100
UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA THRAUSTOCHYTRIDS PENGHASIL ASAM DOKOSAHEKSANOAT (DHA) SKRIPSI HANNIE PUSPAANANDA 0806398285 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FARMASI DEPOK JUNI 2012 Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

UNIVERSITAS INDONESIA

ISOLASI MIKROALGA THRAUSTOCHYTRIDS PENGHASIL ASAM DOKOSAHEKSANOAT (DHA)

SKRIPSI

HANNIE PUSPAANANDA 0806398285

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FARMASI

DEPOK JUNI 2012

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

ii Universitas Indonesia

UNIVERSITAS INDONESIA

ISOLASI MIKROALGA THRAUSTOCHYTRIDS PENGHASIL ASAM DOKOSAHEKSANOAT (DHA)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi

HANNIE PUSPAANANDA 0806398285

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FARMASI

DEPOK JUNI 2012

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

iii Universitas Indonesia

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Saya yang bertanda tangan di bawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa

skripsi ini saya susun tanpa tindakan plagiarisme sesuai dengan peraturan yang

berlaku di Universitas Indonesia.

Jika di kemudian hari ternyata saya melakukan plagiarisme, saya akan

bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh

Universitas Indonesia kepada saya.

Depok, 19 Juni 2012

Hannie Puspaananda

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

iv Universitas Indonesia

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Hannie Puspaananda

NPM : 0806398285

Tanda tangan :

Tanggal : 19 Juni 2012

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

vi Universitas Indonesia

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah S.W.T karena atas

segala rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan

skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai

gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Indonesia.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak sangatlah sulit untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu

saya hendak mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Maksum Radji M. Biomed.,Ph.D., Apt dan Prof. Dr. Witono Basuki

M.Sc selaku pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga,

dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan saya selama penelitian

berlangsung serta dalam proses penyusunan skripsi ini.

2. Prof. Dr. Yahdiana Harahap, MS., Apt selaku Ketua Departemen Farmasi

FMIPA UI yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan

penelitian dan penyusunan skripsi ini.

3. Sutriyo S.Si., M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan bimbingan kepada penulis selama menempuh pendidikan di

Departemen Farmasi FMIPA UI.

4. Bapak dan Ibu staf pengajar serta karyawan dan laboran yang telah banyak

membantu penulis selama masa pendidikan hingga penelitian di

Departemen Farmasi FMIPA UI.

5. Bapak Adhy Pradana, Ibu Reni Giarni, Ibu Dini Ayudia serta para peneliti

dan karyawan di PTB BPPT Serpong yang telah memberikan bantuan dan

dukungan kepada penulis selama penelitian berlangsung.

6. Mama, papa, nenek, kakek serta adik tercinta dan pihak keluarga lainnya

yang telah banyak memberikan doa, semangat dan dukungan baik moral

maupun material kepada penulis hingga penulis mampu menyelesaikan

masa pendidikan dan penelitiannya.

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

vii Universitas Indonesia

7. Sahabat – sahabat seperjuangan Evelina, Cyntiani, Citra, Nurul, Wenny,

Nalla, Puji, dan Rio serta teman – teman Farmasi UI angkatan 2008 yang

telah memberikan doa, dukungan dan semangat kepada penulis selama

penyusunan skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah

memberikan bantuan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masihlah jauh dari sempurna

oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang

membangun. Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat

membawa manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Penulis

2012

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

viii Universitas Indonesia

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama : Hannie Puspaananda

NPM : 0806398285

Program Studi : Sarjana Farmasi

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Jenis Karya : Skripsi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-

Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

Isolasi Mikroalga Thraustochytrids Penghasil Asam Dokosaheksanoat (DHA)

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalty

Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,

mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),

merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan

nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok

Pada tanggal : 19 Juni 2012

Yang menyatakan

(Hannie Puspaananda)

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

ix Universitas Indonesia

ABSTRAK

Nama : Hannie Puspaananda Program Studi : Farmasi Judul : Isolasi Mikroalga Thraustochytrids Penghasil Asam

Dokosaheksanoat (DHA) Asam dokosaheksanoat (DHA) merupakan asam lemak omega-3 esensial yang berperan penting terhadap kerja otak, jaringan saraf serta retina. Saat ini, mikroalga mendapat perhatian sebagai sumber alternatif yang potensial dalam menghasilkan asam lemak omega-3, yang biasanya didapatkan dari produk ikan. Sebagai sumber DHA konvensional, minyak ikan memiliki kandungan DHA yang rendah, yang dapat memicu penangkapan ikan berlebihan (over fishing) apabila dibutuhkan jumlah DHA yang banyak. Mikroalga Thraustocytrids ditengarai sebagai mikroalga yang sangat potensial dalam menghasilkan DHA. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan isolat mikroalga Thraustocytrids yang mampu menghasilkan (DHA). Mikroalga Thraustochytrids diisolasi dari guguran daun mangrove yang terletak di Kawasan Mangrove Lampung dengan metode direct planting. Mikroalga yang tumbuh diamati morfologinya dengan mikroskop cahaya. Koloni Thraustochytrids yang tumbuh dipurifikasi hingga dihasilkan koloni tunggal yang selanjutnya diperbanyak dan dibuat biomassanya. Asam lemak diekstraksi dan dimetilasi dengan metode direct transesterification serta diidentifikasi kandungan DHAnya dengan menggunakan Kromatografi Gas – Spektrofotometri Massa. Hasil identifikasi menunjukkan terdapat DHA pada sampel minyak mikroalga Thraustochytrids. Keberadaan DHA dipastikan oleh kecocokan fragmentasi massa DHA sampel dan fragmentasi massa DHA pada database spektrum massa NIST (National Institute of Standards and Technology). Kata kunci : Asam lemak, DHA, direct planting, Kromatografi Gas–

Spektrofotometri Massa, mikroalga, Thraustochytrids xiv+84 halaman : 7 gambar; 51 lampiran Daftar Pustaka : 48 (1972-2011)

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

x Universitas Indonesia

ABSTRACT

Name : Hannie Puspaananda Program Study : Pharmacy Title : Isolation of Thraustochytrids Microalgae which

Produce Docosahexaenoic Acid (DHA) Docosahexaenoic acid (DHA) is an omega-3 fatty acid that is essential for the proper functioning of the brain, neural tissues and retina. In recent years, microalgae have gained attention as a potential alternative source of omega-3 fatty acid, which are commonly sourced from fish stocks. Fish stocks, as the conventional source of DHA have a very low concentration of DHA, which could bring overfishing issue as an impact of getting a high concentration of DHA. Thraustochytrids is known as a potential microalgae source of DHA. The purpose of this study is to isolate a Thraustochytrids microalgae that can produce DHA. Thraustochytrids microalgae were isolated from fallen mangrove leaves at Lampung Mangrove Zone with direct planting technique. The morphology of growing microalgae was observed with light microscope. The growing Thraustochytrids colony was purified until a single colony was obtained. The selected colony was cultured and was dried to make its biomass. Fatty acid was extracted and methylated using direct transesterification method. The presence of DHA in microalgae isolate was identified with Gas Chromatography- Mass Spectrophotometer. The result of DHA identification proved that the isolate of Thraustochytrids microalgae was contained DHA. The presence of DHA in the microalgae oil sample was confirmed by the similarity of DHA mass fragmentation in the sample and DHA mass fragmentation in NIST (National Institute of Standards and Technology) Library Database. Keywords : DHA, direct planting, fatty acid, Gas Chromatography-

Mass Spectrophotometer, microalgae, Thraustochytrids xiv+84 pages : 7 pictures; 51 appendixes Bibliography : 48 (1972-2011)

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

xi Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. ii

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ........................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ v

KATA PENGANTAR ............................................................................................ vi

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ....................... viii

ABSTRAK .............................................................................................................. ix

ABSTRACT ............................................................................................................ x

DAFTAR ISI ........................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penelitian ................................................................................... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 4

2.1 Mikroalga ............................................................................................... 4

2.2 Kawasan Mangrove .............................................................................. 8

2.3 Metode Isolasi Thraustochytrids ............................................................ 8

2.4 Asam Dokosaheksanoat (DHA) ............................................................. 9

2.5 Metode Analisis Asam Dokosaheksanoat (DHA) ................................. 14

BAB 3 METODE PENELITIAN .......................................................................... 17

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 17

3.2 Alat ......................................................................................................... 17

3.3 Bahan ..................................................................................................... 18

3.4 Medium dan Pembuatan Medium .......................................................... 18

3.5 Reagen dan Pembuatan Reagen ............................................................. 19

3.6 Cara Kerja .............................................................................................. 19

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 22

4.1 Penyiapan Sampel .................................................................................. 22

4.2 Isolasi Mikroalga Thraustochytrids ....................................................... 24

4.3 Analisis DHA secara kualitatif dengan Kromatografi Gas –

Spektrofotometri Massa (KG-SM) ........................................................ 29

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 32

5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 32

5.2 Saran ...................................................................................................... 32

DAFTAR ACUAN ................................................................................................. 33

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

xii Universitas Indonesia

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 4.1.1 Kawasan Mangrove Lampung tempat pengambilan sampel ........ 38

Gambar 4.1.2 Sampel guguran daun mangrove ................................................... 38

Gambar 4.2.1 Potongan guguran daun mangrove ................................................ 39

Gambar 4.2.2 Isolat mikroalga yang tumbuh pada medium padat By+ .............. 40

Gambar 4.2.3 Isolat yang ditumbuhi jamur ......................................................... 41

Gambar 4.2.4 Pengamatan mikroskopik morfologi sampel isolat mikroalga 1 .. 41

Gambar 4.2.5 Pengamatan mikroskopik morfologi sampel isolat mikroalga 2 ... 45

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

xiii Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Alat Kromatografi Gas - Spektrofotometri Massa (KG-SM) ....... 51

Lampiran 2 Fragmentasi DHA pada Database NIST Library .......................... 51

Lampiran 3 Kromatogram LP-01 ..................................................................... 52

Lampiran 4 Fragmentasi DHA LP-01 .............................................................. 52

Lampiran 5 Perbandingan head to tail fragmentasi DHA LP-01 dengan DHA

pada database NIST Library .......................................................... 53

Lampiran 6 Kromatogram LP-09 ..................................................................... 54

Lampiran 7 Fragmentasi DHA LP-09 .............................................................. 54

Lampiran 8 Perbandingan head to tail fragmentasi DHA LP-09 dengan DHA

pada database NIST Library .......................................................... 55

Lampiran 9 Kromatogram LP-15 ..................................................................... 56

Lampiran 10 Fragmentasi DHA LP-15 .............................................................. 56

Lampiran 11 Perbandingan head to tail fragmentasi DHA LP-15 dengan DHA

pada database NIST Library .......................................................... 57

Lampiran 12 Kromatogram LP-16 ..................................................................... 58

Lampiran 13 Fragmentasi DHA LP-16 .............................................................. 58

Lampiran 14 Perbandingan head to tail fragmentasi DHA LP-16 dengan DHA

pada database NIST Library .......................................................... 59

Lampiran 15 Kromatogram LP-18 ..................................................................... 60

Lampiran 16 Fragmentasi DHA LP-18 .............................................................. 60

Lampiran 17 Perbandingan head to tail fragmentasi DHA LP-18 dengan DHA

pada database NIST Library .......................................................... 61

Lampiran 18 Kromatogram LP-24 ..................................................................... 62

Lampiran 19 Fragmentasi DHA LP-24 .............................................................. 62

Lampiran 20 Perbandingan head to tail fragmentasi DHA LP-24 dengan DHA

pada database NIST Library .......................................................... 63

Lampiran 21 Kromatogram LP-29 ..................................................................... 64

Lampiran 22 Fragmentasi DHA LP-29 .............................................................. 64

Lampiran 23 Perbandingan head to tail fragmentasi DHA LP-29 dengan DHA

pada database NIST Library .......................................................... 65

Lampiran 24 Kromatogram LP-30 ..................................................................... 66

Lampiran 25 Fragmentasi DHA LP-30 .............................................................. 66

Lampiran 26 Perbandingan head to tail fragmentasi DHA LP-30 dengan DHA

pada database NIST Library .......................................................... 67

Lampiran 27 Kromatogram LP-31 ..................................................................... 68

Lampiran 28 Fragmentasi DHA LP-31 .............................................................. 68

Lampiran 29 Perbandingan head to tail fragmentasi DHA LP-31 dengan DHA

pada database NIST Library .......................................................... 69

Lampiran 30 Kromatogram LP-38 ..................................................................... 70

Lampiran 31 Fragmentasi DHA LP-38 .............................................................. 70

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

xiv Universitas Indonesia

Lampiran 32 Perbandingan head to tail fragmentasi DHA LP-38 dengan DHA

pada database NIST Library .......................................................... 71

Lampiran 33 Kromatogram LP-40 ..................................................................... 72

Lampiran 34 Fragmentasi DHA LP-40 .............................................................. 72

Lampiran 35 Perbandingan head to tail fragmentasi DHA LP-40 dengan DHA

pada database NIST Library .......................................................... 73

Lampiran 36 Kromatogram LP-41 ..................................................................... 74

Lampiran 37 Fragmentasi DHA LP-41 .............................................................. 74

Lampiran 38 Perbandingan head to tail fragmentasi DHA LP-41 dengan DHA

pada database NIST Library .......................................................... 75

Lampiran 39 Kromatogram LP-42 ..................................................................... 76

Lampiran 40 Fragmentasi DHA LP-42 .............................................................. 76

Lampiran 41 Perbandingan head to tail fragmentasi DHA LP-42 dengan DHA

pada database NIST Library .......................................................... 77

Lampiran 42 Kromatogram LP-47 ..................................................................... 78

Lampiran 43 Fragmentasi DHA LP-47 .............................................................. 78

Lampiran 44 Perbandingan head to tail fragmentasi DHA LP-47 dengan DHA

pada database NIST Library .......................................................... 79

Lampiran 45 Kromatogram LP-53 ..................................................................... 80

Lampiran 46 Fragmentasi DHA LP-53 .............................................................. 80

Lampiran 47 Perbandingan head to tail fragmentasi DHA LP-53 dengan DHA

pada database NIST Library .......................................................... 81

Lampiran 48 Kromatogram standar DHA (blanko positif) ................................ 82

Lampiran 49 Fragmentasi standar DHA (blanko positif) ................................... 82

Lampiran 50 Perbandingan head to tail fragmentasi standar DHA dengan DHA

pada database NIST Library .......................................................... 83

Lampiran 51 Sertifikat analisis standar DHA (Sigma) ....................................... 84

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asam dokosaheksanoat atau yang biasa dikenal dengan DHA merupakan

asam lemak tidak jenuh ganda (polyunsaturated fatty acid, PUFA) berantai

karbon 22 dengan 6 ikatan rangkap. DHA termasuk ke dalam PUFA omega-3,

yaitu merupakan asam lemak yang ikatan rangkap pertamanya terdapat pada

atom karbon nomor 3 dihitung dari ujung metil rantai asam lemak (ERNA, 2008).

DHA merupakan asam lemak omega–3 yang penting bagi tubuh, karena

merupakan asam lemak esensial bagi manusia. Selain itu DHA merupakan asam

lemak utama di dalam otak, jaringan saraf serta retina (ERNA, 2008).

Mengkonsumsi DHA dapat berdampak positif terhadap pencegahan berbagai

penyakit, seperti penyakit jantung, kanker serta alzheimer. Pada penyakit jantung,

DHA diteliti dapat bergabung dengan membran sel jantung, sehingga berdampak

kardioprotektif (Masson et al., 2007). Pada penyakit kanker, DHA diteliti dapat

memulihkan proses pengaturan tertentu di dalam sel, sehingga menyebabkan sel-

sel kanker tersebut dapat dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh (Corsetto et

al., 2010), dan pada pencegahan penyakit Alzheimer, penelitian menunjukkan

penambahan DHA pada diet tikus dapat mengurangi penurunan kemampuan

belajar ke tingkat yang lebih rendah (Catalan et al., 2002 & Hashimoto et al.,

2002). Selain bersifat prefentif terhadap beberapa penyakit, DHA juga dapat

ditambahkan pada makanan, seperti contohnya pada susu formula bayi.

Penambahan DHA pada susu formula bayi bertujuan agar susu formula bayi dapat

memiliki kandungan DHA yang serupa dengan kandungan DHA yang terdapat

dalam air susu ibu (ASI), yang kandungan DHAnya tiga puluh kali lipat lebih

banyak daripada yang terdapat dalam susu sapi. Karena dampak yang

menguntungkan tersebut, asam lemak omega-3 DHA perlu ditambahkan pada

makanan untuk memelihara tubuh dan otak dalam kondisi yang optimal (Birch et

al., 2000).

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

2

Universitas Indonesia

American Dietetic Association dan Dietitians of Canada secara resmi

merekomendasikan 20 - 35% dari energi harian harus berasal dari lemak pada

makanan, dengan penekanan pada konsumsi asam lemak omega-3 (Kris-Etherton

& Innis, 2007). American Heart Association merekomendasikan kepada

konsumen yang sehat untuk mengkonsumsi lemak ikan per minggu dan

mendorong pasien yang mengidap penyakit jantung koroner untuk mengkonsumsi

1 g/hari EPA dan DHA (Kris-Etherton et al., 2002). Sedangkan, WHO

merekomendasikan untuk mengkonsumsi 1-2 porsi ikan per minggu bagi orang

sehat agar mendapatkan asupan 200-500 mg dari EPA dan DHA dengan

pertimbangan bagi kesehatan jantung dan perkembangan syaraf (ERNA, 2008).

Sumber utama asam lemak omega-3 DHA yang tersedia di pasaran adalah

minyak ikan, yang biasanya dikonsumsi dalam bentuk ikan yang dimasak, kapsul

minyak ikan, atau makanan dengan bahan tambahan minyak ikan (Alonso &

Maroto, 2000). Sejak 1984 produksi minyak ikan masih stabil, dengan produksi

rata-rata tahunan sebesar 13 juta ton, namun dengan adanya peningkatan

permintaan terhadap minyak ikan, harga minyak ikan naik dengan cepat.

Diperkirakan, 50 % minyak ikan yang ada saat ini, berasal dari industri akuakultur

(Tidwell & Allan, 2001). Food and Agriculture Organization United Nations

meramalkan bahwa permintaan terhadap minyak ikan global pada tahun 2015

akan mencapai 145% dari kapasitas produksi global historis dan diperkirakan

akan terus meningkat (New & Wijkström, 2002). Namun, minyak ikan sendiri

memiliki beberapa kekurangan yang cukup menjadi masalah, salah satu masalah

utamanya adalah kandungan DHA yang terdapat dalam minyak ikan relatif

rendah, yakni hanya 7-14 %. Dengan kandungan DHA yang rendah dari minyak

ikan, maka untuk menghasilkan kandungan DHA yang tinggi diperlukan ikan

dalam jumlah yang sangat banyak. Hal tersebut dapat menyebabkan penangkapan

ikan yang berlebihan (over fishing) yang memicu pada ketidakseimbangan dari

ekosistem laut (Lahaye, 2001). Kemudian, beberapa kekurangan lainnya adalah

sifat minyak ikan yang tidak stabil terhadap oksidasi serta memiliki bau amis yang

menyebabkan minyak ikan sulit untuk ditambahkan pada produk suplemen

makanan, susu formula bayi ataupun obat-obatan yang diharapkan dapat memiliki

aroma dan rasa yang menarik. Disamping itu pula kekurangan lain dari minyak

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

3

Universitas Indonesia

ikan adalah terkandung asam lemak tidak jenuh ganda lain yang mirip DHA tetapi

bukan merupakan DHA (DHA like compounds) yang menyebabkan DHA dari

minyak ikan sulit untuk ditambahkan pada obat yang memerlukan kandungan

DHA dengan kemurnian yang tinggi (Belarbi et al., 2000).

Dewasa ini, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa terdapat

sumber lain yang dapat menghasilkan DHA dengan jumlah yang lebih tinggi

daripada DHA yang dihasilkan dari minyak ikan, yakni, salah satunya adalah dari

mikroalga. Mikroalga telah diteliti mampu menghasilkan DHA dengan

konsentrasi tinggi yang sesuai bagi kelompok vegetarian (Scott et al., 2007).

Spesies mikroalga yang dapat menghasilkan DHA diantaranya adalah

Crypthecodinium cohnii, Ulkenia sp. Thraustochytrium aureum dan

Schizochytrium sp.. Dua spesies yang terakhir termasuk ke dalam anggota

mikroalga Thraustochytrid. Thraustocytrids ditengarai sebagai mikroalga yang

sangat potensial dalam menghasilkan DHA, dikarenakan mikroalga tersebut dapat

tumbuh dalam kondisi heterotrof sehingga dapat diproduksi dengan biaya yang

lebih rendah. Selain itu, keuntungan lain yang dimiliki oleh mikroalga

Thraustocytrids yaitu memiliki kecepatan tumbuh dan kemampuan

mengakumulasi asam lemak yang lebih tinggi dibandingkan dengan mikroalga

lainnya (Perveen et al., 2006).

Pada penelitian ini, akan dilakukan isolasi mikroalga Thraustochytrids

penghasil DHA dari kawasan mangrove di Indonesia, yang kemudian akan diiuji

kemampuannya dalam menghasilkan DHA. DHA dari mikroalga tersebut

diharapkan dapat bermanfaat bagi industri farmasi sehingga dapat meningkatkan

taraf kesehatan masyarakat.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan isolat mikroalga

Thraustochytrids yang mampu menghasilkan asam dokosaheksanoat (DHA).

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

4 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mikroalga

Mikroalga merupakan kumpulan beragam mikroorganisme yang masing –

masing memiliki suatu karakteristik khas yang membedakannya, masing – masing

mikroorganisme tersebut dapat dibedakan atas ukuran sel, warna serta tempat

habitatnya di laut selain dari selnya yang bersifat uniseluler dan dapat berupa

mahluk fotoautotof ataupun heterotrof (Olaizola, 2003). Mikroalga dapat berupa

mahluk prokariotik maupun eukariotik, dan seiring evolusinya mereka dapat

dikatakan sebagai makhluk primitif atau mahluk novel. Keberagaman ini

membuat mikroalga dapat dijadikan sebagai suatu sumber yang potensial dari

berbagai produk yang pada tingkat tertentu dapat bermanfaat sebagai bahan

pendukung makanan (baik bagi nutrisi manusia ataupun hewan), kosmetik,

farmasi, serta bagi industri bahan bakar (Olaizola, 2003).

Saat ini mikroalga sedang memperoleh berbagai perhatian dikarenakan

dapat menjadi solusi yang paling memungkinkan untuk berbagai permasalahan

kritis yang sedang terjadi, seperti menyangkut peran sebagai sumber alternatif

bahan bakar maupun sebagai sumber yang potensial dari banyak komponen

bioaktif yang dibutuhkan manusia seperti asam lemak omega 3 yang umumnya

berasal dari ikan. Kekhawatiran terhadap ketersediaan ikan menyebabkan

mikroalga menjadi sumber yang berpotensi untuk menjadi alternatif yang

diharapkan dapat tanpa henti menyediakan minyak yang kaya akan asam lemak

omega 3. Mikroorganisme seperti mikroalga memiliki berbagai keuntungan

apabila dibandingkan dengan sumber energi tradisional, hal ini dikarenakan

mikroorganisme memiliki laju pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan

dengan sumber lain, jumlah produksi biomassa yang tinggi serta penggunaan

lahan yang tidak terlalu banyak dibandingkan dengan sumber tradisional (Lee et

al., 2009).

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

5

Universitas Indonesia

2.1.1 Mikroalga Thraustochytrids

Thraustochytrids (Thraustochytriidae) merupakan mikroalga laut yang

bersifat heterotrof dan umumnya diisolasi dari berbagai sampel seperti air laut,

sedimen serta guguran daun dari kawasan mangrove (Lewis et al., 1999).

Thraustochytrids (Thraustochytriidae) dahulu dianggap sebagai protozoa (sebagai

rhizopoda, porifera, fungi (sebagai mycetozoa), atau tumbuhan (sebagai

chrysophyta). Namun, berbagai bukti ultrastruktural menunjukkan bahwa

Thraustochytrids (Thraustochytriidae) tidak dapat dikategorikan sebagai hewan,

tumbuhan ataupun fungi melainkan kedalam suatu divisi tunggal yaitu divisi

Labyrinthulomycota. Divisi Labyrinthulomycota terdiri dari kelas tunggal yaitu

Labyrinthulea, dan ordo Labyrinthulida dengan dua suku yaitu Labyrinthulidae

dan Thraustochytriidae (Olive, 1975). Labyrinthulidae memiliki 1 marga yaitu

Labyrinthula dengan berangotakan 8 spesies, sedangkan Thraustochytriidae terdiri

dari 7 marga, yaitu Thraustochytrium, Schizochytrium, Ulkenia, Labyrinthuloides,

Japonochytrium, Aplanochytrium, dan Althornia (Porter, 1989).

Gambar 1. Labyrinthuloides salah satu anggota Thraustochytrids (Sumber:

American Type Culture Collection)

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

6

Universitas Indonesia

2.1.1.1 Klasifikasi Thraustochytrids

Kingdom : Protoctista

Divisi : Labyrinthulomycota

Kelas : Labyrinthulea

Ordo : Labyrinthulida

Suku : Thraustochytriidae

2.1.1.2 Morfologi

Thraustochytrids memiliki suatu jaringan khas yang tumbuh dari bagian

basal. Jaringan itu tumbuh dari suatu organ yang disebut dengan sagenogen.

Bagian sitoplasma sel tidak termasuk ke dalam bagian jaringan Thraustochytrids,

hal ini dikarenakan bagian sitoplasma yang memadat menyumbat sagenogen

(Perkins, 1972).

Thraustochytrids juga memiliki dinding sel. Dinding tersebut disintesis

oleh badan golgi dan di transport menuju membran sel dimana selanjutnya akan

disimpan menjadi dinding sel. Komponen utama dari dinding sel berupa

karbohidrat L-galatosa yang dihasilkan dari proses hidrolisis pada 2 spesies yang

telah dianalisa yaitu Scyzochitrium aggregatum and Thraustochytrium motivum

(Darley et al., 1973).

Gambar 2. Struktur Thraustochytrids (Sumber: Fungal Diversity and

Biotechnology)

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

7

Universitas Indonesia

Komponen sitoplasma Thraustochytrids meliputi mitokondria, granul

lipoid, badan multivesikular, serta badan golgi. Retikulum Endoplasma (RE)

Thraustochytrids tersusun membentuk susunan sisterna paralel (Moss, 1980).

Badan sel tersusun atas sisterna retikulum endoplasma (RE) yang membumbung

dan kompleks yang telah ditemukan pada kebanyakan genus (Perkins, 1973).

2.1.1.3 Habitat dan Ekologi

Thraustochytrids memiliki anggota spesies yang tersebar di seluruh dunia,

mereka dapat diperoleh dengan mudah pada habitatnya yang terdapat di laut dan

sungai. Thraustochytrids secara umum dapat diisolasi dari material organik yang

telah membusuk, seperti guguran daun, sedimen atau dari sampel air yang

diperoleh dari kawasan pantai. Thraustochytrids dapat bertahan hidup pada

permukaan material organik dan bersifat saprotropik. Thraustochytrids

sebelumnya telah ditemukan di kawasan mangrove subtropis dan diduga sebagai

koloni yang hidup secara detritus pada guguran daun mangrove (Margulis et al.,

1989). Selain itu, Thraustochytrid juga dikaitkan dengan proses membusuknya

daun mangrove, hal ini dikarenakan daun mangrove berperan dalam proses siklus

karbon Thraustochytrids. Sehingga semakin busuk suatu daun mangrove

diharapkan akan semakin banyak Thraustochytrids yang dihasilkan (Bongiorni et

al., 2004).

Thraustochytrids telah banyak diisolasi dari habitatnya dengan kondisi

salinitas yang beragam. Mulai dari air payau dengan salinitas sebesar 3% sampai

dengan kolam tambak yang memiliki kadar garam tinggi sebesar 150% (Jones &

Harrison, 1976). Thraustochytrids diduga merupakan mahluk yang bersifat

eurihalin, yakni mahluk yang toleran terhadap salinitas yang tinggi. Namun,

beberapa spesies ini juga ditemukan pada habitat dengan salinitas rendah atau

bersifat stenohalin, yakni mahluk yang tidak toleran terhadap salinitas tinggi.

Pada kondisi dimana Thraustochytrids berada pada lingkungan dengan salinitas

tinggi, mikroalga ini ditemukan dalam keadaan istirahat. Pada observasi lebih

lanjut ditunjukkan bahwa tidak lebih dari 14 spesies Thraustocyhtrids yang

mampu tumbuh pada kultur murni dengan salinitas lebih besar dari 40%

(Bahnweg, 1979). Selain itu, beberapa Thraustochyrids juga ditemukan tahan

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

8

Universitas Indonesia

terhadap proses pengeringan dan pembekuan. Hal ini dibuktikan oleh adanya

beberapa Thraustochytrids yang ditemukan di kawasan pantai artik dan di laut

kering yang berumur 50 tahun serta berhasil ditumbuhkan pada kultur murni oleh

Kuznetsov (1981). Isolat Thraustochytrids tahan terhadap pengeringan selama 10

tahun atau pendinginan pada -10⁰C selama 1 bulan. Ketahanan Thraustochytrids

terhadap lingkungan yang ekstrim, termasuk salinitas tinggi, adalah hal yang

menarik karena sedikit dari spesies Thraustochytrids yang menunjukkan struktur

morfologi yang resisten terhadap berbagai keadaan ekstrim.

2.2 Kawasan Mangrove

Hutan Mangrove adalah sebutan untuk sekelompok tumbuhan yang hidup

di daerah pasang surut pantai. Hutan Mangrove dikenal juga dengan istilah tidal

forest, coastal woodland, vloedbosschen, atau juga hutan payau. Hutan mangrove

merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang didominasi oleh beberapa jenis

pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut

pantai berlumpur (Bengen, 2000).

Ekosistem Mangrove merupakan sumber daya alam yang memberikan

banyak keuntungan bagi kehidupan manusia, yakni dikarenakan oleh

produktivitasnya yang tinggi serta kemampuannya dalam memelihara alam.

Mangrove sendiri memproduksi nutrien yang dapat menyuburkan perairan laut,

mangrove membantu dalam perputaran karbon, nitrogen dan sulfur serta perairan

mangrove kaya akan nutrien baik nutrien organik maupun anorganik (Bengen,

2001).

2.3 Metode Isolasi Thraustochytrids

Thraustochytrids umumnya diisolasi dengan tehnik direct planting.

Namun Thraustochytrids juga dapat diisolasi dengan menggunakan tehnik baiting

sampel air laut dengan menggunakan polen pohon pinus, atau juga dapat diisolasi

dengan menggunakan lembaran herbarium dari alga kering (Kuznetzov, 1981).

Untuk tehnik direct planting, potongan kecil seluas 1 cm2 dipotong dari tanaman

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

9

Universitas Indonesia

atau material yang ditumbuhi alga dan diletakkan diatas permukaan agar pada

cawan petri. Pada pollen baiting, tanaman atau material beralga diletakkan

didalam tabung atau cawan petri yang didalamnya telah berisi air laut steril.

Selanjutnya, permukaan atasnya ditaburi polen steril. Sedimen sampel selanjutnya

digoreskan pada permukaan agar pada plat isolasi (Porter, 1989).

2.4 Asam Dokosaheksanoat (DHA)

Asam dokosaheksanoat atau yang biasa dikenal dengan DHA merupakan

asam lemak tidak jenuh ganda (polyunsaturated fatty acid, PUFA) berantai

karbon 22 dengan 6 ikatan rangkap. Asam lemak sendiri merupakan komponen

dari lemak. Asam lemak kebanyakan terdapat dalam bentuk terikat dengan

molekul lain, seperti trigliserida atau fosfolipid. Saat mereka tidak berikatan

dengan molekul lain, mereka dikenal sebagai asam lemak bebas (free fatty acid).

Asam lemak merupakan sebuah rantai karbon linier dengan ujung metil (CH3-

atau disebut sebagai ujung-ω) dan ujung karboksil (-COOH). Asam lemak

dibedakan atas jumlah atom karbon dan ikatan rangkapnya, yaitu berupa asam

lemak jenuh (saturated fatty acid, SFA), asam lemak tidak jenuh tunggal

(monounsaturated fatty acid, MUFA), dan asam lemak tidak jenuh ganda

(polyunsaturated fatty acid, PUFA). DHA sendiri termasuk ke dalam asam tidak

lemak jenuh ganda (PUFA) omega-3, dimana DHA memiliki ikatan rangkap

pertama yang terletak pada atom karbon nomor 3 dihitung dari ujung metil rantai

asam lemak, sehingga digolongkan kedalam PUFA omega-3. (ERNA, 2008).

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

10

Universitas Indonesia

2.4.1 Karakteristik Fisika Kimia Asam Dokosaheksanoat (DHA)

Gambar 3. Rumus bangun Asam Dokosaheksanoat (DHA)

Pemerian : Cairan minyak berwarna jingga atau kuning terang

Nama Senyawa : Asam cis-dokosa-4,7,10,13,16,19-heksanoat

Sinomim : Asam Servonat ; DHA

Rumus Molekul : C22H32O2

Berat Molekul : 328,488 g/mol

Berat Jenis : 0.944 g/cm3

Titik Didih : 446.732 °C pada 760 mmHg

2.4.2 Manfaat Asam Dokosaheksanoat (DHA)

DHA merupakan substansi penting bagi pertumbuhan dan perkembangan

fungsional otak serta merupakan komponen struktural dari fosfolipid pada

membran sel. Komposisi dari fosfolipid tersebut dapat mempengaruhi

karakteristik membran sel seperti fluiditas dan permeabilitasnya terhadap molekul

lain. DHA merupakan PUFA utama yang terdapat pada otak, jaringan saraf, serta

retina. DHA merupakan komponen esensial bagi proses penglihatan pada retina

dan fungsi otak yang optimal (ERNA, 2008).

DHA terbukti mempunyai dampak menguntungkan dalam pencegahan

penyakit kardiovaskuler, kanker, alzheimer serta schizophrenia. Pada penyakit

kardiovaskuler, studi terbaru menunjukkan bahwa DHA dapat bergabung dengan

membran sel jantung, sehingga berdampak kardioprotektif. Sedangkan, untuk

memelihara kesehatan jantung disarankan untuk mengonsumsi asam lemak

omega-3 sebanyak 1g/hari (Masson et al., 2007). Dampak menguntungkan asam

lemak omega-3 terhadap penyakit kanker dihubungkan dengan fakta akan

rendahnya kasus kanker payudara pada orang Eskimo yang dikenal banyak

mengonsumsi asam lemak omega-3 dalam bentuk ikan (Nettleton, 1995). Sejak

saat itu banyak penelitian dilakukan lebih lanjut untuk memahami dampak

H3CCOOH

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

11

Universitas Indonesia

menguntungkan asam lemak omega-3 pada penyembuhan berbagai penyakit

kanker. Mekanismenya sendiri belum dapat dipahami sepenuhnya, namun banyak

penelitian yang menunjukkan bahwa DHA dapat bermanfaat dalam melawan

berbagai penyakit kanker. Sebagai contoh, Hering et al. (2007) menemukan

bahwa perkembangbiakan sel kanker pankreas terhambat setelah diberi perlakuan

dengan asam lemak omega-3. Dalam kasus tersebut diduga bahwa asam lemak

omega-3 memulihkan proses pengaturan tertentu di dalam sel. Dengan pulihnya

proses tersebut, sel -sel dapat dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh atau

dengan perawatan kanker tradisional. Kemudian, asam lemak omega-3 diteliti

dapat membantu dalam mencegah timbulnya kanker kolorektal. Hal ini

ditunjukkan dari penurunan radang kolon dan tumorigenesis terhadap tikus yang

diberi perlakukan dosis tinggi asam lemak omega-3 (Nowak et al., 2007). Lebih

lanjut, Little et al. (2007) menemukan bahwa tikus tua yang diberi dosis harian 10

mg DHA mengalami lebih sedikit perlemahan otak dibandingkan dengan tikus

kontrol yang tidak diberikan DHA. Pengaruh ini dihubungkan dengan adanya

perubahan pada fluiditas selaput otak oleh DHA. Branchey dan Branchey (2008)

menemukan bahwa orang dengan bertemperamental tinggi akan menjadi

berkurang sifat pemarah dan agresifnya dengan mengkonsumsi 3 g asam lemak

omega-3 setiap hari selama 3 bulan dibandingkan dengan pasien yang diberi

plasebo. Hal tersebut dikarenakan terjadi modifikasi neurotransmiter serotonergik.

Peningkatan kandungan serotonin dalam otak akan menimbulkan penurunan

agresifitas pada pasien.

Suplemen asam lemak omega-3 juga diteliti berdampak positif terhadap

pengendalian penyakit schizoprenia (Peet & Stokes, 2005). Dampak

menguntungkan ini terjadi karena adanya perubahan dalam komposisi membran

otak yang kemudian menyebabkan perubahan beberapa sinyal intraneural sistem

transduksi. Selain itu, DHA juga memainkan peran penting dalam perkembangan

otak bayi. Makrides et al. (1995) menunjukkan bahwa bayi yang diberi makanan

dengan ditambah suplemen yang dilengkapi DHA, akan terjadi perbaikan

ketajaman pandangan dibandingkan dengan bayi yang diberi makan dengan

formula standar. Dampak menguntungkan tersebut akan berlanjut sampai

bertahun-tahun setelah masa kanak-kanak. Anak berumur empat tahun yang diberi

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

12

Universitas Indonesia

formula suplemen yang ditambahkan DHA selama 17 minggu pertama

menunjukkan memiliki ketajaman pandangan dan nilai IQ yang tidak berbeda

dengan anak-anak yang diberi ASI sedangkan anak-anak yang diberi formula

biasa tanpa penambahan DHA mempunyai nilai IQ yang lebih rendah secara

nyata. Penelitian-penelitian diatas tersebut menunjukkan bahwa suplemen DHA

sangat penting pada saat tahap awal kehidupan (Birch et al., 2007).

2.4.3 Rekomendasi Asupan Asam Dokosaheksanoat (DHA)

Rekomendasi asupan total asam lemak tidak jenuh ganda (PUFA) yang

disarankan oleh WHO adalah mulai dari 6% sampai 10% dari total asupan energi

harian. Sedangkan rekomendasi untuk asam lemak omega-3 adalah 1 sampai 2%.

American Dietetic Association dan Dietitians of Canada secara resmi

merekomendasikan 20 - 35% dari energi harian harus berasal dari lemak

makanan, dengan penekanan pada konsumsi asam lemak omega-3 (Kris-Etherton

& Innis, 2007). American Heart Association merekomendasikan kepada

konsumen yang sehat untuk mengkonsumsi lemak ikan per minggu dan

mendorong pasien yang mengidap penyakit jantung koroner untuk mengkonsumsi

1 g/hari EPA dan DHA (Kris-Etherton et al., 2002). Sedangkan, WHO

merekomendasikan untuk mengkonsumsi 1-2 porsi ikan per minggu bagi orang

sehat agar mendapatkan asupan 200-500 mg dari EPA dan DHA dengan

pertimbangan bagi kesehatan jantung dan perkembangan saraf (ERNA, 2008).

2.4.4 Sumber Asam Dokosaheksanoat (DHA)

Sumber utama asam lemak omega-3 (termasuk DHA) yang tersedia di

pasar adalah minyak ikan, biasanya minyak ikan dikonsumsi dalam bentuk ikan

yang dimasak, kapsul minyak ikan, atau makanan dengan bahan tambahan minyak

ikan (Alonso & Maroto, 2000). Namun demikian, minyak ikan sebagai sumber

asam lemak omega-3 mempunyai beberapa keterbatasan,seperti yang pertama

adalah adanya kekhawatiran mengenai penerimaan konsumen terhadap minyak

ikan atau kapsul minyak ikan karena rasa dan baunya yang kurang enak, seperti

yang dilaporkan oleh Kris-Etherton et al. (2002) bahwa mengkonsumsi lebih dari

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

13

Universitas Indonesia

1 g/hari minyak ikan dapat menyebabkan rasa amis. Selain itu terdapat

kekhawatiran lain mengenai adanya pencemaran logam berat pada ikan dan

minyak ikan. Environmental Protection Agency dan Food and Drug

Administration (FDA) merekomendasikan kepada wanita hamil, ibu menyusui

serta bayi untuk menghindari makan ikan dan kerang yang mungkin memiliki

kandungan merkuri yang tinggi (EPA, 2004). Kemudian, kekawatiran lainnya

terhadap penggunaan minyak ikan adalah mengenai kelanjutan sumber daya alam

yang juga menjadi kekhawatiran industri akuakultur. Sejak 1984 produksi minyak

ikan masih stabil, dengan produksi rata-rata tahunan sebesar 13 juta ton, namun

dengan peningkatan permintaan terhadap minyak ikan menyebabkan harga

minyak ikan naik dengan cepat. Saat ini, diperkirakan 50 % minyak ikan berasal

dari industri akuakultur (Tidwell & Allan, 2001). Food dan Agriculture

Organization United Nations meramalkan bahwa permintaan terhadap minyak

ikan global pada tahun 2015 akan mencapai 145% dari kapasitas produksi global

dan akan terus meningkat (New & Wijkström, 2002).

Oleh karena adanya kekhawatiran mengenai persediaan ikan sebagai

sumber asam lemak omega-3, telah dilakukan penelitian lebih lanjut untuk

mengembangkan sumber alternatif asam lemak yang penting ini. Mikroba seperti

mikroalga atau fungi merupakan produsen utama asam lemak omega-3 karena

memiliki lintasan biosintesa yang diperlukan. Mikroba tersebut telah diteliti

secara ekstensif sebagai sumber potensial asam lemak. Asam lemak yang berasal

dari mikroba dapat diekstrak dan digunakan sebagai komponen pada pangan yang

ingin diperkaya dengan omega-3 (Simopoulos, 1999) atau sebagai bahan

tambahan pakan unggas serta pakan ikan kolam (Harel et al., 2002). Studi terbaru

juga telah meneliti tanaman tinggi dan hewan yang secara genetik diubah untuk

menghasilkan asam lemak omega-3. Saat ini, asam lemak omega-3 dari mikroba

menjadi alternatif yang lebih disukai, meski penelitian dalam pengembangan

tumbuhan atau hewan transgenik untuk produksi omega-3 masih berlanjut.

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

14

Universitas Indonesia

2.5 Metode Analisis Asam Dokosaheksanoat (DHA)

2.5.1 Direct Transesterification

Metode direct transesterification atau disebut juga sebagai

transesterifikasi in situ merupakan metode yang menggabungkan proses ekstraksi

dan transesterifikasi menjadi proses tunggal sehingga penggunaan pelarut dan

waktu yang digunakan dapat dikurangi (Yokochi et al., 1998). Pada proses ini

biomassa ditambahkan dengan campuran alkohol dan asam atau basa yang akan

menghasilkan ekstraksi reaktif dari lipid sebagai FAME (fatty acid methyl esters).

Pada metode konvensional, volume pelarut dan waktu yang diperlukan menjadi

lebih banyak dikarenakan pembuatan ekstrak lipid terlebih dahulu, yang

dibutuhkan untuk derivatisasi untuk analisis dan kuantitasi dari fatty acid methyl

esters (FAME) dengan kromatografi gas. Pengerjaan dengan langkah yang jauh

lebih banyak akan meningkatkan peluang adanya kontaminasi, kehilangan jumlah

sampel, serta keberagaman sampel. Penggunaan metode langsung (direct

transesterification) untuk asam lemak sebelumnya telah diteliti oleh Lepage dan

Roy (1984), bahkan telah digunakan untuk asam lemak dari jaringan pada sampel

akuakultur yang telah di keringkan (freeze dried). Metode ini telah diteliti dapat

diaplikasikan terhadap berbagai macam jenis lipid, baik lipid sederhana maupun

lipid kompleks.

2.5.2 Kromatografi Gas - Spektrofotometri Massa (KG-SM)

2.5.2.1 Kromatografi Gas

Pada kromatografi gas, sebagai fase gerak digunakan gas dan sebagai fase

diam dapat digunakan padatan atau cairan. Kromatografi gas dapat

dikelompokkan menjadi dua kelompok utama, yaitu: kromatografi gas padat

dimana digunakan padatan sebagai fase diam dan kromatografi gas cair dimana

digunakan cairan yang dilapiskan dengan tipis pada pendukung padat (supporting

solid) yang inert atau dilapiskan langsung pada dinding dalam dari kolom sebagai

fase diam. Fase gerak gas pada kromatografi gas lebih dikenal sebagai gas

pembawa. Pemisahan campuran menjadi komponen – komponennya pada

kromatografi gas padat terjadi karena perbedaan adsorbsi relatif masing masing

komponen pada fase diam padatan, sedangkan pada kromatografi gas cair

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

15

Universitas Indonesia

permisahan terjadi karena perbedaan kelarutan (partisi) relatif masing – masing

komponen pada fase diam cairan.

Kromatografi gas dapat digunakan baik untuk analisis kualitatif maupun

kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan cara membandingkan waktu

tinggal / waktu retensi dari substansi yang dianalisis (sampel) dengan waktu

retensi dari zat pembanding (standar). Analisis kuantitatif dilakukan dengan

membandingkan tinggi atau luas puncak kromatogram dari substansi yang

dianalisis (sampel) dengan tinggi atau luas puncak kromatogram zat pembanding

(standar) (McNair & Bonelli, 1988).

Kromatografi gas sebagai instrument untuk keperluan analisis saat ini

menduduki posisi yang sangat penting dan banyak dipakai karena:

1. Aliran fase gerak gas dengan kecepatan atau tekanan terkontrol dapat

dikendalikan

2. Pencampuran uap sampel ke dalam aliran fase gerak gas dapat

dengan mudah terjadi

3. Kolom (yang merupakan tempat terjadinya pemisahan fisik) banyak

jenisnya serta panjang dan suhunya dapat diatur. Kolom pada

kromatografi gas ini dapat diganti dengan mudah dan cepat

4. Macam detektor yang dapat dipakai cukup banyak

5. Dapat digabungkan dengan instrumen lain sehingga merupakan

teknik yang terpadu, seperti contohnya GC/FTIR/MS

2.5.2.2 Spektrofotometri Massa

Spektrofotometri massa pertama kali dikembangkan oleh ahli fisika

Cambridge J.J Thompson dan F.W Aston di awal tahun 1990an untuk

memisahkan isotop – isotop untur dan menentukan massanya. Setelah

dikembangkan, instrumen ini menarik perhatian para ahli kimia selama tahun

1950an dan sekarang merupakan instrumen analitik yang digunakan secara luas.

Berbagai komponen dan penyesuaian dibuat untuk memenuhi berbagai kebutuhan

(Day et al, 1996).

Dalam versi paling sederhana, yang masih sering dipakai, sebuah senyawa

volatil diuapkan ke dalam ruang tempat molekul – molekul ditumbuk bertubi –

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

16

Universitas Indonesia

tubi oleh elektron dan dipancarkan oleh kawat pijar panas. Pencepatan elektron –

elektron ini dalam medan listrik akan menentukan energi mereka. Tabrakan antara

sebuah molekul sampel dan sebuah elektron bisa saja melemparkan elektron lain

dari molekul tersebut.

Penumbukan bergantung pada energi elektron tersebut, mengakibatkan

molekul itu pecah menjadi gugus – gugus yang lebih kecil. Ion – ion positif

diarahkan melalui medan listrik dan atau magnet dalam penganalisis massa, dan

kondisi dimana detektor merasakan kedatangan suatu ion tertentu menetapkan

suatu lintasan yang nantinya tergantung pada rasio massa terhadap muatan (m/e)

ion tersebut.

Pemisahan dan identifikasi senyawa menggunakan KG-SM merupakan

teknik analisis yang sangat handal yang dapat memberikan bukti / data

terdapatnya suatu senyawa yang diduga. MS digunakan untuk memastikan

identitas suatu senyawa obat yang telah diskrining atau diduga sementara. MS

menghasilkan partikel bermuatan yang terdiri dari susunan ion pecahan (fragmen)

ion dari molekul asalnya dimana urutan susunan ion ini sesuai dengan rasio

massa/muatan ionnya. Spektrum massa dari asal senyawa adalah karakteristik dari

senyawa tersebut.

Keuntungan utama MS dibandingkan dengan metode instrumental analitik

lainnya adalah mempunyai sensitivitas dan spesivitas yang tinggi untuk

mengidentifikasi atau mengkonfirmasi adanya suatu senyawa yang telah diduga.

Spesivitas yang sangat tinggi menghasilkan karakterisasi pola pemecahan /

fragmentasi yang dapat memberikan informasi tentang berat molekul dan struktur

molekul (Day et al, 1996).

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

17 Universitas Indonesia

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioindustri, meliputi:

laboratorium bakteriologi, laboratorium pangan dan laboratorium mikologi,

LAPTIAB, PUSPIPTEK, BPPT selama bulan Februari 2012- Mei 2012.

3.2 Alat

Alat - alat yang digunakan pada penelitian kali ini adalah sebagai berikut:

laminar air flow cabinet [ESCO Airstream Vertical Laminar Flow], Mikroskop

cahaya [Nikon Eclipse E600], spektrofotometer GC-MS [Thermo Scientific ISQ

GC TRACE ULTRA] dilengkapi dengan kolom kapiler TR-FAME (30 m x

0,25mm x 0,25μm) dan AS 300 Series II Autosampler, neraca analitik [Radwag

WAS 220/C/2], hot magnetic stirrer [AM 4], water bath [Kottermann], autoklaf

[Iwaki ACV-2450], pH meter [Oakton pH 510] , vortex mixer [Stuart SA-8],

lemari es [Sharp], inkubator [Memmert], oven [Memmert], filter membran

[Sartorius], kamera digital [Nikon Coolpix S30], lemari asam, refraktometer,

termometer, cawan petri gelas dan plastik diameter 6 cm dan 9 cm, tabung reaksi

berpenutup Teflon berukuran 10 mL [Pyrex, Iwaki], pipet berukuran μL

[Eppendorf], jarum ose, tube eppendorf, tips pipet, pipet Pasteur, pipet volume,

balon pipet, kaca objek dan deck glass, vial dan penutupnya [Chromacol], alat-

alat gelas.

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

18

Universitas Indonesia

3.3 Bahan

3.3.1 Sampel

Sampel yang digunakan berupa guguran daun mangrove yang diambil dari

Kawasan Mangrove Bakauheni, Lampung. Guguran daun mangrove yang diambil

adalah daun yang berwarna hijau, kuning dan coklat.

3.3.2 Bahan Kimia

Bahan – bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Diklorometan [Merck], metanol [Merck], HCl P [Merck], NaCl [Merck], n-

heksan [Merck], glukosa [Merck], etanol 70% dan 96%, yeast extract [Conda],

mycological peptone [Fluka], air laut alami steril, aquadest, agar [Himedia],

antibiotik streptomisin [Naqalai tesque], antibiotik penisilin G [Naqalai tesque],

standar DHA [Sigma].

3.4 Medium dan Pembuatan Medium

Medium yang digunakan dalam penelitian ini adalah medium padat By+

dan medium padat yeast extract peptone (YEP).

3.4.1 Medium Padat By+ (Perveen, 2006)

Untuk membuat medium padat By+, dimasukkan yeast extract (0,1%),

mycological peptone (0,1%), glukosa (0,5%) dan agar (1%) ke dalam erlenmeyer.

Setelah semua bahan dimasukkan, ditambahkan air laut alami steril pH 6,0 (50%)

dan dicukupkan dengan aquadest. Pencampuran dilakukan hingga homogen

dengan menggunakan hot magnetic stirrer, erlenmeyer yang berisikan larutan

kemudian ditutup dengan kapas dan dibungkus dengan aluminium foil. Kemudian

erlenmeyer berisi medium diautoklaf pada suhu 121⁰C selama 15 menit. Setelah

steril, erlenmeyer didinginkan.kemudian ditambahkan antibiotik streptomisin dan

antibiotik penisilin G. larutan media selanjutnya dimasukkan ke dalam cawan

petri. Penuangan ke dalam cawan petri dilakukan di dalam laminar air flow

cabinet untuk menjaga kondisi pembuatan media tetap steril bebas kontaminan.

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

19

Universitas Indonesia

3.4.2 Medium Padat YEP

Untuk membuat medium padat YEP 1 L, dimasukkan yeast extract 1 g,

mycological peptone 1 g, glukosa 10 g dan agar 13 g ke dalam Erlenmeyer.

Setelah semua bahan dimasukkan, ditambahkan air laut alami steril pH 6,0 (15%)

dan dicukupkan dengan aquadest hingga 1 L. Pencampuran dilakukan hingga

homogen dengan menggunakan hot magnetic stirrer, erlenmeyer yang berisikan

larutan kemudian ditutup dengan kapas dan dibungkus dengan aluminium foil.

Kemudian erlenmeyer berisi medium diautoklaf pada suhu 121⁰C selama 15

menit. Larutan media selanjutnya dimasukkan ke dalam cawan petri. Penuangan

ke dalam cawan petri dilakukan di dalam laminar air flow cabinet.

3.5 Reagen dan Pembuatan Reagen

3.5.1 HCl 2M dalam Metanol

Untuk membuat 25 mL HCl 2M dalam metanol, pertama-tama

dimasukkan metanol sebanyak 10 mL ke dalam beaker glass, kemudian

dimasukkan 5 mL HCl pekat, selanjutnya ad metanol hingga 25 mL lalu aduk

homogen.

3.5.2 Larutan NaCl jenuh

Untuk membuat 100 mL larutan NaCl jenuh, pertama – tama ditimbang

NaCl sebanyak 36 gram. Selanjutnya, 36 gram NaCl dilarutkan dalam 100 mL

aquadest, aduk homogen.

3.6 Cara Kerja

3.6.1 Isolasi Mikroalga

Isolasi mikroalga dilakukan dengan metode direct planting, yaitu dengan cara

sebagai berikut:

Guguran daun mangrove yang berwarna hijau, kuning dan coklat dipotong

kecil – kecil bentuk persegi 1 x 1 cm2, ditanam secara aseptik pada permukaan

media By+ pada cawan petri, diinkubasikan pada suhu 28º C selama 1 sampai 4

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

20

Universitas Indonesia

hari. Selama proses inkubasi, pertumbuhan mikroalga diamati dari hari ke hari.

Mikroalga yang tumbuh selanjutnya diambil secara aseptik dengan jarum ose

steril dan digoreskan 4 kuadran (streak plate) pada medium By+ pada cawan petri

lain. Diinkubasi selama 2 hingga 3 hari pada suhu 28ºC.

Koloni mikroalga yang tumbuh selanjutnya dicocokkan morfologinya

dengan morfologi mikroalga yang diinginkan (mikroalga Thraustochytrids)

dengan cara melihat morfologinya dengan menggunakan mikroskop cahaya. Hal

tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah mikroalga yang diinginkan telah

terisolasi atau belum. Setelah itu, dilakukan proses seleksi terhadap koloni

mikroalga. Koloni mikroalga yang bebas kontaminan (mikroorganisme lain)

diambil dan digoreskan kembali pada medium By+ baru pada cawan petri lain.

Penggoresan mikroalga selanjutnya diulangi hingga didapatkan koloni mikroalga

yang benar – benar murni. Pengulangan prosedur penggoresan mikroalga akan

mengurangi kemungkinan kontaminasi bakteri.

3.6.2 Pengamatan Mikroskopik Morfologi Mikroalga

Mikroalga yang tumbuh pada cawan petri diambil sedikit dengam

menggunakan jarum ose, kemudian disuspensikan dalam aquadest pada tube

eppendorf. Aduk larutan dengan bantuan vortex mixer hingga homogen. Suspensi

mikroalga dipipet sebanyak 2 μL dan diteteskan diatas kaca objek, tutup dengan

deck glass. Selanjutnya morfologi mikroalga diamati dengan menggunakan

mikroskop cahaya dan dibandingkan dengan mikroalga Thraustochytrids pada

literatur.

3.6.3 Kultur Isolat Mikroalga

Isolat mikroalga yang dianggap sudah murni selanjutnya dikultur dan

diperbanyak dengan cara diinokulasikan secara aseptik menggunakan jarum ose

steril pada cawan petri lain yang berisi media YEP dan selanjutnya diinkubasi

selama 4 hari pada suhu 28ºC.

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

21

Universitas Indonesia

3.6.4 Analisis Asam Dokosaheksanoat (DHA) dengan Kromatografi Gas -

Spektrofotometer Massa (KG-SM)

3.6.4.1 Pembuatan Biomassa Kering Mikroalga

Koloni mikroalga yang telah murni dikerok (scraped) secara aseptik,

kemudian diletakkan pada tabung reaksi ukuran 10 mL yang telah ditimbang

sebelumnya. Selanjutnya koloni mikroalga tersebut dimasukkan ke dalam oven

pada suhu 105ºC selama 3 jam untuk dikeringkan. Kemudian tabung ditimbang

kembali. Untuk menghitung berat biomassa mikroalga, dihitung berat tabung yang

berisi mikroalga dikurangi berat tabung kosong.

3.6.4.2 Ekstraksi dan Metilasi Lipid Mikroalga (Direct Transesterification)

Biomassa mikroalga yang terdapat dalam tabung kemudian ditambahkan

0,5 mL larutan diklorometan (CH2Cl2), dan ditambahkan 1 mL HCl 2M dalam

metanol, tutup rapat. Reaksikan dalam water bath pada suhu 60oC, selama 3 jam.

Setelah itu, ditambahkan 2 mL larutan NaCl jenuh dan 1 mL n- heksan, campur

homogen. Selanjutnya didiamkan agar terjadi pemisahan DHA dalam bentuk

FAME ( fatty acid methyl ester) dalam pelarut n-heksan. DHA dalam larutan n-

heksan tersebut kemudian dipisahkan menggunakan pipet Pasteur dan disimpan

dalam tube eppendorf pada suhu 4 o

C sebelum dilakukan analisa menggunakan

Kromatografi Gas – Spektrofotometer Massa (KG-SM).

3.6.4.3 Identifikasi Asam Dokosaheksanoat (DHA) dengan Kromatografi Gas –

Spektrofotometer Massa (KG-SM)

Komposisi asam lemak dalam sampel minyak mikroalga selanjutnya

dianalisa secara kualitatif dengan kromatografi gas – spektrofotometer massa

dengan cara sebagai berikut: minyak mikroalga yang diperoleh, diambil sebanyak

1 mL dan dimasukkan ke dalam vial berukuran 2 mL, tutup vial hingga rapat. Vial

yang berisi minyak mikroalga kemudian diletakkan pada autosampler yang secara

otomatis akan menginjek sampel minyak mikroalga dengan volume injeksi

sebesar 1μL.

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

22 Universitas indonesia

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penyiapan Sampel

Tahap awal penelitian ini adalah mengumpulkan sampel guguran daun

mangrove. Guguran daun mangrove yang dijadikan sampel merupakan guguran

daun mangrove yang diperoleh dari Kawasan Mangrove Lampung. Gambar

kawasan mangrove tempat pengambilan sampel dan sampel guguran daun

mangrove yang diperoleh dapat dilihat pada Gambar 4.1.1 dan 4.1.2.

Mikroalga Thraustochytrids dapat bertahan hidup pada permukaan

material organik dan bersifat saprotropik, seperti guguran daun yang diperoleh

dari kawasan pantai (Porter, 1989). Thraustochytrids telah banyak diisolasi dari

habitatnya dengan kondisi salinitas dan suhu yang beragam, mulai dari air payau

dengan salinitas sebesar 3% sampai dengan kolam tambak yang memiliki kadar

garam tinggi yaitu sebesar 150% (Jones & Harrison, 1976). Selain itu, beberapa

Thraustochytrids juga ditemukan di kawasan pantai artik dan di laut kering yang

berumur 50 tahun (Porter, 1989). Pada saat pengambilan sampel, air laut berada

pada suhu 31ºC dengan salinitas sebesar 27 %.

Total guguran daun mangrove yang diambil adalah sebanyak 60 daun,

yang terdiri dari 25 daun berwarna coklat kehitaman, 14 daun berwarna coklat, 16

daun berwarna kuning kecoklatan, 2 daun berwarna kuning serta 2 daun berwarna

hijau. Guguran daun yang terkumpul diletakkan didalam plastik yang kemudian

diisi dengan sedikit air laut dan ditutup rapat. Sampel daun mangrove selanjutnya

disimpan di dalam kotak pendingin yang telah diisi es. Penyimpanan pada suhu

rendah tersebut dimaksudkan untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme yang

ada pada sampel guguran daun mangrove selama perjalanan sebelum dilakuan

proses penanaman. Proses penanaman dilakukan sesegera mungkin di

Laboratorium Biokimia Universitas Lampung. Selanjutnya, sampel guguran daun

mangrove tersebut masing – masing dibilas dengan air laut yang telah disterilkan

dan diberi antibiotik. Hal tersebut bertujuan untuk menghilangkan atau

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

23

Universitas Indonesia

memperkecil kontaminan yang ada pada guguran daun mangrove sebelum

dilakukan proses isolasi.

Tabel 4.1.1. Sampel guguran daun mangrove yang diperoleh

Sampel Warna Daun Sampel Warna Daun

LP-01 Coklat Kehitaman LP-31 Coklat

LP-02 Coklat Kehitaman LP-32 Coklat

LP-03 Coklat Kehitaman LP-33 Coklat

LP-04 Coklat Kehitaman LP-34 Coklat

LP-05 Coklat Kehitaman LP-35 Coklat

LP-06 Coklat Kehitaman LP-36 Coklat

LP-07 Coklat Kehitaman LP-37 Coklat

LP-08 Coklat Kehitaman LP-38 Coklat

LP-09 Coklat Kehitaman LP-39 Coklat

LP-10 Coklat Kehitaman LP-40 Kuning Kecoklatan

LP-11 Coklat Kehitaman LP-41 Kuning Kecoklatan

LP-12 Coklat Kehitaman LP-42 Kuning Kecoklatan

LP-13 Coklat Kehitaman LP-43 Kuning Kecoklatan

LP-14 Coklat Kehitaman LP-44 Kuning Kecoklatan

LP-15 Coklat Kehitaman LP-45 Kuning Kecoklatan

LP-16 Coklat Kehitaman LP-46 Kuning Kecoklatan

LP-17 Coklat Kehitaman LP-47 Kuning Kecoklatan

LP-18 Coklat Kehitaman LP-48 Kuning Kecoklatan

LP-19 Coklat Kehitaman LP-49 Kuning Kecoklatan

LP-20 Coklat Kehitaman LP-50 Kuning Kecoklatan

LP-21 Coklat Kehitaman LP-51 Kuning Kecoklatan

LP-22 Coklat Kehitaman LP-52 Kuning Kecoklatan

LP-23 Coklat Kehitaman LP-53 Kuning Kecoklatan

LP-24 Coklat Kehitaman LP-54 Kuning Kecoklatan

LP-25 Coklat Kehitaman LP-55 Kuning Kecoklatan

LP-26 Coklat LP-56 Kuning Kecoklatan

LP-27 Coklat LP-57 Kuning

LP-28 Coklat LP-58 Kuning

LP-29 Coklat LP-59 Hijau

LP-30 Coklat LP-60 Hijau

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

24

Universitas Indonesia

4.2 Isolasi Mikroalga Thraustochytrids

Proses isolasi mikroalga Thraustochytrids dilakukan dengan menggunakan

teknik direct planting, yakni dengan memotong bagian kecil seluas 1 cm2 dari

tanaman atau material yang ditumbuhi mikroalga, yang selanjutnya diletakkan

diatas permukaan medium agar pada cawan petri yang berisikan media padat

(Porter, 1989). Proses isolasi mikroalga dilakukan dengan menggunakan medium

By+ yang berisikan glukosa 0.5 % (w/v), yeast extract 0.1 % (w/v), mycological

peptone 0.1 % (w/v), air laut steril 50 % (v/v), agar 1 % (w/v), antibiotik

streptomisin 0.3 g/l dan antibiotik penisilin G 0.3 g/l. Gambar potongan daun

mangrove dapat dilihat pada Gambar 4.2.1. Proses pemisahan mikroalga terjadi

karena adanya antibiotik yang berfungsi untuk menghambat pertumbuhan bakteri,

sedangkan mycological peptone, berguna untuk memisahkan mikroalga dari

jamur, dimana terjadi pertumbuhan mikroalga yang lebih cepat dibandingkan

dengan jamur. Isolat mikroalga yang tumbuh segera diisolasi terlebih dahulu

sebelum medium ditumbuhi oleh jamur dan kemudian ditanam pada medium By+

dan diinkubasi pada suhu 28ºC selama 1-4 hari. Selama masa inkubasi dilakukan

pengamatan terhadap mikroalga yang tumbuh (Perveen, 2006).

Pada hari pertama inkubasi, terlihat belum terjadi pertumbuhan

mikroorganisme apapun pada 60 cawan petri. Sedangkan pada hari kedua,

terdapat 26 cawan petri yang sudah mulai ditumbuhi oleh jamur, 12 cawan petri

mulai tampak ditumbuhi mikroalga yang masih terlalu sedikit untuk diisolasi dan

sisanya belum terdapat pertumbuhan mikroorganisme apapun. Pada hari ketiga,

jumlah cawan petri yang telah ditumbuhi mikroalga meningkat dari yang

sebelumnya 12 menjadi 16 cawan petri. Karena jumlah isolat mikroalga pada 12

cawan petri tersebut dianggap sudah mencukupi, maka isolat mikroalga tersebut

diisolasikan ke cawan petri lain yang berisikan medium By+ padat. Pada 26

cawan petri yang hari sebelumnya tampak ditumbuhi oleh jamur, 3 cawan petri

tampak telah ditumbuhi mikroalga. Mikroalga tersebut langsung diisolasi karena

dikhawatirkan akan terjadi pertumbuhan jamur yang lebih banyak yang dapat

menutupi mikroalga. Proses isolasi pada 3 cawan petri tersebut dilakukan dengan

hati-hati agar jamur yang ada pada cawan petri tersebut tidak ikut terbawa ke

dalam medium padat baru pada cawan petri lain. Untuk 18 cawan petri lainnya

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

25

Universitas Indonesia

(yang pada hari kedua belum ditumbuhi mikroorganisme apapun), 13 cawan petri

tidak mengalami pertumbuhan apapun dan 5 cawan petri sisanya ditumbuhi oleh

jamur. Pada hari keempat, terjadi peningkatan jumlah isolat mikroalga pada 4

cawan petri yang pada hari sebelumnya telah ditumbuhi mikroalga dalam jumlah

sedikit, dilakukan proses isolasi pada 4 cawan petri tersebut. Pada 18 cawan petri

lainnya, tidak terjadi pertumbuhan mikroalga. Sedangkan pada 23 cawan petri

yang sebelumnya ditumbuhi oleh jamur, nampak pertumbuhan mikroalga pada 2

cawan petri. Namun, dikarenakan karena jumlahnya yang terlalu sedikit dan telah

tertutupi oleh pertumbuhan jamur yang sudah terlalu banyak, mikroalga tidak

diisolasi. Secara keseluruhan, total mikroalga yang berhasil diisolasi adalah

sebanyak 19 cawan petri. Gambar pertumbuhan isolat mikroalga dapat dilihat

pada Gambar 4.2.2 dan 4.2.3.

Tabel 4.2.1. Pengamatan pertumbuhan mikroalga

Sampel Warna Daun

Pengamatan pertumbuhan mikroorganisme (Hari ke-)

Hasil 1 2 3 4

M J M J M J M J

LP-01 Coklat Kehitaman - - < - << (+) - (+) +

LP-02 Coklat Kehitaman - - - < - << - <<< -

LP-03 Coklat Kehitaman - - - < - << - <<< -

LP-04 Coklat Kehitaman - - - < - << - <<< -

LP-05 Coklat Kehitaman - - - < - << - <<< -

LP-06 Coklat Kehitaman - - < - << (+) - (+) +

LP-07 Coklat Kehitaman - - - < - << - <<< -

LP-08 Coklat Kehitaman - - - < - << - <<< -

LP-09 Coklat Kehitaman - - - < < (+) << (+) +

LP-10 Coklat Kehitaman - - - - - - - - -

LP-11 Coklat Kehitaman - - - < - << < <<< -

LP-12 Coklat Kehitaman - - - < - << - <<< -

LP-13 Coklat Kehitaman - - - - - < - << -

LP-14 Coklat Kehitaman - - - - < - << (+) - +

LP-15 Coklat Kehitaman - - < - << (+) - (+) +

LP-16 Coklat Kehitaman - - < - << (+) - (+) +

LP-17 Coklat Kehitaman - - - < - << - <<< -

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

26

Universitas Indonesia

LP-18 Coklat Kehitaman - - < - << (+) < (+) +

LP-19 Coklat Kehitaman - - - < - << - <<< -

LP-20 Coklat Kehitaman - - - < - << - <<< -

LP-21 Coklat Kehitaman - - - - - < - << -

LP-22 Coklat Kehitaman - - - < - << - <<< -

LP-23 Coklat Kehitaman - - - < - << - <<< -

LP-24 Coklat Kehitaman - - < - << (+) < (+) +

LP-25 Coklat Kehitaman - - - < - << - <<< -

LP-26 Coklat - - - - - < - << -

LP-27 Coklat - - - - - - - - -

LP-28 Coklat - - - - - < - << -

LP-29 Coklat - - < - << (+) - (+) +

LP-30 Coklat - - - - < - << (+) - +

LP-31 Coklat - - < - << (+) - (+) +

LP-32 Coklat - - - < - << < <<< -

LP-33 Coklat - - - - - - - - -

LP-34 Coklat - - - < - << - <<< -

LP-35 Coklat - - - - - < - << -

LP-36 Coklat - - - < - << - <<< -

LP-37 Coklat - - - < - << - <<< -

LP-38 Coklat - - - - < - << (+) - +

LP-39 Coklat - - - < - << - <<< -

LP-40 Kuning Kecoklatan - - - < < (+) << (+) +

LP-41 Kuning Kecoklatan - - - - < - << (+) - +

LP-42 Kuning Kecoklatan - - < - << (+) - (+) +

LP-43 Kuning Kecoklatan - - - < - << - <<< -

LP-44 Kuning Kecoklatan - - - - - - - - -

LP-45 Kuning Kecoklatan - - - - - - - - -

LP-46 Kuning Kecoklatan - - - < - << - <<< -

LP-47 Kuning Kecoklatan - - - < < (+) << (+) +

LP-48 Kuning Kecoklatan - - - < - << - <<< -

LP-49 Kuning Kecoklatan - - - < - << - <<< -

LP-50 Kuning Kecoklatan - - - - - - - - -

LP-51 Kuning Kecoklatan - - < - << (+) < (+) +

LP-52 Kuning Kecoklatan - - < - << (+) - (+) +

LP-53 Kuning Kecoklatan - - < - << (+) - (+) +

LP-54 Kuning Kecoklatan - - - - - - - - -

LP-55 Kuning Kecoklatan - - - - - - - - -

LP-56 Kuning Kecoklatan - - - - - - - - -

LP-57 Kuning - - - - - - - - -

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

27

Universitas Indonesia

LP-58 Kuning - - - - - - - - -

LP-59 Hijau - - - - - - - - -

LP-60 Hijau - - - - - - - - -

Keterangan : M : Mikroalga; J : Jamur; (+) : Mikroalga diisolasi/ telah diisolasi ke cawan petri

lain yang berisi medium padat.

Selanjutnya, 19 cawan petri tersebut diamati morfologinya secara

mikroskopik untuk memastikan bahwa terdapat mikroalga yang diinginkan

didalamnya. Morfologi mikroalga yang tumbuh pada isolat dicocokkan dengan

morfologi mikroalga Thraustochytrids yang sesungguhnya. Hal ini bertujuan

untuk menapis isolat yang berisi mikroalga Thraustochytrids. Hasilnya, dari 19

isolat mikroalga yang diamati, 3 diantaranya telah terkontaminasi oleh bakteri

dengan jumlah yang lebih dominan dibandingkan dengan jumlah mikroalga yang

ada. Isolat tersebut kemudian dianggap tidak murni dan disingkirkan. Pengamatan

mikroskopik morfologi sampel isolat mikroalga I dapat dilihat pada Gambar 4.2.4.

Adanya bakteri yang tumbuh diduga oleh karena bakteri tersebut telah resisten

terhadap antibiotik yang digunakan, atau dapat juga dikarenakan oleh jenis bakteri

yang tumbuh pada isolat tersebut tidak sensitif terhadap antibiotik yang

digunakan.

Tabel 4.2.2. Hasil pengamatan mikroskopik morfologi isolat mikroalga I

No. Sampel Hasil Pengamatan

1 LP-01 Murni Mikroalga

2 LP-06 Terkontaminasi Bakteri

3 LP-09 Murni Mikroalga

4 LP-14 Murni Mikroalga

5 LP-15 Murni Mikroalga

6 LP-16 Murni Mikroalga

7 LP-18 Murni Mikroalga

8 LP-24 Murni Mikroalga

9 LP-29 Murni Mikroalga

10 LP-30 Murni Mikroalga

11 LP-31 Murni Mikroalga

12 LP-38 Murni Mikroalga

13 LP-40 Murni Mikroalga

14 LP-41 Murni Mikroalga

15 LP-42 Murni Mikroalga

16 LP-47 Murni Mikroalga

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

28

Universitas Indonesia

17 LP-51 Terkontaminasi Bakteri

18 LP-52 Terkontaminasi Bakteri

19 LP-53 Murni Mikroalga

Setelah melakukan proses purifikasi isolat mikroalga dengan teknik streak

plate berulang – ulang hingga didapatkan koloni tunggal dari mikroalga,

pengamatan mikroskopik dilakukan kembali. Hal ini bertujuan untuk memastikan

bahwa isolat mikroalga yang didapatkan benar - benar murni (hanya terdapat

mikroalga Thraustochytrids), sebelum dilakukan perbanyakan isolat untuk analisis

kandungan DHA. Pengamatan mikroskopik morfologi isolat mikroalga II dapat

dilihat pada Gambar 4.2.5. Hasilnya, terdapat 1 isolat yang dianggap tidak murni

dan disingkirkan karena ditumbuhi oleh bakteri dengan jumlah yang jauh lebih

dominan dibandingkan dengan jumlah mikroalga yang tumbuh. Sedangkan 15

isolat sisanya dianggap murni.

Tabel 4.2.3. Hasil pengamatan mikroskopik morfologi isolat mikroalga II

No. Sampel Hasil Pengamatan

1 LP-01 Murni Mikroalga

2 LP-09 Murni Mikroalga

3 LP-14 Terkontaminasi Bakteri

4 LP-15 Murni Mikroalga

5 LP-16 Murni Mikroalga

6 LP-18 Murni Mikroalga

7 LP-24 Murni Mikroalga

8 LP-29 Murni Mikroalga

9 LP-30 Murni Mikroalga

10 LP-31 Murni Mikroalga

11 LP-38 Murni Mikroalga

12 LP-40 Murni Mikroalga

13 LP-41 Murni Mikroalga

14 LP-42 Murni Mikroalga

15 LP-47 Murni Mikroalga

16 LP-53 Murni Mikroalga

Isolat mikroalga yang dianggap murni dan kemudian dikultur pada

medium YEP padat adalah isolat yang mulanya berasal dari 6 daun berwarna

coklat kehitaman, 4 daun berwarna coklat dan 5 daun berwarna kuning

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

29

Universitas Indonesia

kecoklatan. Daun yang berwarna kuning kecoklatan merupakan daun yang paling

banyak menghasilkan mikroalga dengan persentase sebesar 31,25%. Hasil

tersebut berbeda dengan teori dimana proses pembusukkan guguran daun

mangrove dapat dikaitkan dengan adanya Thraustochytrids dimana daun

mangrove berperan dalam proses siklus karbon Thraustochytrids (detrivora).

Sehingga semakin busuk suatu daun mangrove diharapkan semakin banyak

Thraustochytrids yang dihasilkan (Bongiorni et al., 2004). Jamur yang tumbuh

pada sampel guguran daun mangrove diduga merupakan mikroorganisme yang

hidup pada daun mangrove dengan jumlah yang lebih dominan dibandingkan

dengan mikroalga yang tumbuh. Hal tersebut dikarena jamur sendiri dapat pula

bersifat sebagai mahluk detrivor yang mempengaruhi proses pembusukan daun.

Mahluk detrivor merupakan organisme heterotrof yang memanfaatkan serpihan

organik padat (detritus) sebagai sumber makanan (Rangkumar et al, 1993). Oleh

karena itu, diharapkan pada penelitian selanjutnya dilakukan pemilihan lokasi

yang sekiranya bebas dari adanya jamur, agar pada sampel guguran daun

mangrove yang diperoleh hanya ditumbuhi oleh mikroalga, atau mikroalga

tumbuh sebagai mahluk detrivor dominan pada guguran daun mangrove tersebut.

Kemudian, 15 isolat yang dianggap murni tersebut selanjutnya dianalisis dengan

menggunakan Kromatografi Gas - Spektrofotometri Massa (KG-SM).

4.3 Analisis DHA secara kualitatif dengan Kromatografi Gas -

Spektrofotometri Massa (KG-SM)

4.3.1 Pembuatan Biomassa Kering

Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan membuat biomassa

kering mikroalga. Pembuatan biomassa kering mikroalga dilakukan dengan cara

memanaskan pasta isolat koloni mikroalga yang telah murni dalam oven pada

suhu 105ºC selama 3 jam (Yokochi et al., 1998). Berat biomassa kering yang ada

dihitung dengan cara mengurangi berat tabung yang berisi biomassa kering

dengan berat tabung kosong.

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

30

Universitas Indonesia

Tabel 4.3.1.1. Berat biomassa kering sampel isolat mikroalga

No. Sampel Berat Tabung

Kosong (mg)

Berat Tabung Berisi

Biomassa Kering (mg)

Berat

Biomassa

(mg)

1 LP-01 16866,7 16902,8 3,51

2 LP-09 16828,5 16857,3 2,88

3 LP-15 16952,8 16983,9 3,11

4 LP-16 16977,0 17006,7 2,97

5 LP-18 16877,1 16904,6 27,5

6 LP-24 16925,5 16036,6 1,11

7 LP-29 16853,8 16867,8 1,40

8 LP-30 17107,0 17133,1 2,61

9 LP-31 16816,0 16850,5 3,45

10 LP-38 16838,6 16882,6 4,40

11 LP-40 17035,1 17071,7 3,66

12 LP-41 17043,5 17070,7 2,72

13 LP-42 16811,0 16835,8 2,48

14 LP-47 16974,9 16992,7 1,78

15 LP-53 16995,0 17019,4 2,44

4.3.2 Ekstraksi dan Metilasi

Pada proses ekstraksi dan metilasi dipilih metode direct transesterification

(transesterifikasi langsung), dimana merupakan metode yang menggabungkan

proses ekstraksi dan transesterifikasi menjadi suatu proses tunggal sehingga

penggunaan pelarut dan waktu yang digunakan dapat dikurangi (Yokochi et al.,

1998). Pelarut diklorometan dipilih karena diklorometan dapat menghasilkan

ekstrak lipid yang lebih banyak dibandingkan dengan pelarut kloroform (Gertler

& Wells, 2011). Proses yang terjadi adalah, asam lemak yang telah terekstraksi

oleh pelarut diklorometan, akan berikatan dengan metanol membentuk fatty acid

methyl ester (FAME) dengan bantuan HCl sebagai katalisator asam. Setelah

diperoleh FAME, dilakukan separasi untuk memisahkan FAME dari campuran

pelarut. Penggunaan NaCl jenuh bertujuan untuk menarik kandungan air yang

ada. Sedangkan komponen – komponen yang tidak larut dalam air (nonpolar),

seperti asam lemak akan larut didalam pelarut heksan mengikuti teori like dissolve

like dimana kelarutan akan terjadi apabila memiliki sifat kepolaran yang sama.

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

31

Universitas Indonesia

Heksan merupakan pelarut yang baik dan paling sering digunakan untuk

melarutkan lipid dengan polaritas yang rendah (Gertler & Wells, 2011).

4.3.3 Identifikasi Asam Dokosaheksanoat (DHA) dengan Kromatografi Gas –

Spektrofotometri Massa (KG-SM)

Sampel minyak mikroalga yang terdapat dalam pelarut n-heksan

selanjutnya di analisis secara kualitatif dengan kondisi analisis sebagai berikut:

Temperatur kromatografi gas adalah 100⁰C yang dipertahankan selama 2

menit, kemudian dinaikkan hingga 180⁰C pada laju pemanasan 10⁰C/menit,

diikuti dengan pemanasan sampai 260⁰C pada laju pemanasan 4⁰C/menit yang

dipertahankan selama 15 menit. Temperatur injektor kromatografi gas adalah

270⁰C dan laju alir dari gas pembawa yang berupa gas Helium adalah 1,0

mL/menit.

Temperatur penghubung pada spektrofotometer massa adalah 260⁰C,

dengan energi elektron sebesar 70 eV dan volume injeksi sebesar 1μL.

Database fragmentasi DHA pada NIST library (National Institute of

Standards and Technology) digunakan sebagai pembanding untuk memastikan

kebenaran fragmentasi DHA pada sampel dengan cara melihat kualitas

kemiripannya. Hasilnya, dari 15 sampel asam lemak mikrolaga yang dianalisis, 15

sampel tersebut mengandung DHA didalamnya dengan kualitas kemiripan lebih

dari 900, dari skala 1 sampai 1000. Kromatogram dan fragmentasi DHA yang ada

dapat dilihat pada lampiran.

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

32 Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil isolasi, dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Mikroalga berhasil diisolasi dari 15 sampel guguran daun mangrove dari

total 60 daun yang dikumpulkan dari Kawasan Mangrove Lampung.

b. Daun yang paling banyak menghasilkan isolat mikroalga adalah daun yang

berwarna kuning kecoklatan dengan persentase sebesar 31,25%.

c. 15 Isolat mikroalga yang dianalis dengan Kromatografi Gas –

Spektrofotometri Massa (KG-SM) terbukti memiliki kandungan asam

dokosaheksanoat (DHA). 15 isolat tersebut adalah; LP-01; LP-09; LP-14;

LP-16; LP-18; LP-24; LP-29; LP-30; LP-31; LP-38; LP-40; LP-41; LP-42;

LP-47; dan LP-53.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah perlu adanya penelitian

lebih lanjut dengan melakukan analisis kuantitatif guna mengetahui mikroalga

yang paling potensial dalam menghasilkan DHA yang selanjutnya diidentifikasi

gennya untuk mengetahui spesies mikroalganya.

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

33

Universitas Indonesia

DAFTAR ACUAN

Alonso, D.L., & Maroto, F.G. (2000). Plants as 'chemical factories' for the

production of polyunsaturated fatty acids. Biotechnology Advances, 18, 481-

497.

Bahnweg, G. (1979). Studies on the physiology of Thraustochytriales I. Growth

requirements and nitrogen nutrition of Thraustochytrium spp.,

Schizochytrium sp., Japonochytrium sp., Ulkenia spp., and Labyrinthuloides

spp. Veræff. Inst. Meeresforsch. Bremerh. 17: 245-268.

Barrow, C., Shahidi, F.(2008) Marine Nutraceuticals and Functional Foods. US:

Taylor & Francis Group.

Belarbi, H. (2000). A process for high yield and scaleable recovery of high purity

eicosapentaenoic acid esters from microalgae and fish oil A process for high

yield and scaleable recovery of high purity. Enzyme and Microbial

Technology 26 : 516–529.

Bengen, D. G. (2000). Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir. Bogor:

Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor.

Bengen, D. G. (2001). Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem

Mangrove. Bogor: Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan Institut

Pertanian Bogor.

Birch, E.B., Garfield, S., Castañeda, Y., Hughbanks-Wheaton, D., Uauy, R.,

Hoffman, D. (2007). Visual acuity and cognitive outcomes at 4 years of age

in a double-blind, randomized trial of long-chain polyunsaturated fatty acid-

supplemented infant formula. Early Human Development 83, 279-284.

Bongiorni, L.; Pignataro, L.; Santangelo, G. (2004). Thraustochytrids (fungoid

protests): an unexplored component of marine sediment microbiota. Sci.

Mar. 68, 43-48.

Branchey, L.B.,& Branchey, M. (2008). Long-chain n-3 polyunsaturated fatty

acids decrease feelings of anger in substance abusers. Psychiatry Research

157, 95-104.

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

34

Universitas Indonesia

Catalan, J., Moriguchi, T., Slotnick, B., Murthy, M., Greiner, R.S., & Salem, N.,

(2002). Cognitive defects in docosahexaenoic acid-deficient rats. Behavioral

Neuroscience 116(6), 1022-1031.

Corsetto, P. A., et al. (2010). Effects of n-3 PUFAs on breast cancer cells through

their incorporation in plasma membrane. Lipids in Health and Disease, 10,

73-111.

Darley, J. M., et al. (1973). Do groups always inhibit individuals’ responses to

potential emergencies? Journal of Personality and Social Psychology, 26,

395–399.

Day, R.A., & Underwood, A.L. Analisis kimia Kuantitatif, edisi keenam, Penerbit

Erlangga.

EPA. (2004). What you need to know about mercury and shellfish. Washington,

D.C, U.S: Environmental Protection Agency. January 29, 2012.

http://www.cfsan.fda.gov/~dms/ admehg3.html.

ERNA. (2008). Polyunsaturated fatty acid (PUFA). Belgium : 50 Rue de

l’Assosiation.

Gertler, W & Wells., S.G. (2011). Final report algal based fuel. Las Vegas:

Nevada Renewable Energy Consortium.

Harel, M., W. Koven, I. Lein, Y. Bar, P. Behrens, J. Stubblefield, Y. Zohar, A.R.

Place. (2002). Advanced DHA, EPA, and ARA enrichment materials for

marine aquaculture using single cell heterotrophs. Aquaculture. 213: 347-

362.

Hashimoto, M., S. Hossain, T. Shimada, K. Sugioka, H. Yamasaki, Y. Fujii, Y.

Ishibashi, J. Oka, and O. Shido. (2002). Docosahexaenoic acid provides

protection from impairment of learning ability in Alzheimer's disease model

rats. Journal of Neuro chemistry. 81(5): 1084-1091.

Hering, J., et al. (2007). Inhibition of proliferation by omega-3 fatty acids in

chemoresistant pancreatic cancer cells. Annals of Surgical Oncology 14(12),

3620-3628.

Jones, E. B. G., & Harrison, (1976) J.L. Physiology of marine phycomycetes.

Recent advance in Aquatic Mycology. New York: John Wiley and Son.

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

35

Universitas Indonesia

Kamlangdee, J & Fan K.W. (2003). Polyunsaturated fatty acid production by

Schyzochytrium sp. Isolated from mangrove. Songklanakarin Journal of

Science and Technology. 25(5), 643-650.

Kris-Etherton, P., Harris, W.S., & Appel, L.J. (2002). Fish consumption, fish oil,

omega-3 fatty acids, and cardiovascular disease. Circulation 106(21), 2747-

2757.

Kris-Etherton, P. & Innis, S. (2007). Position of the American Dietetic

Association and Dietitians of Canada: dietary fatty acids. Journal of the

American Dietetic Association. 107(9), 1599-1611.

Kuznetsov, E.A. (1981). Anabiosis in lower aquatic fungi. Mikologie and

Fitopatologie 15 : 526-531.

Lahaye, M.(2001) Developments on gelling algal galactans, their structure and

physico-chemistry. J. Appl. Phycol., 13, 173–184.

Lee, J.Y., et al. (2009). Comparison of several methods for effective lipid

eatraction from microalgae. Biores. Technol. 101. S75-S77.

Lepage,G., & C.C.Roy.(1984).Improved recovery of fatty acid through direct

transesterification without prior extraction or purification. Journal of Lipid

Research 25 :139l-1396.

Lewis, T.E., et al. (1999). The Biotechnological Potential of Thraustochytrids.

Marine Biotechnology 1 ( 6) : 580-587.

Little, S.J., Lynch, M.A., Manku M., & Nicolaou A. (2007). Docosahexaenoic

acid-induced changes in phospholipids in cortex of young and aged rats: a

lipidomic analysis. Prostaglandins Leukotrienes & Essential Fatty Acids 77,

155-162.

Makrides, M., Neumann, M., Simmer, K., Pater, J., & Gibson, R. (1995). Are

long-chain polyunsaturated fatty acids essential nutrients in infancy?. The

Lancet 345,1463-1468.

Margulis, L. et al. (1989). Handbook of Protoctista Jones and Bartlett Publishers

Boston. 914.

Masson, S., Latini M., Tacconi, M., & Bernasconi, R. (2007). Incorporation and

washout of n-3 polyunsaturated fatty acids after diet supplementation in

clinical studies. Journal of Cardiovascular Medicine 8 (suppl 1), 4-10.

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

36

Universitas Indonesia

McNair., H, M. & Bonelli E.,J.. (1998). Dasar kromatografi gas. Bandung :

Institut Teknologi Bandung.

Moss, B. L. (1980). The effect of photoperiod on receptacle initiation in

Ascophyllum nodosum (L.) Le Jol. BT. Phycol. J. 15: 291-301.

New, M.B., & Wijkström, U.N. (2002). Use of fishmeal and fish oil in aquafeeds:

further thoughts on the fishmeal trap. FAO Fisheries Circular No. 975.

January 3, 2012. Rome, Italy: FAO.

ftp://ftp.fao.org/docrep/fao/005/y3781e/y3781e00.pdf.

Nettleton, J.A. (1995). Omega-3 fatty acids and health. New York, NY: Chapman

& Hall.

Nowak, J., et al. (2007). Colitis-associated colon tumorigenesis is suppressed in

transgenic mice rich in endogenous n-3 fatty acids. Carcino genesis 28(9),

1991-1995.

Olive, L., S. (1975). The Mycetozoans. New York : Academic Press: 293.

Olaizola, M., (2003). Commercial development of microalgal biotechnology:

From the test tube to the marketplace. Biomol. Eng.20. 459-466.

Perkins, F.O. (1972). The ultrastructure of holdfast. “ rhizoids,” and ‘slimetracks”

in thraustochytriaceous fungi and labyrinthula spp. Archiv fur Mikrobiologie

84, 95-118.

Perveen, Z., et al. (2006). Isolation and characterization of a novel thraustochytrid-

like microorganism that efficiently produces docosahexaenoic acid.

Biotechnology Letter 28, 197–202.

Peet, M. & C. Stokes.( 2005). Omega-3 fatty acids in the treatment of psychiatric

disorders. Drugs. 65: 1051-1059.

Porter, D. (1990). Phylum Labyrinthulomycota. Handbook of Protoctista. Boston:

Jones and Bartlett Publ.

Scott et al. (2010). Biodiesel from algae: challenges and prospects. prospects, Curr

Opin Biotechnol. 21:1–10.

Simopoulos, A.P. (1999). New products from the agri-food industry: the return of

n-3 fatty acids into the food supply. Lipids 34, 297-301.

Simopoulos, A.P. (2002). The importance of the ratio of omega-6/omega-3

essential fatty acids. Biomedicine & Pharmacotherapy 56, 365-379.

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

37

Universitas Indonesia

Tidwell, J.H. & Allan, G.L. (2001). Fish as food: aquaculture's contribution.

EMBO Reports. 21(11), 958-963.

Yokochi, T., Honda, D., Higashihara, T., & Nakahara. T. (1998). Optimization of

docosahexaenoic acid production by S. limacinum SR21. Applied

Microbiology and Biotechnology. 49, 72-76.

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

GAMBAR

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

38

Gambar 4.1.1. Kawasan Mangrove Lampung tempat pengambilan sampel

Gambar 4.1.2. Sampel guguran daun mangrove

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

39

Gambar 4.2.1. Potongan guguran daun mangrove

Keterangan : (a) Daun mangrove yang telah dipotong 1 cm2; (b) Cawan petri yang

telah ditanami potongan daun mangrove

(a)

(b)

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

40

Gambar 4.2.2. Isolat mikroalga yang tumbuh pada medium padat By+

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

41

Gambar 4.2.3. Isolat yang ditumbuhi jamur

Gambar 4.2.4. Pengamatan mikroskopik morfologi sampel isolat mikroalga 1

(a) (b)

(c) (d)

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

42

(e) (f)

(g) (h)

(i) (j)

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

43

(k) (l)

(m) (n)

(o) (p)

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

44

Keterangan : (a)LP-01; (b)LP-06; (c)LP-09; (d)LP-14; (e)LP-15; (f)LP-16;

(g)LP-18; (h)LP-24; (i)LP-29; (j)LP-30; (k)LP-31; (l)LP-38;

(m)LP-40; (n)LP-41; (o)LP-42; (p)LP-47; (q)LP-51; (r)LP-52;

(s)LP-53. (Perbesaran 5x45).

(q) (r)

(s)

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

45

Gambar 4.2.5. Pengamatan mikroskopik morfologi sampel isolat mikroalga 2

(a1) (a2)

(b1) (b2)

(c1) (c2)

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

46

(d)

(e1) (e2)

(f1) (f2)

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

47

(g1) (g2)

(h1) (h2)

(i1) (i2)

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

48

(j1) (j2)

(k1) (k2)

(l1) (l2)

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

49

(m1) (m2)

(n1) (n2)

(o1) (o2)

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

50

Keterangan : (a1) LP-01 (Perbesaran 5x45); (a2) LP-01 (Perbesaran 5x400); (b1)

LP-09 (Perbesaran 5x45); (b2) LP-09 (Perbesaran 5x400); (c1) LP-

14 (Perbesaran 5x45); (c2) LP-14 (Perbesaran 5x400); (d) LP-15

(Perbesaran 5x45); (e1) LP-16 (Perbesaran 5x45); (e2) LP-16

(Perbesaran 5x400); (f1) LP-18 (Perbesaran 5x45); (f2) LP-18

(Perbesaran 5x400); (g1) LP-24 (Perbesaran 5x45); (g2) LP-24

(Perbesaran 5x400); (h1) LP-29 (Perbesaran 5x45); (h2) LP-29

(Perbesaran 5x400); (i1) LP-30 (Perbesaran 5x45); (i2)LP-30

(Perbesaran 5x400); (j1) LP-31 (Perbesaran 5x45); (j2) LP-31

(Perbesaran 5x400); (k1) LP-38 (Perbesaran 5x45); (k2) LP-38

(Perbesaran 5x400); (l1) LP-40 (Perbesaran 5x45); (l2) LP-40

(Perbesaran 5x400); (m1) LP-41 (Perbesaran 5x45); (m2) LP-41

(Perbesaran 5x400); (n1) LP-42 (Perbesaran 5x45); (n2) LP-42

(Perbesaran 5x400); (o1) LP-47 (Perbesaran 5x45); (o2) LP-47

(Perbesaran 5x400); (p1) LP-53 (Perbesaran 5x45); (p2) LP-53

(Perbesaran 5x400).

(p1) (p2)

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

LAMPIRAN

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

51

Lampiran 1. Alat Kromatografi Gas - Spektrofotometri Massa (KG-SM)

Keterangan : A. Kromatografi Gas; B. Spektrofotometri Massa; C. Autosampler; D.Printer;

E. Komputer untuk mengontrol dan mengolah data pada alat.

Lampiran 2. Fragmentasi DHA pada database NIST Library

(mainlib) 4,7,10,13,16,19-Docosahexaenoic acid, methyl ester, (all-Z)-

50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 310 3200

50

100

53

55

57

59

63

65

67

69

71

74

77

79

85

91

93

95

97

105

108

119

131

145159

166 173185 199 206 215 223 235 241 247 253 259 267 273 281 287 293 299 311

O

O

A

B

C

D

E

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

52

Lampiran 3. Kromatogram LP-01

Keterangan : DHA pada sampel memiliki waktu retensi 19,48.

Lampiran 4. Fragmentasi DHA LP-01

PUFA01 #3451 RT: 19.48 AV: 1 NL: 6.60E7T: {0,0} + c EI Full ms [50.00-400.00]

60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380m/z

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

Rela

tive

Abun

danc

e

79.16

91.03

67.14

93.16

55.13

117.15119.16

131.04

133.18145.17

147.05173.21

185.10 199.10 215.27 241.13 255.29 273.17 313.22299.22 327.17 371.07 391.08352.10

RT: 0.00 - 32.51

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32Time (min)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

Rel

ativ

e Ab

unda

nce

4.27

19.48

3.522.94 17.622.79 5.22 30.626.39 32.4914.28 30.0028.0819.7315.256.89 10.56 26.4725.7721.05 23.218.81 12.47 16.65 18.84

NL:1.74E9TIC MS PUFA01

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

53

Lampiran 5. Perbandingan head to tail fragmentasi DHA LP-01 dengan DHA pada database

NIST Library

Keterangan : Fragmentasi Biru : 4,7,10,13,16,19-Docosahexaenoic acid, methyl ester pada

NIST Library; Fragmentasi Merah : DHA pada sampel. Kualitas kemiripan

DHA pada sampel dengan database sebesar 928.

PUFA01#3451 RT: 19.48 AV: 1 4,7,10,13,16,19-Docosahexaenoic acid, methyl ester, (all-Z)-Head to Tail MF=928 RMF=928

50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 310 320

0

50

100

50

100

55

55

59

59

65

65

67

67

69

69

74

74

77

77

79

79

85

85

91

91

93

93

95

105

105

117

119

131

131

145

145

151 159

159

166

166

173

173

179

179

185

185

191

191

197

199

203

206

209 215

215

221

221

227

227

233

233

239

239 245

249

251

255

257 263

264

269

273

275 281 287 293 299 311

313

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

54

Lampiran 6. Kromatogram LP-09

Keterangan : DHA pada sampel memiliki waktu retensi 19,47.

Lampiran 7. Fragmentasi DHA LP-09

PUFA02 #3448 RT: 19.47 AV: 1 NL: 1.64E8T: {0,0} + c EI Full ms [50.00-400.00]

60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380m/z

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

Rela

tive

Abun

danc

e

79.13

91.06

67.13

93.16

105.16

55.13 117.14

131.16

133.20145.17

147.18161.20

185.21 199.09 213.24 241.11 255.17 273.15 313.14299.19 327.37 370.93340.52 391.02

RT: 0.00 - 32.50

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32Time (min)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

Rel

ativ

e Ab

unda

nce

4.27

19.47

3.5117.582.93

5.20 6.37 30.5814.2512.28 32.052.79 30.4419.697.00 28.5327.3921.94 23.15 25.4415.22 18.8810.53 16.298.79

NL:3.30E9TIC MS PUFA02

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

55

Lampiran 8. Perbandingan head to tail fragmentasi DHA LP-09 dengan DHA pada database

NIST Library

Keterangan : Fragmentasi Biru : 4,7,10,13,16,19-Docosahexaenoic acid, methyl ester pada

NIST Library; Fragmentasi Merah : DHA pada sampel. Kualitas kemiripan

DHA pada sampel dengan database sebesar 940.

PUFA02#3448 RT: 19.47 AV: 1 4,7,10,13,16,19-Docosahexaenoic acid, methyl ester, (all-Z)-Head to Tail MF=940 RMF=940

50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 310 320

0

50

100

50

100

55

55

59

59

65

65

67

67

69

69 74

77

77

79

79

85

85

91

91

93

93

95

95

105

105

117

119

131

131

145

145

151 159

159

166

166

173

173

179

179

185

185

191

191

197

199

203

206

209 215

215

221

221

227

227

233

233

239

239

245

245 251

253

257

259

263 269

273

275 281 287 293 299 311

313

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

56

Lampiran 9. Kromatogram LP-15

Keterangan : DHA pada sampel memiliki waktu retensi 19,42.

Lampiran 10. Fragmentasi DHA LP-15

PUFA03 #3438 RT: 19.42 AV: 1 NL: 8.83E7T: {0,0} + c EI Full ms [50.00-400.00]

60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380m/z

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

Relat

ive A

bund

ance

79.11

91.03

67.11

93.13

105.01

55.11 117.12

131.13

133.03

145.03147.18

161.06185.05 199.21 213.07 241.19 255.11 273.14 313.15288.12 327.09 352.19 371.01 387.44

RT: 0.00 - 32.52

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32Time (min)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

Rel

ativ

e Ab

unda

nce

4.26

19.42

3.512.93

17.556.365.202.79 6.86 30.5610.53 32.4412.44 14.23 19.6915.208.78 30.342.17 21.0218.81 28.0223.23 27.2325.45

NL:2.97E9TIC MS PUFA03

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

57

Lampiran 11. Perbandingan head to tail fragmentasi DHA LP-15 dengan DHA pada database

NIST Library

Keterangan : Fragmentasi Biru : 4,7,10,13,16,19-Docosahexaenoic acid, methyl ester pada

NIST Library; Fragmentasi Merah : DHA pada sampel. Kualitas kemiripan

DHA pada sampel dengan database sebesar 932.

PUFA03#3438 RT: 19.42 AV: 1 4,7,10,13,16,19-Docosahexaenoic acid, methyl ester, (all-Z)-Head to Tail MF=932 RMF=932

50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 310 320

0

50

100

50

100

55

55

59

59

65

65

67

67

69

69

74

74

77

77

79

79

85

85

91

91

93

93

95

95

105

105

117

119

131

131

145

145

151 159

159

166

166

173

173

179

179

185

185

191

191

197

199

203

206

209 215

215

221

221

227

227

233

233

239

239

245

245 251

253

257

259

263 269

273

275 281 287 293 299 311

313

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

58

Lampiran 12. Kromatogram LP-16

Keterangan : DHA pada sampel memiliki waktu retensi 19,39.

Lampiran 13 Fragmentasi DHA LP-16

PUFA04 #3432 RT: 19.39 AV: 1 NL: 9.81E7T: {0,0} + c EI Full ms [50.00-400.00]

60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380m/z

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

Rel

ativ

e Ab

unda

nce

79.13

91.03

66.99

93.15

105.14

117.1355.12

131.02

133.11145.18

159.19161.20

185.07 199.22 213.10 241.25 255.13 273.23 313.14299.14 370.72327.10 342.15 386.37

RT: 0.00 - 32.51

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32Time (min)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

Rel

ativ

e Ab

unda

nce

4.25

19.39

3.502.93 17.526.35

7.24 8.78 18.8810.525.912.79 12.43 14.47 19.66 30.53 32.238.07 15.17 29.7820.992.17 28.7722.14 25.999.52 23.6713.6111.22

NL:2.83E9TIC MS PUFA04

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

59

Lampiran 14. Perbandingan head to tail fragmentasi DHA LP-16 dengan DHA pada database

NIST Library

Keterangan : Fragmentasi Biru : 4,7,10,13,16,19-Docosahexaenoic acid, methyl ester pada

NIST Library; Fragmentasi Merah : DHA pada sampel. Kualitas kemiripan

DHA pada sampel dengan database sebesar 937.

PUFA04#3432 RT: 19.39 AV: 1 4,7,10,13,16,19-Docosahexaenoic acid, methyl ester, (all-Z)-Head to Tail MF=936 RMF=937

50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 310 320

0

50

100

50

100

55

55

59

59

65

65

67

67

69

69 74

77

77

79

79

85

85

91

91

93

93

95

95

105

105

117

119

131

131

145

145

151 159

159

166

166

173

173

179

179

185

185

191

191

197

199

203

206

209 215

215

221

221

227

227

233

233

239

239

245

245 251

253

257

259

263

267

269

273

275 281 287 293 299 311

313

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

60

Lampiran 15. Kromatogram LP-18

Keterangan : DHA pada sampel memiliki waktu retensi 19,41.

Lampiran 16. Fragmentasi DHA LP-18

PUFA05 #3436 RT: 19.41 AV: 1 NL: 2.23E8T: {0,0} + c EI Full ms [50.00-400.00]

60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380m/z

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

Rel

ativ

e Ab

unda

nce

79.13

91.04

67.13

93.15

105.01

117.1455.12

131.16

133.17

145.17147.18

173.21185.19 199.08 215.25 241.26 255.16 273.14 313.30285.13 327.18 342.19 371.25 391.31

RT: 0.00 - 32.50

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32Time (min)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

Rel

ativ

e Ab

unda

nce

4.26

19.41

3.50

2.9217.53

5.186.34

2.78 14.196.84 10.51 12.428.77 15.16 30.5419.66 32.492.16 18.80 20.9916.62 30.3422.12 28.6925.43

NL:4.71E9TIC MS PUFA05

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

61

Lampiran 17. Perbandingan head to tail fragmentasi DHA LP-18 dengan DHA pada database

NIST Library

Keterangan : Fragmentasi Biru : 4,7,10,13,16,19-Docosahexaenoic acid, methyl ester pada

NIST Library; Fragmentasi Merah : DHA pada sampel. Kualitas kemiripan

DHA pada sampel dengan database sebesar 941.

PUFA05#3436 RT: 19.41 AV: 1 4,7,10,13,16,19-Docosahexaenoic acid, methyl ester, (all-Z)-Head to Tail MF=941 RMF=941

50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 310 320

0

50

100

50

100

55

55

59

59

65

65

67

67

69

69

74

74

77

77

79

79

85

85

91

91

93

93

95

95

105

105

117

119

131

131

145

145

151 159

159

166

166

173

173

179

179

185

185

191

191

199

199

205

206

211

215

217

221

223

227

229

233

235

239

241

245

249

251

255

257 263

267

269

273

275 281 287 293 299 311

313

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

62

Lampiran 18. Kromatogram LP-24

Keterangan : DHA pada sampel memiliki waktu retensi 19,37.

Lampiran 19. Fragmentasi DHA LP-24

PUFA06 #3429 RT: 19.37 AV: 1 NL: 6.51E7T: {0,0} + c EI Full ms [50.00-400.00]

60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380m/z

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

Rel

ativ

e Ab

unda

nce

79.13

91.05

67.02

105.15

117.1355.12

131.15

133.17

145.17159.18

173.07185.19 199.08 215.26 241.14 255.14 273.19 313.10299.11 370.94337.96 352.79 396.22

RT: 0.00 - 32.51

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32Time (min)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

Rel

ativ

e Ab

unda

nce

4.25

19.37

6.96

2.16 4.652.92

17.5130.536.34 32.503.49 30.3619.66 28.7627.0620.3715.165.18 14.187.22 23.09 25.2618.8010.50 12.408.76 16.58

NL:2.26E9TIC MS PUFA06

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

63

Lampiran 20. Perbandingan head to tail fragmentasi DHA LP-24 dengan DHA pada database

NIST Library

Keterangan : Fragmentasi Biru : 4,7,10,13,16,19-Docosahexaenoic acid, methyl ester pada

NIST Library; Fragmentasi Merah : DHA pada sampel. Kualitas kemiripan

DHA pada sampel dengan database sebesar 934.

PUFA06#3429 RT: 19.37 AV: 1 4,7,10,13,16,19-Docosahexaenoic acid, methyl ester, (all-Z)-Head to Tail MF=933 RMF=934

50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 310 320

0

50

100

50

100

55

55

59

59

65

65

67

67

69

69

74

74

77

77

79

79

85

85

91

91

93

93

95

98

105

105

117

119

131

131

145

145

151 159

159

166

166

173

173

179

179

185

185

191

191

197

199

203

206

209 215

215

221

221

227

227

233

233

239

239

245

245 251

253

257

259

263

267

269

273

275 281 287 293

299

299 311

313

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

64

Lampiran 21. Kromatogram LP-29

Keterangan : DHA pada sampel memiliki waktu retensi 19,36.

Lampiran 22. Fragmentasi DHA LP-29

PUFA07 #3427 RT: 19.36 AV: 1 NL: 1.99E7T: {0,0} + c EI Full ms [50.00-400.00]

60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380m/z

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

Rel

ativ

e Ab

unda

nce

79.13

90.99

67.13

105.1493.0855.12

119.01

131.14

133.03

145.16

147.03161.05

185.06 199.08 218.94 241.10 263.95 313.15273.28 299.30 326.34 368.52 386.58350.16

RT: 0.00 - 32.52

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32Time (min)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

Rel

ativ

e Ab

unda

nce

4.25

6.97

19.362.164.66

2.926.34 7.23 8.774.81 10.51 18.85 30.52 32.2117.513.94 12.42 30.2919.65 28.9714.468.07 27.4515.17 20.98 25.8223.1310.19

NL:1.60E9TIC MS PUFA07

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

65

Lampiran 23. Perbandingan head to tail fragmentasi DHA LP-29 dengan DHA pada database

NIST Library

Keterangan : Fragmentasi Biru : 4,7,10,13,16,19-Docosahexaenoic acid, methyl ester pada

NIST Library; Fragmentasi Merah : DHA pada sampel. Kualitas kemiripan

DHA pada sampel dengan database sebesar 938.

PUFA07#3427 RT: 19.36 AV: 1 4,7,10,13,16,19-Docosahexaenoic acid, methyl ester, (all-Z)-Head to Tail MF=921 RMF=938

50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 310 320

0

50

100

50

100

55

55

59

59

65

65

67

67

69

69

74

74

77

77

79

79

85

85

91

91

93

93

95

98

105

105

117

119

131

131

145

145

151 159

159

166

166

173

173

179 185

185

191

193

199

199

205

206

211

213

217

219

223

227

229 235 241

241

247 253 259 267 273 282 299 313

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

66

Lampiran 24. Kromatogram LP-30

Keterangan : DHA pada sampel memiliki waktu retensi 19,36.

Lampiran 25. Fragmentasi DHA LP-30

PUFA08 #3426 RT: 19.36 AV: 1 NL: 7.89E7T: {0,0} + c EI Full ms [50.00-400.00]

60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380m/z

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

Rel

ativ

e Ab

unda

nce

79.13

91.04

67.13

93.01105.14

119.1455.12

131.01

133.16

145.17159.19

161.19185.21 199.21 213.09 241.27 255.12 273.15 313.13299.15 371.03 395.91340.47 354.77

RT: 0.00 - 32.50

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32Time (min)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

Rel

ativ

e Ab

unda

nce

4.24

19.36

3.49

2.92

17.502.78 6.335.17

30.52 32.496.83 10.49 15.168.76 12.40 30.3519.642.16 14.17 28.5620.97 27.7123.1818.7616.58 24.46

NL:1.99E9TIC MS PUFA08

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

67

Lampiran 26. Perbandingan head to tail fragmentasi DHA LP-30 dengan DHA pada database

NIST Library

Keterangan : Fragmentasi Biru : 4,7,10,13,16,19-Docosahexaenoic acid, methyl ester pada

NIST Library; Fragmentasi Merah : DHA pada sampel. Kualitas kemiripan

DHA pada sampel dengan database sebesar 937.

PUFA08#3426 RT: 19.36 AV: 1 4,7,10,13,16,19-Docosahexaenoic acid, methyl ester, (all-Z)-Head to Tail MF=937 RMF=937

50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 310 320

0

50

100

50

100

55

55

59

59

65

65

67

67

69

69

74

74

77

77

79

79

85

85

91

91

93

93

95

105

105

119

119

131

131

145

145

151 159

159

166

166

173

173

179

179

185

185

191

191

197

199

203

206

209 215

215

221

221

227

227

233

233

239

239

245

245 251

253

257

259

263

267

269

273

275

281

281 287 293

299

299 311

313

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

68

Lampiran 27. Kromatogram LP-31

Keterangan : DHA pada sampel memiliki waktu retensi 19,35.

Lampiran 28. Fragmentasi DHA LP-31

PUFA09 #3425 RT: 19.35 AV: 1 NL: 8.88E7T: {0,0} + c EI Full ms [50.00-400.00]

60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380m/z

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

Rel

ativ

e Ab

unda

nce

79.12

91.05

67.13

93.01105.14

116.9955.12

131.17

133.06

145.18

147.18173.21

185.20 199.08 213.22 241.14 255.15 273.16 313.17299.19 327.18 340.47 370.80 387.12

RT: 0.00 - 32.50

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32Time (min)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

Rel

ativ

e Ab

unda

nce

4.24

19.35

3.492.92

17.496.335.182.78 30.50 32.4810.506.83 8.76 12.41 14.17 19.6315.15 30.292.16 28.6020.9718.7716.58 26.8621.84 25.41

NL:3.00E9TIC MS PUFA09

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

69

Lampiran 29. Perbandingan head to tail fragmentasi DHA LP-31 dengan DHA pada database

NIST Library

Keterangan : Fragmentasi Biru : 4,7,10,13,16,19-Docosahexaenoic acid, methyl ester pada

NIST Library; Fragmentasi Merah : DHA pada sampel. Kualitas kemiripan

DHA pada sampel dengan database sebesar 935.

PUFA09#3425 RT: 19.35 AV: 1 4,7,10,13,16,19-Docosahexaenoic acid, methyl ester, (all-Z)-Head to Tail MF=933 RMF=935

50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 310 320

0

50

100

50

100

55

55

59

59

65

65

67

67

69

69 74

77

77

79

79

85

85

91

91

93

93

95

95

105

105

117

119

131

131

145

145

151 159

159

166

166

173

173

179

179

185

185

191

191

197

199

203

206

209 215

215

221

221

227

227

233

233

239

239

245

245 251

253

257

259

263

267

269

273

275

281

281 287 293 299 311

313

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

70

Lampiran 30. Kromatogram LP-38

Keterangan : DHA pada sampel memiliki waktu retensi 19,33.

Lampiran 31. Fragmentasi DHA LP-38

PUFA10 #3420 RT: 19.33 AV: 1 NL: 2.28E7T: {0,0} + c EI Full ms [50.00-400.00]

60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380m/z

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

Rel

ativ

e Ab

unda

nce

79.12

91.10

67.12

93.03105.14

55.12

117.14

131.14

133.04

145.15147.18

161.20185.19 199.20 219.09 241.13 263.95 273.12 313.43299.08 369.35322.06 338.25 390.95

RT: 0.00 - 32.50

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32Time (min)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

Rel

ativ

e Ab

unda

nce

4.23

19.33

3.492.91

32.4831.6730.3117.47 29.0727.775.17 26.432.41 25.1519.53 23.0920.686.33 14.17 18.7415.1512.2011.20 16.196.94 9.708.75

NL:7.89E8TIC MS PUFA10

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

71

Lampiran 32. Perbandingan head to tail fragmentasi DHA LP-38 dengan DHA pada database

NIST Library

Keterangan : Fragmentasi Biru : 4,7,10,13,16,19-Docosahexaenoic acid, methyl ester pada

NIST Library; Fragmentasi Merah : DHA pada sampel. Kualitas kemiripan

DHA pada sampel dengan database sebesar 933.

PUFA10#3420 RT: 19.33 AV: 1 4,7,10,13,16,19-Docosahexaenoic acid, methyl ester, (all-Z)-Head to Tail MF=921 RMF=933

50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 310 320

0

50

100

50

100

55

55

59

59

65

65

67

67

69

69 74

77

77

79

79

85

85

91

91

93

93

95

97

105

105

117

119

131

131

145

145

151 159

159

166

166

173

173

179 185

185

191

193

197

199

203

206

209

213

215

219

221 227

227

233 239

241

245 251 258 264 271 313

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

72

Lampiran 33. Kromatogram LP-40

Keterangan : DHA pada sampel memiliki waktu retensi 19,35.

Lampiran 34. Fragmentasi DHA LP-40

PUFA11 #3425 RT: 19.35 AV: 1 NL: 1.57E8T: {0,0} + c EI Full ms [50.00-400.00]

60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380m/z

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

Rel

ativ

e Ab

unda

nce

79.11

91.09

67.12

104.99

119.14

55.12

131.03133.17

145.05

159.06173.06

185.20 199.20 213.22 241.25 255.26 273.13 313.17281.10 341.96 368.28 391.30

RT: 0.00 - 32.53

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32Time (min)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

Rel

ativ

e Ab

unda

nce

4.24

19.35

3.492.91

17.486.325.16

14.16 30.496.82 15.1410.48 12.198.74 19.62 30.1918.76 28.3620.96 23.17 26.6225.36

NL:3.67E9TIC MS PUFA11

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

73

Lampiran 35. Perbandingan head to tail fragmentasi DHA LP-40 dengan DHA pada database

NIST Library

Keterangan : Fragmentasi Biru : 4,7,10,13,16,19-Docosahexaenoic acid, methyl ester pada

NIST Library; Fragmentasi Merah : DHA pada sampel. Kualitas kemiripan

DHA pada sampel dengan database sebesar 943.

PUFA11#3425 RT: 19.35 AV: 1 4,7,10,13,16,19-Docosahexaenoic acid, methyl ester, (all-Z)-Head to Tail MF=942 RMF=943

50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 310 320

0

50

100

50

100

55

55

59

59

65

65

67

67

69

69 74

77

77

79

79

85

85

91

91

93

93

95

105

105

117

119

131

131

145

145

151 159

159

166

166

173

173

179

179

185

185

191

191

197

199

203

206

209 215

215

221

221

227

227

233

233

239

239

245

245 251

253

257

259

263

268

269

274

275 281 287 293 299 311

313

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

74

Lampiran 36. Kromatogram LP-41

Keterangan : DHA pada sampel memiliki waktu retensi 19,34.

Lampiran 37. Fragmentasi DHA LP-41

PUFA12 #3422 RT: 19.34 AV: 1 NL: 1.37E8T: {0,0} + c EI Full ms [50.00-400.00]

60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380m/z

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

Rel

ativ

e Ab

unda

nce

79.12

90.98

67.12

105.14

119.15

55.12

131.02

133.03

145.03

147.18173.06

185.20 199.22 213.23 241.25 255.12 273.14 313.08299.11 342.39 371.20 387.73

RT: 0.00 - 32.51

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32Time (min)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

Rel

ativ

e Ab

unda

nce

4.23

19.34

3.49

2.9117.47

5.166.322.78 30.4814.15 32.5030.2412.19 19.622.16 28.3615.146.94 20.9510.48 23.08 26.6825.868.74 18.7616.19

NL:3.10E9TIC MS PUFA12

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 91: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

75

Lampiran 38. Perbandingan head to tail fragmentasi DHA LP-41 dengan DHA pada database

NIST Library

Keterangan : Fragmentasi Biru : 4,7,10,13,16,19-Docosahexaenoic acid, methyl ester pada

NIST Library; Fragmentasi Merah : DHA pada sampel. Kualitas kemiripan

dengan database sebesar 941.

PUFA12#3422 RT: 19.34 AV: 1 4,7,10,13,16,19-Docosahexaenoic acid, methyl ester, (all-Z)-Head to Tail MF=941 RMF=941

50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 310 320

0

50

100

50

100

55

55

59

59

65

65

67

67

69

69 74

77

77

79

79

85

85

91

91

93

93

95

105

105

117

119

131

131

145

145

151 159

159

166

166

173

173

179

179

185

185

191

191

199

199

205

206

211

215

217

221

223

227

229

233

239

239

245

245 251

253

257

259

263 269

273

275 281 287 293 299 311

313

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 92: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

76

Lampiran 39. Kromatogram LP-42

Keterangan : DHA pada sampel memiliki waktu retensi 19,32.

Lampiran 40. Fragmentasi DHA LP-42

PUFA13 #3419 RT: 19.32 AV: 1 NL: 1.04E8T: {0,0} + c EI Full ms [50.00-400.00]

60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380m/z

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

Rel

ativ

e Ab

unda

nce

79.12

91.02

67.11

93.13

105.12

119.14

55.11131.15

133.17

145.17

147.18161.07

185.20 199.20 213.08 241.11 255.14 273.14 313.18299.11 371.08327.21 351.49 390.98

RT: 0.00 - 32.51

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32Time (min)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

Rel

ativ

e Ab

unda

nce

4.23

19.32

3.48

2.91 17.466.322.78 5.16

6.81 10.48 12.398.74 15.14 30.4814.44 32.5119.6116.57 18.752.41 20.96 29.6928.5523.16 27.6325.389.96

NL:2.28E9TIC MS PUFA13

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 93: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

77

Lampiran 41. Perbandingan head to tail fragmentasi DHA LP-42 dengan DHA pada database

NIST Library

Keterangan : Fragmentasi Biru : 4,7,10,13,16,19-Docosahexaenoic acid, methyl ester pada

NIST Library; Fragmentasi Merah : DHA pada sampel. Kualitas kemiripan

DHA pada sampel dengan database sebesar 939

PUFA13#3419 RT: 19.32 AV: 1 4,7,10,13,16,19-Docosahexaenoic acid, methyl ester, (all-Z)-Head to Tail MF=939 RMF=939

50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 310 320

0

50

100

50

100

55

55

59

59

65

65

67

67

69

69 74

77

77

79

79

85

85

91

91

93

93

95

95

105

105

117

119

131

131

145

145

151 159

159

166

166

173

173

179

179

185

185

191

191

199

199

205

206

211

215

217

221

223

227

229

233

235

239

241

245

247

251

253

257

259

263

267

269

273

275 281 287 293

299

299 311

313

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 94: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

78

Lampiran 42. Kromatogram LP-47

Keterangan : DHA pada sampel memiliki waktu retensi 19,33.

Lampiran 43. Fragmentasi DHA LP-47

PUFA14 #3420 RT: 19.33 AV: 1 NL: 1.05E8T: {0,0} + c EI Full ms [50.00-400.00]

60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380m/z

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

Rel

ativ

e Ab

unda

nce

79.12

91.02

67.11

93.14 105.14

117.14

55.10

131.17

133.04

145.16

159.06173.19

185.19 199.07 213.23 241.13 255.15 273.23 313.17281.06 370.94327.16 342.97 398.24

RT: 0.00 - 32.50

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32Time (min)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

Rel

ativ

e Ab

unda

nce

4.23

19.33

6.323.482.91

2.78 17.476.82 10.495.16 8.75 12.41 15.1314.45 16.58 18.77 30.4819.629.95 20.972.16 10.96 32.4923.20 29.7128.3925.4113.547.71

NL:3.50E9TIC MS PUFA14

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 95: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

79

Lampiran 44. Perbandingan head to tail fragmentasi DHA LP-47 dengan DHA pada database

NIST Library

Keterangan : Fragmentasi Biru : 4,7,10,13,16,19-Docosahexaenoic acid, methyl ester pada

NIST Library; Fragmentasi Merah : DHA pada sampel. Kualitas kemiripan

sampel DHA dengan database sebesar 943.

PUFA14#3420 RT: 19.33 AV: 1 4,7,10,13,16,19-Docosahexaenoic acid, methyl ester, (all-Z)-Head to Tail MF=943 RMF=943

50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 310 320

0

50

100

50

100

55

55

59

59

65

65

67

67

69

69 74

77

77

79

79

85

85

91

91

93

93

95

95

105

105

117

119

131

131

145

145

151 159

159

166

166

173

173

179

179

185

185

191

191

199

199

205

206

211

215

217

221

223

227

229

233

235

239

241

245

247

251

253

257

259

263

267

269

273

275

281

281 287 293

299

299 311

313

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 96: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

80

Lampiran 45. Kromatogram LP-53

Keterangan : DHA pada sampel memiliki waktu retensi 19,34.

Lampiran 46. Fragmentasi DHA LP-53

PUFA15 #3422 RT: 19.34 AV: 1 NL: 2.09E8T: {0,0} + c EI Full ms [50.00-400.00]

60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380m/z

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

Rel

ativ

e Ab

unda

nce

79.12

91.02

67.12

93.13

105.13

119.01

55.10131.15

133.19

145.17

159.18161.19

185.19 199.19 206.19 241.22 255.25 273.13 313.16299.14 327.01 342.22 370.70 395.40

RT: 0.00 - 32.53

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32Time (min)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

Rel

ativ

e Ab

unda

nce

4.24

19.34

3.49

2.91 17.46

5.166.31 14.14 30.47 31.1312.18 30.2819.79 28.7221.806.94 26.6323.08 25.1818.7616.077.70 9.70

NL:4.00E9TIC MS PUFA15

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 97: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

81

Lampiran 47. Perbandingan head to tail fragmentasi DHA LP-53 dengan DHA pada database

NIST Library

Keterangan : Fragmentasi Biru : 4,7,10,13,16,19-Docosahexaenoic acid, methyl ester pada

NIST Library; Fragmentasi Merah : DHA pada sampel. Kualitas kemiripan

DHA pada sampel dengan database sebesar 942.

PUFA15#3422 RT: 19.34 AV: 1 4,7,10,13,16,19-Docosahexaenoic acid, methyl ester, (all-Z)-Head to Tail MF=941 RMF=942

50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 310 320

0

50

100

50

100

55

55

59

59 65

67

67

69

69 74

77

77

79

79

85

85

91

91

93

93

95

95

105

105

119

119

131

131

145

145

151 159

159

166

166

173

173

179

179

185

185

191

191

199

199

205

206

211

215

217

221

223

227

229

233

235

239

241

245

247

251

253

257

259

263

267

269

273

275 281 287 293 299 311

313

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 98: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

82

Lampiran 48. Kromatogram standar DHA (blanko positif)

Keterangan : Standar DHA memiliki waktu retensi 19,05.

Lampiran 49. Fragmentasi standar DHA (blanko positif)

LP-03 #3364 RT: 19.04 AV: 1 NL: 1.96E7T: {0,0} + c EI Full ms [50.00-400.00]

60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380m/z

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

Rel

ativ

e Ab

unda

nce

79.10

91.01

67.10

93.11105.10

119.11

55.10

131.11

133.01

145.13159.14

161.15185.14 199.02 213.16 241.05 255.07 273.06 313.11299.02 351.84 391.37366.11326.68

RT: 0.00 - 32.52

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32Time (min)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

Rel

ativ

e Ab

unda

nce

NL:5.78E8TIC MS PL_Std2

RT: 0.00 - 32.51

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32Time (min)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

Rel

ativ

e Ab

unda

nce

3.89

2.56

19.05

3.14

17.194.83 6.00 32.3330.9529.9028.5419.59 26.9021.7113.85 26.0023.9411.896.63 18.009.03 10.89 15.80

NL:4.21E8TIC MS LP-03

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 99: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

83

Lampiran 50. Perbandingan head to tail fragmentasi standar DHA dengan DHA pada

database NIST Library

Keterangan : Fragmentasi Biru: 4,7,10,13,16,19-Docosahexaenoic acid, methyl ester pada

NIST Library; Fragmentasi Merah : Standar DHA. Kualitas kemiripan sampel

DHA dengan database sebesar 946

LP-03#3364 RT: 19.04 AV: 1 4,7,10,13,16,19-Docosahexaenoic acid, methyl ester, (all-Z)-Head to Tail MF=946 RMF=946

50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 310 320

0

50

100

50

100

55

55

59

59

65

65

67

67

69

69 74

77

77

79

79

85

85

91

91

93

93

95

95

105

105

119

119

131

131

145

145

151 159

159

166

166

173

173

179

179

185

185

191

191

197

199

203

206

209 215

215

221

221

227

227

233

233

239

239

245

245 251

253

257

259

263

267

269

273

275 281 287 293 299 311

313

Std2#3364 RT: 19.05 AV: 1

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012

Page 100: UNIVERSITAS INDONESIA ISOLASI MIKROALGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20310086-S43007-Isolasi... · universitas indonesia isolasi mikroalga thraustochytrids penghasil asam dokosaheksanoat

84

Lampiran 51. Sertifikat analisis standar DHA (Sigma)

Isolasi mikroalga..., Hannie Puspaananda, FMIPA UI, 2012