29
TUGAS MODUL 2 KOMUNIKASI INTERPERSONAL Penyusun : No. Nama NIM 1. Yantia Hariesta Purnomo 021411131100 2. Grandis Ratnaning Febriantika 021411131102 3. Anggy Prayudha 021411131103 4. Kemala U. P. Nasution 021411131104 5. Agnes Robia Ambariani 021411131105 6. Ainin Nafilatus Soumil Fitriyah 021411131106 7. Muhammad Akbar D 021411131107 8. Az Zahroh 021411131108 9. Poppy Raissa Hudayanti 021411131109 10. Putri Pramita Larasati 021411131110 11. Nadia Kurnia Hapsari 021411131111 12. Azimah Regita 021411133039 13. Diamanta Anandamaya 021411133040 14. Riefka Pitaloka Dyah Ahadri Noor Alluvianti 021411133041

Tugas Modul 2 Blmfix

Embed Size (px)

DESCRIPTION

modul

Citation preview

Page 1: Tugas Modul 2 Blmfix

TUGAS MODUL 2

KOMUNIKASI INTERPERSONAL

Penyusun :

No. Nama NIM

1. Yantia Hariesta Purnomo 021411131100

2. Grandis Ratnaning Febriantika 021411131102

3. Anggy Prayudha 021411131103

4. Kemala U. P. Nasution 021411131104

5. Agnes Robia Ambariani 021411131105

6. Ainin Nafilatus Soumil Fitriyah 021411131106

7. Muhammad Akbar D 021411131107

8. Az Zahroh 021411131108

9. Poppy Raissa Hudayanti 021411131109

10. Putri Pramita Larasati 021411131110

11. Nadia Kurnia Hapsari 021411131111

12. Azimah Regita 021411133039

13. Diamanta Anandamaya 021411133040

14. Riefka Pitaloka Dyah Ahadri Noor Alluvianti 021411133041

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2015

Page 2: Tugas Modul 2 Blmfix

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi merupakan salah satu hal penting dalam kehidupan manusia.

Sebagai makhluk sosial komunikasi dibutuhkan untuk pengiriman dan

penerimaan pesan antara satu orang dengan orang lainnya, terutama

komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal menuntut satu orang

dapat berkomunikasi dengan orang lain secara efektif agar pesan dapat

tersampaikan dan mendapatkan feedback dari penerima pesan. Pada umumnya

komunikasi dilakukan secara verbal atau lisan yang dapat dimengerti oleh

kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti

oleh keduanya, maka alternatif lain yang bisa dilakukan adalah dengan gerak

gerik badan. Secara teoritis kita mengenal berbagai macam tindakan

komunikasi berdasarkan konteks dimana komunikasi tersebut dilakukan yaitu

komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal, komunikasi individu, dan

komunikasi kelompok. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai komunikasi

interpersonal dalam kaitannya dengan hubungan antara dokter gigi dan pasien.

Sejalan dengan perkembangan teknologi saat ini, para dokter gigi

mengembangkan berbagai cara untuk mengadakan suatu komunikasi yang

efektif dengan pasien. Hal ini sangat berdampak pada hubungan antara dokter

gigi dan pasien dalam menentukan perawatan yang lebih lanjut serta dapat

menimbulkan efek trust bagi pasien terhadap dokter gigi yang akan

merawatnya. Kegiatan berupa komunikasi ini akan memberikan dampak dan

menentukan hasil akhir baik bagi dokter gigi maupun bagi pasien. Oleh karena

itu, komunikasi efektif dapat membantu berlangsungnya praktek penanganan

kesehatan gigi dan mulut yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.

Walaupun komunikasi telah dipelajari sejak lama namun topik ini menjadi

penting karena pertumbuhan teknologi komunikasi yang sangat pesat,

terutama dalam hal ini adalah komunikasi antara dokter gigi dan pasien.

Dokter akan dapat memahami dan berempati kepada pasien jika pasien

mampu mengkomunikasikan keluhannya secara efektif. Begitu pula pasien

Page 3: Tugas Modul 2 Blmfix

juga akan mengerti tentang penjelasan baik buruk suatu tindakan dari seorang

dokter jika komunikasi dilakukan secara efektif. Sehingga pasien dengan

yakin memilih perawatan terbaik untuk dirinya sesuai anjuran dokter.

Jadi kemampuan berkomunikasi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan

tindakan dokter gigi terhadap pasien, sehingga hal ini dapat dijadikan bahasan

yang penting baik bagi dokter gigi maupun bagi pasien.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Instruksional Umum

Tujuan instruksional umum dari pembuatan makalah ini adalah diharapkan

mahasiswa semester II Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga

mampu melakukan komunikasi interpersonal dan teknik dasar wawancara

serta mampu menciptakan hubungan interpersonal yang baik.

1.2.2 Tujuan Instruksional Khusus

Tujuan instruksional khusus dari pembuatan makalah ini adalah

diharapkan mahasiswa mampu:

1. Memahami konsep diri dan faktor yang berpengaruh dalam

membentuk konsep diri.

2. Memahami psikologi komunikasi dan cara mengatasi hambatan

komunikasi.

3. Melakukan komunikasi interpersonal dan teknik dasar wawancara dan

menciptakan hubungan interpersonal.

1.3 Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah mahasiswa dapat melakukan

komunikasi interpersonal dan dapat melakukan wawancara terhadap pasien

dengan memahami konsep diri dan psikologi komunikasi yang akan

bermanfaat untuk bekal masa klinik dan praktek dokter gigi di masa

mendatang.

Page 4: Tugas Modul 2 Blmfix

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Komunikasi Interpersonal

Dilihat dari jenis Interaksi dalam komunikasi, komunikasi dapat dibedakan

atas tiga kategori yaitu komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok kecil dan

komunikasi publik. Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi

diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara

dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya (Muhammad, 2005,p.158-

159). Komunikasi interpersonal merupakan penyampaian pesan oleh satu orang

dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan

berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera

(Effendy,2005, p. 30). Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-

orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap

reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau

nonverbal. Komunikasiinterpersonal ini adalah komunikasi yang hanya dua orang,

seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya

(Mulyana, 2006, p. 73). Pada hakekatnya komunikasi interpersonal

adalah komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini

dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku

seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat

langsung, komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga. Pada

saat komunikasi dilancarkan, komunikator mengetahui secara pasti apakah

komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidaknya. Jika ia dapat

memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya

(Supratiknya, 2003, p. 13)

Page 5: Tugas Modul 2 Blmfix

2.1.1 Klasifikasi Komunikasi Interpersonal

Klasifikasi komunikasi interpersonal dibagi menjadi interaksi intim,

percakapan sosial, interogasi atau pemeriksaan dan wawancara.

a. Interaksi intim termasuk komunikasi di antara teman baik, anggota famili,

dan orang-orang yang sudah mempunyai ikatan emosional yang kuat.

b. Percakapan sosial adalah interaksi untuk menyenangkan seseorang secara

sederhana. Tipe komunikasi tatap muka penting bagi pengembangan

hubungan informal dalam organisasi. Misalnya dua orang atau lebih

bersama-sama dan berbicara tentang perhatian, minat di luar organisasi

seperti isu politik, teknologi dan lain sebagainya.

c. Interogasi atau pemeriksaan adalah interaksi antara seseorang yang ada

dalam kontrol, yang meminta atau bahkan menuntut informasi dari yang

lain. Misalnya seorang karyawan dituduh mengambil barang-barang

organisasi maka atasannya akan menginterogasinya untuk mengetahui

kebenarannya.

d. Wawancara adalah salah satu bentuk komunikasi interpersonal di mana

dua orang terlibat dalam percakapan yang berupa tanya jawab. Misalnya

atasan yang mewawancarai bawahannya untuk mencari informasi

mengenai suatu pekerjaannya Muhammad (2005, p. 159-160).

2.1.2 Tujuan Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal mungkin mempunyai beberapa tujuan. Di sini

akan dipaparkan 6 tujuan, antara lain :

a. Menemukan Diri Sendiri

Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal

atau pribadi. Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang

lain kita belajar banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain.

Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk

berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah

sangat menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan,

pikiran, dan tingkah laku kita sendiri. Dengan membicarakan diri kita

Page 6: Tugas Modul 2 Blmfix

dengan orang lain, kita memberikan sumber balikan yang luar biasa pada

perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.

b. Menemukan Dunia Luar

Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih

banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita.

Banyak informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal,

meskipun banyak jumlah informasi yang datang kepada kita dari media

massa hal itu seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajari atau didalami

melalui interaksi interpersonal.

c. Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti

Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan

memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita

pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk

dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.

d. Berubah Sikap Dan Tingkah Laku

Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku

orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan

mereka memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet yang baru, membeli

barang tertentu, melihat film, menulis membaca buku, memasuki bidang

tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kita banyak

menggunakan waktu waktu terlibat dalam posisi interpersonal.

e. Untuk Bermain Dan Kesenangan

Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah

mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada

waktu akhir pecan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan

cerita lucu pada umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan yang

untuk menghabiskan waktu. Dengan melakukan komunikasi interpersonal

Page 7: Tugas Modul 2 Blmfix

semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran

yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita.

f. Untuk Membantu

Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakkan

komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk

mengarahkan kliennya. Kita semua juga berfungsi membantu orang lain

dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari. Kita berkonsultasi dengan

seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa tentang

mata kuliah yang sebaiknya diambil dan lain sebagainya ( Muhammad,

2005, p. 165-168 ).

2.1.3 Efektivitas Komunikasi Interpersonal

Efektivitas Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum

yang dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap

mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan

(equality).

1. Keterbukaan (Openness)

Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi

interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka

kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus

dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya.memang ini mungkin

menarik, tapi biasanya tidak membantu komunikasi. Sebaliknya, harus ada

kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya

disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut.

Aspek keterbukaan yang kedua mengacu kepada kesediaan komunikator

untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam,

tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan peserta percakapan yang

menjemukan. Kita ingin orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita

Page 8: Tugas Modul 2 Blmfix

ucapkan. Dan kita berhak mengharapkan hal ini. Tidak ada yang lebih buruk

daripada ketidak acuhan, bahkan ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan.

Kita memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap

orang lain.

Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran (Oliver,

2006). Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran

yang anda lontarkan adalah memang milik anda dan anda bertanggungjawab

atasnya. Cara terbaik untuk menyatakan tanggung jawab ini adalah dengan pesan

yang menggunakan kata Saya (kata ganti orang pertama tunggal).

2. Empati (empathy)

Empati adalah ”kemampuan seseorang untuk ‘mengetahui’ apa yang

sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain

itu, melalui kacamata orang lain itu.” Bersimpati, di pihak lain adalah merasakan

bagi orang lain atau merasa ikut bersedih. Sedangkan berempati adalah merasakan

sesuatu seperti orang yang mengalaminya, berada di kapal yang sama dan

merasakan perasaan yang sama dengan cara yang sama.

Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang

lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa

mendatang.

Kita dapat mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun non

verbal. Secara nonverbal, kita dapat mengkomunikasikan empati dengan

memperlihatkan (1) keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan

gerak-gerik yang sesuai; (2) konsentrasi terpusat meliputi komtak mata, postur

tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik; serta (3) sentuhan atau belaian

yang sepantasnya (Soemirat,2005).

3. Sikap mendukung (supportiveness)

Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat

sikap mendukung (supportiveness). Suatu konsep yang perumusannya dilakukan

adalah komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam

suasana yang tidak mendukung. Kita memperlihatkan sikap mendukung dengan

Page 9: Tugas Modul 2 Blmfix

bersikap (1) deskriptif, bukan evaluatif, (2) spontan, bukan strategic, dan (3)

provisional, bukan sangat yakin.

4. Sikap positif (positiveness)

Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal

dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif

mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif mengacu

pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikasi

interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap positif terhadap diri mereka

sendiri.

Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat

penting untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih menyenangkan

daripada berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak

bereaksi secara menyenangkan terhadap situasi atau suasana interaksi.

5. Kesetaraan (Equality)

Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang

mungkin lebih pandai. Lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih atletis

daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam

segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi interpersonal akan lebih

efektif bila suasananya setara. Artinya,, harus ada pengakuan secara diam-diam

bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing

pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Dalam suatu

hubungan interpersonal yang ditandai oleh kesetaraan, ketidak-sependapatan dan

konflik lebih dillihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada

daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain.kesetaraan tidak

mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal

dan nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain, atau

kesetaraan meminta kita untuk memberikan ”penghargaan positif tak bersyarat”

kepada orang lain.

Page 10: Tugas Modul 2 Blmfix

2.2 Komunikasi Efektif dan Komunikasi Tidak Efektif

Komunikasi efektif adalah keadaan komunikasi dimana si pendengar dapat

mengintrepertasikan maksud pesan yang diterimanya sebagaimana dimaksudkan

si pengirim pesan. Sedangkan komunikasi tidak efektif berarti keadaan sebaliknya

dimana pendengar mengintrepertasikan secara berbeda pesan yang disampaikan

oleh pengirim pesan. Komunikasi menjadi tidak efektif dikarenakan kesalahan

umum pada pemberi pesan seperti berbicara cepat, tidak memuat cukup

informasi, kemampuan bahasa yang kurang. Kesalahan umum juga dapat terjadi

pada penerima pesan seperti tidak perhatian, sudah merumuskan jawaban sebelum

pemberi pesan menyelesaikan pemberian pesan, atau bukan pendengar yang baik.

(Atoshoki, 2005)

Komunikasi efektif perlu usaha dari kedua belah pihak karena tidak

mudah, ketidakmudahan itu disebabkan komunikasi terjadi secara otomatis. Oleh

sebab itu, kedua belah pihak harus memberikan usaha agar komunikasi yang

terjadi efektif, dimana si pemberi pesan mengusahan apa maksud dari perkatannya

dan pendengar berusaha memahami pesan yang diterimanya (Chase,2013)

Dalam kedokteran gigi komunikasi harus efektif agar tidak menimbulkan

ambiguitas pada pasien saat menerima informasi mengenai kesehatan mereka.

Komunikasi ini dimaksudkan agar kedua belah pihak menghindari kerugian.

Selain itu, komunikasi efektif pada kedokteran gigi juga bertujuan dapat

mengarahkan proses penggalian riwayat penyakit lebih akurat.

Dokter gigi dapat menjalin komunikasi yang efektif dengan melakukan

beberapa hal yakni menjadi pendengar aktif serta mengerti perasaan pasien,

menanyakan dengan pertanyaan yang baik, tidak menyalahkan atau menghakimi

pasien, memberi informasi yang tepat dengan bahasa yang mudah, menyatakan

pasien tidak sendiri menghadapi masalah seperti ini, serta selalu berusaha menjaga

kepercayaan pasien. Sedangkan aplikasi komunikasi efektif dimulai dari sikap

prefesional dokter, membangun rasa nyaman, aman, dan percaya.

Komunikasi antara dokter gigi dengan pasien dapat dinilai melalui respon

yang diberikan oleh pasien, respon komunikasi yang efektif akan memberikan

hasil positif berupa adanya pengertian pasien atas pemahaman informasi dari

dokter, menimbulkan kesenangan pasien, dan dapat memengaruhi pasien agar

Page 11: Tugas Modul 2 Blmfix

berubah sesuai saran dokter. Sedangkan respon negatif akan diberikan pada

komunikasi yang tidak efektif seperti tidak pahamnya pasien terhadap informasi

yang diberikan, tidak adanya perubahan sikap yang diberikan pasien terhadap

saran dokter.

2.3 Komponen Komunikasi

Menurut Kotler yang dikutip oleh Sendjaja dalam bukunya yang

berjudulPengantar Ilmu Komunikasi, menyebutkan bahwa komunikasi terdiri

dari beberapa komponen-komponen, yaitu :Pengirim (Sender), yaitu pihak

yang mengirim pesan.

1. Pengirim (Sender), yaitu pihak yang mengirim pesan.

2. Pesan (Message), merupakan gagasan atau ide yang disampaikan pengirim

kepada penerima untuk tujuan tertentu.

3. Penerima (Receiver), yaitu pihak yang menerima pesan.

4. Media (Media), yaitu sarana bagi komunikator untuk menyampaikan pesan

kepada sasaran yang dituju.

5. Pengkodean (Encoding), yaitu proses untuk menjabarkan pesan ke dalam

simbol. Simbol dapat berupa kata lisan meupun tulisan, isyarat dan lainnya

ke dalam media.

6. Penerjemah (Drcoding), yaitu proses yang dilakukan oleh penerima pesan

untuk menerjamahkan arti simbol yang dikirim sender.

7. Tanggapan (Response), yaitu reaksi penerima setelah menerima pesan.

8. Umpan balik (Feedback), yaitu bagian dari reaksi yang dikomunikasikan

kembali kepada pengirim pesan.

9. Gangguan (Noises), yaitu gangguan yang tak terduga selama proses

komunikasi yang dapat mengakibatkan penerima pesan memperoleh pesan

yang berbeda dari yang dikirimkan.

2.3.1 Fungsi Komunikasi

Menurut Alo Liliweri, secara umum ada lima kategori fungsi utama

komunikasi, diantaranya :

a.    Sumber atau pengirim menyebarluaskan informasi agar dapat diketahui

penerima (informasi / to inform). Fungsi utama dan pertama dari informasi

Page 12: Tugas Modul 2 Blmfix

adalah menyampaikan pesan (informasi), atau menyebarluaskan informasi

kepada orang lain. Artinya diharapkan dari penyebarluasan informasi itu, para

penerima informasi akan mengetahui sesuatu yang ingin dia ketahui.

b.    Sumber menyebarluaskan informasi dalam rangka mendidik penerima

(pendidikan / to educate). Fungsi utama dan pertama dari informasi adalah

menyampaikan pesan (informasi), atau menyebarluaskan informasi yang

bersifat mendidik kepada orang lain. Artinya, dari penyebarluasan informasi

itu diharapkan para penerima informasi akan menambah pengetahuan tentang

sesuatu yang ingin dia ketahui.

c.    Sumber memberikan instruksi agar dilaksanakan penerima (instruksi). Fungsi

instruksi adalah fungsi komunikasi untuk memberikan instruksi (mewajibkan

atau melarang) penerima melakukan sesuatu yang diperintahkan.

d.   Sumber mempengaruhi komunikan dengan informasi yang persuasif untuk

mengubah persepsi, sikap dan perilaku penerima (persuasi / to influence).

Fungsi persuasi terkadang disebut fungsi memengaruhi. Fungsi persuasi adalah

fungsi komunikasi yang menyebarkan informasi yang dapat mempengaruhi

(mengubah) sikap penerima agar dia menentukan sikap dan perilaku yang

sesuai dengan kehendak pengirim.

e.    Sumber menyebarluaskan informasi untuk menghibur sekaligus

mempengaruhi penerima (menghibur / to entertain). Fungsi hiburan adalah

fungsi pengirim untuk mengirimkan pesan–pesan yang mengandung hiburan

kepada penerima menikmati apa yang diinformasikan. (Liliweri, 2007 ; 18).

2.4 Hambatan Komunikasi

Page 13: Tugas Modul 2 Blmfix

BAB 3

HASIL DISKUSI

3.1 Pendekatan Konsep Diri

Timbul GAP komunikasi antara dokter gigi dan pasien

Gap komunikasi disebabkan adanya hambatan dalam penyampaian pesan

antara komunikator dan komunikan. Komunikator dan komunikan pada kasus ini

adalah dokter gigi dan pasien. Beberapa hal yang menghambat komunikator

antara lain kurangnya pendekatan, kurang leading, dan kecerobohan dokter gigi

dalam perjanjian informed consent. Kurang pendekatan yang dimaksud adalah

kurangnya keahlian dokter dalam membuat pasien nyaman dan percaya terhadap

dirinya. Dengan adanya kepercayaan dan kenyamanan akan mengakibatkan

hubungan kedua belah pihak menjadi harmonis dan terpenuhi keinginan dari

masing-masing pihak. Kurangnya leading dan kontrol dari dokter gigi juga

menyebabkan tidak adanya hubungan yang didasari rasa kepercayaan. Leading

yang dimaksud adalah kemampuan dokter gigi dalam mengarahkan dan

mensugesti pasien pada rencana perawatan yang dirasa paling baik. Faktor

terakhir yang menghambat dokter gigi adalah adanya kecerobohan dalam

pembuatan inform consent. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya

pemahaman antara kedua belah pihak.

Selain itu, hal-hal yang menghambat komunikasi adalah kurangnya konsep

diri yang baik. Konsep diri yang kurang baik menyebabkan sifat-sifat yang juga

kurang baik antara lain keras kepala dan kurang sabar. Sang pasien tidak mau

mendengarkan penjelasan dan saran dokter. Seharusnya sang pasien mau

menerima saran dari yang lebih ahli. Kurangnya kesabaran menghasilkan

perawatan yang tidak maksimal sehingga pasien mengeluh karena kesalahannya

sendiri.

Page 14: Tugas Modul 2 Blmfix

3.2 Faktor GAP Komunikasi

Faktor yang berperan dalam timbulnya GAP komunikasi

Gap jika diterjemahkan berarti celah atau perselisihan. Jadi, gap

komunikasi dapat diartikan sebagai celah komunikasi yang apabila dikaji lebih

jauh memiliki arti sebagai suatu proses komunikasi dimana pesan dari

komunikator tidak dapat tersampaikan dengan baik kepada komunikan. Faktor

utama yang berperan paling besar dalam timbulnya gap komunikasi tersebut

adalah adanya hambatan komunikasi dan kurangnya penekanan peran pada setiap

komponen komunikasi. Hambatan komunikasi dapat berupa adanya perbedaan

budaya, emosi, perbedaan persepsi dan komunikasi yang kurang efektif. Dengan

kata lain, hambatan komunikasi dapat berasal dari latar belakang yang berbeda

antara komunikator dengan komunikan. Terjadinya hambatan komunikasi juga

didukung oleh adanya implementasi konsep diri negatif yang dilakukan baik oleh

komunikator maupun komunikan.

Komponen komunikasi terdiri dari komunikator, komunikan, pesan,

feedback dan media. Pada scenario, menunjukkan bahwa dokter gigi dapat

berperan sebagai komunikator maupun sebagai komunikan begitu pula pada

pasien. Media yang digunakan adalah tatap muka langsung dan tidak langsung

serta ada pesan yang disampaikan dan terjadi feedback. Adapun pada skenario

memperlihatkan komunikator dan komunikan menjalankan perannya masing-

masing, namun dalam pelaksanaanya kurang optimal.

Dokter gigi berperan sebagai komunikator terjadi pada saat menyampaikan

alternatif perawatan kepada pasien dan berperan sebagai komunikan pada saat

pasien meminta jenis perawatan berupa tumpatan pada gigi anterior dan pada saat

menerima keluhan melalui media tidak langsung (telepon) dari pasien. Dari sisi

dokter gigi sebagai komunikator, terjadinya gap komunikasi kemungkinan

dikarenakan dalam penyampaian informasi menggunakan bahasa yang kurang

dimengerti oleh pasien, tidak dapat mengarahkan pasien untuk mencapai persepsi

yang sama, kurangnya penekanan pada penjelasan hak autonomy pasien yang

Page 15: Tugas Modul 2 Blmfix

mana apabila pasien telah memilih jenis perawatan maka dokter gigi tidak dapat

disalahkan atas keputusan pasien tersebut dengan asumsi perawatan telah

diberikan sesuai standar. Seharusnya, dokter gigi sebagai komunikator dapat

memberi penjelasan secara efektif sehingga pasien dapat mengerti dan tercapainya

persepsi yang sama. Selain itu, ada baiknya pemberlakuan inform consent secara

tertulis tidak hanya pada perawatan atau tindakan beresiko tetapi juga pada

tindakan dimana pasien memilih jenis perawatan yang tidak disarankan oleh

dokter gigi. Pada saat dokter gigi berperan sebagai komunikan, dokter gigi kurang

memberikan feedback dengan baik sehingga pasien merasa bahwa transaksi

terapeutik yang terjadi adalah sah dan benar dengan adanya jaminan keberhasilan,

walaupun keputusan yang diambil pasien kurang tepat. Hal ini menimbulkan

persepsi adanya kesalahan yang dilakukan oleh dokter gigi ketika hasil tindakan

tidak sesuai dengan harapan pasien sekalipun dokter telah melakukan tindakan

sesuai dengan standar.

Pasien berperan sebagai komunikan pada saat menerima saran perawatan

oleh dokter gigi, berperan sebagai komunikator pada saat memberikan keputusan

jenis perawatan kepada dokter gigi dan memberikan keluhan. Di sisi pasien

sebagai komunikan, terjadinya gap komunikasi kemungkinan dikarenakan pasien

kurang dapat menerima saran dari dokter gigi walaupun telah diberikan persepsi

mengenai perawatan yang sebaiknya dilakukan. Selain itu, ada kemungkinan

pasien memiliki persepsi dimana pasien ingin perawatan yang dapat memberikan

hasil yang diinginkan dalam waktu singkat. Hal ini mengarah kepada keputusan

pasien yang memilih jenis perawatan yang tidak disarankan oleh dokter gigi.

Seharusnya, pasien dari segi komunikan dapat terbuka atas saran yang diberikan

oleh dokter gigi selaku pekerja professional di bidangnya dan memandang saran

atas kondisinya dari berbagai perspektif untuk mencapai hasil terbaik. Dari sisi

pasien sebagai komunikator, pasien telah melaksanakan perannya dengan baik,

yaitu menyampaikan pesan atau keinginnannya kepada dokter gigi walaupun

sesungguhnya pesan yang disampaikan pasien berupa keputusan yang kurang

tepat.

Page 16: Tugas Modul 2 Blmfix

3.3 Cara mengatasi GAP komunikasi

Untuk mengatasi adanya gap dalam komunikasi, diperlukan pembinaan

hubungan interpersonal yang baik antara komunikator dan komunikan. Cara

membina hubungan interpersonal yang baik dapat dilakukan dengan

mengedepankan team work, menumbuhkan rasa empati pada lawan bicara, serta

senantiasa bersikap assertive. Dalam hal ini team work memiliki pengertian

menyatukan persepsi antara dokter gigi dan pasien agar memiliki tujuan yang

sama yaitu kesembuhan atau perawatan terbaik bagi pasien. Perawatan yang

dilakukan oleh dokter harus mendapat persetujuan dari pasien. Apabila pasien

tetap memaksakan diri untuk tidak mengikuti saran dokter, maka dokter harus

menghormati pilihan pasien namun tetap menegaskan resiko yang akan terjadi

dikemudian hari dari pilihan pasien tersebut.

Seorang dokter juga harus memiliki sikap assertive dalam berkomunikasi.

Sikap assertive memiliki arti menyampaikan informasi dengan tetap

memperhatikan dan menghargai hal-hak dari komunikan. Ada kalanya dokter

akan mendapatkan pasien yang memiliki sikap kaku, untuk menghadapi orang

yang memiliki sikap ini diperlukan kesabaran sehingga dokter harus tetap

mengkomunikasikan apa yang sebaiknya dilakukan namun tidak memaksakannya

pada pasien. Dokter juga harus memerhatikan kemampuan pasien dalam

menerima informasi. Dalam berkomunikasi dokter harus memilih bahasa yang

tepat disertai penjelasan yang mudah dimengerti bagi pasien. Apabila diperlukan

dokter dapat menggunakan alat peraga, gesture, mimik wajah, dan intonasi yang

tepat. Untuk mengetahui pesan yang disampaikan telah diterima dengan benar

atau belum, maka dokter sebaiknya memberikan pertanyaan atau mengarahkan

pasien untuk memastikan pasien telah mengerti maksud dan tujuan dokter dan

memahami konsekuensi terhadap pilihan yang telah dipilih pasien.

Dalam komunikasi antara dokter dan pasien, dokter harus memiliki rasa

empati yaitu memahami apa yang diinginkan dan dirasakan oleh pasien. Dengan

Page 17: Tugas Modul 2 Blmfix

cara ini, akan terbina rasa kepercayaan antara dokter dan pasien sehingga persepsi

dan tujuan kedua pihak menjadi sama dan hasil yang didapat merupakan hasil

kesepakatan yang dimengerti dan diterima kedua pihak. Sikap empati, assertive,

dan team work saling berhubungan sehingga apabila diterapkan menjadi satu

kesatuan, maka akan terbina hubungan interpersonal yang baik. Pada saat tertentu

diperlukan informasi secara tertulis seperti informed consent untuk menyamakan

persepsi dan tujuan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan di masa yang akan

datang.

Page 18: Tugas Modul 2 Blmfix

BAB 4

KESIMPULAN

Gap komunikasi yang terjadi pada dokter gigi dan pasien dalam studi

kasus ini karena adanya hambatan komunikasi dalam proses penyampaian pesan

dari keduanya. Hambatan komunikasi dapat dipengaruhi oleh latar belakang yang

berbeda dan implementasi konsep diri yang negatif, serta hubungan interpesonal

yang kurang baik. Hal ini tercermin dari kurangnya pendekatan, leading, team

work, sikap assertive, dan kecerobohan dokter gigi dalam perjanjian informed

consent, yang dapat dilihat dari kurang mampunya dokter gigi dalam

mengarahkan dan mensugesti pasien pada rencana perawatan yang paling baik,

penggunaan kalimat dalam penyampaian informasi yang kurang efektif, dan

kecerobohan dalam pembuatan informed consent, serta kurangnya penekanan

pada penjelasan hak autonomy pasien yang mana ketika pasien telah memilih jenis

perawatan maka dokter gigi tidak dapat disalahkan atas keputusan pasien tersebut

dengan asumsi perawatan telah diberikan sesuai standar. Selain itu konsep diri

yang kurang baik seperti sifat keras kepala, kurang sabar, tidak mau

mendengarkan saran dokter menyebabkan hasil perawatan yang kurang maksimal

sehingga menyebabkan munculnya keluhan.

Oleh karena itu, untuk mengatasi gap komunikasi diperlukan hubungan

interpesonal yang baik antara komunikan dan komunikator, dengan cara

mengedepankan team work, menumbuhkan rasa empati pada lawan bicara,

senantiasa bersikap assertive, dan konsep diri yang baik sehingga timbullah

kesaamaan persepsi dan tujuan dari keduanya yang akan menghasilkan perawatan

maksimal dan kepuasan dari pasien.

Page 19: Tugas Modul 2 Blmfix

BAB 5

DAFTAR PUSTAKA

1. Atashoki, Antonius. 2005. Relasi dengan Sesama. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo

2. Chase, Rendal. 2013. Elements of Effective Communication, 4th Edition. USA: Plain and Precious Publishing

3. Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Remaja

Rosdakarya, 2005

4. Materi perkuliahan Wawancara Anamnesis (27 Maret 2015)5. Muhammad, Armi, Komunikasi Organisasi, Bumi Aksara, Jakarta, 2005

6. Mulyana, Dedy, Metode penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya,

Bandung, 2006.

7. Oliver, Sandra, Strategi Public Relations, Erlangga, Jakarta, 2006.

8. Soemirat, Soleh, Komunikasi Antar Pribadi, Pusat Penerbitan Universitas

Terbuka, Jakarta, 2005.

9. Supratiknya, Dr, A, Komunikasi Antar Pribadi “tinjauan Psikologis”,

Penerbit Kanisius (anggota IKAPI), Yogyakarta, 2003.