MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN
MELALUI PERMAINAN BOWLING PADA ANAK USIA DINI
KELOMPOK B DI TK KEMALA BHAYANGKARI
KECAMATAN SOMBA OPU KABUPATEN GOWA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh :
MEGAWATI
105450006815
JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
MOTO DAN PERSEMBAHAN
“Balas dendam terbaik adalah kesuksesan”
(Mega)
Kuperuntukkan karya ini buat :
Kedua Orang tuaku, saudaraku, dan sahabatku, atas keikhlasan dan doanya dalam
mendukung penulis mewujudkan harapan menjadi kenyataan.
viii
ABSTRAK
Megawati. 2020. Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Melalui
Permainan Bowling pada Anak Usia Dini Kelompok B Di Tk Kemala
Bhayangkari Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Skripsi. Jurusan
Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Aliem Bahri dan Pembimbing II
Hajerah.
Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana meningkatkan
kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak usia dini kelompok B di TK
Kemala Bhayangkari Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan
pada anak usia dini melalui permainan bowling kelompok B di TK Kemala
Bhayangkari Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang
terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. subjek penelitian ini
adalah 1 orang guru dan 19 anak pada kelompok B3 di TK Kemala Bhayangkari.
Objek penelitian ini adalah kemampuan mengenal konsep bilangan melalui
permainan bowling. Teknik pengumpulan data yang digunakan observasi dan
dokumentasi. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan hasil
dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah deskriktf kuantitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan ada peningkatan kemampuan mengenal
konsep bilangan pada kelompok B3 di TK Kemala Bhayangkari. Pelaksanaan
penelitian pada siklus satu,siklus dua, dan siklus tiga menunjukkan bahwa
kemampuan mengenal konsep bilangan anak dapat dilihat dari rata-rata hasil
observasi kemampuan mengenal konsep bilangan anak pratindakan yaitu 45%,
dengan kriteria Belum berkembang pada siklus I mencapai 50% dengan kriteria
mulai berkembang pada siklus II mencapai 62.50% dengan kriteria berkembang
sesuai harapan dan pada siklus III mencapai 81.25% dengan kriteria berkembang
sangat baik. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengenal
konsep bilangan dapat disimpulkan melalui permainan bowling.
Kata kunci : Konsep Bilangan, Permainan Bowling
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
berkat, rahmat, rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian ini dengan baik dan maksimal. Skripsi ini disusun untuk memenuhi
persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Guru Pendidik Anak Usia Dini, Fakultas keguruan dan ilmu
pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin selesai
tanpa bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung
ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.
Kemudian kepada kedua orang tuaku Marwan dan Suriani yang telah berjuang,
berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik, dan membiayai penulis dalam proses
pencarian ilmu. Demikian pula penulis mengucapkan kepada para keluarga yang
tak hentinya memberikan motivasi dan selalu menemaniku dengan candanya,
kepada Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd dan Hajerah, S.Pd.I, M.Pd pembimbing I dan II
yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi sejak awal penyusunan
proposal hingga selesainya skripsi ini.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar, Bapak Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim,
S.E., M.M, Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., P.h.D., Dekan Fakultas keguruan dan Ilmu
pendidikan universitas muhammadiyah Makassar yang telah memberikan ijin
untuk melakukan penelitian, dan Tasrif Akib, S.Pd.,M.Pd., ketua program studi
x
pendidikan guru pendidik anak usia dini serta seluruh dosen dan para staf pegawai
dalam lingkungan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Unversitas
Mulammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu
pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada
Ibu Hasnawiah, S.Pd,AUD selaku Kepala Sekolah TK Kemala Bhayangkari dan
Ibu Wirdawati Hamid, S,Pd., selaku guru kelas B3 TK Kemala Bhayangkari yang
telah memberikan izin dan bantuan untuk melakukan penelitian. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada sahabat dan teman-teman seperjuanganku
angkatan 2015 PG-PAUD terlebih kelas 15B atas kebersamaan, motivasi, saran,
dan bantuannya kepada penulis yang telah memberi pelangi dalam hidupku.
Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu-satu.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa
mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dn kritikan
tersebut sifatnya membangun katerna Penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak
akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi
bahwa tugas akhir skripsi ini masih jauh darmanfaat bagi para pembaca, terutama
bagi diri pribadi penulis. Aamiin
Makassar,16 Desember 2019
Penyusun
MEGAWATI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. iv
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... v
SURAT PERJANJIAN .................................................................................. vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Masalah Penelitian ............................................................................... 6
1. Identifikasi Masalah ....................................................................... 6
2. Alternatif Pemecahan Masalah ...................................................... 6
3. Rumusan Masalah .......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7
xii
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka ..................................................................................... 9
1. Penelitian yang Relevan ................................................................ 9
2. Pengertian Anak Usia Dini............................................................. 10
3. Kemampuan Konsep Bilangan ....................................................... 11
a. Pengertian Konsep Bilangan ..................................................... 11
b. Pengembangan bilangan pada tingkat TK ................................. 13
c. Indikator Kemampuan Mengenal bilangan ............................... 13
4. Permainan Bowling ........................................................................ 14
a. Pengertian bermain................................................................... 14
b. Pengertian Bowling .................................................................. 15
c. Alat dan bahan permainan Bowling ......................................... 16
d. Langkah-langkah permainan Bowling ..................................... 17
B. Kerangka Pikir .................................................................................... 18
C. Hipotesis Tindakan............................................................................... 21
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 22
B. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian .................................................. 23
C. Faktor yang Diselidiki .......................................................................... 23
D. Prosedur Penelitian............................................................................... 24
E. Instrument Penelitian ........................................................................... 28
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 28
G. Teknik Analisis Data ............................................................................ 29
xiii
H. Indikator Keberhasilan ......................................................................... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 32
1. Deskripsi Lokasi penelitian ........................................................... 32
2. Hasil Peningkatan Kemampuan Konsep Bilangan........................ 34
a. Hasil Pra tindakan ................................................................... 34
b. Tindakan siklus I ..................................................................... 36
c. Tindakan siklus II .................................................................... 49
d. Tindakan siklus III .................................................................. 61
B. Pembahasan .......................................................................................... 73
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .............................................................................................. 79
B. Saran ................................................................................................ 79
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 81
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel.3.1. Panduan kriteria persentase anak............................................... ........ 30
Tabel.3.2 Panduan kriteria persentase guru ........................................................ 31
Tabel 3.3 Indikator Proses observasi guru .......................................................... 31
Tabel.4.1. Daftar Guru........................................................................ ................ 34
Tabel 4.2. Hasil Observsi Anak Pratindakan........................................ .............. 35
Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Observasi Pratindakan.......................... ............... 35
Tabel 4.4 Hasil Observasi dan Evaluasi Guru Siklus I ....................................... 44
Tabel 4.5. Hasil Observasi Siklus I...................................................... ............... 45
Tabel 4.6. Rekapitulasi Hasil Observasi Siklus I................................. ............... 46
Tabel 4.7 Hasil Observasi dan Evaluasi Guru Siklus II ...................................... 55
Tabel 4.8. Hasil Observasi Siklus II.................................................................... 56
Tabel 4.9. Rekapitulasi Hasil ObservasiSiklus II................................................ 57
Tabel 4.10. Hasil Observasi dan Evaluasi Guru Siklus III ................................. 65
Tabel 4.11. Hasil Observasi kemampuan konsep bilangan Anak Siklus III ....... 67
Tabel 4.12. Rekapitulasi Hasil Observasi Siklus III.............................. ............. 67
Tabel 4.13. Rekapitulasi Data Pratindakan, siklus I, siklus II dan siklus III ...... 70
xv
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Alat Permainan Bowling..................................................... ........... 17
Gambar 2.2. Skema Kerangka Berpikir................................................... ........... 20
Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas................................... ........... 25
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian
1. Surat Izin Dari Dinas Penelitian Penanaman Modal Dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintuprovinsi Sulawesi Selatan
2. Surat Izin Dari Kantor Bupati
3. Surat Keterangan Penyelesaian Penelitian
4. Keterangan Validasi
Lampiran 2 : Lembar Observasi
1. Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan
2. Instrumen penilaian kemampuan mengenal konsep bilangan
3. Lembar Observasi Cheklist Anak Didik
4. Lembar Observasi Guru
5. Daftar Hadir Anak Didik
Lampiran 3 : Rencana Pembelajaran Harian (RPPH)
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Siklus I Pertemuan I
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Siklus I Pertemuan II
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Siklus II Pertemuan I
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Siklus II Pertemuan II
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Siklus III Pertemuan I
6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Siklus III Pertemuan II
xvii
Lampiran 4 : Hasil Observasi Anak
1. Hasil Observasi Pra Tindakan
2. Hasil Observasi Siklus I Pertemuan I
3. Hasil Observasi Siklus I Pertemuan II
4. Hasil Observasi Siklus II Pertemuan I
5. Hasil Observasi Siklus II Pertemuan II
6. Hasil Observasi Siklus III Pertemuan I
7. Hasil Observasi Siklus III Pertemuan II
Lampiran 5 : Penilaian Aktivitas Guru
Lampiran 6 : Kartu kontrol penelitian
Lampiran 7 : Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu lembaga yang
diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal dan atau
informal. PAUD pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-
kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), atau berbentuk lain yang sederajat PAUD
pada jalur pendidikan non formal berbentuk Kelompok Bermain (KB),
Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. PAUD pada
jalur informal berbentuk pendidikan keluarga dan yang diselenggarakan oleh
lingkungan masyarakat di mana ia tinggal. Anak usia dini memiliki
karakteristik yang khas, baik secara fisik, psikis,sosial, moral dan sebagainya.
Masa kanak-kanak adalah masa yang paling penting untuk sepanjang usia
hidupnya, sebab masa kanak-kanak adalah masa pembentukan pondasi dan
masa kepribadian yang akan menentukan pengalaman anak selanjutnya.
Sedemikian pentingnya usia tersebut maka memahami karakteristik anak usia
dini menjadi mutlah adanya bila ingin memilikigenerasi yang mampu
mengembangkan dini secara optimal.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
No 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini
menjelaskan tugas pendidikan anak usia dini harus dapat mengembangkan
bidang pengembangan yaitu bidang pengembangan pembiasaan diri dan
2
pengembangan kemampuan dasar. Pada bidang pengembangan pembiasaan
diri meliputi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan,
sedangkan pada bidang pengembangan kemampuan dasar mengembangkan
enam perkembangan yang meliputi nilai agama dan moral, fisik-motorik,
kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan seni. Berdasarkan seluruh aspek
perkembangan anak, aspek perkembangan kognitif adalah aspek utama yang
dapat mempengaruhi perkembangan aspek yang lainnya.
Menurut Maslihah dalam (Khadijah, 2016: 31) bahwa kognitif sendiri
dapat di artikan sebagai kemampuan untuk mengerti sesuatu. Artinya
mengerti menunjukkan kemampuan untuk menangkap sifat, arti, atau
keterangan mengenai sesuatu serta mempunyai gambaran yang jelas terhadap
hal tersebut.
Keberhasilan dalam pengenalan konsep bilangan dipengaruhi oleh
faktor kematangan dan belajar. Apabila anak sudah menemukan kepekaan
dalam belajar konsep bilangan. Maka tugas orang tua dan guru untuk menjadi
fasilitator dalam mengembangkan dan membimbing untuk mengenal konsep
bilangan dengan baik dan optimal.
Menurut Kustiawan (2016:1) bahwa
Guru profesional di lembaga pendidikan anak usia dini harus
mampu melakukan kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Salah satu kompetensi guru profesional adalah harus mampu
mengelolah sistem pembelajaran meliputi komponen-komponen:
tujuan pembelajaran, bahan pembelajaran, anak yang belajar, media
3
pembelajaran, model dan metode pembelajaran, sumber belajar dan
media pembelajaran, serta evaluasi proses dan hasil belajar.
Kurnia (2018:1) mengemukakan bahwa
media pembelajaran mempunyai peranan yang penting dalam proses
kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya media, proses kegiatan
belajar mengajar akan semakin dirasakan manfaatnya. Penggunaan
media diharapkan akan menumbuhkan dampak positif, seperti
munculnya proses pembelajaran yang lebih kondusif, terjadinya
umpan balik dalam proses belajar mengajar, dan mencapai hasil
yang maksimal.
Untuk menciptakan suatu alat permainan harus disesuaikan dengan aspek
yang ingin dikembangkan, tingkat usia anak, manfaat permainan, karakteristik
permainan, cara bermain, bahan yang digunakan dalam pembuatan permainan
dan juga kelemahan dan kelebihan permainan tersebut. Maka dari itu dalam
penelitian ini kami menggunakan permainan Bowling.
Permainan bowling adalah suatu permainan yang bervariasi. Cara yaitu
dengan menggelindingkan bola plastik dengan menggunakan tangan merobohkan
jumlah pin yang ada. Dengan adanya model pembelajaran bowling ini di harapkan
pembelajaran yang menyenangkan bagi anak tidak membosankan.
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di sekolah
TK Kemala Bhayangkari pada bulan juni di kelompok B3, masih ditemukan
beberapa anak yang mengalami kesulitan mengenal konsep bilangan hal ini
diketahui ketika anak diminta untuk menghitung dan menyebutkan lambang
bilangan 1-20 di papan dengan menggunakan penilaian ceklis, dari 19 anak
hanya dua anak yang mendapatkan berkembang Sangat baik (BSB), dan lima
anak yang berkembang sesuai harapan (BSH), sembilan anak yang Mulai
4
berkembang (MB), dan tiga orang anak yang belum berkembang (BB). Dari
hasil observasi tersebut yaitu masih ada beberapa anak yang belum memahami
konsep bilangan. Anak kurang dilibatkan dalam melihat, merasakan, dan
melakukan dengan tangan sendiri sehingga anak cenderung hanya menghafal
tanpa memahami konsep bilangan itu sendiri, serta media yang di gunakan
kurang menarik sehingga anak mudah bosan dalam proses pembelajaran, guru
juga belum pernah menerapkan pembelajaran bermain bowling untuk
meningkatkan konsep bilangan anak.
Mengingat kenyataan di atas, maka diperlukan suatu teknik yang
menarik dan tepat, yang akan jadi suatu alternatif untuk menolong anak,
mengembangkan kognitif dalam mengenal konsep bilangan di TK Kemala
Bhayangkari.
Ada beberapa alternatif tindakan yang dapat dilakukan dalam
mengembangkan masalah di atas, di antaranya :
a) Meningkatkan kemampuan konsep bilangan melalui permainan
congklak, permainan conglak mempunyai kelebihan yaitu : 1). Tidak
memerlukan biaya yang sangat besar, 2). Anak akan lebih senang belajar
matematika, 3). Menjalin rasa kebersamaan dan daya saing yang sportif
antar siswa. Selain itu, permainan congklak juga mempunyai kekurangan
yaitu : 1). Belum semua guru dan anak mengerti tentang permainan
congkalk, 2). Media pembelajaran mudah rusak dan hilang.
b) Meningkatkan kemampuan konsep bilangan melalui permainan
melempar dadu, Permainan melempar dadu mempunyai kelebihan yaitu :
5
1). Anak lebih bersemangat dalam pembelajaran, 2). Anak tertarik ingin
mengetahui angka apa yang akan muncul, 3). Anak tidak mudah bosan.
Selain itu, permainan melempar dadu juga mempunyai kekurangan yatu :
1). Kadang bentuk yang muncul tidak sesuai dengan keinginan anak dan
akan membuat anak kecewa, 2). Memerlukan kesabaran karena suasana
belajar akan ramai.
c) Meningkatkan konsep bilangan melalui permainan Bowling, dalam
permainan bowling terdapat kelebihan yaitu : 1). Permainan tidak
menoton sehingga anak tidak mudah bosan, 2). Dapat melatih konsentrasi
anak, 3). Permainan bisa dibuat dari botol bekas. Selain itu perminan
bowling juga mempunyai kekurangan yaitu : 1). Menyita waktu banyak
karena anak akan melempar secara bergantian, 2), memerlukan kesabaran
karena proses pembelajaran akan ramai.
Dari dari ketiga pendapat ahli di atas menunjukkan betapa pentingnya
mengenal konsep bilangan melalui sebuah permainan. Dalam hal ini penulis
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengenalan konsep bilangan
anak melalui permainan bowling untuk meningkatkan kemampuan konsep
bilangan pada anak, dengan menggunakan permainan bola bowling dapat
menarik perhatian anak, melatih konsentrasi anak, dapat memudahkan anak
belajar matematika dan tidak mudah bosan dengan permainan tersebut, Serta
mempermudah anak untuk berpikir logis atau menyelesaikan masalah yang
dapat membuat anak senang sehingga memperlancar kreatifitas anak dalam
mengenal konsep bilangan. Maka dari itu, penulis mengambil judul ”
6
Meningkatkan Kemampuan Konsep Bilangan Melalui Permainan Bowling
Pada Anak Usia Dini Kelompok B Di TK Kemala Bhayangkari Kec.Somba
Opu Kabupaten. Gowa”.
B. Masalah Penelitian
1. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat di
identifikasikan masalah sebagai berikut :
a. Anak didik cenderung hanya menghafal bilangan tanpa memahami
konsep bilangan.
b. Media yang kurang bervariasi dan menarik
2. Alternatif pemecahan masalah
Untuk memecahkan masalah tentang kurangnya pengetahuan
anak tentang mengenal konsep bilangan di TK kemala bhayangkari,
maka penulis menerapkan pembelajaran melalui bermain bowling.
3. Rumusan masalah
Berdasarkan latar masalah, rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah “Bagaimanakah meningkatkan kemampuan mengenal
konsep bilangan anak melalui permainan bowling Pada kelompok B di
TK Kemala Bhayangkari.” ?
7
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan
mengenal konsep lambang bilangan pada anak kelompok B di TK Kemala
Bhayangkari.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, manfaat yang ingin diperoleh
dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat teoretis
Diharapkan hasil penelitian dengan media permainan bowling dapat
meningkatkan kemampuan konsep bilangan anak.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
Dapat memberi masukan kepada guru untuk dapat berkreatifitas
menciptakan permainan untuk dapat mengembangkan kemampuan
konsep bilangan anak.
b. Bagi orang tua
Himbauan kepada orangtua supaya mengaplikasikan permainan
bowling untuk mengembangkan kemampuan konsep bilangan anak
dirumah.
c. Bagi anak
1) Menambah pengetahuan di bidang pengenalan bilangan dan
angka.
2) Dapat berpikir logis dan sistematis sejak dini.
8
3) Dapat memotivasi dan menambah minat siswa untuk gemar
mengenal konsep bilangan.
d. Bagi sekolah
Dapat memberikan masukan kepada sekolah supaya menfasilitasi
semua perlengkapan keperluan guru untuk media pembelajaran bagi
anak.
e. Bagi peneliti
Bagi peneliti diharapkan mengetahui sejauh mana pemahaman dan
kompetensi sebagai calon pendidik, di pendidikan anak usia dini
yang nantinya mampu mengaplikasikannya.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Penelitian Relevan
Penelitian mengenai upaya kemampuan mengenal konsep bilangan
pada anak melalui permainan bowling pada anak kelompok B di TK
Kemala Bhayangkari Kab. Gowa yang baru pertama kali dilakukan. Dan
sudah ada penelitian terdahulu mengenai masalah itu, penelitian yang
relevan yaitu sebagai berikut :
a. Cahyaningsi (2017:67), mengemukakan bahwa penggunaan media
Bowling adaptif efektif terhadap kemampuan berhitung pengurangan
pada siswa cererbal palsy tipe spatik. Keefektifan tersebut telah
sesuai dengan kriteria keefektifan yang telah ditentukan, yakni hasil
yang diharapkan dalam penelitian ini adalah peningkatan nilai post
test yang melampaui nilai dari pretest.
b. Susiani ima (2016:4), mengemukakan hasil penelitiannya adalah
penggunaan permainan bola bowling dapat meningkatkan pengenalan
konsep bilangan 1-10 pada anak didik kelompok A TK Dharma
Wanita Banaran Kecamatan Kauman Kabupaten Tulungagung yang
dapat dilihat dari hasil penelitian dengan ketuntasan pada siklus 1
mencapai 42,50%, mengalami peningkatan pada siklus 2 mencapai
62,50%, pada siklus 3 mencapai 87,50%. Berdasarkan kesimpulan
hasil penelitian ini, direkomendasikan: dalam upaya mengembangkan
10
kemampuan mengenal konsep bilangan 1-10, guru harus lebih kreatif
dalam memilih permainan sesuai dengan tema, meningkatkan
kemampuan dalam menciptakan dan mengembangkan alat permainan
edukatif dalam kegiatan belajar mengajar di Taman Kanak-kanak
sehingga pembelajaran dapat lebih menarik bagi anak, tidak selalu
monoton dan dapat memberikan pengetahuan yang berharga bagi
pengembangan pendidikan tentang cara meningkatkan kemampuan
kognitif anak melalui konsep bilangan.
c. Rahayu (2018:1), mengemukakan hasil penelitiannya bahwa
penelitian terhadap cara guru dalam mengembangkan kemampuan
kognitif melalui permainan bowling telah dilaksanaka secara optimal.
Kegiatan yang diberikan oleh guru berjalan sesuai dengan harapan
dan pencapaian perkembangan yang dijadikan sebagai indikator
pelaksanaan pada aspek-aspek kemampuan kognitif.
Dari pendapat beberapa ahli diatas peneliti menyimpulkan bahwa
dengan menggunakan Permainan Bowling, pengenalan konsep bilangan
anak yang awalnya belum optimal dan setelah dilakukan penelitian
menggunakan media permainan bowling dapat meningkatkan kemampuan
konsep bilangan anak.
2. Pengertian Anak Usia Dini
Menurut Fadillah (2014:21) bahwa
Anak usia dini merupakan masa yang tepat untuk melakukan
pendidikan. Pada masa ini anak sedang mengalami proses
pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa. Anak belum
11
memiliki pengaruh negatif yang banyak dari luar atau
lingkungannya. Dengan kata lain, orang tua maupun pendidik akan
lebih mudah mengarahkan anak menjadi lebih baik
Menurut Latif dkk, (2013:7) “beberapa konsep yang disandingkan
untuk untuk masa anak usia dini adalah masa eksplorasi, masa
identifikasi/imitasi, masa peka, masa bermain, dan masa trozt alter 1 (Masa
mengembangkan tahap 1)”.
Fadillah (2014:21-22) mengemukakan bahwa
Anak usia dini merupakan masa yang sangat cemerlang untuk
dilakukan dan diberikan pendidikan. Banyak ahli yang menyebutnya
masa tersebut sebagai Golden age, yakni masa-masa keemasan yang
dimiliki seorang anak, atau masa dimana anak mempunyai potensi
yang sangat besar untuk berkembang.
Dari beberapa pendapat di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa anak
usia dini merupakan usia yang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang
sangat pesat, yakni masa keemasan, masa peka dan masa bermain anak dimana
anak mempunyai potensi yang sangat besar untuk berkembang.
3. Kemampuan Konsep Bilangan
a. Pengertian Konsep Bilangan
Menurut Van De Wallwe (2006:126) Bilangan adalah sebuah konsep
kompleks dan multi bentuk. Pemahaman yang kaya akan bilangan, yang
merupakan pemahaman relasional, melibatkan banyak ide, hubungan,
dan keterampilan yang berbeda.
Menurut Hurlock (Susanto, 2011:107), seiring dengan
perkembangan pemahaman bilangan permulaan ini, menyatakan bahwa
konsep yang dimulai dipahami anak sejalan dengan bertambahnya
12
pengalaman yang di alami oleh anak, diantaranya konsep bilangan.
Konsep bilangan berhubungan dengan kata-kata, ketika anak mulai
bicara. Pengalaman itulah yang dialami seorang anak memengaruhi
konsep bilangan anak, karena itulah secara umum anak yang memulai
pendidikan di Taman Kanak-kanak umumnya belajar arti bilangan lebih
cepat dibandingkan dengan yang tidak mengalami pendidikan di Taman
Kanak-kanak, pemahaman konsep bilangan akan berkembang dengan
cepat sampai pada peningkatan ketahap pengertian mengenai jumlah.
Oleh karena itu memahami konsep bilangan melalui permainan sangat
penting karena dengan permainan anak akan dapat cepat memahami
maksud dari pembelajaran tersebut.
Jamaris, (2006:43) mengatakan bahwa “kemampuan dasar
matematika anak dapat dilihat dari kemampuan anak tersebut dalan
konsep bilangan, menghitung pada batas tertentu dan bahkan ada yang
telah dapat melakukan operasi berhitung secara sederhana”.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bilangan merupakan
penguasaan konsep matematika yang bersifat abstrak, yang dimulai
dipahami anak sejalan dengan bertambahnya pengalaman yang di alami
oleh anak. Dalam pengenalan lambang bilangan kepada anak,
diperlukan cara dan stimulasi yang tepat dan menyenangkan. Salah
satunya adalah melalui kegiatan bermain bowling.
13
b. Pengembangan bilangan pada tingkat TK
Menurut Wilkins, dkk dalam (Van De Walle, 2006:127) Orang tua
membantu anaknya menghitung jari mereka, mainan, orang di meja, dan
himpunan-himpunan dari benda-benda. Pertanyaan-pertanyaan kritis “siapa
yang punya lebih?”, “apakah cukup?”adalah bagian dari kehidupan sehari-
hari dari anak umur 2 atau 3 tahun. Bukti penting mengindikasikan bahwa
anak-anak ini mempunyai beberapa pemahaman tentang konsep angka dan
perhitungan.
Van De Walle, (2006:127) mengatakan
Kegiatan menghitung yang sebenarnya dapat dimulai saat prasekolah,
umumnya anak-anak pada pertengahan tahun dari taman kanak-
kanak harus memiliki pengertian yang cukup tentang perhitungan,
tetapi anak-anak harus membangun ide ini dan tidak dapat dipaksa.
Hanya pembagian perhitungan yang menjadi persialan utama. Arti
perhitungan adalah kunci dari konsep ide dimana semua konsep
bilangan lainnya dikembangkan.
c. Indikator Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan
Indikator pembelajaran yang akan dicapai oleh guru dan anak didik
dalam rangka meningkatkan kemampuan konsep bilangan pada anak usia
5-6 tahun melalui media Permainan Bowling. Bedasarkan Peraturan
Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146
Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini, tingkat
pencapain perkembangan anak adalah:
1. Menyebutkan lambang bilangan 1-20
2. Menggunakan lambang bilangan untuk menghitung
14
3. Permainan Bowling
a. Pengertian Bermain
Menurut Fadlillah, (2017:6) “bermain adalah serangkaian
kegiatan atau aktivitas anak untuk bersenang-senang. Apapun
kegiatannya, selama itu terdapat unsur kesenangan dan kebahagiaan
bagi anak usia dini, maka bisa disebut sebagai bermain.”
Menurut Sudono (2000:1) “bermain adalah suatu kegiatan yang
dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang
menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberikan
kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak.”
Menurut Hurlock (Fadlillah, 2017:7) mengkategorikan bermain
menjadi dua, yaitu bermain aktif dan bermain pasif. Bermain aktif
ialah kegiatan bermain di mana kesenangan timbul dari apa yang
dilakukan individu, apakah dalam bentuk kesenangan berlari atau
membuat sesuatu dengan lilitan atau cat. Adapun bermain kegiatan
orang lain. Artinya anak melakukan kegiatan bermain secara
langsung, hanya sekedar melihat orang lain bermain ata hanya
sekedar nonton televise. Oleh karenanya, bermain pasif ini juga
disebut sebagai kegiatan hiburan.
Bermain merupakan suatu aktivitas yang dapat dilakukan semua
orang, dari anak-anak hingga orang dewasa, tak terkecuali para
penyadang cacat. Pada masa anak-anak, bermain merupakan bagian
15
yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan dan cenderung
merupakan kebutuhan dasar yang hakiki. (Mahendra,2007:3)
Jadi peneliti menyimpulkan bahwa bermain adalah suatu
aktivitas atau kegiatan yang sangat dekat dengan dunia anak yang
dapat membuat kesenangan, kebahagiaan mencakup siapa yang akan
Bermain dan alat apa yang digunakan sehingga dapat
mengembangkan imajinasi anak ketika melakukan aktivitas bermain.
b. Permainan Bowling
Menurut strickland (2003:8) “bowling memenuhi konsep
“olahraga” yang ditentukan oleh pemain bowling rekasional karena
bowling merupakan bentuk dari hiburan, aktivitas, interaksi sosial,
dan skor yang dikumpulkannya semuanya merupakan hal yang
menyenangkan.”
Permainan bowling adalah permainan yang dimainkan dengan
menggelindikan bola dengan menggunakan tangan ke arah pin yang
berjumlah sepuluh buah yang telah disusun menjadi bentuk segitiga
jika di lihat dari atas pin dijatuhkan dalam sekali gelinding atau
lemparan, untuk menentukan perhitungan angka yang didapat dari
jumlah pin yang jatuh. (Sulistyaningsih, 2014:36-37)
Menurut Asmasubrata dalam (Kurnialita, 2013:33) permainan
Bowling adalah suatu jenis olahraga atau permainan
menggelindingkan bola dengan menggunakan tangan. Bola bowling
16
dilempar kearah pin (gada) yang berderet dan berjumlah sepuluh
buah yang telah disusun menjadi bentuk segitiga jika dilihat dari
atas.
Tujuan bermain bowling menurut Madyawati, (2012:43) adalah
“mengasah kecerdasan spasial, melakukan gerakan motorik kasar,
mengenal angka sambil menjumlah dan mengenal warna.”
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bowling
merupakan bentuk aktivitas dan hiburan permainan yang dilakukan
dengan cara menggelindingkan atau melempar bola dengan tangan
yang mengenai pin di depannya yang berjumlah 10 buah pin yang
ditata menyerupai bentuk segitiga apabila dilihat dari atas dengan
bertujuan untuk mengenal angka sambil menjumlah.
c. Alat dan Bahan Permainan Bowling
Alat permainan bowling yang akan digunakan dalam penelitian
ini adalah pin dan bola bowling terbuat dari plastik dengan pin
sejumlah 20 buah kemudian dosetiap pin tersebut diberikan sebuah
angka 1-20 kemudian anak menggelindingkan bola ke arah pin dan
mengitung berapa pin yang jatuh dan menyebutkan angka apa yang
ada di pin yang jatuh. Berikut Contoh gambar alat bermain bowling
untuk anak yang sering dijumpai di masyarakat.
17
Gambar 2.1 Alat Permainan Bowling untuk meningkatkan kemampuan
konsep bilangan 1-20
d. Langkah-Langkah Bermain Bowling
Langkah-langkah permainan bowling menurut Robert H Strickland
dalam (Rahayu, 2018:33) yaitu sebagai berikut :
1) Pemain berdiri dengan jarak 2 meter dari sasaran pin
2) Pemain mengambil bola untuk melempar
3) Posisi pemain berdiri lurus mengarah kepin gada yang akan
dilempar dan bola di letakkan di bawah badan, kemudian posisi
badan condong kearah depan dan setegah dibungkukkan.
4) Lempar bola menggunakan tangan untuk mengenai sasaran pin
yang ada didepan pemain.
5) Setelah pin dijatuhkan dalam sekali gelinding atau lemparan, maka
menentukan perhitungan angka yang di dapat dari jumlah pin yang
jatuh.
18
Selanjutnya, Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk
meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan melalui permainan
bowling adalah langkah-langkah dalam melaksanakan pembelajaran
menggunakan permainan bowling (Kurnialita 2013:35) yaitu :
1) Guru memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada anak-anak
mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan bersama-
sama.
2) Guru mengkondisikan anak untuk tenang dan kemudian guru
memberikan penjelasan serta contoh bermain bowling dengan benar
di depan anak-anak
3) Guru memanggil anak satu persatu untuk maju bermain bowling
4) Setiap anak yang bermain mendapatkan kesempatan untuk mencoba
melempar bola bowling jika sasaran tidak mengenai pin.
B. Kerangka Berpikir
Dalam penelitian ini, kerangka pikir yang akan digunakan adalah
dengan melihat berbagai kondisi yang terkait dengan upaya peningkatan
kemampuan mengenal konsep bilangan melalui permainan bowling pada
anak kelompok B yang akan penulis teliti. Dalam hal ini, penelitian yang
dilakukan akan mengarah pada penelitian lapangan sehingga peneliti
mampu mengetahui efektif atau tidak penggunaan media bermain
bowling dalam meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan.
19
Aspek perkembangan kognitif adalah aspek perkembangan yang
sangat penting dimana aspek ini menuntut anak untuk pandai dan cerdas
dalam pemecahan sebuah masalah. Aspek perkembangan kognitif perlu
distimulasi dan dilatih agar dapat berkembang sesuai dengan tahapan dan
kemampuannya. Perkembangan aspek kognitif ini membutuhkan strategi
atau cara agar berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Cara yang dapat
dilakukan yaitu pengembangan aspek kognitif melalui bermain,
menggunakan media, dan bisa juga menggunakan benda konkret. Salah
satu permainan yang dapat meningkatkan kemampuan mengenal konsep
bilangan yaitu permainan bowling.
Dengan permainan bowling diberikan kepada anak akan muncul
perbedaan yang baik antara lain meningkatkan aspek perkembangan
kognitif mengenal konsep bilangan. Perubahan yang diharapkan adalah
dengan adanya permainan bowling, pengenalan konsep bilangan anak
meningkat karena dengan pengenalan konsep bilangan menjadikan modal
bagi anak untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Adapun dengan pengenalan bilangan anak bisa belajar mengenal konsep
bilangan dengan jumlah yang sesuai dan menyebutkan bilangan sesuai
lambang bilangan. Dengan mengetahui bahwa permainan bowling adalah
permainan yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak usia dini,
maka dari itu diharapkan dengan permainan bowling dapat meningkatkan
20
kemampuan mengenal konsep bilangan, khususnyaanak kelompok B3 di
TK Kemala Bhayangkari.
Gambar 2.2.Skema Kerangka Berpikir
Kemampuan mengenal
konsep bilangan anak
rendah
Aspek Guru
Guru kurang melibatkan anak
dalam melihat, merasakan, dan
melakukan dengan tangan sendiri
Kemampuan mengenal
konsep bilangan anak
Meningkat
Aspek Anak
Anak cenderung menghafal
tanpa mengetahui konsep
bilangan
Kegiatan Bermain Bowling
Menyebutkan lambang bilangan 1-
20 sesuai lambang bilangan
Menggunakan lambang bilangan
untuk menghitung
21
C. Hipotesis Tindakan
Jika Permainan Bowling diterapkan maka kemampuan mengenal
konsep bilangan akan meningkat pada kelompok B di TK Kemala
Bhayangkari kecamatan somba opu kabupaten gowa.
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah penelitian
tindakan kelas. Menurut Aqib dan M Chotibuddin (2018:1) “penelitian
tindakan kelas adalah Penelitian yang dilakukan oleh guru (kelas) tempat ia
mengajar dengan tekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses
dan praksim pembelajaran.”
Sanjaya (2009:26) mengemukakan bahwa
Penelitian tindakan kelas adalah suatu proses pengkajian masalah
pembelajaran didalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya
untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan
berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta
menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas
adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dan suatu bentuk pengkajian
masalah pembelajaran dikelas untuk meningkatkan kemampuan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran untuk memecahkan masalah dalam
proses pembelajaran. Penelitian tindakan kelas merupakan kolaborasi atau
partisipasi antara peneliti dan guru. Peneliti terlibat secara langsung dalam
proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil peenelitian berupa
laporan.
23
B. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan Pada anak-anak kelompok B3 di TK
Kemala Bhayangkari yang berlokasi di Jl Malino No. 44 Kecamatan
Somba Opu Kabupaten Gowa, Sulawesi selatan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil Tahun Ajaran
2019/2020. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kelender
pendidikan di sekolah yang ditargetkan kurang lebih dua bulan karena
penelitian ini memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses
belajar mengajar di kelas untuk mengetahui hasil dari meningkatkan
kemampuan kognitif melalui permainan bowling.
3. Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah satu orang guru dan 19 anak kelompok
B3 yang jumlah anak didiknya terdiri dari 6 anak perempuan dan
sebanyak 13 anak laki-laki di Tk Kemala Bhayangkari No. 44 Kecamatan
Somba Opu Kabupaten Gowa, Sulawesi selatan.
C. Faktor yang Diselidiki
Untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan di atas, ada
beberapa faktor yang akan diselidiki pada penelitian ini, yaitu :
1. Faktor Proses
Aktivitas belajar anak didik dalam proses pembelajaran kegiatan
bermain bowling adalah :
24
a) Anak menghitung pin bowling 1-20 dan menyebutkan lambang
bilangan yang terdapat pada pin tersebut.
b) Anak melempar menggunakan bola bowling ke arah pin
c) Anak menghitung dan menyebutkan lambang bilangan yang
terdapat pada pin yang terjatuh
2. Faktor Hasil
Hasil belajar kemampuan mengenal konsep bilangan yang dicapai
anak didik setelah melakukan kegiatan bermain bowling adalah :
a. Anak mampu menghitung pin bowling 1-20 sesuai lambang
bilangan yang ada di pin dengan tepat dan mandiri tanpa dibantu
oleh guru
b. Anak mampu menghitung dan menyebutkan lambang bilangan
pin yang jatuh dengan tepat dan mandiri tanpa dibantu oleh guru
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini direncanakan dilaksanakan
dalam dua siklus sesuai kesepakatan rencana awal peneliti dan guru TK
Kemala Bhayangkari (dapat dilanjutkan jika belum tercapai). Tiap siklus
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai seperti apa yang
telah didesain dan faktor yang akan diselidiki. Penelitian ini dilaksanakan
dalam siklus yang tiap siklusnya mempunyai 4 tahapan, yaitu : planning
(rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), reflection (refleksi).
Selanjutnya desain rencana tindakan yang digunakan dalam penelitian ini
dapat dilihat seperti berikut :
25
Gambar 3.1
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Kegiatan awal dilakukan untuk mengetahui permasalahan pada saat yang ada.
Adapun lebih rincinya penelitian tindakan kelas tersebut adalah sebagai berikut:
1. Siklus 1
a. Tahap perencanaan
Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan rancangan bagi guru
untuk melaksanakan kegiatan bermain yang memfasilitasi anakndalam
proses belajar.
Perencanaan
SIKLUS I Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan
SIKLUS II
Refleksi
Pengamatan
?
26
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan tindakan ini adalah :
1. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) harian
sesuai dengan tema yang ada pada hari itu di TK Kemala
Bhayangkari.
2. Menyiapkan alat permainan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran.
3. Menyiapkan instrumen penilaian berupa lembar observasi yang akan
digunakan dalam proses kegiatan bermain bowling
4. Mempersiapkan buku catatan serta kamera untuk mendokumentasikan
berlangsungnya kegiatan peningkatan mengenal konsep bilangan
melalui permainan bowling.
b. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini kegiatan dilaksankan sesuai dengan apa yang di
rencanakan yaitu melakukan analisis terhadap permasalahan yang
ditemukan pada observasi awal, lalu menyusun perencanaan
pembelajaran yang di dalamnya terdapat kegiatan bermain sampai
akhir proses bermain. Pelaksanaan ini terdiri dari kegiatan
pembukaan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
c. Tahap Observasi
Pelaksanaan observasi oleh peneliti dilakukan pada waktu tindakan
sedang dilakukan. Jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.
Pada penelitian ini peneliti bertindak sebagai observer. Selama proses
27
pembelajaran berlangsung peneliti mengamati kepada anak yang sedang
melakukan proses kegiatan permainan bowling. Peneliti mengamati
anak dan guru ketika proses permainan bowling. Pengamatan dalam
proses kegiatan bermain bowling dilakukan oleh peneliti untuk
mengetahui kemampuan konsep bilangan pada anak saat kegiatan
bermain bowling. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mengumpulkan
data-data yang akan diolah untuk menentukan tindakan yang akan
dilaksanakan selanjutnya.
d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan mengidentifikasi data
yang telah diperoleh, yaitu meliputi lembar observasi dan wawancara
atau catatan dari guru, kemudian peneliti dilakukan refleksi bersama guru
pendamping.
Dalam kegiatan permainan bowling tentang masalah yang muncul
dan berkaitan dengan hal-hal yang dilakukan. Setelah tahap refleksi,
kemudian peneliti merumuskan perencanaan siklus selanjutnya.
2. Siklus 2
Pada pelaksanaan siklus pertama dijadikan dasar perencanaan
siklus kedua, siklus kedua ini disiapkam rencana kegiatan pembelajaran
yang dilakukan sebagai penyempurnaan atau perbaikan pada siklus
pertama.
28
Pada siklus kedua juga terdiri dari empat tahapan yaitu :
perencanaan, pelaksanaan,pengamatan,dan refleksi hasil yang telah
dilakukan. Apabila belum terjadi peningkatan pada siklus ini, maka
dilanjutkan siklus selanjutnya sampai terjadi peningkatan sesuai dengan
target yang telah dibuat.
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai pedoman untuk
melaksanakan penelitian dan dalam kelas ini adalah Lembar observasi
(Cheklist). Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan proses
pembelajaran, memperhatikan apa yang terjadi, mendengarkan,
mempertanyakan informasi yang menarik, dan mempelajari dokumen yang
ada. Lembar observasi digunakan sebagai pedoman untuk melakasanakan
pengamatan di dalam kelas, lembar observasi inilah peneliti bisa mengetahui
gambaran aktivitas yang dilakukan guru dan kemampuan anak. Terlampir.
(Lampiran 2).
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakam dalam penelitian tindakan
kelas ini adalah :
1. Lembar Obsevasi
a. Lembar observasi anak
Lembar observasi anak digunakan untuk mengumpulkan data
mengenai aktivitas anak selama proses pembelajaran berlangsung
dengan mengamati sikap dan perilaku anak di dalam kelas selama
29
dilakukan proses belajar, khususnya selama melakukan kegiatan
bermain apakah termotivasi atau tidak.
b. Lembar observasi guru
Lembar observasi guru digunakan oleh peneliti sebagai obsever
untuk melihat bagaimana guru ketika menjelaskan langkah-langkah
bermain bowling.
2. Dokumentasi
Dalam penelitian ini, peneliti mendokumentasikan kegiatan anak
pada saat proses pembelajaran melalui permainan bowling yang berupa
foto. Foto tersebut berfungsi memberikan gambaran tentang situasi dan
kondisi saat pembelajaran berlangsung.
G. Teknik Analisis Data
Untuk analisis data dari hasil observasi yang telah terkumpul
digunakan teknik analisis data. Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan deskriptif kuantitatif yaitu data yang dikumpulkan pada setiap
kegiatan observasi dari setiap pelaksanaan siklus dianalisis menggunakan
teknik persentase. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan selanjutnya
dapat dihitung dengan persentase. Adapun rumus yang digunakan menurut
Ngalim purwanto (Devi, 2014:40).
P =
Keterangan: P = Angka persentase
f = Skor mentah yang diperoleh siswa
N = Skor maksimum
30
Acep Yoni (Devi, 2014:41) dan prosedur penilaian di TK atau RA, yaitu:
Tabel 3.1 Kriteria Persentase anak
No Kriteria Persentase
1 BSB (Berkembang Sangat Baik) 76%-100%
2 BSH (Berkembang Sesuai Harapan) 51%-75%
3 MB (Mulai Berkembang) 26%-50%
4 BB (Belum Berkembang) 0%-25%
Tabel 3.2 Kriteria Persentase Guru
No Kriteria Persentase
1 Baik(B) 76%-100%
2 Cukup(C) 61%-75%
3 Kurang(K) 60
H. Indikator Keberhasilan
1. Indikator Proses
Indikator Proses (guru) adalah jika pada penelitian ini pada
oelaksanaan siklus tindakan tahap evaluasai diperoleh 80% dari jumlah
langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan
permainan bowling dengan memperoleh kategori baik.
Tabel.3.3 Indikator Proses observasi guru
No Langkah-langkah bermain bowling
Penilaian
B C K
3 2 1
1. Guru memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada
anak-anak mengenai kegiatan pembelajaran yang
akan dilaksanakan bersama-sama.
2. Guru mengkondisikan anak untuk tenang dan
kemudian guru memberikan penjelasan serta contoh
bermain bowling dengan benar di depan anak-anak.
3. Guru memanggil anak satu persatu untuk maju
bermain bowling
4 Setiap anak yang bermain mendapatkan kesempatan
untuk mencoba melempar bola bowling jika sasaran
tidak mengenai pin.
Perencanaan
Pelaksanaan
Observasi
Refleksi
Observasi
Pelaksanaan
Perencanaan
Refleksi
Siklus I
Siklus II
31
Jumlah
Persentase
2. Indikator Hasil
Indikator keberhasilan hasil adalah keberhasilan yang akan dicapai
yaitu melihat kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak dan
melihat hasil setiap siklus yang telah dilakukan. Siklus akan dihentikan
apabila hasil data yang diperoleh telah bertambah dari awalnya berubah
menjadi minimal 76% (Berkembang sangat baik) dari semua anak yang di
kelompok B3 TK Kemala Bhayangkari.
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di TK Kemala Bhayangkari,
terletak di Jl. Malino No.44, Kelurahan Tompo Balang, Kecamatan Somba Opu,
Kota Gowa, Selawesi Selatan. TK Kemala Bhayangkari berdiri pada tanggal 12
Desember 1998. Sekolah ini mempunyai 5 kelas, yaitu kelompok A, B1,B2,B3,
dan B4 yang masing-masing diatur berdasarkan pembelajaran kelompok atau
klasikal. TK Kemala Bhayangkari Kab Gowa dikelola 5 orang pendidik dan
kepala sekolah. Peserta didiknya berjumlah 103 anak. Jumlah peserta didik
kelompok A berjumlah 20 anak, kelompok B1 berjumlah 20 anak, Kelompok B2
berjumlah 22 anak, kemompok B3 berjumlah 19 anak B4 berjumlah 22 anak
Penelitian ini, dilaksanakan di kelompok B3 dengan jumlah peserta didik 19 anak
yang terdiri dari 6 anak perempuan dan 13 anak laki-laki yang berada pada
rentang usia 5-6 tahun.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran
2019/2020. Kondisi ruang kelas di TK Kemala Bhayangkari Kabupaten gowa
cukup baik, terdapat sudut-sudut pembelajaran disetiap ruang kelasnya dan
beberapa poster. Setiap kelas sudah terdapat lemari khusus anak untuk
menyimpan buku-buku, pewarna, dan yang barang milik anak lainnya, terdapat
juga tempat penyimpanan tas untuk anak, penunjang pembelajaran dan lemari
penyimpanan alat permainan edukatif. Kondisi di luar kelas terdapat 5 rak sepatu
33
untuk meletakkan sepatu anak-anak disetiap depan kelas. Fasilitas alat permainan
edukatif dan media pembelajaran sudah cukup lengkap. Sarana dan prasarana
yang tersedia di TK Kemala Bhayangkari Kab Gowa antara lain ruang kelas yang
berjumlah 5 kelas, ruang guru dan Kepala Sekolah, UKS, dapur, kamar mandi,
Ruang bermain, Tempat Wudhu dan perpustakaan. Untuk alat permainan ada 2
macam yaitu alat permainan luar dan alat permainan dalam. Alat permainan luar
meliputi: jungkat-jungkit, ayunan dan tangga Pelangi. Sedangkan alat permainan
dalam meliputi: puzzle, balok, bola, tanda-tanda lalu lintas, alat-alat kesehatan,
perosotan dan sebagainya. Kondisi alat permainan di dalam kelas dan di luar kelas
cukup baik dan lengkap.
Tabel 4.1 Daftar Guru
NO NAMA/NIP L/P IJAZAH
TERAKHIR Jabatan
1 HASNAWIAH, S.pd
NIP.198103102008012010 P
S1 PAUD
2013
KEPALA
SEKOLAH
2 NURMIATI, S.pd
NIY.197405211998082801 P
SMKI
1994 GURU KELAS A
3 SAPPARIAH,S.pd
NIY. 196612292001042403 P
S1 PAUD
2014 GURU KELAS B4
4
WIRDAWATI HAMID,
S.pd
NIY.198311222004080105
P S1 PAUD
2015 GURU KELAS B3
5 SUMIATI, S.Pd
NIY.197707172005100106 P
S1 PAUD
2014 GURU KELAS B1
6 ZULFITRI H.A, S.pd
NIY.198607252005062207 P
S1 PAUD
2015 GURU KELAS B2
7 MULTY, S.pd
NIY.198111162014010608 P
S1
2004
GURU KELAS A
34
2. Peningkatan Kemampuan Konsep Bilangan Anak Melalui Permainan
Bowling
a. Data Awal Kemampuan Anak
Langkah awal yang dilakukan peneliti sebelum melakukan penelitian
tindakan kelas yaitu melalui pengamatan. Pengamatan ini dilakukan pada pada
bulan Agustus 2019 pada kegiatan pembelajaran khususnya pembelajaran yang
meningkatkan kemampuan konsep bilangan anak kelompok B3 TK Kemala
Bhayangkari kab. Gowa.
Kondisi awal sebelum melakukan penelitian pada saat kegiatan proses
pembelajaran berlangsung Guru melakukan tanya jawab tentang konsep bilangan
1-20 setiap anak diminta untuk menyebutkan 1-20 di papan dan anak cenderung
hanya menghafal 1-20 tanpa mengetahui lambang bilangan yang ada, pada saat
ditunjukkan lambang bilangan masih banyak anak yang menjawab salah. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan mengenal konsep bilangan anak Kelompok B
masih belum optimal, sehingga perlu adanya tindakan untuk meningkatkan
kemampuan konsep bilangan anak. Anak masih cenderung menghafal 1-20 tanpa
mengetahui lambang bilangannya.
Tabel 4.2. Hasil Observsi Kemampuan mengenal konsep bilangan Anak
Pratindakan
No Nama
siswa Pra tindakan
Persenta
se Kriteria
1 Mey-mey 4 50% MB
2 Rafa 4 50% MB
3 Rey 4 50% MB
4 Nadiya 4 50% MB
5 Alfi 4 50% MB
6 Monique 4 50% MB
7 Queen 2 25% BB
35
No Nama
siswa Pra tindakan
Persenta
se Kriteria
8 Daffa 4 50% MB
9 Ahmad 2 25% BB
10 Athar 4 50% MB
11 Jafits 2 25% BB
12 Alif 4 50% MB
13 Appi 4 50% MB
14 Lutfi 6 75% BSH
15 Aira 4 50% MB
16 Rehansyah 4 50% MB
17 Abid 4 50% MB
18 Dina 6 75% BSH
19 Andika 4 50% MB
Rata-rata Kemampuan konsep
bilangan Anak 45% Mulai berkembang
Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa pencapaian kemampuan
konsep bilangan anak mulai berkembang. Kriteria yang dimiliki anak yang
menunjukkan kriteria belum berkembang 3 anak, mulai berkembang 14 anak,
dan terdapat 2 anak yang sudah berkembang sesuai harapan yaitu Lutfi dan
Dina. jumlah anak yang diteliti adalah 19 anak. Dari tabel kemampuan konsep
bilangan anak pra tindakan di atas dapat diperjelas melalui tabel rekapitulasi di
bawah ini:
Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Observasi Kemampuan konsep bilangan Anak
Pratindakan
No Kriteria Jumlah Anak Persentase
1 Belum berkembang 3 16%
2 Mulai berkembang 14 73%
3 Berkembang sesuai harapan 2 11%
4 Berkembang sangat baik - -
Jumlah 19 100%
Berdasarkan data di atas, keadaan tersebut menjadi landasan peneliti
untuk melakukan tindakan untuk meningkatkan kemampuan konsep bilanga anak
36
melalui permainan bowling, dengan menggunakan bowling angka yang sudah
disediakan oleh peneliti. Kegiatan permainan bowling diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan konsep bilangan anak kelompok B3 TK Kemala
Bhayangkari kabupaten gowa.
b. Penelitian Tindakan Siklus I
1) Perencanaan
Penelitian tindakan pada siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan. Siklus
I dilaksanakan pada tanggal 28-29 November 2019. Adapun tahap perencanaan
pada siklus I meliputi kegiatan sebagai berikut.
(a) Membuat dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian dengan
tema Binatang, subtema Binatang Darat di kelompok B3 Kemala
Bhayangkari kabupaten gowa. Guru kelas bertindak sebagai pelaksana
tindakan dan peneliti sebagai observer yaitu ibu wirdawati hamid,S.Pd
AUD.
(b) Menyiapkan media alat permainan bowling yaitu pin yang berjumlah 20
buah dengan lambang bilangan 1-20 dan 1 bola bowling untuk melempar.
(c) Menyiapkan instrumen penilaian berupa lembar observasi anak dan guru
(checklist) tentang kegiatan permainan bowling.
(d) Mempersiapkan buku catatan serta kamera untuk mendokumentasikan
berlangsungnya kegiatan peningkatan kemampuan mengenal konsep
bilangan melalui permainan bowling.
37
2) Pelaksanaan
(a) Siklus I Pertemuan pertama
Pertemuan I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 27 November 2019.
Tema pembelajaran yang akan disampaikan yaitu Binatang, sub tema Binatang
Darat dan sub sub tema binatang berkaki 2 (binatang Ayam).
a. Kegiatan Awal
Kegiatan awal guru memulai pembelajaran dengan mengajak anak
berbaris dengan bernyanyi dan melakukan senam, kemudian masuk kelas.
Setelah anak duduk dengan rapi guru kemudian mengajak anak berdoa
sebelum belajar, dilanjutkan dengan syair “tiap tiap pagi” dan bernyanyi,
kemudian menyebutkan nama-nama hari, nama-nama bulan, dan
menghitung 1-20. Setelah itu guru memberi salam dan mengabsen anak.
Kemudian guru berdiskusi tentang binatang berkaki dua yang hidup
didarat. Guru bertanya kepada anak “binatang apa yang kakinya ada du”?
ada anak yang menjawab ayam, bebek,angsa. Guru kembali bertanya “ada
berapa kaki ayam?” anak-anak menjawab “dua bu guru” ibu guru bertanya
lagi “bagaimana jarinya kalau dua?” anak-anak mengangkat jarinya
kemudian anak menirukan bagaimana suara ayam.
b. Kegiatan Inti
Guru memperlihatkan gambar ayam kemudian mengamati gambar
ayam dan bercakap-cakap tentang betuk ayam, setelah itu guru memagikan
kertas kepada anak lalu mengarahkan anak untuk menggambar ayam.
38
Sebelum itu guru memberikan contoh di papan tulis dengan menggambar
ayam dari bentung angka 2 kemudian membetuk ayam, setelah anak
menggambar sketsa ayam guru memberitahu kepada anak untuk mengajak
anak bermain bowling.
Guru menjelaskan bahwa hari ini anak akan bermain bowling. Guru
memberikan guru memperkenalkan apa itu bowling dan aturan bermain
saat melakukan permainan bowling, sedangkan peneliti mengatur susunan
bowling dengan bentuk segitiga jika dilihat dari atas. Setelah itu guru
mengkondisikan anak untuk berbaris di pinggir karpet dengan tenang
kemudian memperkenalkan permainan bowling lebih detail dan tanya
jawab tentang konsep bilangan 1-20 lalu guru mengajak anak untuk
mengitung semua pin bersama-sama. Setelah itu, Guru menanyakan
kepada anak “apakah sudah mengerti anak-anak?” anak-anak pun
menjawab :sudah bu guru”. Guru kemudian memberikan contoh bermain
bowling yaitu mulai dari menghitung pin, mengambil bola untuk
melempar, melempar pin, mengumpulkan pin yang berhasil dijatuhkan
kemudian menghitungnya dan menyebutkan bilangan sesuai lambang
bilangan pada pin yang jatuh. Setelah memberikan contoh guru bertanya
lagi kepada anak-anak “apakah sudah mengerti cara bermainnya?” anak-
anak menjawab “sudah mengerti bu guru. Guru kembali bertanya kepada
anak-anak “ada berapa pin semuanya anak-anak?” semuanya mejawab “20
bu guru”. Setelah anak-anak paham guru menyebutkan satu persatu nama
39
anak menggunakan absen untuk maju bermain bowling, sebelum anak
melempar guru membimbing anak untuk menghitung pin 1-20 terlebih
dahulu, pada saat anak menghitung guru dan peneliti mengamati dan
membimbing anak yang mengalami kesulitan saat menghitung kemudian
anak mengambil bola dan melempar ke arah pin, setelah anak melempar
anak maju mengumpulkan pin yang berhasil dijatuhkan kemudian
menghitung pin dan menyebutkan lambang bilangan yang terdapat pada
pin tersebut setiap anak yang bermain mendapatkan kesempatan untuk
melempar jika sasaran tidak mengenai pin. Sambil mengamati, guru dan
peneliti membimbing anak yang mengalami kesulitan dan memberikan
penilaian pada setiap anak. Anak yang sudah bermain diberikan apresiasi
tepuk tangan oleh guru, peneliti dan teman-teman kemudian memanggil
anak selanjutnya untuk bermain. Pada saat guru menjelaskan cara bermain
bowling tidak semua anak memperhatikan penjelasan guru karena
keinginan anak dalam bermain bowling sudah besar sehingga tidak sabar
untuk maju bermain bowling dan menyebabkan tidak terlalu
memperhatikan guru.
Setelah kegiatan permainan bowling selesai, anak diarahkan untuk
merapikan kembali alat permainan yang digunakan. Selanjutnya membaca
syair cuci tangan, lalu anak diarahkan untuk mencuci tangan kemudian
membaca doa sebelum makan. Setelah anak membaca doa sebelum makan
anak dipersilahkan untuk memakan bekal masing-masing. Setelah anak
40
selesai makan, anak membaca doa setelah makan, kemudian anak
dipersilahkan untuk istirahat sambil bermain di dalam dan di luar ruangan
c. Kegiatan Penutup
Setelah jam istirahat selesai, anak diarahkan untuk masuk ke dalam
kelas dan menanyakan perasaan hari ini, berdiskusi apa saja yang
dimainkan hari ini, menyebutkan konsep bilangan 1-20.
(b) Siklus I pertemuan kedua
Pertemuan II dilaksanakan pada hari Jumat, 29 November 2019. Tema
pembelajaran yang akan disampaikan yaitu binatang, sub tema binatang darat, dan
sub sub tema berkaki 4 (binatang kelinci).
a. Kegiatan Awal
Kegiatan awal guru mengajak memulai pembelajaran dengan mengajak
anak berbaris dengan bernyanyi dan melakukan senam, kemudian masuk
kelas. Setelah anak duduk dengan rapi guru kemudian mengajak anak
berdoa sebelum belajar, dilanjutkan dengan syair “tiap tiap pagi” dan
bernyanyi, kemudian menyebutkan nama-nama hari, nama-nama bulan, dan
menghitung 1-20. Kemudian guru memberi salam dan mengabsen anak.
Kemudian guru berdiskusi tentang binatang berkaki empat yang hidup
didarat yaitu kelinci. Guru bertanya kepada anak “ada berapa kaki
kelinci?” anak-anak menjawab “empat bu guru” kemudian anak menirukan
lompatan kelinci.
b. Kegiatan Inti
41
Guru memperlihatkan gambar kelinci dan mengajak anak
mengamati gambar kelinci, dan memberikan lembar tugas untuk
menebali garis pada gambar kelinci kemudain mewarnai gambar
tersebut. setelah anak mewarnai sketsa kelinci guru mengajak anak
untuk bermain bowling.
Guru menjelaskan bahwa hari ini anak akan bermain bowling lagi.
Guru kembali memberikan penjelasan aturan bermain pada saat melakukan
permainan bowling, sedangkan peneliti mengatur susunan bowling dengan
bentuk segitiga jika dilihat dari atas. Setelah itu guru mengkondisikan anak
untuk berbaris di pinggir karpet dengan tenang kemudian memperkenalkan
konsep bilangan 1-20 setelah memperkenalkan tentang konsep bilangan 1-
20. Guru kemudian memberikan contoh bermain bowling yaitu mulai dari
menghitung pin, mengambil bola untuk melempar, melempar pin,
mengumpulkan pin yang berhasil dijatuhkan kemudian menghitungnya dan
menyebutkan bilangan sesuai lambang bilangan pada pin yang jatuh.
Setelah memberikan contoh guru menyebutkan satu persatu nama anak
menggunakan absen untuk maju bermain bowling, sebelum anak melempar
guru membimbing anak untuk menghitung pin 1-20 terlebih dahulu, pada
saat anak menghitung guru dan peneliti mengamati dan membimbing anak
yang mengalami kesulitan saat menghitung kemudian anak mengambil bola
dan melempar ke arah pin, setelah anak melempar anak maju
mengumpulkan pin yang berhasil dijatuhkan kemudian menghitung pin dan
42
menyebutkan lambang bilangan yang terdapat pada pin tersebut setiap anak
yang bermain mendapatkan kesempatan untuk melempar jika sasaran tidak
mengenai pin. Sambil mengamati, guru membimbing anak yang mengalami
kesulitan dan memberikan penilaian pada setiap anak. Anak yang sudah
bermain diberikan apresiasi tepuk tangan oleh guru, peneliti dan teman-
teman kemudian memanggil anak selanjutnya untuk bermain.
Setelah kegiatan permainan bowling selesai, anak diarahkan untuk
merapikan kembali alat permainan yang digunakan. Selanjutnya
membaca syair cuci tangan, lalu anak diarahkan untuk mencuci tangan
kemudian membaca doa sebelum makan. Setelah anak membaca doa
sebelum makan anak dipersilahkan untuk memakan bekal masing-
masing. Setelah anak selesai makan, anak membaca doa setelah makan,
kemudian anak dipersilahkan untuk istirahat sambil bermain di dalam
dan di luar ruangan
c. Kegiatan Penutup
Setelah jam istirahat selesai, anak diarahkan untuk masuk ke
dalam kelas dan menanyakan perasaan hari ini, berdiskusi apa saja yang
dimainkan hari ini, mainan apa yang disukai, dam menyebutkan
bilangan 1-20 bersama-sama.
3) Observasi
Pengamatan dilakukan untuk melihat dan mengetahui proses belajar
mengajar yang dilakukan oleh guru pada saat siklus I berlangsung. Sikap
43
dan penguasaan materi guru dalam melakukan kegiatan proses
pembelajaran dan kemampuan anak didik dalam mengenal konsep
bilangan dalam bermain bowling.
Berdasarkan hasil pengamatan, yang telah dilaksanakan oleh
guru kelas pada saat kegiatan mengenal konsep bilangan melalui
permainan bowling. Pada akhir pembelajaran peneliti dan guru
mengadakan diskusi untuk mengevaluasi pembelajaran pada siklus I.
Kegiatan pada siklus I menunjukkan bahwa anak antusias mengikuti
pembelajaran dengan bermain bowling. Rasa ingin mencoba anak dengan
permainan bowling sangat besar menyebabkan anak tidak sabar dan
kurang memperhatikan penjelasan guru.
Aktivitas anak dalam mengikuti kegiatan bermain bowling
menggunakan pin yang tertera angka 1-20 serta bola bowling. Anak di
arahkan untuk menghitung pin 1-20 sesuai lambang bilangan yang ada,
dengan mengamati indikator yaitu Menyebutkan lambang bilangan 1-20
sesuai lambang bilangan, guru membimbing anak yang mengalami
kesulitan untuk menyebutkan bilangan 1-20 sesuai lambang bilangan
yang ada di pin dengan mengangkat sebuah pin dan menanyakan “ini
nomor berapa?” kepada anak, jika anak tidak mengetahui, guru
membimbing anak dan menanyakan lambang bilangan yang lebih rendah
dan mudah untuk anak seperti angka 1-10. Kemudian memberikan anak
kesempatan bermain dengan melempar bola bowling ke arah pin
44
kemudian diarahkan untuk maju kedepan mengumpulkan pin yang
berhasil dijatuhkan dan menyebutkan lambang bilangan yang terdapat
pada pin dengan mengamati indikator yaitu menggunakan lambang
bilangan untuk menghitung, ketika anak mengalami kesulitan
menyebutkan lambang bilangan maka aka dibimbing oleh guru.
a. Hasil Observasi dan evaluasi guru siklus I
Tabel 4.4 Hasil Observasi dan Evaluasi Guru
No
Kegiatan yang Diamati
Hasil yang dicapai
Pertemuan
1 Pertemuan 2
B C K B C K
3 2 1 3 2 1
1. Guru memberikan penjelasan terlebih dahulu
kepada anak-anak mengenai kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan
bersama-sama.
√
√
2. Guru mengkondisikan anak untuk tenang dan
kemudian guru memberikan penjelasan serta
contoh bermain bowling dengan benar di
depan anak-anak
√
√
3. Guru memanggil anak satu persatu untuk
maju bermain bowling
√
√
4. Setiap anak yang bermain mendapatkan
kesempatan untuk mencoba melempar bola
√
√
45
bowling jika sasaran tidak mengenai pin.
Jumlah 9 9
Persentase 75% (Cukup)
Hasil ovservasi guru pada siklus I Pertemuan pertama dan kedua
sudah memiliki kriteria cukup yang dimana hasil persentase mencapai
75%.
Pada siklus ini guru belum terlalu memahami langkah-langkah
kegiatan bermain bowling sehingga pada saat guru memberikan
penjelasan cara bermain bowling guru hanya menjelaskan sekali saja
tidak mengulang-ulang sampai anak benar-benar mengerti sehingga anak
cenderung hanya ingin langsung bermain tanpa memahami aturan yang
telah disampaikan oleg guru.
b. Hasil observasi mengenal konsep bilangan anak siklus I ditampilkan dalam
tabel sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil Observasi Mengenal konsep bilangan Anak Siklus I
No
Nama Anak
Pertemuan Jumlah
Persenta
se Kriteria
I II
1 Mey-mey 4 6 10 62,5% BSH
2 Rafa 4 4 8 50% MB
3 Rey 4 4 8 50 % MB
4 Nadiyah 4 4 8 50% MB
5 Al 4 4 8 50% MB
6 Monique 4 6 10 62,5% BSH
7 Queen 2 2 4 25% BB
8 Daffa 4 4 8 50% MB
46
No
Nama Anak
Pertemuan Jumlah
Persenta
se Kriteria
I II
9 Ahmad 2 2 4 25% BB
10 Athar 4 4 8 50% MB
11 Jafits 2 4 6 37,5% MB
12 Alif 4 4 8 50% MB
13 Appi 4 6 10 62,5% BSH
14 Lutfi 6 6 12 75% BSH
15 Aira 4 6 10 62,5% BSH
16 Rehansyah 4 4 8 50% BSH
17 Abid 4 4 8 50% MB
18 Dina 6 6 12 75% BSH
19 Andika 4 4 8 50% MB
Rata-rata Kemampuan konsep bilangan 50% Mulai Berkembang
Dari tabel hasil observasi mengenal konsep bilangan anak siklus I di
atas dapat diperjelas melalui tabel di bawah ini:
Tabel 4.6. Rekapitulasi Hasil Observasi Mengenal konsep bilangan Anak Siklus I
No Kriteria Jumlah Anak Persentase
1 Belum berkembang 2 10.5 %
2 Mulai berkembang 11 58%
3 Berkembang sesuai harapan 6 31.5%
4 Berkembang sangat baik - -
Jumlah 19 100%
Dari tabel rekapitulasi data kemampuan mengenal konsep bilangan
anak siklus I di atas dapat di peroleh keterangan bahwa anak yang memiliki
kriteria belum berkembang ada 2 anak dengan persentase yang diperoleh 10.5 %,
queen memperoleh jumlah skor 4 karena pada saat kegiatan menghitung queen
hanya menunjuk pin tidak menyebutkan bilangan meskipun dibantu oleh guru
queen belum mampu menyebutkan 1-10 sesuai lambang bilangan sedangkan
47
ahmad juga mendapatkan skor 4 karena pada saat kegiatan bermain bowling
ahmad hanya cenderung menghafal bilangan 1-10, pada saat di tunjukkan angka 5
dan 6 ia tidak mengetahui lambang bilangan tersebut maka dari itu Ahmad berada
dalam kriteria belum berkembang. Anak yang berada pada kriteria mulai
berkembang adalah 11 anak dengan persentase yang diperoleh 58 %. Kesebelas
anak tersebut sudah mampu menyebutkan lambang bilangan 1-20 sesuai lambang
bilangannya dengan bimbingan guru. Anak yang berada pada kriteria
berkembang sesuai harapan ada 6 anak dengan persentase yang diperoleh 31,5%,
keenam anak tersebut sudah mampu menyebutkan lambang bilangan 1-15 sambil
menunjuk lambang bilangan yang terdapat di pin tanpa dibantu oleh guru, guru
juga menunjuk pin untuk ditanyakan angka berapa dan keenam anak tersebut
berhasil menjawab dengan tepat tetapi belum mampu mengetahui lambang
bilangan 16-20 kadang anak sulit membedakan lambang bilangan 16 dengan
lambang bilangan 19 maka dari itu keenam anak ini yaitu, meymey, moniq,
lutfi,appi, aira dan dina dapat dikatakan berkembang sesuai harapan.
Hasil tindakan pada siklus I meningkat menjadi kriteria belum
berkembang sebesar 10.5 %, mulai berkembang sebesar 58 %, dan berkembang
sesuai harapan sebesar 31.5%. Jadi pada siklus I kemampuan konsep bilangan
anak meningkat menjadi 50 % tetapi masih dalam kriteria Mulai berkembang.
4) Refleksi
Kegiatan refleksi adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru dan peneliti
setelah melakukan kegiatan mengenal konsep bilangan. Kegiatan refleksi
dilakukan untuk mengevaluasi dan memperbaiki kekurangan pada siklus
48
sebelumnya dengan harapan, dapat memberikan perubahan yang lebih baik dalam
melakukan siklus selanjutnya. Berdasarkan hasil observasi siklus I mengenal
konsep bilangan melalui permainan bowling sangat menarik untuk anak, anak
merasa antusias untuk mencoba melaksanakan perintah dari guru. Antusias anak
ini dapat kita lihat dengan adanya peningkatan kemampuan pada diri anak.
Kemampuan anak mengenal konsep bilangan memang sudah
mengalami peningkatan, namun belum sesuai dengan kriteria keberhasilan yang
telah ditentukan. Melihat hasil siklus I ini maka perlu diadakan perbaikan agar
kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan dapat meningkat sesuai
dengan kriteria keberhasilan yang ditentukan. Di bawah ini beberapa hal yang
kurang dan perlu diperbaiki.
a) Banyak anak yang tidak memperhatikan dan menyebut perintah guru,
anak hanya segera maju mengambil bola dan ingin melempar.
b) Kondisi kurang kondusif karena anak tidak sabar menunggu giliran
sehingga anak menjadi kurang tertib.
c) Anak bingung saat menghitung karena posisi pin yang sedikit
berdekatan sehingga anak kesulitan melihat lambang bilangan yg ada
pada pin
d) Ada beberapa anak yang kurang termotivasi untuk menyebutkan
lambang bilangan, anak cenderung hanya ingin melempar bowling.
Berdasarkan pada permasalahan pada siklus I yang telah disampaikan di
atas maka peneliti dan guru berdiskusi mencoba mencari solusi agar pada siklus II
49
nanti hal seperti ini tidak terulang lagi. Di bawah ini beberapa solusi yang
diperoleh antara lain.
a) Guru memberikan penjelasan pada anak dengan lebih detail dan sebelum
diberi penjelasan atau perintah anak dikondisikan untuk tenang
memperhatikan dan tertib terlebih dahulu.
b) Mengarahkan anak agar sabar menunggu giliran dengan memperhatikan
temannya dan memberitahu temannya jika salah menyebutkan bilangan.
c) Untuk memotivasi anak agar semangat menyebutkan lambang bilangan
dengan cara memberikan stiker bintang untuk anak yang menyebutkan
lambang bilangan dengan benar.
d) Mengubah posisi pin yang sebelumnya bentuk segitiga dari atas diubah
dengan posisi berjejer
Dari refleksi siklus I ini diharapkan dapat memberikan perubahan yang
lebih baik terhadap proses pembelajaran dan hasil siklus II.
c. Tindakan Siklus II
1) Perencanaan
Penelitian tindakan pada siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan. Siklus
II dilaksanakan pada tanggal 4-5 desember 2019. Tema yang diajarkan pada siklus
II adalah Binatang.
Adapun tahap perencanaan pada siklus II meliputi kegiatan sebagai
berikut:
(a) Membuat dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian dengan
tema Binatang, subtema Binatang di air di kelompok B3 Kemala
50
Bhayangkari kabupaten gowa. Guru kelas bertindak sebagai pelaksana
tindakan dan peneliti sebagai observer.
(b) Menyiapkan alat dan bahan untuk bermain bowling yaitu 20 buah pin gada
dan 1 bola untuk melempar
(c) Menyiapkan instrumen penilaian berupa lembar observasi anak dan guru
(checklist) tentang kegiatan mengenal konsep bilangan.
(d) Mempersiapkan buku catatan serta kamera untuk mendokumentasikan
berlangsungnya kegiatan pengenalan konsep bilangan anak.
2) Pelaksanaan
(a) Siklus II Pertemuan I
Pertemuan I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 4 Desember 2019.
Tema pembelajaran yang akan disampaikan yaitu Binatang yang hidup di air
yaitu ikan.
a. Kegiatan Awal
Kegiatan awal guru mengajak memulai pembelajaran dengan mengajak
anak berbaris dengan bernyanyi dan melakukan senam, kemudian masuk
kelas. Setelah anak duduk dengan rapi guru kemudian mengajak anak
berdoa sebelum belajar, dilanjutkan dengan syair “tiap tiap pagi” dan
bernyanyi, kemudian menyebutkan nama-nama hari, nama-nama bulan, dan
menghitung 1-20. Kemudian guru memberi salam dan mengabsen anak.
Kemudian guru berdiskusi tentang binatang yang hidup di air yaitu
ikan. Guru bertanya kepada anak ikan hidup dimana:” anak-anak menjawa
51
“di air” ada juga yang menjawab “di laut bu guru” kemudian cara ikan
berenang?” kemudian anak menirukan cara ikan berenang
b. Kegiatan Inti
Guru memperlihatkan gambar Ikan dan mengajak anak mengamati
gambar Ikan tersebut, setelah itu guru membagikan sketsa gambar ikan
utnuk diwarnai oleh anak, setelah mewarnai anak masing-masing
mengumpulkan hasil karyanya. Setelah anak mengumpulkan hasil karyanya
guru mengajak anak untuk bermain bowling.
Guru menjelaskan bahwa hari ini anak akan bermain bowling lagi.
Guru memberikan penjelasan aturan bermain pada saat melakukan
permainan bowling, sedangkan peneliti mengatur susunan bowling dengan
bentuk sejajar agar anak lebih mudah melihat lambang bialngan yang
terdapat pada pin. Ada anak yang membantu untuk mengatur susunan
bowling, kemudian guru mengkondisikan anak untuk berbaris di pinggir
karpet dengan tenang kemudian memperkenalkan kembali tentang konsep
bilangan 1-20, sebagian anak sudah mengerti dan mengetahui bilangan 1-
20. Guru kemudian memberikan contoh bermain bowling yaitu mulai dari
menghitung pin, mengambil bola untuk melempar, melempar pin,
mengumpulkan pin yang berhasil dijatuhkan kemudian menghitungnya dan
menyebutkan bilangan sesuai lambang bilangan pada pin yang jatuh.
Setelah memberikan contoh guru menyebutkan satu persatu nama anak
menggunakan absen untuk maju bermain bowling, sebelum anak melempar
52
guru membimbing anak untuk menghitung pin 1-20 terlebih dahulu, pada
saat anak menghitung guru dan peneliti mengamati dan membimbing anak
yang mengalami kesulitan saat menghitung kemudian anak mengambil bola
dan melempar ke arah pin, setelah anak melempar anak maju
mengumpulkan pin yang berhasil dijatuhkan kemudian menghitung pin dan
menyebutkan lambang bilangan yang terdapat pada pin tersebut setiap anak
yang bermain mendapatkan kesempatan untuk melempar jika sasaran tidak
mengenai pin. Sambil mengamati, guru membimbing anak yang mengalami
kesulitan dan memberikan penilaian pada setiap anak. Anak yang sudah
bermain diberikan apresiasi tepuk tangan oleh guru, peneliti dan teman-
teman dan memberikan sebuah stiker yang akan ditempelkan ke tangan
anak yang berhasil menyebutkan lambang bilangan dengan benar, setelah
itu guru memanggil anak selanjutnya untuk bermain.
Setelah kegiatan permainan bowling selesai, anak diarahkan untuk
merapikan kembali alat permainan yang digunakan. Selanjutnya
membaca syair cuci tangan, lalu anak diarahkan untuk mencuci tangan
kemudian membaca doa sebelum makan. Setelah anak membaca doa
sebelum makan anak dipersilahkan untuk memakan bekal masing-
masing. Setelah anak selesai makan, anak membaca doa setelah makan,
kemudian anak dipersilahkan untuk istirahat sambil bermain di dalam
dan di luar ruangan.
53
c. Kegiatan Penutup
Setelah jam istirahat selesai, anak diarahkan untuk masuk ke dalam
kelas dan menanyakan perasaan hari ini, berdiskusi apa saja yang
dimainkan hari ini, menyebutkan konsep bilangan 1-20.
(b) Siklus II pertemuan II
Pertemuan II dilaksanakan pada hari Kamis, 5 Desember 2019. Tema
pembelajaran yang akan disampaikan yaitu binatang dengan sub tema binatang
hidup dilaut.
a. Kegiatan Awal
Kegiatan awal guru mengajak memulai pembelajaran dengan mengajak
anak berbaris dengan bernyanyi dan melakukan senam, kemudian masuk
kelas. Setelah anak duduk dengan rapi guru kemudian mengajak anak
berdoa sebelum belajar, dilanjutkan dengan syair “tiap tiap pagi” dan
bernyanyi, kemudian menyebutkan nama-nama hari, nama-nama bulan, dan
menghitung 1-20. Kemudian guru memberi salam dan mengabsen anak.
Kemudian guru berdiskusi tentang binatang yang hidup di laut. Guru
bertanya kepada anak “apa-apa saja binatang yang hidup dilaut?” anak
berlomba-lomba menjawab pertanyaan dari guru, ada yang menjawab ikan,
kura-kura, ikan paus, dan binatang lainnya.
b. Kegiatan Inti
Guru memperlihatkan gambar jenis-jenis binatang di darat dan di laut
kemudian anak mengelompokkan binatang yang hidup di laut setelah
mengelompokkan guru mengajak anak untuk bermain bowling.
54
Guru menjelaskan bahwa hari ini anak akan bermain bowling lagi
untuk meningkatkan konsep bilangan anak. Guru memberikan penjelasan
aturan bermain pada saat melakukan permainan bowling, sedangkan
peneliti mengatur susunan bowling dengan bentuk sejajar agar anak lebih
mudah melihat lambang bialngan yang terdapat pada pin. Setelah itu guru
mengkondisikan anak untuk berbaris di pinggir karpet dengan tenang
kemudian memperkenalkan konsep bilangan 1-20, sebagian anak sudah
mengerti dan mengeahui konsep bilangan 1-20. Pada pertemuan ini guru
tidak lagi memberikan contoh karena anak-anak sudah mengerti cara
bermain, guru hanya bertanya kepada anak-anak “apakah anak-anak sudah
mengetahui cara bermainnya?” ada anak yang menjawab “sudah bu guru
saya sudah menghafalnya” Guru dan peneliti hanya mengamati dan
membimbing anak yang masih mengalami kesulitan pada saat anak
menghitung, begitupun juga pada saat anak melempar dan mengumpulkan
pin yang berhasil dijatuhkan guru mengamati dan membimbing anak yang
mengalami kesulitan kemudin memberikan penilaian pada setiap anak yang
sedang bermain. Anak yang sudah bermain diberikan apresiasi tepuk
tangan oleh guru, peneliti dan teman-teman dan memberikan sebuah stiker
yang akan ditempelkan ke tangan anak yang berhasil menyebutkan
lambang bilangan dengan benar, setelah itu guru memanggil anak
selanjutnya untuk bermain.
55
Setelah kegiatan permainan bowling selesai, anak diarahkan untuk
merapikan kembali alat permainan yang digunakan. Selanjutnya membaca
syair cuci tangan, lalu anak diarahkan untuk mencuci tangan kemudian
membaca doa sebelum makan. Setelah anak membaca doa sebelum makan
anak dipersilahkan untuk memakan bekal masing-masing. Setelah anak
selesai makan, anak membaca doa setelah makan, kemudian anak
dipersilahkan untuk istirahat sambil bermain di dalam dan di luar ruangan.
c. Kegiatan Penutup
Setelah jam istirahat selesai, anak diarahkan untuk masuk ke dalam
kelas dan menanyakan perasaan hari ini, berdiskusi apa saja yang
dimainkan hari ini, menyebutkan konsep bilangan 1-20.
3) Observasi
Siklus II pertemuan pertama dan kedua telah dilaksanakan sesuai RPPH
dengan kegiatan mengenal konsep bilangan melalui permainan bowling oleh guru
kelas. Pada akhir setelah pembelajaran peneliti dan guru mengadakan diskusi
untuk mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. Hasil kemampuan
anak mengenal konsep bilangan dengan permainan bowling sudah meningkat
namun belum mencapai kriteria yang ditentukan, hal ini disebabkan karena anak
kurang memperhatikan perintah guru. Kondisi kelas yang kurang kondusif untuk
melaksanakan pembelajaran dikarenakan sebagian anak ada yang bosan dan ingin
bermain alat permainan yang lain sehingga anak kurang berkonsentrasi dalam
bermain bowling.
56
Berdasarkan hasil pengamatan, aktivitas anak dalam mengikuti
kegiatan bermain bowling menggunakan pin yang tertera angka 1-20 serta bola
bowling. Anak di arahkan untuk menghitung pin 1-20 sesuai lambang
bilangan yang ada, dengan mengamati indikator yaitu Menyebutkan lambang
bilangan 1-20 sesuai lambang bilangan, kemudian memberikan anak
kesempatan bermain dengan melempar bola bowling ke arah pin kemudian
mengumpulkan pin yang berhasil dijatuhkan dan menyebutkan lambang
bilangan yang terdapat pada pin dengan mengamati indikator yaitu
menggunakan lambang bilangan untuk menghitung.
a) Hasil observasi dan evaluasi guru siklus II pertemuan pertama
Tabel 4.7 Hasil Observasi dan Evaluasi Guru Siklus II
No
Kegiatan yang Diamati
Hasil yang dicapai
Pertemuan
1 Pertemuan 2
B C K B C K
3 2 1 3 2 1
1. Guru memberikan penjelasan terlebih dahulu
kepada anak-anak mengenai kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan
bersama-sama.
√
√
\
2. Guru mengkondisikan anak untuk tenang dan
kemudian guru memberikan penjelasan serta
contoh bermain bowling dengan benar di
depan anak-anak
√
√
3. Guru memanggil anak satu persatu untuk
√
√
57
maju bermain bowling
4. Setiap anak yang bermain mendapatkan
kesempatan untuk mencoba melempar bola
bowling jika sasaran tidak mengenai pin
√
√
Jumlah 8 11
Persentase 79.17% (Baik)
Pada siklus kedua hasil observasi meningkat dari siklus sebelumnya
yaitu menjadi kriterian baik dengan persentase 79.17% hal ini terjadi karena
guru mulai paham alur permainan bowling dan membimbing anak yang
mengalami kesulitan serta menghargai anak pada saat anak sudah bermain
dengan memberikan apresiasi tepuk tangan dan memberikan stiker bintang
pada anak yang berhasil menyebutkan lambang bilangan dengan benar
b) Hasil observasi kemampuan konsep bilangan anak pada siklus II ditampilkan
dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.8. Hasil Observasi Kemampuan konsep bilangan Anak Siklus II
No
Nama
Anak
Pertemuan Jumlah Persentase Kriteria
I II
1 Mey-mey 6 7 13 81.25% BSB
2 Rafa 4 6 10 62.5% BSH
3 Rey 4 6 10 62.5% BSH
4 Nadiyah 4 6 10 62.5% BSH
5 Al 4 6 10 62.5% BBSH
6 Monique 6 7 13 81.25% BSB
7 Queen 2 4 6 37.5% MB
8 Daffa 4 6 10 62.5% BSH
9 Ahmad 2 4 6 37.5% MB
10 Athar 4 6 10 62.5% BSH
11 Jafits 4 4 8 50% MB
58
12 Alif 4 7 11 68.75% BSH
13 Appi 6 6 12 75% BSH
14 Lutfi 6 8 14 87.5% BSB
15 Aira 6 7 13 81,25% BSB
16 Rehansyah 4 4 8 50% MB
17 Abid 4 6 10 62.5% MB
18 Dina 6 8 14 87.5% BSB
19 Andika 4 6 10 62.5% BSH
Rata-rata Kemampuan konsep bilangan 62.50% Berkembang Sesuai
Harapan
Dari tabel hasil observasi kemampuan mengenal konsep bilangan anak
siklus II di atas dapat diperjelas melalui tabel di bawah ini.
Tabel 4.9. Rekapitulasi Hasil Observasi konsep bilangan Anak Siklus II
No Kriteria Jumlah Anak Persentase
1 Belum berkembang - -
2 Mulai berkembang 5 26.3 %
3 Berkembang sesuai harapan 9 47.4%
4 Berkembang sangat baik 5 26.3%
Jumlah 100%
Dari tabel rekapitulasi data kemampuan konsep bilangan anak siklus II
di atas dapat di peroleh keterangan bahwa anak yang memiliki kriteria Mulai
berkembang ada 5 anak dengan persentase yang diperoleh 26.3%, Pada saat
kegiatan bermain bowling, queen dan ahmad memperoleh skor 6 dari skor
maksimal 16 yaitu sudah mulai mampu menyebutkan lambang bilangan 1-10
dengan menunjuk lambang bilangannya sehingga pada siklus ini kedua anak
tersebut berhasil meningkat dari awalnya yang belum berkembang sudah menjadi
kriteria mulai berkembang, sedangkan ketiga anak yang lain yaitu rehansyah,jafits
dan abid masih berada di kriteria di siklus sebelumnya yaitu Mulai berkembang.
Anak yang berada pada kriteria berkembang sesuai harapan adalah 9 anak dengan
59
persentase yang diperoleh 47.4%, ketujuh anak tersebut pada saat bermain
bowling mereka mampu menyebutkan bilanga 1-15 dan menunjuk lambang
bilangannya tanpa dibantu oleh guru, dan juga anak sudah mampu menghitung
dan menyebutkan bilangan pin yang berhasil mereka jatuhkan dengan baik tanpa
bantuan guru. Anak yang berada pada kriteria berkembang sangat baik adalah 5
anak dengan persentase yang diperoleh 26.3%. yaitu Lutfi, meymey, moniq,aira
dan appi. Keenam anak tersebut sudah mampu dan paham pada saat permainan
bowling mereka tidak lagi dibimbing oleh ibu guru. Setelah nama mereka disebut
untuk bermain bowling mereka sudah paham dan langsung menghitung pin sesuai
lambang bilangan yang ada pada pin, kemudian setelah menghitung mereka
mengambil bola untuk melempar bola setelah itu langsung memungut pin yang
berhasil ia jatuhkan dan langsung dihitung dan menyebutkan lambang
bilangannya, maka dikatakan sudah berkembang sangat baik karena mereka sudah
tidak dibimbing lagi oleh ibu guru pada saat bermain bowling.
Hasil tindakan pada siklus II meningkat, kriteria mulai berkembang
sebesar 26.3 %, berkembang sesuai harapan sebesar 47.4 %, dan berkembang
sangat baik sebesar 26.3 %. Jadi pada siklus II kemampuan mengenal konsep
bilangan anak meningkat menjadi 62.50 % sehingga meningkat pada kriteria
berkembang sesuai harapan.
4) Refleksi
Pada tahap refleksi ini, peneliti melakukan perbandingan dengan
melihat tabel hasil observasi sebelum dilakukan tindakan dan pada pelaksanaan
tindakan siklus. Peningkatan kemampuan konsep bilangan pada anak kemlompok
60
B3 dapat dilihat melalui persentase yang didapat pada awal sebelum dilakukan
tindakan hingga pertemuan ke empat. Peneliti dan guru kemudian berdiskusi
mengenai kegiatan yang telah dilaksanakan dari pertemuan 1 hingga 4 kemudian
menjabarkan permasalah apa saja yang menjadi kendala pada siklus II sehingga
belum dapat mencapai target yang telah di tetapkan. Beberapa permasalahan yang
muncul pada siklus II antara lain :
(a) Pada saat guru memberikan penjelasan kepada anak, beberapa anak
bosan tidak memperhatikan guru sehingga ketika anak diminta untuk
bermain bowling anak bermain dengan asal-asalan.
(b) Bola bowling yang seharusnya dilempar dari bawah untuk mengenai
sasaran malah dipantulkan ke tembok sehingga pin tidak ada yang
jatuh sehingga anak di ejek oleh temannya dan pada saat mengulang
lemparannya anak tersebut sudah tidak antusias mengambil pin gada
yang jatuh.
Berdasarkan permasalahan yang dialami pada siklus II peneliti dan
guru melakukan diskusi untuk mencari solusi dari permasalahan yang ada
pada siklus II.
Adapun solusi untuk memecahkan permasalahan tersebut antara lain :
a) Guru memaksimalkan penjelasan aturan bermain bowling dan juga
memberikan contoh bermain bowling yang tepat kepada anak secara
berulang-ulang
b) Memberikan motivasi kepada anak yang saat melempar tidak
mengenai pin gada untuk semangat mengulang lemparannya lagi.
61
c) Pemberian reward berupa pujian dan motivasi akan lebih sering oleh
guru agar anak lebih semangat untuk bermain.
Pada siklus II ini peningkatan yang dicapai oleh anak sudah meningkat
tetapi belum sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditentukan
sehingga peneliti dan guru akan melanjutkan ke siklus III dengan harapan
akan terjadi pengkatan yang sesuai dengan yang telah di tentukan.
d. Tindakan Siklus III
1) Perencanaan
Penelitian tindakan pada siklus III dilaksanakan 2 kali pertemuan.
Siklus III dilaksanakan pada tanggal 11-12 Desember 2019. Tema yang diajarkan
pada siklus III adalah Binatang.
Adapun tahap perencanaan pada siklus III meliputi kegiatan sebagai
berikut.
a) Membuat dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian dengan
tema Binatang, subtema Binatang yang bisa terbang di kelompok B3
Kemala Bhayangkari kabupaten gowa. Guru kelas bertindak sebagai
pelaksana tindakan dan peneliti sebagai observer.
b) Menyiapkan alat dan bahan untuk bermain bowling yaitu pin gada yang
berjumlah 20 yang terdapat bilangan 1-20 dan 1 bola untuk melempar ke pin
gada
c) Menyiapkan instrumen penilaian berupa lembar observasi anak dan guru
(checklist) tentang kegiatan mengenal konsep bilangan.
62
d) Mempersiapkan buku catatan serta kamera untuk mendokumentasikan
berlangsungnya kegiatan pengenalan konsep bilangan anak.
2) Pelaksanaan
(a) Siklus III Pertemuan I
Pertemuan I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 11 Desemberr 2019.
Tema pembelajaran yang akan disampaikan yaitu Binatang, sub tema Binatang
yang bisa terbang (Kupu-kupu).
a. Kegiatan Awal
Kegiatan awal guru mengajak memulai pembelajaran dengan mengajak
anak berbaris dengan bernyanyi dan melakukan senam, kemudian masuk
kelas. Setelah anak duduk dengan rapi guru kemudian mengajak anak
berdoa sebelum belajar, dilanjutkan dengan syair “tiap tiap pagi” dan
bernyanyi, kemudian menyebutkan nama-nama hari, nama-nama bulan, dan
menghitung 1-20. Kemudian guru memberi salam dan mengabsen anak.
Kemudian guru berdiskusi tentang binatang yang bisa terbang. Guru
bertanya kepada anak “apa-apa saja binatang yang bisa terbang?” anak
berlomba-lomba menjawab pertanyaan dari guru, ada yang menjawab
kupu-kupu, lebah, capung, dan binatang lainnya.
b. Kegiatan Inti
Guru berdiskusi tentang binatang kupu-kupu dengan memperlihatkan
dan menceritakan proses perkembang biakan kupu-kupu, kemudian guru
membagikan kertas kosong kepada anak untuk menggambar bebas, setelah
63
anak menggambar bebas anak-anak mengumpulkan hasil karyanya masig-
masing. Setelah mengumpulkan hasil karya atau hasil gambar, anak diajak
untuk bermain bowling
Guru menjelaskan bahwa hari ini anak akan bermain bowling lagi
untuk lebih memaksimalkan peningkatan kemampuan mengenal konsep
bilangan anak. Guru memberikan penjelasan aturan bermain pada saat
melakukan permainan bowling, sedangkan peneliti mengatur susunan
bowling dengan bentuk sejajar agar anak lebih mudah melihat lambang
bialngan yang terdapat pada pin. Setelah itu guru mengkondisikan anak
untuk berbaris di pinggir karpet dengan tenang kemudian memperkenalkan
konsep bilangan 1-20 setelah memperkenalkan tentang konsep bilangan 1-
20. Guru kemudian memberikan contoh bermain bowling yaitu mulai dari
menghitung pin, mengambil bola untuk melempar, melempar pin,
mengumpulkan pin yang berhasil dijatuhkan kemudian menghitungnya dan
menyebutkan bilangan sesuai lambang bilangan pada pin yang jatuh.
Setelah memberikan contoh guru menyebutkan satu persatu nama anak
menggunakan absen untuk maju bermain bowling, sebelum anak melempar
guru membimbing anak untuk menghitung pin 1-20 terlebih dahulu, pada
saat anak menghitung guru dan peneliti mengamati dan membimbing anak
yang mengalami kesulitan saat menghitung kemudian anak mengambil bola
dan melempar ke arah pin, setelah anak melempar anak maju
mengumpulkan pin yang berhasil dijatuhkan kemudian menghitung pin dan
64
menyebutkan lambang bilangan yang terdapat pada pin tersebut setiap anak
yang bermain mendapatkan kesempatan untuk melempar jika sasaran tidak
mengenai pin. Sambil mengamati, guru membimbing anak yang mengalami
kesulitan dan memberikan penilaian pada setiap anak. Anak yang sudah
bermain diberikan apresiasi tepuk tangan oleh guru, peneliti dan teman-
teman dan memberikan sebuah stiker yang akan ditempelkan ke tangan
anak yang berhasil menyebutkan lambang bilangan dengan benar, dan
memberikan motivasi dan pujian kepada anak sehingga anak lebih
bersemangat untuk bermain dan menyebutkan lambang bilangan dengan
benar setelah itu guru memanggil anak selanjutnya untuk bermain.
Setelah kegiatan permainan bowling selesai, anak diarahkan untuk
merapikan kembali alat permainan yang digunakan. Selanjutnya membaca
syair cuci tangan, lalu anak diarahkan untuk mencuci tangan kemudian
membaca doa sebelum makan. Setelah anak membaca doa sebelum makan
anak dipersilahkan untuk memakan bekal masing-masing. Setelah anak
selesai makan, anak membaca doa setelah makan, kemudian anak
dipersilahkan untuk istirahat sambil bermain di dalam dan di luar ruangan.
c. Kegiatan Penutup
Setelah jam istirahat selesai, anak diarahkan untuk masuk ke dalam kelas
dan menanyakan perasaan hari ini, berdiskusi apa saja yang dimainkan
hari ini, menyebutkan konsep bilangan 1-20.
65
(b) siklus III pertemuan II
Pertemuan II dilaksanakan pada hari Kamis, 12 Desember 2019. Tema
pembelajaran yang akan disampaikan yaitu binatang dengan sub-tema binatang
yang bias terbang (capung).
a. Kegiatan Awal
Kegiatan awal guru mengajak memulai pembelajaran dengan mengajak
anak berbaris dengan bernyanyi dan melakukan senam, kemudian masuk
kelas. Setelah anak duduk dengan rapi guru kemudian mengajak anak
berdoa sebelum belajar, dilanjutkan dengan syair “tiap tiap pagi” dan
bernyanyi, kemudian menyebutkan nama-nama hari, nama-nama bulan, dan
menghitung 1-20. Kemudian guru memberi salam dan mengabsen anak.
Kemudian guru berdiskusi tentang binatang yang bisa terbang. Guru
bertanya kepada anak “apa-apa saja binatang yang bisa terbang?” anak
berlomba-lomba menjawab pertanyaan dari guru, ada yang menjawab
kupu-kupu, lebah, capung, dan binatang lainnya. Kemudian guru berdiskusi
tentang capung menanyakan “siapa yang pernah melihat capung?”
“bagaimana bentuk capung?” anak-anak sangat bersemangat menjawab
pertanyaan dari ibu guru.
b. Kegiatan Inti
Guru kemudian memperlihatkan gambar kupu-kupu dan capung lalu
menceritakan perbedaannya setelah itu guru mengajak anak untuk membuat
bentuk capung dengan jari dan cat air. Setelah mencetak jari bentuk capung
66
anak mengumpulkan hasil karya yang telah dibuatnya. Setelah itu anak
diajak untuk bermain bowling. Karena anak sudah mengerti cara bermain
bowling, guru hanya mengkondisikan anak untuk berbaris di pinggir karpet
dengan tenang kemudian memperkenalkan konsep bilangan 1-20 lebih
maksimal agar anak bisa lebih mengingat lambang bilangan yang ada pada
bowling tersebut, setelah memperkenalkan tentang konsep bilangan 1-20.
Guru kemudian menyebutkan satu persatu nama anak menggunakan absen
untuk maju bermain bowling, sebelum anak melempar guru membimbing
anak untuk menghitung pin 1-20 terlebih dahulu, pada saat anak
menghitung guru dan peneliti mengamati dan membimbing anak yang
mengalami kesulitan saat menghitung kemudian anak mengambil bola dan
melempar ke arah pin, setelah anak melempar anak maju mengumpulkan
pin yang berhasil dijatuhkan kemudian menghitung pin dan menyebutkan
lambang bilangan yang terdapat pada pin tersebut setiap anak yang bermain
mendapatkan kesempatan untuk melempar jika sasaran tidak mengenai pin.
Sambil mengamati, guru membimbing anak yang mengalami kesulitan dan
memberikan penilaian pada setiap anak. Anak yang sudah bermain
diberikan apresiasi tepuk tangan oleh guru, peneliti dan teman-teman dan
memberikan sebuah stiker yang akan ditempelkan ke tangan anak yang
berhasil menyebutkan lambang bilangan dengan benar, setelah itu guru
memanggil anak selanjutnya untuk bermain.
67
Setelah kegiatan permainan bowling selesai, anak diarahkan untuk
merapikan kembali alat permainan yang digunakan. Selanjutnya membaca
syair cuci tangan, lalu anak diarahkan untuk mencuci tangan kemudian
membaca doa sebelum makan. Setelah anak membaca doa sebelum makan
anak dipersilahkan untuk memakan bekal masing-masing. Setelah anak
selesai makan, anak membaca doa setelah makan, kemudian anak
dipersilahkan untuk istirahat sambil bermain di dalam dan di luar ruangan.
c. Kegiatan Penutup
Setelah jam istirahat selesai, anak diarahkan untuk masuk ke dalam
kelas dan menanyakan perasaan hari ini, berdiskusi apa saja yang
dimainkan hari ini, menyebutkan konsep bilangan 1-20.
3) Observasi
Siklus III pertemuan pertama dan kedua telah dilaksanakan oleh guru
kelas sesuai dengan RPPH yang telah dibuat. Pada akhir setelah pembelajaran
peneliti dan guru mengadakan diskusi untuk mengevaluasi pelaksanaan
pembelajaran pada siklus III. Hasil kemampuan anak mengenal konsep
bilangan dengan permainan bowling sudah meningkat memberikan hasil yang
cukup memuaskan, meskipun masih ada 2 anak yang masih dalam kriteria
mulai berkembang. Pada siklus III ini anak-anak terlihat lebih antusias
dibandingkan pada pertemuan yang dilaksanakan di siklus I dan II. Anak-
anak juga terlihat menguasai cara bermain bowling dan lebih menyebutkan
bilangannya sehingga merasa enjoy ketika melakukan kegiatan.
68
a. Hasil observasi dan evaluasi guru siklus III
Tabel 4.10 Hasil Observasi dan Evaluasi Guru
No
Kegiatan yang Diamati
Hasil yang dicapai
Pertemuan
1 Pertemuan 2
B C K B C K
3 2 1 3 2 1
1. Guru memberikan penjelasan terlebih dahulu
kepada anak-anak mengenai kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan
bersama-sama.
√
√
2. Guru mengkondisikan anak untuk tenang dan
kemudian guru memberikan penjelasan serta
contoh bermain bowling dengan benar di
depan anak-anak
√
√
3. Guru memanggil anak satu persatu untuk
maju bermain bowling
√
√
4. Setiap anak yang bermain mendapatkan
kesempatan untuk mencoba melempar bola
bowling jika sasaran tidak mengenai pin
√
√
Jumlah 11 12
Persentase 95.83% (Baik)
Dari tabel hasil observasi guru pada siklus III pertemuan pertama dan
kedua dalam kategori baik dengan persentase 95.83% dan meningkat dari
siklus sebelumnya, karena guru sudah paham bagaimana menjelaskan
69
permainan bowling dari awal sampai selesainya permainan dan dalam
membimbing dan memotivasi anak yang mengalami kesulitan guru sudah
membimbing anak dengan baik bahkan mengulang memberikan
pertanyaan “ini angka berapa?” “kalau seperti telur bertumpuk angka
berapa?”.
b. Hasil observasi kemampuan konsep bilangan anak siklus III ditampilkan
dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.11. Hasil Observasi kemampuan konsep bilangan Anak Siklus III
No
Nama
Anak
Pertemuan Jumlah
Persent
ase Kriteria
I II
1 Mey-
mey 7 8 15 93.75% BSB
2 Rafa 6 8 14 87.5% BSB
3 Rey 6 7 13 81.25% BSB
4 Nadiyah 6 8 14 87.5% BSB
5 Al 6 7 13 81.25% BSB
6 Monique 7 8 15 93.75% BSB
7 Queen 4 4 8 50% MB
8 Daffa 6 8 14 87.5% BSB
9 Ahmad 4 6 10 62.5% BSH
10 Athar 6 7 13 81.25% BSB
11 Jafits 4 6 10 62.5% BSH
12 Alif 7 7 14 87.5% BSB
13 Appi 6 8 14 87.5% BSB
14 Lutfi 8 8 16 100% BSB
15 Aira 7 8 15 93.75% BSB
16 Rehansy
ah 4 6 10 62.5% BSH
17 Abid 6 6 10 62.5% BSH
18 Dina 8 8 16 100% BSB
19 Andika 6 7 13 81.25% BSB
Rata-rata Kemampuan konsep bilangan 81.25% Berkembang Sangat
Baik
70
Dari tabel hasil observasi kemampuan mengenal konsep bilangan anak
siklus III di atas dapat diperjelas melalui tabel di bawah ini.
Tabel 4.12.Rekapitulasi Hasil Observasi kemampuan konsep bilangan
Anak Siklus III
No Kriteria Jumlah Anak Persentase
1 Belum berkembang - -
2 Mulai berkembang 1 5.2 %
3 Berkembang sesuai harapan 4 21.1%
4 Berkembang sangat baik 14 73.7%
Jumlah 19 100%
Dari tabel rekapitulasi data mengenal konsep bilangan anak siklus
III di atas dapat di peroleh keterangan bahwa anak yang memiliki kriteria
Mulai berkembang ada 1 anak dengan persentase yang diperoleh 5.2%, pada
siklus III Skor queen meningkat dari siklus sebelumnya memperoleh skor 6
dan pada siklus ini skor queen meningkat menjadi 8 dari skor maksimal 16
tetapi masih dalam kriteria Mulai berkembang, pada saat bermain bowling
Queen sudah mampu menyebutkan bilangan 1-15 dengan dibimbing oleh
guru. Anak yang berada pada kriteria berkembang sesuai harapan adalah 4
anak dengan persentase yang diperoleh 21.1%, Jafits, Ahmad, rehansyah dan
Abid memperoleh jumlah skor 10 dari skor maksimal 16 karena pada siklus
ini Jafits sudah mampu menyebutkan bilangan 1-15 dengan tepat dan
mandiri serta menghitung dan menyebutkan lambang bilangan yang terdapat
pada pin yang berhasil dijatuhkan dengan benar. Anak yang berada pada
kriteria berkembang sangat baik adalah 14 anak dengan persentase yang
diperoleh 73.7 %. Lutfi sangat mandiri tanpa dibimbing oleh guru serta pada
saat diarahkan untuk menyusun pin bowling 1-20 lutfi berhasil menyusunnya
dengan benar dan tersusun sesuai lambang bilangannya. begitupun dengan
71
ke-14 anak yang lainnya mereka sudah mampu menyebutkan dan menunjuk
lambang bilangan sesuai yang disebutkannya secara mandiri terkadang
membantu temannya yang tidak mengetahui lambang bilangan yang terdapat
pada pin yang jatuh. Ke-14 anak tersebut sudah mampu menyebutkan dan
menunjuk pin 1-20 sesuai lambang bilangan secara mandiri dan sudah dapat
membantu temannya.
Hasil tindakan pada siklus III meningkat, kriteria mulai
berkembang sebesar 5.2 %, berkembang sesuai harapan sebesar 21.1%, dan
berkembang sangat baik sebesar 73.7 %. Jadi pada siklus III kemampuan
mengenal konsep bilangan anak meningkat menjadi 81.25% sehingga
meningkat pada kriteria berkembang sangat baik.
4) Refleksi
Kegiatan refleksi adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru dan
peneliti setelah melakukan kegiatan mengenal konsep bilangan. Pada refleksi
siklus III membahas mengenai proses pembelajaran yang terjadi saat
dilakukan tindakan. Pada siklus III ini anak-anak terlihat lebih antusias
dibandingkan pada pertemuan yang dilaksanakan di siklus I dan II. Anak-
anak juga terlihat menguasai cara bermain bowling dan menyebutkan
bilangannya sehingga merasa enjoy ketika melakukan kegiatan.
Pada siklus III kemampuan mengenal konsep bilangan anak telah
mengalami peningkatan yaitu mampu mencapai atau memenuhi kriteria
keberhasilan yang ditentukan yaitu 81.25% pada kriteria berkembang sangat
baik, dari keseluruhan jumlah anak yang masuk pada kriteria berkembang
sangat baik yaitu skor minimal 76 % sehingga penelitian ini cukup sampai
72
siklus III. Membahas tentang peningkatan yang terjadi dari kondisi awal
sebelum dilakukan tindakan hingga siklus III dilaksanakan. Peningkatan
mengenal konsep bilangan anak siklus III sebesar 81.25% dari kondisi awal
45%. Pada siklus III dapat diketahui bahwa Anak telah mencapai kriteria
Berkembang sangat baik (BSB). Namun masih ada beberapa anak yang
belum mencapai kriteria tersebut.
Rekapitulasi kemampuan mengenal konsep bilangan anak
pratindakan, siklus I, siklus II, dan siklus III di atas dapat diperjelas melalui
tabel berikut:
Tabel 4.13. Rekapitulasi data Pratindakan, siklus I, siklus II dan siklus III
No Kriteria
Pratindakan Siklus I Siklus II Siklus III
Jumlah
anak %
Jumlah
anak %
Jumla
h
anak
%
Jumla
h
Anak
%
1 Belum
berkembang 3 16% 2 10.5% - - - -
2 Mulai
berkembang 14 73% 11 58% 5 26.3% 1 5.2 %
3 Berkembang
sesuai
harapan
2 11% 6 31.5% 9 47.4% 4 21.1 %
4 Berkembang
sangat baik - - - - 5 26.3 % 14 73.7 %
Dari data di atas, dapat dilihat bahwa data pratindakan terlihat bahwa
anak yang memperoleh kriteria Belum Berkembang sebanyak 3 anak dengan
persentase yang diperoleh 16%, anak yang memperoleh kriteria Mulai
berkembang sebanyak 14 anak dengan persentase yang diperoleh 73%, dan anak
yang memperoleh berkembang sesuai harapan ada 2 anak dengan persentase 11%.
Data siklus I, anak yang memperoleh kriteria Belum Berkembang sebanyak 2
anak dengan persentase yang diperoleh 10.5 %, anak yang memperoleh kriteria
73
Mulai berkembang sebanyak 11 anak dengan persentase yang diperoleh 58 %, dan
anak yang memperoleh kriteria Berkembang sesuai harapan sebanyak 6 anak
dengan persentase yang diperoleh 31.5 %. Data siklus II, anak yang memperoleh
kriteria Mulai berkembang sebanyak 5 anak dengan persentase yang diperoleh
26.3 %, anak yang memperoleh kriteria Berkembang sesuai harapan sebanyak 9
anak dengan persentase yang diperoleh 47.4 % dan anak yang memperoleh
kriteria berkebang sangat baik sebanyak 5 anak dengan persentase yang diperoleh
26.3%. Data siklus III, anak yang memperoleh kriteria mulai berkembang
sebanyak 1 anak dengan persentase 5.2 %, anak yang memperoleh kriteria
Berkembang sesuai harapan sebanyak 4 anak dengan persentase yang diperoleh
21.1% dan anak yang memperoleh kriteria berkembang sangat baik sebanyak 14
anak dengan persentase yang diperoleh 73.7%.
B. Pembahasan
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri
dari tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tindakan yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian ini terdiri dari siklus I, siklus II,
dan siklus III dilaksanakan dalam II pertemuan. Siklus II merupakan langkah
yang dilakukan dalam memperbaiki permasalahan yang muncul pada siklus I
dan siklus III merupakan langkah yang dilakukan dalam memperbaiki
permasalahan yang muncul pada siklus II, sehingga diperoleh hasil yang terus
meningkat pada setiap pertemuan yang dilaksanakan yang hingga mencapai
target yang diharapkan.
74
Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan peneliti terlebih dahulu
menganalisis kondisi pembelajaran pada aspek kemampuan mengenal konsep
bilangan dengan melakukan pengamatan (observasi) untuk dapat mengetahui
sejauh mana permasalahan yang timbul pada kemampuan mengenal konsep
bilangan anak kelompok B3. Proses pelaksanaan observasi tersebut sangat
penting dilakukan agar pemberian tindakan perbaikan khususnya pada
kemampuan mengenal konsep bilangan anak memberikan hasil yang tepat
dan dapat bermanfaat baik bagi guru maupun anak. Guru sebagai
pembimbing dan konselor harus memahami tentang permainan sebagai salah
satu teknik dalam memberikan layanan agar mencadi pembelajaran yang
bermakna. (Susanto, 2015:13).
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan
diketahui bahwa rata-rata anak kelompok B belum dapat menyebutkan
bilangan sesuai lambang bilangan, anak cenderung hanya menghafal bilangan
1-20. Permainan bowling ini dirancang dengan tujuan dapat memberikan
manfaat mengenal konsep bilangan pada anak. Pada saat kegiatan
pembelajaran berlangsung anak-anak dapat meningkatkan kemampuan
mengenal konsep bilangan, mampu menyebutkan 1-20 sesuai lambang
bilangan, menghitung sesuai lambang bilangan. Pada penelitian ini, bahan
media yang digunakan adalah permainan bowling yaitu terdapat 20 pin gada
dan 2 bola bowling untuk melempar. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti, kemampuan mengenal konsep bilangan anak
75
kelompok B3 Di Kemala Bhayangkari dapat ditingkatkan melalui kegiatan
permainan bowling.
Berdasarkan hasil observasi guru, guru memberikan kesempatan pada
anak untuk bermain bowling dan semua siswa mendapat arahan dan
bimbingan guru dalam menyebutkan bilangan sesuai lambang bilangan
dengan bermain bowling sehingga dapat meningkatkan kemampuan
mengenal lambang bilangan pada anak. Hasil observasi guru dalam proses
pelaksanaan pembelajaran dalam permainan bowling pada siklus 1 masih
dalam kriteriai cukup dengan persentase 75% karena guru masih belum
terlalu menguasai proses langkah-langkah permainan bowling. Pada siklus II
hasil observasi guru meningkat menjadi kriteria baik 79.17% pada siklus II
ini guru mulai memahami meskipun ada beberapa indikator yang masih
dalam kategori cukup kemudian pada suklus III hasil observasi guru
mengingkat dari siklus sebelumnya mencapai 95.83% dengan kategori baik.
Sesuai indikator keberhasilan dalam penilaian aktivitas guru memiliki
persentase 80% pada kriteria baik(B).
Pada pertemuan siklus I guru meminta anak untuk bermain bowling
dengan giliran menurut absen. Pada siklus I masih banyak anak yang belum
mampu menyebutkan bilangan sesuai lambang bilang, anak cenderung
menunjuk pin dan langsung menghitung semua pin tanpa melihat lambang
bilangannya sudag betul atau belum. Pada siklus I ini muncul beberapa
permasalahan yang dirasa menghambat berlangsungnya kegiatan bermain
bowling seperti anak tidak memperhatikan guru saat menjelaskan, anak
76
kesulitan melihat bilangan yang terdapat pada pin karena posisi pin yang
berbentuk segitiga dari atas sehingga anak kesulitan melihat pin yang paling
belakang, dan anak yang berlarian di area permainan sehingga mengganggu
konsentrasi anak yang berada didalam area permainan. Berdasarkan hasil
penelitian pada anak, kemampuan konsep bilangan anak kelompok B3 pada
siklus I yaitu 2 anak yang belum berkembang, 11 anak yang mulai
berkembang, dan 6 anak yang berkembang sesuai harapan dengan rata-rata
kemampuan konsep bilangan pada anak mencapai 50 % yaitu kriterian Mulai
berkembang, berdasarkah hasil tersebut pada siklus I belum mencapai
indikator keberhasilan sehingga akan dilanjutkan pada siklus II.
Pada siklus II terjadi peningkatan pada beberapa permasalahan yang
ad pada siklus I, Anak sudah mulai mengerti tentang cara bermain bowling
yaitu menghitung sesuai lambang bilangan, tetapi sebagian anak kurang
semangat dalam menyebutkan lambang bilangan. Berdasarkan hasil
penelituan siklus II sebagian anak sudah mencapai kategori berkembang
sangat baik ada 5 anak, dan kategori berkembang sesuai harapan ada 9 anak,
yang mulai berkembang ada 5 anak dan belum berkembang tidak ada.
Sehingga rata-rata dari 19 anak mencapai 62.50% kriterian berkembang
sesuai harapan tetapi belum mencapai indikator yang di tetapkan maka akan
dilanjutkan pada siklus III.
Pada siklus III terjadi peningkatan pada beberapa permasalahan yang
ada pada siklus II, anak sudah merasa enjoy dalam bermain, dan semangat
karena pada siklus III anak diberikan apresiasi tepuk tangan dan stiker
77
bintang untuk anak yang berhasil menyebutkan bilangan sesuai lambang
bilangan, sehingga hasil observasi pada siklus III ada 14 anak yang
berkembang sangat baik, 4 anak berkembang sesuai harapan, 1 ank yang
mulai berkembang , jadi rata-rata kemampuan konsep bilangan anak pada
siklus III mencapai 81.25 % dengan kriteria berkembang sangat baik. Jadi
persentase 81.25 % telah mencapai target capaian dengan kriteria
Berkembang Sangat Baik (BSB).
Van De Walle, (2006:127) mengatakan Kegiatan menghitung yang
sebenarnya dapat dimulai saat prasekolah, umumnya anak-anak pada
pertengahan tahun dari taman kanak-kanak harus memiliki pengertian yang
cukup tentang perhitungan, tetapi anak-anak harus membangun ide ini dan
tidak dapat dipaksa. Hanya pembagian perhitungan yang menjadi persialan
utama. Arti perhitungan adalah kunci dari konsep ide dimana semua konsep
bilangan lainnya dikembangkan.
Alat bermain atau alat permainan (APE) yang digunakan dalam
pembelajaran mengenal lambang bilangan adalah permainan bowling,
permainan bowling merupakan alat permainan yang digunakan untuk
menunjang kelancaran penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar dan
bertujuan untuk mempermudah anak dalam mengenal lambang bilangan 1-20.
Pendapat tersebut sesuai yang dinyatakan Fadlillah (2017:56) bahwa alat
permainan edukatif adalah setiap alat atau bentuk permainan yang dalamnya
mengandung nilai-nilai pendidikan bagi pertumbuhan dan perkembangan
anak.
78
Permainan bowling yang dimana pada setiap pin gada terdapat angka
1-20 dan satu bola untuk melempar yang dirancang untuk meningkatkan
aspek kognitif anak terutama dalam kemampuan mengenal konsep lambang
bilangan. Hal itu sesuai dengan pendapat Fadlillah (2017:198), bahwa “alat
permainan edukatif (APE) merupakan sumber belajar yang dapat dimanfaatka
oleh anak-anak dalam belajar yang mengandung unsur-unsur pendidikan
sebagai contoh alat permainan yang dapat merangsang kognitif, bahasa,dan
fisik motorik anak.”
Pada dasarnya peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan
merupakan salah satu aspek perkembangan kognitif yang perlu
dikembangkan pada anak usia dini. Kemampuan mengenal lambang bilangan
kelompok B3 di TK Kemala bhyangkari kecamatan soba opu kabupaten
gowa, sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah direncanakan oleh
peneliti, yaitu pada indikator anak sudah mampu menyebutkan bilangan 1-20,
pada indikator kedua anak sudah mampu menggunakan lambang bilangan
untuk mengitung.
.
79
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan
dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengenal konsep bilangan anak kelompok
B3 TK Kemala Bhayangkari mampu ditingkatkan dengan media permainan
bowling. Peningkatan yang terjadi dapat dilihat dari hasil penelitian pada setiap
Pada hasil observasi pratindakan terdapat 3 anak yang memiliki kriteria belum
berkembang dengan persentase 16 %, 14 yang lainnya memiliki kriteria mulai
berkembang dengan persentase 73 %, dan 2 anak memiliki kriterian Berkembang
sesuai harapan dengan persentase 11% dengan rata-rata perkembangan anak yaitu
45 % dengan kriteria belum berkembang. Setelah dilakukan tidakan dengan
jumlah tiga siklus kemampuan konsep bilangan anak meningkat menjadi 81.25 %
dengan kriteria berkembang sangat baik. Maka hasil penelitian menunjukkan
bahwa kemampuan mengenal konsep bilangan anak kelompok B3 TK Kemala
Bhayangkari tahun 2019 dapat ditingkatkan melalui kegiatan bermain bowling.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mengemukakan saran sebagai
berikut:
1. Bagi Guru
Penggunaan media permainan bowling yang digunakan dalam
pembelajaran mampu meningkatkan kemampuan mengenal konsep
bilangan pada anak kelompok B3 di TK Kemala Bhayangkari ini agar
80
kiranya guru bisa sekreatif mungkin untuk memberikan pelajaran pada
anak-anaknya. Dengan pemberian materi dan kegiatan yang bervariasi,
menarik, akan meningkatkan kemampuan anak dalam menangkap tujuan
dari sebuah materi yang disampaikan. Selanjutnya guru dapat menggunaka
permainan bowling ini dalam mengenal konsep bilangan kepada anak-
anak. Guru juga harus menyadari bahwa pemberian stimulasi yang
dilakukan berulang ulang dalam setiap anak bermain di dalam kelas juga
akan menghasilkan anak-anak yang bisa menerima pembelajaran dengan
mudah karena sudah biasa dan bertahap.
2. Bagi Peneliti
Penggunaan media permainan bowling, dapat dijadikan referensi
yang berkaitan dengan kemampuan mengenal konsep bilangan dengan
lebih menyempurnakan kembali.
81
DAFTAR PUSTAKA
Susanto. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada.
Aqib & Chotibuddin . 2018. Teori Dan Aplikasi Penelitian Tidakan Kelas (PTK).
Yogyakarta: Budi Utama.
Fadillah. 2014. Edutaiment Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta :Kencana.
Fadlillah. 2017.Bermain & Permainan Anak Usia Dini,Jakarta: Kencana.
Strickland. 2003. Bowling. Jakarta : PT Grafindo Persada.
Jamaris. 2006. Perkembangan Dan Pengengmbangan Anak Usia Taman Kanak-
Kanak. Jakarta: Grasindo.
Khadijah. 2016. Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini, Medan: Perdana
Publishing.
Kurnia. 2018. Media Pembelajaran Anak Usia Dini, Surabaya : Jakad Publishing.
Latif, dkk. 2013. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta : Kencana
Sudono. 2000. Sumber Belajar Dan Alat Permainan, Jakarta : Grasindo.
Sanjaya.2009, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana
Kustiawan. 2016. Pengembangan Media Pembelajaran Anak Usia Dini, Malang :
Gunung Samudera
Susanto. 2015. Bimbingan Dan Konseling Di Taman Kanak-Kanak, Jakarta
:Kencana
Van De Walle. 2005. Matematika Sekolah Dasar Dan Menengah, Jogjakarta :
Erlangga
Mahendra. 2008. Permainan Anak Dan Aktivitas Ritmik, Jakarta : Universitas
Terbuka
Madyawati. 2012. Bermain Berbasis Kecerdasan Jamak, Jakarta : Prenada
Permendikbud No 146, Kurikulum 2013 Paud : Jakarta.
82
Devi. Peningkatan Kreativitas Melakukan Kegiatan Kolase Pada Anak Kelompok
B2 Di TK Aba Keringan Kecamatan Turi Kabupaten Sleman. Skripsi.
(Online). Universitas Negeri Yogyakarta.
Rahayu, Mugi. 2018. Mengembangkan Kemampuan Kognitif Melalui Permainan
Bowling Di Taman Kanak-Kanak Goemerlang Kecamatan Sukarame
Bandar Lampung. Skripsi (Online). Universitas Islam Negeri Raden
Intan Lampung.
Cahyaningsih. 2017. Keefektifan Permainan Bowling Adaptif Terhadap
Kemampuan Matematika Berhitung Pengurangan Pada Siswa Cerebral
Palsy Tipe Spastik Kelas VI SDLB DI SLB Bhakti Wiyata Kulon Progo.
Skripsi (Online). Yogyakarta. Universitas negeri yogyakarta.
Fitriah, dkk. 2016. Peningkatan kemampuan mengenal angka Melalui permainan
Bowling Anak Kelompok A Di Paud Kasih Ibu Banda Aceh. Jurnal
pendidikan (Online).Vol 111 No.1.
Susiani. 2016. Mengembangkan Kemampuan Konsep Bilangan1-10 Dengan
Permainan Bola Bowlingpada Anak Kelompok Atk Dharma Wanita
Banaran, Kecamatan Kaumankabupaten Tulungagung. Skripsi (Online).
Kediri. Universitas Nusantara Pgri Kediri.
Kurnialita. 2013. Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Mengenal Konsep
Bilangan Melalui Kegiatan Bermain Bowling Pada Anak Kelompok A
Paud Teratai. Skripsi (Online). Yogyakarta. Universitas Negeri
Yogyakarta.
1. Kisi-kisi Instrument Observasi Kemampuan Mengenal konsep bilangan
Variabel Indikator Deskriptif Instrumen
Kemampuan
Mengenal
Konsep
Bilangan
1. Menyebutkan
lambang bilangan
1-20.
- Mampu mengenal angka
1-20.
- Mampu menyebutkan
angka 1-20.
- Mampu membedakan
angka 1-20.
Observasi dan
dokumentasi
2. Menggunakan
lambang bilangan
untuk menghitung.
- Mampu membilang
/menghitung benda sesuai
jumlahnya yang ada dan
benar.
Observasi dan
dokumentasi
2. Lembar observasi cheklist mengenal konsep bilangan anak melalui
permainan bowling
Indikator Konsep Bilangan
No
Nama Anak
Menyebutkan
lambang bilangan
1-20
Menggunakan
lambang bilangan
untuk menghitung
Total
Persentase
1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13
14.
15.
16.
17.
18.
19.
0-25%= Belum berkembang(BB), 26%-50%=Mulai berkembang(MB),51%
75%=Berkembang sesuai harapan(BSH),75%-100%= Berkembang sangat baik
(BSB)
3. Instrumen Penilaian Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan
No Indikator Deskripsi Kriteria Skor
1
Jika Anak mampu
meyebutkan bilangan 1-
20 sesuai lambang
bilangan yang ada di pin
dengan tepat dan mandiri
tanpa dibantu oleh guru
BSB 4
Menyebutkan
lambang bilangan 1-
20 melalui permainan
Bowling
Jika Anak mampu
meyebutkan bilangan 1-
15 sesuai lambang
bilangan yang ada di pin
dengan tepat tapi dibantu
oleh guru.
BSH 3
Jika Anak mampu
meyebutkan bilangan 1-
10 sesuai lambang
bilangan yang ada di pin
tetapi dalam
melakukannya belum
cukup baik meski di bantu
oleh guru.
MB 2
Anak belum mampu
menyebutkan bilangan 1-
10 sesuai lambang
bilangan yang ada di pin
walau sudah dibantu oleh
guru.
BB 1
2 Jika anak mampu
menghitung pin yang
jatuh dan menyebutkan
lambang bilangannya
dengan tepat dan mandiri
tanpa dibantu oleh guru
BSB 4
Menggunakan
lambang bilangan
untuk menghitung
Jika anak mampu
menghitung pin yang
jatuh dan menyebutkan
lambang bilangannya
dengan tepat tapi dibantu
BSH 3
oleh guru.
Jika anak mampu
menghitung pin yang
jatuh dan menyebutkan
lambang bilangannya
tetapi dalam
melakukannya belum
cukup baik meski di bantu
oleh guru.
MB 2
Jika anak belum mampu
menghitung pin yang
jatuh dan menyebutkan
lambang bilangannya
walau sudah dibantu oleh
guru
BB 1
1.
Lembar Penilaian Observasi Guru
Nama Guru : Wirdawati Hamid.,S.Pd
Tanggal
NO
Langkah-langkah kegiatan
Tindakan
keterangan
Ya Tidak
1 Guru memberikan penjelasan terlebih
dahulu kepada anak-anak mengenai kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan
bersama-sama.
2 Guru mengkondisikan anak untuk tenang dan
kemudian guru memberikan penjelasan serta
contoh bermain bowling dengan benar di
depan anak-anak.
3 Guru memanggil anak satu persatu untuk
maju bermain bowling
4. Setiap anak yang bermain mendapatkan
kesempatan untuk mencoba melempar bola
bowling jika sasaran tidak mengenai pin.
Penilaian Observasi Guru
Nama Guru :
Hari / Tanggal :
Subtema :
No Langkah-langkah bermain bowling
Penilaian
B C K
3 2 1
1. Guru memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada anak-
anak mengenai kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan bersama-sama.
2. Guru mengkondisikan anak untuk tenang dan kemudian
guru memberikan penjelasan serta contoh bermain bowling
dengan benar di depan anak-anak.
3. Guru memanggil anak satu persatu untuk maju bermain
bowling
4 Setiap anak yang bermain mendapatkan kesempatan untuk
mencoba melempar bola bowling jika sasaran tidak
mengenai pin.
Jumlah
Persentase
Keterangan:
1. B : Baik jika guru memberikan penjelasan mengenai kegiatan bermain
bowling dengan menguman balik pertanyaan agar mengetahui anak-anak
yang mengerti dan belum mengerti.
C : Cukup jika guru memberikan penjelasan mengenai kegiatan tetapi
tidak mengumpan balik pertanyaan kepada anak
K : Kurang jika guru memberikan penjelasan mengenai kegiatan sebelum
bermain bowling
2. B : baik jika guru mengkondisikan anak untuk tenang kemudian
memberikan penjelasan dan contoh cara bermain bowling berulang-ulang
sampai anak benar-benar paham
C : cukup jika guru mengkondisikan anak untuk tenang kemudian tetapi
memberikan penjelasan dan contoh cara bermain bowling hanya sekali
K : Kurang jika guru tidak mengkondisikan anak untuk tenang kemudian
terlebih dahulu langsung memberikan penjelasan dan contoh cara bermain
bowling.
3. B : Baik jika guru Guru memanggil anak satu persatu untuk maju
bermain bowling dan memberikan bimbingan dan motivasi kepada anak
yang mengalami kesulitan
C : Cukup jika guru Guru memanggil anak satu persatu untuk maju
bermain bowling memberikan bimbingan dan motivasi tetapi tidak
semua anak
K : Kurang jika Guru memanggil anak satu persatu untuk maju bermain
bowling tetapi tidak membimbing dan memberikan motivasi untuk anak
4. B : Baik jika Setiap anak yang bermain mendapatkan kesempatan untuk
mencoba melempar bola bowling jika sasaran tidak mengenai pin dan
guru memberikan semangat terus menerus kepada anak
C : Cukup jika Setiap anak yang bermain mendapatkan kesempatan
untuk mencoba melempar bola bowling jika sasaran tidak mengenai pin
tetapi tidak memberikan semangat terus menerus kepada anak
K : Kurang jika tidak memberikan kesempatan setiap anak mencoba
melempar bola bowling jika sasaran tidak mengenai pin.
Daftar Hadir Anak Didik
No Nama Anak Jenis Kelamin
1. Meymey Perempuan
2. Rafa Laki-laki
3. Rey Laki-laki
4. Nadiya Perempuan
5. Alfi Laki-laki
6. Monique Perempuan
7. Queen Perempuan
8. Daffa Laki-laki
9. Ahmad Laki-laki
10. Athar Laki-laki
11. Jafits Laki-laki
12. Alif Laki-laki
13. Appi Laki-laki
14. Lutfi Laki-laki
15. Aira Perempuan
16. Rehansyah Laki-laki
17. Abid Laki-laki
18. Dina Perempuan
19. Andika Laki-laki
Instrumen Penilaian ( Lembar Observasi Anak)
No Indikator Deskripsi Kriteria Skor
1
Jika Anak mampu meyebutkan bilangan 1-20
sesuai lambang bilangan yang ada di pin
dengan tepat dan mandiri tanpa dibantu oleh
guru
BSB 4
Menyebutkan lambang
bilangan 1-20 melalui
permainan Bowling
Jika Anak mampu meyebutkan bilangan 1-15
sesuai lambang bilangan yang ada di pin
dengan tepat tapi dibantu oleh guru.
BSH 3
Jika Anak mampu meyebutkan bilangan 1-10
sesuai lambang bilangan yang ada di pin
tetapi dalam melakukannya belum cukup
baik meski di bantu oleh guru.
MB 2
Anak belum mampu menyebutkan bilangan
1-10 sesuai lambang bilangan yang ada di pin
walau sudah dibantu oleh guru.
BB 1
2 Jika anak mampu menghitung pin yang jatuh
dan menyebutkan lambang bilangannya
dengan tepat dan mandiri tanpa dibantu oleh
guru
BSB 4
Menggunakan lambang
bilangan untuk menghitung
Jika anak mampu menghitung pin yang jatuh
dan menyebutkan lambang bilangannya
dengan tepat tapi dibantu oleh guru.
BSH 3
Jika anak mampu menghitung pin yang jatuh
dan menyebutkan lambang bilangannya tetapi
dalam melakukannya belum cukup baik
meski di bantu oleh guru.
MB 2
Jika anak belum mampu menghitung pin
yang jatuh dan menyebutkan lambang
bilangannya walau sudah dibantu oleh guru
BB 1
Keterangan :
BSB : Berkembang sangat baik
BSH : Berkembang sesuai harapan
MB : Mulai berkembang
BB : Belum berkembang
RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
TK KEMALA BHAYANGKARI
Pertemuan : I
Hari /tgl : Kamis, 28 november
Kelompok usia : B3
Tema/sub tema : Binatang / Hidup di darat (berkaki 2 )
KD : 1. 1 – 2 . 3 – 2 . 4 – 3 . 2 – 4 .2 – 3 . 6 – 4 . 6 – 3 . 11 – 4 . 11 – 4 . 6
Materi : - Gambar – gambar binatang hidup di darat
- Tidak menyakiti binatang
- Suara – suara binatang
- Tertarik pada aktifitas seni
- Mengenal konsep bilangan
Alat dan bahan : - Gambar Ayam
- Kertas
- Pensil
- Bowling angka
Proses kegiatan
A. PEMBUKAAN:
1. Penerapan SOP pembukaan
2. Berdiskusi tentang binatang yang hidup di darat (berkaki 2 )
3. Menirukan suara ayam
5. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain
B. INTI
1. Menggambar bentuk ayam
2. Bermain Bowling
C.RECALLING:
1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan
2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain
3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama
4. Menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya
5. Penguatan pengetahuan yang didapat anak
D. PENUTUP
1. Menanyakan perasaannya selama hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling
disukai
3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan
4. Menginformasikan kegiatan untuk besok
5. Penerapan SOP penutupan
Mengetahui,
Guru Kelompok B3 Obsever
Wirdawati Hamid,S.Pd.AUD Megawati
Niy. 19831122200408010 10545000681
RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
TK KEMALA BHAYANGKARI
Pertemuan : II
Hari /tgl : Jumat, 29 november 2019
Kelompok usia : B3
Tema/sub tema : Binatang / Hidup di darat (berkaki 4 )
KD : 1. 1 – 2 . 5 – 3 . 2 – 4 .2 – 3 . 3 – 4 . 3 – 3 . 8 – 4 . 8 – 3 .11 – 4 .11 – 4 .
6 – 4 . 15.
Materi : - Macam – macam binatang hidup di darat
- Tidak menyakiti binatang
- Melompat seperti binatang
- Tertarik pada aktifitas seni
- Mengenal konsep bilangan
Alat dan bahan : - Gambar Kelinci
- Pensil
- Kertas
- Bowling
Proses kegiatan
A. PEMBUKAAN:
1. Penerapan SOP pembukaan
2. Berdiskusi tentang binatang berkaki 4
3. Berdiskusi tentang kelinci
4. Melompat seperti kelinci
5. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain
B. INTI
1. Mengamati kelinci
2. Menebali garis pada gambar kelinci
3. Bermain Bowling
C.RECALLING:
1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan
2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain
3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama
4. Menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya
5. Penguatan pengetahuan yang didapat anak
D. PENUTUP
1. Menanyakan perasaannya selama hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling
disukai
3. Menginformasikan kegiatan untuk besuk
4. Penerapan SOP penutupa
Mengetahui,
Guru Kelompok B3 Obsever
Wirdawati Hamid,S.Pd.AUD Megawati
Niy. 19831122200408010 10545000681
RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
TAMAN KANAK KANAK KEMALA BHAYANGKARI
Pertemuan : III
Hari /tgl : Rabu, 4 desember 2019
Kelompok usia : B3
Tema/sub tema : Binatang / Hidup di air (Ikan )
KD : 1. 1 – 2 . 4 – 2 . 5 – 2 . 12 – 3 . 3 – 4 . 3 – 3 .6– 3 .7 – 4 .7 – 4.15-4.6
Materi : - Macam – macam binatang hidup di air
- Cerita pengalaman anak
- Berenang seperti ikan
- Tertarik pada aktifitas seni
- Konsep bilangan
Kegiatan main : Kelompok dengan kegiatan pengaman
Alat dan bahan : - Kertas
- Pensil
- Krayon
- Bowling angka
Proses kegiatan
A. PEMBUKAAN:
1. Penerapan SOP pembukaan
2. Berdiskusi tentang binatang yang hidup di air
3. Berdiskusi tentang ikan
4. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain
B. INTI
1. Mewarnai gambar ikan
2. Berenang seperti ikan
3. Bermain Bowling
C.RECALLING:
1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan
2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain
3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama
D. PENUTUP
1. Menanyakan perasaannya selama hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling
disukai
3. Menginformasikan kegiatan untuk besuk
4. Penerapan SOP penutupan
Mengetahui,
Guru Kelompok B3 Obsever
Wirdawati Hamid,S.Pd.AUD Megawati
Niy. 19831122200408010 10545000681
RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
TAMAN KANAK KANAK KEMALA BHAYANGKARI
Pertemuan : IV
Hari /tgl : Kamis, 5 desember 2019
Kelompok usia : B3
Tema/sub tema : Binatang / Hidup di laut
KD : 1. 1 – 2 . 5 – 2 . 6 – 2 . 9 – 3 . 6 – 4 . 6 – 3 . 10 – 4 .10 – 4.6 – 4 . 15.
Materi : - Macam – macam binatang hidup di laut
- Konsep bilangan
- Tertarik pada aktifitas seni
Kegiatan main : Kelompok dengan kegiatan pengaman
Alat dan bahan : - Gambar binatang laut
- Pensil
- Bowling angka
Proses kegiatan
A. PEMBUKAAN:
1. Penerapan SOP pembukaan
2. Berdiskusi tentang binatang laut
3. Berdiskusi tentang ciri – ciri binatang laut
4. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain
B. INTI
1. Mengelompokkan jenis binatang laut
2. Bermain Bowling
C.RECALLING:
1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan
2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain
3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama
4. Menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya
5. Penguatan pengetahuan yang didapat anak
D. PENUTUP
1. Menanyakan perasaannya selama hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling
disukai
3. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan
4. Menginformasikan kegiatan untuk besuk
5. Penerapan SOP penutupan
Mengetahui,
Guru Kelompok B3 Obsever
Wirdawati Hamid,S.Pd.AUD Megawati
Niy. 19831122200408010 10545000681
RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) TK KEMALA
BHAYANGKARI
Pertemuan : V
Hari /tgl : Rabu, 11 desember 2019
Kelompok usia : B3
Tema/sub tema : Binatang / Binatang yang bisa terbang ( kupu - kupu )
KD : 1. 1 – 2 . 4 – 2 . 12 – 3 . 5 – 4 . 5 – 3 . 6 – 4 .6– 3 .8 – 4 . 6 – 3 . 15 – 4 .
15.
Materi : - Tidak menyakiti ciptaan Tuhan
- Gerakan binatang yang bisa terbang
- Perkembangbiakan kupu - kupu
- Tertarik pada aktifitas seni
- Mengenal konsep bilangan
Kegiatan main : Kelompok dengan kegiatan pengaman
Alat dan bahan : - Gambar kupu-kupu
- Pensil
- Kertas
- Krayon
- Bowling angka
Proses kegiatan
A. PEMBUKAAN:
1. Penerapan SOP pembukaan
2. Berdiskusi tentang binatang yang bisa terbang
3. Berdiskusi tentang Kupu-kupu
5. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain
B. INTI
1. Menceritakan perkembangbiakan kupu - kupu
2. Menggambar bebas
3. Bermain Bowling
C.RECALLING:
1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan
2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain
3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama
D. PENUTUP
1. Menanyakan perasaannya selama hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling
disukai
3. Menginformasikan kegiatan untuk besuk
4. Penerapan SOP penutupan
Mengetahui,
Guru Kelompok B3 Obsever
Wirdawati Hamid,S.Pd.AUD Megawati
Niy. 19831122200408010 10545000681
RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
TK KEMALA BHAYANGKARI
Pertemuan : IV
Hari /tgl : Kamis, 12 desember 2019
Kelompok usia : B3
Tema/sub tema : Binatang / Binatang yang bisa terbang ( capung )
KD : 1. 1 – 2 . 4 – 2 . 5 – 3 . 2 – 4 . 2 – 3 . 5 – 4 . 5 – 3 . 13 – 4 . 13 – 4 .6–
4. 15.
Materi : - Tidak menyakiti ciptaan Tuhan
- Gerakan binatang yang bisa terbang
- Berbuat baik pada makluk Tuhan
- Tertarik pada aktifitas seni
- Konsep bilangan
Kegiatan main : Kelompok dengan kegiatan pengaman
Alat dan bahan : - Gambar capung
- cat air
- Kertas
- Bowling angka
Proses kegiatan
A. PEMBUKAAN:
1. Penerapan SOP pembukaan
2. Berdiskusi tentang binatang yang bisa terbang
3. Berdiskusi tentang jenis capung
5. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang digunakan bermain
B. INTI
1. Mencetak dengan jari bentuk capung
3. Menceritakan perbedaan kupu – kupu dan capung
4. Bermain Bowling
C.RECALLING:
1. Merapikan alat-alat yang telah digunakan
2. Diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain
3. Bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama
4. Menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya
5. Penguatan pengetahuan yang didapat anak
D. PENUTUP
1. Menanyakan perasaannya selama hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkannya hari ini, mainan apa yang paling
disukai
3. Menginformasikan kegiatan untuk besuk
4. Penerapan SOP penutupan
Mengetahui,
Guru Kelompok B3 Obsever
Wirdawati Hamid,S.Pd.AUD Megawati
Niy. 19831122200408010 10545000681
Lembar observasi cheklist mengenal konsep bilangan anak melalui permainan bowling
Prasiklus
0-25%= Belum berkembang(BB), 26%-50%=Mulai berkembang(MB),51%
75%=Berkembang sesuai harapan(BSH),75%-100%= Berkembang sangat baik (BSB)
Sungguminasa,26 november 2019
Mengetahui
Guru B3 TK kemala bhayangkari Penulis
Wirdawati Hamid,S.Pd.AUD., Megawati
Niy. 19831122200408010 Nim.10545006815
Indikator Konsep Bilangan
No
Nama Anak
Menyebutkan
lambang bilangan
1-20
Menggunakan
lambang bilangan
untuk menghitung
Total
Persentase
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Meymey √ √ 4 50%
2. Rafa √ √ 4 50%
3. Rey √ √ 4 50%
4. Nadiya √ √ 4 50%
5. Alfi √ √ 4 50%
6. Monique √ √ 4 50%
7. Queen √ √ 2 25%
8. Daffa √ √ 4 50%
9. Ahmad √ √ 2 25%
10. Athar √ √ 4 50%
11. Jafits √ √ 2 25%
12.
Alif √ √ 4 50%
13
Appi √ √ 4 50%
14. Lutfi √ √ 6 75%
15. Aira √ √ 4 50%
16. Rehansyah √ √ 4 50%
17. Abid √ √ 4 50%
18. Dina √ √ 6 75%
19. Andika √ √ 4 50%
Hasi observasi cheklist mengenal konsep bilangan anak melalui permainan bowling
Siklus 1 pertemuan pertama
Indikator Konsep Bilangan
No
Nama Anak
Menyebutkan
lambang bilangan
1-20
Menggunakan
lambang bilangan
untuk menghitung
Total
Persentase
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Meymey √ √ 4 50%
2. Rafa √ √ 4 50%
3. Rey √ √ 4 50%
4. Nadiya √ √ 4 50%
5. Alfi √ √ 4 50%
6. Monique √ √ 4 50%
7. Queen √ √ 2 25%
8. Daffa √ √ 4 50%
9. Ahmad √ √ 2 25%
10. Athar √ √ 4 50%
0-25%= Belum berkembang(BB), 26%-50%=Mulai berkembang(MB),51%
75%=Berkembang sesuai harapan(BSH),75%-100%= Berkembang sangat baik (BSB)
Sungguminasa,28 november 2019
Mengetahui
Guru TK kemala bhayangkari Penulis
Wirdawati Hamid,S.Pd.AUD., Megawati
Niy. 19831122200408010 Nim.10545006815
Hasil observasi cheklist mengenal konsep bilangan anak melalui permainan bowling
Siklus I Pertemuan Dua
11. Jafits √ √ 2 25%
12.
Alif √ √ 4 50%
13
Appi √ √ 4 50%
14. Lutfi √ √ 6 75%
15. Aira √ √ 4 50%
16. Rehansyah √ √ 4 50%
17. Abid √ √ 4 50%
18. Dina √ √ 6 75%
19. Andika √ √ 4 50%
Indikator Konsep Bilangan
No
Nama Anak
Menyebutkan
lambang bilangan
1-20
Menggunakan
lambang bilangan
untuk menghitung
Total
Persentase
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Meymey √ √ 6 75%
2. Rafa √ √ 4 50%
0-25%= Belum berkembang(BB), 26%-50%=Mulai berkembang(MB),51%
75%=Berkembang sesuai harapan(BSH),75%-100%= Berkembang sangat baik (BSB)
Sungguminasa,29 november 2019
Mengetahui
Guru TK kemala bhayangkari Penulis
Wirdawati Hamid,S.Pd.AUD., Megawati
Niy. 19831122200408010 Nim.10545006815
3. Rey √ √ 4 50%
4. Nadiya √ √ 4 50%
5. Alfi √ √ 4 50%
6. Monique √ √ 6 75%
7. Queen √ √ 2 25%
8. Daffa √ √ 4 50%
9. Ahmad √ √ 2 25%
10. Athar √ √ 4 50%
11. Jafits √ √ 4 50%
12.
Alif √ √ 4 50%
13
Appi √ √ 6 75%
14. Lutfi √ √ 6 75%
15. Aira √ √ 6 75%
16. Rehansyah √ √ 4 50%
17. Abid √ √ 4 50%
18. Dina √ √ 6 75%
19. Andika √ √ 4 50%
No
Nama
Anak
Menyebutkan
lambang bilangan
1-20
Menggunakan
lambang bilangan
untuk menghitung
Total
Persentase
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Meymey √ √ 6 75%
2. Rafa √ √ 4 50%
3. Rey √ √ 4 50%
4. Nadiya √ √ 4 50%
5. Alfi √ √ 4 50%
Hasil observasi cheklist mengenal konsep bilangan anak melalui permainan bowling
Siklus II Pertemuan Pertama
0-25%= Belum berkembang(BB), 26%-50%=Mulai berkembang(MB),51%
75%=Berkembang sesuai harapan(BSH),75%-100%= Berkembang sangat baik (BSB)
Sungguminasa,04 desember 2019
Mengetahui
Guru TK kemala bhayangkari Penulis
Wirdawati Hamid,S.Pd.AUD., Megawati
Niy. 19831122200408010 Nim.10545006815
6. Monique √ √ 6 75%
7. Queen √ √ 2 25%
8. Daffa √ √ 4 50%
9. Ahmad √ √ 2 25%
10. Athar √ √ 4 50%
11. Jafits √ √ 4 50%
12.
Alif √ √ 4 50%
13
Appi √ √ 6 75%
14. Lutfi √ √ 6 75%
15. Aira √ √ 6 75%
16. Rehansyah √ √ 4 50%
17. Abid √ √ 4 50%
18. Dina √ √ 6 75%
19. Andika √ √ 4 50%
No
Nama Anak
Menyebutkan
lambang bilangan
1-20
Menggunakan
lambang bilangan
untuk menghitung
Total
Persentase
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Meymey √ √ 7 87.5%
2. Rafa √ √ 6 75%
3. Rey √ √ 6 75%
4. Nadiya √ √ 6 75%
5. Al √ √ 6 75%
Hasil observasi cheklist mengenal konsep bilangan anak melalui permainan bowling
Siklus II Pertemuan Dua
0-25%= Belum berkembang(BB), 26%-50%=Mulai berkembang(MB),51%
75%=Berkembang sesuai harapan(BSH),75%-100%= Berkembang sangat baik (BSB)
Sungguminasa,05 desember 2019
Mengetahui
Guru TK kemala bhayangkari Penulis
Wirdawati Hamid,S.Pd.AUD., Megawati
Niy. 19831122200408010 Nim.10545006815
6. Monique √ √ 7 87.5%
7. Queen √ √ 4 50%
8. Daffa √ √ 6 75%
9. Ahmad √ √ 4 25%
10. Athar √ √ 6 75%
11. Jafits √ √ 4 50%
12.
Alif √ √ √ 7 87.5%
13
Appi √ √ 6 75%
14. Lutfi √ √ 8 100%
15. Aira √ √ 7 87.5%
16. Rehansyah √ √ 4 50%
17. Abid √ √ 6 75%
18. Dina √ √ 8 100%
19. Andika √ √ 6 75%
No
Nama Anak
Menyebutkan lambang bilangan
1-20
Menggunakan lambang bilangan
untuk menghitung
Total
Persentase
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Meymey √ √ 7 87.5%
2. Rafa √ √ 6 75%
3. Rey √ √ 6 75%
Hasil observasi cheklist mengenal konsep bilangan anak melalui permainan bowling
Siklus III Pertemuan Pertama
0-25%= Belum berkembang(BB), 26%-50%=Mulai berkembang(MB),51%
75%=Berkembang sesuai harapan(BSH),75%-100%= Berkembang sangat baik (BSB)
Sungguminasa,11 desember 2019
Mengetahui
Guru TK kemala bhayangkari Penulis
Wirdawati Hamid,S.Pd.AUD., Megawati
Niy. 19831122200408010 Nim.10545006815
Hasil observasi cheklist mengenal konsep bilangan anak melalui permainan bowling
Siklus III Pertemuan kedua
4. Nadiya √ √ 6 75%
5. Al √ √ 6 75%
6. Monique √ √ 7 87.5%
7. Queen √ √ 4 50%
8. Daffa √ √ 6 75%
9. Ahmad √ √ 4 25%
10. Athar √ √ 6 75%
11. Jafits √ √ 4 50%
12.
Alif √ √ √ 7 87.5%
13
Appi √ √ 6 75%
14. Lutfi √ √ 8 100%
15. Aira √ √ 7 87.5%
16. Rehansyah √ √ 4 50%
17. Abid √ √ 6 75%
18. Dina √ √ 8 100%
19. Andika √ √ 6 75%
No
Nama Anak
Menyebutkan
lambang bilangan
1-20
Menggunakan
lambang bilangan
untuk menghitung
Total
Persentase
1 2 3 4 1 2 3 4
0-25%= Belum berkembang(BB), 26%-50%=Mulai berkembang(MB),51%
75%=Berkembang sesuai harapan(BSH),75%-100%= Berkembang sangat baik (BSB)
Sungguminasa,05 desember 2019
Mengetahui
Guru TK kemala bhayangkari Penulis
Wirdawati Hamid,S.Pd.AUD., Megawati
Niy. 19831122200408010 Nim.10545006815
1. Meymey √ √ 8 100%
2. Rafa √ √ 8 100%
3. Rey √ √ 7 87.5%
4. Nadiya √ √ 8 100%
5. Al √ √ 7 87.5%
6. Monique √ √ 8 100%
7. Queen √ √ 4 50%
8. Daffa √ √ 8 100%
9. Ahmad √ √ 6 75%
10. Athar √ √ 7 87.5%
11. Jafits √ √ 6 75%
12.
Alif √ √ 7 87.5%
13
Appi √ √ 8 100%
14. Lutfi √ √ 8 100%
15. Aira √ √ 8 100%
16. Rehansyah √ √ 6 75%
17. Abid √ √ 6 75%
18. Dina √ √ 8 100%
19. Andika √ √ 7 87.5%
Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru
Siklus I, Pertemua I, dan II
Hari/Tanggal : 27 ,November 2019, 28 November 2019
No
Kegiatan yang Diamati
Hasil yang dicapai
Pertemuan 1 Pertemuan 2
B C K B C K
3 2 1 3 2 1
1. Guru memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada anak-anak mengenai kegiatan pembelajaran
yang akan dilaksanakan bersama-sama.
√
√
2. Guru mengkondisikan anak untuk tenang dan kemudian guru memberikan penjelasan serta
contoh bermain bowling dengan benar di depan anak-anak.
√
√
3. Guru memanggil anak satu persatu untuk maju bermain bowling
√
√
4. Setiap anak yang bermain mendapatkan kesempatan untuk mencoba melempar bola bowling jika
sasaran tidak mengenai pin.
√
√
Jumlah 9 9
Persentase 75%
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
Observer
Megawati
Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru
Siklus II Pertemua I, dan II
Hari/Tanggal : 04 ,Desember 2019, 05 Desember 2019
No
Kegiatan yang Diamati
Hasil yang dicapai
Pertemuan 1 Pertemuan 2
B C K B C K
3 2 1 3 2 1
1. Guru memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada anak-anak mengenai kegiatan pembelajaran
yang akan dilaksanakan bersama-sama.
√
√
2. Guru mengkondisikan anak untuk tenang dan kemudian guru memberikan penjelasan serta
contoh bermain bowling dengan benar di depan anak-anak.
√
√
3. Guru memanggil anak satu persatu untuk maju bermain bowling
√
√
4. Setiap anak yang bermain mendapatkan kesempatan untuk mencoba melempar bola bowling jika
sasaran tidak mengenai pin.
√
√
Jumlah 9 10
Persentase 79.17% (Baik)
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
Observer
Megawati
Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru
Siklus III, Pertemua I, dan II
Hari/Tanggal : 11 ,Desember 2019, 12 Desember 2019
No
Kegiatan yang Diamati
Hasil yang dicapai
Pertemuan 1 Pertemuan 2
B C K B C K
3 2 1 3 2 1
1. Guru memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada anak-anak mengenai kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan bersama-sama.
√
√
2. Guru mengkondisikan anak untuk tenang dan kemudian guru memberikan penjelasan
serta contoh bermain bowling dengan benar di depan anak-anak.
√
√
3. Guru memanggil anak satu persatu untuk maju bermain bowling √ √
4. Setiap anak yang bermain mendapatkan kesempatan untuk mencoba melempar bola
bowling jika sasaran tidak mengenai pin.
√
√
Jumlah 11 12
Persentase 95.83%
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
Observer
Megawati
Instrumen Penelitian Lembar Observasi Guru
Nama Guru : Wirdawati Hamid.,S.Pd
Petunjuk : Berilah tanda chek list pada kolom tindakan sesuai dengan hasil pengamatan
NO
Langkah-langkah kegiatan
Tindakan
keterangan
Ya Tidak
1 Guru memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada anak-
anak mengenai kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan bersama-sama.
√
Sebelum melakukan kegiatan bermain guru
mengarahkan anak untuk duduk di pinggir karpet
untuk diberikan penjelasan kepada anaka mengenai
permainan bowling yang akan dilaksanakan.
2 Guru mengkondisikan anak untuk tenang dan kemudian guru
memberikan penjelasan serta contoh bermain bowling
dengan benar di depan anak-anak.
√
Kemudian guru menyiapkan alat permainan yang
akan digunakan anak untuk bermain kemudian
memberikan contoh cara menghitung sesuai
lambang bilangan, cara melempar bola bowling,
menghitung dan menyebutkan pin yang berhasil
dijatuhkan.
3 Guru memanggil anak satu persatu untuk maju bermain
bowling .
√
Setelah guru anak tenang guru memanggil anak
sesuai uturan absen untuk melakukan kegiatan
bermain bowling, anak di arahkan untuk
menghitung pin ada berapa kemudian menyebutkan
lambang bilangan yang terdapat pada pin. Saat anak
sedang menghitung guru mengamati dan
membimbing anak yang mengalami kesulitan
menyebutkan lambang bilangan. Setelah itu anak
diberikan bola lalu bermain bowling dengan
melepar ke arah pin lalu anak kedepan
mengumpulkan pin yang berhasil dijatuhkan, lalu
menghitung dan menyebutkan lambang bilangan
yang terdapat pada pin tersebut. Sambil mengamati
guru membimbing anak yang mengalami kesulitan pada saat menghitung pin dan menyebutkan
lambang bilangannya.
4 Setiap anak yang bermain mendapatkan kesempatan untuk
mencoba melempar bola bowling jika sasaran tidak mengenai pin. √
Memberikan apresiasi tepuk tangan untuk anak
yang sudah bermain sehingga anak lebih
bermotivasi untuk melakukan permainan bowling.
Setelah itu guru memanggil anak selanjutnya untuk
bermain.
DOKUMENTASI
Alat permainan Bowling Mengenal konsep bilangan 1-20
Anak berdoa sebelum belajar
Guru menjelaskan tentang permainan bowling
Guru memberikan contoh cara bermain bowling
Proses kegiatan anak pada saat menyebutkan 1-20 sesuai lambang bilanga
Kegiatan pada saat anak melempar bola bowling ke arah pin
Anak Menghitung pin yang berhasil dijatuhkan dan menyebutkan lambang
bilangan yang terdapat pada pin tersebut.
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Megawati biasa di panggil Mega
lahir di Batumalonro kecamatan biringbulu kabupaten
gowa pada tangggal 17 November 1997 yang merupakan
putri dari pasangan Bapak Marwan dan Suriani. Ayah
bekerja sebagai petani dan ibu sebagai ibu rumah tangga,
penulis beralamat di jln alternatif swadaya Pendidikan diawali dengan menempuh
Studi Pendidikan Dasar di SDN Baturappe pada tahun 2003 dan lulus pada tahun
2009, kemudian melanjutkan pendidikan sekolah menengah di SMPN 01
Sungguminasa Kabupaten Gowa pada tahun 2009 dan lulus pada tahun 2012,
selanjutnya pada tahun 2012 menempuh pendidikan Di SMAN 01 Sungguminasa
lulus pada tahun 2015, kemudian pada tahun yang sama penulis mendaftarkan diri
sebagai mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar. Alhamdulilah pada
semester 8 dipanggil sebagi guru honor di PAUD Batumalonro sampai saat ini.