Upload
boedi-tama-pinz
View
246
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
komputasi
Citation preview
TUGAS KOMPUTASI TAMBANG
TEKNOLOGI LIDAR DAN
APLIKASINYA
Budi Pratama Arifin (073.12.043)
Lidar ( Light Detection And Ranging )
Lidar kependekan dari : Light Detection And Ranging, yang diartikan (secara terjemahan bebas) adalah
pengenalan obyek dari udara menggunakan sinar (laser) dan pengukuran jarak dari sensor terhadap
obyek yang akan dikenali. Sinar Laser adalah sinar yang mempunyai gelombang tidak tampak Infrared
yang mempunyai panjang gelombang sekitar 1000 nanometer, karena spesifikasinya tersebut, maka
laser bisa menembus celah dedaunan untuk mencapai permukaan tanah dan dipantulkan kembali untuk
ditangkap oleh sensor laser untuk dicatat beda waktu yang digunakan mulai keluar dari sensor sampai
kembali ditangkap sensor. Sehingga jarak yang didapat atau disebut dengan Range merupakan separoh
waktu pergi-pulang dikalikan dengan kecepatan rambat gelombang Laser yang digunakan.
Apabila posisi kordinat dan elevasi dari sensor Laser diketahui (dengan technologi GPS/INS), maka setiap
obyek yang memantulkan sinar laser tersebut bisa diketahui posisinya dan elevasinya terhadap bidang
Referensi yang digunakan. Sehingga setiap posisi koordinat dan elevasi tersebut bisa digunakan untuk
pemetaan, khususnya pemetaan topografi yaitu memanfaatkan elevasi permukaan tanah yang
memantulkan sinar laser sewaktu dilakukan scanning.
Selanjutnya elevasi setiap titik dipermukaan tanah dapat digunakan untuk menyusun Model Permukaan
Digital/MPD yang bermanfaat untuk modelling permukaan wilayah maupun pembuatan garis kontur
untuk pemetaan. Untuk menyajikan gambaran dari detail planimetris permukaan tanah seperti Jalan,
Bangunan, Sungai, jalur Transmisi, tutupan lahan seperti jenis vegetasi, wilayah pertanian, perkebunan,
budidaya, tambang, wilayah tubuh air dan lain sebagainya, dilakukan dengan cara menggambar diatas
Foto udara digital sebagai kelengkapan system Lidar.
Monitoring dan Supporting Teknis.
Secara teoritis LIDAR terdiri dari tiga komponen yaitu :
1. Global Positioning System (GPS)
Dalam system LIDAR, GPS dipakai sebagai system penentuan posisi wahana terbang secara 3D (X, Y, Z
atau L, B, h) terhadap system referensi tertentu. ketika melakukan survey LIDAR. Penentuan posisi
dilakukan secara differensial sehingga bisa mengamati posisi objek yang diam atau bergerak.Karena
pengukuran posisinya dilakukan secara real time maka metode penentuan GPS itu dinamakan Real Time
Kinematics Differential GPS (RTK-DGPS).
2. Inertial Navigation System (INS)
INS adalah suatu system navigasi yang mampu mendeteksi perubahan geografis, perubahan kecepatan,
serta perubahan orientasi dari suatu benda. Sistem ini mampu mengukur besar perubahan sudut
orientasi wahana terbang terhadap arah utara, besar pergerakan sudut rotasi wahana terbang terhadap
sumbu-sumbu horisontalnya, percepatan wahana terbang, hingga temperature dan tekanan udara di
sekitar wahana terbang. Dari hasil pengukuran yang dapat dilakukan oleh INS, dapat dihasilkan informasi
berupa orientasi tiga dimensi serta posisi wahana terbang.
3. Sensor Laser
Sensor LIDAR berfungsi untuk memancarkan sinar laser ke objek dan merekam kembali gelombang
pantulannya setelah mengenai objek. Pada umumnya gelombang yang dipancarkan oleh sensor terdiri
atas dua bagian, yaitu gelombang hijau dan gelombang infra merah. Gelombang hijau berfungsi sebagai
gelombang penetrasi jika suatu sinar laser mengenai daerah perairan. Sinar hijau berfungsi untuk
mengukur data kedalaman, sedangkan sinar infra merah berfungsi untuk mengukur data topografi
daratan atau permukaan bumi. Kekuatan sensor LIDAR sangat erat kaitannya dengan:
Kekuatan sinar laser yang dihasilkan
Cakupan dari pancaran sinar gelombang laser
Jumlah sinar laser yang dihasilkan tiap detik
Sensor LIDAR memiliki kemampuan dalam pengukuran multiple return. Multiple return digunakan untuk
menentukan bentuk dari objek atau vegetasi yang menutupi permukaan tanah. Gelombang yang
dipancarkan dan dipantulkan tidak hanya mengenai permukaan tanah, tetapi juga mengenai objek-objek
yang ada di atas permukaan tanah. Masing-masing pantulan yang dihasilkan diukur intensitasnya,
sehingga diperoleh gambaran atau bentuk dari objek yang menutupi permukaan tanah tersebut.
Pengukuran LIDAR.
Prinsip kerja LIDAR secara umum adalah sensor memancarkan sinar laser pada target kemudian sinar
tersebut dipantulkan kembali ke sensor. Berkas sinar yang ditangkap kemudian dianalisis oleh peralatan
detector.
Perubahan komposisi cahaya yang diterima dari sebuah target ditetapkan sebagai sebuah karakter
objek. Waktu perjalanan sinar saat dipancarkan dan diterima kembali diperlukan sebagai variable
penentu perhitungan jarak dari benda ke sensor.
Pada wahana yang dipilih (Pesawat terbang) dipasang Laser Scanner, GPS, dan INS. Berdasarkan skala
produk yang diinginkan dan luas cakupan, maka dapat ditentukan jalur terbang. Pada jalur terbang yang
telah ditentukan tersebut pesawat melakukan pemotretan/ penyiaman (scanning). Nah, pada saat laser
scanner melakukan penyiaman sepanjang jalur terbang, pada setiap interval waktu tertentu direkam
posisinya (menggunakan GPS) dan orientasinya (menggunakan INS). Proses ini dilakukan sampai seluruh
jalur terbang yang direncanakan dapat disiam. Pada tahap pemrosesan datanya dapat dibedakan dalam
3 bagian, yaitu pemrosesan data GPS, INS, dan LIDAR. Pemrosesan GPS dan INS dilakukan terpisah
secara post processing sehingga didapatkan posisi dan orientasi Laser scanner sepanjang trayektori
(lintasan jalur terbang).
Prinsip pemrosesan signal radar dilakuan untuk menentukan jarak antara Laser Scanner dengan obyek
(misal atap gedung. Hal yang cukup menarik disini adalah akan ditemukan 4 sistem koordinat, yaitu:
Sistem koordinat receiver GPS, Sistem koordinat INS, Sistem koordinat Laser Scanner, dan Sistem
koordinat peta. Dalam konteks fotogrametri, ke-4 sistem kordinat tersebut dapat dihubungkan dalam
bentuk vektor. Vektor system koordinat peta merupakan vektor resultan penjumlahan vektor sistem
koordinat receiver GPS dengan INS dan Laser Scannner.
Data awal setelah pengukuran Lidar yang didapatkan berupa :
1. Koordinat titik kontrol (BM) pengukuran dilapangan menggunakan GPS Geodetik ( Adjustment report)
dan hasil GPS kinematik pesawat.
2. RAW data Lidar dalam format asli system LAS file
3. Image photo berwarna medium format metric dalam format digital
4. Peta jalur terbang.
Apakah Lidar Mapping ?
Lidar kependekan dari : Light Detection And Ranging, yang diartikan(secara terjemahan bebas) adalah
pengenalan obyek dari udara(airborne) menggunakan sinar(laser) dan pengukuran jarak dari sensor
terhadap obyek yang akan dikenali.
Sinar Laser adalah sinar yang mempunyai gelombang tidak tampak Infrared yang mempunyai panjang
gelombang sekitar 1000 nanometer, karena spesifikasinya tersebut, maka laser bias menembus celah
dedaunan untuk mencapai permukaan tanah dan dipantulkan kembali untuk ditangkap oleh sensor laser
untuk dicatat beda waktu yang digunakan mulai keluar dari sensor sampai kembali ditangkap sensor.
Sehingga jarak yang didapat atau disebut dengan Range merupakan separoh waktu pergi-pulang
dikalikan dengan kecepatan rambat gelombang Laser yang digunakan. Sinar laser yang digunakan harus
tidak berbahaya terhadap mata manusia(eye safe).
Apabila posisi kordinat dan elevasi dari sensor Laser diketahui(dengan technologi GPS/INS), maka setiap
obyek yang memantulkan sinar laser tersebut bisa diketahui posisinya dan elevasinya terhadap bidang
Referensi yang digunakan.
Sehingga setiap posisi koordinat dan elevasi tersebut bisa digunakan untuk pemetaan, khususnya
pemetaan topografi yaitu memanfaatkan elevasi permukaan tanah yang memantulkan sinar laser
sewaktu dilakukan scaning. Selanjutnya elevasi setiap titik dipermukaan tanah dapat digunakan untuk
menyusun Model Permukaan Digital/MPDyang bermanfaat untuk modelling permukaan wilayah
maupun pembuatan garis kontur untuk pemetaan.
Untuk menyajikan gambaran dari detail planimitris permukaan tanah seperti Jalan, Bangunan, Sungai,
jalur Transmisi, tutupan lahan seperti jenis vegetasi, wilayah pertanian, perkebunan, budidaya, tambang,
wilayah tubuh air dls, dilakukan dengan cara menggambar diatas Foto udara digital sebagai kelengkapan
system Lidar.
Apa Komponen system Lidar ?
Terdapat 3 komponen utama system Lidar yaitu : Laser generator-GPS/INS-Kamera digital.
Laser generator berfungsi untuk membidik obyek dari pesawat terbang dan mengukur waktu tempuh
saat membidik obyek . Normalnya dilengkapi dengan unit perekam data. Sinar laser tersebut dibidikan
secara tidak lengsung ke obyek diatas tanah, melainkan ditembakan melalui cermin yang digoyang
sehingga akan membentuk bidikan kearah kanan-kiri dari sensor. Jika sensor bergerak karena dibawa
oleh pesawat, maka hasil bidikan laser generator merupakan kumpulan titik dengan lebar
tertentu(normalnya membentuk sudut 60º dari sumbu tegaknya) yang akan membentuk swath(lebar
bidikan memanjang sesuai dengan arah gerakan terbang pesawat)GPS/INS digunakan untuk
menentukan posisi dan penyimpangan sudut dari arah sumbu X, sumbu Y dan sumbu Z dari Laser
generator agar setiap bidikan laser yang mengenai obyek bisa ditentukan koordinatnya(Lintang-Bujur)
dan elevasinya dari referensi yang ditetapkan. Kamera digital yaitu kamera yang dapat merekam obyek
yang dibidik sinar laser dengan lebar ckupan yang sama dengan cakupan swath sinar laser.
Apa yang dimaksud dengan Fullwaveform technology pada system Lidar dan apa keuntungannya
digunakan di Indonesia ?
Sewaktu pelaksanaan scanning Lidar dengan cara membidikkan sinar laser ke arah obyek dipermukaan
tanah, tiap bidikan yang mengenai obyek akan dipantulkan kembali ke laser generatornya, system
seperti ini disebut leading edge technology. Sehingga dimungkinkan pantulan obyek pertama kembali ke
generator yang disebut first return, diikuti system pantulan pada obyek terakhir yaitu permukaan tanah,
dan return ke generator dan pantulan diantara first dan last return. System seperti ini adalah
kebanyakan system Lidar pada umumnya. System Lidar lainnya adalah system yang disebut
Fullwaveform technology, dimana setiap sinar Laser yang dipantulkan dan mengenai obyek akan terus
lanjut pada obyek-obyek seterusnya sampai pada pantulan terakhir yang merupakan permukaan tanah.
Sehingga setiap range dari bidikan akan mempunyai multiple wave untuk setiap obyek yang dilewati.
Kriteria last return yang berupa permukaan tanah adalah lamanya mengenai obyek yaitu 6 milisecond.
Jika sinar laser mengenai obyek lebih dari 6 milisecond maka sinar harus kembali ke generator yang
berararti adalah last return.
Komponen system Lidar manakah yang menentukan ketelitian hasilnya ?
Kekuatan pancar sinar Laser dan akurasi waktu laser yang digunakan untuk mengukur waktu tempuh
akan menentukan akurasi range laser. Akurasi GPS /INS akan menentukan akurasi posisi koordinat dan
elevasi sensor yang berakibat pada akurasi obyek yang dibidik.
Bisakah Lidar dilakukan pada malam hari atau menembus awan dan wilayah berair di tanah ?
Pelaksanaan akuisisi Lidar dapat dilakukan pada malam hari karena Lidar menggunakan energi sendiri
berupa sinar Laser. Sinar Laser tidak dapat menembus awan yang merupakan partikel air, berair, dimana
sifat sinar Laser tidak dapat menembus badan air. Dengan demikian apabila bidikan sinar Laser
mengenai wilayah berair seperti pantai,danau,sungai lebar,wilayah rawa dsb, maka sinar laser dengan
gelombang infrared tidak dapat menembus tubuh air.
Apa yang dimaksudkan dengan point-cloud,bare-earth dari Lidar ?
Point cloud merupakan kumulan titik hasil bidikan laser pada Lidar scanning yang telah diolah sehingga
mempunyai posisi koordinat dan elevasi sesuai dengan referensinya. Sedangkan Bare-earth adalah point
cloud yang telah dipilah hanya pada permukaan tanah saja(titik2 permukaan tanah gundul)
Apa kegunaan foto digital pada Lidar Mapping ?
Foto digital pada Lidar mapping digunakan untuk :
Melengkapi garis batas permukaan tanah yang mempunyai beda elevasi menyolok seperti garis
pertemuan tebing, atau garis pada pematang yang berubah elevasinya secara drastis, yang disebut
dengan breakline. Breaklini ini berfungsi untuk membentuk terrain atau garis kontur agar alami.
Sebagai alat kontrol kualitas data Lidar
Sebagai pelengkap data elevasi sekiranya data lidar tidak dapat menembus vegetasi karena lebatnya
vegetasi walaupun telah dilakukan cara scanning tertentu seperti cross run.
Sebagai media untuk penggambaran unsur-unsur planimetrik seperti Jalan,sungai,tutupan lahan dsb
yang dapat dilakukan secara monoskopik maupun stereoskopik 3D
Sebagai data pelengkap untuk keperluan tertentu karena foto udara dapat menghasilkan Peta Foto
yang lebih informatif dibandingkan dengan peta garis.
Bisakah foto digital dilakukan bersamaan sewaktu akuisi data Lidar ?
Seharusnya foto udara digital dilakukan bersamaan dengan akuisisi Lidar agar lebih efisien dan
memperoleh akurasi setara dengan hasil Lidar, yaitu georeferensi menggunakan data GPS/INS
Bagaimana akuisisi Lidar dan foto digitalnya untuk daerah bergunung ?
Akuisi lidar bersama foto udara pada wilayah bergunung harus menggunakan system management
berdasarkan predetermend position yang dikontrol v/h (variasi kecepatan terhadap elevasi terrain)
menggunakan GPS komputer navigation.
Bisakah data Lidar mencapai permukaan tanah jika wilayah yang di scanning adalah ber vegetasi
cukup lebat ?
Salah satu perkiraan apakah Laser dapat menembus kelebatan vegetasi atau tidak, bisa dilakukan
pemeriksaan dari bawah lingkungan vegetasi,jika seseorang dibawah lingkungan vegetasi masih dapat
melihat sinar matahari, berarti Laser juga dapat menembusnya
Apa yang dilakukan jika data Lidar tidak dapat mencapai permukaan tanah ?
Guna mengantisipasi tidak menembusnya sinar laser pada wilayah bervegetasi lebat, dilakukan Cross-
run dengan arah penerbangan yang berbeda, sehingga beaya Lidar Mapping akan tergantung dari
system akuisisinya yang akan menghasilkan akurasi tersendiri. Dengan beaya yang lebih murah, cross
run tidak dilakukan sehingga potensi sinar laser tidak akan mencapai permukaan tanah dan akibatnya
data elevasi yang diperoleh terbatas dan akhirnya akan memberikan hasil keluaran yang tidak
sempurna. Hanya data2 laser diatas permukaan tanah yang kurang bermanfaat untuk topolah yang
diperoleh. Jika cross run telah dilakukan tetapi memang kelebatan vegetasi tidak dapat ditembus sinar
laser,upaya terakhir adalah dengan menambahkan data elevasi secara fotogrametry yaitu dengan
pasangan foto udara stereo3D. Ekstraksi tambahan titik elevasi dilakukan oleh system menggunakan
Algoritma fotogrametry digital(piksel based)
Berapakah ketelitian elevasi hasil Lidar Mapping ?
Faktor Impiris akurasi Lidar Mapping di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Akurasi Horisontal ± 20 cm
2. Akurasi elevasi ± 30cm
LIDAR telah digunakan secara luas untuk penelitian atmosfer dan meteorologi. Instrumen LIDAR
dipasang ke pesawat dan satelit yang digunakan untuk survei dan pemetaan . Contoh terkini adalah
Eksperimen NASA Advanced Research Lidar. Di samping itu LIDAR telah diidentifikasi oleh NASA sebagai
teknologi kunci untuk memungkinkan pendaratan presisi paling aman untuk masa depan robot dan
kendaraan pendaratan berawak ke bulan.
Selain itu, ada berbagai macam aplikasi dari LIDAR, seperti yang sering disebutkan dalam Program
Dataset Nasional LIDAR, USA .
Pertanian dan Perkebunan LIDAR dapat digunakan untuk membantu petani menentukan area mana
dari bidang lahan mereka untuk menerapkan persebaran pupuk. LIDAR dapat membuat peta topologi
dari ladang dan mengungkapkan kelerengan dan paparan sinar matahari dari tanah pertanian. Para
peneliti di Agricultural Research Service menyebut kan, dengan LIDAR mampu memperoleh dataset
informasi topologi dengan kondisi tanah pertanian dari tahun-tahun sebelumnya. Dari informasi ini,
peneliti bisa menentukan kategori tanah pertanian menjadi kelas tinggi, menengah, atau rendah – untuk
menghasilkan zona persebaran kondisi lahan. Teknologi ini berharga untuk petani karena menunjukkan
daerah mana untuk menerapkan penyebaran pupuk guna mencapai hasil panen tertinggi.
Arkeologi
LIDAR memiliki banyak aplikasi dalam bidang arkeologi, termasuk membantu dalam perencanaan survey
lapangan, pemetaan fitur bawah kanopi hutan, dan memberikan gambaran luas-detail, dan lain-lain.
LIDAR juga dapat membantu arkeolog untuk membuat model elevasi digital (DEM) resolusi tinggi dari
situs-situs arkeologi, yang dapat mengungkapkan mikro-topografi yang tersembunyi oleh vegetasi.
LIDAR dan produk turunannya dapat dengan mudah diintegrasikan ke dalam Sistem Informasi Geografis
(SIG) untuk analisis dan interpretasi. Sebagai contoh di Fort Beausejour – Fort Cumberland National
Historic Site, Kanada, fitur arkeologi yang belum ditemukan sebelumnya telah berhasil dipetakan yang
berhubungan dengan pengepungan Benteng pada tahun 1755. Fitur yang tidak bisa dibedakan di
lapangan atau melalui fotografi udara diidentifikasi dengan overlay hillshades dari DEM dibuat dengan
pencahayaan dari berbagai sudut.
Dengan LIDAR, kemampuan untuk menghasilkan resolusi tinggi dataset cepat dan relatif murah. Selain
efisiensi, kemampuannya untuk menembus kanopi hutan telah memberikan penemuan fitur yang tidak
dapat dibedakan melalui metode geospasial tradisional dan sulit dijangkau melalui survei lapangan.
Biologi dan Konservasi
LIDAR banyak diaplikasikan di bidang kehutanan. Kanopi ketinggian, pengukuran biomassa, dan luas
daun semua bisa dipelajari dengan menggunakan sistem LIDAR. Peta topografi juga dapat dihasilkan
dengan mudah dari LIDAR, termasuk untuk penggunaan dalam varian produksi dari peta kehutanan.
Contoh lain, Liga Penyelamatan Redwood sedang melakukan sebuah proyek untuk memetakan tinggi
pohon di pantai utara California. LIDAR memungkinkan penelitian para ilmuwan untuk tidak hanya
mengukur tinggi pohon yang sebelumnya belum dipetakan, tetapi untuk menentukan keanekaragaman
hayati hutan redwood. Stephen Sillett yang bekerja pada proyek Liga Pantai Utara LIDAR mengklaim
bahwa teknologi ini akan berguna dalam mengarahkan upaya-upaya masa depan untuk melestarikan
dan melindungi pohon-pohon tua redwood.
Geomorfologi dan Geofisika
Peta resolusi tinggi elevasi digital yang dihasilkan oleh LIDAR telah memacu kemajuan signifikan dalam
bidang geomorfologi. Kemampuan LIDAR untuk mendeteksi fitur topografi halus seperti teras sungai dan
tepi saluran sungai, mengukur elevasi permukaan tanah di bawah kanopi vegetasi, menghasilkan
turunan spasial elevasi, dan mendeteksi perubahan elevasi pada suatu permukaan bumi.
Data LIDAR dikumpulkan oleh perusahaan swasta dan juga konsorsium akademik dalam mendukung
pengumpulan, pengolahan dan pengarsipan dataset LIDAR yang tersedia untuk publik. Pusat Nasional
untuk Pemetaan Airborne Laser (NCALM), didukung oleh National Science Foundation, mengumpulkan
dan mendistribusikan data LIDAR untuk mendukung penelitian ilmiah dan pendidikan di berbagai
bidang, khususnya geosains dan ekologi.
Dalam geofisika dan tektonik, kombinasi pesawat berbasis LIDAR dan GPS telah berevolusi menjadi alat
penting untuk mendeteksi kesalahan dan mengukur material pengangkatan. Output dari kedua
teknologi dapat menghasilkan model elevasi sangat akurat untuk medan yang bahkan dapat mengukur
elevasi tanah melalui pepohonan.
Kombinasi ini telah digunakan untuk menemukan lokasi Fault Seattle di Washington, Amerika Serikat.
Kombinasi ini mampu mengukur material pengangkatan di Mt. St Helens dengan menggunakan data dari
gletser sebelum dan setelah pengangkatan di tahun 2004. Sistem monitor airborne LIDAR memiliki
kemampuan untuk mendeteksi jumlah halus peningkatan atau penurunan material.
Sebuah sistem berbasis satelit NASA ICESat yang mencakup sistem LIDAR diterapkan untuk tujuan ini.
Airborne Topografi Mapper NASA digunakan secara luas untuk memantau gletser dan melakukan
analisis perubahan pesisir. Kombinasi ini juga digunakan oleh para ilmuwan tanah saat membuat survei
tanah. Pemodelan medan detail memungkinkan ilmuwan tanah untuk melihat perubahan bentuk lahan
lereng dan menunjukkan pola-pola dalam hubungan spasial.
Transportasi LIDAR telah digunakan dalam sistem Adaptive Cruise Control (ACC) untuk mobil. Sistem
seperti yang oleh Siemens dan Hella menggunakan perangkat LIDAR dipasang pada bagian depan
kendaraan, seperti bumper, untuk memantau jarak antara kendaraan dan setiap kendaraan di
depannya. Kendaraan di depan melambat atau terlalu dekat, ACC menerapkan rem untuk
memperlambat kendaraan. Ketika jalan di depan jelas, ACC memungkinkan kendaraan untuk
mempercepat ke preset kecepatan oleh pengemudi.
Militer Beberapa aplikasi LIDAR untuk militer memberikan citra resolusi yang lebih tinggi dalam
mengidentifikasi target musuh, seperti tank. Nama LADAR lebih umum dipakai di dunia militer. Contoh
aplikasi militer LIDAR diantaranya Tambang Laser Airborne Detection System (ALMDS) untuk counter-
tambang peperangan dengan Arete Associates.
Sebuah laporan NATO (RTO-TR-SET-098) menyebutkan bahwa: berdasarkan hasil sistem LIDAR, satuan
tugas merekomendasikan bahwa pilihan terbaik untuk aplikasi jangka dekat (2008-2010) dari stand-off
sistem deteksi UV LI. Long-Range Standoff Detection System Biologi (LR-BSD) dikembangkan untuk
Angkatan Darat AS untuk memberikan peringatan sedini mungkin atas serangan biologis. Ini adalah
sistem udara yang dibawa oleh helikopter untuk mendeteksi awan aerosol buatan yang mengandung
senjata biologi dan kimia pada jarak jauh.
DAFTAR PUSTAKA
http://geospasial.com/lidar-sebuah-teknologi-geospasial. diakses pada Senin, 3 Desember pukul 04.41
wib.
http://geospasial.com/lidar-di-indonesia. diakses pada Senin, 3 Desember pukul 04.51 wib.
http://geospasial.com/bagaimana-lidar-bekerja. diakses pada Senin, 3 Desember pukul 05.00 wib.
Wirawan, Arya. dalam http://gis-technician.blogspot.com/2011/08/artikel-pengertian-teknologi-
lidar.html. diakses pada Senin, 3 Desember pukul 05.00 wib.