23
TOKSISITAS MIKROBIOLOGI KELOMPOK 6 Gesta Ayu Wahyu Pangestika 3311131141 Meidy e!ena Lati" 331113114# $u%hasanah 331113114& Sahat'a R(ni Sih(')ing 33111311** Gita Okta+%iyanti 3311131166 ,(ana 33111311#- .ARMASI / 0 - 13

Toksisitas Mikrobiologi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Toksisitas Mikrobiologi

Citation preview

Purple Coneflower

TOKSISITAS MIKROBIOLOGIKELOMPOK 6

Gesta Ayu Wahyu Pangestika3311131141Meidy Helena Latif3311131147Nurhasanah3311131148Sahatma Roni Sihombing3311131155Gita Oktapriyanti3311131166Yoana3311131172

FARMASI D - 20131IPENDAHULUANIIDEFINISIIIIPREVALENSI KERACUNANIVSUMBER KERACUNANVMEKANISME TOKSISITASVIKARAKTERISTIK KERACUNANVIIPENANGANAN KERACUNANVIIICONTOH KASUSDAFTAR PUSTAKA

Salmonella sp.Aspergillus sp.AflatoksinPENDAHULUANKehidupan di alam memiliki beragam organisme yang mendiaminya termasuk mikroorganisme seperti jamur, alga, virus dan bakteri. Keberadaan bakteri di alam memiliki berbagai dampak terhadap kehidupan manusia. Berbagai dampak yang ditimbulkan oleh bakteri ada yang menguntungkan maupun merugikan. Dekomposisi yang dilakukan oleh bakteri merupakan salah satu keuntungan kehidupan bakteri di alam. Namun beberapa bakteri yang dapat menimbulkan sakit hingga menimbulkan kematian.

Bakteri yang menginfeksi tubuh manusia dapat menimbulkan sakit biasanya disebut bakteri patogen. Pada bakteri patogen terdapat berbagai zat yang menyebabkan sakit tersebut, diantaranya adalah toksin. Toksin adalah suatu zat dalam jumlah relatif kecil yang apabila masuk ke tubuh manusia akan bereaksi secara kimiawi dapat menimbulkan gejala abnormal hingga menyebabkan kematian. DEFINISI

Salmonella

Salmonella adalah bakteri batang gram negatif bersifat motil, tidak berspora dengan panjang 1,0 sampai 3,0 m dan lebar 0,8 sampai 1,0 m.

Jika dilakukan pewarnaan gram maka pada pemeriksaan mikroskopis akan tampak batang berwarna merah muda.

DEFINISIAspergillus

Aspergillus adalah suatu jamur yangtermasuk dalam kelas Ascomycetesyang dapat ditemukan dimanamanadi alam ini. Ia tumbuh sebagai saprofitpada tumbuh-tumbuhan yangmembusuk dan terdapat pula padatanah, debu organik, makanan danmerupakan kontaminan yang lazimditemukan di rumah sakit danLaboratorium.

DEFINISIAflatoksin

Aflatoksin merupakan segolongansenyawa toksik (mitotoksin,toksin yang berasal dari fungi)yang dikenal mematikan dankarsinogenik bagi manusia danhewan.

Spesies penghasilnya adalahjeniskapang) darigenusAspergillus,terutamaA. flavus(dari sininama "afla diambil).

PREVALENSI KERACUNANSalmonellaTingkat prevalensi wabah salmonellosis lebih dari 44% terjadi di duniamelibatkan konsumsi telur, produk asal telur yang terkontaminasi.Terjadi pada semua usia, namun lebih rentan terhadap bayi, anak-anak, ibuhamil dan janinnya, lansia karena faktor imunitas tubuh yang lemah.

AspergillusKeracunan akut di mana 25% di antaranya kematian, terjadi sebagai akibatpaparan dalam konsentrasi tinggi. Pada berbagai diagnosis Aspergillosis dilapangan komposisinya hampir bisa diprediksikan Aspergillus fumigatus adalahyang terbanyak (60-70%) diikuti Aspergillus flavus dan Aspergillus niger.

AflatoksinAflatoksin bersifat karsinogenik pada manusia dan hewan. Karsinoma hepatoselular diderita 500.000 orang tiap tahunnya di dunia, dengan 80% kejadianditemukan di negara berkembang dengan five year mortality lebih dari 95%.Aflatoksin menyebabkan kematian pada sekitar 8,8% dari seluruh kematianoleh karena penyakit kanker.SUMBER KERACUNANSalmonella

Bersumber dari kotoran, air kotor,dan lingkungan kotor lainnya.Sumber keracunan dari makananseperti daging mentah, telur, susu,ikan, udang karena terkontaminasiSalmonella.

Air dapat menjadi sumberkeracunan karena masuknyakotoran dari hewan ataupunmanusia yang mengeksresiSalmonella.

SUMBER KERACUNANAspergillusAspergillus niger dapat mengkontaminasi makanan, seperti roti tawar, jagung yang disimpan terlalu lama.

Tanaman yang sering diserang Aspergillus antara lain:Sereal (jagung, beras, gandum)Minyak sayur (kacang tanah, kedelai, bunga matahari, kapas)Rempah-rempah (cabe, lada hitam, ketumbar, kunyit, jahe)Kacang-kacangan pohon (almond, walnut, kelapa)

SUMBER KERACUNANAflatoksin

Aflatoksin sering kali terdifusi masuk ke dalam tenunan bagian-bagian dalam komoditi pertanian melalui rambut-rambut kapangnya. Dengan demikian, biji, umbi, bungkil, dan bagian lain komoditi menjadi tercemar.

Tanaman yang sering terinfeksi racun ini adalah tanaman padi, biji-bijian, kacang-kacangan, dan rempah-rempah.

Selama ini kurang disadari bahwa kacang tanah jika disimpan terlalu lama dalam bentuk olahan seperti sambal kacang dapat ditumbuhi jamur Aspergillus flavus yang merupakan salah satu sumber racun aflatoksin.

MEKANISME TOKSISITASSalmonellaMekanisme invasif Salmonella dapat merangsang sistem kekebalan tubuh yang dapat terlihat dari peningkatan jumlah leukosit. Salmonella menginfeksi dengan jalur fecal-oral, yaitu melalui konsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh Salmonella.

AspergillusMikotoksin mencegah sintesa RNA di hati yang menyebabkan nekrosis pada manusia dan hewan,Okratoksin berinteraksi dengan Fe membentuk suatu kompleks yang menghasilkan radikal hidroksil yang menyebabkan lipooksidasi,Trikotesena mencegah sintesa protein dan pada dosis rendah menurunkan pembentukan faktor koagulan imunoglobulin,Zearalenon terikat pada reseptor estrogen yang berpengaruh terhadap transkripsi inti sel,Fumonisin menyebabkan kekacauan pada metabolisme sphingolipid yangmencegah sintase seramida dalam mengkatalisator pembentukan dihidroseramida dari sphingosin.

MEKANISME TOKSISITASAflatoksin

Pada kasus penyakit kanker, yang dianggap menjadi dasarkejadian ini adalah bahwa aflatoksin menekan mekanisme perbaikan DNA yang diperlukan untuk menghambat perkembangan kanker yang disebabkan oleh HBV dan HBV mencegah terjadinya proses detoksifikasi aflatoksin oleh hepar.

Mekanisme toksikodinamik : Alfatoksin B1 di dalam hepatosit di metabolisasi menjadi epoksid, yang bereaksi sebagai senyawa elektrofil dengan guanin dari DNA Karsinogenesis.

KARAKTERISTIK KERACUNANSalmonellaKeracunan Salmonella sp. pada manusia biasanya baru terdeteksi setelah 5sampai 36 jam. Keracunan Salmonella diawali dengan sakit perut dan diare, disertai juga dengan panas badan yang tinggi, mual, muntah, pusing, dan dehidrasi.

AspergillusAspergillus merupakan jamur yang umum ditemukan di materi organik,yang dapat menular dengan transmisi inhalasi. Karakteristik keracunan Aspergillus sp. : Perut keram, Muntah dan diare, Dehidrasi, TBC, Asma, Kanker paru-paru, Pneumonia .

AflatoksinDapat berakibat fatal jika terhirup, terserap melalui kulit, atau tertelan.Hepatoma menimbulkan gangguan faal hati juga membentuk beberapa jenis hormon yang dapat meningkatkan kadar hemoglobin, kalsium, kolesterol, dan alfa feto protein di dalam darah.PENANGANAN KERACUNANSalmonella

Untuk pertolongan pertama dapat diberikan air mineral atau cairan elektrolit yang berfungsi sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang akibat dehidrasi.

2. Untuk kasus yang lebih parah segera dibawa ke klinik kesehatan atau rumah sakit terdekat.

3. Tidak ada imunisasi yang efektif terhadap infeksi oleh spesies-spesies Salmonella, kecuali Salmonella thypi (demam tifoid) yang dapat diberikan antibiotik kloramfenikol setelah terjadinya infeksi.

PENANGANAN KERACUNANAspergillus

1. Obat-obatan Amphotericin B, Caspofungin, Flucytosine, Itraconazole, Voriconazole digunakan untuk mengobati infeksi jamur ini.

2. Untuk kasus serbuan parah aspergillosis, terapi kombinasi dari Voriconazole dan Caspofungin disarankan sebagai obat untuk perawatan.

PENANGANAN KERACUNANAflatoksin

Pendekatan yang telah digunakan berupa esterifikasi glucomanose dan ekstrak ragi lainnya yang dapat memberikan efek kemoproteksi dengan meningkatkan proses detoksifikasi aflatoksin.

Oltipraz (golongan dithiolethione) dan Chlorophyllin telah banyak digunakan sebagai agent kemopreventif kanker. Chlorophyllin bekerja menghambat absorbsi aflatoksin pada saluran cerna. Chlorophyllin mempunyai sifat antioksidan, antimutagen, dan antikarsinogen. CONTOH KASUSSalmonellaSedikitnya 90 orang dilaporkan keracunan bakteri Salmonella bareilly, yang diduga terkandung dalam makanan sushi. Menurut pernyataan CDCP, penyakit bawaan makanan ini dilaporkan tersebar di 19 negara bagian dan District of Columbia sejak 28 Januari hingga 2 April lalu. Wabah ini tampaknya masih terus berlangsung dengan banyaknya orang yang jatuh sakit.

Sebelum sakit, para korban mengaku mereka memang memakan sushi, sashimi atau makanan sejenisnya. CDCP tidak melaporkan ada kematian atau korban rawat inap. CDCP saat ini bekerja sama dengan pejabat pemerintah dan Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan (FDA) tengah mengidentifikasi sumber wabah.

CONTOH KASUSAspergillus

Tahun 1960, masyarakat Inggris merayakan Natal tanpa kalkun.Saat itu, hanya dalam waktu beberapa bulan, lebih dari 100.000kalkun mati karena penyakit yang belum dikenal dan disebut"penyakit kalkun X".

Penelitian-penelitian segera dilakukan. Tak lama kemudian,ditemukan bahwa kalkun-kalkun itu mati karena memakanpakan berupa bungkil kacang tanah yang telah tercemarikapang (jamur) Aspergillus flavus yang menghasilkan racunyang disebut aflatoksin.

CONTOH KASUSAflatoksin

Pada tahun 2000 terjadi infeksi Aflatoksin pada hewan ternak sehingga dilakukan penelitian terhadap bahan pangan dan pakan ternak. Bahan pangan yang diteliti adalah jagung, kacang tanah, makanan dari kedelai, lada putih, lada hitam, kopra. Pakan ternak yang diteliti adalah pakan ayam, bebek, dan babi.

Sampel dikumpulkan dari petani, pedagang perantara, pedagang eceran di pasar, supermarket, perusahaan ekspor, peternak ayam, bebek dan babi, industri pakan ternak, serta gudang Badan Urusan Logistik (Bulog).

Hasil penelitian menunjukkan, pada umumnya jagung dan kacang tanah mengandung aflatoksin berkadar tinggi. Aflatoksin pada makanan berbahan kedelai, limbah pertanian dan industri pertanian relatif rendah. Pada kopra dan produk kopra, aflatoksin tidak selalu ditemukan. Aflatoksin tidak terdeteksi pada lada putih dan lada hitam. Secara umum kandungan aflatoksin pakan ayam rendah. Sebaliknya, aflatoksin pada pakan bebek dan pakan babi tinggi.

DAFTAR PUSTAKAYenny. (2006). Aflatoksin dan aflatoksikosis pada manusia. Jurnal Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti. Volume 25, No. 1, page 10-11.

Pelczar, M.J. & E.C.S. Chan. 1986. Penterjemah, Ratna Siri Hadioetomo dkk. Dasar-Dasar Mikrobiologi 1. Universitas Indonesia Press: Jakarta.Wirakartakusumah,M.A., Hermanianto,D., dan Andarwulan,N. 1989. Prinsip Teknik Pangan. PAU Pangan: Jakarta.

Tabbu, C.R. 2002. Penyakit Ayam dan PenanggulangannyaVolume 2. Kanisius. Yogyakarta. Hal 171-174.Yusnita A, S.Farm, Apt., 2010, Anti Jamur, [online], (http://kumpulan-farmasi.blogspot.com/2010/11/anti-jamur.html). Diakses tanggal 11 November 2014.

TERIMAKASIH23