17
Nama : Muhammad Agung Permadi No BP : 0810212123 1. Jelaskan dengan ringkas tentang gejala serangan, bioekologi, dan pengendalian masing-masing tiga jenis hama utama tanaman Padi, Kedelai, Kubis, Kakao, Teh, Kelapa Sawit. Jawab a. Hama Utama Tanaman Padi Hama putih (Nymphula depunctalis) Gejala : menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang memanjang sejajar tulang daun, ulat menggulung daun padi. Bioekologi : metamorfosa holometabola (telur-larva- pupa-imago). Imago mempunyai panjang 2,2-3 mm, meletakkan telur pada malam hari dengan jumlah telur 50 butir. Tertarik pada lamou perangkap. Telur berwarna kuning pucat, berbentuk seperti cawan diletakkan pada daun bagian bawah yang terendam air, sebelum menetas warna berubah menjadi kuning gelap. Larva instar awal makan dengan mengikis daun pada tabung dari daun yang dipotong. Pupa ditemukan dalam tabung. Pengendalian: (1) pengaturan air yang baik, penggunaan bibit sehat, menggugurkan tabung daun; (2) menggunakan BVR; (3) biologi: parasitoid larva (Dacnusa sp), Predator jenis laba-laba.

ujian hptu

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ujian hptu

Nama : Muhammad Agung Permadi

No BP : 0810212123

1. Jelaskan dengan ringkas tentang gejala serangan, bioekologi, dan

pengendalian masing-masing tiga jenis hama utama tanaman Padi, Kedelai,

Kubis, Kakao, Teh, Kelapa Sawit.

Jawab

a. Hama Utama Tanaman Padi

Hama putih (Nymphula depunctalis)

Gejala : menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang

memanjang sejajar tulang daun, ulat menggulung daun padi.

Bioekologi: metamorfosa holometabola (telur-larva-pupa-imago). Imago

mempunyai panjang 2,2-3 mm, meletakkan telur pada malam hari dengan jumlah

telur 50 butir. Tertarik pada lamou perangkap. Telur berwarna kuning pucat,

berbentuk seperti cawan diletakkan pada daun bagian bawah yang terendam air,

sebelum menetas warna berubah menjadi kuning gelap. Larva instar awal makan

dengan mengikis daun pada tabung dari daun yang dipotong. Pupa ditemukan

dalam tabung.

Pengendalian: (1) pengaturan air yang baik, penggunaan bibit sehat,

menggugurkan tabung daun; (2) menggunakan BVR; (3) biologi: parasitoid larva

(Dacnusa sp), Predator jenis laba-laba.

Page 2: ujian hptu

Wereng Hijau (Nephotettix apicalis)

Gejala : Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi dan dapat

menularkan virus. Tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok

tanaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil.

Bioekologi: Betina dewasa meletakkan telur pada pelepah daun sekitar + 100-

200 butir. Telur berumur 1 minggu, nimpa berumur 3 minggu, dan dewasa

berumur 4 minggu. Serangga dewsa mempunyai bintik-bintik hitam pada ujung

dan tengah sayap. Pada jantan bintik-bintik terlihat lebih jelas.

Pengendalian: (1) bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan (2)

rotasi tanaman (3) sanitasi (4) pupuk berimbang (5) hayati, predator Cyrtorhinus

lividipennis, parasitoid telur Anagrus flaveolus (6) kimia.

Penggerek Batang Padi Bergaris (Chilo supressalis)

Gejala : Menyerang batang dan pelepah daun. Pucuk tanaman layu, kering

berwarna kemerahan dan mudah dicabut, daun mengering dan seluruh batang

kering. Kerusakan pada tanaman muda disebut hama "sundep" dan pada tanaman

bunting (pengisian biji) disebut "beluk".

Bioekologi: metamorfosa holometabola (telur-larva-pupa-imago). Imago

berwarna kekuningan, dengan sisik merah kecoklatan, pada sayap depan terdapat

bintik hitam. Telur berwarna kuning puca, berbentuk cawan dan berkelompok

pada pelepah daun. Larva berwarna abu-abu dan kuning kecoklatan pada kepala.

Pupa kuning kecoklatan. Dalam satu tanaman ditemukan > 1 larva.

Pengendalian: (1) bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan (2)

rotasi tanaman (3) sanitasi (4) pupuk berimbang (5) hayati, predator laba-laba,

parasitoid Trichogramma sp, pathogen Beauveria sp (6) kimia.

Page 3: ujian hptu

Chilo supressalis

b. Hama Utama Tanaman Kedele

Ulat penggerek polong (Etiella zinckenella)

Gejala : kerusakan tanaman akibat serangan hama ini adalah terdapatnya

bintik atau lubang berwarna cokelat tua pada kulit polong, bekas jalan masuk

larva ke dalam biji. Seringkali, pada lubang bekas gereka terdapat butir-butir

kotoran kering yang berwarna coklat muda dan terikat benang pintal atau sisa-sisa

biji terbalut benang pintal. Merusak biji dengan menggerek kulit polong muda dan

kemudian masuk serta menggerek biji, sebelum menggerek larva baru menetas

menutupi dirinya dengan selubung putih hingga ada bintik coklat tua sebagai jalan

masuk hama tersebut.

Bioekologi: holometabola (telur-larva-pupa-imago). Imago berwarna abu-

abu, meletakkan telur hingga 200 butir. Telur terletak pada bagian bawah daun,

kelopak bunga atau polong. Telur berwarna putih mengkilat-kemerah2an-jingga.

Larva memiliki 5 instar. Pada waktu menetas berwarna putih kekuningan. Pupa

terbentuk dalam kepompong tanah berwarna coklat 9-15 hari.

Pengendalian: (1) menggunakan varitas tahan (2) rotasi tanaman (3) hayati,

predator, pathogen (4) kimia.

Page 4: ujian hptu

Ulat Grayak (Spodoptera litura)

Gejala : larva instar I dan II memakan epidermis daun bagian bawah

sehingga daun menjadi transparan. Larva tua makan helaian daun hingga tinggal

tulang-tulang daun saja. Daun yang terserang menjadi sobek, terpotong, atau

bolong. Serangan berat tanaman menjadi gundul.

Bioekologi: Telur berkelompok (rata-rata 350 butir) terletak dipermukaan

bawah daun tertutupi bulu-bulu halus. Berbentuk lonjong berwarna coklat

kekuningan – krem. Larva muda berwarna kehijauan binitk-bintik hitam. Larva

tua (instar 6) berwarna abu-abu gelap atau coklat. Pupa berada di dalam tanah

berwarna coklat kemerah-merahan. Imago berwarna agak gelap, memiliki garis

putih pada sayap depan.

Pengendalian: (1) secara kultur teknis : mengumpulkan kelompok telur, dan

larva, tanaman dicampur dengan akar tuba dan bawang putih (2) secara hayati:

parasitoid telur (Telenomus spodopterae), virus (NPV) (3) insektisida botani (4)

kimia.

Spodoptera litura

Kepik Hijau Nezara viridula (hama penghisap polong)

Gejala : serangan hama kepik hijau menyerang Polong dan biji menjadi

mengempis, polong gugur, biji menjadi busuk, hingga berwarna hitam. Kulit biji

menjadi keriput dan adanya bercak coklat pada kulit biji. Periode kritis tanaman

terhadap serangan penghisap polong ini adalah pada stadia pengisian biji. Nimfa

dan imago merusak polong dan biji kedelai dengan cara mengisap cairan biji.

Serangan yang terjadi pada fase pertumbuhan polong dan perkembangan biji

menyebabkan polong dan biji kempis, kemudian mengering. Serangan terhadap

polong muda menyebabkan biji kempis dan seringkali polong gugur. Serangan

yang terjadi pada fase pengisian biji menyebabkan biji menghitam dan busuk.

Page 5: ujian hptu

Bioekologi: Telur diletakkan berkelompk pada bagian bawah daun berbentuk

seperti cangkir berwarna kuning. 3 hari sebelum menetas warna berubah menjadi

merah bata. Nimpa instar I berwarna kemerah-merahan samapi coklat muda,

instar II hitam dengan bintik putih, instar III hijau dengan bintik hitam dan putih,

instar IV dan V dengan cirri sama dan mulai menyebar.

Pengendalian: (1) secara kultur teknis : mengumpulkan kelompok telur (2)

secara hayati: dengan Beauveria bassiana, Metharhizium sp (3) insektisida botani

(4) kimia.

c. Hama Utama Tanaman Kubis

Ulat Daun Kubis (Plutella xylostella L)

Gejala : Daun yang terserang P. xylostella berlubang-lubang kecil dan bila

serangan berat, tinggal tulang daun. Serangan berat terjadi pada musim kemarau,

saat tanaman berumur 5-8 minggu.

Bioekologi: Imago P. xylostella kecil berwarna coklat kelabu, pada sayap

depan terdapat tanda ”tiga berlian”. Imago aktif pada senja dan malam hari

dengan meletakkan telur tersebar pada daun sampai 250-300 butir. Telur stadium

3-5 hari. Larva instar pertama berukuran 1,2 mm berwarna hijau cerah dengan

kepala tampak hitam.Stadium larva 7-11 hari. Pupa tertutupoleh kokon, berwarna

kuning pucat.

Pengendalian: (1) dapat dilakukan dengan mencari waktu tanam yang baik

(sesuai dengan kondisi setempat)tumpangsari kubis dengan tomat (2) musuh

alami penggunaan parasitoid larva Diadegma semiclausum dan Apanteles

plutellae.(3) insektisida botanis (4) menggunakan seks feromon (5) Penggunaan

insektisida bila diternukan 5 ekor larva setiap 10 tanaman.

Page 6: ujian hptu

Ulat Krop Kubis (Crocidolomia binotalis)

Gejala : Larva C. binotalis merusak kubis yang sedang membentuk krop,

sehingga daun kubis berlubang-lubang. Kerusakan ringan berakibat menurunnya

kualitas kubis sedang kerusakan berat menyebabkan tanaman kubis tidak dapat

dipanen.

Bioekologi: . Imago C. binotalis berwarna kelabu kecoklatan dengan

rentangan sayap 20 mm dan panjang 13 mm.Telur diletakkan secara berkelompok

pada daun dengan stadium 4 hari. Larva nya berwarna coklat sampai hijau tua.

Stadium larva 14 hari. Pupa nya berada dalam tanah. Daur hidup 24-32 hari.

Pengendalian: (1) dapat dilakukan dengan- Tumpangsari kubis dengan tomat

(2) musuh alami penggunaan parasitoid Sturmia incospicuoides Bar., Atrometus

sp., Mesochorus so., dan.Chelonus tabonus Sonar (3) menggunakan insektisida

botani (4) Penggunaan insektisida sintetik apabila ditemukan 3 ekor larva setiap

10 tanaman.

Hellula undalis (F.)

Gejala : Serangan larva muda seperti serangan yang disebabkan oleh

Plutela sp. dan gejala serangan larva tua sepertigejala serangan Crocidolomia sp.

Larva membuat galian pada batang utama sehingg tanaman menjadi kerdil atau

Page 7: ujian hptu

mati. Pada tanaman yang terserang terdapat jalinan benang sutra dan kotoran

larva.

Bioekologi: Imago H undalis berwarna kelabu dan pada sayap depan terdapat

garis-garis pucat serta titik-titik. Larvanya berwarna kuning kecoklatan dengan

kepala hitam dan pada badannya terdapat enam garis yang memanjang berwarna

coklat. Pupanya di tanah terbungkus kokon, tertutup oleh partikel tanah. Daur

hidupnya 23-25 hari.

Pengendalian: (1) parasitoid telur Chelonus blackburni (2) menggunakan bibit

yang bersih (3) menggunakan insektisida 15-25% tanaman terserang (ambang

ekonomi).

d. Hama Utama Tanaman Kakao

Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella Snell)

Gejala : Buah kakao yang diserang berukuran panjang 8 cm, dengan

gejala masak awal, yaitu belang kuning hijau atau kuning jingga dan terdapat

lubang gerekan bekas keluar larva. Pada saat buah dibelah biji-biji saling melekat

dan berwarna kehitaman, biji tidak berkembang dan ukurannya menjadi lebih

kecil. Selain itu buah jika digoyang tidak bunyi.

Bioekologi: Telur berbentuk oval dan berwarna kuning orange pada saat baru

diletakkan. Telur diletakkan satu persatu pada permukaan kulit buah dan memiliki

warna jingga. Larva C. cramerella terdiri dari 5 instar. Stadium larva C.

cramerella Snellen antara 3-4 hari pada instar I dan II, 3-5 hari pada instar III dan

IV dan 3-6 hari pada instar V. Stadium larva 14-18 hari. Pupa C. cramerella

berwarna kuning kehijaun dan berada dalam kokon yang terbuat dari benang-

benang sutera yang keluar dari mulutnya berwarna cokelat muda. Imago betina

Page 8: ujian hptu

hanya meletakkan telur hanya pada permukaan buah kakao terutama pada alur

kulit buah. Imago C. Cramerella meletakkan telurnya satu persatu pada

permukaan buah kakao berkisar 50-100 butir. Imago C. cramerella memiliki

panjang tubuh 7 mm dan lebar 2 mm, memiliki sayap depan berwarna hitam

bergaris putih, pada setiap ujungnya terdapat bintik kuning dan sayap belakang

berwarna hitam, memiliki antena yang panjang serta runcing.

Pengendalian: (1) karantina; yaitu dengan mencegah masuknya bahan

tanaman kakao dari daerah terserang PBK; 2) pemangkasan bentuk dengan

membatasi tinggi tajuk tanaman maksimum 4m sehingga memudahkan saat

pengendalian dan panen; (3) mengatur cara panen, yaitu dengan melakukan panen

sesering mungkin (7 hari sekali) lalu buah dimasukkan dalam karung sedangkan

kulit buah dan sisa-sisa panen dibenam; (4) penyelubungan buah (kondomisasi),

caranya dengan mengguna-kan kantong plastik dan cara ini dapat menekan

serangan 95-100 %. Selain itu sistem ini dapat juga mencegah serangan hama

helopeltis dan tikus.; (5) cara kimiawi.

Kepik penghisap buah (Helopeltis spp)

Gejala : Buah kakao yang terserang tampak bercak-bercak cekung

berwarna coklat kehitaman dengan ukuran bercak relatif kecil (2-3 mm) dan

letaknya cenderung di ujung buah. Serangan pada buah muda menyebabkan buah

kering dan mati, tetapi jika buah tumbuh terus, permukaan kulit buah retak dan

terjadi perubahan bentuk. Bila serangan pada pucuk atau ranting menyebabkan

daun layu, gugur kemudian ranting layu mengering dan meranggas.

Page 9: ujian hptu

Bioekologi : Imago memiliki panjang + 10 mm berwarna kuning.

Telur diletakkan berkelompok pada petiole dan pedicle. Pada tunas muda dan

tulang daun. Berjumlah sekitar 100-300 butir, menetas 1-2 minggu.

Perkembangan Nimpa 3-4 minggu.

Pengendalian : (1) Pengendalian yang efektif dan efisien sampai saat ini

dengan insektisida pada areal yang terbatas yaitu bila serangan helopeltis <15 %

sedangkan bila serangan >15% penyemprot-an dilakukan secara menyeluruh. (2)

Selain itu hama helopeltis juga dapat dikendalikan secara biologis, menggunakan

semut hitam. Sarang semut dibuat dari daun kakao kering atau daun kelapa

diletakkan di atas jorket dan diolesi gula.

Hama tikus (Rattus argentiventer)

Gejala : buah kakao berlubang, biji buah habis dimakan yang tersisa

hanya daging buah tergantung pada batang kakao.

Bioekologi: tikus dewasa mencari makan dan membuat sarang pada serasah

dan gundukan tanah. Melahirkan 4-7 ekor anak.

Pengendalian: sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami seperti ular dan

burung hantu, penggunaan NAT (Natural Aromatic).

Page 10: ujian hptu

e. Hama Utama Tanaman Teh

Kepik penghisap buah (Helopeltis spp)

Gejala : daun muda menjadi berwarna coklat hitam dan kering. Bagian

yang diserang tumbuh tidak teratur dan mongering. Pada tunas muda bercak ciklat

hitam, nekrosa meruncing. Daun-daun dan tunas muda menjadi kunig dan mati.

Seluruh daun menjadi gugur pada serangan berat.

Bioekologi : Imago memiliki panjang + 10 mm berwarna kuning.

Telur diletakkan berkelompok pada petiole dan pedicle. Pada tunas muda dan

tulang daun. Berjumlah sekitar 100-300 butir, menetas 1-2 minggu.

Perkembangan Nimpa 3-4 minggu.

Pengendalian : (1) Pengendalian yang efektif dan efisien sampai saat ini

dengan insektisida pada areal yang terbatas yaitu bila serangan helopeltis <15 %

sedangkan bila serangan >15% penyemprot-an dilakukan secara menyeluruh. (2)

secara teknis yaitu menangkap (3) mEeggunakan jamur entomopatogen.

f. Hama Utama Tanaman Kelapa Sawit

Kumbang Oryctes rhinoceros

Gejala : Daun muda yang belum membuka dan pada pangkal daun

berlubang-lubang. Daun menjadi berbentuk segitiga.

Bioekologi: Telur berwarna putih terdapat pada sampah-sampah kebun.

Larva yang baru menetas berwarna putih berada di sampah. Pupa berada dalam

kokon di dalam tanah. Imago berupa kumbang berwarna hitam mempunyai

tanduk dikelapanya.

Page 11: ujian hptu

Pengendalian :

Sanitasi lahan kebun

Menggunakan parasit kumbang, seperti jamur Metharrizium

anisopliae dan virus Baculovirus oryctes. 

Melepaskan predator kumbang, seperti tokek, ular dan burung.

Ulat kantong (Mahasena corbetti)

Gejala : Daun yang terserang menjadi rusak, berlubang dan tidak utuh

lagi. Selanjutnya daun menjadi kering dan berwarna abu-abu.

Bioekologi: Telur berjumlah sekitar 100 butir menetas dalam 2 hari. Larva

berwarna putih mencari jalan keluar dari kantong induk. Menggantungkan diri

dan menyebar ke tanaman lain.

Pengendalian : (1) pemotongan daun (2) kumpulkan pupa (3) penggunaan

parasitoid.

Ulat api (Darna trima)

Gejala : Daun yang terserang berlubang-lubang. Selanjutnya  daun hanya

tersisa tulang daunnya saja.

Bioekologi:

Pengendalian:

Page 12: ujian hptu

2. Banyak ahli berpendapat bahwa program pengendalian hayati lebih berhasil

pada hama tanaman perkebunan daripada tanaman pangan dan hortikultura.

Jelaskan dengan ringkas pendapat anda.

Jawab

3. Terangkan dengan ringkas kenapa dalam pengelolaan hama utama tanaman

pertanian harus dilakukan secara terpadu atau Pengelolaan Hama Terpadu

(PHT).

Jawab