33
19 4. Prosedur Perawatan Umum Isuzu Panther 1). SARINGAN UDARA Mesin ini menggunakan saringan udara dengan tipe kering. Prosedur untuk membersihkan element disesuaikan dengan kondisinya. Element Kotor Berdebu Menyemprot elemet dengan udara tekan dari arah dalam diputar, teka- nan udara tidak melebihi 7 kg/ Gambar 4. Membersihkan filter udara PEMBAHASAN Saringan udara berfungsi sebagai penyaring udara yang berdebu dan ke- luar sudah berupa udara yang bersih. Tujuan dari pembersihan saringan udara agar mengurangi penyebab tenaga mesin berkurang dan bahan bakar yang bo- ros serta dapat mengurangi gejala asap gas buang hitam yang ditimbulkan oleh kotoran atau debu yang tertinggal dalam saringan udara. Untuk pengantian sa- ringan udara setiap 20.000 km. 2). SISTEM PELUMASAN Saringan Oli Utama( Element Kertas Tipe Contridge )

Tune Up Isuzu Panther

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tune up mobil isuzu panther

Citation preview

  • 19

    4. Prosedur Perawatan Umum Isuzu Panther

    1). SARINGAN UDARA

    Mesin ini menggunakan saringan udara dengan tipe kering. Prosedur

    untuk membersihkan element disesuaikan dengan kondisinya.

    Element Kotor Berdebu

    Menyemprot elemet dengan udara tekan dari arah dalam diputar, teka-

    nan udara tidak melebihi 7 kg/

    Gambar 4. Membersihkan filter udara

    PEMBAHASAN

    Saringan udara berfungsi sebagai penyaring udara yang berdebu dan ke-

    luar sudah berupa udara yang bersih. Tujuan dari pembersihan saringan udara

    agar mengurangi penyebab tenaga mesin berkurang dan bahan bakar yang bo-

    ros serta dapat mengurangi gejala asap gas buang hitam yang ditimbulkan oleh

    kotoran atau debu yang tertinggal dalam saringan udara. Untuk pengantian sa-

    ringan udara setiap 20.000 km.

    2). SISTEM PELUMASAN

    Saringan Oli Utama( Element Kertas Tipe Contridge )

    BagusSticky Note

  • 20

    Prosedur Penggantian

    Gambar 5. Letak filter oli

    1. Mengendurkan baut pembuangan untuk mengeluarkan oli

    2. Menunggu beberapa menit kemudian menggecangkan kembali baut

    pembuangan

    3. Mengendurkan saringan oli dengan memutarnya berlawanan arah jarum jam

    menggunakan kunci saringan

    Gambar 6. Melepas filter oli

    4. Membersihkan tempat pemasangan saringan oli, agar saringan oli yang baru

    tepat dipasang dengan sebaik-baiknya

    5. Mengoleskan oli mesin ke O ring

    6. Memutar searah jarum jam saringan oli yang baru sampai O ring terpasang

    dengan baik

  • 21

    7. Menggunakan kunci saringan oli dan tambah putaran sebanyak satu seperdela-

    pan putaran

    8. Memeriksa ketinggian oli mesin dengan menggunakan stik oli yang terpasang

    pada mesin dan tambah sesuai spesifiksinya .

    Gambar 7. Memeriksa ketinggian oli

    9. Menghidupkan mesin dan memeriksa kebocoran oli dari saringan oli

    Pengantian oli mesin lit (US/UK gal)

    5.2 (1,35/1,41)

    PEMBAHASAN

    Pelumas berfungsi sebagai pendingin mesin, mengurangi gesekan antar

    logam yang bersingungan , mengeluarkan kotoran dari mesin dan melapisi lo-

    gam agar mengurangi karat. Tujuan pemeriksaan jumlah oli untuk mendeteksi

    apakah oli itu berkurang atau bertambah, bila berkurang kemungkinan keboco-

    ran pada pada sistem pelumasan. Dan apabila bertambah kemungkinan saat

    pengisian oli berlebih atau sistem pelumasan kemasukan air dari cairan pen-

    dingin yang bocor. Pengantian saringan oli bertujuan untuk memastikan agar

    tekanan oli tidak berkurang akibat dari kotoran yang menyumbat aliran naik ke

    bagian yang perlu dilumasi dan oli pelumas selalu bersih sebelum digunakan

    untuk melumasi bagian komponen yang perlu pelumasan. Pengantian saringan

    oli setiap 5000 km. Pemeriksaan oli juga diperlukan apabila oli sudah berwarna

  • 22

    hitam pekat dan kekentalan sudah berubah maka perlu pengantian oli mesin.

    Pengantian oli setiap 2500 km sesuai spesifikasi.

    3). SISTEM BAHAN BAKAR

    a. Saringan bahan bakar

    Prosedur penggantian

    1. Mengendurkan saringan solar yang bekas dengan memutar berlawanan arah

    jarum jam menggunakan kunci saringan.

    Gambar 8. Melepas filter bahan bakar

    2. Membersihkan tempat pemasangan agar saringan baru dapat dipasang dengan

    sebaik baiknya

    Gambar 9. Tempat filter bahan bakar

    3. Mengoleskan oli mesin ke O ring

    4. Memasukkan solar kedalam saringan yang baru untuk memudahkan pembuan-

    gan angin.

  • 23

    5. Memutar saringan oli sampai permukaannya berhubungan dan hati hati jan-

    gan sampai solar tumpah.

    6. Memutar saringan oli dengan menambah 1/3 sampai 2/3 putaran

    Gambar 10. Mengoleskan oli ke O ring filter bahan bakar

    7. Mengendurkan baut pembuangan angin pada over flow valve pompa injeksi

    8. Mempompakan pompa tangan sampai solar dan angin keluar

    9. Menggencangkan kembali baut pembungan angin

    10. Mempompa pompa tangan beberapa kali untuk memeriksa kebocoran solar

    Gambar 11. Menggendorkon baut pembungan angin

    Pembahasan

    Mengganti saringan bahan bakar untuk memastikan agar aliran bahan

    bakar selalu lancar menuju pompa injeksi dan mencegah aliran bahan bakar

    tersumbat akibat kotoran yang tertinggal di saringan yang dapat mengganggu

    putaran stasioner yang tidak rata, dan tenaga mesin kurang.

  • 24

    b. Prosedur pembuangan Air

    Lampu akan menyala apabila ketinggian air dalam water separator me-

    lebihi spesifikasi mengeluarkan air dan kotoran dari water separator dengan

    prosedur sebagai berikut

    Gambar 12. Prosedur pembungan air

    1. Meletakan ujung selang plastik kedalam tempat penampungan.

    2. Mengendurkan tutup pembuangan (1).

    3. Mengoprasikan pompa priming (2) beberapa kali untuk mengeluarkan airnya.

    4. Setelah mengeluarkan air, menggecangkan tutup pembuangan (1).

    5. Mengoprasikan pompa priming beberapa kali dan memeriksa kebocoran solar.

    6. Memeriksa lampu indicator water separator harus mati.

    Gambar 13. Pompa Priming

    Pembahasan

  • 25

    Udara di sistem bahan bakar dapat menggakibatkan bahan bakar tidak

    dapat menggalir ke pompa bahan bakar, sehingga mesin susah hidup dan

    mengganggu stasioner mesin.

    c. Pemeriksaan Nozzle

    Menggunakan nozzle tester untuk memeriksa tekanan nozzle dan kon-

    disi pengabutan apabila tekanan nozzle di bawah atau diatas angka spesifikasi,

    nozzle harus diganti atau disetel.

    Gambar 14. Pemeriksaan Nozzle dengan nozzle tester

    Tekanan awal nozzle /( /) 185 (2,631/18,130)

    Apabila kondisi pengabutan tidak baik, nozzle harus diganti atau diperbaiki.

    Kondisi pengabutan

    (1) Baik

    (2) Tidak baik ( lubang tersumbat)

    (3) Tidak baik ( menetes)

  • 26

    Gambar 15. Bentuk pengabutan

    PEMBAHASAN

    Pemeriksaan tekanan nozzle untuk memeriksa bentuk pengabutan dan

    tekanan yang dihasilkan. Tekanan nozzle sesuai spesifikasi maka hasil penga-

    butan akan baik. Pemeriksaan bentuk pengabutan yang buruk berakibat pada

    stasioner yang tidak rata. Pengabutan halus akan menyebabkan bahan bakar

    terlalu banyak berkumpul disekitar ujung pengabut, hal ini homogenitas tidak

    tercapai. Bila ini terjadi maka uap bahan bakar ada yang tidak mendapatkan

    oksigen yang memadai, dampaknya gas buang akan semakin banyak mengan-

    dung asap hitam. Dan ini merupakan kerugian proses pembakaran, sebabter-

    dapat karbon yang tidak memproduksi panas. Bila pengabutan kasar, penyeba-

    ran bahan bakar akan baik namun proses penguapan akan terhambat. Dam-

    paknya hasil pembakaran akan terdapat Hc berupa asap hitam pekat. Ini pun

    kerugian proses pembakaran karena terdapat karbon yang tidak menghasilkan

    kalor. Kondisi Campuran bahan bakar dan udara tidak homogen sehingga te-

    kanan hasil pembakaran tidak maksimal. Sehingga mesin tenaga berkurang

    dan kebutuhan bahan bakar akan lebih banyak serta hasil campuran bahan ba-

    kar yang tidak homogen tersebut menghasilkan gas buang berwarna hitam.

    Apabila kondisi pengabutan menetes setelah penginjeksian bahan bakar ma-

    ka berakibat carbon, carbon berasal dari sisa bahan bakar sesudah proses in-

    jeksi bahan bakar tersebut menjadi panas karena panas pembakaran diruang

    pembakaran.

  • 27

    d. Penyetelan Nozzle Pengabutan

    1. Menjepit injection nozzle holder (1) ke dalam ragum (2)

    2. Menggunakan kunci untuk membuka mur pengunci nozzle (3)

    Gambar 16. Mencepit nozzle holder ke ragum

    3. Membuka nozzle holder dari ragum

    4. Membuka nozzle (4) spacer (5) spring seat(6) Spring (7) dan shim penyetelan

    (8).

    5. Memasang shim penyetelan yang baru, spring, spring seat, spacer, nozzle dan

    mur pengikat

    6. Menjepit nozzle holder ke dalam ragum

    7. Menggecangkan mur pengikat nozzle holder sesuai dengan spesifikasi torsinya

    Gambar 17. Bagian nozzle

    8. Membuka nozzle holder dari ragum

    9. Memasang nozzle holder ke nozzle tester

    10. Memberi tekanan pada nozzle tester untuk memeriksa terbukanya nozzle pada

    tekanan spesifikasi

  • 28

    Apabila nozzle tidak terbuka pada tekanan spesifikasi menambah atau mengu-

    rangi shim untuk menyetelnya

    Gambar 18. Pemeriksaan Nozzle dengan nozzle tester

    Referensi

    Menambah atau mengurangi satu shim nozzle tekanan bertambah atau berku-

    rang kira-kira 3,77 / Shim penyetelanyang tersedia mm(in)

    Range 0,5 1,5

    (0,02 0,06)

    Penambahan 0,025 (0,001)

    Total jumlah shim 41

    Gambar 19. Bagian Nozzle

  • 29

    Peringatan :

    Pengujian nozzle dengan bentuk kabutan dan tekanan yang tinggi dengan

    mudah dapat menyentuh kulit jauhi tangan dari alat pengujian nozzle setiap

    saat

    e. Prosedur Membersihkan Nozzle

    1. Membersihkan jarum nozzle (1) dan nozzle body (2) dengan Mengoleskan

    Compound, Oxodized Crome dan Animal oil

    Gambar 20. Membersihkan nozzle

    Catatan:

    Peringatan jangan Mengoleskan Oxodized chrome dan animal oil yang

    berlebih di sekitar area jarum nozzle dapat menggakibatkan jarum nozzle

    dan body berongga dan aus berlebih

    2. Membersihkan jarum dan body nozzle dengan solar yang bersih setelah mem-

    bersihkan

    f. Membuang Angin

    1. Mengendurkan baut pembuang angin pada overflow valve pompa injeksi

    2. Menggoprasikan pompa priming sampai solar bercampur dengan udara dan

    keluar dari baut pembungan angin

    3. Menggecangkan baut pembungan angin

  • 30

    4. Menggoprasikan pompa tangan beberapa kali dan memeriksa kebocoran solar

    Gambar 21. Proses Pembungan Angin

    4). SISTEM PENDINGINAN

    a. Pemeriksaan jumlah air pendingin

    Memeriksa ketinggian air pendingin dan tambah air radiator dari tangki

    candangan bila perlu, apabila ketinggian air pendingin kurang dari batas

    MIN memeriksa sistem pendinginan dari kebocoran kemudian tambah airnya

    sampai MAX

    Catatan :

    Jangan menggisi terlalu penuh ke tangki candangan. Membuka tutup

    radiator mutlak bila diperlukan. Memeriksa air pendingin pada waktu mesin

    dingin. Lihat pada tabel sebelah kiri untuk perbandingan yang benar antara

    campuran air pendingin dengan anti beku

    Gambar 22. Tangki cadangan air

  • 31

    Tabel. Perbandinagn antara campuran air pendingin dengan anti beku

    b. Pemeriksaan Sistem Pendinginan

    Memasang alat penguji tutup radiator pada radiator, memberikan

    tekanan pada sistem pendinginan untuk memeriksa kebocoran, tekanan

    pengujian tidak melebihi tekanan spesifikasi

    Tekanan pengujian (psi/kPa) 2 (28.45 196 )

    Gambar 23. Pemeriksaan sistem pendinginan

  • 32

    c. Pemeriksaan Tutup Radiator

    Tutup radiator di desain untuk memelihara tekanan air pendingin

    didalam sistem pendingin pada 1,05 /. Memeriksa tutup radiator menggunakan alat penguji tutup radiator, tutup radiator harus diganti. Apabila

    tekanannya tidak sesuai dengan spesifikasi selama prosedur pemeriksaan

    Tekanan tutup radiator

    Katup Tekanan / ( /) 0,9- 1,2 ( 12,8-17,1/88,2 117,6)

    Katup negatif

    ( referensi) / ( /) 0,01- 0,004 ( 0,14 -0,57/0,98 3,92)

    Gambar 24. Pemeriksaan tutup radiator

    PEMBAHASAN

    Tujuan pemeriksaan ini untuk memastikan bahwa tutup radiator tidak

    rusak saat diperiksa dengan alat uji. Didalam tutup radiator terdapat dua katup

    yaitu katup tekan dan katup vakum. Jika terjadi kegagalan fungsi katup teka-

    nan ini maka tutup radiator tidak dapat menjaga tekanan tinggi di dalam ruang

    sirkulasi, akibatnya air di ruang sirkulasi akan cepat mendidih dan berubah

    menjadi uap air yang dapat dengan mudah lolos dari ruang sirkulasi air sehing-

    ga air radiator sering berkurang walau mesin tidak bermasalah dan indikator

    temperatur juga tidak menunjukan panas yang significant. Atau sebaliknya jika

    tekanan yang berlebih di dalam ruang sirkulasi tidak dapat di lepas ke udara

  • 33

    melalui reservoir maka di dalam ruang sirkulasi air akan terjadi tekanan tinggi

    di luar kemampuan parts-parts kendaraan tersebut. Yang terjadi adalah indika-

    tor temperatur akan menunjukan "hot " , parts-parts yang tidak tahan terhadap

    tekanan tinggi akan menggembang dan akhirnya meletus/meledak atau bocor

    seperti selang radiator, seal water pump bocor bahkan radiator itu sendiri yang

    bocor.

    Fungsi Vacum Valve : Jika terjadi kegagalan fungsi ini maka tutup ra-

    diator tidak dapat membuka ketika terjadi pendinginan di dalam ruang sirkulasi

    air, hal ini menggakibatkan air dari tabung reservoir tidak dapat masuk kembali

    ke ruang sirkulasi air. Ketika dingin dan saat di check volume air radiator akan terlihat berkurang padahal temperatur pada indikator temperatur normal. Se-

    dangkan volume air di tabung reservoir akan penuh terus akibat dari katup va-

    kum rusak sehingga saat terjadi vakum air tidak dapat menggalir ke radiator.

    d. Pengujian Bekerjanya Thermostat

    1. Thermostat harus seluruhnya terendam di dalam air

    2. Memanaskan air

    Panas air harus konstan dan jangan langsung thermostat dicelupkan ke dalam

    air yang panas

    3. Memeriksa temperatur pertama terbukanya katup

    Thermostat pertama terbuka pada

    temperatur ()

    82 ( 180)

    Memeriksa thermostat terbuka penuh pada temperatur

    Thermostat terbuka

    penuh pada temperatur () 95 (203)

    Posisi terbuka penuh ketinggian

    Katup mm ( in)

    8 (0,31)

  • 34

    Gambar 25. Pengujian bekerjanya thermostat

    PEMBAHASAN

    Pemeriksaan ini bertujuan untuk menggetahui kerja thermostat pada

    saat mesin dingin dan mesin dalam kondisi kerja. Saat mesin dingin maka

    thermostat harus menutup dibawah 82 karena air pendingin akan bersirkulasi di dalam blok mesin untuk proses pendingian ke water jaket maka

    saat ini thermostat akan menutup dan thermostat akan membuka pertama pada

    suhu 82 dan terbuka penuh pada suhu 95 akan bersirkulasi ke radiator untuk proses pendinginan oleh aliran udara melalui sirip - sirip dan air

    pendingin yang sudah didinginkan akan bersirkulasi.

    e. Penyetelan V-Belt

    Memeriksa tegangan V-Belt dengan menekan bagian tengah V-Belt

    dengan kekuatan 10 kg

    Defleksi tali

    Kipas mm (in)

    10 (0,39)

    Memeriksa V-Belt dari retakan dan kerusakan

    (1) Damper puli poros engkol

    (2) Puli altenator

    (3) Puli kipas pendingin

    (4) Puli pompa oli atau puli penghubung

  • 35

    (5) Puli kompresor atau puli penghubung

    Gambar 26. V-Belt

    f. V-Belt Pendingin

    Tegangan V-Belt disetel dengan menggerakan altenator. Tekan bagian

    tengah V-Belt dengan kekuatan 10 kg

    (1) Puli kipas pendingin

    (2) Damper puli poros engkol

    (3) Puli altenator

    Gambar 27. V-Belt pendingin

    Pembahasan

    Tujuan penyetelan V-Belt pendingin ini untuk memastikan bahwa V-

    Belt benar - benar tidak kendor. Bila kendor maka berakibat V-Belt dan puli

    berputar slip yang akan mengganggu proses pendingin air di radiator dan

    pompa air yang diputar lewat puli kipas akan berakibat sirkulasi air di dalam

    pendingin tidak berjalan dengan baik serta bunyi yang kasar di V-Belt tersebut

  • 36

    g. V-Belt Kompresor A/C

    Menggerakkan puli penghubung untuk menyetel tegangan V-Belt

    kompresor. Apabila kendaraan dilengkapi dengan power steering gerakan

    pompa oli tekan bagian tengah V-Belt dengan kekuatan 10 kg

    (1) Damper puli poros engkol

    (2) Puli pompa oli atau puli penghubung

    Gambar 28. V-Belt kompresor

    Pembahasan

    Tujuan penyetelan V-Belt ini agar putaran puli kompresor dan puli

    poros engkol sama , bila kentor maka berakibat putaran kedua puli tersebut

    akan terjadi slip yang akan menggangu pada sistem AC.

    h. V-Belt Pompa Oli Power Steering

    Menggerakkan pompa oli untuk menyetel tegangan V-Belt pompa

    Model yang dilengkapi dengan A/C. kedua V-Beltharus diganti satu set Tekan

    bagian tengah tali dengan kekuatan 10 kg

    (1) Damper puli poros engkol

    (2) Puli pompa oli

    (3) Puli kompresor atau puli penghubung

  • 37

    Gambar 29. V-Belt Pompa Oli Power Steering

    5). PENGONTROLAN MESIN

    Penyetalan putaran stasioner

    1. Menarik rem parkir dan ganjal roda penggerak

    2. Meletakkan transmsisi dalam keadaan netral

    3. Menghidupkan mesin dan berikan mesin menjadi panas dan temperatur

    naik 70 -80

    Gambar 30. Posisi Penetralan Transmisi

    4. Melepaskan kabel pengontrol mesin dari tangki pengontrol

    5. Memasang tachometer ke mesin

    6. Memeriksa putaran stasioner, apabila putaran mesin diluar spesifikasi, setel

    putaran stasioner

    Kecepatan putaran stasioner rpm

    Type 4JA1 75050

  • 38

    a. Penyetelan Putaran Stasioner

    1. Mengendurkan mur pengunci mur baut putaran stasioner (1) pada pompa

    injeksi.

    2. Menyetel putaran stasioner sesuai dengan spesifiksinya dengan memutar baut

    penyetel putaran stasioner (2)

    3. Menggunci baut penyetel putaran stasioner dengan mur pengunci.

    4. Memeriksa bahwa kabel pengontrol putaran stasioner telah kencang ( bebas

    dari kendor )

    Gambar 31. Penyetelan putaran stasioner

    b. Pemeriksaan Putaran Fast Idle Control Device (FICD)

    FICD digunakan untuk menambah kecepatan mesin pada kecepatan

    idling, karena ada penambahan beban pada mesin dengan dinyalakannya air

    conditioner atau alat lainnya.

    Tipe Vacuum

    Pada FICD tipe vacuum, diaphragm FICD akan menggerakkan control

    lever pompa injeksi untuk menggatur kecepatan idling. Diaphragm tersebut

    digerakkan oleh tekanan negatif yang ditimbulkan oleh pompa vakum mesin.

    1. Memasang tachometer ke mesin

    2. Melepaskan selang vacum (1) dari fast idle actuator(5) pada pompa injeksi

    3. Melepaskan selang vacuum (2) dari vacuum switching valve (3) dan

    mengghubungkan ke fast idle actuator (5) sambungkan vacuum sekarang

    dihubungkan langsung dari pompa vacuum (4) ke fast idle actuator

  • 39

    4. Memeriksa putaran fast idle. Apabila putaran mesin diluar spesifikasi, setel

    putaran fast idle.

    Putaran Fast Idle rpm

    850 950

    Gambar 32. Pemasangan selang vakum ke fast idle

    c. Penyetelan Putaran Fast Idle

    1. Mengendurkan baut breket actuator fast idle

    Gambar 33. Penyetelan putaran fast idle

    2. Setel putaran fast idle dengan memggerakkan breket sctuator, sehingga celah

    S menjadi 1 -2 mm

    3. Menggecangkan baut breket

  • 40

    Gambar 34. Menyetel Breket Sctuator

    d. Kontrol Akselerasi

    Penyetelan kabel pengontrol akselerasi

    1. Mengendurkan baut penjepit kabel akselerasi(1)

    2. Memeriksa tombol pengatur putaran stasioner pada waktu mesin hidup

    3. Menahan lever akselerasi (2) dalam posisi tertutup penuh dan renggangkan

    kabel pengontrol (3) dalam arah yang ditunjukkan tanda panah untuk membuka

    kekendorannya

    Gambar 35. Penyetelan kabel pengontrol akselerasi

    e. Penyetelan Pedal Akselerasi

    1. Menahan thorttle valve posisi terbuka penuh

    2. Menggunakan baut penahan (1) untuk menyetel celah antara ujung baut

    penahan dan bagian bawah pedal gas (2)

  • 41

    Celah baut penahan akselerasi mm(in)

    0 3 ( 0 0,14 )

    Gambar 36. Penyetelan Pedal Akselerasi

    6). PENYETELAN CELAH KATUP

    1. Menempatkan silinder NO. 1 atau No. 4 pada akhir langkah kompresi dengan

    mememutar poros engkol sampai tanda pada puli segaris dengan tanda pada

    jarum petunjuk.

    Gambar 37. Tanda Posisi Top Pada Puli

    2. Memeriksa mur breket poros rocker arm dari kekendoran, menggecangkan mur

    breket poros arm yang kendor, sebelum menyetel celah katup.

    Torsi mur breket Poros

    rocker arm kg.m(lb. ft/N.m)

    5,5 0,5 ( 39, 8 3,6/ 53,94,9 )

  • 42

    Gambar 38. Pengencangan mur breket poros rocker arm

    3. Memeriksa push rod pada katup buang dan katup masuk pada No. 1 apakah

    dapat bermain apabila push rod pada katup buang dan katup masuk silinder No,

    1 di TMA pada akhir langkah kompresi. Apabila push rod pada katup buang

    dan katup masuk silinder No. 1 tidak dapat bermain /ketekan bahwa piston No.

    4 berada di TMA pada akhir langkah kompresi.

    Setel celah katup pada silinder No. 1 atau No. 4 di TMA pada akhir langkah

    kompresi.

    Celah katup ( dingin ) mm ( in )

    0.4 ( 0.016 )

    Gambar 39. Penyetelan celah katup

    4. Mengendurkan setiap baut penyetel celah katup seperti dalam gambar .

  • 43

    5. Memasukan alat pengukur celah /feller gauge dengan tebal yang ditentukan

    antara rocker arm dan ujung batang katup.

    Gambar 40. Bagian posisi celah katup yang disetel saat langkah kompresi 1

    6. Memutar baut penyetel celah katup sampai alat pengukur celah /feller menjadi

    seret.

    7. Mengecangkan mur pengunci secukupnya.

    8. Memutar poros engkol 360 9. Menempatkan kembali tanda pada puli poros engkol dengan tanda pada jarum

    penunjuk di TMA.

    10. Menyetel celah katup yang belum disetel seperti urutan dalam gambar.41

    Gambar 41. Bagian posisi celah katup yang disetel saat akhir langkah

    kompresi 4

  • 44

    PEMBAHASAN

    Tujuan penyetelan celah katup ini adalah memugkinkan bahwa celah

    katup sesuai dengan spesifikasi yang telah tentukan oleh pabrik, apabila Celah

    katup yang terlalu rapat, akan menggakibatkan terbukanya katup menjadi lama,

    pengisian udara kedalam ruang bakar dan silinder menjadi lebih banyak (jika

    katup masuk yang terlalu rapat), pembuangan gas bekas menjadi sangat bersih

    (jika katup buang yang terlalu rapat), Mesin tidak mau stasioner. Celah katup

    yang terlalu renggang, menggakibatkan terbukanya katup menjadi singkat,

    pengisian udara ke dalam ruang bakar dan silinder terlalu kurang (jika katup

    masuk yang terlalu renggang), mesin sulit dihidupkan, pembuangan gas bekas

    tidak bersih (jika katup buang yang terlalu renggang), hidupnya mesin tidak

    sempurna dan timbul suara ngelitik dari arah katup pada saat mesin hidup,

    mesin tidak bertenaga dan cepat panas, dan mesin tidak mau stasioner

    7). PENYETELAN KETEPATAN PENGABUTAN ( TIMING)

    1. Memeriksa bahwa garis pada flange pompa injeksi harus segaris dengan garis

    pada timing gear case

    Gambar 42. Posisi Garis flange dan garis gear case

    2. Menepatkan silinder No. 1 di TMA pada akhir langkah kompresi dengan

    memutar poros engkol sampai tanda pada puli poros engkol (1) di TMA segaris

    dengan tanda pada jarum penunjuk (2)

    Catatan :

  • 45

    Memeriksa push rod pada katup masuk dan buang pada silinder No. 1,

    apakah dapat bermain, apabila push rod pada katup masuk dan buang

    silinder No. 1 dapat bermain, bahwa piston No.1 di TMA pada akhir

    langkah kompresi

    Gambar 43. Posisi TMA dengan tanda puli poros engkol

    1. Melepaskan pipa tekanan tinggi dari pompa injeksi

    2. Membuka satu baut dari kepala distributor

    3. Memasang static timing gauge (3). Jarum pada gauge di tekan ke dalam

    kurang lebih 1 mm.

    Gambar 44. Distributor terpasang static timing gauge

    4. Memutar poros engkol sampai piston pada silinder No. 1 berada 30 - 40 derajat

    sebelum TMA.

    5. Menset jarum timing ke posisi 0.

  • 46

    Gambar 45. Posisi poros engkol di titik TMA

    6. Menggerakan sedikit puli poros engkol kedua arah untuk memeriksa bah-

    wa indikator gauge stabil. 7. Memutar poros engkol searah jarum jam dan membaca alat pengukur serta

    tanda timing pada puli poros engkol (12pada puli ) (1) segaris dengan pointer (2)

    Standar pembacaan mm (in)

    0,5 (0,02)

    Gambar 46. Tanda timing pada puli poros engkol

    Apabila timing diluar spesifikasi maka mengikuti langkah sebagai berikut

    8. Mengendurkan timing mur pengikat pada brecket pompa injeksi.

    9. Menyetel sudut pemasangan pompa injeksi.

  • 47

    Apabila

    melebihi

    dari

    standar

    Apabila

    kurang

    dari

    standar

    Penggerak

    gigi A R

    A. Gerakan pompa injeksi mendekati mesin.

    R. Gerakan pompa injeksi menjauhi mesin.

    Gambar 47. Menyetel timing pengabutan pompa injeksi

    PEMBAHASAN

    Tujuan pemeriksaan timing injeksi adalah bahwa timing injeksi sesuai

    dengan specifikasi. Apabila timing injeksi terlalu maju dari spesifikasi maka

    akan menyebabkan detonasi , yaitu tekanan yang melonjak sebelum waktunya.

    Kondisi ini disebabkan karena saat bahan bakar diinjeksikan, temperatur udara

    hasil kompresi belum memenuhi syarat untuk membakar bahan bakar.

    Sehingga saat bahan bakar mulai terbakar sudah terjadi jumlah yang lebih

    banyak. Hal ini yang menyebabkan tekanan di dalam silinder mendadak tinggi.

    8). PENGUKURAN TEKANAN KOMPRESI

    1. Menghidupkan mesin dan biarkan temperaturnya naik mencapai 70 80 C. 2. Membuka bagian bagian berikut

  • 48

    Glow plug

    Fuel cut solenoid connector

    3. Memasang adaptor dan compression gauge ke lubang glow plung silinder No.

    1.

    Gambar 48. Pengukuran kompresi dengan kompresi tester

    4. Menstater mesin selama 10 detik kemudian berhenti sebentar untuk

    menistirahatkan stater lalu mulai stater hingga jarum pada alat ukur tidak

    menunujukan kenaikan pengukuran atau jarum bergerak stabil.

    Tekanan

    kompresi

    / ( /) at 200 rpm

    Standar Batas

    31

    ( 441/3,038)

    22

    ( 313/2,156)

    5. Menggulangi prosedur ( langkah 3 dan 4 ) untuk silinder lainnya.

  • 49

    Gambar 49. Jarum kompresi tester menunjukan hasil pengukuran

    PEMBAHASAN

    Tujuan pengukuran kompresi untuk memastikan bahwa tekanan

    kompresi sesuai standar. Bila tidak sesuai standar maka menimbulkan

    gangguan berupa putaran stasioner tidak stabil, tenaga berkurang, bahan bakar

    boros, asap gas buang berwarna putih, suara mesin tidak normal penyebab

    gangguan tersebut berupa gaskaet kepala silinder terbakar cylinder liner aus ,

    piston ring aus dan dudukan katup aus atau retak. Apabila angka pengukuran

    lebih kecil dari batas spesifikasi maka mengecek keseluruhan bagian kepala

    silinder dan ring apakah ada kebocoran.

    9). SISTEM PEMANASAN

    Prosedur sistem pemeriksaan

    1. Melepas thermo switch pada thermostat oulet pipe.

    Gambar 50. Thermo switch

    2. Memutar kunci kontak ke posisi ON.

  • 50

    Apabila sistem pemanasan bekerja sebagaimana mestinya, relay glow akan

    berbunyi klik kurang lebih 15 detik setelah kunci kontak ON.

    Gambar 51. Relay glow plung

    3. Mengukur tegangan terminal glow plung dengan alat penguji rangkaian/

    multimeter segera setelah kunci kontak pada posisi ON.

    Tegangan terminal Glow Plug V

    Approx 11

    Gambar 52. Pengukuran tegangan busi pijar

    PEMBAHASAN

    Tujuan pemeriksaan ini bertujuan bahwa relay bekerja, dengan cara

    mendengarkan bunyi saat kunci kintak ON . apabila relay tidak bunyi berarti

    tidak bekerja, kemungkinan yang terjadi sekring utama putus, kunci kontak

  • 51

    koslet atau tidak berhubungan, glow relay rusak atau tidak terhubung, glow

    timer rusak atau tidak terhubung, thermoswitch rusak.

    Pengujian rangkaian/ multimeter segera setelah kunci kontak pada

    posisi ON pertujuan untuk memastikan bahwa terdapat tegangan di glow

    plug. Umumnya tegangan lebih rendah dari tegangan baterai, ini dimaksudkan

    untuk menggatasi bila sedang dilakukan start mesin yang akan terjadi

    tegangan baterai 12 volt akan turun menjadi kurang lebih 9 volt, dan tegangan

    kerja busi pemanas dapat berkisar antara 5,5 volt sampai 9 volt. Saat

    pemeriksaan tegangan , jika tegangan kerja di bawah spesifkasi maka pemanas

    tidak berfungsi secara efektif untuk memanaskan ruang bakar, apabila ini

    terjadi pada salah satu silinder maka berakibat mesin sulit dihidupakan pada

    waktu dingin, hidup pincang pada waktu idle, dan banyak mengeluarkan asap

    berwarna putih dari kenalpot. Apabila tegangan kerja terlalu besar dari

    spesifikasi maka akan merusak busi pijar.

    4. PROSEDUR PERAWATAN ISUZU PANTHER1).SARINGAN UDARA 2).SISTEM PELUMASAN 3).SISTEM BAHAN BAKAR a. Saringan bahan bakar b. Prosedur pembuangan Air c. Pemeriksaan Nozzle d. Penyetelan Nozzle Pengabutan e. Prosedur Membersihkan Nozzle f. Membuang Angin 4).SISTEM PENDINGINAN a. Pemeriksaan jumlah air pendingin b. Pemeriksaan Sistem Pendinginan c. Pemeriksaan Tutup Radiator d. Pengujian Bekerjanya Thermostat e. Penyetelan V-Belt f. V-Belt Pendingin g.V-Belt Kompresor A/C h.V-Belt Pompa Oli Power Steering 5).PENGONTROLAN MESIN a. Penyetelan Putaran Stasioner b. Pemeriksaan Putaran Fast Idle Control Device (FICD) c. Penyetelan Putaran Fast Idle d. Kontrol Akselerasi e. Penyetelan Pedal Akselerasi 6). PENYETELAN CELAH KATUP 7). PENYETELAN KETEPATAN PENGABUTAN ( TIMING) 8). PENGUKURAN TEKANAN KOMPRESI 9). SISTEM PEMANASAN