vegetatif_2

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/23/2019 vegetatif_2

    1/15

    LAPORAN PRAKTIKUM

    DASAR-DASAR AGRONOMI

    Perbanyakan Secara Vegetatif

    OLEH :

    EKO R.P.N.

    05121002049

    TEKNIK PERTANIAN

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS SRIWIJAYA

    INDERALAYA

    2012

  • 7/23/2019 vegetatif_2

    2/15

    I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Tanaman budidaya yang ada sekarang ini berasal dari hasil seleksi manusia

    yaitu dengan memilih jenis yang dapat dimanfaatkan terutama untuk dimakan dan

    tidak membahayakan dalam kesehatan. Jenis tanaman yang telah terseleksi tersebut

    (jenis unggul) akan banyak berfaedah kalau disertai dengan metode yang tepat untuk

    memperbanyaknya. Metode perbanyakan yang kurang benar akan menghasilkangenerasi baru dengan potensi hasil tidak seperti yang diharapkan oleh

    penanamannya. Perbanyakan tanaman bukan hanya mencakup penyediaan tanaman

    saja, namun juga upaya untuk mengkonversasi sumber genetik serta mendapatkan

    keturunan tanaman dengan potensi produksi yang tinggi.

    Perbanyakan tanaman berarti pengulangan dan penggandaan jenis tanaman,

    sehingga terciptanya generasi baru. Secara eksplisit mengandung makna agar suatu

    tanaman terhindar dari kepunahan atau mencegah terjadinya erosi genetik. Punahnya

    suatu individu menyebabkan munculnya kekuatan baru yang mungkin sukar dicari

    penangkalnya. Kejadian ini sering terlihat pada letupan populasi hama dan penyakit

    tanaman. Selain itu karena adanya penebangan hutan dan penambangan hasil bumi

    yang mengakibatkan semakin berkurangnya ragam jenis tumbuhan.

    Kelestarian ragam genetik tanaman harus dijaga dari kepunahan. Keragaman

    genetik merupakan modal dasar dalam penciptaan jenis tanaman baru yang

    mempunyai nilai lebih, misalnya lebih toleran terhadap lahan kering, lahan masam,

    lahan alkali, jenis lahan yang bermasalah, tahan terhadap serangan hama dan

    penyakit serta produksi tinggi dan lain-lain.

    Setiap mahluk hidup baik tumbuhan ataupun hewan di dunia ini mempunyai

    kecendrungan untuk melangsungkan keturunannya agar tidak punah dengan cara

    memperbanyak diri. Secara alamiah sebenarnya tanaman dapat memperbanyak diri

    tanpa campur tangan manusia, seperti biji buah-buahan yang jatuh ketanah dapat

    tumbuh dengan sendirinya, atau tunas-tunah umbi dari pohon pisang dan jenis umbi-

  • 7/23/2019 vegetatif_2

    3/15

    umbian lain dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Spora yang lepas dari berbagai

    tanaman paku-pakuan dapat pula tumbuh jika kondisi lingkungannya cocok.

    Berkat kemajuan di bidang teknologi pertanian, kini telah ditemukan berbagai

    cara perbanyakan tanaman, mulai cara yang paling sederhanaseperti pengambilan

    dan pemilihan benih kemudian ditebarkan menjadi tanaman-tanaman baru hingga

    cara perbanyakan tanaman yang rumit.

    Secara garis besar perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan dua cara,

    yaitu perbanyakan tanaman secara generatif dan vegetatif. Perbedaan kedua metode

    tersebut terletak pada bahan yang digunakan untuk perbanyakan. Perbanyakan

    tumbuhan secara generatif menggunakan biji sebagai bahan tanam. Biji dalam hal ini

    adalah benih, yaitu biji yang telah dipilih untuk digunakan sebagai bahan tanam

    selanjutnya.

    Sedangkan perbanyakan tumbuhan secara vegetatif menggunakan bahan

    tanaman selain biji. Pada umumnya bagian tanaman seperti akar, batang, dan daun

    digunakan untuk perbanyakan vegetatif. Pemilihan dua cara ini (seksual dan

    aseksual) sangat tergantung pada beberapa hal, yaitu tersedianya bahan tanaman,

    sifat tanaman, ketersediaan tanaman terampil, alat dan sarana, serta tujuan

    perbanyakannya.

    Tujuan dilaksanakannya praktikum perbanyakan tanaman secara generatif

    dan vegetatif ini adalah agar praktikan (mahasiswa) dapat mengetahui aplikasi

    tentang perbanyakan tanaman pada tanaman buah-buahan, tanaman hias, ataupun

    tanaman perkebunan, serta cara pelestarian flasma nutfah tanaman asli Kalimantan

    selatan.

    B. Tujuan

    Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya

    matahari terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman itu sendiri.

  • 7/23/2019 vegetatif_2

    4/15

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    Cara memperbanyak tanaman sangat banyak ragamnya. Mulai dari yang

    sederhana sampai yang rumit. Ada yang tingkat keberhasilannya tinggi, ada pula

    yang rendah. Ini semua sangat bergantung pada beberapa faktor, misalnya cara

    perbanyakan yang kita pilih, jenis tanaman, waktu memperbanyak, ketrampilan

    pekerja, dan sebagainya (Wudianto, 1991).

    Pembiakan kawin merupakan pembiakan yang umum terjadi di alam, baik

    secara sederhana maupun secara kompleks. Pembiakan generatif bunga mempunyai

    peranan yang sangat penting karena dari bunga akan terjadi pada mekanisme

    penyatuan sifat melalui perubahan kromosom dan komponen-komponennya, baik

    susunan maupun fungsinya Jumin (1994).

    Pembiakan secara seksual didahului oleh peristiwa penyerbukan, yaitu

    penyerbukan sendiri dan penyerbukan silang. Setelah berlangsung penyerbukan

    proses kedua adalah pembuahan (fertilization). Pembuahan adalah salah satu

    peristiwa penyatuan salah satu inti sperma (sperma nucleus) yang berasal dari pollen

    tube dengan inti sel telur yang berasal dari di dalam embriosae. Penyatuan inti

    sperma dengan inti sel telur ini akan menghasilkan zygota. Pada pembiakan seksual,

    bersatunya sel gamet (sel reproduksi) akan terbentuk ragam genetik yang luas

    (Jumin, 1994).

    Pembiakan tak kawin berlangsung dengan cara pelepasan organ vegetatif dari

    tumbuhan induknya yang kemudian tumbuh menjadi individu baru. Aseksual

    berlangsung tanpa perubahan-perubahan kromosom. Sehingga sifat yang diturunkansama dengan sifat induknya Jumin (1994).

    Perkembangbiakan tanaman biasanya dilakukan secara vegetatif. Sebab,

    kalau perbanyakan dilakukan secara generatif dengan biji, hasilnya banyak yang

    menyimpang dari induknya (Wijaya, 1985).

    Okulasi sering juga disebut dengan menempel, ocultatie (Belanda) atau

    budding (Inggris). Banyak jenis pohon buah-buahan yang dapat diokulasi, ada yang

    mudah dilakukan dan ada yang susah dilakukan. Jenis tanaman seperti jeruk, apokat,

  • 7/23/2019 vegetatif_2

    5/15

    rambutan, durian, jambu biji dan mangga sangat mudah untuk diokulasi dan berhasil

    dengan baik. Sedang buah seperti sawo, nangka, duku, dan pala jika diokulasi

    pertumbuhan tunasnya sangat sulit. Jenis tanaman buah-buahan yang sampai saat ini

    belum bisa diokulasikan adalah manggis (Wudianto, 1991).

    Memindahkan sebuah mata tunas ke pangkal bawah tanaman lain yang

    sejenis (famili) untuk memperoleh tanaman yang mempunyai sifat gabungan antara

    kedua tanaman itu disebut okulasi. Asal mata tunas yang ditempelkan mempunyai

    sifat tajuk yang baik dan batang bawah mempunyai perakaran yang kuat maka kedua

    sifat baik itu tergabung pada satu tanaman Jumin (1994).

    Kelebihan dari hasil okulasi adalah tanamannya lebih baik dari induknya.

    Bisa dikatakan demikian karena okulasi dilakukan pada tanaman yang mempunyai

    perakaran yang baik dan tahan terhadap serangan hama dan penyakit dipadukan

    dengan tanaman yang mempunyai rasa buah yang lezat, tetapi mempunyai perakaran

    yang kurang baik. Tanaman yang mempunyai perakaran baik digunakan sebagai

    batang pokok yang digunakan sebagai batang pokok yang akan ditempeli dan juga

    batang bawah. Sedang tanaman yang mempunyai buah lezat diambil matanya untuk

    ditempelkan pada batang pokok dan juga dikenal sebagai batang atas (Wudianto,

    1991).

    Menurut Sugito (1991) untuk mendapatkan hasil okulasi yang baik, beberapa

    hal perlu diperhatikan, yaitu :antara batang atas dan batang bawah mempunyai sifat

    kompobilitas yang tinggi di antaranya mempunyai kesamaan dalam hal: umur

    batang, diameter batang dan lingkungan tumbuh tanaman induk. Suhu udara tempat

    persemaian diusahakan stabil dan berkisar antara 20-23C,kelembaban udara dijaga

    cukup tinggi untuk mempercepat pembentukan kalus bahan stek dan lingkungan

    persemaian bebas dari hama dan penyakit (bial perlu disterilkan)diperlukan naungan

    kelembaban udara di bawah naungan.Perbanyakan vegetatif untuk memperoleh

    keturunan yang sama dengan tanaman induknya, sering dilakuakan dengan

    mencangkok (Sutiyoso, 1995).

    Orang-orang asing sering menyebut cangkok dengan air layerage atau aerial

    layering (Inggris) dan marcottage (Prancis). Pembiakan dengan cara ini memang

    terkenal sejak dahulu, bahkan dapat dikatakan suatu cara perkembangbiakan tertua di

  • 7/23/2019 vegetatif_2

    6/15

    dunia. Namun hasilnya sering mengecewakan pencangkokkannya, mereka ada yang

    gagal hanya beberapa persen saja tapi bisa juga gagal total. Kegagalan ini dapat

    dilihat dari bagian tanaman di atas keratan/luka yang kering atau mati. Untuk

    menghindari kejadian seperti ini tentu kita perlu memperbaharui cara mencangkok

    dan mencurahkan perhatian yang agak serius dengan kesabaran dan ketelitian

    (Wudianto, 1991).

    Translokasi hasil fotosintesa berlangsung melalui phloem (jaringan kulit

    kayu) untuk diedarkan ke seluruh bagian tanaman. Kalau phloem diputuskan, maka

    tanaman atau hasil fotosintesa akan terhenti, sehingga membentuk kallus. Kallus ini

    apabila menyentuk media yang basah akan merangsang terbentuknya akar. Cabang

    atau dahan tempat akan terbentuk jika dipotong dan dipindahkan ke tanah akan

    diperoleh tanaman baru. Pekerjaan tersebut disebut mencangkok. Keuntungan yang

    diperoleh dari mencangkok adalah tanaman yang baru sama dengan induknya dan

    cepat memperoleh bibit yang diinginkan. Sedangkan kelemahannya adalah tidak

    mempunyai perakaran yang kuat, memakan waktu yang banyak dan merusak pohon

    induk asal cabang atau dahan (Jumin, 1994).

    Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mencangkok adalah umur batang tidak

    terlalu tua atau muda; pohon kuat; sehat dan subur, mencangkok sebaiknya dilakukan

    di musim penghujan dan diusahakan media cangkok tetap lembab. Pada mencangkok

    dilakukan pengeratan cabang akar cadangan makanan yang terbentuk dari hasil

    fotosintesis di daun akan tertahan dan menumpuk di bagian atas keratan yang

    selanjutnya digunakan untuk intisari dan pembentukan akar (Ganner and Chaudri,

    1976).

    Cara stek banyak dipilih orang, apalagi bagi pengebun buah-buahan dan

    tanaman hias. Alasannya karena bahan-bahan untuk membuat stek ini hanya sedikit,

    tetapi dapat diperoleh bibit tanaman dalam jumlah banyak Wudianto (1991).

    Bagian batang, cabang atau pucuk yang ditanamkan disebut stek. Stek

    dibedakan menjadi stek batang, stek cabang, stek ranting, stek pucuk, stek daun, dan

    stek tunas (Jumin,1994).

  • 7/23/2019 vegetatif_2

    7/15

    III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

    A. Waktu dan TempatPraktikum dasar-dasar agronomi yang berjudul Pengaruh Perbanyakan Tanaman

    Secera Vegetatif dilaksanakan pada tanggal 4 Desember 2012, pukul 14:30 sampai

    dengan selesai dan bertempat di Lahan Percobaan Universitas Sriwijaya.

    B.

    Alat dan Bahan

    Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Polybag ukuran 5 kg

    sebanyak 2 buah, top soil, air , benih kacang hijau (Vigna radiata), penggaris, kertas

    A4 80 gr.

    C. Cara KerjaCara kerja dari praktikum dasar-dasar agronomi yang berjudul Pengaruh

    Intensitas Cahaya Matahari sebagai berikut:

    1. Isi polybag sampai 3/4 bagian dengan top soil.2. Rendam benih kacang hijau dengan air selama 3-5 menit.3. Tanam benih kacang hijau yang telah direndam tadi ke dalam polybag yang

    telah terisi tanah tadi sebanyak masing-masing 4 benih.

    4. Letakkan 1 polybag dibawah naungan, dan 1 polybag lagi ditempat yangterkena cahaya matahari secara langsung (tanpa naungan).

    5. Amati 2 hari sekali sampai 5 kali pengamatan.6. Catat hasil pengamatan.

  • 7/23/2019 vegetatif_2

    8/15

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. HasilHasil dari praktikum ini setelah dilakukan pengamatan selama 2 kali, adalah

    sebagai berikut :

    Tanggal Pengamatan ke Jumlah tunas Jumlah daun Deskripsi tanaman

    4/12/2012 I 2 2 Berbentuk V

    11/12/2012 II 2 3 Berbentuk V

    B. PembahasanPerbanyakan vegetatif adalah perbanyakan tanaman yang menggunakan

    bagian-bagian vegetatif tanaman seperti akar, batang dan daun. Beberapa cara

    perbanyakan vegetatif yang dipergunakan dalam acara I praktikum kali ini adalah

    penyambungan dan penempelan (Grafting dan Budding), mencangkok dan

    menyetek. Perbanyakan dengan cara ini cukup efektif dalam rangka memperoleh

    hasil keturunan yang lebih baik dibandingkan kedua induknya.

    Menyambung memiliki beberapa pertimbangan-pertimbangan tertentu,

    misalnya kita menginginkan tanaman baru yang mempunyai sifat persis seperti

    induknya. Sifat ini meliputi ketahanannya terhadap hama dan penyakit, rasa buah(khususnya untuk tanaman buah-buahan), keindahan bunga (untuk tanaman hias).

    Karena kita tahu bahwa hasil cangkokan bisa dikatakan hampir seratus persen

    menyerupai sifat induknya. Seandainya terdapat penyimpangan sifat, biasanya

    disebabkan mutasi gen.

    Dalam mencangkok ada keuntungan dan kerugiannya. Salah satu keuntungan

    seperti yang telah disebutkan di muka, yaitu sifat tanaman baru sama dengan

    tanaman induk. Selain itu nanti apabila hasil cangkokan ditanam pada tanah yang

  • 7/23/2019 vegetatif_2

    9/15

    permukaan air tanahnya tinggi, cangkokan dapat tumbuh baik. Keuntungan lain

    adalah tanaman cepat menghasilkan buah dalam waktu yang relatif singkat. Selain

    keuntungan di atas ternyata adapula kerugiannya. Yang pertama adalah cangkok

    tidak dapat dilakuakan secara besar-besaran, karena jumlah dahan yang dapat

    dicangkok dari sebuah pohon terbatas. Kerugian lain adalah kematian pada

    cangkokan tinggi. Yang terakhir adalah waktu yang diperlukan untuk mencangkok

    lama (sekitar satu sampai satu setengah bulan jika tidak menggunakan zat

    perangsang).

    Cara pencangkokan adalah dengan menyayat batang pohon induknya dengan

    membersihkan kambium. Tujuan membersihkan kambium tersebut supaya akar dapat

    tumbuh dengan baik. Apabila masih terdapat sisa kambium yang tertinggal maka

    mungkin masih ada bagian xylem yang tertinggal sehingga masih ada aliran bahan

    makanan sampai ke daun sehingga akar tidak terbentuk. Sedangkan tujuan dari

    penyayatan adalah untuk memutus jaringan floem yang mengangkut sari-sari

    makanan hasil fotosintesis. Dengan terputusnya jaringan floem maka pada luka

    sayatan terjadi penimbunan makanan yang menyebabkan bagian tepi luka menebal

    sehingga terbentuk kallus. Kallus ini apabila menyentuh media basah akan

    merangsang terbentuknya akar. Karena syarat terbentuknya akar adalah adanya

    makanan yang terkumpul di bagian sayatan tersebut yang digunakan untuk

    pembentukan akar. Jaringan xylem yang mengangkut air dan garam-garam mineral

    dari tanah tetap tidak terputus sehingga batang yang dicangkok tetap mendapat suplai

    dari tanaman induk.

    Setelah luka sayatan kering, bagian luka ditutup dengan kapasitas lapang.

    Kemudian dibungkus dengan plastik diikat dengan tali yang rapat supaya lembab.

    Kelembaban yang mantap akan sangat membentu pertumbuhan akar. Di samping itu

    supaya tanah tidak mudah lepas serta akar yang tumbuh cukup aerasi dan drainase.

    Pada percobaan ini kita menggunakan tanaman Puring (Codiatum

    variegatum). Sebelum melakukan pencangkokan, pasti sudah tersirat dalam pikiran

    kita untuk menghasilkan bibit cangkokan dari pohon terpilih. Ada beberapa syarat

    agar tanaman hasil cangkokan memuaskan. Syarat tersebut antara lain pohon induk

    umurnya sudah cukup, tidak terlalu muda juga tidak terlalu tua. Ciri dari pohon yang

  • 7/23/2019 vegetatif_2

    10/15

    ideal diantaranya adalah jumlah cabang yang memenuhi syarat untuk dicangkok

    sudah cukup; pohon induk harus sudah berbunga bagi tanaman hias bunga dan telah

    berbuah sedikitnya tiga kali bagi tanaman buah-buahan; mempunyai sifat unggul;

    batang halus; batang lurus ke atas; warna kecoklatan, karena pada batang kecoklatan,

    kallus penutup luka akan lebih cepat terbentuk dan akar yang keluar juga akan cepat

    terbentuk; syarat terakhir pohon yang akan dicangkok nampak kuat dan subur serta

    tidak terserang hama penyakit yang dapat menggagalkan hasil cangkokan.

    Setelah pemilihan batang induk, kita mengamati cabang yang tepat untuk

    bibit cangkokan. Cabang yang baik untuk dicangkok adalah cabang yang ukurannya

    tidak terlalu besar, cabang berwarna coklat dan kulitnya mulus. Pemilihan cabang

    berukuran kecil bertujuan agar dari tiap pohon induk diperoleh belasan sampai

    puluhan cangkokan dan bentuk pohon tidak akan rusak, selain itu jika dipindah di

    lapangan akan kecil penguapan airnya.

    Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat dilihat bahwa tingkat

    keberhasilan perbanyakan tanaman dengan cangkok cukup besar, yaitu 66,67 %

    untuk tiap-tiap kelompok. Hal ini disebabkan karena:

    1. Kebutuhan air yang tercukupi dengan jumlah yang tidak terlalu berlebihan.2. Kebutuhan cahaya matahari tercukupi. Cahaya matahari ini diperlukan

    tumbuhan untuk proses fotosintesis yang hasilnya ditransmisikan ke seluruh

    jaringan melalui floem. Pada batang yang dicangkok dihilangkan floemnya

    menyebabkan zat-zat hasil fotosintesis tidak dapat sampai ke perakaran tetapi

    terkumpul pada bagian atas cangkok. Cadangan makanan tersebut digunakan

    tanaman untuk pertumbuhan akarnya.

    3. Curah hujan dan kelembaban yang sesuai.4. Tanah yang cocok, yaitu bentukan hara yang tersedia bagi tanaman yang

    dipengaruhi oleh kelarutan zat hara, pH tanah, tekstur tanah, jumlah bahan

    organik yang ada.

    5. Pemilihn batang induk yang baik dan memenuhi syarat untuk dicangkok.6. Perawatan yang baik.

    Perbanyakan stek batang adalah perbanyakan vegetatif dengan cara

    memotong batang lalu ditanam pada media tanam yang sesuai dengan jenis

  • 7/23/2019 vegetatif_2

    11/15

    tanamannya. Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah tanaman jeruk

    (Citrus sp).

    Syarat pemilihan batang yaitu batang berumur kurang lebih satu tahun karena

    pada cabang yang terlalu tua sangat sulit untuk membentuk akar, sedangkan pada

    cabang yang terlalu muda prosos penguapannya terlalu cepat sehingga stek menjadi

    lemah dan mati. Ada tidaknya penyakit dalam cabang yang akan kita jadikan stek

    juga harus kita perhatikan. Karena hal ini akan berpengaruh pada hasil stek yang kita

    buat. Sebaiknya kita memilih batang yang berwarna hijau, cabang seperti ini

    biasanya memiliki kandungan nitrogen dan karbohidrat yang tinggi sehingga

    mempercepat petumbuhan akar.

    Untuk pemotongan pada batang yang telah memenuhi syarat sebaiknya

    pemotongan ini dibuat miring dengan sudut kemiringan 45 pada bagian atas

    maupun bagian bawah. Pemotongan batang secara miring pada bagian atas ditujukan

    untuk menjaga agar air yang jatuh dari atas tidak membuat batang busuk dan

    pemotongan miring bagian bawah bertujuan untuk memperluas persinggungan antara

    batang dengan media tanam. Untuk mengurangi tingginya penguapan pada tanaman

    dapat dilakukan mengurangi jumlah daun yang terdapat pada batang yang akan

    digunakan untuk stek.

    Pangkal dipotong miring tersebut kemudian diberi zat pengatur tumbuh agar

    pada pangkal batang tersebut nantinya cepat tumbuh akar. Sebelum batang

    dimasukkan ke dalam media tanam perlu dibuat lubang pada tanah yang ukurannya

    sesuai dengan diameter batang agar zat pengatur tumbuh tetap memempel pada

    batang yang distek. Sehingga pada pangkal batang tersebut akan terang sang tumbuh

    akar.

    Media tanam yang digunakan yaitu pasir halus. Persentase keberhasilan stek

    batang ini adalah 58,43 17 %. Angka ini agak rendah, hal ini karena penyiraman

    yang dilakukan tidak teratur. Padahal media pasir memerlukan penyiraman yang

    rutin karena dalam keadaan kapasitas lapang pasir mudah kering.

    Perbanyakan stek daun adalah perbanyakan vegetatif dengan cara memotong

    daun tanaman menjadi beberapa bagian, lalu ditanam pada media tanam. Potongan

    tersebut kemudian akan menjadi tanaman baru.

  • 7/23/2019 vegetatif_2

    12/15

    Cara perkembangbiakan ini banyak diterapkan pada tanaman hias, terutama

    tanaman hias sukulen, daunnya tebal berdaging dan kandungan airnya sangat tinggi.

    Daun yang dipilih untuk stek ini harus yang telah cukup umurnya, dengan

    demikian mempunyai kandungan karbohidrat cukup tinggi. Warna dari daun juga

    dipilih yang hijau segar hal ini karena daun yang berwarna kekuningan menandakan

    daun itu kekurangan Nitrogen yang akan sulit dalam membentuk perakaran.

    Dalam percobaan ini menggunakan daun tanaman lidah mertua (Sanciviera

    sp). Penyetekan dilakukan dengan memilih daun tanaman yang memenuhi syarat dan

    memotong menjadi tiga bagian, yaitu ujung, tengah dan pangkal. Dalam pemotongan

    diusahakan dilakukan satu kali iris stiap potongnya untuk menghindari terjadinya

    kontaminasi.

    Setelah dipotong ditancapkan pada media tanam yang telah disiapkan. Media

    tanam yang digunakan adalah pasir halus yang mampu memberikan aerasi yang

    cukup, mempunyai drainase yang baik dan beresiko kecil terkena jamur dan bakteri.

    Hasil percobaan menunjukkan persentase keberhasilan stek daun ujung 58,33

    32 %, stek daun tengah 75 17 %, stek daun upangkal 91,67 17%. Persentase

    keberhsilan stek daun ini cukup tinggi debandingkan dengan perbanyakan vegetatif

    lainnya. Stek daun ini disimpan pada tempat yang lembab dan teduh yang terhindar

    dari sinar matahari. Pada polybag diberi sungkup plastik yang fungsinya untuk

    mengurangi transpirasi dan agar terhindar dari sinar matahari..

    Pada prinsipnya cara perbanyakan tanaman dengan stek daun sama dengan

    cangkok yaitu tanpa usaha untuk memperbaiki sifat sehingga diperoleh tanaman

    dengan sifat sma dengan induknya. Keuntungan metode ini adalah bahan yang

    digunakan sedikit tetapi dapat diperoleh bibit tanaman dalam jumlah banyak dan

    caranya tidak begitu rumit sehingga mudah dilakukan oleh siapa pun.

    Sambung pucuk yang dilakukan dalam acara ini termasuk dalam top

    grafting yaitu penyatuan pucuk (bagian atas tanaman sebagai calon batang atas

    dengan batang bawah tanaman lain yang masih satu marga sehingga membentuk

    tanaman baru yang dapat menyesuaikan diri secara kompleks.

    Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah tanaman puring

    (Codiatum variegatum). Pertama-tama dipilih dua tanaman puring yang berbeda jenis

  • 7/23/2019 vegetatif_2

    13/15

    tetapi besar batang hampir sama. Kemudian dilakukan pemotongan batang bawah

    sebagai stock dn membelah tengah-tengah batang. Pangkal batang lain sebagai scion

    membentuk heruf V dan menyisipkan scion pada stock. Pada persambungan diikat

    dengan tali yang bertujuan agar air tidak masuk di antara sisipan. Pada bagian scion

    dilakukan pengurangan jumlah daun untuk mengurangi penguapan. Kemudian pada

    bagian scion diberi sungkup plastik hingga menutupi penyambungan untuk

    memperkecil resiko kegagalan dan memberi lubang pada plastik agar aerasi udara

    tetap berjalan.

  • 7/23/2019 vegetatif_2

    14/15

    V. KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    1. Perbanyakan vegetatif yang bertujuan untuk mendapatkan hasil, yaitu kualitas

    dan sifat-sifat tanaman yang sama dengan induknya dapat dilakukan dengan cara

    stek batang, stek daun dan cangkok.

    2. Untuk mendapatkan hasil yang beragam dan meningkatkan sifat-sifat unggul

    tanaman dapat dilakukan dengan sambung pucuk (grafting).

    3. Persentase keberhasilan stek batang adalah 58,34 % 17%

    4. Persentase keberhasilan sambung pucuk (grafting) adalah 8,33 % 14 %

    5. dalam perbanyakan vegetatif umur tanaman lebih singkat.

    C. Saran

    1. Berikan pengetahuan kepada praktikan bagaimana cara memilih batang tanamanyang baik.

    2. Agar percobaan ini lebih teliti supaya hasilnya lebih maksimal harus digunakantanaman sampel yang lebih banyak.

  • 7/23/2019 vegetatif_2

    15/15

    DAFTAR PUSTAKA

    Djakfar, Z. 1990.Dasar-dasar Agronomi. Jakarta: Gramedia.

    Fitter, A. 1998.Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah Mada University.

    Oren, Justice. 2002.Intensitas Cahaya Matahari. Jakarta: Grafindo Persada.

    Setiawan, Asep dan Wahju, Qamar. 1995.Pengantar Produksi Benih. Jakarta: Kanisius.

    Tjitrosomo,S. 1983.Botani Umum I. Bandung: Angkasa Bandung.