2
TUGAS INDIVIDU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh : Aldilla Agung Budiarso (110114490) KP- D TERDUGA TERORIS DITANGKAP DI SOLO, TERDAPAT ATRIBUT ISIS Rabu petang, 12 Agustus 2015, Polisi menggeledah sebuah rumah dan musholla di Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta. Tak disangka, mereka menemukan sejumlah atribut Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Penggeledahan itu bermula dari ditangkapnya sejumlah teroris di Surakarta juga yakni Sugiyanto, Yuskarman, dan Ibad. Menurut ketua RT 05 RW 03 Losari, Polisi telah menemukan bendera hitam dengan tulisan Arab serta beberapa karung. Warga lain juga melihat bahwa Polisi juga menemukan kaus hitam yang bertuliskan ISIS. Wakil Kepala Satuan Intel Kepolisian Resor Kota Surakarta, Ajun Komisaris Bowo Harianto belum bisa memastikan keterkaitan tiga orang tersebut dalam jaringan teroris. Disadur dari: http://nasional.tempo.co/read/news/2015/08/12/058691371/terduga- teroris-ditangkap-di-solo-ada-atribut-isis pada tanggal 1 September 2015. Menurut Saya, kasus diatas masuk kedalam kelompok radikalisme. Radikalisme sendiri ialah suatu paham yang menghendaki adanya perubahan terhadap suatu sistem di masyarakat sampai ke akarnya. Kelompok ini menginginkan adanya perubahan total terhadap suatu kondisi atau semua aspek kehidupan masyarakat yang dianggapnya tidak sesuai dengan apa yang mereka yakini. Mereka menganggap bahwa rencana- rencananya adalah rencana yang paling ideal dan tepat. Dalam kasus ini yang dianggap dalam kelompok radikal adalah teroris. Dengan semakin menjamurnya pertumbuhan teroris baik di Indonesia maupun di dunia membuat keamanan menjadi tidak kondusif dan cenderung mengkhawatirkan. Oleh karena itu, alangkah baiknya perlu ada suatu tindakan preventif dan penghentian kelompok radikal ini. Kita sebagai masyarakat bersama Pemerintah harus saling merekatkan tangan dalam upaya penghentian kasus terorisme yang sudah lama berkecimpung di Indonesia ini, terlebih keganasan ISIS sudah mulai masuk perlahan-lahan ke bumi pertiwi ini. Salah satu upayanya yaitu meminimalisir perekrutan anggota baru. Peran warga negara cukup vital dalam hal ini, pertama, kita sebagai warga negara harus menanamkan suatu ajaran yg baik, dimulai dari tata krama dan agama guna menguatkan keimanan diri kita agar tidak terjerumus kedalam suatu hal yang tidak diinginkan

TUGAS INDIVIDU 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PPKN

Citation preview

Page 1: TUGAS INDIVIDU 2

TUGAS INDIVIDU

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Oleh : Aldilla Agung Budiarso (110114490) KP- D

TERDUGA TERORIS DITANGKAP DI SOLO,

TERDAPAT ATRIBUT ISIS

Rabu petang, 12 Agustus 2015, Polisi menggeledah sebuah rumah dan musholla di Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta. Tak disangka, mereka menemukan sejumlah atribut Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Penggeledahan itu bermula dari ditangkapnya sejumlah teroris di Surakarta juga yakni Sugiyanto, Yuskarman, dan Ibad. Menurut ketua RT 05 RW 03 Losari, Polisi telah menemukan bendera hitam dengan tulisan Arab serta beberapa karung. Warga lain juga melihat bahwa Polisi juga menemukan kaus hitam yang bertuliskan ISIS. Wakil Kepala Satuan Intel Kepolisian Resor Kota Surakarta, Ajun Komisaris Bowo Harianto belum bisa memastikan keterkaitan tiga orang tersebut dalam jaringan teroris. Disadur dari: http://nasional.tempo.co/read/news/2015/08/12/058691371/terduga-teroris-ditangkap-di-solo-ada-atribut-isis pada tanggal 1 September 2015.

Menurut Saya, kasus diatas masuk kedalam kelompok radikalisme. Radikalisme sendiri ialah suatu paham yang menghendaki adanya perubahan terhadap suatu sistem di masyarakat sampai ke akarnya. Kelompok ini menginginkan adanya perubahan total terhadap suatu kondisi atau semua aspek kehidupan masyarakat yang dianggapnya tidak sesuai dengan apa yang mereka yakini. Mereka menganggap bahwa rencana-rencananya adalah rencana yang paling ideal dan tepat. Dalam kasus ini yang dianggap dalam kelompok radikal adalah teroris. Dengan semakin menjamurnya pertumbuhan teroris baik di Indonesia maupun di dunia membuat keamanan menjadi tidak kondusif dan cenderung mengkhawatirkan.

Oleh karena itu, alangkah baiknya perlu ada suatu tindakan preventif dan penghentian kelompok radikal ini. Kita sebagai masyarakat bersama Pemerintah harus saling merekatkan tangan dalam upaya penghentian kasus terorisme yang sudah lama berkecimpung di Indonesia ini, terlebih keganasan ISIS sudah mulai masuk perlahan-lahan ke bumi pertiwi ini. Salah satu upayanya yaitu meminimalisir perekrutan anggota baru. Peran warga negara cukup vital dalam hal ini, pertama, kita sebagai warga negara harus menanamkan suatu ajaran yg baik, dimulai dari tata krama dan agama guna menguatkan keimanan diri kita agar tidak terjerumus kedalam suatu hal yang tidak diinginkan oleh Tuhan kita. Kedua, kita juga bisa terjun kedalam suatu organisasi baik di masyarakat maupun di sekolah diantaranya Karang Taruna dan OSIS, dengan tujuan yang positif didalamnya. Peran Pemerintah juga sangat vital diantaranya, TNI dan POLRI juga harus bertindak sebagai pelopor dalam pencegahan kejadian-kejadian yang dipelopori oleh teroris, selain itu TNI dan POLRI juga harus mempunyai gambaran terhadap tempat-tempat yang kemungkinan menjadi sarang teroris ataupun tempat yang akan menjadi sasaran para teroris.

Media massa juga merupakan sarana yang sangat membantu dalam rangka pencegahan menjamurnya jaringan radikal ini, dengan cara memberikan dampak-dampak negatif apabila bergabung dengan kelompok-kelompok radikal tersebut dan tempat untuk menyebarluaskan daftar pencarian orang dalam hal ini teroris. Pertumbuhan kelompok radikal ini cukuplah pesat yang salah satunya dikarenakan kefanatikan terhadap apa yang mereka anut dan juga faktor ekonomi, Oleh karena itu, kita sebagai warga negara dimulai dari kita sendiri harus bisa saling menjaga toleransi dan kerukunan antar warga. Kita juga harus tetap mempunyai kewaspadaan apabila menjumpai seseorang yang mempunyai gerak-gerik mencurigakan dan segera melaporkan kepada pihak yang berwajib, sehingga dengan ini akan tercipta lingkungan yang aman, tentram dan kondusif.