Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB III
TINJAUAN TEORI “PRAKTEK PENDISTRIBUSIAN PRODUK PELUMAS PT.
PERTAMINA LUBRICANTS MOR IV SEMARANG”
3.1 Tinjauan Teori
Tinjauan Teori ini meliputi :
(1) Pengertian Proses
Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau
didesain sedemikian rupa yang sangat memungkinkan
menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya lainnya yang menghasilkan suatu
karya atau hasil. Suatu proses mungkin dikenali oleh perubahan yang diciptakan
terhadap sifat-sifat dari satu atau lebih objek di bawah pengaruhnya. Definisi lain dari
proses adalah serangkaian kegiatan yang saling terkait atau berinteraksi yang mengubah
input menjadi output. Kegiatan ini memerlukan alokasi sumber daya seperti orang dan
materi. Input dan output yang dimaksudkan mungkin tangible (seperti peralatan, bahan
atau komponen) atau tidak berwujud (seperti energi atau informasi). Output juga dapat
tidak diinginkan seperti limbah atau polusi. Urutan pelaksanaan atau kejadian yang saling
terkait yang bersama-sama mengubah masukan menjadi keluaran. Pelaksanaan ini dapat
dilakukan oleh manusia, alam, atau mesin dengan menggunakan berbagai sumber daya.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Proses-20/05/2017) Menurut Soewarno (1981:2), proses
adalah sesuatu tuntutan perubahan dari suatu peristiwa perkembangan sesuatu yang
dilakukan secara terus-menerus. Setiap proses yang berjalan selalu menghasilkan sesuatu.
Hasil yang diciptakan tersebut bisa berupa hasil yang memang diinginkan atau hasil yang
tidak diinginkan.
(2) Pengertian Distribusi
Menurut Philip Kotler (2007:122), distribusi adalah suatu perangkat organisasi
yang tergantung yang tercakup dalam proses yang membuat produk atau jasa menjadi
untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis. Distribusi
merupakan kegiatan ekonomi yang menjembatani kegiatan produksi dan konsumsi.
23
Berkat distribusi barang dan jasa dapat sampai ke tangan konsumen. Dengan demikian
kegunaan dari barang dan jasa akan lebih meningkat setelah dapat dikonsumsi.
Seorang atau sebuah perusahaan distributor adalah perantara yang menyalurkan
produk dari pabrikan (manufacturer) ke pengecer (retailer). Setelah suatu produk
dihasilkan oleh pabrik, produk tersebut dikirimkan (dan biasanya juga sekaligus dijual)
ke suatu distributor. Distributor tersebut kemudian menjual produk tersebut ke pengecer
atau pelanggan. Sehingga dalam hal ini saluran distribusi mempunyai tugas untuk
menyampaikan produk ataupun jasa yang diproduksi oleh perusahaan atau produsen
kepada para konsumen ataupun konsumen industri.
3.2 Analisa Proses Distribusi
3.2.1 Tugas distributor:
1. Memperkenalkan barang atau jasa yang diperdagangkan kepada konsumen misalnya
dengan reklame atau iklan
2. Membeli barang dan jasa dari produsen atau pedagang yang lebih besar.
3. Mengklasifikasi barang atau memilahnya sesuai dengan jenis, ukuran dan
kualitasnya.
Distribusi sangat dibutuhkan bagi konsumen untuk memperoleh barang-barang yang
dinginkan atau dibutuhkan yang dihasilkan oleh produsen, apalagi jika tempat produksinya
jauh atau jauh dari jangkauan konsumen. Dengan adanya distribusi kebeberapa daerah yang
memiliki pasar potensial melalui pendistribusian yang merata produk yang dibutuhkan
konsumen dapat ditemukan konsumen dengan mudah. Dengan pendistribusian ini dapat
mendongkrak laju pertumbuhan penjualan produk sesuai target yang telah dicanangkan
perusahaan.
Kemajuan zaman membuat pemikiran manusianya itu sendiri menjadi ikut semakin
maju. Begitu pula pemikiran tentang bagaimana para konsumen akan menghabiskan uang
mereka terhadap suatu produk. Telah terjadi paradigma tentang bagaimana seharusnya
pelayanan diberikan kepada konsumen. Jika dulu fokus para pengusaha adalah menjual
produknya, maka sedikit ada peningkatan dengan zaman sekarang ini yang lebih
24
menginginkan konsumen sebagai aset. Sehingga, fokus pengusaha bukan hanya ‘menjual’
produk saja tetapi bagaimana menjaga hubungan dengan konsumen agar mereka bisa terus
datang berkunjung dan membeli produk yang ditawarkan.
Keputusan mengenai saluran distribusi dalam pemasaran adalah merupakan salah satu
keputusan yang paling kritis yang dihadapi manajemen. Saluran yang dipilih akan
mempengaruhi seluruh keputusan pemasaran yang lainnya. Dalam rangka untuk
menyalurkan barang dan jasa dari produsen kepada konsumen maka perusahaan harus benar-
benar memilih atau menyeleksi saluran distribusi yang akan digunakan, sebab kesalahan
dalam pemilihan saluran distribusi ini dapat menghambat bahkan dapat memacetkan usaha
menyalurkan barang atau jasa tersebut. Sebelum penulis membahas lebih lanjut tentang
saluran distribusi ini, maka ada baiknya kita lihat beberapa definisi mengenai saluran
distribusi ini.
Menurut David A. Revzan bahwa: Saluran distribusi adalah merupakan suatu jalur yang
dilalui oleh arus barang-barang dari produsen ke perantara dan akhirnya sampai kepada
pemakai. Definisi ini masih bersifat sempit, dan istilah barang sering diartikan sebagai suatu
bentuk fisik.
Menurut Alex S. Nitisemito mengemukakan bahwa: Saluran distribusi adalah lembaga-
lembaga distributor atau lembaga-lembaga penyalur yang mempunyai kegiatan untuk
menyalurkan barang-barang atau jasa-jasa dari produsen ke konsumen.
Dari definisi-definisi tersebut diatas dapat diketahui adanya beberapa unsur penting,
yaitu:
1. Saluran distribusi merupakan jalur yang dipakai oleh produsen untuk memindahkan
produk mereka melalui suatu lembaga yang mereka pilih.
2. Saluran mengalihkan kepemilikan produk baik secara langsung maupun tidak langsung
dan produsen kepada konsumen.
3. Saluran distribusi bertujuan untuk mencapai pasar tertentu. Jadi pasar merupakan tujuan
akhir dari kegiatan saluran.
4. Saluran distribusi merupakan suatu kesatuan dan melaksanakan sistem kegiatan (fungsi)
yang lengkap dalam menyalurkan produk.
25
Saat ini peran distributor dalam pemasaran diakui memberikan andil yang sangat
besar bagi penyebaran produk perusahaan (distribusi). Bahkan sering muncul anggapan
bahwa sebenarnya penguasa pasar itu bukanlah produsen tetapi distributor. Hal ini terjadi
karena tanpa distributor produsen tidak akan dapat bersaing dengan lawan-lawan
mainnya. Hal ini khususnya berlaku untuk produk-produk yang termasuk ke dalam
consumer goods. Bayangkan bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang
ini, tanpa kehadiran retail-retail yang jumlahnya tersebar, mereka tidak akan menjangkau
konsumen secara luas.
Faktor-Faktor distribusi yang mempengaruhi pemilihan saluran
harus mempertimbangkan berbagai macam faktor yang sangat berpengaruh dalam pemilihan
saluran distribusinya. Pemilihan saluran distribusi yang efektif akan mampu mendorong
peningkatan penjualan yang diharapkan, sehingga kelangsungan hidup perusahaan dapat
terjamin.
3.2.2 FAKTOR PENDISTRIBUSIAN
Faktor-faktor tersebut antara lain menyangkut :
1. Pertimbangan pasar (Market Consideration)
2. Pertimbangan barang (Product Consideration)
3. Pertimbangan perusahaan (Company Consideraton)
4. Pertimbangan perantara (Middle Consideration)
5. Pertimbangan pasar (Market Consideration)
3.2.3 FAKTOR PASAR PENDISTRIBUSIAN
Saluran distribusi sangat dipengaruhi oleh pola pembelian konsumen, oleh karena
itu keadaan pasar merupakan faktor penentu dalam pemilihan saluran tersebut
Beberapa faktor pasar yang harus diperhatikan adalah:
1. Konsumen atau pasar industri
Apabila pasarnya berupa pasar industri, maka pengecer jarang atau bahkan
tidak pernah digunakan dalam saluran ini.
26
2. Jumlah pembeli potensial
Jika jumlah konsumen relatif kecil dalam pasarnya, maka perusahaan dapat
mengadakan penjualan secara langsung kepada pemakai.
3. Konsentrasi pasar secara geografis
Secara geografis, pasar dapat dibagi kedalam beberapa konsentrasi ang
mempunyai tingkat kepadatan yang tinggi maka perusahaan dapat
menggunakan distributor industri.
4. Jumlah pesanan
Volume penjualan dari sebuah perusahaan akan sangat berpengaruh terhadap
saluran yang dipakainya. Jika volume yang dibeli oleh pemakai industri tidak
begitu besar, atau relatif kecil, maka perusahaan dapat menggunakan
distributor industri.
5. Kebiasaan dalam pembelian
Kebiasaan membeli dari konsumen akhir dan pemakai industri sangat
berpengaruh pula terhadap kebijaksanaan dalam penyaluran.
3.2.4 FUNGSI DISTRIBUSI
Adapun kegiatan yang termasuk fungsi distribusi terbagi secara garis besar menjadi
dua yaitu:
Fungsi Pokok
Dalam hal ini fungsi pokok distribusi meliputi :
1. Pengangkutan (Transportasi)
Pada umumnya tempat kegiatan produksi berbeda dengan tempat tinggal
konsumen. Perbedaan tempat ini harus diatasi dengan kegiatan pengangkutan.
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan semakin majunya teknologi,
kebutuhan manusia semakin banyak. Hal ini mengakibatkan barang yang
disalurkan semakin besar sehingga membutuhkan alat transportasi
(pengangkutan)
27
2. Penjualan (Selling)
Dalam pemasaran barang selalu ada kegiatan menjual yang dilakukan oleh
dengan penjualan. Dengan adanya kegiatan ini maka konsumen dapat
menggunakan barang tersebut.
3. Pembelian (Buying)
Setiap ada penjualan berarti ada pula kegiatan pembelian. Jika penjualan barang
dilakukan oleh produsen maka pembelian dilakukan oleh orang yang
membutuhkan barang tersebut.
Dan fungsi utama distribusi yang dipakai oleh PT. Pertamina Lubricants
MOR IV Semarang :
1. Merencanakan dan mengelola permintaan sales,
2. Mengelola ketersediaan produk di Gudang Nusantara,
3. Melakukan distribusi pelumas ke seluruh wilayah Nusantara
dengan tepat jumlah, tepat waktu, dan tepat jenis dan mutu melalui
pengelolaan inventory dan transportasi secara efisien dan efektif.
Pelaksanaan kegiatan pendistribusian didukung penerapan sistem
pengelolaan pergudangan (warehouse management system) dan
depot pasokan (Depot Supply Point).
Fungsi Tambahan
Fungsi tambahan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Menyeleksi
Kegiatan ini biasanya diperlukan untuk distribusi hasil pertanian dan produksi
yang dikumpulkan dari beberapa pengusaha.
28
2. Mengepak/Mengemas
Untuk menghindari adanya kerusakan atau hilang dalam pendistribusian maka
barang harus dikemas dengan baik.
Dalam Pendistribusian produk ini PT. Pertamina memilik banyak unsur, meliputi:
(1) PENDISTRIBUSIAN PELUMAS
Seluruh hasil produksi dari Production Unit selanjutnya disimpan dalam Gudang
Nusantara sebelum didistribusikan. Gudang Nusantara juga digunakan untuk
menyimpan stok produk jadi sebagai persiapan pasokan produk jadi bulan
selanjutnya.
Perusahaan memiliki tiga Gudang Nusantara:
1. Gudang Nusantara Jakarta kapasitas simpan 250.000 box & 120.000 drum.
2. Gudang Nusantara Cilacap kapasitas simpan 50.000 box & 7.500 drum.
3. Gudang Nusantara Surabaya kapasitas simpan 155.000 box & 40.000 drum.
(2) PELENGKAP PRODUK
Pelengkapi produk (karakteristik atribut produk) PT. Pertamina Lubricants adalah:
1. Merek(branding)
Merek (brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau
kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk atau
jasa dari satu atau kelompok penjual dan membedakannya dari produk pesaing.
Pemberian merek merupakan masalah pokok dalam strategi produk. Pemberian
merek itu mahal dan memakan waktu, serta dapat membuat produk itu berhasil
atau gagal. Nama merek yang baik dapat menambah keberhasilan yang besar pada
produk.
2. Pengemasan(Packing)
Pengemasan (packing) adalah kegiatan merancang dan membuat wadah atau
pembungkus suatu produk. Pengemasan melibatkan merancang dan membuat
wadah atau pembungkus suatu produk.3. Kualitas produk (Product Quality)
29
Kualitas Produk (Product Quality) adalah kemampuan suatu produk untuk
melaksanakan fungsinya meliputi, daya tahan keandalan, ketepatan kemudahan
operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya. Untuk meningkatkan kualitas
produk perusahaan dapat menerapkan program ”Total Quality Manajemen
(TQM)”. Selain mengurangi kerusakan produk, tujuan pokok kualitas total adalah
untuk meningkatkan nilai konsumen.
(3) TINGKATAN PRODUK DISTRIBUSI
Pada dasarnya tingkatan produk adalah sebagai berikut:
1. Produk Inti (Core Product)
Produk inti terdiri dari manfaat inti untuk pemecahan masalah yang dicari
konsumen ketika mereka membeli produk atau jasa.
2. Produk Aktual (Actual Product)
Seorang perencana produk harus menciptakan produk aktual (actual
product) disekitar produk inti. Karakteristik dari produk aktual
diantaranya, tingkat kualitas, nama merek, kemasan yang dikombinasikan
dengan cermat untuk menyampaikan manfaat inti.
3. Produk Tambahan
Produk tambahan harus diwujudkan dengan menawarkan jasa pelayanan
tambahan untuk memuaskan konsumen, misalnya dengan menanggapi
dengan baik claim dari konsumen dan melayani konsumen lewat telepon
jika konsumen mempunyai masalah atau pertanyaan
Menurut Kotler (2000:451), produk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
kelompok yaitu :
a. Berdasarkan Wujudnya
Produk berdasarkan wujudnya dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok
utama yaitu:
1. Barang
Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau
disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya.
30
2. Jasa
Jasa merupakan aktivitas, manfaat dan kepuasan yang ditawarkan untuk dijual
(dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi, salon kecantikan, hotel
dan sebagainya.
b. Berdasarkan Daya Tahan
Menurut Tjiptono (2008) klasifikasi produk bisa dilakukan atas berbagai macam
sudut pandang. Berdasarkan berwujud tidaknya, produk dapat diklasifikasikan
kedalam dua kelompok utama yaitu barang dan jasa. Ditinjau dari aspek daya
tahannya, terdapat dua macam barang, yaitu:
Produk berdasarkan aspek daya tahan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :
1. Barang tidak tahan lama (nondurable goods)
Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi
dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya
dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya: sabun, pasta
gigi, minuman kaleng, dan sebagainya.
2. Barang tahan lama (durable goods)
Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama
dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah
satu tahun lebih). Contohnya: lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain
PT Pertamina Lubricants telah memasarkan berbagai produk ke 18 negara
yang tersebar di empat benua. Penjualan pelumas dilaksanakan melalui mekanisme
distributorship sedangkan penjualan base oil dilaksanakan dengan mekanisme
direct selling.
Berikut ini adalah beberapa sifat-sifat dari pelumas yang baik untuk digunakan yaitu :
a. Kekentalan sesuai, baik pada suhu tinggi maupun suhu rendah.
b. Lapisan pelumas kuat.
c. Daya melicinkan baik.
d. Tingkat korosi rendah.
31
e. Kemampuan membersihkan dan mendispersikan baik.
f. Tidak beracun.
g. Tidak mudah terbakar.
3.3. Alur Distribusi
Gambar 3.1 Alur Distribusi PT. Pertamian Lubricants
Sumber : PT Pertamina Lubricants, 2017
3.3.1. Pemesanan Produk
Pesan adalah kata baku dari pemesanan yang memiliki arti “hendak membeli
supaya dikirim”. Pesanan adalah barang yang di pesan. Jadi pemesanan adalah proses,
pembuatan atau cara memesan (sumber: Kamus Bahasa Indonesia). Pemesanan
merupakan suatu aktifitas yang dilakukan oleh konsumen sebelum membeli. Untuk
mewujudkan kepuasan konsumen maka perusahaan harus mempunyai sebuah sistem
pemesanan yang baik.
32
1.Pemesanan Produk
2. Persediaan Produk
3. Penyaluran Produk
4. Pengiriman Produk
PT Pertamina Lubricants melakukan strategi pemasaran secara langsung maupun
tidak langsung ke agen-agen distributor minyak pelumas. Setelah melakukan kegiatan
pemasaran para agen distributor berminat dan melakukan pemesanan produk.
Gambar 3.2 pemesanan agen distributor ke DSP Semarang
Sumber : DSP Pengapon Semarang, 2017
3.3.2 Persediaan Produk
Persediaan merupakan aktiva lancar yang mengikuti barang-barang milik
perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha normal atau
persediaan barang-barang yang masih dalam pekerjaan proses produksi maupun
persediaan barang baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi
(Sofyan Asauri, 2005:50).
33
Sebelum melakukan persediaan produk PT Pertamina Lubricants DSP Semarang
mempunyai dua tahap kegiatan yang perlu dilakukan yaitu :
a. Penerimaan
b. Penimbunan
3.3.3 Proses Penerimaan Produk
Berikut ini adalah proses penerimaan barang jadi dari Unit Produksi
Cilacap/Jakarta ke PT Pertamina Lubricants DSP Semarang :
a. Pemberitahuan penerimaan barang berupa jumlah dan jenis produk.
b. Unit Produksi Cilacap/Jakarta mengirim produk lewat tranportir.
c. Transportir membawa barang serta BPP (Bukti Pengiriman Produk) yang sesuai
dengan barang yang dibawa.
d. DSP menerima BPP yang dibawa transportir.
e. DSP melakukan proses GR (Good Receipt) di sistem MySAP.
Gambar 3.3 Transportir membawa produk dari Unit Produksi Cilacap
Sumber :DSP Pengapon Semarang, 2017
34
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses penerimaan adalah :
a. Lokasi penimbunan per produk yang telah di tentukan oleh Supervisor DSP.
b. Supir Forklift memerlukan fotocopy dari BPP asli untuk memastikan barang yang
akan masuk gudang sesuai dengan yang tertera di BPP.
c. Menggunakan pallet untuk mengangkut produk dalam bentuk doos dan jika
produknya berupa drum maka maksimal diangkut forklift hanya dua drum saja.
3.3.4 Proses Penimbunan Produk
Gambar 3.4 Proses Penimbunan produk Drum di Drum Yard
Sumber : Doc. Arsip DSP Pengapon Semarang, 2017
Berikut ini adalah proses penimbunan barang jadi di PT Pertamina Lubricants
DSP Semarang :
35
a. DSP Semarang melakukan pembongkaran muatan produk yang dibawa transportir
ditempat.
b. Produk doos yang sudah dialasi akan ditimbun dan ditempatkan di dalam gudang
pada loker yang telah disediakan.
c. Produk drum akan ditempatkan di Drum Yard. Aturan dalam menyusun drum
harus dengan posisi miring dan posisi tutup mengacu pada arah jam 3-9.
Gambar 3.5 Posisi menimbun drum yang benar(jam 3-9)
Sumber : DSP Pengapon Semarang, 2017
36
Gambar 3.6 Proses Doos ke Pallet sebelum ditempatkan di gudang
Sumber : DSP Pengapon Semarang, 2017
Gambar 3.7 Proses Penimbunan produk Doos di Gudang
Sumber : DSP Pengapon Semarang, 2017
37
Gambar 3.8 Pengecekan pDoos saat melakukan Penimbunan di Gudang
Sumber : Doc. Arsip Gudang DSP Pengapon Semarang, 2017
Didalam alur distribusi ke 3 (tiga) yaitu tentang pembayaran oleh agen untuk
membeli produk yang diinginkannya maka setelah itu terjadilah proses penyaluran
dengan tahap-tahap sebagai berikut :
1. Agen membayar sesuai jumlah harga yang belinya via transfer bank dan mendapatkan
bukti pembayaran.
2. Agen datang ke gudang DSP Semarang membawa bukti pembayaran dan
menyerahkannya ke petugas gudang DSP Semarang.
3. Petugas DSP Semarang mengecek pembayaran yang telah dilakukan agen secara
system. Jika sudah membayar maka petugas akan memberikan LO (Loading Order)
untuk memuat barang yang agen beli. Jika belum membayar melalui sistem maka LO
tidak akan dibuat dan barang tidak dimuat.
4. Agen yang menerima LO memberikannya ke supir forklift untuk dimuat ke truk atau
kontainer sesuai dengan jumlah dan jenis barang yang tertera di LO.
5. Setelah selesai dimuat agen mengembalikan LO ke petugas DSP dan akan dibuatkan
surat pengiriman barang yang akan diserahkan kea gen sesuai dengan jumlah dan
jenis barang.
6. Supervisor DSP melakukan GI (Good Issue) secara sistem.
7. Penyaluran produk selesai dan agen siap meninggalkan area DSP Semarang.
38
Penyaluran hanya dilakukan apabila agen datang sendiri ke gudang DSP
Semarang dan mengambil barangnya langsung tanpa menggunakan jasa transportasi yang
sudah disediakan oleh PT Pertamina Lubricants
Gambar 3.9 Loading Order (LO)
Sumber : Doc. Arsip DSP Pengapon Semarang, 2017
39
40
Gambar 3.10 Bukti pembayaran agen
Sumber : DSP Pengapon Semarang, 2017
Dalam proses pengiriman produk, agen bermaksud untuk menggunakan jasa
transportir yang disediakan oleh PT Pertamina Lubricants. Tahap penyaluran proses
pengiriman produk :
1. Mengitung jumlah produk dalam kemasan (drum atau doos) yang akan dikirim.
2. Memastikan produk yang akan dikirim memenuhi standar mutu yang telah
ditentukan.
3. Menyiapkan dokumen pengiriman produk.
4. Truk kontainer dan forklift dalam keadaan siap.
5. Memasukan produk dalam kemasan menggunakan forklift.
6. Khusus untuk kemasan Doos, tempatkan terpal plastik diatas triplek yang sudah
dipasang. Supaya memperkecil terjadinya kebocoran dan rembesan pada tumpukan
dibawahnya, setelah itu susun tumpukan berikutnya.
7. Memasang tali pengaman untuk menahan kemasan agar tidak jatuh saat pintu dibuka
dan pada saat perjalanan.
8. Melakukan GI (Good Issue) secara sistem.
9. Pengiriman produk selesai dan transportir siap meninggalkan area DSP Semarang.
Daftar Agen Resmi PT Pertamina Lubricants MOR IV, meliputi:
41
a. Agen dalam kota :
1. PT Gunung Mas Indah
2. PT Muara Perdana
3. PT Teruna Gema Nusa
4. PT Todjadjene
5. PT Iman Tunggal
b. Agen luar kota :
1. PT Tamtama Abadi Makmur
2. PT Harapan Surya Jaya Mandiri
3. PT Restu Adji Manunggal
4. PT Soegito
5. PT Gelora Putra Perkasa
Flowchart alur kegiatan di DSP PT. Pertamina Lubricants MOR IV Semarang :
42
Agen memesan produk
Bag. Pemasaran membuatkan
Quotation pemesanan
Quotation dikirim ke agen yang berisi jenis,
jumlah produk dan biaya yang harus
dibayar
Agen membayar biaya pemesanan ke bank dan
mendapatkan bukti pembayaran
Menyerahkan bukti pembayaran ke DSP
Semarang untuk mendapatkan LO (Loading Order)
Barang dimuat sesuai LO dan dikirim dengan bukti
pengiriman barang
Jika belum membayar agen tidak mendapatkan bukti
pembayaran
Gambar 3.11 Alur Kegiatan di DSP
Sumber : DSP Pengapon Semarang, 2017
43