5
A. PENDAHULUAN Pemilihan jenis uji parametrik atau non parameetrik Dalam pengujian hipotesis sangat berhubungan dengan distribusi data populasi yang akan di uji. Bila distribusi data populasi yang akan di uji berbentuk normal/simestris/gauss, maka proses pengujian dapat di gunakan dengan pendekatan uji statistik parametrik. Sedangkan bila distribusi data populasinya tidak normal atau tidak diketahui distribusinya maka dapat di gunakan pendekatan uji statistik non parametrik. Kenormalan suatu distribusi data dapat juga di lihat dari jenis variabelnya, bila variabelnya berjenis numerik/kuantitatif biasanya distribusi datanya mendekati normal/simetris, sehingga dapat di gunakan uji statistik parametrik. Jika jenis variabelnya katagorik (kualitatif) maka bentuk distribusinya tidak normal, sehingga uji non parametrik dapat di gunakan penentuan jenis uji juga di tentukan oleh jumlah data yang dianalisis, bila jumlah data kecil (< 30) cenderung di gunakan uji non parametrik. B. Uji Parametrik B.1 Uji T B.1.1 Uji T independen Sebagai contoh kita gunakan data “ASI.SAV” dengan melakukan uji hubungan perilaku menyusui dengan kadar Hb (misal di gunakan variabel Hb 1), apakah ada perbedaan kadar Hb antara ibu yang menyusui eksklusif dengan ibu yang menyusuinya tidak ekslusif, caranya:

TUGAS ANALISA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

1213

Citation preview

Page 1: TUGAS ANALISA

A. PENDAHULUAN

Pemilihan jenis uji parametrik atau non parameetrik

Dalam pengujian hipotesis sangat berhubungan dengan distribusi data populasi yang

akan di uji. Bila distribusi data populasi yang akan di uji berbentuk

normal/simestris/gauss, maka proses pengujian dapat di gunakan dengan pendekatan

uji statistik parametrik. Sedangkan bila distribusi data populasinya tidak normal atau

tidak diketahui distribusinya maka dapat di gunakan pendekatan uji statistik non

parametrik. Kenormalan suatu distribusi data dapat juga di lihat dari jenis

variabelnya, bila variabelnya berjenis numerik/kuantitatif biasanya distribusi datanya

mendekati normal/simetris, sehingga dapat di gunakan uji statistik parametrik. Jika

jenis variabelnya katagorik (kualitatif) maka bentuk distribusinya tidak normal,

sehingga uji non parametrik dapat di gunakan penentuan jenis uji juga di tentukan

oleh jumlah data yang dianalisis, bila jumlah data kecil (< 30) cenderung di gunakan

uji non parametrik.

B. Uji Parametrik

B.1 Uji T

B.1.1 Uji T independen

Sebagai contoh kita gunakan data “ASI.SAV” dengan melakukan uji hubungan

perilaku menyusui dengan kadar Hb (misal di gunakan variabel Hb 1), apakah ada

perbedaan kadar Hb antara ibu yang menyusui eksklusif dengan ibu yang

menyusuinya tidak ekslusif, caranya:

1. aktifkan atau bukalah file data “ASI.SAV”

2. dari menu utama SPSS, pilih menu “Analyze”, kemudian pilih submenu “compare

means”, lalu pilih “independen-samples T test”

3. padda layar tampak kotak yang di dalamnya ada kotak “test variabel (S)” T dan

“grouping variable”. Ket: kotak test variables tempat memasukkan variabel

numeriknya, sedangkan kotak grouping variable untuk memasukkan variable

kategoriknya, ingat jangan sampai terbalik.

4. Klik “Hb 1 ” dan masukkan ke kotak “test variabel”

5. Klik variabel “eksklu” dan masukkan ke kotak “grouping variable”

6. Klik “define group”, kemudian dilayar nampak kotak isian. Anda diminta mengisi

kode variable “menyusui” ke dalam kedua kotak. Pada contoh ini, kita tahu bahwa

“0” kode untuk yang tidak eksklusif dan kode “1” untuk yang eksklusif. Jadi

ketiklah 0 pada group 1 dan 1 pada group 2

Page 2: TUGAS ANALISA

7. Klik “continue”

8. Klik “ok” untuk menjalankan prosedur perintahnya, dan hasilnya.

B.1.2 Uji T Dependen

Uji T dependen seringkali di sebut uji T paired/related atau pasangan. Uji T dependen

sering di gunakan pada analisis data penelitian eksperimen. Untuk contoh ini akan

dilakukan uji beda rata-rata kadar Hb antara kadar Hb pengukuran pertama dengan

kadar Hb pengukuran kedua, ingin diketahui apakah ada perbedaan kadar Hb antara

pengukuran pertama dengan pengukuran kedua. Di sini terlihat samplenya dependen

karena orangnya sama di ukur dua kali. Adapun langkahnya:

1. pastikan anda berada di file “ASI.SAV”, jika belum aktivkan/ bukalah file ini

2. dari menu utama SPSS pilih menu “Analyze”, kemudian pilih submenu “compare

means”, lalu pilih “paired-samples T test”

3. klik “Hb1”

4. klik “Hb2”

5. klik tanda panah sehingga kedua variabel masuk kotak ke sebelah kanan

6. klik “OK”

hasilnya tampak sebagai berikut:

B.1.2 Uji Korelasi

B.1.3 Uji Z

Pada dasarnya uji z adalah sama dengan uji t . Hnaya saja uji z ditujukan untuk

jumlah data yang relatif besar (> 10). Sebagai contoh , kita akan menggunakan data

pada bab yang digunakan pada uji t satu sampel dengan jumlah data yang lebih besar

Langkah – langkah melakukan uji z adalah sebagai berikut

Kemudian lakukan pengolahan dengan SPSS sebagai berikut :

1.    Masukkan data tersebut pada SPSS. 

2.    Klik menu Analyze > Compare Means > One-Sample T test…

3.    Masukkan variabel berat_siswa pada kotak Test variable. 

4.    Pada kotak Test value masukkan angka 55 (nilai yang akan diuji).Klik OK untuk

melakukan perhitungan.

Page 3: TUGAS ANALISA

B.2 Uji Non Parametrik

B.2.1 Uji KAI KUADRAT (Chi Square)

Misalnya ingin diketahui hubungan jenis pekerjaan dengan perilaku menyusui ibu,

apakah ada perbedaan proporsi kejadian menyusui eksklusif antara ibu yang bekerja

dengan ibu yang tidak bekerja. Dari contoh terlihat bahwa variabel jenis pekerjaan

(bekerja / tidak bekerja) merupakan variabel kategorik, dan variabel perilaku

menyusui ( eksklusif/non eksklusif) juga merupakan variabel kategorik.

Contoh kasus:

Suatu penelitian ingin mengetahui hubungan pekerjaan dengan perilaku menyusui.

Variabel pekerjaan beisi dua nilai yaitu tidak bekerja dan bekerja, dan variabel

menyusui berisi dua nilai yaitu eksklusif dan non eksklusif. Untuk mengerjakan soal

ini gunakan data “susu.SAV”. adapun presedur di SPSS sebagai berikut:

1. pastikan anda berada pada data editor ASI.SAV

2. dari menu SPSS, klik ‘Analyze”, kemudian pilih “deskriptif statistik”, lalu pilih

“crosstab”, sesaat akan muncul menu crosstabs.

3. Dari menu crosstab, ada dua kotak yang harus di isi, pada kotak “Row(s)” di isi

variabel independen (variabel bebas), dalam contoh ini variabel ekerjaan masuk

ke kotak Row(s).

4. Pada kotak “column(s)” di isi variabel dependennya, dalam contoh ini variabel

perilaku menyusui masuk ke kotak column(s)

5. Klik option “statistic” klik pilihan “Chi Square” dan klik pilihan “risk’

6. Klik “continue’’

7. Klik option “cells”, bawa bagian “percentages” dan klik “row”

8. Klik “continue”

9. Klik “OK”

Hasilnya sebagai berikut:

Page 4: TUGAS ANALISA