75
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN PROTECTION FACTOR (SPF) KRIM RICE BRAN OIL SKRIPSI NIEKHA ZOELIENNA ILYAS 1111102000111 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI JAKARTA DESEMBER 2015

UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

  • Upload
    lyduong

  • View
    234

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI

SUN PROTECTION FACTOR (SPF)

KRIM RICE BRAN OIL

SKRIPSI

NIEKHA ZOELIENNA ILYAS

1111102000111

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

DESEMBER 2015

Page 2: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI

SUN PROTECTION FACTOR (SPF)

KRIM RICE BRAN OIL

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Farmasi

NIEKHA ZOELIENNA ILYAS

1111102000111

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

DESEMBER 2015

Page 3: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi
Page 4: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

iv

Page 5: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

v

Page 6: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

vi

ABSTRAK

Nama : Niekha Zoelienna Ilyas

Program Studi : Farmasi

Judul : Uji Stabilitas Fisik dan Penentuan Nilai Sun Protection

Factor (SPF) Krim Rice Bran Oil

Dedak (bran) merupakan hasil samping pengolahan padi yang belum

dimanfaatkan secara optimal. Dedak dapat diambil minyaknya. Minyak dedak

padi (RBO) merupakan sumber alami antioksidan karena mengandung gamma-

oryzanol yang memiliki peran protektif pada sinar UV dan digunakan sebagai

agen tabir surya. RBO sebagai komponen dalam sediaan krim lebih baik daripada

minyak mineral karena lebih mudah bercampur dengan lemak kulit, dan memiliki

gaya adhesi yang lebih kuat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas

tabir surya dengan mengukur nilai SPF dari sediaan krim mengandung minyak

dedak padi yang diekstraksi dengan metode cold press (RBOcp) yang kemudian

dibandingkan dengan nilai SPF krim yang mengandung minyak dedak padi yag

dijual dipasaran (RBOTM

). Terdapat 3 formula, formula pertama mengandung basis krim saja, formula kedua mengandung RBO

TM, dan formula ketiga

mengandung RBOcp. Nilai SPF sediaan krim diuji secara in vitro menggunakan

spektrofotometer UV-Vis. Evaluasi fisik sediaan krim dilakukan dengan beberapa

parameter uji, yaitu pengamatan organoleptik, pengukuran pH, pengujian

homogenitas, pengukuran viskositas, pengujian stabilitas dengan metode

sentrifugasi yang dilakukan selama 21 hari dan pengujian cycling test sebanyak 6

siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan krim RBOcp memiliki

efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. Ketiga formulasi sediaan krim

menunjukkan ketidakstabilan secara fisik.

Kata kunci: Rice bran oil, cold press, krim, nilai SPF, in vitro, spektrofotometer

UV-Vis, stabilitas fisik.

Page 7: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

vii

ABSTRACT

Name : Niekha Zoelienna Ilyas

Program Study : Pharmacy

Title : Physical Stability Test and Determination of Sun

Protection Factor (SPF) Value in Rice Bran Oil Cream

Bran is a byproduct of rice processing that has not been used optimally. Bran oil

can be taken. Rice Bran Oil (RBO) is a natural source of antioxidants because it

contains gamma-oryzanol which has a protective role in UV light and is used as a

sunscreen agent. RBO as a component in cream is better than mineral oil because

it is more easily mixed with the fat of the ski, and has a stronger adhesion force.

This study aims to determine the effectiveness of a sunscreen with an SPF value

of the creamcontaining rice bran oil extracted by cold press method (RBOcp)

which is compared with the value of SPF cream containing rice bran oil sold in

the market (RBOTM

). There are 3 formulas, the first formula only contains cream

base, the second formula contains RBOTM

, and the last formula contains RBOcp.

SPF value of the cream preparations were tested in vitro using UV-Vis

spectrophotometer. Physical evaluation cream preparation is done with several

test parameters, namely the organoleptic observations, measurements of pH,

homogeneity testing, measurement of viscosity, stability testing with

centrifugation method were performed for 21 days and testing cycling test as

much as 6 cycles. The results showed that the cream preparations RBOcp have

sunscreen effectiveness with minimal protection. The third formulation cream

physically unstable. SPF value of the cream were tested in vitro using UV-Vis

spectrophotometer. The evaluation on physical characteristics was done based on

organoleptic, pH, homogenity, viscosity, stability test using sentrifugation method

for 21 days, and cycling test for 6 cycles. The results showed that the RBOcp

cream have sunscreen effectiveness with minimal protection. Both of cream

formulation showed physical instability.

Keywords: Rice bran oil, cold pressed, cream, SPF value, in vitro, UV-Vis

spectrophotometer, physical stability.

Page 8: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan

skripsi ini. Shalawat serta salam ditunjukkan kepada junjungan besar Nabi

Muhamad SAW yang telah memberikan petunjuk kebenaran sebagai rahmat

sekalian alam.

Skripsi dengan judul “Uji Stabilitas Fisik dan Penentuan Nilai Sun

Protection Factor (SPF) Krim Rice Bran Oil” ini disusun untuk memenuhi salah

satu syarat memperoleh gelar sarjana farmasi di Program Studi Farmasi, Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari

banyak pihak, penelitian dan penyelesaian penulisan skripsi ini akan mengalami

banyak hambatan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Ofa Suzanti Betha, M.Si., Apt dan Ibu Nelly Suryani, M.Si., Apt,

Ph.D. selaku pembimbing yang telah meluangkan banyak waktu untuk

memberikan bimbingan, motivasi, petunjuk, serta dorongan bagi penulis

dari awal hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Ibu Yuni Anggraeni, M.Farm., Apt dan Ibu Ismiarni Komala, Ph.D., Apt

selaku penguji yang telah meluangkan banyak waktu untuk memberikan

petunjuk, serta arahan bagi penulis hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

3. Untuk ayahanda R. Deni Ilyas dan ibunda Eka Sugestiana yang tiada

hentinya memberikan bantuan materil, non materil, motivasi dan juga doa

kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Untuk Wa Emi dan Wa Imo serta seluruh keluarga besar yang tiada

hentinya memberikan bantuan materil, non materil, motivasi dan juga doa

kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Adikku tercinta Demyrio Lathieffo yang selalu memberikan semangat dan

dukungan kepada penulis.

Page 9: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

ix

6. Bapak Dr. H. Arif Soemantri., S.KM., M.Kes Selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Bapak Yardi, Ph.D., Apt., selaku Kepala Program Studi Farmasi, Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Bapak dan Ibu staf pengajar Prodi Farmasi dan tata usaha di lingkungan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah memberikan berbagai ilmu pengetahuan dan informasi kepada

penulis.

9. Sahabat Ana, Ambar, Faradhila, Khairunisa, Sukma, Ikna, Miyadah, Afif,

Dzaki, Fatnan, Fakhri, Birry, Fattah, Aditya, Galih, dan Askandari yang

tidak pernah berhenti memberikan semangat, bantuan dan motivasi kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Seluruh sahabat dan teman Program Studi Farmasi angkatan 2011 sebagai

teman seperjuangan yang telah memberikan dukungan dan semangat.

11. Semua laboran yang telah memberikan pengetahuan dan informasi tentang

teknis pengerjaan di laboratorium kepada penulis.

12. Semua pihak yang tidak dapat dituliskan satu persatu yang turut membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga amal baik dan bantuannya mendapat ganjaran dari Allah SWT dan

laporan ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca umumnya. Tidak ada manusia

yang luput dari sesalahan dan kekhilafan, demikian pula dengan penulisan skripsi

ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat

membangun dari semua pihak pembaca. Semoga dalam penulisan skripsi ini,

bermanfaat bagi semua pihak khususnya dalam dunia kefarmasian.

Jakarta, Desember 2015

Penulis

Page 10: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

x

Page 11: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS............................................

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................

HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................

ABSTRAK .......................................................................................................

ABSTRACT........................................................................................................

KATA PENGANTAR.......................................................................................

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.....................

DAFTAR ISI ....................................................................................................

DAFTAR TABEL ............................................................................................

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN ...............................................................................

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

x

xi

xiii

xiv

xv

1

1.1

1.2

1.3

1.4

Latar Belakang .........................................................................................

Rumusan Masalah ....................................................................................

Tujuan Penelitian ......................................................................................

Manfaat Penelitian ....................................................................................

1

2

2

2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 3

2.1

2.2

2.3

2.4

2.5

2.6

2.7

2.8

2.9

Tanaman Padi .........................................................................................

Bekatul / Dedak .....................................................................................

Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil / RBO) ..........................................

γ – Oryanol ............................................................................................

Cold Press .............................................................................................

Sediaan Krim .........................................................................................

Kulit .......................................................................................................

Radiasi Ultraviolet .................................................................................

Tabir Surya .............................................................................................

3

3

6

8

10

11

11

12

13

2.9.1

2.9.2

Syarat Tabir Surya ........................................................................

Sun Protection Factor (SPF) ........................................................

14

15

2.10 Preformulasi Bahan Sediaan Krim ......................................................... 17

2.10.1

2.10.2

2.10.3

2.10.4

2.10.5

2.10.6

2.10.7

Asam Stearat .................................................................................

Gliserin ..........................................................................................

Setil Alkohol .................................................................................

Trietanolamin ................................................................................

Metil Paraben ................................................................................

Propil Paraben ...............................................................................

Aquades ......................................................................................

17

18

19

20

21

22

24

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 25

3.1

3.2

Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................

Bahan dan Alat .......................................................................................

25

25

3.2.1

3.2.2

3.2.3

Alat ................................................................................................

3.2.1 Bahan Utama .................................................................................

Bahan Kimia .................................................................................

25

25

25

3.3 Prosedur Kerja ........................................................................................ 25

Page 12: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

xii

3.4.1

3.4.2

Preparasi Dedak ............................................................................

Pengolahan Minyak Dedak ...........................................................

25

26

3.4.2.1

3.4.2.2

Stabilisasi Dedak Padi .......................................................

Ekstraksi Dedak Padi Dengan Metode Cold Press............

26

26

3.4.3

3.4.4

3.4.5

3.4.6

Karakterisasi RBO ........................................................................

3.4.1 Formula Sediaan Krim ..................................................................

3.4.2 Pembuatan Sediaan Krim ..............................................................

3.4.3 Evaluasi Sediaan Krim ..................................................................

26

27

27

28

3.4.6.1 3.4.6.1 Uji Evaluasi Fisik .............................................................. 28

3.4.6.1.1

3.4.6.1.2

3.4.6.1.3

3.4.6.1.4

3.4.6.1.5

3.4.6.1.6

3.4.6.1.7

Pengamatan Organoleptis ...................................

Pengukuran pH ..................................................

Uji Homogenitas .................................................

Pengukuran Viskositas ........................................

Uji Stabilitas .......................................................

Cycling Test ........................................................

Uji Sentrifugal ....................................................

28

28

28

28

28

29

29

3.4.6.2 Uji In Vitro Nilai SPF Sediaan Krim ................................ 29

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 30

4.1

4.2

Hasil Preparasi Dedak Padi ...................................................................

Pengolahan Minyak Dedak ....................................................................

30

30

4.2.1

4.2.2

Stabilisasi Dedak Padi ..................................................................

4.2.1 Ekstraksi Dedak Padi Dengan Metode Cold Press .......................

30

30

4.3

4.4

4.5

Karakterisasi RBOcp ...............................................................................

Hasil Pembuatan Sediaan Krim...............................................................

Hasil Evaluasi Fisik Krim Rice Bran Oil................................................

32

33

33

4.5.1

4.5.2

4.5.3

4.5.4

4.5.5

4.6

Hasil Pengamatan Organoleptis ....................................................

4.5.1 Hasil Uji Homogenitas ..................................................................

4.5.2 Hasil Pengukuran pH ....................................................................

4.5.3 Hasil Pengukuran Viskositas ........................................................

Hasil Uji Sentrifugal Krim RBO ..................................................

Hasil Uji Nilai SPF Dengan Metode In Vitro................................

33

34

35

36

37

37

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 38

5.1

5.2

Kesimpulan .............................................................................................

Saran .......................................................................................................

38

38

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 39

Page 13: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1

Tabel 2.2

Tabel 2.3

Tabel 3.1

Tabel 4.1

Tabel 4.2

Tabel 4.3

Tabel 4.4

Tabel 4.5

Tabel 4.6

Tabel 4.7

Tabel 4.8

Tabel 4.9

Tabel 4.10

Tabel 4.11

Komposisi Kimia Rice Bran Oil..................................................

Komposisi Asam Lemak Rice Bran Oil.....................................

Keefektifan Sediaan Tabir Surya Berdasarkan Nilai SPF...........

Formula Sediaan Krim ...............................................................

Hasil Ekstraksi RBOcp.................................................................

Hasil Pengamatan Organoleptis RBOcp ......................................

Hasil Karakterisasi RBOcp ..........................................................

Formula Sediaan Krim................................................................

Hasil Pengamatan Organoleptis Hari Ke-0 ................................

Hasil Pengamatan Organoleptis Hari Ke-21 ..............................

Hasil Uji Homogenitas ...............................................................

Hasil Pengukuran pH .................................................................

Hasil Pengukuran Viskositas ....................................................

Hasil Uji Sentrifugal ..................................................................

Hasil Uji Nilai SPF ..................................................................

7

7

16

27

32

32

32

33

34

34

35

35

36

36

37

Page 14: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1

Gambar 2.2

Gambar 2.3

Gambar 2.4

Gambar 2.5

Gambar 2.6

Gambar 2.7

Gambar 2.8

Gambar 2.9

Gambar 2.10

Gambar 2.11

Gambar 2.12

Gabah.......................................................................................

Dedak Padi...............................................................................

Mesin Penggiling.....................................................................

Struktur Kimia Komponen Utama γ-Oryzanol........................

Data Penyerapan UV dari γ-Oryzanol.....................................

Hydraulic Expressing dan Expeller Expressing......................

Struktur Molekul Asam Stearat ..............................................

Struktur Molekul Gliserin .......................................................

Struktur Molekul Setil Alkohol ..............................................

Struktur Molekul Trietanolamin .............................................

Struktur Molekul Metil Paraben .............................................

Struktur Molekul Propil Paraben ............................................

4

5

5

8

10

10

17

18

19

20

21

22

Page 15: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Lampiran 2.

Lampiran 3.

Lampiran 4.

Lampiran 5.

Lampiran 6.

Lampiran 7.

Lampiran 8.

Lampiran 9.

Lampiran 10.

Lampiran 11.

Alur Pengolahan Dedak menjadi RBO.......................................

Gambar Alat Cold Press..............................................................

Gambar RBOcp: dan Gambar RBOTM

..........................................

Kandungan RBOTM

.....................................................................

Sertifikat Pengujian RBOcp ........................................................

Tabel Data Serapan Krim Rice Bran Oil......................................

Perhitungan Nilai SPF Krim Hari Ke-0 ......................................

Perhitungan Nilai SPF Krim Hari Ke-21 ....................................

Hasil Pengamatan Organoleptis ..................................................

Hasil Uji Homogenitas ................................................................

Hasil Uji Sentrifugal ...................................................................

45

46

47

48

49

50

52

55

58

59

60

Page 16: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

1

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dedak (bran) adalah hasil samping proses penggilingan padi, terdiri atas

lapisan sebelah luar butiran padi dengan sejumlah lembaga biji. Dedak merupakan

hasil samping pengolahan padi yang belum dimanfaatkan secara optimal. Bila

produksi beras tahun 2004 yang menurut data Departemen Pertanian mencapai

31,8 juta ton maka bekatul yang dihasilkan sekitar 3,18 juta ton, jumlah yang

sangat berlimpah sehingga perlu usaha-usaha memanfaatkannya (Hadipernata,

2007). Selama ini, dedak hanya dimanfaatkan sebagai makanan ternak dan unggas

selebihnya dipakai untuk bahan abu gosok atau dibiarkan begitu saja (Adi, 2003).

Dedak dapat diambil minyaknya dan dapat berpotensi sebagai antioksidan

alami dan sebagai bioaktif untuk mencegah bebagai penyakit kronis (Xu, 2001).

Fitokimia bioaktif dalam dedak padi adalah antioksidan yang terjadi secara

alamiah termasuk tokoferol, tokotrienol, ɣ-oryzanol, lesitin dan karotenoid, flavon

TRICIN dan α-octakosanol dan squalene. Konsentrasi tokoferol, tokotrienol

(0,10-0,14%) dan ɣ-oryzanol (0,9-2,9%) di RBO bervariasi yang sebagian besar

pada faktor-faktor genetik dan lingkungan (Singanusong, 2014).

Sejumlah studi klinis telah melaporkan bahwa γ-oryzanol sangat

bermanfaat dalam beberapa pengobatan. γ-oryzanol memiliki peran protektif pada

sinar UV yang diinduksi pada peroksida lipid dan karena itu digunakan sebagai

agen tabir surya (Patel & Naik, 2004).

Tabir surya digunakan untuk melindungi kulit manusia dari radiasi UVA

dan UVB matahari, yang merupakan risiko utama dalam sunburns, photoaging

dan kanker kulit (Badea et al, 2014). Tabir surya dapat dibuat ke dalam sediaan

topikal (Shaath, 1990).

Minyak dedak padi (RBO) sekarang sudah banyak dimanfaatkan menjadi

minyak goreng (Hadipernata, 2006), bahan biodiesel (Ju dan Vali, 2005), nano

partikel (Yingngam, 2007), nano-emulsi (Bernardi et al, 2001), dan nano carrier

(Badea, 2014).

1

Page 17: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pemanfaatan RBO sebagai komponen dalam sediaan krim lebih baik

daripada minyak mineral karena lebih mudah bercampur dengan lemak kulit,

lebih mampu menembus sel-sel stratum korneum dan memiliki daya adhesi yang

lebih kuat (Tranggono, 2007).

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan diatas dan belum adanya

laporan mengenai RBO di Indonesia yang digunakan sebagai sediaan kosmetik

tabir surya, maka dibuatlah sediaan krim tabir surya yang berbahan dasar RBO

yang didapat dengan cara cold press dan RBO komersil.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah: Belum adanya informasi dari

pemanfaatan RBO dari ekstrak padi ciherang sebagai komponen utama sediaan

krim yang berfungsi sebagai tabir surya.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Mengukur nilai SPF krim RBOcp (RBO yang didapat dengan cara cold

press) yang kemudian dibandingkan dengan nilai SPF krim RBOTM (RBO

komersil).

2. Membuat sediaan krim tabir surya yang aman dan nyaman untuk

digunakan.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi nilai SPF krim

RBO agar bisa menjadi krim tabir surya yang efektif untuk proteksi dan

menghasilkan sediaan krim tabir surya yang aman dan nyaman untuk digunakan.

Page 18: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

3

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Padi

Tanaman padi merupakan tanaman musiman golongan rumput-rumputan

yang memiliki klasifikasi sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Monotyledonae

Family : Gramineae (Poaceae)

Genus : Oryza

Species : Oryza spp.

Terdapat 25 spesies Oryza, yang dikenal adalah O. sativa dengan dua

subspesies yaitu Indica (padi bulu) yang ditanam di Indonesia dan Sinica (padi

cere). Padi dibedakan dalam dua tipe yaitu padi kering (gogo) yang ditanam di

dataran tinggi dan padi sawah di dataran rendah yang memerlukan penggenangan,

tanaman padi dapat hidup dengan baik di daerah yang berhawa panas dan banyak

mengandung uap air. Dengan kata lain, padi dapat hidup baik pada daerah yang

beriklim panas yang lembab (AKK,1990).

2.2 Bekatul / Dedak

Beras yang dihasilkan dari tanaman padi merupakan komoditas yang

sangat penting di Indonesia. Sebagai bahan makanan pokok, menjadi sumber zat

gizi dan pangan fungsional bagi rakyat Indonesia. Rata-rata konsumsi beras

masyarakat Indonesia 139,15 kg/kapita/tahun. Di Indonesia beras menyumbang

energi (63,1%), zat besi (25-30%) dari kebutuhan tubuh manusia. Berbagai beras

dapat ditemukan di Indonesia (Darmadjati, 2007).

Beras umumnya melalui berbagai tahapan proses sebelum dapat

dikonsumsi dan merupakan hasil utama yang diperoleh dari proses penggilingan

gabah hasil tanaman padi (Oryza sativa L.) yang seluruh lapisan sekamnya

terkelupas dan seluruh atau sebagian lembaga serta lapisan bekatulnya dipisahkan

(BSNI, 2008). Setelah padi digiling akan menghasilkan hasil sampingan berupa

3

Page 19: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

4

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

bekatul, yaitu lapisan terluar dari beras yang terlepas saat padi digiling dimana

bekatul itu terdiri dari lapisan aleuron, endosperm, dan germ. Warna bekatul

adalah krem kecoklatan yang mempunyai aroma yang sama seperti aroma beras.

Penggilingan padu menghasilkan beras sebanyak 60-65% dan bekatul sekitar 8 -

12%. Dedak atau bekatul adalah kulit ari yang dihasilkan dari proses penyosohan.

Sebenarnya bekatul memiliki karakteristik cita rasa lembut dan agak manis.

Namun pada kenyataannya, cita rasa bekatul sering digambarkan bau tengik, apek,

dan asam. Hal ini terjadi karena bekatul mudah mengalami kerusakan. Penurunan

mutu bekatul ditandai dengan bau tengik dan struktur menggumpal. Hal ini

disebabkan aktivitas lipase yang menghidrolisis lipid bekatul menjadi asam lemak

bebas dan gliserol (Widowati, 2001).

Dedak padi yang diperoleh selama proses penggilingan beras mempunyai

potensi yang sangat besar karena memiliki banyak nutrisi yang bermanfaat dan

mempunyai efek biologis (Patel & Naik, 2004). Menurut Balai Besar Penelitian

dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, berdasarkan definisinya, dedak (bran)

adalah hasil samping proses penggilingan padi yang terdiri atas lapisan sebelah

luar butiran padi dengan sejumlah lembaga biji. Sementara bekatul (polish) adalah

lapisan sebelah dalam dari butiran padi, termasuk bagian kecil endosperm berpati.

Namun, karena alat penggilingan tidak memisahkan antara dedak dan bekatul

maka umumnya bercampur menjadi satu dan disebut dengan dedak atau bekatul

saja.

Untuk memperoleh bekatul yang tidak mudah tengik dan memperpanjang

masa simpan, maka bekatul harus diawetkan segera setelah diperoleh dari

penggilingan padi (Damayanthi, 2004).

Gambar 2.1. Gabah Padi (Dokumen Pribadi)

Page 20: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

5

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.2 Dedak Padi (Dokumen Pribadi)

Gambar 2.3 Mesin Penggiling (Dokumen Pribadi)

Bekatul mengandung lemak tidak jenuh tinggi, sehingga aman untuk

dikonsumsi oleh penderita kolesterol dan penyakit jantung. Beberapa hasil

penelitian menunjukkan bahwa bekatul memiliki kualitas atau nutrisi yang baik

Page 21: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

6

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

seperti lemak, protein, serat, vitamin, mineral dan komponen bioaktif

(antioksidan). Menurut Luh (1980), komponen kimia bekatul terdiri dari protein

11,8 – 13,0%, lemak 10,1 – 12,4%, abu 5,2 – 7.3%, karbohidrat 51,1 – 55,0%,

serat kasar 2,3 – 3,2% dan lain – lain. Lalu Mazza (1998) mendapatkan komposisi

kimia bekatul yang sangat bervariasi, tergantung pada faktor agronomis, varietas

padi, dan proses penggilingannya. Secara umum bekatul mengandung protein

(11,5%-17,2%), lipid (10-23%), karbohidrat (51,1%-55%), abu (8%-17,7%), serat

kasar (6,2%-31,5%), mineral dan vitamin.

2.3 Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil / RBO)

Minyak dedak padi (Rice Bran Oil) merupakan minyak hasil ekstraksi dari

dedak padi (Nursalim & Razali, 2007). Rice Bran Oil (RBO) memiliki

keunggulan dibandingkan minyak nabati lainnya karena memiliki kandungan

asam lemak tak jenuh yang tinggi sehingga dapat menurunkan kadar kolesterol.

Dan juga mengandung komponen komponen kimia yang baik bagi kesehatan

manusia (Nursalim & Razali, 2007; Hadipernata, 2007).

RBO memiliki umur simpan yang sangat baik jika dibandingkan dengan

minyak nabati lainnya karena adanya antioksidan alami didalamnya. RBO

memiliki beberapa sifat unik yang sangat menarik dan memberikan kekhasan

sendiri. Antara lain adanya aroma khas seperti kacang dan ketika diekstrak

memiliki kestabilan yang tinggi. Namun karakteristik yang paling terkenal adalah

memiliki kandungan komponen fungsional yang tinggi seperti γ-oryzanol,

tokotrienol, dan tokoferol (Ghosh, 2007).

Menurut Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian,

RBO mengandung beberapa jenis lemak, yaitu 47% lemak monounsaturated, 33%

polyunsatured, dan 20% saturated, serta asam lemak yaitu asam oleat 38,4%,

linoleat 34,4%, palmitat 21,5%, dan stearat 2,9%.

Page 22: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

7

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 2.1 Komposisi Kimia Rice Bran Oil (Sukma, 2011)

No Komponen Kandungan (mg

/100gr)

1 Tokol 11

2 Tokoferol 4

3 Tokotrienol 7

4 Gamma Oryzanol 1176

5 Sikloartanol 106

6 Sikloartenol 482

7 24-Metilen Sikloartenol 492

8 Fitosterol 1806

9 Campesterol 51

10 Stigmasterol 271

11 Beta-Sitosterol 885

12 Squalen 756

13 Fosfolipid 4200

14 Lilin 3000

Tabel 2.2 Komposisi Asam Lemak Rice Bran Oil (Tahira, 2007)

Karbon Nama Sistematik Nama Trivial Kandungan (%)

C10:0 Kapric Asam kaprat 0,31

C14:0 Tetradekanoat Asam miristat 0,02

C16:0 Heksadekanoat Asam palmitat 16,74

C16:1 Cis-9-heksadekenoat Asam palmitoleat 0,22

C17:0 Heptadekanoat Asam heptadeknoat 0,07

C18:0 Oktadekanoat Asam stearat 1,79

C18:1 cis-9-oktadekanoat Asam oleat 42,79

C18:2 9,12-oktadekadienoat Asam linoleat 34,65

C18:3 6,9,12-oktadekatrienoat Asam linolenat 0,19

C20 Eikosanoat Asam arachidat 0,64

C20:1 Cis-11-eikosenoat Asam eikosamonoeonat 0,70

C22:0 Dokosanoat Asam behenat 0,20

Minyak dedak padi (rice bran oil) mempunyai manfaat yang sangat baik

bagi kesehatan, diantaranya : antioksidan (Rana, 2004), penurunan kolesterol

dalam darah (Kahlon, 1996), hiperlipidaemia (Kuriyan, 2005), penurunan LDL

(Low Density Lipoprotein) tanpa penurunan HDL (High Density Lipoprotein)

Page 23: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

8

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Anon, 2004), pencegahan penyakit kardiovaskular, kanker, menghambat waktu

menopause (Anon, 2007), menyerap UV (Ando, 1982), serta mengatasi iritasi dan

kulit kering (Shikakuma, 1984,).

2.4 γ-Oryzanol

Salah satu komponen paling penting dalam bekatul adalah kandungan

antioksidan alami oryzanol. Oryzanol adalah antioksidan yang hanya terdapat

pada bekatul, sangat kuat mencegah oksidasi dan lebih efektif mencegah radikal

bebas dibanding vitamin E (Hadipernata, 2007).

Kandungan fitokimia yang ditemukan dengan konsentrasi tinggi dalam

beras adalah γ-oryzanol, sekelompok asam ferulat dari fitosterol dan alkohol

triterpen. Kandungan γ-oryzanol pada satu jenis bekatul dari padi tidak bisa

menjadi acuan yang mutlak, karena menurut penelitian Chen dan Bergman (2005)

kandungan γ-oryzanol pada masing-masing varietas akan berbeda. Butsat dan

Siriamornpun (2010) menyatakan bahwa kandungan γ-oryzanol pada padi

dipengaruhi oleh varietas dan kondisi tempat tumbuh, karena komponen

antioksidan akan memberikan respon yang berbeda terhadap perubahan

lingkungan.

Tiga komponen utama γ-oryzanol (C40H58O4) adalah Campesterol ferulate,

Cycloartenol ferulate, dan 24-methylenecycloartanol ferulate. γ-oryzanol baik

disimpan pada suhu kamar di wadah gelap dan dalam kondisi di segel atau di

tutup. Hindari tempat dengan suhu tinggu dan kelembaban tinggi.

Gambar 2.4 Struktur Kimia Komponen Utama γ-Oryanol (Patel dan Naik, 2004)

Page 24: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

9

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

γ-oryzanol mempunyai manfaat yang sangat tinggi bagi kesehatan. γ-

oryzanol dapat menurunkan kadar kolesterol darah, mempunyai aktivitas

antiinflamasi, serta dapat menghambat oksidasi kolesterol (Rong, 1997). γ-

oryzanol terbukti dapat meningkatkan massa otot, memiliki aktivitas anti

karsinogenik, menurunkan serum TSH, mengobati hiperlipidemia dan merupakan

nutrisi penting untuk mencegah proses penuaan kulit (Patel & Naik, 2004).

γ-oryzanol mempunyai aktivitas yang tinggi sebagai antioksidan, bahkan

empat kali lebih efektif menghentikan oksidasi dalam jaringan tubuh dibanding

vitamin E (Patel & Naik 2004). Hal ini disebabkan karena γ-oryzanol

mengandung asam ferulat yang merupakan antioksidan asam fenolik. Ketiga

komponen utama γ-oryzanol mempunyai aktivitas antioksidan lebih tinggi

dibanding empat komponen vitamin E (alfa dan gamma tokoferol serta alfa dan

gamma tokotrienol). Menurut Xu (2001), komponen γ-oryzanol yang mempunyai

aktivitas antioksidan paling tinggi adalah 24-methylenecycloartenyl ferulate.

γ-oryzanol dianggap menghambat kemajuan melanin pigmentasi dengan

menahan aktivitas eritema tirosinase karena memotong sinar ultraviolet di

permukaan kulit dan menghalangi sinar ultraviolet untuk transmisi. Hal ini

meningkatkan sirkulasi mikro, dan membantu melindungi kulit terhadap bitik-

bintik dan penuaan. Karena γ-oryzanol adalah minyak larut, mudah diserap ke

dalam kulit dan memiliki efek merangsang sirkulasi darah dibawah kulit, diakui

sebagai nutrisi yang efektif untuk kulit. Kamimura (1963) melaporkan bahwa

aplikasi topikal dari γ-oryzanol meningkatkan suhu permukaan kulit dan

pemberian secara oral juga dapat meningkatkan sirkulasi kulit yang menyebabkan

peningkatan suhu permukaan kulit. Ibata (1980) awalnya mendapatkan bahwa γ-

oryzanol dapat menyerap sinar UV. Sementara Ando (1982) Melaporkan bahwa

aplikasi topikal dari γ-oryzanol mengurangi eritema karena paparan sinar UV di

Guinea.

γ-oryzanol bebas larut dalam kloroform, sedikit larut dalam etanol dan

larut dalam air. Stabil pada suhu 30oC mencapai 80 hari. γ-oryzanol memiliki

peran protektif dalam sinar UV yang menyebabkan peroksidasi lipid dan karena

itu digunakan sebagai agen tabir surya. Gambar dibawah ini menunjukkan

penyerapan UV dari 1 mg γ-oryzanol dilarutkan dalam 100 mL n-heptana. Dari

Page 25: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

hasil penelitian, penyerapan UV-B diamati, SPF yang didapatkan dari 1% krim γ-

oryzanol adalah 1,7.

Gambar2.5. Data Penyerapan UV dari γ-Oryzanol (Tsuno.co.jp)

2.5 Cold Press

Tekanan dingin (cold pressing) atau pengepresan (expression) merupakan

segala proses fisika dimana glandula minyak essensial pada kulit buah

dihancurkan atau dirusak untuk melepaskan minyak essensial. Pembuatan minyak

essensial dengan cara tekanan dingin merupakan dengan cara pengepresan tanpa

pemanasan, dilakukan terhadap bahan berupa biji, buah atau kulit buah yang

dihasilkan dari tanam yang termasuk jenis sitrus, karena minyak dari jenis

tanaman tersebut akan mengalami kerusakan bila dibuat dengan cara destilasi.

Berdasarkan tipe alat tekanan dibedakan menjadi 2 macam yaitu

(Widyanati, 2011):

1) Hydraulic Expressing, dan

2) Expeller Expressing

Gambar 2.6 Hydraulic Expressing dan Expeller Expressing

Page 26: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

11

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.6 Sediaan Krim

Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, krim adalah bentuk sediaan

setengah padat, berupa emulsi mengandng air tidak kurang dari 60% dan

dimaksudkan untuk pemakaian luar. Sedangkan menurut Farmakope Indonesia

Edisi IV, krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih

bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.

Sifat umum sediaan krim ialah mampu melekat pada permukaan tempat

pemakaian dalam waktu yang cukup lama sebelum sediaan ini dicuci atau

dihilangkan. Krim dapat memberikan efek mengkilap, berminyak, melembapkan,

dan mudah tersebar merata, mudah berpenetrasi pada kulit, mudah/sulit diusap,

mudah/sulit dicuci air (Anwar, 2012).

Ada beberapa tipe krim seperti emulsi, air terdispersi dalam minyak (A/M)

dan emulsi minyak terdispersi dalam air (M/A). Sebagai pengemulsi dapat

digunakan surfaktan anionik, kationik dan non anionik. Untuk krim tipe A/M

digunakan : sabun monovalen, tween, natrium lauril sulfat, dan lain-lain. Krim

tipe M/A mudah dicuci. (Anief,1994).

Fungsi krim adalah:

1. Sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit

2. Sebagai bahan pelumas bagi kulit

3. Sebagai pelindung untuk kulit yaitu mencegah kontak langsung

dengan zat-zat berbahaya. (Anief,1999)

2.7 Kulit

Kulit adalah organ yang terletak palig luar dan membatasi dari lingkungan

hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 2m2 dengan berat kira-kira 16% beraat

badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin

kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangan kompleks, elastis dan sensitif,

bervariasi pada iklim, umur, jenis kelamin, ras, dan juga bergantung pada lokasi

tubuh (Tortora, Derrickson, 2009).

Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu

lapisan epidermis, lapisan dermis, dan lapisan subkutis. Tidak ada garis tegas

Page 27: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

12

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang memisahkan dermis dan subkutis. Subkutis ditandai dengan adanya jaringan

ikat longgar dan adanya sel dan jaringan lemak (Tortora, Derrickson, 2009).

Epidermis adalah lapisan kulit paling dangkal. Hal ini sangat penting dari

segi kosmetik, karena lapisan ini yang memberikan tekstur kulit dan kelembaban,

dan menyumbang pada warna kulit. Jika permukaan epidermis adalah kering atau

kasar, kulit tampak tua. Pengetahuan tentang struktur dasar epidermis yang baik

memungkinkan seorang praktisi untuk meningkatkan penampilan kulit pasien

(Baumann, 2009).

Kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu epidermis, termasuk lapisan korneum,

dermis, dan hipodermis. Dermis mengandung melanosit yang menghasilkan

pigmen melanin yang bertanggung jawab atas warna kulit. Paparan sinar dengan

panjang gelombang dalam wilayah UV-A akan merangsang pembentukkan

melanin, yang berfungsi sebagai lapisan pelindung pada kulit. Kulit akan

ditampilkan bersama dengan jumlah radiasi UV yang menembus setiap lapisan.

Radiasi UV 300nm (UV-B) menembus dengan baik stratum korneum dan

epidermis yang eneergik cukup parah menyebabkan pembakaran (erhytema) kulit,

terutama pada individu berkulit putih. Radiasi dengan panjang gelombang lebih

panjang dari 350nm mulai menembus dermis sehingga merangsang

pembentukkan melanin dan menghasilkan pencoklatan (tanning) yang melindungi

kulit dari terbakar langsung akibat paparan sinar matahari. Meskipun sinar UV-A

merupakan energi yang lebih rendah daripada sinar UV-B, yang kenyataannya

bahwa mereka dapat menembus lebih jauh ke dalam hipodermis, menyebabkan

elastosis (kekurangan dukungan struktural dan elastisitas kulit) dan kerusakan

kulit lainnya yang berpotensi mengarah ke kanker kulit (Shaath, 2005).

2.8 Radiasi Ultraviolet

Sejak ditemukan sinar X oleh Rontgent dan sinar ultraviolet orang mulai

menyelidiki pengaruhnya terhadap bakteri atau mikroba yang lain. Sinar ulraviolet

mempunyai panjang gelombang 210 – 310 nm, sinar X, sinar γ, sinar β, sinar α

dan sinar netron dapat dihasilkan oleh radiasi gelombang elektromagnetik.

Penyerapan energi dari radiasi dengan sinar ultraviolet dapat menimbulkan dua

Page 28: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

13

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

hal penting dalam bakteri yaitu kematian sel atau terjadi mutasi (Wanto & Arief,

1981).

Sinar ultraviolet (UV) adalah salah satu sinar yang dipancarkan oleh

matahari yang berada pada kisaran panjang kelombang 200-400 nm. Spektrum

UV terbagi menjadi tiga kelompok berdasarkan panjang gelombang, yaitu:

1. UV A (320 – 400 nm) : UV A1 (340 – 400 nm) & UV A2 (320 - 340 nm)

2. UV B (290 – 320 nm)

3. UV C (200 – 290 nm)

(COLIPA, 2006).

Tidak semua radiasi sinar UV dari matahari mencapai permukaan bumi.

Sinar UV C yang memiliki energi terbesar tidak dapat mencapai permukaan bumi

karena mengalami penyerapan di lapisan ozon. Lapisan ozon adalah gas cadangan

yang berada 10 sampai 50 km di atas permukaan bumi. Energi dari radiasi sinar

ultraviolet yang mencapai permukaan bumi dapat memberikan tanda dan gejala

terbakarnya kulit. Diantaranya adalah eritema, yaitu timbulnya kemerahan pada

permukaan kulit, rasa sakit, kulit melepuh dan terjadinya pengelupasan kulit

(Parrish, Jaenicke & Anderson, 1982).

UV B sangat berperan dalam menyebabkan luka bakar (sunburn) dan

kanker kulit, sedangkan UV A berperan dalam menyebabkan kulit hitam (tanning)

dan fotosensitivitas. Keduanya sama-sama berperan dalam menyebabkan kanker

kulit walaupun sebenarnya UV B lebih karsinogenik 1000 – 10.000 kali dibanding

UV A, karena sinar ultraviolet UV B memiliki kekuatan 1000 kali lebih kuat

daripada UV A pada peristiwa pembentukkan eritema pada kulit (McKinlay &

Diffey, 1987).

2.9 Tabir Surya

Tabir surya didefinisikan sebagai senyawa yang secara fisik atau kimia

dapat digunakan untuk menyerap sinar matahari secara efektif terutama daerah

emisi gelombang UV sehingga dapat mencegahh gangguan pada kulit akibat

pancaran langsung sinar UV (Soeratri, 1993).

Secara alami, kulit berusaha melindungi dirinya beserta organ di

bawahnya dari bahaya sinar UV, yaitu dengan membentuk butir–butir pigmen

Page 29: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(melanin) yang akan memantulkan kembali sinar matahari. Ada dua tipe reaksi

melanin ketika kulit terpapar sinar matahari, yaitu:

1. Perubahan melanin secara cepat ke permukaan kulit dan pembentukkan

tambahan melanin baru.

2. Pembentukkan tambahan melanin yang berlebihan dan terus – menerus

akan membentuk noda hitam pada kulit (Tranggono, 2007).

2.9.1 Syarat Tabir Surya

Untuk mendapatkan sediaan tabir surya yang sesuai terdapat beberapa

syarat yang diperlukan menurut Wilkinson dan Moore (1982), yaitu:

a) Efektif dalam menyerap sinar eritmogenik pada rentang panjang

gelombang 290 – 320 nm tanpa menimbulkan gangguan yang akan

mengurangi efisiensinya atau yang akan menimbulkan toksik atau iritasi.

b) Memberikan transmisi penuh pada rentang panjang gelombang 300 – 400

nm untuk memberikan efek terhadap tanning maksimum.

c) Tidak mudak menguap dan resisten terhadap air dan keringat.

d) Memiliki sifat – sifat mudah larut yang sesuai untuk memberikan

formulasi kosmetik yang sesuai.

e) Tidak berbau dan memiliki sifat – sifat yang memuaskan, misalnya daya

lengketnya, dan lain – lain.

f) Tidak menyebabkan toksik, tidak iritan, dan tidak menimbulkan sensitisas.

g) Dapat mempertahankan daya proteksinya selama beberapa jam.

h) Stabil dalam penggunaan.

i) Tidak memberikan noda pada pakaian.

Tidak toksik dan dapat diterima secara dermatologis merupakan hal yang

penting. Sebagai kosmetik tabir surya sering digunakan dalam penggunaan harian

pada daerah permukaan tubuh yang luas. Selalin itu tabir surya juga dapat

digunakan pada bagian kulit yang telah rusak karena matahari. Tabir surya

mungkin juga digunakan pada asemua kelompok umur dan kondisi kesehatan

yang bervariasi (Wilkinson & Moore, 1982).

Page 30: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

15

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Preparasi tabir surya sangat dibutuhkan untuk mencegah ataupun

meminimalkan efek bahaya yang ditimbulkan dari radiasi matahari. Penggunaan

tabir surya diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Sunburn preventive agent

Tabir surya yang mengabsorpsi 95% atau lebih dari radiasi UV dengan

panjang gelombang 290 – 320 nm.

b. Suntanning agents

Tabir surya yang mengabsorbsi sedikitnya 85% dari radiasi UV dengan

rentang panjang gelombang dari 290 – 320 nm tetapi meneruskan sinar UV pada

panjang gelombang yang lebih besar dari 320 nm dan menghasilkan tan ringan

yang bersifat sementara. Bahan-bahan ini akan menghasilkan eritema tanpa

adanya rasa sakit.

c. Opaque sunblock agents

Tabir surya yang memberikan perlindungan maksimum dalam bentuk

penghalang secara fisik. Titanium dioksida dan zink oksida merupakan senyawa

yang paling sering digunakan dalam kelompok ini. Titanium dioksida

memantulkan dan memencarkan semua radiasi pada rentang UV – Vis (290 –

320nm), sehingga dapat mencegah atau meminimalkan kulit terbakar (sunburn)

dan pencoklatan kulit (suntan) (Panda, 2000).

2.9.2 Sun Protection Factor (SPF)

Efektifitas dari suatu sediaan tabir surya dapat ditunjukkan salah satunya

dengan nilai SPF yang didefinisikan sebagai jumlah energi UV yang dibutuhkan

untuk mencapai minimal erythema dose (MED) pada kulit yang dilindungi oleh

suatu tabir surya, dibagi dengan jumlah energi UV yang dibutuhkan untuk

mencapai MED pada kulit yang diberikan perlindungan. Semakin besar nilai SPF,

maka semakin besar perlindungan yang diberikan oleh produk tabir surya tersebut

(Wilkinson & Moore, 1982). MED didefinisikan sebagai waktu jangka waktu

terendah atau dosis radiasi sinar UV yang dibutuhkan untuk menyebabkan

terjadinya eritema (Wolf, 2001).

Page 31: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

16

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 2.3 Keefektifan Sediaan Tabir Surya Berdasarkan Nilai SPF

(Wilkinson & Moore, 1982)

No Nilai SPF Kategori Proteksi Tabir Surya

1. 2 – 4 Proteksi minimal

2. 4 – 6 Proteksi sedang

3. 6 – 8 Proteksi ekstra

4. 8 – 15 Proteksi maksimal

5. ≥ 15 Proteksi ultra

Pengukuran nilai SPF suatu sediaan tabir surya dapat dilakukan secara in

vitro. Metode pengukuran nilai SPF secara in vitro secara umum terbagi dalam

dua tipe yaitu:

a. Dengan mengukur serapan atau transmisi radiasi UV melalui produk tabik

surya pada plat kuarsa atau biomembran.

b. Dengan menentukkan karakteristik serapan tabir surya menggunakan

analisis secara spektrofotometri larutan hasil pengenceran dari tabir surya

yang diuji (Fourneron et al., 1999).

Nilai SPF dihitung dengan terlebih dahulu menghitung luas daerah di

bawah kurva serapan (AUC) dari nilai serapan pada panjang gelombang 290 –

400 nm dengan interval 2 nm. Nilai AUC dihitung menggunakan rumus berikut:

[AUC] =

x dPa–b

Ket: Aa = Absorbansi pada panjang gelombang a nm

Ab = Absorbansi pada panjang gelombang b nm

dPa-b = Selisih panjang gelombang a dan b

Nilai total AUC dihitung dengan menjumlahkan semua nilai AUC pada

tiap segmen panjang gelombang. Nilai SPF masing – masing konsentrasi

ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Log SPF = [

] x FP

Ket: λn = Panjang gelombang terbesar

λ1 = Panjang gelombang terkecil (290 nm)

n-1 = interval aktivitas eritemogenik

FP = faktor pengenceran

Page 32: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

17

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Penilaian SPF mengacu pada ketentuan FDA yang mengelompokkan

keefektifan sediaan tabir surya berdasarkan SPF (Wilkinson & Moore, 1982).

2.10 Preformulasi Bahan Sediaan Krim

2.10.1 Asam Stearat (Rowe, 2009)

a. Struktur Molekul

Gambar 2.7 Struktur Molekul Asam Stearat

b. Rumus empiris dan Berat Molekul

C18H36O2

BM : 284,47

c. Fungsional Kategori

Agen pengemulsi, agen pelarut.

d. Aplikasi dalam Formulasi dan Teknologi Farmasi

Dalam formulasi topikal, asam stearat digunakan sebagai agent

pengemulsi dan pelarut. Asam stearat juga banyak digunakan dalam

produk kosmetik.

e. Deskripsi

Stearat adalah asam keras, putih atau agak berwarna kuning, agak glossy,

kristal padat putih atau bubuk putih atau kekuningan. memiliki sedikit bau

dan rasa seperti lemak.

f. Sifat Khas

Nilai asam : 195-212

Titik didih : 383oC

Titik lebur : 69 – 70oC

g. Kelarutan

Terlarut bebas dalam benzena, karbon tetraklorida, kloroform, dan eter;

larut dalam etanol (95%), heksana, dan propilen glikol; praktis tidak larut

dalam air.

Page 33: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

18

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

h. Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan

Asam stearat merupakan bahan yang stabil; dan juga dapat ditambahkan

antioksida; Disimpan wadah di tempat yang sejuk dan kering.

i. Inkompatibilitas

Asam stearat tidak kompatibel dengan kebanyakan logam hidroksida dan

juga mungkin dengan basa, zat pereduksi, dan oksidator.

2.10.2 Gliserin (Rowe, 2009)

a. Struktur Molekul

Gambar 2.8 Struktur Molekul Gliserin

b. Rumus Empiris dan Berat Molekul

C3H8O3

BM: 92,09

c. Kategori Fungsional

Emollient; humektan.

d. Aplikasi dalam Formulasi dan Teknologi Farmasi

Dalam formulasi farmasi topikal dan kosmetik, gliserin digunakan

terutama untuk humektan dan sifat emolien. Gliserin digunakan

sebagai pelarut atau cosolvent dalam krim dan emulsi.

e. Deskripsi

Gliserin adalah, tidak berwarna, tidak berbau, kental, cairan

higroskopis jelas; memiliki rasa manis, kira-kira 0,6 kali semanis

sukrosa.

f. Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan

Gliserin bersifat higroskopis. Gliserin murni tidak rentan terhadap

oksidasi oleh atmosfer di bawah kondisi penyimpanan biasa, tetapi

terurai pada pemanasan. Campuran dari gliserin dengan air, etanol

(95%), dan propilen glikol stabil secara kimiawi. Gliserin dapat

Page 34: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

19

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

mengkristal jika disimpan pada suhu rendah; kristal tidak meleleh

sampai hangat untuk 20oC. Gliserin harus disimpan dalam wadah

kedap udara, di tempat yang sejuk dan kering.

g. Inkompatibilitas

Gliserin dapat meledak jika dicampur dengan oksidator kuat seperti

kromium trioksida, potasium klorat, atau kalium permanganat. Dalam

larutan encer, hasil reaksi pada tingkat yang lebih lambat dengan

beberapa produk oksidasi yang terbentuk. Hitam warna gliserin terjadi

di hadapan cahaya, atau kontak dengan seng oksida atau dasar bismuth

nitrat.

2.10.3 Setil Alkohol (Rowe, 2009)

a. Struktur Molekul

Gambar 2.9 Struktur Molekul Setil Alkohol

b. Rumus Empiris dan Berat Molekul

C16H34O

BM : 242.44

c. Kategori Fungsional

Agen pengemulsi dan agen pengeras.

d. Aplikasi dalam Formulasi dan Teknologi Farmasi

Dalam lotion, krim, dan salep, setil alkohol digunakan karena emolien

yang, penyerapan air, dan sifat pengemulsi. Hal ini meningkatkan

stabilitas, memperbaiki tekstur, dan meningkatkan konsistensi. Sifat

emolien terjadi karena penyerapan dan retensi setil alkohol di epidermis

dimana ia melumasi dan melembutkan kulit.

e. Deskripsi

Setil alkohol berbentuk lilin, serpihan putih, butiran, atau kubus. Memiliki

bau khas yang samar dan rasa hambar.

Page 35: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

20

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

f. Sifat Khas

Titik Didih 316–344oC dan Titik Leleh 45-52

oC

g. Kelarutan

Terlarut bebas dalam etanol (95%) dan ether, kelarutan meningkat dengan

meningkatnya suhu; praktis tidak larut dalam air. Larut bila dilelehkan

dengan lemak, cairan dan parafin padat, dan isopropil miristat.

h. Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan

Setil alkohol stabil dengan adanya asam, alkali, cahaya, dan udara; tidak

menjadi tengik. Setil alkohol harus disimpan dalam wadah yang tertutup di

tempat yang sejuk dan kering.

i. Inkompatibilitas

Tidak kompatibel dengan oksidator kuat.

2.10.4 Trietanolamin (Rowe, 2009)

a. Struktur Molekul

Gambar 2.10 Struktur Molekul Trietanolamin

b. Rumus Empiris dan Berat Molekul

C6H15NO3

BM: 149.19

c. Kategori Fungsional

Agen pengemulsi; agen pengalkali.

d. Aplikasi dalam Formulasi dan Teknologi Farmasi

Banyak digunakan dalam formulasi farmasi topikal, terutama dalam

pembentukan emulsi.

e. Deskripsi

Trietanolamin adalah cairan kental berwarna kuning jernih, tidak berwarna

pucat memiliki bau amonia sedikit. Ini adalah campuran dari basis,

terutama 2,2’,2’’-nitrilotriethanol, meskipun juga mengandung 2,2’-

Page 36: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

21

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

iminobisethanol (dietanolamina) dan jumlah yang lebih kecil dari 2-

aminoethanol (monoethanolamine).

f. Sifat Khas

Titik didih: 335oC; Titik beku: 21,6

oC; Titik leleh: 20 – 21

oC.

g. Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan

Trietanolamin dapat berubah coklat pada paparan udara dan cahaya. 85,

trietanolamin cenderung stratifikasi bawah 15oC; homegenisitas dapat

dikembalikan dengan pemanasan dan pencampuran sebelum digunakan.

Triethanolamine harus disimpan dalam wadah kedap udara terlindung dari

cahaya, di tempat yang sejuk dan kering.

h. Inkompatibilitas

Trietanolamin adalah amina tersier yang berisi kelompok hidroksi; ia

mampu menjalani reaksi khas amina tersier dan alkohol. Triethanolamine

akan bereaksi dengan asam mineral untuk membentuk garam kristal dan

ester. Dengan asam lemak lebih tinggi, trietanolamina membentuk garam

yang larut dalam air dan memiliki karakteristik sabun. Triethanolamine

juga akan bereaksi dengan tembaga untuk membentuk garam kompleks.

Perubahan warna dan curah hujan dapat terjadi dengan adanya garam

logam berat.

2.10.5 Metil Paraben (Rowe, 2009)

a. Struktur Molekul

Gambar 2.11 Struktur Molekul Metil Paraben

b. Rumus empiris dan Berat Molekul

C8H8O3 BM : 152,15

c. Kategori Fungsional

Pengawet antimikroba.

Page 37: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

22

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

d. Aplikasi dalam Formulasi dan Teknologi Farmasi

Metilparaben banyak digunakan sebagai pengawet antimikroba dalam

kosmetik, produk makanan, dan formulasi farmasi paraben atau dengan

agen antimikroba lainnya. Dalam kosmetik, Metilparaben adalah yang

paling sering digunakan sebagai pengawet antimikroba.

e. Deskripsi

Metil Paraben merupakan kristal tidak berwarna atau bubuk kristal putih,

tidak berbau atau hampir tidak berbau dan memiliki rasa sedikit terbakar

f. Sifat Khas

Titik lebur 125-128oC

g. Kelarutan

1 : 2 dalam etanol; 1 : 60 dalam gliserin; 1 : 3 dalam etanol (95%); 1 : 400

dalam air (20 0C); dan 1 : 10 dalam eter.

h. Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan

Metil parabean menunjukan aktivitas antimikroba, pH 4-8 efikasi

pengawet menurun dengan meningkatnya pH karena pembentukan anion

prenolat. Disimpan dalam wadah tertutup rapat dan ditempat sejuk dan

kering

i. Inkompatibilitas

Aktivitas antimikroba berkurang dengan adanya surfaktan nonionik, metyl

parabean berubah warna dengan adanya besi dan terhidrolisis dengan

adanya basa lemah dan asam kuat.

2.10.6 Propil Paraben (Rowe, 2009)

a. Struktur Molekul

Gambar 2.12 Struktur Molekul Propil Paraben

Page 38: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

23

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Rumus empiris dan Berat Molekul

C10H12O3

BM : 180.20

c. Fungsional Kategori

Pengawet Antimikroba.

d. Aplikasi dalam Formulasi dan Teknologi Farmasi

Propil paraben banyak digunakan sebagai pengawet antimikroba dalam

kosmetik, produk makanan, dan formulasi farmasi. Ini dapat digunakan

sendiri, dalam kombinasi dengan ester paraben lain, atau dengan agen

antimikroba lainnya. Ini adalah salah satu pengawet yang paling sering

digunakan dalam kosmetik

e. Deskripsi

Propil paraben terjadi sebagai putih, kristal, tidak berbau, dan bubuk

hambar.

f. Sifat Khas

Titik Didih 295oC dan Stabil pada pH 3-6

g. Kelarutan

Aseton : terlarut bebas; Etanol (95%) : 1 dalam 1.1; Etanol (50%) : 1

dalam 5,6; Eter : terlarut bebas; Gliserin : 1 dalam 250; Mineral oil : 1

dalam 3330; Minyak kacang tanah : 1 dalam 70; Propilen glikol : 1 dalam

3,9; Propylene glycol (50%) : 1 dalam 110; Air : 1 dalam 4350 pada 15oC;

1 dalam 2500; dan 1 dalam 225 di 80oC.

h. Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan

Larutan propil paraben pada pH 3-6 dapat disterilkan dengan autoklaf,

tanpa dekomposisi. Pada pH 3-6, larutan air yang stabil (kurang dari 10%

dekomposisi) sampai sekitar 4 tahun pada suhu kamar, sedangkan larutan

pada pH 8 atau lebih akan terhidrolisis cepat (10% atau lebih setelah

sekitar 60 hari pada ruang suhu).

i. Inkompatibilitas

Aktivitas antimikroba dari propil paraben berkurang jauh di hadapan

surfaktan non-ionik sebagai akibat dari micellization. Penyerapan propil

paraben oleh plastik telah dilaporkan, dengan jumlah yang diserap

Page 39: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

24

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tergantung pada jenis plastik dan pembawa. Magnesium aluminium silikat,

magnesium trisilikat, oksida besi kuning, dan Ultramarine biru juga telah

dilaporkan untuk menyerap propil paraben, sehingga mengurangi

efektivitas pengawet.

2.10.7 Aquades (Rowe, 2009)

a. Rumus empiris dan bobot molekul

H2O

BM : 18,02

b. Deskripsi

Pemerian Cairan jernih, tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa

c. Fungsional Kategori

Pelarut.

d. Kelarutan

Dapat bercampur dengan pelarut polar lainnya

e. Sifat Khas

D dan itik beku 0 C dan itik didi 100 C

f. Stabilitas dan kondisi penyimpanan

Stabil disemua keadaan fisik (padat, cair, gas). Disimpan pada wadah yang

dapat membatasi pertumbuhan mikroorganisme dan mencegah

kontaminasi

g. Inkompatibilitas

Air dapat bereaksi dengan obat dan berbagai eksipien yang rentan akan

hidrolisis pada peningkatan temperatur. Air bereaksi secara kuat dengan

logam alkali dan bereaksi cepat dengan logam alkali tanah dan oksidanya

seperti kalsium oksida dan magnesium oksida. Air juga bisa bereaksi

dengan garam anhidrat menjadi bentuk hidrat.

Page 40: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

25

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Besar Industri Agro,

Laboratorium Formulasi Sediaan Padat, Laboratorium Penelitian II, dan

Laboratorium Sediaan Steril Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Waktu penelitian dimulai

pada bulan Februari sampai dengan September 2015.

3.2 Bahan dan Alat

3.2.1 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: spatula, batang

pengaduk, labu ukur, pipet tetes, cawan penguap, kaca arloji, penangas air,

magnetic stirer, termometer, gelas ukur, gelas piala, timbangan, kertas perkamen,

kertas whatmann no.42, object glass, wadah, kuvet, Viskometer Brookfield, pH

Universal Indicator Paper, pH meter, Oven, Spektrofotometer UV-Vis, Mesh 20,

Sentrifuge, alat press hydraulic, vacuum filter, dan filter membrane.

3.2.2 Bahan Utama

Bahan utama yang digunakan adalah dedak padi.

3.2.3 Bahan Kimia

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya: dedak, n-

heksan, etil asetat, TEA, gliserin, asam stearat, setil alkohol, metil paraben, propil

paraben, aquadest, dan air.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Preparasi Dedak Padi

Sampel bekatul didapatkan dari daerah Kampung Cijolang, Desa

Linggasari, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Dedak

yang didapat berasal dari jenis Padi Ciherang.

Untuk mendapatkan bekatul yang diinginkan, padi digiling menggunakan

alat hiller yang ada. Padi digiling sampai didapatkan beras yang bersih dari

25

Page 41: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

26

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sekam dan bekatul, yaitu dua kali proses penggilingan. Setelah proses

penggilingan selesai, bekatul diambil disimpan dalam wadah kering dan tertutup.

Dedak yang didapat lalu diayak menggunakan mesh 20 untuk

menyamakan ukuran partikel serta untuk memisahkan dari bahan pengotor

lainnya.

3.3.2 Pengolahan Minyak Dedak

3.3.2.1 Stabilisasi Dedak Padi (Nasir, 2009)

Dedak di stabilisasi dengan melakukan pemanasan menggunakan oven

selama 15 menit dengan suhu 110oC.

3.3.2.2 Ekstraksi Dedak Padi dengan Metode Cold Press

(Sesuai Standar BBIA)

Dedak yang sudah di stabil lalu di ekstraksi menggunakan metode Cold

Press. Dedak sebanyak 4kg di basahi menggunakan n-heksan sebanyak 4L dan

dimasukkan ke alat press, alat ditekan untuk mendapatkan minyak mentah

menggunakan sekrup jenis hydraulic. Setelah didapatkan larutan ekstrak, larutan

lalu di evaporasi dengan suhu 40oC untuk memisahkan minyak dengan pelarut n-

heksan. Dan didapatlah Crude Rice Bran Oil (CRBO).

CRBO yang didapat lalu di murnikan untuk memisahkan kandungan pati

dan pengotor yang terdapat didalamnya. CRBO di saring menggunakan kertas

saring whatmann no.42 pada corong buchner dan di vakum. Lalu minyak yang

didapat dimasukkan ke dalam corong pisah dan dicampur dengan air panas.

Kocok dan diamkan beberapa saat.

Akan terbentuk 3 fase yaitu minyak (atas), pati (tengah) dan air (bawah).

Keluarkan fase bagian tengah dan bawah, sampai tersisa hanya fase minyaknya

saja. Campurkan kembali minyak dengan air panas, lalu kocok kembali dan

diamkan sampai terjadi pemisahan fase kembali. Dan pisahkan kembali minyak

dari fase lainnya. Lalu minyak yang didapat di sentrifuge untuk memastikan ada

atau tidaknya endapan (pati) yang tersisa. Maka didapatkan Rice Bran Oil (RBO).

3.3.3 Karakterisasi RBO (Sesuai Standar BALLITRO)

Minyak RBO yang didapat di karakterisasi dengan metode titrimeri sesuai

standar BALLITRO untuk mendapatkan bilangan penyabunan, bilangan iod dan

bilangan peroksida.

Page 42: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

27

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.4 Formula Sediaan Krim (Iswindari, 2014)

Formula sediaan krim tabir surya, komposisi tiap formulasi dapat dilihat

pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.1 Formula Sediaan Krim

Fase Bahan Jumlah (%)

Formula 1 Formula 2 Formula 3

I

Rice Bran Oil - 10 10

Asam Stearat 12 12 12

Setil Alkohol 0,2 0,2 0,2

Propil Paraben 0,08 0,08 0,08

II

Trietanolamin 2 2 2

Gliserin 10 10 10

Metil Paraben 0,1 0,1 0,1

Aquadest Add 100% Add 100% Add 100%

Ket: Formula 2 menggunakan RBOTM

dan Formula 3 menggunakan RBOcp.

3.3.5 Pembuatan Sediaan Krim (Iswindari, 2014)

Proses diawali dengan penimbangan bahan-bahan yang akan digunakan.

Bahan-bahan yang larut dalam air (fase II) seperti trietanolamin, gliserin, metil

paraben dicampur ke dalam aquades dan dipanaskan hingga 70oC. Pada bagian

lain bahan-bahan yang tergolong fase minyak (Fase I) seperti RBO, asam stearat,

setil alkohol dan propil paraben dicmpur dan dipanaskan pada temperatur yang

sama yaitu 70oC.

Fase air kemudian ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam fase minyak

dan dilakukan proses pengadukan dengan menggunakan homogenizer agar

diperoleh sediaan krim yang homogen dengan kecepatan 2000 rpm selama 25

menit. Krim yang terbentuk kemudian dipindahkan dalam wadah dan dilakukan

pendinginan pada suhu kamar hingga diperoleh sediaan krim yang mengental.

Page 43: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

28

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.6 Evaluasi sediaan Krim

3.3.6.1 Uji Evaluasi Fisik (Sharon, 2013)

Evaluasi fisik sediaan krim yang dilakukan selama 21 hari meliputi

pengamatan organoleptik krim, pengujian homogenitas, pengukuran pH,

pengukuran viskositas dan pengujian stabilitas dengan metode sentrifugasi.

3.3.6.1.1 Pengamatan Organoleptis (Faradiba, 2013)

Pengamatan organoleptis sediaan krim meliputi pengamatan terhadap

warna, tekstur, dan bau dari sediaan krim.

3.3.6.1.2 Pengukuran pH (Aswal, 2013)

Pengukuran pH menggunakan pH meter. Ditimbang sebanyak 0,5 gram

krim dan dilarutkan dalam 50 mL aquadest, kemudian pH-nya diukur. Rentang

toleransi pH krim berkisar antara 4,0 – 7,5.

3.3.6.1.3 Uji Homogenitas (Ditjen POM, 1979)

Pemeriksaan homogenitas dilakukan dengan menggunakan gelas objek.

Sejumlah tertentu krim dioleskan pada kaca objek dan diamati adanya butiran

kasar secara visual.

3.3.6.1.4 Pengukuran Viskositas (Elya, 2013)

Pengukuran viskosiitas dilakukan dengan menggunakan Viskometer

HAAKE ViscoTester 6R. Sediaan diimpan dalam beaker glass 100 mL. Power

alat ditekan dan alat akan mengkalibrasi terlebih dahulu kemudian dipilih spindel

yang cocok dengan kecepatan 2 rpm.

3.3.6.1.5 Uji Stabilitas pada Suhu Kamar, dan Suhu 40±2oC (Djajadisastra,

2004 dengan modifikasi)

Tiap formula disimpan pada suhu kamar, dan suhu 40±2oC dan diukur

parameter – parameter kestabilannya seperti bau, warna, pH dan viskositas selama

21 hari dengan pengamatan pada hari pertama dan hari ke 21.

Page 44: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

29

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.6.1.6 Cycling Test (Djajadisastra, 2004)

Sampel disimpan pada suhu 4oC selama 24 jam lalu dipindahkan ke dalam

oven bersuhu 40±2oC selama 24 jam, waktu selama penyimpanan dua suhu

tersebut dianggap satu siklus. Uji stabilitas dilakukan sebanyak 6 siklus kemudian

diamati ada tidaknya pemisahan fase dan inversi (Djajadisastra, 2004).

3.3.6.1.7 Uji Sentrifugal

Pengujian stabilitas dilakukan dengan menempatkan sampel krim ke dalam tube

sentrifugasi dengan kecepatan 5000 rpm selama 10 menit (Iswindari, 2014).

3.3.6.2 Uji In Vitro Nilai SPF Sediaan Krim (Mokodompit, 2013)

Penentuan efektivitas tabir surya dilakukan dengan menentukkan nilai SPF

secara in vitro dengan alat spektrofotometer UV-Vis. Krim di encerkan 4000 ppm,

dengan mengambil masing-masing 0,1 gram dan dilarutkan dalam etil asetat

sebanyak 25mL lalu dicampur hingga homogen. Sebelumnya spektoftometer

dikalibrasi menggunakan etil asetat.

Sebany ak 1 mL sampel dimasukkan kedalam kuvet lalu dimasukkan

dalam spektofotometer UV-Vis untuk proses kalibrasi. Buat kurva serapa uji

dalam kuvet, dengan panjang gelombang antara 290-320 nm, gunakan etil asetat

sebagai blanko. Tetapkan serapan rata-ratanya (Ar) dengan interval 5 nm.

Hasil absorbansi dicatat kemudian dihitung nilai SPFnya dengan rumus

sebagai berikut: (Theresia, 2010)

(i) AUC = (

)(λn+1 – λn)

(ii) AUC = L1+L2+L3+L4+L5

(iii) Log SPF = (

) x 2

(iv) SPF = Arc . Log SPF

Page 45: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

30

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Preparasi Dedak Padi

Padi digiling dengan alat penggiling untuk memisahkan beras dengan

sekam. Hasil penggilingan pertama menghasilkan beras yang masih terbalut

dengan dedak, lalu digiling kembali untuk memisahkan dedak dari beras tersebut.

Dedak yang didapat lalu diayak menggunakan mesh 20 untuk

menyamakan ukuran partikelnya yaitu ≤ 0,510 mm sekaligus untuk memisa kan

dari pertikel pengotor yang masih tercampur seperti sekam dan kotoran lainnya.

4.2 Pengolahan Minyak Dedak

Menurut Hadipernata (2007), pengolahan minyak dedak meliputi dua

faktor penting yaitu stabilisasi dan ekstraksi.

4.2.1 Stabilisasi Dedak Padi

Menurut Hadipernata (2007), stabilisasi dengan panas menyebabkan

enzim lipase dalam dedak terdeaktivasi pada pada suhu 100o – 120

oC dalam

waktu beberapa menit. Dedak padi di stabilisasi dengan pemanasan menggunakan

oven dengan suhu 110oC selama 15 menit, karena Nasir (2009) mengungkapkan

bahwa itu adalah waktu stabilisasi dedak yang optimal. Stabilisasi dilakukan

bertujuan untuk menghancurkan enzim lipase yang terdapat didalam dedak

sehingga rendemen minyak meningkat dan kadar asam lemak bebas menurun.

4.2.2 Ekstraksi Dedak Padi Dengan Metode Cold Press

Dedak yang sudah stabil lalu diekstraksi menggunakan metode Cold

Press. Dedak sebanyak 4kg dibasahi menggunakan n-heksan sebanyak 2L dan

diaduk agar pembasahannya merata. Dedak yang sudah dibasahi lalu dimasukkan

kedalam kain dan dimasukkan pada wadah alat press, alat ditekan untuk

mendapatkan minyak mentah menggunakan sekrup jenis hydraulic. Ampas dedak

yang sudah digunakan dibasahi kembali dengan n-heksan 2L dan lakukan metode

30

Page 46: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

31

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

press seperti yang sudah dilakukan sebelumnya, lalu didapatlah ekstrak n-heksan

minyak dedak (EkstraknRBO).

Menurut Hadipernata (2007), ekstraksi dengan menggunakan pelarut

mudah menguap merupakan cara terbaik untuk mengambil minyak, dan pelarut

yang dapat digunakan adalah etanol dan n-heksan. Pada penelitian ini pelarut yang

digunakan adalah n-heksan, sesuai dengan apa yang dikatakan Patel dan Naik

(2004), bahwa n-heksan bisa digunakan sebagai pelarut untuk mengekstrak

minyak dari dedak padi. Dan penelitian Nasir (2009) menunjukkan bahwa

persentase Crude Rice Bran Oil (CRBO) yang dihasilkan dengan pelarut n-heksan

lebih tinggi dibanding dengan menggunakan pelarut etanol. Rendemen CRBO

sebesar 17,055%, sesuai pernyataan Hadipernata(2007), bahwa minyak dedak

kadarnya kurang dari 25%. Pada penelitian yang dilakukan Nasir (2009), ekstraksi

dedak padi menggunakan metode maserasi dengan pelarut yang sama

mendapatkan rendemen CRBO sebesar 18,34%.

Perhitungan Rendemen CRBO (Nasir, 2009):

% CRBO =

x 100%

=

gr x 100%

% CRBO = 17,055 %

Selanjutnya minyak dedak hasil ekstraksi dipisahkan dari pelarut melalui

penguapan. Setelah didapatkan larutan ekstrak n-heksan, larutan lalu dievaporasi

dengan suhu 40oC untuk memisahkan minyak dengan pelarut n-heksan

Murnikan CRBO yang sudah didapat untuk memisahkan kandungan pati

dan pengotor yang terdapat didalamnya. CRBO di saring menggunakan kertas

saring whatmann no.42 pada corong buchner dan di vakum. Lalu minyak yag

didapat dimasukkan ke dalam corong pisah dan dicampur dengan air panas.

Kocok dan diamkan beberapa saat.

Akan terbentuk 3 fase yaitu minyak (atas), pati (tengah) dan air (bawah).

Setelah fase terpisah sempurna, pisahkan fase minyak. Lalu minyak yang didapat

di sentrifuge untuk memisahkan sisa kandungan pati yang tersisa di dalam

minyak. Didapatkan Rice Bran Oil (RBOcp) dengan bentuk cairan berwarna coklat

yang beraroma khas dedak.

Page 47: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

32

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.1 Hasil Ekstraksi RBOcp

Sampel Keterangan

Berat Dedak Awal 4 Kg

Berat Minyak Dedak 267,19 Gr

Rendemen CRBO 17,055 %

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Organoleptis RBOcp

Organoleptis

Warna Coklat

Bentuk Larutan

Bau Bau Dedak

4.3 Karakterisasi RBOcp

RBO yang didapat di karakterisasi dengan metode titrimeri sesuai standar

BALLITRO untuk mendapatkan bilangan penyabunan, bilangan iod dan bilangan

peroksida.

Tabel 4.3 Hasil Karakterisasi RBOcp

Sampel Jenis Pengujian /

Pemeriksaan

Hasil Pengujian /

Pemerikaan Metode Pengujian

Rice

Bran

Oil

1. Bilangan Penyabunan

2. Bilangan Iod

3. Bilangan Peroksida

(m

/kg)

184,32

91,88

22,15

Titrimetri

Bilangan penyabunan RBO yang didapat sebesar 184,32 yang menyatakan

bahwa hasil sesuai dengan range yang ada menurut FAO yaitu sebesar 180-195.

Bilangan Iod yang didapat sebesar 91,88, dimana nilai itu masih termasuk

dalam range. FAO menyatakan bahwa RBO memiliki nilai penyerapan iod

dengan range 90 – 105, dimana berisi 29 – 42 % asam linoleat dan 0,8 – 1,0 %

asam linolenat. Hal ini menyatakan bahwa RBO adalah minyak yang kaya akan

vitamin E dan berbagai sterol.

ASA (2000), menyatakan bahwa mutu dari suatu minyak dapat diketahui

dari rasa dan aromanya. Salah satunya adalah ketengikan atau adanya peroksida.

Peroksida merupakan suatu tanda adanya pemecahan atau kerusakan paa minyak

Page 48: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

33

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

karena terjadi oksidasi yang menyebabkan aroma tengik pada minyak. Semakin

tinggi bilangan peroksda maka semakin tinggi tingkat ketengikan suatu minyak.

Wildan (2002), mengatakan bahwa bilangan peroksida pada nilai diatas 50

sudah menunjukkan ketengikan, yang berarti RBO tidak menunjukkan ketengikan

karena bilangan peroksida yang didapat adalah sebesar 22,15.

4.4 Hasil Pembuatan Sediaan Krim

Krim dibuat tiga formulasi, dimana formulasi pertama hanya basis krim

tanpa adanya kandungan minyak dedak padi. Formulasi kedua mengandung

minyak dedak padi yang dijual dipasaran (RBOTM

). Dan formulasi ketiga

mengandung minyak dedak padi hasil ekstraksi menggunakan metode cold press

(RBOcp).

Tabel 4.4 Formula Sediaan Krim

Fase Bahan Jumlah (%)

Formula 1 Formula 2 Formula 3

I

Rice Bran Oil - 10 10

Asam Stearat 12 12 12

Setil Alkohol 0,2 0,2 0,2

Propil Paraben 0,08 0,08 0,08

II

Trietanolamin 2 2 2

Gliserin 10 10 10

Metil Paraben 0,1 0,1 0,1

Aquadest Add 100% Add 100% Add 100%

Ket: Formula 2 menggunakan RBOTM

dan Formula 3 menggunakan RBOcp.

4.5 Hasil Evaluasi Fisik Krim Rice Bran Oil

4.5.1 Hasil Uji Organoleptis

Hasil pengamatan organoleptis krim RBO pada F1, F2, dan F3 pada hari

ke-0 menunjukkan bahwa F1 menunjukkan warna putih transparan dengan bau

khas base krim serta tekstur yang lembut dan tidak terasa lengket, F2

menunjukkan warna putih dengan bau khas RBO serta tekstur yang lembut dan

tidak terasa lengket, F3 menunjukkan warna putih gading dengan bau khas RBO

yang lebih pekat serta tekstur yang lembut dan tidak terasa lengket.

Page 49: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

34

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Setelah dilakukan penyimpanan selama 21 hari tidak ada perubahan yang

signifikan pada ketiga formulasi, hasil pengujian organoleptis menunjukkan

bahwa F1 menunjukkan warna putih transparan dengan bau khas base krim serta

tekstur yang lembut dan tidak terasa lengket, F2 menunjukkan warna putih dengan

bau khas RBO serta tekstur yang lembut dan tidak terasa lengket, F3

menunjukkan warna putih gading dengan bau khas RBO yang lebih pekat serta

tekstur yang lembut dan tidak terasa lengket.

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Organoleptis Hari Ke – 0

Hari Ke – 0

Formulasi Organoleptis

Warna Bau Tekstur

F1 Putih Transparan Base Krim Lembut, tidak terasa lengket

F2 Putih Bau RBO Lembut, tidak terasa lengket

F3 Putih Tulang Bau RBO lebih pekat Lembut,tidak terasa lengket

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Organoleptis Hari Ke – 21

Hari Ke – 21

Formulasi Organoleptis

Warna Bau Tekstur

F1 Putih Transparan Base Krim Lembut, tidak terasa lengket

F2 Putih Bau RBO Lembut, tidak terasa lengket

F3 Putih Tulang Bau RBO lebih pekat Lembut,tidak terasa lengket

4.5.2 Hasil Uji Homogenitas

Pada hari ke–0, krim RBO formulasi 1, 2, dan 3 menunjukkan bahwa krim

homogen. Pada hari ke–21, krim RBO formula 2 dan 3 menunjukkan homogen.

Dan pada formulasi 1 menjadi tidak homogen dikarenakan adanya partikel-

partikel kecil zat padat yang memisah. Dicurigai hal tersebut terjadi karena

masuknya udara dalam sediaan pada saat pembuatan. Menurut Lachman (1994),

Page 50: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

35

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

homogenitas sistem emulsi dipengaruhi oleh teknik atau cara pencampuran yang

dilakukan serta alat yang digunakan pada proses emulsi tersebut. Pengadukan juga

dapat memecah emulsi. Pengadukan dengan kecepatan tinggi dapat menyebabkan

masuknya udara ke dalam produk, tetapi pencampuran yang lambat tidak dapat

membentuk emulsi yang baik.

Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas

Krim RBO

Homogenitas

Hari Ke – 0 Hari Ke – 21

Cycling Test Suhu Ruang Suhu Tinggi

F1 + - + +

F2 + + + +

F3 + + + +

Keterangan: (+) homogen, (-) tidak homogen

4.5.3 Hasil Pengukuran pH

Semua nilai pH yang didapat pada saat pembuatan awal tidak sesuai

dengan pH kulit. Menurut Tranggono (2007) nilai pH sediaan harus mendekati

nilai pH kulit yaitu 4,5 – 6,5. Nilai pH krim RBO F1, F2, dan F3 pada hari ke-0

berturut – turut yaitu 7,364, 7,417, dan 7,26. Terjadi perubahan pH pada ketiga

formulasi setelah dilakukan penyimpanan pada hari ke-21 suhu ruang, hari ke-21

suhu tinggi dan pengujian cycling test. Sediaan yang mempunyai pH terlalu basa

akan menyebabkan kulit menjadi bersisik (Sharon, 2013). Nilai pH yang basa

tersebut kemungkinan disebabkan karena proses penyimpanan dan lingkungan

saat dilakukan pengujian. Diperlukan preformulasi sediaan untuk mendapatkan

pH sediaan krim yang sesuai dengan pH kulit.

Tabel 4.8 Hasil Pengukuran pH

Formula

Hari Ke-0

Hari Ke-21

Cycling Test Suhu Ruang Suhu Tinggi

I 7,364 8,84 8,138 8,452

II 7,417 8,392 8,524 8,058

III 7,26 7,946 8,058 8,267

Page 51: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

36

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.5.4 Hasil Pengukuran Viskositas

Viskositas cairan akan menurun jika temperatur dinaikkan (Sinko, 2011).

Pada hari ke-0 nilai viskositas krim RBO F1, F2, dan F3 berturut-turut adalah

129160 cPs, 186500 cPs, dan 179600 cPS. Setelah dilakukan penyimpanan

selama 21 hari, viskositas krim RBO berubah yaitu berturut-turut 138110 cPs,

194100 cPs, dan 126100 cPs. Menurut Lachman (1994), peningkatan viskositas

disebabkan oleh adanya bulatan gumpalan. Pada F3 viskositas menurun, yang

disebabkan oleh efek akibat proses homogenisasi. Ketidaksesuaian hasil dengan

teori yang ada kemungkinan disebabkan karena saat proses pengujian, dimana

suatu molekul dalam aliran dapat berbalik, berputar, dan bermanuver dalam suatu

ruang (Sinko, 2011).

Tabel 4.9 Hasil Pengkuran Viskositas

Formulasi Hari Ke – 0 Hari Ke – 21

Cycling Test Suhu Ruang Suhu Tinggi

F1 129160 138110 133690 144010

F2 186500 194100 174100 164800

F3 128700 126100 172600 149500

4.5.5 Hasil Uji Sentrifugal Krim RBO

Menurut Lachman (1994), jika suatu emulsi membentuk krim ke atas (naik

ke atas) atau membentuk krim ke bawah (endapan), emulsi bisa tetap dapat

diterima secara farmasetik selama emulsi tersebut dapat dibentuk kembali dengan

pengocokkan biasa, tetapi dalam kosmetik pembentukkan krim biasanya tidak

dapat diterima. Hasil pengujian stabilitas pada Krim RBO F1, F2, dan F3 ini

menunjukkan tidak adanya pemisahan fase pada semua uji.

Tabel 4.10 Hasil uji Sentrifugal

Krim RBO

Pemisahan

Hari ke – 0 Suhu Ruang

Hari ke – 21

Suhu Tinggi

Hari ke -21 Cycling Test

F1 - - - -

F2 - - - -

F3 - - - -

Keterangan: (-) tidak terjadi pemisahan, (+) terjadi pemisahan

Page 52: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

37

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.6 Hasil Uji Nilai SPF Dengan Metode In Vitro

Berdasarkan data yang diperoleh hasil menunjukkan bahwa F1 yang hanya

berupa base krim tidak mempunya keefektifan sebagai tabir surya karena

mempunyai nilai dibawah nilai proteksi minimal. F2 yang mengandung minyak

rice bran oil yang di jual di pasaran diketahui mempunyai kandungan γ-oryzanol

sebesar 229mg/100ml juga tidak mempunyai keefektifan sebagai tabir surya

karena nilai tidak mencapai nilai SPF minimal. F3 menggunakan minyak rice

bran oil yang dibuat dari ekstraksi denga metode cold press memiliki keefektifan

sebagai tabir surya tetapi hanya termasuk dalam kategori proteksi minimal.

Dimana menurut Wilkinson dan Moore (1982), kategori proteksi tabir surya

minimal mempunyai rentang nilai SPF dari 2 – 4. Nilai SPF pada F3 tersebut

belum bisa dikatakan karena mengandung γ-oryzanol, sebab belum dilakukan

pengujian untuk mengetahui kandungan senyawa RBOcp, dan hal itu kemungkinan

terjadi karena banyaknya senyawa kompleks yang terdapat di dalam RBOcp.

Tabel 4.11 Hasil Uji Nilai SPF

Pengujian Nilai SPF

F1 (base krim) F2 (RBOTM

) F3 (RBOcp)

Hari ke – 0 1,024856 1,232318 2,074319

Hari Ke – 21 Suhu Ruang 0,86165 1,036597 2,16277

Hari Ke – 21 Suhu Tinggi 1,07014 1,300337 2,466987

Cycling Test 1,10745 1,187267 1,795237

Page 53: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

38

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Ketiga formulasi sediaan krim tidak stabil secara fisik. Sediaan

krim yang mengandung 10% RBOcp yang diekstraksi dengan metode cold press

mempunyai nilai SPF yang menunjukkan bahwa sediaan krim mempunyai

proteksi UV yang minimal, sedangkan nilai SPF krim dengan kandungan RBOTM

10% tidak mempunyai efektivitas proteksi tabir surya.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan identifikasi kandungan senyawa minyak rice bran oil

dengan HPLC.

2. Perlu dilakukan optimasi formulasi untuk mendapatkan sediaan yang stabil

dan untuk mendapatkan pH sediaan yang sesuai dengan pH kulit.

3. Perlu dilakukan pengujian secara in vivo untuk mengetahui efektivitas

tabir surya pada krim rice bran oil.

4. Perlu dilakukan pengujian menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada

rentang panjang gelombang 300-400 nm.

38

Page 54: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

39

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Nurdiansyah. 2003. Ekstraksi Minyak dari Dedak Padi dengan Pelarut n-

Hexane. Proceeding Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia.

Yogyakarta.

Ando, Y. 1982. Fragrance Journal, No. 53, 125-6.

AKK., 1990. Budidaya Tanaman Padi. Yogyakarta: Kanisius.

Anief, M. 1994. Farmasetika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Anief, M., 1999. Sistem Dispersi, Formulasi Suspensi dan Emulsi. Gadjah Mada

University Press. Yogyakarta

Ansel, Howard. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Famasi. Jakarta: UI Press.

Anwar, Effionora. 2012. Eksipien dalam Sediaan Farmasi (Karakterisasi dan

Aplikasi). Jakarta: Dian Rakyat.

ASA. 2000. Feed Quality Managemeng Workshop. Penentuan Bilangan

Peroksida. Ciawi.

Aswal, A., Kalra, M., & Rout, A. 2013. Preparation and Evaluation of

Polyherbal Cosmetic Cream. Der Pharmacia Lettre.

Badan Standarisasi Nasional Indonesia, 2008. Persyaratan Mutu Beras Giliing.

SNI 01-6128-2008.

Badea, Nicoleta., Bogdan Stefan., Stan Roluca., Aurelia Meghea., Gabriela

Niculae., & Ioana Lacatus. 2014. Rice Bran and Rasberry Seed Oil Based

Nanocarriers With Self-Antioxidative Property as Safe Photoprotective

Formulations. Romania: PubMed.

Baumann, Leslie. 2009. Cosmetic Dermatology Principles and Practice 2nd

. New

York: McGraw Hill Companies Inc.

Bernardi, Daniela A., Tatiana A., Naira R., Josiane Bortoloto., Gisely S., Gustavo

C., & Pedro A. 2011. Formation and Stability of Oil-in-Water

Nanoemulsions Containing Rice Bran Oil: In Vitro and In Vivo

Assessments. Journal of Nanobiotechnology. 9:44.

Butsat, Sunan., Siriamornpun, Sirithon. 2010. Antioxidant Capacities and

Phenolic Compounds of the Husk, Bran and Endosperm of Thai Rice.

Journal Food Chemistry 119 (2010) : 606-613.

Page 55: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

40

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Chen, MH., Bergman, CJ. 2005. A Rapid Procedure for Analysing Rice Bran

Tocopherol, Tocotrienol and Gamma Oryzanol Contents. Journal of Food

Composition and Analysis. 18 : 139-151.

COLIPA. 2006. COLIPA Guidelines: International Sun Protection Factor Test

Method.

Damayanthi, E., D. Muchtadi, H. Syarief, F. R. Zakaria, C. H. Wijaya dan D. S

Darmadjati. 2003. Pengaruh Derajat Sosoh Terhadap Kandungan Gizi,

Serat, Pangan, dan Oryzanol Bekatul Padi (Oryza sative) Awet. Media

Gizi & Keluarga.

Damayanthi, E. dkk. 2004. Aktivitas Antioksidan Minyak Bekatul Padi Awet dan

Fraksinya Secara In Vitro. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, Vol 15,

No. 1, pp. 11-19

Damayanthi, E., L. T. Tjing, L. Arbianto. 2007. Rice Bran. Penerbit Swadaya,

Jakarta.

Darmadjati. D.S. 1997. Masalah dan Upaya Peningkatan Kualitas Beras Ditinjau

dari Aspek Pra dan Pasca Panen dalam Menghadapi Era Globalisasi.

Makalah pada Seminar HUT BULOG ke-36. Jakarta

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen

Kesehatan Republik Indonesia.

Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen

Kesehatan Republik Indonesia.

Elya, B., Dewi, R., & Budiman, M. H. 2013. Antioxidant Cream of Solanum

lycopersicum L. International Journal of Pharmtech Vol. 5, No.1, pp. 233-

238.

Faradiba., Attammi, Faisal., Maulida, Ruhama. 2013. Formulasi Krim Wajah

Dari Sari Buah Jeruk Lemon (Citrus lemon L.) Dan Anggur Merah (Vitis

vinifera L.) Dengan Variasi Konsentrasi Emulgator. Majalah Farmasi dan

Farmakologi, Vol. 17, No. 1, ISSN: 1410-7031.

FDA. 2009. Sunburn Protection Factor (SPF). Dapat diakses melalui

http://www.fda.gov/aboutfda/centersoffices/officeofmedicalproductsandto

bacco/cder/ucm106351.htm.

Page 56: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

41

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Fourneron, J. D., et al. 1999. Sur la measure in vitro de la protection solaire de

cremes cosmetiues. Paris: C. R. Acad. Sci.

Ghosh, M. 2007. Review on Recent Trends in Rice Bran Oil Processing. Journal

of the American Oil Chemist’s Society.

Hadipernata, M. 2007. Mengolah Dedak Menjadi Minyak Rice Bran Oil. Warta

Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol. 29, No. 4, 2007.

Ibata, Y. 1980. Fragrance Journal, 8 (6), 92-7

Iswindari, Desti. 2014. Formulasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Krim Rice Bran

Oil. Jakarta.

J, Parrish., K, Jaenicke., R, Anderson. 1982. Erythema and Melanogenesis Action

Spectra of Normal Human Skin. Photochem Photobiol; 36: 187-191.

Ju, Yi-Hsu dan Shaik Ramjan Vali. 2005. Rice Bran Oil as Potential Resources

for Biodiesel: A Review. J. Scientific & Industrial Research. 64: 866-882.

Kamimura, M., Takahashi S., & Sato S. 1964. Influence of γ-Oryanol on The Skin

Microcirculation. Vitamins, 30, 341-344.

Lachman, L., Lieberman, H. A., Kanig, J. L. 1994. Teori dan Praktek Farmasi

Industri II. Jakarta: UI Press.

Mansur, L. S., et al. 1986. Determination of Sun Protection Factor For

Spectrophotometry. Rio de Janeiro: An. Bran. Dermatologhy.

Marshall, et al. 1994. Rice science and Technology. New York : Marcel Dekker ,

Inc.

McKinlay, A. & Diffey, B. (1987). A References spectrum for Ultraviolet Induced

Erythema in Human Skin.

Mokodompit, A. N., Edy, H. J., Wiyono, E. 2013. Penentuan Nilai Sun Protection

Factor (SPF) Secara In Vitro Krim Tabir Surya Ekstrak Etanol Kulit

Alpukat. Pharmacon Vol. 2 No. 03. ISSN 2302-2493

Nasir, Subriyer., Fitriyanti., & Kamila, Hilma. 2009. Ekstraksi Dedak Padi

Menjadi Minyak Mentah Dedak Padi (Crude Rice Bran Oil) dengan Pelarut

N-Hexane dan Ethanol. Jurnal Teknik Kimia No.2, Vol. 16.

Nursalim, Y. & Z. Y. Razali. (2007). Bekatul Makanan yang Menyehatkan.

Jakarta: Agromedia Pustaka.

Page 57: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

42

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Panda, H. 2000. Herbal Cosmetics Handbook. India: Asia Pasific Business Press

Inc.

Pakki, Ermina. Fatmawaty, Aisyah. Aswad, M. Fauziah N. dan Sumarheni. 2010.

Uji Kestabilan Fisik Krim Minyak Dedak Padi Menggunakan Emulgator

Nonionik. Fakultas Farmasi Universitas Hasanudin Makassar.

Patel, M. and Naik, S. N. 2004. Gamma-Oryzanol From Rice Bran Oil - A

Review. Journal of Scientific and Industrial Research. 63, 569-578

Rong, N., Ausman L. M., & Nicolosi R. J. 1997. Oryzanol Decreases Cholesterol

Absorption and Aortic Fatty Streaks in Hamsters, Lipids.

Rowe, R.C., Sheskey P. J., & Owen S. C. 2009. Handbook of Pharmaceutical

Excipients 6th

edition. London: Pharmaceutical Press.

Setiawan, Tri. 2010. Uji Stabilitas Fisik dan Penentuan Nilai SPF Krim Tabr

Surya Yang Mengandung Ekstrak Daun Teh Hijau (Camelia sinensis L.),

Oktil Metoksisinamat dan Titanium Dioksida. FMIPA UI.

Shaath, N. A. 1990. The Chemistry of Sunscreens, in Sunscreen: Development,

Evaluation, and Regulatory Aspect. New York: Marcel Dekker Inc.

Shaath, N. A. 2005. Sunscreen 3rd Ed. New York: Taylor & Francis Group.

Sharon, N., Anam, S., & Yuliet. 2013. Formulasi Krim Ekstrak Etanol Bawang

Hutan (Eleutherine palmifolia L. Merr). Journal of Natural Sciences. Vol

2(3): 111-122.

Singanusong, R. Junsangsree, P. Noitup, P. Katsri, K. 2014. Physical, Chemical

and Microbiological Properties of Mixed Hydrogenated Palm Kernel Oil

and Cold-Pressed Rice Bran Oil As Ingredients In Non-Dairy Creamer.

Natural Resources and Environment, Naresuan University, Mueang,

Phitsanulok, 65000 Thailand. Songklanakarin J. Sci. Technol. 36 (1), 73-81,

Jan. - Feb. 2014

Sinko, Patrick J. 2011. Martin’s Physical Pharmacy and Pharmaceutical

Sciences. Jakarta: EGC.

Soeratri, W., Hadinoto, I., & Anastasia, T. Penentuan Nilai SPF In Vitro Sediaan

Krim Tabir Surya Matahari Etilheksil-p-metoksisinamat dan Oksibenson.

Majalah Farmasi Airlangga.

Page 58: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

43

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sukma, Lingga N. 2011. Pengkayaan Asam lemak Tak Jenuh pada Bekatul

dengan Cara Fermentasi Padat Menggunakan Aspergillus terreus.

Tahira, R., A. Rehman dan M.A. Butt. (2007). Characterization of Rice Bran Oil

Journal Agricultural Research.

Theresia, Siska. 2010. Pengaruh Penambahan Zink Oksida (ZnO) Terhadap

Efektivitas Sediaan Tabir Surya Kombinasi Oksibenson dan

Oktilmetoksisinamat Dalam Basis Vanishing Cream. Medan: USU.

Tortora, G. J., & Derrickson, B. H. 2009. Principles of Anatomy and Physiology.

12th ed. New York: John Wiley & Sons Inc.

Tranggono, R. I. S. 2007. Buku Pegangan Ilmu pengetahuan Kosmetik. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Voight, Rudolf. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

Wanto., & Arief, S. 1981. Dasar – Dasar Mikrobiologi Industri. Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Pendidikan Menengah Umum.

Wasitaatmadja, S.M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: UI Press.

Widowati, S. 2001. Pemanfaatan Hasil Samping Penggilingan Padi Dalam

Menunjang Sistem Agroindustri di Pedesaan. Jurnal Tinjauan Ilmiah Riset

Biologi dan Bioteknologi Pertanian 4.

Widyanati, Pulan. 2011. Pembuatan Minyak Essensial Dengan Cara Enfleurage

dan Tekanan Dingin. Fakultas Farmasi Program Magister Herbal

Universitas Indonesia.

Wildan, Farihah. 2002. Penentuan Bilangan Peroksida Dalam Minyak Nabati

dengan Cara Titrasi. Balai Penelitian Ternak. Ciawi.

Wilkinson, J. B. & Moore, R. J. 1982. Harry’s Cosmeticology 7th Ed. New York:

Chemical Publishing Company.

Wolf, R., et al. 2001. The Spectrophotometric Analysis and Modelling of

Sunscreen. Washington: J. Chem. Educ.

Xu, Z., Godber, JS. 1999. Purification and Identification of Components of

gamma oryzanol In Rice Bran Oil. Journal of Agriculture and Food

Chemistry 47 : 2724-2728.

Page 59: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

44

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Xu, Z., Hua, N., Godber, JS. 2001. Antioxidant Activity of Tocopherols,

Tocotrienols, and Gamma Oryzanol Components from Rice Bran Against

C olesterol Oxidation Accelerated by2,2’-Azobis(2-methylpropionamidine)

dihydrochloride. Journal of Agricultural and Food Chemistry 49 : 2077-

2081.

Yingngam, Bancha., Phimpanit, Y., Wongkasemchai N., Sila-on, W.,

Rungseevijitprapa, w., 2007. Encapsulated of Rice Bran Oil in Solid Lipid

Nanoparticles (SLN) for Skin Hydration and Viscoelasticity. Isan Journal of

Pharmaceutical Sciences.

Page 60: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

45

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 1. Alur Pengolahan Dedak Menjadi RBO

Dedak

Dedak Ukuran ≤0,510 mm

Dedak Stabil

Ampas Dedak Ekstrak N-

heksan RBO

CRBO

Air Pati Minyak

RBO

Pelarut n-heksan

Diayak menggunakan

mesh 20

Distabilisasi

Diekstraksi menggunakan

n-heksan dengan metode

cold press

Dievaporasi

Dimurnikan

Page 61: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

46

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 2. Gambar Alat Cold Press

Page 62: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

47

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 3. Gambar RBOcp dan Gambar RBOTM

(a)

(b)

Keterangan: (a) RBOcp; (b) RBOTM

.

Page 63: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

48

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 4. Kandungan RBOTM

.

Page 64: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

49

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 5. Sertifikat pengujian RBOcp

Page 65: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

50

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 6. Tabel Data Serapan Krim Rice Bran Oil

Hari Ke – 0

Λ Formula 1 Formula 2 Formula 3

290 0,005 0,052 0,139

295 0,002 0,046 0,147

300 0,004 0,045 0,15

305 0,006 0,045 0,154

310 0,007 0,046 0,166

315 0,007 0,05 0,184

320 0,008 0,053 0,198

∆AUC 0,1625 1,35 4,8475

Log SPF 0,01083 0,09 0,323167

SPF 1,025258 1,230268 2,10458

(a)

Page 66: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

51

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hari Ke-21

Λ Formula 1 Formula 2 Formula 3

290 -0,027 0,016 0,156

295 -0,033 0,009 0,158

300 -0,033 0,007 0,157

305 -0,033 0,006 0,159

310 -0,033 0,006 0,168

315 -0,032 0,009 0,182

320 -0,032 0,011 0,194

∆AUC -0,9675 0,2325 4,995

Log SPF -0,0645 0,0155 0,333

SPF 0,86198 1,03633 2,15278

(b)

Keterangan: (a) Hari ke-0; (b) Hari ke-21.

Page 67: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

52

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 7. Perhitungan Nilai SPF Krim Hari Ke-0

Hasil absorbansi dihitung nilai SPFnya dengan rumus sebagai berikut

(Theresia, 2010):

(v) AUC = (

)(λn+1 – λn)

(vi) ∆AUC = L1+L2+L3+L4+L5

(vii) Log SPF = (

) x 2

(viii) SPF = Arc . Log SPF

Perhitungan formula I, sebagai berikut:

(i) AUC = (

)(λn+1 – λn)

L1 = (

)(295 - 290) = 0,0175

L2 = (

)(300 - 295) = 0,015

L3 = (

)(305 - 300) = 0,025

L4 = (

)(310 - 305) = 0,0325

L5 = (

)(315 - 310) = 0,035

L6 = (

)(320 - 315) = 0,0375

(ii) ∆AUC = L1+L2+L3+L4+L5+L6

= 0,0175 + 0,015 + 0,025 + 0,0325 + 0,035 + 0,0375

= 0,1625

(iii) Log SPF = (

) x FP

= (

) x 2

= 0,01083

(iv) SPF = Arc . Log SPF

= 1,025258

Page 68: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

53

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Perhitungan formula II, sebagai berikut:

(i) AUC = (

)(λn+1 – λn)

L1 = (

)(295 - 290) = 0,245

L2 = (

)(300 - 295) = 0,2275

L3 = (

)(305 - 300) = 0,225

L4 = (

)(310 - 305) = 0,2275

L5 = (

)(315 - 310) = 0,24

L6 = (

)(320 - 315) = 0,2575

(ii) ∆AUC = L1+L2+L3+L4+L5+L6

= 0,245 + 0,2275 + 0,225 + 0,2275 + 0,24 + 0,2575

= 1,35

(iii) Log SPF = (

) x FP

= (

) x 2

= 0,09

(iv) SPF = Arc . Log SPF

= 1,230268

Perhitungan formula III, sebagai berikut:

(i) AUC = (

)(λn+1 – λn)

L1 = (

)(295 - 290) = 0,715

L2 = (

)(300 - 295) = 0,7425

L3 = (

)(305 - 300) = 0,76

Page 69: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

54

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

L4 = (

)(310 - 305) = 0.8

L5 = (

)(315 - 310) = 0,875

L6 = (

)(320 - 315) = 0,955

(ii) ∆AUC = L1+L2+L3+L4+L5+L6

= 0,715 + 0,7425 + 0,76 + 0,8 + 0,875 +0,955

= 4,8475

(iii) Log SPF = (

) x FP

= (

) x 2

= 0,323167

(iv) SPF = Arc . Log SPF

= 2,10458

Page 70: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

55

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 8. Perhitungan Nilai SPF Krim Hari Ke-21

Perhitungan formula I, sebagai berikut:

(i) AUC = (

)(λn+1 – λn)

L1 = (

)(295 - 290) = - 0,15

L2 = (

)(300 - 295) = - 0,165

L3 = (

)(305 - 300) = - 0,165

L4 = (

)(310 - 305) = - 0,165

L5 = (

)(315 - 310) = - 0,1625

L6 = (

)(320 - 315) = - 0,16

(ii) ∆AUC = L1+L2+L3+L4+L5+L6

= -0,15 + -0,165 + -0,165 + -0,165+ -0,1625+ -0,16

= -0,9675

(iii) Log SPF = (

) x FP

= (

) x 2

= -0,0645

(iv) SPF = Arc . Log SPF

= 0,86198

Perhitungan formula II, sebagai berikut:

(i) AUC = (

)(λn+1 – λn)

L1 = (

)(295 - 290) = 0,0625

L2 = (

)(300 - 295) = 0,02

Page 71: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

56

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

L3 = (

)(305 - 300) = 0,0325

L4 = (

)(310 - 305) = 0,03

L5 = (

)(315 - 310) = 0,0375

L6 = (

)(320 - 315) = 0,05

(ii) ∆AUC = L1+L2+L3+L4+L5+L6

= 0,0625 + 0,02 + 0,0325 + 0,03 + 0,0375 + 0,05

= 0,2325

(iii) Log SPF = (

) x FP

= (

) x 2

= 0,0155

(iv) SPF = Arc . Log SPF

= 1,03633

Perhitungan formula III, sebagai berikut:

(i) AUC = (

)(λn+1 – λn)

L1 = (

)(295 - 290) = 0,785

L2 = (

)(300 - 295) = 0,7875

L3 = (

)(305 - 300) = 0,79

L4 = (

)(310 - 305) = 0,8175

L5 = (

)(315 - 310) = 0,875

L6 = (

)(320 - 315) = 0,94

Page 72: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

57

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(ii) ∆AUC = L1+L2+L3+L4+L5+L6

= 0,785 + 0,7875 + 0,79 + 0,8175 + 0,875 + 0,94

= 4,995

(iii) Log SPF = (

) x FP

= (

) x 2

= 0,333

(iv) SPF = Arc . Log SPF

= 2,15278

Page 73: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

58

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 9. Hasil Pengamatan Organoleptis

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f)

Keterangan: (a) F1 hari ke-0; (b) F2 hari ke-0; (c) F3 hari ke-0; (d) F1 hari ke-21;

(e) F2 hari ke-21; (f) F3 hari ke-21.

Page 74: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

59

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 10. Hasil Uji Homogenitas

(a) (b)

(c) (d)

Keterangan: (a) hari ke-0; (b) hari ke-21 suhu ruang; (c) hari ke-21 suhu tinggi;

(d) cycling test.

Page 75: UJI STABILITAS FISIK DAN PENENTUAN NILAI SUN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30613/1/NIEKHA... · efektivitas tabir surya dengan proteksi yang minim. ... Radiasi

60

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 11. Hasil Uji Sentrifugal

(a) (b)

(c) (d)

Keterangan: (a) hari ke-0; (b) hari ke-21 suhu ruang; (c) hari ke-21 suhu tinggi;

(d) cycling test.