Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DIKSI DALAM TULISAN AKADEMIKDisusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu Albitar Septian S,Mpd
KELOMPOK 3Ddisusun Oleh:
1. MOH. BAHAR (110231100056)
2. WIWIN HIDAYATI (140231100117)
3. NURUL HIDAYAT (150231100001)
4. ALI SUKRON (150231100036)
5. MARZALIA KHOLIFATUL I (150231100002)
6. JAYANTI AYUNING TIAS (150231100040)
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2016
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat
dan ridho-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “DIKSI DALAM TULISAN
AKADEMIK” ini sesuai dengan waktu yang telah di berikan.
Makalah ini di disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan nilai. Sehubungan dengan tersusunnya
makalah ini kami sebagai penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Albitar Septian
S,Mpd selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan yang mana
terdapat kekurangan dan kelemahan. Untuk itu kami mengharap kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sehingga dapat membuat makalah ini menjadi lebih baik dan
menjadi acuan dalam penyusunan makalah selanjutnya. Demikian yang dapat kami
sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Bangkalan, 07 oktober 2016
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................ii
BAB I PENAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ..................................................................................1
2.1. Rumusan Masalah ...........................................................................................1
3.1. Tujuan Penulisan .............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Diksi Dalam Tulisan Akademik .........................................................................2
2.2. Ciri-Ciri Diksi yang Baik.....................................................................................2
2.3. Kaidah Diksi......................................................................................................3
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan .......................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Harus di akui di era sekarang orang hampir selalu mengesampingkan pentingnya
penggunaan bahasa, terutama dalam pemilihan kata atau yang lebih sering di sebut dengan
diksi. Hal ini juga sering terjadi pada kita. Hal ini terjadi karena minimnya pengetahuan kita
terhadap ilmu diksi. Pengetahuan mengenai diksi begitu penting agar dapat terciptanya
komunikasi yang efektif dan efisien untuk menghindari kesalahan saat berkomunikasi.
Manusia merupakan makhluk sosial sehingga tidak dapat terlepas dari kegiatan
berkomunikasi di setiap aktifitasnya.
Pemilihan kata yang tepat merupakan salah satu sarana pendukung dan penentu
keberhasilan saat berkomunikasi. Pemilihan kata atau diksi yang baik dan benar tidak hanya
di gunakan saat berkomunikasi saja, pemilihan kata yang benar juga dapat di gunakan
dalam menulis karya ilmiah dan tulisan-tulisan akademik lainnya. Dalam bahasa tulis pilihan
kata ( diksi ) mempengaruhi pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih.
Dalam makalah ini penulis berusaha untuk menjelaskan materi mengenai penggunaan
Diksi dalam Tulisan Akademik. Hal ini diharapkan dapat meminimalisir kesalahan saat
penulisan tulisan karya ilmiah dan tulisan akademik lainnya dan saat berkomunikasi dalam
kehidupan sehari-hari.
1.2 Rumusan Masalaha. Pengertian istilah diksi;
b. Ciri-ciri diksi yang baik;
c. Kaidah diksi.
1.3 Tujuana. Mengetahui pengertian diksi yang benar;
b. Mampu menggunkan bahasa yang tepat dalam berkomunikasi;
c. Mampu memilih diksi yang baik dan benar ketika menyusun karya ilmiah dan tulisan
akademik lainnya;
d. Mampu minimalisir kesalahan penulisan penyusunan karya ilmiah dan tulisan
akademik lainya.
1
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Diksi dalam Tulisan Akademik
Istilah diksi (pilihan kata) sering diartikan sebagai kegiatan memilih kata untuk
menemukan kata yang paling tepat sesuai dengan makna dan konteks pemakainya.
Pilihan kata berkaitan dengan tindak tutur dan tata silaturahmi mewakili ide dan
gagasan seseorang. Ketidaksesuaian pilihan kata dapat menyebabkan terganggunya
komunikasi antara penulis dan pembaca. Tidak jarang ide yang hendak disampaikan
penulis menjadi tidak jelas sehingga menimbulkan kesalahpahaman. Untuk menghindari
kesalahpahaman, diperlukan diksi atau pilihan kata.
2.2 Ciri-ciri Diksi yang Baik
1. Ketepatan
Ketepatan adalah kemampuan seseorang menentukan kata yang secara
tepat mewakili gagasan yang hendak disampaikan untuk dirangkaikan dalam satu
kalimat. Dengan kata lain, kata yang dipilih tidak menimbulkan kerancuan atau
kekaburan sehingga gagasan makna yang dipahami pembaca sama persis dengan
gagasan yang hendak disampaikan oleh penulis. Ketepatan pilihan kata semacam ini
dapat diperoleh jika penulis memahami makna setiap kata secara tepat dan
memahami pula perbedaan antara makna dasar (denotatif) dan makna tambahan
(konotatif) dari setiap kata yang dipergunakan.
2. Kecermatan
Kecermatan adalah kemampuan memilih kata yang benar-benar diperlukan
untuk mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan. Kecermatan berarti
menghindari penggunaan kata yang mubazir, dengan menghindari hal-hal berikut:
Penggunaan kata yang bermakna jamak secara berganda
Contoh : Para hadirin dimohon berdiri
Penggunaan kata yang mempunyai kemiripan makna atau fungsi secara
bercanda
Contoh : Universitas Trunojoyo Madura adalah merupakan satu-satunya
perguruan tinggi negeri di Madura
Penggunaan kata yang tidak diperdulikan2
Contoh : Rapat ini diadakan untuk membicarakan tentang pemilihan ketua
3. Keserasian
Keserasian adalah kemampuan menggunakan kata sesuai dengan konteks
atau situasi pemakaiannya. Yang dimaksud dengan konteks adalah kelaziman
penggunaan kata tertentu dalam kelompok kita, sekalipun terdapat kata-kata lainnya
yang bersinonim. Sedangkan yang dimaksud dengan situasi adalah kelaziman
penggunaan kata-kata tertentu yang penulisan atau pembicaraan sesuai dengan
suasana dan status sosial pembaca atau pendengar.
Contoh :
Saya minta Bapak bersedia memberi izin kepada kami
Saya mohon Bapak bersedia memberi izin kepada kami
Untuk memenuhi syarat ketepatan, kecermatan, dan keserasian tersebut di
dalam pemilihan kata, ada kaidah-kaidah yang perlu diperhatinkan. Berikut akan
dipaparkan kaidah-kaidah yang berkaitan dengan diksi atau pilihan kata.
2.3 Kaidah Diksi
1. Diksi dalam Kaidah Makna
Kaidah makna mengacu pada persyaratan ketepatan pilihan kata sebagai
lambang objek, pengertian, atau konsep. Kata adalah bunyi bahasa yang dapat
didengar atau diucapkan. Jika seseorang membaca atau mendengar sebuah kata,
maka akan timbul gambaran tentang kata tersebut. Hubungan antar kata dan
gambaran yang muncul dapat dilihat pada bagan berikut:
3
Gambaran yang ditimbulkan oleh kata (referensi)
“salah satu jenis buah-buahan yang warnanya hijau atau merah, bentuknya bulat, rasanya manis.
Kata “apel”
Benda atau konsep yang didukung (referensi)
Kaidah makna berkaitan dengan homonim, homofon, dan homograf, makna
konotasi dan denotasi, kata abstrak dan kongret, umum dan khusus, luas dan
sempit, kata populer dan ilmiah, jargon, serta kata serapan kata asing.
a. Sinonim, Homofon, dan Homograf
Dalam melangbangkan konsep kata, idealnya satu konsep untuk kata
agar dapat mengurangi kesulitan komunikasi. Namun, kenyataannya tidak
demikian sehingga hubungan kata dan makna sering menjadi rumit
Sinonim adalah kata-kata yang mempunyai makna yang sama atau
mirip. Misalnya: muka, paras, wajah, dan tampan
Homofon adalah kelompok kata yang mempunyai kesamaan huruf
atau kesamaan bunyi. Misal : buku (kitab), buku (bagian dari ruas), tampang
(muka), tampang (bibit).
Homograf adalah kelompok kata yang mempunyai kesamaan huruf
tapi pengucapannya berbeda. Teras (inti, [e] diucapkan keras) dan teras
(beranda, [e] diucapkan lemah), sedan (tangis) dan sedan (mobil).
b. Makna Denotasi dan Makna Konotasi
Makna denotasi ialah objektif, konseptual dan sebenarnya. Bahasa
Indonesia keilmuan menggunakan makna denotasi, karena secara eksplisit,
makna denotatif dapat diukur, dapat dibatasi, dan merupakan hasil observasi.
Makna konotasi ialah makna tambahan, sikap sosial, dan pribadi.
Misalnya, kata wanita dan perempuan. Secara etimologi, kata perempuan
berasal dari kata empu dengan mendapat prefiks per- dan surfiks –an. Empu
memiliki arti gelar kehormatan yang berarti “tuan”. Sementara kata wanita
berasal dari bahasa Belanda wan-ito, yang artinya pemuas nafsu birahi laki-
laki. Dari paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua kata tersebut
memiliki konotasi yang berbeda.
c. Kata Abtrak dan Konkret
Kaidah-kaidah tersebut adalah kaidah makna, kaidah kalimat, kaidah
sosial dan kaidah karang-mengarang. Kaidah makna mengacu kepada
persyaratan ketepatan pemilihan kata sebagai lambang objek, pengertian,
atau konsep. Dengan demikian kaidah makna berkaitan dengan sinonim,
makna denotasi dan konotasi, kata abtrak dan konkret, kata umum dan
khusus, kata populer dan ilmiah, dan lain sebagainya.
4
2. Diksi dalam Kaidah Sintaksis
Kaidah kaliamat mengacu pada makna dan pemakaian kata-kata dalam
konteks tertentu. Artinya, kata-kata itu digunakan dalam hubungan yang lebih luas,
misalnya hubungan dalam konteks kaliamt, paragraf, dan wawancara. Hal ini
berhubungan dengan kelaziman yang berlaku didalam pemakaian suatu bahasa.
Kelaziman tersebut dikaitkan dengan konteks yang mencangkup situasi verbal pada
kondisi suatu kata yang dipergunakan. Kata yang sama dapat mempunyai makna
berbeda apabila kondisinya berbeda.
Kata-kata raya, agung, besar dipergunakan dalam konteks yang berbeda,
misalnya hari raya Idul Fitri tidak diucapkan/ditulis hari besar Idul Fitri. Demikian juga
jaksa agung tidak diucapkan/ditulis jaksa raya. Hal tersebut menunjukkan bahwa
makna kata baru jelas jika digunakan dalam kalimat atau konteks verbalnya, yaitu
kata dengan kata-kata yang mendahuluinya.
Contoh :
Mereka mengikuti perlombaan jalan cepat
Mereka cepat lebih disukai orang desa
Mereka berangkat dengan kereta cepat
Selain kaidah sinteksis juga berkaitan dengan frase. Dalam hal ini pilihan kata
mensyaratkan keberterimaan secara logis.
Contoh :
Terdiri atas..... bukan terdiri dari
Antara...dan... bukan antara....dengan...
Disebabkan oleh bukan disebabkan karena
3. Diksi dalam Kaidah Sosial
Kaidah soaial berkaitan erat dengan persyaratan ke sesuaian pemilihan kata.
Kata-kata yang dipilih harus disesuaikan dengan lingkungan pemakai, terutama yang
terkait dengan nilai-nilai sosial tertentu. Nilai sosial erat hubungannya dengan
kesantunan berbahasa dalam kehidupan bermasyarakat.
Sehubungan dengan kesantunan berbahasa, setiap masyarakat memiliki aturan
yang berbeda. Namun dalam pembahasan ini, kesantunan bahasa Indonesia, baik
dalam konteks nasional maupun konteks kedaerahan.
Contoh:
5
Sampean
(tidak boleh digunakan oleh mahasiswa kepada dosen)
Aku
(tidak boleh digunakan kepada orang yang lebih tua)
6
BAB III
PENUTUP
3.1 KesimpulanIstilah diksi (pilihan kata) sering diartikan sebagai kegiatan memilih kata untuk
menemukan kata yang paling tepat sesuai dengan makna dan konteks pemakainya.
Diksi dapat digunakan apabila kaidahnya mencangkup ketepatan. Kecermatan dan
keserasian. Sesuai konteks yang ada, diksi dapat berkaitan dengan sinonim,
homofon, homograf,detotatif, konotatif, kata abstrak dan konkret. Pemakaian kata-
kata yang mengacu pada konteks tertentu, artinya kata-kata tersebut dapat
digunakan dalam hubungan yang lebih luas.
Kaidah soaial berkaitan erat dengan persyaratan ke sesuaian pemilihan kata.
Kata-kata yang dipilih harus disesuaikan dengan lingkungan pemakai, terutama yang
terkait dengan nilai-nilai sosial tertentu. Nilai sosial erat hubungannya dengan
kesantunan berbahasa dalam kehidupan bermasyarakat.
7
DAFTAR PUSTAKA
Haniah, M.Pd, dkk. 2013. Bahasa Indonesia Kontekstual. Surabaya: Pustaka Radja
8