Upload
ajeng-widy
View
27
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
Transplanting adalah proses pemindahan tanaman bibit dari tempat pembibitan ke pot
individu. Transplanting atau penyapihan bertujuan agar semai dapat tumbuh lebih besar dan
kuat dengan perakaran yang lebih baik. Kerusakan perakaran akibat pencabutan yang tidak
hati-hatiakan menyebabkan semai menjadi kering. Penyapihan atau pemindahan yang kurang
hati-hati akan menyebabkan kematian. Salah satu cara untuk mengatasi kerusakan atau
kematian pada saat transportasi bibit adalah bibit yang dipindahkan dibungkus jadi satu yang
diusahakan akar tertutup rapat dan bagian atas terbuka.Pada dasarnya sebelum sawi putih ditanam di lahan (transplanting), terlebih dahulu
harus dibuat persemaian benih. Benih tanaman sawi bisa dipindahkan di lahan penanaman
(transplanting) setelah berdaun sejati dua (2) lembar atau berumur sekitar 18 - 20
hari. Sebelum dipindahkan, lakukan penyeleksian bibit terlebih dahulu. Hanya bibit yang
tumbuh subur dan kekar dengan perakaran lurus yang dipindahkan. Sementara itu, bibit yang
tumbuh lambat, kerdil, tidak sehat dan perakarannya bengkok sebaiknya dibuang.
Pemindahan dilakukan dengan mengangkat bibit secara hati-hati dari persemaian beserta
media yang ada di sekitar perakarannya. Usahakan tidak ada akar bibit yang putus atau rusak
agar kondisinya tetap baik saat ditanam di media sapih. Untuk bibit yang tumbuh di bedeng
semai tidak perlu dipindahkan semuanya, hanya untuk penjarangan. Sementara itu, sisanya
tetap dibiarkan tumbuh di bedeng semai dan disampih sampai cukup besar untuk disambung,
diokulasi, atau ditanam di lahan. Bibit yang tumbuh secara individual di dalam polibag tidak
perlu dipindahkan sampai siap tanam di lahan (Redaksi Agromedia,2007).
Pada budidaya tanaman sawi pembibitan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan
lahan, pembibitan dapat dilakukan dengan cara menyebar atau cabutan maupun bibit yang sudah
dalam bentuk sisis atau polybag kecil. Bibit sawi yang disiapkan dalam bentuk sosis lebih lebih efisien
karena lebih cepat beradaptasi terhadap lingkungannya.
abon sosis,,Pengertian jabon sosis adalah bibit jabon yang dikembangkan dari bibit taburan.dimana media yang dipakai adalah plastik es lilin ukuran 3 cm diameter. Bibit ini sangat diminati oleh para pemula,dimana tingkat kemungkinan hidupnya tinggi,dan dalam waktu 50 sd 60 hari sudah setinggi 40 sd 50 cm ( siap tanam ) sejak dipindah ke polybag ukuran 10 x12 cm.Cara memindahkan mudah.1.Pertama,sediakan polybag ukuran siap tanam ,al 8x10cm,atau 12x15 cm.sesuai selera andasilahkan isi dengan tanah kebun.2. tusuk media tanah dengan pipa peralon pvc ukuran diameter 3 cm, sehingga timbul lubang ditengah,kemudian buka polybag jabon sosis,kemudian masukkan.lalau ditutup kembali dengan tanah.
3.pemeliharaan jabon sosis sangat sederhana,tidak perlu memakai naungan ataupun paranet,cukup disiram aiar 2 x sehari pagi dan sore,dipupuk npk dan semprot hormon tanaman atau fungisida,5 hari sekali agar terhindar dari jamur.
Harjadi. 1979. Koperasi Pemasaran Hortikultura: Keberhasilan dan Kendala. Media Komunikasi dan Informasi. April No. 16 Vol. IV, hal. 31.Redaksi Agromedia. 2007. Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman. Agromedia Pustaka. Jakarta. Cet. Ke-3 2008.
Transplanting pada bibit sosis
Transplanting pada bibit sebaran
Cara penting dalam memilih media tanam
a. Mengenal jenis dan sifat
Ada banyak jenis media tanam yang bisa dibeli. Tiap jenis memiliki bentuk, ukuran dan sifat
yang berlainan. Media tanam berbentuk serpihan mampu menyimpan air lebih lama dan
dalam jumlah banyak. Contohnya humus bambu. Sebaliknya, media tanam berbentuk
silindris dan bulat bersifat mudah melepas air, semisal akar pakis dan coco fiber . Sedangkan
media tanam berbentuk bulat diantaranya adalah pasir malang dan tanah. Ukuran butiran juga
menentukan kemampuan benda tersebut menyimpan air. Semakin kecil diameternya, kian
besar kemampuannya menyimpan air.
b. Sesuaikan dengan jenis tanaman
Tiap jenis tanaman butuh jenis media tanam berlainan. Tanaman penghuni daerah kering
seperti Kaktus , Adenium , Euphorbia , dan Pachipodium sebaiknya ditanam menggunakan
media tanam yang bersifat porus dan mudah membuang air. Tanaman seperti itu dicirikan
oleh jumlah daun sedikit dan berukuran kecil. Sebaliknya, jenis tanaman penyuka kondisi
lembap harus ditanam menggunakan media tanam yang mampu menyimpan air secara baik.
Flora ini dicirikan oleh ukuran daunnya yang lebar. Semisal Aglaonema , Philodendron , dan
Anthurium .
c. Perhatikan kondisi lingkungan
Pemilihan media tanam juga harus disesuaikan dengan keadaan lingkungan. Bila cuaca di
tempat Anda berhawa panas dan kering, disarankan memilih jenis media tanam yang
memiliki kemampuan menyimpan air yang kuat. Sebaliknya, bila kondisi cuaca tempat
tinggal sering berkabut dan lembap, disarankan agar memilih media tanam yang porus. Media
tanam seperti ini mudah mengaliirkan air. Sehingga membuat sistem perakaran tidak terlalu
lembap dan menjadi busuk.
d. Kenali pertumbuhan tanaman
Umumnya, tanaman muda yang masih dalam persemaian belum butuh pasokan hara dari luar
karena masih memiliki cadangan makanan. Pada saat itu, Anda cukup menggunakan pasir
malang, akar pakis atau coco peat sebagai media tanam. Media tanam dengan campuran
pupuk yang kaya zat hara baru disuguhkan setelah daun lembaga telah gugur. Atau setelah
daun asli yang pertama telah tumbuh.
e. Indoor vs outdoor
Tanaman yang ditaruh di luar ruangan butuh pasokan air lebih banyak dari pada tanaman
yang ditaruh di dalam ruangan. Sebab, tanaman di luar ruangan melangsungkan proses
fotosintasa lebih cepat dibandingkan dengan tanaman yang berada di dalam ruangan. Selain
itu, tiupan angin dan intensitas matahari di luar ruangan membuat laju penguapan lebih cepat
dibandingkan dengan di dalam ruangan. Dengan demikian, tanaman yang ditaruh di luar
ruangan sebaiknya di tanam memakai media tanam yang mampu menyimpan air dalam
jumlah banyak dan dalam waktu lama.
f. Sesuai dengan jenis pot
Pot berbahan plastik memiliki pori-pori lebih sedikit dibandingkan dengan pot gerabah.
Sehingga pot plastik mampu menahan kelembapan media tanam lebih baik dibandingkan
dengan pot gerabah. Namun, jumlah pori-pori sedikit itu membuat aerasi di dalam pot plastik
tidak sebaik aerasi dalam pot gerabah. Bila Anda memilih pot plastik, disarankan agar media
tanam yang digunakan adalah jenis yang mudah mengalirkan air dan porus. Sementara media
tanam untuk pot gerabah dipilih yang memiliki kemampuan menyimpan air dalam waktu
lama.
g. Pertimbangkan potensi penyakit
Media tanam yang telah dicampur dengan pupuk kandang atau mengandung hara biasanya
lebih mudah mengundang bibit penyakit. Campuran media tanam dengan pupuk kandang
paling rawan mengundang bibit penyakit penyebab busuk akar. Media tanam tersebut cocok
digunakan untuk menanam jenis tanaman yang menyukai kondisi kering. Misal Adenium ,
Pachipodium , dan Euphorbia .
h. Usia pakai
Jangan lupa pertimbangkan pula usia pakainya. Media tanam bertekstur lunak dan
mengandung hara biasanya lebih mudah melapuk dan terurai. Sedangkan media tanam
bertekstur keras umumnya bersifat awet. Contoh media tanam berusia pendek adalah humus
bambu, humus kaliandra dan coco peat. Sedangkan media tanam berusia panjang diantaranya
akar pakis dan sekam padi. Bila Anda menggunakan media tanam berumur pendek, Anda
harus lebih rajin melakukan repotting dibandingkan dengan memakai media tanam berumur
panjang.
Jenis media tanam yang dipakai pada praktikum kali ini antara lain :
1. Tanah
2. Kompos
Kompos merupakan media tanam organik yang bahan dasarnya berasal dari proses
fermentasi tanaman atau limbah organik, seperti jerami, sekam, daun, rumput, dan sampah
kota. Kelebihan dari penggunaan kompos sebagai media tanam adalah sifatnya yang mampu
mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat-sifat tanah, baik fisik, kimiawi,
maupun biologis. Selain itu, kompos juga menjadi fasilitator dalam penyerapan unsur
nitrogen (N) yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.
Kandungan bahan organik yang tinggi dalam kompos sangat penting untuk
memperbaiki kondisi tanah. Berdasarkan hal tersebut dikenal 2 peranan kompos yakni soil
conditioner (peranan kompos dalam memperbaiki struktur tanah, terutama tanah kering) dan
soil ameliorator (berfungsi dalam memperbaiki kemampuan tukar kation pada tanah).
Kompos yang baik untuk digunakan sebagai media tanam yaitu Yang telah mengalami
pelapukan secara sempurna, ditandai dengan perubahan warna dari bahan pembentuknya
(hitam kecokelatan), tidak berbau, memiliki kadar air yang rendah, dan memiliki suhu ruang.
Adapun beberapa kekurangan dari kompos itu sendiri yang membuat kita harus
menambahkannya dalam jumlah banyak, diantaranya yaitu :
a. Kandungan unsur hara jumlahnya kecil, sehingga jumlah pupuk yang diberikan harus
relatif banyak bila dibandingkan dengan pupuk anorganik.
b. Karena jumlahnya banyak, menyebabkan memerlukan tambahan biaya operasional untuk
pengangkutan dan implementasinya.
c. Dalam jangka pendek, apalagi untuk tanah-tanah yang sudah miskin unsur hara,
pemberian pupuk organik yang membutuhkan jumlah besar sehingga menjadi beban biaya
bagi petani. Sementara itu reaksi atau respon tanaman terhadap pemberian pupuk organik
tidak se-spektakuler pemberian pupuk buatan.
Selain itu terdapat pula kelebihan – kelebihan dari pupuk kompos itu sendiri,
diantaranya adalah :
a. Kompos mengandung unsur hara yang lengkap, baik unsur hara makro maupun unsur hara
mikro. Kondisi ini tidak dimiliki oleh pupuk buatan (anorganik).
b. Kompos mengandung asam - asam organik, antara lain asam humic, asam fulfic, hormon
dan enzym yang tidak terdapat dalam pupuk buatan yang sangat berguna baik bagi
tanaman maupun lingkungan dan mikroorganisme.
c. Kompos mengandung makro dan mikro organisme tanah yang mempunyai pengaruh yang
sangat baik terhadap perbaikan sifat fisik tanah dan terutama sifat biologis tanah.
d. Memperbaiki dan menjaga struktur tanah.
e. Menjadi penyangga pH tanah.
f. Menjadi penyangga unsur hara anorganik yang diberikan.
g. Membantu menjaga kelembaban tanah
h. Aman dipakai dalam jumlah besar dan berlebih sekalipun
i. Tidak merusak lingkungan.
3. Arang sekam
Media arang sekam mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain
harganya relatif murah, bahannya mudah didapat, ringan, sudah steril, dan mempunyai
porositas yang baik. Kekurangannya yaitu jarang tersedia di pasaran, yang umum tersedia
hanya bahannya (sekam/kulit gabah) saja, dan hanya dapat digunakan dua kali.
4. Cocopeat
Sabut kelapa atau coco peat merupakan bahan organik alternatif yang dapat
digunakan sebagai media tanam. Sabut kelapa untuk media tanam ,I ‘iJdiknya berasal dari
buah kelapa tua karena memiliki serat yang kuat.
Penggunaan sabut kelapa sebagai media tanam sebaiknya dilakukan di daerah yang bercurah
hujan rendah. Air hujan yang berlebihan dapat menyebabkan media tanam ini mudah lapuk.
Selain itu, tanaman pun menjadi cepat membusuk sehingga bisa menjadi sumber penyakit.
Untuk mengatasi pembusukan, sabut kelapa perlu direndam terlebih dahulu di dalam larutan
fungisida. Jika dibandingkan dengan media lain, pemberian fungisida pada media sabut
kelapa harus lebih sering dilakukan karena
sifatya yang cepat lapuk sehingga mudah ditumbuhi jamur.
Kelebihan sabut kelapa sebagai media tanam lebih dikarenakan karakteristiknya yang mampu
mengikat dan menyimpan air dengan
kuat, sesuai untuk daerah panas, dan mengandung unsur-unsur hara esensial, seperti kalsium
(Ca), magnesium (Mg), kalium (K), natrium (N), dan fosfor (P).
5. Pupuk kandang
Pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan disebut sebagai pupuk kandang.
Kandungan unsur haranya yang lengkap seperti natrium (N), fosfor (P), dan kalium (K)
membuat pupuk kandang cocok untuk dijadikan sebagai media tanam. Unsur-unsur tersebut
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu, pupuk kandang memiliki
kandungan mikroorganisme yang diyakini mampu merombak bahan organik yang sulit
dicerna tanaman menjadi komponen yang lebih mudah untuk diserap oleh tanaman.
Komposisi kandungan unsur hara pupuk kandang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain jenis hewan, umur hewan, keadaan hewan, jenis makanan, bahan hamparan yang
dipakai, perlakuan, serta penyimpanan sebelum diaplikasikan sebagai media tanam. Pupuk
kandang yang akan digunakan sebagai media tanam harus yang sudah matang dan steril. Hal
itu ditandai dengan warna pupuk yang hitam pekat. Pemilihan pupuk kandang yang sudah
matang bertujuan untuk mencegah munculnya bakteri atau cendawan yang dapat merusak
tanaman.
6. NPK
Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsur hara utama lebih
dari dua jenis. Dengan kandungan unsur hara Nitrogen 15 % dalam bentuk NH3, fosfor 15 %
dalam bentuk P2O5, dan kalium 15 % dalam bentuk K2O. Sifat Nitrogen (pembawa
nitrogen ) terutama dalam bentuk amoniak akan menambah keasaman tanah yang dapat
menunjang pertumbuhan tanaman.(Hardjowigeno, 1992).
Kelebihan pupuk anorganik:
1. unsur yang terkandung cepat terurai dan cepat terserap oleh tanaman sehingga Hasil
cepat terlihat pada tanaman
2. Kandungan unsure hara jelas
3. Mudah pengaplikasian
4. Tidak bau
5. Pengangkutan mudah
kekurangan
1. karena cepat terurai di alam, sehingga untuk mendapatkan efisiensi pemupukan yang
optimal harus dengan dosis yang tepat
2. waktu pemupukan harus sering karena pupuk tidak tersimpan lama dalam media tanam
3. ketersediaan pupuk tergantung pihak lain, misal pabrik dan distributor
4. harga relatif tinggi
5. dapat menyebabkan ketidak seimbangan unsur hara dalam tanah karena pemupukan yang
tidak berimbang
6. dalam pemakaian jangka panjang dapat menurunkan PH tanah