15
JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 114 Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Standar Kompetensi Pangkat Rasional, Bentuk Akar Dan Logaritma Dengan Penerapan Cooperative Learning Tipe Think-Pair-Share Pada Siswa Kelas X TEI 2 SMK Negeri 1 Ngawi Tahun Pelajaran 2012-2013 Oleh : Winarti Guru SMK Negeri 1 Ngawi ABSTRAK Matematika sebagai sebuah ilmu yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari ternyata masih sulit dikuasai siswa. Hal ini terlihat dari masih rendahnya nilai ujian, baik ujian semester maupun Ujian Nasional. Dalam penelitian ini penulis mencoba menerapkan cooperative learning tipe think-pair-share, dengan harapan dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kususnya dalam mata pelajaran matematika standar kompetensi pangkat, akar dan logaritma. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peningkatan persentase aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas X TEI 2 SMK Negeri 1 Ngawi yang berjumlah 32 siswa dengan diterapkannya Cooperative Learning tipe Think Pair Share. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan cooperative learning tipe think-pair-share dalam pembelajaran matematika kelas X TEI 2 SMK Negeri 1 Ngawi standar kompetensi pangkat rasional, bentuk akar dan logaritma, dengan Kriteria Ketuntasan Minimal 77 diperoleh peningkatan ketuntasan belajar kelas 15% yang juga berarti bahwa penerapan metode think-pair-share dapat meningkatkan prestasi belajar matematika. Kata Kunci : Cooperative learning, Think-Pair-Share, Aktifitas, Prestasi. A. PENDAHULUAN Globalisasi abad 21 telah menuntut dunia pendidikan untuk menghasilkan output yang lebih berkompeten agar bisa bersaing dan bertahan dalam era persaingan yang semakin keras. Untuk itu pemerintah telah menetapkan standar nilai kelulusan untuk beberapa mata pelajaran yang masuk dalam ujian nasional. Meski sempat menuai pro dan kontra dari berbagai pihak, pada ahirnya kebijakan ini tetap dijalankan juga. Namun sayang, hasil yang dicapai dalam pelaksanaannya masih kurang memuaskan, terutama pada mata pelajaran matematika. Penulis sering merasa risih bahkan malu ketika menerima pengaduan dari teman-teman guru mata pelajaran yang terkait langsung dengan mata pelajaran matematika misalnya pelajaran fisika dan kimia. Mereka mengeluhkan bahwa banyak siswa yang seharusnya sudah menguasai suatu perhitungan tertentu tetapi ternyata . Setelah penulis mencoba untuk investigasi untuk sementara jawabannya adalah banyaknya konsep-

Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Standar

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Standar

JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 114

Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Standar Kompetensi Pangkat

Rasional, Bentuk Akar Dan Logaritma Dengan Penerapan Cooperative Learning

Tipe Think-Pair-Share Pada Siswa Kelas X TEI 2 SMK Negeri 1 Ngawi Tahun

Pelajaran 2012-2013

Oleh :

Winarti

Guru SMK Negeri 1 Ngawi

ABSTRAK

Matematika sebagai sebuah ilmu yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari

ternyata masih sulit dikuasai siswa. Hal ini terlihat dari masih rendahnya nilai ujian,

baik ujian semester maupun Ujian Nasional.

Dalam penelitian ini penulis mencoba menerapkan cooperative learning tipe

think-pair-share, dengan harapan dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar

siswa kususnya dalam mata pelajaran matematika standar kompetensi pangkat, akar dan

logaritma.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peningkatan

persentase aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas X TEI 2 SMK Negeri 1 Ngawi yang

berjumlah 32 siswa dengan diterapkannya Cooperative Learning tipe Think – Pair –

Share.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan cooperative learning tipe

think-pair-share dalam pembelajaran matematika kelas X TEI 2 SMK Negeri 1 Ngawi

standar kompetensi pangkat rasional, bentuk akar dan logaritma, dengan Kriteria

Ketuntasan Minimal 77 diperoleh peningkatan ketuntasan belajar kelas 15% yang juga

berarti bahwa penerapan metode think-pair-share dapat meningkatkan prestasi belajar

matematika.

Kata Kunci : Cooperative learning, Think-Pair-Share, Aktifitas, Prestasi.

A. PENDAHULUAN

Globalisasi abad 21 telah menuntut

dunia pendidikan untuk menghasilkan

output yang lebih berkompeten agar bisa

bersaing dan bertahan dalam era

persaingan yang semakin keras. Untuk itu

pemerintah telah menetapkan standar nilai

kelulusan untuk beberapa mata pelajaran

yang masuk dalam ujian nasional. Meski

sempat menuai pro dan kontra dari

berbagai pihak, pada ahirnya kebijakan ini

tetap dijalankan juga. Namun sayang,

hasil yang dicapai dalam pelaksanaannya

masih kurang memuaskan, terutama pada

mata pelajaran matematika.

Penulis sering merasa risih bahkan

malu ketika menerima pengaduan dari

teman-teman guru mata pelajaran yang

terkait langsung dengan mata pelajaran

matematika misalnya pelajaran fisika dan

kimia. Mereka mengeluhkan bahwa

banyak siswa yang seharusnya sudah

menguasai suatu perhitungan tertentu

tetapi ternyata . Setelah penulis mencoba

untuk investigasi untuk sementara

jawabannya adalah banyaknya konsep-

Page 2: Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Standar

JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 115

konsep matematika yang salah disamping

itu juga kurangnya latihan . Beberapa

contoh kesalahan konsep dan perhitungan

siswa yang pernah penulis temui

diantaranya adalah :

1) 2

9

2

32

konsep yang benar adalah :

p

pp

b

a

b

a

sehingga 4

9

2

32

.

2) 1)(

)(22

2

ba

ba konsep yang benar adalah

222 2)( bababa

kesalahannya 222)( baba

3) 512

7 kesalahannya adalah dia menganggap bahwa

527 kemudian 2 dicoret dengan penyebutnya

Meskipun kesalahan-kesalahan

konsep tersebut boleh dibilang sangat

sederhana, bahkan kelihatan lucu dan

seolah-olah tidak percaya terjadi hal yang

seperti itu, tetapi itulah kenyataan yang

dijumpai penulis dalam menjalankan tugas

sebagai guru.

Hal-hal yang disampaikan di atas

itulah yang mendorong penulis untuk

mencoba intropeksi diri dalam mengelola

proses belajar mengajar di kelas, agar

kesalahan-kesalah konsep tersebut tidak

terjadi. Pikiran terarah bagaimana

mengelola proses belajar mengajar yang

lebih menyenangkan, siswa tidak takut

bertanya, tidak takut untuk menyampaikan

permasalahan yang dihadapi, mudah

untuk mengeluarkan pendapat tetapi

proses belajar mengajar berjalan serius,

siswa aktif dan bermakna pada diri siswa.

Untuk itu dalam penelitian ini penulis

mencoba mengambil pendekanatan proses

belajar mengajar dengan salah satu

metode cooperative learning yaitu tipe

Think – Pair – Share.

B. KAJIAN TEORI.

Cooperative Learning

Cooperative Learning berasal dan

bahasa inggris yaitu cooperate yang

berarti bekerja sama, dan learn yang

berarti belajar. Jadi, secara bahasa

cooperative learning dapat diartikan

belajar dengan cara bekerja sama. Lebih

jauh lagi,Slavin (dalam Etin.s dan

Raharjo, 2007:4) mengatakan bahwa

cooperative learning adalah suatu model

pembelajaran dimana siswa belajar dan

bekerja dalam kelompok- kelompok kecil

yang anggotanya terdiri dari 2-6 orang

dengan struktur kelompok yang bersifat

heterogen. Akan tetapi tidak semua kerja

kelompok dapat disebut cooperative

1earning. Roger dan David Johnson

(dalam Anita lie 2002:30) menyebutkan

ada 5 unsur utama dalam cooperative

Learning yaitu: (I) saling ketergantungan

positif; (2) tanggung jawab perseorangan;

(3) tatap muka; (4) komunikasi antara

Page 3: Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Standar

JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 116

anggota kelompok; (5) evaluasi proses

kelompok.

Cooperative learning tipe Think -

Pair - Share dikembangkan oleh Spencer

kagan (1991) dan memiliki prosedur yang

terstruktur secara eksplisit untuk memberi

siswa waktu lebih banyak untuk berfikir,

menjawab, dan saling membantu satu

sama lain. Bahkan Anita lie (2002:56)

mengatakan bahwa metode ini mampu

memberi kesempatan paling sedikit

delapan kali lebih banyak kepada siswa

untuk dikenali dan menunjukan partisipasi

kepada orang lain. Sedangkan menurut

Arif Sidartha (2004:20-21) prosedur

pelaksanaan Cooperative Learning tipe

Think-Pair-Share adalah sebagai berikut:

1). Thinking (berpikir). 2). Pairing

(berpasangan) 3). Sharing (berbagi).

Pada dasarnya pelaksanaan

pembelajaran disini dibagi menjadi

beberapa tahap yaitu :

1. Pelaksanaan pembelajaran tahap

penanaman konsep

Sedangkan langkah-langkahnya adalah

:

a. Guru memberi apersepsi dengan

cara memotivasi siswa .

b. Guru menjelaskan cara kerja siswa

dalam kelompoknya.

c. Guru mengawasi kerja siswa

dalam kelompoknya dalam

melengkapi isian-isian dalam LKS

dengan cara diskusi dengan

kelompoknya .

d. Guru membimbing diskusi antar

kelompok.

2. Pelaksanaan pembelajaran tahap

penggunaan konsep.

Pada tahap ini penekanannya

adalah pada penggunaan sifat- sifat

atau aturan yang berlaku pada

pepangkatan , akar dan logaritma

beserta penerapannya, dengan

langkah-langkah kerja sebagai berikut

:

a. Guru menjelaskan cara

kerja siswa dalam

kelompoknya.

b. Guru mengawasi kerja

siswa dalam kelompoknya

c. Guru membimbing

presentasi setiap kelompok.

d. Guru membimbing

menarik kesimpulan

3. Tahap Penilaian

Pada tahap ini merupakan

suatu proses pengumpulan ,

pelaporan dan penggunaan

informasi hasil belajar siswa yang

diperoleh melalui pengukuran

untuk menganalisis atau

menjelaskan hasil kerja atau

prestasi siswa dalam mengerjakan

tugas tertentu

C. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan

metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK),

yaitu suatu penelitian yang dilaksanakan

dalam kegiatan belajar mengajar di kelas

dan disertai tindakan–tindakan tertentu

untuk memperbaikinya (sukidin

dkk,2002:28).

Adapun dalam pelaksanaanya

berbentuk kolaboratif antara peneliti

sebagai pelaku tindakan dan 2 orang

pengamat. Sedangkan model PTK yang

dipakai oleh peneliti adalah model

Suharsimi A, Suhardjono, Supardi

(halaman 73) PTK dilaksanakan dalam

bentuk siklus berulang yang di dalamnya

terdapat empat bahasan utama kegiatan

Page 4: Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Standar

JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 117

yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di

SMK Negeri 1 Ngawi tempat penulis

bekerja sebagai guru. Dilaksanakan mulai

tanggal 7 Agustus 2012 sampai dengan

tanggal 11 September 2012.

Penelitian ini dilaksanakan dalam

3 siklus dengan rincian sebagai berikut :

siklus I dengan dalam tiga kali Tatap

Muka (TM); siklus II dengan tiga kali

Tatap Muka, siklus III dengan tiga kali

Tatap Muka. Adapun materi yang dibahas

dalam 3 siklus tersebut adalah :

1. Siklus I membahas materi : pangkat

bulat positif, pangkat bulat negative,

bentuk akar, merubah bentuk akar ke

bentuk pangkat dan sebaliknya.

2. Siklus II membahas materi : operasi

aljabar bentuk akar dan

menyederhanakan bentuk aljabar

yang memuat akar rasional,

merasionalkan penyebut pecahan.

Pelaksanaan

tindakan III

Siklus III Pengamatan /

Pengumpulan dataIII Refleksi III

Simpulan

akhir

Permasalahan Perencanaan

tindakan I

Pelaksanaan

tindakan I

Refleksi I Pengamatan/

pengumpulan data I

Permasalahan

baru hasil

refleksi

Perencanaan

tindakan II

Pelaksanaan

tindakan II

Refleksi II Pengamatan/

pengumpulan data II

Siklus I

Siklus II

Permasalahan

baru hasil

refleksi

Perencanaa

Tindakan III

Page 5: Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Standar

JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 118

3. Siklus III membahas materi :

mengubah bentuk pangkat ke bentuk

logaritma, menyederhanakan bentuk

aljabar yang memuat bentuk

logaritma, operasi aljabar bentuk

logaritma.

4. Pelaksanaan pertemuan tatap muka

pada siklus I, II dan III dijadwalkan

Indikator Kerja

Indikator keberhasilan dalam

penelitian ini adalah apabila guru dapat

menerapkan Cooperative learning tipe

Think – Pair – Share dalam kegiatan

pembelajaran di kelas secara efektif, yaitu

dengan tampak aktifnya siswa dalam

proses pembelajaran dan dengan

peningkatan prestasi belajar siswa .

Prosedur Pelaksanaan Cooperative

Learning tipe Think – Pair – Share

Penelitian tindakan kelas ini

diawali dari penemuan penulis tentang

dugaan kesalahan konsep siswa , yaitu

adanya kejanggalan , kekeliruan siswa

dalam mengerjakan soal latihan yang

seharusnya tidak perlu terjadi. Hal itu

kemudian ditindak lanjuti dengan

berkolaborasi dengan teman sejawat

dan pemberitahuan kepada kepala

sekolah.

Perencanaan Tindakan.

Rencana tindakan ini dilakukan

secara kolaboratif dengan teman sejawat

yang meliputi beberapa kegiatan , yaitu

(1) melaksanakan diskusi dan

menyamakan persepsi tentang

pembelajaran Cooperative learning tipe

ThinkPair – Share (2) merancang

kegiatan pembelajaran (3) menyusun dan

mempersiapkan instrumen penelitian (4)

menetapkan dan menyusun jadwal

kegiatan penelitian.

Kegiatan selanjutnya adalah

menyusun rancangan kegiatan

pembelajaran kedalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Direncanakan bahwa dalam penelitian

tindakan kelas ini dimulai siklus I dengan

2 RPP, siklus II terdiri dari 2 RPP dan

siklus III terdiri dari 2 RPP yang masing-

masing dengan alokasi waktu 2 x 45

menit dan 1 test akhir.

Pelaksanaan Tindakan

Pengamatan dipusatkan baik

kepada proses maupun hasil

pembelajaran. Pada waktu pelaksanaan

tindakan, guru dengan bantuan rekan kerja

melakukan observasi dengan tujuan : 1)

mengamati kondisi dan reaksi dan

keaktifan siswa terhadap tugas yang

diberikan, 2) mengetahui seberapa besar

penurunan siswa yang tidak aktif dalam

menerima pelajaran yang diberikan oleh

guru, 3) untuk mengetahui seberapa

penerapan sistem think-pair-share bisa

merangsang siswa untuk selalu aktif

dalam menerima pelajaran.

Pengamatan

Pengamatan dilaksanakan secara

intensif , obyektif dan sistematis pada saat

pembelajaran. Pengamatan dilaksanakan

secara terus menerus mulai dari setiap

tindakan pada siklus I, siklus II dan siklus

III oleh 2 orang guru ( teman sejawat )

yang sudah disusun.

Refleksi

Pada tahap ini, yang dikemukakan

adalah seberapa hasil perubahan yang

telah diperoleh dari pelatihan. Selanjutnya

dilaksanakan diskusi dengan rekan kerja

yang membantu pengamatan tadi

diantaranya adalah (1) menganalisis

Page 6: Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Standar

JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 119

tindakan yang baru dilaksanakan (2)

mendiskusikan dan membahas kesesuaian

antara perencanaan denagn kegiatan

pelaksanaan (3) mendiskusikan dan

menemukan pemecahan masalah

pelaksanaan pembelajaran (4) melakukan

pemaknaan dan penyimpulan data .

Sumber Data

Sumber data yang digunakan

dalam penelitian ini berasal dari kegiatan

pembelajaran matematika di kelas X TEI

2 mulai dari persiapan pembelajaran,

pelaksanaan dan hasil evaluasinya, serta

hasil pengamatan terhadap siswa serta

respons siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran.

Teknik Dan Alat Pengumpul Data

Pengumpulan data dilakukan

dengan observasi sistematik, yaitu peneliti

melakukan pengkategorian kemungkinan

bentuk atau jenis data amatan secara

terstruktur (Sukidin,dkk, 2002:116) dan

tes. Observasi digunakan untuk

mengetahui tingkat keaktifan siswa dalam

kegiatan belajar mengajar. Sedang tes

digunakan peneliti untuk mengetahui hasil

dari kegiatan pembelajaran di setiap akhir

siklus.

Kriteria Keberhasilan Penelitian

Peneliti membuat instrumen

penilaian kognitif dengan menetapkan 5

butir indikator untuk penilaian

keberhasilan siswa dalam pembelajaran,

dengan rentang nilai 1 – 20.

Skor terendah seorang

siswa = 1 x 20 = 20

Skor tertinggi seorang

siswa = 5 x 20 = 100

a. Untuk menilai test akhir setiap siklus

Peneliti melakukan

penjumlahan nilai yang diperoleh

siswa, yang selanjutnya dibagi dengan

jumlah siswa yang ada di kelas tersebut

sehingga diperoleh rata-rata tes

formatif dapat dirumuskan:

N

XX , dengan : X = Nilai rata-rata

Σ X = Jumlah semua nilai siswa

Σ N = Jumlah siswa

b. Untuk ketuntasan belajar

Ada dua kategori ketuntasan

belajar yaitu secara perorangan dan

secara klasikal. Ketuntasan

perorangan yang ditetapkan sebagai

KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal ) adalah 77 %, dan kelas

disebut tuntas belajar bila di kelas

tersebut terdapat 85% yang telah

mencapai daya serap lebih dari atau

sama dengan 77%. Untuk menghitung

persentase ketuntasan belajar

digunakan rumus sebagai berikut:

%100...

xSiswa

belajartuntasyangSiswaP

Hasil nilai siswa dijumlah dan

bisa dirumuskan keberhasilan siswa

dalam pembelajaran. Bila nilai siswa

≥ 77 siswa dinyatakan berhasil (tidak

mengalami kesulitan) dalam belajar,

jika nilai siswa < 77 maka siswa

Page 7: Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Standar

JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 120

dinyatakan belum berhasil dalam

belajar (mengalami kesulitan) dan

perlu diremidi.

c. Aktivitas Siswa

Analisa data dilakukan dengan

teknik statistik inferensial, dengan

cara sebagai berikut :

%100St

SaPa

Pa = persentase siswa aktif

Sa = jumlah siswa yang aktif

St = jumlah total siswa

d. Respons Siswa

Angket respons siswa ini

diberikan pada akhir siklus III setelah

diadakan test. Dari jawaban yang

ada di hitung persentasenya dari

masing-masing item, jika ≥ 80 %

siswa setuju berarti proses

pembelajaran berhasil.

D. HASIL PENELITIAN

1. Pelaksanaan Tindakan pada

Pemahaman Konsep

Tindakan pada pemahaman

konsep dilaksanakan melalui

beberapa tahapan yaitu : (1)

pemberian motivasi siswa tentang

pangkat bulat positif dan bulat

negative serta pangkat nol yang

pernah diterima di SMP (2)

Memberikan penjelasan tentang

pengisian LKS (3) Tindakan

penyajian penanaman konsep sesuai

dengan scenario pembelajaran

dengan pendekatan penemuan

terbimbing, diskusi dengan

menggunakan LKS.

2. Pelaksanaan Tindakan Pada

Penerapan Konsep

Tindakan penerapan konsep

ini diawali dengan membagi LKS

yang berisi masalah-masalah

penerapan konsep tentang yang sudah

dipelajari sebelunnya. Tindakan

selanjutnya adalah guru menyuruh

siswa bekerja, berdiskusi dalam

kelompoknya untuk menyelesaikan

soal atau masalah berikutnya pada

LKS serta membuat laporan

kelompok. Sedangkan guru

berkeliling mengamati siswa dan

sekali-sekali menjadi nara sumber

sambil menilai kerja, keaktifan,

keantusiasan, kretifitas siswa secara

individual

3. Hasil Pengamatan Tindakan

Hasil tindakan yang berupa

proses mengacu pada indicator

keberhasilan tindakan pada setiap

tahapan pembelajaran yang telah

dilaksanakan. Indikator hasil tindakan

yang berupa proses diantaranya

meliputi : keaktifan, keseriusan,

ketekunan, kreatifitas , keantusiasan

dan ketelitian siswa baik pada saat

proses penanaman konsep maupun

pada penerapannya.

4. Refleksi

Refleksi dilaksanakan setelah

selesai pelaksanaan pembelajaran

pada siklus tiap siklus. Kegiatan ini

dilaksanakan secara kolaboratif

bersama 2 guru matematika yang lain

dan juga hasil angket tentang aktivitas

siswa.

Hasil siklus I

Pada akhir proses belajar mengajar

siswa diberi test akhir dengan tujuan

Page 8: Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Standar

JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 121

untuk mengetahui tingkat keberhasilan

siswa dalam proses belajar mengajar yang

telah dilakukan. Adapun data hasil

penelitian pada siklus I adalah sebagai

berikut:

Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

Tabel 1 : Aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus I

NO

Absen

Jenis Aktivitas Keterangan

1 2 3 4

1 A A A C 1. Aktivitas siswa dalam

2 A A A A menerima materi

3 A C A B

4 B C C B A. Memperhatikan ( Baik)

5 A C C B B. Kurang memperhatikan

6 A C A B ( Cukup )

7 B B B A C. Tidak memperhatikan

8 B C B A ( Kurang )

9 A C B C

10 B C A B 2. Aktivitas siswa yang berani

11 C C B A Bertanya :

12 C C B A A. Dengan sukarela ( Baik )

13 B B A C B. Ditunjuk guru ( Cukup)

14 B C B B C. Tidak ada motivasi ber-

15 B C A B tanya ( Kurang )

16 A C A B

17 A C A B 3. Aktivitas siswa mengerja-

18 B C A C kan tugas :

19 A A A A A. Rajin

20 B C B B B. Sedang

21 B B C C C. Tidak mengerjakan

22 A B C B

23 B C A B 4. Aktivitas siswa bekerjasama

24 C C B B dengan anggota kelompok :

25 C A A B A. Baik

26 A C C B B. Sedang

27 C C C A C. Seenaknya sendiri

28 A C B A

29 B B A C

30 B B C B

31 B C C B

32 A C C A

13 6 14 9

Prosentase 40,63 18,75 43,75 28,125

Prestasi belajar yang dicapai siswa

Page 9: Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Standar

JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 122

Tabel 2 : Prestasi belajar siswa akhir siklus I

No

Absen

Nilai Ket No

Absen

Nilai Ket

1 77 T 17 85 T

2 78 T 18 82 T

3 65 TT 19 77 T

4 78 T 20 65 TT

5 78 T 21 65 TT

6 77 T 22 77 T

7 80 T 23 50 TT

8 50 TT 24 40 TT

9 50 TT 25 90 T

10 82 T 26 65 TT

11 77 T 27 77 T

12 78 T 28 78 T

13 40 TT 29 79 T

14 77 T 30 55 TT

15 78 T 31 50 TT

16 50 TT 32 77 T

Jumlah Siswa Tuntas 20

Rata rata Kelas 68,59

Ketuntasan 62,50%

Keterangan : T : Tuntas TT : Tidak Tuntas

Hasil Siklus II

Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

Tabel 3 : Aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus II

No

Absen

Jenis Aktivitas Keterangan

1 2 3 4

1 A A A A 1. Aktivitas siswa dalam

2 A A A A menerima materi

3 A B B B

4 A C B B A. Memperhatikan ( Baik)

5 A A A A B. Kurang memperhatikan

6 A A A A ( Cukup )

7 A C B B C. Tidak memperhatikan

8 B A A A ( Kurang )

9 B A A B

10 B C B B 2. Aktivitas siswa yang berani

11 A A B A Bertanya :

12 A A B A A. Dengan sukarela ( Baik )

13 B C B B B. Ditunjuk guru ( Cukup)

Page 10: Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Standar

JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 123

14 B A B B C. Tidak ada motivasi ber-

15 A C A A tanya ( Kurang )

16 A A A A

17 A A A A 3. Aktivitas siswa mengerja-

18 B C B A kan tugas :

19 A A A A A. Rajin

20 B C B B B. Sedang

21 B B B B C. Tidak mengerjakan

22 A A B A

23 A C A A 4. Aktivitas siswa bekerjasama

24 B A B B dengan anggota kelompok :

25 B C B B A. Baik

26 A A A A B. Sedang

27 A B B B C. Seenaknya sendiri

28 A B A A

29 B B A B

30 A A A B

31 A C A A

32 A C A A

21 17 18 18

Prosentase 65,63 53,13 56,25 56,25

Prestasi belajar yang dicapai siswa

Tabel 4 : Prestasi belajar siswa akhir siklus II

No

Absen

Nilai

Ket

No

Absen

Nilai

Ket

1 77 T 17 88 T

2 80 T 18 85 T

3 77 T 19 77 T

4 77 T 20 77 T

5 77 T 21 60 TT

6 78 T 22 78 T

7 78 T 23 65 TT

8 79 T 24 55 TT

9 55 TT 25 93 T

10 83 T 26 77 T

11 78 T 27 78 T

12 80 T 28 78 T

13 65 TT 29 79 T

14 77 T 30 60 TT

15 78 T 31 60 TT

Page 11: Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Standar

JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 124

16 65 TT 32 80 T

Jml.Siswa

Tuntas 24

Rt.Kls 74,81

Ketuntasan 75%

Keterangan : T : Tuntas TT : Tidak Tuntas

Hasil siklus III

Pada akhir proses belajar mengajar

siswa diberi test akhir dengan tujuan

untuk mengetahui tingkat keberhasilan

siswa dalam proses belajar mengajar yang

telah dilakukan. Adapun data hasil

penelitian pada siklus III adalah sebagai

berikut :

Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

Tabel 5 : Aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus III

NO

ABSEN

Jenis Aktivitas Keterangan

1 2 3 4

1 A A A A 1. Aktivitas siswa dalam

2 A A A A menerima materi

3 A A A A

4 A B B A A. Memperhatikan ( Baik)

5 A A A A B. Kurang memperhatikan

6 A A A A ( Cukup )

7 A A B A C. Tidak memperhatikan

8 B A A A ( Kurang )

9 A A A B

10 A B B A 2. Aktivitas siswa yang berani

11 A A A A bertanya :

12 A A A A A. Dengan sukarela ( Baik )

13 A B A B B. Ditunjuk guru ( Cukup)

14 B A B A C. Tidak ada motivasi ber-

15 A B A A tanya ( Kurang )

16 A A A A

17 A A A A 3. Aktivitas siswa mengerja-

18 A B A A kan tugas :

19 A A A A A. Rajin

20 B A B A B. Sedang

21 A A B A C. Tidak mengerjakan

22 A A A A

23 A B A A 4. Aktivitas siswa bekerjasama

24 B A B A dengan anggota kelompok :

25 A A B B A. Baik

26 A A A A B. Sedang

Page 12: Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Standar

JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 125

27 A A A B C. Seenaknya sendiri

28 A A A A

29 B A A A

30 A A A B

31 A B A A

32 A A A A

27 25 24 27

Prosentase 84,38 78,13 75 84,38

Prestasi belajar yang dicapai siswa

Tabel 6 : Prestasi belajar siswa akhir siklus III

No

Absen

Nilai Ket No

Absen

Nilai Ket

1 80 T 17 88 T

2 82 T 18 85 T

3 77 T 19 78 T

4 80 T 20 78 T

5 80 T 21 77 T

6 77 T 22 78 T

7 80 T 23 77 T

8 78 T 24 65 TT

9 65 TT 25 95 T

10 85 T 26 77 T

11 78 T 27 80 T

12 82 T 28 80 T

13 77 T 29 78 T

14 77 T 30 65 TT

15 80 T 31 65 TT

16 78 T 32 81 T

JumlahSiswa Tuntas 28

Rata – rata Kelas 78,21

Ketuntasan 87,50%

Keterangan : T : Tuntas TT : Tidak Tuntas

Respons Siswa

Angket respons siswa diberikan

pada akhir siklus III yang bertujuan untuk

mengetahui bagaimana respons siswa

terhadap pembelajaran dengan

pembelajaran cooperative learning model

think-pair-share diperoleh hasil sebagai

berikut :

Tabel 7 : Hasil Angket Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Cooperative Learning

Dengan Model Think-Pair-Share

No. Pernyataan Respon Siswa

Setuju Tidak Setuju

Page 13: Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Standar

JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 126

1 Pembelajaran aktif dengan Model Think-Pair-Share

menyenangkan 100

0

2 Pembelajaran aktif dengan model Think-Pair-Share

membantu saya dalam memahami materi 100 0

3 Pembelajaran aktif dengan model Think-Pair-Share

membantu untuk menjadi tutor bagi teman saya 88,24 11,76

4 Pembelajaran aktif dengan model Think-Pair-Share

melatih saya untuk menyampaikan pendapat 94,12 5,88

5 Cara mengajar guru menyenangkan 100 0

6 Guru menguasai materi dengan baik 100 0

7 Cara belajar yang dilaksanakan membantu saya

mengembangkan pengetahuan

100 0

8 Saya terlibat aktif dalam pembelajaran ini 88,24 11,76

9 Saya menyukai presentasi 94,12 5,88

10 Saya menginginkan pembelajaran ini diterapkan

pada materi lain

100 0

Pembahasan

Pembahasan hasil observasi

Dari deskripsi pembelajaran

cooperative learning model think-pair-

share (siklus I, II dan III) yang telah

diuraikan di muka diperoleh rangkuman

data hasil observasi sebagai berikut:

Tabel 8 : Aktivitas siswa dalam pembelajaran

No Aspek penilaian Siklus I Siklus II Siklus III

1 Siswa yang memperhatikan dalam

menerima materi

40,63 % 65,63 % 84,38 %

2 Siswa yang berani bertanya dan

berpendapat serta mau mengerjakan di

depan kelas secara suka rela

18,75 % 53,13 % 78,13 %

3 Siswa yang aktif dan rajin

mengerjakan tugas

43,75 % 56,25 % 75 %

4 Siswa yang bekerjasama dengan baik

dalam kelompoknya sebesar

28,13 % 56,25 % 84,38 %

Dari rangkuman tabel observasi di

atas dapat diketahui bahwa siswa yang

memperhatikan dalam menerima materi

meningkat(43,75%),siswa lebih berani

bertanya meningkat(59,38%),lebih aktif

dan rajin mengerjakan tugas meningkat

(31,25%) dan bisa bekerja sama antar

teman meningakat (56,25%)

Pembahasan hasil prestasi belajar

Tes akhir siklus yang digunakan

untuk mengukur hasil belajar dalam

penelitian tindakan kelas ini mulai dari

siklus I, siklus II dan siklus III, adalah

sebagai berikut :

Page 14: Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Standar

JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 127

Tabel 9 : Prestasi Belajar Yang Dicapai Siswa

No Hasil Yang Dicapai Siklus I Siklus II Siklus III

1 Rata-rata kelas 69,59 74,81 78,21

2 Ketuntasan belajar 62,50 % 75,00 % 87,50 %

Jadi dapat disimpulkan bahwa

Cooperative Learning tipe Thing- Pair-

Share Dapat memberikan hasil yang

bertambah baik dari siklus I sampai

siklus III. Hal ini dapat dilihat dari

terus bertambahnya jumlah siswa yang

tuntas.

Respons Siswa

Secara umum respons siswa

selama mengikuti pembelajaran

Cooperative Learning tipe Think- Pair-

Share menyatakan setuju, berarti siswa

senang dengan model pembelajaran

yang sudah dilaksanakan.

D. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan kajian dan analisa

hasil penelitian yang telah diuraikan,

maka dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut:

1. Bahwa dengan penerapan

cooperative learning tipe think-

pair-share dalam pembelajaran

matematika kelas X TEI 2 SMK

Negeri 1 Ngawi standar

kompetensi pangkat rasional,

bentuk akar dan logaritma,

diperoleh peningkatan aktivitas:

a. Siswa yang memperhatikan

dalam menerima materi dari

40,63 % menjadi 84,38

%.(meningkat 43,75%)

b. Siswa yang berani bertanya

dan mau mengerjakan di

depan kelas dari 18,75 %

menjadi 78,13 % ( meningkat

31,25%)

c. Siswa yang aktif dan rajin

mengerjakan tugas dari 43,75

% menjadi 75 %

(meningkat 31,25%)

d. Siswa yang bekerjasama

dengan baik dalam

kelompoknya dari 28,13 %

menjadi 84,38 % (meningkat

56,25%)

2. Bahwa dengan penerapan

cooperative learning tipe think-

pair-share dalam pembelajaran

matematika kelas X TEI 2 SMK

Negeri 1 Ngawi standar

kompetensi pangkat rasional,

bentuk akar dan logaritma, dengan

Kriteria Ketuntasan Minimal 77

diperoleh peningkatan ketuntasan

belajar kelas 15% yang juga berarti

bahwa penerapan metode think-

pair-share dapat meningkatkan

prestasi belajar matematika.

Saran-saran

1. Guru hendaknya jangan hanya

menggunakan metode ceramah

Page 15: Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Standar

JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 128

saja dalam mengajar, karena secara

tidak langsung bisa menghambat

aktifitas dan kreativitas siswa.

2. Cooperative learning tipe think

pair share bisa dijadikan salah satu

alternatif metode pembelajaran

karena terbukti bisa meningkatkan

persentase aktivitas dan prestasi

belajar siswa.

3. Dalam proses mengajar guru

hendaknya selalu memotivasi

siswa agar siswa dapat terus fokus

dan bersemangat dalam belajar.

4. Pemerintah seharusnya

mengadakan lebih banyak kegiatan

seperti diklat atau seminar untuk

para guru sebagai pengajar

sehingga diharapkan bisa lebih

memperbaiki kualitas pengajaran

di kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Anita lie. 2002. cooperative learning (

mempraktikan cooperative

learning di ruang- ruang

kelas ). Jakarta : Grasindo

Arief sidarta.2004. Pembelajaran

cooperative. Bandung :

Departemen pendidikan

Nasional

Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur

Penelitian Suatu

Pendekatan Praktek,

Jakarta, Rineksa Cipta.

Etin.s dan Raharjo.2007. Cooperative

learning (Analisis Model

pembelajaran IPS) .

Jakarta : Bumi Aksara

Hamzah. .Teori Belajar

Konstruktifisme. Tersedia

[on line] di http

://www.duniaguru.com.

Diakses pada 20 januari

2008

Ponco Sujatmiko.2005. Matematika

Kreatif dan Terapanya 1.

Solo :PT Tiga serangkai

Pustaka Mandiri

Sukidin, dkk.2002. Menejemen

Penelitian Tindakan Kelas.

: Insan cendikia

Sudjana.1996. Metoda Statistika.

Bandung:Tarsito

Wagino (Ed.). 2007. Dasar-dasar

Penelitian Tindakan Kelas /

PTK ( classroom Action

Research). Sragen

Wasty.S.1990. Psikologi Pendidikan.

Jakarta:Rineka Cipta