123
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG AKIBAT LAYANG- LAYANG DI PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN AREA GARUT RAYON GARUT KOTA SKRIPSI ISTI NURUL SHOFYAH 1206314762 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK Desember 2014 Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS GANGGUAN PENYULANG AKIBAT LAYANG-

LAYANG DI PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT

DAN BANTEN AREA GARUT RAYON GARUT KOTA

SKRIPSI

ISTI NURUL SHOFYAH

1206314762

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

Desember 2014

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS GANGGUAN PENYULANG AKIBAT LAYANG-

LAYANG DI PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT

DAN BANTEN AREA GARUT RAYON GARUT KOTA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Teknik

ISTI NURUL SHOFYAH

1206314762

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

Desember 2014

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip

maupun yang dirujuk telah saya nyatakan benar

Nama : Isti Nurul Shofyah

NPM: 1206314762

Tanda tangan :..........................

Tanggal :..........................

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh:

Nama : Isti Nurul Shofyah

NPM : 1206314762

Program Studi : Teknik Elektro

Judul Skripsi : Analisis Gangguan Penyulang Akibat Layang-Layang di PT. PLN

(Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Garut Rayon

Garut Kota

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima

sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar

Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Universitas Indonesia.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Ir. Amien Rahardjo, M.T. (........................................)

Penguji : Prof. Dr. Ir. Iwa Garniwa, M.K. M.T. (........................................)

Penguji : Ir. I Made Ardita Y, M.T. (........................................)

Ditetapkan di : Depok

Tanggal :

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan Penguasa Alam, Yang menciptakan manusia

dengan bentuk yang paling sempurna, Yang melengkapinya dengan segala

fasilitas hidup sebagai jaminan secara adil dan bijaksana. Rahmat tadzim dan

salam sejahtera teruntuk Nabi Muhammad SAW, dan teruntuk pula kaum

kerabatnya, seluruh sahabat setianya, dan seluruh umatnya.

Atas selesainya skripsi ini, dengan penuh rasa syukur saya megucapkan

terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. Amien Rahardjo, MT. selaku pembimbing skripsi yang telah

memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

2. Bapak H. Dion, Bapak Apipudin, Bapak Solihin, Bapak Zuansyah, dan

rekan-rekan sebagai mentor di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat

dan Banten Area Garut dan Rayon Garut Kota yang selalu meluangkan

waktu dalam memberikan arahan selama proses pengambilan data dalam

pembuatan skripsi ini.

3. Kedua Orang Tua yang tiada hentinya membimbing dan mendukung

dengan penuh kasih sayang sampai saat ini.

4. Kepada teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dan

memberikan dukungan dalam proses pembuatan skripsi ini.

Menjadi sempurna adalah tidak mungkin, karena kesempurnaan hanya

milik Allah SWT. Yang bisa kita lakukan sebagai mahluk-Nya hanya berupaya

untuk menyempurnakan kemungkinan itu. Kebenaran pasti berasal dari Allah

SWT dan segala kesalahan semata-mata datang dari diri kita sendiri. Maka, saya

sebagai penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan dalam

penulisan skripsi ini.

Kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat saya harapkan demi

kemajuan dan perbaikan penulis di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini

dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Depok, Desember 2014

Penulis

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama : Isti Nurul Shofyah

NPM : 1206314762

Program Studi : Teknik Elektro

Departemen : Teknik Elektro

Fakultas : Teknik

Jenis Karya : Skripsi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non Exclusive

Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

“Analisis Gangguan Penyulang Akibat Layang-Layang di PT. PLN (Persero)

Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Garut Rayon Garut Kota”

dengan Hak Bebas Royalti Non-Ekslusif ini, Universitas Indonesia berhak

menyimpan, mengalihmedia/format-kan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data (database), merawat dan memublikasikan skripsi saya tanpa meminta izin

dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan

sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok

Pada tanggal : Desember 2014

Yang Menyatakan

(Isti Nurul Shofyah)

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

vi Universitas Indonesia

ABSTRAK

Nama : Isti Nurul Shofyah

Program Studi : Teknik Elektro

Judul : Analisis Gangguan Penyulang Akibat Layang-Layang di PT. PLN

(Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Garut Rayon

Garut Kota

Suatu sistem tenaga listrik tidak bisa lepas dari berbagai macam gangguan listrik

yang dapat mengganggu kualitas dan kontinuitas pelayanan pasokan listrik. Salah

satu gangguan penyulang yang paling banyak menyebabkan terjadinya

pemadaman listrik tak terencana di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan

Banten Area Garut Rayon Garut Kota adalah gangguan layang-layang. Pada tahun

2012 sebesar 36% pemadaman yang disebabkan gangguan penyulang terjadi

karena layang-layang, dan meningkat menjadi 52% pada tahun 2013. Gangguan

layang-layang ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan hubung singkat 3 fasa,

2 fasa, 2 fasa ke tanah, ataupun 1 fasa ke tanah. Bahkan, dapat merusak dan

membuat penghantar SUTM putus. Dampak dari gangguan penyulang oleh

layang-layang ini berbahaya bagi manusia, baik pemain layang-layang itu sendiri

maupun masyarakat yang berada di sekitar jaringan PLN yang mengalami

gangguan karena dapat terkena sengatan listrik. Selain itu, terhentinya pasokan

listrik membuat pihak PLN merasakan kerugian yang cukup besar dan membuat

keandalan sistem (SAIFI dan SAIDI) menurun. Oleh karena itu, pada skripsi ini

akan dilakukan analisis terhadap gangguan penyulang oleh layang-layang di PT.

PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Garut Rayon Garut Kota

agar dapat ditentukan strategi untuk menekan frekuensi terjadinya gangguan

tersebut.

Kata kunci: sistem tenaga listrik, gangguan, penyulang, layang-layang, hubung

singkat, penghantar putus, keandalan sistem, SAIDI, SAIFI

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

vii Universitas Indonesia

ABSTRACT

Name : Isti Nurul Shofyah

Study Program: Electrical Engineering

Title : Feeder Fault Analysis Due To Kites in PT. PLN (Persero)

Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Garut Rayon Garut Kota

An electric power system can not be separated from a variety of electric fault that

can interfere the quality and continuity of electricity supply services. One of the

most feeders fault that causing unplanned power outages in PT. PLN (Persero)

Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Garut Rayon Garut Kota is the kites

disruption. In 2012, 36% outage caused by feeder faults occured because the kites

disruption, and increased to 52% in 2013. Kite disruption can lead to 3 phase, 2-

phase, 2-phase to ground, or 1 phase to ground short circuit. In fact, it can

destroy and create SUTM broken conductor. The impact of feeders faults due to

kites is harmful to humans, both the kites players itself and the people who are

around the grid which is harmed can get an electrical shock. In addition, the

interruption of electricity supply makes PLN get some substantial losses and make

the system reliability (SAIFI and SAIDI) decreases. Therefore, in this thesis will

carried out an analysis of the feeders fault due to kites in PT. PLN (Persero)

Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Garut Rayon Garut Kota to determined

some strategies to suppress the occurrence frequency of that fault.

Key words: electric power system, fault, feeder, kites, sort circuit, broken

conductor, sistem reability, SAIDI, SAIFI

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

viii Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS .............................................................................. v

ABSTRAK ............................................................................................................. vi

ABSTRACT ............................................................................................................ vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

1.2 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2

1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 2

1.4 Metodologi Penelitian .............................................................................. 2

1.5 Sistematika Penulisan ............................................................................... 3

BAB 2 SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK.............................................. 4

2.1 Sistem Tenaga Listrik ............................................................................... 4

2.2 Sistem Distribusi ...................................................................................... 5

2.3 Klasifikasi Sistem Distribusi .................................................................... 7

2.3.1 Klasifikasi Berdasarkan Ukuran Tegangan ....................................... 7

2.3.1.1 Sistem Distribusi Primer ............................................................ 7

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

ix Universitas Indonesia

2.3.1.2 Sistem Distribusi Sekunder ........................................................ 8

2.3.2 Klasifikasi Berdasarkan Sistem Penyaluran...................................... 8

2.3.2.1 Saluran Udara (Overhead Lines) ............................................... 8

2.3.2.2 Saluran Bawah Tanah (Underground Lines) ............................. 9

2.3.3 Klasifikasi Berdasarkan Bentuk Jaringan ....................................... 11

2.3.3.1 Sistem Radial ........................................................................... 11

2.3.3.2 Sistem Rangkaian Tertutup (Loop Circuit) ............................. 12

2.3.3.3 Sistem Mesh ............................................................................. 13

2.3.3.4 Sistem Spindel ......................................................................... 15

2.4 Gangguan Pada Sistem Distribusi .......................................................... 16

2.4.1 Gangguan Beban Lebih ................................................................... 17

2.4.2 Gangguan Tegangan Lebih ............................................................. 17

2.4.3 Gangguan Ketakstabilan (Instability) ............................................. 18

2.4.4 Gangguan Hubung Singkat ............................................................. 18

2.4.4.1 Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa ke Tanah ...................... 19

2.4.4.2 Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa ...................................... 20

2.4.4.3 Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa ke Tanah ...................... 21

2.4.4.4 Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa ..................................... 21

2.4.5 Upaya Mengatasi Gangguan ........................................................... 22

2.5 Pemadaman Listrik ................................................................................. 23

2.6 Sistem Pengaman Pada Sistem Distribusi .............................................. 24

2.6.1 Peralatan Pemisah atau Penghubung ............................................... 25

2.6.1.1 Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) .......................................... 25

2.6.1.2 Saklar Pemisah (Disconnecting Switch) .................................. 26

2.6.1.3 Saklar Pemisah Beban (Load Break Switch) ........................... 26

2.6.1.4 Saklar Seksi Otomatis (Automatic Line Sectionalizer) ............ 27

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

x Universitas Indonesia

2.6.2 Peralatan Pengaman Arus Lebih ..................................................... 27

2.6.2.1 Pelebur (Fuse Cut Out) ............................................................ 28

2.6.2.2 Pemutus Balik Otomatis (Automatic Recloser) ....................... 29

2.6.2.3 Relai ......................................................................................... 30

2.6.3 Peralatan Pengaman Tegangan Lebih ............................................. 31

2.6.3.1 Kawat Tanah (Overhead Groundwire) .................................... 32

2.6.3.2 Penangkap Petir (Lightning Arrester) ...................................... 32

2.7 Keandalan Sistem Distribusi .................................................................. 33

2.7.1 SAIFI (System Average Interruption Frequency Index) ................. 34

2.7.2 SAIDI (System Average Interruption Duration Index) ................... 34

BAB 3 SISTEM DISTRIBUSI RAYON GARUT KOTA ................................... 35

3.1 Target Kerja Distribusi Rayon Garut Kota ............................................. 36

3.2 Data Aset Rayon Garut Kota .................................................................. 36

3.2.1 Penyulang Desa Kolot (DSKT) ....................................................... 37

3.2.2 Penyulang Cilawu (CLWU) ............................................................ 37

3.2.3 Penyulang Margawati (MGWT) ..................................................... 37

3.2.4 Penyulang Cigasong (CGSO) ......................................................... 38

3.2.5 Penyulang Intan Tiga (INTI) ........................................................... 38

3.2.6 Penyulang Intan Satu (INTU) ......................................................... 38

3.2.7 Penyulang Talaga Bodas (TLBS).................................................... 39

3.2.8 Penyulang Suci ................................................................................ 39

BAB 4 ANALISIS GANGGUAN PENYULANG AKIBAT LAYANG-LAYANG

............................................................................................................................... 40

4.1 Padam Akibat Gangguan Penyulang Oleh Layang-Layang ................... 42

4.2 Pengaruh Faktor Konstruksi Sistem ....................................................... 45

4.3 Pengaruh Faktor Cuaca dan Iklim .......................................................... 54

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

xi Universitas Indonesia

4.4 Dampak Dari Gangguan Layang-Layang ............................................... 55

4.4.1 Kerusakan Peralatan ........................................................................ 56

4.4.2 Ancaman Keselamatan Bagi Manusia ............................................ 57

4.4.3 Kerugian PLN ................................................................................. 59

4.4.4 Keandalan Sistem Distribusi PLN .................................................. 60

4.4.4.1 Indeks Rata-Rata Frekuensi Pemadaman (SAIFI) Rayon Garut

Kota ...........................................................................................................60

4.4.4.2 Indeks Rata-Rata Lama Pemadaman (SAIDI) Rayon Garut

Kota ...........................................................................................................62

4.5 Upaya Penekanan Gangguan Penyulang Akibat Layang-Layang .......... 63

4.6 Evaluasi Hasil Penekanan Gangguan Layang-Layang ........................... 65

4.7 Perencanaan Optimasi Penyulang Dari Gangguan Layang-Layang ...... 66

BAB 5 KESIMPULAN ......................................................................................... 69

DAFTAR ACUAN................................................................................................ 70

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 72

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

xii Universitas Indonesia

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Sistem Tenaga Listrik......................................................................... 6

Gambar 2.2. Skema Penyaluran Daya Hingga Ke Konsumen ................................ 7

Gambar 2.3. Saluran Udara (Overhead Lines) ........................................................ 9

Gambar 2.4. Saluran Bawah Tanah (Underground Lines) .................................... 10

Gambar 2.5. Sistem Radial.................................................................................... 11

Gambar 2.6. Sistem Rangkaian Tertutup (Loop Circuit) ...................................... 13

Gambar 2.7. Sistem Mesh ..................................................................................... 14

Gambar 2.8. Sistem Spindel .................................................................................. 15

Gambar 2.9. Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa ke Tanah .............................. 20

Gambar 2.10. Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa ............................................ 20

Gambar 2.11. Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa ke Tanah............................. 21

Gambar 2.12. Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa ............................................ 22

Gambar 2.13. Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) ................................................ 25

Gambar 2.14. Saklar Pemisah (Disconnecting Switch) ......................................... 26

Gambar 2.15. Saklar Pemisah Beban (Load Break Switch) .................................. 27

Gambar 2.16. Saklar Seksi Otomatis (Automatic Line Sectionalizer) .................. 28

Gambar 2.17. Pelebur (Fuse Cut Out) .................................................................. 29

Gambar 2.18. Penutup Balik Otomatis (AutomaticRecloser) ............................... 30

Gambar 2.19. Penangkap Petir (Lightning Arrester) ............................................ 32

Gambar 3.1. Wilayah Kerja Area Garut ................................................................35

Gambar 4.1. Grafik Gangguan Penyulang Rayon Garut Kota Tahun 2012 dan

2013 .......................................................................................................................40

Gambar 4.2. Grafik Penyebab Gangguan Penyulang Rayon Garut Kota Tahun

2012 ....................................................................................................................... 41

Gambar 4.3. Grafik Penyebab Gangguan Penyulang Rayon Garut Kota Tahun

2013 ....................................................................................................................... 41

Gambar 4.4. Grafik Gangguan Penyulang Akibat Layang-Layang Rayon Garut

Kota Tahun 2012 dan 2013 ................................................................................... 42

Gambar 4.5. Kawat Layang-Layang Menghubungkan 2 Kawat SUTM .............. 43

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

xiii Universitas Indonesia

Gambar 4.6. Kawat SUTM Putus (Broken Conductor) Akibat Layang-Layang .. 44

Gambar 4.7. Grafik Gangguan per Penyulang Tahun 2012 .................................. 47

Gambar 4.8. Grafik Gangguan Per Penyulang Tahun 2013.................................. 47

Gambar 4.9. Akibat Layang-Layang Pada Penyulang .......................................... 56

Gambar 4.10. Terjadinya Arus Balik Saat Konduktor di Sisi Hilir Menyentuh

Tanah ..................................................................................................................... 58

Gambar 4.11. Ilustrasi Pemain Layang-Layang Terkena Tegangan Sentuh ......... 58

Gambar 4.12. Sosialisasi Bahaya Bermain Layang-Layang Di Dekat Jaringan

PLN ....................................................................................................................... 64

Gambar 4.13. Grafik Perbandingan Gangguan Penyulang Akibat Layang-Layang

Tahun 2012-2014 .................................................................................................. 65

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

xiv Universitas Indonesia

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Target Kerja Distribusi PT. PLN Area Garut Rayon Garut Kota ........ 36

Tabe 4.1. Data Wilayah Rawan Gangguan Layang-Layang .................................45

Tabel 4.2. Impedansi Penyulang CGSO Urutan Positif dan Negatif .................... 50

Tabel 4.3. Impedansi Penyulang CGSO Urutan Nol ............................................ 51

Tabel 4.4. Impedansi Ekivalen Jaringan dan ..................................... 51

Tabel 4.5. Impedansi Ekivalen Jaringan ...................................................... 51

Tabel 4.6. Arus Gangguan Hubung Singkat Pada Penyulang Di Rayon Garut Kota

............................................................................................................................... 52

Tabel 4.7. SAIFI Per Penyebab Pemadaman Rayon Garut Kota Tahun 2012 ...... 60

Tabel 4.8. SAIFI Per Penyebab Pemadaman Rayon Garut Kota Tahun 2013 ...... 61

Tabel 4.9. SAIDI Per Penyebab Pemadaman Rayon Garut Kota Tahun 2012 ..... 62

Tabel 4.10. SAIDI Per Penyebab Pemadaman Rayon Garut Kota Tahun 2013 ... 63

Tabel 4.11. Data Panjang Penggantian Kawat A3C ............................................. 66

Tabel 4.12. Estimasi Kerugian PLN Setelah Optimasi Jaringan .......................... 67

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

xv Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Aset Gardu Rayon Garut Kota ................................................. 73

Lampiran 2. Data Aset SUTM Rayon Garut Kota ................................................ 74

Lampiran 3. Data Aset Tiang Rayon Garut Kota .................................................. 75

Lampiran 4. Impedansi Penghantar....................................................................... 77

Lampiran 5. Kerugian PLN Rayon Garut Kota Akibat Layang-Layang Th. 2012 78

Lampiran 6. Kerugian PLN Rayon Garut Kota Akibat Layang-Layang Th. 2013 79

Lampiran 7. Rincian Nilai SAIFI dan SAIDI Rayon Garut Kota Tahun 2012 ..... 82

Lampiran 8. Rincian Nilai SAIFI dan SAIDI Rayon Garut Kota Tahun 2013 ..... 85

Lampiran 9. Diagram Garis Tunggal Penyulang Desa Kolot (DSKT) ................. 88

Lampiran 10. Diagram Garis Tunggal Penyulang Cilawu (CLWU) .................... 89

Lampiran 11. Diagram Garis Tunggal Penyulang Margawati (MGWT) .............. 90

Lampiran 12. Diagram Garis Tunggal Penyulang Cigasong (CGSO) .................. 91

Lampiran 13. Diagram Garis Tunggal Penyulang Intan Tiga (INTI) ................... 92

Lampiran 14. Diagram Garis Tunggal Penyulang Intan Satu (INTU) .................. 93

Lampiran 15. Diagram Garis Tunggal Penyulang Talaga Bodas (TLBS) ............ 94

Lampiran 16. Diagram Garis Tunggal Penyulang Talaga Bodas (TLBS) ............ 95

Lampiran 17. Konstruksi Pemasangan Ground Steel Wire (GSW) ...................... 96

Lampiran 18. Data Padam Akibat Gangguan Penyulang Rayon Garut Kota Tahun

2012 ....................................................................................................................... 97

Lampiran 19. Data Padam Akibat Gangguan Penyulang Rayon Garut Kota Tahun

2013 ..................................................................................................................... 101

Lampiran 20. Peta Wilayah Rawan Gangguan Layang-Layang di Rayon Garut

Kota ..................................................................................................................... 107

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tenaga listrik saat ini telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat,

sehingga pasokan energi listrik harus dijaga kontinuitasnya agar dapat

menyediakan pelayanan secara terus menerus dan merata dengan mutu dan

keandalan yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Untuk mencapai hal

tersebut diperlukan suatu sistem tenaga listrik yang handal dan mumpuni. Tetapi,

dalam pelaksanaannya suatu sistem tenaga listrik tidak lepas dari berbagai macam

gangguan yang dapat menyebabkan menurunnya keandalan sistem.

Berbagai permasalahan dalam hal menjaga kontinuitas pasokan listrik juga

terjadi di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Garut Rayon

Garut Kota. Salah satu faktor yang menyebabkan menurunnya mutu dan

ketersediaan pelayanan daya listrik pada sistem distribusi rayon garut kota adalah

gangguan pada penyulang, dimana penyebabnya didonimasi oleh layang-layang.

Di beberapa wilayah Rayon Garut Kota, permainan layang-layang menjadi

hal favorit untuk dilakukan, jenis layangan yang digunakan pun beraneka ragam.

Kondisi dimana terdapat suatu daerah yang mayoritas warganya gemar melakukan

kegiatan bermain layang-layang maka kemungkinan Jaringan Tegangan

Menengah dihinggapi sampah berupa kerangka layangan serta benang pun

semakin besar.

Untuk layangan dengan dimensi yang besar serta menggunakan bahan

berupa benang yang dapat menghantarkan aliran listrik, bila mengenai jaringan

PLN 20 KV bukan tidak mungkin akan langsung mengakibatkan gangguan pada

penyulang tersebut. Sedangkan untuk layang-layang biasa pun tetap berpotensi

menyebabkan terjadinya gangguan penyulang dimana pada saat kondisi hujan

maka sampah berupa kerangka layangan atau benang tersebut dapat membuat

jalur konduktif antara fasa atau antara fasa dan tanah.

Oleh karena dilatarbelakangi permasalahan di atas, pada skripsi ini akan

dilakukan analisis mengenai gangguan penyulang yang disebabkan oleh layang-

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

2

Universitas Indonesia

layang di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Garut Rayon

Garut Kota agar dapat dihasilkan beberapa strategi untuk meminimalkan jumlah

gangguan yang disebabkan oleh layang-layang.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk analisis gangguan pada

penyulang di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Garut

Rayon Garut Kota akibat layang-layang untuk mengetahui karakteristik gangguan

tersebut hingga dapat menyebabkan terjadinya pemadaman tak terencana,

kerugian yang ditimbulkannya, dan langkah-langkah penekanan gangguan yang

dapat dilakukan untuk meminimalkan angka terjadinya pemadaman akibat

gangguan layang-layang. Penyulang PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Garut.

1.3 Batasan Masalah

Batasan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Analisis dilakukan terhadap gangguan penyulang SUTM (Saluran Udara

Tegangan Menengah) yang diakibatkan oleh layang-layang.

2. Data yang diamati adalah data gangguan penyulang tahun 2012 dan 2013.

3. Sistem distribusi yang dijadikan bahan penelitian adalah sistem distribusi

di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Garut Rayon

Garut Kota.

4. Evaluasi keandalan sistem distribusi menggunakan dua parameter, yaitu

SAIDI dan SAIFI.

5. Data yang digunakan sebagai perbandingan untuk evaluasi hasil

penekanan gangguan adalah data gangguan penyulang oleh layang-layang

pada bulan Juni-September tahun 2014.

1.4 Metodologi Penelitian

Penulisan skripsi ini dilakukan dengan menggunakan metode studi skasus

yang dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu studi literatur dengan melakukan

pencarian materi yang berkaitan dengan topik yang dibahas, pengambilan data

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

3

Universitas Indonesia

yang diperoleh dari hasil data rekap gangguan penyulang dan laporan pemadaman

di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Garut Rayon Garut

Kota, pengolahan data, analisis dan evaluasi hasil pengolahan data.

1.5 Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab. Bab satu merupakan pendahuluan dimana

pada bab ini dijelaskan permasalahan yang melatarbelakangi penulisan skripsi,

termasuk juga tujuan, batasan, metodologi, dan sistematika penulisan. Bab dua

berisi teori-teori yang mendasari analisis gangguan penyulang, diantaranya

mengenai fungsi dan peran jaringan distribusi dalam sistem tenaga listrik,

klasifikasi sistem distribusi, gangguan pada sistem distribusi, sistem proteksi, dan

parameter keandalan sistem. Bab tiga membahas data aset dan konstruksi sistem

distribusi di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Garut

Rayon Garut Kota. Bab empat merupakan analisis gangguan penyulang di PT.

PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Garut Rayon Garut Kota

akibat layang-layang yang menyebabkan pemadaman tak terencana, meliputi

karakteristik gangguan layang-layang sehingga dapat menyebabkan pemadaman,

dampak dari terjadinya gangguan layang-layang, langkah-langkah penekanan

gangguan layang-layang, dan evaluasi hasil penekanan gangguan layang-layang.

Bab lima merupakan bagian penutup yang berisi kesimpulan dari keseluruhan

penulisan skripsi.

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

4 Universitas Indonesia

BAB 2

SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

2.1 Sistem Tenaga Listrik

Sistem tenaga listrik adalah sekumpulan Pusat-Pusat Tenaga Listrik yang

di interkoneksi satu dengan yang lainnya, melalui transmisi atau distribusi untuk

memasok ke beban atau satu Pusat Listrik dimana mempunyai beberapa unit

generator yang diparalel [1].

Pada umumnya suatu sistem tenaga listrik yang lengkap memiliki empat

unsur [2]. Pertama, adanya suatu unsur pembangkit tenaga listrik. Tegangan yang

dihasilkan oleh pusat tenaga listrik itu biasanya merupakan tegangan menengah

(TM). Kedua, suatu sistem transmisi lengkap dengan gardu induk. Karena Pusat-

Pusat Listrik berada jauh di di luar pusat beban, maka dibutuhkan tegangan tinggi

(TT) atau tegangan extra tinggi (TET) agar pasokan tenaga listrik, terutama

tegangan dan frekuensi, tetap stabil. Ketiga, adanya saluran distribusi, yang

biasanya terdiri atas saluran distribusi primer dengan tegangan menengah (TM)

dan saluran distribusi sekunder dengan tegangan rendah (TR). Keempat, adanya

unsur pemakaian atas utilisasi yang terdiri atas instalasi pemakaian tenaga listrik.

Instalasi rumah tangga biasanya memakai tegangan rendah, sedangkan pemakai

besar seperti industri mempergunakan tegangan menengah atau tegangan tinggi.

Gambar 2.1 memperlihatkan skema suatu sistem tenaga listrik.

Dari penjelasan di atas juga dapat diketahui bahwa sistem tenaga listrik

terdiri dari tiga komponen utama, yaitu pusat pembangkit tenaga listrik atau

sistem pembangkitan, saluran transmisi tenaga listrik atau sistem transmisi, dan

sistem distribusi. Fungsi dan peran ketiga komponen tersebut di dalam sistem

tenaga listrik adalah sebagai berikut.

1. Sistem Pembangkitan

Pusat pembangkit listrik adalah tempat energi listrik pertama kali

dibangkitkan, dimana pada pembangkit tenaga listrik ini sumber-sumber

energi alam diubah oleh turbin sebagai penggerak mula (prime mover)

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

5

Universitas Indonesia

menjadi energi mekanis yang berupa kecepatan atau putaran dan

selanjutnya energi mekanis tersebut akan diubah menjadi energi listrik

oleh generator. Jenis pusat pembangkit yang umum antara lain PLTA

(pembangkit Listrik Tenaga Air), PLTU (Pusat Listrik Tenaga Uap),

PLTG (Pusat Listrik Tenaga Gas), dan PLTN (Pusat Listrik Tenaga

Nuklir).

2. Sistem Transmisi

Merupakan proses penyaluran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga

listrik (power plant) sampai ke saluran distribusi listrik (substation

distribution), sehingga dapat disalurkan sampai pada pelanggan pengguna

listrik.

3. Sistem Distribusi

Sistem distribusi berfungsi mendistribusikan tenaga listrik ke konsumen

yang berupa pabrik, industri, perumahan, dan sebagainya. Transmisi

tenaga dengan tegangan tinggi maupun tegangan ekstra tinggi pada saluran

transmisi dirubah pada gardu induk menjadi tegangan menengah atau

tegangan distribusi primer, yang selanjutnya tegangannya diturunkan lagi

menjadi tegangan untuk konsumen yang menghasilkan tegangan

kerja/tegangan jala-jala untuk konsumen [3].

2.2 Sistem Distribusi

Sistem distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang berguna

untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya besar (bulk power source)

sampai ke konsumen [4].

Pada umumnya sistem distribusi tenaga listrik di Indonesia terdiri atas

beberapa bagian, sebagai berikut :

1. Gardu Induk (GI)

2. Saluran Tegangan Menengah (TM)/ Distribusi Primer

3. Gardu Distribusi (GD)

4. Saluran Tegangan Rendah (TR)/ Distribusi Sekunder

Gardu induk akan menerima daya dari saluran transmisi kemudian

menyalurkannya melalui saluran distribusi primer menuju gardu distribusi. Sistem

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

6

Universitas Indonesia

jaringan distribusi terdiri dari dua buah bagian yaitu jaringan distribusi primer dan

jaringan distribusi sekunder. Jaringan distribusi primer umumnya bertegangan

tinggi (20 kV atau 6 kV). Tegangan tersebut kemudian diturunkan oleh

transformator distribusi pada gardu distribusi menjadi tegangan rendah (220 atau

380 Volt) untuk selanjutnya disalurkan ke konsumen melalui saluran distribusi

sekunder [2]. Pada Gambar 2.2 ditunjukkan bagaimana skema penyaluran daya

hingga ke konsumen melalui jaringan distribusi.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui fungsi sistem distribusi tenaga

listrik, yaitu sebagai berikut [4]:

1. Untuk pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke pelanggan.

2. Merupakan subsistem tenaga listrik yang yang langsung berhubungan

dengan pelanggan karena catu daya pada pusat-pusat beban (pelanggan)

dilayani langsung melalui jaringan distribusi.

Gambar 2.1. Sistem Tenaga Listrik [5]

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

7

Universitas Indonesia

Gambar 2.2. Skema Penyaluran Daya Hingga Ke Konsumen [1]

2.3 Klasifikasi Sistem Distribusi

Sistem atau saluran distribusi dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa

kategori, diantaranya sebagai berikut:

1. Berdasarkan ukuran tegangan

2. Berdasarkan sistem penyaluran

3. Berdasarkan bentuk jaringan

2.3.1 Klasifikasi Berdasarkan Ukuran Tegangan

Berdasarkan ukuran tegangan, sistem distribusi diklasifikasikan menjadi

dua sistem, yaitu sistem distribusi primer dan sistem distribusi sekunder.

2.3.1.1 Sistem Distribusi Primer

Sistem distribusi primer atau sering disebut juga jaringan distribusi

tegangan tinggi (JDTT) merupakan bagian dari sistem distribusi yang berfungsi

untuk menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik dari pusat suplai daya

besar (bulk power source) atau disebut gardu induk ke pusat-pusat beban. Terletak

pada sisi primer trafo distribusi, antara gardu induk dengan gardu pembagi, yang

memiliki tegangan sistem lebih tinggi dari tegangan terpakai untuk konsumen.

Sistem distribusi primer atau sistem distribusi tegangan menengah tersusun oleh

penyulang utama (main feeder) dan penyulang percabangan (lateral). Standar

tegangan distribusi primer ini adalah 6 kV, 10 kV, dan 20 kV (sesuai standar

PLN).

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

8

Universitas Indonesia

2.3.1.2 Sistem Distribusi Sekunder

Sistem distribusi sekunder atau sering disebut jaringan distribusi tegangan

rendah (JDTR) merupakan bagian dari sistem distribusi yang bertugas

mendistribusikan tenaga listrik secara langsung dari gardu-gardu pembagi (gardu

distribusi) ke konsumen tenaga listrik. Terletak pada sisi sekunder trafo distribusi,

yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban. Standar tegangan

untuk sistem distribusi sekunder ini adalah 127/220 V untuk sistem lama, dan

220/380 V untuk sistem baru, serta 440/550 V untuk keperluan industri.

2.3.2 Klasifikasi Berdasarkan Sistem Penyaluran

Menurut sistem penyalurannya, sistem distribusi dapat dilakukan dengan

saluran udara (overhead lines) maupun saluran bawah tanah (underground lines).

2.3.2.1 Saluran Udara (Overhead Lines)

Saluran udara, disebut juga saluran udara tegangan menengah (SUTM)

adalah saluran distribusi yang menyalurkan energi listrik melalui kawat-kawat

yang digantung pada isolator antar menara atau tiang distribusi seperti terlihat

pada Gambar 2.3.

Beberapa pertimbangan untuk saluran udara diantaranya sebagai berikut.

Keuntungan saluran udara:

1. Tiang-tiang jaringan distribusi primer dapat pula digunakan untuk jaringan

distribusi sekunder dan keperluan pemasangan trafo atau gardu distribusi

tiang, sehingga secara keseluruhan harga instalasi menjadi lebih murah.

2. Lebih mudah dalam pemasangannya.

3. Lebih fleksibel dan leluasa dalam upaya untuk perluasan beban.

4. Pemeliharaan lebih mudah.

5. Apabila terjadi gangguan mudah diatasi dan dideteksi.

Adapun kerugian atau kekurangan pada saluran udara berupa:

1. Lebih mudah terganggu dan terpengaruh oleh cuaca buruk, angin ribut,

petir, badai, tertimpa pohon, layang-layang, dsb.

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

9

Universitas Indonesia

2. Untuk wilayah yang penuh dengan bangunan yang tinggi, sukar untuk

menempatkan saluran.

3. Masalah efek kulit, induktansi, dan kapasitansi yang terjadi, akan

mengakibatkan tegangan drop lebih tinggi.

4. Menganggu pemandangan dikarenakan oleh banyaknya tiang-tiang dan

kabel-kabel hantaran udara yang digunakan sehubungan dengan

banyaknya konsumen yang harus dilayani.

5. Ongkos pemeliharaan lebih mahal, karena perlu jadwal pengecatan dan

penggantian material listrik bila terjadi kerusakan.

Gambar 2.3. Saluran Udara (Overhead Lines) [6]

2.3.2.2 Saluran Bawah Tanah (Underground Lines)

Saluran bawah tanah atau disebut juga saluran kabel tegangan menengah

(SKTM) adalah saluran distribusi yang menyalurkan energi listrik melalui kabel

yang ditanam didalam tanah, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.4.

Terdapat keuntungan dan kerugian dalam penggunaan saluran bawah

tanah, antara lain adalah sebagai berikut. Keuntungan saluran bawah tanah:

1. Tidak terpengaruh oleh cuaca buruk, bahaya petir, badai, tertimpa pohon,

layang-layang, dsb.

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

10

Universitas Indonesia

2. Tidak mengganggu pandangan, bila adanya bangunan yang tinggi.

3. Saluran bawah tanah lebih sempurna dan lebih indah dipandang.

4. Mempunyai batas umur pakai dua kali lipat dari saluran udara.

5. Ongkos pemeliharaan lebih murah, karena tidak perlu adanya pengecatan.

6. Jatuh tegangan lebih rendah karena masalah induktansi bisa diabaikan.

7. Keandalan lebih baik.

8. Tidak ada korona.

9. Rugi-rugi daya lebih kecil.

Gambar 2.4. Saluran Bawah Tanah (Underground Lines) [7]

Sedangkan kerugian dari saluran bawah tanah adalah:

1. Biaya investasi pembangunan lebih mahal dibandingkan dengan saluran

udara.

2. Saat terjadi gangguan hubung singkat, usaha pencarian titik gangguan sulit

dilakukan.

3. Perlu pertimbangan-pertimbangan teknis yang lebih mendalam didalam

perencanaan, khususnya untuk kondisi tanah yang dilalui.

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

11

Universitas Indonesia

4. Tidak dapat menghindari bila terjadi bencana banjir, desakan akar pohon,

dan ketidakstabilan tanah.

5. Gangguan yang terjadi bersifat permanen.

6. Tidak fleksibel terhadap perubahan jaringan.

7. Waktu dan biaya untuk menanggulangi bila terjadi gangguan lebih lama

dan lebih mahal.

2.3.3 Klasifikasi Berdasarkan Bentuk Jaringan

Konfigurasi jaringan distribusi primer pada suatu sistem jaringan distribusi

sangat menentukan mutu pelayanan yang akan diperoleh khususnya mengenai

kontinuitas pelayanan. Berdasarkan bentuk jaringannya, sistem distribusi dapat

diklasifikasikan menjadi 4 jenis dasar, yaitu sistem radial, sistem rangkaian

tertutup (loop circuit), sistem mesh dan sistem spindel.

2.3.3.1 Sistem Radial

Sistem radial pada jaringan distribusi merupakan sistem terbuka, dimana

tenaga listrik yang disalurkan secara radial melalui gardu induk ke konsumen-

konsumen dilakukan secara terpisah satu sama lainnya. Bentuk jaringan dengan

sistem radial diperlihatkan pada Gambar 2.5. Sistem ini merupakan sistem yang

paling sederhana diantara sistem yang lain dan paling murah, sebab sesuai

konstruksinya sistem ini menghendaki sedikit sekali penggunaan material listrik,

apalagi jika jarak penyaluran antara gardu induk ke konsumen tidak terlalu jauh.

Gambar 2.5. Sistem Radial [9]

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

12

Universitas Indonesia

Sistem radial terbuka ini paling tidak dapat diandalkan dibandingkan

dengan bentuk sistem lain, karena penyaluran tenaga listrik hanya dilakukan

dengan menggunakan satu saluran saja. Jaringan model ini sewaktu mendapat

gangguan akan menghentikan penyaluran tenaga listrik cukup lama sebelum

gangguan tersebut diperbaiki kembali.

Keuntungan dari sistem radial terbuka diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Konstruksinya lebih sederhana.

2. Material yang digunakan lebih sedikit, sehingga lebih murah.

3. Sistem pemeliharaannya lebih murah.

4. Untuk penyaluran jarak pendek akan lebih murah.

Sedangkan kelemahannya adalah sebagai berikut:

1. Keandalan sistem ini lebih rendah.

2. Makin panjang jaringan (dari Gardu Induk atau Gardu Hubung), kondisi

tegangan tidak dapat diandalkan.

3. Rugi-rugi tegangan lebih besar.

4. Kapasitas pelayanan terbatas.

5. Bila terjadi gangguan penyaluran daya terhenti.

2.3.3.2 Sistem Rangkaian Tertutup (Loop Circuit)

Sistem rangkaian tertutup pada jaringan distribusi merupakan suatu sistem

penyaluran melalui dua atau lebih penyulang yang saling berhubungan

membentuk rangkaian berbentuk cincin. Gambar 2.6 menunjukkan bentuk

jaringan dengan sistem rangkaian tertutup (loop circuit).

Keuntungan sistem dengan konfigurasi rangkaian tertutup (loop),

diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Dapat menyalurkan daya listrik melalui satu atau dua penyulang yang

saling berhubungan.

2. Menguntungkan dari segi ekonomis.

3. Bila terjadi gangguan pada penyulang, maka penyulang lain dapat

menggantikan untuk menyalurkan daya listrik.

4. Kontinuitas penyaluran daya listrik lebih terjamin.

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

13

Universitas Indonesia

5. Bila digunakan dua sumber pembangkit, kapasitas tegangan lebih baik dan

regulasi tegangan cenderung kecil.

6. Dalam kondisi beroperasi normal, pemutus beban dalam keadaan terbuka.

7. Biaya konstruksi lebih murah.

8. Faktor penggunaan konduktor lebih rendah, yaitu 50%.

Gambar 2.6. Sistem Rangkaian Tertutup (Loop Circuit) [9]

Pada konfigurasi loop ini juga terdapat beberapa kelemahan, yaitu sebagai

berikut.

1. Drop tegangan makin besar.

2. Bila beban yang dilayani bertambah, maka kapasitas pelayanan akan lebih

jelek.

2.3.3.3 Sistem Mesh

Sistem mesh ini merupakan sistem penyaluran tenaga listrik yang

dilakukan secara terus-menerus oleh dua atau lebih penyulang pada gardu-gardu

induk dari beberapa pusat pembangkit tenaga listrik yang bekerja secara paralel.

Pola jaringan ini terlihat pada Gambar 2.7, memiliki beberapa rel daya dan antara

rel tersebut dihubungkan oleh saluran penghubung yang disebut tie feeder.

Dengan demikian setiap gardu distribusi dapat menerima atau mengirim daya dari

atau ke rel lain.

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

14

Universitas Indonesia

Gambar 2.7. Sistem Mesh

Sistem ini merupakan pengembangan dari sistem-sistem yang terdahulu

dan merupakan sistem yang dapat diandalkan, mengingat sistem ini dilayani oleh

dua atau lebih sumber tenaga listrik. Selain itu, jumlah cabang lebih banyak dari

jumlah titik penyulang.

Sistem ini dapat digunakan pada daerah-daerah yang memiliki kepadatan

tinggi dan membutuhkan kapasitas dan kontinuitas pelayanan yang sangat baik.

Gangguan yang terjadi pada salah satu saluran tidakakan mengganggu kontinuitas

pelayanan. Sebab semua titik beban terhubung paralel dengan beberapa sumber

tenaga listrik.

Keuntungan yang diperoleh dari sistem mesh diantaranya sebagai berikut:

1. Penyaluran tenaga listrik dapat dilakukan secara terus-menerus (selama 24

jam) dengan menggunakan dua atau lebih penyulang.

2. Memiliki kapasitas dan kontinuitas pelayanan sangat baik, sehingga

tingkat keandalannya tinggi.

3. Dapat digunakan pada daerah-daerah yang memiliki tingkat kepadatan

yang tinggi.

4. Gangguan yang terjadi pada salah satu saluran tidak akan mengganggu

kontinuitas pelayanan.

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

15

Universitas Indonesia

Adapun kerugian dari sistem mesh ini adalah sebagai berikut.

1. Biaya konstruksi dan pembangunan lebih tinggi.

2. Pengaturan alat proteksi lebih sulit.

2.3.3.4 Sistem Spindel

Jaringan ini merupakan gabungan dari struktur radial dan rangkaian

tertutup (loop circuit). Pada sebuah sistem spindel biasanya terdiri dari beberapa

penyulang aktif dan sebuah penyulang cadangan (penyulang express) yang akan

dihubungkan melalui gardu hubung. Pola spindel biasanya digunakan pada

jaringan tegangan menengah yang menggunakan saluran kabel tanah tegangan

menengah (SKTM). Dalam keadaan normal, tipe ini beroperasi secara radial dan

dalam keadaan darurat bekerja secara rangkaian tertutup (loop circuit) melalui

penyulang cadangan dan gardu hubung.

Gardu distribusi pada sistem mesh ini terdapat disepanjang saluran kerja

dan terhubung secara seri. Saluran kerja yang masuk ke gardu dihubungkan oleh

saklar pemisah, sedangkan saluran yang keluar dari gardu dihubungkan oleh

sebuah saklar beban. Untuk lebih jelas, bentuk jaringan dengan sistem spindel

ditunjukkan pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8. Sistem Spindel

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

16

Universitas Indonesia

Keuntungan dari sistem spindel ini diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Sederhana dalam hal teknis pengoperasiannya, seperti pola radial.

2. Kontinuitas pelayanan lebih baik dari pada pola radial maupun loop.

3. Pengecekan beban masing-masing saluran lebih mudah dibandingkan

dengan pola mesh.

4. Penentuan bagian jaringan yang teganggu akan lebih mudah dibandingkan

dengan pola mesh.

5. Baik untuk dipakai di daerah perkotaan dengan kerapatan beban yang

tinggi.

Tetapi, terdapat juga kelemahan dari sistem ini, yaitu sistem ini relatif

mahal karena sudah memperhitungkan perkembangan beban atau penambahan

jumlah konsumen sampai beberapa tahun ke depan, sehingga dapat digunakan

dalam waktu yang cukup lama.

2.4 Gangguan Pada Sistem Distribusi

Gangguan pada sistem distribusi adalah terganggunya sistem tenaga listrik

yang menyebabkan bekerjanya relai pengaman penyulang untuk membuka

pemutus tenaga (circuit breaker) di gardu induk yang menyebabkan terputusnya

suplai tenaga listrik. Gangguan pada jaringan distribusi lebih banyak terjadi pada

saluran udara (SUTM) yang umumnya tidak memakai isolasi dibanding dengan

saluran distribusi yang ditanam dalam tanah (SKTM) dengan menggunakan

isolasi pembungkus.

Sumber gangguan pada jaringan distribusi dapat berasal dari dalam sistem

(internal) maupun dari luar sistem distribusi (eksternal).

1. Gangguan dari dalam sistem antara lain:

a. Tegangan lebih atau arus lebih

b. Beban lebih

c. Kegagalan kerja peralatan pengaman

d. Pemasangan yang kurang tepat

e. Usia pemakaian

2. Gangguan dari luar sistem antara lain:

a. Dahan/ranting pepohonan yang mengenai SUTM

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

17

Universitas Indonesia

b. Sambaran petir

c. Hujan atau cuaca

d. Kerusakan pada peralatan

e. Binatang ataupun layang-layang

f. Penggalian tanah

g. Gagalnya isolasi karena kenaikan temperatur

h. Kerusakan sambungan

Adapun jenis-jenis gangguan yang sering terjadi pada sistem distribusi

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Gangguan Beban Lebih

2. Gangguan Tegangan Lebih

3. Gangguan Ketakstabilan

4. Gangguan Hubung Singkat

2.4.1 Gangguan Beban Lebih

Gangguan ini sebenarnya bukan gangguan murni, tetapi bila dibiarkan

terus-menerus berlangsung dapat merusak peralatan listrik yang dialiri oleh arus

tersebut. Karena arus yang mengalir melebihi kapasitas peralatan listrik dan

kapasitas pengaman yang terpasang melebihi kapasitas peralatan, sehingga saat

beban lebih, pengaman tidak trip [1]. Misalnya, kapasitas penghantar 350 A dan

pengaman di setting 400 A tetapi beban mencapai 380 A, sehingga pengaman

tidak trip dan penghantar akan terbakar.

2.4.2 Gangguan Tegangan Lebih

Gangguan tegangan lebih yang diakibatkan adanya kelainan pada sistem,

dimana tegangan lebih dibedakan atas:

1. Tegangan Lebih Dengan Frekuensi Kerja (Power Frequency)

Tegangan lebih dengan frekuensi kerja (power frequency) adalah tegangan

lebih yang terjadi, misalnya dikarenakan pembangkit kehilangan beban

yang diakibatkan adanya gangguan pada sisi jaringan, sehingga terjadi

putaran lebih (over speed) pada generator. Tegangan lebih ini juga dapat

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

18

Universitas Indonesia

terjadi karena adanya gangguan pada pengatur tegangan secara otomatis

(Automatic Voltage Regulator) [1].

2. Tegangan Lebih Transien

Tegangan lebih transien merupakan tegangan lebih karena adanya surja

petir yang mengenai peralatan listrik atau saat pemutus tenaga yang

menimbulkan kenaikan tegangan yang disebut surja hubung [1].

2.4.3 Gangguan Ketakstabilan (Instability)

Lepasnya pembangkit dapat menimbulkan ayunan daya (power swing)

atau menyebabkan unit-unit pembangkit lepas sinkron. Ayunan juga dapat

menyebabkan salah kerja relai. Lepas sinkron dapat menyebabkan berkurangnya

pembangkit, karena pembangkit yang besar jatuh (trip) dari cadangan putar

(spinning reserve), maka frekuensi akan terus turun atau bisa terjadi terpisahnya

sistem yang dapat menyebabkan gangguan yang lebih luas, bahkan terjadi

keruntuhan sistem (collapse) [1].

2.4.4 Gangguan Hubung Singkat

Gangguan yang sering terjadi dan berbahaya bagi sistem tenaga listrik

adalah gangguan hubung singkat. Adanya hubung singkat menimbulkan arus lebih

yang pada umumnya jauh lebih besar daripada arus pengenal peralatan dan terjadi

penurunan tegangan pada sistem tenaga listrik. Dimana besarnya arus hubung

singkat tergantung dari sumber yang memasok, luas penampang jaringan, dan

lokasi dimana gangguan hubung singkat tersebut terjadi. Akibat dari adanya arus

gangguan ini adalah dapat merusak peralatan-peralatan listrik dan terganggunya

penyaluran listrik pada konsumen.

Berdasarkan lama terjadinya gangguan hubung singkat pada sistem

distribusi dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Gangguan Temporer

Gangguan yang bersifat sementara karena dapat hilang dengan sendirinya

dengan cara memutuskan bagian yang terganggu sesaat, kemudian

menutup balik kembali, baik secara otomatis (autorecloser) maupun secara

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

19

Universitas Indonesia

manual oleh operator. Bila gangguan sementara terjadi berulang-ulang

maka dapat menyebabkan gangguan permanen dan merusak peralatan.

2. Gangguan Permanen

Gangguan bersifat tetap, sehingga untuk membebaskannya perlu tindakan

perbaikan atau penghilangan penyebab gangguan. Hal ini ditandai dengan

jatuhnya (trip) kembali pemutus tenaga setelah operator memasukkan

sistem kembali setelah terjadi gangguan.

Berdasarkan kesimetrisannya, gangguan hubung singkat yang mungkin

terjadi pada jaringan distribusi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu sebagai

berikut:

1. Gangguan Asimetris

Gangguan asimetris merupakan gangguan yang mengakibatkan tegangan

dan arus yang mengalir pada setiap fasanya menjadi tidak seimbang.

Gangguan ini terdiri dari:

a. Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa ke Tanah

b. Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa

c. Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa ke Tanah

2. Gangguan Simetris

Gangguan simetris merupakan gangguan yang terjadi pada semua fasanya

(3 fasa) sehingga arus maupun tegangan setiap fasanya tetap seimbang

setelah gangguan terjadi.

2.4.4.1 Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa ke Tanah

Munculnya arus gangguan disebabkan karena adanya gangguan pada salah

satu fasa, dalam hal ini dimisalkan gangguan pada fasa A (sebagai referensi). Pada

Gambar 2.9 gangguan terjadi karena salah satu kawat terhubung ke tanah akibat

pohon atau penyebab lainnya.

Nilai arus gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah dapat dihitung

dengan menggunakan persamaan berikut [1].

(2.1)

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

20

Universitas Indonesia

Dimana: -

Gambar 2.9. Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa ke Tanah

2.4.4.2 Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa

Gangguan hubung singkat terjadi antara fasa B dan fasa C, seperti

ditunjukkan pada Gambar 2.10. Gangguan fasa-fasa yang terjadi pada sistem

tenaga listrik ini biasanya karena pohon atau kawat layang-layang.

Gambar 2.10. Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa

Nilai arus gangguan hubung singkat dua fasa dapat dihitung dengan

menggunakan persamaan berikut [1].

(2.2)

Dimana: -

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

21

Universitas Indonesia

2.4.4.3 Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa ke Tanah

Gangguan hubung singkat ini terjadi antara fasa B dan fasa C yang

terhubung ke tanah, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.11. Biasanya hubungan

ini terjadi karena ranting pohon terkena dua fasa.

Gambar 2.11. Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa ke Tanah

Nilai arus gangguan hubung singkat dua fasa ke tanah dapat dihitung

dengan menggunakan persamaan berikut [1].

(2.3)

Dimana: -

2.4.4.4 Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa

Gangguan tiga fasa pada Gambar 2.12 dapat terjadi pada jaringan tenaga

listrik karena ketiga fasanya terhubung oleh pohon atau kawat dari benang layang-

layang.

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

22

Universitas Indonesia

Gambar 2.12. Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa

Nilai arus gangguan hubung singkat dua fasa dapat dihitung dengan

menggunakan persamaan berikut [1].

(2.4)

Dimana: -

2.4.5 Upaya Mengatasi Gangguan

Upaya mengatasi gangguan pada sistem distribusi tenaga listrik bertujuan

untuk mengurangi terjadinya gangguan dan akibat gangguan. Berikut adalah

beberapa upaya mengatasi gangguan yang dapat dilakukan [10].

1. Mengurangi terjadinya gangguan

a. Memakai peralatan yang dapat diandalkan (memenuhi persyaratan

standar).

b. Penentuan spesifikasi yang tepat dan desain yang baik (tahan

terhadap kondisi kerja normal ataupun gangguan).

c. Pemasangan yang benar sesuai dengan desain.

d. Penggunaan kawat tanah pada saluran udara tegangan menengah.

e. Penebangan/pemangkasan pohon-pohon yang dekat dengan saluran

udara tegangan menengah.

f. Penggunaan kawat udara/kabel secara selektif.

2. Mengurangi akibat gangguan

a. Mengurangi besarnya arus gangguan.

b. Menghindari konsentrasi pembangkit di satu lokasi.

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

23

Universitas Indonesia

c. Menggunakan tahanan pentanahan netral.

d. Penggunaan penangkap petir (lightning arrester) dan koordinasi

isolasi.

e. Melepas bagian terganggu dengan mempergunakan relai dan

pemutus tenaga.

f. Pola pemutusan arus (load shedding/splitting), untuk sistem di

distribusi pemasangan peralatannya di penyulang keluar (outgoing

feeder).

g. Pelepasan bagian sistem yang terganggu, antara lain penggunaan

jenis dan kordinasi relai yang tepat, penggunaan saluran ganda

(double), penggunaan sistem rangkaian tertutup (loop), penggunaan

pemutus balik otomatis (recloser) atau saklar seksi otomatis

(automatic line sectionalizer), penggunaan sistem spindel pada

JTM.

h. Penggunaan peralatan cadangan.

2.5 Pemadaman Listrik

Definisi pemadaman listrik adalah saat terhentinya pasokan aliran listrik

ke pelanggan.Secara umum listrik padam dapat disebabkan karena hal-hal sebagai

berikut :

1. Pemadaman Terencana

Pemadaman terencana adalah pemadaman yang diakibatkan adanya

kegiatan yang telah direncanakan oleh PLN yang mengharuskan terhentinya aliran

listrik PLN ke pelanggan [11], seperti penambahan peralatan jaringan,

pemeliharaan preventif (preventive maintenance) pembangkit, penggantian kabel

konduktor (reconductoring) transmisi 150 kV, pemeliharaan jaringan dan gardu

yang sudah dijadwalkan sebelumnya dengan tujuan untuk menjaga keandalan agar

tidak terjadi kerusakan yang lebih fatal.

2. Pemadaman Tidak Terencana (Gangguan)

Adalah pemadaman akibat terjadinya gangguan yang tidak direncanakan.

Contohnya sebagai berikut:

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

24

Universitas Indonesia

a. Terganggunya suatu unit pembangkit: gangguan pada sistem

pelumasan, sistem pendingin, generator, ketel (boiler) pemanas air

menjadi uap.

b. Terganggunya jaringan/transmisi listrik: Saluran Udara Tegangan

Tinggi (SUTT) 150 kV tersambar petir, terkena pohon roboh, tanah

longsor, trafo meledak, dan lain-lain.

c. Terganggunya instalasi pelanggan karena hubung singkat, kerusakan

alat-alat listrik yang dipakai atau beban lebih besar dari daya

tersambung.

2.6 Sistem Pengaman Pada Sistem Distribusi

Agar suatu sistem distribusi dapat berfungsi dengan baik,gangguan-

gangguan yang terjadi pada tiap bagian harus dapat dideteksi dan dipisahkan dari

sistem lainnya dalam waktu secepat mungkin. Beberapa fungsi sistem pengaman

adalah sebagai berikut:

1. Melokalisir gangguan untuk membebaskan perlatan dari gangguan.

2. Membebaskan bagian yang tidak bekerja normal, untuk mencegah

kerusakan.

3. Memberi petunjuk atau indikasi atas lokasi serta jenis kegagalan yang

terjadi.

4. Untuk dapat memberikan pelayanan listrik dengan keandalan yang tinggi

kepada konsumen.

5. Untuk mengamankan keselamatan manusia terutama terhadap bahaya yang

ditimbulkan listrik.

Adapun peralatan proteksi yang digunakan pada jaringan tegangan

menengah terbagi menjadi tiga kelompok [2]:

1. Peralatan pemisah atau penghubung

2. Peralatan pengaman arus lebih

3. Peralatan pengaman tegangan lebih

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

25

Universitas Indonesia

2.6.1 Peralatan Pemisah atau Penghubung

Fungsi dari pemutus beban atau pemutus tenaga (PMT) adalah untuk

mempermudah dalam membuka dan menutup suatu saluran yang menghubungkan

sumber dengan beban, baik dalam keadaan normal maupun dalam keadaan

gangguan. Jenis pemutus yang digunakan pada gardu adalah:

1. Pemutus Tenaga(Circuit Breaker)

2. Saklar Pemisah (Disconnecting Switch)

Sedangkan pemutus pada jaringan adalah:

1. Saklar Pemisah Beban (Load Break Switch)

2. Saklar Seksi Otomatis (Automatic Line Sectionalizer)

2.6.1.1 Pemutus Tenaga (Circuit Breaker)

Dalam keadaan tidak normal (terjadi gangguan) pemutus tenaga (PMT)

berperan sebagai saklar otomatis yang dapat memutuskan arus gangguan hubung

singkat, menghilangkan gangguan permanen dengan cara memisahkan dari bagian

yang terganggu secara otomatis, dimana pada umumnya untuk mengoperasikan

PMT tersebut digunakan suatu rangkaian trip yang mendapat sinyal dari suatu

rangkaian relai pengaman. Contoh bentuk pemutus tenaga (circuit breaker)

diberikan pada Gambar 2.13.

Gambar 2.13. Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) [12]

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

26

Universitas Indonesia

2.6.1.2 Saklar Pemisah (Disconnecting Switch)

Saklar pemisah, seperti terlihat pada Gambar 2.14, merupakan alat

pemutus rangkaian listrik pada kondisi tanpa beban yang dioperasikan secara

manual karena waktu pemutusan yang terjadi bersifat sangat subjektif, yaitu

tergantung pada subjek operatornya. Tugas utama saklar pemisah adalah

memisahkan suatu bagian beban dari sumbernya pada keadaan tidak berarus (saat

pemeliharaan atau perbaikan), sehingga dapat dilihat atau dipisahkan antara

bagian yang aktif dan bagian yang tidak aktif.

Gambar 2.14. Saklar Pemisah (Disconnecting Switch) [13]

2.6.1.3 Saklar Pemisah Beban (Load Break Switch)

Saklar pemisah beban (load break switch) yang ditunjukkan pada Gambar

2.15 merupakan saklar yang didesain untuk memutus rangkaian listrik dengan

kondisi beban nominal dan bekerja secara manual. Saklar ini tidak dapat bekerja

secara otomatis pada waktu terjadi gangguan, dibuka atau ditutup hanya untuk

memanipulasi beban.

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

27

Universitas Indonesia

Gambar 2.15. Saklar Pemisah Beban (Load Break Switch) [14]

2.6.1.4 Saklar Seksi Otomatis (Automatic Line Sectionalizer)

Saklar seksi otomatis (SSO) merupakan pengaman cadangan dari PMT,

dimana peralatan ini dipasang pada jaringan udara tegangan menengah. SSO

adalah suatu peralatan pemutus yang bekerja secara otomatis untuk membebaskan

seksi-seksi yang terganggu dari suatu sistem distribusi, atau dengan kata lain,

membebaskan/melokalisir daerah yang teganggu agar tetap mendapatkan suplai

tenaga listrik. Pemasangannya pada jaringan distribusi tenaga listrik 20 kV

dilengkapi dengan pemasangan pemutus balik otomatis (recloser) dan indikator

seksi gangguan (fault section indicator) penyulang. Hal ini dimaksudkan untuk

mengoptimalkan kerja dari SSO. Gambar 2.16 menunjukkan contoh bentuk saklar

seksi otomatis (SSO).

2.6.2 Peralatan Pengaman Arus Lebih

Fungsi dari peralatan pengaman arus lebih adalah untuk mengatasi

gangguan arus lebih pada sistem distribusi sebelum gangguan tersebut meluas

keseluruh sistem yang ada. Peralatan yang banyak digunakan pada jaringan

distribusi diantaranya adalah:

1. Pelebur (Fuse Cut Out)

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

28

Universitas Indonesia

2. Pemutus Balik Otomatis (Automatic Recloser)

3. Relai

Gambar 2.16. Saklar Seksi Otomatis (Automatic Line Sectionalizer)[15]

2.6.2.1 Pelebur (Fuse Cut Out)

Pelebur (fuse) yang ditunjukkan pada Gambar 2.17 merupakan kombinasi

alat pelindung dan pemutus rangkaian yang mempunyai prinsip melebur

(expulsion). Pengaman lebur ini ditempatkan pada sisi tegangan menengah (TM)

untuk mengamankan jaringan TM dan peralatan ke arah GI terhadap gangguan

hubung singkat di trafo, atau sisi TM sebelum trafo, dan gangguan permanen

antara fasa ke tanah.

Karakteristik waktu/arus dari sebuah pelebur (fuse) adalah sekitar .

Untuk semua jenis pelebur, batas arus pelebur biasanya lebih tinggi daripada arus

normalnya. Pelebur yang melewatkan arus melampaui batas arus untuk waktu

yang lebih lama daripada waktu untuk melewatkan arus pemutus minimum, dapat

mengalami kerusakan yang dapat mempengaruhi karakteristiknya, terutama

kemampuannya untuk memutus.

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

29

Universitas Indonesia

Gambar 2.17. Pelebur (Fuse Cut Out) [16]

2.6.2.2 Pemutus Balik Otomatis (Automatic Recloser)

Penutup balik adalah alat pengaman arus lebih dimana waktu untuk

memutus dan menutup kembali dapat diatur dan bekerja secara otomatis. Pemutus

balik otomatis dilengkapi dengan sarana indikasi arus lebih, pengatur waktu

operasi, serta penutupan kembali secara otomatis.

Desain dari penutup balik otomatis memungkinkan untuk dapat membuka

kontak-kontaknya secara tetap dan terkunci (lock out), sesuai pemrogramannya

setelah melalui beberapa kali operasi buka-tutup. Contoh bentuk dari pemutus

balik otomatis diberikan pada Gambar 2.18.

Pada gangguan yang bersifat sementara, penutup balik otomatis akan

membuka dan menutup kembali bila gangguan telah hilang. Jika gangguannya

bersifat tetap/permanen, maka penutup balik otomatis akan membuka kontak-

kontaknya secara tetap dan terkunci. Apabila gangguan telah dihilangkan, maka

kontak dapat ditutup kembali.

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

30

Universitas Indonesia

Gambar 2.18. Penutup Balik Otomatis (AutomaticRecloser)[17]

2.6.2.3 Relai

Relaia dalah peralatan pengaman yang dipasang pada perangkat yang

berfungsi untuk melindungi peralatan listrik dari gangguan yang mungkin terjadi.

Relai bersifat peka terhadap perubahan pada rangkaian yang dapat mempengaruhi

kinerja alat lain. Tujuan dipasang relai pengaman adalah:

1. Menghindari atau mengurangi kerusakan yang terjadi akibat gangguan

pada alat yang dilalui arus gangguan.

2. Menyelamatkan sistem atau bagian sistem lainnya yang tidak terganggu

supaya tetap dapat bekerja terus, dengan cara melepaskan bagian sistem

yang terganggu sedemikian rupa sehingga penyimpangan atau kesalahan

akibat gangguan tersebut tidak memberikan akibat negatif yang lebih luas

terhadap keseluruhan sistem yang ada.

Adapun relai yang terpasang terdiri dari:

1. Relai Arus Lebih (Over Current Relay)

Relai arus lebih (OCR) merupakan pengaman sistem distribusi dari

gangguan antar fasa, baik hubung singkat 2 fasa maupun 3 fasa.

Pemasangannya dapat dilakukan di penyulang masuk (incoming feeder),

penyulang keluar (outgoing feeder), atau di gardu hubung. Relai ini

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

31

Universitas Indonesia

memberikan reaksi terhadap besarnya arus masukan,dan bekerja untuk

memutuskan rangkaian listrik (trip) apabila besarnya arus melebihi nilai

tertentu yang dapat diatur.

2. Relai Gangguan Tanah (Ground Fault Relay)

Relai ini merupakan pengaman sistem distribusi dari gangguan fasa ke

tanah. Pada dasarnya, relai ini memiliki prinsip kerja yang sama dengan

relai arus lebih. Pemasangannya dapat dilakukan di penyulang masuk

(incoming feeder), penyulang keluar (outgoing feeder), atau di gardu

hubung.

3. Relai Momen (Instant)

Relai momen (instant) berperan sebagai pengaman untuk arus yang besar

dengan pengaturan kerja cepat. Waktu minimm yang dibutuhkan adalah 40

milidetik. Biasanya pengaturan relai momen di atur dengan arus gangguan

2 fasa atau 3 fasa dekat dengan sumber (30-50%) panjang jaringan.

4. Relai Penghantar Putus (Broken Conductor)

Relai penghantar putus (broken conductor) sebagai kelengkapan

pengaman yang terpasang di relai. Dipergunakan untuk pengaturan bila

beban tidak seimbang yang disebabkan adanya penghantar yang putus arah

beban, sehingga beban tidak seimbang tiap fasanya.

2.6.3 Peralatan Pengaman Tegangan Lebih

Pada sistem distribusi, gangguan dapat terjadi akibat adanya tegangan

lebih. Gangguan ini bisa terjadi akibat proses switching pada saluran dan akibat

sambaran petir. Bila gangguan ini dibiarkan maka dapat merusak peralatan listrik.

Oleh karena itu, peralatan listrik itu harus dilindungi dari gangguan tegangan lebih

dengan memasang peralatan pengaman tegangan lebih, seperti :

1. Kawat Tanah (Overhead Groundwire)

2. Penangkap Petir (Lightning Arrester)

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

32

Universitas Indonesia

2.6.3.1 Kawat Tanah (Overhead Groundwire)

Dalam hal melindungi saluran tenaga listrik, ada beberapa cara yang dapat

diterapkan. Salah satu cara yang paling mudah adalah dengan menggunakan

kawat tanah (overhead groundwire) pada saluran. Prinsip dari pemakaian kawat

tanah ini adalah bahwa kawat tanah akan menjadi sasaran sambaran petir sehingga

melindungi kawat fasa dengan daerah/zona tertentu.

2.6.3.2 Penangkap Petir (Lightning Arrester)

Penangkap petir berfungsi untuk melindungi peralatan sistem tenaga listrik

terhadap tegangan surja dengan membatasi surja tegangan lebih yang datang dan

mengalirkan ke tanah. Alat ini berlaku sebagai jalan pintas (bypass) sekitar

isolasi. Penangkap petir membentuk jalan yang mudah dilalui oleh arus petir,

sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan.

Pada keadaan normal penangkap petir berlaku sebagai isolator dan bila

timbul surja berlaku sebagai konduktor yang melewatkan aliran arus yang tinggi.

Setelah surja hilang, penangkap petir harus dengan cepat kembali menjadi

isolator, sehingga pemutus daya tidak sempat membuka. Gambar 2.19

memperlihatkan dimensi dari ligthning arrester.

Gambar 2.19. Penangkap Petir (Lightning Arrester) [18]

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

33

Universitas Indonesia

2.7 Keandalan Sistem Distribusi

Keandalan tenaga listrik adalah kontinuitas penyaluran tenaga listrik

kepada pelanggan, terutama pelanggan daya besar yang membutuhkan kontinuitas

penyaluran tenaga listrik secara mutlak. Struktur jaringan tegangan menengah

memegang peranan penting dalam menentukan keandalan penyaluran tenaga

listrik karena jaringan yang baik memungkinkan dapat melakukan manuver

tegangan dengan mengalokasikan tempat gangguan dan beban dapat dipindahkan

melalui jaringan lainnya.

Kontinuitas pelayanan yang merupakan salah satu unsur dari kualitas

pelayanan tergantung kepada jenis penghantar dan peralatan pengaman. Jaringan

distribusi sebagai sarana penghantar tenaga listrik mempunyai tingkat kontinuitas

tergantung kepada susunan saluran dan cara pengaturan operasinya.

Parameter-parameter keandalan yang biasa digunakan untuk mengevaluasi

sistem distribusi adalah frekuensi kegagalan tahunan rata-rata ( ), lama

terputusnya pasokan listrik rata-rata ( ) lama/durasi terputusnya pasokan listrik

tahunan rata-rata ( ). Parameter-parameter tersebut dapat dinyatakan sebagai

berikut:

∑ (2.5)

∑ (2.6)

(2.7)

Dimana: -

- -

Berdasarkan parameter-parameter keandalan dasar ini, didapat sejumlah

indeks keandalan untuk sistem secara keseluruhan yang dapat dievaluasi, yaitu

SAIFI (System Average Interruption Frequency Index) dan SAIDI (System

Average Interruption Duration Index).

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

34

Universitas Indonesia

2.7.1 SAIFI (System Average Interruption Frequency Index)

SAIFI (system average interruption frequency index) adalah indeks

frekuensi pemadaman rata-rata tiap tahun yang merupakan jumlah dari perkalian

frekuensi padam dan pelanggan padam dibagi dengan jumlah pelanggan yang

dilayani. Menginformasikan tentang frekuensi pemadaman rata-rata tiap

konsumen dalam suatu area yang dievaluasi. Satuannya adalah pemadaman per

pelanggan per tahun. Didefinisikan sebagai berikut:

(2.8)

∑ (2.9)

dengan: adalah frekuensi padam

adalah jumlah pelanggan pada titik beban i

2.7.2 SAIDI (System Average Interruption Duration Index)

SAIDI (system average interruption durasi index) adalah indeks durasi

atau lama pemadaman rata-rata tiap tahun yang merupakan jumlah dari perkalian

lama padam dan pelanggan padam dibagi dengan jumlah pelanggan yang dilayani.

Menginformasikan tentang lama pemadaman rata-rata tiap konsumen dalam suatu

area yang dievaluasi. Dituliskan dalam bentuk persamaan sebagai berikut:

(2.10)

∑ (2.11)

dengan: adalah durasi pemadaman/gangguan tahanan untuk beban i

adalah jumlah pelanggan pada titik beban i

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

35 Universitas Indonesia

BAB 3

SISTEM DISTRIBUSI RAYON GARUT KOTA

Wilayah kerja PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area

Garut dengan luas wilayah 3.065 km2 yang ditunjukkan pada Gambar 3.1, dibagi

kedalam lima rayon, yaitu Rayon Garut Kota, Rayon Leles, Rayon Cibatu, Rayon

Cikajang, dan Rayon Pameungpeuk. Sistem distribusi yang diamati pada skripsi

ini adalah sistem distribusi Area Garut Rayon Garut Kota.

Gambar 3.1. Wilayah Kerja Area Garut

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

36

Universitas Indonesia

3.1 Target Kerja Distribusi Rayon Garut Kota

Visi dan misi dari PT. PLN (Persero) Area Garut adalah sebagai berikut:

1. Visi

Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang. Unggul

dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.

2. Misi

a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,

berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan

pemegang saham.

b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan

kualitas kehidupan masyarakat.

c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan

ekonomi.

d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

Dalam rangka memenuhi visi dan misi tersebut, PT. PLN (Persero) Area

Garut, khususnya dalam hal ini Rayon Garut Kota, selalu berusaha menjaga

kualitas dan kontinuitas pasokan listrik terhadap pelanggan. Oleh karena itu,

dibuat suatu target kerja sebagai acuan dan bahan evaluasi keberhasilan kinerja

PLN dalam meningkatkan keandalan sistem. Berikut pada Tabel 3.1 diberikan

target kerja distribusi Rayon Garut Kota.

Tabel 3.1. Target Kerja Distribusi PT. PLN Area Garut Rayon Garut Kota

Parameter Satuan Tahun 2012 Tahun 2013

Gangguan Penyulang kali/tahun 30 25

SAIFI kali/pelanggan/tahun 4,2 5,2

SAIDI jam/pelanggan/tahun 0,98 2,34

3.2 Data Aset Rayon Garut Kota

Area Garut Rayon Garut Kota memiliki jumlah pelanggan sebanyak

102.080 pada tahun 2012. Jumlah ini meningkat pada tahun 2013 menjadi

136.107 pelanggan. Terdapat1 Gardu Induk, yaitu GI Garut, 2 buah trafo 150 kV

dengan daya masing-masing 60 MVA, dan 8 buah penyulang dengan panjang

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

37

Universitas Indonesia

total 288,070 kms menggunakan material utama A3C (All Alloy Alumunium

Conductor) yang merupakan saluran penghantar terbuka (tanpa isolasi). Adapun

data lengkap aset Rayon Garut Kota diberikan pada Lampiran 1 (Data Aset

Gardu), Lampiran 2 (Data Aset SUTM), dan Lampiran 3 (Data Aset Tiang).

Pada tahun pengamatan, yaitu tahun 2012 dan 2013, terdapat delapan

penyulang yang berada di Area Garut Rayon Garut Kota. Penyulang tersebut

terdiri dari Penyulang Desa Kolot (DSKT), Penyulang Cilawu (CLWU),

Penyulang Margawati (MGWT), Penyulang Cigasong (CGSO), Penyulang Intan

Tiga (INTI), Penyulang Intan Satu (INTU), Penyulang Talaga Bodas (TLBS), dan

Penyulang Suci. Semua penyulang tersebut memiliki konstruksi horizontal.

3.2.1 Penyulang Desa Kolot (DSKT)

Berdasarkan bentuk jaringannya, Penyulang Desa Kolot (DSKT) ini

termasuk ke dalam sistem rangkaian tertutup (loop circuit). Terdapat 17 gardu

dengan jumlah kVA terpasang 1555 kVA. Penyulang ini memiliki panjang total

14,309 kms. Material utama penyulang SUTM yang digunakan adalah A3C 150

mm2 dengan panjang 5,846 kms. Diagram garis tunggal (single-line diagram)

penyulang DSKT ditunjukkan pada Lampiran 9.

3.2.2 Penyulang Cilawu (CLWU)

Bentuk jaringan pada Penyulang Cilawu (CLWU) merupakan sistem

rangkaian tertutup (loop circuit). Data aset yang dimiliki Penyulang CLWU

diantaranya adalah terdapat 39 gardu dengan total daya trafo 5.465 kVA, panjang

penyulang total adalah 24,120 kms dengan material utama yang digunakan, yaitu

A3C 150 mm2 sepanjang 10,865 kms. Diagram garis tunggal (single line

diagram) penyulang CLWU dilampirkan pada Lampiran 10.

3.2.3 Penyulang Margawati (MGWT)

Sama halnya dengan Penyulang DSKT dan CLWU, Penyulang Margawati

(MGWT) memiliki sistem rangkaian tertutup (loop circuit). Penyulang MGWT ini

memiliki panjang 93,711 kms, dengan material yang paling banyak digunakan

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

38

Universitas Indonesia

adalah A3C 70 mm2 sepanjang 27,647 kms. Selain itu, terdapat 108 gardu dengan

jumlah kVA terpasang sebesar 11.270 kVA. Diagram garis tunggal (single-line

diagram) penyulang MGWT ditunjukkan pada Lampiran 11.

3.2.4 Penyulang Cigasong (CGSO)

Berbeda dengan penyulang lainnya, dilihat dari bentuk jaringan,

Penyulang Cigasong (CGSO) ini menggunakan sistem radial. Penyulang CGSO

memiliki aset 44 gardu dengan jumlah daya trafo terpasang sebesar 4.300 kVA.

Total panjang penyulang adalah 31,753 kms. Material penghantar yang paling

banyak digunakan adalah material A3C 70 mm2 dengan panjang 22,469 kms.

Diagram garis tunggal (single line diagram) penyulang CGSO diberikan pada

Lampiran 12.

3.2.5 Penyulang Intan Tiga (INTI)

Jaringan pada Penyulang Intan Tiga (INTI) membentuk sistem rangkaian

tertutup (loop circuit). Berbeda dengan penyulang lain, material utama yang

digunakan pada penyulang INTI adalah A3CS 150 mm2 yang merupakan saluran

penghantar berisolasi sepanjang 22,453 dari total panjang penyulang 39,988 kms.

Pada Penyulang INTI terdapat 74 gardu dengan total daya trafo terpasang sebesar

10.895 kVA. Diagram garis tunggal (single-line diagram) penyulang MGWT

ditunjukkan pada Lampiran 13.

3.2.6 Penyulang Intan Satu (INTU)

Dilihat dari bentuk jaringannya, sistem ini merupakan sistem rangkaian

tertutup (loop circuit). Data aset yang dimiliki diantaranya adalah 26 gardu

dengan jumlah kVA terpasang sebesar 8.695 kVA. Material utama yang

digunakan adalah kabel tanah XLPE 240 mm2 sepanjang 28,280 kms dari total

penyulang terpasang 31,282 kms. Diagram garis tunggal (single line diagram)

penyulang CGSO diberikan pada Lampiran 14.

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

39

Universitas Indonesia

3.2.7 Penyulang Talaga Bodas (TLBS)

Penyulang Talaga Bodas (TLBS) ini memiliki panjang 14,482 kms dengan

material utamanya adalah XLPE 240 mm2 sepanjang 13,858 kms. Terdapat juga

20 gardu dengan daya trafo terpasang sebesar 6.720 kVA. Bentuk jaringan pada

Penyulang TLBS membentuk suatu rangkaian tertutup (loop circuit). Diagram

garis tunggal (single-line diagram) penyulang MGWT ditunjukkan pada

Lampiran 15.

3.2.8 Penyulang Suci

Penyulang Suci membentuk jaringan dengan sistem rangkaian tertutup

(loop circuit). Aset yang dimiliki Penyulang Suci diantaranya adalah 80 gardu,

daya trafo terpasang sebesar 13.450 kVA, panjang penyulang terpasang adalah

38,365 kms dengan material utama A3C 150 mm2

sepanjang 19,563 kms.

Diagram garis tunggal (single line diagram) penyulang CLWU dilampirkan pada

Lampiran 16.

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

40 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS GANGGUAN PENYULANG AKIBAT LAYANG-LAYANG

Dari hasil rekap data gangguan penyulang di PT. PLN (Persero) Distribusi

Jawa Barat dan Banten Area Garut Rayon Garut Kota tahun 2012 dan 2013

diketahui bahwa terjadi 72 gangguan penyulang di tahun 2012 dan 128 gangguan

penyulang di tahun 2013 yang mengakibatkan terjadinya pemadaman. Berikut

diberikan grafik gangguan penyulang tahun 2012 dan 2013 pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Grafik Gangguan Penyulang Rayon Garut Kota Tahun 2012 dan 2013

Jumlah gangguan tersebut jauh melebihi target kerja Rayon Garut Kota

yang diberikan pada Tabel 3.1. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor

penyebab gangguan pada penyulang, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Komponen Jaringan Tegangan Menengah (JTM)

2. Alam

3. Pohon

4. Layang-layang

5. Binatang

0

5

10

15

20

25

Jum

lah

Ga

ngg

uan

Bulan

Tahun 2012

Tahun 2013

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

41

Universitas Indonesia

Pada Gambar 4.2 ditunjukkan grafik persentase penyebab gangguan penyulang

pada tahun 2012 dan pada Gambar 4.3 ditunjukkan grafik persentase gangguan

penyulang tahun 2013. Dari kelima faktor penyebab yang terlihat di dalam

tersebut diketahui bahwa penyebab gangguan pada penyulang yang paling

dominan adalah layang-layang. Oleh karena itu, pada pembahasan kali ini akan

dibahas mengenai gangguan penyulang yang disebabkan oleh layang-layang.

Gambar 4.2. Grafik Penyebab Gangguan Penyulang Rayon Garut Kota Tahun 2012

Gambar 4.3. Grafik Penyebab Gangguan Penyulang Rayon Garut Kota Tahun 2013

ALAM 19%

BINATANG 3%

KOMP. JTM 39%

LAYANG-LAYANG 36%

POHON 3%

ALAM 13%

BINATANG 2%

KOMPONEN JTM 26%

LAYANG-LAYANG 52%

POHON 7%

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

42

Universitas Indonesia

4.1 Padam Akibat Gangguan Penyulang Oleh Layang-Layang

Pemadaman akibat gangguan penyulang oleh layang-layang sering terjadi

dan mengalami peningkatan pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. Pada tahun 2012 memiliki persentase sebesar 36% dan meningkat

menjadi 52% pada tahun 2013. Pada Gambar 4.4 ditunjukkan grafik gangguan

penyulang yang diakibatkan oleh layang-layang pada tahun 2012 dan 2013.

Gambar 4.4. Grafik Gangguan Penyulang Akibat Layang-Layang Rayon Garut Kota Tahun

2012 dan 2013

Permainan layang-layang yang menggunakan kawat bermaterial logam

dapat menyebabkan gangguan hubung singkat 1 fasa ke tanah, 2 fasa atau 3 fasa.

Saat warga setempat bermain layang-layang di sekitar SUTM, kawat layang-

layang bermaterial logam menempel atau tersangkut di 2 fasa atau 3 fasa kawat

penghantar terbuka (tanpa isolasi), seperti terlihat pada Gambar 4.5. Kawat

layang-layang tersebut dapat menjadi penghantar dan bersifat sebagai impedansi

gangguan yang memiliki nilai sangat kecil, sehingga akan menghasilkan arus

gangguan hubung singkat yang sangat besar melebihi kapasitas saluran

penghantar. Arus gangguan yang besar dan melebihi kapasitas penghantar tersebut

akan membuat sistem pengaman relai arus lebih momen (over current moment)

bekerja dan penyulang jatuh (trip) yang mengakibatkan terjadinya pemadaman tak

terencana.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Jum

lah

Ga

ngg

uan

Bulan

Tahun 2012

Tahun 2013

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

43

Universitas Indonesia

Pada saat terjadi hubung-singkat antar fasa, akan timbul lompatan api

(flash over) yang mengakibatkan isolasi udara tembus (breakdown). Karena yang

tembus (breakdown) adalah isolasi udaranya, maka tidak ada kerusakan yang

permanen. Setelah arus gangguan terputus karena pemutus tenaga (circuit

breaker) atau pemutus balik (recloser) terbuka oleh relai pengamannya, peralatan

atau saluran tersebut dapat beroperasi kembali.

Selain gangguan antar fasa, apabila kawat atau benang dan rangka layang-

layang melilit isolator dan mengenai tiang atau traves maka dapat menyebabkan

gangguan hubung singkat 1 fasa ke tanah dan menimbulkan arus gangguan

hubung singkat yang besar. Sehingga sistem pengaman relai arus lebih gangguan

tanah (over current ground fault) akan bekerja dan membuat penyulang jatuh

(trip) sehingga listrik padam.

Gambar 4.5. Kawat Layang-Layang Menghubungkan 2 Kawat SUTM

Gangguan penyulang oleh layang-layang juga dapat menyebabkan

gangguan yang bersifat permanen dimana sistem baru bisa dioperasikan kembali

apabila bagian yang terkena layang-layang dibersihkan dan bagian yang rusak

diperbaiki atau diganti. Gangguan layang-layang sampai mengakibatkan

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

44

Universitas Indonesia

gangguan permanen ini memang jarang terjadi, tetapi perlu diwaspadai karena

dampak yang ditimbulkannya sangat berbahaya, yaitu dapat mengakibatkan kawat

SUTM putus yang berpotensi mengenai pemain layang-layang atau masyarakat

sekitar.

Hubung singkat yang terjadi karena kawat dan rangka layang-layang

melilit di SUTM akan menimbulkan lompatan-lompatan api yang membuat

saluran penghantar rapuh dan mempercepat penuaan penghantar. Ditambah lagi

panas yang timbul akibat arus gangguan yang besar juga dapat merusak isolasi

dan mengikis lapisan penghantar. Akibatnya, lama-kelamaan luas penampang

penghantar semakin kecil dan kemampuan hantar arus yang dimilikinya menurun.

Sehingga, ketika dalam kondisi tersebut penghantar tetap dialiri arus normal,

penghantar atau kawat SUTM akan putus (broken conductor), seperti ditunjukkan

pada Gambar 4.6. Adanya penghantar yang putus arah beban akan mengakibatkan

beban tidak seimbang pada setiap fasanya. Hal ini membuat sistem pengaman

relai broken conductor bekerja dan penyulang jatuh (trip).

Gambar 4.6. Kawat SUTM Putus (Broken Conductor) Akibat Layang-Layang

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

45

Universitas Indonesia

4.2 Pengaruh Faktor Konstruksi Sistem

Konstruksi sistem distribusi juga mempengaruhi kualitas dan kontinuitas

pelayanan listrik terhadap pelanggan. Melihat jenis sistem penyalurannya,

gangguan layang-layang hanya terjadi pada saluran udara (SUTM), sehingga pada

jaringan distribusi yang banyak menggunakan saluran bawah tanah (SKTM)

seperti, Penyulang Intan Satu (INTU) dan Talaga Bodas (TLBS) tidak sering

terjadi gangguan penyulang oleh layang-layang. Sedangkan pada penyulang

lainnya yang didominasi SUTM, seperti Penyulang Desa Kolot (DSKT), Cilawu

(CLWU), Margawati (MGWT), Intan Tiga (INTI), Cogasong (CGSO), dan Suci,

sering terjadi gangguan layang-layang. Hal ini juga didukung oleh peta wilayah

rawan gangguan layang-layang pada Lampiran 20 yang menunjukkan bahwa

wilayah-wilayah yang termasuk ke dalam daftar wilayah rawan gangguan layang-

layang merupakan wilayah yang dicakup oleh penyulang dengan saluran udara

(SUTM) saja. Data wilayah tersebut diberikan pada Tabel 4.1.

Tabe 4.1. Data Wilayah Rawan Gangguan Layang-Layang

No. Kecamatan Desa/Kelurahan Kampung Penyulang

1 Cilawu Kersamaju Cihideung,

Cikoneng, Cigasong

Cigasong

2 Cilawu Dayeuhmanggung Dayeuhmanggung Cigasong

3 Cilawu Karya Mekar Karya Mekar Cigasong

4 Cilawu Sukamukti Sukamukti Cigasong

5 Bayongbong Ciburuy Ciburuy DSKT

6 Bayongbong Sukarame Cibuntu, Cilimus DSKT

7 Bayongbong Sukasenang Radug DSKT

8 Bayongbong Cinisti Cinisti DSKT

9 Bayongbong Pamalayan Bebedahan, Cicayur,

Caringin

DSKT

10 Bayongbong Pangauban Situsari, Cipaganti,

Pangauban

DSKT

11 Bayongbong Cikedokan Cikedokan,

Bunisakit

DSKT

12 Sukaresmi Sukaresmi Sukaresmi DSKT

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

46

Universitas Indonesia

(Sambungan) Tabel 4.1.

No. Kecamatan Desa/Kelurahan Kampung Penyulang

13 Tarogong Kidul Sukakarya Patrol INTI

14 Tarogong Kidul Cibunar Cibunar INTI

15 Tarogong Kidul Kersamenak Kersamenak INTI

16 Tarogong Kaler Cintakarya Pasir INTI

17 Tarogong Kaler Jayawaras Panawuan INTI

18 Tarogong Kaler Pananjung Pasawahan INTI

19 Tarogong Kaler Tanjungkemuning Tanjungkemuning INTI

20 Tarogong kaler Cintarasa Genteng, Cintarasa Suci

21 Cilawu Ngamplang Cimaragas Suci

22 Garut kota Kotakulon Galumpit, Wanasari, Suci

23 Garut kota Kotawetan Sukaregangkidul,

Bentar

Suci

24 Garut kota Sucikaler Sucipermai Suci

25 Garut kota Haurpanggung Ciawitali Suci

26 Garut kota Jayaraga Jayaragakaler Suci

27 Garutkota Sukagalih Cirengit Suci

28 Garut kota Sirnajaya Malayu Suci

29 Banyuresmi Sukasenang Bojongsalam Suci

30 Sucinaraja Lengkongjaya Lengkongjaya Cilawu

31 Karangpawitan Karangsari Cibolerang Cilawu

32 Karangpawitan Karangpawitan Timang Ayu Cilawu

33 Wanaraja Cikole Panyawenyan Cilawu

34 Wanaraja Tegalpanjang Tegalpanjang Cilawu

35 Sukawening Sukawening Sukawening Margawati

36 Sukawening Cihuni Cihuni Margawati

37 Sukawening Maripari Mariuk Margawati

Dari hasil pengolahan data pemadaman listrik akibat gangguan penyulang

diketahui bahwa jika diakumulasikan, penyulang dengan tingkat pemadaman

akibat gangguan layang-layang paling tinggi tahun 2012-2013 adalah Penyulang

Cigasong (CGSO). Berikut pada Gambar 4.7 dan Gambar 4.8 diberikan grafik

gangguan per penyulang tahun 2012 dan 2013.

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

47

Universitas Indonesia

Gambar 4.7. Grafik Gangguan Per Penyulang Tahun 2012

Gambar 4.8. Grafik Gangguan Per Penyulang Tahun 2013

Jika dilihat dari bentuk jaringannya, Penyulang Cigasong (CGSO)

memang memiliki kekurangan dibanding penyulang lainnya yang berbentuk

rangkaian tertutup (loop), dimana jaringan Penyulang CGSO berbentuk radial.

Hal ini membuat keandalan sistem rendah dan kondisi penyulang kurang dapat

diandalkan apabila terdapat gangguan karena penyaluran tenaga listrik hanya

dilakukan dengan menggunakan satusaluran saja. Jaringan dengan bentuk radial

ketika mendapat gangguan, dalam hal ini yang disebabkan oleh layang-layang,

akan menghentikan penyaluran tenaga listrik cukup lama sebelum gangguan

tersebut diperbaiki kembali. Berbeda halnya dengan sistem rangkaian tertutup

0

2

4

6

8

10

12

14

16

CGSO CLWU DSKT INTI INTU MGWT SUCI TLBS

Jum

lah

Ga

ngg

uan

Penyulang

Komponen JTM

Alam

Layang-layang

Pohon

Binatang

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

CGSO CLWU DSKT INTI INTU MGWT SUCI TLBS

Jum

lah

Ga

ngg

uan

Penyulang

Komponen JTM

Alam

Layang-Layang

Pohon

Binatang

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

48

Universitas Indonesia

(loop) yang apabila terjadi gangguan pada penyulang, maka penyulang yang lain

dapat menggantikan untuk menyalurkan daya listrik.

Material penyulang yang digunakan juga berperan besar dalam terjadinya

pemadaman listrik akibat layang-layang. Secara keseluruhan, jenis material yang

banyak digunakan pada penyulang saluran udara (SUTM) di Rayon Garut Kota

adalah A3C yang merupakan kawat penghantar terbuka (tanpa isolasi).

Kawat penghantar terbuka (tanpa isolasi) sangat rawan terhadap gangguan

layang-layang. Hal ini karena kawat layang-layang yang menempel di penyulang

akan bersifat sebagai konduktor/penghantar dan membuat hubung singkat pada

sistem. Selain itu, kawat penghantar terbuka akan lebih cepat rapuh dibandingkan

dengan kawat berisolasi. Terbukti dengan hasil pengamatan yang menunjukkan

bahwa pada beberapa penyulang SUTM dengan material utama A3C, seperti

Penyulang CGSO, SUCI, dan MGWT, sering terjadi padam akibat gangguan

penyulang oleh layang-layang. Berbeda dengan penyulang SUTM yang

menggunakan A3CS (kawat berisolasi) sebagai material utamanya, seperti

Penyulang INTI, dimana frekuensi padam akibat gangguan penyulang oleh

layang-layang lebih sedikit dibandingkan dengan penyulang lainnya.

Jenis dan luas penampang material penghantar yang digunakan pada

penyulang juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya arus

gangguan hubung singkat. Untuk mengetahui besarnya arus gangguan hubung

singkat yang dapat terjadi ketika layang-layang menempel atau membelit

penyulang di Rayon Garut Kota, dilakukan perhitungan besarnya arus gangguan

hubung singkat berdasarkan panjang penyulang, yaitu diasumsikan terjadi di 25%,

50%, 75%, dan 100% panjang penyulang.

Berikut adalah langkah-langkah perhitungan arus gangguan hubung

singkat pada penyulang Cigasong (CGSO):

a. Menghitung Impedansi Sumber

Data Hubung Singkat di bus sisi primer (150 kV) Gardu Induk Garut

adalah sebesar 2.468 MVA. Maka impedansi sumber (Xs) adalah:

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

49

Universitas Indonesia

Untuk mengetahui impedansi di ssi sekunder, yaitu di bus sisi 20 kV

maka:

b. Menghitung Reaktansi Trafo

Besarnya nilai Ohm pada 100 %, yaitu:

Nilai reaktansi trafo tenaga:

Reaktansi urutan positif dan negatif

Reaktansi urutan nol

Trafo mempunyai belitan delta, maka:

c. Menghitung Impedansi Penyulang

Berdasarkan data aset Rayon Garut Kota, total panjang penyulang CGSO

adalah 31,753 kms. Jenis penghantar yang digunakan pada penyulang CGSO

terdiri dari 4,718 kms tipe A3C 150 mm2, 22,469 kms tipe A3C 70 mm

2, 0,860

kms tipe A3C 35 mm2, 3,582 kms tipe A3CS 150 mm

2, dan 0,124 kms XLPE 240

mm2.

Impedansi A3C 150 mm2

Impedansi A3C 70 mm2

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

50

Universitas Indonesia

Impedansi A3C 35 mm2

Impedansi A3CS 150 mm2

Impedansi XLPE 240 mm2

Impedansi Penyulang Total

Hasil perhitungan impedansi penyulang dengan jarak 0%, 25%, 50%,

75%, dan 100% panjang penyulang diberikan pada Tabel 4.2 untuk urutan positif

dan negatif, sedangkan Tabel 4.3 untuk urutan nol.

Tabel 4.2. Impedansi Penyulang CGSO Urutan Positif dan Negatif

% Panjang Penyulang Impedansi Penyulang (

0 0

25

50

75

100

d. Menghitung Impedansi Ekivalen Jaringan

Perhitungan dan

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

51

Universitas Indonesia

Hasil perhitungan dan diberikan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.3. Impedansi Penyulang CGSO Urutan Nol

% Panjang Penyulang Impedansi Penyulang (

0 0

25

50

75

100

Tabel 4.4. Impedansi Ekivalen Jaringan dan

% Panjang Penyulang Impedansi Ekivalen ( dan

0

25

50

75

100

Perhitungan

Hasil perhitungan diberikan pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Impedansi Ekivalen Jaringan

% Panjang Penyulang Impedansi Ekivalen (

0

25

50

75

100

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

52

Universitas Indonesia

e. Menghitung Arus Gangguan Hubung Singkat

Jenis gangguan hubung singkat yang dapat terjadi karena menempelnya

layang-layang pada SUTM adalah gangguan 1 fasa ke tanah, 2 fasa, 2 fasa ke

tanah, dan 3 fasa. Dengan memasukkan nilai-nilai yang telah didapat sebelumnya

ke dalam persamaan 2.1, 2.2, 2.3, dan 2.4, diperoleh besarnya arus gangguan

hubung singkat yang dapat terjadi pada penyulang CGSO di titik 0%, 25%, 50%,

75%, dan 100% panjang penyulang.

Dengan menggunakan langkah perhitungan yang sama, maka dapat

diketahui pula berapa besar arus gangguan hubung singkat yang terjadi pada

penyulang lainnya. Adapun hasil perhitungan diberikan pada Tabel 4.6.

Dari hasil perhitungan terlihat bahwa selain jenis material penghantar yang

digunakan, jarak atau lokasi terjadinya gangguan, dalam hal ini titik menempelnya

layang-layang pada SUTM, juga mempengaruhi besarnya arus gangguan yang

terjadi. Semakin dekat dengan sumber, arus gangguan hubung singkat yang

dihasilkan semakin besar.

Tabel 4.6. Arus Gangguan Hubung Singkat Pada Penyulang Di Rayon Garut Kota

Panjang

Penyulang Jarak

Arus Hubung Singkat

3 fasa (A) 2 fasa (A) 2 fasa ke

tanah (A)

1 fasa ke

tanah (A)

CGSO

0% 0 3849 5000 5787,212053 163,3805539

25% 7,93825 1693,800263 1719,035754 1211,77836 154,0554829

50% 15,8765 1057,634189 1008,291834 660,1952054 144,7806473

75% 23,8148 767,9068507 712,4039473 455,1385545 136,072867

100% 31,753 602,6169072 550,6175196 348,210541 127,9956694

DSKT

0% 0 3849 5000 5787,212053 163,3805539

25% 3,57725 2467,180629 2717,213336 2167,608598 159,1408297

50% 7,1545 1757,503702 1795,295333 1276,611055 154,65381

75% 10,7318 1360,235405 1335,296788 902,8106402 150,2232225

100% 14,309 1108,475029 1061,907724 698,7727021 145,8940504

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

53

Universitas Indonesia

(Sambungan) Tabel 4.6.

Panjang

Penyulang

Jarak

Arus Hubung Singkat

3 fasa (A) 2 fasa (A) 2 fasa ke

tanah (A)

1 fasa ke

tanah (A)

CLWU

0% 0 3849 5000 5787,212053 163,3805539

25% 6,03 2208,707621 2365,215749 1802,034503 157,6643474

50% 12,06 1498,237407 1490,967065 1024,782191 151,7641007

75% 18,09 1130,622995 1085,428258 715,813148 146,056944

100% 24,12 907,2922575 852,74171 550,7612442 140,5855327

INTI

0% 0 3849 5000 5787,212053 163,3805539

25% 9,997 1797,839723 1844,097002 1318,703234 154,6561096

50% 19,994 1135,174309 1090,274023 719,3331183 146,068728

75% 29,991 828,0859975 772,5465446 495,7652754 138,0917755

100% 39,988 651,5325916 597,9849851 379,1630089 130,7256023

SUCI

0% 0 3849 5000 5787,212053 163,3805539

25% 9,59125 1863,645394 1924,58654 1389,303486 155,3784235

50% 19,1825 1202,053857 1161,972078 771,9670438 147,3027908

75% 28,7738 885,9446575 831,010279 535,7297731 139,570824

100% 38,365 701,260873 646,5773008 411,1245384 132,265355

MGWT

0% 0 3849 5000 5787,212053 163,3805539

25% 23,4428 852,1284863 796,7636499 512,2906631 139,0539544

50% 46,8855 472,0416373 426,2242998 268,2193094 118,7045728

75% 70,3283 326,3549041 290,8521759 182,988364 102,5621187

100% 93,771 249,3740569 220,7313803 139,3558391 89,79397013

INTU

0% 0 8074,825175 8474,576271 6251,439661 509,8156382

25% 7,8205 4643,362089 4470,720962 2947,497259 477,9002651

50% 15,641 3106,040217 2883,843012 1834,088372 447,1253024

75% 23,4615 2318,081385 2113,595336 1326,398146 419,3060874

100% 31,282 1845,68521 1664,942589 1039,445455 394,326063

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

54

Universitas Indonesia

(Sambungan) Tabel 4.6.

Panjang

Penyulang

Jarak

Arus Hubung Singkat

3 fasa (A) 2 fasa (A) 2 fasa ke

tanah (A)

1 fasa ke

tanah (A)

TLBS

0% 0 8074,825175 8474,576271 6251,439661 509,8156382

25% 3,6205 6185,932979 6185,613334 4267,086079 495,4710017

50% 7,241 4840,185787 4682,410308 3103,494931 480,6421444

75% 10,8615 3934,381218 3724,538945 2412,002209 466,1507181

100% 14,482 3301,211045 3079,000434 1965,942967 452,2216124

4.3 Pengaruh Faktor Cuaca dan Iklim

Secara umum iklim di wilayah Kabupaten Garut dapat dikatagorikan

sebagai daerah beriklim tropis basah (humid tropical climate) karena termasuk

tipe Af sampai Am dari klasifikasi iklim Koppen. Berdasarkan studi data

sekunder, iklim dan cuaca di daerah Kabupaten Garut dipengaruhi oleh tiga faktor

utama, yaitu pola sirkulasi angin musiman (monsoonal circulation pattern),

topografi regional yang bergunung-gunung di bagian tengah Jawa Barat; dan

elevasi topografi di Bandung. Curah hujan rata-rata tahunan di sekitar Garut

berkisar antara 2.589 mm dengan bulan basah 9 bulan dan bulan kering 3 bulan,

sedangkan di sekeliling daerah pegunungan mencapai 3500-4000 mm. Variasi

temperatur bulanan berkisar antara 24° C - 27° C. Besaran angka penguap

keringatan (evapotranspirasi) menurut Iwaco-Waseco (1991) adalah 1572

mm/tahun. Selama musim hujan, secara tetap bertiup angin dari Barat Laut yang

membawa udara basah dari Laut Cina Selatan dan bagian barat Laut Jawa. Pada

musim kemarau, bertiup angin kering bertemperatur relatif tinggi dari arah

Australia yang terletak di tenggara. [20]

Pada Gambar 4.4, grafik gangguan penyulang akibat layang-layang rayon

garut kota tahun 2012 dan 2013, menunjukkan bahwa selama bulan Januari

hingga April jarang terjadi padam akibat gangguan layang-layang. Pada bulan

Mei-Desember, padam akibat gangguan layang-layang mengalami peningkatan.

Pemadaman akibat gangguan layang-layang paling sering terjadi selama bulan

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

55

Universitas Indonesia

Agustus sampai dengan Oktober. Hal ini berarti selama 4 bulan, dari Januari

sampai April merupakan bulan kering (musim kemarau) dan selama 8 bulan, dari

Mei sampai Desember termasuk bulan basah (musim hujan).

Bagaimana faktor cuaca dan iklim dapat mempengaruhi pemadaman yang

terjadi akibat layang-layang? Permainan layang-layang banyak dilakukan di

musim kemarau. Jumlah layang-layang di udara semakin bertambah dan semakin

besar pula ukurannya. Hal ini menjadi sangat merugikan, karena banyak layang-

layang yang tersangkut di SUTM dan menyebabkan listrik padam. Pada musim

ini, padam yang terjadi hanya disebabkan oleh kawat layang-layang yang

menempel di SUTM saja. Benang dan rangka layang-layang yang ikut menempel

atau melilit di SUTM tidak turut menjadi penyebab pemadaman.

Sedangkan pada musim hujan permainan layang-layang berkurang. Tetapi,

tidak sama halnya dengan gangguan penyulang yang diakibatkan oleh layang-

layang. Hal ini dikarenakan kawat, bahkan benang dan rangka layang-layang yang

bukan terbuat dari bahan logam, jika dalam keadaan basah (akibat hujan atau

embun) dapat berubah sifat sebagai konduktor yang mengalirkan arus listrik dan

dapat membuat terjadinya hubung singkat fasa ke tanah ataupun antar fasa yang

mengakibatkan terjadinya pemadaman. Oleh karena itu, padam akibat gangguan

layang-layang lebih banyak terjadi di musim hujan dibandingkan dengan musim

kemarau. Sehingga, untuk mencegah hal ini perlu dilakukan operasi rutin

pembersihan SUTM dari sampah layang-layang selama musim kemarau

berlangsung, agar saat menghadapi musim hujan tidak ada lagi kawat, rangka, dan

benang layang-layang yang menempel di SUTM yang berpotensi menyebakan

gangguan pada penyulang dan mengakibatkan pemadaman.

4.4 Dampak Dari Gangguan Layang-Layang

Pemadaman yang terjadi akibat adanya gangguan penyulang oleh layang-

layang dapat menimbulkan beberapa kerugian, seperti kerugian pihak PLN,

terhentinya pasokan listrik, kerusakan pada peralatan sistem, dan dapat

mengancam keselamatan manusia, baik pemain layang-layang maupun

masyarakat di sekitar SUTM.

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

56

Universitas Indonesia

4.4.1 Kerusakan Peralatan

Kawat layang-layang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada

peralatan. Kerusakan akibat arus gangguan ini tergantung pada besar dan lamanya

arus gangguan. Contoh kerusakan tersebut diberikan pada Gambar 4.9.

Gambar 4.9. Akibat Layang-Layang Pada Penyulang

Gangguan hubung singkat yang diakibatkan oleh layang-layang dapat

menimbulkan panas pada penghantar. Saat penghantar dialiri arus, ada dua titik

dengan media udara yang bersifat sebagai penghantar yang mempunyai tahanan

besar, sehingga penghantar tersebut panas sesuai dengan persamaan 4.1 dan 4.2.

(4.1)

(4.2)

dimana: I = arus gangguan (Amp)

R = tahanan penghantar/konduktor (Ohm)

t = waktu lamanya arus ganggan (detik)

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

57

Universitas Indonesia

Pemanasan berlebih akan menaikkan suhu penghantar yang dialiri arus

gangguan. Jika terlalu lama, suhu penghantar akan terlalu tinggi sehingga dapat

merusak isolasi juga penghantar tersebut atau mempercepat penuaannya.

Tidak hanya merusak penghantar, tetapi gangguan layang-layang ini juga

dapat membuat penghantar putus. Hubung singkat yang terjadi karena kawat dan

rangka layang-layang melilit di SUTM akan menimbulkan lompatan-lompatan api

dan panas atau termal akibat arus gangguan yang besar. Hal ini akan merusak

isolasi dan mengikis lapisan penghantar. Semakin lama luas penampang

penghantar menjadi semakin kecil dan kemampuan hantar arus yang dimilikinya

menurun. Apabila dalam kondisi tersebut penghantar tetap dialiri arus normal

yang melebihi kapasitas hantar arusnya sekarang, maka kawat SUTM akan putus,

seperti ditunjukkan pada Gambar 4.7.

4.4.2 Ancaman Keselamatan Bagi Manusia

Akibat dari layang-layang ini tidak hanya merusak peralatan, tetapi juga

sangat berbahaya bagi manusia. Panasnya penghantar yang diakibatkan oleh

terjadinya gangguan hubung singkat dapat melepas uliran dari penghantar dan

membuatnya terurai. Uraian dari penghantar (bundle conductor) ini akan

menggantung, dan akan sangat berbahaya apabila terjangkau oleh manusia atau

pohon karena bisa menyebabkan terkena sengatan listrik.

Apabila kawat SUTM putus, pada sisi hilir (downstream), ketika kawat

menyentuh tanah akan mengalir arus balik (feedback) dari fasa lain yang bernilai

sangat besar dan berbahaya bagi manusia. Ilustrasi peristiwa ini diberikan pada

Gambar 4.10. Selain itu, saat layang-layang tersangkut ke SUTM, para pemainnya

berusaha untuk menarik kembali layang-layang tersebut supaya terlepas dari

SUTM. Hal ini sangat berbahaya, karena orang yang menarik layang-layang

tersebut dapat terkena tegangan sentuh sebesar 20 kV, seperti ilustrasi yang

diberikan pada Gambar 4.11. Padahal tubuh manusia dengan tahanan 2000-3000

Ω hanya mampu menerima tegangan maksimum AC sebesar 50 V, arus terasa

sebesar 0,9 mA, dan arus yang dapat menyebabkan kematian > 50-100 mA.

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

58

Universitas Indonesia

Gambar 4.10. Terjadinya Arus Balik Saat Konduktor di Sisi Hilir Menyentuh Tanah [19]

Gambar 4.11. Ilustrasi Pemain Layang-Layang Terkena Tegangan Sentuh

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

59

Universitas Indonesia

4.4.3 Kerugian PLN

Akibat dari sering terjadinya pemadaman yang disebabkan gangguan

penyulang oleh layang-layang di Rayon Garut Kota, jumlah kwH listrik yang

tidak terjual pun semakin tinggi dan merugikan pihak PLN. Besar kwH tidak

terjual dan kerugian yang dirasakan PLN dapat dihitung dengan cara berikut.

dimana: I = Arus (Ampere)

t = Lama terjadinya gangguan (jam)

= Faktor daya (0,85)

Sebagai contoh perhitungan, pada tanggal 1 Januari 2012 terjadi gangguan

penyulang akibat layang-layang yang mengakibatkan pemadaman listrik pada

pukul 14:02-14:05 dengan nilai arus 32 A. Besar kerugian PLN adalah sebagai

berikut:

√ (

)

Setelah dilakukan perhitungan, diketahui bahwa akibat dari gangguan

layang-layang di Rayon Garut Kota pada tahun 2012, 10.776,3 kwH tidak

tersalurkan dengan nilai jual per kwH adalah Rp 685,00 yang mengakibatkan PLN

merugi sebesar Rp 7.381.775,00.

Sedangkan pada tahun 2013, seiring dengan bertambahnya frekuensi

gangguan layang-layang yang terjadi, bertambah besar pula kerugian yang dialami

PLN. Sebesar 46.771,7 kwH tidak tersalurkan dengan nilai jual per kwH adalah

Rp 715,00. Akibatnya, PLN merugi sebesar Rp 33.441.768,00. Rincian

perhitungan kerugian PLN tahun 2012 dan 2013 diberikan pada Lampiran 5 dan

Lampiran 6.

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

60

Universitas Indonesia

4.4.4 Keandalan Sistem Distribusi PLN

Tingginya persentase pemadaman yang terjadi akibat gangguan penyulang

oleh layang-layang mempengaruhi keandalan sistem distribusi yang diukur

dengan menggunakan indeks keandalan SAIFI dan SAIDI. SAIFI menunjukkan

rata-rata frekuensi padam pada setiap pelanggan, sedangkan SAIDI menunjukkan

rata-rata lama pemadaman pada sistem. Oleh karena itu, semakin kecil nilai SAIFI

dan SAIDI maka akan semakin bagus keandalan suatu sistem distribusi.

4.4.4.1 Indeks Rata-Rata Frekuensi Pemadaman (SAIFI) Rayon Garut Kota

Berdasarkan data pemadaman di Area Garut Rayon Garut Kota tahun

2012, dapat dihitung nilai SAIFI per penyebab pemadaman dengan menggunakan

persamaan 2.8. Berikut pada Tabel 4.7 diberikan rincian nilai SAIFI per penyebab

pemadaman tahun 2012.

Tabel 4.7. SAIFI Per Penyebab Pemadaman Rayon Garut Kota Tahun 2012

No. Penyebab Pemadaman

SAIFI

Total Rata-rata

1 Kelompok Sambungan Tenaga Listrik &APP 2,9703076019 0,2475256335

2 Kelompok Jaringan Tegangan Rendah 0,1254408307 0,0104534026

3 Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) 2,1868730408 0,1822394201

4 Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) 0,0000097962 0,0000008164

Jumlah Total 5,2826312696 0,4402192725

Nilai SAIFI tahun 2012 menunjukkan bahwa setiap pelanggan mengalami

5,2826312696 kali pemadaman/tahun, dimana nilai ini melebihi target kinerja

Rayon Garut Kota, yaitu sebesar 4,2 pemadaman/pelanggan/tahun.

Dari hasil rekap data pemadaman di Area Garut Rayon Garut Kota tahun

2012 diketahui pula bahwa telah terjadi 121 kali pemadaman yang disebabkan

SUTM dengan jumlah pelanggan padam sebanyak 16.367 pelanggan. Dan dari

121 kali pemadaman tersebut, 26 pemadaman (21%) diantaranya disebabkan oleh

gangguan penyulang akibat layang-layang. Maka, nilai SAIFI akibat gangguan

penyulang oleh layang-layang adalah sebagai berikut:

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

61

Universitas Indonesia

pemadaman/pelanggan /tahun.

Adapun nilai SAIFI per penyebab pemadaman tahun 2013 diberikan pada

Tabel 4.8. Hasilnya menunjukkan bahwa pada tahun 2013 setiap pelanggan

mengalami 6,2565408098 kali pemadaman/tahun. Nilai ini lebih besar dari tahun

sebelumnya dan melebihi target kerja yang ditetapkan, yaitu sebesar 5,2

pemadaman/pelanggan/tahun. Hal ini berarti tingkat keandalan SAIFI tahun 2013

lebih buruk daripada tahun 2012.

Tabel 4.8. SAIFI Per Penyebab Pemadaman Rayon Garut Kota Tahun 2013

No. Penyebab Pemadaman

SAIFI

Total Rata-rata

1 Kelompok Sambungan Tenaga Listrik &APP 3,7461041680 0,3121753473

2 Kelompok Jaringan Tegangan Rendah 1,4877412624 0,1239784385

3 Kelompok Transformator Gardu Distribusi 0,0084933178 0,0007077765

4 Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) 1,0142020616 0,0845168385

Jumlah Total 6,2565408098 0,5213784008

Dari total 150 pemadaman yang terjadi oleh karena disebabkan masalah

pada SUTM, 66 gangguan (44%) diantaranya disebabkan oleh gangguan

penyulang akibat layang-layang. Total jumlah pelanggan padam akibat masalah

SUTM adalah sebanyak 11.524 pelanggan. Maka, nilai SAIFI gangguan

penyulang akibat layang-layang pada tahun 2013 dapat dihitung dengan cara

berikut.

pemadaman/pelanggan /tahun.

Walaupun angka gangguan penyulang akibat layang-layang pada tahun

2013 lebih banyak dari tahun 2012, tetapi nilai SAIFI per penyebab layang-layang

tahun 2013 lebih kecil dari tahun 2012. Hal ini karena dipengaruhi oleh jumlah

pelanggan padam pada tahun 2012 yang lebih besar dari tahun 2013.

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

62

Universitas Indonesia

4.4.4.2 Indeks Rata-Rata Lama Pemadaman (SAIDI) Rayon Garut Kota

Pada Tabel 4.9 diberikan nilai SAIDI per penyebab pemadaman di Rayon

Garut Kota tahun 2012 yang dihitung menggunakan persamaan 2.10. Jumlah total

keseluruhan data menunjukkan nilai SAIDI Rayon Garut Kota pada tahun 2012

adalah 1,7105067594 jam padam/pelanggan/tahun, dimana nilai tersebut melebihi

target yang ditetapkan yaitu 0,98 jam padam/pelanggan/tahun.

Dari semua penyebab pemadaman nilai SAIDI pemadaman akibat SUTM

merupakan yang paling besar. Lama pemadaman total akibat masalah SUTM pada

tahun 2012 adalah 57,27 jam dengan jumlah pelanggan padam sebanyak 16.367

pelanggan. Dari total lama padam tersebut, 182 menit (5,3%) pemadaman tersebut

diakibatkan gangguan penyulang oleh layang-layang. Sehingga nilai SAIDI

gangguan penyulang oleh layang-layang tahun 2012 dapat dihitung sebagai

berikut.

jam padam/pelanggan /tahun.

Tabel 4.9. SAIDI Per Penyebab Pemadaman Rayon Garut Kota Tahun 2012

No. Penyebab Pemadaman

SAIDI

Total Rata-rata

1 Kelompok Sambungan Tenaga Listrik &APP 0,619566321 0,051630527

2 Kelompok Jaringan Tegangan Rendah 0,022721787 0,001893482

3 Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) 1,068210815 0,089017568

4 Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) 0,000007837 0,000000653

Jumlah Total 1,7105067594 0,1425422300

Sedangkan, pada tahun 2013 diperoleh hasil perhitungan nilai SAIDI

sebesar 3,4081729816 jam padam/pelanggan/tahun. Nilai ini melebihi target kerja

SAIDI tahun 2013 yang ditetapkan sebesar 2,34 jam padam/pelanggan/tahun.

Nilai SAIDI per penyebab pemadaman tahun 2013 diberikan pada Tabel 4.10.

Lama pemadaman total akibat masalah SUTM sepanjang tahun 2013

adalah 49,18 jam dengan jumlah pelanggan padam sebanyak 11.524 pelanggan.

Dari total lama padam tersebut, 1336 menit (45,3%) diakibatkan gangguan

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

63

Universitas Indonesia

penyulang oleh layang-layang. Maka nilai SAIDI gangguan penyulang oleh

layang-layang adalah sebagai berikut:

jam padam/pelanggan /tahun.

Tabel 4.10. SAIDI Per Penyebab Pemadaman Rayon Garut Kota Tahun 2013

No. Penyebab Pemadaman

SAIDI

Total Rata-rata

1 Kelompok Sambungan Tenaga Listrik &APP 2,786708839 0,232225737

2 Kelompok Jaringan Tegangan Rendah 0,306759094 0,025563258

3 Kelompok Transformator Gardu Distribusi 0,001453856 0,000121155

4 Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) 0,313251192 0,026104266

Jumlah Total 3,4081729816 0,2840144151

4.5 Upaya Penekanan Gangguan Penyulang Akibat Layang-Layang

Melihat frekuensi gangguan layang-layang yang semakin meningkat dan

besarnya kerugian yang dihasilkan, maka perlu dilakukan upaya penekanan

gangguan seoptimal mungkin agar keandalan sistem dan kualitas serta kontinuitas

pelayanan pasokan listrik terhadap pelanggan dapat ditingkatkan.

Dengan mempertimbangkan hasil analisis terhadap karakteristik penyebab

pemadaman akibat gangguan layang-layang, faktor-faktor yang

mempengaruhinya, dan dampak yang ditimbulkan, upaya untuk menekan

gangguan penyulang akibat layang-layang dapat dilakukan secara teknis maupun

non-teknis.

Upaya teknis untuk menekan gangguan layang-layang adalah sebagai

berikut:

1. Mengganti kawat penghantar terbuka (tak berisolasi) A3C dengan kawat

penghantar berisolasi A3CS. Dengan demikian dapat mengurangi resiko

terhubungnya antar fasa penghantar yang disebabkan karena menempelnya

layang-layang pada penyulang.

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

64

Universitas Indonesia

2. Menggunakan Grounding Steel Wire (GSW) untuk mencegah kawat

layang-layang langsung menempel ke saluran penghantar. Konstruksi

pemasangan GSW diberikan pada Lampiran 17.

3. Operasi pembersihan layang-layang yang menempel di penyulang secara

rutin di daerah-daerah yang berpotensi gangguan.

Upaya non-teknis untuk mengatasi gangguan layang-layang, diantaranya

adalah sebagai berikut:

1. Sosialisasi di daerah potensi bermain layangan yang tinggi untuk

menghindari bermain layangan di dekat jaringan PLN.

2. Pemasangan/penyebaran spanduk mengenai bahaya bermain layangan di

dekat jaringan PLN.

3. Mensosialisasikan langsung kepada pengguna dan produsen layangan

mengenai kerugian yang akan timbul bila bermain layangan tidak pada

tempatnya serta penggunaan bahan layangan yang tidak seharusnya.

4. Berkordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk menjadikan

perhatian khusus terhadap penggunaan layangan yang tidak sewajarnya

(dari segi dimensi dan bahan benang yang digunakan).

Beberapa contoh sosialisasi bahaya bermain layangan di dekat jaringan

PLN ditunjukkan pada Gambar 4.12.

Gambar 4.12. Sosialisasi Bahaya Bermain Layang-Layang Di Dekat Jaringan PLN

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

65

Universitas Indonesia

4.6 Evaluasi Hasil Penekanan Gangguan Layang-Layang

Hasil dari upaya penekanan gangguan penyulang akibat layang-layang

dapat dilihat dari angka gangguan layang-layang yang terjadi pada tahun 2014,

apakah jumlah gangguan tersebut mengalami penurunan atau tidak. Berikut pada

Gambar 4.13 diberikan perbandingan gangguan penyulang akibat layang-layang

dari tahun 2012 sampai bulan September tahun 2014 di Rayon Garut Kota.

Gambar 4.13. Grafik Perbandingan Gangguan Penyulang Akibat Layang-Layang Tahun

2012-2014

Total gangguan penyulang akibat layang-layang pada tahun 2012 adalah

26 gangguan, meningkat pada tahun 2013 menjadi sebanyak 66 gangguan, dan

pada tahun 2014 terhitung ada 34 gangguan penyulang akibat layang-layang yang

terjadi sampai bulan September 2014. Angka tersebut menunjukkan telah terjadi

penurunan tingkat gangguan yang terjadi dibandingkan dengan tahun 2013.

Beberapa gangguan penyulang akibat layang-layang yang masih terjadi

dapat disebabkan beberapa faktor, seperti penggantian kawat terbuka A3C ke

kawat berisolasi A3CS dan pemasangan grounding steel wire (GSW) yang belum

menyeluruh, masih terdapatnya layang-layang di beberapa titik SUTM yang

menyebabkan gangguan penyulang, serta sosialisasi mengenai bahaya bermain

layang-layang di sekitar SUTM terhadap masyarakat yang masih kurang efektif,

sehingga masih banyak permainan layang-layang yang dilakukan di sekitar

jaringan PLN.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Jum

lah

Ga

ngg

uan

Bulan

Tahun 2012

Tahun 2013

Tahun 2014

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

66

Universitas Indonesia

4.7 Perencanaan Optimasi Penyulang Dari Gangguan Layang-Layang

Untuk meningkatkan hasil penekanan gangguan layang-layang, pada sub-

bab ini akan dibuat perencanaan optimasi penyulang dengan mengganti kawat

terbuka (tanpa isolasi) A3C menjadi kawat berisolasi A3CS. Solusi ini merupakan

solusi terbaik untuk mencegah agar layang-layang yang menempel atau melilit di

SUTM tidak akan langsung menyebabkan gangguan pada penyulang, sehingga

angka pemadaman dapat menurun.

Rencana penggantian kawat A3C ke A3CS dilakukan pada penyulang

dengan angka gangguan layang-layang tinggi, yaitu penyulang CGSO, MGWT,

dan SUCI. Berikut pada Tabel 4.11 diberikan data panjang kawat A3C pada

ketiga penyulang tersebut.

Tabel 4.11. Data Panjang Penggantian Kawat A3C

No. Penyulang Panjang Kawat A3C

1 CGSO 28,047 kms

2 MGWT 63,574 kms

3 SUCI 23,585 kms

Dengan melakukan penggantian kawat A3C, seluruh jenis material yang

menyusun ketiga penyulang tersebut akan berubah menjadi kawat berisolasi

A3CS. Sehingga, angka kerugian pihak PLN dapat diturunkan. Kerugian pihak

PLN setelah dilakukan penggantian kawat A3C menjadi A3CS diberikan pada

Tabel 4.12.

Dengan optimasi jaringan pada penyulang CGSO, MGWT, dan SUCI,

kerugian yang dialami PLN akibat gangguan layang-layang adalah sebesar Rp

10.936.741,00 dengan 15.296,1 kwH tak terjual. Ini berarti kerugian PLN telah

berkurang sebanyak Rp 22.505.027,00 dari kerugian akibat gangguan layang-

layang pada tahun 2013.

Selain itu, dampak positif lain dari penggantian kawat A3C menjadi A3CS

ini juga dapat meningkatkan keandalan sistem distribusi, dimana pada tahun 2013

nilai SAIFI dan SAIDI belum memenuhi target kerja yang telah ditetapkan Rayon

Garut Kota.

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

67

Universitas Indonesia

Tabel 4.12. Estimasi Kerugian PLN Setelah Optimasi Jaringan

No. Penyulang Amp Durasi

(mnt)

kwH tak

tersalurkan Rupiah

1 INTI 195 20 1.911,7 1.366.830

2 INTU 80 30 1.176,4 841.126

3 INTU 85 15 625,0 446.848

4 INTI 175 23 1.972,9 1.410.638

5 INTI 216 11 1.164,6 832.715

6 DSKT 124 6 364,7 260.749

7 DSKT 185 14 1.269,5 907.715

8 INTI 121 4 237,2 169.627

9 TLBS 145 50 3.553,7 2.540.901

10 DSKT 212 26 2.701,8 1.931.786

11 INTI 130 5 318,6 227.805

TOTAL 1336 15.296,1 10.936.741

Dengan melihat grafik gangguan per penyulang tahun 2013 pada Gambar

4.8 diketahui jumlah padam akibat gangguan layang-layang pada ketiga

penyulang yang dioptimasi adalah sebanyak 55 kali padam. Ini berarti, dari total

150 kali pemadaman yang terjadi oleh karena disebabkan masalah pada SUTM,

55 kali padam atau sebesar 37% telah berkurang. Sehingga SAIFI sistem setelah

optimasi dapat dihitung dengan cara sebagai berikut.

pemadaman/pelanggan/tahun

Nilai SAIFI setelah dioptimasi tersebut menunjukkan peningkatan dari

nilai sebelumnya di tahun 2013. Walaupun masih belum memenuhi target kerja

yang ditetapkan sebesar 5,2 kali pemadaman/pelanggan/tahun, nilai SAIFI setelah

optimasi ini sudah mendekati target kerja.

Sedangkan untuk melihat dampak optimasi jaringan pada parameter

SAIDI, dilihat dari durasi pemadaman pada penyulang yang diakibatkan layang-

layang pada tahun 2013. Lama pemadaman total akibat layang-layang pada ketiga

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

68

Universitas Indonesia

penyulang yang dioptimasi adalah sebesar 1132 menit, yang berarti mengurangi

38% dari SAIDI SUTM.

Nilai SAIDI sistem setelah dioptimasi dapat dihitung dengan

menggunakan cara berikut.

jam padam/pelanggan/tahun

Dari hasil perhitungan di atas, terlihat bahwa nilai SAIDI setelah

dioptimasi lebih kecil dari sebelum optimasi. Hal tersebut menunjukkan

peningkatan pada parameter SAIDI yang semakin mendekati target kerja Rayon

Garut Kota.

Secara keseluruhan, perencanaan hasil optimasi jaringan dengan

mengganti kawat terbuka A3C menjadi kawat berisolasi A3CS menunjukkan

penurunan kerugian pada pihak PLN dan peningkatan keandalan sistem distribusi.

Tetapi kendala di dalam optimasi ini adalah dari segi biaya penggantian yang

mahal. Sebagai solusi alternatif yang lebih ekonomis, optimasi jaringan dapat

dilakukan dengan memasang GSW (Grounding Steel Wire) pada jaringan.

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

69 Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN

Dari hasil analisis yang dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan

sebagai berikut:

1. Jenis gangguan yang disebabkan oleh menempel atau membelitnya

layang-layang pada SUTM dapat berupa gangguan hubung singkat 3 fasa,

2 fasa, 2 fasa ke tanah, 1 fasa ke tanah, dan putusnya kawat penghantar.

2. Dampak dari gangguan penyulang akibat layang-layang dapat merugikan

pihak PLN dan konsumen dikarenakan terhentinya pasokan listrik,

menurunnya keandalan sistem distribusi, kerusakan pada peralatan sistem,

dan berbahaya bagi manusia karena bisa terkena sengatan listrik apabila

mengenai bagian peralatan (kawat penghantar) yang rusak atau putus.

3. Solusi secara teknis yang dapat dilakukan untuk menekan gangguan

penyulang oleh layang-layang adalah penggantian kawat terbuka dengan

penghantar berisolasi, penggunaan GSW (Grounding Steel Wire), dan

operasi rutin pembersihan SUTM dari sampah layang-layang.

4. Solusi non-teknis dalam upaya menekan terjadinya pemadaman akibat

gangguan layang-layang adalah dengan sosialisasi kepada masyarakat

akan bahaya bermain layang-layang di dekat jaringan PLN melalui

berbagai media, baik cetak maupun elektronik.

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

70

Universitas Indonesia

DAFTAR ACUAN

[1] Sarimun, Wahyudi. (2011). Buku Saku Pelayanan Teknik. Kota Depok:

Garamond.

[2] Rendra, Prambudhi Setyo. (2010). Analisa Penentuan Lokasi Dan Jumlah

Sectionalizer Untuk Peningkatan Keandalan Sistem Distribusi. Tesis. 11

November 2014. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

http://digilib.its.ac.id/ITS-Undergraduate-3100009036635/8336

[3] Buku AST (Yusreni Warmi). (t.d.). 30 September 2014.

http://www.academia.edu/6383668/Buku_AST_Yusreni_Warmi_

[4] (t.p.). (2008). Sistem Distribusi Tenaga Listrik. 14 Oktober 2014.

[5] Kadir, Abdul. (2000). Distribusi dan Utilisasi Tenaga Listrik. Jakarta:

Universitas Indonesia (UI-Press).

[6] Courtney, Martin. (15 Oktober 2013). Whatever Happened To Broadband

Over Power Line?. Engineering and Technology Magazine. 4 November

2014. http://eandt.theiet.org/magazine/2013/10/broadband-over-power-

line.cfm

[7] Edvard. (22 Oktober 2010). Types of Underground Lines. Electrical

Engineering Portal. 4 November 2014. http://electrical-engineering-

portal.com/types-of-underground-lines

[8] Suswanto, Daman. (25 November 2010). Bab 2 Klasifikasi Jaringan

Distribusi.Sistem Distribusi Tenaga Listrik.

[9] Hammer, Cutler. (1999). Learning Module 3: Fundamentals Of Electrical

Distribution. Fundamentals Of Electrical Distribution. 15 November 2014.

http://electrical-engineering-portal.com/download-center/books-and-

guides/electrical-engineering/fundamentals-of-electrical-distribution

[10] Sarimun, Wahyudi. (2012). Proteksi Sistem Distribusi Tenaga Listrik.

Kota Depok: Garamond.

[11] (t.p.). (2011). Memahami Pemadaman Listrik. PT PLN (Persero)

Distribusi Lampung. 11 November 2014.

http://www.pln.co.id/lampung/?p=3408

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

71

Universitas Indonesia

[12] (t.d.). Vacuum Circuit Breaker/Outdoor. Direct Industry: The Online

Industrial Exhibition. 25 November 2014.

http://www.directindustry.com/prod/cg-power-systems/vacuum-circuit-

breakers-outdoor-13988-693221.html

[13] Newton, Gerald. (2008). 2008 NEC Change Test 7. 25 November 2014.

http://www.electrician2.com/2008nec_pract_tests/NEC803/NEC807.HTM

[14] (t.d.). Outdoor Indoor Load Break Switch. Power Protection. 25 November

2014. http://www.powerprotection.co.in/outdoor-indoor-load-break-

switch.htm

[15] (t.p.). (11 November 2013). Energy Management: Disconnect Switch For

Line Sectionalizing, Isolation Of Distribution Circuits. Utility Products. 25

November 2014. http://www.utilityproducts.com/articles/2013/11/energy-

management-disconnect-switch-for-line-sectionalizing-isolation-of-

distribution-circuits.html

[16] (t.p.) (2010). Buku 5: Standar Konstruksi Jaringan Tegangan Menengah

Tenaga Listrik. PT. PLN (Persero).

[17] Edvard. (15 Juli 2012). Autoreclosing in Transmission and Distribution

Systems. Electrical Engineering Portal. 25 November 2014.

http://electrical-engineering-portal.com/autoreclosing-in-transmission-and-

distribution-systems

[18] (t.d.). Distribution Systems: Protective Equipment. United States

Department Of Labor. 25 November 2014.

https://www.osha.gov/SLTC/etools/electric_power/illustrated_glossary/dis

tribution_system/protective_equipment.html

[19] (t.p.). (29 Juni 2009). Kesalahan Setting Relay Pembatas Beban F49. 25

November 2014. https://bincanglistrik.wordpress.com/category/proteksi/

[20] (t.p.). (2014). Profil Daerah Kabupaten Garut. 11 Januari 2015.

http://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1045

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

72

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Coffer, Walter. Faulkenberry, Luces M. 1996. Electrical Power

Distribution and Transmission. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Sarimun, Wahyudi. 2012. Proteksi Sistem Distribusi Tenaga Listrik.

Depok: Garamond.

Sarimun, Wahyudi. 2011. Buku Saku Pelayanan Teknik. Depok:

Garamond.

SPLN41-10: 1991. Penghantar Aluminium Paduan Berselubung Polietilen

Ikat Silang (AAAC-S).

Affandi, Irfan. 2009. Analisa Setting Relai Arus Lebih Dan Relai

Gangguan Tanah Pada Penyulang Sadewa Di GI Cawang. Depok: Universitas

Indonesia.

Kelompok Kerja Standar Kontruksi Jaringan Disribusi Tenaga Listrik dan

Pusat Penelitian Sains dan Teknologi Universitas Indonesia. 2010. Buku 1

Kriteria Desain Enjinering Kontruksi Jaringan Disribusi Tenaga Listrik. Jakarta:

PT. PLN (Persero).

Kelompok Kerja Standar Kontruksi Disribusi Jaringan Tenaga Listrik dan

Pusat Penelitian Sains dan Teknologi Universitas Indonesia. 2010. Buku 5 Standar

Kontruksi Jaringan Tegangan Menengah Tenaga Listrik. Jakarta: PT. PLN

(Persero).

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

73

Universitas Indonesia

Lampiran 1. Data Aset Gardu Rayon Garut Kota

URAIAN TIPE CGSO CLWU DSKT INTI INTU SUCI MGWT TLBS JUMLAH

TIPE GARDU CANTOL 32 18 12 22 - 19 76 1 180

PORTAL 11 21 5 50 11 59 31 5 193

TEMBOK LAMA - - - 2 1 1 1 1 6

7R2 1 - - - 14 1 - 12 28

ST16 - - - - - - - 1 1

JUMLAH GARDU 44 39 17 74 26 80 108 20 408

KVA TRAFO 25 4 - 1 - - - 5 - 10

50 15 6 5 5 - 6 34 1 72

100 16 16 8 33 - 28 46 - 147

160 5 7 3 20 1 19 13 1 69

200 1 3 - 4 3 2 2 - 15

250 2 4 - 8 6 21 5 5 51

315 - 3 - 3 5 2 1 2 16

400 1 - - 1 9 1 2 10 24

630 - - - - 2 1 - 1 4

JUMLAH KVA TERPASANG 4.300 5.465 1.555 10.895 8.695 13.450 11.270 6.720 62.350

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

74

Universitas Indonesia

Lampiran 2. Data Aset SUTM Rayon Garut Kota

URAIAN UKURAN CGSO CLWU DSKT INTI INTU SUCI MGWT TLBS JUMLAH

Panjang SUTM A3C 150 4,718 10,865 5,846 - - 19,563 25,227 0,0480 66,267

A3C 70 22,469 - 5,566 0,488 - 2,648 27,647 - 58,818

A3C 35 0,860 4,144 2,283 - - 1,374 10,700 - 19,361

A3CS 150 3,582 8,968 0,533 22,453 1,050 12,947 27,161 0,576 77,270

A3CS 70 - - - 16,501 - 0,778 2,922 - 20,201

XLPE 150 - - - 0,452 1,952 0,022 - - 2,426

TOTAL (Kms) 31,753 24,120 14,309 39,988 31,282 38,365 93,771 14,482 288,070

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 91: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

75

Universitas Indonesia

Lampiran 3. Data Aset Tiang Rayon Garut Kota

URAIAN UKURAN CGSO CLWU DSKT INTI INTU SUCI MGWT TLBS JUMLAH

JENIS TIANG BETON - 4 - - - - - - 4

BETON BULAT 460 487 120 530 2 505 1.055 27 3.186

BETON PERSEGI 149 300 130 46 - 219 - 7 851

BESI 23 21 18 319 30 156 474 3 1.044

BETON 2 - 1 1 2 - - 287 - 291

JUMLAH TIANG 11/350 DAN - - - - - 2 - - 2

11/200 DAN 532 428 249 296 31 553 1.472 32 3.593

9/200 DAN 96 77 19 298 1 163 258 - 912

13/350 DAN 4 45 1 303 - 162 86 5 606

TOTAL 632 550 269 897 32 880 1.816 37 5.113

ACC SUTM TRVERS TUMPU 1.8 443 346 183 678 26 590 1.373 19 3.658

TRVERS D. TUMPU 2.0 33 11 9 39 - 37 112 1 242

TRVERS AFSPAN 1.8 73 79 48 169 7 171 202 16 765

TRVERS AFSPAN 2.5 31 16 11 12 - 20 47 1 138

TRVERS AFSPAN 3.0 48 5 4 8 - 6 40 - 111

TRAVERS V - - 1 - - - - - 1

ISOLATOR AFSPAN 732 426 246 747 21 747 1.281 57 4.257

ISOLATOR TUMPU 1.587 1.161 634 2.384 79 2.106 4.946 64 12.961

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 92: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

76

Universitas Indonesia

(Sambungan) Lampiran 3

URAIAN UKURAN CGSO CLWU DSKT INTI INTU SUCI MGWT TLBS JUMLAH

ACC SUTM CUT OUT 42 39 21 102 3 153 42 - 402

ARRESTER 75 9 27 6 12 30 54 42 255

PENTANAHAN TM 13 11 8 9 4 25 30 15 115

KABEL NAIK/TURUN 1 3 1 2 4 10 6 14 41

LBS/PTS - 4 3 4 - 4 5 1 21

RECLOSER 1 1 1 1 - - 1 - 5

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 93: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

77

Universitas Indonesia

Lampiran 4. Impedansi Penghantar

Tahanan (R) dan Reaktansi (XL) Penghantar AAAC Tegangan 20 kV

(Dikutip dari SPLN: 1985)

Luas

Penampang

(mm2)

Jari-jari

(mm)

U

(rat)

GMR

(mm)

Impedansi

Urutan Positif

(Ohm/km)

Impedansi

Urutan Nol

(Ohm/km)

16 2,2563 7 1,6380 2,0161 + j 0,4036 2,1641 + j 1,6911

25 2,8203 7 2,0475 1,2903+ j 0,3895 1,4384 + j 1,6770

35 3,3371 7 2,4227 0,9217 + j 0,3790 1,0697 + j 1,6665

50 3,9886 7 2,8957 0,6452 + j 0,3678 0,7932 + j 1,6553

70 4,7193 7 3,4262 0,4608 + j 0,3572 0,6088 + j 1,6447

95 5,4979 19 4,1674 0,3096 + j 0,3449 0,4876+ j 1,6324

120 6,1791 19 4,6837 0,2688 + j 0,3376 0,4168 + j 1,6324

150 6,9084 19 5,2365 0,2162 + j 0,3305 0,3631 + j 1,6180

185 7,6722 19 5,8155 0,1744 + j 0,3239 0,3224+ j 1,6114

240 8,7386 19 6,6238 0,1344 + j 0,3158 0,2824 + j 1,6034

Impedansi Kabel Tanah Dengan Penghantar Aluminium

Luas

Penampang

(mm2)

R

(Ohm/km)

L

(mH/km)

C

(pf/km)

Impedansi

Urutan Positif

(Ohm/km)

Impedansi

Urutan Nol

(Ohm/km)

150 0,206 0,33 0,26 0,206 + j 0,104 0,356 + j 0,312

240 0,125 0,31 0,31 0,125 + j 0,097 0,275 + j 0,290

300 0,100 0,30 0,34 0,100 + j 0,094 0,250 + j 0,282

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 94: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

78

Universitas Indonesia

Lampiran 5. Kerugian PLN Rayon Garut Kota Akibat Layang-Layang Th. 2012

No. Tanggal Penyulang Amp Durasi

(mnt)

kwH Tak

tersalurkan Rupiah

1 01/01/2012 CGSO 32 3 47,1 32.233

2 13/04/2012 CGSO 32 3 47,1 32.233

3 18/05/2012 TLBS 152 4 298,0 204.145

4 02/06/2012 CGSO 30 4 58,8 40.292

5 19/06/2012 TLBS 195 48 4.588,0 3.142.753

6 26/06/2012 CGSO 35 5 85,8 58.759

7 27/06/2012 DSKT 185 4 362,7 248.465

8 03/07/2012 INTU 98 41 1.969,5 1.349.100

9 12/07/2012 CGSO 32 4 62,7 42.978

10 08/08/2012 DSKT 212 4 415,7 284.728

11 10/08/2012 DSKT 185 4 362,7 248.465

12 12/08/2012 DSKT 128 4 251,0 171.911

13 21/08/2012 CGSO 61 3 89,7 61.445

14 21/08/2012 CGSO 32 4 62,7 42.978

15 25/08/2012 CGSO 32 4 62,7 42.978

16 25/08/2012 DSKT 201 3 295,6 202.466

17 25/08/2012 CGSO 74 2 72,5 49.693

18 31/08/2012 CGSO 30 4 58,8 40.292

19 31/08/2012 CGSO 32 4 62,7 42.978

20 31/08/2012 CGSO 32 5 78,4 53.722

21 08/09/2012 CGSO 32 4 62,7 42.978

22 24/09/2012 DSKT 201 4 394,1 269.954

23 28/10/2012 CGSO 32 4 62,7 42.978

24 03/11/2012 DSKT 206 5 504,9 345.837

25 09/11/2012 CGSO 32 3 47,1 32.233

26 09/11/2012 TLBS 152 5 372,5 255.181

TOTAL 182 760.681,0 521.066.485

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 95: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

79

Universitas Indonesia

Lampiran 6. Kerugian PLN Rayon Garut Kota Akibat Layang-Layang Th. 2013

No. Tanggal Penyulang Amp Durasi

(mnt)

kwH tak

tersalurkan Rupiah

1 19/02/2013 CGSO 32 110 1.725,4 1.233.651

2 26/04/2013 CGSO 32 5 78,4 56.075

3 03/05/2013 INTI 195 20 1.911,7 1.366.830

4 14/05/2013 INTU 80 30 1.176,4 841.126

5 22/05/2013 INTU 85 15 625,0 446.848

6 22/05/2013 SUCI 158 10 774,5 553.741

7 29/05/2013 SUCI 30 18 264,7 189.253

8 01/06/2013 MGWT 20 5 49,0 35.047

9 09/06/2013 SUCI 136 4 266,7 190.655

10 10/06/2013 SUCI 142 5 348,0 248.833

11 15/06/2013 INTI 175 23 1.972,9 1.410.638

12 19/06/2013 SUCI 158 6 464,7 332.245

13 21/06/2013 MGWT 11 6 32,4 23.131

14 21/06/2013 MGWT 13 3 19,1 13.668

15 22/06/2013 MGWT 15 4 29,4 21.028

16 01/07/2013 SUCI 158 5 387,2 276.871

17 07/07/2013 INTI 216 11 1.164,6 832.715

18 08/07/2013 MGWT 22 5 53,9 38.552

19 08/07/2013 DSKT 124 6 364,7 260.749

20 19/07/2013 MGWT 15 5 36,8 26.285

21 20/07/2013 MGWT 16 5 39,2 28.038

22 27/07/2013 MGWT 12 3 17,6 12.617

23 03/08/2013 CGSO 32 5 78,4 56.075

24 04/08/2013 MGWT 11 40 215,7 154.206

25 04/08/2013 SUCI 190 28 2.607,7 1.864.496

26 08/08/2013 MGWT 11 32 172,5 123.365

27 09/08/2013 CGSO 35 34 583,3 417.058

28 11/08/2013 CGSO 32 7 109,8 78.505

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 96: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

80

Universitas Indonesia

(Sambungan) Lampiran 6

No. Tanggal Penyulang Amp Durasi

(mnt)

kwH tak

tersalurkan Rupiah

29 11/08/2013 DSKT 185 14 1.269,5 907.715

30 13/08/2013 SUCI 176 22 1.897,9 1.357.017

31 17/08/2013 SUCI 145 3 213,2 152.454

32 26/08/2013 MGWT 11 36 194,1 138.786

33 27/08/2013 MGWT 11 30 161,8 115.655

34 29/08/2013 MGWT 22 52 560,8 400.937

35 30/08/2013 CGSO 32 7 109,8 78.505

36 31/08/2013 INTI 121 4 237,2 169.627

37 01/09/2013 MGWT 10 21 102,9 73.599

38 02/09/2013 MGWT 13 67 426,9 305.259

39 03/09/2013 MGWT 11 35 188,7 134.931

40 06/09/2013 TLBS 145 50 3.553,7 2.540.901

41 06/09/2013 CGSO 75 43 1.580,8 1.130.263

42 08/09/2013 CGSO 32 16 251,0 179.440

43 09/09/2013 CGSO 75 5 183,8 131.426

44 14/09/2013 SUCI 136 67 4.466,4 3.193.475

45 15/09/2013 CGSO 32 26 407,8 291.590

46 20/09/2013 MGWT 20 18 176,5 126.169

47 21/09/2013 CGSO 35 11 188,7 134.931

48 22/09/2013 SUCI 136 26 1.733,2 1.239.259

49 24/09/2013 CGSO 32 3 47,1 33.645

50 25/09/2013 SUCI 136 15 999,9 714.957

51 29/09/2013 CGSO 30 6 88,2 63.084

52 06/10/2013 CGSO 32 4 62,7 44.860

53 13/10/2013 CGSO 34 7 116,7 83.412

54 15/10/2013 CGSO 32 6 94,1 67.290

55 16/10/2013 SUCI 145 15 1.066,1 762.270

56 17/10/2013 SUCI 187 6 550,0 393.226

57 18/10/2013 SUCI 135 10 661,7 473.133

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 97: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

81

Universitas Indonesia

(Sambungan) Lampiran 6

No. Tanggal Penyulang Amp Durasi

(mnt)

kwH tak

tersalurkan Rupiah

58 19/10/2013 DSKT 212 26 2.701,8 1.931.786

59 19/10/2013 INTI 130 5 318,6 227.805

60 21/10/2013 CGSO 30 30 441,2 315.422

61 24/10/2013 SUCI 130 18 1.147,0 820.098

62 29/10/2013 MGWT 27 46 608,8 435.283

63 01/11/2013 CGSO 32 12 188,2 134.580

64 10/11/2013 SUCI 198 23 2.232,2 1.596.037

65 10/11/2013 MGWT 25 71 870,0 622.083

66 28/11/2013 CGSO 75 30 1.102,9 788.556

TOTAL 1336 46.771,7 33.441.768

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 98: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

82

Universitas Indonesia

Lampiran 7. Rincian Nilai SAIFI dan SAIDI Rayon Garut Kota Tahun 2012

Bulan Penyebab

Pemadaman

Jumlah

Gangguan

(Kali)

Lama

Padam

(Jam)

Jumlah

Pelanggan

Padam

SAIFI SAIDI

Total Rata-rata Total Rata-rata

Januari SR & APP 127 28,57 167 0,207768 0,017314 0,046739714 0,003894976

SUTR 2 0,42 6 0,000118 9,8E-06 2,46865E-05 2,05721E-06

SUTM 16 3,5 3095 0,48511 0,040426 0,106117751 0,008843146

Februari SR & APP 115 25,78 153 0,172365 0,014364 0,038639694 0,003219975

SUTR 8 1,9 23 0,001803 0,00015 0,000428096 3,56746E-05

SUTM 3 0,32 266 0,007817 0,000651 0,000833856 6,9488E-05

Maret SR & APP 157 31,9 209 0,321444 0,026787 0,0653125 0,005442708

SUTR 36 6,08 41 0,014459 0,001205 0,002442006 0,000203501

SUTM 4 1,57 798 0,03127 0,002606 0,012273315 0,001022776

April SR & APP 157 31,9 209 0,321444 0,026787 0,0653125 0,005442708

SUTR 36 6,08 41 0,014459 0,001205 0,002442006 0,000203501

SUTM 3 0,6 798 0,023452 0,001954 0,004690439 0,00039087

Mei SR & APP 129 27,05 140 0,17692 0,014743 0,037098354 0,00309153

SUTR 10 2,52 47 0,004604 0,000384 0,001160266 9,66889E-05

SUTM 12 26,67 1934 0,227351 0,018946 0,505287813 0,042107318

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 99: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

83

Universitas Indonesia

(Sambungan) Lampiran 7

Bulan Penyebab

Pemadaman

Jumlah

Gangguan

(Kali)

Lama

Padam

(Jam)

Jumlah

Pelanggan

Padam

SAIFI SAIDI

Total Rata-rata Total Rata-rata

Juni SR & APP 114 33,95 133 0,148531 0,012378 0,044233444 0,00368612

SUTR 9 2,25 33 0,002909 0,000242 0,000727371 6,06142E-05

SUTM 18 3,87 3114 0,549099 0,045758 0,11805623 0,009838019

SKTM 1 0,8 1 9,8E-06 8,16E-07 7,83699E-06 6,53083E-07

Juli SR & APP 137 24,55 144 0,19326 0,016105 0,034631661 0,002885972

SUTR 13 4,83 45 0,005731 0,000478 0,002129212 0,000177434

SUTM 23 10,3 2372 0,534444 0,044537 0,239337774 0,019944815

Agustus SR & APP 157 31,9 209 0,321444 0,026787 0,0653125 0,005442708

SUTR 36 6,08 41 0,014459 0,001205 0,002442006 0,000203501

SUTM 17 2,2 798 0,132896 0,011075 0,017198276 0,00143319

September SR & APP 157 31,9 209 0,321444 0,026787 0,0653125 0,005442708

SUTR 36 6,08 41 0,014459 0,001205 0,002442006 0,000203501

SUTM 6 1,4 798 0,046904 0,003909 0,010944357 0,00091203

Oktober SR & APP 113 20,85 129 0,1428 0,0119 0,026348452 0,002195704

SUTR 49 7,5 49 0,023521 0,00196 0,003600118 0,00030001

SUTM 8 3,27 798 0,062539 0,005212 0,025562892 0,002130241

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 100: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

84

Universitas Indonesia

(Sambungan) Lampiran 7

Bulan Penyebab

Pemadaman

Jumlah

Gangguan

(Kali)

Lama

Padam

(Jam)

Jumlah

Pelanggan

Padam

SAIFI SAIDI

Total Rata-rata Total Rata-rata

November SR & APP 157 31,9 209 0,321444 0,026787 0,0653125 0,005442708

SUTR 36 6,08 41 0,014459 0,001205 0,002442006 0,000203501

SUTM 8 2,97 798 0,062539 0,005212 0,023217672 0,001934806

Desember SR & APP 157 31,9 209 0,321444 0,026787 0,0653125 0,005442708

SUTR 36 6,08 41 0,014459 0,001205 0,002442006 0,000203501

SUTM 3 0,6 798 0,023452 0,001954 0,004690439 0,00039087

TOTAL 2106 466,12 18937 5,282631 0,440219 1,710506759 0,14254223

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 101: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

85

Universitas Indonesia

Lampiran 8. Rincian Nilai SAIFI dan SAIDI Rayon Garut Kota Tahun 2013

Bulan Penyebab

Pemadaman

Jumlah

Gangguan

(Kali)

Lama

Padam

(Jam)

Jumlah

Pelanggan

Padam

SAIFI SAIDI

Total Rata-rata Total Rata-rata

Januari SR & APP 122 34,95 145 0,129971 0,010831 0,037233574 0,003102798

SUTR 14 3,67 50 0,005143 0,000429 0,001348204 0,00011235

SUTM 7 1,73 869 0,044693 0,003724 0,011045501 0,000920458

Februari SR & APP 138 39,2 145 0,147017 0,012251 0,041761261 0,003480105

SUTR 8 2,35 27 0,001587 0,000132 0,000466177 3,88481e-05

SUTM 9 2,17 1455 0,096211 0,008018 0,023197558 0,00193313

Maret SR & APP 155 369,52 258 0,293813 0,024484 0,700450087 0,058370841

SUTR 18 4,78 274 0,036236 0,00302 0,009622723 0,000801894

SUTM 9 2,48 1008 0,066653 0,005554 0,018366726 0,001530561

April SR & APP 159 145,08 395 0,461438 0,038453 0,421040799 0,035086733

SUTR 12 3,17 94 0,008288 0,000691 0,002189307 0,000182442

SUTM 16 4,57 788 0,092633 0,007719 0,026458301 0,002204858

Mei SR & APP 156 47,62 221 0,253301 0,021108 0,077321666 0,006443472

SUTR 10 3,7 158 0,011609 0,000967 0,00429515 0,000357929

SUTM 9 2,58 557 0,036831 0,003069 0,010558311 0,000879859

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 102: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

86

Universitas Indonesia

(Sambungan) Lampiran 8

Bulan Penyebab

Pemadaman

Jumlah

Gangguan

(Kali)

Lama

Padam

(Jam)

Jumlah

Pelanggan

Padam

SAIFI SAIDI

Total Rata-rata Total Rata-rata

Juni SR & APP 154 47,5 227 0,256842 0,021404 0,07922076 0,00660173

SUTR 10 2,7 217 0,015943 0,001329 0,004304701 0,000358725

SUTM 11 2,58 503 0,040652 0,003388 0,009534704 0,000794559

Juli SR & APP 195 39,07 247 0,353876 0,02949 0,070902231 0,005908519

SUTR 374 74,37 484 1,329954 0,110829 0,264461637 0,02203847

SUTM 9 1,8 2395 0,158368 0,013197 0,03167361 0,002639467

Agustus SR & APP 261 48,26 313 0,600212 0,050018 0,110981654 0,009248471

SUTR 38 6,75 43 0,012005 0,001 0,002132513 0,000177709

TRAFO 34 5,82 34 0,008493 0,000708 0,001453856 0,000121155

SUTM 20 9,8 798 0,117261 0,009772 0,057457735 0,004788145

September SR & APP 157 31,9 209 0,241082 0,02009 0,048984255 0,004082021

SUTR 36 6,08 41 0,010844 0,000904 0,0018315 0,000152625

SUTM 18 7,4 798 0,105535 0,008795 0,043386453 0,003615538

Oktober SR & APP 155 369,52 258 0,293813 0,024484 0,700450087 0,058370841

SUTR 18 4,78 274 0,036236 0,00302 0,009622723 0,000801894

SUTM 17 4,9 1008 0,125901 0,010492 0,036289096 0,003024091

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 103: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

87

Universitas Indonesia

(Sambungan) Lampiran 8

Bulan Penyebab

Pemadaman

Jumlah

Gangguan

(Kali)

Lama

Padam

(Jam)

Jumlah

Pelanggan

Padam

SAIFI SAIDI

Total Rata-rata Total Rata-rata

November SR & APP 159 145,08 395 0,461438 0,038453 0,421040799 0,035086733

SUTR 12 3,17 94 0,008288 0,000691 0,002189307 0,000182442

SUTM 16 4,57 788 0,092633 0,007719 0,026458301 0,002204858

Desember SR & APP 156 47,62 221 0,253301 0,021108 0,077321666 0,006443472

SUTR 10 3,7 158 0,011609 0,000967 0,00429515 0,000357929

SUTM 9 4,6 557 0,036831 0,003069 0,018824895 0,001568741

TOTAL 2711 1539,54 16506 6,256541 0,521378 3,408172982 0,284014415

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 104: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

88

Universitas Indonesia

Lampiran 9. Diagram Garis Tunggal Penyulang Desa Kolot (DSKT)

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 105: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

89

Universitas Indonesia

Lampiran 10. Diagram Garis Tunggal Penyulang Cilawu (CLWU)

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 106: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

90

Universitas Indonesia

Lampiran 11. Diagram Garis Tunggal Penyulang Margawati (MGWT)

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 107: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

91

Universitas Indonesia

Lampiran 12. Diagram Garis Tunggal Penyulang Cigasong (CGSO)

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 108: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

92

Universitas Indonesia

Lampiran 13. Diagram Garis Tunggal Penyulang Intan Tiga (INTI)

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 109: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

93

Universitas Indonesia

Lampiran 14. Diagram Garis Tunggal Penyulang Intan Satu (INTU)

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 110: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

94

Universitas Indonesia

Lampiran 15. Diagram Garis Tunggal Penyulang Talaga Bodas (TLBS)

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 111: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

95

Universitas Indonesia

Lampiran 16. Diagram Garis Tunggal Penyulang Talaga Bodas (TLBS)

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 112: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

96

Universitas Indonesia

Lampiran 17. Konstruksi Pemasangan Ground Steel Wire (GSW)

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 113: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

97

Universitas Indonesia

Lampiran 18. Data Padam Akibat Gangguan Penyulang Rayon Garut Kota Tahun 2012

No Tanggal Penyulang Beban

Indikasi Jam Waktu Arus Gangguan

Gangguan Trip Masuk Trip Masuk (mnt) >5 Total R S T N Ig

1 01/01/2012 CGSO 38 22 OCRM 14:02 14:05 3 0 1 1330 1210 309 26,18 1330 LAYANG2/UMBUL2 2 08/01/2012 INTU 118 0 GFTD 4:55 5:00 5 0 1 628,5 155 110 517,4 628,5 ALAM 3 24/01/2012 CGSO 190 0 BC 13:58 14:02 4 0 1 274,1 32,5 288,3 8,97 288,3 ALAM 4 24/01/2012 CGSO 62 0 OCRM 23:44 23:47 3 0 1 1947 1945 67,12 91,93 1947 ALAM 5 25/01/2012 CGSO 40 20 OCRM 9:03 9:07 4 0 1 1411 1389 38,62 0,73 1411 ALAM 6 26/01/2012 CGSO 17 19 OCRM 12:24 12:27 3 0 1 107,6 1308 1249 1,19 1308 ALAM 7 26/01/2012 DSKT 80 0 OCRM 12:32 12:48 16 1 1 4953 4923 83,5 4,51 4953 ALAM 8 26/01/2012 DSKT OCRM 13:14 13:18 4 0 1 5359 5377 8 1,09 5377 ALAM 9 25/02/2012 CGSO 64 30 OCRM 18:20 18:25 5 0 1 85,5 123 813,7 628 813,7 ALAM

10 26/02/2012 DSKT 105 0 OCRM 10:53 11:03 10 1 1 4112 4047 107,5 429 4112 ALAM 11 28/02/2012 CGSO 105 0 OCTD 14:48 14:52 4 0 1 0 PH 3/BINATANG 12 01/03/2012 CGSO 28 0 OCRM 14:50 14:55 5 0 1 24 1872 1847 22,37 1872 ALAM 13 21/03/2012 TLBS GFTD 17:43 18:25 42 1 1 427 339 334 227,5 427 KOMP_JTM 14 23/03/2012 TLBS 72 BC 17:08 17:12 4 0 1 185 120 168 0,85 185 ALAM 15 26/03/2012 TLBS 250 GFTD 20:02 20:45 43 1 1 744,5 249 238 520,7 744,5 KOMP_JTM 16 13/04/2012 CGSO 42 26 OCRM 15:57 16:00 3 0 1 1050 34 77 12,43 1050 LAYANG2/UMBUL2 17 16/04/2012 CGSO 58 0 OCRM 3:00 3:04 4 0 1 1212 1444 1204 29,8 1444 ALAM 18 07/05/2012 TLBS 167 16 OCRM 13:36 13:40 4 0 1 207 4364 4021 0,98 4364 KOMP_JTM 19 18/05/2012 TLBS 170 17 OCRM 16:11 16:15 4 0 1 3096 248 3323 171,6 3323 LAYANG2/UMBUL2 20 20/05/2012 TLBS 250 0 GFTD 18:05 18:50 45 1 1 100 450 453,5 564 564 PH 3/BINATANG 21 02/06/2012 CGSO 36 0 OCRM 12:14 12:18 4 0 1 36 1213 1194 1 1213 LAYANG2/UMBUL2 22 07/06/2012 TLBS 65 27 OCTD 8:10 9:00 50 1 1 2656 2739 2665 6,95 2739 KOMP_JTM

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 114: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

98

Universitas Indonesia

(Sambungan) Lampiran 18

No Tanggal Penyulang Beban

Indikasi Jam Waktu Arus Gangguan

Gangguan Trip Masuk Trip Masuk (mnt) >5 Total R S T N Ig

23 07/06/2012 INTI 170 43 OCRM 8:10 8:13 3 0 1 2218 2667 1804 16,84 2667 KOMP_JTM 24 19/06/2012 TLBS 252 0 GFTD 20:12 21:00 48 1 1 378 320 817 433,5 817 LAYANG2/UMBUL2 25 26/06/2012 CGSO 162 48 BC 16:58 17:03 5 0 1 54,37 159,7 151,5 0,73 159,7 LAYANG2/UMBUL2 26 27/06/2012 DSKT 117 119 OCRM 16:54 16:58 4 0 1 5824 5820 135 37,35 5824 LAYANG2/UMBUL2 27 03/07/2012 INTU 195 0 GFTD 17:34 18:15 41 1 1 227,5 189,5 850 652,4 850 LAYANG2/UMBUL2 28 12/07/2012 CGSO 1592 0 OCRM 10:20 10:24 4 0 1 1592 1560 36,75 5,58 1592 LAYANG2/UMBUL2 29 27/07/2012 CGSO 54 30 OCRM 17:03 17:07 4 0 1 1657 1753 51,75 195,1 1753 POHON 30 29/07/2012 CGSO 54 0 OCRM 16:43 16:48 5 0 1 12,26 11,46 53,25 37,43 53,25 KOMP_JTM 31 08/08/2012 DSKT 137 0 OCRM 16:08 16:12 4 0 1 136 6785 6220 495 6785 LAYANG2/UMBUL2 32 10/08/2012 DSKT 142 11 OCRM 16:53 16:57 4 0 1 135,5 63,8 63,27 59 135,5 LAYANG2/UMBUL2 33 12/08/2012 DSKT 106 93 OCRM 8:56 9:00 4 0 1 0 LAYANG2/UMBUL2 34 14/08/2012 CGSO 33 0 OCRM 12:55 12:59 4 0 1 0 PERALATAN_JTM 35 14/08/2012 CGSO 51 0 OCRM 17:05 17:09 4 0 1 1380 1310 52,5 70,58 1380 PERALATAN_JTM 36 18/08/2012 TLBS 234 0 GFTD 22:04 22:30 26 1 1 500 401 1272 827 1272 KOMP_JTM 37 20/08/2012 TLBS 75 139 BC 10:20 10:24 4 0 1 129,5 119,5 74 0,73 129,5 PERALATAN_JTM 38 21/08/2012 CGSO 67 0 OCRM 6:12 6:15 3 0 1 61 1905 1874 21,97 1905 LAYANG2/UMBUL2 39 21/08/2012 CGSO 30 0 OCRM 10:32 10:36 4 0 1 66 1891 1882 26,26 1891 LAYANG2/UMBUL2 40 24/08/2012 INTU 206 0 GFTD 20:24 21:11 47 1 1 175,5 663,5 224 448,1 663,5 PERALATAN_JTM 41 24/08/2012 TLBS 48 42 BC 21:22 21:28 6 1 1 69 109 105 0,85 109 PERALATAN_JTM 42 25/08/2012 CGSO 38 0 OCRM 13:12 13:16 4 0 1 1293 1272 37,5 0,57 1293 LAYANG2/UMBUL2 43 25/08/2012 DSKT 120 0 OCRM 17:00 17:03 3 0 1 0 LAYANG2/UMBUL2 44 25/08/2012 CGSO 46 0 OCRM 17:45 17:48 2 0 1 1257 1925 1678 25,87 1925 LAYANG2/UMBUL2

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 115: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

99

Universitas Indonesia

(Sambungan) Lampiran 18

No Tanggal Penyulang Beban

Indikasi Jam Waktu Arus Gangguan

Gangguan Trip Masuk Trip Masuk (mnt) >5 Total R S T N Ig

45 31/08/2012 CGSO 38 0 OCRM 13:07 13:11 4 0 1 2643 2526 40,5 158 2643 LAYANG2/UMBUL2 46 31/08/2012 CGSO BC 15:31 15:35 4 0 1 31,2 29,62 1,87 0,91 31,2 LAYANG2/UMBUL2 47 31/08/2012 CGSO BC 15:53 15:58 5 0 1 31,12 30,75 1,87 0,91 31,12 LAYANG2/UMBUL2 48 06/09/2012 CLWU 243 128 GFTD 22:11 22:15 4 0 1 475 13,5 12 436 475 KOMP_JTM 49 06/09/2012 CLWU 128 128 GFTD 22:15 23:24 69 1 1 0 KOMP_JTM 50 06/09/2012 INTI 128 128 GFTD 22:41 22:43 2 0 1 0 KOMP_JTM 51 08/09/2012 CGSO 40 0 OCRM 16:30 16:34 4 0 1 1653 1642 43,87 10,6 1653 LAYANG2/UMBUL2 52 08/09/2012 CGSO 32 0 OCRM 17:23 17:26 3 0 1 1150 921,7 35 66,1 1150 PERALATAN_JTM 53 24/09/2012 DSKT 132 0 OCRM 17:16 17:20 4 0 1 3621 1278 4690 21,48 4690 LAYANG2/UMBUL2 54 07/10/2012 DSKT 0 OCRM 8:18 8:21 3 0 1 6773 1105 123 1 6773 KOMP_JTM 55 08/10/2012 INTU 234 0 GFTD 18:55 20:05 70 1 1 287,2 217,5 509 237,5 509 PERALATAN_JTM 56 13/10/2012 DSKT 118 0 OCRM 10:14 10:55 41 1 1 105 5749 6062 494,1 6062 PERALATAN_JTM 57 15/10/2012 DSKT 123 8 OCRM 9:02 9:23 21 1 1 107,5 5096 5010 5,12 5096 POHON 58 18/10/2012 CLWU 230 0 GFTD 21:50 22:08 18 1 1 219,5 224,5 994 774,2 994 KOMP_JTM 59 18/10/2012 INTU 147 0 GFTD 23:28 23:52 24 1 1 526 159 126,5 403,7 526 PERALATAN_JTM 60 22/10/2012 INTU 195 0 OCRM 17:55 18:10 15 1 1 3029 584 3057 390,3 3057 PERALATAN_JTM 61 28/10/2012 CGSO 42 0 OCRM 14:13 14:17 4 0 1 1288 1273 44,2 1,09 1288 LAYANG2/UMBUL2 62 03/11/2012 DSKT 136 160 OCRM 17:28 17:33 5 0 1 3621 1278 4680 421,4 4680 LAYANG2/UMBUL2 63 07/11/2012 DSKT 0 OCRM 16:13 16:16 3 0 1 773 6710 121 759,2 6710 ALAM 64 09/11/2012 CGSO 43 2 OCRM 10:43 10:46 3 0 1 0 LAYANG2/UMBUL2 65 09/11/2012 TLBS 175 17 OCRM 15:50 15:55 5 0 1 343,2 218,5 3659 163,8 3659 LAYANG2/UMBUL2 66 18/11/2012 DSKT 131 0 OCRM 14:46 14:50 4 0 1 117,5 5749 6062 494,1 6062 KOMP_JTM

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 116: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

100

Universitas Indonesia

(Sambungan) Lampiran 18

No Tanggal Penyulang Beban

Indikasi Jam Waktu Arus Gangguan

Gangguan Trip Masuk Trip Masuk (mnt) >5 Total R S T N Ig

67 19/11/2012 TLBS 104 OCGFM 8:55 9:20 25 1 1 0 PERALATAN_JTM 68 26/11/2012 CGSO 93 68 OCRM 20:23 22:36 133 1 1 2995 2392 90,75 601,2 2995 PERALATAN_JTM 69 30/11/2012 CLWU 246 0 OCRM 16:47 17:04 17 1 1 266 6338 6138 1,58 6338 KOMP_JTM 70 08/12/2012 CGSO 254 0 OCRM 14:20 14:42 22 1 1 2460 2675 264,7 452 2675 KOMP_JTM 71 16/12/2012 CGSO 47 0 OCRM 14:57 15:00 3 0 1 1295 771,3 705,3 900,2 1295 ALAM 72 28/12/2012 TLBS 197 25 OCRM 18:55 19:04 9 2 1 262 4425 4251 0,61 4425 KOMP_JTM

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 117: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

101

Universitas Indonesia

Lampiran 19. Data Padam Akibat Gangguan Penyulang Rayon Garut Kota Tahun 2013

No Tanggal Penyulang Beban

Indikasi Jam Waktu Arus Gangguan

Gangguan Trip Masuk Trip Masuk (mnt) >5 Total R S T N Ig

1 07/01/2013 CGSO 43 0 OCRM 14:09 14:18 9 1 1 0 ALAM 2 09/01/2013 TLBS 227 OCRM 19:50 19:56 6 1 1 338 4136 3950 0,73 4136 ALAM 3 09/01/2013 CGSO 61 35 OCRM 23:14 23:19 5 1 1 1983 1978 58,2 0,64 1983 ALAM 4 10/01/2013 DSKT 155 81 GFM 12:35 13:23 48 1 1 0 POHON 5 26/01/2013 INTI 135 0 BC 15:21 16:28 67 1 1 168,5 168,5 6,5 2,31 168,5 KOMP_JTM 6 03/02/2013 DSKT 190 0 OCTD 17:21 17:35 14 1 1 637 0 639 0,12 639 KOMP_JTM 7 03/02/2013 INTI 87 GFTD 17:52 18:20 28 1 1 130 140 255 122,5 255 POHON 8 03/02/2013 MGWT 18 17 GFTD 17:27 18:30 63 1 1 670 19 19 651 670 ALAM 9 09/02/2013 DSKT 119 OCRM 13:31 13:40 9 1 1 0 ALAM

10 10/02/2013 CGSO BC 12:22 12:38 16 1 1 25,5 39 36 0 39 KOMP_JTM 11 19/02/2013 CGSO 38 OCRM 14:05 15:55 110 1 1 0 LAYANG2/UMBUL2 12 08/03/2013 SUCI 180 57 GFTD 15:21 17:32 131 1 1 272,9 30 42,6 213 272,9 ALAM 13 13/03/2013 CGSO 29 0 OCRM 13:29 13:32 3 0 1 0 ALAM 14 14/03/2013 SUCI 232 26 GFTD 18:18 18:25 7 1 1 733 238 240 525,1 733 PH3/BINATANG 15 15/03/2013 SUCI 212 285 GFTD 19:21 20:22 61 1 1 292 260 621 421,6 621 KOMP_JTM 16 21/03/2013 MGWT 10 OCTD 13:57 14:00 3 0 1 0 ALAM 17 26/03/2013 CLWU 159 0 GFTD 12:14 12:36 22 1 1 678,5 223,5 210 510,1 678,5 KOMP_JTM 18 29/03/2013 MGWT 11 9 OCTD 15:40 15:42 2 0 1 14 1753 1743 0,6 1753 PH3/BINATANG 19 29/03/2013 MGWT 11 GFTD 16:40 16:43 3 0 1 0 POHON 20 31/03/2013 SUCI 16 160 OCTD 15:42 15:46 4 0 1 1280 1328 1286 0 1328 ALAM 21 31/03/2013 MGWT 15 OCTD 2:49 2:55 9 1 1 2924 2315 2940 24 2940 ALAM

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 118: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

102

Universitas Indonesia

(Sambungan) Lampiran 19

No Tanggal Penyulang Beban

Indikasi Jam Waktu Arus Gangguan

Gangguan Trip Masuk Trip Masuk (mnt) >5 Total R S T N Ig

22 07/04/2013 CLWU 220 11 OCTD 15:36 16:05 29 1 1 278 2081 1912 0,12 2081 POHON 23 11/04/2013 SUCI 137 158 GFTD 0:43 0:46 3 0 1 0 ALAM 24 11/04/2013 SUCI 147 134 GFTD 3:23 3:31 8 1 1 0 ALAM 25 20/04/2013 MGWT 24 22 GFTD 18:10 18:14 4 0 1 0 POHON 26 23/04/2013 MGWT 21 20 GFTD 19:05 20:30 85 1 1 25 23 606 582,4 606 KOMP_JTM 27 26/04/2013 CGSO 38 OCRM 15:30 15:35 5 0 1 0 LAYANG2/UMBUL2 28 03/05/2013 INTI 142 OCRM 17:31 17:51 20 1 1 0 LAYANG2/UMBUL2 29 14/05/2013 INTU 82 0 GFTD 8:45 9:15 30 1 1 135 102,5 595,5 438,5 595,5 LAYANG2/UMBUL2 30 22/05/2013 INTU 136 11 GFTD 15:15 15:30 15 1 1 152 124 451 332 451 LAYANG2/UMBUL2 31 22/05/2013 SUCI 227 242 GFTD 22:15 22:25 10 1 1 222 482 226 276 482 LAYANG2/UMBUL2 32 22/05/2013 SUCI 227 242 GFTD 22:41 22:45 4 0 1 0 KOMP_JTM 33 23/05/2013 SUCI 184 190 GFTD 6:35 6:44 9 1 1 443 181 180 281 443 KOMP_JTM 34 26/05/2013 MGWT 30 0 OCRM 18:45 18:50 5 0 1 394 29 23 370 394 ALAM 35 29/05/2013 SUCI 181 183 GFTD 12:18 12:36 18 1 1 34,5 3,95 86,5 5,12 86,5 LAYANG2/UMBUL2 36 01/06/2013 MGWT 10 10 OCTD 11:39 11:44 5 0 1 3032 2734 2268 0 3032 LAYANG2/UMBUL2 37 02/06/2013 SUCI 265 245 BC 19:10 20:17 67 1 1 4 240 237 3,17 240 ALAM 38 03/06/2013 SUCI 67 39 OCTD 9:00 9:29 29 1 1 1317 1903 252 0,24 1903 ALAM 39 09/06/2013 SUCI 174 165 OCTD 11:35 11:39 4 0 1 221 1097 1227 121,7 1227 LAYANG2/UMBUL2 40 10/06/2013 SUCI 193 183 OCTD 14:55 15:00 5 0 1 237 1266 1163 0,24 1266 LAYANG2/UMBUL2 41 15/06/2013 INTI 164 0 GFM 17:07 17:30 23 1 1 252 139 2652 0,12 2652 LAYANG2/UMBUL2 42 18/06/2013 MGWT 10 9 GFTD 14:45 14:40 3 0 1 337 11 10 326,3 337 POHON 43 19/06/2013 SUCI 220 238 GFTD 5:49 5:55 6 1 1 228 512 233 299 512 LAYANG2/UMBUL2

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 119: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

103

Universitas Indonesia

(Sambungan) Lampiran 19

No Tanggal Penyulang Beban

Indikasi Jam Waktu Arus Gangguan

Gangguan Trip Masuk Trip Masuk (mnt) >5 Total R S T N Ig

44 21/06/2013 MGWT 9 9 OCTD 15:22 15:28 6 1 1 1790 2022 1850 0 2022 LAYANG2/UMBUL2 45 21/06/2013 MGWT 10 10 OCRM 16:32 16:35 3 0 1 1746 14 1735 0 1746 LAYANG2/UMBUL2 46 22/06/2013 MGWT 12 11 OCTD 16:11 16:15 4 0 1 15 3047 3306 0 3306 LAYANG2/UMBUL2 47 29/06/2013 CGSO 31 30 OCRM 11:26 11:31 5 0 1 1635 37,5 1291 512,9 1635 KOMP_JTM 48 01/07/2013 SUCI OCTD 16:50 16:55 5 0 1 0 LAYANG2/UMBUL2 49 07/07/2013 SUCI 166 OCTD 10:15 10:27 12 1 1 1309 1339 1489 0 1489 KOMP_JTM 50 07/07/2013 INTI 0 OCRM 17:26 17:37 11 1 1 0 LAYANG2/UMBUL2 51 08/07/2013 MGWT 15 12 OCTD 7:15 7:20 5 0 1 0 LAYANG2/UMBUL2 52 08/07/2013 DSKT 126 0 OCRM 10:45 10:51 6 1 1 3464 3888 3308 0,48 3888 LAYANG2/UMBUL2 53 18/07/2013 SUCI 176 175 GFTD 7:03 7:06 3 0 1 173 507 107 352 507 POHON 54 19/07/2013 MGWT 12 12 OCTD 16:16 16:21 5 0 1 0 LAYANG2/UMBUL2 55 20/07/2013 SUCI 169 216 GFTD 13:56 14:46 50 1 1 890 179 182 724 890 KOMP_JTM 56 20/07/2013 MGWT 11 10 OCTD 15:04 15:09 5 0 1 2101 2169 1825 0 2169 LAYANG2/UMBUL2 57 21/07/2013 CGSO 35 2 OCRM 7:31 7:34 3 0 1 33 1379 1457 136,7 1457 KOMP_JTM 58 21/07/2013 SUCI 150 156 GFTD 11:33 11:36 3 0 1 150 160 259 101,5 259 POHON 59 23/07/2013 CGSO OCRM 14:48 14:56 8 1 1 0 KOMP_JTM 60 27/07/2013 MGWT 124 GFTD 16:53 16:56 3 0 1 119,2 526,5 118,5 433,7 526,5 LAYANG2/UMBUL2 61 31/07/2013 SUCI 39 35 OCTD 8:32 8:37 5 0 1 1092 1561,6 941,6 0 1561,6 ALAM 62 03/08/2013 CGSO 31 2 OCRM 14:16 14:21 5 0 1 0 LAYANG2/UMBUL2 63 04/08/2013 MGWT 10 OCTD 14:04 14:44 40 1 1 2001 2206 1895 0 2206 LAYANG2/UMBUL2 64 04/08/2013 SUCI 201 40 OCTD 16:17 16:45 28 1 1 2665 238 3093 352,7 3093 LAYANG2/UMBUL2 65 08/08/2013 MGWT 10 OCTD 16:18 16:50 32 1 1 0 LAYANG2/UMBUL2

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 120: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

104

Universitas Indonesia

(Sambungan) Lampiran 19

No Tanggal Penyulang Beban

Indikasi Jam Waktu Arus Gangguan

Gangguan Trip Masuk Trip Masuk (mnt) >5 Total R S T N Ig

66 09/08/2013 CGSO 33 OCRM 16:55 17:29 34 1 1 38,25 1474 1447 0,54 1474 LAYANG2/UMBUL2 67 11/08/2013 CGSO 36 0 OCRM 16:21 16:28 7 1 1 1187 1447 36,75 1 1447 LAYANG2/UMBUL2 68 11/08/2013 DSKT 129 2 OCRM 16:42 16:56 14 1 1 40,3 4,5 3,56 3,57 40,3 LAYANG2/UMBUL2 69 13/08/2013 SUCI 177 20 OCTD 15:28 15:50 22 1 1 221 1087 1017 0,27 1087 LAYANG2/UMBUL2 70 17/08/2013 SUCI 178 180 GFTD 9:10 9:13 3 0 1 176 562 176 198,6 562 LAYANG2/UMBUL2

71 22/08/2013 CLWU GFTD 10:14 12:59 165 1 1 6162 164,5 164,5 515,5 6162 KOMP_JTM 72 25/08/2013 SUCI 175 42 OCTD 12:40 13:20 40 1 1 184 1301 1308 0,24 1308 KOMP_JTM 73 25/08/2013 SUCI 42 GFTD 13:50 13:58 8 1 1 256 219 559 160,3 559 KOMP_JTM 74 26/08/2013 MGWT 63 0 OCTD 13:40 14:16 36 1 1 1777 1734 83 0 1777 LAYANG2/UMBUL2 75 27/08/2013 MGWT 68 10 GFTD 14:10 14:40 30 1 1 71 70 740 671 740 LAYANG2/UMBUL2 76 29/08/2013 MGWT 207 14 GFTD 16:28 17:20 52 1 1 417 82 82 341,2 417 LAYANG2/UMBUL2 77 29/08/2013 CLWU 217 BC 17:55 18:53 58 1 1 18,5 311,5 304,5 2,53 311,5 KOMP_JTM 78 29/08/2013 CLWU 18:58 19:00 2 0 1 0 KOMP_JTM 79 29/08/2013 CLWU 19:22 19:28 6 1 1 0 KOMP_JTM 80 30/08/2013 CGSO 38 0 OCRM 16:35 16:42 7 1 1 1102 1147 2391 655,4 2391 LAYANG2/UMBUL2 81 31/08/2013 INTI 130 15:35 15:39 4 0 1 129 2982 2908 0,12 2982 LAYANG2/UMBUL2 82 01/09/2013 MGWT 69 11 GFTD 15:10 15:31 21 1 1 75 74 745 675,8 745 LAYANG2/UMBUL2 83 02/09/2013 MGWT 11 14 OCTD 16:45 17:52 67 1 1 971 894 86 75,67 971 LAYANG2/UMBUL2 84 03/09/2013 MGWT 69 12 GFTD 15:09 15:44 35 1 1 80 1029 879 235 1029 LAYANG2/UMBUL2 85 06/09/2013 TLBS 26 8 GFTD 10:09 10:59 50 1 1 560 104 85 480 560 LAYANG2/UMBUL2 86 06/09/2013 CGSO 40 3 OCRM 17:28 18:11 43 1 1 495 1348 188,1 704,2 1348 LAYANG2/UMBUL2 87 08/09/2013 CGSO 38 0 OCRM 9:34 9:50 16 1 1 2083 1318 35,62 452,6 2083 LAYANG2/UMBUL2

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 121: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

105

Universitas Indonesia

(Sambungan) Lampiran 19

No Tanggal Penyulang Beban

Indikasi Jam Waktu Arus Gangguan

Gangguan Trip Masuk Trip Masuk (mnt) >5 Total R S T N Ig

88 09/09/2013 CGSO OCRM 17:29 17:34 5 0 1 1023 1207 41,62 2,38 1207 LAYANG2/UMBUL2 89 14/09/2013 SUCI 76 45 GFTD 2:15 3:22 67 1 1 170 174 702 554 702 LAYANG2/UMBUL2 90 14/09/2013 SUCI 45 36 GFTD 3:35 3:50 15 1 1 95 95 649 569 649 KOMP_JTM 91 15/09/2013 SUCI 35 42 GFTD 5:08 5:18 9 1 1 103 101 642 555,8 642 KOMP_JTM 92 15/09/2013 CGSO 30 0 OCRM 15:25 15:51 26 1 1 38,25 1100 1008 2,47 1100 LAYANG2/UMBUL2 93 19/09/2013 SUCI 170 190 GFTD 12:44 12:55 11 1 1 175 182 482 251 482 KOMP_JTM 94 20/09/2013 MGWT 9 OCTD 15:51 16:09 18 1 1 2105 2215 194 0,24 2215 LAYANG2/UMBUL2 95 21/09/2013 CGSO OCRM 16:56 17:07 11 1 1 1029 1208 41,62 2,38 1208 LAYANG2/UMBUL2 96 22/09/2013 SUCI 171 40 OCTD 14:45 15:11 26 1 1 195 1398 1292 0,24 1398 LAYANG2/UMBUL2 97 24/09/2013 CGSO 37 OCRM 16:32 16:35 3 0 1 2154 549,7 1788 0,09 2154 LAYANG2/UMBUL2 98 25/09/2013 SUCI 188 40 GFTD 0:29 0:44 15 1 1 182 719 181 543,9 719 LAYANG2/UMBUL2 99 29/09/2013 CGSO 27 12 OCRM 12:06 12:12 6 1 1 1781 1105 35,25 998,7 1781 LAYANG2/UMBUL2

100 06/10/2013 CGSO 36 2 OCRM 12:45 12:49 4 0 1 36 142 1387 0,91 1387 KOMP_JTM 101 06/10/2013 CGSO 34 37 OCRM 14:41 14:45 4 0 1 34 1240 1226 0,49 1240 LAYANG2/UMBUL2 102 07/10/2013 SUCI 182 37 GFTD 2:35 3:00 25 1 1 528 176 175 376,1 528 KOMP_JTM 103 08/10/2013 SUCI 202 106 GFTD 14:15 14:29 14 1 1 202 605 209 424,2 605 KOMP_JTM 104 08/10/2013 SUCI 106 47 GFTD 14:30 15:35 65 1 1 682 110 2203 10,98 2203 KOMP_JTM 105 12/10/2013 SUCI 108 186 OCTD 11:24 11:32 8 1 1 1898 1852 1947 0 1947 KOMP_JTM 106 13/10/2013 CGSO 34 19 OCRM 15:00 15:07 7 1 1 32,12 2229 2203 10,98 2229 LAYANG2/UMBUL2 107 15/10/2013 CGSO 35 0 OCRM 14:32 14:38 6 1 1 1402 1306 36,75 30,85 1402 LAYANG2/UMBUL2 108 16/10/2013 SUCI 205 152 OCTD 9:30 9:45 15 1 1 1301 1198 260 0,29 1301 LAYANG2/UMBUL2 109 16/10/2013 SUCI 112 48 OCTD 17:22 17:40 5 0 1 1033 938 244 0 1033 KOMP_JTM

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 122: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

106

Universitas Indonesia

(Sambungan) Lampiran 19

No Tanggal Penyulang Beban

Indikasi Jam Waktu Arus Gangguan

Gangguan Trip Masuk Trip Masuk (mnt) >5 Total R S T N Ig

110 17/10/2013 SUCI 179 OCTD 17:29 17:35 6 1 1 217 954 874 252 954 LAYANG2/UMBUL2 111 18/10/2013 SUCI 207 40 OCTD 14:30 14:40 10 1 1 268 1245 1435 0,24 1435 LAYANG2/UMBUL2 112 19/10/2013 DSKT 139 OCTD 16:29 16:55 26 1 1 6439 6187 133 207,8 6439 LAYANG2/UMBUL2 113 19/10/2013 INTI 163 106 GFTD 5:44 5:49 5 0 1 94,5 101,1 701 80,6 701 LAYANG2/UMBUL2 114 21/10/2013 CGSO 32 18 OCRM 13:53 14:23 30 1 1 213 210 331 0,364 331 LAYANG2/UMBUL2 115 24/10/2013 SUCI 157 41 GFTD 3:07 3:25 18 1 1 147 154 487 352 487 LAYANG2/UMBUL2 116 29/10/2013 MGWT 24 3 GFTD 21:00 21:46 46 1 1 22 20 262 239,9 262 LAYANG2/UMBUL2 117 01/11/2013 CGSO 32 0 OCRM 15:30 15:42 12 1 1 36,75 2100 1875 203,6 2100 LAYANG2/UMBUL2 118 10/11/2013 SUCI 144 185 OCTD 17:01 17:24 23 1 1 1302 1298 1108 0 1302 LAYANG2/UMBUL2 119 10/11/2013 MGWT 22 4 GFTD 18:16 19:27 71 1 1 22 221 250 228,7 250 LAYANG2/UMBUL2 120 16/11/2013 SUCI 224 117 GFTD 6:51 7:20 29 1 1 1107 2210 1319 168,9 2210 PH3/BINATANG 121 21/11/2013 SUCI 212 45 BC 15:34 15:55 21 1 1 246 44 256 2,92 256 KOMP_JTM 122 28/11/2013 CGSO 0 4 OCRM 17:39 18:09 30 1 1 12,78 12,5 6262 0,45 6262 LAYANG2/UMBUL2 123 28/11/2013 CGSO 0 4 OCRM 18:14 18:58 44 1 1 1500 18,03 78,37 581,8 1500 KOMP_JTM 124 02/12/2013 SUCI 176 0 OCGFM 13:44 15:32 108 1 1 0 199 201 451 451 KOMP_JTM 125 11/12/2013 CGSO 45 0 OCRM 16:13 16:39 26 1 1 2107 2007 47,62 4,79 2107 KOMP_JTM 126 14/12/2013 DSKT 134 0 OCRM 8:34 9:30 56 1 1 110,5 5179 5380 64,44 5380 POHON 127 22/12/2013 MGWT 24 0 GFTD 20:30 21:07 37 1 1 333 22 24 308,8 333 ALAM 128 27/12/2013 CGSO 41 3 OCRM 7:36 8:26 50 1 1 414 1399 39 0,45 1399 KOMP_JTM

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014

Page 123: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS GANGGUAN PENYULANG …

107

Universitas Indonesia

Lampiran 20. Peta Wilayah Rawan Gangguan Layang-Layang di Rayon Garut Kota

Analisis gangguan penyulang akibat ..., Isti Nurul Shofyah, FT UI, 2014