Upload
mawadah-warohmah
View
671
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
TUGAS BAHASA INDONESIA
RESENSI NOVEL SUJUD CINTA DI MASJID NABAWI
Disusun Oleh :
MAWADAH WAROHMAH
FAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK
2013 / 2014
RESENSI NOVEL SUJUD CINTA DI MASJID NABAWI
PERJUANGAN CINTA
Judul Buku : Sujud Cinta di Masjid Nabawi
Pengarang : Putri Indah Wulandari
Penerbit : Sabil
Tahun Terbit : Agustus 2011
Jumlah Halaman : 423 halaman
Sujud Cinta di Masjid Nabawi adalah sebuah novel 423 halaman yang ditulis oleh novelis
muda Indonesia kelahiran Cirebon,15 Maret 1992 yang bernama Putri Indah Wulandari.
Ia adalah seorang mahasiswa Fakulatas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung
(UNISSULA) Terinspirasi novel Ayat-ayat Cinta karya Habiburahman El-Shirazy, ia
menerbitkan “Sujud Cinta”. Sepintas lalu, novel ini seperti novel-novel Islami kebanyakan
yang mencoba menebarkan dakwah melalui sebuah karya seni, namun setelah ditelaah
lebih lanjut ternyata novel ini merupakan gabungan dari novel Islami, budaya dan juga
novel cinta yang banyak disukai anak muda. Dengan kata lain, novel ini merupakan
sarana yang tepat sebagai media penyaluran dakwah kepada siapa saja yang ingin
mengetahui lebih banyak tentang Islam,khususnya buat para kawula muda yang kelak
akan menjadi penerus bangsa. Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur
campuran, namun dominan menggunakan alur maju.
Tokoh utama dalam novel ini adalah Sabrina Lailatun Nida, yang kerap dipanggil Nida,
gadis penghapal Al-Quran dan juga cerdas. Disamping itu Maryam Muhsin teman satu
pesantren Nida yang sering menceritakan saudara kembarnya Muhammad Muhsin. Ayah
Nida juga berperan dalam membantu anaknya dalam hal apapun. Azhar pemuda cerdas
dan tampan yang disukai para gadis namun ia hanya mencintai Nida. Gaya bahasa yang
digunakan dalam penulisan novel ini dapat kita cerna dan dipahami oleh siapa saja yang
membacanya. Selain itu dalam novel ini terdapat beberapa bahasa yaitu seperti bahasa
Arab/Mesir,dan juga Belanda.
Kisah dalam Sujud Cinta ini menceritakan tentang Shabrina Lailatun Nida sosok yang
lahir dari keturunan ibu-Indonesia dan ayah-Kufah. Masa kecilnya dijalani di Indonesia,
namun hanya sebentar,kemudian mereka sekeluarga pindah ke Kufah. Saat remaja, ia
kembali ke Indonesia untuk belajar menghapal Al-Qur’an di Pesantren Husnul Khotimah.
Ia bertemu dengan seorang santri baru bernama Maryam Muhsin yang berasal dari
Madinah. Maryam sering bercerita tentang saudara kembarnyayang bernama
Muhammad Muhsin. Tetapi , justru hanya dari cerita-cerita itulah, Nida tanpa sadar telah
jatuh cinta kepada saudara Maryam tersebut. Cinta yang begitu rapat ia
sembunyikan,meski hatinya sangat yakin bahwa lelaki dasyat itulah kelak akan menjadi
jodohnya! Setelah menghatamkan hafalan Qurannya, mereka pun berpisah. Maryam
pulang ke Madinah, Nida kembali ke negeri ayahnya di Kufah dan kemudian melanjutkan
studi di Al- Azhar,Mesir. Dari sinilah cerita cinta itu dimulai dimana skenario Tuhan atas
dirinya terpampang begitu terang. Bermula dari seorang mahasiswa Al-Azhar,pemuda
yang dipanggil Azhar yang ingin berkenalan dengan Nida. Tidak lama setelah itu datang
sebuah surat yang tidak diketahui siapa pengirimnya sdan pada akhirnya surat yang tidak
diketaui siapa tuannya itu terungkap juga, orangnya adalah Azhar yang surat terakhirnya
berisi tentang niatnya untuk meminang Nida sebagai istrinya. Tentu saja Nida begitu
bingung dan dia teringat akan Muhammad Muhsin walaupun Nida tidak pernah
menemuinya sama sekali tapi Nida mengambil langkah dengan istikharahnya dan Nida
menolak dan meminta maaf kepada Azhar. Dan Nida menceritakan semua alasannya
kepada Azhar. Mendengar itu Azhar pergi ke Madinah , didalam perjalanan Azhar
meninggal dunia karena kecelakaan pesawat. Karena tuntutan studi ke Amerika dan
semua temannya yang akan pergi adalah non muslim, Nida boleh membawa
pendamping yakni harus suaminya. Maka dari itu ayah Nida memilih Aziz sebagai
menantunya. Nida terpikir lagi akan bayangan Muhammad Muhsin kembali. Jelang satu
hari pernikannya Nida membatalkan pernikahannya dengan Aziz karena selama ini Aziz
telah mempunyai istri yang sangat mencintainya. Isrinya sengaja memperbolehkan
karena istrinya tidak bisa memberi Aziz keturunan. Dan Nida sangat sedih mendengar itu.
Disamping itu Nida mengidap kanker stadium tiga yang menggerogoti otaknya. Dan ayah
Nida mengajak Nida pergi umroh. Seketika Nida teringat akan Muhsin kembali yang
selama ini hanya bayangan baginya. Ketika di Mekkah Nida dan ayahnya bertemu
dengan ibunya Azhar dan mengajak singgah kerumahnya. Nida bertemu kembali dengan
Maryam. Dan ternyata ayahnya Azhar bersaudara dengan ayahnya Muhammad Muhsin.
Setelah terpikir barulah Nida tau alasan mengapa Azhar ngotot sekali ke Madinah. Tidak
lama setelah itu akhirnya Nida menceritakan isi hatinya pada ibu Azhar yang ia anggap
sebagai ibunya. Dan selang beberapa waktu akhirnya Nida menikah dengan Muhammad
Muhsin dan kanker otak Nida berangsur pulih oleh terapi air zam-zam.
Para tokoh yang tergambar dalam novel ini benar-benar mendalam dan berkarakter.
Dalam novel ini penyampaian cerita bisa membawa kita pada setiap kejadian yang tak
terduga dan tokohnya yang sama-sama memiliki kekuatan iman dan kesabaran yang
ulet. Ceritanya begitu menyentuh dan mengalir seakan pembaca mengalami berbagai
problema yang melilit sang tokoh. Novel ini banyak mengandung amanat yang sangat
bermanfaat bagiyang membacanya. penulis yang bermottokan berusaha terus hingga
aku memenangkan hidup ini mengajak kita untuk selalu bersabar apapun yang
terjadi,berusaha,pengorbanan, menimba ilmu dengan sungguh-sungguh dan
menyerahkan hasil akhirnya hanya pada Allah SWT semata. Hal yang menarik dari novel
ini adalah pengorbanan dan kesabaran tokoh-tokoh yang terkait dalam menghadapi
suatu masalah. Putri pandai dalam memilih latar dan tempat sesuai dengan cerita.
Seperti di Belanda , ia menggambarkan bahwasanya Belanda sangat menghargai
sejarah dan hal itu dibuktikan dengan adanya museum-museum yang terdapat di
Amsterdam,Belanda yang digambarkan didalam novel. Kisah-kisah hubungan antar
manusia (kisahcinta) digambarkan secara menarik dan utuh tanpa terkesan berlebihan.
Walaupun penulis menggambarkan tokoh yang mencintai bayangan tanpa ada usaha
sebelumnya dan sosok awal Muhammad Muhsin tidak diceritakan secara detail pada
awal dan konflik cerita dan hanya sekilas, namun inilah yang membuat pembaca menjadi
penasaran dan ingin mengetahuinya dan membacanya lebih lanjut lagi. Demikian cerita
ini tetap memukau dan penuh dengan muatan pesan yang dapat kita terapkan dalam
kehidupan sehari-hari..