. 1995. Be Your Best: Jadilah Diri Anda Sendiri.

Diterjemahkan oleh Kumara, A & Danan, P. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Alberti, R.E & Emmons, M.L 2002. Your Perfect Right: Panduan Praktis Hidup

lebih Ekspresif dan Jujur pada Diri Sendiri. Diterjemahkan oleh Buditjahya,

U.G. Jakarta: Elex Media Komputindo

Azwar, Saifuddin. 2007. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Dewan Pimpinan Umum Kongregasi OSF. 1982. Anggaran Dasar dan Cara

Hidup Saudara-Saudari Ordo Ketiga Regular Santo Fransiskus. Rottenburg-

Stuttgart

Gunarsa, Singgih. 2007. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta. Gunung Mulia

Gunarto, Petrus. 2008. Asertivitas Antar Anggota Cell Group di Joy Fellowship

Tahun 2007/2008 (Sikripsi). Yogyakarta: Program Sarjana S1 USD

Hia, R. 2004. Deskripsi Asertivitas Para Suster Yunior dan Medior Kongregasi

Suster-suster Cinta Kasih dari Maria Bunda Berbelaskasih (SCMM) di

Sumatera Utara Provinsi Indonesia Tahun 2004 (Skripsi). Yogyakarta:

Program Sarjana S1 USD

Hurlock, E.B. 1999. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga

Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta. Kencana

KBBI. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Kitab Hukum Kanonik (KHK)

Konstitusi Kongregasi Suster OSF Sibolga

LAI. 2006. Alkitab. Jakarta. Lembaga Biblika Indonesia

LIoyd, Sam R. 1991. Mengembangkan Perilaku Asertif yang Positif.

Jakarta:Binarupa Aksara

Margono, S. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Marpaung, W.N.Y. 2007. Perbedaan Tingkat Asertivitas Antara Mahasiswa

Batak Toba yang ada di Yogyakarta dengan Mahasiswa Toba yang Tinggal

di Medan. Yogyakarta: Program Sarjana S1 USD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

59

Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.

Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Nurgiyantoro, B. Dkk. 2002. Statistik Terapan. Yogyakarta: Gadjah Mada

Universty Press

Prasetya, F.M. 2001. Tugas Pembinaan Demi Mutu Hidup Bakti. Yokyakarta.

Kanisius

Prasetya, F.M. 1992. Psikologi Hidup Rohani 2. Yogyakarta. Kanisius

Prudentia, N. 2002. Deskripsi Tingkat Asertivitas Anak Panti Asuhan Santa Maria

Kalibawang, (Sikripsi). Yogyakarta

Rahman, A.A. 2013. Psikologi Sosial. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada

Riduwan. 2006. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung.

Alfabeta

Sarwono, S. W., & Meinarno, E. A. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta. Raja Grafindo

Persada

Stein, Steven J. & Howard, E. B. 2004. Ledakan EQ: 15 Prinsip Dasar

Kecerdasan Emosional Meraih Sukses. Diterjemahkan oleh Januarisari, T.

R.& Murtanto, Y. Bandung : Kaifa

Sugiono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R & D. Bandung. Alfabeta

Sukardi, 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

60

KUESIONER PENELITIAN

Oleh:

Fitaria Hondro

NIM : 131114005

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

Lampiran 1. KuesionerPenelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

61

A. Kata Pengantar

Para suster yang terkasih, pada kesempatan ini saya memohon kesediaan

para suster untuk mengisi kuesioner ini. Tujuan kuesioner ini adalah untuk

mengetahui pengalaman para suster dalam berelasi dengan orang lain dalam

hidup sehari-hari.

Semua informasi dari para suster akan dirahasiakan. Demi amannya

kerahasiaan jawaban, nama tidak perlu dicantumkan. Informasi dari para suster

sangat berharga bagi saya. Karena itu, saya mohon para suster dapat

mengisinya secara terbuka, sesuai dengan pengalaman pribadi para suster

(bukan yang seharusnya/idealnya). Keterbukaan para suster sangat saya hargai.

Untuk semua bantuan dari para suster, saya mengucapkan terima kasih.

Identitas:

Pendidikan terakhir :

Tugas saat ini :

Bulan dan Tahun Lahir :

Lama di Biara :

B. Petunjuk Pengisian

1. Di bawah ini disajikan sejumlah pernyataan yang berkaitan dengan

pengalaman suster dalam berelasi dengan orang lain. Bacalah masing-

masing pernyataan tersebut dengan teliti. Kemudian tentukanlah seberapa

sesuai hal yang dimaksud dengan masing-masing pernyataan dengan

pengalaman suster? Nyatakanlah pendapat suster dengan memberikan tanda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

62

centang ( ) pada kolom alternatif jawaban yang sesuai dengan pengalaman

suster. Alternatif jawaban adalah sebagai berikut:

Sangat Sesuai(SS) : Hal ini sangat sesuai dengan pengalaman suster

Sesuai (S) : Hal ini sesuaidengan pengalaman suster

Kurang Sesuai (KK) : Hal ini kurang sesuai dengan pengalaman suster

Tidak Sesuai (TP) : Hal ini tidak sesuai dengan pengalaman suster

Periksa kembali jawaban Anda dengan teliti, sehingga tidak ada satu nomor

pun yang terlewatkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

63

SS = Sangat Sesuai; S = Sesuai; KS= Kurang Sesuai; TS = Tidak Sesuai

NO Seberapa sesuai hal yang dimaksudkan dengan

masing-masing pernyataan yang berikut dengan

pengalaman suster?

Alternatif

jawaban

SS S KS TS

1 Saya mudah memotong pembicaraan orang sebelum

dia selesai berbicara

2 Apabila saya merasatersinggung dengan perkataan

orang lain, saya akan mengungkapkannya secara

terus terang

3 Saya mengalami kesulitan bergaul dengan orang

yang berbeda suku atau latar balakang keluarga

dengan saya

4 Setiap hari saya bersyukur kepada Tuhan atas

anugerah yang saya terima dengan cuma-cuma

5 Saya memelihara kesehatan saya

6 Saya langsung tidak enak kalau saya dikritik

7 Saya menggunakan waktu secara efektif

8 Saya membiarkan orang lain untuk mengambil

kepututsan sendiri

9 Saya merasa tidak enak kalau saya menolak

permintaan orang lain dan cenderung mengikuti apa

yang diinginkannya

10 Saya cenderung menanyakan langsung kalau ada

yang kurang jelas daripada saya menduga-duga

11 Saya merasa sulit langsung menyapa orang baru

saya jumpai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

64

SS = Sangat Sesuai; S = Sesuai; KS= Kurang Sesuai; TS = Tidak Sesuai

NO Seberapa sesuai hal yang dimaksudkan dengan

masing-masing pernyataan yang berikut dengan

pengalaman suster?

Alternatif

Jawaban

SS S KS TS

12 Kalau saya marah, saya cenderung menutupinya

supaya tidak diketahui bahwa saya marah

13 Saya cenderung ragu-ragu dan tidak mudah

mengambil keputusan

14 Saya dapat menghargai dan menerima kekurangan

orang lain

15 Saya berusaha menangkap maksud baik dari orang

yang mengkritik saya

16 Saya sering makan makanan tanpa mengindahkan

nilai gizi

17 Saya dapat menyatakan secara terus terang ke orang

lain bahwa saya sedang bahagia

18 Saya berani bertanya secara spontan di depan

umum

19 Saya memperhatikan orang lain yang sedang

berbicara dengan penuh perhatian

20 Saya mengucapkan terima kasih kepada orang yang

mengkritik saya

21 Saya merasa kurang nyaman sewaktu saya

berhadapan dengan orang lain yang lebih pandai

atau unggul dari saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

65

SS = Sangat Sesuai; S = Sesuai; KS= Kurang Sesuai; TS = Tidak Sesuai

NO Seberapa sesuai hal yang dimaksudkan dengan

masing-masing pernyataan yang berikut dengan

pengalaman suster?

Alternatif

Jawaban

SS S TS KS

22 Dengan senang hati saya berani meminta maaf

kepada orang lain

23 Saya bisa tertawa lepas ketika saya sedang bahagia

24 Saya minta tolong orang lain mengerjakan sesuatu

tanpa merasa bersalah atau cemas

25 Saya cenderung menganggap pendapat orang lain

salah

26 Saya merasa tidak enak kalau kemauan saya tidak

dituruti

27 Kalau saya dikritik oleh orang lain, saya dapat

menanggapinya dengan tenang

28 Saya menyalami orang setiap kali bertemu

29 Saya berusaha memahami perasaan orang lain

30 Saya senang menunjukkan kebaikan orang lain

31 Saya malu bertanya mengenai informasi yang saya

butuhkan karena takut dianggap bodoh

32 Saya mengalami kesulitan mentaati jadwal yang

sudah saya tetapkan

33 Kalau saya ditegur oleh orang lain saya mudah

merasa direndahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

66

SS = Sangat Sesuai; S = Sesuai; KS= Kurang Sesuai; TS = Tidak Sesuai

NO Seberapa sesuai hal yang dimaksud dengan

masing-masing pernyataan yang berikut dengan

pengalaman suster?

Alternatif

jawaban

SS S KS TS

34 Saya mampu membuat keputusan setelah

mengadakan berbagai pertimbangan

35 Saya menyadari tujuan dari setiap kegiatan yang

saya lakukan

36 Saya sulit mengungkapkan kepada orang lain bahwa

perilakunya membuat saya tersinggung karena saya

takut dianggap kurang dewasa

37 Saya ikut merasa bangga kalau orang lain berhasil

38 Saya ikut merasa bangga kalau orang lain berhasil

39 Saya mudah berubah atau kurang konsisten dalam

mengikuti keputusan yang sudah saya ambil sendiri

40 Apabila saya membutuhkan informasi mengenai

suatu hal, saya memintanya kepada orang lain

dengan terus terang

41 Saya menjadi suster atas kemauan saya sendiri

42 Saya berusaha menangkap dan memahami hal baik

yang dikomunikasikan oleh orang lain

43 Saya tidak mudah akrab dengan orang lain dan

cenderung menghindar dari orang lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

67

SS = Sangat Sesuai; S = Sesuai; KS= Kurang Sesuai; TS = Tidak Sesuai

NO Seberapa sesuai hal yang dimaksudkan dengan

masing-masing pernyataan yang berikut dengan

pengalaman suster?

Alternatif

Jawaban

SS S KS TS

44 Saya bersedia dengan sabar atau dengan sungguh-

sungguh mendengarkan isi hati orang lain

45 Saya gigih berusaha mencapai tujuan yang sudah

saya tetapkan

46 Saya berani memulai menyapa orang lain setiap kali

bertemu

47 Saya konsekuen melaksanakan setiap keputusan

yang saya ambil

48 Saya tidak nyaman berteman dengan orang yang

memiliki kekurangan seperti cacat fisik

49 Saya sukar membagikan pengalaman saya ysang

menggembirakan kepada orang lain karena takut

dianggap sombong

50 Saya berani menolak permintaan orang lain tanpa

perasaan bersalah

51 Saya tidak iri dengan orang yang memiliki banyak

talenta dan lebih unggul dari saya

52 Saya berani mengungkapkan pada orang lain bahwa

saya jengkel atau mangkel

53 Saya berani atau tidak segan minta tolong kepada

orang lain

54 Ketika saya melakukan kesalahan, saya cenderung

diam dan tidak minta maaf

TERIMA KASIH

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

68

Tabel Hasil Uji Validitas

Nomor Item Parameter Nilai R Hitung keputusan item01 Pearson Correlation .467

**

Valid Sig. (2-tailed) .009

N 30

item02 Pearson Correlation .585**

Valid Sig. (2-tailed) .001

N 30

item03 Pearson Correlation .514**

Valid Sig. (2-tailed) .004

N 30

item04 Pearson Correlation .479**

Valid Sig. (2-tailed) .007

N 30

item05 Pearson Correlation .305

Tidak Valid Sig. (2-tailed) .101

N 30

item06 Pearson Correlation .463*

Valid Sig. (2-tailed) .010

N 30

item07 Pearson Correlation .423*

Valid Sig. (2-tailed) .020

N 30

item08 Pearson Correlation .571**

Valid Sig. (2-tailed) .001

N 30

item09 Pearson Correlation .417*

Valid Sig. (2-tailed) .022

N 30

item10 Pearson Correlation .517**

Valid Sig. (2-tailed) .003

N 30

Lampiran 2. TabelHasilUjiValiditas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

69

item11 Pearson Correlation .439*

Valid Sig. (2-tailed) .015

N 30

item12 Pearson Correlation .362*

Valid Sig. (2-tailed) .050

N 30

item13 Pearson Correlation .523**

Valid Sig. (2-tailed) .003

N 30

item14 Pearson Correlation .644**

Valid Sig. (2-tailed) .000

N 30

item15 Pearson Correlation .481**

Valid Sig. (2-tailed) .007

N 30

item16 Pearson Correlation .391*

Valid Sig. (2-tailed) .032

N 30

item17 Pearson Correlation .509**

Valid Sig. (2-tailed) .004

N 30

item18 Pearson Correlation .401*

Valid Sig. (2-tailed) .028

N 30

item19 Pearson Correlation .556**

Valid Sig. (2-tailed) .001

N 30

item20 Pearson Correlation .504**

Valid

Sig. (2-tailed) .005

N

30

item21 Pearson Correlation -.439*

Valid Sig. (2-tailed) .015

N 30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

70

item22 Pearson Correlation .597**

Valid Sig. (2-tailed) .000

N 30

item23 Pearson Correlation .563**

Valid Sig. (2-tailed) .001

N 30

item24 Pearson Correlation .399*

Valid Sig. (2-tailed) .029

N 30

item25 Pearson Correlation .455*

Valid Sig. (2-tailed) .012

N 30

item26 Pearson Correlation .411*

Valid Sig. (2-tailed) .024

N 30

item27 Pearson Correlation .556**

Valid Sig. (2-tailed) .001

N 30

item28 Pearson Correlation .447*

Valid Sig. (2-tailed) .013

N 30

item29 Pearson Correlation .416*

Valid Sig. (2-tailed) .022

N 30

item30 Pearson Correlation .437*

Valid Sig. (2-tailed) .016

N 30

item31 Pearson Correlation .353

Tidak Valid

Sig. (2-tailed) .056

N

30

item32 Pearson Correlation .458*

Valid Sig. (2-tailed) .011

N 30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

71

item33 Pearson Correlation .592**

Valid Sig. (2-tailed) .001

N 30

item34 Pearson Correlation .571**

Valid Sig. (2-tailed) .001

N 30

item35 Pearson Correlation .598**

Valid Sig. (2-tailed) .000

N 30

item36 Pearson Correlation .650**

Valid Sig. (2-tailed) .000

N 30

item37 Pearson Correlation .466**

Valid Sig. (2-tailed) .009

N 30

item38 Pearson Correlation .470**

Valid Sig. (2-tailed) .009

N 30

item39 Pearson Correlation .445*

Valid Sig. (2-tailed) .014

N 30

item40 Pearson Correlation .472**

Valid Sig. (2-tailed) .008

N 30

item41 Pearson Correlation .003

Tidak Valid Sig. (2-tailed) .989

N 30

item42 Pearson Correlation .356

Tidak Valid Sig. (2-tailed) .053

N 30

item43 Pearson Correlation .423*

Valid Sig. (2-tailed) .020

N 30

item44 Pearson Correlation .391*

Valid Sig. (2-tailed) .033

N 30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

72

item45 Pearson Correlation .505**

Valid Sig. (2-tailed) .004

N 30

item46 Pearson Correlation .399*

Valid Sig. (2-tailed) .029

N 30

item47 Pearson Correlation .452*

Valid Sig. (2-tailed) .012

N 30

item48 Pearson Correlation .352

Tidak Valid Sig. (2-tailed) .056

N 30

item49 Pearson Correlation .580**

Valid Sig. (2-tailed) .001

N 30

item50 Pearson Correlation .514**

Valid Sig. (2-tailed) .004

N 30

item51 Pearson Correlation .504**

Valid Sig. (2-tailed) .005

N 30

item52 Pearson Correlation .561**

Valid Sig. (2-tailed) .001

N 30

item53 Pearson Correlation .601**

Valid Sig. (2-tailed) .000

N 30

item54 Pearson Correlation .419*

Valid Sig. (2-tailed) .021

N 30

jumlah Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

73

Tabulasi Data Penelitian

No. 1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 2 4 3 3 3 3 4 4 2 4 4 3 3 3 4 3 4

2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2

3 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 3 4 4 1 4 4

4 4 2 4 2 4 3 4 3 3 2 3 2 4 4 4 3 2

5 3 3 3 4 3 2 3 1 3 2 3 4 3 3 2 3 2

6 2 2 2 2 3 2 2 1 2 1 3 2 3 3 2 3 2

7 1 4 3 2 4 2 4 4 3 1 1 2 4 2 3 3 1

8 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 1 4 3

9 3 3 3 4 4 3 3 3 3 1 3 4 3 2 2 3 1

10 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3

11 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 2

12 4 4 4 2 4 2 3 4 3 2 2 2 4 3 3 4 2

13 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3

14 4 3 3 3 3 3 4 3 2 2 4 3 4 3 3 3 2

15 2 2 3 3 2 2 3 3 2 1 2 2 3 2 2 2 1

16 3 1 3 2 3 2 4 2 3 2 2 2 3 3 4 2 2

17 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3

18 4 2 4 4 4 3 4 3 3 2 1 4 4 2 3 3 2

19 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

20 3 2 4 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2

21 3 3 2 3 4 3 3 2 2 2 4 3 3 2 3 3 2

22 4 2 4 1 3 3 4 2 3 3 2 1 4 3 2 3 3

23 3 1 2 1 3 3 3 1 2 2 2 1 3 3 3 2 2

24 3 2 4 3 3 3 3 1 3 4 2 3 3 3 3 3 4

25 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 2

26 4 1 2 1 4 2 3 3 3 2 2 1 1 3 3 4 2

27 3 1 4 1 2 3 3 3 3 3 2 1 3 3 1 1 3

28 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3

29 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

30 3 2 3 3 4 4 3 4 4 1 3 3 4 3 3 2 1

Lampiran 3.Tabulasi Data Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

74

N0 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 32 33 34 35 36

1 2 2 2 3 4 3 3 4 2 3 4 1 2 3 4 3 1

2 3 2 2 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2

3 4 3 1 3 4 3 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 4

4 2 4 4 4 4 3 2 4 2 2 3 3 3 2 4 4 2

5 3 2 2 3 3 3 4 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3

6 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2

7 3 3 2 4 4 4 2 2 3 2 1 3 1 3 2 4 3

8 3 1 4 1 4 3 3 3 3 1 3 2 4 3 3 2 2

9 3 2 2 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4

10 3 3 2 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3

11 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3

12 3 2 2 4 4 4 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3

13 3 3 3 4 3 4 4 2 3 2 3 3 3 3 4 4 3

14 3 3 3 4 4 4 4 3 3 2 4 2 4 3 3 4 4

15 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 1 2 2 2 3 3 1

16 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 4 2

17 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4

18 3 4 2 4 4 4 4 2 3 4 1 3 4 3 4 4 2

19 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3

20 2 2 2 3 3 4 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3

21 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 4 2 3 2 3 3 3

22 3 3 1 4 4 4 4 3 3 2 2 3 4 3 3 4 4

23 3 3 2 3 2 4 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 1

24 4 3 2 3 4 3 3 3 4 3 2 3 2 4 4 3 2

25 3 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3

26 2 1 4 1 4 2 4 3 2 2 2 3 2 2 4 3 1

27 2 2 4 3 3 3 3 3 2 4 2 3 2 2 3 3 1

28 3 2 1 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3

29 3 3 1 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3

30 3 2 1 4 4 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

75

No. 37 38 39 40 43 44 45 46 47 49 50 51 52 53 54

1 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 4 4 3

2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 4

3 4 4 2 4 2 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3

4 4 2 3 4 3 3 3 1 3 2 4 4 2 4 4

5 4 3 3 3 2 1 3 2 3 4 3 2 3 3 3

6 3 3 2 3 2 1 3 3 3 3 2 2 2 2 3

7 2 3 4 4 2 4 3 2 4 2 3 3 4 1 4

8 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 1 2 3 3

9 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3

10 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4

11 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3

12 4 3 3 4 2 4 4 2 3 3 4 2 4 4 3

13 4 2 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4

14 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4

15 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3

16 3 2 2 3 2 2 3 4 3 2 3 3 1 3 3

17 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4

18 4 3 3 4 3 3 4 2 4 4 4 4 2 4 4

19 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3

20 4 2 3 3 3 2 3 2 3 3 4 2 3 3 4

21 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3

22 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 2 4 4

23 4 3 3 3 3 1 3 2 3 2 2 3 1 3 4

24 3 4 2 3 3 1 4 3 3 3 4 3 2 3 3

25 4 3 3 3 3 1 3 3 3 4 3 3 3 3 4

26 3 2 2 4 2 3 3 2 2 4 2 1 1 3 2

27 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4 2 1 3 3

28 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 2 3 3 3

29 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4

30 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

76

Topik-topik Pelatihan Asertivitas Para Suster Junior Tahun 2017 Kongregasi Suster OSF Sibolga

No. Item Topik Tujuan Metode Sumber

1 13. Saya cenderung ragu-

ragu dan tidak mudah

mengambil keputusan

“Mengambil

Keputusan”

Suster junior dapat

mengambil keputusan

bagi dirinya sendiri

Experiential

learning: Membaca

& bermain peran

Alberti, R.E. & Emmons, M.L

2002. Your Perfect Right: Panduan

Praktis hidup lebih Ekspresif dan

Juju pada Diri Sendiri. Jakarta:

Elex Media Komputindo

2 20. Saya mengucapkan

terima kasih kepada

orang mengkritik saya

“Pesan Aku” Suster junior berani

menerima kritikan

dengan terbuka

Experiential

learning: Membaca

& bermain peran

Alberti, R.E. & Emmons, M.L

2002. Your Perfect Right: Panduan

Praktis hidup lebih Ekspresif dan

Juju pada Diri Sendiri. Jakarta:

Elex Media Komputindo

3 18. Saya berani bertanya

secara spontan di depan

umum

“Pesan Aku” Suster junior berani

bertanya

Experiential

learning: Bermain

peran & Pemberian

tugas rumah

Alberti, R.E. & Emmons, M.L

2002. Your Perfect Right: Panduan

Praktis hidup lebih Ekspresif dan

Juju pada Diri Sendiri. Jakarta:

Elex Media Komputindo

4 28. Saya menyalami orang

setiap kali bertemu

“Pembukaan

Diri”

Suster junior berani

memulai pembicaraan

Experiential

learning: Ceramah &

Alberti, R.E. & Emmons, M.L

2002. Your Perfect Right: Panduan

Lampiran 4. Program PelatihanAsertivitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

77

11. Saya merasa sulit

langsung menyapa orang

yang baru saya jumpai

dengan orang lan bermain peran Praktis hidup lebih Ekspresif dan

Juju pada Diri Sendiri. Jakarta:

Elex Media Komputindo

5 51. Saya tidak iri dengan

orang yang banyak

memiliki banyak talenta

dan lebih unggul dari

saya

21. Saya merasa kurang

nyaman waktu

berhadapan dengan orang

yang lebih pandaii atau

unggul dari saya

“Menghargai

Orang Lain”

Para suster junior

menerima kelebihan

dan kekurangan orang

lain

Experiential

learning: Ceramah &

bermain peran

Alberti, R.E. & Emmons, M.L

2002. Your Perfect Right: Panduan

Praktis hidup lebih Ekspresif dan

Juju pada Diri Sendiri. Jakarta:

Elex Media Komputindo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

78

Lampiran 5. Surat IjinUji CobaKomunitas KSFL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

79

Lampiran 6. Surat IjinUji CobaKomunitas KYM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

80

Lampiran 7. Surat Ijin Uji Coba Komunitas FdCC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

81

Lampiran 7. SuratIjinUjiCobaKomunitasFdCC

Lampiran 7. Surat Ijin Uji Coba Komunitas SpSS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: TINGKAT ASERTIVITAS PARA SUSTER JUNIOR KONGREGASI SUSTER OSF SIBOLGA SIKRIPSI …repository.usd.ac.id/12731/2/131114005_full.pdf · 2017. 10. 27. · 4. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si

82

Lampiran 8. SuratIjinUjiPenelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI