Upload
tra-amanta-tha
View
223
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
7/23/2019 vegetatif_2
1/15
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR AGRONOMI
Perbanyakan Secara Vegetatif
OLEH :
EKO R.P.N.
05121002049
TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDERALAYA
2012
7/23/2019 vegetatif_2
2/15
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman budidaya yang ada sekarang ini berasal dari hasil seleksi manusia
yaitu dengan memilih jenis yang dapat dimanfaatkan terutama untuk dimakan dan
tidak membahayakan dalam kesehatan. Jenis tanaman yang telah terseleksi tersebut
(jenis unggul) akan banyak berfaedah kalau disertai dengan metode yang tepat untuk
memperbanyaknya. Metode perbanyakan yang kurang benar akan menghasilkangenerasi baru dengan potensi hasil tidak seperti yang diharapkan oleh
penanamannya. Perbanyakan tanaman bukan hanya mencakup penyediaan tanaman
saja, namun juga upaya untuk mengkonversasi sumber genetik serta mendapatkan
keturunan tanaman dengan potensi produksi yang tinggi.
Perbanyakan tanaman berarti pengulangan dan penggandaan jenis tanaman,
sehingga terciptanya generasi baru. Secara eksplisit mengandung makna agar suatu
tanaman terhindar dari kepunahan atau mencegah terjadinya erosi genetik. Punahnya
suatu individu menyebabkan munculnya kekuatan baru yang mungkin sukar dicari
penangkalnya. Kejadian ini sering terlihat pada letupan populasi hama dan penyakit
tanaman. Selain itu karena adanya penebangan hutan dan penambangan hasil bumi
yang mengakibatkan semakin berkurangnya ragam jenis tumbuhan.
Kelestarian ragam genetik tanaman harus dijaga dari kepunahan. Keragaman
genetik merupakan modal dasar dalam penciptaan jenis tanaman baru yang
mempunyai nilai lebih, misalnya lebih toleran terhadap lahan kering, lahan masam,
lahan alkali, jenis lahan yang bermasalah, tahan terhadap serangan hama dan
penyakit serta produksi tinggi dan lain-lain.
Setiap mahluk hidup baik tumbuhan ataupun hewan di dunia ini mempunyai
kecendrungan untuk melangsungkan keturunannya agar tidak punah dengan cara
memperbanyak diri. Secara alamiah sebenarnya tanaman dapat memperbanyak diri
tanpa campur tangan manusia, seperti biji buah-buahan yang jatuh ketanah dapat
tumbuh dengan sendirinya, atau tunas-tunah umbi dari pohon pisang dan jenis umbi-
7/23/2019 vegetatif_2
3/15
umbian lain dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Spora yang lepas dari berbagai
tanaman paku-pakuan dapat pula tumbuh jika kondisi lingkungannya cocok.
Berkat kemajuan di bidang teknologi pertanian, kini telah ditemukan berbagai
cara perbanyakan tanaman, mulai cara yang paling sederhanaseperti pengambilan
dan pemilihan benih kemudian ditebarkan menjadi tanaman-tanaman baru hingga
cara perbanyakan tanaman yang rumit.
Secara garis besar perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu perbanyakan tanaman secara generatif dan vegetatif. Perbedaan kedua metode
tersebut terletak pada bahan yang digunakan untuk perbanyakan. Perbanyakan
tumbuhan secara generatif menggunakan biji sebagai bahan tanam. Biji dalam hal ini
adalah benih, yaitu biji yang telah dipilih untuk digunakan sebagai bahan tanam
selanjutnya.
Sedangkan perbanyakan tumbuhan secara vegetatif menggunakan bahan
tanaman selain biji. Pada umumnya bagian tanaman seperti akar, batang, dan daun
digunakan untuk perbanyakan vegetatif. Pemilihan dua cara ini (seksual dan
aseksual) sangat tergantung pada beberapa hal, yaitu tersedianya bahan tanaman,
sifat tanaman, ketersediaan tanaman terampil, alat dan sarana, serta tujuan
perbanyakannya.
Tujuan dilaksanakannya praktikum perbanyakan tanaman secara generatif
dan vegetatif ini adalah agar praktikan (mahasiswa) dapat mengetahui aplikasi
tentang perbanyakan tanaman pada tanaman buah-buahan, tanaman hias, ataupun
tanaman perkebunan, serta cara pelestarian flasma nutfah tanaman asli Kalimantan
selatan.
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya
matahari terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman itu sendiri.
7/23/2019 vegetatif_2
4/15
II. TINJAUAN PUSTAKA
Cara memperbanyak tanaman sangat banyak ragamnya. Mulai dari yang
sederhana sampai yang rumit. Ada yang tingkat keberhasilannya tinggi, ada pula
yang rendah. Ini semua sangat bergantung pada beberapa faktor, misalnya cara
perbanyakan yang kita pilih, jenis tanaman, waktu memperbanyak, ketrampilan
pekerja, dan sebagainya (Wudianto, 1991).
Pembiakan kawin merupakan pembiakan yang umum terjadi di alam, baik
secara sederhana maupun secara kompleks. Pembiakan generatif bunga mempunyai
peranan yang sangat penting karena dari bunga akan terjadi pada mekanisme
penyatuan sifat melalui perubahan kromosom dan komponen-komponennya, baik
susunan maupun fungsinya Jumin (1994).
Pembiakan secara seksual didahului oleh peristiwa penyerbukan, yaitu
penyerbukan sendiri dan penyerbukan silang. Setelah berlangsung penyerbukan
proses kedua adalah pembuahan (fertilization). Pembuahan adalah salah satu
peristiwa penyatuan salah satu inti sperma (sperma nucleus) yang berasal dari pollen
tube dengan inti sel telur yang berasal dari di dalam embriosae. Penyatuan inti
sperma dengan inti sel telur ini akan menghasilkan zygota. Pada pembiakan seksual,
bersatunya sel gamet (sel reproduksi) akan terbentuk ragam genetik yang luas
(Jumin, 1994).
Pembiakan tak kawin berlangsung dengan cara pelepasan organ vegetatif dari
tumbuhan induknya yang kemudian tumbuh menjadi individu baru. Aseksual
berlangsung tanpa perubahan-perubahan kromosom. Sehingga sifat yang diturunkansama dengan sifat induknya Jumin (1994).
Perkembangbiakan tanaman biasanya dilakukan secara vegetatif. Sebab,
kalau perbanyakan dilakukan secara generatif dengan biji, hasilnya banyak yang
menyimpang dari induknya (Wijaya, 1985).
Okulasi sering juga disebut dengan menempel, ocultatie (Belanda) atau
budding (Inggris). Banyak jenis pohon buah-buahan yang dapat diokulasi, ada yang
mudah dilakukan dan ada yang susah dilakukan. Jenis tanaman seperti jeruk, apokat,
7/23/2019 vegetatif_2
5/15
rambutan, durian, jambu biji dan mangga sangat mudah untuk diokulasi dan berhasil
dengan baik. Sedang buah seperti sawo, nangka, duku, dan pala jika diokulasi
pertumbuhan tunasnya sangat sulit. Jenis tanaman buah-buahan yang sampai saat ini
belum bisa diokulasikan adalah manggis (Wudianto, 1991).
Memindahkan sebuah mata tunas ke pangkal bawah tanaman lain yang
sejenis (famili) untuk memperoleh tanaman yang mempunyai sifat gabungan antara
kedua tanaman itu disebut okulasi. Asal mata tunas yang ditempelkan mempunyai
sifat tajuk yang baik dan batang bawah mempunyai perakaran yang kuat maka kedua
sifat baik itu tergabung pada satu tanaman Jumin (1994).
Kelebihan dari hasil okulasi adalah tanamannya lebih baik dari induknya.
Bisa dikatakan demikian karena okulasi dilakukan pada tanaman yang mempunyai
perakaran yang baik dan tahan terhadap serangan hama dan penyakit dipadukan
dengan tanaman yang mempunyai rasa buah yang lezat, tetapi mempunyai perakaran
yang kurang baik. Tanaman yang mempunyai perakaran baik digunakan sebagai
batang pokok yang digunakan sebagai batang pokok yang akan ditempeli dan juga
batang bawah. Sedang tanaman yang mempunyai buah lezat diambil matanya untuk
ditempelkan pada batang pokok dan juga dikenal sebagai batang atas (Wudianto,
1991).
Menurut Sugito (1991) untuk mendapatkan hasil okulasi yang baik, beberapa
hal perlu diperhatikan, yaitu :antara batang atas dan batang bawah mempunyai sifat
kompobilitas yang tinggi di antaranya mempunyai kesamaan dalam hal: umur
batang, diameter batang dan lingkungan tumbuh tanaman induk. Suhu udara tempat
persemaian diusahakan stabil dan berkisar antara 20-23C,kelembaban udara dijaga
cukup tinggi untuk mempercepat pembentukan kalus bahan stek dan lingkungan
persemaian bebas dari hama dan penyakit (bial perlu disterilkan)diperlukan naungan
kelembaban udara di bawah naungan.Perbanyakan vegetatif untuk memperoleh
keturunan yang sama dengan tanaman induknya, sering dilakuakan dengan
mencangkok (Sutiyoso, 1995).
Orang-orang asing sering menyebut cangkok dengan air layerage atau aerial
layering (Inggris) dan marcottage (Prancis). Pembiakan dengan cara ini memang
terkenal sejak dahulu, bahkan dapat dikatakan suatu cara perkembangbiakan tertua di
7/23/2019 vegetatif_2
6/15
dunia. Namun hasilnya sering mengecewakan pencangkokkannya, mereka ada yang
gagal hanya beberapa persen saja tapi bisa juga gagal total. Kegagalan ini dapat
dilihat dari bagian tanaman di atas keratan/luka yang kering atau mati. Untuk
menghindari kejadian seperti ini tentu kita perlu memperbaharui cara mencangkok
dan mencurahkan perhatian yang agak serius dengan kesabaran dan ketelitian
(Wudianto, 1991).
Translokasi hasil fotosintesa berlangsung melalui phloem (jaringan kulit
kayu) untuk diedarkan ke seluruh bagian tanaman. Kalau phloem diputuskan, maka
tanaman atau hasil fotosintesa akan terhenti, sehingga membentuk kallus. Kallus ini
apabila menyentuk media yang basah akan merangsang terbentuknya akar. Cabang
atau dahan tempat akan terbentuk jika dipotong dan dipindahkan ke tanah akan
diperoleh tanaman baru. Pekerjaan tersebut disebut mencangkok. Keuntungan yang
diperoleh dari mencangkok adalah tanaman yang baru sama dengan induknya dan
cepat memperoleh bibit yang diinginkan. Sedangkan kelemahannya adalah tidak
mempunyai perakaran yang kuat, memakan waktu yang banyak dan merusak pohon
induk asal cabang atau dahan (Jumin, 1994).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mencangkok adalah umur batang tidak
terlalu tua atau muda; pohon kuat; sehat dan subur, mencangkok sebaiknya dilakukan
di musim penghujan dan diusahakan media cangkok tetap lembab. Pada mencangkok
dilakukan pengeratan cabang akar cadangan makanan yang terbentuk dari hasil
fotosintesis di daun akan tertahan dan menumpuk di bagian atas keratan yang
selanjutnya digunakan untuk intisari dan pembentukan akar (Ganner and Chaudri,
1976).
Cara stek banyak dipilih orang, apalagi bagi pengebun buah-buahan dan
tanaman hias. Alasannya karena bahan-bahan untuk membuat stek ini hanya sedikit,
tetapi dapat diperoleh bibit tanaman dalam jumlah banyak Wudianto (1991).
Bagian batang, cabang atau pucuk yang ditanamkan disebut stek. Stek
dibedakan menjadi stek batang, stek cabang, stek ranting, stek pucuk, stek daun, dan
stek tunas (Jumin,1994).
7/23/2019 vegetatif_2
7/15
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Waktu dan TempatPraktikum dasar-dasar agronomi yang berjudul Pengaruh Perbanyakan Tanaman
Secera Vegetatif dilaksanakan pada tanggal 4 Desember 2012, pukul 14:30 sampai
dengan selesai dan bertempat di Lahan Percobaan Universitas Sriwijaya.
B.
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Polybag ukuran 5 kg
sebanyak 2 buah, top soil, air , benih kacang hijau (Vigna radiata), penggaris, kertas
A4 80 gr.
C. Cara KerjaCara kerja dari praktikum dasar-dasar agronomi yang berjudul Pengaruh
Intensitas Cahaya Matahari sebagai berikut:
1. Isi polybag sampai 3/4 bagian dengan top soil.2. Rendam benih kacang hijau dengan air selama 3-5 menit.3. Tanam benih kacang hijau yang telah direndam tadi ke dalam polybag yang
telah terisi tanah tadi sebanyak masing-masing 4 benih.
4. Letakkan 1 polybag dibawah naungan, dan 1 polybag lagi ditempat yangterkena cahaya matahari secara langsung (tanpa naungan).
5. Amati 2 hari sekali sampai 5 kali pengamatan.6. Catat hasil pengamatan.
7/23/2019 vegetatif_2
8/15
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HasilHasil dari praktikum ini setelah dilakukan pengamatan selama 2 kali, adalah
sebagai berikut :
Tanggal Pengamatan ke Jumlah tunas Jumlah daun Deskripsi tanaman
4/12/2012 I 2 2 Berbentuk V
11/12/2012 II 2 3 Berbentuk V
B. PembahasanPerbanyakan vegetatif adalah perbanyakan tanaman yang menggunakan
bagian-bagian vegetatif tanaman seperti akar, batang dan daun. Beberapa cara
perbanyakan vegetatif yang dipergunakan dalam acara I praktikum kali ini adalah
penyambungan dan penempelan (Grafting dan Budding), mencangkok dan
menyetek. Perbanyakan dengan cara ini cukup efektif dalam rangka memperoleh
hasil keturunan yang lebih baik dibandingkan kedua induknya.
Menyambung memiliki beberapa pertimbangan-pertimbangan tertentu,
misalnya kita menginginkan tanaman baru yang mempunyai sifat persis seperti
induknya. Sifat ini meliputi ketahanannya terhadap hama dan penyakit, rasa buah(khususnya untuk tanaman buah-buahan), keindahan bunga (untuk tanaman hias).
Karena kita tahu bahwa hasil cangkokan bisa dikatakan hampir seratus persen
menyerupai sifat induknya. Seandainya terdapat penyimpangan sifat, biasanya
disebabkan mutasi gen.
Dalam mencangkok ada keuntungan dan kerugiannya. Salah satu keuntungan
seperti yang telah disebutkan di muka, yaitu sifat tanaman baru sama dengan
tanaman induk. Selain itu nanti apabila hasil cangkokan ditanam pada tanah yang
7/23/2019 vegetatif_2
9/15
permukaan air tanahnya tinggi, cangkokan dapat tumbuh baik. Keuntungan lain
adalah tanaman cepat menghasilkan buah dalam waktu yang relatif singkat. Selain
keuntungan di atas ternyata adapula kerugiannya. Yang pertama adalah cangkok
tidak dapat dilakuakan secara besar-besaran, karena jumlah dahan yang dapat
dicangkok dari sebuah pohon terbatas. Kerugian lain adalah kematian pada
cangkokan tinggi. Yang terakhir adalah waktu yang diperlukan untuk mencangkok
lama (sekitar satu sampai satu setengah bulan jika tidak menggunakan zat
perangsang).
Cara pencangkokan adalah dengan menyayat batang pohon induknya dengan
membersihkan kambium. Tujuan membersihkan kambium tersebut supaya akar dapat
tumbuh dengan baik. Apabila masih terdapat sisa kambium yang tertinggal maka
mungkin masih ada bagian xylem yang tertinggal sehingga masih ada aliran bahan
makanan sampai ke daun sehingga akar tidak terbentuk. Sedangkan tujuan dari
penyayatan adalah untuk memutus jaringan floem yang mengangkut sari-sari
makanan hasil fotosintesis. Dengan terputusnya jaringan floem maka pada luka
sayatan terjadi penimbunan makanan yang menyebabkan bagian tepi luka menebal
sehingga terbentuk kallus. Kallus ini apabila menyentuh media basah akan
merangsang terbentuknya akar. Karena syarat terbentuknya akar adalah adanya
makanan yang terkumpul di bagian sayatan tersebut yang digunakan untuk
pembentukan akar. Jaringan xylem yang mengangkut air dan garam-garam mineral
dari tanah tetap tidak terputus sehingga batang yang dicangkok tetap mendapat suplai
dari tanaman induk.
Setelah luka sayatan kering, bagian luka ditutup dengan kapasitas lapang.
Kemudian dibungkus dengan plastik diikat dengan tali yang rapat supaya lembab.
Kelembaban yang mantap akan sangat membentu pertumbuhan akar. Di samping itu
supaya tanah tidak mudah lepas serta akar yang tumbuh cukup aerasi dan drainase.
Pada percobaan ini kita menggunakan tanaman Puring (Codiatum
variegatum). Sebelum melakukan pencangkokan, pasti sudah tersirat dalam pikiran
kita untuk menghasilkan bibit cangkokan dari pohon terpilih. Ada beberapa syarat
agar tanaman hasil cangkokan memuaskan. Syarat tersebut antara lain pohon induk
umurnya sudah cukup, tidak terlalu muda juga tidak terlalu tua. Ciri dari pohon yang
7/23/2019 vegetatif_2
10/15
ideal diantaranya adalah jumlah cabang yang memenuhi syarat untuk dicangkok
sudah cukup; pohon induk harus sudah berbunga bagi tanaman hias bunga dan telah
berbuah sedikitnya tiga kali bagi tanaman buah-buahan; mempunyai sifat unggul;
batang halus; batang lurus ke atas; warna kecoklatan, karena pada batang kecoklatan,
kallus penutup luka akan lebih cepat terbentuk dan akar yang keluar juga akan cepat
terbentuk; syarat terakhir pohon yang akan dicangkok nampak kuat dan subur serta
tidak terserang hama penyakit yang dapat menggagalkan hasil cangkokan.
Setelah pemilihan batang induk, kita mengamati cabang yang tepat untuk
bibit cangkokan. Cabang yang baik untuk dicangkok adalah cabang yang ukurannya
tidak terlalu besar, cabang berwarna coklat dan kulitnya mulus. Pemilihan cabang
berukuran kecil bertujuan agar dari tiap pohon induk diperoleh belasan sampai
puluhan cangkokan dan bentuk pohon tidak akan rusak, selain itu jika dipindah di
lapangan akan kecil penguapan airnya.
Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat dilihat bahwa tingkat
keberhasilan perbanyakan tanaman dengan cangkok cukup besar, yaitu 66,67 %
untuk tiap-tiap kelompok. Hal ini disebabkan karena:
1. Kebutuhan air yang tercukupi dengan jumlah yang tidak terlalu berlebihan.2. Kebutuhan cahaya matahari tercukupi. Cahaya matahari ini diperlukan
tumbuhan untuk proses fotosintesis yang hasilnya ditransmisikan ke seluruh
jaringan melalui floem. Pada batang yang dicangkok dihilangkan floemnya
menyebabkan zat-zat hasil fotosintesis tidak dapat sampai ke perakaran tetapi
terkumpul pada bagian atas cangkok. Cadangan makanan tersebut digunakan
tanaman untuk pertumbuhan akarnya.
3. Curah hujan dan kelembaban yang sesuai.4. Tanah yang cocok, yaitu bentukan hara yang tersedia bagi tanaman yang
dipengaruhi oleh kelarutan zat hara, pH tanah, tekstur tanah, jumlah bahan
organik yang ada.
5. Pemilihn batang induk yang baik dan memenuhi syarat untuk dicangkok.6. Perawatan yang baik.
Perbanyakan stek batang adalah perbanyakan vegetatif dengan cara
memotong batang lalu ditanam pada media tanam yang sesuai dengan jenis
7/23/2019 vegetatif_2
11/15
tanamannya. Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah tanaman jeruk
(Citrus sp).
Syarat pemilihan batang yaitu batang berumur kurang lebih satu tahun karena
pada cabang yang terlalu tua sangat sulit untuk membentuk akar, sedangkan pada
cabang yang terlalu muda prosos penguapannya terlalu cepat sehingga stek menjadi
lemah dan mati. Ada tidaknya penyakit dalam cabang yang akan kita jadikan stek
juga harus kita perhatikan. Karena hal ini akan berpengaruh pada hasil stek yang kita
buat. Sebaiknya kita memilih batang yang berwarna hijau, cabang seperti ini
biasanya memiliki kandungan nitrogen dan karbohidrat yang tinggi sehingga
mempercepat petumbuhan akar.
Untuk pemotongan pada batang yang telah memenuhi syarat sebaiknya
pemotongan ini dibuat miring dengan sudut kemiringan 45 pada bagian atas
maupun bagian bawah. Pemotongan batang secara miring pada bagian atas ditujukan
untuk menjaga agar air yang jatuh dari atas tidak membuat batang busuk dan
pemotongan miring bagian bawah bertujuan untuk memperluas persinggungan antara
batang dengan media tanam. Untuk mengurangi tingginya penguapan pada tanaman
dapat dilakukan mengurangi jumlah daun yang terdapat pada batang yang akan
digunakan untuk stek.
Pangkal dipotong miring tersebut kemudian diberi zat pengatur tumbuh agar
pada pangkal batang tersebut nantinya cepat tumbuh akar. Sebelum batang
dimasukkan ke dalam media tanam perlu dibuat lubang pada tanah yang ukurannya
sesuai dengan diameter batang agar zat pengatur tumbuh tetap memempel pada
batang yang distek. Sehingga pada pangkal batang tersebut akan terang sang tumbuh
akar.
Media tanam yang digunakan yaitu pasir halus. Persentase keberhasilan stek
batang ini adalah 58,43 17 %. Angka ini agak rendah, hal ini karena penyiraman
yang dilakukan tidak teratur. Padahal media pasir memerlukan penyiraman yang
rutin karena dalam keadaan kapasitas lapang pasir mudah kering.
Perbanyakan stek daun adalah perbanyakan vegetatif dengan cara memotong
daun tanaman menjadi beberapa bagian, lalu ditanam pada media tanam. Potongan
tersebut kemudian akan menjadi tanaman baru.
7/23/2019 vegetatif_2
12/15
Cara perkembangbiakan ini banyak diterapkan pada tanaman hias, terutama
tanaman hias sukulen, daunnya tebal berdaging dan kandungan airnya sangat tinggi.
Daun yang dipilih untuk stek ini harus yang telah cukup umurnya, dengan
demikian mempunyai kandungan karbohidrat cukup tinggi. Warna dari daun juga
dipilih yang hijau segar hal ini karena daun yang berwarna kekuningan menandakan
daun itu kekurangan Nitrogen yang akan sulit dalam membentuk perakaran.
Dalam percobaan ini menggunakan daun tanaman lidah mertua (Sanciviera
sp). Penyetekan dilakukan dengan memilih daun tanaman yang memenuhi syarat dan
memotong menjadi tiga bagian, yaitu ujung, tengah dan pangkal. Dalam pemotongan
diusahakan dilakukan satu kali iris stiap potongnya untuk menghindari terjadinya
kontaminasi.
Setelah dipotong ditancapkan pada media tanam yang telah disiapkan. Media
tanam yang digunakan adalah pasir halus yang mampu memberikan aerasi yang
cukup, mempunyai drainase yang baik dan beresiko kecil terkena jamur dan bakteri.
Hasil percobaan menunjukkan persentase keberhasilan stek daun ujung 58,33
32 %, stek daun tengah 75 17 %, stek daun upangkal 91,67 17%. Persentase
keberhsilan stek daun ini cukup tinggi debandingkan dengan perbanyakan vegetatif
lainnya. Stek daun ini disimpan pada tempat yang lembab dan teduh yang terhindar
dari sinar matahari. Pada polybag diberi sungkup plastik yang fungsinya untuk
mengurangi transpirasi dan agar terhindar dari sinar matahari..
Pada prinsipnya cara perbanyakan tanaman dengan stek daun sama dengan
cangkok yaitu tanpa usaha untuk memperbaiki sifat sehingga diperoleh tanaman
dengan sifat sma dengan induknya. Keuntungan metode ini adalah bahan yang
digunakan sedikit tetapi dapat diperoleh bibit tanaman dalam jumlah banyak dan
caranya tidak begitu rumit sehingga mudah dilakukan oleh siapa pun.
Sambung pucuk yang dilakukan dalam acara ini termasuk dalam top
grafting yaitu penyatuan pucuk (bagian atas tanaman sebagai calon batang atas
dengan batang bawah tanaman lain yang masih satu marga sehingga membentuk
tanaman baru yang dapat menyesuaikan diri secara kompleks.
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah tanaman puring
(Codiatum variegatum). Pertama-tama dipilih dua tanaman puring yang berbeda jenis
7/23/2019 vegetatif_2
13/15
tetapi besar batang hampir sama. Kemudian dilakukan pemotongan batang bawah
sebagai stock dn membelah tengah-tengah batang. Pangkal batang lain sebagai scion
membentuk heruf V dan menyisipkan scion pada stock. Pada persambungan diikat
dengan tali yang bertujuan agar air tidak masuk di antara sisipan. Pada bagian scion
dilakukan pengurangan jumlah daun untuk mengurangi penguapan. Kemudian pada
bagian scion diberi sungkup plastik hingga menutupi penyambungan untuk
memperkecil resiko kegagalan dan memberi lubang pada plastik agar aerasi udara
tetap berjalan.
7/23/2019 vegetatif_2
14/15
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Perbanyakan vegetatif yang bertujuan untuk mendapatkan hasil, yaitu kualitas
dan sifat-sifat tanaman yang sama dengan induknya dapat dilakukan dengan cara
stek batang, stek daun dan cangkok.
2. Untuk mendapatkan hasil yang beragam dan meningkatkan sifat-sifat unggul
tanaman dapat dilakukan dengan sambung pucuk (grafting).
3. Persentase keberhasilan stek batang adalah 58,34 % 17%
4. Persentase keberhasilan sambung pucuk (grafting) adalah 8,33 % 14 %
5. dalam perbanyakan vegetatif umur tanaman lebih singkat.
C. Saran
1. Berikan pengetahuan kepada praktikan bagaimana cara memilih batang tanamanyang baik.
2. Agar percobaan ini lebih teliti supaya hasilnya lebih maksimal harus digunakantanaman sampel yang lebih banyak.
7/23/2019 vegetatif_2
15/15
DAFTAR PUSTAKA
Djakfar, Z. 1990.Dasar-dasar Agronomi. Jakarta: Gramedia.
Fitter, A. 1998.Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah Mada University.
Oren, Justice. 2002.Intensitas Cahaya Matahari. Jakarta: Grafindo Persada.
Setiawan, Asep dan Wahju, Qamar. 1995.Pengantar Produksi Benih. Jakarta: Kanisius.
Tjitrosomo,S. 1983.Botani Umum I. Bandung: Angkasa Bandung.