7/13/2019 askep hiperparatiroid
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hiperparatiroid-55b089606d688 1/24
Senin, 10 Oktober 2011
ASKEP HIPERPARATIROID
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Selama sekresi hormone paratiroid (PTH), kelenjar paratiroid bertanggung
jawab mempertahankan kadar kalsium ekstraseluler. Hiperparatiroidisme adalah
karakter penyakit yang disebabkan kelebihan sekresi hormone paratiroid, hormonasam amino polipeptida. Sekresi hormon paratiroid diatur secara langsung oleh
konsentrasi cairan ion kalsium. Efek utama dari hormon paratiroid adalah
meningkatkan konsentrasi cairan kalsium dengan meningkatkan pelepasan kalsium
dan fosfat dari matriks tulang, meningkatkan penyerapan kalsium oleh ginjal, dan
meningkatkan produksi ginjal. Hormon paratiroid juga menyebabkan phosphaturia,
jika kekurangan cairan fosfat. hiperparatiroidisme biasanya terbagi menjadi primer,
sekunder dan tersier. (Lawrence Kim, MD, 2005)
Hipoparatiroid adalah gabungan gejala dari produksi hormon paratiroid yang
tidak adekuat. Keadaan ini jarang sekali ditemukan dan umumnya sering sering
disebabkan oleh kerusakan atau pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi
paratiroid atau tiroid, dan yang lebih jarang lagi ialah tidak adanya kelenjar paratiroid
(secara congenital). Kadang-kadang penyebab spesifik tidak dapat diketahui.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang di maksid dengan hiperparatiroid?
2. Bagaimana penatalaksanaan kilen dengan hiperparatirodisme?
3. Jelaskan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan kelenjar hiperparatiroid?
7/13/2019 askep hiperparatiroid
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hiperparatiroid-55b089606d688 2/24
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada pasien gangguan
kelenjar paratiroid
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami pengertian hiperparatiroid dan hipoparatiroid
b. Mahasiswa mampu memahami etiologi hiperparatiroid dan hipoparatiroid
c. Mahasiswa mampu memahami patofisiologi hiperparatiroid dan hipoparatiroid
d. Mahasiswa mampu memahamimanifestasi klinik hiperparatiroid dan hipoparatiroid
e. Mahasiswa mampu memahami pemeriksaan diagnosk hiperparatiroid dan
hipoparatiroid
f. Mahasiswa mampu memahami komplikasi hiperparatiroid dan hipoparatiroid
g. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan hiperparatiroid dan hipoparatiroid
h. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar asuhan keperawatan hiperparatiroid dan
hipoparatiroid.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. ANATOMI FISIOLOGI KELENJAR PARATIROID
7/13/2019 askep hiperparatiroid
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hiperparatiroid-55b089606d688 3/24
1. Anatomi
Kelenjar paratiroid tumbuh dari jaringan endoderm, yaitu sulcus pharyngeus
ketiga dan keempat. Kelenjar paratiroid yang berasal dari sulcus pharyngeus keempat
cenderung bersatu dengan kutub atas kelenjar tiroid yang membentuk kelenjar
paratiroid dibagian kranial. Kelenjar yang berasal dari sulcus pharyngeus ketiga
merupakan kelenjar paratiroid bagian kaudal, yang kadang menyatu dengan kutub
bawah tiroid. Akan tetapi, sering kali posisinya sangat bervariasi. Kelenjar paratiroid
bagian kaudal ini bisa dijumpai pada posterolateral kutub bawah kelenjar tiroid, atau
didalam timus, bahkan berada dimediastinum. Kelenjar paratiroid kadang kala
dijumpai di dalam parenkim kelenjar tiroid. (R. Sjamsuhidajat, Wim de Jong, 2004,
695)
Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang terletak tepat
dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar tiroid dan dua di
kutub inferiornya. Namun, letak masing-masing paratiroid dan jumlahnya dapat
cukup bervariasi, jaringan paratiroid kadang-kadang ditemukan di mediastinum.
Setiap kelenjar paratiroid panjangnya kira-kira 6 milimeter, lebar 3 milimeter, dan
tebalnya dua millimeter dan memiliki gambaran makroskopik lemak coklat
kehitaman. Kelenjar paratiroid orang dewasa terutama terutama mengandung sel
utama (chief cell) yang mengandung apparatus Golgi yang mencolok plus retikulum
endoplasma dan granula sekretorik yang mensintesis dan mensekresi hormon
paratiroid (PTH). Sel oksifil yang lebih sedikit namun lebih besar mengandung
granula oksifil dan sejumlah besar mitokondria dalam sitoplasmanya Pada manusia,
sebelum pubertas hanya sedikit dijumpai, dan setelah itu jumlah sel ini meningkat
seiring usia, tetapi pada sebagian besar binatang dan manusia muda, sel oksifil ini
tidak ditemukan.Fungsi sel oksifil masih belum jelas, sel-sel ini mungkin merupakan
modifikasi atau sisa sel utama yang tidak lagi mensekresi sejumlah hormon.
2. Fisiologi
7/13/2019 askep hiperparatiroid
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hiperparatiroid-55b089606d688 4/24
Kelenjar paratiroid mengeluarkan hormon paratiroid (parathiroid hormone,
PTH) yang bersama-sama dengan Vit D3, dan kalsitonin mengatur kadar kalsium
dalam darah. Sintesis PTH dikendalikan oleh kadar kalsium plasma, yaitu dihambat
sintesisnya bila kadar kalsium tinggi dan dirangsang bila kadar kalsium rendah. PTH
akan merangsang reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal, meningkatkan absorbsi
kalsium pada usus halus, sebaliknya menghambat reabsorbsi fosfat dan melepaskan
kalsium dari tulang. Jadi PTH akan aktif bekerja pada tiga titik sasaran utama dalam
mengendalikan homeostasis kalsium yaitu di ginjal, tulang dan usus. (R.
Sjamsuhidayat, Wim de Jong, 2004, 695)
B. KONSEP DASAR
Hiperparatiroidisme
1. Pengertian
Hiperparatiroidisme adalah berlebihnya produksi hormon paratiroid oleh
kelenjar paratiroid ditandai dengan dekalsifikasi tulang dan terbentuknya batu ginjal
yang mengandung kalsium. Hiperparatiroidisme dibagi menjadi 2, yaitu
7/13/2019 askep hiperparatiroid
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hiperparatiroid-55b089606d688 5/24
hiperparatiroidisme primer dan sekunder. Hiperparatiroidisme primer terjadi dua atau
tiga kali lebih sering pada wanita daripada laki-laki dan pada pasien-pasien yang
berusia 60-70 tahun. Sedangkan hiperparatiroidisme sekunder disertai manifestasi
yang sama dengan pasien gagal ginjal kronis. Rakitisi ginjal akibat retensi fosfor akan
meningkatkan stimulasi pada kelenjar paratiroid dan meningkatkan sekresi hormon
paratiroid. (Brunner & Suddath, 2001)
Hiperparatiroidisme adalah karakter penyakit yang disebabkan kelebihan
sekresi hormone paratiroid, hormon asam amino polipeptida. Sekresi hormon
paratiroid diatur secara langsung oleh konsentrasi cairan ion kalsium. Efek utama dari
hormon paratiroid adalah meningkatkan konsentrasi cairan kalsium dengan
meningkatkan pelepasan kalsium dan fosfat dari matriks tulang, meningkatkan
penyerapan kalsium oleh ginjal, dan meningkatkan produksi ginjal. Hormon
paratiroid juga menyebabkan phosphaturia, jika kekurangan cairan fosfat.
hiperparatiroidisme biasanya terbagi menjadi primer, sekunder dan tersier. (Lawrence
Kim, MD, 2005, section 2).
Hiperparatiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar-kelenjar paratiroid
memproduksi lebih banyak hormon paratiroid dari biasanya. Pada pasien dengan
hiperparatiroid, satu dari keempat kelenjar paratiroid yang tidak normal dapat
membuat kadar hormon paratiroid tinggi tanpa mempedulikan kadar kalsium. dengan
kata lain satu dari keempat terus mensekresi hormon paratiroid yang banyak
walaupun kadar kalsium dalam darah normal atau meningkat. (www.endocrine.com)
2. Etiologi
Menurut Lawrence Kim, MD. 2005,etiologi hiperparatiroid yaitu:
1. Kira-kira 85% dari kasus hiperparatiroid primer disebabkan oleh adenoma tunggal.
2. Sedangkan 15% lainnya melibatkan berbagai kelenjar (contoh berbagai adenoma atau
hyperplasia). Biasanya herediter dan frekuensinya berhubungan dengan kelainan
endokrin lainny
7/13/2019 askep hiperparatiroid
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hiperparatiroid-55b089606d688 6/24
3. Sedikit kasus hiperparatiroidisme utama disebabkan oleh paratiroid karsinoma.
Etiologi dari adenoma dan hyperplasia pada kebanyakan kasus tidak diketahui. Kasus
keluarga dapat terjadi baik sebagai bagian dari berbagai sindrom endrokin neoplasia,
syndrome hiperparatiroid tumor atau hiperparatiroidisme turunan. Familial
hypocalcuric dan hypercalcemia dan neonatal severe hyperparathyroidism juga
termasuk kedalam kategori ini.
4. Beberapa ahli bedah dan ahli patologis melaporkan bahwa pembesaran dari kelenjar
yang multiple umumnya jenis adenoma yang ganda. Pada ± 15 % pasien semua
kelenjar hiperfungsi; chief cell parathyroid hyperplasia.
3. Patofisiologi
Hiperparatiroidisme dapat bersifat primer (yaitu yang disebabkan oleh
hiperplasia atau neoplasma paratiroid) atau sekunder, dimana kasus biasanya
berhubungan dengan gagal ginjal kronis.
Pada 80% kasus, hiperparatiroidisme primer disebabkan oleh adenoma
paratiroid jinak; 18% kasus diakibatkan oleh hiperplasia kelenjar paratiroid: dan 2%
kasus disebabkan oleh karsinoma paratiroid (damjanov,1996). Normalnya terdapat
empat kelenjar paratiroid. Adenoma atau karsinoma paratiroid ditandai oleh
pembesaran satu kelenjar, dengan kelenjar lainnya tetap normal. Pada hiperplasia
paratiroid, keempat kelenja membesar. Karena diagnosa adenoma atau hiperplasia
tidak dapat ditegakan preoperatif, jadi penting bagi ahli bedah untuk meneliti
keempat kelenjar tersebut. Jika teridentifikasi salah satu kelenjar tersebut mengalami
pembesaran adenomatosa, biasanya kelenjar tersebut diangkat dan laninnya dibiarkan
utuh. Jika ternyata keempat kelenjar tersebut mengalami pembesaran ahli bedah akan
mengangkat ketiga kelelanjar dan meninggalkan satu kelenjar saja yang seharusnya
mencukupi untuk mempertahankan homeostasis kalsium-fosfat.
Hiperplasia paratiroid sekunder dapat dibedakan dengan hiperplasia primer,
karena keempat kelenjar membesar secara simetris. Pembesaran kelanjar paratiroid
dan hiperfungsinya adalah mekanisme kompensasi yang dicetuskan oleh retensi
7/13/2019 askep hiperparatiroid
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hiperparatiroid-55b089606d688 7/24
format dan hiperkalsemia yang berkaitan dengan penyakit ginjal kronis. Osteomalasia
yang disebabkan oleh hipovitaminosis D, seperti pada riketsia, dapat mengakibatkan
dampak yang sama.
Hiperparatiroidisme ditandai oleh kelebihan PTH dalam sirkulasi. PTH
terutama bekerja pada tulang dan ginjal. Dalam tulang, PTH meningkatkan resorpsi
kalsium dari limen tubulus ginjal. Dengan demikian mengurangi eksresi kalsium
dalam urine. PTH juga meningkatkan bentuk vitamin D3 aktif dalam ginjal, yang
selanjutnya memudahkan ambilan kalsium dari makanan dalam usus. Sehingga
hiperkalsemia dan hipofosatmia kompensatori adalah abnormlitas biokimia yang
dideteksi melalui analisis darah. Konsentrasi PTH serum juga meningkat. (
Rumahorbor, Hotma,1999)
Produksi hormon paratiroid yang berlebih disertai dengan gagal ginjal dapat
menyebabkan berbagai macam penyakit tulang, penyakit tulng yang sering terjadi
adalah osteitis fibrosa cystica, suatu penyakit meningkatnya resorpsi tulang karena
peningkatan kadar hormon paratiroid. Penyakit tulang lainnya juga sering terjadi pada
pasien, tapi tidak muncul secara langsung. (Lawrence Kim, MD, 2005, section 5)
Kelebihan jumlah sekresi PTH menyebabkan hiperkalsemia yang langsung
bisa menimbulkan efek pada reseptor di tulang, traktus intestinal, dan ginjal. Secara
fisiologis sekresi PTH dihambat dengan tingginya ion kalsium serum. Mekanisme ini
tidak aktif pada keadaan adenoma, atau hiperplasia kelenjar, dimana hipersekresi
PTH berlangsung bersamaan dengan hiperkalsemia. Reabsorpsi kalsium dari tulang
dan peningkatan absorpsi dari usus merupakan efek langsung dari peningkatan PTH.
Pada saat kadar kalsium serum mendekati 12 mg/dL, tubular ginjal
mereabsorpsi kalsium secara berlebihan sehingga terjadi keadaan hiperkalsiuria. Hal
ini dapat meningkatkan insidens nefrolithiasis, yang mana dapt menimbulkan
penurunan kreanini klearens dan gagal ginjal. Peningkatan kadar kalsium
ekstraselular dapat mengendap pada jaringan halus. Rasa sakit timbul akibat
kalsifikasi berbentuk nodul pada kulit, jaringan subkutis, tendon (kalsifikasi
tendonitis), dan kartilago (khondrokalsinosis). Vitamin D memainkan peranan
7/13/2019 askep hiperparatiroid
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hiperparatiroid-55b089606d688 8/24
penting dalam metabolisme kalsium sebab dibutuhkan oleh PTH untuk bekerja di
target organ.
pahtway
4.
Manifestasi Klinik Pasien mungkin tidak atau mengalami tanda-tanda dan gejala
akibat terganggunya beberapa sistem organ. Gejala apatis, keluhan mudah lelah,
kelemahan otot, mual, muntah, konstipasi, hipertensi dan aritmia jantung dapat
terjadi; semua ini berkaitan dengan peningkatan kadar kalsium dalam darah.
Manifestasi psikologis dapat bervariasi mulai dari emosi yang mudah tersinggung dan
neurosis hingga keadaan psikosis yang disebabkan oleh efek langsung kalsium pada
otak serta sistem saraf. Peningkatan kadar kalsium akan menurunkan potensial
eksitasi jaringan saraf dan otot.
Pembentukan batu pada salah satu atau kedua ginjal yang berkaitan
dengan peningkatan ekskresi kalsium dan fosfor merupakan salah satu komplikasi
hiperparatiroidisme primer. Kerusakan ginjal terjadi akibat presipitasi kalsium fosfat
Kelebihan skresi PTH
Hiperkalsemia
Efek reseptor :
traktusdigestinal
tulangReabsrobsi kalsium
nefrolithiasis
Absrobsi
usus
Penurunan klearens dan
gagal ginjal
ginjal
7/13/2019 askep hiperparatiroid
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hiperparatiroid-55b089606d688 9/24
dalam pelvis da ginjal parenkim yang mengakibatkan batu ginjal (rena calculi),
obstruksi, pielonefritis serta gagal ginjal.
Gejala muskuloskeletal yang menyertai hiperparatiroidisme dapat terjadi
akibat demineralisasi tulang atau tumor tulang, yang muncul berupa sel-sel raksasa
benigna akibat pertumbuhan osteoklast yang berlebihan. Pasien dapat mengalami
nyeri skeletal dan nyeri tekan, khususnya di daerah punggung dan persendian; nyeri
ketika menyangga tubuh; fraktur patologik; deformitas; dan pemendekkan badan.
Kehilangan tulang yang berkaitan dengan hiperparatiroidisme merupakan faktor
risiko terjadinya fraktur.
Insidens ulkus peptikum dan prankreatis meningkat pada
hiperparatiroidisme dan dapat menyebabkan terjadinya gejala gastroitestinal.
(Brunner & Suddath, 2001)
5. Pemeriksaan Diagnostik
Hiperparatiroidisme didiagnosis ketika tes menunjukkan tingginya level
kalsium dalam darah disebabkan tingginya kadar hormone paratiroid. Penyakit lain
dapat menyebabkan tingginya kadar kalsium dalam darah, tapi hanya
hiperparatiroidisme yang menaikkan kadar kalsium karena terlalu banyak hormon
paratiroid. Pemeriksaan radioimmunoassay untuk parathormon sangat sensitif dan
dapat membedakan hiperparatiroidisme primer dengan penyebab hiperkalasemia
lainnya pada lebih dari 90 % pasien yang mengalami kenaikan kadar kalsium serum.
Kenaikkan kadar kalsium serum saja merupakan gambaran yang nonspesifik
karena kadar dalam serum ini dapat berubah akibat diet, obat-obatan dan perubahan
pada ginjal serta tulang. Perubahan tulang dapat dideteksi dengan pemeriksaan sinar-
x atau pemindai tulang pada kasus-kasus penyakit yang sudah lanjut. Penggambaran
dengan sinar X pada abdomen bisa mengungkapkan adanya batu ginjal dan jumlah
urin selama 24 jam dapat menyediakan informasi kerusakan ginjal dan resiko batu
ginjal. Pemeriksaan antibodi ganda hormon paratiroid digunakan untuk membedakan
hiperparatiroidisme primer dengan keganasan, yang dapat menyebabkan
hiperkalsemia. Pemeriksaan USG, MRI, Pemindai thallium serta biopsi jarum halus
7/13/2019 askep hiperparatiroid
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hiperparatiroid-55b089606d688 10/24
telah digunakan untuk mengevaluasi fungsi paratiroid dan untuk menentukan lokasi
kista, adenoma serta hiperplasia pada kelenjar paratiroid.
Tes darah mempermudah diagnosis hiperparatiroidisme karena menunjukkan
penilaian yang akurat berapa jumlah hormon paratiroid. Sekali diagnosis didirikan,
tes yang lain sebaiknya dilakukan untuk melihat adanya komplikasi. Karena
tingginya kadar hormon paratiroid dapat menyebabkan kerapuhan tulang karena
kekurangan kalsium, dan pengukuran kepadatan tulang sebaiknya dilakukan untuk
memastikan keadaan tulang dan resiko fraktura.
Salah satu kelemahan diagnostik adalah terjadinya penurunan bersihan
fragmen akhir karboksil PTH pada pasien gagal ginjal, menyebabkan peningkatan
palsu kadar PTH serum total. Penetuan PTH amino akhir atau PTH utuh
direkomendasikan untuk menilai fungsi paratiroid pasien gagal ginjal. (Clivge R.
Taylor, 2005, 783)
Laboratorium:
Kalsium serum meninggi
Fosfat serum rendah
Fosfatase alkali meninggi
Kalsium dan fosfat dalam urin bertambah
Foto Rontgen:
Tulang menjadi tipis, ada dekalsifikasi
Cystic-cystic dalam tulang
Trabeculae di tulang
PA: osteoklas, osteoblast, dan jaringan fibreus bertambah
6. Komplikasi
1. peningkatan ekskresi kalsium dan fosfor
2. Dehidrasi
7/13/2019 askep hiperparatiroid
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hiperparatiroid-55b089606d688 11/24
3. batu ginjal
4. hiperkalsemia
5. Osteoklastik
6. osteitis fibrosa cystica
7. Penatalaksanaan
Terapi yang dianjurkan bagi pasien hiperparatiroidisme primer adalah
tindakan bedah untuk mengangkat jaringan paratiriod yang abnormal. Namun
demikian, pada sebagian pasien yang asimtomatik disertai kenaikaan kadar kalsium
serum ringan dan fungsi ginjal yang normal, pembedahan dapat ditunda dan keadaan
pasien dipantau dengan cermat akan adanya kemungkinan bertambah parahnya
hiperkalsemia, kemunduran kondisi tulang, gangguan ginjal atau pembentukan batu
ginjal (renal calculi).
Dehidrasi karena gangguan pada ginjal mungkin terjadi, maka penderita
hiperparatiroidisme primer dapat menderita penyakit batu ginjal. Karena itu, pasien
dianjurkan untuk minum sebanyak 2000 ml cairan atau lebih untuk mencegah
terbentuknya batu ginjal. Jus buah yang asam dapat dianjurkan karena terdapat bukti
bahwa minuman ini dapt menurunkan pH urin. Kepada pasien diuminta untuk
melaporkan manifestasi batu ginjal yang lain seperti nyeri abdomen dan hemapturia.
Pemberian preparat diuretik thiazida harus dihindari oleh pasien hiperparatiroidisme
primer karena obat ini akan menurunkan eksresi kalsium lewat ginjal dan
menyebabkan kenaikan kadar kalsium serum. Disamping itu, pasien harus mengambil
tindakan untuk menghindari dehidrasi. Karena adanya resiko krisis hiperkalsemia,
kepada pasien harus diberitahukan untuk segera mencari bantuan medis jika terjadi
kondisi yang menimbulkan dehidrasi (muntah, diare).
Mobilitas pasien dengan banyak berjalan atau penggunaan kursi goyang harus
diupayakan sebanyak mungkin karena tulang yang mengalami stress normal akan
melepaskan kalsium merupakan predisposisi terbentuknya batu ginjal.
7/13/2019 askep hiperparatiroid
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hiperparatiroid-55b089606d688 12/24
Pemberian fosfat per oral menurunkan kadar kalsium serum pada sebagian
pasien. Penggunaan jangka panjang tidak dianjurkan karena dapat mengakibatkan
pengendapan ektopik kalsium fosfat dalam jaringan lunak.
Diet dan obat-obatan. Kebutuhan nutrisi harus dipenuhi meskipun pasien
dianjurkan untuk menghindari diet kalsium terbatas atau kalsium berlebih. Jika pasien
juga menderita ulkus peptikum, ia memerlukan preparat antasid dan diet protein yang
khusus. Karena anoreksia umum terjadi, peningkatan selera makan pasien harus
diupayakan. Jus buah, preparat pelunak feses dan aktivitas fisik disertai dengan
peningkatan asupan cairan akan membantu mengurangi gejal konstipasi yang
merupakan masalah pascaoperatif yang sering dijumpai pada pasien-pasien ini.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN
KELENJAR PARATIROID (HIPERPARATIROID)
A. Pengkajian
Tidak terdapat manifestasi yang jelas tentang hiperparatiroidisme dan
hiperkalsemia resultan. Pengkajian keperawatan yang rinci mencakup :
1. Riwayat kesehatan klien.
2. Riwayat penyakit dalam keluarga.
3. Keluhan utama, antara lain :
a. Sakit kepala, kelemahan, lethargi dan kelelahan otot
b. Gangguan pencernaan seperti mual, muntah, anorexia, obstipasi, dan nyeri lambung
yang akan disertai penurunan berat badan
c. Depresi
d. Nyeri tulang dan sendi.
4. Riwayat trauma/fraktur tulang.
7/13/2019 askep hiperparatiroid
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hiperparatiroid-55b089606d688 13/24
5. Riwayat radiasi daerah leher dan kepala.
6. Pemeriksaan fisik yang mencakup :
a. Observasi dan palpasi adanya deformitas tulang.
b. Amati warna kulit, apakah tampak pucat.
c. Perubahan tingkat kesadaran.
7. Bila kadar kalsium tetap tinggi, maka akan tampak tanda psikosis organik seperti
bingung bahkan koma dan bila tidak ditangani kematian akan mengancam.
8. Pemeriksaan diagnostik, termasuk :
a. Pemeriksaan laboratorium : dilakukan untuk menentukan kadar kalsium dalam
plasma yang merupakan pemeriksaan terpenting dalam menegakkan kondisi
hiperparatiroidisme. Hasil pemeriksaan laboratorium pada hiperparatiroidisme primer
akan ditemukan peningkatan kadar kalsium serum; kadar serum posfat anorganik
menurun sementara kadar kalsium dan posfat urine meningkat.
Diposkan oleh Ansory"s blog di 16:04
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
0 komentar:
Poskan Komentar
Asuhan Keperawatan hipoparatiroid
Posted: 13 November 2011 in Kumpulan Askep
Tag:kelenjar, paratiroid, sekresi
0
7/13/2019 askep hiperparatiroid
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hiperparatiroid-55b089606d688 14/24
2.3 Definisi
a. Hipoparatiroid adalah defisiensi kelenjar paratiroid dengan tetani sebagai gejalautama (Haznam).
b. Hipoparatiroid adalah hipofungsi kelenjar paratiroid sehingga tidak dapatmensekresi hormon paratiroid dalam jumlah yang cukup. (Guyton).
c. Hipoparatiroidisme adalah kondisi dimana tubuh tidak membuat cukup hormonparatiroid atau parathyroid hormone (PTH).
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa hipoparatiroid hipofungsi dari
kelenjar paratiroid sehingga hormon paratiroid tidak dapat disekresi dalam jumlah
yang cukup, dengan gejala utamanya yaitu tetani.
Hipoparatiroid terjadi akibat hipofungsi paratiroid atau kehilangan fungsi kelenjar
paratiroid sehingga menyebabkan gangguan metabolisme kalsium dan fosfor; serum
kalsium menurun (bisa sampai 5 mg %), serum fosfor meninggi (9,5-12,5 mg%).Keadaan ini jarang sekali ditemukan dan umumnya sering disebabkan oleh kerusakan
atau pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi paratiroid atau tiroid, danyang lebih jarang lagi ialah tidak adanya kelenjar paratiroid (secara congenital).
2.4 Etiologi
Penyebab spesifik dari penyakit hipoparatiroid belum dapat diketahui secara pasti.
Adapun etiologi yang dapat ditemukan pada penyakit hipoparatiroid, antara lain :
1) Defisiensi sekresi hormon paratiroid, ada dua penyebab utama:
Post operasi pengangkatan kelenjar paratiroid dan total tiroidektomi
Idiopatik, penyakit ini jarang dan dapat congenital atau didapat (acquired)
2) Hipomagnesemia
3) Sekresi hormone paratiroid yang tidak aktif
4) Resistensi terhadap hormone paratiroid (pseudohipoparatiroidisme)
7/13/2019 askep hiperparatiroid
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hiperparatiroid-55b089606d688 15/24
Penyebab yang paling umum dari hipoparatiroidisme adalah luka pada kelenjar-
kelenjar paratiroid, seperti selama operasi kepala dan leher.
Pada kasus-kasus lain, hipoparatiroidisme hadir waktu kelahiran atau mungkin
berhubungan dengan penyakit autoimun yang mempengaruhi kelenjar-kelenjarparatiroid bersama dengan kelenjar-kelenjar lain dalam tubuh, seperti kelenjar-
kelenjar tiroid, ovari, atau adrenal.
Hipoparatiroidisme adalah sangat jarang. Ini berbeda dari hiperparatiroidisme,
kondisi yang jauh lebih umum dimana tubuh membuat terlalu banyak PTH.
2.5 Patofisiologis
Pada hipoparatiroidisme terdapat gangguan dari metabolisme kalsium dan fosfat,yakni kalsium serum menurun (bisa sampai 5 mgr%) dan fosfat serum meninggi (bisa
sampai 9,5 – 12,5 mgr%).
Pada yang post operasi disebabkan tidak adekuat produksi hormon paratiroid karena
pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi. Operasi yang pertama adalah
untuk mengatasi keadaan hiperparatiroid dengan mengangkat kelenjar paratiroid.
Tujuannya adalah untuk mengatasi sekresi hormon paratiroid yang berlebihan, tetapibiasanya terlalu banyak jaringan yang diangkat. Operasi kedua berhubungan dengan
operasi total tiroidektomi. Hal ini disebabkan karena letak anatomi kelenjar tiroid danparatiroid yang dekat (diperdarahi oleh pembuluh darah yang sama) sehingga kelenjarparatiroid dapat terkena sayatan atau terangkat. Hal ini sangat jarang dan biasanya
kurang dari 1 % pada operasi tiroid. Pada banyak pasien tidak adekuatnya produksi
sekresi hormon paratiroid bersifat sementara sesudah operasi kelenjar tiroid ataukelenjar paratiroid, jadi diagnosis tidak dapat dibuat segera sesudah operasi.
Pada pseudohipoparatiroidisme timbul gejala dan tanda hipoparatiroidisme tetapikadar PTH dalam darah normal atau meningkat. Karena jaringan tidak berespons
terhadap hormon, maka penyakit ini adalah penyakit reseptor. Terdapat dua bentuk:
(1) pada bentuk yang lebih sering, terjadi pengurangan congenital aktivitas Gs
sebesar 50 %, dan PTH tidak dapat meningkatkan secara normal konsentrasi AMPsiklik, (2) pada bentuk yang lebih jarang, respons AMP siklik normal tetapi efek
fosfaturik hormon terganggu.
2.6 Manifestasi Klinis
7/13/2019 askep hiperparatiroid
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hiperparatiroid-55b089606d688 16/24
Gejala-gejala utama adalah reaksi-reaksi neuromuscular yang berlebihan yang
disebabkan oleh kalsium serum yang sangat rendah. Keluhan-keluhan dari penderita
(70 %) adalah tetani atau tetanic aequivalent. Tetani menjadi manifestasi sebagaispasmus corpopedal dimana tangan berada dalam keadaan fleksi sedangkan ibu jari
dalam adduksi dan jari-jari lain dalam keadaan ekstensi. Juga sering didapatkan
articulatio cubitti dalam keadaan fleksi dan tungkai bawah dan kaki dalam keadaanekstensi. Dalam tetanic aequivalent:
1) Konvulsi-konvulsi yang tonis atau klonis
2) Stridor laryngeal (spasme ) yang bisa menyebabkan kematian
3) Parestesia
4) Hipestesia
5) Disfagia dan disartria
6) Kelumpuhan otot-otot
7) Aritmia jantung
8) Gangguan pernapasan
9) Epilepsi
10) Gangguan emosi seperti mudah tersinggung, emosi tidak stabil
11) Gangguan ingatan dan perasaan kacau
12) Perubahan kulit rambut, kuku gigi, dan lensa mata
13) Kulit kering dan bersisik
14) Rambut alis dan bulu mata yang bercak-bercak atau hilang
15) Kuku tipis dan rapuh
16) Erupsi gigi terlambat dan tampak hipoplastik
Pada pemeriksaan kita bisa menemukan beberapa refleks patologis:
7/13/2019 askep hiperparatiroid
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hiperparatiroid-55b089606d688 17/24
1. Erb’s sign: Dengan stimulasi listrik kurang dari 5 milli-ampere sudah ada
kontraksi dari otot (normal pada 6 milli-ampere)
2.
Chvostek’s sign: Ketokan ringan pada nervus fasialis (didepan telinga tempatkeluarnya dari foramen sylomastoideus) menyebabkan kontraksi dari otot-otot
muka.
1. Trousseau’s sign: Jika sirkulasi darah dilengan ditutup dengan manset (lebih
dari tekanan sistolik) maka dalam tiga menit tangan mengambil posisi sebagaipada spasme carpopedal.
2. Peroneal sign: Dengan mengetok bagian lateral fibula di bawah kepalanya
akan terjadi dorsofleksi dan adduksi dari kaki
Pada ± 40 % dari penderita-penderita kita mencurigai adanya hipoparatiroidisme
karena ada kejang-kejang epileptik. Sering pula terdapat keadaan psikis yangberubah, diantaranya psikosis. Kadang-kadang terdapat pula perubahan-perubahantrofik pada ektoderm:
1. Rambut : tumbuhnya bisa jarang dan lekas putih.2. Kulit : kering dan permukaan kasar, mungkin terdapat pula vesikula dan bulla.
3. Kuku : tipis dan kadang-kadang ada deformitas.
Pada anak-anak badan tumbuh kurang sempurna, tumbuhnya gigi-gigi tidak baik dan
keadaan mental bisa tidak sempurna. Juga agak sering terdapat katarak pada
hipoparatiroidisme.
2.7 Klasifikasi
Hipoparatiroid dapat berupa hipoparatiroid neonatal, simpel idiopatik hipoparatiroid,
dan hipoparatiroid pascabedah.
2.7.1 Hipoparatiroid neonatal
Hipoparatiroid neonatal dapat terjadi pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang sedang
menderita hiperparatiroid. Aktivitas paratiroid fetus sewaktu dalam uterus ditekanoleh maternal hiperkalsemia.
2.7.2 Simpel idiopatik hipoparatiroid
Gangguan ini dapat ditemukan pada anak-anak atau orang dewasa. Terjadinya
sebagai akibat pengaruh autoimun yang ada hubungannya dengan antibodi terhadap
7/13/2019 askep hiperparatiroid
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hiperparatiroid-55b089606d688 18/24
paratiroid, ovarium, jaringan lambung dan adrenal. Timbulnya gangguan ini dapat
disebabkan karena menderita hipoadrenalisme, hipotiroidisme, diabetes mellitus,
anemia pernisiosa, kegagalan ovarium primer, hepatitis, alopesia dan kandidiasis.
2.7.3 Hipoparatiroid pascabedah
Kelainan ini terjadi sebagai akibat operasi kelenjar tiroid, atau paratiroid atau sesudah
operasi radikal karsinoma faring atau esofagus. Kerusakan yang terjadi sewaktuoperasi tiroid, biasanya sebagai akibat putusnya aliran darah untuk kelenjar
paratiroidisme karena pengikatan arteri tiroid inferior. Hipoparatiroid yang terjadi
bersifat sementara atau permanen. Karena itu kadar kalsium serum harus diperiksa
sesudah melakukan operasi-operasi tersebut, tiga bulan kemudian dan sewaktu-waktubila ada kelainan klinis walaupun tak khas yang menjurus pada diagnosis
hipoparatiroid.
2.8 Pemeriksaan Diagnostik
1. Elektrokardiografi : ditemukan interval QT yang lebih panjang.2. Foto Rontgen : sering terlihat klasifikasi bilateral pada ganglion basalis di
tengkorak, kadang-kadang juga serebellum dan pleksus koroid, densitas
tulang normal/bertambah.3. Laboratorium : Kadar kalsium serum rendah, kadar fosfor anorganik tinggi,
fosfatase alkali normal atau rendah.
2.9 Penatalaksanaan Medis
1. Hipoparatiroid akut
Serangan tetani akut paling baik pengobatannya adalah dengan pemberian intravena
10-20 ml larutan kalsium glukonat 10% (atau chloretem calcium) atau dalam infus.
Di samping kalsium intravena, disuntikkan pula parathormon (100-200 U) dan
vitamin D 100.000 U per oral.
1. Hipoparatiroid menahun
Tujuan pengobatan yang dilakukan untuk hipoparatiroid menahun ialah untuk meninggikan kadar kalsium dan menurunkan fosfat dengan cara diet dan
medikamentosa. Diet harus banyak mengandung kalsium dan sedikit fosfor.
7/13/2019 askep hiperparatiroid
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hiperparatiroid-55b089606d688 19/24
Medikamentosa terdiri atas pemberian alumunium hidroksida dengan maksud untuk
menghambat absorbsi fosfor di usus.
Di samping itu diberikan pula ergokalsiferol (vitamin D2), dan yang lebih baik bila
ditambahkan dihidrotakisterol. Selama pengobatan hipoparatiroid, harus waspadaterhadap kemungkinan terjadi hiperkalsemia. Bila ini terjadi, maka kortisol
diperlukan untuk menurunkan kadar kalsium serum.
2.10 Komplikasi
1. Hipokalsemia
Keadaan klinis yang disebabkan oleh kadar kalsium serum kurang dari 9 mg/100ml.
Kedaan ini mungkin disebabkan oleh terangkatnya kelenjar paratiroid waktupembedahan atau sebagai akibat destruksi autoimun dari kelenjar-kelenjar tersebut.
1. Insufisiensi ginjal kronik
Pada keadaan ini kalsium serum rendah, fosfor serum sangat tinggi, karena retensidari fosfor dan ureum kreatinin darah meninggi. Hal ini disebabkan tidak adanya
kerja hormon paratiroid yang diakibatkan oleh keadaan seperti diatas (etiologi).
3.3 Diagnosa Keperawatan
1. Resiko cedera berhubungan dengan resiko kejang atau tetani yang diakibatkanoleh hipokalsemia.
2. Potensial tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan spasme laring
akibat aktivitas kejang.
3. Intoleran aktivitas berhubungan dengan penurunan cardiak output.4. Resiko tinggi terhadap inefektif penatalaksanaan regimen teraupetik
berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang regimen diet dan medikasi.
3.4 Intervensi
1. Resiko cedera berhubungan dengan resiko kejang atau tetani yang diakibatkanoleh hipokalsemia.
Tujuan:
7/13/2019 askep hiperparatiroid
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hiperparatiroid-55b089606d688 20/24
Klien tidak mengalami cedera dengan kriteria: reflek normal, tanda vital stabil,
makan diet dan obat seperti yang dianjurkan, kadar kalsium serum normal.
Intervensi:
Intervensi Rasional
a. Pantau tanda-tanda vital dan reflek
tiap 2 jam sampai 4 jam.
b. Pantau fungsi jantung secara terus
menerus/gambaran EKG.
c. Bila pasien dalam tirah baring
berikan bantalan paga tempat tidurdan pertahakan tempat tidur dalam
posisi rendah.
d. Bila aktivitas kejang terjadi ketika
pasien bangun dari tempat tidur,
bantu pasien untuk berjalan,singkirkan benda-benda yang
membahayakan, bantu pasien dalam
menangani kejang dan reorientasikanbila perlu.
e. Kolaborasi dengan dokter dalammenangani gejala dini dengan
memberikan dan memantau
efektifitas cairan parenteral dankalsium.
f. Pemberian kalsium dengan hati-hati.
g. Berikan suplemen vitamin D dan
kalsium sesuai program.
h. Kaji ulang pemeriksaan kadarkalsium.
a. untuk mengetahui kelainan sedini mungkin.
b. Untuk mengetahui abnormalitas darigambaran EKG.
c. Untuk mencegah terjadinya injuri/jatuh.
d. Untuk menghindari cedera yang terjadi
akibat benda yang terdapat di lingkungan
sekitar klien dan mencegah kerusakan lebihberat akibat kejang.
e. Antisifasi terhadap hipokalsemia dengan cara
penanganan medis.
f. Pemberian kalsium yang terlalu cepat akanmengakibatkan tromboflebitis hipotensi.
g. Untuk membantu memenuhi kekurangan
kalsium dalam tubuh.
h. Untuk mengontrol kadar kalsium serum.
1. Potensial tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan spasme laringakibat aktivitas kejang.
7/13/2019 askep hiperparatiroid
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hiperparatiroid-55b089606d688 21/24
Tujuan:
Jalan nafas efektif dengan kriteria:
a) Frekwensi, irama, dan kedalaman pernafasan normal.
b) Auskultasi paru menunjukan bunyi yang bersih.
Intervensi:
Intervensi Rasional
a. Siapkan peralatan penghisap dan
alan nafas oral di dekat tempat tidur
sepanjang waktu.
b. Siapkan tali tracheostomi, oksigen,dan peralatan resusitasi manual siap
pakai sepanjang waktu.
Edema laring:
c. Kaji upaya pernafasan dan kualitas
suara setiap 2 jam.
d. Auskultasi untuk mendengarkanstridor laring setiap 4 jam.
e. Laporkan gejala dini pada dokter
dan kolaborasi untuk
mempertahankan jalan nafas tetapterbuka.
f. Intruksikan pasien agarmenginformasikan pada perawat atau
dokter saat pertama terjadi tanda
kekakuan pada tenggorok atau sesak nafas.
g. Baringkan pasien untuk mengoptimalkan bersihan jalan nafas,
pertahankan kepala dalam posisi
kepala dalam posisi alamiah, garis
a. Supaya memudahkan karena serangan bisa
secara tiba-tiba.
b. Untuk memudahkan dalam tindakan
apabila terjadi sumbatan jalan nafas.
c. Untuk mengetahui suara dan keadaan jalannafas.
d. Adanya stridor suatu tanda adanya oedemalaring.
e. Kolaborasi dengan dokter untuk
mempertahankan jalan nafas tetap terbukakarena perawat terbatas akan hak dan
wewenang.
f. Agar perawat bisa siap-siap untuk
melakukan suatu tindakan.
g. Untuk mencegah penekanan jalan
nafas/mempertahankan jalan nafas untuk tetapterbuka.
h. Bila terjadi kejang otomatis O2 ke otak menurun sehingga bisa berakibat fatal ke
seluruh jaringan tubuh termasuk pernafasan.
i. Kolaborasi dengan dokter dalam hal
tindakan wewenang dokter (pengobatan dan
7/13/2019 askep hiperparatiroid
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hiperparatiroid-55b089606d688 22/24
Intervensi Rasional
tengah.
Kejang:
h. Bila terjadi kejang: pertahankan
alan nafas, penghisapan orofaring
sesuai indikasi, berikan O2 sesuaipesanan, pantau tensi, nadi,
pernafasan dan tanda-tanda
neurologis, periksa setelah terjadi
kejang, catat frekwensi, waktu, tingkatkesadaran, bagian tubuh yang terlibat
dan lamanya aktivitas kejang.
i. Siapkan untuk berkolaborasi dengan
dokter dalam mengatasi status
efileptikus misalnya: intubasi,pengobatan.
. Lanjutkan perawatan untuk kejang.
tindakan).
. Untuk mencegah terjadinya serangan
berulang.
1. Intoleran aktivitas berhubungan dengan penurunan cardiak output.
Tujuan:
Kien dapat memenuhi kebutuhan aktivitas dengan kriteria:
a) Tingkat aktivitas meningkat tanpa dispnoe, tachicardi atau peningkatan tekanan
darah.
b) Melakukan aktivitas tanpa bersusah payah.
Intervensi:
Intervensi Rasionala. Kaji pola aktivitas yang lalu.
b. Kaji terhadap perubahan dalamgejala muskuloskeletal setiap 8 jam.
c. Kaji respon terhadap aktivitas: Catat
a. Untuk membandingkan aktivitas sebelumsakit dan yang akan diharapkan setelah
perawatan.
b. Untuk memantau keberhasilan perawatan.
7/13/2019 askep hiperparatiroid
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hiperparatiroid-55b089606d688 23/24
Intervensi Rasional
perubahan tensi, nadi, pernafasan,
hentikan aktivitas bila terjadiperubahan, tingkatkan keikutsertaan
dalam kegiatan kecil sesuai dengan
peningkatan toleransi, ajarkan pasienuntuk memantau respon terhadap
aktivitas dan untuk mengurangi,
menghentikan atau meminta bantuanketika terjadi perubahan.
d. Rencanakan perawatan bersamapasien untuk menentukan aktivitas
yang ingin pasien selesaikan:Jadwalkan bantuan dengan orang lain.
e. Seimbangkan antara waktu aktivitas
dengan waktu istirahat.
f. Simpan benda-benda dan barang
lainnya dalam jangkauan yang mudahbagi pasien.
c. Untuk melihat suatu perkembangan
perawatan terhadap aktivitas secara bertahap.
d. Dengan merencanakan perawatan, perawatdengan klien dapat mempermudah suatu
keberhasilan karena datangnya kemauan dari
klien.
e. Untuk mengatasi kelelahan akibat latihan.
f. Untuk menghemat penggunaan energi klien.
1. Resiko tinggi terhadap inefektif penatalaksanaan regimen teraupetik
berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang regimen diet dan medikasi.
Tujuan:
Klien mengerti tentang diet dan medikasinya, dengan kriteria:
Klien dan orang terdekat mengungkapkan pengertian tentang proses penyakit dan
prinsip perawatan tindak lanjut dan perawatan di rumah serta pengobatan dan dietyang diperlukan.
Intervensi:
Intervensi Rasional
a. Jelaskan tentang konsep dasartentang proses penyakit.
b. Diskusikan alasan tentangterjadinya perubahan fisik dan
a. Penyuluhan tentang penyakitnya sangatpenting karena klien membutuhkan medikasi
dan modifikasi diet sepanjang hidupnya.
b. Agar klien mengerti akan keadaan dirinya
7/13/2019 askep hiperparatiroid
http://slidepdf.com/reader/full/askep-hiperparatiroid-55b089606d688 24/24
Intervensi Rasional
emosional.
c. Ajarkan pasien untuk
memeriksakan dan melaporkangejala dini tetani, kesemutan,
tremor, tanda chvostek’s atau
trusseaus positif perubahan dalamupaya pernafasan.
d. Ajarkan orang terdekat untuk
mengenali aktivitas kejang pasiendan menentukan cara yang harus
dilakukan menghindari restrain ataumenghentikan prilaku, observasi danmencatat prilaku yang diperlihatkan
sebelum dan selama kejang.
e. Tekankan aktivitas sehari-hari dan
latihan sesuai toeransi dan untuk
melaporkan peningkatan keletihanatau kelemahan otot.
f. Diskusikan tentang pentingnya
mempertahankan lingkungan yangaman.
g. Ajarkan nama obat-obatan, dosis,
waktu dan metode pemberian,
tujuan, efek smping dan toxik.
h. Ajarkan klien tentang diet tinggi
kalsium rendah fosfat, sepertimengurangi susu dan keju karena
banyak mengandung fosfor.
sehingga klien tahu tentang penanggulangannya.
c. Agar klien bisa mengontrolkan dirinya secara
berkala sehingga penyakitnya bisatertanggulangi dan tidak mengakibatkan lebih
parah.
d. Orang terdekat adalah orang yang selalu
berada dan tahu persis tentang pasien sehingga
bila terjadi sesuatu terhadap diri klien dia bisa
melakukan sesuatu dan apa yang tidak bolehdilakukan sehingga bisa memperingan
penyakitnya.
e. Untuk melatih mobilisasi sehingga klien bisa
melakukan ADLnya.
f. Untuk mencegah cedra akibat dari lingkungan.
g. Obat-obat tersebut penting untuk
mempertahankan hidupnya.
h. Asupan diet yang seimbang akan
meningkatkan kadar kalsium darah.
Rate this: