Laki-laki dengan Sindroma Meniere
Kelompok 8
Pendahuluan• Vertigo adalah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau
lingkungan sekitarnya dengan gejala lain yang timbul terutama dari jaringan otonomik yang disebabkan gangguan alat keseimbangan tubuh. Vertigo akan timbul bila terdapat ketidaksesuaian dalam informasi yang oleh susunan aferen disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting adalah susunan vestibuler yang secara terus menerus menyampaikan impuls ke pusat keseimbangan.
• Penyakit Meniere adalah suatu penyakit yang ditandai oleh serangan berulang vertigo (perasaan berputar), tuli dan tinnitus (telinga berdenging)1. Penyakit Meniere disebabkan oleh adanya hidrops endolimfa pada koklea dan vestibulum. Penyakit ini ditemukan oleh Maniere pada tahun 1861. Penyebab dari penyakit Meniere masih belum diketahui. Pada kebanyakan kasus hanya satu telinga yang terlibat, namun kedua telinga mungkin dipengaruhi pada kira-kira 10% sampai 20% dari pasien. Penyakit Meniere juga disebut idiopathic endolymphatic hydrops.
Laporan Kasus• Bapak Ahmad berumur 35 tahun, mengeluh pusing berputar (Vertigo) yang
datangnya secara tiba-tiba.
• Keluhan dirasakan sangat berat sehingga yang bersangkutan tidak bisa meninggalkan tempat tidurnya karena setiap kali akan bangun selalu timbul rasa pusing berputar disertai mual dan muntah. Setelah 4 jam keluhan mereda, pasien memaksakan diri datang ke rumah sakit.
• Pada anamnesa selanjutnya diketahui pasien belum pernah mengalami hal tersebut sebelumnya, selama ini pasien belum pernah mengalami rasa sakit di telinga, juga tidak pernah mendapat trauma di kepala atau di telinganya, dalam keluarga tidak ada yang menderita asma atau penyakit alergi lainnya, setelah serangan vertigo berkurang, dirasakan adanya bunyi yang cukup keras seperti (nging) dan rasa penuh di telinga, pendengaran agak berkurang terutama untuk suara laki-laki dan instrumen perkusi.
Tinjauan PustakaI. VERTIGO
• Rasa pusing/vertigo disebabkan gangguan alat keseimbangan tubuh yang mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi tubuh yang sebenarnya dengan apa yang dipersepsi oleh susunan saraf pusat.
• Mekanisme terjadinya:1. Teori rangsang berlebihan (overstimulation)2. Teori konflik sensorik3. Teori neural mismatch4. Teori otonomik5. Teori neurohumoral6. Teori sinap
Tinjauan Pustaka
Tinjauan PustakaDurasi Vertigo Kelainan Perifer Kelainan Sentral
Seconds BPPV VB-TIA, aura of epilepsy
Minutes perilymph fistula VB-TIA, aura of migraine
(Half) hours Meniére disease basilar migraine
Days vestibular neuronitis labyrinthitis
VB stroke
Weeks, Month acustic neurinoma, drug toxicity
multiple sclerosis cerebellar
degenerations
Tinjauan Pustaka
II. Penyakit Meniere
-> suatu sindrom yang terdiri dari serangan vertigo, tinitus, dan berkurangnya pendengaran secara progresif. Penyakit Meniere juga disebut idiopathic endolymphatic hydrops.
Tinjauan Pustaka• Patofisiologi Meniere
• Penyebab penyakit Meniere tidak diketahui namun terdapat berbagai teori, termasuk pengaruh neurokimia dan hormonal abnormal pada aliran darah yang menuju ke labirin, gangguan elektrolit dalam cairan labirin, reaksi alergi, dan gangguan autoimun.
• Penyakit Meniere dianggap sebagai keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan cairan telinga dalam yang abnormal yang disebabkan oleh malapsorbsi dalam sakus endolimfatikus. Apapun penyebabnya, selalu terjadi hidrops endolimfatikus, yang merupakan pelebaran ruang endolimfatikus. Baik peningkatan tekanan dalam sistem ataupun ruptur membran telinga dalam dapat terjadi dan menimbulkan gejala Meniere.
Tinjauan Pustaka
• Manifestasi Klinis
1. Episodic rotational vertigo2. Tinitus3. Kehilangan pendengaran4. Kepenuhan telinga
Tinjauan Pustaka
• Evaluasi Diagnostik
1. Pemeriksaan fisik biasanya normal2. Audiogram biasanya menunjukkan kehilangan pendengaran sensorineural
pada telinga yang sakit. Kadang audiogram dehidrasi dilakukan di mana pasien diminta meminum zat penyebab dehidrasi, seperti gliserol (tes gliserol) yang secara teoritis dapat menurunkan jumlah hidrops endolimfe.
3. Short Increment Sensitivity Index (SISI)SISI digunakan untuk mendeteksi penyakit di cochlear atau recrocochlear lesions. Test ini menggambarkan kapasitas pasien untuk mendeteksi perbedaan kenaikan intensitas 1 dB, yang dalam rentan waktu 5 detik pada frekuensi tertentu.
4. Alternate Binaural Loudness Balance (ABLB)5. Tes Gliserol
Pembahasan• ANAMNESIS
• Identitas Nama : Tn.AhmadUmur : 35 tahunJenis Kelamin : laki-lakiAlamat : -Pekerjaan : -Status : Tidak diketahuiDiketahui : Tidak pernah mengalami trauma pada kepala atau telinga, pasien belum pernah mengalami hal yang dialami sebelumnyaSifat Pusing hilang timbul tergantung posisinya
Pada anamnesis didapatkan :• Setiap kali bangun timbul rasa pusing berputar ,
mual dan muntah-muntah, setelah 4 jam kemudian keluhan akan mereda.
• Rasa pusing berputar (Vertigo) yang datangnya secara tiba-tiba.
• Tinitus dan rasa penuh di telinga• Pendengaran agak berkurang terutama untuk suara
laki-laki dan instrumen perkusi nada rendah• Tidak ada yang menderita asma atau penyakit alergi
lainnya
Hipotesis penyebab
Interpretasi Hasil Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium serta Penunjang
• STATUS GENERALIS
• Keadaan Umum: tampak sakit berat,afebril
• Tekanan Darah : 120/80 mmHg normal (120/80 mmHg)
• Nadi : 75 x /menit normal (50-80x/menit)
• Pernapasan : 16 x /menit normal (12-16x/menit)
• Suhu tubuh : 36,70C normal (36,5º-37,20C)
• Kesadaran : compos mentis normal• Mata : pupil bulat isokor normal• Leher : JVP 5 cm H2O normal• Thorax : Cardio/Pulmo dalam batas normal
• Abdomen : supel, hepar dan lien tak teraba normal
• Extremitas : hangat normal
• STATUS LOKALIS:
• Telinga: Auris Dextra/Auris Sinistra lapang tenang, MT intak tenang
• Hidung: rongga hidung lapang, Septum lurus, Konka eutropis
• Tenggorok: tonsil T1/T1 tenang, Faring tenang
Status THT tenang
Lab:
• Hemoglobin 15 gr% normal (13,5-17,5 gr%) pasien tidak anemi
• Leukosit 7000/ml normal (4000-10000 / ml) tidak ada leukositosis (oleh karena bakteri)
• Hematokrit 40% normal (37-45 %)
• GDS 140 mg%normal (<140 mg%)• Ureum 20 mg% normal (10-50 mg%)• Creatinin 1,0 mg normal (<1,5 mg)• Tes serologi• VDRL (Venereal Desease Research Laboratory) (-)
normal (tidak ada infeksi sifilis)
Hasil Pemeriksaan Lanjutan• Foto os mastoid kanan/kiri : pneumatisasi baik
pneumatisasi luas tidak ada peradangan
• PURETONE AUDIOGRAM : tuli sensorineural sedang, terutama pada nada rendah kelainan di tengah dalam dan lesi pada pada daerah apeks.
• SISI : terdapat skor 80% ≥ 80% (+) ada lesi di koklea
• ABLB : terdapat balans negative ada lesi di koklea
• Tes gliserol : positif menunjukkan adanya hidrops khas pada meniere
• ->pada AUDIOMETRI Short Increment Sensitivity Index dan alternate binaural loudness balance TEST menunjukkan bahwa tuli sensorineural pada koklea. Sedangkan pada tumor jinak N.VIII seharusnya pada daerah retrokoklea. Serta tes gliserol yang positif semakin menguatkan adanya hidrops cairan endolimf pada telinga dalam.
Penatalaksanaan1. Edukasi• diet rendah garam (2000 mg/hari)
2. Medikamentosa• Diuretik : triamterene dan diet rendah garam
adalah perawatan utama dari penyakit Meniere. • Obat anti-vertigo : diazepam (Valium) • Obat anti-mual : promethazine (Phenergan)
3. Non MedikamentosaOperasi:Jika serangan vertigo tidak terkontrol secara medis dan melumpuhkan, satu dari prosedur operasi berikut mungkin direkomendasikan tergantung pada situasi perorangan pasien:
• endolymphatic shunt. • selective vestibular neurectomy • labyrinthectomy.
Prognosis• Ad vitam: bonam• Ad sanasionam: dubia ad bonam• Ad fungsionam : dubia ad bonam• 70% pasien dengan sindroma meniere
dapat sembuh sendiri.
KESIMPULANPada kasus ini kami menyimpulkan bahwa pak Ahmad menderita sindrom meniere yang didapat dari:•Gejala :
vertigo selama 4 jam, tinitus, mual dan muntah-muntah, rasa penuh di telinga, kurang mendengar suara laki-laki dan instrumen perkusi•Hasil pemeriksaan PURETONE AUDIOGRAM, AUDIOMETRI SISI, dan ABLB menunjukkan adanya tuli sensorineural pada koklea serta tes gliserol yang positif menunjukkan adanya hidrops khas pada meniere
Daftar Pustaka1. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala & Leher. Edisi Keenam. Jakarta : FKUI ; 2007. p. 102-103 2. Sutedjo A.Y. Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Yogyakarta: Amara
Books ; 2007. 3. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed 6. Jakarta : EGC ; 2005. p.
1447 4. Diagnosis dan Tatalaksana Kedaruratan Vertigo. Avaiable at : http://www.kalbefarma.com/index.php
diakses 20 September 2010 5. Penyakit Meniere. Avaiable at: http://srigalajantan.wordpress.com/2009/10/31/penyakit-meniere/ diakses
20 September 2010 6. Auditory.Avaiable_at: http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article&catid=15%3Apemrosesan-
sinyal&id=337%3Aauditory&option=com_content&Itemid=15 7. Gangguan Pendengaran. Avaiable at:
http://minmalangsatu.net/detail-artikel-176/GANGGUAN_PENDENGARAN.html
Recommended