165
LAMPIRAN 1: WAWANCARA PIHAK SEKOLAH
Lampiran 1.1 HASIL WAWANCARA I: KEPALA SEKOLAH
Tanggal Wawancara: Senin, 20 November 2017
Sumber Wawancara: Nanik Sumarni, S.Pd., M.Pd
1. Bagaimana strategi pemasaran SMP Kristen Satya Wacana
Salatiga? Apakah sekolah memiliki dokumen strategi
pemasaran?
JAWABAN:
Sekolah memiliki tim promosi. Promosi juga melibatkan siswa misalnya ikut terlibat dalam presentasi sekolah ke sekolah lain
dan mengikuti lomba-lomba yang diselenggarakan oleh
pemerintah atau lembaga lainnya. Khusus SD Kristen Satya
Wacana Salatiga digunakan strategi pendekatan oleh komite:
datang ke SD Kristen Satya Wacana Salatiga sebelum ujian (ada pertemuan dengan orang tua), mengadakan presentasi di kelas 6 (mengajar Matematika, Bahasa Inggris, dan IPA), mengadakan try out; dan untuk promosi ke gereja digunakan pendekatan oleh
kepala sekolah yaitu mengisi pujian di ibadah (melibatkan siswa),
mengirim brosur, dan masuk ke Sekolah Minggu untuk mendata
calon siswa. Tujuan strategi pemasaran yaitu mendapatkan siswa baru sesuai dengan target. Strategi “jemput bola”
diterapkan untuk SD Kristen Satya Wacana Salatiga, hampir
semua siswa diterima. Strategi direncanakan pada bulan
November termasuk pembentukkan panitia promosi dan
menentukan SD mana saja yang akan dikunjungi. Evaluasi
strategi dilakukan setelah PPDB.
2. Bagaimana SMP Kristen Satya Wacana Salatiga menentukan
diferensiasi, kegiatan-kegiatan untuk pemasaran, dsb?
JAWABAN:
Awalnya, kami memiliki program yang berbeda tetapi program
tersebut diduplikat oleh sekolah lain. Tantangannya yaitu membuat program yang tidak bisa diduplikat, bagaimana
bekerjasama dengan kampus, meningkatkan PBM, aksi sosial, dan kegiatan luar sekolah misalnya live in dan studi lapangan
mapel.
3. Siapa saja yang terlibat dan/ dilibatkan dalam strategi
pemasaran SMP Kristen Satya Wacana Salatiga? Bagaimana
peran setiap pihak yang terlibat dan/ dilibatkan dalam
strategi pemasaran SMP Kristen Satya Wacana Salatiga?
JAWABAN:
Semua yang ada di sekolah ini terlibat termasuk komite. Misalnya staf administrasi maupun guru dalam mengajar,
memberikan layanan yang baik bagi setiap pelanggan.
166
4. Bagaimana peran Bapak/Ibu dalam strategi pemasaran SMP Kristen Satya Wacana Salatiga?
JAWABAN:
Kepala sekolah sebagai pengontrol semua terutama promosi
layanan melalui promosi di sekolah, promosi di gereja, dan
ibadah orang dewasa.
5. Bagaimana pelaksanaan strategi pemasaran SMP Kristen
Satya Wacana Salatiga? Sesuai dengan yang diharapkan?
Belum sesuai? Mohon dijelaskan.
JAWABAN:
Pelaksanaan sudah sesuai tetapi hasil belum sesuai. Dibutuhkan manajemen waktu yang ketat.
6. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu terkait strategi pemasaran
SMP Kristen Satya Wacana Salatiga? Adakah hal yang perlu
direvisi? Jika ada, mohon disebutkan dan dijelaskan. JAWABAN:
Pasti ada yang direvisi. Melalui “sambung rasa” menjelang tahun
pelajaran baru kemudian dilakukan tindak lanjut/ revisi.
7. Bagaimana layanan yang diberikan oleh sekolah kepada
pelanggan dari pra-pendaftaran hingga kelulusan? Mohon penjelasan.
JAWABAN:
Kami melayani dengan baik bagi yang baru bertanya, langsung
daftar, ataupun butuh bantuan yang lain. Kami memberikan
pelayanan penuh kepada setiap siswa meskipun administrasi
mereka belum selesai. Orang tua adalah rekan kerja. Sekolah memberikan dispensasi sumbangan 2 tahun dan SPP sampai
dengan lulus.
8. Bagaimana komunikasi pihak sekolah ke pelanggan (siswa
dan orang tua)? Mohon penjelasan. JAWABAN:
Komunikasi secara tertulis dan lisan jika ada kegiatan sekolah,
layanan dari konselor untuk siswa misalnya siswa yang
terlambat, orang tua dapat memberikan masukkan kepada
sekolah dan diterima/ditolak dengan baik karena tidak semua
masukan dapat dikabulkan, dan melalui media sosial seperti whatsapp, dan pertemuan rutin dengan orang tua (sosialisasi
persiapan semester, persiapan UN, dan seminar).
9. Apakah sekolah memiliki kerjasama dengan lembaga lain?
Mohon penjelasan. Jika ada, apakah berbeda dengan sekolah
lainnya?
167
JAWABAN:
Sekolah memiliki kerjasama dengan SD dan SMA Kristen Satya Wacana Salatiga, FKIP dan FSM UKSW, dan pemerintah.
Kerjasama dengan SD dan SMA dalam menyelenggarakan
kegiatan sekolah maupun promosi, dengan FKIP misalnya
menerima mahasiswa PPL, dan dengan FSM untuk
mempersiapkan lomba. Pemerintah melalui dinas pendidikan memberikan anggaran untuk pengadaan komputer dan
keperluan sarana dan prasarana lainnya.
10. Apakah sekolah memberikan fasilitas antarmuka antara
pihak sekolah dengan pelanggan? Mohon penjelasan.
JAWABAN: Ya, pelanggan dapat bertemu dengan pihak sekolah secara
langsung atau menggatur janji pertemuan terlebih dahulu, serta
pada saat pertemuan yang diselenggarakan oleh sekolah
misalnya pada saat pengambilan hasil belajar siswa.
168
Lampiran 1.2 HASIL WAWANCARA I: WAKIL KEPALA
SEKOLAH Tanggal Wawancara: Rabu, 8 November 2017
Sumber Wawancara: Patrick Michael Raharja, S.Si
1. Bagaimana strategi pemasaran SMP Kristen Satya Wacana
Salatiga? Apakah sekolah memiliki dokumen strategi pemasaran?
JAWABAN: Strategi pemasaran yang diterapkan yaitu mendatangi customers
untuk sekolah yang kenal dekat misalnya SD Kristen Satya
Wacana. Untuk SD Negeri, siswa didatangi secara individu.
Beberapa SD Swasta Kristen dan Katolik di Ampel, Boyolali, dan Ungaran merupakan SD yang potensial. Tujuan dari strategi
pemasaran adalah mendatangkan siswa sesuai dengan kuota
yang di sediakan oleh sekolah yaitu 85 siswa. Pemasaran juga
dilakukan oleh komite dengan mengumpulkan orang tua,
kegiatan bulan Bahasa yang mengundang SD dan SMP di
Salatiga dan sekitarnya, serta mengikuti/ menyelenggarakan lomba basket. Perencanaan di-update saat RAKER (awal
semester) yang didahului dengan evaluasi misalnya menambah
list SD yang akan dikunjungi.
2. Bagaimana SMP Kristen Satya Wacana Salatiga menentukan
diferensiasi, kegiatan-kegiatan untuk pemasaran, dsb? JAWABAN: Sekolah belum menentukan diferensiasi. Sekolah
berupaya untuk meningkatkan pelayanan terbaik (melayani
dengan hati dan memperlakukan siswa sebagai subjek dan
pribadi yang harus diberi perhatian) dan promosi ke gereja
melalui paduan suara dan vokal grup.
3. Siapa saja yang terlibat dan/ dilibatkan dalam strategi
pemasaran SMP Kristen Satya Wacana Salatiga? Bagaimana
peran setiap pihak yang terlibat dan/ dilibatkan dalam
strategi pemasaran SMP Kristen Satya Wacana Salatiga?
JAWABAN: Semua berperan termasuk guru, karyawan, komite, dan siswa. Guru sebagai pelaksana strategi pemasaran, komite sebagai partner sekolah, dan siswa dilibatkan saat promosi di
sekolah dasar asal mereka.
4. Bagaimana peran Bapak/ Ibu dalam strategi pemasaran SMP
Kristen Satya Wacana Salatiga? JAWABAN: Peran saya yaitu mengkoordinasi strategi pemasaran
dan menjalankannya bersama guru.
169
5. Bagaimana pelaksanaan strategi pemasaran SMP Kristen
Satya Wacana Salatiga? Sesuai dengan yang diharapkan? Belum sesuai? Mohon dijelaskan.
JAWABAN: Belum 100% sesuai karena keterbatasan SDM
(jumlah pendidik tidak banyak tetapi kegiatan banyak).
6. Bagaimana pendapat Bapak/ Ibu terkait strategi pemasaran SMP Kristen Satya Wacana Salatiga? Adakah hal yang perlu
direvisi? Jika ada, mohon disebutkan dan dijelaskan.
JAWABAN: Strategi perlu direvisi, bagaimana sekolah
memberikan beasiswa penuh/ bebas uang gedung kepada siswa
sedangkan uang adalah “darah”-nya kami. Selain itu, perlu
perbaiki waktu promosi misalnya dilakukan mulai semerter ganjil seperti sekolah di Semarang dan perbaikan pelayanan di
bagian SDM yaitu meningkatkan kualitas mengajar guru dengan
memberikan pelatihan bagaimana mengajar yang baik dan
mudah dipahami.
7. Bagaimana layanan yang diberikan oleh sekolah kepada
pelanggan dari pra-pendaftaran hingga kelulusan? Mohon
penjelasan.
JAWABAN: Pelanggan sebagai mitra kerja sekaligus “raja” dan
sahabat sehingga setiap kritik diterima dengan sukacita.
8. Bagaimana komunikasi pihak sekolah ke pelanggan (siswa
dan orang tua)? Mohon penjelasan.
JAWABAN: Jumlah pelanggan tidak terlalu banyak, pelanggan
memiliki no WA guru dan pimpinan sekolah, sekolah punya grup Whatsapp, dan komunikasi juga bisa melalui komite.
9. Apakah sekolah memiliki kerjasama dengan lembaga lain?
Mohon penjelasan. Jika ada, apakah berbeda dengan sekolah
lainnya?
JAWABAN: Dulu ada pertukaran pelajar, sekarang sekolah bekerja sama dengan Ganesha Operation tetapi belum ada
manfaat langsung.
10. Apakah sekolah memberikan fasilitas antarmuka antara
pihak sekolah dengan pelanggan? Mohon penjelasan.
JAWABAN: Ya, setiap pelanggan dapat menemui pihak sekolah
secara langsung/ mengatur janji terlebih dahulu.
170
Lampiran 1.3 HASIL WAWANCARA I: KEPALA TATA USAHA
Tanggal Wawancara: Rabu, 1 November 2017 Sumber Wawancara: Tutut Budiati
1. Bagaimana strategi pemasaran SMP Kristen Satya Wacana
Salatiga? Apakah sekolah memiliki dokumen strategi
pemasaran? JAWABAN: Strategi pemasaran sekolah yang dilakukan yaitu
promosi sekolah pada masyarakat umum. Promosi melalui
penyebaran brosur, mengikuti dan memenangkan lomba
akademik dan non akademik, dan mengisi kegiatan di gereja
(paduan suara/ vocal grup). Tujuan dari strategi pemasaran
adalah mendapatkan peserta didik yang memenuhi kuota yang disediakan oleh sekolah dan berkualitas. Kendala strategi
pemasaran sekolah ini yaitu sekolah negeri gratis (aturan
pemerintah).
2. Bagaimana SMP Kristen Satya Wacana Salatiga menentukan diferensiasi, kegiatan-kegiatan untuk pemasaran, dsb?
JAWABAN: Tidak ada diferensiasi, sama seperti sekolah lain dan
sesuai standar pemerintah kecuali ukuran kelas kami yang
memang khusus.
3. Siapa saja yang terlibat dan/ dilibatkan dalam strategi pemasaran SMP Kristen Satya Wacana Salatiga? Bagaimana
peran setiap pihak yang terlibat dan/ dilibatkan dalam
strategi pemasaran SMP Kristen Satya Wacana Salatiga?
JAWABAN: Yang dilibatkan yaitu civitas akademik (Kepala
sekolah, guru, administrator, peserta didik, dan komite). Kepala
sekolah sebagai penanggung jawab, guru/staf sebagai pelaksana, komite juga sebagai pelaksana tetapi kurang aktif, dan siswa
dilibatkan saat presentasi ke sekolah-sekolah dan paduan suara
di gereja. Untuk rapat, peserta didik tidak dilibatkan. Pada saat
rapat, dibagi tugas siapa saja yang presentasi di sekolah-sekolah,
gereja, dan masyarakat (pengabdian masyarakat berupa aksi dan bakti sosial.
4. Bagaimana peran Bapak/ Ibu dalam strategi pemasaran SMP
Kristen Satya Wacana Salatiga?
JAWABAN: Peran saya yaitu membantu menyiapkan brosur
untuk diberikan ke sekolah/gereja serta sumbang saran untuk pemasaran sekolah.
5. Bagaimana pelaksanaan strategi pemasaran SMP Kristen
Satya Wacana Salatiga? Sesuai dengan yang diharapkan?
Belum sesuai? Mohon dijelaskan.
171
JAWABAN: Pelaksanaan belum sesuai dengan yang diharapkan
keberadaan sekolah gratis merupakan hambatan bagi sekolah. SMP Negeri ada 10, masing-masing sekolah ada 12 rombel (dulu
9 rombel) sedangkan lulusan SD tidak sebanyak itu. Siswa-siswi
yang sekolah di sini biasanya karena orang tuanya dulu sekolah
di sini dan lanjut ke UKSW.
6. Bagaimana pendapat Bapak/ Ibu terkait strategi pemasaran
SMP Kristen Satya Wacana Salatiga? Adakah hal yang perlu
direvisi? Jika ada, mohon disebutkan dan dijelaskan.
JAWABAN: Sekolah perlu memperbaiki gedung dan sarana dan
prasaarana yang dimiliki, meningkatkan prestasi siswa,
mengembangkan siswa sehingga menjadi juara dalam lomba-lomba yang diikuti, sistem perlu diperbaiki khususnya dalam
penerimaan siswa baru (dites) supaya output bagus.
7. Bagaimana layanan yang diberikan oleh sekolah kepada
pelanggan dari pra-pendaftaran hingga kelulusan? Mohon penjelasan.
JAWABAN: Sekolah memberikan layanan yang baik kepada
pelanggan dan calon pelanggan.
8. Bagaimana komunikasi pihak sekolah ke pelanggan (siswa
dan orang tua)? Mohon penjelasan. JAWABAN: Komunikasi juga baik, ada grup Whatsapp untuk
memberi informasi kepada siswa dan orang tua.
9. Apakah sekolah memiliki kerjasama dengan lembaga lain?
Mohon penjelasan. Jika ada, apakah berbeda dengan sekolah
lainnya? JAWABAN: Sekolah bekerja sama dengan SD dan SMA Kristen
Satya Wacana serta UKSW misalnya mengajar siswa yang ikut
lomba.
10. Apakah sekolah memberikan fasilitas antarmuka antara pihak sekolah dengan pelanggan? Mohon penjelasan.
JAWABAN: Ya, pihak sekolah dapat ditemui pelanggan secara
langsung/ mengatur janji pertemuan terlebih dahulu.
172
Lampiran 1.4 HASIL WAWANCARA I: STAF TATA USAHA
Tanggal Wawancara: Rabu, 1 November 2017 Sumber Wawancara: Wisnu Krisnoto Adi, A.Md.
1. Bagaimana strategi pemasaran SMP Kristen Satya Wacana
Salatiga? Apakah sekolah memiliki dokumen strategi
pemasaran? JAWABAN: Strategi pemasaran sekolah melalui program-
program sekolah seperti ekstrakurikuler, program BK
(Bimbingan dan Konseling), dan 5 hari sekolah. Sekolah
membentuk panitia promosi (terdiri dari kepala sekolah, wakil
kepala sekolah, dan tim promosi). Pihak-pihak lain yang terlibat
dalam promosi yaitu guru, staff, dan komite. Tugas saya yaitu mencatat siswa yang mendaftar misalnya di bulan Desember.
Tujuan strategi pemasaran adalah mendapatkan siswa lebih
banyak dan mendukung program belajar di Salatiga. Strategi
pemasaran saat ini yaitu melakukan promosi melalui menyebar
brosur via POS (diantaranya Ungaran, Ambarawa, Getasan, Bringin, Kedung Jati, dan Ampel) kemudian beberapa
diantaranya didatangi yaitu melakukan presentasi ke sekolah-
sekolah yang ada di Salatiga dan sekitarnya misalnya Ampel.
Selain itu juga melalui program-program sekolah yang melibatkan berbagai pihak terkait misalnya vocal group siswa/I
SMP Kristen Satya Wacana Salatiga di gereja Se-Salatiga yang dapat dimasuki dan, cerita dari mulut ke mulut, bahkan pada
saat Bulan Bahasa juga melibatkan mahasiswa PPL. Promosi
sekolah juga dilakukan dengan cara mengikuti lomba-lomba
akademis dan non- akademis (misalnya FLS2N, OSN, dan basket)
dan melalui kegiatan Bulan Bahasa setiap tahun di bulan
Oktober. Jika calon siswa SMP Kristen Satya Wacana adalah peserta lomba dan mendapatkan juara di lomba Bulan Bahasa
maka yang bersangkutan mendapatkan potongan uang sekolah
jika mendaftar sebagai siswa SMP Kristen Satya Wacana Salatiga.
Setelah pelaksanaan, sekolah mengevaluasi kelebihan dan
kekurangannya untuk perbaikan promosi di tahun berikutnya dengan tujuan memperbaiki/ menambah hal baru untuk
promosi.
Menurut saya penyebaran brosur kurang efektif dibandingkan
mengunjungi sekolah. Sekolah meminta bantuan beberapa orang
tua untuk memasang brosur sebagai sarana promosi.
Tahun ini hasilnya kurang karena tahun ini jangkauan pemasaran kurang jauh dan tidak presentasi ke beberapa
sekolah yang dikunjungi pada tahun sebelumnya. Tahun lalu,
sekolah lebih mempersiapkan akreditasi sekolah daripada
promosi.
2. Bagaimana SMP Kristen Satya Wacana Salatiga menentukan
diferensiasi, kegiatan-kegiatan untuk pemasaran, dsb?
173
JAWABAN: SMP Kristen Satya Wacana belum menentukan lagi
diferensiasi. Saat ini sudah banyak sekolah di Salatiga yang mencontoh SMP Kristen Satya Wacana. Untuk kegiatan
pemasaran, di persiapkan oleh tim promosi dan pihak-pihak
terkait.
3. Siapa saja yang terlibat dan/ dilibatkan dalam strategi pemasaran SMP Kristen Satya Wacana Salatiga? Bagaimana
peran setiap pihak yang terlibat dan/ dilibatkan dalam
strategi pemasaran SMP Kristen Satya Wacana Salatiga?
JAWABAN: Pihak-pihak lain yang terlibat dalam promosi yaitu
guru, staff, dan komite.
4. Bagaimana peran Bapak/ Ibu dalam strategi pemasaran SMP
Kristen Satya Wacana Salatiga?
JAWABAN: Sebagai staf tata usaha, saya tidak selalu menjadi
bagian dalam administrasi sekolah. Tugas saya yaitu mencatat
siswa yang mendaftar misalnya di bulan Desember.
5. Bagaimana pelaksanaan strategi pemasaran SMP Kristen
Satya Wacana Salatiga? Sesuai dengan yang diharapkan?
Belum sesuai? Mohon dijelaskan.
JAWABAN: Biasanya sekolah menjangkau lebih banyak Sekolah
Dasar di luar Salatiga tetapi tahun ini jangkauan kurang jauh karena sibuk mengerjakan tugas sekolah khususnya akreditasi
sekolah. Strategi pemasaran sekolah bertujuan untuk
mendapatkan siswa lebih banyak dan mendukung program
belajar di Salatiga yaitu semua siswa SD yang berasal dari
Salatiga tidak dites tetapi memiliki syarat yaitu mau belajar di
SMP Kristen Satya Wacana secara mandiri. Untuk siswa pindahan dites mata pelajaran UN kecuali Bahasa Indonesia.
Dalam pelaksanaannya, guru dan kepala sekolah ikut promosi.
Kepala Sekolah ikut promosi di gereja sekaligus mendampingi
siswa/i Vokal Grup.
6. Bagaimana pendapat Bapak/ Ibu terkait strategi pemasaran
SMP Kristen Satya Wacana Salatiga? Adakah hal yang perlu
direvisi? Jika ada, mohon disebutkan dan dijelaskan.
JAWABAN: Strategi pemasaran sekolah perlu direvisi misalnya
dengan memperluas jangkauan Sekolah Dasar yang dikunjungi,
promosi di gereja-gereja se-Salatiga dan di luar Salatiga, dan penggalangan dana untuk promosi.
Strategi pemasaran perlu direvisi misalnya dengan memperluas
jangkauan sekolah dasar dan tidak mengunjungi sekolah dasar
yang sedang sibuk. Promosi membutuhkan dana maka perlu
diadakan penggalangan dana.
174
7. Bagaimana layanan yang diberikan oleh sekolah kepada
pelanggan dari pra-pendaftaran hingga kelulusan? Mohon penjelasan.
JAWABAN: Sekolah selalu berusaha memberikan layanan yang
terbaik bagi pelanggan. Apapun yang diminta oleh pelanggan,
jika ada maka akan diberikan.
8. Bagaimana komunikasi pihak sekolah ke pelanggan (siswa
dan orang tua)? Mohon penjelasan.
JAWABAN: Komunikasi berjalan dengan baik. Siswa dapat
menemui kepala sekolah, guru, maupun staf dengan mengatur
janji/ secara langsung.
9. Apakah sekolah memiliki kerjasama dengan lembaga lain?
Mohon penjelasan. Jika ada, apakah berbeda dengan sekolah
lainnya?
JAWABAN: Sekolah bekerja sama dengan SD dan SMA Kristen
Satya Wacana Salatiga, dan UKSW. Kerja sama dengan UKSW yaitu dosen melatih siswa lomba dan sebaliknya SMP Kristen
Satya Wacana menerima mahasiswa UKSW yang PPL/ Magang/
Penelitian. Dulu sekolah memiliki kerja sama dengan luar negeri
(tahun lalu Thailand) yaitu Student-Exchange tetapi sekarang
kurang tau, sepertinya tidak ada.
10. Apakah sekolah memberikan fasilitas antarmuka antara
pihak sekolah dengan pelanggan? Mohon penjelasan.
JAWABAN: Ya, setiap pelanggan/ calon pelanggan dapat
menemui/ bertanya kepada pihak sekolah.
175
Lampiran 1.5 HASIL WAWANCARA I: GURU 1
Tanggal Wawancara: Senin, 27 November 2017 Sumber Wawancara: Suwasono, S.Pd.
1. Bagaimana strategi pemasaran SMP Kristen Satya Wacana
Salatiga? Apakah sekolah memiliki dokumen strategi
pemasaran? JAWABAN: Strategi yang dilakukan oleh sekolah yaitu
menghadirkan peserta didik SD dalam bentuk kegiatan Bulan
Bahasa (hampir seluruh SD Salatiga, Semarang, dan Magelang),
memberi brosur dan presentasi, pelayanan ke gereja-gereja (pelayanan vocal group ke gereja-gereja dan Sekolah Minggu),
melalui komite yaitu membantu pada kegiatan Refreshing Cost, Live In, seminar dan menjadi narasumber, serta kegiatan dan
bakti sosial yang diselenggarakan oleh sekolah. Biasanya
kunjungan dan presentasi sekolah dilakukan diawal semester
genap (Desember-Juni).
Tujuannya pemasaran yaitu memperkenalkan SMP Kristen Satya
Wacana Salatiga kepada publik sebanyak-banyaknya. Saat ini,
target yang ingin dicapai masih secara kuantitas, belum kualitas. Sekolah mengikuti himbauan pemerintah untuk menerima siswa
berkebutuhan khusus. Sasaran utama atau target pasar yaitu
sekolah-sekolah Kristen-Katolik kemudian ke sekolah Negeri.
Kami belum pernah mencoba ke MI. Dalam rapat promosi, semua
pihak dilibatkan. Untuk promosi, sekolah menyediakan brosur, CD untuk presentasi dan banner. Sekolah belum memiliki
dokumen strategi pemasaran secara tertulis.
Target belum tahun ini (2017/2018) kurang dan belum dievaluasi. Faktor penyebab yaitu timing-nya kurang tepat
artinya kegiatan/ kalender SD dan SMP berbeda. Mereka sudah
libur/ sedang sibuk mempersiapkan ujian.
2. Bagaimana SMP Kristen Satya Wacana Salatiga menentukan
diferensiasi, kegiatan-kegiatan untuk pemasaran, dsb?
JAWABAN: SMP Kristen Satya Wacana Salatiga sudah membuat perbedaan tetapi sekarang sudah di-adopt oleh sekolah lainnya
misal Live-In. Kami melakukan perbedaan dibagian konten dari
program Live-In misalnya siswa live in di rumah penduduk
sehingga secara langsung melihat kehidupan masyarakat.
3. Siapa saja yang terlibat dan/ dilibatkan dalam strategi
pemasaran SMP Kristen Satya Wacana Salatiga? Bagaimana
peran setiap pihak yang terlibat dan/ dilibatkan dalam
strategi pemasaran SMP Kristen Satya Wacana Salatiga? JAWABAN: Sekolah melibatkan berbagai pihak misalnya
melibatkan guru dan orang tua dalam kegiatan sekolah seperti
176
live in, seminar, dan mengundang orang tua dengan profesi
tertentu untuk menjadi pembicara seminar.
4. Bagaimana peran Bapak/ Ibu dalam strategi pemasaran SMP
Kristen Satya Wacana Salatiga?
JAWABAN: Saya mengikuti rapat kerja yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Rapat kerja dilakukan
di awal semester (antara Juni-Juli, pas siswa libur dan akhir semester satu yaitu bulan Desember) dan setiap bulan.
5. Bagaimana pelaksanaan strategi pemasaran SMP Kristen
Satya Wacana Salatiga? Sesuai dengan yang diharapkan?
Belum sesuai? Mohon dijelaskan. JAWABAN: Target belum tahun ini (2017/2018) kurang dan belum dievaluasi. Faktor penyebab yaitu timing-nya kurang tepat
artinya kegiatan/ kalender SD dan SMP berbeda. Mereka sudah
libur/ sedang sibuk mempersiapkan ujian.
6. Bagaimana pendapat Bapak/ Ibu terkait strategi pemasaran
SMP Kristen Satya Wacana Salatiga? Adakah hal yang perlu
direvisi? Jika ada, mohon disebutkan dan dijelaskan.
JAWABAN: -
7. Bagaimana layanan yang diberikan oleh sekolah kepada pelanggan dari pra-pendaftaran hingga kelulusan? Mohon
penjelasan.
JAWABAN: Kami berusaha melayani semua kegiatan siswa
semaksimal mungkin baik dari segi segi akademik maupun non akademik misalnya life skill, ekstrakurikuler, dan
kepemimpinan. Siswa kelas 7 mengikuti kegiatan live in dan refreshing course, MPLS (mengenal program sekolah, tata tertib,
dan lain-lain), dan studi lapangan kecil (per subjek) misalnya
mengunjungi museum atau laboratorium. Siswa kelas 8
mengikuti studi lapangan besar (beberapa subjek yaitu IPA, IPS,
dan Bahasa) dengan mengunjungi taman safari, museum, dan
menyajikan presentasi/ ujian. Siswa kelas 9 mempersiapkan ujian melalui seminar dan tambahan belajar. Seminar juga
diselenggarakan oleh sekolah dengan mengundang orang tua
atau/ dan siswa misalnya seminar tentang karakter siswa dan
pemanfaatan IT secara bijak. Sekolah selalu memberikan laporan
kepada orang tua melalui pembagian laporan akhir semester.
Sebelum orang tua mengambil laporan dan menemui wali kelas, semua orang tua dikumpulkan per grade.
177
8. Bagaimana komunikasi pihak sekolah ke pelanggan (siswa
dan orang tua)? Mohon penjelasan. JAWABAN: Sebagai lembaga resmi, sekolah berkomunikasi
dengan surat dan memberi kalender kegiatan sekolah. Selain itu, komunikasi juga dilakukan melalui whatsapp dan telepon.
Sekolah terbuka dengan masukkan pelanggan dari berbagai
jalur. Meskipun seluruh orang tua tidak hadir tetapi ada orang
tua yang hadir di lain hari/ diwakili.
9. Apakah sekolah memiliki kerjasama dengan lembaga lain?
Mohon penjelasan. Jika ada, apakah berbeda dengan sekolah
lainnya?
JAWABAN: Sekolah bekerja sama dengan lembaga pendidikan yang ada di luar negeri tetapi belum ada MoU, hanya bersurat.
Dulu pernah kerjasama dengan Australia s/d tahun 2004/2005
dan tidak berlanjut karena jumlah peserta sedikit. Selain
Australia, pernah ke Singapura dan Thailand namun hanya
bersurat.
10. Apakah sekolah memberikan fasilitas antarmuka antara
pihak sekolah dengan pelanggan? Mohon penjelasan.
JAWABAN: Fasilitas yang diberikan oleh sekolah adalah fasilitas
standar. Kami berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan
ketentuan yang berlaku. Sebagai informasi, sekolah ini dirancang pada tahun 1985 dengan desain khusus. Model desain ruang
khusus dan menggunakan meja seperti meja kuliah. Untuk
kelas, standar fasilitas tidak memenuhi ketentuan pemerintah.
Selain ukuran ruang kelas, hal lainnya memenuhi ketentuan
pemerintah. Jadi, khusus fasilitas ruangan tidak dapat diubah
dan tiap kelas hanya diisi maksimal 25 siswa. Sekolah menyediakan layanan melalui whatsapp atau SMS
karena 10% orang tua siswa berada di luar kota seperti Lampung,
Jakarta, dan Malang.
178
Lampiran 1.6 HASIL WAWANCARA I: GURU 2
Tanggal Wawancara: Selasa, 28 November 2017 Sumber Wawancara: Widhi Nugraheni, M.Pd
1. Bagaimana strategi pemasaran SMP Kristen Satya Wacana
Salatiga? Apakah sekolah memiliki dokumen strategi
pemasaran? JAWABAN: Sekolah membentuk tim promosi ke SD dan gereja,
dan mengadakan kegiatan sosial pada saat Paskah dan Natal.
Sekolah menyebar brosur ke SD yang telah ditentukan oleh tim
promosi yaitu SD yang seiman (Kristen dan Katolik) dan melakukan follow up SD yang mengikuti lomba Bulan Bahasa
antara lain SD Tegal Rejo, SD Kanisius Cungkup, SD Lentera Ambarawa, dan SD Ungaran. Untuk kegiatan promosi ditentukan
oleh pimpinan (Kepala Sekolah) dan tim promosi kemudian
disampaikan kepada guru dan karyawan sekolah serta komite
dan siswa. Dalam promosi, siswa terlibat dalam memberikan
testimoni kepada siswa/i di SD asal siswa tersebut. Sekolah
membuat video dan melibatkan siswa sehingga biaya yang dibutuhkan cukup murah. Sekolah memberikan biaya khusus
bagi anak pendeta dan siswa yang kurang mampu dibantu
dengan dana BOS dan potongan uang gedung. Tujuan
pemasaran yaitu mencari siswa yang bisa dididik.
Hampir 90% sesuai dengan yang diharapkan. Sekolah melakukan kunjungan ke 20 SD di Salatiga dan 10-15 SD di luar
Salatiga tetapi tahun ini banyak SD yang tidak menerima, jadwal
tim promosi padat (mengerjakan tugas dan fungsi yang lain
sebagai guru), dan pandangan bahwa SMP Negeri gratis. Hal ini
menyebabkan jumlah siswa yang mendaftar dan diterima tidak
sesuai dengan yang diharapkan yaitu 75 siswa.
2. Bagaimana SMP Kristen Satya Wacana Salatiga menentukan
diferensiasi, kegiatan-kegiatan untuk pemasaran, dsb?
JAWABAN: Belum ada diferensiasi lagi karena beberapa program
telah diterapkan oleh sekolah yang lain. Yang saya tau, SD Kristen Satya Wacana Salatiga diperbolehkan untuk mengikuti
kelas sains di SMP Kristen Satya Wacana Salatiga.
3. Siapa saja yang terlibat dan/ dilibatkan dalam strategi
pemasaran SMP Kristen Satya Wacana Salatiga? Bagaimana
peran setiap pihak yang terlibat dan/ dilibatkan dalam strategi pemasaran SMP Kristen Satya Wacana Salatiga?
JAWABAN: Sekolah melibatkan komite dalam pemasaran.
Komite melakukan presentasi ke SD Kristen Satya Wacana
Salatiga dan kelompok mereka (terdiri dari orang tua siswa SD
Marsudirini). Yayasan belum terlibat, yayasan hanya
179
menerbitkan SK termasuk SK promosi. Kebutuhan finansial
untuk promosi disetujui oleh universitas.
4. Bagaimana peran Bapak/ Ibu dalam strategi pemasaran SMP
Kristen Satya Wacana Salatiga?
JAWABAN: Saya pernah menjadi bagian dari tim promosi.
5. Bagaimana pelaksanaan strategi pemasaran SMP Kristen
Satya Wacana Salatiga? Sesuai dengan yang diharapkan?
Belum sesuai? Mohon dijelaskan.
JAWABAN: Hampir 90% sesuai dengan yang diharapkan.
Sekolah melakukan kunjungan ke 20 SD di Salatiga dan 10-15
SD di luar Salatiga tetapi tahun ini banyak SD yang tidak menerima, jadwal tim promosi padat (mengerjakan tugas dan
fungsi yang lain sebagai guru), dan pandangan bahwa SMP
Negeri gratis. Hal ini menyebabkan jumlah siswa yang mendaftar
dan diterima tidak sesuai dengan yang diharapkan yaitu 75
siswa.
6. Bagaimana pendapat Bapak/ Ibu terkait strategi pemasaran
SMP Kristen Satya Wacana Salatiga? Adakah hal yang perlu
direvisi? Jika ada, mohon disebutkan dan dijelaskan.
JAWABAN: Sebaiknya kegiatan pemasaran dimulai sejak
semester 1 dan guru harus memberikan pelayanan yang baik kepada siswa sehingga siswa dapat mempromosikan sekolah
berdasarkan pengalamannya. Sekolah juga harus mengetahui
jadwal try out dan ujian SD.
7. Bagaimana layanan yang diberikan oleh sekolah kepada
pelanggan dari pra-pendaftaran hingga kelulusan? Mohon penjelasan.
JAWABAN: Layanan yang diberikan sama seperti sekolah lain
yaitu standar pelayanan minimal. Tetapi berdasarakan
pengalaman saya sebagai alumni SMP Kristen Satya Wacana
Salatiga dan sekolah negeri, SMP Kristen Satya Wacana Salatiga memiliki kelebihan yaitu adanya kedekatan antara siswa dan
guru (guru mudah ditemui, belajar tambahan di luar kelas, dan dapat jadi teman sharing). Guru harus memberikan pelayanan
yang baik kepada siswa karena siswa adalah “corong” promosi
sekolah.
Bagi anak pendeta, ada biaya khusus. Demikian pula bagi siswa yang kurang mampu, sekolah memberikan potongan uang
gedung atau membantu melalui dana BOS.
8. Bagaimana komunikasi pihak sekolah ke pelanggan (siswa
dan orang tua)? Mohon penjelasan.
180
JAWABAN: Untuk kegiatan sekolah seperti pertemuan awal tahun, seminar untuk orang tua, Refreshing Course, dan kegiatan
lainnya, komunikasi melalui surat. Sekolah memiliki kegiatan Family Gathering yang didalamnya ada sharing antara guru,
orangtua, dan siswa tetapi tidak rutin karena terkendala dengan
pembiayaan dan membutuhkan waktu dan orang-orang yang
menyampaikan materi dengan baik. Tahun ini ada grup whatsapp orang tua untuk mempermudah komunikasi antara
orang tua dan pihak sekolah.
9. Apakah sekolah memiliki kerjasama dengan lembaga lain?
Mohon penjelasan. Jika ada, apakah berbeda dengan sekolah
lainnya?
JAWABAN: Ada kerjasama dengan lembaga yang berada dalam Yayasan yang sama misalnya SD dan SMA Kristen Satya Wacana
Salatiga, FKIP UKSW. Untuk studi lapangan, sekolah
bekerjasama dengan lembaga lainnya yaitu Sido Muncul dan
Sosra.
10. Apakah sekolah memberikan fasilitas antarmuka antara pihak sekolah dengan pelanggan? Mohon penjelasan.
JAWABAN: Ya, pelanggan dapat menemui pihak langsung/
membuat janji terlebih dahulu.
181
Lampiran 1.7 HASIL WAWANCARA I: ORANGTUA SISWA 1
Tanggal Wawancara: Jumat, 24 November 2017 Sumber Wawancara: Jumadi, S.Pd., M.Si.
1. Bagaimana strategi pemasaran SMP Kristen Satya Wacana
Salatiga? Apakah sekolah memiliki dokumen strategi
pemasaran? JAWABAN: -
2. Bagaimana SMP Kristen Satya Wacana Salatiga menentukan
diferensiasi, kegiatan-kegiatan untuk pemasaran, dsb? JAWABAN: Student-exchange tetapi saya belum melihat
implementasi yang seharusnya, tampak seperti study tour.
3. Siapa saja yang terlibat dan/ dilibatkan dalam strategi
pemasaran SMP Kristen Satya Wacana Salatiga? Bagaimana
peran setiap pihak yang terlibat dan/ dilibatkan dalam
strategi pemasaran SMP Kristen Satya Wacana Salatiga?
JAWABAN: -
4. Bagaimana peran Bapak/ Ibu dalam strategi pemasaran SMP
Kristen Satya Wacana Salatiga?
JAWABAN: -
5. Bagaimana pelaksanaan strategi pemasaran SMP Kristen Satya Wacana Salatiga? Sesuai dengan yang diharapkan?
Belum sesuai? Mohon dijelaskan.
JAWABAN: -
6. Bagaimana pendapat Bapak/ Ibu terkait strategi pemasaran
SMP Kristen Satya Wacana Salatiga? Adakah hal yang perlu
direvisi? Jika ada, mohon disebutkan dan dijelaskan.
JAWABAN: -
7. Bagaimana layanan yang diberikan oleh sekolah kepada pelanggan dari pra-pendaftaran hingga kelulusan? Mohon
penjelasan.
JAWABAN:
- Sekolah sudah memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai
standar lembaga pendidikan tetapi belum ada wadah “harapan orang tua”. Sebagai contoh, siswa diberi banyak
PR tetapi tidak fokus sehingga fungsi PR bukan untuk
belajar
- Sekolah menyelenggarakan ekstrakurikuler tetapi belum
terkoordinasi dengan baik (jadwal tidak pas) sehingga
bakat siswa belumberkembang maksimal. Sebagai
182
masukkan, ekstrakurikuler diadakan sore hari/ hari
Sabtu sebagai ekstrakurikuler pengembangan bakat dan dikelola oleh orang yang professional.
- Perlu perubahan mindset dari “pikir dana, baru kegiatan”
ke “pikir kegiatan, baru dana”
- Ada pertemuan dengan orang tua tetapi jarang. Perlu
sering mengadakan pertemuan dengan orang tua. - Menerima masukan tetapi belum membangun
komunikasi yang transparan kepada orang tua misalnya
berapa jumlah dana yang dibutuhkan.
- Belum melibatkan orang tua secara maksimal misalnya
dalam mengkomunikasikan anggaran kegiatan/ program
yang dibutuhkan, bagaimana mencukupinya dan berapa jumlah yang perlu dibantu.
8. Bagaimana komunikasi pihak sekolah ke pelanggan (siswa
dan orang tua)? Mohon penjelasan. JAWABAN: -
9. Apakah sekolah memiliki kerjasama dengan lembaga lain?
Mohon penjelasan. Jika ada, apakah berbeda dengan sekolah
lainnya?
JAWABAN: -
10. Apakah sekolah memberikan fasilitas antarmuka antara
pihak sekolah dengan pelanggan? Mohon penjelasan.
JAWABAN: -
11. Bagaimana pelayanan/jasa yang diberikan oleh sekolah? JAWABAN:
Pelayanan sudah sesuai dengan standar. Kebutuhan minimal
sebagai syarat lembaga sudah terpenuhi. Sekolah memenuhi
keinginan, bukan kebutuhan. Setiap orang tua mempunyai
harapan yaitu sekolah dapat mengakomodir harapan orang tua. Misalnya, siswa diberi banyak PR yang tidak fokus. Menurut
saya, belum ada PR yang membuat anak belajar. Selain itu,
sekolah perlu mengkoordinir pengembangan bakat-bakat siswa
secara maksimal. Misalnya menentukan hari Sabtu sebagai hari
ekstrakurikuler bakat dan dibimbing oleh orang yang
professional misalnya pelatih paduan suara dan basket. Menurut saya kesalahan yang dilakukan oleh sekolah adalah
memikirkan dana yang dimiliki kemudian memikirkan kegiatan.
Seharusnya memikirkan kegiatan terlebih dahulu. Penggalangan
dana masih konvensional. Sekolah juga belum transparan dalam
hal pembiayaan kepada orang tua. Sebagai salah satu orang tua
183
siswa kelas 7, baru ada pertemuan sekali di luar pembagian
rapor. Jika dibandingkan dengan sekolah lain, pembiayaan di SMP
Kristen Satya Wacana Salatiga tergolong mahal.
12. Kebutuhan apa saja yang Bapak harapkan dipenuhi oleh
pihak SMP Kristen Satya Wacana Salatiga: JAWABAN:
- Transparansi anggaran termasuk kekurangan anggaran
yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan kegiatan
sekolah.
- Pendidikan karakter (tingkatkan sopan santun)
- Melibatkan orang tua yang berprofesi sebagai guru untuk transfer pengetahuan
184
Lampiran 1.8 HASIL WAWANCARA I: ORANGTUA SISWA 2
Tanggal Wawancara: Jumat, 17 November 2017 Sumber Wawancara: Ida
1. Bagaimana strategi pemasaran SMP Kristen Satya Wacana
Salatiga? Apakah sekolah memiliki dokumen strategi
pemasaran? JAWABAN: Strategi pemasaran dengan membuat brosur, melalui pelayanan (paduan suara/ vocal group) dan presentasi ke gereja-
gereja, presentasi ke sekolah dasar, mengadakan lomba pada
kegiatan bulan bahasa yang diikuti oleh SD dan SMP se-Jateng
(Semarang, Ambarawa, Boyolali, dan Getasan), memberikan
pelayanan yang baik kepada siswa dan orang tua dengan harapan mereka merekomendasikan sekolah ini kepada calon
siswa (misalnya teman-teman/adik dari siswa ybs), dan tahun ini
Kepala Sekolah ke rumah teman-teman gerejanya untuk mencari
calon siswa.
2. Bagaimana SMP Kristen Satya Wacana Salatiga menentukan diferensiasi, kegiatan-kegiatan untuk pemasaran, dsb?
JAWABAN: Setahu saya sama dengan sekolah lain tapi di sekolah
ini ada tambahan jam pelajaran pukul 06.30 untuk siswa kelas
IX dan setiap siswa dirangking untuk persiapan ujian sekolah
dan nasional.
3. Siapa saja yang terlibat dan/ dilibatkan dalam strategi
pemasaran SMP Kristen Satya Wacana Salatiga? Bagaimana
peran setiap pihak yang terlibat dan/ dilibatkan dalam
strategi pemasaran SMP Kristen Satya Wacana Salatiga?
JAWABAN: -
4. Bagaimana peran Bapak/ Ibu dalam strategi pemasaran SMP
Kristen Satya Wacana Salatiga?
JAWABAN: Belum terlibat karena sekolah memiliki tim promosi.
Sebagai bagian dari sekolah, saya mempromosikan tetapi dari mulut ke mulut. Saya menyekolahkan anak saya yang pertama
dan kedua di Sekolah Kristen Satya Wacana Salatiga sedangkan
anak ketiga di SD lain dengan mempertimbangkan jarak tempuh
rumah-sekolah. Dengan menyekolahkan anak saya di sini, saya
lebih mudah mengawasi, transportasi lebih mudah (berangkat
dan pulang bersama, meski biaya memang mahal tetapi saya tetap menyekolahkan anak saya disini karena saya tahu kualitas
dan toh kembali lagi karena saya juga digaji oleh sekolah ini.
5. Bagaimana pelaksanaan strategi pemasaran SMP Kristen
Satya Wacana Salatiga? Sesuai dengan yang diharapkan?
Belum sesuai? Mohon dijelaskan.
185
JAWABAN: Mempromosikan nilai plus sekolah termasuk berhasil
membimbing siswa yang memiliki tingkat kognitif rendah dan pada akhirnya dapat lulus ujian nasional. Kapasitas seharusnya
270 siswa supaya pendanaan dapat ditopang oleh sekolah.
6. Bagaimana pendapat Bapak/ Ibu terkait strategi pemasaran
SMP Kristen Satya Wacana Salatiga? Adakah hal yang perlu direvisi? Jika ada, mohon disebutkan dan dijelaskan.
JAWABAN: Sekolah perlu memikirkan bagaimana memberikan
tawaran bahwa SPP SMP Kristen Satya Wacana hanya 350 ribu dan sudah include semua, tidak ada penarikan lagi, dan ada dana
BOS; memiliki program unik yaitu bulan Bahasa; memiliki
gedung yang unik, kondusif untuk belajar, dan aman; memiliki GOR yang luas dan lebih lengkap disbanding sekolah yang lain.
7. Bagaimana layanan yang diberikan oleh sekolah kepada
pelanggan dari pra-pendaftaran hingga kelulusan? Mohon
penjelasan.
JAWABAN: Sekolah menjemput bola ke SD Kristen Satya Wacana Salatiga (pelayanan pendaftaran); jika ada siswa yang tidak
masuk 2-3 hari maka guru BK melakukan visitasi; jika ada siswa
yang kos dan tidak masuk saat TTS/TAS maka pihak sekolah
menjemput ke kos (memastikan apakah anaknya sakit/
terlambat bangun); dan guru sangat memperhatikan siswa; dan fasilitas yang disediakan memadai, beberapa fasilitas Sekolah
Kristen Satya Wacana Salatiga digunakan bersama.
8. Bagaimana komunikasi pihak sekolah ke pelanggan (siswa
dan orang tua)? Mohon penjelasan.
JAWABAN: Komunikasi melalui surat, telepon, WA wali kelas dan siswa, dan komunikasi antarmuka; orang tua yang ada di luar
kota memiliki komunikasi yang dekat dengan wali kelas;
9. Apakah sekolah memiliki kerjasama dengan lembaga lain?
Mohon penjelasan. Jika ada, apakah berbeda dengan sekolah lainnya?
JAWABAN: Mungkin saat program student exchange bekerja
sama dengan Korea
10. Apakah sekolah memberikan fasilitas antarmuka antara
pihak sekolah dengan pelanggan? Mohon penjelasan. JAWABAN: Ya, pelanggan dapat menemui pihak sekolah secara
langsung dengan/ tanpa mengatur waktu pertemuan.
186
Lampiran 1.9 HASIL WAWANCARA II: KEPALA SEKOLAH
Tanggal Wawancara: Kamis, 11 Januari 2018
Sumber Wawancara: Nanik Sumarni, S.Pd., M.Pd
Strategic Task of Delta Model – Kerangka Kerja Strategis Delta Model
No Indikator Pertanyaan Jawaban/Pernyataan
1 Segmentasi dan
proposisi nilai
pelanggan
Bagaimana segmentasi
pelanggan yang dilakukan
oleh sekolah?
Sekolah membagi segmentasi pelanggan yang ada di dalam kota
Salatiga dan di luar Salatiga. Khusus untuk SD Kristen Satya
Wacana Salatiga, sekolah menggunakan strategi khusus yaitu
strategi “jemput bola” dan hampir semua siswanya diterima di
SMP Kristen Satya Wacana Salatiga. Pihak sekolah juga
memasuki beberapa gereja yang ada di Salatiga dengan menampilkan vocal group dan masuk ke Sekolah Minggu.
Bagaimana proposisi nilai
pelanggan yang sekolah
berikan/ tawarkan kepada
pelanggan?
Kami melayani dengan baik bagi yang baru bertanya, langsung
daftar, ataupun butuh bantuan yang lain. Kami memberikan
pelayanan penuh kepada setiap siswa meskipun administrasi
mereka belum selesai. Orang tua adalah rekan kerja, sekolah
memberikan dispensasi sumbangan 2 tahun dan SPP sampai dengan lulus.
komunikasi secara tertulis untuk kegiatan sekolah, ada layanan
dari konselor untuk siswa misalnya siswa yang terlambat, orang
tua dapat memberikan masukkan kepada sekolah dan diterima
atau ditolak dengan baik karena tidak semua masukan dapat dikabulkan, komunikasi secara lisan atau melalui media sosial
187
seperti whatsapp, dan pertemuan rutin dengan orang tua
(sosialisasi persiapan semester, persiapan UN, dan seminar).
2 Sumber daya,
kapabilitas, dan
kompetensi
sekolah
Bagaimana sumber daya,
kapabilitas, dan
kompetensi yang dimiliki
oleh sekolah?
Sumber daya manusia khususnya guru, hanya ada 18 guru dan
mereka tidak hanya mengerjakan tugas pokok sebagai guru tetapi juga meng-handel tugas tambahan yang lain karena
sekolah kekurangan SDM.
3 Misi sekolah Apakah misi sekolah belum/ telah ditetapkan
berdasarkan proposisi nilai
pelanggan, dan sumber
daya, kapabilitas, dan
kompetensi yang dimiliki oleh sekolah?
Ya sudah. Kami berpatokan juga dengan kurikulum 2013 yang kami gunakan yaitu pembentukan karakter.
4 Agenda
strategis
Bagaimana upaya sekolah
dalam melayani
pelanggan?
Menyediakan fasilitas antar muka antara pihak sekolah dengan
pelanggan. Pelanggan dapat bertemu dengan pihak sekolah
secara langsung atau mengatur janji pertemuan terlebih
dahulu, serta pada saat pertemuan yang diselenggarakan oleh
sekolah misalnya pada saat pengambilan hasil belajar siswa.
Strategi Best Product
No Indikator Pertanyaan Jawaban/Pernyataan
6 Efisiensi
Administrasi
Bagaimana pengelolaan
administrasi (aset fisik dan finansial) sekolah?
Sekolah Kristen Satya Wacana memiliki TU dibawah sekertaris
Direktur. Setiap unit sekolah memiliki koordinator pengelolaan administrasi kesiswaan dan keuangan. Fungsi kepala sekolah
sebagai pemantau pengelolaan ini. Petugas pengelolaan
administrasi kesiswaan, dapodik, UNBK, dan sistem penilaian
juga ditangani oleh petugas khusus.
188
Terkait dengan pembayaran, orang tua melakukan transfer
keuangan melalui bank kecuali pada kasus tertentu atau tidak
memungkinkan untuk melakukan transfer. Jadi, sistem
keuangan kami tersentral.
Bagaimana supaya administrasi sekolah lebih
efisien?
Terkait dengan efisiensi, tergantung personalnya. Setiap pihak harus proaktif meskipun pemimpin telah memberikan instruksi
atau prosedur.
7 Diferensiasi Apakah sekolah
menyediakan dan
memberikan jasa/ layanan
kepada pelanggan dan
berbeda dengan sekolah lain?
Dulu, kami memiliki program yang berbeda. Saat ini program-
program tersebut sudah diduplikat oleh sekolah lain.
Tantangannya yaitu membuat program yang tidak bisa
diduplikat, bagaimana bekerjasama dengan kampus,
meningkatkan PBM, aksi sosial, dan kegiatan luar sekolah misalnya live in dan studi lapangan mapel.
Baik guru maupun karyawan sekolah peduli kepada siswa.
Sekolah juga memiliki muatan lokal Bahasa Mandarin dan
Bahasa Jawa, serta pernah mengadakan pertukaran pelajar ke
Thailand, Australia, dan Singapura. Pertukaran pelajar ini terlaksana jika kuota minimal terpenuhi.
Jika ya, bagaimana
dampaknya terhadap
output yang dihasilkan?
Dampaknya, siswa dapat bercerita tentang program ini kepada
orang lain termasuk calon pelanggan sekolah.
Selain itu, ada orang tua yang tetap teguh menyekolahkan
anaknya di SMP Kristen Satya Wacana Salatiga
Diferensiasi apa yang
dapat direncanakan dan
Sekolah akan mengadakan kembali program ke Singapura
untuk luar negeri dan ke Bali untuk dalam negeri sehingga memberikan pembelajaran tersendiri bagi siswa.
189
diimplementasikan oleh
sekolah?
Siswa juga bisa melakukan praktikum misalnya membuat
kerajinan tangan dari enceng gondok (di Rawa Pening) dan studi lapangan sehingga siswa bisa belajar langsung di home industry
dan pulang dengan membawa produk.
Strategi Total Customer Solutions
No Indikator Pertanyaan Jawaban/Pernyataan
8 Daya Tarik dan Pengembangan
Pelanggan
Bagaimana sekolah menarik, memuaskan,
mempertahankan, dan
mengembangkan
pelanggan?
Mempertahankan kualitas yang baik sehingga anak bercerita kepada masyarakat. Sekolah juga melibatkan orang tua dalam
kegiatan sekolah dan memenuhi kebutuhan sekolah misalnya
sebagai pembicara dalam kegiatan sekolah atau penyedia
transportasi kegiatan sekolah.
Sekolah menerima masukkan dari orang tua melalui pertemuan
orang tua. Sekolah berusaha untuk memberikan informasi terkait kegiatan sekolah sedini mungkin kepada orang tua dan
siswa.
Dalam hal ini, apa saran
Anda untuk sekolah?
Sekolah dapat mengadakan kembali kegiatan orang tua dan anak (Family Gathering). Kegiatan yang lain yaitu Parent’s Day
atau/ dan kelas Orang Tua dan Anak.
9 Transfer
Pengetahuan
Bagaimana sekolah
mengedukasi pelanggan?
Sekolah mengedukasi pelanggan yang sifatnya informatoris
melalui pertemuan orang tua misalnya penjelasan tentang kurikulum, program sekolah, dan seminar parenting (misalnya
bagaimana mendampingi siswa dalam penggunaan IT dan
bagaimana mempersiapkan dan memotivasi siswa menjelang
UN).
Ada orang tua yang memberi masukkan supaya anaknya boleh
membawa HP dan pihak sekolah memberitahukan bahwa tidak
190
bisa mengabulkannya dengan pertimbangan HP dapat
mengganggu proses belajar mengajar.
Selain itu, sekolah juga pernah mengundang beberapa ahli atau
profesi tertentu untuk mengajar siswa misalnya pendeta, dokter, dosen, dan tentara.
Bagaimana hasil dari
edukasi/transfer
pengetahuan oleh sekolah
kepada pelanggan?
Hasilnya mereka senang karena itu merupakan kebutuhan
mereka.
Mungkinkah bagi sekolah
untuk merencanakan dan
mengimplementasikan cara-cara lain dalam
mentransfer pengetahuan
kepada pelanggan? Jika
mungkin, mohon
dijelaskan.
Sekolah melalui guru BK dapat mengadakan seminar tentang
Psikologi Anak untuk orang tua dan siswa.
10 Jumlah Keseluruhan
dari Penawaran
Bagaimana sekolah mengidentifikasi dan
memenuhi semua
kebutuhan pelanggan?
Sekolah mengidentifikasi kebutuhan pelanggan melalui pertemuan dengan orang tua, rapat kerja, dan masukan yang
diberikan secara langsung.
Sekolah memiliki kerjasama dengan SD dan SMA Kristen Satya
Wacana Salatiga, FKIP dan FSM UKSW, dan pemerintah.
Kerjasama dengan SD dan SMA dalam menyelenggarakan
kegiatan sekolah maupun promosi, dengan FKIP misalnya menerima mahasiswa PPL, dan dengan FSM untuk
mempersiapkan lomba. Pemerintah melalui dinas pendidikan
191
memberikan anggaran untuk pengadaan komputer dan
keperluan sarana dan prasarana lainnya.
Adakah cara lain yang
mungkin dapat diterapkan
oleh sekolah untuk memenuhi semua
kebutuhan pelanggan
(dapat dengan melibatkan
komplemen sekolah)?
Menjalin kerjasama dengan Kepala Sekolah Negeri dan Swasta.
Misalnya mengijinkan siswa sholat sehingga sekolah
menyediakan tempat sholat bagi siswa Muslim.
Strategi System Lock-In
No Indikator Pertanyaan Jawaban/Pernyataan
11 Saluran
Pengiriman
Apakah sekolah memiliki
sarana unik yang dapat digunakan untuk
menjangkau pelanggan?
Sekolah sudah memiliki niat untuk membentuk jaringan alumni
tetapi belum tercapai. Sekolah juga memiliki web tetapi belum dimaksimalkan. Hal ini dikarenakan jumlah SDM sedikit dan overload (16 guru
tetap dan 2 guru tidak tetap).
Bagaimana akses
pelanggan terhadap output
organisasi?
Belum ada.
Sarana unik apa yang
mungkin dan dapat diterapkan oleh sekolah?
Melalui ikatan alumni.
12 Dukungan
Sistem
Bagaimana sekolah
mengembangkan dan
mengimplementasikan
sistem yang dimiliki?
Sistem dikembangkan sesuai dengan perkembangan jaman
namun terkendala dengan sumber daya yang dimiliki.
192
Apakah memungkinkan
bagi sekolah melibatkan
sistem diluar sekolah
untuk mengunci pelanggan? Jika mungkin,
mohon dijelaskan.
Melalui hubungan personal (word of mouth).
Melalui pertemuan kepegawaian yayasan melakukan promosi
tujuannya mereka berminat menyekolahkan anaknya.
13 Nilai Intelektual Bagaimana upaya sekolah
dalam menghasilkan
kontribusi intelektual dari
komplemen?
Kontriburi dari UKSW berupa mahasiswa PPL, dosen sebagai
pembicara.
Strategi apa yang mungkin
dapat dilakukan oleh sekolah untuk mengunci
pelanggan melalui
kontribusi intektual
komplemen?
Melalui rapat kerja, sekolah melibatkan dosen/ professor yang
ahli pada bidangnya untuk memberikan penyegaran kepada penyedia/ pemberi layanan pendidikan.
193
Lampiran 1.10 HASIL WAWANCARA II: WAKIL KEPALA SEKOLAH
Tanggal Wawancara: Jumat, 2 Februari 2018
Sumber Wawancara: Patrick Michael Raharja, S.Si
Strategic Task of Delta Model – Kerangka Kerja Strategis Delta Model
No Indikator Pertanyaan Jawaban/Pernyataan
1 Segmentasi dan
proposisi nilai
pelanggan
Bagaimana segmentasi pelanggan
yang dilakukan oleh sekolah?
Kami memiliki beberapa SD swasta Kristen Katolik yang
potensial di Ampel, Boyolali, dan Ungaran. Untuk SD
Kristen Satya Wacana Salatiga, kami mendatangi
pelanggan. Untuk SD Negeri didatangi secara personal.
Sekolah juga mendatangi gereja melalui paduan suara/ vocal group.
Bagaimana proposisi nilai pelanggan yang sekolah berikan/
tawarkan kepada pelanggan?
pelanggan sebagai mitra kerja sekaligus “raja” dan sahabat sehingga setiap kritik diterima dengan sukacita.
jumlah pelanggan tidak terlalu banyak, pelanggan
memiliki no WA guru dan pimpinan sekolah, sekolah punya grup Whatsapp, dan komunikasi juga bisa melalui
komite.
2 Sumber daya,
kapabilitas, dan
kompetensi
sekolah
Bagaimana sumber daya,
kapabilitas, dan kompetensi yang
dimiliki oleh sekolah?
-
194
3 Misi sekolah Apakah misi sekolah belum/
telah ditetapkan berdasarkan
proposisi nilai pelanggan, dan
sumber daya, kapabilitas, dan kompetensi yang dimiliki oleh
sekolah?
-
4 Agenda
strategis
Bagaimana upaya sekolah dalam
melayani pelanggan?
Ya, setiap pelanggan dapat menemui pihak sekolah
secara langsung/ mengatur janji terlebih dahulu.
Strategi Best Product
No Indikator Pertanyaan Jawaban/Pernyataan
6 Efisiensi
Administrasi
Bagaimana pengelolaan
administrasi (aset fisik dan
finansial) sekolah?
Untuk aset fisik (sarana dan prasarana) dan finansial, ada
petugas khusus.
Untuk sarana dan prasarana terkait dengan Biro Sarana dan Prasarana UKSW.
Bagian keuangan menggunakan sistem SIKASA (Sistem
Keuangan Satya Wacana) yang terpusat di bagian
Keuangan Satya Wacana.
Untuk bagian keuangan, sekolah mengajukan proposal
dengan anggaran kurang dari 10 juta ke Pembantu Rektor II tetapi untuk anggaran diatas 10 juta, persetujuan
sampai ke Rektor.
Untuk kegiatan/ kebutuhan sampai 1 juta diajukan ke
kepala sekolah, kurang dari 5 juta ke Direktur. Proposal
tersebut disetujui oleh pihak yang bersangkutan.
195
Proses pengajuan sampai dana cair untuk proposal
dengan anggaran 10 juta cukup panjang. Yang saya tahu,
dari panitia ke Kepala Sekolah, kemudian ke Direktur,
Bagian keuangan (mungkin ada Manager keuangan), Pembantu Rektor II, Rektor, Bagian keuangan lagi dan
seterusnya sampai kembali ke sekolah.
Bagaimana supaya administrasi
sekolah lebih efisien?
Proses persetujuan agak panjang.
Sekolah sudah merencanakan dari awal tetapi terkadang
ada program/ kegiatan tiba-tiba misalnya lomba yang
diadakan oleh dinas waktunya mepet misalnya 3 hari
sedangkan untuk pengajuan-persetujuan proposal diatas satu juta minimal 1 minggu.
Realitanya, ada pihak yang menanggung dana yang
dibutuhkan sebelum proposal disetujui.
Jadi, untuk segi efisiensi perlu diperbaiki misalnya shortcut jalur persetujuan proposal.
7 Diferensiasi Apakah sekolah menyediakan
dan memberikan jasa/ layanan kepada pelanggan dan berbeda
dengan sekolah lain?
sekolah belum menentukan diferensiasi. Sekolah
berupaya untuk meningkatkan pelayanan terbaik (melayani dengan hati dan memperlakukan siswa sebagai
subjek dan pribadi yang harus diberi perhatian) dan
promosi ke gereja melalui paduan suara dan vokal grup.
Jika ya, bagaimana dampaknya
terhadap output yang dihasilkan?
-
Diferensiasi apa yang dapat
direncanakan dan diimplementasikan oleh sekolah?
Kepala sekolah selalu menekankan supaya kita
memberikan pelayanan terbaik.
196
Kita perlu memperbaiki tipe pelayanan kita karena
sekolah swasta yang bisa dijual hanya layanan. Kalau
fasilitas, sekolah negeri sudah sangat bersaing dengan
kita. Misalnya guru diberi training bagaimana memberi
pelayanan terbaik. Guru perlu disegarkan kembali.
Perlu juga perbaikan secara fisik tetapi hal ini terkait
dengan Satya Wacana.
Saat ini, sekolah menerima keluhan pelanggan (dalam hal ini orang tua, komite, dan masyarakat) secara langsung
dan berusaha mengatasi sesegera mungkin.
Sejauh ini sekolah berusaha untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan internal sekolah (siswa, guru, dan staf). Untuk siswa, kebutuhan ditangani oleh guru BK. Siswa bisa
langsung bertemu dengan guru BK atau sebaliknya dan
bila perlu dikomunikasikan pihak lain maka guru BK
akan mengkomunikasikannya. Saat ini guru BK belum
menangani siswa satu per satu karena guru BK juga
memiliki tugas tambahan yang lain yaitu menjadi wali kelas karena keterbatasan jumlah guru si sekolah kami.
Selain itu, guru BK juga mengajar di 8 kelas, masing-
masing 1 jam pelajaran.
Jadi, wali kelas juga terlibat dalam memenuhi kebutuhan
siswa dan mengkomunikasikannya pada guru BK.
197
Untuk kebutuhan pendidikan karakter, ada di setiap
mata pelajaran (terkait dengan penerapan kurikulum
2013), menyanyikan lagu Indonesia Raya, kegiatan-
kegiatan sekolah, seminar, atau sarasehan dengan mengundang pembicara dari luar (orang tua atau dosen
UKSW).
Untuk pelanggan eksternal misalnya orang tua,
kebutuhan diketahui saat pertemuan awal tahun, bagi rapor, dan melalui Whatsapp Group. Sekolah
merencanakan ada paguyuban orang tua untuk setiap kelas.
Saat ini ada grup alumni tetapi hanya terlibat secara
pribadi.
Grup alumni dapat diadakan sebagai suatu wadah
khusus dan harus ada yang menangani yaitu dari pihak
sekolah. Sekolah memiliki kerjasama dengan SMA Kristen Satya
Wacana dan SMA/K Swasta tetapi lebih berada pada
posisi SMP Kristen Satya Wacana yang dibutuhkan.
Sekolah mengarahkan siswa untuk bersekolah di SMA/K
yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
Strategi Total Customer Solutions
No Indikator Pertanyaan Jawaban/Pernyataan
8 Daya Tarik dan Pengembangan
Pelanggan
Bagaimana sekolah menarik, memuaskan, mempertahankan,
dan mengembangkan pelanggan?
Memberikan pelayanan yang terbaik. BK pernah sebar angket ke siswa, sekolah ke orang tua, komite, dan siswa.
198
Dalam hal ini, apa saran Anda
untuk sekolah?
Menyebar angket ke semua pihak.
9 Transfer
Pengetahuan
Bagaimana sekolah mengedukasi
pelanggan?
Guru dan staf mengikuti pelatihan/ in house training dari
Dinas Pendidikan/ Sekolah misalnya tentang kurikulum,
penilaian, dan penelitian. Untuk orang tua dan siswa,
diadakan seminar dengan pembicara dari luar sekolah.
Bagaimana hasil dari
edukasi/transfer pengetahuan
oleh sekolah kepada pelanggan?
Guru/ staf semakin diperlengkapi dalam menjalankan
tupoksinya.
Mungkinkah bagi sekolah untuk
merencanakan dan
mengimplementasikan cara-cara
lain dalam mentransfer pengetahuan kepada pelanggan?
Jika mungkin, mohon dijelaskan.
Mungkin kedepannya bisa mengadakan seminar online
untuk pelanggan tetapi ada yang memfasilitasi.
10 Jumlah
Keseluruhan
dari Penawaran
Bagaimana sekolah
mengidentifikasi dan memenuhi
semua kebutuhan pelanggan?
Saat ini, sekolah memenuhi kebutuhan pelanggan
dengan cara: dosen UKSW mengajar siswa untuk
persiapan lomba dan juga menjadi pembicara di seminar,
mahasiswa praktikum yang sesuai harapan orang tua, dan keberadaan guru pamong memenuhi kebutuhan
mahasiswa praktikum.
Dulu ada pertukaran pelajar, sekarang sekolah bekerja sama dengan Ganesha Operation tetapi belum ada
manfaat langsung.
199
Adakah cara lain yang mungkin
dapat diterapkan oleh sekolah
untuk memenuhi semua
kebutuhan pelanggan (dapat dengan melibatkan komplemen
sekolah)?
SMP Kristen Satya Wacana Salatiga merupakan
laboratorium UKSW sehingga sekolah dan siswa harus
siap mengikuti aturan yang berlaku.
Jika bisa memilih, sekolah menghendaki mahasiswa praktikum yang dipercayakan merupakan mahasiswa
praktikum yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan
(mahasiswa praktikum yang terbaik).
Strategi System Lock-In
No Indikator Pertanyaan Jawaban/Pernyataan
11 Saluran
Pengiriman
Apakah sekolah memiliki sarana
unik yang dapat digunakan
untuk menjangkau pelanggan?
Selama ini, sekolah melakukan promosi ke sekolah-
sekolah yang ada di Salatiga dan sekitarnya dengan
melibatkan siswa, melalui kegiatan-kegiatan sekolah, persembahan pujian/ vocal group ke gereja-gereja.
Saat ini ide-ide kami sudah banyak diterapkan lembaga
lain karena banyak siswa/ guru kami yang sekarang di
sekolah lain.
Sekolah harus mempertahankan kepercayaan
masyarakat sehingga cucu dan anak mereka sekolah di sini.
Bagaimana akses pelanggan
terhadap output organisasi?
Ada yang sekolah disini karena dulu orang tua dan
kakeknya sekolah.
Mereka menyadari bahwa siswa diperlakukan sebagai
subjek pendidikan yang memiliki kebebasan untuk
berekspresi dalam koridor yang berlaku.
200
Sarana unik apa yang mungkin
dan dapat diterapkan oleh
sekolah?
Melalui grup alumni diharapkan dapat menjadi salah
satu akses pemberian rekomendasi kepada calon siswa
untuk sekolah di SMP Kristen Satya Wacana Salatiga.
12 Dukungan
Sistem
Bagaimana sekolah
mengembangkan dan mengimplementasikan sistem
yang dimiliki?
Sekolah mengikuti sistem kurikulum pemerintah tetapi
diijinkan untuk dikembangkan.
Apakah memungkinkan bagi
sekolah melibatkan sistem diluar
sekolah untuk mengunci
pelanggan? Jika mungkin, mohon
dijelaskan.
Sekolah sudah melibatkan orang tua, komite, dan tim
promosi UKSW.
Dalam promosi, sebaiknya ada pihak sekolah yang ikut
serta saat melakukan promosi bersama tim promosi
UKSW.
13 Nilai Intelektual Bagaimana upaya sekolah dalam
menghasilkan kontribusi
intelektual dari komplemen?
Sekolah melibatkan dosen UKSW untuk mengajar/
menjadi pembicara saat seminar orang tua dan/ anak.
Strategi apa yang mungkin dapat
dilakukan oleh sekolah untuk
mengunci pelanggan melalui
kontribusi intektual komplemen?
Melibatkan ahli/ dosen yang dapat membantu SMP
Kristen Satya Wacana Salatiga.
201
Lampiran 1.11 HASIL WAWANCARA II: STAF TATA USAHA
Tanggal Wawancara: Rabu, 10 Januari 2018
Sumber Wawancara: Wisnu Krisnoto Adi, A.Md.
Strategic Task of Delta Model – Kerangka Kerja Strategis Delta Model
No Indikator Pertanyaan Jawaban/Pernyataan
1 Segmentasi dan
proposisi nilai
pelanggan
Bagaimana segmentasi pelanggan
yang dilakukan oleh sekolah?
Sekolah mengadakan rapat/ pertemuan untuk
menentukan segmentasi pelanggan yaitu menentukan
sekolah-sekolah di Salatiga dan luar Salatiga yang
mungkin dapat diberi brosur dan/ atau dikunjungi
untuk presentasi.
Untuk sekolah yang ada di luar Salatiga misalnya Ungaran, Ambarawa, Getasan, Bringin, Kedung Jati, dan
Ampel sedangkan yang di Salatiga tidak semua SD.
Sekolah juga ke gereja-gereja Se-Salatiga yang bisa dimasuki melalui vocal group siswa/i SMP Kristen Satya
Wacana.
Sekolah selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Jika siswa,
orang tua, atau guru membutuhkan sesuatu maka kami
akan berusaha untuk memenuhinya jika sekolah dapat
memenuhi dan sesuai dengan kemampuan dan
pertimbangan tertentu.
Bagaimana proposisi nilai pelanggan yang sekolah berikan/
tawarkan kepada pelanggan?
Bagi staf/ guru dengan golongan tertentu yang menyekolahkan anaknya mendapatkan potongan
tertentu.
202
Sekolah menunjukkan kinerja sehingga anak/ cucu dari
alumni disekolahkan di SMP Kristen Satya Wacana
Salatiga.
Sekolah selalu berusaha memberikan layanan yang terbaik bagi pelanggan. Apapun yang diminta oleh
pelanggan, jika ada maka akan diberikan.
Komunikasi berjalan dengan baik. Siswa dapat menemui
kepala sekolah, guru, maupun staf dengan mengatur
janji/ secara langsung.
Ya, setiap pelanggan/ calon pelanggan dapat menemui/
bertanya kepada pihak sekolah.
2 Sumber daya,
kapabilitas, dan
kompetensi sekolah
Bagaimana sumber daya,
kapabilitas, dan kompetensi yang
dimiliki oleh sekolah?
-
3 Misi sekolah Apakah misi sekolah belum/ telah
ditetapkan berdasarkan proposisi
nilai pelanggan, dan sumber daya,
kapabilitas, dan kompetensi yang
dimiliki oleh sekolah?
-
4 Agenda
strategis
Bagaimana upaya sekolah dalam
melayani pelanggan?
-
Strategi Best Product
No Indikator Pertanyaan Jawaban/Pernyataan
203
6 Efisiensi
Administrasi
Bagaimana pengelolaan
administrasi (aset fisik dan
finansial) sekolah?
Aset fisik dikelola oleh bagian sarana dan prasarana (Pak
Edi Cahyono). Untuk ATK dibiayai dari dana BOS.
Pengelolaan keuangan efektif karena dipegang oleh
pimpinan tetapi kurang efisien karena terkadang sekolah membutuhkan dana cepat tetapi tidak bisa terpenuhi).
Bagaimana supaya administrasi
sekolah lebih efisien?
Ada kas kecil (ditanda tangani oleh staf keuangan)
dengan LPJ maksimal 1 minggu.
Misal kursi siswa rusak, membutuhkan biaya segera.
7 Diferensiasi Apakah sekolah menyediakan dan
memberikan jasa/ layanan kepada
pelanggan dan berbeda dengan
sekolah lain?
SMP Kristen Satya Wacana belum menentukan lagi
diferensiasi. Saat ini sudah banyak sekolah di Salatiga
yang mencontoh SMP Kristen Satya Wacana. Untuk
kegiatan pemasaran, di persiapkan oleh tim promosi dan pihak-pihak terkait.
Jika ya, bagaimana dampaknya
terhadap output yang dihasilkan?
Diferensiasi apa yang dapat
direncanakan dan
diimplementasikan oleh sekolah?
Sekolah Disiplin dengan aturan “dikeluarkan jika tidak
disiplin”.
Strategi Total Customer Solutions
No Indikator Pertanyaan Jawaban/Pernyataan
8 Daya Tarik dan
Pengembangan Pelanggan
Bagaimana sekolah menarik,
memuaskan, mempertahankan, dan mengembangkan pelanggan?
Sekolah bekerja sama dengan SD dan SMA Kristen Satya
Wacana Salatiga, dan UKSW. Kerja sama dengan UKSW yaitu dosen melatih siswa lomba dan sebaliknya SMP
Kristen Satya Wacana menerima mahasiswa UKSW yang
PPL/ Magang/ Penelitian. Dulu sekolah memiliki kerja
sama dengan luar negeri (tahun lalu Thailand) yaitu
204
Student-Exchange tetapi sekarang kurang tau,
sepertinya tidak ada.
Dalam hal ini, apa saran Anda
untuk sekolah?
Sekolah mengadakan kegiatan untuk orangtua dan
siswa.
9 Transfer
Pengetahuan
Bagaimana sekolah mengedukasi
pelanggan?
Melalui kegiatan untuk persiapan UN, seminar untuk orangtua dan/ siswa. Dulu pernah ada kegiatan Family Gathering (2-3 yang lalu) dan ada retret untuk guru dan
staf. Tahun ini, fokus promosi karena ada 4 kelas yang
kosong.
Bagaimana hasil dari
edukasi/transfer pengetahuan
oleh sekolah kepada pelanggan?
-
Mungkinkah bagi sekolah untuk
merencanakan dan mengimplementasikan cara-cara
lain dalam mentransfer
pengetahuan kepada pelanggan?
Jika mungkin, mohon dijelaskan.
Dosen yang bisa mengajar siswa/i.
Dosen mengajar guru/ staff.
10 Jumlah
Keseluruhan
dari Penawaran
Bagaimana sekolah
mengidentifikasi dan memenuhi
semua kebutuhan pelanggan?
Untuk kebutuhan pembelajaran sudah diidentifikasi
sedangkan untuk pelayanan masih seperti pada
umumnya.
Adakah cara lain yang mungkin dapat diterapkan oleh sekolah
untuk memenuhi semua
kebutuhan pelanggan (dapat
Yayasan memiliki tim yang mencari donatur dan orang tua asuh untuk sekolah dan siswa/i yang
membutuhkan.
205
dengan melibatkan komplemen
sekolah)?
Strategi System Lock-In
No Indikator Pertanyaan Jawaban/Pernyataan
11 Saluran
Pengiriman
Apakah sekolah memiliki sarana
unik yang dapat digunakan untuk
menjangkau pelanggan?
Belum memiliki.
Bagaimana akses pelanggan terhadap output organisasi?
Sarana unik apa yang mungkin
dan dapat diterapkan oleh
sekolah?
Melalui ikatan alumni tetapi dibentuk dulu karena
belum ada.
12 Dukungan
Sistem
Bagaimana sekolah
mengembangkan dan
mengimplementasikan sistem yang dimiliki?
Mengikuti sistem UKSW dan pemerintah.
Apakah memungkinkan bagi
sekolah melibatkan sistem diluar
sekolah untuk mengunci
pelanggan? Jika mungkin, mohon
dijelaskan.
-
13 Nilai Intelektual Bagaimana upaya sekolah dalam
menghasilkan kontribusi intelektual dari komplemen?
Memfasilitasi siswa yang mengikuti OSN dengan
pembelajaran yang dibimbing oleh dosen.
Strategi apa yang mungkin dapat
dilakukan oleh sekolah untuk
-
206
mengunci pelanggan melalui
kontribusi intektual komplemen?
207
Lampiran 1.12 HASIL WAWANCARA II: GURU 1
Tanggal Wawancara: Selasa, 9 Januari 2018
Sumber Wawancara: Suwasono, S.Pd.
Strategic Task of Delta Model – Kerangka Kerja Strategis Delta Model
No Indikator Pertanyaan Jawaban/Pernyataan
1 Segmentasi dan
proposisi nilai
pelanggan
Bagaimana segmentasi
pelanggan yang dilakukan
oleh sekolah?
Setiap sekolah memiliki pasar sendiri-sendiri. Pasar kami
terbatas dalam artian melihat kemampuan orang tua khususnya budgeting. Sasaran utama yaitu sekolah-sekolah yang seakses
(sekolah Kristen-Katolik) yang ada di Salatiga dan sekitarnya
(misal Semarang dan Magelang). Sasaran umum yaitu sekolah negeri. Sekolah juga ke gereja-gereja dengan pelayanan vocal group dan Sekolah Minggu.
Bagaimana proposisi nilai pelanggan yang sekolah
berikan/ tawarkan
kepada pelanggan?
Kami berusaha melayani semua kegiatan siswa semaksimal mungkin baik dari segi segi akademik maupun non akademik misalnya life skill, ekstrakurikuler, dan kepemimpinan. Siswa
kelas 7 mengikuti kegiatan live in dan refreshing course, MPLS
(mengenal program sekolah, tata tertib, dan lain-lain), dan studi
lapangan kecil (per subjek) misalnya mengunjungi museum atau laboratorium. Dulu ada family gathering untuk orang tua kelas 7
tapi sudah tidak jalan karena tidak didesain. Siswa kelas 8 mengikuti studi lapangan besar (beberapa subjek yaitu IPA, IPS,
dan Bahasa) dengan mengunjungi taman safari, museum, dan
menyajikan presentasi/ ujian. Siswa kelas 9 mempersiapkan
ujian melalui seminar dan tambahan belajar. Seminar juga
diselenggarakan oleh sekolah dengan mengundang orang tua
208
atau/ dan siswa misalnya seminar tentang karakter siswa dan
pemanfaatan IT secara bijak. Sekolah selalu memberikan laporan
kepada orang tua melalui pembagian laporan akhir semester.
Sebelum orang tua mengambil laporan dan menemui wali kelas, semua orang tua dikumpulkan per grade.
sebagai lembaga resmi, sekolah berkomunikasi dengan surat dan
memberi kalender kegiatan sekolah. Selain itu, komunikasi juga dilakukan melalui whatsapp dan telepon. Sekolah terbuka
dengan masukkan pelanggan dari berbagai jalur. Meskipun
seluruh orang tua tidak hadir tetapi ada orang tua yang hadir di lain hari/ diwakili.
2 Sumber daya,
kapabilitas, dan
kompetensi
sekolah
Bagaimana sumber daya,
kapabilitas, dan
kompetensi yang dimiliki
oleh sekolah?
Sekolah ini dirancang tahun 1985 dengan desain khusus oleh
Pak Willy. Model ruang kecil dengan desain khusus, meja dan
kursi juga didesain seperti meja dan kursi si perkuliahan. Jadi,
standar fasilitas tidak cocok dengan ketentuan pemerintah.
Untuk SDM, sekolah memiliki SDM yang kompeten tetapi dari segi kuantitas masih kurang. Setiap SDM memiliki tugas pokok dan tugas tambahan (tuntutan) sehingga “double job”.
Dari segi finansial, berada dibawah koordinasi UKSW dan di-support dari unit-unit lain (menggunakan sistem subsidi silang,
merupakan wewenang yayasan). Yayasan yang menghandel
keuangan.
3 Misi sekolah Apakah misi sekolah belum/ telah ditetapkan
berdasarkan proposisi
Sekolah memiliki misi dan sekolah membuat program. Visi dan misi yang dibuat belum berdasarkan kebutuhan pelanggan tetapi
lebih pada data untuk menaikkan nilai ujian, berdasar
209
nilai pelanggan, dan
sumber daya, kapabilitas,
dan kompetensi yang
dimiliki oleh sekolah?
intuisisi/angan-angan/keinginan dari pihak-pihak yang
menetapkan visi dan misi sekolah.
Berbeda dengan sekolah negeri yang menerapkan sistem control
berdasarkan standar yang telah ditetapkan dari dinas pendidikan baik kontrol secara akademis, keuangan, PTK, dan
lainnya. Dengan sistem kontrol, sekolah akan berupaya untuk
memenuhi bahkan melebihi standar yang diberikan. Selain itu,
sekolah juga perlu memiliki divisi-divisi seperti divisi finansial,
personalia, akademik, dll.
4 Agenda
strategis
Bagaimana upaya sekolah
dalam melayani pelanggan?
-
Strategi Best Product
No Indikator Pertanyaan Jawaban/Pernyataan
6 Efisiensi
Administrasi
Bagaimana pengelolaan
administrasi (aset fisik
dan finansial) sekolah?
Administrasi keuangan dan kepegawaian menyatu dengan
UKSW. Pengelolaan sudah efektif karena sekolah tinggal pakai
dan tidak ada kendala. Sekolah hanya mengajukan proposal
sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
Memang jika dikelola sendiri lebih cepat dan secara teknis lebih efisien tetapi sudah ada pola/ prosedur yang berlaku untuk
diikuti.
Bagaimana supaya
administrasi sekolah lebih
efisien?
Meski menyatu, mungkin bisa dipangkas terkait dengan
pengajuan hingga pencairan dana/anggaran dalam proposal.
7 Diferensiasi Apakah sekolah
menyediakan dan
SMP Kristen Satya Wacana Salatiga sudah membuat perbedaan tetapi sekarang sudah di-adopt oleh sekolah lainnya misal Live
210
memberikan jasa/
layanan kepada
pelanggan dan berbeda
dengan sekolah lain?
In. Kami melakukan perbedaan dibagian konten dari program
Live In misalnya siswa live in di rumah penduduk sehingga secara
langsung melihat kehidupan masyarakat.
Jika ya, bagaimana dampaknya terhadap
output yang dihasilkan?
-
Diferensiasi apa yang
dapat direncanakan dan
diimplementasikan oleh
sekolah?
Fasilitas yang diberikan oleh sekolah adalah fasilitas standar.
Kami berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan ketentuan yang
berlaku. Sebagai informasi, sekolah ini dirancang pada tahun
1985 dengan desain khusus. Model desain ruang khusus dan
menggunakan meja seperti meja kuliah. Untuk kelas, standar fasilitas tidak memenuhi ketentuan pemerintah. Selain ukuran
ruang kelas, hal lainnya memenuhi ketentuan pemerintah. Jadi,
khusus fasilitas ruangan tidak dapat diubah dan tiap kelas
hanya diisi maksimal 25 siswa. Sekolah menyediakan layanan melalui whatsapp atau SMS
karena 10% orang tua siswa berada di luar kota seperti Lampung, Jakarta, dan Malang.
Melihat sekolah lain dan membuat program yang berbeda.
Strategi Total Customer Solutions
No Indikator Pertanyaan Jawaban/Pernyataan
8 Daya Tarik dan
Pengembangan
Pelanggan
Bagaimana sekolah
menarik, memuaskan,
mempertahankan, dan
Dari segi guru dan karyawan sebagai pelanggan internal,
pemimpin berusaha melayani misalnya terkait dengan kenaikan
jabatan dan mengikuti seminar-seminar.
211
mengembangkan
pelanggan?
Ini sekolah swasta yang keberlangsungannya tergantung pada
pelanggan. Pendampingan anak 100% dan memenuhi tuntutan
secara maksimal merupakan cara sekolah menarik, memuaskan,
dan mempertahankan pelanggan. Masyarakat menyekolahkan anaknya di sini mempunyai latar belakang rohani dan berharap
sekolah memberikan pendampingan kerohanian yang
diharapkan. Ada kelompok denominasi tertentu yang beribadah
setiap hari Sabtu sehingga SMP Kristen Satya Wacana Salatiga
dijadikan sebagai pilihan untuk menyekolahkan anaknya.
Dalam hal ini, apa saran
Anda untuk sekolah?
Sebagai lembaga swasta, manajemen sekolah dilakukan sendiri,
berbeda dengan sekolah negeri. Sekolah swasta perlu memikirkan bagaimana mempertahankan bahkan meningkatkan
kesejahteraan orang-orang yang dipimpinnya.
9 Transfer
Pengetahuan
Bagaimana sekolah
mengedukasi pelanggan?
Melalui orangtua yang terlibat dalam komite, sekolah mengadakan live-in, seminar-seminar, dan mengundang orang
tua yang berprofesi tertentu misalnya dokter/polisi untuk
menjadi pembicara pada saat seminar.
Melalui masa orientasi, retret untuk siswa kelas 9, pembagian rapor, pertemuan secara personal, home-visit, dan undangan ke
sekolah secara pribadi merupakan kesempatan untuk
mengedukasi pelanggan. Pada masa orientasi sekolah misalnya,
disampaikan tata tertib.
Guru dan karyawan juga diedukasi baik melalui rapat kerja besar maupun bulanan, info dari pemerintah tentang penilaian,
workshop, dan sebagainya.
212
Bagaimana hasil dari
edukasi/transfer
pengetahuan oleh sekolah
kepada pelanggan?
-
Mungkinkah bagi sekolah untuk merencanakan dan
mengimplementasikan
cara-cara lain dalam
mentransfer pengetahuan
kepada pelanggan? Jika
mungkin, mohon dijelaskan.
-
10 Jumlah
Keseluruhan
dari Penawaran
Bagaimana sekolah
mengidentifikasi dan
memenuhi semua
kebutuhan pelanggan?
Belum pernah ada pendataan kebutuhan pelanggan tetapi
sekolah memiliki konsep-konsep untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan. Sekolah berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan
menurut versi sekolah. Dalam memenuhi kebutuhan pelanggan,
sekolah melibatkan pihak-pihak terkait termasuk komite. Berdasarkan sudut pandang sekolah, siswa kelas 9 perlu
mengikuti tambahan pelajaran pagi/siang/sore/hari Sabtu
maka program tambahan dilaksanakan. Untuk mengajar di hari
Sabtu, pengajar tidak mendapat uang lembur.
sekolah bekerja sama dengan lembaga pendidikan yang ada di
luar negeri tetapi belum ada MoU, hanya bersurat. Dulu pernah kerjasama dengan Australia s/d tahun 2004/2005 dan tidak
berlanjut karena jumlah peserta sedikit. Selain Australia, pernah
ke Singapura dan Thailand namun hanya bersurat.
213
Adakah cara lain yang
mungkin dapat
diterapkan oleh sekolah
untuk memenuhi semua kebutuhan pelanggan
(dapat dengan melibatkan
komplemen sekolah)?
Strategi System Lock-In
No Indikator Pertanyaan Jawaban/Pernyataan
11 Saluran
Pengiriman
Apakah sekolah memiliki
sarana unik yang dapat
digunakan untuk menjangkau pelanggan?
Sekolah belum memiliki sarana yang unik untuk menjangkau
pelanggan.
Sejauh ini hanya mengandalkan telepon/ surat. Belum ada jaringan/ web untuk menjangkau pelanggan.
Bagaimana akses
pelanggan terhadap
output organisasi?
Belum ada
Sarana unik apa yang
mungkin dan dapat
diterapkan oleh sekolah?
Membentuk ikatan alumni.
12 Dukungan
Sistem
Bagaimana sekolah
mengembangkan dan mengimplementasikan
sistem yang dimiliki?
Sekolah mengikuti sistem pemerintah dan yayasan tetapi sekolah
diberi wewenang untuk merencanakan/ merancang kegiatan sekolah.
Apakah memungkinkan
bagi sekolah melibatkan
sistem diluar sekolah
-
214
untuk mengunci
pelanggan? Jika mungkin,
mohon dijelaskan.
13 Nilai Intelektual Bagaimana upaya sekolah
dalam menghasilkan kontribusi intelektual dari
komplemen?
Sekolah mengadakan seminar/ kegiatan dan pembicara dari luar
sekolah.
Strategi apa yang
mungkin dapat dilakukan
oleh sekolah untuk
mengunci pelanggan
melalui kontribusi intektual komplemen?
Menjalin kerjasama dengan sekolah-sekolah di luar negeri
dengan membuat MoU. Dalam hal ini, ujung tombak ada di
direktur.
215
Lampiran 1.13 HASIL WAWANCARA II: GURU 2
Tanggal Wawancara: Kamis, 30 Januari 2018
Sumber Wawancara: Widhi Nugraheni, M.Pd
Strategic Task of Delta Model – Kerangka Kerja Strategis Delta Model
No Indikator Pertanyaan Jawaban/Pernyataan
1 Segmentasi dan
proposisi nilai
pelanggan
Bagaimana segmentasi
pelanggan yang dilakukan
oleh sekolah?
Sekolah menentukan sekolah dasar Kristen dan Katolik baik di
dalam maupun di luar Salatiga.
Bagaimana proposisi nilai
pelanggan yang sekolah
berikan/ tawarkan kepada pelanggan?
layanan yang diberikan sama seperti sekolah lain yaitu standar
pelayanan minimal. Tetapi berdasarakan pengalaman saya
sebagai alumni SMP Kristen Satya Wacana Salatiga dan sekolah negeri, SMP Kristen Satya Wacana Salatiga memiliki kelebihan
yaitu adanya kedekatan antara siswa dan guru (guru mudah
ditemui, belajar tambahan di luar kelas, dan dapat jadi teman sharing)
untuk kegiatan sekolah seperti pertemuan awal tahun, seminar untuk orang tua dan Refreshing Course, komunikasi melalui
surat. Tahun ini ada grup whatsapp orang tua untuk
mempermudah komunikasi antara orang tua dan pihak sekolah.
Ya, pelanggan dapat menemui pihak langsung/ membuat janji
terlebih dahulu.
2 Sumber daya,
kapabilitas, dan
Bagaimana sumber daya,
kapabilitas, dan
Selain guru dan tenaga pengajar, komite sekolah berperan
untuk membuat grup kemudian presentasi misalnya ke
216
kompetensi
sekolah
kompetensi yang dimiliki
oleh sekolah?
sekelompok orang tua dari SD Kristen Satya Wacana Salatiga
atau SD Marsudirini.
Sekolah memiliki sarana dan prasarana yang memenuhi
standar pelayanan minimal. Dulu fasilitas sekolah lebih unggul disbanding dengan sekolah lain. Saat ini sekolah kesulitan
mengadakan sarana dan prasarana karena sumber dana
kurang. Jika dikaitkan dengan universitas, beberapa sarana
dan prasarana dapat digunakan oleh SMP Kristen Satya Wacana
tetapi belum dimaksimalkan.
3 Misi sekolah Apakah misi sekolah
belum/ telah ditetapkan berdasarkan proposisi nilai
pelanggan, dan sumber
daya, kapabilitas, dan
kompetensi yang dimiliki
oleh sekolah?
Misi sekolah dijabarkan kedalam kegiatan-kegiatan sekolah
termasuk pelayanan penguatan karakter.
4 Agenda strategis
Bagaimana upaya sekolah dalam melayani
pelanggan?
Strategi Best Product
No Indikator Pertanyaan Jawaban/Pernyataan
6 Efisiensi
Administrasi
Bagaimana pengelolaan
administrasi (aset fisik dan
finansial) sekolah?
Ada yang mengurus aset fisik yaitu bagian sarana dan
prasarana. Untuk pengadaan barang, pihak sekolah harus
mengajukan proposal yang ditujukan ke UKSW.
Untuk pengelolaan finansial, sekolah memiliki bendahara sekolah tetapi sistem keuangan terpusat di UKSW.
217
Yang saya ketahui, proposal diajukan kepada Kepala Sekolah
kemudian diteruskan ke Direktur Sekolah, Rektor, Bagian
Administrasi, kemudian dikembalikan ke Kepala Sekolah.
Proses pengajuan proposal sampai dengan proposal kembali ke pihak sekolah membutuhkan waktu kurang lebih 3 minggu.
Hal ini tidak efisien khususnya untuk sarana dan prasarana
yang habis pakai/ mendadak dibutuhkan.
Jika tidak ada dana yang dibutuhkan untuk kebutuhan
mendadak, biasanya pinjam uang dari koperasi dulu. Setelah
kegiatan selesai, dibuat proposal kegiatan, pengajuan proposal, dan pada akhirnya digunakan untuk melunasi pinjaman.
Biasanya juga anak bayar dulu jika ada lomba mendadak
kemudian diganti oleh pihak sekolah.
Bagaimana supaya
administrasi sekolah lebih
efisien?
Ada dana taktis untuk mengatasi kebutuhan dana yang
mendadak.
Sekolah memiliki perencanaan kegiatan jauh-jauh hari sehingga proposal dapat segera diajukan dan dana yang dibutuhkan
segera cair.
7 Diferensiasi Apakah sekolah
menyediakan dan
memberikan jasa/ layanan
kepada pelanggan dan
berbeda dengan sekolah lain?
belum ada diferensiasi lagi karena beberapa program telah
diterapkan oleh sekolah yang lain. Yang saya tau, SD Kristen
Satya Wacana Salatiga diperbolehkan untuk mengikuti kelas
sains di SMP Kristen Satya Wacana Salatiga.
Kegiatan student exchange di Asia (Malaysia, Singapura,
Filipina). Kegiatan ini boleh diikuti oleh seluruh siswa. Terakhir,
kegiatan ini diselenggarakan Mei 2015.
218
Pada tahun pelajaran 2015/2016 sudah detail tetapi kurang
koordinasi maka tidak dilaksanakan, 2016/2017 juga tidak
dilaksanakan karena siswa yang berminat ikut sedikit. Tahun
2017/2018 juga tidak dilaksanakan. Rencananya tahun 2018/2019 akan ke Singapura. Sekolah memiliki program tahunan misalnya Live In untuk
siswa kelas 7, studi lapangan dan wisata (multi subjek) untuk siswa kelas 7 dan 8, dan farewell night untuk siswa kelas 9.
Selain itu, sekolah memiliki kegiatan kakak adik asuh yang
dikelola oleh bidang kerohanian.
Jika ya, bagaimana
dampaknya terhadap
output yang dihasilkan?
Siswa mengalami perubahan mindset misalnya lebih
menghargai budaya Indonesia dan budaya negara lain. Siswa
lebih mandiri dan memiliki kemampuan berbahasa Inggris lebih baik (bagi siswa yang ikut student-exchange ke Australia selama
1 bulan).
Pengalaman yang diterima oleh siswa di sekolah ini juga dapat menarik kembali siswa yang pindah misalnya orang tua
memindahkan siswa ke sekolah lainnya dan akhirnya kembali
lagi ke sekolah ini dan tinggal bersama nenek dan kakeknya.
Diferensiasi apa yang
dapat direncanakan dan
diimplementasikan oleh sekolah?
Dulu student exchange diantaranya ke Malaysia (siswa ke suatu
sekolah selama 1 hari) dan Thailand (Kedubes). Student exchange yang direncanakan oleh sekolah untuk tahun
pelajaran 2018/2019 yaitu ke Singapura karena Bahasa Inggris-
nya lebih baik daripada di Malaysia/ Thailand.
219
Selain itu, sekolah dapat mengadakan ekstrakurikuler
karawitan sebagai bentuk diferensiasi.
Strategi Total Customer Solutions
No Indikator Pertanyaan Jawaban/Pernyataan
8 Daya Tarik dan
Pengembangan
Pelanggan
Bagaimana sekolah
menarik, memuaskan,
mempertahankan, dan mengembangkan
pelanggan?
Sekolah melakukan promosi misalnya melalui testimony siswa
yaitu guru-guru SMP Kristen Satya Wacana Salatiga perhatian
kepada mereka. Jika dilihat tahun ini turun karena prestasi UN turun. Hal ini diketahui oleh masyarakat dan calon siswa.
Sekolah menekankan bahwa siswa yang tidak bisa akan menjadi
bisa jika sekolah di SMP Kristen Satya Wacana Salatiga. Sekolah juga menerapkan kelas homogen (low, middle, dan high)
untuk persiapan UN siswa kelas 9. Hal ini diterapkan dengan
pertimbangan yang matang dan bertujuan untuk memotivasi siswa dalam mencapai prestasi terbaik.
Untuk menjalin komunikasi dengan orang tua digunakan
sarana melalui grup WA orang tua kelas 7, surat, telepon, dan
tatap muka.
Komunikasi antara guru/staf melalui pertemuan harian (setelah renungan pagi), rapat, dan tatap muka.
ada kerjasama dengan lembaga yang berada daalam Yayasan
yang sama misalnya SD dan SMA Kristen Satya Wacana
Salatiga, FKIP UKSW. Untuk studi lapangan, sekolah
bekerjasama dengan lembaga lainnya yaitu Sido Muncul dan Sosro.
220
Dalam hal ini, apa saran
Anda untuk sekolah?
Kakek dan nenek siswa juga dimasukkan dalam grup WA jika
siswa tinggal bersama kakek dan neneknya.
Komunikasi yang paling efektif jika ada kasus tertentu yaitu
tatap muka.
9 Transfer Pengetahuan
Bagaimana sekolah mengedukasi pelanggan?
Sekolah mengadakan seminar. Seminar yang pernah diadakan untuk orang tua dan siswa yaitu dampak teknologi dengan
pembicara dari orang tua dan ahli dan seminar persiapan UN.
Selain itu seminar yang pernah diadakan untuk siswa yaitu
tentang tertib lalu lintas (sekolah melibatkan polisi sebagai nara
sumber), dan tentang kesehatan reproduksi dan narkoba
(sekolah melibatkan dokter sebagai nara sumber). Dulu ada family gathering yang diselenggarakan oleh sekolah
dan komite. Saat ini tidak diadakan karena komitenya adem
ayem. Sekolah tidak memiliki sumberdaya yang memadai untuk
mengkoordinasi kegiatan ini sepenuhnya.
Bagaimana hasil dari
edukasi/transfer
pengetahuan oleh sekolah kepada pelanggan?
Melalui kegiatan family gathering, sekolah mendapat masukkan
dari orang tua.
Melalui seminar persiapan UN, orang tua lebih sadar akan perannya dan siswa lebih siap menghadapi UN.
Mungkinkah bagi sekolah
untuk merencanakan dan
mengimplementasikan
cara-cara lain dalam
mentransfer pengetahuan
kepada pelanggan? Jika
Family gathering diadakan kembali dan diselenggarakan oleh
sekolah dan komite.
221
mungkin, mohon
dijelaskan.
10 Jumlah
Keseluruhan
dari Penawaran
Bagaimana sekolah
mengidentifikasi dan
memenuhi semua kebutuhan pelanggan?
Kebutuhan guru/ staf diidentifikasi saat rapat kerja dan dicari
solusi untuk memenuhi kebutuhan mereka (misalnya
membutuhkan komputer maka dianggarkan pengadaan komputer). Identifikasi kebutuhan guru/staf juga melalui
angket dari direktur dan UKSW.
Kebutuhan siswa dan keinginan orang tua biasanya diketahui
saat penerimaan hasil belajar siswa.
Dua tahun yang lalu, komite juga menyebarkan angket kepada
siswa, guru, staf, dan orang tua yang terlibat dalam komite.
Adakah cara lain yang mungkin dapat diterapkan
oleh sekolah untuk
memenuhi semua
kebutuhan pelanggan
(dapat dengan melibatkan komplemen sekolah)?
Angket ditujukan kepada semua pihak terkait. Sekolah perlu menambah jumlah komplemen misalnya orang
tua yang memiliki profesi tertentu dilibatkan dalam kegiatan/
program sekolah.
Strategi System Lock-In
No Indikator Pertanyaan Jawaban/Pernyataan
11 Saluran
Pengiriman
Apakah sekolah memiliki
sarana unik yang dapat
digunakan untuk
menjangkau pelanggan?
Sekolah memiliki tim ekspedisi untuk mengantar surat.
222
Bagaimana akses
pelanggan terhadap output
organisasi?
Sekolah menjalin komunikasi dengan alumni dalam hal
pengambilan ijasah.
Jika ada alumni yang sekolah di SMA Kristen Satya Wacana
biasanya dilibatkan dalam kegiatan promosi. Siswa/i SD/SMP lain juga diperbolehkan bermain basket di
lapangan basket sekolah.
Sarana unik apa yang
mungkin dan dapat
diterapkan oleh sekolah?
Baru-baru ini ada grup alumni tetapi adminnya siswa dan ada
beberapa guru yang bergabung didalamnya.
Sebaiknya ada grup alumni yang akhirnya juga dapat
memunculkan donatur sekolah.
12 Dukungan
Sistem
Bagaimana sekolah
mengembangkan dan mengimplementasikan
sistem yang dimiliki?
Untuk kurikulum, sistem yang digunakan sesuai dengan sistem
pemerintah yang berlaku dan sekolah diberi kebebasan untuk menentukan mulok.
Untuk finansial dan sarana prasarana, sekolah menggunakan
sistem pemerintah dan/ UKSW.
Untuk monitoring keuangan dan urusan terkait dengan guru
dan staf menggunakan sistem yayasan.
Apakah memungkinkan bagi sekolah melibatkan
sistem diluar sekolah
untuk mengunci
pelanggan? Jika mungkin,
mohon dijelaskan.
Yayasan belum terlibat dalam pemasaran sekolah. menurut saya, yayasan dapat terlibat dalam pemasaran sekolah ke luar
pulau.
Pihak yayasan juga bisa diundang ke sekolah dan terlibat dalam
kegiatan sekolah.
Selain itu, ada orang tua yang kuliah di UKSW juga bisa diberi
rekomendasi untuk menyekolahkan anaknya di SMP Kristen Satya Wacana Salatiga.
223
Untuk mendukung system lock-in, sistem kontrak guru/staf
dibuat lebih jelas dan menggunakan kurun waktu maksimal
sesuai dengan peraturan pemerintah yaitu 2 tahun.
13 Nilai Intelektual Bagaimana upaya sekolah
dalam menghasilkan
kontribusi intelektual dari komplemen?
Sekolah memiliki guru ekskul basket yang hanya melatih
siswa/i SMP Kristen Satya Wacana Salatiga.
Beberapa tahun yang lalu, komite pernah melibatkan dosen UKSW untuk menjadi pengurus komite. Sekarang pengurus
komite akan diganti.
Melalui dosen UKSW, sekolah biasanya mengundang sebagai
pembicara dalam kegiatan sekolah atau sebagai pengajar OSN
(dari FSM-UKSW).
Strategi apa yang mungkin dapat dilakukan oleh
sekolah untuk mengunci
pelanggan melalui
kontribusi intektual
komplemen?
Sekolah melibatkan ahli pemasaran dalam merencanakan strategi pemasaran sekolah misalnya dosen ekonomi UKSW). Sekolah juga dapat mendatangkan native speaker Bahasa
Jepang untuk siswa SD-SMA Kristen Satya Wacana Salatiga.
224
Lampiran 1.14 HASIL WAWANCARA II: ORANGTUA SISWA 1
Tanggal Wawancara: Senin, 8 Januari 2017
Sumber Wawancara: Jumadi, S.Pd., M.Si.
Strategic Task of Delta Model – Kerangka Kerja Strategis Delta Model
No Indikator Pertanyaan Jawaban/Pernyataan
1 Segmentasi dan
proposisi nilai
pelanggan
Bagaimana segmentasi pelanggan yang
dilakukan oleh sekolah?
Bagaimana proposisi nilai pelanggan
yang sekolah berikan/ tawarkan kepada
pelanggan?
Sekolah menyediakan media untuk berkomunikasi misalnya whatsapp group. Hanya
saja perlu fitler yang lebih baik. Media ini juga bisa
dijadikan sarana untuk menginformasikan dan
meminta pendapat mengenai suatu kegiatan dengan anggaran yang tidak harus besar kepada
orang tua.
2 Sumber daya,
kapabilitas, dan
kompetensi
sekolah
Bagaimana sumber daya, kapabilitas,
dan kompetensi yang dimiliki oleh
sekolah?
Sekolah memiliki guru yang lebih kompeten
daripada beberapa sekolah lainnya. Guru SMP
Kristen Satya Wacana Salatiga pernah mengikuti
pelatihan dan dipilih mewakili Salatiga. Sekolah perlu mengkoordinir tindak lanjut setelah guru
mengikuti pelatihan.
Jika sumber dana sekolah tidak cukup,
komunikasikasikan anggaran yang dibutuhkan
dan berapa kekurangan anggaran yang
dibutuhkan kepada orang tua.
225
Sekolah harus berani membuka diri dan mendengarkan “second opinion”.
Kompetensi kepala sekolah juga perlu
diperhatikan misalnya yayasan mengadakan
training khusus untuk leader. Pemilihan kepala sekolah juga perlu diperhatikan kompetensi calon
kepala sekolah.
Sebagai sekolah swasta, pendanaan sekolah
terbatas sehingga sekolah perlu membuat
program dan anggaran serta melibatkan orang tua dalam pemenuhan anggaran yang dibutuhkan.
3 Misi sekolah Apakah misi sekolah belum/ telah
ditetapkan berdasarkan proposisi nilai
pelanggan, dan sumber daya,
kapabilitas, dan kompetensi yang
dimiliki oleh sekolah?
Sekolah mengenalkan visi misi tetapi orang tua
tidak tahu apakah kegiatan mengacu pada visi
misi sekolah.
4 Agenda
strategis
Bagaimana upaya sekolah dalam
melayani pelanggan?
Strategi Best Product
No Indikator Pertanyaan Jawaban/Pernyataan
6 Efisiensi
Administrasi
Bagaimana pengelolaan administrasi
(aset fisik dan finansial) sekolah?
Sistem administrasi yang digunakan adalah
sistem konvensional dan sama seperti beberapa
sekolah lainnya yaitu kewajiban keuangan/
pembayaran SPP melalui transfer. Pengelolaan ini
tidak efektif karena uang masuk yayasan setelah
226
itu di split dan pihak sekolah mengetahui siapa
yang sudah setor melalui rekening koran.
Bagaimana supaya administrasi sekolah
lebih efisien?
Sekolah dapat menggunakan multi sistem untuk
mengelola administrasi sekolah dan memiliki
rekening sekolah.
7 Diferensiasi Apakah sekolah menyediakan dan memberikan jasa/ layanan kepada
pelanggan dan berbeda dengan sekolah
lain?
Relasi antara guru dan siswa yang “khas”. Harus ada batasan yang wajar terkait hal ini dan
tingkatkan sopan santun. Sekolah perlu bertanya
kepada orang tua terkait dengan pembentukan
karakter siswa.
Mungkin kegiatan Bulan Bahasa merupakan
kegiatan yang berbeda tetapi apakah ini dimaknai sebagai suatu rutinitas atau inovasi.
Jika ya, bagaimana dampaknya terhadap
output yang dihasilkan?
Belum ada.
Diferensiasi apa yang dapat
direncanakan dan diimplementasikan
oleh sekolah?
Sekolah memotret kebutuhan pelanggan dan
“mengintip ke luar” sehingga memiliki form untuk
membuat diferensiasi. Cara mengajar dapat dikemas dalam kegiatan kesiswaan dan akademis
misalnya melalui studi banding di dalam negeri.
Pembentukkan karakter di dalam kelas dan siswa
diminta untuk mengimplementasikan di luar
kelas. Penerapan full day of school dan tidak ada PR.
Strategi Total Customer Solutions
227
No Indikator Pertanyaan Jawaban/Pernyataan
8 Daya Tarik dan
Pengembangan
Pelanggan
Bagaimana sekolah menarik,
memuaskan, mempertahankan, dan
mengembangkan pelanggan?
Saya tertarik menyekolahkan anak saya di sini
karena dia akan memiliki teman-teman yang
baru/berbeda.
Sekolah memiliki kegiatan-kegiatan yang bagus dalam hal ini perencanaan dan implementasinya.
Sayangnya, saya mendapati ada guru yang belum
bisa membuat laporan kunjungan (berdasarkan
informasi dari anak saya).
Sekolah memiliki kegiatan seminar orang tua
tetapi tahun ini belum dilaksanakan. Sekolah memiliki papan publikasi tetapi belum
dimanfaatkan.
Dalam hal ini, apa saran Anda untuk
sekolah?
Bersama dengan orang tua, sekolah menyusun
program sekolah. sekolah dapat membentuk
paguyuban per kelas untuk melibatkan orang tua
dalam kegiatan sekolah. Para orang tua diberi kepercayaan untuk mengkoordinir suatu kegiatan
misalnya piknik.
9 Transfer
Pengetahuan
Bagaimana sekolah mengedukasi
pelanggan?
Sekolah belum mengedukasi pelanggan. Baru
sebatas penyampaian informasi pada saat
pembagian rapor.
Komunikasi antara pihak sekolah dengan
pelanggan perlu dibangun.
228
Bagaimana hasil dari edukasi/transfer
pengetahuan oleh sekolah kepada
pelanggan?
-
Mungkinkah bagi sekolah untuk
merencanakan dan mengimplementasikan cara-cara lain
dalam mentransfer pengetahuan kepada
pelanggan? Jika mungkin, mohon
dijelaskan.
-
10 Jumlah
Keseluruhan
dari Penawaran
Bagaimana sekolah mengidentifikasi dan
memenuhi semua kebutuhan
pelanggan?
Adakah cara lain yang mungkin dapat
diterapkan oleh sekolah untuk
memenuhi semua kebutuhan pelanggan
(dapat dengan melibatkan komplemen
sekolah)?
Sekolah belum memiliki komplemen.
Sekolah menyusun program sesuai dengan
kebutuhan pelanggan. Setiap program berbasis kinerja dan ada quality control.
Strategi System Lock-In
No Indikator Pertanyaan Jawaban/Pernyataan
11 Saluran Pengiriman
Apakah sekolah memiliki sarana unik yang dapat digunakan untuk
menjangkau pelanggan?
Belum. Sarana yang digunakan masih konvensional yaitu pembagian brosur dan
presentasi ke sekolah-sekolah.
Bagaimana akses pelanggan terhadap
output organisasi?
229
Sarana unik apa yang mungkin dan
dapat diterapkan oleh sekolah?
Sekolah bisa bekerjasama dengan alumni yang
saat ini menjadi pendeta misalnya di Ambarawa
dan Kudus. Sekolah dapat mengutus paduan
suara oleh siswa untuk promosi.
12 Dukungan Sistem
Bagaimana sekolah mengembangkan dan mengimplementasikan sistem yang
dimiliki?
-
Apakah memungkinkan bagi sekolah
melibatkan sistem diluar sekolah untuk
mengunci pelanggan? Jika mungkin,
mohon dijelaskan.
Bangun sistem yang kuat antar unit (SD-
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga)
dimulai dari SDM.
13 Nilai Intelektual Bagaimana upaya sekolah dalam menghasilkan kontribusi intelektual dari
komplemen?
Belum ada.
Strategi apa yang mungkin dapat
dilakukan oleh sekolah untuk mengunci
pelanggan melalui kontribusi intektual
komplemen?
Yayasan terutama UKSW memiliki professor dan
ahli-ahli dalam bidang pemasaran dan SDM. Hal
ini dapat dijadikan komplemen sekolah dalam
mengunci pelanggan.
230
Lampiran 1.15 HASIL WAWANCARA II: SISWA
Tanggal Wawancara: Jumat, 10 November 2017 Sumber Wawancara: 3 siswa/i SMP Kristen Satya Wacana
Salatiga
1. Sebutkan alasan Anda memilih SMP Kristen sebagai pilihan
Anda! JAWABAN:
- Sekolah ini banyak ekstrakurikulernya; ada Bahasa
Jepang (M)
- Saya memilih sekolah ini atas saran mama (alumni SMA
Kristen Satya Wacana Salatiga) dan Kakak (alumini
PAUD-SMP Kristen Satya Wacana Salatiga), meski sekolah ini tidak unggul dalam prestasi tetapi sekolah ini
mengembangkan talenta yang saya miliki. (G)
- Saya memilih sekolah ini karena ingin mengembangkan
bakat saya (saya mengikuti ekstrakurikuler band, basket,
dan futsal); sekolah ini peduli dengan pengembangan bakat kami; pelajaran akademik tidak utama (menurut
saya, akademik lebih dikembangkan saat SMA nanti);
karena saya lulusan SD Kristen Satya Wacana Salatiga;
dan memilih sekolah ini atas motivasi diri sendiri dan
saran mama (D).
2. Bagaimana pelayanan/jasa yang diberikan oleh sekolah?
JAWABAN:
Sekolah sudah memenuhi kebutuhan kami tetapi band belum
lengkap; merespon kebutuhan dengan cepat/ tepat waktu;
sekolah memberi diskon biaya pada siswa tertentu, menerima
siswa Jepang untuk sekolah di sini; ada kelas Mandarin dan ekstrakurikuler Programming; memiliki GOR dan teater terbuka;
guru dan staf baik dan professional meski ada guru yang kurang
tegas; ada juga guru yang pernah memberi tugas kepada siswa
dan ditinggal; guru memberikan kelas tambahan untuk USBN
dan UNBK; siswa dapat mengikuti lomba-lomba misalnya lomba bernyanyi, band, LCC, dance, basket, dan lain-lain;
mendatangkan pelatih misalnya pelatih basket, bulu tangkis,
band, dan Bahasa Jepang; menyelenggarakan ekstrakurikuler Math Club, Social Club, Science Club, softball; biasanya orang tua
bertemu dengan guru saat pengambilan rapor.
231
LAMPIRAN 2: WAWANCARA PIHAK DI LUAR SEKOLAH
Lampiran 2.1 HASIL WAWANCARA: Siswa/i Kelas VI SD
Negeri 1 Salatiga
Tanggal Wawancara: Selasa, 7 November 2017
Sumber Wawancara: 5 siswi Kelas VI SD Negeri 1 Salatiga
1. Sekolah seperti apa yang Anda butuhkan? Jelaskan.
JAWABAN:
- Siswanya pintar, disiplin, bertanggung jawab, dan
terdidik
- Jika ada siswa yang nakal dikeluarkan dari sekolah
- Sekolah favorit di Salatiga - Lingkungan sekolah yang tertib
- Guru tegas
- Anaknya harus dicek supaya tidak melanggar aturan
(berangkat terlambat, nakal, tidak menghargai guru)
- Sekolah yang bersih - Guru tidak boleh meninggalkan tugasnya
- Kepala Sekolah mengatur supaya sekolah lebih baik.
- Perpustakaan rapi, bersih, dan harus ada tata tertib
- Laboratorium lengkap
- Toilet harus bersih, tidak bau, dan pintu dalam kondisi
baik. - UKS harus lengkap dan bersih (P3K dan ada dokter/
perawat)
- Ekskul (basket, drumband, bela diri, dan renang)
- Lapangan besar/lebar
- Bangunan layak pakai - Pencahayaan di ruangan terang
- Ruang bersih
- Ada tumbuhan, kipas angin, ventilasi, jendela
- Laboratorium komputer memadai dan ada aplikasi
pendidikan
- Ada wifi - Berprestasi dalam bidang olahraga dan kesehatan-PMR
- Layanan yang diberikan terbuka dan jelas
- Komunikasi baik (mengadakan rapat, orang tua
berinisiatif untuk berkonsultasi dengan guru tentang
anaknya, sekolah memanggil orang tua untuk bertemu guru BK jika anaknya tidak tertib)
- Ada kerjasama dengan SMA favorit
- Sekolah mengantarkan siswa/i-nya ke sekolah favorit,
menambah ilmu, dan bisa mengembangkan bakat siswa
- Sebaiknya jumlah siswa dalam ruangan 25-29 siswa
232
2. Sekolah seperti apa yang Anda inginkan? Jelaskan.
JAWABAN: - Sama dengan nomor 1
3. Seperti apa sekolah yang ideal dan dapat hadir di Salatiga?
Jelaskan.
JAWABAN: Sama dengan nomor 1
233
Lampiran 2.2 HASIL WAWANCARA: Siswa/i Kelas VI SD
Negeri 2 Salatiga Tanggal Wawancara: Senin, 6 November 2017
Sumber Wawancara: 3 siswa/i Kelas VI SD Negeri 2 Salatiga
1. Sekolah seperti apa yang Anda butuhkan? Jelaskan.
JAWABAN: - Fasilitas memadai/ lengkap dan bersih (minimal ruang
belajar cukup, perpustakaan lengkap, ada lapangan
upacara, ada lab IPA, ada lab komputer, kamar mandi
dan kantin yang bersih)
- Guru ramah pada murid, berpengalaman, adil/ tidak pilih
kasih - Murid-muridnya baik
- Kepala sekolah memajukan sekolah
2. Sekolah seperti apa yang Anda inginkan? Jelaskan.
JAWABAN: - Sama dengan no 1
3. Seperti apa sekolah yang ideal dan dapat hadir di Salatiga?
Jelaskan.
JAWABAN:
-
234
Lampiran 2.3 HASIL WAWANCARA: Siswa/i Kelas VI SD
Negeri 3 Salatiga Tanggal Wawancara: Senin, 6 November 2017
Sumber Wawancara: 32 siswa/i Kelas VI SD Negeri 3 Salatiga
1. Sekolah seperti apa yang Anda butuhkan? Jelaskan.
JAWABAN: - Sekolah favorit teman-teman saya
- Sekolahnya kakak/ kakak sepupu
- Sekolah yang susah masuknya
- Dekat rumah
- Direkomendasi oleh orang tua (dan pilihan saya)
- Unggul dalam prestasi, NEM-nya tinggi - Ada ekstrakurikuler drum band, drum blek, paskibra,
rebana, renang, sepak bola, dll.
- Disiplin
- Gedung sekolahnya bagus
2. Sekolah seperti apa yang Anda inginkan? Jelaskan.
JAWABAN:
- Sekolahnya luas
- Murid-muridnya pintar/ berprestasi
- AC
- Ada piknik misalnya ke Bali - Banyak ekstrakurikuler
- Gurunya tidak galak
- Gedung sekolah antik seperti bangunan jaman dahulu
3. Seperti apa sekolah yang ideal dan dapat hadir di Salatiga?
Jelaskan. JAWABAN:
-
235
Lampiran 2.4 HASIL WAWANCARA: Siswa/i Kelas VI SD
Kristen 1 Salatiga Tanggal Wawancara: November 2017
Sumber Wawancara: Siswa/i Kelas VI SD Kristen 1 Salatiga
1. Sekolah seperti apa yang Anda butuhkan? Jelaskan.
JAWABAN: - Biaya sekolah tidak mahal
- Ada piknik dan membayar
- Layanan ramah, sopan, bertanggung jawab, dan cepat
- Komunikasi yang sopan melalui SMS, WA, BB, langsung,
atau telpon.
- Fasilitas: toilet bersih; kelas bersih dan teratur; buku perpustakaan tertata rapi, sesuai jenisnya, dan
bermanfaat; UKS ada tempat tidurnya, obat-obatan
lengkap, dan ada dokter kecilnya; komputer layak pakai;
dan kantin bersih, makanan sehat dan aman, serta yang
jualan jaga kebersihan; lapangan basket, futsal, dan sepak bola yang luas; laboratorium sains yang lengkap
dan luas; wifi untuk mengerjakan tugas
- Sekolah bekerjasama dengan SMA/K
- Ada kegiatan ekstrakuriuler, tambahan pelajaran, dan
pelatihan untuk dokter kecil/ PMR
- Pelajaran menantang - Sekolah luas
- Dekat dengan rumah karena takut tidak ada yang antar
jemput
- Banyak ekstrakurikuler (pramuka, basket, sepak bola,
dll)
- Ada OSIS dan mau ambil bagian didalamnya - Murid-muridnya pintar, baik, tertib, disiplin,
menyenangkan, jujur, dan saling mengasihi
- Guru pintar (baik mapel, cara mengajar, dan
membimbing siswa), tegas, sabar, ramah, dan disiplin
- Ada satpam supaya sekolah aman - Ada Pakbon supaya kebunnya dirawat dan dijaga
- Kepala sekolah tegas dan menasehati siswa yang bandel
2. Sekolah seperti apa yang Anda inginkan? Jelaskan.
JAWABAN:
- Prestasinya baik - Ada teman yang berasal dari SD yang sama
- Sekolah di Salatiga jika ada yang membiayai
- Layanan ramah, sopan, bertanggung jawab, secepat
mungkin
- Fasilitas lengkap
236
3. Seperti apa sekolah yang ideal dan dapat hadir di Salatiga?
Jelaskan. JAWABAN:
- Biaya murah untuk siswa yang tidak mampu - Ada eksktrakurikuler modern untuk edugamers dan
youtubers
- Layanan yang ramah dan baik
- Komunikasi via laptop - Kerjasama dengan sekolah lain dan universitas-
universitas
237
Lampiran 2.5 HASIL WAWANCARA: Siswa/i Kelas VI SD
Swasta X Tanggal Wawancara: November 2017
Sumber Wawancara: 3 siswa/i SD Swasta X
1. Sekolah seperti apa yang Anda butuhkan? Jelaskan.
JAWABAN: - Sekolah yang banyak prestasinya
- Sekolah dimana kakak pernah bersekolah
- Murid pintar dan sopan
- Guru ramah, sabar, dan baik
- Tidak ada tawuran
- Banyak teman - Mengikuti arahan/ rekomendasi dari orang tua
- Murid banyak dengan berbagai karakter
- Situasi belajar yang kondusif
- Jika jumlah murid sedikit, guru memantau karakter
siswa - Guru memahami siswa dan tepat dalam merespon
- Fasilitas sekolah yang bagus dan lengkap
2. Sekolah seperti apa yang Anda inginkan? Jelaskan.
JAWABAN:
- Sama dengan jawaban nomor 1
3. Seperti apa sekolah yang ideal dan dapat hadir di Salatiga?
Jelaskan.
JAWABAN:
- Ada Bahasa Spanyol dan Korea
- Ekskul memanah
- Fasilitas alat musik lengkap - Sekolah menyediakan air minum dan segera diisi ulang
jika habis.
- Wifi
- Ada labsains, IT, dan ekstra
- Kamar mandi bersih - Sekolah bekerja sama dengan negara yang sistem
pendidikannya bagus (Jerman, Inggris, dan Amerika)
- Kerjsama dengan sekolah yang bagus
- Komunikasi langsung/ tatap muka
- Ada lapangan dengan rumput asli
- Ada kolam renang
238
Lampiran 2.6 HASIL WAWANCARA: Orangtua dan Siswa/i
Kelas VI SD Kristen Satya Wacana Salatiga
Tanggal Wawancara: Selasa, 21 November 2017
Sumber Wawancara: Bapak Adiyanto dan Edward Fernando
Aditama
1. Sekolah seperti apa yang Anda butuhkan? Jelaskan.
JAWABAN:
- kualitas sekolah diukur dari banyaknya siswa yang
dihasilkan oleh SMP tersebut, -kemampuan SMP tersebut
mempersiapkan siswa ke SMA dan universitas unggul Se-
Jateng. - Biaya dipertimbangkan tetapi jika berkualitas tidak
dipermasalahkan
- SMP belum perlu melakukan diferensiasi, fokusnya lebih
ke orientasi mempersiapkan siswa ke SMA unggulan
dengan melihat KKM tinggi, hasil UN dan UNAS, serta rangking sekolah pada tingkat propinsi.
- Jika di TK-SD dikembangkan kemampuan akademik dan
non akademik, di SMP ditambah dengan kemampuan
bersosialisasi sehingga diperlukan SMP yang heterogen.
- Dibutuhkan layanan yang melibatkan orang tua dalam
mendidik siswa dan menjalin komunikasi yang jelas dan transparan
- Sekurang-kurangnya memiliki fasilitas sesuai standar
yang berlaku misalnya memiliki perpustakaan,
laboratorium, dan lapangan olahraga.
- Memiliki kerjasama dengan jenjang berikutnya (SMA/K
sederajat) - Memiliki kerjasama dengan ikatan alumni yang berada di
universitas yang sekota sehingga memperoleh masukan
dan evaluasi dari alumni.
2. Sekolah seperti apa yang Anda inginkan? Jelaskan. JAWABAN: - Ada program English Day
- Sekolah tertib
- Komunikasi yang transparan tentang anak melalui buku
laporan
- Memastikan bahwa orang tua mengetahui kegiatan siswa khususnya kegiatan di luar sekolah
3. Seperti apa sekolah yang ideal dan dapat hadir di Salatiga?
Jelaskan.
JAWABAN:
239
- SDM yang dimiliki oleh sekolah harus berkualitas unggul,
mau meningkatkan kualitas yang lebih dari rata-rata, dan mampu mentransfer pengetahuan kepada siswa.
- Non-SDM yang dimiliki sekolah harus sesuai standar
yang ditetapkan oleh dinas pendidikan. Jika
membutuhkan kontribusi dari orang tua, saya siap.
- Fasilitas lengkap untuk kemajuan siswa. Jika fasilitas expand, ada harga yang harus dibayar dan harus ada
transparasi keuangan.
240
Tanggal Wawancara: Rabu, 22 November 2017
Sumber Wawancara: Ibu Diana Ariani dan Livia Darlene Putri Pangalela
1. Sekolah seperti apa yang Anda butuhkan? Jelaskan.
JAWABAN:
- Siswanya baik - Gurunya ramah, tegas, peduli, terbuka dan bisa
menjelaskan pelajaran kepada siswa
- Guru dapat memahami dan mengembangkan minat dan
bakat siswa sehingga dapat dimaksimalkan
- Pembelajaran berpusat pada siswa.
- Dapat menghadirkan guru yang memiliki hati untuk siswa.
- Pembelajaran yang holistik.
- Pendidikan berkualitas dengan biaya terjangkau. Di
Salatiga ada SD-SMA yang menurut saya bagus dan
holistik tetapi biaya tinggi maka jika kami tidak memiliki biaya tersebut, kami tidak ada ambil.
- Sekolah yang memberikan layanan PRIMA
- Guru memperhatikan siswa.
- Layanan untuk orang tua dan siswa adalah layanan
nomor 1.
- Sekolah menjadi tempat yang aman bagi siswa. - Sekolah memberikan informasi yang update dan cepat
khususnya saat siswa sakit di sekolah.
- Informasi disampaikan dalam bentuk surat dan melalui whatsapp.
- Fasilitas/ sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah
minimal dalam keadaan baik, bersih, dan lengkap misalnya toilet bersih, ada kipas/ AC, kelas dan ruang
lainnya bersih, ada laboratorium komputer yang lengkap.
Jika ada tangga, tangga harus aman.
- Mengkomunikasikan kebutuhan sekolah jika ada
kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi misalnya membutuhkan transportasi, tempat tinggal dan konsumsi maka orang tua akan support untuk hal
tersebut.
- Sekolah yang multikultural sehingga siswa dapat belajar
bekerjasama dalam keberagaman, dapat juga diadakan
pertandingan persahabatan yang sekaligus bertujuan untuk mempelajari budaya, dan meningkatkan nilai-nilai
budi pekerti/ toleransi serta prestasi siswa.
- Ada program pertukaran pelajar, bakti sosial ke panti
asuhan, dan sebagainya.
- Kunjungan ke lembaga yang lain misalnya Perpusda
untuk menambah wawasan dan minat baca anak.
241
2. Sekolah seperti apa yang Anda inginkan? Jelaskan. JAWABAN:
Sama dengan nomor 1
3. Seperti apa sekolah yang ideal dan dapat hadir di Salatiga?
Jelaskan. JAWABAN:
- Sekolah bertingkat dengan fasilitas lengkap
- Biaya tidak terlalu mahal
- Pelayanan prima
- Peserta didik mendapat manfaat untuk saat ini dan masa
depan - Ilmu yang diberikan aplikatif dan tepat guna
- Pembelajaran kontekstual, tidak hanya di kelas
- Meningkatkan dan mengembangkan kepercayaan diri
siswa dengan cara berani tampil dan mengemukakan
pendapat - Sekolah sebagai second home
- Siswa mampu menggunaan Bahasa Inggris (applicable)
- Setiap guru mampu berbahasa Inggris sehingga dapat
memaksimalkan kemampuan Bahasa Inggris siswa - English everyday
- Guru harus tahu tentang multi intelegent - No bullying school
- Guru SMP harus bisa menjadi sahabat anak sehingga
guru harus memahami psikologi anak yang sedang
mencari jati diri dan menjadi panutan bagi siswanya.
- Pengelola sekolah sebagai “motor” sekaligus evaluator
sekolah menyelenggarakan pendidikan yang holistik
dengan melibatkan semua pihak terkait. - Sekolah melaksanakan program pemerintah yaitu
Sahabat Keluarga yang melibatkan orang tua (orang tua hadir pada kegiatan parenting class, adanya komunikasi
antara sekolah dan orang tua untuk kemajuan siswa, dll)
242
Tanggal Wawancara: Kamis, 23 November 2017
Sumber Wawancara: Bapak Daud Dwi Harmanto, Ibu Indriana, dan Valiant Sadha Wisesa
1. Sekolah seperti apa yang Anda butuhkan? Jelaskan.
JAWABAN:
- Komunikasi dari pihak sekolah dapat melalui surat atau telponn/ sms. Sekolah yang memiliki media komunikasi
lain, menggunakannya dengan baik danan sesuai tujuan
- Sekolah memiliki alat musik yang lengkap untuk
mengembangkan minat siswa
- Menyelenggarakan tambahan pelajaran bagi siswa yang
membutuhkan - Guru kompeten
- Fasilitas lengkap seperti laboratorium komputer,
laboratorium IPA, toilet, kanting sekolah, dan UKS - Pertemuan face to face antara wali kelas dan orang tua
- Tersedia wifi untuk mengakses pelajaran, dilarang
membawa HP - Ada pelajaran Budi Pekerti dan diimbangi dengan prestasi
siswa
- Mendidik anak dari yang tidak bisa menjadi bisa
(misalnya anak yang tidak bisa Matematika di SD, diajar
sehingga bisa Matematika di SMP)
- Biaya terjangkau misalnya SPP sebesar Rp. 200.000,- per bulan. Jika lebih maka kualitas harus lebih baik.
- Jika ada uang masuk, bisa di-nego
- Ada kerjasama dengan pihak lain misalnya sebagai
donator/ sponsor
2. Sekolah seperti apa yang Anda inginkan? Jelaskan.
JAWABAN:
Sama dengan nomor 1
3. Seperti apa sekolah yang ideal dan dapat hadir di Salatiga?
Jelaskan. JAWABAN:
Selain pendidikan moral, ada pelajaran Bahasa Jawa dan
dipraktekkan serta melibatkan orang tua.
243
LAMPIRAN 3: HASIL OBSERVASI DAN STUDI DOKUMEN
Lampiran 3.1 HASIL OBSERVASI KEGIATAN
Nama Kegiatan : Bulan Bahasa
Tempat : SMP-SMA Kristen Satya Wacana
Salatiga
Tanggal : Oktober 2017
Hasil Observasi :
Saat peneliti tiba di tempat kegiatan, pembawa acara mempersilahkan seorang ibu perwakilan dari Dinas Pendidikan
Kota Salatiga untuk memberikan sambutan. Setelah itu,
ditampilkan paduan suara SMP Kristen Satya Wacana Salatiga.
Kemudian perlombaan dimulai dengan lomba bercerita.
Kegiataan Bulan Bahasa ini diselenggarakan dengan mengundang beberapa sekolah Dasar dari Salatiga dan luar
Salatiga. Selain menyelenggarakan lomba-lomba Bulan Bahasa,
tampak didekat tangga sekolah dibuka pendaftaran peserta
didik baru saat kegiatan ini berlangsung.
Observer,
Ririn Tius Eka Margareta
Peneliti
244
Lampiran 3.2 HASIL STUDI DOKUMEN
No Nama Dokumen Ada Tidak Ada
Keterangan
1 Strategi Pemasaran
Sekolah V
2 Profil Sekolah V
3 Visi dan Misi Sekolah V
4 Data Peserta Didik V
5 Data Pendidik dan
Tenaga Kependidikan V
6 Sarana dan Prasarana
Sekolah V
7 Laporan Rektor V
Periode
2014 – 2015
8
Jumlah dan Persentase
Kelulusan Siswa SMP
Kristen Satya Wacana
Salatiga Tahun
Pelajaran 2008/2009-2016/2017
V
Tahun
Pelajaran
2011/2012-
2016/2017
245
LAMPIRAN 4: INSTRUMEN PENELITIAN
Lampiran 4.1 LEMBAR OBSERVASI
Nama Kegiatan : Bulan Bahasa
Tempat : SMP-SMA Kristen Satya Wacana
Salatiga
Tanggal : Oktober 2017
Hasil Observasi :
…………………………………………………………………….
…………………………………………………………………….
…………………………………………………………………….
…………………………………………………………………….
…………………………………………………………………….
…………………………………………………………………….
…………………………………………………………………….
Observer,
Ririn Tius Eka Margareta
Peneliti
246
Lampiran 4.2. DAFTAR DOKUMEN
No Nama Dokumen Ada Tidak
Ada Keterangan
1 Strategi Pemasaran
Sekolah
2 Profil Sekolah
3 Visi dan Misi Sekolah
4 Data Peserta Didik
5 Data Pendidik dan
Tenaga Kependidikan
6 Sarana dan Prasarana
Sekolah
7 Laporan Rektor
8
Jumlah dan Persentase
Kelulusan Siswa SMP
Kristen Satya Wacana
Salatiga Tahun Pelajaran 2008/2009-
2016/2017
247
Lampiran 4.3. PEDOMAN WAWANCARA
Lampiran 4.3.1 PEDOMAN WAWANCARA PIHAK
SEKOLAH
1. Bagaimana strategi pemasaran SMP Kristen Satya Wacana
Salatiga? Apakah sekolah memiliki dokumen strategi
pemasaran?
JAWABAN:
2. Bagaimana SMP Kristen Satya Wacana Salatiga menentukan
diferensiasi, kegiatan-kegiatan untuk pemasaran, dsb?
JAWABAN:
3. Siapa saja yang terlibat dan/ dilibatkan dalam strategi pemasaran SMP Kristen Satya Wacana Salatiga? Bagaimana
peran setiap pihak yang terlibat dan/ dilibatkan dalam
strategi pemasaran SMP Kristen Satya Wacana Salatiga?
JAWABAN:
4. Bagaimana peran Bapak/Ibu dalam strategi pemasaran SMP
Kristen Satya Wacana Salatiga?
JAWABAN:
5. Bagaimana pelaksanaan strategi pemasaran SMP Kristen
Satya Wacana Salatiga? Sesuai dengan yang diharapkan? Belum sesuai? Mohon dijelaskan.
JAWABAN:
6. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu terkait strategi pemasaran
SMP Kristen Satya Wacana Salatiga? Adakah hal yang perlu direvisi? Jika ada, mohon disebutkan dan dijelaskan.
JAWABAN:
7. Bagaimana layanan yang diberikan oleh sekolah kepada
pelanggan dari pra-pendaftaran hingga kelulusan? Mohon
penjelasan. JAWABAN:
8. Bagaimana komunikasi pihak sekolah ke pelanggan (siswa
dan orang tua)? Mohon penjelasan.
JAWABAN:
248
9. Apakah sekolah memiliki kerjasama dengan lembaga lain?
Mohon penjelasan. Jika ada, apakah berbeda dengan sekolah lainnya?
JAWABAN:
10. Apakah sekolah memberikan fasilitas antarmuka antara
pihak sekolah dengan pelanggan? Mohon penjelasan. JAWABAN:
249
Lampiran 4.3.2 PEDOMAN WAWANCARA PIHAK DI
LUAR SEKOLAH
1. Sekolah seperti apa yang Anda butuhkan? Jelaskan.
JAWABAN:
2. Sekolah seperti apa yang Anda inginkan? Jelaskan. JAWABAN:
3. Seperti apa sekolah yang ideal dan dapat hadir di Salatiga?
Jelaskan.
JAWABAN:
250
LAMPIRAN 5: INSTRUMEN DAN HASIL PENGUJIAN INTERNAL (VALIDASI)
Lampiran 5.1 VALIDASI DESAIN OLEH AHLI
MANAJEMEN
251
252
253
254
Lampiran 5.2 VALIDASI DESAIN OLEH AHLI
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
255
256
257
Lampiran 5.3 VALIDASI DESAIN OLEH AHLI
STRATEGI PEMASARAN
258
259
260
LAMPIRAN 6: SURAT-SURAT
Lampiran 6.1 SURAT IJIN PENELITIAN
261
Lampiran 6.2 PERNYATAAN NARA SUMBER 1
262
Lampiran 6.3 PERNYATAAN NARA SUMBER 2
263
Lampiran 6.4 PERNYATAAN NARA SUMBER 3
264
Lampiran 6.5 PERNYATAAN NARA SUMBER 4
265
Lampiran 6.6 PERNYATAAN NARA SUMBER 5
266
Lampiran 6.7 PERNYATAAN NARA SUMBER 6
267
Lampiran 6.8 PERNYATAAN NARA SUMBER 7
268
LAMPIRAN 7: CEK PLAGIASI
Lampiran 7.1 CEK PLAGIASI BAB I
269
Lampiran 7.2 CEK PLAGIASI BAB II
270
271
272
273
274
Lampiran 7.3 CEK PLAGIASI BAB III
275
Lampiran 7.4 CEK PLAGIASI BAB IV
276
277
278
279
280
281
282
Lampiran 7.5 CEK PLAGIASI BAB V
283
LAMPIRAN 8.
PRODUK
STRATEGI PEMASARAN
SEKOLAH BERDASARKAN
DELTA MODEL DALAM
PENINGKATAN MINAT
PESERTA DIDIK SMP
KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
cclxxxiv
STRATEGI PEMASARAN SEKOLAH BERDASARKAN
DELTA MODEL DALAM PENINGKATAN MINAT
PESERTA DIDIK SMP KRISTEN SATYA WACANA
Ririn Tius Eka Margareta
NPM: 942016021
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2018
System Lock-In
Total
Customer
Solutions
Best Product
STRATEGI
PEMASARAN –
DELTA MODEL
Permendikbud – PPDB
Perwali
- PPDB
i
KATA PENGANTAR
Sekolah merupakan lembaga non-profit yang
memerlukan strategi pemasaran. Meskipun diadopsi dari
strategi pemasaran bisnis, tujuan dari strategi pemasaran
sekolah bukanlah untuk tujuan bisnis melainkan sebagai
sarana untuk memperkenalkan dan menginformasikan kepada
masyarakat bahwa sekolah hadir untuk memenuhi kebutuhan
mereka. Kebutuhan satu pihak tentunya berbeda dengan pihak
lainnya. Hal ini merupakan salah satu hal yang perlu
dipertimbangkan oleh pemasar jasa pendidikan dalam
menentukan strategi.
Berdasarkan penelitian terdahulu, telah banyak sekolah
yang merencanakan dan/atau mengimplementasikan berbagai
strategi pemasaran. Melalui strategi pemasaran, sekolah juga
dapat meningkatkan minat peserta didik yang merupakan
salah satu pelanggan sekolah. Kehadiran pelanggan akan
berdampak pada keeksistensian sekolah dan dapat
meningkatkan mutu pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa
strategi pemasaran merupakan salah satu hal yang penting dan
mendesak bagi setiap sekolah khususnya sekolah-sekolah yang
mengalami penurunan minat peserta didik.
Salah satu sekolah yang mengalami penurunan minat
peserta didik dan membutuhkan pengembangan strategi
pemasaran yaitu SMP Kristen Satya Wacana Salatiga. Sekolah
yang telah dirintis sejak tahun 1981 ini mengalami penurunan
minat pada periode tertentu khususnya tahun pelajaran
ii
2017/2018. Sekolah telah berupaya untuk meningkatkan
minat peserta didik melalui promosi dan upaya lainnya namun
tidak berhasil. Hal ini disebabkan oleh pengelolaan strategi
pemasaran yang belum optimal sehingga tidak mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
Melalui pengembangan strategi yang ditawarkan yaitu
strategi pemasaran berdasarkan Delta Model diharapkan dapat
meningkatkan minat peserta didik SMP Kristen Satya Wacana
Salatiga. Strategi ini juga bisa menjadi referensi bagi lembaga
pendidikan yang lain khususnya sekolah-sekolah swasta.
Dengan pengembangan strategi pemasaran ini, setiap sekolah
dapat berupaya untuk berinovasi dan dapat meningkatkan
minat pelanggan khususnya minat peserta didik. Salah satu
implikasi peningkatan peserta didik yaitu peningkatan mutu
pendidikan. Bila mutu pendidikan di tingkat sekolah semakin
meningkat maka mutu pendidikan secara nasional bahkan
dapat meningkatkan minat pelanggan dari negara lain.
Saran dan masukan yang membangun sangat
diharapkan demi penyempurnaan produk yang akan
dikembangkan.
Ririn Tius Eka Margareta
(Peneliti)
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………… i
DAFTAR ISI …………………………………………………….. iii
DAFTAR TABEL ……………………………………………….. v
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………. vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah………………………………. 1
1.2 Maksud dan Tujuan………………………………………. 5
1.2.1 Maksud……………………………………………………. 5
1.2.2 Tujuan…………………………………………………….. 5
1.3 Manfaat……………………………………………………… 6
1.4 Sasaran………………………………………………………. 6
BAB II STRATEGI PEMASARAN SEKOLAH
BERDASARKAN DELTA MODEL
2.1 Profil Sekolah…………………………………….............. 7
2.1.1 Visi………………………………….........................….. 11
2.1.2 Misi…………………………………......................……. 11
2.2 Strategi Pemasaran Sekolah…………………………….. 12
2.3 Delta Model…………………………………….................. 19
2.4 Minat Peserta Didik ………………………………………. 33
BAB III ANALISIS PERMASALAHAN DAN ISU
STRATEGI
3.1 Analisis Permasalahan…………………………..……….. 41
iv
3.2 Isu Strategi…………………………………..................... 43
BAB IV KERANGKA, MODEL, DAN IMPLEMENTASI
STRATEGI PEMASARAN
4.1 Kerangka Strategis Delta Model SMP Kristen Satya
Wacana Salatiga …………………….................................. 44
4.2 Model Strategis Delta Model SMP Kristen Satya
Wacana Salatiga ……………………..................................
4.3 Implementasi Strategi Pemasaran SMP Kristen
Satya Wacana Salatiga …………….................................. 46
4.3.1 Best Product Strategy ……………………….………….. 47
4.3.2 Total Customer Solutions Strategy …………………… 53
4.3.3 System Lock-In Strategy ………………………………. 59
BAB V KUNCI KEBERHASILAN STRATEGI
PEMASARAN SEKOLAH 65
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan …………………………………………………. 67
6.2 Saran ………………………………………………………… 67
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………… 68
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah dan Persentase Kelulusan Siswa
SMP Kristen Satya Wacana Salatiga
Tahun Pelajaran 2011/2012-2016/2017
…………………………………………………….. 10
Tabel 2.1 Best Product Strategy dan Posisi Strategis
dalam Delta Model pada Organisasi Non
Profit ………………..…………………………… 26
Tabel 2.2 Total Customer Solutions Strategy dan
Posisi Strategis dalam Delta Model pada
Organisasi Non Profit ………………………… 27
Tabel 2.3 System Lock-In Strategy dan Posisi
Strategis dalam Delta Model pada
Organisasi Non Profit ………………..………. 48
Tabel 4.1 Best Product Strategy SMP Kristen Satya
Wacana Salatiga ………………..…………….. 52
Tabel 4.2 Total Customer Solutions Strategy SMP
Kristen Satya Wacana Salatiga ……….…… 54
Tabel 4.3 System Lock-In Strategy SMP Kristen
Satya Wacana Salatiga ……….……..………. 60
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Strategic Task of Delta Model – Kerangka
Kerja Strategis Delta Model …………….. 22
Gambar 2.2 Renaming the strategic positions for non-
business organizations ……………………. 26
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Strategis Delta Model –
Strategi Pemasaran SMP Kristen Satya
Wacana Salatiga ……………………………. 44
Gambar 4.2 Model Strategis Delta Model SMP Kristen
Satya Wacana Salatiga ……………………. 46
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Esensi dari berdirinya suatu lembaga
pendidikan bukanlah mencari keuntungan secara
ekonomi melainkan bersumbangsih dalam
mempersiapkan generasi penerus bangsa yang unggul
dan sesuai kebutuhan. Sekolah merupakan segmen
kelembagaan yang penting, yang tujuannya bukanlah
penciptaan kekayaan ekonomi, namun usaha untuk
melakukan aktivitas yang secara positif akan
mempengaruhi masyarakat pada umumnya (Hax,
2010: 176). Hal ini juga menunjukkan bahwa sekolah
memiliki peranan yang penting dalam mempengaruhi
generasi penerus bangsa melalui berbagai kegiatan
positif.
Sekolah sebagai salah satu lembaga non-profit
yang bergerak di bidang jasa memiliki pengaruh
signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan.
Dengan output yang unggul dalam bidang pendidikan
maka bidang ekonomi dan bidang lainnya juga akan
unggul. Dengan kata lain dibutuhkan sekolah-sekolah
yang unggul untuk menghasilkan lulusan (generasi
penerus bangsa) yang unggul. Selain menghasilkan
2
lulusan yang unggul, indikator lain dari sekolah
unggul yaitu diminati oleh masyarakat.
Banyak sekolah yang unggul dan mengalami
kejayaan pada awal diselenggarakan. Namun
realitanya, diantara mereka akhirnya tutup karena
tidak lagi diminati oleh masyarakat. Hal ini perlu
menjadi bahan evaluasi bagi penyelenggara
pendidikan (sekolah) khususnya sekolah yang
mengalami penurunan minat peserta didik.
Berdasarkan dokumen sekolah, salah satu sekolah
yang mengalami penurunan minat peserta didik yaitu
SMP Kristen Satya Wacana Salatiga. Meskipun telah
melakukan berbagai upaya tetapi SMP Kristen Satya
Wacana Salatiga belum mencapai tujuan yang
ditetapkan. Siswa baru yang diterima khususnya
tahun pelajaran 2017/2018 tidak memenuhi kuota
yang disediakan. Hal ini berarti SMP Kristen Satya
Wacana Salatiga membutuhkan solusi untuk
meningkatkan minat peserta didik. Salah satu solusi
yang dapat dilakukan yaitu mengelola strategi
pemasaran sekolah yang tepat.
Sekolah memerlukan pemasaran karena: 1) kita perlu
meyakinkan masyarakat dan pelanggan jasa pendidikan
(siswa, orang tua, dan pihak terkait lainnya) bahwa
sekolah yang kita kelola masih tetap eksis dan jasa yang
kita lakukan relevan dengan kebutuhan mereka; dan 2) jasa pendidikan yang kita kelola perlu dikenal, dipahami,
dan diakui keberadaannya oleh masyarakat terutama
pelanggan jasa pendidikan yang potensial (Wijaya, 2016:
13).
3
Melalui strategi pemasaran, sekolah mengenalkan
sekaligus menginformasikan keberadaan sekolah
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan bahkan
masyarakat secara luas.
Pada tahap awal, SMP Kristen Satya Wacana
Salatiga perlu merancang strategi pemasaran dan
tetap memperhatikan Permendikbud dan Perwali
tentang PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) yang
berlaku. Strategi pemasaran dapat dirancang
berdasarkan alat analisis/kerangka strategis tertentu.
Salah satu kerangka strategis yang dapat digunakan
dan berpusat pada pelanggan yaitu Delta Model (Hax,
2010). Hal ini juga dapat diartikan bahwa strategi
pemasaran sekolah berdasarkan Delta Model dapat
meningkatkan minat pelanggan termasuk minat
peserta didik. Kerangka strategis Delta Model meliputi
lima langkah yaitu 1) segmentasi dan proposisi nilai
pelanggan, 2) kompetensi, kapabilitas, dan sumber
daya, 4) misi, dan 5) pemantauan dan pelaksaan
strategi. Selain itu, Delta Model memberikan tiga
pilihan strategi yaitu Best Product, Total Customer
Solutions, dan System Lock-In.
Seiring dengan perkembangan teknologi,
kebutuhan pelanggan pendidikan juga berubah.
Sekolah harus berusaha memahami dan menyediakan
jasa yang relevan dengan kebutuhan pelanggan.
4
Sekolah yang mampu memenuhi kebutuhan
pelanggan dapat bertahan bahkan berkembang di
waktu kini dan waktu yang akan datang. Dalam hal
ini, sekolah dan pihak-pihak terkait perlu memikirkan
solusi yang efektif dan efisien. Beberapa upaya
sekolah dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yaitu
mengidentifikasi kebutuhan tiap pelanggan,
menyesuaikan kebutuhan pelanggan dengan
kompetensi, kapabilitas dan sumber daya yang ada,
dan menentukan solusi yang mungkin dapat
dilakukan.
Kemampuan sekolah dalam memenuhi
kebutuhan pelanggan juga perlu diinformasikan
kepada masyarakat. Demikian pula dalam
menentukan suatu solusi, sekolah juga perlu
melibatkan pelanggan dan pihak-pihak terkait.
Keberhasilan strategi pemasaran sekolah juga sangat
dipengaruhi oleh bagaimana setiap pihak terkait
menjalankan fungsi dan tugasnya. Pihak terkait yang
dimaksud tidak hanya tim pemasaran sekolah tetapi
juga pelanggan internal dan eksternal sekolah.
Penyelenggara pendidikan perlu memberikan bekal
kepada pemasar jasa pendidikan sehingga mampu
menginformasikan bahwa sekolah hadir dengan jasa
yang relevan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
5
Dengan adanya strategi pemasaran yang
berpusat pada pencapaian ikatan pelanggan yang
kuat yaitu Delta Model, sekolah akan lebih stabil
dalam mempertahankan eksistensinya dan
meningkatkan minat pelanggan. Dengan demikian,
solusi yang ditawarkan yaitu produk strategi
pemasaran berdasarkan Delta Model dalam
peningkatan minat peserta didik SMP Kristen Satya
Wacana Salatiga.
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Strategi pemasaran ini dimaksudkan untuk
memberi solusi kepada SMP Kristen Satya Wacana
Salatiga dalam meningkatkan minat peserta didik.
Namun juga terbuka untuk lembaga pendidikan lain
sebagai referensi untuk mengembangkan strategi
pemasaran pendidikan. Strategi ini juga terbuka
untuk direvisi oleh para ahli dan praktisi pemasaran
pendidikan/sekolah.
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari pengembangan strategi pemasaran
SMP Kristen Satya Wacana Salatiga berdasarkan Delta
Model dalam peningkatan minat pelanggan yaitu
6
menganalisis tiga pilihan strategi yang terdiri dari Best
Product, Total Customer Solutions, dan System Lock-In.
1.3 Manfaat
Manfaat dari strategi pemasaran ini yaitu
menjadi panduan strategi pemasaran SMP Kristen
Satya Wacana dalam peningkatan minat peserta didik.
1.4 Sasaran
Sasaran yang hendak dicapai dalam strategi
pemasaran berdasarkan Delta Model dalam
peningkatan minat peserta didik SMP Kristen Satya
Wacana, yaitu tiga pilihan strategi dalam Delta Model
yaitu Best Product, Total Customer Solutions, dan
System Lock-In dapat diimplementasikan dan
mencapai tujuan pemasaran sekolah.
7
BAB II
STRATEGI PEMASARAN SEKOLAH
BERDASARKAN DELTA MODEL
2.1 Profil Sekolah
SMP Kristen Satya Wacana Salatiga merupakan
salah satu unit kerja dari Sekolah Laboratorium
Kristen Satya Wacana Salatiga yang berada dibawah
naungan Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya
Wacana (YPTKSW) Salatiga dan terletak di Jl.
Diponegoro No. 52-60, Salatiga. Mulai tahun
1981/1982 – 1983/1984, Pimpinan UKSW dan
Pengurus YPK Pusat Salatiga memberikan
persetujuan untuk menggunakan SMP Kristen 1
Salatiga menjadi SMP Laboratorium yang bergedung
di Sekolah Laboratorium Jl. Yos Sudarso No. 1
Salatiga. SMP Laboratorium menggunakan ruang
kelas di lantai II bersama dengan KB/TK/SD
Laboratorium. Satu tahun kemudian dibangun
gedung baru Sekolah Laboratorium dan Gedung Pusat
Belajar di dalam kampus UKSW. Pimpinan UKSW
memproses pendirian SMP-SMA Laboratorium yang
akan dikelola sendiri secara penuh. Pada tanggal 15
Juli 1985 dibuka SMP Laboratorium FKIP-UKSW
dengan ditandai kegiatan belajar mengajar pertama
kali bagi siswa/siswi baru kelas I. Mulai Agustus
8
1987, SMP dan SMA Laboratorium menempati gedung
baru di dalam kampus UKSW dan menunggu
penyelesaian Gedung Pusat Belajar tahun 1988.
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kantor
Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Propinsi Jawa Tengah Nomor 015413/I03/88, SMP
Laboratorium FKIP-UKSW mengalami perubahan
nama menjadi SMP Kristen Satya Wacana dan
disahkan pada tanggal 16 Agustus 1988. Kemudian
sesuai dengan Kurikulum 1994, berubah menjadi
SLTP Kristen Satya Wacana. Setelah itu, tahun 2014
sesuai dengan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
berubah kembali menjadi SMP Kristen Satya Wacana.
Pada tahun pelajaran 2007/2008, SMP Kristen
Satya Wacana melaksanakan KTSP (Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan) dan tahun pelajaran
2013/2014-sekarang, SMP Kristen Satya Wacana
menggunakan Kurikulum 2013.
Pada brosur SMP Kristen Satya Wacana Salatiga
dinyatakan bahwa SMP Kristen Satya Wacana juga
telah melaksanakan Program Inklusi bagi siswa
berkebutuhan khusus, sistem pembelajaran yang
fleksibel dalam bentuk kelas kecil (maksimal 30
siswa/kelas), mata pelajaran muatan lokal yaitu
Bahasa Mandarin dan Bahasa Jawa, kegiatan-
kegiatan ekstrakurikuler, dan studi lapangan mata
9
pelajaran (kelas VII) dan komprehensif (kelas VIII).
Selain itu, dikemukakan juga diantaranya fasilitas,
kegiatan pembinaan karakter, program internasional,
prestasi, serta syarat dan apresiasi pendaftaran (SMP
Kristen Satya Wacana, tt).
Berdasarkan Laporan Rektor Periode 2014–
2015 (Titaley, 2015: 457), SMP Kristen Satya Wacana
memiliki Program Internasional yang berada dibawah
Bidang Hubungan Inernasional. Visi dan misi bidang
ini adalah mempromosikan SMP Kristen Satya
Wacana kepada khalayak umum melalui program
internasional, memajukan SMP Kristen Satya Wacana
tanpa meninggalkan budaya ketimuran,
meningkatkan pemahaman siswa terhadap budaya
negara lain dan memampukan siswa SMP Kristen
Satya Wacana untuk berinteraksi dan bersosialisasi
dengan siswa dari negara lain serta memberikan
pengalaman dalam hal hubungan Internasional.
Sayangnya berdasarkan hasil wawancara, SMP
Kristen Satya Wacana tidak menjalankan Program
Internasional tersebut pada dua tahun pelajaran
terakhir ini. Hal ini disebabkan oleh jumlah peminat
menurun dan berdampak pada dana yang dibutuhkan
semakin besar.
Setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh SMP
Kristen Satya Wacana didokumentasikan dalam
10
bentuk foto. Hal ini juga tampak dalam Year Book:
year of 2014 diantaranya terdapat foto para guru dan
siswa pada saat sesi foto untuk pembuatan year book,
peringatan HUT RI, LAB’S Talent Day, Latihan Dasar
Kepemimpinan Siswa, Live in dan Refreshing Course,
Kartini dan Easter Day, Pramuka, Valentine Day,
pengumuman kelulusan, dan wisuda (SMP Kristen
Satya Wacana, 2014).
Berdasarkan dokumen sekolah, siswa SMP
Kristen Satya Wacana selalu lulus 100%. Berikut tabel
yang menyajikan data kelulusan siswa:
Tabel 1.1 Jumlah dan Persentase Kelulusan Siswa SMP
Kristen Satya Wacana Salatiga Tahun Pelajaran 2011/2012-
2016/2017
Tahun Pelajaran Jumlah Siswa yang Lulus
Persentase Kelulusan
2011/2012 72 100%
2012/2013 72 100%
2013/2014 77 100%
2014/2015 79 100%
2015/2016 79 100%
2016/2017 71 100%
Sumber: Dokumen Sekolah, diolah
Kelulusan 100% merupakan salah satu indikator
bahwa sekolah memiliki kualitas yang baik. Namun
faktanya, hal ini bukan sesuatu yang sangat istimewa
dan menjadi pertimbangan khusus bagi (calon)
peserta didik sekolah untuk mendaftarkan diri di SMP
Kristen Satya Wacana Salatiga.
11
2.1.1 Visi
Visi SMP Kristen Satya Wacana Salatiga
yaitu “Unggul dalam layanan, santun dalam sikap
atas dasar iman dan kasih untuk menghasilkan
lulusan yang berkarakter kuat.”
2.1.2 Misi
Misi SMP Kristen Satya Wacana Salatiga, yaitu:
1) Melaksanakan pengembangan kurikulum sesuai
dengan kebutuhan peserta didik dan masyarakat,
2) Melaksanakan peningkatan kualitas layanan
tenaga pendidik,
3) Melaksanakan peningkatkan pelayanan proses
pembelajaran,
4) Melaksanakan peningkatan prestasi akademik
maupun non akademik,
5) Melaksanakan pengembangan dalam membentuk
sikap dan perilaku santun berdasarkan iman dan
kasih,
6) Mengupayakan keunggulan dalam penguasaan
teknologi dan keterampilan,
7) Mengupayakan keunggulan dalam pengembangan
ekstrakurikuler,
8) Melaksanakan pengembangan kepedulian terhadap
lingkungan,
12
9) Membentuk warga sekolah yang beriman, bertaqwa,
berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur dengan
mengembangkan sikap dan perilaku religius baik
didalam sekolah maupun diluar sekolah, 10)
Mengembangkan budaya gemar membaca, rasa ingin
tahu, bertoleransi, bekerjasama, saling menghargai,
disiplin, jujur, kerja keras, kreatif dan inovatif,
11) Meningkatkan nilai kecerdasan, cinta ilmu dan
keingintahuan peserta didik dalam bidang akademik
maupun non akademik,
12) Menciptakan suasana pembelajaran yang
menantang, menyenangkan, komunikatif, tanpa takut
salah, dan demokratis,
13) Mengupayakan pemanfaatan waktu belajar,
sumber daya fisik, dan manusia agar memberikan
hasil yang terbaik bagi pengembangan peserta didik,
dan
14) Menanamkan kepedulian sosial dan lingkungan,
cinta damai, cinta tanah air, semangat kebangsaan,
dan hidup demokratis.
2.2 Strategi Pemasaran Sekolah
Sekolah sebagai lembaga penyedia jasa
pendidikan perlu memahami dan mempelajari cara-
cara yang diperlukan untuk menarik minat
masyarakat dalam pengambilan keputusan pembelian
13
jasa pendidikan (Zulhelmi, 2017: 230). Untuk mencari
dan menarik minat pelanggan jasa pendidikan,
sekolah dapat menggunakan strategi pemasaran,
strategi ini diadopsi dari dunia bisnis, dimana
penerapannya disesuaikan dengan nilai filosofi dari
pendidikan itu sendiri sebagai lembaga non-profit
(Haryanto & Rozza, 2012). Hal ini menegaskan bahwa
sekolah sebagai lembaga non-profit memerlukan
strategi pemasaran sekolah yang tepat.
Sekolah memerlukan pemasaran karena: 1) kita perlu meyakinkan masyarakat dan pelanggan jasa
pendidikan (siswa, orang tua, dan pihak terkait
lainnya) bahwa sekolah yang kita kelola masih tetap
eksis dan jasa yang kita lakukan relevan dengan
kebutuhan mereka; dan 2) jasa pendidikan yang kita kelola perlu dikenal, dipahami, dan diakui
keberadaannya oleh masyarakat terutama
pelanggan jasa pendidikan yang potensial (Wijaya,
2016: 13).
Strategi pemasaran sekolah merupakan bagian
penting dalam upaya menjawab kebutuhan
masyarakat akan pendidikan sekaligus meningkatkan
minat pelanggan pendidikan.
Sekolah yang mampu menyediakan dan
melakukan pemasaran dengan mengenalkan dan
menyampaikan jasa yang sesuai dengan kebutuhan
pelanggan akan mendapat perhatian khusus. Selain
itu, pemasaran yang dilakukan merupakan upaya
sekolah untuk mengkomunikasikan eksistensi
sekolah dan kontribusinya dalam memenuhi
kebutuhan pelanggan. Marketing can serve as a source
14
of information for parents, helping them to select schools
that meet their needs, but strategic and selective
marketing can also exclude families or send signals
about what kinds of students are appropriate for that
school (Jabbar, 2016: 19). Hal ini berarti sekolah yang
memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan
masyarakat melalui pemasaran dapat meningkatkan
minat pelanggan sekolah. Pernyataan lain yang juga
senada yaitu:
Salah satu indikasi sekolah yang berkualitas dapat dilihat dari pemasaran yang baik dan penilaian
masyarakat yang baik terhadap sekolah sehingga
sekolah akan memiliki banyak peminat dan
kepercayaan dari masyarakat lainnya. Sekolah yang
belum mampu memasarkan hasil produksinya dengan baik kepada konsumen maka tidak akan
ada minat konsumen untuk menyekolahkan
anaknya di sekolah tersebut (Asrori, 2016: 2-3).
Dalam hal ini, sekolah membutuhkan strategi
pemasaran yang tepat untuk memasarkan jasa
pendidikan yang ditawarkan sekaligus meningkatkan
minat pelanggan.
Marketing strategy as a broad plan of manajerial
initiatives and actions relating an organization to its
customer and market (Varadarajan, 2012: 2). Strategi
pemasaran adalah rencana yang menyeluruh, terpadu
dan menyatu dibidang pemasaran yang memberikan
paduan tentang kegiatan aktivitas yang dijalankan
untuk dapat tercapainya tujuan perusahaan,
terutama menguasai pasar dan merebut konsumen
15
(Fransiska, tt: 73). Lebih terperinci, strategi
pemasaran sekolah adalah setiap langkah yang
diambil sekolah untuk berkomunikasi dengan
masyarakat dengan tujuan dapat mencapai target
atau sasaran yang sudah ditetapkan (Putri, 2016: 2).
Setiap usaha yang direncanakan dan dilakukan oleh
sekolah dengan mempertimbangkan kompetensi dan
kapabilitas yang dimiliki serta melibatkan berbagai
pihak terkait untuk memenuhi kebutuhan,
mewujudkan keinginan, dan meningkatkan minat
pelanggan terhadap jasa yang ditawarkan oleh
sekolah merupakan strategi pemasaran sekolah.
Dalam konteks lembaga pendidikan secara
keseluruhan, pemasaran jasa pendidikan adalah cara
untuk melakukan sesuatu di mana siswa, orang tua
siswa, karyawan sekolah, dan masyarakat
menganggap sekolah sebagai institusi pendukung
masyarakat yang berdedikasi untuk melayani
kebutuhan pelanggan jasa pendidikan (Wijaya, 2012:
16). Sejalan dengan itu, tujuan pemasaran pendidikan
yaitu mengetahui dan memahami kebutuhan
pelanggan untuk memberikan pelayanan yang sesuai
dengan kebutuhan pelanggan (Asrori, 2016: 2; Putri,
2016: 4). Hal ini perlu dipahami oleh setiap pihak yang
terlibat dalam memasarkan jasa pendidikan yang
ditawarkan. Strategi pemasaran sekolah seharusnya
16
dirancang dan diimplementasikan sesuai dengan
kebutuhan pelanggan.
Strategi pemasaran jasa pendidikan, tidak
hanya membutuhkan pemasaran eksternal, tapi juga
pemasaran internal untuk memotivasi dosen, guru,
karyawan, dan administrator untuk menciptakan
keahlian penyedia jasa (Hamka, 2016: 220).
Pemasaran eksternal merupakan pemasaran yang
dilakukan dan ditujukan kepada pihak eksternal.
Dalam lingkup sekolah, pihak eksternal misalnya
pengamat pendidikan, donatur, komplemen, calon
orang tua, calon siswa, dan elemen masyarakat yang
lain. Pihak internal sekolah yaitu kepala sekolah,
guru, staf, orang tua siswa, dan siswa. Pemasaran
internal juga perlu dilakukan untuk mendapatkan
hasil yang lebih maksimal. Pemasaran internal
merupakan pemasaran yang dilakukan oleh dan
untuk pihak internal. Hal ini didukung dengan
pernyataan, each member of the school community
plays a role in marketing the school (Poole, 2017).
Setiap warga sekolah sebagai pihak internal sekolah
perlu diedukasi, diberi peran dan bekal tentang
strategi pemasaran yang dapat diimplementasikan
untuk mencapai hasil yang diharapkan. Sebelum
pemasaran internal dilakukan, pemasar perlu
menjual jasa pendidikan kepada mereka yang akan
17
menyediakan jasa pendidikan (pemasaran internal)
(Wijaya, 2012: 21).
Setiap strategi direncanakan dengan periode
tertentu termasuk strategi pemasaran.
Beberapa sekolah memiliki rencana strategis dengan
periode 3-5 tahun, beberapa yang lain membuat rencana
pemasaran sederhana yaitu 2 tahun karena sekolah-
sekolah tersebut yakin bahwa langkah perubahan sangat besar dan tidak dapat diramalkan sehingga pemasaran
tersebut dapat diubah (Wijaya, 2012: 55).
Perubahan dan perkembangan teknologi dan juga
kebutuhan pelanggan tidak dapat diprediksi dengan
pasti dari tahun ke tahun. Hal ini berdampak pada
periode strategi pemasaran sekolah yang ditetapkan.
Periode strategi pemasaran yang sederhana dan ideal
yaitu direncanakan setiap 2 tahun dan dievaluasi
setiap tahunnya sehingga tetap relevan dengan
kebutuhan pelanggan.
Aktivitas pemasaran jasa pendidikan yang
dilakukan sekolah dapat mengubah penilaian
masyarakat terhadap kualitas sekolah dalam jangka
panjang dan merupakan cara untuk membangun citra
sekolah secara keseluruhan (Wijaya, 2012: 55). Hal ini
perlu diperhatikan oleh pihak sekolah dan pihak
terkait. Penentuan dan pelaksanaan aktivitas yang
dilakukan perlu dipikirkan secara bijaksana sehingga
dapat mengubah persepsi masyarakat. Sekolah dapat
menyelenggarakan program-program yang menjadi
kebutuhan masyarakat, mengedukasi pelanggan
18
melalui seminar/lokakarya, dan menerapkan
pendidikan yang holistik dan berkualitas. Idealnya,
pihak-pihak yang terlibat/dilibatkan harus mewakili
setiap segmen pelanggan sehingga menghasilkan
strategi pemasaran yang tepat.
Salah satu strategi pemasaran yang sangat
sederhana yaitu segmenting, targeting, dan positioning
(STP) (Indrajaya, 2008: 49). STP adalah strategi
pemasaran untuk memfokuskan pelanggan yang
hendak dilayani (Nugroho, 2017: 102). Segmentasi
dapat dirinci berdasarkan daerah asal para siswa/
asal sekolah, agama tertentu, kelas sosial, dan
memprioritaskan kualitas akademik/ value added/
harga (Alma, 2003: 191). Pemasar jasa pendidikan
perlu melakukan segmentasi pasar untuk
mempermudah dalam mengidentifikasi kebutuhan
pelanggan dan mencapai tujuan pemasaran. Sekolah
dapat menggunakan salah satu alternatif segmentasi
pasar jasa pendidikan yaitu pendekatan pemasaran
dengan pembedaan/diferensiasi (a differentiated
marketing approach), sekolah mengidentifikasi
beberapa segmen pada pasar jasa pendidikan dan
menerapkan bauran pemasaran jasa pendidikan yang
berbeda untuk setiap segmen pasar jasa pendidikan
(Wijaya, 2012: 56). Alternatif a differentiated marketing
approach membantu pihak sekolah dan pihak terkait
19
untuk menentukan siapa saja pelanggan dan
bagaimana merencanakan strategi pemasaran yang
tepat dan sesuai kebutuhan setiap pelanggan. Setelah
segmenting, pemasar menentukan target yaitu
kelompok pelanggan yang akan dituju (targeting)
tanpa mengabaikan kelompok lainnya. Kemudian
melakukan positioning yaitu menentukan persepsi
jasa yang ditawarkan dibenak pelanggan.
2.3 Delta Model
Suatu strategi dapat dirancang dengan
menggunakan berbagai kerangka sesuai dengan
tujuannya. Kerangka strategi yang telah banyak
digunakan misalnya Porter dan RBV. Porter’s
framework and the Resource-Based View (RBV)
basically perceived the primary role of strategy as
achieving a unique competitive advantage (Hax, 2010:
208). Kerangka kerja Porter dan RBV pada dasarnya
dipahami bahwa peran utama strategi yaitu untuk
mencapai keunggulan kompetitif yang unik. Inti dari
strategi adalah memilih untuk melakukan aktivitas
secara berbeda dari para pesaing (Lovelock, Wirtz, &
Mussry, 2010: 69). Fokus kerangka strategi berbasis
Porter dan RBV yaitu bagaimana mengalahkan
pesaing-pesaing yang ada. Berbeda dengan kerangka
20
strategi Delta Model yang berusaha untuk mencapai
ikatan pelanggan yang kuat.
Delta Model, a new strategy framework that
places the customer at the center of management. The
essence of strategy is to achieve customer bonding. At
the core of bonding are the attraction, satisfaction, and
retention of the customer (Hax & Wilde, 2003; Hax,
2003, 2010: 15). Melalui strategi berdasarkan Delta
Model, ikatan pelanggan dapat dibangun bahkan
diperkuat sehingga memberikan manfaat yang besar
bagi kedua belah pihak. Ikatan pelanggan yang kuat
akan mempertahankan bahkan mendorong pelanggan
untuk mengulang kembali pembelian jasa pendidikan
yang dirasakan. Delta Model dikembangkan oleh Hax
dan Wilde yang beranggapan bahwa pelanggan
merupakan bagian terpenting dalam eksistensi suatu
organisasi.
Delta being the Greek letter that stands for transformation and change. They felt that the new technology surrounding the internet provides novel and effective ways to link to the customer and to the Extended Enterprise, opening up new sources of strategic positioning that should be properly evaluated
(Hax & Wilde, 2003: 3; Hax, 2010: 1).
Hax dan Wilde menyatakan bahwa teknologi baru
yang mengelilingi internet menyediakan cara baru dan
efektif untuk terhubung dengan pelanggan dan
perusahaan, dan membuka sumber baru dari posisi
strategis yang harus dievaluasi dengan benar.
21
Kemajuan teknologi mempermudah pelanggan untuk
mengakses informasi dan menjadikan pelanggan lebih
berpengetahuan (Lovelock, Wirtz, & Mussry, 2010:
14). Terkait dengan kemajuan teknologi, pemanfaatan
teknologi perlu dimaksimalkan dengan bijaksana
sehingga terjadi perubahan ke arah yang lebih baik.
Hal ini juga menuntut penyedia jasa maupun
pelanggan untuk semakin terampil dalam mengakses
informasi yang dibutuhkan melalui teknologi yang
ada.
Delta Model juga berusaha mengintegrasikan
paradigma competitive positioning dan resource-based
view, dengan menjadikan pelanggan sebagai sudut
pandang dalam perumusan strategi perusahaan
(Mutiasari, 2014). Hal ini mengisyaratkan bahwa Delta
Model juga mempertimbangkan teori strategi
pemasaran sebelumnya yaitu Porter’s framework dan
RBV.
Pilihan strategis yang diberikan oleh Delta Model
yaitu System Lock-In, Total Customer Solutions, dan
Best Product. Seiring berjalannya waktu, teori Delta
Model mengalami perkembangan dengan
mempertimbangkan perkembangan dan kebutuhan
jaman.
The Delta Model versi Hax dan Wilde II (2001) adalah
perkembangan kerangka kerja strategis konvensional
yang memungkinkan peningkatan profitabilitas
perusahaan melalui pembentukan ikatan perusahaan
22
dengan pelanggan dan pemasok sedangkan The Delta Model versi Hax (2010) merupakan suatu inovasi
paradigma baru, mempermudah perusahaan dalam memformulasikan dan mengimplementasikan strategi
perusahaan yang sistematis dan bijaksana, serta lebih
efektif untuk mencapai kinerja keuangan superior serta
mempertahankan profitabilitas jangka panjang yang
berkelanjutan (Mutiasari, 2014). Hal ini menegaskan bahwa Delta Model tidak hanya
mendukung dalam terciptanya ikatan pelanggan yang
kuat tetapi juga mempermudah lembaga dalam
mempertahankan eksistensi bahkan menjamin
profitabilitas jangka panjang.
Penelitian ini menggunakan Delta Model versi
Hax (2010). Berikut kerangka kerja strategis Delta
Model:
Gambar 2.1 Strategic Task of Delta Model – Kerangka kerja
strategis Delta Model (Hax, 2010)
Customer Segmentation and Customer Value Proposition
The Existing and Desired Competencies of the Firm
The Mission of the Business
The Strategic Agenda
Monitoring the Strategy
Execution:
The Inteligent Budget
Balanced Scorecards
23
Lima langkah strategic task of Delta Model yang
harus dilakukan oleh para manajer dalam proses
strategi perusahaan (Mutiasari, 2014) yaitu:
1) Segmentasi dan proposisi nilai pelanggan:
Segmentasi pelanggan dilakukan dengan cara
mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan
pelanggan secara tepat sehingga mempermudah pemberian proposisi nilai pelanggan yang unik dan
tidak mudah ditiru oleh pesaing dalam jangka panjang. Hax defined 5 generic customer
segmentations, which are: 1) customer attitude and willingness to do business with us, 2) different degrees of value added, 3) customer life cycle, 4) the varying buying patterns; 5) alignment with distributor channels. It (different degrees of value added) permits to understand the customers’ needs and capabilities and offer them the appropriate degree of value added. Hax proposed that value based segmentation provides a segmentation in which increasing the value transferred to the customers, the complexities of the relationship, the size of the benefits to be appropriated, and resulting bonding that will be established between the customers and the firm; 2)
Sumber daya, kapabilitas, dan kompetensi
perusahaan: Pemahaman sumber daya perusahaan, penilaian kompetensi, dan pengidentifikasian
kapasitas perusahaan secara tepat mempersiapkan
posisi yang unggul dalam industri; 3) Misi
perusahaan: Penetapan misi berdasarkan proposisi
nilai pelanggan, kompetensi dan kapabilitas perusahaan untuk mendefinisikan arah organisasi
dan mengartikulasi tujuan secara jelas; 4) Agenda
strategis perusahaan: Agenda strategis menguraikan
tugas perusahaan untuk melayani pelanggan dan
mengidentifikasi struktur organisasi dan sumber
daya untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut; dan 5) Pemantauan dan pelaksanaan strategi: Langkah
terakhir ini menjamin keberhasilan pelaksanaan
strategi yang efektif dan efisien memantau implikasi
jangka pendek, menengah, dan panjang dari proses
pelaksanaan strategi untuk mencapai proposisi nilai pelanggan yang diharapkan (Kharismanto, 2014).
24
Penelitian ini menggunakan segmentasi pelanggan
“different degrees of value added”, menunjukkan
bahwa kebutuhan dan keinginan setiap pelanggan
berbeda-beda sehingga perlu disegmentasi guna
memperoleh proposisi nilai pelanggan yang unik. A
value proposition is an organisation’s offering to
customers, representing a promise of benefits of value
that customers will receive during and after the usage
experience (Doligalski, Zaborek, & Sysko–Romańczuk,
2015: 134). Dengan proposisi nilai pelanggan yang
unik dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan, suatu
lembaga dapat mempertahankan diferensiasi dalam
waktu/periode yang lebih lama. Hal ini diasumsikan
bahwa kelak diferensiasi yang ditawarkan memiliki
kemungkinan diduplikasi oleh lembaga lain. Dalam
hal ini pula, setiap lembaga perlu berinovasi untuk
menciptakan diferensiasi yang unik dan sesuai
dengan kebutuhan pelanggan.
Segmentasi juga dapat dilakukan dengan
memanfaatkan teknologi seperti web. Hal ini didukung
oleh argumentsi Wilson & Carlsen (2016), we argue
that websites act as one mechanism that contributes to
the segmentation and differentiation of an emerging
local marketplace of school options. Lembaga dapat
menggunakan web atau media sosial lainnya untuk
melakukan segmentasi sekaligus menarik minat
25
pelanggan. Media sosial yang dapat digunakan
misalnya snapchat, whatsapp, BBM, FB, Twitter, dan
Instagram.
Dalam menentukan strategi berdasarkan Delta
Model, lembaga tetap berfokus pada kebutuhan
pelanggan tetapi juga melihat bagaimana kompetensi,
kapabilitas, dan sumber daya yang dimiliki. Setelah
mengetahui proposisi nilai pelanggan, kompetensi dan
kapabilitas lembaga, dan disusun misi lembaga. Misi
adalah tujuan/alasan eksistensi lembaga (Alma,
2003: 154). Pada tahap selanjutnya disusun agenda
strategis untuk dijadikan acuan dalam implementasi
dan evaluasi. Selain itu, perlu ada pemantauan
implementasi strategi untuk mencapai hasil yang
sesuai dengan tujuan.
Selain organisasi profit, Hax (2010) juga
mengulas penerapan Delta Model pada organisasi non-
profit. Berikut gambar posisi dan pilihan strategi yang
dimodifikasi sesuai dengan organisasi non-profit:
26
Gambar 2.2 Renaming the strategic positions for non-
business organizations (Hax, 2010)
Berdasarkan gambar 2.2 terdapat 3 pilihan dan 8
posisi strategis pada Delta Model. Berbeda dengan tiga
strategi generik Porter yang dapat digunakan oleh
sekolah yaitu 1) kepemimpinan biaya (cost leadership)
menjadi strategi pengurangan biaya pendidikan, 2)
fokus (focus) strategi kualitas pendidikan, dan
diferensiasi (differentiation) menjadi strategi inovasi
pendidikan (Wijaya, 2012: 68). Berikut tabel pilihan
dan posisi strategis pada organisasi non-profit.
Tabel 2.1 Best Product Strategy dan Posisi Strategis dalam
Delta Model pada Organisasi Non Profit
Pilihan
Strategi
Posisi
Strategi Definisi Ulasan
Best
Product
Differentiation
(Diferensiasi)
Keaslian
dan
keunikan
Organisasi memilik
rasa orisinalitas dan
keunikan tertentu dalam apa yang
27
dari output
organisasi.
organisasi lakukan
dan layanan yang
dihasilkan. Adanya tantangan
dan bahaya
komoditisasi
lingkungan
mengharapkan organisasi untuk
menetapkan rasa
unik dan kreativitas
dalam apa yang
organisasi lakukan
serta produk dan layanan akhir yang
ditawarkan.
Administrative Efficiency (Efisiensi
Administrasi)
Pengelolaan
aset perusahaan
secara
efektif.
Fokus organisasi
yaitu pencapaian
tingkat efisiensi yang
tinggi dalam setiap aspek tugas
administratif, dan
dalam pengelolaan
bisnis, aset fisik dan
finansial.
Sumber: Hax, 2010
Berdasarkan tabel 2.1, dapat diketahui bahwa
untuk merancang Best Product Strategy perlu
dianalisis diferensiasi dan efisiensi administrasi yang
dapat dilakukan oleh sekolah. Melalui diferensiasi,
sekolah dapat mengadakan terobosan inovatif untuk
ditawarkan kepada (calon) pelanggan. Dari segi
administrasi harus dikelola secara efektif dan efisien
sehingga hasil yang dicapai lebih maksimal.
Tabel 2.2 Total Customer Solutions Strategy dan Posisi
Strategis dalam Delta Model pada Organisasi Non Profit
Pilihan
Strategi
Posisi
Strategi Definisi Ulasan
28
Total
Custome
r
Solutions
Total Breadth of the Offering
(Jumlah
Keseluruhan
dari Penawaran)
Sejauh
mana
organisasi menyediaka
n
serangkaian
penuh
penawaran dalam
domain
yang
relevan.
Organisasi menilai
kemampuannya
dalam menawarkan
kepada pelanggan
sebuah proposisi
yang mencakup
semua dan dimaksudkan
untuk memenuhi
sebanyak mungkin
kebutuhan
pelanggan yang
relevan. Kita juga harus
mempertimbangka
n apakah kita bisa
mencapai tujuan
ini sendiri atau harus
menggunakan Extended Enterprise
(melibatkan
berbagai pihak misalnya pihak
yayasan, donatur,
pelanggan, dan
komplemen), yang
berarti semua pelengkap yang
relevan juga dapat
membantu dalam
hal ini.
Knowledge Transferred
(Transfer
Pengetahuan)
Manfaat
bagi
pelanggan
dari transfer
pengetahuan oleh
organisasi.
Organisasi
mengenal
pengetahuan yang ada di organisasi,
bukan
menyimpannya
hanya untuk tugas
administrasi internal, dan
mentransfer
pengetahuan
kepada pelanggan
dengan cara
29
memperkaya
mereka.
Attraction and Development of the Customer
(Daya Tarik
dan Pengembanga
n Pelanggan)
Pengalaman
berkualitas
diberikan/
disediakan
untuk pelanggan.
Kebutuhan semua
organisasi yaitu menarik,
memuaskan, dan
mempertahankan
pelanggan, yang
berpuncak pada ikatan pelanggan
yang kuat.
Sumber: Hax, 2010
Berdasarkan tabel 2.2 dapat diketahui bahwa
untuk merancang Total Customer Solutions Strategy
dibutuhkan analisis terlebih dahulu terkait dengan
apa saja yang bisa ditawarkan oleh organisasi untuk
memenuhi setiap kebutuhan (calon) pelanggan,
bagaimana organisasi mentransfer pengetahuan, dan
memberikan pengalaman berkualitas kepada (calon)
pelanggan. Melalui Total Customer Solutions Strategy,
ikatan antara organisasi dengan pelanggan akan kuat
karena hubungan mereka seperti “keluarga”. Dengan
Total Customer Solutions, pelanggan akan tetap
“membeli” layanan yang ditawarkan karena layanan
tersebut merupakan kebutuhan pelanggan.
Tabel 2.3 System Lock-In Strategy dan Posisi Strategis
dalam Delta Model pada Organisasi Non Profit
Pilihan
Strategi
Posisi
Strategi
Definisi Ulasan
System Lock-In
System Support (Dukungan
Sistem)
Kekuatan
sistem yang
digunakan
oleh
Organisasi
menekankan pengembangan,
pengalihan, dan
penyebaran sistem
30
organisasi
untuk
mengunci pelanggan.
eksklusif yang
terhubung dengan
pelanggan melalui cara unik yang tidak
tersedia di tempat lain
dan menghasilkan
penguncian. Selain
itu, juga bisa menghasilkan jaringan
yang
mengintegrasikan
semua pihak yang
tertarik dengan
layanan yang ditawarkan.
Channels of Delivery
(Saluran
Pengiriman)
Keunikan
akses
pelanggan
terhadap
keluaran organisasi.
Organisasi
memusatkan
perhatian pada sarana
yang dapat digunakan
untuk menjangkau pelanggan. Pencarian untuk lock-in
mengharuskan
organisasi
menentukan tingkat
saluran pengiriman yang eksklusif dan
apakah penghalang
yang signifikan
menyulitkan
organisasi lain untuk
bersaing memperebutkan
perolehan pelanggan.
Intellectual Value (Nilai
Intelektual)
Kekhasan
kontribusi
intelektual.
Komplemen organisasi
menghasilkan
gagasan, nilai, dan
kekhasan output organisasi yang unik.
Organisasi perlu
berfokus pada
kaliber/tingkatan
usaha intelektual dan
tingkat kekhasan yang akan komplemen
lekatkan pada
organisasi tersebut. Ini
31
sangat sulit dilakukan
karena mengklaim
dominasi penuh keluaran intelektual
yang dapat
menciptakan
penguncian sistem,
meskipun mungkin dibuat dengan
mendapatkan hak
eksklusif untuk
sertifikasi nilai
intelektual.
Sumber: Hax, 2010
Berdasarkan tabel 2.3, organisasi harus
berpikir “out of the box” untuk menyediakan
sistem/layanan khusus bagi pelanggan, komplemen,
dan semua pihak terkait. Sistem ini disebut system
lock-in, sistem yang unik dalam memenuhi kebutuhan
(calon) pelanggan dan sulit ditiru oleh organisasi yang
lain sehingga organisasi lain tidak dapat mengakses
pelanggan.
Dalam Delta Model, terdapat 10 prinsip yang
disebut Haxioms.
The Haxioms: 1) The center of strategy is the customer, 2) You don’t win by beating the
competition; you win by achieving customer bonding,
3) Strategy is not war; it is love, 4) A product-centric
mentality is constraining; open your mindset to
include the customers, the suppliers, and the
complementors as your key constituencies, 5) Try to understand your customer deeply. Strategy is done
one customer at a time, 6) Commodities only exist in
the minds of the inept, 7) The foundations of strategy
are two: a) Customer Segmentation and Customer
Value Proposition, b) The Firm as a Bundle of Competencies, 8) Reject the two truisms: a) “The
customer is always right”, b) “I know what the
32
customers need and how to satisfy them”, 9) The
strategic planning process is a dialogue among the key executives of the firm seeking a consensus on the
direction of the organization, and 10) Metrics are
essential: experimentation is crucial (Hax: 2010).
Sepuluh prinsip tersebut merupakan prinsip-prinsip
yang perlu diperhatikan dalam membuat strategi.
Pada dasarnya, fokus strategi berdasarkan Delta
Model adalah terpenuhinya kebutuhan dan ikatan
pelanggan. Organisasi harus mampu memahami dan
memenuhi kebutuhan pelanggannya. Layaknya cinta,
kunci keberhasilan strategi ini yaitu terciptanya
ikatan pelanggan yang kuat. Dengan ikatan pelanggan
yang kuat, organisasi yang bersangkutan dapat
semakin memahami dan memenuhi kebutuhan
pelanggan dengan maksimal. Setiap pelanggan
memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, organisasi
dan pihak terkait harus memiliki strategi yang tepat
untuk memenuhi setiap kebutuhan pelanggan. Secara
langsung atau tidak, berbagai manfaat atas
terpenuhinya kebutuhan pelanggan tidak hanya
diperoleh pelanggan tetapi juga diperoleh organisasi
dan pihak-pihak terkait.
Dalam lingkup sekolah, Delta Model dapat
dijadikan kerangka untuk merancang dan membuat
strategi-strategi yang diperlukan. Sebagai salah satu
lembaga yang menawarkan jasa pendidikan dengan
beragam jenis/ karakteristik pelanggan, sekolah
33
dapat meningkatkan minat pelanggan bahkan
mempertahankan eksistensi, meningkatkan mutu
pendidikan, dan hadir sebagai pemenuh kebutuhan
pelanggan. Orientasi Delta Model untuk memperkuat
ikatan pelanggan dengan lembaga termasuk sekolah
merupakan kunci keberhasilan setiap strategi yang
dirancang, dibuat, diimplementasikan, dievaluasi oleh
seluruh pihak yang terkait.
2.4 Minat Peserta Didik
Sekolah yang dapat mempertahankan
eksistensi, meningkatkan mutu, dan
mempertanggungjawabkan keberadaannya dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat akan diminati oleh
pelanggan. Pelanggan yaitu seseorang yang menerima
produk atau jasa dan memiliki kebutuhan mutu yang
harus dipuaskan sekaligus berperan sebagai “agen
mutu” (Wijaya, 2012). Pelanggan (customer) adalah
pembeli produk/jasa yang dirancang, dipromosikan
dan diberi harga oleh perusahaan (Soegoto, 2014).
Pelanggan adalah agen mutu yang memiliki
kebutuhan untuk dipenuhi dengan cara menerima
atau membeli produk/jasa yang ditawarkan oleh
lembaga.
Dalam penelitian Sumantri (2014), jika
konsumen merasa kebutuhannya dapat terpenuhi
34
atau mampu melebihi yang diperkirakan maka minat
konsumen semakin meningkat dan kemungkinan
seseorang memutuskan untuk menjadi nasabah bank
syariah juga semakin tinggi. Analogi dari pendapat
Sumantri dalam lingkup sekolah, strategi pemasaran
yang berpusat pada pelanggan dapat meningkatkan
minat pelanggan. Dalam organisasi non-profit
termasuk sekolah, pelanggan tidak hanya pihak-pihak
yang membayar layanan/jasa yang “dijual” oleh
organisasi tetapi juga pihak-pihak terkait yang
berkontribusi dan mempengaruhi pencapaian tujuan
organisasi.
The customer (in not-for-profit organizations/NFPOs) is not necessarily the one who pays the bill, but the one who receives the output that the organization generates (stakeholder or constituent) (Hax, 2010).
Dalam matriks El Camino College, pelanggan
dibedakan menjadi dua yaitu pelanggan internal dan
eksternal:
Pelanggan internal yaitu orang atau sekelompok
orang yang terlibat dalam suatu sistem yang
menyampaikan output secara langsung, yaitu siswa, guru, karyawan, dan pemangku kepentingan
yang terlibat (misalnya pihak yayasan, pengunjung
rutin sekolah, dan pengawas sekolah). Pelanggan
eksternal yaitu orang atau sekelompok orang yang
berada di luar sistem tetapi menerima output sekolah, yaitu orang tua, masyarakat, dan
pemangku kepentingan yang terlibat (misalnya
calon siswa, calon orang tua, calon karyawan,
alumni, dan sekolah dan lembaga pemerintah
lainnya) (Wijaya, 2012).
35
Hal ini tidak sama dengan pernyataan
berikut yang memposisikan siswa sebagai
pelanggan eksternal sekolah.
Pelanggan internal sekolah yaitu seluruh staf, guru,
dan pemimpin yang terlibat dalam kegiatan
operasional sekolah dan berperan besar dalam menentukan kualitas SDM, proses, dan lingkungan
yang berhubungan dengan jasa sedangkan
pelanggan eksternal sekolah yaitu siswa, orangtua
siswa, dan masyarakat luas (Windasuri, Susanti,
Team, 2016).
Secara keseluruhan, baik pelanggan
eksternal maupun internal dapat dinyatakan
sebagai pelanggan sekolah.
Dalam bidang pendidikan pelanggan sekolah yang
terdiri dari guru, siswa, orang tua, masyarakat, dan
pengguna lulusan dapat berinteraksi dan menjalin
kerja sama secara terbuka dan menjalankan tugas
serta perannya masing-masing (Maskur, 2015: 6).
Dalam lingkup pendidikan, pelanggan tidak hanya
terbatas pada siswa dan orang tua siswa tetapi juga
dosen, guru, karyawan, komite, dan pihak-pihak
terkait lainnya yang memiliki peran dalam mencapai
tujuan pendidikan.
Siswa sebagai peserta didik merupakan
pelanggan utama. Students are the core customers (Xu,
Lu, & Wu, 2018). Hal ini berarti bahwa sekolah perlu
mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas jasa
yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pelanggan
terutama siswa/peserta didik. Melalui pemenuhan
kebutuhan, minat peserta didik akan meningkat.
36
Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi
terhadap sesuatu; gairah; keinginan (KBBI, 2017).
Minat merupakan penerimaan akan suatu hubungan
antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri baik
berupa seseorang, suatu obyek, suatu situasi, suatu
aktivitas, dan lain sebagainya (Siagian, 2013). Minat
juga dapat diartikan sebagai suatu ketertarikan pada
hal tertentu yang menimbulkan kemauan dari dalam
diri untuk memperhatikan sesuatu (Octavany,
Wardani, & Prasetyo, 2018). Minat adalah
ketertarikan yang tinggi dan timbul dalam diri untuk
memperhatikan dan menerima hubungan dengan
pihak di luar diri misalnya seseorang/sesuatu/hal
tertentu. Minat pelanggan sekolah merupakan
ketertarikan dan kemauan untuk terhubung dengan
sesuatu yang berada di luar dirinya. Minat pelanggan
sekolah dapat ditunjukkan dengan kemauan mereka
mendaftarkan diri/anaknya sebagai calon siswa,
merekomendasikan sekolah kepada kerabat/orang
lain, melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan sekolah
termasuk dalam pemasaran sekolah, dan/atau
mengajukan diri sebagai donatur sekolah.
Minat akan timbul apabila mendapat
rangsangan dari luar dan cenderung untuk merasa
tertarik pada suatu bidang jika terlibat secara aktif
didalamnya (Kurnaningsih, 2012). Minat akan
37
semakin kuat jika hubungan antara diri dengan
sesuatu di luar diri semakin kuat dan dekat (Siagian,
2013). Bila dikaitkan dengan minat pelanggan,
sekolah perlu melibatkan pelanggan dalam kegiatan
sekolah termasuk dalam kegiatan pemasaran.
Pelanggan dapat dilibatkan dalam mengidentifikasi
dan menindaklanjuti hasil identifikasi kebutuhan
(calon) pelanggan termasuk peserta didik. Calon
peserta didik akan tertarik dengan suatu sekolah jika
mengetahui bahwa sekolah yang dimaksud
menyediakan jasa yang diharapkannya. Misalnya
calon peserta didik ingin menjadi dokter akan mencari
sekolah yang memiliki laboratorium kimia, fisika, dan
biologi yang lengkap serta pendidik yang profesional
atau sekolah yang unggul dalam ilmu sains. Contoh
lain misalnya, saat ini minat pelanggan adalah
lulusan yang mampu bersaing secara internasional
maka sekolah dapat membuat program student
exchange program yang unik dan sesuai dengan
kebutuhan pelanggan.
Saat ini teknologi juga semakin berkembang
dan para ahli teknologi semakin berinovasi. Customers
are becoming technologically sophisticated the world
over and increasingly expect products to incorporate a
high level of technological innovation (Zeriti, 2014).
Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan
38
pelanggan akan teknologi juga berkembang. Demikian
pula dengan kebutuhan lainnya. Dalam lingkup
sekolah, kompleksitas kebutuhan pelanggan dapat
dipenuhi dengan menghadirkan pendidikan yang
holistik.
Nilai positif yang akan diterima sekolah yang
dapat memenuhi kebutuhan, keinginan, serta
harapan pelanggan internal dan eksternal adalah
meningkatnya jumlah siswa, jumlah guru yang
berkualitas, jumlah karyawan sekolah yang senang
bekerja, jumlah donatur, keterlibatan orang tua siswa,
dukungan masyarakat, serta hubungan yang
menguntungkan dengan pelanggan eksternal (Wijaya,
2012). Dengan memenuhi ekspektasi pelanggan,
sekolah dapat mempertahankan bahkan
meningkatkan minat dan jumlah pelanggan. Sekolah
dapat menggunakan kompetensi yang dimiliki untuk
memberikan layanan terbaik dan sesuai dengan
kebutuhan pelanggan. Pelanggan perlu diedukasi
tentang cara terbaik menggunakan jasa, dilibatkan
dalam memproduksi jasa misalnya melalui self-
service, hingga terlibat dalam mengevaluasi dan
berkontribusi terhadap kinerja layanan yang
diberikan oleh penyedia jasa (Lovelock, Wirtz, &
Mussry, 2010). Sekolah yang mengidentifikasi
kebutuhan pelanggan dan merencanakan bagaimana
39
memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cara
melibatkan pelanggan merupakan langkah awal
untuk membuat strategi yang berpusat pada
pelanggan. Dengan menganalisis pentingnya
pelanggan dan stakeholder, matriks kekuatan dan
ketertarikan menunjukkan bahwa pelanggan dan
stakeholder yang dijadikan pemain kunci memiliki
kekuatan dan minat yang tinggi (Burtonshaw-Gun,
2011). Dengan kata lain, strategi yang berpusat pada
minat pelanggan (termasuk peserta didik) harus
menjadikan pelanggan sebagai pemain kunci
keberhasilan strategi.
Untuk menarik minat calon mahasiswa yang lebih
banyak, diperlukan strategi promosi yang tepat,
antara lain: asal sekolah, prestasi akademik, lokasi
tempat tinggal, tren keminatan calon mahasiswa,
kemampuan calon mahasiswa (akademik dan/atau
finansial), proses pembelajaran, serta prospek lulusan
kedepannya (Suprawoto, 2016). Bila dikaitkan dengan
pendidikan di tingkat sekolah, segmentasi pelanggan
perlu dilakukan berdasarkan kategori-kategori yang
mungkin termasuk minat pelanggan termasuk peserta
didik. Sekolah juga dapat melibatkan pelanggan
dalam peningkatan kualitas jasa pendidikan. Sebagai
agen mutu, sekolah perlu memperlengkapi pelanggan
sebelum pelanggan memasarkan jasa yang
40
ditawarkan oleh sekolah misalnya melalui
pelatihan/workshop pemasaran jasa pendidikan.
Pada penerapannya, pelanggan akan “membeli” suatu
jasa jika pelanggan mengetahui ada lembaga penyedia
jasa yang dibutuhkan. Mereka akan datang dengan
pemberitahuan dari pihak penyedia jasa atau
informasi dari pihak/sarana lain atau berinisiatif
mencari jasa yang dibutuhkan. Selain itu, suatu
organisasi dapat memperoleh pelanggan sesuai/lebih
dari kuota yang tersedia dengan cara memperkenal-
kan organisasi dan layanan yang dapat ditawarkan
misalnya melalui strategi pemasaran jasa. Setiap
lembaga pendidikan dapat mencari pelanggan melalui
strategi pemasaran jasa pendidikan, strategi ini
diadopsi dari dunia bisnis, dimana penerapannya
disesuaikan dengan nilai filosofi dari pendidikan itu
sendiri sebagai lembaga non profit (Haryanto & Rozza,
2012). Hal ini berarti bahwa penerapan strategi
pemasaran yang tepat pada suatu organisasi
termasuk sekolah dapat meningkatkan minat
pelanggan.
41
BAB III
ANALISIS PERMASALAHAN DAN ISU
STRATEGI
3.1 Analisis Permasalahan
Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan
juga memerlukan strategi untuk memperkenalkan
jasa pendidikan yang relevan dengan kebutuhan
pelanggan. Beberapa strategi pemasaran sekolah lebih
berfokus pada bagaimana memiliki perbedaan dengan
strategi sekolah lain daripada melakukan survei
kebutuhan tiap pelanggan dan memenuhinya. Pola ini
perlu ditinjau ulang oleh setiap pihak terkait
khususnya para ahli dan pakar pemasaran.
Secara logika, sekolah yang mampu memenuhi
kebutuhan pelanggan akan lebih diminati. Bila
sekolah diminati oleh pelanggan maka eksistensi
sekolah dapat dipertahankan. Selain itu, sekolah akan
memperoleh pelanggan yang terbaik melalui seleksi
yang dilakukan. Lebih dari itu, sekolah juga akan
menghasilkan lulusan yang unggul. Namun pada
kenyataannya, belum semua sekolah mampu
menjawab kebutuhan pelanggan sehingga keadaan
ideal belum terwujud. Hal ini berarti bahwa sekolah
yang mengalami penurunan minat pelanggan
termasuk minat peserta didik perlu mencari solusi.
42
Salah satu sekolah yang sedang mengalami
penurunan minat peserta didik yaitu SMP Kristen
Satya Wacana Salatiga. Hal ini tampak dari dokumen
sekolah khususnya pada tahun pelajaran 2017/2018.
Penyebab turunnya minat peserta didik dikarenakan
strategi pemasaran yang kurang optimal. Sekolah
memiliki tim promosi sekolah yang terdiri dari kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, guru, siswa, dan
komite. Pelaksanaan promosi melalui penyebaran
brosur, presentasi, dan kegiatan sekolah. Hasilnya
belum sesuai dengan tujuan yaitu terpenuhinya kuota
yang disediakan.
Jumlah SDM yang terbatas dan beban tugas
yang cukup banyak juga menjadi hambatan
pengelolaan strategi pemasaran. Selain itu,
manajemen waktu yang kurang tepat misalnya
mengunjungi sekolah yang menjadi target tetapi gagal
presentasi karena ada kegiatan/try out. Hal-hal
tersebut merupakan penyebab turunnya minat
peserta didik. Namun, semua itu bisa diatasi bila
sekolah mengelola strategi pemasaran yang tepat
untuk meningkatkan minat peserta didik.
Berdasarkan analisis melalui kerangka strategis
Delta Model dapat diketahui segmentasi dan proposisi
nilai pelanggan, kapabilitas, kompetensi dan
sumberdaya, misi, dan agenda strategis. Selain itu,
43
melalui analisis Delta Model meliputi tiga pilihan
strategi, sekolah dan pihak-pihak terkait belum
melakukan strategi-strategi tersebut dengan
maksimal.
3.2 Isu Strategis
Berdasarkan analisis hasil penelitian diketahui
bahwa ada isu-isu strategis yang muncul diantaranya:
1) Strategi pemasaran sekolah belum optimal.
2) Sumber daya manusia yang terlibat dalam
promosi terbatas dengan beban tugas yang
cukup banyak.
3) Komite kurang aktif dalam implementasi
strategi pemasaran.
4) Yayasan dan alumni belum terlibat/dilibatkan
dalam pengelolaan strategi pemasaran.
5) Pihak-pihak terkait belum diedukasi tentang
bagaimana memasarkan sekolah.
6) Pemenuhan kebutuhan pelanggan termasuk
kebutuhan peserta didik didasarkan pada
asumsi pihak sekolah.
Berdasarkan isu-isu strategis diatas sekolah perlu
mengelola strategi-strategi dengan tepat termasuk
strategi pemasaran.
44
BAB IV
KERANGKA DAN IMPLEMENTASI
STRATEGI PEMASARAN
4.1 Kerangka Strategis Delta Model SMP Kristen
Satya Wacana Salatiga
Kerangka strategis Delta Model ini meliputi 4
langkah. Berdasarkan hasil penelitian dan kerangka
kerja strategis Delta Model dapat ditampilkan
kerangka strategis Delta Model berikut ini:
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Strategis Delta Model – Strategi
Pemasaran SMP Kristen Satya Wacana Salatiga
Berdasarkan gambar tersebut dapat dijelaskan
bahwa:
Segmentasi Pelanggan: SD Kristen dan Katolik di Salatiga dan
luar Salatiga,
SD Negeri Salatiga, dan Gereja di Salatiga
Proposisi Nilai Pelanggan:
Pelayanan terbaik Menyediakan sarana dan prasarana
yang cukup lengkap Menyediakan sarana komunikasi
Mengadakan seminar Memberi potongan keuangan bagi siswa
dari pendidik/ tenaga kependidikan
YPTKSW
Sumber Daya, Kapabilitas, dan Kompetensi:
Memiliki SDM yang
kompeten tetapi secara kuantitas kurang
Sumber pendanaan sekolah berasal dari yayasan,
pemerintah, dan siswa Sekolah mampu
menentukan program/kegiatan sekolah Tim promosi terdiri dari
kepala sekolah, guru, staf,
komite, dan siswa.
Misi: Memperoleh siswa baru yang berkualitas setiap tahunnya dan
mencapai kuota yang disediakan.
Agenda Strategis: Perencanaan Strategi Pemasaran Sekolah
Pelaksanaan Strategi Pemasaran Sekolah
Evaluasi Strategi Pemasaran Sekolah
45
1. Segmentasi pelanggan terdiri dari beberapa SD
Kristen/ Katolik di Salatiga dan luar Salatiga,
SD Negeri Salatiga serta gereja Salatiga. Target
utama pemasaran SMP Kristen Satya Wacana
yaitu SD Kristen Satya Wacana. Terkait dengan
proposisi nilai pelanggan yang ditawarkan yaitu:
1) pelayanan terbaik, 2) menyediakan sarana
dan prasarana yang cukup lengkap, 3)
menyediakan sarana komunikasi, 4)
mengadakan seminar, dan 5) memberi potongan
keuangan bagi siswa dari pendidik/ tenaga
kependidikan YPTKSW.
2. Kompetensi, kapabilitas, dan sumber daya yang
dimiliki oleh sekolah yaitu memiliki SDM yang
kompeten tetapi secara kuantitas kurang,
sumber pendanaan sekolah berasal dari
yayasan, pemerintah, dan siswa, sekolah
mampu menentukan program/kegiatan
sekolah, dan memiliki tim promosi terdiri dari
kepala sekolah, guru, staf, komite, dan siswa.
3. Misi strategi yaitu memperoleh siswa baru yang
berkualitas setiap tahunnya dan mencapai
kuota yang disediakan.
4. Agenda strategi dikelompokkan menjadi 3 yaitu
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
strategi pemasaran sekolah.
46
4.2 Model Strategis Delta Model SMP Kristen Satya Wacana Salatiga
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh Model Strategis Delta Model SMP Kristen
Satya Wacana Salatiga yang merupakan abstraksi dari tiga pilihan strategi dalam Delta Model yang
dianalisis berdasarkan kebutuhan pelanggan.
Gambar 4.2 Model Strategis Delta Model SMP Kristen Satya Wacana Salatiga
Best Product Strategy System Lock-In Strategy
Total Customer Solutions Strategy
STRATEGI
PEMASARAN
SEKOLAH
BERDASARKAN
DELTA MODEL
Differentiation
Menyelenggarakan pendidikan
holistik melalui berbagai kegiatan/program sekolah yang
unik dan relevan dengan kebutuhan
pelanggan
Administrative Efficiency Menerapkan multi payment system untuk mempermudah
pelanggan dalam melakukan transaksi keuangan
Attraction and Development of the Customer
Memberikan apresiasi atas usaha/pencapaian SDM
Knowledge Transferred
Memfasilitasi SDM yang mengikuti lomba/kegiatan
tertentu untuk memenuhi kebutuhan mereka
Channels of Delivery
Menerapkan sistem jenjang karir bagi guru dan
staf sekolah
Total Breadth of the Offering
Memaksimalkan sumber daya yang dimiliki dengan mengembangkan website sekolah dan sarana komunikasi
lain yang relevan serta menyediakan prosedur/alur
komunikasi antar pihak terkait
System Support
Memberlakukan sistem kontrak
dengan ahli/lembaga tertentu
dalam jangka waktu tertentu
untuk mengunci pelanggan
Intellectual Value
Memiliki kerjasama serta prosedur khusus yang
berlaku untuk alumni, SMA/K favorit, Universitas
tertentu, dan lembaga pendidikan lainnya
47
4.3 Implementasi Strategi Pemasaran SMP Kristen Satya
Wacana Salatiga
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,
implementasi strategi pemasaran sekolah berdasarkan tiga
pilihan strategi pada Delta Model dinyatakan secara rinci.
Strategi pemasaran ini merupakan produk penelitian dan
pengembangan yaitu Strategi Pemasaran berdasarkan Delta
Model dalam peningkatan peserta didik SMP Kristen Satya
Wacana Salatiga.
4.3.1 Best Product Strategy
Melalui Best Product Strategy, sekolah dapat
mengembangkan posisi strategi diferensiasi dan efisiensi
administrasi (Hax, 2010). Dengan kata lain, diferensiasi yang
diciptakan atau dikembangkan tetap memperhitungkan
efektifitas dan efisiensi dari berbagai sudut pandang.
Berdasarkan hasil penelitian, berikut pengembangan Best
Product Strategy:
48
Tabel 4.1 Best Product Strategy SMP Kristen Satya Wacana Salatiga
Kebutuhan Pelanggan
Best Product Strategy Implementasi Pemasaran
Pendidikan holistik. Menyelenggarakan dan
menginformasikan bahwa pendidikan
yang ditawarkan adalah pendidikan
holistik berdasarkan kasih dan iman
Kristiani dan dirancang sesuai dengan
kebutuhan pelanggan.
1. Menyelenggarakan open house setiap pertengahan
semester dengan tema besar “Holistic Education for Us”.
2. Menyelenggarakan kegiatan out door misalnya live in
di kampung Inggris, bakti sosial dengan mengunjungi panti asuhan/jompo, dan family gathering.
3. Menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan sistem full day of school dan
meniadakan pekerjaan rumah bagi siswa.
4. Menyelenggarakan kegiatan yang mengintegrasikan
semua mata pelajaran dengan mengundang
sekolah/lembaga pendidikan Kristen baik di dalam
maupun di luar negeri.
Sekolah berprestasi baik di bidang
akademis maupun
non akademis.
Mempersiapkan dan mengikutsertakan SDM dalam lomba-lomba yang
diselenggarakan dan sesuai dengan
kebutuhan pelanggan.
1. Mengidentifikasi dan mengembangkan bakat dan minat SDM sejak dini.
2. Mengapresiasi usaha/keberhasilan/pencapaian SDM
(peserta lomba) dihadapan publik.
Sekolah sebagai second home.
Menyelenggarakan dan
menginformasikan bahwa sekolah merupakan second home yang dirancang
dari, oleh, dan untuk pelanggan.
1. Memupuk rasa kekeluargaan antar pihak melalui
berbagai kesempatan dan kegiatan yang
dilaksanakan.
49
2. Menghadirkan siswa, orang tua, dan guru dalam
presentasi ke sekolah-sekolah dasar sebagai pemberi
testimoni.
SDM yang
memadai, profesional, teachable heart,
dan unggul.
Mengadakan, menginformasikan, dan
mengikutsertakan SDM dalam setiap kegiatan yang meningkatkan kualitas
SDM.
1. Mengikutsertakan SDM dalam kegiatan yang
produktif dan meningkatkan profesionalisme yang bersangkutan.
2. Mendokumentasikan dan mempublikasikan setiap
kegiatan yang diikuti oleh SDM sebagai sumber
informasi sekaligus apresiasi.
Contextual learning, student center, dan
kondusif.
Menyelenggarakan dan
menginformasikan proses belajar
mengajar yang kondusif, berpusat pada siswa, dan menggunakan berbagai
metode pembelajaran yang sesuai dengan
konteks dan kebutuhan pelanggan.
1. Mengelola proses belajar mengajar yang produktif
bagi guru dan siswa.
2. Mendokumentasikan dan menginformasikan proses belajar mengajar sebagai bentuk komunikasi dan
bukti nyata melalui media cetak maupun elektronik.
Lulusan yang
unggul dalam
bidang akademis dan non akademis
serta berkarakter
Menyeleksi, membimbing secara intensif,
dan mengikutsertakan siswa dalam
kegiatan/lomba akademis/non akademis (sesuai dengan minat dan bakat siswa)
tanpa mengesampingkan pembentukan
karakter.
1. Mencari, menyeleksi, dan menginformasikan
kegiatan lomba baik di bidang akademis maupun non
akademis kepada guru, peserta didik, orang tua, dan pihak-pihak terkait.
2. Mengapresiasi usaha/keberhasilan siswa yang telah
me1ngikuti lomba di hadapan publik.
Sarana dan
prasarana lengkap,
rapi, dan bersih.
Mengelola dan menghadirkan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan oleh
pelanggan dan dan dikelola oleh SDM yang kompeten.
1. Mendata, melengkapi, mendokumentasi, dan
mempublikasikan sarana dan prasarana yang
dimiliki sekolah sebagai bentuk transparansi dan evaluasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh
pelanggan.
50
2. Memberi akses kepada masyarakat yang mau
menggunakan sarana dan prasarana tertentu melalui
prosedur yang telah ditetapkan misalnya prosedur
penggunaan lapangan basket/teater serbaguna.
Memiliki banyak kegiatan sekolah
dan
ekstrakurikuler
Menyelenggarakan dan mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler sesuai minat
dan bakat siswa.
Menginformasikan kegiatan sekolah
termasuk kegiatan ekstrakurikuler yang
ditawarkan kepada pelanggan misalnya kegiatan home industry dan student exchange baik di dalam maupun di luar
negeri.
1. Menyebar angket, mendata, dan menyelenggarakan kegiatan dan ekstrakurikuler yang diajukan dan
dibutuhkan oleh pelanggan.
2. Menawarkan dan memutuskan kegiatan unik yang dibutuhkan oleh pelanggan misalnya study tour/
student exchange di dalam/luar negeri.
Biaya pendidikan
terjangkau
Menghitung dan menentukan unit cost
dan kebutuhan sekolah dan pelanggan
bersama dengan pakar pembiayaan dan
pihak terkait.
Menerapkan dan menawarkan/menginformasikan program
pembiayaan khusus bagi siswa
berprestasi secara akademis/non
akademis, anak pegawai YPTKSW, dan
anak alumni YPTKSW.
1. Menginformasikan unit cost dan kebutuhan sekolah
di awal tahun pelajaran kepada pelanggan,
komplemen, dan pihak-pihak terkait.
2. Menyediakan akses bagi pelanggan yang ingin
mengakses pembiayaan sekolah melalui prosedur yang ditetapkan.
3. Membuat dan menginformasikan syarat dan
prosedur penerima biaya khusus kepada pelanggan.
Layanan prima Menyelenggarakan layanan yang cepat,
tepat, dan sesuai kebutuhan pelanggan misalnya dengan memberlakukan multi
1. Mengumpulkan data dan melakukan tindak lanjut
misalnya menyebar kuesioner untuk mengetahui kualitas pelayanan yang diberikan dan saran serta
51
payment system untuk administrasi
keuangan.
Mengevaluasi dan melakukan tindak
lanjut pemberian layanan melalui survei
pelanggan.
alternatif solusi dari pelanggan untuk pelayanan di
waktu mendatang. 2. Merancang dan menerapkan sistem multi payment
untuk mempermudah transaksi keuangan antara
penyedia jasa dan pelanggan.
Komunikasi jelas dan transparan
Membangun komunikasi yang jelas, transparan dan akuntabel dengan
pelanggan dan pihak-pihak terkait.
1. Membuat, menginformasikan, dan melaksanakan prosedur yang jelas terkait dengan alur komunikasi
dengan pelanggan dan pihak-pihak terkait.
2. Menyediakan komunikasi tatap muka dan non tatap
muka melalui berbagai media bagi pelanggan dan
pihak-pihak terkait.
Memiliki kerjasama
dengan SMA/K
favorit dan lembaga
pendidikan lainnya.
Meningkatkan kerjasama dengan SMA
Kristen Satya Wacana Salatiga dan
menjalin kerja sama dengan SMA/K
favorit di Salatiga maupun di luar
Salatiga, serta kerja sama dengan
lembaga pendidikan lainnya terutama Perguruan Tinggi/Universitas.
Mengundang/mengunjungi SMA/K favorit dan lembaga
pendidikan lainnya melalui kegiatan yang produktif dan
relevan bagi kedua belah pihak.
Memiliki kerjasama
dengan alumni
Menghubungi kembali dan membangun
kerja sama dengan alumni dalam
berbagai program/ kegiatan sekolah.
Membuat jabatan struktural dan fungsional dalam
ikatan alumni.
Mengapresiasi setiap usaha/bantuan yang diberikan
oleh alumni dihadapan publik.
52
Tabel 4.1 memberikan kesimpulan bahwa
melalui Best Product Strategy, SMP Kristen Satya
Wacana Salatiga dapat melakukan diferensiasi
dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan/
program sekolah yang unik berlandaskan pendidikan
holistik misalnya mengelola kegiatan belajar mengajar
di dalam dan di luar kelas sesuai dengan kebutuhan
pelanggan. Hal ini ini sejalan dengan hasil penelitian
Putri (2016), Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam
Pongangan Gresik melakukan kegiatan yang
produktif, menarik, dan melibatkan masyarakat, serta
menggunakan media sosial sebagai media pemasaran.
Hasil penelitian Triastuti juga senada yaitu PT Duta
Pratama memiliki strategi diferensiasi berupa
keunikan produk dengan menambah/mengkombinasi
bahan alami untuk memenangkan pasar dalam
maupun luar negeri.
Sekolah Menengah Pertama Kristen Satya
Wacana Salatiga juga dapat memfasilitasi SDM untuk
mengembangkan minat dan bakatnya, melibatkan
pelanggan dalam mengembangkan strategi pemasar-
an, dan mengadakan kegiatan indoor ataupun
outdoor.
Efisiensi administrasi dapat dilakukan dengan
menerapkan multi payment dan membuat RKAS
sesuai dengan kebutuhan pelanggan melalui
53
kegiatan/program sekolah yang unik. Tujuan dari
efisiensi administrasi sekolah tidak hanya mencapai
efisiensi tetapi juga efektifitas administrasi dan
kegiatan/program yang akan dilaksanakan. Sekolah
dapat menyebar angket untuk mengetahui kebutuhan
pelanggan. Dalam menarik pelanggan, sekolah juga
dapat memberi akses kepada masyarakat untuk
menggunakan sarana dan prasarana sekolah melalui
prosedur yang ditentukan oleh pihak sekolah. Selain
menarik, sekolah dapat mempertahankan, dan
mempertahankan pelanggan melalui keterlibatan
alumni dalam kegiatan/program sekolah yang unik.
4.3.2 Total Customer Solutions Strategy
Dalam Delta Model, sekolah juga dapat
mengembangkan Total Customer Solutions Strategy
yang sangat mendukung dalam penciptaan ikatan
yang kuat antar pelanggan dan antara
pelanggan/komplemen/pihak terkait dengan
penyedia jasa. Dengan ikatan yang kuat, penyedia
jasa dapat memahami kebutuhan pelanggan dengan
baik dan memberikan layanan jasa yang relevan.
Berdasarkan hasil penelitian, berikut pengembangan
Total Customer Solutions Strategy:
54
Tabel 4.2 Total Customer Solutions Strategy SMP Kristen Satya Wacana Salatiga
Kebutuhan Pelanggan
Total Customer Solutions Strategy Implementasi Pemasaran
Pendidikan holistik. Menyelenggarakan pendidikan holistik
yang didasarkan pada kasih dan iman
Kristiani dengan cara melibatkan dan
saling mengedukasi pihak-pihak terkait
termasuk komplemen sekolah misalnya
menjadi koordinator/pembicara pada kegiatan sekolah.
1. Memiliki dan mengembangkan web/buletin sekolah
yang memberikan informasi seputar kegiatan
sekolah dan informasi terkini.
2. Memasarkan sekolah melalui brosur yang dibagikan
ke target pemasaran sekolah, memasang spanduk di
lokasi yang strategis, presentasi ke SD Salatiga dan luar dengan memperhatikan waktu pelaksanaannya
dan melibatkan siswa, guru, dan orang tua siswa
SMP Kristen Satya Wacana untuk memberi
testimoni, dan memanfaatkan media sosial termasuk website sebagai sarana pemasaran
sekolah.
Sekolah berprestasi baik di bidang
akademis maupun
non akademis.
Memaksimalkan SDM dan komplemen yang dimiliki sekolah untuk terlibat dalam
pencapaian/peningkatan prestasi sekolah.
Mencari dan melibatkan setiap pihak
terkait dalam menyediakan ahli yang
kompeten pada bidangnya untuk mempersiapkan SDM mengikuti
perlombaan.
1. Memfasilitasi dan mempersiapkan SDM dalam mengembangkan kemampuan akademis dan non akademis melalui berbagai pelatihan, in house training, lomba, dan kegiatan produktif lainnya.
2. Menyusun dan mempublikasikan hasil penelitian tindakan kelas/ sekolah dan best practice.
Sekolah sebagai second home.
Melibatkan berbagai pihak dalam
mengelola dan menghadirkan sekolah sebagai second home bagi pelanggan.
1. Membangun konsep yang sama antar pihak terkait tentang sekolah sebagai second home melalui
55
pertemuan khusus/seminar/training yang
dibawakan oleh ahli pendidikan.
2. Mengimplementasikan konsep sekolah sebagai second home dengan melibatkan pihak-pihak
terkait.
SDM yang memadai,
profesional, teachable heart,
dan unggul.
Mengadakan dan menginformasikan kegiatan yang meningkatkan kualitas SDM
dengan melibatkan berbagai pihak dalam
menghadirkan ahli yang profesional di
bidangnya.
1. Mengidentifikasi kualitas/kompetensi/profesionalisme SDM.
2. Mengadakan kegiatan yang dibutuhkan oleh SDM
untuk meningkatkan kualitasnya
Contextual learning, student center, dan
kondusif.
Menyelenggarakan dan menginformasikan
sistem belajar mengajar yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan berbasis
konteks serta mendatangkan guru tamu/
pembicara untuk terlibat dalam proses
belajar mengajar.
1. Mengintegrasikan (beberapa) mata pelajaran dalam
pembelajaran kontekstual yang kondusif dan berpusat pada siswa.
2. Mendokumentasikan dan mempublikasi
pembelajaran yang (telah) berlangsung baik di media
cetak maupun elektronik.
Lulusan yang
unggul dalam bidang akademis
dan non akademis
serta berkarakter
Mengadakan lomba-lomba akademik dan
non akademik berbasis karakter dengan melibatkan siswa/i SD-SMP sebagai
peserta lomba dan melibatkan berbagai
pihak yang mendukung kegiatan yang
diselenggarakan.
1. Mencari, mengembangkan, dan memfasilitasi
(calon) peserta didik yang memiliki kemampuan akademis/dan non akademis untuk mengikuti
lomba.
2. Mengintegrasikan pendidikan karakter dalam
setiap kegiatan/program sekolah.
3. Mendokumentasi dan mempublikasi pencapaian/
keberhasilan yang diperoleh siswa.
56
Sarana dan
prasarana lengkap,
rapi, dan bersih.
Pengadaan dan pengelolaan sarana
prasarana yang dibutuhkan oleh
pelanggan melalui berbagai alternatif
solusi yang ditawarkan dan disediakan oleh pelanggan.
1. Mengembangkan kemampuan pengelola sarana dan
prasarana sekolah melalui pelatihan yang
diselenggarakan oleh pihak internal maupun
eksternal. 2. Mengevaluasi dan melakukan tindak lanjut terkait
dengan masukan/saran/solusi untuk pengelolaan
sarana dan prasarana.
Memiliki banyak
kegiatan sekolah
dan
ekstrakurikuler
Melibatkan berbagai pihak terkait dalam
menyelenggarakan berbagai kegiatan dan
ekstrakurikuler yang dibutuhkan oleh
pelanggan.
1. Mengidentifikasi kegiatan dan ekstrakurikuler yang
dibutuhkan oleh pelanggan.
2. Mengevaluasi dan melakukan tindak lanjut terkait
dengan kegiatan sekolah dan ekstrakurikuler yang diselenggarakan.
Biaya pendidikan
terjangkau
Menghitung kembali unit cost yang
dibutuhkan, mengkomunikasikan dan
melibatkan pihak-pihak terkait, serta
mencari donatur untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan termasuk
kebutuhan finansial.
1. Mengidentifikasi kebutuhan pelanggan.
2. Membuat RKAS berdasarkan kebutuhan pelanggan.
3. Mengkomunikasikan RKAS kepada pelanggan.
4. Menggalang dana jika dibutuhkan dengan
melibatkan pihak-pihak terkait.
Layanan prima Menyelenggarakan dan melibatkan pihak-
pihak terkait dalam menawarkan dan
memberikan pelayanan prima yang sesuai
dengan kebutuhan pelanggan.
1. Mendefinisikan menginformasikan layanan prima
yang dapat direalisasikan oleh sekolah dan relevan
dengan kebutuhan pelanggan.
2. Mengelola layanan sedemikian rupa guna
menyelenggarakan layanan prima menurut
perspektif pelanggan.
Komunikasi jelas dan transparan
Menyediakan wadah/media komunikasi tatap muka dan non tatap muka termasuk
1. Membuat grup whatsapp berdasarkan kebutuhan
pelanggan secara umum dan khusus misalnya grup
57
memanfaatkan TI dan dibantu ahli TI yang
kompeten.
seluruh pelanggan, grup orang tua, grup guru dan
staf, dan grup alumni. 2. Memaksimalkan website sekolah sebagai sumber
informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Memiliki kerjasama
dengan SMA/K favorit dan lembaga
pendidikan yang
relevan dengan
kebutuhan
pelanggan.
Membangun/meningkatkan kerjasama
dengan sekolah/universitas/lembaga pendidikan yang diajukan oleh pelanggan.
1. Meningkatkan kerjasama dengan SMA Kristen Satya
Wacana Salatiga melalui kegiatan/program sekolah. 2. Menjalin kerjasama dan mengadakan kegiatan
dengan SMA/K dan lembaga pendidikan lain yang
relevan melalui kegiatan/program sekolah misalnya
pertandingan persahabatan, diskusi terbuka, dan
sarasehan.
Memiliki kerjasama dengan alumni
Menjalin kerja sama dengan alumni dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.
1. Membentuk dan mengkoordinasi ikatan alumni SMP Kristen Satya Wacana Salatiga melalui kegiatan/
program yang produktif.
2. Mengadakan kegiatan kebersamaan dengan alumni misalnya temu kangen dan brainstorming dengan
tema “Together We Can”.
58
Tabel 4.2 memberikan kesimpulan bahwa
melalui Total Customer Solutions Strategy, sekolah
dapat memenuhi seluruh kebutuhan pelanggan yang
relevan dan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki
oleh sekolah. Sekolah dapat memaksimalkan sumber
daya yang dimiliki untuk mengelola dan
mengembangkan website sekolah sebagai sarana
untuk berbagi informasi tentang sekolah dan
kegiatan/program yang diselenggarakan/diikuti. Hal
ini senada dengan hasil penelitian Khanifudin (2013),
salah satu media word of mouth WOM yaitu website
dan pengembangan strategi pemasaran sekolah dapat
dilakukan dengan mengintensifkan website. Hasil
penelitian Tang, Yasa, & Forrester (2004) juga senada
yaitu aplikasi berbasis web dan internet memfasilitasi
cara baru untuk mengirim produk dan layanan
kepada pelanggan secara efektif dan efisien.
Selain website, sekolah juga dapat menyediakan
sarana komunikasi lainnya yang relevan dengan
mengelola dan menyediakan prosedur/alur
komunikasi antar pihak terkait. Melalui Total
Customer Solutions Strategy, sumber daya yang
dimiliki juga perlu difasilitasi dalam memenuhi
kebutuhannya baik melalui pelatihan ataupun
kegiatan produktif lainnya. Sekolah dapat
memfasilitasi, mempersiapkan, mengikutsertakan,
59
dan mengapresiasi usaha/pencapaian SDM yang
mengikuti lomba/kegiatan tertentu. Sebagai contoh,
guru dan staf difasilitasi dalam proses kenaikan
jabatan, siswa difasilitasi dalam mengembangkan
minat dan bakat melalui lomba ataupun
ekstrakurikuler, dan orang tua difasilitasi dalam
menyelenggarakan kegiatan orang tua (dan siswa). Hal
ini sejalan dengan hasil penelitian Haryanto dan Rozza
(2012), strategi internal yang dilakukan yaitu
mengembangkan kemampuan petugas/ pegawai
Humas dalam mencapai kompetensi yang memadai.
4.3.3 System Lock-In Strategy
Pengembangan System Lock-In Strategy
membutuhkan para pemikir yang “óut of the box”,
memikirkan strategi yang sulit bahkan tidak dapat
ditiru oleh lembaga lain. Selain itu, dengan System
Lock-In Strategy, tidak ada lembaga lain yang dapat
mengakses pelanggan. Berdasarkan hasil penelitian,
berikut pengembangan System Lock-In Strategy:
60
Tabel 4.3 System Lock-In Strategy SMP Kristen Satya Wacana Salatiga
Kebutuhan Pelanggan
System Lock-In Strategy Implementasi Pemasaran
Pendidikan holistik. Menyelenggarakan pendidikan holistik
dengan melibatkan pihak-pihak tertentu
dari YPTKSW atau lembaga lain dengan sistem kontrak.
1. Mencari dan menjalin kerjasama (kontrak) dengan
(seorang) ahli pendidikan dalam mengelola dan
menyajikan pendidikan holistik yang berdasarkan
kasih dan iman Kristiani yang dibutuhkan oleh
pelanggan.
2. Mengenalkan sekolah sebagai penyelenggara pendidikan holistik dalam pertemuan-pertemuan
pendidikan yang diselenggarakan/diikuti oleh pihak
sekolah.
3. Setiap pihak terkait khususnya pihak sekolah, tidak
hanya terlibat dalam ranah tertentu tetapi berusaha untuk terlibat dalam berbagai ranah misalnya terlibat
dalam pelayanan di masyarakat dan gereja.
4. Melibatkan pihak YPTKSW untuk memasarkan
sekolah sebagai penyelenggara pendidikan holistik ke
gereja-gereja di luar dan dalam pulau Jawa.
Sekolah berprestasi
baik di bidang akademis maupun
non akademis.
Mencari, menyediakan, dan “mengikat”
ahli yang kompeten pada bidangnya untuk mempersiapkan SDM yang
mengikuti/ terlibat dalam perlombaan.
Memiliki ahli pendidikan yang kompeten dan
berkomitmen dalam jangka waktu tertentu untuk meningkatkan prestasi sekolah baik secara akademis
maupun non akademis.
Sekolah sebagai second home.
Memiliki ahli pendidikan yang
mendampingi pengelola sekolah dalam
1. Memiliki pedoman dan prosedur baku dalam
mengelola dan menyelenggarakan sekolah sebagai second home bagi pelanggan.
61
menyelenggarakan sekolah sebagai second home bagi pelanggan.
2. Melibatkan guru, siswa, orang tua siswa, dan
pelanggan lainnya untuk memberikan testimoni
tentang bagaimana implementasi dari sekolah sebagai second home.
SDM yang
memadai, profesional, teachable heart,
dan unggul.
Memiliki ahli pendidikan yang mampu
mengelola SDM.
1. Memiliki ahli pendidikan dan pengelola SDM yang
kompeten dan berkomitmen dalam jangka waktu tertentu.
Contextual learning, student center, dan
kondusif.
Menyelenggarakan dan
menginformasikan sistem pembelajaran
berbasis TI sesuai dengan kebutuhan pelanggan (kontekstual) misalnya menyelenggarakan training online untuk
orang tua siswa.
1. Mengadakan pembelajaran kontekstual inovatif yang
dikemas dari multidisiplin (multi mata pelajaran). 2. Mengadakan professional development secara
offline/online untuk guru, staff, dan pihak-pihak
terkait dalam mengelola pembelajaran yang berpusat
pada siswa dan memenuhi kebutuhan pelanggan.
Lulusan yang
unggul dalam
bidang akademis
dan non akademis serta berkarakter
Bekerja sama dengan lembaga pendidikan
YPTKWS serta membangun kerja sama
dengan lembaga pendidikan lainnya (baik
dari dalam maupun luar negeri) dalam menghasilkan lulusan yang unggul dalam
bidang akademis dan non akademis.
1. Bersama dengan ahli yang kompeten dan
berkomitmen mengelola kegiatan dan kurikulum
berbasis karakter sesuai dengan kebutuhan
pelanggan. 2. Memfasilitasi siswa/I dalam pengembangan
kemampuan di bidang akademis dan non akademis
sesuai dengan minat, bakat, dan kebutuhan individu
yang bersangkutan.
Sarana dan
prasarana lengkap,
rapi, dan bersih.
Meningkatkan kerjasama dengan lembaga
pendidikan YPTKSW dan membangun
kerjasama dengan lembaga/organisasi
1. Terlibat dalam pengelolaan sistem sarana dan
prasarana lembaga pendidikan YPTKSW.
62
lain dalam memenuhi dan mengelola
kebutuhan sarana dan prasarana.
2. Mencari referensi dan menjalin kerjasama dengan
pihak-pihak yang mendukung pengadaan dan
pengelolaan sarana prasarana sekolah yang
dibutuhkan.
Memiliki banyak kegiatan sekolah
dan
ekstrakurikuler
Menjalin/ membangun kerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam
menyelenggarakan kegiatan sekolah dan
ekstrakurikuler.
1. Menyelenggarakan/Melibatkan diri dalam kegiatan kolaborsi antar lembaga pendidikan YPTKSW.
2. Memiliki kerjasama dengan perusahaan/instansi
tertentu dalam menyelenggarakan kegiatan sekolah
dan ekstrakurikuler.
3. Menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler dengan
“mengikat” pihak-pihak tertentu dalam jangka waktu tertentu.
4. Melibatkan paguyuban orang tua untuk mengkoordinasi kegiatan family gathering yang
dikemas secara inovatif, efektif, dan efisien.
Biaya pendidikan
terjangkau
Memiliki ahli pembiayaan yang
mendampingi pengelola dalam
menyelenggarakan program pembiayaan yang terjangkau bagi setiap pelanggan.
1. Mengajukan proposal pada pimpinan untuk mencari
donatur pendidikan melalui alumni dan pihak-pihak
yang relevan. 2. Menyampaikan dan bersama dengan pihak UKSW
sebagai pimpinan sekolah Kristen Satya Wacana
mencari solusi dan donatur untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan khususnya kebutuhan
finansial.
Layanan prima Menyelenggarakan pelatihan in dan on
untuk pihak-pihak terkait khususnya petugas front liner.
Mempersiapkan SDM yang dimiliki untuk memberikan layanan prima yang dibutuhkan oleh pelanggan.
63
Komunikasi jelas
dan transparan
Memiliki moderator/admin/wadah
khusus dalam menjalin komunikasi yang
jelas, transparan, dan akuntabel.
1. Memiliki media khusus untuk berkomunikasi antara
penyedia jasa dan pelanggan, dan antar pelanggan
dengan memanfaatkan teknologi dan melibatkan
ahli/pakar teknologi. 2. Memaksimalkan dan mengelola website sekolah
untuk memberi informasi sekaligus komunikasi
kepada masyarakat dan pelanggan.
Memiliki kerjasama
dengan SMA/K
favorit dan lembaga
pendidikan lainnya.
Bekerjasama dengan pimpinan lembaga
yang berada dalam naungan YPTKSW untuk menciptakan system Lock-In.
Menyelenggarakan kegiatan kolaborasi antar lembaga
pendidikan YPTKSW dan mengundang lembaga
pendidikan lainnya.
Memiliki kerjasama dengan alumni
Memiliki program khusus bagi alumni yang tergabung dalam kerjasama antara
sekolah dengan alumni.
1. Membentuk ikatan, grup dan pertemuan khusus untuk/ dengan alumni untuk ikut berpartisipasi
dalam pemenuhan kebutuhan pelanggan.
2. Menyelenggarakan kegiatan dengan menunjuk
alumni sebagai coordinator/ pembicara kegiatan
sekolah.
64
Tabel 4.3 memberikan kesimpulan bahwa melalui System Lock-In Strategy, sekolah dapat mengunci
pelanggan dengan sistem kontrak dengan ahli/lembaga tertentu. Sebagai contoh, sekolah dapat
mengunci SD Kristen Satya Wacana Salatiga melalui strategi tertentu misalnya melalui perjanjian.
Dalam hal ini dibutuhkan SDM yang kompeten untuk memfasilitasi dan mewujudkan system lock-
in. Sekolah juga dapat menerapkan sistem jenjang karir bagi guru atau staf sekolah. Selain itu,
melalui kerjasama dengan alumni, sekolah dapat membuat suatu prosedur khusus yang hanya
berlaku untuk alumni. Demikian pula dengan lembaga lain yang relevan misalnya SMA/K favorit
dan Universitas tertentu. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Tyagita (2016), salah satu kunci
sukses pemasaran yaitu kegiatan yang menjalin hubungan baik dengan berbagai daerah, alumni,
orang tua, panitia, dan penduduk setempat. Salah satu hasil penelitian Sitompul dan Nahartyo
(2006) juga senada yaitu mewujudkan peluang kerjasama dengan komplementor.
65
BAB V
KUNCI KEBERHASILAN STRATEGI PEMASARAN
SEKOLAH
Pengelolaan strategi pemasaran sekolah akan berhasil
jika setiap pihak terkait menjalankan tugas dan fungsi
sebagaimana mestinya. Beberapa pihak yang memiliki peranan
penting dalam pengelolaan strategi pemasaran berdasarkan
Delta Model dalam peningkatan minat peserta didik SMP
Kristen Satya Wacana, yaitu:
1. Kepala sekolah sebagai pemimpin dan manajer sekolah
memiliki peran yang sangat penting dalam pengelolaan
sekolah termasuk strategi pemasaran sekolah.
2. Guru dan staf sebagai pendidik dan tenaga kependidikan
memiliki hati yang mau belajar dan mengajar dalam
menjalankan tugas dan fungsi utama dan tugas
tambahan lainnya termasuk terlibat aktif dalam
pemasaran sekolah.
3. Direktur Sekolah sebagai penanggung jawab Sekolah
Kristen Satya Wacana Salatiga memiliki wewenang dalam
pengambilan keputusan dan kebijakan.
4. Rektor sebagai penanggung jawab Sekolah dan
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga memiliki
wewenang dalam penyelenggaraan pendidikan yang
holistik melalui berbagai program/kegiatan yang
melibatkan seluruh civitas akademik.
66
5. Yayasan sebagai bagian yang krusial khususnya dalam
pengangkatan pendidik dan tenaga kependidikan perlu
melibatkan/terlibat dalam pengelolaan sekolah termasuk
pemasaran sekolah.
6. Orang tua siswa sebagai pihak yang menerima layanan
jasa bagi anaknya/dirinya perlu memposisikan diri
dengan aktif dalam mengevaluasi dan ikut serta dalam
pemasaran sekolah.
7. Komite sebagai perantara sekolah dengan pihak lain
termasuk orang tua siswa selalu aktif dalam pengelolaan
program dan kegiatan sekolah.
8. Siswa sebagai penerima layanan jasa memiliki hak untuk
mengevaluasi layanan yang diterima dan terlibat aktif
dalam program/kegiatan sekolah.
9. Alumni sebagai pihak yang telah menerima layanan jasa
perlu bersumbangsih (dengan terlibat aktif) untuk
kemajuan sekolah yang telah melayaninya di waktu
lampau.
67
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan diperoleh kesimpulan bahwa
strategi pemasaran SMP Kristen Satya Wacana Salatiga
berdasarkan Delta Model dalam peningkatan minat peserta
didik: 1) Best Product Strategy: menyelenggarakan pendidikan
holistik berdasarkan kasih dan iman Kristiani dan relevan
dengan kebutuhan pelanggan, biaya pendidikan yang
terjangkau, dan menyelenggarakan layanan prima misalnya
memberlakukan multi payment system, 2) Total Customer
Solutions Strategy: mempersiapkan, mengikursertakan, dan
mengapresiasi usaha/pencapaian SDM yang mengikuti
lomba/kegiatan tertentu, dan menyediakan berbagai sarana
komunikasi, dan 3) System Lock-In Strategy: menyelenggarakan
dan menginformasikan bahwa sekolah merupakan second home
yang dirancang dari, oleh, dan untuk pelanggan, memiliki
kerjasama dengan alumni, SMA/K favorit, Universitas, dan
lembaga pendidikan lainnya.
6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan, saran ditujukan kepada setiap
pihak yang terkait yaitu menggunakan strategi pemasaran ini
sebagai panduan dalam mengimplementasikan, mengevaluasi,
dan mengembangkan strategi pemasaran sekolah sesuai
kebutuhan pelanggan.
68
DAFTAR PUSTAKA
Asrori, B. (2016). Strategi Pemasaran Sekolah dalam Upaya
Meningkatkan Partisipasi Masyarakat di SMA Islam Nurul Amanah Kecamatan Tragah Kabupaten Bangkalan. Inspirasi Manajemen Pendidikan, 2(2).
Alma, B. (2003). Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Doligalski, T., Zaborek, P., & Sysko–Romańczuk, S. (2015). Value proposition and firm performance: segmentation of Polish online companies. International Journal of Business Performance Management, 16(2-3), 133-148.
Fransiska, R. Kebijakan Strategi Pemasaran Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya. Jurnal Sains Manajemen, 1 (1), 69-85.
Hamka, H. (2016). SEKOLAH NEGERI DAN SEKOLAH SWASTA:
MONOPOLI DALAM PENDIDIKAN. El-Idare: Journal of Islamic Education Management, 1(2), 217-230.
Haryanto, R., & Rozza, S. (2012). Pengembangan Strategi
Pemasaran dan Manajemen Hubungan Masyarakat Dalam Meningkatkan Peminat Layanan Pendidikan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 11(1), 27-34.
Hax, A. C. (2010). The Delta Model: reinventing your business
strategy. Springer Science & Business Media.
Hax, A. C., & Wilde, D. L. (2003). The Delta Model-a new framework of strategy. Journal of Strategic Management Education, 1(1), 1-21.
Hax, A., & Wilde II, D. (2001). The Delta Model—discovering new
sources of profitability in a networked economy. European Management Journal, 19(4), 379-391.
69
Jabbar, H. (2016). Selling schools: Marketing and recruitment strategies in New Orleans. Peabody Journal of Education, 91(1), 4-23.
KBBI. Diakses dari https://kbbi.web.id/minat pada bulan Oktober 2017.
Lovelock, C., Wirtz J., & Mussry, J. (2010). Pemasaran Jasa Manusia Teknologi, Strategi-Perspektif Indonesia Jilid 1.
Jakarta: Erlangga. Maskur. (2015). Manajemen Humas Pendidikan Islam: Teori dan
Aplikasi. Yogyakarta: Deepublish.
Mutiarasari, R. (2015). Analisis Strategi Horisontal untuk Penciptaan Sinergi di dalam Perusahaan Multibisnis:
Studi pada PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Area Balik Papan Ahmad Yani. Tesis. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Nugroho, D. A. (2017). Pengantar Manajemen untuk Organisasi
Bisnis, Publik, dan Nirlaba. Malang: UB Press. Octavany, Y., Wardani, N. S., & Prasetyo, T. (2018). Efektivitas
Pendekatan Inkuiri dan Model Jigsaw (Pi-Mj) terhadap Minat Belajar Siswa Kelas 4 SD. PENDEKAR| FKIP UMMat, 1(1), 226-231.
Poole, S. M. (2017). Developing relationships with school customers: the role of market orientation. International Journal of Educational Management, 31(7), 1054-1068.
Putri, M. I. (2016). STRATEGI PEMASARAN SEKOLAH (Studi
Kasus di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Pongangan Gresik). Inspirasi Manajemen Pendidikan, 1(1).
Siagian, R. E. F. (2013). Pengaruh Minat dan Kebiasaan Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika. Jurnal Formatif, 2(2), 122-131.
70
SMP Kristen Satya Wacana Salatiga. (tt). SMP KRISTEN SATYA WACANA (LABORATORIUM UKSW) (Brosur). Salatiga.
SMP Kristen Satya Wacana. (2014). Year Book: year of 2014.
Salatiga: Bima Photo.
Soegoto, E. S. (2010). Entrepreneurship Menjadi Pebisnis Ulung. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Suprawoto, T. (2016). Klasifikasi Data Mahasiswa Menggunakan Metode K-Means Untuk Menunjang
Pemilihan Strategi Pemasaran. Jurnal Informatika dan Komputer, 1(1).
Titaley, J. A. (2015). Laporan Rektor Periode 2014-2015: Dies
Natalis ke-59 Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga.
Varadarajan, R. (2012). Strategic marketing and marketing
strategy. Handbook of marketing strategy, 9-27.
Wijaya, D. (2012). Pemasaran Jasa Pendidikan. Jakarta:
Salemba Empat.
Wijaya, D. (2016). Pemasaran Jasa Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Wilson, T. S., & Carlsen, R. L. (2016). School marketing as a sorting mechanism: A critical discourse analysis of
charter school websites. Peabody Journal of Education, 91(1), 24-46.
Windasuri, H., Susanti, H., & Team, B. (2016). Excelent Service.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Xu, J., Lo, A., & Wu, J. (2018). Are students customers?
Tourism and hospitality students’ evaluation of their higher education experience. Journal of Teaching in Travel & Tourism, 1-23.
Zeriti, A., Robson, M. J., Spyropoulou, S., & Leonidou, C. N.
(2014). Sustainable Export Marketing Strategy Fit and
71
Performance. Journal of International Marketing, 22(4), 44-66.