16
Panduan Yaa Siin, Tahlil, Pelaksanaan Janaiz, & Marhaban Ust. Ir. Al-Bahra, M.Kom Pengantar Kajian Kewanitaan 111 BAB-5 PENGANTAR KAJIAN KEWANITAAN 1. HAID / Darah Kotor (Oleh : Ustzh. Ewin Suciana) Haid adalah darah kotor yang keluar dari rahim perempuan yang telah sampai umur baligh dengan tidak ada penyebabnya, melainkan memang sudah menjadi ketentuan Allah bagi kaum hawa. Nabi Muhammad SAW bersabda tentang haid yang artinya : “Sebenarnya ini adalah hal yang telah menjadi ketetapan Allah atas putrid-putri nabi Adam.” (Mutafaq ‘alaih) Kebanyakan ulama berpendapat bahwa haid itu tidak akan terjadi sebelum anak perempuan mencapai umur 9 tahun. Sehingga, jika orang tua melihat anaknya mengeluarkan darah padahal umurnya belum mencapai 9 tahun, maka kemungkinan besar adalah darah penyakit sehingga harus segera di periksakan ke dokter. Secara biologis dinyatakan bahwa seorang wanita yang telah mencapai baligh sampai masa menapause, di dalam rahimnya akan selalu menghasilkan/memproduksi sel telur yang siap untuk di buahi. Sel - sel telur yang tidak dibuahi tersebut akan menempel di dinding rahim, sehingga selama satu bulan sel telur yang menempel tersebut akan menjadi banyak, maka keluarlah ia berupa darah kotor dengan meninggalkan dinding rahim yang ditempelinya, sehingga dinding rahim pada saat itu akan mengalami sedikit luka akibat lepasnya/keluarnya sel telur yang menempel padanya. Secara kesehatan, hal ini pulalah yang menjadi alasan untuk melarang ibu rumah tangga untuk bercampur dengan suaminya saat sedang haid, jika larangan itu dilanggar, maka wanita tersebut akan mengalami beberapa penyakit pada rahimnya, jika dari hubungan tersebut menghasilkan keturunan, maka anaknya akan mengalami gangguan fisik (seperti cacat fisik) atau psikis (cacat mental). Jika dilihat dari kacamata Islam sudah pasti akan mendapat murka Allah SWT. SIFAT DAN WARNA Sifat yang dapat dijadikan sebagai patokan bagi darah haid adalah darah tersebut nampak hangus hampir berwarna hitam, dan berbau busuk. Walaupun demikian ada warna-warna lain bagi darah haid, selain sifat umum yang dijadikan patokan diatas. Umumnya darah haid ada 6 macam warna : 1. Hitam 2. Merah 3. Kuning 4. Keruh 5. Hijau (karena kekeliruan makanan) 6. Kelabu (seperti warna debu tanah)

wanita_111-126

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kajiandf

Citation preview

Page 1: wanita_111-126

Panduan Yaa Siin, Tahlil, Pelaksanaan Janaiz, & Marhaban Ust. Ir. Al-Bahra, M.Kom

Pengantar Kajian Kewanitaan 111

BAB-5

PENGANTAR KAJIAN KEWANITAAN

1. HAID / Darah Kotor (Oleh : Ustzh. Ewin Suciana) Haid adalah darah kotor yang keluar dari rahim perempuan yang telah

sampai umur baligh dengan tidak ada penyebabnya, melainkan memang sudah menjadi ketentuan Allah bagi kaum hawa. Nabi Muhammad SAW bersabda tentang haid yang artinya : “Sebenarnya ini adalah hal yang telah menjadi ketetapan Allah atas putrid-putri nabi Adam.” (Mutafaq ‘alaih)

Kebanyakan ulama berpendapat bahwa haid itu tidak akan terjadi sebelum anak perempuan mencapai umur 9 tahun. Sehingga, jika orang tua melihat anaknya mengeluarkan darah padahal umurnya belum mencapai 9 tahun, maka kemungkinan besar adalah darah penyakit sehingga harus segera di periksakan ke dokter.

Secara biologis dinyatakan bahwa seorang wanita yang telah mencapai baligh sampai masa menapause, di dalam rahimnya akan selalu menghasilkan/memproduksi sel telur yang siap untuk di buahi. Sel - sel telur yang tidak dibuahi tersebut akan menempel di dinding rahim, sehingga selama satu bulan sel telur yang menempel tersebut akan menjadi banyak, maka keluarlah ia berupa darah kotor dengan meninggalkan dinding rahim yang ditempelinya, sehingga dinding rahim pada saat itu akan mengalami sedikit luka akibat lepasnya/keluarnya sel telur yang menempel padanya.

Secara kesehatan, hal ini pulalah yang menjadi alasan untuk melarang ibu rumah tangga untuk bercampur dengan suaminya saat sedang haid, jika larangan itu dilanggar, maka wanita tersebut akan mengalami beberapa penyakit pada rahimnya, jika dari hubungan tersebut menghasilkan keturunan, maka anaknya akan mengalami gangguan fisik (seperti cacat fisik) atau psikis (cacat mental). Jika dilihat dari kacamata Islam sudah pasti akan mendapat murka Allah SWT. SIFAT DAN WARNA

Sifat yang dapat dijadikan sebagai patokan bagi darah haid adalah darah tersebut nampak hangus hampir berwarna hitam, dan berbau busuk. Walaupun demikian ada warna-warna lain bagi darah haid, selain sifat umum yang dijadikan patokan diatas. Umumnya darah haid ada 6 macam warna :

1. Hitam 2. Merah 3. Kuning 4. Keruh 5. Hijau (karena kekeliruan makanan) 6. Kelabu (seperti warna debu tanah)

Page 2: wanita_111-126

Panduan Yaa Siin, Tahlil, Pelaksanaan Janaiz, & Marhaban Ust. Ir. Al-Bahra, M.Kom

Pengantar Kajian Kewanitaan 112

Darah yang berwarna hitam atau merah, para ulama sepakat itu darah haid, berdasarkan hadits sbb.:

Artinya : “Dari ‘Urwah, dari fatimah binti Abi Jahsy, bahwa ia mengeluarkan darah. Maka bersabarlah Nabi kepadanya: “kalau itu darah haid, maka warnanya kelihatan hitam. Bila demikian halnya, maka berhentilah kamu shalat. Tapi kalau tidak demikian, maka berwudhu’lah lalu shalatat. Karena hanyalah gangguan otot”

Menurut Asy –Syaukani, hadits di atas merupakan dalil bahwa warna hitam itu bisa dijadikan patokan dalam meneliti sifat darah.Artinya kalau darah itu berwarna hitam, itu darah haid. Sedang kalau berwarna lain, berarti istihadhah.

H.R. Abu Daud, hadits di atas adalah menurut lafazh dia, dan juga diriwayatkan dan disahkan oleh Ibnu dan Hakim. Sementara Ad- Daruquthni, Al_Baihaqi dan Al- Hakim juga mengeluarkan hadits yang sama dengan tambahan:

Artinya : “Itu tak lain adalah penyakait yang menimpa (mu) ; atau gangguan syai-tan; atau otot yang putus. “

Adapun yang berwarna kuning, itu sebenarnya air yang nampak seperti nanah campur darah yang lebih kuat warna kuningnya.

Sedang yang keruh itu memang darah. Dan yang dimaksud ialah yang warnanya seperti keruh. Kemudian yang kelabu, itupun darah jaga yang warnanya seperti warna debu tanah. Dan mengenai kedua jenis darah ini pendapat para ulama berbeda-beda.

Menurut para ulama Hanafi dan Syafi’i, keduanya adalah darah haid bila keluar masih dalam masa haid, yaitu 10 hari menurut Hanafi, atau 15 hari menurut Syafi’i.

Lain halnya pendapat Abu Yusuf. Ia mengatakan, bahwa yang keruh itu bukan haid kecuali bila ke luar sesudah keluarnya darah. Sementara itu Ibnu Hazm, Ats-Tsuari dan Al-Auza’i berpendapat, bahwa baik yang keruh maupun yang kuning kedua –duanya sama sekali bukan haid.

Page 3: wanita_111-126

Panduan Yaa Siin, Tahlil, Pelaksanaan Janaiz, & Marhaban Ust. Ir. Al-Bahra, M.Kom

Pengantar Kajian Kewanitaan 113

Adapun yang berwarna hijau, bila wanita itu biasa haid, maka yang benar itupun haid juga. Barangkali karena kekeliruan makanan. Tapi kalau yang dilihat hanya yang berwarna hijau itu saja, sedang ia tak pernah melihat warna yang lain, itu bukan haid. LAMA HAID

Keluarnya darah haid paling sedikit 3 hari 3 malam, sebanyak-banyaknya 15 hari, dan umumnya 7 hari, dalam hal ini bukan berarti darah harus keluar terus menerustanpa ada hentinya selama masa-masa tersebut. LARANGAN BAGI ORANG YANG SEDANG HAID

1. Puasa. Rasulullah Saw berkata…..”bukankah bila mereka haidh tidak sholat dan tidak puasa….” (HR. Bukhori dan Muslim).

2. Bersenggama (jimak). Firman Allah SWT dalam Al-Qura’an Surat Al-Baqarah, ayat 222 :

š�tΡθ è=t↔ ó¡o„uρ Çtã ÇÙŠ Ås yϑø9 $# ( ö≅ è% uθèδ “]Œ r& (#θ ä9Í”tI ôã $$sù u!$ |¡ÏiΨ9 $# ’Îû ÇÙŠ Ås yϑø9 $# ( Ÿω uρ

£èδθ ç/t�ø) s? 4®L ym tβ ö�ßγ ôÜtƒ ( #sŒ Î* sù tβö�£γsÜ s?  ∅èδθ è? ù' sù ôÏΒ ß]ø‹ym ãΝä. t�tΒ r& ª!$# 4 ¨β Î) ©! $# �= Ïtä†

tÎ/≡ §θ −G9$# �= Ïtä† uρ šÌ�ÎdγsÜ tFßϑø9 $# ∩⊄⊄⊄∪

Artinya : “Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu kotoran". oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri[1] dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci[2]. apabila mereka telah Suci, Maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri”.

[1] Maksudnya menjauhkan diri adalah menyetubuhi wanita di waktu haidh. [2] Masudnya ialah sesudah mereka mandi. Adapula yang menafsirkan

sesudah berhenti darah keluar. Nabi SAW bersabda yang artinya : “Berbuatlah sesuatu kecuali kawin, menurut kata lain jimak” (HR. Jamaah keculai Bukhori) 3. Thawaf; Sabda Nabi SAW yang artinya “ Thawaf merupakan sholat kecuali

bahwa didalamnya dihalalkan oleh Allah berbicara” (HR. Turmuzi, Daruquthni)

4. Menyentuh mushaf Al-Qur’an; ada dua pendapat dikalangan ulama mengenai hal ini, yaitu yang tidak boleh menyentuh sama sekali, haramnya disepakati oleh semua imam kecuali Daud dan Ibnu Hazmni membolehkan.

5. Membaca mushaf Al-Qur’an, menurut jumhur ulama, haram bagi orang junub.

6. Menetap di masjid.

Page 4: wanita_111-126

Panduan Yaa Siin, Tahlil, Pelaksanaan Janaiz, & Marhaban Ust. Ir. Al-Bahra, M.Kom

Pengantar Kajian Kewanitaan 114

SEBAB HAID

Adapun sebab terjadinya haid adalah karena fitrah atau pembawaan belaka yang dianugerahkan Allah Ta’ala kepada kaum wanita anak cucu Adam sebagai cobaan, apakah dengan itu mereka tetap patuh kepada-Nya sehingga berhak mendapat pahala dari-Nya atau tidak. Demikian sebagaimana dapat kita baca dalam sebuah hadits riwayat ‘Aisyah ra., bahwa Nabi saw pernah mengatakan tentang haid :

Artinya : “Sebenarnya ini adalah hal yang telah menjadi ketetapan Allah atas puteri-puteri Nabi Adam”.

PERSETUBUHAN YANG DILAKUKAN SETELAH BERHENTINYA DARAH HAID

Syaikh Mahmud Khithab As-Subki mengatakan bahwa menurut kebanyakan para ulama (Jumhur) persetubuhan yang dilakukan sehabis berhentinya darah haid sebelum mandi atau taymmum (manakala tidak ada air) adalah haram, sekalipun berhentinya itu pada masa haid yang terpanjang. Karena Allah Ta’ala berfirman :

Artinya : “Dan janganlah kamu (hai laki-laki) mendekati mereka (kaum wanita) sebelum mereka suci”. (Maksudnya sebelum mereka mandi, pen). Wallahu A’lam Bis Shawab

Page 5: wanita_111-126

Panduan Yaa Siin, Tahlil, Pelaksanaan Janaiz, & Marhaban Ust. Ir. Al-Bahra, M.Kom

Pengantar Kajian Kewanitaan 115

2. NIFAS DAN ISTIHADHAH (Dalam Tinjauan Syariah) Oleh : Dra. Ummu Fatimah

Takdir telah menentukan bahwa wanita memiliki ketenyuan lain yang berbeda dengan laki-laki. Secara normal ia harus senantiasa kadatangan tamu bulanan yang merupakan ketentuan Allah. Sabda Nabi Muhammad SAW yan artinya :“Sesungguhnya perkara ini (haidh) merupakan ketentuan Allah atas anak-anak perempuan bani adam”. Hal yang sama dengan haidh adalah wiladah (melahirkan, darah nifas). Sedangkan darah keluar selain dari waktu haidh adalah nifas maka dianggap istihadhah (darah penyakit). NIFAS Nifas adalah darah yang keluar dari kemaluan disebabkan melahirkan anak atau keguguran. Waktu

Masa paling sedikit bias terjadi hanya sekejap atau setetes. Batas maksimum adalah 40 hari bahkan ada yang berpendapat sampai 60 hari. Dari Ummu Salamah: dimasa Rasul wanita waktu nifas tidak beribada selama 40 hari.

ISTIHADHAH (darah penyakit)

Yaitu keluarnya darah terus menerus dan keluarnya bukan waktu haidh atau nifas. Cara membedakan antara haidh dan istihadhah akan mengalami salah satu dari 4 hal sebagai berikut:

a. Wanita yang dapat membedakan dan mempunyai kebiasaan, maka haidh berakhir bila ada tanda hitam pekat.

b. Wanita yang mempunyai kebiasaan tetapi tidak mampu membedakan, maka diambil dari kebiasaan lamanya haidh sebelumnya.

c. Wanita yang tidak mempunyai kebiasaan dan tidak mampu membedakan, maka melihat kebiasaan haidh wanita umum.

d. Wanita yang memiliki kebiasaan dan mampu membedakan, maka bila darah keluar, diluar kebiasaan haidh dan warna darah diluar warna haidh, maka itu istihadhah. Wanita yang memiliki kebiasaan adalah tahu bulannya, tahu waktu haidh

dan tahu waktu suci. Menurut hadist Nabi waktu suci bias 24 hari dan 23 hari, pada dasarnya haidh dan nifas serta junub sama-sama berhadast besar. Hal-hal yang terlarang bagi wanita hiadh, nifas dan junub adalah:

a. Puasa. Rasulullah Saw berkata…..”bukankah bila mereka haidh tidak sholat dan tidak puasa…..(HR. Bukhori dan Muslim).

b. Bersenggama (jimak) Qs: 2/222 dan Nabi berkata Berbuatlah sesuatu kecuali kawin, menueut kata lain jimak (HR. Jamaah keculai Bukhori)

c. Thawaf Sabda Nabi: thawaf merupakan sholat kecuali bahwa didalamnya dihalalkan

oleh Allah berbicara (HR. Turmuzi, Daruquthni)

Page 6: wanita_111-126

Panduan Yaa Siin, Tahlil, Pelaksanaan Janaiz, & Marhaban Ust. Ir. Al-Bahra, M.Kom

Pengantar Kajian Kewanitaan 116

d. Muenyentuh mushap AL-Qur’an, ada dua pendapat dikalangan ulama yaitu yang tidak boleh menyentuh sama sekali, haramnya disepakati oleh semua imam kecuali Daud dan Ibnu Hazmni membolehkan.

e. Membaca Al-qur’an, menerut jumhur ham bagi orang junub. f. Menetap di mesjid.

HUKUMNYA WANITA ISTIHADHAH

a. Tidak wajib mandi ketika ingin sholat b. Wajib berwudhu ketika ingin sholat, sabda Nabi: berwudhulah pada setiap

akan sholat (HR: Bukhori) c. Dicuci kemaluannya sebelum berwudhu, laalu memakai pembalut untuk

menahan atau mengurangi keluarnya najis. d. Menurut jumhur, jangan berwudhu kecuali telah masuk waktu sholat e. Tidak ada halangan bagi suami untuk mencampurinya, berkata Ibnu Abbas:

wanita istihadhah boleh dicampurioleh suaminya, jika ia dibolehkan sholat, maka itu lebih berat baginya (HR: Bukhori)

f. Hukumnya sama dengan wanita suci, wajib sholat, puasa, I’tikaf juga membaca Al-qur’an dan setrusnya.

ROSULULLAH SHOLALLAHU ‘ALAIHI WASALAM bersabda :

Ada empat hal yang apabila dilimpahkan kepada seseoarang, berarti ia benar-benar terbaik (bahagia) didunia dan diakhirat, yaitu :

� Hati yang selalu bersyukur � Lisan yang selalu berdzikir � Jiwa yang selalu bersabar dari musibah � Dan istri yang tidak pernah menghianati suami, menjag kehormatan dirinya

dan harta suaminya tatkala ditinggal pergi (HR: At Tirmidzi dan Ibnu Hibban).

Page 7: wanita_111-126

Panduan Yaa Siin, Tahlil, Pelaksanaan Janaiz, & Marhaban Ust. Ir. Al-Bahra, M.Kom

Pengantar Kajian Kewanitaan 117

3. FIQIH SHAUM BAGI MUSLIMAH (oleh : Ustzh. Ewin Suciana)

$yγ •ƒ r'≈ tƒ tÏ% ©!$# (#θ ãΖtΒ#u |=ÏGä. ãΝ à6 ø‹n=tæ ãΠ$u‹Å_Á9 $# $yϑx. |=ÏGä. ’n?tã šÏ%©! $#

ÏΒ öΝ à6 Î=ö7s% öΝ ä3 ª=yè s9 tβθà)−Gs? ∩⊇∇⊂∪

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (QS:Al-Baqoroh:183). Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk melaksanakan shiyam, demi mencapai derajat taqwa. Perintah ini adalah umum, baik untuk pria maupun wanita. Tetapi dalam perincian pelaksanaan shiyam, ada beberapa hukum khusus bagi wanita. Hal ini terjadi karena perbedaan fithrah yang ada pada wanita yang tidak dimiliki oleh pria. Dalam kajian kali ini- insya Allah- akan dibahas hukum-hukum shaum yang berkaitan dengan wanita secara khusus.

Wanita sebagaimana pria disyari'atkan memanfaatkan bulan suci ramadhon untuk hal-hal yang bermanfaat, dan memperbanyak menggunakan waktu untuk beribadah. Seperti memperbanyak bacaan Al-Qur'an, dzikir, do'a, shodaqoh dan lain sebagainya, karena pada bulan ini seluruh amal sholeh akan dilipatgandakan pahalanya. Disamping itu ada beberapa hal lain yang dapat dilakukan oleh kaum wanita anatara lain :

1. Mengajarkan kepada anak-anaknya akan nilai bulan Ramadhan bagi umat Islam, dan membiasakan mereka berpuasa secara bertahap (tadarruj), serta menerangkan hukum-hukum puasa yang bisa mereka cerna sesuai dengan tingkat kefahaman yang mereka miliki.

2. Tidak mengabiskan waktu hanya di dapur, dengan membuat berbagai variasi makanan untuk berbuka. Memang wanita perlu menyiapkan makanan, tetapi jangan sampai hal itu menguras seluruh waktunya, karena ia juga dituntut untuk mengisi waktunya dengan beribadah dan bertaqorrub kepada Allah.

3. Melaksanakan shalat pada waktunya (awal waktu) Hukum berpuasa bagi muslimah berdasarkan umumnya firman Allah SWT

(QS. Al-Baqoroh: 183) serta hadits Rasulullah SAW (HR.Bukhori & Muslim), maka para ulama' ber-ijma' bahwa hukum puasa bagi muslimah adalah wajib, apabila memenuhi syarat-syarat; antara lain: Islam, akil baligh, muqim, dan tidak ada hal-hal yang menghalangi untuk berpuasa. SHALAT TARAWIH, I'TIKAF DAN LAILAT AL QODR

Wanita diperbolehkan untuk melaksanakan shalat tarawih di masjid jika aman dari fitnah. Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah kalian melarang wanita untuk mengunjungi masjid-masjid Allah" (HR. Bukhori). Perilaku ini juga dilakukan

Page 8: wanita_111-126

Panduan Yaa Siin, Tahlil, Pelaksanaan Janaiz, & Marhaban Ust. Ir. Al-Bahra, M.Kom

Pengantar Kajian Kewanitaan 118

oleh para sahabat, tabi’in, dan tabi’t tabi’in. Namun demikian, wanita diharuskan untuk berhijab (memakai busana muslimah), tidak mengeraskan suaranya, tidak menampakkan perhiasan- perhiasannya, tidak memakai wangi-wangian yang dapat memancing syahwat kaum pria, dan keluar rumah dengan izin (ridlo) suami atau orang tua. Shof wanita berada dibelakang shof pria, dan sebaik-baik shof wanita adalah shof yang di belakang.

Tetapi jika ia ke masjid hanya untuk shalat, tidak untuk yang lainnya, seperti mendengarkan pengajian, mendengarkan bacaan Al-Qur'an (yang dialunkan dengan baik), maka shalat di rumahnya adalah lebih afdlol. Wanita juga diperbolehkan melakukan i'tikaf baik di masjid rumahnya maupun di masjid yang lain bila tidak menimbulkan fitnah, dan dengan mendapatkan izin suami, dan sebaiknya masjid yang dipakai i'tikaf menempel atau sangat berdekatan dengan rumahnya serta terdapat fasilitas khusus bagi wanita. Disamping itu wanita juga di perbolehkan menggapai 'lailat al qodr', sebagaimana hal tersebut dicontohkan Rasulullah SAW dengan sebagian isteri beliau. HAIDH DAN NIFAS

Shiyam dalam kondisi haidh atau nifas hukumnya haram. Apabila haid atau nifas keluar meski sesaat sebelum maghrib, ia wajib membatalkan puasanya dan mengqodo'nya (mengganti) pada waktu yang lain. Apabila ia suci pada siang hari, maka untuk hari itu ia tidak boleh berpuasa, sebab pada pagi harinya ia tidak dalam keadaan suci. Apabila ia suci pada malam hari Ramadhan meskipun sesaat sebelum fajar, maka puasa pada hari itu wajib atasnya, walaupun ia mandi setelah terbit fajar. WANITA HAMIL DAN MENYUSUI

• Jika wanita hamil itu takut akan keselamatan kandungannya, ia boleh berbuka. Lalu ia di wajibkan untuk mengqodo’ (mengganti) puasanya dilain waktu.

• Apabila kekhawatiran ini terbukti dengan pemeriksaan secara medis dari dua dokter yang terpercaya, berbuka untuk ibu hamil dan menyusui hukumnya wajib, demi keselamatan janin yang ada dikandungannya.

• Apabila ibu hamil atau menyusui khawatir akan kesehatan dirinya, bukan kesehatan anak atau janin, mayoritas ulama' membolehkan ia berbuka, dan ia hanya wajib mengqodo' (mengganti) puasanya. Dalam keadaan ini ia laksana orang sakit.

• Apabila ibu hamil atau menyusui khawatir akan keselamatan janin atau anaknya (setelah para ulama' sepakat bahwa sang ibu boleh berbuka), mereka berbeda pendapat dalam hal: Apakah ia hanya wajib mengqodo' ? atau hanya wajib membayar fidyah (memberi makan orang miskin setiap hari sejumlah hari yang ia tinggalkan) ? atau kedua-duanya qodho' dan fidyah (memberi makan): - Ibnu Umar dan Ibnu Abbas membolehkan hanya dengan memberi makan

orang miskin setiap hari sejumlah hari yang ditinggalkan. - Mayoritas ulama' mewajibkan hanya mengqodho'.

Page 9: wanita_111-126

Panduan Yaa Siin, Tahlil, Pelaksanaan Janaiz, & Marhaban Ust. Ir. Al-Bahra, M.Kom

Pengantar Kajian Kewanitaan 119

- Sebagian yang lain mewajibkan kedua-duanya; qodho' dan fidyah. - Yusuf Qordhowi dalam Fatawa Mu'ashiroh mengatakan bahwa ia cenderung

kepada pendapat yang mengatakan cukup untuk membanyar fidyah (memberi makan orang setiap hari), bagi wanita yang tidak henti-hentinya hamil dan menyusui. Tahun ini hamil, tahun berikutnya menyusui, kemudian hamil dan menyusui, dan seterusnya, sehingga ia tidak mendapatkan kesempatan untuk mengqodho' puasanya. Lanjut Yusuf al-Qordhowi; apabila kita membebani dengan mengqodho' puasa yang tertinggal, berarti ia harus berpuasa beberapa tahun berturut-turut sertelah itu, dan itu sangat memberatkan, sedangkan Allah tidak menghendaki kesulitan bagi hambaNya.

WANITA YANG BERUSIA LANJUT

Bagi wanita yang sudah berusia lanjut, mendapatkan beberapa hal diantaranya adalah apabila puasa membuatnya sakit, maka dalam kondisi ini ia boleh tidak berpuasa. Secara umum, orang yang sudah berusia lanjut tidak bisa diharapkan untuk melaksanakan (mengqodho') puasa pada tahun-tahun berikutnya, karena itu ia hanya wajib membayar fidyah (memberi makan orang miskin). WANITA DAN TABLET PENGENTAS HAIDH

Beberapa ulama menfatwakan bahwa penggunaan obat tersebut tidak dianjurkan. Bahkan bisa berakibat tidak baik bagi kesehatan wanita. Karena haid adalah hal yang telah ditakdirkan bagi wanita, dan kaum wanita di masa Rasulullah SAW tidak pernah membebani diri mereka untuk melakukan hal tersebut. Namun apabila ada yang melakukan, bagaimana hukumnya ?. Jawabnya: - Apabila darah benar-benar terhenti, puasanya sah dan tidak diperintahkan untuk mengulang. - Tetapi apabila ia ragu, apakah darah benar-benar berhenti atau tidak, maka hukumnya seperti wanita haid, ia tidak boleh melakukan puasa. (di kutip dari kitab Masa'il ash Shiyam h. 63 & Jami'u Ahkam an Nisa' 2/393) MENCICIPI MASAKAN

Wanita yang bekerja di dapur mungkin khawatir akan masakan yang diolahnya pada bulan puasa, karena ia tidak dapat merasakan apakah masakan tersebut keasinan atau tidak atau yang lain-lainnya. Maka bolehkah ia mencicipi masakannya ?. Para ulama' memfatwakan tidak mengapa wanita mencicipi rasa masakannya, asal sekedarnya dan tidak sampai di tenggorokan, dalam hal ini diqiyaskan dengan berkumur. (Jami'u Ahkam an Nisa').

Demikian tulisan ringkas ini, semoga para wanita muslimah dapat memaksimalkan diri beribadah selama bulan Ramadhan tahun ini, untuk meraih nilai taqwa.

Page 10: wanita_111-126

Panduan Yaa Siin, Tahlil, Pelaksanaan Janaiz, & Marhaban Ust. Ir. Al-Bahra, M.Kom

Pengantar Kajian Kewanitaan 120

RAMADHON MENGUATKAN JIWA Dalam hidup hidup, tak sedikit kita dapati manusia yang didominasi oleh

hawa nafsunya, lalu manusia itu menuruti apapun yang menjadi keinginannya meskipun keinginan itu merupakan sesuatu yang bathil dan mengganggu serta merugikan orang lain. Karenanya, di dalam Islam ada perintah untuk memerangi hawa nafsu dalam arti berusaha untuk bisa mengendalikannya, bukan membunuh nafsu yang membuat kita tidak mempunyai keinginan terhadap sesuatu yang bersifat duniawi.

Manakala dalam peperangan ini manusia mengalami kekalahan, malapetaka besar akan terjadi karena manusia yang kalah dalam perang melawan hawa nafsu itu akan mengalihkan penuhanan dari kepada Allah SWT sebagai Tuhan yang benar kepada hawa nafsu yang cenderung mengarahkan manusia pada kesesatan. Allah memerintahkan kita memperhatikan masalah ini dalam firman-Nya

|M÷ƒ ut�sùr& Ç tΒ x‹sƒªB$# …çµ yγ≈s9 Î) çµ1 uθyδ ã& ©#|Ê r&uρ ª!$# 4’n?tã 5Οù=Ïæ tΛ syz uρ 4’ n?tã ϵÏè øÿxœ

ϵ Î7ù=s%uρ Ÿ≅yè y_uρ 4’n?tã Íν Î( |Çt/ Zοuθ≈ t± Ïî yϑsù ϵƒÏ‰ öκ u‰ .ÏΒ Ï‰ ÷è t/ «!$# 4 Ÿξsùr&

tβρ ã�©. x‹s? ∩⊄⊂∪

Artinya : “Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (QS 45:23). Dengan ibadah puasa, maka manusia akan berhasil mengendalikan hawa nafsunya yang membuat jiwanya menjadi kuat, bahkan dengan demikian, manusia akan memperoleh derajat yang tinggi seperti layaknya malaikat yang suci dan ini akan membuatnya mampu mengetuk dan membuka pintu-pintu langit hingga segala do’anya dikabulkan oleh Allah SWT, Rasulullah SAW bersabda yang artinya: Ada tiga golongan orang yang tidak ditolak do’a merek : orang yang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil dan do’a orang yang dizalimi. (HR. Tirmidzi).

Page 11: wanita_111-126

Panduan Yaa Siin, Tahlil, Pelaksanaan Janaiz, & Marhaban Ust. Ir. Al-Bahra, M.Kom

Pengantar Kajian Kewanitaan 121

4. WANITA AHLI SURGA (Oleh : Ustzh. Ewin Suciana) Setiap insan tentunya mendambakan kenikmatan yang paling tinggi dan

abadi. Kenikmatan itu adalah Surga. Di dalamnya terdapat bejana-bejana dari emas dan perak, istana yang megah dengan dihiasi beragam permata, dan berbagai macam kenikmatan lainnya yang tidak pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga, dan terbetik di hati.

Dalam Al Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang menggambarkan kenikmatan-kenikmatan Surga. Di antaranya Allah SWT berfirman:

ã≅sWΒ ÏπΨ pgø:$# ÉL ©9$# y‰ Ïã ãρ tβθ à) −Gßϑ ø9 $# ( !$ pκ= Ïù Ö�≈ pκ ÷Ξr& ÏiΒ >!$ ¨Β Î( ö? xî

9Å™#u Ö�≈ pκ ÷Ξr& uρ ÏiΒ & t©9 óΟ ©9 ÷(? tó tGtƒ …çµ ßϑ÷è sÛ Ö�≈ pκ ÷Ξr& uρ ô ÏiΒ 9�÷Ηs~ ;ο ©% ©!

t Î/ Ì�≈ ¤±=Ïj9 Ö�≈pκ ÷Ξr& uρ ôÏiΒ 9≅|¡ tã ’y∀ |Á•Β ( öΝ çλ m;uρ $pκ= Ïù ÏΒ Èe≅ä.

ÏN≡ t�yϑV9 $# ×οt�Ï5 øó tΒuρ ÏiΒ öΝ Íκ Íh5§‘ ( ôyϑx. uθ èδ Ó$Î#≈ yz ’Îû Í‘$Ζ9$# (#θ à) ß™uρ

¹!$tΒ $VϑŠÏΗxq yì©Üs) sù óΟèδu !$yè øΒr& ∩⊇∈∪

Artinya : “(Apakah) perumpamaan (penghuni) Surga yang dijanjikan kepada orang-orang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamr (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya, dan sungai-sungai dari madu yang disaring dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?” (QS. Muhammad : 15)

tβθ à)Î7≈ ¡¡9 $#uρ tβθ à) Î7≈ ¡¡9 $# ∩⊇⊃∪ y7Í×≈ s9 'ρ é& tβθç/ §�s) ßϑø9 $# ∩⊇⊇∪ ’Îû ÏM≈Ζ y_

ÉΟŠ Ïè ¨Ζ9$# ∩⊇⊄∪ ×'©#èO z ÏiΒ t,Î!ρ F{ $# ∩⊇⊂∪ ×≅‹Î=s%uρ zÏiΒ tÌ�Åz Fψ$# ∩⊇⊆∪ 4’n?tã

9‘ç( ß  7π tΡθ àÊ öθ ¨Β ∩⊇∈∪ tÏ↔Å3 −G•Β $pκ ö= n=tæ šÎ=Î7≈s) tGãΒ ∩⊇∉∪ ß∃θäÜ tƒ öΝ Íκö= n=tã

×β≡ t$ ø!Íρ tβρà$ ©#sƒ ’Χ ∩⊇∠∪ 5>#uθ ø. r' Î/ t,ƒ Í‘$ t/ r&uρ <¨ ù(x. uρ ÏiΒ &Ïè ¨Β ∩⊇∇∪ �ω

Page 12: wanita_111-126

Panduan Yaa Siin, Tahlil, Pelaksanaan Janaiz, & Marhaban Ust. Ir. Al-Bahra, M.Kom

Pengantar Kajian Kewanitaan 122

tβθ ã㣉 |Áム$ pκ÷] tã Ÿωuρ tβθ èùÍ”∴ム∩⊇∪ 7πyγÅ3≈ sùuρ $£ϑ ÏiΒ šχρ ç( ¨? y‚tGtƒ ∩⊄⊃∪

ÉΟøt m:uρ 9(ö? sÛ $ £ϑÏiΒ tβθ åκ tJô± o„ ∩⊄⊇∪

Artinya : “Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk Surga). Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah). Berada dalam Surga kenikmatan. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. Mereka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda dengan membawa gelas, cerek, dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.” (QS. Al Waqiah : 10-21)

Di samping mendapatkan kenikmatan-kenikmatan tersebut, orang-orang yang beriman kepada Allah kelak akan mendapatkan pendamping (istri) dari bidadari-bidadari Surga nan rupawan yang banyak dikisahkan dalam ayat-ayat Al Qur’an :

î‘θãmuρ ×Ïã ∩⊄⊄∪ È≅≈ sVøΒr( x. Çυä9 ÷σ<=9 $# ÈβθãΖ õ3yϑ ø9$# ∩⊄⊂∪

Artinya : “Dan (di dalam Surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik.” (QS. Al Waqiah : 22-23)

£Íκ= Ïù ßN≡u( ÅÇ≈s% Å∃ö�©Ü9$# óΟs9 £åκ ÷ZÏϑôÜ tƒ Ó§ΡÎ) óΟ ßγn=ö6 s% Ÿω uρ Aβ!% y ∩∈∉∪

Artinya : “Dan di dalam Surga-Surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan, menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni Surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.” (QS. Ar Rahman : 56)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam menggambarkan keutamaan-keutamaan wanita penduduk Surga dalam sabda beliau yang artinya : “ … seandainya salah seorang wanita penduduk Surga menengok penduduk bumi niscaya dia akan menyinari antara keduanya (penduduk Surga dan penduduk bumi) dan akan memenuhinya bau wangi-wangian. Dan setengah dari kerudung wanita Surga yang ada di kepalanya itu lebih baik daripada dunia dan isinya.” (HR. Bukhari dari Anas bin Malik radliyallahu 'anhu)

Dalam hadits lain Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda yang artinya : “Sesungguhnya istri-istri penduduk Surga akan memanggil suami-suami mereka dengan suara yang merdu yang tidak pernah didengarkan oleh seorangpun. Di antara yang didendangkan oleh mereka : “Kami adalah wanita-wanita pilihan yang terbaik. Istri-istri kaum yang termulia. Mereka memandang

Page 13: wanita_111-126

Panduan Yaa Siin, Tahlil, Pelaksanaan Janaiz, & Marhaban Ust. Ir. Al-Bahra, M.Kom

Pengantar Kajian Kewanitaan 123

dengan mata yang menyejukkan.” Dan mereka juga mendendangkan : “Kami adalah wanita-wanita yang kekal, tidak akan mati. Kami adalah wanita-wanita yang aman, tidak akan takut. Kami adalah wanita-wanita yang tinggal, tidak akan pergi.” (Shahih Al Jami’ nomor 1557)

CIRI-CIRI WANITA AHLI SURGA Apakah hanya orang-orang beriman dari kalangan laki-laki dan bidadari-

bidadari saja yang menjadi penduduk Surga? Bagaimana dengan istri-istri kaum Mukminin di dunia, wanita-wanita penduduk bumi?

Istri-istri kaum Mukminin yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tersebut akan tetap menjadi pendamping suaminya kelak di Surga dan akan memperoleh kenikmatan yang sama dengan yang diperoleh penduduk Surga lainnya, tentunya sesuai dengan amalnya selama di dunia.

Tentunya setiap wanita Muslimah ingin menjadi ahli Surga. Pada hakikatnya wanita ahli Surga adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Seluruh ciri-cirinya merupakan cerminan ketaatan yang dia miliki. Di antara ciri-ciri wanita ahli Surga adalah :

1. Bertaqwa. 2. Beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-

Rasul-Nya, hari kiamat, dan beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.

3. Bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan, dan naik haji bagi yang mampu.

4. Ihsan, yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihat Allah, jika dia tidak dapat melihat Allah, dia mengetahui bahwa Allah melihat dirinya.

5. Ikhlas beribadah semata-mata kepada Allah, tawakkal kepada Allah, mencintai Allah dan Rasul-Nya, takut terhadap adzab Allah, mengharap rahmat Allah, bertaubat kepada-Nya, dan bersabar atas segala takdir-takdir Allah serta mensyukuri segala kenikmatan yang diberikan kepadanya.

6. Gemar membaca Al Qur’an dan berusaha memahaminya, berdzikir mengingat Allah ketika sendiri atau bersama banyak orang dan berdoa kepada Allah semata.

7. Menghidupkan amar ma’ruf dan nahi mungkar pada keluarga dan masyarakat.

8. Berbuat baik (ihsan) kepada tetangga, anak yatim, fakir miskin, dan seluruh makhluk, serta berbuat baik terhadap hewan ternak yang dia miliki.

9. Menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang memutuskannya, memberi kepada orang, menahan pemberian kepada dirinya, dan memaafkan orang yang mendhaliminya.

10. Berinfak, baik ketika lapang maupun dalam keadaan sempit, menahan amarah dan memaafkan manusia.

Page 14: wanita_111-126

Panduan Yaa Siin, Tahlil, Pelaksanaan Janaiz, & Marhaban Ust. Ir. Al-Bahra, M.Kom

Pengantar Kajian Kewanitaan 124

11. Adil dalam segala perkara dan bersikap adil terhadap seluruh makhluq. 12. Menjaga lisannya dari perkataan dusta, saksi palsu dan menceritakan

kejelekan orang lain (ghibah). 13. Menepati janji dan amanah yang diberikan kepadanya. 14. Berbakti kepada kedua orang tua. 15. Menyambung silaturahmi dengan karib kerabatnya, sahabat terdekat dan

terjauh. Demikian beberapa ciri-ciri wanita Ahli Surga yang kami sadur dari kitab

Majmu’ Fatawa karya Syaikhul Islam Ibnu Tamiyyah juz 11 halaman 422-423. Ciri-ciri tersebut bukan merupakan suatu batasan tetapi ciri-ciri wanita Ahli Surga seluruhnya masuk dalam kerangka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT berfirman :

š�ù=Ï? ߊρ߉ ãm «! $# 4 ∅tΒ uρ Æì ÏÜ ãƒ ©!$# …ã&s!θ ß™u‘uρ ã&ù# Åz ô‰ãƒ ;M≈ ¨Ζy_ ” Ì�ôf s? ÏΒ $yγ ÏFóss? ã�≈yγ ÷ΡF{$#

šÏ$ Î#≈yz $yγŠ Ïù 4 š�Ï9≡sŒuρ ã— öθ x5ø9 $# ÞΟŠÏàyè ø9 $# ∩⊇⊂∪

Artinya : “ … dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam Surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai sedang mereka kekal di dalamnya dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. An-Nisa’ : 13).

Dari Anas, Nabi SAW bersabda yang artinya : "Apabila seorang perempuan mendirikan sembahyang lima waktu, berpuasa sebulan (Ramadhan), menjaga kehormatan dan taat kepada suami, dia akan disuruh memasuki syurga melalui mana-mana pintu yang dia sukai." (Hadis Riwayat Ahmad)

Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh al-Imam Bazzar Nabi SAW bersabda: "Kamu sampaikan kepada perempuan yang kamu jumpa, bahawa taat kepada suami, dan mengakui hak-hak suami, sama pahalanya dengan berperang dan bertempur dengan musuh-musuh Islam di medan pertempuran, tetapi sedikit sangat daripada isteri-isteri yang menyempurnakan hak-hak suami mereka." (Hadis riwayat Al Imam Bazzar) Wallahu A’lam Bis Shawab

Page 15: wanita_111-126

Panduan Yaa Siin, Tahlil, Pelaksanaan Janaiz, & Marhaban Ust. Ir. Al-Bahra, M.Kom

Pengantar Kajian Kewanitaan 125

5. CIRI-CIRI WANITA SHALIHAH (Oleh : Ustzh. Ewin Suciana) Tidak banyak syarat yang dikenakan oleh Islam untuk seseorang wanita

agar menerima gelar solehah, dan menerima pahala syurga yang penuh kenikmatan dari Allah SWT. Mereka hanya perlu memenuhi 2 syarat saja yaitu :

1. Taat kepada Allah dan RasulNya 2. Taat kepada suami

Bagaimana yang dikatakan taat kepada Allah SWT ? yaitu 1. Mencintai Allah SWT dan Rasulullah SAW melebihi dari segala-galanya. 2. Wajib menutup aurat 3. Tidak berhias dan berperangai seperti wanita jahiliah 4. Tidak bermusafir atau bersama dengan lelaki dewasa kecuali ada

bersamanya mahramnya. 5. Berbuat baik kepada ibu & bapa 6. Sentiasa bersedekah baik dalam keadaan susah ataupun senang 7. Tidak berkhalwat dengan lelaki dewasa 8. Bersikap baik terhadap tetangga 9. Taat kepada suami 10. Memelihara kewajiban terhadap suami 11. Sentiasa menyenangkan suami 12. Menjaga kehormatan diri dan harta suaminya selama suami tiada di rumah. 13. Tidak cemberut di hadapan suami. 14. Tidak menolak ajakan suami untuk tidur 15. Tidak keluar rumah tanpa izin suami. 16. Tidak meninggikan suara melebihi suara suami 17. Tidak membantah suaminya dalam kebenaran 18. Tidak menerima tamu yang dibenci suaminya. 19. Sentiasa memelihara diri, kebersihan fisik dan kecantikannya serta

kebersihan rumahtangga.

Sebenarnya puncak rendahnya martabat wanita adalah datang dari faktor dalam (dari diri wanita itu sendiri). Bukanlah faktor luar atau yang berbentuk material sebagaimana yang digembar-gemborkan oleh para pejuang hak-hak palsu wanita. Faktor-faktor tersebut ialah :

1. LUPA MENGINGAT ALLAH. Karena terlalu sibuk dengan tugas dan kegiatan luar atau

memelihara anak-anak, maka tidak heran jika banyak wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya telah lalai dari mengingat Allah. Dan saat kelalaian ini pada hakikatnya merupakan saat yang paling berbahaya bagi diri mereka, di mana syetan akan mengarahkan hawa nafsu agar memainkan peranannya.

Firman Allah SWT di dalam surah Al-Jathiah, ayat 23 yang artinya: "Maka sudahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmunya.

Page 16: wanita_111-126

Panduan Yaa Siin, Tahlil, Pelaksanaan Janaiz, & Marhaban Ust. Ir. Al-Bahra, M.Kom

Pengantar Kajian Kewanitaan 126

Dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya." Firman Allah tersebut diperkuat oleh hadits nabi SAW yang artinya: "Tidak sempurna iman seseorang dari kamu, sehingga dia merasa cenderung kepada apa yang telah aku sampaikan." (H.Riwayat Tarmizi).

Mengingati Allah SWT bukan saja dengan berzikir, tetapi termasuk juga menghadiri majlis-majlis ta’lim.

2. Mudah tertipu dengan keindahan dunia Keindahan dunia dan kemewahannya memang banyak menjebak

wanita ke perangkapnya. Bukan itu saja, malahan syetan dengan mudah memperalatnya untuk menarik kaum lelaki agar sama-sama bergelimang dengan dosa dan noda.

Tidak sedikit yang sanggup durhaka kepada Allah SWT hanya kerana kenikmatan dunia yang terlalu sedikit. Firman Allah SWT di dalam surah Al-An'am yang artinya :"Dan tidaklah penghidupan dunia ini melainkan permainan dan kelalaian dan sesungguhnya negeri akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa, oleh karena itu tidakkah kamu berfikir."

3. Mudah terpedaya dengan syahwat 4. Lemah iman

Ad-dunya mata', khoirul mata' al mar'atus sholich (Dunia adalah perhiasan, perhiasan dunia yang baik adalah Wanita sholichah).