Upload
tataa-shinta-dianaa
View
286
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
PENDAHULUAN
Indonesia sangat kaya akan hasil buah-buahan dan sayuran. Jenis
makanan ini mudah rusak selama perjalanan. Selama proses penyimpanan, pada
buah-buahan segar berlangsung perubahan kimiawi yang akan mengubah
penampilan, cita rasa, dan kualitasnya. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh
enzim. Salah satu cara untuk menjaga buah-buahan tetap segar dalam waktu yang
relatif lama yaitu dengan menekan aktivitas enzim dengan cara pengeringan.
Buah-buahan dan sayuran merupakan bahan pangan yang penting untuk
keseimbangan konsumsi makanan. Berbagai sumber bacaan menyebutkan bahwa
bagian terbesar dari buah-buahan dan sayuran adalah air, yang berkisar antara 81-
96%. Di samping itu meskipun jumlahnya sedikit, sayuran dan buah-buahan
mengandung mineral mikro maupun makro serta senyawa fungsional lainnya
yang penting bagi kesehatan tubuh.
Buah-buahan dan sayuran merupakan bahan makanan yang perishable
(mudah rusak). Kerusakan buah-buahan dan sayuran di Indonesia cukup tinggi,
yaitu sekitar 25-45% (Pujo Ciptono, 1982). Hal ini disebabkan antara lain karena
belum banyak diterapkannya teknologi-teknologi pasca panen, khususnya
teknologi pengolahan/pengawetan sayur dan buah-buahan.
Air merupakan salah satu faktor intern yang dapat menyebabkan
kerusakan bahan hasil pertanian terutama buah dan sayur. Oleh karena itu
pengeringan merupakan salah satu cara untuk mengeluarkan atau mengurangi
sebagian air dari suatu bahan dengan cara diuapkan.
Anggur merupakan tanaman buah berupa perdu yang merambat. Anggur
berasal dari Armenia, tetapi budidaya anggur sudah dikembangkan di Timur
Tengah sejak 4000 SM. Dari Timur Tengahbudidaya dan teknologi pengolahan
anggur mask ke Yunani dan menyebar ke Mexico, Amerika Selatan, Afrika
Selatan, Asia termasuk Indonesia dan Australia. Penyebaran ini juga menjadikan
beberapa sebutan seperti Grape di Eropa dan Amerika, Orang China menyebut Pu
tao dan di Indonesia disebut Anggur.
Anggur termasuk tanaman marga Vitis. Tidak semua jenis dari marga ini
dapat dimakan, yang bisa dimakan hanya dua jenis yaitu Vitis vinivera dan Vitis
labrusca. Dari dua jenis ini yang banyak dikembangkan di Indonesia dan
direkomendasikan oleh Departemen Pertanian sebagai jenis unggul adalah jenis
Vitis vinifera dari varietas Anggur Probolinggo Biru dan Alphonso Lavalle.
Namun ada juga yang dianjurkan ditanam antara lain Gross Collman, Probolinggo
Putih, Isabella, Delaware, Chifung, dan Australia.
Pengolahan anggur ada beberapa macam, seperti pengolahan anggur
menjadi minuman wine, juga pengolahan anggur kering yang biasa disebut
kismis.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau menghilangkan
kandungan air yang berada dalam suatu bahan dengan menguapkan sebagian
besar air yang terkandung di dalam bahan tersebut. Metode yang sering digunakan
dengan bantuan panas sampai diperoleh kadar air tertentu (kurang dari 10%)
sehingga mikroorganisme tidak dapat tumbuh lagi di dalamnya. Salah satu jenis
alat pengering yang menggunakan bantuan panas dan mudah dioperasikan adalah
tray dryer (Brown, 1950).
Pengeringan merupakan salah satu cara pengawetan pangan yang paling
tua. Cara ini merupakan suatu proses yang ditiru dari alam. Semua serealia
diawetkan dengan pengeringan, dan proses alami tersebut sedemikian efesien
sehingga hampir tidak memperlakukan lagi tambahan usaha dari manusia. Tetapi
pada periode tertentu dengan faktor iklim yang sedemikian sehingga biji-bijian
tidak dapat kering di ladang dengan semestinya. Dalam keadaan demikian jadi
manusia mempunyai andil dalam mengeringkan biji-bijian danbuah-buahan,
karena kalau tidak dikeringkan akan mengalami kerusakan. Buah-buahan banyak
yang diawetkan dengan cara pengeringan daripada dengan cara pengawetan
pangan yang lain. Pengeringan bahan pangan dengan matahari dapat
menghasilkan bahan dengan kepekatan yang tinggi dan dengan kualitas yang lebih
tahan. Pengeringan dengan matahari tetap merupakan cara pengawetan pangan
yang terbesar (Norman W.Desrosier,1963).
Pengeringan merupakan salah satu cara untuk mengeluarkan atau
mengurangi sebagian air dari suatu bahan dengan cara diuapkan. Proses
penguapan dapat dengan energi panas dan biasanya kandungan air tersebut
diturunkan sampai batas mikrobia dan kegiatan enzimatis tidak dapat
menyebabkan kerusakan yang berarti. Beberapa keuntungan dari pemakaian
teknologi pengeringan pada sayur dan buah antara lain: bahan menjadi lebih awet,
volume bahan menjadi lebih kecil sehingga mempermudah dan menghemat ruang
pengangkutan dan pengepakan, berat bahan juga menjadi berkurang sehingga
memudahkan pengangkutan, dengan demikian biaya produksi menjadi lebih
murah. Sedangkan sisi kerugiannya antara lain terjadinya perubahan-perubahan
sifat fisik, antara lain: pengerutan, perubahan warna, kekerasan, dan sebagainya.
Perubahan kualitas kimia, antara lain: penurunan kandungan vitamin C maupun
terjadinya pencoklatan, demikian pula kualitas organoleptisnya (Tri Susanto dan
Budi Saneto, 1994).
Tipe-Tipe Pengeringan
a. Pengering drum, untuk produk makanan susu, sari sayuran, kranberi,
pisang.
b. Pengering rak hampa, untuk produksi bahan pangan tertentu yang
terbatas.
c. Pengering hampa kontinu, untuk buah-buahan dan sayuran
d. Pengering ban berjalan (atmosferik), untuk sayuran
e. Pengering bedeng apung, untuk sayuran
f. pengering busa padat, untuk sari buah
g. Pengering semprot, untuk telur utuh, kuning telur, albumin, darah dan
susu
h. Pengering cabinet atau kamar, untuk buah-buahan dan sayuran
i. Pengering tungku, untuk apel, sebagian sayuran
j. Pengering terowongan, buah-buahan dan sayuran
Proses pengeringan dapat dilakukan dengan beberapa cara, hal ini
tergantung sifat bahannya, kegunaan serta nilai ekonomisnya. Proses pengeringan
buah-buahan dan sayuran dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :
penjemuran (sun drying), pengeringan buatan (artificial drying), pengeringan
secara pembekuan (free drying). Dehidrasi parsial dengan osmosis (osmotic
dehydration) sering pula dilakukan pada buah agar dihasilkan produk yang manis.
1. Penjemuran (sun drying)
Penjemuran merupakan pengeringan alamiah dengan menggunakan
sinar matahari langsung sebagai energi panas. Pengeringan secara penjemuran
memerlukan tempat pengeringan yang luas, wadah penjemuran yang banyak,
waktu pengeringan yang lama, dan mutunya sangat tergantung pada keadaan
cuaca.
Ada 3 macam alat pengering bertenaga sinar matahari :
a. Tipe absorpsi dimana produk langsung dipanaskan dengan sinar
matahari.
b. Alat pengering tidak langsung atau tipe konveksi dimana produk
kontak dengan udara panas seperti pada alat dehidrasi konvensional
tetapi udara tersebut dipanaskan dalam alat penyerap (kolektor).
c. Alat pengering dengan sistem kombinasi kedua tipe di atas.
Pada penjemuran, kecepatan pengeringan berjalan lambat sehingga
sering kali mengalami kerusakan karena mikroba, lalat, dan kualitasnya kurang
baik. Hal ini terjadi terutama pada buah dan sayur yang banyak mengandung
air.
Ditinjau dari segi biaya pengeringan, penjemuran lebih murah
sehingga banyak digunakan untuk produk biji-bijian. Sedangkan untuk buah
yang memerlukan kecepatan pengeringan yang tinggi dan keseragaman mutu,
maka pengeringan mekanis walaupun lebih mahal akan dipergunakan.
2. Pengeringan Buatan (artificial drying)
Pengeringan buatan (artificial drying) atau yang sering disebut pula
dengan pengeringan mekanis merupakan pengeringan dengan menggunakan
alat pengering. Tinggi rendahnya suhu, kelembaban udara, kecepatan
pengaliran udara dan waktu pengeringan dapat diatur sesuai dengan komoditi
yang dikeringkan. Pengawasan yang tidak tepat dari faktor-faktor tersebut
dapat menyebabkan terjadinya case hardening, yaitu suatu keadaan dimana
bagian permukaan bahan telah sangat kering sedangkan bagian dalamnya
masih basah. Hal ini terjadi apabila penguapan air pada permukaan bahan jauh
lebih cepat daripada difusi air dari bagian dalam keluar. Lapisan permukaan
bahan menjadi keras dan kenyal, sehingga air tidak dapat menembusnya
walaupun pengeringan dilanjutkan.
Jenis pengeringan buatan ini dibedakan menjadi 2 kelompok yang
didasarkan pada prinsip penghantaran panas yang digunakan, apakah melalui
udara panas atau kontak langsung.
a. Pengeringan adiabatik
Pengeringan adiabatik adalah pengeringan dimana panas dibawa ke
alat pengering oleh udara panas. Udara yang telah dipanaskan memberi
panas pada bahan pangan yang akan dikeringkan dan sekaligus mengangkat
uap air yang dikeluarkan oleh bahan. Udara panas dapat berupa hasil
pembakaran kayu, minyak atau pemanasan dengan tenaga listrik. Alat
pengering yang termasuk kelompok ini antara lain : cabinet dryer, bed dryer,
air lift dryer, maupun vertical down flow concurrent dryer.
b. Pengeringan isothermik
Pengeringan isothermik adalah pengeringan yang didasarkan atas
adanya kontak langsung antara bahan pangan dengan lembaran (plat) logam
yang panas. Dalam hal ini ada juga yang menggunakan pompa vakum untuk
mengeluarkan uap air bahan. Alat-alat pengering yang termasuk dalam
kelompok ini antara lain : drum dryer, vacuum shelf dryer dan continous
vacuum dryer.
3. Pengeringan Secara Pembekuan (Freeze drying)
Ini Pada pengeringan ini digunakan prinsip sublimasi, dimana bahan
pangan dibekukan terlebih dahulu dan air dikeluarkan dari bahan secara
sublimasi dalam kondisi tekanan vakum. Jadi langsung dari bentuk padat
menjadi gas atau uap, dan proses ini dilakukan dalam keadaan vakum (tekanan
lebih kecil dari 4 mmHg).
Suhu yang digunakan pada sistem ini adalah sekitar (-10o C), sehingga
kemungkinan kerusakan kimiawi maupun mikrobiologis dari bahan pangan
selama pengeringan dapat dihindari. Hal ini menyebabkan bahan makanan
kering yang dihasilkan mempunyai cita rasa yang tetap dan juga mempunyai
daya rehidrasi yang baik.
4. Pengeringan Secara Osmotik (Osmotic Dehydration)
Cara pengeringan ini didasarkan atas proses osmosis yang dapat
digunakan untuk memindahkan air dari larutan encer ke larutan yang lebih
pekat melalui suatu lapisan yang bersifat semi permeable. Proses pemindahan
air ini berlangsung sampai terjadi keseimbangan antara larutan gula dengan
bahan yang dikeringkan. Bahan pangan yang sering dikeringkan dengan cara
ini ialah buah-buahan yang memang pada dasarnya sudah berasa manis.
Pada pengeringan buah-buahan secara osmosis, potongan-potongan
buah dicelupkan ke dalam larutan gula yang pekat (65-75%), dan dengan
proses ini kandungan air buah yang dapat dipindahkan mencapai kurang lebih
50% dari berat buah semula. Proses osmosis ini dilakukan sebagai dehidrasi
parsial dari buah-buahan, yang kemudian diteruskan dengan pengeringan
secara biasa.
Bahan kimia pengatur tekanan osmotis yang digunakan harus
memenuhi syarat standar makanan, seperti tidak beracun da mempunyai cita
rasa yang baik. Gula pasir (sukrosa) biasanya digunakan untuk mengeringkan
buah-buahan. Kelarutan gula bertambah seiring dengan naiknya suhu. Pada
suhu yang lebih tinggi, tekanan osmotis larutan gula jenuh menjadi meningkat
sehingga menghasilkan daya dehidrasi yang lebih besar pada bahan yang akan
dikeringkan. Suhu yang baik untuk proses osmosis adalah dibawah 50o C
dalam waktu 2,5 – 3 jam. Di atas suhu tersebut akan terjadi proses pencoklatan
dan kerusakan cita rasa.
PEMBAHASAN
Kismis adalah hasil pengeringan dari anggur hitam yang berbentuk kecil-
kecil. Anggur hitam kecil yang biasa di buat kismis tersebut pada mulanya berasal
dari Yunani. Sebagai bahan pangan, kismis (currant) mengandung sekitar 6,3%
gula, 0,5% lemak dan 2% protein. Kandungan kalorinya adalah 850 kalori per
pound (454 gram) kismis.
Selain kismis (currant) produk anggur kering lain yang sejenis kismis
dikenal dengan nama raisin dan sultana. Raisin adalah buah kering dari beberapa
varietas anggur, diproduksi sebagian besar dengan pengeringan menggunakan
sinar matahari. Meskipun demikian ada juga sejumlah kecil yang dikeringkan
secara mekanis dengan pengering buatan. Mutu alami raisin yang menyebabkan
mudah disimpan yaitu kadar air rendah dan pH rendah yang berperan besar dalam
penggunaannya. Sebagai bahan pangan, raisin kaya akan gula, kandungan asam
sedang dan tinggi kandungan kaliumnya. Nilai kalori raisin lebih tinggi
dibandingkan kismis, yaitu 1300 kalori per pound raisin.
Sultana terbuat dari anggur kuning tanpa biji. Sebagai bahan pangan,
sultana harus mempunyai cita rasa yang baik dan menarik. Sultana sangat cocok
sebagai bahan pemanis dan mempunyai nilai gizi yang tinggi. Sultana
mengandung sekitar 62-65% gula, 1% lemak, dan 2% protein. Nilai kalorinya
sekitar 1260 kalori per pound sultana.
A. Pengolahan Kismis
Pada umumnya pengeringan anggur untuk dijadikan kismis ataupun
raisin menggunakan metode pengeringan secara alami (sun drying). Tandan
anggur yang akan dibuat kismis dipotong dan ditempatkan diatas rak-rak dan
dijemur. Selama penjemuran sewaktu-waktu dilakukan pembalikan dengan hati-
hati untuk menyeragamkan uapan air. Proses penjemuran berlangsung 10 sampai
12 hari. Adanya siraman air hujan harus dihindari, karena dapat merusak produk.
Setelah kering (kadar air 16% atau kurang), dibersihkan dari tangki buah, batu dan
benda asing lainnya baik secara manual (dengan tangan) maupun mesin,
kemudian dilakukan penyaringan untuk membuang benda-benda asing kecil,
dikemas dengan ukuran tertentu dan siap untuk dipasarkan.
Kismis yang bermutu tinggi biasanya dikeringkan ditempat teduh (tidak
kontak langsung dengan matahari). Proses pengeringannya akan dua kali lebih
lama tetapi akan menghasilkan warna biru kehitaman yang baik, cita rasa lebih
baik dan tekstur yang halus. Pengeringan dilakukan dengan cara menggantung
tangkai anggur secara berderet di dalam gubuk atau pondok kayu yang terkena
sinar matahari secara penuh. Kismis yang dihasilkan dengan pengeringan
semacam ini dikenal dengan warnanya yang biru kehitaman dan teksturnya yang
halus.
Untuk produk pengeringan anggur menjadi kismis atau raisin, minimal
anggur tersebut harus mengandung 23% total padatan. Kumpulan tandan atau
butir-butir anggur (yang masih melekat di tangkainya) dipetik dengan tangan dan
dihamparkan di atas alas kertas, kemudian dijemur diantara deretan tanaman
anggur. Tergantung cuacanya, dibutuhkan 2-4 minggu untuk mengeringkan
anggur menjadi kismis. Warna buah berubah dari kehijauan menjadi ungu
kecoklatan. Kandungan air berkurang dari 75% menjadi hanya 16% atau kurang.
Jika buah telah kering, alas-alas kertas tersebut kemudian digulung dengan kismis
di dalamnya. Gulungan-gulungan tersebut dikumpulkan ke pusat pengumpulan,
dimana kemudian gulungan dibuka dan kismis kemudian disaring untuk
menghilangkan pasir dan benda-benda kecil lainnya.
Setelah anggur dikeringkan dan menjadi kismis pada umumnya memiliki
warna kuning cerah sampai cokelat gelap. Keterbatasan dalam warna ini
kemudian diatasi dengan cara pewarnaan kismis agar menghasilkan warna yang
menarik. Pewarnaan makanan yang digunakan harus dapat melekat erat dikulit
buah dan tahan dengan air maupun gesekan. Prosesnya terdiri atas melarutkan
pewarna makanan dalam etil alkohol (etanol), lalu merendam kismis dalam
larutan tersebut, pengangkatan dari dalam larutan dan pengeringan untuk
menghilangkan residu alkohol.
Pewarna yang efektif digunakan untuk proses ini adalah pewarna yang
mempunyai sedikit kelarutan dalam etanol. Etanol hanya mampu masuk ke dalam
kismis kecil dalam jumlah yang terbatas. Oleh karena itu pewarna makanan yang
dilarutkan dalam etanol akan mengendap (membentuk deposit) di permukaan
buah kering tanpa masuk ke dalam daging buahnya. Setelah dikeringkan dan
alkohol menguap, warna tersebut akan melekat pada kulit buah. Pewarna makanan
yang baik digunakan untuk proses ini adalah FD & C Red dan FD .
B. Manfaat Kismis
Walaupun kismis merupakan produk olahan anggur yang dikeringkan,
namun kandungan-kandungan yang terdapat didalamnya tidak berubah. Sebanyak
60% berat kismis terdiri dari gula, separuhnya fruktosa, dan separuhnya lagi
glukosa. Ternyata kismis tak hanya enak untuk dimakan atau campuran tambahan
bahan makanan, kismis juga memiliki sejumlah khasiat bagi kesehatan. Kismis
mengandung hingga 20 jenis zat antioksidan termasuk kuersetin yang ampuh
membantu pencegahan berbagai penyakit. Selain itu kismis juga mengandung
sejumlah besar unsur kalium yang berperan mempertahankan keseimbangan
elektrolit dalam sel dan membantu proses kontraksi otot.
Selain itu, ada manfaat lain dari kismis diantaranya yaitu :
Anemia
Kismis mengandung zat besi yang cukup untuk membantu perawatan
anemia. Selain itu dalam kismis juga terdapat banyak vitamin B kompleks
yang berguna untuk pembentukkan darah.
Kesehatan Tulang
Selain menyimpan kalsium yang baik untuk tulang, kismis juga banyak
memiliki Boron, nutrisi mikro yang sangat dibutuhkan untuk pembentukan
tulang dan penyerapan kalsium.
Perawatan gigi
Asam Oleanolic, salah satu dari phytochemicals yang ada pada kismis
memegang peranan penting dalam melindungi gigi dari pembusukkan,
karang gigi, dan sebagainya.
KESIMPULAN
1. Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau menghilangkan
kandungan air yang berada dalam suatu bahan dengan menguapkan sebagian
besar air yang terkandung di dalam bahan tersebut.
2. Kismis adalah hasil pengeringan dari anggur hitam yang berbentuk kecil-kecil.
3. Pada umumnya pengeringan anggur untuk dijadikan kismis ataupun raisin
menggunakan metode pengeringan secara alami (sun drying).
DAFTAR PUSTAKA
Desrosier, Norman W.1998. Teknologi Pengawetan Pangan. Penerbit Universitas
Indonesia (UI-Press). Jakarta.
Susanto,Tri dan Budi Saneto. 1994. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian.
Penerbit PT. Bina Ilmu. Surabaya
http://www.wikipedia.com/ (14 Mei 2010)
http://www.lautanindonesia.com/serbarasa/artikel/in-topic/sehat-dengan-kismis
(14 Mei 2010)
PENGERINGAN PADA BUAH ANGGUR
TUGAS TERSTRUKTUR
TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN
DISUSUN OLEH
FANNY SITI ANNISA A1M008007
SHINTA DIANA A A1M008009
WINDI CASELLA A1M008035
NINDYA RATRI A1M008041
AGUNG AFRIYANTO A1M008051
ANGGI PRIYANDARI A1M008057
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
2010