Upload
renhard-manurung
View
111
Download
13
Embed Size (px)
Citation preview
MEKANIKA FLUIDA dan HIDRAULIKA
Oleh :
- Eka Hendrawan (1204105100)
- Renhard Fernandus Manurung (1204105102)
Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Udayana
2013
Energi Spesifik
A.Teori Dasar
Seringkali pada kuliah Hidraulika Saluran Terbuka, sering kali merasa sulit untuk
mengerti tentang konsep-konsep aliran. sering ditemui konsep yang mengatakan
bahwa pada saluran datar (kemiringan memanjangnya = 0), kecepatan alirannya
(U) juga = 0, padahal banyak saluran di daerah pantai yang kemiringan
memanjangnya = 0.
Kenapa pemahaman yang salah itu terjadi, karena mereka terpana pada persamaan
Chezy atau Manning, yang menyatakan bahwa kecepatan merupakan fungsi
kemiringan memanjang So, sehingga kalau So = 0, maka kecepatan aliran juga = 0.
Pemahaman ini menunjukkan kekurang pahaman konsep konservasi massa dan
konservasi energi.
Kalau kita berbicara steady flow, persamaan konservasi energi (persamaan
Bernoulli) : z + h + U²/2g = konstan. Pada saluran datar maka z dititik 1 = z di titik
2 , sehingga yang berbeda adalah h dan U nya.
B.Persamaan Energi Spesifik :
dengan Es = energi spesifik, h = kedalaman aliran, Q = debit, B = lebar dasar
saluran, g = percepatan gravitasi. Apabila persamaan itu dibuat grafiknya
(hubungan Es dan h) maka akan didapat kurva sebagai berikut ini.
Pada kurva ini, untuk setiap Energi spesifik tertentu akan didapat satu pasang h
(kedalaman aliran) yaitu kedalaman aliran sub kritik dan kedalaman aliran
superkritik. Selain itu, nilai Es minimum akan tercapai saat h = h kritik.
Dengan mempertimbangkan persamaan energi spesifik tsb di atas, semakin besar
debit (Q), pada h yang sama akan didapat Es yang semakin besar. Pada gambar
tersebut, ada 3 kurva, semakin besar Q kurvanya akan semakin bergeser ke kanan.
Dengan kurva inilah kami biasa menjelaskan fenomena penyempitan saluran,
penaikan dasar saluran, pengaruhnya pada kedalaman aliran di saluran.
Konsep ini kemudian juga dipakai sebagai dasar perencanaan bukaan pintu air
under flow (sliding gate) guna mengatur ketinggian muka air di hulu pintu air.
Variasi energi spesifik berdasarkan perubahan kedalaman
Untuk suatu debit tetap :
Energi spesifik minimum pada kedalaman Yc.
Kedalaman ini dikenal sebagai kedalaman kritis.
Untuk nilai lain dari energi spesifik terdapat dua macam kedalaman :
- aliran subkritis y > yc
- aliran superkritis y < yc Untuk suatu energi tetap Debit aliran akan maksimum
pada kedalaman kritis Yc.
C.Bilangan Froude
Fr < 1 sub kritis kecepatan air < kecepatan gelombang hulu aliran dipengaruhi
pengendali hilir Fr = 1 kritis
Fr >1 super kritis
kecepatan air > kecepatan gelombang
hulu aliran tidak dipengaruhi pengendali hilir
Loncatan Air (Hidraulik Jump)
A.Teori Dasar
Loncat Air terjadi jika air menjeram berubah menjadi air mengalir.
Pada umunya teori mengatakan, bahwa loncatan akan terjadi padasaluran persegi
panjang horisontal jika kedalamaan mula dan kedalaman lanjutanserta bilangan
Froude dari segi pendekatan analitik memenuhi persamaanmomentum dari hasil
analisa suatu fenomena aliran yang terjadi(Chow.V.T,1959).
Subramanya. K, 1986, Legono (1990) mengatakan kondisialiran bebas dicapai bila
aliran di depan pintu adalah subkritis dan di belakangpintu berupa aliran
superkritik pada kondisi inilah terjadi loncat air (hydraulicsjump).
Pada sebagian besar bangunan irigasi, sering ditemui fenomena loncat Air, pada
saat terjadi perubahan aliran superkritik ke subkritik. Kejadian itu, misalnya terjadi
pada bagian hilir pintu geser tegak (sluice gate), dan pada bagian hilir bangunan
pelimpah.
Lokasi pembentukkan loncat air sangat dipengaruhi oleh kedalaman air dihilir
bangunan pintu air geser, Chow.V.T (1959) menyatakan bahwa ada tiga
kemungkinan terbentuknya pola loncat air di daerah hilir bangunan pintu air geser,
seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Bentuk 1, menggambarkan pola aliran dimana kedalaman air bawah ( tail water
depth) y2’ sama dengan kedalaman y2, y2 yakni conjugate depth y1. Hubungan y1
dan y2 pada saluran persegi dengan kemiringan dasar datar atau landai ditulis
dalam persamaan sebagai suatu fungsi angka Froude (Fr), bentuk persamaan
tersebut adalah :
Gambar 2.1. Pengaruh kedalaman air dibawah pintu pada pembentukkan
loncat air (Chow. V.T,1959)
Pada keadaan ini, loncat air segera terjadi setelah aliran melewati y1. Guna
perencanaan lantai hilir, maka keadaan tersebut adalah kondisi ideal.
Bentuk 2, menggambarkan pola aliran dimana kedalaman air hilir (tail water
depth) y2’ lebih kecil daripada y2. Hal ini mengakibatkan lokasi loncat air bergeser
ke hilir ke suatu titik dimana persamaan (2.1) itu dipenuhi kembali.
Untuk menghindari kejadian itu dapat dibuat bangunan pengontrol pada dasar
saluran, yang juga akan menaikkan kedalaman air hilir, berupa baffle block atau
End Sill, agar loncat air terjadi pada lantai hilir yang diberi lapisan lindung.
Benuk 3, menggambarkan pola aliran dimana kedalaman air hilir (tail water depth)
y2’ lebih besar daripada y2. Hal ini menunjukkan kedalaman air hilirpada kasus 1
bertambah besar. Akibatnya, loncat air didorong ke arah hulu dan akhirnya loncat
air tersebut akan hilang dan berubah menjadi loncatan terendam (submerged).
Rancangan ini merupakan rancangan paling aman yang mungkin dibuat, sebab
posisi loncat air terendam ini lebih dapat dipastikan berada tepat dibelakang pintu
geser atau dengan kata lain sangat mudah ditentukan posisi loncatannya. Tetapi
keadaan ini dipandang tidak efisien dalam meredam energy yang kecil.
Pengaliran Permanen Beraturan dan Permanen tidak Beraturan
A. Pengaliran Permanen Beraturan
Klasifikasi Aliran Berdasarkan Fungsi Waktu :
-Aliran Permanenatau tunak (steady flow)
adalah Jika kecepatan aliran pada suatu titik berubah terhadap waktu.
-Aliran tidak Permanen atau tidak tunak (unsteady flow).
adalah jika kecepatan pada suatu lokasi berubah terhadap waktu.
A.1.Karakteristik aliran
Tipe aliran Kecepatan rata-
rata
Kedalaman
Steady, uniform V = konstan y =
konstan
Steady, nonuniform V = V (x) y = y (x)
Unsteady, uniform V = V (t) y = y (t)
Unsteady, non
uniform
V = V (x,t) Y = y (x,t)
A.2.Penampang Ekonomis
Penampang saluran dikatakan ekonomis apabila pada debit aliran tertentu luas penampang saluran minimum dengan R maksimm atau P minimum.
*Saluran pada Trapesium : A = y (B+my) …………………. (1)
212 myBP …………………. (2)
212
)(
myB
myBy
P
AR …………………. (3)
Bila y dan B adalah variabel dan nilai B dari persamaan (1) disubtitusi ke (2) didapat:
22
12 myy
myAP
Bila m konstan maka nilai P akan minimum jika dp/ dy = O sehingga
212 mymyy
A
dy
d
dy
d
Nilai A subtitusikan dari persamaan (1), didapat
012 2
2mym
y
myBy
0122 2mymyB
2122 mymyB
212 myT
* Saluran pada Segiempat
Luas penampang basah : A = By Keliling basah : P = B+2y
Jari-jari hidraulis :
Debit aliran akan maksimum apabila jari-jari hidraulis maksimum dan bila P
nya minimum maka
02yB
yB 2
Untuk saluran segiempat ekonomis didapat 22yA
yP 4
212 mymy
A
* Bentuk Setengah Lingkaran
r
2
2
2
r
r
r
P
AR
*Distribusi kecepatan
Distribusi kecepatan pada suatu tampang saluran bervariasi pada setiap titik.
Hal ini disebabkan karena adanya tegangan geser pada dasar dan dinding
saluran dan juga karena keberadaan permukaan bebas.
B.Aliran Permanen Tidak Beraturan
B.1.Metode Tahapan Langsung (Direct Step Method)
Metode tahapan dinyatakan dengan membagi saluran menjadi bagian-bagian
saluran yang pendek. Kemudian menghitung secara bertahap dari satu ujung
ke ujung saluran lainnya..
Metode sederhana yang dapat digunakan untuk saluran prismatic dengan
kemiringan dasar saluran tetap/konstan.Untuk aliran subkritis perhitungan
dimuali dari bagian hilir(pada bendung) dan untuk aliran superkritis dimulai
dari bagian hulu
………………………………(2) dengan E = energi spesifik
Langkah perhitungan
- Persamaan tinggi tekanan total pada penam-pang lebar
- Cari x
Rumus Manning untuk Sf
Dimana:
y = kedalaman air (m)
V = Kecepatan aliran Rata-rata (m/d)
= koefisien energi
z'2
y2
z2
z'1
z1
y1
S0
xSo
x
Dasar saluran,
he
sw
muka air,
sf
Garis energi, xSh ffg2
1
2
1v
g22
2
2v
1 2
Gambar 11.1. Bagian Saluran Untuk Menurunkan Metode
Tahapan
..(1)..............................x Sf 2g
v y
2g
v y x So
2
222
2
111
Sf-So
E
St-So
E1-E2 x
21 t2g
V y E
2
...(4).............................. R
V n Sf
4/3
22
So = Kemiringan dasar saluran
Sf = Kemiringan gesek
METODE PERHITUNGAN ALIRAN DAN PROFIL ALIRAN
(BACKWATER)
UMUM
Secara teoritis dalam perhitungan Aliran Seragam :
Sf = Sw = So, dimana :
Sf = Kemiringan Energi
Sw = Kemiringan Muka Air
So = Kemiringan Dasar Saluran
• Pada sungai (saluran alamiah), karena kondisi saluran yang tidak teratur,
maka : Sf ≠ Sw ≠ So
Namun secara praktis dapat diasumsikan sbb :
Bila perubahan kecepatan pada bagian sungai yang lurus tidak terlalu
besar, maka :
• Sf = Sw = So
Bila perubahan/perbedaan tersebut cukup nyata, maka :
• Sf ≠ Sw ≠ So dan Sf = H/L
Dimana H = perbedaan tinggi tekanan / energi
L = panjang bagisan sakuran yang lurus
Berhubung tinggi tekanan mencakup tinggi kece-patan yang tidak diketahui,
maka diperlukan penye-lesaian secara pendekatan.
LOncat Hidraulik
* Pengaliran Permanen Tidak Beraturan