165
USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING BEFORE UNTUK MENINGKATKAN FLEKSIBILITAS DENGAN MEMBENTUK SEL MANUFAKTURING DI PT YPMI Oleh Sony Anggoro Susilo NIM : 004201105006 Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Akademik Mencapai Gelar Strata Satu pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri 2015

USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

i

USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR

MACHINING BEFORE UNTUK MENINGKATKAN

FLEKSIBILITAS DENGAN MEMBENTUK SEL

MANUFAKTURING DI PT YPMI

Oleh

Sony Anggoro Susilo

NIM : 004201105006

Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Akademik

Mencapai Gelar Strata Satu

pada Fakultas Teknik

Program Studi Teknik Industri

2015

Page 2: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

ii

REKOMENDASI

PEMBIMBING AKADEMIK

Skripsi yang berjudul “Usulan Perancangan Ulang Proses Gear

Machining Before Untuk Meningkatkan Fleksibilitas Dengan

Membentuk Sel Manufakturing Di PT YPMI” disusun dan

disampaikan oleh Sony Anggoro Susilo sebagai salah satu

persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Teknik

telah diperiksa dan dianggap telah memenuhi persyaratan sebuah

skripsi. Maka dari itu, saya merekomendasikan skripsi ini untuk

melakukan sidang.

Cikarang, Indonesia, Mei 2015

Anastasia Lidya Maukar, S.T., M.Sc., MMT

Page 3: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

iii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Usulan Perancangan

Ulang Proses Gear Machining Before Untuk Meningkatkan

Fleksibilitas Dengan Membentuk Sel Manufakturing Di PT

YPMI” merupakan hasil pengetahuan terbaik saya dan belum pernah

diajukan ke Universitas lain maupun diterbitkan baik sebagian

maupun secara keseluruhan.

Cikarang, Indonesia, Mei 2015

Sony Anggoro Susilo

Page 4: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

iv

USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR

MACHINING BEFORE UNTUK MENINGKATKAN

FLEKSIBILITAS DENGAN MEMBENTUK SEL

MANUFAKTURING DI PT YPMI

Oleh

Sony Anggoro Susilo

NIM : 004201105006

Disetujui oleh,

Anastasia Lidya Maukar, ST., MSc., MMT Ir. Andira, MT.

Pembimbing Skripsi 1 Pembimbing Skripsi 2

Herwan Yusmira. B.Sc. MET, Mtech

Ketua Program Studi Teknik Industri

Page 5: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

v

ABSTRAK

PT. YPMI adalah salah satu perusahaan manufacturing yang bergerak dibidang

otomotif yang menghasilkan komponen penting sepeda motor yang berupa gear

transmission. Adanya peningkatan jumlah komponen yang diproduksi dari 54

menjadi 95 komponen membuat aliran produksi gear machining tidak teratur

dengan sistem produksi saat ini (job shop) dengan tata letak mesin secara

departmental Layout, aliran menjadi panjang dan perpindahan proses menjadi

banyak dengan demikian momen perpindahan material semakin meningkat karena

adanya aliran backward dan jumping proses antar department. Adanya kemiripan

karakteristik proses dan desain antar komponen perlu dilakukan perancangan

ulang proses, untuk itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk melakukan

perancangan ulang proses gear machining dengan mengelompokkan mesin dan

model kedalam bentuk sel. Data yang diperlukan data cycle time dan demand

untuk menghitung kebutuhan mesin. Layout saat ini untuk menghitung jarak dan

momen saat ini, selanjutnya data aliran proses untuk membuat inciden matrix

yang digunakan untuk mengelompokkan mesin dan model dengan pendekatan

Algorithma Average Linkage Clustering (ALC). Rancangan yang dipilih adalah

Layout dengan momen perpindahan material terkecil. Dari tiga alternatif yang

dibuat berdasarkan ALC, kemiripan proses dan kemiripan desain. Terpilih Layout

alternatif kedua dengan terbentuk empat sel dengan aliran proses straight line,

tidak ada jumping proses serta aliran backward dan dengan pergerakan intracel

dalam aliran prosesnya mampu menghasilkan momen perpindahan material

terkecil sebesar 23.818.447 kgm dengan efisiensi sebesar 31 % atau lebih rendah

10.818.380 kgm dari momen kondisi awal.

Kata Kunci : Group technology, ALC, momen perpindahan, jarak , job shop,

jumping proses, aliran backward

Page 6: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

vi

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat

Allah SWT yang mana telah melimpahkan rahmatNya, sehingga penyusunan

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik serta tepat pada waktunya.

Didalam menyusun skripsi ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam

menyusun skripsi ini, antara lain :

1. Istriku tercinta Willya atas motivasi dan dukungannya setiap saat,

2. Ibu Anastasya Lidya Maukar, ST., MSc., MMT dan ibu Ir. Andira, MT.,

selaku dosen pembimbing yang selalu memberi pengarahan, meluangkan

waktu sehabis jam kuliah, memberikan dorongan dalam menyusun skripsi

ini,

3. PT Yamaha Motor Part Manufacturing Indonesia yang telah memberikan

kesempatan penulis dalam melakukan penelitian sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini,

4. Serta teman-teman kampus President University ie 2011 yang selalu solid

dan selalu mendukung dalam menyusun skripsi.

Penulis menyadari adanya kekurangan didalam menyusun skripsi ini, untuk itu

kritik dan saran adalah harapan bagi penulis agar dapat membangun kearah yang

lebih baik di masa yang akan datang.

Cikarang, Mei 2015

Sony Anggoro Susilo

Page 7: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR REKOMENDASI PEMBIMBING ............................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................... iii

ABSTRAK ...................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi

DAFTAR ISTILAH ........................................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 3

1.4 Batasan Masalah............................................................................. 3

1.5 Asumsi ........................................................................................... 3

1.6 Sistematika Penulisan .................................................................... 3

BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 5

2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik ......................................................... 5

2.2 Tipe – Tipe Tata Letak ................................................................... 5

2.2.1 Tata Letak Produk ................................................................. 6

2.2.2 Tata Letak Proses .................................................................. 7

2.2.3 Tata Letak Posisi Tetap ......................................................... 8

2.2.4 Tata Letak Group Technology Layout .................................. 8

2.2.4.1 Menentukan Koefisien Kemiripan Dalam

Group Technology ...................................................... 11

Page 8: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

viii

2.2.4.2 Algoritma Average Linkage Clustering ..................... 12

2.3 Tujuan Perancangan dan Pengaturan Fasilitas ............................... 13

2.4 Pola Aliran Bahan untuk Proses Produksi ..................................... 14

2.4.1 Straight Line .......................................................................... 14

2.4.2 Serpentine .............................................................................. 15

2.4.3 U - shape ............................................................................... 15

2.4.4 Circular ................................................................................. 15

2.4.5 Odd – Angle .......................................................................... 16

2.5 Jenis – Jenis Ukuran Jarak ............................................................. 17

2.5.1 Euclidien ............................................................................... 17

2.5.2 Rectilinier .............................................................................. 17

2.5.3 Squared Euclidean ................................................................ 17

2.6 From To Chart ............................................................................... 18

2.7 Kapasitas ...... ................................................................................. 18

2.7.1 Pengertian Kapasitas ............................................................. 19

2.7.2 Hambatan Perusahaan Berhubungan Dengan Kapasitas....... 19

2.7.3 Perumusan Kapasitas Produksi dan Jumlah Mesin ............... 19

2.8 Penetapan Luas Area ...................................................................... 20

2.9 Peta Proses Operasi ........................................................................ 23

2.10 Flow Proses Operasi ..................................................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 25

3.1 Metode Penelitian........................................................................... 25

3.2 Penelitian Pendahuluan .................................................................. 26

3.3 Identifikasi Masalah ....................................................................... 26

3.4 Perumusan Masalah ....................................................................... 26

3.5 Studi Pustaka .................................................................................. 27

3.6 Pengumpulan Data ......................................................................... 27

3.6.1 Metode Observasi.................................................................. 27

Page 9: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

ix

3.7 Pengolahan dan Analisis Data ........................................................ 27

3.8 Kesimpulan dan Saran.................................................................... 29

BAB IV DATA DAN ANALISIS .................................................................. 30

4.1 Gambaran Produk Secara Umum ................................................... 30

4.2 Proses Machining ........................................................................... 30

4.2.1 Proses Turning ..................................................................... 31

4.2.2 Proses Broching .................................................................... 31

4.2.3 Proses Hobbing ..................................................................... 31

4.2.4 Proses Shaving ...................................................................... 31

4.2.5 Proses Center Hole ................................................................ 31

4.2.6 Proses Oil Hole ..................................................................... 31

4.2.7 Proses Reaming ..................................................................... 32

4.2.8 Proses Thread Rolling ........................................................... 32

4.2.9 Proses Involute ...................................................................... 32

4.3 Data Umum Perusahaan ................................................................. 32

4.3.1 Data Demand dan Jumlah Mesin .......................................... 32

4.3.2 Urutan Proses Operasi ........................................................... 34

4.3.3 Jam Kerja…. ......................................................................... 35

4.3.4 Data Aliran Proses dan Waktu Proses Produk ...................... 35

4.3.5 Tata Letak Saat Ini ................................................................ 36

4.4 Pengolahan Data ............................................................................ 38

4.4.1 Kondisi Saat Ini ..................................................................... 38

4.4.2 Perhitungan Jarak Antar Mesin ............................................. 39

4.4.3 Perhitungan Perpindahan Kuantitas ...................................... 39

4.4.4 Perhitungan Berat Material ................................................... 40

4.4.5 Perhitungan Momen Material ............................................... 42

4.4.6 Pembentukan Alternatif Layout ............................................ 43

4.4.6.1 Menentukan Inciden Matrix ...................................... 43

Page 10: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

x

4.4.6.2 Menentukan Sel Model Dengan Mesin ..................... 44

4.4.7 Pembentukan Sel Mesin Usulan............................................ 47

4.4.8 Desain Sel Alternatif 1 .......................................................... 53

4.4.8.1 Perhitungan Waktu dan Kebutuhan Mesin

Alternatif 1 ................................................................ 54

4.4.8.2 Desain Layout Usulan Alternatif 1 ............................ 56

4.4.8.3 Perhitungan Jarak Sel Alternatif 1 ............................ 58

4.4.8.4 Perhitungan Perpindahan Kuantitas dan Berat

Material Alternatif 1 .................................................. 60

4.4.8.5 Perhitungan Momen Perpindahan Alternatif 1 ......... 61

4.4.9 Desain Sel Alternatif 2 .......................................................... 62

4.4.9.1 Perhitungan Waktu dan Kebutuhan Mesin

Alternatif 2 ............................................................... 63

4.4.9.2 Desain Layout Alternatif 2 ........................................ 65

4.4.9.3 Perhitungan Jarak Sel Alternatif 2 ............................ 67

4.4.9.4 Perhitungan Perpindahan Kuantitas dan Berat

Material Alternatif 2 .................................................. 68

4.4.9.5 Perhitungan Momen Perpindahan Alternatif 2 ......... 69

4.4.10 Desain Layout Alternatif 3 .................................................. 70

4.4.10.1 Perhitungan Waktu dan Kebutuhan Mesin

Alternatif 3 ............................................................... 72

4.4.10.2 Desain Layout Alternatif 3 ...................................... 74

4.4.10.3 Perhitungan Jarak Sel Alternatif 3 .......................... 77

4.4.10.4 Perhitungan Perpindahan Kuantitas dan Berat

Material Alternatif 3 .................................................. 78

4.4.10.5 Perhitungan Momen Perpindahan Alternatif 3 ....... 79

4.5 Analisis Hasil dari Berbagai Layout Usulan .................................. 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 91

Page 11: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

xi

5.1 Kesimpulan .................................................................................... 91

5.2 Saran ............................................................................................... 91

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 92

LAMPIRAN ..................................................................................................... 93

Page 12: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Urutan Proses Produk ................................................................... 93

Lampiran 2 Cycle Time Proses ......................................................................... 96

Lampiran 3 Matrik Jarak Antar Mesin Saat Ini ............................................... 99

Lampiran 4 Perpindahan Kuantitas Saat Ini .................................................... 100

Lampiran 5 Matrik Perpindahan Kuantitas ...................................................... 103

Lampiran 6 Insiden Matrik komponen ............................................................. 104

Lampiran 7 Ilterasi Algoritma Average Linkage Clustering ............................ 107

Lampiran 8 Model Dan Demand Saat Ini ........................................................ 111

Lampiran 9 Cycle Time Alternatif 1................................................................. 114

Lampiran 10 Perhitungan Waktu Alternatif 1 .................................................. 117

Lampiran 11 Koordinat Sel Alternatif 1 .......................................................... 120

Lampiran 12 Jarak Antar Mesin Alternatif 1 ................................................... 121

Lampiran 13 Perpindahan Kuantitas Alternatif 1 ............................................ 121

Lampiran 14 Matrik Berat Alternatif 1 ............................................................ 121

Lampiran 15 Demand dan Cycle Time Alternatif 2 ......................................... 122

Lampiran 16 Perhitungan Waktu Alternatif 2 .................................................. 125

Lampiran 17 Koordinat Sel Alternatif 2 .......................................................... 126

Lampiran 18 Jarak Antar Mesin Alternatif 2 ................................................... 129

Lampiran 19 Perpindahan Kuantitas Alternatif 2 ............................................ 130

Lampiran 20 Matrik Berat Alternatif 2 ............................................................ 131

Lampiran 21 Demand dan Cycle Time Alternatif 3 ......................................... 132

Lampiran 22 Perhitungan Waktu Alternatif 3 .................................................. 135

Lampiran 23 Koordinat Sel Alternatif 3 .......................................................... 138

Lampiran 24 Jarak Antar Mesin Alternatif 3 ................................................... 139

Lampiran 25 Perpindahan Kuantitas Alternatif 3 ............................................ 141

Page 13: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

xiii

Lampiran 26 Matrik Berat Alternatif 3 ............................................................ 143

Lampiran 27 Layout Kondisi Saat Ini .............................................................. 145

Lampiran 28 Layout Alternatif 1 ..................................................................... 146

Lampiran 29 Layout Alternatif 2 ..................................................................... 147

Lampiran 30 Layout Alternatif 3 ..................................................................... 148

Page 14: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Contoh Lembar Perhitungan Area ................................................... 21

Tabel 4.1 Demand Produksi Gear Machining Before 2015 ............................ 34

Tabel 4.2 Jumlah dan Dimensi Mesin .............................................................. 34

Tabel 4.3 Urutan Proses Produk ...................................................................... 35

Tabel 4.4 Kode Mesin Proses........................................................................... 35

Tabel 4.5 Pembagian Jam Kerja....................................................................... 35

Tabel 4.6 Cycle Time Proses Tiap Model ........................................................ 36

Tabel 4.7 Koordinat Mesin dan Berat Material Saat Ini .................................. 38

Tabel 4.8 Matrik Jarak Antar Mesin Saat Ini ................................................... 39

Tabel 4.9 Perpindahan Kuantitas Material Saat Ini ......................................... 39

Tabel 4.10 Matrik Perpindahan Kuantitas Saat Ini .......................................... 40

Tabel 4.11 Berat Material Perpindahan Saat Ini .............................................. 41

Tabel 4.12 Momen Perpindahan Material Saat Ini .......................................... 43

Tabel 4.13 Inciden Matrik ................................................................................ 43

Tabel 4.14 Dendogram..................................................................................... 44

Tabel 4.15 Nilai Maksimum Kemiripan .......................................................... 45

Tabel 4.16 Ilterasi Pertama Pembentukan Sel Mesin ...................................... 46

Tabel 4.17 Hasil Ilterasi Kemiripan Antar Mesin ............................................ 46

Tabel 4.18 Aliran Proses Sel Alternatif 1 ........................................................ 47

Tabel 4.19 Kelompok Sel Alternatif 1 ............................................................. 48

Tabel 4.20 Aliran Proses Antar Sel Alternatif 2 .............................................. 48

Tabel 4.21 Kelompok Sel Alternatif 2 ............................................................. 49

Tabel 4.22 Kelompok Sel Alternatif 3 ............................................................. 50

Tabel 4.23 Komponen Alternatif 3 .................................................................. 51

Tabel 4.24 Model dan Demand Sel Alternatif 1 .............................................. 54

Page 15: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

xv

Tabel 4.25 Cycle Time dan Demand Tiap Model ............................................ 54

Tabel 4.26 Perhitungan Kebutuhan Waktu Alternatif 1................................... 55

Tabel 4.27 Perhitungan Kebutuhan Mesin Sel Gear ....................................... 56

Tabel 4.28 Perhitungan Kebutuhan Mesin Sel Axle......................................... 56

Tabel 4.29 Koordinat Antar Mesin Sel Gear ................................................... 59

Tabel 4.30 Jarak Antar Mesin Sel Gear ........................................................... 59

Tabel 4.31 Perpindahan Kuantitas Sel Gear .................................................... 60

Tabel 4.32 Perpindahan Berat Sel Gear ........................................................... 60

Tabel 4.33 Momen Perpindahan Alternatif 1 ................................................... 61

Tabel 4.34 Demand dan Cycle Time Model Alternatif 2 ................................. 63

Tabel 4.35 Perhitungan Waktu Alternatif 2 ..................................................... 63

Tabel 4.36 Kebutuhan Waktu dan Kebutuhan Mesin Sel Alternatif 2 ............ 64

Tabel 4.37 Koordinat Sel Broching ................................................................. 67

Tabel 4.38 Jarak Antar Mesin Alternatif 2....................................................... 67

Tabel 4.39 Perpindahan Kuantitas Sel Alternatif 2 .......................................... 68

Tabel 4.40 Matrik Berat Alternatif 2................................................................ 68

Tabel 4.41 Momen Perpindahan Sel Alternatif 2............................................. 69

Tabel 4.42 Demand dan Cycle Time Alternatif 3 ............................................ 72

Tabel 4.43 Perhitungan Waktu Alternatif 3 ..................................................... 73

Tabel 4.44 Kebutuhan Mesin Alternatif 3........................................................ 73

Tabel 4.45 Koordinat Sel Alternatif 3 .............................................................. 78

Tabel 4.46 Matrik Jarak Sel Alternatif 3 .......................................................... 78

Tabel 4.47 Perpindahan Kuantitas Sel Alternatif 3 .......................................... 79

Tabel 4.48 Matrik Berat Sel Alternatif 3 ......................................................... 79

Tabel 4.49 Momen Perpindahan Material Alternatif 3 .................................... 80

Tabel 4.50 Perbandingan Kebutuhan Mesin Antar Alternatif ......................... 89

Page 16: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tata Letak Produk (Product Layout) ........................................... 6

Gambar 2.2 Tata Letak Proses (Process Layout) ............................................. 7

Gambar 2.3 Tata Letak Posisi Tetap (Fixed Position Layout) ......................... 8

Gambar 2.4 Tata Letak Group Technology Layout ......................................... 13

Gambar 2.5 Aliran Straight Line ...................................................................... 14

Gambar 2.6 Serpentine atau Zig – Zag (S – Shaped) ....................................... 15

Gambar 2.7 Aliran U – Shaped ........................................................................ 15

Gambar 2.8 Aliran Circular ............................................................................. 16

Gambar 2.9 Aliran Odd – Angle ...................................................................... 16

Gambar 2.10 Peta Proses Operasi .................................................................... 23

Gambar 2.11 Flow Proses Operasi ................................................................... 24

Gambar 3.1 Alur Metode Penenlitian .............................................................. 25

Gambar 3.2 Frame Work Penelitian................................................................. 29

Gambar 4.1 Model Gear PT.Y ......................................................................... 30

Gambar 4.2 Tata Letak Mesin Saat Ini ............................................................ 37

Gambar 4.3 Layout Alternatif 1 ....................................................................... 58

Gambar 4.4 Layout Alternatif 2 ....................................................................... 66

Gambar 4.5 Layout Alternatif 3 ....................................................................... 77

Gambar 4.6 Perbandingan Momen Awal Dengan Alternatif 1 ........................ 82

Gambar 4.7 Perbandingan Momen Awal Dengan Alternatif 2 ........................ 83

Gambar 4.8 Perbandingan Momen Awal Dengan Alternatif 3 ........................ 85

Gambar 4.9 Perbandingan Momen Antar Layout ............................................ 88

Page 17: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

xvii

DAFTAR ISTILAH

Cycle Time :Waktu yang dibutuhkan seorang operator

untuk melakukan proses satu unit produk

dalam satu stasiun kerja.

Inciden Matrix :Matrik yang berisi hubungan model dengan

mesin dengan kode 1 dan 0, bila 1

menerangkan bahwa model melalui proses

dimesin tersebut dan bila 0 atau blank

artinya model tidak melalui proses dimesin

tersebut.

Demand :Jumlah permintaan produksi dalam periode

tertentu.

Jumping proses :Aliran proses yang tidak urut antar

department karena tata letak mesin yang

tidak berurutan sesuai aliran proses.

Backward proses :Aliran proses dari department awal ke

department selanjutnya tapi kemudian

kembali ke titik department awal secara

bolak – balik.

From to Chart :Tabel yang menjelaskan momen

perpindahan dari – ke suatu mesin .

ALC :Metode pembentukan sel dengan

mengelompokan kemiripan model dan

proses.

Departmental Layout :Pengelompokan mesin yang sejenis dalam

satu department.

Dendogram :Perbandingan proses antar dua mesin yang

digunakan dalam membuat produk.

Page 18: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

xviii

Intracel :Pergerakan proses yang terjadi hanya dalam

satu sel.

Intercel :Pergerakan proses yang terjadi antar sel satu

dengan sel yang lain antar department.

Page 19: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

i

ABSTRAK

PT. YPMI adalah salah satu perusahaan manufacturing yang bergerak dibidang

otomotif yang menghasilkan komponen penting sepeda motor yang berupa gear

transmission. Adanya peningkatan jumlah komponen yang diproduksi dari 54

menjadi 95 komponen membuat aliran produksi gear machining tidak teratur

dengan sistem produksi saat ini (job shop) dengan tata letak mesin secara

departmental layout, aliran menjadi panjang dan perpindahan proses menjadi

banyak dengan demikian momen perpindahan material semakin meningkat karena

adanya aliran backward dan jumping proses antar department. Adanya kemiripan

karakteristik proses dan desain antar komponen perlu dilakukan perancangan

ulang proses, untuk itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk melakukan

perancangan ulang proses gear machining dengan mengelompokkan mesin dan

model ke dalam bentuk sel. Data yang diperlukan data cycle time dan demand

untuk menghitung kebutuhan mesin. Layout saat ini untuk menghitung jarak dan

momen saat ini, selanjutnya data aliran proses untuk membuat inciden matrix

yang digunakan untuk mengelompokkan mesin dan model dengan pendekatan

Algoritma Average Linkage Clustering (ALC). Rancangan yang dipilih adalah

layout dengan momen perpindahan material terkecil. Dari tiga alternatif yang

dibuat berdasarkan ALC, kemiripan proses dan kemiripan desain. Terpilih Layout

alternatif kedua dengan terbentuk empat sel dengan aliran proses straight line,

tidak ada jumping proses serta aliran backward dan dengan pergerakan intracel

dalam aliran prosesnya mampu menghasilkan momen perpindahan material

terkecil sebesar 23.818.447 kgm dengan efisiensi sebesar 31 % atau lebih rendah

10.818.380 kgm dari momen kondisi awal.

Kata Kunci : Group technology, ALC, momen perpindahan, jarak, job shop,

jumping proses, aliran backward,

Page 20: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT Y merupakan salah satu perusahaan asing dari Jepang yang berlokasi di

kawasan industri KIIC Karawang. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1999

bergerak dibidang otomotif yang menghasilkan komponen kendaraan bermotor.

Berbagai produk yang dihasilkan antara lain gear tranmission, cast wheel, head

cylinder and piston. Salah satu department yang mengalami peningkatan

signifikan adalah department gear and axle yang menghasilkan gear tranmission.

Seiring berkembangnya teknologi membuat banyak model baru yang muncul dari

54 model gear tahun 2014 menjadi 95 model gear transmission tahun 2015. Dari

95 komponen yang diproduksi saat ini dilihat dari aliran prosesnya mempunyai

kemiripan karakteristik penggunaan mesin dan desain. Banyaknya variasi produk

menunjukkan bahwa PT Y selalu berinovasi agar mampu bersaing dengan

kompetitor produk lain. Dengan banyaknya variasi produk membuat perusahaan

harus mampu menciptakan sebuah sistem produksi yang mempunyai aliran

prosesnya memiliki tingkat fleksibilitas serta efisiensi yang tinggi.

Semakin berkembangnya industri otomotif membuat permintaan pasar yang terus

meningkat serta persaingan bisnis yang semakin ketat. Hal ini membuat

perusahaan harus selalu melakukan inovasi agar dapat bersaing dengan

kompetitornya. Tentu dengan permintaan yang meningkat juga membuat

kapasitas produksi juga meningkat. Peningkatan kapasitas produksi secara

otomatis juga membuat biaya produksi mengalami peningkatan. Ditambah lagi

pada tahun 2015 upah minimum karyawan naiknya 30% hal ini membuat

perusahaan berpikir bagaimana menekan biaya produksi dengan mengoptimalkan

sumber daya yang ada baik dari man power maupun mesin yang ada.

Diberlakukanya pasar bebas ASEAN pada tahun 2015 membuat pimpinan pusat

YMC membuat kebijakan dengan menjadikan PT Y sebagai pusat global model

Page 21: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

untuk memasok gear tranmision di seluruh dunia yang menjadi anak perusahaan

YMC. Sebagai pemasok utama komponen gear tranmision, hal ini mendorong

untuk melakukan improvement dalam proses produksi agar dapat menekan biaya

produksi serta menjaga kualitas produk tetap terjaga.

Department Gear and axle dibagi menjadi 5 divisi antara lain : forging,

machining before, heat treatment, machining after, assembling. Kondisi saat ini

proses produksi di machining gear before dengan sistem job shop dengan

penempatan mesin secara departmental layout yaitu mesin sejenis dikelompokkan

dalam satu department. Dengan banyaknya variasi model yang diproses membuat

aliran produksi menjadi panjang dan perpindahan proses menjadi bertambah

banyak, hal ini menimbulkan penumpukan material work in process yang

mengendap pada stok poin dikarenakan perpindahan material yang tidak efektif.

Dengan perpindahan material proses yang tidak efektif berakibat meningkatnya

momen perpindahan material karena adanya aliran backward serta jumping proses

antar department sehingga fleksibilitas dan efisiensi produksi tidak tercapai.

Berdasarkan permasalahan tersebut dengan pendekatan group technology sel

manufacturing membuat perancangan ulang proses produksi dengan

mengelompokkan model dan mesin ke dalam sebuah sel untuk meningkatkan

fleksibilitas dalam proses produksi. Perancangan proses dengan mengelompokkan

model dan mesin yang berkarakteristik sama bertujuan untuk menurunkan momen

perpindahan material dengan mengurangi jarak perpindahan material karena ini

berkaitan dengan fleksibilitas proses dan efisiensi produksi.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas penelitian ini merumuskan

permasalahan sebagai berikut.

Bagaimana membentuk sel dengan mengelompokkan model dan mesin

yang berkarakteristik sama dengan rancangan tata letak mesin yang

menurunkan momen perpindahan material di department gear machining

before ?

Page 22: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengelompokkan mesin ke dalam sebuah sel

dengan rancangan tata letak mesin untuk menurunkan momen perpindahan

material.

1.4 Batasan Masalah

Penelitian yang dilakukan terfokus pada tujuan utamanya sesuai dengan yang

dijelaskan di atas, maka ruang lingkup penelitian ini memiliki batasan-batasan

sebagai berikut.

- Penelitian hanya dilakukan di department machining gear before

- Tidak dilakukan perhitungan biaya perubahan layout

- Penghitungan hanya dilakukan pada model yang diproses saat ini

- Perhitungan jarak berdasarkan jarak rectilinier

1.5 Asumsi

Beberapa asumsi yang ditetapkan dalam penelitian ini agar menjadi layak adalah

sebagai berikut.

- Pada proses yang sama berat material dianggap sama

- Urutan proses produksi dianggap sudah baku

- Menggunakan data demand PT Y tahun 2015

- Tidak ada scrap dalam proses

- Tingkat efisiensi produksi 85%

- Menggunakan waktu baku yang sudah ditetapkan perusahaan

1.6 Sistematika Penulisan

Gambaran secara umum mengenai penelitian yang dilakukan serta memahami isi

dari penulisan penelitian maka disusun ke dalam sebuah sistematika penulisan

sebagai berikut.

BAB I Pendahuluan

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah yang

merupakan masalah yang dihadapi oleh PT Y, pembatasan masalah

dan asumsi yang menjelaskan ruang lingkup penelitian agar fokus

Page 23: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

terhadap tujuan, perumusan masalah berisi pertanyaan dan

pernyataan mengenai penyelesaian masalah yang dihadapi,

sistematika penulisan berisi tentang gambaran umum cara

penyusunan dan penulisan laporan penelitian yang dilakukan.

BAB II Landasan Teori

Berisi tentang teori yang digunakan oleh peneliti berkenaan dengan

penelitian yang dilakukan yaitu teori perancangan tata letak mesin.

BAB III Metodologi Penelitian

Berisi tentang sistematis urutan yang dilakukan yang dimulai dari

awal penelitian sampai didapatkan kesimpulan yang menjadi solusi

penelitian terhadap masalah yang dihadapi dari objek yang diteliti

serta mencapai tujuan dari penelitian.

BAB IV Data & Analisis

Berisi tentang data yang dikumpulkan yang menunjukkan

permasalahan yang sering dihadapi oleh PT Y. Kemudian

mengolah data yang telah didapat dan melakukan analisis.

Membuat desain usulan perbaikan yang akan diimplementasikan

dan melakukan evalusai terhadap usulan.

BAB V Kesimpulan

Memberikan kesimpulan dan rekomendasi terhadap penyelesaian

masalah dari hasil analisis serta pembahasan yang dilakukan pada

bab – bab sebelumnya.

Page 24: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik

Tata letak adalah pengaturan fasilitas perusahaan yang bertujuan untuk menunjang

kegiatan produksi. Pengaturan ini dengan memperhatikan segala aspek dari

kebutuhan luas area, kebutuhan mesin dan fasilitasnya. Beberapa aspek yang

menunjang dalam kegiatan produksi seperti area penyimpanan, aliran proses

produksi / perpindahan material dan fasilitas kenyamanan dan keselamatan

pekerja. Perancanngan tata letak mesin yang baik akan berpengaruh terhadap

keberhasilan dalam mencapai efisiensi dalam produksi, yaitu dengan perancangan

fasilitas yang dapat mendukung proses produksi dengan baik. Untuk itu dalam

merancang tata letak pabrik ini harus benar-benar memilih yang paling optimum

karena dalam suatu industri perancangan tata letak itu dibuat untuk jangka

panjang sehingga harus meminimalkan segala kesalahan perhitungan dalam setiap

perancangan tata letak. Tujuan utama dari perancangan tata letak pabrik ini

berfokus pada penghematan biaya yang berhubungan dalam perancangan tata letak

antar lain.

Biaya pembuatan gedung dan instalasi perlengkapannya

Biaya perpindahan material (material handling cost)

Biaya produksi serta preventive maintenance

Perancangan tata letak pabrik yang optimal diawali dengan menentukan

bagaimana segala aset dapat mencapai tujuan sesuai fungsinya, dengan fasilitas

produksi yang mendukung proses produksi dengan baik, (Wignjosoebroto, 2003).

2.2 Tipe-Tipe Tata Letak

Pembuatan rancangan tata letak mesin dan fasilitasnya di dalam industri

manufaktur bertujuan untuk mendapatkan alternatif tipe layout yang paling

optimum. Beberapa tipe tata letak antara lain.

Page 25: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

2.2.1 Tata Letak Produk (Product Layout)

Tata letak ini dikenal dengan nama flow line layout. Dalam kegiatan perancangan

product layout, tata letak mesin dan work station disesuaikan dengan garis aliran

proses produk. Biasanya, tata letak produk yang digunakan oleh perusahaan-

perusahaan adalah pembuatan beberapa item dalam jumlah besar. Beberapa

keuntungan dari perancangan product layout.

Menghemat perpindahan material handling time

Mempermudah planning dan control produksi

Memperpendek waktu proses produksi

Meminimalkan penggunaan luas area untuk tata letak mesin dan fasilitas

Meminimalkan barang setengah jadi dengan perancangan tata letak produk

yang seimbang beban kerja

Adapun kerugian dalam tata letak produk antara lain.

Apabila ada salah satu mesin yang mengalami troubel maka proses

produksi stop total

Kurangnya fleksibilitas dalam membuat produk tertentu

Terdapat work station yang paling lama cycle timenya atau bottleneck

menjadi hambatan aliran proses produksi

Sebuah tata letak produk dapat ditunjukkan seperti gambar di bawah ini.

GU

DA

NG

BA

HA

N B

AK

U

PE

RA

KIT

AN

(A

SS

EM

BL

Y)

GU

DA

NG

FIN

ISH

PR

OD

UK

Mesin

Bubut

Mesin

Bubut

Mesin

Bubut

Mesin

DrillMesin

Bubut

Mesin

Drill

Mesin

Gerindra

Mesin

pres

Mesin

Drill

Mesin

perata

Mesin

DrillMesin

Gerindra

Mesin

Drill

Gambar 2.1 Tata Letak Produk (Product Layout)

Page 26: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

2.2.2 Tata Letak Proses (Process Layout)

Tata letak proses perancangan tata letak mesin dan work station berdasarkan pada

fungsi atau proses mesin yang dilakukan. Tata letak proses ini semua mesin yang

prosesnya sama digabung dalam satu department. Tata letak proses dikenal dengan

nama lain yaitu job shop layout yang digunakan dalam industri manufaktur yang

memproduksi banyak variasi produk dalam jumlah yang sedikit. Yang mana setiap

job berbeda - beda satu dengan yang lain. Keuntungan dari tata letak proses

adalah.

Dapat memproduksi dalam berbagai model variasi

Apabila terjadi kerusakan mesin cukup memindahkan proses tersebut ke

mesin yang lain sehingga produksi tetap berjalan.

Meskipun fleksibilitas tinggi tetapi tata letak proses juga memilik kekurangan

yaitu.

Adanya perpindahan material (material handling cost)

Menurunkan produktifitas kerja dengan adanya ketidak seimbangan

lintasan

Banyaknya jenis produk yang harus dibuat membuat komplek dalam

planning and control produksi

Adanya perbedaan waktu siklus yang panjang meyebabkan ketidak

seimbangan lintasan yang menyebabkan adanya barang setengah jadi (wip)

sehingga memerlukan space area untuk penyimpanan.

Tata letak proses ditunjukkan seperti gambar di bawah ini .

GU

DA

NG

PR

OD

UK

JA

DI

GU

DA

NG

BA

HA

N B

AK

U

Mesin

Perata

Mesin

Press

Mesin Las

PerakitanMesin

BubutMesin Mesin

Tempat

Perakitan

Mesin Las

Mesin Perata Perakitan

Mesin

Mesin Press

Mesin

Drill

Gambar 2.2 Tata Letak Proses (Process Layout)

Page 27: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

2.2.3 Tata Letak Posisi Tetap (Fixed Position Layout)

Tata letak dengan posisi tetap ini merupakan metode perancangan tata letak mesin

dan fasilitas produk seperti mesin dan fasilitasnya bergerak menuju material utama

tersebut. Tata letak posisi tetap ini biasanya digunakan dalam industri manufaktur

yang memproduksi produk yang besar dan tidak mudah untuk memindahkan atau

mengangkut komponen yang dibuat. Kelebihan dari tata letak posisi tetap adalah.

Meminimalkan perpindahan material handling sehingga biaya perpindahan

material bisa dikurangi.

Fleksibilitas kerja tinggi dengan aliran operasi yang lancar

Meminimalkan kerusakkan pada produk yang dibuat

Kelemahan dari tata letak posisi tetap adalah.

Biaya untuk perpindahan fasilitas produksi yang digunakan meningkat

Utilisasi perlengkapan produksi rendah, sekali peralatan yang dibawa ke

tempat kerja, itu harus tetap di sana sampai seluruh pekerjaan selesai

sehingga memerlukan space area untuk menyimpan.

GU

DA

NG

BA

HA

N B

AK

U

GU

DA

NG

PR

OD

UK

JA

DI

Mesin Las Mesin Fasilitas

Mesin Mesin Mesin

Gambar 2.3 Tata Letak Posisi Tetap (Fixed Position Layout)

2.2.4 Tata Letak Group Technology Layout

Prinsip dari tata letak GT ini adalah bagaimana mengelompokkan kedalam sebuah

sel manufacturing yang mempunyai kemiripan dalam proses. Tata letak ini dipakai

dalam kondisi proses produksi sistem job shop. Group technology digunakan

ketika masalah produksi berkaitan dengan kemiripan proses dengan memasukkan

kedalam satu sel untuk menghemat waktu dan biaya (Hadiguna, 2008).

Page 28: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Prinsip dasar group technology adalah untuk memecahan permasalahan dengan

membuat sel yang mempunyai kemiripan, cara serta inti dari pengelompokan

tersebut adalah.

1. Pengelompokan proses sejenis untuk menghindari loss time akibat set up

mesin atau kegiatan yang mempengaruhi aktivitas yang lain

2. Menentukan standar proses sehingga hanya terfokus pada perbedaan yang

ada.

Terdapat perbedaan sistem job shop dengan group technology yaitu utamanya

pengelompokan part serta tata letak mesin. Pada sistem job shop pengelompokan

didasarkan pada fungsi dari mesin yang sama, sedangkan pada sel manufacturing

mesin dikelompokkan dalam tiap tiap sel yang tergabung dalam part family

sehingga fungsi dari tiap sel itu berbeda beda.Keuntungan dalam menerapkan GT

ini adalah (Hadiguna, 2008).

Efisiensi mesin tinggi dengan pengelompokan mesin secara optimal

Aliran proses kerja menjadi lancar dengan perpindahan material handling

lebih pendek

Meminimalkan adanya material wip dan lead time dengan pengelompokan

kemiripan proses dalam part family

Mengurangi man power

Manfaat dari penggunaan group technology dalam industri manufaktur adalah.

a. Produksi

- Meminimalkan biaya perpindahan material

- Aliran proses produksi menjadi teratur

- Meminimalkan stok material

- Mengurangi kelengkapan fasilitas produksi seperti konveyor dan alat bantu

yang lain

b. Kegiatan Penjadwalan Produksi

- Memudahkan dalam membuat jadwal produksi

- Memudahkan pengontrolan

- Kualitas mutu produk terjaga

Page 29: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Karakteristik dari proses desain yang dapat dijadikan pedoman dalam

mengelompokkan dalam sel manufacturing adalah (Hadiguna, 2008).

1. Karakteristik Desain

- Bentuk luar dan dalam material

- Toleransi

- Panjang dan diameter

- Fungsi dari komponen

2. Karakteristik Proses

- Proses mayor dan minor

- Urutan proses dan waktu

- Kapasitas produksi

- Ukuran palet, tool serta kebutuhan yang sama

Terdapat dua metode dalam pendekatan group technology yaitu (Kusiak, 1990).

1. Klasifikasi

Pada klasifikasi ini semua part dikelompokkan berdasarkan ke dalam sel yang

mempunyai kemiripan desain. Yang termasuk dalam klasifikasi adalah.

a. Metode Visual

Pada metode ini menerapkan sebuah prosedur yang mengarah pada semi

sistematik, yang mana teknik pengelompokan didasarkan pada persamaan

pada dimensi geometri.

b. Metode Coding

Metode coding adalah pengelompokan dalam sel yang didasarkan pada

dimensi geometri serta kekompleksitasnya, jenis material, serta finish

produknya. Pada metode ini tiap part yang diproses diberi tanda dengan

code alphabet, tiap kode menunjukkan bentuk partnya.

2. Sistem Cluster

Pada sistem ini part dikelompokkan kedalam sel yang mempunyai bentuk yang

sama. Dalam hal ini part dikelompokkan dalam sel yang tergabung dalam part

Page 30: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

family. Pada proses pengelompokan ini akan menghasilkan beberapa tata letak

yakni (Kusiak, 1990).

Tata letak mesin secara actual adalah pada tata letak ini mesin dilakukan

penyusunan kembali semua mesin yang ada.

Tata letak mesin secara logic adalah mesin digabung dalam sel mesin tanpa

merubah tata letak mesin. Teknik ini dilakukan apabila proses perubahan

tata letak mesin secara actual tidak bisa dilakukan.

2.2.4.1 Menentukan Koefisien Kemiripan Dalam Group Technology

Koefisien kemiripan ditentukan oleh nilai koefisien, apabila nilai koefisien

semakin besar ini menunjukkan bahwa terdapat kemiripan antara produk dengan

mesin. Untuk membuat sel koefisien kemiripan menggunakan beberapa langkah

sebagai berikut.

Membentuk matrix koefisien kemiripan dengan membuat incidence matrix

antar mesin satu dengan mesin yang lain serta model yang satu dengan

model yang lainnya, pilih yang memiliki kemiripian terbesar gabung dalam

satu sel. Sehingga terbentuk sel - sel mesin dan produknya. Terdapat

metode similary coefficient method yang dipakai dalam menyelesaikan

masalah formasi sel yang terbentuk yang lebih mudah dalam

perhitungannya (Singh, 1996). Metode ini dalam bentuk matrix yang tidak

memerlukan metode visual dalam pengelompokan mesin dan part family.

Langkah – langkah dalam menyusun similary cosfficient matrix dalam menyusun

kelompok sel mesin adalah.

- Buatlah incidence matrix masukkan data proses material sesuai urutan

proses dengan format tabel mesin dan model part (M X P) dengan inisial 0

atau 1. Yang mana 1 jika part tersebut diproses pada mesin dan 0 jika part

tidak diproses pada mesin tersebut.

- Hitung incidence matrix mesin dengan part, kemudian buatlah kedalam

matrix mesin x mesin dan part x part.

- Membuat dendogram yang menggambarkan persamaan mesin atau

komponen dalam sel.

- Buatlah sel mesin kedalam part family.

Page 31: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

2.2.4.2 Algoritma Average Linkage Clustering (ALC)

ALC salah satu metode membentuk koefisien kemiripan dengan berdasar pada

nilai rata – rata yang diperoleh dari kesamaan semua part dengan dua kelompok

suatu mesin (Hadiguna, 2008).

Langkah – langkah dalam membentuk ALC adalah (Hadiguna, 2008).

- Menghitung nilai maksimum dari koefisien kemiripan mesin Sij dengan

rumus sebagai berikut.

10,

sijcba

asij ……………………………………………...(2.1)

Dimana.

Sij = Koefisien kemiripan mesin i dengan mesin j

a = Jumlah part diproses mesin i dan mesin j

b = Jumlah part diproses mesin i

c =Jumlah part diproses mesin j

- Menetapkan nilai maksimum pada matrix hasil perhitungan, hasil yang

paling besar itu digabungkan kedalam satu sel. Pada setiap penghitungan

akan didapatkan kelompok mesin baru dengan menggabungkan nilai

maksimum tersebut. Buat kelompok mesin baru selanjutnya dengan

menghitung persamaan mesin baru yang baru didapat dengan mesin yang

lainnya dengan menggunakan rumus.

NwNv

jevjewAS

.

………………………………………………...(2.2)

- Hentikan penghitungan jika semua mesin sudah digabungkan dalam sel,

jika belum maka lakukan penghitungan sampai semua mesin digabungkan

ke dalam sel.

Page 32: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

GU

DA

NG

BA

HA

N B

AK

U

GU

DA

NG

PR

OD

UK

JA

DI

Mesin

Bubut

Mesin

Perata

Mesin Perata

Pengelasan

Mesin

Bubut

Mesin Mesin

Mesin

Bubut

Mesin Gerindra

Perakitan

Mesin

Pengecatan

Perakitan

Pengecatan

Gambar 2.4 Tata Letak Group Technology Layout

2.3 Tujuan Perancangan dan Pengaturan Fasilitas

Tujuan dari perancangan dan pengaturan ini adalah untuk mengoptimalkan

personil, menaikkan kapasitas, memperpendek lead time produksi

mengoptimalkan mesin serta perpindahan langsung material antar proses. Dengan

demikian proses produksi berjalan secara optimal.

Beberapa keuntungan tata letak pabrik yang baik adalah sebagai berikut

(Apple,1990).

Menaikkan output produksi

Penyusunan tata letak yang optimal akan menaikkan out put dengan jam

operasi mesin machine hours yang berkurang dengan biaya produksi yang

lebih kecil.

Mengurangi waktu tunggu (delay time)

Mengurangi perpindahan material (material handling)

Penyusunan tata letak harus meminimumkan jarak perpindahan material

dalam proses produksi untuk menekan biaya perpindahan material.

Penggunanaan fasilitas mesin, gedung dan lainnya secara optimum

Tata letak antar department diatur jaraknya untuk penghematan ruangan.

Seperti department yang banyak mesin dan tempat stok poin material.

Mengurangi work in process

Page 33: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Proses manufakturing yang lebih singkat

Mengurangi resiko bagi kesehatan dan keselamatan kerja dari operator

Memperbaiki moral dan kepuasan kerja

Mempermudah pengawasan

2.4 Pola Aliran Bahan Untuk Proses Produksi

Merupakan pola aliran yang digunakan untuk mengatur aliran bahan dalam proses

produksi yang terdiri dari berbagi tipe sebagi berikut.

Straight line

Serpentine atau zig-zag (S-Shaped)

U-Shaped

Circular

Odd angle

2.4.1 Straight Line

Pola aliran ini berbentuk garis lurus atau straight line biasanya digunakan dalam

proses produksi yang berlangsung singkat dengan aliran proses yang sederhana

dengan beberapa komponen atau peralatan produksi. Pada pola aliran bahan ini

memberikan keuntungan.

Jarak terpendek antara dua titik antar mesin

Proses produksi berdasar garis lurus dimulai dari mesin nomor satu sampai

pada mesin yang terakhir.

Jarak perpindahan bahan (handling distance) secara total akan kecil dengan

jarak antar mesin dibuat sependek - pendeknya. Contoh pola aliran

straight line sebagai berikut.

11 12 1413 15 16

Gambar 2.5 Straight line

Page 34: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

2.4.2 Serpentine atau Zig-Zag (S-Shaped)

Pola aliran ini dibuat dalam bentuk garis - garis patah sehingga dapat memberikan

aliran proses produksi lebih panjang dengan luas area yang sempit. Pada proses

pembuatan aliran bahan dibuat berbelok untuk membuat lintasan menjadi lebih

panjang sehingga aliran bahan ini menghemat space area dan mengoptimalkan

area yang ada. Dengan demikian jarak perpindahan menjadi lebih pendek. Berikut

contoh aliran serpentine.

1

1 1

1

1

11

2

4

3

5

6

Gambar 2.6 S-Shaped

2.4.3 U-Shape

Pola aliran dengan bentuk U- Shaped digunakan dalam proses produksi dengan

proses akhir berada pada lokasi yang sama yaitu di lokasi awal proses produksi.

Dengan menerapkan pola aliran bahan ini akan memberikan kemudahan dalam

fasilitas transportasi serta pengontrolan terhadap keluar masuknya material.

1

1 1

1

1

11

6

2

5

3

4

Gambar 2.7 U-Shaped

2.4.4 Circular

Pola aliran bahan ini dibuat berbentuk lingkaran dengan hasil proses akhir material

kembali pada titik awal aliran proses produksi. Pada umumnya pola aliran ini

sudah direncanakan untuk penerimaan dan proses pengiriman material berada pada

lokasi yang sama dalam department. Pada pola aliran ini digunakan untuk

membuat aliran proses yang panjang dengan penggunaan luas area yang sempit,

Page 35: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

sehingga dengan aliran berbentuk circular bisa menghemat penggunaan space area

yang terbatas. Contoh aliran circular.

12

15

11

14

13

16

Gambar 2.8 Circular

2.4.5 Odd-Angle

Pola aliran bahan Odd-Angle memberikan lintasan yang pendek dengan

ketersediaan area yang sempit. Pola ini diterapkan untuk proses produksi dengan

kondisi sebagai berikut.

Untuk memperoleh lintasan yang pendek dari pengelompokan proses

dengan area yang berkaitan

Perpindahan material handling berjalan mekanis.

Keterbatasan area yang tersedia sehingga jenis aliran bahan yang lain tidak

bisa diterapkan

Menghendaki pola aliran bahan tetap dari fasilitas produksi yang ada.

11

12

13

14

15

16

Gambar 2.9 Aliran Odd Angle

Page 36: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

2.5 Jenis-Jenis Ukuran Jarak

Terdapat beberapa jenis ukuran jarak yang yang digunakan dalam perancangan

fasilitas diantaranya sebagai berikut.

2.5.1 Euclidean

Pengukuran jarak Euclidean dilakukan dengan menarik garis lurus antar pusat

fasilitas satu dengan pusat fasilitas yang lain. Pada sistem pengukuran jarak ini

paling umum digunakan karena lebih mudah dipahami serta mudah digambarkan.

Untuk menghitung jarak dengan euclidien menggunakan rumus sebagai berikut.

5,022 )()( yjyixjxidij ……………………………………………….(2.3)

xi Koordinat x pada pusat fasilitas i

yj Koordinat y pada pusat fasilitas j

dij Jarak antara pusat fasilitas i dan j.

2.5.2 Rectilinear

Jarak rectilinear juga sering dikenal dengan jarak Manhattan, dengan megukur

jarak secara garis lurus. Pengukuran ini sering digunakan karena mudah dipahami,

mudah dalam perhitunganya serta mudah disesuaikan dalam beberapa masalah.

Misalnya jarak antar kota, jarak antar fasilitas yang mana perpindahanya secara

garis lurus. Untuk menentukan jarak berdasarkan reclinear dengan menggunakan

rumus sebagi berikut.

yjyixjxidij ......................................................................................(2.4)

xi Koordinat x pada pusat fasilitas i

yj Koordinat y pada pusat fasilitas j

dij Jarak antara pusat fasilitas i dan j

2.5.3 Squared Euclidean

Pada penentuan jarak ini diperoleh dengan mengkuadratkan bobot terbesar antar

dua fasilitas yang saling berdekatan. Metode ini relatif untuk beberapa masalah

yang berkaitan dengan penentuan jarak dengan squared euclidean. Untuk

menentukan jarak dengan squared euclidean menggunakan rumus sebagai berikut.

Page 37: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

2

2

2 )()( yyxxd ijiij ...........................................................................(2.5)

xi Koordinat x pada pusat fasilitas i

yj Koordinat y pada pusat fasilitas j

dij Jarak antara pusat fasilitas i dan j

2.6 From To Chart

From To Chart merupakan suatu teknik dalam perancangan tata letak mesin serta

pemindahan bahan dalam suatu proses produksi. Metode ini sering digunakan

dalam suatu sistem produksi yang mana produk mengalir melalui beberapa proses

dengan jumlah variasi produk yang banyak seperti sistem job shop dan lain lain.

Angka yang terdapat dalam tabel FTC merupakan hasil perhitungan dari total

beban yang dipindahkan antar mesin. Metode ini termasuk dalam metode yang

bersifat kuantitatif yang menganalisis perpindahan bahan berdasarkan jumlah

beban material yang dipindahkan dalam bentuk satuan unit. Dalam perhitungan

FTC terdiri dari beberapa ilterasi yang mana setiap ilterasi memiliki total beban

yang dipindahkan. Setelah dilakukan beberapa ilterasi dipilih salah satu ilterasi

yang memiliki total beban terendah yang menunjukkan aliran proses yang paling

optimum. Data yang dibutuhkan dalam membuat from to chart antara

lain,(Heragu, 2008).

- Jarak perpindahan antar department

- Jumlah perpindahan kuantitas antar department

- Berat yang dipindahkan per periode

- Kombinasi dari jumlah, waktu, berat dan jarak yang menjadi momen

perpindahan per periode.

2.7 Kapasitas

Hubungan antara kapasitas dengan demand atau permintaan produksi adalah

sangat penting. Karena permintaan produksi mencerminkan berapa jumlah yang

diproduksi perusahaan dan untuk memenuhi jumlah tersebut tergantung pada

kemampuan kapasitas untuk menghasilkan produk secara maksimum.

Page 38: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

2.7.1 Pengertian Kapasitas

Kapasitas merupakan kemampuan dari sebuah line produksi untuk memproduksi

barang yang terdiri dari pekerja dan fasilitas produksi, biasanya dalam satuan

(unit, ton, meter, waktu standar dan lain-lain) per satuan waktu (Heizer, 2004).

Terdapat beberapa definisi kapasitas antara lain.

Kapasitas Teoritis (Theoritical Capacity), merupakan kapasitas yang

mungkin bisa dicapai dengan kondisi yang ideal. Sebagai contoh : suatu

line produksi terdiri dari 2 mesin dengan kondisi produksi normal selama 8

jam/hari, 5 hari/minggu, dengan begitu kapasitas teoritisnya 2 x 8 x 5 = 80

jam/minggu.

Kapasitas Aktual (Actual Capacity), merupakan jumlah output produksi

yang dicapai dengan beban kerja normal.

Kapasitas Normal (Normal Capacity), kapasitas yang ditetapkan

perusahaan dalam suatu line produksi dengan mengoptimalkan semua

fasilitas produksi untuk menjadi dasar dalam menentukan biaya produksi.

2.7.2 Hambatan Perusahaan Berhubungan Dengan Kapasitas

Stasiun Bottleneck merupakan stasiun dengan kapasitas yang sesuai ataupun

kurang dari kapasitas permintaan yang dicapai. Sedang stasiun non bottleneck

merupakan stasiun dengan kapasitas melebihi permintaan yang menjadi target

stasiun tersebut (Ristono, A., 2010).

Stasiun bottleneck menyebabkan adanya penumpukan material bila terjadi

peningkatan produksi. Dalam hal ini bottleneck dapat berupa mesin, operator serta

fasilitas produksi lainnya. Sedang untuk sumber daya non bottleneck bila

berproduksi secara terus menerus maka produk yang dihasilkan akan melebihi

produk yang diperlukan. Dengan kata lain pada stasiun nonbottleneck terdapat

sumber daya yang menganggur yang menimbulkan idle time.

2.7.3 Perumusan Kapasitas Produksi & Jumlah Mesin

Perumusan kapasitas produksi ini berkaitan dengan perencanaan kebutuhan mesin

yang diperlukan sesuai dengan jumlah permintaan produksi.

Page 39: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Penentuan jumlah mesin dalam sebuah lantai produksi memerlukan beberapa

informasi antar lain.

Volume produksi

Waktu kerja standard sesuai proses mesin

Jam kerja produksi

Efisiensi mesin produksi

Rumus umum dalam menentukan jumlah mesin serta operator yang diperlukan

dalam aktivitas operasi adalah sebagai berikut (Wignjosoebroto, S., 2003).

ED

PTN

..60

. .......................................................................................................(2.6)

Keterangan.

N = Jumlah mesin atau operator dalam lantai produksi

P = Jumlah produk yang harus dihasilkan tiap mesin per periode waktu kerja

T = Total waktu yang dibutuhkan untuk proses operasi produksi yang

diperoleh dari hasil time study atau perhitungan secara teoritis (menit/unit

produk)

D = Jam kerja operasi mesin yang tersedia, dimana untuk satu shift kerja D

8 jam/hari, dua shift kerja D = 16 jam/hari, dan tiga shift kerja D = 24

jam/hari.

E = Faktor efisiensi kerja mesin yang disebabkan oleh adanya set up, break

down, repair atau hal-hal lain yang menyebabkan terjadinya idle. Nilai

yang dipakai dalam perhitungan ini sekitar 0,8 – 0,9.

Sedang untuk penentuan kapasitas produksi yang dihasilkan per periode waktu

kerja, yaitu.

T

NEDP

...60 ......................………………………………………………….(2.7)

2.8 Penetapan Luas Area

Perancangan tata letak pabrik pada dasarnya adalah bagaimana menempatkan

berbagai fasilitas produksi yang terdiri dari penetapan luas area yang diperlukan

Page 40: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

untuk menempatkan mesin, menempatkan material proses, kelonggaran operator

dalam bergerak serta fasilitas lainnya. Secara umum terdiri dari tiga area yang

harus ditetapkan antara lain.

Area untuk penempatan mesin beserta peralatan produksi

Area untuk penempatan material

Area untuk fasilitas produksi lainnya

Perancangan tata letak mesin beserta fasilitas produksi lainnya diberikan

kelonggaran atau allowance sebagai ruang gerak operator serta jarak antar mesin.

Kelonggaran ini bertujuan untuk memudahkan aktivitas operator dalam

pemindahan material, penyimpanan tool produksi, aktivitas perawatan mesin

maintenance, serta ruangan lainnya seperti ruangan atasan. Dalam menyusun

ruangan tool dan ruangan atasan juga harus diperhatikan karena ruangan ini

berhubungan erat dengan penyimpanan peralatan produksi. Sedang untuk

penyimpanan material dan fasilitas pemindahan material disesuaikan dengan

produk yang dihasilkan. Untuk penyimpanan material yang bertumpuk maka

dimensi tinggi harus diperhatikan karena mempengaruhi area yang dibutuhkan.

Luas area yang diperlukan dalam aktivitas produksi merupakan total keseluruhan

dari semua line produksi yang ada. Untuk itu dalam perancangan tata letak mesin

diperlukan kelonggaran untuk area jalan utama maupun jalur antar department

yang menghubungkan dengan department lainnya.

Tabel 2.1 Contoh Lembar Perhitungan Area

1 2 3 4 10 11 12

No Depart

ment

Uru

tan

Mesin 5

A1

6

A2

7

A3

8

A4

9

Total(A1

+A2+A3+

A4)

Total

X

150%

Jumlah

Mesin

Total

Luas

Area

Area

Page 41: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Metode pengisian kolom pada perhitungan luas area yang dibutuhkan seperti di

bawah ini.

Memasukkan data sesuai dengan peta proses (data berupa production

ruting atau yang sama seperti ini, kedalam kolom nomor 1,2,3 dan 4.

Kolom nomor 1 adalah nomor urutan proses yang berdasarkan dengan

langkah operasi yang dilakukan, untuk kolom no 2 adalah berisi proses

mesin atau department dimana operasi dilakukan. Selanjutnya nomor

operasi yang menjadi kode proses ditulis pada kolom 3, sedang nomor

mesin atau peralatan kerja yang digunakan beserta spesifikasinya ditulis

pada kolom 4.

Kemudian memasukkan data berupa estimasi data dari luas area yang

dibutuhkan untuk tiap - tiap stasiun kerja ini ke dalam kolom 5,6,7 dan 8

(data dalam satuan luas m2), yang diperoleh dengan melakukan

perhitungan sebagai berikut .

Kolom 5 : Berasal dari hasil perkalian antara panjang x lebar dari mesin

yang dipasang. Apabila sebuah mesin memiliki bentuk yang kompleks atau

tidak simetris maka ukuran yang diambil adalah yang paling maksimum

yang digunakan. Begitu juga bila terdapat bagian dari mesin dalam

melakukan operasinya harus bergerak bebas maka dimensi dari pergerakan

tersebut juga harus diperhitungkan.

Kolom 6 : Berisi hasil perkalian antara panjang x lebar fasilitas penunjang/

pelengkap dari proses produksi seperti meja ukur operator, conveyor, kotak

tool dandori dan sebagainya.

Kolom 7 : Berisi panjang atau lebar maksimum dari mesin yang

dipergunakan dikalikan dengan 1 meter. Hasil perkalian ini diperlukan

untuk memberikan ruang gerak bagi operator saat melakukan proses.

Kolom 8 : Berisi panjang x lebar yang menjadi area untuk meletakkan

bahan material dan area untuk meletakkan produk jadi setelah proses. Pada

area ini dapat berupa seperti box, palet dan lain-lain. Selanjutnya

jumlahkan semua data perhitungan yang telah dilakukan pada kolom 5,6,7

dan 8 tersebut. Kemudian hasilnya masukkan ke dalam kolom 9. Hasilnya

merupakan sub total dari luas area tiap mesin.

Page 42: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Kemudian dari hasil kolom 9 dikalikan 150%. Hal ini dilakukan untuk

memberikan kelonggaran area tambahan bagi keperluan pemindahan

bahan, perawatan mesin (maintenance) serta gerakan perpindahan yang

cukup leluasa bagi operator. Masukkan hasil yang telah diperoleh ini

kedalam kolom berikutnya yaitu kolom 10.

Kolom 11 : Berisi data yang berupa jumlah mesin dari masing-masing jenis

mesin yang dibutuhkan untuk proses produksi yag diperoleh dari hasil

perhitungan sebelumnya dengan angka yang terdapat dalam kolom 10 dan

kemudian catat hasilnya di dalam kolom 12 (Apple, James M.,1990).

2.9 Peta Proses Operasi / Operation Process Chart

Peta proses operasi merupakan diagram yang menunjukkan keseluruhan aliran

proses operasi, inspeksi, kelonggaran, dan material yang digunakan dalam proses

produksi dimulai dari awal bahan baku menjadi produk jadi. Pada diagram ini

garis vertikal menunjukkan aliran proses sedang garis horizontal menunjukkan

adanya material yang akan dirangkai dengan komponen lain sehingga menjadi

produk jadi. Terdapat dua simbol yang digunkan dalam peta proses operasi antara

lain sesuai standar American Society of Mechanical Engineers pada tahun 1947

(Nible’s Methode Standards And Design, Mcgrawhill, 2003) .

Gambar 2.10 Lambang Peta Proses Operasi

2.10 Flow Proses Operasi / Flow Process Chart

Secara umum flow process chart menggambarkan lebih detail dari operation

process chart. Dimulai dari urutan operasi, inspeksi, transportasi / perpindahan

material, menunggu dan penyimpanan. Dalam proses produksi setiap alirannya

memberikan informasi terhadap waktu, jarak, operator, serta alat kelengkapan

produksi. Flow process chart mempunyai berbagai kegunaan antar lain.

Page 43: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Untuk mengetahui aliran bahan dari proses awal sampai menjadi produk

jadi

Untuk mengetahui total waktu dalam suatu proses produksi

Mengetahui jumlah operasi serta operasi lainnya dalam proses produksi

Dari gambaran aliran proses secara lengkap, diagram ini dapat

mempermudah dalam melakukan analisa terhadap ketidakefisienan dalam

proses sehingga dapat menjadi alat bantu dalam melakukan perbaikan

suatu proses.

Berikut simbol flow process chart standar ASME 1947 (Nible’s Methode Standard

and Work Design, Mc Graw Hill, 2003) .

No Lambang Makna Penjelasan

1 OperasiProses operasi menunjukan bahan baku melalui

sebuah proses sehingga mengalami perubahan

bentuk berupa fisik dan kimiawi

2 Inspeksi Kegiatan inspeksi dilakukan pada benda kerja sesuai

dengan dimensi kualitas maupun kuantitas

3 TransportasiTransportasi menunjukan adanya perpindahan bahan

maupun peralatan produksi. Proses perpindahan ini

bukan bagian dari sebuah proses operasi

4 Menunggu Menunggu dilakukan bila benda kerja, pekerja dan

peralatan kerja tidak melakukan proses apapun

5 Penyimpanan

proses penyimpanan dilakukan bila proses operasi

telah selesai dan produk jadi disimpan dalam waktu

tertentu.

Gambar 2.11 Lambang Flow Proses Operasi

Page 44: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Tahapan sistematis penelitian dibentuk dalam sebuah flow chart proses penelitian

seperti gambar di bawah ini.

Gambar 3.1 Alur Metode Penelitian

Observasi Awal

Melakukan pengamatan secara langsung

di gedung machining gear before.

Identifikasi Masalah

Membuat perumusan masalah yang

menjadi objek penelitian.

Merumuskan tujuan serta batasan dalam

penelitian

Studi Pustaka

Mencari literature study sebagai referensi

dalam penelitian.

Landasan teori tentang tata letak pabrik,

group technology sel manufacturing,

Pengumpulan dan pengolahan data

Pengumpulan data demand, jumlah mesin,

jumlah model, urutan proses, layout awal

Analisis dan perbaikan

Melakukan analisis dengan data yang

diperoleh dalam penelitian

Merumuskan usulan perbaikan melakukan

evaluasi terhadap kondisi awal.

Simpulan dan saran

OBSERVASI

AWAL

IDENTIFIKASI

MASALAH

STUDI PUSTAKA

PENGUMPULAN

DAN

PENGOLAHAN

DATA

ANALISA DAN

PERBAIKAN

SIMPULAN DAN

SARAN

Page 45: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

3.2 Penelitian Pendahuluan

Penelitian ini dilakukan di machining gear before dengan melakukan pengamatan

secara langsung untuk menentukan permasalahan yang terjadi saat ini. Perusahaan

yang menjadi objek penelitian adalah PT Y yang bergerak dibidang otomotif yang

memproduksi gear tranmision sepeda motor. Adanya peningkatan produksi

membuat kapasitas produksi juga mengalami peningkatan, hal ini juga berdampak

pada meningkatnya biaya produksi. Kenaikan upah 30% tahun 2014 dan adanya

kebijakan dari YMC menjadikan PT.Y sebagai global model pemasok utama gear

tranmision membuat perusahaan melakukan improvement dalam proses produksi

agar dapat menekan biaya produksi serta tercapai target produksi. Kondisi saat ini

proses aliran produksi secara job shop, dengan penempatan mesin secara

departmental layout. Dengan banyaknya variasi produk yang dibuat membuat

aliran proses tidak teratur sehingga membuat momen perpindahan meningkat

dikarenakan adanya aliran jumping proses serta aliran backward sehingga jarak

perpindahan material yang jauh, dengan demikian tidak tercapai fleksibilitas

produksi. Dari 95 komponen yang diproduksi saat ini mempunyai karakteristik

kemiripan model dan proses.

3.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil dari penelitian pendahuluan tata letak mesin sangat berpengaruh

pada momen perpindahan material dikarenakan jarak perpindahan material yang

jauh dengan aliran proses yang tidak fleksibel. Untuk itu dalam penelitian ini akan

dilakukan perancangan ulang proses dengan mengelompokkan mesin dan model

ke dalam bentuk sel dengan pendekatan sel manufacturing yang merupakan salah

satu implementasi dari group technology dengan mengelompokkan berbagai mesin

dan produk ke dalam sel manufacturing process yang mempunyai karakteristik

sama.

3.4 Perumusan Masalah

Penelitian perancangan tata letak mesin dengan mengelompokkan berbagai mesin

dan produk dalam sebuah sel ini diharapakan dapat memperoleh layout yang

Page 46: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

optimal yang menurunkan momen perpindahan material sehingga dapat

menyelesaikan permasalahan yang dihadapi perusahaan.

3.5 Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan bahan bacaan baik dari buku

maupun dari sumber yang lain, yang berkaitan dengan objek penelitian untuk

dijadikan sebagai literature dalam penelitian.

3.6 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk menunjang dalam menyelesaikan masalah

yang dihadapi. Beberapa data yang diperlukan antara lain.

3.6.1 Metode Observasi

Metode ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung yang menjadi objek

penelitian. Adapun data yan diperlukan antara lain.

- Jenis dan model yang diproduksi saat ini

- Jumlah mesin yang ada pada saat ini

- Data waktu baku dari tiap produk

- Aliran proses produksi

- Data demand tahun 2015

- Data berat material berdasarkan lot card mesin

3.7 Pengolahan Dan Analisis Data

Pada bagian ini menjelaskan bagaimana mengolah data dan analisis data untuk

membuat rancangan tata letak mesin ke dalam bentuk sel manufacturing di gear

machining before adalah sebagai berikut.

A. Kondisi Awal Tata Letak Mesin / Fasilitas Saat Ini

- Pada tahap ini pengolahan data yang dilakukan adalah membuat gambar

tata letak mesin sesuai yang ada pada kondisi saat ini.

- Mengumpulkan data berat material sesuai lot card mesin

- Menghitung momen perpindahan material

- Menghitung jumlah mesin pada saat ini

Page 47: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

B. Tata Letak Usulan

- Dengan pendekatan group technology dalam tata letak usulan pembuatan

tabel inciden matrix semua model yang diproduksi saat ini dan mesin yang

ada pada saat ini. Tabel ini menunjukkan antara model dengan mesin yang

dilewati proses tersebut.

- Penghitungan koefisien kemiripan antar mesin dengan komponen dengan

ALC ( Algoritma Average Linkage Clustering) dengan cara sebagai berikut

.

Dengan menggunakan rumus (2.1) menghitung nilai maksimum

tingkat kemiripan antar mesin.

Menetapkan nilai maksimum dalam matrix kemudian

menggabungkan nilai maksimum tersebut dalam satu sel.

Buat kelompok mesin baru dengan menggunakan rumus (2.2) untuk

mencari persamaan mesin dengan sel baru.

Hentikan perhitungan bila semua mesin berhasil digabungkan.

Mengelompokkan mesin dengan model dalam sel yang terbentuk

dari hasil ALC.

- Pembuatan gambar tata letak usulan sebanyak tiga alternatif sebagai

berikut.

Alternatif pertama dengan hasil ilterasi ALC yang dilakukan

sebelumnya dibentuk dalam sel.

Alternatif kedua mengembangkan sel pertama berdasarkan metode

coding dengan mengelompokkan berdasarkan kesamaan mesin dan

dimensi geometri.

Alternatif ketiga dengan mengembangkan sel kedua berdasarkan

metode coding dengan mengelompokkan kesamaan mesin, dimensi

geometri dan finish proses dari tiap model yang bisa dibentuk

menjadi sel baru.

- Penghitungan kebutuhan mesin dan momen perpindahan material tata letak

usulan.

Page 48: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

3.8 Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan berisi jawaban yang menjadi fokus tujuan dari penelitian. Dan

memberikan saran yang berkaitan dengan penelitian kepada perusahaan.

Tujuan

Perancangan ulang tata letak mesin dengan mengelompokan mesin

ke dalam sel untuk menurunkan perpindahan material

Identifikasi Masalah

Layout tata letak mesin gear machining

Demand 2015

Studi

pustaka

Observasi

Cycle time

proses

Urutan

proses

Layout

awal

Perhitungan momen perpindahan material awal

Nama

model

Jumlah

model

Karakteristik

mesin dan model

Pembuatan inciden matrix awal

Pembuatan sel mesin dan komponen pendekatan ALC

Pembuatan layout usulan berdasar hasil ilterasi

ALC

Penghitungan momen dan kebutuhan mesin layout

usulan

Membentuk tiga alternatif layout untuk dipilih dengan momen

perpindahan material terkecil

Bisa penelitian

lanjutan ?Selesai

Gambar 3.2 Frame Work Penelitian

Tidak

Ya

Page 49: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

BAB IV

DATA & ANALISIS

4.1 Gambaran Produk Secara Umum

Salah satu bagian terpenting dalam kendaraan bermotor adalah sistem tranmisi.

Fungsi dari tranmisi itu sendiri adalah sebagai sistem pengatur tingkat laju

kecepatan kendaraan bermotor. Sistem tranmisi kendaraan bermotor terbagi

menjadi dua berdasarkan sistem kerjanya yaitu sistem tranmisi otomatis dan

sistem tranmisi manual. Rangkaian tranmisi manual berbentuk lurus pada roda

giginya yang terdiri dari axle main dan drive axle, yang mana untuk tiap bagian

tersebut masih dilakukan proses assembly dengan gear yang digabung sehingga

menjadi satu set rangkaian tranmisi. Untuk axle main diassembly dengan gear

pinion dan untuk drive axle diassembly dengan gear wheell. Sedang untuk

rangkaian tranmisi automatic terdiri dari rangkaian gear yang berbentuk helix

yang miring pada roda giginya.

Axle

Gear

Gambar 4.1 Model Gear PT Y.

4.2 Proses Machining

Proses machining merupakan proses pembubutan material untuk membentuk

bagian luar dan bagian dalam material yang diproses sehingga terbentuk sebuah

gear sesuai model yang diinginkan. Tahapan proses machining tediri dari

beberapa proses antara lain sebagai berikut.

Page 50: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

4.2.1 Proses Turning

Proses ini merupakan proses pembubutan material untuk pembentukan

permukaan material. Pada proses ini material dicekam menggunakan clam

kemudian berputar bergerak mendekati chip / cutter berfungsi untuk membentuk

diameter luar.

4.2.2 Proses Broching

Broching merupakan proses pembentukan lubang atau alur pada diameter dalam

material. Pada proses ini material dicekam dengan jig kemudian cutter brouch

bergerak berputar dari atas ke bawah tepat pada center material sehingga

diameter dalam material terbentuk.

4.2.3 Proses Hobbing

Proses hobbing merupakan proses pembentukan gear pada material sesuai model

yang buat. Pada proses ini material dimasukan dalam jig kemudian dipasang pada

center dalam mesin. Proses pembentukan gear dilakukan dengan cutter yang

berputar memotong material yang juga berputar pada center.

4.2.4 Proses Shaving

Proses shaving merupakan kelanjutan dari proses hobbing yaitu menghaluskan

permukaan bentukan gear hobbing menjadi lebih halus pada profil gear.

4.2.5 Proses Center hole

Proses center hole adalah proses pembuatan lubang material pada sumbu model

axle. Proses ini dengan menggunakan mesin drill yang sejajar dengan sumbu axle

berputar melubangi axle tersebut.

4.2.6 Proses Oil hole

Proses ini bertujuan untuk membuat lubang oli pada permukaan material axle.

Proses ini menggunakan driiling menembus permukaan axle sampai pada lubang

center hole sehingga oli bisa keluar dari center hole ke oil hole. Dalam proses ini

Page 51: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

axle diletakkan pada centering kemudiam drilling berputar melubangi permukaan

axle sampai tembus pada center hole.

4.2.7 Proses Reaming

Proses ini memperbesar lubang center hole sehingga menjadi bulat dan halus.

Pada proses ini hanya dilakukan pada model axle tertentu yang diameter center

holenya tidak tembus.

4.2.8 Proses Thread Rolling

Proses thread rolling adalah proses pembentukan ulir pada material axle.

Pembentukan ini dilakukan dengan dua buah roller yang berbentuk ulir yang

berputar, sehingga ketika roller berputar ulir akan terbentuk pada axle.

4.2.9 Proses Involute

Proses involute adalah proses pembentukan serration pada permukaan material

axle. Pada proses ini hanya model axle tertentu yang melalui proses involute.

Pembentukan serration dilakukan menggunakan dua buah roller yang berputar

memutar material sehingga terbentuk involute pada permukaan material.

4.3 Data Umum Perusahaan

Dari hasil pengumpulan data yang diperoleh dari hasil pengamatan adalah sebagai

berikut.

4.3.1 Data Demand dan Jumlah Mesin

Penelitian ini menggunakan data demand tahun 2015 dari bulan Januari s/d bulan

Desember dengan diambil paling tertinggi dari tiap model yang diproduksi PT Y.

Dari data ini merupakan awal untuk melakukan perhitungan perpindahan momen

material saat ini sebelum melakukan perancangan ulang proses produksi gear

machining before. Dari data ini berjumlah 13 model yang sudah berbentuk set

assy, bila dijabarkan satu per satu model total model yang menjadi objek

penelitian adalah 95 model dalam bentuk komponen. Data yang diperoleh

awalnya dalam bentuk demand bulanan, kemudian karena penelitian ini

membutuhkan data demand dalam bentuk harian untuk itu dari data yang

Page 52: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

diperoleh dibagi dengan jumlah hari kerja ditiap bulannya yaitu 21 hari kerja.

Berikut adalah tabel demand dari tiap model / set tahun 2015 PT Y.

Tabel 4.1 Demand Produksi Gear Machining Before 2015

No Tipe Model Bulan Hari

1 Assy 5D7 11.692 557

2 Assy 3C1 39.500 1.881

3 Assy 5D9 13.196 628

4 Komponen BW 47.000 2.238

5 Assy 1ST 6.400 305

6 Assy 5HH 8.300 395

7 Assy 1DY 32.300 1.538

8 Assy 1S7 11.000 524

9 Assy 1WD 6.805 324

10 Assy 5TP 3.800 181

11 Assy MATIC 59.900 2.852

12 Komponen 50C CD 39.500 1.881

13 Komponen 1PA CD 72.700 3.462

Selanjutnya data mesin yang ada pada saat ini beserta jumlah dan ukuranya.

Adapun sistem saat ini dengan aliran job shop sehingga mesin yang ada saat ini

tata letak mesinya secara departmental layout yaitu mesin sejenis dalam satu

department, sehingga sesuai tabel di bawah ini menunjukkan di gedung gear

machining before heat treatment terbagi menjadi 13 kelompok mesin dengan

mesin involute gabung dengan mesin thread rolling.

Tabel 4.2 Jumlah dan Dimensi Mesin

Panjang Lebar

1 Turning Gear 80 3 1,5

2 Broching 15 1,5 1,3

3 Hobbing Gear 16 2,5 1,6

4 Shaper 14 2,5 2,5

5 Shaving 18 3,5 3,0

6 Turning Axle 36 3,0 1,5

7 Hobbing Axle 12 2,5 1,6

8 Center Hole 1 10 6,0 2,0

9 Center Hole 2 6 6,0 2,0

10 Oil Hole 10 2,5 1,5

11 Thread Rolling 4 1,6 1,6

12 Involute 3 2,5 1,7

13 Reaming 8 2,0 2,0

No MesinJumlah

(unit)

Ukuran (m)

Page 53: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Penyusunan tata letak saat ini berdasarkan departmental layout yaitu dengan

pengelompokan mesin yang sejenis dalam satu department.

4.3.2 Urutan Proses Operasi

Urutan proses operasi ini berguna untuk memberikan kemudahan bagi operator

produksi dalam melakukan proses produksi. Dari seluruh jumlah model yang ada

saat ini yaitu 95 model memiliki urutan proses yang berbeda – beda mesin antara

model satu dengan model yang lain. Urutan proses produk dapat dilihat di tabel

bawah ini.

Tabel 4.3 Urutan Proses Produk

B C D E F G H I J K L M N

1 5D7 10 1 2 3 4 5 6

2 5D7 13 1 2 3

3 5D7 14 1 2 3

4 5D7 16 1 2 3 4

5 5D7 26 1 2 3 4

6 3C1 10 1 2 3 4 5 6

7 3C1 12 1 2

8 3C1 13 1 2 3

9 3C114 1 2 3

10 3C1 15 1 2 3

NoMesin

Kode

Untuk melihat data urutan proses dari seluruh model dapat dilihat pada lampiran

1 urutan proses produk. Pada tabel di atas menerangkan urutan proses dari awal

ditandai nomor satu kemudian untuk proses selanjutnya ditandai nomor dua dan

seterusnya tiap penambahan proses otomatis nomor bertambah sampai proses

berakhir. Untuk kode mesin sesuai dengan tabel di bawah ini.

Tabel 4.4 Kode Mesin Proses

No Mesin Kode

1 Stock Point 1 A

2 Turning Gear B

3 Turning Axle C

4 Broching D

5 Hobbing Gear E

6 Hobbing Axle F

7 Shaper G

Page 54: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Tabel 4.4 Kode Mesin Proses (Lanjutan)

No Mesin Kode

8 Shaving H

9 Center Hole 1 I

10 Center Hole 2 J

11 Reaming K

12 Oi1 Ho1e L

13 Thread Rolling M

14 Involute N

15 Stock Point 2 O

Penentuan kode mesin di atas digunakan untuk memudahkan dalam melakukan

langkah perhitungan selanjutnya tanpa menulis nama mesin tetapi hanya

menggunakan kode mesin.

4.3.3 Jam kerja

Jumlah jam kerja yang ditentukan di PT Y adalah sebanyak 1260 menit dalam

satu hari dengan hari kerja sebanyak 21 hari dalam tiap bulannya. Dalam satu hari

jam kerja dibagi menjadi tiga shift dengan rincian sebagai berikut.

Tabel 4.5 Pembagian Jam Kerja

shift 1 470 Menit

shift 2 410 Menit

shift 3 380 Menit

Total 1260 Menit

Jam kerja yang berlaku di PT Y adalah lima hari kerja dalam satu minggu dengan

rincian waktu kerja sesuai tabel di atas.

4.3.4 Data Aliran Proses dan Waktu Proses Produk

Data aliran proses merupakan data yang menjelaskan aliran proses dari tiap

model dari mesin satu ke mesin selanjutnya dimana masing masing model itu

mempunyai aliran proses yang berbeda – beda. Waktu proses yang menjadi objek

penelitian adalah model yang diproses saat ini yaitu sebanyak 13 model dengan

tiap model mempunyai bagian rangkaian tersendiri. Sehingga bila dipisahkan

menjadi 95 model yang mana dari tiap model mempunyai cycle time yang

berbeda – beda dan mesin proses yang berbeda pula. Data cycle time diproleh dari

Page 55: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

pihak terkait yang merupakan standar yang sudah ditentukan oleh bagian

production engineering yang terpasang pada setiap mesin. Berikut data cycle time

tiap model yang diproses saat ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.6 Cycle Time Proses Tiap Model

B C D E F G

1 5D7 10 1,70 0,65

2 5D7 13 1,30 0,48 1,28

3 5D7 14 1,30 0,48 1,03

4 5D7 16 1,56 0,48 0,35

5 5D7 26 1,36 0,35 1,14

6 3C1 10 1,42 0,60

7 3C1 12 0,74 0,19

8 3C1 13 1,30 0,48 1,28

9 3C1 14 1,30 0,48 1,10

10 3C1 15 1,10 0,32 0,30

No KodeC/T Mesin (menit)

Untuk data lengkapnya ada di lampiran 2 cycle time proses. Data cycle time ini

diperlukan untuk menentukan dalam perhitungan total waktu yang diperlukan

oleh tiap – tiap model dalam satu hari sesuai data demand masing – masing

model, sehingga dari perhitungan tersebut didapatkan total waktu dari seluruh

model sesuai dengan mesin yang di lalui dari tiap model tersebut. Dari total

waktu tiap mesin yang didapatkan dari proses perhitungan merupakan total waktu

mesin hour yang mana total waktu mesin hour merupakan total waktu yang

diperlukan oleh sebuah mesin untuk melakukan proses terhadap semua model

yang melewati proses tersebut.

4.3.5 Tata Letak Saat Ini

Tata letak mesin produksi saat ini dengan aliran proses job shop dengan

mengelompokkan mesin yang sama dalam satu department. Berkembangnya

teknologi membuat banyaknya model baru yang muncul, sehingga membuat

variasi produk bertambah semakin banyak yaitu dari 54 model menjadi 95 model,

yang memiliki karakteristik kemiripan proses yang hampir sama antar modelnya.

Sehingga membuat aliran proses menjadi tidak teratur. Banyaknya variasi produk

ini juga menambah jarak perpindahan material semakin jauh sehingga momen

Page 56: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

perpindahan material juga meningkat dikarenakan aliran proses yang panjang dan

tidak teratur. Aliran saat ini berdampak pada penumpukan material work in

process pada stok poin ditiap department. Dengan perpindahan material proses

yang jaraknya jauh berakibat meningkatnya momen perpindahan material proses

sehingga fleksibilitas serta efisiensi dalam proses tidak tercapai.

Gambar 4.2 Tata Letak Mesin Saat ini

Sesuai gambar tata letak saat ini contoh aliran proses seperti di bawah ini.

Model gear 1WD 3W dengan aliran proses A-B-E-H-O

Dari stok poin A menuju proses mesin B, karena tidak melalui proses

broching (D) sehingga langsung jumping proses dengan jarak yang jauh

ke mesin E, selanjutnya ke proses terakhir mesin H dan langsung ke stok

poin O.

Model matik 2D5 GPD dengan aliran proses A-C-F-H-N-O

Dari stok poin A menuju proses mesin C , selanjutnya mesin F, karena

proses ini melalui proses shaving di mesin H jarak perpindahan dari F ke

H jauh kemudian kembali lagi ke department sebelumnya atau aliran

backward ke mesin N kemudian langsung ke stok poin O.

D

G

I

J

L

K

M

B

C

E

H

F

N

O

O

A

Page 57: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

4.4 Pengolahan Data

4.4.1 Kondisi Saat ini

Proses penghitungan momen perpindahan material saat ini diawali dengan

membuat kelompok mesin yang digunakan untuk melakukan proses produksi dari

tiap tiap model. Data yang digunakan untuk membantu dalam melakukan

penghitungan ini adalah data urutan proses dan data demand tiap hari dari masing

– masing model. Sehingga dalam perhitungan momen perpindahan material

nantinya didapatkan jumlah total momen perpindahan material tiap hari dari

keseluruhan model yang mempunyai demand yang berbeda – beda. Berdasarkan

gambar tata letak mesin saat ini penghitungan dimulai dengan membuat koordinat

garis dari tiap – tiap pengelompokan mesin. Berikut koordinat kelompok mesin

dari tiap department seperti tabel di bawah ini.

Tabel 4.7 Koordinat Mesin dan Berat material Saat Ini

x y

1 A 174 315 0,300

2 B 536 443 0,200

3 C 499 212 0,250

4 D 789 444 0,200

5 E 1.219 475 0,150

6 F 867 249 0,150

7 G 1.147 536 0,150

8 H 1.214 361 0,100

9 I 558 78 0,200

10 J 882 79 0,200

11 K 841 158 0,100

12 L 685 218 0,100

13 M 994 158 0,100

14 N 958 179 0,100

15 O 1.743 247 0,100

No MesinKoordinat

Berat (kg)

Koefisien berat diambil dari data lot card material yang tersimpan dari masing –

masing mesin dengan tanpa memperhatikan model yang diproses. Untuk itu berat

material untuk semua model dianggap sama apabila melewati proses mesin yang

sama. Dari hasil pengumpulan data dari tiap mesin yang digunakan untuk

melakukan proses produksi saat ini seperti tabel di atas.

Page 58: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

4.4.2 Perhitungan Jarak Antar Mesin

Perhitungan jarak ini adalah perhitungan pergerakan perpindahan material dari

department satu ke department lain yang mana material berpindah dari mesin satu

ke mesin proses berikutnya yang menjadi urutan aliran proses material. Dalam

perhitungan jarak ini menggunakan metode rectilinier yaitu dengan rumus 2.4

seperti di bawah ini.

Koordinat A = (174,315)

Koordinat B = (536,443)

Jarak A-B yjyixjxi

443315536174

= 490

Tabel 4.8 Matrix Jarak Antar Mesin Saat Ini

Jarak A B C D E F G

A 0 490 428 744 1.205 759 1.194

B 0 267 254 715 526 704

C 0 521 982 405 971

D 0 461 273 450

E 0 577 133

F 0 566

G 0

Hasil matrix di atas menggambarkan jarak antar mesin dari mesin satu ke mesin

selanjutnya dalam aliran proses produksi. Data lengkap dapat dilihat di lampiran 3

matrix jarak antar mesin saat ini.

4.4.3 Perhitungan Perpindahan Kuantitas

Perpindahan kuantitas atau jumlah perpindahan material dari masing masing

model dari mesin satu ke mesin selanjutnya sesuai dengan demand dari tiap mesin,

karena dalam proses produksinya tidak ada scrap sehingga jumlah kuantitasnya

sesuai demand masing – masing model. Dapat dilihat tabel di bawah ini.

Tabel 4.9 Perpindahan Kuantitas Material Saat Ini

No Kode demand A B C D E F G

1 5D7 10 557 557 557 557

2 5D7 13 557 557 557 557 557

Page 59: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Tabel 4.9 Perpindahan Kuantitas Material Saat Ini (Lanjutan)

No Kode demand A B C D E F G

3 5D7 14 557 557 557 557 557

4 5D7 16 557 557 557 557 557

5 5D7 26 557 557 557 557 557

6 3C1 10 1.881 1.881 1.881 1.881

7 3C1 12 1.881 1.881 1.881 1.881

8 3C1 13 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881

9 3C1 14 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881

10 3C1 15 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881

Data lengkapnya ada di lampiran 4 perpindahan kuantitas saat ini. Setelah

menentukan perpindahan kuantitas langkah selanjutnya membuat matrix

perpindahan material dengan menjumlahkan semua kuantitas yang ada pada setiap

mesin yang sama. Contoh A – B = WDDD 1.........716571457135 (part 75)

193.64852.2......557557557

Hasilnya dibuat matrix di bawah ini.

Tabel 4.10 Matrix Perpindahan Kuantitas Saat Ini

Perpindahan A B C D E F G

A 0 64.193 20.665 0 0 0 0

B 0 0 40.413 50.584 0 0

C 0 0 0 12.037 0

D 0 26.804 0 5.828

E 0 0 0

F 0 0

G 0

Data lengkapnya ada di lampiran 5 matrix perpindahan kuantitas saat ini. Matrix

perpindahan kuantitas material ini merupakan hasil penjumlahan dari material

yang mengalami perpindahan dari mesin satu ke mesin selanjutnya. Data

lengkapnya dapat dilihat di lampiran 4 perpindahan kuantitas.

4.4.4 Perhitungan Berat Material

Dengan mengetahui jarak antar mesin dan jumlah perpindahan material

selanjutnya adalah menghitung berat material yaitu dengan mengalikan koefisien

berat pada tiap proses dengan jumlah perpindahan material. Adapun koefisien

berat dari tiap tiap mesin dapat dilihat pada tabel 4.7. Contoh perhitungan

Page 60: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

perpindahan berat dari A ke B jumlah material yang mengalami pergerakan dari

kedua tempat tersebut adalah sebanyak 64.193 pcs dengan koefisien nilai berat

material dari A adalah 0,30 kg. Sehingga untuk menentukan berat perpindahan

material menggunakan rumus di bawah ini.

Berat perpindahan material = kuantitas x koefisien berat

= 64.193 pcs x 0,30 kg

= 19.258 kg

Untuk perhitungan berat perpindahan material seluruh model yang diproses saat

ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.11 Berat Material Perpindahan Saat Ini

Dari Ke Jumlah Koefisien Berat (kg) Berat (kg)

B 64.193 0,30 19.258

C 20.665 6.200

D 40.413 0,20 8.083

E 23.779 4.756

F 12.038 0,25 3.009

I 5.776 1.444

N 2.852 713

E 26.804 0,20 5.361

G 5.828 1.166

O 7.781 1.556

H 10.118 0,15 1.518

O 40.285 6.043

H 5.704 0,15 856

I 6.333 950

H 557 0,15 84

O 5.271 791

N 5.704 0,10 570

O 13.708 1.371

J 3.966 0,20 793

K 5.091 1.018

L 3.052 610

J L 3.966 0,20 793

K L 5.091 0,10 509

M 6.333 0,10 633

O 5.776 578

M O 6.333 0,10 633

N O 5.704 0,10 570

69.865

A

B

C

D

E

F

G

H

I

L

Total Berat Perpindahan

Page 61: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan terhadap semua model yang

mengalami perpindahan antar mesin didapatkan total perpindahan semua model

seberat 69.865 kg.

4.4.5 Perhitungan Momen Material

Perpindahan momen material dalam proses produksi dari mesin ke mesin

selanjutnya dihitung setelah kita menentukan jarak dan berat material yang

mengalami perpindahan dari mesin satu ke mesin selanjutnya. Dalam menghitung

momen perpindahan material ini menggunakan rumus.

Momen = jarak x berat

Momen A-B = 490 m x 19258 kg = 9.436.420 kg m

Tabel 4.12 Momen Perpindahan Material Saat Ini

Dari Ke Jumlah Berat (kg) Jarak (m) Momen (kgm)

A B 64.193 19.258 490 9.436.420

C 20.665 6.200 428 2.653.600

B D 40.413 8.083 254 2.053.082

E 23.779 4.756 715 3.400.540

C F 12.037 3.009 405 1.218.645

I 5.776 1.444 193 278.692

N 2.852 713 491 350083

D E 26.804 5.361 461 2.471.421

G 5.828 1.166 450 524.700

O 7.781 1.556 1.151 1.790.956

E H 10.118 1.518 119 180.642

O 40.285 6.043 752 4.544.336

F H 5.704 856 458 392.048

I 6.333 950 480 456.000

G H 557 84 243 20.412

O 5.271 791 885 700.035

H N 5.704 570 438 249.660

O 13.708 1.371 642 880.182

I J 3.966 793 324 256.932

K 5.091 1.018 363 369.534

L 3.052 610 267 162.870

J L 3.966 793 324 256.932

K L 5.091 509 216 109.944

L M 6.333 633 370 234.210

O 5.776 578 1.087 628.286

M O 6.333 633 838 530.454

N O 5.704 570 853 486.210

34.636.826Total Momen

Page 62: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Dari hasil perhitungan yang dilakukan seperti yang ditampilkan pada tabel matrix

di atas didapatkan total perpindahan momen material untuk seluruh model yang

diproduksi dalam satu hari untuk kondisi saat ini sebesar 34.636.826 kg m.

4.4.6 Pembentukan Aternatif Layout

Pembentukan layout alternatif dalam penelitian ini akan dibuat sebanyak tiga

alternatif dengan menggunakan pendekatan Algoritma Average Linkage Clustering

sebagai dasar pengelompokan mesin dalam sel. Dengan langkah – langkah sebagai

berikut.

4.4.6.1 Menentukan Inciden Matrix

Pembentukan inciden matrix ini merupakan proses awal dalam pembentukan sel

manufacturing yaitu dengan mengelompokkan model dengan mesin yang

digunakan dalam pembuatan produk. Dalam pembentukan inciden matrix ini

ditandai dengan bilangan 1 apabila mesin tersebut digunakan untuk melakukan

proses pembuatan produk. Dalam tabel inciden matrix ini terdiri dari 95 model

dengan jumlah mesin yang digunakan ada 13 jenis mesin yang berbeda.

Tabel 4.13 Inciden Matrix Proses Model Saat Ini

B C D E F G H I J K L M N

1 5D7 10 1 1 1 1 1 1

2 5D7 13 1 1 1

3 5D7 14 1 1 1

4 5D7 16 1 1 1 1

5 5D7 26 1 1 1 1

6 3C1 10 1 1 1 1 1 1

7 3C1 12 1 1

8 3C1 13 1 1 1

9 3C1 14 1 1 1

10 3C1 15 1 1 1

No KodeMesin

Data lengkap ada di lampiran 6 inciden matrix komponen. Angka 1 menunjukkan

bahwa mesin melakukan proses komponen sedangkan yang kosong menunjukkan

bahwa mesin tidak dilalui proses dari komponen tersebut. Sehingga dapat dilihat

dendogram dari hasil inciden matrix tersebut.

Page 63: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

4.4.6.2 Menentukan Sel Model Dengan Mesin

Metode yang digunakan dalam menyusun sel untuk mengelompokkan mesin

dengan mesin yang lain adalah metode ALC sering disebut dengan metode

kemiripan, dalam hal ini kemiripan yang dimaksud adalah kemiripan antara model

dengan proses mesin yang digunakan. Proses awal untuk menghitung nilai

koefisien maksimum kemiripan antara mesin dengan mesin adalah menggunakan

rumus (2.1). Berikut data total yang diperoleh dari jumlah proses dari tiap mesin

pada tabel dendogram.

Tabel 4.14 Dendogram

B C D E F G H I J K L M N

75 20 44 65 11 6 12 17 6 6 17 9 2

B 75 44 65 6 10

C 20 11 2 17 6 6 17 9 2

D 44 34 6 7

E 65 9

F 11 2 9 6 2 9 9 1

G 6 1

H 12 1

I 17 6 6 17 9

J 6 6 6

K 6 6 2

L 17 9

M 9

N 2

Mesin N

Tabel di atas merupakan hasil perhitungan dari inciden matrix yang dibuat dalam

bentuk dendogram yang mana N menunjukkan jumlah proses yang melewati

mesin tersebut. Angka dalam matrix menunjukkan proses yang sama dilakukan

antar kedua mesin tersebut. Contohnya mesin B – D dengan B (75) menunjukkan

model yang melalui mesin B sebanyak 75 dan D (44) menunjukkan model yang

melalui mesin D sebanyak 44. Sedangkan angka dalam matrix (44) menunjukkan

jumlah proses yang sama – sama dilakukan dikedua mesin tersebut.

Langkah selanjutnya yaitu membentuk kelompok mesin dalam sel dengan

menggunakan pendekatan Algoritma Average Linkage Clustering dengan tahapan

penyusunan adalah sebagai berikut.

Page 64: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

1. Menghitung nilai maksimum kemiripan

Dengan menggunakan rumus (2.1) dan berdasarkan tabel dendogram 4.14 sebagai

contoh mesin B dengan D maka nilai koefisien maksimum kemiripan dapat

dihitung sebagai berikut.

59,003144

44

BDS

Tabel 4.15 Nilai Maksimum Kemiripan

B C D E F G H I J K L M N

B 75 0,00 0,59 0,87 0,00 0,08 0,13 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

C 20 0,00 0,00 0,55 0,00 0,07 0,85 0,30 0,30 0,85 0,45 0,10

D 44 0,45 0,00 0,14 0,14 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

E 65 0,00 0,00 0,13 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

F 11 0,00 0,10 0,47 0,55 0,13 0,47 0,82 0,08

G 6 0,06 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

H 12 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,08

I 17 0,35 0,35 1,00 0,53 0,00

J 6 0,00 0,35 0,67 0,00

K 6 0,35 0,15 0,00

L 17 0,53 0,00

M 9 0,00

N 2

9 2

Mesi

nN

75 20 44 65 11 6 12 17 6 6 17

Dari tabel penghitungan nilai koefisien kemiripan mesin dilihat nilai yang paling

maksimum yaitu pada mesin I dengan L dengan nilai maksimum 1,00 itu

menunjukkan kemiripan antar mesin tersebut, selanjutnya gabungkan kedua mesin

tersebut dan hitung kembali dengan membuat matrix baru untuk membentuk

kelompok mesin baru dengan menggunakan rumus 2.2.

35,012

35,035,0).,(

KLIS

Selanjutnya hitung semua nilai kemiripan antar mesin dengan menggunakan

rumus yang sama. Nilai paling besar / maksimal diantara yang lain itu adalah

kelompok sel baru yang terbentuk. Gabungkan mesin yang mempunyai nilai

kemiripan maksimal tersebut sampai seluruh mesin dapat digabungkan. Hasil

perhitungan seperti tabel di bawah ini.

Page 65: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Tabel 4.16 Ilterasi Pertama Pembentukan Sel Mesin

B C D E F G H I,L J K M N

75 20 44 65 11 6 12 17 6 6 9 2

1 2 3 4 5 6 7 8 , 11 9 10 12 13

B 75 0,00 0,59 0,87 0,00 0,08 0,13 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

C 20 0,00 0,00 0,55 0,00 0,07 0,85 0,30 0,30 0,45 0,10

D 44 0,45 0,00 0,14 0,14 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

E 65 0,00 0,00 0,13 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

F 11 0,00 0,10 0,47 0,55 0,13 0,82 0,08

G 6 0,06 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

H 12 0,00 0,00 0,00 0,00 0,08

I,L 17 0,35 0,35 0,53 0,00

Mes

inN

Dari hasil perhitungan terbentuk sel baru yaitu mesin B,E dengan nilai maksimum

kemiripan 0,87. Selanjutnya hitung semua menggunakan rumus tersebut terhadap

semua antar mesin gabungkan nilai maksimum yang didapat, sehingga terbentuk

mesin baru. Ulangi terus menerus langkah tersebut sampai semua mesin dapat

digabungkan menjadi ke dalam sebuah sel. Hasil penghitungan dapat dilihat pada

lampiran 7 ilterasi ALC.

Setelah melalui proses ilterasi sebanyak 12 ilterasi terhadap semua mesin, hasilnya

semua mesin berhasil digabungkan ke dalam sel. Jumlah sel dari hasil ilterasi

sebanyak 2 sel. Hasil ilterasi ditunjukkan tabel di bawah ini.

Tabel 4.17 Hasil Ilterasi Kemiripan Antar Mesin

BEDHG ILCKFMJN

75 20

1 ,4 , 3, 7,6 2 , 8, 11, 10

BEDHG 75 0,00

ILCKFMJN 20

Mesin N

Berdasarkan hasil perhitungan pengelompokan antar mesin terbentuk 2 sel yaitu

sel pertama terdiri dari B,E,D,H,G dan sel yang kedua terdiri dari

I,L,C,K,F,M,J,N. Melihat dari kedua sel mesin yang terbentuk dilihat dari model

yang ada pada saat ini yaitu 95 model bila digabungkan sesuai mesin hasil ilterasi

sekarang terbagi ke dalam dua sel model yaitu sel yang pertama sel gear dan sel

yang kedua sel axle. Karena seluruh part yang berada dalam sel gear semuanya itu

Page 66: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

di proses dalam mesin yang tergabung dalam sel pertama, begitupun dengan sel

axle semua proses axle menggunakan mesin yang tergabung dalam sel yang kedua.

4.4.7 Pembentukan Sel Mesin Usulan

Proses pembentukan sel berdasarkan hasil ilterasi yang dilakukan dengan ALC.

Pembentukan sel terbagi ke dalam tiga alternatif. Yang pertama berdasarkan hasil

pengelompokan mesin dengan ALC, yang kedua berdasarkan pada metode coding

kemiripan proses dengan pada satu mesin yang mana ada satu mesin yang

membedakan aliran proses dari kelompok gear maupun axle. Dan yang ketiga

berdasarkan metode coding dengan melihat pada karakteristik kesamaan desain

dengan proses yang sama, finish produk dan fungsinya. Berdasarkan hasil tersebut

pembentukan sel desain usulan adalah sebagai berikut.

1. Sel Gear dan Sel Axle

Pembentukan sel ini berdasarkan pada hasil ilterasi dengan metode ALC

yang mengelompokkan mesin dalam satu sel, yang mana setelah

dikelompokkan mesin tersebut membentuk dua jenis sel yaitu sel gear dan

sel axle. Dari jumlah komponen yang diproduksi saat ini yaitu sebanyak 95

komponen, berdasarkan sel yang terbentuk ada 75 komponen masuk dalam

sel gear dan 20 komponen masuk dalam sel axle. Berikut contoh aliran dari

masing – masing sel yang terbentuk dalam alternatif 1.

Tabel 4.18 Aliran Proses Sel Alternatif Satu

B C D E F G H I J K L M N

5D7 10 AM 1 2 3 4 5 6

3C1 10 AM 1 2 3 4 5 6

Matik AD 1 2

5D7 13 3P 1 2 3

5D7 14 4P 1 2 3

5D7 16 6P 1 2 3 4

Gear

MesinNamaKodeSel

Axle

Dalam sel gear itu penggunaan mesin yang dilalui itu sesuai dengan sel

mesin hasil ilterasi ALC yaitu B-E-D-G-H dan sebaliknya sel axle juga

demikian penggunaan mesin untuk membuat model axle mesin yang

dibutuhkan itu masuk dalam sel I-L-C-K-F-M-J-N.

Page 67: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Berikut komponen yang masuk dalam sel gear dan sel axle alternatif 1.

Tabel 4.19 Kelompok Sel Alternatif 1

Sel Nama Model

5D7 (3P,4P,6P,6W), 3C1(2P,3P,4P,5P,1W,2W,3W,4W,5W)

5D9(2P,3P,4P,1W,2W,3W,4W), GBW,

1ST(2P,3P,4P,5P,1W,2W,3W,4W,5W),

1S7(2P,3P,4P,1W,2W,3W,4W), GPDn, 1W

5HH(2P,3P,4P,5P,1W,2W,3W,4W,5W)

1DY(2P,3P,4P,1,W2W,3W,4W),

1WD (2P,5P,6P,1W,2W,3W,4W,5W,6W)

5TP (2P,3P,4P,1W,2W,3W,4W), CD(3C1,50C,1PA,5D7),

5D7 AM, 3C1 DA, 3C1 AM, 5D9 DA, 5D9 AM

1ST DA, 1ST AM, 1S7 DA, 1S7 AM,GPD, AM, AD

1WD DA, 1WD AM, 5TP DA, 5TP AM,

5HH DA, 5HH AM, 1DY DA, 1DY AM,

Sel

gear

Sel

Axle

Untuk itu secara penggunaan mesin dan jenis model terbagi menjadi dua

yaitu sel gear dan sel axle untuk alternatif yang pertama.

2. Sel Gear ( Broching dan No Broching ) , Sel Axle(Main dan Drive Axle)

Pembentukan sel altenatif kedua dengan melihat aliran proses gear yang

bisa dibedakan menjadi dua yaitu melewati mesin D dan tidak melewati

mesin D, begitupun dengan sel axle bisa dipisah menjadi dua yaitu

melewati mesin F dan tidak melewati mesin F. Atas dasar inilah

pembentukan sel usulan alternatif dua berdasarkan metode coding

kesamaan karakteristik proses.

Tabel 4.20 Aliran Proses Antar Sel Alternatif Dua

B C D E F G H I J K L M N

Broching 5D7 13 3P 1 2 3

No Broching 3C1 12 2P 1 2

Axle Main 5D7 10 AM 1 2 3 4 5 6

Drive Axle 3C1 20 DA 1 2 3 4

Sel Kode NamaMesin

Pada tabel di atas pada sel broching melewati mesin D dan no broching

tidak melewati mesin D. kemudian pada axle main melewati mesin F

sedang drive axle tidak melewati. Kedua mesin itulah yang membuat

perbedaan antar sel yang terbentuk di alternatif 2.

Page 68: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Berikut kelompok komponen antar sel alternatif 2.

Tabel 4.21 Kelompok Sel Alternatif Dua

Sel Nama Model

5D7(3P,4P,6P,6W), 3C1(3P,4P,5P,3W,4W,5W),,

1ST(3P,4P,4W,5W), 1S7(2P,3P,4P,3W,4W),

1DY(2P,3P,4W),1WD(5W,6W),5TP (2P,3P,4P,3W,4W)

,CD(3C1,50C,1PA,5D7),1W, 5D9(3P,4W),GBW

5HH(2P,3P,4P,5P,3W,4W,5W)

3C1(2P,1W,2W), 5D9(2P,4P,1W,2W,3W),

1ST(2P,5P,1W,2W,3W), 1S7(1W,2W),

5HH(1W,2W), 1DY(4P,1W,2W,3W),

GPDn,1WD(2P,5P,6P,1W,2W,3W,4W), 5TP(1W,2W)

5D7 AM, 3C1 AM, 5D9 AM, 1ST AM, 1S7 AM, 5TP AM

MATIC AM, GPD,5HH AM, 1DY AM, 1WD AM,

3C1 DA, 5D9 DA, 1ST DA, 1S7 DA, 5HH DA, 1DY DA,

1WD DA, 5TP DA, MATIK DA

Sel

Broching

Sel No

Broching

Sel AM

Sel DA

- Sel gear dengan broching : Banyaknya variasi model yang ada dalam sel

gear ini ada perbedaan proses dalam pembentukan diameter dalam material

yaitu dengan mesin broching. Karena tidak semua material menggunakan

mesin broching dalam pembuatan diameter dalam maka jenis model yang

menggunakan mesin broching ini dikelompokkan ke dalam satu sel yaitu

sel broching.

- Sel gear no broching : Sel ini merupakan pembeda dari sel gear broching.

Pada sel ini proses pembentukan diameter dalam material tidak melalui

mesin broching melainkan dengan mesin turning gear. Untuk itu melihat

adanya perbedaan proses tersebut dapat dibuat sel baru yaitu sel gear no

broching. Dengan terbaginya sel gear menjadi dua sel membuat proses

lebih teratur dalam aliran produksinya sehingga perpindahan material bisa

berjalan secara efektif dan efisien.

- Sel axle main : Sel axle main merupakan pembentukan sel dari sel axle

pada awalnya. Dari sel axle itu sendiri terbagi menjadi dua jenis yaitu drive

axle dan axle main. Setelah melihat flow proses yang lebih secara rinci

terdapat perbedaan dalam proses yang tergabung dalam sel axle main dan

Page 69: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

drive axle yaitu pada proses hobbing axle. Proses hobbing axle merupakan

proses pembentukan gigi pada material khususnya pada material axle main.

Sedangkan pada model drive axle hanya penghalusan pada permukaan

material tanpa ada giginya sehingga tidak melalui proses hobbing axle.

- Sel drive axle : Sel drive axle ini pecahan dari sel axle main, pada sel ini

tanpa melalui proses hobbing axle untuk itu model drive axle ini

dikelompokkan dalam satu sel karena secara penggunaan mesin ada satu

perbedaan yang signifikan yaitu pada proses hobbing axle.

3. Sel CD (Clutch Dog), Sel Matik, Sel Shaper, Sel Pinion (Broching dan

No Broching) , Sel Wheel (Broching dan No Broching), Sel Axle Main

dan Sel Drive Axle.

Pembentukan sel alternatif tiga dibuat lebih detail dari sel yang sudah

terbentuk sebelumnya. Pada alternatif tiga sel dibuat dengan kemiripan

karakteristik proses mesin, kemiripan desain serta kemiripan jenis / fungsi

rangkaian gear tranmisi. Berikut aliran proses antar sel alternatif tiga.

Tabel 4.22 Aliran Proses Antar Sel Alternatif Tiga

B C D E F G H I J K L M N

5D7 13 3P 1 2 3

5D7 14 4P 1 2 3

3C1 CD 1 2

50C CD 1 2

AM AM 1 2 3

GPD GPD 1 2 3 4

3C1 21 1W 1 2

3C1 22 2W 1 2

3C1 12 2P 1 2

1ST 12 2P 1 2

3C1 15 5P 1 2 3

5D7 16 6P 1 2 3 4

3C1 23 3W 1 2 3

3C1 24 4W 1 2 3

5D7 10 AM 1 2 3 4 5 6

3C1 10 AM 1 2 3 4 5 6

3C1 20 DA 1 2 3 4

1ST 20 DA 1 2 3 4

Kode NamaMesin

Pinion

Broching

Wheel

Broching

Axle Main

Drive Axle

Sel

Shaper

Clutch Dog

Matik

Wheel no

Broching

Pinion no

Broching

Page 70: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Dalam usulan sel ketiga ini kebutuhan mesin dan proses lebih didetailkan

terdiri dari sembilan sel yang berbeda pada penggunaan mesin. Perbedaan

sel usulan ketiga ini dengan sel sebelumnya adalah setiap sel yang

terbentuk dalam sel ketiga ini dalam satu kali cycle proses finish produk

bisa langsung dikirim tanpa ada jumping proses dan aliran backward antar

department mesin yang tidak dilalui proses model tersebut. Berikut

beberapa sel yang terbentuk dalam usulan ketiga ini.

Tabel 4.23 Komponen Alternatif 3

Sel Nama Model

Sel Shaper 5D7 (3P,4P,6W), 3C1(3P,4P)5HH 3P

Sel CD 3C1, 5OC, 1PA, 5D7

Sel Matik GBW, GDn, AM, GPD, AD

3C1( 1W, 2W), 5D9(1W,2W,3W),1ST(1W,2W,3W)

1S7(1W,2W), 5HH(1W,2W), 1DY(1W,2W,3W)

1WD(1W,2W,3W,3W,4W), 5TP(1W,2W)

3C1 2P,5D9(2P,4P), 1ST(2P,5P),1DY 4P,

1WD(2P,5P,6P)

3C1 5P, 5D9 3P, 1ST(3P,4P) 1S7(2P,3P,4P)

5HH(2P,4P,5P),1DY(2P,3P), 5TP(2P,3P) 5D7 6P.

3C1(3W,4W,5W), 5D9 4W, 1ST(4W,5W),

1S7 4W, 5HH(3W,4W,5W), 1DY 4W, 1WD(5W,6W)

5TP(3W,4W)

5D7 AM, 3C1 AM,5D9 AM,1ST AM,1S7 AM,5HH AM

1DY AM,1WD AM, 5TP AM

3C1 DA, 5D9 DA, 1ST DA, 1S7 DA, 5HH DA,

1WD DA, 5TP DA, 1DY DA

Sel Pinoin

Broching

Sel Wheel

Broching

Sel Wheel No

Broching

Sel Pinion No

Broching

Sel AM

Sel DA

- Sel CD (Clutch Dog) : Pembentukan sel ini berdasarkan pada proses mesin

terakhir yang dilalui model ini. Pada model ini proses terakhir hanya

sampai pada mesin broching saja sehingga kelompok model ini bisa

dibentuk dalam satu sel. Dengan demikian proses perpindahan material

bisa lebih singkat dengan momen material yang lebih kecil.

- Sel Matik : Sel matik ini merupakan gabungan dari beberapa model yang

secara fungsinya digunakan untuk rangkaian sepeda motor matik. Untuk itu

model ini bisa dijadikan dalam satu sel sehingga dapat mempersingkat

proses karena dalam satu sel hanya memproses model matik saja.

Page 71: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

- Sel Shaper : Sel ini terbentuk setelah melihat dari seluruh proses dari 95

model saat ini terdapat beberapa model yang melalui mesin shaper ini.

Mesin shaper adalah mesin yang berfungsi untu membentuk gigi dengan

cuter pipih, tidak semua gear dalam pembentukan giginnya menggunakan

mesin ini. Sebagian lagi menggunakan mesin hobbing gear, untuk itu

model yang melalui mesin shaper ini bisa dibentuk dalam satu sel yaitu sel

shaper. Dengan demikian proses produksi bisa lebih cepat dan optimal

dalam penggunaan sumber daya yang ada.

- Sel Pinion dengan Broching : Melihat hasil sel sebelumnya yaitu pada sel

gear dengan broching, pada sel ini masih bisa dibentuk ke dalam satu sel

lagi yaitu sel pinion dengan broching. Yang mana pada proses sebelumnya

pada model gear dengan broching masih terbagi dalam dua jenis gear yaitu

gear wheel dan gear pinion. Dengan pembentukan sel pinion dengan

broching ini proses produksi menjadi lebih detail sehingga penggunaan

kebutuhan mesin bisa dioptimalkan dan momen perpindahan material bisa

diminimalkan. Sehingga aliran proses menjadi lebih teratur dan efektif.

- Sel Wheel dengan Broching : Sel ini merupakan pecahan dari sel gear

dengan broching, yang mana pada gear itu sendiri terbagi dalam dua jenis

yaitu gear pinion dan gear wheel. Untuk itu baik gear pinion dan gear

wheel bisa dibentuk dalam sel yang berbeda ditinjau dari karakteristik yang

sama dalam penggunaan mesin.

- Sel Pinion dengan No Broching : Dilihat dari prosesnya dari jenis gear

pinion bisa dibedakan menjadi dua yaitu proses broching dan no broching.

Proses broching ini adalah proses pembentukan diameter dalam material.

Pada umumnya yang melewati proses broching adalah gear dengan bentuk

diameter dalamnya berupa spline, tetapi ada juga yang berbentuk bulat.

Atas dasar inilah sel ini dibentuk agar dapat lebih terkelompok sehingga

dalam aliran proses produksi teratur.

Page 72: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

- Sel Wheel dengan No Broching : Sel wheel no broching ini adalah

kelompok model gear jenis whell dengan proses pembentukan diameter

dalamnya dengan turning gear tanpa melewati proses broching. Dari

seluruh model wheel itu juga terbagi dalam dua jenis proses yaitu broching

dan no broching sehingga dengan adanya perbedaan tersebut bisa dibentuk

sel yang lebih detail sehingga memudahkan dalam pengontrolan proses.

- Sel Axle Main : Pada sel axle main perlu dilakukan penghitungan momen

material ulang dikarenakan ada sebagian dari model axle main yang

tergabung dalam sel lain yang lebih detail. Dengan demikian sel axle main

yang terbentuk saat ini merupakan model axle main dengan kelompok

material axle yang tidak tergabung dalam sel lain.

- Sel Drive Axle : Sel drive axle ini juga perlu dilakukan perhitungan momen

ulang dikarenakan ada beberapa model yang masuk dalam sel lain yang

terbentuk. Dengan demikian terbentuknya beberapa sel usulan saat ini bisa

meningkatkan fleksibilitas proses karena sudah terkelompok dalam

beberapa sel sehingga membuat tata letak mesin dan penggunaan mesin

yang lebih optimal.

Pembentukan sel usulan disesuaikan dengan jumlah mesin yang ada maupun luas

area yang tersedia pada saat ini secara optimal. Untuk itu dalam pembentukan sel

usulan ini dilakukan penghitungan kebutuhan mesin yang diperlukan, serta

penghitungan perpindahan momen dari tiap sel yang terbentuk untuk melihat

perbandingan antar tata letak saat ini dengan tata letak usulan ditinjau dari momen

perpindahan material. Dari alternatif yang ada saat ini dipilih yang paling terkecil.

4.4.8 Desain Sel Alternatif 1

Pembentukan sel ini berdasarkan hasil ilterasi yang didapat dengan metode ALC

yang terbagi menjadi dua sel berdasarkan kemiripan mesin. Seperti pada tabel 4.17

hasil ilterasi pembentukan sel, kelompok model yang tergabung dalam sel gear

dan sel axle masing masing terdapat pada halaman lampiran 4 alternatif 1. Dari

Page 73: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

hasil pengelompokan model dalam sel masing masing terdiri 75 model masuk

dalam sel gear dan 20 model masuk dalam sel axle. Data dari sel alternatif 1

seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.24 Model dan Demand Sel Alternatif 1

No Kode demand A B D E G H O

1 5D7 13 557 557 557 557 557 557

2 5D7 14 557 557 557 557 557 557

3 5D7 16 557 557 557 557 557 557 557

4 5D7 26 557 557 557 557 557 557 557

5 3C1 12 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881

6 3C1 13 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881

7 3C1 14 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881

8 3C1 15 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881

9 3C1 21 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881

10 3C1 22 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881

Data lengkapnya ada di lampiran 8 model dan demand alternatif satu. Yang berisi

data model yang masuk dalam sel gear maupun sel axle.

4.4.8.1 Perhitungan Waktu Produksi dan Kebutuhan Mesin Alternatif 1

Perhitungan waktu yang dibutuhkan untuk tiap model dalam satu hari berdasarkan

jumlah demand data cycle time produk di bawah ini, masing masing dihitung

berapa waktu yang dibutuhkan untuk membuat model tersebut sesuai demand /hari

sesuai dengan kelompok sel.

Tabel 4.25 Cycle Time dan Demand Tiap Model

1 5D7 13 3P 557 1,30 0,48 1,28

2 5D7 14 4P 557 1,30 0,48 1,03

3 5D7 16 6P 557 1,56 0,48 0,35 0,60

4 5D7 26 6W 557 1,36 0,35 1,14 0,60

5 3C1 12 2P 1.881 0,74 0,19

6 3C1 13 3P 1.881 1,30 0,48 1,28

7 3C1 14 4P 1.881 1,30 0,48 1,10

8 3C1 15 5P 1.881 1,10 0,32 0,30

9 3C1 21 1W 1.881 2,08 0,26

10 3C1 22 2W 1.881 1,56 0,24

No Kode Nama Demand B D E G H

Page 74: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Data lengkapnya ada di lampiran 9 cycle time sel alternatif 1. Contoh perhitungan

waktu produksi mesin B gear 5D7 3P = menitmenitpcs 10,72430,1557 .

Selanjutnya lakukan perhitungan terhadap semua model sesuai dengan demand

dan masing masing proses mesin yang dilalui berdasarkan cycle time masing

masing produk. Lakukan perhitungan tersebut juga pada sel axle untuk mengetahui

waktu yang dibutuhkan untuk membuat tiap model dalam satu hari. Berikut hasil

perhitunganya .

Tabel 4.26 Perhitungan Kebutuhan Waktu Alternatif 1

1 5D7 13 3P 557 724,10 267,36 0,00 712,96

2 5D7 14 4P 557 724,10 267,36 0,00 573,71

3 5D7 16 6P 557 868,92 267,36 194,95 0,00

4 5D7 26 6W 557 757,52 194,95 0,00 634,98

5 3C1 12 2P 1.881 1.391,94 0,00 357,39 0,00

6 3C1 13 3P 1.881 2.445,30 902,88 0,00 2.407,68

7 3C1 14 4P 1.881 2.445,30 902,88 0,00 2.069,10

8 3C1 15 5P 1.881 2.069,10 601,92 564,30 0,00

9 3C1 21 1W 1.881 3.912,48 0,00 489,06 0,00

10 3C1 22 2W 1.881 2.934,36 0,00 451,44 0,00

No Kode NamaDema

ndB D E G

Hasil perhitungan lengkapnya ada di lampiran 10 perhitungan waktu alternatif

satu. Selanjutnya untuk menentukan kebutuhan mesin dengan menjumlahkan

semua hasil perkalian demand dengan cycle time sebagai contoh.

Mesin B = 26,8464.752,593.3.......52,75792,86810,72410,724

Dengan waktu yang tersedia dalam jam kerja 1 hari selama 1260 min dan efisiensi

mesin yang diberikan sebesar 85%. Total Hasil perhitungan waktu yang

diperlukan dari tiap proses kemudian menentukan kebutuhan mesin dengan

menggunakan rumus.

Kebutuhan mesin B = 26,73%85260.1

26,8464.7

Karena mesin itu dalam bentuk unit maka jumlah mesin turning gear yang

dibutuhkan untuk sel gear adalah 73,26 dibulatkan menjadi 74 unit.

Page 75: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Setelah dilakukan perhitungan terhadap semua model yang termasuk dalam sel

gear hasilnya seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.27 Perhitungan Kebutuhan Mesin Sel Gear

Mesin Waktu (menit) Tersedia (menit) Efisiensi Keb. Mesin Mesin

B 78.464,26 1.260 85% 73,26 74

D 15.641,30 1.260 85% 14,60 15

E 19.918,91 1.260 85% 18,60 19

G 6.832,93 1.260 85% 6,38 7

H 6.832,13 1.260 85% 6,38 7

Dengan langkah yang sama seperti perhitungan pada sel gear, perhitungan juga

dilakukan pada sel axle yang hasilnya pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.28 Perhitungan Kebutuhan Mesin Pada Sel Axle

Mesin Waktu (menit) Tersedia (menit) Efisiensi Keb. Mesin Mesin

C 28.657,8 1.260 85% 26,76 27

F 8.582,7 1.260 85% 8,01 9

I 7.366,1 1.260 85% 6,88 7

J 2.470,0 1.260 85% 2,31 3

K 3.156,8 1.260 85% 2,95 3

L 5.629,0 1.260 85% 5,26 6

M 935,6 1.260 85% 0,87 1

N 1.996,4 1.260 85% 1,86 2

H 3.108,7 1.260 85% 2,90 3

Jumlah kebutuhan mesin pada sel alternatif satu bila dibandingkan dengan jumlah

mesin saat ini lebih sedikit, sehingga cukup untuk membentuk sel alternatif satu.

4.4.8.2 Desain Layout Usulan Alternatif 1

Desain usulan alternatif pertama untuk pengelompokan terbagi menjadi dua sel

yaitu sel gear dan sel axle masing – masing mempunyai jumlah mesin yang

berbeda. Untuk sel gear dengan susunan sebagai berikut.

1. Diawali dari proses awal penempatan mesin turning gear sebanyak 74 unit

dekat dengan stok poin 1 untuk memperpendek jarak perpindahan.

2. Proses selanjutya yaitu penempatan mesin broching sebanyak 15 unit di

tengah antara mesin hobbing gear dan mesin shaper. Hal ini dilakukan

karena after proses broching ada sebagian model yang berbentuk spline

Page 76: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

akan diproses shaper dan sebagian lagi berbentuk diameter bulat diproses

hobbing gear sehingga aliran proses menjadi lancar.

3. Penempatan mesin hobbing gear sebanyak 19 unit dan mesin shaper 7 unit

4. Penempatan mesin shaving sebanyak 7 unit diujung karena mesin shaving

merupakan proses akhir dari beberapa model yang sebelumnya melalui

proses shaper dan proses hobbing gear dengan pola aliran yang terbentuk

adalah pola aliran lurus.

Untuk penempatan mesin axle diatur dengan konsep serpentine pada model

tertentu untuk memaksimalkan luas area yang tersedia dan sesuai flow proses dari

material axle. Berikut tata letak usulan layout sel axle.

1. Turning axle sebanyak 27 unit diletakkan paling awal dekat stok poin 1

untuk memperpendek jarak perpindahan.

2. Setelah itu dilanjutkan penempatan mesin hobbing axle sebanyak 9 unit

berdekatan dengan mesin turning axle karena semua material yang

berbentuk axle main nantinya akan melewati proses hobbing axle.

3. Penempatan mesin center hole 1 setelah proses hobbing axle untuk

memperpendek perpindahan material axle yang sebagian diproses di center

hole 1 sebanyak 7 unit.

4. Penempatan mesin center hole 2 berdekatan dengan center hole 1 sebanyak

3 unit dan 3 unit mesin reaming disamping center hole 1 hal ini

dikarenakan ada beberapa model yang tidak diproses di center hole 2

melainkan langsung di oil hole.

5. Penempatan mesin oil hole sebanyak 6 unit setelah mesin center hole 2 dan

dan reaming hal ini untuk melancarkan pergerakan material yang tidak

diproses di mesin center hole 2 bisa langsung di oil hole.

6. Penempatan mesin thread rolling 1 unit dan involute 1 unit sejajar dengan

oil hole dan disampingnya mesin shaving sebanyak 3 unit untuk mencegah

adanya kemacetan aliran dari hobbing axle ada beberapa bagian yang

langsung di shaving agar terbentuk aliran serpentine.

Page 77: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Dengan menggunakan skala 1. 200.000 layout alternatif 1 dibuat berdasarkan

jumlah sel yang terbentuk sel gear dan sel axle. Pada alternatif satu tata letak

mesin sudah berdasarkan urutan proses mesin sehingga aliran proses teratur. Tata

letak mesin yang dibuat berdasar kebutuhan mesin dari hasil perhitungan alternatif

satu. Pada sel gear terdiri dari semua model gear dan sel axle merupakan

kumpulan dari material axle baik axle main maupun drive axle. Tata letak usulan

untuk alternatif 1 seperti gambar di bawah ini.

Gambar 4.3 Layout Alternatif 1

Berdasarkan gambar di atas, kode huruf yang ada pada setiap sel yang terbentuk

adalah merupakan kode mesin. Kode mesin tersebut sesuai dengan jenis mesin

yang digunakan untuk masing – masing sel yang terbentuk di alternatif satu.

Berikut penjelasan dari kode mesin alternatif satu.

B-D-E-G-H adalah kelompok mesin yang digunakan untuk proses

komponen yang termasuk dalam sel gear.

C-F-I-H-M-K-N-J-L adalah kelompok mesin yang digunakan untuk

melakukan proses komponen axle yang tergabung dalam sel axle.

4.4.8.3 Perhitungan Jarak Sel Alternatif 1

Perhitungan jarak mesin pada sel ini menggunakan rumus yang sama pada

perhitungan jarak kondisi awal yaitu dengan metode rectilinier. Perhitungan jarak

sel alternatif satu diawali dengan menentukan koordinat dari masing masing

B

D

G

H

E

C

M

J

K

I F

H N

L

A O

O

O

Page 78: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

mesin. Contoh Koordinat antar mesin sel alternatif satu dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 4.29 Koordinat Antar Mesin Sel Gear

Mesin

Sel Gear x y

A 174 333

B 508 509

D 685 513

E 836 585

G 822 434

H 1.024 516

O 1.064 379

Koordinat

Dengan menggunakan cara yang sama tentukan koordinat sel axle yang hasilnya

ada di lampiran 11 koordinat sel axle alternatif satu. Setelah mengetahui koordinat

dari tiap mesin langkah selanjutnya menghitung jarak antar mesin dengan metode

rectilinier (2.4) seperti contoh.

Jarak A ke B= m510509333508174

Hasil perhitungan pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.30 Jarak Antar Mesin Sel Gear

Matrik Jarak A B D E G H O

A 0 510 0 0 0 0 0

B 0 0 181 0 0 0 0

D 0 0 0 223 217 0 514

E 0 0 0 0 0 257 433

G 0 0 0 0 0 283 296

H 0 0 0 0 0 0 177

O 0 0 0 0 0 0 0

Dengan menggunakan cara yang sama hitung semua komponen yang tergabung

dalam sel axle. Kemudian buat ke dalam matrik jarak seperti pada perhitungan

yang dilakukan pada sel gear. Untuk hasil perhitungan sel axle dapat dilihat

lengkapnya ada di lampiran 12 jarak antar mesin sel axle alternatif satu. Langkah

Selanjutnya menghitung perpindahan kuantitas dari masing – masing model yang

tergabung dalam sel alternatif satu.

Page 79: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

4.4.8.4 Perhitungan Perpindahan Kuantitas dan Berat Material Alternatif 1

Perhitungan ini dilakukan dengan menggunakan cara yang sama pada perhitungan

awal kondisi saat ini, untuk menentukan jumlah perpindahan kuantitas dengan cara

menjumlahkan semua model yang melalui proses dari tiap mesin sesuai demand.

Dari A ke B = 557+557+557+557+1.881+……..+2.852= 64.193

Hasil perhitungan seperti pada tabel di bawah ini, data lengkapnya ada di lampiran

13 perpindahan kuantitas alternatif satu.

Tabel 4.31 Perpindahan Kuantitas Sel Gear

Kuantitas A B D E G H O

A 0 64.193 0 0 0 0 0

B 0 0 40.413 0 0 0 0

D 0 0 0 26.804 5.828 0 7.781

E 0 0 0 0 0 6.799 40.285

G 0 0 0 0 0 557 5.271

H 0 0 0 0 0 0 10.856

O 0 0 0 0 0 0 0

Selanjutnya menentukan berat material perpindahan dengan mengalikan koefisien

berat dengan kuantitas model yang dipindahkan pada hasil tabel di atas. Contoh

berat material dari A = (0,3kg) ke B jadi matrix beratnya.

= 258.19193.643,0 kg kg

Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.32 Perpindahan Berat Sel Gear

Berat A B D E G H O

A 0 19.258 0 0 0 0 0

B 0 0 8.083 0 0 0 0

D 0 0 0 5.361 1.166 0 1.556

E 0 0 0 0 0 1.020 6.043

G 0 0 0 0 0 84 791

H 0 0 0 0 0 0 1.086

O 0 0 0 0 0 0 0

Dari hasil perhitungan tabel di atas dilanjutkan dengan perhitungan momen

perpindahan material. Dengan cara yang sama hitung pada sel axle, hasilnya di

lampiran 14 matrix berat sel axle alternatif satu.

Page 80: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

4.4.8.5 Perhitungan Momen Perpindahan Alternatif 1

Perhitungan momen pada alternatif 1 dilakukan setelah menentukan jarak dan

berat pepindahan material. Rumus yang digunakan untuk menghitung momen

perpindahan sama dengan rumus pada perhitungan kondisi awal.

Dari A ke B = berat x jarak

= 19.258 x 510 = 9.821.580 kg m

Hasil perhitungan pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.33 Momen Perpindahan Alternatif 1

Sel Dari Ke Kuantitas Berat (kg) Jarak(m) Momen(kgm)

A B 64.193 19.258 510 9.821.580

D 40.413 8.083 181 1.463.023

E 23.779 4.756 404 1.921.424

E 26.804 5.361 223 1.195.503

G 5.828 1.166 217 253.022

O 7.781 1.556 514 799.784

H 6.799 1.020 257 262.140

O 40.285 6.043 433 2.616.511

G H 557 84 283 23.772

O 5.271 791 296 234.136

H O 10.856 1.086 177 192.222

A C 20.665 6.200 447 2.771.400

F 12.038 3.010 188 565.880

I 5.776 1.444 422 609.368

N 2.852 713 351 250.263

I 6.333 950 235 223.250

H 5.704 856 209 178.820

J 3.966 793 126 99.918

K 5.091 1.018 96 97.728

J L 3.966 793 126 99.918

K L 5.091 509 137 69.733

M 6.333 1.267 138 174.846

O 5.776 1.155 243 280.665

M O 6.333 633 381 241.173

N 2.852 285 146 41.639

O 2.852 285 326 92.910

N O 5.704 570 472 269.040

24.849.668Total Momen Alternatif 1

Sel Gear

B

D

E

Sel Axle

C

F

I

L

H

Berdasarkan hasil perhitungan momen perhitungan untuk sel alternatif 1 dengan

total sebanyak 27 perpindahan antar department didapatkan momen sebesar

24.849.668 kgm.

Page 81: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

4.4.9 Desain Sel Alternatif 2

Desain alternatif dua dibuat setelah melihat alternatif 1 yang mana berdasarkan

hasil ilterasi ALC terbagi ke dalam dua sel. Untuk itu alternatif dua merupakan

pemecahan sel yang sudah terbentuk dalam alternatif satu. Pada alternatif dua ini

membagi sel menjadi 4 sel yaitu.

1. Sel Gear Broching

Sel broching ini dibentuk karena pada alternatif 1 hanya terdiri dari dua

karakteristik saja yaitu karakteristik gear dan axle. Sementara pada gear itu

sendiri terdiri dari beberapa model yang melalui proses mesin yang

berbeda dari tiap modelnya. Disini alternatif 2 membagi gear ke dalam dua

alternatif yaitu alternatif gear broching dan gear no broching. Pada sel

gear broching semua model gear yang prosesnya melalui mesin broching

dikumpulkan menjadi satu sel dengan tujuan flow proses lebih teratur dan

meminimalkan momen perpindahan material karena sudah terkelompok

dalam satu sel yang sama alur prosesnya.

2. Sel Gear No Broching

Sel gear no broching merupakan pemecahan sel dari sel gear ditinjau dari

aliran prosesnya ada yang melalui broching dan ada yang langsung tanpa

melalui broching hanya cukup menggunakan mesin turning gear saja

dalam pembuatan diameter dalamnya. Dengan disusun ke dalam sel yang

berbeda desain tata letak mesin serta jumlah kebutuhan mesin bisa lebih

optimal sehingga meningkatkan fleksibilitas proses produksi.

3. Sel Axle Main

Sel axle main ini merupakan sel yang pada awalnya terbentuk sel axle saja,

setelah dilihat dari alur prosesnya ada satu proses mesin yang membuat

model axle berbeda yaitu proses hobbing axle. Dalam proses ini proses

hobbing axle hanya dilakukan pada axle main saja. Sehingga model axle

main dapat dikelompokkan menjadi satu sel untuk menyusun tata letak

dengan aliran proses yang efektif.

Page 82: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

4. Sel Drive Axle

Sel drive axle adalah kumpulan model axle yang dalam prosesnya tanpa

melalui proses hobbing axle. Sehingga agar tidak menghambat aliran

proses axle main maka drive axle ini disusun menjadi satu sel sendiri.

4.4.9.1 Perhitungan Waktu dan Kebutuhan Mesin Alternatif 2

Perhitungan waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi komponen yang

termasuk dalam sel bentukan alternatif 2 menggunakan rumus yang sama pada

perhitungan awal, di bawah ini.

Tabel 4.34 Demand dan Cycle Time Model Alternatif 2

1 5D7 13 3P 557 1,30 0,48 1,28

2 5D7 14 4P 557 1,30 0,48 1,03

3 5D7 16 6P 557 1,56 0,48 0,35 0,60

4 5D7 26 6W 557 1,36 0,35 1,14 0,60

5 3C1 13 3P 1.881 1,30 0,48 1,28

6 3C1 14 4P 1.881 1,30 0,48 1,10

7 3C1 15 5P 1.881 1,10 0,32 0,30

8 3C1 23 3W 1.881 1,36 0,35 0,16

9 3C1 24 4W 1.881 1,20 0,35 0,21

10 3C1 25 5W 1.881 1,54 0,38 0,62

B D E G HNo Kode Nama Demand

Data lengkapnya ada di lampiran 15 demand dan cycle time sel alternatif dua.

Dengan cara yang sama dilanjutkan dengan perhitungan waktu dengan rumus.

Waktu = Demand x cycle time tiap model

= 557 x 1,30 = 723,79 menit

Hasil perhitungan pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.35 Perhitungan Waktu Alternatif 2

No Kode Nama B D E G H

1 5D7 13 3P 723,79 267,25 0,00 712,66 0,00

2 5D7 14 4P 724,10 267,36 0,00 573,71 0,00

3 5D7 16 6P 868,92 267,36 194,95 0,00 334,20

4 5D7 26 6W 757,52 194,95 0,00 634,98 334,20

5 3C1 13 3P 2.445,24 902,86 0,00 2.407,62 0,00

6 3C1 14 4P 2.445,30 902,88 0,00 2.069,10 0,00

7 3C1 15 5P 2.069,10 601,92 564,30 0,00 0,00

Page 83: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Tabel 4.35 Perhitungan Waktu Alternatif 2 (Lanjutan)

No Kode Nama B D E G H

8 3C1 23 3W 2.558,16 658,35 300,96 0,00 0,00

9 3C1 24 4W 2.257,20 658,35 395,01 0,00 0,00

10 3C1 25 5W 2.896,74 714,78 1.166,22 0,00 0,00

Data lengkapnya ada di lampiran 16 perhitungan waktu alternatif dua. Selanjutnya

menghitung kebutuhan mesin dengan rumus yang sama. Dengan menjumlahkan

semua waktu pada tiap mesin, sebagai contoh mesin B.

Mesin B = 42,575.4752,593.3.............92,86810,72479,723

Dengan waktu yang tersedia 1 hari 1260 min dan efisiensi 85 % kebutuhan mesin

B = 42,44%85260.1

42,575.47

dibulakan 45 mesin.

Hasil perhitungan pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.36 Kebutuhan Waktu dan Kebutuhan Mesin Sel Alternatif 2

Sel Mesin Waktu (menit) Tersedia (menit) Efisiensi Keb. Mesin

B 47.575,42 1.260 85% 44,42 45

D 15.218,68 1.260 85% 14,21 15

E 11.603,68 1.260 85% 10,83 11

G 6.832,56 1.260 85% 6,38 7

H 4.549,36 1.260 85% 4,25 5

B 30.900,58 1.260 85% 28,85 29

E 8.299,46 1.260 85% 7,75 8

H 2.282,76 1.260 85% 2,13 3

C 16.146,65 1.260 85% 15,08 16

F 8.583,43 1.260 85% 8,01 9

I 4.188,71 1.260 85% 3,91 4

J 2.470,13 1.260 85% 2,31 3

K 1.511,10 1.260 85% 1,41 2

L 3.056,50 1.260 85% 2,85 3

M 935,57 1.260 85% 0,87 1

N 1.283,57 1.260 85% 1,20 2

H 3.109,10 1.260 85% 2,90 3

C 12.513,11 1.260 85% 11,68 12

I 3.177,45 1.260 85% 2,97 3

K 1.645,47 1.260 85% 1,54 2

L 2.572,53 1.260 85% 2,40 3

N 713,10 1.260 85% 0,67 1

Sel

Broching

Sel No

Broching

Sel Axle

Main

Sel Axle

Drive

Page 84: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Setelah mengetahui kebutuhan mesin untuk alternatif 2, selanjutnya membuat

layout alternatif 2.

4.4.9.2 Desain Layout Alternatif 2

Desain layout alternatif dua terdiri dari empat sel yang terbentuk dengan metode

coding dengan berdasar pada karakteristik penggunanaa mesin yang sama. Sel

yang terbentuk pada alternatif kedua merupakan hasil pemecahan sel alternatif

pertama. Dengan sel gear terbagi dua (broching dan no broching) dan sel axle

juga dibagi dua (axle main dan drive axle).

Sel yang pertama adalah sel gear broching dengan susunan tata letak layout

sebagai berikut.

1. Penempatan mesin turning gear sebanyak 45 unit di dekat stok poin 1 agar

jarak perpindahan material lebih pendek.

2. Kemudian penempatan mesin broching sebanyak 15 unit setelah mesin

turning gear, semua model yang tergabung dalam sel ini pola aliran sama

dari turning gear ke broching sehingga aliran lancar.

3. Penempatan mesin hobing gear 11 unit dan shaper 5 unit sejajar agar flow

proses material dari broching bisa langsung ke hobbing gear dan shaper,

karena dari semua model ada sebagian yang melalui hobbing gear dan

beberapa melalui shaper.

4. Penempatan mesin shaving sebanyak 5 unit di ujung agar model yang

melalui hobbing gear dan shaper bisa langsung diproses dengan

membentuk aliran lurus.

Sel yang kedua adalah sel gear no broching dengan susunan tata letak layout

sebagai berikut.

1. Penempatan mesin turning gear diproses awal dekat dengan stok poin 1

sebanyak 29 unit.

2. Kemudian mesin hobbing gear sebanyak 8 unit disejajarkan dengan mesin

shaving sebanyak 3 unit sehingga membentuk pola aliran serpentine agar

dapat menghemat area yang tersedia.

Page 85: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Sel yang ketiga adalah sel axle main dengan susunan tata letak sebagai berikut.

1. Mesin turning axle sebanyak 16 unit sebagai proses awal.

2. Selanjutnya mesin hobbing axle 9 unit disejajarkan dengan mesin thread

rolling 1 unit, involute 1 unit dan shaving 3 unit agar dapat membentuk

pola serpentine untuk menghemat jarak perpindahan dan menghemat luas

area.

3. Penempatan mesin center hole 1 sebanyak 4 unit disamping mesin hobbing

axle dan 3 unit mesin center hole 2 sehingga membentuk aliran lurus.

Kemudian disejajarkan dengan mesin oil hole sebanyak 3 unit agar dapat

terbentuk pola aliran serpentine.

Sel yang keempat adalah sel drive axle dengan susunan tata letak layout sebagai

berikut.

1. Penempatan mesin turning axle sebanyak 12 unit

2. Selanjutnya mesin center hole 1 sebanyak 3 unit dan reaming sebanyak 2

unit dibuat secara garis lurus.

3. Penempatan involute disejajarkan dengan mesin center hole 1 untuk

membentuk pola aliran serpentine dikarenakan ada model yang prosesnya

dari turning axle langsung ke involute sehingga bisa memperpendek jarak

perpindahan.

Gambar layout untuk alternatif 2 adalah sebagai berikut.

Gambar 4.4 Layout Alternatif 2

B

B

D E

G H

E H

C I

K

L N

C F

H N K M

I J

O A

L

1

2

3

4

Page 86: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Untuk layout alternatif dua terbentuk empat sel dengan kelompok mesin sebagai

berikut .

1. Sel broching dengan kode mesin B-D-E-G-H

2. Sel no broching dengan kode mesin B-E-H

3. Sel drive axle dengan kode mesin C-I-K-L-N

4. Sel axle main dengan kode mesin C-F-I-J-K-L-M-N-H

4.4.9.3 Perhitungan Jarak Alternatif 2

Perhitungan jarak antar mesin dengan cara yang sama yaitu menentukan koordinat

dari masing – masing mesin tiap sel yang terbentuk dalam sel alternatif dua.

Contohnya adalah sebagai berikut.

Tabel 4.37 Koordinat Sel Broching

Mesin

Sel Broching x y

A 174 315

B 510 585

D 682 585

E 833 557

G 799 624

H 942 588

O 1064 379

Koordinat

Dengan cara yang sama menentukan koordinat dari tiap mesin sesuai sel pada

alternatif dua ada di lampiran 17 koordinat sel alternatif dua. Selanjutnya

menghitung jarak dengan rumus rectilinier.

Dari A ke B = 585315510174

= 606

Hasil perhitungan pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.38 Jarak Antar Mesin Alternatif Dua

Matrik Jarak A B D E G H O

A 0 606 0 0 0 0 0

B 0 0 172 0 0 0 0

D 0 0 0 179 157 0 588

E 0 0 0 0 0 139 409

G 0 0 0 0 0 180 510

H 0 0 0 0 0 0 331

O 0 0 0 0 0 0 0

Page 87: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Dengan cara yang sama hitung semua jarak antar mesin sesuai dengan sel yang

menjadi alternatif dua. Data lengkapnya ada di lampiran 18 perhitungan jarak antar

mesin alternatif dua.

4.4.9.4 Perhitungan Perpindahan Kuantitas dan Berat Material Alternatif 2

Perhitungan selanjutnya adalah menentukan perpindahan kuantitas dari model

yang mengalami perpindahan dari mesin satu ke mesin selanjutnya. Dengan cara

yang sama pada perhitungan sebelumnya. Contoh perpindahan dari mesin A ke B

= 557+557+557+…….+2.852 = 40.413

Tabel 4.39 Perpindahan Kuantitas Sel Alternatif Dua

Perpindahan A B D E G H O

A 0 40.413 0 0 0 0 0

B 0 0 40.413 0 0 0 0

D 0 0 0 26.785 5.828 0 7.781

E 0 0 0 0 0 6.799 21.829

G 0 0 0 0 0 557 5.271

H 0 0 0 0 0 0 7.356

O 0 0 0 0 0 0 0

Dengan cara yang sama hitung semua sel yang tergabung dalam alternatif 2 yaitu

sel no broching, sel axle main dan sel drive axle yang hasilnya dapat dilihat di

lampiran 19 perpindahan kuantitas alternatif dua.Selanjutnya perhitungan matrix

berat dengan mengalikan koefisien berat masing – masing material dengan

perpindahan kuantitas dari tiap mesin. Sebagai contoh matrix berat A ke B =

40.413 x 0,3 kg = 12.124 kg

Hasil perhitungan pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.40 Matrix Berat Alternatif 2

Matrix Berat A B D E G H O

A 0 12.124 0 0 0 0

B 0 0 8.083 0 0 0

D 0 0 0 5.357 1.166 0 1.167

E 0 0 0 0 0 1.020 3.274

G 0 0 0 0 0 84 791

H 0 0 0 0 0 0 736

O 0 0 0 0 0 0 0

Page 88: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Dengan cara yang sama lakukan perhitungan terhadap semua sel yang tergabung

dalam sel alternatif 2. Hasil perhitungan dapat dilihat di lampiran 20 matrix berat

alternatif dua.

4.4.9.5 Perhitungan Momen Alternatif 2

Perhitungan momen dilakukan setelah menentukan jarak dan matrix berat . Rumus

untuk menghitung momen adalah sama dengan perhitungan awal yaitu.

Momen perpindahan = berat x jarak = kgm508.343.7606118.12

Tabel 4.41 Momen Perpindahan Sel Alternatif 2

Sel Dari Ke Kuantitas Berat(kg) Jarak(m) Momen(kgm)

A B 40.413 12.124 606 7.347.144

B D 40.413 8.083 172 1.390.276

D E 26.785 5.357 179 958.903

G 5.828 1.166 157 183.062

O 7.781 1.167 588 686.196

E H 6.799 1.020 139 141.780

O 20.005 3.274 409 1.339.066

G H 557 84 180 15.120

O 5.271 791 510 403.232

H O 7.356 736 331 243.616

A B 23.779 7.134 461 3.288.774

B E 23.779 4.756 114 542.184

H 3.500 525 256 134.400

O 20.280 2.026 459 929.934

H O 3.500 350 203 71.050

A C 12.038 3.611 445 1.606.895

C F 12.038 3.010 324 975.240

I 6.333 950 137 130.150

H 5.704 856 63 53.903

O 2.852 570 504 287.280

N 2852 285 101 28.805

I J 3.966 793 120 95.160

K 2.186 437 76 33.212

J L 3.966 793 81 64.233

K L 2.186 219 80 17.520

L M 6.333 633 310 196.230

M O 6.333 633 640 405.120

N O 2.852 285 589 167.865

A C 8.629 2.589 340 880.260

I 5.776 1.444 173 249.812

N 2852 713 286 203.918

Sel

Broching

Sel No

Broching

C

Sel Drive

Axle

Sel Axle

Main

E

H

F

Page 89: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Tabel 4.41 Momen Perpindahan Sel Alternatif 2 (Lanjutan)

Sel Dari Ke Kuantitas Berat(kg) Jarak(m) Momen(kgm)

I K 2.905 581 52 30.212

L 2.871 287 113 32.431

N 2.852 570 271 154.470

K L 2.905 291 104 30.264

L O 5.776 1.155 379 437.745

N O 2.852 285 221 62.985

23.818.447Total Momen Alternatif 2

Sel Drive

Axle

Dari keempat sel yang terbentuk pada desain layout alternatif dua, setelah melalui

proses perhitungan sebanyak 37 perpindahan antar department hasil total momen

perpindahan material pada alternatif dua adalah sebesar 23.818.447 kg m.

4.4.10 Desain Layout Alternatif 3

Pada desain alternatif layout tiga ini merupakan pengelompokan mesin dengan

berdasarkan persamaan karakteristik proses, desain dan fungsi dari kelompok

model tersebut. Pada alternatif tiga ini terdiri dari sembilan sel antara lain.

1. Sel Shaper

Sel shaper ini merupakan sel yang didalam aliran prosesnya melalui mesin

shaper sehingga agar dapat meminimalkan jarak perpindahan momen

material maka semua model yang melalui proses ini dibentuk dalam satu

sel.

2. Sel Clutcg Dog

Sel clutch dog adalah berupa komponen dengan finish proses dengan mesin

broching. Model ini hanya memerlukan komponen dua jenis mesin yaitu

mesin turning gear dan mesin broching maka agar tidak mengganggu

proses model lainnya clutch dog ini dipisah dibuatkan dalam satu sel agar

menghemat perpindahan material.

3. Sel Matik

Sel ini terdiri dari model yang finish produknya digunakan untuk gear

tranmisi motor matik. Sehingga bila dibuat dalam satu sel akan

Page 90: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

mempermudah dalam melakukan pengontrolan stok dan menghemat

perpindahan material.

4. Sel Wheel No Broch

Sel ini merupakan kumpulan dari model gear wheel yang prosesnya tidak

melalui mesin broching, aliran proses ini hanya dari turning gear

selanjutnya ke hobbing gear dan terakhir di mesin shaving sehingga bila

dibuat dalam bentuk satu sel akan mempermudah dalam proses serta

fleksibilitas proses meningkat dengan sedikitnya proses perpindahan

material.

5. Sel Pinion No Broch

Sel ini merupakan kumpulan dari model gear yang dibentuk dalam part

family pinion dengan prosesnya tanpa melalui mesin broching dalam

pembuatan diameternya. Dengan dibuat dalam satu sel akan membuat

aliran proses teratur dengan penggunaan mesin yang sama.

6. Sel Pinion Broch

Pembentukan sel yang masih bisa dibentuk berdasarkan kesamaan proses

adalah pinion broching. Sel ini kumpulan dari gear pinion yang

mempunyai kesamaan dalam proses yaitu melalui mesin broching dalam

pembuatan diameter dalamnya. Dengan sel ini memungkinkan untuk

memperpendek jarak perpindahan material.

7. Sel Wheel Broch

Sel ini kumpulan dari gear wheel yang melalui proses broching. Sel ini

dibuat untuk mengelompokkan berbagai model yang mempunyai kesamaan

proses. Sehingga dengan pembentukan sel ini mampu memperpendek jarak

perpindahan material. Pembentukan sel ini juga membuat penggunaan area

yang lebih optimum karena pengelompokan mesin yang sama

mempermudah dalam pengontrolan.

Page 91: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

8. Sel Axle Main

Sel axle main ini mengelompokkan semua model axle main yang memiliki

kesamaan proses, yang membedakan axle main dan drive axle adalah

adanya proses hobbing axle yang dilalui axle main. Untuk itu axle main

bisa dikelompokkan menjadi dalam bentuk sel agar penyusunan tata letak

memperpendek jarak perpindahan.

9. Sel Drive Axle

Pembentukan sel ini mengelompokkan drive axle menjadi satu sel Karena

semua model drive axle yang ada mempunyai kesamaan proses. Untuk

memperpendek jarak perpindahan maka tata letak layout disusun dalam

bentuk sel yang terdiri dari kumpulan model mempunyai karakteristik

sama.

4.4.10.1 Perhitungan Waktu dan Kebutuhan Mesin Alternatif 3

Langah selanjutnya yaitu menentukan perhitungan waktu dan kebutuhan mesin

untuk sel alternatif tiga. Dengan rumus yang sama pada perhitungan awal

berdasarkan tabel demand dan cycle time seperti di bawah ini.

Tabel 4.42 Demand dan Cycle Time Alternatif Tiga

1 5D7 13 3P 557 1,30 0,48 1,28

2 5D7 14 4P 557 1,30 0,48 1,03

3 5D7 26 6W 557 1,36 0,35 1,14 0,60

4 3C1 13 3P 1.881 1,30 0,48 1,28

5 3C1 14 4P 1.881 1,30 0,48 1,10

6 5HH 13 3P 395 1,40 0,48 1,10

No Kode Nama Demand B D G H

Untuk data lengkapnya mengenai jumlah model yang masuk sel aternatif tiga

dapat dilihat di lampiran 21 demand dan cycle time alternatif tiga. Kemudian

menghitung jumlah kebutuhan waktu dari masing – masing model dengan rumus

sebagai berikut.

Kebutuhan waktu = demand x cycle time

= 557 x 1,30 menit = 723,79 menit

Page 92: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Hasil perhitungan pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.43 Perhitungan Waktu Alternatif Tiga

1 5D7 13 3P 557 723,79 267,25 712,66 0,00

2 5D7 14 4P 557 724,10 267,36 573,71 0,00

3 5D7 26 6W 557 757,52 194,95 634,98 334,20

4 3C1 13 3P 1.881 2.445,24 902,86 2.407,62 0,00

5 3C1 14 4P 1.881 2.445,30 902,88 2.069,10 0,00

6 5HH 13 3P 395 553,00 189,60 434,50 0,00

B D G HNo Kode Nama Demand

Dengan cara yang sama hitung semua waktu dan kebutuhan mesin dari sel yang

terbentuk dalam sel alternatif 3. Hasil perhitungan dapat dilihat di lampiran 22

kebutuhan waktu alternatif tiga.

Selanjutnya dengan menjumlahkan semua total waktu tiap mesin, kemudian

dengan waktu yang tersedia 1 hari 1260 menit dan efisiensi 85% maka kebutuhan

mesin dapat dihitung dengan rumus yang sama pada perhitungan awal. Sebagai

contoh . Waktu mesin B = 723,79+724,10+…….+ 553,00 = 7.648,95 menit

Kebutuhan mesin B = 14,7%85260.1

95,648.7

dibulatkan 8 mesin

Hasil perhitungan kebutuhan mesin pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.44 Kebutuhan Mesin Alternatif Tiga

Sel Mesin waktu(menit) Tersedia(menit) Efisiensi Keb. Mesin

B 7.648,95 1.260 85% 7,14 8

D 2.724,89 1.260 85% 2,54 3

G 6.832,56 1.260 85% 6,38 7

H 334,20 1.260 85% 0,31 1

B 8.559,10 1.260 85% 7,99 8

D 2.723,35 1.260 85% 2,54 3

B 6.890,82 1.260 85% 6,43 7

C 11.067,24 1.260 85% 10,33 11

D 1.208,57 1.260 85% 1,13 2

E 2.703,89 1.260 85% 2,52 3

F 4.934,62 1.260 85% 4,61 5

H 6.159,19 1.260 85% 5,75 6

N 1.996,67 1.260 85% 1,86 2

Sel

Shaper

Sel

Matik

Sel CD

Page 93: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Tabel 4.44 Kebutuhan Mesin Alternatif Tiga (Lanjutan)

Sel Mesin waktu(menit) Tersedia(menit) Efisiensi Keb. Mesin

B 18.001,04 1.260 85% 16,81 17

E 16.339,16 1.260 85% 15,26 16

H 2.472,55 1.260 85% 2,31 3

B 5.871,98 1.260 85% 5,48 6

E 2.282,46 1.260 85% 2,13 3

H 210,60 1.260 85% 0,20 1

B 10.553,69 1.260 85% 9,85 10

D 3.399,14 1.260 85% 3,17 4

E 3.721,32 1.260 85% 3,47 4

H 643,89 1.260 85% 0,60 1

B 14.892,54 1.260 85% 13,91 14

D 4.107,48 1.260 85% 3,84 4

E 4.750,68 1.260 85% 4,44 5

H 321,54 1.260 85% 0,30 1

C 9.529,13 1.260 85% 8,90 9

F 3.648,81 1.260 85% 3,41 4

I 4.188,71 1.260 85% 3,91 4

J 2.470,13 1.260 85% 2,31 3

K 1.511,10 1.260 85% 1,41 2

L 3.056,50 1.260 85% 2,85 3

M 935,57 1.260 85% 0,87 1

C 8.063,39 1.260 85% 7,53 8

I 3.177,45 1.260 85% 2,97 3

K 1.645,47 1.260 85% 1,54 2

L 2.572,53 1.260 85% 2,40 3

Sel Wheel

No

Broching

Sel Pinion

No

Broching

Sel Pinion

Broching

Sel Wheel

Broching

Sel Axle

Drive

Sel Axle

Main

Selanjutnya membuat layout alternatif tiga berdasarkan kebutuhan mesin dari

masing – masing sel yang terbentuk.

4.4.10.2 Desain Layout Alternatif 3

Penyusunan alternatif 3 terdiri dari Sembilan sel dengan tata letak layout sebagai

berikut.

Sel yang pertama adalah sel shaper dengan susunan tata letak layoutnya sebagai

berikut .

1. Penempatan mesin turning gear sebanyak 8 unit sebagai awal proses

2. Selanjutnya di letakkan mesin broching sebanyak 3 unit dan mesin shaper

7 unit dan mesin shaving 1 unit. Dengan pola aliran garis lurus penempatan

mesin didekatkan agar memperpendek jarak perpindahan.

Page 94: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Sel yang kedua sel clutch dog susunan tata letak layout dibuat dengan aliran garis

lurus untuk membuat flow material teratur, dengan susunan sebagai berikut.

1. Penempatan 8 unit mesin turning dan secara garis lurus diletakkan mesin

broching sebanyak 3 unit.

Sel yang ketiga sel matik dengan tata letak layout sebagai berikut.

1. Terdiri dari 7 mesin turning gear dan secara garis lurus mesin turning axle

sebanyak 11 unit.

2. Pada model matik ini ada beberapa model yang melalui proses shaving

untuk dibuat pola serpentine dengan menempatkan 2 mesin turning gear

kemudian 3 mesin hobbing gear untuk memproses materal dari broching,

dan 6 mesin shaving untuk memproses material dari hobbing gear dan

hobbing axle. Dengan demikian aliran prose menjadi lancar.

3. Pada proses diujung 2 unit mesin involute dekat mesin shaving untuk

memperpendek jarak perpindhan shaving ke involute.

Sel yang keempat sel wheel no broching dengan tata letak produk sebagai berikut.

1. Penempatan mesin turning gear sebanyak 17 unit, hobbing gear 16 unit

dibuat lurus dengan jarak yang pendek.

2. Mesin shaving 3 unit setelah mesin hobbing gear secara berdekatan

Sel yang kelima sel pinion no broching dengan tiga jenis mesin yang berbeda

susunan tata letak layout sebagai berikut.

1. Penempatan mesin turning gear 6 unit

2. Penempatan mesin hobbing gear 3 unit dan mesin shaving 1 unit dengan

pola aliran lurus dengan jarak yang pendek.

Sel yang keenam sel pinion broching terdiri dari empat jenis mesin yang berbeda

yaitu.

1. Penempatan mesin turning gear sebanyak 10 mesin, dilanjutkan mesin

broching 4 unit secara berdekatan

Page 95: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

2. Penempatan 4 mesin hobbing gear dan mesin shaving 1 unit dengan pola

aliran lurus.

Sel yang ketujuh sel wheel broch terdiri 4 jenis mesin yang berbeda dengan tata

letak layout sebagai berikut.

1. Penempatan mesin turning gear 14 unit secara berdekatan dengan mesin

broching 4 unit

2. Selanjutnya mesin hobbing gear 5 unit dan mesin shaving 1 unit dengan

pola aliran lurus.

Sel yang kedelapan sel axle main terdiri dari tujuh jenis mesin yang berbeda

dengan tata letak layout sebagai berkut.

1. Penempatan mesin turning axle 9 unit dilanjutkan mesin hobbing axle 4

unit secara aliran lurus.

2. Penempatan mesin thread rolling 1 unit sejajar dengan hobbing axle

dengan pola serpentine dilanjutkan mesin reaming 2 unit lurus dengan

mesin thread rolling.

3. Penempatan mesin center hole 1 sebanyak 4 unit dan center hole 2

sebanyak 3 unit pola aliran lurus dan mesin oil hole 3 unit dibuat

serpentine agar material dari center hole 2 dan dari reaming bisa langsung

diproses.

Sel kesembilan sel drive axle dengan pola aliran lurus susunan layoutnya seperti di

bawah ini.

1. Penempatan 8 unit mesin turning axle sebagai proses awal dan center hole

1 sebanyak 3 unit secara berdekatan.

2. Mesin Reaming 2 unit dan oil hole 3 unit diletakan dengan pola liran lurus

sehingga flow proses teratur.

Page 96: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Tata letak layout alternatif 3 dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Gambar 4.5 Layout Alternatif 3

Gambar di atas adalah desain layout alternatif tiga yang terdiri dari Sembilan sel

diantaranya dengan kode mesin sebagai berikut.

1. Sel matik dengan kode mesin dalam sel B-C-D-E-F-H-N

2. Sel clutch dog dengan kode mesin dalam sel B-D

3. Sel axle main dengan kode mesin dalam sel C-F-I-J-K-L-M

4. Sel pinion broching dengan kode mesin dalam sel B-D-E-H

5. Sel drive axle dengan kode mesin dalam sel C-I-K-L

6. Sel wheel broching dengan kode mesin dalam sel B-D-E-H

7. Sel wheel no broching dengan kode mesin dalam sel B-E-H

8. Sel shaper dengan kode mesin dalam sel B-D-G-H

9. Sel pinion no broching dengan kode mesin dalam sel B-E-H .

4.4.10.3 Perhitungan Jarak Alternatif 3

Perhitungan selanjutnya yaitu menentukan jarak antar mesin. Perhitungan jarak

digunakan untuk mengetahui jarak perpindahan antar mesin. Langkah pertama

yaitu dengan menentukan koordinat dari tiap mesin dari mesin satu ke mesin

lainnya. Kemudian dengan rumus yang sama yaitu dengan metode rectilinier

untuk menghitung jarak perpindahan. Dari Sembilan sel yang terbentuk pada

B D G H

B

C

D H

F

E

N

B D

C F I J

K L M

B D E H

C I K L B E H

B E H

B D E H

O

A

1

2

8

7

6

5

4

3

9

Page 97: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

alternatif tiga salah satu contoh koordinat sel alternatif tiga adalah sel shaper di

bawah ini.

Tabel 4.45 Koordinat Sel Alternatif 3

Mesin

Sel Shaper x y

A 174 333

B 927 386

D 1.013 386

G 1.154 386

H 1.289 367

O 949 275

Koordinat

Koordinat masing – masing sel yang terbentuk di sel alternatif 3 dapat dilihat di

lampiran 23 koordinat sel alternatif tiga. Setelah mengetahui koordinat dari masing

– masing sel langkah selanjutnya yaitu menentukan jarak dari tiap – tiap mesin.

Dengan menggunakan rumus yang sama yaitu rectilinier sebagai berikut.

Dari A ke B = 386333927174

= 806

Hasil perhitungan seperti pada tael di bawah ini.

Tabel 4.46 Matrix Jarak Sel alternatif tiga

Jarak A B D G H O

A 0 806 0 0 0 0

B 0 0 86 0 0 0

D 0 0 0 141 0 0

G 0 0 0 0 154 316

H 0 0 0 0 0 432

O 0 0 0 0 0 0

Perhitungan jarak masing – masing sel dapat dilihat di lampiran 24 matrix jarak

alternatif tiga.

4.4.10.4 Perhitungan Perpindahan Kuantitas dan Berat Material Alternatif 3

Perhitungan kuantitas pada alternatif 3 ini menggunakan rumus yang sama seperti

perhitungan di awal dengan contoh sel yang terbentuk di alternatif 3 sebagai

berikut.

Dari A ke B = 557+557+557+………+395 = 5.828

Page 98: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Hasil perhitungan seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.47 Perpindahan Kuantitas Sel Alternatif 3

Kuantitas A B D G H O

A 0 5.828 0 0 0 0

B 0 0 5.828 0 0 0

D 0 0 0 5.828 0 0

G 0 0 0 0 557 5.271

H 0 0 0 0 0 557

O 0 0 0 0 0 0

Data perhitungan perpindahan kuantitas yang lain dapat dilihat di lampiran 25

perpindahan kuantitas alternatif tiga. Selanjutnya perhitungan matrix berat dengan

rumus yang sama pada perhitungan awal dengan mengalikan koefisien dari berat

masing – masing material dengan jumlah perpindahan yang ada di tabel

perpindahan kuantitas. Seperti di bawah ini.

Dari A ke B = 5.828 x 0,3 kg

= 1.748 kg

Hasil terdapat pada tabel.

Tabel 4.48 Matrix Berat Sel Alternatif 3

Berat A B D G H O

A 0 1.748 0 0 0 0

B 0 0 1.166 0 0 0

D 0 0 0 1.166 0 0

G 0 0 0 0 84 791

H 0 0 0 0 0 56

O 0 0 0 0 0 0

Data perhitungan matrix berat untuk sel yang terbentuk di alternatif 3 dapat dilihat

di lampiran 26 matrix berat alternatif tiga.

4.4.10.5 Perhitungan Momen Perpindahan Alternatif 3

Perhitungan selanjutnya yaitu dengan menghitung momen perpindahan material

dari masing – masing sel yang terbentuk. Dengan rumus yang sama pada

perhitungan awal yaitu berat x jarak, hasilnya seperti di bawah ini.

Dari A ke B = 1.748 x 806

= 1.408.888 kg m

Page 99: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Hasil perhitungan terdapat pada tabel.

Tabel 4.49 Momen Perpindahan Material Alternatif 3

Sel Dari Ke Perpindahan Berat (kg) Jarak (m) Momen (kgm)

A B 5.828 1.748 806 1.408.888

B D 5.828 1.166 86 100.276

D G 5.828 1.166 141 164.406

G H 557 84 154 12.936

O 5.271 791 316 249.956

H O 557 56 432 24.192

A B 7.781 1.556 424 659.744

B D 7.781 1.556 85 132.260

D O 7.781 1.556 603 938.268

A B 7.942 2.383 585 1.394.055

C 8.556 2.567 518 1.329.706

B D 5.090 1.018 123 125.214

E 2.852 570 190 108.300

C F 5.704 1.426 191 272.366

N 2.852 428 292 124.976

D E 5.090 1.018 67 68.206

E H 7.942 1.191 92 109.572

F H 5.704 856 158 135.248

H N 2.852 285 75 21.375

O 10.794 1.079 569 613.951

N O 5.704 570 626 356.820

A B 11.662 3.499 959 3.355.541

B D 11.662 2.332 129 300.828

D E 11.662 2.332 65 151.580

E H 576 86 59 5.074

O 11.086 1.663 217 360.871

H O 576 58 272 15.776

A B 10.052 3.016 419 1.263.704

B D 10.052 2.010 93 186.930

D E 10.052 2.010 48 96.480

E H 1.133 170 29 4.930

O 8.919 1.338 600 802.800

H O 1.133 113 629 71.077

A B 14.671 4.401 927 4.079.727

B E 14.671 2.934 818 2.400.012

E H 324 49 13 637

O 14.347 2.152 1.077 2.317.704

H O 324 32 1.064 34.048

A B 6.257 1.877 817 1.533.509

B E 6.257 1.251 76 95.076

Sel Shaper

Sel CD

Sel Matik

Sel Wheel

Broching

Sel Pinion

Broching

Sel Wheel No

Broching

Sel Pinion No

Broching

Page 100: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Tabel 4.49 Momen Perpindahan Material Alternatif 3(Lanjutan)

Sel Dari Ke Perpindahan Berat (kg) Jarak (m) Momen (kgm)

E H 324 49 70 3.430

O 5.933 890 385 342.650

H O 324 32 353 11.296

A C 5.776 1.733 484 838.772

C I 5.776 1.444 121 174.724

I K 2.905 581 79 45.899

L 2.871 574 130 74.620

K L 2.905 291 51 14.841

L O 5.776 578 588 339.864

A C 6.333 1.900 330 627.000

C F 6.333 1.583 79 125.057

F I 6.333 950 31 29.450

I J 3.966 793 0 0

K 2.186 437 95 41.515

L 181 36 173 6.228

J L 3.966 793 173 137.189

K L 2.186 219 78 17.082

L M 6.333 1.267 150 190.050

M O 6.333 633 589 372.837

28.819.523

Sel Axl Drive

Sel Axle Main

Total Momen Alternatif 3

Sel Pinion No

Broching

Total perhitungan momen perpindahan material untuk alternatif 3 adalah sebesar

28.819.523 kgm

4.5 Analisis Hasil dari Berbagai Layout Usulan

Hasil perhitungan metode pengelompokan mesin ALC dengan menentukan nilai

maksimal dari koefisien kemiripan antar mesin sebagai proses awal

pengelompokan. Dari 13 jenis mesin yang berbeda setelah melalui proses ilterasi

sebanyak 12 kali proses ilterasi mendapatkan dua buah sel yang terdiri dari.

1. Sel 1 terdiri dari mesin turning gear, broching, hobbing gear, shaper,

shaving

2. Sel 2 terdiri dari mesin turning axle, hobbing axle, center hole 1, center

hole 2, reaming, oil hole, thread rolling, involute.

Berdasarkan hasil ilterasi tersebut dilanjutkan dengan melakukan perhitungan

perpindahan momen material dengan membuat tata letak layout dengan

Page 101: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

mengelompokkan model ke dalam sel. pengelompokan dengan membuat inciden

matrix untuk mengetahui mesin yang dilalui dari tiap – tiap model. Dari

pengelompokan yang dilakukan ada tiga alternatif yang terbentuk antara lain.

1. Alternatif 1

Pada alternatif pertama mesin dan komponen dikelompokkan berdasarkan hasil

ilterasi dengan ALC dengan hasil perhitungan sebagai berikut.

Sebelum Sesudah

34.636.82624.849.668

Total efisiensi momen alternatif 1

= 9.787.158 atau 28%

Gambar 4.6 Perbandingan Momen Awal dengan Alternatif 1

A. Sel Gear

- Sel gear dengan mesin hasil ilterasi terdiri dari mesin turning gear,

broching, hobbing gear, shaper, shaving.

- Pada alternatif satu jumlah model yang masuk dalam sel gear ada 75 model

- Kebutuhan mesin dari sel gear ini adalah mesin turning gear 74 unit,

mesin broching 15 unit, mesin hobbing gear 19 unit, mesin shaper 7 unit,

dan mesin shaving 7 unit.

- Perpindahan momen material pada sel gear sebesar 18.783.117 kgm.

B. Sel Axle

- Sel axle dengan mesin hasil ilterasi terdiri dari mesin turning axle, hobbing

axle, center hole 1, center hole 2, reaming, oil hole, thread rolling, involute

dan shaving.

- Pada sel axle terdiri dari 20 model yang terlampir di daftar lampiran

- Kebutuhan mesin dari sel axle berdasarkan demand saat ini adalah mesin

turning axle 27 unit, hobbing axle 9 unit, center hole 1 sebanyak 7 unit,

Page 102: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

center hole 2 sebanyak 3 unit, reaming 3 unit, oil hole 6 unit, thread

rolling 1 unit, involute 2 unit, shaving 3 unit.

- Dari proses perhitungan total momen perpindahan material sebesar

6.066.552 kgm.

Sehingga total momen perpindahan material pada alternative satu adalah

18.783.117 kgm + 6.066.552 kgm = 24.849.668 kgm.

2. Alternatif 2

Pada alternatif 2 pengelompokan sel berdasarkan kemiripan proses, yaitu pada

proses broching dan no broching sehingga jumlah sel yang terbentuk di alternatif

2, hasilnya sebagai berikut.

Sebelum Sesudah

34.636.826

23.818.447

Total efisiensi momen alternatif 2

= 10.818.380 atau 31%

Gambar 4.7 Perbandingan Momen Awal dan Alternatif 2

A. Sel Gear Broching

- Pada sel gear broching ini adalah model yang melalui proses broching,

yang masuk dalam sel ini ada 44 model dengan komposisi mesin turning

gear, broching, shaper, hobbing gear dan shaving.

- Berdasarkan perhitungan kebutuhan mesin sel gear broching ini sebanyak

mesin turning gear 45 unit, broching 15 unit, hobbing gear 11 unit, shaper

7 unit, shaving 5 unit.

- Proses perhitungan jumlah perpindahan momen sebesar 12.708.395 kgm.

Page 103: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

B. Sel Gear No Broching

- Sel ini adalah model gear yang tidak melalui proses broching, yang

termasuk dalam sel ini sebanyak 31 model yang terdiri dari mesin turning

gear, hobbing gear dan mesin shaving

- Pada proses perhitungan jumlah kebutuhan mesin sel ini adalah mesin

turning gear sebanyak 29 unit, mesin hobbing gear 8 unit dan shaving 3

unit.

- Proses perhitungan jumlah perpindahan momen sebesar 4.966.342 kgm.

C. Sel Axle Main

- Sel ini terdiri dari 11 model terdiri dari mesin turning axle, hobbing axle,

center hole 1, center hole 2, reaming, oil hole, thread rolling, involute

- Jumlah kebutuhan mesin dalam sel ini dengan mesin turning axle 16 unit,

hobbing axle 9 unit, center hole 1 sebanyak 4 unit, center hole 2 sebanyak

3 unit, reaming 2 unit, oil hole 3unit, thread rolling 1 unit, involute 2 unit,

shaving 3 unit.

- Perpindahan momen berdasarkan perhitungan 4.061.613 kgm.

D. Sel Drive Axle

- Dalam sel drive axle terdiri dari 9 model dengan komposisi mesin turning

axle, center hole, reaming, oil hole, involute

- Jumlah kebutuhan mesin berdasarkan perhitungan turning axle 12 unit,

center hole 3 unit, reaming 2 unit, oil hole 3 unit, involute 1 unit.

- Perpindahan momen berdasarkan perhitungan sebesar 2.082.097 kgm.

Dengan demikian total perpindahan momen material pada alternatif 2 sebesar

23.818.447 kgm.

3. Alternatif 3

Sel ini membagi sel ke dalam beberapa sel berdasarkan karakteristik proses dan

fungsi. Berdasarkan penggunaan mesin yang sejenis dan dari karakteristik desain

Page 104: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

dan finish proses yang sama. Totalnya ada sembilan sel dengan total momen

sebagai berikut.

Sebelum Sesudah

34.636.82628.819.523

Total efisiensi momen alternatif 3

= 5.817.303 atau 17%

Gambar 4.8 Perbandingan Momen Awal dan Alternatif 3

A. Sel Shaper

- Sel ini terdiri dari 6 model dengan komposisi mesin turning gear,

broching, shaper dan shaving

- Dengan kebutuhan mesin berdasarkan perhitungan mesin turning gear 8

unit, mesin shaper sebanyak 7 unit. Dan shaving 1 unit.

- Jumlah perpindahan momen sebesar 1.960.654 kg m

B. Sel Clutch Dog

- Sel clutch dog ini terdiri dari 4 model yang msuk dalam sel ini, dengan

komposisi mesin turning gear dan mesin broching.

- Berdasarkan perhitungan sel ini mempunyai kebutuhan mesin turning gear

8 unit dan mesin broching 3 unit.

- Jumlah momen perpindahan sel ini sebesar 1.730.272 kg m

C. Sel Matik

- Sel matik ini terdiri dari komponen yang digunakan untuk rangkaian

tranmisi matik dengan jumlah model yang tergabung dalam sel ini 5 model.

Page 105: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Dengan komposisi mesin terdiri dari mesin turning gear, turning axle,

broching, hobbing gear, hobbing axle,involute dan shaving.

- Berdasarkan data perhitungan kebutuhan mesin sel ini adalah mesin

turning gear 7 unit, turning axle 11 unit, broching 2 unit, hobbing gear 3

unit, hobbing axle 5 unit, shaving 6 unit, involute 2 unit.

- Jumlah perpindahan momen sebesar 4.659.789 kg m

D. Sel Pinion Broching

- Sel ini terdiri model yang melalui proses broching dengan jumlah model

16, dengan komposisi mesin turning gear, broching, hobbing gear dan

shaving.

- Dengan demand saat ini sel ini membutuhkan mesin turning gear 10 unit,

broching 4 unit, hobbing gear 4 unit, dan shaving 1 unit.

- Jumlah perpindahan momen pada sel ini sebesar 2.425.921 kg m

E. Sel Wheel Broching

- Model gear wheel yang masuk dalam sel ini sebanyak 16 model dengan

aliran proses mesin turning gear, broching , hobbing gear dan shaving.

- Kebutuhan mesin untuk sel ini sebanyak mesin turning gear 14 unit,

broching 4 unit, hobbing gear 5 unit dan shaving 1 unit.

- Perpindahan momen pada sel ini sebesar 4189670 kg m

F. Sel Pinion No Broching

- Sel ini merupakan model gear pinion yang tidak melalui proses broching

dengan jumlah model 9 model dengan aliran proses mesin turning gear,

mesin hobbing gear, shaving.

- Kebutuhan mesin sel ini berdasarkan demand saat ini adalah mesin turning

gear 6 unit, hobbing gear 3 unit dan shaving 1 unit.

- Perpindahan momen pada sel ini sebesar 1.985.961 kg m

Page 106: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

G. Sel Wheel No Broching

- Sel ini terdiri dari gear wheel yang tidak melalui proses broching dengan

jumlah model sebanyak 21 model dengan aliran proses mesin turning gear,

hobbing gear dan shaving.

- Kebutuhan mesin sel ini adalah mesin turning gear 17 unit, hobbing gear

16 unit, dan shaving 3 unit.

- Perpindahan momen pada sel ini sebesar 8.832.128 kg m

H. Sel Axle Main

- Sel ini kumpulan model axle main yang melalui proses hobbing axle

dengan jumlah model 9 dengan aliran proses mesin turning axle, mesin

hobbing axle,center hole 1, center hole 2, reaming, oil hole, thread rolling.

- Kebutuhan mesin sel ini meliputi mesin turning axle 9 unit, hobbing axle 4

unit, center hole 1 sebanyak 4 unit, center hole 2 sebanyak 3 unit, reaming

2 unit, oil hole 3 unit dan thread rolling 1 unit.

- Momen perpindahan sel ini 1.546.408 kg m

I. Sel Drive Axle

- Sel ini kumpulan dari model axle yang tidak melalui proses hobbing gear

dengan aliran proses mesin turning axle, center hole 1, reaming dan oil

hole. Dengan jumlah 9 model yang tergabung dalam sel ini.

- Kebutuhan mesin sel ini meliputi mesin turning axle 8 unit, center hole 1

sebanyak 3 unit, reaming 2 unit dan oil hole 3 unit.

- Momen perpindahan pada sel ini sebesar 1.488.720 kg m

Berdasarkan data perhitungan pada masing- masing sel alternatif 3 total momen

perpindahan material pada alternatif tiga sebesar 28.819.523 kg m.

Page 107: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Dari ketiga alternatif yang telah dilakukan perhitungan momen perpindahan

material hasilnya adalah.

Awal Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

34.636.826

24.849.668 23.818.447

28.819.523

Perbandingan momen antar alternatif

Gambar 4.9 Perbandingan Momen Antar Layout

Berdasarkan hasil perhitungan momen dari tiga alternatif layout semua

memberikan penurunan terhadap momen awal perpindahan material. Tetapi

alternatif kedua yang terpilih dengan momen perpindahan material terkecil yaitu

sebesar 23.818.447 kgm. Yang membedakan dengan alternatif yang lain adalah.

- Pada alternatif kedua aliran proses dari empat sel yang terbentuk secara

lurus atau straigt line sehingga jarak perpindahan material kecil dengan

tata letak mesin yang urut sesuai flow process material. Dengan demikian

aliran prosesnya menjadi teratur tidak bervariasi sehingga fleksibilitas dan

efisiensi dalam proses bisa tercapai.

- Pada alternatif kedua tidak ditemukan adanya jumping proses maupun

aliran backward antar department karena dari sel yang terbentuk sudah

sesuai dengan kelompok model yang mempunyai kemiripan penggunaan

mesin. Sehingga jarak perpindahan antar department menjadi pendek

dengan demikian momen perpindahan material menjadi kecil.

- Pada alternatif kedua tidak ada pergerakan intercel semua proses sudah

secara intracel dengan tata letak department yang sesuai urutan proses.

Eff = 28% 31% 17%

17%

Page 108: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Dengan tata letak yang sesuai urutan proses membuat hasil finish produk

dari department satu ke department selanjutnya bisa langsung diproses

sehingga dapat menghilangkan proses endapan material (work in process),

dengan demikian membuat lead time proses menjadi lebih singkat karena

tidak ada proses endapan material dari tiap department.

Untuk kebutuhan mesin tiap alternatif bila dibandingkan dengan jumlah mesin saat

ini adalah sebagai berikut.

Tabel 4.50 Perbandingan Kebutuhan Mesin Antar Alternatif

Kondisi Awal Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

Turning Gear B 80 74 74 70

Turning Axle C 36 27 28 28

Broching D 15 15 15 12

Hobbing Gear E 16 19 19 31

Hobbing Axle F 12 9 9 9

Shaper G 14 7 7 7

Shaving H 18 10 11 13

Center Hole 1 I 10 7 7 7

Center Hole 2 J 6 3 3 3

Reaming K 8 3 4 4

Oil Hole L 10 6 6 6

Thread Rolling M 4 1 1 1

Involute N 3 2 3 2

34.636.826 24.849.668 23.818.447 28.819.523Total Momen(kgm)

MesinJumlah Mesin (unit)

Kode

Dari hasil perhitungan kebutuhan mesin ketiga alternatif layout didapatkan

perbedaan kebutuhan mesin antara layout usulan dengan kondisi mesin yang ada

saat ini. Perbedaan kebutuhan mesin antar alternatif layout adalah sebagai berikut.

- Pada alternatif 1

Kebutuhan mesin hobbing gear lebih banyak dengan jumlah mesin

hobbing gear saat ini yaitu kurang 3 mesin, sedang untuk kebutuhan mesin

hobbing axle dengan jumlah mesin saat ini lebih sedikit sehingga kelebihan

3 mesin. Hal ini dapat di atasi dengan merubah program dari mesin

hobbing axle menjadi program mesin hobbing gear oleh pihak terkait yaitu

production enginnering karena kedua mesin tersebut mempunyai

Page 109: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

karakteristik yang sama. Sehingga Alternatif satu dianggap layak dengan

kebutuhan mesin hasil perhitungan dengan jumlah saat ini masih

mencukupi.

- Pada alternatif 2

Pada alternatif kedua terdapat perbedaan kebutuhan mesin hasil

perhitungan dengan jumlah mesin saat ini yaitu pada mesin hobbing gear

dan mesin hobbing axle. Untuk mesin hobbing gear kebutuhan mesin lebih

banyak yaitu 19 mesin atau kurang 3 mesin dari jumlah saat ini, sedang

untuk hobbing axle yaitu 9 mesin atau kelebihan 3 mesin dari jumlah mesin

saat ini. Hal ini dapat di atasi dengan merubah program dari mesin hobbing

gear ke program mesin hobbing axle oleh pihak production engineering

karena kedua mesin tersebut memiliki karakteristik yang sama. Sehingga

alternatif dua dianggap layak karena jumlah saat ini masih mencukupi

dengan kebutuhan hasil perhitungan.

- Alternatif 3

Terdapat perbedaaan yang signifikan antara kebutuhan mesin hasil

perhitungan dengan jumlah mesin saat ini, yaitu pada mesin hobbing gear

lebih banyak yaitu dengan jumlah 31 mesin atau kurang 15 mesin dari

jumlah saat ini. Dan mesin hobbing axle lebih sedikit dengan jumlah 9

mesin atau kelebihan 3 mesin dari jumlah saat ini. Namun melihat kondisi

kebutuhan mesin yang melebihi kondisi jumlah saat ini maka alternatif 3

dianggap tidak layak.

Page 110: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Urutan Proses Produk

B C D E F G H I J K L M N

1 5D7 10 AM 1 2 3 4 5 6

2 5D7 13 3P 1 2 3

3 5D7 14 4P 1 2 3

4 5D7 16 6P 1 2 3 4

5 5D7 26 6W 1 2 3 4

6 3C1 10 AM 1 2 3 4 5 6

7 3C1 12 2P 1 2

8 3C1 13 3P 1 2 3

9 3C1 14 4P 1 2 3

10 3C1 15 5P 1 2 3

11 3C1 20 DA 1 2 3 4

12 3C1 21 1W 1 2

13 3C1 22 2W 1 2

14 3C1 23 3W 1 2 3

15 3C1 24 4W 1 2 3

16 3C1 25 5W 1 2 3

17 5D9 10 AM 1 2 3 4 5 6

18 5D9 12 2P 1 2

19 5D9 13 3P 1 2 3

20 5D9 14 4P 1 2

21 5D9 20 DA 1 2 3

22 5D9 21 1W 1 2

23 5D9 22 2W 1 2

24 5D9 23 3W 1 2

25 5D9 24 4W 1 2 3

26 GBW BW 1 2 3

27 1ST 10 AM 1 2 3 4 5 6

28 1ST 12 2P 1 2

29 1ST 13 3P 1 2 3

30 1ST 14 4P 1 2 3

31 1ST 15 5P 1 2

32 1ST 20 DA 1 2 3 4

33 1ST 21 1W 1 2

34 1ST 22 2W 1 2

35 1ST 23 3W 1 2

36 1ST 24 4W 1 2 3

No KodeMesin

Nama

Page 111: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 1 Data Urutan Proses Produk (Lanjutan)

B C D E F G H I J K L M N

37 1ST 25 5W 1 2 3

38 1S7 10 AM 1 2 3 4 5 6

39 1S7 12 2P 1 2 3

40 1S7 13 3P 1 2 3

41 1S7 14 4P 1 2 3

42 1S7 20 DA 1 2 3

43 1S7 21 1W 1 2

44 1S7 22 2W 1 2

45 1S7 23 3W 1 2 3

46 1S7 24 4W 1 2 3

47 5HH 10 AM 1 2 3 4 5 6

48 5HH 12 2P 1 2 3

49 5HH 13 3P 1 2 3

50 5HH 14 4P 1 2 3

51 5HH 15 5P 1 2 3 4

52 5HH 20 DA 1 2 3 4

53 5HH 21 1W 1 2

54 5HH 22 2W 1 2

55 5HH 23 3W 1 2 3

56 5HH 24 4W 1 2 3

57 5HH 25 5W 1 2 3 4

58 1DY 10 AM 1 2 3 4 5 6

59 1DY 12 2P 1 2 3

60 1DY 13 3P 1 2 3

61 1DY 14 4P 1 2

62 1DY 20 DA 1 2 4

63 1DY 21 1W 1 2

64 1DY 22 2W 1 2

65 1DY 23 3W 1 2

66 1DY 24 4W 1 2 3

67 1WD 10 AM 1 2 3 4 5 6

68 1WD 12 2P 1 2 3

69 1WD 15 5P 1 2

70 1WD 16 6P 1 2

71 1WD 20 DA 1 2 3 4

72 1WD 21 1W 1 2

73 1WD 22 2W 1 2

74 1WD 23 3W 1 2 3

75 1WD 24 4W 1 2

No Kode NamaMesin

Page 112: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 1 Urutan Proses Produk (Lanjutan)

B C D E F G H I J K L M N

76 1WD 25 5W 1 2 3

77 1WD 26 6W 1 2 3

78 5TP 10 AM 1 2 3 4 5

79 5TP 12 2P 1 2 3

80 5TP 13 3P 1 2 3

81 5TP 14 4P 1 2 3 4

82 5TP 20 DA 1 2 4

83 5TP 21 1W 1 2

84 5TP 22 2W 1 2

85 5TP 23 3W 1 2 3

86 5TP 24 4W 1 2 3 4

87 3C1 CD 1 2

88 50C CD 1 2

89 1PA CD 1 2

90 5D7 CD 1 2

91 AM AM 1 2 3

92 GPD GPD 1 2 3 4

93 GPDn GPDn 1 3 3

94 AD AD 1 2

95 1W 1 W 1 2 3 4

No Kode NamaMesin

Page 113: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 2 Cycle Time Proses

B C D E F G H I J K L M N

1 5D7 10 1,70 0,65 0,75 0,75 0,60 0,16

2 5D7 13 1,30 0,48 1,28

3 5D7 14 1,30 0,48 1,03

4 5D7 16 1,56 0,48 0,35 0,60

5 5D7 26 1,36 0,35 1,14 0,60

6 3C1 10 1,42 0,60 0,64 0,63 0,78 0,16

7 3C1 12 0,74 0,19

8 3C1 13 1,30 0,48 1,28

9 3C1 14 1,30 0,48 1,10

10 3C1 15 1,10 0,32 0,30

11 3C1 20 1,40 0,63 0,53 0,67

12 3C1 21 2,08 0,26

13 3C1 22 1,56 0,24

14 3C1 23 1,36 0,35 0,16

15 3C1 24 1,20 0,35 0,21

16 3C1 25 1,54 0,38 0,62

17 5D9 10 1,78 0,65 0,67 0,65 0,35 0,20

18 5D9 12 0,96 0,43

19 5D9 13 1,10 0,43 0,40

20 5D9 14 0,96 0,50

21 5D9 20 1,66 0,46 0,28

22 5D9 21 1,46 0,43

23 5D9 22 0,86 0,21

24 5D9 23 0,80 0,30

25 5D9 24 1,16 0,43 0,77

26 GBW 1,04 0,54 0,52 0,56

27 1ST 10 1,56 0,45 0,85 1,07 0,26 0,16

28 1ST 12 0,68 0,19

29 1ST 13 0,94 0,30 0,50

30 1ST 14 0,80 0,33 0,32

31 1ST 15 1,16 0,41

32 1ST 20 1,22 0,58 0,56 0,32

33 1ST 21 1,60 0,29

34 1ST 22 1,50 0,26

35 1ST 23 1,22 0,25

36 1ST 24 1,04 0,30 0,67

37 1ST 25 1,04 0,30 0,66

38 1S7 10 1,76 0,62 0,73 0,73 0,30 0,16

KodeC/T Mesin (Menit)

No

Page 114: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 2 Cycle Time Proses (Lanjutan)

B C D E F G H I J K L M N

39 1S7 12 0,90 0,48 0,26

40 1S7 13 1,30 0,35 0,49

41 1S7 14 1,00 0,35 0,29

42 1S7 20 1,56 0,63 0,60

43 1S7 21 1,70 0,26

44 1S7 22 1,38 0,32

45 1S7 23 1,26 0,35 0,32

46 1S7 24 1,44 0,42 0,79

47 5HH 10 1,40 0,65 0,65 0,65 0,60 0,16

48 5HH 12 1,16 0,38 0,26

49 5HH 13 1,40 0,48 1,10

50 5HH 14 0,96 0,33 0,25

51 5HH 15 1,76 0,48 0,50 0,50

52 5HH 20 1,56 0,78 0,75 0,43

53 5HH 21 1,44 0,30

54 5HH 22 1,34 0,26

55 5HH 23 0,96 0,35 0,32

56 5HH 24 1,24 0,58 0,71

57 5HH 25 1,06 0,35 0,25 0,53

58 1DY 10 1,32 0,43 0,53 0,47 0,20 0,08

59 1DY 12 0,58 0,22 0,43

60 1DY 13 1,10 0,28 0,35

61 1DY 14 0,98 0,50

62 1DY 20 1,12 0,33 0,17

63 1DY 21 1,46 0,43

64 1DY 22 0,86 0,21

65 1DY 23 0,80 0,30

66 1DY 24 1,14 0,22 0,30

67 1WD 10 1,68 0,75 0,90 0,87 0,55 0,20

68 1WD 12 1,00 0,25 0,65

69 1WD 15 1,40 0,48

70 1WD 16 1,34 0,48

71 1WD 20 1,98 0,84 0,56 0,67

72 1WD 21 2,10 0,50

73 1WD 22 1,80 0,45

74 1WD 23 1,80 0,45 0,85

75 1WD 24 1,50 0,40

76 1WD 25 1,40 0,35 0,45

No KodeC/T Mesin (Menit)

Page 115: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 2 Cycle Time Proses (Lanjutan)

B C D E F G H I J K L M N

77 1WD 26 1,34 0,35 0,45

78 5TP 10 1,48 0,70 0,78 0,42 0,20

79 5TP 12 1,14 0,35 0,19

80 5TP 13 1,20 0,48 0,98

81 5TP 14 1,04 0,35 0,61 0,62

82 5TP 20 1,20 0,60 0,42

83 5TP 21 1,66 0,51

84 5TP 22 1,20 0,34

85 5TP 23 1,12 0,35 0,28

86 5TP 24 1,54 0,48 0,61 0,62

87 3C1 1,10 0,35

88 50C 1,10 0,35

89 1PA 1,10 0,35

90 5D7 1,00 1,10

91 AM 0,92 0,63 0,50

92 GPD 1,40 1,10 0,59 0,45

93 GPDn 1,60 0,54 0,63

94 AD 1,56 0,25

95 1W 1,26 0,37 0,69 0,70

No KodeC/T Mesin (Menit)

Page 116: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 3 Matrix Jarak Antar Mesin Saat Ini

Jarak A B C D E F G H I J K L M N O

A 0 490 428 744 1.205 759 1.194 1.086 620 944 824 607 977 919 1.636

B 0 267 254 715 526 704 761 387 711 591 374 744 686 1.403

C 0 521 982 405 971 863 193 516 396 191 549 491 1.278

D 0 461 273 450 508 597 458 338 330 491 433 1.151

E 0 577 133 119 1.058 733 695 791 541 557 752

F 0 566 458 480 185 118 214 218 160 878

G 0 243 1.046 722 684 780 530 546 885

H 0 938 614 576 672 422 438 642

I 0 324 363 267 516 501 1.354

J 0 120 336 192 177 1.030

K 0 216 154 138 991

L 0 370 312 1.087

M 0 58 838

N 0 853

O 0

Page 117: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 4 Perpindahan Kuantitas Saat Ini

No Kode demand A B C D E F G H I J K L M N O

1 5D7 10 557 557 557 557 557 557 557 557 557

2 5D7 13 557 557 557 557 557 557

3 5D7 14 557 557 557 557 557 557

4 5D7 16 557 557 557 557 557 557 557

5 5D7 26 557 557 557 557 557 557 557

6 3C1 10 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881

7 3C1 12 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881

8 3C1 13 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881

9 3C1 14 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881

10 3C1 15 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881

11 3C1 20 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881

12 3C1 21 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881

13 3C1 22 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881

14 3C1 23 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881

15 3C1 24 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881

16 3C1 25 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881

17 5D9 10 628 628 628 628 628 628 628 628 628

18 5D9 12 628 628 628 628 628

19 5D9 13 628 628 628 628 628 628

20 5D9 14 628 628 628 628 628

21 5D9 20 628 628 628 628 628 628

22 5D9 21 628 628 628 628 628

23 5D9 22 628 628 628 628 628

24 5D9 23 628 628 628 628 628

25 5D9 24 628 628 628 628 628 628

26 GBW 2.238 2.238 2.238 2.238 2.238 2.238 2.238

27 1ST 10 305 305 305 305 305 305 305 305 305

28 1ST 12 305 305 305 305 305

29 1ST 13 305 305 305 305 305 305

30 1ST 14 305 305 305 305 305 305

31 1ST 15 305 305 305 305 305

32 1ST 20 305 305 305 305 305 305 305

33 1ST 21 305 305 305 305 305

34 1ST 22 305 305 305 305 305

35 1ST 23 305 305 305 305 305

36 1ST 24 305 305 305 305 305 305

37 1ST 25 305 305 305 305 305 305

38 1S7 10 524 524 524 524 524 524 524 524 524

Page 118: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 4 Perpindahan Kuantitas Saat Ini (Lanjutan)

No Kode demand A B C D E F G H I J K L M N O

39 1S7 12 524 524 524 524 524 524

40 1S7 13 524 524 524 524 524 524

41 1S7 14 524 524 524 524 524 524

42 1S7 20 524 524 524 524 524 524

43 1S7 21 524 524 524 524 524

44 1S7 22 524 524 524 524 524

45 1S7 23 524 524 524 524 524 524

46 1S7 24 524 524 524 524 524 524

47 5HH 10 395 395 395 395 395 395 395 395 395

48 5HH 12 395 395 395 395 395 395

49 5HH 13 395 395 395 395 395 395

50 5HH 14 395 395 395 395 395 395

51 5HH 15 395 395 395 395 395 395 395

52 5HH 20 395 395 395 395 395 395 395

53 5HH 21 395 395 395 395 395

54 5HH 22 395 395 395 395 395

55 5HH 23 395 395 395 395 395 395

56 5HH 24 395 395 395 395 395 395

57 5HH 25 395 395 395 395 395 395 395

58 1DY 10 1.538 1.538 1.538 1.538 1.538 1.538 1.538 1.538 1.538

59 1DY 12 1.538 1.538 1.538 1.538 1.538 1.538

60 1DY 13 1.538 1.538 1.538 1.538 1.538 1.538

61 1DY 14 1.538 1.538 1.538 1.538 1.538

62 1DY 20 1.538 1.538 1.538 1.538 1.538 1.538

63 1DY 21 1.538 1.538 1.538 1.538 1.538

64 1DY 22 1.538 1.538 1.538 1.538 1.538

65 1DY 23 1.538 1.538 1.538 1.538 1.538

66 1DY 24 1.538 1.538 1.538 1.538 1.538 1.538

67 1WD 10 324 324 324 324 324 324 324 324 324

68 1WD 12 324 324 324 324 324 324

69 1WD 15 324 324 324 324 324

70 1WD 16 324 324 324 324 324

71 1WD 20 324 324 324 324 324 324 324

72 1WD 21 324 324 324 324 324

73 1WD 22 324 324 324 324 324

74 1WD 23 324 324 324 324 324 324

75 1WD 24 324 324 324 324 324

76 1WD 25 324 324 324 324 324 324

77 1WD 26 324 324 324 324 324 324

78 5TP 10 181 181 181 181 181 181 181 181

Page 119: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 4 Perpindahan Kuantitas Saat Ini (Lanjutan)

No Kode demand A B C D E F G H I J K L M N O

79 5TP 12 181 181 181 181 181 181

80 5TP 13 181 181 181 181 181 181

81 5TP 14 181 181 181 181 181 181 181

82 5TP 20 181 181 181 181 181 181

83 5TP 21 181 181 181 181 181

84 5TP 22 181 181 181 181 181

85 5TP 23 181 181 181 181 181 181

86 5TP 24 181 181 181 181 181 181 181

87 3C1 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881

88 50C 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881

89 1PA 3.462 3.462 3.462 3.462 3.462

90 5D7 557 557 557 557 557

91 AM 2.852 2.852 2.852 2.852 2.852 2.852

92 GPD 2.852 2.852 2.852 2.852 2.852 2.852 2.852

93 GPDn 2.852 2.852 2.852 2.852 2.852 2.852

94 AD 2.852 2.852 2.852 2.852 2.852

95 1 W 2.852 2.852 2.852 2.852 2.852 2.852 2.852

Page 120: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 5 Matrix Perpindahan Kuantitas Saat Ini

Mesin A B C D E F G H I J K L M N O

A 0 64.193 20.665 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

B 0 0 40.413 50.584 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

C 0 0 0 12.037 0 5.776 0 0 0 0 0 0

D 0 26.804 0 5.828 0 0 0 0 0 0 0 7781

E 0 0 0 10.118 0 0 0 0 0 0 12983

F 0 0 5.704 6.333 0 0 0 0 0 0

G 0 557 0 0 0 0 0 0 5271

H 0 0 0 0 0 0 5704 1393

I 0 3.966 5.091 3.052 0 0 0

J 0 3.966 0 0 0

K 0 5.091 0 0 0

L 0 6.333 0 5776

M 0 0 6333

N 0 5704

O 0

Page 121: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 6 Inciden matrix

B C D E F G H I J K L M N

1 5D7 10 AM 1 1 1 1 1 1

2 5D7 13 3P 1 1 1

3 5D7 14 4P 1 1 1

4 5D7 16 6P 1 1 1 1

5 5D7 26 6W 1 1 1 1

6 3C1 10 AM 1 1 1 1 1 1

7 3C1 12 2P 1 1

8 3C1 13 3P 1 1 1

9 3C1 14 4P 1 1 1

10 3C1 15 5P 1 1 1

11 3C1 20 DA 1 1 1 1

12 3C1 21 1W 1 1

13 3C1 22 2W 1 1

14 3C1 23 3W 1 1 1

15 3C1 24 4W 1 1 1

16 3C1 25 5W 1 1 1

17 5D9 10 AM 1 1 1 1 1 1

18 5D9 12 2P 1 1

19 5D9 13 3P 1 1 1

20 5D9 14 4P 1 1

21 5D9 20 DA 1 1 1

22 5D9 21 1W 1 1

23 5D9 22 2W 1 1

24 5D9 23 3W 1 1

25 5D9 24 4W 1 1 1

26 GBW BW 1 1 1

27 1ST 10 AM 1 1 1 1 1 1

28 1ST 12 2P 1 1

29 1ST 13 3P 1 1 1

30 1ST 14 4P 1 1 1

31 1ST 15 5P 1 1

32 1ST 20 DA 1 1 1 1

33 1ST 21 1W 1 1

34 1ST 22 2W 1 1

35 1ST 23 3W 1 1

No Kode NamaMesin

Page 122: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 6 Inciden matrix (Lanjutan)

B C D E F G H I J K L M N

36 1ST 24 4W 1 1 1

37 1ST 25 5W 1 1 1

38 1S7 10 AM 1 1 1 1 1 1

39 1S7 12 2P 1 1 1

40 1S7 13 3P 1 1 1

41 1S7 14 4P 1 1 1

42 1S7 20 DA 1 1 1

43 1S7 21 1W 1 1

44 1S7 22 2W 1 1

45 1S7 23 3W 1 1 1

46 1S7 24 4W 1 1 1

47 5HH 10 AM 1 1 1 1 1 1

48 5HH 12 2P 1 1 1

49 5HH 13 3P 1 1 1

50 5HH 14 4P 1 1 1

51 5HH 15 5P 1 1 1 1

52 5HH 20 DA 1 1 1 1

53 5HH 21 1W 1 1

54 5HH 22 2W 1 1

55 5HH 23 3W 1 1 1

56 5HH 24 4W 1 1 1

57 5HH 25 5W 1 1 1 1

58 1DY 10 AM 1 1 1 1 1 1

59 1DY 12 2P 1 1 1

60 1DY 13 3P 1 1 1

61 1DY 14 4P 1 1

62 1DY 20 DA 1 1 1

63 1DY 21 1W 1 1

64 1DY 22 2W 1 1

65 1DY 23 3W 1 1

No Kode NamaMesin

Page 123: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 6 Inciden matrix (Lanjutan)

B C D E F G H I J K L M N

66 1DY 24 4W 1 1 1

67 1WD 10 AM 1 1 1 1 1 1

68 1WD 12 2P 1 1 1

69 1WD 15 5P 1 1

70 1WD 16 6P 1 1

71 1WD 20 DA 1 1 1 1

72 1WD 21 1W 1 1

73 1WD 22 2W 1 1

74 1WD 23 3W 1 1 1

75 1WD 24 4W 1 1

76 1WD 25 5W 1 1 1

77 1WD 26 6W 1 1 1

78 5TP 10 AM 1 1 1 1 1

79 5TP 12 2P 1 1 1

80 5TP 13 3P 1 1 1

81 5TP 14 4P 1 1 1 1

82 5TP 20 DA 1 1 1

83 5TP 21 1W 1 1

84 5TP 22 2W 1 1

85 5TP 23 3W 1 1 1

86 5TP 24 4W 1 1 1 1

87 3C1 CD 1 1

88 50C CD 1 1

89 1PA CD 1 1

90 5D7 CD 1 1

91 AM AM 1 1 1

92 GPD GPD 1 1 1 1

93 GPDn GPDn 1 1 1

94 AD AD 1 1

95 1W 1 W 1 1 1 1

MesinNo Kode Nama

Page 124: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 7 Ilterasi Algoritma Average Linkage Clustering (ALC)

B C D E F G H I J K L M N

75 20 44 65 11 6 12 17 6 6 17 9 2

B 75 44 65 6 10

C 20 11 2 17 6 6 17 9 2

D 44 34 6 7

E 65 9

F 11 2 9 6 2 9 9 1

G 6 1

H 12 1

I 17 6 6 17 9

J 6 6 6

K 6 6 2

L 17 9

M 9

N 2

Mesin N

Ilterasi 1

B C D E F G H I J K L M N

75 20 44 65 11 6 12 17 6 6 17 9 2

B 75 0,00 0,59 0,87 0,00 0,08 0,13 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

C 20 0,00 0,00 0,55 0,00 0,07 0,85 0,30 0,30 0,85 0,45 0,10

D 44 0,45 0,00 0,14 0,14 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

E 65 0,00 0,00 0,13 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

F 11 0,00 0,10 0,47 0,55 0,13 0,47 0,82 0,08

G 6 0,06 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

H 12 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,08

I 17 0,35 0,35 1,00 0,53 0,00

J 6 0,00 0,35 0,67 0,00

K 6 0,35 0,15 0,00

L 17 0,53 0,00

M 9 0,00

N 2

Mesin N

Ilterasi 2

Page 125: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 7 Ilterasi Algoritma Average Linkage Clustering (ALC)(Lanjutan)

B C D E F G H I,L J K M N

75 20 44 65 11 6 12 17 6 6 9 2

1 2 3 4 5 6 7 8 , 11 9 10 12 13

B 75 0,00 0,59 0,87 0,00 0,08 0,13 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

C 20 0,00 0,00 0,55 0,00 0,07 0,85 0,30 0,30 0,45 0,10

D 44 0,45 0,00 0,14 0,14 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

E 65 0,00 0,00 0,13 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

F 11 0,00 0,10 0,47 0,55 0,13 0,82 0,08

G 6 0,06 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

H 12 0,00 0,00 0,00 0,00 0,08

I,L 17 0,35 0,35 0,53 0,00

J 6 0,00 0,67 0,00

K 6 0,15 0,00

M 9 0,00

N 2

Ilterasi 3

Mesin N

75 20 44 11 6 12 17 6 6 9 2

B,E C D F G H IL J K M N

B,E 75 0,00 0,52 0,00 0,04 0,13 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

C 20 0,00 0,55 0,00 0,07 0,85 0,30 0,30 0,45 0,10

D 44 0,00 0,14 0,14 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

F 11 0,00 0,10 0,47 0,55 0,13 0,82 0,08

G 6 0,06 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

H 12 0,00 0,00 0,00 0,00 0,08

I,L 17 0,45 0,35 0,53 0,00

J 6 0,00 0,67 0,00

K 6 0,15 0,00

M 9 0,00

N 2

Mesin N

Ilterasi 4

BE ILC D F G H J K M N

75 20 44 11 6 12 6 6 9 2

1 ,42 , 8, 11 3 5 6 7 9 10 12 13

BE 75 0,00 0,52 0,00 0,04 0,13 0,00 0,00 0,00 0,00

ILC 20 0,00 0,34 0,00 0,02 0,25 0,22 0,33 0,03

D 44 0,00 0,14 0,14 0,00 0,00 0,00 0,00

F 11 0,00 0,10 0,55 0,13 0,82 0,08

G 6 0,06 0,00 0,00 0,00 0,00

H 12 0,00 0,00 0,00 0,08

J 6 0,00 0,67 0,00

K 6 0,15 0,00

M 9 0,00

N 2

Ilterasi 5

Mesin N

Page 126: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 7 Ilterasi Algoritma Average Linkage Clustering (ALC)(Lanjutan)

BE ILC D FM G H J K N

75 20 44 11 6 12 6 6 2

1 ,42 , 8, 11 3 5 ,12 6 7 9 10 13

BE 75 1 ,4 0,00 0,52 0,00 0,04 0,13 0,00 0,00 0,00

ILC 202 , 8, 11 0,00 0,11 0,00 0,02 0,25 0,22 0,03

D 44 3 0,00 0,14 0,14 0,00 0,00 0,00

FM 11 5 , 12 0,00 0,05 0,61 0,14 0,04

G 6 6 0,06 0,00 0,00 0,00

H 12 7 0,00 0,00 0,08

J 6 9 0,00 0,00

K 6 10 0,00

Ilterasi 6

Mesin N Kode

BE ILC D FMJ G H K N

75 20 44 11 6 12 6 2

1 ,42 , 8, 11 3 5 ,12 , 9 6 7 10 13

BE 75 1 ,4 0,00 0,52 0,00 0,04 0,13 0,00 0,00

ILC 202 , 8, 11 0,00 0,04 0,00 0,02 0,22 0,03

D 44 3 0,00 0,14 0,14 0,00 0,00

FMJ 115 , 12 , 9 0,00 0,02 0,05 0,01

G 6 6 0,06 0,00 0,00

H 12 7 0,00 0,08

K 6 10 0,00

N 2 13

Mesin N Kode

Ilterasi 7

BED ILC FMJ G H K N

75 20 11 6 12 6 2

1 ,4 , 32 , 8, 115 ,12 , 9 6 7 10 13

BED 751 ,4 , 3 0,06 0,00 0,06 0,09 0,00 0,00

ILC 202 , 8, 11 0,04 0,00 0,02 0,22 0,03

FMJ 115 , 12 , 9 0,00 0,02 0,05 0,01

G 6 6 0,06 0,00 0,00

H 12 7 0,00 0,08

K 6 10 0,00

N 2 13

Mesin N

Ilterasi 8

Kode

Page 127: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 7 Ilterasi Algoritma Average Linkage Clustering (ALC)(Lanjutan)

BED ILCK FMJ G H N

75 20 11 6 12 2

1 ,4 , 32 , 8, 11, 105 ,12 , 9 6 7 13

BED 75 1 ,4 , 3 0,00 0,00 0,06 0,09 0,00

ILCK 20 2 , 8, 11 , 10 0,01 0,00 0,01 0,01

FMJ 11 5 , 12 , 9 0,00 0,02 0,01

G 6 6 0,06 0,00

H 12 7 0,08

N 2 13

Ilterasi 9

Mesin N Kode

BEDH ILCK FMJ G N

75 20 11 6 2

1 ,4 , 3, 72 , 8, 11, 105 ,12 , 9 6 13

BEDH 75 1 ,4 , 3 , 7 0,00 0,00 0,03 0,02

ILCK 20 2 , 8, 11 , 10 0,01 0,00 0,01

FMJ 11 5 , 12 , 9 0,00 0,01

G 6 6 0,00

N 2 13

Ilterasi 10

Mesin N Kode

BEDHG ILCK FMJ N

75 20 11 2

1 ,4 , 3, 7,62 , 8, 11, 105 ,12 , 9 13

BEDHG 75 1 ,4 , 3 , 7, 6 0,00 0,00 0,00

ILCK 20 2 , 8, 11 , 10 0,01 0,01

FMJ 11 5 , 12 , 9 0,01

N 2 13

Ilterasi 11

Mesin N Kode

BEDHG ILCK FMJ

75 20 11

1 ,4 , 3, 7,62 , 8, 11, 105 ,12 , 9, 13

BEDHG 75 1 ,4 , 3 , 7, 6 0,00 0,00

ILCK 20 2 , 8, 11 , 10 0,01

FMJN 11 5 , 12 , 9, 13

Mesin N Kode

Ilterasi 12

BEDHG ILCKFMJN

75 20

1 ,4 , 3, 7,6 2 , 8, 11, 10

BEDHG 75 0,00

ILCKFMJN 20

Mesin N

Hasil akhir

Page 128: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 8 Model dan Demand Alternatif 1

No Kode demand A B D E G H O

1 5D7 13 557 557 557 557 557 557

2 5D7 14 557 557 557 557 557 557

3 5D7 16 557 557 557 557 557 557 557

4 5D7 26 557 557 557 557 557 557 557

5 3C1 12 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881

6 3C1 13 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881

7 3C1 14 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881

8 3C1 15 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881

9 3C1 21 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881

10 3C1 22 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881

11 3C1 23 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881

12 3C1 24 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881

13 3C1 25 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881

14 5D9 12 628 628 628 628 628

15 5D9 13 628 628 628 628 628 628

16 5D9 14 628 628 628 628 628

17 5D9 21 628 628 628 628 628

18 5D9 22 628 628 628 628 628

19 5D9 23 628 628 628 628 628

20 5D9 24 628 628 628 628 628 628

21 GBW 2.238 2.238 2.238 2.238 2.238 2.238 2.238

22 1ST 12 305 305 305 305 305

23 1ST 13 305 305 305 305 305 305

24 1ST 14 305 305 305 305 305 305

25 1ST 15 305 305 305 305 305

26 1ST 21 305 305 305 305 305

27 1ST 22 305 305 305 305 305

28 1ST 23 305 305 305 305 305

29 1ST 24 305 305 305 305 305 305

30 1ST 25 305 305 305 305 305 305

31 1S7 12 524 524 524 524 524 524

32 1S7 13 524 524 524 524 524 524

33 1S7 14 524 524 524 524 524 524

34 1S7 21 524 524 524 524 524

35 1S7 22 524 524 524 524 524

36 1S7 23 524 524 524 524 524 524

37 1S7 24 524 524 524 524 524 524

38 5HH 12 395 395 395 395 395 395

39 5HH 13 395 395 395 395 395 395

40 5HH 14 395 395 395 395 395 395

Page 129: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 8 Model dan Demand Alternatif 1(Lanjutan)

No Kode demand A B D E G H O

41 5HH 15 395 395 395 395 395 395 395

42 5HH 21 395 395 395 395 395

43 5HH 22 395 395 395 395 395

44 5HH 23 395 395 395 395 395 395

45 5HH 24 395 395 395 395 395 395

46 5HH 25 395 395 395 395 395 395 395

47 1DY 12 1.538 1.538 1.538 1.538 1.538 1.538

48 1DY 13 1.538 1.538 1.538 1.538 1.538 1.538

49 1DY 14 1.538 1.538 1.538 1.538 1.538

50 1DY 21 1.538 1.538 1.538 1.538 1.538

51 1DY 22 1.538 1.538 1.538 1.538 1.538

52 1DY 23 1.538 1.538 1.538 1.538 1.538

53 1DY 24 1.538 1.538 1.538 1.538 1.538 1.538

54 1WD 12 324 324 324 324 324 324

55 1WD 15 324 324 324 324 324

56 1WD 16 324 324 324 324 324

57 1WD 21 324 324 324 324 324

58 1WD 22 324 324 324 324 324

59 1WD 23 324 324 324 324 324 324

60 1WD 24 324 324 324 324 324

61 1WD 25 324 324 324 324 324 324

62 1WD 26 324 324 324 324 324 324

63 5TP 12 181 181 181 181 181 181

64 5TP 13 181 181 181 181 181 181

65 5TP 14 181 181 181 181 181 181 181

66 5TP 21 181 181 181 181 181

67 5TP 22 181 181 181 181 181

68 5TP 23 181 181 181 181 181 181

69 5TP 24 181 181 181 181 181 181 181

70 3C1 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881

71 50C 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881

72 1PA 3.462 3.462 3.462 3.462 3.462

73 5D7 557 557 557 557 557

74 GPDn 2.852 2.852 2.852 2.852 2.852 2.852

75 1W 2.852 2.852 2.852 2.852 2.852 2.852 2.852

Page 130: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 8 Model dan Demand Alternatif 1(Lanjutan)

No Model Nama demand A C F I J K L M N H O

1 5D7 10 AM 557 557 557 557 557 557 557 557 557

2 3C1 10 AM 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881

3 3C1 20 DA 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881 1.881

4 5D9 10 AM 628 628 628 628 628 628 628 628 628

5 5D9 20 DA 628 628 628 628 628 628

6 1ST 10 AM 305 305 305 305 305 305 305 305 305

7 1ST 20 DA 305 305 305 305 305 305 305

8 1S7 10 AM 524 524 524 524 524 524 524 524 524

9 1S7 20 DA 524 524 524 524 524 524

10 5HH 10 AM 395 395 395 395 395 395 395 395 395

11 5HH 20 DA 395 395 395 395 395 395 395

12 1DY 10 AM 1.538 1.538 1.538 1.538 1.538 1.538 1.538 1.538 1.538

13 1DY 20 DA 1.538 1.538 1.538 1.538 1.538 1.538

14 1WD 10 AM 324 324 324 324 324 324 324 324 324

15 1WD 20 DA 324 324 324 324 324 324 324

16 5TP 10 AM 181 181 181 181 181 181 181 181

17 5TP 20 DA 181 181 181 181 181 181

18 MATIC AM AM 2.852 2.852 2.852 2.852 2.852 2.852

19 MATIC GPD GPD 2.852 2.852 2.852 2.852 2.852 2.852 2.852

20 MATIC AD AD 2.852 2.852 2.852 2.852 2.852

Page 131: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 9 Cycle Time Alternatif 1

B D E G H

1 5D7 13 3P 557 1,30 0,48 1,28

2 5D7 14 4P 557 1,30 0,48 1,03

3 5D7 16 6P 557 1,56 0,48 0,35 0,60

4 5D7 26 6W 557 1,36 0,35 1,14 0,60

5 3C1 12 2P 1881 0,74 0,19

6 3C1 13 3P 1881 1,30 0,48 1,28

7 3C1 14 4P 1881 1,30 0,48 1,10

8 3C1 15 5P 1881 1,10 0,32 0,30

9 3C1 21 1W 1881 2,08 0,26

10 3C1 22 2W 1881 1,56 0,24

11 3C1 23 3W 1881 1,36 0,35 0,16

12 3C1 24 4W 1881 1,20 0,35 0,21

13 3C1 25 5W 1881 1,54 0,38 0,62

14 5D9 12 2P 628 0,96 0,43

15 5D9 13 3P 628 1,10 0,43 0,40

16 5D9 14 4P 628 0,96 0,50

17 5D9 21 1W 628 1,46 0,43

18 5D9 22 2W 628 0,86 0,21

19 5D9 23 3W 628 0,80 0,30

20 5D9 24 4W 628 1,16 0,43 0,77

21 GBW BW 2238 1,04 0,54 0,52 0,56

22 1ST 12 2P 305 0,68 0,19

23 1ST 13 3P 305 0,94 0,30 0,50

24 1ST 14 4P 305 0,80 0,33 0,32

25 1ST 15 5P 305 1,16 0,41

26 1ST 21 1W 305 1,60 0,29

27 1ST 22 2W 305 1,50 0,26

28 1ST 23 3W 305 1,22 0,25

29 1ST 24 4W 305 1,04 0,30 0,67

30 1ST 25 5W 305 1,04 0,30 0,66

31 1S7 12 2P 524 0,90 0,48 0,26

32 1S7 13 3P 524 1,30 0,35 0,49

33 1S7 14 4P 524 1,00 0,35 0,29

34 1S7 21 1W 524 1,70 0,26

35 1S7 22 2W 524 1,38 0,32

36 1S7 23 3W 524 1,26 0,35 0,32

37 1S7 24 4W 524 1,44 0,42 0,79

38 5HH 12 2P 395 1,16 0,38 0,26

39 5HH 13 3P 395 1,40 0,48 1,10

40 5HH 14 4P 395 0,96 0,33 0,25

No Kode Nama Demand

Page 132: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 9 Cycle Time Alternatif 1 (Lanjutan)

B D E G H

41 5HH 15 5P 395 1,76 0,48 0,50 0,50

42 5HH 21 1W 395 1,44 0,30

43 5HH 22 2W 395 1,34 0,26

44 5HH 23 3W 395 0,96 0,35 0,32

45 5HH 24 4W 395 1,24 0,58 0,71

46 5HH 25 5W 395 1,06 0,35 0,25 0,53

47 1DY 12 2P 1.538 0,58 0,22 0,43

48 1DY 13 3P 1.538 1,10 0,28 0,35

49 1DY 14 4P 1.538 0,98 0,50

50 1DY 21 1W 1.538 1,46 0,43

51 1DY 22 2W 1.538 0,86 0,21

52 1DY 23 3W 1.538 0,80 0,30

53 1DY 24 4W 1.538 1,14 0,22 0,30

54 1WD 12 2P 324 1,00 0,25 0,65

55 1WD 15 5P 324 1,40 0,48

56 1WD 16 6P 324 1,34 0,48

57 1WD 21 1W 324 2,10 0,50

58 1WD 22 2W 324 1,80 0,45

59 1WD 23 3W 324 1,80 0,45 0,85

60 1WD 24 4W 324 1,50 0,40

61 1WD 25 5W 324 1,40 0,35 0,45

62 1WD 26 6W 324 1,34 0,35 0,45

63 5TP 12 2P 181 1,14 0,35 0,19

64 5TP 13 3P 181 1,20 0,48 0,98

65 5TP 14 4P 181 1,04 0,35 0,61 0,62

66 5TP 21 1W 181 1,66 0,51

67 5TP 22 2W 181 1,20 0,34

68 5TP 23 3W 181 1,12 0,35 0,28

69 5TP 24 4W 181 1,54 0,48 0,61 0,62

70 3C1 CD 1.881 1,10 0,35

71 50C CD 1.881 1,10 0,35

72 1PA CD 3.462 1,10 0,35

73 5D7 CD 557 1,00 1,10

74 GPDn Gear Primary Driven2.852 1,60 0,54 0,63

75 1W 1 W 2.852 1,26 0,37 0,69 0,70

No Kode Nama Demand

Page 133: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 9 Cycle Time Alternatif 1 (Lanjutan)

C F I J K L M N H

1 5D7 10 AM 557 1,70 0,65 0,75 0,75 0,60 0,16

2 3C1 10 AM 1881 1,42 0,60 0,64 0,63 0,78 0,16

3 3C1 20 DA 1881 1,40 0,63 0,53 0,67

4 5D9 10 AM 628 1,78 0,65 0,67 0,65 0,35 0,20

5 5D9 20 DA 628 1,66 0,46 0,28

6 1ST 10 AM 305 1,56 0,45 0,85 1,07 0,26 0,16

7 1ST 20 DA 305 1,22 0,58 0,56 0,32

8 1S7 10 AM 524 1,76 0,62 0,73 0,73 0,30 0,16

9 1S7 20 DA 524 1,56 0,63 0,60

10 5HH 10 AM 395 1,40 0,65 0,65 0,65 0,60 0,16

11 5HH 20 DA 395 1,56 0,78 0,75 0,43

12 1DY 10 AM 1538 1,32 0,43 0,53 0,47 0,20 0,08

13 1DY 20 DA 1538 1,12 0,33 0,17

14 1WD 10 AM 324 1,68 0,75 0,90 0,87 0,55 0,20

15 1WD 20 DA 324 1,98 0,84 0,56 0,67

16 5TP 10 AM 181 1,48 0,70 0,78 0,42 0,20

17 5TP 20 DA 181 1,20 0,60 0,42

18 AM AM 2852 0,92 0,63 0,50

19 GPD GPD 2852 1,40 1,10 0,45 0,59

20 AD AD 2852 1,56 0,25

No Kode Nama DemandMesin

Page 134: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 10 Perhitungan Waktu Alternatif 1(Lanjutan)

B D E G H

1 5D7 13 3P 557 724,10 267,36 0,00 712,96 0,00

2 5D7 14 4P 557 724,10 267,36 0,00 573,71 0,00

3 5D7 16 6P 557 868,92 267,36 194,95 0,00 334,20

4 5D7 26 6W 557 757,52 194,95 0,00 634,98 334,20

5 3C1 12 2P 1.881 1.391,94 0,00 357,39 0,00 0,00

6 3C1 13 3P 1.881 2.445,30 902,88 0,00 2.407,68 0,00

7 3C1 14 4P 1.881 2.445,30 902,88 0,00 2.069,10 0,00

8 3C1 15 5P 1.881 2.069,10 601,92 564,30 0,00 0,00

9 3C1 21 1W 1.881 3.912,48 0,00 489,06 0,00 0,00

10 3C1 22 2W 1.881 2.934,36 0,00 451,44 0,00 0,00

11 3C1 23 3W 1.881 2.558,16 658,35 300,96 0,00 0,00

12 3C1 24 4W 1.881 2.257,20 658,35 395,01 0,00 0,00

13 3C1 25 5W 1.881 2.896,74 714,78 1.166,22 0,00 0,00

14 5D9 12 2P 628 602,88 0,00 270,04 0,00 0,00

15 5D9 13 3P 628 690,80 270,04 251,20 0,00 0,00

16 5D9 14 4P 628 602,88 0,00 314,00 0,00 0,00

17 5D9 21 1W 628 916,88 0,00 270,04 0,00 0,00

18 5D9 22 2W 628 540,08 0,00 131,88 0,00 0,00

19 5D9 23 3W 628 502,40 0,00 188,40 0,00 0,00

20 5D9 24 4W 628 728,48 270,04 483,56 0,00 0,00

21 GBW BW 2.238 2.327,52 1.208,52 1.163,76 0,00 1.253,28

22 1ST 12 2P 305 207,40 0,00 57,95 0,00 0,00

23 1ST 13 3P 305 286,70 91,50 152,50 0,00 0,00

24 1ST 14 4P 305 244,00 100,65 97,60 0,00 0,00

25 1ST 15 5P 305 353,80 0,00 125,05 0,00 0,00

26 1ST 21 1W 305 488,00 0,00 88,45 0,00 0,00

27 1ST 22 2W 305 457,50 0,00 79,30 0,00 0,00

28 1ST 23 3W 305 372,10 0,00 76,25 0,00 0,00

29 1ST 24 4W 305 317,20 91,50 204,35 0,00 0,00

30 1ST 25 5W 305 317,20 91,50 201,30 0,00 0,00

31 1S7 12 2P 524 471,60 251,52 136,24 0,00 0,00

32 1S7 13 3P 524 681,20 183,40 256,76 0,00 0,00

33 1S7 14 4P 524 524,00 183,40 151,96 0,00 0,00

34 1S7 21 1W 524 890,80 0,00 136,24 0,00 0,00

35 1S7 22 2W 524 723,12 0,00 167,68 0,00 0,00

36 1S7 23 3W 524 660,24 183,40 167,68 0,00 0,00

37 1S7 24 4W 524 754,56 220,08 413,96 0,00 0,00

38 5HH 12 2P 395 458,20 150,10 102,70 0,00 0,00

39 5HH 13 3P 395 553,00 189,60 0,00 434,50 0,00

40 5HH 14 4P 395 379,20 130,35 98,75 0,00 0,00

No Kode NamaDema

nd

Page 135: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 10 Perhitungan Waktu Alternatif 1(Lanjutan)

B D E G H

41 5HH 15 5P 395 695,20 189,60 197,50 0,00 197,50

42 5HH 21 1W 395 568,80 0,00 118,50 0,00 0,00

43 5HH 22 2W 395 529,30 0,00 102,70 0,00 0,00

44 5HH 23 3W 395 379,20 138,25 126,40 0,00 0,00

45 5HH 24 4W 395 489,80 229,10 280,45 0,00 0,00

46 5HH 25 5W 395 418,70 138,25 98,75 0,00 209,35

47 1DY 12 2P 1.538 892,04 338,36 661,34 0,00 0,00

48 1DY 13 3P 1.538 1.691,80 430,64 538,30 0,00 0,00

49 1DY 14 4P 1.538 1.507,24 0,00 769,00 0,00 0,00

50 1DY 21 1W 1.538 2.245,48 0,00 661,34 0,00 0,00

51 1DY 22 2W 1.538 1.322,68 0,00 322,98 0,00 0,00

52 1DY 23 3W 1.538 1.230,40 0,00 461,40 0,00 0,00

53 1DY 24 4W 1.538 1.753,32 338,36 461,40 0,00 0,00

54 1WD 12 2P 324 324,00 0,00 81,00 0,00 210,60

55 1WD 15 5P 324 453,60 0,00 155,52 0,00 0,00

56 1WD 16 6P 324 434,16 0,00 155,52 0,00 0,00

57 1WD 21 1W 324 680,40 0,00 162,00 0,00 0,00

58 1WD 22 2W 324 583,20 0,00 145,80 0,00 0,00

59 1WD 23 3W 324 583,20 0,00 145,80 0,00 275,40

60 1WD 24 4W 324 486,00 0,00 129,60 0,00 0,00

61 1WD 25 5W 324 453,60 113,40 145,80 0,00 0,00

62 1WD 26 6W 324 434,16 113,40 145,80 0,00 0,00

63 5TP 12 2P 181 206,34 63,35 34,39 0,00 0,00

64 5TP 13 3P 181 217,20 86,88 177,38 0,00 0,00

65 5TP 14 4P 181 188,24 63,35 110,41 0,00 112,22

66 5TP 21 1W 181 300,46 0,00 92,31 0,00 0,00

67 5TP 22 2W 181 217,20 0,00 61,54 0,00 0,00

68 5TP 23 3W 181 202,72 63,35 50,68 0,00 0,00

69 5TP 24 4W 181 278,74 86,88 110,41 0,00 112,22

70 3C1 CD 1.881 2.069,10 658,35 0,00 0,00 0,00

71 50C CD 1.881 2.069,10 658,35 0,00 0,00 0,00

72 1PA CD 3.462 3.808,20 1.211,70 0,00 0,00 0,00

73 5D7 CD 557 557,00 612,70 0,00 0,00 0,00

74 GPDn Gear Primary Driven2.852 4.563,20 0,00 1.540,08 0,00 1.796,76

75 1W 1 W 2.852 3.593,52 1.055,24 1.967,88 0,00 1.996,40

78.464,26 15.641,30 19.918,91 6.832,93 6.832,13

No Kode NamaDema

nd

Total

Page 136: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 10 Perhitungan Waktu Alternatif 1(Lanjutan)

C F I J K L M N H

1 5D7 10 AM 557 946,90 362,05 417,75 417,75 0,00 334,20 89,12 0,00 0,00

2 3C1 10 AM 1.881 2.671,02 1.128,60 1.203,84 0,00 1.185,03 1.467,18 300,96 0,00 0,00

3 3C1 20 DA 1.881 2.633,40 0,00 1.185,03 0,00 996,93 1.260,27 0,00 0,00 0,00

4 5D9 10 AM 628 1.117,84 408,20 420,76 408,20 0,00 219,80 125,60 0,00 0,00

5 5D9 20 DA 628 1.042,48 0,00 288,88 0,00 0,00 175,84 0,00 0,00 0,00

6 1ST 10 AM 305 475,80 137,25 259,25 0,00 326,35 79,30 48,80 0,00 0,00

7 1ST 20 DA 305 372,10 0,00 176,90 0,00 170,80 97,60 0,00 0,00 0,00

8 1S7 10 AM 524 922,24 324,88 382,52 382,52 0,00 157,20 83,84 0,00 0,00

9 1S7 20 DA 524 817,44 0,00 330,12 0,00 0,00 314,40 0,00 0,00 0,00

10 5HH 10 AM 395 553,00 256,75 256,75 256,75 0,00 237,00 63,20 0,00 0,00

11 5HH 20 DA 395 616,20 0,00 308,10 0,00 296,25 169,85 0,00 0,00 0,00

12 1DY 10 AM 1.538 2.030,16 661,34 815,14 722,86 0,00 307,60 123,04 0,00 0,00

13 1DY 20 DA 1.538 1.722,56 0,00 507,54 0,00 0,00 261,46 0,00 0,00 0,00

14 1WD 10 AM 324 544,32 243,00 291,60 281,88 0,00 178,20 64,80 0,00 0,00

15 1WD 20 DA 324 641,52 0,00 272,16 0,00 181,44 217,08 0,00 0,00 0,00

16 5TP 10 AM 181 267,88 126,70 141,18 0,00 0,00 76,02 36,20 0,00 0,00

17 5TP 20 DA 181 217,20 0,00 108,60 0,00 0,00 76,02 0,00 0,00 0,00

18 AM AM 2.852 2.623,84 1.796,76 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1.426,00

19 GPD GPD 2.852 3.992,80 3.137,20 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1.283,40 1.682,68

20 AD AD 2.852 4.449,12 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 713,00 0,00

28657,82 8582,73 7366,12 2469,96 3156,80 5629,02 935,56 1996,40 3108,68

No Kode Nama DemandMesin

Total

Page 137: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 11 Koordinat Sel Alternatif 1

Sel

x y

A 174 333

B 508 509

D 685 513

E 836 585

G 822 434

H 1.024 516

O 1.064 379

A 174 333

C 504 217

F 692 217

I 892 251

J 1.018 251

K 900 163

L 1.018 182

M 896 166

N 805 166

H 900 217

O 1.064 379

Koordinat

Gear

Axle

Mesin

Lampiran 12 Jarak Antar Mesin Alternatif 1

Jarak A B D E G H O

A 0 510 0 0 0 0 0

B 0 0 181 0 0 0 0

D 0 0 0 223 217 0 514

E 0 0 0 0 0 257 433

G 0 0 0 0 0 283 296

H 0 0 0 0 0 0 177

O 0 0 0 0 0 0 0

Sel Gear

Jarak A C F I J K L M N H O

A 447

C 188 422

F 235 164 209

I 126 96

J 69

K 137

L 138 243

M 381

N 146 472

H 326

O

Sel Axle

Page 138: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 13 Perpindahan Kuantitas Alternatif 1

Perpindahan A B D E G H O

A 0 64.193 0 0 0 0 0

B 0 0 40.413 0 0 0 0

D 0 0 0 26.804 5.828 0 7.781

E 0 0 0 0 0 6.799 40.285

G 0 0 0 0 0 557 5.271

H 0 0 0 0 0 0 10.856

O 0 0 0 0 0 0 0

Sel Gear

Perpindahan A C F I J K L M N H O

A 20.665

C 12.038 5.776

F 6.333 5.704

I 3.966 5.091

J 3.966

K 5.091

L 6.333 5.776

M 6.333

N 5.704

H 2.852 2.852

O

Sel Axle

Lampiran 14 Matrix Berat Alternatif 1

Berat A B D E G H O

A 0 19.258 0 0 0 0 0

B 0 0 8.083 4.756 0 0 0

D 0 0 0 5.361 1.166 0 1.556

E 0 0 0 0 0 1.020 6.043

G 0 0 0 0 0 84 791

H 0 0 0 0 0 0 1.086

O 0 0 0 0 0 0 0

Sel Gear

Matrik Berat A C F I J K L M N H O

A 6.200

C 3.010 1.444 713

F 950 856

I 793 1.018

J 793

K 509

L 1.267 1.155

M 633

N 570

H 285 285

O

Sel Axle

Page 139: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 15 Demand dan Cycle Time Alternatif 2

B D E G H

1 5D7 13 3P 557 1,30 0,48 1,28

2 5D7 14 4P 557 1,30 0,48 1,03

3 5D7 16 6P 557 1,56 0,48 0,35 0,60

4 5D7 26 6W 557 1,36 0,35 1,14 0,60

5 3C1 13 3P 1.881 1,30 0,48 1,28

6 3C1 14 4P 1.881 1,30 0,48 1,10

7 3C1 15 5P 1.881 1,10 0,32 0,30

8 3C1 23 3W 1.881 1,36 0,35 0,16

9 3C1 24 4W 1.881 1,20 0,35 0,21

10 3C1 25 5W 1.881 1,54 0,38 0,62

11 5D9 13 3P 628 1,10 0,43 0,40

12 5D9 24 4W 628 1,16 0,43 0,77

13 GBW BW 2.238 1,04 0,54 0,52 0,56

14 1ST 13 3P 305 0,94 0,30 0,50

15 1ST 14 4P 305 0,80 0,33 0,32

16 1ST 24 4W 305 1,04 0,30 0,67

17 1ST 25 5W 305 1,04 0,30 0,66

18 1S7 12 2P 524 0,90 0,48 0,26

19 1S7 13 3P 524 1,30 0,35 0,49

20 1S7 14 4P 524 1,00 0,35 0,29

21 1S7 23 3W 524 1,26 0,35 0,32

22 1S7 24 4W 524 1,44 0,42 0,79

23 5HH 12 2P 395 1,16 0,38 0,26

24 5HH 13 3P 395 1,40 0,48 1,10

25 5HH 14 4P 395 0,96 0,33 0,25

26 5HH 15 5P 395 1,76 0,48 0,50 0,50

27 5HH 23 3W 395 0,96 0,35 0,32

28 5HH 24 4W 395 1,24 0,58 0,71

29 5HH 25 5W 395 1,06 0,35 0,25 0,53

30 1DY 12 2P 1.538 0,58 0,22 0,43

31 1DY 13 3P 1.538 1,10 0,28 0,35

32 1DY 24 4W 1.538 1,14 0,22 0,30

33 1WD 25 5W 324 1,40 0,35 0,45

34 1WD 26 6W 324 1,34 0,35 0,45

35 5TP 12 2P 181 1,14 0,35 0,19

36 5TP 13 3P 181 1,20 0,48 0,98

37 5TP 14 4P 181 1,04 0,35 0,61 0,62

38 5TP 23 3W 181 1,12 0,35 0,28

39 5TP 24 4W 181 1,54 0,48 0,61 0,62

40 3C1 CD 1.881 1,10 0,35

41 50C CD 1.881 1,10 0,35

42 1PA CD 3.462 1,10 0,35

43 5D7 CD 557 1,10 0,35

44 1W 1 W 2.852 1,26 0,37 0,69 0,70

No Kode Nama Demand

Sel Broching

Page 140: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 15 Demand dan Cycle Time Alternatif 2(Lanjutan)

B E H

1 3C1 12 2P 1.881 0,74 0,19

2 3C1 21 1W 1.881 2,08 0,26

3 3C1 22 2W 1.881 1,56 0,24

4 5D9 12 2P 628 0,96 0,43

5 5D9 14 4P 628 0,96 0,50

6 5D9 21 1W 628 1,46 0,43

7 5D9 22 2W 628 0,86 0,21

8 5D9 23 3W 628 0,80 0,30

9 1ST 12 2P 305 0,68 0,19

10 1ST 15 5P 305 1,16 0,41

11 1ST 21 1W 305 1,60 0,29

12 1ST 22 2W 305 1,50 0,26

13 1ST 23 3W 305 1,22 0,25

14 1S7 21 1W 524 1,70 0,26

15 1S7 22 2W 524 1,38 0,32

16 5HH 21 1W 395 1,44 0,30

17 5HH 22 2W 395 1,34 0,26

18 1DY 14 4P 1.538 0,98 0,50

19 1DY 21 1W 1.538 1,46 0,43

20 1DY 22 2W 1.538 0,86 0,21

21 1DY 23 3W 1.538 0,80 0,30

22 1WD 12 2P 324 1,00 0,25 0,65

23 1WD 15 5P 324 1,40 0,48

24 1WD 16 6P 324 1,34 0,48

25 1WD 21 1W 324 2,10 0,50

26 1WD 22 2W 324 1,80 0,45

27 1WD 23 3W 324 1,80 0,45 0,85

28 1WD 24 4W 324 1,50 0,40

29 5TP 21 1W 181 1,66 0,51

30 5TP 22 2W 181 1,20 0,34

31 GPDn GPDn 2.852 1,60 0,54 0,63

No Kode Nama Demand

Sel No Broching

Page 141: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 15 Demand dan Cycle Time Alternatif 2(Lanjutan)

C F I J K L M N H

1 5D7 10 AM 557 1,70 0,65 0,75 0,75 0,60 0,16

2 3C1 10 AM 1.881 1,42 0,60 0,64 0,63 0,78 0,16

3 5D9 10 AM 628 1,78 0,65 0,67 0,65 0,35 0,20

4 1ST 10 AM 305 1,56 0,45 0,85 1,07 0,26 0,16

5 1S7 10 AM 524 1,76 0,62 0,73 0,73 0,30 0,16

6 5HH 10 AM 395 1,40 0,65 0,65 0,65 0,60 0,16

7 1DY 10 AM 1.538 1,32 0,43 0,53 0,47 0,20 0,08

8 1WD 10 AM 324 1,68 0,75 0,90 0,87 0,55 0,20

9 5TP 10 AM 181 1,48 0,70 0,78 0,42 0,20

10 AM AM 2.852 0,92 0,63 0,50

11 GPD GPD 2.852 1,40 1,10 0,45 0,59

No Kode Nama Demand

Sel Axle Main

C I K L N

1 3C1 20 DA 1.881 1,40 0,63 0,53 0,67

2 5D9 20 DA 628 1,66 0,46 0,28

3 1ST 20 DA 305 1,22 0,58 0,56 0,32

4 1S7 20 DA 524 1,56 0,63 0,60

5 5HH 20 DA 395 1,56 0,78 0,75 0,43

6 1DY 20 DA 1.538 1,12 0,33 0,17

7 1WD 20 DA 324 1,98 0,84 0,56 0,67

8 5TP 20 DA 181 1,20 0,60 0,42

9 AD AD 2.852 1,56 0,25

No Kode Nama Demand

Sel Axle Drive

Page 142: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 16 Perhitungan Waktu Alternatif 2

No Kode Nama B D E G H

1 5D7 13 3P 723,79 267,25 0,00 712,66 0,00

2 5D7 14 4P 724,10 267,36 0,00 573,71 0,00

3 5D7 16 6P 868,92 267,36 194,95 0,00 334,20

4 5D7 26 6W 757,52 194,95 0,00 634,98 334,20

5 3C1 13 3P 2.445,24 902,86 0,00 2.407,62 0,00

6 3C1 14 4P 2.445,30 902,88 0,00 2.069,10 0,00

7 3C1 15 5P 2.069,10 601,92 564,30 0,00 0,00

8 3C1 23 3W 2.558,16 658,35 300,96 0,00 0,00

9 3C1 24 4W 2.257,20 658,35 395,01 0,00 0,00

10 3C1 25 5W 2.896,74 714,78 1.166,22 0,00 0,00

11 5D9 13 3P 690,80 270,04 251,20 0,00 0,00

12 5D9 24 4W 728,48 270,04 483,56 0,00 0,00

13 GBW BW 2.327,62 1.208,57 1.163,81 0,00 1.253,33

14 1ST 13 3P 286,70 91,50 152,50 0,00 0,00

15 1ST 14 4P 244,00 100,65 97,60 0,00 0,00

16 1ST 24 4W 317,20 91,50 204,35 0,00 0,00

17 1ST 25 5W 317,20 91,50 201,30 0,00 0,00

18 1S7 12 2P 471,43 251,43 136,19 0,00 0,00

19 1S7 13 3P 680,95 183,33 256,67 0,00 0,00

20 1S7 14 4P 523,81 183,33 151,90 0,00 0,00

21 1S7 23 3W 660,00 183,33 167,62 0,00 0,00

22 1S7 24 4W 754,29 220,00 413,81 0,00 0,00

23 5HH 12 2P 458,20 150,10 102,70 0,00 0,00

24 5HH 13 3P 553,00 189,60 0,00 434,50 0,00

25 5HH 14 4P 379,20 130,35 98,75 0,00 0,00

26 5HH 15 5P 695,20 189,60 197,50 0,00 197,50

27 5HH 23 3W 379,20 138,25 126,40 0,00 0,00

28 5HH 24 4W 489,80 229,10 280,45 0,00 0,00

29 5HH 25 5W 418,70 138,25 98,75 0,00 209,35

30 1DY 12 2P 892,04 338,36 661,34 0,00 0,00

31 1DY 13 3P 1.691,80 430,64 538,30 0,00 0,00

32 1DY 24 4W 1.753,32 338,36 461,40 0,00 0,00

33 1WD 25 5W 453,60 113,40 145,80 0,00 0,00

34 1WD 26 6W 434,16 113,40 145,80 0,00 0,00

35 5TP 12 2P 206,29 63,33 34,38 0,00 0,00

36 5TP 13 3P 217,14 86,86 177,33 0,00 0,00

37 5TP 14 4P 188,19 63,33 110,38 0,00 112,19

38 5TP 23 3W 202,67 63,33 50,67 0,00 0,00

39 5TP 24 4W 278,67 86,86 110,38 0,00 112,19

40 3C1 CD 2.069,10 658,35 0,00 0,00 0,00

41 50C CD 2.069,10 658,35 0,00 0,00 0,00

42 1PA CD 3.808,20 1.211,70 0,00 0,00 0,00

43 5D7 CD 612,70 194,95 0,00 0,00 0,00

44 1W 1 W 3.593,52 1.055,24 1.967,88 0,00 1.996,40

47.592,34 15.223,00 11.610,16 6.832,56 4.549,36

Sel Broching

Total

Page 143: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 16 Perhitungan Waktu Alternatif 2 (Lanjutan)

No Kode Nama B E H

1 3C1 12 2P 1.391,90 357,38 0,00

2 3C1 21 1W 3.912,48 489,06 0,00

3 3C1 22 2W 2.934,36 451,44 0,00

4 5D9 12 2P 602,88 270,04 0,00

5 5D9 14 4P 602,88 314,00 0,00

6 5D9 21 1W 916,88 270,04 0,00

7 5D9 22 2W 540,08 131,88 0,00

8 5D9 23 3W 502,40 188,40 0,00

9 1ST 12 2P 207,40 57,95 0,00

10 1ST 15 5P 353,80 125,05 0,00

11 1ST 21 1W 488,00 88,45 0,00

12 1ST 22 2W 457,50 79,30 0,00

13 1ST 23 3W 372,10 76,25 0,00

14 1S7 21 1W 890,48 136,19 0,00

15 1S7 22 2W 722,86 167,62 0,00

16 5HH 21 1W 568,80 118,50 0,00

17 5HH 22 2W 529,30 102,70 0,00

18 1DY 14 4P 1.507,24 769,00 0,00

19 1DY 21 1W 2.245,48 661,34 0,00

20 1DY 22 2W 1.322,68 322,98 0,00

21 1DY 23 3W 1.230,40 461,40 0,00

22 1WD 12 2P 324,00 81,00 210,60

23 1WD 15 5P 453,60 155,52 0,00

24 1WD 16 6P 434,16 155,52 0,00

25 1WD 21 1W 680,40 162,00 0,00

26 1WD 22 2W 583,20 145,80 0,00

27 1WD 23 3W 583,20 145,80 275,40

28 1WD 24 4W 486,00 129,60 0,00

29 5TP 21 1W 300,38 92,29 0,00

30 5TP 22 2W 217,14 61,52 0,00

31 GPDn GPDn 4.563,20 1.540,08 1.796,76

30.925,18 8.308,10 2.282,76

Sel No Broching

TOTAL

Page 144: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 16 Perhitungan Waktu Alternatif 2 (Lanjutan)

C F I J K L M N H

1 5D7 10 AM 946,50 361,90 417,57 417,57 0,00 334,06 89,08 0,00 0,00

2 3C1 10 AM 2.670,95 1.128,57 1.203,81 0,00 1.185,00 1.467,14 300,95 0,00 0,00

3 5D9 10 AM 1.118,52 408,45 421,02 408,45 0,00 219,93 125,68 0,00 0,00

4 1ST 10 AM 475,43 137,14 259,05 0,00 326,10 79,24 48,76 0,00 0,00

5 1S7 10 AM 921,90 324,76 382,38 382,38 0,00 157,14 83,81 0,00 0,00

6 5HH 10 AM 553,33 256,90 256,90 256,90 0,00 237,14 63,24 0,00 0,00

7 1DY 10 AM 2.030,29 661,38 815,19 722,90 0,00 307,62 123,05 0,00 0,00

8 1WD 10 AM 544,40 243,04 291,64 281,92 0,00 178,23 64,81 0,00 0,00

9 5TP 10 AM 267,81 126,67 141,14 0,00 0,00 76,00 36,19 0,00 0,00

10 AM AM 2.624,19 1.797,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1.426,19

11 GPD GPD 3.993,33 3.137,62 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1.283,57 1.682,90

16.146,65 8.583,43 4.188,71 2.470,13 1.511,10 3.056,50 935,57 1.283,57 3.109,10

Kode NamaNo

Sel Axle Main

TOTAL

C I K L N

1 3C1 20 DA 2.633,33 1.185,00 996,90 1.260,24 0,00

2 5D9 20 DA 1.043,11 289,06 0,00 175,95 0,00

3 1ST 20 DA 371,81 176,76 170,67 97,52 0,00

4 1S7 20 DA 817,14 330,00 0,00 314,29 0,00

5 5HH 20 DA 616,57 308,29 296,43 169,95 0,00

6 1DY 20 DA 1.722,67 507,57 0,00 261,48 0,00

7 1WD 20 DA 641,61 272,20 181,47 217,11 0,00

8 5TP 20 DA 217,14 108,57 0,00 76,00 0,00

9 AD AD 4.449,71 0,00 0,00 0,00 713,10

12.513,11 3.177,45 1.645,47 2.572,53 713,10

Kode Nama

TOTAL

No

Sel Axle Drive

Page 145: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 17 Koordinat Sel Alternatif 2

Sel

x y

A 174 315

B 510 585

D 682 585

E 833 557

G 799 624

H 942 588

O 1.064 379

A 174 333

B 540 428

E 651 425

H 904 422

O 1.064 379

A 174 333

C 450 164

F 774 164

I 878 197

J 998 197

K 895 138

L 972 142

M 663 140

N 713 141

H 806 133

O 1.064 379

A 174 333

C 480 298

E 651 300

G 682 279

H 763 302

N 904 319

O 1.064 379

KoordinatMesin

Sel Broching

Sel No

Broching

Sel Axle Main

Sel Drive Axle

Page 146: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 18 Jarak Antar Mesin Alternatif 2

Jarak A B D E G H O

A 0 606 0 0 0 0 0

B 0 0 172 0 0 0 0

D 0 0 0 179 157 0 588

E 0 0 0 0 0 139 409

G 0 0 0 0 0 180 510

H 0 0 0 0 0 0 331

O 0 0 0 0 0 0 0

Sel Broching

Jarak A B E H O

A 0 461 0 0 0

B 0 0 114 0

E 0 0 0 256 459

H 0 0 0 0 203

O 0 0 0 0

Sel No Broching

Jarak A C F I J K L M N H O

A 445

C 324

F 137 84 63

I 120 76

J 81

K 80

L 310

M 51 640

N 101

H 504

O

Sel Axle Main

Jarak A C E G H N O

A 340 0 0 0 0 0

C 173

E 52 113 271

G 104

H 379

N 221

O

Sel Axle Drve

Page 147: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 19 Perpindahan Kuantitas Alternatif 2

Perpindahan A B D E G H O

A 0 40.413 0 0 0 0 0

B 0 0 40.413 0 0 0 0

D 0 0 0 26.785 5.828 0 7.781

E 0 0 0 0 0 6.799 21.829

G 0 0 0 0 0 557 5.271

H 0 0 0 0 0 0 7.356

O 0 0 0 0 0 0 0

Sel Broching

Perpindahan A B E H O

A 0 23.779 0 0 0

B 0 0 23.779 0

E 0 0 0 3.500 20.255

H 0 0 0 0 3.500

O

Sel No Broching

Perpindahan A C F I J K L M N H O

A 12.038

C 12.038

F 6.333 5.704

I 3.966 2.186

J 3.966

K 2.186

L 6.333

M 6.333

N 2.852

H 2.852 2.852

O

Sel Axle Main

Perpindahan A C I K L N O

A 8.629 0 0 0 0 0

C 5.776 2.852

I 2.905 2.871 2.852

K 2.905

L 5.776

N 2.852

O

Sel Axle Drve

Page 148: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 20 Matrix Berat Alternatif 2

Berat A B D E G H O

A 0 12.124 0 0 0 0

B 0 0 8.083 0 0 0

D 0 0 0 5.357 1.166 0 1.167

E 0 0 0 0 0 1.020 3.274

G 0 0 0 0 0 84 791

H 0 0 0 0 0 0 736

O 0 0 0 0 0 0 0

Sel Broching

Berat A B E H O

A 0 7.134 0 0 0

B 0 0 4.756 0

E 0 0 0 525 2.026

H 0 0 0 0 350

O

Sel No Broching

Berat A C F I J K L M N H O

A 3.611

C 3.010

F 950 856

I 793 437

J 793

K 219

L 633 0

M 633

N 285

H 285 570

O

Sel Axle Main

Berat A C I K L N O

A 2.589

C 1.444 713

I 581 287 570

K 291

L 1.155

N 285

O

Sel Axle Drve

Page 149: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 21 Demand dan Cycle Time Alternatif 3

B D G H

1 5D7 13 3P 557 1,30 0,48 1,28

2 5D7 14 4P 557 1,30 0,48 1,03

3 5D7 26 6W 557 1,36 0,35 1,14 0,60

4 3C1 13 3P 1.881 1,30 0,48 1,28

5 3C1 14 4P 1.881 1,30 0,48 1,10

6 5HH 13 3P 395 1,40 0,48 1,10

No Kode Nama Demand

Sel Shaper

B D

1 3C1 CD 1.881 1,10 0,35

2 50C CD 1.881 1,10 0,35

3 1PA CD 3.462 1,10 0,35

4 5D7 CD 557 1,10 0,35

No Kode Nama Demand

Sel Clutc Dog

B C D E F H N

1 GBW BW 2.238 1,04 0,54 0,52 0,56

2 GPDn GPDn 2.852 1,60 0,54 0,63

3 AM AM 2.852 0,92 0,63 0,50

4 GPD GPDn 2.852 1,40 1,10 0,59 0,45

5 AD AD 2.852 1,56 0,25

No Kode Nama Demand

Sel Matik

B E H

1 3C1 21 1W 1.881 2,08 0,26

2 3C1 22 2W 1.881 1,56 0,24

3 5D9 21 1W 628 1,46 0,43

4 5D9 22 2W 628 0,86 0,21

5 5D9 23 3W 628 0,80 0,30

6 1ST 21 1W 305 1,60 0,29

7 1ST 22 2W 305 1,50 0,26

8 1ST 23 3W 305 1,22 0,25

9 1S7 21 1W 524 1,70 0,26

10 1S7 22 2W 524 1,38 0,32

11 5HH 21 1W 395 1,44 0,30

12 5HH 22 2W 395 1,34 0,26

13 1DY 21 1W 1.538 1,46 0,43

14 1DY 22 2W 1.538 0,86 0,21

15 1DY 23 3W 1.538 0,80 0,30

16 1WD 21 1W 324 2,10 0,50

17 1WD 22 2W 324 1,80 0,45

18 1WD 23 3W 324 1,80 0,45 0,85

19 1WD 24 4W 324 1,50 0,40

20 5TP 21 1W 181 1,66 0,51

21 5TP 22 2W 181 1,20 0,34

DemandNo Kode Nama

Sel Wheel No Broching

Page 150: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 21 Demand dan Cycle Time Alternatif 3 (Lanjutan)

B E H

1 3C1 12 2P 1.881 0,74 0,19

2 5D9 12 2P 628 0,96 0,43

3 5D9 14 4P 628 0,96 0,50

4 1ST 12 2P 305 0,68 0,19

5 1ST 15 5P 305 1,16 0,41

6 1DY 14 4P 1.532 0,98 0,50

7 1WD 12 2P 324 1,00 0,25 0,65

8 1WD 15 5P 324 1,40 0,48

9 1WD 16 6P 324 1,34 0,48

No Kode Nama Demand

Sel Pinion No Broching

B D E H

1 3C1 15 5P 1.881 1,10 0,32 0,30

2 5D9 13 3P 628 1,10 0,43 0,40

3 1ST 13 3P 305 0,94 0,30 0,50

4 1ST 14 4P 305 0,80 0,33 0,32

5 1S7 12 2P 524 0,90 0,48 0,26

6 1S7 13 3P 524 1,30 0,35 0,49

7 1S7 14 4P 524 1,00 0,35 0,29

8 5HH 12 2P 395 1,16 0,38 0,26

9 5HH 14 4P 395 0,96 0,33 0,25

10 5HH 15 5P 395 1,76 0,48 0,50 0,50

11 1DY 12 2P 1.538 0,58 0,22 0,43

12 1DY 13 3P 1.538 1,10 0,28 0,35

13 5TP 12 2P 181 1,14 0,35 0,19

14 5TP 13 3P 181 1,20 0,48 0,98

15 5TP 14 4P 181 1,04 0,35 0,61 0,62

16 5D7 6P 6P 557 1,56 0,48 0,35 0,60

Sel Pinion Broching

No Kode Nama Demand

Page 151: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 21 Demand dan Cycle Time Alternatif 3 (Lanjutan)

B D E H

2 3C1 23 3W 1.881 1,36 0,35 0,16

3 3C1 24 4W 1.881 1,20 0,35 0,21

4 3C1 25 5W 1.881 1,54 0,38 0,62

5 5D9 24 4W 628 1,16 0,43 0,77

6 1ST 24 4W 305 1,04 0,30 0,67

7 1ST 25 5W 305 1,04 0,30 0,66

8 1S7 23 3W 524 1,26 0,35 0,32

9 1S7 24 4W 524 1,44 0,42 0,79

10 5HH 23 3W 395 0,96 0,35 0,32

11 5HH 24 4W 395 1,24 0,58 0,71

12 5HH 25 5W 395 1,06 0,35 0,25 0,53

13 1DY 24 4W 1.532 1,14 0,22 0,30

14 1WD 25 5W 324 1,40 0,35 0,45

15 1WD 26 6W 324 1,34 0,35 0,45

16 5TP 23 3W 181 1,12 0,35 0,28

17 5TP 24 4W 181 1,54 0,48 0,61 0,62

No Kode Nama Demand

Sel Wheel Broching

C F I J K L M

1 5D7 10 AM 557 1,70 0,65 0,75 0,75 0,60 0,16

2 3C1 10 AM 1.881 1,42 0,60 0,64 0,63 0,78 0,16

3 5D9 10 AM 628 1,78 0,65 0,67 0,65 0,35 0,20

4 1ST 10 AM 305 1,56 0,45 0,85 1,07 0,26 0,16

5 1S7 10 AM 524 1,76 0,62 0,73 0,73 0,30 0,16

6 5HH 10 AM 395 1,40 0,65 0,65 0,65 0,60 0,16

7 1DY 10 AM 1.538 1,32 0,43 0,53 0,47 0,20 0,08

8 1WD 10 AM 324 1,68 0,75 0,90 0,87 0,55 0,20

9 5TP 10 AM 181 1,48 0,70 0,78 0,42 0,20

No Kode Nama Demand

Sel Axle Main

C I K L

1 3C1 20 DA 1.881 1,40 0,63 0,53 0,67

2 5D9 20 DA 628 1,66 0,46 0,28

3 1ST 20 DA 305 1,22 0,58 0,56 0,32

4 1S7 20 DA 524 1,56 0,63 0,60

5 5HH 20 DA 395 1,56 0,78 0,75 0,43

6 1DY 20 DA 1.538 1,12 0,33 0,17

7 1WD 20 DA 324 1,98 0,84 0,56 0,67

8 5TP 20 DA 181 1,20 0,60 0,42

No Kode Nama Demand

Sel Axle Drive

Page 152: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 22 Perhitungan Waktu Alternatif 3

B D G H

1 5D7 13 3P 557 723,79 267,25 712,66 0,00

2 5D7 14 4P 557 724,10 267,36 573,71 0,00

3 5D7 26 6W 557 757,52 194,95 634,98 334,20

4 3C1 13 3P 1881 2.445,24 902,86 2.407,62 0,00

5 3C1 14 4P 1881 2.445,30 902,88 2.069,10 0,00

6 5HH 13 3P 395 553,00 189,60 434,50 0,00

7.648,95 2.724,89 6.832,56 334,20

No Kode Nama Demand

Sel Shaper

TOTAL

B D

1 3C1 CD 1.881 2.069,10 658,35

2 50C CD 1.881 2.069,10 658,35

3 1PA CD 3.462 3.808,20 1.211,70

4 5D7 CD 557 612,70 194,95

8.559,10 2.723,35

Kode Nama DemandNo

Sel Clutc Dog

TOTAL

B E H

1 3C1 21 1W 1.881 3.912,48 489,06 0,00

2 3C1 22 2W 1.881 2.934,36 451,44 0,00

3 5D9 21 1W 628 916,88 270,04 0,00

4 5D9 22 2W 628 540,08 131,88 0,00

5 5D9 23 3W 628 502,40 188,40 0,00

6 1ST 21 1W 305 488,00 88,45 0,00

7 1ST 22 2W 305 457,50 79,30 0,00

8 1ST 23 3W 305 372,10 76,25 0,00

9 1S7 21 1W 524 890,48 136,19 0,00

10 1S7 22 2W 524 722,86 167,62 0,00

11 5HH 21 1W 395 568,80 118,50 0,00

12 5HH 22 2W 395 529,30 102,70 0,00

13 1DY 21 1W 1.538 2.245,48 661,34 0,00

14 1DY 22 2W 1.538 1.322,68 322,98 0,00

15 1DY 23 3W 1.538 1.230,40 461,40 0,00

16 1WD 21 1W 324 680,40 162,00 0,00

17 1WD 22 2W 324 583,20 145,80 0,00

18 1WD 23 3W 324 583,20 145,80 275,40

19 1WD 24 4W 324 486,00 129,60 0,00

20 5TP 21 1W 181 300,38 92,29 0,00

21 5TP 22 2W 181 217,14 61,52 0,00

20.484,12 4.482,56 275,40

No Kode Nama Demand

Sel Wheel No Broching

Total

Page 153: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 22 Perhitungan Waktu Alternatif 3 (Lanjutan)

B E H

1 3C1 12 2P 1.881 1.391,90 357,38 0,00

2 5D9 12 2P 628 602,88 270,04 0,00

3 5D9 14 4P 628 602,88 314,00 0,00

4 1ST 12 2P 305 207,40 57,95 0,00

5 1ST 15 5P 305 353,80 125,05 0,00

6 1DY 14 4P 1.538 1.507,24 769,00 0,00

7 1WD 12 2P 324 324,00 81,00 210,60

8 1WD 15 5P 324 453,60 155,52 0,00

9 1WD 16 6P 324 434,16 155,52 0,00

5.877,86 2.285,46 210,60

No Kode Nama Demand

Total

Sel Pinion No Broching

B D E H

1 3C1 15 5P 1.881 2.069,10 601,92 564,30 0,00

2 5D9 13 3P 628 690,80 270,04 251,20 0,00

3 1ST 13 3P 305 286,70 91,50 152,50 0,00

4 1ST 14 4P 305 244,00 100,65 97,60 0,00

5 1S7 12 2P 524 471,43 251,43 136,19 0,00

6 1S7 13 3P 524 680,95 183,33 256,67 0,00

7 1S7 14 4P 524 523,81 183,33 151,90 0,00

8 5HH 12 2P 395 458,20 150,10 102,70 0,00

9 5HH 14 4P 395 379,20 130,35 98,75 0,00

10 5HH 15 5P 395 695,20 189,60 197,50 197,50

11 1DY 12 2P 1.538 888,56 337,04 658,76 0,00

12 1DY 13 3P 1.538 1.685,20 428,96 536,20 0,00

13 5TP 12 2P 181 206,29 63,33 34,38 0,00

14 5TP 13 3P 181 217,14 86,86 177,33 0,00

15 5TP 14 4P 181 188,19 63,33 110,38 112,19

16 5D7 6P 6P 557 868,92 267,36 194,95 334,20

10.553,69 3.399,14 3.721,32 643,89

No Demand

Sel Pinion Broching

Total

Kode Nama

Page 154: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 22 Perhitungan Waktu Alternatif 3 (Lanjutan)

B D E H

1 3C1 23 3W 1881 2.558,16 658,35 300,96 0,00

2 3C1 24 4W 1881 2.257,20 658,35 395,01 0,00

3 3C1 25 5W 1881 2.896,74 714,78 1166,22 0,00

4 5D9 24 4W 628 728,48 270,04 483,56 0,00

5 1ST 24 4W 305 317,20 91,50 204,35 0,00

6 1ST 25 5W 305 317,20 91,50 201,30 0,00

7 1S7 23 3W 524 660,00 183,33 167,62 0,00

8 1S7 24 4W 524 754,29 220,00 413,81 0,00

9 5HH 23 3W 395 379,20 138,25 126,40 0,00

10 5HH 24 4W 395 489,80 229,10 280,45 0,00

11 5HH 25 5W 395 418,70 138,25 98,75 209,35

12 1DY 24 4W 1538 1.753,32 338,36 461,40 0,00

13 1WD 25 5W 324 453,60 113,40 145,80 0,00

14 1WD 26 6W 324 434,16 113,40 145,80 0,00

15 5TP 23 3W 181 202,67 63,33 50,67 0,00

16 5TP 24 4W 181 278,67 86,86 110,38 112,19

14.899,38 4108,80 4752,48 321,54

Sel Wheel Broching

Nama Demand

Total

No Kode

C F I J K L M

1 5D7 10 AM 557 946,50 361,90 417,57 417,57 0,00 334,06 89,08

2 3C1 10 AM 1.881 2.670,95 1.128,57 1.203,81 0,00 1.185,00 1.467,14 300,95

3 5D9 10 AM 628 1.118,52 408,45 421,02 408,45 0,00 219,93 125,68

4 1ST 10 AM 305 475,43 137,14 259,05 0,00 326,10 79,24 48,76

5 1S7 10 AM 524 921,90 324,76 382,38 382,38 0,00 157,14 83,81

6 5HH 10 AM 395 553,33 256,90 256,90 256,90 0,00 237,14 63,24

7 1DY 10 AM 1.538 2.030,29 661,38 815,19 722,90 0,00 307,62 123,05

8 1WD 10 AM 324 544,40 243,04 291,64 281,92 0,00 178,23 64,81

9 5TP 10 AM 181 267,81 126,67 141,14 0,00 0,00 76,00 36,19

9.529,13 3.648,81 4.188,71 2.470,13 1.511,10 3.056,50 935,57

Kode Nama DemandNo

Sel Axle Main

Total

C I K L

1 3C1 20 DA 1.881 2.633,33 1.185,00 996,90 1.260,24

2 5D9 20 DA 628 1.043,11 289,06 0,00 175,95

3 1ST 20 DA 305 371,81 176,76 170,67 97,52

4 1S7 20 DA 524 817,14 330,00 0,00 314,29

5 5HH 20 DA 395 616,57 308,29 296,43 169,95

6 1DY 20 DA 1.538 1.722,67 507,57 0,00 261,48

7 1WD 20 DA 324 641,61 272,20 181,47 217,11

8 5TP 20 DA 181 217,14 108,57 0,00 76,00

8.063,39 3.177,45 1.645,47 2.572,53

No

Total

Kode Nama Demand

Sel Axle Drive

Page 155: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 23 Koordinat Sel Alternatif 3

x y

A 174 333

B 927 386

D 1013 386

G 1154 386

H 1289 367

O 949 275

A 174 333

B 464 467

D 549 467

O 1064 379

A 174 333

B 463 629

C 462 563

D 520 563

E 587 563

F 587 629

H 679 563

N 688 629

O 1064 379

A 174 333

B 962 504

D 1091 504

E 1156 504

H 1213 502

O 1064 379

A 174 333

B 481 221

D 574 221

E 621 222

H 611 203

O 1064 379

A 174 333

B 930 504

E 112 504

H 125 504

O 1064 379

A 174 333

B 821 163

E 896 162

H 947 143

O 1064 379

Sel MesinKoordinat

Shaper

Clutch Dog

Matik

Wheel

Broching

Pinion

Broching

Wheel No

Broching

Pinion No

Broching

Page 156: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 23 Koordinat Sel Alternatif 3 (Lanjutan)

x y

A 174 333

C 465 140

I 586 140

K 664 140

L 715 140

O 1064 379

A 174 333

C 482 311

F 561 311

I 574 329

J 574 329

K 633 293

L 711 293

M 561 293

O 1064 379

MesinKoordinat

Drive Axle

Axle Main

Sel

Lampiran 24 Matrix Jarak Alternatif 3

Jarak A B D G H O

A 0 806 0 0 0 0

B 0 0 86 0 0 0

D 0 0 0 141 0 0

G 0 0 0 0 154 316

H 0 0 0 0 0 432

O 0 0 0 0 0 0

Sel Shaper

Jarak A B D O

A 0 424 0 0

B 0 0 85

D 0 0 0 603

O

Sel Clutch Dog

Jarak A B C D E F H N O

A 585 518

B 123 190

C 191 292

D 67

E 92

F 158

H 75 569

N 626

O

Sel Matik

Page 157: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 24 Matrix Jarak Alternatif 3 (Lanjutan)

Jarak A B D E H O

A 959

B 129

D 65

E 59 217

H 272

O

Sel Wheel Broching

Jarak A B D E H O

A 419

B 93

D 48

E 29 600

H 629

O

Sel Pinion Broching

Jarak A B E H O

A 927

B 818

E 13 1.077

H 1.064

O

Sel Wheel No Broching

Jarak A B E H O

A 817

B 76

E 70 385

H 353

O

Sel Pinion No Broching

Jarak A C I K L O

A 484

C 121

I 79 130

K 51

L 588

O

Sel Drive Axle

Jarak A C F I J K L M O

A 330

C 79

F 31

I 0 95 173

J 173

K 78

L 150

M 589

O

Sel Axle Main

Page 158: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 25 Perpindahan Kuantitas Alternatif 3

Perpindahan A B D G H O

A 0 5.828 0 0 0 0

B 0 0 5.828 0 0 0

D 0 0 0 5.828 0 0

G 0 0 0 0 557 5.271

H 0 0 0 0 0 557

O 0 0 0 0 0 0

Sel Shaper

Perpindahan A B D O

A 0 7.781 0 0

B 0 0 7.781

D 0 0 0 7.781

O

Sel Clutch Dog

Perpindahan A B C D E F H N O

A 7.942 8.556

B 5.090 2.852

C 5.704 2.852

D 5.090

E 7.942

F 5.704

H 2.852 10.794

N 5.704

O

Sel Matik

Perpindahan A B D E H O

A 11.662

B 11.662

D 11.662

E 576 11.086

H 576

O

Sel Wheel Broching

Perpindahan A B D E H O

A 10.052

B 10.052

D 10.052

E 1.133 8.919

H 1.133

O

Sel Pinion Broching

Page 159: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 25 Perpindahan Kuantitas Alternatif 3 (Lanjutan)

Perpindahan A B E H O

A 14.671

B 14.671

E 324 14.347

H 324

O

Sel Wheel No Broching

Perpindahan A B E H O

A 6.257

B 6.257

E 324 5.933

H 324

O

Sel Pinion No Broching

Perpindahan A C I K L O

A 5.776

C 5.776

I 2.905 2.871

K 2.905

L 5.776

O

Sel Drive Axle

Perpindahan A C F I J K L M O

A 6.333

C 6.333

F 6.333

I 3.966 2.186 181

J 3.966

K 2.186

L 6.333

M 6.333

O

Sel Axle Main

Page 160: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 26 Matrix Berat Alternatif 3

Berat A B D G H O

A 0 1.748 0 0 0 0

B 0 0 1.166 0 0 0

D 0 0 0 1.166 0 0

G 0 0 0 0 84 791

H 0 0 0 0 0 56

O 0 0 0 0 0 0

Sel Shaper

Matrik Berat A B D O

A 0 1.556 0 0

B 0 0 1.556

D 0 0 0 1.556

O

Sel Clutch Dog

Matrik berat A B C D E F H N O

A 2.383 2.567

B 1.018 570

C 1.426 428

D 1.018

E 1.191

F 856

H 285 1.079

N 570

O

Sel Matik

Matrik berat A B D E H O

A 3.499

B 2.332

D 2.332

E 86 1.663

H 58

O

Sel Wheel Broching

Matrik Berat A B D E H O

A 3.016

B 2.010

D 2.010

E 170 1.338

H 113

O

Sel Pinion Broching

Page 161: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 26 Matrix Berat Alternatif 3 (Lanjutan)

Matrik Berat A B E H O

A 4.401

B 2.934

E 49 2.152

H 32

O

Sel Wheel No Broching

Matrik Berat A B E H O

A 1.877

B 1.251

E 49 890

H 32

O

Sel Pinion No Broching

Matrik Berat A C I K L O

A 1.733

C 1.444

I 581 574

K 291

L 578

O

Sel Drive Axle

Matrik Berat A C F I J K L M O

A 1.900

C 1.583

F 950

I 793 437 36

J 793

K 219

L 1.267

M 633

O

Sel Axle Main

Page 162: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 27 Layout Kondisi Saat Ini

I

L C

G D

A

F

B

J

K

E

H

N M

O

Page 163: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 28 Layout Alternatif 1

B

C

D

E

G

H

F I J

L H N M

A O

K

Page 164: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 29 Layout Alternative 2

B D

E

G

H

B E H

C I

K L

N

B

C F I J

K

H L M

A O

Page 165: USULAN PERANCANGAN ULANG PROSES GEAR MACHINING …

Lampiran 30 Layout Alternatif 3

C

B

F N

D E H

B D

C F I J

K L M

B D E H

C I K L

B D E H

B E H

B D G H

B E H

A

O