KARYA TULIS ILMIAH
“PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA”
Pembimbing :Asep Saeful Islam, M.Pd
Disusun oleh :Indra Ridwan Mulya
Kelas : IX B
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA 3 LEMAHSUGIHTAHUN PELAJARAN 2016
LEMBAR PENGESAHAN
Makalah ini disahkan dan disetujui oleh :
Pembimbing
Asep Saeful Islam, M.Pd
Disetujui Oleh :
Kepala sekolah
Kosman Darta, S.Pd.NIP. 19620316 198412 1001
Wali kelas
Ika Nurhayati, S.Pd.
i
MOTTO
"Belajar tidak akan berarti, jika tanpa budi pekerti"
ii
PERSEMBAHAN
Karya ilmiah ini saya persembahkan kepada:
Allah SWT.
Ayah dan Ibu tercinta.
Bapak Asep Saeful Islam, M.Pd selaku Guru Bahasa Indonesia.
Bapak dan Ibu Guru SMP 3 Lemahsugih.
Teman-teman dan para pembaca.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
dan rahmatNya sehingga saya bisa menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul
“Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa” tepat pada
waktunya. Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk memenuhi
tugas sekolah.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, saya banyak mengalami
kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang
menunjang. Saya telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan
saya. Namun sebagai manusia biasa, saya tidak luput dari kesalahan dan
kekhilafan baik dari segi tekhnik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi walaupun
demikian saya berusaha sebisa mungkin menyelesaikan karya tulis ilmiah ini
meskipun tersusun sangat sederhana. Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak/Ibu guru, yang tidak lelah dan bosan untuk memberikan arahan dan
bimbingan kepada saya setiap saat.
2. Orang Tua dan keluarga saya tercinta yang banyak memberikan motivasi dan
dorongan serta bantuan, baik secara moral maupun spiritual.
3. Teman-teman saya yang telah berbagi pengetahuan agar karya tulis ilmiah ini
dapat selesai dengan baik. Terima kasih atas semuanya.
Demikian semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi saya dan
para pembaca pada umumnya. Sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses
pembelajaran, penulisan karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu, saya sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif
dan membangun, guna penulisan karya tulis ilmiah yang lebih baik lagi di masa
yang akan datang.
Lemahsugih, April 2016
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
MOTTO..................................................................................................................ii
PERSEMBAHAN.................................................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar belakang...........................................................................................1
1.2 Identifikasi masalah...................................................................................1
1.3 Rumusan masalah......................................................................................1
1.4 Tujuan dan manfaat...................................................................................1
1.5 Metode penelitian......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Contoh-Contoh Perilaku Penurunan Moral...............................................3
2.2 Sebab-sebab penurunan moral...................................................................3
2.3 Dampak penurunan moral.........................................................................5
2.4 Upaya meminimalisir penurunan moral....................................................5
2.5 Pengaruh penurunan moral terhadap prestasi belajar................................6
BAB III PENUTUP................................................................................................7
3.1 Kesimpulan................................................................................................7
3.2 Saran..........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................8
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Persolan budaya dan karakter bangsa kini menjadi sorotan tajam
masyarakat, baik itu melalui media cetak, wawancara, dialog dan lain
sebagainya. Persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan,
kejahatan seksual, perusakan yang terjadi dimana-mana, sirkulasi ekonomi
yang terhambat serta dunia politik yang menuai pro dan kontra menjadi salah
satu topik yang hangat di masyarakat. Berbagai alternatif penyelesaian
masalah ini telah dilakukan seperti peraturan, undang-undang, penerapan
hukum yang lebih kuat.
Kepedulian masyarakat terhadap pendidikan budaya dan karakter
bangsa juga telah menjadi perhatian pemerintah. Pemerintah telah
mengembangkan pendidikan budaya dan karakter bangsa ini melalui
Departemen Pendidikan Nasional. Karena itulah kami tertarik menjadikan
topik ini sebagai bahasan karya ilmiah sederhana yang akan kami tulis.
1.2 Identifikasi masalah
1. Peristiwa apa sajakah yang kini marak terjadi sebagai bentuk
penyimpangan dari karakter bangsa ?
2. Apa sebab-sebab terjadinya penyimpangan karakter tersebut ?
3. Dampak apa saja yang ditimbulkan akibat penyimpangan karakter ini ?
4. Bagaiman upaya mengurangi atau bahkan menghilangkan penyimpangan
karakter tersebut ?
1.3 Rumusan masalah
1. Bagaimana pengaruh penyimpangan karakter ini pada prestasi siswa ?
1.4 Tujuan dan manfaat
1
1. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku anak bangsa yang terpuji dan
sejalan dengan karakter bangsa Indonesia.
2. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab kepada anak
bangsa sebagai generasi penerus bangsa.
3. Mengembangkan sikap mandiri, disiplin, jujur, kreatif dan berwawasan
kebangsaan
1.5 Metode penelitian
1. Mengamati kondisi di lapangan
2. Membaca buku pendukung
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Contoh-Contoh Perilaku Penurunan Moral
Ada beberapa peristiwa yang tergolong penyimpangan karakter di
negeri ini. Contoh kecil saja, di zaman yang sudah modern ini banyak orang
yang lupa beretika, lupa menjaga sopan santun, tak mau saling tolong
menolong, tak bertanggung jawab, tidak tahu batas-batas pergaulan dan masih
banyak lagi. Hal sekecil itu saja sudah tak terkendali, apalagi hal yang besar.
Realitanya, banyak makelar kasus, penggelapan pajak, korupsi,
kejahatan yang dilakukan oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab dan
yang amat sangat memprihatinkan adalah perilaku remaja Indonesia yang
masih berada di usia sekolah. Menurut survey, pada tahun 2008 yang
dilakukan di 33 provinsi di Indonesia sekitar 18.000 penduduk Indonesia
terjangkit penyakit HIV dan AIDS, 63% remaja melakukan hubungan seksual
di luar nikah, 21% diantaranya melakukan aborsi dan sekitar 3,2 juta
penduduk Indonesia adalah pemakai narkoba dan 1,1 juta diantaranya adalah
pelajar tingkat SMP hingga mahasiswa. Keadaan inilah yang membuat
keadaan negeri ini semakin buruk.
2.2 Sebab-sebab penurunan moral
Orang tua merupakan orang yang paling dekat dengan anak sekaligus
orang pertama yang memberikan kasih sayang, bahkan ketika anak itu masih
ada dalam kandungan. Contohnya saja seorang ayah mengumandangkan
adzan dengan lirih di telinga sang anak ketika ia baru saja dilahirkan, itulah
bekal awal untuk mengawali hidup dengan kebaikan. Sedangkan, ketika sang
anak hendak tidur, ibulah yang menenangkan atau membacakan dongeng
untuknya. Tidak hanya itu, ayah dan ibu juga mengajari putra putrinya
berjalan, berbicara dan mulai berkomunikasi dengan orang lain. Dengan
begitulah, orang tua memberi bekal utama dalam megendalikan anaknya
untuk menjadi anak yang baik.
3
Namun, kenyataannya ada orang tua yang belum mengerti bagaimana
cara mengasuh anak dengan penuh cinta dan kasih sayang. Buktinya, ada saja
orang tua yang menitipkan anaknya kepada babby sitter atau pembantu rumah
tangga. Sehingga, anak tersebut mendapatkan pendampingan tumbuh dan
berkembang bukan dari orang tua yang sudah berkeahlian mengurus anak dan
tidak pula orang tua itu menjadi pendamping terindah ketika anaknya tumbuh.
Ada saja alasan yang dijadikan para orang tua untuk memutuskan menitipkan
anak kepada babby sitter. Salah satu alasan andalannya adalah karena harus
mencari nafkah untuk membiayai anak itu, padatnya jam kerja dan lain
sebagainya. Seharusnya tidak begitu. Boleh saja bekerja, tanpa melupakan
tugas utama sebagai orang tua.
Ada pepatah bilang, bahwa “segala sesuatu yang ditangani oleh orang
yang bukan ahlinya, tunggulah saat kehancurannya.” Berarti harusnya para
orang tua harus memiliki kemampuan dalam hal mengurus anak.
Tidak hanya itu, bentuk perlakuan yang diterima anak dari orang tua
dan lingkungan, menentukan kualitas kepribadian seorang individu.
Seseorang yang memiliki kepribadian lemah karena ia kurang mendapat
perhatian penuh dari orang tua, kurang rasa aman, sering dimanjakan.
Sebaliknya, seseorang yang memiliki kepribadian yang kuat karena ia telah
mendapat perhatian penuh dari orang tua, kehangatan jiwa dan pemberian
pengalaman hidup dari orang tuanya.
Peran kedua sebagai seseorang yang mengembangkan karakter anak
adalah guru. Sebagai seorang guru, hendaknya memiliki kemampuan dalam
mendidik siswanya terutama sering-sering mengecek siswanya. Tidak hanya
sekedar menghabiskan bab-bab pada buku pelajaran, sekedar menyampaikan
informasi atau mengejar target kurikulum.
Menurut pengakuan salah satu siswa, ada saja penyakit guru yang
dapat mempengaruhi proses belajar mengajar di kelas, diantaranya :
1. Tidak punya selera mengajar
2. Kurang memperkaya materi (lemah sumber)
3. Kurang disiplin
4
4. Asal masuk kelas
5. Tidak bisa komputer
6. Kurang terampil
7. Asal sampaikan materi, urutan tidak akurat
8. Di kelas diremehkan anak
Hal yang seperti inilah yang bisa menjadi salah satu penghambatnya.
Peran ketiga adalah masyarakat atau tempat anak itu tinggal atau
bermain atau bergaul. Anak bisa terkontaminasi kebiasaan yang buruk akibat
pengaruh luar. Sehingga, sedini mungkin orang tua harus bisa menjaga anak-
anaknya dari pengaruh luar yang negatif.
2.3 Dampak penurunan moral
1. Banyak anak berperilaku anarkis
2. Banyak anak tidak memiliki sikap yang santun terhadap orang lain
3. Tidak mau tolong menolong dengan sesama
4. Tidak menghargai sesuatu
5. Banyak terjadi pemberontakan yang dilakukan anak terhadap orang
tuanya
6. Perubahan gaya hidup, mulai dari nilai-nilai agama, social dan budaya
7. Jati diri bangsa Indonesia luntur
2.4 Upaya meminimalisir penurunan moral
1. Bagi pra orang tua, sebaiknya mulai sekarang belajar bagaimana
mengasuh anak yang baik dan benar dengan cara mengikuti parenting
education
2. Lebih memperhatikan anak dan mendampingi anak dalam situasi apapun
3. Mengutamakan waktu bersama dengan keluarga walaupun jam kerja
padat
5
4. Bagi para guru, sebaiknya mulai menerapkan proses pembelajaran yang
aktif dan menyenangkan serta membantu siswa yang mengalami
kesulitan dalam suatu mata pelajaran.
5. Guru yang menjadi contoh dan panutan di sekolah juga harus dapat
memberi contoh yang baik kepada murid-muridnya, seperti berpakaian
rapi, berkata sopan, disiplin, perhatian kepada murid dan menjaga
kebersihan.
6. Melakukan kegiatan-kegiatan rutin di sekolah, seperti setiap hari senin
melakukan upacar bendera, berdoa sebelum dan sesudah pelajaran,
mengucap salam bila bertemu guru atau teman
7. Mengkoreksi perbuatan yang kurang baik secara spontan, misalnya
menegur ketika siswa berteriak-teriak ketika proses pembelajaran
berlangsung
8. Memuji perbuatan tepuji, misalnya memperoleh nilai tinggi, membantu
teman atu bahkan memperoleh prestasi dibidang seni atau olahraga
9. Sekolah sebaiknya mendukung program pendidikan budaya ddan
karakter bangsa dalam perwujudan misalnya toilet sekolah yang bersih,
bak sampah terletak di berbagai tempat dan kondisi sekolah yang bersih
10. Kita sendiri sebagai pelajar, hendaknya dapat menyaring hal-hal yang
baik menurut kita dan hal-hal yang buruk bagi kita
2.5 Pengaruh penurunan moral terhadap prestasi belajar
Sebuah penelitian yang sangat mengejutkan yang menyangkut
kecerdasan seseorang dalam meraih kesuksesan pernah dikemukakan oleh
pakar kelas dunia, Daniel Goleman yang menyatakan bahwa “80%
kesuksesan seseorang ditentukan oleh kecerdasan emosinya (emotional
quotient=eq), sedangkan 20% ditentukan oleh IQnya.” Disinilah
pembentukan karakter itu sangat berperan untuk meraih kesuksesan. Jadi
dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter dapat dijadikan obat agar
terjadi peningkatan prestasi akademik pada siswa.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari berbagai uraian yang panjang lebar diatas, dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Di negeri ini sudah jelas terjadi penurunan moral yang cukup
memprihatinkan, sehingga seluruh lapisan masyarakat harus bertindak
lebih lanjut atas hal ini
2. Pendidikan budaya dan karakter bangsa ini sangat berpengaruh pada
prestasi siswa dan akhlak setiap individu
3. Orang tua dan guru merupakan orang pertama yang member bekal kepada
anak-anak bangsa tentang pendidikan karakter sebelum anak tersebut
terjun di masyarakat
4. Perilaku anak tergantung dari pemberian contoh oleh orang tua terutama
dan gurunya
5. Keadaan lingkungan juga berpengaruh terhadap tumbuh kembang seorang
anak bangsa
6. Pengaruh yang mendasar akibat penurunan moral adalah pesatnya
globalisasi
3.2 Saran
Ada beberapa saran yang perlu kami sampaikan untuk kelanjutan
penulisan karya ilmiah ini, diantaranya :
1. Semoga dengan adanya karya ilmiah sederhana yang kami tulis ini dapat
memperkaya pendapat pembaca untuk mengembangkan pendidikan
karakter pada anak
2. Dapat dijadikan referensi tentang pendidikan karakter pada anak
7
DAFTAR PUSTAKA
Beberapa pendapat siswa
Fadjaray, Suhadi. 2012. Character Building Strategies Bercocok Tanam Karakter
di Kebun Sanubari Anak. Jakarta: Rahmat Media Press (RAHMA PRESS).
8