FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA BISNIS ISLAM
PEDAGANG PASAR CIPUTAT
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum
Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syari’ah
Hafiz Juliansyah
NIM. 107046 102043
JURUSAN PERBANKAN SYARI’AH
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
i
FACTORS AFFECTING THE APPLICATION OF ISLAMIC BUSINESS ETHICS CIPUTAT MARKET TRADERS
By: Hafiz Juliansyah
Abstract
The purpose of this research was to analyze the factors that affect the application of Islamic business ethics Ciputat market traders. These factors consist of unity, equilibrium, free will, responsibility, and benevolence. This research used by the questionnaires. Questionnaires was distributed to the the merchant market Ciputat as much as 84 (eighty four) questionnaires. Number of questionnaires returned was 84 (eighty four) questionnaires. The methods of data analysis which used was factor analysis is to find a relationship (interrelationship) among a number of variables that mutually independent with each other so that it can be made one or a set of fewer variables than the number of initial variables.
The results of this study indicate that there are two factors that are formed. The first factor consists of variables benevolence, equlibrium, and responsibility, which can explain 47.140% of the total diversity of research items. The second factor consisting of free will and unity may explain 20.095% of the total diversity of research items. Thus, the cumulative two form factors can account for 67.234% of the total diversity of the items.
Key notes: business ethics of Islam, factor analysis, markets, unity, equlibrium, free
will, responsibility, benevolence
ii
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM PEDAGANG PASAR CIPUTAT
Oleh: Hafiz Juliansyah
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan etika bisnis Islam pedagang pasar Ciputat. Faktor-faktor tersebut terdiri dari tauhid, keseimbangan, kehendak bebas, tanggung jawab, dan ihsan. Penelitian ini menggunakan data primer melalui kuesioner. Kuesioner dibagikan kepada pedagang pasar Ciputat sebanyak 84 (delapan puluh empat) kuesioner. Kuesioner yang terkumpul sejumlah 84 (delapan puluh empat) kuesioner. Metode analisis data dilakukan dengan metode analisis faktor yaitu untuk menemukan hubungan (interrelationship) antar sejumlah variabel-variabel yang saling independen satu dengan yang lain sehingga bisa dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat dua faktor yang terbentuk. Faktor pertama terdiri dari variabel ihsan, keseimbangan, dan tanggung jawab, yang mampu menjelaskan 47.140 % dari keragaman total item-item penelitian. Faktor kedua yang terdiri dari kehendak bebas dan tauhid dapat menjelaskan 20.095 % dari keragaman total item-item penelitian. Jadi, kumulatif dua faktor terbentuk dapat menerangkan sebesar 67.234 % dari total keragaman item-item. Kata kunci: etika bisnis Islam, analisis faktor, pasar, tauhid, keseimbangan, kehendak
bebas, tanggung jawab, ihsan
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi:
Nama : Hafiz Juliansyah
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 20 Juli 1987
Alamat : Jl. Dewi Masjid Al Khasiun No. 28 Rt. 002/002
Cipayung – Ciputat, Tangerang Selatan
Telpon : 08998272734
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan:
TK Aisiyah Ciputat 1993
SD Negeri Ciputat II 1994 – 2000
SMP IT Rafah Bogor 2000 – 2003
SMU IT Rafah Bogor 2004 – 2006
Pelatihan-Pelatihan:
Kursus Bahasa Inggris di LIA Ciputat 2009 – 2010
Kursus Komputer di Nurul Fikri Ciputat 2009
iv
Pengalaman Organisasi:
1. Kepala Divisi Kajian dan Keilmuan HMI Komisariat Syariah Cabang Ciputat
(Periode 2007 – 2008)
2. Kepala Divisi Kajian dan Keilmuan LKBHMI Cabang Ciputat
(Periode 2008 – 2009)
3. Anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas (DPMU) Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Periode (2009 – 2010)
4. Bendahara Umum Badan Eksekutif Mahasiswa Konsentrasi Perbankan
Syariah UIN Syarif Hidayatullah (Periode 2009 – 2010)
5. Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Konsentrasi Perbankan Syariah UIN
Syarif Hidayatullah (Periode 2010 – 2011)
Data Orang Tua:
Penulis merupakan anak ketiga dari lima bersaudara, yaitu pasangan dari:
Nama Ayah : Fachruddin Noor
Pekerjaan : Wiraswasta
Nama Ibu : Sumiarsih
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Dewi Masjid Al Khasiun No. 28 Rt. 002/002
Cipayung – Ciputat, Tangerang Selatan
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, atas berjuta-juta barokah yang
selalu diberikan-Nya. Maka penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini sebagai salah
satu syarat dalam menempuh studi S1 untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Syariah pada konsentrasi Perbankan Syariah Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari karya ini tidak terlepas dari bantuan dan doa, dari berbagai
pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas
bantuan dan do’a kepada:
1. Ibunda Sumiarsih dan Ayahanda Fachruddin Noor tercinta yang senantiasa
memberikan kasih, sayang, semangat, dan do’a.
2. Nenekku yang tercinta, Hj. Munimah binti H. Mursyid yang selalu memberikan
semangat dan doa’nya.
3. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MH, MM, selaku Dekan
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta.
4. Dr. Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta.
5. Bapak Dr. Hasanudin, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing 1 yang dengan sabar
memberikan bimbingan dan petunjuk yang sangat membantu bagi penulis.
vi
6. Bapak Fahmi Ahmadi, M.Si, selaku Dosen Pembimbing 2 yang dengan sabar
telah menuntun dan mengarahkan penulis agar dapat menyelesaikan Skripsi.
7. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum khususnya Jurusan Perbankan
Syariah, terima kasih atas ilmu-ilmu yang telah diberikan kepada saya.
8. Seluruh pihak Manajemen dan seluruh pedagang PD Pasar Niaga Kerta Raharja
Pasar Ciputat atas partisipasinya sehingga penulis dapat melaksanakan
penelitian dengan baik.
9. Keluarga Bpk. Drs. Suryanto dan Ibu Rismoyati, terima kasih atas semangat
dan doa’nya.
10. Eka Putri Pertiwi, SE, terima kasih selalu menemani dan membatu dalam proses
penelitian ini I Love you Full.
11. Kakak-kakakku tercinta, Wendy Fauzi beserta istri, dan Winda Novianty
beserta suami, terima kasih atas do’a dan cintanya.
12. Adik-adikku tercinta, Fachri Rahman Hakim, dan Chairul Aziz terima kasih atas
do’a dan cintanya.
13. Tante-tante dan om-omku tercinta, Zainul, Netty Herawati, Tengku Sri Suryani,
dan Neutron Afriansyah.
14. Kepala Sekolah SD Islam Al Khasiun, Bpk. Bachrudin yang telah memberikan
kesempatan penulis dalam mengamalkan ilmu.
15. Seluruh dewan guru SD Islam Al Khasiun, terima kasih atas doa dan
semangatnya.
vii
16. Amias, Azka, dan Nadra serta keluarga, terima kasih atas doa’, dukungan, serta
semangatnya.
17. Teman-teman seperjuangan Trisakti, Arif Soleh (Joni) dan RM Dwima Rizki
Rudjito, terima kasih juga untuk dukungan dan do’anya.
18. Teman-teman kosan yang berada di Kertamukti, Hariri dan Ega, terima kasih
atas doa dan dukungannya.
19. Semua teman-teman Perbankan Syariah angkatan ’07.
20. Seluruh pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Perbankan Syariah Periode 2010
– 2011, terima kasih atas dukungan dan doa’nya.
21. Seluruh keluarga besar HMI Komisariat Fakultas Syari’ah dan Hukum terima
kasih untuk semua dukungannya.
22. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu
selesainya Skripsi ini.
Selanjutnya dengan senang hati penulis menerima segala kritik dan saran-saran
yang sifatnya membangun dalam hubungannya dengan penulisan skripsi ini. Akhir
kata penulis mengharapkan semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 15 Februari 2011
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1
B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah ...................................... 7
C. Perumusan Masalah ................................................................. 8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 9
E. Tinjauan Studi Terdahulu ....................................................... 10
F. Sistematika Penulisan ............................................................. 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Etika Bisnis Islam ................................................................... 17
1. Definisi Etika Bisnis Islam ............................................... 17
2. Dasar Hukum Etika Bisnis Islam ...................................... 19
3. Aksioma Dasar Etika Bisnis Islam ................................... 23
a. Keesaan (Tauhid) ........................................................ 24
b. Keseimbangan (Equilibrium) ...................................... 25
c. Kehendak Bebas (Free Will) ....................................... 27
d. Tanggungj Jawab (Responsibility) ............................. 29
e. Kebajikan (ihsan) ........................................................ 30
B. Pasar ........................................................................................ 32
1. Pengertian Pasar ................................................................ 32
ix
2. Mekanisme Pasar .............................................................. 33
3. Etika Pemasaran ................................................................ 36
C. Kerangka Pemikiran ................................................................ 39
D. Hipotesis ................................................................................. 40
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Wilayah Penelitian .................................................................. 41
B. Keterbatasan Penelitian ........................................................... 42
C. Teknik Penetuan Sempel ......................................................... 42
D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 44
1. Sumber Data .................................................................... 44
2. Teknik Pengumpulan Data .............................................. 44
E. Metode Analisis Data .............................................................. 44
1. Uji Kualitas Data ............................................................. 45
2. Uji Analisis Faktor .......................................................... 46
F. Oprasional Variabel Penelitian dan Pengukurannya ............... 53
BAB IV GAMBARAN UMUM PASAR CIPUTAT
A. Latar Belakang Berdirinya Pasar Ciputat................................ 62
1. Sejarah Pasar Ciputat ...................................................... 62
2. Perkembangan Pasar Ciputat ........................................... 63
3. Permasalahan Pasar Ciputat ............................................ 64
B. Landasan Hukum .................................................................... 68
C. Landasan Oprasional ............................................................... 69
D. Tugas Pokok dan Fungsi ......................................................... 70
E. Sasaran dan Tujuan PD Pasar Ciputat .................................... 71
F. Visi dan Misi PD Pasar Niaga Kerta Raharja Pasar Ciputat ... 72
G. Struktur Organisasi PD pasar ciputat ..................................... 73
x
H. Daya Dukung dan Tampung PD Pasar Ciputat ....................... 73
BAB V PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden ......................................................... 80
B. Uji Kualitas Data ..................................................................... 88
C. Uji Analisis Faktor .................................................................. 94
1. Proses Analisis Faktor ..................................................... 94
2. Pengujian Kelayakan Variabel ........................................ 96
3. Proses Faktoring .............................................................. 97
D. Interpretasi Hasil Analisis Faktor ........................................... 105
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 108
B. Keterbatasan .......................................................................... 109
C. Implikasi ............................................................................... 109
D. Saran ..................................................................................... 110
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 112
LAMPIRAN ....................................................................................................... 115
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Ukuran Ketetapan Kaiser Mayer Olkin ............................................. 49
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ........................................................... 58
Tabel 5.1 Karakteristik Data Kuesioner ............................................................. 80
Tabel 5.2 Analisis Regresi ................................................................................. 83
Tabel 5.3 Koefisien ............................................................................................ 84
Tabel 5.4 Uji Validitas Tauhid ........................................................................... 89
Tabel 5.5 Uji Realibilitas Tauhid ....................................................................... 89
Tabel 5.6 Uji Validitas Keseimbangan .............................................................. 90
Tabel 5.7 Uji Realibilitas Keseimbangan .......................................................... 90
Tabel 5.8 Uji Validitas Kehendak Bebas ........................................................... 91
Tabel 5.9 Uji Realibilitas Kehendak Bebas ....................................................... 92
Tabel 5.10 Uji Validitas Tanggung Jawab ......................................................... 92
Tabel 5.11 Uji Realibilitas Tanggung Jawab ..................................................... 93
Tabel 5.12 Uji Validitas Ihsan ........................................................................... 93
Tabel 5.13 Uji Realibilitas Ihsan........................................................................ 94
Tabel 5.14 KMO and Bartlett’s Test .................................................................. 96
Tabel 5.15 Communalities ................................................................................. 97
Tabel 5.16 Total Variance Explained ................................................................ 98
Tabel 5.17 Component Matrix ......................................................................... 101
Tabel 5.18 Rotated Component Matrix ............................................................ 103
Tabel 5.19 Component Transpormation Matrix .............................................. 104
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Identifikasi Masalah ......................................................................... 8
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ....................................................................... 39
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pasar Ciputat .................................................. 73
Gambar 4.2 Ruang Dagang Pasar Ciputat ......................................................... 77
Gambar 4.3 Ruang Dagang Per Kios ................................................................. 77
Gambar 4.4 Ruang Dagang Per Los .................................................................. 78
Gambar 5.1 Jenis Kelamin Responden .............................................................. 81
Gambar 5.2 Usia Responden .............................................................................. 81
Gambar 5.3 Pendidikan Responden ................................................................... 83
Gambar 5.4 Suku Responden ............................................................................. 85
Gambar 5.5 Jenis Dagangan Responden ............................................................ 86
Gambar 5.6 Lama Berdagang Responden ......................................................... 87
Gambar 5.7 Screen Plot ................................................................................... 100
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bisnis selalu memainkan peranan penting dalam kehidupan ekonomi dan
sosial bagi semua orang di sepanjang abad dan semua lapisan masyarakat.
Agama Islam sejak awal lahirnya, mengizinkan adanya bisnis, karena
Rasulullah SAW sendiri pada awalnya juga berbisnis dalam jangka waktu yang
cukup lama.1 Di dalam hal perdagangan atau bisnis, Rasulullah memberikan
apresiasi yang lebih, seperti sabda beliau ”Perhatikan olehmu sekalian
perdagangan, sesungguhnya di dunia ini perdagangan itu ada Sembilan dari
sepuluh pintu rezeki”.2 Namun, Rasulullah tidak begitu saja meninggalkan
tanpa aturan, kaidah, ataupun batasan yang harus diperhatikan dalam
menjalankan perdagangan atau bisnis. Di antara nilai-nilai yang penting dalam
perdagangan atau bisnis adalah sifat kasih sayang yang telah dijadikan Allah
sebagai trade mark.
Islam menghendaki perdagangan yang berlangsung bebas dan bebas dari
distorsi pasar. Hal ini bertujuan untuk memelihara unsur keadilan semua pihak
dan Islam mengatur agar kegiatan ekonomi di pasar berjalan secara adil.
1 Alwi Shihab, Islam Inklusif, (Bandung: Mizan, 1999), h.172 2 Achyar Eldine, Etika Bisnis Islam, Jurnal Khazanah, Vol 3 No 3, Edisi Oktober, 2007, h. 282
2
Pasar mendapatkan kedudukan yang penting dalam perekonomian Islam.
Rasulullah sangat menghargai harga yang dibentuk oleh pasar sebagai harga
yang adil. Oleh Karena itu, Islam menekankan adanya moralitas seperti
persaingan yang sehat, kejujuran, keterbukaan, dan keadilan. Implementasi
nilai-nilai tersebut merupakan tanggung jawab bagi setiap pelaku pasar. Bagi
seorang muslim, nilai-nilai ini ada sebagai refleksi dari keimanannya kepada
Allah, bahkan Rasulullah memerankan dirinya sebagai muhtasib di pasar.
Beliau menegur langsung transaksi perdagangan yang tidak mengindahkan
moralitas.
Dengan mengacu pada Al- Qur’an dan praktek kehidupan pasar pada masa
Rasulullah dan para sahabatnya, Ibnu Taymiyyah menyatakan bahwa ciri khas
kehidupan pasar yang Islami adalah :
1. Orang harus bebas keluar masuk pasar. Memaksa orang untuk menjual
barang dagangan tanpa ada kewajiban untuk menjual merupakan tindakan
tidak adil dan ketidakadilan itu dilarang.
2. Adanya informasi yang cukup mengenai kekuatan-kekuatan pasar dan
barang-barang dagangan.
3. Unsur-unsur monopilistik harus dilenyapkan dari pasar. Kolusi antar
penjual dan pembeli harus dihilangkan. Pemerintah dibolehkan melakukan
intervensi.
4. Adanya kenaikan dan penurunan harga yang disebabkan oleh naik
turunnya tingkat permintaan dan penawaran.
3
5. Adanya homogenitas dan standarisasi produk agar terhindar dari
pemalsuan produk, penipuan, dan kecurangan kualitas barang.
6. Terhindar dari penyimpangan terhadap kebebasan ekonomi yang jujur,
seperti sumpah palsu, kecurangan menakar, dan niat yang buruk dalam
perdagangan. Pelaku pasar juga dilarang menjual barang-barang yang
haram3.
Akan tetapi kenyataan yang kita hadapi sekarang di masyarakat,
bahwasanya telah terjadi pergeseran etika dalam dagang atau bisnis. Salah satu
contoh maraknya para pedang mengurangi timbangannya, dijualnya ayam
bangkai (tiren) dan daging gelongongan4. Hal ini menandakan timbulnya gejala
merosotnya rasa solidaritas, tangung jawab sosial dan tingkat kejujuran serta
adanya persaingan yang tidak sehat dan berbagai masalah bisnis lainnya. Ketika
terjadi pergeseran tersebut, maka terjadilah suatu penyimpangan-penyimpangan
didalam hubungan bisnis.
Pada masa rasulullah, nilai-nilai moralitas sangat diperhatikan dalam
kehidupan pasar. Bahkan sampai pada masa awal kerasulannya, beliau adalah
seorang pelaku pasar yang aktif, dan kemudian menjadi seorang pengawas pasar
3 Akhmad Mujahidin, Etika Bisnis Dalam Islam “Analisis Terhadap Aspek Moral Pelaku Bisnis”,
Jurnal Hukum Islam, Vol IV No. 2, Desember 2005, h. 122 4 Gatra.com Saturday, 9 July 2005, diakses pada tanggal 9 November 2010
4
yang cermat sampai akhir hayatnya. Beliau telah memulai pengalaman
dagangnya sejak usia 12 tahun,5
Dalam ekonomi Islam yang berlandasan ketuhanan, maka tujuan akhir
pencapaiannya adalah ridho Allah SWT, dengan tetap memegang syariat Islam
dalam segala akitivitasnya, begitu pula dengan aktivitas ekonomi yang tidak
dapat pula dipisahkan dengan nilai-nilai keIslaman.6
Etika bisnis Islam bertujuan mengajarkan manusia untuk menjalin
kerjasama, tolong menolong, dan menjauhkan diri dari sikap dengki dan
dendam serta hal-hal yang tidak sesuai dengan syariah7. Etika bisnis dalam
Islam juga berfungsi sebagai controlling (pengatur) terhadap akitifitas ekonomi
pedang, karena secara filosofi etika mendasarkan diri pada nalar ilmu dan
agama untuk menilai. Landasan penilaian ini dalam praktek kehidupan di
masyarakat sering kita temukan bahwa secara agama terdapat nilai mengenai
hal-hal baik, buruk atau jahat, seperti pihak yang mendzhalimi dan terdzhalimi.8
Dengan kenyataan di atas, maka prinsip pengetahuan akan etika bisnis
Islam mutlak harus dimiliki oleh setiap individu yang melakukan kegiatan
ekonomi baik itu seorang pebisnis atau pedagang dalam menjalankan aktivitas
5 Afzalurrahman, Muhammad Sebaga Pedagang, terj. Dewi Nurjulianti, (Jakarta: Yayasan Swarna
Bhumy,1997), h. 5 6 Yusuf Qordhowi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 1993), h. 31 7 Qordhowi, Norma…………….., h. 5 8 Muslich, Etika Bisnis Islam, (Jakarta: EKONISIA, 2004), Cet 1, h. 29
5
ekonominya, untuk menghindarkan diri dari berbagai macam tindakan yang
dilarang oleh Allah SWT.
Dengan demikian setiap orang tidak boleh merugikan orang lain demi
kepentingan diri sendiri (vested interest). Sebab , seolah-olah dia menghisap
darahnya dan membuka jalan kehancuran untuk dirinya sendiri. Misalnya
mencuri, menyuap, berjudi, menipu, mengaburkan, mengelabui, riba, pekerjaan
lain yang diperoleh dengan jalan yang tidak dibenarkan. Tetapi apabila sebagian
itu diperoleh atas dasar saling suka sama suka, maka persyaratan dalam
perdagangan yang ditegaskan dalam al Qur’an telah dijalani.9
Ada bebarapa bentuk transaksi yang dapat dikategorikan terlarang, yaitu10:
1. Tidak jelasnya takaran dan spesifikasi barang yang dijual.
2. Tidak jelas bentuk barangnya.
3. Informasi yang diterima tidak jelas sehingga pembentukan harga tidak
berjalan dengan mekanisme yang sehat.
4. Penjual dan pembeli tidak hadir di pasar sehingga perdagangan tidak
berdasarkan harga pasar.
Model-model transaksi di atas hendaknya menjadi perhatian serius dari
pelaku pasar muslim. Penegakan nilai-nilai moral dalam kehidupan
perdagangan di pasar harus disadari secara personal oleh setiap pelaku pasar.
Artinya, nilai-nilai moralitas merupakan nilai yang sudah tertanam dalam diri
9 Yusuf Qordhawi, Halal dan Haram Dalam Islam, Terjemahan Muamammal Hamidy ( Surabaya:
Bina Ilmu, 1993), h. 38.
6
para pelaku pasar, karena ini merupakan refleksi dari keimanan kepada Allah.
Dengan demikian seseorang boleh saja berdagang dengan tujuan mencari
keuntungan yang sebesar-besarnya, tetapi dalam Islam, bukan sekedar mencari
besarnya keuntungan melainkan dicari juga keberkahan. Keberkahan usaha
merupakan kemantapan dari usaha itu dengan memperoleh keuntungan yang
wajar dan diridai oleh Allah swt. Untuk memperoleh keberkahan dalam jual-
beli, Islam mengajarkan prinsip-prinsip moral sebagai berikut11:
1. Jujur dalam menakar dan menimbang.
2. Menjual barang yang halal.
3. Menjual barang yang baik mutunya.
4. Tidak menyembunyikan cacat barang.
5. Tidak melakukan sumpah palsu.
6. Longgar dan murah hati.
7. Tidak menyaingi penjual lain.
8. Tidak melakukan riba.
9. Mengeluarkan zakat bila telah sampai nisab dan haulnya.
Permasalahannya, apakah faktor-faktor etika bisnis Islam telah
diperaktekan sesuai dengan al-qur’an dan sunnah nabi Muhammad oleh para
pelaku ekonomi di era globalisas sekarang ini?
10 Mujahidin. Etika Bisnis…………., h. 120 11 Burhanudin Salam, Etika Sosial Asas Moral Dalam Kehidupan Manusia, ( Jakarta: Rineka Cipta,
1997), h. 23
7
Maka dengan melihat realitas yang ada di atas penulis sangat tertarik dan
tergugah untuk mengangkat permasalahan tersebut kedalam penelitian skripsi
dengan judul “ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Etika Bisnis
Islam Pedagang di Pasar Ciputat”.
B. Identifikasi Dan Pembatasan Masalah
Beberapa masalah yang dapat penulis identifikasikan adalah sebagai berikut:
1. Apakah konsep tauhid mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
penerapan etika bisnis Islam pedagang di pasar Ciputat?
2. Apakah konsep kesimbangan mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap penerapan etika bisnis Islam pedagang di pasar Ciputat?
3. Apakah konsep kehendak bebas mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap penerapan etika bisnis Islam pedagang di pasar Ciputat?
4. Apakah konsep tanggung jawab yang dimiliki pedagang pasar Ciputat
mempunyai pengaruh yang signifikan penerapan etika bisnis Islam
pedagang di pasar Ciputat?
5. Apakah konsep ihsan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
penerapan etika bisnis Islam pedagang di pasar Ciputat?
Dalam perdagangan atau bisnis terdapat etika dan norma-norma yang
harus berfungsi membatasi ruang gerak dari bisnis tersebut, sehingga tidak
terjadi saling merugikan atau prilaku bisnis yang negatif. Etika bisnis dalam
Islam adalah etika bisnis yang sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
8
Sebagai pedagang yang beragama Islam sudah seharusnya menjalankan etika
bisnis Islam dalam kegiatan perdagangannya yang sesuai dengan tuntunan
Muhammad SAW. Agar pembahasan skripsi ini terarah, maka penulis perlu
memberikan batasan-batasan. Penulis hanya membatasi penelitian ini pada
faktor-faktor mana saja dari etika bisnis Islam yang paling kuat pengaruhnya
terhadap pedagang dalam penjalankan roda perniagaannya.
Gambar 1.1 Identifikasi Masalah
C. Perumusan Masalah
Masalah yang dapat penulis rumuskan dalam penelitian ini adalah adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh variabel tauhid terhadap penerapan etika bisnis
Islam pedagang di pasar Ciputat?
2. Bagaimana pengaruh variabel keseimbangan terhadap penerapan etika
bisnis Islam pedagang di pasar Ciputat?
3. Bagaimana pengaruh variabel kehendak bebas terhadap penerapan etika
bisnis Islam pedagang di pasar Ciputat?
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Etika Bisnis Islam
Keseimbangan Tauhid Kehendak Bebas
Tanggung
Jawab
Ihsan
9
4. Bagaimana pengaruh variabel tanggung jawab terhadap penerapan etika
bisnis Islam pedagang di pasar Ciputat?
5. Bagaimana pengaruh variabel ihsan terhadap penerapan etika bisnis Islam
pedagang di pasar Ciputat?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendapat bukti empiris
mengenai:
a. Pengaruh tingkat tauhid yang dimiliki pedagang pasar Ciputat
terhadap penerapan etika bisnis Islam.
b. Pengaruh tingkat keseimbangan pedagang pasar Ciputat mempunyai
terhadap penerapan etika bisnis Islam.
c. Pengaruh prinsip kehendak bebas yang dimiliki pedagang pasar
Ciputat terhadap penerapan etika bisnis Islam.
d. Pengaruh prinsip tanggung jawab yang dimiliki pedagang pasar
Ciputat terhadap penerapan etika bisnis Islam.
e. Pengaruh prinsip ihsan pedagang pasar Ciputat terhadap penerapan
etika bisnis Islam.
2. Dan penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut :
a. Bagi Penulis
10
Penelitian ini di samping memberikan dan menambah pengetahuan
penulis tentang etika bisnis Islam, juga merupakan apresiasi tehadap
teori–teori yang pernah penulis dapatkan selama menempuh
pendidikan program strata satu di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Bagi Pedagang
Memberikan dan menambah wawasan mereka tentang ekonomi
Islam khususnya tentang etika bisnis Islam yang selalu Rasulullah
junjung.
c. Bagi Pihak Lain
Penelitian ini dapat menjadi sumber dan menambah khazanah ilmu
pengetauan bagi kalangan akademisi dalam menunjang
akademisnya.
E. Tinjauan Studi Terdahulu
Etika bisnis Islam telah mendorong beberapa peneliti untuk mengadakan
penelitian terhadap etika bisnis Islam pada pedagang. Namun, dalam beberapa
penelitian terdahulu ini sangat sedikit sekali membahas tentang faktor-faktor
etika dalam berdagang, yang hanya penulis temukan mengenai tingkat
keagamaan dan prilaku pedagang. Penelitian tentang etika bisnis Islam telah
11
dilakukan oleh para peneliti diantaranya adalah Ahmad Faiz (2009), dan Erik
Lesmana (2010).
Penelitian yang dilakukan oleh Erik Lesmana Konsentrasi Perbankan
Syari’ah. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2010) adalah tentang Pemahaman
Etika Bisnis Islam dan Tingkat Persaingan Usaha serta Perilaku Dagang. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalaf analisis korelasi Rank
Spearman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan variabel
independen (tingkat persaingan usaha) dan (pemahaman etika bisnis Islam)
dengan variabel dependen (perilaku dagang muslim). Penelitian yang dilakukan
terhadap para pedagang muslim di pasar Ciputat ini memberikan hasil bahwa
tingkat persaingan usaha memiliki hubungan yang nyata dan searah dengan
perilaku para pedagang muslim di pasar Ciputat. Begitu juga dengan variabel
etika bisnis Islam yang memiliki hubungan yang nyata dan searah dengan
perilaku para pedagang muslim di pasar Ciputat.
Penalitian mengenai Pengaruh Tingkat Keagamaan Terhadap Prilaku
Pedagang di Pasar Kebayoran Lama Jakarta Selatan dilakukan oleh Ahmad
Faiz. Konsentrasi Perbankan Syari’ah. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2009.
Penelitian ini mengggunakan teknik survei dengan pendekatan kuantitatif dan
menggunakan analisia regresi berganda. Dalam penelitian ini digunakan lima
dimensi dari variabel agama yang dikembangkan oleh Djamaludin Ancok dari
rumusan Glock dan Stark yang membagi keagamaan menjadi lima dimensi :
dimensi akidah Islam, dimensi keperibadatan, dimensi akhlaq, dimensi ilmu,
12
dan dimensi penghayatan. Berdasarkan hasil uji statistikk dengan uji f
mengindikasikan bahwa variabel dimensi akidah Islam, dimensi keperibadatan,
dimensi ikhlaq, dimensi ilmu, dan dimensi penghayatan berpengaruh terhadap
perilaku pedagang secara simultan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya, hasil peneliti yang
satu tidak sama dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan karena adanya
perbedaan tingkat ekonomi, subjek penelitian, variabel penelitian, dan metode
penelitian. Sehingga sampai saat ini masih tetap dilakukan penelitian mengenai
etika bisnis Islam guna mengetahui secara pasti faktor-faktor apa saja yang
dapat mempengaruhi etika bisnis Islam para pedagang beserta cara
penerapannya.
Untuk itu dalam penelitian ini, saya sebagai penulis mengkaji tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi pedagang dalam menjalankan etika bisnis
Islam yaitu dengan membentuk faktor yang paling dominan mempengaruhi
pedang pasar Ciputat dalam menjalankan etika bisnis Islam. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah terletak pada variabel yang
terdiri dari tauhid, keseimbangan, kehendak bebas, tanggung jawab, dan ihsan
sedangkan penelitian terdahulu hanya fokus pada variabel agama yang di bagi
kedalam lima dimensi dalam melihat prilaku pedagang dan tempat penelitian.
Teknik analisis data pada penelitian ini adalah menggunakan analisis faktor
yaitu untuk mengelompokkan lima variabel etika bisnis Islam pedagang
menjadi satu atau beberapa faktor, sedangkan teknik analisis pada penelitian
13
terdahulu pada umumnya untuk menganalisis pengaruh dan atau hubungan antar
variabel.
F. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini, penulis membagi
pembahasan menjadi lima bab, dan tiap-tiap bab terdiri dari sub bab. Untuk
menjadikan pembahasan lebih terarah dan mudah dipahami, adapun sistematika
penulisan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi
dan pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, tinjauan studi terdahulu, dan sistematika
penulisan.
BAB II : KAJIAN TEORITIS
Dalam bab in terdiri dari empat sub bab. Sub bab yang
pertama menjelaskan tentang etika bisnis Islam terlebih
dahulu, dan di dalamnya terdapat penjabaran mengenai
definisi, dasar hukum, aksioma dasar, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku etis dalam Islam. Sub bab yang
kedua menjelaskan tentang pasar yang di dalamnya juga
terdapat pembahasan mengenai pengertian, mekanisme pasar,
14
dan etika pemasaran. Sub bab yang ketiga menjelaskan
tentang kerangka pemikiran. Dan sub bab yang keempat
menjelaskan tentang hipotesis penelitian.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini terdiri dari enam sub bab. Sub bab yang pertama
menjelaskan tentang ruang lingkup penelitian. Sub bab yang
kedua menjelaskan tentang keterbatasan penelitian. Sub bab
yang ketiga menjelaskan tentang teknik penentuan sampel.
Sub bab yang keempat menjelaskan tentang teknik
pengumpulan data di dalamnya terdapat penjelasan
mengenai sumber data dan teknik pengumpulan data. Sub
bab yang kelima menjelaskan tentang metode analisis data di
dalamnya terdapat penjabaran mengenai uji kualitas data dan
uji analisis faktor. Sub bab yang keenam menjelaskan tentang
operasionalisasi variabel.
BAB IV : GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Dalam bab ini dibahas gambaran umum dari objek penelitian
penulis yaitu PD Pasar Niaga Kerta Raharja Pasar Ciputat.
Bab ini terdiri dari delapan sub bab. Sub bab yang pertama
menjelaskan tentang latar belakan berdirinya pasar Ciputat,
di dalamnya terdapat penjabaran mengenai sejarah
berdirinya, perkembangan pasar Ciputat, dan permasalahan
15
pasar Ciputat. Sub bab yang kedua menjelaskan tentang
landasan hokum. Sub bab yang ketiga menjelaskan tentang
landasan operasional. Sub bab yang keempat menjelaskan
tentang tugas pokok dan fungsi. Sub bab yang kelima
menjelaskan tentang sasaran dan tujuan. Sub bab yang
keenam menjelaskan tentang visi dan misi. Sub bab yang
ketujuh menjelaskan tentang struktur organisasi Dan sub bab
yang kedelapan menjelaskan tentang daya dukung dan daya
tamping pasar Ciputat.
BAB V : PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang hasil dari penganalisaan variabel-
variabel yang diperoleh untuk mendapatkan perhitungan dan
kesimpulan yang tepat terhadap penelitian. Bab ini terdiri
dari tiga sub bab. Sub bab pertama menjelaskan tentang
karakteristik responden. Sub bab kedua menjelaskan tentang
hasil uji kualitas data. Dan sub bab ketiga menjelaskan
tentang hasil uji analisis faktor.
BAB VI : PENUTUP
Bab ini merupakan bagian akhir yang terdiri dari empat sub
bab. Sub bab pertama menjelaskan tentang kesimpulan. Sub
bab kedua menjelaskan tentang keterbatasan penelitian. Sub
bab ketiga menjelaskan tentang implikasi penelitian. Sub bab
16
keempat berisi saran. Bab ini juga disertai dengan daftar
pustaka dan lampiran-lampiran penelitian yang dibutuhkan.
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Etika Bisnis Islam
1. Definisi Etika Bisnis Islam
Istilah etika, secara teoritis dapat dibedakan ke dalam dua
pengertian. Pertama, etika berasal dari kata Yunani ethos yang artinya
kebiasaan (custom) atau karakter (character). Dalam pengertian ini, etika
berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang
maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat yang
diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu generasi ke
generasi yang lain. Kedua, secara terminologis etika merupakan studi
sistematis tentang tabiat konsep nilai, baik, buruk, harus, benar, salah dan
lain sebagainya dan prinsip-prinsip umum yang membenarkan kita untuk
mengaplikasikan atas apa saja. Di sini etika dapat dimaknai sebagai dasar
moralitas seseorang dan di saat bersamaan juga sebagai filsufnya dalam
berperilaku1.
Etika adalah cabang filsafat yang mempelajari baik buruknya
perilaku manusia. Di Indonesia, studi tentang masalah etis dalam bidang
ekonomi dan bisnis sudah akrab dengan nama “etika bisnis, sejalan
1 Faisal Badroen, Etika Bisnis dalam Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), h. 4
18
dengan kebiasaan umum dalam istilah bahasa Inggris yaitu “Business
Ethics”.2 Namun, pada dasarnya istilah tersebut menunjuk kepada studi
tentang aspek-aspek moral dari kegiatan ekonomi dan bisnis yang akan
dibahas dalam penelitian ini.
Selanjutnya kita dapat mendefinisikan etika bisnis sebagai
seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar, dan salah dalam dunia bisnis
berdasarkan pada prinsip-prinsip moralitas. Dalam arti lain etika bisnis
berarti seperangkat prinsip dan norma di mana para pelaku bisnis harus
komit padanya dalam bertransaksi, berperilaku, dan berelasi guna
mencapai tujuan-tujuan bisnisnya dengan selamat.3 Sedangkan titik sentral
etika Islam adalah menentukan kebebasan manusia untuk bertindak dan
bertanggung jawab karena kepercayaannya terhadap kemahakuasaan
Tuhan. Hanya saja kebebasan manusia itu tidaklah mutlak, dalam arti,
kebebasan yang terbatas. Dengan kebebasan tersebut manusia mampu
memilih antara yang baik dan jahat, benar dan salah, halal dan haram.4
Islam, sebagai agama rahmat li al-‘alamin yang bersifat universal
dan komprehensif, dalam arti, bila dikontekskan dengan taraf-taraf
tersebut tidak akan pernah membedakan antara taraf yang satu dengan
yang lain. Demi kemaslahatan semua kalangan, Islam mengajarkan
2 Muhammad Djakfar, Etika Bisnis dalam Perspektif Islam, (Malang: Penerbit UIN-Malang Press,
2007), h.9 3 Badroen, Etika Bisnis .........., h.70 4 Syed Nawab Haider Naqvi, Menggagas Ilmu Ekonomi Islam, ter.M. Saiful Anam dan Muhammad
Ufuqul Mubin (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h.35
19
manusia agar tetap menjunjung tinggi nilai-nilai etika dalam segala
aktivitas kehidupan. Oleh karena itu, apabila etika dikaitkan dengan
masalah bisnis, maka dapat digambarkan bahwa Etika Bisnis Islam adalah
norma-norma etika yang berbasiskan al-Qur’an dan Hadis yang harus
dijadikan pedoman oleh siapa pun dalam aktivitas bisnis.
2. Dasar Hukum Etika Bisnis Islam
Pada awalnya aturan mengenai perilaku ekonomi yang islami
ditetapkan oleh Al Qur’an. Jadi, secara etik al Qur’an mengatur perilaku
ekonomi dalam bidang produksi, konsumsi, distribusi dan sirkulasi.
Hukum Allah dalam Al Qur’an terbagi dalam dua bagian yaitu yang
terang (muhkam) dan yang mutasyabih (samar). Hukum mutasyabih yang
ditemukan oleh ummat Islam di zaman Rasulallah telah dijelaskan lewat
Sunnah. Setelah Al Qur’an, Sunnah merupakan aturan kedua yang
mengatur perilaku manusia. Sunnah adalah praktek-praktek yang
dicontohkan oleh Rasulallah saw, serta ucapan-ucapannya (hadist).
Keterangan-keterangan dalam sunnah memiliki formasi yang lebih
operasional yang merupakan bentuk praktek dari konsep-konsep Al
Qur’an. Sunnah menguraikan bagaimana tata cara zakat, bentuk kerja
sama ekonomi, perdagangan, pembelanjaan harta dan sebagainya. Dalam
konteks waktu, sunnah menjelaskan perilaku ekonomi masa lampau.
20
Dengan kerangka hukum Islam yang dapat menjangkau semua dimensi
waktu terdapat istilah-istilah ijma dan qiyas5.
Pandangan al-Qur’an tentang bisnis dan etika bisnis dari sudut
pandang isinya, lebih banyak membahas tema-tema tentang kehidupan
manusia baik pada tataran individual maupun kolektivitas. Hal ini
dibuktikan bahwa, tema pertama dan tema terakhir dalam al-Qur’an
adalah mengenai perilaku manusia.6 Sebagai sumber nilai dan sumber
ajaran, al-Qur’an pada umumnya memiliki sifat yang umum (tidak
terperinci), karena itu diperlukan upaya dan kualifikasi tertentu agar dapat
memahaminya.
Adapun pandangan Al-Qur’an mengenai bisnis etika bisnis adalah
terdapat dalam ayat-ayat Al-Qur’an, antara lain sebagai berikut7:
a. Surat at-Taubah (9): 111 ditegaskan bahwa, ”Sesungguhnya Allah
membeli dari orang-orang mukmin harta dan jiwa mereka... Siapakah
yang lebih menepati janjinya (selain) Allah maka bergembiralah
dengan jual-beli yang kamu lakukan. Dan itulah kemenangan yang
besar.
5 Muhammad, dan Lukman Fauroni, Visi al-Qur’an Tentang Etika dan Bisnis, (Jakarta: Salemba
Diniyah, 2002), diakses melalui www.google.com pada 13 November 2010. 6 Fazlur Rahman, Membangkitkan Kembali Visi al-Qur’an: Sebuah Catatan Otobiograif, Jurnal
Hikmah, No. IV, Juli-Oktober, 1992 7 Lukman Fauroni, Rekonstruksi Etika Bisnis: Perspektif Al Qur’an, IQTISAD Journal of Islamic
Economics, Vol. 4, No. 1, Muharram 1424 H/March 2003, h. 94
21
b. Bekerja juga dikaitkan dengan iman, pernyataan ini terdapat dalam
surat Al-Furqan (25): 23 yang menegaskan bahwa “Amal-amal yang
tidak disertai iman tidak akan berarti di sisiNya”.
c. Di dalam al-Qur’an juga ada beberapa terma yang berkaitan dengan
konsep bisnis. Diantaranya adalah kata : al Tijarah, al-bai’u,
tadayantum, dan isytara.
1) Terma tijarah, yang bermakna berdagang, berniaga. Dalam al-
Qur’an terma tijarah ditemui sebanyak delapan kali dan
tijaratuhum sebanyak satu kali. Bentuk tijarah terdapat dalam
surat al- Baqarah (2): 282, an-Nisa (4): 29, at-Taubah (9): 24, an-
Nur (24): 37, Fatir (35): 29, as-Shaff (61): 10, pada surat al-Jum’ah
(62): 11 (disebut dua kali). Ayat-ayat tersebut menjelaskan tentang
petunjuk transaksi yang menguntungkan dan perniagaan yang
bermanfaat, sehingga pelakunya akan mendapatkan keuntungan
besar dan keberhasilan yang kekal. Perniagaan dimaksud adalah
tetap dalam keimanan, keikhlasan amal kepada Allah dan berjihad
dengan jiwa dan harta dengan menyebarkn agama dan
meninggikan kalimat-Nya.8
2) Terma al-bai’u, yang bermakna menjual. Dalam al-Qur’an terma
bai’ ditemui sebanyak dua kali yaitu pertama, terdapat dalam surat
8 Akhmad Nur Zaroni, Bisnis dalam Perspektif Islam (Telaah Aspek Keagamaan dalam Kehidupan
Ekonomi), MAZAHIB, Vol. IV, No. 2, Desember 2007.
22
Al-Baqarah (2): 254 yang menyerukan agar membelanjakan serta
mendayagunakan harta benda sesuai dengan keimanan dan
bertujuan untuk mencari keuntungan sebagai bekal di hari kiamat.
Kedua, surat Al-Baqarah (2): 275 memberikan pengertian tentang
jual beli yang halal dan larangan untuk memperoleh atau
mengembangkan harta benda dengan jalan riba.9
3) Terma tadayantum, yang disebutkan satu kali pada surat Al-
Baqarah (2): 282. Ayat ini digunakan dalam pengertian muamalah
yakni jual beli, utang piutang, sewa menyewa dan lain sebagainya
yang jika dilakukan tidak secara tunai hendaknya pencatatan
dengan benar.10
4) Terma isytara, kata isytara dengan berbagai ragamnya terdapat
sebanyak dua puluh lima kali. Secara umum kata isytara dan
berbagai ragamnya lebih banyak mengandung makna transaksi
antara manusia dengan Allah atau transaksi sesama manusia yang
dilakukan karena dan untuk Allah, atau juga transaksi dengan
tujuan keuntungan manusia walaupun dengan menjual ayat-ayat
Allah.11
9 Zaroni, Bisnis………….. Vol. IV, No. 2 10 Zaroni, Bisnis………….. Vol. IV, No. 2 11 Zaroni, Bisnis………….. Vol. IV, No. 2
23
3. Aksioma Dasar Etika Bisnis Islam
Ajaran etika dalam Islam pada prinsipnya manusia dituntut untuk
berbuat baik pada dirinya sendiri, kepada sesama manusia dan lingkungan
alam disekitarnya, dan kepada Tuhan selaku penciptaNya. Oleh karena itu,
untuk dapat berbuat baik pada semuanya itu, manusia di samping diberi
kebebasan (free will), hendaknya ia memperhatikan keesaan Tuhan
(tauhid), prinsip keseimbangan (tawazun = balance) dan keadilan (qist).
Di samping tanggung jawab (responsibility) yang akan diberikan di
hadapan Tuhan.12 Lima konsep inilah yang disebut dengan aksioma13 yang
terdiri atas prinsip-prinsip umum yang terhimpun menjadi satu kesatuan
yang terdiri atas konsep-konsep Keesaan (tauhid), Keseimbangan
(equilibrium), Kehendak bebas (free will), Tanggung jawab
(responsibility), dan Kebajikan (ihsan).14
Untuk menentukan kaidah-kaidah perilaku ekonomi dalam
masyarakat Islam, langkah pertama yang harus dilakukan adalah
membangun sistem aksioma dengan tepat agar mencerminkan pandangan
Islam tentang etika. Pandangan ini dapat membentuk dasar generalisasi
ilmiah tentang suatu ilmu ekonomi Islam. Untuk mengubahnya menjadi
suatu alat operasional yang berupa analisis ilmiah, suatu filsafat etika
12 Djakfar, Etika Bisnis………., h.11 13 Aksioma adalah hal yang sudah menjadi umum dan jelas kebenarannya. Lihat. Faisal Badroen, Etika
Bisnis dalam Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), h.88 14 Haider Naqvi, Etika…………, h. 13
24
harus disusutkan menjadi sekumpulan aksioma yang kemudian dapat
berlaku sebagai suatu titik mula pembuat kesimpulan logis mengenai
kaidah-kaidah sosial dan perilaku ekonomi yang secara Islami absah.15
Perangkat aksioma menguatkan prinsip dasar etika Islam yang
sasarannya menghasilkan suatu tatanan sosio-ekonomi yang padu,
seimbang, dan realistis. Pandangan ini diikhtisarkan dengan tepat oleh
kelima aksioma sebagai berikut:
a. Keesaan (Tauhid)
Konsep ini dimaksudkan bahwa sumber utama etika Islam
adalah kepercayaan total dan murni terhadap keesaan Tuhan.16
Konsep tauhid merupakan dimensi vertikal Islam, ia memadukan
berbagai aspek dalam kehidupan manusia yaitu politik, ekonomi,
sosial, dan keagamaan (religius) serta menekankan gagasan
mengenai konsistensi dan keteraturan.17 Hubungan vertical ini
merupakan wujud penyerahan diri manusia secara penuh tanpa
syarat di hadapan Tuhan, dengan menjadikan keinginan, ambisi,
serta perbuatannya tunduk pada perintahNya.18
Dengan mengintegrasikan aspek religius dengan aspek-aspek
lainnya, seperti ekonomi, akan menimbulkan perasaan dalam diri
15 Haider Naqvi, Etika…………, h. 74 16 Djakfar, Etika Bisnis………..., h. 12 17 Haider Naqvi, Etika…………, h. 78 18 Djakfar, Etika Bisnis………..., h. 12
25
manusia bahwa ia akan selalu merasa direkam segala aktivitas
kehidupannya, termasuk dalam aktivitas berekonomi sehingga dalam
melakukan segala aktivitas bisnis tidak akan mudah menyimpang
dari segala ketentuanNya. Perhatian terus-menerus untuk memenuhi
kebutuhan etik dan dimotivasi oleh ketauhidan kepada Tuhan Yang
Maha Esa akan meningkatkan kesadaran individu mengenai insting
altruistiknya, baik terhadap sesama manusia maupun alam
lingkungannya. Ini berarti, konsep tauhid akan memiliki pengaruh
yang paling mendalam terhadap diri seorang muslim.19
b. Keseimbangan (Equilibrium)
Keseimbangan atau ‘adl (keadilan) menggambarkan dimensi
horizontal ajaran Islam, dan hubungan dengan harmoni segala
sesuatu di alam semesta.20 Hukum dan keteraturan yang terlihat pada
alam semesta mencerminkan keseimbangan harmonis. Tatanan ini
pula yang dikenal dengan sunnatullah.
Dalam beraktivitas di dunia kerja dan bisnis, Islam
mengharuskan untuk berbuat adil, tak terkecuali kepada pihak yang
tidak disukai. Islam mengharuskan penganutnya untuk berlaku adil
dan berbuat kebajiakan. Dan bahkan berlaku adil harus didahulukan
dari kebajikan. dalam perniagaan, persyaratan adil yang paling
19 Rafik Issa Beekun, Etika Bisnis Islami, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), h. 33 20 Beekun, Etika…………, h. 36
26
mendasar adalah agar pengusaha Muslim menyempurnakan takaran
bila menakar dan menimbang dengan alat timbangan yang benar,
karena hal itu merupakan perilaku terbaik yang akan mendekatkan
pada ketaqwaan.21
Pada struktur ekonomi dan bisnis, agar kualitas keseimbangan
dapat mengendalikan semua tindakan manusia, maka harus
memenuhi beberapa persyaratan22, yaitu:
1) Hubungan-hubungan dasar antara konsumsi, distribusi, dan
produksi harus berhenti pada suatu keseimbangan tertentu demi
menghindari pemusatan kekuasaan ekonomi dan bisnis dalam
wilayah kekuasaan segelintir pengusaha.
2) Keadaan perekonomian yang tidak konsisten dengan distribusi
pendapatan dan kekayaan yang secara ekonomis merupakan
pilihan yang terbaik untuk ditolak karena Islam menolak daur
tertutup pendapatan kekayaan semakin menyempit.
3) Akibat dari pengaruh sikap egalitarian yang kuat, maka dalam
ekonomi dan bisnis Islam tidak mengakui adanya, baik hak milik
yang tak terbatas maupun sistem pasar yang bebas tak terkendali.
Hal ini disebabkan oleh sistem tersebut tidak menciptakan
21 Badroen, Etika Bisnis………., h. 92 22 Syed Nawab Haider Naqvi, Etika dan Ilmu Ekonomi: Suatu Sintesis Islami, ter. Husin Anis dan
Asep Hikmat, (Bandung: MIZAN, 1985), h. 101
27
keadilan sosial sedangkan Islam menhendaki penciptaan
keadilan sosial
Dengan demikian jelas bahwa keseimbangan merupakan
landasan pikir kesadaran dalam pendayagunaan dan pengembangan
harta benda agar harta benda tidak menyebabkan kebinasaan bagi
manusia melainkan menjadi media menuju kesempurnaan jiwa
manusia sebagai khalifah.
c. Kehendak Bebas (Free will)
Pada tingkat tertentu, manusia diberikan kehendak bebas untuk
mengendalikan kehidupannya sendiri manakala Allah SWT
menurunkannya ke bumi.23Dengan tanpa mengabaikan kenyataan
bahwa ia sepenuhnya dituntun oleh hukum yang diciptakan Allah
SWT, ia diberi kemampuan untuk berpikir dan membuat keputusan,
memilih jalan hidup yang diinginkan, dan yang paling penting untuk
bertindak berdasarkan aturan yang ia pilih.24
Konsep Islam memahami bahwa institusi ekonomi seperti
pasar dapat berperan efektif dalam kehidupan ekonomi. Manusia
memiliki kecenderungan untuk berkompetisi dalam segala hal, tak
terkecuali kebebasan melakukan kontrak di pasar. Oleh sebab itu,
pasar seharusnya menjadi cerminan dari berlakunya hukum
23 Al-Baqarah (2): 30 24 Beekun, Etika………., h. 38
28
penawaran dan permintaan yang direpresentasikan oleh harga, pasar
tidak terdistorsi oleh tangan-tangan yang sengaja
mempermainkannya. Islam tidak memberikan ruang kepada
intervensi dari pihak manapun untuk menentukan harga, kecuali
adanya kondisi darurat.
Pasar yang Islami juga harus bisa menjamin adanya kebebasan
pada masuk atau keluarnya sebuah komoditas di pasar, berikut
perangkat faktor-faktor produksinya. Hal ini dimaksud untuk
menjamin adanya pendistribusian kekuatan ekonomi dalam sebuah
mekanisme yang proporsional.25
Agar tercipta mekanisme pasar yang sehat, aktivitas ekonomi
dalam konsep ini diarahkan untuk kebaikan setiap kepentingan
seluruh komunitas Islam yaitu dengan adanya larangan-larangan
mengenai monopoli, kecurangan, dan praktik riba. Seorang Muslim
yang percaya pada kehendak Allah, akan senantiasa mengabaikan
larangan-laranganNya. Ia merupakan bagian kolektif dari
masyarakat dan mengakui bahwa Allah meliputi kehidupan
individual dan sosial. Dengan demikian, kebebasan berkehendak
berhubungan erat dengan kesatuan dan keseimbangan.
25 Badroen, Etika Bisnis………., h. 94-96
29
d. Tanggung Jawab (Responsibility)
Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil
dilakukan oleh manusia karena tidak menuntut adanya
pertanggungjawaban. Untuk memenuhi tuntutan keadilan dan
kesatuan, manusia perlu mempertanggungjawabkan tindakannya.26
Secara logis prinsip ini berhubungan erat dengan prinisp kehendak
bebas. Ia menetapkan batasan mengenai apa yang bebas dilakukan
oleh manusia dengan bertanggung jawab atas semua yang
dilakukannya.27 Al-Qur’an menegaskan, “Barangsiapa memberikan
hasil yang baik, niscaya ia akan memperoleh bagian pahala. Dan
barang siapa menimbulkan akibat yang buruk, niscaya ia akan
memikul konsekuensinya.28
Dalam bidang ekonomi dan bisnis prinsip ini dijabarkan
menjadi suatu pola perilaku tertentu. Ia mempunyai sifat berlapis
ganda dan terfokus baik pada tingkat mikro (individual) maupun
tingkat makro (organisasi dan sosial), yang kedua-duanya harus
dilakukan secara bersama-sama.29 Perilaku konsumsi seseorang
misalnya tidak sepenuhnya bergantung kepada penghasilannya
sendiri; ia juga harus menyadari tingkat penghasilan dan konsumsi
26 Beekun, Etika………., h. 40 27 Badroen, Etika Bisnis………., h. 100 28 QS. An-Nisa (4): 85 29 Beekun, Etika………., h. 41
30
berbagai anggota masyarakat yang lain. Karena itu menurut Sayyid
Qutub prinsip pertanggungjawaban Islam adalah pertanggung-
jawaban yang seimbang dalam segala bentuk dan ruang lingkupnya.
Antara jiwa dan raga, antara person dan keluarga, individu dan sosial
antara suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya.
Prinsip pertanggungjawaban ini secara mendasar akan
mengubah perhitungan ekonomi dan bisnis karena segala sesuatunya
harus mengacu pada keadilan. Hal ini diimplementasikan paling
tidak pada tiga hal; pertama, dalam menghitung margin, keuntungan
nilai upah harus dikaitkan dengan upah minimum yang secara sosial
dapat diterima oleh masyarakat. Kedua, economic return bagi
pemberi pinjaman modal harus dihitung berdasarkan pengertian
yang tegas bahwa besarnya keuntungan tidak dapat diramalkan
dengan probalitias kesalahan nol dan tak dapat lebih dahulu
ditetapkan (seperti sistem bunga). Ketiga, Islam melarang semua
transaksi alegotoris semisal gharar atau sistem ijon yang dikenal
dalam masyarakat Indonesia.30
e. Kebajikan (Ihsan)
Ihsan (kebajikan) artinya melaksanakan perbuatan baik yang
dapat memberikan manfaat kepada orang lain, tanpa adanya
kewajiban tertentu yang mengharuskan perbuatan tersebut atau 30 Lukman Fauroni, Rekonstruksi Etika Bisnis…………….., h. 103
31
dengan kata lain beribadah dan berbuat baik seakan-akan melihat
Allah, jika tidak mampu, maka yakinlah Allah melihat.31
Dalam sebuah kerajaan bisnis, terdapat sejumlah perbuatan
yang dapat mensupport pelaksanaan aksioma ihsan dalam bisnis32,
yaitu:
1) kemurahan hati (leniency)
2) motif pelayanan (service motives)
3) kesadaran akan adanya Allah dan aturan yang berkaitan dengan
pelaksanaan yang menjadi prioritas (consciousness of Allah and
of His prescrible priorities)
Selain hal tersebut di atas, manusia juga diwajibkan untuk
mengenal dan mengobservasi skala prioritas Qur’an, seperti33:
1) lebih memilih kepada penghargaan akhirat ketimbang
penghargaan duniawi
2) lebih memilih kepada tindakan yang bermoral ketimbang yang
tidak bermoral
3) lebih memilih halal ketimbang yang haram
31 Beekun, Etika………., h. 43 32 Achmad Charris Zubair, Kuliah Etika, (Rajawali Press, 1995), Ed. III 33 Badroen, Etika Bisnis………., h. 103
32
B. Pasar
1. Pengertian Pasar
Pasar tediri dari semua pelanggan potensial yang memiliki
kebutuhan atau keinginan tertentu serta mau dan mampu dalam melakukan
pertukaran untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan.34 Konsep pasar
membawa kita kembali pada konsep pemasaran, dimana pemasaran
merupakan dimensi pertama dan utama dari perusahaan. Definisi dari
pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan
kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan
menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang bernilai satu
sama lain.35
Ukuran suatu pasar tergantung pada jumlah pembeli yang berada
dalam pasar tersebut. Pembeli potensial memiliki tiga karakteristik pokok,
yaitu mempunyai minat, penghasilan dan akses. Berdasarkan ketiga
karakteristik ini, ada lima level definisi pasar yaitu:
a. Pasar potensial (potential market), yaitu sekumpulan konsumen yang
memiliki tingkat minat tertentu terhadap penawaran pasar tertentu.
b. Pasar yang tersedia (available market), yaitu sekumpulan konsumen
yang memiliki minat, penghasilan, dan akses pada penawaran pasar
tertentu.
34 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian,
(Jakarta: Salemba Empat, 1995), Edisi 8, h. 14. 35 Kotler, Manajemen Pemasaran……….., h. 15
33
c. Pasar tersedia yang memenuhi syarat (qualified available market),
yaitu sekumpulan konsumen yang memiliki minat, penghasilan, akses,
dan kualifikasi untuk penawaran pasar tertentu.
d. Pasar yang dilayani (served market atau target market), yaitu sebagian
dari qualified available market yang ingin dimasuki perusahaan.
e. Pasar penetrasi (penetration market), yaitu sekumpulan konsumen
yang benar-benar telah membeli produk.36
2. Mekanisme Pasar
Dalam Islam, pasar merupakan wahana transaksi ekonomi yang
ideal, karena secara teoretis maupun praktis, Islam menciptakan suatu
keadaan pasar yang dibingkai oleh nilai-nilai shari’ah, meskipun tetap
dalam suasana bersaing. Hal ini tentu saja bukan hanya kewajiban
personal pelaku pasar tetapi juga membutuhkan intervensi pemerintah.
Untuk itulah maka pemerintah mempunyai peranan yang penting dan
besar dalam menciptakan pasar yang islami, sebagaimana ditunjukkan
oleh adanya hisbah pada masa Rasulullah dan sesudahnya.37
Gambaran pasar yang islami adalah pasar yang di dalamnya terdapat
persaingan sehat yang dibingkai dengan nilai dan moralitas Islam. Nilai
dan moralitas Islam itu secara garis besar terbagi dua: Pertama, norma
36 Santoso Singgih dan Tjiptono Fandy, Riset Pemasaran: Konsep dan Aplikasi dengan SPSS, (Jakarta:
Elex Media Komputindo, 2002), h. 64 37 Akhmad Mujahidin, Etika Bisnis dalam Islam (Analisis Terhadap Aspek Moralitas Pelaku Bisnis),
Hukum Islam, Vol. IV No. 2, Desember 2005, h. 121
34
yang bersifat khas yaitu hanya berlaku untuk muslim. Kedua, Islam juga
sangat memperhatikan norma yang berlaku dalam masyarakat umum dan
berlaku secara universal seperti persaingan sehat, kejujuran, keterbukaan,
dan keadilan. Nilai-nilai ini sangat ditekankan dalam Islam bahkan selalu
dikaitkan dengan keimanan kepada Allah. Keterikatan seorang muslim
dengan norma-norma ini akan menjadi sistem pengendali yang bersifat
otomatis bagi pelakunya dalam aktifitas pasar. 38
Dengan mengacu kepada Alquran dan praktek kehidupan pasar pada
masa Rasulullah dan para sahabatnya, Ibn Taymiyyah menyatakan bahwa
ciri khas kehidupan pasar yang islami adalah :
a. Orang harus bebas untuk keluar dan masuk pasar.
b. Adanya informasi yang cukup mengenai kekuatan-kekuatan pasar dan
barang-barang dagangan.
c. Unsur-unsur monopolistik harus dilenyapkan dari pasar. Kolusi antara
penjual dan pembeli harus dihilangkan.
d. Adanya kenaikan dan penurunan harga yang disebabkan naik turunya
tingkat permintaan dan penawaran.
e. Adanya homogenitas dan standarisasi produk agar terhindar dari
pemalsuan produk, penipuan, dan kecurangan kualitas barang
38 Mujahidin, Etika Bisnis dalam Islam……………., h. 122
35
f. Terhindar dari penyimpangan terhadap kebebasan ekonomi yang jujur,
seperti sumpah palsu, kecurangan dalam menakar, menimbang, dan
mengukur, dan niat yang buruk dalam perdagangan.
g. Pelaku pasar juga dilarang menjual barang-barang haram seperti
minuman keras, alat perjudian dan pelacuran, dan lain-lain.39
Dengan memperhatikan kriteria pasar islami tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa pasar islami itu dibangun atas dasar terjaminnya
persaingan yang sehat yang dibingkai dalam nilai dan moralitas Islam.
Untuk menjamin agar kriteria ini tetap terjaga dengan baik diperlukan
seorang muhtasib yang memiliki peranan aktif dan permanen dalam
menjaga mekanisme pasar yang islami sehingga dapat dijadikan model
bagi peran pemerintah terhadap pasar. Pengawasan secara cermat terhadap
mekanisme pasar harus dilakukan demi tegaknya kepentingan sosial dan
nilai-nilai akhlak islami yang diinginkan semua pihak.
Mekanisme pasar dibangun atas dasar kebebasan yaitu kebebasan
individu untuk melakukan transaksi barang dan jasa sebagaimana yang ia
sukai. Ibn Taymiyah menempatkan kebebasan pada tempat yang tinggi
bagi individu dalam kegiatan ekonomi, walaupun beliau juga memberikan
batasan-batasannya. Selain itu juga diperlukan kerjasama saling
membantu antara masyarakat satu dengan masyarakat yang lain untuk
39 Ibn Taymiyah, Majmu’ Fatawa Shaykh al-Islam Ahmad Ibn Taymiyah (Riyad: Matba�at al-Riyad,
1387 H), h. 78
36
mewujudkan kesejahteraan bersama. Segala sesuatu itu boleh dan sah
dilakukan sampai ada larangan khusus yang bertentangan dengan shari’ah
Islam, khususnya dalam hal penipuan dan hal-hal yang merugikan.40
3. Etika Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana
individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka
dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu
sama lain41. Dalam konteks etika pemasaran yang bernuansa Islami, dapat
dicari pertimbangan dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an memberikan dua
persyaratan dalam proses bisnis yakni persyaratan horizontal
(kemanusiaan) dan persyaratan vertikal (spritual). Surat Al-Baqarah
menyebutkan ”Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada yang diragukan
didalamnya. Menjadi petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa”. Ayat
ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam etika marketing42:
a. Allah memberi jaminan terhadap kebenaran Al-Qur’an, sebagai
reability product guarantee.
b. Allah menjelaskan manfaat Al-Qur’an sebagai produk karyaNya, yakni
menjadi hudan (petunjuk).
c. Allah menjelaskan objek, sasaran, customer, sekaligus target
penggunaan kitab suci tersebut, yakni orang-orang yang bertakwa.
40 Mujahidin, Etika Bisnis dalam Islam……………., h. 123 41 Kotler, Manajemen Pemasaran………., h. 8 42 Achyar Eldine, Etika Bisnis Islam, Khazanah, Vol. 3, No. 3, Oktober 2007.
37
Isyarat diatas sangat relevan dipedomani dalam melakukan proses
marketing, sebab marketing merupakan bagian yang sangat penting dan
menjadi mesin suatu perusahaan. Mengambil petunjuk dari kalimat
”jaminan” yang dijelaskan Allah dalam Al-Qur’an, maka dalam rangka
penjualan itupun kita harus dapat memberikan jaminan bagi produk yang
kita miliki. Jaminan tersebut mencakup dua aspek43:
a. Aspek material, yakni mutu bahan, mutu pengobatan, dan mutu
penyajian.
b. Aspek non material, mencakup; ke-Halalan, ke-Thaharahan (Higienis),
dan ke-Islaman dalam penyajian.
Urutan kedua yang dijelaskan Allah adalah manfaat dari apa yang
dipasarkan. Jika ini dijadikan dasar dalam upaya marketing, maka yang
perlu dilakukan adalah memberikan penjelasan mengenai manfaat produk
(ingridients) atau manfaat proses produksi dijalankan. Adapun metode
yang dapat digunakan petunjuk Allah: ”Beritahukanlah kepadaku
(berdasarkan pengetahuan) jika kamu memang orang-orang yang
benar”.44 Ayat tersebut mengajarkan kepada kita bahwa untuk
meyakinkan seseorang terhadap kebaikan yang kita jelaskan haruslah
berdasarkan ilmu pengetahuan, data dan fakta. Jadi dalam menjelaskan
manfaat produk, nampaknya peranan data dan fakta sangat penting,
43 Eldine, Etika Bisnis Islam……………… 44 QS. Al-An’am :143
38
bahkan seringkali data dan fakta jauh lebih berpengaruh disbanding
penjelasan.
Ketiga adalah penjelasan mengenai sasaran atau customer dari
produk yang kita miliki. Dalam hal ini kita dapat menjelaskan bahwa
makanan yang halal dan baik (halalan thoyyiban), yang akan menjadi
darah dan daging manusia, akan membuat kita menjadi taat kepada Allah,
sebab konsumsi yang dapat mengantarkan manusia kepada ketakwaan
harus memenuhi tiga unsur45 :
a. Materi yang halal
b. Proses pengolahan yang bersih (Higienis)
c. Penyajian yang Islami
45 Achyar Eldine, Etika Bisnis Islam……………..
39
C. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Keterangan:
1. Faktor Tauhid, dalam penelitian ini terdiri dari beberapa dimensi, yaitu:
keagamaan, dan aspek sosial46.
2. Faktor Kehendak bebas, dalam penelitian ini terdiri dari beberapa dimensi,
yaitu: persaingan sehat, larangan monopoli, dan larangan kecurangan47. 46 Beekun, Etika………., h. 33
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Etika Bisnis Islam
Tauhid
Kehendak bebas
(free will)
Prinsip keseimbangan
(tawazun= equilibrium)
Tanggung Jawab
(responsibility)
Kebajikan (ihsan)
Analisis
Faktor
Faktor
I
Faktor
II
40
3. Faktor Keseimbangan, dalam penelitian ini terdiri dari beberapa dimensi,
yaitu: larangan praktek riba48, menghargai hak orang lain49, dan kejujuran50.
4. Faktor tanggung jawab, dalam penelitian ini terdiri dari beberapa dimensi,
yaitu: penerapan administrasi, perilaku konsumsi, pengembalian pinjaman,
dan menerima keluhan konsumen51.
5. Faktor Ihsan, dalam penelitian ini terdiri dari beberapa dimensi, yaitu:
kemurahan hati, dan motif pelayanan52.
D. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini, maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah diduga
faktor tauhid, keseimbangan, kehendak bebas, tanggung jawab dan ihsan
mempengaruhi etika bisnis Islam.
47 Badroen, Etika Bisnis .........., h.96 48 Marpuji Ali, Etika Bisnis dalam Islam (Kritik Terhadap Kapitalisme), Jurnal Ekonomi Fakultas
Agama Islam UMS, 2007, h. 11 49 Badroen, Etika Bisnis .........., h.94 50 Ali, Etika Bisnis…......., h. 14 51 Lukman Fauroni, Rekonstruksi Etika Bisnis…………….., h. 102 52 Badroen, Etika Bisnis .........., h. 102
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Wilayah Penelitian
Dalam penyusunan skripsi ini, yang akan menjadi objek studi penelitian
adalah pedagang pasar ciputat. Dengan sampel pedagang yang berada pada
lingkungan PD Pasar Niaga Kerta Raharja Pasar Ciputat.
Jenis penelitian yang di gunakan pada penelitian ini adalah kausalitas,
yakni tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab-
akibat antara dua variabel atau lebih1. Jenis ini digunakan untuk menjelaskan
pengaruh Tauhid, Keseimbangan, Tanggung Jawab, Kehendak Bebas, dan Ihsan
terhadap Etika Bisnis Islam pedagang pasar Ciputat.
Populasi dalam penelitian ini adalah pedagang yang berdagang di pasar
Ciputat. Adapun yang menjadi sasaran penelitian ini adalah pedagang yang
menempati kios-kios dan los-los yang tersedia pada pasar Ciputat. Alasan
peneliti tidak mengikutsertakan pedagang kaki lima (PKL) dalam penelitian ini
karena adanya keterbatasan data yang diperoleh. Pasar Ciputat dipilih sebagai
lokasi penelitian karena lokasi ini terletak di Kota Tangerang Selatan sebagai
penyanggah ibu kota DKI Jakarta. Pedagang di pasar Ciputat bersifat heterogen
1 Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis, (Yogyakarta: BPFE, 1999), Edisi
Pertama, h. 27
42
yaitu terdiri dari berbagai suku bangsa, pendidikan dan komoditi yang
diperdagangkan.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian sampel yaitu hanya meneliti sebagian dari
keseluruhan elemen (populasi). Idealnya, agar hasil penelitiannya lebih bisa
dipercaya, seorang peneliti harus melakukan sensus yaitu penelitian yang
dilakukan atas seluruh elemen. Namun, karena sesuatu hal peneliti bisa tidak
melakukan sensus, maka yang bisa dilakukannya adalah menggunakan teknik
sampel. Adapun alasan peneliti tidak melakukan sensus adalah sebagai berikut:
1. keterbatasan waktu penelitian,
2. keterbatasan biaya, dan
3. keterbatasan sumber daya manusia,
C. Teknik Penentuan Sampel
Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan probability sampling methode, yaitu metode pemilihan sampel
secara acak sehingga setiap elemen populasi mempunyai probabilitas yang sama
untuk dipilih menjadi sampel. Probability sampling methode yang digunakan
yaitu dengan pemilihan sampel acak sederhana (simple random sampling).
Metode pemilihan sampel acak sederhana memberikan kesempatan yang sama
yang bersifat tak terbatas pada setiap elemen populasi untuk dipilih sebagai
43
sampel. Metode ini relative sederhana karena hanya memerlukan satu tahap
prosedur pemilihan sampel. Setiap elemen populasi secara independen
mempunyai probabilitas dipilih satu kali (tanpa pengembalian). Metode ini juga
memungkinkan terpilihnya sampel yang mempunyai bias paling sedikit dan
tingkat generalisasi yang tinggi.2
Untuk menentukan ukuran sampel yang dijadikan objek dalam penelitian
ini menggunakan rumus Slovin3 sebagai berikut:
n = N 1 + Nα² Keterangan:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
α = Taraf signifikansi, yaitu sebesar 10%
Pengoperasian rumus Slovin tersebut adalah sebagai berikut:
n = 540 1 + 540(0,1)²
= 84,375
Berdasarkan hasil pengoperasian rumus Slovin tersebut, maka ukuran
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 84 sampel.
2 Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, Metodologi…………, h. 124 3 http://file.upi.edu/Direktori/D-FPMIPA/JUR.PEND.matematika/196412051990031-Bambang Avip
Priatna M/MENENTUKAN UKURAN SAMPEL.pdf, diakses pada tanggal 6 Januari 2011
44
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Data Primer, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
yang diperoleh berdasarkan wawancara jawaban kuesioner yang
dibagikan kepada pedagang pasar Ciputat.
b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari buku-buku, jurnal, dan
sumber bacaan lain yang memiliki relevansi dengan objek yang
diteliti. Untuk data sekunder, peneliti mengumpulkannya dengan studi
kepustakaan dan literatur pada berbagai perpustakaan di dalam dan di
luar kampus maupun pada toko-toko buku4.
2. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan, peneliti menggunakan
instrumen berupa kuesioner yang dijadikan instrumen pengumpulan data.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik personally administered
questionnaires, yaitu kuesioner disampaikan dan dikumpulkan secara
langsung oleh peneliti.
E. Metode Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan pada penilitian ini adalah metode
analisis statistik yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan SPSS 4 Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, Metodologi…………, h. 147
45
versi 17.0. Sedangkan langkah-langkah yang digunakan untuk meneliti faktor-
faktor yang mempengaruhi etika bisnis Islam pedagang di pasar Ciputat adalah
dengan uji kualitas data, dan uji analisis faktor.
1. Uji Kualitas data
Untuk melakukan uji kualias data atas data primer dalam penelitian
ini, dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu
yang diukur oleh kuesioner tersebut.5
Validitas dilakukan dengan membandingkan nilai Corrected
item-Total Correlation dengan nilai r hitung dengan nilai patokan
iA= 0.26 dan alpha =0,05.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten dari waktu ke waktu. Hasil uji reabilitas
5 Imam Ghozali , Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. (Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, 2009), h. 49 6 Muhammad Nisfiannoor, Pendekatan Statistik Modern untuk Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba
Humanika, 2009), h. 230
46
dengan bantuan SPSS akan menghasilkan Cronbach Alpha. Suatu
instrumen dapat dikatakan reliabel (andal) bila memiliki nilai
Cronbach Alpha lebih dari 0,60.7
2. Uji Analisis Faktor
1) Konsep Dasar Analisis Faktor
Analisis faktor pada prinsipnya digunakan untuk mereduksi data,
yaitu proses untuk mereduksi faktor-faktor yang mempengaruhi suatu
variabel menjadi beberapa set indikator saja, tanpa kehilangan
informasi yang berarti dan menamakannya sebagai faktor. Analisis
faktor digunakan untuk penelitian awal di mana faktor-faktor yang
mempengaruhi suatu variabel belum diidentifikasikan secara baik
(explanatory research). Jadi, dapat saja dari 10 atribut tersebut dapat
diringkas menjadi 3 faktor utama saja8.
Proses analisis faktor mencoba menemukan hubungan
(interrelationship) antar sejumlah variabel-variabel yang saling
independen satu dengan yang lain sehingga bisa dibuat satu atau
beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel
awal9.
7 Ghozali , Aplikasi ........................, h. 42 8 Santoso Singgih dan Fandy, Riset Pemasaran: Konsep danAplikasi dengan SPSS, (Jakarta: Elex Media
Komputindo, 2001), h. 244 9 Singgih dan Fandy, Riset Pemasaran……………., h. 246
47
Analisis faktor merupakan metode statistik yang digunakan
untuk meringkas informasi dalam jumlah banyak yang dihasilkan dari
proses pengukuran (berupa konsep-konsep) menjadi sebuah dimensi
atau construct yang lebih kecil. Analisis faktor dapat digunakan untuk
mengindentifikasi faktor-faktor yang menjadi penyebab atau
mempunyai hubungan kausalitas antar variabel10.
b. Tujuan Analisis Faktor
Adapun tujuan analisis faktor adalah11 :
1) Data Summarization, yakni mengidentifikasi adanya hubungan
antar variabel dengan melakukan uji korelasi. Jika korelasi
dilakukan antar variabel (dalam pengertian SSPS adalah ”kolom”),
analisis tersebut dinamakan R Factor Analysis. Namun jika
korelasi dilakukan antar responden atau sampel (dalam pengertian
SSPS adalah ”baris”), analisis disebut Q Factor Analysis, yang
juga populer disebut Cluster Analysis.
2) Data Reduction, yakni setelah melakukan korelasi, dilakukan
proses membuat sebuah variabel set baru yang dinamakan faktor
untuk menggantikan sejumlah variabel tertentu
Analisis faktor pertama kali dilakukan oleh Charles Spearman,
dengan tujuan utama analisis faktor adalah menjelaskan hubungan
10 Ghozali, Aplikasi ………….., h. 10 11 Ghozali, Aplikasi ………….., h. 301
48
diantara banyak variabel dalam bentuk beberapa faktor, faktor-faktor
tersebut merupakan besaran acak (random quantities) yang dapat
diamati atau diukur secara langsung. Kegunaan utama analisis faktor
ialah melakukan pengurangan data atau dengan kata lain melakukan
peringkasan sejumlah variabel yang akan menjadi kecil jumlahnya.
Pengurangan dilakukan dengan melihat interdependensi beberapa
variabel yang dapat dijadikan satu yang disebut faktor. Sehingga
ditemukan variabel-variabel atau faktor-faktor yang dominan atau
penting untuk dianalisis lebih lanjut.
c. Model Analisis Faktor
Pada dasarnya model analisis faktor dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu sebagai berikut12:
1) Exploratory Factor Analysis
Exploratory Factor Analysis merupakan model dalam analisis
faktor tujuannya untuk mencari pengelompokkan baru variabel asli
menjadi variabel yang jumlahnya semakin sedikit.
2) Confirmatory Factor Analysis
Confirmatory Factor Analysis digunakan untuk menguji atau
mengkonfirmasi apakah suatu konstruk yang secara teori telah
dibentuk dapat dikonfirmasi dengan data empirisnya.
12 Ghozali, Aplikasi ………….., h. 308
49
Penelitian ini menggunakan proses pada analisis faktor yaitu
Exploratory Factor Analysis yaitu mencari pengelompokkan baru dari
variabel asli yang mempengaruhi etika bisnis Islam pedagang pasar
Ciputat.
d. Persyaratan Dalam Analisis Faktor
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam melakukan
analisis faktor, yaitu13 :
1) KMO dan Bartlett’s Test
KMO (Kaiser-Mayer-Olkin) merupakan indeks pembanding
besarnya koefisien korelasi observasi dengan besarnya koefisien
korelasi observasi parsial. Jika nilai kuadrat koefisien korelasi
parsial dari semua pasangan variabel lebih kecil dari pada jumlah
kuadrat koefisien korelasi, maka harga KMO akan mendekati satu,
yang menunjukkan kesesuaian penggunaan analisis faktor14.
Tabel 3.1 Tabel Ukuran Ketepatan Kaiser – Mayer – Olkin
Ukuran KMO Rekomendasi 0,9 Baik Sekali 0,8 Baik 0,7 Sedang/Agak Baik 0,6 Cukup 0,5 Kurang
< 0,5 Ditolak Sumber: Santoso, h.14
13 Ghozali, Aplikasi ………….., h. 256 14 Santoso Singgih, Buku Latihan SPSS: Statistik Paramterik, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo,
2002), h. 212
50
2) Anti – Image Matrices
Besarnya angka measure of sampling adequacy (MSA)
berkisar antara 0 -1, dengan kriteria sebagai berikut15:
a) Jika MSA = 1, maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa
kesalahan oleh variabel lain.
b) Jika MSA > 0,05, maka variabel tersebut masih dapat
diprediksi dan dapat dianalisis lebih lanjut.
c) Jika MSA < 0,05, maka variabel tersebut tidak dapat diprediksi
dan tidak dapat dianalisis lebih lanjut, sehingga variabel harus
dikeluarkan/dibuang.
d. Proses Analisis Faktor
Analisis faktor dapat dilakukan melaui langkah-langkah sebagai
berikut16 :
1) Menguji variabel apa saja yang akan dianalisis.
2) Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan, menggunakan
Bartlett Test of Sphericity dan MSA (Measure of Sampling
Adequacy).
3) Melakukan proses inti analisis faktor, yakni factoring, atau
menurunkan satu atau lebih dari variabel-variabel yang telah lolos
pada uji variabel sebelumnya.
15 Singgih, Buku Latihan SPSS.................. h. 213 16 Singgih dan Fandy, Riset Pemasaran……………., h. 250
51
4) Melakukan proses factor rotation, atau rotasi terhadap faktor yang
terbentuk. Tujuan rotasi untuk memperjelas variabel yang masuk
kedalam faktor tertentu. Beberapa metode rotasi yaitu :
a) ORTHOGONAL ROTATION
Yakni, memutar sumbu 90 derajat. Orthogonal Rotation
digunakan bila analisis bertujuan untuk mereduksi jumlah
variabel tanpa mempertimbangkan seberapa berartinya faktor
yang diekstraksi.Proses rotasi dengan metode orthogonal masih
bisa dibedakan menjadi17 :
i. Quartimax
Metode ini bertujuan untuk merotasi faktor awal hasil
ekstraksi, sehingga pada akhirnya diperoleh hasil rotasi,
dimana setiap variabel memberi bobot yang tinggi disatu
faktor dan sekecil mungkin pada faktor lain.
ii. Varimax
Bertujuan untuk merotasi faktor awal hasil ekstraksi,
sehingga pada akhirnya diperoleh hasil rotasi, dimana
dalam satu kolom, nilai yang ada sebanyak mungkin
mendekati nol. Hal ini berarti didalam setiap faktor
tercakup sedikit mungkin variabel.
iii. Equimax 17 Ghozali, Aplikasi ………….., h. 254
52
Bertujuan untuk mengkobinasi metode quartimax dan
varimax. Maka, dalam penelitian ini peneliti menggunakan
metode Varimax.
b) OBLIQUE ROTATION
Yakni, memutar sumbu kanan, namun tidak harus 90
derajat. Dengan rotasi ini, korelasi antar faktor masih
diperhitungkan, karena sumbu faktor tidak saling tegak lurus
satu dengan lainnya. Oblique Rotation digunakan untuk
memperoleh sejumlah faktor yang secara teoritis cukup berarti.
5) Pemilihan Metode Ekstraksi dan Penentuan Jumlah Faktor.
Ekstraksi faktor bertujuan untuk menghasilkan sejumlah faktor dari
data yang ada. Terdapat dua pendekatan dalam mengekstraksi
faktor, metode Analisis Utama (Principal Component Analysis)
dan metode Analisis Faktor Umum (Common Factor Analysis).
Dalam menentukan jumlah faktor yang diinginkan sebagai hasil
ekstrak, terdapat lima kriteria, diantaranya yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Kriteria Latent Root (Latent Root Criterion).
Hanya faktor-faktor yang memiliki latent root (eigenvalue)
minimum 1 yang akan dipertahankan. Ini dapat berarti bahwa
sebuah faktor dapat dianggap sebagai faktor, bila paling sedikit
dapat menjelaskan variansi satu variabel atau setiap variabel
53
menyumbangkan nilai satu pada total eigenvalue. maka, hanya
faktor dengan eigenvalue > 1 yang dianggap signifikan.18
6) Interpretasi atas faktor yang telah terbentuk, yang dianggap bisa
mewakili variabel-variabel anggota faktor tersebut.
Interpretasi matrik faktor dilakukan dengan mengelompokkan
variabel-variabel ke dalam faktor-faktor hasil. Dasar untuk
memutuskan apakah suatu variabel dimasukkan pada faktor 1,
faktor 2, atau faktor lainnya adalah faktor loadingnya. Sebelum
dikelompokkan faktor loading harus memenuhi kriteria
signifikansi praktis dan signifikansi statistic. Kriteria signifikansi
signifikansi praktis adalah faktor loading lebih besar dari 0.5,
karena semakin besar faktor loading semakin mudah
menginterpretasikan faktor tersebut.19
7) Melakukan validasi atau scores, langkah ini dilakukan untuk
mendapatkan faktor atau konstruk yang sesuai dengan teori.
F. Operasional Variabel Penelitian dan Pengukurannya
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat (Y) yaitu independensi,
sedangkan yang menjadi variabel bebas (X) yaitu:
18 Singgih, Buku Latihan SPSS………………………, h. 215 19 Singgih, Buku Latihan SPSS………………………, h. 215
54
1. Tauhid
Konsep Tauhid berarti Allah sebagai Tuhan YME menetapkan batas-
batas tertentu atas perilaku manusia sebagai khalifah, untuk memberikan
manfaat pada individu tanpa mengorbankan hak-hak individu lainnya.20
Tauhid juga dapat dimaknakan sebagai integrasi antar semua bidang
kehidupan, agama, ekonomi, dan sosial-politik-budaya. Kesatuan antara
kegiatan bisnis dengan moralitas dan pencarian ridha Allah. Kekayaan
(sebagai hasil bisnis) merupakan amanah Allah, oleh karena itu didalam
kekayaan terkandung kewajiban sosial.21
Instrumen pengukuran variabel ini diukur dengan menggunakan
skala interval. Variabel ini digali dengan 12 indikator.
2. Keseimbangan
Keseimbangan menggambarkan dimensi horizontal ajaran Islam,
sifat keseimbangan bukan hanya sekedar karakteristik alami melainkan
merupakan karakteristik dinamis yang harus diperjuangkan setiap muslim
dalam kehidupannya.22 Keseimbangan meliputi keadilan, kejujuran, dan
keterbukaan. Keadilan merupakan kemampuan pelaku bisnis untuk men
ciptakan keseimbangan/moderasi dalam transaksi (mengurangi timbangan)
dan membebaskan penindasan, misalnya riba dan memonopoli usaha.
20 Faisal Badroen, Etika Bisnis dalam Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), h.89 21 Marpuji Ali, Etika Bisnis dalam Islam (Kritik Terhadap Kapitalisme), Jurnal Ekonomi Fakultas
Agama Islam UMS, 2007 22 Rafik Issa Beekun, Etika Bisnis Islami, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), h. 36
55
Kejujuran meliputi Kejujuran pelaku bisnis untuk tidak mengambil
keuntungan hanya untuk dirinya sendiri dengan cara menyuap, menimbun
barang, berbuat curang dan menipu, tidak memanipulasi barang dari segi
kualitas dan kuantitasnya. Sedangkan keterbukaan merupakan Kesediaan
pelaku bisnis untuk meneri ma pendapat orang lain yang lebih baik dan
lebih benar, serta menghidupkan potensi dan inisiatif yang konstruktif,
kreatif dan positif.
Instrumen pengukuran variabel ini diukur dengan menggunakan
skala interval. Variabel ini digali dengan 7 indikator.
3. Kehendak Bebas
Kehendak bebas adalah kemampuan bertindak pelaku bisnis tanpa
paksaan dari luar, sesuai dengan parameter ciptaan Allah. Kehendak bebas
juga merupakan kontribusi Islam yang paling orisinal dalam filsfat sosial
tentang konsep manusia “bebas”.23 Aktivitas ekonomi dalam konsep
kehendak bebas diarahkan kepada kebaikan setiap kepentingan untuk
seluruh komunitas islam, baik sector pertanian, perindustrian, perdagangan
maupun lainnya. Larangan adanya bentuk monopoli, kecurangan dan
praktek riba adalah jaminan terhadap terciptanya suatu mekanisme pasar
23 Lukman Fauroni, Rekonstruksi Etika Bisnis: Perspektif Al-Qur’an, IQTISAD Journal of Islamic
Economics, Vol. 4, No. 1, Muharram 1424 H/March 2003.
56
yang sehat dan persamaan peluang untuk berusaha tanpa adanya
keistimewaan-keistimewaan pada pihak-pihak tertentu.24
Instrumen pengukuran variabel ini diukur dengan menggunakan
skala interval. Variabel ini digali dengan 9 indikator.
4. Tanggung Jawab
Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan
oleh manusia karena tidak menuntut adanya pertanggungjawaban. Untuk
memenuhi tuntutan keadilan dan kesatuan, manusia perlu
mempertanggungjawabkan tindakannya. Dalam bidang ekonomi dan
bisnis prinsip ini dijabarkan menjadi suatu pola perilaku tertentu. Ia
mempunyai sifat berlapis ganda dan terfokus baik pada tingkat mikro
(individual) maupun tingkat makro (organisasi dan sosial), yang kedua-
duanya harus dilakukan secara bersama-sama. Perilaku konsumsi
seseorang misalnya tidak sepenuhnya bergantung kepada penghasilannya
sendiri; ia juga harus menyadari tingkat penghasilan dan konsumsi
berbagai anggota masyarakat yang lain.25
Prinsip pertanggungjawaban ini secara mendasar akan mengubah
perhitungan ekonomi dan bisnis karena segala sesuatunya harus mengacu
pada keadilan. Hal ini diimplementasikan paling tidak pada tiga hal;
pertama, dalam menghitung margin, keuntungan nilai upah harus
24 Badroen, Etika Bisnis .........., h. 96 25 Beekun, Etika…………, h. 40
57
dikaitkan dengan upah minimum yang secara sosial dapat diterima oleh
masyarakat. Kedua, economic return bagi pemberi pinjaman modal harus
dihitung berdasarkan pengertian yang tegas bahwa besarnya keuntungan
tidak dapat diramalkan dengan probalitias kesalahan nol dan tak dapat
lebih dahulu ditetapkan (seperti sistem bunga). Ketiga, Islam melarang
semua transaksi alegotoris semisal gharar atau sistem ijon yang dikenal
dalam masyarakat Indonesia.26
Instrumen pengukuran variabel ini diukur dengan menggunakan
skala interval. Variabel ini digali dengan 5 indikator.
5. Ihsan
Ihsan merupakan kesediaan pelaku bisnis untuk memberikan
kebaikan kepada orang lain, misalnya memberi kelonggaran waktu kepada
pihak terhutang dan jika perlu mengurangi beban utangnya, menerima
pengembalian barang yang telah dibeli serta membayar utang sebelum
waktu penagihan tiba.27 Termasuk ke dalam kebajikan dalam bisnis adalah
sikap kesukarelaan dan keramahtamahan. Kesukarelaan dalam pengertian,
sikap suka-rela antara kedua belah pihak yang melakukan transaksi, kerja
sama atau perjanjian bisnis. Hal ini ditekankan untuk menciptakan dan
menjaga keharmonisan hubungan serta cinta mencintai antar mitra bisnis.
26 Fauroni, Rekonstruksi Etika,……….. 27 Beekun, Etika…………, h. 43
58
Sedangkan keramahtamahan merupakan sikap ramah, toleran baik dalam
menjual, membeli maupun menagih.28
Instrumen pengukuran variabel ini diukur dengan menggunakan
skala interval. Variabel ini digali dengan 5 indikator.
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Variabel Dimensi Sub Dimensi Indikator Pengukuran
1. Tauhid a. Keagamaan29
1) Rukun Islam
a) Tidak melalaikan solat wajib
b) Berusaha solat wajib tepat waktu
c) Melaksanakan solat berjamaah
d) Melaksanakan solat sunnah
e) Melaksanakan puasa di bulan ramadhan
f) Melaksanakan puasa sunnah
g) Membayar zakat
Skala Interval
2) Rukun Iman a) Percaya kepada Allah
b) Membaca Al Qur’an
c) Berzikir dan doa d) Menyisihkan harta
untuk menunaikan ibadah haji
Skala Interval
28 Quraish Shihab, Etika Bisnis dalam Wawasan al-Qur’an, Jurnal Ulumul Qur’an, No. 3/VII. 1997, h.
8-9 29 Beekun, Etika…………, h. 33
59
b. Sosial30
1) Kesadaran kekerabatan
Tidak berbuat diskriminatif di antara sesama pelaku bisnis atas dasar:
• ras • warna kulit • jenis kelamin • kepercayaan • pendidikan
Skala Interval
2. Keseimbangan
a. Keadilan
1) Larangan praktek riba31
a) Mencampur/ mengoplos barang
b) Tidak mengurangi timbangan dan takaran
c) Menjaga mutu barang
d) Tidak menimbun barang
Skala Interval
2) Menghargai hak orang lain32
Memberikan upah kepada buruh berdasarkan kualitas kerja
Skala Interval
b. Kejujuran33
a) Tidak berbohong akan kondisi barang
b) Tidak menyembunyikan cacat barang
Skala Interval
3. Kehendak Bebas
a. Persaingan usaha34
1) Persaingan sehat
a) Bebas keluar masuk pasar (tidak memaksa pembeli dan penjual)
b) Memperoleh informasi yang cukup mengenai harga dan kondisi barang
c) Harga barang naik dan turun
Skala Interval
30 Beekun, Etika…………, h. 35 31 Marpuji Ali, Etika Bisnis dalam Islam (Kritik Terhadap Kapitalisme), Jurnal Ekonomi Fakultas
Agama Islam UMS, 2007, h. 11 32 Badroen, Etika Bisnis .........., h.94 33 Ali, Etika Bisnis…......., h. 14 34 Badroen, Etika Bisnis .........., h.96
60
berdasarkan penawaran dan permintaan
d) Tidak merekayasa harga
2) Larangan monopoli
a) Tidak melakukan kolusi terhadap pembeli terhadap harga barang
b) Menjual barang dengan harga yang jauh lebih murah dari pedagang lain
Skala Interval
3) Larangan Kecurangan
a) Mencuri barang dagangan pedagang lain
b) Memberikan nota/bon kosong
c) Merusak barang dagangan orang lain
Skala Interval
4. Tanggung Jawab
a. Perilaku konsumsi35
Tidak mengkonsumsi barang secara berlebihan
b. Penerapan administrasi36
a) Memberikan upah sesuai dengan upah minimum regional
b) Melakukan pencatatan-pencatatan atas transaksi
Skala Interval
c. Pengembalian pinjaman37
Mengembalikan pinjaman
Skala Interval
d. Menerima
keluhan pelanggan38
Sikap dalam menerima pengembalian barang yang rusak
Skala Interval
35 Lukman Fauroni, Rekonstruksi Etika Bisnis…………….., h. 102 36 Lukman Fauroni, Rekonstruksi Etika Bisnis…………….., h. 102 37 Lukman Fauroni, Rekonstruksi Etika Bisnis…………….., h. 102 38 Lukman Fauroni, Rekonstruksi Etika Bisnis…………….., h. 102
61
5. Ihsan a. Kemurahan hati39
a) Memberikan kelonggaran waktu kepada pihak terhutang
b) Mengurangi pinjaman untuk mengurangi beban pihak terhutang
Skala Interval
b. Motif pelayanan40
a) Ramah terhadap pembeli
b) Berpakaian rapi c) Bersemangat dalam
melayani pembeli
Skala Interval
Sumber: Data diolah
39 Badroen, Etika Bisnis .........., h. 102 40 Badroen, Etika Bisnis .........., h. 102
62
BAB IV
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
PD PASAR NIAGA KERTA RAHARJA
A. Latar Belakang Berdirinya Pasar Ciputat
1. Sejarah Pasar Ciputat
Pasar Ciputat pertama kali dibangun oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Tangerang pada tahun 1992. Pendirian Pasar Ciputat
didasarkan pada kebutuhan akan pusat perdagangan sebagai dampak dari
perkembangan wilayah di mana Ciputat menjadi wilayah strategis dan
pusat lalu lintas menuju Jakarta.
Seiring dengan situasi dan kondisi perkembangan pembangunan
yang ada di Kabupaten Tangerang pada tahun 1992, Pemerintah Daerah
Kabupaten Tangerang melaksanakan Perjanjian Kerjasama dengan PT.
Betania Multi Sarana dalam Pembangunan Pusat Perbelanjaan dan
Peremajaan Pasar Serta Terminal Ciputat. Kerjasama ini didasarkan pada
Perjanjian Kerjasama Bersyarat Nomor 551.22/1755-Um/1992 dan Nomor
004/BMS/VI/1992 tentang Kerjasama Pembangunan Pusat Perbelanjaan
dalam Peremajaan Pasar serta Terminal Ciputat antara Pemerintah Daerah
Kabupaten Tangerang dengan PT. Betania Multi Sarana.
63
2. Perkembangan Pasar Ciputat
Pasar Ciputat mengalami perkembangan lain terkait dengan
penetapan klasifikasi pasar. Berdasarkan SuratKeputusan Bupati
Tangerang Nomor 511.2/Kep.249-Huk/2004 tentang Penetapan
Klasifikasi Pasar Daerah Kabupaten Tangerang, Pasar Ciputat
dikategorikan sebagai Pasar Kelas I di mana sifat kegiatan yang dimiliki
bercorak eceran dan waktu kegiatan yang dilakukan adalah siang dan atau
malam.
Berdasarkan Undang-Undang No. 51 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Kota Tangerang Selatan, penyerahan asset dan dokumen
kepada Pemerintah Kota tangerang Selatan dari kabupaten Tangerang
dilakukan paling lambat lima tahun sejak pelantikan pejabat walikota.
Pelantikan pejabat walikota Tangerang Selatan sendiri telah dilaksanakan
pada tanggal 2004 Januari 2009 oleh Menteri Dalam Negeri Mardiyanto,
berdasarkan Surat Keputusan Mendagri Nomor 131.36-883 tahun 2009.
Berdasarkan Undang-Undang No. 51 tahun 2008 tersebut, Pasar
Ciputat bisa dikategorikan sebagai asset milik Pemerintah Kota Tangerang
Selatan karena dikelola oleh BUMD Kabupaten Tangerang yang
kedudukan, kegiatan, dan lokasinya berada di Kota Tangerang Selatan.
Dalam Undang-Undang tersebut telah diatur bahwa yang dimaksud asset
dan dokumen meliputi:
64
a. Barang milik dan atau yang dikuasai baik barang bergerak maupun
tidak bergerak dan atau yang dimanfaatkan oleh Pemerintah Kota
Tangerang Selatan yang berada dalam wilayah Kota Tangerang
selatan.
b. BUMD Kabupaten Tangerang yang kedudukan, kegiatan, dan
lokasinya berada di Kota Tangerang Selatan.
c. Utang piutang Kabupaten Tangerang yang kegunaannya untuk Kota
Tangerang Selatan.
d. Dokumen dan arsip yang karena sifatnya diperlukan oleh Kota
Tangerang Selatan.
3. Permasalahan Pasar Ciputat
Seiring dengan dinamika dan perkembangannya, Pasar Ciputat saat
ini dihadapkan pada sejumlah persoalan krusial antara lain:
a. Permasalahan Hukum
Permasalahan hukum yang dialami Pasar Ciputat mencakup1:
1) Status Kepemilikan secara Hukum
Pokok masalah dalam hal status kepemilikan adalah belum
diserahkannya asset Pasar Ciputat oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Tangerang kepada Pemerintah Kota Tangerang Selatan.
1 Executive Summary: Kajian dan Evaluasi Pasar Ciputat, Juli 2010.
65
2) Sengketa dengan PT. Betania Multi Sarana terkait pemenuhan hak
pungut retribusi pasar dan paskir. Pokok masalah dalam sengketa
atau konflik ini adalah belum terpenuhinya hak Pihak I (Pemda
Kabupaten Tangerang) dalam pemungutan retribusi pasar dan
parker sebagaimana diatur dalam Perjanjian Kerjasama Bersyarat
Nomor 551.22/1755-Um/1992 dan Nomor 004/BMS/VI/1992
tentang Kerjasama Pembanguan Pusat Perbelanjaan dan
Peremajaan Pasar serta Terminal Ciputat antara Pemda Kabupaten
Tangerang dengan PT. Betania Multi Sarana.
b. Permasalahan Sosial Lingkungan
Keberadaan Pasar Ciputat menimbulkan persoalan lingkungan
tersendiri antara lain seperti tumpukan sampah di area sekitar pasar.
Menumpuknya sampah ini disebabkan karena belum tersedianya
fasilitas tempat pembuangan sampah di Pasar Ciputat. Selain
berdampak pada menurunnya kualitas sanitasi lingkungan,
menumpuknya sampah juga menyebabkan menurunnya omzet
penjualan para pedagang. Meskipun telah dioperasikan mesin
penghancur sampah melalui Sipesat/ Sistem Pengelolaan dan
Pengolahan Sampah Terpadu sejak Maret 2010 tetapi masalah
penumpukkan sampah masih terjadi.2
2 Hasil wawancara dengan Kepala Pasar Ciputat, Dani Ardani, SE pada tanggal 29 Desember 2010
66
Selain persoalan penumpukkan sampah, keberadaan Pasar
Ciputat juga menjadi salah satu titik rawan kemacetan di Kota
Tangerang Selatan. Menjamurnya para pedagang kaki lima atau PKL
di ekitar area pasar semakin menjadikan kawasan pasar tersebut tidak
tertata dengan baik. Arus lalu lintas menjadi semakin macet karena
belum tersedianya terminal sebagai tempat transit bus dan angkutan
umum.
c. Permasalahan sosial Ekonomi
Permasalahan social ekonomi Pasar Ciputat mencakup:
1) Persaingan yang ketat dengan pusat perbelanjaan modern
Pasar Ciputat mengalami persaingan ketat dengan sejumlah pusat
perbelanjaan modern (mall) yang semakin menjamur seiring
dengan pertumbuhan Kota Tangerang Selatan. Di wilayah Ciputat
dan sekitarnya, setidaknya telah berdiri sejumlah pusat
perbelanjaan modern seperti Giant, Carefour, Ramayana, dan
beberapa ritel modern lainnya. Keberadaan pusat perbelanjaan
modern ini cenderung menyebabkan menurunnya omzet penjualan
pedagang Pasar Ciputat khususnya selain padagang produknya
segar.
67
2) Pergeseran pola hidup masyarakat kea rah selera dan tuntutan yang
lebih modern yang umumnya disediakan oleh pusat perbelanjaan
modern (mall).
3) Tuntutan konsumen terhadap kebutuhan keamanan dan ketertiban.
4) Pemahaman masyarakat konsumen dan pedagang pasar terhadap
tata tertib pasar dan aturan-aturan lainnya semisal parkir, sampah,
wilayah belanja dan dagang relatif masih rendah.
5) Hubungan yang kurang harmonis antara pengelola pasar dengan
pedagang akibat intervensi pihak-pihak lain.
d. Manajemen
Permasalahan manajemen Pasar Ciputat mencakup beberapa hal
yaitu3:
1) Hak Pengelolaan antara Pemerintah daerah Kabupaten Tangerang
dengan Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Dengan terbentuknya
Kota Tangerang Selatan, maka seluruh asset dan dokumen yang
kedudukan, kegiatan, dan lokasinya berada di Kota Tangerang
Selatan seharusnya diserahkan kepada Pemerintah Kota Tangerang
selatan paling lambat lima tahun sejak pelantikan pejabat walikota.
Proses penyerahan asset yang belum selesai ini berdampak pada
mengambangnya status hukum dari PD yang mengelola pasar.
3 Executive Summary: Kajian dan Evaluasi Pasar Ciputat, Juli 2010.
68
2) hak Pengelolaan antara Pemerintah Daerang Kabupaten Tangerang
dengan developer. Berdasarkan oerjanjian kerjasama bersyarat
Nomor 551.22/1755-Um/1992 dan Nomor 004/BMS/VI/1992,
telah ditegaskan bahwa hak pengelolaan pasar dan bangunan
lainnya tetap menjadi milik Pemda Kabupaten Tangerang.
Sementara itu, pihak developer hanya memiliki hak pemakaian
selama masa perjanjian 30 tahun kecuali untuk pungutan pajak dan
retribusi.
B. Landasan Hukum
Landasan hukum Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten
Tangerang antara lain adalah sebagai berikut4:
1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 1962 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 2387); Jo Undang-undang Nomor 6 Tahun 1989;
2. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten
Tangerang;
4 Executive Summary: Kajian dan Evaluasi Pasar Ciputat, Juli 2010.
69
C. Landasan Operasional
Landasan operasional Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja
Kabupaten Tangerang antara lain adalah sebagai berikut5:
1. Peraturan Daerah kabupaten Daerah Tingkat II tangerang Nomor 5 Tahun
1995 tentang pengurusan Pasar;
2. Peraturan Bupati Tangerang Nomor 86 Tahun 2004 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja
Kabupaten Tangerang;
3. Peraturan Bupati Tangerang Nomor 87 Tahun 2004 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian PD Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang;
4. Keputusan Bupati Tangerang Nomor 539/Kep.06-Huk/2005 Tanggal 3
Januari 2005 tentang Pengesahan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang;
5. Keputusan Bupati Tangerang Nomor 539/Kep.12-Huk/2005 Tanggal 10
Januari 2005 tentang Persetujuan Terhadap Susunan Organisasi Tata Kerja
Pasar di Lingkungan Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja
Kabupaten Tangerang;
6. Keputusan Bupati Tangerang Nomor 539/Kep.72-Huk/2005 Tanggal 8
Maret 2005 tentang Penunjukkan Pejabat Sementara Direksi Perusahaan
Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang;
5 Executive Summary: Kajian dan Evaluasi Pasar Ciputat, Juli 2010.
70
7. Keputusan Bupati Tangerang Nomor 030/Kep.175-Huk/2005 Tanggal 1
Juni 2005 tentang Penyerahan Aset Pemerintah Kabupaten Tangerang
kepada Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten
Tangerang;
8. Keputusan Bupati Tangerang Nomor 539/Kep.412-Huk/2005 Tanggal 28
Desember 2005 tentang Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang;
9. Keputusan Bupati Tangerang Nomor 821.2/Kep.418-Huk/2005 Tanggal
28 Desember 2005 tentang Penunjukkan Sementara Badan Pengawas
Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang;
10. Berita Acara Serah Terima Aset Pemerintah Kabupaten Tangerang kepada
Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang
Nomor 539/2793-Peng.As/2005 Tanggal 23 Juni 2005.
D. Tugas Pokok dan Fungsi
lain6:
Adapun tugas pokok PD Pasar Niaga Kerta Raharja Pasar Ciputat antara
1. Pelaksanaan pembinaan terhadap para pedagang/ pelaku usaha dan
masyarakat pengguna pasar.
6 Executive Summary: Kajian dan Evaluasi Pasar Ciputat, Juli 2010.
71
2. Pemberian fasilitas dalam rangka penciptaan stabilitas harga dan
kelancaran arus distribusi barang di pasar.
3. Melaksanakan Pelayanan Umum dalam bidang perpasaran.
Sedangkan fungsi PD Pasar Niaga Kerta Raharja Pasar Ciputat antara lain:
1. Melakukan perencanaan, pengembangan dan atau pembangunan pasar.
2. Pemeliharaan dan pengawasan terhadap pasar.
3. Meningkatkan nilai ekonomi dari Pasar Pemerintah Kota Tangerang
Selatan.
4. Melakukan pengelolaan pasar dan fasilitas perpasaran lainnya.
5. Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja Pasar Ciputat melakukan
kegiatan tersebut secara otonom dan mandiri termasuk dengan pihak-
pihak yang berkeinginan untuk kerjasama sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
E. Sasaran dan Tujuan PD Pasar Ciputat
1. Peningkatan kebersihan pasar dan renovasi bangunan untuk menciptakan
pasar yang bersih, rapi, dan nyaman.
2. Meningkatkan keamanan dan kenyamanan pasar untuk menciptakan iklim
usaha yang sehat
3. Meningkatkan sarana dan prasarana pasar dalam memberikan layanan
tempat usaha dagang
72
F. Visi dan Misi PD Pasar Niaga Kerta Raharja Pasar Ciputat
1. Visi
“Terwujudnya profesionalisme manajemen perpasaran yang berorientasi
pada efisiensi, efektivitas kegiatan operasional dalam rangka
meningkatkan kinerja, sehingga dapat memberikan kontribusi yang
optimal terhadap pembangunan ekonomi daerah dan peningkatan
pendapatan masyarakat”
2. Misi
Untuk mewujudkan Visi tersebut maka ditentukan misi sebagai berikut:
a. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, baik selaku Pegawai
Perusahaan Daerah maupun masyarakat yang terlibat dengan masalah
perpasaran.
b. Legalitas kerangka dasar, yang mengandung filosofis, fundamental
dan mengatur serta melegalisasikan setiap langkah-langkah atau
aktifitas Perusahaan Daerah.
c. Menggali dan atau memaksimalkan sumber-sumber yang dianggap
dapat menjadi sumber pendapatan Perusahaan Daerah.
d. Partisipasi aktif dan kooperatif para pedagang dan masyarakat yang
terlibat dalam rangka mewujudkan pasar yang tertib, bersih dan sehat.
73
ua
a
n
G. Struktur Organisasi PD Pasar Ciputat
Struktur organisasi PD Pasar Niaga Kerta Raharja Pasar Ciputat adalah sebagai
berikut:
Gambar 4.1Struktur Organisasi Pasar Ciputat
Kepala Pasar Ciputat
Dani Ardani. SE
SUBAG Administrasi danKeuangan
Dedi Junaedi
Urusan Kebersihan Urusan Ketentraman Ketertiban danKeamanan
Mukt r Cecep Nurahman
H. Daya Dukung dan Daya Tampung PD Pasar Ciputat
Pasar ciputat terdiri dengan tiga lantai yaitu : Lantai basement, lantai
dasar, dan lantai atas, tersebar atas dua bagian, yaitu pasar barat dan pasar
timur. Dipadati oleh pedagang yang berasal dari berbagai wilayah yang
mayoritas berasal dari ciputat dan sekitarnya. Selain itu terdapat juga pedagang
yang berasal dari luar Jakarta, seperti padang, banten, jawa, dan lain-lain.
Lantai besment pasar ciputat banyak diisi oleh pedagang sembako dan
sayurr, lantai dasar diisi oleh pedagang baju, sepatu, dan toko kain. Sedangkan
74
pada lantai satu hamper sama dengan lantai dua yang kebanyakan pedagangnya
penjual baju, sepatu, pakaian dalam, kain, dan kerudung. Di lantai atas pasar ini
masih banyak kios-kioss kosong yang menunggu untuk ditempati.
Di bawah pemisah bangunan pasar barat dan pasar timur terdapat
pedagang kaki lima sampai sepanjang jalan H. Usman. Berbagai komoditi yang
diperdagangkan antara lain, ikan basah, ayam, daging, sembako, dan komoditi
non pangan lainnya seperti pakaian, sandal, maainan anak dan lain-lainnya.
Daya dukung atau carrying capacity pasar ciputat, bisa dijelaskan sebagai
sebuah bentuk pemanfaatan area oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya dalam memperdagangkan hasil produksi makanan, non makanan,
dan jasa-jasa lainnya. Sedangkan daya tampung, adalah kemampuan pasar
ciputat untuk menyediakan fassilitas yang dibutuhkan masyarakat yang akan
memanfaatkannya.
Secara keseluruhan, bangunan pasar ciputat terdiri diatas tanah seluas
tanah : 5670 m² dengan luas bangunan: 14.516 m², yang masing-masing terdiri
dari:
a. Lantai Basement ± 4839 m²
b. Lantai Dasar ± 4839 m²
c. Lantai Atas ± 4839 m²
Dari total luas tanah, diketahui bahwa luas bangunan telah memenuhi 85%
nya. Sedangkan sisanya digunakan untuk ruang terbuka, dan tempat
75
pembuangan sampah sementara. Tempat pembuangan sampah sementara
terdapat 1 unit seluas 63 m² dan MCK sebanyak lima unit seluas 239 m².
Sedangkan untuk lainnya terdapat beberapa fasilitas yang belum tercakup secara
memadai, yaitu ;
a. Lahan Parkir
b. Ruang Terbuka Hijau
c. Ruang terbuka non hijau
d. Ruang sirkulasi orang dan barang
e. Ruang untuk gudang
Diantara bangunan terdapat lorong merupakan sebuah jalan pemisah
antara pasar barat dengan pasar timur yang atapnya merupakan sambungan
antara keduannya ruang ini merupakan sebuah sarana jalan lalulintas umum
yang bahu-bahunya telah digunakan sebagai tempat berjualan oleh pedagang
kaki lima (PKL).
Ruang lainnya adalah Ruang Polycarbonet, merupakan ruang dagang yang
berbentuk los-los. Begitu pula kavling sebagai ruang dagang bagi PKL dan
pedagang los lainnya. Sedangkan sedangkan ruko dan plaza adalah ruang
dagang komersil yang dikelola oleh perusahaan PT. BETANIA MULTI
SARANA yang bekerja sama dengan pemerintah Kabupaten Tangerang.
76
Untuk menggambarkan daya dukung ruang dagang yang terdapat dalam
bangunan pasar Ciputat seluas 14.516 m² tersebut, maka dapat dilihat
pembagiannya sebagai berikut:
a. Lantai Basement, terdiri dari:
1) Blok AK yang berisi kios-kios
2) Blok BK yang berisi kios-kios
3) Blok BL yang berisi los
b. Lantai Dasar, terdiri dari:
1) Blok CK yang berisi kios-kios
2) Blok DK yang berisi kios-kios
c. Lantai Atas, terdiri dari:
1) Blok EK yang berisi kios-kios
2) Blok FK yang berisi kios-kios
3) Blok GK yang berisi kios-kios
77
g
a
u
D
3
P
T
B
t
k
Gambar 4.2Ruang Dagang Pasar Ciputat
Ruang DagangKios Los
1132
238
489
51
643
187
Ruang DagangTersedia
Ruang Dagang Terisi Ruang Dagang Tidakerisi
Dari jumlah ruang dagang yang terbangun, terutama yang berbentuk Kios
dan tidak semua telah dimanfaatkan. Menurut data PD Pasar, 2010, diketahui
bahwa dari 1132 unit kios yang dibangun hanya 489 unit yang terpakai.
Sedangkan untuk los, dari 238 yang dibangun hanya 51 unit yang terpakai.
Gambar 4.3Ruang Dagang Per Kios
Ruang agang Per BlokBlok AK Blok BK Blok CK Blok DK Blok EK lok FK Blok Gk
136
9557
24
99
40 38
212
9073
4921
165
33
Kios Yang Buka Kios Yang Tutup
78
g
L
Berdasarkan gambar 4.3 dapat dilihat bahwa kios-kios yang tersedia di
pasar Ciputat terbagi menjadi tujuh bagian yaitu blok AK, BK, CK, DK, EK,
FK, dan GK. Dari gambar tersebut juga kita dapat melihat setiap blok-blok yang
terisi maupun yang tidak terisi. Blok AK yang terisi 57 unit, yang tidak terisi 73
unit. Blok BK yang terisi 95 unit, yang tidak terisi 21 unit. Blok CK yang terisi
136 unit, yang tidak terisi 49. Blok DK yang tersisi 24 unit, yang tidak terisi
212 unit. Blok EK yang terisi 99 unit, yang tidak terisi 90 unit. Blok FK yang
terisi 40 unit, yang tidak terisi 33 unit. Blok GK yang terisi 38 unit, yang tidak
terisi 165 unit.
Gambar 4.4Ruang Dagang Per Los
Ruang Dagang Per LosLos AL Los BL
10483
45
6
Los Yang Buka Los Yang Tutup
Berdasarkan gambar 4.4 dapat dilihat bahwa los-los yang tersedia di pasar
Ciputat terbagi menjadi dua bagian yaitu los AL dan BL. Dari gambar tersebut
juga kita dapat melihat setiap los yang terisi maupun yang tidak terisi. Los AL
79
yang terisi 6 unit, yang tidak terisi 104 unit. Los BL yang terisi 45 unit, yang
tidak terisi 83 unit.
80
BAB V
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian ini,
kuesioner yang dibagikan berjumlah 84 responden yaitu para pedagang di Pasar
Ciputat. Adapun gambaran karakteristik data kuesioner dapat dilihat pada tabel
5.1 berikut ini:
Tabel. 5.1 Karakteristik Data Kuesioner
Identifikasi Sample Jumlah Persentase
Total kuesioner yang disebar 84 100 %
Total kuesioner yang tidak direspon 0 0
Total kuesioner yang direspon 84 100 %
Total kuesioner yang tidak diisi lengkap 0 0
Total kuesioner yang dapat digunakan 84 100 %
Sumber: Data diolah
Total kuesioner yang direspon dan dapat digunakan untuk mengolah data
sebanyak 84 kuesioner yaitu 100 % dari total kuesioner yang disebar.
Sedangkan deskriptif responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar
5.1, berikut ini:
81
Gambar 5.1
Berdasarkan gambar 5.1 di atas dapat diketahui responden yang terjaring
dalam sampel penelitian ini adalah responden yang berjenis kelamin pria
berjumlah 51 orang (60.7 %) dan wanita 33 orang (39.3 %).
Gambar 5.2
Berdasarkan gambar 5.2 di atas, diketahui usia responden. Untuk
responden yang berdasarkan umur didapatkan bahwa responden yang berumur
19-30 tahun berjumlah 33 orang (39.4 %), untuk responden yang berumur 31-40
3329
146
2
Deskriptif Usia Responden19‐30 Tahun 31‐40 Tahun 41‐50 Tahun
51‐60 Tahun 60 Tahun Ke Atas
51 33
Deskriptif Jenis Kelamin RespondenLaki‐laki Perempuan
82
tahun berjumlah 29 orang (34.6 %), untuk responden yang berumur 41-50 tahun
berjumlah 14 orang (11.3 %),untuk responden yang berumur 51-60 tahun
berjumlah 6 orang (7.2 %), dan untuk yang berumur > 60 tahun berjumlah 2
orang (2.5 %).
Gambar 5.3
Berdasarkan gambar 5.3 di atas, diketahui pendidikan responden. Untuk
responden yang Tidak Sekolah berjumlah 4 orang (4.8 %), untuk responden
yang berada pada jenjang pendidikan SD berjumlah 4 orang (4.8 %), untuk
responden yang berada pada jenjang pendidikan SMP berjumlah 11 orang (13.1
%), untuk responden yang berada pada jenjang pendidikan SMA berjumlah 55
orang (65.5 %), untuk responden yang berada pada jenjang pendidikan DI –
DIII berjumlah 4 orang (4.8 %), dan untuk responden yang berada pada jenjang
pendidikan S1 – S2 berjumlah 6 orang ( 7.1%).
Pada bagian deskriptif pendidikan responden peneliti melakukan uji
analisis regresi dengan tujuan untuk menganalisa apakah pendidikan responden
4 411
55
4 6
Deskriptif Pendidikan RespondenTidak Sekolah SD SMP SMA D I ‐ D III S1 ‐ S3
83
berpengaruh secara nyata terhadap etika bisnis Islam? Untuk menjawab
pertanyaan tersebut, berikut hasil analisa regresi yang telah dilakukan.
Tabel 5.2 Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .019a .000 -.012 11.984
a. Predictors: (Constant), PENDIDIKAN TERAKHIR
b. Dependent Variable: etika bisnis Islam
Penghitungan menggunakan analisis regresi berganda (multiple regression
analysis) untuk menilai keseluruhan model regresi apakah fit dengan data. Kita
harus memperhatikan nilai koefisien korelasi (R), nilai koefisien determinasi,
nilai F hitung dan nilai t hitung.1
Hasil output SPSS pada tabel 5.2 menunjukkan nilai koefisien korelasi
berganda (R) variabel Pendididak pedagang adalah sebesar 0.019. Nilai (R)
sebesar 0.019 menunjukkan bahwa variabel Pendidikan pedagang tidak
memiliki hubungan yang kuat dengan Etika Bisnis Islam.2
Nilai koefisien determinasi (R Square) dalam penelitian ini adalah sebesar
0.000 dan nilai koefisien determinasi yang sudah disesuaikan (Adjusted R²)
sebesar -0.012. Untuk model regresi berganda digunakan (Adjusted R²). Jadi,
1 Imam Ghozali , Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2009), h. 87 2 Ghozali , Aplikasi ........................, h. 87
84
dalam penelitian ini -1.2% variabel dependen etika bisnis Islam pedagang pasar
Ciputat dijelaskan oleh variabel independen Pendidikan pedagang.
Untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap
variabel dependen dapat dilihat dari nilai t dan p value (Sig.) yang dapat
dideteksi dari output SPSS pada tabel coefficients.
Tabel 5.3
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 145.921 5.045 28.921 .000
PENDIDIKAN TERAKHIR .220 1.275 .019 .173 .863
a. Dependent Variable: etika bisnis Islam
Berdasarkan coefficients di atas dapat disimpulkan uji signifikansi dengan
menggunakan uji t dengan penetapan alpha (taraf kesalahan) 10% untuk
Pendidikan pedagang diperoleh t hitung 0.019 dengan signifikansi 0.863 dimana
p = 0.863>0.01. Hal ini menunjukkan bahwa Pendidikan pedagang adalah tidak
berpengaruh secara nyata terhadap Etika Bisnis Islam.
85
Gambar 5.4
Berdasarkan gambar 5.4 di atas, diketahui suku responden. Untuk
responden yang berasal dari suku Betawi berjumlah 11 orang (13.1 %), untuk
responden yang berasal dari suku Sunda berjumlah 32 orang (38.1 %), untuk
responden yang berasal dari suku Jawa berjumlah 18 orang (21.4 %), untuk
responden yang berasal dari suku Padang berjumlah 12 orang (14.3 %), untuk
responden yang berasal dari suku Madura berjumlah 3 orang (3.6 %), dan untuk
responden yang berasal dari suku lain-lainnya berjumlah 8 orang (9.5 %). Dari
gambar 5.4 di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pedagang di Pasar
Ciputat didominasi oleh suku Sunda. Artinya, pedagang di pasa Ciputat
berkarakteristik heterogen.
11
32
1812
38
Deskriptif Suku RespondenBetawi Sunda Jawa Padang Madura Lain‐lain
86
Gambar 5.5
Berdasarkan gambar 5.5 di atas, diketahui jenis dagangan responden.
Untuk responden yang berdagang Pakaian berjumlah 26 orang (31 %), untuk
responden yang berdagang Kelontong berjumlah 12 orang (14.3 %), untuk
responden yang berdagang Perabot Rumah Tangga berjumlah 11 orang (13.1
%), untuk responden yang berdagang Perlengkapan Bayi berjumlah 7 orang (8.3
%), untuk responden yang berdagang Sepatu dan Sandal berjumlah 8 orang (9.5
%), untuk responden yang berdagang Makanan berjumlah 8 orang (9.5 %), dan
lain-lainnya berjumlah 12 orang (14.3 %). Dari gambar 5.5 di atas dari sekian
banyak jenis dagangan yang diperdagangkan di pasar Ciputat ternyata pedagang
pakaian yang mendominasi pasar Ciputat.
2612 11 7 8 8 12
Deskriptif Jenis Dagangan Responden
Pakaian Kelontong
Perabot Rumah Tangga Perlengkapan Bayi
Sepatu Dan Sandal Warung Makan
Lain‐lain
87
Gambar 5.6
Berdasarkan gambar 5.6 di atas, diketahui lama berdagang responden.
Untuk responden yang berdagang dalam rentang waktu 1 – 5 tahun berjumlah
31 orang (36.9 %), untuk responden yang berdagang dalam rentang waktu 6 –
10 tahun berjumlah 25 orang (29.8 %), untuk responden yang berdagang dalam
rentang waktu 11 – 15 tahun berjumlah 12 orang (14.3 %), untuk responden
yang berdagang dalam rentang waktu 16 – 20 tahun berjumlah 7 orang (8.3 %),
untuk responden yang berdagang dalam rentang waktu 21 – 25 tahun berjumlah
6 orang (7.1 %), dan untuk responden yang berdagang dalam rentang waktu
lebih dari 25 tahun berjumlah 3 orang (3.6 %). Dari gambar 5.6 di atas, tampak
jelas bahwa pedagang di pasar Ciputat sebagian besar didominasi oleh pedagang
baru.
3125
12 7 6 3
Deskriptif Lama Berdagang Responden
1‐5 Tahun 6‐10 Tahun 11‐15 Tahun
16‐20 Tahun 21‐25 Tahun 25 Tahun Ke Atas
88
B. Uji Kualitas Data
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut.3
Uji Validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung (Corrected
Item-Total Correlation) dengan nilai patokan iA= 0.24, dengan kriteria sebagai
berikut:
Jika Nilai r hitung > nilai iA= 0.2 maka Item Valid
Jika Nilai r hitung < nilai iA= 0.2 maka Item Tidak Valid
Sedangkan Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan
adalah konsisten dari waktu ke waktu. Untuk Uji Reliabilitas, dilakukan dengan
melihat nilai Alpha Cronbach’s, dengan kriteria sebagai berikut5 :
Jika nilai Alpha Cronbach’s>0.6 maka suatu konstruk dikatakan reliabel.
Jika nilai Alpha Cronbach’s<0.6 maka suatu konstruk dikatakan tidak
reliabel.
3 Imam Ghozali , Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. (Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, 2009), h. 49 4 Muhammad Nisfiannoor, Pendekatan Statistik Modern untuk Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2009), h. 230
5 Ghozali , Aplikasi ........................, h. 42
89
1. Tauhid
a) Uji Validitas
Berikut adalah hasil pengujian dengan menggunakan bantuan
Software SPSS 17.0.
Tabel 5.4 Uji Validitas Item Pertanyaan
No. Corrected Item-
Total Correlation(r hitung)
iA=0.2 p Kriteria
T1 0.242 0.2 0.000 Valid T2 0.405 0.2 0.000 Valid T3 0.385 0.2 0.000 Valid T4 0.266 0.2 0.000 Valid T5 0.349 0.2 0.000 Valid T6 0.232 0.2 0.001 Valid T7 0.402 0.2 0.000 Valid T8 0.240 0.2 0.003 Valid T9 0.205 0.2 0.000 Valid T10 0.376 0.2 0.000 Valid T11 0.378 0.2 0.000 Valid
Sumber: Data diolah
Dari hasil output dapat dilihat untuk butir pertanyaan Tauhid,
semua nilai r hitung lebih besar dari iA= 0.2, maka dapat disimpulkan
bahwa semua butir pertanyaan Tauhid (T1, T2, T3, T4, T5, T6, T7, T8,
T9, T10, T11) adalah valid.
b) Uji Reliabilitas
Tabel 5.5 Uji Reliabilitas Konstruk
Cronbach's Alpha Jumlah Item
0.655 11 Sumber: Data diolah
90
Dari hasil output didapat nilai alpha 0.655>0.6, sehingga dapat
disimpulkan untuk instrumen Tauhid adalah reliabel.
2. Keseimbangan
a) Uji Validitas
Berikut adalah hasil pengujian dengan menggunakan bantuan
Software SPSS 17.0.
Tabel 5.6 Uji Validitas Item Pertanyaan
No. Corrected Item-
Total Correlation(r hitung)
iA=0.2 p Kriteria
K1 0.519 0.2 0.000 Valid K2 0.268 0.2 0.000 Valid K3 0.599 0.2 0.000 Valid K4 0.551 0.2 0.000 Valid K5 0.345 0.2 0.000 Valid
Sumber: Data diolah
Dari hasil output dapat dilihat untuk butir pertanyaan
Keseimbangan, semua nilai r hitung lebih besar dari iA= 0.2, maka
dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan Keseimbangan (K1,
K2, K3, K5, K7) adalah valid.
b) Uji Reliabilitas
Tabel 5.7 Uji Reliabilitas Konstruk
Cronbach's Alpha Jumlah Item
0.676 5 Sumber: Data diolah
91
Dari hasil output didapat nilai alpha 0.676>0.6, sehingga
dapat disimpulkan untuk instrumen Keseimbangan adalah reliabel.
3. Kehendak Bebas
1) Uji Validitas
Berikut adalah hasil pengujian dengan menggunakan bantuan
Software SPSS 17.0.
Tabel 5.8 Uji Validitas Item Pertanyaan
No.
Corrected Item- Total
Correlation (r hitung)
iA=0.2 p Kriteria
KB1 0.554 0.2 0.000 Valid KB2 0.612 0.2 0.000 Valid KB3 0.577 0.2 0.000 Valid KB4 0.558 0.2 0.000 Valid KB5 0.518 0.2 0.000 Valid KB6 0.605 0.2 0.000 Valid KB7 0.409 0.2 0.000 Valid KB8 0.388 0.2 0.000 Valid KB9 0.219 0.2 0.002 Valid
Sumber: Data diolah
Dari hasil output dapat dilihat untuk butir pertanyaan Kehendak
Bebas, semua nilai r hitung lebih besar dari iA= 0.2, maka dapat
disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan Kehendak Bebas (KB1,
KB2, KB3, KB4, KB5, KB7, KB8, KB9, KB10) adalah valid.
92
2) Uji Reliabilitas
Tabel 5.9 Uji Reliabilitas Konstruk
Cronbach's Alpha Jumlah Item
0.792 9 Sumber: Data diolah
Dari hasil output didapat nilai alpha 0.792>0.6, sehingga dapat
disimpulkan untuk instrumen Kehendak Bebas adalah reliabel.
4. Tanggung Jawab
a) Uji Validitas
Berikut adalah hasil pengujian dengan menggunakan bantuan
Software SPSS 17.0.
Tabel 5.10 Uji Validitas Item Pertanyaan
No. Corrected Item-
Total Correlation(r hitung)
iA=0.2 p Kriteria
TJ1 0.393 0.2 0.000 Valid TJ2 0.543 0.2 0.000 Valid TJ3 0.358 0.2 0.000 Valid TJ4 0.303 0.2 0.000 Valid TJ5 0.261 0.2 0.000 Valid
Sumber: Data diolah
Dari hasil output dapat dilihat untuk butir pertanyaan Tanggung
Jawab, semua nilai r hitung lebih besar dari iA= 0.2, maka dapat
disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan Tanggung Jawab (TJ2,
TJ3, TJ4, TJ8, TJ9) adalah valid.
93
b) Uji Reliabilitas
Tabel 5.11 Uji Reliabilitas Konstruk
Cronbach's Alpha Jumlah Item
0.605 5 Sumber: Data diolah
Dari hasil output didapat nilai alpha 0.605>0.6, sehingga dapat
disimpulkan untuk instrumen Tanggung Jawab adalah reliable.
5. Ihsan
a) Uji Validitas
Berikut adalah hasil pengujian dengan menggunakan bantuan Software SPSS 17.0.
Tabel 5.12 Uji Validitas Item Pertanyaan
No. Corrected Item-
Total Correlation(r hitung)
iA=0.2 p Kriteria
I1 0.239 0.2 0.000 Valid I2 0.258 0.2 0.000 Valid I3 0.516 0.2 0.000 Valid I4 0.454 0.2 0.000 Valid I5 0.565 0.2 0.000 Valid I6 0.250 0.2 0.000 Valid I7 0.383 0.2 0.000 Valid
Sumber: Data diolah
Dari hasil output dapat dilihat untuk butir pertanyaan Ihsan,
semua nilai r hitung lebih besar dari iA= 0.2, maka dapat
94
disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan Ihsan (I1, I2, I3, I4, I5, I6,
I7) adalah valid.
b) Uji Reliabilitas
Tabel 5.13 Uji Reliabilitas Konstruk
Cronbach's Alpha Jumlah Item
0.625 7 Sumber: Data diolah
Dari hasil output didapat nilai alpha 0.625>0.6, sehingga dapat
disimpulkan untuk instrumen Ihsan adalah reliabel.
C. Uji Analisis Faktor
1. Proses Analis Faktor
Analisis faktor dalam penelitian ini menggunakan Metode Kaiser-
Meiyer-Olkin (KMO) yang nilainya harus lebih dari (0,5) dan metode
pengukuran Measure of Sampling Adequacy (MSA)6. Adapun proses seleksi
variabel dalam penelitian ini adalah :
1) KMO dan Bartlett’s Test
KMO (Kaiser-Mayer-Olkin) merupakan indeks pembanding
besarnya koefisien korelasi observasi dengan besarnya koefisien korelasi
observasi parsial. Jika nilai kuadrat koefisien korelasi parsial dari semua
pasangan variabel lebih kecil dari pada jumlah kuadrat koefisien
6 Ghozali , Aplikasi ........................, h. 306
95
korelasi, maka harga KMO akan mendekati satu, yang menunjukkan
kesesuaian penggunaan analis faktor7.
2) Anti – Image Matrices
Besarnya angka measure of sampling adequacy (MSA) berkisar
antara 0 -1, dengan kriteria sebagai berikut:8
MSA = 1, menunjukkan variabel tersebut dapat diprediksi tanpa
kesalahan oleh variabel yang lain.
MSA > 0.5, menunjukkan masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis
lebih lanjut.
MSA < 0.5, menunjukkan tidak bisa diprediksi dan tidak bisa
dianalisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya.
3) Eigen Value
Eigen Value digunakan untuk menganalisis layak suatu faktor
baru. Syarat layak menjadi suatu faktur baru adalah eigen value lebih
besar atau sama dengan satu. Sedangkan apabila terdapat faktor yang
memiliki eigen value kurang dari satu maka faktor tersebut akan
dikeluarkan atau tidak digunakan9.
7 Santoso Singgih, Buku Latihan SPSS: Statistik Paramterik, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo,
2002), h. 212 8 Singgih, Buku Latihan SPSS.................. h. 213 9 Ghozali , Aplikasi ........................, h. 307
96
4) Kumulatif Varians
Nilai kumulatif varians menunjukkan besarnya tingkat
keterwakilan faktor baru yang terbentuk terhadap faktor awal atau
semula. Syaratnya apabila faktor baru yang terbentuk mampu mewakili
faktor awal atau semula maka nilai kumulatif varians > 60%.
5) Nilai Loading
Nilai loading bertujuan untuk mengetahui layak atau tidaknya
suatu varians masuk ke dalam faktor baru. Nilai loading ini dapat dilihat
dari eigen value, jika eigen value lebih dari 1 maka suatu varians layak
masuk ke dalam faktor baru.
2. Pengujian Kelayakan Variabel
Tabel 5.14 KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .608
Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 135.432
Df 10
Sig. .000
Sumber : Data diolah
Hipotesis untuk signifikasi adalah :
H0 : Variabel belum memadai untuk dianalisis lebih lanjut
H1 : Variabel sudah memadai untuk dianalisis lebih lanjut
Kriteria untuk melihat probabilitas (signifikansi) :
Jika probabilitas (sig) > 0.05 maka H0 diterima
97
Jika probabilitas (sig) < 0.05 maka H0 ditolak
Berikut adalah hasil dari analisis metode di atas :
Angka KMO dan Bartlett’s test adalah 0.608 dengan signifikansi 0.000.
Oleh karena angka KMO dan Bartlett’s test lebih besar dari 0.5 (0.608 >
0.5) dan signifikansi lebih kecil dari pada 0.05 (0.000 < 0.05), maka variabel
dan sampel yang ada sebenarnya sudah bisa dianalisis lebih lanjut.
3. Proses Faktoring
Tabel 5.15 Communalities
Initial Extraction
TAUHID 1.000 .328
KESEIMBANGAN 1.000 .799
KEHENDAKBEBAS 1.000 .827
TANGGUNGJAWAB 1.000 .527
IHSAN 1.000 .880Extraction Method: Principal Component Analysis.
Communalities pada dasarnya adalah menunjukkan jumlah varians
(bisa dalam persentase) dari suatu variabel mula-mula yang bisa dijelaskan
oleh faktor yang ada. Berikut adalah penjelasannya :
• Untuk variabel Tauhid, angka 0.328, hal ini berarti sekitar 32.8%
varians dari variabel Tauhid bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
• Untuk variabel Keseimbangan, nilai sebesar 0.799 atau sekitar 79.9%
varians dari variabel Keseimbangan dapat dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk.
98
• Untuk variabel Kehendak Bebas, nilai sebesar 0.827 atau sekitar 82.7%
varians dari variabel Kehendak Bebas dapat dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk.
• Untuk variabel Tanggung Jawab dengan nilai sebesar 0.527 atau sekitar
52.7% varians dari variabel Tanggung Jawab dapat dijelaskan oleh
faktor yang terbentuk.
• Untuk variabel Ihsan, nilai sebesar 0.880 atau sekitar 88% varians dari
variabel Ihsan dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
Berdasarkan tabel 5.14 di atas terdapat 5 variabel (Component) yang
dimasukkan dalam analisis faktor, yakni variabel Tauhid, Keseimbangan,
Kehendak Bebas, Tanggung Jawab, dan Ihsan. Dengan masing-masing
variabel mempunyai varians sebesar 1, maka total varians adalah 5 x 1 = 5.
Tabel 5.16 Total Variance Explained
Compone
nt
Initial Eigenvalues
Extraction Sums of Squared
Loadings
Rotation Sums of Squared
Loadings
Total
% of
Variance
Cumulative
% Total
% of
Variance
Cumulative
% Total
% of
Variance
Cumulative
%
2.357 47.140 47.140 2.357 47.140 47.140 2.247 44.938 44.938
1.005 20.095 67.234 1.005 20.095 67.234 1.115 22.296 67.234
.867 17.336 84.571
.627 12.540 97.111
.144 2.889 100.000 on Method: Principal Component Analysis.
99
Dengan batasan Eigenvalues sebesar 1, dari tabel di atas terlihat bahwa
nilai Eigen dari komponen 1 dan 2 berada di atas 1 dan setelahnya berada di
bawah 1. Dengan demikian dari lima variabel yang ada akan direduksi
menjadi dua faktor. Berikut adalah penjelasan rinciannya :
• Jika kelima variabel tersebut ‘diringkas’ menjadi satu faktor, dengan
nilai eigen sebesar 2.357 maka varians yang bisa dijelaskan oleh satu
faktor tersebut adalah . Artinya faktor 1
mampu menjelaskan 47.140% dari seluruh total faktor yang akan
mempengaruhi etika bisnis Islam pedagang pasar Ciputat.
• Jika kelima variabel tersebut direduksi menjadi dua faktor, dengan nilai
eigen sebesar 1.005 maka varians yang bias dijelaskan oleh faktor
tersebut adalah %. Artinya faktor 2 mampu
menjelaskan 20,095% dari seluruh total faktor yang akan mempengaruhi
etika bisnis Islam pedagang pasar Ciputat.
• Jika dikumulatifkan dengan faktor 1, maka total varians yang bisa
dijelaskan dengan 2 faktor yang terbentuk adalah 47.14 % + 20.10 % =
67.24 %. Artinya kedua faktor mampu menjelaskan 67.24% dari
seluruh total faktor yang akan mempengaruhi etika bisnis Islam
pedagang pasar Ciputat.
100
Gambar 5.7
Dari Sceeter Plot terlihat bahwa dari satu ke dua faktor (garis dari
sumbu Component Number = 1 ke 2), arah garis menurun dengan cukup
tajam. Kemudian dari angka 2 ke 3, garis masih menurun. Demikian pula
dari angka 3 ke angka 4, namun kini dengan slope yang lebih kecil. Juga
perhatikan faktor 5 sudah di bawah angka 1 dari sumbu Y (Eigenvalues).
Hal ini menunjukkan bahwa dua faktor adalah paling bagus untuk
‘meringkas’ kelima variabel tersebut.
101
Tabel 5.17 Component Matrixa
Component
1 2
IHSAN .917 -.215
KESEIMBANGAN .880 -.188
TANGGUNGJAWAB .722 .025
TAUHID .441 .358
KEHENDAKBEBAS .210 .891Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 2 components extracted.
Setelah diketahui dua faktor adalah jumlah yang paling optimal untuk
mereduksi seluruh variabel, maka tabel Component Matrix menunjukan
distribusi kelima variabel tersebut pada dua faktor yang terbentuk.
Sedangkan angka-angka yang ada pada tabel tersebut adalah faktor
loadings, yang menunjukkan besar korelasi antara suatu variabel dengan
faktor 1 atau faktor 2. Proses penentuan variabel mana akan masuk ke faktor
yang mana, dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi pada
setiap baris. Berikut adalah penjelasannya :
• Untuk variabel Ihsan, korelasi dengan faktor 1 adalah 0.917, dengan
faktor 2 sebesar -0.215 (tanda negatif hanya menunjukkan arah). Karena
korelasi terbesar ada pada faktor 1 yaitu sebesar 0.917, maka untuk
variabel Ihsan masuk ke faktor 1.
102
• Untuk variabel Keseimbangan, korelasi dengan faktor 1 adalah 0.880,
dengan faktor 2 sebesar -0.188 (tanda negatif hanya menunjukkan arah).
Karena korelasi terbesar ada pada faktor 1 yaitu sebesar 0.880, maka
untuk variabel Keseimbangan masuk ke faktor 1.
• Untuk variabel Tanggung Jawab, korelasi dengan faktor 1 adalah 0.722,
dengan faktor 2 sebesar 0.025. Karena korelasi terbesar ada pada faktor
1 yaitu sebesar 0.722, maka untuk variabel Tanggung Jawab masuk ke
faktor 1.
• Untuk variabel Tauhid, korelasi dengan faktor 1 adalah 0.441, dengan
faktor 2 sebesar 0.358. Karena korelasi terbesar ada pada faktor 1 yaitu
sebesar 0.441, maka untuk variabel Tauhid masuk ke faktor 1.
• Untuk variabel Kehendak Bebas, korelasi dengan faktor 1 adalah 0.210,
dengan faktor 2 sebesar 0.891. Karena korelasi terbesar ada pada faktor
2 yaitu sebesar 0.891, maka untuk variabel Kehendak Bebas masuk ke
faktor 2.
Oleh karena masih ada variabel (Tauhid) yang belum jelas akan
dimasukan dalam faktor 1 atau 2 karena tidak ada perbedaan korelasi yang
signifikan dari setiap faktor, maka perlu dilakukan proses rotasi (rotation),
agar semakin jelas perbedaan sebuah variabel yang akan dimasukan pada
faktor 1 atau 2. Dalam proses rotasi digunakan metode varimax.
103
Tabel 5.18 Rotated Component Matrixa
Component
1 2
IHSAN .941 .047
KESEIMBANGAN .898 .062
TANGGUNGJAWAB .687 .223
KEHENDAKBEBAS -.045 .914
TAUHID .325 .466
Extraction Method: Principal Component
Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser
Normalization.
a. Rotation converged in 3 iterations.
Component matrix hasil proses rotasi (Rotated Component
Matrix) memperlihatkan distribusi variabel yang lebih jelas dan nyata.
Berikut adalah penjelasannya :
• Variabel Ihsan masuk faktor 1, karena faktor loading pada faktor 1
paling besar yaitu 0.941.
• Variabel Keseimbangan masuk faktor 1, karena faktor loading pada
faktor 1 paling besar yaitu 0.898.
• Variabel Tanggung Jawab masuk faktor 1, karena faktor loading pada
faktor 1 paling besar yaitu 0.687.
• Variabel Kehendak Bebas masuk faktor 2, karena faktor loading pada
faktor 2 paling besar yaitu 0.914.
104
• Variabel Tauhid masuk faktor 2, karena faktor loading pada faktor 2
paling besar yaitu 0.466.
Dengan demikian, dari kelima variabel awal telah direduksi menjadi
dua faktor yaitu :
• Faktor 1 terdiri atas variabel Ihsan, Keseimbangan, dan Tanggung
Jawab.
• Faktor 2 terdiri atas variabel Kehendak Bebas dan Tauhid.
Tabel 5.19 Component Transformation
Matrix
Component 1 2
1 .961 .276
2 -.276 .961
Extraction Method: Principal
Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with
Kaiser Normalization.
Dengan melihat angka-angka yang ada pada diagonal, antara
Component 1 dengan 1 dan Component 2 dengan 2. Terlihat keempat angka
jauh di atas 0.5 yaitu secara berurutan (0.961 dan 0.961). Hal ini
menunjukkan bahwa keempat faktor (component) yang terbentuk sudah
tepat, karena mempunyai korelasi yang sangat tinggi.
105
D. INTERPRETASI HASIL ANALISIS FAKTOR
Berdasarkan hasil analisis faktor diketahui bahwa dari lima variabel
terbentuk menjadi dua faktor, yaitu:
1. Faktor 1 yang terdiri dari Ihsan, Keseimbangan, dan Tanggung Jawab.
Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan
oleh manusia karena tidak menuntut adanya pertanggungjawaban. Untuk
memenuhi tuntutan keadilan dan kesatuan, manusia perlu
mempertanggungjawabkan tindakannya.10 Secara logis prinsip ini
berhubungan erat dengan prinsip kehendak bebas. Ia menetapkan batasan
mengenai apa yang bebas dilakukan oleh manusia dengan bertanggung
jawab atas semua yang dilakukannya.11 Dalam bidang ekonomi dan bisnis
prinsip ini dijabarkan menjadi suatu pola perilaku tertentu. Perilaku
pedagang dalam berbisnis misalnya harus memperhatikan kenyaman
konsumen, pedagang lain dan orang lainnya. Konsumen harus diberikan
pelayanan yang baik. Selain itu, pedagang tidak hanya memperhatikan
perilakunya dalam menarik minat konsumen akan tetapi pedagang harus
pula memiliki kemurahan hati kepada orang lain misalnya memberikan
keringanan terhadap pihak yang memiliki hutang. Itulah yang dinamakan
dengan ihsan.
10 Beekun, Etika………., h. 40 11 Badroen, Etika Bisnis………., h. 100
106
Karena itu menurut Sayyid Qutub prinsip pertanggungjawaban Islam
adalah pertanggung-jawaban yang seimbang dalam segala bentuk dan
ruang lingkupnya. Pentingnya Ihsan, Keseimbangan, dan Tanggung Jawab
akan sangat mempengaruhi etika bisnis Islam pedagang pasar Ciputat.
2. Faktor 2 yang terdiri dari Kehendak Bebas dan Tauhid.
Konsep ini dimaksudkan bahwa sumber utama etika Islam adalah
kepercayaan total dan murni terhadap keesaan Tuhan.12 Dengan
mengintegrasikan aspek religius dengan aspek-aspek lainnya, seperti
ekonomi, akan menimbulkan perasaan dalam diri manusia bahwa ia akan
selalu merasa direkam segala aktivitas kehidupannya, termasuk dalam
aktivitas berekonomi sehingga dalam melakukan segala aktivitas bisnis
tidak akan mudah menyimpang dari segala ketentuanNya.
Tanpa mengabaikan kenyataan bahwa ia sepenuhnya dituntun oleh
hukum yang diciptakan Allah SWT, ia diberi kemampuan untuk berpikir
dan membuat keputusan, memilih jalan hidup yang diinginkan, dan yang
paling penting untuk bertindak berdasarkan aturan yang ia pilih.13 Agar
tercipta mekanisme pasar yang sehat, aktivitas ekonomi dalam konsep ini
diarahkan untuk kebaikan setiap kepentingan seluruh komunitas Islam
yaitu dengan adanya larangan-larangan mengenai monopoli, kecurangan,
dan praktik riba. Seorang Muslim yang percaya pada kehendak Allah,
12 Djakfar, Etika Bisnis………..., h. 12 13 Beekun, Etika………., h. 38
107
akan senantiasa mengabaikan larangan-laranganNya. Ia merupakan bagian
kolektif dari masyarakat dan mengakui bahwa Allah meliputi kehidupan
individual dan sosial. Dengan demikian, kebebasan berkehendak
berhubungan erat dengan kesatuan dan keseimbangan. Maka dengan
adanya faktor 2 ini akan sangat berpengaruh terhadap etika bisnis Islam
pedagang pasar Ciputat.
Sehingga secara keseluruhan dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi etika bisnis Islam pedagang pasar Ciputat adalah faktor 1 dan
faktor 2. Interpretasi ini dilakukan dengan judgement. Karena sifatnya subjektif,
hasil bisa berbeda kalau interpretasi dilakukan oleh orang lain.
108
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan penelitian ini adalah ingin menganalisis pengaruh dari beberapa
faktor terhadap penerapan etika bisnis Islam pedagang di pasar Ciputat. Adapun
faktor-faktor tersebut antara lain : (1) Tauhid , (2) Keseimbangan, (3) Kehendak
Bebas, (4) Tanggung Jawab, (5) Ihsan.
Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
penerapan etika bisnis Islam pedagang pasar Ciputat dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
a. Faktor 1 dan faktor 2 merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan
etika bisnis Islam pedagang pasar Ciputat.
b. Faktor 1 yang terdiri dari Ihsan, Keseimbangan, dan Tanggung Jawab dapat
menjelaskan tentang penyebab pedagang pasar Ciputat berperilaku etis dalam
menjalankan bisnis secara Islam sebesar 47.140% .
c. Faktor 2 terdiri atas variabel Kehendak Bebas dan Tauhid dapat menjelaskan
tentang penyebab penyebab pedagang pasar Ciputat berperilaku etis dalam
menjalankan bisnis secara Islam sebesar 20,095%.
d. Faktor 1 merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap
penerapan etika bisnis Islam pedagang pasar Ciputat.
109
B. Keterbatasan
Hasil penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu :
1. Kesulitan mendapatkan responden yang bersedia untuk mengisi kuesioner
penelitian.
2. Proses analisis dalam penelitian ini dilakukan hanya sampai pada langkah
menginterpretasikan faktor yang telah terbentuk. Peneliti tidak melanjutkan
pada langkah validasi atau scores.
C. Implikasi
Penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi, manajemen pasar
Ciputat dan lembaga keuangan syariah pada umumnya serta pedagang pasar
Ciputat khususnya untuk melakukan kegiatan ekonomi yang sesuai dengan etika
bisnis islam yg sebagaimana telah dicontohkan rasulullah ketika menjalankan
aktifitas ekonomi.
Etika bisnis islam adalah norma-norma etika yang berbasiskan al-Qur’an
dan Hadis yang harus dijadikan pedoman oleh siapa pun dalam aktivitas bisnis.
Ketika seorang muslim menjalankan aktivitas ekonomi tidak berpegang teguh
terhadap Al Qur’an dan Hadis maka akan terjadi kerusakan dalam aktivitas
ekonomi, orang tidak akan peduli dengan halal dan haramnya sesuatu.
Oleh karena itu, agar dapat menjalankan etika bisnis Islam yang
berlandaskan pada Al Qur’an dan Hadis, pedagang di samping diberi kebebasan
(free will), hendaknya ia memperhatikan keesaan Tuhan (tauhid), prinsip
110
keseimbangan (tawazun = balance) dan keadilan (qist). Di samping tanggung
jawab (responsibility) yang akan diberikan di hadapan Tuhan. Lima konsep inilah
yang disebut dengan aksioma yang terdiri atas prinsip-prinsip umum yang
terhimpun menjadi satu kesatuan yang terdiri atas konsep-konsep Keesaan
(tauhid), Keseimbangan (equilibrium), Kehendak bebas (free will), Tanggung
jawab (responsibility), dan Kebajikan (ihsan).
D. Saran
Atas dasar kesimpulan di atas, dapat diajukan saran-saran sebagai berikut :
1. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas area penelitian,
tidak hanya pada wilayah pasar Ciputat saja, sehingga lebih dapat
digeneralisasikan.
2. Ketika membagi kuesioner kepada responden, sebaiknya peneliti memastikan
bahwa responden mengerti maksud dari kuesioner yang akan diisi, misalnya
dengan cara peneliti memberikan penjelasan secara langsung kepada
responden agar data yang diperoleh nantinya tidak bias dan sesuai dengan apa
yang diharapkan dalam penelitian ini.
3. Manajemen pasar Ciputat hendaknya tidak hanya menjadikan pedagang
sebagai objek penghasilan akan tetapi harus menjaga dan memberikan
pelayanan yang tepat bagi kenyamanan pedagang. Contohnya mengambil
tindakan yang tegas terhadap lapak-lapak pedagang yang tidak resmi karena
111
hal tersebut mengganggu dan mengurangi penghasilan pedagang resmi dan
masyarakat pengguna jalan.
112
DAFTAR PUSTAKA
Afzalurrahman. 1997. Muhammad Sebaga Pedagan., terj. Dewi Nurjulianti Jakarta: Yayasan Swarna Bhumy.
Ali, Marpuji. 2007. Etika Bisnis dalam Islam (Kritik Terhadap Kapitalisme). Jurnal Ekonomi Fakultas Agama Islam UMS.
Badroen, Faisal. 2006. Etika Bisnis dalam Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Beekun, Rafik Issa. 2004. Etika Bisnis Islami. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Djakfar, Muhammad. 2007. Etika Bisnis dalam Perspektif Islam. Malang: Penerbit UIN-Malang Press.
Eldine, Achyar. 2007. Etika Bisnis Islam. Jurnal Khazanah, Vol 3 No 3, Oktober.
Faiz, Ahmad. 2009. Skripsi tentang Pengaruh Tingkat Keagamaan Terhadap Prilaku Pedagang di Pasar Kebayoran Lama Jakarta Selatan. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta. .
Fauroni, Lukman. 2003. Rekonstruksi Etika Bisnis: Perspektif Al Qur’an. IQTISAD Journal of Islamic Economics. Vol. 4, No. 1. Muharram 1424 H/March.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
http://file.upi.edu/Direktori/DFPMIPA/JUR.PEND.matematika/196412051990031-Bambang Avip Priatna M/MENENTUKAN UKURAN SAMPEL.pdf, diakses pada tanggal 6 Januari 2011
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Kotler, Philip. 1995. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat.
Lesmana, Erik. 2010. Skripsi tentang Pemahaman Etika Bisnis Islam dan Tingkat Persaingan Usaha serta Perilaku Dagang. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.
113
Muhammad, dan Lukman Fauroni, 2002. Visi al-Qur’an Tentang Etika dan Bisnis. Jakarta: Salemba Diniyah. Diakses melalui www.google.com pada 13 November 2010.
Mujahidin, Akhmad. Etika Bisnis Dalam Islam “Analisis Terhadap Aspek Moral Pelaku Bisnis.2005. Jurnal Hukum Islam, Vol. IV, No. 2, Desember.
Muslich. 2004. Etika Bisnis Islam. Cetakan 1. Jakarta: EKONISIA, 2004.
Naqvi, Syed Nawab Haider. 1985. Etika dan Ilmu Ekonomi: Suatu Sintesis Islami. ter. Husin Anis dan Asep Hikmat. Bandung: MIZAN.
Naqvi, Syed Nawab Haider. 2003. Menggagas Ilmu Ekonomi Islam. Terjemahan M. Saiful Anam dan Muhammad Ufuqul Mubin. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.
Nisfiannoor, Muhammad. 2009. Pendekatan Statistik Modern untuk Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
Nur Zaroni, Akhmad. 2007. Bisnis dalam Perspektif Islam (Telaah Aspek Keagamaan dalam Kehidupan Ekonomi). MAZAHIB. Vol. IV, No. 2. Desember.
Qordhawi, Yusuf. 1993. Halal dan Haram Dalam Islam. Terjemahan Muamammal Hamidy. Surabaya: Bina Ilmu.
Qordhowi, Yusuf. 1993. Norma dan Etika Ekonomi Islam. Jakarta: Gema Insani Press.
Rahman, Fazlur. 1992. Membangkitkan Kembali Visi al-Qur’an: Sebuah Catatan Otobiograif. Jurnal Hikmah. No. IV. Juli-Oktober.
Salam, Burhanudin. 1997. Etika Sosial Asas Moral Dalam Kehidupan Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Shihab, Alwi. 1999. Islam Inklusif. Bandung: Mizan.
Shihab, Quraish. 1997. Etika Bisnis dalam Wawasan al-Qur’an. Jurnal Ulumul Qur’an. No. 3/VII.
Singgih, Santoso dan Tjiptono Fandy. 2002. Riset Pemasaran: Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: Elex Media Komputindo.
114
Singgih, Santoso. 2002. Buku Latihan SPSS: Statistik Paramterik. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Taymiyah, Ibn. 1387 H. Majmu’ Fatawa Shaykh al-Islam Ahmad Ibn Taymiyah. Riyad: Matba�at al-Riyad.
www.gatra.com. Saturday, 9 July 2005, diakses pada tanggal 9 November 2010.
Zubair, Achmad Charris. 1995. Kuliah Etika. Edisi III. Rajawali Press.
1
KUESIONER PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM PEDAGANG
DI PASAR CIPUTAT
Peneliti:
Hafiz Juliansyah NIM 107046102043
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2011 M/ 1431 H
2
Kepada Responden,
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dengan hormat,
Saya mahasiswa Program Studi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, sedang melakukan penelitian dengan kepentingan penyusunan skripsi untuk memenuhi salah satu prasyarat memperoleh gelar sarjana (strata satu/ S-1) tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Etika Bisnis Islam Pedagang di Pasar Ciputat. Maka dalam rangka pengumpulan data saya mohon Ibu/Bapak memberikan JAWABAN YANG SEBENARNYA DAN SEMUA JAWABAN IBU/BAPAK DIJAMIN KERAHASIAANNYA OLEH PENELITI. Terima kasih, Wassalamualaikum Wr. Wb. Peneliti Hafiz Juliansyah DATA PERSONAL RESPONDEN NAMA USIA SUKU JENIS DAGANGAN LAMA BERDAGANG
ALAMAT
JENIS KELAMIN 1. Laki-laki 2. Perempuan
STATUS PERKAWINAN 1. Menikah 2. Belum Menikah 3. Cerai
PENDIDIKAN TERAKHIR
1. Tidak sekolah/ tidak lulus SD 2. SD 3. SMP 4. SMA 5. DI/ DIII 6. S1 – S3
TEMPAT BERDAGANG Gedung, Blok: No:
3
A. KONSEP TAUHID
Nomor PERTANYAAN TENTANG KEAGAMAAN
A01 Nikmat maupun bencana yang terjadi karena Allah yang menghendaki. 1. Sangat tidak setuju 3. Ragu-ragu 5. Sangat setuju 2. Tidak setuju 4. Setuju
A02 Apakah anda selalu tepat waktu dalam mengerjakan sholat? 1. Tidak pernah 3. Kadang-kadang 5. Selalu 2. Jarang 4. Sering
A03 Alasan apa yang membuat anda tidak tepat waktu dalam mengerjakan sholat? 1. Malas 2. Sibuk 3. Dalam perjalanan 4. Lupa 5 . Ketiduran
A04 Jika anda sedang sibuk dan waktu shalat tiba, apakah yang akan anda lakukan? 1. Tidak solat 2. Mencoba menyelasaikan pekerjaan dan shalat pada akhir waktu 3. Menyelesaikan pekerjaan terlebih dahulu kemudian shalat 4. Menunda pekerjaan untuk shalat saat itu juga.
A05 Berapa kali anda solat berjamaah? 1. Tidak pernah 3. Sebulan sekali 5. Setiap waktu solat 2. Hari-hari tertentu 4. Seminggu sekali
A06 Bersedekah/ berinfaq kepada faqir miskin yang anda temui? 1. Tidak pernah 3. Kadang-kadang 5. Selalu 2. Jarang 4. Sering
A07 Dalam sebulan, berapa kali anda mengikuti pengajian/ majlis ta’lim? 1. Tidak pernah 3. 2 kali 5. Lebih dari 4 kali 2. 1 kali 4. 3 kali
A08 Seberapa pentingkah zakat bagi pemberdayaan umat ? 1. Tidak penting 3. Biasa saja 5. Sangat penting 2. Kurang penting 4. Penting.
PERTANYAAN TENTANG ASPEK SOSIAL
A09 Apakah anda keberatan bekerja sama dengan orang yang berbeda Agama? 1. Sangat keberatan 3. Biasa saja 5. Sangat tidak keberatan 2. Keberatan 4. Tidak keberatan
A10 Apakah anda keberatan bekerja sama dengan orang yang berbeda Suku? 1. Sangat keberatan 3. Biasa saja 5. Sangat tidak keberatan 2. Keberatan 4. Tidak keberatan
A11 Apakah anda keberatan bekerja sama dengan orang yang berbeda Jenis kelamin? 1. Sangat keberatan 3. Biasa saja 5. Sangat tidak keberatan 2. Keberatan 4. Tidak keberatan
4
B. KONSEP KESEIMBANGAN
Nomor PERTANYAAN TENTANG ASPEK KEADILAN
B01 Saya akan mengganti barang yang cacat dengan yang baru jika barang tersebut cacat akibat kesalahan penjual. 1. Sangat tidak setuju 3. Ragu-ragu 5. Sangat setuju 2. Tidak setuju 4. Setuju
B02 Apa yang anda lakukan jika ada pedagang lain yang mengurangi takaran dalam berdagang? 1. Membiarkannya karena hal tersebut adalah wajar dalam berdagang 2. Membiarkannya karena bukan urusan saya 3. Pura-pura tidak tahu 4. Menegurnya karena tidak baik 5. Menegurnya karena dilarang agama
B03 Saya menjelaskan kondisi barang apa adanya kepada pembeli. 1. Sangat tidak setuju 3. Ragu-ragu 5. Sangat setuju 2. Tidak setuju 4. Setuju
B04 Menurut anda wajarkah jika pedagang menyimpan barang kemudian menjualnya ketika harganya naik? 1. Sangat wajar 3. Tidak tahu 5. Sangat tidak wajar
2. Wajar 4. Tidak wajar
Menghargai hak orang lain
B05 Apa yang menjadi dasar anda dalam memilih pegawai? 1. Kesamaan SARA (Suku, Ras, dan Agama) 2. Mengutamakan fisiknya 3. Karena memiliki hubungan keluarga 4. Kesamaan jenis kelamin 5. Kualitas kerjanya yang baik
C. KONSEP KEHENDAK BEBAS
Nomor PERTANYAAN TENTANG PERSAINGAN USAHA
C01 Saya menyusun barang dagangan saya secara baik sehingga terlihat lebih menarik. 1. Sangat tidak setuju 3. Ragu-ragu 5. Sangat setuju 2. Tidak setuju 4. Setuju
C02 Apa yang anda lakukan jika pembeli tidak mau membeli walaupun anda sudah mempromosikan barang yang anda jual semaksimal mungkin? 1. Marah-marah 2. Terus meyakinkan pembeli walaupun harus berbohong 3. Memaksa pembeli karena anda sudah lelah mempromosikan barang
5
4. Menurunkan harga 5. Memberi hak kepada pembeli untuk memilih
C03 Jika ada pedagang lain menjual barang dagangan yang sama, saya membiarkannya bersaing secara sehat. 1. Sangat tidak setuju 3. Ragu-ragu 5. Sangat setuju 2. Tidak setuju 4. Setuju
C04 Apa yang anda lakukan jika ada pedagang lain yang ingin bekerja sama dalam berbisnis? 1. Menolak 3. Mempertimbangkan 5. Sangat menerima 2. Menghindar 4. Menerima
C05 Seberapa yakinkah anda bahwa persaingan usaha memicu terjadinya perang harga? 1. Sangat tidak yakin 3. Tidak tahu 5. Sangat yakin 2. Tidak yakin 4. Yakin
C06 Barang dagangan anda dirusak secara sengaja oleh pedagang lain. 1. Sangat sering 3. Kadang-kadang 5. Tidak pernah 2. Sering 4. Sangat jarang
C07 Barang dagangan anda dicuri oleh pedagang lain. 1. Sangat sering 3. Kadang-kadang 5. Tidak pernah 2. Sering 4. Sangat jarang
C08 Berkelahi dengan pedagang lain karena berebut pembeli. 1. Sangat sering 3. Kadang-kadang 5. Tidak pernah 2. Sering 4. Sangat jarang
C09 Memberikan nota/bon kosong kepada pembeli 1. Sangat sering 3. Kadang-kadang 5.Tidak pernah 2. Sering 4. Sangat jarang
D. KONSEP TANGGUNG JAWAB
Nomor PERTANYAAN TENTANG TANGGUNG JAWAB
D01 Saya mencatat pendapatan dan pengeluaran. 1. Tidak pernah 3. Kadang-kadang 5. Sangat sering 2. Sangat jarang 4. Sering
D02 Saya mencatat jika ada hutang piutang. 1. Tidak pernah 3. Kadang-kadang 5. Sangat sering 2. Sangat jarang 4. Sering
D03 Pedagang lain sering menitipkan barang dagangan kepada saya. 1. Tidak pernah 3. Kadang-kadang 5. Sangat sering 2. Sangat jarang 4. Sering
D04 Saya memenuhi barang pesanan pembeli sesuai dengan kesepakatan. 1. Tidak pernah 3. Kadang-kadang 5. Sangat sering 2. Sangat jarang 4. Sering
6
D05 Jika mempunyai hutang, tidak perlu segera menggantinya. 1. Sangat tidak setuju 3. Ragu-ragu 5. Sangat setuju 2. Tidak setuju 4. Setuju
E. KONSEP IHSAN
Nomor PERTANYAAN TENTANG KESUKARELAAN
E01 Apa yang akan anda lakukan jika pihak terhutang terlambat membayar hutangnya? 1. Harus segera dilunasi sekarang juga 2. Mentolerir, harus dibayar dalam jangka waktu tertentu 3. Mentolerir dengan catatan 4. Mentolerir karena keluarga/ Kawan 5. Mentolerir karena kasihan
E02 Bagaimana sikap anda ketika pihak terhutang mengalami kesulitan? 1. Tidak mau tahu karena urusan yang bersangkutan 2. Menagih jika saya dalam keadaan kesulitan 3. Menagih jika yang bersangkutan punya uang 4. Mengurangi hutangnya 5. Tidak menagih
Sikap pedagang agar menarik minat pembeli untuk membeli barang dagangan
E03 Saya senyum dan bersikap akrab dalam menghadapi pembeli 1. Tidak pernah 3. Terkadang 5. Sangat sering 2. Sangat jarang 4. Sering
E04 Agar menarik calon pembeli, saya berpakaian rapi 1. Sangat tidak setuju 3. Ragu-ragu 5. Sangat setuju 2. Tidak Setuju 4. Setuju
E05 Saya tenang, sopan dan ramah ketika menghadapi pembeli 1. Tidak pernah 3. Terkadang 5. Sangat sering 2. Sangat jarang 4. Sering
E06 Saya tidak memotong pembicaraan pembeli 1. Tidak pernah 3. Terkadang 5. Sangat sering 2. Sangat jarang 4. Sering
E07 Saya bersemangat ketika melayani pembeli 1. Tidak pernah 3. Terkadang 5. Sangat sering 2. Sangat jarang 4. Sering
TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASINYA