Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS KEMISKINAN YANG SEMAKIN MENINGKAT DI KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2007-2014
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Pembangunan
Disusun oleh:
1. Nurul Hidayat 150231100001
2. M. Fuji Saputro 150231100026
3. Rina Febriana E. P. 150231100037
4. Farihah 150231100042
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2016
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan rasa puji syukur kehadirat Allah SWT, karena
berkat Rahmat, Hidayah dan Ridho-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan
paper ini sebagai tugas kuliah pengantar ekonomi pembangunan yang berjudul
“Analisis Kemiskinan yang Semakin Meningkat di kabupaten Magetan Tahun
2007-2014”.
Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang sudah ikut
terlibat dalam pembuatan paper ini terutama bapak Andri Wijanarko S.E., M.E,
selaku dosen pengampu mata kuliah pengantar ekonomi pembangunan, terima
kasih juga kami ucapkan kepada kedua orang tua yang selalu mendo’akan untuk
kelancaran dan kesuksesan, serta teman-teman ekonomi pembangunan 2015
yang telah menemani dalam suka dan duka dalam setiap perkuliahan.
Paper ini akan menjelaskan mengenai pertumbuhan jumlah peduduk
miskin di kabupaten Magetan yang semakin meningkat, serta upaya
rekomendasi atau sumbangsih solusi dari penulis maupun dari pemerintah terkait
yang diharapkan dapat membantu untuk mengatasi jumlah penduduk miskin
yang ada di kabupaten Magetan. Paper ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur
mengenai kebijakan yang akan diterapkan dalam mengatasi kemiskinan,
sehingga dapat terjadi penurunan jumlah penduduk miskin di kabupaten
Magetan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan paper ini jauh dari kata
sempurna, karena sifat manusia yang terbatas akan pengetahuan, refrensi,
waktu, dan pemahaman. Masih terdapat banyak kesalahan dalam penulisan
sehingga diperlukan kritik dan saran yang dapat membangun untuk
penyempurnaan paper ini. Harapan terakhir dari penulis yaitu semoga paper ini
dapat memberikan tambahan ilmu yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang
memerlukan dan membutuhkannya sebagai bahan pertimbangan.
Bangkalan, 16 September 2016
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................... 1
1.2 TUJUAN PENELITIAN .......................................................................... 2
1.3 MANFAAT PENELITIAN ....................................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN ATAU REKOMENDASI................................................... 3
2.1 KONDISI KEMISKINAN ......................................................................... 3
2.2 SOLUSI YANG PERNAH DITAWARKAN ............................................. 6
2.3 REKOMENDASI PENULIS .................................................................... 7
2.4 ANALISIS KONDISI DAN REKOMENDASI .......................................... 8
2.5 PIHAK-PIHAK YANG IKUT SERTA ...................................................... 10
2.6 LANGKAH STRATEGIS YANG PERLU DITERAPKAN ........................ 10
BAB III : PENUTUP ............................................................................................... 12
3.1 POINT PENTING REKOMENDASI ...................................................... 12
3.2 TEKNIK IMPLEMENTASI ..................................................................... 12
3.3 MANFAAT DAN DAMPAK REKOMENDASI ........................................ 12
BAB IV : KONTRIBUSI ........................................................................................... 14
4.1 KONTRIBUSI ANGGOTA KELOMPOK .............................................. 14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
(Kuncoro, 1997:131) “mencoba mengidentifikasi penyebab kemiskinan
dipandang dari sisi ekonomi. Pertama, secara mikro, kemiskinan muncul karena
adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumberdaya yang menimbulkan
distribusi pendapatan yang timpang. Penduduk miskin hanya memiliki
sumberdaya dalam jumlah terbatas dan kualitasnya rendah. Kedua, kemiskinan
muncul akibat perbedaan dalam kualitas sumberdaya manusia. Kualitas
sumberdaya manusia yang rendah berarti produktivitasnya rendah, yang pada
gilirannya upahnya rendah. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia ini karena
rendahnya pendidikan, nasib yang kurang beruntung, adanya diskriminasi, atau
karena keturunan. Ketiga, kemiskinan muncul akibat perbedaan akses dalam
modal.”
Kabupaten Magetan juga tidak luput dari permasalahan kemiskinan, pada
tahun 2014 garis kemiskinan di Magetan melonjak derastis yaitu ke posisi
262.069 ribu jiwa penduduk di mabupaten Magetan mengalami kemiskinan (BPS
Jatim 2014). Dari indikator tersebut maka bisa digolongkan menjadi tiga indeks
yaitu P0 ( persentase penduduk miskin), P1 (indeks kedalaman kemiskinan), dan
P2 (indeks keparahan kemiskinan). Dari ketiga indikator tersebut kabupaten
Magetan berhasil dalam mengontrol atau mengurangi (P0) jumlah penduduk
miskin setiap tahunnya, namun dua indikator lain yaitu P1 (indeks kedalaman
kemiskinan), dan P2 (indeks keparahan kemiskinan) mengalami kondisi naik
turun (fluktuasi) setiap tahunnya.
1
Persoalan kemiskinan bukan hanya semata-mata sekedar jumlah atau
persentase penduduk miskin, namun ada hal lain yang perlu diperhatikan pula
yakni tingkat kedalaman dan tingkat keparahan kemiskinan. Selain dalam hal
menekan atau mengurangi penduduk miskin, kebijakan penanggulangan
kemiskinan juga terkait dengan bagaimana mengurangi tingkat kedalaman dan
tingkat keparahan kemiskinan. Maka terkait dengan hal itu kami ingin
menganalisis pokok permasalahan kemiskinan yang terdapat di kabupaten
Magetan tentang perubahan P1 dan P2 yang selalu berubah-ubah tiap tahunnya.
1.2 Tujuan Penelitian1. Mengetahuai perkembangan jumlah penduduk miskin yang terdapat di
kabupaten Magetan pada rentang tahun 2007-2014.
2. Mengetahui pokok permasalahan dan penyebab-penyebab kemisikinan
yang ada di kabupaten Magetan.
3. Mengetahui penyebab-penyebab kemiskinan di Kabupaten Magetan.
4. Mengetahui tingkat P1 (indeks kedalaman kemiskinan) P2 (indeks
keparahan kemiskinan) penduduk di kabupaten Magetan.
5. Menganalisis perkembangan semua indeks yang mempengaruhi jumlah
penduduk miskin di kabupaten Magetan, dan memecahkan masalah yang
ada dalam indikator kemiskinan di kabupaten Magetan indeks P1 dan P2.
6. Mengetahui rekomendasi, solusi, dan langkah strategis dalam mengatasi
kemiskinan di kabupaten Magetan.
1.3 Manfaat Penelitian1. Penelitian ini sebagai sarana informasi mengenai tingkat kesejahteraan
penduduk di kabupaten Magetan.
2. Penelitian ini sebagai informasi alternatif mengenai pokok-pokok
permasalahan kemisikinan di kabupaten Magetan.
3. Penelitian ini sebagai sarana sumbangsih pemikiran atau solusi dalam
mengatasi kemiskinan.
2
BAB IIPEMBAHASAN ATAU REKOMENDASI
2.1 Kondisi KemiskinanKabupaten Magetan adalah salah satu dari beberapa kabupaten yang
mengalami kemiskinan di Jawa Timur. Kabupaten yang notabene mempunyai 19
kecamatan, 208 desa, dan 27 kelurahan ini memang sedikit demi sedikit
mengalami penurunan kemiskinan, namun tingkat kemiskinan di kabupaten
Magetan masih cukup tinggi, hal inilah yang harus dipecahkan masalahnya.
Riset pada tahun 2014 garis kemiskinan di Magetan melonjak derastis
yaitu ke posisi 262.069 ribu jiwa penduduk di mabupaten Magetan mengalami
kemiskinan (BPS Jatim 2014). BAPPENAS menerangkan bahwa kemiskinan
adalah situasi serba kekurangan karena keadaan yang tidak dapat dihindari oleh
seseorang dengan kekuatan yang dimilikinya.
Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan
perentase penduduk miskin, akan tetapi faktor-faktor lain juga perlu diperhatikan,
seperti indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan. Pasti
setiap daerah menginginkan menekan angka kemiskinan supaya menjadi lebih
sedikit penduduk miskinnya, namun harus ada kebijakan yang tepat dan cara
yang ampuh untuk menangulanggi hal tersebut. Berikut kami sertakan data
kabupaten Magetan yang kami akses via online dari BPS setempat.
Sesuai data dari tabel diatas, memang terlihat jelas bahwa jumlah
penduduk miskin mengalami fluktuasi, bahkan mengalami penurunan derastis di
tahun tertentu, hal ini terbukti dari data yang kami akses bahwa adanya
penurunan jumlah penduduk miskin di tahun 2007-2012, namun setelah itu di
3
tahun 2013 jumlah penduduk mengalami kenaikan dari persentase 71.60 ke titik
76.77, dan selang satu tahun mengalami penurunan lagi.
Indikator yang mempengaruhi kemiskinan di kabupaten Magetan yakni,
P0 (jumlah penduduk miskin) terlihat bahwa mengalami penurunan yang cukup
baik namun di tahun 2013 jumlah penduduk naik dan di tahun 2014 turun
kembali secara perlahan, P1 (indeks kedalaman kemiskinan) dan P2 (indeks
keparahan kemiskinan), dari hal tersebut P1 dan P2 juga mengalami hal yang
sama dengan jumlah penduduk di setiap tahunnya, namun di data yang lain yaitu
garis kemiskinan menunjukkan sebuah kenaikan yang kontinue, walaupun begitu
hal ini tidak menjadi sebuah momok yang menakutkan. Permasalahan yang
terjadi hanya pada P1 dan P2 sehingga banyak pembahasan yang akan
dijelaskan mengenai data di poin P1 dan P2.
P1 (indeks kedalaman kemiskinan) adalah ukuran rata-rata kesenjangan
pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. P1
juga berguna untuk nilai agregat dari poverty gap index, semakin besar dana
yang dikeluarkan untuk mengentaskan kemiskinan maka kemiskinan akan
menurun, namun harus berdasarkan identifikasi karakteristik penduduk miskin,
agar sesuai sasaran dan juga diadakan program-program. Interpretasinya dari
hal ini adalah penurunan indeks kedalaman kemiskinan mengindikasikan bahwa
rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin mendekati garis
4
kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin
sedikit.
P2 (indeks keparahan kemiskinan) adalah sebuah hal yang memberikan
informasi mengenai gambaran penyebaran pengeluaran di antara penduduk
miskin. P2 berguna untuk memberikan informasi yang saling melengkapi pada
data kemiskinan. For example, beberapa kelompok penduduk miskin memiliki
insiden kemiskinan yang tinggi tetapi jurang kemiskinannya (poverty gap) rendah,
sementara kelompok penduduk lain mempunyai insiden kemiskinan yang rendah,
namun memiliki jurang kemiskinan yang tinggi bagi penduduk yang miskin,
dengan hal itu interpretasinya juga semakin tinggi nilai indeksnya, sehingga
ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin semakin tinggi juga.
Jika kita melihat angka indeks kedalaman kemiskinan (P1) data tersebut
menunjukkan rata-rata pengeluaran penduduk miskin, jika tingkat kedalaman
kemiskinan (P1) semakin tinggi menunjukkan tingkat kemiskinan yang dalam.
Pada tahun 2007 kedalaman kemiskinan (P1) menunjukkan angka sebesar 2,41
setelah itu turun menjadi 2,29 pada tahun 2008, ini berarti bahwa kondisi
kemiskinan yang semakin membaik atau tingkat kemiskinan penduduk tidak
terlalu dalam. Pada tahun 2009 juga masih mengalami penurunan hingga pada
poin 1,44 di tahun 2011, setelah ini pada tahun selanjutnya terjadi kenaikan
kedalaman kemiskinan (P1) dari 1,44 menjadi 1,45 pada tahun 2012, walaupun
terjadi kenaikan 1 poin, namun hal ini juga akan berpengaruh terhadap tingkat
kemiskinan penduduk dan juga mendekati garis kemiskinan.
Angka indeks keparahan kemiskinan (P2) memberikan gambaran umum
bahwa penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin itu sendiri dan dapat
juga digunakan untuk mengetahui intensitas kemiskinan. Pada tahun 2007
indeks keparahan kemiskinan (P2) ada di poin 1,15 dan setelah itu turun menjadi
0,93 di tahun 2008, hal ini berarti penyebaran pengeluaran semakin merata dan
ketimpangan semakin sedikit. Pada tahun 2009 sampai 2012 tetap mengalami
penurunan, namun setelah itu naik lagi menjadi 0,50 di tahun 2013 dari
sebelumnya 0,44 di tahun 2012. Ini menandakan bahwa penyebaran
pengeluaran yang tidak merata dan semakin tingginya ketimpangan di kabupaten
Magetan.
Dari pernyataan data diatas bahwa pergerakan indikator kemiskinan P0,
P1, dan P2 diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain tingkat penyerapan
tenaga kerja yang sangat minim, karena kabupaten Magetan juga letaknya jauh
5
dari kota industri, banyak bertumpu pada sektor pertanian, jadi banyak
masyarakat yang tidak terserap di dunia kerja, hal lain yang menjadi
penyebabnya adalah masih minimnya penanganan atau penanggulangan
kemiskinan dan pengangguran di kabupaten Magetan, disebabkan pula dari segi
pendidikan, segi kesehatan masyarakat, segi sosial dan budaya, dan juga
infrastruktur yang belum memadai.
Dari banyak permasalahan diatas tadi yang mempengaruhi P0, P1, dan
P2 salah satunya yang menarik untuk dibahas adalah tentang penyerapan
tenaga kerja yang sangat minim. Kabupaten Magetan memang jauh dari
industrialisasi, namun kabupaten Magetan telah berhasil membangunn dua
industri besar yaitu industri batik dan industri kulit, namun hal ini belum maksimal
sehingga penyerpan tenaga kerja masih minim dan pengangguran ataupun garis
kemiskinan meningkat, hal ini senada dengan data di kantor Badan Pusat
Statistik (BPS) Magetan, dari total jumlah penduduk kabupaten Magetan tahun
2013 sebanyak 625.703 lebih 12,14% diantaranya atau 76 ribu orang hidup
dibawah garis kemiskinan. Angka ini naik sebesar 0,68% dari tahun 2012
sebesar 71 ribu atau 11,46%
Kasi Statistik BPS Magetan Maulana, mengatakan dari hasil Survei Sosial
Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang dilakukan BPS Magetan Periode 1-31
September 2013, sebanyak 76 ribu warga kabupaten Magetan hidup di garis
kemiskinan. Dengan hal tersebut maka P1 (indeks kedalaman kemiskinan) dan
P2 (indeks keparahan kemiskinan) ini juga dipengaruhi oleh faktor minimnya
bantuan dan inovasi di bidang UMKM, kurangnya penanganan atau
penanggulangan kemiskinan dan pengangguran menyebabkan fluktuasi
kemiskinan di kabupaten Magetan itu sendiri.
2.2 Solusi yang Pernah Ditawarkan atau DiterapkanKabupaten Magetan mencantumkan faktor-faktor penyebab kemiskinan
adalah dari segi pendidikan, segi kesehatan masyarakat, segi sosial dan budaya,
dan juga infrastruktur yang belum memadai. Konsep yang pernah ditawarkan
dan diterapkan oleh pemerintah kabupaten Magetan adalah dengan program
yang bernama “DITATA INDAH” yaitu menekankan pada hal sebagai berikut
untuk mengentaskan kemiskinan :
1. Meningkatkan sistem pendidikan,
2. Intensifikasi pertanian,
3. Mengeksplor dunia pariwisata,
6
4. Meningkatkan sektor industri dan UMKM,
5. Memberbaiki program perlindungan sosial (Kesehatan Masyarakat),
6. Mendorong pembangunan dalam hal yang terkait dengan
pembangunan.
Strategi penanggulangan kemiskinan kabupaten Magetan adalah:
1. Menekan beban pengeluaran masyarakat miskin,
2. Meningkatkan pendapatan masyarakat miskin,
3. Mengembangkan dana KUR (Kredit Usaha Rakyat),
4. Penguatan kelembagaan penanggulangan kemiskinan.
Setelah merumuskan program dan strategi untuk penanggulangan
kemiskinan, pemerintah kabupaten Magetan juga minta bantuan masyarakat,
supaya ikut membantu program yang telah dicanangkan tersebut. Pemerintah
melakukan upaya pensinergian dengan pemerintah pusat, supaya hasilnya bisa
lebih baik dan maksimal, semua diorientasikan untuk pengurangan kemiskinan
supaya bisa menurun lagi dan menjadi semakin sedikit di kabupaten Magetan.
2.3 Rekomendasi Penulis atau Solusi BaruPermasalahan kemiskinan juga dipengaruhi oleh P1 (indeks kedalaman
kemiskinan) dan P2 (indeks keparahan kemiskinan). Kenaikan pada P1
menunjukan bahwa tingkat kemiskinan masyarakat cukup dalam dan P2 semakin
turun meskipun ada hanya satu tahun angkanya P2 yang meningkat, tetap saja
hal ini menunjukan adanya penurunan ketimpangan pengeluaran diantara
penduduk miskin semakin kecil, namun solusi yang diberikan dalam perbaikan
tingkat P1 dan P2 juga sama halnya dengan bagaimana caranya mengurangi
kemiskinan tersebut. Pada solusi sebelumnya yang pernah diterapkan di
kabupaten Magetan sudah termasuk dari salah satu rekomendasi yang cukup
baik, tapi masih belum terkawal atau dijalankan dengan benar, maka dari hal itu
penulis akan mencoba merekomendasikan solusi dari permasalahan kemiskinan
di kabupaten Magetan dengan pemikiran yang dianggap sesuai dalam mengatasi
kemiskinan di kabupaten Magetan tersebut. Rekomendasi dari penulis yakni:
1. Memperbaiki birokrasi dana 12 tahun wajib belajar secara tepat, supaya
tepat sasran guna meningkatkan kualitas SDM dan tingkat melek huruf
penduduk di kabupaten Magetan sebagai penunjang kualitas manusia di
masa yang akan datang,
7
2. Memberikan keterampilan bagi masyarakat, guna menciptakan kreatifitas
dan keahlian agar dapat memperkaya usaha kreatif sebagai penambah
penghasilan masyarakat,
3. Mempermudah SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) dalam pendirian
UMKM,
4. Memberikan ruang bagi UMKM agar bisa mengembangkan usaha,
karena salah satu permasalahan kemiskinan di kabupaten Magetan
adalah minimnya perhatian dari pemerintah setempat mengenai
pengembangan UMKM,
5. Membangun KSP (Koperasi Simpan Pinjam) dengan konsep bagi hasil,
guna mengembangkan UMKM penduduk setempat atau sebagai modal
usaha pertanian, perkebunan, dan petani tambak,
6. Mensosialisasikan KUR (Kredit Usaha Rakyat)
7. Menciptakan lapangan kerja atau industri baru yang berpotensi menyerap
tenaga kerja secara besar-besaran, dengan memprioritaskan tenaga
kerja dari kabupaten Magetan terlebih dahulu, dan
8. Mengelola pariwisata setempat (Air Terjun Tirta Sari, Telaga Sarangan,
Telaga Wahyu, Taman Ria Maospati), sehingga penduduk sekitar akan
terserap dalam dunia kerja
2.4 Analisis Kondisi dan RekomendasiDari beberapa solusi yang sudah direkomendasikan oleh penulis
tersebut dapat membantu mengurangi kemiskinan yang menjadi masalah
utama makalaha ini.
Analisis yang Pertama yaitu dengan memperbaiki birokrasi dana 12
tahun wajib belajar, dengan hal ini pasti bantuan di dunia pendidikan akan
tepat sasaran, disisi lain juga meningkatakan pengetahuan atau setidaknya
tidak buta huruf, dan dengan hal tersebut akan menjadikan masyarakat
kabupaten Magetan pada umumnya akan berkualitas, dan juga bisa
bersaing di zaman yang serba maju ini.
Analisis yang kedua yaitu memberikan keterampilan (Soft Skill) bagi
masyarakat kabupaten Magetan, hal ini di kemudian hari akan berdampak
positif, yaitu akan tercipta banyak UMKM sehingga semakin banyak UMKM
yang dijalankan mampu meningkatkan pendapatan per kapita dan semua
kalangan dapat bekerja tanpa ada ketentuan syarat dalam usia dan strata
pendidikan.
8
Analisis ketiga yaitu mempermudah pembuatan SIUP, hal ini
kedepannya sangat baik yaitu akan tercipta banyak UMKM sehingga
masyarakat akan bisa mandiri, dengan mudahnya mengatur SIUP maka
akan banyak industri atau usaha-usaha yang didirikan masyarakat setempat.
Analisis keempat yaitu memberikan ruang bagi UMKM, disini
bermaksud supaya masyarakat dengan UMKMnya dikenalkan oleh
Pemerintahh setempat UMKM yang ada, dan dipromosikan ke khalayak
umum.
Analisis kelima membangun KSP (Koperasi simpan Pinjam) dengan
konsep bagi hasil, dengan adanya hal ini maka akan membantu mengurangi
permasalahan dalam permodalan untuk usaha, sehingga meringankan
beban permasalahan masyarakat dalam hal keuangan (modal).
Analisis keenam yaitu mensosialisasikan KUR, masyarakat takut pada
masalah ini, karena mereka takut jika meminjam ke Bank bunganya tinggi
sehingga hal tersebut akan menghambat perekonomian masyarakat, jika ini
disosialisasikan maka akan banyak masyarakat yang meminjam untuk modal
usaha, karena pada kenyataannya KUR (Kredit Usaha Rakyat) ini adalah
dana dari pemerintah yang dihimpun di bank-bank yang ditunjuk oleh
pemerintah, dan dananya ini hanya bersifat penjaman modal tanpa ada suku
bunga.
Analisis ketujuh dengan terciptanya banyak lapangan kerja baru,
maka hal ini akan mampu mengurangi banyaknya masyarakat yang
menganggur sehingga semakin banyak masyarakat yang terserap dalam
dunia kerja, pengangguran akan semakin berkurang sehingga dapat
mengurangi tingkat kemiskinan, namun dalam mensukseskan hal ini perlu
adanya bantuan dari Dinas Tenaga Kerja dalam hal memberikan ketentuan
untuk pemilihan tenaga kerja dan memprioritaskan masyarakat kabupaten
Magetan sendiri.
Analisis kedelapan dengan banyaknya pariwisata di kabupaten
Magetan, maka hal ini jika dikelolah pemerintah setempat dengan baik maka
akan banyak wisatawan yang berkunjung, disisi lain maka warga sekitar
akan terserap dalam dunia kerja.
9
2.5 Pihak-pihak yang Ikut Serta dalam RekomendasiDalam rekomendasi yang penulis ajukan tersebut, untuk
mensukseskannya perlu bantuan atau campur tangan dari pihak-pihak
terkait dalam rekomendasi kami, yakni:
1. PEMKAB,
2. BAPPEDA,
3. Dinas Pendidikan,
4. Dinas Pertanian,
5. Dinas Koperasi dan UMKM,
6. Dinas Perindustrian dan Perdagangan,
7. Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan
8. Dinas Pariwisata.
2.6 Langkah Strategis yang Perlu DiterapkanDari beberapa solusi yang penulis utarakan, maka penulis juga akan
memaparkan langkah strategis dalam pelaksanan solusi tersebut, sehingga
solusi tersebut bisa diimplementasikan dengan baik dan memberikan hasil
yang sesuai dengan tujuan untuk mengatasi kemiskinan dan pengangguran
di kabupaten Magetan.
10
MASAYARAKAT PEMKAB DINAS
PENDIDIKA
N
DINAS
PERTANIA
N
DINKOP
dan
UMKM
DINSOS PERBANK
AN
DINPAR
11
START
MENYAMPAIKAN PERMASALAHAN
MEMBERIKAN INTRUKSI AGAR SELURUH DINAN
MENYELENGGARAKAN PENDIDIKA
N 12 TAHUN
PENYALURAN BANTUAN TEPAT SASARAN
MENSOSIALISASIKAN KUR
MENGELOLA
PENYULUHAN PERTANIAN
KSP
MEREALISASIKAN KIP SECARA TEPAT
PELATIHAN PENGEMBANGAN USAHA
BEASISWA TEPAT SASARAN MEND
UKUNG dan MEMEBERI IZIN USAHA
PEMERATAAN PEMBANGUNAN
MENYERAP TENAGA KERJA
SDM BAIK,TENAGA KERJA TERSERAP, BANTUAN TEPAT SASARAN, dan MASYARAKAT SEJAHTERA
END
BAB IIIPENUTUP
3.1 Point Penting RekomendasiPermasalahan kemiskinan juga dipengaruhi oleh beberapa indeks
kemiskinan yaitu P0, P1, dan P2, indeks yang bermasalah dalam makalah ini
yaitu P1 (indeks kedalaman kemiskinan) dan P2 (indeks keparahan kemiskinan),
dalam hal tersebut mengalami kondisi yang fluktuasi. Masalah dalam
memperbaiki P1 dan P2 yaitu sama dengan cara mengurangi kemiskinan.
Solusi yang bisa mengatasi kemiskinan yaitu dengan cara membuka
lapangan pekerjaan, memperlancar dan mempermudah usaha atau izin UMKM,
membuka pelatihan keterampilan (soft skill), wajib belajar 12 tahun supaya
meningkatkan kualitas SDM, dan mengelola pariwisata yang ada. Solusi ini dapat
membantu mengurangi kemiskinan dalam hal mengurangi pengangguran dan
meningkatkan pendapatan per kapita di kabupaten Magetan. Solusi ini dapat
berjalan dengan lancar dan sukses bila pihak-pihak terkait berperan dan
mengawal rekomendasi dalam mengatasi masalah kemiskinan yang ada di
kabupaten Magetan.
3.2 Teknik ImplementasiPermasalahan kemiskinan di kabupaten Magetan merupakan permasalahan
yang harus segera diselesaikan atau setidaknya dikurangi sedikit demi
sedikit, senada dengan hal ini maka dibutuhkan kerja sama dari pihak-pihak
terkait dalam mengatasi masalah ini yaitu, PEMKAB, BAPPEDA, Dinas
Pendidikan, Dinas Pertanian, Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Sosial, dan
Dinas Pariwisata sangat diperlukan dalam pemecahan masalah ini.
Pemkab memberikan instruksi pada pihak-pihak terkait supaya bisa segera
bertindak dan bisa menangani masalah kemiskinan, dan semua pihak harus
ikut andil dan bekerja sama dalam mengatasi masalah kemiskinan dan
mensejahterakan masyarakat yang ada di kabupaten Magetan.
3.3 Manfaat dan Dampak Rekomendasi1. Menyelenggarakan wajib belajar 12 tahun, memberikan KIP(Kartu
Indonesia Pintar), dan Beasiswa secara tepat sasaran bagi yang tidak
mampu, agar masyarakat banyak pengetahuan dan SDM akan baik,
2. Mengadakan penyuluhan pertanian, agar petani bisa maju atau
menjadi modern dan hasil panen akan meningkat,
12
3. Membuka banyak UMKM dapat mengurangi pengangguran lebih
besar karena untuk bekerja di UMKM tidak dibatasi oleh usia dan
strata pendidikan, sehingga meningkatkan pendapatan perkapita.
Dampaknya tidak terlalu besar namun ada juga yang bisa merusak
atau mencemari lingkungan dari usaha yang dijalankan.
4. Penyaluran bantuan yang merata dan tepat sasaran, agar masyarakat
yang kurang mampu dalam perekonomian lebih sejahtera,
5. Mensosialisasikan KUR (Kredit Usaha Rakyat) kepada masyarakat
agar masyarakat lebih berani meminjam uang dan setelah itu bisa
mendirikan usaha atau mengembangkan usahanya.
6. Pengelolaan potensi pariwisata yang lebih modern dengan tidak
mengesampingkan keasrian potensinya melalui media sosial agar
minat wisatawan lebih tertarik untuk berkunjung, sehingga masyarakat
sekitar mendapatkan pendapatan dari wisata tersebut dengan
mengaitkan kuliner khas magetan didalamnya.
13
BAB IV
KONTRIBUSI ANGGOTA KELOMPOK
EKONOMI PEMBANGUNAN KELAS A
1. Nama : Nurul Hidayat
Nim : 150231100001
Kontribusi : Membuat gambaran umum (kondisi kekinian
rekomendasi), point penting dalam rekomendasi yang
diajukan, sumbangsih pemikiran, sumber materi, dan
prediksi hasil, dan flowchart
2. Nama : M. Fuji Saputro
Nim : 150231100026
Kontribusi : Ketua kelompok, membuat pemikiran terhadap pihak-
pihak yang dipertimbangkan dalam rekomendasi,
langkah-langkah strategis yang dilakukan, implementasi,
sumbangsih pemikiran, mencari sumber materi, dan
membuat flowchart.
3. Nama : Rina Febriana E. P.
Nim : 150231100037
Kontribusi : membuat latar belakang, pemikiran solusi terhadap
deskripsi rekomendasi, sumbangsih pemikiran, mencari
sumber materi.
4. Nama : Farihah
Nim : 150231100042
Kontribusi : Membuat halaman judul, daftar isi, kata pengantar,
sumbangsih pemikiran, sumber materi.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Magetan (Diakses pada tanggal
16 September 2016)
m.madiunpos.com/2015/12/07/industri-kulit-magetan-warga-tahan-lahan-
lik-baru-magetan-gagal-dibangun-668087 (Diakses pada tanggal)
puguhwidodo11.blogspo,co.id/2012/06/potensi-unggulan-industri-
kota-magetan.html?m=1 (Diakses pada tanggal 20 September
2016)
magetanoptimis.blogspot.co.id/2013/02/siapkan-strategi-penyempurnaan-
ditata.html?=1 (Diakses pada tanggal 28 September 2016)
Mudrajad, Kuncoro. 1997. Ekonomi Pembangunan, Teori, Masalah dan
Kebijakan. Yogyakarta. Unit Penerbitan dan Percetakan Akademi
Manajemen Perusahaan YKPN.
www. Hipwee.com/travel/10-destinasi-wisata-magetan-kota-kaki-gunung-
yang-sayang-banget-kalau-kamu-lewatkan/ (Diakses pada tanggal
16 September 2016)
www.surabayapagi.com/index.php?read=76-Ribu-Warga-Magetan-
Miskin;3b1ca0a43b79bdfd9f9305b812982962ed1653b18758b9c7
c99f3993eae0a41 (Diakses pada tanggal 19 September 2016)
15