1
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK BERITA DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL
Improving Students’ Skill in Learning of Listening to The News Report by Using Audiovisual Media
Sakila
Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Singkawang
Jalan Pahlawan, Kelurahan Roban, Singkawang, Kalbar, Indonesia
Telepon/Faksimile 0562-641124
Pos-el: [email protected]
(Diterima, 24 Februari 2018, Disetujui, 2 Mei 2018)
AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan menyimak berita dengan menggunakan media audiovisual pada siswa kelas VIII E pada semester genap tahun pelajaran 2017/2018 di SMP Negeri 2 Singkawang. Masalah penelitian adalah bagaimana meningkatkan keterampilan siswa dalam pembelajaran menyimak berita dengan menggunakan media audiovisual. Untuk memecahkan masalah dan tujuan penelitian digunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dan jenis penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian membuktikan bahwa kemampuan siswa dalam pembelajaran menyimak berita dengan menggunakan media audiovisual mengalami peningkatan. Dari hasil penelitian itu dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menyimak berita.
Kata Kunci: kemampuan, menyimak, berita, media, audiovisual.
AbstractThis study aims to describe the enhancement of listening skill to the news report by using audiovisual media on the students of class VIII E in the even semester of the academic year 2017/2018 in SMP Negeri 2 Singkawang. The problem of the research is how to improve students’ skills in learning of listening to the news report by using audiovisual media. To solve the problem and to attain the purpose of the research, the researcher used descriptive qualitative method and classroom action research as its type. The result of research proves that the skill of the students in learning of listening to the news report by using audiovisual media has increased. Hence, it can be concluded that the use of audiovisual media can improve students’ skills in listening to the news report.
Keywords: skill, listening, news, media, audiovisual
2
Mlangun Jurnal Ilmiah Kebahasaan & KesastraanVolume 15, Nomor 1, Juni 2018
I. PENDAHULUAN
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen mengamanatkan
bahwa guru adalah pendidik profesional
yang mempunyai tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Untuk itu, guru
sebagai pendidik profesional dituntut untuk
terus mengembangkan profesionalitasnya
sesuai dengan perkembangan zaman,
ilmu pengetahuan, teknologi, informasi,
seni, budaya serta kebutuhan masyarakat
(Kemendikbud, 2017, hlm.1). Hal ini
sebagaimana dikemukakan Usman (2012,
hlm. 24-25) bahwa mengajar adalah seni dan
ilmu. Mengajar disebut seni karena walaupun
semua guru telah memiliki pengetahuan
materi yang diajarkan dan teori belajar dan
mengajar tetapi ia bebas memilih materi yang
akan diajarkan dan bebas memilih metode
dan teknik mengajar yang akan dipakai, dan
memilih merupakan seni.
Kebanggaan menggunakan bahasa
Indonesia dalam berbagai kegiatan seolah
mulai surut. Banyak kalangan mulai dari
mahasiswa, artis, politisi, pengusaha, maupun
pejabat publik lebih menyukai menggunakan
bahasa asing. Menggunakan bahasa atau
istilah-istilah asing terasa lebih membanggakan
dan terlihat intelektual daripada menggunakan
bahasa Indonesia meskipun susah dicerna
orang lain (Sarwono, 2016 hlm. 548).
Berkaitan dengan pembelajaran di jenjang
sekolah menengah pertama, khususnya
pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat
beberapa keterampilan yang harus dikuasai
siswa, diantaranya adalah keterampilan
menyimak. Hal ini sebagaimana yang
dikemukakan Ridwan (2017, hlm. 30)
keterampilan menyimak merupakan salah satu
keterampilan berbahasa yang harus dipelajari
di setiap jenjang pendidikan, begitu juga
di jenjang pendidikan sekolah menengah
pertama.Berdasarkan kurikulum Bahasa
Indonesia menyebutkan bahwa salah satu
standar kompetensi bahan kajian keterampilan
mendengarkan untuk siswa kelas VIII
SMP semester II adalah, (9). Memahami
isi berita radio/televisi yang disampaikan
dengan media audiovisual. Sedangkan pada
kompetensi dasar adalah, (9.1) Menemukan
pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa, di
mana, kapan, dan bagaimana) yang didengar
atau ditonton melalui radio/televisi, dan (9.2)
Mengemukakan kembali berita yang didengar/
ditonton melalui radio/televisi.
Berdasarkan kurikulum tersebut, materi
menyimak harus mendapat perhatian yang
serius oleh guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia di SMP. Keterampilan menyimak,
siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Singkawang
masih kurang. Hal ini diperoleh hasil
berdasarkan wawancara dan penelitian awal
yang menunjukkan persentase ketuntasan
siswa dalam pembelajaran menyimak sebesar
60,87%. Salah satu penyebabnya adalah
sebagian guru masih enggan memanfaatkan
media yang tersedia. Sehingga dapat
menimbulkan beberapa permasalahan. Adapun
masalah yang timbul di antaranya: (1) Guru
masih menggunakan strategi dan teknik yang
klasikal, hal ini dilakukan dengan berbagai
alasan salah satu di antaranya keterbatasan
biaya dan waktu. (2) Sebagian siswa cenderung
mengikuti proses kegiatan belajar mengajar
3
Meningkatkan Kemampuan Siswa...Sakila
apa adanya. Belum tampak keaktifan dan
kreativitas siswa dalam proses belajar, (3)
sebagian siswa belum dapat menyampaikan
kembali hasil simakan dengan benar, (4)
sebagian siswa belum dapat menyampaikan
simakan dengan bahasa yang baik dan benar.
Hal ini dapat dilihat dari keterlibatan siswa
pada simakan hanya pada kegiatan tanya-
jawab yang dipandu oleh guru.Salah satu
upaya yang dilakukan untuk mengatasi hal
tersebut di atas adalah menggunakan media
dalam proses pembelajaran di kelas. Media
rekaman tayangan berita adalah suatu media
pembelajaran menyimak yang diterapkan
dengan cara memutar rekaman tayangan berita
dengan menggunakan handphone android,
laptop, dan pengeras suara untuk memperjelas
bunyi.
Berbagai media dapat dimanfaatkan
untuk membantu proses pembelajaran,
misalnya media audiovisual (media yang
mempunyai unsur suara dan unsur gambar)
yang berupa tayangan berita dari televisi dapat
dimanfaatkan sebagai bahan simakan dengan
alasan memiliki banyak kelebihan daripada
tayangan acara lain.
Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dalam
rangka meningkatkan keterampilan siswa
dalam menyimak berita. Adapun masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana
meningkatkan keterampilan siswa dalam
pembelajaran menyimak berita dengan
menggunakan media audiovisual?
Sesuai dengan latar belakang masalah
yang telah disebutkan di atas, tujuan penelitian
ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar
mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa SMP
pada kelas VIII E dengan penerapan media
audiovisual dalam pembelajaran menyimak
berita.
Adapun manfaat penelitian ini adalah
sebagai berikut : (1) Bagi guru, dengan
dilaksanakannya penelitian ini, guru dapat
dengan baik mempunyai kemampuan
untuk penerapan media audiovisual dalam
pembelajaran menyimak berita. Guru dapat
meningkatkan kualitas pembelajarannya yang
sangat berpusat pada siswa. (2) Bagi siswa,
penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi
siswa untuk meningkatkan kemampuannya
menyimak berita, bukan suatu hal yang
membosankan, melainkan merupakan sesuatu
yang sangat menyenangkan. (3) Bagi sekolah,
penelitian ini diharapkan memberikan
sumbangan yang baik pada sekolah dalam
rangka perbaikan pembelajaran pada
khususnya dan sekolah pada umumnya.
Kerangka Teori
Untuk memecahkan masalah dan
mencapai tujuan penelitian digunakanlah
teori yang disampaikan oleh para ahli yang
akan dibahas dalam kerangka teori berikut
ini. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas
VIII, terdapat standar kompetensi yang akan
dicapai yaitu memahami isi berita dari radio/
televisi. Adapun Kompetensi Dasar yaitu (9.1)
Menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa,
di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana)
yang didengar dan atau ditonton melalui radio/
televisi. (9.2) Mengemukakan kembali berita
yang didengar/ditonton melalui radio/televisi.
Selanjutnya tujuan pokok pembelajaran,
peserta didik diharapkan dapat:(1) mampu
mendengarkan berita dengan baik, (2)
memahami inti berita yang telah didengar, (3)
menemukan pokok-pokok berita yang telah
4
Mlangun Jurnal Ilmiah Kebahasaan & KesastraanVolume 15, Nomor 1, Juni 2018
didengar, (4) mengemukakan kembali berita
yang didengar.Kegiatan mendengarkan sudah
sering kita lakukan baik dari siaran televisi
maupun radio. Informasi yang kita dapatkan
terkadang penting bagi kita terkadang juga
tidak. Secara tidak langsung informasi
yang kita dapatkan dapat kita identifikasi
unsur-unsur pokoknya sehingga kita dapat
menentukan informasi penting yang berupa
inti berita pada informasi yang kita dengar.
Berita merupakan bagian dari kehidupan
kita sehari-hari. Mendengarkan berita yang
sering kita sebut pembelajaran menyimak
merupakan salah satu kompetensi yang
harus dikuasai oleh siswa SMP kelas VIII.
Adapun tahap-tahap menyimak, menurut
Ruth G. Strickland dalam Tarigan (2008, hlm.
31) menyimpulkan adanya sembilan tahap
menyimak. Kesembilan tahap itu, adalah
sebagai berikut :(a) Menyimak berkala, yang
terjadi pada saat-saat sang anak merasakan
keterlibatan langsung dalam pembicaraan
mengenai dirinya; (b) Menyimak dengan
perhatian dangkal karena sering berpendapat
gangguan dengan adanya selingan-selingan
perhatian kepada hal-hal di luar pembicaraan;
(c) Setengah menyimak karena terganggu
oleh kegiatan menunggu kesempatan untuk
mengekspresikan isi hati serta mengutarakan
apa yang terpendam dalam hati sang anak;
(d) Menyimak serapan karena anak keasyikan
menyerap atau mengabsorpsi hal-hal yang
kurang penting, hal ini merupakan penjaringan
pasif yang sesungguhnya; (e) Menyimak
sekali-sekali, menyimpan sebentar-sebentar
apa yang disimak; perhatian secara saksama
berganti dengan keasyikan lain; hanya
memperhatikan kata-kata sang pembicara yang
menarik hatinya saja; (f) Menyimak asosiatif,
hanya mengingat pengalaman-pengalaman
pribadi secara konstan yang mengakibatkan
sang penyinak benar-benar tidak diberikan
reaksi terhadap pesan yang disampaikan sang
pembicara; (g) Menyimak dengan reaksi
berkala terhadap pembicara dengan membuat
komentar ataupun mengajukan pertanyaan;
(h) Menyimak secara saksama, dengan
sungguh-sungguh mengikuti jalan pikiran
sang pembicara; (i) Menyimak secara aktif
untuk memdapatkan serta menemukan pikiran,
pendapat, dan gagasan sang pembicara.
Menurut Hunt dalam Tarigan (2008,
hlm. 59) menjelaskan tujuan menyimak
adalah untuk: (a) Memperoleh informasi
yang berkaitan dengan profesi; (b) Membuat
hubungan antarpribadi lebih efektif; (c)
Mengumpulkan data agar dapat membuat
keputusan yang masuk akal; (d) Agar
memberikan respon yang tepat. Berkaitan
dengan ragam menyimak, menurut Tarigan
(2008, hlm. 37--44) bahwa tujuan khusus
menyimak terbagi dalam dua ragam
menyimak yaitu : (a) Menyimak ekstensif
adalah sejenis kegiatan menyimak mengenai
hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas
terhadap suatu ujaran, tidak perlu di bawah
bimbingan langsung dari seorang guru. (b)
Menyimak intensif diarahkan pada suatu
kegiatan yang jauh lebih diawasi, dikontrol
terhadap suatu hal tertentu. Faktor-faktor yang
mempengaruhi menyimak, menurut Hunt
dalam Tarigan (2008, hlm. 104), adalah faktor
sikap, motivasi, pribadi, situasi kehidupan,
dan peranan dalam masyarakat. Sedangkan
menurut Webb dalam Tarigan (2008, hlm.104),
faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak
adalah faktor pengalaman, pembawaan,
sikap atau pendirian, motivasi, daya gerak,
5
Meningkatkan Kemampuan Siswa...Sakila
prayojana dan perbedaan jenis kelamin atau
seks. Disamping itu menurut Logan dalam
Tarigan (2008, hlm. 105) menyatakan bahwa
faktor yang mempengaruhi menyimak adalah
faktor lingkungan, yang terdiri dari lingkungan
fisik dan lingkungan sosial, faktor fisik, faktor psikologi dan faktor pengalaman.
Kemampuan menyimak dapat ditingkatkan
dengan mengembangkan kebiasaan secara
sadar yang membedakan antara pendengar yang
efektif dan yang tidak. Menurut Webb dalam
Tarigan (2008, hlm. 70) cara meningkatkan
keterampilan menyimak adalah sebagai
berikut: (1) Memahami maksud pembicaraan
(2) Menghindari ketergesa-gesa (3) Memahami
maksud sendiri. (4) Memperhatikan perbedaan
pemakaian bahasa. (5) Menyadari prasangka
sendiri. (6) Memahami prasangka pembicara.
(7) Memeriksa fakta-fakta pembicara. (8)
Menyimak pembicaraan sampai selesai. (9)
Memanfaatkan waktu menyimak sebaik-
baiknya. Selain yang sudah disebutkan diatas,
untuk meningkatkan kemampuan menyimak
secara efektif, tingkat penerimaan informasi
diidentifikasikan dalam empattahapan yang dapat membantu pengukuran efektivitas
menyimak.
Media pembelajaran adalah semua bentuk
perantara yang dipakai orang sebagai penyebar
ide/gagasan, sehingga ide/gagasan itu sampai
pada penerima. Media yang dimaksudkan
adalah media yang penggunaannya
diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran
dan dimaksudkan untuk mempertinggi mutu
mengajar dan belajar (Trianto, 2009, hlm.
28). Dalam proses belajar mengajar, pesan
yang disalurkan oleh media ialah isi pelajaran.
Dengan perkataan lain, pesan ini dapat bersifat
rumit dan mungkin juga harus dirangsang
dengan cermat untuk dikomunikasikan
dengan baik kepada siswa. Leshin, Pollock
dan Reigeuth dalam Trianto (2009, hlm. 29)
mengklasifikasikan media ke dalam lima kelas, yaitu (1) media berbasis manusia (pengajar,
instruktur, tutor, bermain peran, kegiatan kelas
field trip); (2) media berbasis cetak (buku, buku
latihan (workbook), dan modul); (3) media
berbasis visual (buku, bagan, grafik, peta,
gambar, transparansi, slide); (4) media berbasis
audiovisual (video, film, program, slide tape,
dan televise); (5) media berbasis komputer
(pengajaran dengan bantuan komputer,
interaktif video, dan hypertext).Manfaat media pembelajaran yaitu
menarik perhatian siswa terhadap materi yang
disajikan, mengurangi bahkan menghilangkan
verbal isme, membantu s iswa untuk
memperoleh pengalaman belajar, membatasi
keterbatasan ruang, waktu, dan lingkungan,
terjadi kontak langsung antara siswa-guru, dan
membantu mengatasi perbedaan pengalaman
belajar berdasarkan latar belakang ekonomi
siswa. Dalam memilih media, menurut Nana
Sudjana dalam Subana (2009, hlm. 291)
menyebutkan kriterianya, yaitu ketepatannya
dengan tujuan pengajaran, dukungan terhadap
isi bahan pengajaran, memberikan kemudahan,
keterampilan guru dalam menggunakan waktu,
dan sesuai dengan taraf berpikir siswa.
Dalam proses pembelajaran, media yang
digunakan guru harus sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan sehingga
merangsang dan menumbuhkan minat siswa
dalam belajar. Dengan demikian akan tumbuh
interaksi antara media pembelajaran dan
siswa dalam belajar. Adanya interaksi positif
antara media pembelajaran dan siswa pada
akhirnya akan mampu mempercepat proses
6
Mlangun Jurnal Ilmiah Kebahasaan & KesastraanVolume 15, Nomor 1, Juni 2018
pemahaman siswa terhadap isi pembelajaran.
Pembelajaran dapat dilakukan dalam berbagai
bentuk maupun cara. Seperti diungkapkan
Gagne dalam Trianto (2009, hlm.10) bahwa
pembelajaran yang efektif harus dilakukan
dengan berbagai cara dan menggunakan
berbagai macam media pembelajaran.
Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus
memiliki kiat maupun seni untuk memadukan
antara bentuk pembelajaran dan media yang
digunakan sehingga mampu menciptakan
proses pembelajaran yang harmonis.
Media audiovisual dapat digolongkan
ke dalam jenis media audio-motion-visual,
yakni media yang mempunyai suara,
ada gerakan, dan bentuk objek yang dapat
dilihat (Hadi, hlm. 2007). Media jenis ini
dapat menyajikan informasi secara utuh
sehingga dapat memudahkan siswa dalam
mengamati dan menirukan langkah-langkah
suatu prosedur yang harus dipelajari. Media
audiovisual merupakan media pembelajaran
yang pemakaiannya dilakukan dengan cara
diproyeksikan melalui arus listrik dalam bentuk
suara, misalnya, radio, tape recorder dan
media yang diproyeksikan ke layar monitor
dalam bentuk gambar dan suara misalnya,
televisi, video, film, LCD, DVD dan VCD. Melalui media ini seseorang tidak hanya dapat
melihat atau mengamati sesuatu melainkan
sekaligus bisa mendengar segala sesuatu yang
divisualisasikan (Hastuti, 2006, hlm. 208).
Djamarah dan Zain (2006, hlm. 124-125)
menjelaskan bahwa media audiovisual adalah
media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Proses pembelajaran menurut Dunkin
dan Bidle dalam Sudjana (2009, hlm. 63) berada
pada empat variabel interaksi, yaitu (1) variabel
pertanda berupa pendidik, (2) variabel konteks
berupa peserta didik, sekolah dan masyarakat,
(3) variabel proses berupa interaksi peserta
didik dengan pendidik, dan (4) variabel produk
berupa perkembangan perserta didik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang. Dunkin
dan Biddle selanjutnya mengatakan proses
pembelajaran akan berlangsung dengan baik
jika pendidik mempunyai dua kompetensi, yaitu
(1) Kompetensi subtansi materi pembelajaran
atau penguasaan materi pelajaran dan (2)
kompetensi metodologi pembelajaran.
Salah satu hasil penelitian yang relevan
dengan penelitian ini dan dapat dijadikan
sebagai kajian pustaka, diantaranya adalah
karya Astuti (2012) melakukan penelitian
tindakan kelas mengenai penggunaan media
audiovisual dalam pembelajaran menyimak
dengan judul Peningkatan Kemampuan Menyimak Berita dengan Menggunakan Media Audio-visual Siswa Kelas VIII C Semester Genap Tahun Pelajaran 2010-2011 SMP Negeri 14 Jember. Simpulan hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa kemampuan
menyimak berita siswa mengalami peningkatan
secara positif , dengan menggunakan
audiovisual berupa berita yang diunduh dari
internet dan ditayangkan di kelas memakai
LCD. Keterkaitan penelitian tersebut dengan
penelitian yang dilakukan peneliti adalah sama-
sama meneliti keterampilan menyimak berita,
hanya saja penggunaan media pembelajaran
yang digunakan peneliti lebih spesifik, yaitu media audiovisual rekaman berita yang diunduh
dari internet dan ditayangkan lewat handphone android siswa. Hal ini dilakukan agar siswa
dapat memahami bahwa handphone dapat
dijadikan media dalam pembelajaran, sehingga
siswa dapat memanfaatkan sisi positif dari
handphone tersebut.
7
Meningkatkan Kemampuan Siswa...Sakila
Metode Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti berusaha
mendeskripsikan peningkatan kemampuan
siswa dalam pembelajaran menyimak berita
dengan menggunakan media audiovisual.
Oleh karena itu, data yang akan dikumpulkan bersifat deskriptif dan penelitian ini
menggunakan metode kualitatif. Sedangkan
jenis penelitian ini menggunakan penelitian
tindakan kelas (PTK) yang menitikberatkan
pada informasi data kualitatif kinerja siswa.
Menurut Ashar (2014, hlm. 245) bahwa
penelitian tindakan kelas bersifat reflektif
dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu
agar dapat memperbaiki atau meningkatkan
pelaksanaan pembelajaran di kelas secara
profesional. Karena penelitian dilaksanakan
dengan setting kelas, maka disebut penelitian
tindakan kelas (PTK) yang memberikan
kesempatan kepada guru mengorganisasikan
kondisi praktik pembelajaran dan belajar
dari pengalaman itu menemukan gagasan
perbaikan serta melihat pengaruh dan hasilnya
dalam praktik pembelajaran (Wiriaatmadja
2005, hlm. 13). PTK ini menggunakan model
Stephen Kemmis dan Mc Taggart (dalam
Sukidin, 2002, hlm. 49), sistem spiral refleksi diri yang dimulai dari rencana, tindakan,
pengamatan, refleksi, dan perencanaan
kembali yang merupakan dasar untuk suatu
rancangan pemecahan masalah.
Menurut Arikunto (2006, hlm. 3) penelitian
tindakan kelas merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas secara bersama. Selain
pengertian tadi, penelitian tindakan kelas
dapat diartikan sebagai sebuah penelitian yang
menuntut kerja sama peneliti, guru, siswa,
dan staf sekolah yang lain untuk menciptakan
suatu kinerja sekolah yang lebih baik.
Setting Penelitian dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2
Singkawang pada tahun pelajaran 2017/2018
di semester II (genap). Siswa yang dijadikan
subjek penelitian adalah siswa kelas VIII E
dengan jumlah sebanyak 23 orang.
Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai
instrumen kunci. Keseluruhan perencanaan,
pengamatan, pencatatan, dan penganalisisan
proses serta hasil penelitian dilakukan oleh
peneliti.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini teknik
yang digunakan oleh peneliti dalam
pengumpulan data adalah teknik observasi.
Selanjutnya agar penelitian sahih dan akurat
maka juga dilakukan teknik triangulasi yaitu
teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar
data itu untuk keperluan pengecekan atau
pembanding terhadap data itu.
Analisis Penelitian
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
analisis data dilakukan oleh peneliti pada setiap
aspek kegiatan penelitian. Adapun data yang
dianalisis adalah hasil evaluasi kemampuan
menyimak siswa untuk memperoleh nilai rata-
rata dan analisis tersebut dengan melakukan
observasi.
Prosedur Penelitian
Terdapat dua hal pokok yang dilaksanakan
8
Mlangun Jurnal Ilmiah Kebahasaan & KesastraanVolume 15, Nomor 1, Juni 2018
dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu:
(1)Persiapan Penelitian. Dalam proses
persiapan kegiatan diawali dengan melakukan
pengamatan awal terhadap kegiatan
pembelajaran menyimak di kelas VIII E SMP
Negeri 2 Singkawang. Selanjutnya disusun
rencana tindakan pembelajaran menyimak
dengan media Audiovisual. (2) Pelaksanaan
Penelitian. Secara umum penelitian tindakan
kelas dilaksanakan dalam bentuk siklus
berulang-ulang, empat bagian utama yang
ada dalam setiap siklus adalah sebagai berikut:
1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) observasi,
4) refleksi.
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian mendeskripsikan hal-
hal yang akan dibahas pada kondisi awal,
kemudian analisis pada siklus I dan II tentang
bagaimana kemampuan menyimak siswa
melalui penggunaan media audiovisual dalam
hal menjawab pertanyaan, mengemukakan ide
pokok, menceriterakan kembali serta memberi
simpulan.
Hasil Penelitian pada Kondisi Awal
Pembelajaran menyimak berita pada kondisi
awal dilaksanakan dengan metode ceramah,
dijelaskan unsur-unsur berita kemudian
dibacakan teks berita, setelah itu siswa diminta
mengungkapkan isi berita dalam sebuah
paragraf. Pada pembelajaran menyimak berita
pada kondisi awal tidak dilakukan penilaian
terhadap proses pembelajaran. Penelitian pada
kondisi awal tersebut dilakukan pada hari
Selasa tanggal 16 Januari 2018. Pengamatan
dan penelitian pada kondisi awal dilakukan
pada saat pembelajaran mata pelajaran Bahasa
Indonesia di kelas VIII E SMP Negeri 2
Singkawang, dengan memberikan test awal
berupa soal tentang materi menyimak yang
dibacakan dari buku pegangan guru dengan
pemberitaan “warga dekat gunung Dieng
diimbau untuk mengungsi.” Adapun Instrumen
Teks mendengarkan sebagaimana tercantum
dalam buku Pegangan Guru Bahasa Indonesia Kelas VIII Semester II. terbitan PT Intan
Pariwara sebagai berikut :
Warga Dekat Gunung Dieng Diimbau Mengungsi
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau warga yang
tinggal di radius 1,5 kilometer dari kawah Gunung Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, untuk
segera mengungsi. Imbauan ini dikeluarkan karena konsentrasi gas beracun CO2 di Gunung Dieng semakin meningkat.
PVMBG juga sudah merekomendasikan untuk mengosongkan dua dusun terdekat, yaitu
Simbar dan Serang.
Gas yang keluar dari kawah tersebut tidak menyembur dan tidak kelihatan. Keluarnya gas
beracun mungkin bukan hanya dari kawah, melainkan dari retakan-retakan tanah yang berada
di dusun-dusun. Gunung Dieng berbeda dengan gunung berapi yang lainnya karena gunung
berapi yang lain tidak mengeluarkan CO2 sebanyak gunung Dieng. Pernyataan ini dikeluarkan oleh kepala PVMBG, Surono.
9
Meningkatkan Kemampuan Siswa...Sakila
Status Gunung Dieng di Jawa Tengah naik dari waspada menjadi siaga. Perubahan status ini
karena aktivitas Gunung Dieng yang mulai tinggi sejak Minggu siang. Aktivitas ini juga disertai
munculnya gas beracun.
Dikutip dari http://www.greenradio.fm/news/1-latest-news/5951-warga-dekat-gunung-dieng-diimbau-mengungsi-
Sumber : Dewi (2011, hlm. 114)
b) Berdasarkan pokok-pokok berita yang
kamu dengarkan susunlah berita tersebut
secara bervariasi, menjadi teks berita !
c) Tukarkan variasi teks berita yang kamu
tulis dengan pekerjaan temanmu, lalu
suntinglah hasil pekerjaan temanmu
tersebut !
Adapun indikator penilaian sebagai berikut :
No Butir soal Skor maksimal
1. Kemampuan menentukan Gagasan atau pokok-pokok berita (a) 20
2. Penggunaan ejaan yang baik dan benar dalam menyusun teks berita (b) 20
3. Kerjasama antar teman (c) 60
Jumlah skor Maksimal 100
Perhitungan nilai akhir = (a) + (b) + (c)
Rentang Skor Nilai Nilai Kualitatif
81 – 100 S Sangat Baik
70 – 80 B Baik
61 – 69 C Cukup
< 60 K Kurang
Kriteria ketuntasan diberikan kepada
siswa yang memperoleh nilai minimal 70 yaitu
kategori baik dan sangat baik. Berdasarkan
data hasil penelitian pada kondisi awal dapat
diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel 1
sebagai berikut :
Tabel 1 Rekapitulasi hasil test siswa pada kondisi awal
No Uraian Hasil tes pada kondisi awal
1. Nilai rata-rata kelas 70,61
2. Jumlah Siswa yang tuntas 14 orang
3. Jumlah siswa yang tidak tuntas 9 orang
4. Persentase ketuntasan belajar 60,87 %
Setelah mendengarkan teks yang
dibacakan, siswa selanjutnya diberikan tes
tertulis dengan bentuk penilaian berupa
uraian pertanyaan secara tertulis sebagaimana
tersebut di bawah ini:
a) Tentukan pokok-pokok berita yang telah
kamu dengarkan !
10
Mlangun Jurnal Ilmiah Kebahasaan & KesastraanVolume 15, Nomor 1, Juni 2018
Selanjutnya Persentase analisis nilai siswa
pada pembelajaran menyimak pada kondisi
awal dapat dilihat pada tabel 2 :
Tabel 2Persentase Analisis Nilai Siswa Pada Kondisi Awal
Kriteria Jumlah Siswa Persentase
Kurang 0 0
Cukup 9 39
Baik 9 39
Sangat Baik 5 22
Jumlah 23 100
Dari tabel 1 dan tabel 2 tersebut di
atas, dapat dijelaskan bahwa hasil tes awal
diperoleh data dari 23 siswa kelas VIII E,
siswa yang memperoleh nilai di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) 70 sebanyak 9
orang, atau sebesar 39,13 % (kategori tidak
tuntas, dengan nilai cukup) sedangkan 14 orang
memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan
Minimal /KKM (70), atau sebesar 60,87%
(kategori tuntas, dengan nilai baik dan sangat
baik). Hasil kegiatan pembelajaran menyimak
pada kondisi awal diperoleh rata-rata kelas
70,61 %. Hal ini mengindikasikan bahwa
kemampuan siswa dalam menyimak berita
masih perlu ditingkatkan, dimana jumlah
siswa yang memperoleh nilai dengan kriteria
sangat baik hanya 5 orang saja.
Hasil Penelitian Siklus I
Sebelum tindakan penelitian dilaksanakan
terlebih dahulu disusun perencanaan yang
disusun oleh guru mata pelajaran dan peneliti
yang dilakukan pada hari Rabu tanggal 17
Januari 2018 di ruang guru. Pada Akhir diskusi
diperoleh kesepakatan bahwa pelaksanaan
tindakan siklus I akan dilaksanakan pada hari
Kamis tanggal 18 Januari 2018 dilaksanakan
selama 2 jam pelajaran (2 x 40 menit). Kegiatan tersebut disajikan sebagai berikut.
Kegiatan Pendahuluan Pembelajaran
Pada kegiatan pendahuluan pembelajaran,
peneliti melaksanakan berupa ucapan
salam, penyampaian tujuan pembelajaran
yang akan disampaikan, pengarahan yang
berupa penjelasan mengenai pelaksanaan
pembelajaran dan memotivasi siswa agar
lebih giat dalam mengikuti setiap pelaksanaan
pembelajaran. Kegiatan pendahuluan
pembelajaran dilaksanakan selama kurang
lebih 20 menit. Penggunaan waktu tersebut
telah sesuai alokasi waktu yang tersedia.
Kegiatan Inti Pembelajaran
Pada kegiatan inti pembelajaran beberapa
aktivitas pembelajaran pada dalam kegiatan
inti adalah (1) menyiapkan perangkat, (2)
pembentukan kelompok, (3) mengatur tempat
duduk siswa dan pengondisian kelas, (4)
pembagian kertas untuk catatan setiap siswa,
(5) menyimak materi berita yang di tayangkan
guru, dengan menggunakan media audiovisual berupa pemutaran video pembacaan teks
berita dari handphone android siswa. Sebelum
kegiatan menyimak dimulai guru memberikan
arahan setelah mendengarkan rekaman
berita maka siswa diperintahkan untuk (a)
menentukan pokok-pokok berita yang telah
didengar (b) berdasarkan pokok-pokok berita
11
Meningkatkan Kemampuan Siswa...Sakila
yang didengar selanjutnya disusun pokok-
pokok secara bervariasi menjadi teks berita.
(c) Menukarkan variasi teks berita yang ditulis
dengan pekerjaan temannya selanjutnya
menyunting hasil pekerjaan temannya
tersebut. (6) mencatat apa yang didengar dari
materi yang ditayangkan, (7) berdiskusi untuk
membuat rangkuman dari hasil simakan,
dan (8) menyampaikan hasil rangkuman, (8)
mengevaluasi hasil rangkuman. Penilaian
yang dilakukan guru dan sebagai peneliti
meliputi indikator-indikator sebagai berikut :
(1) gagasan dan keantusiasan dalam mengikuti
proses pembelajaran, (2) kerja sama kelompok
dalam membuat kerja sama kelompok dalam
membuat rangkuman, dan (3) hasil rangkuman
dengan memperhatikan kerapian tulisan,
ejaan, tanda baca, dan kesempurnaan hasil
rangkuman, mengenai tata bahasanya, model
tulisanya, dan bobot serta kualitas rangkuman.
Selanjutnya hasil pekerjaan dipresentasikan
oleh perwakilan kelompok.
Kegiatan Penutup Pembelajaran
Pada kegiatan ini dilakukan refleksi
terhadap kegiatan pembelajaran yang telah
berlangsung. Kegiatan refleksi dimanfaaatkan oleh guru dan s iswa untuk meni la i
kemampuan siswa, mengevaluasi kelebihan
atau kekurangan pada kegiatan pembelajaran
yang telah berlangsung. Hasil kegiatan
pembelajaran menyimak pada siklus I rata-
rata kelas 85,65 %, terjadi kenaikan 15,04 poin
dibandingkan pada kondisi awal yaitu rata-rata
kelas 70,61 %. Adapun data hasil penelitian
pada kondisi awal seperti tabel 3 berikut :
Tabel 3Rekapitulasi hasil tes siswa pada siklus I
No Uraian Hasil tes pada siklus I
1. Nilai rata-rata kelas 85,65
2. Jumlah Siswa yang tuntas 21 orang
3. Jumlah siswa yang tidak tuntas 2 orang
4. Persentase ketuntasan belajar 91,30 %
Selanjutnya Persentase analisis nilai siswa
pada pembelajaran menyimak pada siklus I
dapat dilihat pada tabel 4 berikut :
Tabel 4Persentase Analisis Nilai Siswa Pada Siklus I
Kriteria Jumlah Siswa Persentase
Kurang 0 0
Cukup 2 8,70
Baik 6 26,08
Sangat Baik 15 65,22
Jumlah 23 100
Dari tabel 4 tersebut di atas, dapat
dijelaskan bahwa pada siklus I berdasarkan
hasil tes awal diperoleh data dari 23 siswa kelas
VIII E memperoleh nilai dibawah Kriteria
Ketuntasan Minimal /KKM (70) sebanyak
2 orang, atau sebesar 8,70 % (kategori tidak
tuntas, dengan kriteria cukup) sedangkan 21
orang memperoleh nilai di atas KKM (70),
12
Mlangun Jurnal Ilmiah Kebahasaan & KesastraanVolume 15, Nomor 1, Juni 2018
atau sebesar 91,30 % (kategori tuntas, dengan
kriteria baik dan sangat baik). Hasil kegiatan
pembelajaran menyimak pada siklus I rata-
rata kelas 85,65. Hal ini mengindikasikan
bahwa kemampuan siswa dalam menyimak
berita sudah menggembirakan. Observasi dilakukan pada waktu tindakan pembelajaran
berlangsung pada siklus I. Kegiatan ini
diarahkan pada hasil pengamatan yang ada
dilapangan.
Setelah pembelajaran siklus I selesai,
guru (kolaburator) dan peneliti bertemu untuk
merefleksi (mengkaji ulang) hasil dari proses pembelajaran menyimak dengan teknik kerja
kelompok pada siswa kelas VIII SMP Negeri
2 Singkawang siklus I.Hasil tindakan berupa
proses dan produk. Dari hasil refleksi yang dilaksanakan secara kolaborasi dengan guru
dapat dikemukakan bahwa hasil tindakan
yang berupa proses pada tiap tahap tindakan
sudah dilaksanakan dengan baik, tetapi masih
diperlukan penyesuaian dan perbaikan demi
perbaikan proses kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil yang ditemukan ternyata kerjasama
dalam kelompok belum berjalan dengan baik
sesuai yang diharapkan pada kegiatan ini. Oleh karena itu, kegiatan diskusi pelaksanaannya
perlu diperbaiki dan dikondisikan sesuai
dengan porsinya agar siswa lebih aktif
mengemukakan pendapat. Berdasarkan hasil
refleksi seluruh tindakan pada siklus I ternyata masih ditemukan beberapa hal yang perlu
mendapat perhatian dan perbaikan karena
terdapat 2 (dua) orang siswa yang belum
tuntas serta nilai rata-rata kelas masih 85,65
%. Karena hasil siklus I belum maksimal
maka dirancang untuk mengadakan kegiatan
siklus II.
Hasil Tindakan Siklus II
Sebelum pelaksanaan siklus II guru dan
peneliti menyusun perencanaan. Perencanaan
ini dilakukan pada hari kamis tanggal 18
Januari 2018 di ruang guru SMP Negeri
2 Singkawang. Akhir diskusi diperoleh
kesepakatan bahwa pelaksanaan tindakan
siklus II akan dilaksanakan pada hari Jumat
tanggal 19 Januari 2018 dilaksanakan selama
2 jam pelajaran (2 x 40 menit). Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan melalui beberapa
kegiatan.
Kegiatan Pendahuluan Pembelajaran
Kegiatan pendahuluan pembelajaran
berupa apersepsi tentang pelaksanaan pada
siklus I. Kegiatan pendahuluan pembelajaran
berupa ucapan salam, penyampaian tujuan
pembelajaran yang akan disampaikan,
pengarahan yang berupa penjelasan mengenai
pelaksanaan pembelajaran dan memotivasi
siswa agar lebih giat dalam mengikuti
setiap pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan
pendahuluan pembelajaran dilaksanakan
selam 20 menit. Penggunaan waktu tersebut
telah sesuai alokasi waktu yang tersedia.
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
memberikan situasi dan kondisi pembelajaran
yang lebih hidup dan menyenangkan sehingga
pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
Kegiatan Inti Pembelajaran
Setelah pengaturan tempat duduk dan
tiap anggota kelompok sudah menempati
tempatnya masing-masing maka akan dimulai
kegiatan pembelajaran. Sebelum kegiatan
menyimak dimulai guru memberikan arahan
setelah mendengarkan rekaman berita maka
siswa diperintahkan untuk (a) menentukan
13
Meningkatkan Kemampuan Siswa...Sakila
pokok-pokok berita yang telah didengar
(b) berdasarkan pokok-pokok berita yang
didengar selanjutnya disusun pokok-pokok
secara bervariasi menjadi teks berita. (c)
Menukarkan variasi teks berita yang di tulis
dengan pekerjaan temannya selanjutnya
menyunting hasil pekerjaan temannya tersebut.
Selanjutnya guru mempersiapkan materi
simakan berita dan tiap siswa menyimak
yang ditayangkan dengan media audiovisual kemudian berdiskusi dan membuat rangkuman
tentang materi yang disimak. Guru mengambil
dan membagikan silang kepada tiap kelompok
yang berbeda untuk mempresentasikan hasil
rangkuman tiap kelompok. Guru memberikan
evaluasi dari tiap-tiap kelompok. Sebagaimana
pendapat Ridwan (2017, hlm. 37) bahwa
penilaian yang dilakukan adalah: (1) cara
penyampaian dari wakil tiap-tiap kelompok,
(2) keantusiasan dalam penyampaian, (3) ide
bertanya dari masing-masing tiap kelompok,
dan (4) tanggapan dari wakil masing-masing
kelompok, selain hasil presentasi dari tiap-
tiap kelompok penilaian yang dilakukan oleh
guru adalah hasil rangkuman, mengenai tata
bahasanya, model tulisan, dan bobot serta
kualitas rangkuman.
Kegiatan Penutup Pembelajaran
Pada kegiatan ini dilakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung.
Menurut Ridwan (2017, hlm. 38) kegiatan
refleksi dimanfaaatkan oleh guru dan siswa
untuk menilai kemampuan siswa dan kelebihan
atau kekurangan pada kegiatan pembelajaran
yang telah berlangsung. Kelebihan yang
dimiliki adalah keantusiasan dan keseriusan
serta kerja sama siswa dalam mengikuti semua
langkah-langkah pembelajaran. Kelebihan
dapat dijadikan modal untuk keberhasilan
siklus II ini dan kelemahanya sudah dapat
diminimalisasi. Hasil kegiatan pembelajaran
menyimak pada siklus II rata-rata 91,91.
Terjadi kenaikan dari siklus I sebelumnya yaitu
rata-rata kelas tercapai 85,65. Adapun hasil
selengkapnya pada tabel 5 berikut:
Tabel 5Rekapitulasi hasil tes siswa pada siklus II
No Uraian Hasil tes pada siklus II
1. Nilai rata-rata kelas 91,91
2. Jumlah Siswa yang tuntas 23 orang
3. Jumlah siswa yang tidak tuntas 0 orang
4. Persentase ketuntasan belajar 100 %
Selanjutnya persentase analisis nilai siswa
pada pembelajaran menyimak pada Siklus II
dapat dilihat pada tabel 6 berikut :
Tabel 6Persentase Analisis Nilai Siswa Pada Siklus II
Kriteria Jumlah Siswa Persentase
Kurang 0 0
Cukup 0 0
Baik 3 13,04
14
Mlangun Jurnal Ilmiah Kebahasaan & KesastraanVolume 15, Nomor 1, Juni 2018
Kriteria Jumlah Siswa Persentase
Sangat Baik 20 86,96
Jumlah 23 100
Dari tabel 6 tersebut di atas, dapat
dijelaskan bahwa pada siklus II hasil tes
diperoleh data dari 23 siswa kelas VIII E
memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan
Minimal/KKM (70) sebanyak 0 orang, atau
sebesar 0 % sedangkan 23 orang memperoleh
nilai di atas KKM (70), atau sebesar 100
%. Hasil kegiatan pembelajaran menyimak
pada siklus II rata-rata kelas 91,91. Hal ini
mengindikasikan bahwa kemampuan siswa
dalam menyimak berita dengan menggunakan
media audiovisual sudah memperlihatkan
hasil yang diharapkan.
Observasi dilakukan pada waktu tindakan pembelajaran berlangsung pada siklus
II.Aktivitas pengamatan kegiatan pembelajaran
pada siklus ini meliputi kegiatan guru dan siswa
yaitu (1), pembagian kelompok, (2) pengaturan
tempat duduk sesuai dengan kelompok masing-
masing, (3) menentukan wacana yang akan
disampaikan, (4) mendengarkan dan menyimak
materi pembelajaran, (5) berdiskusi membuat
rangkuman, (6) mengumpulkan hasil simakan,
(7) membagi hasil simakan secara silang, dan
(8) menunjuk dari perwakilan kelompok maju
kedepan membacakan hasil simakan kelompok
lain.Refleksi dilaksanakan setelah selesai
pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus
II. Kegiatan ini dilakukan secara kolaboratif.
Selain itu kegiatan ini juga dilakukan dengan
memperhatikan respon yang disampaikan
siswa saat wawancara di akhir tindakan siklus
II.Refleksi diarahkan pada (1) Kegiatan
pendahuluan pembelajaran. Pada pelaksanaan
kegiatan pendahuluan pembelajaran siklus
II, sudah dapat diatasi dengan yang lebih
tegas dan juga bisa mengefektifkan kerja
sama masing-masing kelompok. Sehingga
siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
dapat bekerjasama secara efektif. (2) Kegiatan
inti pembelajaran. Refleksi pada kegiatan
ini dilakukan terhadaphasil tindakan berupa
proses dan produk. Dan hasil refleksi yang
dilaksanakan secara kolaboratif dapat
dikemukakan bahwa hasil tindakan yang
berupa proses pada tiaptahap tindakan sudah
dilakukan dengan baik. Pada beberapa proses
kegiatan yang telah dilakukan siswa mulai
dari memilih anggota kelompok, mengatur
tempat duduk, penempatan anggota kelompok
sesuai dengan kelompok, menyimak materi
pembelajaran, membuat rangkuman dan
membacakan hasil simakan berupa rangkuman.
Dalam membacakaan hasil simakan berupa
hasil rangkuman, guru memberi contoh cara
membaca yang baik. Siswa yang menjadi wakil
dari kelompoknya membacakan hasil karya
dari kelompok lain dapat menjalankan tugas
dengan baik, membaca tidak terlalu tergesa-
gesa, dengan suara lantang, tegas dan penuh
dengan semangat. Kondisi ini menunjukkan
bahwa kerja sama dalam kelompok sudah dapat
berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan
pada kegiataan ini. Materi bisa selesai dan
tidak mengganggu proses belajar mengajar
berikutnya. Hal ini menunjukkan penggunaan
alokasi waktu sudah diperhatikan dengan
baik, (3) kegiatan Penutup Pembelajaran.
Berdasarkan hasil refleksi, seluruh tindakan pada siklus II dapat disimpulkan bahwa
15
Meningkatkan Kemampuan Siswa...Sakila
penerapan teknik kerja kelompok, telah dapat
memperbaiki dalam pembelajaran menyimak
di kelas VIII E SMP Negeri 2 Singkawang.
Hal ini dilihat dari hasil pengamatan awal
nilai rata-rata kelas adalah 70,61 %, dan pada
siklus I rata-rata kelas 85,65 % sedangkan nilai
rata-rata kelas pada siklus II yaitu 91,91%.
Karena hasil siklus II sudah baik maka tidak
diperlukan lagi tindakan siklus berikutnya.
Pembahasan
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan
perbaikan pada siklus I dan siklus II dapat
dinyatakan terjadi peningkatan motivasi
dan hasil belajar siswa menyimak dengan
menggunakan media audiovisual. Pada
siklus I, proses pembelajaran diawali dengan
mengondisikan siswa agar siap mengikuti
pembelajaran keterampilan menyimak dengan
menanyakan keadaan siswa, menyiapkan
kondisi media yang akan digunakan dalam
pembelajaran dan menjelaskan tujuan
pembelajaran secara umum yaitu keterampilan
menyimak berita melalui media audiovisual.
Proses pembelajaran siklus II hampir sama
dengan proses pembelajaran siklus I, hanya
pada siklus II peneliti meminta siswa untuk
lebih konsentrasi dalam kegiatan menyimak,
dan tidak terganggu oleh tampilan gambar.
Keterampilan menyimak berita dari proses
pembelajaran menyimak berita menggunakan
media audiovisual pada siklus I, dan siklus II
mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut
dapat dilihat dari nilai rata-rata pada nilai total
indikator menyimak berita. Pada siklus I rata-
rata kemampuan menyimak siswa sebesar
85,65 sedangkan siklus II kemampuan rata-
rata menyimak berita siswa sebesar 91,91. Ini
berarti mengalami peningkatan sebesar 6,26
poin. Hal ini disebabkan pada setiap indikator
yang telah mengalami peningkatan sehingga
secara otomatis untuk nilai rata-rata pada
indikator menyimak berita juga meningkat.
Hal tersebut di atas, dapat dilihat dari
peningkatan kemampuan siswa menyimak
ini mulai kondisi awal, siklus I, dan siklus II,
ada perkembangan peningkatan kemampuan
siswa, dari kriteria cukup, baik, dan sangat
baik menunjukkan peningkatan yang cukup
signifikan. Selanjutnya peningkatan dimaksud dapat dilihat pada tabel 7 di bawah ini.
Tabel 7Persentase Analisis Nilai Siswa Pada kondisi awal, Siklus I dan II
KriteriaKondisi awal Siklus I Siklus II
Jumlah Siswa Jumlah Siswa Jumlah Siswa
Kurang 0 0 0
Cukup 9 2 0
Baik 9 6 3
Sangat Baik 5 15 20
Jumlah 23 23 23
Pada kondisi awal, dari jumlah siswa 23
orang, siswa yang memperoleh nilai sangat
baik hanya 5 orang. Selanjutnya pada siklus I
menjadi 15 orang, dan pada siklus II menjadi
20 orang. Fenomena ini menunjukkan bahwa,
dengan menggunakan media pembelajaran
16
Mlangun Jurnal Ilmiah Kebahasaan & KesastraanVolume 15, Nomor 1, Juni 2018
siswa semakin tertantang dan termotivasi
untuk meningkatkan kemampuannya dalam
pembelajaran menyimak. Hal ini dapat kita
ketahui bahwa salah satu manfaat media
pembelajaran yaitu menarik perhatian siswa
terhadap materi yang disajikan, mengurangi
bahkan menghilangkan verbalisme, membantu
siswa untuk memperoleh pengalaman belajar,
membatasi keterbatasan ruang, waktu, dan
lingkungan, terjadi kontak langsung antara
siswa-guru, dan membantu mengatasi
perbedaan pengalaman belajar berdasarkan
latar belakang ekonomi siswa. Selanjutnya
dalam memilih media, menurut Nana Sudjana
dalam Subana (2009, hlm. 291) menyebutkan
kriterianya, yaitu ketepatannya dengan
tujuan pengajaran, dukungan terhadap isi
bahan pengajaran, memberikan kemudahan,
keterampilan guru dalam menggunakan
waktu, dan sesuai dengan taraf berpikir siswa.
GrafikKetuntasan siswa dan rata-rata kelas pada
pembelajaran menyimak pada kondisi awal, siklus I dan Siklus II
Selain peningkatan pada skor perolehan,
peningkatan juga tampak pada perilaku siswa.
Berdasarkan hasil data nontes, dapat diketahui
adanya perubahan perilaku siswa dari siklus
I ke siklus II. Pada kondisi awal sebelum
dilakukan pembelajaran menyimak berita
dengan media audiovisual, sebagian besar
siswa kurang berminat. Hal ini dikarenakan
siswa kurang siap untuk menerima materi yang
akan didengarkan. Peningkatan perubahan
perilaku dari sikus I ke siklus II selama proses
pembelajaran yang telah dipaparkan di atas
membuktikan bahwa penggunaan media
audiovisual dapat meningkatkan keterampilan
dan minat siswa dalam menyimak berita.
Keberhasilan yang telah dicapai bukan dari
siswa sendiri namun peran guru juga sangat
mempengaruhi keberhasilan pembelajaran
tersebut. Minat, bakat, kemampuan, dan
potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik,
tidak akan berkembang secara optimal tanpa
bantuan guru. (Mulyasa, 2005, hlm. 35). Hal ini
sebagaimana yang dikemukakan oleh Ridwan
(2017, hlm. 41-42) bahwa untuk kelancaran
dalam pelaksanaan pembelajaran yang perlu
diperhatikan dan dipersiapkan guru adalah
membantu pertumbuhan dan perkembangan
para peserta didik secara individu, karena antara
satu peserta didik dengan peserta didik yang
lain memiliki perbedaan yang sangat mendasar,
dan memberikan kemudahan belajar bagi para
siswa agar dapat mengembangkan potensi yang
dimiliki dengan benar.
Pendapat serupa disampaikan Mulyasa
dalam Arkan (2015, hlm. 4) yang mempertegas
bahwa dalam pembelajaran ini, tugas guru
yang paling utama adalah mengkondisikan
lingkungan agar menunjang terjadinya
perubahan perilaku bagi siswa. Lebih lanjut
Arkan (2015, hlm. 4) mengemukakan bahwa
lingkungan yang dapat menunjang tercapainya
tujuan pembelajaran adalah lingkungan yang
dapat menarik minat dan motivasi siswa untuk
lebih kreatif dan optimal dalam mengikuti
pembelajaran.
17
Meningkatkan Kemampuan Siswa...Sakila
III. SIMPULAN
Berdasarkan hasil peneli t ian dan
pembahasan sebagaimana tersebut di atas,
dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan
keterampilan siswa dalam pembelajaran
menyimak berita pada siswa kelas VIII E
di SMP Negeri 2 Singkawang dengan
menggunakan media audiovisual. Dengan
kata lain penggunaan media audiovisual dapat
meningkatkan keterampilan siswa dalam
menyimak berita. Peningkatan tersebut
bukan hanya terlihat dari nilai akhir siswa,
melainkan dari segi perilaku juga mengalami
perubahan kearah yang positif. Perubahan
tersebut antara lain, yaitu siswa merasa senang
dan tertarik dengan pembelajaran menyimak
berita. Di lain pihak, sebagian besar siswa
sangat antusias, penuh konsentrasi, serius
dan berani dalam menjawab pertanyaan
serta mengungkapkan kembali isi berita di
depan kelas. Dengan adanya peningkatan
nilai rata-rata tersebut menunjukkan bahwa
pembelajaran keterampilan menyimak berita
melalui media audiovisual pada siswa kelas
VIII E SMP Negeri 2 Singkawang dapat
berhasil dengan optimal;
Berdasarkan hasil penelitian tersebut
di atas, menunjukkan bahwa penggunaan
media audiovisual dapat meningkatkan
kemampuan menyimak berita siswa, maka
penulis selaku peneliti memberikan saran
kepada guru dan peneliti yang lain. Dalam
pelaksanaan pembelajaran diharapkan kepada
guru untuk memberikan variasi-variasi
dalam pembelajaran. Penggunaan media
pembelajaran oleh guru dapat menuntun siswa
untuk membangun pengetahuannya sendiri.
Hal ini dapat dilakukan dengan menggunaan
media audiovisual dalam pembelajaran
menyimak untuk menumbuhkan minat dan
ketertarikan siswa. Pembelajaran dengan
menggunakan media audiovisual dapat
dijadikan alternatif bagi guru karena telah
terbukti mampu meningkatkan keterampilan
menyimak berita dan mampu mengubah
perilaku siswa kearah positif. Selain itu juga
penggunaan media pembelajaran sebaiknya
dipersiapkan dengan matang, seperti cara
penggunaannya dan teknik penyampaiannya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arkan, Arnadi. (2015). “Penerapan Strategi
Pembela ja ran d i Kelas .” Jurnal Pendidikan Agama Islam Maju Bersama
4, 2015. Singkawang : Sekolah Tinggi
Ilmu Tarbiyah Syarif Abdurrahman.
Ashar, Ubaidi. (2014). “Peningkatkan
kemampuan menyimak berita siswa kelas
VIII.3 MTS. Zainul Hasan Balung Jember
melalui strategi pembelajaran kooperatif
think pair share (TPS)”. Jurnal NOSI 2
(3), 2014.
Astuti. (2012). “Peningkatan kemampuan
menyimak berita dengan menggunakan
media audio-visual siswa kelas VIIIC
semester genap tahun pelajaran 2010-
2011 SMP Negeri 14 Jember.” http://
bermutuastutijbr.guru-indonesia.net/
artikel_detail-27828.html. Diakses pada
tanggal 21 Januari 2018 pukul 14.28.
Dewi, Wendi Widya Ratna. (2011). Pegangan Guru Bahasa Indonesia Kelas VIII Semester II.Klaten : PT Intan Pariwara.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain.
(2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
18
Mlangun Jurnal Ilmiah Kebahasaan & KesastraanVolume 15, Nomor 1, Juni 2018
PT Asdi Mahasatya.
Hadi, Waryanto Nur. (2007). “Penggunaan
Media Audio Visual dalam Menunjang
Pembelajaran.” http://staff.uny.ac.id.
Diakses pada tanggal 27 Juni 2013.
Hastuti, Sri. (1996). Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.
Kemendikbud, (2017). Panduan Rapat Koordinasi Teknis Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Bandung:
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman
Kanak-Kanak dan Pendidikan Luar Biasa.
Mulyasa. E. (2005). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda karya.
Ridwan, Muhammad Hasbullah. (2017).
“Peningkatan Keterampilan Menyimak
Berita Dengan Media Audio Visual
Siswa SMP Plus Darussalam Blokagung
Banyuwangi.” Jurnal Darussalam; Jurnal Pendidikan, Komunikasi Dan Pemikiran Hukum Islam IX (1), 30-46,
2017. Banyuwangi : Institut Agama Islam
Darussalam (IAIDA).
Sarwono. (2016). “Kesalahan Penggunaan
Bahasa pada Penulisan Papan Nama Dan
Spanduk di Provinsi Jambi.” Mlangun Jurnal Ilmiah Kebahasaan & Kesastraan
12 (2), 2016. Jambi: Kantor Bahasa Jambi.
Subana, M dan Sunarti. (2000). Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia.
Bandung: Pustaka Setia.
Sukidin, Basrowi, Suranto. (2002). Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Insan
Cendikia.
Tarigan, Henry Guntur. (2008). Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa Bandung.
Tr ian to . (2009) . Mendesa in Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Usman, Husaini. (2012). “Supervisi Efektif
dalam Membantu Guru Meningkatkan
Seni dan Ilmu Mengajar.” Jurnal Ilmiah PTK Dikmen 2 (1), 2012. Jakarta:
Direktorat P2TK Dikmen, Kemendikbud.
Wiriaadmadja, Rochiati. (2005). Metode Penelit ian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen.
Bandung: Rosda Karya.